kel. 3-vitamin larut lemak
DESCRIPTION
BiokimiaTRANSCRIPT
VITAMIN LARUT LEMAK
Kelompok 3:Cory Serta Damayanti
Cyntia Bella AristaDwi Yulistianti SyafitriHenna Listia Hidayat
Vitamin Larut Lemak
Vitamin adalah molekul organik yang di dalam tubuh mempunyai fungsi
yang sangat bervariasi. Di dalam tubuh diperlukan dalam jumlah sedikit
(micronutrient). Biasanya tidak disintesis di dalam tubuh, sehingga harus diperoleh
dari makanan.
Berdasarkan kelarutannya, vitamin digolongkan menjadi dua kelompok,
yaitu vitamin larut dalam lemak dan vitamin larut dalam air. Vitamin larut dalam
lemak adalah vitamin A, D, E, K. Vitamin larut lemak jika berlebihan tidak
dikeluarkan oleh tubuh, melainkan akan disimpan. Vitamin larut lemak diserap di
dalam usus bersama dengan lemak yang dikonsumsi. Vitamin larut lemak akan
diserap secara difusi pasif dan kemudian di dalam dinding usus digabungkan dengan
kilomikron (lipoprotein) yang kemudian diserap sistem limfatik, kemudian
bergabung dengan saluran darah untuk ditransportasikan ke hati.
Vitamin Larut Lemak
Vitamin larut dalam lemak memiliki sifat-sifat umum, antara lain:
• Tidak terdapat di semua jaringan.
• Terdiri dari unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen.
• Memiliki bentuk prekusor atau provitamin.
• Menyusun struktur jaringan tubuh.
• Diserap bersama lemak.
• Disimpan bersama lemak dalam tubuh.
• Diekskresi melalui feses.
• Kurang stabil jika dibandingkan vitamin B, dapat dipengaruhi oleh
cahaya, oksidasi, dll.
Vitamin
Vitamin A (Retinol)
Secara luas, vitamin A merupakan nama genetik yang menyatakan
semua retinoid dan prekursor atau provitamin A atau karotenoid yang
mempunyai aktivitas bilogik sebagai retinol. Vitamin A esensial untuk
pemeliharaan kesehatan dan kelangsungan hidup dan kesehatan mata.
Vitamin A dalam tumbuhan terdapat dalam bentuk prekusor (provitamin).
Provitamin A terdiri dari α, β dan γ- karoten. β- karoten merupakan pigmen
kuning dan salah satu jenis antioksidan yang memegang peran penting dalam
mengurangi reaksi berantai radikal bebas dalam jaringan.
Di Amerika Serikat, asupan harian yang dianjurkan untuk vitamin A
adalah 0,9 mg untuk laki-laki dan 0,7 mg untuk wanita. Selama menyusui
dianjurkan tambahan 0,4-0,5 mg.
Sifat Kimiawi Vit.A
Vitamin A larut dalam lemak dan pelarut
lemak tetapi tidak larut dalam air.
Vitamin A adalah suatu kristal alkohol
berwarna kuning dan larut dalam lemak.
Dalam vitamin A biasanya terdapat dalam
bentuk ester retinil, yaitu terikat dalam asam
lemak rantai panjang.
Vitamin A terdiri dari tiga biomolekul aktif, yaitu retinol (alkohol), retinal (aldehida) dan asam retinoik. Retinol bila
dioksidasi berubah menjadi retinal dan retinal dapat kembali direduksi menjadi retinol. Selanjutnya dapat dioksidasi menjadi
asam retionat.
Vitamin A cukup stabil dalam pemanasan yang
dilakukan dalam pemasakan makanan.
Vitamin A dapat mengalami kerusakan karena oksigen atau
sinar.
Komposisi retinol hanya tedapat dalam bahan
pangan hewani, sedangkan dalam pangan nabati terdapat zat warna
karotenoid.
Sifat Kimiawi Vit.A
Struktur Kimia β- karoten
Fungsi Vitamin A
Menjaga kesehatan mata, fungsi vitamin di dalam menjaga kesehatan mata terutama pada retina.
Diferensi sel, vitamin A melindungi kesehatan sel epitel sehingga dapat dipakai untuk mencegah infeksi.
Pertumbuhan dan perkembangan, vitamin A dalam pertumbuhan terutama dalam menyesuaikan pertumbuhan tulang melalui proses remodeling.
Reproduksi, dalam keadaan defisiensi vitamin A, spermatogenesis berhenti/ditahan pada level spermatid dan keadaan sebaliknya akan terjadi bila diberi vitamin A.
Sumber Vitamin A
Vitamin A dalam hampir semua bahan makanan nabati dan sayuran
berada dalam bentuk provitamin A, terutama sebagai β-karoten,
sedangkan dalam bahan makanan hewani dalam bentuk retinal (ester).
Retinoid terutama dalam susu, kuning telur, minyak ikan, hati sapi,
kambing, ayam. β- karoten dalam sayuran hijau atau pun yang berwarna
kuning seperti jeruk, labu atau wortel.
Kekurangan&Kelebihan Vit. A
Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan kelainan seperti
xeropthalmi, rabun senja, keratomalacia, keratosis, keratinisasi dan kulit
bersisik dan mengelupas.
Sedangkan kelebihan vitamin A akan mengakibatkan terjadinya
penimbunan vitamin A dalam tubuh yang akan mengakibatkan nafsu
makan menurun, rambut rontok, kulit menjadi gatal, tulang pada tangan
dan kaki terasa sakit.
Metabolisme Vitamin A
Vitamin A dan β-karoten diserap dari usus halus dan sebagian besar disimpan di
dalam hati. Bentuk karoten dalam tumbuhan selain β, adalah α, γ-karoten serta
kriptosantin. Setelah dilepaskan dari bahan pangan dalam proses pencernaan, senyawa
tersebut diserap oleh usus halus dengan bantuan asam empedu (pembentukan micelle).
Vitamin A dan karoten diserap oleh usus dari micelle secara difusi pasif,
kemudian digabungkan dengan kilomikron dan diserap melalui saluran limfatik,
kemudian bergabung dengan saluran darah dan ditransportasikan ke hati. Di hati,
vitamin A digabungkan dengan asam palmitat dan disimpan dalam bentuk retinil-
palmitat. Bila diperlukan oleh sel-sel tubuh, retinil palmitat diikat oleh protein pengikat
retinol (PPR) atau retinol-binding protein (RBP), yang disintesis dalam hati.
Selanjutnya ditransfer ke protein lain, yaitu “transthyretin” untuk diangkut ke sel-sel
jaringan.
Metabolisme Vitamin A
Vitamin A yang tidak digunakan oleh sel-sel tubuh diikat oleh protein
pengikat retinol seluler (celluler retinol binding protein), sebagian diangkut ke
hati dan bergabung dengan asam empedu, yang selanjutnya diekskresikan ke
usus halus, kemudian dikeluarkan dari tubuh melalui feses. Sebagian lagi
diangkut ke ginjal dan diekskresikan melalui urine dalam bentuk asam retinoat.
Karoten diserap oleh usus seperti halnya vitamin A, sebagian dikonversi
menjadi retinol dan metabolismenya seperti di atas. Sebagian kecil karoten
disimpan dalam jaringan adiposa dan yang tidak digunakan oleh tubuh
diekskresikan bersama asam empedu melalui feses.
Metabolisme Vitamin A
Pada diet nabati, di lumen usus, oleh enzim β- karoten 15,15-deoksigenase, β-
karoten tersebut dipecah menjadi retinal (retinaldehid), yang kemudian direduksi
menjadi retinol oleh enzim retinaldehid reduktase. Pada diet hewani, retinol ester
dihidrolisis oleh esterase dari pankreas, selanjutnya diabsorbsi dalam bentuk retinol,
sehingga diperlukan garam empedu.
Proses di atas sangat terkontrol, sehingga tidak dimungkinkan produksi vitamin
A dari karoten secara berlebihan. Tidak seluruh karoten dapat dikonversi menjadi
vitamin A, sebagian diserap utuh dan masuk ke dalam sirkulasi, hal ini akan
digunakan tubuh sebagai antioksidan. Beberapa hal yang menyebabkan karoten gagal
dikonversi menjadi vitamin A, antara lain (1) penyerapan tidak sempurna ; (2)
konversi tidak 100%, salah satu sebab adalah diantara karoten lolos ke saluran limfe,
dan (3) pemecahan yang kurang efisien.
Vitamin
Vitamin D (Calciferol)
Dalam banyak hal, vitamin D tidak memperlihatkan sifat vitamin
sesungguhnya. Tidak dibutuhkan dalam bahan makanan tertentu, kondisi
tertentu dan secara normal tidak dibuat oleh tanaman dan mikroorganisme
dan mekanisme aktivitas esensialnya menyerupai hormon tiroid.
Dari strukturnya, dalam vitamin D dikenal beberapa senyawa,
yakni D1, D2, D3 dan seterusnya. Dua diantaranya adalah penting meskipun
semua memiliki khasiat sebagai antirakitis. Vitamin D2 berasal dari
tumbuhan, sekarang dikenal sebagai ergokalsiferol, dan Vitamin D3 atau
kolekalsiferol berasal dari hewan. Vitamin D dibentuk dengan bantuan sinar
matahari.
Rekomendasi kebutuhan setiap hari untuk pria dan wanita dewasa, bayi
dan anak-anak adalah 200-400 IU atau 5-10 μg (1μg= 40 IU).
Sifat Kimiawi Vit.D
Kolekalsiferol tidak larut dalam air, larut dalam
organik dan minyak tumbuh-tumbuhan.
Cairan aseton akan menyebabkan kolekalsiferol
berbentuk kristal halus putih.
Kolekalsiferol dirusak oleh sinar UV yang berlebihan
dan oleh peroksida dengan adanya asam lemak jenuh
yang tengik.
Bahan pangan campuran yang cukup vitamin E dan
antioksidan bisa melindungi rusaknya vitamin D.
Sifat Kimiawi Vit.D
Struktur Kimia Vitamin D2 (ergokalsiferol)
Struktur Kimia Vitamin D3 (kolekalsiferol)
Fungsi Vitamin D
Pemeliharaan kalsium plasma (homeostatis) sehubungan dengan hormon paratiroid.
Metabolisme tulang dalam jangka panjang dan struktur.
Pemeliharaan fungsi-fungsi sel dan syaraf dimana terlibat fluks ion kalsium menyeberangi membran intra dan kestraseluler.
Mengatur penyerapan kalsium dalam usus halus.
Mengatur perbandingan kalsium dan fosfor dalam serum -darah tetap normal.
Sumber Vitamin D
Hampir semua vitamin D berasal dari susu atau bahan-bahan makanan
berfortifikasi vitamin D lainnya. Ikan dan kuning telur secara alami
banyak mengandung vitamin D tetapi bahan-bahan mentah hanya
sedikit atau tidak mengandung vitamin D. Senyawa di bawah lapisan
epidermal kulit yang dapat menjadi vitamin D oleh bantuan sinar UV.
Kekurangan&Kelebihan Vit.D
Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan kelainan seperti rakhitis yaitu
suatu kelainan tulang akibat kekurangan kalsium dan fosfor. Osteomalasia yaitu
suatu keadaan yang mengakibatkan tulang menjadi lunak dan rapuh, biasanya
terjadi pada orang dewasa. Penebalan dan pembengkakan persendiaan. Gigi
akan lebih mudah rusak, otot mengalami kejang, pertumbuhan tulang tidak
normal yang biasanya betis kaki akan membentuk huruf O atau X.
Sedangkan kelebihan vitamin D dapat menyebabkan nafsu makan hilang,
tubuh mengalami diare, berkurangnya berat badan, muntah-muntah, dan
dehidrasi berlebihan.
Metabolisme Vitamin D
Vitamin D dari makanan diserap pada bagian proksimal usus halus. Baik anak-
anak maupun orang dewasa dapat menyerap sampai 80% dari jumlah vitamin D yang
dikonsumsi, tergantung faktor-faktor yang membantu atau menghambat penyerapan.
Penyerapannya dalam intestin membutuhkan adanya asam empedu. Penyerapan
terjadi dalam jejenum dan atau ileum, vitamin tersebut masuk ke dalam mukosa
intestin, diangkut ke dalam hati melalui sistem chylomicron-lymph seperti halnya
dengan trigliserida dan kolesterol.
Setelah diserap, vitamin D digabungkan dengan kilomikron dan diangkut dalam
sistem limfatik. Dari sistem limfatik, vitamin D dilepaskan, dari kilomikron dan
masuk ke saluran darah. Di dalam plasma darah, vitamin D diikat oleh suatu protein
pentransport, yaitu vitamin D-binding protein (DBP) atau globulin yang dibuat oleh
hati agar vitamin tersebut dapat disirkulasikan dalam plasma dan disimpan.
Metabolisme Vitamin D
Melalui saluran darah tersebut, vitamin D ditransportasikan ke hati dan oleh
mikrosom/mitokondria hati, vitamin D3 dihidroksilasi pada posisi ke-25, menjadi
kalsidiol (calcidiol, atau 25-hidroksi-kolekalsiferol/ 25-hidroksi vitamin D3) dengan
bantuan enzim 25-D3-hidroksilase. Selanjutnya 25-hidroksi vitamin D3 memasuki
sirkulasi menuju ginjal. Ini adalah bentuk vitamin yang diaktifkan dalam ginjal sebagai
respons terhadap perubahan konsentrasi Ca. Sisanya akan disimpan dalam jaringan
lemak untuk digunakan kemudian. Setelah diaktifkan, vitamin tersebut dimetabolisme
dan dieksresi dari tubuh melalui empedu, sebanyak 3% bisa hilang melalui urin.
Bila kadar kalsium darah rendah, kelenjar paratiroid mengeluarkan hormon
parathormon yang akan merubah kalsidiol menjadi kalsitriol. Bila kadar kalsium darah
tinggi, kelenjar gondok (tiroid) mengeluarkan hormon kalsitonin (calcitonin) yang akan
mengubah kalsidiol menjadi 24,25-dihidroksi vitamin D3.
Vitamin D3 (kolekalsiferol) dibuat dalam kulit dari 7-dehidrokolesterol dengan proses nonenzimatis,
berkataliskan energi cahaya UV yang membutuhkan pravitamin. Yang akhir ini diaktifkan menjadi D3
(kolekalsiferol) lalu dibebaskan dalam bentuk vitamin D Binding Protein (DBP) Vitamin D3
(kolekalsiferol) dibuat dalam kulit dari 7-dehidrokolesterol dengan proses nonenzimatis,
berkataliskan energi cahaya UV yang membutuhkan pravitamin. Yang akhir ini diaktifkan menjadi D3
(kolekalsiferol) lalu dibebaskan dalam bentuk vitamin D Binding Protein (DBP)
Vitamin D yang berasal dari susu atau bahan makanan penyerapannya terjadi di dalam jejunum dan atau
ileum yang membutuhkan asam empedu masuk ke dalam mukosa intestin lalu dibebaskan melalui
kilomikron dengan pertolongan DBP
Disimpan di dalam hati
Sebagian vitamin D yang mencapai hati dalam bentuk 25-hidroksilasi dan dibebaskan ke dalam plasma untuk di
sirkulasi
Sisanya akan disimpan dalam jaringan lemak untuk digunakan.
Diaktifkan di dalam ginjal
Di ekskresi dalam bentuk empedu
Sebagai respons terhadap perubahan
konsentrasi CaDi ekskresikan dalam bentuk urin
Jika konsentrasi kalsium dalam
darah mulai menurun
Terjadi peningkatan pembebasan hormon tiroid
Aktifnya 25-OH vitamin D dalam
ginjal oleh proses hidroksilasi
Membentuk vitamin aktif atau hormon
Memberi tanda pada sel-sel mukosa untuk
meningkatkan penyerapan kalsium
dan fosfat
Adanya aliran Ca++ yang cepat
dari cairan ruang/kompartmen tulang ke
plasma
Memberi tanda pada bagian distal sel-sel tubuli ginjal untuk
meretensi (reasorbsi) lebih banyak kalsium
yang tadinya akan halinga melalui urin.
Jadi pengkatan kalsium plasma terjadi secara
cepat
Vitamin
Vitamin E (Tokoferol)
Terdapat enam jenis tokoferol, α (alfa), ß (beta), γ (gama), δ (delta), ρ
(eta), λ (zeta), yang memiliki aktivitas bervariasi, sehingga nilai vitamin E
dari suatu bahan pangan didasarkan pada jumlah dari aktivitas-aktivitas
tersebut. Tokoferol yang terbesar aktivitasnya adalah tokoferol alfa.
α- tokoferol mempunyai aktivitas sebagai vitamin E sedangkan γ dan
δ- tokoferol mempunyai aktivitas yang besar sebagai antioksidan.
Amerika Serikat menganjurkan asupan vitamin E per harinya adalah
15 mg untuk orang dewasa.
Sifat Kimiawi Vit.EVitamin E larut dalam lemak dan sebagian
besar pelarut organik, tetapi tidak larut dalam
air.
Vitamin E murni tidak berbau dan tidak
berwarna.
Bertindak sebagai antioksidan.
Stabilitas kimia vitamin E mudah berubah akibat pengaruh berbagai zat
alami.
Garam-garam besi, seperti feriklorida, kalium ferrisianida
bersifat mengoksidasi tokoferol.
Vitamin E terdiri atas struktur cincin 6-kromanol dengan rantai
samping jenuh panjang 16 karbon fitol. Mempunyai tiga ikatan rangkap pada rantai samping.
Nitrogen klorida dan klor dioksida pada konsentrasi yang biasa digunakan
untuk memutihkan tepung akan merusak sebagian besar tokoferol yang
terdapat dalam tepung.
Sifat Kimiawi Vit.E
Struktur Kimia Vitamin E
Fungsi Vitamin E
Sebagai antioksidan alami yang menangkal radikal bebas dan molekul oksigen.
Vitamin E membantu memperlama umur hidup sel eritrosit.
Vitamin E mencegah kerusakan lemak dan komponen seluler lainnya (misal protein, DMA) dari kerusakan akibat oksigen dan turunannya (disebut kerusakan oksidatif).
Bisa mencegah kulit kemerahan, bengkak dan kering atau menjaga kesehatan kulit.
Fungsi Vitamin E
Berperan dalam reaksi fosforilasi normal, terutama ikatan energi fosfat, seperti kreatin fosfat dan adenosin fosfat.
Berperan dalam metabolisme asam nukleat dan asam amino bersulfur.
Berperan dalam sintesis vitamin C.
Dalam pernapasan jaringan normal, berperan membantu fungsi sistem sitokrom oksidase atau untuk melindungi susunan lipida di dalam mitokondria dari kerusakan oksidasi.
Sumber Vitamin E
Vitamin E umumnya terdapat pada pangan nabati yang kaya akan
lemak, misalnya minyak sayur, kacang-kacangan (kacang tanah,
hazelnuts, almonds), biji-bijian (biji bunga matahari, pistachio, pine),
dan gandum.
Kekurangan&Kelebihan Vit.E
Kekurangan vitamin E mengakibatkan terjadinya oksidasi asam lemak
berikatan rangkap membentuk peroksida dan hidrogen peroksida, yang bersifat
meracuni sel dan mengakibatkan keracunan sel. Kekurangan vitamin E dapat
menyebabkan tubuh tidak bertenaga, aktivitas seksual menurun, kemandulan,
deposit lemak yang tidak normal di otot, perubahan degenerasi di hati dan otot,
kulit kering, dan peningkatan resiko kanker.
Sedangkan kelebihan vitamin E yang diberikan dosis tinggi kepada bayi
prematur untuk mengurangi resiko terjadinya retinopati, tidak memperlihatkan
efek samping berarti. Pada orang dewasa, vitamin E dosis tinggi hampir tidak
menimbulkan efek samping, kecuali meningkatnya kebutuhan vitamin K, yang
bisa menyebabkan perdarahan pada orang yang mengkonsumsi obat antikoagulan.
Metabolisme Vitamin E
Vitamin E lebih mudah diserap usus, apabila terdapat lemak dan dalam kondisi
tubuh yang mempermudah penyerapan lemak. Tokoferol dari makanan diserap oleh
usus digabungkan dengan kilomikron dan ditransportasikan ke hati melalui sistim
limfatik dan saluran darah. Di hati, tokoferol disebarkan ke sel-sel jaringan tubuh
melalui saluran darah. Di dalam plasma darah, tokoferol bergabung dengan
lipoprotein, terutama VLDL ( Very Low Density Lipoprotein).
Kira-kira 40 – 60% tokoferol dari makanan yang dikonsumsi dapat diserap
oleh usus. Peningkatan jumlah yang dikonsumsi akan menurunkan persentase yang
diserap. Secara normal, kadar vitamin E dalam plasma darah adalah antara 0,5 – 1,2
mg/ml. Asam lemak tidak jenuh ganda (PUFA/ Poly Unsaturated Fatty Acid), dapat
menurunkan penyerapan dan penggunaan vitamin E.
Metabolisme Vitamin E
Hal ini berkaitan kemungkinan dengan kecenderungan vitamin E bersifat
mudah teroksidasi. Oleh karena itu kebutuhan vitamin E akan bertambah
seiring dengan semakin bertambahnya konsumsi PUFA. Dengan demikian,
peningkatan konsumsi PUFA yang tidak diikuti dengan prningkatan asupan
vitamin E akan menimbulkan penurunan secara gradual α-tokoferol dalam
plasma. Di dalam hati, α-tokoferol diikat oleh α-TPP (α-tokoferol transfer
protein).
Setelah menjalankan fungsinya sebagai antioksidan, tokoferol dapat
teroksidasi menjadi tokoferil (tokoferol bentuk radikal) bentuk radikal ini dapat
direduksi kembali menjadi tokoferol oleh kerja sinergi dari antioksidan yang
lain, misalnya vitamin C dan glutation.
Metabolisme Vitamin E
Kelebihan vitamin E dalam tubuh akan disimpan dalam beberapa organ,
antara lain hati, jaringan adiposa, otak dan lipoprotein. Vitamin E diekskresikan
dari tubuh bersama dengan empedu melalui feses, sebagian lagi melalui urin
setelah diubah lebih dahulu menjadi asam tokoferonat dan tokoferonalakton
yang dapat berkonjugasi dengan glukoronat.
Vitamin
Vitamin K (Phylloquinone)
Vitamin K diperlukan untuk penutupan luka dan sangat penting untuk
menghentikan darah terus keluar saat terluka. Vitamin K juga terlibat
dalam metabolisme protein tulang dan diperlukan untuk pertumbuhan
tulang pada anak-anak dan remaja. Struktur kimia vitamin K terdapat
dalam tiga bentuk berbeda, yaitu filoquinon (vitamin K1), menaquinon
(vitamin K2) dan menadion (vitamin K3).
NAS merekomendasikan kebutuhan untuk orang dewasa yaitu 70-140
μg/hari.
Sifat Kimiawi Vit.K
Vitamin K terdapat di alam larut dalam lemak, namun beberapa preparat sintis larut dalam air.
2-Metil-1,4-nafrakuinon yang disebut juga menadion adalah suatu produk
sintesis vitamin K yang bersifat lebih aktif dibanding vitamin K1.
Vitamin K1 atau filoquinon, yaitu jenis yang ditemukan dan dihasilkan
tumbuh-tumbuhan dan daun hijau.
Vitamin K2 atau menaquinon, yaitu jenis yang dihasilkan oleh jaringan hewan dan bakteri menguntungkan
dalam sistem pencernaan.
Vitamin K3 atau menadion, yaitu vitamin sintetik yang larut dalam air, digunakan
untuk penderita yang mengalami gangguan penyerapan vitamin K dari makanan.
Vitamin K tahan panas tetapi mudah rusak oleh radiasi, asam
dan alkali.
Vitamin K1
Phyloquinon merupakan sebuah keton polisiklik aromatic yang larut lemak dan
stabil pada kelembaban udara. Namun, vitamin K1 dapat mengalami
dekomposisi oleh sinar matahari. Phyloquinon disintesis dari tanaman.
Vitamin K2
Menaquinones memiliki rantai samping yang tergabung dalam sejumlah residu
isoprenoid tak jenuh, yang pada umum nya diberi nama MK-n dimana n adalah
jumlah isoprenoid. Menaquinones dihasilkan oleh bakteri usus (0,3-5 mg, kira-
kira sama dengan jumlah yang disimpan di hati).
Vitamin K3
Menadion adalah vitamin K sintetik yang mempunyai kekuatan biologi dua
kali dibandingkan dengan vitamin K1 dan K2. Vitamin ini biasanya digunakan
sebagai salah satu bahan pada industry makanan hewan. Vitamin sintetik lain
yaitu K4 dan K5 yang digunakan untuk mencegah pertumbuhan jamur.
Sifat Kimiawi Vit.K
Struktur Kimia Vitamin K1 Struktur Kimia Vitamin K2
Struktur Kimia Vitamin K3
Fungsi Vitamin KBerperan dalam proses pembekuan darah. Proses pembekuan darah terdiri dari dua tahap, yaitu 1) protrombin, dengan adanya tromboplastin, kalsium dan faktor-faktor lain diubah menjadi trombin dan 2) fibrinogen diubah menjadi gumpalan fibrin.
Terlibat dalam metabolisme tulang dan fungsi ginjal.
Memelihara kadar normal faktor-faktor pembeku darah, yaitu faktor II, VII, IX dan X, yang disintesis di hati.
Berperan dalam sintesis faktor II, yaitu protombin.
Sebagai komponen koenzim dalam proses fosforilasi.
Sumber Vitamin K
Meskipun kebanyakan sumber vitamin K di dalam tubuh adalah hasil
sintesis oleh bakteri di dalam sistem pencernaan, namun vitamin K juga
terkandung dalam makanan, seperti hati, sayuran berwarna hijau dan
berdaun banyak dan sayuran sejenis kubis/kol dan susu. Vitamin K dalam
konsentrasi tinggi juga ditemukan pada susu kedelai, susu sapi, teh hijau,
daging sapi dan hati. Jenis-jenis makanan probiotik, seperti yoghurt yang
mengandung bakteri sehat aktif, bisa membantu menstimulasi vitamin ini.
Kekurangan&Kelebihan Vit.K
Kekurangan vitamin K dapat menyebabkan pendarahan atau hemoragik,
hipoprotombinemia yaitu suatu keadaan adanya defisiensi protombin
dalam darah.
Kelebihan vitamin K dapat terjadi gejala seperti mual, muntah, anemia,
diare dan ruam kulit. Dapat juga menyebabkan hemolisis sel darah merah,
penyakit kuning dan kerusakan otak.
Metabolisme Vitamin K
Penyerapan vitamin K dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
mempengaruhi penyerapan lemak, antara lain cukup tidaknya sekresi
empedu dan pankreas yang diperlukan untuk penyerapan vitamin K. Hanya
sekitar 40 -70% vitamin K dalam makanan dapat diserap oleh usus. Setelah
diabsorbsi, vitamin K digabungkan dengan kilomikron, diangkut melalui
saluran limfatik, kemudian melalui saluran darah ditranportasi ke hati.
Sekitar 90% vitamin K yang sampai di hati disimpan dalam bentuk
menaquinone. Dari hati, vitamin K disebarkan ke seluruh jaringan tubuh
yang memerlukan melalui darah. Saat di darah, vitamin K bergabung
dengan VLDL dalam plasma darah.
Metabolisme Vitamin K
Setelah disirkulasikan berkali-kali, vitamin K dimetabolisme menjadi
komponen larut air dan produk asam empedu terkonjugasi. Selanjutnya,
vitamin K diekskresikan melalui urin dan feses. Sekitar 20% dari vitamin
K diewkskresikan melalui feses. Pada gangguan penyerapan lemak,
ekskresi vitamin K bisa mencapai 70 -80 %.