konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martapura kabupaten banjar
TRANSCRIPT
KONSEP DAN TEORI PENYEBAB TERJADINYA PENYAKIT TYPUS
DI DESA PESAYANGAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR
DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS BESAR
MATA KULIAH EPIDEMIOLOGI
DOSEN PEMBIMBING
PROFDRQOMARIYATUS SHOLIHAHAMDHYPSTMKES DAN
NOVA ANNISA MSI
Oleh
Arif Rahman H1E114231
Hudan Rahmani H1E114234
Winaldy Rahman H1E114031
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIKPROGRAM STUDI S-1 TEKNIK LINGKUNGAN
BANJARBARU2015
REKTOR UNLAM
1
Prof Dr Soharto Hadi MSi MScNIP 19660331 199102 1 001
DEKAN FAKULTAS TEKNIK
DrIng Yulian Firmana Arifin STMTNIP 19750719 200003 1 002
KEPALA PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
Dr Rony RiduanST MTNIP19761017 199903 1 003
2
Dosen Mata KuliahEpidemiologi
Prof Dr Qomariyatus Sholihah Amd Hyp ST Mkes
NIP 19780420 200501 2 002
Dosen Mata KuliahEpidemiologi
Nova Annisa MSi
MAHASISWA
ARIF RAHMANNIM H1E114231
MAHASISWA
HUDAN RAHMANINIM H1E114234
MAHASISWA
WINALDY RAHMANNIM H1E114231
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esakarena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik
dan tepat pada waktunya Makalah ini berjudul ldquoKonsep Teori Penyebab Terjadinya
Penyakit Akibat Lingkungan Penyakit Typus Di Desa Pesayangan Martapura kabupaten
Banjarrdquo
Makalah ini dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu
menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah iniOleh karena itu
kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini
kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini
Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun sayaKritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita sekalian Selain itu penulis mengucapkan terimakasih kepada
1 Ibu ProfDrQomariyatus SholihahAmdHypSTMKes selaku pembimbing akademik
mata kuliah Epidemiologi
2 Ibu Nova AnnisaSsiMS selaku dosen pembimbing mata kuliah Epidemiologi
3 Ibu Gusti Masdiana selaku pengelola program surveilans puskesmas pasayangan
martapura
4 Masyarakat penduduk desa pasayangan kecamatan martapura kota
5 Rekan rekan kelompok yang ikut berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini
Banjarbaru 18 Desember 2015
Penulis
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR3
DAFTAR ISI4
BAB I5
PENDAHULUAN5
11 LATAR BELAKANG5
12 Rumusan Masalah6
13 Tujuan6
BAB II7
TINJAUAN PUSTAKA7
21 Pengertian Typus7
22 Sumber penyakit tipustyphoid8
23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia12
24 Pencegahan Penyakit Tifus15
25 Penanggulangan Penyakit Tipus17
26 Diagnosis Laboratorium22
27 Distribusi Typhus Abdominalis23
28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid24
BAB III25
Metodologi Penelitian25
31Jenis Penelitian25
32 Metode Pengumpulan Data25
33 Wawancara terstruktur25
BAB IV28
HASIL DAN PEMBAHASAN28
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan33
BAB V37
Penutup37
51 Kesimpulan37
52 Saran37
INDEX38
4
DAFTAR PUSTAKA39
BAB IPENDAHULUAN
11 LATAR BELAKANGPenyakit demam thypoid sudah lama ldquomenemanirdquo kehidupan kita yang bermukim di
Kalimantan Selatan Bukan jenis penyakit baru tapi tak kunjung berhasil diberantas Bahkan
karena keangkuhannya kuman ini bisa bangkit lagi menyerang bila pengobatan tak tuntas
Kuman salmonela merupakan penyebab tifus Kuman penghantam usus halus ini
terdiri atas Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi A B C Binatang seperti unggas
kucing anjing sapi kuda babi serta binatang mengerat merupakan sahabat kuman yang
juga sangat betah tinggal dalam tubuh manusia Salmonella typhi umumnya lebih ganas
daripada Salmonella paratyphi Kalau pas naas dalam tubuh seorang penderita bisa saja
hinggap sekaligus kedua macam salmonela itu Soalnya kuman ini cukup tangguh Ia
mampu bertahan hidup cukup lama dalam tinja sampah daging telur makanan yang
dikeringkan bahkan dalam bahan kimia seperti zat pewarna makanan sekalipun
Pengobatan penyakit usus ini memang susah-susah gampang karena memerlukan
pemantauan berkelanjutan Pasalnya bila kuman belum terbasmi dengan baik dan
pengobatan dihentikan bisa saja muncul gejala ulang seperti pada Tina tadi Atau bahkan
yang lebih fatal lagi dapat terjadi komplikasi pada organ lain
Penyakit tifus mulai banyak menyerang karena bakteri dengan mudah
berkembangbiak Tifus sering terlambat terdiagnosis karena gejalanya mirip penyakit lain
Kenali gejala khas tifus Ciri-ciri umunya adalah pusing seperti mau flu demam disertai
nyeri mual dan lemas panas badan terasa tidak enak dan lemas Tifus disebabkan oleh
infeksi bakteri Salmonella typhi yang berasal dari makanan atau minuman yang sudah
terkontaminasi bakteri tersebut dari kotoran orang yang sebelumnya terkena tifus
Karenanya penyakit ini bisa menular untuk itu bagi orang yang terkena tifus kalau habis
buang air besar harus mencuci tangan hingga bersih
Penyakit typus diperkirakan menyerang 17 juta setiap tahunnya Di Indonesia
diperkirakan insiden demam tifoid adalah 300- 810 kasus per 100000 penduduk pertahun
dengan angka kematian 2 Demam tifoid (thypoid fever atau tifus abdominalis) banyak
5
ditemukan dalam kehidupan masyarakat kita baik diperkotaan maupun dipedesaan
Penyakit ini erat kaitannya dengan sanitasi lingkungan yang kurang perilaku pribadi serta
perilaku masyarakat yang tidak mendukung untuk hidup sehat
12 Rumusan Masalah1 Apa itu Thypoid
2 Apa penyebab penyakit ini
3 Apa tanda-tanda atau gejala penyakit ini
13 Tujuan1 Untuk mengetahui mengenai penyakit Thypoid
2 Untuk mengetahui penyebab penyakit ini
3 Untuk mengetahui tanda-tanda atau gejala penyakit ini
14 ManfaatManfaat dari penelitian ini yaitu
1 Bagi masyarakat
Sebagai bahan informasi bagi masyarat tentang penyakit typus
2 Bagi Univesitas Lambung Mangkurat Fakultas Teknik Prodi Lingkungan
Menambah kepustakaan dan wawasan keilmuan dalam bidang epidemilogi khususnya
tentang penyebab pecegahan dan penanggulangan penyakit typus
3 Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan pemahaman tentang penyaki typus
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
21 Pengertian Typus1 Typhus Abdominalisadalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman salmonella typhosa dengan masa inkubasi hari di tandai
dengan demam mual muntah sakit kepala nyeri perut (Ngastiyah 2005)
6
2 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan
lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan (Timmreck
TC 2004)
3 Demam typoid (Enterik fever) adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai
saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari satu minggu gangguan pada
pencernaan dan gangguan kesadaran (Nursalam 2005)
4 Typus Abdominalis (demam Typhoid Enteric Fever) ialah penyakit infeksi akut yang
diawali di selaput lebder usus dan jika tidak diobati secara progresif menyerbu jaringan
diseluruh tubuh (Mansjoer 2006) Jadi Typhus Abdominalis adalah penyakit infeksi akut
yang disebabkan oleh Salmonella Typhi mengenai saluran pencernaan ditandai adanya
demam lebih dari 1 minggu gangguan pada saluran cerna dan gangguan kesadaran
5 Demam typhoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terjadi dalam saluran
pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 7 hari gangguan pada saluran
pencernaan dengan atau tanpa gangguan kesadaran (Brusch 2015) Demam typhoid
disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosaSalmonella
paratyphi A dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain
Demam yang disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat
dari pada bentuk infeksi salmonella yang lain (Ashkenazi etal 2002) Penyakit pada
anak biasanya tidak seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur
dengan naiknya panas dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir
minggu pertama Sakit kepala batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus
sering kali muncul Pada minggu kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi
panas dan kering Anak tampak sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut
seringkali bengkak Diare dapat terjadi dengan tinja cair berwarna kehijauan dan
berlendir Limpa akan membesar walaupun barangkali sudah terjadi karena malaria
Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak
terutama diperut dan dada dan pada anak- anak dengan kulit yang kering
Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau pneumonia ( Irianto 2014
)
Peraturan Pemerintah Tentang Penyakit TifusUndang-undang No1 tahun 1962 tentang Karantina Laut (Lembaran Negara tahun 1962
No2) dan Undang-undang No2 tahun 1962 tentang Karantina Udara (Lembaran Negara
tahun 1962 No3) Wabah dalam Undang-undang ini meliputi
7
(1) Penyakit-penyakit karantina berdasarkan Undang-undang No1 tahun 1962 tentang
Karantina Laut dan Undang-undang No2 tahun 1962 tentang Karantina Udara
(2) a Tifus perut (Typhus abdominalis)
b Para-tifus A B dan C
c Disentri (mejan) basili (Dycenteriabacillaris)
d Radang hati menular (Hepatitisinfectiosa)
e Para-cholera Eltor
f Diphtheria
g Kejang tengkuk (Meningitiscerebrospinalis epidemica)
h Lumpuh kanak-kanak (Poliomyelitisanterior acuta)
(3) Penyakit lain yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan
Demam tifoid merupakan penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh
Salmonellatyphimurium
22 Sumber penyakit tipustyphoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Keracunan Salmonella
typhi diawali dengan sakit perut dan diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi
perasaan mual muntah pusingpusing dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang
terkandung dalam tubuh semakin terancam jiwa penderita (Uttiek 2006)
Demam tifoid juga banyak terjadi pada musim penghujan terutama di derah dengan
tingkat sanitasi rendah dan daerah banjir Salmonellamerupakan bakteri gram negatif
berbentuk batang termasuk family Enterobacteriaceae terdiri dari 2300 serovar Salmonella
memiliki antigenVi suatu polimer polisakarida bersifat asam yang terdapat pada permukaan
membrannya Salmonella bersifat motil dan patogenik (Hawley 2003)
Salmonellatyphimurium juga merupakan mikroorganisme fakultatif intraseluler yang dapat
hidup bahkan berkembang biak dalam makrofag tahan terhadap enzim-enzim di lisosom
mempunyai kemampuan untuk mencegah dan menghambat fusi fagolisosom sehingga sulit
untuk dibunuh (Kresno 2001 Abbas amp Lichmant 2003)
Salmonella typhimurium merupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang (Abbas amp Lichmant 2003) Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan
produksi sitokin terutama IFNγ juga terhambat (Adrianus et al 2005) Hasil penelitian
McScorley et al (2002) menunjukkan bahwa respon sel T pada infeksi Salmonella patogenik
8
terlokalisasi pada jaringan limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada
saluran pencernaan (Payerrsquos patches) dan tidak efisien pada jaringan lain yang berrespon
pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat infeksi Salmonella diperantarai sel T
namun hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa koordinasi antara imunitas humoral
dan imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella Hal ini penting sebagai perlindungan untuk sel jika eliminasi mikroorganisme ini
gagal dilakukan (Eguchi amp Kikuchi 2010)
Di dunia insidensi demam tifoid diperkirakan mencapai 16 juta kasus setiap
tahunnya Lebih dari 600000 orang meninggal setiap tahun karena penyakit ini Di
Indonesia demam tifoid atau lebih dikenal sebagai penyakit tifus merupakan penyakit
endemik dan menjadi masalah kesehatan yang serius Insidensi rata-rata mencapai 650
kasus per 100000 penduduk di Indonesia dengan mortalitas rata-rata bervariasi dari 31-
104 (Gassem 2001)
Demam typhoid disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa
Salmonella paratyphi A dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella
yang lain Demam yang disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih
berat dari pada bentuk infeksi salmonella yang lain (Ashkenazi etal 2002) Penyakit pada
anak biasanya tidak seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur
dengan naiknya panas dari hari ke hari sering mencapai 400C (1400F) pada akhir minggu
pertama Sakit kepala batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali
muncul Pada minggu kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan
kering Anak tampak sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak
Diare dapat terjadi dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan
membesar walaupun barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots
rata bercak merah dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada
dan pada anak- anak dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan
gejala bronkhitis atau pneumonia ( Irianto 2014)
Penularan penyakit tipes melalui kuman Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi
A B dan C Kuman tersebut masuk melalui saluran pencernaan setelah berkembang biak
kemudian menembus dinding usus menuju saluran limfa masuk ke dalam pembuluh darah
dalam waktu 24-72 jam Kemudian dapat terjadi pembiakan di sistem retikuloendothelial dan
menyebar kembali ke pembuluh darah yang kemudian menimbulkan berbagai gejala klinis
Jadi jelas bahwa penyebab penyakit tipes adalah kuman yang bernama Salmonella typhi
atau Salmonella paratyphi A B dan C
9
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Jadi menjaga kebersihan terhadap makanan tangan (selalu mencuci dengan sabun) ketika
mau makan kebersihan lingkungan agar tidak banyak lalat menjadi hal penting agar
terhindar dari penyakit tipes Bisa jadi masih ada penyebab penyakit tipes yang lain tetapi
sepertinya faktor kebersihan makanan badan dan lingkungan sudah mewakili secara
keseluruhan
Adapun Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut
dengan makanan dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam
lambung Sebagian lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di
ileum terminalis yang mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi
intestinal dapat terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia
masuk aliran limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi
Setelah mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah
melalui ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati
melalui sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati
dan bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang ( Juwono 2006)
Morfologi Salmonella typhosaKuman berbentuk batang tidak berspora dan tidak bersimpai tetapi mempunyai
flagel feritrik (fimbrae) pada pewarnaan gram bersifat gram negatif ukuran 2 - 4 mikrometer
x 05 - 08 mikrometer dan bergerak pada biakan agar darah koloninya besar bergaris
tengah 2 sampai 3 millimeter bulat agak cembung jernih licin dan tidak menyebabkan
hemolisis (Gupte 1990)
FisiologiKuman tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif anaerob pada suhu 15 - 41 C
(suhu pertumbuhan optimum 37 C) dan pH pertumbuhan 6 - 8 Pada umumnya isolat kuman
10
Salmonella dikenal dengan sifat-sifat gerak positif reaksi fermentasi terhadap manitol dan
sorbitol positif dan memberikan hasil negatif pada reaksi indol laktosa Voges Praskauer
dan KCN Sebagian besar isolat Salmonella yang berasal dari bahan klinik menghasilkan
H2S Samonella thypi hanya membentuk sedikit H2S dan tidak membentuk gas pada
fermentase glukosa Pada agar SSEndo EMB dan MacConkey koloni kuman berbentuk
bulat kecil dan tidak berwana pada agar Wilson Blair koloni kuman berwarna hitam berkilat
logam akibat pembentukan H2S
Daya tahanKuman akan mati karena sinar matahari atau pada pemanasan dengan suhu 60o C
selama 15 sampai 20 menit juga dapat dibunuh dengan cara pasteurisasi pendidihan dan
klorinasi serta pada keadaan kering Dapat bertahan hidup pada es salju dan air selama 4
minggu sampai berbulan-bulan Disamping itu dapat hidup subur pada medium yang
mengandung garam metil tahan terhadap zat warna hijau brilian dan senyawa natrium
tetrationat dan natrium deoksikolat Senyawa-senyawa ini menghambat pertumbuhan
kuman koliform sehingga senyawa-senyawa tersebut dapat digunakan didalam media untuk
isolasi Salmonella dari tinja (Gupte 1990)
23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia1 Demam
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
11
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enak sedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertama diare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak kering merah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurun sedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
12
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stupor otot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingin gelisah sukar bernapas dan kolaps
dari nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi
miokardial toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam
tifoid pada minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
13
24 Pencegahan Penyakit TifusDengan mengetahui cara penyebaran penyakit maka dapat dilakukan pengendalian
dengan menerapkan dasar-dasar hygiene dan kesehatan masyarakat yaitu melakukan
deteksi dan isolasi terhadap sumber infeksi perlu diperhatikan faktor kebersihan lingkungan
pembuangan sampah dan clorinasi air minum perlindungan terhadap suplai makanan dan
minuman peningkatan ekonomi dan peningkatan kebiasaan hidup sehat serta mengurangi
populasi lalat (reservoir) Memberikan pendidikan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan
(terutama pemeriksaan tinja) secara berkala terhadap penyaji makanan baik pada industri
makanan maupun restoran Selain itu yang sangat penting adalah sterilisasi pakaian bahan
dan alat-alat yang digunakan pasien dengan memberikan antiseptik dianjurkan pula bagi
pengunjung untuk mencuci tangan dengan sabun dan memberikan desinfektan pada saat
mencuci pakaian Deteksi carrier dilakukan dengan cara test darah dan diikuti dengan
pemeriksaan tinja dan urine yang dilakukan berulang-ulang Pasien yang cerrier positif
diperlukan pengawasan yang lebih ketat yaitu denganmemberikan informasi tentang
hygiene perorangan dan cara meningkatkan standar hygiene agar tidak berbahaya bagi
orang lain
Penyakit tipes merupakan infeksi sistematik dengan gejala yang sudah khas yaitu
demam tinggi Ada juga demam yang dialami oleh si penderita tipes umumnya mempunyai
pola khusus dengan suhu yang semakin meningkat (sangat tinggi) naik turunHal ini
biasanya terjadi pada sore dan malam hari sedangkan kalau pagi hari tidak terasa demam
hal inilah yang biasanya tidak disadari oleh si penderita bahkan keluarga si penderita
Ada beberapa cara pencegahan penyakit tipes secara sederhana dan semoga
bermanfaat ialah dengan dimulai memperhatikan lingkungan sekitar dan kesehatan tubuh
kita sebagai upaya cegah penyakit Berikut tips yang dapat dilakukan untuk mencaga tubuh
dari penyakit
a Mencuci tangan sebelum makan
b Hindari makanan yang tidak higienis
c Jika Anda pernah mengidap penyakit tersebut (tipes) sebaiknya jangan melakukan
pekerjaan yang sangat melelahkan dulu sebab akan mudah kembali kambuh
d Meningkatkan daya tahan tubuh dengan istirahat yang cukup (7-8 jamhari) olahraga
teratur 3-4 kali dalam seminggu selama 1-2 jam untuk mencegah
e Menghindari jajanan di pinggir jalan serta jika mengkonsumsi telur sebaiknya telur benar-
benar matang
f Sebaiknya melakukan imunisasi tipes untuk meningkatkan daya tahan tubuh Anda
terhadap penyakit tipes
14
Bakteri tifoid atau Salmonella thypi dikeluarkan melalui tinja dan urine penderita yang
sakit dan dalam sedikit kasus melalui pembawa penyakit (carrier) yang sehat Penderita
tertular lewat air minum susu dan makanan terkontaminani Penyebaran paling penting
terjadi lewat tangan yang kotor lalat dan akibat pembuangan tinja dan urine pada
penampungan air (kolam) desa Karena itu pencegahan terpenting terhadap tifoid adalah
dengan memasak air minum dan susu membangun dan menggunakan jamban dengan
lubang yang dalam mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dan mengusir lalat dari
lingkungan rumah
Penderita yang tersangka atau sudah terbukti menderita tifoid jika mungkin harus
diisolasi pada kamar yang terpisa Mereka dapat dirawat pada bangsal yang terbuka bila
dimaksudkan mencegah penyebaran penyakit Jika lalat banyak dijumpai kawat nyamuk
harus digunakan Keluarga dokter dan perawat harus selalu mencuci tangan setiap selesai
mengunjungi penderita Tinja dan urien penderita harus direndam selama 2-3 jam dalam
larutan 120 asam karbonat pada penampungnya di tempat tidur sebelum dibuang ke
saluran air kloset atau jamban Pakaian dan sprei harus disterilkan dalam larutan asam
karbonat 120 sebelum dicuci Anak- anak yang kontak langsung dengan penderita tifoid
harus diberitahu untuk dilaporkan ke rumah sakit bila mereka menunjukan gejala- gejala
demam atau gejala sakit lainnya
Suntikan intramuskular atau intradermal dari bakteri Salmonella thypi yang mati
(TAB) dapat digunakan tetapi hanya memberi kekebalan yang tidak sempurna
dalam jangka waktu pendek Suntikan ini juga menimbulkan berbagai reaksi berat seperti
demam dan tangan yang sakit dan booster tahunan juga diperlukan Suntikan ini tidak
dianjurkan diberikan secara rutin pada anak- anak di daerah tropis walaupun mungkin
berguna bila terjadi wabah dan pada anak dan pada keadaan bencana alam (Irianto 2014)
25 Penanggulangan Penyakit TipusI Istirahat dan Perawatan
Bertujuan untuk mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan Tirah baring
dengan perawatan dilakukan sepenuhnya ditempat seperti makan minum mandi dan BAK
BAB Posisi pasien diawasi untuk mencegah dukubitus dan pneumonia orthostatik serta
higiene perorangan tetap perlu diperhatikan dan dijaga
Penderita perlu dirawat yang bertujuan untuk isolasi observasi dan pengobatan
pasien harus tetap berbaring sampai minimal 7 hari bebas demam atau 14 hari keadaan ini
15
sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi perdarahan usus atau perforasi
usus Pada pasien dengan kesadaran menurun diperlukan perbahan-perubahan posisi
berbaring untuk menghindari komplikasi pneumonia hipostatik dan dekubitas
II Diet dan Terapi Penunjang
a Mempertahankan asupan kalori dan cairan yang adekuat misalnya
Memberikan diet bebas yang rendah serat pada penderita tanpa gejala meteorismus
dan diet bubur saring pada penderita yang meteorismus Hal ini dilakukan untuk
menghindari komplikasi perdarahan saluran cerna dan perforasi usus Gizi penderita juga
diperhatikan agar meningkatkan keadaan umum dan mempercepat proses penyembuhan
Pada mulanya penderita diberikan bubur saring dan kemudian bubur kasar yang
bertujuan untuk menghindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi usus Dengan
menkonsumsi makanan dalam bentuk tersebut diatas tentu pasien kurang mau
menkonsumsinya sehingga pasien mengalami penurunan keadaan umum dan gizi dan
sekaligus memperlambat proses penyembuhan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemberian makanan padat secara dini yaitu nasi lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang
sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman kepada pasien typhus
abdominalis
b Cairan yang adekuat untuk mencegah dehidrasi akibat muntah dan diare
Primperan (metoclopramide) diberikan untuk mengurangi gejala mual muntah
dengan dosis 3x 5 ml setiap sebelum makan dan dapat dihentikan kepan saja penderita
sudah tidak mengalami mual lagi
III Pemberian Antimikroba
Obat- obat anti mikroba yang sering digunakan dalam melakukan tatalaksana demam tifoid
adalah
a Chloramphenicol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dapat diberikan secara oral
maupun intravena diberikan sampai dengan 7 hari bebas panas Chloramphenicol
bekerja dengan mengikat unit ribosom dari bakteri Salmonella menghambat
pertumbuhannya dan menghambat sintesis protein Efek samping penggunaan
cholramphenicol adalah terjadi agranulositosis Kerugian menggunakan choramphenicol
adalah angka kekambuhan yang tinggi mencapai 5-7 penggunaan jangka panjang (14
hari) dan seringkali menyebabkan timbulnya karier
b Tiamfenikol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dan demam turun rata- rata
pada hari ke- 5 sampai ke- 6 Komplikasi hematologi seperti kemungkinan terjadinya
anemia aplastik lebih rendah dibandingkan chloramphenicol
16
c Ampicilin dan Amoksisilin kemampuan menurunkan demam lebih rendah dibandingkan
chloramphenicol diberikan dengan dosis 50- 150 mg kgBB selama 2 minggu
d Trimetroprim ndash sulfamethoxazole (TMP- SMZ) dapat digunakan secara oral atau
intravena pada dewasa dosis 160 mg TMP ditambah 800 mg SMZ dua kali tiap hari pada
dewasa
e Sefalosforin yaitu ceftrixon dengan dosis 3-4 gram dalam dekstrosa 100 cc diberikan
selama frac12 jam perinfus sekali sehari diberikan selama 3-5 hari
f Flurokuinolon secara relatif obat ini tidak mahal dapat ditoleransi dengan baik dan lebih
efektif dibandingkan obat- obatan lini pertama Flurokuinolon memiliki kemampuan untuk
menembus jaringan yang baik sehingga mampu membunuh Salmonella thypi yang
berada pada stadium statis Obat ini mampu memberikan respon terapeutik yang cepat
seperti menurunkan keluhan panas dan gejala lain dalam 3-5 hari Menggunakan obat ini
juga mampu menurunkan kemungkinan karier pasca pengobatan
Pemberian antibiotika yang efektif dapat mengurangi angka kematian (di Amerika
angka kematian turun menjadi 1 bahkan kurang) Antibiotika kloramfenikol masih dipakai
sebagai obat standar dimana efektivitas obat-obatan lain masih dibandingkan terhadapnya
Untuk strain kuman yang sensitif terhadap kloramfenikol antibiotika ini memberikan efek
klinis paling baik dibandingkan obat lain Perlu diketahui kloramfenikol mempunyai efek
toksik terhadap sumsum tulang Penggunaan kloramfenikol demam akan turun rata-rata
setelah 5 hari Obat-obat lain seperti Ampysilin amoksisilin dan trimetoprim
sulfametoksasole dapat dipergunakan untuk pengobatan dimana strain kuman penyebab
telah resisten terhadap kloramfenikol selain bahwa obat-obat tersebut kurang toksik
dibandingkan kloramfenikol Pengobatan carrier kronik selalu menjadi masalah terutama
carrier dengan batu empedu Penderita carier tanpa batu empedu pengobatan dapat
dilakukan dengan pemberian ampisilin atau amoksisilin dan probenesit tetapi bila disertai
kolesistitis maka diperlukan pengobatan pembedahan selain antibiotika Imunisasi dengan
vaksin monovalen kuman Salmonella typhi memberikan proteksi yang cukup baik vaksin
akan merangsang pembentukan serun terhadap antigen Vi O dan H Dari percobaan pada
sukarelawan ternyata antibodi terhadap antigen H memberikan proteksi terhadap
Salmonella typhi tetapi tidak demikian halnya antibodi Vi dan O
Adapun cara lain salah satu cara untuk membunuh kuman ini adalah dengan memacu
fungsi makrofag untuk menghancurkan dan mengeliminasi bakteri tersebut menggunakan
imunostimulan Imunostimulan akan memacu fungsi makrofag untuk killing melalui
respiratory burst Makrofag yang teraktivasi akan melepaskan berbagai metabolit seperti
reactive oxygen species (ROS) Makrofag yang teraktivasi dikarakteristikkan dengan
17
peningkatan ROS Substansi ini merupakan mediator kunci inflamasi mikrobisidal dan
aktivasi tumorisidal dari makrofag ROS berperan penting dalam killing serta merupakan
salah satu lethal chemical yang dapat membunuh dan mengeliminasi bakteri Salah satu
tanaman di Indonesia yang dapat berperan sebagai imunostimulan adalah Aloe vera atau
biasa dikenal sebagai Tanaman Lidah Buaya Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa
A vera memiliki berbagai efek fisiologis terhadap tubuh yaitu anti inflamasi antioksidan
antikanker antidiabetes dan mengaktivasi makrofag (Grover et al 2002 Krishnan 2006
Xiao et al 2007 Xu et al 2008) Pemberian A vera secara umum menunjukkan
peningkatan aktivitas fagositosis dan proliferasi system retikuloendotelial (Im et al 2005)
Aloe vera juga terbukti mampu menstimulasi imunitas seluler maupun imunitas humoral
serta menstimulasi proliferasi stem sel hematopoietik terutama selgranulocyte macrophage
colony-forming dan sel forming myeloid dan erythroid colonies (Im et al 2005 Boudreau amp
Beland 2006) Pengaruh imunostimulasi dari A vera tergantung pada aktivasi sel imun
alamiinnate (makrofag neutro1049552il limfosit dan sel NK) sintesis dan pelepasan sitokin (TNF-
α IFN-α IFN-γ IL- 1 IL-2 IL-6 dan IL-8) pembentukan respon imun seluler pembentukan
ROS dan induksi pembentukan nitric oxide (NO) (Leung et al 2004 Pugh et al 2001 Im et
al 2005 Boudreau amp Beland 2006)
Pada penelitian lain adapun
1 Kerusakan dinding sel Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif Dinding sel
bakteri gram negative mempunyai susunan kimia yang lebih rumit dari pada bakteri gram
positif Dinding sel bakteri gram negatif mengandung sedikit peptidoglikan (10-20
bobot kering dinding sel) Tetapi di luar lapisan peptidoglikan ada struktur rdquomembranrdquo
kedua yang tersusun dari protein posfolipida lipopolisakarida (asam lemak yang
dirangkaikan dengan polisakarida) (Pelczar dan Chan 1988) Setiap senyawa yang
menghalangi tahap apapun dalam sintesis peptidoglikan akan menyebabkan dinding sel
bakteri menjadi lemah dan sel menjadi lisis (Jawetz et al 2001 dalam Ajizah 2007)
Terjadinya lisis pada sel bakteri tersebut dikarenakan tidak berfungsinya lagi dinding sel
yang dapat mempertahankan bentuk untuk melindungi bakteri Tanpa dinding sel
bakteri tidak dapat bertahan terhadap pengaruh luar dan segera mati (Wattimena et al
1991 dalam Melati 2009) Oleh karena itu diduga adanya gangguan atau penghambatan
pada pembentukan dinding sel dan lisisnya dinding sel merupakan efek dari
penghambatan oleh sari buah mengkudu Sel bakteri ini dikelilingi oleh polimer dua
karbohidrat yaitu N-asetil glokosamin N-asetil muramat yang tersusun oleh sejumlah
18
asam amino Senyawa-senyawa ini melalui beberapa langkah enzimatik dalamproses
sintesis dinding sel Senyawa kimia yang bersifat antibakteri dalam sari buahm bereaksi
dengan asam amino sehingga menghambat langkah-langkah enzimatik tersebut
Dengan demikian proses sintesis dinding sel menjadi terganggu sehingga menyebabkan
kerusakan dinding sel serta sel-sel tidak mempunyai jalur biosintesis yang analog
Kerusakan dinding sel ini juga akan melemahkan dinding sel serta menyebabkan
membran sel merekah sehingga menghamburkan isi sel (Volk dan Wheeler 1993)
2 Kebocoran membran plasma Membran plasma terdiri atas struktur semipermiabel
berfungsi mengendalikan pengangkutan berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel
Senyawa kimia yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri ini dapat
merusak atau menyerang struktur semipermiabel tersebut dengan cara berkombinasi
dengan sterol yang terdapat dalam membran sel sehingga menyebabkan gangguan
kebocoran membran plasma Kerusakan struktur ini dapat menghambat atau merusak
kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang osmosis juga mencegah
berlangsungnya sejumlah biosintesis yang diperlukan dalam membran plasma (Volk dan
Wheeler 1993)
3 Terhambatnya sintesis protein Salah satu tahap dalam sintesis protein adalah proses
transkripsi dari DNA ke RNA (gen membawa pesan dari DNA ke dalam sitoplasma)
Dalam sitoplasma terdapat unit struktural ribosom yang mengikat mRNA agar dapat
diterjemahkan menjadi protein Ribosom dalam sitoplasma terdiri dari dua sub unit
berbeda yang berkombinasi untuk membentuk ribosom fungsional setelah bereaksi
dengan mRNA Bagian-bagian ribosom bakteri yang telah didissosiasi disebut subunit
30S dan subunit 50S Senyawa-senyawa kimia dalam sari buah mengkudu yang
berperan menghambat pertumbuhan bakteri akan bereaksi dengan bagian ribosom 50S
Reaksi tersebut akan menghalagi enzim peptidel transferase untuk membentuk ikatan
peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada tRNAnya dengan asam amino
terakhir yang sedang berkembang Hal ini menyebabkan sintesis protein menjadi terhenti
(Volk dan Wheeler 1993)
4 Terhambatnya sintesis asam nukleat Senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah
mengkudu yang bersifat antibakteri akan bereaksi dengan benang ganda DNA dari
bakteri Reaksi ini dapat mencegah replikasi atau transkripsi DNA sehingga menghambat
pembelahan sel (Volk dan Wheeler 1993) Menurut Volk dan Wheler (1993) pH asam
merupakan senyawa kimia yang dapat mengganggu kehiduan sel bakteri Pertumbuhan
sel yang normal sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang ada Pada umumnya
bakteri tumbuh normal pada lingkungan yang tidak terlalu asam tidak terlalu basa pada
19
pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau
terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat
menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai
pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat
keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat
menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada
dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-
senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat
pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella
typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh
karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus
26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni
1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman
2 Diagnosis serologik
3 Diagnosis klinik
Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90
penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini
menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40
Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90
positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur
urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat
Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-
kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka
waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam
tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-
anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung
pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi
aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu
pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan
menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari
4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi
20
27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan
mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak
sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya
sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70
ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit
pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan
penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih
banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di
Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan
kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada
peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih
tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi
merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi
Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme
inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang
bika mencapai dosis infektif
28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika
Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular
yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4
terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002
sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia
prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat
setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang
menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh
dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama
lebih dari satu tahun (Brusch 2015)
21
BAB IIIMetodologi Penelitian
31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian
Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian
Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic
32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas
Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat
Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak
pasien yang menderita penyakit tipus di daerah
2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi
oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang
berikan
Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut
fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini
22
adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab
dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah
diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban
33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua
responden dalam kalimat dan urutan yang seragam
Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi
pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode
ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas
34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah
Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua
Variabel terikat Penyakit Tipus
35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan
Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut
351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun
kegiatan prapenelitian ini adalah
1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur
penelitian
2Menentukan sempel penelitian
3Penyusunan koesioner dan lembar observasi
352 Tahap penelitian
23
Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun
kegiatan pada tahap penelitian adalah
1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa
keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci
tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan
makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial
ekonomi
2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya
3pengisian lembar observasi
353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian
yaitu
1Pencatatan hasil penelitian
2Analisis data
36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis
teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran
adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan
yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-
hubungan kuantitatif
24
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid
Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu
gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak
seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas
dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala
batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu
kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak
sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi
dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun
barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah
dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak
dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau
pneumonia
2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid
disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A
dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang
disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk
infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan
diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing
dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin
terancam jiwa penderita
25
Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNγ
juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan
limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak
efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat
infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan
imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan
dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian
lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang
mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat
terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran
limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah
mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui
ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui
sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan
bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang
3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam
26
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
27
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari
nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial
toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada
minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
28
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh
Ja
n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8
2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
5
KELURAHAN
KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19
6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4
11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
Januari
FebruariMaret
April MeiJuni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
0
1
2
3
4
5
6
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0
1
0 0 0 0
5
4
0
2
1 1 1 1
2
1
5
0
1
0 0 0 0
1
0 00
2
4
2
0 0 0 0 0
1
0 00 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1
2
1
0 0
1
0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00
1
0 0 0 0
1
0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9
tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada
penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal
ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel
Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di
sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan
kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus
31
43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit
menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan
menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini
terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya
kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri
yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-
tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa
bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman
dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa
terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus
Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai
dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan
pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit
perut serta pingsan
32
BAB VPenutup
51 Kesimpulan
1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan
lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan
2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat
melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat
ditularkan melalui perantara lalat
3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare
dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga
mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14
Martapura
52 Saran
1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup
sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit
2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu
yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan
penyakit tifus
3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual
berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan
medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus
33
INDEX
AAbdominalis3 20 24 26 27
Amoksisilin16
Ampicilin16
Antigen5 17 20
Antimikroba15
Asam nukleat19
BBronkhitis4 6
FForming17
IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21
MMalaria4 6
Membran plasma18
Metoclopramide15
OOrganisme20
PParatyphi1 3 6
Pneumonia4 6 11 14
SSalmonela1
Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16
17 18 19 20 21 27 28
Sintesis protein15 19
TThypoid1
Thypoid2
Tiamfenikol15
Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28
Typhimurium5
Typhus3 4 20 21 27
Typoid3 20
34
DAFTAR PUSTAKA
Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition
Philadelphia WB amp Saunders
Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus
FKUI Jakarta
Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature
Reviews Cancer 2 420-430
Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological
properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C
Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs
Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman
Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L
Jakarta Penerbit Salemba Medika
Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)
(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16
Desember 2015
Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM
Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis
Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press
Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential
Journal of Ethnopharmacology 81 81-100
Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta
35
Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis
Bandung Alfabeta
Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta
CVYrama Widya
Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical
Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI
Jakarta
KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam
AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana
Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4
Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta
Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC
Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika
Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta
Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta
Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta
Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta
Gadjah Mada University Press
36
CONTOH SOAL
1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah
a Mycrobacterium tubercolusis
b Salmonella typhi
c Clostridium tetani
d E colli
2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip
a Demam
b Lidah kotor
c Mual berat sampai muntah
d Sakit gigi
3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip
a Diagnosi Mikrobiologik
b Diagnosis Serologik
c Diagnosis Kimiawi
d Diagnosis Klinik
4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah
a Diet dan terapi penunjang
b Sikat gigi setelah makan
c Tinggal di lingkungan yang kotor
d Berolahraga berat
5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip
a Menghindari makanan yang tidak higines
b Tidak mencuci tangan sebelum makan
c Mandi 2 hari sekali
d Sering begadang
37
LAMPIRAN DATA PENELITIAN
38
L
39
LAMPIRAN FOTO
40
41
42
43
44
45
- KATA PENGANTAR
- DAFTAR ISI
- BAB I
- PENDAHULUAN
-
- 11 LATAR BELAKANG
- 12 Rumusan Masalah
- 13 Tujuan
-
- BAB II
- TINJAUAN PUSTAKA
-
- 21 Pengertian Typus
- 22 Sumber penyakit tipustyphoid
- 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
- 24 Pencegahan Penyakit Tifus
- 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
- 26 Diagnosis Laboratorium
- 27 Distribusi Typhus Abdominalis
- 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
-
- BAB III
- Metodologi Penelitian
-
- 31Jenis Penelitian
- 32 Metode Pengumpulan Data
- 33 Wawancara terstruktur
-
- BAB IV
- HASIL DAN PEMBAHASAN
-
- 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
-
- BAB V
- Penutup
-
- 51 Kesimpulan
- 52 Saran
-
- INDEX
- DAFTAR PUSTAKA
-
Prof Dr Soharto Hadi MSi MScNIP 19660331 199102 1 001
DEKAN FAKULTAS TEKNIK
DrIng Yulian Firmana Arifin STMTNIP 19750719 200003 1 002
KEPALA PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
Dr Rony RiduanST MTNIP19761017 199903 1 003
2
Dosen Mata KuliahEpidemiologi
Prof Dr Qomariyatus Sholihah Amd Hyp ST Mkes
NIP 19780420 200501 2 002
Dosen Mata KuliahEpidemiologi
Nova Annisa MSi
MAHASISWA
ARIF RAHMANNIM H1E114231
MAHASISWA
HUDAN RAHMANINIM H1E114234
MAHASISWA
WINALDY RAHMANNIM H1E114231
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esakarena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik
dan tepat pada waktunya Makalah ini berjudul ldquoKonsep Teori Penyebab Terjadinya
Penyakit Akibat Lingkungan Penyakit Typus Di Desa Pesayangan Martapura kabupaten
Banjarrdquo
Makalah ini dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu
menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah iniOleh karena itu
kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini
kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini
Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun sayaKritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita sekalian Selain itu penulis mengucapkan terimakasih kepada
1 Ibu ProfDrQomariyatus SholihahAmdHypSTMKes selaku pembimbing akademik
mata kuliah Epidemiologi
2 Ibu Nova AnnisaSsiMS selaku dosen pembimbing mata kuliah Epidemiologi
3 Ibu Gusti Masdiana selaku pengelola program surveilans puskesmas pasayangan
martapura
4 Masyarakat penduduk desa pasayangan kecamatan martapura kota
5 Rekan rekan kelompok yang ikut berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini
Banjarbaru 18 Desember 2015
Penulis
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR3
DAFTAR ISI4
BAB I5
PENDAHULUAN5
11 LATAR BELAKANG5
12 Rumusan Masalah6
13 Tujuan6
BAB II7
TINJAUAN PUSTAKA7
21 Pengertian Typus7
22 Sumber penyakit tipustyphoid8
23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia12
24 Pencegahan Penyakit Tifus15
25 Penanggulangan Penyakit Tipus17
26 Diagnosis Laboratorium22
27 Distribusi Typhus Abdominalis23
28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid24
BAB III25
Metodologi Penelitian25
31Jenis Penelitian25
32 Metode Pengumpulan Data25
33 Wawancara terstruktur25
BAB IV28
HASIL DAN PEMBAHASAN28
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan33
BAB V37
Penutup37
51 Kesimpulan37
52 Saran37
INDEX38
4
DAFTAR PUSTAKA39
BAB IPENDAHULUAN
11 LATAR BELAKANGPenyakit demam thypoid sudah lama ldquomenemanirdquo kehidupan kita yang bermukim di
Kalimantan Selatan Bukan jenis penyakit baru tapi tak kunjung berhasil diberantas Bahkan
karena keangkuhannya kuman ini bisa bangkit lagi menyerang bila pengobatan tak tuntas
Kuman salmonela merupakan penyebab tifus Kuman penghantam usus halus ini
terdiri atas Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi A B C Binatang seperti unggas
kucing anjing sapi kuda babi serta binatang mengerat merupakan sahabat kuman yang
juga sangat betah tinggal dalam tubuh manusia Salmonella typhi umumnya lebih ganas
daripada Salmonella paratyphi Kalau pas naas dalam tubuh seorang penderita bisa saja
hinggap sekaligus kedua macam salmonela itu Soalnya kuman ini cukup tangguh Ia
mampu bertahan hidup cukup lama dalam tinja sampah daging telur makanan yang
dikeringkan bahkan dalam bahan kimia seperti zat pewarna makanan sekalipun
Pengobatan penyakit usus ini memang susah-susah gampang karena memerlukan
pemantauan berkelanjutan Pasalnya bila kuman belum terbasmi dengan baik dan
pengobatan dihentikan bisa saja muncul gejala ulang seperti pada Tina tadi Atau bahkan
yang lebih fatal lagi dapat terjadi komplikasi pada organ lain
Penyakit tifus mulai banyak menyerang karena bakteri dengan mudah
berkembangbiak Tifus sering terlambat terdiagnosis karena gejalanya mirip penyakit lain
Kenali gejala khas tifus Ciri-ciri umunya adalah pusing seperti mau flu demam disertai
nyeri mual dan lemas panas badan terasa tidak enak dan lemas Tifus disebabkan oleh
infeksi bakteri Salmonella typhi yang berasal dari makanan atau minuman yang sudah
terkontaminasi bakteri tersebut dari kotoran orang yang sebelumnya terkena tifus
Karenanya penyakit ini bisa menular untuk itu bagi orang yang terkena tifus kalau habis
buang air besar harus mencuci tangan hingga bersih
Penyakit typus diperkirakan menyerang 17 juta setiap tahunnya Di Indonesia
diperkirakan insiden demam tifoid adalah 300- 810 kasus per 100000 penduduk pertahun
dengan angka kematian 2 Demam tifoid (thypoid fever atau tifus abdominalis) banyak
5
ditemukan dalam kehidupan masyarakat kita baik diperkotaan maupun dipedesaan
Penyakit ini erat kaitannya dengan sanitasi lingkungan yang kurang perilaku pribadi serta
perilaku masyarakat yang tidak mendukung untuk hidup sehat
12 Rumusan Masalah1 Apa itu Thypoid
2 Apa penyebab penyakit ini
3 Apa tanda-tanda atau gejala penyakit ini
13 Tujuan1 Untuk mengetahui mengenai penyakit Thypoid
2 Untuk mengetahui penyebab penyakit ini
3 Untuk mengetahui tanda-tanda atau gejala penyakit ini
14 ManfaatManfaat dari penelitian ini yaitu
1 Bagi masyarakat
Sebagai bahan informasi bagi masyarat tentang penyakit typus
2 Bagi Univesitas Lambung Mangkurat Fakultas Teknik Prodi Lingkungan
Menambah kepustakaan dan wawasan keilmuan dalam bidang epidemilogi khususnya
tentang penyebab pecegahan dan penanggulangan penyakit typus
3 Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan pemahaman tentang penyaki typus
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
21 Pengertian Typus1 Typhus Abdominalisadalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman salmonella typhosa dengan masa inkubasi hari di tandai
dengan demam mual muntah sakit kepala nyeri perut (Ngastiyah 2005)
6
2 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan
lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan (Timmreck
TC 2004)
3 Demam typoid (Enterik fever) adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai
saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari satu minggu gangguan pada
pencernaan dan gangguan kesadaran (Nursalam 2005)
4 Typus Abdominalis (demam Typhoid Enteric Fever) ialah penyakit infeksi akut yang
diawali di selaput lebder usus dan jika tidak diobati secara progresif menyerbu jaringan
diseluruh tubuh (Mansjoer 2006) Jadi Typhus Abdominalis adalah penyakit infeksi akut
yang disebabkan oleh Salmonella Typhi mengenai saluran pencernaan ditandai adanya
demam lebih dari 1 minggu gangguan pada saluran cerna dan gangguan kesadaran
5 Demam typhoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terjadi dalam saluran
pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 7 hari gangguan pada saluran
pencernaan dengan atau tanpa gangguan kesadaran (Brusch 2015) Demam typhoid
disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosaSalmonella
paratyphi A dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain
Demam yang disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat
dari pada bentuk infeksi salmonella yang lain (Ashkenazi etal 2002) Penyakit pada
anak biasanya tidak seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur
dengan naiknya panas dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir
minggu pertama Sakit kepala batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus
sering kali muncul Pada minggu kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi
panas dan kering Anak tampak sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut
seringkali bengkak Diare dapat terjadi dengan tinja cair berwarna kehijauan dan
berlendir Limpa akan membesar walaupun barangkali sudah terjadi karena malaria
Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak
terutama diperut dan dada dan pada anak- anak dengan kulit yang kering
Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau pneumonia ( Irianto 2014
)
Peraturan Pemerintah Tentang Penyakit TifusUndang-undang No1 tahun 1962 tentang Karantina Laut (Lembaran Negara tahun 1962
No2) dan Undang-undang No2 tahun 1962 tentang Karantina Udara (Lembaran Negara
tahun 1962 No3) Wabah dalam Undang-undang ini meliputi
7
(1) Penyakit-penyakit karantina berdasarkan Undang-undang No1 tahun 1962 tentang
Karantina Laut dan Undang-undang No2 tahun 1962 tentang Karantina Udara
(2) a Tifus perut (Typhus abdominalis)
b Para-tifus A B dan C
c Disentri (mejan) basili (Dycenteriabacillaris)
d Radang hati menular (Hepatitisinfectiosa)
e Para-cholera Eltor
f Diphtheria
g Kejang tengkuk (Meningitiscerebrospinalis epidemica)
h Lumpuh kanak-kanak (Poliomyelitisanterior acuta)
(3) Penyakit lain yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan
Demam tifoid merupakan penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh
Salmonellatyphimurium
22 Sumber penyakit tipustyphoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Keracunan Salmonella
typhi diawali dengan sakit perut dan diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi
perasaan mual muntah pusingpusing dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang
terkandung dalam tubuh semakin terancam jiwa penderita (Uttiek 2006)
Demam tifoid juga banyak terjadi pada musim penghujan terutama di derah dengan
tingkat sanitasi rendah dan daerah banjir Salmonellamerupakan bakteri gram negatif
berbentuk batang termasuk family Enterobacteriaceae terdiri dari 2300 serovar Salmonella
memiliki antigenVi suatu polimer polisakarida bersifat asam yang terdapat pada permukaan
membrannya Salmonella bersifat motil dan patogenik (Hawley 2003)
Salmonellatyphimurium juga merupakan mikroorganisme fakultatif intraseluler yang dapat
hidup bahkan berkembang biak dalam makrofag tahan terhadap enzim-enzim di lisosom
mempunyai kemampuan untuk mencegah dan menghambat fusi fagolisosom sehingga sulit
untuk dibunuh (Kresno 2001 Abbas amp Lichmant 2003)
Salmonella typhimurium merupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang (Abbas amp Lichmant 2003) Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan
produksi sitokin terutama IFNγ juga terhambat (Adrianus et al 2005) Hasil penelitian
McScorley et al (2002) menunjukkan bahwa respon sel T pada infeksi Salmonella patogenik
8
terlokalisasi pada jaringan limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada
saluran pencernaan (Payerrsquos patches) dan tidak efisien pada jaringan lain yang berrespon
pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat infeksi Salmonella diperantarai sel T
namun hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa koordinasi antara imunitas humoral
dan imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella Hal ini penting sebagai perlindungan untuk sel jika eliminasi mikroorganisme ini
gagal dilakukan (Eguchi amp Kikuchi 2010)
Di dunia insidensi demam tifoid diperkirakan mencapai 16 juta kasus setiap
tahunnya Lebih dari 600000 orang meninggal setiap tahun karena penyakit ini Di
Indonesia demam tifoid atau lebih dikenal sebagai penyakit tifus merupakan penyakit
endemik dan menjadi masalah kesehatan yang serius Insidensi rata-rata mencapai 650
kasus per 100000 penduduk di Indonesia dengan mortalitas rata-rata bervariasi dari 31-
104 (Gassem 2001)
Demam typhoid disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa
Salmonella paratyphi A dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella
yang lain Demam yang disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih
berat dari pada bentuk infeksi salmonella yang lain (Ashkenazi etal 2002) Penyakit pada
anak biasanya tidak seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur
dengan naiknya panas dari hari ke hari sering mencapai 400C (1400F) pada akhir minggu
pertama Sakit kepala batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali
muncul Pada minggu kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan
kering Anak tampak sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak
Diare dapat terjadi dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan
membesar walaupun barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots
rata bercak merah dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada
dan pada anak- anak dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan
gejala bronkhitis atau pneumonia ( Irianto 2014)
Penularan penyakit tipes melalui kuman Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi
A B dan C Kuman tersebut masuk melalui saluran pencernaan setelah berkembang biak
kemudian menembus dinding usus menuju saluran limfa masuk ke dalam pembuluh darah
dalam waktu 24-72 jam Kemudian dapat terjadi pembiakan di sistem retikuloendothelial dan
menyebar kembali ke pembuluh darah yang kemudian menimbulkan berbagai gejala klinis
Jadi jelas bahwa penyebab penyakit tipes adalah kuman yang bernama Salmonella typhi
atau Salmonella paratyphi A B dan C
9
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Jadi menjaga kebersihan terhadap makanan tangan (selalu mencuci dengan sabun) ketika
mau makan kebersihan lingkungan agar tidak banyak lalat menjadi hal penting agar
terhindar dari penyakit tipes Bisa jadi masih ada penyebab penyakit tipes yang lain tetapi
sepertinya faktor kebersihan makanan badan dan lingkungan sudah mewakili secara
keseluruhan
Adapun Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut
dengan makanan dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam
lambung Sebagian lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di
ileum terminalis yang mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi
intestinal dapat terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia
masuk aliran limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi
Setelah mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah
melalui ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati
melalui sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati
dan bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang ( Juwono 2006)
Morfologi Salmonella typhosaKuman berbentuk batang tidak berspora dan tidak bersimpai tetapi mempunyai
flagel feritrik (fimbrae) pada pewarnaan gram bersifat gram negatif ukuran 2 - 4 mikrometer
x 05 - 08 mikrometer dan bergerak pada biakan agar darah koloninya besar bergaris
tengah 2 sampai 3 millimeter bulat agak cembung jernih licin dan tidak menyebabkan
hemolisis (Gupte 1990)
FisiologiKuman tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif anaerob pada suhu 15 - 41 C
(suhu pertumbuhan optimum 37 C) dan pH pertumbuhan 6 - 8 Pada umumnya isolat kuman
10
Salmonella dikenal dengan sifat-sifat gerak positif reaksi fermentasi terhadap manitol dan
sorbitol positif dan memberikan hasil negatif pada reaksi indol laktosa Voges Praskauer
dan KCN Sebagian besar isolat Salmonella yang berasal dari bahan klinik menghasilkan
H2S Samonella thypi hanya membentuk sedikit H2S dan tidak membentuk gas pada
fermentase glukosa Pada agar SSEndo EMB dan MacConkey koloni kuman berbentuk
bulat kecil dan tidak berwana pada agar Wilson Blair koloni kuman berwarna hitam berkilat
logam akibat pembentukan H2S
Daya tahanKuman akan mati karena sinar matahari atau pada pemanasan dengan suhu 60o C
selama 15 sampai 20 menit juga dapat dibunuh dengan cara pasteurisasi pendidihan dan
klorinasi serta pada keadaan kering Dapat bertahan hidup pada es salju dan air selama 4
minggu sampai berbulan-bulan Disamping itu dapat hidup subur pada medium yang
mengandung garam metil tahan terhadap zat warna hijau brilian dan senyawa natrium
tetrationat dan natrium deoksikolat Senyawa-senyawa ini menghambat pertumbuhan
kuman koliform sehingga senyawa-senyawa tersebut dapat digunakan didalam media untuk
isolasi Salmonella dari tinja (Gupte 1990)
23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia1 Demam
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
11
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enak sedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertama diare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak kering merah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurun sedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
12
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stupor otot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingin gelisah sukar bernapas dan kolaps
dari nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi
miokardial toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam
tifoid pada minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
13
24 Pencegahan Penyakit TifusDengan mengetahui cara penyebaran penyakit maka dapat dilakukan pengendalian
dengan menerapkan dasar-dasar hygiene dan kesehatan masyarakat yaitu melakukan
deteksi dan isolasi terhadap sumber infeksi perlu diperhatikan faktor kebersihan lingkungan
pembuangan sampah dan clorinasi air minum perlindungan terhadap suplai makanan dan
minuman peningkatan ekonomi dan peningkatan kebiasaan hidup sehat serta mengurangi
populasi lalat (reservoir) Memberikan pendidikan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan
(terutama pemeriksaan tinja) secara berkala terhadap penyaji makanan baik pada industri
makanan maupun restoran Selain itu yang sangat penting adalah sterilisasi pakaian bahan
dan alat-alat yang digunakan pasien dengan memberikan antiseptik dianjurkan pula bagi
pengunjung untuk mencuci tangan dengan sabun dan memberikan desinfektan pada saat
mencuci pakaian Deteksi carrier dilakukan dengan cara test darah dan diikuti dengan
pemeriksaan tinja dan urine yang dilakukan berulang-ulang Pasien yang cerrier positif
diperlukan pengawasan yang lebih ketat yaitu denganmemberikan informasi tentang
hygiene perorangan dan cara meningkatkan standar hygiene agar tidak berbahaya bagi
orang lain
Penyakit tipes merupakan infeksi sistematik dengan gejala yang sudah khas yaitu
demam tinggi Ada juga demam yang dialami oleh si penderita tipes umumnya mempunyai
pola khusus dengan suhu yang semakin meningkat (sangat tinggi) naik turunHal ini
biasanya terjadi pada sore dan malam hari sedangkan kalau pagi hari tidak terasa demam
hal inilah yang biasanya tidak disadari oleh si penderita bahkan keluarga si penderita
Ada beberapa cara pencegahan penyakit tipes secara sederhana dan semoga
bermanfaat ialah dengan dimulai memperhatikan lingkungan sekitar dan kesehatan tubuh
kita sebagai upaya cegah penyakit Berikut tips yang dapat dilakukan untuk mencaga tubuh
dari penyakit
a Mencuci tangan sebelum makan
b Hindari makanan yang tidak higienis
c Jika Anda pernah mengidap penyakit tersebut (tipes) sebaiknya jangan melakukan
pekerjaan yang sangat melelahkan dulu sebab akan mudah kembali kambuh
d Meningkatkan daya tahan tubuh dengan istirahat yang cukup (7-8 jamhari) olahraga
teratur 3-4 kali dalam seminggu selama 1-2 jam untuk mencegah
e Menghindari jajanan di pinggir jalan serta jika mengkonsumsi telur sebaiknya telur benar-
benar matang
f Sebaiknya melakukan imunisasi tipes untuk meningkatkan daya tahan tubuh Anda
terhadap penyakit tipes
14
Bakteri tifoid atau Salmonella thypi dikeluarkan melalui tinja dan urine penderita yang
sakit dan dalam sedikit kasus melalui pembawa penyakit (carrier) yang sehat Penderita
tertular lewat air minum susu dan makanan terkontaminani Penyebaran paling penting
terjadi lewat tangan yang kotor lalat dan akibat pembuangan tinja dan urine pada
penampungan air (kolam) desa Karena itu pencegahan terpenting terhadap tifoid adalah
dengan memasak air minum dan susu membangun dan menggunakan jamban dengan
lubang yang dalam mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dan mengusir lalat dari
lingkungan rumah
Penderita yang tersangka atau sudah terbukti menderita tifoid jika mungkin harus
diisolasi pada kamar yang terpisa Mereka dapat dirawat pada bangsal yang terbuka bila
dimaksudkan mencegah penyebaran penyakit Jika lalat banyak dijumpai kawat nyamuk
harus digunakan Keluarga dokter dan perawat harus selalu mencuci tangan setiap selesai
mengunjungi penderita Tinja dan urien penderita harus direndam selama 2-3 jam dalam
larutan 120 asam karbonat pada penampungnya di tempat tidur sebelum dibuang ke
saluran air kloset atau jamban Pakaian dan sprei harus disterilkan dalam larutan asam
karbonat 120 sebelum dicuci Anak- anak yang kontak langsung dengan penderita tifoid
harus diberitahu untuk dilaporkan ke rumah sakit bila mereka menunjukan gejala- gejala
demam atau gejala sakit lainnya
Suntikan intramuskular atau intradermal dari bakteri Salmonella thypi yang mati
(TAB) dapat digunakan tetapi hanya memberi kekebalan yang tidak sempurna
dalam jangka waktu pendek Suntikan ini juga menimbulkan berbagai reaksi berat seperti
demam dan tangan yang sakit dan booster tahunan juga diperlukan Suntikan ini tidak
dianjurkan diberikan secara rutin pada anak- anak di daerah tropis walaupun mungkin
berguna bila terjadi wabah dan pada anak dan pada keadaan bencana alam (Irianto 2014)
25 Penanggulangan Penyakit TipusI Istirahat dan Perawatan
Bertujuan untuk mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan Tirah baring
dengan perawatan dilakukan sepenuhnya ditempat seperti makan minum mandi dan BAK
BAB Posisi pasien diawasi untuk mencegah dukubitus dan pneumonia orthostatik serta
higiene perorangan tetap perlu diperhatikan dan dijaga
Penderita perlu dirawat yang bertujuan untuk isolasi observasi dan pengobatan
pasien harus tetap berbaring sampai minimal 7 hari bebas demam atau 14 hari keadaan ini
15
sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi perdarahan usus atau perforasi
usus Pada pasien dengan kesadaran menurun diperlukan perbahan-perubahan posisi
berbaring untuk menghindari komplikasi pneumonia hipostatik dan dekubitas
II Diet dan Terapi Penunjang
a Mempertahankan asupan kalori dan cairan yang adekuat misalnya
Memberikan diet bebas yang rendah serat pada penderita tanpa gejala meteorismus
dan diet bubur saring pada penderita yang meteorismus Hal ini dilakukan untuk
menghindari komplikasi perdarahan saluran cerna dan perforasi usus Gizi penderita juga
diperhatikan agar meningkatkan keadaan umum dan mempercepat proses penyembuhan
Pada mulanya penderita diberikan bubur saring dan kemudian bubur kasar yang
bertujuan untuk menghindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi usus Dengan
menkonsumsi makanan dalam bentuk tersebut diatas tentu pasien kurang mau
menkonsumsinya sehingga pasien mengalami penurunan keadaan umum dan gizi dan
sekaligus memperlambat proses penyembuhan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemberian makanan padat secara dini yaitu nasi lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang
sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman kepada pasien typhus
abdominalis
b Cairan yang adekuat untuk mencegah dehidrasi akibat muntah dan diare
Primperan (metoclopramide) diberikan untuk mengurangi gejala mual muntah
dengan dosis 3x 5 ml setiap sebelum makan dan dapat dihentikan kepan saja penderita
sudah tidak mengalami mual lagi
III Pemberian Antimikroba
Obat- obat anti mikroba yang sering digunakan dalam melakukan tatalaksana demam tifoid
adalah
a Chloramphenicol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dapat diberikan secara oral
maupun intravena diberikan sampai dengan 7 hari bebas panas Chloramphenicol
bekerja dengan mengikat unit ribosom dari bakteri Salmonella menghambat
pertumbuhannya dan menghambat sintesis protein Efek samping penggunaan
cholramphenicol adalah terjadi agranulositosis Kerugian menggunakan choramphenicol
adalah angka kekambuhan yang tinggi mencapai 5-7 penggunaan jangka panjang (14
hari) dan seringkali menyebabkan timbulnya karier
b Tiamfenikol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dan demam turun rata- rata
pada hari ke- 5 sampai ke- 6 Komplikasi hematologi seperti kemungkinan terjadinya
anemia aplastik lebih rendah dibandingkan chloramphenicol
16
c Ampicilin dan Amoksisilin kemampuan menurunkan demam lebih rendah dibandingkan
chloramphenicol diberikan dengan dosis 50- 150 mg kgBB selama 2 minggu
d Trimetroprim ndash sulfamethoxazole (TMP- SMZ) dapat digunakan secara oral atau
intravena pada dewasa dosis 160 mg TMP ditambah 800 mg SMZ dua kali tiap hari pada
dewasa
e Sefalosforin yaitu ceftrixon dengan dosis 3-4 gram dalam dekstrosa 100 cc diberikan
selama frac12 jam perinfus sekali sehari diberikan selama 3-5 hari
f Flurokuinolon secara relatif obat ini tidak mahal dapat ditoleransi dengan baik dan lebih
efektif dibandingkan obat- obatan lini pertama Flurokuinolon memiliki kemampuan untuk
menembus jaringan yang baik sehingga mampu membunuh Salmonella thypi yang
berada pada stadium statis Obat ini mampu memberikan respon terapeutik yang cepat
seperti menurunkan keluhan panas dan gejala lain dalam 3-5 hari Menggunakan obat ini
juga mampu menurunkan kemungkinan karier pasca pengobatan
Pemberian antibiotika yang efektif dapat mengurangi angka kematian (di Amerika
angka kematian turun menjadi 1 bahkan kurang) Antibiotika kloramfenikol masih dipakai
sebagai obat standar dimana efektivitas obat-obatan lain masih dibandingkan terhadapnya
Untuk strain kuman yang sensitif terhadap kloramfenikol antibiotika ini memberikan efek
klinis paling baik dibandingkan obat lain Perlu diketahui kloramfenikol mempunyai efek
toksik terhadap sumsum tulang Penggunaan kloramfenikol demam akan turun rata-rata
setelah 5 hari Obat-obat lain seperti Ampysilin amoksisilin dan trimetoprim
sulfametoksasole dapat dipergunakan untuk pengobatan dimana strain kuman penyebab
telah resisten terhadap kloramfenikol selain bahwa obat-obat tersebut kurang toksik
dibandingkan kloramfenikol Pengobatan carrier kronik selalu menjadi masalah terutama
carrier dengan batu empedu Penderita carier tanpa batu empedu pengobatan dapat
dilakukan dengan pemberian ampisilin atau amoksisilin dan probenesit tetapi bila disertai
kolesistitis maka diperlukan pengobatan pembedahan selain antibiotika Imunisasi dengan
vaksin monovalen kuman Salmonella typhi memberikan proteksi yang cukup baik vaksin
akan merangsang pembentukan serun terhadap antigen Vi O dan H Dari percobaan pada
sukarelawan ternyata antibodi terhadap antigen H memberikan proteksi terhadap
Salmonella typhi tetapi tidak demikian halnya antibodi Vi dan O
Adapun cara lain salah satu cara untuk membunuh kuman ini adalah dengan memacu
fungsi makrofag untuk menghancurkan dan mengeliminasi bakteri tersebut menggunakan
imunostimulan Imunostimulan akan memacu fungsi makrofag untuk killing melalui
respiratory burst Makrofag yang teraktivasi akan melepaskan berbagai metabolit seperti
reactive oxygen species (ROS) Makrofag yang teraktivasi dikarakteristikkan dengan
17
peningkatan ROS Substansi ini merupakan mediator kunci inflamasi mikrobisidal dan
aktivasi tumorisidal dari makrofag ROS berperan penting dalam killing serta merupakan
salah satu lethal chemical yang dapat membunuh dan mengeliminasi bakteri Salah satu
tanaman di Indonesia yang dapat berperan sebagai imunostimulan adalah Aloe vera atau
biasa dikenal sebagai Tanaman Lidah Buaya Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa
A vera memiliki berbagai efek fisiologis terhadap tubuh yaitu anti inflamasi antioksidan
antikanker antidiabetes dan mengaktivasi makrofag (Grover et al 2002 Krishnan 2006
Xiao et al 2007 Xu et al 2008) Pemberian A vera secara umum menunjukkan
peningkatan aktivitas fagositosis dan proliferasi system retikuloendotelial (Im et al 2005)
Aloe vera juga terbukti mampu menstimulasi imunitas seluler maupun imunitas humoral
serta menstimulasi proliferasi stem sel hematopoietik terutama selgranulocyte macrophage
colony-forming dan sel forming myeloid dan erythroid colonies (Im et al 2005 Boudreau amp
Beland 2006) Pengaruh imunostimulasi dari A vera tergantung pada aktivasi sel imun
alamiinnate (makrofag neutro1049552il limfosit dan sel NK) sintesis dan pelepasan sitokin (TNF-
α IFN-α IFN-γ IL- 1 IL-2 IL-6 dan IL-8) pembentukan respon imun seluler pembentukan
ROS dan induksi pembentukan nitric oxide (NO) (Leung et al 2004 Pugh et al 2001 Im et
al 2005 Boudreau amp Beland 2006)
Pada penelitian lain adapun
1 Kerusakan dinding sel Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif Dinding sel
bakteri gram negative mempunyai susunan kimia yang lebih rumit dari pada bakteri gram
positif Dinding sel bakteri gram negatif mengandung sedikit peptidoglikan (10-20
bobot kering dinding sel) Tetapi di luar lapisan peptidoglikan ada struktur rdquomembranrdquo
kedua yang tersusun dari protein posfolipida lipopolisakarida (asam lemak yang
dirangkaikan dengan polisakarida) (Pelczar dan Chan 1988) Setiap senyawa yang
menghalangi tahap apapun dalam sintesis peptidoglikan akan menyebabkan dinding sel
bakteri menjadi lemah dan sel menjadi lisis (Jawetz et al 2001 dalam Ajizah 2007)
Terjadinya lisis pada sel bakteri tersebut dikarenakan tidak berfungsinya lagi dinding sel
yang dapat mempertahankan bentuk untuk melindungi bakteri Tanpa dinding sel
bakteri tidak dapat bertahan terhadap pengaruh luar dan segera mati (Wattimena et al
1991 dalam Melati 2009) Oleh karena itu diduga adanya gangguan atau penghambatan
pada pembentukan dinding sel dan lisisnya dinding sel merupakan efek dari
penghambatan oleh sari buah mengkudu Sel bakteri ini dikelilingi oleh polimer dua
karbohidrat yaitu N-asetil glokosamin N-asetil muramat yang tersusun oleh sejumlah
18
asam amino Senyawa-senyawa ini melalui beberapa langkah enzimatik dalamproses
sintesis dinding sel Senyawa kimia yang bersifat antibakteri dalam sari buahm bereaksi
dengan asam amino sehingga menghambat langkah-langkah enzimatik tersebut
Dengan demikian proses sintesis dinding sel menjadi terganggu sehingga menyebabkan
kerusakan dinding sel serta sel-sel tidak mempunyai jalur biosintesis yang analog
Kerusakan dinding sel ini juga akan melemahkan dinding sel serta menyebabkan
membran sel merekah sehingga menghamburkan isi sel (Volk dan Wheeler 1993)
2 Kebocoran membran plasma Membran plasma terdiri atas struktur semipermiabel
berfungsi mengendalikan pengangkutan berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel
Senyawa kimia yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri ini dapat
merusak atau menyerang struktur semipermiabel tersebut dengan cara berkombinasi
dengan sterol yang terdapat dalam membran sel sehingga menyebabkan gangguan
kebocoran membran plasma Kerusakan struktur ini dapat menghambat atau merusak
kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang osmosis juga mencegah
berlangsungnya sejumlah biosintesis yang diperlukan dalam membran plasma (Volk dan
Wheeler 1993)
3 Terhambatnya sintesis protein Salah satu tahap dalam sintesis protein adalah proses
transkripsi dari DNA ke RNA (gen membawa pesan dari DNA ke dalam sitoplasma)
Dalam sitoplasma terdapat unit struktural ribosom yang mengikat mRNA agar dapat
diterjemahkan menjadi protein Ribosom dalam sitoplasma terdiri dari dua sub unit
berbeda yang berkombinasi untuk membentuk ribosom fungsional setelah bereaksi
dengan mRNA Bagian-bagian ribosom bakteri yang telah didissosiasi disebut subunit
30S dan subunit 50S Senyawa-senyawa kimia dalam sari buah mengkudu yang
berperan menghambat pertumbuhan bakteri akan bereaksi dengan bagian ribosom 50S
Reaksi tersebut akan menghalagi enzim peptidel transferase untuk membentuk ikatan
peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada tRNAnya dengan asam amino
terakhir yang sedang berkembang Hal ini menyebabkan sintesis protein menjadi terhenti
(Volk dan Wheeler 1993)
4 Terhambatnya sintesis asam nukleat Senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah
mengkudu yang bersifat antibakteri akan bereaksi dengan benang ganda DNA dari
bakteri Reaksi ini dapat mencegah replikasi atau transkripsi DNA sehingga menghambat
pembelahan sel (Volk dan Wheeler 1993) Menurut Volk dan Wheler (1993) pH asam
merupakan senyawa kimia yang dapat mengganggu kehiduan sel bakteri Pertumbuhan
sel yang normal sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang ada Pada umumnya
bakteri tumbuh normal pada lingkungan yang tidak terlalu asam tidak terlalu basa pada
19
pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau
terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat
menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai
pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat
keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat
menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada
dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-
senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat
pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella
typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh
karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus
26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni
1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman
2 Diagnosis serologik
3 Diagnosis klinik
Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90
penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini
menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40
Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90
positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur
urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat
Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-
kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka
waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam
tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-
anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung
pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi
aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu
pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan
menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari
4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi
20
27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan
mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak
sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya
sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70
ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit
pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan
penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih
banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di
Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan
kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada
peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih
tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi
merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi
Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme
inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang
bika mencapai dosis infektif
28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika
Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular
yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4
terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002
sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia
prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat
setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang
menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh
dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama
lebih dari satu tahun (Brusch 2015)
21
BAB IIIMetodologi Penelitian
31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian
Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian
Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic
32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas
Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat
Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak
pasien yang menderita penyakit tipus di daerah
2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi
oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang
berikan
Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut
fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini
22
adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab
dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah
diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban
33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua
responden dalam kalimat dan urutan yang seragam
Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi
pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode
ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas
34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah
Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua
Variabel terikat Penyakit Tipus
35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan
Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut
351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun
kegiatan prapenelitian ini adalah
1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur
penelitian
2Menentukan sempel penelitian
3Penyusunan koesioner dan lembar observasi
352 Tahap penelitian
23
Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun
kegiatan pada tahap penelitian adalah
1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa
keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci
tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan
makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial
ekonomi
2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya
3pengisian lembar observasi
353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian
yaitu
1Pencatatan hasil penelitian
2Analisis data
36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis
teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran
adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan
yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-
hubungan kuantitatif
24
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid
Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu
gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak
seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas
dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala
batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu
kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak
sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi
dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun
barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah
dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak
dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau
pneumonia
2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid
disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A
dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang
disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk
infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan
diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing
dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin
terancam jiwa penderita
25
Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNγ
juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan
limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak
efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat
infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan
imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan
dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian
lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang
mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat
terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran
limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah
mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui
ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui
sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan
bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang
3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam
26
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
27
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari
nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial
toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada
minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
28
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh
Ja
n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8
2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
5
KELURAHAN
KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19
6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4
11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
Januari
FebruariMaret
April MeiJuni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
0
1
2
3
4
5
6
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0
1
0 0 0 0
5
4
0
2
1 1 1 1
2
1
5
0
1
0 0 0 0
1
0 00
2
4
2
0 0 0 0 0
1
0 00 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1
2
1
0 0
1
0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00
1
0 0 0 0
1
0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9
tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada
penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal
ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel
Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di
sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan
kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus
31
43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit
menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan
menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini
terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya
kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri
yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-
tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa
bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman
dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa
terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus
Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai
dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan
pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit
perut serta pingsan
32
BAB VPenutup
51 Kesimpulan
1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan
lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan
2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat
melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat
ditularkan melalui perantara lalat
3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare
dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga
mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14
Martapura
52 Saran
1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup
sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit
2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu
yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan
penyakit tifus
3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual
berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan
medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus
33
INDEX
AAbdominalis3 20 24 26 27
Amoksisilin16
Ampicilin16
Antigen5 17 20
Antimikroba15
Asam nukleat19
BBronkhitis4 6
FForming17
IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21
MMalaria4 6
Membran plasma18
Metoclopramide15
OOrganisme20
PParatyphi1 3 6
Pneumonia4 6 11 14
SSalmonela1
Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16
17 18 19 20 21 27 28
Sintesis protein15 19
TThypoid1
Thypoid2
Tiamfenikol15
Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28
Typhimurium5
Typhus3 4 20 21 27
Typoid3 20
34
DAFTAR PUSTAKA
Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition
Philadelphia WB amp Saunders
Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus
FKUI Jakarta
Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature
Reviews Cancer 2 420-430
Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological
properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C
Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs
Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman
Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L
Jakarta Penerbit Salemba Medika
Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)
(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16
Desember 2015
Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM
Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis
Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press
Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential
Journal of Ethnopharmacology 81 81-100
Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta
35
Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis
Bandung Alfabeta
Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta
CVYrama Widya
Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical
Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI
Jakarta
KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam
AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana
Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4
Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta
Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC
Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika
Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta
Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta
Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta
Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta
Gadjah Mada University Press
36
CONTOH SOAL
1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah
a Mycrobacterium tubercolusis
b Salmonella typhi
c Clostridium tetani
d E colli
2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip
a Demam
b Lidah kotor
c Mual berat sampai muntah
d Sakit gigi
3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip
a Diagnosi Mikrobiologik
b Diagnosis Serologik
c Diagnosis Kimiawi
d Diagnosis Klinik
4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah
a Diet dan terapi penunjang
b Sikat gigi setelah makan
c Tinggal di lingkungan yang kotor
d Berolahraga berat
5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip
a Menghindari makanan yang tidak higines
b Tidak mencuci tangan sebelum makan
c Mandi 2 hari sekali
d Sering begadang
37
LAMPIRAN DATA PENELITIAN
38
L
39
LAMPIRAN FOTO
40
41
42
43
44
45
- KATA PENGANTAR
- DAFTAR ISI
- BAB I
- PENDAHULUAN
-
- 11 LATAR BELAKANG
- 12 Rumusan Masalah
- 13 Tujuan
-
- BAB II
- TINJAUAN PUSTAKA
-
- 21 Pengertian Typus
- 22 Sumber penyakit tipustyphoid
- 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
- 24 Pencegahan Penyakit Tifus
- 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
- 26 Diagnosis Laboratorium
- 27 Distribusi Typhus Abdominalis
- 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
-
- BAB III
- Metodologi Penelitian
-
- 31Jenis Penelitian
- 32 Metode Pengumpulan Data
- 33 Wawancara terstruktur
-
- BAB IV
- HASIL DAN PEMBAHASAN
-
- 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
-
- BAB V
- Penutup
-
- 51 Kesimpulan
- 52 Saran
-
- INDEX
- DAFTAR PUSTAKA
-
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esakarena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik
dan tepat pada waktunya Makalah ini berjudul ldquoKonsep Teori Penyebab Terjadinya
Penyakit Akibat Lingkungan Penyakit Typus Di Desa Pesayangan Martapura kabupaten
Banjarrdquo
Makalah ini dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu
menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah iniOleh karena itu
kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini
kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini
Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun sayaKritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita sekalian Selain itu penulis mengucapkan terimakasih kepada
1 Ibu ProfDrQomariyatus SholihahAmdHypSTMKes selaku pembimbing akademik
mata kuliah Epidemiologi
2 Ibu Nova AnnisaSsiMS selaku dosen pembimbing mata kuliah Epidemiologi
3 Ibu Gusti Masdiana selaku pengelola program surveilans puskesmas pasayangan
martapura
4 Masyarakat penduduk desa pasayangan kecamatan martapura kota
5 Rekan rekan kelompok yang ikut berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini
Banjarbaru 18 Desember 2015
Penulis
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR3
DAFTAR ISI4
BAB I5
PENDAHULUAN5
11 LATAR BELAKANG5
12 Rumusan Masalah6
13 Tujuan6
BAB II7
TINJAUAN PUSTAKA7
21 Pengertian Typus7
22 Sumber penyakit tipustyphoid8
23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia12
24 Pencegahan Penyakit Tifus15
25 Penanggulangan Penyakit Tipus17
26 Diagnosis Laboratorium22
27 Distribusi Typhus Abdominalis23
28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid24
BAB III25
Metodologi Penelitian25
31Jenis Penelitian25
32 Metode Pengumpulan Data25
33 Wawancara terstruktur25
BAB IV28
HASIL DAN PEMBAHASAN28
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan33
BAB V37
Penutup37
51 Kesimpulan37
52 Saran37
INDEX38
4
DAFTAR PUSTAKA39
BAB IPENDAHULUAN
11 LATAR BELAKANGPenyakit demam thypoid sudah lama ldquomenemanirdquo kehidupan kita yang bermukim di
Kalimantan Selatan Bukan jenis penyakit baru tapi tak kunjung berhasil diberantas Bahkan
karena keangkuhannya kuman ini bisa bangkit lagi menyerang bila pengobatan tak tuntas
Kuman salmonela merupakan penyebab tifus Kuman penghantam usus halus ini
terdiri atas Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi A B C Binatang seperti unggas
kucing anjing sapi kuda babi serta binatang mengerat merupakan sahabat kuman yang
juga sangat betah tinggal dalam tubuh manusia Salmonella typhi umumnya lebih ganas
daripada Salmonella paratyphi Kalau pas naas dalam tubuh seorang penderita bisa saja
hinggap sekaligus kedua macam salmonela itu Soalnya kuman ini cukup tangguh Ia
mampu bertahan hidup cukup lama dalam tinja sampah daging telur makanan yang
dikeringkan bahkan dalam bahan kimia seperti zat pewarna makanan sekalipun
Pengobatan penyakit usus ini memang susah-susah gampang karena memerlukan
pemantauan berkelanjutan Pasalnya bila kuman belum terbasmi dengan baik dan
pengobatan dihentikan bisa saja muncul gejala ulang seperti pada Tina tadi Atau bahkan
yang lebih fatal lagi dapat terjadi komplikasi pada organ lain
Penyakit tifus mulai banyak menyerang karena bakteri dengan mudah
berkembangbiak Tifus sering terlambat terdiagnosis karena gejalanya mirip penyakit lain
Kenali gejala khas tifus Ciri-ciri umunya adalah pusing seperti mau flu demam disertai
nyeri mual dan lemas panas badan terasa tidak enak dan lemas Tifus disebabkan oleh
infeksi bakteri Salmonella typhi yang berasal dari makanan atau minuman yang sudah
terkontaminasi bakteri tersebut dari kotoran orang yang sebelumnya terkena tifus
Karenanya penyakit ini bisa menular untuk itu bagi orang yang terkena tifus kalau habis
buang air besar harus mencuci tangan hingga bersih
Penyakit typus diperkirakan menyerang 17 juta setiap tahunnya Di Indonesia
diperkirakan insiden demam tifoid adalah 300- 810 kasus per 100000 penduduk pertahun
dengan angka kematian 2 Demam tifoid (thypoid fever atau tifus abdominalis) banyak
5
ditemukan dalam kehidupan masyarakat kita baik diperkotaan maupun dipedesaan
Penyakit ini erat kaitannya dengan sanitasi lingkungan yang kurang perilaku pribadi serta
perilaku masyarakat yang tidak mendukung untuk hidup sehat
12 Rumusan Masalah1 Apa itu Thypoid
2 Apa penyebab penyakit ini
3 Apa tanda-tanda atau gejala penyakit ini
13 Tujuan1 Untuk mengetahui mengenai penyakit Thypoid
2 Untuk mengetahui penyebab penyakit ini
3 Untuk mengetahui tanda-tanda atau gejala penyakit ini
14 ManfaatManfaat dari penelitian ini yaitu
1 Bagi masyarakat
Sebagai bahan informasi bagi masyarat tentang penyakit typus
2 Bagi Univesitas Lambung Mangkurat Fakultas Teknik Prodi Lingkungan
Menambah kepustakaan dan wawasan keilmuan dalam bidang epidemilogi khususnya
tentang penyebab pecegahan dan penanggulangan penyakit typus
3 Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan pemahaman tentang penyaki typus
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
21 Pengertian Typus1 Typhus Abdominalisadalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman salmonella typhosa dengan masa inkubasi hari di tandai
dengan demam mual muntah sakit kepala nyeri perut (Ngastiyah 2005)
6
2 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan
lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan (Timmreck
TC 2004)
3 Demam typoid (Enterik fever) adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai
saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari satu minggu gangguan pada
pencernaan dan gangguan kesadaran (Nursalam 2005)
4 Typus Abdominalis (demam Typhoid Enteric Fever) ialah penyakit infeksi akut yang
diawali di selaput lebder usus dan jika tidak diobati secara progresif menyerbu jaringan
diseluruh tubuh (Mansjoer 2006) Jadi Typhus Abdominalis adalah penyakit infeksi akut
yang disebabkan oleh Salmonella Typhi mengenai saluran pencernaan ditandai adanya
demam lebih dari 1 minggu gangguan pada saluran cerna dan gangguan kesadaran
5 Demam typhoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terjadi dalam saluran
pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 7 hari gangguan pada saluran
pencernaan dengan atau tanpa gangguan kesadaran (Brusch 2015) Demam typhoid
disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosaSalmonella
paratyphi A dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain
Demam yang disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat
dari pada bentuk infeksi salmonella yang lain (Ashkenazi etal 2002) Penyakit pada
anak biasanya tidak seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur
dengan naiknya panas dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir
minggu pertama Sakit kepala batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus
sering kali muncul Pada minggu kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi
panas dan kering Anak tampak sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut
seringkali bengkak Diare dapat terjadi dengan tinja cair berwarna kehijauan dan
berlendir Limpa akan membesar walaupun barangkali sudah terjadi karena malaria
Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak
terutama diperut dan dada dan pada anak- anak dengan kulit yang kering
Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau pneumonia ( Irianto 2014
)
Peraturan Pemerintah Tentang Penyakit TifusUndang-undang No1 tahun 1962 tentang Karantina Laut (Lembaran Negara tahun 1962
No2) dan Undang-undang No2 tahun 1962 tentang Karantina Udara (Lembaran Negara
tahun 1962 No3) Wabah dalam Undang-undang ini meliputi
7
(1) Penyakit-penyakit karantina berdasarkan Undang-undang No1 tahun 1962 tentang
Karantina Laut dan Undang-undang No2 tahun 1962 tentang Karantina Udara
(2) a Tifus perut (Typhus abdominalis)
b Para-tifus A B dan C
c Disentri (mejan) basili (Dycenteriabacillaris)
d Radang hati menular (Hepatitisinfectiosa)
e Para-cholera Eltor
f Diphtheria
g Kejang tengkuk (Meningitiscerebrospinalis epidemica)
h Lumpuh kanak-kanak (Poliomyelitisanterior acuta)
(3) Penyakit lain yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan
Demam tifoid merupakan penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh
Salmonellatyphimurium
22 Sumber penyakit tipustyphoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Keracunan Salmonella
typhi diawali dengan sakit perut dan diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi
perasaan mual muntah pusingpusing dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang
terkandung dalam tubuh semakin terancam jiwa penderita (Uttiek 2006)
Demam tifoid juga banyak terjadi pada musim penghujan terutama di derah dengan
tingkat sanitasi rendah dan daerah banjir Salmonellamerupakan bakteri gram negatif
berbentuk batang termasuk family Enterobacteriaceae terdiri dari 2300 serovar Salmonella
memiliki antigenVi suatu polimer polisakarida bersifat asam yang terdapat pada permukaan
membrannya Salmonella bersifat motil dan patogenik (Hawley 2003)
Salmonellatyphimurium juga merupakan mikroorganisme fakultatif intraseluler yang dapat
hidup bahkan berkembang biak dalam makrofag tahan terhadap enzim-enzim di lisosom
mempunyai kemampuan untuk mencegah dan menghambat fusi fagolisosom sehingga sulit
untuk dibunuh (Kresno 2001 Abbas amp Lichmant 2003)
Salmonella typhimurium merupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang (Abbas amp Lichmant 2003) Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan
produksi sitokin terutama IFNγ juga terhambat (Adrianus et al 2005) Hasil penelitian
McScorley et al (2002) menunjukkan bahwa respon sel T pada infeksi Salmonella patogenik
8
terlokalisasi pada jaringan limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada
saluran pencernaan (Payerrsquos patches) dan tidak efisien pada jaringan lain yang berrespon
pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat infeksi Salmonella diperantarai sel T
namun hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa koordinasi antara imunitas humoral
dan imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella Hal ini penting sebagai perlindungan untuk sel jika eliminasi mikroorganisme ini
gagal dilakukan (Eguchi amp Kikuchi 2010)
Di dunia insidensi demam tifoid diperkirakan mencapai 16 juta kasus setiap
tahunnya Lebih dari 600000 orang meninggal setiap tahun karena penyakit ini Di
Indonesia demam tifoid atau lebih dikenal sebagai penyakit tifus merupakan penyakit
endemik dan menjadi masalah kesehatan yang serius Insidensi rata-rata mencapai 650
kasus per 100000 penduduk di Indonesia dengan mortalitas rata-rata bervariasi dari 31-
104 (Gassem 2001)
Demam typhoid disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa
Salmonella paratyphi A dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella
yang lain Demam yang disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih
berat dari pada bentuk infeksi salmonella yang lain (Ashkenazi etal 2002) Penyakit pada
anak biasanya tidak seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur
dengan naiknya panas dari hari ke hari sering mencapai 400C (1400F) pada akhir minggu
pertama Sakit kepala batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali
muncul Pada minggu kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan
kering Anak tampak sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak
Diare dapat terjadi dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan
membesar walaupun barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots
rata bercak merah dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada
dan pada anak- anak dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan
gejala bronkhitis atau pneumonia ( Irianto 2014)
Penularan penyakit tipes melalui kuman Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi
A B dan C Kuman tersebut masuk melalui saluran pencernaan setelah berkembang biak
kemudian menembus dinding usus menuju saluran limfa masuk ke dalam pembuluh darah
dalam waktu 24-72 jam Kemudian dapat terjadi pembiakan di sistem retikuloendothelial dan
menyebar kembali ke pembuluh darah yang kemudian menimbulkan berbagai gejala klinis
Jadi jelas bahwa penyebab penyakit tipes adalah kuman yang bernama Salmonella typhi
atau Salmonella paratyphi A B dan C
9
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Jadi menjaga kebersihan terhadap makanan tangan (selalu mencuci dengan sabun) ketika
mau makan kebersihan lingkungan agar tidak banyak lalat menjadi hal penting agar
terhindar dari penyakit tipes Bisa jadi masih ada penyebab penyakit tipes yang lain tetapi
sepertinya faktor kebersihan makanan badan dan lingkungan sudah mewakili secara
keseluruhan
Adapun Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut
dengan makanan dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam
lambung Sebagian lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di
ileum terminalis yang mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi
intestinal dapat terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia
masuk aliran limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi
Setelah mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah
melalui ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati
melalui sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati
dan bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang ( Juwono 2006)
Morfologi Salmonella typhosaKuman berbentuk batang tidak berspora dan tidak bersimpai tetapi mempunyai
flagel feritrik (fimbrae) pada pewarnaan gram bersifat gram negatif ukuran 2 - 4 mikrometer
x 05 - 08 mikrometer dan bergerak pada biakan agar darah koloninya besar bergaris
tengah 2 sampai 3 millimeter bulat agak cembung jernih licin dan tidak menyebabkan
hemolisis (Gupte 1990)
FisiologiKuman tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif anaerob pada suhu 15 - 41 C
(suhu pertumbuhan optimum 37 C) dan pH pertumbuhan 6 - 8 Pada umumnya isolat kuman
10
Salmonella dikenal dengan sifat-sifat gerak positif reaksi fermentasi terhadap manitol dan
sorbitol positif dan memberikan hasil negatif pada reaksi indol laktosa Voges Praskauer
dan KCN Sebagian besar isolat Salmonella yang berasal dari bahan klinik menghasilkan
H2S Samonella thypi hanya membentuk sedikit H2S dan tidak membentuk gas pada
fermentase glukosa Pada agar SSEndo EMB dan MacConkey koloni kuman berbentuk
bulat kecil dan tidak berwana pada agar Wilson Blair koloni kuman berwarna hitam berkilat
logam akibat pembentukan H2S
Daya tahanKuman akan mati karena sinar matahari atau pada pemanasan dengan suhu 60o C
selama 15 sampai 20 menit juga dapat dibunuh dengan cara pasteurisasi pendidihan dan
klorinasi serta pada keadaan kering Dapat bertahan hidup pada es salju dan air selama 4
minggu sampai berbulan-bulan Disamping itu dapat hidup subur pada medium yang
mengandung garam metil tahan terhadap zat warna hijau brilian dan senyawa natrium
tetrationat dan natrium deoksikolat Senyawa-senyawa ini menghambat pertumbuhan
kuman koliform sehingga senyawa-senyawa tersebut dapat digunakan didalam media untuk
isolasi Salmonella dari tinja (Gupte 1990)
23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia1 Demam
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
11
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enak sedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertama diare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak kering merah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurun sedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
12
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stupor otot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingin gelisah sukar bernapas dan kolaps
dari nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi
miokardial toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam
tifoid pada minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
13
24 Pencegahan Penyakit TifusDengan mengetahui cara penyebaran penyakit maka dapat dilakukan pengendalian
dengan menerapkan dasar-dasar hygiene dan kesehatan masyarakat yaitu melakukan
deteksi dan isolasi terhadap sumber infeksi perlu diperhatikan faktor kebersihan lingkungan
pembuangan sampah dan clorinasi air minum perlindungan terhadap suplai makanan dan
minuman peningkatan ekonomi dan peningkatan kebiasaan hidup sehat serta mengurangi
populasi lalat (reservoir) Memberikan pendidikan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan
(terutama pemeriksaan tinja) secara berkala terhadap penyaji makanan baik pada industri
makanan maupun restoran Selain itu yang sangat penting adalah sterilisasi pakaian bahan
dan alat-alat yang digunakan pasien dengan memberikan antiseptik dianjurkan pula bagi
pengunjung untuk mencuci tangan dengan sabun dan memberikan desinfektan pada saat
mencuci pakaian Deteksi carrier dilakukan dengan cara test darah dan diikuti dengan
pemeriksaan tinja dan urine yang dilakukan berulang-ulang Pasien yang cerrier positif
diperlukan pengawasan yang lebih ketat yaitu denganmemberikan informasi tentang
hygiene perorangan dan cara meningkatkan standar hygiene agar tidak berbahaya bagi
orang lain
Penyakit tipes merupakan infeksi sistematik dengan gejala yang sudah khas yaitu
demam tinggi Ada juga demam yang dialami oleh si penderita tipes umumnya mempunyai
pola khusus dengan suhu yang semakin meningkat (sangat tinggi) naik turunHal ini
biasanya terjadi pada sore dan malam hari sedangkan kalau pagi hari tidak terasa demam
hal inilah yang biasanya tidak disadari oleh si penderita bahkan keluarga si penderita
Ada beberapa cara pencegahan penyakit tipes secara sederhana dan semoga
bermanfaat ialah dengan dimulai memperhatikan lingkungan sekitar dan kesehatan tubuh
kita sebagai upaya cegah penyakit Berikut tips yang dapat dilakukan untuk mencaga tubuh
dari penyakit
a Mencuci tangan sebelum makan
b Hindari makanan yang tidak higienis
c Jika Anda pernah mengidap penyakit tersebut (tipes) sebaiknya jangan melakukan
pekerjaan yang sangat melelahkan dulu sebab akan mudah kembali kambuh
d Meningkatkan daya tahan tubuh dengan istirahat yang cukup (7-8 jamhari) olahraga
teratur 3-4 kali dalam seminggu selama 1-2 jam untuk mencegah
e Menghindari jajanan di pinggir jalan serta jika mengkonsumsi telur sebaiknya telur benar-
benar matang
f Sebaiknya melakukan imunisasi tipes untuk meningkatkan daya tahan tubuh Anda
terhadap penyakit tipes
14
Bakteri tifoid atau Salmonella thypi dikeluarkan melalui tinja dan urine penderita yang
sakit dan dalam sedikit kasus melalui pembawa penyakit (carrier) yang sehat Penderita
tertular lewat air minum susu dan makanan terkontaminani Penyebaran paling penting
terjadi lewat tangan yang kotor lalat dan akibat pembuangan tinja dan urine pada
penampungan air (kolam) desa Karena itu pencegahan terpenting terhadap tifoid adalah
dengan memasak air minum dan susu membangun dan menggunakan jamban dengan
lubang yang dalam mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dan mengusir lalat dari
lingkungan rumah
Penderita yang tersangka atau sudah terbukti menderita tifoid jika mungkin harus
diisolasi pada kamar yang terpisa Mereka dapat dirawat pada bangsal yang terbuka bila
dimaksudkan mencegah penyebaran penyakit Jika lalat banyak dijumpai kawat nyamuk
harus digunakan Keluarga dokter dan perawat harus selalu mencuci tangan setiap selesai
mengunjungi penderita Tinja dan urien penderita harus direndam selama 2-3 jam dalam
larutan 120 asam karbonat pada penampungnya di tempat tidur sebelum dibuang ke
saluran air kloset atau jamban Pakaian dan sprei harus disterilkan dalam larutan asam
karbonat 120 sebelum dicuci Anak- anak yang kontak langsung dengan penderita tifoid
harus diberitahu untuk dilaporkan ke rumah sakit bila mereka menunjukan gejala- gejala
demam atau gejala sakit lainnya
Suntikan intramuskular atau intradermal dari bakteri Salmonella thypi yang mati
(TAB) dapat digunakan tetapi hanya memberi kekebalan yang tidak sempurna
dalam jangka waktu pendek Suntikan ini juga menimbulkan berbagai reaksi berat seperti
demam dan tangan yang sakit dan booster tahunan juga diperlukan Suntikan ini tidak
dianjurkan diberikan secara rutin pada anak- anak di daerah tropis walaupun mungkin
berguna bila terjadi wabah dan pada anak dan pada keadaan bencana alam (Irianto 2014)
25 Penanggulangan Penyakit TipusI Istirahat dan Perawatan
Bertujuan untuk mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan Tirah baring
dengan perawatan dilakukan sepenuhnya ditempat seperti makan minum mandi dan BAK
BAB Posisi pasien diawasi untuk mencegah dukubitus dan pneumonia orthostatik serta
higiene perorangan tetap perlu diperhatikan dan dijaga
Penderita perlu dirawat yang bertujuan untuk isolasi observasi dan pengobatan
pasien harus tetap berbaring sampai minimal 7 hari bebas demam atau 14 hari keadaan ini
15
sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi perdarahan usus atau perforasi
usus Pada pasien dengan kesadaran menurun diperlukan perbahan-perubahan posisi
berbaring untuk menghindari komplikasi pneumonia hipostatik dan dekubitas
II Diet dan Terapi Penunjang
a Mempertahankan asupan kalori dan cairan yang adekuat misalnya
Memberikan diet bebas yang rendah serat pada penderita tanpa gejala meteorismus
dan diet bubur saring pada penderita yang meteorismus Hal ini dilakukan untuk
menghindari komplikasi perdarahan saluran cerna dan perforasi usus Gizi penderita juga
diperhatikan agar meningkatkan keadaan umum dan mempercepat proses penyembuhan
Pada mulanya penderita diberikan bubur saring dan kemudian bubur kasar yang
bertujuan untuk menghindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi usus Dengan
menkonsumsi makanan dalam bentuk tersebut diatas tentu pasien kurang mau
menkonsumsinya sehingga pasien mengalami penurunan keadaan umum dan gizi dan
sekaligus memperlambat proses penyembuhan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemberian makanan padat secara dini yaitu nasi lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang
sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman kepada pasien typhus
abdominalis
b Cairan yang adekuat untuk mencegah dehidrasi akibat muntah dan diare
Primperan (metoclopramide) diberikan untuk mengurangi gejala mual muntah
dengan dosis 3x 5 ml setiap sebelum makan dan dapat dihentikan kepan saja penderita
sudah tidak mengalami mual lagi
III Pemberian Antimikroba
Obat- obat anti mikroba yang sering digunakan dalam melakukan tatalaksana demam tifoid
adalah
a Chloramphenicol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dapat diberikan secara oral
maupun intravena diberikan sampai dengan 7 hari bebas panas Chloramphenicol
bekerja dengan mengikat unit ribosom dari bakteri Salmonella menghambat
pertumbuhannya dan menghambat sintesis protein Efek samping penggunaan
cholramphenicol adalah terjadi agranulositosis Kerugian menggunakan choramphenicol
adalah angka kekambuhan yang tinggi mencapai 5-7 penggunaan jangka panjang (14
hari) dan seringkali menyebabkan timbulnya karier
b Tiamfenikol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dan demam turun rata- rata
pada hari ke- 5 sampai ke- 6 Komplikasi hematologi seperti kemungkinan terjadinya
anemia aplastik lebih rendah dibandingkan chloramphenicol
16
c Ampicilin dan Amoksisilin kemampuan menurunkan demam lebih rendah dibandingkan
chloramphenicol diberikan dengan dosis 50- 150 mg kgBB selama 2 minggu
d Trimetroprim ndash sulfamethoxazole (TMP- SMZ) dapat digunakan secara oral atau
intravena pada dewasa dosis 160 mg TMP ditambah 800 mg SMZ dua kali tiap hari pada
dewasa
e Sefalosforin yaitu ceftrixon dengan dosis 3-4 gram dalam dekstrosa 100 cc diberikan
selama frac12 jam perinfus sekali sehari diberikan selama 3-5 hari
f Flurokuinolon secara relatif obat ini tidak mahal dapat ditoleransi dengan baik dan lebih
efektif dibandingkan obat- obatan lini pertama Flurokuinolon memiliki kemampuan untuk
menembus jaringan yang baik sehingga mampu membunuh Salmonella thypi yang
berada pada stadium statis Obat ini mampu memberikan respon terapeutik yang cepat
seperti menurunkan keluhan panas dan gejala lain dalam 3-5 hari Menggunakan obat ini
juga mampu menurunkan kemungkinan karier pasca pengobatan
Pemberian antibiotika yang efektif dapat mengurangi angka kematian (di Amerika
angka kematian turun menjadi 1 bahkan kurang) Antibiotika kloramfenikol masih dipakai
sebagai obat standar dimana efektivitas obat-obatan lain masih dibandingkan terhadapnya
Untuk strain kuman yang sensitif terhadap kloramfenikol antibiotika ini memberikan efek
klinis paling baik dibandingkan obat lain Perlu diketahui kloramfenikol mempunyai efek
toksik terhadap sumsum tulang Penggunaan kloramfenikol demam akan turun rata-rata
setelah 5 hari Obat-obat lain seperti Ampysilin amoksisilin dan trimetoprim
sulfametoksasole dapat dipergunakan untuk pengobatan dimana strain kuman penyebab
telah resisten terhadap kloramfenikol selain bahwa obat-obat tersebut kurang toksik
dibandingkan kloramfenikol Pengobatan carrier kronik selalu menjadi masalah terutama
carrier dengan batu empedu Penderita carier tanpa batu empedu pengobatan dapat
dilakukan dengan pemberian ampisilin atau amoksisilin dan probenesit tetapi bila disertai
kolesistitis maka diperlukan pengobatan pembedahan selain antibiotika Imunisasi dengan
vaksin monovalen kuman Salmonella typhi memberikan proteksi yang cukup baik vaksin
akan merangsang pembentukan serun terhadap antigen Vi O dan H Dari percobaan pada
sukarelawan ternyata antibodi terhadap antigen H memberikan proteksi terhadap
Salmonella typhi tetapi tidak demikian halnya antibodi Vi dan O
Adapun cara lain salah satu cara untuk membunuh kuman ini adalah dengan memacu
fungsi makrofag untuk menghancurkan dan mengeliminasi bakteri tersebut menggunakan
imunostimulan Imunostimulan akan memacu fungsi makrofag untuk killing melalui
respiratory burst Makrofag yang teraktivasi akan melepaskan berbagai metabolit seperti
reactive oxygen species (ROS) Makrofag yang teraktivasi dikarakteristikkan dengan
17
peningkatan ROS Substansi ini merupakan mediator kunci inflamasi mikrobisidal dan
aktivasi tumorisidal dari makrofag ROS berperan penting dalam killing serta merupakan
salah satu lethal chemical yang dapat membunuh dan mengeliminasi bakteri Salah satu
tanaman di Indonesia yang dapat berperan sebagai imunostimulan adalah Aloe vera atau
biasa dikenal sebagai Tanaman Lidah Buaya Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa
A vera memiliki berbagai efek fisiologis terhadap tubuh yaitu anti inflamasi antioksidan
antikanker antidiabetes dan mengaktivasi makrofag (Grover et al 2002 Krishnan 2006
Xiao et al 2007 Xu et al 2008) Pemberian A vera secara umum menunjukkan
peningkatan aktivitas fagositosis dan proliferasi system retikuloendotelial (Im et al 2005)
Aloe vera juga terbukti mampu menstimulasi imunitas seluler maupun imunitas humoral
serta menstimulasi proliferasi stem sel hematopoietik terutama selgranulocyte macrophage
colony-forming dan sel forming myeloid dan erythroid colonies (Im et al 2005 Boudreau amp
Beland 2006) Pengaruh imunostimulasi dari A vera tergantung pada aktivasi sel imun
alamiinnate (makrofag neutro1049552il limfosit dan sel NK) sintesis dan pelepasan sitokin (TNF-
α IFN-α IFN-γ IL- 1 IL-2 IL-6 dan IL-8) pembentukan respon imun seluler pembentukan
ROS dan induksi pembentukan nitric oxide (NO) (Leung et al 2004 Pugh et al 2001 Im et
al 2005 Boudreau amp Beland 2006)
Pada penelitian lain adapun
1 Kerusakan dinding sel Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif Dinding sel
bakteri gram negative mempunyai susunan kimia yang lebih rumit dari pada bakteri gram
positif Dinding sel bakteri gram negatif mengandung sedikit peptidoglikan (10-20
bobot kering dinding sel) Tetapi di luar lapisan peptidoglikan ada struktur rdquomembranrdquo
kedua yang tersusun dari protein posfolipida lipopolisakarida (asam lemak yang
dirangkaikan dengan polisakarida) (Pelczar dan Chan 1988) Setiap senyawa yang
menghalangi tahap apapun dalam sintesis peptidoglikan akan menyebabkan dinding sel
bakteri menjadi lemah dan sel menjadi lisis (Jawetz et al 2001 dalam Ajizah 2007)
Terjadinya lisis pada sel bakteri tersebut dikarenakan tidak berfungsinya lagi dinding sel
yang dapat mempertahankan bentuk untuk melindungi bakteri Tanpa dinding sel
bakteri tidak dapat bertahan terhadap pengaruh luar dan segera mati (Wattimena et al
1991 dalam Melati 2009) Oleh karena itu diduga adanya gangguan atau penghambatan
pada pembentukan dinding sel dan lisisnya dinding sel merupakan efek dari
penghambatan oleh sari buah mengkudu Sel bakteri ini dikelilingi oleh polimer dua
karbohidrat yaitu N-asetil glokosamin N-asetil muramat yang tersusun oleh sejumlah
18
asam amino Senyawa-senyawa ini melalui beberapa langkah enzimatik dalamproses
sintesis dinding sel Senyawa kimia yang bersifat antibakteri dalam sari buahm bereaksi
dengan asam amino sehingga menghambat langkah-langkah enzimatik tersebut
Dengan demikian proses sintesis dinding sel menjadi terganggu sehingga menyebabkan
kerusakan dinding sel serta sel-sel tidak mempunyai jalur biosintesis yang analog
Kerusakan dinding sel ini juga akan melemahkan dinding sel serta menyebabkan
membran sel merekah sehingga menghamburkan isi sel (Volk dan Wheeler 1993)
2 Kebocoran membran plasma Membran plasma terdiri atas struktur semipermiabel
berfungsi mengendalikan pengangkutan berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel
Senyawa kimia yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri ini dapat
merusak atau menyerang struktur semipermiabel tersebut dengan cara berkombinasi
dengan sterol yang terdapat dalam membran sel sehingga menyebabkan gangguan
kebocoran membran plasma Kerusakan struktur ini dapat menghambat atau merusak
kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang osmosis juga mencegah
berlangsungnya sejumlah biosintesis yang diperlukan dalam membran plasma (Volk dan
Wheeler 1993)
3 Terhambatnya sintesis protein Salah satu tahap dalam sintesis protein adalah proses
transkripsi dari DNA ke RNA (gen membawa pesan dari DNA ke dalam sitoplasma)
Dalam sitoplasma terdapat unit struktural ribosom yang mengikat mRNA agar dapat
diterjemahkan menjadi protein Ribosom dalam sitoplasma terdiri dari dua sub unit
berbeda yang berkombinasi untuk membentuk ribosom fungsional setelah bereaksi
dengan mRNA Bagian-bagian ribosom bakteri yang telah didissosiasi disebut subunit
30S dan subunit 50S Senyawa-senyawa kimia dalam sari buah mengkudu yang
berperan menghambat pertumbuhan bakteri akan bereaksi dengan bagian ribosom 50S
Reaksi tersebut akan menghalagi enzim peptidel transferase untuk membentuk ikatan
peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada tRNAnya dengan asam amino
terakhir yang sedang berkembang Hal ini menyebabkan sintesis protein menjadi terhenti
(Volk dan Wheeler 1993)
4 Terhambatnya sintesis asam nukleat Senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah
mengkudu yang bersifat antibakteri akan bereaksi dengan benang ganda DNA dari
bakteri Reaksi ini dapat mencegah replikasi atau transkripsi DNA sehingga menghambat
pembelahan sel (Volk dan Wheeler 1993) Menurut Volk dan Wheler (1993) pH asam
merupakan senyawa kimia yang dapat mengganggu kehiduan sel bakteri Pertumbuhan
sel yang normal sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang ada Pada umumnya
bakteri tumbuh normal pada lingkungan yang tidak terlalu asam tidak terlalu basa pada
19
pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau
terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat
menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai
pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat
keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat
menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada
dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-
senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat
pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella
typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh
karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus
26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni
1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman
2 Diagnosis serologik
3 Diagnosis klinik
Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90
penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini
menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40
Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90
positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur
urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat
Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-
kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka
waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam
tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-
anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung
pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi
aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu
pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan
menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari
4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi
20
27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan
mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak
sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya
sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70
ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit
pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan
penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih
banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di
Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan
kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada
peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih
tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi
merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi
Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme
inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang
bika mencapai dosis infektif
28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika
Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular
yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4
terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002
sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia
prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat
setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang
menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh
dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama
lebih dari satu tahun (Brusch 2015)
21
BAB IIIMetodologi Penelitian
31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian
Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian
Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic
32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas
Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat
Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak
pasien yang menderita penyakit tipus di daerah
2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi
oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang
berikan
Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut
fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini
22
adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab
dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah
diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban
33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua
responden dalam kalimat dan urutan yang seragam
Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi
pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode
ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas
34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah
Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua
Variabel terikat Penyakit Tipus
35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan
Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut
351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun
kegiatan prapenelitian ini adalah
1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur
penelitian
2Menentukan sempel penelitian
3Penyusunan koesioner dan lembar observasi
352 Tahap penelitian
23
Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun
kegiatan pada tahap penelitian adalah
1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa
keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci
tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan
makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial
ekonomi
2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya
3pengisian lembar observasi
353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian
yaitu
1Pencatatan hasil penelitian
2Analisis data
36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis
teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran
adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan
yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-
hubungan kuantitatif
24
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid
Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu
gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak
seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas
dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala
batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu
kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak
sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi
dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun
barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah
dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak
dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau
pneumonia
2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid
disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A
dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang
disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk
infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan
diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing
dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin
terancam jiwa penderita
25
Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNγ
juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan
limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak
efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat
infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan
imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan
dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian
lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang
mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat
terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran
limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah
mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui
ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui
sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan
bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang
3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam
26
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
27
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari
nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial
toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada
minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
28
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh
Ja
n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8
2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
5
KELURAHAN
KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19
6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4
11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
Januari
FebruariMaret
April MeiJuni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
0
1
2
3
4
5
6
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0
1
0 0 0 0
5
4
0
2
1 1 1 1
2
1
5
0
1
0 0 0 0
1
0 00
2
4
2
0 0 0 0 0
1
0 00 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1
2
1
0 0
1
0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00
1
0 0 0 0
1
0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9
tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada
penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal
ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel
Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di
sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan
kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus
31
43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit
menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan
menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini
terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya
kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri
yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-
tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa
bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman
dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa
terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus
Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai
dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan
pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit
perut serta pingsan
32
BAB VPenutup
51 Kesimpulan
1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan
lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan
2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat
melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat
ditularkan melalui perantara lalat
3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare
dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga
mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14
Martapura
52 Saran
1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup
sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit
2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu
yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan
penyakit tifus
3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual
berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan
medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus
33
INDEX
AAbdominalis3 20 24 26 27
Amoksisilin16
Ampicilin16
Antigen5 17 20
Antimikroba15
Asam nukleat19
BBronkhitis4 6
FForming17
IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21
MMalaria4 6
Membran plasma18
Metoclopramide15
OOrganisme20
PParatyphi1 3 6
Pneumonia4 6 11 14
SSalmonela1
Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16
17 18 19 20 21 27 28
Sintesis protein15 19
TThypoid1
Thypoid2
Tiamfenikol15
Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28
Typhimurium5
Typhus3 4 20 21 27
Typoid3 20
34
DAFTAR PUSTAKA
Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition
Philadelphia WB amp Saunders
Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus
FKUI Jakarta
Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature
Reviews Cancer 2 420-430
Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological
properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C
Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs
Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman
Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L
Jakarta Penerbit Salemba Medika
Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)
(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16
Desember 2015
Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM
Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis
Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press
Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential
Journal of Ethnopharmacology 81 81-100
Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta
35
Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis
Bandung Alfabeta
Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta
CVYrama Widya
Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical
Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI
Jakarta
KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam
AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana
Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4
Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta
Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC
Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika
Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta
Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta
Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta
Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta
Gadjah Mada University Press
36
CONTOH SOAL
1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah
a Mycrobacterium tubercolusis
b Salmonella typhi
c Clostridium tetani
d E colli
2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip
a Demam
b Lidah kotor
c Mual berat sampai muntah
d Sakit gigi
3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip
a Diagnosi Mikrobiologik
b Diagnosis Serologik
c Diagnosis Kimiawi
d Diagnosis Klinik
4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah
a Diet dan terapi penunjang
b Sikat gigi setelah makan
c Tinggal di lingkungan yang kotor
d Berolahraga berat
5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip
a Menghindari makanan yang tidak higines
b Tidak mencuci tangan sebelum makan
c Mandi 2 hari sekali
d Sering begadang
37
LAMPIRAN DATA PENELITIAN
38
L
39
LAMPIRAN FOTO
40
41
42
43
44
45
- KATA PENGANTAR
- DAFTAR ISI
- BAB I
- PENDAHULUAN
-
- 11 LATAR BELAKANG
- 12 Rumusan Masalah
- 13 Tujuan
-
- BAB II
- TINJAUAN PUSTAKA
-
- 21 Pengertian Typus
- 22 Sumber penyakit tipustyphoid
- 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
- 24 Pencegahan Penyakit Tifus
- 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
- 26 Diagnosis Laboratorium
- 27 Distribusi Typhus Abdominalis
- 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
-
- BAB III
- Metodologi Penelitian
-
- 31Jenis Penelitian
- 32 Metode Pengumpulan Data
- 33 Wawancara terstruktur
-
- BAB IV
- HASIL DAN PEMBAHASAN
-
- 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
-
- BAB V
- Penutup
-
- 51 Kesimpulan
- 52 Saran
-
- INDEX
- DAFTAR PUSTAKA
-
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR3
DAFTAR ISI4
BAB I5
PENDAHULUAN5
11 LATAR BELAKANG5
12 Rumusan Masalah6
13 Tujuan6
BAB II7
TINJAUAN PUSTAKA7
21 Pengertian Typus7
22 Sumber penyakit tipustyphoid8
23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia12
24 Pencegahan Penyakit Tifus15
25 Penanggulangan Penyakit Tipus17
26 Diagnosis Laboratorium22
27 Distribusi Typhus Abdominalis23
28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid24
BAB III25
Metodologi Penelitian25
31Jenis Penelitian25
32 Metode Pengumpulan Data25
33 Wawancara terstruktur25
BAB IV28
HASIL DAN PEMBAHASAN28
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan33
BAB V37
Penutup37
51 Kesimpulan37
52 Saran37
INDEX38
4
DAFTAR PUSTAKA39
BAB IPENDAHULUAN
11 LATAR BELAKANGPenyakit demam thypoid sudah lama ldquomenemanirdquo kehidupan kita yang bermukim di
Kalimantan Selatan Bukan jenis penyakit baru tapi tak kunjung berhasil diberantas Bahkan
karena keangkuhannya kuman ini bisa bangkit lagi menyerang bila pengobatan tak tuntas
Kuman salmonela merupakan penyebab tifus Kuman penghantam usus halus ini
terdiri atas Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi A B C Binatang seperti unggas
kucing anjing sapi kuda babi serta binatang mengerat merupakan sahabat kuman yang
juga sangat betah tinggal dalam tubuh manusia Salmonella typhi umumnya lebih ganas
daripada Salmonella paratyphi Kalau pas naas dalam tubuh seorang penderita bisa saja
hinggap sekaligus kedua macam salmonela itu Soalnya kuman ini cukup tangguh Ia
mampu bertahan hidup cukup lama dalam tinja sampah daging telur makanan yang
dikeringkan bahkan dalam bahan kimia seperti zat pewarna makanan sekalipun
Pengobatan penyakit usus ini memang susah-susah gampang karena memerlukan
pemantauan berkelanjutan Pasalnya bila kuman belum terbasmi dengan baik dan
pengobatan dihentikan bisa saja muncul gejala ulang seperti pada Tina tadi Atau bahkan
yang lebih fatal lagi dapat terjadi komplikasi pada organ lain
Penyakit tifus mulai banyak menyerang karena bakteri dengan mudah
berkembangbiak Tifus sering terlambat terdiagnosis karena gejalanya mirip penyakit lain
Kenali gejala khas tifus Ciri-ciri umunya adalah pusing seperti mau flu demam disertai
nyeri mual dan lemas panas badan terasa tidak enak dan lemas Tifus disebabkan oleh
infeksi bakteri Salmonella typhi yang berasal dari makanan atau minuman yang sudah
terkontaminasi bakteri tersebut dari kotoran orang yang sebelumnya terkena tifus
Karenanya penyakit ini bisa menular untuk itu bagi orang yang terkena tifus kalau habis
buang air besar harus mencuci tangan hingga bersih
Penyakit typus diperkirakan menyerang 17 juta setiap tahunnya Di Indonesia
diperkirakan insiden demam tifoid adalah 300- 810 kasus per 100000 penduduk pertahun
dengan angka kematian 2 Demam tifoid (thypoid fever atau tifus abdominalis) banyak
5
ditemukan dalam kehidupan masyarakat kita baik diperkotaan maupun dipedesaan
Penyakit ini erat kaitannya dengan sanitasi lingkungan yang kurang perilaku pribadi serta
perilaku masyarakat yang tidak mendukung untuk hidup sehat
12 Rumusan Masalah1 Apa itu Thypoid
2 Apa penyebab penyakit ini
3 Apa tanda-tanda atau gejala penyakit ini
13 Tujuan1 Untuk mengetahui mengenai penyakit Thypoid
2 Untuk mengetahui penyebab penyakit ini
3 Untuk mengetahui tanda-tanda atau gejala penyakit ini
14 ManfaatManfaat dari penelitian ini yaitu
1 Bagi masyarakat
Sebagai bahan informasi bagi masyarat tentang penyakit typus
2 Bagi Univesitas Lambung Mangkurat Fakultas Teknik Prodi Lingkungan
Menambah kepustakaan dan wawasan keilmuan dalam bidang epidemilogi khususnya
tentang penyebab pecegahan dan penanggulangan penyakit typus
3 Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan pemahaman tentang penyaki typus
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
21 Pengertian Typus1 Typhus Abdominalisadalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman salmonella typhosa dengan masa inkubasi hari di tandai
dengan demam mual muntah sakit kepala nyeri perut (Ngastiyah 2005)
6
2 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan
lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan (Timmreck
TC 2004)
3 Demam typoid (Enterik fever) adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai
saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari satu minggu gangguan pada
pencernaan dan gangguan kesadaran (Nursalam 2005)
4 Typus Abdominalis (demam Typhoid Enteric Fever) ialah penyakit infeksi akut yang
diawali di selaput lebder usus dan jika tidak diobati secara progresif menyerbu jaringan
diseluruh tubuh (Mansjoer 2006) Jadi Typhus Abdominalis adalah penyakit infeksi akut
yang disebabkan oleh Salmonella Typhi mengenai saluran pencernaan ditandai adanya
demam lebih dari 1 minggu gangguan pada saluran cerna dan gangguan kesadaran
5 Demam typhoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terjadi dalam saluran
pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 7 hari gangguan pada saluran
pencernaan dengan atau tanpa gangguan kesadaran (Brusch 2015) Demam typhoid
disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosaSalmonella
paratyphi A dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain
Demam yang disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat
dari pada bentuk infeksi salmonella yang lain (Ashkenazi etal 2002) Penyakit pada
anak biasanya tidak seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur
dengan naiknya panas dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir
minggu pertama Sakit kepala batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus
sering kali muncul Pada minggu kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi
panas dan kering Anak tampak sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut
seringkali bengkak Diare dapat terjadi dengan tinja cair berwarna kehijauan dan
berlendir Limpa akan membesar walaupun barangkali sudah terjadi karena malaria
Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak
terutama diperut dan dada dan pada anak- anak dengan kulit yang kering
Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau pneumonia ( Irianto 2014
)
Peraturan Pemerintah Tentang Penyakit TifusUndang-undang No1 tahun 1962 tentang Karantina Laut (Lembaran Negara tahun 1962
No2) dan Undang-undang No2 tahun 1962 tentang Karantina Udara (Lembaran Negara
tahun 1962 No3) Wabah dalam Undang-undang ini meliputi
7
(1) Penyakit-penyakit karantina berdasarkan Undang-undang No1 tahun 1962 tentang
Karantina Laut dan Undang-undang No2 tahun 1962 tentang Karantina Udara
(2) a Tifus perut (Typhus abdominalis)
b Para-tifus A B dan C
c Disentri (mejan) basili (Dycenteriabacillaris)
d Radang hati menular (Hepatitisinfectiosa)
e Para-cholera Eltor
f Diphtheria
g Kejang tengkuk (Meningitiscerebrospinalis epidemica)
h Lumpuh kanak-kanak (Poliomyelitisanterior acuta)
(3) Penyakit lain yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan
Demam tifoid merupakan penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh
Salmonellatyphimurium
22 Sumber penyakit tipustyphoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Keracunan Salmonella
typhi diawali dengan sakit perut dan diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi
perasaan mual muntah pusingpusing dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang
terkandung dalam tubuh semakin terancam jiwa penderita (Uttiek 2006)
Demam tifoid juga banyak terjadi pada musim penghujan terutama di derah dengan
tingkat sanitasi rendah dan daerah banjir Salmonellamerupakan bakteri gram negatif
berbentuk batang termasuk family Enterobacteriaceae terdiri dari 2300 serovar Salmonella
memiliki antigenVi suatu polimer polisakarida bersifat asam yang terdapat pada permukaan
membrannya Salmonella bersifat motil dan patogenik (Hawley 2003)
Salmonellatyphimurium juga merupakan mikroorganisme fakultatif intraseluler yang dapat
hidup bahkan berkembang biak dalam makrofag tahan terhadap enzim-enzim di lisosom
mempunyai kemampuan untuk mencegah dan menghambat fusi fagolisosom sehingga sulit
untuk dibunuh (Kresno 2001 Abbas amp Lichmant 2003)
Salmonella typhimurium merupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang (Abbas amp Lichmant 2003) Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan
produksi sitokin terutama IFNγ juga terhambat (Adrianus et al 2005) Hasil penelitian
McScorley et al (2002) menunjukkan bahwa respon sel T pada infeksi Salmonella patogenik
8
terlokalisasi pada jaringan limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada
saluran pencernaan (Payerrsquos patches) dan tidak efisien pada jaringan lain yang berrespon
pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat infeksi Salmonella diperantarai sel T
namun hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa koordinasi antara imunitas humoral
dan imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella Hal ini penting sebagai perlindungan untuk sel jika eliminasi mikroorganisme ini
gagal dilakukan (Eguchi amp Kikuchi 2010)
Di dunia insidensi demam tifoid diperkirakan mencapai 16 juta kasus setiap
tahunnya Lebih dari 600000 orang meninggal setiap tahun karena penyakit ini Di
Indonesia demam tifoid atau lebih dikenal sebagai penyakit tifus merupakan penyakit
endemik dan menjadi masalah kesehatan yang serius Insidensi rata-rata mencapai 650
kasus per 100000 penduduk di Indonesia dengan mortalitas rata-rata bervariasi dari 31-
104 (Gassem 2001)
Demam typhoid disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa
Salmonella paratyphi A dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella
yang lain Demam yang disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih
berat dari pada bentuk infeksi salmonella yang lain (Ashkenazi etal 2002) Penyakit pada
anak biasanya tidak seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur
dengan naiknya panas dari hari ke hari sering mencapai 400C (1400F) pada akhir minggu
pertama Sakit kepala batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali
muncul Pada minggu kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan
kering Anak tampak sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak
Diare dapat terjadi dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan
membesar walaupun barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots
rata bercak merah dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada
dan pada anak- anak dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan
gejala bronkhitis atau pneumonia ( Irianto 2014)
Penularan penyakit tipes melalui kuman Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi
A B dan C Kuman tersebut masuk melalui saluran pencernaan setelah berkembang biak
kemudian menembus dinding usus menuju saluran limfa masuk ke dalam pembuluh darah
dalam waktu 24-72 jam Kemudian dapat terjadi pembiakan di sistem retikuloendothelial dan
menyebar kembali ke pembuluh darah yang kemudian menimbulkan berbagai gejala klinis
Jadi jelas bahwa penyebab penyakit tipes adalah kuman yang bernama Salmonella typhi
atau Salmonella paratyphi A B dan C
9
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Jadi menjaga kebersihan terhadap makanan tangan (selalu mencuci dengan sabun) ketika
mau makan kebersihan lingkungan agar tidak banyak lalat menjadi hal penting agar
terhindar dari penyakit tipes Bisa jadi masih ada penyebab penyakit tipes yang lain tetapi
sepertinya faktor kebersihan makanan badan dan lingkungan sudah mewakili secara
keseluruhan
Adapun Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut
dengan makanan dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam
lambung Sebagian lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di
ileum terminalis yang mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi
intestinal dapat terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia
masuk aliran limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi
Setelah mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah
melalui ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati
melalui sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati
dan bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang ( Juwono 2006)
Morfologi Salmonella typhosaKuman berbentuk batang tidak berspora dan tidak bersimpai tetapi mempunyai
flagel feritrik (fimbrae) pada pewarnaan gram bersifat gram negatif ukuran 2 - 4 mikrometer
x 05 - 08 mikrometer dan bergerak pada biakan agar darah koloninya besar bergaris
tengah 2 sampai 3 millimeter bulat agak cembung jernih licin dan tidak menyebabkan
hemolisis (Gupte 1990)
FisiologiKuman tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif anaerob pada suhu 15 - 41 C
(suhu pertumbuhan optimum 37 C) dan pH pertumbuhan 6 - 8 Pada umumnya isolat kuman
10
Salmonella dikenal dengan sifat-sifat gerak positif reaksi fermentasi terhadap manitol dan
sorbitol positif dan memberikan hasil negatif pada reaksi indol laktosa Voges Praskauer
dan KCN Sebagian besar isolat Salmonella yang berasal dari bahan klinik menghasilkan
H2S Samonella thypi hanya membentuk sedikit H2S dan tidak membentuk gas pada
fermentase glukosa Pada agar SSEndo EMB dan MacConkey koloni kuman berbentuk
bulat kecil dan tidak berwana pada agar Wilson Blair koloni kuman berwarna hitam berkilat
logam akibat pembentukan H2S
Daya tahanKuman akan mati karena sinar matahari atau pada pemanasan dengan suhu 60o C
selama 15 sampai 20 menit juga dapat dibunuh dengan cara pasteurisasi pendidihan dan
klorinasi serta pada keadaan kering Dapat bertahan hidup pada es salju dan air selama 4
minggu sampai berbulan-bulan Disamping itu dapat hidup subur pada medium yang
mengandung garam metil tahan terhadap zat warna hijau brilian dan senyawa natrium
tetrationat dan natrium deoksikolat Senyawa-senyawa ini menghambat pertumbuhan
kuman koliform sehingga senyawa-senyawa tersebut dapat digunakan didalam media untuk
isolasi Salmonella dari tinja (Gupte 1990)
23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia1 Demam
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
11
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enak sedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertama diare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak kering merah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurun sedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
12
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stupor otot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingin gelisah sukar bernapas dan kolaps
dari nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi
miokardial toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam
tifoid pada minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
13
24 Pencegahan Penyakit TifusDengan mengetahui cara penyebaran penyakit maka dapat dilakukan pengendalian
dengan menerapkan dasar-dasar hygiene dan kesehatan masyarakat yaitu melakukan
deteksi dan isolasi terhadap sumber infeksi perlu diperhatikan faktor kebersihan lingkungan
pembuangan sampah dan clorinasi air minum perlindungan terhadap suplai makanan dan
minuman peningkatan ekonomi dan peningkatan kebiasaan hidup sehat serta mengurangi
populasi lalat (reservoir) Memberikan pendidikan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan
(terutama pemeriksaan tinja) secara berkala terhadap penyaji makanan baik pada industri
makanan maupun restoran Selain itu yang sangat penting adalah sterilisasi pakaian bahan
dan alat-alat yang digunakan pasien dengan memberikan antiseptik dianjurkan pula bagi
pengunjung untuk mencuci tangan dengan sabun dan memberikan desinfektan pada saat
mencuci pakaian Deteksi carrier dilakukan dengan cara test darah dan diikuti dengan
pemeriksaan tinja dan urine yang dilakukan berulang-ulang Pasien yang cerrier positif
diperlukan pengawasan yang lebih ketat yaitu denganmemberikan informasi tentang
hygiene perorangan dan cara meningkatkan standar hygiene agar tidak berbahaya bagi
orang lain
Penyakit tipes merupakan infeksi sistematik dengan gejala yang sudah khas yaitu
demam tinggi Ada juga demam yang dialami oleh si penderita tipes umumnya mempunyai
pola khusus dengan suhu yang semakin meningkat (sangat tinggi) naik turunHal ini
biasanya terjadi pada sore dan malam hari sedangkan kalau pagi hari tidak terasa demam
hal inilah yang biasanya tidak disadari oleh si penderita bahkan keluarga si penderita
Ada beberapa cara pencegahan penyakit tipes secara sederhana dan semoga
bermanfaat ialah dengan dimulai memperhatikan lingkungan sekitar dan kesehatan tubuh
kita sebagai upaya cegah penyakit Berikut tips yang dapat dilakukan untuk mencaga tubuh
dari penyakit
a Mencuci tangan sebelum makan
b Hindari makanan yang tidak higienis
c Jika Anda pernah mengidap penyakit tersebut (tipes) sebaiknya jangan melakukan
pekerjaan yang sangat melelahkan dulu sebab akan mudah kembali kambuh
d Meningkatkan daya tahan tubuh dengan istirahat yang cukup (7-8 jamhari) olahraga
teratur 3-4 kali dalam seminggu selama 1-2 jam untuk mencegah
e Menghindari jajanan di pinggir jalan serta jika mengkonsumsi telur sebaiknya telur benar-
benar matang
f Sebaiknya melakukan imunisasi tipes untuk meningkatkan daya tahan tubuh Anda
terhadap penyakit tipes
14
Bakteri tifoid atau Salmonella thypi dikeluarkan melalui tinja dan urine penderita yang
sakit dan dalam sedikit kasus melalui pembawa penyakit (carrier) yang sehat Penderita
tertular lewat air minum susu dan makanan terkontaminani Penyebaran paling penting
terjadi lewat tangan yang kotor lalat dan akibat pembuangan tinja dan urine pada
penampungan air (kolam) desa Karena itu pencegahan terpenting terhadap tifoid adalah
dengan memasak air minum dan susu membangun dan menggunakan jamban dengan
lubang yang dalam mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dan mengusir lalat dari
lingkungan rumah
Penderita yang tersangka atau sudah terbukti menderita tifoid jika mungkin harus
diisolasi pada kamar yang terpisa Mereka dapat dirawat pada bangsal yang terbuka bila
dimaksudkan mencegah penyebaran penyakit Jika lalat banyak dijumpai kawat nyamuk
harus digunakan Keluarga dokter dan perawat harus selalu mencuci tangan setiap selesai
mengunjungi penderita Tinja dan urien penderita harus direndam selama 2-3 jam dalam
larutan 120 asam karbonat pada penampungnya di tempat tidur sebelum dibuang ke
saluran air kloset atau jamban Pakaian dan sprei harus disterilkan dalam larutan asam
karbonat 120 sebelum dicuci Anak- anak yang kontak langsung dengan penderita tifoid
harus diberitahu untuk dilaporkan ke rumah sakit bila mereka menunjukan gejala- gejala
demam atau gejala sakit lainnya
Suntikan intramuskular atau intradermal dari bakteri Salmonella thypi yang mati
(TAB) dapat digunakan tetapi hanya memberi kekebalan yang tidak sempurna
dalam jangka waktu pendek Suntikan ini juga menimbulkan berbagai reaksi berat seperti
demam dan tangan yang sakit dan booster tahunan juga diperlukan Suntikan ini tidak
dianjurkan diberikan secara rutin pada anak- anak di daerah tropis walaupun mungkin
berguna bila terjadi wabah dan pada anak dan pada keadaan bencana alam (Irianto 2014)
25 Penanggulangan Penyakit TipusI Istirahat dan Perawatan
Bertujuan untuk mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan Tirah baring
dengan perawatan dilakukan sepenuhnya ditempat seperti makan minum mandi dan BAK
BAB Posisi pasien diawasi untuk mencegah dukubitus dan pneumonia orthostatik serta
higiene perorangan tetap perlu diperhatikan dan dijaga
Penderita perlu dirawat yang bertujuan untuk isolasi observasi dan pengobatan
pasien harus tetap berbaring sampai minimal 7 hari bebas demam atau 14 hari keadaan ini
15
sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi perdarahan usus atau perforasi
usus Pada pasien dengan kesadaran menurun diperlukan perbahan-perubahan posisi
berbaring untuk menghindari komplikasi pneumonia hipostatik dan dekubitas
II Diet dan Terapi Penunjang
a Mempertahankan asupan kalori dan cairan yang adekuat misalnya
Memberikan diet bebas yang rendah serat pada penderita tanpa gejala meteorismus
dan diet bubur saring pada penderita yang meteorismus Hal ini dilakukan untuk
menghindari komplikasi perdarahan saluran cerna dan perforasi usus Gizi penderita juga
diperhatikan agar meningkatkan keadaan umum dan mempercepat proses penyembuhan
Pada mulanya penderita diberikan bubur saring dan kemudian bubur kasar yang
bertujuan untuk menghindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi usus Dengan
menkonsumsi makanan dalam bentuk tersebut diatas tentu pasien kurang mau
menkonsumsinya sehingga pasien mengalami penurunan keadaan umum dan gizi dan
sekaligus memperlambat proses penyembuhan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemberian makanan padat secara dini yaitu nasi lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang
sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman kepada pasien typhus
abdominalis
b Cairan yang adekuat untuk mencegah dehidrasi akibat muntah dan diare
Primperan (metoclopramide) diberikan untuk mengurangi gejala mual muntah
dengan dosis 3x 5 ml setiap sebelum makan dan dapat dihentikan kepan saja penderita
sudah tidak mengalami mual lagi
III Pemberian Antimikroba
Obat- obat anti mikroba yang sering digunakan dalam melakukan tatalaksana demam tifoid
adalah
a Chloramphenicol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dapat diberikan secara oral
maupun intravena diberikan sampai dengan 7 hari bebas panas Chloramphenicol
bekerja dengan mengikat unit ribosom dari bakteri Salmonella menghambat
pertumbuhannya dan menghambat sintesis protein Efek samping penggunaan
cholramphenicol adalah terjadi agranulositosis Kerugian menggunakan choramphenicol
adalah angka kekambuhan yang tinggi mencapai 5-7 penggunaan jangka panjang (14
hari) dan seringkali menyebabkan timbulnya karier
b Tiamfenikol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dan demam turun rata- rata
pada hari ke- 5 sampai ke- 6 Komplikasi hematologi seperti kemungkinan terjadinya
anemia aplastik lebih rendah dibandingkan chloramphenicol
16
c Ampicilin dan Amoksisilin kemampuan menurunkan demam lebih rendah dibandingkan
chloramphenicol diberikan dengan dosis 50- 150 mg kgBB selama 2 minggu
d Trimetroprim ndash sulfamethoxazole (TMP- SMZ) dapat digunakan secara oral atau
intravena pada dewasa dosis 160 mg TMP ditambah 800 mg SMZ dua kali tiap hari pada
dewasa
e Sefalosforin yaitu ceftrixon dengan dosis 3-4 gram dalam dekstrosa 100 cc diberikan
selama frac12 jam perinfus sekali sehari diberikan selama 3-5 hari
f Flurokuinolon secara relatif obat ini tidak mahal dapat ditoleransi dengan baik dan lebih
efektif dibandingkan obat- obatan lini pertama Flurokuinolon memiliki kemampuan untuk
menembus jaringan yang baik sehingga mampu membunuh Salmonella thypi yang
berada pada stadium statis Obat ini mampu memberikan respon terapeutik yang cepat
seperti menurunkan keluhan panas dan gejala lain dalam 3-5 hari Menggunakan obat ini
juga mampu menurunkan kemungkinan karier pasca pengobatan
Pemberian antibiotika yang efektif dapat mengurangi angka kematian (di Amerika
angka kematian turun menjadi 1 bahkan kurang) Antibiotika kloramfenikol masih dipakai
sebagai obat standar dimana efektivitas obat-obatan lain masih dibandingkan terhadapnya
Untuk strain kuman yang sensitif terhadap kloramfenikol antibiotika ini memberikan efek
klinis paling baik dibandingkan obat lain Perlu diketahui kloramfenikol mempunyai efek
toksik terhadap sumsum tulang Penggunaan kloramfenikol demam akan turun rata-rata
setelah 5 hari Obat-obat lain seperti Ampysilin amoksisilin dan trimetoprim
sulfametoksasole dapat dipergunakan untuk pengobatan dimana strain kuman penyebab
telah resisten terhadap kloramfenikol selain bahwa obat-obat tersebut kurang toksik
dibandingkan kloramfenikol Pengobatan carrier kronik selalu menjadi masalah terutama
carrier dengan batu empedu Penderita carier tanpa batu empedu pengobatan dapat
dilakukan dengan pemberian ampisilin atau amoksisilin dan probenesit tetapi bila disertai
kolesistitis maka diperlukan pengobatan pembedahan selain antibiotika Imunisasi dengan
vaksin monovalen kuman Salmonella typhi memberikan proteksi yang cukup baik vaksin
akan merangsang pembentukan serun terhadap antigen Vi O dan H Dari percobaan pada
sukarelawan ternyata antibodi terhadap antigen H memberikan proteksi terhadap
Salmonella typhi tetapi tidak demikian halnya antibodi Vi dan O
Adapun cara lain salah satu cara untuk membunuh kuman ini adalah dengan memacu
fungsi makrofag untuk menghancurkan dan mengeliminasi bakteri tersebut menggunakan
imunostimulan Imunostimulan akan memacu fungsi makrofag untuk killing melalui
respiratory burst Makrofag yang teraktivasi akan melepaskan berbagai metabolit seperti
reactive oxygen species (ROS) Makrofag yang teraktivasi dikarakteristikkan dengan
17
peningkatan ROS Substansi ini merupakan mediator kunci inflamasi mikrobisidal dan
aktivasi tumorisidal dari makrofag ROS berperan penting dalam killing serta merupakan
salah satu lethal chemical yang dapat membunuh dan mengeliminasi bakteri Salah satu
tanaman di Indonesia yang dapat berperan sebagai imunostimulan adalah Aloe vera atau
biasa dikenal sebagai Tanaman Lidah Buaya Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa
A vera memiliki berbagai efek fisiologis terhadap tubuh yaitu anti inflamasi antioksidan
antikanker antidiabetes dan mengaktivasi makrofag (Grover et al 2002 Krishnan 2006
Xiao et al 2007 Xu et al 2008) Pemberian A vera secara umum menunjukkan
peningkatan aktivitas fagositosis dan proliferasi system retikuloendotelial (Im et al 2005)
Aloe vera juga terbukti mampu menstimulasi imunitas seluler maupun imunitas humoral
serta menstimulasi proliferasi stem sel hematopoietik terutama selgranulocyte macrophage
colony-forming dan sel forming myeloid dan erythroid colonies (Im et al 2005 Boudreau amp
Beland 2006) Pengaruh imunostimulasi dari A vera tergantung pada aktivasi sel imun
alamiinnate (makrofag neutro1049552il limfosit dan sel NK) sintesis dan pelepasan sitokin (TNF-
α IFN-α IFN-γ IL- 1 IL-2 IL-6 dan IL-8) pembentukan respon imun seluler pembentukan
ROS dan induksi pembentukan nitric oxide (NO) (Leung et al 2004 Pugh et al 2001 Im et
al 2005 Boudreau amp Beland 2006)
Pada penelitian lain adapun
1 Kerusakan dinding sel Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif Dinding sel
bakteri gram negative mempunyai susunan kimia yang lebih rumit dari pada bakteri gram
positif Dinding sel bakteri gram negatif mengandung sedikit peptidoglikan (10-20
bobot kering dinding sel) Tetapi di luar lapisan peptidoglikan ada struktur rdquomembranrdquo
kedua yang tersusun dari protein posfolipida lipopolisakarida (asam lemak yang
dirangkaikan dengan polisakarida) (Pelczar dan Chan 1988) Setiap senyawa yang
menghalangi tahap apapun dalam sintesis peptidoglikan akan menyebabkan dinding sel
bakteri menjadi lemah dan sel menjadi lisis (Jawetz et al 2001 dalam Ajizah 2007)
Terjadinya lisis pada sel bakteri tersebut dikarenakan tidak berfungsinya lagi dinding sel
yang dapat mempertahankan bentuk untuk melindungi bakteri Tanpa dinding sel
bakteri tidak dapat bertahan terhadap pengaruh luar dan segera mati (Wattimena et al
1991 dalam Melati 2009) Oleh karena itu diduga adanya gangguan atau penghambatan
pada pembentukan dinding sel dan lisisnya dinding sel merupakan efek dari
penghambatan oleh sari buah mengkudu Sel bakteri ini dikelilingi oleh polimer dua
karbohidrat yaitu N-asetil glokosamin N-asetil muramat yang tersusun oleh sejumlah
18
asam amino Senyawa-senyawa ini melalui beberapa langkah enzimatik dalamproses
sintesis dinding sel Senyawa kimia yang bersifat antibakteri dalam sari buahm bereaksi
dengan asam amino sehingga menghambat langkah-langkah enzimatik tersebut
Dengan demikian proses sintesis dinding sel menjadi terganggu sehingga menyebabkan
kerusakan dinding sel serta sel-sel tidak mempunyai jalur biosintesis yang analog
Kerusakan dinding sel ini juga akan melemahkan dinding sel serta menyebabkan
membran sel merekah sehingga menghamburkan isi sel (Volk dan Wheeler 1993)
2 Kebocoran membran plasma Membran plasma terdiri atas struktur semipermiabel
berfungsi mengendalikan pengangkutan berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel
Senyawa kimia yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri ini dapat
merusak atau menyerang struktur semipermiabel tersebut dengan cara berkombinasi
dengan sterol yang terdapat dalam membran sel sehingga menyebabkan gangguan
kebocoran membran plasma Kerusakan struktur ini dapat menghambat atau merusak
kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang osmosis juga mencegah
berlangsungnya sejumlah biosintesis yang diperlukan dalam membran plasma (Volk dan
Wheeler 1993)
3 Terhambatnya sintesis protein Salah satu tahap dalam sintesis protein adalah proses
transkripsi dari DNA ke RNA (gen membawa pesan dari DNA ke dalam sitoplasma)
Dalam sitoplasma terdapat unit struktural ribosom yang mengikat mRNA agar dapat
diterjemahkan menjadi protein Ribosom dalam sitoplasma terdiri dari dua sub unit
berbeda yang berkombinasi untuk membentuk ribosom fungsional setelah bereaksi
dengan mRNA Bagian-bagian ribosom bakteri yang telah didissosiasi disebut subunit
30S dan subunit 50S Senyawa-senyawa kimia dalam sari buah mengkudu yang
berperan menghambat pertumbuhan bakteri akan bereaksi dengan bagian ribosom 50S
Reaksi tersebut akan menghalagi enzim peptidel transferase untuk membentuk ikatan
peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada tRNAnya dengan asam amino
terakhir yang sedang berkembang Hal ini menyebabkan sintesis protein menjadi terhenti
(Volk dan Wheeler 1993)
4 Terhambatnya sintesis asam nukleat Senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah
mengkudu yang bersifat antibakteri akan bereaksi dengan benang ganda DNA dari
bakteri Reaksi ini dapat mencegah replikasi atau transkripsi DNA sehingga menghambat
pembelahan sel (Volk dan Wheeler 1993) Menurut Volk dan Wheler (1993) pH asam
merupakan senyawa kimia yang dapat mengganggu kehiduan sel bakteri Pertumbuhan
sel yang normal sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang ada Pada umumnya
bakteri tumbuh normal pada lingkungan yang tidak terlalu asam tidak terlalu basa pada
19
pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau
terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat
menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai
pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat
keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat
menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada
dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-
senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat
pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella
typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh
karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus
26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni
1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman
2 Diagnosis serologik
3 Diagnosis klinik
Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90
penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini
menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40
Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90
positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur
urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat
Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-
kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka
waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam
tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-
anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung
pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi
aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu
pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan
menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari
4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi
20
27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan
mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak
sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya
sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70
ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit
pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan
penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih
banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di
Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan
kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada
peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih
tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi
merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi
Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme
inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang
bika mencapai dosis infektif
28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika
Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular
yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4
terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002
sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia
prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat
setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang
menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh
dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama
lebih dari satu tahun (Brusch 2015)
21
BAB IIIMetodologi Penelitian
31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian
Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian
Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic
32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas
Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat
Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak
pasien yang menderita penyakit tipus di daerah
2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi
oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang
berikan
Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut
fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini
22
adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab
dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah
diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban
33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua
responden dalam kalimat dan urutan yang seragam
Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi
pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode
ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas
34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah
Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua
Variabel terikat Penyakit Tipus
35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan
Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut
351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun
kegiatan prapenelitian ini adalah
1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur
penelitian
2Menentukan sempel penelitian
3Penyusunan koesioner dan lembar observasi
352 Tahap penelitian
23
Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun
kegiatan pada tahap penelitian adalah
1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa
keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci
tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan
makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial
ekonomi
2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya
3pengisian lembar observasi
353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian
yaitu
1Pencatatan hasil penelitian
2Analisis data
36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis
teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran
adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan
yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-
hubungan kuantitatif
24
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid
Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu
gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak
seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas
dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala
batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu
kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak
sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi
dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun
barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah
dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak
dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau
pneumonia
2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid
disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A
dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang
disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk
infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan
diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing
dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin
terancam jiwa penderita
25
Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNγ
juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan
limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak
efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat
infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan
imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan
dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian
lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang
mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat
terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran
limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah
mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui
ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui
sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan
bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang
3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam
26
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
27
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari
nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial
toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada
minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
28
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh
Ja
n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8
2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
5
KELURAHAN
KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19
6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4
11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
Januari
FebruariMaret
April MeiJuni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
0
1
2
3
4
5
6
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0
1
0 0 0 0
5
4
0
2
1 1 1 1
2
1
5
0
1
0 0 0 0
1
0 00
2
4
2
0 0 0 0 0
1
0 00 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1
2
1
0 0
1
0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00
1
0 0 0 0
1
0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9
tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada
penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal
ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel
Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di
sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan
kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus
31
43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit
menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan
menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini
terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya
kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri
yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-
tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa
bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman
dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa
terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus
Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai
dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan
pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit
perut serta pingsan
32
BAB VPenutup
51 Kesimpulan
1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan
lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan
2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat
melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat
ditularkan melalui perantara lalat
3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare
dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga
mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14
Martapura
52 Saran
1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup
sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit
2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu
yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan
penyakit tifus
3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual
berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan
medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus
33
INDEX
AAbdominalis3 20 24 26 27
Amoksisilin16
Ampicilin16
Antigen5 17 20
Antimikroba15
Asam nukleat19
BBronkhitis4 6
FForming17
IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21
MMalaria4 6
Membran plasma18
Metoclopramide15
OOrganisme20
PParatyphi1 3 6
Pneumonia4 6 11 14
SSalmonela1
Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16
17 18 19 20 21 27 28
Sintesis protein15 19
TThypoid1
Thypoid2
Tiamfenikol15
Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28
Typhimurium5
Typhus3 4 20 21 27
Typoid3 20
34
DAFTAR PUSTAKA
Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition
Philadelphia WB amp Saunders
Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus
FKUI Jakarta
Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature
Reviews Cancer 2 420-430
Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological
properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C
Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs
Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman
Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L
Jakarta Penerbit Salemba Medika
Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)
(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16
Desember 2015
Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM
Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis
Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press
Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential
Journal of Ethnopharmacology 81 81-100
Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta
35
Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis
Bandung Alfabeta
Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta
CVYrama Widya
Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical
Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI
Jakarta
KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam
AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana
Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4
Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta
Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC
Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika
Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta
Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta
Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta
Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta
Gadjah Mada University Press
36
CONTOH SOAL
1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah
a Mycrobacterium tubercolusis
b Salmonella typhi
c Clostridium tetani
d E colli
2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip
a Demam
b Lidah kotor
c Mual berat sampai muntah
d Sakit gigi
3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip
a Diagnosi Mikrobiologik
b Diagnosis Serologik
c Diagnosis Kimiawi
d Diagnosis Klinik
4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah
a Diet dan terapi penunjang
b Sikat gigi setelah makan
c Tinggal di lingkungan yang kotor
d Berolahraga berat
5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip
a Menghindari makanan yang tidak higines
b Tidak mencuci tangan sebelum makan
c Mandi 2 hari sekali
d Sering begadang
37
LAMPIRAN DATA PENELITIAN
38
L
39
LAMPIRAN FOTO
40
41
42
43
44
45
- KATA PENGANTAR
- DAFTAR ISI
- BAB I
- PENDAHULUAN
-
- 11 LATAR BELAKANG
- 12 Rumusan Masalah
- 13 Tujuan
-
- BAB II
- TINJAUAN PUSTAKA
-
- 21 Pengertian Typus
- 22 Sumber penyakit tipustyphoid
- 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
- 24 Pencegahan Penyakit Tifus
- 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
- 26 Diagnosis Laboratorium
- 27 Distribusi Typhus Abdominalis
- 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
-
- BAB III
- Metodologi Penelitian
-
- 31Jenis Penelitian
- 32 Metode Pengumpulan Data
- 33 Wawancara terstruktur
-
- BAB IV
- HASIL DAN PEMBAHASAN
-
- 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
-
- BAB V
- Penutup
-
- 51 Kesimpulan
- 52 Saran
-
- INDEX
- DAFTAR PUSTAKA
-
DAFTAR PUSTAKA39
BAB IPENDAHULUAN
11 LATAR BELAKANGPenyakit demam thypoid sudah lama ldquomenemanirdquo kehidupan kita yang bermukim di
Kalimantan Selatan Bukan jenis penyakit baru tapi tak kunjung berhasil diberantas Bahkan
karena keangkuhannya kuman ini bisa bangkit lagi menyerang bila pengobatan tak tuntas
Kuman salmonela merupakan penyebab tifus Kuman penghantam usus halus ini
terdiri atas Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi A B C Binatang seperti unggas
kucing anjing sapi kuda babi serta binatang mengerat merupakan sahabat kuman yang
juga sangat betah tinggal dalam tubuh manusia Salmonella typhi umumnya lebih ganas
daripada Salmonella paratyphi Kalau pas naas dalam tubuh seorang penderita bisa saja
hinggap sekaligus kedua macam salmonela itu Soalnya kuman ini cukup tangguh Ia
mampu bertahan hidup cukup lama dalam tinja sampah daging telur makanan yang
dikeringkan bahkan dalam bahan kimia seperti zat pewarna makanan sekalipun
Pengobatan penyakit usus ini memang susah-susah gampang karena memerlukan
pemantauan berkelanjutan Pasalnya bila kuman belum terbasmi dengan baik dan
pengobatan dihentikan bisa saja muncul gejala ulang seperti pada Tina tadi Atau bahkan
yang lebih fatal lagi dapat terjadi komplikasi pada organ lain
Penyakit tifus mulai banyak menyerang karena bakteri dengan mudah
berkembangbiak Tifus sering terlambat terdiagnosis karena gejalanya mirip penyakit lain
Kenali gejala khas tifus Ciri-ciri umunya adalah pusing seperti mau flu demam disertai
nyeri mual dan lemas panas badan terasa tidak enak dan lemas Tifus disebabkan oleh
infeksi bakteri Salmonella typhi yang berasal dari makanan atau minuman yang sudah
terkontaminasi bakteri tersebut dari kotoran orang yang sebelumnya terkena tifus
Karenanya penyakit ini bisa menular untuk itu bagi orang yang terkena tifus kalau habis
buang air besar harus mencuci tangan hingga bersih
Penyakit typus diperkirakan menyerang 17 juta setiap tahunnya Di Indonesia
diperkirakan insiden demam tifoid adalah 300- 810 kasus per 100000 penduduk pertahun
dengan angka kematian 2 Demam tifoid (thypoid fever atau tifus abdominalis) banyak
5
ditemukan dalam kehidupan masyarakat kita baik diperkotaan maupun dipedesaan
Penyakit ini erat kaitannya dengan sanitasi lingkungan yang kurang perilaku pribadi serta
perilaku masyarakat yang tidak mendukung untuk hidup sehat
12 Rumusan Masalah1 Apa itu Thypoid
2 Apa penyebab penyakit ini
3 Apa tanda-tanda atau gejala penyakit ini
13 Tujuan1 Untuk mengetahui mengenai penyakit Thypoid
2 Untuk mengetahui penyebab penyakit ini
3 Untuk mengetahui tanda-tanda atau gejala penyakit ini
14 ManfaatManfaat dari penelitian ini yaitu
1 Bagi masyarakat
Sebagai bahan informasi bagi masyarat tentang penyakit typus
2 Bagi Univesitas Lambung Mangkurat Fakultas Teknik Prodi Lingkungan
Menambah kepustakaan dan wawasan keilmuan dalam bidang epidemilogi khususnya
tentang penyebab pecegahan dan penanggulangan penyakit typus
3 Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan pemahaman tentang penyaki typus
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
21 Pengertian Typus1 Typhus Abdominalisadalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman salmonella typhosa dengan masa inkubasi hari di tandai
dengan demam mual muntah sakit kepala nyeri perut (Ngastiyah 2005)
6
2 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan
lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan (Timmreck
TC 2004)
3 Demam typoid (Enterik fever) adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai
saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari satu minggu gangguan pada
pencernaan dan gangguan kesadaran (Nursalam 2005)
4 Typus Abdominalis (demam Typhoid Enteric Fever) ialah penyakit infeksi akut yang
diawali di selaput lebder usus dan jika tidak diobati secara progresif menyerbu jaringan
diseluruh tubuh (Mansjoer 2006) Jadi Typhus Abdominalis adalah penyakit infeksi akut
yang disebabkan oleh Salmonella Typhi mengenai saluran pencernaan ditandai adanya
demam lebih dari 1 minggu gangguan pada saluran cerna dan gangguan kesadaran
5 Demam typhoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terjadi dalam saluran
pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 7 hari gangguan pada saluran
pencernaan dengan atau tanpa gangguan kesadaran (Brusch 2015) Demam typhoid
disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosaSalmonella
paratyphi A dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain
Demam yang disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat
dari pada bentuk infeksi salmonella yang lain (Ashkenazi etal 2002) Penyakit pada
anak biasanya tidak seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur
dengan naiknya panas dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir
minggu pertama Sakit kepala batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus
sering kali muncul Pada minggu kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi
panas dan kering Anak tampak sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut
seringkali bengkak Diare dapat terjadi dengan tinja cair berwarna kehijauan dan
berlendir Limpa akan membesar walaupun barangkali sudah terjadi karena malaria
Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak
terutama diperut dan dada dan pada anak- anak dengan kulit yang kering
Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau pneumonia ( Irianto 2014
)
Peraturan Pemerintah Tentang Penyakit TifusUndang-undang No1 tahun 1962 tentang Karantina Laut (Lembaran Negara tahun 1962
No2) dan Undang-undang No2 tahun 1962 tentang Karantina Udara (Lembaran Negara
tahun 1962 No3) Wabah dalam Undang-undang ini meliputi
7
(1) Penyakit-penyakit karantina berdasarkan Undang-undang No1 tahun 1962 tentang
Karantina Laut dan Undang-undang No2 tahun 1962 tentang Karantina Udara
(2) a Tifus perut (Typhus abdominalis)
b Para-tifus A B dan C
c Disentri (mejan) basili (Dycenteriabacillaris)
d Radang hati menular (Hepatitisinfectiosa)
e Para-cholera Eltor
f Diphtheria
g Kejang tengkuk (Meningitiscerebrospinalis epidemica)
h Lumpuh kanak-kanak (Poliomyelitisanterior acuta)
(3) Penyakit lain yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan
Demam tifoid merupakan penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh
Salmonellatyphimurium
22 Sumber penyakit tipustyphoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Keracunan Salmonella
typhi diawali dengan sakit perut dan diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi
perasaan mual muntah pusingpusing dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang
terkandung dalam tubuh semakin terancam jiwa penderita (Uttiek 2006)
Demam tifoid juga banyak terjadi pada musim penghujan terutama di derah dengan
tingkat sanitasi rendah dan daerah banjir Salmonellamerupakan bakteri gram negatif
berbentuk batang termasuk family Enterobacteriaceae terdiri dari 2300 serovar Salmonella
memiliki antigenVi suatu polimer polisakarida bersifat asam yang terdapat pada permukaan
membrannya Salmonella bersifat motil dan patogenik (Hawley 2003)
Salmonellatyphimurium juga merupakan mikroorganisme fakultatif intraseluler yang dapat
hidup bahkan berkembang biak dalam makrofag tahan terhadap enzim-enzim di lisosom
mempunyai kemampuan untuk mencegah dan menghambat fusi fagolisosom sehingga sulit
untuk dibunuh (Kresno 2001 Abbas amp Lichmant 2003)
Salmonella typhimurium merupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang (Abbas amp Lichmant 2003) Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan
produksi sitokin terutama IFNγ juga terhambat (Adrianus et al 2005) Hasil penelitian
McScorley et al (2002) menunjukkan bahwa respon sel T pada infeksi Salmonella patogenik
8
terlokalisasi pada jaringan limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada
saluran pencernaan (Payerrsquos patches) dan tidak efisien pada jaringan lain yang berrespon
pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat infeksi Salmonella diperantarai sel T
namun hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa koordinasi antara imunitas humoral
dan imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella Hal ini penting sebagai perlindungan untuk sel jika eliminasi mikroorganisme ini
gagal dilakukan (Eguchi amp Kikuchi 2010)
Di dunia insidensi demam tifoid diperkirakan mencapai 16 juta kasus setiap
tahunnya Lebih dari 600000 orang meninggal setiap tahun karena penyakit ini Di
Indonesia demam tifoid atau lebih dikenal sebagai penyakit tifus merupakan penyakit
endemik dan menjadi masalah kesehatan yang serius Insidensi rata-rata mencapai 650
kasus per 100000 penduduk di Indonesia dengan mortalitas rata-rata bervariasi dari 31-
104 (Gassem 2001)
Demam typhoid disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa
Salmonella paratyphi A dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella
yang lain Demam yang disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih
berat dari pada bentuk infeksi salmonella yang lain (Ashkenazi etal 2002) Penyakit pada
anak biasanya tidak seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur
dengan naiknya panas dari hari ke hari sering mencapai 400C (1400F) pada akhir minggu
pertama Sakit kepala batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali
muncul Pada minggu kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan
kering Anak tampak sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak
Diare dapat terjadi dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan
membesar walaupun barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots
rata bercak merah dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada
dan pada anak- anak dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan
gejala bronkhitis atau pneumonia ( Irianto 2014)
Penularan penyakit tipes melalui kuman Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi
A B dan C Kuman tersebut masuk melalui saluran pencernaan setelah berkembang biak
kemudian menembus dinding usus menuju saluran limfa masuk ke dalam pembuluh darah
dalam waktu 24-72 jam Kemudian dapat terjadi pembiakan di sistem retikuloendothelial dan
menyebar kembali ke pembuluh darah yang kemudian menimbulkan berbagai gejala klinis
Jadi jelas bahwa penyebab penyakit tipes adalah kuman yang bernama Salmonella typhi
atau Salmonella paratyphi A B dan C
9
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Jadi menjaga kebersihan terhadap makanan tangan (selalu mencuci dengan sabun) ketika
mau makan kebersihan lingkungan agar tidak banyak lalat menjadi hal penting agar
terhindar dari penyakit tipes Bisa jadi masih ada penyebab penyakit tipes yang lain tetapi
sepertinya faktor kebersihan makanan badan dan lingkungan sudah mewakili secara
keseluruhan
Adapun Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut
dengan makanan dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam
lambung Sebagian lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di
ileum terminalis yang mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi
intestinal dapat terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia
masuk aliran limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi
Setelah mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah
melalui ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati
melalui sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati
dan bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang ( Juwono 2006)
Morfologi Salmonella typhosaKuman berbentuk batang tidak berspora dan tidak bersimpai tetapi mempunyai
flagel feritrik (fimbrae) pada pewarnaan gram bersifat gram negatif ukuran 2 - 4 mikrometer
x 05 - 08 mikrometer dan bergerak pada biakan agar darah koloninya besar bergaris
tengah 2 sampai 3 millimeter bulat agak cembung jernih licin dan tidak menyebabkan
hemolisis (Gupte 1990)
FisiologiKuman tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif anaerob pada suhu 15 - 41 C
(suhu pertumbuhan optimum 37 C) dan pH pertumbuhan 6 - 8 Pada umumnya isolat kuman
10
Salmonella dikenal dengan sifat-sifat gerak positif reaksi fermentasi terhadap manitol dan
sorbitol positif dan memberikan hasil negatif pada reaksi indol laktosa Voges Praskauer
dan KCN Sebagian besar isolat Salmonella yang berasal dari bahan klinik menghasilkan
H2S Samonella thypi hanya membentuk sedikit H2S dan tidak membentuk gas pada
fermentase glukosa Pada agar SSEndo EMB dan MacConkey koloni kuman berbentuk
bulat kecil dan tidak berwana pada agar Wilson Blair koloni kuman berwarna hitam berkilat
logam akibat pembentukan H2S
Daya tahanKuman akan mati karena sinar matahari atau pada pemanasan dengan suhu 60o C
selama 15 sampai 20 menit juga dapat dibunuh dengan cara pasteurisasi pendidihan dan
klorinasi serta pada keadaan kering Dapat bertahan hidup pada es salju dan air selama 4
minggu sampai berbulan-bulan Disamping itu dapat hidup subur pada medium yang
mengandung garam metil tahan terhadap zat warna hijau brilian dan senyawa natrium
tetrationat dan natrium deoksikolat Senyawa-senyawa ini menghambat pertumbuhan
kuman koliform sehingga senyawa-senyawa tersebut dapat digunakan didalam media untuk
isolasi Salmonella dari tinja (Gupte 1990)
23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia1 Demam
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
11
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enak sedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertama diare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak kering merah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurun sedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
12
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stupor otot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingin gelisah sukar bernapas dan kolaps
dari nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi
miokardial toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam
tifoid pada minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
13
24 Pencegahan Penyakit TifusDengan mengetahui cara penyebaran penyakit maka dapat dilakukan pengendalian
dengan menerapkan dasar-dasar hygiene dan kesehatan masyarakat yaitu melakukan
deteksi dan isolasi terhadap sumber infeksi perlu diperhatikan faktor kebersihan lingkungan
pembuangan sampah dan clorinasi air minum perlindungan terhadap suplai makanan dan
minuman peningkatan ekonomi dan peningkatan kebiasaan hidup sehat serta mengurangi
populasi lalat (reservoir) Memberikan pendidikan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan
(terutama pemeriksaan tinja) secara berkala terhadap penyaji makanan baik pada industri
makanan maupun restoran Selain itu yang sangat penting adalah sterilisasi pakaian bahan
dan alat-alat yang digunakan pasien dengan memberikan antiseptik dianjurkan pula bagi
pengunjung untuk mencuci tangan dengan sabun dan memberikan desinfektan pada saat
mencuci pakaian Deteksi carrier dilakukan dengan cara test darah dan diikuti dengan
pemeriksaan tinja dan urine yang dilakukan berulang-ulang Pasien yang cerrier positif
diperlukan pengawasan yang lebih ketat yaitu denganmemberikan informasi tentang
hygiene perorangan dan cara meningkatkan standar hygiene agar tidak berbahaya bagi
orang lain
Penyakit tipes merupakan infeksi sistematik dengan gejala yang sudah khas yaitu
demam tinggi Ada juga demam yang dialami oleh si penderita tipes umumnya mempunyai
pola khusus dengan suhu yang semakin meningkat (sangat tinggi) naik turunHal ini
biasanya terjadi pada sore dan malam hari sedangkan kalau pagi hari tidak terasa demam
hal inilah yang biasanya tidak disadari oleh si penderita bahkan keluarga si penderita
Ada beberapa cara pencegahan penyakit tipes secara sederhana dan semoga
bermanfaat ialah dengan dimulai memperhatikan lingkungan sekitar dan kesehatan tubuh
kita sebagai upaya cegah penyakit Berikut tips yang dapat dilakukan untuk mencaga tubuh
dari penyakit
a Mencuci tangan sebelum makan
b Hindari makanan yang tidak higienis
c Jika Anda pernah mengidap penyakit tersebut (tipes) sebaiknya jangan melakukan
pekerjaan yang sangat melelahkan dulu sebab akan mudah kembali kambuh
d Meningkatkan daya tahan tubuh dengan istirahat yang cukup (7-8 jamhari) olahraga
teratur 3-4 kali dalam seminggu selama 1-2 jam untuk mencegah
e Menghindari jajanan di pinggir jalan serta jika mengkonsumsi telur sebaiknya telur benar-
benar matang
f Sebaiknya melakukan imunisasi tipes untuk meningkatkan daya tahan tubuh Anda
terhadap penyakit tipes
14
Bakteri tifoid atau Salmonella thypi dikeluarkan melalui tinja dan urine penderita yang
sakit dan dalam sedikit kasus melalui pembawa penyakit (carrier) yang sehat Penderita
tertular lewat air minum susu dan makanan terkontaminani Penyebaran paling penting
terjadi lewat tangan yang kotor lalat dan akibat pembuangan tinja dan urine pada
penampungan air (kolam) desa Karena itu pencegahan terpenting terhadap tifoid adalah
dengan memasak air minum dan susu membangun dan menggunakan jamban dengan
lubang yang dalam mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dan mengusir lalat dari
lingkungan rumah
Penderita yang tersangka atau sudah terbukti menderita tifoid jika mungkin harus
diisolasi pada kamar yang terpisa Mereka dapat dirawat pada bangsal yang terbuka bila
dimaksudkan mencegah penyebaran penyakit Jika lalat banyak dijumpai kawat nyamuk
harus digunakan Keluarga dokter dan perawat harus selalu mencuci tangan setiap selesai
mengunjungi penderita Tinja dan urien penderita harus direndam selama 2-3 jam dalam
larutan 120 asam karbonat pada penampungnya di tempat tidur sebelum dibuang ke
saluran air kloset atau jamban Pakaian dan sprei harus disterilkan dalam larutan asam
karbonat 120 sebelum dicuci Anak- anak yang kontak langsung dengan penderita tifoid
harus diberitahu untuk dilaporkan ke rumah sakit bila mereka menunjukan gejala- gejala
demam atau gejala sakit lainnya
Suntikan intramuskular atau intradermal dari bakteri Salmonella thypi yang mati
(TAB) dapat digunakan tetapi hanya memberi kekebalan yang tidak sempurna
dalam jangka waktu pendek Suntikan ini juga menimbulkan berbagai reaksi berat seperti
demam dan tangan yang sakit dan booster tahunan juga diperlukan Suntikan ini tidak
dianjurkan diberikan secara rutin pada anak- anak di daerah tropis walaupun mungkin
berguna bila terjadi wabah dan pada anak dan pada keadaan bencana alam (Irianto 2014)
25 Penanggulangan Penyakit TipusI Istirahat dan Perawatan
Bertujuan untuk mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan Tirah baring
dengan perawatan dilakukan sepenuhnya ditempat seperti makan minum mandi dan BAK
BAB Posisi pasien diawasi untuk mencegah dukubitus dan pneumonia orthostatik serta
higiene perorangan tetap perlu diperhatikan dan dijaga
Penderita perlu dirawat yang bertujuan untuk isolasi observasi dan pengobatan
pasien harus tetap berbaring sampai minimal 7 hari bebas demam atau 14 hari keadaan ini
15
sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi perdarahan usus atau perforasi
usus Pada pasien dengan kesadaran menurun diperlukan perbahan-perubahan posisi
berbaring untuk menghindari komplikasi pneumonia hipostatik dan dekubitas
II Diet dan Terapi Penunjang
a Mempertahankan asupan kalori dan cairan yang adekuat misalnya
Memberikan diet bebas yang rendah serat pada penderita tanpa gejala meteorismus
dan diet bubur saring pada penderita yang meteorismus Hal ini dilakukan untuk
menghindari komplikasi perdarahan saluran cerna dan perforasi usus Gizi penderita juga
diperhatikan agar meningkatkan keadaan umum dan mempercepat proses penyembuhan
Pada mulanya penderita diberikan bubur saring dan kemudian bubur kasar yang
bertujuan untuk menghindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi usus Dengan
menkonsumsi makanan dalam bentuk tersebut diatas tentu pasien kurang mau
menkonsumsinya sehingga pasien mengalami penurunan keadaan umum dan gizi dan
sekaligus memperlambat proses penyembuhan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemberian makanan padat secara dini yaitu nasi lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang
sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman kepada pasien typhus
abdominalis
b Cairan yang adekuat untuk mencegah dehidrasi akibat muntah dan diare
Primperan (metoclopramide) diberikan untuk mengurangi gejala mual muntah
dengan dosis 3x 5 ml setiap sebelum makan dan dapat dihentikan kepan saja penderita
sudah tidak mengalami mual lagi
III Pemberian Antimikroba
Obat- obat anti mikroba yang sering digunakan dalam melakukan tatalaksana demam tifoid
adalah
a Chloramphenicol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dapat diberikan secara oral
maupun intravena diberikan sampai dengan 7 hari bebas panas Chloramphenicol
bekerja dengan mengikat unit ribosom dari bakteri Salmonella menghambat
pertumbuhannya dan menghambat sintesis protein Efek samping penggunaan
cholramphenicol adalah terjadi agranulositosis Kerugian menggunakan choramphenicol
adalah angka kekambuhan yang tinggi mencapai 5-7 penggunaan jangka panjang (14
hari) dan seringkali menyebabkan timbulnya karier
b Tiamfenikol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dan demam turun rata- rata
pada hari ke- 5 sampai ke- 6 Komplikasi hematologi seperti kemungkinan terjadinya
anemia aplastik lebih rendah dibandingkan chloramphenicol
16
c Ampicilin dan Amoksisilin kemampuan menurunkan demam lebih rendah dibandingkan
chloramphenicol diberikan dengan dosis 50- 150 mg kgBB selama 2 minggu
d Trimetroprim ndash sulfamethoxazole (TMP- SMZ) dapat digunakan secara oral atau
intravena pada dewasa dosis 160 mg TMP ditambah 800 mg SMZ dua kali tiap hari pada
dewasa
e Sefalosforin yaitu ceftrixon dengan dosis 3-4 gram dalam dekstrosa 100 cc diberikan
selama frac12 jam perinfus sekali sehari diberikan selama 3-5 hari
f Flurokuinolon secara relatif obat ini tidak mahal dapat ditoleransi dengan baik dan lebih
efektif dibandingkan obat- obatan lini pertama Flurokuinolon memiliki kemampuan untuk
menembus jaringan yang baik sehingga mampu membunuh Salmonella thypi yang
berada pada stadium statis Obat ini mampu memberikan respon terapeutik yang cepat
seperti menurunkan keluhan panas dan gejala lain dalam 3-5 hari Menggunakan obat ini
juga mampu menurunkan kemungkinan karier pasca pengobatan
Pemberian antibiotika yang efektif dapat mengurangi angka kematian (di Amerika
angka kematian turun menjadi 1 bahkan kurang) Antibiotika kloramfenikol masih dipakai
sebagai obat standar dimana efektivitas obat-obatan lain masih dibandingkan terhadapnya
Untuk strain kuman yang sensitif terhadap kloramfenikol antibiotika ini memberikan efek
klinis paling baik dibandingkan obat lain Perlu diketahui kloramfenikol mempunyai efek
toksik terhadap sumsum tulang Penggunaan kloramfenikol demam akan turun rata-rata
setelah 5 hari Obat-obat lain seperti Ampysilin amoksisilin dan trimetoprim
sulfametoksasole dapat dipergunakan untuk pengobatan dimana strain kuman penyebab
telah resisten terhadap kloramfenikol selain bahwa obat-obat tersebut kurang toksik
dibandingkan kloramfenikol Pengobatan carrier kronik selalu menjadi masalah terutama
carrier dengan batu empedu Penderita carier tanpa batu empedu pengobatan dapat
dilakukan dengan pemberian ampisilin atau amoksisilin dan probenesit tetapi bila disertai
kolesistitis maka diperlukan pengobatan pembedahan selain antibiotika Imunisasi dengan
vaksin monovalen kuman Salmonella typhi memberikan proteksi yang cukup baik vaksin
akan merangsang pembentukan serun terhadap antigen Vi O dan H Dari percobaan pada
sukarelawan ternyata antibodi terhadap antigen H memberikan proteksi terhadap
Salmonella typhi tetapi tidak demikian halnya antibodi Vi dan O
Adapun cara lain salah satu cara untuk membunuh kuman ini adalah dengan memacu
fungsi makrofag untuk menghancurkan dan mengeliminasi bakteri tersebut menggunakan
imunostimulan Imunostimulan akan memacu fungsi makrofag untuk killing melalui
respiratory burst Makrofag yang teraktivasi akan melepaskan berbagai metabolit seperti
reactive oxygen species (ROS) Makrofag yang teraktivasi dikarakteristikkan dengan
17
peningkatan ROS Substansi ini merupakan mediator kunci inflamasi mikrobisidal dan
aktivasi tumorisidal dari makrofag ROS berperan penting dalam killing serta merupakan
salah satu lethal chemical yang dapat membunuh dan mengeliminasi bakteri Salah satu
tanaman di Indonesia yang dapat berperan sebagai imunostimulan adalah Aloe vera atau
biasa dikenal sebagai Tanaman Lidah Buaya Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa
A vera memiliki berbagai efek fisiologis terhadap tubuh yaitu anti inflamasi antioksidan
antikanker antidiabetes dan mengaktivasi makrofag (Grover et al 2002 Krishnan 2006
Xiao et al 2007 Xu et al 2008) Pemberian A vera secara umum menunjukkan
peningkatan aktivitas fagositosis dan proliferasi system retikuloendotelial (Im et al 2005)
Aloe vera juga terbukti mampu menstimulasi imunitas seluler maupun imunitas humoral
serta menstimulasi proliferasi stem sel hematopoietik terutama selgranulocyte macrophage
colony-forming dan sel forming myeloid dan erythroid colonies (Im et al 2005 Boudreau amp
Beland 2006) Pengaruh imunostimulasi dari A vera tergantung pada aktivasi sel imun
alamiinnate (makrofag neutro1049552il limfosit dan sel NK) sintesis dan pelepasan sitokin (TNF-
α IFN-α IFN-γ IL- 1 IL-2 IL-6 dan IL-8) pembentukan respon imun seluler pembentukan
ROS dan induksi pembentukan nitric oxide (NO) (Leung et al 2004 Pugh et al 2001 Im et
al 2005 Boudreau amp Beland 2006)
Pada penelitian lain adapun
1 Kerusakan dinding sel Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif Dinding sel
bakteri gram negative mempunyai susunan kimia yang lebih rumit dari pada bakteri gram
positif Dinding sel bakteri gram negatif mengandung sedikit peptidoglikan (10-20
bobot kering dinding sel) Tetapi di luar lapisan peptidoglikan ada struktur rdquomembranrdquo
kedua yang tersusun dari protein posfolipida lipopolisakarida (asam lemak yang
dirangkaikan dengan polisakarida) (Pelczar dan Chan 1988) Setiap senyawa yang
menghalangi tahap apapun dalam sintesis peptidoglikan akan menyebabkan dinding sel
bakteri menjadi lemah dan sel menjadi lisis (Jawetz et al 2001 dalam Ajizah 2007)
Terjadinya lisis pada sel bakteri tersebut dikarenakan tidak berfungsinya lagi dinding sel
yang dapat mempertahankan bentuk untuk melindungi bakteri Tanpa dinding sel
bakteri tidak dapat bertahan terhadap pengaruh luar dan segera mati (Wattimena et al
1991 dalam Melati 2009) Oleh karena itu diduga adanya gangguan atau penghambatan
pada pembentukan dinding sel dan lisisnya dinding sel merupakan efek dari
penghambatan oleh sari buah mengkudu Sel bakteri ini dikelilingi oleh polimer dua
karbohidrat yaitu N-asetil glokosamin N-asetil muramat yang tersusun oleh sejumlah
18
asam amino Senyawa-senyawa ini melalui beberapa langkah enzimatik dalamproses
sintesis dinding sel Senyawa kimia yang bersifat antibakteri dalam sari buahm bereaksi
dengan asam amino sehingga menghambat langkah-langkah enzimatik tersebut
Dengan demikian proses sintesis dinding sel menjadi terganggu sehingga menyebabkan
kerusakan dinding sel serta sel-sel tidak mempunyai jalur biosintesis yang analog
Kerusakan dinding sel ini juga akan melemahkan dinding sel serta menyebabkan
membran sel merekah sehingga menghamburkan isi sel (Volk dan Wheeler 1993)
2 Kebocoran membran plasma Membran plasma terdiri atas struktur semipermiabel
berfungsi mengendalikan pengangkutan berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel
Senyawa kimia yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri ini dapat
merusak atau menyerang struktur semipermiabel tersebut dengan cara berkombinasi
dengan sterol yang terdapat dalam membran sel sehingga menyebabkan gangguan
kebocoran membran plasma Kerusakan struktur ini dapat menghambat atau merusak
kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang osmosis juga mencegah
berlangsungnya sejumlah biosintesis yang diperlukan dalam membran plasma (Volk dan
Wheeler 1993)
3 Terhambatnya sintesis protein Salah satu tahap dalam sintesis protein adalah proses
transkripsi dari DNA ke RNA (gen membawa pesan dari DNA ke dalam sitoplasma)
Dalam sitoplasma terdapat unit struktural ribosom yang mengikat mRNA agar dapat
diterjemahkan menjadi protein Ribosom dalam sitoplasma terdiri dari dua sub unit
berbeda yang berkombinasi untuk membentuk ribosom fungsional setelah bereaksi
dengan mRNA Bagian-bagian ribosom bakteri yang telah didissosiasi disebut subunit
30S dan subunit 50S Senyawa-senyawa kimia dalam sari buah mengkudu yang
berperan menghambat pertumbuhan bakteri akan bereaksi dengan bagian ribosom 50S
Reaksi tersebut akan menghalagi enzim peptidel transferase untuk membentuk ikatan
peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada tRNAnya dengan asam amino
terakhir yang sedang berkembang Hal ini menyebabkan sintesis protein menjadi terhenti
(Volk dan Wheeler 1993)
4 Terhambatnya sintesis asam nukleat Senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah
mengkudu yang bersifat antibakteri akan bereaksi dengan benang ganda DNA dari
bakteri Reaksi ini dapat mencegah replikasi atau transkripsi DNA sehingga menghambat
pembelahan sel (Volk dan Wheeler 1993) Menurut Volk dan Wheler (1993) pH asam
merupakan senyawa kimia yang dapat mengganggu kehiduan sel bakteri Pertumbuhan
sel yang normal sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang ada Pada umumnya
bakteri tumbuh normal pada lingkungan yang tidak terlalu asam tidak terlalu basa pada
19
pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau
terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat
menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai
pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat
keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat
menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada
dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-
senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat
pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella
typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh
karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus
26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni
1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman
2 Diagnosis serologik
3 Diagnosis klinik
Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90
penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini
menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40
Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90
positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur
urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat
Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-
kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka
waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam
tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-
anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung
pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi
aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu
pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan
menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari
4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi
20
27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan
mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak
sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya
sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70
ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit
pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan
penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih
banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di
Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan
kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada
peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih
tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi
merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi
Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme
inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang
bika mencapai dosis infektif
28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika
Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular
yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4
terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002
sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia
prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat
setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang
menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh
dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama
lebih dari satu tahun (Brusch 2015)
21
BAB IIIMetodologi Penelitian
31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian
Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian
Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic
32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas
Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat
Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak
pasien yang menderita penyakit tipus di daerah
2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi
oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang
berikan
Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut
fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini
22
adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab
dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah
diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban
33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua
responden dalam kalimat dan urutan yang seragam
Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi
pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode
ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas
34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah
Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua
Variabel terikat Penyakit Tipus
35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan
Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut
351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun
kegiatan prapenelitian ini adalah
1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur
penelitian
2Menentukan sempel penelitian
3Penyusunan koesioner dan lembar observasi
352 Tahap penelitian
23
Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun
kegiatan pada tahap penelitian adalah
1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa
keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci
tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan
makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial
ekonomi
2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya
3pengisian lembar observasi
353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian
yaitu
1Pencatatan hasil penelitian
2Analisis data
36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis
teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran
adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan
yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-
hubungan kuantitatif
24
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid
Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu
gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak
seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas
dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala
batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu
kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak
sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi
dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun
barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah
dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak
dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau
pneumonia
2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid
disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A
dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang
disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk
infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan
diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing
dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin
terancam jiwa penderita
25
Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNγ
juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan
limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak
efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat
infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan
imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan
dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian
lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang
mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat
terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran
limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah
mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui
ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui
sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan
bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang
3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam
26
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
27
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari
nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial
toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada
minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
28
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh
Ja
n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8
2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
5
KELURAHAN
KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19
6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4
11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
Januari
FebruariMaret
April MeiJuni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
0
1
2
3
4
5
6
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0
1
0 0 0 0
5
4
0
2
1 1 1 1
2
1
5
0
1
0 0 0 0
1
0 00
2
4
2
0 0 0 0 0
1
0 00 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1
2
1
0 0
1
0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00
1
0 0 0 0
1
0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9
tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada
penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal
ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel
Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di
sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan
kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus
31
43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit
menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan
menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini
terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya
kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri
yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-
tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa
bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman
dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa
terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus
Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai
dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan
pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit
perut serta pingsan
32
BAB VPenutup
51 Kesimpulan
1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan
lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan
2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat
melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat
ditularkan melalui perantara lalat
3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare
dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga
mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14
Martapura
52 Saran
1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup
sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit
2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu
yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan
penyakit tifus
3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual
berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan
medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus
33
INDEX
AAbdominalis3 20 24 26 27
Amoksisilin16
Ampicilin16
Antigen5 17 20
Antimikroba15
Asam nukleat19
BBronkhitis4 6
FForming17
IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21
MMalaria4 6
Membran plasma18
Metoclopramide15
OOrganisme20
PParatyphi1 3 6
Pneumonia4 6 11 14
SSalmonela1
Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16
17 18 19 20 21 27 28
Sintesis protein15 19
TThypoid1
Thypoid2
Tiamfenikol15
Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28
Typhimurium5
Typhus3 4 20 21 27
Typoid3 20
34
DAFTAR PUSTAKA
Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition
Philadelphia WB amp Saunders
Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus
FKUI Jakarta
Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature
Reviews Cancer 2 420-430
Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological
properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C
Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs
Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman
Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L
Jakarta Penerbit Salemba Medika
Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)
(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16
Desember 2015
Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM
Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis
Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press
Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential
Journal of Ethnopharmacology 81 81-100
Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta
35
Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis
Bandung Alfabeta
Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta
CVYrama Widya
Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical
Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI
Jakarta
KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam
AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana
Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4
Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta
Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC
Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika
Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta
Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta
Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta
Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta
Gadjah Mada University Press
36
CONTOH SOAL
1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah
a Mycrobacterium tubercolusis
b Salmonella typhi
c Clostridium tetani
d E colli
2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip
a Demam
b Lidah kotor
c Mual berat sampai muntah
d Sakit gigi
3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip
a Diagnosi Mikrobiologik
b Diagnosis Serologik
c Diagnosis Kimiawi
d Diagnosis Klinik
4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah
a Diet dan terapi penunjang
b Sikat gigi setelah makan
c Tinggal di lingkungan yang kotor
d Berolahraga berat
5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip
a Menghindari makanan yang tidak higines
b Tidak mencuci tangan sebelum makan
c Mandi 2 hari sekali
d Sering begadang
37
LAMPIRAN DATA PENELITIAN
38
L
39
LAMPIRAN FOTO
40
41
42
43
44
45
- KATA PENGANTAR
- DAFTAR ISI
- BAB I
- PENDAHULUAN
-
- 11 LATAR BELAKANG
- 12 Rumusan Masalah
- 13 Tujuan
-
- BAB II
- TINJAUAN PUSTAKA
-
- 21 Pengertian Typus
- 22 Sumber penyakit tipustyphoid
- 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
- 24 Pencegahan Penyakit Tifus
- 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
- 26 Diagnosis Laboratorium
- 27 Distribusi Typhus Abdominalis
- 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
-
- BAB III
- Metodologi Penelitian
-
- 31Jenis Penelitian
- 32 Metode Pengumpulan Data
- 33 Wawancara terstruktur
-
- BAB IV
- HASIL DAN PEMBAHASAN
-
- 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
-
- BAB V
- Penutup
-
- 51 Kesimpulan
- 52 Saran
-
- INDEX
- DAFTAR PUSTAKA
-
ditemukan dalam kehidupan masyarakat kita baik diperkotaan maupun dipedesaan
Penyakit ini erat kaitannya dengan sanitasi lingkungan yang kurang perilaku pribadi serta
perilaku masyarakat yang tidak mendukung untuk hidup sehat
12 Rumusan Masalah1 Apa itu Thypoid
2 Apa penyebab penyakit ini
3 Apa tanda-tanda atau gejala penyakit ini
13 Tujuan1 Untuk mengetahui mengenai penyakit Thypoid
2 Untuk mengetahui penyebab penyakit ini
3 Untuk mengetahui tanda-tanda atau gejala penyakit ini
14 ManfaatManfaat dari penelitian ini yaitu
1 Bagi masyarakat
Sebagai bahan informasi bagi masyarat tentang penyakit typus
2 Bagi Univesitas Lambung Mangkurat Fakultas Teknik Prodi Lingkungan
Menambah kepustakaan dan wawasan keilmuan dalam bidang epidemilogi khususnya
tentang penyebab pecegahan dan penanggulangan penyakit typus
3 Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan pemahaman tentang penyaki typus
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
21 Pengertian Typus1 Typhus Abdominalisadalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman salmonella typhosa dengan masa inkubasi hari di tandai
dengan demam mual muntah sakit kepala nyeri perut (Ngastiyah 2005)
6
2 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan
lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan (Timmreck
TC 2004)
3 Demam typoid (Enterik fever) adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai
saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari satu minggu gangguan pada
pencernaan dan gangguan kesadaran (Nursalam 2005)
4 Typus Abdominalis (demam Typhoid Enteric Fever) ialah penyakit infeksi akut yang
diawali di selaput lebder usus dan jika tidak diobati secara progresif menyerbu jaringan
diseluruh tubuh (Mansjoer 2006) Jadi Typhus Abdominalis adalah penyakit infeksi akut
yang disebabkan oleh Salmonella Typhi mengenai saluran pencernaan ditandai adanya
demam lebih dari 1 minggu gangguan pada saluran cerna dan gangguan kesadaran
5 Demam typhoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terjadi dalam saluran
pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 7 hari gangguan pada saluran
pencernaan dengan atau tanpa gangguan kesadaran (Brusch 2015) Demam typhoid
disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosaSalmonella
paratyphi A dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain
Demam yang disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat
dari pada bentuk infeksi salmonella yang lain (Ashkenazi etal 2002) Penyakit pada
anak biasanya tidak seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur
dengan naiknya panas dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir
minggu pertama Sakit kepala batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus
sering kali muncul Pada minggu kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi
panas dan kering Anak tampak sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut
seringkali bengkak Diare dapat terjadi dengan tinja cair berwarna kehijauan dan
berlendir Limpa akan membesar walaupun barangkali sudah terjadi karena malaria
Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak
terutama diperut dan dada dan pada anak- anak dengan kulit yang kering
Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau pneumonia ( Irianto 2014
)
Peraturan Pemerintah Tentang Penyakit TifusUndang-undang No1 tahun 1962 tentang Karantina Laut (Lembaran Negara tahun 1962
No2) dan Undang-undang No2 tahun 1962 tentang Karantina Udara (Lembaran Negara
tahun 1962 No3) Wabah dalam Undang-undang ini meliputi
7
(1) Penyakit-penyakit karantina berdasarkan Undang-undang No1 tahun 1962 tentang
Karantina Laut dan Undang-undang No2 tahun 1962 tentang Karantina Udara
(2) a Tifus perut (Typhus abdominalis)
b Para-tifus A B dan C
c Disentri (mejan) basili (Dycenteriabacillaris)
d Radang hati menular (Hepatitisinfectiosa)
e Para-cholera Eltor
f Diphtheria
g Kejang tengkuk (Meningitiscerebrospinalis epidemica)
h Lumpuh kanak-kanak (Poliomyelitisanterior acuta)
(3) Penyakit lain yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan
Demam tifoid merupakan penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh
Salmonellatyphimurium
22 Sumber penyakit tipustyphoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Keracunan Salmonella
typhi diawali dengan sakit perut dan diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi
perasaan mual muntah pusingpusing dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang
terkandung dalam tubuh semakin terancam jiwa penderita (Uttiek 2006)
Demam tifoid juga banyak terjadi pada musim penghujan terutama di derah dengan
tingkat sanitasi rendah dan daerah banjir Salmonellamerupakan bakteri gram negatif
berbentuk batang termasuk family Enterobacteriaceae terdiri dari 2300 serovar Salmonella
memiliki antigenVi suatu polimer polisakarida bersifat asam yang terdapat pada permukaan
membrannya Salmonella bersifat motil dan patogenik (Hawley 2003)
Salmonellatyphimurium juga merupakan mikroorganisme fakultatif intraseluler yang dapat
hidup bahkan berkembang biak dalam makrofag tahan terhadap enzim-enzim di lisosom
mempunyai kemampuan untuk mencegah dan menghambat fusi fagolisosom sehingga sulit
untuk dibunuh (Kresno 2001 Abbas amp Lichmant 2003)
Salmonella typhimurium merupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang (Abbas amp Lichmant 2003) Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan
produksi sitokin terutama IFNγ juga terhambat (Adrianus et al 2005) Hasil penelitian
McScorley et al (2002) menunjukkan bahwa respon sel T pada infeksi Salmonella patogenik
8
terlokalisasi pada jaringan limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada
saluran pencernaan (Payerrsquos patches) dan tidak efisien pada jaringan lain yang berrespon
pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat infeksi Salmonella diperantarai sel T
namun hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa koordinasi antara imunitas humoral
dan imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella Hal ini penting sebagai perlindungan untuk sel jika eliminasi mikroorganisme ini
gagal dilakukan (Eguchi amp Kikuchi 2010)
Di dunia insidensi demam tifoid diperkirakan mencapai 16 juta kasus setiap
tahunnya Lebih dari 600000 orang meninggal setiap tahun karena penyakit ini Di
Indonesia demam tifoid atau lebih dikenal sebagai penyakit tifus merupakan penyakit
endemik dan menjadi masalah kesehatan yang serius Insidensi rata-rata mencapai 650
kasus per 100000 penduduk di Indonesia dengan mortalitas rata-rata bervariasi dari 31-
104 (Gassem 2001)
Demam typhoid disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa
Salmonella paratyphi A dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella
yang lain Demam yang disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih
berat dari pada bentuk infeksi salmonella yang lain (Ashkenazi etal 2002) Penyakit pada
anak biasanya tidak seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur
dengan naiknya panas dari hari ke hari sering mencapai 400C (1400F) pada akhir minggu
pertama Sakit kepala batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali
muncul Pada minggu kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan
kering Anak tampak sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak
Diare dapat terjadi dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan
membesar walaupun barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots
rata bercak merah dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada
dan pada anak- anak dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan
gejala bronkhitis atau pneumonia ( Irianto 2014)
Penularan penyakit tipes melalui kuman Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi
A B dan C Kuman tersebut masuk melalui saluran pencernaan setelah berkembang biak
kemudian menembus dinding usus menuju saluran limfa masuk ke dalam pembuluh darah
dalam waktu 24-72 jam Kemudian dapat terjadi pembiakan di sistem retikuloendothelial dan
menyebar kembali ke pembuluh darah yang kemudian menimbulkan berbagai gejala klinis
Jadi jelas bahwa penyebab penyakit tipes adalah kuman yang bernama Salmonella typhi
atau Salmonella paratyphi A B dan C
9
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Jadi menjaga kebersihan terhadap makanan tangan (selalu mencuci dengan sabun) ketika
mau makan kebersihan lingkungan agar tidak banyak lalat menjadi hal penting agar
terhindar dari penyakit tipes Bisa jadi masih ada penyebab penyakit tipes yang lain tetapi
sepertinya faktor kebersihan makanan badan dan lingkungan sudah mewakili secara
keseluruhan
Adapun Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut
dengan makanan dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam
lambung Sebagian lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di
ileum terminalis yang mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi
intestinal dapat terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia
masuk aliran limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi
Setelah mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah
melalui ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati
melalui sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati
dan bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang ( Juwono 2006)
Morfologi Salmonella typhosaKuman berbentuk batang tidak berspora dan tidak bersimpai tetapi mempunyai
flagel feritrik (fimbrae) pada pewarnaan gram bersifat gram negatif ukuran 2 - 4 mikrometer
x 05 - 08 mikrometer dan bergerak pada biakan agar darah koloninya besar bergaris
tengah 2 sampai 3 millimeter bulat agak cembung jernih licin dan tidak menyebabkan
hemolisis (Gupte 1990)
FisiologiKuman tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif anaerob pada suhu 15 - 41 C
(suhu pertumbuhan optimum 37 C) dan pH pertumbuhan 6 - 8 Pada umumnya isolat kuman
10
Salmonella dikenal dengan sifat-sifat gerak positif reaksi fermentasi terhadap manitol dan
sorbitol positif dan memberikan hasil negatif pada reaksi indol laktosa Voges Praskauer
dan KCN Sebagian besar isolat Salmonella yang berasal dari bahan klinik menghasilkan
H2S Samonella thypi hanya membentuk sedikit H2S dan tidak membentuk gas pada
fermentase glukosa Pada agar SSEndo EMB dan MacConkey koloni kuman berbentuk
bulat kecil dan tidak berwana pada agar Wilson Blair koloni kuman berwarna hitam berkilat
logam akibat pembentukan H2S
Daya tahanKuman akan mati karena sinar matahari atau pada pemanasan dengan suhu 60o C
selama 15 sampai 20 menit juga dapat dibunuh dengan cara pasteurisasi pendidihan dan
klorinasi serta pada keadaan kering Dapat bertahan hidup pada es salju dan air selama 4
minggu sampai berbulan-bulan Disamping itu dapat hidup subur pada medium yang
mengandung garam metil tahan terhadap zat warna hijau brilian dan senyawa natrium
tetrationat dan natrium deoksikolat Senyawa-senyawa ini menghambat pertumbuhan
kuman koliform sehingga senyawa-senyawa tersebut dapat digunakan didalam media untuk
isolasi Salmonella dari tinja (Gupte 1990)
23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia1 Demam
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
11
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enak sedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertama diare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak kering merah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurun sedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
12
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stupor otot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingin gelisah sukar bernapas dan kolaps
dari nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi
miokardial toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam
tifoid pada minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
13
24 Pencegahan Penyakit TifusDengan mengetahui cara penyebaran penyakit maka dapat dilakukan pengendalian
dengan menerapkan dasar-dasar hygiene dan kesehatan masyarakat yaitu melakukan
deteksi dan isolasi terhadap sumber infeksi perlu diperhatikan faktor kebersihan lingkungan
pembuangan sampah dan clorinasi air minum perlindungan terhadap suplai makanan dan
minuman peningkatan ekonomi dan peningkatan kebiasaan hidup sehat serta mengurangi
populasi lalat (reservoir) Memberikan pendidikan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan
(terutama pemeriksaan tinja) secara berkala terhadap penyaji makanan baik pada industri
makanan maupun restoran Selain itu yang sangat penting adalah sterilisasi pakaian bahan
dan alat-alat yang digunakan pasien dengan memberikan antiseptik dianjurkan pula bagi
pengunjung untuk mencuci tangan dengan sabun dan memberikan desinfektan pada saat
mencuci pakaian Deteksi carrier dilakukan dengan cara test darah dan diikuti dengan
pemeriksaan tinja dan urine yang dilakukan berulang-ulang Pasien yang cerrier positif
diperlukan pengawasan yang lebih ketat yaitu denganmemberikan informasi tentang
hygiene perorangan dan cara meningkatkan standar hygiene agar tidak berbahaya bagi
orang lain
Penyakit tipes merupakan infeksi sistematik dengan gejala yang sudah khas yaitu
demam tinggi Ada juga demam yang dialami oleh si penderita tipes umumnya mempunyai
pola khusus dengan suhu yang semakin meningkat (sangat tinggi) naik turunHal ini
biasanya terjadi pada sore dan malam hari sedangkan kalau pagi hari tidak terasa demam
hal inilah yang biasanya tidak disadari oleh si penderita bahkan keluarga si penderita
Ada beberapa cara pencegahan penyakit tipes secara sederhana dan semoga
bermanfaat ialah dengan dimulai memperhatikan lingkungan sekitar dan kesehatan tubuh
kita sebagai upaya cegah penyakit Berikut tips yang dapat dilakukan untuk mencaga tubuh
dari penyakit
a Mencuci tangan sebelum makan
b Hindari makanan yang tidak higienis
c Jika Anda pernah mengidap penyakit tersebut (tipes) sebaiknya jangan melakukan
pekerjaan yang sangat melelahkan dulu sebab akan mudah kembali kambuh
d Meningkatkan daya tahan tubuh dengan istirahat yang cukup (7-8 jamhari) olahraga
teratur 3-4 kali dalam seminggu selama 1-2 jam untuk mencegah
e Menghindari jajanan di pinggir jalan serta jika mengkonsumsi telur sebaiknya telur benar-
benar matang
f Sebaiknya melakukan imunisasi tipes untuk meningkatkan daya tahan tubuh Anda
terhadap penyakit tipes
14
Bakteri tifoid atau Salmonella thypi dikeluarkan melalui tinja dan urine penderita yang
sakit dan dalam sedikit kasus melalui pembawa penyakit (carrier) yang sehat Penderita
tertular lewat air minum susu dan makanan terkontaminani Penyebaran paling penting
terjadi lewat tangan yang kotor lalat dan akibat pembuangan tinja dan urine pada
penampungan air (kolam) desa Karena itu pencegahan terpenting terhadap tifoid adalah
dengan memasak air minum dan susu membangun dan menggunakan jamban dengan
lubang yang dalam mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dan mengusir lalat dari
lingkungan rumah
Penderita yang tersangka atau sudah terbukti menderita tifoid jika mungkin harus
diisolasi pada kamar yang terpisa Mereka dapat dirawat pada bangsal yang terbuka bila
dimaksudkan mencegah penyebaran penyakit Jika lalat banyak dijumpai kawat nyamuk
harus digunakan Keluarga dokter dan perawat harus selalu mencuci tangan setiap selesai
mengunjungi penderita Tinja dan urien penderita harus direndam selama 2-3 jam dalam
larutan 120 asam karbonat pada penampungnya di tempat tidur sebelum dibuang ke
saluran air kloset atau jamban Pakaian dan sprei harus disterilkan dalam larutan asam
karbonat 120 sebelum dicuci Anak- anak yang kontak langsung dengan penderita tifoid
harus diberitahu untuk dilaporkan ke rumah sakit bila mereka menunjukan gejala- gejala
demam atau gejala sakit lainnya
Suntikan intramuskular atau intradermal dari bakteri Salmonella thypi yang mati
(TAB) dapat digunakan tetapi hanya memberi kekebalan yang tidak sempurna
dalam jangka waktu pendek Suntikan ini juga menimbulkan berbagai reaksi berat seperti
demam dan tangan yang sakit dan booster tahunan juga diperlukan Suntikan ini tidak
dianjurkan diberikan secara rutin pada anak- anak di daerah tropis walaupun mungkin
berguna bila terjadi wabah dan pada anak dan pada keadaan bencana alam (Irianto 2014)
25 Penanggulangan Penyakit TipusI Istirahat dan Perawatan
Bertujuan untuk mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan Tirah baring
dengan perawatan dilakukan sepenuhnya ditempat seperti makan minum mandi dan BAK
BAB Posisi pasien diawasi untuk mencegah dukubitus dan pneumonia orthostatik serta
higiene perorangan tetap perlu diperhatikan dan dijaga
Penderita perlu dirawat yang bertujuan untuk isolasi observasi dan pengobatan
pasien harus tetap berbaring sampai minimal 7 hari bebas demam atau 14 hari keadaan ini
15
sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi perdarahan usus atau perforasi
usus Pada pasien dengan kesadaran menurun diperlukan perbahan-perubahan posisi
berbaring untuk menghindari komplikasi pneumonia hipostatik dan dekubitas
II Diet dan Terapi Penunjang
a Mempertahankan asupan kalori dan cairan yang adekuat misalnya
Memberikan diet bebas yang rendah serat pada penderita tanpa gejala meteorismus
dan diet bubur saring pada penderita yang meteorismus Hal ini dilakukan untuk
menghindari komplikasi perdarahan saluran cerna dan perforasi usus Gizi penderita juga
diperhatikan agar meningkatkan keadaan umum dan mempercepat proses penyembuhan
Pada mulanya penderita diberikan bubur saring dan kemudian bubur kasar yang
bertujuan untuk menghindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi usus Dengan
menkonsumsi makanan dalam bentuk tersebut diatas tentu pasien kurang mau
menkonsumsinya sehingga pasien mengalami penurunan keadaan umum dan gizi dan
sekaligus memperlambat proses penyembuhan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemberian makanan padat secara dini yaitu nasi lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang
sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman kepada pasien typhus
abdominalis
b Cairan yang adekuat untuk mencegah dehidrasi akibat muntah dan diare
Primperan (metoclopramide) diberikan untuk mengurangi gejala mual muntah
dengan dosis 3x 5 ml setiap sebelum makan dan dapat dihentikan kepan saja penderita
sudah tidak mengalami mual lagi
III Pemberian Antimikroba
Obat- obat anti mikroba yang sering digunakan dalam melakukan tatalaksana demam tifoid
adalah
a Chloramphenicol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dapat diberikan secara oral
maupun intravena diberikan sampai dengan 7 hari bebas panas Chloramphenicol
bekerja dengan mengikat unit ribosom dari bakteri Salmonella menghambat
pertumbuhannya dan menghambat sintesis protein Efek samping penggunaan
cholramphenicol adalah terjadi agranulositosis Kerugian menggunakan choramphenicol
adalah angka kekambuhan yang tinggi mencapai 5-7 penggunaan jangka panjang (14
hari) dan seringkali menyebabkan timbulnya karier
b Tiamfenikol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dan demam turun rata- rata
pada hari ke- 5 sampai ke- 6 Komplikasi hematologi seperti kemungkinan terjadinya
anemia aplastik lebih rendah dibandingkan chloramphenicol
16
c Ampicilin dan Amoksisilin kemampuan menurunkan demam lebih rendah dibandingkan
chloramphenicol diberikan dengan dosis 50- 150 mg kgBB selama 2 minggu
d Trimetroprim ndash sulfamethoxazole (TMP- SMZ) dapat digunakan secara oral atau
intravena pada dewasa dosis 160 mg TMP ditambah 800 mg SMZ dua kali tiap hari pada
dewasa
e Sefalosforin yaitu ceftrixon dengan dosis 3-4 gram dalam dekstrosa 100 cc diberikan
selama frac12 jam perinfus sekali sehari diberikan selama 3-5 hari
f Flurokuinolon secara relatif obat ini tidak mahal dapat ditoleransi dengan baik dan lebih
efektif dibandingkan obat- obatan lini pertama Flurokuinolon memiliki kemampuan untuk
menembus jaringan yang baik sehingga mampu membunuh Salmonella thypi yang
berada pada stadium statis Obat ini mampu memberikan respon terapeutik yang cepat
seperti menurunkan keluhan panas dan gejala lain dalam 3-5 hari Menggunakan obat ini
juga mampu menurunkan kemungkinan karier pasca pengobatan
Pemberian antibiotika yang efektif dapat mengurangi angka kematian (di Amerika
angka kematian turun menjadi 1 bahkan kurang) Antibiotika kloramfenikol masih dipakai
sebagai obat standar dimana efektivitas obat-obatan lain masih dibandingkan terhadapnya
Untuk strain kuman yang sensitif terhadap kloramfenikol antibiotika ini memberikan efek
klinis paling baik dibandingkan obat lain Perlu diketahui kloramfenikol mempunyai efek
toksik terhadap sumsum tulang Penggunaan kloramfenikol demam akan turun rata-rata
setelah 5 hari Obat-obat lain seperti Ampysilin amoksisilin dan trimetoprim
sulfametoksasole dapat dipergunakan untuk pengobatan dimana strain kuman penyebab
telah resisten terhadap kloramfenikol selain bahwa obat-obat tersebut kurang toksik
dibandingkan kloramfenikol Pengobatan carrier kronik selalu menjadi masalah terutama
carrier dengan batu empedu Penderita carier tanpa batu empedu pengobatan dapat
dilakukan dengan pemberian ampisilin atau amoksisilin dan probenesit tetapi bila disertai
kolesistitis maka diperlukan pengobatan pembedahan selain antibiotika Imunisasi dengan
vaksin monovalen kuman Salmonella typhi memberikan proteksi yang cukup baik vaksin
akan merangsang pembentukan serun terhadap antigen Vi O dan H Dari percobaan pada
sukarelawan ternyata antibodi terhadap antigen H memberikan proteksi terhadap
Salmonella typhi tetapi tidak demikian halnya antibodi Vi dan O
Adapun cara lain salah satu cara untuk membunuh kuman ini adalah dengan memacu
fungsi makrofag untuk menghancurkan dan mengeliminasi bakteri tersebut menggunakan
imunostimulan Imunostimulan akan memacu fungsi makrofag untuk killing melalui
respiratory burst Makrofag yang teraktivasi akan melepaskan berbagai metabolit seperti
reactive oxygen species (ROS) Makrofag yang teraktivasi dikarakteristikkan dengan
17
peningkatan ROS Substansi ini merupakan mediator kunci inflamasi mikrobisidal dan
aktivasi tumorisidal dari makrofag ROS berperan penting dalam killing serta merupakan
salah satu lethal chemical yang dapat membunuh dan mengeliminasi bakteri Salah satu
tanaman di Indonesia yang dapat berperan sebagai imunostimulan adalah Aloe vera atau
biasa dikenal sebagai Tanaman Lidah Buaya Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa
A vera memiliki berbagai efek fisiologis terhadap tubuh yaitu anti inflamasi antioksidan
antikanker antidiabetes dan mengaktivasi makrofag (Grover et al 2002 Krishnan 2006
Xiao et al 2007 Xu et al 2008) Pemberian A vera secara umum menunjukkan
peningkatan aktivitas fagositosis dan proliferasi system retikuloendotelial (Im et al 2005)
Aloe vera juga terbukti mampu menstimulasi imunitas seluler maupun imunitas humoral
serta menstimulasi proliferasi stem sel hematopoietik terutama selgranulocyte macrophage
colony-forming dan sel forming myeloid dan erythroid colonies (Im et al 2005 Boudreau amp
Beland 2006) Pengaruh imunostimulasi dari A vera tergantung pada aktivasi sel imun
alamiinnate (makrofag neutro1049552il limfosit dan sel NK) sintesis dan pelepasan sitokin (TNF-
α IFN-α IFN-γ IL- 1 IL-2 IL-6 dan IL-8) pembentukan respon imun seluler pembentukan
ROS dan induksi pembentukan nitric oxide (NO) (Leung et al 2004 Pugh et al 2001 Im et
al 2005 Boudreau amp Beland 2006)
Pada penelitian lain adapun
1 Kerusakan dinding sel Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif Dinding sel
bakteri gram negative mempunyai susunan kimia yang lebih rumit dari pada bakteri gram
positif Dinding sel bakteri gram negatif mengandung sedikit peptidoglikan (10-20
bobot kering dinding sel) Tetapi di luar lapisan peptidoglikan ada struktur rdquomembranrdquo
kedua yang tersusun dari protein posfolipida lipopolisakarida (asam lemak yang
dirangkaikan dengan polisakarida) (Pelczar dan Chan 1988) Setiap senyawa yang
menghalangi tahap apapun dalam sintesis peptidoglikan akan menyebabkan dinding sel
bakteri menjadi lemah dan sel menjadi lisis (Jawetz et al 2001 dalam Ajizah 2007)
Terjadinya lisis pada sel bakteri tersebut dikarenakan tidak berfungsinya lagi dinding sel
yang dapat mempertahankan bentuk untuk melindungi bakteri Tanpa dinding sel
bakteri tidak dapat bertahan terhadap pengaruh luar dan segera mati (Wattimena et al
1991 dalam Melati 2009) Oleh karena itu diduga adanya gangguan atau penghambatan
pada pembentukan dinding sel dan lisisnya dinding sel merupakan efek dari
penghambatan oleh sari buah mengkudu Sel bakteri ini dikelilingi oleh polimer dua
karbohidrat yaitu N-asetil glokosamin N-asetil muramat yang tersusun oleh sejumlah
18
asam amino Senyawa-senyawa ini melalui beberapa langkah enzimatik dalamproses
sintesis dinding sel Senyawa kimia yang bersifat antibakteri dalam sari buahm bereaksi
dengan asam amino sehingga menghambat langkah-langkah enzimatik tersebut
Dengan demikian proses sintesis dinding sel menjadi terganggu sehingga menyebabkan
kerusakan dinding sel serta sel-sel tidak mempunyai jalur biosintesis yang analog
Kerusakan dinding sel ini juga akan melemahkan dinding sel serta menyebabkan
membran sel merekah sehingga menghamburkan isi sel (Volk dan Wheeler 1993)
2 Kebocoran membran plasma Membran plasma terdiri atas struktur semipermiabel
berfungsi mengendalikan pengangkutan berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel
Senyawa kimia yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri ini dapat
merusak atau menyerang struktur semipermiabel tersebut dengan cara berkombinasi
dengan sterol yang terdapat dalam membran sel sehingga menyebabkan gangguan
kebocoran membran plasma Kerusakan struktur ini dapat menghambat atau merusak
kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang osmosis juga mencegah
berlangsungnya sejumlah biosintesis yang diperlukan dalam membran plasma (Volk dan
Wheeler 1993)
3 Terhambatnya sintesis protein Salah satu tahap dalam sintesis protein adalah proses
transkripsi dari DNA ke RNA (gen membawa pesan dari DNA ke dalam sitoplasma)
Dalam sitoplasma terdapat unit struktural ribosom yang mengikat mRNA agar dapat
diterjemahkan menjadi protein Ribosom dalam sitoplasma terdiri dari dua sub unit
berbeda yang berkombinasi untuk membentuk ribosom fungsional setelah bereaksi
dengan mRNA Bagian-bagian ribosom bakteri yang telah didissosiasi disebut subunit
30S dan subunit 50S Senyawa-senyawa kimia dalam sari buah mengkudu yang
berperan menghambat pertumbuhan bakteri akan bereaksi dengan bagian ribosom 50S
Reaksi tersebut akan menghalagi enzim peptidel transferase untuk membentuk ikatan
peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada tRNAnya dengan asam amino
terakhir yang sedang berkembang Hal ini menyebabkan sintesis protein menjadi terhenti
(Volk dan Wheeler 1993)
4 Terhambatnya sintesis asam nukleat Senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah
mengkudu yang bersifat antibakteri akan bereaksi dengan benang ganda DNA dari
bakteri Reaksi ini dapat mencegah replikasi atau transkripsi DNA sehingga menghambat
pembelahan sel (Volk dan Wheeler 1993) Menurut Volk dan Wheler (1993) pH asam
merupakan senyawa kimia yang dapat mengganggu kehiduan sel bakteri Pertumbuhan
sel yang normal sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang ada Pada umumnya
bakteri tumbuh normal pada lingkungan yang tidak terlalu asam tidak terlalu basa pada
19
pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau
terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat
menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai
pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat
keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat
menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada
dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-
senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat
pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella
typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh
karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus
26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni
1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman
2 Diagnosis serologik
3 Diagnosis klinik
Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90
penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini
menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40
Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90
positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur
urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat
Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-
kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka
waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam
tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-
anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung
pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi
aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu
pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan
menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari
4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi
20
27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan
mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak
sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya
sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70
ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit
pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan
penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih
banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di
Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan
kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada
peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih
tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi
merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi
Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme
inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang
bika mencapai dosis infektif
28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika
Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular
yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4
terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002
sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia
prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat
setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang
menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh
dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama
lebih dari satu tahun (Brusch 2015)
21
BAB IIIMetodologi Penelitian
31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian
Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian
Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic
32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas
Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat
Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak
pasien yang menderita penyakit tipus di daerah
2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi
oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang
berikan
Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut
fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini
22
adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab
dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah
diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban
33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua
responden dalam kalimat dan urutan yang seragam
Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi
pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode
ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas
34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah
Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua
Variabel terikat Penyakit Tipus
35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan
Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut
351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun
kegiatan prapenelitian ini adalah
1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur
penelitian
2Menentukan sempel penelitian
3Penyusunan koesioner dan lembar observasi
352 Tahap penelitian
23
Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun
kegiatan pada tahap penelitian adalah
1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa
keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci
tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan
makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial
ekonomi
2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya
3pengisian lembar observasi
353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian
yaitu
1Pencatatan hasil penelitian
2Analisis data
36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis
teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran
adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan
yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-
hubungan kuantitatif
24
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid
Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu
gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak
seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas
dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala
batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu
kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak
sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi
dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun
barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah
dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak
dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau
pneumonia
2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid
disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A
dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang
disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk
infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan
diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing
dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin
terancam jiwa penderita
25
Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNγ
juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan
limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak
efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat
infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan
imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan
dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian
lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang
mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat
terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran
limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah
mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui
ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui
sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan
bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang
3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam
26
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
27
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari
nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial
toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada
minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
28
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh
Ja
n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8
2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
5
KELURAHAN
KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19
6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4
11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
Januari
FebruariMaret
April MeiJuni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
0
1
2
3
4
5
6
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0
1
0 0 0 0
5
4
0
2
1 1 1 1
2
1
5
0
1
0 0 0 0
1
0 00
2
4
2
0 0 0 0 0
1
0 00 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1
2
1
0 0
1
0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00
1
0 0 0 0
1
0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9
tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada
penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal
ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel
Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di
sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan
kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus
31
43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit
menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan
menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini
terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya
kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri
yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-
tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa
bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman
dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa
terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus
Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai
dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan
pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit
perut serta pingsan
32
BAB VPenutup
51 Kesimpulan
1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan
lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan
2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat
melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat
ditularkan melalui perantara lalat
3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare
dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga
mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14
Martapura
52 Saran
1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup
sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit
2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu
yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan
penyakit tifus
3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual
berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan
medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus
33
INDEX
AAbdominalis3 20 24 26 27
Amoksisilin16
Ampicilin16
Antigen5 17 20
Antimikroba15
Asam nukleat19
BBronkhitis4 6
FForming17
IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21
MMalaria4 6
Membran plasma18
Metoclopramide15
OOrganisme20
PParatyphi1 3 6
Pneumonia4 6 11 14
SSalmonela1
Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16
17 18 19 20 21 27 28
Sintesis protein15 19
TThypoid1
Thypoid2
Tiamfenikol15
Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28
Typhimurium5
Typhus3 4 20 21 27
Typoid3 20
34
DAFTAR PUSTAKA
Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition
Philadelphia WB amp Saunders
Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus
FKUI Jakarta
Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature
Reviews Cancer 2 420-430
Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological
properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C
Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs
Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman
Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L
Jakarta Penerbit Salemba Medika
Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)
(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16
Desember 2015
Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM
Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis
Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press
Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential
Journal of Ethnopharmacology 81 81-100
Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta
35
Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis
Bandung Alfabeta
Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta
CVYrama Widya
Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical
Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI
Jakarta
KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam
AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana
Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4
Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta
Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC
Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika
Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta
Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta
Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta
Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta
Gadjah Mada University Press
36
CONTOH SOAL
1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah
a Mycrobacterium tubercolusis
b Salmonella typhi
c Clostridium tetani
d E colli
2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip
a Demam
b Lidah kotor
c Mual berat sampai muntah
d Sakit gigi
3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip
a Diagnosi Mikrobiologik
b Diagnosis Serologik
c Diagnosis Kimiawi
d Diagnosis Klinik
4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah
a Diet dan terapi penunjang
b Sikat gigi setelah makan
c Tinggal di lingkungan yang kotor
d Berolahraga berat
5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip
a Menghindari makanan yang tidak higines
b Tidak mencuci tangan sebelum makan
c Mandi 2 hari sekali
d Sering begadang
37
LAMPIRAN DATA PENELITIAN
38
L
39
LAMPIRAN FOTO
40
41
42
43
44
45
- KATA PENGANTAR
- DAFTAR ISI
- BAB I
- PENDAHULUAN
-
- 11 LATAR BELAKANG
- 12 Rumusan Masalah
- 13 Tujuan
-
- BAB II
- TINJAUAN PUSTAKA
-
- 21 Pengertian Typus
- 22 Sumber penyakit tipustyphoid
- 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
- 24 Pencegahan Penyakit Tifus
- 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
- 26 Diagnosis Laboratorium
- 27 Distribusi Typhus Abdominalis
- 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
-
- BAB III
- Metodologi Penelitian
-
- 31Jenis Penelitian
- 32 Metode Pengumpulan Data
- 33 Wawancara terstruktur
-
- BAB IV
- HASIL DAN PEMBAHASAN
-
- 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
-
- BAB V
- Penutup
-
- 51 Kesimpulan
- 52 Saran
-
- INDEX
- DAFTAR PUSTAKA
-
2 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan
lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan (Timmreck
TC 2004)
3 Demam typoid (Enterik fever) adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai
saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari satu minggu gangguan pada
pencernaan dan gangguan kesadaran (Nursalam 2005)
4 Typus Abdominalis (demam Typhoid Enteric Fever) ialah penyakit infeksi akut yang
diawali di selaput lebder usus dan jika tidak diobati secara progresif menyerbu jaringan
diseluruh tubuh (Mansjoer 2006) Jadi Typhus Abdominalis adalah penyakit infeksi akut
yang disebabkan oleh Salmonella Typhi mengenai saluran pencernaan ditandai adanya
demam lebih dari 1 minggu gangguan pada saluran cerna dan gangguan kesadaran
5 Demam typhoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terjadi dalam saluran
pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 7 hari gangguan pada saluran
pencernaan dengan atau tanpa gangguan kesadaran (Brusch 2015) Demam typhoid
disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosaSalmonella
paratyphi A dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain
Demam yang disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat
dari pada bentuk infeksi salmonella yang lain (Ashkenazi etal 2002) Penyakit pada
anak biasanya tidak seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur
dengan naiknya panas dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir
minggu pertama Sakit kepala batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus
sering kali muncul Pada minggu kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi
panas dan kering Anak tampak sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut
seringkali bengkak Diare dapat terjadi dengan tinja cair berwarna kehijauan dan
berlendir Limpa akan membesar walaupun barangkali sudah terjadi karena malaria
Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak
terutama diperut dan dada dan pada anak- anak dengan kulit yang kering
Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau pneumonia ( Irianto 2014
)
Peraturan Pemerintah Tentang Penyakit TifusUndang-undang No1 tahun 1962 tentang Karantina Laut (Lembaran Negara tahun 1962
No2) dan Undang-undang No2 tahun 1962 tentang Karantina Udara (Lembaran Negara
tahun 1962 No3) Wabah dalam Undang-undang ini meliputi
7
(1) Penyakit-penyakit karantina berdasarkan Undang-undang No1 tahun 1962 tentang
Karantina Laut dan Undang-undang No2 tahun 1962 tentang Karantina Udara
(2) a Tifus perut (Typhus abdominalis)
b Para-tifus A B dan C
c Disentri (mejan) basili (Dycenteriabacillaris)
d Radang hati menular (Hepatitisinfectiosa)
e Para-cholera Eltor
f Diphtheria
g Kejang tengkuk (Meningitiscerebrospinalis epidemica)
h Lumpuh kanak-kanak (Poliomyelitisanterior acuta)
(3) Penyakit lain yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan
Demam tifoid merupakan penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh
Salmonellatyphimurium
22 Sumber penyakit tipustyphoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Keracunan Salmonella
typhi diawali dengan sakit perut dan diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi
perasaan mual muntah pusingpusing dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang
terkandung dalam tubuh semakin terancam jiwa penderita (Uttiek 2006)
Demam tifoid juga banyak terjadi pada musim penghujan terutama di derah dengan
tingkat sanitasi rendah dan daerah banjir Salmonellamerupakan bakteri gram negatif
berbentuk batang termasuk family Enterobacteriaceae terdiri dari 2300 serovar Salmonella
memiliki antigenVi suatu polimer polisakarida bersifat asam yang terdapat pada permukaan
membrannya Salmonella bersifat motil dan patogenik (Hawley 2003)
Salmonellatyphimurium juga merupakan mikroorganisme fakultatif intraseluler yang dapat
hidup bahkan berkembang biak dalam makrofag tahan terhadap enzim-enzim di lisosom
mempunyai kemampuan untuk mencegah dan menghambat fusi fagolisosom sehingga sulit
untuk dibunuh (Kresno 2001 Abbas amp Lichmant 2003)
Salmonella typhimurium merupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang (Abbas amp Lichmant 2003) Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan
produksi sitokin terutama IFNγ juga terhambat (Adrianus et al 2005) Hasil penelitian
McScorley et al (2002) menunjukkan bahwa respon sel T pada infeksi Salmonella patogenik
8
terlokalisasi pada jaringan limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada
saluran pencernaan (Payerrsquos patches) dan tidak efisien pada jaringan lain yang berrespon
pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat infeksi Salmonella diperantarai sel T
namun hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa koordinasi antara imunitas humoral
dan imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella Hal ini penting sebagai perlindungan untuk sel jika eliminasi mikroorganisme ini
gagal dilakukan (Eguchi amp Kikuchi 2010)
Di dunia insidensi demam tifoid diperkirakan mencapai 16 juta kasus setiap
tahunnya Lebih dari 600000 orang meninggal setiap tahun karena penyakit ini Di
Indonesia demam tifoid atau lebih dikenal sebagai penyakit tifus merupakan penyakit
endemik dan menjadi masalah kesehatan yang serius Insidensi rata-rata mencapai 650
kasus per 100000 penduduk di Indonesia dengan mortalitas rata-rata bervariasi dari 31-
104 (Gassem 2001)
Demam typhoid disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa
Salmonella paratyphi A dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella
yang lain Demam yang disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih
berat dari pada bentuk infeksi salmonella yang lain (Ashkenazi etal 2002) Penyakit pada
anak biasanya tidak seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur
dengan naiknya panas dari hari ke hari sering mencapai 400C (1400F) pada akhir minggu
pertama Sakit kepala batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali
muncul Pada minggu kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan
kering Anak tampak sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak
Diare dapat terjadi dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan
membesar walaupun barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots
rata bercak merah dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada
dan pada anak- anak dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan
gejala bronkhitis atau pneumonia ( Irianto 2014)
Penularan penyakit tipes melalui kuman Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi
A B dan C Kuman tersebut masuk melalui saluran pencernaan setelah berkembang biak
kemudian menembus dinding usus menuju saluran limfa masuk ke dalam pembuluh darah
dalam waktu 24-72 jam Kemudian dapat terjadi pembiakan di sistem retikuloendothelial dan
menyebar kembali ke pembuluh darah yang kemudian menimbulkan berbagai gejala klinis
Jadi jelas bahwa penyebab penyakit tipes adalah kuman yang bernama Salmonella typhi
atau Salmonella paratyphi A B dan C
9
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Jadi menjaga kebersihan terhadap makanan tangan (selalu mencuci dengan sabun) ketika
mau makan kebersihan lingkungan agar tidak banyak lalat menjadi hal penting agar
terhindar dari penyakit tipes Bisa jadi masih ada penyebab penyakit tipes yang lain tetapi
sepertinya faktor kebersihan makanan badan dan lingkungan sudah mewakili secara
keseluruhan
Adapun Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut
dengan makanan dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam
lambung Sebagian lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di
ileum terminalis yang mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi
intestinal dapat terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia
masuk aliran limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi
Setelah mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah
melalui ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati
melalui sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati
dan bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang ( Juwono 2006)
Morfologi Salmonella typhosaKuman berbentuk batang tidak berspora dan tidak bersimpai tetapi mempunyai
flagel feritrik (fimbrae) pada pewarnaan gram bersifat gram negatif ukuran 2 - 4 mikrometer
x 05 - 08 mikrometer dan bergerak pada biakan agar darah koloninya besar bergaris
tengah 2 sampai 3 millimeter bulat agak cembung jernih licin dan tidak menyebabkan
hemolisis (Gupte 1990)
FisiologiKuman tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif anaerob pada suhu 15 - 41 C
(suhu pertumbuhan optimum 37 C) dan pH pertumbuhan 6 - 8 Pada umumnya isolat kuman
10
Salmonella dikenal dengan sifat-sifat gerak positif reaksi fermentasi terhadap manitol dan
sorbitol positif dan memberikan hasil negatif pada reaksi indol laktosa Voges Praskauer
dan KCN Sebagian besar isolat Salmonella yang berasal dari bahan klinik menghasilkan
H2S Samonella thypi hanya membentuk sedikit H2S dan tidak membentuk gas pada
fermentase glukosa Pada agar SSEndo EMB dan MacConkey koloni kuman berbentuk
bulat kecil dan tidak berwana pada agar Wilson Blair koloni kuman berwarna hitam berkilat
logam akibat pembentukan H2S
Daya tahanKuman akan mati karena sinar matahari atau pada pemanasan dengan suhu 60o C
selama 15 sampai 20 menit juga dapat dibunuh dengan cara pasteurisasi pendidihan dan
klorinasi serta pada keadaan kering Dapat bertahan hidup pada es salju dan air selama 4
minggu sampai berbulan-bulan Disamping itu dapat hidup subur pada medium yang
mengandung garam metil tahan terhadap zat warna hijau brilian dan senyawa natrium
tetrationat dan natrium deoksikolat Senyawa-senyawa ini menghambat pertumbuhan
kuman koliform sehingga senyawa-senyawa tersebut dapat digunakan didalam media untuk
isolasi Salmonella dari tinja (Gupte 1990)
23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia1 Demam
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
11
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enak sedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertama diare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak kering merah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurun sedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
12
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stupor otot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingin gelisah sukar bernapas dan kolaps
dari nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi
miokardial toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam
tifoid pada minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
13
24 Pencegahan Penyakit TifusDengan mengetahui cara penyebaran penyakit maka dapat dilakukan pengendalian
dengan menerapkan dasar-dasar hygiene dan kesehatan masyarakat yaitu melakukan
deteksi dan isolasi terhadap sumber infeksi perlu diperhatikan faktor kebersihan lingkungan
pembuangan sampah dan clorinasi air minum perlindungan terhadap suplai makanan dan
minuman peningkatan ekonomi dan peningkatan kebiasaan hidup sehat serta mengurangi
populasi lalat (reservoir) Memberikan pendidikan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan
(terutama pemeriksaan tinja) secara berkala terhadap penyaji makanan baik pada industri
makanan maupun restoran Selain itu yang sangat penting adalah sterilisasi pakaian bahan
dan alat-alat yang digunakan pasien dengan memberikan antiseptik dianjurkan pula bagi
pengunjung untuk mencuci tangan dengan sabun dan memberikan desinfektan pada saat
mencuci pakaian Deteksi carrier dilakukan dengan cara test darah dan diikuti dengan
pemeriksaan tinja dan urine yang dilakukan berulang-ulang Pasien yang cerrier positif
diperlukan pengawasan yang lebih ketat yaitu denganmemberikan informasi tentang
hygiene perorangan dan cara meningkatkan standar hygiene agar tidak berbahaya bagi
orang lain
Penyakit tipes merupakan infeksi sistematik dengan gejala yang sudah khas yaitu
demam tinggi Ada juga demam yang dialami oleh si penderita tipes umumnya mempunyai
pola khusus dengan suhu yang semakin meningkat (sangat tinggi) naik turunHal ini
biasanya terjadi pada sore dan malam hari sedangkan kalau pagi hari tidak terasa demam
hal inilah yang biasanya tidak disadari oleh si penderita bahkan keluarga si penderita
Ada beberapa cara pencegahan penyakit tipes secara sederhana dan semoga
bermanfaat ialah dengan dimulai memperhatikan lingkungan sekitar dan kesehatan tubuh
kita sebagai upaya cegah penyakit Berikut tips yang dapat dilakukan untuk mencaga tubuh
dari penyakit
a Mencuci tangan sebelum makan
b Hindari makanan yang tidak higienis
c Jika Anda pernah mengidap penyakit tersebut (tipes) sebaiknya jangan melakukan
pekerjaan yang sangat melelahkan dulu sebab akan mudah kembali kambuh
d Meningkatkan daya tahan tubuh dengan istirahat yang cukup (7-8 jamhari) olahraga
teratur 3-4 kali dalam seminggu selama 1-2 jam untuk mencegah
e Menghindari jajanan di pinggir jalan serta jika mengkonsumsi telur sebaiknya telur benar-
benar matang
f Sebaiknya melakukan imunisasi tipes untuk meningkatkan daya tahan tubuh Anda
terhadap penyakit tipes
14
Bakteri tifoid atau Salmonella thypi dikeluarkan melalui tinja dan urine penderita yang
sakit dan dalam sedikit kasus melalui pembawa penyakit (carrier) yang sehat Penderita
tertular lewat air minum susu dan makanan terkontaminani Penyebaran paling penting
terjadi lewat tangan yang kotor lalat dan akibat pembuangan tinja dan urine pada
penampungan air (kolam) desa Karena itu pencegahan terpenting terhadap tifoid adalah
dengan memasak air minum dan susu membangun dan menggunakan jamban dengan
lubang yang dalam mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dan mengusir lalat dari
lingkungan rumah
Penderita yang tersangka atau sudah terbukti menderita tifoid jika mungkin harus
diisolasi pada kamar yang terpisa Mereka dapat dirawat pada bangsal yang terbuka bila
dimaksudkan mencegah penyebaran penyakit Jika lalat banyak dijumpai kawat nyamuk
harus digunakan Keluarga dokter dan perawat harus selalu mencuci tangan setiap selesai
mengunjungi penderita Tinja dan urien penderita harus direndam selama 2-3 jam dalam
larutan 120 asam karbonat pada penampungnya di tempat tidur sebelum dibuang ke
saluran air kloset atau jamban Pakaian dan sprei harus disterilkan dalam larutan asam
karbonat 120 sebelum dicuci Anak- anak yang kontak langsung dengan penderita tifoid
harus diberitahu untuk dilaporkan ke rumah sakit bila mereka menunjukan gejala- gejala
demam atau gejala sakit lainnya
Suntikan intramuskular atau intradermal dari bakteri Salmonella thypi yang mati
(TAB) dapat digunakan tetapi hanya memberi kekebalan yang tidak sempurna
dalam jangka waktu pendek Suntikan ini juga menimbulkan berbagai reaksi berat seperti
demam dan tangan yang sakit dan booster tahunan juga diperlukan Suntikan ini tidak
dianjurkan diberikan secara rutin pada anak- anak di daerah tropis walaupun mungkin
berguna bila terjadi wabah dan pada anak dan pada keadaan bencana alam (Irianto 2014)
25 Penanggulangan Penyakit TipusI Istirahat dan Perawatan
Bertujuan untuk mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan Tirah baring
dengan perawatan dilakukan sepenuhnya ditempat seperti makan minum mandi dan BAK
BAB Posisi pasien diawasi untuk mencegah dukubitus dan pneumonia orthostatik serta
higiene perorangan tetap perlu diperhatikan dan dijaga
Penderita perlu dirawat yang bertujuan untuk isolasi observasi dan pengobatan
pasien harus tetap berbaring sampai minimal 7 hari bebas demam atau 14 hari keadaan ini
15
sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi perdarahan usus atau perforasi
usus Pada pasien dengan kesadaran menurun diperlukan perbahan-perubahan posisi
berbaring untuk menghindari komplikasi pneumonia hipostatik dan dekubitas
II Diet dan Terapi Penunjang
a Mempertahankan asupan kalori dan cairan yang adekuat misalnya
Memberikan diet bebas yang rendah serat pada penderita tanpa gejala meteorismus
dan diet bubur saring pada penderita yang meteorismus Hal ini dilakukan untuk
menghindari komplikasi perdarahan saluran cerna dan perforasi usus Gizi penderita juga
diperhatikan agar meningkatkan keadaan umum dan mempercepat proses penyembuhan
Pada mulanya penderita diberikan bubur saring dan kemudian bubur kasar yang
bertujuan untuk menghindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi usus Dengan
menkonsumsi makanan dalam bentuk tersebut diatas tentu pasien kurang mau
menkonsumsinya sehingga pasien mengalami penurunan keadaan umum dan gizi dan
sekaligus memperlambat proses penyembuhan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemberian makanan padat secara dini yaitu nasi lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang
sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman kepada pasien typhus
abdominalis
b Cairan yang adekuat untuk mencegah dehidrasi akibat muntah dan diare
Primperan (metoclopramide) diberikan untuk mengurangi gejala mual muntah
dengan dosis 3x 5 ml setiap sebelum makan dan dapat dihentikan kepan saja penderita
sudah tidak mengalami mual lagi
III Pemberian Antimikroba
Obat- obat anti mikroba yang sering digunakan dalam melakukan tatalaksana demam tifoid
adalah
a Chloramphenicol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dapat diberikan secara oral
maupun intravena diberikan sampai dengan 7 hari bebas panas Chloramphenicol
bekerja dengan mengikat unit ribosom dari bakteri Salmonella menghambat
pertumbuhannya dan menghambat sintesis protein Efek samping penggunaan
cholramphenicol adalah terjadi agranulositosis Kerugian menggunakan choramphenicol
adalah angka kekambuhan yang tinggi mencapai 5-7 penggunaan jangka panjang (14
hari) dan seringkali menyebabkan timbulnya karier
b Tiamfenikol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dan demam turun rata- rata
pada hari ke- 5 sampai ke- 6 Komplikasi hematologi seperti kemungkinan terjadinya
anemia aplastik lebih rendah dibandingkan chloramphenicol
16
c Ampicilin dan Amoksisilin kemampuan menurunkan demam lebih rendah dibandingkan
chloramphenicol diberikan dengan dosis 50- 150 mg kgBB selama 2 minggu
d Trimetroprim ndash sulfamethoxazole (TMP- SMZ) dapat digunakan secara oral atau
intravena pada dewasa dosis 160 mg TMP ditambah 800 mg SMZ dua kali tiap hari pada
dewasa
e Sefalosforin yaitu ceftrixon dengan dosis 3-4 gram dalam dekstrosa 100 cc diberikan
selama frac12 jam perinfus sekali sehari diberikan selama 3-5 hari
f Flurokuinolon secara relatif obat ini tidak mahal dapat ditoleransi dengan baik dan lebih
efektif dibandingkan obat- obatan lini pertama Flurokuinolon memiliki kemampuan untuk
menembus jaringan yang baik sehingga mampu membunuh Salmonella thypi yang
berada pada stadium statis Obat ini mampu memberikan respon terapeutik yang cepat
seperti menurunkan keluhan panas dan gejala lain dalam 3-5 hari Menggunakan obat ini
juga mampu menurunkan kemungkinan karier pasca pengobatan
Pemberian antibiotika yang efektif dapat mengurangi angka kematian (di Amerika
angka kematian turun menjadi 1 bahkan kurang) Antibiotika kloramfenikol masih dipakai
sebagai obat standar dimana efektivitas obat-obatan lain masih dibandingkan terhadapnya
Untuk strain kuman yang sensitif terhadap kloramfenikol antibiotika ini memberikan efek
klinis paling baik dibandingkan obat lain Perlu diketahui kloramfenikol mempunyai efek
toksik terhadap sumsum tulang Penggunaan kloramfenikol demam akan turun rata-rata
setelah 5 hari Obat-obat lain seperti Ampysilin amoksisilin dan trimetoprim
sulfametoksasole dapat dipergunakan untuk pengobatan dimana strain kuman penyebab
telah resisten terhadap kloramfenikol selain bahwa obat-obat tersebut kurang toksik
dibandingkan kloramfenikol Pengobatan carrier kronik selalu menjadi masalah terutama
carrier dengan batu empedu Penderita carier tanpa batu empedu pengobatan dapat
dilakukan dengan pemberian ampisilin atau amoksisilin dan probenesit tetapi bila disertai
kolesistitis maka diperlukan pengobatan pembedahan selain antibiotika Imunisasi dengan
vaksin monovalen kuman Salmonella typhi memberikan proteksi yang cukup baik vaksin
akan merangsang pembentukan serun terhadap antigen Vi O dan H Dari percobaan pada
sukarelawan ternyata antibodi terhadap antigen H memberikan proteksi terhadap
Salmonella typhi tetapi tidak demikian halnya antibodi Vi dan O
Adapun cara lain salah satu cara untuk membunuh kuman ini adalah dengan memacu
fungsi makrofag untuk menghancurkan dan mengeliminasi bakteri tersebut menggunakan
imunostimulan Imunostimulan akan memacu fungsi makrofag untuk killing melalui
respiratory burst Makrofag yang teraktivasi akan melepaskan berbagai metabolit seperti
reactive oxygen species (ROS) Makrofag yang teraktivasi dikarakteristikkan dengan
17
peningkatan ROS Substansi ini merupakan mediator kunci inflamasi mikrobisidal dan
aktivasi tumorisidal dari makrofag ROS berperan penting dalam killing serta merupakan
salah satu lethal chemical yang dapat membunuh dan mengeliminasi bakteri Salah satu
tanaman di Indonesia yang dapat berperan sebagai imunostimulan adalah Aloe vera atau
biasa dikenal sebagai Tanaman Lidah Buaya Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa
A vera memiliki berbagai efek fisiologis terhadap tubuh yaitu anti inflamasi antioksidan
antikanker antidiabetes dan mengaktivasi makrofag (Grover et al 2002 Krishnan 2006
Xiao et al 2007 Xu et al 2008) Pemberian A vera secara umum menunjukkan
peningkatan aktivitas fagositosis dan proliferasi system retikuloendotelial (Im et al 2005)
Aloe vera juga terbukti mampu menstimulasi imunitas seluler maupun imunitas humoral
serta menstimulasi proliferasi stem sel hematopoietik terutama selgranulocyte macrophage
colony-forming dan sel forming myeloid dan erythroid colonies (Im et al 2005 Boudreau amp
Beland 2006) Pengaruh imunostimulasi dari A vera tergantung pada aktivasi sel imun
alamiinnate (makrofag neutro1049552il limfosit dan sel NK) sintesis dan pelepasan sitokin (TNF-
α IFN-α IFN-γ IL- 1 IL-2 IL-6 dan IL-8) pembentukan respon imun seluler pembentukan
ROS dan induksi pembentukan nitric oxide (NO) (Leung et al 2004 Pugh et al 2001 Im et
al 2005 Boudreau amp Beland 2006)
Pada penelitian lain adapun
1 Kerusakan dinding sel Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif Dinding sel
bakteri gram negative mempunyai susunan kimia yang lebih rumit dari pada bakteri gram
positif Dinding sel bakteri gram negatif mengandung sedikit peptidoglikan (10-20
bobot kering dinding sel) Tetapi di luar lapisan peptidoglikan ada struktur rdquomembranrdquo
kedua yang tersusun dari protein posfolipida lipopolisakarida (asam lemak yang
dirangkaikan dengan polisakarida) (Pelczar dan Chan 1988) Setiap senyawa yang
menghalangi tahap apapun dalam sintesis peptidoglikan akan menyebabkan dinding sel
bakteri menjadi lemah dan sel menjadi lisis (Jawetz et al 2001 dalam Ajizah 2007)
Terjadinya lisis pada sel bakteri tersebut dikarenakan tidak berfungsinya lagi dinding sel
yang dapat mempertahankan bentuk untuk melindungi bakteri Tanpa dinding sel
bakteri tidak dapat bertahan terhadap pengaruh luar dan segera mati (Wattimena et al
1991 dalam Melati 2009) Oleh karena itu diduga adanya gangguan atau penghambatan
pada pembentukan dinding sel dan lisisnya dinding sel merupakan efek dari
penghambatan oleh sari buah mengkudu Sel bakteri ini dikelilingi oleh polimer dua
karbohidrat yaitu N-asetil glokosamin N-asetil muramat yang tersusun oleh sejumlah
18
asam amino Senyawa-senyawa ini melalui beberapa langkah enzimatik dalamproses
sintesis dinding sel Senyawa kimia yang bersifat antibakteri dalam sari buahm bereaksi
dengan asam amino sehingga menghambat langkah-langkah enzimatik tersebut
Dengan demikian proses sintesis dinding sel menjadi terganggu sehingga menyebabkan
kerusakan dinding sel serta sel-sel tidak mempunyai jalur biosintesis yang analog
Kerusakan dinding sel ini juga akan melemahkan dinding sel serta menyebabkan
membran sel merekah sehingga menghamburkan isi sel (Volk dan Wheeler 1993)
2 Kebocoran membran plasma Membran plasma terdiri atas struktur semipermiabel
berfungsi mengendalikan pengangkutan berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel
Senyawa kimia yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri ini dapat
merusak atau menyerang struktur semipermiabel tersebut dengan cara berkombinasi
dengan sterol yang terdapat dalam membran sel sehingga menyebabkan gangguan
kebocoran membran plasma Kerusakan struktur ini dapat menghambat atau merusak
kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang osmosis juga mencegah
berlangsungnya sejumlah biosintesis yang diperlukan dalam membran plasma (Volk dan
Wheeler 1993)
3 Terhambatnya sintesis protein Salah satu tahap dalam sintesis protein adalah proses
transkripsi dari DNA ke RNA (gen membawa pesan dari DNA ke dalam sitoplasma)
Dalam sitoplasma terdapat unit struktural ribosom yang mengikat mRNA agar dapat
diterjemahkan menjadi protein Ribosom dalam sitoplasma terdiri dari dua sub unit
berbeda yang berkombinasi untuk membentuk ribosom fungsional setelah bereaksi
dengan mRNA Bagian-bagian ribosom bakteri yang telah didissosiasi disebut subunit
30S dan subunit 50S Senyawa-senyawa kimia dalam sari buah mengkudu yang
berperan menghambat pertumbuhan bakteri akan bereaksi dengan bagian ribosom 50S
Reaksi tersebut akan menghalagi enzim peptidel transferase untuk membentuk ikatan
peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada tRNAnya dengan asam amino
terakhir yang sedang berkembang Hal ini menyebabkan sintesis protein menjadi terhenti
(Volk dan Wheeler 1993)
4 Terhambatnya sintesis asam nukleat Senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah
mengkudu yang bersifat antibakteri akan bereaksi dengan benang ganda DNA dari
bakteri Reaksi ini dapat mencegah replikasi atau transkripsi DNA sehingga menghambat
pembelahan sel (Volk dan Wheeler 1993) Menurut Volk dan Wheler (1993) pH asam
merupakan senyawa kimia yang dapat mengganggu kehiduan sel bakteri Pertumbuhan
sel yang normal sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang ada Pada umumnya
bakteri tumbuh normal pada lingkungan yang tidak terlalu asam tidak terlalu basa pada
19
pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau
terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat
menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai
pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat
keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat
menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada
dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-
senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat
pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella
typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh
karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus
26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni
1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman
2 Diagnosis serologik
3 Diagnosis klinik
Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90
penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini
menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40
Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90
positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur
urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat
Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-
kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka
waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam
tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-
anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung
pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi
aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu
pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan
menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari
4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi
20
27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan
mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak
sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya
sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70
ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit
pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan
penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih
banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di
Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan
kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada
peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih
tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi
merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi
Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme
inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang
bika mencapai dosis infektif
28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika
Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular
yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4
terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002
sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia
prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat
setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang
menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh
dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama
lebih dari satu tahun (Brusch 2015)
21
BAB IIIMetodologi Penelitian
31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian
Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian
Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic
32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas
Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat
Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak
pasien yang menderita penyakit tipus di daerah
2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi
oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang
berikan
Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut
fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini
22
adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab
dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah
diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban
33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua
responden dalam kalimat dan urutan yang seragam
Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi
pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode
ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas
34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah
Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua
Variabel terikat Penyakit Tipus
35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan
Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut
351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun
kegiatan prapenelitian ini adalah
1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur
penelitian
2Menentukan sempel penelitian
3Penyusunan koesioner dan lembar observasi
352 Tahap penelitian
23
Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun
kegiatan pada tahap penelitian adalah
1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa
keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci
tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan
makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial
ekonomi
2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya
3pengisian lembar observasi
353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian
yaitu
1Pencatatan hasil penelitian
2Analisis data
36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis
teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran
adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan
yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-
hubungan kuantitatif
24
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid
Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu
gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak
seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas
dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala
batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu
kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak
sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi
dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun
barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah
dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak
dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau
pneumonia
2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid
disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A
dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang
disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk
infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan
diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing
dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin
terancam jiwa penderita
25
Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNγ
juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan
limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak
efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat
infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan
imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan
dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian
lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang
mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat
terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran
limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah
mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui
ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui
sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan
bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang
3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam
26
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
27
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari
nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial
toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada
minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
28
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh
Ja
n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8
2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
5
KELURAHAN
KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19
6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4
11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
Januari
FebruariMaret
April MeiJuni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
0
1
2
3
4
5
6
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0
1
0 0 0 0
5
4
0
2
1 1 1 1
2
1
5
0
1
0 0 0 0
1
0 00
2
4
2
0 0 0 0 0
1
0 00 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1
2
1
0 0
1
0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00
1
0 0 0 0
1
0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9
tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada
penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal
ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel
Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di
sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan
kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus
31
43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit
menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan
menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini
terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya
kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri
yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-
tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa
bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman
dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa
terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus
Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai
dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan
pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit
perut serta pingsan
32
BAB VPenutup
51 Kesimpulan
1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan
lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan
2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat
melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat
ditularkan melalui perantara lalat
3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare
dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga
mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14
Martapura
52 Saran
1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup
sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit
2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu
yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan
penyakit tifus
3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual
berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan
medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus
33
INDEX
AAbdominalis3 20 24 26 27
Amoksisilin16
Ampicilin16
Antigen5 17 20
Antimikroba15
Asam nukleat19
BBronkhitis4 6
FForming17
IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21
MMalaria4 6
Membran plasma18
Metoclopramide15
OOrganisme20
PParatyphi1 3 6
Pneumonia4 6 11 14
SSalmonela1
Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16
17 18 19 20 21 27 28
Sintesis protein15 19
TThypoid1
Thypoid2
Tiamfenikol15
Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28
Typhimurium5
Typhus3 4 20 21 27
Typoid3 20
34
DAFTAR PUSTAKA
Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition
Philadelphia WB amp Saunders
Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus
FKUI Jakarta
Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature
Reviews Cancer 2 420-430
Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological
properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C
Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs
Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman
Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L
Jakarta Penerbit Salemba Medika
Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)
(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16
Desember 2015
Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM
Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis
Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press
Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential
Journal of Ethnopharmacology 81 81-100
Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta
35
Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis
Bandung Alfabeta
Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta
CVYrama Widya
Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical
Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI
Jakarta
KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam
AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana
Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4
Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta
Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC
Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika
Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta
Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta
Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta
Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta
Gadjah Mada University Press
36
CONTOH SOAL
1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah
a Mycrobacterium tubercolusis
b Salmonella typhi
c Clostridium tetani
d E colli
2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip
a Demam
b Lidah kotor
c Mual berat sampai muntah
d Sakit gigi
3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip
a Diagnosi Mikrobiologik
b Diagnosis Serologik
c Diagnosis Kimiawi
d Diagnosis Klinik
4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah
a Diet dan terapi penunjang
b Sikat gigi setelah makan
c Tinggal di lingkungan yang kotor
d Berolahraga berat
5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip
a Menghindari makanan yang tidak higines
b Tidak mencuci tangan sebelum makan
c Mandi 2 hari sekali
d Sering begadang
37
LAMPIRAN DATA PENELITIAN
38
L
39
LAMPIRAN FOTO
40
41
42
43
44
45
- KATA PENGANTAR
- DAFTAR ISI
- BAB I
- PENDAHULUAN
-
- 11 LATAR BELAKANG
- 12 Rumusan Masalah
- 13 Tujuan
-
- BAB II
- TINJAUAN PUSTAKA
-
- 21 Pengertian Typus
- 22 Sumber penyakit tipustyphoid
- 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
- 24 Pencegahan Penyakit Tifus
- 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
- 26 Diagnosis Laboratorium
- 27 Distribusi Typhus Abdominalis
- 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
-
- BAB III
- Metodologi Penelitian
-
- 31Jenis Penelitian
- 32 Metode Pengumpulan Data
- 33 Wawancara terstruktur
-
- BAB IV
- HASIL DAN PEMBAHASAN
-
- 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
-
- BAB V
- Penutup
-
- 51 Kesimpulan
- 52 Saran
-
- INDEX
- DAFTAR PUSTAKA
-
(1) Penyakit-penyakit karantina berdasarkan Undang-undang No1 tahun 1962 tentang
Karantina Laut dan Undang-undang No2 tahun 1962 tentang Karantina Udara
(2) a Tifus perut (Typhus abdominalis)
b Para-tifus A B dan C
c Disentri (mejan) basili (Dycenteriabacillaris)
d Radang hati menular (Hepatitisinfectiosa)
e Para-cholera Eltor
f Diphtheria
g Kejang tengkuk (Meningitiscerebrospinalis epidemica)
h Lumpuh kanak-kanak (Poliomyelitisanterior acuta)
(3) Penyakit lain yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan
Demam tifoid merupakan penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh
Salmonellatyphimurium
22 Sumber penyakit tipustyphoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Keracunan Salmonella
typhi diawali dengan sakit perut dan diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi
perasaan mual muntah pusingpusing dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang
terkandung dalam tubuh semakin terancam jiwa penderita (Uttiek 2006)
Demam tifoid juga banyak terjadi pada musim penghujan terutama di derah dengan
tingkat sanitasi rendah dan daerah banjir Salmonellamerupakan bakteri gram negatif
berbentuk batang termasuk family Enterobacteriaceae terdiri dari 2300 serovar Salmonella
memiliki antigenVi suatu polimer polisakarida bersifat asam yang terdapat pada permukaan
membrannya Salmonella bersifat motil dan patogenik (Hawley 2003)
Salmonellatyphimurium juga merupakan mikroorganisme fakultatif intraseluler yang dapat
hidup bahkan berkembang biak dalam makrofag tahan terhadap enzim-enzim di lisosom
mempunyai kemampuan untuk mencegah dan menghambat fusi fagolisosom sehingga sulit
untuk dibunuh (Kresno 2001 Abbas amp Lichmant 2003)
Salmonella typhimurium merupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang (Abbas amp Lichmant 2003) Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan
produksi sitokin terutama IFNγ juga terhambat (Adrianus et al 2005) Hasil penelitian
McScorley et al (2002) menunjukkan bahwa respon sel T pada infeksi Salmonella patogenik
8
terlokalisasi pada jaringan limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada
saluran pencernaan (Payerrsquos patches) dan tidak efisien pada jaringan lain yang berrespon
pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat infeksi Salmonella diperantarai sel T
namun hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa koordinasi antara imunitas humoral
dan imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella Hal ini penting sebagai perlindungan untuk sel jika eliminasi mikroorganisme ini
gagal dilakukan (Eguchi amp Kikuchi 2010)
Di dunia insidensi demam tifoid diperkirakan mencapai 16 juta kasus setiap
tahunnya Lebih dari 600000 orang meninggal setiap tahun karena penyakit ini Di
Indonesia demam tifoid atau lebih dikenal sebagai penyakit tifus merupakan penyakit
endemik dan menjadi masalah kesehatan yang serius Insidensi rata-rata mencapai 650
kasus per 100000 penduduk di Indonesia dengan mortalitas rata-rata bervariasi dari 31-
104 (Gassem 2001)
Demam typhoid disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa
Salmonella paratyphi A dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella
yang lain Demam yang disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih
berat dari pada bentuk infeksi salmonella yang lain (Ashkenazi etal 2002) Penyakit pada
anak biasanya tidak seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur
dengan naiknya panas dari hari ke hari sering mencapai 400C (1400F) pada akhir minggu
pertama Sakit kepala batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali
muncul Pada minggu kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan
kering Anak tampak sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak
Diare dapat terjadi dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan
membesar walaupun barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots
rata bercak merah dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada
dan pada anak- anak dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan
gejala bronkhitis atau pneumonia ( Irianto 2014)
Penularan penyakit tipes melalui kuman Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi
A B dan C Kuman tersebut masuk melalui saluran pencernaan setelah berkembang biak
kemudian menembus dinding usus menuju saluran limfa masuk ke dalam pembuluh darah
dalam waktu 24-72 jam Kemudian dapat terjadi pembiakan di sistem retikuloendothelial dan
menyebar kembali ke pembuluh darah yang kemudian menimbulkan berbagai gejala klinis
Jadi jelas bahwa penyebab penyakit tipes adalah kuman yang bernama Salmonella typhi
atau Salmonella paratyphi A B dan C
9
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Jadi menjaga kebersihan terhadap makanan tangan (selalu mencuci dengan sabun) ketika
mau makan kebersihan lingkungan agar tidak banyak lalat menjadi hal penting agar
terhindar dari penyakit tipes Bisa jadi masih ada penyebab penyakit tipes yang lain tetapi
sepertinya faktor kebersihan makanan badan dan lingkungan sudah mewakili secara
keseluruhan
Adapun Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut
dengan makanan dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam
lambung Sebagian lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di
ileum terminalis yang mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi
intestinal dapat terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia
masuk aliran limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi
Setelah mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah
melalui ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati
melalui sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati
dan bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang ( Juwono 2006)
Morfologi Salmonella typhosaKuman berbentuk batang tidak berspora dan tidak bersimpai tetapi mempunyai
flagel feritrik (fimbrae) pada pewarnaan gram bersifat gram negatif ukuran 2 - 4 mikrometer
x 05 - 08 mikrometer dan bergerak pada biakan agar darah koloninya besar bergaris
tengah 2 sampai 3 millimeter bulat agak cembung jernih licin dan tidak menyebabkan
hemolisis (Gupte 1990)
FisiologiKuman tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif anaerob pada suhu 15 - 41 C
(suhu pertumbuhan optimum 37 C) dan pH pertumbuhan 6 - 8 Pada umumnya isolat kuman
10
Salmonella dikenal dengan sifat-sifat gerak positif reaksi fermentasi terhadap manitol dan
sorbitol positif dan memberikan hasil negatif pada reaksi indol laktosa Voges Praskauer
dan KCN Sebagian besar isolat Salmonella yang berasal dari bahan klinik menghasilkan
H2S Samonella thypi hanya membentuk sedikit H2S dan tidak membentuk gas pada
fermentase glukosa Pada agar SSEndo EMB dan MacConkey koloni kuman berbentuk
bulat kecil dan tidak berwana pada agar Wilson Blair koloni kuman berwarna hitam berkilat
logam akibat pembentukan H2S
Daya tahanKuman akan mati karena sinar matahari atau pada pemanasan dengan suhu 60o C
selama 15 sampai 20 menit juga dapat dibunuh dengan cara pasteurisasi pendidihan dan
klorinasi serta pada keadaan kering Dapat bertahan hidup pada es salju dan air selama 4
minggu sampai berbulan-bulan Disamping itu dapat hidup subur pada medium yang
mengandung garam metil tahan terhadap zat warna hijau brilian dan senyawa natrium
tetrationat dan natrium deoksikolat Senyawa-senyawa ini menghambat pertumbuhan
kuman koliform sehingga senyawa-senyawa tersebut dapat digunakan didalam media untuk
isolasi Salmonella dari tinja (Gupte 1990)
23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia1 Demam
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
11
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enak sedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertama diare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak kering merah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurun sedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
12
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stupor otot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingin gelisah sukar bernapas dan kolaps
dari nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi
miokardial toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam
tifoid pada minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
13
24 Pencegahan Penyakit TifusDengan mengetahui cara penyebaran penyakit maka dapat dilakukan pengendalian
dengan menerapkan dasar-dasar hygiene dan kesehatan masyarakat yaitu melakukan
deteksi dan isolasi terhadap sumber infeksi perlu diperhatikan faktor kebersihan lingkungan
pembuangan sampah dan clorinasi air minum perlindungan terhadap suplai makanan dan
minuman peningkatan ekonomi dan peningkatan kebiasaan hidup sehat serta mengurangi
populasi lalat (reservoir) Memberikan pendidikan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan
(terutama pemeriksaan tinja) secara berkala terhadap penyaji makanan baik pada industri
makanan maupun restoran Selain itu yang sangat penting adalah sterilisasi pakaian bahan
dan alat-alat yang digunakan pasien dengan memberikan antiseptik dianjurkan pula bagi
pengunjung untuk mencuci tangan dengan sabun dan memberikan desinfektan pada saat
mencuci pakaian Deteksi carrier dilakukan dengan cara test darah dan diikuti dengan
pemeriksaan tinja dan urine yang dilakukan berulang-ulang Pasien yang cerrier positif
diperlukan pengawasan yang lebih ketat yaitu denganmemberikan informasi tentang
hygiene perorangan dan cara meningkatkan standar hygiene agar tidak berbahaya bagi
orang lain
Penyakit tipes merupakan infeksi sistematik dengan gejala yang sudah khas yaitu
demam tinggi Ada juga demam yang dialami oleh si penderita tipes umumnya mempunyai
pola khusus dengan suhu yang semakin meningkat (sangat tinggi) naik turunHal ini
biasanya terjadi pada sore dan malam hari sedangkan kalau pagi hari tidak terasa demam
hal inilah yang biasanya tidak disadari oleh si penderita bahkan keluarga si penderita
Ada beberapa cara pencegahan penyakit tipes secara sederhana dan semoga
bermanfaat ialah dengan dimulai memperhatikan lingkungan sekitar dan kesehatan tubuh
kita sebagai upaya cegah penyakit Berikut tips yang dapat dilakukan untuk mencaga tubuh
dari penyakit
a Mencuci tangan sebelum makan
b Hindari makanan yang tidak higienis
c Jika Anda pernah mengidap penyakit tersebut (tipes) sebaiknya jangan melakukan
pekerjaan yang sangat melelahkan dulu sebab akan mudah kembali kambuh
d Meningkatkan daya tahan tubuh dengan istirahat yang cukup (7-8 jamhari) olahraga
teratur 3-4 kali dalam seminggu selama 1-2 jam untuk mencegah
e Menghindari jajanan di pinggir jalan serta jika mengkonsumsi telur sebaiknya telur benar-
benar matang
f Sebaiknya melakukan imunisasi tipes untuk meningkatkan daya tahan tubuh Anda
terhadap penyakit tipes
14
Bakteri tifoid atau Salmonella thypi dikeluarkan melalui tinja dan urine penderita yang
sakit dan dalam sedikit kasus melalui pembawa penyakit (carrier) yang sehat Penderita
tertular lewat air minum susu dan makanan terkontaminani Penyebaran paling penting
terjadi lewat tangan yang kotor lalat dan akibat pembuangan tinja dan urine pada
penampungan air (kolam) desa Karena itu pencegahan terpenting terhadap tifoid adalah
dengan memasak air minum dan susu membangun dan menggunakan jamban dengan
lubang yang dalam mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dan mengusir lalat dari
lingkungan rumah
Penderita yang tersangka atau sudah terbukti menderita tifoid jika mungkin harus
diisolasi pada kamar yang terpisa Mereka dapat dirawat pada bangsal yang terbuka bila
dimaksudkan mencegah penyebaran penyakit Jika lalat banyak dijumpai kawat nyamuk
harus digunakan Keluarga dokter dan perawat harus selalu mencuci tangan setiap selesai
mengunjungi penderita Tinja dan urien penderita harus direndam selama 2-3 jam dalam
larutan 120 asam karbonat pada penampungnya di tempat tidur sebelum dibuang ke
saluran air kloset atau jamban Pakaian dan sprei harus disterilkan dalam larutan asam
karbonat 120 sebelum dicuci Anak- anak yang kontak langsung dengan penderita tifoid
harus diberitahu untuk dilaporkan ke rumah sakit bila mereka menunjukan gejala- gejala
demam atau gejala sakit lainnya
Suntikan intramuskular atau intradermal dari bakteri Salmonella thypi yang mati
(TAB) dapat digunakan tetapi hanya memberi kekebalan yang tidak sempurna
dalam jangka waktu pendek Suntikan ini juga menimbulkan berbagai reaksi berat seperti
demam dan tangan yang sakit dan booster tahunan juga diperlukan Suntikan ini tidak
dianjurkan diberikan secara rutin pada anak- anak di daerah tropis walaupun mungkin
berguna bila terjadi wabah dan pada anak dan pada keadaan bencana alam (Irianto 2014)
25 Penanggulangan Penyakit TipusI Istirahat dan Perawatan
Bertujuan untuk mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan Tirah baring
dengan perawatan dilakukan sepenuhnya ditempat seperti makan minum mandi dan BAK
BAB Posisi pasien diawasi untuk mencegah dukubitus dan pneumonia orthostatik serta
higiene perorangan tetap perlu diperhatikan dan dijaga
Penderita perlu dirawat yang bertujuan untuk isolasi observasi dan pengobatan
pasien harus tetap berbaring sampai minimal 7 hari bebas demam atau 14 hari keadaan ini
15
sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi perdarahan usus atau perforasi
usus Pada pasien dengan kesadaran menurun diperlukan perbahan-perubahan posisi
berbaring untuk menghindari komplikasi pneumonia hipostatik dan dekubitas
II Diet dan Terapi Penunjang
a Mempertahankan asupan kalori dan cairan yang adekuat misalnya
Memberikan diet bebas yang rendah serat pada penderita tanpa gejala meteorismus
dan diet bubur saring pada penderita yang meteorismus Hal ini dilakukan untuk
menghindari komplikasi perdarahan saluran cerna dan perforasi usus Gizi penderita juga
diperhatikan agar meningkatkan keadaan umum dan mempercepat proses penyembuhan
Pada mulanya penderita diberikan bubur saring dan kemudian bubur kasar yang
bertujuan untuk menghindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi usus Dengan
menkonsumsi makanan dalam bentuk tersebut diatas tentu pasien kurang mau
menkonsumsinya sehingga pasien mengalami penurunan keadaan umum dan gizi dan
sekaligus memperlambat proses penyembuhan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemberian makanan padat secara dini yaitu nasi lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang
sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman kepada pasien typhus
abdominalis
b Cairan yang adekuat untuk mencegah dehidrasi akibat muntah dan diare
Primperan (metoclopramide) diberikan untuk mengurangi gejala mual muntah
dengan dosis 3x 5 ml setiap sebelum makan dan dapat dihentikan kepan saja penderita
sudah tidak mengalami mual lagi
III Pemberian Antimikroba
Obat- obat anti mikroba yang sering digunakan dalam melakukan tatalaksana demam tifoid
adalah
a Chloramphenicol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dapat diberikan secara oral
maupun intravena diberikan sampai dengan 7 hari bebas panas Chloramphenicol
bekerja dengan mengikat unit ribosom dari bakteri Salmonella menghambat
pertumbuhannya dan menghambat sintesis protein Efek samping penggunaan
cholramphenicol adalah terjadi agranulositosis Kerugian menggunakan choramphenicol
adalah angka kekambuhan yang tinggi mencapai 5-7 penggunaan jangka panjang (14
hari) dan seringkali menyebabkan timbulnya karier
b Tiamfenikol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dan demam turun rata- rata
pada hari ke- 5 sampai ke- 6 Komplikasi hematologi seperti kemungkinan terjadinya
anemia aplastik lebih rendah dibandingkan chloramphenicol
16
c Ampicilin dan Amoksisilin kemampuan menurunkan demam lebih rendah dibandingkan
chloramphenicol diberikan dengan dosis 50- 150 mg kgBB selama 2 minggu
d Trimetroprim ndash sulfamethoxazole (TMP- SMZ) dapat digunakan secara oral atau
intravena pada dewasa dosis 160 mg TMP ditambah 800 mg SMZ dua kali tiap hari pada
dewasa
e Sefalosforin yaitu ceftrixon dengan dosis 3-4 gram dalam dekstrosa 100 cc diberikan
selama frac12 jam perinfus sekali sehari diberikan selama 3-5 hari
f Flurokuinolon secara relatif obat ini tidak mahal dapat ditoleransi dengan baik dan lebih
efektif dibandingkan obat- obatan lini pertama Flurokuinolon memiliki kemampuan untuk
menembus jaringan yang baik sehingga mampu membunuh Salmonella thypi yang
berada pada stadium statis Obat ini mampu memberikan respon terapeutik yang cepat
seperti menurunkan keluhan panas dan gejala lain dalam 3-5 hari Menggunakan obat ini
juga mampu menurunkan kemungkinan karier pasca pengobatan
Pemberian antibiotika yang efektif dapat mengurangi angka kematian (di Amerika
angka kematian turun menjadi 1 bahkan kurang) Antibiotika kloramfenikol masih dipakai
sebagai obat standar dimana efektivitas obat-obatan lain masih dibandingkan terhadapnya
Untuk strain kuman yang sensitif terhadap kloramfenikol antibiotika ini memberikan efek
klinis paling baik dibandingkan obat lain Perlu diketahui kloramfenikol mempunyai efek
toksik terhadap sumsum tulang Penggunaan kloramfenikol demam akan turun rata-rata
setelah 5 hari Obat-obat lain seperti Ampysilin amoksisilin dan trimetoprim
sulfametoksasole dapat dipergunakan untuk pengobatan dimana strain kuman penyebab
telah resisten terhadap kloramfenikol selain bahwa obat-obat tersebut kurang toksik
dibandingkan kloramfenikol Pengobatan carrier kronik selalu menjadi masalah terutama
carrier dengan batu empedu Penderita carier tanpa batu empedu pengobatan dapat
dilakukan dengan pemberian ampisilin atau amoksisilin dan probenesit tetapi bila disertai
kolesistitis maka diperlukan pengobatan pembedahan selain antibiotika Imunisasi dengan
vaksin monovalen kuman Salmonella typhi memberikan proteksi yang cukup baik vaksin
akan merangsang pembentukan serun terhadap antigen Vi O dan H Dari percobaan pada
sukarelawan ternyata antibodi terhadap antigen H memberikan proteksi terhadap
Salmonella typhi tetapi tidak demikian halnya antibodi Vi dan O
Adapun cara lain salah satu cara untuk membunuh kuman ini adalah dengan memacu
fungsi makrofag untuk menghancurkan dan mengeliminasi bakteri tersebut menggunakan
imunostimulan Imunostimulan akan memacu fungsi makrofag untuk killing melalui
respiratory burst Makrofag yang teraktivasi akan melepaskan berbagai metabolit seperti
reactive oxygen species (ROS) Makrofag yang teraktivasi dikarakteristikkan dengan
17
peningkatan ROS Substansi ini merupakan mediator kunci inflamasi mikrobisidal dan
aktivasi tumorisidal dari makrofag ROS berperan penting dalam killing serta merupakan
salah satu lethal chemical yang dapat membunuh dan mengeliminasi bakteri Salah satu
tanaman di Indonesia yang dapat berperan sebagai imunostimulan adalah Aloe vera atau
biasa dikenal sebagai Tanaman Lidah Buaya Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa
A vera memiliki berbagai efek fisiologis terhadap tubuh yaitu anti inflamasi antioksidan
antikanker antidiabetes dan mengaktivasi makrofag (Grover et al 2002 Krishnan 2006
Xiao et al 2007 Xu et al 2008) Pemberian A vera secara umum menunjukkan
peningkatan aktivitas fagositosis dan proliferasi system retikuloendotelial (Im et al 2005)
Aloe vera juga terbukti mampu menstimulasi imunitas seluler maupun imunitas humoral
serta menstimulasi proliferasi stem sel hematopoietik terutama selgranulocyte macrophage
colony-forming dan sel forming myeloid dan erythroid colonies (Im et al 2005 Boudreau amp
Beland 2006) Pengaruh imunostimulasi dari A vera tergantung pada aktivasi sel imun
alamiinnate (makrofag neutro1049552il limfosit dan sel NK) sintesis dan pelepasan sitokin (TNF-
α IFN-α IFN-γ IL- 1 IL-2 IL-6 dan IL-8) pembentukan respon imun seluler pembentukan
ROS dan induksi pembentukan nitric oxide (NO) (Leung et al 2004 Pugh et al 2001 Im et
al 2005 Boudreau amp Beland 2006)
Pada penelitian lain adapun
1 Kerusakan dinding sel Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif Dinding sel
bakteri gram negative mempunyai susunan kimia yang lebih rumit dari pada bakteri gram
positif Dinding sel bakteri gram negatif mengandung sedikit peptidoglikan (10-20
bobot kering dinding sel) Tetapi di luar lapisan peptidoglikan ada struktur rdquomembranrdquo
kedua yang tersusun dari protein posfolipida lipopolisakarida (asam lemak yang
dirangkaikan dengan polisakarida) (Pelczar dan Chan 1988) Setiap senyawa yang
menghalangi tahap apapun dalam sintesis peptidoglikan akan menyebabkan dinding sel
bakteri menjadi lemah dan sel menjadi lisis (Jawetz et al 2001 dalam Ajizah 2007)
Terjadinya lisis pada sel bakteri tersebut dikarenakan tidak berfungsinya lagi dinding sel
yang dapat mempertahankan bentuk untuk melindungi bakteri Tanpa dinding sel
bakteri tidak dapat bertahan terhadap pengaruh luar dan segera mati (Wattimena et al
1991 dalam Melati 2009) Oleh karena itu diduga adanya gangguan atau penghambatan
pada pembentukan dinding sel dan lisisnya dinding sel merupakan efek dari
penghambatan oleh sari buah mengkudu Sel bakteri ini dikelilingi oleh polimer dua
karbohidrat yaitu N-asetil glokosamin N-asetil muramat yang tersusun oleh sejumlah
18
asam amino Senyawa-senyawa ini melalui beberapa langkah enzimatik dalamproses
sintesis dinding sel Senyawa kimia yang bersifat antibakteri dalam sari buahm bereaksi
dengan asam amino sehingga menghambat langkah-langkah enzimatik tersebut
Dengan demikian proses sintesis dinding sel menjadi terganggu sehingga menyebabkan
kerusakan dinding sel serta sel-sel tidak mempunyai jalur biosintesis yang analog
Kerusakan dinding sel ini juga akan melemahkan dinding sel serta menyebabkan
membran sel merekah sehingga menghamburkan isi sel (Volk dan Wheeler 1993)
2 Kebocoran membran plasma Membran plasma terdiri atas struktur semipermiabel
berfungsi mengendalikan pengangkutan berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel
Senyawa kimia yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri ini dapat
merusak atau menyerang struktur semipermiabel tersebut dengan cara berkombinasi
dengan sterol yang terdapat dalam membran sel sehingga menyebabkan gangguan
kebocoran membran plasma Kerusakan struktur ini dapat menghambat atau merusak
kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang osmosis juga mencegah
berlangsungnya sejumlah biosintesis yang diperlukan dalam membran plasma (Volk dan
Wheeler 1993)
3 Terhambatnya sintesis protein Salah satu tahap dalam sintesis protein adalah proses
transkripsi dari DNA ke RNA (gen membawa pesan dari DNA ke dalam sitoplasma)
Dalam sitoplasma terdapat unit struktural ribosom yang mengikat mRNA agar dapat
diterjemahkan menjadi protein Ribosom dalam sitoplasma terdiri dari dua sub unit
berbeda yang berkombinasi untuk membentuk ribosom fungsional setelah bereaksi
dengan mRNA Bagian-bagian ribosom bakteri yang telah didissosiasi disebut subunit
30S dan subunit 50S Senyawa-senyawa kimia dalam sari buah mengkudu yang
berperan menghambat pertumbuhan bakteri akan bereaksi dengan bagian ribosom 50S
Reaksi tersebut akan menghalagi enzim peptidel transferase untuk membentuk ikatan
peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada tRNAnya dengan asam amino
terakhir yang sedang berkembang Hal ini menyebabkan sintesis protein menjadi terhenti
(Volk dan Wheeler 1993)
4 Terhambatnya sintesis asam nukleat Senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah
mengkudu yang bersifat antibakteri akan bereaksi dengan benang ganda DNA dari
bakteri Reaksi ini dapat mencegah replikasi atau transkripsi DNA sehingga menghambat
pembelahan sel (Volk dan Wheeler 1993) Menurut Volk dan Wheler (1993) pH asam
merupakan senyawa kimia yang dapat mengganggu kehiduan sel bakteri Pertumbuhan
sel yang normal sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang ada Pada umumnya
bakteri tumbuh normal pada lingkungan yang tidak terlalu asam tidak terlalu basa pada
19
pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau
terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat
menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai
pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat
keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat
menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada
dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-
senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat
pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella
typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh
karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus
26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni
1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman
2 Diagnosis serologik
3 Diagnosis klinik
Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90
penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini
menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40
Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90
positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur
urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat
Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-
kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka
waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam
tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-
anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung
pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi
aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu
pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan
menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari
4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi
20
27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan
mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak
sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya
sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70
ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit
pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan
penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih
banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di
Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan
kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada
peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih
tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi
merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi
Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme
inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang
bika mencapai dosis infektif
28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika
Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular
yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4
terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002
sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia
prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat
setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang
menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh
dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama
lebih dari satu tahun (Brusch 2015)
21
BAB IIIMetodologi Penelitian
31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian
Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian
Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic
32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas
Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat
Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak
pasien yang menderita penyakit tipus di daerah
2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi
oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang
berikan
Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut
fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini
22
adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab
dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah
diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban
33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua
responden dalam kalimat dan urutan yang seragam
Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi
pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode
ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas
34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah
Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua
Variabel terikat Penyakit Tipus
35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan
Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut
351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun
kegiatan prapenelitian ini adalah
1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur
penelitian
2Menentukan sempel penelitian
3Penyusunan koesioner dan lembar observasi
352 Tahap penelitian
23
Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun
kegiatan pada tahap penelitian adalah
1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa
keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci
tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan
makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial
ekonomi
2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya
3pengisian lembar observasi
353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian
yaitu
1Pencatatan hasil penelitian
2Analisis data
36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis
teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran
adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan
yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-
hubungan kuantitatif
24
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid
Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu
gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak
seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas
dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala
batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu
kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak
sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi
dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun
barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah
dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak
dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau
pneumonia
2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid
disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A
dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang
disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk
infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan
diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing
dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin
terancam jiwa penderita
25
Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNγ
juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan
limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak
efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat
infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan
imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan
dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian
lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang
mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat
terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran
limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah
mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui
ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui
sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan
bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang
3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam
26
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
27
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari
nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial
toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada
minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
28
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh
Ja
n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8
2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
5
KELURAHAN
KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19
6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4
11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
Januari
FebruariMaret
April MeiJuni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
0
1
2
3
4
5
6
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0
1
0 0 0 0
5
4
0
2
1 1 1 1
2
1
5
0
1
0 0 0 0
1
0 00
2
4
2
0 0 0 0 0
1
0 00 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1
2
1
0 0
1
0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00
1
0 0 0 0
1
0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9
tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada
penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal
ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel
Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di
sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan
kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus
31
43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit
menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan
menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini
terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya
kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri
yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-
tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa
bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman
dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa
terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus
Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai
dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan
pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit
perut serta pingsan
32
BAB VPenutup
51 Kesimpulan
1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan
lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan
2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat
melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat
ditularkan melalui perantara lalat
3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare
dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga
mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14
Martapura
52 Saran
1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup
sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit
2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu
yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan
penyakit tifus
3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual
berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan
medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus
33
INDEX
AAbdominalis3 20 24 26 27
Amoksisilin16
Ampicilin16
Antigen5 17 20
Antimikroba15
Asam nukleat19
BBronkhitis4 6
FForming17
IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21
MMalaria4 6
Membran plasma18
Metoclopramide15
OOrganisme20
PParatyphi1 3 6
Pneumonia4 6 11 14
SSalmonela1
Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16
17 18 19 20 21 27 28
Sintesis protein15 19
TThypoid1
Thypoid2
Tiamfenikol15
Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28
Typhimurium5
Typhus3 4 20 21 27
Typoid3 20
34
DAFTAR PUSTAKA
Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition
Philadelphia WB amp Saunders
Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus
FKUI Jakarta
Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature
Reviews Cancer 2 420-430
Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological
properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C
Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs
Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman
Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L
Jakarta Penerbit Salemba Medika
Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)
(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16
Desember 2015
Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM
Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis
Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press
Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential
Journal of Ethnopharmacology 81 81-100
Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta
35
Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis
Bandung Alfabeta
Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta
CVYrama Widya
Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical
Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI
Jakarta
KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam
AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana
Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4
Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta
Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC
Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika
Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta
Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta
Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta
Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta
Gadjah Mada University Press
36
CONTOH SOAL
1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah
a Mycrobacterium tubercolusis
b Salmonella typhi
c Clostridium tetani
d E colli
2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip
a Demam
b Lidah kotor
c Mual berat sampai muntah
d Sakit gigi
3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip
a Diagnosi Mikrobiologik
b Diagnosis Serologik
c Diagnosis Kimiawi
d Diagnosis Klinik
4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah
a Diet dan terapi penunjang
b Sikat gigi setelah makan
c Tinggal di lingkungan yang kotor
d Berolahraga berat
5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip
a Menghindari makanan yang tidak higines
b Tidak mencuci tangan sebelum makan
c Mandi 2 hari sekali
d Sering begadang
37
LAMPIRAN DATA PENELITIAN
38
L
39
LAMPIRAN FOTO
40
41
42
43
44
45
- KATA PENGANTAR
- DAFTAR ISI
- BAB I
- PENDAHULUAN
-
- 11 LATAR BELAKANG
- 12 Rumusan Masalah
- 13 Tujuan
-
- BAB II
- TINJAUAN PUSTAKA
-
- 21 Pengertian Typus
- 22 Sumber penyakit tipustyphoid
- 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
- 24 Pencegahan Penyakit Tifus
- 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
- 26 Diagnosis Laboratorium
- 27 Distribusi Typhus Abdominalis
- 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
-
- BAB III
- Metodologi Penelitian
-
- 31Jenis Penelitian
- 32 Metode Pengumpulan Data
- 33 Wawancara terstruktur
-
- BAB IV
- HASIL DAN PEMBAHASAN
-
- 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
-
- BAB V
- Penutup
-
- 51 Kesimpulan
- 52 Saran
-
- INDEX
- DAFTAR PUSTAKA
-
terlokalisasi pada jaringan limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada
saluran pencernaan (Payerrsquos patches) dan tidak efisien pada jaringan lain yang berrespon
pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat infeksi Salmonella diperantarai sel T
namun hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa koordinasi antara imunitas humoral
dan imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella Hal ini penting sebagai perlindungan untuk sel jika eliminasi mikroorganisme ini
gagal dilakukan (Eguchi amp Kikuchi 2010)
Di dunia insidensi demam tifoid diperkirakan mencapai 16 juta kasus setiap
tahunnya Lebih dari 600000 orang meninggal setiap tahun karena penyakit ini Di
Indonesia demam tifoid atau lebih dikenal sebagai penyakit tifus merupakan penyakit
endemik dan menjadi masalah kesehatan yang serius Insidensi rata-rata mencapai 650
kasus per 100000 penduduk di Indonesia dengan mortalitas rata-rata bervariasi dari 31-
104 (Gassem 2001)
Demam typhoid disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa
Salmonella paratyphi A dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella
yang lain Demam yang disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih
berat dari pada bentuk infeksi salmonella yang lain (Ashkenazi etal 2002) Penyakit pada
anak biasanya tidak seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur
dengan naiknya panas dari hari ke hari sering mencapai 400C (1400F) pada akhir minggu
pertama Sakit kepala batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali
muncul Pada minggu kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan
kering Anak tampak sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak
Diare dapat terjadi dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan
membesar walaupun barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots
rata bercak merah dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada
dan pada anak- anak dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan
gejala bronkhitis atau pneumonia ( Irianto 2014)
Penularan penyakit tipes melalui kuman Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi
A B dan C Kuman tersebut masuk melalui saluran pencernaan setelah berkembang biak
kemudian menembus dinding usus menuju saluran limfa masuk ke dalam pembuluh darah
dalam waktu 24-72 jam Kemudian dapat terjadi pembiakan di sistem retikuloendothelial dan
menyebar kembali ke pembuluh darah yang kemudian menimbulkan berbagai gejala klinis
Jadi jelas bahwa penyebab penyakit tipes adalah kuman yang bernama Salmonella typhi
atau Salmonella paratyphi A B dan C
9
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Jadi menjaga kebersihan terhadap makanan tangan (selalu mencuci dengan sabun) ketika
mau makan kebersihan lingkungan agar tidak banyak lalat menjadi hal penting agar
terhindar dari penyakit tipes Bisa jadi masih ada penyebab penyakit tipes yang lain tetapi
sepertinya faktor kebersihan makanan badan dan lingkungan sudah mewakili secara
keseluruhan
Adapun Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut
dengan makanan dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam
lambung Sebagian lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di
ileum terminalis yang mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi
intestinal dapat terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia
masuk aliran limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi
Setelah mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah
melalui ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati
melalui sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati
dan bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang ( Juwono 2006)
Morfologi Salmonella typhosaKuman berbentuk batang tidak berspora dan tidak bersimpai tetapi mempunyai
flagel feritrik (fimbrae) pada pewarnaan gram bersifat gram negatif ukuran 2 - 4 mikrometer
x 05 - 08 mikrometer dan bergerak pada biakan agar darah koloninya besar bergaris
tengah 2 sampai 3 millimeter bulat agak cembung jernih licin dan tidak menyebabkan
hemolisis (Gupte 1990)
FisiologiKuman tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif anaerob pada suhu 15 - 41 C
(suhu pertumbuhan optimum 37 C) dan pH pertumbuhan 6 - 8 Pada umumnya isolat kuman
10
Salmonella dikenal dengan sifat-sifat gerak positif reaksi fermentasi terhadap manitol dan
sorbitol positif dan memberikan hasil negatif pada reaksi indol laktosa Voges Praskauer
dan KCN Sebagian besar isolat Salmonella yang berasal dari bahan klinik menghasilkan
H2S Samonella thypi hanya membentuk sedikit H2S dan tidak membentuk gas pada
fermentase glukosa Pada agar SSEndo EMB dan MacConkey koloni kuman berbentuk
bulat kecil dan tidak berwana pada agar Wilson Blair koloni kuman berwarna hitam berkilat
logam akibat pembentukan H2S
Daya tahanKuman akan mati karena sinar matahari atau pada pemanasan dengan suhu 60o C
selama 15 sampai 20 menit juga dapat dibunuh dengan cara pasteurisasi pendidihan dan
klorinasi serta pada keadaan kering Dapat bertahan hidup pada es salju dan air selama 4
minggu sampai berbulan-bulan Disamping itu dapat hidup subur pada medium yang
mengandung garam metil tahan terhadap zat warna hijau brilian dan senyawa natrium
tetrationat dan natrium deoksikolat Senyawa-senyawa ini menghambat pertumbuhan
kuman koliform sehingga senyawa-senyawa tersebut dapat digunakan didalam media untuk
isolasi Salmonella dari tinja (Gupte 1990)
23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia1 Demam
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
11
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enak sedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertama diare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak kering merah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurun sedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
12
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stupor otot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingin gelisah sukar bernapas dan kolaps
dari nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi
miokardial toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam
tifoid pada minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
13
24 Pencegahan Penyakit TifusDengan mengetahui cara penyebaran penyakit maka dapat dilakukan pengendalian
dengan menerapkan dasar-dasar hygiene dan kesehatan masyarakat yaitu melakukan
deteksi dan isolasi terhadap sumber infeksi perlu diperhatikan faktor kebersihan lingkungan
pembuangan sampah dan clorinasi air minum perlindungan terhadap suplai makanan dan
minuman peningkatan ekonomi dan peningkatan kebiasaan hidup sehat serta mengurangi
populasi lalat (reservoir) Memberikan pendidikan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan
(terutama pemeriksaan tinja) secara berkala terhadap penyaji makanan baik pada industri
makanan maupun restoran Selain itu yang sangat penting adalah sterilisasi pakaian bahan
dan alat-alat yang digunakan pasien dengan memberikan antiseptik dianjurkan pula bagi
pengunjung untuk mencuci tangan dengan sabun dan memberikan desinfektan pada saat
mencuci pakaian Deteksi carrier dilakukan dengan cara test darah dan diikuti dengan
pemeriksaan tinja dan urine yang dilakukan berulang-ulang Pasien yang cerrier positif
diperlukan pengawasan yang lebih ketat yaitu denganmemberikan informasi tentang
hygiene perorangan dan cara meningkatkan standar hygiene agar tidak berbahaya bagi
orang lain
Penyakit tipes merupakan infeksi sistematik dengan gejala yang sudah khas yaitu
demam tinggi Ada juga demam yang dialami oleh si penderita tipes umumnya mempunyai
pola khusus dengan suhu yang semakin meningkat (sangat tinggi) naik turunHal ini
biasanya terjadi pada sore dan malam hari sedangkan kalau pagi hari tidak terasa demam
hal inilah yang biasanya tidak disadari oleh si penderita bahkan keluarga si penderita
Ada beberapa cara pencegahan penyakit tipes secara sederhana dan semoga
bermanfaat ialah dengan dimulai memperhatikan lingkungan sekitar dan kesehatan tubuh
kita sebagai upaya cegah penyakit Berikut tips yang dapat dilakukan untuk mencaga tubuh
dari penyakit
a Mencuci tangan sebelum makan
b Hindari makanan yang tidak higienis
c Jika Anda pernah mengidap penyakit tersebut (tipes) sebaiknya jangan melakukan
pekerjaan yang sangat melelahkan dulu sebab akan mudah kembali kambuh
d Meningkatkan daya tahan tubuh dengan istirahat yang cukup (7-8 jamhari) olahraga
teratur 3-4 kali dalam seminggu selama 1-2 jam untuk mencegah
e Menghindari jajanan di pinggir jalan serta jika mengkonsumsi telur sebaiknya telur benar-
benar matang
f Sebaiknya melakukan imunisasi tipes untuk meningkatkan daya tahan tubuh Anda
terhadap penyakit tipes
14
Bakteri tifoid atau Salmonella thypi dikeluarkan melalui tinja dan urine penderita yang
sakit dan dalam sedikit kasus melalui pembawa penyakit (carrier) yang sehat Penderita
tertular lewat air minum susu dan makanan terkontaminani Penyebaran paling penting
terjadi lewat tangan yang kotor lalat dan akibat pembuangan tinja dan urine pada
penampungan air (kolam) desa Karena itu pencegahan terpenting terhadap tifoid adalah
dengan memasak air minum dan susu membangun dan menggunakan jamban dengan
lubang yang dalam mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dan mengusir lalat dari
lingkungan rumah
Penderita yang tersangka atau sudah terbukti menderita tifoid jika mungkin harus
diisolasi pada kamar yang terpisa Mereka dapat dirawat pada bangsal yang terbuka bila
dimaksudkan mencegah penyebaran penyakit Jika lalat banyak dijumpai kawat nyamuk
harus digunakan Keluarga dokter dan perawat harus selalu mencuci tangan setiap selesai
mengunjungi penderita Tinja dan urien penderita harus direndam selama 2-3 jam dalam
larutan 120 asam karbonat pada penampungnya di tempat tidur sebelum dibuang ke
saluran air kloset atau jamban Pakaian dan sprei harus disterilkan dalam larutan asam
karbonat 120 sebelum dicuci Anak- anak yang kontak langsung dengan penderita tifoid
harus diberitahu untuk dilaporkan ke rumah sakit bila mereka menunjukan gejala- gejala
demam atau gejala sakit lainnya
Suntikan intramuskular atau intradermal dari bakteri Salmonella thypi yang mati
(TAB) dapat digunakan tetapi hanya memberi kekebalan yang tidak sempurna
dalam jangka waktu pendek Suntikan ini juga menimbulkan berbagai reaksi berat seperti
demam dan tangan yang sakit dan booster tahunan juga diperlukan Suntikan ini tidak
dianjurkan diberikan secara rutin pada anak- anak di daerah tropis walaupun mungkin
berguna bila terjadi wabah dan pada anak dan pada keadaan bencana alam (Irianto 2014)
25 Penanggulangan Penyakit TipusI Istirahat dan Perawatan
Bertujuan untuk mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan Tirah baring
dengan perawatan dilakukan sepenuhnya ditempat seperti makan minum mandi dan BAK
BAB Posisi pasien diawasi untuk mencegah dukubitus dan pneumonia orthostatik serta
higiene perorangan tetap perlu diperhatikan dan dijaga
Penderita perlu dirawat yang bertujuan untuk isolasi observasi dan pengobatan
pasien harus tetap berbaring sampai minimal 7 hari bebas demam atau 14 hari keadaan ini
15
sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi perdarahan usus atau perforasi
usus Pada pasien dengan kesadaran menurun diperlukan perbahan-perubahan posisi
berbaring untuk menghindari komplikasi pneumonia hipostatik dan dekubitas
II Diet dan Terapi Penunjang
a Mempertahankan asupan kalori dan cairan yang adekuat misalnya
Memberikan diet bebas yang rendah serat pada penderita tanpa gejala meteorismus
dan diet bubur saring pada penderita yang meteorismus Hal ini dilakukan untuk
menghindari komplikasi perdarahan saluran cerna dan perforasi usus Gizi penderita juga
diperhatikan agar meningkatkan keadaan umum dan mempercepat proses penyembuhan
Pada mulanya penderita diberikan bubur saring dan kemudian bubur kasar yang
bertujuan untuk menghindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi usus Dengan
menkonsumsi makanan dalam bentuk tersebut diatas tentu pasien kurang mau
menkonsumsinya sehingga pasien mengalami penurunan keadaan umum dan gizi dan
sekaligus memperlambat proses penyembuhan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemberian makanan padat secara dini yaitu nasi lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang
sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman kepada pasien typhus
abdominalis
b Cairan yang adekuat untuk mencegah dehidrasi akibat muntah dan diare
Primperan (metoclopramide) diberikan untuk mengurangi gejala mual muntah
dengan dosis 3x 5 ml setiap sebelum makan dan dapat dihentikan kepan saja penderita
sudah tidak mengalami mual lagi
III Pemberian Antimikroba
Obat- obat anti mikroba yang sering digunakan dalam melakukan tatalaksana demam tifoid
adalah
a Chloramphenicol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dapat diberikan secara oral
maupun intravena diberikan sampai dengan 7 hari bebas panas Chloramphenicol
bekerja dengan mengikat unit ribosom dari bakteri Salmonella menghambat
pertumbuhannya dan menghambat sintesis protein Efek samping penggunaan
cholramphenicol adalah terjadi agranulositosis Kerugian menggunakan choramphenicol
adalah angka kekambuhan yang tinggi mencapai 5-7 penggunaan jangka panjang (14
hari) dan seringkali menyebabkan timbulnya karier
b Tiamfenikol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dan demam turun rata- rata
pada hari ke- 5 sampai ke- 6 Komplikasi hematologi seperti kemungkinan terjadinya
anemia aplastik lebih rendah dibandingkan chloramphenicol
16
c Ampicilin dan Amoksisilin kemampuan menurunkan demam lebih rendah dibandingkan
chloramphenicol diberikan dengan dosis 50- 150 mg kgBB selama 2 minggu
d Trimetroprim ndash sulfamethoxazole (TMP- SMZ) dapat digunakan secara oral atau
intravena pada dewasa dosis 160 mg TMP ditambah 800 mg SMZ dua kali tiap hari pada
dewasa
e Sefalosforin yaitu ceftrixon dengan dosis 3-4 gram dalam dekstrosa 100 cc diberikan
selama frac12 jam perinfus sekali sehari diberikan selama 3-5 hari
f Flurokuinolon secara relatif obat ini tidak mahal dapat ditoleransi dengan baik dan lebih
efektif dibandingkan obat- obatan lini pertama Flurokuinolon memiliki kemampuan untuk
menembus jaringan yang baik sehingga mampu membunuh Salmonella thypi yang
berada pada stadium statis Obat ini mampu memberikan respon terapeutik yang cepat
seperti menurunkan keluhan panas dan gejala lain dalam 3-5 hari Menggunakan obat ini
juga mampu menurunkan kemungkinan karier pasca pengobatan
Pemberian antibiotika yang efektif dapat mengurangi angka kematian (di Amerika
angka kematian turun menjadi 1 bahkan kurang) Antibiotika kloramfenikol masih dipakai
sebagai obat standar dimana efektivitas obat-obatan lain masih dibandingkan terhadapnya
Untuk strain kuman yang sensitif terhadap kloramfenikol antibiotika ini memberikan efek
klinis paling baik dibandingkan obat lain Perlu diketahui kloramfenikol mempunyai efek
toksik terhadap sumsum tulang Penggunaan kloramfenikol demam akan turun rata-rata
setelah 5 hari Obat-obat lain seperti Ampysilin amoksisilin dan trimetoprim
sulfametoksasole dapat dipergunakan untuk pengobatan dimana strain kuman penyebab
telah resisten terhadap kloramfenikol selain bahwa obat-obat tersebut kurang toksik
dibandingkan kloramfenikol Pengobatan carrier kronik selalu menjadi masalah terutama
carrier dengan batu empedu Penderita carier tanpa batu empedu pengobatan dapat
dilakukan dengan pemberian ampisilin atau amoksisilin dan probenesit tetapi bila disertai
kolesistitis maka diperlukan pengobatan pembedahan selain antibiotika Imunisasi dengan
vaksin monovalen kuman Salmonella typhi memberikan proteksi yang cukup baik vaksin
akan merangsang pembentukan serun terhadap antigen Vi O dan H Dari percobaan pada
sukarelawan ternyata antibodi terhadap antigen H memberikan proteksi terhadap
Salmonella typhi tetapi tidak demikian halnya antibodi Vi dan O
Adapun cara lain salah satu cara untuk membunuh kuman ini adalah dengan memacu
fungsi makrofag untuk menghancurkan dan mengeliminasi bakteri tersebut menggunakan
imunostimulan Imunostimulan akan memacu fungsi makrofag untuk killing melalui
respiratory burst Makrofag yang teraktivasi akan melepaskan berbagai metabolit seperti
reactive oxygen species (ROS) Makrofag yang teraktivasi dikarakteristikkan dengan
17
peningkatan ROS Substansi ini merupakan mediator kunci inflamasi mikrobisidal dan
aktivasi tumorisidal dari makrofag ROS berperan penting dalam killing serta merupakan
salah satu lethal chemical yang dapat membunuh dan mengeliminasi bakteri Salah satu
tanaman di Indonesia yang dapat berperan sebagai imunostimulan adalah Aloe vera atau
biasa dikenal sebagai Tanaman Lidah Buaya Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa
A vera memiliki berbagai efek fisiologis terhadap tubuh yaitu anti inflamasi antioksidan
antikanker antidiabetes dan mengaktivasi makrofag (Grover et al 2002 Krishnan 2006
Xiao et al 2007 Xu et al 2008) Pemberian A vera secara umum menunjukkan
peningkatan aktivitas fagositosis dan proliferasi system retikuloendotelial (Im et al 2005)
Aloe vera juga terbukti mampu menstimulasi imunitas seluler maupun imunitas humoral
serta menstimulasi proliferasi stem sel hematopoietik terutama selgranulocyte macrophage
colony-forming dan sel forming myeloid dan erythroid colonies (Im et al 2005 Boudreau amp
Beland 2006) Pengaruh imunostimulasi dari A vera tergantung pada aktivasi sel imun
alamiinnate (makrofag neutro1049552il limfosit dan sel NK) sintesis dan pelepasan sitokin (TNF-
α IFN-α IFN-γ IL- 1 IL-2 IL-6 dan IL-8) pembentukan respon imun seluler pembentukan
ROS dan induksi pembentukan nitric oxide (NO) (Leung et al 2004 Pugh et al 2001 Im et
al 2005 Boudreau amp Beland 2006)
Pada penelitian lain adapun
1 Kerusakan dinding sel Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif Dinding sel
bakteri gram negative mempunyai susunan kimia yang lebih rumit dari pada bakteri gram
positif Dinding sel bakteri gram negatif mengandung sedikit peptidoglikan (10-20
bobot kering dinding sel) Tetapi di luar lapisan peptidoglikan ada struktur rdquomembranrdquo
kedua yang tersusun dari protein posfolipida lipopolisakarida (asam lemak yang
dirangkaikan dengan polisakarida) (Pelczar dan Chan 1988) Setiap senyawa yang
menghalangi tahap apapun dalam sintesis peptidoglikan akan menyebabkan dinding sel
bakteri menjadi lemah dan sel menjadi lisis (Jawetz et al 2001 dalam Ajizah 2007)
Terjadinya lisis pada sel bakteri tersebut dikarenakan tidak berfungsinya lagi dinding sel
yang dapat mempertahankan bentuk untuk melindungi bakteri Tanpa dinding sel
bakteri tidak dapat bertahan terhadap pengaruh luar dan segera mati (Wattimena et al
1991 dalam Melati 2009) Oleh karena itu diduga adanya gangguan atau penghambatan
pada pembentukan dinding sel dan lisisnya dinding sel merupakan efek dari
penghambatan oleh sari buah mengkudu Sel bakteri ini dikelilingi oleh polimer dua
karbohidrat yaitu N-asetil glokosamin N-asetil muramat yang tersusun oleh sejumlah
18
asam amino Senyawa-senyawa ini melalui beberapa langkah enzimatik dalamproses
sintesis dinding sel Senyawa kimia yang bersifat antibakteri dalam sari buahm bereaksi
dengan asam amino sehingga menghambat langkah-langkah enzimatik tersebut
Dengan demikian proses sintesis dinding sel menjadi terganggu sehingga menyebabkan
kerusakan dinding sel serta sel-sel tidak mempunyai jalur biosintesis yang analog
Kerusakan dinding sel ini juga akan melemahkan dinding sel serta menyebabkan
membran sel merekah sehingga menghamburkan isi sel (Volk dan Wheeler 1993)
2 Kebocoran membran plasma Membran plasma terdiri atas struktur semipermiabel
berfungsi mengendalikan pengangkutan berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel
Senyawa kimia yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri ini dapat
merusak atau menyerang struktur semipermiabel tersebut dengan cara berkombinasi
dengan sterol yang terdapat dalam membran sel sehingga menyebabkan gangguan
kebocoran membran plasma Kerusakan struktur ini dapat menghambat atau merusak
kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang osmosis juga mencegah
berlangsungnya sejumlah biosintesis yang diperlukan dalam membran plasma (Volk dan
Wheeler 1993)
3 Terhambatnya sintesis protein Salah satu tahap dalam sintesis protein adalah proses
transkripsi dari DNA ke RNA (gen membawa pesan dari DNA ke dalam sitoplasma)
Dalam sitoplasma terdapat unit struktural ribosom yang mengikat mRNA agar dapat
diterjemahkan menjadi protein Ribosom dalam sitoplasma terdiri dari dua sub unit
berbeda yang berkombinasi untuk membentuk ribosom fungsional setelah bereaksi
dengan mRNA Bagian-bagian ribosom bakteri yang telah didissosiasi disebut subunit
30S dan subunit 50S Senyawa-senyawa kimia dalam sari buah mengkudu yang
berperan menghambat pertumbuhan bakteri akan bereaksi dengan bagian ribosom 50S
Reaksi tersebut akan menghalagi enzim peptidel transferase untuk membentuk ikatan
peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada tRNAnya dengan asam amino
terakhir yang sedang berkembang Hal ini menyebabkan sintesis protein menjadi terhenti
(Volk dan Wheeler 1993)
4 Terhambatnya sintesis asam nukleat Senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah
mengkudu yang bersifat antibakteri akan bereaksi dengan benang ganda DNA dari
bakteri Reaksi ini dapat mencegah replikasi atau transkripsi DNA sehingga menghambat
pembelahan sel (Volk dan Wheeler 1993) Menurut Volk dan Wheler (1993) pH asam
merupakan senyawa kimia yang dapat mengganggu kehiduan sel bakteri Pertumbuhan
sel yang normal sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang ada Pada umumnya
bakteri tumbuh normal pada lingkungan yang tidak terlalu asam tidak terlalu basa pada
19
pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau
terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat
menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai
pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat
keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat
menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada
dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-
senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat
pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella
typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh
karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus
26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni
1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman
2 Diagnosis serologik
3 Diagnosis klinik
Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90
penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini
menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40
Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90
positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur
urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat
Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-
kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka
waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam
tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-
anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung
pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi
aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu
pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan
menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari
4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi
20
27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan
mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak
sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya
sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70
ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit
pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan
penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih
banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di
Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan
kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada
peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih
tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi
merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi
Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme
inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang
bika mencapai dosis infektif
28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika
Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular
yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4
terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002
sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia
prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat
setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang
menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh
dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama
lebih dari satu tahun (Brusch 2015)
21
BAB IIIMetodologi Penelitian
31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian
Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian
Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic
32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas
Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat
Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak
pasien yang menderita penyakit tipus di daerah
2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi
oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang
berikan
Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut
fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini
22
adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab
dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah
diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban
33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua
responden dalam kalimat dan urutan yang seragam
Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi
pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode
ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas
34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah
Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua
Variabel terikat Penyakit Tipus
35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan
Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut
351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun
kegiatan prapenelitian ini adalah
1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur
penelitian
2Menentukan sempel penelitian
3Penyusunan koesioner dan lembar observasi
352 Tahap penelitian
23
Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun
kegiatan pada tahap penelitian adalah
1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa
keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci
tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan
makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial
ekonomi
2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya
3pengisian lembar observasi
353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian
yaitu
1Pencatatan hasil penelitian
2Analisis data
36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis
teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran
adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan
yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-
hubungan kuantitatif
24
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid
Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu
gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak
seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas
dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala
batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu
kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak
sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi
dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun
barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah
dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak
dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau
pneumonia
2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid
disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A
dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang
disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk
infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan
diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing
dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin
terancam jiwa penderita
25
Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNγ
juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan
limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak
efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat
infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan
imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan
dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian
lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang
mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat
terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran
limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah
mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui
ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui
sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan
bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang
3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam
26
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
27
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari
nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial
toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada
minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
28
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh
Ja
n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8
2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
5
KELURAHAN
KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19
6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4
11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
Januari
FebruariMaret
April MeiJuni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
0
1
2
3
4
5
6
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0
1
0 0 0 0
5
4
0
2
1 1 1 1
2
1
5
0
1
0 0 0 0
1
0 00
2
4
2
0 0 0 0 0
1
0 00 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1
2
1
0 0
1
0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00
1
0 0 0 0
1
0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9
tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada
penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal
ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel
Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di
sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan
kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus
31
43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit
menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan
menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini
terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya
kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri
yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-
tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa
bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman
dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa
terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus
Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai
dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan
pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit
perut serta pingsan
32
BAB VPenutup
51 Kesimpulan
1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan
lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan
2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat
melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat
ditularkan melalui perantara lalat
3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare
dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga
mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14
Martapura
52 Saran
1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup
sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit
2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu
yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan
penyakit tifus
3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual
berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan
medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus
33
INDEX
AAbdominalis3 20 24 26 27
Amoksisilin16
Ampicilin16
Antigen5 17 20
Antimikroba15
Asam nukleat19
BBronkhitis4 6
FForming17
IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21
MMalaria4 6
Membran plasma18
Metoclopramide15
OOrganisme20
PParatyphi1 3 6
Pneumonia4 6 11 14
SSalmonela1
Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16
17 18 19 20 21 27 28
Sintesis protein15 19
TThypoid1
Thypoid2
Tiamfenikol15
Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28
Typhimurium5
Typhus3 4 20 21 27
Typoid3 20
34
DAFTAR PUSTAKA
Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition
Philadelphia WB amp Saunders
Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus
FKUI Jakarta
Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature
Reviews Cancer 2 420-430
Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological
properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C
Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs
Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman
Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L
Jakarta Penerbit Salemba Medika
Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)
(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16
Desember 2015
Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM
Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis
Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press
Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential
Journal of Ethnopharmacology 81 81-100
Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta
35
Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis
Bandung Alfabeta
Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta
CVYrama Widya
Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical
Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI
Jakarta
KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam
AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana
Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4
Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta
Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC
Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika
Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta
Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta
Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta
Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta
Gadjah Mada University Press
36
CONTOH SOAL
1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah
a Mycrobacterium tubercolusis
b Salmonella typhi
c Clostridium tetani
d E colli
2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip
a Demam
b Lidah kotor
c Mual berat sampai muntah
d Sakit gigi
3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip
a Diagnosi Mikrobiologik
b Diagnosis Serologik
c Diagnosis Kimiawi
d Diagnosis Klinik
4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah
a Diet dan terapi penunjang
b Sikat gigi setelah makan
c Tinggal di lingkungan yang kotor
d Berolahraga berat
5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip
a Menghindari makanan yang tidak higines
b Tidak mencuci tangan sebelum makan
c Mandi 2 hari sekali
d Sering begadang
37
LAMPIRAN DATA PENELITIAN
38
L
39
LAMPIRAN FOTO
40
41
42
43
44
45
- KATA PENGANTAR
- DAFTAR ISI
- BAB I
- PENDAHULUAN
-
- 11 LATAR BELAKANG
- 12 Rumusan Masalah
- 13 Tujuan
-
- BAB II
- TINJAUAN PUSTAKA
-
- 21 Pengertian Typus
- 22 Sumber penyakit tipustyphoid
- 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
- 24 Pencegahan Penyakit Tifus
- 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
- 26 Diagnosis Laboratorium
- 27 Distribusi Typhus Abdominalis
- 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
-
- BAB III
- Metodologi Penelitian
-
- 31Jenis Penelitian
- 32 Metode Pengumpulan Data
- 33 Wawancara terstruktur
-
- BAB IV
- HASIL DAN PEMBAHASAN
-
- 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
-
- BAB V
- Penutup
-
- 51 Kesimpulan
- 52 Saran
-
- INDEX
- DAFTAR PUSTAKA
-
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Jadi menjaga kebersihan terhadap makanan tangan (selalu mencuci dengan sabun) ketika
mau makan kebersihan lingkungan agar tidak banyak lalat menjadi hal penting agar
terhindar dari penyakit tipes Bisa jadi masih ada penyebab penyakit tipes yang lain tetapi
sepertinya faktor kebersihan makanan badan dan lingkungan sudah mewakili secara
keseluruhan
Adapun Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut
dengan makanan dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam
lambung Sebagian lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di
ileum terminalis yang mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi
intestinal dapat terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia
masuk aliran limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi
Setelah mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah
melalui ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati
melalui sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati
dan bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang ( Juwono 2006)
Morfologi Salmonella typhosaKuman berbentuk batang tidak berspora dan tidak bersimpai tetapi mempunyai
flagel feritrik (fimbrae) pada pewarnaan gram bersifat gram negatif ukuran 2 - 4 mikrometer
x 05 - 08 mikrometer dan bergerak pada biakan agar darah koloninya besar bergaris
tengah 2 sampai 3 millimeter bulat agak cembung jernih licin dan tidak menyebabkan
hemolisis (Gupte 1990)
FisiologiKuman tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif anaerob pada suhu 15 - 41 C
(suhu pertumbuhan optimum 37 C) dan pH pertumbuhan 6 - 8 Pada umumnya isolat kuman
10
Salmonella dikenal dengan sifat-sifat gerak positif reaksi fermentasi terhadap manitol dan
sorbitol positif dan memberikan hasil negatif pada reaksi indol laktosa Voges Praskauer
dan KCN Sebagian besar isolat Salmonella yang berasal dari bahan klinik menghasilkan
H2S Samonella thypi hanya membentuk sedikit H2S dan tidak membentuk gas pada
fermentase glukosa Pada agar SSEndo EMB dan MacConkey koloni kuman berbentuk
bulat kecil dan tidak berwana pada agar Wilson Blair koloni kuman berwarna hitam berkilat
logam akibat pembentukan H2S
Daya tahanKuman akan mati karena sinar matahari atau pada pemanasan dengan suhu 60o C
selama 15 sampai 20 menit juga dapat dibunuh dengan cara pasteurisasi pendidihan dan
klorinasi serta pada keadaan kering Dapat bertahan hidup pada es salju dan air selama 4
minggu sampai berbulan-bulan Disamping itu dapat hidup subur pada medium yang
mengandung garam metil tahan terhadap zat warna hijau brilian dan senyawa natrium
tetrationat dan natrium deoksikolat Senyawa-senyawa ini menghambat pertumbuhan
kuman koliform sehingga senyawa-senyawa tersebut dapat digunakan didalam media untuk
isolasi Salmonella dari tinja (Gupte 1990)
23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia1 Demam
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
11
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enak sedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertama diare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak kering merah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurun sedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
12
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stupor otot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingin gelisah sukar bernapas dan kolaps
dari nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi
miokardial toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam
tifoid pada minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
13
24 Pencegahan Penyakit TifusDengan mengetahui cara penyebaran penyakit maka dapat dilakukan pengendalian
dengan menerapkan dasar-dasar hygiene dan kesehatan masyarakat yaitu melakukan
deteksi dan isolasi terhadap sumber infeksi perlu diperhatikan faktor kebersihan lingkungan
pembuangan sampah dan clorinasi air minum perlindungan terhadap suplai makanan dan
minuman peningkatan ekonomi dan peningkatan kebiasaan hidup sehat serta mengurangi
populasi lalat (reservoir) Memberikan pendidikan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan
(terutama pemeriksaan tinja) secara berkala terhadap penyaji makanan baik pada industri
makanan maupun restoran Selain itu yang sangat penting adalah sterilisasi pakaian bahan
dan alat-alat yang digunakan pasien dengan memberikan antiseptik dianjurkan pula bagi
pengunjung untuk mencuci tangan dengan sabun dan memberikan desinfektan pada saat
mencuci pakaian Deteksi carrier dilakukan dengan cara test darah dan diikuti dengan
pemeriksaan tinja dan urine yang dilakukan berulang-ulang Pasien yang cerrier positif
diperlukan pengawasan yang lebih ketat yaitu denganmemberikan informasi tentang
hygiene perorangan dan cara meningkatkan standar hygiene agar tidak berbahaya bagi
orang lain
Penyakit tipes merupakan infeksi sistematik dengan gejala yang sudah khas yaitu
demam tinggi Ada juga demam yang dialami oleh si penderita tipes umumnya mempunyai
pola khusus dengan suhu yang semakin meningkat (sangat tinggi) naik turunHal ini
biasanya terjadi pada sore dan malam hari sedangkan kalau pagi hari tidak terasa demam
hal inilah yang biasanya tidak disadari oleh si penderita bahkan keluarga si penderita
Ada beberapa cara pencegahan penyakit tipes secara sederhana dan semoga
bermanfaat ialah dengan dimulai memperhatikan lingkungan sekitar dan kesehatan tubuh
kita sebagai upaya cegah penyakit Berikut tips yang dapat dilakukan untuk mencaga tubuh
dari penyakit
a Mencuci tangan sebelum makan
b Hindari makanan yang tidak higienis
c Jika Anda pernah mengidap penyakit tersebut (tipes) sebaiknya jangan melakukan
pekerjaan yang sangat melelahkan dulu sebab akan mudah kembali kambuh
d Meningkatkan daya tahan tubuh dengan istirahat yang cukup (7-8 jamhari) olahraga
teratur 3-4 kali dalam seminggu selama 1-2 jam untuk mencegah
e Menghindari jajanan di pinggir jalan serta jika mengkonsumsi telur sebaiknya telur benar-
benar matang
f Sebaiknya melakukan imunisasi tipes untuk meningkatkan daya tahan tubuh Anda
terhadap penyakit tipes
14
Bakteri tifoid atau Salmonella thypi dikeluarkan melalui tinja dan urine penderita yang
sakit dan dalam sedikit kasus melalui pembawa penyakit (carrier) yang sehat Penderita
tertular lewat air minum susu dan makanan terkontaminani Penyebaran paling penting
terjadi lewat tangan yang kotor lalat dan akibat pembuangan tinja dan urine pada
penampungan air (kolam) desa Karena itu pencegahan terpenting terhadap tifoid adalah
dengan memasak air minum dan susu membangun dan menggunakan jamban dengan
lubang yang dalam mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dan mengusir lalat dari
lingkungan rumah
Penderita yang tersangka atau sudah terbukti menderita tifoid jika mungkin harus
diisolasi pada kamar yang terpisa Mereka dapat dirawat pada bangsal yang terbuka bila
dimaksudkan mencegah penyebaran penyakit Jika lalat banyak dijumpai kawat nyamuk
harus digunakan Keluarga dokter dan perawat harus selalu mencuci tangan setiap selesai
mengunjungi penderita Tinja dan urien penderita harus direndam selama 2-3 jam dalam
larutan 120 asam karbonat pada penampungnya di tempat tidur sebelum dibuang ke
saluran air kloset atau jamban Pakaian dan sprei harus disterilkan dalam larutan asam
karbonat 120 sebelum dicuci Anak- anak yang kontak langsung dengan penderita tifoid
harus diberitahu untuk dilaporkan ke rumah sakit bila mereka menunjukan gejala- gejala
demam atau gejala sakit lainnya
Suntikan intramuskular atau intradermal dari bakteri Salmonella thypi yang mati
(TAB) dapat digunakan tetapi hanya memberi kekebalan yang tidak sempurna
dalam jangka waktu pendek Suntikan ini juga menimbulkan berbagai reaksi berat seperti
demam dan tangan yang sakit dan booster tahunan juga diperlukan Suntikan ini tidak
dianjurkan diberikan secara rutin pada anak- anak di daerah tropis walaupun mungkin
berguna bila terjadi wabah dan pada anak dan pada keadaan bencana alam (Irianto 2014)
25 Penanggulangan Penyakit TipusI Istirahat dan Perawatan
Bertujuan untuk mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan Tirah baring
dengan perawatan dilakukan sepenuhnya ditempat seperti makan minum mandi dan BAK
BAB Posisi pasien diawasi untuk mencegah dukubitus dan pneumonia orthostatik serta
higiene perorangan tetap perlu diperhatikan dan dijaga
Penderita perlu dirawat yang bertujuan untuk isolasi observasi dan pengobatan
pasien harus tetap berbaring sampai minimal 7 hari bebas demam atau 14 hari keadaan ini
15
sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi perdarahan usus atau perforasi
usus Pada pasien dengan kesadaran menurun diperlukan perbahan-perubahan posisi
berbaring untuk menghindari komplikasi pneumonia hipostatik dan dekubitas
II Diet dan Terapi Penunjang
a Mempertahankan asupan kalori dan cairan yang adekuat misalnya
Memberikan diet bebas yang rendah serat pada penderita tanpa gejala meteorismus
dan diet bubur saring pada penderita yang meteorismus Hal ini dilakukan untuk
menghindari komplikasi perdarahan saluran cerna dan perforasi usus Gizi penderita juga
diperhatikan agar meningkatkan keadaan umum dan mempercepat proses penyembuhan
Pada mulanya penderita diberikan bubur saring dan kemudian bubur kasar yang
bertujuan untuk menghindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi usus Dengan
menkonsumsi makanan dalam bentuk tersebut diatas tentu pasien kurang mau
menkonsumsinya sehingga pasien mengalami penurunan keadaan umum dan gizi dan
sekaligus memperlambat proses penyembuhan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemberian makanan padat secara dini yaitu nasi lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang
sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman kepada pasien typhus
abdominalis
b Cairan yang adekuat untuk mencegah dehidrasi akibat muntah dan diare
Primperan (metoclopramide) diberikan untuk mengurangi gejala mual muntah
dengan dosis 3x 5 ml setiap sebelum makan dan dapat dihentikan kepan saja penderita
sudah tidak mengalami mual lagi
III Pemberian Antimikroba
Obat- obat anti mikroba yang sering digunakan dalam melakukan tatalaksana demam tifoid
adalah
a Chloramphenicol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dapat diberikan secara oral
maupun intravena diberikan sampai dengan 7 hari bebas panas Chloramphenicol
bekerja dengan mengikat unit ribosom dari bakteri Salmonella menghambat
pertumbuhannya dan menghambat sintesis protein Efek samping penggunaan
cholramphenicol adalah terjadi agranulositosis Kerugian menggunakan choramphenicol
adalah angka kekambuhan yang tinggi mencapai 5-7 penggunaan jangka panjang (14
hari) dan seringkali menyebabkan timbulnya karier
b Tiamfenikol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dan demam turun rata- rata
pada hari ke- 5 sampai ke- 6 Komplikasi hematologi seperti kemungkinan terjadinya
anemia aplastik lebih rendah dibandingkan chloramphenicol
16
c Ampicilin dan Amoksisilin kemampuan menurunkan demam lebih rendah dibandingkan
chloramphenicol diberikan dengan dosis 50- 150 mg kgBB selama 2 minggu
d Trimetroprim ndash sulfamethoxazole (TMP- SMZ) dapat digunakan secara oral atau
intravena pada dewasa dosis 160 mg TMP ditambah 800 mg SMZ dua kali tiap hari pada
dewasa
e Sefalosforin yaitu ceftrixon dengan dosis 3-4 gram dalam dekstrosa 100 cc diberikan
selama frac12 jam perinfus sekali sehari diberikan selama 3-5 hari
f Flurokuinolon secara relatif obat ini tidak mahal dapat ditoleransi dengan baik dan lebih
efektif dibandingkan obat- obatan lini pertama Flurokuinolon memiliki kemampuan untuk
menembus jaringan yang baik sehingga mampu membunuh Salmonella thypi yang
berada pada stadium statis Obat ini mampu memberikan respon terapeutik yang cepat
seperti menurunkan keluhan panas dan gejala lain dalam 3-5 hari Menggunakan obat ini
juga mampu menurunkan kemungkinan karier pasca pengobatan
Pemberian antibiotika yang efektif dapat mengurangi angka kematian (di Amerika
angka kematian turun menjadi 1 bahkan kurang) Antibiotika kloramfenikol masih dipakai
sebagai obat standar dimana efektivitas obat-obatan lain masih dibandingkan terhadapnya
Untuk strain kuman yang sensitif terhadap kloramfenikol antibiotika ini memberikan efek
klinis paling baik dibandingkan obat lain Perlu diketahui kloramfenikol mempunyai efek
toksik terhadap sumsum tulang Penggunaan kloramfenikol demam akan turun rata-rata
setelah 5 hari Obat-obat lain seperti Ampysilin amoksisilin dan trimetoprim
sulfametoksasole dapat dipergunakan untuk pengobatan dimana strain kuman penyebab
telah resisten terhadap kloramfenikol selain bahwa obat-obat tersebut kurang toksik
dibandingkan kloramfenikol Pengobatan carrier kronik selalu menjadi masalah terutama
carrier dengan batu empedu Penderita carier tanpa batu empedu pengobatan dapat
dilakukan dengan pemberian ampisilin atau amoksisilin dan probenesit tetapi bila disertai
kolesistitis maka diperlukan pengobatan pembedahan selain antibiotika Imunisasi dengan
vaksin monovalen kuman Salmonella typhi memberikan proteksi yang cukup baik vaksin
akan merangsang pembentukan serun terhadap antigen Vi O dan H Dari percobaan pada
sukarelawan ternyata antibodi terhadap antigen H memberikan proteksi terhadap
Salmonella typhi tetapi tidak demikian halnya antibodi Vi dan O
Adapun cara lain salah satu cara untuk membunuh kuman ini adalah dengan memacu
fungsi makrofag untuk menghancurkan dan mengeliminasi bakteri tersebut menggunakan
imunostimulan Imunostimulan akan memacu fungsi makrofag untuk killing melalui
respiratory burst Makrofag yang teraktivasi akan melepaskan berbagai metabolit seperti
reactive oxygen species (ROS) Makrofag yang teraktivasi dikarakteristikkan dengan
17
peningkatan ROS Substansi ini merupakan mediator kunci inflamasi mikrobisidal dan
aktivasi tumorisidal dari makrofag ROS berperan penting dalam killing serta merupakan
salah satu lethal chemical yang dapat membunuh dan mengeliminasi bakteri Salah satu
tanaman di Indonesia yang dapat berperan sebagai imunostimulan adalah Aloe vera atau
biasa dikenal sebagai Tanaman Lidah Buaya Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa
A vera memiliki berbagai efek fisiologis terhadap tubuh yaitu anti inflamasi antioksidan
antikanker antidiabetes dan mengaktivasi makrofag (Grover et al 2002 Krishnan 2006
Xiao et al 2007 Xu et al 2008) Pemberian A vera secara umum menunjukkan
peningkatan aktivitas fagositosis dan proliferasi system retikuloendotelial (Im et al 2005)
Aloe vera juga terbukti mampu menstimulasi imunitas seluler maupun imunitas humoral
serta menstimulasi proliferasi stem sel hematopoietik terutama selgranulocyte macrophage
colony-forming dan sel forming myeloid dan erythroid colonies (Im et al 2005 Boudreau amp
Beland 2006) Pengaruh imunostimulasi dari A vera tergantung pada aktivasi sel imun
alamiinnate (makrofag neutro1049552il limfosit dan sel NK) sintesis dan pelepasan sitokin (TNF-
α IFN-α IFN-γ IL- 1 IL-2 IL-6 dan IL-8) pembentukan respon imun seluler pembentukan
ROS dan induksi pembentukan nitric oxide (NO) (Leung et al 2004 Pugh et al 2001 Im et
al 2005 Boudreau amp Beland 2006)
Pada penelitian lain adapun
1 Kerusakan dinding sel Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif Dinding sel
bakteri gram negative mempunyai susunan kimia yang lebih rumit dari pada bakteri gram
positif Dinding sel bakteri gram negatif mengandung sedikit peptidoglikan (10-20
bobot kering dinding sel) Tetapi di luar lapisan peptidoglikan ada struktur rdquomembranrdquo
kedua yang tersusun dari protein posfolipida lipopolisakarida (asam lemak yang
dirangkaikan dengan polisakarida) (Pelczar dan Chan 1988) Setiap senyawa yang
menghalangi tahap apapun dalam sintesis peptidoglikan akan menyebabkan dinding sel
bakteri menjadi lemah dan sel menjadi lisis (Jawetz et al 2001 dalam Ajizah 2007)
Terjadinya lisis pada sel bakteri tersebut dikarenakan tidak berfungsinya lagi dinding sel
yang dapat mempertahankan bentuk untuk melindungi bakteri Tanpa dinding sel
bakteri tidak dapat bertahan terhadap pengaruh luar dan segera mati (Wattimena et al
1991 dalam Melati 2009) Oleh karena itu diduga adanya gangguan atau penghambatan
pada pembentukan dinding sel dan lisisnya dinding sel merupakan efek dari
penghambatan oleh sari buah mengkudu Sel bakteri ini dikelilingi oleh polimer dua
karbohidrat yaitu N-asetil glokosamin N-asetil muramat yang tersusun oleh sejumlah
18
asam amino Senyawa-senyawa ini melalui beberapa langkah enzimatik dalamproses
sintesis dinding sel Senyawa kimia yang bersifat antibakteri dalam sari buahm bereaksi
dengan asam amino sehingga menghambat langkah-langkah enzimatik tersebut
Dengan demikian proses sintesis dinding sel menjadi terganggu sehingga menyebabkan
kerusakan dinding sel serta sel-sel tidak mempunyai jalur biosintesis yang analog
Kerusakan dinding sel ini juga akan melemahkan dinding sel serta menyebabkan
membran sel merekah sehingga menghamburkan isi sel (Volk dan Wheeler 1993)
2 Kebocoran membran plasma Membran plasma terdiri atas struktur semipermiabel
berfungsi mengendalikan pengangkutan berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel
Senyawa kimia yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri ini dapat
merusak atau menyerang struktur semipermiabel tersebut dengan cara berkombinasi
dengan sterol yang terdapat dalam membran sel sehingga menyebabkan gangguan
kebocoran membran plasma Kerusakan struktur ini dapat menghambat atau merusak
kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang osmosis juga mencegah
berlangsungnya sejumlah biosintesis yang diperlukan dalam membran plasma (Volk dan
Wheeler 1993)
3 Terhambatnya sintesis protein Salah satu tahap dalam sintesis protein adalah proses
transkripsi dari DNA ke RNA (gen membawa pesan dari DNA ke dalam sitoplasma)
Dalam sitoplasma terdapat unit struktural ribosom yang mengikat mRNA agar dapat
diterjemahkan menjadi protein Ribosom dalam sitoplasma terdiri dari dua sub unit
berbeda yang berkombinasi untuk membentuk ribosom fungsional setelah bereaksi
dengan mRNA Bagian-bagian ribosom bakteri yang telah didissosiasi disebut subunit
30S dan subunit 50S Senyawa-senyawa kimia dalam sari buah mengkudu yang
berperan menghambat pertumbuhan bakteri akan bereaksi dengan bagian ribosom 50S
Reaksi tersebut akan menghalagi enzim peptidel transferase untuk membentuk ikatan
peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada tRNAnya dengan asam amino
terakhir yang sedang berkembang Hal ini menyebabkan sintesis protein menjadi terhenti
(Volk dan Wheeler 1993)
4 Terhambatnya sintesis asam nukleat Senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah
mengkudu yang bersifat antibakteri akan bereaksi dengan benang ganda DNA dari
bakteri Reaksi ini dapat mencegah replikasi atau transkripsi DNA sehingga menghambat
pembelahan sel (Volk dan Wheeler 1993) Menurut Volk dan Wheler (1993) pH asam
merupakan senyawa kimia yang dapat mengganggu kehiduan sel bakteri Pertumbuhan
sel yang normal sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang ada Pada umumnya
bakteri tumbuh normal pada lingkungan yang tidak terlalu asam tidak terlalu basa pada
19
pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau
terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat
menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai
pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat
keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat
menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada
dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-
senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat
pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella
typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh
karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus
26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni
1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman
2 Diagnosis serologik
3 Diagnosis klinik
Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90
penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini
menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40
Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90
positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur
urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat
Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-
kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka
waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam
tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-
anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung
pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi
aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu
pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan
menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari
4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi
20
27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan
mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak
sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya
sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70
ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit
pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan
penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih
banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di
Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan
kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada
peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih
tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi
merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi
Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme
inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang
bika mencapai dosis infektif
28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika
Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular
yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4
terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002
sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia
prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat
setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang
menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh
dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama
lebih dari satu tahun (Brusch 2015)
21
BAB IIIMetodologi Penelitian
31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian
Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian
Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic
32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas
Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat
Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak
pasien yang menderita penyakit tipus di daerah
2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi
oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang
berikan
Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut
fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini
22
adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab
dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah
diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban
33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua
responden dalam kalimat dan urutan yang seragam
Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi
pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode
ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas
34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah
Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua
Variabel terikat Penyakit Tipus
35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan
Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut
351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun
kegiatan prapenelitian ini adalah
1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur
penelitian
2Menentukan sempel penelitian
3Penyusunan koesioner dan lembar observasi
352 Tahap penelitian
23
Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun
kegiatan pada tahap penelitian adalah
1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa
keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci
tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan
makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial
ekonomi
2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya
3pengisian lembar observasi
353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian
yaitu
1Pencatatan hasil penelitian
2Analisis data
36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis
teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran
adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan
yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-
hubungan kuantitatif
24
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid
Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu
gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak
seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas
dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala
batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu
kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak
sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi
dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun
barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah
dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak
dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau
pneumonia
2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid
disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A
dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang
disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk
infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan
diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing
dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin
terancam jiwa penderita
25
Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNγ
juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan
limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak
efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat
infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan
imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan
dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian
lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang
mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat
terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran
limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah
mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui
ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui
sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan
bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang
3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam
26
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
27
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari
nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial
toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada
minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
28
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh
Ja
n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8
2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
5
KELURAHAN
KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19
6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4
11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
Januari
FebruariMaret
April MeiJuni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
0
1
2
3
4
5
6
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0
1
0 0 0 0
5
4
0
2
1 1 1 1
2
1
5
0
1
0 0 0 0
1
0 00
2
4
2
0 0 0 0 0
1
0 00 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1
2
1
0 0
1
0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00
1
0 0 0 0
1
0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9
tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada
penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal
ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel
Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di
sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan
kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus
31
43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit
menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan
menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini
terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya
kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri
yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-
tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa
bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman
dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa
terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus
Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai
dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan
pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit
perut serta pingsan
32
BAB VPenutup
51 Kesimpulan
1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan
lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan
2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat
melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat
ditularkan melalui perantara lalat
3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare
dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga
mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14
Martapura
52 Saran
1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup
sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit
2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu
yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan
penyakit tifus
3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual
berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan
medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus
33
INDEX
AAbdominalis3 20 24 26 27
Amoksisilin16
Ampicilin16
Antigen5 17 20
Antimikroba15
Asam nukleat19
BBronkhitis4 6
FForming17
IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21
MMalaria4 6
Membran plasma18
Metoclopramide15
OOrganisme20
PParatyphi1 3 6
Pneumonia4 6 11 14
SSalmonela1
Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16
17 18 19 20 21 27 28
Sintesis protein15 19
TThypoid1
Thypoid2
Tiamfenikol15
Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28
Typhimurium5
Typhus3 4 20 21 27
Typoid3 20
34
DAFTAR PUSTAKA
Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition
Philadelphia WB amp Saunders
Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus
FKUI Jakarta
Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature
Reviews Cancer 2 420-430
Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological
properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C
Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs
Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman
Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L
Jakarta Penerbit Salemba Medika
Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)
(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16
Desember 2015
Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM
Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis
Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press
Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential
Journal of Ethnopharmacology 81 81-100
Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta
35
Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis
Bandung Alfabeta
Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta
CVYrama Widya
Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical
Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI
Jakarta
KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam
AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana
Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4
Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta
Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC
Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika
Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta
Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta
Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta
Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta
Gadjah Mada University Press
36
CONTOH SOAL
1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah
a Mycrobacterium tubercolusis
b Salmonella typhi
c Clostridium tetani
d E colli
2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip
a Demam
b Lidah kotor
c Mual berat sampai muntah
d Sakit gigi
3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip
a Diagnosi Mikrobiologik
b Diagnosis Serologik
c Diagnosis Kimiawi
d Diagnosis Klinik
4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah
a Diet dan terapi penunjang
b Sikat gigi setelah makan
c Tinggal di lingkungan yang kotor
d Berolahraga berat
5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip
a Menghindari makanan yang tidak higines
b Tidak mencuci tangan sebelum makan
c Mandi 2 hari sekali
d Sering begadang
37
LAMPIRAN DATA PENELITIAN
38
L
39
LAMPIRAN FOTO
40
41
42
43
44
45
- KATA PENGANTAR
- DAFTAR ISI
- BAB I
- PENDAHULUAN
-
- 11 LATAR BELAKANG
- 12 Rumusan Masalah
- 13 Tujuan
-
- BAB II
- TINJAUAN PUSTAKA
-
- 21 Pengertian Typus
- 22 Sumber penyakit tipustyphoid
- 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
- 24 Pencegahan Penyakit Tifus
- 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
- 26 Diagnosis Laboratorium
- 27 Distribusi Typhus Abdominalis
- 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
-
- BAB III
- Metodologi Penelitian
-
- 31Jenis Penelitian
- 32 Metode Pengumpulan Data
- 33 Wawancara terstruktur
-
- BAB IV
- HASIL DAN PEMBAHASAN
-
- 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
-
- BAB V
- Penutup
-
- 51 Kesimpulan
- 52 Saran
-
- INDEX
- DAFTAR PUSTAKA
-
Salmonella dikenal dengan sifat-sifat gerak positif reaksi fermentasi terhadap manitol dan
sorbitol positif dan memberikan hasil negatif pada reaksi indol laktosa Voges Praskauer
dan KCN Sebagian besar isolat Salmonella yang berasal dari bahan klinik menghasilkan
H2S Samonella thypi hanya membentuk sedikit H2S dan tidak membentuk gas pada
fermentase glukosa Pada agar SSEndo EMB dan MacConkey koloni kuman berbentuk
bulat kecil dan tidak berwana pada agar Wilson Blair koloni kuman berwarna hitam berkilat
logam akibat pembentukan H2S
Daya tahanKuman akan mati karena sinar matahari atau pada pemanasan dengan suhu 60o C
selama 15 sampai 20 menit juga dapat dibunuh dengan cara pasteurisasi pendidihan dan
klorinasi serta pada keadaan kering Dapat bertahan hidup pada es salju dan air selama 4
minggu sampai berbulan-bulan Disamping itu dapat hidup subur pada medium yang
mengandung garam metil tahan terhadap zat warna hijau brilian dan senyawa natrium
tetrationat dan natrium deoksikolat Senyawa-senyawa ini menghambat pertumbuhan
kuman koliform sehingga senyawa-senyawa tersebut dapat digunakan didalam media untuk
isolasi Salmonella dari tinja (Gupte 1990)
23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia1 Demam
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
11
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enak sedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertama diare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak kering merah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurun sedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
12
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stupor otot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingin gelisah sukar bernapas dan kolaps
dari nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi
miokardial toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam
tifoid pada minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
13
24 Pencegahan Penyakit TifusDengan mengetahui cara penyebaran penyakit maka dapat dilakukan pengendalian
dengan menerapkan dasar-dasar hygiene dan kesehatan masyarakat yaitu melakukan
deteksi dan isolasi terhadap sumber infeksi perlu diperhatikan faktor kebersihan lingkungan
pembuangan sampah dan clorinasi air minum perlindungan terhadap suplai makanan dan
minuman peningkatan ekonomi dan peningkatan kebiasaan hidup sehat serta mengurangi
populasi lalat (reservoir) Memberikan pendidikan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan
(terutama pemeriksaan tinja) secara berkala terhadap penyaji makanan baik pada industri
makanan maupun restoran Selain itu yang sangat penting adalah sterilisasi pakaian bahan
dan alat-alat yang digunakan pasien dengan memberikan antiseptik dianjurkan pula bagi
pengunjung untuk mencuci tangan dengan sabun dan memberikan desinfektan pada saat
mencuci pakaian Deteksi carrier dilakukan dengan cara test darah dan diikuti dengan
pemeriksaan tinja dan urine yang dilakukan berulang-ulang Pasien yang cerrier positif
diperlukan pengawasan yang lebih ketat yaitu denganmemberikan informasi tentang
hygiene perorangan dan cara meningkatkan standar hygiene agar tidak berbahaya bagi
orang lain
Penyakit tipes merupakan infeksi sistematik dengan gejala yang sudah khas yaitu
demam tinggi Ada juga demam yang dialami oleh si penderita tipes umumnya mempunyai
pola khusus dengan suhu yang semakin meningkat (sangat tinggi) naik turunHal ini
biasanya terjadi pada sore dan malam hari sedangkan kalau pagi hari tidak terasa demam
hal inilah yang biasanya tidak disadari oleh si penderita bahkan keluarga si penderita
Ada beberapa cara pencegahan penyakit tipes secara sederhana dan semoga
bermanfaat ialah dengan dimulai memperhatikan lingkungan sekitar dan kesehatan tubuh
kita sebagai upaya cegah penyakit Berikut tips yang dapat dilakukan untuk mencaga tubuh
dari penyakit
a Mencuci tangan sebelum makan
b Hindari makanan yang tidak higienis
c Jika Anda pernah mengidap penyakit tersebut (tipes) sebaiknya jangan melakukan
pekerjaan yang sangat melelahkan dulu sebab akan mudah kembali kambuh
d Meningkatkan daya tahan tubuh dengan istirahat yang cukup (7-8 jamhari) olahraga
teratur 3-4 kali dalam seminggu selama 1-2 jam untuk mencegah
e Menghindari jajanan di pinggir jalan serta jika mengkonsumsi telur sebaiknya telur benar-
benar matang
f Sebaiknya melakukan imunisasi tipes untuk meningkatkan daya tahan tubuh Anda
terhadap penyakit tipes
14
Bakteri tifoid atau Salmonella thypi dikeluarkan melalui tinja dan urine penderita yang
sakit dan dalam sedikit kasus melalui pembawa penyakit (carrier) yang sehat Penderita
tertular lewat air minum susu dan makanan terkontaminani Penyebaran paling penting
terjadi lewat tangan yang kotor lalat dan akibat pembuangan tinja dan urine pada
penampungan air (kolam) desa Karena itu pencegahan terpenting terhadap tifoid adalah
dengan memasak air minum dan susu membangun dan menggunakan jamban dengan
lubang yang dalam mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dan mengusir lalat dari
lingkungan rumah
Penderita yang tersangka atau sudah terbukti menderita tifoid jika mungkin harus
diisolasi pada kamar yang terpisa Mereka dapat dirawat pada bangsal yang terbuka bila
dimaksudkan mencegah penyebaran penyakit Jika lalat banyak dijumpai kawat nyamuk
harus digunakan Keluarga dokter dan perawat harus selalu mencuci tangan setiap selesai
mengunjungi penderita Tinja dan urien penderita harus direndam selama 2-3 jam dalam
larutan 120 asam karbonat pada penampungnya di tempat tidur sebelum dibuang ke
saluran air kloset atau jamban Pakaian dan sprei harus disterilkan dalam larutan asam
karbonat 120 sebelum dicuci Anak- anak yang kontak langsung dengan penderita tifoid
harus diberitahu untuk dilaporkan ke rumah sakit bila mereka menunjukan gejala- gejala
demam atau gejala sakit lainnya
Suntikan intramuskular atau intradermal dari bakteri Salmonella thypi yang mati
(TAB) dapat digunakan tetapi hanya memberi kekebalan yang tidak sempurna
dalam jangka waktu pendek Suntikan ini juga menimbulkan berbagai reaksi berat seperti
demam dan tangan yang sakit dan booster tahunan juga diperlukan Suntikan ini tidak
dianjurkan diberikan secara rutin pada anak- anak di daerah tropis walaupun mungkin
berguna bila terjadi wabah dan pada anak dan pada keadaan bencana alam (Irianto 2014)
25 Penanggulangan Penyakit TipusI Istirahat dan Perawatan
Bertujuan untuk mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan Tirah baring
dengan perawatan dilakukan sepenuhnya ditempat seperti makan minum mandi dan BAK
BAB Posisi pasien diawasi untuk mencegah dukubitus dan pneumonia orthostatik serta
higiene perorangan tetap perlu diperhatikan dan dijaga
Penderita perlu dirawat yang bertujuan untuk isolasi observasi dan pengobatan
pasien harus tetap berbaring sampai minimal 7 hari bebas demam atau 14 hari keadaan ini
15
sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi perdarahan usus atau perforasi
usus Pada pasien dengan kesadaran menurun diperlukan perbahan-perubahan posisi
berbaring untuk menghindari komplikasi pneumonia hipostatik dan dekubitas
II Diet dan Terapi Penunjang
a Mempertahankan asupan kalori dan cairan yang adekuat misalnya
Memberikan diet bebas yang rendah serat pada penderita tanpa gejala meteorismus
dan diet bubur saring pada penderita yang meteorismus Hal ini dilakukan untuk
menghindari komplikasi perdarahan saluran cerna dan perforasi usus Gizi penderita juga
diperhatikan agar meningkatkan keadaan umum dan mempercepat proses penyembuhan
Pada mulanya penderita diberikan bubur saring dan kemudian bubur kasar yang
bertujuan untuk menghindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi usus Dengan
menkonsumsi makanan dalam bentuk tersebut diatas tentu pasien kurang mau
menkonsumsinya sehingga pasien mengalami penurunan keadaan umum dan gizi dan
sekaligus memperlambat proses penyembuhan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemberian makanan padat secara dini yaitu nasi lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang
sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman kepada pasien typhus
abdominalis
b Cairan yang adekuat untuk mencegah dehidrasi akibat muntah dan diare
Primperan (metoclopramide) diberikan untuk mengurangi gejala mual muntah
dengan dosis 3x 5 ml setiap sebelum makan dan dapat dihentikan kepan saja penderita
sudah tidak mengalami mual lagi
III Pemberian Antimikroba
Obat- obat anti mikroba yang sering digunakan dalam melakukan tatalaksana demam tifoid
adalah
a Chloramphenicol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dapat diberikan secara oral
maupun intravena diberikan sampai dengan 7 hari bebas panas Chloramphenicol
bekerja dengan mengikat unit ribosom dari bakteri Salmonella menghambat
pertumbuhannya dan menghambat sintesis protein Efek samping penggunaan
cholramphenicol adalah terjadi agranulositosis Kerugian menggunakan choramphenicol
adalah angka kekambuhan yang tinggi mencapai 5-7 penggunaan jangka panjang (14
hari) dan seringkali menyebabkan timbulnya karier
b Tiamfenikol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dan demam turun rata- rata
pada hari ke- 5 sampai ke- 6 Komplikasi hematologi seperti kemungkinan terjadinya
anemia aplastik lebih rendah dibandingkan chloramphenicol
16
c Ampicilin dan Amoksisilin kemampuan menurunkan demam lebih rendah dibandingkan
chloramphenicol diberikan dengan dosis 50- 150 mg kgBB selama 2 minggu
d Trimetroprim ndash sulfamethoxazole (TMP- SMZ) dapat digunakan secara oral atau
intravena pada dewasa dosis 160 mg TMP ditambah 800 mg SMZ dua kali tiap hari pada
dewasa
e Sefalosforin yaitu ceftrixon dengan dosis 3-4 gram dalam dekstrosa 100 cc diberikan
selama frac12 jam perinfus sekali sehari diberikan selama 3-5 hari
f Flurokuinolon secara relatif obat ini tidak mahal dapat ditoleransi dengan baik dan lebih
efektif dibandingkan obat- obatan lini pertama Flurokuinolon memiliki kemampuan untuk
menembus jaringan yang baik sehingga mampu membunuh Salmonella thypi yang
berada pada stadium statis Obat ini mampu memberikan respon terapeutik yang cepat
seperti menurunkan keluhan panas dan gejala lain dalam 3-5 hari Menggunakan obat ini
juga mampu menurunkan kemungkinan karier pasca pengobatan
Pemberian antibiotika yang efektif dapat mengurangi angka kematian (di Amerika
angka kematian turun menjadi 1 bahkan kurang) Antibiotika kloramfenikol masih dipakai
sebagai obat standar dimana efektivitas obat-obatan lain masih dibandingkan terhadapnya
Untuk strain kuman yang sensitif terhadap kloramfenikol antibiotika ini memberikan efek
klinis paling baik dibandingkan obat lain Perlu diketahui kloramfenikol mempunyai efek
toksik terhadap sumsum tulang Penggunaan kloramfenikol demam akan turun rata-rata
setelah 5 hari Obat-obat lain seperti Ampysilin amoksisilin dan trimetoprim
sulfametoksasole dapat dipergunakan untuk pengobatan dimana strain kuman penyebab
telah resisten terhadap kloramfenikol selain bahwa obat-obat tersebut kurang toksik
dibandingkan kloramfenikol Pengobatan carrier kronik selalu menjadi masalah terutama
carrier dengan batu empedu Penderita carier tanpa batu empedu pengobatan dapat
dilakukan dengan pemberian ampisilin atau amoksisilin dan probenesit tetapi bila disertai
kolesistitis maka diperlukan pengobatan pembedahan selain antibiotika Imunisasi dengan
vaksin monovalen kuman Salmonella typhi memberikan proteksi yang cukup baik vaksin
akan merangsang pembentukan serun terhadap antigen Vi O dan H Dari percobaan pada
sukarelawan ternyata antibodi terhadap antigen H memberikan proteksi terhadap
Salmonella typhi tetapi tidak demikian halnya antibodi Vi dan O
Adapun cara lain salah satu cara untuk membunuh kuman ini adalah dengan memacu
fungsi makrofag untuk menghancurkan dan mengeliminasi bakteri tersebut menggunakan
imunostimulan Imunostimulan akan memacu fungsi makrofag untuk killing melalui
respiratory burst Makrofag yang teraktivasi akan melepaskan berbagai metabolit seperti
reactive oxygen species (ROS) Makrofag yang teraktivasi dikarakteristikkan dengan
17
peningkatan ROS Substansi ini merupakan mediator kunci inflamasi mikrobisidal dan
aktivasi tumorisidal dari makrofag ROS berperan penting dalam killing serta merupakan
salah satu lethal chemical yang dapat membunuh dan mengeliminasi bakteri Salah satu
tanaman di Indonesia yang dapat berperan sebagai imunostimulan adalah Aloe vera atau
biasa dikenal sebagai Tanaman Lidah Buaya Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa
A vera memiliki berbagai efek fisiologis terhadap tubuh yaitu anti inflamasi antioksidan
antikanker antidiabetes dan mengaktivasi makrofag (Grover et al 2002 Krishnan 2006
Xiao et al 2007 Xu et al 2008) Pemberian A vera secara umum menunjukkan
peningkatan aktivitas fagositosis dan proliferasi system retikuloendotelial (Im et al 2005)
Aloe vera juga terbukti mampu menstimulasi imunitas seluler maupun imunitas humoral
serta menstimulasi proliferasi stem sel hematopoietik terutama selgranulocyte macrophage
colony-forming dan sel forming myeloid dan erythroid colonies (Im et al 2005 Boudreau amp
Beland 2006) Pengaruh imunostimulasi dari A vera tergantung pada aktivasi sel imun
alamiinnate (makrofag neutro1049552il limfosit dan sel NK) sintesis dan pelepasan sitokin (TNF-
α IFN-α IFN-γ IL- 1 IL-2 IL-6 dan IL-8) pembentukan respon imun seluler pembentukan
ROS dan induksi pembentukan nitric oxide (NO) (Leung et al 2004 Pugh et al 2001 Im et
al 2005 Boudreau amp Beland 2006)
Pada penelitian lain adapun
1 Kerusakan dinding sel Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif Dinding sel
bakteri gram negative mempunyai susunan kimia yang lebih rumit dari pada bakteri gram
positif Dinding sel bakteri gram negatif mengandung sedikit peptidoglikan (10-20
bobot kering dinding sel) Tetapi di luar lapisan peptidoglikan ada struktur rdquomembranrdquo
kedua yang tersusun dari protein posfolipida lipopolisakarida (asam lemak yang
dirangkaikan dengan polisakarida) (Pelczar dan Chan 1988) Setiap senyawa yang
menghalangi tahap apapun dalam sintesis peptidoglikan akan menyebabkan dinding sel
bakteri menjadi lemah dan sel menjadi lisis (Jawetz et al 2001 dalam Ajizah 2007)
Terjadinya lisis pada sel bakteri tersebut dikarenakan tidak berfungsinya lagi dinding sel
yang dapat mempertahankan bentuk untuk melindungi bakteri Tanpa dinding sel
bakteri tidak dapat bertahan terhadap pengaruh luar dan segera mati (Wattimena et al
1991 dalam Melati 2009) Oleh karena itu diduga adanya gangguan atau penghambatan
pada pembentukan dinding sel dan lisisnya dinding sel merupakan efek dari
penghambatan oleh sari buah mengkudu Sel bakteri ini dikelilingi oleh polimer dua
karbohidrat yaitu N-asetil glokosamin N-asetil muramat yang tersusun oleh sejumlah
18
asam amino Senyawa-senyawa ini melalui beberapa langkah enzimatik dalamproses
sintesis dinding sel Senyawa kimia yang bersifat antibakteri dalam sari buahm bereaksi
dengan asam amino sehingga menghambat langkah-langkah enzimatik tersebut
Dengan demikian proses sintesis dinding sel menjadi terganggu sehingga menyebabkan
kerusakan dinding sel serta sel-sel tidak mempunyai jalur biosintesis yang analog
Kerusakan dinding sel ini juga akan melemahkan dinding sel serta menyebabkan
membran sel merekah sehingga menghamburkan isi sel (Volk dan Wheeler 1993)
2 Kebocoran membran plasma Membran plasma terdiri atas struktur semipermiabel
berfungsi mengendalikan pengangkutan berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel
Senyawa kimia yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri ini dapat
merusak atau menyerang struktur semipermiabel tersebut dengan cara berkombinasi
dengan sterol yang terdapat dalam membran sel sehingga menyebabkan gangguan
kebocoran membran plasma Kerusakan struktur ini dapat menghambat atau merusak
kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang osmosis juga mencegah
berlangsungnya sejumlah biosintesis yang diperlukan dalam membran plasma (Volk dan
Wheeler 1993)
3 Terhambatnya sintesis protein Salah satu tahap dalam sintesis protein adalah proses
transkripsi dari DNA ke RNA (gen membawa pesan dari DNA ke dalam sitoplasma)
Dalam sitoplasma terdapat unit struktural ribosom yang mengikat mRNA agar dapat
diterjemahkan menjadi protein Ribosom dalam sitoplasma terdiri dari dua sub unit
berbeda yang berkombinasi untuk membentuk ribosom fungsional setelah bereaksi
dengan mRNA Bagian-bagian ribosom bakteri yang telah didissosiasi disebut subunit
30S dan subunit 50S Senyawa-senyawa kimia dalam sari buah mengkudu yang
berperan menghambat pertumbuhan bakteri akan bereaksi dengan bagian ribosom 50S
Reaksi tersebut akan menghalagi enzim peptidel transferase untuk membentuk ikatan
peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada tRNAnya dengan asam amino
terakhir yang sedang berkembang Hal ini menyebabkan sintesis protein menjadi terhenti
(Volk dan Wheeler 1993)
4 Terhambatnya sintesis asam nukleat Senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah
mengkudu yang bersifat antibakteri akan bereaksi dengan benang ganda DNA dari
bakteri Reaksi ini dapat mencegah replikasi atau transkripsi DNA sehingga menghambat
pembelahan sel (Volk dan Wheeler 1993) Menurut Volk dan Wheler (1993) pH asam
merupakan senyawa kimia yang dapat mengganggu kehiduan sel bakteri Pertumbuhan
sel yang normal sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang ada Pada umumnya
bakteri tumbuh normal pada lingkungan yang tidak terlalu asam tidak terlalu basa pada
19
pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau
terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat
menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai
pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat
keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat
menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada
dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-
senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat
pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella
typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh
karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus
26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni
1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman
2 Diagnosis serologik
3 Diagnosis klinik
Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90
penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini
menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40
Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90
positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur
urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat
Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-
kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka
waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam
tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-
anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung
pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi
aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu
pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan
menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari
4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi
20
27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan
mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak
sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya
sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70
ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit
pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan
penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih
banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di
Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan
kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada
peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih
tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi
merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi
Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme
inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang
bika mencapai dosis infektif
28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika
Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular
yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4
terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002
sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia
prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat
setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang
menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh
dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama
lebih dari satu tahun (Brusch 2015)
21
BAB IIIMetodologi Penelitian
31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian
Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian
Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic
32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas
Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat
Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak
pasien yang menderita penyakit tipus di daerah
2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi
oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang
berikan
Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut
fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini
22
adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab
dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah
diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban
33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua
responden dalam kalimat dan urutan yang seragam
Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi
pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode
ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas
34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah
Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua
Variabel terikat Penyakit Tipus
35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan
Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut
351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun
kegiatan prapenelitian ini adalah
1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur
penelitian
2Menentukan sempel penelitian
3Penyusunan koesioner dan lembar observasi
352 Tahap penelitian
23
Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun
kegiatan pada tahap penelitian adalah
1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa
keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci
tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan
makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial
ekonomi
2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya
3pengisian lembar observasi
353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian
yaitu
1Pencatatan hasil penelitian
2Analisis data
36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis
teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran
adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan
yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-
hubungan kuantitatif
24
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid
Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu
gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak
seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas
dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala
batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu
kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak
sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi
dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun
barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah
dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak
dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau
pneumonia
2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid
disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A
dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang
disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk
infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan
diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing
dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin
terancam jiwa penderita
25
Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNγ
juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan
limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak
efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat
infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan
imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan
dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian
lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang
mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat
terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran
limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah
mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui
ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui
sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan
bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang
3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam
26
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
27
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari
nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial
toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada
minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
28
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh
Ja
n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8
2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
5
KELURAHAN
KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19
6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4
11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
Januari
FebruariMaret
April MeiJuni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
0
1
2
3
4
5
6
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0
1
0 0 0 0
5
4
0
2
1 1 1 1
2
1
5
0
1
0 0 0 0
1
0 00
2
4
2
0 0 0 0 0
1
0 00 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1
2
1
0 0
1
0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00
1
0 0 0 0
1
0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9
tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada
penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal
ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel
Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di
sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan
kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus
31
43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit
menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan
menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini
terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya
kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri
yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-
tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa
bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman
dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa
terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus
Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai
dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan
pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit
perut serta pingsan
32
BAB VPenutup
51 Kesimpulan
1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan
lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan
2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat
melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat
ditularkan melalui perantara lalat
3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare
dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga
mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14
Martapura
52 Saran
1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup
sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit
2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu
yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan
penyakit tifus
3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual
berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan
medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus
33
INDEX
AAbdominalis3 20 24 26 27
Amoksisilin16
Ampicilin16
Antigen5 17 20
Antimikroba15
Asam nukleat19
BBronkhitis4 6
FForming17
IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21
MMalaria4 6
Membran plasma18
Metoclopramide15
OOrganisme20
PParatyphi1 3 6
Pneumonia4 6 11 14
SSalmonela1
Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16
17 18 19 20 21 27 28
Sintesis protein15 19
TThypoid1
Thypoid2
Tiamfenikol15
Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28
Typhimurium5
Typhus3 4 20 21 27
Typoid3 20
34
DAFTAR PUSTAKA
Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition
Philadelphia WB amp Saunders
Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus
FKUI Jakarta
Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature
Reviews Cancer 2 420-430
Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological
properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C
Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs
Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman
Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L
Jakarta Penerbit Salemba Medika
Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)
(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16
Desember 2015
Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM
Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis
Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press
Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential
Journal of Ethnopharmacology 81 81-100
Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta
35
Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis
Bandung Alfabeta
Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta
CVYrama Widya
Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical
Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI
Jakarta
KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam
AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana
Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4
Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta
Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC
Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika
Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta
Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta
Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta
Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta
Gadjah Mada University Press
36
CONTOH SOAL
1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah
a Mycrobacterium tubercolusis
b Salmonella typhi
c Clostridium tetani
d E colli
2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip
a Demam
b Lidah kotor
c Mual berat sampai muntah
d Sakit gigi
3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip
a Diagnosi Mikrobiologik
b Diagnosis Serologik
c Diagnosis Kimiawi
d Diagnosis Klinik
4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah
a Diet dan terapi penunjang
b Sikat gigi setelah makan
c Tinggal di lingkungan yang kotor
d Berolahraga berat
5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip
a Menghindari makanan yang tidak higines
b Tidak mencuci tangan sebelum makan
c Mandi 2 hari sekali
d Sering begadang
37
LAMPIRAN DATA PENELITIAN
38
L
39
LAMPIRAN FOTO
40
41
42
43
44
45
- KATA PENGANTAR
- DAFTAR ISI
- BAB I
- PENDAHULUAN
-
- 11 LATAR BELAKANG
- 12 Rumusan Masalah
- 13 Tujuan
-
- BAB II
- TINJAUAN PUSTAKA
-
- 21 Pengertian Typus
- 22 Sumber penyakit tipustyphoid
- 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
- 24 Pencegahan Penyakit Tifus
- 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
- 26 Diagnosis Laboratorium
- 27 Distribusi Typhus Abdominalis
- 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
-
- BAB III
- Metodologi Penelitian
-
- 31Jenis Penelitian
- 32 Metode Pengumpulan Data
- 33 Wawancara terstruktur
-
- BAB IV
- HASIL DAN PEMBAHASAN
-
- 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
-
- BAB V
- Penutup
-
- 51 Kesimpulan
- 52 Saran
-
- INDEX
- DAFTAR PUSTAKA
-
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enak sedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertama diare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak kering merah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurun sedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
12
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stupor otot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingin gelisah sukar bernapas dan kolaps
dari nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi
miokardial toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam
tifoid pada minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
13
24 Pencegahan Penyakit TifusDengan mengetahui cara penyebaran penyakit maka dapat dilakukan pengendalian
dengan menerapkan dasar-dasar hygiene dan kesehatan masyarakat yaitu melakukan
deteksi dan isolasi terhadap sumber infeksi perlu diperhatikan faktor kebersihan lingkungan
pembuangan sampah dan clorinasi air minum perlindungan terhadap suplai makanan dan
minuman peningkatan ekonomi dan peningkatan kebiasaan hidup sehat serta mengurangi
populasi lalat (reservoir) Memberikan pendidikan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan
(terutama pemeriksaan tinja) secara berkala terhadap penyaji makanan baik pada industri
makanan maupun restoran Selain itu yang sangat penting adalah sterilisasi pakaian bahan
dan alat-alat yang digunakan pasien dengan memberikan antiseptik dianjurkan pula bagi
pengunjung untuk mencuci tangan dengan sabun dan memberikan desinfektan pada saat
mencuci pakaian Deteksi carrier dilakukan dengan cara test darah dan diikuti dengan
pemeriksaan tinja dan urine yang dilakukan berulang-ulang Pasien yang cerrier positif
diperlukan pengawasan yang lebih ketat yaitu denganmemberikan informasi tentang
hygiene perorangan dan cara meningkatkan standar hygiene agar tidak berbahaya bagi
orang lain
Penyakit tipes merupakan infeksi sistematik dengan gejala yang sudah khas yaitu
demam tinggi Ada juga demam yang dialami oleh si penderita tipes umumnya mempunyai
pola khusus dengan suhu yang semakin meningkat (sangat tinggi) naik turunHal ini
biasanya terjadi pada sore dan malam hari sedangkan kalau pagi hari tidak terasa demam
hal inilah yang biasanya tidak disadari oleh si penderita bahkan keluarga si penderita
Ada beberapa cara pencegahan penyakit tipes secara sederhana dan semoga
bermanfaat ialah dengan dimulai memperhatikan lingkungan sekitar dan kesehatan tubuh
kita sebagai upaya cegah penyakit Berikut tips yang dapat dilakukan untuk mencaga tubuh
dari penyakit
a Mencuci tangan sebelum makan
b Hindari makanan yang tidak higienis
c Jika Anda pernah mengidap penyakit tersebut (tipes) sebaiknya jangan melakukan
pekerjaan yang sangat melelahkan dulu sebab akan mudah kembali kambuh
d Meningkatkan daya tahan tubuh dengan istirahat yang cukup (7-8 jamhari) olahraga
teratur 3-4 kali dalam seminggu selama 1-2 jam untuk mencegah
e Menghindari jajanan di pinggir jalan serta jika mengkonsumsi telur sebaiknya telur benar-
benar matang
f Sebaiknya melakukan imunisasi tipes untuk meningkatkan daya tahan tubuh Anda
terhadap penyakit tipes
14
Bakteri tifoid atau Salmonella thypi dikeluarkan melalui tinja dan urine penderita yang
sakit dan dalam sedikit kasus melalui pembawa penyakit (carrier) yang sehat Penderita
tertular lewat air minum susu dan makanan terkontaminani Penyebaran paling penting
terjadi lewat tangan yang kotor lalat dan akibat pembuangan tinja dan urine pada
penampungan air (kolam) desa Karena itu pencegahan terpenting terhadap tifoid adalah
dengan memasak air minum dan susu membangun dan menggunakan jamban dengan
lubang yang dalam mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dan mengusir lalat dari
lingkungan rumah
Penderita yang tersangka atau sudah terbukti menderita tifoid jika mungkin harus
diisolasi pada kamar yang terpisa Mereka dapat dirawat pada bangsal yang terbuka bila
dimaksudkan mencegah penyebaran penyakit Jika lalat banyak dijumpai kawat nyamuk
harus digunakan Keluarga dokter dan perawat harus selalu mencuci tangan setiap selesai
mengunjungi penderita Tinja dan urien penderita harus direndam selama 2-3 jam dalam
larutan 120 asam karbonat pada penampungnya di tempat tidur sebelum dibuang ke
saluran air kloset atau jamban Pakaian dan sprei harus disterilkan dalam larutan asam
karbonat 120 sebelum dicuci Anak- anak yang kontak langsung dengan penderita tifoid
harus diberitahu untuk dilaporkan ke rumah sakit bila mereka menunjukan gejala- gejala
demam atau gejala sakit lainnya
Suntikan intramuskular atau intradermal dari bakteri Salmonella thypi yang mati
(TAB) dapat digunakan tetapi hanya memberi kekebalan yang tidak sempurna
dalam jangka waktu pendek Suntikan ini juga menimbulkan berbagai reaksi berat seperti
demam dan tangan yang sakit dan booster tahunan juga diperlukan Suntikan ini tidak
dianjurkan diberikan secara rutin pada anak- anak di daerah tropis walaupun mungkin
berguna bila terjadi wabah dan pada anak dan pada keadaan bencana alam (Irianto 2014)
25 Penanggulangan Penyakit TipusI Istirahat dan Perawatan
Bertujuan untuk mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan Tirah baring
dengan perawatan dilakukan sepenuhnya ditempat seperti makan minum mandi dan BAK
BAB Posisi pasien diawasi untuk mencegah dukubitus dan pneumonia orthostatik serta
higiene perorangan tetap perlu diperhatikan dan dijaga
Penderita perlu dirawat yang bertujuan untuk isolasi observasi dan pengobatan
pasien harus tetap berbaring sampai minimal 7 hari bebas demam atau 14 hari keadaan ini
15
sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi perdarahan usus atau perforasi
usus Pada pasien dengan kesadaran menurun diperlukan perbahan-perubahan posisi
berbaring untuk menghindari komplikasi pneumonia hipostatik dan dekubitas
II Diet dan Terapi Penunjang
a Mempertahankan asupan kalori dan cairan yang adekuat misalnya
Memberikan diet bebas yang rendah serat pada penderita tanpa gejala meteorismus
dan diet bubur saring pada penderita yang meteorismus Hal ini dilakukan untuk
menghindari komplikasi perdarahan saluran cerna dan perforasi usus Gizi penderita juga
diperhatikan agar meningkatkan keadaan umum dan mempercepat proses penyembuhan
Pada mulanya penderita diberikan bubur saring dan kemudian bubur kasar yang
bertujuan untuk menghindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi usus Dengan
menkonsumsi makanan dalam bentuk tersebut diatas tentu pasien kurang mau
menkonsumsinya sehingga pasien mengalami penurunan keadaan umum dan gizi dan
sekaligus memperlambat proses penyembuhan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemberian makanan padat secara dini yaitu nasi lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang
sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman kepada pasien typhus
abdominalis
b Cairan yang adekuat untuk mencegah dehidrasi akibat muntah dan diare
Primperan (metoclopramide) diberikan untuk mengurangi gejala mual muntah
dengan dosis 3x 5 ml setiap sebelum makan dan dapat dihentikan kepan saja penderita
sudah tidak mengalami mual lagi
III Pemberian Antimikroba
Obat- obat anti mikroba yang sering digunakan dalam melakukan tatalaksana demam tifoid
adalah
a Chloramphenicol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dapat diberikan secara oral
maupun intravena diberikan sampai dengan 7 hari bebas panas Chloramphenicol
bekerja dengan mengikat unit ribosom dari bakteri Salmonella menghambat
pertumbuhannya dan menghambat sintesis protein Efek samping penggunaan
cholramphenicol adalah terjadi agranulositosis Kerugian menggunakan choramphenicol
adalah angka kekambuhan yang tinggi mencapai 5-7 penggunaan jangka panjang (14
hari) dan seringkali menyebabkan timbulnya karier
b Tiamfenikol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dan demam turun rata- rata
pada hari ke- 5 sampai ke- 6 Komplikasi hematologi seperti kemungkinan terjadinya
anemia aplastik lebih rendah dibandingkan chloramphenicol
16
c Ampicilin dan Amoksisilin kemampuan menurunkan demam lebih rendah dibandingkan
chloramphenicol diberikan dengan dosis 50- 150 mg kgBB selama 2 minggu
d Trimetroprim ndash sulfamethoxazole (TMP- SMZ) dapat digunakan secara oral atau
intravena pada dewasa dosis 160 mg TMP ditambah 800 mg SMZ dua kali tiap hari pada
dewasa
e Sefalosforin yaitu ceftrixon dengan dosis 3-4 gram dalam dekstrosa 100 cc diberikan
selama frac12 jam perinfus sekali sehari diberikan selama 3-5 hari
f Flurokuinolon secara relatif obat ini tidak mahal dapat ditoleransi dengan baik dan lebih
efektif dibandingkan obat- obatan lini pertama Flurokuinolon memiliki kemampuan untuk
menembus jaringan yang baik sehingga mampu membunuh Salmonella thypi yang
berada pada stadium statis Obat ini mampu memberikan respon terapeutik yang cepat
seperti menurunkan keluhan panas dan gejala lain dalam 3-5 hari Menggunakan obat ini
juga mampu menurunkan kemungkinan karier pasca pengobatan
Pemberian antibiotika yang efektif dapat mengurangi angka kematian (di Amerika
angka kematian turun menjadi 1 bahkan kurang) Antibiotika kloramfenikol masih dipakai
sebagai obat standar dimana efektivitas obat-obatan lain masih dibandingkan terhadapnya
Untuk strain kuman yang sensitif terhadap kloramfenikol antibiotika ini memberikan efek
klinis paling baik dibandingkan obat lain Perlu diketahui kloramfenikol mempunyai efek
toksik terhadap sumsum tulang Penggunaan kloramfenikol demam akan turun rata-rata
setelah 5 hari Obat-obat lain seperti Ampysilin amoksisilin dan trimetoprim
sulfametoksasole dapat dipergunakan untuk pengobatan dimana strain kuman penyebab
telah resisten terhadap kloramfenikol selain bahwa obat-obat tersebut kurang toksik
dibandingkan kloramfenikol Pengobatan carrier kronik selalu menjadi masalah terutama
carrier dengan batu empedu Penderita carier tanpa batu empedu pengobatan dapat
dilakukan dengan pemberian ampisilin atau amoksisilin dan probenesit tetapi bila disertai
kolesistitis maka diperlukan pengobatan pembedahan selain antibiotika Imunisasi dengan
vaksin monovalen kuman Salmonella typhi memberikan proteksi yang cukup baik vaksin
akan merangsang pembentukan serun terhadap antigen Vi O dan H Dari percobaan pada
sukarelawan ternyata antibodi terhadap antigen H memberikan proteksi terhadap
Salmonella typhi tetapi tidak demikian halnya antibodi Vi dan O
Adapun cara lain salah satu cara untuk membunuh kuman ini adalah dengan memacu
fungsi makrofag untuk menghancurkan dan mengeliminasi bakteri tersebut menggunakan
imunostimulan Imunostimulan akan memacu fungsi makrofag untuk killing melalui
respiratory burst Makrofag yang teraktivasi akan melepaskan berbagai metabolit seperti
reactive oxygen species (ROS) Makrofag yang teraktivasi dikarakteristikkan dengan
17
peningkatan ROS Substansi ini merupakan mediator kunci inflamasi mikrobisidal dan
aktivasi tumorisidal dari makrofag ROS berperan penting dalam killing serta merupakan
salah satu lethal chemical yang dapat membunuh dan mengeliminasi bakteri Salah satu
tanaman di Indonesia yang dapat berperan sebagai imunostimulan adalah Aloe vera atau
biasa dikenal sebagai Tanaman Lidah Buaya Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa
A vera memiliki berbagai efek fisiologis terhadap tubuh yaitu anti inflamasi antioksidan
antikanker antidiabetes dan mengaktivasi makrofag (Grover et al 2002 Krishnan 2006
Xiao et al 2007 Xu et al 2008) Pemberian A vera secara umum menunjukkan
peningkatan aktivitas fagositosis dan proliferasi system retikuloendotelial (Im et al 2005)
Aloe vera juga terbukti mampu menstimulasi imunitas seluler maupun imunitas humoral
serta menstimulasi proliferasi stem sel hematopoietik terutama selgranulocyte macrophage
colony-forming dan sel forming myeloid dan erythroid colonies (Im et al 2005 Boudreau amp
Beland 2006) Pengaruh imunostimulasi dari A vera tergantung pada aktivasi sel imun
alamiinnate (makrofag neutro1049552il limfosit dan sel NK) sintesis dan pelepasan sitokin (TNF-
α IFN-α IFN-γ IL- 1 IL-2 IL-6 dan IL-8) pembentukan respon imun seluler pembentukan
ROS dan induksi pembentukan nitric oxide (NO) (Leung et al 2004 Pugh et al 2001 Im et
al 2005 Boudreau amp Beland 2006)
Pada penelitian lain adapun
1 Kerusakan dinding sel Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif Dinding sel
bakteri gram negative mempunyai susunan kimia yang lebih rumit dari pada bakteri gram
positif Dinding sel bakteri gram negatif mengandung sedikit peptidoglikan (10-20
bobot kering dinding sel) Tetapi di luar lapisan peptidoglikan ada struktur rdquomembranrdquo
kedua yang tersusun dari protein posfolipida lipopolisakarida (asam lemak yang
dirangkaikan dengan polisakarida) (Pelczar dan Chan 1988) Setiap senyawa yang
menghalangi tahap apapun dalam sintesis peptidoglikan akan menyebabkan dinding sel
bakteri menjadi lemah dan sel menjadi lisis (Jawetz et al 2001 dalam Ajizah 2007)
Terjadinya lisis pada sel bakteri tersebut dikarenakan tidak berfungsinya lagi dinding sel
yang dapat mempertahankan bentuk untuk melindungi bakteri Tanpa dinding sel
bakteri tidak dapat bertahan terhadap pengaruh luar dan segera mati (Wattimena et al
1991 dalam Melati 2009) Oleh karena itu diduga adanya gangguan atau penghambatan
pada pembentukan dinding sel dan lisisnya dinding sel merupakan efek dari
penghambatan oleh sari buah mengkudu Sel bakteri ini dikelilingi oleh polimer dua
karbohidrat yaitu N-asetil glokosamin N-asetil muramat yang tersusun oleh sejumlah
18
asam amino Senyawa-senyawa ini melalui beberapa langkah enzimatik dalamproses
sintesis dinding sel Senyawa kimia yang bersifat antibakteri dalam sari buahm bereaksi
dengan asam amino sehingga menghambat langkah-langkah enzimatik tersebut
Dengan demikian proses sintesis dinding sel menjadi terganggu sehingga menyebabkan
kerusakan dinding sel serta sel-sel tidak mempunyai jalur biosintesis yang analog
Kerusakan dinding sel ini juga akan melemahkan dinding sel serta menyebabkan
membran sel merekah sehingga menghamburkan isi sel (Volk dan Wheeler 1993)
2 Kebocoran membran plasma Membran plasma terdiri atas struktur semipermiabel
berfungsi mengendalikan pengangkutan berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel
Senyawa kimia yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri ini dapat
merusak atau menyerang struktur semipermiabel tersebut dengan cara berkombinasi
dengan sterol yang terdapat dalam membran sel sehingga menyebabkan gangguan
kebocoran membran plasma Kerusakan struktur ini dapat menghambat atau merusak
kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang osmosis juga mencegah
berlangsungnya sejumlah biosintesis yang diperlukan dalam membran plasma (Volk dan
Wheeler 1993)
3 Terhambatnya sintesis protein Salah satu tahap dalam sintesis protein adalah proses
transkripsi dari DNA ke RNA (gen membawa pesan dari DNA ke dalam sitoplasma)
Dalam sitoplasma terdapat unit struktural ribosom yang mengikat mRNA agar dapat
diterjemahkan menjadi protein Ribosom dalam sitoplasma terdiri dari dua sub unit
berbeda yang berkombinasi untuk membentuk ribosom fungsional setelah bereaksi
dengan mRNA Bagian-bagian ribosom bakteri yang telah didissosiasi disebut subunit
30S dan subunit 50S Senyawa-senyawa kimia dalam sari buah mengkudu yang
berperan menghambat pertumbuhan bakteri akan bereaksi dengan bagian ribosom 50S
Reaksi tersebut akan menghalagi enzim peptidel transferase untuk membentuk ikatan
peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada tRNAnya dengan asam amino
terakhir yang sedang berkembang Hal ini menyebabkan sintesis protein menjadi terhenti
(Volk dan Wheeler 1993)
4 Terhambatnya sintesis asam nukleat Senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah
mengkudu yang bersifat antibakteri akan bereaksi dengan benang ganda DNA dari
bakteri Reaksi ini dapat mencegah replikasi atau transkripsi DNA sehingga menghambat
pembelahan sel (Volk dan Wheeler 1993) Menurut Volk dan Wheler (1993) pH asam
merupakan senyawa kimia yang dapat mengganggu kehiduan sel bakteri Pertumbuhan
sel yang normal sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang ada Pada umumnya
bakteri tumbuh normal pada lingkungan yang tidak terlalu asam tidak terlalu basa pada
19
pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau
terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat
menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai
pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat
keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat
menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada
dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-
senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat
pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella
typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh
karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus
26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni
1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman
2 Diagnosis serologik
3 Diagnosis klinik
Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90
penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini
menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40
Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90
positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur
urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat
Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-
kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka
waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam
tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-
anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung
pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi
aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu
pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan
menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari
4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi
20
27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan
mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak
sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya
sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70
ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit
pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan
penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih
banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di
Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan
kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada
peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih
tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi
merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi
Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme
inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang
bika mencapai dosis infektif
28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika
Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular
yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4
terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002
sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia
prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat
setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang
menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh
dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama
lebih dari satu tahun (Brusch 2015)
21
BAB IIIMetodologi Penelitian
31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian
Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian
Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic
32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas
Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat
Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak
pasien yang menderita penyakit tipus di daerah
2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi
oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang
berikan
Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut
fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini
22
adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab
dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah
diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban
33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua
responden dalam kalimat dan urutan yang seragam
Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi
pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode
ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas
34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah
Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua
Variabel terikat Penyakit Tipus
35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan
Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut
351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun
kegiatan prapenelitian ini adalah
1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur
penelitian
2Menentukan sempel penelitian
3Penyusunan koesioner dan lembar observasi
352 Tahap penelitian
23
Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun
kegiatan pada tahap penelitian adalah
1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa
keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci
tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan
makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial
ekonomi
2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya
3pengisian lembar observasi
353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian
yaitu
1Pencatatan hasil penelitian
2Analisis data
36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis
teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran
adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan
yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-
hubungan kuantitatif
24
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid
Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu
gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak
seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas
dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala
batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu
kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak
sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi
dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun
barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah
dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak
dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau
pneumonia
2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid
disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A
dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang
disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk
infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan
diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing
dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin
terancam jiwa penderita
25
Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNγ
juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan
limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak
efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat
infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan
imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan
dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian
lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang
mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat
terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran
limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah
mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui
ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui
sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan
bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang
3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam
26
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
27
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari
nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial
toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada
minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
28
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh
Ja
n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8
2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
5
KELURAHAN
KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19
6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4
11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
Januari
FebruariMaret
April MeiJuni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
0
1
2
3
4
5
6
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0
1
0 0 0 0
5
4
0
2
1 1 1 1
2
1
5
0
1
0 0 0 0
1
0 00
2
4
2
0 0 0 0 0
1
0 00 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1
2
1
0 0
1
0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00
1
0 0 0 0
1
0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9
tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada
penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal
ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel
Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di
sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan
kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus
31
43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit
menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan
menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini
terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya
kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri
yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-
tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa
bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman
dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa
terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus
Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai
dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan
pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit
perut serta pingsan
32
BAB VPenutup
51 Kesimpulan
1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan
lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan
2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat
melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat
ditularkan melalui perantara lalat
3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare
dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga
mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14
Martapura
52 Saran
1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup
sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit
2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu
yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan
penyakit tifus
3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual
berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan
medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus
33
INDEX
AAbdominalis3 20 24 26 27
Amoksisilin16
Ampicilin16
Antigen5 17 20
Antimikroba15
Asam nukleat19
BBronkhitis4 6
FForming17
IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21
MMalaria4 6
Membran plasma18
Metoclopramide15
OOrganisme20
PParatyphi1 3 6
Pneumonia4 6 11 14
SSalmonela1
Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16
17 18 19 20 21 27 28
Sintesis protein15 19
TThypoid1
Thypoid2
Tiamfenikol15
Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28
Typhimurium5
Typhus3 4 20 21 27
Typoid3 20
34
DAFTAR PUSTAKA
Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition
Philadelphia WB amp Saunders
Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus
FKUI Jakarta
Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature
Reviews Cancer 2 420-430
Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological
properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C
Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs
Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman
Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L
Jakarta Penerbit Salemba Medika
Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)
(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16
Desember 2015
Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM
Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis
Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press
Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential
Journal of Ethnopharmacology 81 81-100
Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta
35
Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis
Bandung Alfabeta
Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta
CVYrama Widya
Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical
Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI
Jakarta
KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam
AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana
Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4
Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta
Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC
Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika
Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta
Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta
Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta
Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta
Gadjah Mada University Press
36
CONTOH SOAL
1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah
a Mycrobacterium tubercolusis
b Salmonella typhi
c Clostridium tetani
d E colli
2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip
a Demam
b Lidah kotor
c Mual berat sampai muntah
d Sakit gigi
3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip
a Diagnosi Mikrobiologik
b Diagnosis Serologik
c Diagnosis Kimiawi
d Diagnosis Klinik
4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah
a Diet dan terapi penunjang
b Sikat gigi setelah makan
c Tinggal di lingkungan yang kotor
d Berolahraga berat
5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip
a Menghindari makanan yang tidak higines
b Tidak mencuci tangan sebelum makan
c Mandi 2 hari sekali
d Sering begadang
37
LAMPIRAN DATA PENELITIAN
38
L
39
LAMPIRAN FOTO
40
41
42
43
44
45
- KATA PENGANTAR
- DAFTAR ISI
- BAB I
- PENDAHULUAN
-
- 11 LATAR BELAKANG
- 12 Rumusan Masalah
- 13 Tujuan
-
- BAB II
- TINJAUAN PUSTAKA
-
- 21 Pengertian Typus
- 22 Sumber penyakit tipustyphoid
- 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
- 24 Pencegahan Penyakit Tifus
- 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
- 26 Diagnosis Laboratorium
- 27 Distribusi Typhus Abdominalis
- 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
-
- BAB III
- Metodologi Penelitian
-
- 31Jenis Penelitian
- 32 Metode Pengumpulan Data
- 33 Wawancara terstruktur
-
- BAB IV
- HASIL DAN PEMBAHASAN
-
- 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
-
- BAB V
- Penutup
-
- 51 Kesimpulan
- 52 Saran
-
- INDEX
- DAFTAR PUSTAKA
-
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stupor otot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingin gelisah sukar bernapas dan kolaps
dari nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi
miokardial toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam
tifoid pada minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
13
24 Pencegahan Penyakit TifusDengan mengetahui cara penyebaran penyakit maka dapat dilakukan pengendalian
dengan menerapkan dasar-dasar hygiene dan kesehatan masyarakat yaitu melakukan
deteksi dan isolasi terhadap sumber infeksi perlu diperhatikan faktor kebersihan lingkungan
pembuangan sampah dan clorinasi air minum perlindungan terhadap suplai makanan dan
minuman peningkatan ekonomi dan peningkatan kebiasaan hidup sehat serta mengurangi
populasi lalat (reservoir) Memberikan pendidikan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan
(terutama pemeriksaan tinja) secara berkala terhadap penyaji makanan baik pada industri
makanan maupun restoran Selain itu yang sangat penting adalah sterilisasi pakaian bahan
dan alat-alat yang digunakan pasien dengan memberikan antiseptik dianjurkan pula bagi
pengunjung untuk mencuci tangan dengan sabun dan memberikan desinfektan pada saat
mencuci pakaian Deteksi carrier dilakukan dengan cara test darah dan diikuti dengan
pemeriksaan tinja dan urine yang dilakukan berulang-ulang Pasien yang cerrier positif
diperlukan pengawasan yang lebih ketat yaitu denganmemberikan informasi tentang
hygiene perorangan dan cara meningkatkan standar hygiene agar tidak berbahaya bagi
orang lain
Penyakit tipes merupakan infeksi sistematik dengan gejala yang sudah khas yaitu
demam tinggi Ada juga demam yang dialami oleh si penderita tipes umumnya mempunyai
pola khusus dengan suhu yang semakin meningkat (sangat tinggi) naik turunHal ini
biasanya terjadi pada sore dan malam hari sedangkan kalau pagi hari tidak terasa demam
hal inilah yang biasanya tidak disadari oleh si penderita bahkan keluarga si penderita
Ada beberapa cara pencegahan penyakit tipes secara sederhana dan semoga
bermanfaat ialah dengan dimulai memperhatikan lingkungan sekitar dan kesehatan tubuh
kita sebagai upaya cegah penyakit Berikut tips yang dapat dilakukan untuk mencaga tubuh
dari penyakit
a Mencuci tangan sebelum makan
b Hindari makanan yang tidak higienis
c Jika Anda pernah mengidap penyakit tersebut (tipes) sebaiknya jangan melakukan
pekerjaan yang sangat melelahkan dulu sebab akan mudah kembali kambuh
d Meningkatkan daya tahan tubuh dengan istirahat yang cukup (7-8 jamhari) olahraga
teratur 3-4 kali dalam seminggu selama 1-2 jam untuk mencegah
e Menghindari jajanan di pinggir jalan serta jika mengkonsumsi telur sebaiknya telur benar-
benar matang
f Sebaiknya melakukan imunisasi tipes untuk meningkatkan daya tahan tubuh Anda
terhadap penyakit tipes
14
Bakteri tifoid atau Salmonella thypi dikeluarkan melalui tinja dan urine penderita yang
sakit dan dalam sedikit kasus melalui pembawa penyakit (carrier) yang sehat Penderita
tertular lewat air minum susu dan makanan terkontaminani Penyebaran paling penting
terjadi lewat tangan yang kotor lalat dan akibat pembuangan tinja dan urine pada
penampungan air (kolam) desa Karena itu pencegahan terpenting terhadap tifoid adalah
dengan memasak air minum dan susu membangun dan menggunakan jamban dengan
lubang yang dalam mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dan mengusir lalat dari
lingkungan rumah
Penderita yang tersangka atau sudah terbukti menderita tifoid jika mungkin harus
diisolasi pada kamar yang terpisa Mereka dapat dirawat pada bangsal yang terbuka bila
dimaksudkan mencegah penyebaran penyakit Jika lalat banyak dijumpai kawat nyamuk
harus digunakan Keluarga dokter dan perawat harus selalu mencuci tangan setiap selesai
mengunjungi penderita Tinja dan urien penderita harus direndam selama 2-3 jam dalam
larutan 120 asam karbonat pada penampungnya di tempat tidur sebelum dibuang ke
saluran air kloset atau jamban Pakaian dan sprei harus disterilkan dalam larutan asam
karbonat 120 sebelum dicuci Anak- anak yang kontak langsung dengan penderita tifoid
harus diberitahu untuk dilaporkan ke rumah sakit bila mereka menunjukan gejala- gejala
demam atau gejala sakit lainnya
Suntikan intramuskular atau intradermal dari bakteri Salmonella thypi yang mati
(TAB) dapat digunakan tetapi hanya memberi kekebalan yang tidak sempurna
dalam jangka waktu pendek Suntikan ini juga menimbulkan berbagai reaksi berat seperti
demam dan tangan yang sakit dan booster tahunan juga diperlukan Suntikan ini tidak
dianjurkan diberikan secara rutin pada anak- anak di daerah tropis walaupun mungkin
berguna bila terjadi wabah dan pada anak dan pada keadaan bencana alam (Irianto 2014)
25 Penanggulangan Penyakit TipusI Istirahat dan Perawatan
Bertujuan untuk mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan Tirah baring
dengan perawatan dilakukan sepenuhnya ditempat seperti makan minum mandi dan BAK
BAB Posisi pasien diawasi untuk mencegah dukubitus dan pneumonia orthostatik serta
higiene perorangan tetap perlu diperhatikan dan dijaga
Penderita perlu dirawat yang bertujuan untuk isolasi observasi dan pengobatan
pasien harus tetap berbaring sampai minimal 7 hari bebas demam atau 14 hari keadaan ini
15
sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi perdarahan usus atau perforasi
usus Pada pasien dengan kesadaran menurun diperlukan perbahan-perubahan posisi
berbaring untuk menghindari komplikasi pneumonia hipostatik dan dekubitas
II Diet dan Terapi Penunjang
a Mempertahankan asupan kalori dan cairan yang adekuat misalnya
Memberikan diet bebas yang rendah serat pada penderita tanpa gejala meteorismus
dan diet bubur saring pada penderita yang meteorismus Hal ini dilakukan untuk
menghindari komplikasi perdarahan saluran cerna dan perforasi usus Gizi penderita juga
diperhatikan agar meningkatkan keadaan umum dan mempercepat proses penyembuhan
Pada mulanya penderita diberikan bubur saring dan kemudian bubur kasar yang
bertujuan untuk menghindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi usus Dengan
menkonsumsi makanan dalam bentuk tersebut diatas tentu pasien kurang mau
menkonsumsinya sehingga pasien mengalami penurunan keadaan umum dan gizi dan
sekaligus memperlambat proses penyembuhan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemberian makanan padat secara dini yaitu nasi lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang
sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman kepada pasien typhus
abdominalis
b Cairan yang adekuat untuk mencegah dehidrasi akibat muntah dan diare
Primperan (metoclopramide) diberikan untuk mengurangi gejala mual muntah
dengan dosis 3x 5 ml setiap sebelum makan dan dapat dihentikan kepan saja penderita
sudah tidak mengalami mual lagi
III Pemberian Antimikroba
Obat- obat anti mikroba yang sering digunakan dalam melakukan tatalaksana demam tifoid
adalah
a Chloramphenicol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dapat diberikan secara oral
maupun intravena diberikan sampai dengan 7 hari bebas panas Chloramphenicol
bekerja dengan mengikat unit ribosom dari bakteri Salmonella menghambat
pertumbuhannya dan menghambat sintesis protein Efek samping penggunaan
cholramphenicol adalah terjadi agranulositosis Kerugian menggunakan choramphenicol
adalah angka kekambuhan yang tinggi mencapai 5-7 penggunaan jangka panjang (14
hari) dan seringkali menyebabkan timbulnya karier
b Tiamfenikol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dan demam turun rata- rata
pada hari ke- 5 sampai ke- 6 Komplikasi hematologi seperti kemungkinan terjadinya
anemia aplastik lebih rendah dibandingkan chloramphenicol
16
c Ampicilin dan Amoksisilin kemampuan menurunkan demam lebih rendah dibandingkan
chloramphenicol diberikan dengan dosis 50- 150 mg kgBB selama 2 minggu
d Trimetroprim ndash sulfamethoxazole (TMP- SMZ) dapat digunakan secara oral atau
intravena pada dewasa dosis 160 mg TMP ditambah 800 mg SMZ dua kali tiap hari pada
dewasa
e Sefalosforin yaitu ceftrixon dengan dosis 3-4 gram dalam dekstrosa 100 cc diberikan
selama frac12 jam perinfus sekali sehari diberikan selama 3-5 hari
f Flurokuinolon secara relatif obat ini tidak mahal dapat ditoleransi dengan baik dan lebih
efektif dibandingkan obat- obatan lini pertama Flurokuinolon memiliki kemampuan untuk
menembus jaringan yang baik sehingga mampu membunuh Salmonella thypi yang
berada pada stadium statis Obat ini mampu memberikan respon terapeutik yang cepat
seperti menurunkan keluhan panas dan gejala lain dalam 3-5 hari Menggunakan obat ini
juga mampu menurunkan kemungkinan karier pasca pengobatan
Pemberian antibiotika yang efektif dapat mengurangi angka kematian (di Amerika
angka kematian turun menjadi 1 bahkan kurang) Antibiotika kloramfenikol masih dipakai
sebagai obat standar dimana efektivitas obat-obatan lain masih dibandingkan terhadapnya
Untuk strain kuman yang sensitif terhadap kloramfenikol antibiotika ini memberikan efek
klinis paling baik dibandingkan obat lain Perlu diketahui kloramfenikol mempunyai efek
toksik terhadap sumsum tulang Penggunaan kloramfenikol demam akan turun rata-rata
setelah 5 hari Obat-obat lain seperti Ampysilin amoksisilin dan trimetoprim
sulfametoksasole dapat dipergunakan untuk pengobatan dimana strain kuman penyebab
telah resisten terhadap kloramfenikol selain bahwa obat-obat tersebut kurang toksik
dibandingkan kloramfenikol Pengobatan carrier kronik selalu menjadi masalah terutama
carrier dengan batu empedu Penderita carier tanpa batu empedu pengobatan dapat
dilakukan dengan pemberian ampisilin atau amoksisilin dan probenesit tetapi bila disertai
kolesistitis maka diperlukan pengobatan pembedahan selain antibiotika Imunisasi dengan
vaksin monovalen kuman Salmonella typhi memberikan proteksi yang cukup baik vaksin
akan merangsang pembentukan serun terhadap antigen Vi O dan H Dari percobaan pada
sukarelawan ternyata antibodi terhadap antigen H memberikan proteksi terhadap
Salmonella typhi tetapi tidak demikian halnya antibodi Vi dan O
Adapun cara lain salah satu cara untuk membunuh kuman ini adalah dengan memacu
fungsi makrofag untuk menghancurkan dan mengeliminasi bakteri tersebut menggunakan
imunostimulan Imunostimulan akan memacu fungsi makrofag untuk killing melalui
respiratory burst Makrofag yang teraktivasi akan melepaskan berbagai metabolit seperti
reactive oxygen species (ROS) Makrofag yang teraktivasi dikarakteristikkan dengan
17
peningkatan ROS Substansi ini merupakan mediator kunci inflamasi mikrobisidal dan
aktivasi tumorisidal dari makrofag ROS berperan penting dalam killing serta merupakan
salah satu lethal chemical yang dapat membunuh dan mengeliminasi bakteri Salah satu
tanaman di Indonesia yang dapat berperan sebagai imunostimulan adalah Aloe vera atau
biasa dikenal sebagai Tanaman Lidah Buaya Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa
A vera memiliki berbagai efek fisiologis terhadap tubuh yaitu anti inflamasi antioksidan
antikanker antidiabetes dan mengaktivasi makrofag (Grover et al 2002 Krishnan 2006
Xiao et al 2007 Xu et al 2008) Pemberian A vera secara umum menunjukkan
peningkatan aktivitas fagositosis dan proliferasi system retikuloendotelial (Im et al 2005)
Aloe vera juga terbukti mampu menstimulasi imunitas seluler maupun imunitas humoral
serta menstimulasi proliferasi stem sel hematopoietik terutama selgranulocyte macrophage
colony-forming dan sel forming myeloid dan erythroid colonies (Im et al 2005 Boudreau amp
Beland 2006) Pengaruh imunostimulasi dari A vera tergantung pada aktivasi sel imun
alamiinnate (makrofag neutro1049552il limfosit dan sel NK) sintesis dan pelepasan sitokin (TNF-
α IFN-α IFN-γ IL- 1 IL-2 IL-6 dan IL-8) pembentukan respon imun seluler pembentukan
ROS dan induksi pembentukan nitric oxide (NO) (Leung et al 2004 Pugh et al 2001 Im et
al 2005 Boudreau amp Beland 2006)
Pada penelitian lain adapun
1 Kerusakan dinding sel Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif Dinding sel
bakteri gram negative mempunyai susunan kimia yang lebih rumit dari pada bakteri gram
positif Dinding sel bakteri gram negatif mengandung sedikit peptidoglikan (10-20
bobot kering dinding sel) Tetapi di luar lapisan peptidoglikan ada struktur rdquomembranrdquo
kedua yang tersusun dari protein posfolipida lipopolisakarida (asam lemak yang
dirangkaikan dengan polisakarida) (Pelczar dan Chan 1988) Setiap senyawa yang
menghalangi tahap apapun dalam sintesis peptidoglikan akan menyebabkan dinding sel
bakteri menjadi lemah dan sel menjadi lisis (Jawetz et al 2001 dalam Ajizah 2007)
Terjadinya lisis pada sel bakteri tersebut dikarenakan tidak berfungsinya lagi dinding sel
yang dapat mempertahankan bentuk untuk melindungi bakteri Tanpa dinding sel
bakteri tidak dapat bertahan terhadap pengaruh luar dan segera mati (Wattimena et al
1991 dalam Melati 2009) Oleh karena itu diduga adanya gangguan atau penghambatan
pada pembentukan dinding sel dan lisisnya dinding sel merupakan efek dari
penghambatan oleh sari buah mengkudu Sel bakteri ini dikelilingi oleh polimer dua
karbohidrat yaitu N-asetil glokosamin N-asetil muramat yang tersusun oleh sejumlah
18
asam amino Senyawa-senyawa ini melalui beberapa langkah enzimatik dalamproses
sintesis dinding sel Senyawa kimia yang bersifat antibakteri dalam sari buahm bereaksi
dengan asam amino sehingga menghambat langkah-langkah enzimatik tersebut
Dengan demikian proses sintesis dinding sel menjadi terganggu sehingga menyebabkan
kerusakan dinding sel serta sel-sel tidak mempunyai jalur biosintesis yang analog
Kerusakan dinding sel ini juga akan melemahkan dinding sel serta menyebabkan
membran sel merekah sehingga menghamburkan isi sel (Volk dan Wheeler 1993)
2 Kebocoran membran plasma Membran plasma terdiri atas struktur semipermiabel
berfungsi mengendalikan pengangkutan berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel
Senyawa kimia yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri ini dapat
merusak atau menyerang struktur semipermiabel tersebut dengan cara berkombinasi
dengan sterol yang terdapat dalam membran sel sehingga menyebabkan gangguan
kebocoran membran plasma Kerusakan struktur ini dapat menghambat atau merusak
kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang osmosis juga mencegah
berlangsungnya sejumlah biosintesis yang diperlukan dalam membran plasma (Volk dan
Wheeler 1993)
3 Terhambatnya sintesis protein Salah satu tahap dalam sintesis protein adalah proses
transkripsi dari DNA ke RNA (gen membawa pesan dari DNA ke dalam sitoplasma)
Dalam sitoplasma terdapat unit struktural ribosom yang mengikat mRNA agar dapat
diterjemahkan menjadi protein Ribosom dalam sitoplasma terdiri dari dua sub unit
berbeda yang berkombinasi untuk membentuk ribosom fungsional setelah bereaksi
dengan mRNA Bagian-bagian ribosom bakteri yang telah didissosiasi disebut subunit
30S dan subunit 50S Senyawa-senyawa kimia dalam sari buah mengkudu yang
berperan menghambat pertumbuhan bakteri akan bereaksi dengan bagian ribosom 50S
Reaksi tersebut akan menghalagi enzim peptidel transferase untuk membentuk ikatan
peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada tRNAnya dengan asam amino
terakhir yang sedang berkembang Hal ini menyebabkan sintesis protein menjadi terhenti
(Volk dan Wheeler 1993)
4 Terhambatnya sintesis asam nukleat Senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah
mengkudu yang bersifat antibakteri akan bereaksi dengan benang ganda DNA dari
bakteri Reaksi ini dapat mencegah replikasi atau transkripsi DNA sehingga menghambat
pembelahan sel (Volk dan Wheeler 1993) Menurut Volk dan Wheler (1993) pH asam
merupakan senyawa kimia yang dapat mengganggu kehiduan sel bakteri Pertumbuhan
sel yang normal sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang ada Pada umumnya
bakteri tumbuh normal pada lingkungan yang tidak terlalu asam tidak terlalu basa pada
19
pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau
terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat
menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai
pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat
keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat
menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada
dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-
senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat
pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella
typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh
karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus
26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni
1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman
2 Diagnosis serologik
3 Diagnosis klinik
Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90
penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini
menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40
Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90
positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur
urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat
Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-
kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka
waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam
tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-
anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung
pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi
aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu
pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan
menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari
4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi
20
27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan
mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak
sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya
sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70
ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit
pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan
penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih
banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di
Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan
kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada
peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih
tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi
merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi
Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme
inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang
bika mencapai dosis infektif
28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika
Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular
yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4
terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002
sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia
prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat
setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang
menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh
dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama
lebih dari satu tahun (Brusch 2015)
21
BAB IIIMetodologi Penelitian
31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian
Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian
Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic
32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas
Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat
Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak
pasien yang menderita penyakit tipus di daerah
2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi
oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang
berikan
Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut
fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini
22
adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab
dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah
diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban
33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua
responden dalam kalimat dan urutan yang seragam
Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi
pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode
ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas
34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah
Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua
Variabel terikat Penyakit Tipus
35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan
Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut
351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun
kegiatan prapenelitian ini adalah
1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur
penelitian
2Menentukan sempel penelitian
3Penyusunan koesioner dan lembar observasi
352 Tahap penelitian
23
Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun
kegiatan pada tahap penelitian adalah
1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa
keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci
tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan
makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial
ekonomi
2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya
3pengisian lembar observasi
353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian
yaitu
1Pencatatan hasil penelitian
2Analisis data
36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis
teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran
adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan
yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-
hubungan kuantitatif
24
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid
Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu
gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak
seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas
dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala
batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu
kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak
sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi
dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun
barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah
dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak
dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau
pneumonia
2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid
disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A
dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang
disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk
infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan
diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing
dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin
terancam jiwa penderita
25
Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNγ
juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan
limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak
efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat
infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan
imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan
dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian
lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang
mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat
terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran
limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah
mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui
ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui
sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan
bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang
3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam
26
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
27
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari
nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial
toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada
minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
28
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh
Ja
n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8
2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
5
KELURAHAN
KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19
6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4
11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
Januari
FebruariMaret
April MeiJuni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
0
1
2
3
4
5
6
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0
1
0 0 0 0
5
4
0
2
1 1 1 1
2
1
5
0
1
0 0 0 0
1
0 00
2
4
2
0 0 0 0 0
1
0 00 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1
2
1
0 0
1
0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00
1
0 0 0 0
1
0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9
tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada
penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal
ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel
Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di
sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan
kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus
31
43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit
menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan
menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini
terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya
kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri
yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-
tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa
bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman
dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa
terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus
Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai
dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan
pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit
perut serta pingsan
32
BAB VPenutup
51 Kesimpulan
1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan
lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan
2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat
melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat
ditularkan melalui perantara lalat
3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare
dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga
mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14
Martapura
52 Saran
1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup
sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit
2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu
yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan
penyakit tifus
3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual
berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan
medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus
33
INDEX
AAbdominalis3 20 24 26 27
Amoksisilin16
Ampicilin16
Antigen5 17 20
Antimikroba15
Asam nukleat19
BBronkhitis4 6
FForming17
IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21
MMalaria4 6
Membran plasma18
Metoclopramide15
OOrganisme20
PParatyphi1 3 6
Pneumonia4 6 11 14
SSalmonela1
Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16
17 18 19 20 21 27 28
Sintesis protein15 19
TThypoid1
Thypoid2
Tiamfenikol15
Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28
Typhimurium5
Typhus3 4 20 21 27
Typoid3 20
34
DAFTAR PUSTAKA
Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition
Philadelphia WB amp Saunders
Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus
FKUI Jakarta
Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature
Reviews Cancer 2 420-430
Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological
properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C
Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs
Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman
Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L
Jakarta Penerbit Salemba Medika
Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)
(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16
Desember 2015
Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM
Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis
Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press
Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential
Journal of Ethnopharmacology 81 81-100
Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta
35
Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis
Bandung Alfabeta
Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta
CVYrama Widya
Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical
Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI
Jakarta
KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam
AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana
Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4
Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta
Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC
Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika
Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta
Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta
Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta
Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta
Gadjah Mada University Press
36
CONTOH SOAL
1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah
a Mycrobacterium tubercolusis
b Salmonella typhi
c Clostridium tetani
d E colli
2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip
a Demam
b Lidah kotor
c Mual berat sampai muntah
d Sakit gigi
3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip
a Diagnosi Mikrobiologik
b Diagnosis Serologik
c Diagnosis Kimiawi
d Diagnosis Klinik
4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah
a Diet dan terapi penunjang
b Sikat gigi setelah makan
c Tinggal di lingkungan yang kotor
d Berolahraga berat
5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip
a Menghindari makanan yang tidak higines
b Tidak mencuci tangan sebelum makan
c Mandi 2 hari sekali
d Sering begadang
37
LAMPIRAN DATA PENELITIAN
38
L
39
LAMPIRAN FOTO
40
41
42
43
44
45
- KATA PENGANTAR
- DAFTAR ISI
- BAB I
- PENDAHULUAN
-
- 11 LATAR BELAKANG
- 12 Rumusan Masalah
- 13 Tujuan
-
- BAB II
- TINJAUAN PUSTAKA
-
- 21 Pengertian Typus
- 22 Sumber penyakit tipustyphoid
- 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
- 24 Pencegahan Penyakit Tifus
- 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
- 26 Diagnosis Laboratorium
- 27 Distribusi Typhus Abdominalis
- 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
-
- BAB III
- Metodologi Penelitian
-
- 31Jenis Penelitian
- 32 Metode Pengumpulan Data
- 33 Wawancara terstruktur
-
- BAB IV
- HASIL DAN PEMBAHASAN
-
- 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
-
- BAB V
- Penutup
-
- 51 Kesimpulan
- 52 Saran
-
- INDEX
- DAFTAR PUSTAKA
-
24 Pencegahan Penyakit TifusDengan mengetahui cara penyebaran penyakit maka dapat dilakukan pengendalian
dengan menerapkan dasar-dasar hygiene dan kesehatan masyarakat yaitu melakukan
deteksi dan isolasi terhadap sumber infeksi perlu diperhatikan faktor kebersihan lingkungan
pembuangan sampah dan clorinasi air minum perlindungan terhadap suplai makanan dan
minuman peningkatan ekonomi dan peningkatan kebiasaan hidup sehat serta mengurangi
populasi lalat (reservoir) Memberikan pendidikan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan
(terutama pemeriksaan tinja) secara berkala terhadap penyaji makanan baik pada industri
makanan maupun restoran Selain itu yang sangat penting adalah sterilisasi pakaian bahan
dan alat-alat yang digunakan pasien dengan memberikan antiseptik dianjurkan pula bagi
pengunjung untuk mencuci tangan dengan sabun dan memberikan desinfektan pada saat
mencuci pakaian Deteksi carrier dilakukan dengan cara test darah dan diikuti dengan
pemeriksaan tinja dan urine yang dilakukan berulang-ulang Pasien yang cerrier positif
diperlukan pengawasan yang lebih ketat yaitu denganmemberikan informasi tentang
hygiene perorangan dan cara meningkatkan standar hygiene agar tidak berbahaya bagi
orang lain
Penyakit tipes merupakan infeksi sistematik dengan gejala yang sudah khas yaitu
demam tinggi Ada juga demam yang dialami oleh si penderita tipes umumnya mempunyai
pola khusus dengan suhu yang semakin meningkat (sangat tinggi) naik turunHal ini
biasanya terjadi pada sore dan malam hari sedangkan kalau pagi hari tidak terasa demam
hal inilah yang biasanya tidak disadari oleh si penderita bahkan keluarga si penderita
Ada beberapa cara pencegahan penyakit tipes secara sederhana dan semoga
bermanfaat ialah dengan dimulai memperhatikan lingkungan sekitar dan kesehatan tubuh
kita sebagai upaya cegah penyakit Berikut tips yang dapat dilakukan untuk mencaga tubuh
dari penyakit
a Mencuci tangan sebelum makan
b Hindari makanan yang tidak higienis
c Jika Anda pernah mengidap penyakit tersebut (tipes) sebaiknya jangan melakukan
pekerjaan yang sangat melelahkan dulu sebab akan mudah kembali kambuh
d Meningkatkan daya tahan tubuh dengan istirahat yang cukup (7-8 jamhari) olahraga
teratur 3-4 kali dalam seminggu selama 1-2 jam untuk mencegah
e Menghindari jajanan di pinggir jalan serta jika mengkonsumsi telur sebaiknya telur benar-
benar matang
f Sebaiknya melakukan imunisasi tipes untuk meningkatkan daya tahan tubuh Anda
terhadap penyakit tipes
14
Bakteri tifoid atau Salmonella thypi dikeluarkan melalui tinja dan urine penderita yang
sakit dan dalam sedikit kasus melalui pembawa penyakit (carrier) yang sehat Penderita
tertular lewat air minum susu dan makanan terkontaminani Penyebaran paling penting
terjadi lewat tangan yang kotor lalat dan akibat pembuangan tinja dan urine pada
penampungan air (kolam) desa Karena itu pencegahan terpenting terhadap tifoid adalah
dengan memasak air minum dan susu membangun dan menggunakan jamban dengan
lubang yang dalam mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dan mengusir lalat dari
lingkungan rumah
Penderita yang tersangka atau sudah terbukti menderita tifoid jika mungkin harus
diisolasi pada kamar yang terpisa Mereka dapat dirawat pada bangsal yang terbuka bila
dimaksudkan mencegah penyebaran penyakit Jika lalat banyak dijumpai kawat nyamuk
harus digunakan Keluarga dokter dan perawat harus selalu mencuci tangan setiap selesai
mengunjungi penderita Tinja dan urien penderita harus direndam selama 2-3 jam dalam
larutan 120 asam karbonat pada penampungnya di tempat tidur sebelum dibuang ke
saluran air kloset atau jamban Pakaian dan sprei harus disterilkan dalam larutan asam
karbonat 120 sebelum dicuci Anak- anak yang kontak langsung dengan penderita tifoid
harus diberitahu untuk dilaporkan ke rumah sakit bila mereka menunjukan gejala- gejala
demam atau gejala sakit lainnya
Suntikan intramuskular atau intradermal dari bakteri Salmonella thypi yang mati
(TAB) dapat digunakan tetapi hanya memberi kekebalan yang tidak sempurna
dalam jangka waktu pendek Suntikan ini juga menimbulkan berbagai reaksi berat seperti
demam dan tangan yang sakit dan booster tahunan juga diperlukan Suntikan ini tidak
dianjurkan diberikan secara rutin pada anak- anak di daerah tropis walaupun mungkin
berguna bila terjadi wabah dan pada anak dan pada keadaan bencana alam (Irianto 2014)
25 Penanggulangan Penyakit TipusI Istirahat dan Perawatan
Bertujuan untuk mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan Tirah baring
dengan perawatan dilakukan sepenuhnya ditempat seperti makan minum mandi dan BAK
BAB Posisi pasien diawasi untuk mencegah dukubitus dan pneumonia orthostatik serta
higiene perorangan tetap perlu diperhatikan dan dijaga
Penderita perlu dirawat yang bertujuan untuk isolasi observasi dan pengobatan
pasien harus tetap berbaring sampai minimal 7 hari bebas demam atau 14 hari keadaan ini
15
sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi perdarahan usus atau perforasi
usus Pada pasien dengan kesadaran menurun diperlukan perbahan-perubahan posisi
berbaring untuk menghindari komplikasi pneumonia hipostatik dan dekubitas
II Diet dan Terapi Penunjang
a Mempertahankan asupan kalori dan cairan yang adekuat misalnya
Memberikan diet bebas yang rendah serat pada penderita tanpa gejala meteorismus
dan diet bubur saring pada penderita yang meteorismus Hal ini dilakukan untuk
menghindari komplikasi perdarahan saluran cerna dan perforasi usus Gizi penderita juga
diperhatikan agar meningkatkan keadaan umum dan mempercepat proses penyembuhan
Pada mulanya penderita diberikan bubur saring dan kemudian bubur kasar yang
bertujuan untuk menghindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi usus Dengan
menkonsumsi makanan dalam bentuk tersebut diatas tentu pasien kurang mau
menkonsumsinya sehingga pasien mengalami penurunan keadaan umum dan gizi dan
sekaligus memperlambat proses penyembuhan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemberian makanan padat secara dini yaitu nasi lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang
sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman kepada pasien typhus
abdominalis
b Cairan yang adekuat untuk mencegah dehidrasi akibat muntah dan diare
Primperan (metoclopramide) diberikan untuk mengurangi gejala mual muntah
dengan dosis 3x 5 ml setiap sebelum makan dan dapat dihentikan kepan saja penderita
sudah tidak mengalami mual lagi
III Pemberian Antimikroba
Obat- obat anti mikroba yang sering digunakan dalam melakukan tatalaksana demam tifoid
adalah
a Chloramphenicol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dapat diberikan secara oral
maupun intravena diberikan sampai dengan 7 hari bebas panas Chloramphenicol
bekerja dengan mengikat unit ribosom dari bakteri Salmonella menghambat
pertumbuhannya dan menghambat sintesis protein Efek samping penggunaan
cholramphenicol adalah terjadi agranulositosis Kerugian menggunakan choramphenicol
adalah angka kekambuhan yang tinggi mencapai 5-7 penggunaan jangka panjang (14
hari) dan seringkali menyebabkan timbulnya karier
b Tiamfenikol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dan demam turun rata- rata
pada hari ke- 5 sampai ke- 6 Komplikasi hematologi seperti kemungkinan terjadinya
anemia aplastik lebih rendah dibandingkan chloramphenicol
16
c Ampicilin dan Amoksisilin kemampuan menurunkan demam lebih rendah dibandingkan
chloramphenicol diberikan dengan dosis 50- 150 mg kgBB selama 2 minggu
d Trimetroprim ndash sulfamethoxazole (TMP- SMZ) dapat digunakan secara oral atau
intravena pada dewasa dosis 160 mg TMP ditambah 800 mg SMZ dua kali tiap hari pada
dewasa
e Sefalosforin yaitu ceftrixon dengan dosis 3-4 gram dalam dekstrosa 100 cc diberikan
selama frac12 jam perinfus sekali sehari diberikan selama 3-5 hari
f Flurokuinolon secara relatif obat ini tidak mahal dapat ditoleransi dengan baik dan lebih
efektif dibandingkan obat- obatan lini pertama Flurokuinolon memiliki kemampuan untuk
menembus jaringan yang baik sehingga mampu membunuh Salmonella thypi yang
berada pada stadium statis Obat ini mampu memberikan respon terapeutik yang cepat
seperti menurunkan keluhan panas dan gejala lain dalam 3-5 hari Menggunakan obat ini
juga mampu menurunkan kemungkinan karier pasca pengobatan
Pemberian antibiotika yang efektif dapat mengurangi angka kematian (di Amerika
angka kematian turun menjadi 1 bahkan kurang) Antibiotika kloramfenikol masih dipakai
sebagai obat standar dimana efektivitas obat-obatan lain masih dibandingkan terhadapnya
Untuk strain kuman yang sensitif terhadap kloramfenikol antibiotika ini memberikan efek
klinis paling baik dibandingkan obat lain Perlu diketahui kloramfenikol mempunyai efek
toksik terhadap sumsum tulang Penggunaan kloramfenikol demam akan turun rata-rata
setelah 5 hari Obat-obat lain seperti Ampysilin amoksisilin dan trimetoprim
sulfametoksasole dapat dipergunakan untuk pengobatan dimana strain kuman penyebab
telah resisten terhadap kloramfenikol selain bahwa obat-obat tersebut kurang toksik
dibandingkan kloramfenikol Pengobatan carrier kronik selalu menjadi masalah terutama
carrier dengan batu empedu Penderita carier tanpa batu empedu pengobatan dapat
dilakukan dengan pemberian ampisilin atau amoksisilin dan probenesit tetapi bila disertai
kolesistitis maka diperlukan pengobatan pembedahan selain antibiotika Imunisasi dengan
vaksin monovalen kuman Salmonella typhi memberikan proteksi yang cukup baik vaksin
akan merangsang pembentukan serun terhadap antigen Vi O dan H Dari percobaan pada
sukarelawan ternyata antibodi terhadap antigen H memberikan proteksi terhadap
Salmonella typhi tetapi tidak demikian halnya antibodi Vi dan O
Adapun cara lain salah satu cara untuk membunuh kuman ini adalah dengan memacu
fungsi makrofag untuk menghancurkan dan mengeliminasi bakteri tersebut menggunakan
imunostimulan Imunostimulan akan memacu fungsi makrofag untuk killing melalui
respiratory burst Makrofag yang teraktivasi akan melepaskan berbagai metabolit seperti
reactive oxygen species (ROS) Makrofag yang teraktivasi dikarakteristikkan dengan
17
peningkatan ROS Substansi ini merupakan mediator kunci inflamasi mikrobisidal dan
aktivasi tumorisidal dari makrofag ROS berperan penting dalam killing serta merupakan
salah satu lethal chemical yang dapat membunuh dan mengeliminasi bakteri Salah satu
tanaman di Indonesia yang dapat berperan sebagai imunostimulan adalah Aloe vera atau
biasa dikenal sebagai Tanaman Lidah Buaya Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa
A vera memiliki berbagai efek fisiologis terhadap tubuh yaitu anti inflamasi antioksidan
antikanker antidiabetes dan mengaktivasi makrofag (Grover et al 2002 Krishnan 2006
Xiao et al 2007 Xu et al 2008) Pemberian A vera secara umum menunjukkan
peningkatan aktivitas fagositosis dan proliferasi system retikuloendotelial (Im et al 2005)
Aloe vera juga terbukti mampu menstimulasi imunitas seluler maupun imunitas humoral
serta menstimulasi proliferasi stem sel hematopoietik terutama selgranulocyte macrophage
colony-forming dan sel forming myeloid dan erythroid colonies (Im et al 2005 Boudreau amp
Beland 2006) Pengaruh imunostimulasi dari A vera tergantung pada aktivasi sel imun
alamiinnate (makrofag neutro1049552il limfosit dan sel NK) sintesis dan pelepasan sitokin (TNF-
α IFN-α IFN-γ IL- 1 IL-2 IL-6 dan IL-8) pembentukan respon imun seluler pembentukan
ROS dan induksi pembentukan nitric oxide (NO) (Leung et al 2004 Pugh et al 2001 Im et
al 2005 Boudreau amp Beland 2006)
Pada penelitian lain adapun
1 Kerusakan dinding sel Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif Dinding sel
bakteri gram negative mempunyai susunan kimia yang lebih rumit dari pada bakteri gram
positif Dinding sel bakteri gram negatif mengandung sedikit peptidoglikan (10-20
bobot kering dinding sel) Tetapi di luar lapisan peptidoglikan ada struktur rdquomembranrdquo
kedua yang tersusun dari protein posfolipida lipopolisakarida (asam lemak yang
dirangkaikan dengan polisakarida) (Pelczar dan Chan 1988) Setiap senyawa yang
menghalangi tahap apapun dalam sintesis peptidoglikan akan menyebabkan dinding sel
bakteri menjadi lemah dan sel menjadi lisis (Jawetz et al 2001 dalam Ajizah 2007)
Terjadinya lisis pada sel bakteri tersebut dikarenakan tidak berfungsinya lagi dinding sel
yang dapat mempertahankan bentuk untuk melindungi bakteri Tanpa dinding sel
bakteri tidak dapat bertahan terhadap pengaruh luar dan segera mati (Wattimena et al
1991 dalam Melati 2009) Oleh karena itu diduga adanya gangguan atau penghambatan
pada pembentukan dinding sel dan lisisnya dinding sel merupakan efek dari
penghambatan oleh sari buah mengkudu Sel bakteri ini dikelilingi oleh polimer dua
karbohidrat yaitu N-asetil glokosamin N-asetil muramat yang tersusun oleh sejumlah
18
asam amino Senyawa-senyawa ini melalui beberapa langkah enzimatik dalamproses
sintesis dinding sel Senyawa kimia yang bersifat antibakteri dalam sari buahm bereaksi
dengan asam amino sehingga menghambat langkah-langkah enzimatik tersebut
Dengan demikian proses sintesis dinding sel menjadi terganggu sehingga menyebabkan
kerusakan dinding sel serta sel-sel tidak mempunyai jalur biosintesis yang analog
Kerusakan dinding sel ini juga akan melemahkan dinding sel serta menyebabkan
membran sel merekah sehingga menghamburkan isi sel (Volk dan Wheeler 1993)
2 Kebocoran membran plasma Membran plasma terdiri atas struktur semipermiabel
berfungsi mengendalikan pengangkutan berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel
Senyawa kimia yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri ini dapat
merusak atau menyerang struktur semipermiabel tersebut dengan cara berkombinasi
dengan sterol yang terdapat dalam membran sel sehingga menyebabkan gangguan
kebocoran membran plasma Kerusakan struktur ini dapat menghambat atau merusak
kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang osmosis juga mencegah
berlangsungnya sejumlah biosintesis yang diperlukan dalam membran plasma (Volk dan
Wheeler 1993)
3 Terhambatnya sintesis protein Salah satu tahap dalam sintesis protein adalah proses
transkripsi dari DNA ke RNA (gen membawa pesan dari DNA ke dalam sitoplasma)
Dalam sitoplasma terdapat unit struktural ribosom yang mengikat mRNA agar dapat
diterjemahkan menjadi protein Ribosom dalam sitoplasma terdiri dari dua sub unit
berbeda yang berkombinasi untuk membentuk ribosom fungsional setelah bereaksi
dengan mRNA Bagian-bagian ribosom bakteri yang telah didissosiasi disebut subunit
30S dan subunit 50S Senyawa-senyawa kimia dalam sari buah mengkudu yang
berperan menghambat pertumbuhan bakteri akan bereaksi dengan bagian ribosom 50S
Reaksi tersebut akan menghalagi enzim peptidel transferase untuk membentuk ikatan
peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada tRNAnya dengan asam amino
terakhir yang sedang berkembang Hal ini menyebabkan sintesis protein menjadi terhenti
(Volk dan Wheeler 1993)
4 Terhambatnya sintesis asam nukleat Senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah
mengkudu yang bersifat antibakteri akan bereaksi dengan benang ganda DNA dari
bakteri Reaksi ini dapat mencegah replikasi atau transkripsi DNA sehingga menghambat
pembelahan sel (Volk dan Wheeler 1993) Menurut Volk dan Wheler (1993) pH asam
merupakan senyawa kimia yang dapat mengganggu kehiduan sel bakteri Pertumbuhan
sel yang normal sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang ada Pada umumnya
bakteri tumbuh normal pada lingkungan yang tidak terlalu asam tidak terlalu basa pada
19
pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau
terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat
menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai
pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat
keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat
menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada
dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-
senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat
pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella
typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh
karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus
26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni
1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman
2 Diagnosis serologik
3 Diagnosis klinik
Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90
penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini
menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40
Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90
positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur
urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat
Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-
kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka
waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam
tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-
anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung
pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi
aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu
pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan
menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari
4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi
20
27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan
mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak
sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya
sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70
ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit
pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan
penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih
banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di
Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan
kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada
peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih
tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi
merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi
Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme
inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang
bika mencapai dosis infektif
28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika
Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular
yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4
terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002
sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia
prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat
setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang
menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh
dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama
lebih dari satu tahun (Brusch 2015)
21
BAB IIIMetodologi Penelitian
31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian
Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian
Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic
32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas
Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat
Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak
pasien yang menderita penyakit tipus di daerah
2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi
oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang
berikan
Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut
fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini
22
adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab
dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah
diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban
33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua
responden dalam kalimat dan urutan yang seragam
Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi
pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode
ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas
34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah
Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua
Variabel terikat Penyakit Tipus
35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan
Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut
351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun
kegiatan prapenelitian ini adalah
1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur
penelitian
2Menentukan sempel penelitian
3Penyusunan koesioner dan lembar observasi
352 Tahap penelitian
23
Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun
kegiatan pada tahap penelitian adalah
1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa
keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci
tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan
makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial
ekonomi
2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya
3pengisian lembar observasi
353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian
yaitu
1Pencatatan hasil penelitian
2Analisis data
36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis
teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran
adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan
yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-
hubungan kuantitatif
24
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid
Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu
gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak
seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas
dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala
batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu
kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak
sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi
dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun
barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah
dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak
dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau
pneumonia
2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid
disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A
dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang
disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk
infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan
diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing
dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin
terancam jiwa penderita
25
Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNγ
juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan
limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak
efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat
infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan
imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan
dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian
lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang
mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat
terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran
limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah
mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui
ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui
sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan
bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang
3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam
26
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
27
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari
nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial
toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada
minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
28
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh
Ja
n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8
2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
5
KELURAHAN
KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19
6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4
11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
Januari
FebruariMaret
April MeiJuni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
0
1
2
3
4
5
6
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0
1
0 0 0 0
5
4
0
2
1 1 1 1
2
1
5
0
1
0 0 0 0
1
0 00
2
4
2
0 0 0 0 0
1
0 00 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1
2
1
0 0
1
0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00
1
0 0 0 0
1
0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9
tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada
penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal
ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel
Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di
sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan
kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus
31
43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit
menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan
menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini
terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya
kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri
yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-
tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa
bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman
dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa
terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus
Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai
dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan
pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit
perut serta pingsan
32
BAB VPenutup
51 Kesimpulan
1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan
lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan
2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat
melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat
ditularkan melalui perantara lalat
3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare
dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga
mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14
Martapura
52 Saran
1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup
sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit
2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu
yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan
penyakit tifus
3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual
berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan
medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus
33
INDEX
AAbdominalis3 20 24 26 27
Amoksisilin16
Ampicilin16
Antigen5 17 20
Antimikroba15
Asam nukleat19
BBronkhitis4 6
FForming17
IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21
MMalaria4 6
Membran plasma18
Metoclopramide15
OOrganisme20
PParatyphi1 3 6
Pneumonia4 6 11 14
SSalmonela1
Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16
17 18 19 20 21 27 28
Sintesis protein15 19
TThypoid1
Thypoid2
Tiamfenikol15
Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28
Typhimurium5
Typhus3 4 20 21 27
Typoid3 20
34
DAFTAR PUSTAKA
Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition
Philadelphia WB amp Saunders
Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus
FKUI Jakarta
Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature
Reviews Cancer 2 420-430
Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological
properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C
Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs
Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman
Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L
Jakarta Penerbit Salemba Medika
Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)
(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16
Desember 2015
Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM
Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis
Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press
Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential
Journal of Ethnopharmacology 81 81-100
Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta
35
Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis
Bandung Alfabeta
Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta
CVYrama Widya
Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical
Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI
Jakarta
KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam
AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana
Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4
Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta
Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC
Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika
Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta
Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta
Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta
Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta
Gadjah Mada University Press
36
CONTOH SOAL
1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah
a Mycrobacterium tubercolusis
b Salmonella typhi
c Clostridium tetani
d E colli
2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip
a Demam
b Lidah kotor
c Mual berat sampai muntah
d Sakit gigi
3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip
a Diagnosi Mikrobiologik
b Diagnosis Serologik
c Diagnosis Kimiawi
d Diagnosis Klinik
4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah
a Diet dan terapi penunjang
b Sikat gigi setelah makan
c Tinggal di lingkungan yang kotor
d Berolahraga berat
5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip
a Menghindari makanan yang tidak higines
b Tidak mencuci tangan sebelum makan
c Mandi 2 hari sekali
d Sering begadang
37
LAMPIRAN DATA PENELITIAN
38
L
39
LAMPIRAN FOTO
40
41
42
43
44
45
- KATA PENGANTAR
- DAFTAR ISI
- BAB I
- PENDAHULUAN
-
- 11 LATAR BELAKANG
- 12 Rumusan Masalah
- 13 Tujuan
-
- BAB II
- TINJAUAN PUSTAKA
-
- 21 Pengertian Typus
- 22 Sumber penyakit tipustyphoid
- 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
- 24 Pencegahan Penyakit Tifus
- 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
- 26 Diagnosis Laboratorium
- 27 Distribusi Typhus Abdominalis
- 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
-
- BAB III
- Metodologi Penelitian
-
- 31Jenis Penelitian
- 32 Metode Pengumpulan Data
- 33 Wawancara terstruktur
-
- BAB IV
- HASIL DAN PEMBAHASAN
-
- 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
-
- BAB V
- Penutup
-
- 51 Kesimpulan
- 52 Saran
-
- INDEX
- DAFTAR PUSTAKA
-
Bakteri tifoid atau Salmonella thypi dikeluarkan melalui tinja dan urine penderita yang
sakit dan dalam sedikit kasus melalui pembawa penyakit (carrier) yang sehat Penderita
tertular lewat air minum susu dan makanan terkontaminani Penyebaran paling penting
terjadi lewat tangan yang kotor lalat dan akibat pembuangan tinja dan urine pada
penampungan air (kolam) desa Karena itu pencegahan terpenting terhadap tifoid adalah
dengan memasak air minum dan susu membangun dan menggunakan jamban dengan
lubang yang dalam mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dan mengusir lalat dari
lingkungan rumah
Penderita yang tersangka atau sudah terbukti menderita tifoid jika mungkin harus
diisolasi pada kamar yang terpisa Mereka dapat dirawat pada bangsal yang terbuka bila
dimaksudkan mencegah penyebaran penyakit Jika lalat banyak dijumpai kawat nyamuk
harus digunakan Keluarga dokter dan perawat harus selalu mencuci tangan setiap selesai
mengunjungi penderita Tinja dan urien penderita harus direndam selama 2-3 jam dalam
larutan 120 asam karbonat pada penampungnya di tempat tidur sebelum dibuang ke
saluran air kloset atau jamban Pakaian dan sprei harus disterilkan dalam larutan asam
karbonat 120 sebelum dicuci Anak- anak yang kontak langsung dengan penderita tifoid
harus diberitahu untuk dilaporkan ke rumah sakit bila mereka menunjukan gejala- gejala
demam atau gejala sakit lainnya
Suntikan intramuskular atau intradermal dari bakteri Salmonella thypi yang mati
(TAB) dapat digunakan tetapi hanya memberi kekebalan yang tidak sempurna
dalam jangka waktu pendek Suntikan ini juga menimbulkan berbagai reaksi berat seperti
demam dan tangan yang sakit dan booster tahunan juga diperlukan Suntikan ini tidak
dianjurkan diberikan secara rutin pada anak- anak di daerah tropis walaupun mungkin
berguna bila terjadi wabah dan pada anak dan pada keadaan bencana alam (Irianto 2014)
25 Penanggulangan Penyakit TipusI Istirahat dan Perawatan
Bertujuan untuk mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan Tirah baring
dengan perawatan dilakukan sepenuhnya ditempat seperti makan minum mandi dan BAK
BAB Posisi pasien diawasi untuk mencegah dukubitus dan pneumonia orthostatik serta
higiene perorangan tetap perlu diperhatikan dan dijaga
Penderita perlu dirawat yang bertujuan untuk isolasi observasi dan pengobatan
pasien harus tetap berbaring sampai minimal 7 hari bebas demam atau 14 hari keadaan ini
15
sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi perdarahan usus atau perforasi
usus Pada pasien dengan kesadaran menurun diperlukan perbahan-perubahan posisi
berbaring untuk menghindari komplikasi pneumonia hipostatik dan dekubitas
II Diet dan Terapi Penunjang
a Mempertahankan asupan kalori dan cairan yang adekuat misalnya
Memberikan diet bebas yang rendah serat pada penderita tanpa gejala meteorismus
dan diet bubur saring pada penderita yang meteorismus Hal ini dilakukan untuk
menghindari komplikasi perdarahan saluran cerna dan perforasi usus Gizi penderita juga
diperhatikan agar meningkatkan keadaan umum dan mempercepat proses penyembuhan
Pada mulanya penderita diberikan bubur saring dan kemudian bubur kasar yang
bertujuan untuk menghindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi usus Dengan
menkonsumsi makanan dalam bentuk tersebut diatas tentu pasien kurang mau
menkonsumsinya sehingga pasien mengalami penurunan keadaan umum dan gizi dan
sekaligus memperlambat proses penyembuhan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemberian makanan padat secara dini yaitu nasi lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang
sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman kepada pasien typhus
abdominalis
b Cairan yang adekuat untuk mencegah dehidrasi akibat muntah dan diare
Primperan (metoclopramide) diberikan untuk mengurangi gejala mual muntah
dengan dosis 3x 5 ml setiap sebelum makan dan dapat dihentikan kepan saja penderita
sudah tidak mengalami mual lagi
III Pemberian Antimikroba
Obat- obat anti mikroba yang sering digunakan dalam melakukan tatalaksana demam tifoid
adalah
a Chloramphenicol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dapat diberikan secara oral
maupun intravena diberikan sampai dengan 7 hari bebas panas Chloramphenicol
bekerja dengan mengikat unit ribosom dari bakteri Salmonella menghambat
pertumbuhannya dan menghambat sintesis protein Efek samping penggunaan
cholramphenicol adalah terjadi agranulositosis Kerugian menggunakan choramphenicol
adalah angka kekambuhan yang tinggi mencapai 5-7 penggunaan jangka panjang (14
hari) dan seringkali menyebabkan timbulnya karier
b Tiamfenikol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dan demam turun rata- rata
pada hari ke- 5 sampai ke- 6 Komplikasi hematologi seperti kemungkinan terjadinya
anemia aplastik lebih rendah dibandingkan chloramphenicol
16
c Ampicilin dan Amoksisilin kemampuan menurunkan demam lebih rendah dibandingkan
chloramphenicol diberikan dengan dosis 50- 150 mg kgBB selama 2 minggu
d Trimetroprim ndash sulfamethoxazole (TMP- SMZ) dapat digunakan secara oral atau
intravena pada dewasa dosis 160 mg TMP ditambah 800 mg SMZ dua kali tiap hari pada
dewasa
e Sefalosforin yaitu ceftrixon dengan dosis 3-4 gram dalam dekstrosa 100 cc diberikan
selama frac12 jam perinfus sekali sehari diberikan selama 3-5 hari
f Flurokuinolon secara relatif obat ini tidak mahal dapat ditoleransi dengan baik dan lebih
efektif dibandingkan obat- obatan lini pertama Flurokuinolon memiliki kemampuan untuk
menembus jaringan yang baik sehingga mampu membunuh Salmonella thypi yang
berada pada stadium statis Obat ini mampu memberikan respon terapeutik yang cepat
seperti menurunkan keluhan panas dan gejala lain dalam 3-5 hari Menggunakan obat ini
juga mampu menurunkan kemungkinan karier pasca pengobatan
Pemberian antibiotika yang efektif dapat mengurangi angka kematian (di Amerika
angka kematian turun menjadi 1 bahkan kurang) Antibiotika kloramfenikol masih dipakai
sebagai obat standar dimana efektivitas obat-obatan lain masih dibandingkan terhadapnya
Untuk strain kuman yang sensitif terhadap kloramfenikol antibiotika ini memberikan efek
klinis paling baik dibandingkan obat lain Perlu diketahui kloramfenikol mempunyai efek
toksik terhadap sumsum tulang Penggunaan kloramfenikol demam akan turun rata-rata
setelah 5 hari Obat-obat lain seperti Ampysilin amoksisilin dan trimetoprim
sulfametoksasole dapat dipergunakan untuk pengobatan dimana strain kuman penyebab
telah resisten terhadap kloramfenikol selain bahwa obat-obat tersebut kurang toksik
dibandingkan kloramfenikol Pengobatan carrier kronik selalu menjadi masalah terutama
carrier dengan batu empedu Penderita carier tanpa batu empedu pengobatan dapat
dilakukan dengan pemberian ampisilin atau amoksisilin dan probenesit tetapi bila disertai
kolesistitis maka diperlukan pengobatan pembedahan selain antibiotika Imunisasi dengan
vaksin monovalen kuman Salmonella typhi memberikan proteksi yang cukup baik vaksin
akan merangsang pembentukan serun terhadap antigen Vi O dan H Dari percobaan pada
sukarelawan ternyata antibodi terhadap antigen H memberikan proteksi terhadap
Salmonella typhi tetapi tidak demikian halnya antibodi Vi dan O
Adapun cara lain salah satu cara untuk membunuh kuman ini adalah dengan memacu
fungsi makrofag untuk menghancurkan dan mengeliminasi bakteri tersebut menggunakan
imunostimulan Imunostimulan akan memacu fungsi makrofag untuk killing melalui
respiratory burst Makrofag yang teraktivasi akan melepaskan berbagai metabolit seperti
reactive oxygen species (ROS) Makrofag yang teraktivasi dikarakteristikkan dengan
17
peningkatan ROS Substansi ini merupakan mediator kunci inflamasi mikrobisidal dan
aktivasi tumorisidal dari makrofag ROS berperan penting dalam killing serta merupakan
salah satu lethal chemical yang dapat membunuh dan mengeliminasi bakteri Salah satu
tanaman di Indonesia yang dapat berperan sebagai imunostimulan adalah Aloe vera atau
biasa dikenal sebagai Tanaman Lidah Buaya Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa
A vera memiliki berbagai efek fisiologis terhadap tubuh yaitu anti inflamasi antioksidan
antikanker antidiabetes dan mengaktivasi makrofag (Grover et al 2002 Krishnan 2006
Xiao et al 2007 Xu et al 2008) Pemberian A vera secara umum menunjukkan
peningkatan aktivitas fagositosis dan proliferasi system retikuloendotelial (Im et al 2005)
Aloe vera juga terbukti mampu menstimulasi imunitas seluler maupun imunitas humoral
serta menstimulasi proliferasi stem sel hematopoietik terutama selgranulocyte macrophage
colony-forming dan sel forming myeloid dan erythroid colonies (Im et al 2005 Boudreau amp
Beland 2006) Pengaruh imunostimulasi dari A vera tergantung pada aktivasi sel imun
alamiinnate (makrofag neutro1049552il limfosit dan sel NK) sintesis dan pelepasan sitokin (TNF-
α IFN-α IFN-γ IL- 1 IL-2 IL-6 dan IL-8) pembentukan respon imun seluler pembentukan
ROS dan induksi pembentukan nitric oxide (NO) (Leung et al 2004 Pugh et al 2001 Im et
al 2005 Boudreau amp Beland 2006)
Pada penelitian lain adapun
1 Kerusakan dinding sel Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif Dinding sel
bakteri gram negative mempunyai susunan kimia yang lebih rumit dari pada bakteri gram
positif Dinding sel bakteri gram negatif mengandung sedikit peptidoglikan (10-20
bobot kering dinding sel) Tetapi di luar lapisan peptidoglikan ada struktur rdquomembranrdquo
kedua yang tersusun dari protein posfolipida lipopolisakarida (asam lemak yang
dirangkaikan dengan polisakarida) (Pelczar dan Chan 1988) Setiap senyawa yang
menghalangi tahap apapun dalam sintesis peptidoglikan akan menyebabkan dinding sel
bakteri menjadi lemah dan sel menjadi lisis (Jawetz et al 2001 dalam Ajizah 2007)
Terjadinya lisis pada sel bakteri tersebut dikarenakan tidak berfungsinya lagi dinding sel
yang dapat mempertahankan bentuk untuk melindungi bakteri Tanpa dinding sel
bakteri tidak dapat bertahan terhadap pengaruh luar dan segera mati (Wattimena et al
1991 dalam Melati 2009) Oleh karena itu diduga adanya gangguan atau penghambatan
pada pembentukan dinding sel dan lisisnya dinding sel merupakan efek dari
penghambatan oleh sari buah mengkudu Sel bakteri ini dikelilingi oleh polimer dua
karbohidrat yaitu N-asetil glokosamin N-asetil muramat yang tersusun oleh sejumlah
18
asam amino Senyawa-senyawa ini melalui beberapa langkah enzimatik dalamproses
sintesis dinding sel Senyawa kimia yang bersifat antibakteri dalam sari buahm bereaksi
dengan asam amino sehingga menghambat langkah-langkah enzimatik tersebut
Dengan demikian proses sintesis dinding sel menjadi terganggu sehingga menyebabkan
kerusakan dinding sel serta sel-sel tidak mempunyai jalur biosintesis yang analog
Kerusakan dinding sel ini juga akan melemahkan dinding sel serta menyebabkan
membran sel merekah sehingga menghamburkan isi sel (Volk dan Wheeler 1993)
2 Kebocoran membran plasma Membran plasma terdiri atas struktur semipermiabel
berfungsi mengendalikan pengangkutan berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel
Senyawa kimia yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri ini dapat
merusak atau menyerang struktur semipermiabel tersebut dengan cara berkombinasi
dengan sterol yang terdapat dalam membran sel sehingga menyebabkan gangguan
kebocoran membran plasma Kerusakan struktur ini dapat menghambat atau merusak
kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang osmosis juga mencegah
berlangsungnya sejumlah biosintesis yang diperlukan dalam membran plasma (Volk dan
Wheeler 1993)
3 Terhambatnya sintesis protein Salah satu tahap dalam sintesis protein adalah proses
transkripsi dari DNA ke RNA (gen membawa pesan dari DNA ke dalam sitoplasma)
Dalam sitoplasma terdapat unit struktural ribosom yang mengikat mRNA agar dapat
diterjemahkan menjadi protein Ribosom dalam sitoplasma terdiri dari dua sub unit
berbeda yang berkombinasi untuk membentuk ribosom fungsional setelah bereaksi
dengan mRNA Bagian-bagian ribosom bakteri yang telah didissosiasi disebut subunit
30S dan subunit 50S Senyawa-senyawa kimia dalam sari buah mengkudu yang
berperan menghambat pertumbuhan bakteri akan bereaksi dengan bagian ribosom 50S
Reaksi tersebut akan menghalagi enzim peptidel transferase untuk membentuk ikatan
peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada tRNAnya dengan asam amino
terakhir yang sedang berkembang Hal ini menyebabkan sintesis protein menjadi terhenti
(Volk dan Wheeler 1993)
4 Terhambatnya sintesis asam nukleat Senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah
mengkudu yang bersifat antibakteri akan bereaksi dengan benang ganda DNA dari
bakteri Reaksi ini dapat mencegah replikasi atau transkripsi DNA sehingga menghambat
pembelahan sel (Volk dan Wheeler 1993) Menurut Volk dan Wheler (1993) pH asam
merupakan senyawa kimia yang dapat mengganggu kehiduan sel bakteri Pertumbuhan
sel yang normal sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang ada Pada umumnya
bakteri tumbuh normal pada lingkungan yang tidak terlalu asam tidak terlalu basa pada
19
pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau
terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat
menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai
pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat
keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat
menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada
dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-
senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat
pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella
typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh
karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus
26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni
1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman
2 Diagnosis serologik
3 Diagnosis klinik
Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90
penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini
menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40
Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90
positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur
urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat
Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-
kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka
waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam
tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-
anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung
pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi
aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu
pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan
menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari
4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi
20
27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan
mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak
sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya
sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70
ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit
pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan
penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih
banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di
Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan
kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada
peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih
tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi
merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi
Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme
inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang
bika mencapai dosis infektif
28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika
Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular
yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4
terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002
sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia
prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat
setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang
menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh
dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama
lebih dari satu tahun (Brusch 2015)
21
BAB IIIMetodologi Penelitian
31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian
Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian
Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic
32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas
Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat
Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak
pasien yang menderita penyakit tipus di daerah
2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi
oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang
berikan
Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut
fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini
22
adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab
dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah
diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban
33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua
responden dalam kalimat dan urutan yang seragam
Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi
pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode
ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas
34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah
Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua
Variabel terikat Penyakit Tipus
35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan
Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut
351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun
kegiatan prapenelitian ini adalah
1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur
penelitian
2Menentukan sempel penelitian
3Penyusunan koesioner dan lembar observasi
352 Tahap penelitian
23
Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun
kegiatan pada tahap penelitian adalah
1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa
keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci
tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan
makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial
ekonomi
2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya
3pengisian lembar observasi
353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian
yaitu
1Pencatatan hasil penelitian
2Analisis data
36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis
teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran
adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan
yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-
hubungan kuantitatif
24
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid
Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu
gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak
seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas
dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala
batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu
kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak
sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi
dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun
barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah
dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak
dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau
pneumonia
2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid
disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A
dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang
disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk
infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan
diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing
dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin
terancam jiwa penderita
25
Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNγ
juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan
limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak
efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat
infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan
imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan
dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian
lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang
mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat
terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran
limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah
mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui
ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui
sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan
bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang
3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam
26
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
27
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari
nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial
toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada
minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
28
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh
Ja
n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8
2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
5
KELURAHAN
KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19
6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4
11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
Januari
FebruariMaret
April MeiJuni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
0
1
2
3
4
5
6
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0
1
0 0 0 0
5
4
0
2
1 1 1 1
2
1
5
0
1
0 0 0 0
1
0 00
2
4
2
0 0 0 0 0
1
0 00 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1
2
1
0 0
1
0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00
1
0 0 0 0
1
0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9
tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada
penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal
ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel
Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di
sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan
kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus
31
43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit
menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan
menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini
terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya
kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri
yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-
tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa
bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman
dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa
terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus
Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai
dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan
pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit
perut serta pingsan
32
BAB VPenutup
51 Kesimpulan
1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan
lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan
2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat
melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat
ditularkan melalui perantara lalat
3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare
dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga
mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14
Martapura
52 Saran
1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup
sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit
2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu
yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan
penyakit tifus
3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual
berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan
medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus
33
INDEX
AAbdominalis3 20 24 26 27
Amoksisilin16
Ampicilin16
Antigen5 17 20
Antimikroba15
Asam nukleat19
BBronkhitis4 6
FForming17
IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21
MMalaria4 6
Membran plasma18
Metoclopramide15
OOrganisme20
PParatyphi1 3 6
Pneumonia4 6 11 14
SSalmonela1
Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16
17 18 19 20 21 27 28
Sintesis protein15 19
TThypoid1
Thypoid2
Tiamfenikol15
Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28
Typhimurium5
Typhus3 4 20 21 27
Typoid3 20
34
DAFTAR PUSTAKA
Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition
Philadelphia WB amp Saunders
Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus
FKUI Jakarta
Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature
Reviews Cancer 2 420-430
Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological
properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C
Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs
Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman
Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L
Jakarta Penerbit Salemba Medika
Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)
(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16
Desember 2015
Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM
Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis
Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press
Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential
Journal of Ethnopharmacology 81 81-100
Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta
35
Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis
Bandung Alfabeta
Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta
CVYrama Widya
Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical
Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI
Jakarta
KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam
AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana
Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4
Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta
Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC
Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika
Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta
Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta
Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta
Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta
Gadjah Mada University Press
36
CONTOH SOAL
1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah
a Mycrobacterium tubercolusis
b Salmonella typhi
c Clostridium tetani
d E colli
2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip
a Demam
b Lidah kotor
c Mual berat sampai muntah
d Sakit gigi
3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip
a Diagnosi Mikrobiologik
b Diagnosis Serologik
c Diagnosis Kimiawi
d Diagnosis Klinik
4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah
a Diet dan terapi penunjang
b Sikat gigi setelah makan
c Tinggal di lingkungan yang kotor
d Berolahraga berat
5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip
a Menghindari makanan yang tidak higines
b Tidak mencuci tangan sebelum makan
c Mandi 2 hari sekali
d Sering begadang
37
LAMPIRAN DATA PENELITIAN
38
L
39
LAMPIRAN FOTO
40
41
42
43
44
45
- KATA PENGANTAR
- DAFTAR ISI
- BAB I
- PENDAHULUAN
-
- 11 LATAR BELAKANG
- 12 Rumusan Masalah
- 13 Tujuan
-
- BAB II
- TINJAUAN PUSTAKA
-
- 21 Pengertian Typus
- 22 Sumber penyakit tipustyphoid
- 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
- 24 Pencegahan Penyakit Tifus
- 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
- 26 Diagnosis Laboratorium
- 27 Distribusi Typhus Abdominalis
- 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
-
- BAB III
- Metodologi Penelitian
-
- 31Jenis Penelitian
- 32 Metode Pengumpulan Data
- 33 Wawancara terstruktur
-
- BAB IV
- HASIL DAN PEMBAHASAN
-
- 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
-
- BAB V
- Penutup
-
- 51 Kesimpulan
- 52 Saran
-
- INDEX
- DAFTAR PUSTAKA
-
sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi perdarahan usus atau perforasi
usus Pada pasien dengan kesadaran menurun diperlukan perbahan-perubahan posisi
berbaring untuk menghindari komplikasi pneumonia hipostatik dan dekubitas
II Diet dan Terapi Penunjang
a Mempertahankan asupan kalori dan cairan yang adekuat misalnya
Memberikan diet bebas yang rendah serat pada penderita tanpa gejala meteorismus
dan diet bubur saring pada penderita yang meteorismus Hal ini dilakukan untuk
menghindari komplikasi perdarahan saluran cerna dan perforasi usus Gizi penderita juga
diperhatikan agar meningkatkan keadaan umum dan mempercepat proses penyembuhan
Pada mulanya penderita diberikan bubur saring dan kemudian bubur kasar yang
bertujuan untuk menghindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi usus Dengan
menkonsumsi makanan dalam bentuk tersebut diatas tentu pasien kurang mau
menkonsumsinya sehingga pasien mengalami penurunan keadaan umum dan gizi dan
sekaligus memperlambat proses penyembuhan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemberian makanan padat secara dini yaitu nasi lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang
sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman kepada pasien typhus
abdominalis
b Cairan yang adekuat untuk mencegah dehidrasi akibat muntah dan diare
Primperan (metoclopramide) diberikan untuk mengurangi gejala mual muntah
dengan dosis 3x 5 ml setiap sebelum makan dan dapat dihentikan kepan saja penderita
sudah tidak mengalami mual lagi
III Pemberian Antimikroba
Obat- obat anti mikroba yang sering digunakan dalam melakukan tatalaksana demam tifoid
adalah
a Chloramphenicol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dapat diberikan secara oral
maupun intravena diberikan sampai dengan 7 hari bebas panas Chloramphenicol
bekerja dengan mengikat unit ribosom dari bakteri Salmonella menghambat
pertumbuhannya dan menghambat sintesis protein Efek samping penggunaan
cholramphenicol adalah terjadi agranulositosis Kerugian menggunakan choramphenicol
adalah angka kekambuhan yang tinggi mencapai 5-7 penggunaan jangka panjang (14
hari) dan seringkali menyebabkan timbulnya karier
b Tiamfenikol diberikan dengan dosis 4 x 500 mg per hari dan demam turun rata- rata
pada hari ke- 5 sampai ke- 6 Komplikasi hematologi seperti kemungkinan terjadinya
anemia aplastik lebih rendah dibandingkan chloramphenicol
16
c Ampicilin dan Amoksisilin kemampuan menurunkan demam lebih rendah dibandingkan
chloramphenicol diberikan dengan dosis 50- 150 mg kgBB selama 2 minggu
d Trimetroprim ndash sulfamethoxazole (TMP- SMZ) dapat digunakan secara oral atau
intravena pada dewasa dosis 160 mg TMP ditambah 800 mg SMZ dua kali tiap hari pada
dewasa
e Sefalosforin yaitu ceftrixon dengan dosis 3-4 gram dalam dekstrosa 100 cc diberikan
selama frac12 jam perinfus sekali sehari diberikan selama 3-5 hari
f Flurokuinolon secara relatif obat ini tidak mahal dapat ditoleransi dengan baik dan lebih
efektif dibandingkan obat- obatan lini pertama Flurokuinolon memiliki kemampuan untuk
menembus jaringan yang baik sehingga mampu membunuh Salmonella thypi yang
berada pada stadium statis Obat ini mampu memberikan respon terapeutik yang cepat
seperti menurunkan keluhan panas dan gejala lain dalam 3-5 hari Menggunakan obat ini
juga mampu menurunkan kemungkinan karier pasca pengobatan
Pemberian antibiotika yang efektif dapat mengurangi angka kematian (di Amerika
angka kematian turun menjadi 1 bahkan kurang) Antibiotika kloramfenikol masih dipakai
sebagai obat standar dimana efektivitas obat-obatan lain masih dibandingkan terhadapnya
Untuk strain kuman yang sensitif terhadap kloramfenikol antibiotika ini memberikan efek
klinis paling baik dibandingkan obat lain Perlu diketahui kloramfenikol mempunyai efek
toksik terhadap sumsum tulang Penggunaan kloramfenikol demam akan turun rata-rata
setelah 5 hari Obat-obat lain seperti Ampysilin amoksisilin dan trimetoprim
sulfametoksasole dapat dipergunakan untuk pengobatan dimana strain kuman penyebab
telah resisten terhadap kloramfenikol selain bahwa obat-obat tersebut kurang toksik
dibandingkan kloramfenikol Pengobatan carrier kronik selalu menjadi masalah terutama
carrier dengan batu empedu Penderita carier tanpa batu empedu pengobatan dapat
dilakukan dengan pemberian ampisilin atau amoksisilin dan probenesit tetapi bila disertai
kolesistitis maka diperlukan pengobatan pembedahan selain antibiotika Imunisasi dengan
vaksin monovalen kuman Salmonella typhi memberikan proteksi yang cukup baik vaksin
akan merangsang pembentukan serun terhadap antigen Vi O dan H Dari percobaan pada
sukarelawan ternyata antibodi terhadap antigen H memberikan proteksi terhadap
Salmonella typhi tetapi tidak demikian halnya antibodi Vi dan O
Adapun cara lain salah satu cara untuk membunuh kuman ini adalah dengan memacu
fungsi makrofag untuk menghancurkan dan mengeliminasi bakteri tersebut menggunakan
imunostimulan Imunostimulan akan memacu fungsi makrofag untuk killing melalui
respiratory burst Makrofag yang teraktivasi akan melepaskan berbagai metabolit seperti
reactive oxygen species (ROS) Makrofag yang teraktivasi dikarakteristikkan dengan
17
peningkatan ROS Substansi ini merupakan mediator kunci inflamasi mikrobisidal dan
aktivasi tumorisidal dari makrofag ROS berperan penting dalam killing serta merupakan
salah satu lethal chemical yang dapat membunuh dan mengeliminasi bakteri Salah satu
tanaman di Indonesia yang dapat berperan sebagai imunostimulan adalah Aloe vera atau
biasa dikenal sebagai Tanaman Lidah Buaya Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa
A vera memiliki berbagai efek fisiologis terhadap tubuh yaitu anti inflamasi antioksidan
antikanker antidiabetes dan mengaktivasi makrofag (Grover et al 2002 Krishnan 2006
Xiao et al 2007 Xu et al 2008) Pemberian A vera secara umum menunjukkan
peningkatan aktivitas fagositosis dan proliferasi system retikuloendotelial (Im et al 2005)
Aloe vera juga terbukti mampu menstimulasi imunitas seluler maupun imunitas humoral
serta menstimulasi proliferasi stem sel hematopoietik terutama selgranulocyte macrophage
colony-forming dan sel forming myeloid dan erythroid colonies (Im et al 2005 Boudreau amp
Beland 2006) Pengaruh imunostimulasi dari A vera tergantung pada aktivasi sel imun
alamiinnate (makrofag neutro1049552il limfosit dan sel NK) sintesis dan pelepasan sitokin (TNF-
α IFN-α IFN-γ IL- 1 IL-2 IL-6 dan IL-8) pembentukan respon imun seluler pembentukan
ROS dan induksi pembentukan nitric oxide (NO) (Leung et al 2004 Pugh et al 2001 Im et
al 2005 Boudreau amp Beland 2006)
Pada penelitian lain adapun
1 Kerusakan dinding sel Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif Dinding sel
bakteri gram negative mempunyai susunan kimia yang lebih rumit dari pada bakteri gram
positif Dinding sel bakteri gram negatif mengandung sedikit peptidoglikan (10-20
bobot kering dinding sel) Tetapi di luar lapisan peptidoglikan ada struktur rdquomembranrdquo
kedua yang tersusun dari protein posfolipida lipopolisakarida (asam lemak yang
dirangkaikan dengan polisakarida) (Pelczar dan Chan 1988) Setiap senyawa yang
menghalangi tahap apapun dalam sintesis peptidoglikan akan menyebabkan dinding sel
bakteri menjadi lemah dan sel menjadi lisis (Jawetz et al 2001 dalam Ajizah 2007)
Terjadinya lisis pada sel bakteri tersebut dikarenakan tidak berfungsinya lagi dinding sel
yang dapat mempertahankan bentuk untuk melindungi bakteri Tanpa dinding sel
bakteri tidak dapat bertahan terhadap pengaruh luar dan segera mati (Wattimena et al
1991 dalam Melati 2009) Oleh karena itu diduga adanya gangguan atau penghambatan
pada pembentukan dinding sel dan lisisnya dinding sel merupakan efek dari
penghambatan oleh sari buah mengkudu Sel bakteri ini dikelilingi oleh polimer dua
karbohidrat yaitu N-asetil glokosamin N-asetil muramat yang tersusun oleh sejumlah
18
asam amino Senyawa-senyawa ini melalui beberapa langkah enzimatik dalamproses
sintesis dinding sel Senyawa kimia yang bersifat antibakteri dalam sari buahm bereaksi
dengan asam amino sehingga menghambat langkah-langkah enzimatik tersebut
Dengan demikian proses sintesis dinding sel menjadi terganggu sehingga menyebabkan
kerusakan dinding sel serta sel-sel tidak mempunyai jalur biosintesis yang analog
Kerusakan dinding sel ini juga akan melemahkan dinding sel serta menyebabkan
membran sel merekah sehingga menghamburkan isi sel (Volk dan Wheeler 1993)
2 Kebocoran membran plasma Membran plasma terdiri atas struktur semipermiabel
berfungsi mengendalikan pengangkutan berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel
Senyawa kimia yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri ini dapat
merusak atau menyerang struktur semipermiabel tersebut dengan cara berkombinasi
dengan sterol yang terdapat dalam membran sel sehingga menyebabkan gangguan
kebocoran membran plasma Kerusakan struktur ini dapat menghambat atau merusak
kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang osmosis juga mencegah
berlangsungnya sejumlah biosintesis yang diperlukan dalam membran plasma (Volk dan
Wheeler 1993)
3 Terhambatnya sintesis protein Salah satu tahap dalam sintesis protein adalah proses
transkripsi dari DNA ke RNA (gen membawa pesan dari DNA ke dalam sitoplasma)
Dalam sitoplasma terdapat unit struktural ribosom yang mengikat mRNA agar dapat
diterjemahkan menjadi protein Ribosom dalam sitoplasma terdiri dari dua sub unit
berbeda yang berkombinasi untuk membentuk ribosom fungsional setelah bereaksi
dengan mRNA Bagian-bagian ribosom bakteri yang telah didissosiasi disebut subunit
30S dan subunit 50S Senyawa-senyawa kimia dalam sari buah mengkudu yang
berperan menghambat pertumbuhan bakteri akan bereaksi dengan bagian ribosom 50S
Reaksi tersebut akan menghalagi enzim peptidel transferase untuk membentuk ikatan
peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada tRNAnya dengan asam amino
terakhir yang sedang berkembang Hal ini menyebabkan sintesis protein menjadi terhenti
(Volk dan Wheeler 1993)
4 Terhambatnya sintesis asam nukleat Senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah
mengkudu yang bersifat antibakteri akan bereaksi dengan benang ganda DNA dari
bakteri Reaksi ini dapat mencegah replikasi atau transkripsi DNA sehingga menghambat
pembelahan sel (Volk dan Wheeler 1993) Menurut Volk dan Wheler (1993) pH asam
merupakan senyawa kimia yang dapat mengganggu kehiduan sel bakteri Pertumbuhan
sel yang normal sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang ada Pada umumnya
bakteri tumbuh normal pada lingkungan yang tidak terlalu asam tidak terlalu basa pada
19
pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau
terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat
menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai
pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat
keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat
menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada
dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-
senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat
pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella
typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh
karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus
26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni
1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman
2 Diagnosis serologik
3 Diagnosis klinik
Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90
penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini
menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40
Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90
positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur
urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat
Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-
kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka
waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam
tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-
anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung
pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi
aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu
pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan
menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari
4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi
20
27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan
mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak
sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya
sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70
ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit
pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan
penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih
banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di
Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan
kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada
peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih
tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi
merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi
Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme
inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang
bika mencapai dosis infektif
28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika
Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular
yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4
terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002
sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia
prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat
setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang
menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh
dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama
lebih dari satu tahun (Brusch 2015)
21
BAB IIIMetodologi Penelitian
31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian
Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian
Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic
32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas
Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat
Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak
pasien yang menderita penyakit tipus di daerah
2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi
oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang
berikan
Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut
fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini
22
adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab
dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah
diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban
33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua
responden dalam kalimat dan urutan yang seragam
Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi
pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode
ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas
34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah
Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua
Variabel terikat Penyakit Tipus
35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan
Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut
351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun
kegiatan prapenelitian ini adalah
1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur
penelitian
2Menentukan sempel penelitian
3Penyusunan koesioner dan lembar observasi
352 Tahap penelitian
23
Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun
kegiatan pada tahap penelitian adalah
1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa
keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci
tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan
makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial
ekonomi
2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya
3pengisian lembar observasi
353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian
yaitu
1Pencatatan hasil penelitian
2Analisis data
36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis
teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran
adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan
yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-
hubungan kuantitatif
24
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid
Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu
gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak
seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas
dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala
batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu
kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak
sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi
dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun
barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah
dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak
dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau
pneumonia
2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid
disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A
dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang
disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk
infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan
diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing
dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin
terancam jiwa penderita
25
Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNγ
juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan
limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak
efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat
infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan
imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan
dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian
lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang
mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat
terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran
limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah
mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui
ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui
sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan
bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang
3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam
26
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
27
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari
nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial
toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada
minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
28
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh
Ja
n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8
2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
5
KELURAHAN
KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19
6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4
11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
Januari
FebruariMaret
April MeiJuni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
0
1
2
3
4
5
6
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0
1
0 0 0 0
5
4
0
2
1 1 1 1
2
1
5
0
1
0 0 0 0
1
0 00
2
4
2
0 0 0 0 0
1
0 00 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1
2
1
0 0
1
0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00
1
0 0 0 0
1
0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9
tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada
penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal
ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel
Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di
sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan
kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus
31
43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit
menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan
menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini
terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya
kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri
yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-
tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa
bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman
dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa
terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus
Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai
dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan
pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit
perut serta pingsan
32
BAB VPenutup
51 Kesimpulan
1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan
lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan
2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat
melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat
ditularkan melalui perantara lalat
3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare
dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga
mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14
Martapura
52 Saran
1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup
sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit
2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu
yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan
penyakit tifus
3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual
berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan
medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus
33
INDEX
AAbdominalis3 20 24 26 27
Amoksisilin16
Ampicilin16
Antigen5 17 20
Antimikroba15
Asam nukleat19
BBronkhitis4 6
FForming17
IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21
MMalaria4 6
Membran plasma18
Metoclopramide15
OOrganisme20
PParatyphi1 3 6
Pneumonia4 6 11 14
SSalmonela1
Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16
17 18 19 20 21 27 28
Sintesis protein15 19
TThypoid1
Thypoid2
Tiamfenikol15
Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28
Typhimurium5
Typhus3 4 20 21 27
Typoid3 20
34
DAFTAR PUSTAKA
Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition
Philadelphia WB amp Saunders
Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus
FKUI Jakarta
Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature
Reviews Cancer 2 420-430
Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological
properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C
Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs
Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman
Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L
Jakarta Penerbit Salemba Medika
Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)
(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16
Desember 2015
Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM
Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis
Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press
Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential
Journal of Ethnopharmacology 81 81-100
Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta
35
Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis
Bandung Alfabeta
Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta
CVYrama Widya
Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical
Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI
Jakarta
KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam
AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana
Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4
Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta
Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC
Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika
Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta
Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta
Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta
Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta
Gadjah Mada University Press
36
CONTOH SOAL
1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah
a Mycrobacterium tubercolusis
b Salmonella typhi
c Clostridium tetani
d E colli
2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip
a Demam
b Lidah kotor
c Mual berat sampai muntah
d Sakit gigi
3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip
a Diagnosi Mikrobiologik
b Diagnosis Serologik
c Diagnosis Kimiawi
d Diagnosis Klinik
4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah
a Diet dan terapi penunjang
b Sikat gigi setelah makan
c Tinggal di lingkungan yang kotor
d Berolahraga berat
5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip
a Menghindari makanan yang tidak higines
b Tidak mencuci tangan sebelum makan
c Mandi 2 hari sekali
d Sering begadang
37
LAMPIRAN DATA PENELITIAN
38
L
39
LAMPIRAN FOTO
40
41
42
43
44
45
- KATA PENGANTAR
- DAFTAR ISI
- BAB I
- PENDAHULUAN
-
- 11 LATAR BELAKANG
- 12 Rumusan Masalah
- 13 Tujuan
-
- BAB II
- TINJAUAN PUSTAKA
-
- 21 Pengertian Typus
- 22 Sumber penyakit tipustyphoid
- 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
- 24 Pencegahan Penyakit Tifus
- 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
- 26 Diagnosis Laboratorium
- 27 Distribusi Typhus Abdominalis
- 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
-
- BAB III
- Metodologi Penelitian
-
- 31Jenis Penelitian
- 32 Metode Pengumpulan Data
- 33 Wawancara terstruktur
-
- BAB IV
- HASIL DAN PEMBAHASAN
-
- 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
-
- BAB V
- Penutup
-
- 51 Kesimpulan
- 52 Saran
-
- INDEX
- DAFTAR PUSTAKA
-
c Ampicilin dan Amoksisilin kemampuan menurunkan demam lebih rendah dibandingkan
chloramphenicol diberikan dengan dosis 50- 150 mg kgBB selama 2 minggu
d Trimetroprim ndash sulfamethoxazole (TMP- SMZ) dapat digunakan secara oral atau
intravena pada dewasa dosis 160 mg TMP ditambah 800 mg SMZ dua kali tiap hari pada
dewasa
e Sefalosforin yaitu ceftrixon dengan dosis 3-4 gram dalam dekstrosa 100 cc diberikan
selama frac12 jam perinfus sekali sehari diberikan selama 3-5 hari
f Flurokuinolon secara relatif obat ini tidak mahal dapat ditoleransi dengan baik dan lebih
efektif dibandingkan obat- obatan lini pertama Flurokuinolon memiliki kemampuan untuk
menembus jaringan yang baik sehingga mampu membunuh Salmonella thypi yang
berada pada stadium statis Obat ini mampu memberikan respon terapeutik yang cepat
seperti menurunkan keluhan panas dan gejala lain dalam 3-5 hari Menggunakan obat ini
juga mampu menurunkan kemungkinan karier pasca pengobatan
Pemberian antibiotika yang efektif dapat mengurangi angka kematian (di Amerika
angka kematian turun menjadi 1 bahkan kurang) Antibiotika kloramfenikol masih dipakai
sebagai obat standar dimana efektivitas obat-obatan lain masih dibandingkan terhadapnya
Untuk strain kuman yang sensitif terhadap kloramfenikol antibiotika ini memberikan efek
klinis paling baik dibandingkan obat lain Perlu diketahui kloramfenikol mempunyai efek
toksik terhadap sumsum tulang Penggunaan kloramfenikol demam akan turun rata-rata
setelah 5 hari Obat-obat lain seperti Ampysilin amoksisilin dan trimetoprim
sulfametoksasole dapat dipergunakan untuk pengobatan dimana strain kuman penyebab
telah resisten terhadap kloramfenikol selain bahwa obat-obat tersebut kurang toksik
dibandingkan kloramfenikol Pengobatan carrier kronik selalu menjadi masalah terutama
carrier dengan batu empedu Penderita carier tanpa batu empedu pengobatan dapat
dilakukan dengan pemberian ampisilin atau amoksisilin dan probenesit tetapi bila disertai
kolesistitis maka diperlukan pengobatan pembedahan selain antibiotika Imunisasi dengan
vaksin monovalen kuman Salmonella typhi memberikan proteksi yang cukup baik vaksin
akan merangsang pembentukan serun terhadap antigen Vi O dan H Dari percobaan pada
sukarelawan ternyata antibodi terhadap antigen H memberikan proteksi terhadap
Salmonella typhi tetapi tidak demikian halnya antibodi Vi dan O
Adapun cara lain salah satu cara untuk membunuh kuman ini adalah dengan memacu
fungsi makrofag untuk menghancurkan dan mengeliminasi bakteri tersebut menggunakan
imunostimulan Imunostimulan akan memacu fungsi makrofag untuk killing melalui
respiratory burst Makrofag yang teraktivasi akan melepaskan berbagai metabolit seperti
reactive oxygen species (ROS) Makrofag yang teraktivasi dikarakteristikkan dengan
17
peningkatan ROS Substansi ini merupakan mediator kunci inflamasi mikrobisidal dan
aktivasi tumorisidal dari makrofag ROS berperan penting dalam killing serta merupakan
salah satu lethal chemical yang dapat membunuh dan mengeliminasi bakteri Salah satu
tanaman di Indonesia yang dapat berperan sebagai imunostimulan adalah Aloe vera atau
biasa dikenal sebagai Tanaman Lidah Buaya Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa
A vera memiliki berbagai efek fisiologis terhadap tubuh yaitu anti inflamasi antioksidan
antikanker antidiabetes dan mengaktivasi makrofag (Grover et al 2002 Krishnan 2006
Xiao et al 2007 Xu et al 2008) Pemberian A vera secara umum menunjukkan
peningkatan aktivitas fagositosis dan proliferasi system retikuloendotelial (Im et al 2005)
Aloe vera juga terbukti mampu menstimulasi imunitas seluler maupun imunitas humoral
serta menstimulasi proliferasi stem sel hematopoietik terutama selgranulocyte macrophage
colony-forming dan sel forming myeloid dan erythroid colonies (Im et al 2005 Boudreau amp
Beland 2006) Pengaruh imunostimulasi dari A vera tergantung pada aktivasi sel imun
alamiinnate (makrofag neutro1049552il limfosit dan sel NK) sintesis dan pelepasan sitokin (TNF-
α IFN-α IFN-γ IL- 1 IL-2 IL-6 dan IL-8) pembentukan respon imun seluler pembentukan
ROS dan induksi pembentukan nitric oxide (NO) (Leung et al 2004 Pugh et al 2001 Im et
al 2005 Boudreau amp Beland 2006)
Pada penelitian lain adapun
1 Kerusakan dinding sel Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif Dinding sel
bakteri gram negative mempunyai susunan kimia yang lebih rumit dari pada bakteri gram
positif Dinding sel bakteri gram negatif mengandung sedikit peptidoglikan (10-20
bobot kering dinding sel) Tetapi di luar lapisan peptidoglikan ada struktur rdquomembranrdquo
kedua yang tersusun dari protein posfolipida lipopolisakarida (asam lemak yang
dirangkaikan dengan polisakarida) (Pelczar dan Chan 1988) Setiap senyawa yang
menghalangi tahap apapun dalam sintesis peptidoglikan akan menyebabkan dinding sel
bakteri menjadi lemah dan sel menjadi lisis (Jawetz et al 2001 dalam Ajizah 2007)
Terjadinya lisis pada sel bakteri tersebut dikarenakan tidak berfungsinya lagi dinding sel
yang dapat mempertahankan bentuk untuk melindungi bakteri Tanpa dinding sel
bakteri tidak dapat bertahan terhadap pengaruh luar dan segera mati (Wattimena et al
1991 dalam Melati 2009) Oleh karena itu diduga adanya gangguan atau penghambatan
pada pembentukan dinding sel dan lisisnya dinding sel merupakan efek dari
penghambatan oleh sari buah mengkudu Sel bakteri ini dikelilingi oleh polimer dua
karbohidrat yaitu N-asetil glokosamin N-asetil muramat yang tersusun oleh sejumlah
18
asam amino Senyawa-senyawa ini melalui beberapa langkah enzimatik dalamproses
sintesis dinding sel Senyawa kimia yang bersifat antibakteri dalam sari buahm bereaksi
dengan asam amino sehingga menghambat langkah-langkah enzimatik tersebut
Dengan demikian proses sintesis dinding sel menjadi terganggu sehingga menyebabkan
kerusakan dinding sel serta sel-sel tidak mempunyai jalur biosintesis yang analog
Kerusakan dinding sel ini juga akan melemahkan dinding sel serta menyebabkan
membran sel merekah sehingga menghamburkan isi sel (Volk dan Wheeler 1993)
2 Kebocoran membran plasma Membran plasma terdiri atas struktur semipermiabel
berfungsi mengendalikan pengangkutan berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel
Senyawa kimia yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri ini dapat
merusak atau menyerang struktur semipermiabel tersebut dengan cara berkombinasi
dengan sterol yang terdapat dalam membran sel sehingga menyebabkan gangguan
kebocoran membran plasma Kerusakan struktur ini dapat menghambat atau merusak
kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang osmosis juga mencegah
berlangsungnya sejumlah biosintesis yang diperlukan dalam membran plasma (Volk dan
Wheeler 1993)
3 Terhambatnya sintesis protein Salah satu tahap dalam sintesis protein adalah proses
transkripsi dari DNA ke RNA (gen membawa pesan dari DNA ke dalam sitoplasma)
Dalam sitoplasma terdapat unit struktural ribosom yang mengikat mRNA agar dapat
diterjemahkan menjadi protein Ribosom dalam sitoplasma terdiri dari dua sub unit
berbeda yang berkombinasi untuk membentuk ribosom fungsional setelah bereaksi
dengan mRNA Bagian-bagian ribosom bakteri yang telah didissosiasi disebut subunit
30S dan subunit 50S Senyawa-senyawa kimia dalam sari buah mengkudu yang
berperan menghambat pertumbuhan bakteri akan bereaksi dengan bagian ribosom 50S
Reaksi tersebut akan menghalagi enzim peptidel transferase untuk membentuk ikatan
peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada tRNAnya dengan asam amino
terakhir yang sedang berkembang Hal ini menyebabkan sintesis protein menjadi terhenti
(Volk dan Wheeler 1993)
4 Terhambatnya sintesis asam nukleat Senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah
mengkudu yang bersifat antibakteri akan bereaksi dengan benang ganda DNA dari
bakteri Reaksi ini dapat mencegah replikasi atau transkripsi DNA sehingga menghambat
pembelahan sel (Volk dan Wheeler 1993) Menurut Volk dan Wheler (1993) pH asam
merupakan senyawa kimia yang dapat mengganggu kehiduan sel bakteri Pertumbuhan
sel yang normal sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang ada Pada umumnya
bakteri tumbuh normal pada lingkungan yang tidak terlalu asam tidak terlalu basa pada
19
pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau
terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat
menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai
pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat
keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat
menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada
dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-
senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat
pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella
typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh
karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus
26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni
1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman
2 Diagnosis serologik
3 Diagnosis klinik
Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90
penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini
menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40
Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90
positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur
urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat
Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-
kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka
waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam
tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-
anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung
pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi
aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu
pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan
menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari
4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi
20
27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan
mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak
sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya
sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70
ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit
pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan
penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih
banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di
Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan
kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada
peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih
tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi
merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi
Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme
inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang
bika mencapai dosis infektif
28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika
Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular
yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4
terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002
sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia
prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat
setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang
menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh
dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama
lebih dari satu tahun (Brusch 2015)
21
BAB IIIMetodologi Penelitian
31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian
Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian
Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic
32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas
Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat
Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak
pasien yang menderita penyakit tipus di daerah
2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi
oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang
berikan
Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut
fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini
22
adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab
dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah
diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban
33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua
responden dalam kalimat dan urutan yang seragam
Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi
pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode
ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas
34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah
Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua
Variabel terikat Penyakit Tipus
35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan
Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut
351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun
kegiatan prapenelitian ini adalah
1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur
penelitian
2Menentukan sempel penelitian
3Penyusunan koesioner dan lembar observasi
352 Tahap penelitian
23
Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun
kegiatan pada tahap penelitian adalah
1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa
keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci
tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan
makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial
ekonomi
2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya
3pengisian lembar observasi
353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian
yaitu
1Pencatatan hasil penelitian
2Analisis data
36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis
teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran
adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan
yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-
hubungan kuantitatif
24
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid
Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu
gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak
seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas
dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala
batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu
kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak
sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi
dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun
barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah
dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak
dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau
pneumonia
2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid
disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A
dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang
disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk
infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan
diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing
dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin
terancam jiwa penderita
25
Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNγ
juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan
limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak
efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat
infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan
imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan
dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian
lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang
mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat
terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran
limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah
mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui
ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui
sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan
bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang
3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam
26
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
27
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari
nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial
toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada
minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
28
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh
Ja
n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8
2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
5
KELURAHAN
KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19
6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4
11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
Januari
FebruariMaret
April MeiJuni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
0
1
2
3
4
5
6
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0
1
0 0 0 0
5
4
0
2
1 1 1 1
2
1
5
0
1
0 0 0 0
1
0 00
2
4
2
0 0 0 0 0
1
0 00 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1
2
1
0 0
1
0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00
1
0 0 0 0
1
0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9
tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada
penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal
ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel
Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di
sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan
kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus
31
43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit
menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan
menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini
terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya
kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri
yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-
tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa
bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman
dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa
terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus
Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai
dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan
pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit
perut serta pingsan
32
BAB VPenutup
51 Kesimpulan
1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan
lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan
2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat
melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat
ditularkan melalui perantara lalat
3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare
dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga
mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14
Martapura
52 Saran
1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup
sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit
2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu
yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan
penyakit tifus
3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual
berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan
medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus
33
INDEX
AAbdominalis3 20 24 26 27
Amoksisilin16
Ampicilin16
Antigen5 17 20
Antimikroba15
Asam nukleat19
BBronkhitis4 6
FForming17
IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21
MMalaria4 6
Membran plasma18
Metoclopramide15
OOrganisme20
PParatyphi1 3 6
Pneumonia4 6 11 14
SSalmonela1
Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16
17 18 19 20 21 27 28
Sintesis protein15 19
TThypoid1
Thypoid2
Tiamfenikol15
Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28
Typhimurium5
Typhus3 4 20 21 27
Typoid3 20
34
DAFTAR PUSTAKA
Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition
Philadelphia WB amp Saunders
Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus
FKUI Jakarta
Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature
Reviews Cancer 2 420-430
Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological
properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C
Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs
Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman
Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L
Jakarta Penerbit Salemba Medika
Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)
(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16
Desember 2015
Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM
Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis
Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press
Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential
Journal of Ethnopharmacology 81 81-100
Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta
35
Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis
Bandung Alfabeta
Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta
CVYrama Widya
Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical
Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI
Jakarta
KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam
AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana
Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4
Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta
Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC
Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika
Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta
Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta
Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta
Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta
Gadjah Mada University Press
36
CONTOH SOAL
1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah
a Mycrobacterium tubercolusis
b Salmonella typhi
c Clostridium tetani
d E colli
2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip
a Demam
b Lidah kotor
c Mual berat sampai muntah
d Sakit gigi
3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip
a Diagnosi Mikrobiologik
b Diagnosis Serologik
c Diagnosis Kimiawi
d Diagnosis Klinik
4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah
a Diet dan terapi penunjang
b Sikat gigi setelah makan
c Tinggal di lingkungan yang kotor
d Berolahraga berat
5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip
a Menghindari makanan yang tidak higines
b Tidak mencuci tangan sebelum makan
c Mandi 2 hari sekali
d Sering begadang
37
LAMPIRAN DATA PENELITIAN
38
L
39
LAMPIRAN FOTO
40
41
42
43
44
45
- KATA PENGANTAR
- DAFTAR ISI
- BAB I
- PENDAHULUAN
-
- 11 LATAR BELAKANG
- 12 Rumusan Masalah
- 13 Tujuan
-
- BAB II
- TINJAUAN PUSTAKA
-
- 21 Pengertian Typus
- 22 Sumber penyakit tipustyphoid
- 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
- 24 Pencegahan Penyakit Tifus
- 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
- 26 Diagnosis Laboratorium
- 27 Distribusi Typhus Abdominalis
- 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
-
- BAB III
- Metodologi Penelitian
-
- 31Jenis Penelitian
- 32 Metode Pengumpulan Data
- 33 Wawancara terstruktur
-
- BAB IV
- HASIL DAN PEMBAHASAN
-
- 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
-
- BAB V
- Penutup
-
- 51 Kesimpulan
- 52 Saran
-
- INDEX
- DAFTAR PUSTAKA
-
peningkatan ROS Substansi ini merupakan mediator kunci inflamasi mikrobisidal dan
aktivasi tumorisidal dari makrofag ROS berperan penting dalam killing serta merupakan
salah satu lethal chemical yang dapat membunuh dan mengeliminasi bakteri Salah satu
tanaman di Indonesia yang dapat berperan sebagai imunostimulan adalah Aloe vera atau
biasa dikenal sebagai Tanaman Lidah Buaya Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa
A vera memiliki berbagai efek fisiologis terhadap tubuh yaitu anti inflamasi antioksidan
antikanker antidiabetes dan mengaktivasi makrofag (Grover et al 2002 Krishnan 2006
Xiao et al 2007 Xu et al 2008) Pemberian A vera secara umum menunjukkan
peningkatan aktivitas fagositosis dan proliferasi system retikuloendotelial (Im et al 2005)
Aloe vera juga terbukti mampu menstimulasi imunitas seluler maupun imunitas humoral
serta menstimulasi proliferasi stem sel hematopoietik terutama selgranulocyte macrophage
colony-forming dan sel forming myeloid dan erythroid colonies (Im et al 2005 Boudreau amp
Beland 2006) Pengaruh imunostimulasi dari A vera tergantung pada aktivasi sel imun
alamiinnate (makrofag neutro1049552il limfosit dan sel NK) sintesis dan pelepasan sitokin (TNF-
α IFN-α IFN-γ IL- 1 IL-2 IL-6 dan IL-8) pembentukan respon imun seluler pembentukan
ROS dan induksi pembentukan nitric oxide (NO) (Leung et al 2004 Pugh et al 2001 Im et
al 2005 Boudreau amp Beland 2006)
Pada penelitian lain adapun
1 Kerusakan dinding sel Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif Dinding sel
bakteri gram negative mempunyai susunan kimia yang lebih rumit dari pada bakteri gram
positif Dinding sel bakteri gram negatif mengandung sedikit peptidoglikan (10-20
bobot kering dinding sel) Tetapi di luar lapisan peptidoglikan ada struktur rdquomembranrdquo
kedua yang tersusun dari protein posfolipida lipopolisakarida (asam lemak yang
dirangkaikan dengan polisakarida) (Pelczar dan Chan 1988) Setiap senyawa yang
menghalangi tahap apapun dalam sintesis peptidoglikan akan menyebabkan dinding sel
bakteri menjadi lemah dan sel menjadi lisis (Jawetz et al 2001 dalam Ajizah 2007)
Terjadinya lisis pada sel bakteri tersebut dikarenakan tidak berfungsinya lagi dinding sel
yang dapat mempertahankan bentuk untuk melindungi bakteri Tanpa dinding sel
bakteri tidak dapat bertahan terhadap pengaruh luar dan segera mati (Wattimena et al
1991 dalam Melati 2009) Oleh karena itu diduga adanya gangguan atau penghambatan
pada pembentukan dinding sel dan lisisnya dinding sel merupakan efek dari
penghambatan oleh sari buah mengkudu Sel bakteri ini dikelilingi oleh polimer dua
karbohidrat yaitu N-asetil glokosamin N-asetil muramat yang tersusun oleh sejumlah
18
asam amino Senyawa-senyawa ini melalui beberapa langkah enzimatik dalamproses
sintesis dinding sel Senyawa kimia yang bersifat antibakteri dalam sari buahm bereaksi
dengan asam amino sehingga menghambat langkah-langkah enzimatik tersebut
Dengan demikian proses sintesis dinding sel menjadi terganggu sehingga menyebabkan
kerusakan dinding sel serta sel-sel tidak mempunyai jalur biosintesis yang analog
Kerusakan dinding sel ini juga akan melemahkan dinding sel serta menyebabkan
membran sel merekah sehingga menghamburkan isi sel (Volk dan Wheeler 1993)
2 Kebocoran membran plasma Membran plasma terdiri atas struktur semipermiabel
berfungsi mengendalikan pengangkutan berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel
Senyawa kimia yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri ini dapat
merusak atau menyerang struktur semipermiabel tersebut dengan cara berkombinasi
dengan sterol yang terdapat dalam membran sel sehingga menyebabkan gangguan
kebocoran membran plasma Kerusakan struktur ini dapat menghambat atau merusak
kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang osmosis juga mencegah
berlangsungnya sejumlah biosintesis yang diperlukan dalam membran plasma (Volk dan
Wheeler 1993)
3 Terhambatnya sintesis protein Salah satu tahap dalam sintesis protein adalah proses
transkripsi dari DNA ke RNA (gen membawa pesan dari DNA ke dalam sitoplasma)
Dalam sitoplasma terdapat unit struktural ribosom yang mengikat mRNA agar dapat
diterjemahkan menjadi protein Ribosom dalam sitoplasma terdiri dari dua sub unit
berbeda yang berkombinasi untuk membentuk ribosom fungsional setelah bereaksi
dengan mRNA Bagian-bagian ribosom bakteri yang telah didissosiasi disebut subunit
30S dan subunit 50S Senyawa-senyawa kimia dalam sari buah mengkudu yang
berperan menghambat pertumbuhan bakteri akan bereaksi dengan bagian ribosom 50S
Reaksi tersebut akan menghalagi enzim peptidel transferase untuk membentuk ikatan
peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada tRNAnya dengan asam amino
terakhir yang sedang berkembang Hal ini menyebabkan sintesis protein menjadi terhenti
(Volk dan Wheeler 1993)
4 Terhambatnya sintesis asam nukleat Senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah
mengkudu yang bersifat antibakteri akan bereaksi dengan benang ganda DNA dari
bakteri Reaksi ini dapat mencegah replikasi atau transkripsi DNA sehingga menghambat
pembelahan sel (Volk dan Wheeler 1993) Menurut Volk dan Wheler (1993) pH asam
merupakan senyawa kimia yang dapat mengganggu kehiduan sel bakteri Pertumbuhan
sel yang normal sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang ada Pada umumnya
bakteri tumbuh normal pada lingkungan yang tidak terlalu asam tidak terlalu basa pada
19
pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau
terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat
menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai
pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat
keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat
menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada
dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-
senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat
pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella
typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh
karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus
26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni
1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman
2 Diagnosis serologik
3 Diagnosis klinik
Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90
penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini
menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40
Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90
positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur
urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat
Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-
kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka
waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam
tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-
anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung
pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi
aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu
pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan
menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari
4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi
20
27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan
mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak
sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya
sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70
ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit
pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan
penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih
banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di
Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan
kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada
peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih
tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi
merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi
Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme
inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang
bika mencapai dosis infektif
28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika
Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular
yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4
terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002
sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia
prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat
setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang
menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh
dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama
lebih dari satu tahun (Brusch 2015)
21
BAB IIIMetodologi Penelitian
31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian
Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian
Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic
32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas
Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat
Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak
pasien yang menderita penyakit tipus di daerah
2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi
oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang
berikan
Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut
fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini
22
adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab
dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah
diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban
33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua
responden dalam kalimat dan urutan yang seragam
Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi
pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode
ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas
34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah
Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua
Variabel terikat Penyakit Tipus
35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan
Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut
351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun
kegiatan prapenelitian ini adalah
1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur
penelitian
2Menentukan sempel penelitian
3Penyusunan koesioner dan lembar observasi
352 Tahap penelitian
23
Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun
kegiatan pada tahap penelitian adalah
1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa
keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci
tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan
makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial
ekonomi
2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya
3pengisian lembar observasi
353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian
yaitu
1Pencatatan hasil penelitian
2Analisis data
36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis
teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran
adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan
yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-
hubungan kuantitatif
24
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid
Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu
gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak
seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas
dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala
batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu
kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak
sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi
dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun
barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah
dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak
dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau
pneumonia
2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid
disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A
dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang
disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk
infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan
diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing
dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin
terancam jiwa penderita
25
Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNγ
juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan
limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak
efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat
infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan
imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan
dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian
lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang
mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat
terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran
limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah
mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui
ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui
sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan
bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang
3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam
26
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
27
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari
nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial
toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada
minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
28
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh
Ja
n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8
2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
5
KELURAHAN
KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19
6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4
11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
Januari
FebruariMaret
April MeiJuni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
0
1
2
3
4
5
6
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0
1
0 0 0 0
5
4
0
2
1 1 1 1
2
1
5
0
1
0 0 0 0
1
0 00
2
4
2
0 0 0 0 0
1
0 00 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1
2
1
0 0
1
0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00
1
0 0 0 0
1
0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9
tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada
penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal
ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel
Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di
sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan
kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus
31
43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit
menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan
menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini
terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya
kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri
yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-
tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa
bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman
dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa
terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus
Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai
dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan
pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit
perut serta pingsan
32
BAB VPenutup
51 Kesimpulan
1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan
lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan
2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat
melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat
ditularkan melalui perantara lalat
3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare
dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga
mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14
Martapura
52 Saran
1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup
sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit
2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu
yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan
penyakit tifus
3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual
berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan
medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus
33
INDEX
AAbdominalis3 20 24 26 27
Amoksisilin16
Ampicilin16
Antigen5 17 20
Antimikroba15
Asam nukleat19
BBronkhitis4 6
FForming17
IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21
MMalaria4 6
Membran plasma18
Metoclopramide15
OOrganisme20
PParatyphi1 3 6
Pneumonia4 6 11 14
SSalmonela1
Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16
17 18 19 20 21 27 28
Sintesis protein15 19
TThypoid1
Thypoid2
Tiamfenikol15
Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28
Typhimurium5
Typhus3 4 20 21 27
Typoid3 20
34
DAFTAR PUSTAKA
Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition
Philadelphia WB amp Saunders
Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus
FKUI Jakarta
Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature
Reviews Cancer 2 420-430
Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological
properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C
Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs
Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman
Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L
Jakarta Penerbit Salemba Medika
Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)
(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16
Desember 2015
Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM
Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis
Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press
Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential
Journal of Ethnopharmacology 81 81-100
Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta
35
Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis
Bandung Alfabeta
Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta
CVYrama Widya
Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical
Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI
Jakarta
KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam
AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana
Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4
Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta
Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC
Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika
Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta
Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta
Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta
Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta
Gadjah Mada University Press
36
CONTOH SOAL
1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah
a Mycrobacterium tubercolusis
b Salmonella typhi
c Clostridium tetani
d E colli
2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip
a Demam
b Lidah kotor
c Mual berat sampai muntah
d Sakit gigi
3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip
a Diagnosi Mikrobiologik
b Diagnosis Serologik
c Diagnosis Kimiawi
d Diagnosis Klinik
4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah
a Diet dan terapi penunjang
b Sikat gigi setelah makan
c Tinggal di lingkungan yang kotor
d Berolahraga berat
5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip
a Menghindari makanan yang tidak higines
b Tidak mencuci tangan sebelum makan
c Mandi 2 hari sekali
d Sering begadang
37
LAMPIRAN DATA PENELITIAN
38
L
39
LAMPIRAN FOTO
40
41
42
43
44
45
- KATA PENGANTAR
- DAFTAR ISI
- BAB I
- PENDAHULUAN
-
- 11 LATAR BELAKANG
- 12 Rumusan Masalah
- 13 Tujuan
-
- BAB II
- TINJAUAN PUSTAKA
-
- 21 Pengertian Typus
- 22 Sumber penyakit tipustyphoid
- 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
- 24 Pencegahan Penyakit Tifus
- 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
- 26 Diagnosis Laboratorium
- 27 Distribusi Typhus Abdominalis
- 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
-
- BAB III
- Metodologi Penelitian
-
- 31Jenis Penelitian
- 32 Metode Pengumpulan Data
- 33 Wawancara terstruktur
-
- BAB IV
- HASIL DAN PEMBAHASAN
-
- 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
-
- BAB V
- Penutup
-
- 51 Kesimpulan
- 52 Saran
-
- INDEX
- DAFTAR PUSTAKA
-
asam amino Senyawa-senyawa ini melalui beberapa langkah enzimatik dalamproses
sintesis dinding sel Senyawa kimia yang bersifat antibakteri dalam sari buahm bereaksi
dengan asam amino sehingga menghambat langkah-langkah enzimatik tersebut
Dengan demikian proses sintesis dinding sel menjadi terganggu sehingga menyebabkan
kerusakan dinding sel serta sel-sel tidak mempunyai jalur biosintesis yang analog
Kerusakan dinding sel ini juga akan melemahkan dinding sel serta menyebabkan
membran sel merekah sehingga menghamburkan isi sel (Volk dan Wheeler 1993)
2 Kebocoran membran plasma Membran plasma terdiri atas struktur semipermiabel
berfungsi mengendalikan pengangkutan berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel
Senyawa kimia yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri ini dapat
merusak atau menyerang struktur semipermiabel tersebut dengan cara berkombinasi
dengan sterol yang terdapat dalam membran sel sehingga menyebabkan gangguan
kebocoran membran plasma Kerusakan struktur ini dapat menghambat atau merusak
kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang osmosis juga mencegah
berlangsungnya sejumlah biosintesis yang diperlukan dalam membran plasma (Volk dan
Wheeler 1993)
3 Terhambatnya sintesis protein Salah satu tahap dalam sintesis protein adalah proses
transkripsi dari DNA ke RNA (gen membawa pesan dari DNA ke dalam sitoplasma)
Dalam sitoplasma terdapat unit struktural ribosom yang mengikat mRNA agar dapat
diterjemahkan menjadi protein Ribosom dalam sitoplasma terdiri dari dua sub unit
berbeda yang berkombinasi untuk membentuk ribosom fungsional setelah bereaksi
dengan mRNA Bagian-bagian ribosom bakteri yang telah didissosiasi disebut subunit
30S dan subunit 50S Senyawa-senyawa kimia dalam sari buah mengkudu yang
berperan menghambat pertumbuhan bakteri akan bereaksi dengan bagian ribosom 50S
Reaksi tersebut akan menghalagi enzim peptidel transferase untuk membentuk ikatan
peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada tRNAnya dengan asam amino
terakhir yang sedang berkembang Hal ini menyebabkan sintesis protein menjadi terhenti
(Volk dan Wheeler 1993)
4 Terhambatnya sintesis asam nukleat Senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah
mengkudu yang bersifat antibakteri akan bereaksi dengan benang ganda DNA dari
bakteri Reaksi ini dapat mencegah replikasi atau transkripsi DNA sehingga menghambat
pembelahan sel (Volk dan Wheeler 1993) Menurut Volk dan Wheler (1993) pH asam
merupakan senyawa kimia yang dapat mengganggu kehiduan sel bakteri Pertumbuhan
sel yang normal sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang ada Pada umumnya
bakteri tumbuh normal pada lingkungan yang tidak terlalu asam tidak terlalu basa pada
19
pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau
terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat
menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai
pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat
keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat
menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada
dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-
senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat
pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella
typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh
karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus
26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni
1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman
2 Diagnosis serologik
3 Diagnosis klinik
Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90
penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini
menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40
Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90
positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur
urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat
Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-
kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka
waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam
tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-
anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung
pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi
aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu
pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan
menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari
4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi
20
27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan
mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak
sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya
sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70
ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit
pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan
penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih
banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di
Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan
kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada
peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih
tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi
merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi
Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme
inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang
bika mencapai dosis infektif
28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika
Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular
yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4
terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002
sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia
prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat
setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang
menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh
dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama
lebih dari satu tahun (Brusch 2015)
21
BAB IIIMetodologi Penelitian
31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian
Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian
Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic
32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas
Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat
Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak
pasien yang menderita penyakit tipus di daerah
2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi
oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang
berikan
Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut
fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini
22
adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab
dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah
diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban
33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua
responden dalam kalimat dan urutan yang seragam
Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi
pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode
ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas
34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah
Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua
Variabel terikat Penyakit Tipus
35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan
Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut
351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun
kegiatan prapenelitian ini adalah
1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur
penelitian
2Menentukan sempel penelitian
3Penyusunan koesioner dan lembar observasi
352 Tahap penelitian
23
Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun
kegiatan pada tahap penelitian adalah
1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa
keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci
tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan
makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial
ekonomi
2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya
3pengisian lembar observasi
353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian
yaitu
1Pencatatan hasil penelitian
2Analisis data
36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis
teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran
adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan
yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-
hubungan kuantitatif
24
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid
Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu
gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak
seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas
dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala
batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu
kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak
sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi
dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun
barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah
dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak
dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau
pneumonia
2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid
disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A
dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang
disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk
infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan
diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing
dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin
terancam jiwa penderita
25
Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNγ
juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan
limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak
efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat
infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan
imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan
dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian
lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang
mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat
terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran
limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah
mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui
ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui
sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan
bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang
3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam
26
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
27
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari
nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial
toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada
minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
28
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh
Ja
n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8
2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
5
KELURAHAN
KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19
6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4
11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
Januari
FebruariMaret
April MeiJuni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
0
1
2
3
4
5
6
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0
1
0 0 0 0
5
4
0
2
1 1 1 1
2
1
5
0
1
0 0 0 0
1
0 00
2
4
2
0 0 0 0 0
1
0 00 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1
2
1
0 0
1
0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00
1
0 0 0 0
1
0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9
tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada
penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal
ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel
Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di
sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan
kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus
31
43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit
menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan
menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini
terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya
kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri
yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-
tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa
bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman
dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa
terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus
Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai
dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan
pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit
perut serta pingsan
32
BAB VPenutup
51 Kesimpulan
1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan
lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan
2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat
melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat
ditularkan melalui perantara lalat
3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare
dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga
mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14
Martapura
52 Saran
1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup
sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit
2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu
yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan
penyakit tifus
3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual
berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan
medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus
33
INDEX
AAbdominalis3 20 24 26 27
Amoksisilin16
Ampicilin16
Antigen5 17 20
Antimikroba15
Asam nukleat19
BBronkhitis4 6
FForming17
IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21
MMalaria4 6
Membran plasma18
Metoclopramide15
OOrganisme20
PParatyphi1 3 6
Pneumonia4 6 11 14
SSalmonela1
Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16
17 18 19 20 21 27 28
Sintesis protein15 19
TThypoid1
Thypoid2
Tiamfenikol15
Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28
Typhimurium5
Typhus3 4 20 21 27
Typoid3 20
34
DAFTAR PUSTAKA
Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition
Philadelphia WB amp Saunders
Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus
FKUI Jakarta
Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature
Reviews Cancer 2 420-430
Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological
properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C
Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs
Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman
Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L
Jakarta Penerbit Salemba Medika
Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)
(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16
Desember 2015
Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM
Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis
Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press
Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential
Journal of Ethnopharmacology 81 81-100
Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta
35
Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis
Bandung Alfabeta
Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta
CVYrama Widya
Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical
Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI
Jakarta
KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam
AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana
Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4
Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta
Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC
Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika
Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta
Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta
Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta
Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta
Gadjah Mada University Press
36
CONTOH SOAL
1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah
a Mycrobacterium tubercolusis
b Salmonella typhi
c Clostridium tetani
d E colli
2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip
a Demam
b Lidah kotor
c Mual berat sampai muntah
d Sakit gigi
3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip
a Diagnosi Mikrobiologik
b Diagnosis Serologik
c Diagnosis Kimiawi
d Diagnosis Klinik
4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah
a Diet dan terapi penunjang
b Sikat gigi setelah makan
c Tinggal di lingkungan yang kotor
d Berolahraga berat
5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip
a Menghindari makanan yang tidak higines
b Tidak mencuci tangan sebelum makan
c Mandi 2 hari sekali
d Sering begadang
37
LAMPIRAN DATA PENELITIAN
38
L
39
LAMPIRAN FOTO
40
41
42
43
44
45
- KATA PENGANTAR
- DAFTAR ISI
- BAB I
- PENDAHULUAN
-
- 11 LATAR BELAKANG
- 12 Rumusan Masalah
- 13 Tujuan
-
- BAB II
- TINJAUAN PUSTAKA
-
- 21 Pengertian Typus
- 22 Sumber penyakit tipustyphoid
- 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
- 24 Pencegahan Penyakit Tifus
- 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
- 26 Diagnosis Laboratorium
- 27 Distribusi Typhus Abdominalis
- 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
-
- BAB III
- Metodologi Penelitian
-
- 31Jenis Penelitian
- 32 Metode Pengumpulan Data
- 33 Wawancara terstruktur
-
- BAB IV
- HASIL DAN PEMBAHASAN
-
- 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
-
- BAB V
- Penutup
-
- 51 Kesimpulan
- 52 Saran
-
- INDEX
- DAFTAR PUSTAKA
-
pH sekitar 50-80 Apabila lingkungan tidak sesuai yang salah satu pH terlalu asam atau
terlalu basa maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel akan terhambat dan juga dapat
menyebabkan kematian sel Sari buah mengkudu dengan pelarut aquadest mempunyai
pH 35- 45 Semakin tinggi konsentrasi buah mengkudu maka semakin tinggi tingkat
keasamannya Asam kuat pada sari buah mengkudu ini bersifat bakterisida karena dapat
menyebabkan hidrolisis denaturasi protein Kerja mineral atau asam tergantung pada
dissosiasi ion hidrogen (H+) Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan oleh senyawa-
senyawa kimia yang terkandung dalam sari buah mengkudu tersebut dapat menghambat
pertumbuhan normal bahkan mematikan bakteri Salmonella typhi Bakteri Salmonella
typhi yang merupakan salah satu jenis bakteri patogen penyebab penyakit tifus Oleh
karena itu maka buah mengkudu dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit tifus
26 Diagnosis LaboratoriumAda 3 metode untuk mendiagnosis penyait demam typoid yakni
1 Diagnosis mikrobiologikpembiakan kuman
2 Diagnosis serologik
3 Diagnosis klinik
Metode diagnosa mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90
penderita yang tidak diobati kultur darahnya positif dalam minggu pertama Hasil ini
menurun drastis setelah pemakaian obat antibiotika dengan hasil positif menjadi 40
Meskipun demikian kultur sumsum tulang memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90
positif Pada minggu-minggu selanjutnya kultur darah menurun tetapi untuk tinja dan kultur
urin meningkat yaitu 85 dan 25 berturut-turut positif pada minggu ketiga dan keempat
Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan dari 90 penderita dan kira-
kira 3 penderita tetap mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka
waktu yang lama yaitu menjadi carrier kronik mengeluarkan kuman Salmonella typhi dalam
tinja seumur hidupnya dan carrier lebih banyak terjadi pada orang dewasa daripada anak-
anak dan lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki Diagnosis serologik tergantung
pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H yang dapat dideteksi dengan reaksi
aglutinasi (test widan) Antibody terhadap antigen O dari group D timbul dalam minggu
pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat yang akan
menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun Titer aglutinin 1200 atau kenaikan titer lebih dari
4 kali berarti test Widal positif hal ini menunjukkan infeksi akut Salmonella typhi
20
27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan
mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak
sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya
sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70
ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit
pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan
penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih
banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di
Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan
kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada
peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih
tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi
merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi
Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme
inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang
bika mencapai dosis infektif
28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika
Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular
yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4
terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002
sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia
prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat
setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang
menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh
dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama
lebih dari satu tahun (Brusch 2015)
21
BAB IIIMetodologi Penelitian
31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian
Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian
Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic
32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas
Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat
Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak
pasien yang menderita penyakit tipus di daerah
2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi
oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang
berikan
Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut
fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini
22
adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab
dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah
diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban
33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua
responden dalam kalimat dan urutan yang seragam
Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi
pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode
ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas
34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah
Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua
Variabel terikat Penyakit Tipus
35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan
Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut
351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun
kegiatan prapenelitian ini adalah
1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur
penelitian
2Menentukan sempel penelitian
3Penyusunan koesioner dan lembar observasi
352 Tahap penelitian
23
Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun
kegiatan pada tahap penelitian adalah
1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa
keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci
tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan
makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial
ekonomi
2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya
3pengisian lembar observasi
353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian
yaitu
1Pencatatan hasil penelitian
2Analisis data
36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis
teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran
adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan
yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-
hubungan kuantitatif
24
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid
Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu
gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak
seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas
dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala
batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu
kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak
sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi
dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun
barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah
dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak
dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau
pneumonia
2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid
disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A
dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang
disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk
infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan
diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing
dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin
terancam jiwa penderita
25
Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNγ
juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan
limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak
efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat
infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan
imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan
dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian
lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang
mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat
terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran
limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah
mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui
ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui
sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan
bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang
3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam
26
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
27
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari
nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial
toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada
minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
28
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh
Ja
n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8
2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
5
KELURAHAN
KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19
6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4
11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
Januari
FebruariMaret
April MeiJuni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
0
1
2
3
4
5
6
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0
1
0 0 0 0
5
4
0
2
1 1 1 1
2
1
5
0
1
0 0 0 0
1
0 00
2
4
2
0 0 0 0 0
1
0 00 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1
2
1
0 0
1
0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00
1
0 0 0 0
1
0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9
tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada
penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal
ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel
Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di
sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan
kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus
31
43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit
menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan
menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini
terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya
kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri
yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-
tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa
bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman
dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa
terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus
Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai
dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan
pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit
perut serta pingsan
32
BAB VPenutup
51 Kesimpulan
1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan
lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan
2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat
melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat
ditularkan melalui perantara lalat
3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare
dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga
mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14
Martapura
52 Saran
1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup
sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit
2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu
yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan
penyakit tifus
3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual
berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan
medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus
33
INDEX
AAbdominalis3 20 24 26 27
Amoksisilin16
Ampicilin16
Antigen5 17 20
Antimikroba15
Asam nukleat19
BBronkhitis4 6
FForming17
IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21
MMalaria4 6
Membran plasma18
Metoclopramide15
OOrganisme20
PParatyphi1 3 6
Pneumonia4 6 11 14
SSalmonela1
Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16
17 18 19 20 21 27 28
Sintesis protein15 19
TThypoid1
Thypoid2
Tiamfenikol15
Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28
Typhimurium5
Typhus3 4 20 21 27
Typoid3 20
34
DAFTAR PUSTAKA
Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition
Philadelphia WB amp Saunders
Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus
FKUI Jakarta
Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature
Reviews Cancer 2 420-430
Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological
properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C
Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs
Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman
Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L
Jakarta Penerbit Salemba Medika
Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)
(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16
Desember 2015
Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM
Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis
Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press
Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential
Journal of Ethnopharmacology 81 81-100
Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta
35
Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis
Bandung Alfabeta
Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta
CVYrama Widya
Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical
Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI
Jakarta
KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam
AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana
Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4
Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta
Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC
Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika
Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta
Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta
Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta
Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta
Gadjah Mada University Press
36
CONTOH SOAL
1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah
a Mycrobacterium tubercolusis
b Salmonella typhi
c Clostridium tetani
d E colli
2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip
a Demam
b Lidah kotor
c Mual berat sampai muntah
d Sakit gigi
3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip
a Diagnosi Mikrobiologik
b Diagnosis Serologik
c Diagnosis Kimiawi
d Diagnosis Klinik
4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah
a Diet dan terapi penunjang
b Sikat gigi setelah makan
c Tinggal di lingkungan yang kotor
d Berolahraga berat
5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip
a Menghindari makanan yang tidak higines
b Tidak mencuci tangan sebelum makan
c Mandi 2 hari sekali
d Sering begadang
37
LAMPIRAN DATA PENELITIAN
38
L
39
LAMPIRAN FOTO
40
41
42
43
44
45
- KATA PENGANTAR
- DAFTAR ISI
- BAB I
- PENDAHULUAN
-
- 11 LATAR BELAKANG
- 12 Rumusan Masalah
- 13 Tujuan
-
- BAB II
- TINJAUAN PUSTAKA
-
- 21 Pengertian Typus
- 22 Sumber penyakit tipustyphoid
- 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
- 24 Pencegahan Penyakit Tifus
- 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
- 26 Diagnosis Laboratorium
- 27 Distribusi Typhus Abdominalis
- 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
-
- BAB III
- Metodologi Penelitian
-
- 31Jenis Penelitian
- 32 Metode Pengumpulan Data
- 33 Wawancara terstruktur
-
- BAB IV
- HASIL DAN PEMBAHASAN
-
- 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
-
- BAB V
- Penutup
-
- 51 Kesimpulan
- 52 Saran
-
- INDEX
- DAFTAR PUSTAKA
-
27 Distribusi Typhus AbdominalisPenyebaran penyakit tidak ada perbedaan dimana laki-laki maupun perempuan akan
mempunyai resiko untuk terkena penyakit ini Insiden yang tertinggi terjadi pada anak-anak
sedangkan pada orangdewasa penderita sering mengalami infeksi ringan dan biasanya
sembuh sendiri yang pada akhirnya menjadi kebal Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70
ndash 80 pasien berumur 12 ndash 30 tahun 10 ndash 20 berumur 31 ndash 40 tahun dan lebih sedikit
pada pasien berumur diatas 40 tahun Typhus abdominalis terdapat diseluruh dunia dan
penyebarannya sebagai penyakit menular tidak selalu bergantung pada iklim tetapi lebih
banyak dijumpai di negara-negara berkembang dan daerah dengan iklim tropis Di
Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun dari hasil penelitian kemungkinan
kasus ini lebih meningkat pada musim hujan juga bisa pada musim kemarau atau pada
peralihan musim kemarau kemusim hujan Angka kesakitan demam tifoid di Indonesia masih
tinggi berkisar antara 07 ndash 1 (Depkes 1985) Makanan dan minuman terkontaminasi
merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi
Salmonella typhi bisa berada dalam air es debu sampah kering yang bila organisme
inimasuk ke dalam vehicle yang cocok (daging kerang dan sebagainya) akan berkembang
bika mencapai dosis infektif
28 Epidemiologi Penyakit Demam TifoidDemam typhoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia Afrika Amerika
Latin Karibia dan Oceania termasuk Indonesia Penyakit ini tergolong penyakit menular
yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang 4
terkontaminasi Insiden demam typhoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 3002
sekitar 16 juta per tahun 600000 di antaranya menyebabkan kematian Di Indonesia
prevalensi 91 kasus demam typhoid terjadi pada umur 3-19 tahun kejadian meningkat
setelah umur 5 tahun Ada dua sumber penularan Salmonellatyphosa pasien yang
menderita demam typhoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang telah sembuh
dari demam typhoid namun masih mengeksresikan Salmonella typhosa dalam tinja selama
lebih dari satu tahun (Brusch 2015)
21
BAB IIIMetodologi Penelitian
31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian
Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian
Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic
32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas
Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat
Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak
pasien yang menderita penyakit tipus di daerah
2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi
oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang
berikan
Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut
fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini
22
adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab
dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah
diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban
33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua
responden dalam kalimat dan urutan yang seragam
Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi
pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode
ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas
34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah
Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua
Variabel terikat Penyakit Tipus
35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan
Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut
351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun
kegiatan prapenelitian ini adalah
1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur
penelitian
2Menentukan sempel penelitian
3Penyusunan koesioner dan lembar observasi
352 Tahap penelitian
23
Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun
kegiatan pada tahap penelitian adalah
1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa
keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci
tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan
makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial
ekonomi
2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya
3pengisian lembar observasi
353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian
yaitu
1Pencatatan hasil penelitian
2Analisis data
36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis
teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran
adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan
yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-
hubungan kuantitatif
24
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid
Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu
gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak
seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas
dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala
batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu
kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak
sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi
dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun
barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah
dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak
dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau
pneumonia
2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid
disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A
dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang
disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk
infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan
diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing
dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin
terancam jiwa penderita
25
Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNγ
juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan
limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak
efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat
infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan
imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan
dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian
lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang
mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat
terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran
limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah
mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui
ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui
sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan
bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang
3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam
26
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
27
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari
nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial
toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada
minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
28
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh
Ja
n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8
2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
5
KELURAHAN
KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19
6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4
11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
Januari
FebruariMaret
April MeiJuni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
0
1
2
3
4
5
6
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0
1
0 0 0 0
5
4
0
2
1 1 1 1
2
1
5
0
1
0 0 0 0
1
0 00
2
4
2
0 0 0 0 0
1
0 00 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1
2
1
0 0
1
0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00
1
0 0 0 0
1
0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9
tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada
penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal
ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel
Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di
sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan
kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus
31
43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit
menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan
menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini
terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya
kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri
yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-
tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa
bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman
dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa
terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus
Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai
dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan
pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit
perut serta pingsan
32
BAB VPenutup
51 Kesimpulan
1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan
lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan
2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat
melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat
ditularkan melalui perantara lalat
3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare
dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga
mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14
Martapura
52 Saran
1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup
sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit
2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu
yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan
penyakit tifus
3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual
berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan
medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus
33
INDEX
AAbdominalis3 20 24 26 27
Amoksisilin16
Ampicilin16
Antigen5 17 20
Antimikroba15
Asam nukleat19
BBronkhitis4 6
FForming17
IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21
MMalaria4 6
Membran plasma18
Metoclopramide15
OOrganisme20
PParatyphi1 3 6
Pneumonia4 6 11 14
SSalmonela1
Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16
17 18 19 20 21 27 28
Sintesis protein15 19
TThypoid1
Thypoid2
Tiamfenikol15
Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28
Typhimurium5
Typhus3 4 20 21 27
Typoid3 20
34
DAFTAR PUSTAKA
Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition
Philadelphia WB amp Saunders
Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus
FKUI Jakarta
Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature
Reviews Cancer 2 420-430
Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological
properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C
Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs
Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman
Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L
Jakarta Penerbit Salemba Medika
Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)
(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16
Desember 2015
Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM
Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis
Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press
Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential
Journal of Ethnopharmacology 81 81-100
Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta
35
Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis
Bandung Alfabeta
Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta
CVYrama Widya
Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical
Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI
Jakarta
KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam
AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana
Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4
Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta
Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC
Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika
Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta
Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta
Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta
Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta
Gadjah Mada University Press
36
CONTOH SOAL
1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah
a Mycrobacterium tubercolusis
b Salmonella typhi
c Clostridium tetani
d E colli
2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip
a Demam
b Lidah kotor
c Mual berat sampai muntah
d Sakit gigi
3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip
a Diagnosi Mikrobiologik
b Diagnosis Serologik
c Diagnosis Kimiawi
d Diagnosis Klinik
4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah
a Diet dan terapi penunjang
b Sikat gigi setelah makan
c Tinggal di lingkungan yang kotor
d Berolahraga berat
5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip
a Menghindari makanan yang tidak higines
b Tidak mencuci tangan sebelum makan
c Mandi 2 hari sekali
d Sering begadang
37
LAMPIRAN DATA PENELITIAN
38
L
39
LAMPIRAN FOTO
40
41
42
43
44
45
- KATA PENGANTAR
- DAFTAR ISI
- BAB I
- PENDAHULUAN
-
- 11 LATAR BELAKANG
- 12 Rumusan Masalah
- 13 Tujuan
-
- BAB II
- TINJAUAN PUSTAKA
-
- 21 Pengertian Typus
- 22 Sumber penyakit tipustyphoid
- 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
- 24 Pencegahan Penyakit Tifus
- 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
- 26 Diagnosis Laboratorium
- 27 Distribusi Typhus Abdominalis
- 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
-
- BAB III
- Metodologi Penelitian
-
- 31Jenis Penelitian
- 32 Metode Pengumpulan Data
- 33 Wawancara terstruktur
-
- BAB IV
- HASIL DAN PEMBAHASAN
-
- 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
-
- BAB V
- Penutup
-
- 51 Kesimpulan
- 52 Saran
-
- INDEX
- DAFTAR PUSTAKA
-
BAB IIIMetodologi Penelitian
31Jenis PenelitianPenelitian tentang penyebab penyakit tipus menggunakan metode penelitian
Deskriptif Kuantitatif Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian
Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistic
32 Metode Pengumpulan Data1 Kunjungan ke Puskesmas
Metode penelitian kali ini adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat Pusat
Kesehatan Masyarakat yang bertempat di Pasayangan untuk mengetahui seberapa banyak
pasien yang menderita penyakit tipus di daerah
2 KuesionerKuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi
oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang
berikan
Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut
fakta dan pendapat responden sedangkan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini
22
adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab
dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah
diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban
33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua
responden dalam kalimat dan urutan yang seragam
Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi
pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode
ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas
34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah
Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua
Variabel terikat Penyakit Tipus
35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan
Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut
351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun
kegiatan prapenelitian ini adalah
1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur
penelitian
2Menentukan sempel penelitian
3Penyusunan koesioner dan lembar observasi
352 Tahap penelitian
23
Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun
kegiatan pada tahap penelitian adalah
1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa
keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci
tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan
makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial
ekonomi
2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya
3pengisian lembar observasi
353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian
yaitu
1Pencatatan hasil penelitian
2Analisis data
36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis
teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran
adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan
yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-
hubungan kuantitatif
24
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid
Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu
gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak
seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas
dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala
batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu
kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak
sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi
dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun
barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah
dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak
dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau
pneumonia
2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid
disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A
dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang
disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk
infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan
diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing
dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin
terancam jiwa penderita
25
Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNγ
juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan
limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak
efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat
infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan
imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan
dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian
lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang
mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat
terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran
limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah
mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui
ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui
sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan
bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang
3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam
26
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
27
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari
nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial
toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada
minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
28
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh
Ja
n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8
2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
5
KELURAHAN
KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19
6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4
11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
Januari
FebruariMaret
April MeiJuni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
0
1
2
3
4
5
6
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0
1
0 0 0 0
5
4
0
2
1 1 1 1
2
1
5
0
1
0 0 0 0
1
0 00
2
4
2
0 0 0 0 0
1
0 00 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1
2
1
0 0
1
0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00
1
0 0 0 0
1
0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9
tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada
penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal
ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel
Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di
sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan
kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus
31
43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit
menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan
menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini
terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya
kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri
yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-
tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa
bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman
dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa
terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus
Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai
dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan
pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit
perut serta pingsan
32
BAB VPenutup
51 Kesimpulan
1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan
lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan
2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat
melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat
ditularkan melalui perantara lalat
3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare
dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga
mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14
Martapura
52 Saran
1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup
sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit
2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu
yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan
penyakit tifus
3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual
berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan
medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus
33
INDEX
AAbdominalis3 20 24 26 27
Amoksisilin16
Ampicilin16
Antigen5 17 20
Antimikroba15
Asam nukleat19
BBronkhitis4 6
FForming17
IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21
MMalaria4 6
Membran plasma18
Metoclopramide15
OOrganisme20
PParatyphi1 3 6
Pneumonia4 6 11 14
SSalmonela1
Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16
17 18 19 20 21 27 28
Sintesis protein15 19
TThypoid1
Thypoid2
Tiamfenikol15
Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28
Typhimurium5
Typhus3 4 20 21 27
Typoid3 20
34
DAFTAR PUSTAKA
Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition
Philadelphia WB amp Saunders
Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus
FKUI Jakarta
Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature
Reviews Cancer 2 420-430
Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological
properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C
Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs
Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman
Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L
Jakarta Penerbit Salemba Medika
Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)
(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16
Desember 2015
Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM
Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis
Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press
Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential
Journal of Ethnopharmacology 81 81-100
Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta
35
Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis
Bandung Alfabeta
Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta
CVYrama Widya
Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical
Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI
Jakarta
KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam
AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana
Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4
Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta
Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC
Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika
Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta
Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta
Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta
Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta
Gadjah Mada University Press
36
CONTOH SOAL
1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah
a Mycrobacterium tubercolusis
b Salmonella typhi
c Clostridium tetani
d E colli
2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip
a Demam
b Lidah kotor
c Mual berat sampai muntah
d Sakit gigi
3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip
a Diagnosi Mikrobiologik
b Diagnosis Serologik
c Diagnosis Kimiawi
d Diagnosis Klinik
4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah
a Diet dan terapi penunjang
b Sikat gigi setelah makan
c Tinggal di lingkungan yang kotor
d Berolahraga berat
5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip
a Menghindari makanan yang tidak higines
b Tidak mencuci tangan sebelum makan
c Mandi 2 hari sekali
d Sering begadang
37
LAMPIRAN DATA PENELITIAN
38
L
39
LAMPIRAN FOTO
40
41
42
43
44
45
- KATA PENGANTAR
- DAFTAR ISI
- BAB I
- PENDAHULUAN
-
- 11 LATAR BELAKANG
- 12 Rumusan Masalah
- 13 Tujuan
-
- BAB II
- TINJAUAN PUSTAKA
-
- 21 Pengertian Typus
- 22 Sumber penyakit tipustyphoid
- 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
- 24 Pencegahan Penyakit Tifus
- 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
- 26 Diagnosis Laboratorium
- 27 Distribusi Typhus Abdominalis
- 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
-
- BAB III
- Metodologi Penelitian
-
- 31Jenis Penelitian
- 32 Metode Pengumpulan Data
- 33 Wawancara terstruktur
-
- BAB IV
- HASIL DAN PEMBAHASAN
-
- 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
-
- BAB V
- Penutup
-
- 51 Kesimpulan
- 52 Saran
-
- INDEX
- DAFTAR PUSTAKA
-
adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab
dengan memilih dari sejumlah alternatif Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah
diselesaikan mudah dianalisis dan mampu memberikan jangkauan jawaban
33 Wawancara terstrukturWawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang telah disiapkan sebelumnya Pertanyaan yang sama diajukan kepada semua
responden dalam kalimat dan urutan yang seragam
Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi faktor-faktor kebutuhan informasi
pemustaka hotspot di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Jepara Keuntungan metode
ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas
34 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah
Variabel bebas Anak-Anak Remaja Orang Tua
Variabel terikat Penyakit Tipus
35 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang akan dilakukan
Dalam penelitian ini dalam garis besar sebagai berikut
351Tahap PrapenelitianTahap Prapenelitian adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adapun
kegiatan prapenelitian ini adalah
1Koordinasi dengan pihak puskesmas pesayangan mengenai tujuan dan prosedur
penelitian
2Menentukan sempel penelitian
3Penyusunan koesioner dan lembar observasi
352 Tahap penelitian
23
Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun
kegiatan pada tahap penelitian adalah
1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa
keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci
tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan
makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial
ekonomi
2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya
3pengisian lembar observasi
353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian
yaitu
1Pencatatan hasil penelitian
2Analisis data
36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis
teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran
adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan
yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-
hubungan kuantitatif
24
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid
Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu
gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak
seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas
dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala
batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu
kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak
sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi
dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun
barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah
dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak
dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau
pneumonia
2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid
disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A
dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang
disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk
infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan
diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing
dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin
terancam jiwa penderita
25
Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNγ
juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan
limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak
efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat
infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan
imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan
dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian
lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang
mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat
terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran
limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah
mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui
ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui
sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan
bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang
3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam
26
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
27
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari
nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial
toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada
minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
28
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh
Ja
n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8
2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
5
KELURAHAN
KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19
6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4
11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
Januari
FebruariMaret
April MeiJuni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
0
1
2
3
4
5
6
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0
1
0 0 0 0
5
4
0
2
1 1 1 1
2
1
5
0
1
0 0 0 0
1
0 00
2
4
2
0 0 0 0 0
1
0 00 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1
2
1
0 0
1
0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00
1
0 0 0 0
1
0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9
tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada
penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal
ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel
Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di
sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan
kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus
31
43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit
menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan
menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini
terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya
kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri
yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-
tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa
bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman
dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa
terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus
Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai
dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan
pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit
perut serta pingsan
32
BAB VPenutup
51 Kesimpulan
1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan
lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan
2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat
melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat
ditularkan melalui perantara lalat
3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare
dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga
mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14
Martapura
52 Saran
1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup
sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit
2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu
yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan
penyakit tifus
3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual
berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan
medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus
33
INDEX
AAbdominalis3 20 24 26 27
Amoksisilin16
Ampicilin16
Antigen5 17 20
Antimikroba15
Asam nukleat19
BBronkhitis4 6
FForming17
IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21
MMalaria4 6
Membran plasma18
Metoclopramide15
OOrganisme20
PParatyphi1 3 6
Pneumonia4 6 11 14
SSalmonela1
Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16
17 18 19 20 21 27 28
Sintesis protein15 19
TThypoid1
Thypoid2
Tiamfenikol15
Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28
Typhimurium5
Typhus3 4 20 21 27
Typoid3 20
34
DAFTAR PUSTAKA
Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition
Philadelphia WB amp Saunders
Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus
FKUI Jakarta
Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature
Reviews Cancer 2 420-430
Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological
properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C
Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs
Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman
Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L
Jakarta Penerbit Salemba Medika
Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)
(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16
Desember 2015
Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM
Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis
Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press
Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential
Journal of Ethnopharmacology 81 81-100
Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta
35
Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis
Bandung Alfabeta
Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta
CVYrama Widya
Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical
Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI
Jakarta
KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam
AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana
Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4
Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta
Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC
Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika
Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta
Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta
Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta
Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta
Gadjah Mada University Press
36
CONTOH SOAL
1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah
a Mycrobacterium tubercolusis
b Salmonella typhi
c Clostridium tetani
d E colli
2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip
a Demam
b Lidah kotor
c Mual berat sampai muntah
d Sakit gigi
3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip
a Diagnosi Mikrobiologik
b Diagnosis Serologik
c Diagnosis Kimiawi
d Diagnosis Klinik
4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah
a Diet dan terapi penunjang
b Sikat gigi setelah makan
c Tinggal di lingkungan yang kotor
d Berolahraga berat
5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip
a Menghindari makanan yang tidak higines
b Tidak mencuci tangan sebelum makan
c Mandi 2 hari sekali
d Sering begadang
37
LAMPIRAN DATA PENELITIAN
38
L
39
LAMPIRAN FOTO
40
41
42
43
44
45
- KATA PENGANTAR
- DAFTAR ISI
- BAB I
- PENDAHULUAN
-
- 11 LATAR BELAKANG
- 12 Rumusan Masalah
- 13 Tujuan
-
- BAB II
- TINJAUAN PUSTAKA
-
- 21 Pengertian Typus
- 22 Sumber penyakit tipustyphoid
- 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
- 24 Pencegahan Penyakit Tifus
- 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
- 26 Diagnosis Laboratorium
- 27 Distribusi Typhus Abdominalis
- 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
-
- BAB III
- Metodologi Penelitian
-
- 31Jenis Penelitian
- 32 Metode Pengumpulan Data
- 33 Wawancara terstruktur
-
- BAB IV
- HASIL DAN PEMBAHASAN
-
- 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
-
- BAB V
- Penutup
-
- 51 Kesimpulan
- 52 Saran
-
- INDEX
- DAFTAR PUSTAKA
-
Tahap penelitian adalah kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan penelitian adapun
kegiatan pada tahap penelitian adalah
1Pengisian koesioner kepada masyarakat sekitar daerah puskesmas pesayangan di desa
keraton pengisian koesioner mengenai kebiasaan mencuci tangan BAB kebiasaan mencuci
tangan sebelum makan kebiasaan makan di luar rumah kebiasaaan mencuci bahan
makanan mentah yang akan dimakan langsung umur jenis kelamin dan tingkat sosial
ekonomi
2Melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya
3pengisian lembar observasi
353 Tahap paska penelitian Tahap akhir penelitian adalah kegiatan yang dilakukan pada saat setelah selesai penelitian
yaitu
1Pencatatan hasil penelitian
2Analisis data
36 Analisis DataAnalisis data bersifat kuantitatif Penelitian kuantitatif adalah penelititan ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis
teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam Proses pengukuran
adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan
yang fundamental anatara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-
hubungan kuantitatif
24
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid
Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu
gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak
seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas
dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala
batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu
kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak
sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi
dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun
barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah
dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak
dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau
pneumonia
2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid
disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A
dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang
disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk
infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan
diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing
dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin
terancam jiwa penderita
25
Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNγ
juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan
limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak
efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat
infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan
imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan
dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian
lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang
mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat
terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran
limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah
mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui
ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui
sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan
bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang
3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam
26
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
27
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari
nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial
toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada
minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
28
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh
Ja
n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8
2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
5
KELURAHAN
KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19
6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4
11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
Januari
FebruariMaret
April MeiJuni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
0
1
2
3
4
5
6
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0
1
0 0 0 0
5
4
0
2
1 1 1 1
2
1
5
0
1
0 0 0 0
1
0 00
2
4
2
0 0 0 0 0
1
0 00 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1
2
1
0 0
1
0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00
1
0 0 0 0
1
0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9
tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada
penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal
ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel
Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di
sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan
kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus
31
43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit
menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan
menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini
terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya
kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri
yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-
tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa
bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman
dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa
terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus
Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai
dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan
pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit
perut serta pingsan
32
BAB VPenutup
51 Kesimpulan
1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan
lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan
2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat
melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat
ditularkan melalui perantara lalat
3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare
dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga
mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14
Martapura
52 Saran
1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup
sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit
2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu
yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan
penyakit tifus
3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual
berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan
medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus
33
INDEX
AAbdominalis3 20 24 26 27
Amoksisilin16
Ampicilin16
Antigen5 17 20
Antimikroba15
Asam nukleat19
BBronkhitis4 6
FForming17
IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21
MMalaria4 6
Membran plasma18
Metoclopramide15
OOrganisme20
PParatyphi1 3 6
Pneumonia4 6 11 14
SSalmonela1
Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16
17 18 19 20 21 27 28
Sintesis protein15 19
TThypoid1
Thypoid2
Tiamfenikol15
Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28
Typhimurium5
Typhus3 4 20 21 27
Typoid3 20
34
DAFTAR PUSTAKA
Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition
Philadelphia WB amp Saunders
Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus
FKUI Jakarta
Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature
Reviews Cancer 2 420-430
Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological
properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C
Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs
Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman
Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L
Jakarta Penerbit Salemba Medika
Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)
(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16
Desember 2015
Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM
Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis
Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press
Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential
Journal of Ethnopharmacology 81 81-100
Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta
35
Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis
Bandung Alfabeta
Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta
CVYrama Widya
Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical
Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI
Jakarta
KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam
AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana
Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4
Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta
Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC
Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika
Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta
Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta
Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta
Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta
Gadjah Mada University Press
36
CONTOH SOAL
1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah
a Mycrobacterium tubercolusis
b Salmonella typhi
c Clostridium tetani
d E colli
2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip
a Demam
b Lidah kotor
c Mual berat sampai muntah
d Sakit gigi
3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip
a Diagnosi Mikrobiologik
b Diagnosis Serologik
c Diagnosis Kimiawi
d Diagnosis Klinik
4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah
a Diet dan terapi penunjang
b Sikat gigi setelah makan
c Tinggal di lingkungan yang kotor
d Berolahraga berat
5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip
a Menghindari makanan yang tidak higines
b Tidak mencuci tangan sebelum makan
c Mandi 2 hari sekali
d Sering begadang
37
LAMPIRAN DATA PENELITIAN
38
L
39
LAMPIRAN FOTO
40
41
42
43
44
45
- KATA PENGANTAR
- DAFTAR ISI
- BAB I
- PENDAHULUAN
-
- 11 LATAR BELAKANG
- 12 Rumusan Masalah
- 13 Tujuan
-
- BAB II
- TINJAUAN PUSTAKA
-
- 21 Pengertian Typus
- 22 Sumber penyakit tipustyphoid
- 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
- 24 Pencegahan Penyakit Tifus
- 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
- 26 Diagnosis Laboratorium
- 27 Distribusi Typhus Abdominalis
- 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
-
- BAB III
- Metodologi Penelitian
-
- 31Jenis Penelitian
- 32 Metode Pengumpulan Data
- 33 Wawancara terstruktur
-
- BAB IV
- HASIL DAN PEMBAHASAN
-
- 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
-
- BAB V
- Penutup
-
- 51 Kesimpulan
- 52 Saran
-
- INDEX
- DAFTAR PUSTAKA
-
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian1Pengertian thypoid
Thypoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman salmonella typhosadengan gejala demam lebih dari satu minggu
gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran Penyakit pada anak biasanya tidak
seberat pada orang dewasa Biasanya dimulai berangsur- angsur dengan naiknya panas
dari hari ke hari sering mencapai 40 C (140 F) pada akhir minggu pertama Sakit kepala
batuk konstipasi perdarahan hidung dan meningismus sering kali muncul Pada minggu
kedua penyakit tinggi suhu menetap dan kulit menjadi panas dan kering Anak tampak
sangat sakit dan berbaring dengan tenang Perut seringkali bengkak Diare dapat terjadi
dengan tinja cair berwarna kehijauan dan berlendir Limpa akan membesar walaupun
barangkali sudah terjadi karena malaria Bercak Rose ( rose spots rata bercak merah
dengan diameter 2-5 mm) dapat tampak terutama diperut dan dada dan pada anak- anak
dengan kulit yang kering Pemeriksaan dada sering menunjukan gejala bronkhitis atau
pneumonia
2Penyebab penyakit thypoidPenyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhiDemam typhoid
disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhosa Salmonella paratyphi A
dan Salmonella paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain Demam yang
disebabkan oleh Salmonella typhosa cenderung untuk menjadi lebih berat dari pada bentuk
infeksi salmonella yang lain Keracunan Salmonella typhi diawali dengan sakit perut dan
diare yang disertai dengan panas badan yang tinggi perasaan mual muntah pusingpusing
dan dehidrasi Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh semakin
terancam jiwa penderita
25
Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNγ
juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan
limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak
efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat
infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan
imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan
dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian
lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang
mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat
terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran
limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah
mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui
ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui
sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan
bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang
3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam
26
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
27
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari
nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial
toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada
minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
28
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh
Ja
n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8
2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
5
KELURAHAN
KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19
6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4
11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
Januari
FebruariMaret
April MeiJuni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
0
1
2
3
4
5
6
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0
1
0 0 0 0
5
4
0
2
1 1 1 1
2
1
5
0
1
0 0 0 0
1
0 00
2
4
2
0 0 0 0 0
1
0 00 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1
2
1
0 0
1
0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00
1
0 0 0 0
1
0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9
tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada
penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal
ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel
Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di
sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan
kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus
31
43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit
menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan
menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini
terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya
kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri
yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-
tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa
bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman
dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa
terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus
Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai
dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan
pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit
perut serta pingsan
32
BAB VPenutup
51 Kesimpulan
1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan
lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan
2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat
melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat
ditularkan melalui perantara lalat
3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare
dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga
mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14
Martapura
52 Saran
1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup
sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit
2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu
yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan
penyakit tifus
3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual
berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan
medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus
33
INDEX
AAbdominalis3 20 24 26 27
Amoksisilin16
Ampicilin16
Antigen5 17 20
Antimikroba15
Asam nukleat19
BBronkhitis4 6
FForming17
IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21
MMalaria4 6
Membran plasma18
Metoclopramide15
OOrganisme20
PParatyphi1 3 6
Pneumonia4 6 11 14
SSalmonela1
Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16
17 18 19 20 21 27 28
Sintesis protein15 19
TThypoid1
Thypoid2
Tiamfenikol15
Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28
Typhimurium5
Typhus3 4 20 21 27
Typoid3 20
34
DAFTAR PUSTAKA
Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition
Philadelphia WB amp Saunders
Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus
FKUI Jakarta
Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature
Reviews Cancer 2 420-430
Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological
properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C
Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs
Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman
Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L
Jakarta Penerbit Salemba Medika
Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)
(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16
Desember 2015
Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM
Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis
Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press
Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential
Journal of Ethnopharmacology 81 81-100
Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta
35
Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis
Bandung Alfabeta
Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta
CVYrama Widya
Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical
Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI
Jakarta
KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam
AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana
Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4
Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta
Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC
Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika
Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta
Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta
Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta
Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta
Gadjah Mada University Press
36
CONTOH SOAL
1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah
a Mycrobacterium tubercolusis
b Salmonella typhi
c Clostridium tetani
d E colli
2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip
a Demam
b Lidah kotor
c Mual berat sampai muntah
d Sakit gigi
3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip
a Diagnosi Mikrobiologik
b Diagnosis Serologik
c Diagnosis Kimiawi
d Diagnosis Klinik
4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah
a Diet dan terapi penunjang
b Sikat gigi setelah makan
c Tinggal di lingkungan yang kotor
d Berolahraga berat
5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip
a Menghindari makanan yang tidak higines
b Tidak mencuci tangan sebelum makan
c Mandi 2 hari sekali
d Sering begadang
37
LAMPIRAN DATA PENELITIAN
38
L
39
LAMPIRAN FOTO
40
41
42
43
44
45
- KATA PENGANTAR
- DAFTAR ISI
- BAB I
- PENDAHULUAN
-
- 11 LATAR BELAKANG
- 12 Rumusan Masalah
- 13 Tujuan
-
- BAB II
- TINJAUAN PUSTAKA
-
- 21 Pengertian Typus
- 22 Sumber penyakit tipustyphoid
- 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
- 24 Pencegahan Penyakit Tifus
- 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
- 26 Diagnosis Laboratorium
- 27 Distribusi Typhus Abdominalis
- 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
-
- BAB III
- Metodologi Penelitian
-
- 31Jenis Penelitian
- 32 Metode Pengumpulan Data
- 33 Wawancara terstruktur
-
- BAB IV
- HASIL DAN PEMBAHASAN
-
- 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
-
- BAB V
- Penutup
-
- 51 Kesimpulan
- 52 Saran
-
- INDEX
- DAFTAR PUSTAKA
-
Salmonella typhimuriummerupakan bakteri gram negatif yang mempunyai factor
virulensi utama berupa lipopolisakarida (LPS) yang dapat menstimulasi respon imun pada
inang Infeksi Salmonella menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin terutama IFNγ
juga terhambat Respon sel T pada infeksiSalmonella patogenik terlokalisasi pada jaringan
limfoid yang berperan pada infeksi awal infeksi yaitu pada saluran pencernaan dan tidak
efisien pada jaringan lain yang berrespon pada infeksi akhir Meskipun respon utama akibat
infeksi Salmonella diperantarai sel T namun koordinasi antara imunitas humoral dan
imunitas seluler berperan dalam menginduksi apoptosis sel makrofag yang terinfeksi
Salmonella
Penularan kuman yang bernama salmonella thypi dapat melalui makanan jari
tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara
lalat dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat
Bakteri Salmonella typhosa juga masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan
dan minuman yang tercemar Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung Sebagian
lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis yang
mengalami hipertrofi Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat
terjadi Bakteri Salmonella typhosa kemudian menembus ke lamina propia masuk aliran
limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial yang juga mengalami hipertrofi Setelah
mengalami kelenjar-kelenjar limfe ini Salmonella typhosa masuk ke aliran darah melalui
ductus thoracicus Bakteri bakteri Salmonella typhosa lainnya mencapai hati melalui
sirkulasi portal dari usus Salmonella typhosa bersarang di plaque peyer limpa hati dan
bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial Semula disangka demam dan gejala-gejala
toksemia pada demam typhoid disebabkan oleh endotoksin Tapi kemudian berdasarkan
penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksin bukan penyebab utama demam dan
gejala-gejala toksemia pada demam typhoid Endotoksin Salmonella typhosa berperan
pada patogenesis demam typhoid karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella typhosa berkembang biak Demam pada typhoid disebabkan
karena Salmonella typhosa dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang
3Tanda-tanda dan gejala penyakit thypoid1 Demam
26
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
27
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari
nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial
toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada
minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
28
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh
Ja
n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8
2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
5
KELURAHAN
KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19
6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4
11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
Januari
FebruariMaret
April MeiJuni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
0
1
2
3
4
5
6
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0
1
0 0 0 0
5
4
0
2
1 1 1 1
2
1
5
0
1
0 0 0 0
1
0 00
2
4
2
0 0 0 0 0
1
0 00 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1
2
1
0 0
1
0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00
1
0 0 0 0
1
0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9
tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada
penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal
ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel
Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di
sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan
kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus
31
43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit
menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan
menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini
terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya
kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri
yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-
tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa
bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman
dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa
terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus
Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai
dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan
pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit
perut serta pingsan
32
BAB VPenutup
51 Kesimpulan
1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan
lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan
2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat
melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat
ditularkan melalui perantara lalat
3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare
dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga
mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14
Martapura
52 Saran
1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup
sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit
2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu
yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan
penyakit tifus
3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual
berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan
medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus
33
INDEX
AAbdominalis3 20 24 26 27
Amoksisilin16
Ampicilin16
Antigen5 17 20
Antimikroba15
Asam nukleat19
BBronkhitis4 6
FForming17
IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21
MMalaria4 6
Membran plasma18
Metoclopramide15
OOrganisme20
PParatyphi1 3 6
Pneumonia4 6 11 14
SSalmonela1
Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16
17 18 19 20 21 27 28
Sintesis protein15 19
TThypoid1
Thypoid2
Tiamfenikol15
Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28
Typhimurium5
Typhus3 4 20 21 27
Typoid3 20
34
DAFTAR PUSTAKA
Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition
Philadelphia WB amp Saunders
Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus
FKUI Jakarta
Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature
Reviews Cancer 2 420-430
Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological
properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C
Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs
Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman
Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L
Jakarta Penerbit Salemba Medika
Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)
(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16
Desember 2015
Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM
Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis
Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press
Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential
Journal of Ethnopharmacology 81 81-100
Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta
35
Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis
Bandung Alfabeta
Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta
CVYrama Widya
Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical
Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI
Jakarta
KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam
AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana
Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4
Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta
Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC
Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika
Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta
Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta
Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta
Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta
Gadjah Mada University Press
36
CONTOH SOAL
1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah
a Mycrobacterium tubercolusis
b Salmonella typhi
c Clostridium tetani
d E colli
2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip
a Demam
b Lidah kotor
c Mual berat sampai muntah
d Sakit gigi
3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip
a Diagnosi Mikrobiologik
b Diagnosis Serologik
c Diagnosis Kimiawi
d Diagnosis Klinik
4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah
a Diet dan terapi penunjang
b Sikat gigi setelah makan
c Tinggal di lingkungan yang kotor
d Berolahraga berat
5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip
a Menghindari makanan yang tidak higines
b Tidak mencuci tangan sebelum makan
c Mandi 2 hari sekali
d Sering begadang
37
LAMPIRAN DATA PENELITIAN
38
L
39
LAMPIRAN FOTO
40
41
42
43
44
45
- KATA PENGANTAR
- DAFTAR ISI
- BAB I
- PENDAHULUAN
-
- 11 LATAR BELAKANG
- 12 Rumusan Masalah
- 13 Tujuan
-
- BAB II
- TINJAUAN PUSTAKA
-
- 21 Pengertian Typus
- 22 Sumber penyakit tipustyphoid
- 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
- 24 Pencegahan Penyakit Tifus
- 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
- 26 Diagnosis Laboratorium
- 27 Distribusi Typhus Abdominalis
- 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
-
- BAB III
- Metodologi Penelitian
-
- 31Jenis Penelitian
- 32 Metode Pengumpulan Data
- 33 Wawancara terstruktur
-
- BAB IV
- HASIL DAN PEMBAHASAN
-
- 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
-
- BAB V
- Penutup
-
- 51 Kesimpulan
- 52 Saran
-
- INDEX
- DAFTAR PUSTAKA
-
Demam lebih dari seminggu Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang
malamnya demam tinggi
2 Lidah KotorBagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah Biasanya penderita akan
merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas
3 Mual Berat sampai MuntahBakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limfa akibatnya terjadi
pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga trerjadi rasa mual Dikarenakan
mual yang berlebihan akhirnya makan tidak masuk secara sempurna dan biasanya keluar
lagi lewat mulut
4 Diare atau MencretSifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan
cairan yang akhirnya terjadi diare namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi
(sulit buang air besar)
5 Lemas Pusing dan Sakit PerutDemam yang tinggi menimbulkan rasa lemas dan pusing Terjadinya pembengkakan
hati dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut
6 PingsanPenderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak
pergerakan namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran
-Minggu Pertama (awal terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit infeksi akut yang lain seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ordmc
hingga 40ordmc sakit kepala pusing pegal-pegal anoreksia mual muntah batuk dengan nadi
antara 80-100 kali permenit denyut lemah pernapasan semakin cepat dengan gambaran
bronkitis kataral perut kembung dan merasa tak enaksedangkan diare dan sembelit silih
berganti Pada akhir minggu pertamadiare lebih sering terjadi Khas lidah pada penderita
adalah kotor di tengah tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor Epistaksis dapat
dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang Jika penderita
ke dokter pada periode tersebut akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas
yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga Ruam kulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata bercak-
bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari kemudian hilang dengan sempurna Roseola
terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
27
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari
nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial
toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada
minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
28
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh
Ja
n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8
2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
5
KELURAHAN
KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19
6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4
11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
Januari
FebruariMaret
April MeiJuni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
0
1
2
3
4
5
6
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0
1
0 0 0 0
5
4
0
2
1 1 1 1
2
1
5
0
1
0 0 0 0
1
0 00
2
4
2
0 0 0 0 0
1
0 00 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1
2
1
0 0
1
0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00
1
0 0 0 0
1
0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9
tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada
penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal
ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel
Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di
sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan
kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus
31
43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit
menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan
menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini
terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya
kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri
yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-
tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa
bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman
dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa
terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus
Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai
dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan
pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit
perut serta pingsan
32
BAB VPenutup
51 Kesimpulan
1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan
lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan
2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat
melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat
ditularkan melalui perantara lalat
3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare
dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga
mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14
Martapura
52 Saran
1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup
sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit
2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu
yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan
penyakit tifus
3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual
berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan
medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus
33
INDEX
AAbdominalis3 20 24 26 27
Amoksisilin16
Ampicilin16
Antigen5 17 20
Antimikroba15
Asam nukleat19
BBronkhitis4 6
FForming17
IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21
MMalaria4 6
Membran plasma18
Metoclopramide15
OOrganisme20
PParatyphi1 3 6
Pneumonia4 6 11 14
SSalmonela1
Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16
17 18 19 20 21 27 28
Sintesis protein15 19
TThypoid1
Thypoid2
Tiamfenikol15
Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28
Typhimurium5
Typhus3 4 20 21 27
Typoid3 20
34
DAFTAR PUSTAKA
Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition
Philadelphia WB amp Saunders
Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus
FKUI Jakarta
Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature
Reviews Cancer 2 420-430
Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological
properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C
Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs
Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman
Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L
Jakarta Penerbit Salemba Medika
Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)
(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16
Desember 2015
Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM
Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis
Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press
Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential
Journal of Ethnopharmacology 81 81-100
Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta
35
Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis
Bandung Alfabeta
Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta
CVYrama Widya
Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical
Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI
Jakarta
KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam
AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana
Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4
Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta
Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC
Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika
Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta
Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta
Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta
Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta
Gadjah Mada University Press
36
CONTOH SOAL
1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah
a Mycrobacterium tubercolusis
b Salmonella typhi
c Clostridium tetani
d E colli
2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip
a Demam
b Lidah kotor
c Mual berat sampai muntah
d Sakit gigi
3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip
a Diagnosi Mikrobiologik
b Diagnosis Serologik
c Diagnosis Kimiawi
d Diagnosis Klinik
4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah
a Diet dan terapi penunjang
b Sikat gigi setelah makan
c Tinggal di lingkungan yang kotor
d Berolahraga berat
5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip
a Menghindari makanan yang tidak higines
b Tidak mencuci tangan sebelum makan
c Mandi 2 hari sekali
d Sering begadang
37
LAMPIRAN DATA PENELITIAN
38
L
39
LAMPIRAN FOTO
40
41
42
43
44
45
- KATA PENGANTAR
- DAFTAR ISI
- BAB I
- PENDAHULUAN
-
- 11 LATAR BELAKANG
- 12 Rumusan Masalah
- 13 Tujuan
-
- BAB II
- TINJAUAN PUSTAKA
-
- 21 Pengertian Typus
- 22 Sumber penyakit tipustyphoid
- 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
- 24 Pencegahan Penyakit Tifus
- 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
- 26 Diagnosis Laboratorium
- 27 Distribusi Typhus Abdominalis
- 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
-
- BAB III
- Metodologi Penelitian
-
- 31Jenis Penelitian
- 32 Metode Pengumpulan Data
- 33 Wawancara terstruktur
-
- BAB IV
- HASIL DAN PEMBAHASAN
-
- 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
-
- BAB V
- Penutup
-
- 51 Kesimpulan
- 52 Saran
-
- INDEX
- DAFTAR PUSTAKA
-
2-4 mm berkelompok timbul paling sering pada kulit perut lengan atas atau dada bagian
bawah kelihatan memucat bila ditekan Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus
dapat dijumpai Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi
-Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari yang
biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari Karena
itu pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi
(demam) Suhu badan yang tinggi dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung
Terjadi perlambatan relatif nadi penderita Yang semestinya nadi meningkat bersama
dengan peningkatan suhu saat ini relative nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu
tubuhGejala toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium Gangguan pendengaran umumnya terjadi Lidah tampak keringmerah
mengkilat Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurunsedangkan diare
menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan
Pembesaran hati dan limpa Perut kembung dan sering berbunyi Gangguan kesadaran
Mengantuk terus menerus mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain
- Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu Hal itu jika terjadi
tanpa komplikasi atau berhasil diobati Bila keadaan membaik gejala-gejala akan berkurang
dan temperature mulai turun Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stuporotot-otot bergerak terus inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin Meteorisme dan timpani masih terjadi juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti
dengan nyeri perut Penderita kemudian mengalami kolaps Jika denyut nadi sangat
meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum maka hal ini menunjukkan telah
terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingingelisahsukar bernapas dan kolaps dari
nadi yang teraba denyutnya member gambaran adanya perdarahan Degenerasi miokardial
toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada
minggu ketiga
-Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhanmeskipun pada awal minggu ini dapatdijumpai adanya
pneumonia lobar atautromboflebitis vena femoralis
Selain pada usus juga terjadi kelainan pada organ tubuh lainnya kantong empedu
dapat meradang dan membesar limpa membesar (splenomegali) hati membesar
28
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh
Ja
n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8
2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
5
KELURAHAN
KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19
6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4
11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
Januari
FebruariMaret
April MeiJuni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
0
1
2
3
4
5
6
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0
1
0 0 0 0
5
4
0
2
1 1 1 1
2
1
5
0
1
0 0 0 0
1
0 00
2
4
2
0 0 0 0 0
1
0 00 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1
2
1
0 0
1
0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00
1
0 0 0 0
1
0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9
tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada
penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal
ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel
Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di
sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan
kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus
31
43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit
menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan
menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini
terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya
kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri
yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-
tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa
bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman
dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa
terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus
Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai
dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan
pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit
perut serta pingsan
32
BAB VPenutup
51 Kesimpulan
1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan
lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan
2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat
melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat
ditularkan melalui perantara lalat
3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare
dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga
mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14
Martapura
52 Saran
1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup
sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit
2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu
yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan
penyakit tifus
3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual
berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan
medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus
33
INDEX
AAbdominalis3 20 24 26 27
Amoksisilin16
Ampicilin16
Antigen5 17 20
Antimikroba15
Asam nukleat19
BBronkhitis4 6
FForming17
IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21
MMalaria4 6
Membran plasma18
Metoclopramide15
OOrganisme20
PParatyphi1 3 6
Pneumonia4 6 11 14
SSalmonela1
Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16
17 18 19 20 21 27 28
Sintesis protein15 19
TThypoid1
Thypoid2
Tiamfenikol15
Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28
Typhimurium5
Typhus3 4 20 21 27
Typoid3 20
34
DAFTAR PUSTAKA
Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition
Philadelphia WB amp Saunders
Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus
FKUI Jakarta
Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature
Reviews Cancer 2 420-430
Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological
properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C
Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs
Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman
Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L
Jakarta Penerbit Salemba Medika
Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)
(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16
Desember 2015
Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM
Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis
Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press
Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential
Journal of Ethnopharmacology 81 81-100
Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta
35
Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis
Bandung Alfabeta
Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta
CVYrama Widya
Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical
Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI
Jakarta
KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam
AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana
Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4
Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta
Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC
Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika
Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta
Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta
Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta
Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta
Gadjah Mada University Press
36
CONTOH SOAL
1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah
a Mycrobacterium tubercolusis
b Salmonella typhi
c Clostridium tetani
d E colli
2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip
a Demam
b Lidah kotor
c Mual berat sampai muntah
d Sakit gigi
3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip
a Diagnosi Mikrobiologik
b Diagnosis Serologik
c Diagnosis Kimiawi
d Diagnosis Klinik
4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah
a Diet dan terapi penunjang
b Sikat gigi setelah makan
c Tinggal di lingkungan yang kotor
d Berolahraga berat
5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip
a Menghindari makanan yang tidak higines
b Tidak mencuci tangan sebelum makan
c Mandi 2 hari sekali
d Sering begadang
37
LAMPIRAN DATA PENELITIAN
38
L
39
LAMPIRAN FOTO
40
41
42
43
44
45
- KATA PENGANTAR
- DAFTAR ISI
- BAB I
- PENDAHULUAN
-
- 11 LATAR BELAKANG
- 12 Rumusan Masalah
- 13 Tujuan
-
- BAB II
- TINJAUAN PUSTAKA
-
- 21 Pengertian Typus
- 22 Sumber penyakit tipustyphoid
- 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
- 24 Pencegahan Penyakit Tifus
- 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
- 26 Diagnosis Laboratorium
- 27 Distribusi Typhus Abdominalis
- 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
-
- BAB III
- Metodologi Penelitian
-
- 31Jenis Penelitian
- 32 Metode Pengumpulan Data
- 33 Wawancara terstruktur
-
- BAB IV
- HASIL DAN PEMBAHASAN
-
- 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
-
- BAB V
- Penutup
-
- 51 Kesimpulan
- 52 Saran
-
- INDEX
- DAFTAR PUSTAKA
-
(hepatomegali) dan mengandung abses kecil-kecil (sarang nekrosisi) Disana kuman dapat
berkumpul dan menetap pada penderita Orang ini disebut carrier dan merupakan sumber
penyakit karena kemana-mana ia pergi membawa kuman penyakit sedangkan ia dapat
bebas bergaul dengan orang-orang sehat Oleh karena adanya penderita yang bersifat
carrier maka bagi pengusaha-pengusaha rumah makan ataupun dirumah tangga bila
hendak menerima pembantu harus berhati-hati apakah calon pembantu tersebut tidak
merupakan seorang carrier penyakit yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatannya
lebih dahulu Komplikasi terpenting terjadi pada saat perdarahan karena adanya tukak dan
perforasi dengan peritonitis dan shock dan biasanya menimbulkan kematian
42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas PasayanganTabel 11 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Kelurahan Desa Dangulan Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013No KelurahanDesa Bulan Jlh
Ja
n Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 PASAYANGAN 4 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 8
2 PASAYANGAN UTARA 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
3 PASAYANG BARAT 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
4 PASAYANG SELATAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
5
KELURAHAN
KERATON 4 5 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 19
6 MURUNG KERATON 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 TAMBAK BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 TAMBAK BARU ILIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 TAMBAK BARU ULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 TUNGKARAN 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 4
11 MURUNG KENANGA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
Januari
FebruariMaret
April MeiJuni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
0
1
2
3
4
5
6
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0
1
0 0 0 0
5
4
0
2
1 1 1 1
2
1
5
0
1
0 0 0 0
1
0 00
2
4
2
0 0 0 0 0
1
0 00 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1
2
1
0 0
1
0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00
1
0 0 0 0
1
0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9
tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada
penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal
ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel
Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di
sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan
kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus
31
43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit
menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan
menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini
terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya
kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri
yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-
tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa
bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman
dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa
terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus
Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai
dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan
pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit
perut serta pingsan
32
BAB VPenutup
51 Kesimpulan
1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan
lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan
2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat
melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat
ditularkan melalui perantara lalat
3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare
dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga
mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14
Martapura
52 Saran
1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup
sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit
2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu
yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan
penyakit tifus
3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual
berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan
medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus
33
INDEX
AAbdominalis3 20 24 26 27
Amoksisilin16
Ampicilin16
Antigen5 17 20
Antimikroba15
Asam nukleat19
BBronkhitis4 6
FForming17
IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21
MMalaria4 6
Membran plasma18
Metoclopramide15
OOrganisme20
PParatyphi1 3 6
Pneumonia4 6 11 14
SSalmonela1
Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16
17 18 19 20 21 27 28
Sintesis protein15 19
TThypoid1
Thypoid2
Tiamfenikol15
Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28
Typhimurium5
Typhus3 4 20 21 27
Typoid3 20
34
DAFTAR PUSTAKA
Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition
Philadelphia WB amp Saunders
Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus
FKUI Jakarta
Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature
Reviews Cancer 2 420-430
Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological
properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C
Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs
Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman
Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L
Jakarta Penerbit Salemba Medika
Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)
(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16
Desember 2015
Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM
Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis
Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press
Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential
Journal of Ethnopharmacology 81 81-100
Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta
35
Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis
Bandung Alfabeta
Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta
CVYrama Widya
Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical
Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI
Jakarta
KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam
AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana
Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4
Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta
Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC
Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika
Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta
Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta
Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta
Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta
Gadjah Mada University Press
36
CONTOH SOAL
1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah
a Mycrobacterium tubercolusis
b Salmonella typhi
c Clostridium tetani
d E colli
2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip
a Demam
b Lidah kotor
c Mual berat sampai muntah
d Sakit gigi
3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip
a Diagnosi Mikrobiologik
b Diagnosis Serologik
c Diagnosis Kimiawi
d Diagnosis Klinik
4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah
a Diet dan terapi penunjang
b Sikat gigi setelah makan
c Tinggal di lingkungan yang kotor
d Berolahraga berat
5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip
a Menghindari makanan yang tidak higines
b Tidak mencuci tangan sebelum makan
c Mandi 2 hari sekali
d Sering begadang
37
LAMPIRAN DATA PENELITIAN
38
L
39
LAMPIRAN FOTO
40
41
42
43
44
45
- KATA PENGANTAR
- DAFTAR ISI
- BAB I
- PENDAHULUAN
-
- 11 LATAR BELAKANG
- 12 Rumusan Masalah
- 13 Tujuan
-
- BAB II
- TINJAUAN PUSTAKA
-
- 21 Pengertian Typus
- 22 Sumber penyakit tipustyphoid
- 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
- 24 Pencegahan Penyakit Tifus
- 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
- 26 Diagnosis Laboratorium
- 27 Distribusi Typhus Abdominalis
- 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
-
- BAB III
- Metodologi Penelitian
-
- 31Jenis Penelitian
- 32 Metode Pengumpulan Data
- 33 Wawancara terstruktur
-
- BAB IV
- HASIL DAN PEMBAHASAN
-
- 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
-
- BAB V
- Penutup
-
- 51 Kesimpulan
- 52 Saran
-
- INDEX
- DAFTAR PUSTAKA
-
12 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Jumlah 9 13 0 3 4 4 2 3 0 2 0 1 44
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton dan yang terkecil
adalah Tambak Baru dan Luar Wilayah Sedangkan yang tidak memiliki penderita adalah
Tambak Baru ilir Tambak Baru Ulu dan Murung Kenanga Hal ini sesuai dengan data
lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel yang meliputi
1Karakteristik Individu dengan Faktor Karakteristik individu dengan faktor warga di RT14 Kelurahan Keraton Martapura
dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi 13 rumah (65) individu tidak
mengetahui gejala gejala penyakit tifus dan 7 rumah (35) mengetahui gejala gejala
penyakit tifushal ini disebabkan kurang nya pengetahuan warga dan kurang nya sosialisasi
dari instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit tifus
Perilaku warga juga mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di
Kelurahan Keraton RT14 Martapura Perilaku tersebut meliputi tata cara memcuci tangan
yang bersih sebelum makanmakan makanan yang tidak bersih atau berbakteri dan
kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga menyebabkan tumbuhnya bakteri
ldquosalmonella typhiirdquopenularan bakteri ldquosalmonella typhiirdquo dapat melalui makanan jari tangan
atau kuku muntah lalat dan feseskuman tersebut dapat d tularkan melalui prantara lalat
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang d konsumsi oleh orang yang sehatapabila
orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman ldquosalmonellardquomasuk ketubuh orang yang sehat melalui
mulutkemudian kuman maksud kelambungsebagian kuman akan dimusnahkan asam
lambung dan sebagian lagi akan masuk kelambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpuiddidalam jaringan limpud ini kuman berkembang
biak lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelialSel-sel
retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakteri mia kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kantung
empedu
2Karakteristik Tempat Karakteristik tempat untuk warga di RT 14 Kelurahan Keraton Martapura sangat
kurang baik dengan banyaknya penduduk yang bermukim disepanjang pinggiran sungai dan
30
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
Januari
FebruariMaret
April MeiJuni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
0
1
2
3
4
5
6
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0
1
0 0 0 0
5
4
0
2
1 1 1 1
2
1
5
0
1
0 0 0 0
1
0 00
2
4
2
0 0 0 0 0
1
0 00 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1
2
1
0 0
1
0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00
1
0 0 0 0
1
0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9
tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada
penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal
ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel
Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di
sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan
kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus
31
43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit
menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan
menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini
terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya
kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri
yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-
tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa
bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman
dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa
terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus
Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai
dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan
pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit
perut serta pingsan
32
BAB VPenutup
51 Kesimpulan
1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan
lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan
2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat
melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat
ditularkan melalui perantara lalat
3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare
dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga
mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14
Martapura
52 Saran
1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup
sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit
2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu
yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan
penyakit tifus
3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual
berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan
medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus
33
INDEX
AAbdominalis3 20 24 26 27
Amoksisilin16
Ampicilin16
Antigen5 17 20
Antimikroba15
Asam nukleat19
BBronkhitis4 6
FForming17
IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21
MMalaria4 6
Membran plasma18
Metoclopramide15
OOrganisme20
PParatyphi1 3 6
Pneumonia4 6 11 14
SSalmonela1
Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16
17 18 19 20 21 27 28
Sintesis protein15 19
TThypoid1
Thypoid2
Tiamfenikol15
Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28
Typhimurium5
Typhus3 4 20 21 27
Typoid3 20
34
DAFTAR PUSTAKA
Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition
Philadelphia WB amp Saunders
Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus
FKUI Jakarta
Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature
Reviews Cancer 2 420-430
Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological
properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C
Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs
Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman
Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L
Jakarta Penerbit Salemba Medika
Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)
(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16
Desember 2015
Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM
Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis
Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press
Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential
Journal of Ethnopharmacology 81 81-100
Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta
35
Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis
Bandung Alfabeta
Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta
CVYrama Widya
Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical
Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI
Jakarta
KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam
AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana
Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4
Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta
Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC
Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika
Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta
Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta
Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta
Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta
Gadjah Mada University Press
36
CONTOH SOAL
1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah
a Mycrobacterium tubercolusis
b Salmonella typhi
c Clostridium tetani
d E colli
2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip
a Demam
b Lidah kotor
c Mual berat sampai muntah
d Sakit gigi
3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip
a Diagnosi Mikrobiologik
b Diagnosis Serologik
c Diagnosis Kimiawi
d Diagnosis Klinik
4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah
a Diet dan terapi penunjang
b Sikat gigi setelah makan
c Tinggal di lingkungan yang kotor
d Berolahraga berat
5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip
a Menghindari makanan yang tidak higines
b Tidak mencuci tangan sebelum makan
c Mandi 2 hari sekali
d Sering begadang
37
LAMPIRAN DATA PENELITIAN
38
L
39
LAMPIRAN FOTO
40
41
42
43
44
45
- KATA PENGANTAR
- DAFTAR ISI
- BAB I
- PENDAHULUAN
-
- 11 LATAR BELAKANG
- 12 Rumusan Masalah
- 13 Tujuan
-
- BAB II
- TINJAUAN PUSTAKA
-
- 21 Pengertian Typus
- 22 Sumber penyakit tipustyphoid
- 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
- 24 Pencegahan Penyakit Tifus
- 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
- 26 Diagnosis Laboratorium
- 27 Distribusi Typhus Abdominalis
- 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
-
- BAB III
- Metodologi Penelitian
-
- 31Jenis Penelitian
- 32 Metode Pengumpulan Data
- 33 Wawancara terstruktur
-
- BAB IV
- HASIL DAN PEMBAHASAN
-
- 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
-
- BAB V
- Penutup
-
- 51 Kesimpulan
- 52 Saran
-
- INDEX
- DAFTAR PUSTAKA
-
tidak memperhatikan kebersihan saat mnggunakan atau mengkonsumsinya dikarenakan air
yang digunakan sudah terkontaminasi oleh bakteri ldquosalmonella typhiirdquo penyebab penularan
penyakit tifustapi pada kasus ini yang rentan tekena tifus adalah anak-anak berumur 1 ndash 4
thn dan 5 ndash 9 thn sesuai dengan data yang kami dapat dari UPTPuskesmas Pesayangan
serta observasi yang telah kami lakukan
Tabel 12 Rekapitulasi Penyakit Tifus Abdominalis Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja UPTPuskesmas Pasayangan Tahun 2013
Januari
FebruariMaret
April MeiJuni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
0
1
2
3
4
5
6
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0
1
0 0 0 0
5
4
0
2
1 1 1 1
2
1
5
0
1
0 0 0 0
1
0 00
2
4
2
0 0 0 0 0
1
0 00 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1
2
1
0 0
1
0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00
1
0 0 0 0
1
0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 - 7 hari8 - 28 harilt 1 tahun1 - 4 tahun5- 9 tahun10 - 14 tahun15 - 19 tahun20 - 44 tahun45 - 54 tahun55 - 59 tahun60 - 69 tahun70 +
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus yang terbanyak adalah anak yang berusia 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9
tahun dan yang terkecil adalah anak usia dibawah 1 tahun Sedangkan yang tidak ada
penderita adalah yang berusia 0 ndash 28 hari 45 - 54 tahun 60 ndash 69 tahun dan 70 keatas Hal
ini sesuai dengan data lapangan yang diperoleh dari observasi dan pengambilan sampel
Pada anak 1 ndash 4 tahun dan 5 ndash 9 tahun banyak yang jajan di sembarang tempat seperti di
sekitar sekolah dimana pedagang kaki lima yang ada disana kurang memperhatikan
kebersihan sehingga banyak anak yang mudah terserang penyakit tifus
31
43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit
menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan
menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini
terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya
kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri
yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-
tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa
bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman
dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa
terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus
Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai
dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan
pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit
perut serta pingsan
32
BAB VPenutup
51 Kesimpulan
1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan
lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan
2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat
melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat
ditularkan melalui perantara lalat
3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare
dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga
mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14
Martapura
52 Saran
1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup
sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit
2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu
yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan
penyakit tifus
3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual
berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan
medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus
33
INDEX
AAbdominalis3 20 24 26 27
Amoksisilin16
Ampicilin16
Antigen5 17 20
Antimikroba15
Asam nukleat19
BBronkhitis4 6
FForming17
IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21
MMalaria4 6
Membran plasma18
Metoclopramide15
OOrganisme20
PParatyphi1 3 6
Pneumonia4 6 11 14
SSalmonela1
Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16
17 18 19 20 21 27 28
Sintesis protein15 19
TThypoid1
Thypoid2
Tiamfenikol15
Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28
Typhimurium5
Typhus3 4 20 21 27
Typoid3 20
34
DAFTAR PUSTAKA
Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition
Philadelphia WB amp Saunders
Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus
FKUI Jakarta
Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature
Reviews Cancer 2 420-430
Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological
properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C
Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs
Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman
Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L
Jakarta Penerbit Salemba Medika
Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)
(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16
Desember 2015
Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM
Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis
Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press
Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential
Journal of Ethnopharmacology 81 81-100
Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta
35
Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis
Bandung Alfabeta
Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta
CVYrama Widya
Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical
Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI
Jakarta
KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam
AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana
Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4
Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta
Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC
Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika
Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta
Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta
Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta
Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta
Gadjah Mada University Press
36
CONTOH SOAL
1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah
a Mycrobacterium tubercolusis
b Salmonella typhi
c Clostridium tetani
d E colli
2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip
a Demam
b Lidah kotor
c Mual berat sampai muntah
d Sakit gigi
3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip
a Diagnosi Mikrobiologik
b Diagnosis Serologik
c Diagnosis Kimiawi
d Diagnosis Klinik
4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah
a Diet dan terapi penunjang
b Sikat gigi setelah makan
c Tinggal di lingkungan yang kotor
d Berolahraga berat
5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip
a Menghindari makanan yang tidak higines
b Tidak mencuci tangan sebelum makan
c Mandi 2 hari sekali
d Sering begadang
37
LAMPIRAN DATA PENELITIAN
38
L
39
LAMPIRAN FOTO
40
41
42
43
44
45
- KATA PENGANTAR
- DAFTAR ISI
- BAB I
- PENDAHULUAN
-
- 11 LATAR BELAKANG
- 12 Rumusan Masalah
- 13 Tujuan
-
- BAB II
- TINJAUAN PUSTAKA
-
- 21 Pengertian Typus
- 22 Sumber penyakit tipustyphoid
- 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
- 24 Pencegahan Penyakit Tifus
- 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
- 26 Diagnosis Laboratorium
- 27 Distribusi Typhus Abdominalis
- 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
-
- BAB III
- Metodologi Penelitian
-
- 31Jenis Penelitian
- 32 Metode Pengumpulan Data
- 33 Wawancara terstruktur
-
- BAB IV
- HASIL DAN PEMBAHASAN
-
- 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
-
- BAB V
- Penutup
-
- 51 Kesimpulan
- 52 Saran
-
- INDEX
- DAFTAR PUSTAKA
-
43 PembahasanDari hasil penelitian diatas telah diketahui bahwa penyakit tifus merupakan penyakit
menular yang bisa menyerang siapa saja Akan tetapi penyakit tifus lebih dominan
menyerang anak-anak seperti yang terjadi di daerah sekitar Puskesmas Pasayangan Hal ini
terjadi karena anak-anak yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya
kurang bisa itu di sekitar sekolah ataupun di sekitar rumah Tifus disebabkan oleh bakteri
yang bernama Salmonella typhi Bakteri ini ada pada berkembang cepat pada tempat-
tempat yang kotor Penyebaran bakteri ini dibantu oleh serangga-serangga pembawa
bakteri seperti lalat atau serangga lainnya Bakteri ini bisa ada pada makanan atau minuman
dan akan masuk ke tubuh orang yang mengkonsumsinya Itulah penyebab seseorang bisa
terkena tifus Bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus
Selanjutnya akan menyerang hati limpa dan kantung empedu Penyakit tifus ditandai
dengan demam lebih dari seminggu lidah kotor(bagian tengah berwarna putih dan
pinggirnya merah) mual berat sampai muntah diare atau mencret lemas pusing dan sakit
perut serta pingsan
32
BAB VPenutup
51 Kesimpulan
1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan
lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan
2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat
melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat
ditularkan melalui perantara lalat
3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare
dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga
mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14
Martapura
52 Saran
1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup
sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit
2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu
yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan
penyakit tifus
3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual
berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan
medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus
33
INDEX
AAbdominalis3 20 24 26 27
Amoksisilin16
Ampicilin16
Antigen5 17 20
Antimikroba15
Asam nukleat19
BBronkhitis4 6
FForming17
IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21
MMalaria4 6
Membran plasma18
Metoclopramide15
OOrganisme20
PParatyphi1 3 6
Pneumonia4 6 11 14
SSalmonela1
Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16
17 18 19 20 21 27 28
Sintesis protein15 19
TThypoid1
Thypoid2
Tiamfenikol15
Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28
Typhimurium5
Typhus3 4 20 21 27
Typoid3 20
34
DAFTAR PUSTAKA
Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition
Philadelphia WB amp Saunders
Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus
FKUI Jakarta
Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature
Reviews Cancer 2 420-430
Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological
properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C
Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs
Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman
Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L
Jakarta Penerbit Salemba Medika
Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)
(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16
Desember 2015
Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM
Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis
Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press
Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential
Journal of Ethnopharmacology 81 81-100
Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta
35
Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis
Bandung Alfabeta
Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta
CVYrama Widya
Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical
Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI
Jakarta
KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam
AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana
Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4
Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta
Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC
Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika
Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta
Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta
Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta
Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta
Gadjah Mada University Press
36
CONTOH SOAL
1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah
a Mycrobacterium tubercolusis
b Salmonella typhi
c Clostridium tetani
d E colli
2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip
a Demam
b Lidah kotor
c Mual berat sampai muntah
d Sakit gigi
3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip
a Diagnosi Mikrobiologik
b Diagnosis Serologik
c Diagnosis Kimiawi
d Diagnosis Klinik
4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah
a Diet dan terapi penunjang
b Sikat gigi setelah makan
c Tinggal di lingkungan yang kotor
d Berolahraga berat
5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip
a Menghindari makanan yang tidak higines
b Tidak mencuci tangan sebelum makan
c Mandi 2 hari sekali
d Sering begadang
37
LAMPIRAN DATA PENELITIAN
38
L
39
LAMPIRAN FOTO
40
41
42
43
44
45
- KATA PENGANTAR
- DAFTAR ISI
- BAB I
- PENDAHULUAN
-
- 11 LATAR BELAKANG
- 12 Rumusan Masalah
- 13 Tujuan
-
- BAB II
- TINJAUAN PUSTAKA
-
- 21 Pengertian Typus
- 22 Sumber penyakit tipustyphoid
- 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
- 24 Pencegahan Penyakit Tifus
- 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
- 26 Diagnosis Laboratorium
- 27 Distribusi Typhus Abdominalis
- 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
-
- BAB III
- Metodologi Penelitian
-
- 31Jenis Penelitian
- 32 Metode Pengumpulan Data
- 33 Wawancara terstruktur
-
- BAB IV
- HASIL DAN PEMBAHASAN
-
- 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
-
- BAB V
- Penutup
-
- 51 Kesimpulan
- 52 Saran
-
- INDEX
- DAFTAR PUSTAKA
-
BAB VPenutup
51 Kesimpulan
1 Typhus Abdominalismerupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan
lingkungan terutama lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan
2 Penyebab penyakit tifus ini adalah bakteri Salmonella typhi Penularan kuman dapat
melalui makanan jari tangankuku muntah lalat dan feses Kuman tersebut dapat
ditularkan melalui perantara lalat
3 Dampak yang ditimbulkan berupa demam lidah kotor mual berat sampai muntah diare
dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa selama tahun 2013 Kelurahan Keraton
mempunyai penderita Tifus terbanyak tepatnya di Kelurahan Keraton Perilaku warga juga
mempengaruhi banyak nya penyakit tifus yang terjadi di Kelurahan Keraton RT14
Martapura
52 Saran
1 Diharapkan kepada semua masyarakat dapat memahami menerapakan tata cara hidup
sehat agar dapat meminimalisir maupun mencegah terjadinya penyakit
2 Diharapkan agar masyarakat dapat menutup makanan dengan plastik ataupun sesuatu
yang tidak mudah dimasuki serangga seperti lalat untuk meminimalisir penularan
penyakit tifus
3 Diharapkan agar masyarakat yang mengalami gejala seperti demam lidah kotor mual
berat sampai muntah diare dan mencret lemas pusing sakit perut hingga pingsan
dapat segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan
medis sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tifus
33
INDEX
AAbdominalis3 20 24 26 27
Amoksisilin16
Ampicilin16
Antigen5 17 20
Antimikroba15
Asam nukleat19
BBronkhitis4 6
FForming17
IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21
MMalaria4 6
Membran plasma18
Metoclopramide15
OOrganisme20
PParatyphi1 3 6
Pneumonia4 6 11 14
SSalmonela1
Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16
17 18 19 20 21 27 28
Sintesis protein15 19
TThypoid1
Thypoid2
Tiamfenikol15
Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28
Typhimurium5
Typhus3 4 20 21 27
Typoid3 20
34
DAFTAR PUSTAKA
Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition
Philadelphia WB amp Saunders
Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus
FKUI Jakarta
Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature
Reviews Cancer 2 420-430
Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological
properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C
Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs
Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman
Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L
Jakarta Penerbit Salemba Medika
Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)
(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16
Desember 2015
Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM
Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis
Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press
Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential
Journal of Ethnopharmacology 81 81-100
Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta
35
Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis
Bandung Alfabeta
Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta
CVYrama Widya
Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical
Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI
Jakarta
KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam
AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana
Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4
Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta
Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC
Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika
Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta
Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta
Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta
Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta
Gadjah Mada University Press
36
CONTOH SOAL
1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah
a Mycrobacterium tubercolusis
b Salmonella typhi
c Clostridium tetani
d E colli
2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip
a Demam
b Lidah kotor
c Mual berat sampai muntah
d Sakit gigi
3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip
a Diagnosi Mikrobiologik
b Diagnosis Serologik
c Diagnosis Kimiawi
d Diagnosis Klinik
4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah
a Diet dan terapi penunjang
b Sikat gigi setelah makan
c Tinggal di lingkungan yang kotor
d Berolahraga berat
5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip
a Menghindari makanan yang tidak higines
b Tidak mencuci tangan sebelum makan
c Mandi 2 hari sekali
d Sering begadang
37
LAMPIRAN DATA PENELITIAN
38
L
39
LAMPIRAN FOTO
40
41
42
43
44
45
- KATA PENGANTAR
- DAFTAR ISI
- BAB I
- PENDAHULUAN
-
- 11 LATAR BELAKANG
- 12 Rumusan Masalah
- 13 Tujuan
-
- BAB II
- TINJAUAN PUSTAKA
-
- 21 Pengertian Typus
- 22 Sumber penyakit tipustyphoid
- 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
- 24 Pencegahan Penyakit Tifus
- 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
- 26 Diagnosis Laboratorium
- 27 Distribusi Typhus Abdominalis
- 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
-
- BAB III
- Metodologi Penelitian
-
- 31Jenis Penelitian
- 32 Metode Pengumpulan Data
- 33 Wawancara terstruktur
-
- BAB IV
- HASIL DAN PEMBAHASAN
-
- 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
-
- BAB V
- Penutup
-
- 51 Kesimpulan
- 52 Saran
-
- INDEX
- DAFTAR PUSTAKA
-
INDEX
AAbdominalis3 20 24 26 27
Amoksisilin16
Ampicilin16
Antigen5 17 20
Antimikroba15
Asam nukleat19
BBronkhitis4 6
FForming17
IInfeksi1 3 5 6 9 12 20 21
MMalaria4 6
Membran plasma18
Metoclopramide15
OOrganisme20
PParatyphi1 3 6
Pneumonia4 6 11 14
SSalmonela1
Salmonella 1 3 5 6 7 8 9 13 15 16
17 18 19 20 21 27 28
Sintesis protein15 19
TThypoid1
Thypoid2
Tiamfenikol15
Tifus1 4 5 6 19 25 26 27 28
Typhimurium5
Typhus3 4 20 21 27
Typoid3 20
34
DAFTAR PUSTAKA
Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition
Philadelphia WB amp Saunders
Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus
FKUI Jakarta
Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature
Reviews Cancer 2 420-430
Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological
properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C
Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs
Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman
Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L
Jakarta Penerbit Salemba Medika
Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)
(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16
Desember 2015
Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM
Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis
Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press
Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential
Journal of Ethnopharmacology 81 81-100
Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta
35
Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis
Bandung Alfabeta
Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta
CVYrama Widya
Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical
Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI
Jakarta
KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam
AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana
Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4
Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta
Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC
Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika
Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta
Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta
Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta
Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta
Gadjah Mada University Press
36
CONTOH SOAL
1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah
a Mycrobacterium tubercolusis
b Salmonella typhi
c Clostridium tetani
d E colli
2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip
a Demam
b Lidah kotor
c Mual berat sampai muntah
d Sakit gigi
3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip
a Diagnosi Mikrobiologik
b Diagnosis Serologik
c Diagnosis Kimiawi
d Diagnosis Klinik
4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah
a Diet dan terapi penunjang
b Sikat gigi setelah makan
c Tinggal di lingkungan yang kotor
d Berolahraga berat
5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip
a Menghindari makanan yang tidak higines
b Tidak mencuci tangan sebelum makan
c Mandi 2 hari sekali
d Sering begadang
37
LAMPIRAN DATA PENELITIAN
38
L
39
LAMPIRAN FOTO
40
41
42
43
44
45
- KATA PENGANTAR
- DAFTAR ISI
- BAB I
- PENDAHULUAN
-
- 11 LATAR BELAKANG
- 12 Rumusan Masalah
- 13 Tujuan
-
- BAB II
- TINJAUAN PUSTAKA
-
- 21 Pengertian Typus
- 22 Sumber penyakit tipustyphoid
- 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
- 24 Pencegahan Penyakit Tifus
- 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
- 26 Diagnosis Laboratorium
- 27 Distribusi Typhus Abdominalis
- 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
-
- BAB III
- Metodologi Penelitian
-
- 31Jenis Penelitian
- 32 Metode Pengumpulan Data
- 33 Wawancara terstruktur
-
- BAB IV
- HASIL DAN PEMBAHASAN
-
- 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
-
- BAB V
- Penutup
-
- 51 Kesimpulan
- 52 Saran
-
- INDEX
- DAFTAR PUSTAKA
-
DAFTAR PUSTAKA
Abbas AK amp Lichmant AH 2003 Cellular and Molecular Immunology Fifth edition
Philadelphia WB amp Saunders
Arif Mansjoer dkk ( 2000 ) Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Medica Aesculpalus
FKUI Jakarta
Ashkenazi A 2002 Apoptosis activation as atherapeutic strategy for cancer Nature
Reviews Cancer 2 420-430
Boudreau MD Beland FA (2006) An evaluation of the biological and toxicological
properties of Aloe Barbadensis(Miller) Aloe vera Journal Environ Sci Health C
Brooks GF Janet SB Stephen AM 2001 Jawetz Melnick and Adelbergs
Mikrobiologi Kedokteran Alih Bahasa oleh Mudihardi E Kuntaman
Wasito EB Mertaniasih NM Harsono S dan Alimsardjono L
Jakarta Penerbit Salemba Medika
Brusch J L 2015 Typhoid Fever Medication (online)
(httpemedicinemedscapecomarticle231135-treatment) diakses pada 16
Desember 2015
Depkes RI 1985Farmakope Indonesia Jakarta Ditjen POM
Gasem MH 2001 Thypoid fever Clinical and epidemiology studies in Indonesia Thesis
Nijmegan University Netherlans Semarang Indonesia Diponegoro University Press
Grover JK et al 2002 Medical Plants of India with Anti-diabetic Potential
Journal of Ethnopharmacology 81 81-100
Gupte S 1990 Mikrobiologi Dasar Binarupa Aksara Jakarta
35
Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis
Bandung Alfabeta
Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta
CVYrama Widya
Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical
Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI
Jakarta
KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam
AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana
Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4
Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta
Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC
Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika
Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta
Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta
Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta
Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta
Gadjah Mada University Press
36
CONTOH SOAL
1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah
a Mycrobacterium tubercolusis
b Salmonella typhi
c Clostridium tetani
d E colli
2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip
a Demam
b Lidah kotor
c Mual berat sampai muntah
d Sakit gigi
3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip
a Diagnosi Mikrobiologik
b Diagnosis Serologik
c Diagnosis Kimiawi
d Diagnosis Klinik
4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah
a Diet dan terapi penunjang
b Sikat gigi setelah makan
c Tinggal di lingkungan yang kotor
d Berolahraga berat
5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip
a Menghindari makanan yang tidak higines
b Tidak mencuci tangan sebelum makan
c Mandi 2 hari sekali
d Sering begadang
37
LAMPIRAN DATA PENELITIAN
38
L
39
LAMPIRAN FOTO
40
41
42
43
44
45
- KATA PENGANTAR
- DAFTAR ISI
- BAB I
- PENDAHULUAN
-
- 11 LATAR BELAKANG
- 12 Rumusan Masalah
- 13 Tujuan
-
- BAB II
- TINJAUAN PUSTAKA
-
- 21 Pengertian Typus
- 22 Sumber penyakit tipustyphoid
- 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
- 24 Pencegahan Penyakit Tifus
- 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
- 26 Diagnosis Laboratorium
- 27 Distribusi Typhus Abdominalis
- 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
-
- BAB III
- Metodologi Penelitian
-
- 31Jenis Penelitian
- 32 Metode Pengumpulan Data
- 33 Wawancara terstruktur
-
- BAB IV
- HASIL DAN PEMBAHASAN
-
- 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
-
- BAB V
- Penutup
-
- 51 Kesimpulan
- 52 Saran
-
- INDEX
- DAFTAR PUSTAKA
-
Irianto Koes 2014 Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis
Bandung Alfabeta
Irianto K 2006Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jakarta
CVYrama Widya
Jawetz et al 2001 Mikrobiologi Kedokteran Surabaya Salemba Medical
Juwono R 1996 Demam Tifoid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga FKUI
Jakarta
KikuchiT anfd JM Peres 1977 Consumer ecology of seagraa beds dalam
AzkabMH 1999 Pedoman Invetarisasi Lamun Oseana
Kresno SB 2001 Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium edisi 4
Fakultas Kedokteran Umum Universitas Indonesia Jakarta
Ngastiyah 2005 Perawatan Anak Sakit JakartaEGC
Nursalam dkk 2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Jakarta Salemba Medika
Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
Pelczar MJ and ECS Chan 1986 Dasar-Dasar Mikrobiologi UI Press Jakarta
Timmreck TC 2004 Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2 EGC Jakarta
Volk W A dan M F Wheeler 1993 Mikrobiologi Dasar Erlangga Jakarta
Wattimena J R et al 1991 Farmakodinami dan Terapi Antibiotik Yogyakarta
Gadjah Mada University Press
36
CONTOH SOAL
1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah
a Mycrobacterium tubercolusis
b Salmonella typhi
c Clostridium tetani
d E colli
2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip
a Demam
b Lidah kotor
c Mual berat sampai muntah
d Sakit gigi
3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip
a Diagnosi Mikrobiologik
b Diagnosis Serologik
c Diagnosis Kimiawi
d Diagnosis Klinik
4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah
a Diet dan terapi penunjang
b Sikat gigi setelah makan
c Tinggal di lingkungan yang kotor
d Berolahraga berat
5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip
a Menghindari makanan yang tidak higines
b Tidak mencuci tangan sebelum makan
c Mandi 2 hari sekali
d Sering begadang
37
LAMPIRAN DATA PENELITIAN
38
L
39
LAMPIRAN FOTO
40
41
42
43
44
45
- KATA PENGANTAR
- DAFTAR ISI
- BAB I
- PENDAHULUAN
-
- 11 LATAR BELAKANG
- 12 Rumusan Masalah
- 13 Tujuan
-
- BAB II
- TINJAUAN PUSTAKA
-
- 21 Pengertian Typus
- 22 Sumber penyakit tipustyphoid
- 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
- 24 Pencegahan Penyakit Tifus
- 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
- 26 Diagnosis Laboratorium
- 27 Distribusi Typhus Abdominalis
- 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
-
- BAB III
- Metodologi Penelitian
-
- 31Jenis Penelitian
- 32 Metode Pengumpulan Data
- 33 Wawancara terstruktur
-
- BAB IV
- HASIL DAN PEMBAHASAN
-
- 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
-
- BAB V
- Penutup
-
- 51 Kesimpulan
- 52 Saran
-
- INDEX
- DAFTAR PUSTAKA
-
CONTOH SOAL
1 Apa bakteri yang menyebabkan penyakit tifus adalah
a Mycrobacterium tubercolusis
b Salmonella typhi
c Clostridium tetani
d E colli
2 Apa gejala yang di timbulkan oleh penyakit tifus kecualihellip
a Demam
b Lidah kotor
c Mual berat sampai muntah
d Sakit gigi
3 Yang tidak termasuk metode untuk mendiagnosis penyakit demam typoid adalahhellip
a Diagnosi Mikrobiologik
b Diagnosis Serologik
c Diagnosis Kimiawi
d Diagnosis Klinik
4 Yang temasuk penanggulangan penyakit tifus adalah
a Diet dan terapi penunjang
b Sikat gigi setelah makan
c Tinggal di lingkungan yang kotor
d Berolahraga berat
5 Salah satu usaha untuk mencegah terinfeksinya penyakit tifus yaituhellip
a Menghindari makanan yang tidak higines
b Tidak mencuci tangan sebelum makan
c Mandi 2 hari sekali
d Sering begadang
37
LAMPIRAN DATA PENELITIAN
38
L
39
LAMPIRAN FOTO
40
41
42
43
44
45
- KATA PENGANTAR
- DAFTAR ISI
- BAB I
- PENDAHULUAN
-
- 11 LATAR BELAKANG
- 12 Rumusan Masalah
- 13 Tujuan
-
- BAB II
- TINJAUAN PUSTAKA
-
- 21 Pengertian Typus
- 22 Sumber penyakit tipustyphoid
- 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
- 24 Pencegahan Penyakit Tifus
- 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
- 26 Diagnosis Laboratorium
- 27 Distribusi Typhus Abdominalis
- 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
-
- BAB III
- Metodologi Penelitian
-
- 31Jenis Penelitian
- 32 Metode Pengumpulan Data
- 33 Wawancara terstruktur
-
- BAB IV
- HASIL DAN PEMBAHASAN
-
- 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
-
- BAB V
- Penutup
-
- 51 Kesimpulan
- 52 Saran
-
- INDEX
- DAFTAR PUSTAKA
-
LAMPIRAN DATA PENELITIAN
38
L
39
LAMPIRAN FOTO
40
41
42
43
44
45
- KATA PENGANTAR
- DAFTAR ISI
- BAB I
- PENDAHULUAN
-
- 11 LATAR BELAKANG
- 12 Rumusan Masalah
- 13 Tujuan
-
- BAB II
- TINJAUAN PUSTAKA
-
- 21 Pengertian Typus
- 22 Sumber penyakit tipustyphoid
- 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
- 24 Pencegahan Penyakit Tifus
- 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
- 26 Diagnosis Laboratorium
- 27 Distribusi Typhus Abdominalis
- 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
-
- BAB III
- Metodologi Penelitian
-
- 31Jenis Penelitian
- 32 Metode Pengumpulan Data
- 33 Wawancara terstruktur
-
- BAB IV
- HASIL DAN PEMBAHASAN
-
- 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
-
- BAB V
- Penutup
-
- 51 Kesimpulan
- 52 Saran
-
- INDEX
- DAFTAR PUSTAKA
-
L
39
LAMPIRAN FOTO
40
41
42
43
44
45
- KATA PENGANTAR
- DAFTAR ISI
- BAB I
- PENDAHULUAN
-
- 11 LATAR BELAKANG
- 12 Rumusan Masalah
- 13 Tujuan
-
- BAB II
- TINJAUAN PUSTAKA
-
- 21 Pengertian Typus
- 22 Sumber penyakit tipustyphoid
- 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
- 24 Pencegahan Penyakit Tifus
- 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
- 26 Diagnosis Laboratorium
- 27 Distribusi Typhus Abdominalis
- 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
-
- BAB III
- Metodologi Penelitian
-
- 31Jenis Penelitian
- 32 Metode Pengumpulan Data
- 33 Wawancara terstruktur
-
- BAB IV
- HASIL DAN PEMBAHASAN
-
- 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
-
- BAB V
- Penutup
-
- 51 Kesimpulan
- 52 Saran
-
- INDEX
- DAFTAR PUSTAKA
-
LAMPIRAN FOTO
40
41
42
43
44
45
- KATA PENGANTAR
- DAFTAR ISI
- BAB I
- PENDAHULUAN
-
- 11 LATAR BELAKANG
- 12 Rumusan Masalah
- 13 Tujuan
-
- BAB II
- TINJAUAN PUSTAKA
-
- 21 Pengertian Typus
- 22 Sumber penyakit tipustyphoid
- 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
- 24 Pencegahan Penyakit Tifus
- 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
- 26 Diagnosis Laboratorium
- 27 Distribusi Typhus Abdominalis
- 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
-
- BAB III
- Metodologi Penelitian
-
- 31Jenis Penelitian
- 32 Metode Pengumpulan Data
- 33 Wawancara terstruktur
-
- BAB IV
- HASIL DAN PEMBAHASAN
-
- 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
-
- BAB V
- Penutup
-
- 51 Kesimpulan
- 52 Saran
-
- INDEX
- DAFTAR PUSTAKA
-
41
42
43
44
45
- KATA PENGANTAR
- DAFTAR ISI
- BAB I
- PENDAHULUAN
-
- 11 LATAR BELAKANG
- 12 Rumusan Masalah
- 13 Tujuan
-
- BAB II
- TINJAUAN PUSTAKA
-
- 21 Pengertian Typus
- 22 Sumber penyakit tipustyphoid
- 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
- 24 Pencegahan Penyakit Tifus
- 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
- 26 Diagnosis Laboratorium
- 27 Distribusi Typhus Abdominalis
- 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
-
- BAB III
- Metodologi Penelitian
-
- 31Jenis Penelitian
- 32 Metode Pengumpulan Data
- 33 Wawancara terstruktur
-
- BAB IV
- HASIL DAN PEMBAHASAN
-
- 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
-
- BAB V
- Penutup
-
- 51 Kesimpulan
- 52 Saran
-
- INDEX
- DAFTAR PUSTAKA
-
42
43
44
45
- KATA PENGANTAR
- DAFTAR ISI
- BAB I
- PENDAHULUAN
-
- 11 LATAR BELAKANG
- 12 Rumusan Masalah
- 13 Tujuan
-
- BAB II
- TINJAUAN PUSTAKA
-
- 21 Pengertian Typus
- 22 Sumber penyakit tipustyphoid
- 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
- 24 Pencegahan Penyakit Tifus
- 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
- 26 Diagnosis Laboratorium
- 27 Distribusi Typhus Abdominalis
- 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
-
- BAB III
- Metodologi Penelitian
-
- 31Jenis Penelitian
- 32 Metode Pengumpulan Data
- 33 Wawancara terstruktur
-
- BAB IV
- HASIL DAN PEMBAHASAN
-
- 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
-
- BAB V
- Penutup
-
- 51 Kesimpulan
- 52 Saran
-
- INDEX
- DAFTAR PUSTAKA
-
43
44
45
- KATA PENGANTAR
- DAFTAR ISI
- BAB I
- PENDAHULUAN
-
- 11 LATAR BELAKANG
- 12 Rumusan Masalah
- 13 Tujuan
-
- BAB II
- TINJAUAN PUSTAKA
-
- 21 Pengertian Typus
- 22 Sumber penyakit tipustyphoid
- 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
- 24 Pencegahan Penyakit Tifus
- 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
- 26 Diagnosis Laboratorium
- 27 Distribusi Typhus Abdominalis
- 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
-
- BAB III
- Metodologi Penelitian
-
- 31Jenis Penelitian
- 32 Metode Pengumpulan Data
- 33 Wawancara terstruktur
-
- BAB IV
- HASIL DAN PEMBAHASAN
-
- 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
-
- BAB V
- Penutup
-
- 51 Kesimpulan
- 52 Saran
-
- INDEX
- DAFTAR PUSTAKA
-
44
45
- KATA PENGANTAR
- DAFTAR ISI
- BAB I
- PENDAHULUAN
-
- 11 LATAR BELAKANG
- 12 Rumusan Masalah
- 13 Tujuan
-
- BAB II
- TINJAUAN PUSTAKA
-
- 21 Pengertian Typus
- 22 Sumber penyakit tipustyphoid
- 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
- 24 Pencegahan Penyakit Tifus
- 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
- 26 Diagnosis Laboratorium
- 27 Distribusi Typhus Abdominalis
- 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
-
- BAB III
- Metodologi Penelitian
-
- 31Jenis Penelitian
- 32 Metode Pengumpulan Data
- 33 Wawancara terstruktur
-
- BAB IV
- HASIL DAN PEMBAHASAN
-
- 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
-
- BAB V
- Penutup
-
- 51 Kesimpulan
- 52 Saran
-
- INDEX
- DAFTAR PUSTAKA
-
45
- KATA PENGANTAR
- DAFTAR ISI
- BAB I
- PENDAHULUAN
-
- 11 LATAR BELAKANG
- 12 Rumusan Masalah
- 13 Tujuan
-
- BAB II
- TINJAUAN PUSTAKA
-
- 21 Pengertian Typus
- 22 Sumber penyakit tipustyphoid
- 23 Dampak Yang Ditimbulkan Pada Manusia
- 24 Pencegahan Penyakit Tifus
- 25 Penanggulangan Penyakit Tipus
- 26 Diagnosis Laboratorium
- 27 Distribusi Typhus Abdominalis
- 28 Epidemiologi Penyakit Demam Tifoid
-
- BAB III
- Metodologi Penelitian
-
- 31Jenis Penelitian
- 32 Metode Pengumpulan Data
- 33 Wawancara terstruktur
-
- BAB IV
- HASIL DAN PEMBAHASAN
-
- 42 Data penderita penyakit Tifus di Puskesmas Pasayangan
-
- BAB V
- Penutup
-
- 51 Kesimpulan
- 52 Saran
-
- INDEX
- DAFTAR PUSTAKA
-