kerjasama medical emergency rescue committee (mer-c...

39
Kerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C), Indonesia, dan Palestina dalam Penanganan Korban Konflik di Gaza SKRIPSI Sebagai persyaratan untuk mencapai derajat sarjana Hubungan Internasional Oleh: RIZKY TRI KURNIA PUTRA NIM D0412039 PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL & POLITIK SURAKARTA 2018

Upload: phunghuong

Post on 16-Aug-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C ...eprints.uns.ac.id/41983/1/D0412039_pendahuluan.pdfKerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C), Indonesia, dan Palestina

Kerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C), Indonesia, dan

Palestina dalam Penanganan Korban Konflik di Gaza

SKRIPSI

Sebagai persyaratan untuk mencapai derajat sarjana Hubungan Internasional

Oleh:

RIZKY TRI KURNIA PUTRA

NIM D0412039

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL & POLITIK

SURAKARTA

2018

Page 2: Kerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C ...eprints.uns.ac.id/41983/1/D0412039_pendahuluan.pdfKerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C), Indonesia, dan Palestina

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI

Judul Skripsi:

KERJASAMA MEDICAL EMERGENCY RESCUE COMMITTEE (MER-C),

INDONESIA, DAN PALESTINA DALAM PENANGANAN KORBAN

KONFLIK DI GAZA

Oleh:

RIZKY TRI KURNIA PUTRA

NIM. D0412039

Telah disetujui oleh Pembimbing

Jabatan Nama dan NIP/NIK Tanda Tangan Tanggal

Ketua Drs. Son Haji, M.Si.

NIP. 195912061988031004

Sekretaris Lukman Fahmi, S.IP, M.Si NIK. 1983112020130201

Penguji I Drs. IGN. Agung Satyawan, SE.,

S.Ikom., M.Si, Ph.D NIK. 195907081987021001

Surakarta,

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Prof. Dr. Ismi Dwi Astuti Nurhaeni, M.Si

NIP. 19610825 198601 2 001

Page 3: Kerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C ...eprints.uns.ac.id/41983/1/D0412039_pendahuluan.pdfKerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C), Indonesia, dan Palestina

Halaman Motto

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari

suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. dan hanya kepada

Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.”

(Q.S Al-Insyirah 6-8)

“Hidup merupakan sebuah perjalanan yang sangat panjang. Perjalanan panjang tersebut

harus dilalui dengan berbagai hal, baik kemudahan ataupun kesulitan. Namun, ketika kita

memutuskan untuk berhenti berjuang di tengah lika-liku kehidupan, maka sesungguhnya

hidup yang kita jalani sangatlah tidak berarti. Terus berjuang, buktikan bahwa kita mampu

menjadi pribadi yang lebih baik”

(Rizky Tri Kurnia Putra)

“In the time that we're here today, more women and children will die violently in the Darfur

region than in Iraq, Afghanistan, Palestine, Israel or Lebanon. So, after September 30, you

won't need the UN - you will simply need men with shovels and bleached white linen and

headstones.”

(George Clooney)

Page 4: Kerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C ...eprints.uns.ac.id/41983/1/D0412039_pendahuluan.pdfKerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C), Indonesia, dan Palestina

PERSEMBAHAN

Dengan segala rahmat serta limpahan karunia dari Allah SWT, dan atas

dukungan dari orang-orang yang penulis sayangi dan banggakan, akhirnya skripsi ini

dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu ucapan terimakasih dan karya ini

penulis persembahkan untuk:

Keluarga Peneliti, kepada orang tua tercinta (Almarhumah) Ibu Fanny Sri

Mulyani dan Bpk. Lulut Tri Martomo, kakak-kakak tersayang yang selalu

memberikan motivasi dan semangat. Terimakasih atas doa serta dukungan

moral dan materil yang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan

jenjang pendidikan sarjana di Universitas Sebelas Maret

Para sahabat dan teman-teman tersayang di Universitas Sebelas Maret

Khususnya untuk teman-teman seperjuangan HI UNS angkatan 2012,

terimakasih atas semangat dan kebersamaan yang diberikan selama penulis

menempuh perkuliahan. Special Mention untuk sahabat terdekat penulis

GIgih Unggul Halim Wicaksono, Alifa Rahmadia Putri, Cindi Puspita yang

selalu memberikan semangat dan ide penulisan bagi penulis. Dan Ira Putri

Wahyuni, Istri yang selalu memotivasi penulis di akhir masa perkuliahan yang

penulis jalani.

Teman-teman organisasi yang terus menginspirasi penulis, baik itu di BEM

FISIP, Himaters, dll. Teman-teman KKN Sampetan Ajik, Hendri, Ika,

Rindang, Heti, Grace, Ihdina, Ucil yang memberikan keceriaan dan inspirasi,

Staff Kementerian Luar Negeri RI, Staff Kedutaan Besar Palestina untuk

Indonesia dan Staff Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) yang

membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini, serta untuk teman-teman

di UNS yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.

Prodi Hubungan Internasional, Khususnya Bpk. Drs. Ignatius Agung

Satyawan, SE., S.Ikom., M.Si, Ph.D selaku pembimbing utama penuls

Universitas Sebelas Maret.

Page 5: Kerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C ...eprints.uns.ac.id/41983/1/D0412039_pendahuluan.pdfKerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C), Indonesia, dan Palestina

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatakan atas limpahan rahmat dan karunia Allah SWT

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Kerjasma Medical

Emergency Rescue Committee (MER-C), Indonesia dan Palestina Dalam

Penanganan Korban Konflik di Gaza dengan lancar dan tanpa ada halangan

yang berarti. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

mendapatkan gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Penyelesaian skripsi ini sendiri tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh

karenanya penulis dengan segala kerendahan hati ingin mengucapkan terima kasih

atas segala bantuan kepada berbagai pihak tersebut yaitu antara lain:

1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS selaku Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS)

Surakarta.

2. Prof. Dr. Ismi Dwi Astuti Nurhaeni, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Politik, Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta.

3. Prof. Dr. Andrik Purwasito, DEA selaku Ketua Program Studi Hubungan

Internasional dan Pembimbing Akademik, FISIP UNS

4. Drs. Ignatius Agung Satyawan, SE., S.Ikom., M.Si, Ph.D, selaku Dosen

Pembimbing Skripsi.

5. Dosen pengajar di Program Studi Hubungan Internasional UNS, antara lain:,

Leni Winarni S.IP, M.Si, Randhi Satria S.IP, M.A, Septyanto Galan Prakoso,

S.IP, M.Sc, Lukman Fahmi Djarwono S.IP, M.Si, Salieg Luki Munestri S.S,

M.A, Drs. Sonhaji, M.Si, Drs. Budiarjo, M.Si, Annisa Paramita Wiharani S.IP,

M.A, Muhammad Qobidl’ Ainul Arif S.IP, M.A, Andriko Sandria, SIP., MA dan

Alm. Prof. Drs. Totok Sarsito, SU, MA, Ph.D.

6. Narasumber dalam skripsi ini: Bpk. J.S. George Lantu, Bpk. Agus

Hidayatulloh, Ibu Rima dan Bpk. Taher Ahmad

7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Page 6: Kerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C ...eprints.uns.ac.id/41983/1/D0412039_pendahuluan.pdfKerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C), Indonesia, dan Palestina

ABSTRAK

RIZKY TRI KURNIA PUTRA, NIM D0412039, judul skripsi KERJASAMA

MEDICAL EMERGENCY RESCUE COMMITTEE, INDONESIA DAN

PALESTINA DALAM PENANGANAN KORBAN KONFLIK DI GAZA.

Program Studi Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik,

Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Peran Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) sebagai salah satu

NGO Indoensia yang memberikan bantuan untuk Palestina merupakan tujuan utama

dari penulisan ini. Adanya kerjasama MER-C selaku NGO dengan Pemerintah

Indonesia dan Palestina merupakan fokus setelahnya karena peran NGO tidak

mungkin lepas dari adanya pemerintah Indonesia sehingga sangat memungkinkan

adanya campur tangan pemerintah.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik

pengumpulan data berupa studi pustaka dan wawancara. Analisis data

menggunakan analisa data kualitatif yang terdiri dari tahap dokumentasi, penyajian

data dan penarikan kesimpulan. Validasi data menggunakan triangulasi sumber dan

teknik. Kerangka pemikiran penelitian ini berangkat dari analisis Humanitarianisme

dan kerjasama, baik kerjasama antara NGO dengan pemerintah pusat ataupun

kerjasama internasional antara Indonesia dan Palestina.

Humanitarianisme merupakan sebuah aksi kemanusiaan yang dilakukan baik

Negara, Non-Negara, ataupun individu. MER-C yang merupakan sebuah NGO

Indonesia yang bergerak dibidang medis telah melakukan sebuah aksi kemanusiaan

bagi masyarakat Palestina. Aksi yang dilakukan MER-C tidak terlepas dari adanya

peran Pemerintah Indonesia dan Palestina yang memberikan bantuan diplomasi

diranah Internasional. Bantuan yang diberkan MER-C yaitu berupa bantuan fisik

dan non-fisik tetapi tetap pada bidang medis yang cukup berpengaruh signifikan

bagi masyarakat Palestina khususnya Gaza dan Pemerintah Palestina itu sendiri.

Kata Kunci: Medical Emergency Resuce Committee (MER-C), Indonesia,

Palestina, NGO, Humanitarianisme, Kerjasama.

Page 7: Kerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C ...eprints.uns.ac.id/41983/1/D0412039_pendahuluan.pdfKerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C), Indonesia, dan Palestina

ABSTRACT

RZKY TRI KURNIA PUTRA, NIM D0412039, COOPERATION MEDICAL

EMERGENCY RESCUE COMMITTEE (MER-C) INDONESIA AND

PALESTINA IN PROVIDING ASSISTANCE FOR CONFLICT VICTIM’S IN

GAZA. Internatonal Relations Department, Faculty of Social and Political Science,

Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

The role of the Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) as one of the

Indonesian NGOs who provide assistance to Palestine is the main objective of this

resereach. The existence of MER-C cooperation as an NGO with the Government of

Indonesia and Palestine is the focus afterwards because the role of NGO can’t be

separated from the Indonesian government so it is possible to interfere from the

government.

This research uses qualitative approach with data collection technique in the

form of literature study and interview. Data analysis using qualitative data analysis

consisting of stage documentation, data presentation and conclusion. Validation of

data using source triangulation and technique. The framework of this research is

based on the analysis of Humanitarianism and cooperation, whether cooperation

between NGOs with central government or international cooperation between

Indonesia and Palestine.

Humanitarianism is a humanitarian action carried out by either State, Non-

State, or individual. MER-C, an Indonesian medical NGO engaged in a humanitarian

action for the Palestinian people. MER-C action can’t be separated from the role of

the Government of Indonesia and Palestine who provide diplomacy assistance as

International Non-Govermental actor. The assistance provided by MER-C in the

form of physical and non-physical assistance but still in the medical field is

significant enough for the Palestinian people especially Gaza and the Palestinian

Authority itself.

Keywords: Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), Indonesia, Palestina,

NGO, Humanitarianism, Cooperation.

Page 8: Kerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C ...eprints.uns.ac.id/41983/1/D0412039_pendahuluan.pdfKerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C), Indonesia, dan Palestina

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Tabel 1.1 Jumlah Korban Konflik ................................................................ 22

Gambar 1.1 Peta wilayah Palestina ............................................................... 23

Gambar 1.2 Kerangka Penelitian ................................................................. 24

Gambar 2.1 Struktur Orgnisasi MER-C ....................................................... 32

Gambar 2.2 Rumah Sakit Indonesia (RSI) Gaza, Palestina ....................... 45

Gambar 3.1 MoU Pembangunan Rumah Sakit Indonesia .......................... 71

Gambar 3.2 Wilayah Gaza Utara ................................................................... 73

Page 9: Kerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C ...eprints.uns.ac.id/41983/1/D0412039_pendahuluan.pdfKerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C), Indonesia, dan Palestina

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Transkrip Wawancara Taher Ahmad, Duta Besar Palestina

Lampiran 2 Transkrip Wawancara Agus Hidayatulloh, Staff KEMENLU

Lampiran 3 Transkrip Wawancara Rima M., MER-C Indonesia

Lampiran 4 Billboard of The Arab Peace Initiative In Streets of Israel

Lampiran 5 Arab Peace Initiative (dalam beberapa bahasa)

Page 10: Kerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C ...eprints.uns.ac.id/41983/1/D0412039_pendahuluan.pdfKerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C), Indonesia, dan Palestina

DAFTAR ISTILAH

PBB: Perserikatan Bangsa-Bangsa

HAMAS: Harakat al-Muqawwamatul Islamiyyah

NGO: Non-Govermental Organization

MER-C: Medical Emergency Rescue Committee

RSI: Rumah Sakit Indonesia

LBB: Liga Bangsa-Bangsa

AIPAC: American Israel Public Affairs Committee

CPMAJO: Conference of Presidents of Major American Jewish Organizations

PLO: Palestine Liberation Organization

PIFA: Palestinian-Indonesian Friendship Association

KTT: Konferensi Tingkat Tinggi

NAASP: New Asian African Strategic Partnership

SMEs: Small and Medium Enterprises

CSSR: Collapse Structure Search and Rescue

SECEM: School of Environmental Conservation and Ecotourism and Management

Page 11: Kerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C ...eprints.uns.ac.id/41983/1/D0412039_pendahuluan.pdfKerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C), Indonesia, dan Palestina

PERNYATAAN SKRIPSI OTENTIK

Yang bertanda-tangan di bawah ini saya:

Nama : RIZKY TRI KURNIA PUTRA

NIM : D0412039

Program Studi : Hubungan Internasional

Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa, dengan ini saya menyatakan dengan

sebenar-benarnya, bahwa skripsi saya berjudul: Kerjasama Medical

Emergency Rescue Committee (MER-C), Indonesian, dan Palestina

Dalam Penanganan Korban Konflik di Gaza, adalah karya penelitian otentik

karya saya sendiri, yang belum pernah diajukan oleh peneliti lain, baik untuk

memperoleh gelar kesarjanaan maupun di muat dalam artikel di Jurnal maupun di

surat kabar.

Seluruh kutipan, pendapat, opini dan tulisan yang ada dalam skripsi ini- selain

pendapat saya sendiri- mencantumkan sumbernya secara lengkap dan bertanggung

jawab serta ditulis dalam catatan akhir (end-note). Seluruh sumber referensi dan

wawancara ditulis dalam daftar pustaka.

Apabila kelak dikemudian hari, terbukti bahwa pernyataan saya ini tidak benar,

dan karya skripsi saya tidak otentik, maka saya bersedia menerima sanksi akademik

apapun, sampai pencabutan gelar yang saya peroleh berkat skripsi ini.

Surakarta,

Yang menyatakan,

Rizky Tri Kurnia Putra

NIM. D0412039

Page 12: Kerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C ...eprints.uns.ac.id/41983/1/D0412039_pendahuluan.pdfKerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C), Indonesia, dan Palestina

DAFTAR ISI

Halaman Sampul ......................................................................................... i

Halaman Pengesahan Pembimbing ........................................................... ii

Halaman Pengesahan Tim Penguji ............................................................ iii

Motto ............................................................................................................ iv

Persembahan ............................................................................................... v

Kata Pengantar ............................................................................................ vi

Abstrak ......................................................................................................... vii

Daftar Gambar & Tabel ............................................................................... ix

Daftar Lampiran ........................................................................................... x

Daftar Istilah ................................................................................................ xi

Surat Pernyataan Skripsi Otentik .............................................................. xii

Daftar Isi ...................................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ..................................................... 4

C. Tujuan dan Manfaat ........................................................................ 4

D. Studi Literatur .................................................................................. 5

E. Kerangka Konseptual ...................................................................... 10

F. Batasan Terminologi ........................................................................ 21

G. Kerangka Penelitian ......................................................................... 24

H. Metode Penelitian ............................................................................ 25

I. Sistematika Penulisan ..................................................................... 27

Page 13: Kerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C ...eprints.uns.ac.id/41983/1/D0412039_pendahuluan.pdfKerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C), Indonesia, dan Palestina

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

A. Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) ........................ 30

1. Misi ............................................................................................... 33

2. Program-program yang sedang berjalan .................................. 40

B. KONFLIK PALESTINA-ISRAEL .................................................... 46

C. HUBUNGAN DIPLOMATIK INDONESIA-PALESTINA ............. 56

BAB III PEMBAHASAN

A. Peran Pemerintah Indonesia-Palestina Dalam Misi MER-C ........ 64

B. Upaya Penanganan Korban Konflik Oleh MER-C ......................... 70

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ....................................................................................... 82

B. Saran ................................................................................................. 84

Daftar Pustaka

Lampiran

Page 14: Kerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C ...eprints.uns.ac.id/41983/1/D0412039_pendahuluan.pdfKerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C), Indonesia, dan Palestina

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perang yang terjadi di negara-negara timur tengah belakangan ini tidak hanya

menyebabkan jatuhnya korban militer saja namun juga warga sipil yang terdiri dari

wanita, anak-anak, dan juga lansia. Perang terjadi karena adanya gesekan

kepentingan para petinggi negara dan juga kepentingan suatu pihak yang terkadang

melupakan sisi kemanusiaan. Ketika peluru-peluru sudah ditembakan, hati nurani

dan jiwa kemanusiaan sering kali dilupakan.

Palestina merupakan sebuah bangsa kecil di dunia yang saat ini sedang

memperjuangkan eksistensinya di mata dunia dan juga sedang menocba melepaskan

diri dari penjajahan yang dilakukan Israel. Perjuangan bangsa Palestina sangat

tidaklah mudah karena meskipun mereka telah menyuarakan penderitaannya di

mata dunia, hampir sebagian besar negara-negara di dunia ini “tidak

memperdulikan” kehadiran mereka karena adanya kepentingan politik dunia.

Seperti yang telah kita ketahui bersama, Israel merupakan sekutu utama dari

Amerika Serikat di Timur Tengah. Amerika Serikat sangat mendukung hampir

sepenuhnya segala bentuk kegiatan militer Israel ke Palestina. Perserikatan Bangsa-

Bangsa (PBB) sebagai simbol perdamaian dunia pun tidak bisa terlalu banyak

bergerak bebas karena sering kali terjegal oleh kepentingan, salah satunya adalah

penolakan draft resolusi terkait penarikan pendudukan Israel di wilayah Palestina.1

Agresi Militer yang dilakukan oleh Israel pada tahun 2008-2009 ke Palestina

memberikan dampak yang luar biasa bagi warga Palestina. Lebih dari 2000 warga

sipil, baik wanita, anak-anak, ataupun orang tua turut menjadi korban atas agresi

Page 15: Kerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C ...eprints.uns.ac.id/41983/1/D0412039_pendahuluan.pdfKerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C), Indonesia, dan Palestina

tersebut.2 Israel sendiri setidaknya sudah melakukan 2 agresi militer yang besar

yaitu tahun 2008-2009 dan 2014. Agresi militer Israel ke Palestina Pertama yang

dikenal dengan Operasi “Coast Lead” pada 27 Desember 2008 – 20 Januari 2009,

melalui pemboman lewat udara maupun darat yang dilakukan Israel terhadap

Palestina di Jalur Gaza. Pada awalnya serangan ini ditujukan kepada pejuang

HAMAS, kelompok yang memperjuang kemerdakaan Palestina dari Israel. HAMAS

sendiri telah dicap sebagai organisasi teroris oleh Israel, Amerika Serikat dan Uni

Eropa namun bagi masyarakat Palestina, organisasi tersebut merupakan sebuah

organisasi perjuangan rakyat Palestina atas serangan Israel. Akibat serangan

tersebut, sekitar 1434 penduduk Palestina tewas menjadi korban. Korban penduduk

sipil berjumlah 960, 239 polisi dan 235 pejuang HAMAS tewas menjadi korban.

Penduduk sipil yang tewas terdiri dari 288 anak – anak, 121 wanita, dan 409

penduduk sipil selain wanita dan anak – anak. Menurut data dari Departemen

Kesehatan Palestina, korban luka mencapai 5303 yang terdiri dari 1606 anak – anak

dan 828 wanita.3

Pada Tanggal 13 Juli 2014, militer Israel melaporkan bahwa lebih dari 1.300

serangan udara Israel telah dilancarkan ke Gaza, sementara lebih dari 800 roket

telah ditembakkan dari Gaza ke Israel.4 Keesokan harinya, tanggal 14 Juli, Mesir

mengumumkan inisiatif gencatan senjata. Pemerintah Israel menerima usulan ini

dan menghentikan serangan untuk sementara pada pagi 15 Juli. Konflik ini

merupakan operasi militer paling mematikan yang pernah terjadi di Gaza. Meskipun

masih belum ada yang jelas terkait jumlah korban luka dan tewas.5 Menurut

Kementerian Kesehatan Gaza, 1.880 warga Palestina tewas dan 10.000 lainnya

cedera.6 Dari jumlah tersebut, 398 di antaranya adalah anak-anak, 207 wanita, dan

74 manula.7

Page 16: Kerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C ...eprints.uns.ac.id/41983/1/D0412039_pendahuluan.pdfKerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C), Indonesia, dan Palestina

Indonesia merupakan negara yang memiliki politik Luar Negeri “Bebas-Aktif”,

selalu mencoba menginisasi perdamaian dan meredakan konflik antar 2 negara

tersebut dan pada saat itu Pemerintahan Susilo Bambang Yudhono secara konsisten

mendukung perjuangan Palestina dalam memperjuangakan kemerdakaannya.8

Selain mendukung posisi Palestina di PBB, Indonesia pun aktif dalam memberikan

bantuan operasional kepada warga Palestina. Dengan adanya kerjasama dengan

NGO kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C), membangun

Rumah Sakit Indonesia di Gaza untuk memperbaiki kesehatan warga Gaza yang

menjadi korban konflik.9 Rumah Sakit Indonesia resmi berdiri pada tanggal 27

Desember 2015.Dibangun di sebuah puncak bukit di luar Jabalya, kamp pengungsi

terbesar di Gaza, Rumah Sakit Indonesia mulai beroperasi dan bisa melayani

300.000 penduduk yang tinggal di kawasan yang sering dilanda konflik itu.10

Kendati dalam pembangunannya banyak mengalami kesulitan karena konflik tetap

berlangsung selama proses pembangunan, itu tidak menghalangi Indonesia dan

Mer-C untuk melanjutkan proses pembangunan Rumah Sakit tersebut. Dengan

adanya Rumah Sakit tersebut, warga Palestina yang menjadi korban konflik bisa

mendapatkan penanganan kesehatan yang lebih baik.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Berlandaskan dari latar belakang yang penulis gambarkan diatas, dalam

penelitian ini penulis memfokuskan pada upaya Medical Emergency Rescue

Committee (Mer-C), Indonesia dan Palestina dalam upaya memberikan bantuan bagi

warga Palestina yang menjadi korban koflik di Gaza. Oleh karena itu, penulis

membuat rumusan masalah sebagai berikut:

Page 17: Kerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C ...eprints.uns.ac.id/41983/1/D0412039_pendahuluan.pdfKerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C), Indonesia, dan Palestina

Bagaimana Kerjasama Mer-C, Indonesia dan Palestina dalam Upaya

Memberikan bantuan terhadap korban konflik tahun 2009 di Bayt

Lahiya, Palestina ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1) Tujuan Penelitian

Adapaun tujuan dari penenlitian berdasarkan rumusan masalah yang ada

adalah sebagai berikut:

1) Untuk mengetahui bagaimana Peran Pemerintah Indonesia yang

bekerjasama dengan Mer-C dalam melakukan penanganan dan

memberikan bantuan terhadap korban konflik Israel-Palestina di Gaza.

2) Untuk mengetahui kendala dan permasalahan yang terjadi dalam

melakukan penanganan dan proses memberikan bantuan di wilayah

konflik, khususnya di wilayah Gaza.

3) Untuk memenuhi pesyaratan dalam menyelesaikan studi sarjana

Hubungan Internasional Universitas Sebelas Maret Surakarta

2) Maanfaat Penelitian

Adapaun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumber referensi bagi

akademisi, khususnya bagi mahasiswa dalam melakukan penelitian

terkait peran Organisasi Internasional

2) Diharapkan mampu menjadikan salah satu sumber bagi pelaku

Hubungan Internasional yang mungkin dapat merubah atau

memperbaiki situasi dunia kedepan

D. Studi Literatur

Page 18: Kerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C ...eprints.uns.ac.id/41983/1/D0412039_pendahuluan.pdfKerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C), Indonesia, dan Palestina

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mencoba untuk mendalami dari berbagai

sumber jurnal, artikel, dan skripsi yang membahas konflik dan dampaknya yang

terjadi. Adapaun beberapa jurnal, skripsi, atau artikel yang penulis gunakan

adalah sebagai berikut:

1) Buku Berjudul Foreign Aid and The Molding of The Palestinain Space.

Buku ini ditulis oleh Ayat Hamdan, dengan penerbit Bisan Center for

Research and Development di Ramallah, Palestina pada tahun 2011. Dalam

buku ini penulis menjelaskan bantuan-bantuan Internasional yang

diberikan kepada Palestina disaat sedang terjadi konflik. Bantuan-bantuan

tersebut diberikan kepada palestina dalam upaya untuk membantu

Palestina untuk membangun Palestina dari keterpurukan yang dialami.

Adapun beberapa penjelasan bantuan tersebut adalah bantuan yang

berikan dari beberepa lembaga internasional seperti NGO Non-Profit

Amerika International Relief and Development (IRD), America Near East

Refugee Aid (ANERA), dan lain sebagainya. Bantuan diberikan kepada

Palestina oleh beberapa lembaga NGO tersebut beragam dan mengarah ke

berbagai sektor, seperti kesehatan, pendidikan, pertanian, dan

infrastruktur. Mengarah dari buku tersebut, penulis ingin mencoba untuk

memahami apakah bentuk bantuan yang diberikan oleh Medical

Emergency Committee (MER-C) dapat memberikan perubahan yang

signifikan untuk Palestina, dalam hal ini adalah bantuan kesehatan baik

berupa fasilitas yaitu Rumah Sakit Indonesia yang berada di Gaza ataupun

tenaga medis yang dikirimkan oleh Indonesia yang bekerja sama dengan

Mer-C

2) Jurnal oleh Ica Wulansari Dosen FIKOM Universitas Budi Luhur Jakarta

yang berjudul “Komunikasi Internasional Dalam Upaya Mendukung

Page 19: Kerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C ...eprints.uns.ac.id/41983/1/D0412039_pendahuluan.pdfKerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C), Indonesia, dan Palestina

Palestina Sebagai Negara Yang Berdaulat.” Tulisan ini telah

dipresentasikan pada Call for Paper dan Konferensi Nasional ke-2

Komunikasi Indonesia Untuk Membangun Peradaban Bangsa di Bali, 16

April 2013. Tulisan ini telah dimuat dalam: Prosiding Identitas Indonesia

Dalam Televisi, Film dan Musik. Pusat Studi Komunikasi dan Bisnis

Program Pasca Sarjana Universitas Mercu Buana. Jakarta. Hal. 64-71. Heri

Budianto, Leila Mona Ganiem dan Dewi Sad Tanti (editor). 2013. Dalam

tulisan ini, penulis menjelaskan mengenai bentuk-bentuk implementasi

kerjasama antara Indonesia dan Palestina contohnya adalah Dukungan

Indonesia untuk peningkatan status Palestina sebagai negara non anggota

PBB telah dimulai pada tahun 2011. Pada Pertemuan Tingkat Menteri ke-16

GNB (Gerakan Non Blok) di Bali, tanggal 23-27 Maret 2011, Indonesia

mengusulkan penggalangan suara terhadap pengakuan Palestina sebagai

anggota PBB. GNB mendukung gagasan Indonesia melalui Non Alligned

Movement-NAM Ministerial Committee untuk penggalangan suara

terhadap pengakuan Palestina sebagai anggota PBB. Dalam penggalangan

suara tersebut, dukungan untuk negara Palestina mencapai 112 negara

Tulisan ini juga memuat bagaiamana proses bentuk Komunikasi

Internasional Indonesia kepada Palestina yaitu dengan memberikan

dukungan-dukungan terhadap upaya kemerdekaan yang selama ini

Palestina Perjuangkan. Adapun relevansi dengan penilitian yang

gambarkan dengan penelitian kali ini adalah bagaimana bentuk kerjasama

Indonesia dan Palestina

3) Jurnal oleh Saibatul Aslamiah yang berjudul: “Diplomasi Indonesia Dalam

Mendukung Palestina Menjadi Negara Peninjau Di PBB Tahun 2012”.

Dalam tulisan penulis menjelaskan bagaimana peran Indonesia di dunia

Page 20: Kerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C ...eprints.uns.ac.id/41983/1/D0412039_pendahuluan.pdfKerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C), Indonesia, dan Palestina

Internasional dalam mememberikan dukungannya terhadap Palestina dan

bagaimana implementasi dari Kebijakan Luar Negeri Indonesia yang

“Bebas-Aktif”, contohnya adalah ketika dimana Palestina mengakui

kemerdekaan Indonesia dan Indonesia pun mendukung perjuangan rakyat

Palestina agar terlepas dari belenggu penjajahan oleh Israel. Tahun 1974

Indonesia mengakui keberadaan PLO (Palestine Leberation Organization)

yang didirikan oleh Yasser Arafat sebagai representatif dari masyarakat

Palestina di kancah internasional. Tahun 1988 Palestina mendeklarasikan

kemerdekaannya pada 15 November di Aljiria, ibu kota Aljazair. Sehari

kemudian pada 16 November Indonesia mengakui kemerdekaan Palestina

dan juga menjalin hubungan diplomatik dengan Palestina. Sedangkan

Indonesia menolak untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Israel

selama negara Palestina masih dijajah.11

4) Jurnal oleh Suhartiningtyas Universitas Airlangga Surabaya yang berjudul:

“Analisa Kebijakan Presiden Abdurahman Wahid Untuk Membuka

Hubungan Diplomatik Dengan Israel Dalam Upaya Peduli Perdamaian

Palestina-Israel”. Dalam tulisan tersebut, penulis menjelaskan bagaimana

Diplomasi Indonesia saat masa pemerintahan Presiden Abdurahman

Wahid yang mecoba kembali membuka hubungan dengan Israel dengan

menjalain kerjasama ekonomi. Adapaun tujuan dari dibukanya kembali

hubungan tersebut karena Presiden Gus Dur merasa Inodnesia dapat

mendapatkan dari kerjasama mengingat lobi kuatnya Lobi Israel di dunia

Internasional. Abdurrahman Wahid sebelum, semasa, atau pasca

kedudukannya sebagai Presiden dikenal sebagai tokoh yang demikian

peduli akan persoalan Palestina-Israel. Persoalan Hak Azasi Manusia

(HAM) menjadi pertimbangan-pertimbangan dalam menjalankan berbagai

Page 21: Kerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C ...eprints.uns.ac.id/41983/1/D0412039_pendahuluan.pdfKerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C), Indonesia, dan Palestina

tindak kepeduliannya. Dibuktikan dalam berbagai pernyataannya yang

menyiratkan dan menyuratkan terkait dorongan untuk segera mengambil

langkah untuk perdamaian Palestina-Israel.12 Dalam tulisan ini, penulis

ingin mencoba menggali lebih dalam mengenai upaya apa saja yang

dilakukan selama masa Presiden Abdurahman Wahid dalam menginisiasi

perdamaian di Israel selama menjabat sebagai Presiden dan korelasi

selepas masa pemerintahannya.

Berdasarkan dari beberapa sumber yang penulis dapatkan, penulis ingin

mencoba menganalisa bagaimana upaya Indonesia dalam menjalin kerjasama

Trilateral antara NGO sebagai salah satu Stakeholder yang bertanggung jawab

memberikan bantuan, Pemerintah Indonesia sebagai fasilitator penghubung antar

negara dan pemerintah Palestina sebagai negara penerima dan juga melihat

pengaruh terhadap bantuan yang diberikan kepada Palestina mengingat banyak

sekali bentuk bantuan yang Indonesia berikan, tidak hanya dari pemerintah

Indonesia namun juga dari lembaga-lembaga non-pemerintahan (NGO), mulai

dari bantuan bantuan medis hingga infrastruktur, dalam hal ini salah satunya

adalah organisasi Medical Emergency Resuce Committee (Mer-C) yang

memberikan bantuan, khususnya tenaga medis, pasokan obat-obatan, dan juga

pembangungan Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Gaza, Palestina.

E. Kerangka Konseptual

1. Humanitiarian Action

Humanitarian Action atau Aksi Kemanusiaan adalah suatu aktivitas

yang dilakukan dalam situasi dimana aspek kemanusiaan terancam, seperti

bencana alam dan bencana yang diakibatkan oleh manusia sendiri (perang

atau konflik) dan memiliki tujuan untuk menyelamatkan hidup. mengurangi

Page 22: Kerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C ...eprints.uns.ac.id/41983/1/D0412039_pendahuluan.pdfKerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C), Indonesia, dan Palestina

penderitaan dan menjaga harkat kehidupan manusia. Aksi ini juga

memfasilitasi persiapan pihak-pihak apabila terjadi bencana atau krisis

kemanusiaan untuk kedua kalinya. Aksi kemanusiaan memiliki empat

prinsip dasar, yaitu Kemanusiaan (bahwa aksi ini dilakukan murni untuk

menolong dan melindungi orang dari penderitaan), Imparsial (bahwa aksi

ini dilakukan tanpa diskriminasi atas dasar apapun), Netralitas (tidak

berpihak) dan Kemandirian (bahwa terpisah dari otonomi dan kepentingan

militer, ekonomi dan politik).13 Aksi ini meliputi perlindungan terhadap

pihak sipil dan prajurit yang tidak lagi terlibat karena terluka, penyediaan

makanan, air sanitasi, tempat bernaung, pelayanan kesehatan dan

bimbingan lain yang dibutuhkan oleh para korban dan untuk

mengembalikan fungsi kehidupan normal mereka.14 Dengan demikian

keberadaan aksi ini sangatlah vital bagi keberlangsungan hidup para korban.

Bantuan yang mereka salurkan disebut dengan Humanitarian Aids atau

bantuan kemanusiaan, dan biasanya disalurkan oleh pemerintah suatu

Negara, individu, NGO, organisasi multilateral, organisasi domestik dan

perusahaan privat.15 Sementara itu, humanitarian workers atau juga sering

disebut dengan aid worker atau humanitarian aid worker adalah anggota

dari agensi kemanusian PBB, badan kemanusiaan Palang dan Bulan Sabit

Merah serta NGO yang memiliki tujuan kemanusiaan.16 Pekerja ini meliputi

staff atau pekerja nasional dari organisasi internasional dan pekerja dari

organisasi lokal atau nasional.17 Tipe pekerjaan pekerja kemanusiaan ini juga

sangatlah beragam, yaitu Middle Manager (pemimpin tim, manajer proyek),

pekerja non professional (para pekerja kantor, sopir, dan lain sebagainya)

dan sukarelawan yang akan bertugas mengeksekusi pendistribusian

bantuan.18 Agar Mer-C dapat bekerja dengan baik dalam misi

Page 23: Kerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C ...eprints.uns.ac.id/41983/1/D0412039_pendahuluan.pdfKerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C), Indonesia, dan Palestina

kemanusiaannya, keberadaan mereka harus dihormati dan dilindungi. Oleh

karena itu protection terhadap pekerja kemanusiaan adalah sebuah aspek

yang tidak dapat dikesampingkan. Ketika situasi dimana mereka beroperasi

tergolong dalam non-armed conflict, maka yang digunakan sebagai basis

perlindungan mereka adalah International Human Rights Law dan legislasi

domestik. Sementara untuk situasi konflik bersenjata, maka dasar proteksi

berasal dari Hukum Humaniter Internasional atau Hukum Humaniter

Internasional. Poin utama dari HHI menyatakan bahwa dalam konteks

kekerasan sedang berlangsung, pembedaan penyerangan wajib untuk dibuat

antara penduduk sipil dan pihak bersenjata. Pekerja kemanusiaan masuk

dalam kategori warga sipil dan mereka memperoleh hak istimewa untuk ada

dalam situasi berkonflik baik internasional maupun non-internasional untuk

menawarkan bantuan seperti yang telah diatur dalam Konvesi Jenewa pada

Protokol Tambahan I Pasal 69, 70, 71 serta Protokol Tambahan II Pasal 18.

Sehingga akor yang berkonflik harus sebisa mungkin mengurangi resiko

konflik terhadap keamanan mereka dan bagi yang melanggar akan

mendapatkan status sebagai penjahat peranag atas kejahatan perang atau

War Crime.19 Namun, bukan hanya aktor berkonflik saja yang harus

memberikan perlindungan pada pekerja kemanusiaan, pekerja kemanusiaan

sendiri harus mematuhi beragam prinsip penting seperti netralitas,

imparsialitas dan independen. Prinsip-prinsip tersebut berkaitan langsung

dengan hubungan aktor dalam konflik dan pekerja kemanusiaan, dalam

mempemudah negosiasi penerimaan dan penghormatan keberadaan

organisasi humaniter, termasuk Mer-C. Ketika organisasi humaniter tidak

lagi menepati prinsip tersebut, maka beragam ancaman akan muncul

mengganggu aksi kemanusiaan mereka.20

Page 24: Kerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C ...eprints.uns.ac.id/41983/1/D0412039_pendahuluan.pdfKerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C), Indonesia, dan Palestina

Ketika berbicara mengenai humanitarianisme maka kita masih

berbicara manusia. Namun, dalam konteks ini humanitarianisme merujuk

pada aksi atau tindakan kemanusiaan yang ditujukan untuk melindungi hak-

hak manusia dari kejahataan dan kesengsaraan, bahwa dalam prinsip

kemanusiaan, setiap manusia lebih baik melakukan kebaikan untuk hidup

dari pada harus menghancurkan hidup orang lain.

“... Kemanusiaan secara umum dapat dimaknai sebagai pemberian

bantuan yang terjadi, dalam hal ini adalah konteks akibat dari

bencana yang di akibatkan pasca konflik terjadi...”.21

Aksi atau tindakan kemanusiaan dahulu sering menggunakan manusia

sebagai aktor utama. Namun, pada era saat ini isu-isu kemanusiaan semakin

meluas dalam tatanan hubungan internasional sehingga dalam

implementasiannya melibatkan aktor internasional seperti organisasi

internasional yang bergerak dalam bidang kemanusiaan. Organisasi

internasional memiliki prinsip yang sama dalam menjalankan tindakan

kemanusiaan, namun tindakan-tindakan tersebut memiliki tipologi yang

berbeda seperti : Dunantist, Whilsonian, Faith-Based dan Solidarist.22

Keempat tipologi tersebut memiliki prinsip yang sama dalam

mengedepankan prinsip kemanusiaan namun terdapat beberapa perbedaan

di antara empat tipologi tersebut, di mana Dunantis lebih menekankan pada

peran independen atau tidak melibatkan negara dalam menjalankan aksi

kemanusiaan, Whilsonian dalam menjalankan aksi kemanusiaan lebih

melibatkan negara dan aktor-aktor lain seperti organisasi internasional atau

lembaga internasional lainnya, Faith-Based dalam mengedepankan prinsip

kemanusiaan menggabungkan antara agama dan misi kemanusiaan mereka,

namun dalam tipologi ini mereka tidak menyebarkan agama dan terakhir

Page 25: Kerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C ...eprints.uns.ac.id/41983/1/D0412039_pendahuluan.pdfKerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C), Indonesia, dan Palestina

adalah Solidarist di mana tipologi ini menolak untuk netral dalam

menjalankan aksi kemanusiaan, mereka cenderung akan melihat asal bangsa

dan agama sebelum melakukan aksi kemanusiaan.

Humanitarianisme pada dasarnya bergerak atas dasar Humanity atau

kemanusiaan itu sendiri guna meningkatkan kondisi manusia yang

diutamakan ketika manusia mengalami kesulitan.

“humanitarianism is a tendency or commitment to improve human

condition”.23

Dalam hubungan internasional tindakan kemanusiaan ini sering diartikan

sebagai sebuah intervensi yang dilakukan oleh negara terhadap negara lain

untuk melindungi negara tersebut (jika dilihat dalam konteks negara).

Misalnya seperti kasus intervensi kemanusiaan di Somalia 1992, sampai

pada Libya tahun 2011. Sebab, intervensi kemanusiaan apabila ditarik

definisinya merupakan campur tangan negara dalam urusan negara lain

untuk menjaga kondisi negara tersebut.24Dalam hal ini intervensi

kemanusiaan dilakukan atas dasar menjunjung tinggi adanya hak-hak

manusia atau dilakukan atas dasar mengedepankan hak asasi manusia.

Namun, intervensi yang dilakukan dahulu cenderung dengan menggunakan

kekuatan militer dengan alasan mengedepankan HAM. Jika kita lihat di era

saat ini, intervensi yang digunakan tidak lagi dengan menggunakan kekuatan

militer, sebab isu-isu saat ini lebih cenderung pada bencana alam, kesehatan,

lingkungan, sehingga dalam prakteknya lebih kepada pemberian bantuan

kesehatan, dana dari pihak luar terhadap negara yang tertimpa musibah.

Page 26: Kerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C ...eprints.uns.ac.id/41983/1/D0412039_pendahuluan.pdfKerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C), Indonesia, dan Palestina

Dengan menggunakan Teori Humanatarian Action ini, penulis ingin

lebih mendalami bagaimana aksi nyata NGO Indonesia dalam hal ini adalah

Medical Emergency Resuce Committee (MER-C) yang bekerjasama dengan

pemerintah Indonesia sebagai faslitator antar negara dengan Palestina untuk

memberikan bantuan khususnya adalah bantuan Medis, baik berupa

pasokan obat dan juga membangun infrastruktur yaitu Rumah Sakit

Indonesia (RSI) untuk membantu warga Palestina di tengah konfliknya

dengan Israel.

2. Kerjasama Internasional

Seiring dengan banyaknya kejadian yang terjadi di dunia saat ini

menuntut dunia untuk melakukan kerjasama yang dimana bertujuan untuk

mencapai satu tujuan yang sama karena dengan adanya kerjasama, tidak

hanya kepentingan sebuah negara saja yang dapat dicapai namun juga

kepentingan bersama seperti halnya di dalam bidang kemanusiaan dapat

dicapai dengan cara melakukan kerjasama.

Dari pengaturuan substansinya, dapat dibedakan menjadi dua kategori

berupa law making treaties, yaitu perjanjian internasional yang

mengandung kaidah-kaidah hukum yang dapat berlaku secara universal bagi

anggota masyarakat bangsa-bangsa; sehingga dengan demikian

dikategorikan sebagai perjanjian-perjanjian internasional yang berfungsi

sumber langsung hukum internasional.25 Sedangkan perjanjian internasional

yang digolongkan sebagai treaty contract mengandung ketentuan-ketentuan

yang mengatur hubungan-hubungan atau persoalan-persoalan khusus

antara pihak yang mengadakannya saja, sehingga hanya berlaku khusus bagi

para peserta perjanjian. Oleh sebab itu, perjanjian-perjanjian internasional

Page 27: Kerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C ...eprints.uns.ac.id/41983/1/D0412039_pendahuluan.pdfKerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C), Indonesia, dan Palestina

yang tergolong treaty contract tidak secara langsung menjadi sumber

hukum internasional.26

Perkembangan yang pesat dalam Hubungan Luar Negeri yang paling

penting adalah kerjasama internasional yang dirumuskan dalam bentuk

perjanjian. Setiap perjanjian internasional yang dilaksanakan akan mengikat

suatu negara yang menyatakan terikat ke dalamnya melalui suatu peraturan

perundang-undangan nasional. Adanya implementasi sutatu perjanjian

Internasional pada peraturan perundang-undangan nasional dimaksudkan

agar suatu perjanjian internasional dapat dilaksanakan dalam suatu negara.

Dengan kata lain, perlu ada suatu perundangan khusus aturan atau

peraturan pelaksanaan (Implementing Legistation) untuk menerapkan isi

perjanjian Internasional dalam hukum Indonsia.

“...Tanpa adanya perundangan-undangan nasional yang

menampung ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam perjanjian

dimana Indonesia telah menjadi pihak, maka perjanjian tersebut

tidak dapat dilaksanakan dan tidak ada gunananya...”27

Terkait kewajiban untuk melakukan transformasi suatu perjanjian

internasional ke dalam hukum nasional karena adanya tujuan perjanjian

internasional yang berkategori Law Making untuk merubah ketentuan yang

berlaku dalam suatu negara. Perjanjian internasional yang bersifat Law

Making maka negara memiliki kewajiban untuk menterjemahkan ke dalam

peraturan perundang-undangan.28

Adanya Kerjsama Internasional merupakan sebuah bentuk dari adanya

ketidaksempuraan suatu negara dalam memenuhi kebutuhan negara

tersebut. Hal ini menyebabkan suatu negara membutuhkan kemampuan dan

kebutuhannya yang ada di negara lainnya. Kerjasama internasional akan

Page 28: Kerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C ...eprints.uns.ac.id/41983/1/D0412039_pendahuluan.pdfKerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C), Indonesia, dan Palestina

menjadi sangat penting dan bermanfaat sehingga sangat penting bagi sebuah

negara untuk menjaga hubungan baik dengan negara lainnya sehingga

manfaat yang didapatkan akan maksimal.

Kerjasama Internasional dapat di definisikan juga dalam beberapa arti,

diantaranya:29

a) Pandangan bahwa dua atau lebih Kepentingan, nilai, atau tujuan

saling bertemu dan dapat menghasilkan sesuatu, dipromosikan atau

dipenuhi oleh semua pihak sekaligus,

b) Pandangan atau harapan dari suatu negara bahwa kebijakan yang

diputuskan oleh negara lainnya akan membantu negara itu untuk

mencapai kepentingan dan nilai-nilainya,

c) Persetujuan atau masalah-masalah tertentu antara dua negara atau

lebih dalam rangka memanfaatkan persamaan kepentingan atau

benturan kepentingan lainnya,

d) Aturan resmi atau tidak resmi mengenai transaksi di masa depan

yang dilakukakan untuk melakukan persetujuan,

e) Transaksi antara negara untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Selain itu, Hubungan antar Barat dicorakan oleh Interdependensi

Kompleks. Ketika terdapat derajat Interdependensi yang tinggi, negara-

negara akan membentuk Institusi-Institusi internasional untuk menghadapi

masalah-masalah bersama. Institusi-Institusi memajukan kerjasama lintas

batas-batas Internasional dengan menyediakan informasi dan mengurangi

biaya. Institusi-Institusi itu dapat berupa Organisasi Interanasional formal

Page 29: Kerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C ...eprints.uns.ac.id/41983/1/D0412039_pendahuluan.pdfKerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C), Indonesia, dan Palestina

atau dapat berupa serangkaian persetujuan yang tidak terlalu formal yang

menghadapi aktivitas-aktivitas atau isu-isu bersama.30

Selain itu, Kerjasama Internasioanal bukan saja dilakukan antar negara

secara individual, tetapi juga dilakukan antar negara yang bernaung dalam

organisasi atau lembaga internasional. Kerjsama internasional merupakan

suatu keharusan akibat adanya hubungan interdependensi dan bertambah

kompleksitas manusia dalam masyarakat.31 Mencermati tujuan utama suatu

negara melakukan kerjasama internasional adalah untuk memenuhi

kepentingan nasionalnya yang tidak dimiliki dalam negerinya. Untuk itu

negara-negara tersebut perlu memperjuangkan kepentingan nasionalnya di

luar negeri. Dalam kaitan itu, diperlukan suatu kerjasama untuk

mempertemukan kepentingan nasional antar negara.32

Kerjasama internasional adalah bentuk hubungan yang dilakukan oleh

suatu negara dengan negara lain yang bertujuan untuk memenuhi

kebutuhan rakyat untuk kepentingan negara-negara di dunia. Kerja sama

internasional, yang meliputi kerja sama di bidang politik, sosial, pertahanan

keamanan, kebudayaan, dan ekonomi, berpedoman pada politik luar negeri

masing-masing Agar kerja sama tersebut berhasil dan menguntungkan,

maka kerja sama antarnegara tersebut diatur dalam suatu bentuk organisasi

resmi. Contoh-ontoh organisasi internasional adalah PBB,NATO dan

ASEAN. Ada empat bentuk organisasi Internasional. Pertama, organisasi

internasional yaitu menghimpun berbagai berbagai negara tanpa

memperhatikan latar belakang suatu negara. Kedua, organisasi regional,

yaitu organisasi yang menghimpun negara-negara dalam suatu kawasan

tertentu. Ketiga, organisasi multilateral, yaitu organisasi yang menghimpun

Page 30: Kerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C ...eprints.uns.ac.id/41983/1/D0412039_pendahuluan.pdfKerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C), Indonesia, dan Palestina

tiga negara atau lebih berdasarkan pertimbangan tertentu, seperti

kepentingan agama, ekonomi, pertahanan-keamanan dan lain-lain. Keempat

organisasi yang melibatkan dua negara, terutama untuk mempererat

perrsahabatan kedua negara

Dari kedua hal tersebut, peneliti dapat menarik kesimpulan terkait

dengan Humanitarian Action dan Kerjasama Internasional. Dengan adanya

dorongan untuk aksi kemanusiaan, setiap negara yang ingin terlibat dalam

aksi tersebut akan secara otomatis melakukan sebuah kerjasama. Terkait

dengan studi kasus yang penulis lakukan, sebelum inisiasi bantuan oleh

MER-C dicanangkan, telah terjadi krisis kemanusiaan di Palestina. Krisis

kemanusiaan tersebut telah berlangsung cukup panjang sehingga memicu

masyarakat internasional untuk memberikan dukungan dan bantuan ke

Palestina. Ketika wacana tersebut telah di realisasikan, maka kerjasama

internasional pun pasti akan terjalin, terlepas dari ada atau tidaknya

kepentingan nasional dari masing-masing negara.

F. Batasan Terminologi

Dalam hal ini penulis akan memberikan batasan terminologi terkait

dengan penilitian yang penulis lakukan, yaitu:

1. Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C)

MER-C (Medical Emergency Rescue Committee) adalah organisasi

sosial kemanusiaan yang bergerak dalam bidang kegawatdaruratan medis

dan mempunyai sifat amanah, profesional, netral, mandiri, sukarela, dan

mobilitas tinggi. MER-C bertujuan memberikan pelayanan medis untuk

Page 31: Kerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C ...eprints.uns.ac.id/41983/1/D0412039_pendahuluan.pdfKerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C), Indonesia, dan Palestina

korban perang, kekerasan akibat konflik, kerusuhan, kejadian luar biasa,

dan bencana alam di dalam maupun di luar negeri.

Dalam penlitian ini, Mer-C memiliki peranan yang cukup vital baik

untuk korban konflik di Gaza maupun pemerintah Indonesia sendiri.

Dalam upayanya melakukan penanganan terhadap konflik di Gaza, Mer-C

melakukan pembangunan Rumah Sakit Indonesia (RSI) yang dimana

rumah sakit tersebut memberikan banyak bantuan kepada korban konflik

di Gaza yang kekurangan sumber obat-obatan dan penanganan medis

yang layak33

2. Situasi Korban Konflik di Gaza

Konflik bersenjata yang tidak kunjung henti di Palestina menimbulkan

dampak yang sangat luar biasa bagi warga Palestina, tidak hanya

kerusakan fasilitas publik, namun juga kondisi kesehatan yang terus

menurun karena kurangnya pasokan obat-obatan bagi mereka yang

menjadi korban perang. Kementerian Kesehatan Palestina, Senin

(18/8/2014), mengatakan jumlah korban tewas di Jalur Gaza akibat

konflik bersenjata dengan Israel sudah melampaui 2.000 orang dan lebih

dari 10.000 orang lainnya terluka.

berikut adalah korban konflik antara Palestina-Israel yang dihimpun dari

berbagai sumber:

Sumber Total Tewa

s

Warga

Sipil Tewa

s

Kombatan

Tewas

Tidak Diketahu

i

Kementerian Kesehatan Gaza 1.880 1.500 380 -

Page 32: Kerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C ...eprints.uns.ac.id/41983/1/D0412039_pendahuluan.pdfKerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C), Indonesia, dan Palestina

T

a

b

e

l

1.1 Jumlah Korban Konflik

Sumber: CNN News

Dampak perang Jalur Gaza mengakibatkan kerusakan yang cukup besar,

bukan saja membuat warga Palestina menjadi pengungsi di tanah air mereka, namun

seluruh populasi 1,8 juta Jalur Gaza kini membutuhkan bantuan makanan dan

pemulihan sektor pertanian di daerah ini tanpa bantuan jangka panjang juga tidak

mungkin dilakukan.

Gambar 1.1 Peta wilayah Palestina

Pusat Hak Asasi Manusia

Palestina

1.938 1.626 312 -

Pasukan Pertahanan Israel 1.768 868 900 -

Page 33: Kerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C ...eprints.uns.ac.id/41983/1/D0412039_pendahuluan.pdfKerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C), Indonesia, dan Palestina

sumber: www.freeworldmaps.net

Keterangan Gambar:

Gambar 1.1 yang merupakan wilayah Kedaulatan Palestina setelah invasi Israel

dalam 5 tahun terkahir yang mana di beberapa wilayah tersebut masih banyak

terjadi konflik antara pejuang Palestina dan Militer Israel.

Page 34: Kerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C ...eprints.uns.ac.id/41983/1/D0412039_pendahuluan.pdfKerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C), Indonesia, dan Palestina

G. Kerangka Penelitian

Pada bagian ini, penliti akan menggambarkan kerangka penlitian sebagai

landasan dari penulisan yang akan penliti gunakan yaitu sebagai berikut:

V

Deskripsi kerangka penelitian:

Pada kerangka konseptual diatas, penulis ingin mendeskripsikan bagaimana alur dan bentuk

kerjasama antara MER-C, Pemerintah Indonesia, dan Pemerintah Palestina yang

berkolaborasi dalam satu bentuk kerjasama dalam upaya merealisasikan pembangunan R.S

Indonesia di Bayt Lahiya, Palestina pada tahun 2009. MER-C yang merupaka organisasi non-

profit berupaya memberikan bantuan fisik di bidang medis berupa Rumah Sakit dengan

kolaborasi dengan Pemerintah Indonesia dan Palestina. Beberapa upaya kerjasamanya yaitu,

memberikan nota diplomatik kepada Pemerintah Mesir untuk akses masuk para relawan,

pembebasan lahan di wilayah Bayt Lahiya oleh Pemerintah Palestina, dan bantuan keamanan

bagi para relawan selama proses pemberian bantuan berlangsung.

BENTUK KERJASAMA

Indonesia Palestina

MER-C Kementerian Luar

Negeri Indonesia

Melalui Melalui

Kementerian

Kesehatan palestina

Kerangka Konseptual

Bantuan pembangunan R.S

Indonesia di Bayt Lahiya,

2009

Kerjasama

Output kerjasama

Page 35: Kerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C ...eprints.uns.ac.id/41983/1/D0412039_pendahuluan.pdfKerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C), Indonesia, dan Palestina

H. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian yang penulis gunakan adalah tipe deskriptif yaitu bertujuan

untuk menggambarkan bagaimana peran dan upaya yang dilakukan oleh

Pemerintah Indonesia yang bekerjasama dengan NGO Indonesia Mer-C

dalam memberikan bantuan kesehatan bagi warga palestina di Gaza pada

Tahun 2015.

a. Jenis Data Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah

Primer dan sekunder. Data Primer yang peniliti gunakan berupa

hasil wawancara yang akan penulis lakkukan kepada perwakillan

atau staff Direktorat Jendral Asia Pasifik dan Afrika Kementerian

Luar Negeri Indonesia dan perwakilan Mer-C Indonesia. Data

sekunder adalah data yang diperoleh dari berbagai literature seperti

buku-buku, jurnal, makalah, surat kabar/majalah, dan artikel dari

internet yang berkaitan.

b. Sumber Data

Data tersebut akan didapatkan dari beberapa sumber informasi

dalam penelitian, yaitu:

1. Beberapa buku terkait peneltian, salah satunya “Dukungan

Indonesia Untuk Palestina” yang diterbitkan oleh Kementerian

Luar Negeri Indonesia.

2. Literatur seperti Skripsi dan Jurnal yang di peroleh di Perpustakaan

Pusat Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Page 36: Kerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C ...eprints.uns.ac.id/41983/1/D0412039_pendahuluan.pdfKerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C), Indonesia, dan Palestina

3. Hasil wawancara dengan Staff / Perwakilan Kementerian Luar

Negeri, Keduataan Besar Palestina untuk Indonesia dan Mer-C

Indonesia.

2. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah menggunakan

Library Research yaitu dengan menelaah kumpulan literature berupa

buku-buku, jurnal, dokumen, surat kabar, makalah dan artikel pada situs

internet terkait. Lalu peneliti juga akan melakukan wawancara dengan

sumber-sumber yang berkaitan seperti staff KEMENLU dan Staff Mer-C

Indonesia

3. Teknik Analis Data Teknik analisis data yang penulis gunakan akan bersifat kualitatif yaitu

analis data yang tidak dalam bentuk numerik atau data-data yang dalam

bentuk angka, tetapi dengan menggambarkan permasalahan berdasarkan

fakta-fakta yang ada dan akan disusun dalam bentuk tulisan. Angka-angka

statistik akan dimanfaatkan sebagai data penunjang dan pelengkap.

I. SISTEMATIKA PENULISAN

Dalam penulisan penelitian ini penulis membagi kedalam beberapa bab yang

saling berkaitan satu sama lain, diantaranya adalah:

BAB I : Menjelaskan mengenai pendahuluan yang terdiri dari

Latar Belakang, Batasan dan Rumusan Masalah, Tujuan

dan Manfaat Penelitian, Studi Literatur, Kerangka

Konseptual, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan,

Referensi.

Page 37: Kerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C ...eprints.uns.ac.id/41983/1/D0412039_pendahuluan.pdfKerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C), Indonesia, dan Palestina

BAB II : Mendeskripsikan objek penelitian. Peneliti akan

mencoba mendeskripsikan awal mula konflik Palestina-

Israel dan juga dampaknya, Politik Luar Negeri Indonesia

terhadap Palestina dan kaitannya dengan aksi

humanitarian Indonesia untuk Palestina di Gaza, dan

juga mendeskripsikan Non-Governmental Organization

(NGO) Medical Emergency Resuce Committee (Mer-C)

BAB III : Pada bab ini peneliti akan mencoba menjelaskan

kerjasama Trilateral antara Pemerintah Indonesia,

Pemerintah Palestina, Dan Mer-C dalam upaya

penanganan korban konflik Palestina-Israel di Gaza.

Peneliti juga akan mencoba menjelaskan kerjasama

antara Pemerintah Indonesia dan Mer-C dalam

mengkonsepkan Rumah Sakit Indonesia di Gaza,

Kerjasama Pemerintah Indonesia dan Pemerintah

Palestina dalam upaya perwujudan dari pembetukan

Rumah Sakit Indonesia, dan mencoba menjelaskan hasil

dari terbentuknya Rumah Sakit Indonesia di Gaza.

BAB IV : Kesimpulan dan Penutup. Kesimpulan adalah benang

merah dari rangkaian atau persoalan yang dibahas dan

kesimpulan sangat dimungkunkan untuk bersifat

predektif.

Page 38: Kerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C ...eprints.uns.ac.id/41983/1/D0412039_pendahuluan.pdfKerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C), Indonesia, dan Palestina

CATATAN KAKI

1 VOA Indonesia, AS Tidak Dukung Resolusi PBB Soal Status Palestina, http://www.voaindonesia.com/a/amerika-tidak-dukung-resolusi-pbb-soal-status-palestina/2578594.html, diakses pada 14 Juli 2016 2 Kompas.com, Korban Tewas di Gaza Lampaui 2.000 Orang, http://internasional.kompas.com/read/2014/08/18/18421761/Korban.Tewas.di.Gaza.Lampaui.2.000.Orang, diakses pada 14 Juli 2016 3 Global Security, “Operation Coast Lead”, http://www.globalsecurity.org/military/world/war/operation-cast-lead.htm, diakses pada 23 Mei 2016 4 VOA News, “Thousands Flee Gaza Homes Under Israel Threat”, http://www.voanews.com/content/israel-makes-first-ground-incursion-in-gaza/1956454.html, diakses pada 30 Juni 2016 5 Stotsky, Steven., Times.com, “How Hamas Wields Gaza’s Casualties as Propaganda”, http://time.com/3035937/gaza-israel-hamas-palestinian-casualties/, Diakses pada 1 Juli 2016 6 Milmo, Cahal., Independent.co.uk, “Gaza conflict: Foreign Office urgently investigating reports of British aid worker death”, http://www.independent.co.uk/news/world/middle-east/gaza-conflict-foreign-office-urgently-investigating-reports-of-british-aid-worker-death-9647909.html, diakaes pada 1 Juli 2016. 7 Dialy Sabah, “Gaza's death toll rises to 1712”, http://www.dailysabah.com/mideast/2014/08/02/gaza-death-toll-rises-to-1644, diakses pada 2 Juli 2016 8 Sjafriani, Ririn., “Presiden: Indonesia Siap Bertindak Aktif untuk Kemerdekaan Palestina”, http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/nasional/10/06/02/118113-presiden-indonesia-siap-bertindak-aktif-untuk-kemerdekaan-palestina, diakases pada 2 Juli 2016 9 Santi, Dewi., ”Peduli Warga Palestina, Indonesia bangun rumah sakit di Gaza” http://www.rappler.com/indonesia/118547-indonesia-bangun-rumah-sakit-gaza, diakses pada 2 Juli 2016 10 DW.com, “Rumah Sakit Indonesia di Gaza Sudah Beroperasi”, http://www.dw.com/id/rumah-sakit-indonesia-di-gaza-sudah-beroperasi/a-19011390, diakses pada 2 Juli 2016 11 Aslamiah, Saibatul. Diplomasi Indonesia DalamMendukung Palestina Menjadi Negara Peninjau di PBB Tahun 2012, Jurnal dalam JOM FISIP FISIP Volume 2, 2015, Universitas Riau. 12 Suhartiningtyas, “Analisa Kebijakan Presiden Abdurahman Wahid Untuk Membuka Hubungan Diplomatik Dengan Israel Dalam Upaya Peduli Perdamaian Palestina-Israel”. Hal 845. Jurnal 13 Allindiary, Principle and Good Practice of Humanitarian Donorship (daring), 17 June 2003, <http://www.allindiary.org/pool/resources/principles-and-good-practice-of-humanitarian-donorship.pdf>, diakses pada 21 Juli 2016 14 Ibid. 15 Global Humanitarian Assistance, Defining Humanitarian Aid (daring), <http://www.globalhumanitarianassistance.org/data-guides/defining-humanitarian-aid>, diakses pada 20 Juli 2016 16 Aid Worker Security database (AWSD), Spotlight on Security for national Aid Workers: Issues and Perspective, Aid Worker Security Report , 2011, p. 1, terarsip dalam file pdf <https://aidworkersecurity.org/sites/default/files/AidWorkerSecurityReport2011.pdf>, diakses pada 20 Juli 2016 17 Ibid. 18 Antares Foundation, Managing Stress in Humanitarian Workers, 3rd edn, Antares Foundation, Amsterdam, 2012, p. 12, terarsip dalam file pdf <http://www.antaresfoundation.org/download/managing_stress_in_humanitarian_aid_workers_guidelines_for_good _practice.pdf>, diakses pada 21 Juli 2016 19 A. Faite, Legal Consideration regarding the protection of Humanitarian Workers in the Field, Finnish Red Cross Publication, June 2002, pp. ,37-38, terarsip dalam file pdf <http://www.icrc.org/eng/assets/files/other/secure02_fait.pdf>, diakses pada 21 Juli 2016 20 OCHA, Thematic Areas: Humanitarian Access (daring), <http://www.unocha.org/what-we-do/policy/thematic-areas/humanitarian-access>, diakses pada 21 Juli 2016 21 Michael Barnett, Humanitarianism Transformed, American Political Science Association, Perspectives on Politics, Vol. 3, No. 4, 2005, Hal 723-74. 22 Joana Macrae dan Adele Harmer, “Humanitarian action and the ‘global war on terror’: a review of trends and issues”, Overseas Development Institute; Humanitarian Policy Group, London, Hal 27

Page 39: Kerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C ...eprints.uns.ac.id/41983/1/D0412039_pendahuluan.pdfKerjasama Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C), Indonesia, dan Palestina

23 Larry Minear, Thomas G Weiss, Humanitarian Action in Times of War, Boulder & London: Lynne Rienner Publishers, 1993. 24 John P. Grant dan J. Craig Barker, Encyclopaedic Dictionary of International Law, Oxford University Press, 2009, DOI: 10.1093/acref/9780195389777.001.0001. 25 Mieke Komar Kantaarmdja, suatu catatan tentang Praktek Indonesia dalam hubungan dengan Konvensi Wina 1969 tentang Perjanjian Internasional, Banda Aceh, Simposium pola umum perencaan Hukum dan Perundang-Undangan, 1976, hal 3 dalam Eman Suparman, Perjanjian Internasional Internasional Sebagai Model Hukum Bagi Pengaturan Masyarakat Global (Menuju Konvesi ASEAN Sebagai Upaya Harmonisasi Hukum), Bandung, 2000, hal 20 26 Zulkifli, Dalam Tesis “Kerjasama Internasional Sebagai Solusi Pengelolaan Kawasan Perbatasan Negara (Studi Kasus Indonesia), Universitas Indonesia, Hal 17. 27 Mieke Komar Kantaadmadja, “Makalah Dalam Lokakarya Hukum Perdata Intenasional tentang Instrumen Hukum Nasional dalam Peratifikasian Perjanjian-Perjanjian Internasional”, BPHN, Jakarta, 1973, Hal 20 dalam artikel Lilik Mulyadi, Relevansi dan Implementasi Teori Grotius Tentang Pembentukan Perjanjian Internasional, Malang, 2010 28 Hikamanto Juwana, Hukum Internasional dalam Perspektif Indonesia Sebagai Negara Berkembang, Jakarta, Yarsif Watampone, 2010, hal 87 29 K. J. Holsti, Politik Internasional, Kerangka Untuk Analisis, Jilid II, Terjemahan M. Tahrir Azhari, Jakarta; Erlangga, 1988, Hal 652-653. 30 Robert Jackson dan George Sorensen, Pengantar Studi Hubungan Internasional, Yogyakarta; Pustaka Pelajar, 2005, Hal 63-64 31 Koesnadi Kartasasmita, Administrasi Internasional, Lembaga Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Bandung, 1977, hal 19 32 Sjamsumar Dam dan Riswandi, Kerjasasama ASEAN, Latar Belakang Perkembangan dan Masa Depan, Jakarta; Ghalia Indonesia, 1995, hal 15 33 Ibid.