mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel ilmiah yudi... · web...

26
PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI MUARA BELITI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 ARTIKEL ILMIAH Oleh: YUDI PARADITA NPM 4012013 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Upload: others

Post on 17-Apr-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah Yudi... · Web viewJika dicermati, salah satu tujuan tersebut menekankan pada kemampuan pemahaman konsep

PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA

SISWA KELAS VIII SMP NEGERI MUARA BELITITAHUN PELAJARAN 2016/2017

ARTIKEL ILMIAH

Oleh:

YUDI PARADITANPM 4012013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATKAJURUSAN PENDIDIKAN MATEMATKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

(STKIP-PGRI) LUBUKLINGGAU2016

Page 2: mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah Yudi... · Web viewJika dicermati, salah satu tujuan tersebut menekankan pada kemampuan pemahaman konsep

2

PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA

SISWA KELAS VIII SMP NEGERI MUARA BELITITAHUN PELAJARANA 2016/2017

Oleh

Yudi Paradita 1

Sukasno 2 dan Reny Wahyuni 3

Email: [email protected]

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Penerapan Strategi Think Talk write (TTW) Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri Muara Beliti Tahun Pelajaran 2016/2017” . Rumusan masalah dalam penelitian adalah “Apakah Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri Muara Beliti Tahun Pelajaran 2016/2017 Setelah diterapkan strategi Think Talk Write (TTW) dikategorikan minimal baik?”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII SMP Negeri Muara Beliti setelah penerapan strategi Think Talk Write (TTW) dikategorikan baik. Jenis penelitian ini berbentuk eksperimen semu yang dilaksanakan tanpa adanya kelompok pembanding. Populasinya seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri Muara Beliti Tahun Pelajaran 2016/2017, yang terdiri dari 245 siswa dan sebagai sampel kelas VIII.1 dengan 30 siswa dan pengambilan sampel dilakukan secara acak. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan uji-t. Berdasarkan hasil analisis uji-t pada taraf signifikan = 0,05. Berdasarkan hasil perhitungan uji-t, di peroleh thitung

(2,894) > ttabel (1,699), sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII SMP Negeri Muara Beliti Tahun Pelajaran 2016/2017 setelah penerapan strategi Think Talk Write (TTW). Rata-rata skor kemampuan pemahaman konsep matematika setelah dilakukan strategi Think Talk Write (TTW) sebesar 58,60 dengan kategori baik.

Kata Kunci: Think Talk Write (TTW), Pemahaman Konsep, Matematika.

Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

Page 3: mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah Yudi... · Web viewJika dicermati, salah satu tujuan tersebut menekankan pada kemampuan pemahaman konsep

3

PENDAHULUAN

Kegiatan pembelajaran, menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

RI No 22 Tahun 2006 dijelaskan bahwa tujuan pembelajaran matematika di

sekolah adalah agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: a) memahami

konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan

konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan

masalah; b) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan

gagasan dan pernyataan matematika; c) memecahkan masalah yang meliputi

kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan

model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; d) mengomunisasikan gagasan

dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau

masalah; e) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,

yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari

matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Sebagaimana yang di kemukakan Lerner (dalam Abdurrahman, 2012: 204)

bahwa kurikulum bidang studi matematika hendaknya mencakup tiga elemen

yaitu : 1) konsep, 2) keterampilan dan 3) pemecahan masalah. Jika dicermati,

salah satu tujuan tersebut menekankan pada kemampuan pemahaman konsep

matematika. Hal ini cukup beralasan mengingat jika pemahaman konsep

matematika tidak sesuai dengan yang semestinya hal ini akan berpengaruh kepada

aplikasi dan pemecahan masalah matematika atau pun aplikasi dan pemecahan

ilmu lainnya.

Pendidikan matematika di Indonesia saat ini sedang mengalami

perubahan paradigma, tujuannya adalah agar pembelajaran matematika lebih

bermakna bagi peserta didik dan dapat memberikan bekal kompetensi yang

memadai baik untuk studi lanjut maupun untuk memasuki dunia kerja. Umumnya

lapangan kerja saat ini lebih menuntut kemampuan menganalisis daripada

melakukan pekerjaan yang bersifat prosedural ataupun mekanistis sehingga pada

Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

Page 4: mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah Yudi... · Web viewJika dicermati, salah satu tujuan tersebut menekankan pada kemampuan pemahaman konsep

4

era sekarang ini peserta didik memerlukan lebih banyak matematika untuk

menjawab tantangan hidup dalam arena persaingan global Rohana (2009:93).

Menyadari arti pentingnya matematika tersebut, maka matematika

dirasakan perlu untuk dipahami dan dikuasai oleh segenap lapisan masyarakat,

mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Sebagai ilmu yang

mengedepankan logika berpikir, dalam memahami konsep matematika diperlukan

kemampuan generalisasi serta abstraksi yang cukup tinggi. Sedangkan saat ini

penguasaan peserta didik terhadap materi konsep – konsep matematika masih

lemah bahkan dipahami dengan keliru. Sebagaimana yang dikemukakan Zulkardi

(2003:7) pemahaman konsep merupakan bagian yang paling penting dalam

pembelajaran matematika bahwa ”mata pelajaran matematika menekankan pada

konsep”. Artinya dalam mempelajari matematika peserta didik harus memahami

konsep matematika terlebih dahulu agar dapat menyelesaikan soal-soal dan

mampu mengaplikasikan pembelajaran tersebut di dunia nyata. Konsep-konsep

dalam matematika terorganisasikan secara sistematis, logis, dan hirarkis dari yang

paling sederhana ke yang paling kompleks. Pemahaman terhadap konsep-konsep

matematika merupakan dasar untuk belajar matematika secara bermakna.

Berhubungan dengan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa,

peneliti melakukan studi pendahuluan dan wawancara tanggal 16 Maret 2016

dengan memberikan 5 soal kepada siswa-siswa kelas VIII SMP Negeri Muara

Beliti, dari 32 siswa hanya 5 siswa yang mampu menyelesaikan 3 soal dari 5 soal

yang diberikan oleh peneliti secara tepat, sedangkan untuk 2 soal lainnnya tidak

terdapat siswa yang menjawab secara tepat untuk memenuhi indikator

pemahaman konsep yang diinginkan, dilihat dari indikator pemahaman konsep

matematika masih banyak siswa merasa bingung sehingga keliru dalam

menyelesaikan soal padahal sebelumnya guru telah memberikan penjelasan

tentang materi tersebut.

Kenyataan di atas mengisyaratkan bahwa siswa masih sulit untuk

menyelesaikan soal karena kurang paham terhadap konsep materi yang diberikan.

Sebagaimana yang dikemukakan Ruseffendi (2006:156) bahwa terdapat banyak

Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

Page 5: mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah Yudi... · Web viewJika dicermati, salah satu tujuan tersebut menekankan pada kemampuan pemahaman konsep

5

peserta didik yang setelah belajar matematika, tidak mampu memahami bahkan

pada bagian yang paling sederhana sekalipun, banyak konsep yang dipahami

secara keliru sehingga matematika dianggap sebagai ilmu yang sukar, ruwet, dan

banyak memperdayakan. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman

konsep matematika siswa SMP Negeri Muara Beliti belum baik.

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Sariani, S.Pd. guru bidang studi

matematika kelas VIII SMP Negeri Muara Beliti, rendahnya kemampuan

pemahaman konsep matematika siswa disebabkan karena yang masih sering di

pakai dalam proses pembelajaran matematika menggunakan model konvesional.

Bahkan Wahyudin (dalam Afrilianto, 2012:193) menegaskan bahwa guru

matematika pada umumnya mengajar dengan metode konvensional. Hal ini sesuai

dengan pendapat Esmonde (dalam Yazid, 2012:32) bahwa belajar matematika

akan lebih bermakna jika siswa mengalami sendiri apa yang dipelajari, dari pada

hanya mengetahui secara lisan saja.

Salah satu strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan

kemampuan pemahaman konsep matematika siswa adalah strategi Think Talk

Write (TTW). Menurut Huinker dan Laughlin (dalam Huda, 2014:218) strategi

Think Talk Write (TTW) adalah strategi yang mendorong siswa untuk berpikir,

berbicara dan kemudian menuliskan suatu topik tertentu. Sedangkan menurut

Yazid (2012:32) strategi ini diyakini dapat meningkatkan kemampuan

representasi siswa. Hal ini dikarenakan pembelajaran mengarahkan siswa untuk

mengkonstruk pemahaman dengan penalarannya, sehingga siswa dapat

memperoleh manfaat yang maksimal baik dari proses maupun hasil belajar.

Strategi Think Talk Write (TTW) dengan kemampuan pemahaman konsep

dapat dilihat dari aktivitas siswa pada fase write yaitu siswa menuliskan ide-ide

yang diperolehnya dari fase think dan fase talk. Menurut Hamdayana (2014:218)

aktivitas menulis akan membantu siswa dalam membuat hubungan dan juga

memungkinkan guru melihat pengembangan konsep siswa. Aktivitas siswa

selama fase write ini adalah (1) menulis solusi terhadap masalah, (2)

mengorganisasikan semua pekerjaan langkah demi langkah, (3) mengoreksi

semua pekerjaan sehingga yakin tidak ada pekerjaan ataupun perhitungan yang

Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

Page 6: mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah Yudi... · Web viewJika dicermati, salah satu tujuan tersebut menekankan pada kemampuan pemahaman konsep

6

ketinggalan, (4) menyakini bahwa pekerjaan yang terbaik,lengkap, mudah dibaca

dan terjamin keasliannya Martinis Yamin (dalam Hamdayana, 2014:218).

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah Kemampuan Pemahaman Konsep

Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri Muara Beliti Tahun Pelajaran

2016/2017 Setelah diterapkan strategi Think Talk Write (TTW) dikategorikan

minimal baik?”

LANDASAN TEORI

Berikut ini adalah beberapa deskripsi teori yang digunakan dalam penelitian

ini adalah:

1. Hakikat Matematika

Pada hakikatnya matematika merupakan suatu ilmu yang didasarkan atas

akal (rasio) yang berhubungan benda-benda dalam pikiran yang abstrak

Yuhasriati (2012:82). Sedangkan matematika menurut Wittgenstein (dalam

Hasratuddin, 2014:30) Matematika adalah suatu cara untuk menemukan

jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia, suatu cara menggunakan

informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran,

menggunakan pengetahuan tentang menghitung. Lerner (dalam

Abdurrahman, 2012:202) mengemukakan bahwa matematika disamping

sebagai bahasa simbolis juga merupakan bahasa universal yang

memungkinkan manusia memikirkan, mencatat, dan mengkomunikasikan ide

mengenai elemen dan kuantitas.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa matematika

adalah suatu ilmu tentang logika mengenai ide ide yang abstrak yang diberi

simbol untuk memudahkan dalam berpikir terhadap masalah bentuk, ukuran

dan hitung yang dihadapi manusia.

Matematika mempelajari tentang keteraturan, tentang struktur yang

terorganisasikan, konsep-konsep matematika tersusun secara hirarkis,

berstruktur dan sistematika, mulai dari konsep yang paling sederhana sampai

pada konsep paling kompleks. Menurut Gagne (dalam Shadiq 2015:1) bahwa

objek-objek matematika yaitu materi yang dipelajari siswa menjadi objek

Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

Page 7: mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah Yudi... · Web viewJika dicermati, salah satu tujuan tersebut menekankan pada kemampuan pemahaman konsep

7

langsung dan objek tak langsung. Objek langsungnya adalah fakta, konsep,

prinsip, dan keterampilan (FKPK). Sedangkan objek tak langsungnya adalah

kemampuan yang secara tak langsung akan dipelajari siswa ketika mereka

mempelajari objek langsung matematika seperti kemampuan berpikir logis,

kemampuan memecahkan masalah, sikap positif terhadap matematika,

ketekunan dan ketelitian.

Kemampuan-kemampuan yang dapat diperoleh dari matematika antara

lain; 1) kemampuan berhitung, 2) kemampuan berpikir kreatif, dan

kemampuan memecahkan masalah dalam berbagai situasi, 3) kemampuan

mengamati, mengorganisasi, mendeskripsi, menyajikan, dan menganalisis

data, 4) kemampuan melakukan kuantifikasi terhadap berbagai variabel dalam

berbagai bidang kehidupan, sehingga hubungan antara variabel yang satu dan

variabel yang lain dapat diketahui secara lebih eksak, 5) kemampuan

mengamati pola atau struktur dari suatu situasi, 6) kemampuan untuk

membedakan hal-hal yang relevan dan hal-hal yang tidak relevan pada suatu

masalah, 7) kemampuan membuat prediksi atau perkiraan tentang sesuatu hal

berdasarkan data-data yang ada, 8) kemampuan berpikir dan bertindak secara

konsisten, 9) kemampuan berpikir dan bertindak secara mandiri (independen)

berdasarkan alasan yang dapat dipertanggung jawabkan, 10) kemampuan

menalar secara logis, termasuk kemampuan mendeteksi adanya kontradiksi

pada suatu penalaran atau tindakan Hasratuddin (2014:33).

Sejalan dengan pendapat diatas kemampuan-kemampuan yang perlu

dikuasai dalam belajar matematika 1) memahami konsep matematika,

menjelaskan keterkaitan (koneksi) antar konsep matematika dan

mengaplikasikan konsep secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam

memecahkan masalah, 2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat,

melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun

bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, 3) komunikasi,

memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model

dan menafsirkan solusi, 4) komunikasi dan representasi gagasan untuk

memperjelas keadaan dan masalah, dan 5) memiliki sikap saling menghargai

Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

Page 8: mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah Yudi... · Web viewJika dicermati, salah satu tujuan tersebut menekankan pada kemampuan pemahaman konsep

8

kegunaan matematika dalam kehidupan, sikap rasa ingin tahu, perhatian dan

minat dalam mempelajari matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam

komunikasi Depdiknas (dalam Saiman, dkk. 2015:60).

2. Pemahaman Konsep Matematika

Menurut Kilpatrick, dkk (dalam Afrillianto, 2012:196) pemahaman

konsep (conceptual understanding) adalah kemampuan dalam memahami

konsep, operasi dan relasi dalam matematika, definisi lain dari pemahaman

konsep juga dikemukan oleh pemahaman konsep adalah yang berupa

penguasaan sejumlah materi pembelajaran, dimana siswa tidak sekedar

mengenal dan mengetahui, tetapi mampu mengungkapkan kembali konsep

dalam bentuk yang lebih mudah dimengerti serta mampu mengaplikasikannya

Rosmawati (dalam Putri, 2012:68). Sehingga pemahaman konsep matematika

adalah kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran matematika

sesuai dengan pembentukan pemahaman yang dimilikinya sehingga mampu

mengungkapkan kembali informasi tersebut kedalam bahasa yang lebih

mudah dipahami.

Indikator dari pemahaman konsep matematika yaitu sebagai berikut: 1)

kemampuan menyatakan ulang sebuah konsep; 2) kemampuan mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsep; 3) kemampuan memberi contoh dan bukan contoh; 4) kemampuan menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika; 5) kemampuan mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep; 6) kemampuan menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur tertentu; 7) kemampuan mengaplikasikan konsep/algoritma ke pemecahan matematika.

3. Strategi Think Talk Write (TTW)

Menurut Yamin dan Ansari (2012:84) menyatakan bahwa secara garis

besar strategi Think Talk Write (TTW) dimulai dari keterlibatan siswa dalam

berpikir atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah proses membaca

Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

Page 9: mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah Yudi... · Web viewJika dicermati, salah satu tujuan tersebut menekankan pada kemampuan pemahaman konsep

9

masalah (think), selanjutnya berbicara dan membagi ide dengan temannya

(talk) untuk menyelesaikan masalah tersebut sebelum menulis (write).

Menurut Herdian (dalam Yazid, 2012:35) strategi pembelajaran Think

Talk Write (TTW) adalah mengajak siswa untuk dapat menyukai matematika

dengan memperhatikan kepada siswa cara mempelajari matematika, dengan

jalan mengeksplorasi pikiran peserta didik serta mengungkapkan hasil

pemikiran, yang secara tidak langsung memberikan kegiatan positif pada diri

para peserta didik. Strategi ini dimulai dengan berpikir melalui bahan bacaan

(menyimak, mengkritisi, dan alternatif solusi), hasil bacaannya

dikomunikasikan dengan presentasi, diskusi, dan kemudian buat laporan hasil

presentasi. Selain itu, Think Talk Write (TTW) merupakan strategi

pembelajaran yang memberikan kesempatan untuk berpikir,

mendiskusikannya dengan teman kemudian menuliskan hasil dari suatu

permasalahan yang diberikan (Utami, 2014:265).Langkah-langkah strategi

Think Talk Write (TTW) yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai

berikut:

a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

b. Guru menjelaskan tentang materi yang akan dipelajari.

c. Guru membagikan teks bacaan berupa lembar kegiatan siswa yang

memuat soal untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan konsep

yang harus diselesaikan oleh siswa serta petunjuk pelaksanaannya..

d. Siswa membaca masalah yang terdapat pada teks bacaan dan membuat

catatan kecil dari hasil bacaan individual apa yang di ketahui dan tidak

diketahui oleh siswa, untuk dibawa ke forum diskusi (think).

e. Guru membentuk siswa dalam kelompok, setiap kelompok terdiri atas 3-5

orang siswa (dikelompokkan secara heterogen).

f. siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu kelompoknya

untuk membahas isi catatan dan menyampaikan ide-ide matematika dalam

diskusi serta memahami permasalahan yang tedapat pada teks bacaan

bersama-sama (talk).

Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

Page 10: mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah Yudi... · Web viewJika dicermati, salah satu tujuan tersebut menekankan pada kemampuan pemahaman konsep

10

g. Siswa bediskusi dengan kelompoknya untuk merumuskan pengetahuan

berupa jawaban atas soal berisi landasan dan keterkaitan konsep sebagai

hasil diskusi.

h. Siswa mengkontruksi sendiri pengetahuan dari hasil diskusi dengan

menulis sendiri pengetahuan yang diperolehnya sebagai hasil kesepakatan

dengan anggota kelompoknya dalam bentuk tulisan (write).

i. Perwakilan dari setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi

kelompok sedangkan kelompok lain diminta memberikan tanggapan.

j. Siswa diberikan kesempatan untuk memahami kembali pelajaran yang

telah dipelajari selama proses pembelajaran (refleksi).

k. Pada kegiatan akhir pembelajaran siswa diminta untuk merefleksikan dan

membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelejari.

Think Talk Write (TTW) mempunyai kelebihan dan kelemahan

sebagaimana yang dikemukakan oleh Hamdayana (2014:222) yaitu :

1)Kelebihan dari strategi Think Talk Write (TTW) adalah mempertajam

seleruh keterampilan siswa berpikir visual; 2)Mengembangkan pemecahan

yang bermakna dalam rangka memahami materi ajar; 3)Dengan memberikan

soal open ended, dapat mengembangkan keterampilan berpikir siswa secara

aktif dalam belajar; 4) Dengan berinteraksi dan berdiskusi dengan kelompok

akan melibatkan siswa secara aktif dalam belajar; 5) Membiasakan siswa

berpikir dan berkomunikasi dengan teman, guru dan bahkan dengan dirinya

sendiri. Kelemahan Think Talk Write (TTW) : 1)Ketika siswa bekerja dalam

kelompok itu mudah kehilangan kemampuan dan kepercayaan, karena

didominasi oleh siswa yang mampu; 2) Guru harus benar-benar menyiapkan

semua media dengan matang agar dalam menerapkan strategi Think Talk

Write (TTW) tidak mengalami kesulitan.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode eksperimen semu. Eksperimen semu merupakan

suatu eksperimen yang dilakukan tanpa adanya kelas pembanding disebut juga

dengan pre-experimental design.

Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

Page 11: mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah Yudi... · Web viewJika dicermati, salah satu tujuan tersebut menekankan pada kemampuan pemahaman konsep

11

Populasinya seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri Muara Beliti Tahun

Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 245 siswa. Sampel penelitian ini adalah

kelas VIII.1 sebagai kelas eksperimen.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik tes. Tes diberikan sebanyak dua kali yaitu sebelum (pre-test) dan sesudah

(post-test) siswa diberi perlakuan (treatment) dengan menggunakan strategi Think

Talk Write (kelas eksperimen. Pre-test diberikan untuk mengetahui kemampuan

awal siswa dan post-test diberikan untuk mengetahui kemampuan akhir siswa

setelah diberikan perlakuan. Materi yang digunakan adalah Statistika. Untuk

menguji hipotesis, data dianalisis menggunakan uji-t dengan taraf kepercayaan α

= 0,05 dan dk = 40.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

1. Kemampuan Awal

Pre-test dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa tentang

pemahaman konsep matematika sebelum dilaksanakan pembelajaran dengan

materi statistika. Berdasarkan perhitungan data hasil pre-test menunjukkan

bahwa secara deskriptif tidak terdapat perbedaan yang berarti kemampuan awal

siswa tentang pemahaman konsep matematika kelas eksperimen dan kelas

kontrol sebelum diberi perlakuan. Rata-rata skor kemampuan pemahaman

konsep matematika siswa kelas eksperimen sebesar 22,97 dengan kategori

untuk kelas eksperimen adalah “Kurang”.

2. Kemampuan Akhir

Perhitungan data hasil post-test menunjukkan bahwa secara deskriptif

ada perbedaan kemampuan pemahaman konsep matematika kelas eksperimen

yang mendapat perlakuan strategi Think Talk Write (TTW). Rata-rata skor

kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas eksperimen sebesar

58,60 dengan rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematika kelas

eksperimen yaitu dalam kategori “Baik”.

Berdasarkan hasil pengujian statistik uji-t 1 pihak dapat disimpulkan

bahwa “Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas VIII SMP

Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

Page 12: mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah Yudi... · Web viewJika dicermati, salah satu tujuan tersebut menekankan pada kemampuan pemahaman konsep

12

Negeri Muara Beliti Tahun Pelajaran 2016/2017 Setelah diterapkan Strategi

Think Talk Write (TTW) dikategorikan baik”.

Jika hasil pre-test dibandingkan dengan hasil post-test terdapat

peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematika setelah mengikuti

proses pembelajaran. Rata-rata skor pre-test siswa kelas eksperimen adalah

22,97 sedangkan rata-rata skor post-test sebesar 58,60, hal ini berarti terjadi

peningkatan sebesar 35,63,56.

Pembahasan

Pada pertemuan pertama tanggal 30 Agustus 2016 proses pembelajaran

di kelas eksperimen jam pembelajaran pada kelas VIII. 1 sebanyak dua jam

pembelajaran dimaksimalkan peneliti untuk melakukan perlakuan pertama pada

materi penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar. Siswa telah siap mengikuti

proses pembelajaran, peneliti terlebih dahulu memberikan informasi kepada siswa

maksud dan tujuan peneliti melaksanakan pembelajaran di kelas VIII.1 serta

menjelaskan cara belajar dengan menggunakan strategi Think Talk Write (TTW).

Perlakuan pertama diisi dengan kegiatan penjelasan materi mengenai

penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar oleh peneliti dan pemberian LKS

materi penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar untuk mempermudah siswa

dalam mengkonstruksi pengetahuannya dan memberikan petunjuk dalam

menentukan arah bagi siswa untuk mempelajari suatu materi dan menyelesaikan

soal.

Pada pertemuan pertama di tahap talk,belum terlihat adanya diskusi

(saling menukar ide) dalam kelompok. Hal ini disebabkan karena masih banyak

siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami permasalahan yang ada pada

LKS. Siswa juga masih bingung dalam menuliskan ide dalam catatan kecil.

Sehingga hal tersebut berpengaruh pada tahap diskusi (talk). Tahap talk ini

banyak siswa yang terlihat ramai dan masih ada siswa yang pasif pada saat

berdiskusi. Tetapi suasana masih bisa di kondisikan oleh peneliti. Peneliti

membimbing jalannya diskusi dan memberikan pengarahan, karena banyak siswa

yang banyak mengalami kesulitan. Dari penyelesaian soal diskusi rata-rata setiap

kelompok hanya mampu menjawab 2 soal yang ada pada LKS.

Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

Page 13: mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah Yudi... · Web viewJika dicermati, salah satu tujuan tersebut menekankan pada kemampuan pemahaman konsep

13

Pada pertemuan kedua, peneliti memberikan apersepsi kepada siswa dengan

mengingatkan kembali perkalian dan pembagian serta memberi motivasi agar

siswa berperan aktif dalam pembelajaran. Selanjutnya peneliti memberikan LKS

yang berisi materi perkalian dan pembagian dan mengingatkan siswa menuangkan

ide, berdiskusi dengan teman satu kelompok menuliskan jawaban dan

mepresentasikan jawaban soal yang ada di LKS tersebut. Pada pertemuan kedua

tersebut terlihat bahwa terdpat peningkatan dari pertemuan sebelumnya, anggota

kelompok telah mampu mengembangkan syarat perlu dalam penyajian data yang

merupakan salah satu indikator dalam pemahaman konsep matematika.

Kemudian pada perlakuan terakhir, siswa sudah terbiasa belajar dalam

bentuk tim. Peneliti menyampaikan materi yang akan dipelajari yaitu pemfaktoran

bentuk aljabar serta tujuan pembelajarannya. Peneliti melakukan apersepsi dengan

mengingatkan kembali materi pangkat. Sebelum memulai tahap think, peneliti

membagikan LKS kepada setiap siswa. Kegiatan selanjutnya setiap kelompok

diberikan permasalahan dengan masalah sehari-hari yang mereka biasa temui dan

dituntut untuk bekerjasama seperti biasa dan mempresentasikan hasil diskusinya

ke kelas, pada pertemuan ini siswa menemui beberapa simbol dan rumus-rumus

yang dipresentasikan ke dalam bentuk matematika, beberapa kelompok masih

asing dan belum terbiasa menggunakan simbol dan rumus-rumus tersebut, mereka

masih menggunakan bahasa Indonesia untuk menuliskan dan menjelaskannya.

Selama diskusi kelompok peneliti memfasilitasi kelompok pengusaha yang belum

mampu menggunakan prosedur sesuai yang diinginkan, namun untuk tiga

kelompok lainnya tidak terlalu banyak masalah yang berarti dalam penyelesaian

masalah yang diberikan.

Peneliti memberikan waktu untuk setiap kelompok merefleksikan apa yang

telah dipelajari dengan memberi arahan dalam penyelesaian soal agar tidak terjadi

kesalah pahaman konsep ketika menjawab soal kuis pada bagian terakhir

pembelajaran. Siswa diberikan tugas untuk membuat kesimpulan secara mandiri

dari materi pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga, dari 29 siswa yang

masuk pada saat pertemuan ketiga 24 siswa atau 82,74% mampu membuat

kesimpulan dari materi pertama sampai ke pertemuan ketiga.

Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

Page 14: mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah Yudi... · Web viewJika dicermati, salah satu tujuan tersebut menekankan pada kemampuan pemahaman konsep

14

Rata-rata skor total setiap indikator kelas eksperimen untuk hasil pre-test

mengalami peningkatan ketika dibandingkan dengan hasil post-tesny hanya saja

untuk indikator keenam hasil post-test kelas eksperimen hanya terdapat sedikit

peningkatan karena pada saat menjawab soal post-test sebagian besar siswa tidak

menjawab soal yang memuat indikator terbanyak salah satunya untuk soal yang

memuat indikator keenam. Peningkatan ketercapaian pemahaman konsep

matematika sesuai dengan indikatornya dapat dilihat dalam tabel 1 berikut ini

Tabel 1

Persentase Keberhasilan Kemampuan

Pemahaman Konsep Matematika Setiap Indikator

No Indikator

Persentase Keberhasilan Post-Test Kemampuan Pemahaman Konsep

Matematika Siswa Sesudah Mengikuti Pembelajaran Menggunakan Strategi

Think Talk Write (TTW)Kelas Ekperimen

Post-test

1 Menyatakan ulang sebuah konsep 65%

2

Mengelompokkan objek-objek

menurut sifat-sifat tertentu sesuai

dengan konsepnya

80,50%

3 Membuat contoh dan non contoh 45,75%

4Menyajikan konsep dalam berbagai

bentuk representasi matematis79,50%

5Mengembangkan suatu konsep dan

operasi tertentu43,25%

6Mengaplikasikan konsep dalam

menyelesaikan suatu masalah11,50%

Indikator yang memerlukan banyak latihan untuk pencapaian indikator

pemahaman konsep terlihat pada indikator 6 karena pada kelas eksperimen

memiliki persentase indikator yang cukup jauh berbeda dari persentase indikator

pemahaman konsep yang lain. Untuk indikator 1 , 2, 3, 4 dan 5 pada kelas

Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

Page 15: mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah Yudi... · Web viewJika dicermati, salah satu tujuan tersebut menekankan pada kemampuan pemahaman konsep

15

eksperimen memiliki persentase indikator yang cukup tinggi sesudah diberi

perlakuan menggunakan strategi Think Talk Write (TTW) dengan persentase

setiap indikator berturut-turut 65%, 80,50%, 45,75%, 75,50% dan 11,50%. Hal ini

yang menyebabkan perbedaaan yang cukup jauh persentase pemahaman konsep

matematika siswa kelas eksperimen setelah diberi perlakuan pembelajaran

menggunakan strategi Think Talk Write (TTW) yang diperlihatkan grafik 4.1 yaitu

perbandingan kemampuan pemahaman konsep matematika kelas eksperimen

sebelum diberi perlakuan memperoleh skor rata-rata kemampuan pemahaman

konsep matematika 22,97 (kurang baik) sedangkan setelah diberi perlakuan

memperoleh skor rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematika 58,60

(baik).

Pengulangan memiliki peran yang besar untuk melatih ingatan dan

pemahaman siswa, karena dengan adanya repetition diharapkan informasi

tersebut ditransfer ke dalam memori jangka panjang. Pengulangan yang dilakukan

tidak berarti dengan bentuk pertanyaan atau informasi yang sama, melainkan

dalam bentuk informasi yang bervariatif sehingga tidak membosankan. Dengan

pemberian soal dan tugas siswa akan mengingat informasi-informasi yang

diterimanya dan terbiasa dalam permasalahan-permasalahan matematis (Burhan,

2014:7).

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa

“Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri

Muara Beliti Tahun Pelajaran 2016/2017 Setelah diterapkan Strategi Think Talk

Write (TTW) dikategorikan baik”. Rata-rata skor kemampuan pemahaman konsep

matematika setelah diterapkan strategi Think Talk Write (TTW) sebesar 58,60.

Saran

Melalui hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka peneliti menyampaikan

saran-saran sebagai berikut: 1) Bagi pembaca, hendaknya mencari referensi

yang lebih mendalam mengenai strategi Think Talk Write (TTW) sehingga

tidak mengalami kesulitan pada saat penerapannya di kelas; 2) Bagi siswa,

Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

Page 16: mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah Yudi... · Web viewJika dicermati, salah satu tujuan tersebut menekankan pada kemampuan pemahaman konsep

16

dapat menggunakan strategi Think Talk Write (TTW) dalam pembelajaran

untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika dan

keaktifan siswa dalam belajar; 3) Bagi guru, dapat menggunakan strategi

Think Talk Write (TTW) sebagai alternatif untuk meningkatkan keaktifan,

imajinasi, dan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa; 5) Bagi

sekolah, juga strategi Think Talk Write (TTW) ini sebagai masukan dalam

meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2012. Anak Berkesulitan Belajar Teori, Diagnosis, dan Remediasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Afrilianto, M. 2012. Peningkatan Pemahaman Konsep dan Kompetensi Strategis Matematis Siswa SMP dengan Pendekatan Metaphorical Thinking. Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol. 1, No.2 Hal. 192-202.

Burhan, Arini Viola, dkk. 2014. Penerapan Model AIR Pada Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VII SMPN 18 Padang. Jurnal Pendidikan Matematika, Part 1 Vol. 3 No.1 Hal. 6-11.

Huda, Miftahul. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran:Isu-Isu Metodis dan Paradigmatis.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Ngalimun. 2014. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Sardiman. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Septriani, dkk. 2013. Pengaruh Penerapan Pendekatan Scaffolding Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas VIII SMP Pertiwi 2 Padang, Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 3 No. 3 Part 1 : Hal 17-21.

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

Page 17: mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Ilmiah Yudi... · Web viewJika dicermati, salah satu tujuan tersebut menekankan pada kemampuan pemahaman konsep

17

Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika