kel. 3 - laporan perilaku pkl perkantoran

17
PERILAKU PKL (PEDAGANG KAKI LIMA) DI KAWASAN PERKANTORAN Studi Kasus : Koridor Jalan Kusumawardhani Kelompok 3 Aryowibowo N.N. 21040111130053 Wahyu Nur Isnaini 21040111120003 Pratiwi Aulia K. 21040111130063 Istiqomah Tya Dewi P. 21040111130075 Avinda Norzistya 21040111140099 Puteri Rizqi Amelia 21040111140109 Jurike Winarendri 21040111140111 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2015

Upload: avindadn

Post on 19-Nov-2015

31 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Perilaku PKL Perkantoran Semarang

TRANSCRIPT

  • PERILAKU PKL (PEDAGANG KAKI LIMA) DI KAWASAN

    PERKANTORAN Studi Kasus : Koridor Jalan Kusumawardhani

    Kelompok 3

    Aryowibowo N.N. 21040111130053

    Wahyu Nur Isnaini 21040111120003

    Pratiwi Aulia K. 21040111130063

    Istiqomah Tya Dewi P. 21040111130075

    Avinda Norzistya 21040111140099

    Puteri Rizqi Amelia 21040111140109

    Jurike Winarendri 21040111140111

    JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

    FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2015

  • 1

    A. LATAR BELAKANG

    Perkembangan perekonomian suatu negara maupun daerah tidak terlepas dari aktivitas

    perekonomian masyarakat, perekonomian tersebut terbentuk dari beberapa sektor usaha baik

    sektor formal maupun sektor informal dengan tujuan untuk mendapatkan penghasilan yang

    layak dalam memenuhi kebutuhan hidup serta untuk mensejahterakan anggota keluarganya.

    Usaha kecil dalam perekonomian suatu negara memiliki peran yang penting dan strategis dalam

    pembangunan struktur perekonomian nasional. Posisi usaha kecil dalam kancah pembangunan

    ekonomi tidak lain adalah sekelompok aktor yang bersama-sama dengan usaha besar

    menggerakkan roda perekonomian suatu negara. Usaha kecil biasanya berbentuk usaha

    informal dan tradisional, usaha ini antara lain petani penggarap, industri rumah tangga,

    pedagang asongan, pedagang keliling, pemulung serta pedagang kaki lima dan berbagai usaha

    lainnya.

    Menurut Breman (1988), pedagang kaki lima merupakan usaha kecil yang dilakukan oleh

    masyarakat yang berpenghasilan rendah (gaji harian) dan mempunyai modal yang terbatas.

    Dalam bidang ekonomi, pedagang kecil ini termasuk dalam sektor informal, di mana merupakan

    pekerjaan yang tidak tetap dan tidak terampil serta golongan-golongan yang tidak terikat pada

    aturan hukum, hidup serba susah dan semi kriminil pada batas-batas tertentu. Swasono (1987)

    mengatakan bahwa adanya sektor informal bukan sekedar karena kurangnya lapangan

    pekerjaan, apalagi menampung lapangan kerja yang terbuang dari sektor informal akan tetapi

    sektor informal adalah sebagai pilar bagi keseluruhan ekonomi sektor formal yang terbukti

    tidak efisien.

    Keberadaan pedagang kaki lima tersebut sangat berarti bagi masyarakat, khususnya

    masyarakat yang berada di kawasan perkantoran terutama di koridor Jalan Kusumawardhani.

    Hal ini dapat menunjukan bahwa sektor informal telah banyak mensubsidi sektor formal,

    disamping sektor informal merupakan sektor yang efisien karena mampu menyediakan

    kehidupan murah. Pada dasarnya suatu kegiatan sektor informal harus memiliki suatu lokasi

    yang tepat agar dapat memperoleh keuntungan (profit) yang lebih banyak dari tempat lain dan

    untuk mencapai keuntungan yang maksimal, suatu kegiatan harus seefisien mungkin

    (Richardson, 1991). Kawasan perkantoran dianggap cukup strategis dan telah memicu

    maraknya aktivitas perekonomian khususnya bagi kemunculan pedagang kaki lima. Pedagang

    kaki lima mempunyai daya tarik tersendiri bagi konsumen, karena menyediakan dan menjual

    makanan, minuman dan barang-barang dengan harga murah. Di samping itu, pedagang kaki

    lima turut serta menghiasi keramaian di pusat kota.sebagai pelaku di sektor informal yang

    tumbuh di tengah-tengah masyarakat.

    Sebagian besar pedagang kaki lima yang berada di kawasan perkantoran koridor Jalan

    Kusumawardhani menjual makanan dan minuman yang memang menjadi kebutuhan bagi para

  • 2

    pekerja kantor. Pedagang kaki lima memiliki perilaku yang berbeda-beda dalam menjalankan

    kegiatan ekonominya. Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia baik

    yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo,

    2003). Perilaku pedagang kaki lima atau penjual ini ditunjukkan dan dilihat dari lokasi dan

    waktu berjualan pedagang kaki lima di koridor tersebut. Terkadang perilaku pedagang kaki

    lima kurang sesuai dengan aturan sehingga menyebabkan ketidakteraturan antara pola

    aktivitas dan lingkungannya. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya gerobak atau kedai

    pedagang kaki lima yang berada di bahu jalan utama yang dapat menyebabkan kemacetan lalu

    lintas dan gangguan pejalan kaki di koridor jalan tersebut. Kondisi tersebut juga mempengaruhi

    perilaku pembeli di sekitar kawasan tersebut. pembeli yang sebagian besar pekerja di kawasan

    perkantoran tersebut memilih berjalan kaki karena lokasi pedagang kaki lima yang dekat

    dengan kantor. Namun bagi pembeli yang menggunakan kendaraan bermotor akan sulit

    memarkirkan kendaraannya dan cenderung parkir sembarangan. Oleh karena itu, keberadaan

    pedagang kaki lima yang tumbuh pesat merupakan bukti nyata kalau perkembangan kawasan

    dapat mempengaruhi pertumbuhan kegiatan pendukung seperti pedagang kaki lima dan harus

    direspons secara positif, sehingga para pedagang kaki lima bisa mencari nafkah, sedangkan

    Pemerintah dan masyarakat sekitar nantinya juga diuntungkan dengan keberadaan pedagang

    kaki lima.

    B. RUANG LINGKUP WILAYAH AMATAN

    Pada studi ini, wilayah yang dijadikan sebagai fokus amatan adalah koridor Jalan

    Kusumawardhani. Koridor tersebut merupakan jalan yang berada di bagian timur wilayah

    perkantoran Jalan Pahlawan. Area perkantoran ini berada di pusat Kota Semarang yang

    memiliki banyak aktivitas dan kegiatan serta terdapat pemusatan kepadatan. Muncul sebuah

    pola perilaku pedagang kaki lima karena dipengaruhi adanya aktivitas perkantoran Jalan

    Pahlawan. Berikut adalah batas-batas dari wilayah amatan:

    Utara : Jalan Imam Bardjo

    Timur : Kantor Bank Indonesia

    Barat : Area Perkantoran Jalan Pahlawan

    Selatan : Makam Pahlawan Giri Tunggal

    Perilaku pedagang kaki lima yang muncul pada koridor jalan ini cukup bervariatif dari

    pagi hingga malam hari. Masing-masing pedagang kaki lima memiliki karakteristik yang

    berbeda satu sama lain. Dimulai dari alasan pemilihan lokasi, waktu, hingga barang yang

    diperjualbelikan. Keberadaan pedagang kaki lima juga dipengaruhi oleh keberadaan konsumen

    yang mengakses lokasi tersebut. Agar mendukung penentuan batas wilayah amatan,

    dicantumkan peta ruang lingkup sebagai berikut,

  • 3

    Sumber : Bappeda Jawa Tengah, 2010.

    Gambar 1. Peta Wilayah Amatan Perilaku PKL Kawasan Perkantoran

    C. HASIL AMATAN

    Tabel I

    Hasil Amatan Perilaku PKL Kawasan Perkantoran

    No. Elemen Waktu Amatan

    Pagi Siang Sore Malam

    1. Setting Koridor Jl. Kusumawardhani

    Koridor Jl. Kusumawardhani

    Koridor Jl. Kusumawardhani

    Koridor Jl. Kusumawardhani

    2. Standing Pattern

    Makan pagi Membeli makanan Menyiapkan

    dagangan

    Membeli makanan/minuman

    Makan siang Nongkrong

    (kedai/kafe minuman)

    Membeli makanan/minuman

    Makan siang

    Membeli makanan/minuman

    Makan malam Nongkrong,

    mengobrol (PKL/kafe minuman)

    3. Milieu Lingkungan perkantoran Jl. Kusumawardhani

    Lingkungan perkantoran Jl. Kusumawardhani

    Lingkungan perkantoran Jl. Kusumawardhani

    Lingkungan perkantoran Jl. Kusumawardhani

    4. Synomorphy

    PKL sebagai aktivitas pendukung (activity support) dari aktivitas utama yang berfungsi sebagai kawasan perkantoran

    PKL sebagai aktivitas pendukung (activity support) dari aktivitas utama yang berfungsi sebagai kawasan perkantoran

    PKL sebagai aktivitas pendukung (activity support) dari aktivitas utama yang berfungsi sebagai kawasan perkantoran

    PKL sebagai aktivitas pendukung (activity support) dari aktivitas utama yang berfungsi sebagai kawasan perkantoran

    5. Spatio Temporal

    Pagi hari pukul 07.00-10.00

    Siang hari pukul 11.00-14.00

    Sore hari pukul 15.00-18.00

    Malam hari pukul 19.00-22.00

  • 4

    No. Elemen Waktu Amatan

    Pagi Siang Sore Malam

    6. Batas

    Batas amatan yaitu Jl. Imam Barjo, Kantor PT. Telkom, dan Bank Indonesia

    Batas amatan yaitu Jl. Imam Barjo, Kantor PT. Telkom, dan Bank Indonesia

    Batas amatan yaitu Jl. Imam Barjo, Kantor PT. Telkom, dan Bank Indonesia

    Batas amatan yaitu Jl. Imam Barjo, Kantor PT. Telkom, dan Bank Indonesia

    7. Kecenderungan Perilaku

    PKL hanya menyiapkan dagangannya

    Bagi pembeli, cenderung membawa pulang makanan yang dibeli

    PKL cenderung berjualan saat makan siang dengan jenis jualan makanan berat.

    Pembeli cenderung membeli makanan bersama teman-teman dan makan di tempat

    Bagi penjual, menjual barang dagangannya

    Bagi pembeli, membeli makanan dan minuman

    PKL juga ramai saat malam yang didominasi tenda angkringan.

    Pembeli cenderung datang beramai-ramai dan menempati tempat yang sudah disediakan penjual

    Sumber : Analisis Kelompok 3, 2015.

    1) Behaviour Setting

    a) Setting

    Setting atau yang dimaksud dengan lokasi yang menjadi area pengamatan untuk

    melihat perilaku pedagang kaki lima (PKL) kawasan perkantoran adalah berada di

    koridor Jl. Kusumawardhani. Lokasi ini dipilih dikarenakan berada di antara kantor

    Telkom dengan kantor Bank Indonesia serta berlokasi di pusat kota Semarang. Koridor

    Jl. Kusumawardhani merupakan ruas jalan yang berada di sebelah timur kawasan

    perkantoran Jalan Pahlawan. Letaknya yang berada di pusat kota dan terdapat

    kepadatan aktivitas perkantoran serta terpisah dari jalan arteri sehingga Jalan

    Kusumawardhani menjadi lahan potensial bagi para PKL untuk menjajakan

    dagangannya.

    b) Standing Pattern

    Standing pattern adalah kegiatan yang dilakukan baik oleh Pedagang Kaki Lima

    (PKL) maupun pembeli. Pada pagi hari sekitar pukul 07.00 belum banyak PKL yang

    buka, hanya ada dua penjual yang sudah buka yaitu penjual nasi kucing dan bubur

    ayam. Sekitar pukul 08.00 terdapat penjual pecel yang mulai mempersiapkan

    dagangan yang dijual. Sebagian besar PKL yang berada di area perkantoran ini menjual

    makanan berat sejenis nasi, seperti nasi kucing, nasi pecel, bubur ayam, gado-gado,

    soto, dan sebagainya. Biasanya PKL ramai ketika siang hari ketika jam makan siang.

    Ada pembeli yang hanya membeli lauk, biasanya adalah perempuan dan tidak dimakan

    ditempat. Untuk pembeli berjenis kelamin laki-laki yang masih muda biasanya

    membeli di nasi kucing. Terdapat pembeli yang datang sendiri dan ada yang bersama-

  • 5

    sama dengan rekan kerja. Ketika malam hari, biasanya pembeli yang datang adalah

    remaja laki-laki yang datang beramai-ramai untuk nongkrong.

    Sumber : Dokumentasi Kelompok 3, 2015.

    Gambar 2. Pedagang Kaki Lima yang menempati bahu jalan

    c) Milieu

    Milieu adalah lingkungan ruang pengamatan yang dilakukan. Dalam hal ini,

    lingkungan ruang pengamatan yang dipilih adalah perilaku PKL dan pembeli di

    kawasan perkantoran Bank Indonesia dan Telkom yang berada di koridor jalan

    Kusumawardhani. Lokasi ini dipilih karena lokasinya yang berada di dekat

    perkantoran dan lokasinya cukup strategis di pusat kota. PKL tersebut berjualan di

    jalan di antara Bank Indonesia dan Telkom, selain itu jalan tersebut juga digunakan

    untuk parkir pegawai Telkom. Pada koridor jalan ini terdapat PKL yang berjualan

    beraneka jenis makanan berat seperti nasi pecel, gado-gado, sate, dan sebagainya. PKL

    yang berjualan biasanya buka sekitar pukul 10.00 hingga malam, rata-rata pukul 23.00

    tergantung jenis makanan yang dijual. Hanya terdapat beberapa kendaraan pembeli

    yang parkir, karena sebagain besar pembeli adalah pegawai kantor sehingga cukup

    berjalan kaki.

    (a) (b)

  • 6

    (c) (d)

    Sumber : Dokumentasi Kelompok 3, 2015.

    Gambar 3. PKL yang menempati koridor Jl. Kusumawardhani (a) pagi hari; (b) siang hari;

    (c) sore hari; dan (d) malam hari

    d) Synomorphy

    Identifikasi aktivitas pada kawasan dilakukan untuk mengetahui interaksi antar

    komunitas dan hubungan akivitas dengan karakter fisik kawasan. Aktivitas-aktivitas

    sosial masyarakat khususnya kawasan perkantoran dicatat melalui pengamatan

    terhadap pedagang kaki lima. Melihat hasil identifikasi kawasan, terlihat karakter

    masyarakat yang heterogen. Ada terdapat kelompok masyarakat dengan latar belakang

    yang berbeda dan pola aktivitas yang berbeda. Mayoritas aktivitas yang dikerjakan

    masyarakat dilakukan bersama. Ini terjadi pada kegiatan di fungsi komersial yaitu

    pedagang kaki lima.

    Hubungan aktivitas/kegiatan pedagang kaki lima yang berada di kawasan

    perkantoran khususnya di koridor Jalan Kusumawardhani menempati ruang-ruang

    publik sebagai aktivitas pendukung (activity support) dari aktivitas perkantoran yang

    sudah ada. Pedagang Kaki Lima (PKL) di koridor Jalan Kusumawardhani menempati

    sepanjang bahu jalan baik di kiri jalan maupun di kanan jalan. Umumnya PKL ini

    menjajakan makanan berat seperti gado-gado, pecel, sate ayam, angkringan (nasi

    kucing dan gorengan), soto ayam, dll. Alasan PKL berjualan di lokasi ini yaitu

    mendekatkan pelanggan khususnya masyarakat perkantoran serta dekat dengan pusat

    kota. Banyaknya PKL yang berjualan di koridor Jalan Kusumawardhani menyebabkan

    lingkungan ini selalu ramai.

  • 7

    Sumber : Dokumentasi Kelompok 3, 2015.

    Gambar 4. Pedagang Kaki Lima yang menempati bahu jalan

    e) Spatio Temporal

    Aktivitas yang ada di lingkungan koridor Jalan Kusumawardhani terbilang cukup

    ramai. Aktivitas ini disebabkan oleh perilaku PKL yang berjualan di bahu jalan baik di

    kiri jalan maupun kanan Jalan Kusumawardhani. Pemilihan waktu berjualan PKL

    berbagai macam waktunya atau terbilang non-stop 24 jam. Ada beberapa PKL yang

    hanya berjualan untuk di pagi hari maupun malam hari saja, ada juga yang berjualan

    dari siang hari sampai malam hari, dan ada pula yang berjualan sampai makanannya

    habis/terjual semua.

    Pada pagi hari (07.00-10.00) hanya ada sedikit PKL yang berjualan. Biasanya PKL

    pagi hari hanya menjajakan bsedikit variasi makanan seperti nasi bungkus, gorengan,

    cemilan, minuman (susu, teh, kopi). Ini tentunya dikarenakan masyarakat perkantoran

    jarang membeli pada pagi hari tetapi masih ada masyarakat yang bukan dari

    perkantoran di kawasan sekitar koridor Jalan Kusumawardhani yang membeli.

    Sumber : Dokumentasi Kelompok 3, 2015.

    Gambar 5. PKL yang berjualan di pagi hari

  • 8

    Siang hari (11.00-14.00) merupakan waktu ramai PKL berjualan karena tepat

    dengan jam makan siang. Masyarakat perkantoran banyak yang keluar untuk makan

    siang dan tentunya ada yang memilih makan dekat dengan kantor sehingga koridor

    Jalan Kusumawardhani terbilang ramai dengan aktivitas jual beli makanan. Variasi

    makanan yang diperjualbelikan pun berbagai macam, seperti sate ayam, gado-gado,

    pecel, soto ayam, angkringan.

    Sumber : Dokumentasi Kelompok 3, 2015.

    Gambar 6. PKL yang berjualan di siang dan sore hari

    Malam hari (19.00-22.00) PKL yang berjualan mulai ada perubahan jualan. Ada PKL

    yang tadinya sore hari jualan pecel dan nasi rames kalau malam hari berjualan kerang

    rebus. PKL yang berada di belakang Kantor Telkom ini memilih waktu malam hari

    karena lokasi pintu belakang perkantoran sehingga baru buka setelah aktivitas

    perkantoran berakhir. Aktivitas PKL malam hari di koridor Jalan Kusumawardhani

    cukup ramai dan biasanya ada masyarakat yang sekedar duduk lesehan di PKL

    angkringan. Salah satu PKL yang berada di belakang Kantor Telkom mengatakan

    bahwa sekitar pukul 20.00-00.00 WIB adalah waktu teramai datangnya pembeli.

  • 9

    Sumber : Dokumentasi Kelompok 3, 2015.

    Gambar 7. PKL yang berjualan di malam hari

    f) Batas

    Pengamatan perilaku PKL (Pedagang Kaki Lima) dalam menempati ruang-ruang

    publik perkotaan khususnya di kawasan perkantoran mengambil lokasi di koridor

    Jalan Kusumawardhani. Perilaku yang ada di lokasi ini perlu diketahui batas lokasi

    amatannya agar ruang aktivitas PKL pada kawasan perkantoran dapat teridentifikasi

    secara jelas. Batas lokasi pengamatan dapat dilihat sebagai berikut :

    Sumber: Analisis Kelompok 3, 2015.

    Gambar 8. Batas Lokasi Amatan Perilaku PKL

    g) Kecenderungan Perilaku

    Hasil amatan perilaku PKL di koridor Jalan Kusumawardhani yang dilakukan pada

    aktivitas pagi, siang, sore, dan malam dapat dilihat kecenderungan perilaku PKL dan

    pembeli yang menempati ruang publik tersebut. Kecenderungan perilaku PKL

  • 10

    (penjual) di koridor Jalan Kusumawardhani memulai jualannya sekitar pukul 11.00

    atau pukul 12.00, hal ini karena bertepatan dengan jam makan siang di kawasan

    perkantoran. Jenis jualannya pun mayoritas berupa makanan berat seperti nasi

    bungkus, pecel, sate, gado-gado dan minuman (es teh, kopi dll). Namun ada pula yang

    berjualan mulai dari pukul 18.00 sampai tengah malam, yang berjualan pada waktu

    malam hari ini biasanya merupakan tenda-tenda angkringan sebagai tempat

    nongkrong setelah melakukan aktivitas kantor selama seharian. Para penjual ini

    menempati ruang di pinggiran koridor Jalan Kusumawardhani alasan pemilihan

    tempat karena menurut para penjual tempat tersebut strategis dekat daerah

    perkantoran dan Simpang Lima.

    Perilaku pembeli yang ada juga memiliki kecenderungan dimana pembeli ini

    memilih membeli makanan di tempat tersebut karena harganyanya yang tergolong

    murah dan tidak jauh dari tempat bekerja. Penjual yang dipilih untuk dibeli

    makanannya yaitu yang sudah terbiasa membeli di si penjual tersebut atau yang

    terdapat tempat duduk kosongnya. Para pembeli ini mayoritas membeli bersama

    dengan teman-teman kantor supaya bisa ngobrol saat menunggu makanan atau selama

    makan. Jenis yang dibeli merupakan makanan berat untuk makan siang seperti nasi

    bungkus, pecel dll atau sekedar minum kopi di saat jam istirahat.

    2) Karakteristik Pedagang Kaki Lima (PKL)

    Pada koridor Jalan Kusumawardhani terdapat beberapa pedagang kaki lima yang

    memiliki karakteristik berbeda. Masing-masing pedagang kaki lima memiliki alasan

    dimulai dari dari pemilihan lokasi, waktu, hingga bentuk dagangan yang diperjualbelikan.

    Alasan tersebut juga dipengaruhi oleh ragam aktivitas yang ada di koridor Jalan

    Kusumawardhani. Aktivitas yang ada pun berbeda di tiap setting waktunya. Agar dapat

    diketahui bentuk karakteristik dari pedagang kaki lima di koridor Jalan Kusumawardhani,

    dapat dengan melihat tabel di bawah ini :

    Tabel II

    Karakteristik PKL Jl. Kusumawardhani

    No. Setting Waktu Karakteristik PKL

    1. Pagi

    Aktivitas perdagangan di mulai pukul 07.00 10.00 Menjajakan dagangan berupa makanan ringan dan minuman

    yang dikonsumsi untuk sarapan Target konsumen adalah pegawai di wilayah perkantoran Harga barang dagangan relatif murah dan terjangkau untuk

    karyawan kantor

    2. Siang Aktivitas perdagangan di mulai pukul 11.00 14.00 Dagangan berupa makanan yang cukup berat dan digunakan

    untuk konsumsi makan siang di saat jam istirahat kantor

  • 11

    No. Setting Waktu Karakteristik PKL

    Harga barang dagangan relatif murah dan terjangkau untuk karyawan kantor

    3. Sore

    Aktivitas perdagangan di mulai pukul 15.00 18.00 Target konsumen tidak hanya pegawai tetapi juga masyarakat

    yang pulang dari aktivitas sehari-hari Harga barang dagangan relatif murah dan terjangkau

    4. Malam

    Aktivitas perdagangan di mulai pukul 19.00 22.00 Target konsumen sudah bukan pegawai di wilayah

    perkantoran tetapi masyarakat secara umum Kegiatan perdagangan dimulai setelah aktivitas perkantoran

    berakhir Dagangan berupa makanan ringan hingga makanan berat

    dengan harga yang relatif murah Sumber: Analisis Kelompok 3, 2015.

    Melalui tabel di atas maka dapat diketahui terdapat beberapa persamaan dan

    perbedaan karakteristik pedagang kaki lima di koridor Jalan Kusumawardhani. Masing-

    masing pedagang memiliki pertimbangan di dalam menjajakan dagangannya berdasarkan

    waktu yang dipilih. Hal itu dikarenakan bentuk aktivitas yang muncul disekitar area

    koridor Jalan Kusumawardhani. Pemilihan lokasi pedagang kaki lima di Jalan

    Kusumawardhani pun berbeda-beda berdasarkan pemilihan waktunya. Sebaran titik

    lokasi pedagang kaki lima di Jalan Kusumawardhani berdasarkan setting waktu dapat

    dilihat melalui peta berikut.

  • 12

    Sumber: Survei Kelompok 3, 2015.

    Gambar 9. Peta Sebaran Lokasi Pedagang Kaki Lima Jl. Kusumawardhani

    Jika melihat pola persebaran pemilihan lokasi pedagang kaki lima, seperti tidak terlihat

    pola khusus yang menunjukkan kecenderungan pemilihan lokasi. Tetapi sesungguhnya

    terdapat bentuk pola pemilihan di dalam menentukan lokasi oleh pedagang kaki lima.

    Seperti pada PKL yang buka pada jam pagi, memilih di dekat persimpangan jalan yang

    berada di dekat kompleks Bank Indonesia dan Kantor Telkom karena lokasi tersebut

    berada di akses utama bagi karyawan dan pegawai kantor yang menuju lokasi kerja.

    Sehingga PKL memilih lokasi tersebut karena jam pagi dan pergerakan karyawan yang

    mempengaruhi lokasi penempatannya.

    Pola yang sama muncul lagi di sore hari, hal itu juga dipengaruhi oleh aktivitas

    karyawan yang baru saja selesai bekerja. Berbeda dengan siang dan malam hari,

    pemilihan lokasi PKL dikarenakan mereka sudah lama menempati area tersebut. Sehingga

    sudah memiliki pelanggan tetap yang akan mengakses lokasi tersebut meskipun tidak

    mengikut pengaruh setting waktu dan aktivitas yang ada. Masing-masing pedagang kaki

    lima memiliki alasan dan pertimbangan dalam menjual dagangannya, sehingga

    memunculkan karakteristik ruang yang berbeda pula.

  • 13

    3) Karakteristik Pembeli

    Pembeli yang ada di koridor Jalan Kusumawardhani memiliki karakteristik dalam

    memilih PKL yang akan dibeli barang dagangannya. Karena PKL yang menjadi obyek

    berada di kawasan perkantoran, mayoritas pembeli merupakan dewasa yaitu para

    pekerja kantoran dan beberapa terdapat juga remaja, dilihat dari lokasinya yang dekat

    dengan kawasan pendidikan Undip dan Simpang Lima. Jarang bahkan tidak ada pembeli

    yang masih anak-anak. Berikut karakteristik pembeli selama waktu amatan pagi, siang,

    sore dan malam di PKL koridor Jalan Kusumawardhani.

    Tabel III

    Karakteristik Pembeli

    No. Perilaku Laki-Laki Perempuan

    Anak-Anak

    Remaja Dewasa Anak-anak

    Remaja Dewasa

    1. Pemilihan Tempat Duduk

    - Berdasarkan tempat yang kosong

    Berdasarkan tempat yang kosong

    -

    Berdasarkan tempat yang kosong dan tidak ramai pembeli

    Berdasarkan tempat yang terlihat nyaman, bersih dan terdapat tempat duduknya

    2. Lama Kunjungan

    - 1 jam 1-2 jam - 1 jam 1 jam

    3. Barang yang Dibeli

    -

    Biasanya di tempat angkringan seperti nasi kucing, gorengan, kopi dll

    Makanan berat (nasi bungkus, pecel, dll), gorengan dan kopi

    -

    Biasanya di tempat angkringan seperti gorengan dan minuman seperti es teh. Terdapat juga yang membeli makanan berat seperti pecel dan gado-gado.

    Makanan berat (nasi bungkus, pecel, soto dll) dan minuman

    4. Waktu Berkunjung

    - Sore dan malam hari

    Siang hari (jam makan siang) dan malam hari (selesai jam kantor)

    - Sore hari Siang hari ketika jam makan siang

    5. Alur Pergerakan

    - Sepanjang koridor Jl. Kusumawardhani

    Sepanjang koridor Jl. Kusumawardhani

    - Sepanjang koridor Jl. Kusumawardhani

    Sepanjang koridor Jl. Kusumawardhani

    Sumber: Analisis Kelompok 3, 2015.

    4) Keterkaitan Aktivitas PKL dan Pembeli

    Keterkaitan aktivitas pedagang kaki lima dan pembeli yang berada di koridor Jalan

    Kusumawardhani ini dapat dilihat dari karakteristik pembelinya. Jika pembeli merupakan

    karyawan atau pegawai kantor maka aktivitas PKL adalah warung makan yang menjual

    makanan dan minuman terjangkau yang diperlukan pegawai untuk kebutuhan sarapan

  • 14

    atau makan siang. Sedangkan apabila karakteristik pembeli sebagian besar adalah

    mahasiswa atau remaja maka aktivitas PKL menjual makanan dan minuman ringan

    seperti kafe, kucingan, kedai makanan dan minuman ringan dengan harga terjangkau.

    Apabila pembeli adalah keluarga yang terdiri dari beberapa orang maka aktivitas PKL

    berupa rumah makan dengan luas dan jumlah tempat duduk yang luas.

    Keterkaitan aktivitas pedagang kaki lima dan pembeli juga dapat dilihat dari dimensi

    waktu dan ruang. Pada siang hari aktivitas jual beli PKL berbeda dengan malam hari. pada

    Pada siang hari, aktivitas PKL menjual dagangan makan siang untuk pembeli yang

    sebagian besar pegawai perkantoran sedangkan pada malam hari aktivitas PKL

    cenderung berjualan makanan ringan karena karakteristik pembelinya lebih heterogen

    dan didominasi oleh para kaum muda. Pedagang kaki lima akan cenderung berjualan di

    lokasi yang dekat dengan perkantoran dan jalan utama. Semakin banyak pegawai di lokasi

    tersebut maka semakin banyak aktivitas PKL yang berkembang.

    Sumber : Dokumentasi Kelompok 3, 2015.

    Gambar 10. Keterkaitan Aktivitas PKL dengan Pembeli

    Aktivitas pedagang kaki lima juga terkadang berhubungan dengan preferensi pembeli.

    Pembeli lebih suka membeli makanan yang biasa dimakan setiap hari seperti nasi dan

    lauk. Pembeli juga cenderung memilih tempat makan yang murah/terjangkau, bersih dan

    luas. Oleh karena itu, aktivitas pedagang kaki lima berusaha menyediakan pelayanan bagi

    pembeli sesuai apa yang diinginkan dalam hal penyediaan tempat serta makanan dan

    minuman ayng dijual.

    Berdasarkan hal tersebut maka semakin banyak pembeli atau penghuni di koridor

    tersebut maka semakin banyak aktivitas pedagang kaki lima yang tumbuh. Selain itu, jenis

    kegiatan atau aktivitas pedagang kaki lima sangat dipengaruhi oleh pembeli dari segi

    jumlah , preferensi dan karakteristik pembeli yang berada di kawasan tersebut.

  • 15

    D. KESIMPULAN

    Keberadaan pedagang kaki lima (PKL) tersebut sangat berarti bagi masyarakat,

    khususnya masyarakat yang berada di kawasan perkantoran terutama di koridor Jalan

    Kusumawardhani. Hal ini dapat menunjukan bahwa sektor informal telah banyak mensubsidi

    sektor formal, disamping sektor informal merupakan sektor yang efisien karena mampu

    menyediakan kehidupan murah. Terdapatnya kegiatan PKL di kawasan koridor jalan sebelah BI

    dan Telkom ini disebabkan beberapa hal. Hal tersebut karena adanya konsumen dan kurangnya

    penegakan peraturan yang ada. Fungsi jalan yang ada juga menurun karena selain digunakan

    sebagai kawasan bagi para PKL, juga digunakan oleh parkir kendaraan roda empat bagi para

    pegawai yang bekerja.

    Hubungan aktivitas/kegiatan pedagang kaki lima yang berada di kawasan perkantoran

    khususnya di koridor Jalan Kusumawardhani menempati ruang-ruang publik sebagai aktivitas

    pendukung (activity support) dari aktivitas perkantoran yang sudah ada. Umumnya PKL ini

    menjajakan makanan berat seperti gado-gado, pecel, sate ayam, angkringan (nasi kucing dan

    gorengan), soto ayam, dll. Alasan PKL berjualan di lokasi ini yaitu mendekatkan pelanggan

    khususnya masyarakat perkantoran serta dekat dengan pusat kota. Perbedaan jam juga

    mempengaruhi jenis barang/makanan yang dijajakan. Seperti halnya pada pagi hari berjualan

    seperti nasi bungkus, gorengan, cemilan dan minuman. Pada siang hari yang dijual berupa

    makanan berat, begitu pua pada sore hari. Pada malam hari ada yang berjualan makanan berat

    dan ada pula yang berjualan makanan ringan dan minuman. Aktivitas PKL malam hari di

    koridor Jalan Kusumawardhani cukup ramai dan biasanya ada masyarakat yang sekedar duduk

    lesehan di PKL angkringan.

    Perbedaan jenis jualan yang dijajakan juga dipengaruhi oleh perilaku pembeli tu sendiri.

    Perilaku pembeli yang ada juga memiliki kecenderungan dimana pembeli ini memilih membeli

    makanan di tempat tersebut karena harganya yang tergolong murah dan tidak jauh dari tempat

    bekerja. Para pembeli ini mayoritas membeli bersama dengan teman-teman kantor supaya bisa

    ngobrol saat menunggu makanan atau selama makan. Jenis yang dibeli merupakan makanan

    berat untuk makan siang seperti nasi bungkus, pecel, atau sekedar minum kopi di saat jam

    istirahat.

    Akibat dari adanya perilaku pembeli ini, maka perilaku penjual (PKL) akan

    menyesuaikannya. Masing-masing pedagang kaki lima memiliki alasan dimulai dari dari

    pemilihan lokasi, waktu, hingga bentuk dagangan yang diperjualbelikan. Alasan tersebut juga

    dipengaruhi oleh ragam aktivitas yang ada di koridor Jalan Kusumawardhani. Aktivitas yang ada

    pun berbeda di tiap setting waktunya. Pemilihan lokasi juga menjadi salah satu pengaruhnya.

    Perbedaan status dan jenis kelamin juga mempengaruhi perilaku pembeli.

  • 16

    Keterkaitan aktivitas pedagang kaki lima dan pembeli juga dapat dilihat dari dimensi

    waktu dan ruang. Pada siang hari aktivitas jual beli pedagang kaki lima berbeda dengan malam

    hari. pada Pada siang hari, aktivitas pedagang kaki lima menjual dagangan makan siang untuk

    pembeli yang sebagian besar pegawai perkantoran sedangkan pada malam hari aktivitas

    pedagang kaki lima cenderung berjualan makanan ringan karena karakteristik pembelinya lebih

    heterogen dan didominasi oleh para remaja. Aktivitas pedagang kaki lima juga terkadang

    berhubungan dengan preferensi pembeli.