keterkaitan antara stres kerja terhadap kinerja …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/5. era erman...

16
Keterkaitan Antara Stress...(Era Erman Deguci) 123 Jurnal KBP Volume 1 - No. 2, September 2013 KETERKAITAN ANTARA STRES KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA DINAS KOPERINDAG DAN PASAR KABUPATEN PESISIR SELATAN Era Erman Deguci STIE ”KBP” Padang ([email protected]) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh stres kerja terhadap kinerja pada Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian Perdagangan dan Pasar, yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah pegawai Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian Perdagangan dan Pasar Kabupaten Pesisir Selatan dengan jumlah sampel 60 orang. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yang di dapat kemudian dianalisa dengan cara melakukan pengujian validitas dan realibilitas terlebih dahulu sehingga dapat diketahui kelayakan data primer untuk dianalisa lebih lanjut dalam bentuk analisa regresi, korelasi, determinasi, dan uji hipotesis. Dari penelitian yang dilakukan stres kerja mempunyai pengaruh terhadap kinerja pada Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian Perdagangan dan Pasar Kabupaten Pesisir Selatan. Hal ini terlihat dari nilai 0,321 yang berada diantara 0,21- 0,40 dengan besarnya pengaruh variable stres kerja terhadap kinerja pegawai adalah 1,03% sedangkan sisanya 98,97% dipengaruhi oleh faktor lainnya selain model yang diteliti. Stres kerja secara parsial mempengaruhi signifikan terhadap Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian Perdagangan dan Pasar Kabupaten Pesisir Selatan karna nilai Sig 0,012 lebih kecil dari levelof singnificant (a) 0,05. Hal ini berarti variabel stres kerja mempunyai pengaruh bearti/nyata terhadap kinerja pada Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian Perdagangan dan Pasar Kabupaten Pesisir Selatan. Keyword: Stress Kerja, Kinerja Pagawai PENDAHULUAN Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) menjadi hal yang sangat menarik dipelajari karena posisinya yang sangat penting yang berkaitan dengan produktifitas kerja pegawai. Hakekat MSDM merupakan suatu upaya pengintegrasian kebutuhan personil dengan tujuan organisasi kearah tercapainya tujuannya.selain itu MSDM mempunyai beberapa fungsi operasional, salah satu di antaranya adalah pemeliharaan yang menitik beratkan pada pemeliharaan kondisi fisik pegawai yaitu keselamatan dan kesehatan kerja serta pemeliharaan sikap menyenangkan yaitu hubungan yang harmonis ( Swasto,1996 : 75) Menurut Hager (1999), stress sangat bersifat individual dan pada dasarnya bersifat merusak bila tidak ada keseimbangan antara daya tahan mental individu dengan beban yang dirasakannya. Namun, berhadapan

Upload: dinhthuy

Post on 22-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KETERKAITAN ANTARA STRES KERJA TERHADAP KINERJA …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/5. ERA ERMAN GUCI.pdf · Stres kerja secara parsial mempengaruhi signifikan terhadap Dinas Koperasi,

Keterkaitan Antara Stress...(Era Erman Deguci)

123

Jurnal KBP

Volume 1 - No. 2, September 2013

KETERKAITAN ANTARA STRES KERJA TERHADAP KINERJA

PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA DINAS KOPERINDAG DAN

PASAR KABUPATEN PESISIR SELATAN

Era Erman Deguci

STIE ”KBP” Padang

([email protected])

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh stres kerja terhadap kinerja

pada Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian Perdagangan dan Pasar, yang menjadi

objek dalam penelitian ini adalah pegawai Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian

Perdagangan dan Pasar Kabupaten Pesisir Selatan dengan jumlah sampel 60 orang.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data

sekunder. Data primer yang di dapat kemudian dianalisa dengan cara melakukan

pengujian validitas dan realibilitas terlebih dahulu sehingga dapat diketahui kelayakan

data primer untuk dianalisa lebih lanjut dalam bentuk analisa regresi, korelasi,

determinasi, dan uji hipotesis.

Dari penelitian yang dilakukan stres kerja mempunyai pengaruh terhadap

kinerja pada Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian Perdagangan dan Pasar

Kabupaten Pesisir Selatan. Hal ini terlihat dari nilai 0,321 yang berada diantara 0,21-

0,40 dengan besarnya pengaruh variable stres kerja terhadap kinerja pegawai adalah

1,03% sedangkan sisanya 98,97% dipengaruhi oleh faktor lainnya selain model yang

diteliti. Stres kerja secara parsial mempengaruhi signifikan terhadap Dinas Koperasi,

UMKM, Perindustrian Perdagangan dan Pasar Kabupaten Pesisir Selatan karna nilai

Sig 0,012 lebih kecil dari levelof singnificant (a) 0,05. Hal ini berarti variabel stres

kerja mempunyai pengaruh bearti/nyata terhadap kinerja pada Dinas Koperasi,

UMKM, Perindustrian Perdagangan dan Pasar Kabupaten Pesisir Selatan.

Keyword: Stress Kerja, Kinerja Pagawai

PENDAHULUAN

Manajemen Sumber Daya

Manusia (MSDM) menjadi hal yang

sangat menarik dipelajari karena

posisinya yang sangat penting yang

berkaitan dengan produktifitas kerja

pegawai. Hakekat MSDM merupakan

suatu upaya pengintegrasian kebutuhan

personil dengan tujuan organisasi

kearah tercapainya tujuannya.selain itu

MSDM mempunyai beberapa fungsi

operasional, salah satu di antaranya

adalah pemeliharaan yang menitik

beratkan pada pemeliharaan kondisi

fisik pegawai yaitu keselamatan dan

kesehatan kerja serta pemeliharaan

sikap menyenangkan yaitu hubungan

yang harmonis ( Swasto,1996 : 75)

Menurut Hager (1999), stress

sangat bersifat individual dan pada

dasarnya bersifat merusak bila tidak

ada keseimbangan antara daya tahan

mental individu dengan beban yang

dirasakannya. Namun, berhadapan

Page 2: KETERKAITAN ANTARA STRES KERJA TERHADAP KINERJA …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/5. ERA ERMAN GUCI.pdf · Stres kerja secara parsial mempengaruhi signifikan terhadap Dinas Koperasi,

Jurnal KBP, Vol. 1, No. 2, September 2013: 123 - 138

124

dengan suatu stressor (sumber stress)

tidak selalu mengakibatkan gangguan

secara psikologis maupun fisiologis.

Terganggu atau tidaknya individu,

tergantung pada persepsinya terhadap

peristiwa yang dialaminya. Faktor

kunci dari stres adalah persepsi

seseorang dan penilaian terhadap

situasi dan kemampuannya untuk

menghadapi atau mengambil manfaat

dari situasi yang dihadapi (Diana,

1991). Dengan kata lain, bahwa reaksi

terhadap stres dipengaruhi oleh

bagaimana pikiran dan tubuh individu

mempersepsi suatu peristiwa. Stressor

yang sama dapat dipersepsi secara

berbeda, yaitu dapat sebagai peristiwa

yang positif dan tidak berbahaya, atau

menjadi peristiwa yang berbahaya dan

mengancam. Penilaian kognitif

individu dalam hal ini nampaknya

sangat menentukan apakah stressor itu

dapat berakibat positif atau negatif.

Penilaian kognitif tersebut sangat

berpengaruh terhadap respon yang akan

muncul (Selye, 1956).

Strategi dalam manajemen stress

kerja dapat dicegah timbulnya dan

dapat dihadapi tanpa memperoleh

dampaknya yang negatif. Manajemen

stress kerja lebih dari sekedar

mengatasinya, yakni belajar

menanggulanginya secaa adplif dan

efektif. Hampir sama pentingnya untuk

mengetahui apa yang tidak boleh

dilakukan dan apa yang harus dicoba

sebagian para penginap stress di tempat

kerja akibat persaingan sering melam

piskan dengan cara bekerja lebih keras

dan berlebihan. Ini bukanlah cara yang

efektif yang bahkan tidak

menghasilkan apa-apa untuk

memecahkan stress justru akan

menambah masalah lebih jauh sebelum

masuk ke cara-cara yang lebih spesfik

untuk mengatasi stress tertentu harus

iperhitungkan beberapa pedoman

umum untuk memacu perubahan dan

penanggulangan Pemah aman prinsip

dasar, menjadi bahagian penting agar

seseorang mampu meran cang solusi

terhadap masalah yang muncul

terutama yang terkait dengan penyebab

stress dalam hubumgannya ditempat

kerja, dalam hubungannya ditempat

kerja, stress dapat timbul dalam

beberapa tingkat , berlajar dari ketidak

mampuan bekerja dengan baik dalam

peranan tertentu karena

kesalahpahaman atasan dan bawahan.

Atau bukan dari sebab tidak adannya

keterampilan (khususnya keterampilan

Manajemen ) hingga sekedar tidak

menyukai seseorang dengan siapa

harus bekerja secara dekat

(Margiati,1999:76) Dinas kopperindag

dan Pasar Kabu paten Pesisir Selatan

mempunyai fungsi Penyelengaraan

kegiatan pembi naanTugas

Merumuskan dan mene tapkan program

kerja, mengoor dinasikan, membina

dan mengarahkan kegiatan Dinas

Koperasi,UMKM, perin dustrian,

Perdagangan dan Pasar, Memantau

serta mengevaluasi perkem bangan

kegiatan serta merumuskan kebijakan

teknis di Dinas Koperasi, UMKM,

Perindustrian, perdagangan dan pasar.

Untuk mewujudkan kesejahteraan

dalam bekerja, juga harus memper

hatikan beberapa kondisi yang harus

dihindari dan terhadap beberapa faktor

yang menonjol terjadi di akhir-akhir ini

yang menjadi penghambat dalam

bekerja terjadinya stress dalam bekerja

ini banyak terjadi pada PNS kantor

Dinas Kabupaten Pesisir Selatan

sehingga diharapkan akan mening

katkan kinerja pegawai itu sendiri.

Tinggi rendahnya Kinerja Pegawai

akan terlihat dalam bentuk kepedulian

pegawai tersebut terhadap tugas dan

pekejaannnya. Dengan sering

timbulnya stess kerja pada seorang

pegawai cendrung tidak akan memiliki

kepedulian terhadap tugasnya.

Page 3: KETERKAITAN ANTARA STRES KERJA TERHADAP KINERJA …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/5. ERA ERMAN GUCI.pdf · Stres kerja secara parsial mempengaruhi signifikan terhadap Dinas Koperasi,

Keterkaitan Antara Stress...(Era Erman Deguci)

125

Sehingga akan menimbulkan kerugian

besar bagi Dinas dimana pegawai

tersebut bekerja.

Penyebab lain rendahnya

Kinerja pegawai adalah adanya

perasaan jenuh atau bosan pada suatu

pekerjaan yang monoton dan bersifat

rutinitas menjadi pemicu timbunya

stress dalam pekerjaan,akibatnya akan

timbul benturan kepentingan yang

terjadi diantar sesama pegawai,yaitu

pegawi yang tidak bekerja sama

pegawai yang bekerja serius, stess kerja

yang pada umumnya banyak dialami

oleh pegawai yang tidak bekerja

tersebut juga berdampak psikologis

negatif terhadap pegawai yang bekerja

sungguh-sungguh, dengan demikian

timbul keinginan untuk pindah dari unit

kerja ke unit kerja lain . Keinginan

tersebut tentulah tidak mudah untuk

diwujudkan, mengigat kondisi yang

tidak memungkinkan bagi pegawai

untuk pindah dari unit yang satu ke

unit yang lain, akhirnya bentuk ketidak

mampuan mereka untuk keluar dari

unit kerja tersebut juga memacu kita

terjadinya stress dalam bekerja, bentuk

stress ini diwujudkan dengan

memperlihatkan ketidak pedulian

terhadap pekerjaan , seperti jarangnya

masuk kantor, masuk kantor tetapi

hanya duduk-duduk saja, tidak

menjalankan tugas pokok dan

fungsinya sebagai pegawai, kondisi

inilah yang sering dihadapi oleh Dinas

Kopperindag dan Pasar Kabupaten

pesisir Selatan.

Menurut Gitosudarmo dan Suditta

(1997:57) bahwa stress mempunyai

dampak positif dan negatif, Dampak

positif stress pada tingkat rendah

sampai pada tingkat tinggi bersifat

fungsional dalam arti berperan sebagai

pendorong peningkatan kerja

pegawai<. Sedangkan pada dampak

negatif stress pada tingkat tinggi adalah

penurunan pada kinerja pegawai yang

dratis.

Penurunan kinerja pegawai

terlihat disebabkan oleh adanya stress

dan konflik pada pegawai tersebut, Hal

ini dapat disebabkan oleh penempatan

pegawai yang tidak sesuai dengan

ahlinya.Sebagaimana misi dari kantor

Dinas Kopperindag dan Pasar

Kabupaten Pesisir Selatan yang

berusaha memberikan pelayanan prima

kepada masyarakat. Kantor Dinas

Kopperindag dan Pasar kabupaten

pesisir Selatan sebagai instabsi

pemerintah daeah perlu pengelolaan

SDM yag tepat sehingga memberikan

pelayanan yang efektif dan effisien.

Keberhasilan seseorang daam suatu

tugas dan jabatan yang diberikan

kepadanya, sangat ditentukan oleh

tingkat keberhasilannya dalam

pelaksanaan tugas sesuai dengan

Tugasnya masing- masing.

TINJAUAN PUSTAKA DAN

HIPOTESIS

Manajemen sumber Daya Manusia

Drs. Malayu S.P. Hasibuan

menge mukakan pengertian manajemen

adalah ilmu dan seni mengatur

hubungan dan peranan tenaga kerja

agar efektif dan efisien membantu

terwujudnya tujuan perusahaan,

karyawan, dan masyarakat.

Fungsi-fungsi MSDM :

1. Perencanaan

Perencanaan adalah : merencanakan

tenaga kerja secara efektif dan

efisien agar sesuai dengan

kebutuhan perusahaan agar

membantu terwujudnya tujuan.

Perencanaan dilakukan dengan

menetapkan program kepegawaian.

Program kepegawaian meliputi

perorganisasian, pengerahan, pe

ngendalian, pengadaan, pengem

bangan,kompensasi, pengintegra

sian, pemeliharaan, dan pember

Page 4: KETERKAITAN ANTARA STRES KERJA TERHADAP KINERJA …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/5. ERA ERMAN GUCI.pdf · Stres kerja secara parsial mempengaruhi signifikan terhadap Dinas Koperasi,

Jurnal KBP, Vol. 1, No. 2, September 2013: 123 - 138

126

hentian karyawan. Program kepe

gawaian yang baik akan membantu

tercapainya tujuan perusahaan, kar

yawan, dan masyarakat.

2. Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah kegiatan

untuk mengorganisasi semua kar

yawan dengan menetapkan

pembagian kerja, hubungan kerja,

delegasi wewenang integrasi, dan

organisasi dalam bagan organisasi.

Organisasi hanya merupakan alat

untuk mencapai tujuan. Dengan

organisasi yang baik akan

membantu terwujudnya secara

efektif.

3. Pengarahan

Pengarahan adalah kegiatan

mengarahkan semua karyawan,

agar mau bekerja sama dan bekerja

efektif serta efesien dalam

membantu tujuan perusahaan,

karyawan, dan masyarakat.

Pengarahan dilakukan pemimpin

dengan menugaskan bawahan agar

menyelesaikan tugasnya dengan

baik.

4. Pengendalian

Pengendalian adalah kegiatan

mengendalikan semua karyawan

agar mentaati peraturan-peraturan

perusahaan dengan bekerja sesuai

rencana. Apabila terdapat

penyimpangan atau kesalahan,

diadakan tindakan perbaikan dan

penyempurnaan rencana.

Pegendalian karyawan meliputi

kehadiran, kedisiplinan, perilaku,

kerjasama, pelaksanaan pekerjaan,

dan menjaga situasi lingkungan

pekerjaan.

5. Pengadaan

Pengadaan adalah proses penarikan,

seleksi, penempatan, orientasi, dan

induksi untuk mendapatkan

karyawan yang sesuai dengan

kebutuhan perusahaan. Pengadaan

yang baik akan mewujudkan tujuan

tujuan.

6. Pengembangan

Pengembangan adalah proses

peningkatan keterampilan teknis,

teoritis, konseptual, dan moral

karyawan melalui pendidikan dan

pelatihan. Pendidikan dan penelitian

yang diberikan harus sesuai dengan

kebutuhan pekerjaan masa kini

maupun masa depan.

7. Kompensasi

Kompensasi adalah pemberian balas

jasa langsung dan tidak langsung,

uang atau barang kepada karyawan

sebagai imbalan jasa yang diberikan

kepada perusahaan. Prinsip kompen

sasi adalah adil dan layak. Adil

diartikan sesuai dengan prestasi

kerjanya, layak diartikan dapat

memenuhi kebutuhan primernya

serta berpedoman pada batas upah

minimum pemerintah dan berda

sarkan internal dan eksternal

konsistensi.

8. Pengintegrasian

Pengintegrasian dalam kegiatan

untuk mempersatukan kepentingan

perusahaan dan kebutuhan

karyawan, agar tercapainya

kerjasama yang serasi dan saling

menguntungkan. Perusahan

memperoleh laba, karyawan dapat

memenuhi kebutuhan dari hasil

pekerjaannya. Pengintegrasian

merupakan hal yang yang penting

dan sulit dalam MSDM, karena

mempersatukan dua kepentingan

yang bertolak belakang.

9. Pemeliharaan

Pemeliharaan adalah kegitan untuk

memelihara atau meningkatkan

kondisi fisik, mental, loyalitas

karyawan, agar mereka tetap mau

bekerja sampai dengan pensiun.

Pemeliharaan yang baik dilakukan

dengan program kesejahteraan

yang berdasarkan kebutuhan

Page 5: KETERKAITAN ANTARA STRES KERJA TERHADAP KINERJA …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/5. ERA ERMAN GUCI.pdf · Stres kerja secara parsial mempengaruhi signifikan terhadap Dinas Koperasi,

Keterkaitan Antara Stress...(Era Erman Deguci)

127

sebagian besar karyawan serta

berpedoman kepada internal dan

eksternal konsistensi.

10. Kedisiplinan

Kedisiplinan merupakan fungsi

MSDM yang terpenting dan kunci

terwujudnya tujuan karena tanpa

disiplin yang baik terwujud tujuan

yang maksimal. Kedisiplinan dalah

keinginan dan kesadaran untuk

mentaati peraturan-peraturan

perusahaan dan norma-norma

sosial.

11. Pemberhentian

Pemberhentian adalah putusnya

hubungan kerja seseorang dari

suatu perusahaan. Pemberhentian

ini disebabkan oleh keinginan

karyawan, keinginan perusahaan,

kontrak kerja berakhir, pensiun, dan

sebab-sebab lainnya. Pelepasan ini

diatur oleh Undang - Undang No.

12 Tahun 1964.

Pengertian Stres Kerja Stres adalah suatu kondisi

ketegangan yang mempengaruhi emosi,

proses berfikir dan kondisi seseorang

(Dr Handoko.) Menurut Charles D,

Spielberguer (dalam Handoyo,

2001:63) menyebutkan bahwa stres

adalah tuntutan-tuntutan eksternal yang

mengenai seseorang, misalnya obyek-

obyek dalam lingkungan atau suatu

stimulus yang secara obyektif adalah

berbahaya. Stres juga biasa diartikan

sebagai tekanan, ketegangan atau

gangguan yang tidak menyenangkan

yang berasal dari luar diri seseorang.

Luthans (dalam Yulianti, 2000:

10) mendefinisikan stres sebagai suatu

tanggapan dalam menyesuaikan diri

yang dipengaruhi oleh perbedaan

individu dan proses psikologis, sebagai

konsekuensi dari tindakan lingkungan,

situasi atau peristiwa yang terlalu

banyak mengadakan tuntutan

psikologis dan fisik seseorang. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa

stres kerja timbul karena tuntutan

lingkungan dan tanggapan setiap

individu dalam menghadapinya dapat

berbeda.

Masalah Stres kerja di dalam

organisasi perusahaan menjadi gejala

yang penting diamati sejak mulai

timbulnya tuntutan untuk efisien di

dalam pekerjaan. Akibat adanya stres

kerja tersebut yaitu orang menjadi

grogi, merasakan kecemasan yang

berlebihan, peningkatan ketegangan

pada emosi, proses beriikir dan kondisi

fisik individu. Selain itu, sebagai hasil

dari adanya stres kerja karyawan

mengalami beberapa gejala stres yang

dapat mengancam dan mengganggu

pelaksanaan kerja mereka, seperti:

mudah marah dan agresi, tidak dapat

relaks, emosi yang tidak stabil, sikap

tidak mau bekerja sama, perasaan tidak

mampu terlibat, dan kesulitan dalam

masalah tidur.

Di kalangan para pakar sampai

saat ini belum terdapat kata sepakat dan

kesamaan persepsi tentang batasan

stres. Baron & Greenberg (dalam

Margiati, 1999:71), mendefinisikan

stres sebagai reaksi-reaksi emosional

dan psikologis yang terjadi pada situasi

dimana tujuan individu mendapat

halangan dan tidak bisa mengatasinya.

Aamodt (dalam Margiati, 1999:71)

memandangnya sebagai respon efektif

yang merupakan karakteristik

individual dan konsekuensi dan

tindakan eksternal, situasi atau

peristiwa yang terjadi baik secara fisik

maupun psikologis.

Berbeda dengan pakar di atas,

Landy (dalam Margiati, 1999:71)

mema haminya sebagai

ketidakseimbangan keinginan dan

kemampuan meme nuhinya sehingga

menimbulkan konse kuensi penting

bagi dirinya. Robbins memberikan

definisi stres sebagai suatu kondisi

Page 6: KETERKAITAN ANTARA STRES KERJA TERHADAP KINERJA …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/5. ERA ERMAN GUCI.pdf · Stres kerja secara parsial mempengaruhi signifikan terhadap Dinas Koperasi,

Jurnal KBP, Vol. 1, No. 2, September 2013: 123 - 138

128

dinamis di mana individu dihadapkan

pada kesempatan, hambatan dan

keinginan dan hasil yang diperoleh

sangatlah penling tetapi tidak dapat

dipastikan (Robbins dafam Dwiyanti,

2001:75).

Dari uraian di atas dapat

disimpulkan bahwa terjadinya stres

kerja adalah dikarenakan adanya

ketidakseimbangan antara karakteristik

kepribadian karyawan dengan karak

teristik aspek-aspek pekerjaannya dan

dapat terjadi pada semua kondisi

pekerjaan. Adanya beberapa atribut

tertentu dapat mempengaruhi daya

tahan stres seorang karyawan.

Masalah stres adalah masalah

yang hangat dibicarakan, dan posisinya

sangat penting dalam kaitanya dengan

peningkatan kinerja pegawai. Selain

dipengaruhi oleh faktor-faktor yag

bersumber dari luar organisasi, stres

juga banyak dipengaruhi oleh faktor –

faktor yang berasal dari dalam

organisasi. Oleh karenanya perlu di

sadari dan dipahami keberadaannya.

Pemahaman akan sumber- sumber stres

yang disertai dengan pemahaman

terhadap cara- cara mengatasinya,

adalah penting sekali bagi pegawai dan

siapa saja yang terlibat dalam

organisasi yang sehat dan efektif.

Banyak diantara kita yang hampir pasti

merupakan bagian dari satu atau

beberapa organisasi, baik sebagai

atasan maupun sebagai bawahan,

pernah mengalami stres meskipun

dalam taraf yang amat rendah.

Siahaan (2004) dalam peneli

tiannya yang berjudul Pengaruh Stres

dalam Pekerjaan Terhadap Kinerja

Karyawan (Suatu Kajian Terhadap

Karyawan Dapartemen Plant PT.

Nippon Indosar Corpindo, Cikarang

Bekasi). Menunjukkan bahwa stres

adalah suatu peristiwa, situasi, obyek,

atau seseorang yang dirasakan sebagai

unsur yang menekan sehingga

menimbulan reaksi stres. Stres pada

penelitian ini adalah stres kerja, yang

terdiri dari tekanan pekerjaan dan

kurangnya dukungan . Stres kerja ini

dinilai berdasar stres kerja yang

dirasakan karyawan dapartemen plant

PT.NIC selama 6 bulan terakhir dengan

menggunakan konsep Charles D.

Spielberger.

Penelitian dilakukan menggu

nakan metode studi kasus dengan

pendekatan survei dengan cara obser

vasi dan wawancara tertulis untuk

menganalisis tingkat stres kerja dan

kinerja keryawan. Obyek penelitian dan

sekaligus populasi yang menjadi

responden penelitian ini adalah kese

luruhan karyawan dapartemen plant

PT. NIC. Untuk pengambilan karyawan

contoh dilakukan dengan kuisioner

Berdasarkan hasil pengolahan

dengan menggunakan analisis SEM

diperoleh hasil bahwa stres dalam

pekerjaan berpengaruh langsung dan

bersifat positf terhadap kinerja karya

wan. Artinya semakin tingginya tingkat

stres dalam pekerjaan yang dirasakan

atau dialami karyawan akan mempe

ngaruhi kinerja karyawan, dimana

semakin tinggi tingkat stres yang

dimiliki karyawan maka akan semakin

rendah kinerja yang dihasil kannya.

Namun apabila ditinjau dari segi ki

nerjanya, menunjukkan bahwa semakin

tinggi tingkat kinerja yang dilakukan

karyawan maka akan menyebabkan

stres kerja karyawan juga meningkat.

Selanjutnya, dalam membentuk

stres yang nantinya akan

mempengaruhi stres kinerja karyawan,

indikator yang paling dominan adalah

kurangnya du kungan.

Joko Waluyo (2003) dalam peneli

tannya yang berjudul pengaruh stres

kerja, konflik dan dukungan sosial

terhadap kepuasan kerja dinas

Pertanian dan peternakan Kabupaten

Purworejo, penelitian mengunakan data

Page 7: KETERKAITAN ANTARA STRES KERJA TERHADAP KINERJA …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/5. ERA ERMAN GUCI.pdf · Stres kerja secara parsial mempengaruhi signifikan terhadap Dinas Koperasi,

Keterkaitan Antara Stress...(Era Erman Deguci)

129

primer yang diperoleh secara langsung

dari kuesonier yang diisi oleh para

karya wan. Teknik pengambilan sampel

yang dengan teknik terjadinya seleksi.

Teknik analisis data yang yang

digunakan ada lah analisis mundur

berganda. Mene mukan hasil penelitian

bahwa : terdapat antara variabel stres

kerja terhadap Ke puasan kerja pegawai

Dinas Pertanian dan Peternekan

Kabupaten Purworejo.

METODE PENELITIAN

Objek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan diling

kungan Dinas Koperindag dan Pasar

Kabupaten Pesisir Selatan yang berlo

kasi di Jl. H. Agus Salim Kabupaten

Pesisir Selatan di Painan.

Populasi dan Sampel

Populasi Menurut Riduwan dan

Akdon (2006) populasi merupakan satu

kesatuan individu atau subyek pada

wilayah dan waktu serta dengan

kualitas tertentu yang akan

diamati/diteliti. lebih lanjut dikatakan

ada dua bentuk populasi penelitian

yaitu:

1) populasi terbatas merupakan

populasi yag jumlah anggota

populasinya dapat diketahui.

2) populasi tidak terbatas adalah

populasi yang ukuran populasinya

tidak dapat diketahui sebelum

penelitian dilaksanakan. Populasi

yang dijadikan objek penelitian

yang merupakan ukuran populasi

adalah seluruh pegawai struktural

dan fungsional yang berjumlah.

53 orang Pegawai Negeri Sipil

7 Orang pegawai honorer.

Definisi Operasional Variabel

Operasional variabel dalam suatu

penelitian dimaksudkan untuk memper

mudah atau mengarahkan dalam menyu

sun alat ukur data yang diperlukan

berdasarkan konsep-konsep teoritis

yang diajukan dalam kerangka pemi

kiran penelitian ini. Operasional va

riabel penelitian ini adalahsebagai

berikut :

1. Stres kerja sebagai variabel X

Mendefinisikan stres sebagai

reaksi emosional dan psikologis

yang terjadi pada situasi dimana

tujuan individu mendapat halangan

dan tidak bisa mengatasinya

2. Kinerja Pegawai sebagai variabe Y

Komitmen kerja pegawai adalah

berjanji dan bertangung jawab

untuk melaksanakan pekerjaan

serta melaksanakan pengabdian

kerja yang teliti terdiri dari

indikator berusaha keras dalam

bekerja, kesediaan untuk terlihat

aktif, bertangung jawab terhadap

pekerjaan, peduli terhadap

pekerjaan.

Variabel

Pengukuran variabel Pengaruh

Stres dan Kinerja Pegawai mengunakan

instumen skala likert yaitu skala yang

digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat dan prestasi seseorang atau

kelompok tentang suatu kejadian atau

gejala sosial, setiap jawaban

dihubungkan dengan bentuk pertanyaan

atau dukungan sikap yang diungkapkan

dengan kata-kata sebagai berikut:

a Sangat Tidak Setuju

(STS)

: skor 1

b Tidak Setuju (TS) : skor 2

c Netral (N) : skor 3

d Setuju (S) : skor 4

e Sangat Setuju (SS) : skor 5

Jenis dan sumber data

1. Data primer yaitu data yang

diperoleh dalam bentuk baku dan

masih membutuhkan pengolahan

lebih lanjut. Data ini berisikan

antara lain jawaban atau

kuisioner yang disebarkan kepada

Page 8: KETERKAITAN ANTARA STRES KERJA TERHADAP KINERJA …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/5. ERA ERMAN GUCI.pdf · Stres kerja secara parsial mempengaruhi signifikan terhadap Dinas Koperasi,

Jurnal KBP, Vol. 1, No. 2, September 2013: 123 - 138

130

seluruh sampel penelitian sehingga

sumber data berasal dari Dinas

Koperindag dan Pasar kabupaten

Pesisr Selatan.

2. Data sekunder yaitu data-data yang

berhubungan dengan Dinas

Koperindag dan Pasar Kabupaten

Pesisir selatan. sumber data ini

berasal dari Dinas Koperindag dan

Pasar Kabupaten Pesisir Selatan

berupa data sehubungan dengan

aktivitas karyawan Dinas

Koperindag dan Pasar kabupaten

Pesisir Selatan.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan cara:

1. Study Kepustakaan (Library

Research)

Study kepustakaan merupakan suatu

pengumpulan data dan informasi

yang telah di dokumentasikan

seperti buku literatur dan lainnya.

2. Study Lapangan ( Field Research)

Metode pengumpulan data dengan

dengan mengunakan Field research

adalah :

a. Wawancara dilakukan dengan

tujuan memperoleh keterangan

dengan melakukan tanya jawab

langsung antara peneliti dengan

pimpinan ataupun pegawai yang

bersangkutan.

b. Kuisioner dengan tujuan

mendapatkan data primer yang

berasalkan dari sample penelitian.

Hasil kusioner akan

ditranformasikan dalam angka-

angka atau yang dinamakan

dengan proses kuantifikasi yang

menghasilkan statistik, uraian dan

kesimpulan hasil penelitian.

Teknik Analisa Data.

Pada penelitian ini, data yang

telah dikumpulkan dianalisa menggu

nakan SPSS dengan teknik analisa

sebagai berikut :

Uji Validitas

Uji validitas menurut Nugroho

(2005) digunakan untuk mengetahui

kelayakan butir-butir dalam suatu

daftar pertanyaan dalam mendifisikan

variabel. Daftar pertanyaan ini pada

umumnya mendukung suatu kelompok

variabel tersebut.

Jadi dapat dikatakan, semakin

tinggi validitas suatu alat ukur tersebut

semakin mengenai pada sasaran atau

semakin menunjukan apa yang

harusnya diukur. Suatu alat ukur dapat

dikatakan mempunyai validitas tinggi

apabila dapat menjalankan fungsi

ukurannya atau mamberikan hasil ukur

yang sesuai dengan maksud dan tujuan

dari diadakannya tes atau penilaian

tersebut.

Validitas suatu butir pertanyaan

dapat dilihat pada hasil output

Statistical Program For Social Science

(SPSS) pada tabel dengan judul Item-

Total Statistics. Menilaikevadilan

masing –masing butir pertanyaan dapat

dilihat dari nilai Corrected Item-Total

Correlation masing-masing butir

pertanyaan. Suatu butir pertanyaan

dikatakan valid jika nilai dari

Corrected Item-Total Correlation >

0,300. Uji vadilitas sebaiknya

dilakukan secara terpisah pada lembar

kerja yang berbeda antara satu konstruk

variabel dengan konstruk variabel yang

lain sehingga dapat diketahui butir-

butir pertanyaan variabel mana yang

banyak tidak valid. Sehingga

pengambilan keputusan adalah:

1. jika Correctd Item Total

Correlation >0,300 maka dimensi

tersebut tidak valid

2. Corrected Item-Total Correlation <

maka dimensi tersebut tidak valid.

Page 9: KETERKAITAN ANTARA STRES KERJA TERHADAP KINERJA …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/5. ERA ERMAN GUCI.pdf · Stres kerja secara parsial mempengaruhi signifikan terhadap Dinas Koperasi,

Keterkaitan Antara Stress...(Era Erman Deguci)

131

Uji Realibilitas Menurut sekaran (2003 : 422)

reliability is the consistency and

stability of the measuring instrument.

Dari definisi tersebut dapat

diartikan bahwa reabilitas merupakan

konsistensi dan stabilitas dari

pengukuran instru ment. Dengan

demikian, reabilitas mencakup dua hal

utama yaitu reabilitas ukuran dan

konsistensi internal ukuran. Instrument

memilih tingkat reabilitas yang tinggi

jika nilai koefisien yang diperoleh

>0,60 (Nunally, 1978).

Sejalan dengan hal tersebut,

dalam sebuah penelitian yang berjudul

Effec tivennes of the product confi

guration task : theory formalitation and

test, Salvador (2007) mengemukakan

mengenai variable penelitiannya bahwa

didapati nilai cronbach alpha sebesar

0,628. Walaupun nilai tersebut lebih

rendah daripada yang biasanya diterima

(0,700) tetapi atas rekomendasi dari

nunally (1978) nilai ini dpat diterima.

Uji Regresi

Persamaan regresi berganda

mengandung makna bahwa dalam

suatu persamaan regresi terdapat satu

variable dependent dan lebih dari satu

variable independent (Algifari,

2000:62). Secara umum model regresi

berganda dirumuskan sebagai berikut:

Y = a + bX

Keterangan :

Y : kinerja pegawai

e : Error

A : konstanta

X : stress kerja

b2 : koefisien regresi faktor stress

kerja

Untuk mendapatkan kepastian

dari persamaan regresi tersebut, tiap

tiap variable diadakan test hipotesis

dengan meggunakan variable

independent (streskerja) berpengaruh

terhadap variable dependent (kinerja

pegawai), oleh karenanya diadakan uji

signifika statistik.

Uji Korelasi

Uji kolerasi adalah cara untuk

mengetahui ada atau tidak adanya

hubungan antara variable (Hasan, 2003

: 328). Dalam penelitian ini, hubungan

antara , stres kerja dengan kinerja

pegawai dideteksi melalui kolerasi

bivariat.

Untuk mengetahui keeratan

pengaruh stres terhadap kinerja

pegawai pada Dinas Kopperindag dan

Pasar Kabupaten Pesisir Selatan ,

pengunaan datanya menggunakan data

SPSS.

Analisis Determinasi

Koefisien determinasi (R2) menu

rut Nugroho (2005) bertujuan untuk

megetahui seberapa besar kemampuan

variabel indipenden menjelaskan

variabel dependen. Dalam output

SPSS, koefisien determinasi terletak

pada tabel Model Summaryb dan tertuls

R Square.

Uji Hipotesis

Uji hipotesis yang digunakan

adalah uji t Nungroho ( 2005) mene

mukakan tujuan uji t adalah untuk

mengetahui besarnya pengeruh masing-

masing variabel independen secara

individual (parsial) terhadap variabel

dependen. Hasil uji ini pada output

SPSS dapat dilihat pada tabel

coefficientsa.

Nilai dari uji dapatdilihat dari p-

value (pada kolom Sig) dengan

pengujian hipotesis sebagai berikut:

1. Ho diterima jika t-hitung ,t-tabel,

atau nilai p-value pada kolom

sig.> level of significant (a) yang

menyatakan adanya pengaruh stres

yang tidak significant antara

kinerja pegawai Dinas

Page 10: KETERKAITAN ANTARA STRES KERJA TERHADAP KINERJA …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/5. ERA ERMAN GUCI.pdf · Stres kerja secara parsial mempengaruhi signifikan terhadap Dinas Koperasi,

Jurnal KBP, Vol. 1, No. 2, September 2013: 123 - 138

132

Kopperindag dan Pasar Kebupaten

Pesisir Selatan

2. Ha diterima jika t-hitung > t-tabel,

atau nilai p-value pada kolom sig.

< level of significant (a) yang

menyatakan adanya pengaruh stres

yang signifikan antara kinerja

pegawai Dinas Kopperindag dan

Pasar Kabupaten pesisir selatan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Instrumen Penelitian

Sebelum hasil kuisioner digunakan,

terlebih dahulu dilakukan uji instrumen

penelitian seperti berikut ini:

Uji Validitas

Hasil uji validitas dari instrumen

penelitian adalah sebagai berikut :

1. Stres Kerja

Dari data yang diperoleh

berdasarkan jawaban responden

untuk kuisioner stres kerja, maka

nilai validitasnya adalah seperti

yang dikemukakan pada tabel 7

Tabel 7. Hasil Uji Validitas Variabel Stres Kerja

Butir Item Variabel Corrected Item-Total Correlation Keterangan

X1 0.524 Valid

X2 0.554 Valid

X3 0.624 Valid

X4 0.223 Tidak Valid

X5 0.549 Valid

X6 0.595 Valid

X7 0.440 Valid

X8 0.650 Valid

X9 0.609 Valid

X10 0.538 Valid

X11 0.529 Valid

X12 0.399 Valid

X13 0.536 Valid

X14 0.544 Valid

X15 0.446 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan data, 2013

Dari tabel 7 dapat diambil kesimpulan

bahwa 14 butir item variabel stres kerja

dikatakan valid karena Corrected Item-

Total Correlation melebihi 0,300

sehingga dapat digunakan untuk

penelitian lebih lanjut.

1. Kinerja Pegawai

Dari data yang diperoleh

berdasarkan jawaban responden

untuk kuisioner kerjamaka nilai

validitasnya adalah seperti yang

dikemukakan pada tabel 8

Tabel 8. Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Pegawai

Butir Item Variabel Corrected Item-Total Correlation Keterangan

Y 1 0.395 Valid

Y 2 0.371 Valid

Y 3 0.477 Valid

Y 4 0.461 Valid

Y 5 0.506 Valid

Page 11: KETERKAITAN ANTARA STRES KERJA TERHADAP KINERJA …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/5. ERA ERMAN GUCI.pdf · Stres kerja secara parsial mempengaruhi signifikan terhadap Dinas Koperasi,

Keterkaitan Antara Stress...(Era Erman Deguci)

133

Sumber : Hasil Pengolahan data, 2013

Dari tabel 8 dapat diambil kesimpulan

bahwa 15 butir item variabel kinerja

pegawai dikatakan valid karena

Corrected Item-Total Correlation

melebihi 0,300 sehingga dapat

digunakan untuk penelitian lebih lanjut.

Uji Reliabilitas

Hasil uji reabilitas variabel stres kerja

dan kinerja pegawai dikemukakan pada

tabel 9.

Tabel 9. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Stres Kerja Dan Kinerja Pegawai

No Variabel Cronbach’s Alpha Reliabilitas

1. Stres Kerja (X) 0,871 Reliabilitas

2. Kinerja Pegawai ( Y ) 0,822 Reliabilitas

Sumber : Hasil Pengolahan data, 2013

Dari hasil uji reliabilitas seperti yang

dikemukakan pada tabel 4.9 dihasilkan

nilai Cronbach’s Alpha untuk variabel

stres kerja (X) 0,871 dan kinerja

pegawai (Y) 0,822 memberikan hasil

bahwa alat ukur ini memenuhi syarat

konsistensi (reliabilitas) karena nilai

Cronbach’s Alpha melebihi 0,600

sehingga dapat dipakai sebagai alat

ukur dalam penelitian.

Frekuensi Skor Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat 2 jenis

variabel yaitu variabel bebas adalah

stres kerja dan variabel terikat adalah

kinerja pegawai.

Variabel Stres Kerja

Untuk memperoleh gambaran variabel

stres kerja, maka deskripsi hasil

penelitian akan dikategorikan menjadi

5 (lima) kategori jawaban, yaitu :

a. 1,00 –

1,79

= Sangat Rendah

(SR)

b. 1,80 –

2,59

= Rendah (R)

c. 2,60 –

3,39

= Sedang (S)

d. 3,40 –

4,19

= Tinggi (T)

e. 4,20 –

5,00

= Sangat Tinggi (ST)

Sebaran jawaban responden terhadap

15 butir pertanyaan variabel stres kerja

dikemukakan pada tabel 10.

Butir Item Variabel Corrected Item-Total Correlation Keterangan

Y 6 0.320 Valid

Y 7 0.369 Valid

Y 8 0.486 Valid

Y 9 0.381 Valid

Y 10 0.499 Valid

Y 11 0.479 Valid

Y 12 0.472 Valid

Y 13 0.463 Valid

Y 14 0.563 Valid

Y 15 0.407 Valid

Page 12: KETERKAITAN ANTARA STRES KERJA TERHADAP KINERJA …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/5. ERA ERMAN GUCI.pdf · Stres kerja secara parsial mempengaruhi signifikan terhadap Dinas Koperasi,

Jurnal KBP, Vol. 1, No. 2, September 2013: 123 - 138

134

Tabel 10 Sebaran Jawaban Responden Terhadap Variabel Stres Kerja

No.

Pertanyaan

Skor Jawaban Responden untuk Pertanyaan No :

SS = 1 S = 2 N = 3 TS = 4 STS =

5

Total Rata-

Rata

X1 18 20 13 8 1 60 2.23

X2 15 24 10 11 0 60 2.28

X3 17 21 8 14 0 60 2.32

X4 14 24 17 5 0 60 2.22

X5 15 23 11 10 1 60 2.32

X6 9 19 11 20 1 60 2.75

X7 15 26 11 8 0 60 2.20

X8 14 16 7 21 2 60 2.68

X9 17 18 9 14 2 60 2.43

X10 21 19 10 10 0 60 2.15

X11 18 25 11 6 0 60 2.08

X12 13 21 8 13 0 60 2.60

X13 17 22 7 13 1 60 2.32

X14 19 26 7 7 1 60 2.08

X15 10 24 16 8 2 60 2.47

Skor Rata – Rata Variabel 3,51

Sumber : Hasil pengolahan data 2013

Dari tabel 10 diketahui pada umumnya responden memberikan jawaban dengan

kategori setuju untuk pertayaan variabel stres kerja karena nilai rata – ratanya 3,51

yang berada diantara 3,40 sampai dengan 4,19 yang berarti variabel stres kerja

tergolong tinggi.

Kinerja Pegawai

Sebaran jawaban responden terhadap 15 butir pertanyaan komitmen kerja

dikemukakan pada tabel 11.

Tabel 11. Sebaran Jawaban Responden Terhadap Variabel Kinerja Pegawai

No.

Pertanyaan

Skor Jawaban Responden untuk Pertanyaan No :

SS = 1 S = 2 N = 3 TS = 4 STS = 5 Total Rata-

Rata

Y1 21 35 4 0 0 60 1.72

Y2 18 32 7 3 0 60 1.92

Y3 17 27 13 3 0 60 2.03

Y4 22 32 5 1 0 60 1.75

Y5 19 37 3 1 0 60 1.77

Y6 21 29 9 1 0 60 1.83

Y7 17 33 10 0 0 60 1.88

Y8 17 26 17 0 0 60 2.00

Y9 22 28 8 1 1 60 1.85

Y10 21 36 2 1 0 60 1.72

Page 13: KETERKAITAN ANTARA STRES KERJA TERHADAP KINERJA …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/5. ERA ERMAN GUCI.pdf · Stres kerja secara parsial mempengaruhi signifikan terhadap Dinas Koperasi,

Keterkaitan Antara Stress...(Era Erman Deguci)

135

No.

Pertanyaan

Skor Jawaban Responden untuk Pertanyaan No :

SS = 1 S = 2 N = 3 TS = 4 STS = 5 Total Rata-

Rata

Y11 23 28 6 3 0 60 1.82

Y12 15 29 5 10 1 60 2.22

Y13 20 34 5 1 0 60 1.78

Y14 19 27 10 4 0 60 1.98

Y15 16 31 9 3 1 60 2.03

Skor Rata – Rata Variabel 2,72

Sumber : Hasil pengolahan data 2001

Dari tabel 11 diketahui pada umumnya

responden memberikan jawaban

dengan kategori setuju untuk pertayaan

variabel kinerja pegawai karena nilai

rata – ratanya 2,72 yang berada

diantara 2,60 sampai dengan 3,39 yang

berarti variabel kinerja pegawai

tergolong sedang.

Analisis Data

Analisis Regresi

Nilai persamaan regresi linear

sederhana variabel stres kerja terhadap

kinerja pegawai seperti dikemukakan

pada lampiran 8 adalah sebagai berikut

:

Y = 1,328 + 0,174 X

Dari persamaan regresi linear

sederhana diatas, dapat

diinterprestasikan sebagai berikut :

1. a=1,328 artinya tanpa variabel

bebas (stres kerja) maka komitmen

kinerja pegawai Dinas Koperasi,

UMKM, Perindustrian,

Perdagangan dan Pasar Kabupaten

Pesisir Selatan adalah 1,328 satuan

2. b= 0,174 koefisien bertanda positif

artinya jika stres kerja meningkat

sebesar 1 satuan maka komitmen

kinerja pegawai Dinas Koperasi,

UMKM, Perindustrian,

perdagangan dan Pasar Kabupaten

Pesisir Selatan juga akan menurun

sebesar 0, 174 satuan.

Analisis Korelasi Analisa korelasi dilakukan dengan

menggunakan program SPSS for

Windows diperoleh hubungan variabel

bebas dengan variabel terikat yaitu R =

0,321 seperti yang dikemukakan pada

lampiran 8 dimana nilai R ini berada

0,21 – 0,40 berarti bahwa hubungan

variabel bebas (stres kerja) terhadap

variabel terikat (kinerja pegawai)

secara parsial adalah lemah dan positif

yang menunjukan peningkatan variabel

bebas (stres kerja) akan diikuti oleh

penurunan variabel terikat (kinerja

pegawai).

Koefisien Determinasi

Berdasarkan hasil pengolahan data,

maka dihasilkan nila R Square yang

mempunyai nilai 0,103 yang berarti

variasi perubahan yang terjadi pada

variabel stres kerja dapat menjelaskan

1,03 % terhadap variasi perubahan

kinerja pegawai, artinya 98,97 %

dijelaskan oleh variabel lain yang ada

diluar model. Kesimpulan dari analisa

ini menunjukan bahwa variabel stres

kerja berpengaruh terhadap kinerja

pegawai Dinas Koperasi, UMKM,

Perindustrian, Perdagangan dan Pasar

Kabupaten Pesisir Selatan.

Uji Hipotesis

Untuk menguji apakah ada pengaruh

yang signifikan variabel stres kerja

terhadap kinerja pegawai Dinas

Page 14: KETERKAITAN ANTARA STRES KERJA TERHADAP KINERJA …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/5. ERA ERMAN GUCI.pdf · Stres kerja secara parsial mempengaruhi signifikan terhadap Dinas Koperasi,

Jurnal KBP, Vol. 1, No. 2, September 2013: 123 - 138

136

Koperasi, UMKM, Perindustrian,

Perdagangan dan Pasar Kabupaten

Pesisir Selatan dilakukan uji hipotesis

dengan menggunakan uji t. Hasil uji t

variabel stres kerja terhadap kinerja

pegawai Dinas Koperasi, UMKM,

Perindustrian, Perdagangan dan Pasar

Kabupaten Pesisir Selatan seperti pada

tabel 12.

Tabel 12 Hasil Uji t

No Variabel Signifikan Keterangan

1 Stres Kerja

(X)

0,012 Signifikan

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2013

Dari tabel 12 diketahui nilai signifikan

t yang dihasilkan adalah 0,012. Hal ini

berarti signifikan t lebih kecil dari level

of significant (α) 0,05. Hal ini

menunjukan ada pengaruh yang positif

dan signifikan antara variabel stres

kerja terhadap variabel kinerja

pegawai. Jadi hipotesis yang berarti

variabel stres kerja mempunyai

pengaruh yang nyata atau menentukan

terhadap kinerja pegawai Dinas

Koperasi, UMKM, Perindustrian,

Perdagangan dan Pasar Kabupaten

Pesisir Selatan.

Pembahasan

Variabel stres kerja pada Dinas

Koperasi, Perdagangan dan Pasar

Kabupaten Pesisir Selatan tergolong

tinggi yang berakibat kepada tingginya

kinerja pegawai Dinas Koperasi,

UMKM, Perindustrian, Perdagangan

dan Pasar Kabupaten Pesisir Selatan.

Dari analisa pengaruh variabel stres

kerja terhadap kinerja pegawai

dihasilkan nilai koefisien regresi untuk

variabel stres kerja adalah 0,174 dan

nilai koefisien regresi bertanda positif.

Hal ini berarti jika terjadi peningkatan

stres kerja sebesar 1 satuan maka

kinerja pegawai akan mengalami

penurunan sebesar 0,638 satuan.

Dari hasil uji t didapatkan hasil

signifikan t untuk stres kerja sebesar

0,012 berarti nilai signifikan t stres

kerja lebih kecil dari level of signifikan

(α) 0,05. Hal ini menunjukan secara

parsial terdapat pengaruh yang positif

dan signifikan antara variabel stres

kerja terhadap kinerja pegawai Dinas

Koperasi, UMKM, Perindustrian,

Perdagangan dan Pasar Kabupaten

Pesisir Selatan.

Hasil penelitian yang didapat di Dinas

Koperasi, UMKM, Perindustrian,

Perdagangan dan Pasar Kabupaten

Pesisir Selatan diperkuat pula dengan

didapatnya penelitian yang sejenis dari

peneliti lainnya, seperti yang diteliti

oleh Supono (2008) yang melakukan

penelitian mengenai pengaruh stres

kerja terhadap kinerja pegawai pada

Bank Jabar Cabang Jakarta yang

dibuktikan dengan didapatnya nilai

signifikan t adalah 0,001 lebih kecil

dari level of significant (α) 0,05.

Dari hasil penelitian terdahulu yang

telah dilakukan oleh Supono (2008)

kemudian dikaitkan dengan hasil

penelitian yang dilakukan peneliti

mengenai pengaruh variabel stres kerja

terhadap kinerja pegawai Dinas

Koperasi, UMKM, Perindustrian,

Perdagangan dan Pasar Kabupaten

Pesisir Selatan maka dapat disimpulkan

stres kerja mempunyai pengaruh

signifikan positif terhadap kinerja

pegawai. Hal ini berarti variabel stres

kerja merupakan faktor yang

menentukan kinerja pegawai yaitu

dengan semakin tingginya variabel

Page 15: KETERKAITAN ANTARA STRES KERJA TERHADAP KINERJA …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/5. ERA ERMAN GUCI.pdf · Stres kerja secara parsial mempengaruhi signifikan terhadap Dinas Koperasi,

Keterkaitan Antara Stress...(Era Erman Deguci)

137

stres kerja maka kinerja pegawai akan

mengalami penurunan.

SIMPULAN

Dari penelitian yang telah dilakukan

maka dikemukakan kesimpulan hasil

penelitian dan pembahasan mengenai

tingkat stres kerja terhadap kinerja

pegawai pada Dinas Koperasi, UMKM,

Perindustrian, Perdagangan dan Pasar

Kabupaten Pesisir Selatan adalah

sebagai berikut :

Tingkat stres kerja pada Dinas

Koperasi, UMKM, Perindustrian,

Perdagangan dan Pasar Kabupaten

Pesisir Selatan tergolong tinggi karena

tingginya tingkat stres kerja dalam

melakukan pekerjaan.

1. Kinerja pegawai Dinas Koperasi,

Perdagangan dan Pasar Kabupaten

Pesisir Selatan tergolong rendah

karena tingginya tingkat stres kerja

dalam melakukan pekerjaan.

2. Tingkat stres kerja mempunyai

pengaruh yang sangat kuat

terhadap kinerja pegawai pada

Dinas Koperasi, Perdagangan dan

Pasar Kabupaten Pesisir Selatan.

Hal ini terlihat dari nilai koefisien

korelasi (R) 0,321 yang berada

diantara 0,21 – 0,40 dengan

besarnya pengaruh variabel stres

kerja yang diteliti seperti

lingkungan kerja, pendidikan dan

keahlian yang dimiliki,

kompensasi, disiplin kerja dan lain

– lain.

3. Tingkat stres kerja secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap

kinerja pegawai pada Dinas

Koperasi, Perdagangan dan Pasar

Kabupaten Pesisir Selatan karena

sig. 0,0012 lebih kecil dari level of

signification (α) 0,05. Hal ini

berarti variabel sters kerja

mempunyai pengaruh berarti/nyata

untuk meninngkatkan kinerja

pegawai pada Dinas Koperasi,

Perdagangan dan Pasar Kabupaten

Pesisir Selatan.

DAFTAR PUSTAKA

Adisty, Suwito. 2004. Stres Kerja dan

kepuasan : Tinjauan Herberg

panerbit Pustaka Binaan Jakarta

Cary, L cooper. 1983. Stress Research :

issues for the eighties.

Universitas Michigan: Wiley

Gibson, J.L, Ivancevich, J. M dan

Donelly, J.jr. 1996.Organisasi

dan Perilaku struktur, dan

proses. Terjemahan,. Jakarta :

Bina Rua Akasa

Handoko Hani T. 2001. Manajemen

personalia dan Sumber Daya

Manusia, BPFE Yogyakarta

Hasibuan, Malayu S.P. 2008.

Manajemen Sumber Daya

Manusia. Jakarta : Bumi Aksara

Margiati, lulus. 1999. Stres kwerja:

Latar Belakang Penyebab dan

Altltas Keseernatif

Pemecahannya, Jurnal

Masyarakat, Kebudayaan dan

Politik, 3: 71-80 Surabaya:

Fakultas Masyarakat Universitas

Erlangga.

Nungroho, Bhuono Agung. 2005.

Strategi Jitu Memilih Metode

Statistik Penelitian dengan

SPPS. Yogyakarta : Andi

Robbins, Stephen P. 2008. Perilaku

Organisasi (Terjemahan).

Jakarta : Penerbit Salemba

Empat

Riduwan, Akdon. 2006. Rumus dan

Data Dalam Aplikasi Statistik.

Jakarta : Alfabeta

Rincian Uraian Tugas Jabatan Struktual

Dinas Koperasi, UMKM,

Perindustrian, Perdagangan Dan

Pasar Kabupaten Pesisir

Selatan.

Swasto Bambang. 2003.

Pengembangan Sumber Daya

Page 16: KETERKAITAN ANTARA STRES KERJA TERHADAP KINERJA …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/5. ERA ERMAN GUCI.pdf · Stres kerja secara parsial mempengaruhi signifikan terhadap Dinas Koperasi,

Jurnal KBP, Vol. 1, No. 2, September 2013: 123 - 138

138

Manusia: Pengaruhnya

Terhadap kinerja Dan Imbalan.

Malang : Bayu Media

Swasto Raharjo. 1996. Manajemen

Personalia dan Sumber Daya

Manusia, BPFE Yogyakarta

Suprihanto, Jhon, et al. 2003. Perilaku

Organisasi, Penerbit Sekolah

Tinggi Ilmu Ekonomi

Siagian, Sondang (2005) Organisasi

Kepemimpinan dan Perilaku

Organisasi. Jakarta : Gunung

Agung

Reksohadiprodjo , Sukanto dan

Handoko, T Hani. 2003.

Organisasi Perusahaan.

Yogyakarta : BPFE.