kerangka kebijakan upaya percepatan penurunan aki dan ppia
DESCRIPTION
Kerangka Kebijakan Upaya Percepatan Penurunan AKI dan PPIA. Slamet Riyadi Yuwono KOORDINATOR PELAKSANA AN MDG BIDANG KESEHATAN. RENCANA AKSI NASIONAL PERECEPATAN PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU JAKARTA,26 SEPTEMBER 2013. KONDISI YANG TERJADI. Kecenderungan angka kematian ibu. - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
Kerangka Kebijakan Upaya Percepatan Penurunan AKI dan PPIA
Slamet Riyadi YuwonoKOORDINATOR PELAKSANAAN MDG BIDANG KESEHATAN
RENCANA AKSI NASIONAL PERECEPATAN PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBUJAKARTA,26 SEPTEMBER 2013
KONDISI YANG TERJADI
KECENDERUNGAN ANGKA KEMATIAN IBU
1990 1995 2000 2005 2010 20150
50
100
150
200
250
300
350
400
450
118
102
214
161
390
334 307
228
SDKI Exponential (SDKI) ESTIMATED TARGET TargetMDG 2015RPJMN 2014
Angk
a Ke
mati
an Ib
u pe
r 100
.000
KH
Kecenderungan Angka Kematian Ibu
Tahun 1991 -2015
Jumlah Kematian Ibu per provinsi2010 - 2012
JABAR
JATEN
GJA
TIM
BANTEN
LAM
PUNGNTT
ACEHRIA
U
KALBAR
SUM
SEL
SULS
EL
SUM
UT
KALTIMKALS
EL DKI
SUM
BARNTB
SULT
ENG
SULT
RA
MALU
T
JAM
BI
MALU
KU
PAPUABALI
SULB
ARKEP
RI
KALTEN
GSU
LUT
PAP BAR
GORONTALO DIY
BENGKULU
BABEL0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
781
675
582
237
178
172
170
158
151
143
140
137
106
103
101
100
100
86 84 81 77 69 65 63 59 56 55 49 47 46 40 38 37
2010 2011 2012
Sumber : Data Rutin Kesehatan Ibu 2010 - 2012
2010 2011 2012
4662
51184986
Chart Title
Karakteristik Ibu meninggal
Sumber : Kajian Lanjut hasil SP 2010
CAPAIAN KINERJA TAHUN 2006-2012
NB. Faskes KB baru menjadi indikator sejak tahun 2010Sumber: Lap KIA Dinkes Provinsi
Th 2006 Th 2007 Th 2008 Th 2009 Th 2010 Th 2011 Th 2012
76.4 77.2
80.7
84.4 84.886.38
88.64
Th 2006 Th 2007 Th 2008 Th 2009 Th 2010 Th 2011 Th 2012
79.6 80.382
85.5 85.6
88.27
90.18
Th 2010 Th 2011 Th 2012
12,000
26,554
49,633 K4 Pn
Faskes KB
HIV-AIDS
Latar Belakang 34 juta orang terinfeksi HIV di seluruh dunia. Sebanyak 50% di
antaranya adalah perempuan dan 2,1 juta anak berusia kurang dari 15 tahun. (Laporan UNAIDS,2012)
Di Asia Tenggara, terdapat kurang lebih 4 juta orang dengan HIV, sekitar 1,3 juta orang (37%) perempuan terinfeksi HIV. (menurut Laporan Perkembangann HIV-AIDS WHO-SEARO 2011)
Di Indonesia, jumlah kumulatif AIDS sampai tahun 2012 adalah 42.887 , kumulatif HIV sampai tahun 2012 98.390, dengan persentase anak usia ≤ 4 tahun yang terinfeksi HIV mencapai 2,5% (Laporan Situasi Perkembangan HIV-AIDS, Tahun 2012).
21.103 ibu hamil yang menjalani test HIV, sebanyak 534 (2,53%) positif HIV (2011)
43.264 ibu hamil yang menjalani tes HIV, 1.329 (3,04 %) positif HIV (2012)
Peta Epidemi HIV di IndonesiaEstimasi jumlah ODHA Dewasa 2012 : 591.823
Persentase AIDS yang Dilaporkan Menurut Kelompok Umur Januari-Desember 2012
Data Dirjen P2PL, Tahun 2012
Perkiraan Jumlah Ibu Hamil Terinfeksi HIV
Kabupaten/Kota Jumlah Bumil
Kunjungan Antenatal Bumil HIV
Papua dan Papua Barat 82,714 50,721
(61%) 3,003(3,63%)
Kab/Kota daerah terkonsentrasi 2.842.341 2.776.673
(98%)7,106
(0,25%)
Kabupaten/Kota daerah epidemi rendah
2,509,329 2,397,342(96%)
6,273(0,25%)
TOTAL 5,434,384 2,448,063 16,382(0,30%)
TANTANGAN DALAM PERCEPATAN PENURUNAN AKI DAN PPIA
1.Diskontinuitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi
BIAYA
Ibu , Bayi Balita
Selamat
Persalinan
III. Kualitas pelayanan di RS
III. Kualitas pelayanan di RS
Akses ke RS tepat waktu
· 15% perkiraan komplikasi, tak dpt diprediksi tp dapat dicegah
Kualitas pelayanan·Pencegahan komplikasi ·Identifikasi komplikasi·Pertolongan pertama thd Komplikasi & penstabilan sebelum rujukan
I. Pemanfaatan penolong persalinan terampil , Penanganan Balita Sakit di fasilitas kesehatan
I. Pemanfaatan penolong persalinan terampil , Penanganan Balita Sakit di fasilitas kesehatan
II.Rujukan EfektifII.Rujukan Efektif
· 85% normal
FAKTA:Risfaskes 2011 & data rutin KIA 2011:·70.15% Bidan tinggal di desa·Puskemas memiliki sarana persalinan·47,4% puskesmas perawatan mampu PONED ·Ketersediaan oralit & zinc di puskemas·Kualitas pelayanan KIA yang sub standar
Studi Banten, sebab keterlambatan 474 kematian ibu thn 2006: ·45% terlambat krn pengambilan keputusan
FAKTA: Risfaskes 2011·Ketersediaan dokter spesialis di RS·21% RS Pemerintah Memenuhi Kriteria Umum PONEK ·Kualitas pelayanan KIA di RS sub standar
Studi di Banten: ·44% terlambat mendapatkan pelayanan di RS
Tantangan dalam pencapaian MDG 4 dan 5
2. Desentralisasi sektor kesehatan
Lemahnya tata kelola di tingkat kabupaten/kota Kesenjangan dalam sistem kesehatan (upaya
kesehatan, SDM, obat dan alat, pembiayaan, informasi/manajemen/regulasi, pemberdayaan masyarakat)
Kurangnya kualitas pelayanan dan lemahnya sistem rujukan
Sumber: Analisis bottle neck untuk penyusunan RAD MDG Jateng
STRATEGI PERCEPATAN PENURUNAN AKI DAN PPIA
Kerangka Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu
Tahun 2013 – 2015
ILUSTRASI PENTAHAPAN PROVINSI
No Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
1 Sumut Kepri Aceh Sumbar Jambi
2 Sumsel Jogja Babel Riau GTO
3 Lampung NTB Kalsel Bengkulu Malut
4 DKI Bali Sulut Kalteng Papua
5 Banten Kalbar Sulbar Kaltim Papua Barat
6 Jabar Sultra Kaltim Maluku Kaltara
7 Jateng
8 Jatim
9 NTT
10 Sulsel
19
MDG’s UP4B
PKP Agustus 2013
Kebijakan PPIA(SE MENTERI KESEHATAN NO.GK/MENKES/001/I/2013)
1. Melaksanakan pelayanan pencegahan penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA) untuk diintegrasikan pada layanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB) dan konseling remaja di setiap jenjang pelayanan kesehatan dengan ekspansi secara bertahap dan dapat melibatkan peran swasta serta LSM.
2. PPIA dalam pelayanan KIA merupakan bagian dari Program Nasional Pengendalian HIV-AIDS dan IMS.
3. Setiap perempuan yang datang ke layanan KIA-KB dan remaja harus mendapat informasi mengenai PPIA.
Kebijakan PPIA (lanj)
4. Di daerah epidemi HIV meluas dan terkonsentrasi, tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan wajib menawarkan tes HIV kepada semua ibu hamil secara inklusif pada pemeriksaan laboratorium rutin lainnya saat pemeriksaan antenatal atau menjelang persalinan.
5. Di daerah epidemi HIV rendah, penawaran tes HIV oleh tenaga kesehatan diprioritaskan pada ibu hamil dengan IMS dan TB secara inklusif pada pemeriksaan laboratorium rutin lainnya saat pemeriksaan antenatal atau menjelang persalinan.
6. Untuk daerah yang belum mempunyai tenaga kesehatan yang mampu / berwenang memberikan pelayanan PPIA dapat dilakukan dengan cara : a. Merujuk ibu hamil ke fasilitas pelayanan HIV yang memadaib. Pelimpahan wewenang (task shifting) kepada tenaga kesehatan
lain yang terlatih. Penetapan daerah yang memerlukan task shifting petugas dilakukan oleh Kepala Dinas Kesehatan setempat.
Kebijakan PPIA (lanj)
7. Setiap ibu hamil yang positif HIV wajib diberi obat ARV dan mendapatkan pelayanan perawatan, dukungan dan pengobatan lebih lanjut (PDP).
8. Kepala Dinas Kesehatan merencanakan ketersediaan logistik (obat dan pemeriksaan tes HIV) berkoordinasi dengan Ditjen P2PL, Kemenkes.
9. Pelaksanaan Persalinan baik secara pervaginam atau Per abdominam harus memperhatikan indikasi obstetrik Ibu dan bayinya serta harus menerapkan kewaspadaan standar.
10. Sesuai dengan kebijakan program bahwa makanan terbaik untuk bayi adalah pemberian ASI secara ekslusif selama 0-6 bulan, untuk itu maka Ibu dengan HIV perlu mendapat konseling laktasi dengan baik sejak perawatan antenatal pertama sesuai pedoman. Namun apabila ibu memilih lain (Susu Formula) maka, Ibu , pasangannya dan keluarga perlu mendapat konseling makanan bayi yang memenuhi persyaratan teknis
Strategi Pelayanan PPIA
1. PPIA dilaksanakan di seluruh Indonesia dengan ekspansi bertahap
2. Semua fasilitas pelayanan kesehatan harus dapat memberikan pelayanan PPIA
3. Perlu adanya jejaring pelayanan PPIA sebagai bagian dari LKB
4. Melibatkan peran swasta dan LSM5. Daerah menetapkan wilayah yang memerlukan
task shifting6. Ketersediaan logistik (obat dan pemeriksaan tes
HIV)
Rencana dan Target Pengembangan Program PPIA
Rencana Pengembangan Layanan PPIA
Target Baseline (2012)
Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2015
Tahun 2016
Tahun 2017
Kab/Kota dengan fasilitas pelayanan PPIA
18 67 133 185 339 497
RS Rujukan ARV 355 400 444 464 484 504**Puskesmas PPIA:
a. Prong 1 dan 2 9323 9419*** 9419*** 9419*** 9419*** 9419***
a. Prong 1,2,3 & 4 90 1000 2000 4736 7046 9419****
* 100% Kabupaten/Kota** 100% RS*** 100% Puskesmas PPIA Prong 1 & 2 (seluruh Puskesmas) **** Puskesmas dengan Rawat Inap (diutamakan)
Target Ibu Hamil di Tes HIV dan sifilis pada Pemeriksaan Antenatal
Daerah Jumlah ibu
hamil Ibu Hamil
ANC 2013 2014 2015 2016 2017
Papua dan Papua Barat
82.714
50.721
60% 70% 80% 90% 100%
31.261 36.471 41.681 46.891 52.101
Kab/Kota epidemi terkonsentrasi
2.842.341
2.776.673
15% 35% 60% 90% 100%
404.231 943.206 1.616.924 2.425.386 2.694.873
Kab/Kota epidemi rendah
2.509.329
2.397.342
10% 15% 20% 25% 30%
226.856 340.284 453.712 567.140 680.568
Total 5.434.384
5.224.736 662.348 1.319.659 2.111.916 3.038.915 3.426.940
TINDAK LANJUT PELAKSANAAN RENCANA AKSI PERCEPATAN
PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU
KERANGKA PIKIR PERCEPATAN MDG
HASIL MIDTERM RPJMN 2010-2014
TERKAIT MDG(3 ON THE TRACK,,
4 PERLU KERJA KERAS, 5 SULIT
TERCAPAI )
ADVOKASI, ENDAMPINGAN
& MONEV
SUSUAN PRIORITAS SASARAN&PROGRAM
INTEGRASI PELAKSANAAN:
RAKERKESNAS 2013
PENETAPAN LOKUS : 9 PROV,
64 KAB/KOTA(Tahap I)
PENJABARAN HSL RAKERKESNAS SINERGISME PERENCANAAN& & PELAKSANAAN:o ANTAR UNIT UTAMAoPROVINSIoKAB/KOTA
KESEPAKATAN PERCEPATAN MDG
PELAKSANAAN KEGIATAN DI
DAERAH
Rekomendasi Rakerkesnas 20131. Mengutamakan upaya promotif-preventif dan peran aktif masyarakat serta
komunikasi publik dalam rangka mendukung MDG dan target RPJMN 2010-2014 2. Menyediakan akses informasi kesehatan yang seluas-luasnya bagi masyarakat melalui
media massa dan membangun jejaring dengan lintas sektor serta LSM terkait 3. Mewujudkan semua pelayanan kesehatan dan sumber daya fasilitas pelayanan
kesehatan pemerintah dan swasta sesuai dengan standar yang berlaku, melalui penguatan program dan pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan, peningkatan kualitas perencanaan kebutuhan SDM kesehatan yang diperkuat dengan sistem informasi SDM Kesehatan dan aspek legal
4. Meningkatkan jumlah, mutu, distribusi, retensi, dan pendayagunaan SDM kesehatan untuk mendukung pelayanan kesehatan dan KB, seperti di daerah padat penduduk (Provinsi Sulsel), wilayah Daerah Tertinggal, Perbatasan, dan Kepulauan (DTPK) dan Kluster 4, dan daerah tertentu perlu disiapkannya tenaga kesehatan strategis (nakesstra), dan standarisasi insentif SDM Kesehatan di DTPK dengan memperhatikan karakteristik daerah
Rekomendasi Rakerkesnas 20135. Meningkatkan cakupan pelayanan Kesehatan Program 1.000 Hari Pertama Kehidupan
menjadi minimal 85% dan penyediaan rumah tunggu persalinan di daerah terpencil untuk meningkatkan cakupan persalinan oleh nakes di faskes
6. Mempercepat terwujudnya revitalisasi program Keluarga Berencana untuk pencapaian target penurunan TFR
7. Menurunkan AKI dan AKB, seperti penguatan Puskesmas PONED dan RS PONEK termasuk peningkatan kolaborasinya, penguatan sistem rujukan, pengembangan Sistem Komunikasi - Informasi Maternal dan Neonatal
8. Meningkatkan persentase penduduk yang memiliki akses air minum yang berkualitas melalui dukungan regulasi daerah dan penguatan Pokja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
9. Meningkatkan pengetahuan komprehensif HIV-AIDS bagi kelompok usia 15-24 tahun, seperti dengan cara memperluas kampanye Aku Bangga Aku Tahu (ABAT) dengan melibatkan tokoh agama, tokoh adat, dan organisasi pemuda
Rekomendasi Rakerkesnas 201310. Menurunkan annual parasite index (API) dengan kegiatan seperti: penemuan kasus
malaria secara aktif di daerah fokus dan perlindungan pada masyarakat 11. Peningkatan pengendalian faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) sejak dini,
seperti: pembentukan jejaring PTM di setiap kabupaten/kota, dengan minimal terdapat satu Puskesmas yang memiliki sarana dan prasarana PTM
12. Meningkatkan pembinaan pelayanan kefarmasian, seperti: penyediaan obat, alat Kesehatan, dan alat kontrasepsi yang aman, berkhasiat, bermutu dan terjangkau dalam jenis dan jumlah yang cukup sesuai kebutuhan dengan memanfaatkan E-Catalogue; menjamin ketersediaan dan pemerataan melalui pengelolaan satu pintu (one gate policy); menjamin kualitas obat, alat kesehatan dan alat kontrasepsi melalui sampling dan pengujian laboratorium; serta perwujudan pelayanan kefarmasian sesuai dengan standar melalui pemenuhan dan pemerataan tenaga kefarmasian
Rekomendasi Rakerkesnas 201313. Menyiapkan implementasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang akan dimulai
secara operasional per 1 Januari 2014 meliputi berbagai hal terkait dengan regulasi, penyiapan (kecukupan dan distribusi) SDM Kesehatan yang kompeten dan merata, kesiapan fasilitas Kesehatan, pengembangan regionalisasi sistem rujukan berjenjang, penyiapan standar pelayanan termasuk penyiapan formularium obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai, serta mengutamakan pelayanan Kesehatan primer
14. Mempercepat penyelesaian produk-produk hukum untuk pelaksanaan Sistem Kesehatan Nasional (SKN), advokasi dan sosialisasi Perpres SKN melalui dialog kepada seluruh stakeholder di Daerah; penyusunan Sistem Kesehatan Daerah (SKD) yang di-Perda-kan; serta pembinaan intensif dan sesuai jenjang administratif
15. Mempersiapkan RPJMD 2015-2019 di tingkat Daerah dengan mengacu pada RPJMN 2015-2019 dengan mempertimbangkan: 1) analisis situasi dan kecenderungan Kesehatan, 2) analisis situasi dan kecenderungan lingkungan yang memengaruhi pembangunan Kesehatan, 3) aspek promotif-preventif menjadi arus utama, 4) perumusan dan pengkajian skenario/altenatif penyelesaian masalah Kesehatan, 5) penetapan stratregi program pembangunan Kesehatan, dan 6) penetapan reward system
Rekomendasi Rakerkesnas 201316. Mengusulkan pengalihan dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan ke daerah,
yang pengelolaannya seperti Dana Alokasi Khusus (DAK) 17. Mewujudkan good and clean governance melalui sinkronisasi perencanaan yang
tepat dan evidence-based dengan penerapan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP) yang memanfaatkan teknologi informasi melalui dukungan dan pemberdayaan peran Dinkes Provinsi/Kabupaten/Kota dengan menciptakan Wilayah Bebas Korupsi (WBK) – Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) pada seluruh satuan kerja
KESEPAKATAN
RAKERKESNAS 2013
TINDAK LANJUT TINGKAT PROVINSI
DILAKSANAKAN DI KAB/KOTA(ACTION PLAN)
SISTEM FEEDBACK
INFORMASI
SISTEM MONITORING
EVALUASI PERIODIK (3 BULANAN)
RPJMNRENSTRA
RPJMDRENSTRA
RPJMDRENSTRA
MAPPING/ANALASIS DETAIL(PER KAB/KOTA)
LOKUS TAHAP 1
NO PROVINSI JUMLAH KAB/KOTA
1 SUMUT 9
2 SUMSEL 4
3 LAMPUNG 7
4 DKI 3
5 JABAR 10
6 BANTEN 4
7 JATENG 12
8 JATIM 9
9 SULSEL 6
• Jml penduduk: 989.403• Kecamatan: 20• Desa/Kelurahan: 266/12• Puskesmas: 35• Puskesmas PONED: 13• Bumil: 18.354• Bulinfas: 16.424• Posyandu: 1.592• Poskesdes: 173• Dokter Umum: 47• Bidan: 445• Perawat: 197• Dokter SpOG : 1 • Dokter SpA : 1
KAB BANJARNEGARAJAWA TENGAH
Perdarahan; 7
Jantung; 6
HDK; 5
Infeksi; 2
Ginjal; 1Pneumonia 1 Ensefalitis; 1
Total Kematian Ibu tahun 2012:
23 kasus
CONTOH
KABUPATEN BANJARNEGARA
KRITERIA:• Berdaya ungkit tinggi• Data kinerja capaian program
belum optimal
PEJAWARANJumlah kematian : Ibu (3) Noenatal (3) , Jumlah sasaran terbanyak, Kematian ibu tertinggi, cakupan indikator KIA belum mencapai target
PURWONEGORO Jumlah Kematian : ibu (3), Neonatal ( 4)
BATUR Jumlah Kematian : Ibu (2) , Neonatal (1). Wilayah sangat sulit (pegunungan), kematian ibu tinggi tiap tahun, masyarakatnya spesifik
PUNGGELAN Jumlah Kematian : Ibu (3), Neonatal ( 4 ) , Daerah fokus vokasi kab, kematian ibu tinggi dengan penyebab perdarahan dan terlambat penanganan,
SUSUKAN Jumlah Kematian : Ibu (2), neonatal (5), wilayah luas perbatasan mobilitas tinggi
Fokus Intervensi1. Puskesmas Punggelan 12. Puskesmas Susukan 13. Puskesmas Purwonegoro 24. Puskesmas Pejawaran5. Puskesmas Batur 16. Puskesmas Wanayasa
2 1
2 2
1
1
10
3
0
0
0
0
0
Keterangan :
Kematian Ibu
Kematian Neonatal
50
14
2
3 1
5 1
41
2
0
43
13
3
125
1
Upaya PP AKI dan AKN Kab Banjarnegara:
Masalah SDM Jenis Kegiatan Pelaksanaan Peran PONEK belum maksimal karena SpOG
tidak standby 24 jam Jumlah bidan di puskesmas baik
PONED maupun Non PONED dengan persalinan 24 jam belum ideal untuk jadwal jaga 3 shift
Kebutuhan: SpOG 4, Bidan 621 Kekurangan: SpOG 1, Bidan 77 Ketersediaan: Dokter Umum 111,
Dokter gigi 94, Perawat 664, bidan 544, farmasi 68, gizi 43, sanitasi 64, kesehatan masyarakat 84, 2 SpA, 3 SpOG, 1 Sp Anestesi
Dari audit kasus kematian masih ada permasalahan kompetensi dan kepatuhan SDM
Rekrutmen tenaga dokter SPOG dan bidan
Melakukan mapping penempatan tenaga bidan
Penguatan Tim Supervisi Fasilitatif (Sufas) di Kab & PKM
Sufas, evaluasi & pembinaan ke 35 Puskesmas
Sufas Bidan Koordinator PKM ke bidan desa (278 desa)
Melakukan kualifikasi dan pembinaan tekhnis medis oleh Bidan CI/CT
2014-2015: SpOG 1, bidan 10
2015-2019: bidan 10
2020-2025: bidan 57
Jk pendek 2014-2015: 35 Puskesmas
BKD, Dinkes
UPAYA PP AKI DAN AKN KABUPATEN BANJARNEGARA
Masalah SDM Jenis Kegiatan Pelaksanaan Peran
Dari audit kasus kematian masih ada permasalahan kompetensi dan kepatuhan SDM
Seringnya mutasi dokter terlatih PONED ke Pusk non PONED
5 Puskesmas tidak memiliki supir ambulans/ Pusling
Uji petik pelayanan ANC dan KN oleh CI/CT kepada 35 Puskesmas
Sistem reward bagi bidan yang berhasil dan punishment kepada bidan yang bermasalah
Mapping SDM sesuai kompetensi
Rekrutmen tenaga pengemudi
35 Puskesmas
Jk pendek: 2 Jk men: 2 Jk pjg: 1
BKD, Dinkes
Dinkes, BKD
Kewenangan Dokter di Puskesmas PONED
Membuat protap setiap Puskesmas PONED
Pengusulan pedoman dan juknis bagi dokter PONED ke provinsi dan pusat
Jk pdk Dinkes, Dinkes Prov, Kemkes, IDI
Legalitas dokter SpOG dan SpA memberikan pelayanan di Puskesmas PONED dalam rangka deteksi dini
Audiensi dengan IDI Jk pdk Dinkes, Dinkes Prov, IDI
Masalah Sarana & Peralatan Jenis Kegiatan Pelaksanaan Peran Dari 13 PONED baru 3 yg
memiliki ruang khusus pelayanan PONED yang representatif
Kekurangan: 10
Pengadaan sarana & prasarana pertolongan persalinan normal dan tindakan emergency obstetri neonatal di 10 Puskesmas PONED sesuai standar
Jk pdk: 3 pkm Jk men: 3 pkm Jk pjg: 4 pkm
Dinkes, Kemkes
22 Pusk non PONED dengan pelayanan persalinan belum memiliki sarana yang memenuhi standar
Assesment Faskes dengan menggunakan daftar tilik kelengkapan faskes
Jk pdk: 5 pkt Jk men: 10 pkt Jk pjg: 7 pkt
Dinkes, Kemkes
Pengadaan sarana dan prasarana APN di 8 Puskesmas fokus yang sesuai standar
Jk pdk: 5 pkt Jk men: 10 pkt Jk pjg: 7 pkt
Dinkes, Kemkes
1 Puskesmas tidak punya mobil Pusling sebagai fasilitas rujukan
Pengadaan mobil Pusling Jk pdk: 1 bh Dinkes, Kemkes
Dari 13 Puskesmas PONED, 3 belum memiliki
Pengadaan PONED kit Pusk Banjarmangu 1, wanadadi 1 dan punggelan 1
Jk pdk: 3 bh Dinkes, Dinkes Prov, Kemkes
Dari 278 desa baru 75 desa yang memiliki bidan kit dalam keadaan baik, Kebutuhan: 278 kit
Pengadaan, monitoring dan evaluasi penggunaan bidan kit
Jk pdk: 100 kit Jk men: 53 kit Jk pjg: 50 kit
Dinkes, Dinkes Prov, Kemkes
Dari 100 kelas bumil hanya 13 kelas ibu hamil yang memiliki paket kelas ibu hamil,
Pengadaan paket Kelas Ibu Hamil Jk pdk: 102 pkt
Dinkes, Dinkes Prov, Kemkes
UPAYA PP AKI DAN AKN KABUPATEN BANJARNEGARA
Masalah Pembiayaan Jenis Kegiatan Pelaksanaan Peran Mekanisme pencairan dana
Jampersal untuk puskesmas terkait peraturan keuangan yang harus disetor ke pemda sehingga terlambat diterima puskesmas
Audiensi dengan Dinkes Provinsi dan Kemenkes
Jk pdk Dinkes, Pemda, Dinkes Prov, Kemkes
Standar penggunaan keuangan di daerah yang tidak bisa digunakan sesuai dengan kebutuhan program
Audiensi dengan BUD Pemda
Jk pdk Dinkes, Pemda
Belum ada pembiayaan fasilitasi PONEK ke PONED
Audiensi dengan Direktur RS PONEK
Jk pdk Dinkes, RS
UPAYA PP AKI DAN AKN KABUPATEN BANJARNEGARA
Masalah Pemberdayaan Masyarakat
Jenis Kegiatan Pelaksanaan Peran
keterlambatan pengambilan keputusan keluarga menjadi salahsatu penyebab dalam kasus kematian Ibu dan Bayi
Sosialisasi dan advokasi kepada linsek tk kabupaten dan kecamatan terkait peran keluarga dan masyarakat serta lintas sektor dalam percepatan penurunan kematian ibu dan neonatal.
Pendataan sasaran dan mapping bumil risiko Melaksanakan pertemuan tk Desa di 15 wilayah puskesmas
fokus Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil dan KP KIA/KelasIbu Balita di
setiap Desa di 15 wilayah pusk fokus
Jk pdk: 15 PKM
Dinkes, Kecamatan, PKK
Belum optimalnya sistem rujukan:disebabkan keterbatasan fasilitas
Membuat call center dan jejaring informasi antar puskesmas PONED dan antar Rumah Sakit rujukan termasuk swasta
Penyusunan pedoman sistem rujukan mengakomodir kondisi lokal namun tetap mengacu pada Permenkes
Mendorong RS BLU untuk mendukung kegiatan PONEK 24/7
Menyusun SOP, monev implementasi SOP AMP klinis harus dilakukan rutin Peningkatan kompetensi berkelanjutan melalui studi
kelompok, magang, pembahasan kasus, dan lain-lain
Jk pdk Dinkes, Dinkes Prov
keterbatasan fasilitas rujukan
Menyusun peraturan dan pedoman sistem rujukan tingkat kabupaten dan kota: Perbup dan Penyusunan mekanisme rujukan / regionalisasi alur rujukan ke puskesmas PONED dan rumah sakit
Jk pdk Dinkes, Dinkes Prov, Kemkes, IDI
UPAYA PP AKI DAN AKN KABUPATEN BANJARNEGARA
SINKRONISASI INTERVENSI SELURUH UNIT UTAMA MELAKUKAN INTERVENSI SASARAN
YG SAMA SESUAI DG TAHAPAN PELAKSANAAN ALOKASI SUMBER DAYA DG SASARAN YG SAMA,DENGAN
TETAP TIDAK MENINGGALKAN DAERAH YG BLM DALAM TAHAPAN
SINKRONISASI MULAI PRENCANAAN,PELAKSNAAN,MONEV ADVOKASI,PENDAMPINGAN UTK KAB/KOTA DAN
KOMITMEN DARI KAB/KOTA RECORDING DAN REPORTING SUSUN ALAT MONEV
POKOK KEGIATAN/KEGIATAN PROGRAM YANG MENDUKUNG PENCAPAIAN IKT TERKAIT
45
NO IKT Program Utama
Pokok Kegiatan
Kegiatan
13 •% kab/kota yang memiliki perda yang mendukung pembangunan kesehatan
14 % Kab/kota yang memiliki Desa Siaga Aktif
15 Jml Kebijakan yang dibuat berdasarkan kajian dari data yang tersedia
16 •% Puskesmas yg memiliki nakes dgn sertifikasi promosi & prevensi
17 •% Puskesmas yg memiliki tenaga terlatih Manajmen Puskesmas
18 •Tersusunnya PP Pelayanan Kesehatan Primer
19 %. Puskesmnas di Kab/Kota yang melaksanakan Simpus secara optimal
20 • % Yankes Primer dengan SPA sesuai standart
21 •% Yankes Primer yg mendapat obat dan dukungan perbekalan kesehatan sesuai standart dan kebutuhan
Program Utama, Pokok kegiatan dan Kegiatan harus memiliki Indikator yang SMARTCC
POKOK KEGIATAN/KEGIATAN PROGRAM YANG MENDUKUNG PENCAPAIAN IKT TERKAIT
46
NO IKT Program Utama
Pokok Kegiatan
Kegiatan
1 •IMR 23/1000
2 •MMR 102/100.000
3 •Tk Kepuasan masyarakat pd pelayanan kesehatan primer
4 •Tk kepuasan nakes di pelayanan kes primer
5 •% Kabupaten/kota yg memiliki UKBM aktif lebih dari 50
6 •Tk kepedulian masyarakat pd kesehatan kesehatan
7 •% Kab/Kota yg memiliki sistim rujukan terstruktur
8 •% Rujukan yang tepat (% AMP)
9 •% Puskesmas terpenuhi asupan SD secara memadai
10 •% K4, % D/S,
11 •% Kab/Kota yeng memiliki lebih dar 2 bentuk UKBM yang melibatkan peran serta anak sekolah
12 •% kab/kota yg memiliki Posyandu mandiri lebih dr 50 %
Program Utama, Pokok kegiatan dan Kegiatan harus memiliki Indikator yang SMARTCC
47
Mari kita bekerja sama untuk masa depan yang lebih baik
TERIMA KASIH