kemaknaan-statistik

2
 Kemaknaan Statistik Rossi Sanusi (24 Desember 2012) Kata “statistik” pada ungkapan “kemaknaan statistik” mengartikan angka atau gambar peringkas  pada sampel. Angka peringkas (AP) dapat berupa AP pemusatan (Mean, modus, median), A P  penyebaran (range, inter-quartile range, S), A P selisi! ( selisi! Mean, selisi! proporsi) dan AP !ubungan (koe"isien korelasi). #ambar peringkas dapat berupa !istogram, polygon, pie diagram dsb. $ eknik-teknik meringkas dapat dili!at di pustaka statistik diskripsi . Penggunaan kata “statistik” yang kedua ini menun%ukkan “ ilmu statistik”. Angka peringkas pada populasi disebut “parameter”, yang biasanya dinyatakan dengan !uru" &u nani. Misalnya, ' dan adala!, berturut-turut, Mean dan d (selisi!) pada populasi. engan menggunakan teknik-teknik statistik diskripsi, data dari suatu sampel yang dipili! tanpa bias (i.e., seara random) dapat diringkas men%adi statistik yang me*akili parameter terkait. +amun  pemili!an sampel tanpa bias tidak men%amin sepenu!nya ba!*a statistik-stati stik yang di!asilkan akan me*akili para meter-parameter terkait. Sampling Error  (kesala!an sampling yang tidak disenga%a) mungkin ter%adi. ugaan ba!*a sampling error terlalu besar (se!ingga statistik tidak me*akili parameter) dinyatakan dengan hipotesis statistik  nol () dan batas untuk menetapkan sampling error  keilterlampau besar dinyatakan dengan /. engan rumus-rumus statistik in"erensi dapat di!itung besarnya error . Kalau error -nya lebi! keil daripada / pene liti dapat menolak  dan mengin"erensi ba!*a statistik yang diperole! pada sampel me*akili  parameter yang bersangkutan. $e knik-teknik mengin"erensi dapat dili!at di pustaka statisti k in"erensi. asil penelitian yang “bermakna seara statistik” !anya menun%ukkan ba!*a statistik yang di!asilkan pada sampel me*akili parameter populasi. Statistik tersebut dapat sa%a tidak  bermakna seara praktis. Misalnya, koe"isien korelasi (r) at au selisi! Mean (d) yang terlampau keil (tidak bermakna seara praktis). 0atas kemaknaan seara praktis sebaiknya disebutkan pada hipotesis penelitian. Misalnya, “Ada !ubungan yang bermakna antara 1 dan & (r 2 r min3 r min 4 .5)”3 atau, “Subyek-subyek yang mendapat inter6ensi 1 7 akan menun%ukkan Mean !asil post- test 8 yang lebi! besar seara bermakna dibandingkan subyek-subyek yang mendapat inter6ensi 1 (d 2 dmin3 dmin 4 7)”. ipotesis penelitian yang mengandung batas kemaknaan praktis (onto!, r min atau dmin) diperlukan pada penelitian korelasi atau inter6ensi, yang dilakukan pada  populasi maupun pada sampel. Sedangkan !ipotesis statistik (yang mengandung batas kemaknaan statistik) !anya diperlukan pada penelitian yang dilakukan pada sampel. Kemaknaan statistik dapat diapai dengan memperbesar besar sampel ( n). Kemaknaan praktis dapat diapai dengan kerangka konsep dan ranangan penelitian yang 6alid. 9etak !ipotesis penelitian dan !ipotesis statistik di naska! (proposal) tesis dan disertasi %uga  berbeda. ipotesis penelitian diletakkan di ak!ir 0ab ::, setela! kerangka teori dan kerangka konsep, sebagai !asil dari telaa! pustaka. Sedangkan !ipotesis statistik diletakkan di 0ab ::: (Metoda Penelitian) di sub-bab Metoda Pengumpulan ata, %ika peneliti mengumpulkan data  pada sampel yang dipili! tanpa bias. ipotesis statisti k tidak diperlukan %ika peneliti

Upload: aji-wibowo

Post on 04-Feb-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7/21/2019 kemaknaan-statistik

http://slidepdf.com/reader/full/kemaknaan-statistik 1/2

Kemaknaan Statistik 

Rossi Sanusi (24 Desember 2012)

Kata “statistik” pada ungkapan “kemaknaan statistik” mengartikan angka atau gambar peringkas pada sampel. Angka peringkas (AP) dapat berupa AP pemusatan (Mean, modus, median), AP

 penyebaran (range, inter-quartile range, S), AP selisi! (selisi! Mean, selisi! proporsi) dan AP

!ubungan (koe"isien korelasi). #ambar peringkas dapat berupa !istogram, polygon, pie diagram

dsb. $eknik-teknik meringkas dapat dili!at di pustaka statistik diskripsi. Penggunaan kata“statistik” yang kedua ini menun%ukkan “ilmu statistik”.

Angka peringkas pada populasi disebut “parameter”, yang biasanya dinyatakan dengan !uru"

&unani. Misalnya, ' dan adala!, berturut-turut, Mean dan d (selisi!) pada populasi. engan

menggunakan teknik-teknik statistik diskripsi, data dari suatu sampel yang dipili! tanpa bias

(i.e., seara random) dapat diringkas men%adi statistik yang me*akili parameter terkait. +amun pemili!an sampel tanpa bias tidak men%amin sepenu!nya ba!*a statistik-statistik yang

di!asilkan akan me*akili parameter-parameter terkait. Sampling Error  (kesala!an sampling yangtidak disenga%a) mungkin ter%adi. ugaan ba!*a sampling error terlalu besar (se!ingga statistik

tidak me*akili parameter) dinyatakan dengan hipotesis statistik  nol () dan batas untuk

menetapkan sampling error  keilterlampau besar dinyatakan dengan /. engan rumus-rumusstatistik in"erensi dapat di!itung besarnya error . Kalau error -nya lebi! keil daripada / peneliti

dapat menolak  dan mengin"erensi ba!*a statistik yang diperole! pada sampel me*akili

 parameter yang bersangkutan. $eknik-teknik mengin"erensi dapat dili!at di pustaka statistikin"erensi.

asil penelitian yang “bermakna seara statistik” !anya menun%ukkan ba!*a statistik yangdi!asilkan pada sampel me*akili parameter populasi. Statistik tersebut dapat sa%a tidak

 bermakna seara praktis. Misalnya, koe"isien korelasi (r) atau selisi! Mean (d) yang terlampaukeil (tidak bermakna seara praktis). 0atas kemaknaan seara praktis sebaiknya disebutkan pada

hipotesis penelitian. Misalnya, “Ada !ubungan yang bermakna antara 1 dan & (r 2 r min3 r min 4

.5)”3 atau, “Subyek-subyek yang mendapat inter6ensi 17 akan menun%ukkan Mean !asil post-

test 8 yang lebi! besar seara bermakna dibandingkan subyek-subyek yang mendapat inter6ensi1 (d 2 dmin3 dmin 4 7)”. ipotesis penelitian yang mengandung batas kemaknaan praktis

(onto!, r min atau dmin) diperlukan pada penelitian korelasi atau inter6ensi, yang dilakukan pada

 populasi maupun pada sampel. Sedangkan !ipotesis statistik (yang mengandung bataskemaknaan statistik) !anya diperlukan pada penelitian yang dilakukan pada sampel. Kemaknaan

statistik dapat diapai dengan memperbesar besar sampel (n). Kemaknaan praktis dapat diapaidengan kerangka konsep dan ranangan penelitian yang 6alid.

9etak !ipotesis penelitian dan !ipotesis statistik di naska! (proposal) tesis dan disertasi %uga berbeda. ipotesis penelitian diletakkan di ak!ir 0ab ::, setela! kerangka teori dan kerangka

konsep, sebagai !asil dari telaa! pustaka. Sedangkan !ipotesis statistik diletakkan di 0ab :::

(Metoda Penelitian) di sub-bab Metoda Pengumpulan ata, %ika peneliti mengumpulkan data pada sampel yang dipili! tanpa bias. ipotesis statistik tidak diperlukan %ika peneliti

7/21/2019 kemaknaan-statistik

http://slidepdf.com/reader/full/kemaknaan-statistik 2/2

mengumpulkan data pada populasi. ipotesis statistik %uga tidak ada gunanya %ika ada sampling

 bias, yaitu %ika unit-unit pengamatananalisis tidak dipili! seara aak untuk men%adi anggota

sampel.

Rujukan

The reporting of statistics in meical eucational stuies! an obser"ational stu# . +orman A

esbiens BMC Medical Research Methodology ;<, $=>? (; @uly ;<). Abstrat  Bull teCt 

PB  PubMed

%ee the ata &hen results are not significant. etail 8nly A6ailable 0y= e*itt, Dat!erine3Mit!ell, +atas!a3 $orgerson, a6id. 0M@= 0ritis! Medial @ournal (:nternational Edition).

7?;5, Fol. >>G :ssue <G>H, p;>-;?. >p. ; D!arts.