keterikatan pengusaha pada hukum syara

3
1 PENGUSAHA MUSLIM Keterikatan Pengusaha Pada Hukum Syara' F Beberapa waktu lalu, dalam sebuah seminar yang dihadiri para pengusaha muslim yang nara sumbernya seorang pakar dalam bidang ekonomi Islam dan sekaligus seorang ustadz, ada seorang peserta ini berkata, “Sebenarnya kalau melihat realita saat ini, hampir mustahil ada seorang pengusaha muslim yang sukses yang tidak terlibat dengan riba !” Mengejutkan, dan pembaca boleh setuju, boleh juga tidak. Tetapi setidaknya pernyataan itu bisa menjadi bahan introspeksi bagi kita umat Muslim-- jangan-jangan ada benarnya juga. Di era yang serba terbuka ini, setiap orang bisa memilih apapun yang ia inginkan dengan berbagai cara yang ia bisa lakukan tanpa terkecuali. Dari cara yang paling halus hingga cara yang paling kasar. Dari cara yang paling santun sampai cara yang paling licik. Semuanya bisa kita pilih. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah apa sesungguhnya yang harus dipilih oleh seorang pengusaha Muslim dalam menjalankan setiap langkah bisnisnya ? Selalu Taat Adalah Pilihan Orang bijak mengatakan, “Hidup ini sesungguhnya adalah pilihan-pilihan”. Dalam Islam, hidup di dunia ini lebih dari sekedar pilihan. Karena ia juga menjadi alat ukur tingkat keimanan seseorang. Pilihan-pilihan seseorang terhadap cara hidup menunjukkan orientasi keimanannya. Seorang pengusaha yang tidak pernah peduli dengan halal haram dalam praktik bisnisnya, menunjukkan setingkat itulah keimanannya pada hukum-hukum Islam, sekaligus menunjukkan tingkat keimanannya pada Allah serta Rasul-Nya, dan memperlihatkan setinggi itulah tingkat ketaatannya. Untuk selalu dalam ketaatan, dituntut memiliki sedikitnya 3

Upload: luthfi-auliya-rabbani

Post on 30-Jun-2015

26 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Keterikatan Pengusaha Pada Hukum Syara

1PENGUSAHA MUSLIM

Keterikatan Pengusaha Pada Hukum Syara'

FBeberapa waktu lalu, dalam sebuah seminar yang dihadiri para pengusaha muslim yang nara sumbernya seorang pakar dalam bidang ekonomi Islam dan sekaligus seorang ustadz, ada seorang peserta ini berkata, “Sebenarnya kalau melihat realita saat ini, hampir mustahil ada seorang pengusaha muslim yang sukses yang tidak terlibat dengan riba !” Mengejutkan, dan pembaca boleh setuju, boleh juga tidak. Tetapi setidaknya pernyataan itu bisa menjadi bahan introspeksi bagi kita umat Muslim-- jangan-jangan ada benarnya juga.

Di era yang serba terbuka ini, setiap orang bisa memilih apapun yang ia inginkan dengan berbagai cara yang ia bisa lakukan tanpa terkecuali. Dari cara yang paling halus hingga cara yang paling kasar. Dari cara yang paling santun sampai cara yang paling licik. Semuanya bisa kita pilih. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah apa sesungguhnya yang harus dipilih oleh seorang pengusaha Muslim dalam menjalankan setiap langkah bisnisnya ? Selalu Taat Adalah Pilihan

Orang bijak mengatakan, “Hidup ini sesungguhnya adalah pilihan-pilihan”. Dalam Islam, hidup di dunia ini lebih dari sekedar pilihan. Karena ia juga menjadi alat ukur tingkat keimanan seseorang. Pilihan-pilihan seseorang terhadap cara hidup menunjukkan orientasi keimanannya. Seorang pengusaha yang tidak pernah peduli dengan halal haram dalam praktik bisnisnya, menunjukkan setingkat itulah keimanannya pada hukum-hukum Islam, sekaligus menunjukkan tingkat keimanannya pada Allah serta Rasul-Nya, dan memperlihatkan setinggi itulah tingkat ketaatannya.

Untuk selalu dalam ketaatan, dituntut memiliki sedikitnya 3 hal yang saling terkait. Yaitu pemahaman (mindset), ilmu (pengetahuan), dan konsistensi. Satu saja diantara ketiganya hilang, akan mengakibatkan ketimpangan.

Mengapa Harus Taat ?

Pertama, Islam adalah agama (ad-diin) sekaligus seperangkat aturan hidup (an-nidzom) yang lengkap. Meliputi semua aspek perbuatan manusia secara menyeluruh, sebagaimana disampaikan Allah swt dalam QS. Al-Maidah: 3,

��و�م �ي �م�ل�ت# ال ك� #م� أ �ك #م� ل �ك �م�م�ت# د-ين ت

� #م� و�أ �ك �ي -ع�م�ت-ي ع�ل ض-يت# ن �و�ر #م# �ك الم� ل �>ا اإلس د-ين

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan

Page 2: Keterikatan Pengusaha Pada Hukum Syara

2PENGUSAHA MUSLIM

kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu...”

Demikian pula di dalam QS. An-Nahl: 89

�ا �ن ل �ز= �ك� و�ن �ي �اب� ع�ل -ت �ك >ا ال �ان �ي -ب #لB ت -ك ءD ل �ي �ح�م�ة> و�ه#د>ى ش �و�ر ى �ر �#ش -م-ين� و�ب ل ��م#س -ل ل

“Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.…”

Dengan dua ayat di atas, maka Islam tidak memberikan peluang bagi siapa pun untuk terlepas dari ketaatan terhadap hukum syara.

Kedua, diturunkannya Islam dengan mengutus Muhammad saw sebagai Rasul-Nya adalah agar memperoleh rahmat bagi seluruh alam. Allah swt berfirman: “Tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad) kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam” [TQS. Al-Anbiya: 107]. Artinya, rahmat tidak akan turun kecuali hambaNya selalu dalam ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya, demikian para mufasir mengartikan ayat di atas.

Ketiga, Allah menjanjikan pahala yang besar bagi siapa saja yang selalu taat kepada-Nya. Dalam al Qur’an Allah berfirman,

-ال =ذ-ين� إ #وا ال #وا آم�ن -ح�ات- و�ع�م-ل �ه#م� الص=ال �ج�ر] ف�ل �ر# أ #ونD غ�ي م�م�ن“…kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih, bagi mereka pahala

yang tiada putus-putusnya. [TQS. At-Tin: 6]

Keempat, dalam dimensi keduniawian, ketaatan kepada perintah dan larangan Allah (hukum syara’) akan memberikan ketenangan dan ketentraman bagi para pebisnis. Ia dapat merasakan nikmatnya manfaat dari hasil bisnis yang ia telah lakukan secara benar.

Kelima, setiap Muslim seyogyanya selalu taat karena Islam menggariskan kaidah: ‘Hukum asal perbuatan manusia adalah terikat dengan hukum syariat’.

Semoga kita termasuk hamba Allah, para pengusaha yang senantiasa dalam ketaatan kepada Allah di setiap tarikan nafas, baik kala kita membuat rencana bisnis, melakukan penjualan, memenangkan negosiasi, maupun saat memberikan layanan terbaik kepada para mitra bisnis kita. Amin.

Sejalan dengan visi dan misi hidup kita sebagai muslim terbaik, kini saatnya mengkritisi bisnis kita untuk memastikan agar dengannya kita selamat dan bahagia di dunia. Kita juga mesti memastikan agar bisnis kita menjadi salah satu wasilah kita menuju kehidupan bahagia di akherat kelak. Sebuah pekerjaan yang tidak ringan, terlebih dalam sistem hidup yang kapitalistik sekuler ini yang telah mencampakan aturan syariah sedemikian kejinya.

------------------

Page 3: Keterikatan Pengusaha Pada Hukum Syara

3PENGUSAHA MUSLIM

Disampaikan oleh Dra. Hj. Nurjanah Zain (Owner ZEYN BUSANA), pada Acara Milad MT Khairun-Nisaa, tanggal 9 Rabiul Akhir 1432 H.