keterkaitan antara alokasi anggaran dan kinerja … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan...

111
KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA SEKTORAL: KASUS SEKTOR PERTANIAN INDONESIA 1990-2006 OLEH GIGA NUR PRATIGINA H14051093 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Upload: ngonhan

Post on 24-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA SEKTORAL: KASUS SEKTOR PERTANIAN

INDONESIA 1990-2006

OLEH GIGA NUR PRATIGINA

H14051093

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Page 2: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

RINGKASAN

GIGA NUR PRATIGINA. Keterkaitan Antara Alokasi Anggaran dan Kinerja Sektoral: Kasus Sektor Pertanian Indonesia 1990-2006 (dibimbing oleh D.S. PRIYARSONO).

Kebijakan fiskal dapat digunakan untuk mencapai kesejahteraan rakyat melalui pembangunan di berbagai sektor. Dalam penelitian ini sektor yang menjadi fokus utama adalah sektor pertanian. Sektor pertanian penting untuk diteliti karena keberadaannya dalam perekonomian nasional sangat penting. Selain karena sektor ini mampu menyerap tenaga kerja yang besar dibandingkan sektor-sektor lainnya, sektor pertanian yang tangguh diperlukan untuk menjamin keberhasilan industrialisasi. Meskipun demikian, selama tahun 1990 sampai dengan tahun 2006, ternyata kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) semakin menurun dan menjadi lebih rendah dibandingkan kontribusi sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Tidak hanya kontribusinya terhadap PDB, produktivitas sektor pertanian pun berada di bawah produktivitas sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menemukan faktor yang mempengaruhi produktivitas sektor pertanian sehingga cara penanggulangan yang tepat dapat dilakukan. Kebijakan fiskal, dalam bentuk belanja negara, diduga memiliki pengaruh terhadap produktivitas sektor pertanian ini.

Dari beberapa perumusan masalah yang telah disebutkan, maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perkembangan belanja negara untuk sektor pertanian, PDB sektor pertanian, tenaga kerja sektor pertanian, produktivitas sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor pertanian dengan produktivitas sektor pertanian di Indonesia selama tahun 1990 sampai dengan tahun 2006.

Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian ini, ternyata selama tahun 1990 sampai dengan tahun 2006 belanja negara untuk sektor pertanian, yang terdiri dari pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan, secara umum meningkat. Nilai dari Produk Domestik Bruto, tenaga kerja dalam bentuk angkatan kerja di sektor pertanian, serta produktivitas sektor pertanian juga terus meningkat. Namun, nilai PDB dan produktivitas ini masih lebih rendah jika dibandingkan dengan nilai PDB dan produktivitas sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Selain itu, dengan menggunakan metode Weighted Least Square (WLS), terbukti bahwa dari tahun 1990 sampai dengan tahun 2006, belanja negara, berupa pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan, berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas sektor pertanian. Dari kedua jenis pengeluaran ini, pengeluaran pembangunan memberikan dampak yang lebih besar terhadap produktivitas sektor pertanian daripada pengeluaran rutinnya.

Page 3: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian awal yang dilakukan oleh Bank Dunia (2009) dan kajian empiris yang dilakukan oleh Moreno-Dodson (2008). Pada penelitian awal Bank Dunia, diketahui bahwa pada level makro, pengeluaran pemerintah sampai tahap tertentu akan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan dan total pengeluaran pemerintah di sektor pertanian memiliki efek positif yang signifikan, baik secara ekonomis maupun secara statistik, terhadap tingkat pertumbuhan PDB per kapita sektor pertanian. Sedangkan pada kajian empiris yang dilakukan oleh Moreno-Dodson terhadap tujuh negara dengan pertumbuhan yang cepat, termasuk Indonesia, diketahui bahwa terdapat hubungan antara pengeluaran pemerintah dengan pertumbuhan PDB per kapita.

Page 4: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA SEKTORAL:

KASUS SEKTOR PERTANIAN INDONESIA 1990-2006

OLEH GIGA NUR PRATIGINA

H14051093

SKRIPSI Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Ilmu Ekonomi

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Page 5: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

Judul Skripsi : Keterkaitan Antara Alokasi Anggaran dan Kinerja

Sektoral: Kasus Sektor Pertanian Indonesia 1990-2006

Nama : Giga Nur Pratigina

NIM : H14051093

Menyetujui,

Dosen Pembimbing,

D. S. Priyarsono, Ph. D.

NIP. 19610501 198601 1 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Ilmu Ekonomi,

Rina Oktaviani, Ph. D.

19641023 198903 2 002

Tanggal Kelulusan:

Page 6: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH

BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH

DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA

PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, September 2009

Giga Nur Pratigina H14051093

Page 7: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

RIWAYAT HIDUP

Penulis, yang bernama Giga Nur Pratigina, lahir pada tanggal 9 April 1987

di Bandar Lampung, yang merupakan ibukota provinsi Lampung. Penulis adalah

anak pertama dari dua bersaudara, dari pasangan Ir. Muhammad Syamsoel Hadi,

M.Sc. dan Dra. Nanik Susilowati. Penulis memperoleh pendidikan sekolah dasar

di tiga sekolah, yaitu SD Kartika II-5 Bandar Lampung (1993-1995, kemudian

1997-1999), Sequoyah Elementary School (1995) di Knoxville, Tennessee (AS),

dan Pond Gap Elementary School (1995-1997) di Knoxville, Tennessee (AS).

Pada tahun 1997 penulis melanjutkan sekolah di SLTPN 2 Bandar Lampung dan

pada tahun 2002 penulis diterima di SMAN 2 Bandar Lampung serta lulus pada

tahun 2005.

Pada tahun 2005, penulis diterima di universitas tempat ayahnya pernah

menimba ilmu sebelumnya, yaitu Institut Pertanian Bogor (IPB). Penulis diterima

di IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Pada tahun keduanya

di IPB, penulis diterima sebagai mahasiswi di Departemen Ilmu Ekonomi di

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan pilihan pertamanya. Selama

menjadi mahasiswa, penulis aktif di organisasi debat Bahasa Inggris, IPB

Debating Community (IDC), dan pernah menjabat sebagai wakil ketua (2006-

2007) dan ketua (2007-2008) pada organisasi tersebut. Selain itu, penulis juga

merupakan anggota dari World Bank Youth Group dan aktif mengikuti serta

memenangkan berbagai lomba debat Bahasa Inggris, seperti Java Overland

Varsities English Debating (JOVED), Indonesian Varsities English Debating

(IVED), National University English Debating Championship (NUEDC), dan

Pekan Ilmiah Nasional (PIMNAS). Pada tahun 2008, penulis memperoleh

kehormatan untuk dapat mewakili Departemen Ilmu Ekonomi dalam ajang

Mahasiswa Berprestasi untuk tingkat fakultas, yaitu Fakultas Ekonomi dan

Manajemen, dan memperoleh peringkat kedua.

Page 8: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penyusunan skripsi ini selesai. Judul skripsi ini adalah

“Keterkaitan Antara Alokasi Anggaran dan Kinerja Sektoral: Kasus Sektor

Pertanian Indonesia 1990-2006”. Sektor pertanian merupakan topik yang

menarik untuk dibahas karena memiliki peranan yang sangat penting dalam

perekonomian Indonesia. Karena alasan inilah penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang sektor ini. Selain itu, skripsi ini merupakan salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas

Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Sebagai salah satu wujud rasa syukur kehadirat Allah SWT, pada

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini, yaitu:

1. My loving Mom and Dad yang senantiasa memberikan kasih sayang,

perhatian, doa, dan dukungan, my little brother, Gena yang selalu

memberikan semangat dan perhatian, serta keluarga besar di Bondowoso,

Rembang dan Bandar Lampung yang ikut memberikan semangat dan

doanya kepada penulis.

2. Bapak D. S. Priyarsono, Ph.D sebagai dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, ilmu, masukan, semangat, dan perhatian yang

sangat membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

3. Bapak M. Firdaus, Ph.D sebagai dosen penguji utama dalam ujian sidang

yang telah memberikan saran dan masukan yang bermanfaat dalam

menyempurnakan skripsi ini.

4. Bapak Jaenal Effendi, M.A. sebagai dosen penguji dari komisi pendidikan

yang telah memberikan koreksi dan masukan dalam menyempurnakan

skripsi ini.

Page 9: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

5. Para dosen, staf, dan seluruh civitas akademika Departemen Ilmu Ekonomi

FEM-IPB yang telah banyak memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis

selama menjalani studi di Departemen Ilmu Ekonomi.

6. Ibu Dra. Alfa Chasanah, M.A. yang telah memberikan motivasi, perhatian,

dan kasih sayangnya selama penulis bergabung dengan IDC dan mengikuti

berbagai event debat Bahasa Inggris.

7. Para sahabat IE 42 (Dian, Echa, Maria, dan Verow), yang telah memberikan

keceriaan, kebersamaan, dan motivasi kepada penulis. Teman-teman satu

bimbingan skripsi (Dhani, Inna, dan Ryan), yang telah berjuang bersama

dalam penyusunan skripsi ini bersama penulis. Teman-teman di kostan

Raihana (Mbak Ipik, Yuli, Nola, Zizah, Yeni, dan teman-teman lainnya),

yang sudah dianggap penulis sebagai keluarga kedua selama menjalankan

studi di IPB. Teman-teman IDC (terutama Rahmat, Daniel, dan Leo, yang

sudah dianggap penulis seperti adik sendiri), yang telah berbagi pengalaman,

kebersamaan, dan keceriaan bersama penulis. Last but not least, my BFFs

since high school (Asri, Cius, Choppey, Ganis, Hardy, dan Burbur), yang

walaupun jarang bertemu tetap memberikan dukungannya hingga akhir.

Serta teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

8. Semua pihak yang telah membantu dan memperlancar penyusunan skripsi

ini.

Penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca. Penulis

menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum sempurna. Oleh karena itu, penulis

akan sangat berterimakasih atas kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan skripsi ini.

Bogor, September 2009

Giga Nur Pratigina H14051093

Page 10: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

DAFTAR ISI

Nomor Halaman

DAFTAR TABEL ......................................................................................... i

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. iv

I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2. Perumusan Masalah ............................................................................ 5

1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................ 8

1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................. 9

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ...................... 10

2.1. Tinjauan Teoritis ................................................................................. 10

2.1.1.Peran Strategis Kebijakan Fiskal ................................................. 10

2.1.2.Belanja Negara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ......................................................................... 12

2.1.3.Konsep Pendapatan Nasional ...................................................... 18

2.1.4.Pertanian dan Produktivitas ......................................................... 23

2.1.5.Konsep dan Definisi Ketenagakerjaan ........................................ 24

2.1.6.Pengaruh Pengeluaran Pemerintah untuk Sektor Pertanian .......... 25

2.1.7.Transformasi Pertanian ............................................................... 29

2.1.8.Pembangunan Sektor Pertanian .................................................. 31

2.2. Tinjauan Empiris ................................................................................. 33

2.2.1.Penciptaan Kesempatan Kerja dan Distribusi Pendapatan ........... 33

2.3. Kerangka Pemikiran ............................................................................ 35

2.4. Hipotesis ............................................................................................. 36

Page 11: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

III. METODE PENELITIAN ....................................................................... 37

3.1. Jenis dan Sumber Data .................................................................... 37

3.2. Metode Pengolahan dan Analisis Data ............................................ 38

3.2.1. Analisis Deskriptif ................................................................. 38

3.2.2. Analisis Regresi .................................................................... 38

3.2.3. Pengujian terhadap Model Regresi ........................................ 42

3.2.4. Pemilihan Model Terbaik ...................................................... 45

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 46

4.1. Analisis Belanja Negara untuk Sektor Pertanian .............................. 46

4.1.1. Pengeluaran Rutin ................................................................. 46

4.1.2. Pengeluaran Pembangunan ................................................... 50

4.2. Analisis Produk Domestik Bruto, Tenaga Kerja, dan Produktivitas Sektor Pertanian .............................................................................. 54

4.2.1. Analisis Produk Domestik Bruto Sektor Pertanian ................. 54

4.2.2. Analisis Tenaga Kerja Sektor Pertanian ................................ 68

4.2.3. Analisis Produktivitas Sektor Pertanian ................................. 70

4.3. Analisis Hubungan antara Belanja Negara untuk Sektor Pertanian terhadap Produktivitas Sektor Pertanian di Indonesia ...................... 72

V. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 82

5.1. Kesimpulan ..................................................................................... 82

5.2. Saran ............................................................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 84

LAMPIRAN ................................................................................................... 91

Page 12: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Persentase Pengeluaran Pemerintah pada PDB dan Komposisi Pengeluaran Pemerintah pada Tujuh Negara dengan Pertumbuhan yang Cepat ...................................................................................................... 7

2. Belanja Negara untuk Sektor Pertanian Tahun 1990-2006 ....................... 47

3. Hasil ANOVA ........................................................................................ 76

4. Hasil Weighted Least Square (WLS) ....................................................... 76

Page 13: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Penyerapan Angkatan Kerja Tiga Sektor Ekonomi dengan Kontribusi Terbesar terhadap PDB Selama Tahun 1990-2006 .................................... 2

2. Tiga Sektor Ekonomi dengan Kontribusi Terbesar terhadap PDB Berdasarkan Harga Konstan 2000 Selama Tahun 1990-2006 ........... 3

3. Produktivitas Tiga Sektor Ekonomi dengan Kontribusi Terbesar terhadap PDB Berdasarkan Harga Konstan 2000 Selama Tahun 1990-2006 ................................................................................................ 5

4. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 36

5. Pengeluaran Rutin Sektor Pertanian Tahun 1990-2006 ............................ 48

6. Pengeluaran Pembangunan Sektor Pertanian Tahun 1990-2006 ............... 51

7. Kontribusi Tiga Sektor Ekonomi dengan Kontribusi Tertinggi terhadap PDB Berdasarkan Harga Konstan 2000 Tahun 1990-2006 ...................... 55

8. Laju Pertumbuhan Tiga Sektor Ekonomi dengan Kontribusi Tertinggi terhadap PDB Berdasarkan Harga Konstan 2000 Tahun 1990-2006 ........ 56

9. Kontribusi Subsektor-Subsektor Pada Sektor Pertanian Berdasarkan Harga Konstan 2000 Tahun 1990-2006 .................................................... 57

10. Laju Pertumbuhan Subsektor Tanaman Bahan Makanan dan Subsektor Perkebunan Berdasarkan Harga Konstan 2000 Tahun 1990-2006 ............ 60

11. Laju Pertumbuhan Subsektor Peternakan dan Hasil-Hasilnya, Subsektor Kehutanan, dan Subsektor Perikanan Berdasarkan Harga Konstan 2000 Tahun 1990-2006 .................................................................................... 61

12. Penyerapan Angkatan Kerja Tiga Sektor Ekonomi dengan Kontribusi Tertinggi terhadap PDB Selama Tahun 1990-2006 .................................. 69

13. Produktivitas Tiga Sektor Ekonomi dengan Kontribusi Tertinggi terhadap PDB Selama Tahun 1990-2006 ............................................................... 71

14. Hasil Uji Linieritas .................................................................................. 72

15. Hasil Uji Kenormalan ............................................................................. 73

16. Hasil Uji Homoskedastisitas .................................................................... 74

17. Hasil Uji Autokorelasi ............................................................................. 75

Page 14: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Perubahan Perincian Belanja Negara untuk Sektor Pertanian Tahun 1990-2006 ............................................................................................... 92

2. Produk Domestik Bruto Nasional Berdasarkan Harga Konstan 1983 ....... 93

3. Produk Domestik Bruto Nasional Berdasarkan Harga Konstan 1993 ....... 94

4. Produk Domestik Bruto Nasional Berdasarkan Harga Konstan 2000 ....... 95

5. Penyerapan Angkatan Kerja Tiga Sektor Ekonomi dengan Kontribusi Terbesar terhadap PDB Selama Tahun 1990-2006 ................................... 96

6. Rumus-Rumus Pelengkap ....................................................................... 97

Page 15: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada dasarnya, kebijakan-kebijakan yang selama ini dilakukan oleh

pemerintah dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan pembangunan. Salah satu

tujuan pembangunan adalah kesejahteraan bagi seluruh rakyat. Salah satu

kebijakan yang dapat digunakan oleh pemerintah adalah kebijakan fiskal. Belanja

negara yang merupakan salah satu instrumen dalam kebijakan fiskal dapat

digunakan untuk mencapai kesejahteraan rakyat melalui pembangunan di berbagai

sektor. Dalam penelitian ini sektor yang menjadi fokus utama adalah sektor

pertanian.

Salah satu alasan sektor pertanian penting untuk diteliti adalah karena

berdasarkan perhitungan data yang ada di Badan Pusat Statistik (BPS),

keberadaan sektor pertanian tetap mendominasi penyerapan tenaga kerja di

Indonesia, meskipun peranan kontribusinya terhadap PDB semakin menurun jika

dibandingkan dengan sektor industri dan sektor perdagangan (Gambar 1.1. dan

Gambar 1.2.). Hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa sebagai negara agraris,

sebagian besar penduduk di Indonesia bergantung pada sektor pertanian sebagai

mata pencaharian utamanya.

Page 16: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

Sumber: BPS, 1990-2006

Gambar 1.1. Penyerapan Angkatan Kerja Tiga Sektor Ekonomi dengan Kontribusi Terbesar

terhadap PDB Selama Tahun 1990-2006 (dalam persen)

Sampai dengan tahun 1989, sektor pertanian merupakan andalan Indonesia

dalam penciptaan PDB. Namun, sejak tahun 1990, peran sektor pertanian mulai

tergeser oleh sektor industri dan perannya terus mengalami penurunan, walaupun

secara absolut besaran nilai tambah sektor pertanian meningkat. Meskipun

demikian, sektor pertanian tetap menjadi tumpuan dan harapan dalam penyerapan

tenaga kerja.

Sejak tahun 1994, sektor pertanian tidak lagi berperan sebagai sektor

penunjang utama dalam PDB. Namun, sektor ini tetap memegang peranan yang

penting dalam perekonomian Indonesia, yaitu berkaitan dengan keberhasilan

industrialisasi yang menuntut dukungan sektor pertanian yang tangguh (BPS,

1996). Hal ini mendukung pendapat Rahardjo (1986) yang menyatakan bahwa

keberhasilan industrialisasi sebenarnya tergantung pada pembangunan pertanian.

0

10

20

30

40

50

60

Ang

kata

n K

erja

(%)

Tahun

Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan PerikananSektor Industri Pengolahan

Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran

Page 17: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

Sumber: BPS, 1990-2006�

Gambar 1.2. Tiga Sektor Ekonomi dengan Kontribusi Terbesar terhadap PDB Berdasarkan

Harga Konstan 2000 Selama Tahun 1990-2006 (dalam persen)

Selama ini tujuan pembangunan pertanian adalah untuk secara terus-menerus

meningkatkan produksi pertanian, baik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri,

penyediaan bahan baku bagi industri dalam negeri, maupun untuk menambah

devisa negara. Selain itu, pembangunan pertanian juga ditujukan untuk

memperluas lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan petani, pekebun,

nelayan, dan peternak, mendorong pemerataan pendapatan dan kesempatan

berusaha, serta memperhatikan kelestarian sumber daya.

Untuk mengarahkan pembangunan pertanian, konsep pertanian yang tangguh

telah disepakati. Sektor pertanian dikatakan tangguh jika memiliki empat ciri

sebagai berikut:

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

Kon

trib

usi t

erha

dap

PDB

(%)

Tahun

Pertanian, Peternakan,Kehutanan dan Perikanan

Industri Pengolahan

Perdagangan, Hotel dan Restoran

Page 18: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

(1) Pertanian harus memanfaatkan segala sumber daya alam secara optimal untuk

kemakmuran seluruh rakyat.

(2) Pertanian harus mampu mengatasi hambatan dan tantangan, seperti musim

kering yang panjang dan serangan hama.

(3) Pertanian harus dapat menyesuaikan diri dalam pola dan struktur produksinya

terhadap perubahan yang terjadi, baik berupa perubahan permintaan

masyarakat maupun perubahan teknologi.

(4) Pertanian harus mampu berperan positif terhadap pembangunan nasional,

seperti meningkatkan pendapatan masyarakat dan memperluas lapangan

pekerjaan (Ensiklopedi Nasional Indonesia, 2004).

Dalam kaitannya dengan masalah kemiskinan, sektor pertanian merupakan

salah satu sektor yang paling efektif untuk mengentaskan kemiskinan di wilayah

pedesaan melalui peningkatan pendapatan penduduk yang bekerja di sektor

pertanian.

Menurut data BPS, jumlah penduduk miskin sampai bulan Juli 2007 adalah

37,17 juta (16,58 persen). Dari penduduk miskin tersebut, sekitar 63,4 persen

tinggal di pedesaan dan bekerja di sektor pertanian. Oleh karena itu,

memprioritaskan pembangunan pada sektor pertanian menjadi sangat penting.

Selain itu, menurut beberapa hasil penelitian, pertumbuhan sektor pertanian

mencapai dua kali lebih efektif dalam menanggulangi kemiskinan jika

dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya (Departemen Pertanian, 2008).

Page 19: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

1.2. Perumusan Masalah

Selama tahun 1990-2006, produktivitas sektor pertanian berada di bawah

produktivitas sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel, dan

restoran (Gambar 1.3.). Padahal sektor pertanian mampu menyerap tenaga kerja

yang lebih besar dibandingkan kedua sektor tersebut. Oleh karena itu, penelitian

ini dilakukan untuk menemukan faktor yang mempengaruhi produktivitas sektor

pertanian sehingga cara penanggulangan yang tepat dapat dilakukan. Kebijakan

fiskal, dalam bentuk belanja negara, diduga memiliki pengaruh terhadap

produktivitas sektor pertanian.

Sumber: BPS, 1990-2006

Gambar 1.3. Produktivitas Tiga Sektor Ekonomi dengan Kontribusi Terbesar terhadap PDB

Berdasarkan Harga Konstan 2000 Selama Tahun 1990-2006 (dalam Rupiah/kapita)

05000000

10000000150000002000000025000000300000003500000040000000

4500000050000000

1990

1992

1994

1996

1998

2000

2002

2004

2006

Prod

uktiv

itas (

Rp/

kapi

ta)

Tahun

Pertanian, Peternakan,Kehutanan dan Perikanan

Industri Pengolahan

Perdagangan, Hotel dan Restoran

Page 20: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

Dugaan ini didasarkan pada penelitian awal yang dilakukan oleh Bank

Dunia (2009), yang menyatakan bahwa pada level makro, pengeluaran pemerintah

sampai tahap tertentu akan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan. Selain itu,

dalam penelitian ini diketahui pula bahwa total pengeluaran pemerintah di sektor

pertanian memiliki efek positif yang signifikan, baik secara ekonomis maupun

secara statistik, terhadap tingkat pertumbuhan PDB per kapita sektor pertanian.

Penemuan Bank Dunia ini selaras dengan kajian empiris yang telah dilakukan

Moreno-Dodson (2008) terhadap tujuh negara dengan pertumbuhan yang cepat,

termasuk Indonesia, yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara

pengeluaran pemerintah dengan pertumbuhan PDB per kapita. Data persentase

pengeluaran pemerintah pada PDB dan komposisi pengeluaran pemerintah pada

tujuh negara yang diteliti oleh Moreno-Dodson dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Pengeluaran sosial dalam Tabel 1.1. terdiri dari pengeluaran untuk pendidikan,

kesehatan, jaminan sosial dan kesejahteraan, perumahan, dan pengeluaran-

pengeluaran yang berhubungan dengan rekreasi, budaya, dan keagamaan.

Sedangkan pengeluaran ekonomi terdiri dari pengeluaran untuk bahan bakar dan

energi, pertanian, kehutanan, perikanan, perburuan, pertambangan dan penggalian

sumber daya mineral, industri manufaktur, bangunan, transportasi dan komunikasi,

dan pelayanan-pelayanan ekonomi lainnya.

Page 21: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

Tabel 1.1. Persentase Pengeluaran Pemerintah pada PDB dan Komposisi Pengeluaran

Pemerintah pada Tujuh Negara dengan Pertumbuhan yang Cepat

Negara Tahun

Pengeluaran pemerintah pada PDB

(%)

Komposisi Pengeluaran Pemerintah (%)

Sosial Ekonomi

Botswana

1970-1979 25.53 35.67 31.37 1980-1989 32.53 35.59 26.32 1990-1999 36.91 39.97 15.46 2000-2005 38.83 32.00 -

Indonesia

1970-1979 14.69 12.67 34.55 1980-1989 21.17 13.68 30.52 1990-1999 17.23 28.81 22.21 2000-2005 18.33 6.76 1.87

Republik Korea

1970-1979 15.48 24.54 21.04 1980-1989 15.91 29.08 16.10 1990-1999 16.39 33.63 21.97 2000-2005 20.71 35.01 24.96

Malaysia

1970-1979 18.96 34.74 15.65 1980-1989 30.58 31.49 25.39 1990-1999 24.23 - 20.43 2000-2005 26.99 - 18.36

Mauritius

1970-1979 30.16 47.68 15.98 1980-1989 26.81 43.36 14.96 1990-1999 23.59 48.97 14.43 2000-2005 24.36 52.34 12.32

Singapura

1970-1979 18.07 33.78 11.04 1980-1989 24.99 34.96 16.58 1990-1999 15.60 46.13 16.00 2000-2005 16.58 45.43 15.38

Thailand

1970-1979 12.39 32.15 23.25 1980-1989 18.39 30.41 22.24 1990-1999 17.61 36.12 30.92 2000-2005 16.33 43.09 26.27

Sumber: Moreno-Dodson, 2008 (-) menunjukkan data yang tidak tersedia

Page 22: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

Dari Tabel 1.1. terlihat bahwa jika dibandingkan dengan negara-negara

lainnya, proporsi pengeluran pemerintah pada PDB di Indonesia termasuk rendah.

Dari pengeluaran pemerintah pada PDB ini, komposisi pengeluaran pemerintah

untuk pengeluaran ekonomi cenderung semakin menurun dan komposisi untuk

pengeluaran sosial justru semakin meningkat. Hal ini juga terjadi di Botswana.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan

sebagai berikut:

1. Bagaimanakah perkembangan belanja negara untuk sektor pertanian di

Indonesia tahun 1990-2006?

2. Bagaimanakah perkembangan PDB, tenaga kerja, dan produktivitas sektor

pertanian di Indonesia tahun 1990-2006?

3. Bagaimanakah hubungan antara belanja negara untuk sektor pertanian dengan

produktivitas sektor pertanian di Indonesia tahun 1990-2006?

1.3. Tujuan Penelitian

Dari perumusan masalah yang telah dibuat, maka penelitian ini akan

diarahkan untuk memenuhi beberapa tujuan sebagai berikut:

1. Menganalisis perkembangan belanja negara untuk sektor pertanian di Indonesia

tahun 1990-2006.

2. Menganalisis perkembangan PDB, tenaga kerja, dan produktivitas sektor

pertanian di Indonesia tahun 1990-2006.

3. Menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor pertanian dengan

produktivitas sektor pertanian di Indonesia tahun 1990-2006.

Page 23: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi dua kalangan

dalam masyarakat, yaitu:

1. Masyarakat Umum

Melalui penelitian ini, masyarakat dapat mengetahui perkembangan sektor

pertanian di Indonesia selama tahun 1990 sampai dengan 2006.

2. Pemerintah

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu panduan bagi pemerintah

dalam memberlakukan kebijakan pada sektor pertanian yang lebih baik dan

sesuai dengan situasi dan kondisi perekonomian yang terjadi.

Page 24: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1. Tinjauan Teoritis

2.1.1. Peran Strategis Kebijakan Fiskal

Salah satu perangkat yang dapat digunakan oleh Pemerintah untuk

mencapai sasaran pembangunan adalah kebijakan fiskal. Kebijakan fiskal

mempunyai tiga fungsi utama, yaitu alokasi anggaran untuk tujuan

pembangunan, distribusi pendapatan dan subsidi dalam upaya peningkatan

kesejahteraan rakyat, serta stabilisasi ekonomi makro di dalam upaya

peningkatan pertumbuhan ekonomi.

Dalam kondisi perekonomian yang kurang baik, pengeluaran

Pemerintah yang bersifat autonomous, khususnya belanja barang dan jasa

serta belanja modal, dapat memberi stimulus kepada perekonomian untuk

tumbuh. Sebaliknya, dalam kondisi ekonomi yang baik akibat terlalu

tingginya permintaan agregat, kebijakan fiskal dapat berperan melalui

kebijakan yang kontraktif untuk menyeimbangkan kondisi permintaan dan

penyediaan sumber-sumber perekonomian. Oleh karena itu, kebijakan fiskal

memiliki fungsi strategis di dalam mempengaruhi perekonomian dan

mencapai sasaran pembangunan.

Dampak dari kebijakan fiskal pada perekonomian dapat dilihat dari

dampak APBN terhadap tiga besaran pokok, yaitu sektor riil (permintaan

agregat, sektor moneter, dan neraca pembayaran (cadangan devisa).

Page 25: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

Seperti yang terjadi di negara-negara lain, saat ini kebijakan fiskal

masih sangat penting, tetapi perannya sebagai sumber pertumbuhan (source

of growth) cenderung berkurang apabila dibandingkan dengan peran sektor

swasta yang memang diharapkan akan semakin meningkat. Di masa ini dan

di masa depan, peran pemerintah akan lebih difokuskan sebagai regulator.

Peran lain yang juga amat penting dari kebijakan fiskal adalah peran

redistribusi dan alokasi anggaran pemerintah dalam upaya penanggulangan

kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan rakyat. Dalam hal ini, kebijakan

fiskal dapat dipergunakan untuk mempengaruhi sektor-sektor ekonomi atau

kegiatan tertentu, untuk menyeimbangkan pertumbuhan pendapatan

antarsektor ekonomi, antardaerah, atau antargolongan pendapatan. Peran

kebijakan fiskal juga menjadi penting untuk menanggulangi dampak yang

ditimbulkan oleh bencana alam, wabah penyakit, dan konflik sosial. Belanja

negara, yang termasuk alat dari kebijakan fiskal dan tercantum dalam

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), dapat digunakan untuk

mencapai kesejahteraan rakyat melalui pembiayaan pengeluaran rutin dan

pengeluaran pembangunan di berbagai sektor ekonomi.

Di dalam peran strategis kebijakan fiskal, hal lain yang tak boleh

dilupakan adalah proses politik anggaran yang terdiri dari perencanaan,

implementasi, dan pertanggungjawaban kebijakan fiskal. Hal ini menjadi

penting karena Indonesia adalah negara yang sedang dalam transisi menuju

demokratisasi. Implikasinya adalah kebijakan fiskal direncanakan, ditetapkan

dan dilaksanakan melalui proses yang transparan dan prosedur yang relatif

Page 26: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

panjang serta harus melibatkan peran dan persetujuan berbagai pihak. Ini

adalah konsekuensi logis dari peningkatan transparansi, demokratisasi dan

keterlibatan seluruh elemen masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara. Oleh karena itu, kunci keberhasilan kebijakan fiskal akan sangat

terletak pada pemahaman bersama akan pentingnya perencanaan yang baik,

pelaksanaan yang efektif, dan pertanggungjawaban kebijakan fiskal yang

akuntabel dari seluruh aparat yang terkait dan masyarakat sebagai penerima

manfaat kebijakan fiskal (Departemen Keuangan, 2009).

2.1.2. Belanja Negara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

(APBN)

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rincian

rencana kegiatan pemerintahan dan pembangunan yang dinyatakan dalam nilai

rupiah dan merupakan penjabaran dari GBHN dan Repelita. Penyusunan

anggaran dilakukan dengan cermat, dengan tetap mengacu pada Trilogi

Pembangunan, yaitu pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju

terciptanya kemakmuran yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, dan stabilitas nasional

yang sehat dan dinamis (Departemen Keuangan,1997).

Sejak awal Repelita I, APBN didasarkan pada prinsip anggaran

berimbang yang dinamis, dengan tetap mengutamakan sumber dana

pembangunan yang bersumber dari dalam negeri, sedangkan penerimaan

pembangunan hanya merupakan pelengkap. Pengutamaan sumber

Page 27: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

pembiayaan pembangunan pada kemampuan dalam negeri ini mencerminkan

semakin meningkatnya kemandirian dalam pembangunan.

Dalam kerangka kebijakan umum ekonomi makro selama masa Orde

Baru, APBN yang merupakan alat kebijakan fiskal disusun dan dilaksanakan

secara serasi dan saling menunjang dengan alat-alat kebijaksan ekonomi

makro lainnya, yaitu kebijakan moneter dan neraca pembayaran.

Sampai tahun anggaran 2004, belanja negara dalam APBN terbagi

menjadi dua, yaitu pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan.

(1) Pengeluaran Rutin

Pengeluaran rutin merupakan salah satu instrumen kebijakan fiskal

yang diarahkan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan berbagai program

dan kegiatan pemerintahan yang bersifat rutin dan terus-menerus dan juga

merupakan kebijakan yang diarahkan untuk mendukung upaya peningkatan

tabungan pemerintah. Dengan demikian, selain mempunyai peranan dan

fungsi yang cukup penting dalam menunjang kelangsungan dan kelancaran

jalannya roda pemerintahan, peningkatan jangkauan dan mutu pelayanan

kepada masyarakat, serta terpeliharanya berbagai aset negara, pengeluaran

rutin juga sangat berperan dalam menunjang terciptanya struktur pembiayaan

pembangunan yang lebih mengandalkan dukungan sumber pembiayaan dari

dalam negeri. Pengeluaran rutin juga memegang peranan yang cukup penting

dalam mendukung program pemerataan, melalui bantuan kepada daerah

otonom, dan dalam menjaga kredibilitas perekonomian nasional di dunia

internasional, melalui pemenuhan kewajiban pembayaran bunga dan cicilan

Page 28: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

hutang luar negeri secara tepat waktu dan jumlahnya sesuai dengan perjanjian

yang telah disepakati.

Secara fungsional, pengeluaran rutin dialokasikan ke dalam pembiayaan

aparatur pemerintah, pembiayaan operasional dan pemeliharaan, pembayaran

bunga dan cicilan hutang, serta pembiayaan subsidi bagi kebutuhan pokok

masyarakat yang strategis.

Subsidi sendiri merupakan instrumen fiskal yang langsung memberi

dampak pada kenaikan daya beli masyarakat. Bagi petani, subsidi diharapkan

akan mendorong peningkatan produktivitas pertanian (subsidi sarana produksi

seperti pupuk) dan peningkatan daya beli konsumen terhadap produksi

pertanian (seperti subsidi harga bahan pangan) sehingga akan berdampak

pada peningkatan produksi petani. Rata-rata pangsa subsidi pertanian sejak

tahun 1970-2005 terhadap total subsidi adalah sebesar 36,90 persen, sebesar

6,70 persen terhadap pengeluaran pembangunan, 3,16 persen terhadap

pengeluaran total, dan sebesar 0,68 persen terhadap Produk Domestik Bruto

(PDB) (Darsono, 2009).

Sebagai salah satu kebijakan pemerintah di bidang fiskal yang

diarahkan untuk mendukung pencapaian berbagai tujuan pembangunan,

pengalokasian pengeluaran rutin pada setiap jenis pengeluaran senantiasa

selaras dengan penerimaan dalam negeri, dengan tetap mengupayakan

peningkatan efisiensi, efektivitas dan peningkatan mutu pelayanan kepada

masyarakat.

Page 29: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

(2) Pengeluaran Pembangunan

Pengeluaran pembangunan merupakan pengeluaran negara yang

berkaitan dengan kegiatan investasi yang dilaksanakan oleh sektor

pemerintah untuk mencapai sasaran program-program pembangunan.

Kebijakan pengeluaran pembangunan diarahkan pada upaya pemerataan

pembangunan dan hasil-hasilnya menuju terciptanya kemakmuran yang

berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, yang didukung oleh

pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, serta stabilitas nasional yang sehat

dan dinamis. Dengan demikian, pengeluaran pembangunan mempunyai tiga

fungsi utama, yaitu fungsi alokasi, fungsi distribusi, dan fungsi stabilisasi.

Hal ini berarti bahwa melalui pengeluaran pembangunan dilakukan alokasi

sumber daya dan dana yang berhasil dihimpun, baik dari tabungan pemerintah

maupun bantuan luar negeri, untuk membiayai berbagai kegiatan investasi,

untuk mengusahakan terwujudnya distribusi pendapatan yang lebih baik dan

stabilisasi perekonomian nasional yang makin mantap.

Dalam rangka pelaksanaan ketiga fungsi tersebut, pengeluaran

pembangunan dipergunakan untuk membiayai proyek-proyek pembangunan

yang tercakup dalam berbagai program pembangunan yang direncanakan

untuk dilaksanakan di masing-masing sektor dan subsektor. Di samping itu,

dengan adanya keterbatasan dana pembangunan dibandingkan dengan

kebutuhan investasi, maka alokasi anggaran pembangunan diprioritaskan

pemanfaatannya bagi proyek-proyek yang produktif, yaitu proyek-proyek

yang menghasilkan nilai produksi yang lebih besar daripada nilai investasinya.

Page 30: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

Dalam rangka pelaksanaan fungsi alokasi tersebut, sejak awal Repelita I

hingga tahun ke tiga Repelita VI, Pemerintah secara konsisten telah

menerapkan kebijakan alokasi dana pembangunan yang didasarkan atas

rencana proyek sektoral dan regional, yang mengacu kepada rencana dan

prioritas yang telah ditetapkan dalam Repelita. Pemilihan proyek-proyek

pembangunan yang dituangkan dalam Daftar Isian Proyek (DIP) didasarkan

kepada azas-azas efisiensi dan efektivitas, untuk memilih proyek-proyek

dalam sektor dan subsektor yang telah ditetapkan, yang paling produktif,

menunjang pemerataan, dan menciptakan lapangan kerja.

Dalam upaya menunjang pertumbuhan ekonomi dan pemerataan

pembangunan, serta mendorong berkembangnya kegiatan ekonomi

masyarakat, prioritas alokasi pengeluaran pembangunan diberikan kepada

pengembangan prasarana dan sarana ekonomi, penyediaan berbagai fasilitas

pelayanan dasar, dan pengembangan sumber daya manusia. Dengan

demikian diharapkan kegiatan perekonomian masyarakat, seperti

perdagangan, penanaman modal, dan kegiatan ekonomi lainnya dapat lebih

didorong sehingga mampu menunjang penciptaan kesempatan kerja dan

meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Demikian pula dalam rangka

mempercepat upaya pemerataan pembangunan, dan penanggulangan

kemiskinan, anggaran pembangunan juga dialokasikan bagi pembiayaan

pembangunan daerah.

Sejak tahun 2005, anggaran belanja negara mengalami perubahan.

Anggaran belanja negara yang sebelumnya terdiri dari anggaran belanja rutin

Page 31: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

dan anggaran belanja pembangunan diubah menjadi anggaran terpadu

(unified budget). Anggaran belanja terpadu ini diwujudkan dalam bentuk

penyatuan anggaran belanja rutin dan anggaran belanja pembangunan dalam

APBN menjadi satu format anggaran belanja pemerintah pusat yang

komprehensif.

Penyatuan kedua anggaran tersebut sangat penting untuk memastikan

bahwa investasi dan belanja operasional yang berulang (recurrent) secara

simultan dipertimbangkan pada saat-saat kunci pengambilan keputusan dalam

penyusunan anggaran. Selain itu, pengintegrasian anggaran belanja rutin

dengan anggaran belanja pembangunan diperlukan untuk memudahkan

penyusunan anggaran berbasis kinerja yang diterapkan oleh pemerintah.

Penyusunan anggaran belanja pemerintah pusat yang bersifat terpadu ini

diikuti dengan perubahan format anggaran belanja pemerintah pusat sejak

APBN tahun anggaran 2005 menjadi terinci menurut jenis belanja, organisasi,

dan fungsi (Departemen Keuangan, 2005).

Menurut jenis belanja, anggaran belanja pemerintah pusat terdiri dari

belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, pembayaran bunga utang,

subsidi, belanja hibah, bantuan sosial, dan belanja lain-lain. Rincian

anggaran belanja pemerintah pusat menurut organisasi disesuaikan dengan

susunan kementerian negara atau lembaga.

Anggaran belanja pemerintah pusat menurut fungsi dibedakan menjadi

11 fungsi, yaitu (1) pelayanan umum, (2) pertahanan, (3) ketertiban dan

keamanan, (4) ekonomi, (5) lingkungan hidup, (6) perumahan dan fasilitas

Page 32: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

umum, (7) kesehatan, (8) pariwisata dan budaya, (9) agama, (10) pendidikan,

dan (11) perlindungan sosial.

2.1.3. Konsep Pendapatan Nasional

Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP)

adalah indikator penting untuk dapat mengetahui kondisi ekonomi suatu

negara dalam suatu periode tertentu. Pada dasarnya PDB adalah jumlah nilai

tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha di suatu negara atau jumlah

nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi.

Dengan PDB, produk yang dihasilkan oleh suatu negara, baik produksi dalam

bentuk barang maupun jasa (goods and services), dapat diketahui dan

dihitung. Dari derivasi besarnya produksi tersebut dapat diketahui besarnya

pendapatan nasional negara yang bersangkutan, yang selanjutnya dapat

mencerminkan keberhasilan suatu negara atau pemerintahan dalam

menyejahterakan masyarakat (Badan Pusat Statistik, 2007).

PDB dapat dihitung berdasarkan harga berlaku maupun harga konstan.

PDB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa

yang dihitung menggunakan harga yang berlaku setiap tahun. PDB atas dasar

harga berlaku ini dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur

ekonomi. PDB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang

dan jasa dan dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun

tertentu sebagai tahun dasar. PDB atas dasar harga konstan ini digunakan

untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.

Page 33: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

Perhitungan PDB dapat dilakukan melalui tiga pendekatan, yaitu:

(1) Menurut Pendekatan Produksi

PDB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh

berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu

(biasanya satu tahun). Unit-unit produksi tersebut dikelompokkan menjadi 9

lapangan usaha (sektor), yaitu (1) pertanian, peternakan, kehutanan dan

perikanan, (2) pertambangan dan penggalian, (3) industri pengolahan, (4)

listrik, gas dan air bersih, (5) bangunan, (6) perdagangan, hotel dan restoran,

(7) pengangkutan dan komunikasi, (8) keuangan, persewaan, dan jasa

perusahaan, dan (9) jasa-jasa, termasuk jasa pelayanan pemerintah. Setiap

sektor ini dirinci lagi menjadi subsektor-subsektor. Pemecahan menjadi

subsektor ini disesuaikan dengan Klasifikasi Baku Lapangan usaha Indonesia

(KLBI) 2000.

(2) Menurut Pendekatan Pendapatan

PDB merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor

produksi yang ikut serta dalam proses produksi suatu negara dalam jangka

waktu tertentu (biasanya satu tahun). Balas jasa faktor produksi yang

dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan;

semuanya sebelum dipotong dengan pajak penghasilan dan pajak langsung

lainnya. Dalam definisi ini, PDB juga mencakup penyusutan dan pajak tidak

langsung neto (pajak tidak langsung dikurangi subsidi).

Page 34: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

(3) Menurut Pendekatan Pengeluaran

PDB adalah semua komponen permintaan akhir yang terdiri dari: (1)

pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta nirlaba, (2)

pengeluaran konsumsi pemerintah, (3) pembentukan modal tetap domestik

bruto, (4) perubahan inventori, dan (5) ekspor neto, yaitu ekspor dikurangi

impor.

Secara konsep ketiga pendekatan ini akan menghasilkan angka yang

sama. Jadi, jumlah pengeluaran akan sama dengan jumlah barang dan jasa

akhir yang dihasilkan dan harus sama dengan jumlah pendapatan untuk

faktor-faktor produksi. PDB yang dihasilkan dengan cara ini disebut PDB

atas dasar harga pasar karena di dalamnya sudah mencakup pajak tidak

langsung neto.

Beberapa indikator ekonomi yang dapat diturunkan dari data PDB

adalah:

1) Produk Nasional Bruto

Indikator ini diperoleh dari penjumlahan PDB dengan pendapatan neto

dari luar negeri. Pendapatan neto ini adalah pendapatan atas faktor produksi

(tenaga kerja dan modal) milik penduduk Indonesia yang diterima dari luar

negeri dikurangi dengan pendapatan yang sama milik penduduk asing yang

diperoleh di Indonesia.

Page 35: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

2) Produk Nasional Neto atas dasar harga pasar

Nilai indikator ini diperoleh dari pengurangan PDB dengan seluruh

penyusutan atas barang-barang modal tetap yang digunakan dalam proses

produksi selama setahun.

3) Produk Nasional Neto atas dasar biaya faktor produksi

Indikator ini diperoleh dari pengurangan produk nasional neto atas dasar

harga pasar dengan pajak tidak langsung neto. Pajak tidak langsung neto

merupakan pajak tidak langsung yang dipungut pemerintah dikurangi dengan

subsidi dari pemerintah. Pajak tidak langsung dan subsidi ini dikenakan

terhadap barang dan jasa yang diproduksi atau dijual. Pajak tidak langsung

bersifat menaikkan harga jual, sedangkan subsidi menurunkan harga jual.

Produk Nasional Neto atas dasar biaya faktor produksi ini yang disebut

dengan Pendapatan Nasional.

4) Angka-angka per kapita

Angka-angka per kapita merupakan ukuran-ukuran indikator ekonomi

yang telah diuraikan sebelumnya dibagi dengan jumlah penduduk

pertengahan tahun.

Data Pendapatan Nasional adalah salah satu indikator makro yang dapat

menunjukkan kondisi perekonomian nasional setiap tahun. Adapun beberapa

kegunaan statistik dari Pendapatan Nasional ini adalah:

a. PDB harga berlaku nominal menunjukkan kemampuan sumber daya

ekonomi yang dihasilkan suatu negara.

Page 36: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

b. PNB harga berlaku menunjukkan pendapatan yang memungkinkan untuk

dinikmati oleh penduduk suatu negara.

c. PDB harga konstan (riil) dapat digunakan untuk menunjukkan laju

pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau setiap sektor dari tahun ke

tahun.

d. Distribusi PDB harga berlaku menurut sektor menunjukkan struktur

perekonomian atau peranan setiap sektor ekonomi dalam suatu negara.

Sektor-sektor ekonomi yang mempunyai peran besar menunjukkan basis

perekonomian suatu negara.

e. PDB harga berlaku menurut pengeluaran menunjukkan produk barang dan

jasa digunakan untuk tujuan konsumsi, investasi dan diperdagangkan

dengan pihak luar negeri.

f. Distribusi PDB menurut pengeluaran menunjukkan peranan kelembagaan

dalam menggunakan barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai sektor

ekonomi.

g. PDB pengeluaran atas dasar harga konstan bermanfaat untuk mengukur

laju pertumbuhan konsumsi, investasi dan perdagangan luar negeri.

h. PDB dan PNB per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDB

dan PNB per kapita atau per satu orang penduduk.

i. PDB dan PNB per kapita atas dasar harga konstan berguna untuk

mengetahui pertumbuhan nyata ekonomi per kapita penduduk suatu negara.

Page 37: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

2.1.4. Pertanian dan Produktivitas

Pertanian adalah suatu proses atau kegiatan penggarapan tanah untuk

tanaman budi daya, mulai dari penanaman sampai pemeliharaan, pemungutan

hasil, dan pengolahan pasca panen; kegiatan ini juga meliputi bidang

perikanan dan pemeliharaan ternak (Ensiklopedi Nasional Indonesia, 2004).

Dalam perhitungan Produk Domestik Bruto (PDB), sektor pertanian

meliputi lima subsektor, yaitu subsektor tanaman bahan makanan (tabama),

tanaman perkebunan, peternakan dan hasil-hasilnya, kehutanan, dan

perikanan (Badan Pusat Statistik, 2007).

Sinungan (1995) mengartikan produktivitas sebagai hubungan antara

hasil nyata maupun fisik (barang atau jasa) dengan masukan yang sebenarnya

atau merupakan rasio antara keluaran (output) dengan keseluruhan peralatan

produksi yang dipergunakan (input). Masukan sering dibatasi dengan

masukan tenaga kerja, sedangkan keluaran diukur dalam kesatuan fisik,

bentuk dan nilai.rasio antara apa yang dihasilkan (output) dengan keseluruhan

peralatan produksi yang dipergunakan (input). Produktivitas ini dapat

dinyatakan dengan PDB dibagi dengan tenaga kerja.

Produktivitas penting dalam meningkatkan kesejahteraan nasional

karena pendapatan nasional lebih banyak diperoleh dari peningkatan

keefektifan dan mutu tenaga kerja dibandingkan melalui formasi modal dan

penambahan kerja. Peningkatan produktivitas dapat secara langsung

meningkatkan standar hidup yang berada di bawah kondisi distribusi yang

sama dari perolehan produktivitas yang sesuai dengan masukan tenaga kerja.

Page 38: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

2.1.5. Konsep dan Definisi Ketenagakerjaan

Batasan (definisi) variabel ketenagakerjaan yang berkaitan dengan

Konsep Labor Force Approach oleh Badan Pusat Statistik telah diberlakukan

sejak tahun 1976. Definisi yang dimaksud adalah:

(1) Penduduk, yaitu semua orang yang berdomisili di wilayah geografis

Republik Indonesia selama enam bulan atau lebih dan atau mereka yang

berdomisili kurang dari enam bulan tetapi bertujuan untuk menetap.

(2) Penduduk Usia Kerja, yaitu penduduk yang berumur 15 tahun ke atas.

(3) Angkatan Kerja, yaitu penduduk usia kerja yang bekerja atau

mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja dan atau penduduk

yang termasuk dalam pengangguran.

(4) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), yaitu rasio antara

penduduk yang termasuk angkatan kerja terhadap total penduduk usia

kerja.

(5) Bukan angkatan kerja, yaitu penduduk usia kerja (berumur 15 tahun

ke tas) yang tidak bekerja dan tidak mencari pekerjaan. Bukan

angkatan kerja dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu: mereka

yang mempunyai kegiatan bersekolah, mengurus rumah tangga, dan

lainnya (pensiun, cacat, dan tidak mampu bekerja).

Page 39: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

Beberapa definisi dan penjelasan lainnya adalah:

1. Pekerjaan Utama, yaitu satu-satunya pekerjaan yang dimiliki seseorang,

pekerjaan yang dilakukan dengan waktu terbanyak (jika memiliki

pekerjaan lebih dari satu), atau pekerjaan yang memberikan penghasilan

terbesar (jika waktu melakukan pekerjaannya sama). Seseorang

dikatakan mempunyai pekerjaan lebih dari satu jika pekerjaan yang

dilakukan berada di bawah pengelolaan yang terpisah.

2. Lapangan Pekerjaan, yaitu bidang kegiatan dari

pekerjaan/usaha/perusahaan/instansi dimana seseorang bekerja.

3. Usaha Pertanian, yaitu usaha yang meliputi pertanian tanaman pangan,

perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan dan perburuan, termasuk

juga jasa pertanian.

4. Usaha Non Pertanian, yaitu usaha yang meliputi pertambangan, industri,

listrik, gas, dan air, konstruksi/bangunan, perdagangan, angkutan,

pergudangan dan komunikasi, keuangan, asuransi, usaha persewaan

bangunan, tanah, dan jasa perusahaan, jasa kemasyarakatan, sosial, dan

perorangan.

2.1.6. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah untuk Sektor Pertanian

Menurit Fuglie (2003), pertumbuhan sektor pertanian di Indonesia pada

akhir tahun 1960an sampai dengan tahun 1980an disebabkan oleh

peningkatan jumlah faktor produksi konvensional dan perbaikan produktivitas.

Stagnasi pada pertumbuhan sektor pertanian yang terjadi sejak tahun 1990an

Page 40: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

disebabkan oleh tingkat investasi publik dan privat yang rendah, dimana

investasi publik pada penelitian dan pengembangan, infrastuktur pedesaan

atau irigasi adalah pelengkap yang diperlukan bagi investasi privat dalam

sektor pertanian.

Penelitian yang dilakukan Food and Agriculture Organization (FAO)

terhadap 18 negara di Amerika Latin menunjukkan bahwa pengeluaran

pemerintah untuk wilayah pedesaan memiliki dampak yang positif pada

pertumbuhan PDB per kapita sektor pertanian (Allcott, et al., 2006). Dengan

mengasumsikan jumlah pengeluaran untuk sektor pertanian adalah tetap,

pengeluaran untuk subsidi input-input privat memberikan dampak negatif

pada pertumbuhan sektor pertanian karena mengurangi proporsi pengeluaran

yang digunakan untuk penyediaan barang-barang publik.

Kajian empiris yang dilakukan Moreno-Dodson (2008) terhadap tujuh

negara dengan pertumbuhan yang cepat, termasuk Indonesia, menunjukkan

bahwa terdapat hubungan antara pengeluaran pemerintah dengan

pertumbuhan PDB per kapita. Dalam kajian ini, hanya Indonesia yang

dampak keseluruhan terhadap pertumbuhannya tidak dapat disimpulkan.

Penjelasan yang dapat diberikan adalah (1) adanya penurunan yang penting

dalam anggaran; (2) rendahnya efektifitas pemerintah meskipun ada

perkembangan yang baik; dan (3) komposisi pengeluaran yang tidak

mencerminkan pertumbuhan Indonesia yang cepat dalam empat dekade

terakhir.

Page 41: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

Berdasarkan penelitian awal yang dilakukan oleh Bank Dunia (2009),

pada level makro, pengeluaran pemerintah sampai tahap tertentu akan

berpengaruh positif terhadap pertumbuhan. Untuk mendapatkan pengaruh

yang positif, maka pengeluaran pemerintah ini harus dialokasikan pada

sektor-sektor yang produktif. Berdasarkan penelitian ini, ditemukan 3 hal,

yaitu: (1) total pengeluaran pemerintah di sektor pertanian memiliki efek

positif yang signifikan, baik secara ekonomis maupun secara statistik,

terhadap tingkat pertumbuhan GDP per kapita sektor pertanian; (2) hanya

pengeluaran untuk pertanian dan irigasi yang berpengaruh positif terhadap

pertumbuhan, sedangkan pengeluaran untuk subsidi pupuk secara signifikan

berpengaruh negatif; dan (3) melakukan realokasi pengeluaran untuk

penyediaan barang-barang publik (penelitian dan pengembangan, perluasan

jasa, irigasi) dapat mempercepat pertumbuhan.

Peningkatan produktivitas beberapa komoditi pertanian dari tahun 1975

sampai dengan 2007 diantaranya disebabkan oleh investasi untuk irigasi,

infrastruktur pedesaan, perluasan jasa, serta penelitian dan pengembangan,

bersamaan dengan penggunaan input (pupuk dan modal) secara intensif.

Secara signifikan, pertumbuhan pertanian di Indonesia lebih rendah

dibandingkan beberapa negara Asia lainnya, seperti Malaysia, Filipina,

Thailand, dan Vietnam.

Dalam perekonomian secara keseluruhan, pertumbuhan sektor pertanian

secara konsisten berada di bawah sektor-sektor lainnya, seperti sektor industri

dan jasa. Pengeluaran pemerintah untuk sektor pertanian telah meningkat

Page 42: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

secara signifikan dalam dekade ini, baik secara absolut maupun pangsanya

dalam pengeluaran total. Sejak tahun 2001, subsidi sudah ditingkatkan

sampai 300 persen. Tetapi hal ini tidak diikuti dengan peningkatan produksi.

Salah satu hal yang dilakukan Departemen Pertanian dalam

memprioritaskan ketahanan pangan dan kesejahteraan petani adalah dengan

mengalokasikan dana dari pengembangan agribisnis yang pada tahun 2005

diturunkan sebesar 40 persen dari anggaran menjadi hanya enam persen pada

tahun 2009. Sebesar 40 persen dari pengeluaran Departemen Pertanian

diklasifikasikan dalam kategori bantuan sosial dan sebagian besar bantuan

sosial ini digunakan untuk membeli input-input privat seperti benih, mesin-

mesin, dan pompa air. Pengeluaran Departemen Pertanian untuk beberapa

hal meningkat secara tajam, yaitu untuk Gen Secretary, tanaman pangan DG,

lahan DG, dan manajemen pengairan. Pengeluaran untuk agensi sumber daya

manusia sebagai perluasan jasa juga meningkat secara tajam.

Beberapa fakta lainnya yang ditemukan oleh Bank Dunia berdasarkan

penelitiannya adalah (1) pengeluaran pemerintah pada sektor pertanian

memiliki dampak positif terhadap pertumbuhan pertanian; (2) komposisi dari

pengeluaran menentukan dampak yang diberikan, pengeluaran untuk barang-

barang publik berdampak positif, sedangkan subsidi untuk input privat

cenderung berdampak negatif; (3) untuk kasus Indonesia, pengeluaran

pemerintah berdampak positif terhadap pertumbuhan, tetapi tergantung dari

komposisi pengeluarannya; (4) selama delapan tahun terakhir, pengeluaran

untuk pertanian di Indonesia meningkat secara signifikan, terutama untuk

Page 43: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

subsidi barang-barang privat (pupuk dan benih, bantuan sosial); dan (5)

berdasarkan pengalaman secara internasional dan penemuan di Indonesia,

masih belum jelas apakah pengeluaran jenis ini akan memberikan dampak

yang signifikan terhadap produktivitas. Sistem Monitoring and Evaluation

(M&E) yang solid dapat membuat pemerintah Indonesia menunjukkan

pengaruh dari pengeluaran ini.

2.1.7. Transformasi Pertanian

Lebih dari dua pertiga penduduk termiskin di dunia menetap di wilayah

pedesaan yang penghidupan pokoknya bersumber dari pola pertanian

subsisten. Jika suatu negara menghendaki pembangunan yang lancar dan

berkesinambungan, maka negara itu harus memulainya dari daerah pedesaan

pada umumnya, dan sektor pertanian pada khususnya. Permasalahan

kemiskinan yang terus meluas, ketimpangan distribusi pendapatan yang

semakin parah, laju pertumbuhan penduduk yang semakin cepat, dan terus

meningkatnya tingkat pengangguran pada awalnya tercipta dari stagnasi serta

kemunduran kehidupan ekonomi di daerah-daerah pedesaan secara terus

menerus.

Secara tradisional, peranan pertanian dalam pembangunan ekonomi

dipandang pasif dan hanya sebagai unsur penunjang. Berdasarkan

pengalaman historis negara-negara Barat, pembangunan ekonomi identik

dengan transformasi struktural yang cepat terhadap perekonomian, yaitu dari

perekonomian yang bertumpu pada kegiatan pertanian menjadi industri

Page 44: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

modern dan pelayanan masyarakat yang lebih kompleks. Dengan demikian,

peran utama pertanian hanya dianggap sebagai sumber tenaga kerja dan

bahan-bahan pangan yang murah demi berkembangnya sektor industri yang

dianggap sebagai sektor unggulan dinamis dalam strategi pembangunan

ekonomi secara keseluruhan.

Beberapa tahun terakhir ini, para pakar ilmu ekonomi pembangunan

kurang memberikan perhatian yang besar pada upaya industrialisasi secara

cepat. Mereka menyadari bahwa daerah pedesaan pada umumnya dan sektor

pertanian pada khususnya ternyata tidak bersifat pasif, tetapi jauh lebih

penting dari hanya sebagai penunjang dalam proses pebangunan ekonomi

secara keseluruhan. Keduanya harus ditempatkan pada kedudukan

sebenarnya, yaitu sebagai unsur atau elemen unggulan yang sangat penting,

dinamis, dan sangat menentukan strategi-strategi pembangunan secara

keseluruhan. Setidaknya, hal ini berlaku untuk 61 negara sedang berkembang

berpendapatan rendah (Todaro dan Smith, 2003).

Suatu strategi pembangunan ekonomi yang berlandaskan prioritas

pertanian dan ketenagakerjaan paling tidak memerlukan tiga unsur pelengkap

dasar, yaitu:

(1) Percepatan pertumbuhan output melalui serangkaian penyesuaian

teknologi, institusional, dan insentif harga yang khusus dirancang untuk

meningkatkan produktivitas para petani kecil;

Page 45: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

(2) Peningkatan permintaan domestik terhadap output pertanian yang

dihasilkan dari strategi pembangunan perkotaan yang berorientasikan

pada upaya pembinaan ketenagakerjaan; dan

(3) Diversifikasi kegiatan pembangunan daerah pedesaan yang bersifat

padat karya, yaitu non pertanian, yang secara langsung maupun tidak

langsung akan menunjang dan ditunjang oleh masyarakat pertanian.

2.1.8. Pembangunan Sektor Pertanian

Industrialisasi seringkali dianggap sebagai “kunci” yang dapat

membawa masyarakat ke arah kemakmuran. Selain dapat meningkatkan

produksi barang-barang, industrialisasi diperkirakan dapat menyelesaikan

masalah kesempatan kerja yang semakin sempit di sektor pertanian. Secara

garis besar dapat dikatakan bahwa pemilihan prioritas yang mengarah pada

industrialisasi mengandung pengandaian adanya kelemahan di sektor

pertanian. Keberhasilan industrialisasi sebenarnya tergantung pada

pembangunan pertanian yang dapat menciptakan landasan bagi pertumbuhan

ekonomi. Menurut Rahardjo (1986) beberapa alasan yang mendasari

pentingnya pembangunan sektor pertanian terlebih dahulu adalah:

(1) Barang-barang industri memerlukan dukungan daya beli masyarakat.

Tingkat pendapatan petani perlu ditingkatkan melalui pembangunan

pertanian karena sebagian besar calon pembelinya adalah masyarakat

petani;

Page 46: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

(2) Diperlukan bahan-bahan makanan yang murah untuk menekan biaya

produksi dari komponen gaji dan upah sehingga gaji dan upah yang

diterima dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan pokok buruh dan

pegawai. Hal ini dapat dicapai apabila produksi pertanian, terutama

pangan, dapat ditingkatkan sehingga harganya menjadi lebih murah dan

terjangkau oleh daya beli mereka; dan

(3) Industri membutuhkan bahan mentah yang berasal dari sektor pertanian

sehingga produksi bahan-bahan industri memberikan basis bagi

pertumbuhan industri itu sendiri.

Soekartawi (1995) menyatakan bahwa pembangunan pertanian

dikatakan berhasil jika pertumbuhan sektor pertanian tinggi dan terjadi

perubahan masyarakat tani dari yang kurang baik menjadi lebih baik. Ada

beberapa aspek yang perlu diantisipasi pada era globalisasi yang berkaitan

dengan pembangunan pertanian, yaitu pendekatan teknologi, perubahan harga,

meningkatnya jumlah produsen, menurunnya harga, menurunnya lahan

pertanian, meningkatnya kesadaran kesehatan, perubahan iklim, pembiayaan

usahatani, dan perubahan pola hidup.

Berdasarkan aspek-aspek ini, maka indikasi produk pertanian yang

diusahakan adalah sebagai berikut:

(1) Produk pertanian yang mempunyai nilai tambah tinggi;

(2) Produk pertanian yang diusahakan di lahan yang relatif sempit;

(3) Penggunaan teknologi yang modern (maju);

(4) Pemasarannya dalam bentuk produk sekunder; dan

Page 47: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

(5) Produk pertanian yang mempunyai potensi pasar.

Paradigma dalam pembangunan pertanian yang perlu mendapatkan

perhatian para perencana dan pelaksana pembangunan pertanian adalah:

(1) Dari pendekatan sentralisasi ke desentralisasi;

(2) Dari pendekatan komoditas ke sumber daya;

(3) Dari pendekatan pendapatan petani ke peningkatan kesejahteraan

masyarakat pedesaan;

(4) Dari skala usaha pertanian subsisten ke komersial;

(5) Dari padat karya ke mesin;

(6) Dari komoditi primer ke komoditi yang mempunyai nilai tambah tinggi;

(7) Dari pendekatan “tarik tambang” ke “dorong gelombang”; dan

(8) Dari dominasi pemerintah ke partisipasi swasta yang lebih besar.

2.2. Tinjauan Empiris

2.2.1. Penciptaan Kesempatan Kerja dan Distribusi Pendapatan

Berdasarkan analisis dekomposisi Sistem Neraca Sosial Ekonomi

(SNSE) yang dilakukan oleh Herliana (2004) ada tiga kesimpulan utama yang

berkaitan dengan sektor pertanian, yaitu:

(1) Strategi pembangunan berdasarkan industri yang berbasiskan sektor

pertanian sangat relevan untuk dikembangkan karena beberapa alasan,

yaitu:

Page 48: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

(i) Sektor pertanian mampu menyerap 50 persen tenaga kerja,

sebagian besar merupakan penduduk yang kurang mampu di daerah

pedesaan yang identik dengan sektor pertanian;

(ii) Sebagian besar sumber daya alam yang dapat diperbaharui adalah

sumber daya pertanian dan sektor produksi yang memiliki local

content sangat tinggi hanyalah sektor pertanian;

(iii) Sektor pertanian memberikan pengaruh yang lebih besar dalam

memacu kegiatan dan output perekonomian domestik karena

berorientasi pada pasar lokal dan sebagian besar pola konsumsi

masyarakat berbasiskan sektor pertanian; dan

(iv) Produk olahan sektor pertanian mampu menyumbangkan devisa

yang cukup besar bagi perekonomian nasional.

(2) Pembangunan di sektor pertanian berdampak lebih besar dalam

mendorong pertumbuhan produktivitas dan penciptaan kapital terhadap

perekonomian Indonesia. Beberapa alasan yang mendasari pernyataan

tersebut adalah:

(i) Pembangunan sektor pertanian berdampak paling besar terhadap

gross output dan nilai tambah;

(ii) Sektor pertanian memiliki keterkaitan yang paling tinggi dengan

peningkatan produksi di sektor-sektor kegiatan produksi lainnya;

dan

(iii) Sektor pertanian berpengaruh paling besar terhadap peningkatan

pendapatan masyarakat, khususnya di daerah pedesaan.

Page 49: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

(3) Transaksi-transaksi yang mengikuti sekuens keterkaitan dengan sektor

pertanian menunjukkan bahwa dampak yang besar terhadap kenaikan

pendapatan masyarakat akibat adanya pembangunan sektor pertanian

ditransmisikan melalui faktor produksi tenaga kerja pertanian dan faktor

produksi lahan, dalam bentuk pengembalian berupa upah/gaji dan

tingkat sewa.

2.3. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini secara umum dilakukan untuk menganalisis pengaruh kebijakan

publik pemerintah terhadap kinerja perekonomian Indonesia. Kinerja

perekonomian yang akan diteliti adalah kinerja sektoral. Pengaruh kebijakan

fiskal sebagai kebijakan publik yang digunakan inilah yang akan dilihat

pengaruhnya terhadap kinerja sektoral. Sektor yang menjadi fokus utama

penelitian ini adalah sektor pertanian. Bagian dari sektor pertanian yang akan

dianalisis adalah produktivitas pertanian.

Alat dari kebijakan fiskal yang digunakan adalah pengeluaran pemerintah

berupa belanja negara yang terbagi menjadi pengeluaran rutin dan pengeluaran

pembangunan untuk sektor pertanian, yang terinci dalam Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara. Untuk mempermudah pemahaman kerangka pemikiran ini,

maka alur kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Page 50: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran

2.4. Hipotesis

Hipotesis penelitian ini ada tiga, yaitu bahwa:

1. Pengeluaran rutin untuk sektor pertanian berpengaruh positif dan signifikan

terhadap produktivitas sektor pertanian.

2. Pengeluaran pembangunan untuk sektor berpengaruh positif dan signifikan

terhadap produktivitas sektor pertanian.

3. Pengaruh pengleluaran pembangunan terhadap produktivitas sektor pertanian

lebih besar daripada pengeluaran rutinnya.

Pengeluaran Pemerintah (G)

Pajak (T)

Anggaran untuk Sektor Pertanian

Pengeluaran Rutin

Pengeluaran Pembangunan

Kinerja Sektor Pertanian

Produktivitas Sektor Pertanian (PDB/Angkatan Kerja Sektor

Pertanian)

Kebijakan Pemerintah

Kebijakan Moneter Kebijakan Fiskal

Analisis dengan metode Weighted

Least Square

Page 51: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

2.1. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang akan digunakan adalah data sekunder, yang berupa data

Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (RAPBN), data Produk

Domestik Bruto (PDB) nasional, dan data angkatan kerja nasional untuk tahun

1990 sampai dengan tahun 2006.

Data RAPBN yang diambil khususnya adalah data pengeluaran rutin dan

pengeluaran pembangunan untuk sektor pertanian selama tahun 1990 sampai

dengan 2006. Data ini diperoleh dari beberapa publikasi yang diterbitkan oleh

Departemen Keuangan.

Data PDB nasional diperoleh dari beberapa publikasi Badan Pusat Statistik

(BPS). Data PDB yang digunakan adalah PDB berdasarkan harga konstan 1983,

1993, dan 2000 dari tahun 1990 sampai dengan 2006, yang nantinya akan

dikonversi menjadi hanya berdasarkan harga konstan 2000 saja.

Data angkatan kerja yang digunakan berasal dari beberapa publikasi BPS,

yaitu data penduduk berumur 10 tahun ke atas yang bekerja selama seminggu

yang lalu menurut status pekerjaan utama dan lapangan pekerjaan utama dan data

penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja selama seminggu yang lalu

menurut status pekerjaan utama dan lapangan pekerjaan utama selama tahun 1990

sampai dengan 2006. Penggunaan data angkatan kerja ini dilakukan karena

Page 52: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

mampu memberikan ukuran jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian

dengan lebih baik daripada menggunakan data pekerja/karyawan/buruh.

Data produktivitas yang akan digunakan diperoleh dari hasil pembagian nilai

PDB sektor pertanian dengan jumlah angkatan kerja di sektor pertanian pada

tahun yang sama.

2.2. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data dan informasi yang diperoleh akan diolah secara kualitatif dan

kuantitatif. Data kualitatif akan disampaikan secara narasi. Sedangkan dengan

menggunakan Microsoft Excell 2007 dan Minitab 15, data kuantitatif akan diolah

dan disajikan dalam bentuk tabel, grafik, serta secara narasi diuraikan.

2.2.1. Analisis Deskriptif

Analisis ini dilakukan melalui analisis tabel dan grafik yang berisi data-

data yang telah tersedia. Hal ini dilakukan untuk memperoleh gambaran

mengenai perkembangan belanja negara untuk sektor pertanian, PDB

sektor pertanian, tenaga kerja sektor pertanian, serta melihat

perkembangan produktivitas sektor pertanian di Indonesia selama tahun

1990 sampai dengan 2006.

2.2.2. Analisis Regresi

Persamaan regresi merupakan persamaan linier yang menggambarkan

pola hubungan antara variabel tak bebas (dependent variable) dengan satu

atau lebih variabel bebas (independent variable). Koefisien-koefisien dari

Page 53: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

faktor-faktor yang diduga mempengaruhi produktivitas sektor pertanian

Indonesia, sebagai variabel tak bebas, dapat diperoleh dengan

menggunakan model regresi berikut ini:

���� � ��� ����� � ���� ��

dimana:

PRD = Produktivitas sektor pertanian Indonesia (Rp/kapita)

�� = Konstanta

� …� = Koefisien regresi

��� = Pengeluaran rutin untuk sektor pertanian (Rp)

��� =Pengeluaran Pembangunan untuk sektor pertanian (Rp)

� t = Variabel acak/Kesalahan pengganggu

t = waktu

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam analisis regresi adalah sebagai

berikut (Gujarati, 1978):

1. Linieritas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan linear

antara variabel tak bebas (Y) dengan variabel bebas X1, X2, X3, …, Xn.

Biasanya uji ini digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi

atau regresi linear. Dua variabel dikatakan berhubungan linear jika

signifikansinya kurang dari taraf uji (�).

Page 54: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

2. Homoskedastisitas (kesamaan varian)

Pengujian homoskedastisitas dapat dilakukan melalui uji White.

Metode lain untuk menguji homoskedastisitas adalah dengan metode

visual, yaitu dengan melihat penyebaran nilai-nilai residual terhadap

nilai-nilai dugaan. Jika penyebarannya tidak membentuk pola tertentu,

maka keadaan homoskedastisitas terpenuhi.

3. Tidak terjadi autokorelasi

Autokorelasi adalah terjadinya korelasi antara variabel serangkaian

observasi yang diurutkan menurut waktu (time series) atau ruang (cross

section). Autokorelasi dalam model regresi menyebabkan penduga

yang digunakan tidak efisien, meskipun tetap tak bias (unbiased) dan

konsisten. Selain itu, penduga akan memberikan gambaran yang

menyimpang dari nilai populasi yang sebenarnya. Ada tidaknya

autokorelasi dapat dideteksi dengan Run Chart pada Minitab 15.

4. Tidak terjadi multikolinearitas

Multikolinearitas menunjukkan adanya hubungan linear yang sempurna

diantara beberapa atau semua variabel bebas dari model regresi.

5. Normalitas

Asumsi normalitas diuji dengan menggunakan Normal Q-Q plot of

regression standardised antara expected cumulative probability dengan

observed cumulative probability. Jika sebaran tidak mengikuti pola

garis lurus pada normal plot, maka asumsi kenormalan tidak terpenuhi.

Page 55: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

Apabila asumsi-asumsi ini terpenuhi, maka akan dihasilkan penduga

parameter yang bersifat Best Linier Unbiased Estimator (BLUE).

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode

kuadrat terkecil terboboti atau Weighted Least Square (WLS) yang bersifat

Robust. Sebuah penduga dikatakan robust jika penduga tersebut tidak

terpengaruh secara signifikan dengan adanya pencilan (outliers) dalam

data observasi. Penggunaan metode yang bersifat Robust ini diperlukan

karena terdapat beberapa data pencilan pada data beberapa variabel yang

digunakan dalam penelitian ini.

Pencilan (outliers) sendiri merupakan suatu observasi yang sangat

berbeda dari observasi lainnya sehingga memunculkan dugaan bahwa

observasi tersebut digerakkan oleh mekanisme yang berbeda (Hawkins,

1980).

Menurut Fox (2002), ada beberapa prosedur yang perlu dilakukan

ketika menggunakan metode ini, yaitu:

(1) Menghitung galat dari pendugaan parameter model

�� � �� � ��������� ���

dengan:

yi = data pengamatan ke-i,

������� � ��� = data hasil pendugaan ke-i,

i = 1,2, …, n

Page 56: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

(2) Menghitung bobot data pengamatan ke-i (wi), sebagai berikut:

�� � !��"#$%�&��& �' ()*+ �"#$%�&��& �, (-

dengan:

m = 1,345�;

� = simpangan baku galat

i = 1,2, …, n

(3) Meminimumkan jumlah dari kuadrat galat terkecil terboboti:

min ./��� � �0 ������ 1�2 3

Pada metode ini, data yang dianggap pencilan diberi bobot < 1 sehingga

memiliki peranan yang kecil ketika jumlah kuadrat galat diminimumkan.

Dengan demikian, metode ini menjadi tahan terhadap pengaruh pencilan

atau berifat Robust.

2.2.3. Pengujian terhadap Model Regresi

Untuk memperoleh model yang baik, perlu dilakukan pengujian-

pengujian berikut ini:

1. Pengujian Parameter Model Regresi

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya

penduga parameter.

Page 57: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

a. Uji-F (overall F Test)

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara

signifikan berpengaruh terhadap variabel tak bebas.

Pengujian hipotesis:

H0 : �1 = �2 = … = 0, berarti variabel bebas tidak mempengaruhi

variabel tak bebas secara signifikan

Hi : �i � 0, berarti variabel bebas secara signifikan mempengaruhi

variabel tak bebas.

Statistik Uji:

45�� � 678 �9:�;67< �=:9�; =

0>+? �9:�;0*+? �=:9�;

Kriteria pengujian:

Jika Fhit > F �(k-1), (n-k-1), maka H0 ditolak.

dimana:

JKR = Jumlah Kuadrat Regresi

JKS = Jumlah Kuadrat Sisa

k = Jumlah variabel independen

n = Banyaknya sampel

� = Taraf uji

b. Uji-t (Uji Parsial)

Uji ini dilaukan untuk mengetahui apakah variabel bebas tertentu

mempengaruhi variabel tak bebas secara signifikan.

Page 58: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

Pengujian hipotesis:

H0 : �i = 0, berarti variabel bebas tersebut tidak mempengaruhi

variabel tak bebas secara signifikan

Hi : �i � 0, berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas

tersebut terhadap variabel tak bebas.

StatistikUji:

�5�� � @+A*�@+� ; dimana se(�i) = galat baku �i

Briteria pengujian:

Jika thit > t �/2; (n-k) atau thit < - t �/2; (n-k), maka H0 ditolak.

2. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk menilai kemampuan model.

Kemampuan model ini dilihat dari proporsi keragaman variabel tak

bebas yang dapat ditunjukkan oleh model melalui variabel-variabel

bebasnya.

� � 67867C = 6D)EF5�7DFGHF��8*IH*A�

6D)EF5�7DFGHF��CJ�FE ; atau

� � ! ��67C:67<67C = ! �� 0*+?0>+?

Apabila R2 digunakan untuk membandingkan dua atau lebih model

regresi, maka banyaknya variabel bebas dalam model perlu

diperhitungkan. Hal ini dapat dilakukan dengan mempertimbangkan

koefisien determinasi yang disesuaikan (R2 adjusted), yaitu derajat

Page 59: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

bebasnya (df) disesuaikan. Koefisien determinasi yang disesuaikan ini

dirumuskan dengan:

� FGK� ! ��67<67C = ! ��0*+? �=:9�;0>+? �=:�;

2.2.4. Pemilihan Model Terbaik

Model terbaik dari variabel-variabel yang diteliti dapat diperoleh

dengan menggunakan metode eliminasi backward. Eliminasi backward

adalah salah satu prosedur pemilihan model terbaik dalam regresi, yaitu

dengan mengeliminasi variabel bebas yang membangun model secara

bertahap.

Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Memasukkan semua variabel bebas ke dalam persamaan.

2. Menghitung nilai F parsial untuk tiap variabel bebas dan menguji F

parsial tersebut.

3. Membandingkan nilai F parsial dengan F tabel pada � tertentu, jika F

parsial terkecil lebih kecil daripada F tabel, maka variabel tersebut

dikeluarkan dari persamaan.

4. Menyusun kembali persamaan tanpa mengikutsertakan variabel yang

telah dikeluarkan kemudian mengulang langkah 2 dan 3.

5. Proses pengurangan variabel dihentikan jika tidak ada lagi nilai F

parsial yang lebih kecil daripada F tabel, yang berarti model persamaan

terbaik telah didapat.

Page 60: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis Belanja Negara untuk Sektor Pertanian

Rincian belanja negara untuk sektor pertanian selama tahun 1990 sampai

dengan 2006 telah mengalami empat kali perubahan. Perubahan-perubahan ini

dapat dilihat pada Lampiran 1. Walaupun terjadi empat kali perubahan perincian,

belanja negara untuk sektor pertanian secara umum mengalami peningkatan. Hal

ini dapat dilihat pada Tabel 4.1.

4.1.1. Pengeluaran Rutin

Dalam struktur anggaran negara, pengeluaran rutin diarahkan untuk

membiayai berbagai kegiatan operasional pemerintahan dan pelaksanaan tugas-

tugas pembangunan yang bersifat terus-menerus, memenuhi kewajiban

pemerintah terhadap pihak-pihak di dalam negeri dan di luar negeri, serta

pelaksanaan berbagai kegiatan pemerintah lainnya.

Selaras dengan perkembangan dan semakin meluasnya penyelenggaraan

kegiatan pemerintahan dan pelaksanaan tugas-tugas pembangunan, anggaran yang

dibutuhkan dalam pengeluaran rutin semakin meningkat tiap tahunnya. Dilihat

dari jumlahnya, meningkatnya pengeluaran rutin sangat erat kaitannya dengan

meningkatnya kebutuhan pembiayaan aparatur pemerintah, pembiayaan

operasional dan pemeliharaan, serta semakin besarnya pembayaran bunga dan

cicilan hutang luar negeri yang harus dipenuhi.

Page 61: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

Tabel 4.1. Belanja Negara untuk Sektor Pertanian Tahun 1990-2006

(dalam Milyar Rupiah)

Tahun Pengeluaran (Milyar Rp) Rutin Pembangunan

1990 111.24 2391.62 1991 122.58 2815.61 1992 153.34 2955.20 1993 171.71 3081.84 1994 174.01 2676.66 1995 200.37 3145.85 1996 384.36 3612.83 1997 616.30 4129.10 1998 666.14 6092.96 1999 794.00 8079.47 2000 5517.15 4972.22 2001 768.20 6098.50 2002 849.80 6468.20 2003 955.73 8257.95 2004 874.65 8210.61 2005 874.65 8210.61 2006 874.65 8210.61

Sumber: Departemen Keuangan, 1990-2006 (diolah)

Krisis ekonomi yang dipicu oleh depresiasi rupiah yang sangat tajam

terhadap dolar Amerika sejak pertengahan tahun 1997, telah menyebabkan

kebutuhan anggaran belanja rutin semakin meningkat, terutama untuk beberapa

pos pembiayaan yang mengandung komponen valuta asing, seperti pembayaran

bunga dan pokok hutang luar negeri dan subsidi BBM. Selain itu, terjadinya

depresiasi rupiah ini menyebabkan harga berbagai bahan kebutuhan pokok

masyarakat meningkat tajam sehingga perlu dialokasikan beberapa jenis subsidi

bahan pangan, obat-obatan, dan listrik.

Page 62: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

Sumber: Departemen Keuangan, 1990-2006 (diolah)

Gambar 4.1. Pengeluaran Rutin Sektor Pertanian Tahun 1990-2006

(dalam milyar Rupiah)

Dengan adanya perkembangan keadaan tersebut, kebutuhan anggaran rutin

untuk sektor pertanian sejak tahun anggaran 1997/1998 sampai dengan tahun

anggaran 1999/2000 mengalami peningkatan yang cukup besar (Gambar 4.1.).

Peningkatan yang cukup tinggi ini berkaitan erat dengan subsidi pangan. Subsidi

pangan ini diberikan karena kondisi perekonomian yang memburuk telah

mengakibatkan penurunan kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan

pokok, terutama bahan pangan. Selain itu, menurunnya hasil produksi pertanian

pada tahun 1997-1998 akibat musim kemarau yang panjang dan terjadinya

kebakaran hutan di beberapa daerah, juga menyebabkan persediaan bahan pangan

dalam negeri berkurang dan mengganggu sistem distribusi sehingga harga bahan

pokok semakin tinggi. Komoditas yang disubsidi adalah beras, kedelai, jagung,

terigu, gula, dan bungkil kedelai.

0.00

1000.00

2000.00

3000.00

4000.00

5000.00

6000.00

Jum

lah

(mily

ar r

upia

h)

Tahun

Pengeluaran Rutin

Page 63: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

Pada tahun 2000, pengeluaran rutin sektor pertanian meningkat sangat

tajam. Peningkatan yang tajam ini disebabkan oleh alokasi pengeluaran rutin

untuk subsektor kehutanan meningkat tajam. Hal ini dikarenakan subsektor

kehutanan memperoleh cadangan dana reboisasi sebesar Rp 4.744,8 milyar.

Selain itu, anggaran tersebut digunakan untuk membiayai program pembinaan

produksi kehutanan, yang meliputi pembinaan prakondisi pengelolaan hutan,

pencegahan dan pemulihan kerusakan hutan, tanah, dan air, peningkatan usaha

konservasi di dalam dan di luar kawasan hutan, pembinaan pengusahaan hutan,

serta penyelenggaraan penyuluhan di bidang kehutanan. Anggaran tersebut juga

digunakan untuk menunjang pembiayaan rutin untuk berbagai kantor daerah,

seperti balai informasi dan sertifikasi hasil hutan, balai konservasi sumber daya

alam, taman-taman nasional, balai penelitian, balai teknologi reboisasi dan

perbenihan, serta berbagai kantor vertikal lainnya yang berada di daerah-daerah.

Sedangkan anggaran rutin pada subsektor pertanian lainnya digunakan untuk

menunjang pembinaan dan pengembangan pertanian tanaman pangan dan

hortikultura, pembinaan dan pengembangan agribisnis, pembinaan dan

pengembangan perkebunan dan perikanan, serta penyelenggaraan karantinan

pertanian. Selain itu, anggaran tersebut juga digunakan untuk mendukung

pembinaan usaha tani dan nelayan, pembinaan pengolahan hasil perikanan, serta

pembinaan dan pengembangan usaha-usaha peternakan.

Penurunan yang tajam pada pengeluaran rutin untuk tahun 2001

disebabkan tidak adanya cadangan dana reboisasi untuk subsektor kehutanan.

Selain itu, penurunan juga terjadi dikarenakan pemerintah menghapuskan

Page 64: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

beberapa jenis subsidi secara bertahap, yaitu subsidi pupuk, subsidi harga gula,

subsidi jagung dan kedelai, serta subsidi pakan ternak. Pada tahun ini, subsidi non

BBM yang dialokasikan berupa (1) subsidi pangan, yang diberikan melalui

program Operasi Pasar Khusus (OPK) beras Bulog untuk menyediakan beras

murah bagi masyarakat, (2) subsidi listrik akibat penetapan Tarif Dasar Listrik

(TDL) yang lebih rendah dari harga pokok produksinya, dan (3) subsidi bunga

kredit program untuk Kredit Usaha Tani, Kredit Koperasi, Kredit Koperasi Primer

untuk Anggota (KKPA), Kredit Pemilikan Rumah Sederhana (KPRS) dan Kredit

Pemilikan Rumah Sangat Sederhana (KPRSS), termasuk juga di dalamnya adalah

beban resiko (risk sharing) bagi kredit yang tidak dapat ditagih kembali (default).

4.1.2. Pengeluaran Pembangunan

Pengeluaran pembangunan dalam APBN menggambarkan usaha negara

untuk merealisasikan sasaran-sasaran pembangunan sektor pemerintah, yang

secara operasional dijabarkan dalam bentuk proyek-proyek pembangunan beserta

pembiayaannya.

Sebagai sumber utama pembiayaan investasi sektor pemerintah, anggaran

pembangunan dialokasikan terutama untuk membiayai berbagai proyek, baik fisik

maupun nonfisik, yang tidak dapat dibiayai dan dilaksanakan sendiri oleh

masyarakat. Dengan demikian, anggaran negara yang terbatas dapat lebih

dihemat untuk dialokasikan secara optimal bagi pembiayaan program-program

pembangunan sesuai dengan skala prioritas yang telah ditetapkan.

Page 65: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

Peningkatan yang tajam pada pengeluaran pembangunan untuk sektor

pertanian terjadi pada tahun 1998 (Gambar 4.2.). Penyebab dari peningkatan ini

adalah karena pada tahun tersebut Departemen Pertanian memperoleh alokasi

anggaran yang cukup besar. Anggaran ini digunakan untuk pembangunan

pertanian rakyat terpadu di 27 provinsi di Indonesia, pengkajian teknologi

pertanian, pembangunan usaha peternakan, pembangunan usaha perikanan,

pengembangan usaha perkebunan di seluruh provinsi di Indonesia, serta

pengembangan sumber daya, sarana dan prasarana tanaman pangan dan

hortikultura di 27 provinsi di Indonesia.

Sumber: Departemen Keuangan, 1990-2006 (diolah)

Gambar 4.2. Pengeluaran Pembangunan Sektor Pertanian Tahun 1990-2006

(dalam milyar Rupiah)

Pada tahun 1999, pengeluaran pembangunan untuk sektor pertanian

meningkat. Anggaran pembangunan ini diarahkan untuk penyediaan bibit unggul,

0.00

1000.00

2000.00

3000.00

4000.00

5000.00

6000.00

7000.00

8000.00

9000.00

1990

1991

1992

1993

1994

1995

1996

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

Jum

lah

(mily

ar r

upia

h)

Tahun

Pengeluaran Pembangunan

Page 66: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

intensifikasi pertanian, dan bantuan sarana produksi lainnya dalam rangka

program jaring pengaman sosial di bidang peningkatan produksi dan ketahanan

pangan (food security). Selain itu, anggaran ini juga digunakan untuk membiayai

proyek-proyek padat karya untuk menciptakan dan memperluas kesempatan kerja

yang sebanyak-banyaknya di sektor kehutanan.

Pada tahun 2000, walaupun anggaran pembangunan menurun, anggaran

yang tersedia masih mampu untuk membiayai berbagai kegiatan. Anggaran

tersebut digunakan untuk mendukung peningkatan ketahanan pangan secara

berkelanjutan. Hal ini dilakukan melalui perluasan areal tanam, peningkatan mutu

intensifikasi, peningkatan produktivitas hasil pertanian, pengembangan dan

pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian, peningkatan kualitas

sumber daya manusia pelaku usaha tani, serta pengembangan kelembagaan

pertanian. Anggaran ini juga digunakan untuk meningkatkan pelayanan dan

pembinaan agribisnis bagi petani, penelitian dan pengkajian teknologi spesifik

lokasi, pemantapan sentra-sentra pengembangan agribisnis komoditas unggulan,

pelatihan, penyediaan informasi, dan pengembangan kelembagaan usaha

agribisnis di pedesaan. Selain itu, anggaran tersebut juga disediakan untuk

pengembangan perencanaan pengelolaan dan pengendalian pengusahaan hutan,

penerapan sistem manajemen hutan lestari, serta peningkatan pemberdayaan

masyarakat di dalam dan di sekitar hutan.

Pada tahun 2001 sampai dengan tahun 2002, pengeluaran pembangunan

pemerintah pusat lebih diprioritaskan untuk mendukung upaya penciptaan

lapangan kerja, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), peningkatan

Page 67: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

kesejahteraan masyarakat, serta penyediaan pelayanan kebutuhan dasar manusia

yang lebih baik dan merata. Berkaitan dengan hal tersebut, sektor pertanian

merupakan salah satu sektor yang menjadi fokus pengeluaran pembangunan

pemerintah pusat sehingga memperoleh alokasi anggaran yang cukup tinggi. Hal

ini terlihat dari peningkatan yang cukup tinggi pada nilai pengeluaran

pembangunannya pada tahun 2001 dan 2002. Anggaran ini diarahkan pada upaya

pemberdayaan petani dan masyarakat pedesaan, melalui pemberian bantuan modal

untuk pembelian bibit, pupuk, obat-obat pemberantas hama dan penyakit,

perbaikan pemasaran, serta perbaikan pelayanan penyuluhan dan informasi.

Anggaran tersebut juga digunakan untuk mendukung peningkatan ketahanan

pangan dan perbaikan gizi, pengembangan perkebunan rakyat yang berorientasi

ekspor, serta pembangunan perikanan dan kelautan secara optimal dan

berkelanjutan.

Pengeluaran pembangunan untuk sektor pertanian pada tahun 2003

meningkat cukup tinggi karena pada tahun ini sektor pertanian kembali menjadi

salah satu sektor yang diutamakan pengembangannya. Hal ini dikarenakan salah

satu prioritas pembangunan nasional pada tahun 2003 adalah peningkatan

penanggulangan kemiskinan dan jaminan ketahanan pangan. Di subsektor

pertanian, anggaran pembangunan ini diantaranya digunakan untuk penyediaan

kecukupan pangan masyarakat, pengembangan usaha bisnis pangan yang

kompetitif, pengembangan kelembagaan pangan yang dibangun dari masyarakat,

serta penanggulangan kemiskinan. Di subsektor kehutanan, anggaran

pembangunan terutama diarahkan untuk memberantas penebangan liar (illegal

Page 68: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

logging), penanggulangan kebakaran hutan, pengendalian konservasi kawasan

hutan, restrukturisasi industri dan klembagaan kehutanan, rehabilitasi hutan dan

lahan kritis, konservasi kawasan lindung, desentralisasi pengelolaan hutan, serta

pemantapan dan pengukuhan kawasan hutan. Sementara itu, di subsektor

kelautan dan perikanan, alokasi anggaran pembangunan diprioritaskan untuk

meningkatkan pengendalian dan pengawasan pemanfaatan sumber daya kelautan

dan perikanan, pengelolaan sumber daya laut, pesisir dan pulau-pulau kecil, serta

pemberdayaan masyarakat nelayan dan pembudidayaan ikan melalui peningkatan

kegiatan ekonomi produktif yang berkaitan langsung dengan kehidupannya.

4.2. Analisis Produk Domestik Bruto, Tenaga Kerja, dan Produktivitas

Sektor Pertanian

4.2.1. Analisis Produk Domestik Bruto Sektor Pertanian

Pada penelitian ini digunakan nilai Produk Domestik Bruto (PDB)

berdasarkan harga konstan, bukan harga yang berlaku. Harga konstan yang

digunakan adalah harga konstan tahun 2000. Hal ini dilakukan untuk

menghindari pengaruh inflasi dalam penentuan nilai PDB. Dengan menggunakan

harga konstan, perubahan yang terjadi pada PDB adalah dari perubahan produksi,

bukan harga.

Page 69: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

Sumber: BPS, 1990-2006 (diolah)

Gambar 4.3. Kontribusi Tiga Sektor Ekonomi dengan Kontribusi Tertinggi terhadap PDB

Berdasarkan Harga Konstan 2000 Tahun 1990-2006 (dalam persen)

Selama tahun 1990 sampai dengan 2006, ada tiga sektor ekonomi yang

tetap mendominasi dalam hal kontribusinya terhadap PDB. Ketiga sektor ini

adalah sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan, sektor industri

pengolahan, dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Dari ketiga sektor ini,

hanya sektor pertanian yang mengalami tren penurunan. Berbeda dengan sektor

industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang

kontribusinya terhadap PDB semakin meningkat (Gambar 4.3.). Selain itu, laju

pertumbuhan sektor pertanian juga lebih rendah jika dibandingkan dengan sektor

industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran (Gambar 4.4.).

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

Kon

trib

usi t

erha

dap

PDB

(%)

Tahun

Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan

Industri Pengolahan

Perdagangan, Hotel dan Restoran

Page 70: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

Sumber: BPS, 1990-2006 (diolah)

Gambar 4.4. Laju Pertumbuhan Tiga Sektor Ekonomi dengan Kontribusi Tertinggi terhadap

PDB Berdasarkan Harga Konstan 2000 Tahun 1990-2006 (dalam persen)

Perkembangan kontribusi sektor pertanian terhadap PDB selama tahun

1990-2006 dapat dijelaskan melalui perkembangan kontribusi subsektor-

subsektornya selama kurun waktu yang sama. Dalam perhitungan Produk

Domestik Bruto (PDB), sektor pertanian meliputi lima subsektor, yaitu subsektor

tanaman bahan makanan (tabama), tanaman perkebunan, peternakan dan hasil-

hasilnya, kehutanan, dan perikanan.

a. Tanaman Bahan Makanan (tabama)

Dari tahun 1990 sampai dengan 2006, subsektor tanaman bahan

makanan (tabama) adalah subsektor yang memiliki kontribusi tertinggi

pada sektor pertanian (Gambar 4.5.). Subsektor tabama mencakup dua

jenis komoditi, yaitu tanaman pangan dan hortikultura. Tanaman pangan

terdiri dari komoditas padi, jagung, ketela (ubi kayu, ubi jalar), dan

-20.00

-15.00

-10.00

-5.00

0.00

5.00

10.00

15.00

Laj

u Pe

rtum

buha

n (%

)

Tahun

Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan

Industri Pengolahan

Perdagangan, Hotel dan Restoran

Page 71: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

kacang-kacangan (kacang tanah, kacang kedelai). Sedangkan hortikultura

terdiri dari komoditas sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman biofarmaka,

dan tanaman hias. Dari komoditas-komoditas ini, produksi padi memberi

andil terbesar di subsektor tabama, sehingga perubahan produksi atau

harga akan berpengaruh besar terhadap subsektor ini. Bentuk produksi

padi dan palawija adalah gabah kering giling (padi), pipilan kering

(jagung), biji kering (kedelai dan kacang tanah), dan umbi basah (ubi kayu

dan ubi jalar).

Sumber: BPS, 1990-2006 (diolah)

Gambar 4.5. Kontribusi Subsektor-Subsektor Pada Sektor Pertanian Berdasarkan Harga

Konstan 2000 Tahun 1990-2006 (dalam persen)

b. Tanaman Perkebunan

Selama tahun 1990-2006, kontribusi terbesar kedua terhadap PDB sektor

pertanian berasal dari subsektor ini. Secara umum subsektor perkebunan

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

Kon

trib

usi t

erha

dap

PDB

(%)

Tahun

Tanaman Bahan Makanan

Tanaman Perkebunan

Peternakan dan Hasil-Hasilnya

Kehutanan

Perikanan

Page 72: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

ini terdiri dari perkebunan rakyat dan perkebunan besar. Komoditi-

komoditi yang diusahakan dalam perkebunan rakyat adalah karet, kelapa,

kopi, kakao, teh, dan tembakau. Sedangkan perkebunan besar

mengusahakan karet, minyak kelapa sawit, inti sawit, teh, kopi, kakao,

gula tebu, dan tembakau. Bentuk produksi perkebunan adalah karet kering

(karet), daun kering (teh dan tembakau), biji kering (kopi dan kakao), kulit

kering (kayu manis dan kina), serat kering (rami), bunga kering (cengkeh),

refined sugar (tebu dari perkebunan besar), gula mangkok (tebu dari

perkebunan rakyat), equivalent kopra (kopra), biji dan buga (pala), serta

minyak daun (sereh).

c. Peternakan dan Hasil-hasilnya

Produksi subsektor ini dihitung berdasarkan data pemotongan, selisih

populasi, ekspor neto hewan. Per definisi produksi pada subsektor

peternakan adalah pertambahan/pertumbuhan hewan dan hasil-hasilnya.

Komoditas subsektor peternakan terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu

ternak besar, ternak kecil, dan unggas. Kelompok ternak besar terdiri dari

sapi perah, sapi potong, kerbau, dan kuda. Populasi ternak besar ini

sebagian besar berada di Pulau Jawa. Kelompok ternak kecil terdiri dari

kambing, domba, dan babi. Kelompok unggas terdiri dari ayam kampung,

ayam petelur, ayam pedaging, dan itik/itik manila.

d. Kehutanan

Menurut fungsinya, hutan dibagi menjadi tiga kategori, yaitu hutan

lindung, hutan produksi, dan hutan konservasi (hutan suaka alam dan

Page 73: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

hutan pelestarian alam). Sampai dengan tahun 2006, luas kawasan hutan

berdasarkan SK Menteri Kehutanan dan Tata Guna Hutan Kesepakatan

(TGHK) adalah sebesar 137.1 juta hektar. Luas hutan lindung adalah 31.6

juta hektar atau 23.1 persen dari luas kawasan hutan secara keseluruhan.

Luas hutan konservasi yang tercatat adalah 23.5 juta hektar, yang terdiri

dari 23.3 juta hektar kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam,

serta hutan buru seluas 0.2 juta hektar terdapat di 10 provinsi. Sementara

itu, luas hutan produksiadalah 81.9 juta hektar, yang terdiri dari hutan

produksi terbatas seluas 22.5 juta hektar, hutan produksi tetap seluas 36.6

juta hektar, dan hutan produksi yang dapat dikonversi seluas 22.8 juta

hektar. Komoditas subsektor kehutanan terdiri dari kayu bulat, kayu

gergajian, kayu lapis, kayu gelondongan (log), kayu bakar, arang, dan

bambu.

e. Perikanan

Pengembangan subsektor perikanan selama ini mendapat prioritas yang

tinggi dari pemerintah. Hal ini dikarenakan kondisi wilayah Indonesia

yang strategis, yaitu berada di antara Samudera Pasifik dan Samudera

Hindia dan terdiri atas beribu-ribu pulau besar dan kecil, banyak sungai,

wilayah perairan yang luas, baik kelautan maupun garis pantai yang

panjang, sangat mendukung pengembangan subsektor ini. Subsektor

perikanan terdiri dari perikanan darat dan perikanan laut. Perikanan darat

dibedakan menjadi perikanan di perairan umum dan budidaya ikan darat

Page 74: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

yang mencakup budidaya tambak, kolam, keramba, dan sawah. Perikanan

darat ini termasuk perairan seperti danau, rawa, dan sungai.

Sumber: BPS, 1990-2006 (diolah)

Gambar 4.6. Laju Pertumbuhan Subsektor Tanaman Bahan Makanan dan Subsektor Perkebunan Berdasarkan Harga Konstan 2000 Tahun 1990-2006

(dalam persen)

Kontribusi sektor pertanian pada tahun 1990 menurun dibandingkan tahun

1989, yaitu menjadi 18,83 persen. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan

kontribusi semua subsektornya. Kontribusi subsektor tabama menurun dari 11,16

persen menjadi 10,47 persen. Kontribusi subsektor perkebunan menurun dari

2,54 persen menjadi 2,48 persen. Kontribusi subsektor peternakan dan hasil-

hasilnya, kehutanan, dan subsektor perikanan juga menurun, yaitu masing-masing

menjadi 2,04 persen; 1,77 persen; dan 1,98 persen. Penurunan kontribusi pada

sektor pertanian ini sejalan dengan penurunan laju pertumbuhannya, yaitu dari

-10.00

-8.00

-6.00

-4.00

-2.00

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

Laj

u Pe

rtum

buha

n (%

)

Tahun

Tanaman Bahan Makanan

Tanaman Perkebunan

Page 75: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

3,32 persen menjadi 2,00 persen. Penurunan ini terutama terutama disebabkan

oleh penurunan laju pertumbuhan subsektor tabama yang cukup tinggi, yaitu dari

3,97 persen menjadi 0,52 persen (Gambar 4.6.).

Sumber: BPS, 1990-2006 (diolah)

Gambar 4.7. Laju Pertumbuhan Subsektor Peternakan dan Hasil-Hasilnya, Subsektor

Kehutanan, dan Subsektor Perikanan Berdasarkan Harga Konstan 2000 Tahun 1990-2006 (dalam persen)

Pada tahun 1991 laju pertumbuhan PDB untuk sektor pertanian adalah

1,60 persen. Nilai ini lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar

2,00 persen. Penurunan laju pertumbuhan ini antara lain disebabkan oleh nilai

tambah subsektor tabama yang menurun sebesar 0,55 persen. Pada tahun ini

produksi padi dan jagung menurun, sedangkan kedelai dan kacang tanah

meningkat. Pada tahun yang sama, subsektor perkebunan meningkat menjadi

5,38 persen. Hal ini disebabkan oleh kenaikan produksi cengkeh, kopi, minyak

sawit, inti sawit, dan tebu. Laju pertumbuhan subsektor peternakan dan hasil-

-25.00

-20.00

-15.00

-10.00

-5.00

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

Laj

u Pe

rtum

buha

n (%

)

Tahun

Peternakan dan Hasil-Hasilnya

Kehutanan

Perikanan

Page 76: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

hasilnya dan subsektor perikanan juga mengalami peningkatan, yaitu masing-

masing sebesar 6,04 persen, dan 5,20 persen. Sedangkan laju pertumbuhan

subsektor kehutanan menurun menjadi 0,02 persen (Gambar 4.7.).

Laju pertumbuhan sektor pertanian meningkat tajam pada tahun 1992,

yaitu sebesar 6,65 persen. Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan yang

tajam pada subsektor tabama sebesar 7,73 persen. Produksi padi, jagung, kedelai,

dan ketela rambat meningkat cukup besar pada tahun ini. Laju pertumbuhan

subsektor tanaman perkebunan adalah 4,77 persen, yang disebabkan oleh

peningkatan produksi karet, minyak sawit, coklat, dan rami. Laju pertumbuhan

subsektor peternakan dan hasil-hasilnya dan subsektor perikanan meningkat, yaitu

sebesar 7,95 persen dan 5,85 persen. Namun, laju pertumbuhan subsektor

kehutanan turun sebesar 2,25 persen.

Pada tahun 1993 sektor pertanian meningkat sebesar 1,42 persen,

peningkatan ini nilainya lebih rendah daripada tahun sebelumnya. Penurunan ini

disebabkan oleh penurunan yang tajam pada subsektor tabama. Produksi tanaman

bahan makanan secara umum menurun, kecuali ketela pohon dan kacang hijau.

Subsektor tanaman perkebunan mengalami peningkatan, yaitu sebesar 5,83

persen. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan produksi minyak

sawit, inti sawit, dan rami. Subsektor lainnya dengan laju pertumbuhan yang

meningkat adalah subsektor kehutanan. Sedangkan laju pertumbuhan untuk

subsektor peternakan dan hasil-hasilnya dan subsektor perikanan menurun, yaitu

masing-masing sebesar 5,59 persen dan 5,66 persen.

Page 77: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

Pada tahun 1994 kontribusi sektor pertanian menurun menjadi 15,88

persen. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan peranan subsektor tabama,

khususnya komoditi padi, dari 9,10 persen pada tahun 1993 menjadi 8,28 persen

pada tahun 1994. Subsektor tabama ini memberikan kontribusi terbesar untuk

sektor pertanian. Kegagalan panen pada tahun 1994 karena kemarau panjang

menurunkan pangsa produk-produk tanaman bahan makanan. Penyebab lainnya

adalah semakin banyaknya lahan pertanian di Pulau Jawa yang berubah fungsi

menjadi lahan industri, infrastruktur, dan perumahan. Kontribusi semua subsektor

juga mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun secara

umum produksi maupun harga komoditi utama perkebunan meningkat, tetapi

perubahannya relatif kecil, seperti yang terjadi pada komoditi karet, kelapa, tebu,

dan kopi. Hanya komoditi kelapa sawit yang pertumbuhannya dari tahun ke tahun

meningkat.

Kontribusi sektor pertanian terhadap PDB kembali menurun pada tahun

1995, yaitu menjadi 15,32 persen. Semua subsektornya juga mengalami

penurunan kontribusi. Meskipun demikian, laju pertumbuhan beberapa

subsektornya meningkat, yaitu subsektor tabama dan subsektor peternakan dan

hasil-hasilnya. Peningkatan laju pertumbuhan pada subsektor peternakan ini

disebabkan oleh peningkatan permintaan domestik dan pasar luar negeri.

Penurunan laju pertumbuhan pada subsektor tanaman perkebunan dan kehutanan

disebabkan oleh menurunnya aktivitas perdagangan di pasar internasional yang

disebabkan oleh semakin ketatnya persaingan produk-produk tanaman perkebunan

Page 78: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

dan penerapan sistem ecolabelling pada hasil kehutanan sehingga para pengusaha

perhutanan dituntut lebih selektif dalam menghasilkan produk kehutanan.

Pada tahun 1996, kontribusi sektor pertanian menurun menjadi 14,66

persen, sebelumnya pada tahun 1995 kontribusinya adalah 15,32 persen.

Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan kontribusi subsektor tabama

dari 8.02 persen pada tahun 1995 menjadi 7,60 persen pada tahun 1996.

Kontribusi subsektor-subsektor lainnya juga menurun, yaitu subsektor perkebunan

menurun menjadi 2,18 persen; subsektor peternakan dan hasil-hasilnya menurun

menjadi 1,86 persen; subsektor kehutanan menurun menjadi 1,19 persen; dan

subsektor perikanan menurun menjadi 1,77 persen. Penurunan kontribusi pada

sektor pertanian ini sejalan dengan penurunan laju pertumbuhannya, yaitu dari

4,38 persen menjadi 3,14 persen. Penurunan ini terutama terutama disebabkan

oleh penurunan laju pertumbuhan subsektor tabama yang cukup tinggi, yaitu dari

4,92 persen menjadi 2,11 persen.

Pada tahun 1997, kontribusi sektor pertanian adalah 14,16 persen,

sebelumnya pada tahun 1996 kontribusi sektor pertanian adalah 14,66 persen.

Penurunan ini tidak sejalan dengan kontribusi subsektor-subsektornya yang justru

meningkat dibandingkan tahun 1996. Pada tahun ini kontribusi terbesar terhadap

PDB pertanian tetap berasal dari subsektor tabama. Laju pertumbuhan sektor

pertanian juga menurun menjadi 1,00 persen. Penurunan laju pertumbuhan ini

juga tidak sejalan dengan laju pertumbuhan subsektor-subsektornya yang justru

mengalami peningkatan.

Page 79: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

Pada tahun 1998 terjadi peningkatan kontribusi sektor pertanian terhadap

PDB, yaitu sebesar 16,10 persen. Pada tahun ini kontribusi subsektor-

subsektornya meningkat terhadap sektor pertanian, kecuali subsektor peternakan

dan hasil-hasilnya. Kontribusi subsektor ini menurun menjadi 1,85 persen dari

nilainya pada tahun 1997 yang sebesar 2,00 persen. Laju pertumbuhan sektor

pertanian justru menurun, yaitu negatif 1,33 persen. Penurunan ini seiring dengan

penurunan laju pertumbuhan subsektor-subsektornya. Pada tahun ini, laju

pertumbuhan semua subsektornya menurun dan bernilai negatif.

Pada tahun 1999 laju pertumbuhan sektor pertanian meningkat menjadi

2,16 persen. Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan laju pertumbuhan pada

subsektor-subsektornya, kecuali subsektor kehutanan yang semakin menurun

menjadi negatif 4,45 persen. Pada tahun ini kontribusi sektor pertanian terhadap

PDB juga meningkat, yaitu menjadi 16,35 persen. Peningkatan ini disebabkan

oleh peningkatan kontribusi dari semua subsektornya.

Pada tahun 2000 kontribusi sektor pertanian menurun menjadi 15,89

persen. Sebelumnya, pada tahun 1999 kontribusinya adalah 16,35 persen.

Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan kontribusi subsektor tabama

dari 8,42 persen pada tahun 1999 menjadi 8,15 persen pada tahun 2000. Hanya

kontribusi subsektor perikanan yang meningkat, sedangkan subsektor-subsektor

lainnya menurun. Penurunan kontribusi sektor pertanian terhadap PDB sejalan

dengan penurunan laju pertumbuhannya, yaitu menjadi 1,88 persen. Penurunan

ini disebabkan oleh penurunan laju pertumbuhan subsektor-subsektornya,

Page 80: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

terutama subsektor peternakan dan hasil-hasilnya. kontribusi subsektor ini

menurun dari 6,17 persen pada tahun 1999 menjadi 3,28 persen.

Pada tahun 2001 kontribusi sektor pertanian menurun menjadi 15,64

persen. Sebelumnya, pada tahun 2000 kontribusinya adalah 15,89 persen.

Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan kontribusi subsektor tabama

dari 8,15 persen pada tahun 2000 menjadi 7,83 persen pada tahun 2001.

Subsektor lainnya dengan kontribusi yang menurun adalah subsektor kehutanan,

sedangkan kontribusi subsektor-subsektor lainnya meningkat. Laju pertumbuhan

sektor pertanian juga menurun, yaitu menjadi 1,68 persen. Penurunan ini

disebabkan oleh menurunnya laju pertumbuhan subsektor-subsektornya, yaitu

subsektor tabama dan subsektor perikanan, yang masing-masing sebesar negati

0,79 persen dan 4,73 persen..

Kontribusi sektor pertanian terhadap PDB semakin menurun, yaitu sebesar

15,39 persen pada tahun 2002. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan pada

subsektor tabama, subsektor kehutanan, dan subsektor perikanan, yaitu masing-

masing menjadi 7,64 persen, 1,14 persen, dan 2,19 persen. Laju pertumbuhan

sektor pertanian justru meningkat pada tahun ini, yaitu sebesar 2,63 persen.

Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan laju pertumbuhan pada subsektor

tabama, subsektor perkebunan, dan subsektor peternakan dan hasil-hasilnya,

masing-masing sebesar 1,74 persen; 6,39 persen; dan 5,98 persen.

Secara umum kontribusi sektor pertanian terhadap PDB menurun pada

tahun 2003, yaitu dari sebesar 15,39 persen pada tahun 2002 menjadi 15,24 persen.

Subsektor tabama adalah penyumbang terbesar diantara subsektor-subsektor

Page 81: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

lainnya. Namun, kontribusi subsektor ini terhadap PDB sektor pertanian

mengalami sedikit penurunan pada tahun 2003, yaitu 7,64 persen pada tahun 2002

menjadi 7,56 persen. Penurunan ini merupakan akibat dari peningkatan yang

tajam pada sektor-sektor lainnya, seperti sektor pengangkutan dan komunikasi dan

sektor jasa-jasa. Subsektor perkebunan di tahun 2003 memberikan kontribusi

terbesar kedua terhadap sektor pertanian, yaitu 2,45 persen, nilai ini sedikit

menurun dari tahun sebelumnya yang sebesar 2,46 persen. Kontribusi dari

subsektor-subsektor lainnya juga menurun, kecuali subsektor perikanan yang

meningkat menjadi 2,20 persen. Laju pertumbuhan sektor ini meningkat menjadi

3,79 persen dari nilai tahun sebelumnya yang sebesar 2,63 persen. Peningkatan

ini terutama disebabkan oleh peningkatan laju pertumbuhan pada subsektor

tabama dan subsektor perikanan, yaitu sebesar 3,64 persen dan 5,05 persen..

Pada tahun 2004 kontribusi sektor pertanian terhadap PDB dan laju

pertumbuhannya menurun, yaitu masing-masing menjadi 14,92 persen dan 2,82

persen. Penurunan kontribusi ini sebagai akibat dari penurunan kontribusi

subsektor-subsektornya, kecuali subsektor perikanan. Kontribusi subsektor ini

mengalami peningkatan, yaitu menjadi 2,21 persen dari nilainya yang sebesar 2,20

pada tahun 2003. Penurunan subsektor tabama dari 7,56 persen pada tahun 2003

menjadi 7,40 persen dikarenakan peningkatan sektor lain yang secara rata-rata

lebih tinggi. Secara umum laju pertumbuhan tiap subsektor juga menurun,

kecuali subsektor kehutanan dan subsektor perikanan, yang laju pertumbuhannya

menjadi 1,28 persen dan 5,56 persen pada tahun 2004.

Page 82: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

Pada tahun 2005, kontribusi sektor pertanian terhadap PDB adalah 14,50

persen, nilai ini menurun dibandingkan kontribusinya pada tahun 2004 yang

sebesar 14,92 persen. Penurunan ini seiring dengan penurunan kontribusi

subsektor-subsektornya, kecuali subsektor perikanan yang nilainya tetap, yaitu

2,21 persen. Laju pertumbuhan sektor pertanian tetap positif, walaupun nilainya

menurun menjadi 2,72 persen. Hampir semua laju pertumbuhan subsektornya

menurun, kecuali laju pertumbuhan subsektor perkebunan dan subsektor

perikanan, yang masing-masing meningkat menjadi 2,48 persen dan 5,87 persen.

Kontribusi sektor pertanian terhadap PDB semakin menurun pada tahun

2006, yaitu menjadi 14,20 persen. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan pada

hampir semua subsektornya, kecuali subsektor perikanan yang justru meningkat

menjadi 2,24 persen. Meskipun kontribusinya menurun, laju pertumbuhan sektor

pertanian justru meningkat, yaitu menjadi 3,36 persen dari nilainya yang sebesar

2,72 persen pada tahun 2005. Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan laju

pertumbuhan pada sebagian besar subsektornya, kecuali subsektor kehutanan yang

menurun menjadi negatif 2,85 persen.

4.2.2. Analisis Tenaga Kerja Sektor Pertanian

Angkatan kerja sektor pertanian selama tahun 1990 sampai dengan 2006

secara umum menurun, tetapi tetap dominan dibandingkan penyerapan sektor

industri pengolahan dan industri perdagangan, hotel, dan restoran (Gambar 4.8.).

Mulai tahun 1996 ditetapkan perubahan dalam definisi umur angkatan kerja, yaitu

Page 83: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

yang sebelumnya adalah 10 tahun ke atas menjadi 15 tahun ke atas. Perubahan ini

sesuai dengan ketentuan dari International Labour Organization (ILO).

Sumber: BPS, 1990-2006 (diolah)

Gambar 4.8. Penyerapan Angkatan Kerja Tiga Sektor Ekonomi dengan Kontribusi Tertinggi

terhadap PDB Selama Tahun 1990-2006 (dalam persen)

Penurunan yang terus-menerus pada jumlah angkatan kerja selama tahun

1993 sampai dengan tahun 1996 disebabkan oleh penurunan kinerja sektor

pertanian selama kurun waktu tersebut sehingga kesempatan kerja di sektor ini

ikut menurun. Hal ini ditandai dengan penurunan pada kontribusi sektor pertanian

terhadap PDB selama tahun 1993 sampai dengan 1996.

Pada tahun 1997, krisis moneter berdampak pada pembangunan

ketenagakerjaan, termasuk pada perkembangan kesempatan kerja. Kemampuan

0

10

20

30

40

50

60

Ang

kata

n K

erja

(%)

Tahun

Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan PerikananSektor Industri Pengolahan

Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran

Page 84: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

sektor pertanian dalam menyerap tenaga kerja menjadi berkurang sehingga terjadi

penurunan jumlah angkatan kerja pada tahun tersebut.

Penurunan angkatan kerja sektor pertanian pada tahun 2004 sampai

dengan 2006 kembali disebabkan oleh penurunan kinerja sektor pertanian

sehingga kemampuan sektor ini dalam menyerap tenaga kerja berkurang.

Penurunan kinerja sektor pertanian ini ditandai dengan kontribusinya terhadap

PDB dan laju pertumbuhannya yang cenderung menurun selama kurun waktu

tersebut.

Dari Gambar 4.8. dan penjelasan-penjelasan yang telah diberikan, terlihat

bahwa sektor pertanian dalam perekonomian nasional tetap memegang peranan

yang penting. Hal ini dikarenakan sebagian besar angkatan kerja di Indonesia

masih bekerja di sektor tersebut, meskipun terjadi tren penurunan selama tahun

1986 sampai dengan 2006. Oleh karena itu pembangunan di sektor pertanian

tetap harus diprioritaskan, mengingat masih terbatasnya penyerapan tenaga kerja

di sektor-sektor lainnya.

4.2.3. Analisis Produktivitas Sektor Pertanian

Kualitas dari tenaga kerja yang dugunakan dapat diukur berdasarkan

kemampuannya dalam menghasilkan barang dan jasa, ukuran inilah yang

dinamakan produktivitas. Salah satu cara untuk mengukur produktivitas adalah

dengan membuat rasio antara PDB dengan jumlah tenaga kerja.

Page 85: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

Sumber: BPS, 1990-2006 (diolah)

Gambar 4.9. Produktivitas Tiga Sektor Ekonomi dengan Kontribusi Tertinggi terhadap PDB

Selama Tahun 1990-2006 (dalam Rupiah/kapita)

Produktivitas sektor pertanian selama tahun 1990 sampai dengan 2006

mengalami peningkatan. Namun, produktivitas sektor pertanian ini masih lebih

rendah jika dibandingkan dengan produktivitas sektor industri pengolahan dan

sektor perdagangan, hotel, dan restoran.

Oleh karena itu, dibutuhkan suatu usaha yang mampu menciptakan

penambahan output, yaitu misalnya dengan cara meningkatkan investasi dan

memanfaatkan sumber daya alam secara optimal dengan mengembangkan faktor

teknologi industri yang berorientasi pada pertanian serta membangun tenaga kerja

yang terampil dan unggul agar produktivitas di sektor ekonomi pertanian

meningkat.

05000000

100000001500000020000000250000003000000035000000400000004500000050000000

1990

1992

1994

1996

1998

2000

2002

2004

2006

Prod

uktiv

itas (

Rp/

kapi

ta)

Tahun

Pertanian, Peternakan,Kehutanan dan Perikanan

Industri Pengolahan

Perdagangan, Hotel dan Restoran

Page 86: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

4.3. Analisis Hubungan antara Belanja Negara untuk Sektor Pertanian

terhadap Produktivitas Sektor Pertanian di Indonesia

Dengan menggunakan Minitab 15 dilakukanlah pemerikasaan asumsi-

asumsi. Pemeriksaan asumsi regresi ini terdiri dari lima pemeriksaan, yaitu:

(1) Asumsi Linieritas

Pengujian asumsi ini dapat dilakukan dengan menggunakan scatter plot atau

matrix plot, sehingga terlihat pola umum hubungan antara variable bebas dan

variabel tak bebasnya.

�������

�������

�������

������������

���������

����

����

���������������������

����

����

����

�������

������

� ����

��������������������������������� ����

Sumber: Minitab 15 (diolah)

Gambar 4.10. Hasil Uji Linieritas

Pada hasil matrix plot (Gambar 4.10.), hubungan antara variabel PRD (Y)

dengan variabel RTN (X1) ditunjukkan oleh kotak dibawah kotak berlabelkan

PRD (Y), sedangkan hubungan antara variabel PRD (Y) dengan variabel

BGN (X2) ditunjukkan oleh kotak di pojok kiri bawah. Dari gambar tersebut

Page 87: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

terlihat bahwa polanya dapat dianggap sebagai hubungan yang linear, karena

tidak ada pola lain seperti pola kuadratik maupun pola kubik. Oleh karena itu,

asumsi linearitas terpenuhi.

(2) Asumsi Kenormalan

Dengan menggunakan uji kenormalan kolmogorov-smirnov diperoleh nilai

p-value > 5%, yang berarti terima H0. Terima H0 membuktikan bahwa sisaan

menyebar normal.

Pada Gambar 4.11. terlihat bahwa nilai p-value sebesar 0,086. Nilai ini lebih

besar daripada taraf nyata yang digunakan, sehingga terima H0 yang berarti

asumsi kenormalan terpenuhi.

����������������������������������������������

��

��

��

��

��

��

��

�����

�������

� �� ����������

��� � ������

� ��

�� ����

������ ����

���������� ���������������������

Sumber: Minitab 15 (diolah)

Gambar 4.11. Hasil Uji Kenormalan

Page 88: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

(3) Asumsi Homoskedastisitas

Sebelumnya, perlu dilihat terlebih dahulu bentuk dari sisaanya terhadap nilai

Y. Karena datanya tidak terlalu banyak, maka dengan melihat plot seperti

pada Gambar 4.12., secara kualitatif dapat disimpulkan bahwa sisaannya

menyebar dengan homogen walaupun ada data yang berperilaku berbeda,

yang letaknya jauh dari nilai tengah 0. Oleh karena itu, diberikan bobot yang

sesuai dengan besarnya sisaan pada data, yaitu sebesar 1/e2. Sehingga

analisis yang digunakan menjadi menjadi OLS terboboti atau dikenal dengan

Weighted Least Square (WLS).

��������������������������������������������������������

�������

��������

��������

��������

!����"�#��$�

��%�"$��

#��%$%�!��% � !"��! �#!��$�� %&&

Sumber: Minitab 15 (diolah)

Gambar 4.12. Hasil Uji Homoskedastisitas

(4) Asumsi Autokorelasi

Untuk menguji asumsi ini kita dapat menggunakan uji runtun atau run test.

Dengan melihat Run Chart pada Gambar 4.13., yang merupakan hasil dari

Page 89: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

run test, dapat disimpulkan bahwa tidak ada bentuk clustering (data yang

mengumpul di beberapa titik), terjadi mixtures, terjadi trend, dan terjadi

oscillation (osilasi). Hal ini terlihat dari nilai p-value untuk clustering yang

kurang dari taraf nyata, yaitu sebesar 0,040 dan nilai p-value dari mixtures,

trend, dan oscillation yang lebih besar dari taraf nyata, yaitu masing-masing

sebesar 0,960; 0,271; dan 0,729. Hasil run test ini menunjukkan bahwa tidak

ada autokorelasi antar sisaan variabel bebasnya.

�����������

�������

��������

��������

��������

&�%��'�����

����(

���' ���(����!��'����� )#��* �

�+" ,� )����' ���(����!* ��

-��. !�������'����� )#��* �

/""��+������� �(���0 ��!� �#�.* �����

/""��+������� �(����#+��� !* ����

���' ���(����!��"����)�1�* ��

�+" ,� )����' ���(����!* ����

-��. !�������"����)�1�* �

/""��+������� �(���2� �)!* �����

/""��+������� �(���3!,#����#��* ����

�$��)*�����������(

Sumber: Minitab 15 (diolah)

Gambar 4.13. Hasil Uji Autokorelasi

(5) Asumsi Multikolinearitas

Asumsi ini dapat diperiksa dengan menggunakan nilai VIF pada Tabel 4.2.

Jika nilai VIF lebih besar dari 10, maka dapat dikatakan ada multikolinearitas.

Namun, pada analisis regresi untuk penelitian ini didapatkan nilai VIF yang

Page 90: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

lebih kecil dari 10, yaitu sebesar 3,446. Hal ini menunjukkan bahwa

multikolinearitas tidak terjadi.

Hasil secara keseluruhan untuk pengujian asumsi-asumsinya adalah bahwa

asumsi linieritas, kenormalan, homoskedastisitas, autokorelasi dan multikorelasi

terpenuhi. Dengan demikian dapat ditentukan persamaan regresi yang sesuai.

Hasil WLS dari Minitab 15 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.1. Hasil ANOVA

Analysis of Variance

Source DF SS MS F P Regression 2 236.07 118.04 116.73 0.000 Residual Error 14 14.16 1.01 Total 16 250.23

Sumber: Minitab 15 (diolah)

Tabel 4.2. Hasil Weighted Least Square (WLS)

Regression Analysis: PRD (Y) versus RTN (X1), BGN (X2)

Weighted analysis using weights in 1/e2 The regression equation is

PRD (Y) = 3061826 + 116 RTN (X1) + 593 BGN (X2) Predictor Coef SE Coef T P VIF Constant 3061826 212276 14.42 0.000 RTN (X1) 115.83 17.44 6.64 0.000 3.446 BGN (X2) 592.58 45.56 13.01 0.000 3.446 S = 1.00559; R-Sq = 94.3%; R-Sq (adj) = 93.5%

Sumber: Minitab 15 (diolah)

Page 91: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

Persamaan regresi yang diperoleh adalah:

PRD = 3061826 + 116 RTN + 593 BGN

Persamaan regresi di atas menunjukkan bahwa peningkatan satu satuan pada

pengeluaran rutin akan menyebabkan peningkatan produktivitas sebesar 116

satuan dan peningkatan satu satuan pada pengeluaran pembangunan akan

menyebabkan peningkatan produktivitas sebesar 593 satuan tiap tahunnya.

Dari hasil pengujian ekonometrik yang telah dilakukan, ternyata variabel

pengeluaran rutin (RTN) dan pengeluaran pembangunan (BGN) berpengaruh

positif dan signifikan terhadap variabel produktivitas sektor pertanian (PRD) pada

taraf nyata (�) 5%. Hal ini terlihat dari probabilitas kedua variabel ini yang

nilainya lebih kecil dari taraf nyata yang digunakan, yaitu 5%, yaitu sebesar 0,000

(Tabel 4.2.).

Walaupun kedua jenis pengeluaran ini berpengaruh positif dan signifikan

terhadap produktivitas pertanian, dampak yang diberikan pengeluaran

pembangunan lebih besar jika dibandingkan dengan pengeluaran rutin, yang

terlihat dari koefisien variabel pengeluaran pembangunan (BGN) yang lebih besar

daripada koefisien variabel pengeluaran rutin (RTN). Hal ini dikarenakan

pengeluaran pembangunan digunakan untuk membiayai program-program yang

berkaitan langsung dengan pembangunan sektor pertanian. Pembangunan di

sektor pertanian terdiri dari pembangunan pada subsektor-subsektornya, yaitu

Page 92: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

subsektor tanaman bahan makanan (tabama), subsektor kehutanan, subsektor

peternakan dan hasil-hasilnya, subsektor kehutanan, dan subsektor perikanan.

a. Subsektor tanaman bahan makanan (tabama)

Dalam upaya memenuhi kebutuhan konsumsi penduduk dan perbaikan

gizi melalui penganekaragaman penyediaan dan konsumsi pangan sampai ke

tingkat rumah tangga, dan mengurangi impor bahan makanan, produksi

tanaman bahan makanan memegang peranan penting bagi pembangunan

sektor pertanian. Oleh karena itu, pemerintah telah melaksanakan

serangkaian kebijakan dengan menyusun program pembangunan di sektor

pertanian. Salah satu program pokoknya adalah peningkatan produksi pangan.

Pemerintah menyadari bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi produksi

pangan semakin kompleks. Salah satu usaha untuk meningkatkan penyediaan

dan produksi pangan adalah dengan melanjutkan pembangunan di sektor

pertanian terutama subsektor tabama melalui usaha Intensifikasi Umum

(Inmum), Intensifikasi Khusus (Insus), Supra Insus, serta pembinaan terhadap

pemasaran bahan-bahan tanaman pangan yang diselenggarakan secara

terpadu dan menyeluruh, terutama di daerah pedesaan.

b. Subsektor perkebunan

Perkebunan merupakan salah satu sumbangan kekayaan alam yang dapat

diperbaharui. Subsektor perkebunan merupakan lapangan usaha yang dapat

menyerap banyak tenaga kerja, sebagai bahan baku untuk bahan industri

pengolahan, dan dapat berperan dalam pelestarian lingkungan hidup. Oleh

karena itu, usaha pengembangan subsektor ini perlu ditingkatkan. Produksi

Page 93: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

perkebunan rakyat lebih besar daripada perkebunan besar sehingga

pembangunan subsektor ini lebih difokuskan pada perkebunan rakyat, tanpa

mengabaikan pembangunan perkebunan besar. �

c. Subsektor peternakan dan hasil-hasilnya

Daging, telur, dan susu merupakan kebutuhan protein hewani yang

banyak dikonsumsi masyarakat, sehingga permintaan terhadap komoditi-

komoditi ini semakin meningkat. Peningkatan permintaan ini mengharuskan

peningkatan pembangunan di subsektor peternakan, baik yang dikelola oleh

rumah tangga maupun perusahaan yang pada umumnya masih bersifat

tradisional. Pembangunan subsektor peternakan diprioritaskan untuk

mengembangkan peternakan rakyat, yang bertujuan untuk meningkatkan

protein hewani masyarakat dan sekaligus meningkatkan pendapatan petani

peternak kecil. Usaha-usaha yang telah dilakukan pemerintah untuk

mencapai tujuan tersebut adalah usaha-usaha intensifikasi dan ekstensifikasi

yang didukung dengan pengembangan perusahaan pembibitan, penyuluhan,

dan pengamanan ternak. Kendala utama yang dihadapi dalam pengembangan

peternakan rakyat adalah rendahnya sumber daya manusia dan terbatasnya

dana yang tersedia. Oleh karena itu, program yang ditempuh oleh pemerintah

adalah mengembangkan alih teknologi yang disertai dengan peningkatan

kualitas sumber daya manusia.

Page 94: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

d. Subsektor kehutanan

Untuk menjaga keberlanjutan produksi dari subsektor kehutanan ini,

program-program utama yang dilakukan pemerintah adalah program reboisasi,

penghijauan dan program rehabilitasi lahan.

e. Subsektor perikanan

Subsektor perikanan merupakan salah satu sumber devisa bagi ekspor

komoditi non migas. Namun, penghasilan dari subsektor ini masih berasal

dari penjualan produk primer atau produk yang belum diolah. Hal ini

menunjukkan bahwa pemanfaatan sumber daya hayati laut masih belum

optimal. Beberapa faktor yang menjadi kendala adalah terbatasnya modal

investasi, kurangnya penguasaan iptek dan tenaga ahli perikanan/kelautan,

serta iklim usaha yang belum mendukung industri perikanan yang maju.

Dalam rangka meningkatkan produksi subsektor perikanan untuk memenuhi

kebutuhan pangan dan gizi masyarakat, pemerintah telah mengusahakan

peningkatan mutu intensifikasi melalui perbaikan teknologi produksi dan

manajemen penyuluhan balai benih dan pembangunan baru atau rehabilitasi

pelabuhan perikanan, pusat pendaratan ikan dan saluran tambak. Sedangkan

untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas perikanan, aspek sumber daya

manusia (petani ikan, nelayan, dan pengusaha), penyerapan teknologi (baik

teknologi penangkapan maupun teknologi budi daya), dan manajemen usaha

memegang peranan yang sangat penting sehingga efisiensi dalam

meningkatkan kesejahteraan, khususnya nelayan atau petani ikan.

Page 95: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

Pengeluaran rutin juga berpengaruh positif terhadap produktivitas sektor

pertanian karena anggaran rutin ini digunakan untuk meningkatkan efisiensi,

efektivitas, dan meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat, diantaranya

melalui peningkatan kemampuan aparatur pemerintah, pemanfaatan secara

optimal biaya operasional dan pemeliharaan, serta penghapusan subsidi secara

bertahap. Pengeluaran rutin yang secara umum meningkat tiap tahunnya

disebabkan oleh semakin besarnya organisasi, tugas, dan fungsi pemerintah dalam

pelaksanaan operasional pemerintahan dan tugas-tugas pembangunan.

Peningkatan tersebut juga berkaitan erat dengan semakin besarnya kebutuhan

pembiayaan yang diperlukan untuk pembiayaan aparatur pemerintah pusat dan

daerah, pembiayaan operasional dan pemeliharaan, pembiayaan untuk

pembayaran bunga dan cicilan hutang luar negeri, serta pembiayaan yang

diperlukan untuk mendukung dan menunjang berbagai program pemerintah yang

ditujukan untuk membangun sektor pertanian.

Page 96: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari tahun 1990 sampai dengan tahun 2006, belanja negara untuk sektor

pertanian, yang terdiri dari pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan,

secara umum meningkat. Selama kurun waktu ini juga, anggaran yang

dialokasikan untuk pengeluaran pembangunan di sektor pertanian lebih besar

daripada untuk pengeluaran rutinnya.

Dari tahun 1990 sampai dengan 2006, Produk Domestik Bruto (PDB) dan

produktivitas sektor pertanian terus meningkat. Namun, nilai PDB dan

produktivitas sektor pertanian ini lebih rendah daripada sektor industri pengolahan

dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Sedangkan untuk penyerapan tenaga

kerja, sektor pertanian masih merupakan sektor ekonomi dengan tingkat

penyerapan tenaga kerja tertinggi jika dibandingkan dengan sektor-sektor

ekonomi lainnya.

Dari hasil pengujian ekonometrik terbukti bahwa dari tahun 1990 sampai

dengan tahun 2006 belanja negara berupa pengeluaran rutin dan pengeluaran

pembangunan berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas sektor

pertanian. Dari kedua jenis belanja negara ini, dampak yang diberikan oleh

pengeluaran pembangunan terhadap produktivitas pertanian lebih besar daripada

dampak pengeluaran rutinnya.

Page 97: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

5.2. Saran

Sebaiknya pemerintah tidak hanya memperhatikan kuantitas anggaran yang

ditujukan untuk sektor pertanian, tetapi juga memperhatikan kualitasnya. Akan

lebih baik apabila pengeluaran rutin difokuskan untuk membiayai pos-pos

pembiayaan yang lebih berkaitan erat dengan peningkatan produktivitas pertanian

dan pengeluaran pembangunan difokuskan untuk program-program yang

produktif, yaitu program-program yang nilai produksinya lebih besar daripada

nilai investasinya.

Dibutuhkan suatu usaha yang mampu menciptakan penambahan output sektor

pertanian, yaitu misalnya dengan cara meningkatkan investasi dan memanfaatkan

sumber daya alam secara optimal dengan mengembangkan faktor teknologi

industri yang berorientasi pada pertanian serta membangun tenaga kerja yang

terampil dan unggul agar produktivitas di sektor pertanian meningkat.

Perlu dilakukan efisiensi pembiayaan untuk pos-pos pembiayaan pada

pengeluaran rutin, sehingga dana anggaran dapat lebih difokuskan pada

pengeluaran pembangunan di sektor pertanian.

Page 98: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

DAFTAR PUSTAKA

Allcott, H., Lederman D., dan Lopéz, R. 2006. Political Institutions, Inequality,

and Agricultural Growth: The Public Expenditure Connection. World Bank Working Paper. 3902: 23-25.

Badan Pusat Statistik. 1982. Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia 1982. Badan

Pusat Statistik, Jakarta. ---------. 1986. Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia: Agustus 1986. Badan Pusat

Statistik, Jakarta. ---------. 1987. Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia 1987. Badan Pusat Statistik,

Jakarta. ---------. 1988. Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia 1988. Badan Pusat Statistik,

Jakarta. ---------. 1989. Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia 1989. Badan Pusat Statistik,

Jakarta. ---------. 1991. Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia 1991. Badan Pusat Statistik,

Jakarta. ---------. 1992. Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia 1992. Badan Pusat Statistik,

Jakarta. ---------. 1993. Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia 1993. Badan Pusat Statistik,

Jakarta. ---------. 1994. Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia 1994. Badan Pusat Statistik,

Jakarta. ---------. 1996. Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia 1996. Badan Pusat Statistik,

Jakarta. ---------. 1997. Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia: Agustus 1997. Badan Pusat

Statistik, Jakarta. ---------. 1998. Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia: Agustus 1998. Badan Pusat

Statistik, Jakarta.

Page 99: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

---------. 1999. Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia: Agustus 1999. Badan Pusat Statistik, Jakarta.

---------. 2000. Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia: Agustus 2000. Badan Pusat

Statistik, Jakarta. ---------. 2001. Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia: Agustus 2001. Badan Pusat

Statistik, Jakarta. ---------. 2002. Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia: Agustus 2002. Badan Pusat

Statistik, Jakarta. ---------. 2003. Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia: Agustus 2003. Badan Pusat

Statistik, Jakarta. ---------. 2004. Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia: Agustus 2004. Badan Pusat

Statistik, Jakarta. ---------. 2006. Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia: Agustus 2006. Badan Pusat

Statistik, Jakarta. ---------. 2007. Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia: Agustus 2007. Badan Pusat

Statistik, Jakarta. ---------. 2008. Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia: Agustus 2008. Badan Pusat

Statistik, Jakarta. ---------. 1993. Laporan Perekonomian Indonesia 1993. Badan Pusat Statistik,

Jakarta. ---------. 1994. Laporan Perekonomian Indonesia 1994. Badan Pusat Statistik,

Jakarta. ---------. 1995. Laporan Perekonomian Indonesia 1995. Badan Pusat Statistik,

Jakarta. ---------. 1996. Laporan Perekonomian Indonesia 1996. Badan Pusat Statistik,

Jakarta. ---------. 1997. Laporan Perekonomian Indonesia 1997. Badan Pusat Statistik,

Jakarta. ---------. 1998. Laporan Perekonomian Indonesia 1998. Badan Pusat Statistik,

Jakarta.

Page 100: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

---------. 1999. Laporan Perekonomian Indonesia 1999. Badan Pusat Statistik, Jakarta.

---------. 2000. Laporan Perekonomian Indonesia 2000. Badan Pusat Statistik,

Jakarta. ---------. 2001. Laporan Perekonomian Indonesia 2001. Badan Pusat Statistik,

Jakarta. ---------. 2005. Laporan Perekonomian Indonesia 2005. Badan Pusat Statistik,

Jakarta. ---------. 2006. Laporan Perekonomian Indonesia 2006. Badan Pusat Statistik,

Jakarta. ---------. 1992. Pendapatan Nasional Indonesia 1986-1991. Badan Pusat Statistik,

Jakarta. ---------. 1993. Pendapatan Nasional Indonesia 1987-1992. Badan Pusat Statistik,

Jakarta. ---------. 1994. Pendapatan Nasional Indonesia 1988-1993. Badan Pusat Statistik,

Jakarta. ---------. 1995. Pendapatan Nasional Indonesia 1993-1994. Badan Pusat Statistik,

Jakarta. ---------. 1996. Pendapatan Nasional Indonesia 1993-1995. Badan Pusat Statistik,

Jakarta. ---------. 1998. Pendapatan Nasional Indonesia 1994-1997. Badan Pusat Statistik,

Jakarta. ---------. 1999. Pendapatan Nasional Indonesia 1995-1998. Badan Pusat Statistik,

Jakarta. ---------. 2002. Pendapatan Nasional Indonesia 1995-1998. Badan Pusat Statistik,

Jakarta. ---------. 2003. Pendapatan Nasional Indonesia 1999-2002. Badan Pusat Statistik,

Jakarta. ---------. 2004. Pendapatan Nasional Indonesia 2000-2003. Badan Pusat Statistik,

Jakarta.

Page 101: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

---------. 2005. Pendapatan Nasional Indonesia 2001-2004. Badan Pusat Statistik, Jakarta.

---------. 2006. Pendapatan Nasional Indonesia 2002-2005. Badan Pusat Statistik,

Jakarta. ---------. 2007. Pendapatan Nasional Indonesia 2003-2006. Badan Pusat Statistik,

Jakarta. ---------. 2008. Pendapatan Nasional Indonesia 2004-2007. Badan Pusat Statistik,

Jakarta. ---------. 2002. Proyeksi Angkatan Kerja Indonesia 2003-2010. Badan Pusat

Statistik, Jakarta. ---------. 1985. Statistik Indonesia 1985. Badan Pusat Statistik, Jakarta. ---------. 1986. Statistik Indonesia 1986. Badan Pusat Statistik, Jakarta. ---------. 1990. Statistik Indonesia 1990. Badan Pusat Statistik, Jakarta. ---------. 1991. Statistik Indonesia 1991. Badan Pusat Statistik, Jakarta. ---------. 1995. Statistik Indonesia 1995. Badan Pusat Statistik, Jakarta. ---------. 2005. Statistik Indonesia 2005/2006. Badan Pusat Statistik, Jakarta. ---------. 2008. Statistik Indonesia 2008. Badan Pusat Statistik, Jakarta. Bank Dunia. 2009. Indonesia Agriculture Public Spending and Growth. Bank

Dunia, Jakarta. Darsono. 2009. Analisis Keefektifan Kebijakan Fiskal terhadap Kinerja Sektor

Pertanian dengan Penekanan pada Agroindustri di Indonesia. Disertasi. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Departemen Keuangan. 1986. Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 1986/1987. Departemen Keuangan, Jakarta.

---------. 1987. Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara Tahun 1987/1988. Departemen Keuangan, Jakarta. ---------. 1988. Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara Tahun 1988/1989. Departemen Keuangan, Jakarta.

Page 102: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

---------. 1989. Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 1989/1990. Departemen Keuangan, Jakarta.

---------. 1990. Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara Tahun Anggaran 1990/91. Departemen Keuangan, Jakarta.

---------. 1991. Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara Tahun Anggaran 1991/92. Departemen Keuangan, Jakarta.

---------. 1992. Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara Tahun Anggaran 1992/93. Departemen Keuangan, Jakarta.

---------. 1993. Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara Tahun Anggaran 1993/94. Departemen Keuangan, Jakarta.

---------. 1994. Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara Tahun Anggaran 1994/95. Departemen Keuangan, Jakarta.

---------. 1995. Nota Keuangan dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

Tahun Anggaran 1995/1996. Departemen Keuangan, Jakarta. ---------. 1996. Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara Tahun Anggaran 1996/1997. Departemen Keuangan, Jakarta.

---------. 1997. Nota Keuangan dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

Tahun Anggaran 1997/1998. Departemen Keuangan, Jakarta. ---------. 1998. Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara Tahun Anggaran 1998/1999. Departemen Keuangan, Jakarta.

---------. 1999. Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara Tahun Anggaran 1999/2000. Departemen Keuangan, Jakarta.

---------. 2000. Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara Tahun Anggaran 2000. Departemen Keuangan, Jakarta. ---------. 2001. Nota Keuangan dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

Tahun Anggaran 2001. Departemen Keuangan, Jakarta.

Page 103: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

---------. 2002. Nota Keuangan dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

19 Tahun 2001 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2002. Departemen Keuangan, Jakarta.

---------. 2003. Nota Keuangan dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

29 Tahun 2002 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2003. Departemen Keuangan, Jakarta.

---------. 2004. Nota Keuangan dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

28 Tahun 2003 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2004. Departemen Keuangan, Jakarta.

---------. 2005. Nota Keuangan dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

36 Tahun 2004 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2005. Departemen Keuangan, Jakarta.

---------. 2006. Nota Keuangan dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

14 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2005 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2006. Departemen Keuangan, Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Ensiklopedi Nasional Indonesia. P.T.

Delta Pamungkas, Jakarta. Departemen Pertanian. 2008. Kinerja Pembangunan Sektor Pertanian Tahun

2007. Departemen Pertanian, Jakarta. Fox, J. 2002. Robust Regression: Appendix to An R and S-Plus Companion to

Applied Regression . http://cran.r-project.org/doc/contrib/Fox-Companion/appendix-robust-regression.pdf [31 Agustus 2009]

Fuglie, K. O. 2003. Productivity Growth in Indonesian Agriculture, 1961-2000.

ht tp: / /www.google .com/2003_fugl ie . pdf [9 Agus tus 2009] Gujarati, D. 1978. Ekonometrika Dasar. Erlangga, Jakarta. Herliana, L. 2004. Peranan Sektor Pertanian dalam Perekonomian Indonesia:

Analisis Dekomposisi Sistem Neraca Sosial Ekonomi. Tesis Magister Sains. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Kalangi, L. S. 2006. Peranan Investasi di Sektor Pertanian dan Agroindustri

dalam Penyerapan Tenaga Kerja dan Distribusi Pendapatan [Tesis]. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Page 104: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

Moreno-Dodson, B. 2008. Assessing the Impact of Public Spending on Growth: An Empirical Analysis for Seven Fast Growing Countries. World Bank Working Paper. 4663: 4, 22, 26-27 .

Rahardjo, M. D. 1986. Transformasi Pertanian: Industrialisasi dan Kesempatan

Kerja. UI Press. Jakarta. Sinungan, M. 1995. Produktivitas: Apa dan Bagaimana. Bina Aksara, Jakarta. Soekartawi. 1995. Pembangunan Pertanian. P.T. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Todaro, M. P. dan Smith, S. C. 2003. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga.

Erlangga, Jakarta.

Page 105: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

LAMPIRAN

Page 106: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

Lampiran 1 Perubahan Perincian Belanja Negara untuk Sektor Pertanian

Tahun 1990-2006

Tahun Perincian untuk Sektor Perincian untuk Subsektor

1990-1993 Sektor Pertanian dan Pengairan

1. Subsektor Pertanian

2. Subsektor Pengairan

1994-2000 Sektor Pertanian dan Kehutanan + Sektor

Pengairan

Sektor Pertanian dan Kehutanan

1. Subsektor Pertanian

2. Subsektor Kehutanan

Sektor Pengairan 1. Subsektor Pengembangan Sumber Daya Air

2. Subsektor Irigasi

2001-2004

Sektor Pertanian, Kehutanan, Kelautan, dan

Perikanan + Sektor Pengairan

Sektor Pertanian, Kehutanan, Kelautan, dan Perikanan

1. Subsektor Pertanian

2. Subsektor Kehutanan

3. Subsektor Kelautan & Perikanan

Sektor Pengairan 1. Subsektor Pengembangan dan Pengelolaan Pengairan 2. Subsektor Pengembangan dan Pengelolaan Sumber-sumber Air

2005-2006 Berdasarkan Organisasi dan Fungsi

Organisasi

1. Departemen Pertanian

2. Departemen Kehutanan

3. Departemen Kelautan dan Perikanan

Fungsi : Ekonomi 1. Subfungsi Pertanian, Kehutanan, Perikanan, dan Kelautan

2. Subfungsi Pengairan Sumber: Departemen Keuangan, 1990-2006

Page 107: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

Lampiran 2 Produk Domestik Bruto Nasional Berdasarkan Harga Konstan 1983

(dalam milyar Rupiah)

Lapangan Usaha Harga Konstan 1983

1990 1991 1992 1993

Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan 22356.90 22714.80 24225.50 24569.30

Pertambangan dan Penggalian 17531.70 19317.00 18957.70 19370.30

Industri Pengolahan 22336.90 24585.00 26963.60 29484.40

Listrik, Gas, dan Air Bersih 725.70 842.80 928.20 1022.30

Bangunan 6672.90 7423.70 8223.60 9222.50

Perdagangan, Hotel, dan Restoran 18568.60 19576.20 21009.10 22850.10

Pengangkutan dan Komunikasi 6367.90 6869.40 7554.90 8302.20

Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 4893.80 5535.10 6255.70 7069.60

Sewa Rumah 2998.80 3119.70 3249.30 3411.10

Pemerintahan dan Pertahanan 8783.30 9052.10 9320.00 9508.80

Jasa-Jasa 3980.80 4189.40 4497.20 4896.50

PDB dengan Migas 115217.30 123225.20 131184.80 139707.10

Sumber: BPS, 1990-1993

Page 108: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

Lampiran 3 Produk Domestik Bruto Nasional Berdasarkan Harga Konstan 1993

(dalam milyar Rupiah)

Lapangan Usaha

Harga Konstan 1993

1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001

(1) 58963.40 59291.20 61885.20 63827.80 64468.00 63609.50 64985.30 66208.90 67318.50

(2) 31497.30 33261.60 35502.20 37739.40 38538.20 37474.00 36865.80 38896.40 39401.30

(3) 73556.30 82649.00 91637.10 102259.70 107629.70 95320.60 99058.50 104986.90 108272.30

(4) 3290.20 3702.70 4291.90 4876.80 5479.90 5646.10 6112.90 6574.80 7111.90

(5) 22512.90 25857.50 29197.80 32923.70 35346.40 22465.30 22035.60 23278.70 24308.20

(6) 55297.60 59504.10 64230.80 69475.00 73523.80 60130.70 60093.70 63498.30 65824.60

(7) 23248.90 25188.60 27328.60 29701.10 31782.50 26975.10 26772.10 29072.10 31338.90

(8) 28047.80 30901.00 34313.00 36384.20 38543.00 28278.70 26244.60 27449.40 28932.30

(9) 33361.40 34285.10 35405.80 36610.20 37934.50 36475.00 37184.00 38051.50 39245.40

PDB dengan Migas

329775.80 354640.80 383792.40 413797.90 433246.00 376375.00 379352.50 398017.00 411753.40

Sumber: BPS, 1993-2001

Keterangan:

(1) Pertanian, Peternakan, Kehutanan,

dan Perikanan

(2) Pertambangan dan Penggalian

(3) Industri Pengolahan

(4) Listrik, Gas, dan Air Bersih

(5) Bangunan

(6) Perdagangan, Hotel, dan Restoran

(7) Pengangkutan dan Komunikasi

(8) Keuangan, Persewaan, dan Jasa

Perusahaan

(9) Jasa-Jasa

Page 109: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

Lampiran 4 Produk Domestik Bruto Nasional Berdasarkan Harga Konstan 2000

(dalam milyar Rupiah)

Lapangan Usaha Harga Konstan 2000

2001 2002 2003 2004 2005 2006

Pertanian, Peternakan,

Kehutanan dan Perikanan 225685.70 231613.50 240387.30 247163.60 253881.70 262402.80

Pertambangan dan

Penggalian 168244.30 169932.00 167603.80 160100.50 165222.60 168028.90

Industri Pengolahan 398323.90 419387.80 441754.90 469952.40 491561.40 514100.30

Listrik, Gas dan Air Bersih 9058.30 9868.20 10349.20 10897.60 11584.10 12251.10

Bangunan 80080.40 84469.80 89621.80 96334.40 103598.40 112233.60

Perdagangan, Hotel dan

Restoran 234273.00 243266.60 256516.60 271142.20 293654.00 312520.80

Pengangkutan dan

Komunikasi 70276.10 76173.10 85458.40 96896.70 109261.50 124975.70

Keuangan, Persewaan dan

Jasa Perusahaan 123085.50 131523.00 140374.40 151123.30 161252.20 170074.30

Jasa-Jasa 133957.40 138982.40 145104.90 152906.10 160799.30 170705.40

PDB dengan Migas 1442984.60 1505216.40 1577171.30 1656516.80 1750815.20 1847292.90

Sumber: BPS, 2001-2006

Page 110: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

Lampiran 5 Penyerapan Angkatan Kerja Tiga Sektor Ekonomi dengan Kontribusi

Terbesar terhadap PDB Selama Tahun 1990-2006 (dalam persen)

Tahun AK Nasional

AK Pertanian

Sektor Pertanian,

Peternakan, Kehutanan,

dan Perikanan

(%)

AK Industri

Sektor Industri

Pengolahan (%)

AK Perdagangan

Sektor Perdagangan,

Hotel, dan Restoran (%)

1990 75850580 42378309 55.87 7693263 10.14 11067357 14.59

1991 76423179 41205791 53.92 7946350 10.40 11430655 14.96

1992 78518372 42153205 53.69 8255496 10.51 11746813 14.96

1993 79200542 40071850 50.60 8784295 11.09 12508070 15.79

1994 82038109 37857499 46.15 10840195 13.21 13967234 17.03

1995 80110060 35233270 43.98 10127047 12.64 13883682 17.33

1996 85701813 37720251 44.01 10773038 12.57 16102552 18.79

1997 87049756 35848631 41.18 11214822 12.88 17221184 19.78

1998 87672449 39414765 44.96 9933622 11.33 16814233 19.18

1999 88816859 38378133 43.21 11515955 12.97 17529099 19.74

2000 89837730 40676713 45.28 11641756 12.96 18489005 20.58

2001 90807417 39743908 43.77 12086122 13.31 17469129 19.24

2002 91647166 40633627 44.34 12109997 13.21 17795030 19.42

2003 90784917 42001437 46.26 10927342 12.04 16845995 18.56

2004 93722036 40608019 43.33 11070498 11.81 19119156 20.40

2005 94948118 41814197 44.04 11652406 12.27 18896902 19.90

2006 95456935 40136242 42.05 11890170 12.46 19215660 20.13

Sumber: BPS, 1990-2006 (diolah)

Page 111: KETERKAITAN ANTARA ALOKASI ANGGARAN DAN KINERJA … · sektor pertanian serta menganalisis hubungan antara belanja negara untuk sektor ... Fakultas Ekonomi dan Manajemen, yang merupakan

Lampiran 6 Rumus-Rumus Pelengkap

(1) Konversi Nilai PDB Harga Konstan 1983 menjadi PDB Harga Konstan 1993:

���L�: � MNOLP�QR� ; S � �MNO �P:�MNO�PTU�

MNO�PTU

Keterangan: ���� = PDB Harga Konstan 1983

���L = PDB Harga Konstan 1993

(2) Konversi Nilai PDB Harga Konstan 1993 menjadi PDB Harga Konstan 2000:

�������: �MNO���P�QR�

; S ��MNOLP:�MNOLPTU�

MNOLPTU

Keterangan: ���L = PDB Harga Konstan 1993

������ = PDB Harga Konstan 2000

(3) Kontribusi Sektor terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)

VWX�YZ[\]Z� MNO�<*9�JH

MNO�CJ�FE�^�!__

(4) Laju Pertumbuhan Sektor

ab\���Y�\([\caX��MNOP:�MNOPTU�

MNOPTU�^�!__

Keterangan: t = tahun tertentu

t-1 = tahun sebelumnya