kelompok 6 - laksansia
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Konstipasi merupakan hal yang sering dialami oleh setiap orang. Hal
ini disebabkan oleh jenis makanan yang dikonsumsi, jumlah air yang
diminum, dan kondisi patofisiologis lainnya. Penyembuhan konstipasi tidak
selalu dalam waktu cepat, oleh karena itu penggunaan tanaman-tanaman
herbal yang berfungsi sebagai laksansia sangat bermanfaat untuk menangani
kasus ini. Berbagai sediaan yang terdapat di pasaran mengandung beberapa
jenis tumbuhan obat yang telah terbukti secara klinis dapat memperlancar
terjadinya defekasi maupun berbagai jenis tumbuhan yang memiliki
aktivitas farmakologi atau kandungan kimianya belum secara jelas
diketahui, namun bermanfaat secara klinis. Makalah ini berisi berbagai jenis
tanaman herbal spesifik disertai dengan bagian tanaman yang digunakan,
yang berkhasiat sebagai laksansia.
I.2 Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mngetahui penggunanaan
berbagai tanaman herbal yang berkhasiat sebagai laksansia.
I.3 Metode Penulisan
Makalah ini disusun berdasarkan referensi dari beberapa buku
elektronik, jurnal ilmiah, dan berbagai situs di internet. Data mengenai
sumber acuan yang kami pergunakan dicantumkan lengkap pada daftar
pustaka di halaman terakhir dari makalah ini.
I.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari tiga bab, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
I.2 Tujuan Penulisan
I.3 Metode Penulisan
1
I.4 Sistematika Penulisan
BAB II ISI
II. 1 Definisi dan Penggunaan Laksansia
II. 2 Penggolongan Laksansia
II. 3 Simplisia-simplisia Laksansia
II.3.1 Curcumae rhizoma
II.3.2 Zingiberis rizhoma
II.3.3 Paederia foetida L.
II.3.4 Curcuma domestica
II.3.5 Sennae obtusifolia
II.3.6 Centella asiatica
II.3.7 Baeckea frutescens L
II.3.8 Croton tiglium L.
II.3.9 Tamarindi Fructus ( Buah Asam)
II.3.10 Camellia sinensis (Teh Hijau)
II.3.11 Kaempferiae Rhizoma (Kencur)
II.3.12 Corrigen
II.3.13 Carbo Ligni
II.3.14 Aetherol Foeniculi
II.3.15 Coptici Flos
BAB III PENUTUP
III.1 Simpulan
III.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB II
ISI
II.1 Definisi dan Penggunaan Laksansia
Laksansia atau obat pencahar merupakan zat-zat yang dapat
menstimulasi gerakan peristaltik usus sebagai refleks dari rangsangan
langsung terhadap dinding usus dan dengan demikian menyebabkan atau
mempermudah buang air besar (defekasi) dan meredakan sembelit.
Adapun sembelit atau konstipasi merupakan suatu keadaan yang
ditandai dengan gerakan peristaltik usus yang terganggu, sukar, dan
berkurang. Keadaan ini dapat disebabkan oleh makanan yang kurang sesuai
atau kurangnya akivitas fisik ataupun faktor-faktor yang bersifat subjektif
misalnya tegang, feses terlalu keras, dan rasa sakit pada waktu buang air
besar.
Di samping sembelit, laksansia juga digunakan pada sejumlah
keadaan tertentu, yaitu:
• Gangguan usus teriritasi (IBS) dengan keluhan sakit di bagian bawah
perut tanpa adanya kelainan organik
• Untuk mengosongkan usus (diagnosis) sebelum menjalani pembedahan
atau pemeriksaan dengan sinar Rontgen daei saaluran lambung-usus,
kandung empedu dan sebagainya
• Pada peristiwa keracunan oral akut guna mengeluarkan zat racunnya
dari tubuh secepat mungkin. Dalam hal ini terutama digunakan sebagai
pencahar garam-aram anorganik seperti MgSO4 dan natrium sulfat
• Terapi obat cacing, sebelum atau sesudah penggunaan obat cacing,
untuk mengekspose parasit-parasit terhadap obat cacing atau untuk
mengeluarkan cacing dan sisa-sisa obat cacing bila diberikan obat
sesudahnya.
II.2 Penggolongan Laksansia
Tanaman yang digunakan untuk mengatasi konstipasi adalah yang
bersifat laksatif, stimulan yang bekerja pada saluran pencernaan, bahan yang
3
dapat membentuk massa (biasanya mengandung serat) dalam usus, dan
dapat menarik air ke dalam usus sehinga feses menjadi lembek.
Laksansia dibagi menjadi tiga golongan, yaitu laksan pembentuk
massa, laksan osmotik, dan laksan stimulan. Adapum masing-masing
mekanisme kerjanya dalam mengatasi sembelit adalah sebagai berikut:
Laksan Pembentuk Massa
Beberapa zat dalam tanaman dapat membentuk massa yang tanaman
kaya dengan polisakarida yang dapat mengembang dalam saluran
pencernaan. Laksatif pembentuk massa tidak akan melewati saluran
cerna atau diabsorpsi di saluran pencernaan melainkan akan melewati
saluran pencernaan tanpa mengalami perubahan. Perbedaan zat
pembentuk massa dan zat pengembang adalah bahan pembentuk massa
mengandung serat dalam jumlah besar, sedangkan bahan pengemban
berasal dari biji-bijian yang memiliki lapisan tebal polisakarida dalam
bagian luarnya. Kedua jenis senyawa ini dapat mengembang hingga
ukuran tertentu melalui proses pengambilan air. Menurut teori
konvensional, bahan pengembang hanya mencakup tanaan yang dapat
membentuk musilago atau gel. Zat pembentuk massa dikonsumsi seperti
komponen makanan lainnya,, terdiri dari karbohidrat yang sulit dicerna
dan diuraikan oleh bakteri usus seperti pektin. Zat ini merangsang
aktivitas usus melalui aksinya memproduksi massa, dan mempercepat
transit feses melalui saluran pencernaan.
Zat pengembang mirip dengan zat pengental yang digunakan dalam
memproses makanan dan zat pembentuk musilago dalam dunia farmasi
dan obat-obatan. Mucilaginous swelling agent tidak terkandung dalam
makanan melainkan hanya ditemukan dalam sediaan obat seperti
psylliumhusk atau dalam produk herbal mentah seperti karaya gum.
Seperti zat pembentuk massa, Mucilaginous swelling agent terbuat dari
karbohidrat yang sulit dicerna tetapi perbedaan dari keduanya yaitu
bahwa Mucilaginous swelling agent tidak atau sedikit saja didegradasi
oleh flora usus.
Contoh tanaman pembentuk massa antara lain:
4
a) Lini semmen (linseed) dari tanaman Linum usitatissium L.
b) Plantaginis Ovatae semen (Isphagula Seed) dari tanaman Plantago
ovata Forssk., (Plantago isphagula Roxb.)
c) Psylli Semen (Psyllium seed) dari tanaman Plantago afra L.,
(Plantago psyllium L) atau Plantago indica
Laksan Osmotik
Gambaran dari laksatif osmotik adalah garam-garam tertentu yang
sangat larut dalam air tetapi sulit dicerna, misalnya natrium sulfat dan
magnesium sulfat. Garam-garam ini menyimpan air dari dalam usus
dengan sifat osmotiknya sehingga meningkatkan kandungan air dalam
feses. Bila mengkonsumsi larutan hipertonik, air diambil dari tubuh dan
disimpan dalam usus.
Mekanisme yang sama terjadi pula pada gula yang tidak dapat
diserap (manosa) dan gula alkohol (manitol dan sorbitol) yang berasal
dari tanaman. Pada zat-zat ini terjadi mekanisme sekunder yang sama
yaitu gula gula yang tidak diserap masuk ke usus tanpa mengalami
perubahan, di mana diurai menjadi asam lemak rantai pendek. Proses ini
menghasilkan asam asetat, asam butirat, dan asam laktat yan merangsang
peristaltik dan meningkatkan retensi osmotik air. Poliferasi flora normal
usus mungkin berperan pula dalam kerja usus dengan meningkatkan
massa feses.
Gambaran dari kelompok laksatif ini yaitu laktulose, sebuah produk
transformasi sintetik dari laktosa yang bukan merupakan senyawa
tumbuhan. Manitol berasal dari tumbuhan dan banyak ditemukan pada
tanaman. Rumput laut mengandun manitol dalam jumlah cukup besar
dan manna, getah kering dari manna ash (Flaxinus ornus) mengandung
manitol hingga 13%. Manitol untuk obat merupakan zat sintetik yang
dihasilkan dari hidrasi invertosa.
Sorbitol merupakan gula alkohol yang juga terdapat dalam tanaman.
Konsentrasi relatif tinggi ditemukan pada apel, pir, plum, aprikot, ceri,
dan terutama mountain ash berry (Sorbus aucuparia). Tetapi produk
komersialnya merupakan zat sintetik yang dihasilkan dari reduksi
5
glukosa. Sorbitol bertindak sebagai laksatif ringan bila digunakan dalam
dosis oral 20-30 g.
Laksan Stimulan
Bila zat pembentuk massa beraksi terutama pada efek fisik dalam
lumen usus, laksan stimulan (terutama mengandung antranoid) bereaksi
langsung pada mukosa usus. Beberapa mekanisme yang terjadi pada efek
ini adalah:
a) Refleks dari stimulasi reseptor pada mukosa dan submukosa
mengakibatkan peningkatan dorongan motilitas usus, waktu transit
yang lebih pendek, dan penurunan jumlah absorpsi air dan elektrolit
b) Peningkaan cAMP dalam sel usus. Ketika konsentrai kalsium
intraseluler berubah, klorida masuk dalam lumen usus, diikuti oleh
natrium dan air untuk proses osmosis dan menjaga elektronetralisasi
(secretagogic action)
c) Kebocoran kompleks persambungan antar-antar sel endotelial usus
besar. Natrium dan air yang telah diproduksi dapat masuk kembali ke
dalam lumen usus melalui kompleks persambungan yang kurang baik
d) Blokade pompa natrium (Na-K-ATPase) pada epitel usus. Hal ini
menghambat absorpsi natrium dan air (aksi antiabsorpsi). Efek laksatif
dari tanaman dapat disebabkan karena adanya senyawa antranoid,
sehingga produk komersial yang mengandung antranoid perlu
distandarisasi. Dosis obat herbal yang diberikan berdasarkan jumlah
kandungan aktifnya antara lain antranoid dan tidak berdasarkan berat
simplisia kering atau ekstrak kasarnya. Secara farmakologi glikosida
antanoid bersifat inert, masuk ke usus tanpa menalami metabolisme,
kemudian di usus dimetabolisme oleh bakteri usus menghasilkan
antron bebas yang diduga merupakan zat aktif. sebagian besar
metabolit dieksresika ke dalam feses, sebagian kecil diabsorpsi dan
dapat ditemukan di urin dalam bentuk konjugat glukoronida atau
sulfat, sehingga urin menjadi berwarna kuning tua bahkan merah bila
positif terjadi reaksi alkali.
6
II.3 Simplisia-simplisia Laksansia
Beberapa simplisia di bawah ini merupakan simplisia-simplisia yang
terkandung dalam sediaan jamu yang beredar di Indonesia sebagai laksansia.
Simplisia-simplisia tersebut adalah:
II.3.1 Curcumae rhizoma
Simplisia curcuma rhizoma (rimpang temulawak) berupa
potongan rimpang yang telah dikeringkan berasal dari tanaman
Curcuma xanthorrhiza Roxb., suku Zingiberaceae. Kandungan
utama berupa kurkuminoid (1-2%), yaitu kurkumin dan
monodesmetoksikurkumin (tidak kurang dari 1,0% dihitung
sebagai kurkumin), bisdesmetoksimkurkumin ditemukan dalam
jumlah yang sanat kecil bahkan kadang tidak terdeteksi.
Kandungan lain adalah minyak atsiri: seskuiterpen 3-12% (tidak
kurang dari 5%) terutama ar-kurkumen, xanthorhizol, β-kurkumen,
dan germakron. Digunakan sebagai menaikkan pengeluaran
empedu, sembelit, ambeien, dan diare.
Menurut Luckner (1967) minyak atsiri temulawak bekerja
sebagai koleretik (meningkatkan produksi empedu), cairan empedu
ini membantu emulsi lemak dalam duodenum dan meningkatkan
gerak perstaltik.
II.3.2 Zingiberis rizhoma
Berasal dari tumbuhan Jahe (Zingiberis officinale Roscoe.,
suku Zingiberaceae.). Simplisia yang digunakan adalah rimpang
yang mengandung 0,25-3,3% minyak atsiri. Adapun kandungan
monoterpen utama adalah sitral a dan sitral b, serta seskuiterpen
(30-70%) yaitu gingerols, shogaols, α-zingiberene, β-bisabolene, β-
sesquiphellandrene, dan ar-kurkumen. Digunakan sebagai
karminatif, antiemetik, antiinflamasi, antiemetik, antiplatelet,
stimulan saluran cerna.
Pemberian secara per oral ekstrak jahe yang mengandung
shaogol dan gingerol meningkatkan motilitas saluran cerna pada
tikus. Namun bila dibandingkan dengan domperidon dan
7
metroklopramid, aktivitasnya lebih rendah. Dilaporkan bahwasanya
gingerol memiliki aktivitas antiserotoninergik dan diduga
bahwasanya efek jahe terhadap motilitas saluran cerna adalah
disebabkan oleh aktivitas ini. Berdasarkan penelitian, pemilihan
rute pemberian mempengaruhi motilitas saluran cerna. Contohnya,
shogaol dan gingerol menghambat motilitas usus ketika diberikan
secara intravena, namun motilitasnya meningkat saat setelah
diberikan secara per oral.
II.3.3 Paederia foetida L.
Paederia foetida L merupakan semak semusim, membelit,
batang masif beruas, berakar, dari buku-buku tumbuh akar, warna
cokelat. Herba tahunan, berbatang memanjat, pangkal berkayu,
panjang 3-5 m. Tumbuh liar di lapangan terbuka, semak belukar
atau di tebing sungai, kadang dirambatkan dipagar halaman sebagai
tanaman obat dan dapat ditemukan dari 1-2. 1 00 m dpi.
Perbanyakan dengan stek batang atau biji. Bagian yang digunakan
sebagai simplisia adalah daunnya.
Daun Paederia foetida L mengandung glikosida iridoid
asperulin, aukobin, paederosid dan arbutin, triterpen dan sistosteral,
paederon dan paederolon, peifridenalol asetat, metal merkaptan,
alkaloid indol; Paederina, Asperuloside, deacetylasperuloside,
scandoside, paederosidic acid dan gama-sitosterol, arbutin,
oleanolic acid dan minyak menguap. Tanaman ini biasa digunakan
sebagai laksansia.
Minyak jarak bekerja dengan mengurangi absorbsi cairan,
meningkatkan sekresi pada usus halus dan besar, dan
mempengaruhi kontraktilitas usus halus. Minyak jarak
menyebabkan diare karena kandungan aktifnya, yakni asam
resinoleat. Beberapa mekanisme diduga terlibat dalam efek minyak
jarak sebagai penyebab diare. Hal tersebut antara lain
penghambatan aktivitas Na+, K+-ATP-ase yang mengurangi
absorpsi cairan, aktivasi adenilat siklase atau Camp-mediated
8
active secretion, stimulasi pembentukan prostaglandin, dan yang
terbaru meliputi peranan nitrit oksida. Walaupun beberapa
mekanisme telah diperkirakan, namun untuk mendefinisikan
mekanisme yang paling tepat belum dapat dimungkinkan.
Prostaglandin mempengaruhi fungsi patologis dari saluran cerna
dan efek minyak jarak berdampak pada prostaglandin. Pada tikus,
pemberian 0.1-0.3 ml menyebabkan diare setelah 1-2 jam
pemberian. Pada dosis 1 ml, respon diare terjadi kurang dari satu
jam. Ekstrak Paederia foetida menggunakan etanol menyebabkan
diare pada dosis 100-500 mg/kg berat badan, namun menyebabkan
efek anti diare pada pemberian 500mg/kg berat badan. Hal ini
diduga karena terjadi penghambatan prostaglandin.
II.3.4 Curcuma domestica
Curcuma domestica merupakan tanaman yang terdiri atas
rimpang Curcuma domestica Val. Mempunyai bau khas aromatik,
rasa agak pahit, agak pedas, warnanya kuning jingga
kemerahansampai kuning jingga kecoklatan. Bagian yang
dimanfaatkan adalah rhizom.
Beberapa kandungan kimia dari rimpang kunyit yang telah
diketahui yaitu minyak atsiri sebanyak 6% yang terdiri dari
golongan senyawa monoterpen dan sesquiterpen (meliputi
zingiberen, alfa dan beta-turmerone), zat warna kuning yang
disebut kurkuminoid sebanyak 5% (meliputi kurkumin 50-60%,
monodesmetoksikurkumin dan bidesmetoksikurkumin), protein,
fosfor, kalium, besi dan vitamin C. Dari ketiga senyawa
kurkuminoid tersebut, kurkumin merupakan komponen terbesar.
Sering kadar total kurkuminoid dihitung sebagai % kurkumin,
karena kandungan kurkumin paling besar dibanding komponen
kurkuminoid lainnya. Karena alasan tersebut beberapa penelitian
baik fitokimia maupun farmakologi lebih ditekankan pada
kurkumin.
9
Beberapa penelitian secara in vitro dan in vivo menunjukkan,
kunyit memunyai aktivitas sebagai antiinflamasi (antiperadangan),
aktivitas terhadap peptic ulcer, antitoksik, antihiperlipidemia, dan
aktivitas antikanker. Ekstrak kurkuma juga dapat mencegah
hepatotoksisitas yang diinduksi senyawa kimia CCl4
(karbontetraklorida) dengan mekanisme berikatan dengan protein
dan reseptor pada permukaan membran sel menggantikan senyawa
toksik dan mencegah kerusakan sel. Ekstrak kurkuma dapat
menurunkan semua komposisi lipid (trigliserida, pospolipid dan
kolesterol) pada aorta, dan kadar trigliserida pada serum secara ex
vivo. Kurkumin dapat menghambat agregasi platelet (PAF) yang
distimulasi mediator endogen seperti faktor agregasi platelet dan
asam arakhidonat melalui penghambatan produksi tromboxan
(TXA2) dan memblok pelepasan second messenger Ca2+. Kunyit
dapat mencegah kanker usus dengan cara menginhibisi enzim-
enzim lipid peroksidase dan siklooksigenase-2 yang merupakan
implikasi perkembangan kanker dan menginduksi enzim glutation
S-transferase. Induksi siklooksigenase-2 dihubungkan dengan
produksi prostaglandin (hormon pengatur gerakan otot). Kunyit
juga menunjukkan aktivitas sebagai antioksidan yang dihubungkan
dengan mekanisme pemadaman singlet O2 yang dapat merusak
DNA, namun sifat antioksidan ini bukan sebagai penghambatan
superoksida anion atau radikal bebas hidroxil.
Serbuk kunyit yang diberikan secara oral pada 116 pasien
dengan kondisi dispepsia, flatulen, dan asam lambung
menunjukkan respon yang membaik secara signifikan dibanding
kelompok kontrol. Pasien menerima 500 mg serbuk obat empat kali
sehari selama tujuh hari, uji klinik yang diukur adalah efek obat
pada tukak peptik yang menunjukkan, rimpang kunyit
meningkatkan penyembuhan tukak dan menurunkan sakit pada
bagian perut. Uji klinik kedua yang diukur adalah menunjukkan,
kurkumin efektif sebagai antiinflamasi. Dalam waktu dua minggu,
10
dilakukan pengujian secara acak pada 18 pasien dengan penyakit
reumathoid arthritis yang terbagi dalam tiga kelompok pemberian
yang berbeda yaitu diberikan kurkumin (1200 mg/hari),
fenilbutazon (30 mg/hari), dan kelompok kontrol. Hasil yang
didapat yaitu kelompok yang diberi kurkumin dan fenilbutazon
menunjukkan respon antiinflamasi jauh lebih baik daripada
kelompok kontrol.
Serbuk kunyit yang diberikan secara oral pada 116 pasien
dengan kondisi dispepsia, flatulen, dan asam lambung
menunjukkan respon yang membaik secara signifikan dibanding
kelompok kontrol. Pasien menerima 500 mg serbuk obat empat kali
sehari selama tujuh hari, uji klinik yang diukur adalah efek obat
pada tukak peptik yang menunjukkan, rimpang kunyit
meningkatkan penyembuhan tukak dan menurunkan sakit pada
bagian perut. Uji klinik kedua yang diukur adalah menunjukkan,
kurkumin efektif sebagai antiinflamasi. Dalam waktu dua minggu,
dilakukan pengujian secara acak pada 18 pasien dengan penyakit
reumathoid arthritis yang terbagi dalam tiga kelompok pemberian
yang berbeda yaitu diberikan kurkumin (1200 mg/hari),
fenilbutazon (30 mg/hari), dan kelompok kontrol. Hasil yang
didapat yaitu kelompok yang diberi kurkumin dan fenilbutazon
menunjukkan respon antiinflamasi jauh lebih baik daripada
kelompok kontrol.
II.3.5 Sennae obtusifolia
Tanaman berupa perdu kecil yang tumbuh tegak dengan
tinggi sekitar 1 m. Tumbuh liar di pinggir kota, daerah tepi sungai,
semak belukar dan kadang-kadang ditanam sebagai tanaman hias.
Batangnya lurus, pangkal batang berkayu, banyak bercabang,
daerah ujung batang berambut jarang. Daun letak berseling, berupa
daun majemuk menyirip ganda terdiri dari 3 pasang anak daun
yang bentuknya bulat telur sungsang, panjang 2-3 cm, lebar 1 1/2 -
3 cm ujung agak membulat dan pangkal daun melancip, warna
11
hijau, permukaan bawah daun berambut halus. Bunganya banyak
berwarna kuning tersusun dalam rangkaian tandan yang tumbuh
pada ketiak daun. Buahnya buah polong berkulit keras berisi 20 -
30 biji yang bentuknya lengkung berwarna coklat kuning
mengkilat. Tanaman perdu ini berasal dari Amerika tropik dan
menyukai tempat terbuka atau agak teduh dapat tumbuh di dataran
rendah sampai 800 m di atas permukaan laut. Bagian yang
dimanfaatkan adalah daun. Kandungan utama pada daun adalah
antranoid, terutama tipe bi-antron. Sennae obtusifolia berkhasiat
sebagai laksatif, radang mata merah, luka kornea (ulcus cornea),
rabun senja, glaukoma, tekanan darah tinggi, hepatitis, sirosis,
ascites.
ß-glikosida adalah prodrug yang diabsorpsi dan dicerna pada
saluran cerna bagian atas. ß-glikosida ini dicerna secara enzimattis
oleh bakteri di kolon menjadi metabolit aktifnya rheinanthrone.
Rheinanthrone adalah metabolit laksatif. Efeknya terutama
disebabkan oleh kerjanya pada motilitas usus besar dengan
menghambat kontraksi stasioner dan peransangannya. Hal tersebut
berakibat pada percepatan gerakan daeri usus halus, dan karena
waktu kontak yang relatif singkat, terjadi pengurangan jumlah air
yang diabsorpsi di lumen. Selain itu, stimulasi sekresi klorida aktif
meningkatkan jumlah elektrolit dan air dalam usus halus. Dosis
Sennae obtusifolia adalah sebesar 20-30mg hidroksiantrasena
derivat harian, dihitung sebagai Sennoside B.
II.3.6 Centella asiatica
Pegagan (Centella asiatica) adalah tanaman liar yang banyak
tumbuh di perkebunan, ladang, tepi jalan, serta pematang sawah.
Pegagan merupakan tanaman herba tahunan yang tumbuh menjalar
dan berbunga sepanjang tahun. Tanaman akan tumbuh subur bila
tanah dan lingkungannya sesuai hingga dijadikan pennutup tanah.
Jenis pegagan yang banyak dijumpai adalah pegagan merah dan
pegagan hijau. Pegagan merah dikenal juga dengan antanan kebun
12
atau antanan batu karena banyak ditemukan di daerah bebatuan,
kering dan terbuka. Pegagan merah tumbuh merambat dengan
stolon (geragih) dan tidak mempunyai batang, tetapi mempunyai
rhizoma (rimpang pendek). Sedangkan pegagan hijau sering
banyak dijumpau di daerah pesawahan dan disela-sela rumput.
Tempat yang disukai oleh pegagan hijau yaitu tempat agak lembap
dan terbuka atau agak ternaungi. Selain itu, tanaman yang mirip
pegagan atau antanan ada empat jenis yaitu antanan kembang,
antanan beurit, antanan gunung dan antanan air. Bagian yang
dimanfaatkan adalah herba.
Pegagan yang simplisianya dikenal dengan sebutan Centella
Herba memiliki kandungan asiaticoside, thankuniside,
isothankuniside, madecassoside, brahmoside, brahmic acid,
brahminoside, madasiatic acid, meso-inositol, centelloside,
carotenoids, hydrocotylin, vellarine, tanin serta garam mineral
seperti kalium, natrium, magnesium, kalsium dan besi. Diduga
glikosida triterpenoida yang disebut asiaticoside merupakan
antilepra dan penyembuh luka yang sangat luar biasa. Zat vellarine
yang ada memberikan rasa pahit.
Pegagan berasa manis, bersifat mendinginkan, memiliki
fungsi membersihkan darah, melancarkan peredaran darah, peluruh
kencing (diuretika), penurun panas (antipiretika), menghentikan
pendarahan (haemostatika), meningkatkan syaraf memori, anti
bakteri, tonik, antispasma, antiinflamasi, hipotensif, insektisida,
antialergi dan stimulan. Saponin yang ada menghambat produksi
jaringan bekas luka yang berlebihan (menghambat terjadinya
keloid). Manfaat pegagan lainnya yaitu meningkatkan sirkulasi
darah pada lengan dan kaki; mencegah varises dan salah urat;
meningkatkan daya ingat, mental dan stamina tubuh; serta
menurunkan gejala stres dan depresi. pegagan pada penelitian di
RSU dr. Soetomo Surabaya dapat dipakai untuk menurunkan
13
tekanan darah, penurunan tidak drastis, jadi cocok untuk penderita
usia lanjut.
Ekstrak centella herba efektif untuk mengobati ulkus pada
usus halus. Pemberian ekstrak herba secara oral pada tikus
memberikan hasil penurunan ulkus dengan bergantung pada dosis.
Efektivitas anti ulkus setara dengan famotidine. Mekanismenya
diduga terkait dengan aktivitas penekanan system saraf pusat yang
meningkatkan konsentrasi GABA pada otak. Dosis harian adalah
0.33–0.68 gram tiga kali sehari.
II.3.7 Baeckea frutescens L.
Baeckea frutescens L berupa tumbuhan perdu, berumur
panjang (perenial), tinggi bisa mencapai +/- 5 m. Batang berkayu,
silindris, tegak, warna cokelat muda, percabangan banyak dan liat,
arah cabang miring ke atas. Daun tersusun berhadapan (folia
oposita), warna hijau, bentuk garis (linearis), panjang 0,5 - 1,5 cm,
helaian daun tebal kaku, ujung dan pangkal runcing Bunga muncul
di ketiak daun (axillaris), bertangkai pendek, kelopak berbentuk
lonceng (campanulatus), mahkota berjumlah 5 helai berwarna
putih, benang sari berjumlah 10 Buah jenis kotak sejati (capsula),
panjang +/- 2 mm. Bagian yang digunakan adalah daun.
Daun mengandung golongan seskuiterpena seperti humulen
epoksida, kariofilen, 4β, 5α-epoksida, dan klovan-2,9-dioal, C-
glikosida kromon, senyawa turunan floroglusionol, serta senywa
turunan golongan flavanona, minyak atsiri, fenkhol, tanin, dan
baekeol. Baeckea frutescens L digunakan untuk bengkak pada
kaki, sakit perut pada anak karena cacingan, demam setelah
bersalin.
Daun Baeckea frutescens L di China digunakan untuk
penyembuhan demam, sedangkan di Indonesia daun daun
keringnya digunakan untuk obat sakit kepala, rematik, dan dapat
berfungsi untuk mengurangi rasa sakit perut. Aktivitasnya sebagai
antioksidan bekerja menghambat oksidasi dengan cara bereaksi
14
dengan radikal bebas tidak reaktif dan relatif stabil. Radikal bebas
memiliki pasangan elektron bebeas yang reaktif dan mampu
bereaksi dengan protein, lipid, karbohidrat, atau DNA. Reaksi
antara radikal bebas dan molekul-molekul tersebut berujung pada
timbulnya sutau penyakit.
Penggunaan untuk bengkak pada kaki dan lengan dengan 112
ons jung rahab, remas halus, dan rebus di dalam setengah botol
cuka anggur. Gosokkan cairan rebusan ini pada kakil lengan yang
bengkak dalam keadaan panas-panas suam.
Sakit perut pada anak karena cacingan dengan sepotong
belerang sebesar biji asam. Setengah sendok teh jung rahab,
sepotong temu hitam sepanjang buku jari tangan, sebuah umbi
kecil temu kunci, tiga iris temu lawak, satu sendok teh kayu
masoyi, sepotong bengle sepanjang setengah buku jari tangan,
sepotong lempuyang wangi sepanjang setengah jari tangan dan
lima biji benih adas; kesemuanya ditumbuk halus, dibungkus daun
pisang clan dikukus selama lebih kurang sepuluh menit. Cairan
yang keiuar diminumkan si sakit. Kalau cairannya yang keluar
hanya sedikit, tambahkanlah sesendok air.
Demam pada wanita habis bersalin dengan segera sehabis
bersalin minum obat berikut, dibuat baru dan diminum tiap pagi
dan tiap sore. Rebus selembar daun pepaya muda segar dengan
satu sendok kecii asam segar dan sepotong gula jawa dalam satu
gelas kecil air sampai airnya tinggal setengah dan minum cairan
tersebut setelah cukup dingin.
II.3.8 Croton tiglium L.
Tanaman kamandrah merupakan tanaman semak, pohon
kecil, atau perdu, tinggi antara 5-24 m. batang tanaman kamandrah
tegak, bulat, berambut, dan berwarna hijau. Daun tanaman
dicirikan pada bagian pangkal daun tepinya bergerigi, berseling,
lonjong pada bagian ujung meruncing, pangkal membulat, berdaun
15
tunggal, pangkal daun 3-4.5 cm dan lebar 1-3.5 cm, pertulangan
menyirip dan berwarna hijau. Biji tanaman berbentuk bulat telur,
kecil, dan berwarna hitam. Akar termasuk akar tunggang dan
berwarna putih kotor. Bagian yang digunakan adalah biji.
Biji Kamandrah mengandung 3.4% resin, 37% oleat, 19%
linoleat, 1.5% arakidat, 0.3% stearat, 0.9% palmitat, 7.5% miristat,
0.8% format, laurat, linoleat, valerat, dan butirat, ditambah dengan
senyawa lainnya. Bijinya berkhasiat sebagai obat pencahar. Di
Filipina, air rebusan akarnya dikatakan bersifat abortif.
Keinginan defekasi dikendalikan oleh pengisian rectum.
Senyawa aktif yang bekerja terhadap usus halus melalui proses
hidrolisis dan kerja lipase membebaskan asam risinolat, asam 12-r-
hidroksioleat. Asam risinolat menyebabkan peransangan selaput
mukosa usus halus disertai penimbunan cairan didalam lumen,
serta memperkuat peristalsis melalui pembebasan histamine.
II.3.9 Tamarindi Fructus ( Buah Asam)
Tanaman asal adalah Tamarincus Indicus L. Dikenal juga
dengan nama Black Tamarinds, Indian Dates, Tamarinde,
Tamarindo dan Pulpa de Tamarindo. Simplisia yang digunakan
adalah buahnya yang mengandung mengandung Asam Tartrat serta
Acid Potassium Tartrat. Manfaat dari buah asam adalah sebagai
laksatif untuk keadaan yang ringan, refrigerant untuk menurunkan
suhu tubuh, mengobati demam, pereda nyeri haid serta untuk
mengobati wasir. Manfaat buah asam sebagai asam tartrat yang
dapat meningkatkan gerak pristaltik. Asam tartrat juga digunakan
untuk menghilangkan alergi, karena dalam keadaan agak pekat
merangsang selaput lendir dinding organ tubuh yang dilewatinya,
seperti tenggorokan, lambung dan usus.
II.3.10 Camellia sinensis (Teh Hijau)
Merupakan tanaman dengan batang tegak, berkayu,
bercabang-cabang serta ujung ranting daun daun muda berambut
16
halus. Tanaman tersebar di Asia Tenggara, tumbuh di India, Sri
Lanka, Indonesia, China, Jepang, afrika dan Amerika Selatan.
Bagian yang digunakan adalah daunnya yaitu dengan
simplisia daun teh pucuk yang telah dikeringkan. Simplisia daun
teh berbau aromatik dan rasa sedikit pahit. Kandungan yang
terdapat dalam simplisia daun teh adalah katekin sebesar 30 %,
kafein, teofilin, teobromin serta minya atsiri.
Daun teh digunakan sebagai stimulant diuretik yang
disebabkan kandungan kafein, astrigen dan antioksidan karena
kandungan polifenol, juga sebagai antidiare. Untuk tujuan
pengobatan lebih banyak digunakan sebagai teh hijau. Namun yang
menjadi perhatian adalah kafein merangsang susunan saraf pusat
dan aktivitas jantung. Selain itu sekarang dikembangkan daun teh
sebagai pencegah kanker serta untuk menurunkan kolesterol.
Penggunaan simplisia ini secara oral dan tidak toksik, namun
dalam penggunaannya harus diperhatikan karena bila terjadi
penghentian secara tiba-tiba dapat menyebabkan sakit kepala dan
perubahan suasana hati. Untuk itu untuk penghentian penggunaan
dilakukan penurunan dosis secara bertahap. Selain itu penggunaan
secara berlebihan menyebabkan gangguan pada proses pencernaan
dan aktivitas jantung. Penelitian yang dilakukan pada tikus yang
hiperglikemia, ekstrak teh hijau dan hitam yang diberikan dapat
menurunkan kadar gula darah pada tikus tersebut.
II.3.11 Kaempferiae Rhizoma (Kencur)
Tanaman asalnya adalah Kaempferia galanga yang berasal
dari suku Zingiberaceae. Simplisia yang digunakan adalah rimpang
segar atau yang telah dikeringkan. Kandungan kimia dari
Kaempferiae Rhizoma adalah minyak atsiri yang mengandung etil-
p-metoksisinamat, etil sinamat, borneol, karvon, kamfena,
eukaliptol serta sineol. Rimpang kencur dapat digunakan untuk
gangguan pernafasan serta ekstrak metanolit memiliki aktivitas
antinosiseptif pada hewan coba dengan dosis 50, 100 dan 200
17
mg/kg bb yang melalui pengujian dengan tes formalin, geliat, pelat
panas dan tail-flick. Ekstrak etanolit juga menunjukkan efek
analgesik pada mencit yang diinduksi asam asetat. Ekstrak etil
asetat menunjukkan toksisitas yang selektif pada sel kanker pada
uji menggunakan metoda MTT (Metil Tiazol Tetrazolium Bromide)
dan SRB (Sulforodamin B) pada sel line kanker kolon, ovarium,
prostat, kulit tikus dan toksisitas rendah pada sel normal kera,
sedangkan ekstra heksana toksik pada sel kanker kolon, dan tidak
toksik pada sel normal kera. Etilsinamt memberi efek vasorelaksan
pada otot polos aorta tikus yang diinduksi ion K dn fenilefrin dan
senyawa etil-p-metoksisinamat hasil isolasi super kritis memiliki
efek menginduksi apoptosis pada sel HepG2 manusia dan
menghambat proliferasi karsinoma hati sel HepG2 secara
signifikan.
II.3.12 Corrigen
Corrigent merupakan zat tambahan yang digunakan dalam
emulsi ataupun larutan. Beberapa jenis corrigen adalah corrigen
saporis untuk memperbaiki rasa, corrigen odiris untuk memperbaiki
bau dan corrigen colouris untuk memperbaiki warna. Sumber
corrigen adalah menthol sebagai corigen saporis dan oleum citri
sebagai corigen saporis dan corigen odoris.
Menthol merupakan kristal yang diperoleh dari hasil
penyulingan herba spesies mentha melalui proses kristalisasi.
Tanaman asalnya adalah Mentha piperita L dari suku Labiatae.
Menthol mengandung minyak atsiri dengan kandungan utama
adalah menthol, stereoisomer, menton, menoterpen danseskuiterpen
khususnya viridiflorol yang menjadi ciri khas Mentha piperitae.
Kandungan lain adalah luteolin, rutin, hesperidin, eriositrin,
triterpen dan tanin.
Secara farmakologis, menthol dapat memberi efek ekspetoran
karena minyak atsiri menstimulasi mukosa saluran pernafasan,
meningkatkan sekresi lendir, memberi rasa dingin serta enurunkan
18
tegangan permukaan sehingga memperbaiki aliran udara yang
masuk ke dalam paru-paru. Efek spasmolitik karena adanya
kontraksi pada otot polos longitudinal dari usus marmot, dihambat
oelh minyak pipermint. Menthol juga berefek antimikroba dan
antivirus pada Salmonella thypimurium, Staphylococcus aureus dan
Vibrio parahaemolyticum. Efek antinosiseptis ditunjukkan pada
ekstrak metanolik yang menunjukkan efek sedatif namun lemah.
Menthol banyak digunakan untuk membuat obat batuk,
minyak angin, pasta gigi, bedak gatal, permen pelega tenggorokan
dan rokok karena khasiatnya yang nyata dan telah terbukti tidak
ada efek samping.
Oleum Citri merupakan minyak yang berasal dari Citrus
lemon dan dikenal dengan nama minyak jeruk atau lemon oil.
Tanaman ini berasal dari famili Rutaceae, mengandung Sitral, d-
limonen serta felandren. Pemanfaatan minyak jeruk adalah untuk
obat batu, perangsang pristaltik pada mulas dan sebagai bahan
pewangi.
II.3.13 Carbo Ligni
Carbo ligni adalah arang dari kayu lunak yang kemudian
diserbukkan dan dimurnikan. Carbo ligni memiliki bentuk
dan tekstur menyerupai arang dari kayu asalnya. Dalam sediaan
farmasi arang yang digunakan berupa serbuk, hitam, tidak
berbau, tawar, dan tidak berpasir. Arang harus dimurnikan terlebih
dahulu untuk menghilangkan kontaminasi dari tanaman asal seperti
logam berat. Identifikasi kemurnian arang dilakukan dengan
merebus 1 g arang dengan campuran 3cc kalium hidrat dan 5 cc air
selama beberapa menit, filtrat yang dihasilkan harus tidak berwarna
(USP).
Carbo logni berfungsi sebagai adsorben cairan maupun gas.
Penggunaan arang sebagai laksansia sedikit irrasional karena
sifatnya yang merupakan adsorben. Arang justru akan menyerap air
dan menyebabkan feses menjadi lebih keras. Apabila arang akan
19
digunakan sebagai laksansia, maka fungsinya hanya sebagai
penyerap gas (flatus) dan harus dikombinasikan dengan tanaman
lain yang memiliki khasiat pencahar yang kuat, misalnya rhubarb.
Rhubarb memiliki efek katartrik yang akan meningkatkan kerja
otot saluran pencernaan sehingga efek mengejan akan menjadi
lebih kuat. Di sisi lain, arang akan menyerap flatus dan
menghilangkan bau tidak sedap.
II.3.14 Aetherol Foeniculi
Aetheriol Foeniculi merupakan minyak yang diambil dari biji
tanaman adas. Klasifikasi Adas adalah sebagai berikut :
• Kingdom : Plantae
• Divisio : Magnoliophyta
• Classis : Magnoliopsida
• Ordo : Apiales
• Familia : Apiaceae
• Subfamilia : Apioideae
• Tribus : Incertae sedis
• Genus : Foeniculum
• Species : Foeniculum vulgare
Tinggi tanaman adas dapat mencapai 1-2 m dengan percabangan
yang banyak dan batang beralur. Daun adas menyirip, berbentuk
bulat telur sampai segi tiga dengan panjang 3 dm, bunga berwarna
kuning membentuk kumpulan payung yang besar. Dalam satu
payung besar terdapat 15-40 payung kecil, dengan panjang tangkai
payung 1-6 cm. Bunga berbentuk oblong dengan panjang 3,5-4
mm. Dalam masing-masing biji terdapat tabung minyak yang
letaknya berselang-seling. Pada waktu muda, biji adas bewarna
hijau kemudian kuning kehijauan, dan kuning kecokelatan pada
saat panen.
Minyak adas mengandung anetol, fenkon, chavicol, dan
anisaldehid berkhasiat menyejukkan saluran cerna dan bekerja
merangsang nafsu makan. Di sisi lain, anisaldehida juga mampu
20
meningkatkan gerak peristaltik saluran cerna dan merangsang
pengeluaran kentut (flatus).
II.3.15 Coptici Flos
Coptici flos berasal dari bunga tanaman Mungsi. Mungsi
memiliki klasifikasi sebagai berikut :
• Kingdom : Plantae
• Subkingdom : Tracheobionta
• Superdivision : Spermatopyta
• Division : Magnoliophyta
• Class : Magnoliopsida
• Subclass : Rosidae
• Order : Apiales
• Family : Apiaceae
• Genus : Trachypersmum Link
• Species : Trachyspermum ammi (L) – Ajowan caraway
• Synonim : Ammi copticum L, Carum captivum L,
Trachyspermum copticum
Mungsi memiliki batang tegak, bercabang tahunan, dan
berdaun agak jauh. Bunga terletak di bagian terminal, berwarna
putih dan kecil. Buah berbentuk bulat telur. Minyak bungan mungsi
sering disebut dengan thymene. Thymene mengandung p-cymene,
50-55; g-terpinene, 30-35; a- and ß-pinenes; 4-5 dipentene 4-6%;
camphene, myrcene dan D3-carene. Thymene menyebabkan
kontraksi ileum sehingga memperkuat mengejan.
21
BAB III
PENUTUP
III.1 Simpulan
Laksansia atau obat pencahar merupakan zat-zat yang dapat
menstimulasi gerakan peristaltik usus sebagai refleks dari rangsangan
langsung terhadap dinding usus dan dengan demikian menyebabkan atau
mempermudah buang air besar (defekasi) dan meredakan sembelit.
Laksansia juga dapat digunakan dalam keadaan tertentu, yakni untuk
gangguna usus, keracunan oral ataupun pengosongan lambung.
Tanaman yang digunakan sebagai laksansia bersifat laksatif, stimulan
yg bekerja pada pernafasan atau dapat membentuk masa dan menarik air
kedalam usus agar feses menjadi lembek. Laksansia dibagi menjadi tiga
golongan, yaitu laksan pembentuk massa, laksan osmotik, dan laksan
stimulant yang memiliki mekanisme kerja masing-masing.
Simplisia-simplisia yang digunakan sebagai laksansia begitu banyak,
seperti Curcumae rhizome, Zingiberis rizhoma, Paederia foetida folium,
Curcumae domestica rhizome, Sennae folium, Centella herba, Baeckeae
folium, Croton tiglium semen, Ekstrak rhei, Carbo ligni pulvis, Aetherol
foeniculi, Aetherol menthol, Coptici flos, Ekstrak tamarindi fructus, Ekstrak
camelia sinensis , Kaempferiae rhizome dan Corrigent. Simplisia-simplisia
ini ada yang bekerja secara langsung memberi efek laksatif namun ada pula
yang memberi efek menenangkan untuk meredakan rasa tidak nyaman saat
sembelit.
22
DAFTAR PUSTAKA
Bensky, Dan., Gamble, Andrew. 1993. Chinese Herbal Medicine:Materia
Medica. Eastland Press: USA
Tjay, Tan Hoan., Rahardja, Kirana. 2007. Obat-Obat Penting: Khasiat,
Penggunaan Dan Efek-Efek Sampingnya. Gramedia: Jakarta
World Health Organization. 1999. WHO monographs on selected medicinal
plants, Vol. 1. World Health Organization: Geneva
“Aktivitas Antioksidan dan Analisis Kimia Ekstrak daun Jungrahab (Baeckea
frutrescens L.)” Tri Murningsih, Pusat Penelitian Biologi-LIPI
“Pharmacognostical and Phytochemical study on the leaves of Paederia
foetida linn.” Vikas kumar, Yadav Pankajkumar S, Udaya Pratap Singh,
Hans Raj Bhat, Md.Kamaruz Zaman, Department of Pharmaceutical
sciences, Allahabad Agricultural Institute – Deemed University,
Allahabad, 211007, Uttar Pradesh, India.
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0378874105006987
http://penjagaobat.blogspot.com/2009/10/paederiae-folium-nama-latin-
paederia.html
Mun’im, Abdul; Endang Hanani.2011. Fitoterapi Dasar. Jakarta: Dian Rakyat
A. Gornes, J.R. Vedasiromoni, M. Das, R.M. Sharma, D.K. Ganguly. 1994.
Anti-hyperglycemic effect of black tea (Camellia sinensis) in rat.
India :Journal of Ethno Pharmacology
Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 1, dr Setiawan Dalimartha, Trubus
Agriwidya, Anggota
Ikapi, Jakarta, 1999
Carbo Ligni (U. S. P.)—Charcoal,
http://www.angelfire.com/tv2/lelaki/herbalA.html
http://chestofbooks.com/health/materia-medica-drugs/Textbook-Materia-
Medica/Tamarinds-Tamarindus-Fructus-Tamarindi.html
http://www.medicinenet.com/green_tea_camellia_sinensis-oral/page2.htm
http ://www.henriettesherbal.com/eclectic/kings/carbo-lign.html
http://www.ecoplanet.in/herbalextracts/Carum%20copticum.htm
23
http://www.globinmed.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=84081:carum-
copticum&catid=952:c&Itemid=207
http://plants.usda.gov/java/profile?symbol=TRAM13
http://toiusd.multiply.com/journal/item/55/foeniculum
http://infopasutri.wordpress.com/2011/02/28/7-curcumae-domesticae-
rhizoma/
http://bacaankita.blogspot.com/2010/11/manfaat-kandungan-kunyit-
curcuma.html
http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=43
24