klasifikasi sel elektrokimia (repaired)

23
A. KLASIFIKASI SEL ELEKTROKIMIA Sel elektrokimia terdiri atas gabungan dua buah elektroda yang saling dihubungkan satu dengan yang lainnya. Sel elektrokimia dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: 1. Sel kimia ( tanpa dan dengan transference) 2. Sel konsentrasi (tanpa dan dengan ransference) 1. SEL KIMIA Pada sel ini kedua elektroda yang digunakan berbeda sehingga reaksi elektrokimia pada kedua setengah-sel berbeda dan reaksi keseluruhannya merupakan reaksi kimia. Sel kimia terdiri dari sel kimia tanpa sambungan (tanpa transference/tanpa jembatan garam) dan sel kimia dengan sambungan (dengan transference/jembatan garam) a. Sel kimia (tanpa transference/tanpa jembatan garam) Sel ini terdiri atas dua elektroda dan sebuah elektrolit. Pada sel ini, elektroda yang satu reversible terhadap kation dan elektroda lainnya reversible terhadap anion dari elektrolit yang digunakan. Contoh Jika elektrolitnya larutan HCl, elektroda yang satu harus reversible terhadap ion H + dan elektroda lainnya harus reversible terhadap ion Cl - Elektroda yang reversible terhadap H + : elektroda hidrogen Elektroda yang reversible terhadap Cl - : elektroda klor, kalomel atau perak-perak klorida 1

Upload: rama-dewa

Post on 02-Aug-2015

674 views

Category:

Documents


63 download

TRANSCRIPT

A. KLASIFIKASI SEL ELEKTROKIMIA

Sel elektrokimia terdiri atas gabungan dua buah elektroda yang saling dihubungkan

satu dengan yang lainnya. Sel elektrokimia dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

1. Sel kimia ( tanpa dan dengan transference)

2. Sel konsentrasi (tanpa dan dengan ransference)

1. SEL KIMIA

Pada sel ini kedua elektroda yang digunakan berbeda sehingga reaksi elektrokimia

pada kedua setengah-sel berbeda dan reaksi keseluruhannya merupakan reaksi kimia. Sel

kimia terdiri dari sel kimia tanpa sambungan (tanpa transference/tanpa jembatan garam) dan

sel kimia dengan sambungan (dengan transference/jembatan garam)

a. Sel kimia (tanpa transference/tanpa jembatan garam)

Sel ini terdiri atas dua elektroda dan sebuah elektrolit. Pada sel ini, elektroda yang

satu reversible terhadap kation dan elektroda lainnya reversible terhadap anion dari elektrolit

yang digunakan.

Contoh

Jika elektrolitnya larutan HCl, elektroda yang satu harus reversible terhadap ion H+ dan

elektroda lainnya harus reversible terhadap ion Cl-

– Elektroda yang reversible terhadap H+ : elektroda hidrogen

– Elektroda yang reversible terhadap Cl- : elektroda klor, kalomel atau perak-perak

klorida

Misal : Sel dengan diagram : Pt | H2(g) | HCl(aq) | AgCl(aq) | Ag

Reaksi : Anoda : ½ H2(g) H+(aq) + e

Katoda : AgCl + e Ag + Cl-

Sel : ½ H2(g) + AgCl H+ + Ag + Cl-

Esel =

1

Untuk PH2 1 atm Esel =

= ( ) ( )

Contoh lain :

Jika elektrolitnya ZnBr2, maka :

– Elektroda yang reversible terhadap Zn2+ : elektroda Zn

– Elektroda yang reversible terhadap Br- : elektroda Br2, Ag/AgBr, Hg-HgBr2.

Sel dengan diagram : Pt | H2(atm) | H2SO4(aq) | Hg2SO4(s) | Hg

Sel dengan diagram : Cd | CdSO4(aq) | Hg2SO4(s) | Hg

Sel kimia tanpa transference/tanpa jembatan garam biasa digunakan untuk penentuan

potensial elektroda standar dan penentuan koefisien aktivitas elektrolit.

b. Sel kimia (dengan transference/jembatan garam)

Pada sel ini terjadi kontak antara dua larutan dengan konsentrasi berbeda atau ion-ion

berbeda atau keduanya. Pada perbatasan kedua cairan/liquid junction timbul beda potensial

yang disebut liquid junction potential atau potensial sambungan, Ej, yang terjadi karena difusi

ion-ion melalui perbatasan kedua larutan. Pada proses ini ion-ion yang cepat akan

mendahului yang lambat akibatnya terjadi pemisahan muatan yang menimbulkan beda

potensial, Ej yang terukur bersama-sama dengan potensial elektroda sehingga potensial sel

akan sama denga beda potensial kedua elektroda ditambah dengan potensial junction.

Sel ini terdiri dari dua elektroda dengan dua elektrolit yang berbeda. Kedua elektrolit

dihubungkan oleh jembatan garam/liquid junction.

Contoh :

Dalam hal ini, Esel merupakan jumlah potensial kedua elektroda adalah pernyataan

yang kurang tepat karena adanya liquid junction (cairan penghubung) menyebabkan

2

terjadinya potensial junction (potensial sambungan) akibat difusi ion-ion melalui batas kedua

larutan. Dengan demikian potensial sel total adalah :

Dimana E1 dan E2 masing-masing adalah potensial elektroda ke-1 dan elektroda ke-2

sedangkan Ej adalah potensial sambungan.

Karena Ej tidak dapat diukur tersendiri (terpisah), maka sel kimia dengan

transference/jembatan garam tidak cocok untuk mengevaluasi besaran-besaran

termodinamika.

Kontribusi Ej pada potensial sel dapat diperkecil dengan menggunakan jembatan

garam, atau larutan jenuh suatu garam dalam agar-agar. Sebagai liquid junction biasanya

digunakan KCl 1 M atau KCl jenuh. Liquid junction ini dikenal dengan nama jembatan

garam. KCl merupakan jembatan garam yang baik karena kecepatan distribusi ion K+ dan Cl-

hampir sama (akibat ukuran dan bilangan angkut hampir sama). Dengan demikian potensial

sambungan dapat dibuat sekecil mungkin.

Adanya jembatan garam menyebabkan adanya pertemuan dua elektrolit. Hal ini

menyebabkan munculnya potensial sambungan di kedua elektrolit, tapi potensial sambungan

antara larutan KCl pekat dalam agar-agar dengan larutan encer pada setengah-sel sangat

kecil. Hal ini terjadi karena larutan KCl yang digunakan pekat sehingga potensial sambungan

terutama ditentukan oleh ion-ion dari larutan tersebut, sementara ion-ion dari larutan encer

memberikan konstribusi yang dapat diabaikan terhadap potensial sambungan. Meskipun

demikian, untuk mengidentifikasi bagaimana pengurangannya secara tepat sampai saat ini

masih belum jelas. Hal ini diduga karena kecepatan kation dan anion yang sama

menyebabkan junction potential antara kedua larutan dengan jembatan garam mempunyai

arah yang berlawanan sehingga saling meniadakan.

Apabila potensial sambungan diabaikan pada diagram sel digunakan garis dua untuk

memisahkan kedua larutan elektrolit bersangkutan.

Sebagai contoh :

Esel = EZn(oks) + ECd(red) + Ej Ej = 0

Bila sel di atas ditulis sebagai maka Ej = 0

Untuk sel : reaksi tiap elektroda dan keseluruhan sel adalah :

Anoda : Zn Zn2+ + 2e- EZn(oks) = EoZn(oks)- aZn2+

3

Esel = E1 + E2 + Ej

Katoda : Cd2+ + 2e- Cd ECd(red) = EoCd(red)-

Sel : Zn + Cd2+ Zn2+ + Cd

Esel = (EoZn(oks) + Eo

Cd(red)) - aZn2+ -

Atau : Esel = (EoZn(oks) + Eo

Cd(red)) -

E = Eo -

Pada 25oC, Eo = 0,359 V dan hasil percobaan untuk ZnCl2 0,5 m, = 0,376 dan untuk

CdSO4 0,1 m, = 0,137

Dengan mengasumsikan koefisien rata-rata = koefisien aktivitas ion-ionnya, maka:

E = 0,359 –

E = 0,352 V

2. SEL KONSENTRASI

Pada sel konsentrasi reaksi keseluruhan dari sel tersebut merupakan transfer materi

dari suatu bagian ke bagian lain. Pada sel ini yang berbeda hanyalah konsentrasi, bukan jenis

elektroda dan elektrolitnya.

Pada sel konsentrasi, karena jenis elektroda dan elektrolit di kedua bagian (anoda dan

katoda) sama, maka potensial elektroda standarnya juga sama. Dengan demikian potensial

selnya pada keadaan standar, Eo, sama dengan nol.

Eosel = Eo

katoda - Eoanoda

= (x – x ) V = 0 V

Dimana, Eo E, kecuali pada keadaan standar.

Sel konsentrasi terdiri dari sel konsentrasi elektroda dan sel konsentrasi elektrolit.

a. Sel Konsentrasi Elektroda

4

Sel ini hanya berbeda pada konsentrasi elektrodanya saja dan tidak pada jenis

elektroda serta elektrolit yang digunakan. Pada sel ini proses pengaliran elektron disebabkan

oleh perbedaan konsentrasi elektroda. Reaksi total merupakan perpindahan materi elektroda

yang satu ke elektroda yang lain. Elektroda gas dan amalgam termasuk ke dalam klasifikasi

ini.

Pada sel konsentrasi elektroda gas, reaksi keseluruhan yang terjadi bukan reaksi kimia

melainkan hanya transfer gas hidrogen dari tekanan satu ke hidrogen pada tekanan lain.

Sedangkan sel konsentrasi elektroda amalgam dapat dibuat dari amalgam dengan logam yang

sama pada dua konsentrasi yang berbeda. Sebagai contoh :

Pb(Hg)( /Pb2+( )/Pb2+( )/Pb(Hg) (

Anoda : Pb( Pb2+ + 2e

Katoda : Pb2+ + 2e Pb(

Keseluruhan : Pb( Pb(

Secara keseluruhan tak ada reaksi kimia yang terjadi, dan reaksi terdiri dari transfer timbal

dari suatu amalgam yang berkonsentrasi tertentu ke konsentrasi lainnya. Disini Eo = 0, dan

potensial sel dengan demikian adalah :

E = -

E = -

Timbal akan cenderung berpindah melalui proses elektrokimia secara spontan dari amalgam

dengan aktivitas tinggi ke aktivitas rendah. Artinya, jika > maka E berharga positif dan

reaksi berlangsung seperti arah yang ditunjukkan dan jika < maka E berharga negatif

dan proses berlangsung sebaliknya.

b. Sel Konsentrasi tanpa Transference

Sel konsentrasi terdiri atas dua elektroda dengan bahan yang sama, tetapi konsentrasi

larutan berbeda pada kedua elektroda tersebut. Potensial sel konsentrasi tergantung dari

5

perpindahan materi/zat dari satu elektroda menuju elektroda yang lain akibat adanya

perbedaan konsentrasi kedua larutan. Sedangkan jenis elektroda dan elektrolit yang

digunakan sama. Pada sel ini tidak terdapat pertemuan atau perbatasan cairan, karena dengan

adanya perbatasan atau pertemuan dua cairan atau larutan elektrolit akan menimbulkan

perpindahan, sedangkan sel ini adalah sel konsentrasi elektrolit tanpa perpindahan.

Contoh :

Sel dengan diagram :

Reaksi :

Anoda : ½ H2(P1) H+(a) + e- E1 = -

Katoda : H+(a) + e- ½ H2(P2) E2 = -

Sel : ½ H2(P1) ½ H2(P2) Esel = -

Atau :

Esel = -

Esel berharga positif apabila P1>P2 dan nilai Esel tidak bergantung pada aktivitas H+.

Contoh lain :

Sel dengan diagram

Reaksi :

Anoda : Zn(Hg)(a1) Zn2+(a) + 2e- E1 = Eo

Zn -

Katoda : Zn2+(a) + 2e- Zn(Hg)(a2) E2 = Eo

Zn -

Sel : Zn(Hg)(a1) Zn(Hg)(a2) Esel = -

a1 dan a2 masing-masing adalah aktivitas logam Zn amalgam 1 dan 2. Esel berharga positif

apabila a1 > a2.

Contoh soal :

Suatu sel dengan diagram : ditentukan potensialnya pada 250C.

Jika P1= 640 mmHg dan P2 = 425 mmHg, tentukan potensial sel tersebut !

6

Penyelesaian

Reaksi sel : ½ H2(P1) ½ H2(P2)

Esel = - Esel =

c. Sel Konsentrasi dengan Transference

Pada sel ini terdapat pertemuan dua cairan/larutan elektrolit yang sama (jenisnya)

dengan konsentrasi berbeda. Suatu sel yang reversible terhadap kation dengan diagram sel

sebagai berikut. . Sel dapat diperlihatkan pada gambar

di bawah ini.

Gambar 1. Sel

Reaksi sel dan potensial sel di atas apabila potensial sambungannya diabaikan adalah :

Anoda : H2(1atm) 2H+(a1) + 2e- EH = -

Katoda : 2H+(a2) + 2e- H2(1atm) EH = -

Sel : 2H+(a2) 2H+

(a1) Esel = -

Esel berharga positif apabila a2 > a1

Bagaimana potensialnya jika potensial sambungannya diperhitungkan ?

Untuk menjawab pertanyaan di atas perhatikan uraian berikut. Pada gambar sel di atas

electron mengalir dari kiri ke kanan melalui sirkuit luar. Sedangkan pada sirkuit dalam ion Cl-

bergerak dari kanan ke kiri melalui liquid junction sebaliknya ion H+ bergerak dari kiri ke

7

kanan juga melalui liquid junction. Untuk tiap Faraday, jumlah perpindahan ion Cl- dan ion

H+ adalah sebagai berikut.

t .Cl(a2) t.Cl(a1) dan (1-t) H+(a1) (1-t)H+

(a2)

t + t = 1. t dan t masing-masing adalah bilangan angkut ion Cl - dan ion H+ yang dirumuskan

sebagai berikut.

Reaksi total

H+ (a2) + t . Cl- (a2) + (1-t) H+ (a1) H+ (a1) + t. Cl- (a1) + (1-t) H+

(a2)

H+ (a2) + t. Cl- (a2) + H+ (a1) – t. H+ (a1) H+ (a1) + t. Cl- (a1) + H+ (a2) – t. H+ (a2)

-t. H+ (a1) + t. Cl- (a2) -t. H+ (a2) + t. Cl- (a1)

t. HCl(a2) t. HCl(a1)

Esel = - atau Esel = -

Dengan demikian Esel keseluruhan dapat dinyatakan :

atau

Untuk sel yang reversible terhadap anion, diagram selnya dapat dinyatakan seperti

contoh berikut.

Reaksi sel total dan potensial selnya adalah sebagai berikut.

t. HCl(a1) t. HCl(a2)

Contoh soal

Diketahui sel dengan diagram diukur

potensialnya pada 25oC. Tuliskan persamaan reaksi masing-masing elektroda dan reaksi

sel keseluruhan. Hitunglah potensial selnya jika bilangan angkut ion H+ sebesar 0,8 v.

Penyelesaian

Elektroda kiri (Anoda) : ½ H2(1atm) H+(0,25m) + e-

8

Elektroda kanan (Katoda) : H+(0,15 m) + e- ½ H2(0,72atm)

Sel : ½ H2(1 atm) + H+(0,15 m) H+

(0,25 m) + ½ H2(0,72atm)

Esel tanpa transference : Esel =

Jika perpindahan ion H+ dan ion Cl- melalui jembatan garam diperhitungkan, maka reaksi di

atas harus ditambahkan reaksi sambungan. Reaksi sambungan :

t. H+ (0,25 m) t. H+ (0,15 m)

(1-t) H+ (0,25 m) (1-t) H+ (0,15 m)

t. Cl- (0,15 m) t. Cl- (0,25 m)

Reaksi total :

1/2H2(1 atm) + H+(0,15) + t.Cl- (0,15) + (1-t) H+ (0,25) 1/2 H2 (0,72 atm) + H+ (0,25)

+ t.Cl- (0,25) + (1-t) H+ (0,15)

1/2H2(1 atm) + H+(0,15) + t.Cl- (0,15) + H+ (0,25)- t.H+ (0,25) 1/2 H2 (0,72 atm)

+ H+ (0,25) + t.Cl- (0,25) + H+ (0,15) - t.H+ (0,15)

1/2H2(1 atm) + t.H+(0,15) + t.Cl- (0,15) 1/2 H2 (0,72 atm) + t.H+ (0,25) + t.Cl- (0,25)

Esel = -1,03.10-3 V

Contoh lain :

Ag | AgCl | Cl-( ) | Cl-( ) AgCl(s) | Ag

Reaksi :

Anoda : Ag(s) + Cl-( ) AgCl(s) + e

Katoda : AgCl(s) + e Ag(s) + Cl- ( )

Reaksi sel : Cl-( ) Cl- ( )

Berdasarkan reaksi tersebut tampak bahwa konsentrasi ion Cl- di anoda berkurang

karena membentuk AgCl sedangkan di katoda sebaliknya, terjadi penambahan konsentrasi

ion Cl-. Akibatnya di perbatasan kedua larutan, untuk setiap 1 F listrik yang keluar sel terjadi

perpindahan H+ dari kiri ke kanan dan perpindahan Cl- dari kanan ke kiri dengan membawa

9

fraksi arus sebesar bilangan angkutnya masing-masing. Dengan demikian di perbatasan

cairan terjadi perpindahan ion-ion : fraksi muatan, t+ dibawa oleh ion H+ dari ke .

t+ H+ ( ) t+ H+ ( )

dan fraksi muatan, t- dibawa oleh ion Cl- dari ke

t- Cl- ( ) t- Cl- ( )

Perubahan total :

t+ H+ ( ) + Cl- ( ) + t- Cl- ( ) t+ H+ ( ) + Cl- ( ) + t- Cl- ( )

karena t+ + t- = 1, kita dapat mengubah t- menjadi (1 – t+) atau t+ menjadi (1 – t-). Supaya

sederhana, jika reaksi sel melibatkan ion negatif maka ubah t- menjadi (1 – t+) dan sebaliknya

jika reaksi melibatkan ion positif maka ubah t+ menjadi (1 – t-). Karena pada sel di atas reaksi

sel melibatkan ion negatif, Cl-, maka perubahan total menjadi :

t+ H+ ( ) + Cl- ( ) + Cl- ( ) – t+ Cl- ( ) t+ H+ ( ) + Cl- ( ) + Cl- ( ) – t+ Cl- ( )

t+ H+ ( ) + t+ Cl- ( ) t+ H+ ( ) + t+ Cl- ( )

potensial sel, karena Eo = 0 V, maka potensial sel dengan perpindahan (Ewt) :

Jika perbatasan tidak mempunyai kontribusi pada potensial sel, maka perubahan hanya

merupakan kontribusi elektroda :

Cl- ( ) Cl- ( ) (sel tanpa perpindahan, without transference, wot)

Potensial sel :

10

Jika t+ 0,5, sangat kecil

Potensial Sambungan

Untuk sel dengan diagram : telah diperoleh

reaksi sel tanpa transference : H+ (a2) H+ (a1) dan

Esel = E1 – E2 = sedangkan Etotal = E1 + E2 + E1

Berdasarkan persamaan di atas, potensial sel sambungan tergantung pada aktivitas

(konsentrasi) dan bilangan angkut ion positif dan ion negative. Bila bilangan angkut ion

positif hampir sama dengan bilangan angkut ion negative maka nilai potensial sambungan

mendekati nol. Hal inilah yang menjadikan alasan mengapa KCl dipilih sebagai liquid

junction (bilangan angkut Cl- dan K+ hampir sama besar).

Untuk sel yang elektrodanya reversible terhadap anionnya, maka potensial

sambungannya dapat dinyatakan dengan persamaan berikut.

11

B. PENERAPAN PENGUKUAN POTENSIAL SEL (EMF)

Pengukuran potensial sel (EMF) dapat digunakan untuk menentukan tetapan

kesetimbangan, hasil kali kelarutan, pH, dan koefisien aktivitas.

1. Penentuan Ketetapan Kesetimbangan

Perhatikan reaksi sel :

aA + bB cC + dD

Persamaan Nerst untuk reaksi di atas dapat dinyatakan sebagai berikut

Esel = E0 -

Pada saat setimbang, harga E = 0 oleh karena itu persamaan di atas dapat disederhanakan

sebagai berikut.

Esel = E0 -

atau

Contoh soal

Potensial standar dari elektroda masing-masing sebesar 0,7991 volt

dan 0,771 volt. Tentukan konstanra kesetimbangan reaksi berikut pada 250C.

Ag + Fe3+ Ag+ + Fe2+

Penyelesaian

Diagram sel :

Anoda : Ag Ag+ + e- E0 = - 0,7991 V

Katoda : Fe3+ + e- Fe2+ E0 = 0,7710 V

Sel : Ag + Fe3+ Ag+ + Fe2+ E0 = - 0,0281 V

K = 0,355

2. Hasil Kali Kelarutan (Ksp)

12

Salah satu cara sederhana yang dapat digunakan untuk menentukan nilai Ksp garam

yang bersifat sedikit larut dalam air adalah menggunakan sel konsentrasi. Sebagai contoh

perhatikan sel berikut.

Esel = 0,015 volt

Reaksi yang terjadi pada sel di atas adalah :

Anoda : Pb(s) Pb+2(jenuh) + 2e-

Katoda : Pb2+(0,05 M) + 2e- Pb(s)

Sel : Pb2+(0,05 M) Pb+2

(jenuh)

Terlihat bahwa sel di atas terdiri atas anoda yang terbuat dari logam timbal yang

dicelupkan dalam larutan PbCl2 jenuh dan katoda yang juga terbuat dari logam timbale tetapi

logam timbal dicelupkan ke dalam larutan yang mengandung Pb2+ sebanyak 0,05 M. Bila

dimisalkan konsentrasi Pb2+ pada larutan PbCl2 jenuh adalah a, maka dengan persamaan Nerst

akan diperoleh :

0,015 = 0 – 0,0269 (log a – log 0,05)

a = [Pb2+] = 1,6 x 10-2 M

[Cl-] = 2[Pb2+] = 3,2 x 10-2 M

Ksp = [Pb2+][Cl-]2 = 1,6 x 10-5

3. Derajat Keasaman (pH)

Perhatikan gambar 1. Pada gambar tersebut diperlihatkan dua elektroda yang sama

yang dihubungkan satu sama lain dengan cara yang serupa dengan sel elektrokimia lain.

perbedaan antara kedua elektroda ini hanya terletak pada konsentrasi ion H+ sehingga sel ini

merupakan sel konsentrasi. Konsentrasi ion H+ pada katoda sama dengan 1 M sehingga

berfungsi sebagai elektroda hidrogen standar yang potensialnya sebesar nol volt. Sedangkan

konsentrasi ion H+ pada anoda dapat dihitung menggunakan persamaan Nerst. Reaksi selnya

dapat ditulis sebagai berikut.

Oksidasi : H2 (g 1 atm) 2H+(a M) + 2e

Reduksi : 2H+(1 M) H2 (g 1 atm)

Total : 2H+(1 M) 2H+

(a M)

13

a adalah konsentrasi (aktivitas) larutan ion H+ pada wadah di anoda. Dengan

menggunakan persamaan Nerst akan diperoleh :

Esel = Eselo -

Esel = Eselo –

Esel = 0 – 0,0296 log a2 = -0,0592 log a2

pH didefinisikan sebagai –log [H+]. Karena a adalah [H+] pada anoda, maka persamaan di

atas menjadi :

Esel = 0,0592 pH

Jadi sebagai contoh, suatu larutan yang mempunyai pH 2, potensial selnya adalah 2 x 0,0592

volt = 0,1184 volt.

Dalam praktek, untuk pengukuran pH tidak digunakan elektroda hidrogen standar

karena elektroda ini sulit dikontrol dan tidak dapat digunakan bila larutan mengandung

pengoksidasi atau pereduksi kuat. Untuk mengukur pH biasanya digunakan elektroda gelas.

Elektroda gelas terdiri dari elektroda Ag - AgCl yang berada dalam larutan dengan pH

tertentu yang keseluruhannya berada di dalam membran gelas khusus. Gelas ini sangat tipis

dan sangat mudah pecah. Karena itu dalam penggunaannya harus hati-hati. Elektroda gelas

bersama-sama elektroda kalomel pembanding direndam dalam larutan yang akan ditentukan

pHnya. Sel yang terbentuk adalah sebagai berikut.

Ag(s) | H+(aq) Cl-

(aq) | membran gelas | H+(a M) | KCl (jenuh) | Hg2CL2 (s) | Hg(l). reaksi yang terjadi :

Oksidasi : H(membran gelas) H+ + e

Reduksi : ½ Hg2Cl2 (s) + e Hg(l) + Cl-(aq. jenuh)

Total : H + ½ Hg2Cl2(s) H+ + Hg(l) + Cl-(aq. jenuh)

Elektroda gelas termasuk elektroda ion selektif karena elektroda ini bersifat khusus

digunakan hanya untuk ion H+. Elektroda-elektroda lain yang bersifat spesifik untuk ion-ion

lain seperti : K+, Ca2+, Na+, dan sebagainya telah berhasil dikembangkan. Dengan adanya

elektroda ion selektif ini, maka konsentrasi ion-ion tadi dapat ditentukan secara langsung.

4. Penentuan Koefisien Aktivitas

14

Suatu sel elektrokimia dapat pula digunakan untuk menentukan koefisien aktivitas.

Untuk memahami bagaimana cara penentuan koefisien aktivitas dengan menggunakan sel

elektrokimia, perhatikan sel berikut.

Pt | H2 (1 atm) | HCl(aq. m) | AgCl(s) | Ag m = molalitas larutan HCl

Reaksi yang terjadi pada sel adalah :

Oksidasi : ½ H2 H+ + e

Reduksi : AgCl(s) + e Ag(s) + Cl-

Total : ½ H2 + AgCl(s) H+ + Ag(s) + Cl-

Menurut persamaan Nerst Esel untuk sel di atas adalah :

Esel = Eselo – 2,303

Karena AgCl dan Ag berbentuk padatan maka aktivitasnya dalam keadaan standar

adalah satu. Selain itu, karena tekanan H2 1 atm, maka aktivitasnya juga mendekati satu

sehingga persamaan di atas dapat disederhanakan sebagai berikut

Esel = Eselo – 2,303 log

= =

= koefisien aktivitas rata-rata

= molalitas ionik rata-rata (untuk HCl, = m)

Dengan demikian persamaan di atas akan menjadi : Esel = Eselo – 2,303 log .

Karena Eosel dapat ditentukan dari data potensial masing-masing elektroda, maka

dengan jalan mengukur Esel pada konsentrasi tertentu (m), koefisien aktivitas rata-rata dapat

ditentukan.

15

DAFTAR PUSTAKA

Mulyani, Sri, dkk. 2003. Kimia Fisika II. Bandung :. Terjemahan Dra. Sukmariah Maun, Dra.

Kamianti Anas, Dra. Tilda S. Sally. General Chemistry Prinsiples and Structure.

1990. Jakarta: Binarupa Aksara

Suardana, I Nyoman, Nyoman Retug. 2003. Buku Ajar Kimia Fisika. Singaraja : Undiksha

Dogra. 1990. Kimia Fisik dan Soal-soal. Jakarta: Universitas Indonesia

Mulyani, Sri, dkk. 2003. Kimia Fisika II. Bandung : JICA-IMSTEP

16