konstruksi kayu.docx

26
TUGAS INDIVIDU Dasar Teknik KONSTRUKSI KAYU DAN SAMBUNGAN KAYU Nama: Usman Maureksa NIM: P23133112040

Upload: usman-maureksa

Post on 18-Feb-2015

84 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Konstruksi Kayu.docx

TUGAS INDIVIDU

Dasar Teknik

KONSTRUKSI KAYU DAN SAMBUNGAN KAYU

Nama: Usman Maureksa

NIM: P23133112040

A. Konstruksi Kayu

- Pemilihan Kayu

Page 2: Konstruksi Kayu.docx

Usman MaureksaP23133112040Dasar Teknik

Sifat fisik/kasar atau makroskopis adalah sifat yang dapat diketahui

secara jelas melalui panca indera, baik dengan penglihatan,  pen-

ciuman,  perabaan dan sebagainya tanpa menggunakan alat bantu.  

Sifat-sifat kayu yang termasuk dalam sifat kasar antara lain adalah :

a.       warna, umumnya yang digunakan adalah warna kayu teras,

b.      tekstur, yaitu penampilan sifat struktur pada bidang lintang,

c.       arah serat, yaitu arah umum dari sel-sel pembentuk kayu,

d.      gambar, baik yang terlihat pada bidang radial maupun tangensial

e.       berat, umumnya dengan menggunakan berat jenis

f.       kesan raba, yaitu kesan yang diperoleh saat meraba kayu,

g.      lingkaran tumbuh,

h.      bau, dan sebagainya.

Sifat struktur/mikroskopis adalah sifat yang dapat kita ketahui dengan

mempergunakan alat bantu, misalnya kaca pembesar (loupe) atau

menggunakan mikroskop. Sifat struktur yang biasanya diamati adalah :

a.       Pori (vessel)

adalah sel yang berbentuk pembuluh dengan arah longitudinal. 

Dengan mempergunakan loupe, pada bidang lintang, pori terlihat

sebagai lubang-lubang beraturan maupun tidak, ukuran kecil maupun

besar.  Pori dapat dibedakan berdasarkan penyebaran, susunan, isi,

ukuran, jumlah dan bidang perforasi).

b.      Parenkim (Parenchyma)

adalah sel yang berdinding tipis dengan bentuk batu bata dengan

arah longitudinal.  Dengan mempergunakan loupe, pada bidang

lintang,  parenkim (jaringan parenkim) terlihat mempunyai warna yang

lebih cerah dibanding dengan warna sel sekelilingnya.  Parenkim dapat

dibedakan berdasarkan atas hubungannya dengan pori, yaitu

parenkim paratrakeal (berhubungan dengan pori) dan apotrakeral

(tidak berhubungan dengan pori).

Page 3: Konstruksi Kayu.docx

Usman MaureksaP23133112040Dasar Teknik

c.       Jari-jari (Rays)

adalah parenkim dengan arah horizontal.  Dengan

mempergunakan loupe, pada bidang lintang, jari-jari terlihat seperti

garis-garis yang sejajar dengan warna yang lebih cerah dibanding

warna sekelilingnya.  Jari-jari dapat dibedakan berdasarkan ukuran

lebarnya dan keseragaman ukurannya.

d.      Saluran interseluler 

adalah saluran yang berada di antara sel-sel kayu yang berfungsi

sebagai saluran khusus. Saluran interseluler ini tidak selalu ada pada

setiap jenis kayu, tetapi hanya terdapat pada jenis-jenis tertentu,

misalnya beberapa jenis kayu dalam famili Dipterocarpaceae, antara

lain meranti (Shorea spp), kapur (Dryobalanops spp), keruing

(Dipterocarpus spp), mersawa (Anisoptera spp), dan sebagainya.

Berdasarkan arahnya, saluran interseluler dibedakan atas saluran

interseluler aksial (arah longitudinal) dan saluran interseluler radial

(arah sejajar jari-jari). Pada bidang lintang, dengan mempergunakan

loupe, pada umumnya saluran interseluler aksial terlihat sebagai

lubang-lubang yang terletak diantara sel-sel kayu dengan ukuran yang

jauh lebih kecil.

e.       Saluran getah

adalah saluran yang berada dalam batang kayu, dan bentuknya

seperti lensa. Saluran getah ini tidak selalu dijumpai pada setiap jenis

kayu, tapi hanya terdapat pada kayu-kayu tertentu, misalnya jelutung

(Dyera spp.) 

A. Sifat dan Jenis Kayu

Sifat Fisik Kayu

1. Berat dan Berat Jenis

Berat suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel, kadar

air dan zat ekstraktif didalamnya. Berat suatu jenis kayu

Page 4: Konstruksi Kayu.docx

Usman MaureksaP23133112040Dasar Teknik

berbanding lurus dengan BJ-nya. Kayu mempunyai berat jenis

yang berbeda-beda, berkisar antara BJ minimum 0,2 (kayu balsa)

sampai BJ 1,28 (kayu nani). Umumnya makin tinggi BJ kayu, kayu

semakin berat dan semakin kuat pula.

2. Keawetan

Keawetan adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-

unsur perusak kayu dari luar seperti jamur, rayap, bubuk dll.

Keawetan kayu tersebut disebabkan adanya zat ekstraktif didalam

kayu yang merupakan unsur racun bagi perusak kayu. Zat

ekstraktif tersebut terbentuk pada saat kayu gubal berubah menjadi

kayu teras sehingga pada umumnya kayu teras lebih awet dari

kayu gubal.

3. Warna

Kayu yang beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat pengisi

warna dalam kayu yang berbeda-beda.

4. Tekstur

Tekstur adalah ukuran relatif sel-sel kayu. Berdasarkan teksturnya,

kayu digolongkan kedalam kayu bertekstur halus (contoh: giam,

kulim dll), kayu bertekstur sedang (contoh: jati, sonokeling dll) dan

kayu bertekstur kasar (contoh: kempas, meranti dll).

5. Arah Serat

Arah serat adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang

pohon. Arah serat dapat dibedakan menjadi serat lurus, serat

berpadu, serat berombak, serta terpilin dan serat diagonal (serat

miring).

6. Kesan Raba

Kesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba

permukaan kayu (kasar, halus, licin, dingin, berminyak dll). Kesan

Page 5: Konstruksi Kayu.docx

Usman MaureksaP23133112040Dasar Teknik

raba tiap jenis kayu berbeda-beda tergantung dari tekstur kayu,

kadar air, kadar zat ekstraktif dalam kayu.

7. Bau dan Rasa

Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara

terbuka. Beberapa jenis kayu mempunyai bau yang merangsang

dan untuk menyatakan bau kayu tersebut, sering digunakan bau

sesuatu benda yang umum dikenal misalnya bau bawang (kulim),

bau zat penyamak (jati), bau kamper (kapur) dsb.

8. Nilai Dekoratif

Gambar kayu tergantung dari pola penyebaran warna, arah serat,

tekstur, dan pemunculan riap-riap tumbuh dalam pola-pola tertentu.

Pola gambar ini yang membuat sesuatu jenis kayu mempunyai nilai

dekoratif.

9. Higroskopis

Kayu mempunyai sifat dapat menyerap atau melepaskan air.

Makin lembab udara disekitarnya makin tinggi pula kelembaban

kayu sampai tercapai keseimbangan dengan lingkungannya.

Dalam kondisi kelembaban kayu sama dengan kelembaban udara

disekelilingnya disebut kandungan air keseimbangan (EMC =

Equilibrium Moisture Content).

10.Sifat Kayu terhadap Suara, yang terdiri dari :

a. Sifat akustik, yaitu kemampuan untuk meneruskan suara

berkaitan erat dengan elastisitas kayu.

b. Sifat resonansi, yaitu turut bergetarnya kayu akibat adanya

gelombang suara. Kualitas nada yang dikeluarkan kayu

sangat baik, sehingga kayu banyak dipakai untuk bahan

pembuatan alat musik (kulintang, gitar, biola dll).

11.Daya Hantar Panas

Page 6: Konstruksi Kayu.docx

Usman MaureksaP23133112040Dasar Teknik

Sifat daya hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak

digunakan untuk membuat barang-barang yang berhubungan

langsung dengan sumber panas.

12.Daya Hantar Listrik

13.Pada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek untuk

aliran listrik. Daya hantar listrik ini dipengaruhi oleh kadar air kayu.

Pada kadar air 0 %, kayu akan menjadi bahan sekat listrik yang

baik sekali, sebaliknya apabila kayu mengandung air maksimum

(kayu basah), maka daya hantarnya boleh dikatakan sama dengan

daya hantar air.

Sifat Mekanik Kayu

1. Keteguhan Tarik

Keteguhan tarik adalah kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya

yang berusaha menarik kayu. Terdapat 2 (dua) macam keteguhan

tarik yaitu :

a. Keteguhan tarik sejajar arah serat dan

b. Keteguhan tarik tegak lurus arah serat.

Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah keteguhan tarik

sejajar arah serat. Kekuatan tarik tegak lurus arah serat

lebih kecil daripada kekuatan tarik sejajar arah serat.

2. Keteguhan tekan / Kompresi

Keteguhan tekan/kompresi adalah kekuatan kayu untuk menahan

muatan/beban. Terdapat 2 (dua) macam keteguhan tekan yaitu :

a. Keteguhan tekan sejajar arah serat dan

b. Keteguhan tekan tegak lurus arah serat.

Pada semua kayu, keteguhan tegak lurus serat lebih kecil

daripada keteguhan kompresi sejajar arah serat.

3. Keteguhan Geser

Page 7: Konstruksi Kayu.docx

Usman MaureksaP23133112040Dasar Teknik

Keteguhan geser adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-

gaya yang membuat suatu bagian kayu tersebut turut bergeser dari

bagian lain di dekatnya. Terdapat 3 (tiga) macam keteguhan yaitu :

a. Keteguhan geser sejajar arah serat

b. Keteguhan geser tegak lurus arah serat dan

c. Keteguhan geser miring

Keteguhan geser tegak lurus serat jauh lebih besar dari

pada keteguhan geser sejajar arah serat.

4. Keteguhan lengkung (lentur)

Keteguhan lengkung/lentur adalah kekuatan untuk menahan gaya-

gaya yang berusaha melengkungkan kayu atau untuk menahan

beban mati maupun hidup selain beban pukulan. Terdapat 2 (dua)

macam keteguhan yaitu :

a. Keteguhan lengkung statik, yaitu kekuatan kayu menahan

gaya yang mengenainya secara perlahan-lahan.

b. Keteguhan lengkung pukul, yaitu kekuatan kayu menahan

gaya yang mengenainya secara mendadak.

5. Kekakuan

Kekakuan adalah kemampuan kayu untuk menahan perubahan

bentuk atau lengkungan. Kekakuan tersebut dinyatakan dalam

modulus elastisitas.

6. Keuletan

Keuletan adalah kemampuan kayu untuk menyerap sejumlah

tenaga yang relatif besar atau tahan terhadap kejutan-kejutan atau

tegangan-tegangan yang berulang-ulang yang melampaui batas

proporsional serta mengakibatkan perubahan bentuk yang

permanen dan kerusakan sebagian.

7. Kekerasan

Page 8: Konstruksi Kayu.docx

Usman MaureksaP23133112040Dasar Teknik

Kekerasan adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya yang

membuat takik atau lekukan atau kikisan (abrasi). Bersama-sama

dengan keuletan, kekerasan merupakan suatu ukuran tentang

ketahanan terhadap pengausan kayu.

8. Keteguhan Belah

Keteguhan belah adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-

gaya yang berusaha membelah kayu. Sifat keteguhan belah yang

rendah sangat baik dalam pembuatan sirap dan kayu bakar.

Sebaliknya keteguhan belah yang tinggi sangat baik untuk

pembuatan ukir-ukiran (patung). Pada umumnya kayu mudah

dibelah sepanjang jari-jari (arah radial) dari pada arah tangensial.

Ukuran yang dipakai untuk menjabarkan sifat-sifat keku-atan kayu

atau sifat mekaniknya dinyatakan dalam kg/cm2. Faktor-faktor

yang mempengaruhi sifat mekanik kayu secara garis besar

digolongkan menjadi dua kelompok :

a. Faktor luar (eksternal): pengawetan kayu, kelembaban

lingkungan, pembebanan dan cacat yang disebabkan oleh

jamur atau serangga perusak kayu.

b. Faktor dalam kayu (internal): BJ, cacat mata kayu, serat

miring dsb.

Macam Penggunaan Kayu

Penggunaan kayu untuk suatu tujuan pemakaian tertentu tergantung dari

sifat-sifat kayu yang bersangkutan dan persyaratan teknis yang

diperlukan. Jenis-jenis kayu yang mempunyai persyaratan untuk tujuan

pemakaian tertentu antara lain dapat dikemukan sebagai berikut :

1. Bangunan (Konstruksi)

Persyaratan teknis : kuat, keras, berukuran besar dan mempunyai

keawetan alam yang tinggi.

Page 9: Konstruksi Kayu.docx

Usman MaureksaP23133112040Dasar Teknik

Jenis kayu : balau, bangkirai, belangeran, cengal, giam, jati, kapur,

kempas, keruing, lara, rasamala.

2. Veneer biasa

Persyaratan teknis : kayu bulat berdiameter besar, bulat, bebas

cacat dan beratnya sedang.

Jenis kayu : meranti merah, meranti putih, nyatoh, ramin, agathis,

benuang.

3. Veneer mewah

Persyaratan teknis : disamping syarat di atas, kayu harus bernilai

dekoratif.

Jenis kayu : jati, eboni, sonokeling, kuku, bongin, dahu, lasi,

rengas, sungkai, weru, sonokembang.

4. Perkakas (mebel)

Persyaratan teknis : berat sedang, dimensi stabil, dekoratif, mudah

dikerjakan, mudah dipaku, dibubut, disekrup, dilem dan dikerat.

Jenis kayu : jati, eboni, kuku, mahoni, meranti, rengas, sonokeling,

sonokembang, ramin.

5. Lantai (parket)

Persyaratan teknis : keras, daya abrasi tinggi, tahan asam, mudah

dipaku dan cukup kuat.

Jenis kayu : balau, bangkirai, belangeran, bintangur, bongin,

bungur, jati, kuku.

6. Bantalan Kereta Api

Persyaratan teknis : kuat, keras, kaku, awet.

Jenis kayu : balau, bangkirai, belangeran, bedaru, belangeran,

bintangur, kempas, ulin.

7. Alat Olah Raga

Page 10: Konstruksi Kayu.docx

Usman MaureksaP23133112040Dasar Teknik

Persyaratan teknis : kuat, tidak mudah patah, ringan, tekstur halus,

serat halus, serat lurus dan panjang, kaku, cukup awet.

Jenis kayu : agathis, bedaru, melur, merawan, nyatoh, salimuli,

sonokeling, teraling.

8. Alat Musik

Persyaratan teknis : tekstur halus, berserat lurus, tidak mudah

belah, daya resonansi baik.

Jenis kayu : cempaka, merawan, nyatoh, jati, lasi, eboni.

9. Alat Gambar

Persyaratan teknis : ringan, tekstur halus, warna bersih.

Jenis kayu : jelutung, melur, pulai, pinus.

10.Tong Kayu (Gentong)

Persyaratan teknis : tidak tembus cairan dan tidak mengeluarkan

bau.

Jenis kayu : balau, bangkirai, jati, pasang.

11.Tiang Listrik dan Telepon

Persyaratan teknis : kuat menahan angin, ringan, cukup kuat,

bentuk lurus.

Jenis kayu : balau, giam jati, kulim, lara, merbau, tembesu, ulin.

12.Patung dan Ukiran Kayu

Persyaratan teknis : serat lurus, keras, tekstur halus, liat, tidak

mudah patah dan berwarna gelap.

Jenis kayu : jati, sonokeling, salimuli, melur, cempaka, eboni.

13.Korek Api

Persyaratan teknis : sama dengan persyaratan veneer, cukup kuat

(anak korek api), elastis dan tidak mudah pecah (kotak).

Page 11: Konstruksi Kayu.docx

Usman MaureksaP23133112040Dasar Teknik

Jenis kayu : agathis, benuang, jambu, kemiri, sengon, perupuk,

pulai, terentang, pinus.

14.Pensil

Persyaratan teknis : BJ sedang, mudah dikerat, tidak mudah

bengkok, warna agak merah, berserat lurus.

Jenis kayu : agathis, jelutung, melur, pinus.

15.Moulding

Persyaratan teknis : ringan, serat lurus, tekstur halus, mudah

dikerjakan, mudah dipaku. Warna terang, tanpa cacat, dekoratif.

Jenis kayu : jelutung, pulai ramin, meranti dll.

16.Perkapalan

Lunas

Persyaratan teknis : tidak mudah pecah, tahan binatang laut.

Jenis kayu : ulin, kapur.

Gading

Persyaratan teknis : kuat, liat, tidak mudah pecah, tahan binatang

laut.

Jenis kayu : bangkirai, bungur, kapur.

Senta

Persyaratan teknis : kuat, liat, tidak mudah pecah, tahan binatang

laut.

Jenis kayu : bangkirai, bungur, kapur.

Kulit

Persyaratan teknis : tidak mudah pecah, kuat, liat, tahan binatang

laut.

Jenis kayu : bangkirai, bungur, meranti merah.

Page 12: Konstruksi Kayu.docx

Usman MaureksaP23133112040Dasar Teknik

Bangunan dan dudukan mesin

Persyaratan teknis : ringan, kuat dan awet, tidak mudah pecah

karena getaran mesin.

Jenis kayu : kapur, meranti merah, medang, ulin, bangkirai.

Pembungkus as baling-baling

Persyaratan teknis : liat, lunak sehingga tidak merusak logam.

Jenis kayu : nangka, bungur, sawo.

Popor Senjata

Persyaratan teknis : ringan, liat, kuat, keras, dimensi stabil.

Jenis kayu : waru, salimuli, jati.

17.Arang (bahan bakar)

Persyaratan teknis : BJ tinggi.

Jenis kayu : bakau, kesambi, walikukun, cemara, gelam, gofasa,

johar, kayu malas, nyirih, rasamala, puspa, simpur.

- Jenis Kayu

jenis-jenis kayu yang sering digunakan dalam pembuatan sebuah

bangunan:

Kayu kelapa: kayu ini lazim digunakan untuk pembuatan kuda-kuda

atau rangka serta pilar sebuah bangunan.

Kayu randu atau kayu kapuk: merupakan jenis kayu yang sering

digunakan dalam proses pengecoran sebuah bangunan.

Bambu: Pada lingkungan masyarakat pedesaan atau tradisional,

bambu banyak digunakan sebagai rangka sebuah bangunan semi

permanen.

Page 13: Konstruksi Kayu.docx

Usman MaureksaP23133112040Dasar Teknik

Kayu balsa: Kayu ini merupakan jenis kayu ringan. Penggunaannya

cocok untuk daerah-daerah yang sering terjadi gempa. Sebab

penggunaan kayu balsa dapat meminimalisir kerusakan akibat

gempa.

Kayu jati, kamper, mahoni, sonokeling, akasia, merbau, sungkai,

keruing, serta kayu durian: Jenis-jenis kayu ini populer digunakan

untuk pembuatan komponen-komponen pelengkap dari bangunan

seperti kusen, pintu, jendela dan berbagai perabotan lainnya.

B. Penyimpanan dan Pengawetan Kayu

C. ayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan

yang mengeras karena mengalami lignifikasi. Penyebab

terbentuknya kayu adalah akibat akumulasi

selulosa dan lignin pada dinding sel berbagai

jaringan di batang.Kayu digunakan untuk

berbagai keperluan, mulai dari memasak,

membuat perabot (meja, kursi), bahan bangunan (pintu, jendela,

rangka atap), bahan kertas, dan banyak lagi. Kayu juga dapat

dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah tangga dan

sebagainya.

D. Kayu dikategorikan ke dalam beberapa kelas awet :

- Kelas awet I (sangat awet), misal : kayu sonokeling, jati

- Kelas awet II (awet), misal : kayu merbau, mahoni

- Kelas awet III (kurang awet), misal : kayu karet, pinus

- Kelas awet IV (tidak awet), misal : kayu sengon

- Kelas awet V (sangat tidak awet)

E. Pengawetan kayu merupakan metode untuk menambah tingkat

keawetan dari kayu dengan perlakuan fisik maupun kimia.

Pengawetan kayu bertujuan untuk menambah umur pakai kayu

Page 14: Konstruksi Kayu.docx

Usman MaureksaP23133112040Dasar Teknik

lebih lama, terutama kayu yang dipakai untuk material bangunan

atau perabot luar ruangan, karena penggunaan tersebut yang

paling rentan terhadap degradasi kayu akibat serangga/organisme

maupun faktor abiotis (panas, hujan, lembab).

Dalam SNI 03-5010.1-1999, hanya kayu dengan kelas awet III, IV

dan V lah yang memerlukan pengawetan, tetapi pada keperluan

tertentu, bagian kayu gubal dari kayu kelas awet I dan II juga perlu

diawetkan. Metode pengawetan kayu sangat beragam, bahan kimia

seperti borax menjadi salah satu bahan yang digunakan untuk

mengawetkan kayu dalam metode vakum, pencelupan dingin,

pencelupan panas hingga metode pemolesan.

Tindakan Pencegahan

Namun demikian dalam hubungannya dengan lingkungan dan

kesehatan pemakai, pengawetan kayu pada perabot sebaiknya

memperhatikan hal-hal berikut :

1. Minimalkan pengawetan kayu dan jangan lakukan pengawetan

khemis apabila produk furniture anda merupakan produk potensial

kontak    langsung dengan makanan.

2. Hindari penggunaan kayu yang diawetkan untuk konstruksi yang

berpotensi kontak langsung dengan air minum dan air bersih.

3. Buang sisa kayu hasil pengawetan dengan cara dikubur, hindari

pembakaran/dijadikan bahan bakar. Asap kayu hasil pengawetan

berpotensi mengandung bahan kimia berbahaya.

4. Hindari diri anda dari debu gergaji/amplas terlalu banyak,

Page 15: Konstruksi Kayu.docx

Usman MaureksaP23133112040Dasar Teknik

gunakan masker yang memadai.

5. Bagi anda yang terlibat pada pengawetan, terutama yang kontak

langsung dengan bahan kimia, gunakan safety wear dan cuci

bersih secara  terpisah, pakaian maupun bagian tubuh anda yang

sangat rentan masih terdapat residu bahan kimia. 

6. Perhatikan pengolahan dan pembuangan limbah hasil tindakan

pengawetan kayu.

Sambungan Kayu

- Pengertian

adalah dua batang kayu atau lebih yang saling disambungkan satu

sama lain sehingga menjadi satu batang kayu yang panjang.

- Persyaratan

Untuk membuat suatu hubungan kayu yang kokoh, harus memenuhi

syarat-syarat sebagai berikut :

1. Diusahakan hubungan dengan sesedarhana mungkin tapi kokoh,

maksudnya agar dengan mudah dapat dikerjakan, mudah

dipasang, mudah dikontrol

2. Hindari menggunakan kayu yang betul-betul cacat

3. Perhatikan sifat-sifat kayu terutama pada penyusutan,

pengembangan maupun penarikan 

4. Hindari menakik kayu terlalu dalam, karena dapat melemahkan

hubungan kayu 

5. Bentuk sambungan dari hubungan harus tahan terhadap gaya-gaya

yang bekerja padanya

Page 16: Konstruksi Kayu.docx

Usman MaureksaP23133112040Dasar Teknik

6. Perhatikan rencana penempatan sambungan, apakah akan

ditumpu secara merata atau ditempat-tempat tertentu karena akan

mempengaruhi posisi.kedudukan balok itu sendiri dalam keadaan

rebah atau berdiri ( diletakan pada bidang sisi )

7. Sebelum hubungan kayu disatukan ( dipaku atau diberi mur ), lebih

baik di Lood Manie (cat dasar) agar hubungan tahan lembab dan

awet

Jenis Dan Macam Sambungan Kayu,Macam macam sambungan kayu memang banyak sekali, tapi kali ini akan saya persingkat dan perjelas, silahkan simak uraian berikut :

Macam-macam sambungan kayu ada 2 yaitu :

1. Sambungan Arah Memanjang2. Sambungan Arah Melebar

SAMBUNGAN ARAH MEMANJANG

Sambungan arah memanjang terdiri dari bermacam-macam antara lain ada sambungan : -Bibir Lurus

Page 17: Konstruksi Kayu.docx

Usman MaureksaP23133112040Dasar Teknik

Bibir Lurus Berkait

Bibir Miring

Bibir Miring Berkait

Page 18: Konstruksi Kayu.docx

Usman MaureksaP23133112040Dasar Teknik

Sambungan Tiang, Sambungan Balok Kunci , dsb.

SAMBUNGAN ARAH MELEBAR

Sambungan arah melebar antara lain adalah :

1. Sambungan Alur lidah

Page 19: Konstruksi Kayu.docx

Usman MaureksaP23133112040Dasar Teknik

2. Sambungan Alur lidah lepas

Page 20: Konstruksi Kayu.docx

Usman MaureksaP23133112040Dasar Teknik