kerajaan cirebon

25
Kelompok 4 : Khadijah Hasan (11) Lutfiani (12) Siti Maisaroh (19) MAN KLATEN

Upload: suratno-ratno-miharjo

Post on 21-Jul-2015

648 views

Category:

Education


5 download

TRANSCRIPT

Kelompok 4 :

Khadijah Hasan (11)

Lutfiani (12)

Siti Maisaroh (19)

MAN KLATEN

Tahap awal 1. Letak Kesultanan Cirebon

2. Awal berdirinya Kesultanan Cirebon

3. Masa kejayaan Kesultanan Cirebon

4. Masa-masa kesulitan Kesultanan Cirebon

5. Keruntuhan Kesulitan Cirebon

6. Bukti-bukti peninggalan Kesultanan Cirebon

7. penutup

1. Letak Kesultanan Cirebon

2. Awal berdirinya Kesultanan Cirebon

. Asal Mula Kesultanan CirebonOrang dibalik mulanya Kesultanan Cirebon adalah Sunan

Gunung Jati yang bernama asli Syarif Hidayatullah. Beliaulahir pada tahun 1448.

Sebagai anggota Wali Sanga, Syarif Hidayatullahmemusatkan penyebaran agama Islam di Jawa Barat. Kemudian, beliau membangun masjid di daerah Cirebon.

Di daerah Cirebon tersebut beliau bertemu denganPangeran Cakrabuana, seorang penguasa Cirebon yang jugamerupakan paman dari Syarif Hidayatullah. Pangeran Cakrabuanaberkedudukan di Istana Pakungwati di Cirebon.

Saat pemerintahan Pakungwati diserahkan kepada SyarifHidayatullah, beliau memerintah Pakungwati danmengembangkan daerah Cirebon menjadi kerajaan danmelepaskan diri dari Kerajaan Pajajaran.

Raja Raja Kasultanan Cirebon

· Pangeran Cakrabuana (Sultan Cirebon I), 1445-1479

Pangeran Cakrabuana adalah keturunan Pajajaran. Puterapertama Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi dari istri keduanyayang bernama SubangLarang (puteri Ki Gedeng Tapa, seorangsaudagar kaya di pelabuhan Muarajati, Cirebon).

Ketika kakeknya yang penguasa pesisir utara Jawa meninggal, Walangsungsang tidak meneruskan kedudukan kakeknya, melainkan mendirikan istana Pakungwati dan membentukpemerintahan di Cirebon. Dengan demikian, yang dianggapsebagai pendiri Kesultanan Cirebon adalah Walangsungsang atauPangeran Cakrabuana.

Sunan Gunung Jati (Sultan Cirebon II), 1479-1568

Pada tahun 1479 M, kedudukan Cakrabuana kemudiandigantikan putra adiknya, Nyai Rarasantang dari hasilperkawinannya dengan Syarif Abdullah dari Mesir, yakni SyarifHidayatullah yang setelah wafat dikenal dengan sebutan SunanGunung Jati. Ia mendapat gelar Tumenggung Syarif Hidayatullahbin Maulana Sultan Muhammad Syarif Abdullah. Pertumbuhandan perkembangan yang pesat pada Kesultanan Cirebon dimulaioleh Syarif Hidayatullah. Sunan Gunung Jati kemudian bertindaksebagai penyebar agama Islam di Jawa Barat, termasuk di dalamnyaKesultanan Cirebon dan Kerajaan Banten. Setelah Sunan GunungJati wafat, terjadilah kekosongan jabatan pimpinan tertinggikerajaan Islam Cirebon

Fatahillah (Sultan Cirebon III), 1568-1570

Kekosongan pemegang kekuasaan itu kemudian dijabat olehFatahillah atau Fadillah Khan. Fatahillah adalah panglima perangKerajaan Demak dan juga merupakan menantu dari SunanGunung Jati yang menjabat sebagi bupati di Jayakarta. Fatahillahkemudian naik takhta, dan memerintah Cirebon secara resmi danmenjadi raja sejak tahun 1568. Fatahillah menduduki takhtaKesultanan Cirebon selama dua tahun karena ia meninggal duniapada tahun 1570.

3. Masa kejayaanKesultanan Cirebon mencapai masa kejayaan pada saat

Syarif Hidayatullah memerintah. Di bawah pemerintahan SyarifHidayatullah, Kerjaan Cirebon memiliki perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan ini jugamempengaruhi perkembangan dan penyebaran Islam. Dengandukungan letak yang strategis, pelabuhan yang ramai dan sumberdaya alam dari daerah pedalaman, Cirebon kemudian menjadisebuah kota besar dan menjadi salah satu kota dagang danpelabuhan ekspor impor di pesisir utara Jawa baik dalam kegiatanpelayaran dan perdagangan di kepulauan Nusantara maupundengan bagian dunia lainnya. Perkembangan Pelabuhan Cirebon yang semakin ramai pun menghasilkan untung bagi dareahpedalaman. Selain itu, Cirebon tumbuh menjadi cikal bakal pusatpenyebaran agama Islam di Jawa Barat.

Hubungan baik Cirebon dengan Kerajaan Demak dan Malaka jugamengalami peningkatan.

Pada masa pemerintahan Syarif Hidayatullah, tepatnyatahun 1480, beliau membangun Masjid Agung Sang CiptaRasa. Selesai membangun masjid, beliau juga membangun jalan-jalan raya yang menghubungkan Cirebon dengan daerah-daerahKadipaten lainnya untuk memperluas pengembangan Islam di seluruh Tanah Pasundan.

4. Masa-masa kesulitan Terpecahnya Kesultanan Cirebon

Dengan kematian Panembahan Girilaya, maka terjadikekosongan penguasa. Pangeran Wangsakerta yang bertanggung jawabatas pemerintahan di Cirebon selama ayahnya tidak berada di tempat, khawatir atas nasib kedua kakaknya. Kemudian ia pergi ke Banten untukmeminta bantuan Sultan Ageng Tirtayasa (anak dari Pangeran Abu Maaliyang tewas dalam Perang Pagarage), dia mengiyakan permohonantersebut karena melihat peluang untuk memperbaiki hubungandiplomatik Banten-Cirebon. Dengan bantuan Pemberontak Trunojoyoyang disokong oleh Sultan Ageng Tirtayasa,kedua Pangeran tersebutberhasil diselamatkan.

Namun rupanya, Sultan Ageng Tirtayasa melihat ada keuntunganlain dari bantuannya pada kerabatnya di Cirebon itu, maka iamengangkat kedua Pangeran yang ia selamatkan sebagai Sultan,PangeranMertawijaya sebagai Sultan Kasepuhan & Pangeran Kertawijaya sebagaiSultan Kanoman,sedangkan Pangeran Wangsakerta yang telah bekerjakeras selama 10 tahun lebih hanya diberi jabatan kecil, taktik pecah belahini dilakukan untuk mencegah agar Cirebon tidak beraliansi lagi denganMataram.

5. Keruntuhan Kesultanan Cirebon . Runtuhnya Kesultanan Cirebon Keruntuhan Kesultanan Cirebon dimulai ketika kesultanan

ini dibagi menjadi dua kekuasaan, yakni kesultananKasepuhan dan kesultanan Kanoman. Perselisihan antarakedua kesultanan dan adanya campur tangan politik VOC Belanda yang saat itu menduduki Indonesia membuatCirebon runtuh secara perlahan.

Tahun 1700, kesultanan menjadi empat kekusaan. SelainKasepuhan dan Kanoman, terdapat juga kesultananKacirebonan di bawah Pangeran Arya Cirebon, danKaprabonan (Panembahan) di bawah PangeranWangsakerta. Sejak itu perdagangan internasional melaluipelabuhan Cirebon sudah berada di tangan VOC.

Sejak awal abad ke-18, Kesultanan Cirebon, baik di bidang politik maupun ekonomi-perdagangan, mengalami kemunduran karena dikendalikan VOC yang berlanjut hingga pemerintahan kolonial Hindia-Belanda sejak abad ke-19 dan masa pendudukanJepang tahun 1942, di mana sultan-sultan mendapatgaji dari pemerintah kolonial pada masanya.

6. Bukti-bukti peninggalannyaKeraton Kasepuhan Cirebon

Sekarang terletak di Kecamatan Lemah WungkukKotamadya Cirebon. Di keratin Kasepuhan ini akan kita dapatibangunan-bangunan dengan arsitekturnya yang khas, benda kuno, kereta Singa Barong dan naskah kuno.

Kereta Singa Barong Kasepuhan

Kereta Singa Barong adalah hasil karya PanembahanLosari, cucu Sunan Gunung Jati, yang dibuatnya pada 1549. Ukiran binatang pada kereta Kereta Singa Barong iniberbelalai gajah yang melambangkan persahabatanKasultanan Cirebon dengan India, berkepala naga sebagailambang persahabatan dengan Cina, serta bersayap danberbadan Buroq yang melambangkan persahabatan denganMesir.

Keraton Kanoman

Keraton Kanoman didirikan oleh Sultan Kanoman I (Sultan Badridin). Terletak sebelah utara (300 meter) dari keratin Kasepuhan Keraton ini berdiri sejak Panembahan Girilaya Wafat.

Kereta Paksi Naga Lima

Kereta Paksi Naga Liman yang merupakan Keretakebesaran Sunan Gunung Jati dan para Sultan Cirebon inidibuat pada tahun yang sama dengan Kereta Jempana, yaitutahun Saka 1350 atau 1428, juga atas prakarsa PangeranLosari. Kereta Paksi Naga Liman menggabungkan bentukpaksi (burung), naga, dan liman (gajah) yang belalainyamemegang senjata trisula ganda. Keistimewaan Kereta PaksiNaga Liman yang disimpan di Keraton Kanoman ini ada padabagian sayapnya yang bisa mengepak saat kereta sedangberjalan.

Keraton Kacirebonan

Keraton Kacirebonan merupakan keraton yang paling kecildiantara keraton lain yang ad di daerah cirebon.Sejarah KeratonKacirebonan dimulai ketika Pangeran Raja Kanoman, pewaristakhta Kesultanan Keraton Kanoman bergabung dengan rakyatCirebon dalam menolak pajak yang diterapkan Belanda, yang memicu pemberontakan di beberapa tempat. Pangeran Raja Kanoman kemudian tertangkap oleh Belanda dan dibuang kebenteng Viktoria di Ambon, dilucuti gelarnya, serta dicabut haknyasebagai Sultan Keraton Kanoman. Namun karena perlawananrakyat Cirebon tidak juga reda, Belanda akhirnya membawakembali Pangeran Raja Kanoman ke Cirebon dalam upayamengakhiri pemberontakan. Status kebangsawanan Pangeran Raja Kanoman pun dikembalikan, namun haknya atas KesultananKeraton Kanoman tetap dicabut

Masjid agung Sang Cipta Rasa.

Masjid ini dibangun pada masa pemerintahan SyarifHidayatullah atau Sunan Gunung Jati atas inisiatif Putri OngTien.

Makam Sunan Gunung Jati.

Makam sang Sunan hanya boleh dimasuki oleh keluargakeraton saja sebagai keturunannya. Masyarakat umum tidakdiperbolehkan memasuki makam Sunan. Hal ini dikarenakanbegitu banyak barang berharga yang harus dijaga sebagai warisanbudaya seperti guci-guci, keramik yang menurut sejarah dibawaoleh istri Sunan Gunung Djati yang berasal dari Cina, yaitu PutriOng Tien. Terdapat 9 pintu/gapura menuju makam Sunan GunungJati, namun pengunjung hanya boleh masuk hingga batas serambimuka pintu pertama saja.