khutbah delapan wasiat rosululloh saw

8
Delapan Wasiat Rosululloh SAW ا ا بشرس ه. أ ين اره عق ليظهى ودين الهد رسل رسو ى أ ا د ان ا ا.جا مناذنه و اعيا ونذيرا ودا أ ا. ارفع رسودا عبده و . واشهد ان لقائه ذخرأعدها لدة ا. شها يك وحده ا شهد انا ما بعد. فياأ ا. أ كث تسلابه وس وأ أد وع يد سرك ع وهم صل وسل ية قدرا. ال السلمون. من وأ وتن تقاته و حقس اتقولنا اMa’asyiral Musilimin Rahimakumullah Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah Yang Maha Indah yang ke-indahannya tak pernah menyusut walau dibagi kepada seluruh warga jagad raya. Keindahan inilah yang membuat manusia betah berada di dunia dan enggan meninggalkannya. Semoga kita semua senantiasa diberi kesadaran bahwa keindahan di dunia ini hanyalah sementara. Dan tidak menjadikanya sebagai orientasi dan tujuan dalam hidup ini لمي ب ل غ ع م ي و ك يا أن عل ا ل هم الHadirin Jamaa’ah Jum’ah yang dirahmati AllahPotongan do’a di atas nampaknya sangat relevan dalam kehidupan kita sekarang ini. Do’a pengharapan kepada -Nya agar senantiasa memberikan petunjuk kepada kita, supaya tidak menjadikan dunia se-isinya sebagai cita-cita dalam kehidupan dan orientasi dalam ilmu pengetahuan.

Upload: wahyu-islami

Post on 19-Jul-2015

121 views

Category:

Education


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: khutbah Delapan wasiat rosululloh saw

Delapan Wasiat Rosululloh SAW

ان امحلد هلل اذلى أ رسل رسوهل ابلهدى ودين احلق ليظهره عىل ادلين لكه. أ رسهل بشريا ا

ونذيرا وداعيا اىل هللا ابذنه ورساجا منريا.

شهد ان ال اهل الا هللا وحده ال رشيك هل. شهادة اعدها للقائه ذخرأ . واشهد ان محمدا عبده و رسوهل. ارفع اأ

الربية قدرا. اللهم صل وسمل وابرك عىل س يدان محمد وعىل أ هل وأ حصابه وسمل تسلامي كثريا. أ ما بعد. فياأ هيا

الناس اتقوهللا حق تقاته والمتوتن الا وأ نمت مسلمون.

Ma’asyiral Musilimin Rahimakumullah Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah Yang

Maha Indah yang ke-indahannya tak pernah menyusut walau dibagi kepada seluruh

warga jagad raya. Keindahan inilah yang membuat manusia betah berada di dunia

dan enggan meninggalkannya. Semoga kita semua senantiasa diberi kesadaran

bahwa keindahan di dunia ini hanyalah sementara. Dan tidak menjadikanya sebagai

orientasi dan tujuan dalam hidup ini

لمي غ ع ل ب ي وال م رب مه يا أ ك عل ادلن هم ال جت ل ال

Hadirin Jamaa’ah Jum’ah yang dirahmati AllahPotongan do’a di atas nampaknya

sangat relevan dalam kehidupan kita sekarang ini. Do’a pengharapan kepada-Nya

agar senantiasa memberikan petunjuk kepada kita, supaya tidak menjadikan dunia

se-isinya sebagai cita-cita dalam kehidupan dan orientasi dalam ilmu pengetahuan.

Page 2: khutbah Delapan wasiat rosululloh saw

Karena cita-cita dan ilmu pengetahuan hendaknya digunakan untuk meniti jalan

menuju kepada-Nya, bukan mengabdi kepada dunia.

Namun, realita sungguh berbeda. Kehidupan di sekitar kita akhir-akhir ini

menunjukkan arah yang berlawanan. Lihatlah telah muncul istilah Orang Kaya Baru

di sekitar kita. Manusia-manusia luar biasa yang dengan bersusah payah dan penuh

perjuangan, sampai pada taraf hidup yang menakjubkan. Mereka telah

meninggalkan garis kemiskinan untuk beranjak pada tingkat kehidupan dengan

penuh kemewahan.

Tidak, khutbah ini tidak untuk membincang mereka atau menyirami penyakit hasud

dalam hati, sehingga menjadi lebih subur. Namun, hendak mengingatkan

bagaimanakah sebaiknya kita menyikapi perubahan itu. Karena dunia dan seisinya

adalah cobaan bagi manusia.

Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah Di suatu waktu Rasulullah saw. berbincang

dengan hangat bersama Abu Dzar al-Ghifari. Hingga pada suatu saat, al-Ghifari

berkata kepada Nabi S.a.w, “Ya Rasulullah, berwasiatlah kepadaku.” Beliau

bersabda, “Aku wasiatkan kepadamu untuk bertaqwa kepada Allah, karena ia adalah

pokok segala urusan.” Memang benar taqwa adalah pangkal segalanya. Seperti

firman-Nya:

مك قا ند هللا ات مك ع رم ن أ ك ا

Namun taqwa itu bagaikan konsep teoritis yang harus diterjemahkan biar mudah

untuk diraih. Bagi kaum awam, taqwa itu cukup sulit untuk diaplikasikan dalam

kehidupan. Bagaimanakah caranya mengikat hati dalam ketaqwaan kepada Allah

Page 3: khutbah Delapan wasiat rosululloh saw

swt? Sedangkan hati kita sering tersangkut dalam kepentingan-kepentingan

duniawi? Bagaimanakah caranya? Rasulullah tidak menerangkan tentang hal ini,

dan Abu Dzarpun tidak menanyakannya. Mungkin bagi dia taqwa adalah perkara

yang jelas. Namun marilah kita ikuti percakapan beliau selanjutnya.

Lalu Abu Dzar pun kembali bertanya kepada Rasulullah “Ya Rasulallah,

tambahkanlah wasiat apalagi yang penting setelah taqwa.”. Rasulullah saw

menjawab “Hendaklah engkau senantiasa membaca Al Qur`an dan berdzikir kepada

Allah azza wa jalla, karena hal itu merupakan cahaya bagimu dibumi dan

simpananmu dilangit.”

Ingatlah kita pada do’a khatmil Qur’an yang sangat masyhur

ا نه مم رانم ما كا ة, اللهم ذم حم رم هدى وم نورا وم اما وم ممهل لمنما ا اجعم , وم لقرأ نا نما ابا نه مم اللهم ارحم منما ما عملا ينما, وم مسا لنما, ن ا ا جم

يم مما ال ب العم ة يم رم منما حج هل ل اجعم , وم مارا افم الن أطرم مآ ءم الليلا وم تمه أ ن ارزقنما تاالموم وم

Keduanya bagaikan deposito bagi diri kita, bunganya dapat dipergunakan untuk

menerangi perjalanan kita di dunia, sedangkan tabungannya adalah kekayaan yang

dapat mengamankan kehidupan di akhirat nanti.

Abu Dzar merasa masih ada hal lain yang hendak disampaikan Nabi Muhammad

saw. iapun berkata meminta “Ya Rasulullah, tambahkanlah.”. Rasulullah menjawab

“Janganlah engkau banyak tertawa, karena banyak tawa itu akan mematikan hati

dan menghilangkan cahaya wajah.” Tertawa adalah hal yang kelihatan sangat

sepele, tetapi Rasulullah saw melihat itu sebagai sesuatu yang memiliki dampak

psikologis dalam jiwa manusia. Karena kebanyakan manusia ketika tertawa akan

Page 4: khutbah Delapan wasiat rosululloh saw

melupakan segala kewajiban sebagai seorang hamba. Hal ini berbeda dengan

model tertawa Rasulullah saw seperti yang diterangkan dalam sebuah hadits

Abdullah bin al Harits yang mengatakan, ”Tertawanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi

wasallam hanya sekedar senyum.” (HR. Tirmidzi) Dan sabda Rasulullah shallallahu

‘alaihi wa sallam, “Senyummu kepada saudaramu merupakan sedekah.” (HR.

Tirmidzi) Kalau demikian, apa maksud stasiun televise berbondong-bondong

menghadirkan acara humor, lawak ataupun dagelan? Bukankah itu sama artinya

sebuah usaha pembodohan? Ataukah hanya sekedar relaksasi dari kejenuhan hidup

ini? Entahlah, yang Jelas Rasulullah telah berwasiat demikian. Saya rasa

kepercayaan kita kepada Nabi Muhammad saw, jauh mengatasi dari pada berbagai

produser acara di televise.

Sebagai muslim yang penuh kehati-hatian dan ingin tahu Abu Dzar pun melanjutkan

pertanyaanya kembali “lalu apa lagi ya Rasulullah.?” Rasulullah saw pun menjawab

“Hendaklah engkau pergi berjihad karena jihad adalah kependetaan ummatku.”

Bagaimanakah maksud jihad sebagai kependetaan? Bukankah jihad itu

kepahlawanan? Inilah yang perlu pemahaman mendalam. Kalimat ini sangat padu

dengan apa yang pernah disabdakan oleh Rasulullah saw bahwa jihad terbesar

adalah melawan hawa nafsu “Kita baru saja kembali dari jihad kecil menuju jihad

yang besar. Para sahabat bertanya, “Apa jihad besar itu?, Nabi SAW menjawab,

“Jihaad al-qalbi (jihad hati).’ Di dalam riwayat lain disebutkan jihaad al-nafs”. (lihat

Kanz al-’Ummaal, juz 4/616; Hasyiyyah al-Baajuriy, juz 2/265).

Masih ada lagi selain itu, karena Abu Dzar kembali meminta “Lagi ya Rasulullah?”

rasulpun menjawab “Cintailah orang-orang miskin dan bergaullah dengan mereka.”

jikalau keempat hal yang telah lalu seolah sangat bersifat pribadi, maka kali ini

Page 5: khutbah Delapan wasiat rosululloh saw

mencintai dan menggauli orang miskin membuktikan adanya unsure sosialis yang

tinggi dalam ajaran Rasulullah saw. mencintai dan bergaul dengan orang miskin

merupakan manifestasi dari kemanusiaan seorang manusia. Dari berbagai ayat

dalam al-Qur’an, kesemuanya menunjukkan bahwa hubungan itu selalu dihiasi

dengan pemberian dan pembagian. Sebagaimana dalam surat An-Nisa’ 36. Dan

berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-

orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh {294}, dan teman

sejawat, ibnu sabil {295} dan hamba sahayamu.

Lalu Abu Dzar meminta lagi kepada Rasulullah saw dengan berkata “Tambahilah

lagi.” Rasulullah saw menjawab “Katakanlah yang benar walaupun pahit akibatnya.”

Qulil haqqa walau kana murran, ان مرا و ك حق ول ل ال karena memang kebenaran bagi ق

sebagian keadaan adalah kepahitan itu sendiri. Inilah yang sedang terjadi di sekitar

kita kali ini. Ketika kebohongan sudah mengurat-nadi, seolah kebenaran enggan

menunjukkan diri. Bukan karena malu atau terdesak dengan kebohogan, namun

karena keduanya tak mungkin ada berdampingan dengan bersamaan.

Abu Dzar masih saja bertanya dan meminta, “tambahlah lagi untukku!.” Rasulullah

pun menjawab “Hendaklah engkau sampaikan kepada manusia apa yang telah

engkau ketahui dan mereka belum mendapatkan apa yang engkau sampaikan.

Cukup sebagai kekurangan bagimu jika engkau tidak mengetahui apa yang telah

diketahui manusia dan engkau membawa sesuatu yang telah mereka dapati

(ketahui).” Kemudian beliau memukulkan tangannya kedadaku seraya

bersabda,”Wahai Abu Dzar, Tidaklah ada orang yang berakal sebagaimana orang

yang mau bertadabbur (berfikir), tidak ada wara` sebagaimana orang yang menahan

Page 6: khutbah Delapan wasiat rosululloh saw

diri (dari meminta), tidaklah disebut menghitung diri sebagaimana orang yang baik

akhlaqnya.”

Itulah beberapa wasiat emas yang disampaikan Rasulullah S.a.w kepada salah

seorang sahabat terdekatnya. Semoga kita dapat meresapi dan mengamalkan

wasiat beliau.

ا ر ا ع ونا ار أ قكرر ر ار ر اا مكك ر و هللاك اا ننك ت نك ا ر تاي و رمكك ما و ا ت ق بل ما ا و ر ذلا اككرر اار ارقوت وا و ر ا ا او رنا ما تمكك ا ا و ن ن ع و

ك ر لا ع عك ار ير اعما ك

Page 7: khutbah Delapan wasiat rosululloh saw

Khutbah II

قانا وا ر ر ت ك ع اهذلررك ح انانا و ع االر ا ع دك مر ر ك ا انرت ح وك ال ن د شر هللاك و ه دك ا نر ال ااح ااال هللاك و ا حر كان انانا و مر اا و

ه دك ا حر ع و مد وا م مك دا يا ا ع لا انانا اللهكم و ا ر اا ك ادلاعا حك ر اك وك و دك ر ا ع مد م مك د يا انا ا ن ا ا ا ر ا و ا حا

ا او ر ا كا م ير لا ر عر ا ا اا ا ر ك ا را ر و ا ا م تقكهللا وا رم ك اا دك و ا ا و ا انا أ وا رنا ا ما عر ر د ا مر ر مكك ر ا ا ن هللا ا م ر اعرل مك و

م ا ت عا اان هللا نا و اا اقكدر وو هاذل كانا ام ع ت نا و ن نرعا ا ا ر ل ا و ر ك وم أ ور و ا و ا اكا انآا نب ن ع ر ل وو هاذل ك نك نك م و

يا أ ا ا ع ر و اا ا نا و هللاك ع ل ير مد و م مك دا يا ا ع لا ا اللهكم و م ير لا ا عر ر مك لا ا نا و ع ل ير ع مد و م مك دا

ا اك ك ووات و ا ب ر ن ع ا ا و ع ان و عك رم ك رو و ا ا ذلرر ا ور دا كل ن ااا اراحا ا ار اللهكم ع ر ا كق راور و ا ووهاذل عا ار م ر قا عا و

هك ع نا م ع ر ا ا و ور با ادلا ر ي ان اا ع لر ا ا ور هكمر اعا ي اا اعا ور و اعا اا ا عا و ور ا ا ا م ارا ل ر ات ت ا ر مر اار

اوا ال ال مر ار كمر و ر واك ما اوا ا ال لر ب لام اكعر ار ور و لاما اكعر ار اوا و ما كتر ا ار اور و ما تر ور ا للهكم امرنارر لالرمك لاما اكعر ار ي ب و الاار ار لهكم ا عا

اكاور و اكشر ار و ر اشا ا أ رر و ما ور و ع لاما اكعر ار ر ك ر م ر ا و ور ر ن ن ادلا ر م انرنك نع و دا شا ك ا ار اع ر عا انرنك

ال دا ا ا و ار ي ا و نا ار و عر ع ا اللهكم اعر ور ب ادلا ر اتات اا ن م ا اعرلا ا و ور ادلا اا و ا عرد اا ار و اا ار كرن عا و نا ا ار ر اك

ومع ت ور عب لاما اكعر انا ار ر ك اهارا ار ا ووع و يا ب ونارعا نردك م اا ا ر ع ا م ر ا و ه ر ما ا ا وتانا اا م ن ا أ ور ا ما ع ار

ا ع ما ن ع و ع ا ل ر ا قو اا ار ن ع و ع ادلنري ا ل ما ر ن ا ن ذلك ر رر نارر ن ا و نر مر ت ور اا ن او ن ا ا نرنكع ل مر ن ا ا ا ا انا

ا ار ع ر و و قكرر ار ا واا ب نررا انا و ع الالر ار در ا و ع ر ا م رك اع هللاا ق اان هللا ن بتمك عا اور ار ار انا كنرذل را و ا ار واا و هب ر وري ن

ا ك ر و مكك اعر نا و ما ناع وك ع ور ذلكرك احر ر و مكك ككررر ن ر ا ع وهللا ار ككرك ر ا ن و ور كرك

ر ت لمكك ر ع مكك ك ر ن عا كررك هللاا ا كررب

Page 8: khutbah Delapan wasiat rosululloh saw