kisah sahabat umar ra dan sahabat ali

Upload: mas-alit

Post on 02-Nov-2015

17 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

MATERI SIROH NABAWY KELAS 4 S/D 6

A. KISAH SAHABAT UMAR RA

Umar bin Khattab bin Nafiel bin Abdul Uzzaatau lebih dikenal denganUmar bin Khattab(581 M-November644 M) adalah salah seorang sahabatNabi Muhammadyang juga adalahkhalifahkedua Islam (634M-644M).Umar juga merupakan satu diantara empat orang Khalifah yang digolongkan sebagai Khalifah yang diberi petunjuk (Khulafaur Rasyidin).Umar dilahirkan di kotaMekkahdari suku Bani Adi, salah satu rumpun sukuQuraisy, suku terbesar di kota Mekkah saat itu.Ayahnya bernama Khattab bin Nufail Al Shimh Al Quraisyi dan ibunya Hantamah binti Hasyim.Umar memiliki julukan yang diberikan oleh Muhammad yaituAl-Faruqyang berarti orang yang bisa memisahkan antara kebenaran dan kebatilan.Keluarga Umar tergolong keluarga kelas menengah, ia bisa membaca dan menulis, yang pada masa itu merupakan sesuatu yang langka.Umar juga dikenal karena fisiknya yang kuat dimana ia menjadi juara gulat di Mekkah.Sebelum memeluk Islam, Umar adalah orang yang sangat disegani dan dihormati oleh penduduk Mekkah, sebagaimana tradisi yang dijalankan oleh kaum jahiliyahMekkah saat itu, Umar juga mengubur putrinya hidup-hidup sebagai bagian dari pelaksanaan adat Mekkah yang masih barbar.Setelah memeluk Islam di bawah Nabi Muhammad, Umar dikabarkan menyesali perbuatannya dan menyadari kebodohannya saat itu sebagaimana diriwayatkan dalam satuhadits"Aku menangis ketika menggali kubur untuk putriku. Dia maju dan kemudian menyisir janggutku".Umar juga dikenal sebagai seorang peminum berat, beberapa catatan mengatakan bahwa pada masa pra-Islam, Umar suka meminum anggur.Setelah menjadi seorang Muslim, ia tidak menyentuhalkoholsama sekali, meskipun belum diturunkan larangan meminum khamar (yang memabukkan) secara tegas.Pada puncak kebencian terhadap ajaran Muhammad, Umar memutuskan untuk mencoba membunuh Muhammad, namun saat dalam perjalanannya ia bertemu dengan salah seorang pengikut Muhammad bernama Nu'aim bin Abdullah yang kemudian memberinya kabar bahwa saudara perempuan Umar masuk Islam, ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad yang ingin dibunuhnya saat itu. Karena berita itu, Umar terkejut dan pulang ke rumahnya dengan maksud untuk menghukum adiknya.Kemudian pada suatu hari, ia keluar dengan menghunus pedangnya bermaksud membunuh Nabi.Dalam perjalanan, beliau bertemu dengan Nu `aim bin Abdullah al 'Adawi, seorang laki-laki dari Bani Zuhrah.Lekaki itu berkata kepada Umar bin Khattab, "Mau kemana wahai Umar?"Umar bin Khattab menjawab, "Aku ingin membunuh Muhammad."Lelaki tadi berkata, "Bagaimana kamu akan aman dari Bani Hasyim dan Bani Zuhrah, kalau kamu membunuh Muhammad?"Maka Umar menjawab, "Tidaklah aku melihatmu melainkan kamu telah meninggalkan agama nenek moyangmu."Tapi pria tadi menimpali, "Maukah aku tunjukkan yang lebih mencengangkanmu, hai Umar? Sesungguhnya adik perempuanmu dan iparmu telah meninggalkan agama yang kamu yakini."Kemudian dia bergegas mendatangi adiknya yang sedang belajar Al Qur'an, surat Thaha kepada Khabab bin al arats.Kemudian Umar bin Khattab masuk rumahnya dan menanyakan suara yang didengarnya.Kemudian adik perempuan Umar bin Khattab dan suaminya berkata, "Kami tidak sedang membicarakan apa-apa."Umar bin Khattab menimpali, "Sepertinya kalian telah keluar dari agama nenek moyang kalian."Iparnya menjawab, "Wahai Umar, apa pendapatmu jika kebenaran itu bukan berada pada agamamu?"Mendengar ungkapan tersebut Umar bin Khattab memukulnya sampai terluka dan berdarah, karena tetap saja saudaranya itu mempertahankan agama Islam yang dianutnya, Umar bin Khattab berputus asa dan menyesal melihat darah mengalir pada iparnya.Umar bin Khattab berkata, "Berikan kitab yang ada pada kalian kepadaku, aku ingin membacanya."Maka adik perempuannya berkata, "Kamu itu kotor. Tidak bisa menyentuh kitab itu kecuali orang yang bersuci. Mandilah dan berwudhulah terlebih dahulu!"lantas Umar bin Khattab mandi dan berwudhu kemudian mengambil kitab yang ada pada adik perempuannya.Ketika dia membaca surat Thaha, dia memuji dan muliakan isinya, kemudian minta diantar pada Rasulullah.Mendengar perkataan Umar bin Khattab, Khabab berkata, "Aku akan beri kabar gembira kepadamu, wahai Umar! Aku berharap engkau adalah orang yang didoakan Rasulullah pada malam Kamis, 'Ya Allah, muliakan Islam.dengan Umar bin Khatthab atau Abu Jahl (Amru) bin Hisyam. 'Waktu itu, Rasulullah berada di sebuah rumah di daerah Shafa."Umar bin Khattab mengambil pedangnya dan menuju rumah tersebut, kemudian mengetuk pintunya. Ketika ada salah seorang melihat Umar bin Khattab datang dengan pedang terhunus dari celah pintu rumahnya, dikabarkannya kepada Rasulullah.Lantas mereka berkumpul.Hamzah bin Abdul Muthalib bertanya, "Ada apa kalian?"Mereka menjawab, "Umar datang " Hamzah bin Abdul Muthalib berkata, "Bukalah pintunya.Kalau dia menginginkan kebaikan, maka kita akan menerimanya, tetapi kalau menginginkan kejelekan, maka kita akan membunuhnya dengan pedangnya." Kemudian Nabi menemui Umar bin Khattab dan berkata kepadanya. "Ya Allah, ini adalah Umar bin Khattab.Ya Allah, muliakan Islam dengan Umar bin Khattab." Dan dalam riwayat lain: " Ya Allah, kuatkanlah Islam dengan Umar. "Seketika itu pula Umar bin Khattab bersyahadat, dan orang-orang yang berada di rumah tersebut bertakbir dengan keras. Menurut pengakuannya dia adalah orang yang ke-40 masuk Islam.Abdullah bin Mas'ud berkomentar, "Kami senantiasa berada dalam kejayaan semenjak Umar bin Khattab masuk Islam."Setelah Umar menyatakan memeluk Islam, hampir seisi Mekkah terkejut karena seseorang yang terkenal paling keras menentang Nabi Muhammad kemudian memeluk ajarannya, akibatnya Umar dikucilkan dari pergaulan Mekkah dan ia menjadi kurang atau tidak dihormati lagi oleh para petinggi Quraisy yang selama ini diketahui selalu membelanya.Keislaman beliau telah memberikan andil besar untuk perkembangan dan kesuksesan Islam.Beliau adalah pemimpin yang adil, bijaksana, tegas, disegani, dan selalu memperhatikan urusan kaum muslimin.Pemimpin yang menegakkan ketauhidan dan keimanan, merobohkan kesyirikan dan kekufuran, menghidupkan sunnah dan mematikan bid'ah.Beliau adalah orang yang paling baik dan paling berilmu tentang al-Kitab dan as-Sunnah setelah Abu Bakar As Siddiq.Pada tahun 622 M, Umar ikut bersama Nabi Muhammad dan pemeluk Islam lainhijrah(migrasi) keYatsrib(sekarangMadinah). Ia juga terlibat padaperang Badar, Uhud, Khaybar dan penyerangan ke Suriah. Pada tahun 625, putrinya (Hafsah) menikah dengan Nabi Muhammad. Ia dianggap sebagai seorang yang paling disegani oleh kaum Muslim pada masa itu karena selain reputasinya yang memang terkenal sejak masa pra-Islam, juga karena ia dikenal sebagai orang terdepan yang selalu membela Nabi Muhammad dan ajaran Islam di setiap kesempatan yang ada bahkan ia tanpa ragu melawan kawan-kawan lamanya yang dulu bersama mereka ikut menyiksa Nabi Muhammad dan para pengikutnya.Pada saat kabar kematian Nabi Muhammad SAW, pada 8 Juni632M (12 Rabiul Awal, 10 Hijriah) di Madinah sampai kepada umat Muslim secara keseluruhan, Umar dikabarkan sebagai salah seorang yang paling terguncang atas peristiwa itu, ia menghambat siapapun memandikan atau menyiapkan jasadnya untuk pemakaman.Akibat syok yang ia terima, Umar bersikeras bahwa Muhammad tidaklah wafat melainkan hanya sedang tidak sadarkan diri, dan akan kembali sewaktu-waktu. Abu Bakaryang mendengar kabar bergegas kembali dari Madinah, Ia menemukan Umar sedang menahan Muslim yang lain dan lantas mengatakan "Saudara-saudara! Barangsiapa mau menyembah Muhammad, Muhammad sudah meninggal. Tetapi barangsiapa mau menyembah Allah, Allah hidup selalu tak pernah mati. "!Kepemimpinan Umar bin Khattab tak seorangpun yang dapat meragukannya.Seorang tokoh besar setelah Rasulullah SAW dan Abu Bakar As-Siddiq.Pada masa kepemimpinannya kekuasaan islam bertambah luas.Beliau berhasil menaklukkan Persia, Mesir, Syam, Irak, Burqah, Tripoli bagian barat, Azerbaijan, Jurjan, Basrah, Kufah dan Kairo.Dalam masa kepemimpinan 10 tahun Umar bin Khattab itu, penaklukan-penaklukan penting dilakukan Islam.Tak lama sesudah Umar bin Khattab memegang tampuk kekuasaan sebagai khalifah, pasukan Islam menduduki Suriah dan Palestina, yang kala itu menjadi bagian Kekaisaran Byzantium.Dalam pertempuran Yarmuk (636), pasukan Islam berhasil memukul habis kekuatan Byzantium.Damaskus jatuh pada tahun itu juga, dan Darussalam menyerah dua tahun kemudian.Menjelang tahun 641, pasukan Islam telah menguasai seluruh Palestina dan Suriah, dan terus menerjang maju ke daerah yang kini bernama Turki.Tahun 639, pasukan Islam menyerbu Mesir yang juga saat itu di bawah kekuasaan Byzantium.Dalam tempo tiga tahun, penaklukan Mesir diselesaikan dengan sempurna.

B. KISAH SAHABAT ALI BIN ABY THALIB RA

Khalifah keempat (terakhir) dari al-Khulafa' ar-Rasyidun (empat khalifah besar) orang pertama yang masuk Islam dari kalangan anak-anak; sepupu Nabi SAW yang kemudian menjadi menantunya. Ayahnya, Abu Talib bin Abdul Muttalib bin Hasyimbin Abd Manaf, adalah kakak kandung ayah Nabi SAW, Abdullah bin Abdul Muttalib.Ibunya bernama Fatimah binti As'ad bin Hasyim bin Abd Manaf. Sewaktu lahir ia diberi nama Haidarah oleh ibunya. Nama itu kemudian diganti ayahnya dengan Ali.Ketika berusia 6 tahun, ia diambil sebagai anak asuh oleh Nabi SAW, sebagaimana Nabi SAW pernah diasuh oleh ayahnya. Pada waktu Muhammad SAW diangkat menjadi rasul, Ali baru menginjak usia 8 tahun. Ia adalah orang kedua yang menerima dakwah Islam, setelah Khadijah binti Khuwailid, istri Nabi SAW. Sejak itu ia selalu bersama Rasulullah SAW, taat kepadanya, dan banyak menyaksikan Rasulullah SAW menerima wahyu. Sebagai anak asuh Rasulullah SAW, ia banyak menimba ilmu mengenai rahasia ketuhanan maupun segala persoalan keagamaan secara teoretis dan praktis.

Sewaktu Nabi SAW hijrah ke Madinah bersama Abu Bakar as-Siddiq, Ali diperintahkan untuk tetap tinggal di rumah Rasulullah SAW dan tidur di tempat tidurnya. Ini dimaksudkan untuk memperdaya kaum Kuraisy, supaya mereka menyangka bahwa Nabi SAW masih berada di rumahnya. Ketika itu kaum Kuraisy merencanakan untuk membunuh Nabi SAW. Ali juga ditugaskan untuk mengembalikan sejumlah barang titipan kepada pemilik masing-masing. Ali mampu melaksanakan tugas yang penuh resiko itu dengan sebaik-baiknya tanpa sedikit pun merasa takut. Dengan cara itu Rasulullah SAW dan Abu Bakar selamat meninggalkan kota Mekah tanpa diketahui oleh kaum Kuraisy.Setelah mendengar Rasulullah SAW dan Abu Bakar telah sampai ke Madinah, Ali punmenyusul ke sana. Di Madinah, ia dikawinkan dengan Fatimah az-Zahra, putri Rasulullah SAW, yang ketika itu (2 H) berusia 15 tahun.Ali menikah dengan 9 wanita dan mempunyai 19 orang putra-putri. Fatimah adalah istri pertama. Dari Fatimah, Ali mendapat dua putra dan dua putri, yaitu Hasan,Husein, Zainab, dan Ummu Kulsum yang kemudian diperistri oleh Umar bin Khattab.Setelah Fatimah wafat, Ali menikah lagi berturut-turut dengan:Ummu Bamin binti Huzam dari Bani Amir bin Kilab, yang melahirkan empat putra,yaitu Abbas, Ja'far, Abdullah, dan Usman.Laila binti Mas'ud at-Tamimiah, yang melahirkan dua putra, yaitu Abdullah dan Abu Bakar.Asma binti Umair al-Kuimiah, yang melahirkan dua putra, yaitu Yahya dan Muhammad.As-Sahba binti Rabi'ah dari Bani Jasym bin Bakar, seorang janda dari Bani Taglab, yang melahirkan dua anak, Umar dan Ruqayyah;Umamah binti Abi Ass bin ar-Rabb, putri Zaenab binti Rasulullah SAW, yang melahirkan satu anak, yaitu Muhammad.Khanlah binti Ja'far al-Hanafiah, yang melahirkan seorang putra, yaituMuhammad (al-Hanafiah).Ummu Sa'id binti Urwah bin Mas'ud, yang melahirkan dua anak, yaitu Ummual-Husain dan Ramlah.Mahyah binti Imri' al-Qais al-Kalbiah, yang melahirkan seorang anak bernama Jariah.

Ali dikenal sangat sederhana dan zahid dalam kehidupan sehari-hari. Tidak tampak perbedaan dalam kehidupan rumah tangganya antara sebelum dan sesudah diangkat sebagai khalifah. Kehidupan sederhana itu bukan hanya diterapkan kepada dirinya,melainkan juga kepada putra-putrinya.

Ali terkenal sebagai panglima perang yang gagah perkasa. Keberaniannya menggetarkan hati lawan-lawannya. Ia mempunyai sebilah pedang (warisan dari NabiSAW) bernama "Zul Faqar". Ia turut-serta pada hampir semua peperangan yang terjadi di masa Nabi SAW dan selalu menjadi andalan pada barisan terdepan. Ia juga dikenal cerdas dan menguasai banyak masalah keagamaan secara mendalam,sebagaimana tergambar dari sabda Nabi SAW, "Aku kota ilmu pengetahuan sedang Ali pintu gerbangnya." Karena itu, nasihat dan fatwanya selalu didengar para khalifah sebelumnya. Ia selalu ditempatkan pada jabatan kadi atau mufti.Ketika Rasulullah SAW wafat, Ali menunggui jenazahnya dan mengurus pemakamannya,sementara sahabat-sahabat lainnya sibuk memikirkan soal pengganti Nabi SAW.Setelah Abu Bakar terpilih menjadi khalifah pengganti Nabi SAW dalam mengurus negara dan umat Islam, Ali tidak segera membaiatnya. Ia baru membaiatnya beberapa bulan kemudian.

Pada akhir masa pemerintahan Umar bin Khattab, Ali termasuk salah seorang yang ditunjuk menjadi anggota Majlis asy-Syura, suatu forum yang membicarakan soal penggantian khalifah. Forum ini beranggotakan enam orang. Kelima orang lainnya adalah Usman bin Affan, Talhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Saad bin Abi Waqqas,dan Abdur Rahman bin Auf. Hasil musyawarah menentukan Usman bin Affan sebagai khalifah pengganti Umar bin Khattab.

Pada masa pemerintahan Usman bin Affan, Ali banyak mengeritik kebijaksanaannya yang dinilai terlalu memperhatikan kepentingan keluarganya (nepotisme). Ali menasihatinya agar bersikap tegas terhadap kaum kerabatnya yang melakukan penyelewengan dengan mengatas namakan dirinya. Namun, semua nasihat itu tidak diindahkannya. Akibatnya, terjadilah suatu peristiwa berdarah yang berakhir dengan terbunuhnya Usman.

Kritik Ali terhadap Usman antara lain menyangkut Ubaidillah bin Umar, yangmenurut Ali harus dihukum hadd (beberapa jenis hukuman dalam fikih) sehubungan dengan pembunuhan yang dilakukannya terhadap Hurmuzan. Usman juga dinilai keliru ketika ia tidak melaksanakan hukuman cambuk terhadap Walib bin Uqbah yang kedapatan mabuk. Cara Usman memberi hukuman kepada Abu Zarrah juga tidakdisetujui Ali.

Usman meminta bantuan kepada Ali ketika ia sudah dalam keadaan terdesak akibat protes dan huru-hara yang dilancarkan oleh orang-orang yang tidak setuju kepadanya. Sebenarnya, ketika rumah Usman dikepung oleh kaum pemberontak, Ali memerintahkan kedua putranya, Hasan dan Husein, untuk membela Usman. Akan tetapi karena pemberontak berjumlah besar dan sudah kalap, Usman tidak dapat diselamatkan.

Segera setelah terbunuhnya Usman, kaum muslimin meminta kesediaan Ali untuk dibaiat menjadi khalifah. Mereka beranggapan bahwa kecuali Ali, tidak ada lagi orang yang patut menduduki kursi khalifah setelah Usman. Mendengar permintaan rakyat banyak itu, Ali berkata, "Urusan ini bukan urusan kalian. Ini adalah perkara yang teramat penting, urusan tokoh-tokoh Ahl asy-Syura bersama para pejuang Perang Badr."

Dalam suasana yang masih kacau, akhirnya Ali dibaiat. Pembaiatan dimulai oleh sahabat-sahabat besar, yaitu Talhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Sa'ad bin Abi Waqqas, dan para sahabat lainnya. Mereka diikuti oleh rakyat banyak.Pembaiatan dilakukan pada tanggal 25 Zulhijah 33 di Masjid Madinah seperti pembaiatan para khalifah pendahulunya. Segera setelah dibaiat, Ali mengambil langkah-langkah politik, yaitu:Memecat para pejabat yang diangkat Usman, termasuk di dalamnya beberapa gubernur, dan menunjuk penggantinya.Mengambil tanah yang telah dibagikan Usman kepada keluarga dan kaum kerabatnya tanpa alasan kedudukan sebagai khalifah sampai terbunuh pada tahun 661Pemberontakan ketiga datang dari Aliran Khawarij, yang semula merupakan bagian dari pasukan Ali dalam menumpas pemberontakan Mu'awiyah, tetapi kemudian keluar dari barisan Ali karena tidak setuju atas sikap Ali yang menerima tawaran berdamai dari pihak Mu'awiyah. Karena mereka keluar dari barisan Ali, merekadisebut "Khawarij" (orang-orang yang keluar). Jumlah mereka ribuan orang. Dalam keyakinan mereka, Ali adalah amirul mukminin dan mereka yang setuju untuk bertahkim telah melanggar ajaran agama. Menurut mereka, hanya Tuhan yang berhak menentukan hukum, bukan manusia. Oleh sebab itu, semboyan mereka adalah Id hukma ilia bi Allah (tidak ada hukum kecuali bagi Allah). Ali dan sebagian pasukannya dinilai telah berani membuat keputusan hukum, yaitu berunding dengan lawan.Kelompok Khawarij menyingkir ke Harurah, sebuah desa dekat Kufah. Mereka mengangkat pemimpin sendiri, yaitu Syibis bin Rub'it at-Tamimi sebagai panglima angkatan perang dan Abdullah bin Wahhab ar-Rasibi sebagai pemimpin keagamaan. DiHarurah mereka segera menyusun kekuatan untuk menggempur Ali dan orang-orang yang menyetujui tahkim, termasuk di dalamnya Mu'awiyah, Amr bin As, dan Abu Musaal-Asy'ari. Kegagalan Ali dalam tahkim menambah semangat mereka untuk mewujudkan maksud mereka.

Posisi Ali menjadi serba sulit. Di satu pihak, ia ingin menghancurkan Mu'awiyah yang semakin kuat di Syam; di pihak lain, kekuatan Khawarij akan menjadi sangat berbahaya jika tidak segera ditumpas. Akhirnya Ali mengambil keputusan untukmenumpas kekuatan Khawarij terlebih dahulu, baru kemudian menyerang Syam. Tetapi tercurahnya perhatian Ali untuk menghancurkan kelompok Khawarij dimanfaatkan Mu'awiyah untuk merebut Mesir.

C. KISAH SAHABAR ABU BAKAR RAAbu Bakar As-Siddiq radhiallahuanhu tidaklah asing lagi bagi umat Islam, baik dahulu maupun sekarang. Dialah manusia yang dianggap paling agung dalam sejarah Islam sesudah Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam. Kemuliaan akhlaknya, kemurahan hatinya dalam mengorbankan harta benda dan kekayaannya, kebijaksanaannya dalam menyelesaikan masalah umat, ketenangannya dalam menghadapi kesukaran, kerendahan hatinya ketika berkuasa serta tutur bahasanya yang lembut lagi menarik adalah sukar dicari bandingannya baik dahulu maupun sekarang. Dialah tokoh sahabat terbilang yang paling akrab dan paling disayangi oleh Rasulullah.Ammar bin Yasir radhiallahu anhu mengatakan, (Di awal Islam) Aku melihat Nabi shallallahu alaihi wa sallam hanya bersama lima orang budak, dua orang wanita, dan Abu Bakar ash-Shiddiq radhiallahu anhum ajmain. (Riwayat Bukhari).Sebagaimana telah masyhur, laqob ash-shiddiq disematkan padanya karena ia selalu membenarkan apa yang datang dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Sebagaimana pada pagi hari setelah kejadian isra miraj orang-orang kafir berkata kepadanya, Temanmu (Muhammad) mengaku-ngaku telah pergi ke Baitul Maqdis dalam semalam. Abu Bakar menjawab, Jika ia berkata demikian, maka itu benar.Keutamaan Abu BakarPertama, dijamin masuk surga dan memasuki semua pintu yang ada di sana, padahal saat itu beliau masih menjejakkan kaki di muka bumi. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Orang yang menyumbangkan dua harta di jalan Allah, maka ia akan dipanggil oleh salah satu dari pintu surga: Wahai hamba Allah, kemarilah untuk menuju kenikmatan. Jika ia berasal dari golongan orang-orang yang suka mendirikan shalat, ia akan dipanggil dari pintu shalat, yang berasal dari kalangan mujahid, maka akan dipanggil dari pintu jihad, jika ia berasal dari golongan yang gemar bersedekah akan dipanggil dari pintu sedekah, mereka yang berpuasa akan dipanggila dari pintu puasa, yaitu pintu Rayyan. Lantas Abu Bakar bertanya; Jika seseorang (yang masuk surga) dipanggil dari salah satu pintu, itu adalah sebuah kepastian. Apakah mungkin ada orang akan dipanggil dari semua pintu tersebut wahai Rasulullah?. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjawab, Benar, dan aku berharap kamu termasuk diantara mereka, wahai Abu Bakar. (HR. al-Bukhari & Muslim).Kedua, Abu Bakar adalah laki-laki yang paling dicintai oleh Rasulu shallallahu alaihi wa sallam. Amr bin Al Ash radhiallahuanhu bertanya kepada Nabi shallallahualahi wa sallam, Siapa orang yang kau cintai?. Rasulullah menjawab: Aisyah. Aku bertanya lagi: Kalau laki-laki?. Beliau menjawab: Ayahnya Aisyah (yaitu Abu Bakar) (HR. Muslim).Ketiga, Allah mempersaksikan bahwa Abu Bakar adalah orang yang ikhlas dalam mengamalkan ajaran Islam. Keempat, orang-orang musyrik menyifati Abu Bakar sebagaimana Khadijah menyifati Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Abu Bakar adalah salah seorang sahabat yang diperintahkan Rasulullah untuk berhijrah ke negeri Habasyah. Meskipun Abu Bakar lebih senang berada di sisi Rasulullah, namun Rasulullah mengkhawatirkan keselematan Abu Bakar karena kabilahnya termasuk kabilah yang lemah, tidak mampu melindunginya dari ancaman orang-orang kafir Quraisy.Dalam perjalanan menuju Habasyah, saat sampai di suatu wilayah yang bernama Barku al-Ghumad, Abu Bakar berjumpa dengan seseorang yang dikenal dengan Ibnu Dughnah yang kemudian menanyakan perihal tentangnya. Lalu Ibnu Dughnah mengajaka Abu Bakar kembali ke Mekah dan ia berkata kepada kafir Quraisy, Apakah kalian mengusir orang yang suka menghilangkan beban orang-orang miskin, menyambung silaturahim, menanggung orang-orang yang lemah, menjamu tamu, dan selalu menolong di jalan kebenaran? (Riwayat Bukhari)Meneladani Abu BakarPertama, meneladani kecintaannya kepada Rasulullah.Diriwayatkan dari Aisyah radhiallahu anha, ia menceritakan, setiap harinya Rasulullah selalu datang ke rumah Abu Bakar di waktu pagi atau di sore hari. namun pada hari dimana Rasulullah diizinkan untuk berhijrah, beliau datang tidak pada waktu biasanya. Abu Bakar yang melihat kedatangan Rasulullah berkata, Tidaklah Rasulullah datang di waktu (luar kebiasaan) seperti ini, pasti karena ada urusan yang sangat penting. Saat tiba di rumah Abu Bakar, Rasulullah bersabda, Aku telah diizinkan untuk berhijrah. Kemudian Abu Bakar menanggapi, Apakah Anda ingin agar aku menemanimu wahai Rasulullah? Rasulullah menjawab, Iya, temani aku. Abu Bakar pun menangis.Kemudian Aisyah mengatakan, Demi Allah! Sebelum hari ini, aku tidak pernah sekalipun melihat seseorang menagis karena berbahagia. Aku melihat Abu Bakar menangis pada hari itu.Abu Bakar kemudian berkata, Wahai Nabi Allah, ini adalah kedua kudaku yang telah aku persiapkan untuk hari ini. Atsar ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari.Subhanallah! Abu Bakar menangis bahagia karena bisa hijrah bersama Rasulullah. Padahal hijrah dari Mekah ke Madinah kala itu benar-benar membuat nyawa terancam, meninggalkan harta, meninggalkan keluarga; anak dan istri yang ia cintai, tapi cinta Abu Bakar kepada Rasulullah membuatnya lebih mengutamakan Rasulullah daripada harta, anak, istri, bahkan dirinya sendiri.Kedua, menangis saat membaca Alquran.Abu Bakar adalah seorang laki-laki yang amat lembut hatinya sehingga tatkala membaca Alquran, matanya senantiasa berurai air mata. Tatkala Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sakit menjelang wafatnya, beliau memerintahkan Abu Bakar agar mengimami kaum muslimin. Lalu Aisyah mengomentari hal itu, Sesungguhnya Abu Bakar adalah seorang yang sangat lembut, apabila ia membaca Alquran, ia tak mampu menahan tangisnya. Aisyah khawatir kalau hal itu mengganggu para jamaah. Namun Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tetap memerintahkan agar Abu Bakar mengimami kaum muslimin.Karena bacaan Alqurannya pula, orang-orang kafir Quraisy mengeluh kepada Ibnu Dhughnah orang yang menjamin Abu Bakar- agar ia meminta Abu Bakar membaca Alquran di dalam rumahnya saja, tidak di halaman rumah, apalagi di tempat-tempat umum. Mereka khawatir istri-istri dan anak-anak mereka terpengaruh dengan lantunan ayat suci yang dibaca oleh Abu Bakar.Ketiga, berhati-hati terhadap harta yang haram atau syubhat.Dikisahkan pula dari Aisyah radhiallahuanha, ia berkata:Abu Bakar ash-Shiddiq memiliki budak laki-laki yang senantiasa mengeluarkan kharraj (setoran untuk majikan) padanya. Abu Bakar biasa makan dari kharraj itu. Pada suatu hari ia datang dengan sesuatu, yang akhirnya Abu Bakar makan darinya. Tiba-tiba sang budak berkata, Apakah Anda tahu dari mana makanan ini?. Abu Bakar bertanya, Dari mana? Ia menjawab, Dulu pada masa jahiliyah aku pernah menjadi dukun yang menyembuhkan orang. Padahal bukannya aku pandai berdukun, namun aku hanya menipunya. Lalu si pasien itu menemuiku dan memberi imbalan buatku. Yang Anda makan saat ini adalah hasil dari upah itu. Akhirnya Abu Bakar memasukkan tangannya ke dalam mulutnya hingga keluarlah semua yang ia makan. (HR. Bukhari).