kewirausahaan

29
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Ikan merupakan sumber protein yang lebih baik dibanding hewan ternak lainnya karena rendahnya kadar kandungan kolestrol. Ikan sidat salah satu jenis hewan yang potensial untuk dikembangkan. Sebagian besar masyarakat di Indonesia menyebut jenis ikan ini dengan nama yang berbeda-beda, misalnya Sumatera menyebutnya sogili, Betawi menyebutnya moa, Sunda menyebutnya lubang, Jawa Tengah menyebutnya pelus, dan ada juga yang menyebut dengan belut bertelinga karena bentuknya mirip dengan belut. Tetapi, hanya saja ikan ini memiliki ukuran yang lebih besar dan memilki semacam telinga atau sirip di bagian telinga. Ikan ini hidup di air tawar.Ikan sidat yang bisa hidup di dua alam yang berbeda yaitu air tawar dan air laut yang menjadikan ikan tersebut istimewa. Karena proses yang hidup di dua tempat tersebut menjadikan ikan sidat memiliki keunggulan gizi. Kandungan gizi yang ada dalam ikan sidat dibanding dengan daging lainnya, termasuk ikan

Upload: brainace

Post on 28-Dec-2015

14 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

bagus

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Ikan merupakan sumber protein yang lebih baik dibanding hewan ternak lainnya

karena rendahnya kadar kandungan kolestrol. Ikan sidat salah satu jenis hewan yang

potensial untuk dikembangkan. Sebagian besar masyarakat di Indonesia menyebut

jenis ikan ini dengan nama yang berbeda-beda, misalnya Sumatera menyebutnya

sogili, Betawi menyebutnya moa, Sunda menyebutnya lubang, Jawa Tengah

menyebutnya pelus, dan ada juga yang menyebut dengan belut bertelinga karena

bentuknya mirip dengan belut. Tetapi, hanya saja ikan ini memiliki ukuran yang lebih

besar dan memilki semacam telinga atau sirip di bagian telinga.

Ikan ini hidup di air tawar.Ikan sidat yang bisa hidup di dua alam yang berbeda yaitu

air tawar dan air laut yang menjadikan ikan tersebut istimewa. Karena proses yang

hidup di dua tempat tersebut menjadikan ikan sidat memiliki keunggulan gizi.

Kandungan gizi yang ada dalam ikan sidat dibanding dengan daging lainnya,

termasuk ikan salmon yang sampai saat ini diklaim memiliki kandungan gizi paling

baik.

1.2 Tujuan Dan Manfaat

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui manfaat ikan sidat

2. Mengetahui cara pendederan ikan Sidat

3. Untuk mengetahui potensi bisnis pendederan ikan Sidat

BAB II

ASPEK PEMASARAN

2.1.1 Produk Pemasaran

Sidat adalah ikan yang ketika dewasa hidup di air tawar, tetapi setelah matang gonad

akan beruaya atau pindah ke laut dalam dalam untuk memijah. Kehidupan sidat

sangat unik karena ikan ini bisa hidup dalam kadar garam yang berbeda. Di seluruh

dunia, terdapat 18 spesies sidat, tetapi tidak semua spesies sidat berpotensi untuk

dibudidayakan, hanya beberapa spesies saja.Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan

sebagian besar spesies sidat terbilang lambat.Selain itu tidak semua spesies sidat yang

laku d pasaran, baik pasar dalam negri maupun pasar international.Setiap spesies sidat

mempunyai ciri khas tersendiri, termasuk tingkah lakunya.Untuk mengenal sidat

lebih dekat lagi, dapat dipelajari dari klasifikasi, morfologi dan anatomi, habitat dan

siklus hidup, makan, serta perkembangbiakan.

Sidat  memiliki  potensi  yang  cukup  besar  untuk  dikembangkan  menjadi

komoditi perikanan   unggulan   karena   permintaan   dunia   yang   sangat   tinggi.  

Masyarakat   Jepang merupakan konsumen ikan sidat terbesar dunia, dimana setiap

tahunnya membutuhkan 150 ribu  ton  dari  250  ribu  ton  kebutuhan  dunia.

Sayangnya,  dalam  beberapa  tahun  terakhir, populasi sidat populer dunia seperti

Anguilla Japonica, Anguilla anguilla dan Anguilla rostrata mulai  menurun   drastis  

karena   konsumsi  berlebihan,   ditambah   siklus   hidup   yang   rumit menyebabkan

stok benih budidaya ikan ini masih mengandalkan hasil tangkapan alam. 

Menurunnya  produksi  sidat  membuat  dunia  mulai  melirik  ke  spesies  sidat

tropik  di Indonesia  yang ternyata  merupakan  pusat  sidat  dan  memiliki  12

spesies  dari  18  spesies yang ada di dunia. Indonesia yang memiliki sidat dengan

jenis yang cukup beragam  belum dimanfaatkan   secara   optimal.   Kebanyakan sidat

yang   dipasarkan   merupakan   hasil tangkapan  dari  alam.  Sampai  saat  ini  jumlah

pembudidaya sidat  masih  sangat  terbatas, padahal potensi benih sidat (glass eel) di

Indonesia cukup tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa antara    jumlah    produksi    

benih    yang    dihasilkan    dari    alam    belum   sepadan dengan pemanfaatannya

untuk  pembesaran.  Dengan  demikian  perlu  diwaspadai karena  kenyataan di

lapangan  justru  permintaan  ekspor  terhadap  benih  sidat  (glass  eel)  semakin

meningkat, misalnya dengan dalih untuk penelitian. 

Dengan   adanya   Peraturan   Menteri   Kelautan   dan   Perikanan,   tentang  

larangan Pengeluaran Benih Sidat Dari Wilayah Negara Republik Indonesia, ke Luar

Wilayah Negara Republik Indonesia NOMOR PER. 18/MEN/2009. 

Ukuran dan benih sidat yang dilarang adalah: 

1.   Benih adalah ikan dalam umur, bentuk, dan ukuran tertentu yang belum dewasa. 

2.   Benih  sidat  adalah  sidat  kecil  dengan  ukuran  panjang  sampai  35  cm

dan/atau  berat sampai 100 gram per ekor dan/atau berdiameter sampai 2,5 cm. 

Jadi ada batasan berat 100 gram, atau diameter s/d 2,5 cm, dan panjang 35 cm. Hal itu

memungkinkan perkembangan pemeliharaan sidat dalam negeri sampai ukuran (100

gr, diameter  2,5  cm,  panjang  35 cm), dan  dapat  dilepas  ke  pasar  internasional

untuk  ukuran yang lebih besar. 

Pasaran di Jepang menghendaki ukuran konsumsi 190  gr/ sd 200  gr per ekor  yang

disebut  'boko'  [150 gr s/d  220  gr,  panjang  s/d  80  cm  sekilo  6  ekor],  untuk

ukuran  small marketsize adalah 'futo' [100 gr - 150 gr, panjang mencapai 50 cm,

sekilo 8 ekor]. 

Jika sudah dipaket menjadi sidat panggang (unagi kabayaki) kemasan adalah 110gr-

120  gr,  dan  150gr-160gr,  dalam  bentuk  sudah  dikemas  dalam  kemasan  vakum,

dari  sidat hidup kabayaki susut beratnya 20%. Harga  sidat  di  Tsukiji  Market  -

Jepang,  mencapai  7.000  yen  per  kg,  sekitar  Rp. 739.865  per kilo  gram,  untuk

unagi  kabayaki  (panggang  di  vakum)  harga  110gr  -  120  gr sekitar 1.260-1.500

yen (133 ribu s/d 158 ribu rupiah). 

Jadi  dapat  diperhitungkan  harga  jual  ke  Jepang,  tentu  akan  memudahkan  jika

di Indonesia  yang  di eksport  adalah  produk  olahan  (unagi  kabayaki),  bisa  juga

dalam  bentuk fresh frozen eel, frozen roasted eel (unagi kabayaki). Untuk pasaran

dunia biasanya mereka menghendaki sidat hidup untuk pasar lokal, dan frozen eel. 

KANDUNGAN GIZI & MANFAAT IKAN SIDAT

Penelitian kedokteran moderen menemukan bahwa kandungan vitamin dan

mikronutrien dalam ikan sidat sangat tinggi, di antaranya:

-). vitamin B1, 25 kali lipat susu sapi

-). vitamin B2, 5 kali lipat susu sapi

-). vitamin A, 45 kali lipat susu sapi,

-). kandungan zinc (emas otak) 9 kali lipat susu sapi.

1. Mengandung berbagai asam lemak tak jenuh yang tinggi yang tak ada pada hewan

lainnya, sehingga dapat merupakan makanan utama yang memenuhi nafsu makan

manusia, tanpa perlu kuatir badan akan menjadi gemuk. Rasa ikan sidat harum dan

enak.

2. Disebut sebagai “ginseng air”, fungsinya dalam memperpanjang umur dan

melawan kelemahan dan penuaan tak ternilai. Sidat memiliki kandungan nutrisi

protein, karbohidrat, serta omega 3 yang tinggi.Sehingga menguatkan fungsi otak dan

memperlambat terjadinya kepikunan. Ikan sidat mempunyai kandungan asam lemak

Omega 3 tinggi, yakni sekitar 10,9 gram per 100 gram. Omega 3 ini dipercaya

mampu meningkatkan fungsi mental, memori, dan konsentrasi manusia.Zat yang

banyak terdapat dalam lemak sidat ini juga terbukti mampu mengobati depresi, gejala

penyakit kejiwaan atau schizophrenia.Mengkonsumsi ikan sidat dapat mengatur

imunitas tubuh manusia, sebagai anti oksidan, menghilankan racun tubuh, serta

memperlambat penuaan.

3. Teknologi menemukan bahwa daya hidup ikan sidat yang ajaib bersumber dari

tulang sum-sumnya yang besar dan kuat. Penelitian modern menunjukkan bahwa

tulang sum-sum ikan sidat mengadung beratus-ratus jenis zat bergizi, gizi dan nilai

farmakologinya yang istimewa telah mendapat perhatian yang luas dari para pakar.

4. Sudah banyak terbukti, mengkonsumsi ikan sidat secara teratur dapat mendorong

terbentuknya lemak fosfat dan perkembangan otak besar, bermanfaat untuk

meningkatkan daya ingat. Juga memperbaiki sikulasi kapiler, mempertahankan

tekanan darah normal, mengobati pembuluh darah otak.

5. Banyak orang merasakan manfaat mengkonsumsi ikan sidat untuk penyakit rabun

jauh, rabun dekat, glukoma dan penyakit mata kering di sebabkan karena mata terlalu

lelah.

6. Minyak Ikan sidat dibuat dari ekstrak sum-sum ikan sidat segar, mengandung tiga

jenis nutrient penting yaitu: asam lemak omega 3 (DHA & EPA) , Phospholipids dan

antioksidan Vitamin E.

Potensi Ikan Sidat di Indonesia

Berkembangnya budi daya ikan sidat sangat dipengaruhi oleh kondisi alam.

Di Negara – Negara yang kondisi alamnya kurang mendukung sangat sulit

mengembangkan budi daya ikan ini. Hal ini karena negara tersebut harus bisa

menciptakan lingkungan hidup yang dinginkan ikan ini.Kalaupun bisa, hanya

dilakukan dalam beberapa bulan saja, itupun membutuhkan biaya yang sangat

besar.Sementara Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat mendukung

dalam kegiatan ini.

Pertama, Indonesia beriklim tropis dengan dua musim yang silih berganti,

yaitu musim hujan dan musim kemarau.Kondisi ini sangat baik bagi kehidupan sidat.

Suhu udara dan suhu air di musim hujan dan musim kemarau tidak jauh berbeda dan

sangat membantu dalam meningkatkan aktivitas hidup sidat dan membantu dalam

proses metabolism tubuh dengan baik. Dengan demikian, budi daya sidat dapat

dilakukan sepanjang tahun.

Kedua, Indonesia memiliki ptensi sumber benih yang sangat melimpah.

Benih – benih ikan sidat banyak di temukan di pantai – pantai yang menghadap ke

laut dalam.Ada banyak daerah yang bisa dijadikan sebagai sumber benih di

anttaranya sepanjang pantai selatan pulau Jawa, sepanjang Pantai Timur Sumatera,

dan sepanjang Pantai Tenggara Sulawesi.Memang belum ada data yang akurat,

berapa potensi ikan sidat di Indonesia karena penelitian kearah itu masih jarang

dilakukan.Penilitian hanya dilakukan di beberapa daerah saja, seperti Pelabuhan Ratu

di Sukabumi dan Poso.

Itulah dua faktor penting yang dimiliki Indonesia sebagai modal dalam

mengembangkan budi daya sidat, di samping faktor – faktor lainya, seperti lahan

yang luas, air yang melimpah, dan sumber sarana produksi, seperti pakan tambahan

sidat yang sangat melimpah.Oleh karena itu, suatu hal yang sangat mustahil bila hasil

budi daya sidat di Indonesia tidak tinggi.

Proses Pendederan ikan Sidat

Panen dan Seleksi

Pemanenan dilakukan setelah 2 minggu masa pendederan. Caranya dengan

menyurutkan air bak secara perlahan dengan memasang pipa pembuangan. Pipa

pembuangan diberi puluhan lubang kecil, lebih kecil dari ukuran elver. Pipa tersebut

berfungsi sebagai saringan. 

Panen parsial juga bisa dilaksanakan, terutama    bila    terlihat adanya pertumbuhann

yang  tidak seragam.   Elver/benih  yang  sudah  lebih  besar  bisa dipanen terlebih

dahulu dan dipindahkan ke kolam pendederan 2. 

Penangkapan  dilakukan  dengan  sekup  halus  setelah air  perlahan  surut  kemudian

dimasukkan  ke dalam ember. Setelah ember penuh, elver/benih dimasukkan ke

dalam hapa yang dipasang di bak lain dengan aliran lebih deras. Hapa berukuran

panjang 2 m, lebar 1 m, tinggi 60 cm. demikian penangkapan dilakukan berulang-

ulang hingga semua benih tertangkap 

Seleksi 

Seleksi dilakukan setelah   benih   dibiarkan selama  dua  jam  agar  kondisi  tubuh

benih pulih.  Seleksi dilakukan  untuk  memisahkan benih yang besar dan kecil untuk

dibudidayakan dalam kolam berbeda. Hal ini menghindari kanibalisme. 

cara melakukan seleksi: 

•siapkan dua buah ember, sebuah saringan aluminium, dan 1 sekup net 

•isi air ke dalam ember besar tersebut setengahnya 

•tangkap benih dengan sekup net dan masukan ke saringan alumunium yang

diletakkan di permukaan air dalam ember. 

•biarkan selama 1 - 2 menit. 

•benih yang kecil akan keluar dengan sendirinya dan yang besar tertahan. 

•masukkan benih besar ke dalam ember kedua 

•ulangi cara tersebut sampai semua benih  diseleksi 

Perawatan pemeliharaan

 Pemberian Pakan  

Pakan tambahan diberikan keesokan harinya atau sehari setelah penebaran. Selama

semalam elver dibiarkan beradaptasi dengan lingkungan barunya.  Pakan  tambahan

berupa  cacing  sutra  yang  masih  hidup Diberikan empat kali sehari, yaitu pukul

09.00, pukul 12.00, pukul 15.00, dan pukul 19.00. dosisnya masing-masing 20% dari

berat  total  atau  20  g/5000  ekor  elver  pada   minggu pertama,  40  g  pada  minggu

kedua,  60  g  pada  minggu ketiga, dan 80 g pada minggu keempat 

Pemberian pakan tambahan sebagai erikut: 

ambil cacaing sutra dari tempat penyimpanan dengan sekup net dan biarkan

beberapa saat agar airnya turun. 

timbang cacing sutra seberat 20 g, 5 sendok makan (dosis untuk 1000 ekor). 

letakkan cacing sutra pada baki plastik, kemudian letakkan baki plastik di

sudut-sudut bak dekat pembuangan, di bawah peneduh, atau saung pemberi

pakan tambahan 10 cm di bawah permukaan air 

Pengontrolan  

Pengontrolan dilakukan minimal empat kali sehari. Pengontrolan dilakukan dengan

memeriksa kebocoran bak, kualitas air, debit air, dan ancaman penyakit terhadap

elver. 

Untuk menjaga kualitas air tetap baik, sebagian air dalam bak harus diganti dengan

air baru. Sebelum melakukan pembuangan air, kotoran  harus dibuang dengan cara

disipon. 

cara menyipon:

isi selang air dengan air dari lubang pemasukan. 

pegang/tutup kedua ujungnya, masukkan ujung yang satu ke dalam air dan

yang 

satu di luar bak, kemudeain dibuka; dengan demikian air keluar dengan

sendirinya. 

lekatkan ujung selang dengan kotoran pada dasar bak 

kotoran-kotoran itu akan terbawa dengan aliran air. 

untuk mempermudah menyipon, beri tongkat kayu pada ujung tersebut.

Pencegahan penyakit :

timbang 2,5 g atau satu sendok teh oxytetracyclin.

larutkan dalam 20 L air dan aduk sampai merata.

tambahkan 2 kg garam dan aduk lagi sampai merata.

tebarkan larutan ke seluruh permukaan air bak dan aduk dengan tangan secara

perlahan. 

selama pencegahan penyakit, kurangi debit air menjadi setengahnya.

Penebaran benih

Waktu yang baik untuk menebar elver adalah pada pagi hari saat suhu air masih

rendah, yaitu antara pukul 07.00 - 09.00. tujuannya agar elver tidak stres akibat suhu

tinggi. Kepadatan elver pada pendederan pertama 4-5 ekor liter air atau 4.000 - 5.000

ekor/m . 

Cara menghitung elver: 

•tangkap seluruh elver, masukkan dalam ember besar yang diberi air sebanyak 20

Liter 

•aduk elver dalam ember secara perlahan agar merata 

•ambil satu Liter sebagai sampel dan hitung 

•untuk mengetahui jumlah keseluruhan, dapat dihitung dengan rumus sebagai

berikut: 

Ket:   A = Jumlah total elver (ekor) 

B = Jumlah elver dalam 1 Liter (ekor)

C = Volume air dalam ember besar  (Liter)

Elver yang akan ditebar harus diadaptasikan terlebih dahulu dalam bak berisi larutan

garam/-10 ppt (sesuai di penampungan) selama 24 jam. 

siapkan bak berukuran panjang 4 m, lebar 2 m, dan tinggi 1 m. 

isi bak tersebut dengan air bersih setinggi 60 cm. 

masukkan 48 kg gram murni dan aduk sampai merata. 

memasukkan sedikit demi sedikit air dari bak ke dalam wadah angkut 

setelah suhunya sama, masukkan elver yang baru datang secara perlahan-

lahan 

pasang aerasi sekeliling bak agar oksigen tetap tinggi. 

setelah 24 jam, alirkan air untuk membuang sedikit demi sedikit partikel-

partikel garam hingga kandungan garamnya menjadi nol atau menjadi air

tawar. 

bila sudah diadaptasikan, elver sudah bisa ditebar

Kolam dan media budidaya

Kolam  berukuran  kurang lebih  2  x  3  x  0,6  m.  Kolam  Pendederan  1  sebaiknya

ditempatkan dalam  ruangan  (indoor)  maksudnya  agar  suhu  air  media  budidaya

dapat  lebih stabil.    Suhu  yang  tidak  stabil  atau  goncangannya  besar  kurang

baik  untuk  elver (ikan pada umumnya), karena nafsu makan dapat terganggu.

Pembersihan bak dilakukan dengan menyikat dinding dan dasar bak.

Pemberantasan  penyakit  dilakukan  dengan  mengosok  dinding  dengan  busa yang

sudah  dicepul  dalam  larutan  kaporit  30-100  ppm  

Pengeringan dilakukan hingga kering benar, antara 2-3 hari bergantung pada cuaca.

Pengisian air dilakukan hingga kedalaman +/- 30 cm.  Sudah barang tentu air adalah

air yang sudah disiapkan dalam tandon.

2.1.2 Sasaran pembeli

Budi daya ikan sidat mungkin masih kalah populer dengan ikan-ikan jenis

lainnya seperti ikan lele, gurame, Ikan mas dan ikan lainnya. Meski demikian potensi

bisnis budidaya ikan sidat cukup cerah untuk dicoba. Di dalam negeri ikan sidat

memang belum menempati posisi yang bagus, karena harganya sangat mahal tapi di

negara Jepang, Macau, Taiwan, China dan Hongkong, Ikan Sidat merupakan ikan

yang banyak digemari. Selain digemari karena kandungan gizi yang tinggi harga ikan

sidat sangatlah fantastis, masakan Ikan sidat di restoran Jepang bisa mencapai 400

ribu satu porsi, sehingga peluang bisnis ikan sidat sangat bagus untuk ditekuni.

Menurut data BPPT setiap tahunnya Jepang membutuhkan 150 ribu ton dari

250 ribu ton kebutuhan Ikan sidat dunia, padahal produksi negara sakura itu hanya 21

ribu ton per tahun. Data ini menunjukkan peluang usaha eksport ikan sidat yang

masih terbuka lebar.

Karena peluang usaha ikan sidat di luar negeri cukup besar sedangkan di

dalam negeri kurang diminati, Maka sasaran utama bisnis ini adalah pihak luar

negeri, lebih spesifiknya yaitu Negara – Negara di asia timur seperti Jepang China

dan Hongkong, karena harga ikan sidat benih dan ukuran konsumsi terpaut cukup

jauh. Nilai ikan sidat akan semakin tinggi jika ukuran dan bobotnya semakin besar.

Waktu yang diperlukan di dalam budidaya ikan sidat tergantung ukuran benih

yang ditabur. Untuk benih ukuran 200 gram untuk menghasilkan panen ukuran 500

gram memerlukan waktu maksimal lima bulan.

Tingkat produktivitasnya juga cukup bagus.Untuk satu ton benih,

diperkirakan bisa menghasilkan 5 ton ikan sidat.Sekarang, semakin banyak investor

yang berkeinginan membudidayakan ikan sidat, sebab, budidaya ikan sidat dipastikan

menguntungkan.

.2.1.3 Daerah/Lokasi Pemasaran

Untuk daerah atau lokasi pemasaran ikan sidat ini, pemasaran lebih

dipusatkan ke pasar internasional karena permintaan ikan sidat sangat besar di pasar

internasional terutama ke Negara – Negara di asia seperti China, jepang dan

Hongkong.

2.2 Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran dapat dilakukan dengan melakukan kerja dengan

UPPB(Unit Pengelola Perikanan Budidaya) . Sistem pemasaran yang dilakukan

oleh UPPB (Unit Pengelola Perikanan Budidaya)sekitardengan cara distributor

pemesan datang langsung ke UPPB dan pemesanan sebelumnya melalui telefon.

Kemudian UPPB melakukan pengepakkan ikan sidat ke dalam sterofoam sebelum di

didistribusikan, ikan sidat yang dihasilkan UPPB yang dipasarkan untuk intern yaitu

sekitar Bogor, Surabaya, Jogja dan Jakarta. Yang kemudian oleh perusahan eksportir

diolah menjadi makanan siap saji (unagi) yang siap dikirim ke luar Negeri seperti

Jepang, Korea, Amerika, Cina, dan Hongkong, jadi untuk proses ekspor diluar

kendali dari UPPB karena sudah menjadi tanggung jawab eksportir. Berikut saluran

distribusi pemasaran ikan sidat yang dijalankan oleh UPPB.Dalam menentukan harga

ikan sidat, UPPB sebelumnya dilakukan sistem semi lelang terlebih dahulu kemudian

disesuaikan dengan kesepakatan harga tertinggi itu yang dipilih. Untuk promosi

UPPB menyiapkan ikan sidat hidup dalam berbagai macam ukuran sesuai dengan

permintaan pemesan, tetapi biasanya UPPB memasarkan ikan sidat dengan ukuran 3-

4 ekor per kilo dengan tujuan untuk menjaga hubungan baik dengan pelanggan

karena semakin besar ukuran ikan sidat semakin digemari oleh pembeli. Sistem

distribusi ikan sidat untuk tujuan Surabaya diantar langsung ke tempat tujuan dengan

menggunakan transportasi berupa mobil dinas milik UPPB, sedangkan untuk Jogja,

Bogor, dan Jakarta hanya diantar sampai ke bandara Juanda Surabaya kemudian

dilanjutkan oleh perusahaan kargo dengan menggunakan pesawat udara.

Atau alternatif lain, pemasaran dapat dilakukan melalui kerja sama

antarsesama investor dengan membentuk perhimpunan atau asosiasi yang tujuannya

untuk menyusun kekuatan sehingga jumlah permintaan dari Negara – Negara sidat

dapat dipenuhi.

BAB III

ANALISIS USAHA

Analisa Usaha 

Usaha pembesaran sidat ini dilakukan pada bak fiber bundar kapasitas 1000 liter

air.Analisa ini berdasarkan pemeliharaan dalam 1 tahun (2 siklus produksi).Investasi

pembesaran sidat muda ini meliputi pembuatan hatchery, pembelian bak fiber bundar,

heater, Hiblow, Genset, dan pembelian peralatan perikanan.

  Untuk Skala Kecil

1. Investasi

INVESTASI

NILAI

INVESTASI

(Rp.)

Sewa lahan 100 m (selama 1 tahun) 50.000

Pembuatan gubug (umur pakai 5 tahun) 600.000

Kolam Terpal (masa pakai 5 tahun) 4 kolam

@200rb800.000

Selang 20 m (masa pakai 5 tahun) 50.000

Aerator, 4 buah @100.000 400.000

TOTAL INVESTASI 2.100.000

II. Biaya operasional

BIAYA OPERASIONAL

NILAI

INVESTASI

(Rp)

Bibit 120 ekor untuk 4 kolam 1.600.000

Pakan keong mas (8bln) @ 75.000 600.000

Cacing lumbricus rubellus (4 kg)

@30.000120.000

Probiotik 100.000

Garam 10.000

TON 2 botol @43.500 87.000

Rekening listrik (8 bulan) @10.000 80.000

Biaya penyusutan kolam 160.000

Biaya penyusutan sewa lahan 50.000

Biaya penyusutan  gubug 120.000

TOTAL BIAYA OPERASIONAL 2.927.000

III. Penerimaan : 120 ekor 0,9 (SR 90%) @Rp. 50.000/ekor : Rp. 5.400.000

IV. Keuntungan : Rp 5.400.000 - Rp 2.927.000 : Rp 2.473.000

V.  Pertimbangan usaha :

a. BEP (Break Even Point)

BEP untuk harga produksi :

BEP : Rp 2.927.000 : 108 ekor (: Rp. 27.102)

Dengan produksi ikan sidat sebanyak 108 ekor (86,4 kg), titik baik modal akan

tercapai jika harga penjualan : Rp 27.102

BEP untuk jumlah produksi :

BEP : Rp 2.927.000 : Rp 50.000/ekor : 59 ekor

Dengan harga penjualan ikan sebesar Rp 50.000/ekor, titik balik modal akan

tercapai jika jumlah panen mencapai 59 ekor

b. B/C Ratio (Perbandingan Penerimaan dan Biaya)

B/C : Rp 5.400.000 : 2.927.000 : 1,85

Setiap penambahan biaya Rp.1 memperoleh penerimaan RP. 1,85.

Untuk Skala Besar ( banyak benih)

1.  Luas kolam 100 m2 ( kolam tembok, tinggi 100cm – 150cm ) diajurkan

pemanfaatan kolam air deras yang kurang berfungsi.

2.  Benih sidat ynag ditebar 25 ekor/m2 ukuran 30-5- gr atau padat tebar 1 kg/m2.

3.  Total tebar ± 2.500 ekor (100 kg).

4.  Lama pemeliharaan 5-6 bulan

5.  Estimasi tingkat kelangsungan hidup (SR) 70%.

6. Pakan utama cacing kalung (Rumbricus), minimal sebanyak 60 % dari total

pemberian pakan selama satu periode, dan sebanyak 40% (ikan rucah, pellet, keong

mas) tingkat konversi pakan 2.

7.  Jumlah pemberian pakan perhari 3-5 % dari berat total.

8.  Budidaya cacing kalung (Rumbricus) perlu dilaksanakan karena merupakan pakan

utama dan telah disetujui eksportir sidat. Tempat budidaya cacing (bak tembok/bak

kayu/bak terpal) media hidup kotoran sapi. (segmen khusus penyefiaan

pakan/budidaya cacing kalung (Rumbricus).

9.  Estimasi panen sidat 70% x 2.500 ekor = 1.750 ekor dengan ukuran per ekor 400-

600 gr atau total sekitar 875 kg.

10  Biaya operasional

a.   Benih sidat 2.500 ekor (100kg) @ Rp. 100.000,-                       = Rp. 10.000.000,-

b.   Pakan cacing 1050 kg @ Rp. 15.000,-                                     = Rp. 15.750.000,-

c.   Pakan lain (Pellet,ikan rucah,keong) 700kg @ Rp.10.000          = Rp.   7.000.000,-

d.  Biaya persiapan kolam(perbaikan kolam,peralon/bambu,dll)     = Rp.   5.650.000,-

e.  Benih cacing 20 kg @ Rp. 30.000,-                                          = Rp.  600.000,-

f.  Biaya Panen                                                                         = Rp.   1.000.000,-

g.  Biaya tenaga kerja @ Rp. 500.000/bulan                            = Rp.   3.000.000,-

h.  Biaya sewa kolam @ Rp. 200.000/bulan                            = Rp.   1.200.000.-

i.  Biaya penyusutan peralatan 1 paket                                     = Rp.     800.000,- 

   TOTAL BIAYA                                                                    = Rp 45.000.000,- 

11.  Pendapatan Usaha

a. Panen Sidat 1.750 ekor (875 Kg) @ Rp. 70.000 / kg                  = Rp. 61.250.000,-

b. Penjualan cacing                                                                 = Rp. 10.000.000,- 

TOTAL PENDAPATAN                                                        = Rp. 71.250.000,- 

12.  Keuntungan usaha Total Biaya – Total Pendapatan            = Rp. 26.250.000,-

BAB IV

KESIMPULAN

- Bisnis ikan sidat memiliki keuntungan yang cukup besar di pasar

Internasional

- Potensi bisnis ikan sidat memiliki potensi yang besar di Indonesia karena

iklim atau habitat yang mendukung terhadap ikan sidat, sehingga memiliki

peluang lebih untuk melakukan bisnis ini

- Sidat memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan menjadi

komoditi perikanan unggulan karena permintaan dunia yang sangat tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

- Arie Usnie, Mu’minah Siti, Purwanto Joko, Sasongko Agus, 2007 .“ Sidat

panduan penangkapan, pendederan , dan pembesaran “ , Penebar Swadaya .

Jakarta

- http://www.mypangandaran.com/artikel/detail/olahraga-dan-kesehatan/154/

mengintip-kandungan-ikan-sidat.html

- http://ndkbluefin89.wordpress.com/2013/07/06/analisa-usaha-pembesaran-

sidat-muda-anguilla-marmorata-pada-bak-fiber/

- http://mazara30.wordpress.com/2012/06/03/160/

- http://adia-luhkan.blogspot.com/2010/03/analisa-usaha-pembesaran-sidat-

angguila.html

- http://www.viternaplus.com/2013/05/analisis-budidaya-ikan-sidat.html