kewirausahaan dan motivasi diri

11
Kewirausahaan dan motivasi diri: Sukses mengenali potensi diri berdasar kepribadian Mampu memotivasi diri yang baik menuju sukses dalam bisnis , kewirausahaan dan kerja merupakan impian banyak orang. Namun semua usaha apapun ketika berangkat dari ketidak tahuan, maka nilai efektifitas menuju terwujudnya sebuah kesuksesan sangat kecil. Peluang sukses akan rendah.Hal ini berbeda jika setidaknya kita mampu mengenal potensi diri kita sejak awal, sehingga banyak terjadi dan kita dengar, seseorang dengan usaha yang minimalis dan sederhana namun begitu cepat menjadi sukses dalam bisnisnya, kerjanya, wirausaha nya.Mengenali diri merupakan modal dan kekuatan, terutama kekuatan untuk membangun kekuatan berikutnya menuju sukses menangkap peluang bisnis , peluang kerja, peluang sukses, peluang peningkatan reputasi.Secara umum dan singkat tipe kepribadian manusia menurut Psikolog dari Amerika yang terkenal dengan JL Holland dapat dibedakan dengan 6 macam: Tipe Kepribadian Konvensional Ciri ciri dari kepribadian konvensional adalah : Bersikat hati-hati, mengikuti arus , metodis, efisien, cermat, tidak fleksibel , pemalu, tidak mau menonjolkan diri, patuh, teratur , tekun, praktis, cermat, sopan, tidak imajinatif.Pekerjaan yang cocok untuk tipe konvensional adalah : resepsionis, sekretaris, klerek, operator komputer dan akuntan. Tipe Kepribadian Sosial Ciri-ciri kepribadian konvensional adalah: menyukai orang, menikmati pergaulan, ramah, dermawan, suka menolong, baik hati, mudah berempati, persuasif, sabar, suka bekerja sama, bertanggungjawab bijaksana, hangat Pekerjaan yang cocok untuk tipe ini adalah: Guru, ibu rumah tangga, konsultan manajemen Tipe Kepribadian Investigative rciri-ciri Kepribadian investigative adalah rasional, analitis, kompleks, selalu ingin tahu, teliti, senang menyendiri, instrospektif, pemalu, penuh kehati-hatian, tidak terburu-buru, tidak terbawa emosi, tidak terlalu disukai orang. Pekerjaan yang cocok untuk tipe ini: ilmuwan, dokter, penerjemah, surveyor, peneliti, dosen Tipe Kepribadian Artisitik iri-ciri Tipe Kepribadian artisitik adalah tidak rapi, emosional, impulsive, tiakpraktis, mandiri,

Upload: faqieh-fatonix

Post on 20-Jun-2015

827 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kewirausahaan Dan Motivasi Diri

Kewirausahaan dan motivasi diri: Sukses mengenali potensi diri berdasar kepribadian

Mampu memotivasi diri  yang baik menuju sukses dalam bisnis, kewirausahaan dan kerja merupakan impian banyak orang. Namun semua usaha apapun ketika berangkat dari ketidak tahuan, maka nilai efektifitas menuju terwujudnya sebuah kesuksesan sangat kecil. Peluang sukses akan rendah.Hal ini berbeda jika setidaknya kita mampu mengenal potensi diri kita sejak awal, sehingga banyak terjadi dan kita dengar, seseorang dengan usaha yang minimalis dan sederhana namun begitu cepat menjadi sukses dalam bisnisnya, kerjanya, wirausaha nya.Mengenali diri merupakan modal dan kekuatan, terutama kekuatan untuk membangun kekuatan berikutnya menuju sukses menangkap peluang bisnis, peluang kerja, peluang sukses, peluang peningkatan reputasi.Secara umum dan singkat tipe kepribadian manusia menurut Psikolog dari Amerika yang terkenal dengan JL Holland dapat dibedakan dengan 6 macam: Tipe Kepribadian Konvensional Ciri ciri dari kepribadian konvensional adalah :Bersikat hati-hati, mengikuti arus , metodis, efisien, cermat, tidak fleksibel , pemalu, tidak mau menonjolkan diri, patuh, teratur , tekun, praktis, cermat, sopan, tidak imajinatif.Pekerjaan yang cocok untuk tipe konvensional adalah : resepsionis, sekretaris, klerek, operator komputer dan akuntan. Tipe Kepribadian SosialCiri-ciri kepribadian konvensional adalah: menyukai orang, menikmati pergaulan, ramah, dermawan, suka menolong, baik hati, mudah berempati, persuasif, sabar, suka bekerja sama, bertanggungjawab bijaksana, hangat Pekerjaan yang cocok untuk tipe ini adalah: Guru, ibu rumah tangga, konsultan manajemen Tipe Kepribadian Investigative rciri-ciri Kepribadian investigative adalah rasional, analitis, kompleks, selalu ingin tahu, teliti, senang menyendiri, instrospektif, pemalu, penuh kehati-hatian, tidak terburu-buru, tidak terbawa emosi, tidak terlalu disukai orang.Pekerjaan yang cocok untuk tipe ini: ilmuwan, dokter, penerjemah, surveyor, peneliti, dosen Tipe Kepribadian Artisitik iri-ciri Tipe Kepribadian artisitik adalah tidak rapi, emosional, impulsive, tiakpraktis, mandiri, instrospektif, imajinatif, orisional, tidak senang, mengikuti arus, intuitif, peka, terbuka, disukai banyak orang. Pekerjaan yang cocok untuk tipe ini adalah: penulis, musisi, jurnalis, seniman, disainer, actor, kritikus seni.t tipe Kepribadian RealistisCiri-ciri kepribadian realistis adalah tidak suka omong kosong, tidak suka mengumbar janji atau kata-kata , keras kepala, materialistis, praktis, menjauhi diri dari pergaulan social, sedikit bergaul, bersikap wajar tidak dibuat-buat, berterus terang, cenderung mengikuti arus, fleksibel, tekun dan cermat.Pekerjaan yang cocok untuk tipe ini antara lain : sopir, pilot, mekanik, juru masak, petani. Tipe Kepribadian PengusahaCiri-ciri tipe kepribadian pengusaha adalah gigih, ambisius, menyenangkan, mendominasi, menyukai petualangan, suka coba-coba, terkadang bertindak berlebihan, suka berbicara, penuh rasa percaya diri, sangat optimis, siap mencoba apapun Pekerjaan yang cocok untuk kepribadian ini adalah : penjual, eksekutif, manajer, wiraswasta

Page 2: Kewirausahaan Dan Motivasi Diri

Kewirausahaan dan motivasi diri: Usaha Beternak Burung Puyuh Makin Diminati

Minat sejumlah masyarakat pedesaan di Kabupaten Cianjur bagian Selatan untuk beternak burung puyuh mengalami kegairahan sejak setahun terakhir. Perkembangan ini menyusul meningkatnya pangsa pasar komoditas tersebut ke pasar Jakarta dan sekitarnya, sehingga harga telur burung puyuh relatif stabil baik kepada para peternak.

Peternak burung puyuh dari Kecamatan Campaka, Cianjur, Eman, Jumat (14/5) mengatakan, perkembangan ini tak terlepas dari serapan konsumen yang menggemari keragaman menu makanan berbahan telur puyuh. Selain itu, makan telur puyuh kembali menjadi keunikan, karena ukurannya kecil dan rasanya gurih.

Beberapa peternak lain, mengatakan melihat adanya tren di kalangan anak muda yang senang bepergian, yang belakangan banyak membawa bekal telur puyuh. Makan burung puyuh rebus dirasakan praktis dimakan, misalnya sambil camping, atau dibakar membuat sate telur.

Oleh sejumlah pedagang asong, telur puyuh sering dijual Rp 1.000,00/lima butir, sedangkan dalam bentuk kemasan, sering dijual Rp 6.000,00-8.500,00/kemasan plastik. Beberapa karyawan toko ritel mengatakan, permintaan telur puyuh relatif stabil, namun pada waktu-waktu tertentu sering meninggi. (A-81/kur) ***

Page 3: Kewirausahaan Dan Motivasi Diri

Inovasi, Kunci Tumbuhkan Semangat Kewirausahaan

jAKARTA - Dalam menghadapi tantangan global, diperlukan inovasi untuk menumbuhkan semangat kewirausahaan. Apalagi saat ini pasar global sedang menghadapi perbaikan yang akan memberikan banyak peluang bagi para wirausahawan di pasar perdagangan yang baru.

Hal tersebut dikatakan CEO Ernst & Young Giuseppe Nicolosi kepada wartawan dalam konferensi pers Entrepreneur Of the Year 2010, di Graha Niaga, Jakarta, kemarin."Pada saat perekonomian dunia dan sektor-sektor utama bisnis sedang menghadapi tantangan yang luar biasa, kita perlu terus berinovasi dan menumbuhkan semangat kewirausahaan," ujarnya.Menurutnya, walaupun beberapa negara di Eropa masih menghadapi sejumlah tantangan ekonomi, bisa dipastikan bahwa perekonomian global sedang menuju ke arah perbaikan yang tentunya akan memberikan banyak peluang bagi para wirausahawan di pasar perdagangan yang baru."Agar sukses dalam era globalisasi, wirausahawan harus siap menghadapi bertambahnya kompetisi global dalam pasar global dalam pasar lokal dan pada saat yang sama siap memanfaatkan peluang untuk masuk ke pasar global," tambah Presiden Direktur PT Citra Tubindo Tbk, Kris Taenar Wiluan.Penerim penghargaan Indonesia Ernst & Young Entrepreneur Of the Year 2009 ini melanjutkan, wirausahawan dapat mendapatkan keuntungan dari pasar-pasar yang baru terbuka dengan mendapatkan pengertian yang mendalam atas pasar global, menggunakan presentasi online dan menyesuaikan produk dan jasa untuk pasar-pasar ini."Terakhir, pelatihan manajemen secara berkesinambungan untuk mendapatkan pengetahuan teknologi baru akan mempersiapkan wirausahawan dengan keahlian-keahlian yang diperlukan untuk sukses dalam membuka pasar baru dan dalam globalisasi," tukasnya.(ade)

Page 4: Kewirausahaan Dan Motivasi Diri

kewirausahaan : Merintis Kaya dari Abon Tuna 24 Desember 2004, tsunami menerjang Aceh tanpa ampun. Merduati merupakan salah satu daerah yang mengalami kerusakan cukup parah. Nurdin dan keluarga juga tak luput dari musibah tersebut. Seluruh harta bendanya musnah, bahkan dua anak tercinta ikut menjadi korban. Pasrah dan putus asa, itu yang dirasakan Nurdin dan Salawati. Mereka tidak tahu lagi mesti berbuat apa. Salawati yang biasanya sibuk meracik abon tuna terpaksa beralih menjadi penjual nasi gurih dan lontong. Cukup lama juga dia melakoni usaha tersebut sampai setahun kemudian, rumahnya didatangi orang dari Kantor Walikota Banda Aceh, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan Badan Pemberdayaan Masayarakat (BPM) Provinsi, yang menawarkan agar usahanya dibuka kembali. Meski awalnya enggan, namun Salawati menyanggupi untuk membuka usaha abon tuna kembali setelah LIPI menawarkan bantuan peralatan. Alat dimaksud tiba pada tahun 2006 yang diserahkan dalam bentuk kredit. Sedangkan pembayaran cicilan baru dilakukan saat usaha telah benar-benar berkembang. Mulailah abon tuna diproduksi kembali walau dalam jumlah terbatas. Nurdin maupun Salawati juga mulai sering diundang mengikuti kegiatan pelatihan dan studi banding ke berbagai daerah di Indonesia. Antara lain oleh Bank Dunia, World Vision, termasuk kerjasama antara BRR NAD-Nias dengan Dinas Perikanan dan Kelautan Aceh. Termasuk mengikuti kegiatan kuliner yang dibuka langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tahun 2008 lalu. ang saku yang didapat dari setiap kegiatan digunakan untuk menambah modal usaha. Sementara untuk kemasan dibantu oleh Klinik Kemasan dan Merek (KKM) senilai Rp 5 juta. Bantuan lainnya juga didapat dari Swisscontac beruba hibah peralatan pengering ikan kayu, penggoreng abon, dan kompor. amun yang paling berkesan adalah saat mengikuti mengikuti lomba UKM yang diselenggarakan Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh tanggal 22 Juli 2009 lalu, yang berhasil meraih juara I pengelola hasil laut terbaik se-Aceh. Nurdin dan Salawati juga berhasil meraih juara III nasional pada lomba Adi Bina Bahari tak lama kemudian. Inilah prestasi yang cukup membanggakan bagi Nurdin dan Salawati. Tidak hanya di tingkat lokal, produk usaha mereka juga berhasil meraih juara di tingkat nasional. Total hadiah yang didapat dari kedua event tersebut mencapai Rp 20 juta dan seluruhnya digunakan sebagai modal usaha. Akses permodalan dari perbankan baru digarap saat pemerintah mengucurkan kredit subsidi bunga untuk pengusaha korban tsunami di Aceh yang pelaksanaannya oleh PT Bank BPD Aceh. Nurdin dan Salawati lantas mengajukan permohonan dan berhasil mendapat kucuran kredit sebesar Rp 70 juta. Uang itu sepenuhnya digunakan untuk perluasan pabrik yang terletak di belakang rumah. Saat ini, rata-rata abon tuna yang mampu diproduksi sebanyak 200 kilogram per bulan dengan rata-rata penjualan sebesar Rp 20 juta. “Pemasaran sudah kita lakukan di Banda Aceh, Medan, dan Jakarta. Tanggapan pasar cukup bagus dan sekarang kita sedang menjajaki pasar souvenir. Kendala hanya satu, kami tidak memiliki kendaraan operasional,” ucap Salawati. Aroma gurih abon tuna kini kembali semerbak di Jalan Twk Raja Keumala. Sebuah plang nama bertuliskan “Abon Tuna dan Ikan Kayu Saputra” terpajang jelas di atas pintu kios depan rumahnya. Saputra, itulah merek dagang abon tuna ini yang diambil dari nama anak semata wayang mereka, yang lahir dari sebuah keinginan kuat hasil pelatihan 12 tahun silam.

Page 5: Kewirausahaan Dan Motivasi Diri

Kewirausahaan : Rahasia Sukses Wirausaha Muda Mandiri

Menjadi seorang entrepreneur tidaklah mudah, banyak yang mencoba banyak pula yang gagal.

VIVAnews - Sejumlah wirausahawan muda mandiri berbagi pengalaman dan kunci agar bisa sukses dalam menjalankan bisnis.

Mereka yang berbagi adalah Brian Arfi Faridhi, Tririan Arianto, Iin Budianto, dan Zainal Abidin di acara seminar “Berbisnis Bisa! Saya Bisa Anda pun Bisa!” di Elemen Café Surabaya beberapa waktu lalu. Keempatnya adalah wirausahawan yang sukses di bidangnya masing-masing dan mendapatkan penghargaan dari Bank Mandiri pada 2009.

Menurut Brian, CEO PT DheZign Online Solution, menjadi seorang entrepreneur tidaklah mudah, banyak yang mencoba banyak pula yang gagal. Namun dengan fokus, keuletan dan ketekunan, persoalan itu akan teratasi dan jalan pun akan terbuka.

“Dalam bisnis hanya satu yang pasti, yaitu kegagalan. Namun kegagalan tersebut akan menghasilkan ketika kita terus mencoba dan mencoba,” tutur Juara Wirausaha Muda Mandiri kategori industri kreatif mahasiswa ini.

Tririan, pemilik PT Mushroom Indonesia yang memenangkan kategori kuliner mengaku memulai usaha dari nol. "Namun dengan ketekunan, kerja keras, doa dan berbagi kepada sesama mampu mengantarkan saya hingga ke titik ini.”

Selain tekun dan ulet, rahasia lainnya adalah saling berbagi lewat komunitas seperti komunitas Tangan Di Atas (TDA) yang menjadi kumpulan para pengusaha UKM. Di sini, setiap orang bisa saling berbagi baik kesuksesan maupun kegagalan.

Keduanya, juga aktif dan bergabung di komunitas ini untuk mengembangkan bisnis. "Outlet bisnis saya meroket dari 3 outlet menjadi 10 outlet dalam 3 bulan," kata Tririan.

Iin Budianto, pengusaha makanan dan pengusaha komputer ini mengaku pendapatannya meningkat hingga Rp 40 juta per bulan. Awalnya Iin adalah seorang karyawan dengan gaji yang tetap.

Page 6: Kewirausahaan Dan Motivasi Diri

Kewirausahaan : Tips Sukses Wirausaha Peluang usaha Modal Kecil

Wirausaha sukses modal usaha kecil, disarankan sekali memiliki “Anu” yang besar. Apa saja “anu” besar yang dibutuhkan untuk sukses berwirausaha peluang usaha modal kecil :

Saya akan babarkan berikut ini :

1. Miliki Visi Yang Besar. Kenapa? Namanya usaha modal kecil, resiko kecil, haruslah ada penyeimbang atau penyemangat untuk membuat seseorang bertahan dalam membangun sukses wirausaha. Nah, apalagi kalau bukan Visi? Miliki visi yang besar dalam membangun usaha. Kalau usaha modal besar, tidak ada visi pun, pasti akan bertahan, kan modal yang dikeluarkan sudah besar, apalagi kalau modalnya boleh ngutang di bank. Mungkin tuntutan untuk mengembalikan utangan usaha jauh lebih besar daripada tuntutan visi, apalagi kalau banyak jaminannya. Nah untuk wirausaha modal kecil, agar sukses, miliki visi yang besar. Dan sesuai seperti yang sering saya sharingkan, miliki Visi yang bukan Uang. Loh, kok bukan uang? Bukannya usaha itu untuk mencari Uang. Saya seringkali ditanyakan hal ini. Usaha kok bukan untuk mencari uang. Ini pendapat saya loh. Usaha bukan untuk mencari uang, tapi membangun sumber aliran uang. Haha.. Nah, namanya sumber aliran, ibarat jaringan saluran pipa, tentulah butuh proses, butuh waktu, butuh tenaga, butuh investasi baik modal maupun pikiran. So, apabila pembaca ingin membangun sebuah usaha dan menjadi wirausaha sukses, coba tanyakan pada diri sendiri, apa Visi anda? Duhh..kok saya campur tangan tanyanya apa visi anda. Ya, kalau begitu, saya balik aja, apa Visi Saya dalam membangun UniversitasBisnis.com? Saya ingin agar banyak rakyat Indonesia membangun usaha alias menjadi wirausaha atau kerennya entrepreneur. Awalnya ini hanyalah sebuah web online yang menyebarkan segala hal tentang bisnis atau wirausaha, namun suatu hari beberapa tahun ke depan, ini akan menjadi besar dan ramai, dan akhirnya visi saya dan saya yakin juga tentunya visi beberapa orang khusus yang luar biasa (apakah itu Anda juga pembaca?) akan menjadi Universitas beneran yang mencetak pebisnis atau wirausahawan sukses di tanah air ini. Inilah visi saya. Nah, saya yakin pemirsa pun pasti punya Visi. Saya ada kata-kata bijak motivasi tentang ini : Maju tidaknya sebuah bangsa tergantung pada Pemimpinnya. Dan besar tidaknya seorang Pemimpin ditentukan oleh Visinya. Jadi dari kata bijak mutiara itu, dapatlah diartikan, maju tidaknya sebuah Bangsa tergantung dari Visi Bangsa itu. Maukah pemirsa atau pembaca, kita menyamakan Visi lewat artikel ini, Visi : Mencetak 1000 Wirausaha alias Pebisnis Sukses di 2011. Ya, 1000 wirausaha sukses di 2011 lewat UniversitasBisnis.com.

2. Untuk yang kedua, saya sambung lagi ya di artikel berikutnya, ini sudah lumayan panjang juga artikelnya..

Page 7: Kewirausahaan Dan Motivasi Diri

Kewirausahaan : Pengusaha Lele Sangkuriang dari Bogor

Suatu hari, Muchtar yang beralih profesi menjadi pembenih ikan lele ini memperoleh keterangan tentang ”pendekar lele sangkuriang” Nasrudin, di Kampung Sukabirus, Desa Gadog, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Maka, dia pun mendatangi Nasrudin untuk mencari tahu atau ”berguru” ilmu perlelean. Namun, Muchtar tidak lantas berguru secara langsung. Setelah pertemuan dengan Nasrudin dan mendapat gambaran mengenai usaha itu, Muchtar kemudian mengutus Ade untuk mengikuti pelatihan kepada Nasrudin. Setelah itu, Muchtar menyusul bersama dua anaknya yang lain, Wawan dan Trimulyana, untuk menimba ilmu mengenai pembenihan lele. Ternyata, untuk menimba ilmu tentang lele tidak perlu waktu berminggu-minggu, berbulan-bulan, apalagi bertahun-tahun. Ade mengikuti pelatihan hanya selama 3 hari di pusat pelatihan lele Nasrudin di Kampung Sukabirus. Dia sudah memperoleh ”jurus-jurus” jitu cara memelihara, memberikan pakan, dan mengatasi penyakit ikan secara tepat. Tanpa menunggu waktu lagi, bekal pengetahuan itu langsung diterapkan di lapangan. Kolam-kolam pun dibuat tidak dengan menggali tanah, sebagaimana layaknya kolam ikan yang kita kenal selama ini. Mereka menggunakan terpal untuk membuat ”kolam-kolam” itu, dan kemudian diisi benih ikan lele sangkuriang. Rupanya tanda-tanda keberhasilan usaha lele itu mulai tampak. ”Berangsur-angsur usaha kami itu, berhasil,” kata Ade, akhir Maret lalu. Kematian benih lele seperti yang terjadi saat mengembangkan lele dumbo bisa mereka atasi. Perlakuan khusus bisa menekan angka kematian benih. Saat ini, usaha mereka sudah jauh berkembang. Siang itu, misalnya, Ade baru saja melayani pembeli benih lele sangkuriang ukuran 4-6 cm sebanyak 4.000 ekor.KewalahanDiawali dari 10 kolam terpal ukuran 2 x 4 meter untuk pembenihan, kini Ade yang mengembangkan usaha bersama ayah dan adiknya memiliki sekitar 100 kolam pembenihan ikan lele sangkuriang. Muchtar sendiri juga memiliki sekitar 10 kolam pembesaran ukuran 10 x 10 meter. Satu paket induk lele sangkuriang terdiri dari 10 betina dan 5 jantan. Ade membeli induk lele pada Nasrudin seharga Rp 800.000 per paket. Sejak menetas sampai dipanen, usia benih ikan lele sangkuriang ukuran 4-6 cm butuh waktu sekitar 50 hari. Setiap ekor induk lele sangkuriang bisa menghasilkan 70.000–100.000 ekor benih. ”Saat ini, setiap bulan kami baru bisa menjual 300.000 benih dengan harga Rp 150 per ekor,” kata Ade. Pesanan benih lele memang terus mengalir. Namun, tidak semua pesanan itu mampu dipenuhi. Ade mencontohkan, adanya permintaan benih sebanyak 1 juta ekor setiap bulan dari pembeli warga Tangerang, Banten, tetapi permintaan itu tidak sanggup mereka penuhi.”Untuk melayani peternak ikan lele sangkuriang di daerah Kabupaten/Kota Bogor dan sekitarnya saja, kami masih kewalahan,” kata Ade. Melihat kondisi seperti itu, Ade mencari jalan keluar dengan menyiapkan 10 orang binaan sebagai pembenih ikan lele sangkuriang.Sementara Muchtar yang memiliki 10 kolam pembesaran mengisi kolamnya dengan 10.000 ekor benih ukur 4–6 cm. Dari 10.000 benih ini, setelah 45 hari dapat dipanen 1 ton ikan lele ukuran 6–7 ekor per kg. Harga jualnya saat ini Rp 10.500 per kg. ”Dari panen 1 ton ikan itu, dipotong pakan dan biaya pemeliharaan, masih ada keuntungan sekitar Rp 3 juta,” kata Muchtar.Ade dan ayahnya, sebagai keluarga pelopor usaha pembenihan ikan lele di sentra Perajin Sandal Cibeureum ini, sekarang sering menerima kunjungan tamu yang ingin belajar budidaya ikan lele sangkuriang, baik untuk pembenihan maupun pembesaran. ”Kami dengan senang hati menjelaskan bagaimana caranya menjadi pembudidaya ikan lele sangkuriang,”