keterkaitan antara stres kerja terhadap kinerja …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/5. era erman...
TRANSCRIPT
Keterkaitan Antara Stress...(Era Erman Deguci)
123
Jurnal KBP
Volume 1 - No. 2, September 2013
KETERKAITAN ANTARA STRES KERJA TERHADAP KINERJA
PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA DINAS KOPERINDAG DAN
PASAR KABUPATEN PESISIR SELATAN
Era Erman Deguci
STIE ”KBP” Padang
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh stres kerja terhadap kinerja
pada Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian Perdagangan dan Pasar, yang menjadi
objek dalam penelitian ini adalah pegawai Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian
Perdagangan dan Pasar Kabupaten Pesisir Selatan dengan jumlah sampel 60 orang.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer yang di dapat kemudian dianalisa dengan cara melakukan
pengujian validitas dan realibilitas terlebih dahulu sehingga dapat diketahui kelayakan
data primer untuk dianalisa lebih lanjut dalam bentuk analisa regresi, korelasi,
determinasi, dan uji hipotesis.
Dari penelitian yang dilakukan stres kerja mempunyai pengaruh terhadap
kinerja pada Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian Perdagangan dan Pasar
Kabupaten Pesisir Selatan. Hal ini terlihat dari nilai 0,321 yang berada diantara 0,21-
0,40 dengan besarnya pengaruh variable stres kerja terhadap kinerja pegawai adalah
1,03% sedangkan sisanya 98,97% dipengaruhi oleh faktor lainnya selain model yang
diteliti. Stres kerja secara parsial mempengaruhi signifikan terhadap Dinas Koperasi,
UMKM, Perindustrian Perdagangan dan Pasar Kabupaten Pesisir Selatan karna nilai
Sig 0,012 lebih kecil dari levelof singnificant (a) 0,05. Hal ini berarti variabel stres
kerja mempunyai pengaruh bearti/nyata terhadap kinerja pada Dinas Koperasi,
UMKM, Perindustrian Perdagangan dan Pasar Kabupaten Pesisir Selatan.
Keyword: Stress Kerja, Kinerja Pagawai
PENDAHULUAN
Manajemen Sumber Daya
Manusia (MSDM) menjadi hal yang
sangat menarik dipelajari karena
posisinya yang sangat penting yang
berkaitan dengan produktifitas kerja
pegawai. Hakekat MSDM merupakan
suatu upaya pengintegrasian kebutuhan
personil dengan tujuan organisasi
kearah tercapainya tujuannya.selain itu
MSDM mempunyai beberapa fungsi
operasional, salah satu di antaranya
adalah pemeliharaan yang menitik
beratkan pada pemeliharaan kondisi
fisik pegawai yaitu keselamatan dan
kesehatan kerja serta pemeliharaan
sikap menyenangkan yaitu hubungan
yang harmonis ( Swasto,1996 : 75)
Menurut Hager (1999), stress
sangat bersifat individual dan pada
dasarnya bersifat merusak bila tidak
ada keseimbangan antara daya tahan
mental individu dengan beban yang
dirasakannya. Namun, berhadapan
Jurnal KBP, Vol. 1, No. 2, September 2013: 123 - 138
124
dengan suatu stressor (sumber stress)
tidak selalu mengakibatkan gangguan
secara psikologis maupun fisiologis.
Terganggu atau tidaknya individu,
tergantung pada persepsinya terhadap
peristiwa yang dialaminya. Faktor
kunci dari stres adalah persepsi
seseorang dan penilaian terhadap
situasi dan kemampuannya untuk
menghadapi atau mengambil manfaat
dari situasi yang dihadapi (Diana,
1991). Dengan kata lain, bahwa reaksi
terhadap stres dipengaruhi oleh
bagaimana pikiran dan tubuh individu
mempersepsi suatu peristiwa. Stressor
yang sama dapat dipersepsi secara
berbeda, yaitu dapat sebagai peristiwa
yang positif dan tidak berbahaya, atau
menjadi peristiwa yang berbahaya dan
mengancam. Penilaian kognitif
individu dalam hal ini nampaknya
sangat menentukan apakah stressor itu
dapat berakibat positif atau negatif.
Penilaian kognitif tersebut sangat
berpengaruh terhadap respon yang akan
muncul (Selye, 1956).
Strategi dalam manajemen stress
kerja dapat dicegah timbulnya dan
dapat dihadapi tanpa memperoleh
dampaknya yang negatif. Manajemen
stress kerja lebih dari sekedar
mengatasinya, yakni belajar
menanggulanginya secaa adplif dan
efektif. Hampir sama pentingnya untuk
mengetahui apa yang tidak boleh
dilakukan dan apa yang harus dicoba
sebagian para penginap stress di tempat
kerja akibat persaingan sering melam
piskan dengan cara bekerja lebih keras
dan berlebihan. Ini bukanlah cara yang
efektif yang bahkan tidak
menghasilkan apa-apa untuk
memecahkan stress justru akan
menambah masalah lebih jauh sebelum
masuk ke cara-cara yang lebih spesfik
untuk mengatasi stress tertentu harus
iperhitungkan beberapa pedoman
umum untuk memacu perubahan dan
penanggulangan Pemah aman prinsip
dasar, menjadi bahagian penting agar
seseorang mampu meran cang solusi
terhadap masalah yang muncul
terutama yang terkait dengan penyebab
stress dalam hubumgannya ditempat
kerja, dalam hubungannya ditempat
kerja, stress dapat timbul dalam
beberapa tingkat , berlajar dari ketidak
mampuan bekerja dengan baik dalam
peranan tertentu karena
kesalahpahaman atasan dan bawahan.
Atau bukan dari sebab tidak adannya
keterampilan (khususnya keterampilan
Manajemen ) hingga sekedar tidak
menyukai seseorang dengan siapa
harus bekerja secara dekat
(Margiati,1999:76) Dinas kopperindag
dan Pasar Kabu paten Pesisir Selatan
mempunyai fungsi Penyelengaraan
kegiatan pembi naanTugas
Merumuskan dan mene tapkan program
kerja, mengoor dinasikan, membina
dan mengarahkan kegiatan Dinas
Koperasi,UMKM, perin dustrian,
Perdagangan dan Pasar, Memantau
serta mengevaluasi perkem bangan
kegiatan serta merumuskan kebijakan
teknis di Dinas Koperasi, UMKM,
Perindustrian, perdagangan dan pasar.
Untuk mewujudkan kesejahteraan
dalam bekerja, juga harus memper
hatikan beberapa kondisi yang harus
dihindari dan terhadap beberapa faktor
yang menonjol terjadi di akhir-akhir ini
yang menjadi penghambat dalam
bekerja terjadinya stress dalam bekerja
ini banyak terjadi pada PNS kantor
Dinas Kabupaten Pesisir Selatan
sehingga diharapkan akan mening
katkan kinerja pegawai itu sendiri.
Tinggi rendahnya Kinerja Pegawai
akan terlihat dalam bentuk kepedulian
pegawai tersebut terhadap tugas dan
pekejaannnya. Dengan sering
timbulnya stess kerja pada seorang
pegawai cendrung tidak akan memiliki
kepedulian terhadap tugasnya.
Keterkaitan Antara Stress...(Era Erman Deguci)
125
Sehingga akan menimbulkan kerugian
besar bagi Dinas dimana pegawai
tersebut bekerja.
Penyebab lain rendahnya
Kinerja pegawai adalah adanya
perasaan jenuh atau bosan pada suatu
pekerjaan yang monoton dan bersifat
rutinitas menjadi pemicu timbunya
stress dalam pekerjaan,akibatnya akan
timbul benturan kepentingan yang
terjadi diantar sesama pegawai,yaitu
pegawi yang tidak bekerja sama
pegawai yang bekerja serius, stess kerja
yang pada umumnya banyak dialami
oleh pegawai yang tidak bekerja
tersebut juga berdampak psikologis
negatif terhadap pegawai yang bekerja
sungguh-sungguh, dengan demikian
timbul keinginan untuk pindah dari unit
kerja ke unit kerja lain . Keinginan
tersebut tentulah tidak mudah untuk
diwujudkan, mengigat kondisi yang
tidak memungkinkan bagi pegawai
untuk pindah dari unit yang satu ke
unit yang lain, akhirnya bentuk ketidak
mampuan mereka untuk keluar dari
unit kerja tersebut juga memacu kita
terjadinya stress dalam bekerja, bentuk
stress ini diwujudkan dengan
memperlihatkan ketidak pedulian
terhadap pekerjaan , seperti jarangnya
masuk kantor, masuk kantor tetapi
hanya duduk-duduk saja, tidak
menjalankan tugas pokok dan
fungsinya sebagai pegawai, kondisi
inilah yang sering dihadapi oleh Dinas
Kopperindag dan Pasar Kabupaten
pesisir Selatan.
Menurut Gitosudarmo dan Suditta
(1997:57) bahwa stress mempunyai
dampak positif dan negatif, Dampak
positif stress pada tingkat rendah
sampai pada tingkat tinggi bersifat
fungsional dalam arti berperan sebagai
pendorong peningkatan kerja
pegawai<. Sedangkan pada dampak
negatif stress pada tingkat tinggi adalah
penurunan pada kinerja pegawai yang
dratis.
Penurunan kinerja pegawai
terlihat disebabkan oleh adanya stress
dan konflik pada pegawai tersebut, Hal
ini dapat disebabkan oleh penempatan
pegawai yang tidak sesuai dengan
ahlinya.Sebagaimana misi dari kantor
Dinas Kopperindag dan Pasar
Kabupaten Pesisir Selatan yang
berusaha memberikan pelayanan prima
kepada masyarakat. Kantor Dinas
Kopperindag dan Pasar kabupaten
pesisir Selatan sebagai instabsi
pemerintah daeah perlu pengelolaan
SDM yag tepat sehingga memberikan
pelayanan yang efektif dan effisien.
Keberhasilan seseorang daam suatu
tugas dan jabatan yang diberikan
kepadanya, sangat ditentukan oleh
tingkat keberhasilannya dalam
pelaksanaan tugas sesuai dengan
Tugasnya masing- masing.
TINJAUAN PUSTAKA DAN
HIPOTESIS
Manajemen sumber Daya Manusia
Drs. Malayu S.P. Hasibuan
menge mukakan pengertian manajemen
adalah ilmu dan seni mengatur
hubungan dan peranan tenaga kerja
agar efektif dan efisien membantu
terwujudnya tujuan perusahaan,
karyawan, dan masyarakat.
Fungsi-fungsi MSDM :
1. Perencanaan
Perencanaan adalah : merencanakan
tenaga kerja secara efektif dan
efisien agar sesuai dengan
kebutuhan perusahaan agar
membantu terwujudnya tujuan.
Perencanaan dilakukan dengan
menetapkan program kepegawaian.
Program kepegawaian meliputi
perorganisasian, pengerahan, pe
ngendalian, pengadaan, pengem
bangan,kompensasi, pengintegra
sian, pemeliharaan, dan pember
Jurnal KBP, Vol. 1, No. 2, September 2013: 123 - 138
126
hentian karyawan. Program kepe
gawaian yang baik akan membantu
tercapainya tujuan perusahaan, kar
yawan, dan masyarakat.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah kegiatan
untuk mengorganisasi semua kar
yawan dengan menetapkan
pembagian kerja, hubungan kerja,
delegasi wewenang integrasi, dan
organisasi dalam bagan organisasi.
Organisasi hanya merupakan alat
untuk mencapai tujuan. Dengan
organisasi yang baik akan
membantu terwujudnya secara
efektif.
3. Pengarahan
Pengarahan adalah kegiatan
mengarahkan semua karyawan,
agar mau bekerja sama dan bekerja
efektif serta efesien dalam
membantu tujuan perusahaan,
karyawan, dan masyarakat.
Pengarahan dilakukan pemimpin
dengan menugaskan bawahan agar
menyelesaikan tugasnya dengan
baik.
4. Pengendalian
Pengendalian adalah kegiatan
mengendalikan semua karyawan
agar mentaati peraturan-peraturan
perusahaan dengan bekerja sesuai
rencana. Apabila terdapat
penyimpangan atau kesalahan,
diadakan tindakan perbaikan dan
penyempurnaan rencana.
Pegendalian karyawan meliputi
kehadiran, kedisiplinan, perilaku,
kerjasama, pelaksanaan pekerjaan,
dan menjaga situasi lingkungan
pekerjaan.
5. Pengadaan
Pengadaan adalah proses penarikan,
seleksi, penempatan, orientasi, dan
induksi untuk mendapatkan
karyawan yang sesuai dengan
kebutuhan perusahaan. Pengadaan
yang baik akan mewujudkan tujuan
tujuan.
6. Pengembangan
Pengembangan adalah proses
peningkatan keterampilan teknis,
teoritis, konseptual, dan moral
karyawan melalui pendidikan dan
pelatihan. Pendidikan dan penelitian
yang diberikan harus sesuai dengan
kebutuhan pekerjaan masa kini
maupun masa depan.
7. Kompensasi
Kompensasi adalah pemberian balas
jasa langsung dan tidak langsung,
uang atau barang kepada karyawan
sebagai imbalan jasa yang diberikan
kepada perusahaan. Prinsip kompen
sasi adalah adil dan layak. Adil
diartikan sesuai dengan prestasi
kerjanya, layak diartikan dapat
memenuhi kebutuhan primernya
serta berpedoman pada batas upah
minimum pemerintah dan berda
sarkan internal dan eksternal
konsistensi.
8. Pengintegrasian
Pengintegrasian dalam kegiatan
untuk mempersatukan kepentingan
perusahaan dan kebutuhan
karyawan, agar tercapainya
kerjasama yang serasi dan saling
menguntungkan. Perusahan
memperoleh laba, karyawan dapat
memenuhi kebutuhan dari hasil
pekerjaannya. Pengintegrasian
merupakan hal yang yang penting
dan sulit dalam MSDM, karena
mempersatukan dua kepentingan
yang bertolak belakang.
9. Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah kegitan untuk
memelihara atau meningkatkan
kondisi fisik, mental, loyalitas
karyawan, agar mereka tetap mau
bekerja sampai dengan pensiun.
Pemeliharaan yang baik dilakukan
dengan program kesejahteraan
yang berdasarkan kebutuhan
Keterkaitan Antara Stress...(Era Erman Deguci)
127
sebagian besar karyawan serta
berpedoman kepada internal dan
eksternal konsistensi.
10. Kedisiplinan
Kedisiplinan merupakan fungsi
MSDM yang terpenting dan kunci
terwujudnya tujuan karena tanpa
disiplin yang baik terwujud tujuan
yang maksimal. Kedisiplinan dalah
keinginan dan kesadaran untuk
mentaati peraturan-peraturan
perusahaan dan norma-norma
sosial.
11. Pemberhentian
Pemberhentian adalah putusnya
hubungan kerja seseorang dari
suatu perusahaan. Pemberhentian
ini disebabkan oleh keinginan
karyawan, keinginan perusahaan,
kontrak kerja berakhir, pensiun, dan
sebab-sebab lainnya. Pelepasan ini
diatur oleh Undang - Undang No.
12 Tahun 1964.
Pengertian Stres Kerja Stres adalah suatu kondisi
ketegangan yang mempengaruhi emosi,
proses berfikir dan kondisi seseorang
(Dr Handoko.) Menurut Charles D,
Spielberguer (dalam Handoyo,
2001:63) menyebutkan bahwa stres
adalah tuntutan-tuntutan eksternal yang
mengenai seseorang, misalnya obyek-
obyek dalam lingkungan atau suatu
stimulus yang secara obyektif adalah
berbahaya. Stres juga biasa diartikan
sebagai tekanan, ketegangan atau
gangguan yang tidak menyenangkan
yang berasal dari luar diri seseorang.
Luthans (dalam Yulianti, 2000:
10) mendefinisikan stres sebagai suatu
tanggapan dalam menyesuaikan diri
yang dipengaruhi oleh perbedaan
individu dan proses psikologis, sebagai
konsekuensi dari tindakan lingkungan,
situasi atau peristiwa yang terlalu
banyak mengadakan tuntutan
psikologis dan fisik seseorang. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa
stres kerja timbul karena tuntutan
lingkungan dan tanggapan setiap
individu dalam menghadapinya dapat
berbeda.
Masalah Stres kerja di dalam
organisasi perusahaan menjadi gejala
yang penting diamati sejak mulai
timbulnya tuntutan untuk efisien di
dalam pekerjaan. Akibat adanya stres
kerja tersebut yaitu orang menjadi
grogi, merasakan kecemasan yang
berlebihan, peningkatan ketegangan
pada emosi, proses beriikir dan kondisi
fisik individu. Selain itu, sebagai hasil
dari adanya stres kerja karyawan
mengalami beberapa gejala stres yang
dapat mengancam dan mengganggu
pelaksanaan kerja mereka, seperti:
mudah marah dan agresi, tidak dapat
relaks, emosi yang tidak stabil, sikap
tidak mau bekerja sama, perasaan tidak
mampu terlibat, dan kesulitan dalam
masalah tidur.
Di kalangan para pakar sampai
saat ini belum terdapat kata sepakat dan
kesamaan persepsi tentang batasan
stres. Baron & Greenberg (dalam
Margiati, 1999:71), mendefinisikan
stres sebagai reaksi-reaksi emosional
dan psikologis yang terjadi pada situasi
dimana tujuan individu mendapat
halangan dan tidak bisa mengatasinya.
Aamodt (dalam Margiati, 1999:71)
memandangnya sebagai respon efektif
yang merupakan karakteristik
individual dan konsekuensi dan
tindakan eksternal, situasi atau
peristiwa yang terjadi baik secara fisik
maupun psikologis.
Berbeda dengan pakar di atas,
Landy (dalam Margiati, 1999:71)
mema haminya sebagai
ketidakseimbangan keinginan dan
kemampuan meme nuhinya sehingga
menimbulkan konse kuensi penting
bagi dirinya. Robbins memberikan
definisi stres sebagai suatu kondisi
Jurnal KBP, Vol. 1, No. 2, September 2013: 123 - 138
128
dinamis di mana individu dihadapkan
pada kesempatan, hambatan dan
keinginan dan hasil yang diperoleh
sangatlah penling tetapi tidak dapat
dipastikan (Robbins dafam Dwiyanti,
2001:75).
Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa terjadinya stres
kerja adalah dikarenakan adanya
ketidakseimbangan antara karakteristik
kepribadian karyawan dengan karak
teristik aspek-aspek pekerjaannya dan
dapat terjadi pada semua kondisi
pekerjaan. Adanya beberapa atribut
tertentu dapat mempengaruhi daya
tahan stres seorang karyawan.
Masalah stres adalah masalah
yang hangat dibicarakan, dan posisinya
sangat penting dalam kaitanya dengan
peningkatan kinerja pegawai. Selain
dipengaruhi oleh faktor-faktor yag
bersumber dari luar organisasi, stres
juga banyak dipengaruhi oleh faktor –
faktor yang berasal dari dalam
organisasi. Oleh karenanya perlu di
sadari dan dipahami keberadaannya.
Pemahaman akan sumber- sumber stres
yang disertai dengan pemahaman
terhadap cara- cara mengatasinya,
adalah penting sekali bagi pegawai dan
siapa saja yang terlibat dalam
organisasi yang sehat dan efektif.
Banyak diantara kita yang hampir pasti
merupakan bagian dari satu atau
beberapa organisasi, baik sebagai
atasan maupun sebagai bawahan,
pernah mengalami stres meskipun
dalam taraf yang amat rendah.
Siahaan (2004) dalam peneli
tiannya yang berjudul Pengaruh Stres
dalam Pekerjaan Terhadap Kinerja
Karyawan (Suatu Kajian Terhadap
Karyawan Dapartemen Plant PT.
Nippon Indosar Corpindo, Cikarang
Bekasi). Menunjukkan bahwa stres
adalah suatu peristiwa, situasi, obyek,
atau seseorang yang dirasakan sebagai
unsur yang menekan sehingga
menimbulan reaksi stres. Stres pada
penelitian ini adalah stres kerja, yang
terdiri dari tekanan pekerjaan dan
kurangnya dukungan . Stres kerja ini
dinilai berdasar stres kerja yang
dirasakan karyawan dapartemen plant
PT.NIC selama 6 bulan terakhir dengan
menggunakan konsep Charles D.
Spielberger.
Penelitian dilakukan menggu
nakan metode studi kasus dengan
pendekatan survei dengan cara obser
vasi dan wawancara tertulis untuk
menganalisis tingkat stres kerja dan
kinerja keryawan. Obyek penelitian dan
sekaligus populasi yang menjadi
responden penelitian ini adalah kese
luruhan karyawan dapartemen plant
PT. NIC. Untuk pengambilan karyawan
contoh dilakukan dengan kuisioner
Berdasarkan hasil pengolahan
dengan menggunakan analisis SEM
diperoleh hasil bahwa stres dalam
pekerjaan berpengaruh langsung dan
bersifat positf terhadap kinerja karya
wan. Artinya semakin tingginya tingkat
stres dalam pekerjaan yang dirasakan
atau dialami karyawan akan mempe
ngaruhi kinerja karyawan, dimana
semakin tinggi tingkat stres yang
dimiliki karyawan maka akan semakin
rendah kinerja yang dihasil kannya.
Namun apabila ditinjau dari segi ki
nerjanya, menunjukkan bahwa semakin
tinggi tingkat kinerja yang dilakukan
karyawan maka akan menyebabkan
stres kerja karyawan juga meningkat.
Selanjutnya, dalam membentuk
stres yang nantinya akan
mempengaruhi stres kinerja karyawan,
indikator yang paling dominan adalah
kurangnya du kungan.
Joko Waluyo (2003) dalam peneli
tannya yang berjudul pengaruh stres
kerja, konflik dan dukungan sosial
terhadap kepuasan kerja dinas
Pertanian dan peternakan Kabupaten
Purworejo, penelitian mengunakan data
Keterkaitan Antara Stress...(Era Erman Deguci)
129
primer yang diperoleh secara langsung
dari kuesonier yang diisi oleh para
karya wan. Teknik pengambilan sampel
yang dengan teknik terjadinya seleksi.
Teknik analisis data yang yang
digunakan ada lah analisis mundur
berganda. Mene mukan hasil penelitian
bahwa : terdapat antara variabel stres
kerja terhadap Ke puasan kerja pegawai
Dinas Pertanian dan Peternekan
Kabupaten Purworejo.
METODE PENELITIAN
Objek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan diling
kungan Dinas Koperindag dan Pasar
Kabupaten Pesisir Selatan yang berlo
kasi di Jl. H. Agus Salim Kabupaten
Pesisir Selatan di Painan.
Populasi dan Sampel
Populasi Menurut Riduwan dan
Akdon (2006) populasi merupakan satu
kesatuan individu atau subyek pada
wilayah dan waktu serta dengan
kualitas tertentu yang akan
diamati/diteliti. lebih lanjut dikatakan
ada dua bentuk populasi penelitian
yaitu:
1) populasi terbatas merupakan
populasi yag jumlah anggota
populasinya dapat diketahui.
2) populasi tidak terbatas adalah
populasi yang ukuran populasinya
tidak dapat diketahui sebelum
penelitian dilaksanakan. Populasi
yang dijadikan objek penelitian
yang merupakan ukuran populasi
adalah seluruh pegawai struktural
dan fungsional yang berjumlah.
53 orang Pegawai Negeri Sipil
7 Orang pegawai honorer.
Definisi Operasional Variabel
Operasional variabel dalam suatu
penelitian dimaksudkan untuk memper
mudah atau mengarahkan dalam menyu
sun alat ukur data yang diperlukan
berdasarkan konsep-konsep teoritis
yang diajukan dalam kerangka pemi
kiran penelitian ini. Operasional va
riabel penelitian ini adalahsebagai
berikut :
1. Stres kerja sebagai variabel X
Mendefinisikan stres sebagai
reaksi emosional dan psikologis
yang terjadi pada situasi dimana
tujuan individu mendapat halangan
dan tidak bisa mengatasinya
2. Kinerja Pegawai sebagai variabe Y
Komitmen kerja pegawai adalah
berjanji dan bertangung jawab
untuk melaksanakan pekerjaan
serta melaksanakan pengabdian
kerja yang teliti terdiri dari
indikator berusaha keras dalam
bekerja, kesediaan untuk terlihat
aktif, bertangung jawab terhadap
pekerjaan, peduli terhadap
pekerjaan.
Variabel
Pengukuran variabel Pengaruh
Stres dan Kinerja Pegawai mengunakan
instumen skala likert yaitu skala yang
digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan prestasi seseorang atau
kelompok tentang suatu kejadian atau
gejala sosial, setiap jawaban
dihubungkan dengan bentuk pertanyaan
atau dukungan sikap yang diungkapkan
dengan kata-kata sebagai berikut:
a Sangat Tidak Setuju
(STS)
: skor 1
b Tidak Setuju (TS) : skor 2
c Netral (N) : skor 3
d Setuju (S) : skor 4
e Sangat Setuju (SS) : skor 5
Jenis dan sumber data
1. Data primer yaitu data yang
diperoleh dalam bentuk baku dan
masih membutuhkan pengolahan
lebih lanjut. Data ini berisikan
antara lain jawaban atau
kuisioner yang disebarkan kepada
Jurnal KBP, Vol. 1, No. 2, September 2013: 123 - 138
130
seluruh sampel penelitian sehingga
sumber data berasal dari Dinas
Koperindag dan Pasar kabupaten
Pesisr Selatan.
2. Data sekunder yaitu data-data yang
berhubungan dengan Dinas
Koperindag dan Pasar Kabupaten
Pesisir selatan. sumber data ini
berasal dari Dinas Koperindag dan
Pasar Kabupaten Pesisir Selatan
berupa data sehubungan dengan
aktivitas karyawan Dinas
Koperindag dan Pasar kabupaten
Pesisir Selatan.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan cara:
1. Study Kepustakaan (Library
Research)
Study kepustakaan merupakan suatu
pengumpulan data dan informasi
yang telah di dokumentasikan
seperti buku literatur dan lainnya.
2. Study Lapangan ( Field Research)
Metode pengumpulan data dengan
dengan mengunakan Field research
adalah :
a. Wawancara dilakukan dengan
tujuan memperoleh keterangan
dengan melakukan tanya jawab
langsung antara peneliti dengan
pimpinan ataupun pegawai yang
bersangkutan.
b. Kuisioner dengan tujuan
mendapatkan data primer yang
berasalkan dari sample penelitian.
Hasil kusioner akan
ditranformasikan dalam angka-
angka atau yang dinamakan
dengan proses kuantifikasi yang
menghasilkan statistik, uraian dan
kesimpulan hasil penelitian.
Teknik Analisa Data.
Pada penelitian ini, data yang
telah dikumpulkan dianalisa menggu
nakan SPSS dengan teknik analisa
sebagai berikut :
Uji Validitas
Uji validitas menurut Nugroho
(2005) digunakan untuk mengetahui
kelayakan butir-butir dalam suatu
daftar pertanyaan dalam mendifisikan
variabel. Daftar pertanyaan ini pada
umumnya mendukung suatu kelompok
variabel tersebut.
Jadi dapat dikatakan, semakin
tinggi validitas suatu alat ukur tersebut
semakin mengenai pada sasaran atau
semakin menunjukan apa yang
harusnya diukur. Suatu alat ukur dapat
dikatakan mempunyai validitas tinggi
apabila dapat menjalankan fungsi
ukurannya atau mamberikan hasil ukur
yang sesuai dengan maksud dan tujuan
dari diadakannya tes atau penilaian
tersebut.
Validitas suatu butir pertanyaan
dapat dilihat pada hasil output
Statistical Program For Social Science
(SPSS) pada tabel dengan judul Item-
Total Statistics. Menilaikevadilan
masing –masing butir pertanyaan dapat
dilihat dari nilai Corrected Item-Total
Correlation masing-masing butir
pertanyaan. Suatu butir pertanyaan
dikatakan valid jika nilai dari
Corrected Item-Total Correlation >
0,300. Uji vadilitas sebaiknya
dilakukan secara terpisah pada lembar
kerja yang berbeda antara satu konstruk
variabel dengan konstruk variabel yang
lain sehingga dapat diketahui butir-
butir pertanyaan variabel mana yang
banyak tidak valid. Sehingga
pengambilan keputusan adalah:
1. jika Correctd Item Total
Correlation >0,300 maka dimensi
tersebut tidak valid
2. Corrected Item-Total Correlation <
maka dimensi tersebut tidak valid.
Keterkaitan Antara Stress...(Era Erman Deguci)
131
Uji Realibilitas Menurut sekaran (2003 : 422)
reliability is the consistency and
stability of the measuring instrument.
Dari definisi tersebut dapat
diartikan bahwa reabilitas merupakan
konsistensi dan stabilitas dari
pengukuran instru ment. Dengan
demikian, reabilitas mencakup dua hal
utama yaitu reabilitas ukuran dan
konsistensi internal ukuran. Instrument
memilih tingkat reabilitas yang tinggi
jika nilai koefisien yang diperoleh
>0,60 (Nunally, 1978).
Sejalan dengan hal tersebut,
dalam sebuah penelitian yang berjudul
Effec tivennes of the product confi
guration task : theory formalitation and
test, Salvador (2007) mengemukakan
mengenai variable penelitiannya bahwa
didapati nilai cronbach alpha sebesar
0,628. Walaupun nilai tersebut lebih
rendah daripada yang biasanya diterima
(0,700) tetapi atas rekomendasi dari
nunally (1978) nilai ini dpat diterima.
Uji Regresi
Persamaan regresi berganda
mengandung makna bahwa dalam
suatu persamaan regresi terdapat satu
variable dependent dan lebih dari satu
variable independent (Algifari,
2000:62). Secara umum model regresi
berganda dirumuskan sebagai berikut:
Y = a + bX
Keterangan :
Y : kinerja pegawai
e : Error
A : konstanta
X : stress kerja
b2 : koefisien regresi faktor stress
kerja
Untuk mendapatkan kepastian
dari persamaan regresi tersebut, tiap
tiap variable diadakan test hipotesis
dengan meggunakan variable
independent (streskerja) berpengaruh
terhadap variable dependent (kinerja
pegawai), oleh karenanya diadakan uji
signifika statistik.
Uji Korelasi
Uji kolerasi adalah cara untuk
mengetahui ada atau tidak adanya
hubungan antara variable (Hasan, 2003
: 328). Dalam penelitian ini, hubungan
antara , stres kerja dengan kinerja
pegawai dideteksi melalui kolerasi
bivariat.
Untuk mengetahui keeratan
pengaruh stres terhadap kinerja
pegawai pada Dinas Kopperindag dan
Pasar Kabupaten Pesisir Selatan ,
pengunaan datanya menggunakan data
SPSS.
Analisis Determinasi
Koefisien determinasi (R2) menu
rut Nugroho (2005) bertujuan untuk
megetahui seberapa besar kemampuan
variabel indipenden menjelaskan
variabel dependen. Dalam output
SPSS, koefisien determinasi terletak
pada tabel Model Summaryb dan tertuls
R Square.
Uji Hipotesis
Uji hipotesis yang digunakan
adalah uji t Nungroho ( 2005) mene
mukakan tujuan uji t adalah untuk
mengetahui besarnya pengeruh masing-
masing variabel independen secara
individual (parsial) terhadap variabel
dependen. Hasil uji ini pada output
SPSS dapat dilihat pada tabel
coefficientsa.
Nilai dari uji dapatdilihat dari p-
value (pada kolom Sig) dengan
pengujian hipotesis sebagai berikut:
1. Ho diterima jika t-hitung ,t-tabel,
atau nilai p-value pada kolom
sig.> level of significant (a) yang
menyatakan adanya pengaruh stres
yang tidak significant antara
kinerja pegawai Dinas
Jurnal KBP, Vol. 1, No. 2, September 2013: 123 - 138
132
Kopperindag dan Pasar Kebupaten
Pesisir Selatan
2. Ha diterima jika t-hitung > t-tabel,
atau nilai p-value pada kolom sig.
< level of significant (a) yang
menyatakan adanya pengaruh stres
yang signifikan antara kinerja
pegawai Dinas Kopperindag dan
Pasar Kabupaten pesisir selatan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Instrumen Penelitian
Sebelum hasil kuisioner digunakan,
terlebih dahulu dilakukan uji instrumen
penelitian seperti berikut ini:
Uji Validitas
Hasil uji validitas dari instrumen
penelitian adalah sebagai berikut :
1. Stres Kerja
Dari data yang diperoleh
berdasarkan jawaban responden
untuk kuisioner stres kerja, maka
nilai validitasnya adalah seperti
yang dikemukakan pada tabel 7
Tabel 7. Hasil Uji Validitas Variabel Stres Kerja
Butir Item Variabel Corrected Item-Total Correlation Keterangan
X1 0.524 Valid
X2 0.554 Valid
X3 0.624 Valid
X4 0.223 Tidak Valid
X5 0.549 Valid
X6 0.595 Valid
X7 0.440 Valid
X8 0.650 Valid
X9 0.609 Valid
X10 0.538 Valid
X11 0.529 Valid
X12 0.399 Valid
X13 0.536 Valid
X14 0.544 Valid
X15 0.446 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan data, 2013
Dari tabel 7 dapat diambil kesimpulan
bahwa 14 butir item variabel stres kerja
dikatakan valid karena Corrected Item-
Total Correlation melebihi 0,300
sehingga dapat digunakan untuk
penelitian lebih lanjut.
1. Kinerja Pegawai
Dari data yang diperoleh
berdasarkan jawaban responden
untuk kuisioner kerjamaka nilai
validitasnya adalah seperti yang
dikemukakan pada tabel 8
Tabel 8. Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Pegawai
Butir Item Variabel Corrected Item-Total Correlation Keterangan
Y 1 0.395 Valid
Y 2 0.371 Valid
Y 3 0.477 Valid
Y 4 0.461 Valid
Y 5 0.506 Valid
Keterkaitan Antara Stress...(Era Erman Deguci)
133
Sumber : Hasil Pengolahan data, 2013
Dari tabel 8 dapat diambil kesimpulan
bahwa 15 butir item variabel kinerja
pegawai dikatakan valid karena
Corrected Item-Total Correlation
melebihi 0,300 sehingga dapat
digunakan untuk penelitian lebih lanjut.
Uji Reliabilitas
Hasil uji reabilitas variabel stres kerja
dan kinerja pegawai dikemukakan pada
tabel 9.
Tabel 9. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Stres Kerja Dan Kinerja Pegawai
No Variabel Cronbach’s Alpha Reliabilitas
1. Stres Kerja (X) 0,871 Reliabilitas
2. Kinerja Pegawai ( Y ) 0,822 Reliabilitas
Sumber : Hasil Pengolahan data, 2013
Dari hasil uji reliabilitas seperti yang
dikemukakan pada tabel 4.9 dihasilkan
nilai Cronbach’s Alpha untuk variabel
stres kerja (X) 0,871 dan kinerja
pegawai (Y) 0,822 memberikan hasil
bahwa alat ukur ini memenuhi syarat
konsistensi (reliabilitas) karena nilai
Cronbach’s Alpha melebihi 0,600
sehingga dapat dipakai sebagai alat
ukur dalam penelitian.
Frekuensi Skor Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat 2 jenis
variabel yaitu variabel bebas adalah
stres kerja dan variabel terikat adalah
kinerja pegawai.
Variabel Stres Kerja
Untuk memperoleh gambaran variabel
stres kerja, maka deskripsi hasil
penelitian akan dikategorikan menjadi
5 (lima) kategori jawaban, yaitu :
a. 1,00 –
1,79
= Sangat Rendah
(SR)
b. 1,80 –
2,59
= Rendah (R)
c. 2,60 –
3,39
= Sedang (S)
d. 3,40 –
4,19
= Tinggi (T)
e. 4,20 –
5,00
= Sangat Tinggi (ST)
Sebaran jawaban responden terhadap
15 butir pertanyaan variabel stres kerja
dikemukakan pada tabel 10.
Butir Item Variabel Corrected Item-Total Correlation Keterangan
Y 6 0.320 Valid
Y 7 0.369 Valid
Y 8 0.486 Valid
Y 9 0.381 Valid
Y 10 0.499 Valid
Y 11 0.479 Valid
Y 12 0.472 Valid
Y 13 0.463 Valid
Y 14 0.563 Valid
Y 15 0.407 Valid
Jurnal KBP, Vol. 1, No. 2, September 2013: 123 - 138
134
Tabel 10 Sebaran Jawaban Responden Terhadap Variabel Stres Kerja
No.
Pertanyaan
Skor Jawaban Responden untuk Pertanyaan No :
SS = 1 S = 2 N = 3 TS = 4 STS =
5
Total Rata-
Rata
X1 18 20 13 8 1 60 2.23
X2 15 24 10 11 0 60 2.28
X3 17 21 8 14 0 60 2.32
X4 14 24 17 5 0 60 2.22
X5 15 23 11 10 1 60 2.32
X6 9 19 11 20 1 60 2.75
X7 15 26 11 8 0 60 2.20
X8 14 16 7 21 2 60 2.68
X9 17 18 9 14 2 60 2.43
X10 21 19 10 10 0 60 2.15
X11 18 25 11 6 0 60 2.08
X12 13 21 8 13 0 60 2.60
X13 17 22 7 13 1 60 2.32
X14 19 26 7 7 1 60 2.08
X15 10 24 16 8 2 60 2.47
Skor Rata – Rata Variabel 3,51
Sumber : Hasil pengolahan data 2013
Dari tabel 10 diketahui pada umumnya responden memberikan jawaban dengan
kategori setuju untuk pertayaan variabel stres kerja karena nilai rata – ratanya 3,51
yang berada diantara 3,40 sampai dengan 4,19 yang berarti variabel stres kerja
tergolong tinggi.
Kinerja Pegawai
Sebaran jawaban responden terhadap 15 butir pertanyaan komitmen kerja
dikemukakan pada tabel 11.
Tabel 11. Sebaran Jawaban Responden Terhadap Variabel Kinerja Pegawai
No.
Pertanyaan
Skor Jawaban Responden untuk Pertanyaan No :
SS = 1 S = 2 N = 3 TS = 4 STS = 5 Total Rata-
Rata
Y1 21 35 4 0 0 60 1.72
Y2 18 32 7 3 0 60 1.92
Y3 17 27 13 3 0 60 2.03
Y4 22 32 5 1 0 60 1.75
Y5 19 37 3 1 0 60 1.77
Y6 21 29 9 1 0 60 1.83
Y7 17 33 10 0 0 60 1.88
Y8 17 26 17 0 0 60 2.00
Y9 22 28 8 1 1 60 1.85
Y10 21 36 2 1 0 60 1.72
Keterkaitan Antara Stress...(Era Erman Deguci)
135
No.
Pertanyaan
Skor Jawaban Responden untuk Pertanyaan No :
SS = 1 S = 2 N = 3 TS = 4 STS = 5 Total Rata-
Rata
Y11 23 28 6 3 0 60 1.82
Y12 15 29 5 10 1 60 2.22
Y13 20 34 5 1 0 60 1.78
Y14 19 27 10 4 0 60 1.98
Y15 16 31 9 3 1 60 2.03
Skor Rata – Rata Variabel 2,72
Sumber : Hasil pengolahan data 2001
Dari tabel 11 diketahui pada umumnya
responden memberikan jawaban
dengan kategori setuju untuk pertayaan
variabel kinerja pegawai karena nilai
rata – ratanya 2,72 yang berada
diantara 2,60 sampai dengan 3,39 yang
berarti variabel kinerja pegawai
tergolong sedang.
Analisis Data
Analisis Regresi
Nilai persamaan regresi linear
sederhana variabel stres kerja terhadap
kinerja pegawai seperti dikemukakan
pada lampiran 8 adalah sebagai berikut
:
Y = 1,328 + 0,174 X
Dari persamaan regresi linear
sederhana diatas, dapat
diinterprestasikan sebagai berikut :
1. a=1,328 artinya tanpa variabel
bebas (stres kerja) maka komitmen
kinerja pegawai Dinas Koperasi,
UMKM, Perindustrian,
Perdagangan dan Pasar Kabupaten
Pesisir Selatan adalah 1,328 satuan
2. b= 0,174 koefisien bertanda positif
artinya jika stres kerja meningkat
sebesar 1 satuan maka komitmen
kinerja pegawai Dinas Koperasi,
UMKM, Perindustrian,
perdagangan dan Pasar Kabupaten
Pesisir Selatan juga akan menurun
sebesar 0, 174 satuan.
Analisis Korelasi Analisa korelasi dilakukan dengan
menggunakan program SPSS for
Windows diperoleh hubungan variabel
bebas dengan variabel terikat yaitu R =
0,321 seperti yang dikemukakan pada
lampiran 8 dimana nilai R ini berada
0,21 – 0,40 berarti bahwa hubungan
variabel bebas (stres kerja) terhadap
variabel terikat (kinerja pegawai)
secara parsial adalah lemah dan positif
yang menunjukan peningkatan variabel
bebas (stres kerja) akan diikuti oleh
penurunan variabel terikat (kinerja
pegawai).
Koefisien Determinasi
Berdasarkan hasil pengolahan data,
maka dihasilkan nila R Square yang
mempunyai nilai 0,103 yang berarti
variasi perubahan yang terjadi pada
variabel stres kerja dapat menjelaskan
1,03 % terhadap variasi perubahan
kinerja pegawai, artinya 98,97 %
dijelaskan oleh variabel lain yang ada
diluar model. Kesimpulan dari analisa
ini menunjukan bahwa variabel stres
kerja berpengaruh terhadap kinerja
pegawai Dinas Koperasi, UMKM,
Perindustrian, Perdagangan dan Pasar
Kabupaten Pesisir Selatan.
Uji Hipotesis
Untuk menguji apakah ada pengaruh
yang signifikan variabel stres kerja
terhadap kinerja pegawai Dinas
Jurnal KBP, Vol. 1, No. 2, September 2013: 123 - 138
136
Koperasi, UMKM, Perindustrian,
Perdagangan dan Pasar Kabupaten
Pesisir Selatan dilakukan uji hipotesis
dengan menggunakan uji t. Hasil uji t
variabel stres kerja terhadap kinerja
pegawai Dinas Koperasi, UMKM,
Perindustrian, Perdagangan dan Pasar
Kabupaten Pesisir Selatan seperti pada
tabel 12.
Tabel 12 Hasil Uji t
No Variabel Signifikan Keterangan
1 Stres Kerja
(X)
0,012 Signifikan
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2013
Dari tabel 12 diketahui nilai signifikan
t yang dihasilkan adalah 0,012. Hal ini
berarti signifikan t lebih kecil dari level
of significant (α) 0,05. Hal ini
menunjukan ada pengaruh yang positif
dan signifikan antara variabel stres
kerja terhadap variabel kinerja
pegawai. Jadi hipotesis yang berarti
variabel stres kerja mempunyai
pengaruh yang nyata atau menentukan
terhadap kinerja pegawai Dinas
Koperasi, UMKM, Perindustrian,
Perdagangan dan Pasar Kabupaten
Pesisir Selatan.
Pembahasan
Variabel stres kerja pada Dinas
Koperasi, Perdagangan dan Pasar
Kabupaten Pesisir Selatan tergolong
tinggi yang berakibat kepada tingginya
kinerja pegawai Dinas Koperasi,
UMKM, Perindustrian, Perdagangan
dan Pasar Kabupaten Pesisir Selatan.
Dari analisa pengaruh variabel stres
kerja terhadap kinerja pegawai
dihasilkan nilai koefisien regresi untuk
variabel stres kerja adalah 0,174 dan
nilai koefisien regresi bertanda positif.
Hal ini berarti jika terjadi peningkatan
stres kerja sebesar 1 satuan maka
kinerja pegawai akan mengalami
penurunan sebesar 0,638 satuan.
Dari hasil uji t didapatkan hasil
signifikan t untuk stres kerja sebesar
0,012 berarti nilai signifikan t stres
kerja lebih kecil dari level of signifikan
(α) 0,05. Hal ini menunjukan secara
parsial terdapat pengaruh yang positif
dan signifikan antara variabel stres
kerja terhadap kinerja pegawai Dinas
Koperasi, UMKM, Perindustrian,
Perdagangan dan Pasar Kabupaten
Pesisir Selatan.
Hasil penelitian yang didapat di Dinas
Koperasi, UMKM, Perindustrian,
Perdagangan dan Pasar Kabupaten
Pesisir Selatan diperkuat pula dengan
didapatnya penelitian yang sejenis dari
peneliti lainnya, seperti yang diteliti
oleh Supono (2008) yang melakukan
penelitian mengenai pengaruh stres
kerja terhadap kinerja pegawai pada
Bank Jabar Cabang Jakarta yang
dibuktikan dengan didapatnya nilai
signifikan t adalah 0,001 lebih kecil
dari level of significant (α) 0,05.
Dari hasil penelitian terdahulu yang
telah dilakukan oleh Supono (2008)
kemudian dikaitkan dengan hasil
penelitian yang dilakukan peneliti
mengenai pengaruh variabel stres kerja
terhadap kinerja pegawai Dinas
Koperasi, UMKM, Perindustrian,
Perdagangan dan Pasar Kabupaten
Pesisir Selatan maka dapat disimpulkan
stres kerja mempunyai pengaruh
signifikan positif terhadap kinerja
pegawai. Hal ini berarti variabel stres
kerja merupakan faktor yang
menentukan kinerja pegawai yaitu
dengan semakin tingginya variabel
Keterkaitan Antara Stress...(Era Erman Deguci)
137
stres kerja maka kinerja pegawai akan
mengalami penurunan.
SIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilakukan
maka dikemukakan kesimpulan hasil
penelitian dan pembahasan mengenai
tingkat stres kerja terhadap kinerja
pegawai pada Dinas Koperasi, UMKM,
Perindustrian, Perdagangan dan Pasar
Kabupaten Pesisir Selatan adalah
sebagai berikut :
Tingkat stres kerja pada Dinas
Koperasi, UMKM, Perindustrian,
Perdagangan dan Pasar Kabupaten
Pesisir Selatan tergolong tinggi karena
tingginya tingkat stres kerja dalam
melakukan pekerjaan.
1. Kinerja pegawai Dinas Koperasi,
Perdagangan dan Pasar Kabupaten
Pesisir Selatan tergolong rendah
karena tingginya tingkat stres kerja
dalam melakukan pekerjaan.
2. Tingkat stres kerja mempunyai
pengaruh yang sangat kuat
terhadap kinerja pegawai pada
Dinas Koperasi, Perdagangan dan
Pasar Kabupaten Pesisir Selatan.
Hal ini terlihat dari nilai koefisien
korelasi (R) 0,321 yang berada
diantara 0,21 – 0,40 dengan
besarnya pengaruh variabel stres
kerja yang diteliti seperti
lingkungan kerja, pendidikan dan
keahlian yang dimiliki,
kompensasi, disiplin kerja dan lain
– lain.
3. Tingkat stres kerja secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap
kinerja pegawai pada Dinas
Koperasi, Perdagangan dan Pasar
Kabupaten Pesisir Selatan karena
sig. 0,0012 lebih kecil dari level of
signification (α) 0,05. Hal ini
berarti variabel sters kerja
mempunyai pengaruh berarti/nyata
untuk meninngkatkan kinerja
pegawai pada Dinas Koperasi,
Perdagangan dan Pasar Kabupaten
Pesisir Selatan.
DAFTAR PUSTAKA
Adisty, Suwito. 2004. Stres Kerja dan
kepuasan : Tinjauan Herberg
panerbit Pustaka Binaan Jakarta
Cary, L cooper. 1983. Stress Research :
issues for the eighties.
Universitas Michigan: Wiley
Gibson, J.L, Ivancevich, J. M dan
Donelly, J.jr. 1996.Organisasi
dan Perilaku struktur, dan
proses. Terjemahan,. Jakarta :
Bina Rua Akasa
Handoko Hani T. 2001. Manajemen
personalia dan Sumber Daya
Manusia, BPFE Yogyakarta
Hasibuan, Malayu S.P. 2008.
Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta : Bumi Aksara
Margiati, lulus. 1999. Stres kwerja:
Latar Belakang Penyebab dan
Altltas Keseernatif
Pemecahannya, Jurnal
Masyarakat, Kebudayaan dan
Politik, 3: 71-80 Surabaya:
Fakultas Masyarakat Universitas
Erlangga.
Nungroho, Bhuono Agung. 2005.
Strategi Jitu Memilih Metode
Statistik Penelitian dengan
SPPS. Yogyakarta : Andi
Robbins, Stephen P. 2008. Perilaku
Organisasi (Terjemahan).
Jakarta : Penerbit Salemba
Empat
Riduwan, Akdon. 2006. Rumus dan
Data Dalam Aplikasi Statistik.
Jakarta : Alfabeta
Rincian Uraian Tugas Jabatan Struktual
Dinas Koperasi, UMKM,
Perindustrian, Perdagangan Dan
Pasar Kabupaten Pesisir
Selatan.
Swasto Bambang. 2003.
Pengembangan Sumber Daya
Jurnal KBP, Vol. 1, No. 2, September 2013: 123 - 138
138
Manusia: Pengaruhnya
Terhadap kinerja Dan Imbalan.
Malang : Bayu Media
Swasto Raharjo. 1996. Manajemen
Personalia dan Sumber Daya
Manusia, BPFE Yogyakarta
Suprihanto, Jhon, et al. 2003. Perilaku
Organisasi, Penerbit Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi
Siagian, Sondang (2005) Organisasi
Kepemimpinan dan Perilaku
Organisasi. Jakarta : Gunung
Agung
Reksohadiprodjo , Sukanto dan
Handoko, T Hani. 2003.
Organisasi Perusahaan.
Yogyakarta : BPFE.