kontrasepsi oral alse kepermunanda

36
Nama : Alse Kepermunanda Nim : 030.06.020 KONTRASEPSI ORAL A. DEFINISI Kontrasepsi Kontrasepsi ialah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan yang dapat bersifat sementara ataupun bersifat permanen. Kontrasepsi oral Pil kontrasepsi adalah suatu alat yang memiliki cara kerja pematangan telur agar tidak dapat dibuahi. Tablet yang mengandung hormon estrogen dan progesteron dengan kombinasi yang beragam (Helen Farrer,2001). Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pil kontrasepsi adalah suatu alat memiliki cara kerja pematangan telur agar tidak dapat dibuahi yang mengandung hormon estrogen dan progesteron dengan kombinasi yang beragam. B. MACAM PIL KONTRASEPSI Tausk (1975) membagi macam – macam pil kontrasepsi menjadi Pil Kombinasi, Pil Sekuensial, Pil Normofasik, Mini Pil, After Morning Pills dan 1

Upload: george-tirta-dihatmo

Post on 17-Feb-2015

59 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

g

TRANSCRIPT

Page 1: Kontrasepsi Oral Alse Kepermunanda

Nama : Alse Kepermunanda

Nim : 030.06.020

KONTRASEPSI ORAL

A. DEFINISI

Kontrasepsi

Kontrasepsi ialah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan yang dapat

bersifat sementara ataupun bersifat permanen.

Kontrasepsi oral

Pil kontrasepsi adalah suatu alat yang memiliki cara kerja pematangan

telur agar tidak dapat dibuahi. Tablet yang mengandung hormon estrogen dan

progesteron dengan kombinasi yang beragam (Helen Farrer,2001).

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pil

kontrasepsi adalah suatu alat memiliki cara kerja pematangan telur agar tidak

dapat dibuahi yang mengandung hormon estrogen dan progesteron dengan

kombinasi yang beragam.

B. MACAM PIL KONTRASEPSI

Tausk (1975) membagi macam – macam pil kontrasepsi menjadi Pil

Kombinasi, Pil Sekuensial, Pil Normofasik, Mini Pil, After Morning Pills dan

Pil Tiga Fase.

1. Pil kombinasi

Adalah pil kontrasepsi berisi estrogen maupun progesteron

(progestagen, gestalten). Dosis estrogen ada yang 0,05 ; 0,08 dan 0,1 mg

pertablet. Sedangkan dosis dan jenis progesteronnya bervariasi dari

masing-masing pabrik pembuatnya.

Pil KB yang mengandung estrogen dan progesteron dan diminum

sehari sekali. Estrogen dalam pil oral kombinasi, terdiri dari etinil estradiol

dan mestranol. Dosis etinil estradiol 30-35 mcq. Dosis estrogen 35 mcq

1

Page 2: Kontrasepsi Oral Alse Kepermunanda

sama efektifnya dengan estrogen 50 mcq dalam mencegah kehamilan.

Progestin dalam pil oral kombinasi, terdiri dari noretindron, etindiol

diasetat , linestrenol, noretinodel, norgestrel, levonogestrel, desogestrel

dan gestoden.

Pil oral kombinasi mempunyai 2 kemasan, yaitu :

a. Kemasan 28 hari

7 pil (digunakan selama minggu terakhir pada setiap siklus) tidak

mengandung hormon wanita. Sebagai gantinya adalah zat besi atau zat

inert. Pil-pil ini membantu pasien untuk membiasakan diri minum pil

setiap hari.

b. Kemasan 21 hari

Seluruh pil dalam kemasan ini mengandung hormon. Interval 7 hari tanpa

pil akan menyelesaikan 1 kemasan (mendahului permulaan kemasan baru)

pasien mungkin akan mengalami haid selama 7 hari tersebut tetapi pasien

harus memulai siklus pil barunya pada hari ke-7 setelah menyelesaikan

siklus sebelumnya walaupun haid datang atau tidak. Jika pasien merasa

mungkin hamil, ia harus memeriksakan diri. Jika pasien yakin ia minum

pil dengan benar, pasien dapat mengulangi pil tersebut sesuai jadwal

walaupun haid tidak terjadi.

Jenis pil kombinasi:

1. Monofasik

Pertama kali ditemukan oleh Pincus (Pincus Pill). Jenis monofasik paling banyak

digunakan saat ini. Setiap tabletnya mengandung 30 -100 μ g etinilestradiol (di

beberapa Negara terdapat pula tablet dengan 10 dan 20 μ g) dan gestagen sintetik

dengan dosis yang berbeda-beda. Kebanyakan efek samping yang timbul

disebabkan oleh kandungan estrogen sehingga saat ini hampir semua pil

kontrasepsi mempunyai kadar estrogen yang rendah (20-35 μ g etinilestradiol).

Dari sebagian besar penelitian, pemberian dosis 50 μ g menimbulkan efek

samping yang sangat rendah.

2

Page 3: Kontrasepsi Oral Alse Kepermunanda

2. Kombinasi bertingkat

Jenis ini dibuat dengan maksud lebih mengurangi efek samping yang ditimbulkan

gestagen, yang dikenal dengan jenis 2 tingkat dan 3 tingkat. Pada jenis 2 tingkat,

tingkat pertama dosis gestagen sangat rendah menjadi 0,05 mg dan pada tingkat

kedua dosisnya menjadi 0,125 mg. Sedang dosis estrogen tidak berubah. Pada

jenis 3 tingkat (contohnya Triquilar), 6 tablet pertama mengandung 0,05 mg

Levonorgestrel dan 30 μ g etinilestradiol; 5 tablet berikutnya mengandung 0,07

mg Levonorgestrel dan 40 μ g etinilestradiol; 10 tablet terakhir mengandung

0,125 mg Levonorgestrel dan 30 μ g etinilestradiol. Jadi selain peningkatan dosis

gestagen, dosis estrogen juga berubah.

a. Cara kerja

Pil kombinasi akan (a) menghalangi produksi gonadotropin dari

hipofise secara terns menerus, sehingga tidak terjadi ovulasi (b)

mengubah konsistensi lendir serviks menjadi tebal dan kental,

sehingga penetrasi dan transportasi sperma akan terhalang, sulit, atau

tidak mungkin sama sekali (c) merubah peristallik tuba dan rahim,

sehingga mengganggu transportasi sperma maupun set telur (d)

menimbulkan perubahan pada endometrium, sehingga tidak

memungkinkan terjadinya nidasi dan (e) merubah kepekaan indung

telur terhadap rangsangan – rangsangan gonadotropin.

b. Efektifitas

Secara teoritis hampir 100 %, dengan angka kegagalan 0,1 %– 0,7%.

c. Kelebihan

1) Efektifitasnya tinggi, dapat dipercaya jika dimanakan sesuai aturan

pakainya.

2) Pemakai pil dapat hamil lagi, bilamana dikehendaki kesuburan dapat

dikembalikan dengan cepat.

3) Tidak mengganggu kigiatan seksual suami istri.

4) Siklus haid menjadi teratur.

5) Dapat menghilangkan keluhan nyeri haid (dismenora).

3

Page 4: Kontrasepsi Oral Alse Kepermunanda

6) Untuk pengobatan kemandulan, kadang-kadang dapat dipakai untuk

memancing kesuburan.

7) Untuk mengobati wanita dengan pendarahan yang tidak teratur.

8) Untuk mengobati pendarahan haid pada wanita usia muda (juvenile

bleeding).

9) Dapat memperbaiki pendarahan tidak teratur yang disebabkan

pemberian kontrasepsi hormonal lainnya.

10) Dikatakan dapat mengurangi angka kejadian kanker ovarium.

d. Kekurangan

1) Pil harus dimakan setiap hari, kurang cocok bagi wanita yang pelupa

2) Motifasi harus diberikan secara lebih intensif

3) Bagaimanapun juga tetap ada efek sampingnya.

e. Efek Samping

1) Ringan

Berupa mual, muntah, pertambahan berat badan, pendarahan ridak

teratur, retensi cairan, edema, mastalgia, sakit kepala, tirnbulnya

jerawat, aig ringan dan keluhan ringan lainnya. Keluhan ini

berlangsung pada bulan-bulan pertama pemakaian pil.

2) Berat

Dapat terjadi tromboembolisme, mungkin karena terjadi

peningkatan faktor-faktor pembekuan, atau karena pengaruh

fasikuler secara langsung. Angka kejadian tromboembolisme ini

dilaporkan 4-9 kali lebih tinggi dari wanita bukan pemakai pil dari

golongan umur yang yang sama. Namun angka kematian yang

terjadi amat rendah, yaitu 3 per 100 000 wanita pemakai pil, hal ini

diamati pada wanita-wanita di dunia barat. Mengenai kemungkinan

timbulnya karsinoma serviks uteri menurut penelitian-penelitian

yang bisa di percaya di luar negeri, dikatakan bahwa tidak di

peroleh hubungan yang bermakna antara pemakai pil dengan

kanker servikis ataupun dengan displasia serviks.

f. Kontra Indikasi

1) Absolute

4

Page 5: Kontrasepsi Oral Alse Kepermunanda

Adanya gangguan fungsi hati, trombolflebitis atau riwayat

trombofeblitis, kelainan serebro vaskuler, keganasa pada kelenjar

mamma, dan alart reproduksi, serta adanya varises yang berat.

2) Relatif.

Hipertensi, diabtes melitus, penykalt tiroid, perdarahan abnormal

pervaginaan, yang tidak jelas penyebabnya, penyakit jantung dan

penyakit ginjal_serangan asma bronkial, eksema luas, migraine

yang hebat, sering serangan epilepsi, serta mioma uteri.

2. Pil Sikuensial

Cara ini banyak dipakai pada tahun enam puluhan, sedangkan dewasa ini

nampaknya menjadi kurang populer.

Pil dibuat seperti urutan hormon yang dikeluarkan ovariun pada tiap

siklus. Maka berdasarkan urutan hormon tersebut, estrogen hanya

diberikan selama 14-16 hari pertama diikuti oleh kombinasi progestron

dan estrogen selama 5-7 hari terakhir. Terdiri dari 14-15 pil

KB/kontrasepsi oral yang berisi derivat estrogen dan 7 pil berikutnya

berisi kombinasi estrogen dan progestin. Cara penggunaannya sama

dengan tipe kombinasi. Efektivitasnya sedikit lebih rendah dan lebih

sering menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan.

a. Cara pemakaian

Mula-mula makanlah pil yang berisi estrogen selama 2 minggu,

diteruskan dengan memakan pil kombinasi selama 1 minggu, lalu

selama satu minggu tidak makan pil apapun. Pada akhir minggu ke

empat akan terjadi perdarahan haid (Withdrawal bleeding).

b. Cara kerja

Khasiat utama pil sekuensial adalah menghambat ovulasi. Doses

estrogen yang ada lebih tinggi daripada dosis estrogen dalam pil

kombinasi. Berhubung tidakadanya progesteron pada 2 minggu

pertama, maka kelupaan makan pil 1 hari daja akan menyebabkan

ovulasi, sehingga masih mungkin terjadinya kehamilan.

c. Indikasi

5

Page 6: Kontrasepsi Oral Alse Kepermunanda

Pada wanita hipoestrogenik, haid yang tidak teratur, hipofertil, haid

yang sering terlambat, dan wanita dengan jerawat.

d. Efek samping

Sama dengan pil kombinasi

e. Efektifitas

Pil sikuensial saat ini kurang popouler dibandingkan pil kombinasi.

Angka kegagalan lebih tinggi daripada pil kombinasi, yaitu 0,5 -1,41.

Ini disebabkan bila makan pil sikuensial ini tidak boleh lupa, dapat

terjadi kehamilan.

3. Pil Normofasik

Pil ini kerjanya beda diantara cara kerja pil kombinasi dan cara, kerja pil

sekuensial, namun lebih mendekati cara sekuensial. Selama 7 hari pernah

hanya diberi pil yang mengandung estrogen saja, kemudian disusun

dengan kombinasi estrogen dan progesteron selama 15 hari.

Cara kerjanya adalah dengan menyebabkan serviks jadi tidak dapat

ditembus oleh sperma dalam waktu yang lama, ditambah khasiat

menghambat ovulasi.

4. Pil Trifasik

Adalah pil kontrasepsi yang lebih alamiah dan diminum dalam 3 fase

siklus haid dengan dosis yang berbeda-beda. Untuk setiap fase beda

warnanya.

6 tablet warna coklat berisi levonorgestrel 50 µg dan etinil estradiol

50 µg

5 tablet warna putih berisi levonorgestrel 75 µg, dan etinil estradiol

40 µg

10 tablet warna kuning berisi, levonorgestrel 125 µg dan etinil

estradiol 30 µg,

Pil kontrasepsi ini mulai diminum pada hari ke 5 haid setiap hari,

sebaiknya setelah makan malam atau sebelum tidur malam, yang sudah

beredar di Indonesia adalah Trinordiol (Wyeth) dan Triduilar (Scuring).

6

Page 7: Kontrasepsi Oral Alse Kepermunanda

5. Pil mini (Low Dose continuoous progesteron)

Adalah pil kontrasepsi yang hanya tersiri dari progesteron saja, dalam

dosis rendah (0,5 mg atau kurang) dan diberikan terus menerus setiap hari

tanpa berhenti.

Pil mini kadang-kadang disebut pil masa menyusui. Pil mini yaitu pil KB

yang hanya mengandung progesteron saja dan diminum sehari sekali.

Berisi derivat progestin, noretindron atau norgestrel, dosis kecil, terdiri

dari 21-22 pil. Cara pemakaiannya sama dengan cara tipe kombinasi.

Dosis progestin dalam pil mini lebih rendah daripada pil kombinasi. Dosis

progestin yang digunakan adalah 0,5 mg atau kurang. Karena dosisnya

kecil maka pil mini diminum setiap hari pada waktu yang sama selama

siklus haid bahkan selama haid.

Contoh pil mini, yaitu :

a. Micrinor, NOR-QD, noriday, norod menganddung 0,35 mg noretindron.

b. Microval, noregeston, microlut mengandunng 0,03 mg levonogestrol.

c. Ourette, noegest mengandung 0,5 mg norgeestrel.

d. Exluton mengandung 0,5 mg linestrenol.

e. Femulen mengandung 0,5 mg etinodial diassetat

a. Cara kerja

Mekanisme kerja pil miji belum diketahui benar, namun menurut

penyelidik, akan menyebabkan perubahan pada lendir serviks

menjadi kental dan mengurangi jumlahnya, sehingga sukar ditembus

oleh sperma. Dilaporkan pula bahwa 75% pemakai cara ini ovulasi

masih terjadi, sedangkan 50% diantaranya mukosa rahim tetap dalam

keadaan normal.

b. Efektifitas

Angka kegagalan agak tinggi, yaitu 0,2 - 1,2.

c. Efek Samping

Sering terjadi pendarahan yang tidak teratur, efek samping lainnya

lebih kurang dibanding pil kombinasi.

7

Page 8: Kontrasepsi Oral Alse Kepermunanda

6.Pil Pagi (after morning pills)

Disebut juga kontrasepsi pasca coitus (past-coital contraception). Adalah pil

berisi estrogen dosis tinggi yang dimakan pada pagi hari setelah melakukan

koitus pada malam harinya. Biasanya diberikan untuk mencegah kehamilan

pada koitus yang tidak terlindungi, misalnya pada perkosaan kondom, kondom

yang bocor atau koyak, dan sebagainya. Pil yang dipakai adalah Lynoral

dengan dosis 1 mg pertablet dan stilbesterol dengan 25 mg dan 50 mg.

Menurut Haspel, dalam 24-48 jam setelah atau koitus yang tidak terlindungi

takut terjadi kehamilan, dapat di berikan 3-5 mg Lynoral tiap hari selama 5

hari.

a. Efek Samping

Karena, diberikan estrogen dosis tinggi, maka efek samping yang

sering terjadi adalah mual-mual (50%) dan muntah (20%).

7.Once A Moth Pill

Pil hormon yang mengandung estrogen yang ”long acting” yaitu pil yang

diberikan untuk wanita yang mempunyai Biological Half Life panjang.

Jenis kontrasepsi oral yang lain dan sudah tersedia, namun masih terbatas

antara lain :

1. Mifepristone, yaitu alat kontrasepsi oral harian yang mengandung anti

progesteron yang digunakan dalam uji klinis penelitian.

2. Ormeloxifene (centchroman), yaitu alat kontrasepsi oral yang berupa

modulator reseptor estrogen yang digunakan 1-2 kali per minggu dan hanya

tersedia di India.

KONDISI-KONDISI DIMANA KONTRASEPSI ORAL KOMBINASI

DAPAT DIGUNAKAN MENURUT WHO (kategori 1

dan 2) :

Kategori 1:

Suatu kondisi dimana tidak ada larangan dalam penggunaan metode kontrasepsi

8

Page 9: Kontrasepsi Oral Alse Kepermunanda

(metode dapat digunakan)

Kategori 2 :

Suatu kondisi dimana keuntungan-keuntungan pada penggunaan metode ini lebih

besar disbanding dengan resiko teoritis atau terbukti (metode dapat digunakan)

1. Menarke sampai diatas 40 tahun

2. Nulipara maupun multipara

3. > 6 bulan postpartum (meneteki) dan > 21 hari

postpartum (tidak meneteki)

4. Pasca abortus dan pasca kehamilan ektopik tergangguataupun riwayat

operasi daerah pelvis

5. Merokok dengan usia < 35 tahun

6. Kegemukan (IMT > 30 kg/m2)

7. Riwayat tekanan darah tinggi dalam kehamilan

8. Riwayat keluarga dengan penyakit trombosis vena profunda/emboli paru

( ayah-ibu)

9. Pasca bedah besar/kecil tanpa imobilisasi

10. Penyakit trombosis vena superficial

11. Penyakit katup jantung tanpa komplikasi

12. Nyeri kepala bukan migren, epilepsi

13. Perdarahan pervaginam teratur maupun tak teratur, endometriosis,tumor

ovarim jinak, dismenore berat

14. Penyakit trofoblas jinak/ganas, ektropion serviks, NIS, karsinoma serviks

15. Tumor jinak payudara, massa yang belum terdiagnosis pada payudara,

riwayat keluarga dengan kanker payudara, karsinoma endometrium,

karsinoma, ovarium, mioma uteri

16. Penyakit inflamasi pelvis, penyakit menular seksual, HIV/AIDS,

sistosomiasis, tuberkulosis, malaria

17. Diabetes tanpa komplikasi, hipertiroid, hipotiroid

18. Penyakit kandung empedu dengan gejala ataupun tidak atau yang telah

dilakukan kolesistektomi, riwayat kolestasis yang berhubungan dengan

kehamilan

19. Talasemia, siklemia, anemia kekurangan zat besi

9

Page 10: Kontrasepsi Oral Alse Kepermunanda

20. Sedang memakai antibiotika (selain rifampicin dan griseofulvin)

KONDISI-KONDISI DIMANA KONTRASEPSI ORAL KOMBINASI

TIDAK DAPAT DIGUNAKAN MENURUT WHO (kategori 3 dan 4) :

Kategori 3 :

Suatu kondisi dimana risiko teoritis atau terbukti biasanya lebih besar dibanding

dengan keuntungan menggunakan metode tersebut

(metode tidak dapat digunakan)

Kategori 4 :

Suatu kondisi dimana memperlihatkan suatu resiko kesehatan yang tidak dapat

diterima jika metode kontrasepsi digunakan (metode tidak dapat digunakan)

1. < 6 bulan postpartum (meneteki), < 21 hari post partum (tidak meneteki)

2. Merokok > 15 batang sehari dengan usia > 35 tahun

3. Berisiko menderita penyakit arteri kardiovaskuler

4. Hipertensi, penyakit pembuluh darah

5. Riwayat/menderita penyakit trombosis vena dalam/emboli paru, pasca

bedah besar dengan imobilisasi yang lama

6. Riwayat/menderita penyakit jantung iskemik, riwayat serangan otak,

penyakit katup jantung dengan komplikasi,hiperlipidemia

7. Nyei kepala diatas 35 tahun atau disertai gejala neurologik fokal

8. Kanker payudara

9. Diabetes dengan neuropati/retinopati/nefropati atau telah menderita selama

lebih 20 tahun atau disertai penyakit vaskuler lainnya

10. Menderita penyakit kandung empedu atau telah terobati secara medis

11. Infeksi akut virus hepatitis, sirosis berat, tumor jinak dan keganasan hati

12. Riwayat kolestasis yang berhubungan dengan pemakaian kontrasepsi oral

kombinasi

13. Sedang memakai obat rifampicin, griseofulvin, fenintoin, karbamazepin,

barbiturat dan pirimidon.

C. CARA KERJA

1 Cara Kerja Estrogen dalam Pil Kontrasepsi

Estrogen mempunyai khasiat kontrasepsi dengan jalan

10

Page 11: Kontrasepsi Oral Alse Kepermunanda

menghambat ovulasi, perjalanan sel telur atau implantasi. Dengan estrogen

ini bertujuan untuk menjamin berlangsungnya siklus haid dan mengurangi

insiden break through bleeding. Ovulasi di hambat melalui pengaruh

estrogen dosis tinggi seperti pada after morning pills, yang diberikan pada

pertengahan siklud haid. Karena akan menimbulkan efek anti progesteron,

sehingga terjadi pertumbuhan endometrium yang menghambat implantasi.

Perjalanan sel telur dipercepat dengan pemberian estrogen. Estrogen

(estradiol) yang terkandung dalam pil yaitu etinil estradiol atau mestranol

(etinil estradiol –3- metil eter).

2 Cara Kerja Progesteron dalam Pil Kontrasepsi

Dalam dosis tertentu yang diatur baik, progesteron mempunyai

khasiat kontrasepsi dengan menghalangi penetrasi dan transportasi sperma

karena lendir serviks menjadi lebih pekat (cervical prop) dan menghambat

kapasitas sperma untuk membuahi dan menembus sel telur. Jika diberikan

sebelum konsepsi, maka perjalanan ovum dalam saluran telur akan

terhambat, bila sebelum ovulasi, maka implantasi akan terhalangi. Selain

itu penghambatan ovulasi dapat terjadi melalui jalur hipotalamus hipofisis.

Adapaun progeteron yang dipakai pil kontrasepsi seperti di bawah ini

a. Deriva+ dari nor testosteron yaitu noretinordel; norestisteron

noretindron), inorestisteron - asetat; etindiol diasetat;

dimetisteron; linestrenol; dan norgestrel.

b. Derivat duri hidroksi – progesteron, yaitu 17 alfa hidroksi

progsteron kapronat; medrokipogesteron - asetat; dihidroksi-

prigesteron; asetofenida; magesterol asetat; dan klornadinan

asetat

D. INDIKASI PENGGUNAAN PIL KONTRASEPSI

Secara umum kebanyakan wanita dapat memakai pil KB dengan aman dan

efektif pada :

1 Wanita belum mempunyai anak

2 Remaja

3 Wanita gemuk atau kurus

4 Wanita usia lebih 35 tahun dan tidak merokok

11

Page 12: Kontrasepsi Oral Alse Kepermunanda

5 Wanita merokok dengan umur kurang dari 35 tahun

6 Wanita setelah keguguran

7 Haidnya banyak dan nyeri

8 Anemi kekurangan zat besi

9 Siklus haid tidak teratur

10 Tumor jinak payudara

11 Diabetes tanpa kelainan pembuluh darah

12 Endometritis

13 Penyakit radang panggul

14 Penyakit tiroid (kelenjar gondok)

15 Mioma uteri

16 TBC (kecuali pengobatan dengan rifampicin)

E. KONTRA INDIKASI PENGGUNAAN PIL KONTRASEPSI

Dalam penggunaan pil kontrasepsi ini juga ada kontra indikasi sebagai

berikut:

1. Kehamilan

2. Kecurigaan atau adanya carcinoma mame

3. Adanya neoplasma yang dipengaruhi oleh esterogen

4. Menderita penyakit tromboemboli, atau varises yang luas

5. Faal hepar yang terganggu

6. Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya

7. Wanita yang memiliki kadar trigliserida tinggi

8. Menderita diabetes disertai penyumbatan arteri

9. Menderita penyakit jantung dan hipertensi yang tidak diobati

F. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PIL KONTRASEPSI

Setiap alat kontrasepsi mempunyai baik kelebihan atau kekurangannya

antara lain sebagai berikut

1 Kelebihan

- Pil relatif mudah di pakai.

- Tidak mengganggu siklus / jadwal menstruasi.

12

Page 13: Kontrasepsi Oral Alse Kepermunanda

- Mengurangi resiko kanker jenis tertentu

- Mengurangi angka kekambuhan kram saat menstruasi

- Mengurangi ketegangan premenstruasi

- Mengurangi perdarahan tidak teratur

- Mengurangi anemia

- Mengurangi terjadinya kista payudara dan ovarium

- Mengurangi kehamilan ektopik (kehamilan di luar kandungan)

- Mengurangi terjadinya infeksi tuba falopi

2 Kekurangan

Beberapa hari pertama pemakaian pil, dikeluhkan beberapa penggunanya

karena dirasakan mual, pusing-pusing, kelebihan dan sedikit pendarahan.

G. EFEK SAMPING DAN PENATALAKSANAAN PADA PENGGUNAAN

PIL KB

Efek samping kontrasepsi oral

Penggunaan utama estrogen dan progestin ialah untuk kontrasepsi oral. Banyak

jenis sediaan di pasaran yang dikemas sedemikian rupa sehingga penggunaannya

mudah. Umumnya sediaan ini sangat efektif bila digunakan dengan tepat dan

menurut aturan, dan kemungkinan konsepsi sangat kecil. Kehamilan hanya terjadi

pada 0,5-1% dengan sediaan kombinasi dan agak lebih tinggi pada sediaan

sekuensial. Bila preparat ini digunakan tidak menurut aturan dan sate atau 2 kali

terlupakan, kemungkinan untuk hamil cukup besar. Hal ini terutama terjadi pada

sediaan sekuensial dibandingkan dengan sediaan kombinasi. Karena itu, bila ingin

menghindari kehamilan, penggunaan sediaan kombinasi adalah lebih baik

dibandingkan sediaan sekuensial. Pada penggunaan sediaan hormon umumnya

dapat timbul efek samping fisiologis atau farmakologis, padahal tujuannya hanya

sebagai kontrasepsi, bukan karena defisiensi. Karena itu, sebaiknya pilih sediaan

yang mengandung jumlah hormon yang lebih sedikit. Sediaan dengan jumlah

estrogen lebih besar cenderung menyebabkan lebih banyak withdrawal bleeding,

mual, dan mastalgia. Sediaan yang mengandung derivat 19-nortestosteron

cenderung mengurangi jumlah perdarahan dan lebih banyak efek anabolik dan

13

Page 14: Kontrasepsi Oral Alse Kepermunanda

androgenic.

Insiden efek samping pada penggunaan kontrasepsi oral dalah rendah.

Perubahan tidak menetap pada metabolisme intermediet dapat terjadi. Namun,

efek dalam waktu lama, seperti peningkatan trigliserid plasma atau penurunan

tolerans glukosa belum dapat diramalkan. Efek samping yang sering dijumpai

ialah efek samping minor dan sering ringan, serta umumnya hanya bersifat

sementara. Meskipun tidak selalu perlu untuk menghentikan pengobatan,

sepertiga dari semua akseptor yang mengonsumsi pil KB tipe kombinasi atau

sekuensial menghentikan penggunaannya. Evaluasi keluhan yang bermakna, atau

yang tidak bermakna sulit dilakukan. Pada pemakaian kontrasepsi oral yang sama,

dapat timbul bermacam efek samping pada pasien yang berbeda-beda. Hal ini

menunjukkan bahwa efek samping hanya disebabkan oleh hormon. Namun, tidak

pula berarti bahwa efek samping ini dapat diabaikan. Setiap kasus harus dinilai

secara tersendiri.

Efek Samping Ringan

Efek samping ringan dapat berupa:

1. Mual, mastalgia, break through bleeding dan edema yang berhubungan

dengan jumlah estrogen dalam sediaan. Efek samping ini biasanya lebih sering

pada sediaan sekuensial karena sediaan ini lebih banyak mengandung

estrogen. Efek samping ini dapat dikurangi dengan cara beralih ke sediaan

yang mengandung estrogen lebih sedikit atau sediaan yang mengandung

progestasional dengan efek seperti androgen.

2. Perubahan pada protein serum dan efek lain pada endokrin (lihat atas) harus

diperhatikan bila mengevaluasi fungsi tiroid, adrenal, dan hipofisis.

Peningkatan hematokrit diduga disebabkan oleh meningkatnya kadar

fibrinogen.

14

Page 15: Kontrasepsi Oral Alse Kepermunanda

3. Perubahan psikologis biasanya bersifat sementara dan tidak bisa diramalkan

untuk setiap sediaan. Pada umumnya, pasien-pasien merasa tenang karena

mereka terlepas dari kecemasan akan kehamilan. Beberapa pasien merasakan

gejala yang dirasakan pada masa pramenstrual, yakni mudah terangsang

(iritable) dan depresi sepanjang siklus.

4. Sakit kepala, biasanya ringan dan bersifat sementara. Migrain menjadi lebih

buruk, dan pernah dilaporkan adanya peningkatan cerebrovnscular accident

(CVA). Bila hal ini terjadi atau bila migrain terjadi selama masa terapi dengan

pil KB, penggunaan pil KB harus dihentikan.

5. Libido meningkat atau menurun pada beberapa pasien, tetapi kebanyakan

tidak berubah. Perubahan yang sama juga dijumpai pada terapi dengan

plasebo.

6. Withdrawal bleeding kadang-kadang tidak terjadi, sering pada preparat

kombinasi, yang dapat dikelirukan dengan kehamilan. Bila hal ini terjadi dan

mengganggu pasien, dianjurkan untuk mengganti sediaan sekuensial atau

mengubah cara KB dengan metode lain.

Efek Samping yang Lebih Mengganggu

Efek samping berikut memerlukan penghentian penggunaan pil KB:

1. Break through bleeding lebih sering terjadi pada sediaan sekuensial.

Perdarahan yang hebat kadang-kadang dapat dikurangi dengan mengganti

sediaan kombinasi, terutama yang mengandung androgen mirip-progestin.

2. Bertambahnya berat badan, lebih sering terjadi pada sediaan kombinasi

mengandung progestin androgen. Hal ini dapat dikontrol dengan beralih ke

sediaan sekuensial atau dengan diet.

15

Page 16: Kontrasepsi Oral Alse Kepermunanda

3. Bertambahnya pigementasi kulit, lebih menonjol pada wanita yang berkulit

gelap. Biasanya cenderung meningkat bersamaan dengan waktu. Insidennya

5% pada akilir tahun pertama dan sekitar 40% pada akhir tahun ke-8. Diduga

diperhebat oleh adanya defisiensi vitamin B. Pigmentasi biasanya tidak

menetap dan hilang setelah penghentian pengobatan, tapi pada beberapa kasus

hilangnya pigmentasi sangat lambat.

4. Jerawat, dapat menjadi banyak akibat pemakaian sediaan yang mengandung

androgen mirip-progestin, sedangkan sediaan yang mengandung estrogen

dalam jumlah besar sering menimbulkan penyembuhan jerawat.

5. Hirsutisme, dapat diperhebat oleh derivat 19-nortestosteron. Oleh karena

itu, sediaan ini diganti dengan kombinasi yang mengandung non-androgenik

progestin atau sediaan sekuensial.

6. Dilatasi ureter seperti pada masa kehamilan pernah dilaporkan, terapi tidak

ada peningkatan infeksi traktus urinarius.

7. Infeksi vagina lebih sering terjadi dan lebih sulit diobati pada wanita yang

minum pil KB.

8. Amenore akibat penghentian terapi. Setelah penghentian pil KB, 95%

pasien dengan anamnesa menstruasi yang normal akan kembali mengalami

menstruasi seperti semula, dan hanya sedikit saja yang menstruasinya akan

normal setelah periode beberapa bulan. Namun, beberapa pasien tetap

mengalami amenore untuk beberapa tahun. Kebanyakan pasien tersebut

mengalami galaktore. Pasien yang biasJnya mengalami menstruasi tidak

teratur sebelum makan pil KB, terutama lebih banyak mengalami amenore

yang berkepanjangan setelah pil KB-nya dihentikan.

16

Page 17: Kontrasepsi Oral Alse Kepermunanda

Efek Samping yang Berat

Ikterus-Banyak kasus ikterus dilaporkan pada pasien yang minum pil KB. Dalam

hal ini ada pengaruh genetik. Ikterus yang disebabkan oleh pil KB, mirip dengan

yang disebabkan oleh steroid yang mengalami substitusi 17 alkil. Hal ini sering

dijumpai pada 3 siklus pertama, terutama pada wanita dengan anamnesa ikterus

kolestatik dalam masa kehamilannya. Biopsi hepar menunjukkan adanya sumba

tan empedu sepanjang kanalikuli dan kadangkadang terdapat nekrosis fokal.

Serum alkalin fosfatase dan SGPT meningkat. Retensi BSP, peningkatan Thymol

turbidity dijumpai pada beberapa pasien yang menunjukkan kerusa k- an struktur

hati. Ikterus dan gatal-gatal lenyap dalam 1-8 minggu setelah pil KB dihentikan.

Kelainan Vaskular

Kelainan yang paling serius yang dijumpai berhubungan dengan peng-gunaan pil

KB ialah tromboflebitis, emboli paru dan serebrovaskular trombosis. Insiden

tromboemboli 5-10 kali lipat pada ibu-ibu yang minum pil KB. Penyebab

tromboflebitis ini belum diketahui. Ibu-ibu dengan golongan darah 0 mempunyai

kemungkinan untuk men-derita efek samping vaskular ini lebih kecil

dibandingkan ibu dengan golongan darah A, B, dan AB.

Depresi

Dalam derajat tertentu, depresi dapat terjadi pada 6% ibu dan mungkin

memerlukan penghentian penggunaan pil KB.

Peningkatan Tekanan Darah

Beberapa pasien menunjukkan peningkatan tekanan darah selama mendapat pil

KB.

17

Page 18: Kontrasepsi Oral Alse Kepermunanda

Selain efek-efek samping tersebut di atas, efek samping lain yang penyebabnya

masih belum jelas juga telah dilaporkan—dalam hal ini termasuk alopesia, eritema

multiform, eritema nodosum, dan kelainan kulit lainnya.

Kontraindikasi dan Perhatian

Kontraindikasi kontrasepsi oral ialah tromboflebitis, fenomena tromboembolik,

dan kelainan serebrovaskular ataupun penderita dengan riwayat penyakit ini

sebelumnya. Kontrasepsi oral sebaiknya tidak diberikan untuk terapi perdarahan

per vaginam bila penyebabnya tidak diketahui.. Kontrasepsi oral jangan diberikan

pada penderita yang diketahui men-derita tumor pada mamae atatt neoplasma lain

yang bergantung pada estrogen. Pasien dengan penyakit hepar, asma, migrain,

diabetes, hipertensi, dan gangguan kejang jangan diberi pil KB karena dapat

menimbulkan serangan yang lebih hebat. Karena pil KB dapat menyebabkan

edema, obat ini sebaiknya jangan diberikan; atau diberikan dengan perhatian

khusus pada pasien dengan kelemahan jantung kongestif atau pada penderita

dengan edema sebagai keadaan yang berbahaya. Estrogen dapat meningkatkan

pertumbuhan fibroid. Karena itu, wanita dengan tumor ini harus diberikan

estrogen dalam jumlah paling kecil atau dipilih progestin dengan efek androgenik

tinggi dan menghindarkan obat sekuensial Pernah dilaporkan bahwa pil KB dapat

memperburuk penyakit hepar, asma, eksem, migrain, epilepsi, diabetes, hipertensi

dan neuritis optik, atau neuritis retrobulbair yang sudah ada.

Sekarang pil KB merupakan kontraindikasi untuk remaja yang pertumbuhan

epifisenya (epiphyseal closure) belum lengkap. Dalam penelitian diketahui bahwa

baik estrogen maupun progestin tunggal efektif sebagai kontrasepsi. Klormadinon

atau norgestrel diberi per oral dalam dosis kecil. Medroksiprogesteron atau

noretisteron enantat diberikan sebagai suntikan tiga bulan sekali atau implantasi

subkutan suatu silastic capsule yang mengandung megestrol asetat. Semua obat

tersebut dapat mencegah kehamilan. Suntikan pellet sering disertai perdarahan.

Estrogen dalam dosis besar diberi untuk beberapa hari segera setelah koitus (48

jam) pada masa ovulasi dapat mencegah kehamilan. Namun, dosis besar ini tidak

18

Page 19: Kontrasepsi Oral Alse Kepermunanda

menyenangkan karena menyebabkan mual dan muntah.

Penatalaksanaan efek samping pada pemakaian pil KBadalah sebagai berikut:

EFEK SAMPING PENANGANAN

1 Amenore (tidak ada

perdarahan atau spotting)

Periksa dalam atau tes kehamilan, bila tidak

hamil dan klien minum pil dengan benar,

tenangkan pasien. Tidak datang haid

kemungkinan besar karena kurang adekuatnya

efek estrogen terhadap endometrium. Tidak

perlu pengobatan khusus. Coba berikan pil

dengan dosis estrogen 50 µg, atau dosis

progestin dikurangi. Bila klien hamil

intrauterin, hentikan pil dan yakinkan pasien

bahwa pil yang telah diminumnya tidak punya

efek pada janin.

2 Mual, pusing, atau muntah

(akibat reaksi anafilatik)

Tes kehamilan, atau pemeriksaan ginekologik.

Bila tidak hamil minum pil saat makan malam,

atau sebelum tidur.

3 Perdarahan

pervaginam/spotting

Tes kehamilan atau pemeriksaan ginekologik.

Sarankan minum pil pada waktu yang sama.

Jelaskan bahwa perdarahan/spotting hal yang

biasa terjadi pada 3 bulan pertama dan lambat

laun akan berhenti. Bila perdarahan tetap saja

terjadi, ganti pil dengan dosis estrogen lebih

tingggi (50 µg) sampai perdarahann teratasi,

lalu kembali ke dosis awal. Bila perdarahan

timbul lagi, lanjutkan lagi dengan dosis 50 µg

atau ganti dengan metode kontrasepsi yang

lain.

4 Penurunan Libido Penyebabnya adalah hormon estrogen atau

progesteron yang terkandung dalam pil dapat

19

Page 20: Kontrasepsi Oral Alse Kepermunanda

mengikat testosteron, hormon yang

bertanggung jawab atas sebagian besar libido.

Jika mengalami ini, alat kontrasepsi diganti

dengan yang tidak mengandung hormon,

misalnya kondom, IUD, dll.

5 1-2% wanita mengalami

depresi dan kesulitan tidur

Hormon progresteron dalam pil KB dapat

menurunkan kadar seratonin di otak. Tingkat

seratonin yang rendah dapat memicu

munculnya depresi. Untuk mengurangi efek

tersebut, dapat menggunakan pil KB dengan

dosis rendah.

6 Jika pemakaian pil KB

dengan dosis tinggi, terjadi

bekuan darah

Jika secara tiba-tiba timbul nyeri dada atau

nyeri tungkai, pemakaian pil KB harus segera

dihentikan dan segera memeriksakan diri

karena gejala tersebut mungkin menunjukan

adanya bekuan darah di dalam vena tungkai

dan kemungkinan menuju paru-paru. Pil KB

dan pembedahan menyebabakan meningkatnya

resiko pembentukan bekuan darah, sehingga 1

bulan sebelum menjalanipembedahan,

pemakaian pil harus dihentikan dan baru mulai

dipakai lagi 1 bulan setelah pembedahan.

7 Melasma (bercak-bercak

berwarna gelap di wajah).

Jika terkena sinar matahari,

bercak semakin gelap

Melasma akan menghilang secara perlahan

setelah pemakaian pil KB dihentikan.

8 Jika pemakaian lebih dari 5

tahun, resiko terjadinya

kakner leher rahim

wanita yang menggnakan pil KB harus rutin

menjalani pemeriksaan Pap smear (minimal 1

kali/tahun).

20

Page 21: Kontrasepsi Oral Alse Kepermunanda

meningkat.

9 Penambahan Berat badan

pada pemakaian dengan dosis

progesteron tinggi (terjadi

karena meningkatnya nafsu

makan dan penahanan cairan)

, jerawat dan kecemasan.

Memilih pil dengan dosis progesteron rendah.

H. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN PEMAKAIAN

KONTRASEPSI ORAL

1. Catatan-Catatan Untuk Pemakai Pemakai Pil KB

a.Makanlah pil pada waktu yang sama (setiap sore hari atau malam hari)

b. Setiap pagi dilakukan kontrol apakah pil kemarin sudah di makan. Jika

anda lupa, makanlah 2 pil pada sore hari.

c.Jika ada lupa, maka makanlah 2 pil hari ini, dan 2 pil lagi keesokan

harinya.

d. Jika lupa memakan 3 pil, tunggulah selama 7 hari memakan pil

terakhir, kemudian mulailah makan pil KB dari bungkus baru. Dalam

jangka waktu 1 minggu tidak makan pil tadi, carilah data kontrasepsi

lain untuk melindungi diri anda dari kehamilan.

e.Jika anda lupa lebih dari 3 pil, maka kemungkinan kegagalan (hamil)

menjadi lebih besar.

f. Anggaplah selalu bahwa bungkus pertama kurang aman.

g. Jika terdapat bercak pendarahan (spotting) makanlah dua pil dosis

(digandakan) setiap hari selama 5 hari. Pil untuk penggandaan ini

hendaknya diambil dari bungkus lain, supaya tidak mengganggu

keteraturan jadwal memakan pil.

h. Jika dengan cara ini perdarahan tidak terhenti, segeralah berkonsultasi

dengan dokter anda.

i. Withdrawal bleeding (haid), terjadi hari ke 3-4 sesudah pil kombinasi

habis. Jika tidak terjadi haid, pil pertama dari bungkus baru dapat di

21

Page 22: Kontrasepsi Oral Alse Kepermunanda

mulai memakannya seminggu setelah pil habis.

j. Jika selama memakan pil kontrasepsi timbul keluhan seperti kejang-

kejang pada tungkai bawah, sakit kepala berat, gangguan penglihatan

(visus), atau rasa nyeri atau sakit di dada, maka segeralah konsultasi

dengan dokter anda.

k. Para pemakai pil KB dangat dianjurkan untuk m elakukan pemeriksaan

sitologi vagina (Papanicolau Smear) dan pemeriksaan payudara setahun

sekali.

2. Pengawasan harus dilakukan jika pil KB digunakan oleh:

a. Wanita yang mengalami depresi

b. Wanita yang sering mengalami sakit kepala migren

c. Wanita yang merokok tetapi berusia dibawah 35 tahun

d. Wanita yang pernah menderita hepatitis atau penyakit hari lainnya

tetapi telah sembuh total.

22

Page 23: Kontrasepsi Oral Alse Kepermunanda

DAFTAR PUSTAKA

1. Everett,Suzanne,2007, “ Kontrasepsi & Kesehatan Seksual

Reproduktif”,Jakarta : EGC.

2. Sulistyawati,Ari:2011, “ Pelayanan Keluarga Berencana”,Jakarta : Salemba

Medika.

3. Prawirohardjo,Sarwono,2006, “ Buku Panduan Praktis Pelayanan

Kontrasepsi”,Jakarta : YBP – SP.

4. MT.Indriarti,2007, “ Panduan Lengkap kehamilan,Persalinan & Perwatan

bayi”, Yogyakarta : DIGLOSIA MEDIA.

5. Prof.dr.Manuaba, Ida Bagus Gde,SpoG,1998, “ Ilmu Kebidanan,Penyakit

Kandungan & Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan”, Jakarta : EGC.

6. Prawirohardjo,Sarwono,2006, “ Ilmu Kebidanan”, Jakarta : YBP – SP.

7. Affandi, Biran. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Edisi 2.

Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

8. Anonim. 2007. Pil KB (Oral Pil, Pil Kombinasi). Terdapat pada

http://doktersehat.com/2007/02/08/pil-kb-oral-pil-pil-kombinasi/. Diakses

pada tanggal 4 Juni 2010.

9. Farrer, Hellen. 1999. Perawatan Maternitas. Jakarta: EGC

10. Hartanto, Hanafi. 2004. KB dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan

11. Hellen, Varney, dkk. 2001. Buku Saku Bidan. Jakarta: EGC

12. Manuaba, Ida Bagus Gede. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan

KB untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC

13. Moditar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri: Obstetri Operatif, Obstetri Sosial,

Edisi 2. Jakarta: EGC

23

Page 24: Kontrasepsi Oral Alse Kepermunanda

24