komunikasi politik - isu isu global kontemporer

27
Isu-Isu Global Kontemporer (Perspektif Komunikasi Politik) Dra. Dwi Korina Relawati, MA

Upload: diana-amelia-bagti

Post on 11-Apr-2017

293 views

Category:

Education


6 download

TRANSCRIPT

Isu-Isu Global Kontemporer (IGK) Perspektif Komunikasi Politik

Isu-Isu Global Kontemporer (Perspektif Komunikasi Politik)

Dra. Dwi Korina Relawati, MA

Sesi 1:Apa saja Isu-Isu Global Kontemporer? Apa syarat Isu-Isu Global Kontemporer?

Persistent: terus menerus, menetap dalam jangka waktu yang panjang, relevan/seiring dengan perkembangan zaman.Isu tidak selalu global, kadangkala memiliki cakupan/ruang lingkup terbatas. Hal yang menarik untuk diteliti adalah alasan mengapa sebuah isu dapat meluas ruang lingkupnya hingga menjadi isu global.

Stimulan terjadinya Isu (1):Perkembangan teknologi dan media adalah faktor pendorong perluasan ruang lingkup sebuah isu (blow up melalui media).

Stimulan terjadinya Isu (2):Hal lain yang menentukan perluasan ruang lingkup sebuah isu adalah tekanan/pressure misalnya terhadap sebuah pemerintah/rejim. Tekanan dilancarkan oleh kelompok-kelompok kepentingan yang bersifat lintasbatas negara/transnasional (terutama LSM).

Pada tahap ini, penting dilihat kepentingan apa yang melatari perluasan ruang lingkup. Sebagai sebuah proses politik, Isu Global Kontemporer perlu didekati dengan logika siapa mendapatkan apa/siapa yang diuntungkan.

Stimulan terjadinya Isu (2):

Faktor lain yang menentukan adalah pemimpin politik. Mereka memiliki kekuasaan yang besar serta jaringan yang luas.

Jenis Isu Politik:Isu dapat dibedakan menjadi (1) high politics dan (2) low politics. High politics adalah yang berkaitan dengan pertahanan dan keamanan: kelangsungan hidup bangsa dan negara. Low politics antara lain isu perdagangan, asap, dsb.Kadang kala, sebuah fenomena yang terjadi di dalam lingkup domestik memiliki konsekuensi lintasbatas negara. Konsekuensi semacam ini ikut menentukan apakah suatu fenomena penting diperluas cakupannya.

High Politic and Low PoliticsDi masa perang/krisis/ketegangan, high politics biasanya mendapatkan perhatian lebih dibanding low politics. Sebaliknya, setelah ketegangan mereda, low politics menjadi perhatian utama aktor-aktor politik. Contoh: Containment policy dan Marshall Plan Amerika Serikat di masa genting, penanganan komunisme dilakukan dengan pendekatan hankam, namun di masa tenang, menggunakan pendekatan ekonomi (bantuan, perdagangan, dsb).

high = low ?Batas antara high politics dan low politics serta politik domestik dan politik global kadang sangat tipis. Masalah pemerintahan dalam negeri bisa menjadi isu lintasbatas negara ketika didekati dengan nilai demokrasi, sebuah nilai yang cenderung universal. Masalah kemiskinan atau konflik domestik juga bisa menjadi isu global ketika akibatnya dirasakan oleh masyarakat global (misalnya banjir pengungsi, bantuan pangan, dsb).

Interdependency dengan mutual dependencyTeknologi informasi dan komunikasi menjadikan setiap penjuru dunia mudah dijangkau: tidak ada lagi yang hidup dalam isolasi, dunia menjadi semakin sempit.Teknologi transportasi menjadikan proses pertukaran barang menjadi semakin murah dan cepat.Beberapa karakter globalisasi: interdependensi, interkoneksi, integrasi. Negara/masyarakat menjadi semakin saling tergantung dengan negara/masyarakat lain, bagaimanapun kuat/berkuasanya negara/ masyarakat tersebut. Saling ketergantungan tersebut kadangkala timpang: yang satu lebih tergantug pada yang lain. Beberapa kalangan lebih suka menyebut interdependensi dengan mutual dependency.

Dampak GlobalisasiPasca Perang Dingin, negara-negara menjadi semakin terintegrasi. Ini salah satunya karena struktur internasional yang sebelumnya bipolar (terkutub/terbelah menjadi blok Barat dan blok Timur) berubah ke arah multipolar.

Sistem perdagangan yang kemudian mendominasi adalah yang liberal: pasar bebas, peran/proteksi negara dibatasi (konsep invisible hand ala Adam Smith dan comparative advantage ala David Ricardo).

Nonstate actorsPada perkembangannya, ada kebutuhan untukmengkoreksi /mengintervensi pasar (Keynes). Tugas ini dibebankan pada negara dan institusi-institusi(Bretton Woods).Dewasa ini, muncul kalangan kanan baru yanghiperliberal, yang berkepentingan menghapuskansama sekali proteksi, koreksi, dan intervensi terhadap Pasar (Hayek). Kenichi Ohmae mengistilahkan ini dengan the end ofnation state (berakhirnya negara bangsa). Aktor utamahubungan/politik internasional bukan lagi negara/pemerintah saja, melainkan juga nonstate actors:perusahaan transnasional, LSM internasional, dll.

high = low ?Pada titik tertentu, dapat dikatakan bahwa high politics adalah ranah negara/pemerintah, low politics adalah ranah negara dan nonstate actors.Karena yang dominan dalam perdagangan (low politics) adalah pasar (nonstate actor), maka kemiskinan, pengangguran, dll semakin besar. Ini karena pasar hanya peduli pada keuntungan, bukan pada kesejahteraan umum. Hal ini dapat dibahas dengan perdebatan antara market-driven economy melawan state-driven economy: siapa yang seharusnya mengendalikan ekonomi, pemerintah atau pasar?

intercooperationPersoalan-persoalan (isu-isu) kontemporer sulit ditangani secara unilateral (..........), namun perlu kerjasama antarnegara (intercooperation).

Sesi 2: Pembangunan Ekonomi, Perdagangan, KesenjanganResesi ekonomi melahirkan pandangan bahwa bagaimanapun peran negara dalam ekonomi harus ada. Ekonomi tidak dapat diserahkan sepenuhnya kepada pasar. Kontrol/intervensi tersebut tidak dapat dijalankan oleh negara saja. Karena itu, dibuatlah organisasi-organisasi seperti WTO, IMF, dsb. Era 1960an sering disebut sebagai first decade of development. Setiap negara memiliki strategi pembangunan tersendiri. Indonesia misalnya memilih prioritas: stabilitas, pertumbuhan, distribusi. Dalam pembangunan, modal/kapital memegang peran paling besar (dibandingkan tenaga kerja, teknologi, dll).

ke arah neoliberalismeKarena membutuhkan modal untuk membangun, negara-negara miskin/berkembang mengajukan permohonan bantuan kepada negara maju maupun institusi-institusi ekonomi internasional.First decade of development mengutamakan pertumbuhan. Ia dianggap gagal karena tidak berujung kepada kesejahteraan.

Sistem ekonomi neoliberal/kanan baru yang mendominasi dewasa ini dimotori oleh Reagan dan Thatcher. Semangat utama neoliberal adalah mengurangi proteksi/peran negara. Ironisnya, negara-negara besar (Amerika Serikat, Inggris) pendukung neoliberalisme masih menerapkan proteksi terhadap sistem produksi dan distribusi mereka. Padahal, mereka gencar menekan negara-negara berkembang untuk menghilangkan hambatan-hambatan perdagangan/subsidi/tarif serta melakukan privatisasi.

Pembangunan Untuk siapakah sesungguhnya pembangunan itu? Teorinya, pembangunan dilakukan untuk kemakmuran rakyat. Pada praktikknya, pembangunan adalah upaya realisasi kepentingan pasar. Siapa yang diuntungkan dengan praktik pembangunan? Tentu saja pemilik modal dan ketrampilan (capital owner, skilled-people).Ketika modal dan proses ekonomi tidak hanya bergerak di ranah domestik, konsep keunggulan komparatif (setiap negara fokus pada produk/industri andalannya) menjadi kurang relevan. Sebuah produk/jasa, tidak dihasilkan oleh/di satu negara saja. Komponen-komponennya berasal/dikembangkan di banyak negara. Karenanya, ide fokus pada produk/andalan tergantikan oleh kompetisi bebas.

Global Pada titik ini, perlu peran negara yang kuat, yang dapat memperjuangkan kepentingan nasional atas kepentingan modal (global). Hanya ada 2 pilihan bagi negara: menjadi pemenang atau pecundang.AS selalu menggunakan diplomacy dengan kekuatan. Kekuatan Jepang ada pada leadership dan inovasi shingga Jepangmenjadi sebuah negara yang kuat dalam bidang ekonomi.Deng Xio Ping di Cina peletak Blue Print dalam pembangunan jangkka panjang di RRC.Peranan Mahathir sangat besar dalam pembangunan di Malaysia. Penting Study Comparative di dalam pembangunan agar bisa melihat keberhasilan negara lain dalam pembangunan. Isu pembangunan erat kaitannya dengan kebijakan. Di era globalisasi, kebijakan yang menentukan pembangunan bukan saja kebijakan domestik, melainkan juga kebijakan di tingkat global. Saat ini, yang dominan adalah kebijakan ekonomi yang berakar pada Washington Consensus yang intinya adalah liberalisasi (pembebasan produksi, distribusi, dll), privatisasi (pelimpahan peran kontrol dari tangan negara ke swasta), deregulasi (perubahan kebijakan menjadi lebih propasar). Aktor utama di balik skema ini adalah G8.

neoliberalismeDalam sudut pandang tertentu, neoliberalisme adalah neokolonialisme/neoimperialisme. Akan tetapi, banyak yang tidak menyadari hal ini. Ini karena semangat yang dominan adalah konsumerisme, bukan kerja keras, dll.

Pemimpin bangsa dan warga negara perlu mengembangkan nilai lokal di tengah derasnya nilai global. Kesimpulan, pada era golbalisasi memunculkan the winner dan looser

Sesi 3: (Presentasi Mahasiswa)Persoalan yang menjadi Isu Global KontemporerEkonomi PerdaganganKemiskinanPembangunan: kemajuan atau eksploitasi?Regionalisme (integrasi kawasan)Nasionalisme, Etnisitas, Konflik Etnonasionalisme TerorismeHAMNuklirKejahatan Transnasional

Isu kontemporer:Senjata Pemusnah MasalNarkobaHIV/aidsKonflik PerbatasanTerrorismeFlu BurungPemanasan GlobalHarga Minyak/EnergiNuklirKemiskinan

Isu kontemporer:Krisis IdentitasKonflik EtnisKepemimpinan Dunia / Global GovernanceSupremasi Hukum IntlTransnational Crime: Logging, Mining, Fishing,PerdaganganDiskriminasi oleh Badan DuniaCina sebagai kekuatan baru : industri, perdagangan, teknologi, keterbukaan, AFTA, WTO, Free trade, defense technology,Kebangkitan Amerika LatinHAM

Hot Issues:Cyber Politik di Indonesia: Peluang dan TantanganMempengaruhi Berita: Memenangkan PolitikCalon Independen: Demokrasi SubtansialKomunikasi Politik Konflik: Eksklusif, InsklusifMasa Depan Politik Indonesia: Antara Harapan dan Kenyataan

Isu kontemporer:Pemojokan agamaMDGsFree tradeGerakan antiglobalisasiDemokratisasiPerubahan IklimKesenjanganHuman TrafickingSeparatismeKesenjangan Utara Selatan

Isu kontemporer:

Low Class IdeologyKerjasama Perdagangan IntlPerburuhanKeuangan: money launderingPopulasi/overpopulationBenturan budayaKeamananIntervensi KemanusiaanKeterbelakangan pendidikanKetidakadilan

Isu kontemporer:CybercrimeBioterrorismIPTEK: defense technology3 ideology: sosdem, rad-rel, lib-kapBencana alam crisis management