kebutuhan informasi dan perilaku pencarian...

139
KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI : STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN JOMBANG T E S I S yang diajukan untuk memperoleh gelar Magister Humaniora dalam Program Pascasarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia oleh: NOOR ATHIYAH NPM: 670406008Y UNIVERSITAS INDONESIA 2008 Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Upload: trinhdan

Post on 18-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI : STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI

DI KABUPATEN JOMBANG

T E S I S

yang diajukan untuk memperoleh gelar Magister Humaniora dalam Program Pascasarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

oleh: NOOR ATHIYAH NPM: 670406008Y

UNIVERSITAS INDONESIA 2008

Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

fib
Note
Silakan klik bookmarks untuk link ke halaman isi
Page 2: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

untuk Ibu, Ibu, Ibu, dan Bapak

iiiKebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 3: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, kerena limpahan

rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat memperoleh kemudahan dalam menyelesaikan tesis ini dengan baik.

Terima kasih tak terhingga dan penghargaan yang setinggi-tingginya saya sampaikan kepada Prof. Dr. Marsudi W. Kisworo dan Bu Luki Wijayanti M. Lib., yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan bimbingan dan saran.

Ungakapan terima kasih dan penghargaan juga saya sampaikan kepada:

1. Rektor Universitas Indonesia, atas kesempatan yang diberikan pada penulis untuk meyelesaikan pendidikan Pasca Sarjana di Universitas Indonesia.

2. Prof. Dr. Ida Sundari Husen dan Dr. Rahayu S. Hidayat, Dekan dan Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya.

3. Ketua Program Magister Ilmu Perpustakaan dan Informasi , Fuad Gani, M. A.

4. Dosen Pembimbing Akademik Drs. Zulfikar Zen, M. A. 5. Bapak dan Ibu Dosen Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya. 6. Bapak dan Ibu Pegawai Perpustakaan Universitas Indonesia 7. Bapak dan Ibu Pegawai Perpustakaan Universiti Malaya 8. Mbak Wiwik dan Mbak Ari, staf Sekretariat Departemen Ilmu

Perpustakaan dan Informasi dan Bagian Akademik Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya.

9. Bapak Imam Haromain, Ibu Hamidah, dan Ibu Imronah, orang tua yang senantiasa mendukung baik secara moril maupun materiil

10. Mas Ulin dan Akeelah, suami dan anak penulis, 11. Mas Aik, Afith dan Azah, serta 12. Pak Yani, Pak Ade, Pak Yudi, Pak Jamri, Bu Maryam, dan Mbak

Lulu, teman sekelas di angkatan 2004 Program Magister Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya. Budi baik mereka tak akan terbalas oleh penulis , sehingga penulis

hanya dapat berdoa semoga semua itu menjadi amal sholeh yang akan dibalas oleh Allah SWT. Semoga tesis ini bermanfaat. Amin.

Depok, 7 Januari 2008

Penulis

vKebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 4: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR Daftar Tabel Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Perempuan Usia 15 sampai dengan

44 Kabupaten Jombang Tahun 2007 ............................33

Tabel 2.2 Tingkat Pendidikan Perempuan di Kabupaten Jombang

Tahun 2007.........................................................34

Tabel 3.1. Kisi-kisi wawancara ...............................................43

Tabel 4.1 Daftar Kebutuhan Informasi Kehamilan

dan Pengasuhan Bayi Informan .................................56

Tabel 4.2 Sumber Informasi Kehamilan dan Pengasuhan Bayi

bagi Informan .......................................................74

Daftar Gambar Gambar 2.1. Model Konseptual Praktik Informasi Dua Dimensi .........28

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir Penelitian...................................41

viKebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 5: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................... i

Abstrak ............................................................................. ii

Dedikasi ............................................................................ iii

Lembar Pengesahan .............................................................. iv

Ucapan Terima Kasih ............................................................. v

Daftar Tabel dan Gambar ....................................................... vi

Daftar Isi ........................................................................... vii

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................... 1

A Latar Belakang ................................................................ 1

1. Perempuan dan Pencarian Informasi.................................... 1

2. Kabupaten Jombang ....................................................... 5

B Pertanyaan Penelitian ....................................................... 7

C Tujuan Penelitian............................................................. 8

D Manfaat Penelitian ........................................................... 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................... 10

A Informasi ....................................................................... 11

B Kebutuhan Informasi ......................................................... 11

1. Kebutuhan Informasi Kehamilan......................................... 15

2. Kebutuhan Informasi Pengasuhan Bayi ................................. 18

C Perilaku Pencarian Informasi ............................................... 20

1. Sumber Informasi ........................................................ 21

2. Pencarian Informasi dalam Kehidupan Sehari-hari .................. 23

3. Hambatan-hambatan dalam Pencarian Informasi ................... 25

4. Model Konseptual Pencarian Informasi dalam

Kehidupan Sehari-hari 20................................................ 27

D Profil Kabupaten Jombang .................................................. 32

1. Demografi Penduduk ..................................................... 33

viiKebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 6: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

2. Karakteristik Perempuan Jombang .................................... 34

3. Sumber Informasi bagi Ibu Mengandung dan Mengasuh Bayi....... 36

E Kerangka Berpikir Penelitian................................................ 39

BAB III. METODE PENELITIAN.................................................. 41

A Subjek dan Objek Penelitian................................................ 41

B Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................... 41

C Sumber Data .................................................................. 41

D Informan Penelitian .......................................................... 42

E Teknik Pengumpulan Data .................................................. 43

F Teknik Analisa Data .......................................................... 44

BAB IV. PEMBAHASAN ........................................................... 46

A Gambaran Karakteristik Informan.......................................... 46

1. Gambaran Karakteristik Informan Ana ................................ 46

2. Gambaran Karakteristik Alus ........................................... 47

3. Gambaran Karakteristik Anis............................................ 48

4. Gambaran Karakteristik Muna .......................................... 48

5. Gambaran Karakteristik Ida............................................. 49

B Pembahasan Hasil Penelitian ............................................... 50

1. Kebutuhan Informasi Informan ......................................... 50

a Kebutuhan Informasi Kehamilan..................................... 52

b Kebutuhan Informasi Pengasuhan Bayi ............................. 64

2. Sumber Informasi Informan ............................................. 76

a Sumber informasi terekam ........................................... 77

b Sumber informasi personal ........................................... 81

3. Pencarian Informasi Informan .......................................... 88

a Pencarian Informasi Melalui Sumber Informasi Terekam ........ 89

b Pencarian Informasi Melalui Sumber Informasi Personal ........ 98

4. Hambatan Pencarian Informasi yang Dialami oleh Informan ..... 105

5. Perilaku Pencarian Informasi Informan ............................... 110

viiiKebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 7: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

C Keterbatasan Penelitian ..................................................... 119

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................. 121

A. K e s i m p u l a n.............................................................. 121

B. S a r a n ......................................................................... 123

DAFTAR PUSTAKA................................................................ 125

LAMPIRAN ......................................................................... x

Lampiran 1 Panduan Wawancara .............................................. x

Lampiran 2 Verbatim Wawancara ............................................. xii

Lampiran 3 Reduksi Data Wawancara......................................... xl

Lampiran 4 Tabel model konseptual praktek informasi dua

dimensi informan penelitian ..................................... lxviii

ixKebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 8: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

ABSTRAK

Dengan tanggung jawab dan perannya yang besar dalam merawat, mengasuh dan mendidik janin dalam kandungan dan bayi, para ibu perlu senantiasa membuat keputusan yang bijaksana. Mereka bisa mengambil keputusan tersebut setelah mendapatkan informasi yang tepat melalui kegiatan pencarian informasi. Jombang merupakan ”kota santri” dengan masyarakat yang religius. Hal ini mempengaruhi perilaku pencarian informasi para ibu mengandung dan mengasuh bayi di Jombang. Penelitian ini adalah tentang perilaku pencarian informasi para ibu tersebut. Pengumpulan data dilaksanakan melalui wawancara semi terstruktur terhadap lima informan. Berbagai diskusi dan dokumentasi kepustakaan menjadi data pendukung. Selanjutnya, diinterpretasikan, hasil temuan penelitian diinterpretasikan dengan model konseptual dua dimensi praktek informasi oleh McKenzie (2005). Model tersebut menunjukkan 8 praktek pencarian informasi, yaitu empat model pencarian informasi yang melalui 2 fase. Hasilnya, para informan memiliki berbagai kebutuhan informasi khas selama kehamilan dan pengasuhan bayi. Mereka melaksanakan model pencarian aktif, pemindaian aktif, pemonitoran tak terarah, dan by proxy pada fase menjalin hubungan dan berinteraksi dengan sumber informasi. Sebagai tambahan, ditemukan bahwa para informan memiliki karakteristik yang berbeda dalam pencarian informasi. Beberapa informan memiliki kecenderungan pelaksanaan model pencarian inforamsi yang berbeda. Pencari yang lebih aktif melaksanakan model pertama dan kedua lebih sering daripada pencari yang lebih pasif.

ABSTRACTS Since having great role and responsibility in caring their babies or babies to be, mothers or pregnant women are always in situations that take them to make wise decisions. Therefore, mothers have to seek information. Jombang is a “kota santri” with religious society. This condition affect the information seeking behavior of the pregnant mothers and the ones who already with babies. This work is about the information needs and the seeking information behavior of the pregnant mothers and the ones with babies in Jombang. The data collection is done by semi-structured interview and literature documentation. Then, the collected data is interpreted through the two dimensional of information practices model by McKenzie (2005). The result is that the model fit the information seeking behavior of the informants. In addition, it shows the type differences of the characteristics of informants in information seeking. Some informants are more active than the others. The active ones do the different practices more often than the passive ones.

iiKebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 9: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keefektifan seseorang dalam melaksanakan peran dan fungsinya

tergantung dari upayanya dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah

serta membuat keputusan yang diperlukan. Salah satu upaya yang perlu

dilaksanakan dalam rangka menyelesaikan masalah dan membuat

keputusan adalah pencarian informasi yang mampu mendukung kedua

kegiatan tersebut. Keberhasilan pencarian informasi dipengaruhi

pengenalan kebutuhan informasi individu itu sendiri, ketersediaan dan

kemudahan akses sumber informasi yang sesuai, dan hambatan yang

dialami.

1. Perempuan dan Pencarian Informasi

Pada kegiatan pencarian informasi, sebagian besar upaya

manusia berkembang ketika mencari informasi yang tidak berhubungan

langsung dengan tujuan pekerjaan, penelitian, ataupun sekolah (Agosto,

2005: 143). Carey (2001: 319) menyatakan bahwa selama 20 tahun

terakhir, peneliti di bidang ilmu perpustakaan dan informasi telah

mengembangkan pembelajaran dan pembahasan tentang pencarian

informasi dalam kehidupan sehari-hari (everyday life information

seeking). Savolainen (1995: 266-267) mendefinisikan pencarian informasi

1Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 10: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

dalam kehidupan sehari-hari sebagai pengadaan beragam elemen

informasional (baik kognitif maupun ekspresif) yang dengan elemen

tersebut manusia menyesuaikan dirinya sendiri dalam kehidupan sehari-

hari untuk memecahkan masalah yang tidak secara langsung

berhubungan dengan kinerja dalam tugas-tugas pekerjaan.

Dalam bidang ini, telah banyak penelitian yang difokuskan pada

perempuan. Beberapa contoh adalah penelitian yang dilaksanakan

terhadap perempuan tentang masalah kesehatannya (mis. Warner &

Procaccino (2004), McKenzie (2002), Brown dkk. (2002) dll.). Selain itu

juga dilaksanakan penelitian terhadap perempuan dalam situasi tertentu

seperti dalam keadaan ekonomi lemah di daerah tertinggal (Mooko,

2005) dan perempuan korban pemukulan (Dunne, 2002).

Terlebih lagi, banyak penelitian tentang pencarian informasi

yang dilaksanakan berkaitan dengan kehamilan dan kelahiran (McKenzie,

2005, Levy, 1998, Davies dan Bath, 2001, dsb.). Kemunculan penelitian-

penelitian tersebut dalam jumlah yang signifikan menunjukkan bahwa

pencarian informasi yang tidak berkaitan dengan pendidikan atau

pekerjaan secara langsung merupakan kegiatan yang banyak

dilaksanakan oleh perempuan dalam kehidupannya.

Perempuan menjalani peran sebagai ibu rumah tangga ketika

mengalami hal-hal diluar urusan pekerjaan (kalau dia bekerja), pelajaran

(kalau dia sekolah), maupun urusan penelitian (kalau dia ilmuwan/

peneliti). Mereka menjalani peran sebagai manajer rumah tangga

2Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 11: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

(domestik), perawat keluarga, penyokong emosi keluarga, pemersatu

keluarga, dan berperan sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap

perkembangan dan pencapaian anak(-anak)nya (Utomo dan Hatmadji,

2004: 6).

DR. Meutia Hatta Swasono dalam

http://www.menegpp.go.id/menegpp.php?cat=detail&id=menegpp&dat

=54 menyatakan strategi Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan

mengenai pemberdayaan perempuan Indonesia sebagai usaha

peningkatan kualitas hidup mereka. Strategi pemberdayaan ini dianggap

semakin krusial dalam situasi perkembangan teknologi informasi dan

komunikasi masa kini. Salah satu dari program tersebut adalah

pemberdayaan perempuan dalam rangka peningkatan produktivitas

dalam pelaksanaan tugas parenting (tugas pengasuhan anak dalam

mendidik anak-anak).

Tugas pengasuhan anak tersebut dimulai sejak kehamilan,

kelahiran, dan berlanjut pada masa perawatan tumbuh kembang

anaknya. Berlaku secara efektif dan optimal pada masa kehamilan dan

kelahiran, dan pengasuhan bayi merupakan hal yang signifikan bagi para

ibu tersebut. Pada masa-masa tersebutlah anak 100 persen bergantung

pada orang yang lebih tua (terutama ibunya) dalam segala hal.

Terjaminnya tumbuh kembang janin dan bayi merupakan tanggung jawab

penuh waktu ibunya.

3Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 12: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

Informasi tentang kehamilan, kelahiran, dan pengasuhan anak

merupakan hal penting yang menuntut untuk dipenuhi. Pengasuhan anak

memiliki potensi untuk meningkatkan kesehatan dan kehidupan yang baik

bagi anak maupun menghalang perkembangan fisik maupun emosi,

menyebabkan masalah kesehatan dan sosial yang signifikan bagi generasi

selanjutnya. Meningkatkan pengetahuan keilmuan tentang pengasuhan

anak adalah sangat penting sehingga anak, keluarga, dan masyarakat

dapat mengambil keuntungan dari pengaruh positif pengasuhan anak

(Gage dkk., 2006: 57).

Denham dalam Gage dkk (2006: 58) menyatakan bahwa ibu

disosialisasikan sebagai pemegang peran perawatan utama dalam

keluarga. Ibu sebagai orang tua membuat keputusan yang tak terhitung

banyaknya tentang berbagai macam situasi yang mereka hadapi setiap

hari dengan bayi, balita, atau anak remaja mereka (Heath, 2006: 750).

Situasi tersebut mengarahkan para ibu pada kebutuhan

informasinya. Pemenuhan kebutuhan informasi tersebut adalah hal yang

mendasar, karena dengan dipenuhinya kebutuhan informasi, ibu rumah

tangga akan mampu memecahkan masalah atau mengambil keputusan.

Mooko (2005: 124) menegaskan bahwa perempuan tidak hanya

membutuhkan informasi untuk pemecahan masalah tetapi juga untuk

mengambil keputusan mengenai diri mereka sendiri dan keluarga

mereka.

4Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 13: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

2. Kabupaten Jombang

Kabupaten Jombang terletak pada bagian tengah wilayah

Propinsi Jawa Timur, dengan luas wilayah 1.159,50 km2 atau sekitar 2,4%

luas Propinsi Jawa Timur. Jombang terbagi menjadi 21 kecamatan, 306

desa (302 desa dan 4 kelurahan). Jumlah penduduk Kabupaten Jombang

pada tahun 2007 berdasar proyeksi Badan Pusat Statistik Jawa Timur

adalah 1.203.717 jiwa, dengan 591.003 diantaranya adalah perempuan.

Pada tahun 2005, tercatat Kabupaten Jombang memiliki 19.499

jumlah kelahiran. Dari jumlah tersebut, 162 diantaranya kasus bayi lahir

mati dan 22 ibu meninggal ketika sedang mengandung, bersalin, maupun

nifas. Selanjutnya, dalam tahun tersebut, terdapat total 376 kematian

bayi. Dengan demikian, angka kematian bayi adalah 9,8 per 1000

kelahiran hidup dan angka kematian ibu adalah 112,83 per 100.000

kelahiran hidup.

Pada tahun 2006, jumlah kelahiran meningkat menjadi 19.909.

Pada tahun ini, 142 bayi terlahir mati (angka kematian adalah 10.15 per

1000 kelahiran hidup). 14 ibu tercatat meninggal ketika hamil, bersalin,

maupun nifas (angka kematian adalah 58,64 per 100.000 kelahiran

hidup). Hal tersebut menunjukkan bahwa angka kematian ibu mengalami

penurunan, namun angka kematian bayi justru mengalami peningkatan.

Dalam semester pertama (dari bulan Januari hingga bulan Juni)

tahun 2007, jumlah kelahiran tercatat 9831 dengan 19 bayi terlahir mati

dan 9 ibu meninggal. Maka, hal tersebut menunjukkan bahwa angka

5Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 14: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

kematian bayi maupun ibu mengalami peningkatan yang signifikan, yaitu

19 per 1000 kelahiran hidup dan 91,54 per 100.000 kelahiran hidup.

Hal tersebut tentunya merupakan hal yang ironis. Disebut ironi

karena pada awal 2007, Kabupaten Jombang menerima “penghargaan

inovasi di bidang pelayanan kesehatan” dari Jawa Pos Institute of Pro

Otonomy. Penghargaan tersebut menunjukkan prestasi petugas

kesehatan dalam memberikan layanan dan berusaha meningkatkan

kualitas kesehatan masyarakat Jombang.

Tentu saja, tersedianya berbagai fasilitas atau faktor

aksesibilitas dan pelayanan kesehatan dengan tenaga medis yang

terampil sangat mempengaruhi kenaikan maupun penurunan angka

kematian ibu dan bayi. Namun demikian, kesediaan masyarakat untuk

mengubah kehidupan tradisional ke norma kehidupan modern dalam

bidang kesehatan merupakan faktor yang juga berpengaruh terhadap

angka kematian tersebut. Keputusan yang diambil oleh individu ibu hamil

dan ibu dengan bayi sangat mempengaruhi kondisi ibu hamil, janin, dan

bayi mereka.

Bagi para perempuan di Jombang, terdapat berbagai media

informasi dan beberapa lembaga ataupun organisasi formal yang bisa

dijadikan sumber informasi oleh mereka, seperti media cetak,

elektronik, maupun fasilitas kesehatan seperti puskesmas, posyandu, dan

rumah bersalin. Meskipun lembaga, organisasi, dan fasilitas umum yang

ada tidak memiliki fungsi utama sebagai pusat penyedia informasi bagi

6Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 15: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

warga atau pelanggannya, namun pada umumnya mereka bisa dijadikan

rujukan para ibu rumah tangga dalam mencari informasi tertentu.

B. Pertanyaan Penelitian

Sebagaimana penjelasan di atas, maka perilaku pencarian

informasi oleh para ibu hamil dan perempuan yang sedang mengasuh

bayi perlu dipahami. Maka pertanyaan penelitian yang diajukan dalam

penelitian ini adalah ”bagaimana perilaku pencarian informasi ibu hamil

dan mengasuh bayi di Kabupaten Jombang?” Untuk menjawab

pertanyaan tersebut, dirumuskan beberapa anak pertanyaan, yaitu:

1. apa saja kebutuhan informasi ibu hamil atau mengasuh bayi di

Kabupaten Jombang?

2. apa saja sumber informasi yang dimanfaatkan oleh ibu hamil atau

mengasuh bayi di Kabupaten Jombang?

3. apa saja upaya pencarian informasi oleh ibu hamil atau mengasuh bayi

di Kabupaten Jombang ?

4. apa saja hambatan dalam pencarian informasi oleh ibu hamil atau

mengasuh bayi di Kabupaten Jombang?

5. bagaimana model pencarian informasi dalam kehidupan sehari-hari

oleh ibu hamil atau mengasuh bayi di Kabupaten Jombang?

7Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 16: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami perilaku pencarian

informasi ibu hamil dan mengasuh bayi di Kabupaten Jombang. Untuk

mendapatkan pemahaman tersebut, penelitian ini berusaha untuk:

1. mengidentifikasi kebutuhan informasi ibu hamil atau mengasuh bayi di

Kabupaten Jombang.

2. mengidentifikasi sumber informasi yang berkaitan dengan kehamilan

dan pengasuhan bayi bagi para ibu ibu hamil atau mengasuh bayi di

Kabupaten Jombang.

3. mengidentifikasi upaya pencarian informasi ibu hamil atau mengasuh

bayi di Kabupaten Jombang.

4. mengidentifikasi hambatan dalam pencarian informasi oleh ibu hamil

atau mengasuh bayi di Kabupaten Jombang.

5. menggambarkan model pencarian informasi dalam kehidupan sehari-

hari oleh ibu hamil atau mengasuh bayi di Kabupaten Jombang.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini menggambarkan pencarian informasi dalam

kehidupan sehari-hari beberapa perempuan di Kabupaten Jombang.

Untuk memenuhi kebutuhan mereka yang bermacam-macam, mereka

bisa saja mengalami banyak rintangan dan batasan seperti biaya, waktu,

lokasi, pemanfaatan saluran, media, dan sarana informasi yang tersedia

di Jombang.

8Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 17: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

Oleh karena itu, penemuan dalam penelitian ini diharapkan bisa

digunakan sebagai acuan untuk penyusunan kebijakan dan fasilitas

sumber informasi bagi para perempuan oleh Pemerintah Daerah

Kabupaten Jombang, Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang, dan penyedia

sarana kesejahteraan keluarga di Kabupaten Jombang. Penemuan dari

penelitian ini juga diharapkan bisa dimanfaatkan sebagai bahan rujukan

untuk pembelajaran lebih lanjut.

9Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 18: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka ini tersusun atas beberapa uraian dari beberapa

literatur yang relevan dengan penelitian ini. Secara berurutan, bab ini

terdiri dari penjelasan tentang informasi, kebutuhan informasi, dan

perilaku pencarian informasi dalam kehidupan sehari-hari. Penjelasan

tentang kebutuhan informasi meliputi kebutuhan informasi dalam

beberapa segi, diantaranya kebutuhan informasi kehamilan, kelahiran

dan menyusui, kebutuhan informasi pengasuhan bayi dan kebutuhan

informasi perempuan.

Selanjutnya, penjelasan tentang pencarian informasi dalam

kehidupan sehari-hari diawali dengan penjelasan mengenai pencarian

informasi, pencarian informasi dalam kehidupan sehari-hari, sumber

informasi yang dimanfaatkan dalam pencarian informasi dalam

kehidupan sehari-hari, dan hambatan dalam pencarian informasi. Bab ini

dilengkapi dengan sekilas pandang profil Kabupaten Jombang sebagai

lokasi penelitian. Akhirnya, terdapat kesimpulan yang menggambarkan

suatu model kerangka konseptual pencarian informasi dalam kehidupan

sehari-hari.

10Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 19: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

A. Informasi

Istilah informasi digunakan dalam banyak konsep yang berbeda

(Case, 2002: 43). Dalam kajian ilmu perpustakaan dan informasi, definisi

informasi telah banyak ditunjukkan dan mengalami perkembangan dan

perbedaan dari masa ke masa. Dalam bidang ini saja, istilah informasi

digunakan dalam berbagai disiplin untuk merefleksikan berbagai hal,

seperti rangsangan sensori, representasi mental, pemecahan masalah,

pembuatan keputusan, aspek dari pemikiran dan pembelajaran manusia,

dsb.

Definisi umum telah diberikan oleh Buckland dalam Shenton

(2004: 367): "jika sesuatu hal adalah, atau bisa jadi, informatif, maka

semua hal adalah, atau bisa jadi, informasi….” Bagaimanapun juga,

Lester dan Kohler dalam Shenton (2004: 368) menunjukkan bahwa

konsep informasi bersifat context-specific. Dalam konteks penelitian ini,

informasi merupakan segala hal yang bersifat informatif dan menambah

pengetahuan ibu rumah tangga dalam hal menjalani kehamilan,

kelahiran, menyusui, maupun pengasuhan bayi.

B. Kebutuhan Informasi

Kebutuhan informasi dapat didefinisikan melalui asosiasi definisi

dari dua kata: “kebutuhan dan “informasi” (Wilson, 1994). Kebutuhan

(need) dalam Webster’s Ninth New Collegiate Dictionary didefinisikan

sebagai kurangnya sesuatu yang sesuai atau berguna (1990: 790).

11Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 20: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

Selanjutnya, kata “informasi” dalam kamus yang sama didefinisikan

sebagai komunikasi atau penerimaan pengetahuan atau intelijensi

maupun pengetahuan yang didapatkan dari investigasi, penelitian, atau

instruksi (1990: 620). Maka, kebutuhan informasi adalah merupakan

kebutuhan yang muncul karena kurangnya pengetahuan yang didapatkan

tentang sesuatu hal yang sesuai atau berguna.

Dalam ilmu informasi, telah banyak dikembangkan konsep

kebutuhan informasi. Case (2002: 68 – 73) menyebutkan beberapa konsep

kebutuhan informasi yang ditawarkan oleh empat ilmuwan yang banyak

dirujuk dalam penelitian di bidang kebutuhan dan pencarian informasi.

Secara kronologis, konsep-konsep tersebut adalah sebagaimana yang

dinyatakan oleh Robert Taylor (1962), Charles Atkin (1973) dan Nicholas

Belkin (1978), serta Brenda Dervin (1982, 1992).

Case menyebutkan bahwa Taylor menawarkan konsep kebutuhan

informasi dengan menyatakan empat tahap kebutuhan yang mendasari

kenapa individu mendatangi dan menanyakan sesuatu kepada

pustakawan rujukan. Secara berurutan, tahap yang paling rendah adalah

ketika individu memiliki kebutuhan tidak terekspresikan (visceral need).

Tahap berikutnya adalah ketika kemampuan individu untuk

menyampaikan kebutuhannya masih ambigu dan tidak jelas. Tahap

ketiga adalah ketika individu memiliki kemampuan untuk menyatakan

kebutuhannya, dan yang terakhir adalah ketika sudah muncul perhatian

dari individu tentang bagaimana pengiriman hasil pencarian dari

12Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 21: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

kebutuhan yang dia ungkapkan tersebut. Keempat tahap tersebut

menunjukkan bahwa kebutuhan informasi berkaitan erat dengan

pencarian jawaban.

Menurut Case, Atkin dan Belkin menyatakan konsep kebutuhan

informasi dengan meyakini informasi sebagai pengurangan

ketidakpastian. Atkin memberikan definisi kebutuhan informasi sebagai

“sebuah fungsi ketidakpastian yang dihasilkan oleh penerimaan

ketidaksesuaian antara tingkatan kepastian yang sekarang dimiliki

individu tentang objek lingkungan dan pernyataan kriteria bahwa dia

mencari untuk mencapai sesuatu. Senada dengan definisi Atkin dan

Taylor, Belkin menyatakan bahwa adanya kebutuhan informasi

diindikasikan dengan adanya upaya mencari informasi, dan motivator

dasar pencarian informasi adalah karena adanya kesenjangan antara

pengetahuan yang dimiliki mengenai situasi atau topik tertentu.

Pada masa berikutnya, Dervin menyatakan bahwa kebutuhan

informasi adalah kebutuhan akan make sense (memahami, memaknai)

situasi yang sedang berlangsung. Kebutuhan informasi individu

merupakan kebutuhan akan terjawabnya berbagai macam pertanyaan

yang hadir di pikiran individu tersebut. Beragam pertanyaan tersebut

muncul ketika individu merasa perlu memberikan penjelasan yang masuk

akal pada dirinya dalam dimensi ruang dan waktunya sendiri.

13Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 22: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

Selain Case, Wilson juga melaksanakan pembelajaran tentang

perkembangan konsep kebutuhan informasi. Wilson mengawali

penyimpulan dan pembahasan penelaahannya dengan konsep kebutuhan

manusia. Wilson menyatakan bahwa konsep kebutuhan manusia menurut

ahli psikologi dapat dibagi dalam 3 kategori:

a) kebutuhan fisiologis, seperti kebutuhan akan makanan, air, tempat

tinggal, dsb.;

b) kebutuhan afektif (terkadang disebut sebagai kebutuhan psikologis

atau emosional) seperti kebutuhan akan dominasi, pencapaian, dsb.;

c) kebutuhan kognitif, seperti kebutuhan untuk merencanakan, untuk

mempelajari ketrampilan, dsb.

Ketiga kategori kebutuhan tersebut merupakan pemicu dasar

munculnya kebutuhan informasi. Wilson menyatakan bahwa untuk

memenuhinya, individu harus memiliki pengetahuan yang berkaitan.

Untuk memperoleh pengetahuan tersebut, individu harus terlibat dalam

proses pencarian informasi. Oleh karena itu, Wilson menganggap istilah

kebutuhan informasi lebih tepat jika digantikan dengan pencarian

informasi untuk mendapatkan kepuasan kebutuhan. Kebutuhan yang

diharapkan akan terpuaskan utamanya adalah kebutuhan kognitif yang

mendukung pemenuhan terpuaskannya kebutuhan fisiologis dan afektif.

Kemunculan kebutuhan informasi seseorang tergantung pada

beberapa faktor. Beberapa faktor yang dinyatakan oleh Crawford dalam

Wilson (1994) adalah kegiatan kerja, posisi dan peran individu,

14Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 23: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

ketersediaan fasilitas, kebutuhan untuk membuat keputusan, faktor

motivasi akan kebutuhan informasi, dsb. Mempertimbangkan hal

tersebut, berikut adalah beberapa macam kebutuhan informasi yang

pada umumnya dimiliki oleh para perempuan, khususnya ibu yang sedang

hamil, menyusui, maupun mengasuh bayi.

Informasi tentang kehamilan, kelahiran dan perawatan tumbuh

kembang anak merupakan informasi yang signifikan dalam pengasuhan

anak. Anak dalam tahun pertama kehidupannya merupakan anak dalam

usia emas, dimana perkembangan otak dan perilaku sangat pesat.

Perkembangan tersebut menentukan perkembangan dan masa depannya

di kemudian hari. Beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya

adalah perkembangan fisik, kesehatan, dan perilaku sosial anak.

1. Kebutuhan Informasi Kehamilan

Bagi kebanyakan pasangan, menjadi orang tua berawal dari

kehamilan dan kelahiran anak (Duvall dan Brent, 1980: 158). Sebagai ibu,

orang tua perempuan mengawasi, mengasuh, merawat, dan mencintai

anaknya (Apter, 1986: 11). Kemampuan perempuan untuk hamil dan

menyusui merupakan hal istimewa yang tak dapat dilaksanakan oleh

orang tua laki-laki. Dalam menjalankan peran tersebut, perempuan

memiliki kebutuhan informasi tertentu.

Telah banyak penelitian yang mempelajari kebutuhan informasi

ibu hamil dan menyusui. Penelitian Levy (1998) dan Davies dan Bath

15Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 24: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

(2001) menunjukkan bahwa perempuan hamil menyadari dan secara aktif

berusaha memenuhi kebutuhan informasi tentang kehamilannya. Levy

menyatakan bahwa perempuan memiliki perhatian terhadap informasi

yang berkenaan dengan bagaimana untuk melindungi dan menjaga

kepentingan janinnya, diri sendiri, pasangan dan individu lain dalam

lingkungannya di masa kehamilannya.

Mendapatkan informasi adalah salah satu dari tanggung jawab

utama perempuan hamil (Browner dan Press dalam McKenzie, 2006: 1).

Bagaimanapun juga, sebagai orang tua, perhatian utama perempuan

hamil adalah tentang bagaimana mempersiapkan kelahiran bayi yang

sehat dan selamat (Duvall dan Brent, 1980: 159). Pada umumnya,

perempuan menginginkan sebanyak mungkin informasi tentang peristiwa

kelahiran bayi dan potensi risiko yang mereka dan bayi mereka hadapi

(Green dalam Davies dan Bath, 2002: 302).

Setelah menjalani masa kehamilan yang diakhiri dengan

persalinan, perempuan mulai menjalani kegiatan merawat bayi. Kepada

ibu lah bayi bergantung sepenuhnya (Apter, 1985: 53). Salah satu

indikator ketergantungan tersebut adalah kemampuan ibu untuk

menyusui bayinya. McKenzie (2006: 7) menyatakan bahwa perempuan

menginginkan informasi tentang bagaimana pemberian makanan kepada

bayinya (terutama tentang memberikan/ tidak memberikan ASI)

semenjak mereka mengalami kehamilan. Bagi kebanyakan perempuan,

16Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 25: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

menyusui merupakan komponen penting dalam ‘menjadi ibu yang baik’

(Wall dalam McKenzie, 2006: 9).

Selain menyusui dan memperhatikan asupan makanan bayi,

Duvall dan Brent (1980: 160-161) menyebutkan bahwa orang tua juga

harus tetap menjaga kebersihan dan keselamatan bayinya. Beberapa

informasi yang diperlukan dalam menjalankan peran ini adalah tentang

bagaimana memfasilitasi kebersihan anak seperti memandikan,

menyediakan pakaian yang pantas dan terlebih lagi memperhatikan

kebutuhan popok bayinya. Selain itu, usaha meminimalkan kemungkinan

kecelakaan yang dapat dialami bayi dan memberikan pertolongan

pertama yang tepat ketika bayi mengalami kecelakaan merupakan hal

yang harus diketahui dan dijalankan oleh orang tua.

Selama menjalani kehamilan, persalinan dan menyusui,

kesehatan merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan oleh

perempuan. Kesehatan adalah ketiadaan sakit, penyakit, atau luka (Hahn

dan Payne, 2003: 5). Dilihat dari segi pencegahan, kesehatan dapat

didefinisikan sebagai ketiadaan risiko tinggi bagi penyakit di masa datang

(Hahn dan Payne, 2003: 5). Kondisi sehat diyakini sebagai kondisi yang

dibutuhkan manusia untuk dapat melaksanakan kegiatannya secara

optimal.

Mooko (2005: 119) mendapati lebih dari 30% respondennya

menyatakan bahwa informasi kesehatan merupakan kebutuhan informasi

mereka. Brown dkk. menyatakan bahwa perempuan membutuhkan

17Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 26: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

informasi kesehatan baik tentang melahirkan sampai dengan menopause,

maupun tentang penyakit yang sedang diderita (2002: 225). Warner dan

Procaccino (2004: 714) menyebutkan beberapa kebutuhan informasi

kesehatan perempuan, yakni informasi tentang gejala penyakit tertentu,

diagnosa dan tindakan yang bisa diambil dalam penyembuhan penyakit

tertentu, nutrisi, perawatan medis, pencegahan penyakit, dan

kebugaran.

Selain kesehatan, adalah suatu hal yang alamiah jika perempuan

sangat memperhatikan kondisi kecantikannya. Perubahan fsik yang

dialami semasa kehamilan merupakan hal yang diperhatikan oleh

perempuan Keinginan untuk tampil menarik di mata orang lain

menimbulkan kebutuhan informasi tertentu bagi perempuan.

2. Kebutuhan Informasi Pengasuhan Bayi

Semenjak kehadiran anak tersebut, orang tua mengemban peran

dan tugas dalam pengasuhannya. Gage dkk. (2006: 58) menunjukkan

bahwa dalam banyak penelitian mengenai pengasuhan anak, definisi

pengasuhan anak itu sendiri tidak diungkapkan secara eksplisit, namun

secara umum implisit dalam domain instrumen atau melalui deskripsi

tanggung jawab, tugas dan peran yang diharapkan dilaksanakan oleh

orang tua.

Duvall dan Brent (1980: 192) menjelaskan bahwa orang tua

bertanggung jawab untuk menjaga dan menstimulasi perkembangan dan

18Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 27: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

sosialisasi anak. Mereka adalah pengasuh yang merawat sekaligus

mendidik serta mengembangkan potensi-potensi anak. Dengan demikian,

orang tua memiliki peranan penting dalam mengantarkan anak menjadi

manusia yang berkualitas bukan saja dari segi fisik namun juga

kecerdasan dan kepribadiannya. Orang tua diharapkan memiliki

kemampuan behavorial yang meliputi kemampuan untuk mengobservasi,

memonitor, berkomunikasi, berinteraksi dalam rangka membangun dan

memelihara hubungan, serta memetakan hubungan antar anggota

keluarga (Heath, 2006: 759).

Bagi orang tua dengan bayi dalam keluarganya, Duval dan Brent

(1980: 194) telah menunjukkan beberapa peran dan tugas yang

seharusnya dilaksanakan terhadap bayinya, yaitu:

a. memperhatikan rutinitas kegiatan harian dan istirahat yang sehat,

b. mengembangkan ketrampilan fisik yang sesuai dengan perkembangan

motoriknya,

c. mengembangkan ekspresi emosi yang positif akan beragam

pengalaman, dan

d. berkomunikasi secara efektif.

Heath (2006: 757) mengungkapkan bahwa seiring dengan jalinan

yang aktif dengan anaknya, orang tua bersandar pada dua tipe

pengetahuan yang saling bertindihan: pengetahuan umum tentang

manusia dan perkembangannya dan pengetahuan khusus tentang individu

anak. Memiliki pengetahuan tentang perkembangan anak memberikan

19Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 28: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

orang tua ide tentang apa dan kapan yang bisa mereka harapkan pada

anak mereka. Hal tersebut mendorong keperluan terpenuhinya

kebutuhan informasi yang mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung

jawab yang berkaitan.

Kebutuhan informasi perempuan sebagai orang tua terus

berkembang setiap hari seiring berkembangnya kebutuhan dan peran

serta tugas anaknya. Hall dalam Gage dkk. (2006: 59) menyatakan

bahwa, setelah kelahiran anaknya, perempuan memiliki multi peran dan

mengalami beban ketika dia tidak dapat memenuhi harapan akan peran

dan tanggung jawab barunya. Oleh karenanya, untuk menjalankan

perannya secara efektif, perempuan perlu secara berkesinambungan

menyadari dan berusaha memenuhi perkembangan kebutuhan

informasinya.

C. Perilaku Pencarian Informasi

Pemenuhan kebutuhan informasi dilaksanakan melalui pencarian

informasi. Pencarian informasi adalah kegiatan individual yang

dijalankan untuk mengidentifikasi dan memilih informasi untuk

memuaskan kebutuhan informasi yang telah terdeteksi, kepuasan yang

memungkinkan individu untuk memecahkan masalah atau membuat

keputusan (Correia dan Wilson, 2001). Brown dkk. menunjukkan bahwa

pencarian informasi mencerminkan kebutuhan perempuan untuk mencari

20Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 29: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

informasi yang akurat dan handal yang dengannya perempuan bisa

membuat keputusan yang masuk akal (2002: 226).

1. Sumber Informasi

Sumber informasi merupakan hal, barang atau manusia yang bisa

menyediakan informasi yang dibutuhkan dan bisa dimanfaatkan oleh

pencari informasi. Sumber informasi bisa berupa sumber informasi

terekam maupun sumber informasi manusia. Sumber informasi terekam

memiliki bentuk berbeda-beda; tertulis/ tercetak, dalam bentuk

rekaman suara, maupun sumber informasi elektronik. Di sisi lain, sumber

informasi manusia (personal) bisa diakses secara formal maupun

informal.

Beberapa contoh dari sumber informasi tertulis/tercetak adalah

catatan, koran, buku, jurnal, dsb. Sumber informasi elektronik bisa

berupa cakra padat, kaset, situs internet, dll. Jenis sumber infomasi

terekam tersebut biasanya melibatkan penyedia informasi untuk bisa

diakses oleh pencari maupun pengguna informasi. Sebagai ibu rumah

tangga yang sebagian besar waktu dalam kesehariannya dihabiskan di

rumah, televisi, radio, tabloid, dan semacamnya merupakan sumber

informasi yang biasa dimanfaatkan oleh para perempuan Jombang.

Di sisi lain, sumber informasi personal adalah ketika manusia

berperan sebagai penyampai informasi yang dibutuhkan oleh pencari

informasi. Akses terhadap sumber informasi ini mensyaratkan terjadinya

21Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 30: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

komunikasi interpersonal antara pencari dan sumber informasi. Salah

satu contoh komunikasi formal antara pencari dan sumber informasi

adalah komunikasi antara pasien dan dokter. Dalam keadaan ini, pasien

merupakan individu pencari informasi yang berusaha memenuhi

kebutuhan informasi melalui penjelasan yang dinyatakan oleh dokter

tersebut.

Dalam pencarian informasi mengenai kehamilan, kelahiran,

menyusui, dan pengasuhan anak, pusat layanan kesehatan merupakan

pilihan sumber informasi formal yang tersedia. Dalam kondisi jauh dari

keluarga (orang tua, saudara yang sudah berpengalaman) sebagai sumber

informasi personal, profesional kesehatan adalah pilihan sebagai sumber

informasi personal yang bisa dimanfaatkan oleh para perempuan di

Jombang.

Dalam keadaan informal, teman, keluarga, atau tetangga bisa

menjadi sumber informasi bagi pencari informasi. Informasi bisa berasal

dari pengalaman lampau, baik pengalaman pribadi maupun kumpulan

dari pengalaman teman dan orang lain, namun kebanyakan informasi

baru didapatkan dari bidan dan sumber-sumber profesional kesehatan

lain (Levy, 1998: 112). Menurut sejarah, perempuan belajar teknik

menyusui yang sesuai dari ibu, nenek, saudara, dan tetangganya (Corky

Harvey dalam Levy, 1998: 112). Perempuan mengajari perempuan masih

merupakan cara terbaik yang dilaksanakan.

22Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 31: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

Dalam pencarian informasi, individu memiliki beberapa

pertimbangan dalam memilih sumber informasi. Durrance dalam Varjels

(1986: 74) menyebutkan bahwa individu cenderung mencari informasi

yang paling mungkin diakses. Selanjutnya, Durrance menyatakan bahwa

tipe individu yang berbeda menggunakan sumber informasi yang

berbeda. Meskipun demikian, Durrance juga menyatakan bahwa individu

pada umumnya lebih menyukai komunikasi secara berhadapan sebagai

cara mengakses informasi dari sumber informasi.

2. Pencarian Informasi dalam Kehidupan Sehari-hari

Pencarian informasi dapat dianalisis dalam dua konteks besar:

yang berhubungan dengan pekerjaan dan yang tidak berhubungan dengan

pekerjaan. Pencarian informasi yang tidak berhubungan dengan

pekerjaan disebut juga pencarian informasi dalam kehidupan sehari-hari

(everyday life information seeking). Pencarian informasi dalam

kehidupan sehari-hari merupakan upaya pengadaan berbagai elemen

informasional (baik kognitif maupun ekspresif) yang dipergunakan

individu untuk mengorientasikan diri mereka dalam kehidupan sehari-

hari atau memecahkan masalah yang tidak secara langsung berhubungan

dengan kinerja dan tugas-tugas pekerjaan (Savolainen, 1995: 266-267).

Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa ada dua dimensi yang

bisa diperhatikan dalam pencarian informasi dalam kehidupan sehari-hari

(Savolainen, 1995: 273-287). Dimensi pertama adalah pencarian

23Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 32: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

informasi yang mengorientasikan. Dimensi ini berkaitan dengan kejadian

di masa kini. Selanjutnya adalah pencarian informasi praktis, yaitu

pencarian informasi yang menyajikan solusi untuk masalah-masalah

tertentu dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam pencarian informasi yang mengorientasikan, informasi

dilihat sebagai instrumen untuk meraih hasil yang berbeda-beda. Individu

dalam kegiatan sehari-harinya memiliki semangat untuk mempelajari hal

baru dan berusaha untuk meraih tujuan pribadi. Kegiatan pencarian

informasi dalam dimensi ini terjadi seiring dengan kegiatan individu

mengkonsumsi publikasi ilmiah dan budaya, membaca koran, melihat

program televisi ataupun mendengarkan radio. Informasi yang

dikonsumsi khususnya adalah yang berkenaan dengan kepemimpinan,

ilmu, politik dan budaya, isu terkini, dan perkembangan sosial budaya.

Pencarian informasi praktis merupakan pencarian informasi yang

sengaja dilaksanakan. Informasi yang diinginkan dalam dimensi ini adalah

informasi yang akurat, yang bisa diaplikasikan untuk penyelesaian

masalah yang sedang dihadapi. Oleh karenanya, dalam pencarian

informasi ini, sumber informasi personal lebih disukai. Karena pencarian

informasi ini timbul ketika ada hal yang harus dihadapi dengan segera,

maka komunikasi sebagai kegiatan pencarian informasi dilaksanakan.

Beberapa penelitian tentang pencarian informasi dalam

kehidupan sehari-hari telah dilaksanakan. Penelitian dalam bidang ini

dilaksanakan terhadap pelajar, mahasiswa dan pemuda, sebagaimana

24Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 33: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

yang dilaksanakan oleh Agosto dan Hugjes Hassell (2005), Jeong (2004),

dan Given (2002). Penelitian di bidang ini juga banyak dilaksanakan

sehubungan dengan pencarian informasi kesehatan: Brown dkk. (2002),

Warner dan Procaccino (2004), Cypowyj dkk. (2003), Davies dan Bath

(2002), dan sebagainya. Lebih dekat kaitannya dengan penelitian ini,

penelitian yang pernah dilaksanakan terhadap ibu rumah tangga

diantaranya adalah McKenzie (2002, 2003, dan 2004), Mooko (2005), Levy

(1999), dan sebagainya.

3. Hambatan-hambatan dalam Pencarian Informasi

Ketika individu melaksanakan pencarian informasi, dia bisa

mengalami hambatan yang menghalanginya mendapatkan informasi yang

dia butuhkan atau inginkan. Hambatan tersebut muncul karena beberapa

komponen. Hambatan bisa timbul dari pencari informasi, sumber

informasi, maupun dari pencari dan sumber informasi sekaligus.

Pencari informasi menimbulkan beberapa hambatan dalam

memenuhi kebutuhan informasinya. Harry dan Dewdney dalam Julien

(1999: 45) menyimpulkan bahwa hambatan tersebut meliputi: tidak

mengetahui kebutuhan informasinya; tidak mengetahui dimana

mendapatkan informasi yang dibutuhkannya; tidak mengetahui

keberadaan sumber informasi yang dibutuhkannya; tidak menemukan

sumber informasi yang sesuai dengan kebutuhan informasinya; dan

kurangnya ketrampilan komunikasi, kepercayaan diri, dan kemampuan.

25Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 34: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

Bagaimanapun juga, hambatan dari pencari informasi banyak disebabkan

oleh keterbatasan pengetahuan terhadap sumber informasi yang tersedia

(Chen dan Hernon, 1982: 18-19). Hal ini menyebabkan pencari informasi

tidak mengetahui bagaimana dan kapan dia bisa memenuhi kebutuhan

informasinya.

Dari komponen sumber informasi, hambatan dapat dialami

pencari informasi karena beberapa hal seperti ketidaktersediaan maupun

keterbatasan akses terhadap sumber informasi itu sendiri, masalah

teknis yang timbul dalam penyediaan sumber informasi terekam, maupun

komunikasi yang kurang lancar dengan sumber informasi personal.

Ketidaktersediaan maupun keterbatasan akses bisa disebabkan oleh

aturan yang mengikat yang menimbulkan larangan, pembatasan akses

terhadap sumber informasi yang diterapkan oleh penyedia sumber

informasi (Chen dan Hernon, 1982: 18).

Salah satu hambatan yang dihadapi pencari informasi pada

kegiatan komunikasi interpersonal dengan sumber informasi manusia

adalah hambatan penyingkapan (disclosure barrier). McKenzie (2002: 35-

36) menyatakan bentuk hambatan ini sebagai hambatan yang berasal

dari penyedia/sumber informasi ketika dia tidak berkenan untuk

menjawab atau menyajikan jawaban atau informasi atas pertanyaan

yang diajukan oleh pencari informasi. Dalam penelitiannya, McKenzie

menemukan bahwa perempuan seringkali menggambarkan hambatan

yang berhubungan dengan pengelakan, penundaan, atau kepura-puraan

26Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 35: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

serta pembelit-belitan. Hal ini seringkali terjadi terutama dalam

komunikasi formal antara pencari dan penyedia informasi.

Hambatan lain adalah hambatan yang didorong oleh kedua belah

pihak, pencari dan penyedia informasi. McKenzie (2002: 36) menyatakan

bahwa hambatan ini biasanya terjadi ketika pencari informasi enggan

mengajukan pertanyaan kepada penyedia informasi meskipun sedang

berhadapan atau berinteraksi dengan penyedia informasinya. Sebagai

contoh, keengganan tersebut terjadi ketika pencari informasi berasumsi

bahwa penyedia informasi telah mengakhiri percakapan yang sedang

mereka jalankan.

4. Model Konseptual Pencarian Informasi dalam Kebutuhan Sehari-hari

Bagaimanapun juga, untuk analisis yang mendalam dan

kontekstual, model atau pola pencarian informasi yang lebih umum

adalah lebih sesuai (McKenzie, 2003: 25). Sebagaimana yang telah

disinggung pada 2.3.2, Salvolainen menyatakan dua dimensi pencarian

informasi dalam kehidupan sehari-hari, yaitu pencarian informasi yang

mengorientasikan dan pencarian informasi praktis. Senada dengan apa

yang dikemukakannya, McKenzie (2003: 25–36) mengajukan suatu model

dua-dimensi praktik informasi.

27Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 36: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

Gambar 2.1. Model Konseptual Praktik Informasi Dua Dimensi

Kolom pertama dari gambar diatas menyatakan model pencarian

informasi yang terjadi. Empat model tersebut adalah:

a. Pencarian aktif (active seeking) yaitu praktik informasi yang paling

terarah. Dalam tipe pencarian ini, informasi yang dicari sudah

teridentifikasi, ditentukan, dan pencarian dilaksanakan secara

terencana dan sistematis.

b. Pemindaian aktif (active scanning) yaitu mengidentifikasi sumber

informasi yang sesuai, melaksanakan pencarian secara aktif, namun

tidak terencana secara mendetail.

c. Pengawasan yang tidak terarah (non-directive monitoring) terjadi

ketika seseorang secara kebetulan mengenali dan memanfaatkan

sumber informasi, seperti ketika membaca koran dan kebetulan

28Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 37: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

menemukan artikel yang bisa memenuhi kebutuhan informasinya.

Model ini sesuai dengan pernyataan Salvolainen (1995) tentang

monitoring the context.

d. By proxy yaitu ketika seseorang berinteraksi dengan sumber informasi

melalui perantara. Dalam hal ini, perantara menyampaikan pertanyaan

atau permintaan atas informasi sesuai dengan kebutuhan asli individu

yang memiliki kebutuhan tersebut.

Baris pertama dalam gambar menunjukkan fase tingkatan proses

informasi, yaitu membina hubungan (connecting) dan berinteraksi –

dengan sumber informasi- (interacting). Kedua kegiatan tersebut

melibatkan usaha dan hambatan. Dalam fase yang pertama, usaha dan

hambatan terjadi dalam rangka mengidentifikasi sumber informasi dan

menghubungi sumber informasi tersebut. Dalam fase yang kedua,

gambaran tentang usaha dan hambatan terjadi selama individu

berhadapan langsung dengan sumber informasi.

Kombinasi antara model dan fase tersebut menghasilkan model

dua dimensi yang tertuangkan dalam gambar 3.1 di atas. McKenzie

menyatakan hasil kombinasi tersebut sebagai praktik informasi. Uraian

tentang kombinasi tersebut disusun secara berurutan dari atas ke bawah

dimulai dari kolom fase menjalin hubungan dengan sumber informasi.

a. Praktik informasi dalam rangka menjalin hubungan dengan sumber

informasi.

29Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 38: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

a.1. Menjalin hubungan melalui pencarian secara aktif terhadap sumber

informasi. Praktik ini memiliki beberapa karakteristik tertentu.

Pertama, pencarian aktif terjadi sebagai tanggapan terhadap

keberadaan tujuan atau pertanyaan tertentu. Selanjutnya,

pencarian secara aktif berarti individu memberikan perhatian yang

sistematis terhadap proses menjalin hubungan. Ciri utama adalah

adanya kesadaran individu terhadap ketersediaan sumber yang bisa

membantunya, seperti dokter, pustakawan, buku tertentu, teman,

dll.

a.2. Menjalin hubungan melalui pemindaian aktif. Pemindaian aktif

meliputi mencari dan mengenali sumber informasi yang sesuai, tidak

secara aktif, namun tetap mengingat kebutuhan informasi yang

dibutuhkan. Praktik ini merupakan pemindaian secara aktif terhadap

sumber informasi secara umum. Selain itu, pemindaian aktif ini juga

terjadi ketika individu mengenali atau menyadari sumber informasi

yang sesuai yang berhubungan dengan kebutuhan informasi namun

tidak harus dihubungi saat itu juga.

a.3. Menjalin hubungan melalui pemonitoran tak terarah. Praktik ini

ditandai dengan tidak adanya tujuan khusus pencarian informasi.

Individu tidak menyadari bahwa mereka membutuhkan suatu

informasi sampai mereka mendapati infomasi atau sumber

informasinya. Jadi, praktik ini biasa terjadi secara spontan dalam

kegiatan keseharian.

30Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 39: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

a.4. Menjalin hubungan melalui perantara. Praktik ini terjadi ketika ada

pihak ketiga yang memberikan informasi tentang sumber informasi

yang sesuai dengan yang dia duga dibutuhkan oleh seorang individu.

Selain itu, praktik ini juga terjadi ketika sumber informasi itu sendiri

mengenali orang yang membutuhkan informasi darinya dan dia

menyampaikannya kepada individu tersebut.

b. Praktik informasi dalam rangka berinteraksi dengan sumber informasi.

Pencarian aktif dalam pemerolehan informasi. Dalam praktik ini, individu

biasanya membuat daftar pertanyaan, perencanaan dan strategi

berinteraksi dengan sumber informasi.

b.1. Pemindaian aktif dalam pemerolehan informasi. Praktik ini terjadi

ketika individu menyadari kebutuhan informasinya dan mendapatkan

informasi yang diperolehnya dari hasil interaksinya dengan sumber

informasi yang tidak dia cari secara sengaja. Selanjutnya, individu

akan mengalami information encountering, yaitu pengalaman yang

bisa diingat dari penemuan secara tidak sengaja tentang informasi

yang menarik atau berguna (Erdelez, 1999).

b.2. Pemonitoran tak terarah dalam pemerolehan informasi. Praktik ini

terjadi ketika secara kebetulan seorang individu pencari informasi

berinteraksi dengan individu lain yang kemudian berperan sebagai

sumber informasinya karena memberikan informasi yang

dibutuhkannya. Praktik tersebut bisa terjadi di jalan, ketika

31Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 40: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

bertemu teman, atau dalam kondisi lain di tengah-tengah kegiatan

keseharian individu tersebut.

b.3. Interaksi by proxy: diberitahu. Informasi diperoleh dari sumber

informasi yang memberitahunya tanpa diminta oleh individu pencari

informasi.

D. Profil Kabupaten Jombang

Jombang adalah kabupaten yang terletak di bagian tengah

Provinsi Jawa Timur. Luas wilayahnya 1.159,50 km², dan jumlah

penduduknya 1.165.720 jiwa (2005). Pusat kota Jombang terletak di

tengah-tengah wilayah Kabupaten, memiliki ketinggian 44 meter di atas

permukaan laut, dan berjarak 79 km (1,5 jam perjalanan) dari barat

daya Kota Surabaya, ibu kota Provinsi Jawa Timur. Jombang memiliki

posisi yang sangat strategis, karena berada di persimpangan jalur lintas

selatan Pulau Jawa (Surabaya-Madiun-Jogjakarta), jalur Surabaya-

Tulungagung, serta jalur Malang-Tuban.

Jombang juga dikenal dengan sebutan "kota santri", karena

banyaknya sekolah pendidikan Islam (pondok pesantren) di wilayahnya.

Bahkan ada pameo yang mengatakan Jombang adalah pusat pondok

pesantren di tanah Jawa karena hampir seluruh pendiri pesantren di

Jawa pasti pernah berguru di Jombang. Di antara pondok pesantren yang

terkenal adalah Tebuireng, Denanyar, Tambak Beras, dan Darul Ulum

(Rejoso).

32Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 41: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

1. Demografi Penduduk

Penduduk Jombang pada umumnya adalah etnis Jawa. Bahasa

Jawa merupakan bahasa daerah yang digunakan sebagai bahasa sehari-

hari. Bahasa Jawa yang dituturkan banyak memiliki pengaruh dialek

Surabaya yang terkenal egaliter dan blak-blakan.

Jumlah penduduk Kabupaten Jombang pada tahun 2007 adalah

1.165.720 jiwa, dan 604.810 di antaranya adalah perempuan.

Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Perempuan Usia 15 sampai dengan 44 Kabupaten Jombang Tahun 2007

No Kelompok Usia (Tahun) Jumlah Penduduk Perempuan

1 15 - 19 64.654 2 20 - 24 52.614 3 25 - 29 51.390 4 30 - 34 50.475 5 35 - 39 47.195 6 40 - 44 39.343

JUMLAH 305.771

Jumlah perempuan yang potensial menjadi ibu mengandung dan

mengasuh bayi adalah sebanyak 305.771 jiwa.

Mereka memiliki tingkat pendidikan tertentu. 64.654 orang di

antara mereka berada di usia SLTA. Statistik menunjukkan, dikurangi

usia aktif SLTA tersebut, maka tingkat pendidikan terbanyak yang

dimiliki oleh perempuan Jombang dengan usia potensial utuk

mengandung dan mengasuh bayi adalah SLTA. SLTP menunjukkan

terbanyak kedua, disusul dengan universitas dan diploma.

33Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 42: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

Tabel 2.2 Tingkat Pendidikan Perempuan Kabupaten Jombang Tahun 2007

Jumlah Penduduk Tingkat Pendidikan No 90.722 SLTP 1 64.594 SLTA 2 3.508 AK/ DIPLOMA 3 7.742 UNIVERSITAS 4

305.771 JUMLAH

2. Karakteristik Perempuan Jombang

Perempuan warga Jombang pada umumnya adalah perempuan

yang aktif dan terbuka. Tentu saja, setiap individu berbeda watak dan

sifat. Perbedaan tersebut mempengaruhi perilaku sehari-harinya.

Namun, sebagaimana umumnya orang Jawa Timur, perempuan Jombang

memiliki karakteristik terbuka dalam berpikir maupun berbicara. Dan

dengan tradisi yang terjadi di Jombang, perempuan memiliki kesempatan

untuk menjadi aktif, terbuka dan menjadi pemimpin.

Keterbukaan berpikir dan andil signifikan perempuan dalam

kepemimpinan di Jombang dapat dilihat melalui fenomena

keorganisasian dan Saat ini, banyak perempuan Jombang yang berkiprah

mendirikan atau aktif dalam organisasi dan lembaga swadaya

masyarakat, baik yang berfokus pada masalah keperempuanan maupun

tidak. Diantara lembaga yang berperspektif perempuan dan dikelola oleh

perempuan adalah Jombang Care Center, yang fokus pada kesejahteraan

keluarga, Jombang Women Center, yang menengani kekerasan terhadap

34Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 43: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

perempuan, maupun kelompok anti diskriminasi dan prostitusi Jombang

yang memperjuangkan hak-hak perempuan yang terkait, dan sebagainya.

Isu tentang kesetaraan untuk perempuan Jombang baik dalam hal

pendidikan, kesejahteraan keluarga, maupun politik senantiasa menjadi

wacana dalam berbagai diskusi dan proses pengambilan keputusan di

berbagai organisasi. Salah satu contoh adalah Lakspedam NU Jombang

yang selalu mengangkat dan mendiskusikan kondisi riil yang sedang

dihadapi perempuan Jombang dalam berbagi sektor melalu acara radio di

Surga FM.

Di Kabupaten Jombang, tersebar banyak pesantren untuk santri

anak-anak sampai dengan santri lanjut usia. Yang paling menonjol adalah

empat pesantren besar yang telah berdiri sejak lama. Pendiri empat

pesantren tersebut adalah para ulama yang kemudian dengan teman-

temannya mendirikan Nahdlatul Ulama.

Empat pesantren tersebut tersebar di empat penjuru kecamatan

yang bersebelahan dengan Kota Jombang. Di sebelah utara, ada

Pesantren bahrul Ulum Tambak Beras yang berada di Kecamatan

Tembelang. Pesantren di sebelah timur Kota Jombang adalah Pesantren

Darul Ulum, Peterongan. Pesantren Tebuireng terletak di Kecamatan

Seblak, di sebelah selatan. Di sebelah barat, masih di Kecamatan

Jombang, terdapat Pesantren Mambaul Maarif Denanyar.

Pada pesantren yang disebutkan terakhir ini, berdiri pesantren

putri pertama di Indonesia. Pelopor pendiri adalah Nyai Khodijah

35Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 44: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

Hasbullah, istri Kyai Bisri Syansuri dan adik dari Kyai Wahab Hasbullah.

Kedua Kyai tersebut merupakan pendiri nahdlatul Ulama. Sejarah ini

menunjukkan bahwa perempuan di jombang telah menunjukkan tajinya,

terutama dalam pengembangan sumber daya perempuan lain.

Sampai sekarang, pesantren mempengaruhi hajat hidup warga

Jombang di berbagai aspek. Aspek pendidikan, sosial, ekonomi, sampai

dengan politik sangat tergantung pada pesantren. Karena jumlah

pesantren yang banyak, hampir semua warga Jombang adalah warga

yang hidup di sekitar pesantren.

Bagaimanapun, sifat berjuang dan terbuka pada individu

perempuan Jombang sangat tergantung pada sifat, watak dan

pengetahuannya. Perilaku perempuan akan berbeda satu sama lain. Jika

pada dasarnya seorang perempuan adalah pesimis, tertutup dan pasif,

maka dia akan melaksanakan pencarian informasi dengan cara yang

sangat berbeda dengan perempuan yang optimis, terbuka, dan aktif.

3. Sumber Informasi untuk Ibu Mengandung dan Mengasuh Bayi

Untuk kepentingan pencarian informasi, perempuan termasuk ibu

mengandung dan mengasuh bayi di Jombang bisa memanfaatkan banyak

sumber informasi. Fasilitas-fasilitas maupun sumber informasi yang siap

dan sesuai untuk diakses telah disediakan oleh Pemerintah Kabupaten,

Organisasi-organisasi Masyarakat, maupun Pengusaha Usaha Kecil

Menengah di lingkungan Kabupaten Jombang.

36Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 45: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

Bagi warganya, Pemerintah Kabupaten Jombang menyediakan

fasilitas hotspot untuk mengakses internet secara gratis. Fasilitas

tersebut disediakan sejak Juli 2007. Fasilitas tersebut diposisikan di

tempat-tempat strategis; alun-alun, kebun rojo (tempat rekreasi

keluarga di Jombang), kantor-kantor pemerintahan, dan beberapa

sekolah.

Agar warganya bisa mendapatkan informasi terbaru seputar

kegiatan pemerintah dan situasi yang terjadi di Kabupaten Jombang,

Pemerintah Kabupaten menyajikan situs Jombangkab.go.id. Situs

tersebut merupakan sumber informasi mengenai kegiatan Pemerintah

Kabupaten Jombang beserta semua dinas maupun badan lain di bawah

naungan Pemerintah Kabupaten. Situs ini juga menyediakan fasilitas

tanya-jawab untuk ibu mengandung dan mengasuh bayi, yaitu tentang

masalah kesehatan anak dan kesehatan reproduksi.

Salah satu dinas yang erat kaitannya dengan informasi yang

umum dibutuhkan oleh perempuan hamil dan mengasuh bayi adalah

Dinas Kesehatan. Dinas Kesehatan secara kontinyu memperbaharui isi

situs sesuai dengan program yang mereka jalankan. Banyak sekali

informasi tentang kesehatan ibu dan bayi dan program-program

kesehatan yang dicanangkan untuk kepentingan ibu dan bayi.

Selain aktif menyediakan informasi melalui internet, Dinas

Kesehatan juga aktif dalam menyebarkan layanan informasi kesehatan.

Layanan informasi kesehatan yang sangat berhubungan dengan ibu hamil

37Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 46: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

dan mengasuh bayi adalah layanan informasi kesehatan dan layanan

kesehatan yang disediakan melalui puskesmas. Para ibu mengandung dan

mengasuh bayi di Jombang bisa mengakses ahli gizi, bidan, dokter

kandungan sampai dengan dokter anak di puskesmas.

Lembaga penyedia informasi lain adalah Perpustakaan Mastrip.

Perpustakaan ini terletak di Kota Jombang. Perpustakaan Mastrip

menyediakan banyak sumber informasi berupa buku yang berhubungan

dengan keperluan keluarga. Perpustakaan ini membuka peluang selebar-

lebarnya bagi ibu mengandung dan mengasuh bayi di Jombang untuk

memperkaya informasi dalam menjalani peran dan tanggung jawab

mereka sehari-hari di Jombang.

Taman bacaan yang berorientasikan keuntungan banyak tersebar

di penjuru Kabupaten Jombang. Kebanyakan dari taman-taman bacaan

tersebut menyewakan komik dan novel. Namun, ada juga taman bacaan

yang menyediakan buku-buku psikologi populer, sosial populer, dan

majalah-majalah berbagai genre yang bisa dimanfaatkan oleh para ibu

mengandung dan mengasuh bayi. Keberadaan taman bacaan tersebut

merupakan salah satu sebab sedikitnya toko buku, dimana untuk

mengakses informasi, sesorang harus mengeluarkan biaya lebih dengan

membeli buku daripada menyewa.

38Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 47: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

E. Kerangka Berpikir Penelitian

Asumsi dasar dari penelitian ini adalah bahwa perempuan

memiliki suatu dorongan untuk berusaha memberi yang terbaik untuk

anak atau calon anaknya. Usaha tersebut menimbulkan kebutuhan

informasi. Kebutuhan tersebut memicu kegiatan pencarian informasi

yang berkaitan secara aktif maupun tidak. Pencarian informasi tersebut

dilaksanakan dari berbagai sumber. Dalam pencarian informasi tersebut,

para perempuan akan mengalami berbagai hambatan.

Informasi merupakan objek yang dibutuhkan oleh perempuan

hamil atau sedang mengasuh bayi sebagai dasar pengambilan keputusan

dalam perannya sebagai perempuan hamil maupun mengasuh bayi.

Kebutuhan informasi merupakan informasi yang ingin ataupun seharusnya

didapatkan berkenaan dengan kehamilan dan pengasuhan bayi oleh

perempuan objek penelitian.

Sumber informasi adalah media terekam (baik cetak maupun

elektronik), lembaga, individu, maupun lembaga yang bisa menyajikan

atau menyampaikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan informasi

para perempuan objek penelitian. Pencarian informasi merupakan upaya

yang dilaksanakan oleh para perempuan untuk memenuhi kebutuhan

informasinya. Sedangkan, hambatan dalam pencarian informasi adalah

hal-hal yang dianggap mengganggu maupun menghalangi kelancaran dan

kesuksesan pencarian informasi dan pemanfaatan informasi yang telah

didapatkan.

39Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 48: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

Dalam penelitian ini, keempat hal tersebut (kebutuhan informasi,

sumber informasi, pencarian informasi, dan hambatan dalam pencarian

informasi) merupakan faktor-faktor yang mengindikasikan perilaku

pencarian informasi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan karakeristik

unik Kabupaten Jombang, maka Berpedoman pada konsep tersebut, para

ibu hamil dan mengasuh bayi pun memiliki perilaku yang unik dalam

pencarian informasi. Dengan demikian, penulis bermaksud meneliti

kebutuhan informasi yang berkaitan dengan kehamilan dan pengasuhan

bayi dan perilaku pencarian informasi oleh perempuan yang sedang

mengalaminya, yaitu perempuan hamil atau mengasuh bayi di Kabupaten

Jombang.

Berikut adalah kerangka berpikir pada penelitian ini.

40Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 49: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini

meghasilkan data deskriptif yang berasal dari perkataan dan tingkah laku

informan. Selanjutnya, data tersebut diteliti untuk memperoleh

gambaran yang sesuai dan komperhensif tentang kebutuhan dan perilaku

pencarian informasi informan.

A. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah perempuan hamil atau mengasuh

bayi yang berdomisili di Kabupaten Jombang. Objek penelitian adalah

kebutuhan dan perilaku pencarian informasi para perempuan tersebut

tentang kehamilan dan pengasuhan bayi.

B. Lokasi dan waktu Penelitian

Lokasi Penelitian adalah Kabupaten Jombang. Waktu pelaksanaan

penelitian adalah Mei sampai dengan Desember 2007.

C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini berkaitan erat dengan 2 jenis

data yang diambil, yaitu:

41Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 50: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

1. Data primer

Data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Dalam penelitian ini data

dapat diperoleh secara langsung dari lokasi penelitian dengan cara

wawancara kepada informan serta hasil wawancara dengan staf dinas

kesehatan dan individu-individu yang dinilai kompeten dalam

memberikan informasi yang sesuai.

2. Data sekunder

Data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti. Data

tersebut berupa dokumen, jurnal, arsip, maupun profil kesehatan

Kabupaten Jombang yang sesuai dengan kebutuhan penelitian.

D. Informan Penelitian

Lima informan merupakan sumber data primer dalam penelitian

ini. Pemilihan informan adalah berdasarkan pemilihan sampel bertujuan.

Informan yang dipilih dalam penelitian ini adalah perempuan yang

dianggap bisa menyampaikan informasi yang mantap dan terpercaya

untuk penelitian ini. Selain itu, informan juga harus memenuhi kriteria

tertentu, yaitu:

1. mengalami masa kehamilan pada tahun 2007.

2. berdomisili dan melaksanakan kegiatan sehari-hari di Kabupaten

Jombang.

42Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 51: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan

adalah:

1. Wawancara

Dalam penelitian ini, wawancara yang dilaksankan adalah wawancara

semi terstruktur. Wawancara dilaksanakan berdasarkan panduan yang

telah disusun (lampiran 1). Pelaksanaan wawancara adalah terhadap satu

informan pada satu waktu. Wawancara dilaksanakan secara bertatap

muka. Lokasi wawancara di tempat tinggal informan atau di rumah orang

tua informan. Durasi rata-rata per wawancara dengan informan adalah

40 menit.

Tabel 3.1. Kisi-kisi wawancara

No Variabel Sub variabel Keterangan 1 Kebutuhan

informasi Kebutuhan informasi kehamilan

Ditanyakan pada pertanyaan no 1 & 5, dan dikonfirmasi pada A.1 pada panduan wawancara

Kebutuhan informasi pegasuhan bayi

Ditanyakan pada pertanyaan 2 & 5, dan dikonfirmasi pada A.2 pada panduan wawancara

2 Sumber informasi

Sumber informasi terekam

Ditanyakan pada pertanyaan no 2 & 4 dan dikonfirmasi pada B.1 & B.2 pada panduan wawancara

Sumber informasi formal

Ditanyakan pada pertanyaan no. 2 & 4, dan dikonfirmasi pada B.3 & B. 4 pada panduan wawancara

Sumber informasi personal

Ditanyakan pada pertanyaan no 2 & 4 dan dikonfirmasi pada B.5 &

43Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 52: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

B.9 pada panduan wawancara

3 Pencarian informasi

Ditanyakan pada pertanyaan no. 2 & 4 pada panduan wawancara

4 Hambatan pencarian informasi

Hambatan ketika sedang melaksanakan pencarian informasi

Ditanyakan pada pertanyaan 6 pada panduan wawancara dan dikonfirmasi pada C

2. Dokumentasi kepustakaan

Peneliti mempelajari dokumen-dokumen untuk memperkaya data dan

informasi untuk penelitian ini. Dokumen tersebut meliputi profil

kesehatan Kabupaten Jombang, laporan pelayanan informasi kesehatan

Kabupaten Jombang, dan berbagai artikel dari situs, koran, maupun

jurnal yang berkaitan dengan topik penelitian. Peneliti menggunakan

dokumen-dokumen tersebut sebagai data sekunder yang mendukung

pembahasan atas interpretasi hasil wawancara.

F. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tahapan analisis data

kualitatif sebagaimana yang dinyatakan oleh McDrury dalam Moleong

(2007: 248). Tahapan analisis yang peneliti lakukan adalah:

1. membaca/ mempelajari data hasil wawancara dan pengamatan,

menandai kata-kata kunci yang berkaitan menunjukkan perilaku

pencarian informasi.

2. mempelajari kata-kata kunci tersebut dan berupaya menemukan

tema-tema yang berasal dari data, dan

44Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 53: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

3. menggambarkan model perilaku pencarian informasi yang

dilaksanakan oleh informan.

45Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 54: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Gambaran Karakteristik Informan

Lima perempuan telah menjadi informan dalam penelitian ini.

Berikut ini adalah gambaran profil kelima informan tersebut. Dengan

persetujuan informan, nama yang digunakan untuk mewakili informan

adalah nama panggilan yang tidak biasa mereka gunakan dalam

kehidupan sehari-hari. Urutan penyebutan informan di bawah ini adalah

sesuai dengan urutan wawancara.

1. Gambaran Karakteristik Informan Ana

Informan pertama ini adalah seorang ibu rumah tangga.

Informan ini merupakan lulusan SLTP. Meskipun demikian, informan juga

merupakan guru mengaji di sebuah pesantren di daerah pinggir Kota

Jombang.

Informan Ana berasal dari Blora, Jawa Tengah. Sejak sebelum

menikah, informan ini telah berdomisili di Kabupaten Jombang. Informan

ini telah berdomisili di Kabupaten Jombang selama 14 tahun.

Informan Ana telah menikah selama 9 tahun. Dia dan suaminya

memiliki dua orang anak, berusia 8 tahun dan 4,5 tahun. Tahun 2007,

pada usianya yang ke 32, informan ini sedang mengandung anak

ketiganya. Usia kehamilannya pada awal Desember 2007 adalah 3,5

46Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 55: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

bulan. Ana dipilih sebagai informan dalam penelitian ini karena

pengalamannya dalam menjalani tiga kali kehamilan dan satu kali

kelahiran di Kabupaten Jombang.

2. Gambaran Karakteristik Informan Alus

Informan Alus juga seorang ibu rumah tangga. Keputusan untuk

meninggalkan pekerjaan dan menjadi ibu rumah tangga diambil sejak

awal kehamilan anak pertama. Kini, informan Alus telah melahirkan dua

anak pertamanya, yang keduanya adalah perempuan. Usia keduanya di

awal Desember 2007 telah mencapai tujuh bulan.

Informan Alus berusia 28 tahun. Suaminya bekerja sebagai

pegawai sebuah Bank di Kabupaten Jombang. Informan Alus lahir di

Jombang dan sampai saat ini masih tinggal di Jombang. Informan ini

pernah untuk sementara berdomisili di luar Kabupaten Jombang, yaitu

selama empat tahun ketika dia menyelesaikan pendidikan S-1nya di

Jember, Jawa Timur.

Alasan peneliti untuk melibatkan Alus sebagai informan dalam

penelitian ini adalah:

1. lingkungan informan yang mendukung tergalinya berbagai informasi

tentang kehamilan dan pengasuhan bayi bagi informan. Informan saat

ini tinggal bersama ibunya yang seorang bidan dan membuka praktik

di rumah.

47Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 56: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

2. Alus telah lama berdomisili di Jombang, sehingga peneliti berasumsi

bahwa Alus mengenal dan terbiasa dengan kondisi serta situasi

Jombang.

3. Gambaran Karakteristik Informan Anis

Informan Anis juga seorang ibu rumah tangga. Informan ini

berusia 32 tahun. Informan lulusan SLTA ini memiliki suami yang

berprofesi sebagai satpam. Mereka telah berumah tangga selama lebih

dari 15 tahun.

Hingga kini, pasangan tersebut telah dikaruniai 3 orang anak.

Jarak usia antara satu anak dan lainnya cukup jauh. Anak pertama

berusia 14 tahun. Anak kedua berusia 8 tahun dan anak ketiganya berusia

6 bulan.

Anis adalah seorang ibu yang dekat dengan anak-anaknya.

Informan sangat memperhatikan anak-anaknya. Peneliti memandang

informan tersebut memperhatikan informasi yang bisa mendukung

perkembangan anaknya dari berbagai segi. Oleh karenanya, Anis dipilih

sebagai informan dalam penelitian ini.

4. Gambaran Karakteristik Informan Muna

Informan ke empat adalah Muna. Usia informan ini adalah 31

tahun. Informan Muna bersuamikan seorang guru Sekolah Menengah Atas.

48Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 57: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

Mereka memiliki 2 orang anak. Seorang putri berusia 19 bulan, dan

seorang putra berusia 4 bulan.

Sebagai seorang dokter umum yang pegawai negeri, sehari-hari

informan Muna praktik di Puskesmas di sebelah timur Kota Jombang.

Selain itu, pada sore atau malam hari dan akhir pekan, informan ini juga

bertugas di beberapa rumah sakit swasta di Kabupaten Jombang.

Muna dipilih menjadi informan karena memiliki latar belakang

medis. Dengan demikian, peneliti melihat informan sebagai seorang yang

kompeten dalam memberikan informasi tentang pencarian informasi

kehamilan dan kelahiran, berdasarkan pengalaman informan sebagai

pencari informasi kehamilan dan pengasuhan bayi maupun pengalaman

informan dalam mengamati dan mengahdapi perilaku pencarian

informasi ibu hamil dan mengasuh bayi di lingkungan tempat kerjanya.

5. Gambaran Karakteristik Informan Ida

Informan terakhir adalah informan Ida. Informan Ida berusia 36

tahun. Informan Ida merupakan seorang guru Sekolah Dasar. Sampai saat

ini, pendidikan terakhir informan ini adalah strata satu.

Informan Ida memiliki dua anak. Anak pertama telah berusia

hampir 5 tahun dan anak yang kedua baru lahir pada akhir Agustus 2007.

Sebelum mengandung anak pertama, informan Ida mengalami keguguran.

Pengalaman mengalami tindakan curretage dan kelancaran

kehamilan selanjutnya tersebut membuat peneliti berasumsi bahwa Ida

49Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 58: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

memiliki pengalaman yang membuatnya lebih menjaga dan

memperhatikan kehamilan, sehingga memacu perilaku pencarian

informasi untuk membuat keputusan-keputusan yang diperlukan.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Pada bagian ini, peneliti menguraikan interpretasi dari hasil

temuan penelitian. Interpretasi didasarkan pada tinjauan literatur yang

telah dibahas pada bab II. Selain dari hasil wawancara dengan informan,

pembahasan ini juga didukung oleh data-data primer dan sekunder lain

yang terkumpul ketika penelitian dilaksanakan. Bagian-bagian dari sub

bab ini merupakan jawaban dari anak pertanyaan penelitian dan pada

akhirnya merupakan jawaban pertanyaan penelitian.

1. Kebutuhan Informasi

Sub sub bab ini merupakan uraian jawaban dari anak pertanyaan

penelitian nomor satu. Secara berurutan, sub sub bab ini tersusun atas

kebutuhan informasi kehamilan dan kebutuhan informasi pengasuhan

bayi.

Tabel 4.1 Daftar Kebutuhan Informasi Kehamilan dan Pengasuhan Bayi Informan

No Jenis kebutuhan informasi Detail kebutuhan informasi Persiapan kehamilan Cara hamil bayi dengan jenis kelamin tertentu Jenis kelamin janin Kesehatan ibu dan janin

1 Kebutuhan informasi kehamilan

Gizi ibu dan janin

50Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 59: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

Makanan yang harus dikonsumsi ibu hamil Mempersiapkan bayi cerdas Stimulasi ibu hamil agar janin tumbuh jadi bayi yang cerdas Penyakit dalam kehamilan Kehamilan risiko tinggi persiapan persalinan, tempat, waktu dan biaya persalinan Tumbuh kembang janin Doa Cara meringankan rasa tidak nyaman pada masa kehamilan Senam hamil: kelas, waktu dan biayanya Selulit Pemulihan kesehatan dan stamina pasca persalinan Perawatan bayi baru: memandikan, memakaikan popok, bedong Sterilitas dalam perawatan bayi Orang yang membantu merawat bayi Imunisasi: jenis dan kegunaan Imunisasi: waktu, tempat dan biaya Tumbuh kembang bayi Perkembangan berat badan dan tinggi bayi Pertumbuhan gigi Perkembangan motorik dan bahasa bayi Perkembangan kecerdasan bayi Gizi bayi Pola makan dan makanan yang harus diberikan Cara mendidik anak Pengalaman ibu lain dalam pengasuhan bayi dan kabar bayi lain Doa

2 Pengasuhan Bayi

Informasi khusus, tergantung situasi dan kondisi yang sedang dialami pencari informasi

51Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 60: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

a. Kebutuhan informasi Kehamilan

Sesuai dengan hasil penelitian Levy (1998) tentang pencarian

informasi kehamilan, perempuan yang menjadi informan dalam

penelitian ini juga menunjukkan perhatian terhadap informasi yang

berhubungan dengan cara melindungi kepentingan janin dan diri sendiri.

Kebutuhan informasi informan muncul karena mereka menginginkan yang

terbaik bagi janin yang dikandungnya. Hal tersebut sesuai dengan yang

diungkapkan informan Ana:

“…seng jenenge meteng pertama yo mbak yo seng terbaik gawe aku ambek bayiku yo pengen ero (yang namanya anak pertama ya mbak, yang terbaik untukku dan bayiku ya aku ingin tahu)” (Ana).

Informan menemukan kebutuhan informasi tentang kehamilan

bahkan sebelum mereka mengalami kehamilan. Informan membutuhkan

informasi tentang persiapan kehamilan. Sebelum mengalami kehamilan,

informan perlu mengetahui hal-hal yang akan dihadapi dalam kehamilan.

Terkadang, mereka juga menginginkan informasi mengenai trik

mendapatkan bayi dengan jenis kelamin tertentu.

”sejak sebelum kehamilan juga sudah berpikir tentang itu.. tentang gimana caranya dapatkan anak laki-laki atau perempuan.. gitu...”(Muna).

Informan yang menyadari kebutuhan informasinya sejak sebelum

kehamilan adalah mereka yang telah merencanakan kehamilan.

Kehamilan adalah hal yang mereka inginkan, dan mereka menantikan

saat mereka mengalaminya. Oleh karenanya, mereka menyadari bahwa

52Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 61: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

mereka memiliki kebutuhan informasi tentang persiapan kehamilan,

masa kehamilan, dan persalinan.

Dan nantinya, pada saat kehamilan, beberapa informan

menginginkan informasi tentang jenis kelamin janin dalam

kandungannya. Kutipan wawancara tentang hal ini adalah:

Pewawancara: ”ketika masih hamil.. pengen tahu jenis kelamin, gak mbak..?”

Muna: “…pingin…” Pewawancara: ”dan mencari tahu?” Muna: ”dan mencari tahu.. ditanyakan ke dokter kan ke dokter

sampe tiga dokter, waktu itu...”

Usia kandungan juga merupakan salah satu kebutuhan informasi ibu

hamil. Seorang informan menyatakan

”Pengen tahu, usia kandungan saya ini berapa, soalnya saya sudah telat beberapa bulan kok hampir tiga bulan itu baru positif, ternyata usia kandungan saya sudah berumur lima minggu. Dan diketahui.. itu.. kembar.” (Alus).

Mengetahui usia kandungan adalah hal penting. Semakin dini kehamilan

diketahui, semakin dini pula informan bisa mulai bertindak untuk

menjaga kesehatan dan keselamatan janinnya.

Jenis kelamin, di sisi lain, dinyatakan sebagai kebutuhan

informasi karena informan tahu bahwa hal tersebut bisa dideteksi

melalui alat ultrasonografi (USG). Informan mengetahui bahwa alat

tersebut sudah banyak digunakan oleh bidan maupun dokter spesialis

kandungan di Jombang. Maka, informan tahu bahwa mereka bisa

memanfaatkan kemampuan alat tersebut melalui bidan maupun dokter.

53Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 62: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

Lebih penting lagi, ketika mereka sudah mengalami kehamilan,

informan memperhatikan kondisi ibu dan janin. Informan percaya bahwa

kondisi kesehatan ibu memberi pengaruh pada kondisi janin yang

dikandung. Informan ingin memastikan bahwa janinnya dalam keadaan

sehat dan dia akan melahirkan bayi yang sehat dan normal. Pernyataan

mereka tentang hal ini adalah:

”...dan cara.. cara-cara, supaya.. kepingin mendapatkan janin yang sehat itu gimana....” (Alus) ”kesehatane bayi, ibunipun... (kesehatan bayi, ibunya...)” (Anis). ”aku kan pengen ngerti perkembangane bayi yo pengen ngerti kondisiku... (aku kan ingin mengerti perkembangan bayi dan kondisiku)” (Muna). ”ngge.. anu.. setelah saya kok telat.. saya ke dokter parmin... terus.. o.. nggak papa ini.. saya takut kalo ada apa-apa... ndak papa ini, sehat.. katanya” (Ida) ”opo, yo.. gimana bayinya setiap kesana.. kan takut kalo cacat gitu..oo.. sehat.. digituno pas iku.. (waktu itu diberitahu seperti itu..)” (Ida) ” sehat nopo mboten (atau tidak) dok... ngge masalah kesehatan niku.. kulo ngge takok masalah kesehatan niku..” (Ida).

Tumbuh kembang janin merupakan kebutuhan informasi para

informan. Mereka mengungkapkan

”aku kan pengen ngerti perkembangan bayi...” (Ana) ”tentang perkembangan janin...” (Alus) ”ya tentang apa ya.. pertumbuhan bayi.. janin dalam kandungan...” (Muna)

Para informan mengetahui bahwa infomasi tumbuh kembang ini

merupakan informasi yang harus dicari. Setiap informan menunjukkan

kesadarannya akan hal ini. Namun, informan Alus dan Muna menyatakan

dengan lebih rinci. Hal tersebut terjadi karena mereka hidup di

lingkungan dokter dan bidan. Bagaimanapun juga, informan lain pun

54Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 63: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

memahami bahwa mereka memerlukan informasi tersebut karena

mereka senantiasa dihimbau untuk memeriksakan kehamilan kepada

tenaga kesehatan.

Mengenai tumbuh kembang janin, apa yang sedang terjadi pada

janin dalam usia kandungan tertentu merupakan informasi yang perlu

diketahui oleh informan. Dengan mengetahui tahapan tumbuh kembang

janin, informan juga perlu memahami nutrisi yang diperlukan dalam

setiap tahapan tersebut.

Untuk menjamin kesehatan dan mengoptimalkan tumbuh

kembang anak, informasi tentang gizi merupakan hal penting bagi para

informan. Jika asupan gizi ibu hamil sesuai, mereka berharap bahwa

janin mereka mendapatkan gizi yang cukup. Para informan menyatakan

”ya.. asupan gizi dan pertumbuhan janin itu.. kan itu berimbang dengan perkembangan seluruh organ tubuhnya dan otaknya, kalo gizi itu.. gizi apa namanya.. seperti ini. Nanti perkembangan janinnya nanti untuk ini.. untuk ini.. gitu.” (Alus) ”Yang terutama asupan gizi untuk janin, untuk pertumbuhannya, agar lahir dengan normal dan tidak kekurangan suatu apapun.” (Alus) “…trus maeme dospundi, gizinipun... (trus makanannya gimana, gizinya...)” (Anis) ”.. apa.. nutrisi makanan...” (Muna)

Oleh karenanya, kebutuhan informasi gizi ibu dan janin

merupakan kebutuhan vital bagi informan. Meskipun para informan

menunjukkan tingkat kebutuhan yang berbeda terhadap informasi

tersebut, mereka menyadari bahwa informasi tentang gizi ibu dan janin

harus diketahui. Hidup di Jombang dengan pusat pelayanan kesehatan

yang mudah di jangkau (seperti posyandu, polindes dan puskesmas),

55Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 64: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

informan sudah berpikir bahwa informasi gizi merupakan informasi yang

penting untuk diketahui.

Namun, seringkali ibu menginginkan anak yang tumbuh cerdas

jasmani dan rohani, bukan hanya sekedar sehat dan normal. Hal tersebut

menumbuhkan kebutuhan informasi lain, yaitu tentang mempersiapkan

bayi cerdas dan bertakwa. Informan perlu tahu cara menstimulasi ibu

hamil agar melahirkan bayi yang cerdas.

”iya, hal-hal khusus tentang perawatan bayi, tentang kehamilan.. pertama tentang kehamilan ya.. apa maksudnya.. tentang perkembangan bayi dalam lahir.. dalam kandungan.. hal-hal apa yang bisa mencerdaskan bayi.. mungkin bentuk-bentuk makanan.. apa.. nutrisi makanan.. ato stimulasi apa terhadap ibu hamil sehingga bisa mencerdaskan bayi dalam kandungan.. gitu...” (Muna).

Informasi tentang penyakit yang bisa diderita oleh ibu hamil

merupakan salah satu kebutuhan informasi kehamilan. Setiap informan

menyatakan bahwa mereka mengalami kehamilan yang relatif lancar.

Namun, informan merasa perlu waspada terhadap hal-hal yang

menimbulkan risiko tinggi dalam kehamilan.

”...hal-hal.. penyakit dalam kehamilan.. yang perlu diwaspadai dalam kehamilan...” (Muna).

Dan jika seorang informan hamil terdiagnosa memiliki risiko

tersebut, maka mutlak dia memiliki kebutuhan informasi tentang

bagaimana menjalani kehamilan dengan kebutuhan khusus dan

mendapatkan bayi yang sehat.

Setiap informan mengalami kehamilan yang unik. Satu sama lain

mengalami hal yang berbeda. Keluhan ringan sampai dengan berat

56Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 65: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

seringkali terdengar dari mereka. Kondisi-kondisi tersebut menimbulkan

kebutuhan informasi. Para informan menceritakan

”Saya ini hamil, beratnya itu cuma sedikit. Karena apa? saya sulit makan, padahal kalo bayi kembar itu minimal naik berat badannya itu satu bulan minimal dua kilo. Sedangkan saya itu satu bulan satu kilo itu kadang naik kadang turun. Jadi suami saya itu buingung.. gimana, nanti bayi saya nanti di dalam kecil atau gimana.. gitu.. trus akhirnya ya.. apa.. dianjurkan untuk periksa ke spesialis setiap bulannya” (Alus) ”waktu itu sempat waktu hamil yang pertama itu tidak, belum tampak janinnya, waktu itu sampe didiagnosa gak ada janinnya dalam kandungan.. ternyata gak masalah..tapi saya langsung termasuk mencari tahu tentang penyakit itu ..waktu itu.. saking bingunge..apa hamil di luar kandungan waktu itu.. nek gak KRT ya itu..makanya saya sampek bingung mencari informasi dari mana-mana waktu itu.. karena ada permasalahan dari.. itu...” (Muna) ”pertama kali Sasa itu.. kan ada jahitan.. lho.. kok ada jahitan.. kan takut bidane.. terus tanya.. lho dok, ini pasien ini anu katanya kok dari suratnya dokterkan ada pengantar.. normal.. o.. iya..normal.. itu ndak papa..akhirnya normal...” (Ida).

Informan Alus mengalami masalah sulit makan ketika hamil tua,

sehingga dia merasa perlu mengetahui kondisi kesehatan janinnya dan

bagaimana menggantikan nutrisi yang harusnya diterima oleh janinnya

melalui makanan. Informan Muna menceritakan kebutuhan informasinya

ketika seorang dokter mendiagnosa bahwa janinnya tidak tampak di layar

USG. Selain itu, pengalaman operasi karena keguguran bagi informan Ida

menyebabkan kebutuhan informasi khusus tentang persalinan yang tepat

bagunya.

Informasi yang juga tidak kalah penting adalah tentang persiapan

persalinan. Pilihan melahirkan normal atau operasi merupakan salah satu

kebutuhan informasi. Bagi informan yang mengalami kehamilan lancar

dan sehat serta tidak ada peringatan untuk menjalankan operasi ketika

57Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 66: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

persalinan, informasi utama tentang persiapan persalinan yang mereka

butuhkan adalah perkiraan waktu kelahiran.

Namun, bagi ibu hamil yang sebelumnya pernah mengalami

operasi di rahim, informasi tentang cara persalinan apa yang lebih cocok

baginya merupakan kebutuhan informasi utama. Seorang informan

menuturkan

”enggak, kan soalnya yang pertama kan sudah tahu kalo habis operasi gitu ya..apa lahirannya bisa normal..? oo.. gak papa.. jahitannya gak papa.. dadinipun pertama kale kedua lahiripun normal...” (Ida).

Informan tersebut mengungkapkan kebutuhan informasi tentang

pilihan persalinan normal atau operasi karena sebelumnya dia mengalami

operasi karena keguguran. Kebutuhan informasi tentang mana yang lebih

baik, apakah menjalani operasi ataukah bersalin secara normal saja

muncul terhadap ibu hamil yang sebelumnya menghadapi operasi untuk

melahirkan anaknya.

Selanjutnya, informan membutuhkan informasi tentang tempat

dan biaya persalinan. Hal ini terjadi terutama kepada informan yang

direncanakan mengalami persalinan melalui operasi sectio cesaria.

Karena biaya yang cukup jauh bedanya dengan persalinan normal, maka

persiapan persalinan melalui operasi telah di mulai sejak dini. Informan

menuturkan

”o.. iya.. sebelumnya.. saya sudah nanya-nanya umur 3 bulan itu...” (Alus)

58Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 67: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

Dengan mengetahui perkiraan biaya yang harus dikeluarkan, mereka bisa

merencanakan cara mempersipakannya. Mereka juga harus memilih

tempat dengan fasilitas dan dokter yang sesuai. Utamanya, mereka

memilih tempat persalinan yang dianjurkan oleh dokter yang

menanganinya selama kehamilan untuk memastikan bahwa operasi akan

dilaksankan oleh dokter yang sudah dipercaya tersebut.

Selain tempat dan biaya, informan mempersiapkan persalinan

mereka dengan banyak berdoa. Para informan menyatakan bahwa

mereka perlu mengetahui doa yang harus dipanjatkan di masa

kehamilan. Doa tersebut meliputi doa untuk memohon keselamatan dan

kesehatan janin beserta ibu dan memohon kelancaran dalam proses

persalinan.

”o..iya..saya.. kalo.. ini.. saran dari.. kalo dari ibu saya itu.. kalo mau tidur disuruh membaca sholawat, 15 kali, sholawat nariyah, terus bangun tidur itu juga disuruh membaca syahadat, supaya nanti kalau melahirkan lancar. Kata ibu saya seperti itu, kalau dari.. mertua saya.. disuruh membaca.. itu lho, mbak.. laahaulawalaqwwataillaabillaahilaliyyiladzim itu sambil mengusapkan perutnya itu tiga kali. Membaca itu, dalam satu kalimat itu dielus tiga kali.. membacanya lima kali, setiap saat.” (Alus) ”tentang doa-doa, langsung diuruki mas rul (suaminya)....” (Ana)

Para informan mengaku bahwa mereka senantiasa berusaha

melafalkan doa yang telah diajarkan. Doa tersebut khususnya untuk

kesehatan dan keselamatan dunia akhirat bagi janin. Bagi mereka,

memasrahkan diri dan janin pada Yang Maha Kuasa adalah hal yang

harus.

59Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 68: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

Keadaan tersebut dipicu oleh kebiasaan masyarakat Jombang

yang termasuk religius. Karena banyaknya pesantren, Jombang terkenal

hanya memiliki dua tipe warga, yaitu warga pesantren dan warga yang

hidup di sekitarnya. Tentu saja hal tersebut mempengaruhi kebiasaan

yang mereka laksanakan, yaitu kebiasaan yang bersifat islami atau

minimal masih berbau islami.

Berkaitan dengan diri informan sendiri, beberapa kebutuhan

informasi muncul. Pada awal kehamilan, seringkali informan mengalami

mual, muntah, dan gejala semacamnya. Menghadapi keadaan tersebut,

informan membutuhkan informasi tentang cara meringankan kondisi yang

mereka keluhkan. Keluhan lain yang sering diungkapkan adalah pegal-

pegal badan di usia kehamilan tua. Meskipun hal-hal tersebut umum

terjadi dan normal, namun mereka tetap membutuhkan informasi

mengenai cara yang bisa membuat mereka lebih nyaman dan menikmati

kehamilan mereka.

”ganti2 seng ta’ takokno, soale keluhane ganti2, biasae. Kadang kan sikilku linu, kadang ngelu.. (yang saya tanyakan berbeda-beda, karena biasanya, keluhannya beda.. terkadang kakiku linu, terkadang pusing... ” (Ana). ”ngge kale bu bidan mawon.. kulo tangglet.. ngge.. nopo seng kulo rasaaken waktu niku... (ya sama bu bidan saja... saya tanyakan.. apa yang saya rasakan waktu itu...)” (Anis)

Masalah lain yang kerap dihadapi oleh informan yang mengalami

kehamilan adalah selulit. Selulit yang muncul di bagian tubuh yang melar

mengikuti perkembangan rahim seringkali menjadi momok yang ingin

mereka basmi. Informasi tentang bagaimana merawat kulit sejak awal

60Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 69: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

kehamilan untuk menghindari selulit dan bagaimana menghilangkan

selulit yang sudah muncul merupakan kebutuhan mereka. Informan Ana

dan Alus menyatakan

”waktu iku kan seng iki mbak athik, garet2 nang weteng.. ta’ takokno bu bidan (waktu itu yang ini Mbak Athik, garis-garis di perut.. aku tanyakan ke bu bidan)” (Ana) ”...iya, pasti terutama itu.. pasti perutnya kan ada bilur-bilur putihnya itu kalo melahirkan .. ya itu.. mungkin perut saya terlalu besar.. jadi bilurnya itu buanyak sekali sampe ke atas ini lho..(menunjukkan bagian bawah dadanya) trus sampe sekarang itu ya.. belum ilang.. ya..ndak papa memang melahirkan.. tapi ya.. jadi lain....” (Alus)

Kini, senam hamil telah dikenal luas, termasuk di Kabupaten

Jombang. Meskipun belum banyak ahli maupun tenaga instruktur senam

hamil di daerah ini, namun keingintahuan tentang pelaksanaannya telah

muncul pada para informan. Mereka mengetahui bahwa senam hamil

akan berguna untuk stamina dan persiapan kelahirannya.

Mereka membutuhkan informasi tentang kelas senam hamil yang

bisa diikuti, kapan waktunya, dimana tempatnya, dan berapa biayanya.

Salah seirang informan menyatakan

”ya saya dapatkan dari buku-buku itu kalo kehamilan..ya senam-senamnya juga itu, cara supaya melahirkan nanti gak sakit.. habis melahirkan itu..” (Alus).

Setelah melahirkan, informan masih juga memerlukan beberapa

informasi yang bisa dimanfaatkan untuk dirinya sendiri. Pemulihan

kesehatan dan stamina merupakan kebutuhan informasi utama. Hal ini

karena stamina yang bagus akan menentukan kemampuannya untuk

mengasuh bayinya yang telah lahir.

61Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 70: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

Bagi informan yang menjalani operasi, informasi mengenai

pemulihan kesehatan meliputi perawatan luka jahitan dan kegiatan-

kegiatan yang perlu dihindari atau harus dilakukan untuk mempercepat

pemulihannya. Satu informan menyatakan:

”...paling pemulihan kesehatan ibu pascaoperasi kalo saya ya...” (Muna).

Baik informan yang bersalin secara normal maupun melalui

operasi memerlukan informasi tentang perawatan tubuh pasca

persalinan. Cara menjaga stamina ketika mengasuh bayi, misalnya,

merupakan informasi yang sangat berguna bagi informan yang baru

melahirkan. Informasi perawatan tubuh secara tradisional juga

merupakan informasi yang diperhatikan oleh informan penelitian ini.

”terus.. apa ya.. cara merawat orang melahirkan.. untuk ibunya...” (Ida).

Bagaimanapun juga, sebagai bagian dari masyarakat Jawa, para

informan seringkali mendengar informasi tentang mitos-mitos yang

berhubungan dengan kehamilan. Informan Anis tampak setuju,

memperhatikan, dana mengamini mitos-mitos tersebut. Dia menyatakan

“o.. engge.. tiang sepahipun ndawuhi tasek rumiyen.. nggee nek medal dalu ngge mboten kantuk mbak.. mangan nopo-mangan nopo ngge kudu dijogo.. kersani medalipun gangsar mbak.. ibune kepenak... (o.. iya.. duluorang tua memberitahu.. ya.. kalau keluar malam tidak boleh.. makanan yang dimakan harus dijaga.. supaya keluarnya lancar, mbak.. ibunya nyaman...)” (Anis) ”iya.. ya.. piye iko.. nek hamil gak oleh anu..kudu senden, sikile kudu dicancang...(iya.. ya.. bagaimana.. kalau hamil tidak boleh anu.. harus bersandar, kakinya harus diikat)” (Ida).

62Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 71: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

Hidup dan tumbuh di lingkungan yang masih relatif tradisional

dan gaya hidup sederhana, kedua informan tersebut memperhatikan

perkataan orang tua yang umumnya adalah mitos. Mereka mematuhi

mitos tersebut. Hal ini dipicuoleh kebutuhan afektif mereka mengenai

rasa ingin dihargai dan dibenarkan oleh orang tua.

Salah satu contoh mitos adalah tidak boleh memakan telur

selama hamil. Menurut mereka, hal tersebut akan mempersulit

kelahiran. Padahal, mitos tersebut bertentangan dengan saran para

dokter, yaitu agar mengkonsumsi telur selama kehamilan demi

pemenuhan protein untuk janin.

Contoh lain adalah memakan daun kemangi. Menurut mitos, Ibu

yang sedang mengandung tidak boleh mengonsumsi kemangi karena akan

membuat plasenta hancur. Hal tersebut sesuai dengan pendapat para

dokter bahwa kemangi memang memberi pengaruh buruk untuk

plasenta.

Kaki ibu baru melahirkan yang harus diikat, sebagai contoh lain,

dimaksudkan supaya nantinya tidak timbul varises. Padahal, varises biasa

muncul sejak kehamilan. Karena beban berat dan peredaran darah di

kaki yang tidak lancar, maka muncullah varises.

Karena berbagai ketidakcocokan tersebut, beberapa informan

lain tidak begitu saja percaya pada mitos. Latar belakang pendidikan

pesantren membuat mereka tidak mudah percaya akan hal gaib yang

tidak sesuai dengan ajaran Islam dan logika. Islam mengajarkan untuk

63Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 72: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

senantiasa belajar dan mengembangkan pengetahuan. Islam mendorong

untuk tidak mematuhi hal-hal yang masih belum jelas. Oleh karenanya,

informan merasa lebih baik mengonfirmasikan mitos dengan tenaga

medis terlebih dahulu sebelum menjalankannya. Informan Ana, Alus dan

Muna menunjukkan hal tersebut. Informan Muna menyatakan

”ternyata hal-hal yang itu kadang-kadang ada bendernya (benarnya).. memang bukan semuanya.. karena mitos.. mitos kan ini kadang-kadang memang terjadi.. tapi kalo yang aneh-aneh yo... gak percaya” (Muna).

Dengan demikian, kebuthan nformasi kehamilan meliputi

kebutuhan informasi tentang kesehatan janin dan ibu, tumbuh kembang

janin, persiapan kelahiran, doa, dan mitos. Pada umumnya, kebutuhan

informasi kehamilan tersebut muncul karena adanya kebutuhan kognitif

informan. Untuk memenuhi kebutuhan kognitif, informan harus memiliki

pengetahuan baru yang bisa didapatkan dengan cara mendapatkan

informasi. Pengetahuan baru tersebut dibutuhkan untuk kemudan

diaplikasikan dalam menjalani kehamilan mereka.

b. Kebutuhan Informasi Pengasuhan Bayi

Pengasuhan bayi dimulai sejak kelahiran. Namun, berbagai

kebutuhan informasi tersebut dikenali oleh informan sejak sebelum

kehamilan.

”...itu.. tentang pengasuhan anak.. dadi sebelum hamil pun sudah mulai mencari tentang gimana mengasuh anak.. apa.. mendidik anak dan sebagainya.. psikisnya.. rohaninya.. iya....” (Muna).

64Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 73: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

Pernyataan salah satu informan tersebut menunjukkan beragam

kebutuhan informasi mengenai pengasuhan bayi. Berbagai kebutuhan

informasi lain adalah sebagaimana teruraikan berikut ini.

Perawatan kesehatan dan sterilitas menjadi informasi utama

yang harus diperhatikan oleh ibu baru. Selain itu, pada masa-masa ini,

informan memerlukan informasi tentang perawatan bayi baru. Para

informan menjelaskan

”...cara merawat si kecil.. nol sampe empat bulan...” (Alus) ”...caranya memandikan bayi.. trus cara merawat bayi...” (Alus) ”pengasuhan bayi tentang perawatan bayi..terutama neo natus.. artinya yang baru lahir gimana?...” (Muna) ”yang pertama ya.. merawat bayi.. pertamanya nggak bisa.. ya ngerti, ya.. tentang perawatan bayi gimana.. cara memandikan.. masih takut.. ini ditinggal yang tinya, terpaksa ini.. wes.. ta' wanek wanekno..suwe2 maleh kendel dhewe...(saya beranikan diri.. lama-kelamaan jadi berani)” (Ida) ”harus tahu cara werawat bayi.. yang utama itu...” (Ida)

Isu perawatan bayi baru tersebut terutama mengenai cara

memandikan. Biasanya, sampai dengan tali pusat bayi lepas, informan

mendapatkan bantuan bidan atau perawat atau dukun bayi untuk

memandikan bayinya. Jika hal ini yang terjadi, maka informan

membutuhkan informasi tentang orang yang kompeten untuk

melaksanakannya. Kalimat yang menggambarkan ini adalah

”...informasi engkok yang mandikan ini aja.. ini aja..gitu-gitu” (Muna)

Namun, ketika tidak lagi mendapatkan bantuan dalam

memandikan, informan perlu informasi mengenai cara yang benar dalam

memandikan bayi yang belum bisa mengangkat kepala. Informasi

65Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 74: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

tersebut dibutuhkan karena informan sebagai orang tua harus tetap

menjaga kebersihan dan keselamatan bayinya (Duvall dan Brent, 1980:

160-161). Tentu saja, selain cara memandikan, mereka juga

membutuhkan informasi tentang tata cara pemakaian popok maupun

bedong dan cara meminimalisasi kemungkinan kecelakaan yang bisa di

alami si kecil.

Kebutuhan informasi tentang pemakaian popok, bedong, dan

seterusnya muncul terutama adanya kebimbangan pada para informan.

Kebimbangan tersebut adalah mengenai cara yang benar untuk

memakaikannya. Kebimbangan terjadi karena para informan menyadari

adanya perbedaan tentang hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan

dalam perawatan bayi antara kebiasaan orang tua jaman dahulu dengan

perkembangan dunia kesehatan saat ini.

Masyarakat Jombang, termasuk perempuannya, senantiasa

terbuka akan perubahan. Salah satunya adalah dalam hal perawatan

bayi. Jika hal yang dianjurkan oleh orang tua sesuai dengan tradisi

mereka merupakan hal yang tidak dilarang dalam kedokteran, maka

tidak masalah bagi mereka untuk mempraktikkannya. Namun, ketika hal

tersebut bertentangan, maka informan merasa membutuhkan informasi

lebih lanjut tentangnya.

Contohnya adalah pemakaian bedong. Budaya Jawa

menganjurkan bayi dipakaikan bedong agar kakinya lurus. Menurut

medis, memang perlu bayi dipakaikan bedong, namun tidak untuk alasan

66Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 75: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

agar kakinya lurus. Kaki bayi akan lurus dengan sendirinya pada usia si

bayi sudah membutuhkan kakinya untuk berjalan. Bayi dipakaikan

bedong agar dia merasa hangat dan bisa tidur nyenyak. Untuk bayi yang

malah terganggu jika memakai bedong, para bidan tidak menganjurkan

untuk membedongnya.

Lain lagi jika mitos tersebut berkaitan dengan gurita. Mitos

menyatakan bahwa gurita harus dipakaikan pada bayi agar perutnya

ramping. Padahal, sangat normal jika bayi sampai dengan anak-anak

memiliki perut yang agak menggelembung. Ketika beranjak remaja,

perut akan terbentuk terutama dengan bantuan olahraga. Lebih dari itu,

pemakaian gurita yang terlalu kencang (yang umumnya memang

dikencangkan) dikhawatirkan akan mengganggu pertumbuhan organ

dalam perut bayi dan metabolismenya.

Pada umumnya, informan akan lebih tenang dalam mematuhi

mitos jika mereka mengetahui bahwa mitos tersebut sesuai dengan

pendapat para ahli kesehatan. Jika tidak sesuai, informan terkadang

mematuhi mitos yang dikatakan kepadanya demi rasa hormat pada orang

tua. Namun, jika benar-benar bertentangan dengan dunia kesehatan,

maka para informan memilih untuk meninggalkan mitos tersebut.

Hal ini disebabkan karena munculnya kebutuhan afektif dan

kognitif secara bersamaan. Ingin dihargai oleh orang yang lebih tua,

kebutuhan afektif informan, membuat informan memperhatikan

informasi mengenai mitos. Namun, untuk bisa masuk akal mereka,

67Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 76: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

kebutuhan kognitif, informan perlu mendapatkan kebenaran mitos dilihat

dari sudut pandang medis.

Kebutuhan informasi yang sangat penting untuk ibu yang

mengasuh bayi adalah imunisasi. Imunisasi merupakan perlindungan

kedua bagi bayi setelah Air Susu Ibu (ASI). Menurut rekomendasi IDAI,

bayi seharusnya mendapatkan imunisasi pertamanya segera setelah lahir.

Setidaknya, bayi yang sehat sudah mendapatkan imunisasi pertamanya di

minggu pertama kehidupan mereka.

Informasi tentang imunisasi pertama dan imunisasi-imunisasi lain

merupakan informasi yang dibutuhkan oleh informan. Pernyataan para

informan

”...tentang imunisasi...” (Alus) “ngge saking ibu bidane ngoten niku.. mbenjeng.. tanggal pinten mriki.. mriki maleh… (ya dari bu bidan.. besok.. tanggal berapa kesini.. kesini lagi...)” (Ida).

Informasi tentang imunisasi ini meliputi berbagai hal. Hal

pertama adalah jenis imunisasi apa saja dan untuk perlindungan apa saja

yang harus diberikan pada bayi. Selain itu, umumnya informan

memerlukan informasi tentang waktu, tempat, dan biaya imunisasi.

Selain memiliki posyandu di setiap kelurahan, Jombang juga

memiliki tidak kurang dari lima dokter anak yang melayani imunisasi di

praktek pribadinya. Salah satu dokter anak senior bahkan berskala

internasional. Dia seorang duta WHO. Pada praktek pribadinya, dia

mempersilakan warga Jombang yang mampu mendapatkan bagi bayinya

jenis imunisasi terkini dengan harga yang masih mahal.

68Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 77: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

Bagi informan yang memanfaatkan jasa puskesmas dan posyandu,

informasi yang dibutuhkan adalah tentang kapan dan dimana posyandu

akan digelar dan imunisasi apa saja yang dilayankan. Bagi informan yang

mengimunisasikan anaknya ke dokter anak, maka kebutuhan

informasinya adalah kapan si bayi harus diimunisasi lagi dan berapa biaya

untuk imunisasi selanjutnya. Informasi tersebut dibutuhkan terutama

jika imunisasi yang akan diberikan adalah imunisasi tambahan dan

produk baru yang masih relatif mahal.

Sebagaimana kebutuhan informasi ketika hamil, informasi

penting bagi para ibu yang mengasuh bayi adalah tentang tumbuh

kembang bayi. Tumbuh kembang bayi adalah segala perubahan yang

terjadi pada anak, dilihat dari berbagai aspek fisik, motorik, bahasa,

emosi, kognitif, dan psikososial bayi (Indiarti, 2007: 216). Oleh karena

itu, informasi yang berkaitan sangat penting untuk diketahui ibu, sebagai

modal kesiapan untuk mengasuh bayinya. Informan menyadari

”.. terus.. ini.. tentang perkembangan..ini.. banyak sekali... tentang pertumbuhan otak" (Alus).

Perubahan yang pesat pada tahun pertama kehidupan manusia

sangat perlu dipahami. Dalam tahapan usia tertentu, bayi mengalami

karakteristik tumbuh kembang tertentu.

”.. terus.. ini.. tentang perkembangan.. " (Alus) ”...tentang anak satu bulan mulai apa.. dua bulan mulai apa..gitu....” (Alus) ”...dari nol sampe empat bulan, kemudian empat bulan sampe berapa bulan.. gitu.. ada sampe umur dua tahun.. itu saya baca...” (Alus).

69Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 78: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

”...itu penting dan tumbuh kembang balita..dadi tahapan-tahapan tumbuh kembang balita.. itu penting bagi seorang ibu.” (Muna)

Informan penelitian menyatakan bahwa mereka membutuhkan

informasi tentang perkembangan kemampuan motorik dan bahasa bayi.

Utamanya, informasi perkembangan yang ingin mereka ketahui adalah

tentang perkembangan kecerdasan bayi. Dengan mendapatkan informasi-

informasi tersebut, informan diharapkan bisa mengusahakan tumbuh

kembang bayi secara optimal.

Terkadang, informan mengalami masalah dalam perkembangan

anaknya. Mengenai perkembangan motorik bayi, misalnya, informan Alus

menceritakan

”Dulu waktu anak saya belum waktu itu lho belum dua bulan itu kepalanya sudah gini2, saya takut. Saya konsultasikan ke dokter, kepalanya pengen diangkat dokter., trus masih bayi itu suka mengejan,, ndak kenapa-kenapa itu mengejan..lho, gak buang air itu kok mengejan, kenapa? O.. gak papa,, lama-lama nanti ilang sendiri, dia kan berusaha ngangkat kepalanya gini itu sambil mengejan.. terus ditaruh lagi... padalan kata dokternya gak boleh belum waktunya.” (Alus).

Kebutuhan informasi dalam hal ini meliputi informasi tentang

skala pertumbuhan berat dan tinggi badan bayi yang sehat. Informasi

tentang berapa banyak seharusnya berat badan naik dan tinggi badan

dan lingkar kepala bertambah pada tiga bulan pertama, tiga bulan

selanjutnya, dan seterusnya merupakan kebutuhan informasi yang

penting. Informasi tersebut adalah untuk mengontrol dan mengawasi

pertumbuhan bayi. Dengan demikian, jika pertumbuhan tidak sesuai, ibu

70Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 79: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

bisa segera berkonsultasi pada individu yang kompeten, seperti bidan

atau dokter.

Informasi tentang pertumbuhan fisik yang penting dan dialami

ketika masih bayi merupakan salah satu kebutuhan informasi informan

yang mengasuh bayi. Sebagai contoh, informan Alus menyatakan bahwa

dia penasaran tentang informasi mengenai pertumbuhan gigi pada bayi.

”lha ini katanya mulai tumbuh gigi itu mulai enam bulan, kan..anak saya tiga bulan itu yang pinggir-pinggirnya sini itu sudah keluar putih-putih itu.. katanya orang-orang.. kalo tumbuh gigi yang pertama kali itu kan dari depan.. saya ini juga bingung. Kok dari samping..terus.. ini belum saya konsultasikan ini masalah gigi ini mbak” (Alus).

Optimalisasi tumbuh kembang bayi tersebut tentunya harus

didukung dengan gizi yang cukup bagi bayi. Pemenuhan kebutuhan

fisiologis bagi bayi tersebut merupakan tanggung jawab ibu. Kebuthan

fisiologis bayi tersebut memicu timbulnya kebutuhan kognitif ibu.

Kebutuhan kognitif ibu memotivasi tumbuhnya kebutuhan informasi.

Dalam hal ini, kebutuhan informasi informan adalah mengenai

jenis dan porsi nutrisi yang sebaiknya diterima oleh bayi, mengenai air

susu ibu (ASI), susu formula, dan jenis makanan serta pola pemberian

makan bagi bayi 6 bulan ke atas. Para informan menjelaskan

”Soal gizi bayi ini informasinya saya dapatkan ya waktu imunisasi seperti ini tadi saya tanya-tanya, mulai berapa bulan dok.. boleh dikasih makan....” (Alus) ”...makanan dan ASI...” (Alus).

71Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 80: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

Di antara lima kebutuhan informasi tersebut, informasi

mengenai ASI merupakan informasi yang paling mendapatkan perhatian

para ibu, terutama tentang bagaimana memperlancar ASI.

”Lha ASI saya ini tidak begitu lancar, anak saya kalo minum saya itu nangis soalnya anak saya itu lahirnya kecil, terus disarankan dokter itu minum susu tambahan.” (Alus) “ngge.. mike cek bancar.. jamu.. jamu jawi ngoten niku lho mbak.. ten nggene narodo mriku… gepyok (ya.. susunya belum lancar.. jamu.. jamu jawa itu lho mbak.. di toko narodo situ.. gepyok)” (Anis) ”kulo semerap saking ibu... nopo-nopo niku.. jamu kunir.. ase..m...(saya tahu dari ibu.. apa itu.. jamu kunir.. asam...)” (Anis) “iya..katanya orang-orang dulu mbak.. anu.. moro sepuh kulo.. sampean anu..susune diuyet-uyet.. (mertua saya.. kamu anu.. susunya dipijat-pijat) umur berapa.. hamilnya umur.. pun besar, kok.. sudah tujuh bulan.. di masage ta opo..dipijeti.. katek ASIne yo gak patek lancar (di massage atau apa.. dipijat.. ASInya memang ya tidak begitu lancar)” (Ida)

Kabupaten Jombang telah berhasil dengan baik dalam

menghimbau para ibu untuk memberikan ASI eksklusif. Hal ini

sebagaimana tertera dalam profil kesehatan Kabupaten Jombang tahun

2006 yang menyatakan bahwa prosentase ibu yang memberikan ASI

eksklusif adalah 64,92%. Pengetahuan tentang pentingnya ASI esklusif

yang diberikan kepada warganya membuat para ibu yang mengasuh bayi

berusaha memberikannya untuk bayinya. Oleh sebab itu, para informan

menyadari informasi tentang cara memperbanyak ASI sebagai informasi

yang mereka butuhkan.

Ketika tidak bisa memberikan ASI dengan baik pada bayinya, Ida

membutuhkan informasi tentang PASI (pengganti ASI). PASI adalah susu

formula khusus untuk bayi. Bagi bayi yang alergi terhadap susu sapi, ibu

72Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 81: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

bisa memberikan susu formula untuk bayi yang berbahan dasar kacang

kedelai.

”o.. iya.. suami saya yang ngenet sekarang tentang itu.. PASI, pendamping ASI. Suami saya itu selalu mencari informasi tentang itu.. apa saja yang bagus untuk bayi.. terutama ini.. punya anak kan pingin ananya pinter—pinter.. sehat.. ya.. wis..namanya orang tua kan pengennya seperti itu ya nyari informa..si aja.” (Alus) ”Dicoba waktu diseling kale separo-separo nganggi SGM, separo S-26, kok anu.. kok mencret.. dadi gak cocok karo SGMe… dospundi? Ngge… SGM mboten disukaaken maleh (jadi tidak cocok dengan SGMnya.. bagaimana? Ya.. SGM tidak diberikan lagi)” (Ida)

Ketika bayi sudah waktunya mengonsumsi makanan lain selain ASI

maupun PASI, maka kebutuhan informasi bertambah yaitu tentang MP ASI

(Makanan pendamping ASI). Informasinya meliputi pola pemberian

makanan dan jenis makanan yang seharusnya diberikan kepada bayi.

Informan menuturkan

”...makanan dan ASI...” (Alus). ”...pemberian makanan pada bayi...” (Muna)

Dalam hal optimalisasi tumbuh kembang secara psikis dan rohani,

informan membutuhkan informasi tentang cara mendidik anak. Informan

memerlukan informasi untuk membantunya mendidik anak sejak masih

bayi sehingga anak bisa tumbuh sebagai manusia yang bertakwa dan

bermlisan. Informan Muna mencontohkan:

”...tentang seperti mendidik buah hati ala nabi, kayak gitu2..cara mendidik anak faudzil adzim, ... dengan latar balakang basic yang agama, dadi bagaimanapun itu sangat...” (Muna) ”cara mendidiknya dan mengasuh nanti gimana?” (Muna) ”...jadi mencari informasi gimana sebetulnya cara mendidik anak dengan jarak yang dekat...” (Muna)

73Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 82: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

Seringkali, informan merasakan keingintahuan tentang kabar bayi

lain. Informan Ana menjelaskan

”...lha ngobrol ambek ibu-ibu pas cerito anakku sak mene wes iso ngene.. iso ngunu (...lha berbincang dengan ibu-ibu lain, waktu mereka cerita anakku sudah bisa begini.. bisa begitu..)” (Ana) ”iya.. dari sodara-sodara juga tentang itu.. tentang kebiasaan.. kalo anak kecil gak boleh begini..gak boleh gitu..” (Alus)

Kebutuhan informasi informan dalam hal ini adalah tentang pengalaman

ibu lain tentang bayi mereka. Informasi tersebut dimaksudkan untuk

memenuhi kebutuhan afektif informan.

Ketika Informasi menunjukkan bahwa pengalaman ibu lain

tentang bayinya adalah sama dengan informan, maka informan merasa

aman bahwa bayi dan dirinya sendiri juga baik-baik saja sebagaimana

bayi dan ibu yang lain. Perasaan aman muncul ketika informan merasa

bahwa dirinya sudah melakukan hal yang benar. Lebih jauh lagi,

informan butuh rasa dihargai oelh orang lain atas prestasi mereka yang

sama atau lebh baik dari ibu lain dalam hal pengasuhan bayi.

Sebagaimana kebutuhan informasi ketika sedang hamil dan

menghadapi persalinan, informan juga membutuhkan informasi tentang

doa yang dipanjatkan untuk kepentingan bayi yang sedang diasuhnya.

Informan menyatakan

”...trus, kadang kan lare tasek alit..baru dados ibu.. pengen semerap ngge dungo2 ne... (...terus, terkadang kan anak masih kecil, baru jadi ibu.. ya, ingin tahu doa-doanya...)” (Anis) ”doa-doa iya..” (Muna) ”...itu mesti ada yang doa-doa yang disitu, supaya menjadi ibu yang baik, gitu.” (Muna)

74Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 83: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

Informan membutuhkan informasi khusus ketika mereka sedang

menghadapi situasi tertentu, misalnya yang sulit bagi mereka, dalam

pengasuhan bayi. Sebagai contoh, informan Muna dalam penelitian ini

membutuhkan informasi tentang cara mendidik dan merawat anak yang

berdekatan jarak usia dan cara mengusahakan optimalisasi tumbuh

kembang anak pertamanya. Informan Muna menuturkan

”ya..pada waktu itu gini...kan, ketika... gak nyangka sebetulnya... kok hamil.. moro-moro yo, kan sebetulnya emang gak KB... ya KBnya kalender ya... cuman ternyata kan gagal, hamil. Hamil setelah anak umur tujuh bulan... Lha waktu itu ada ketakutan... gimana nanti? Gitu..lha nomor siji kasihan kakaknya.. jadi mencari informasi gimana sebetulnya cara mendidik anak dengan jarak yang dekat....” (Muna) ”seng anak pertama.. anak kedua bagus.. seng anak pertama itu kan dia alergi susu sapi, pake susu soya.. mungkin karena rasanya kan soya gak begitu enak..sehingga kan volumenya dia minum mungkin kurang dan dia anaknya sangat aktif.. mungkin kebutuhan antara kalori ambek masuk dan keluarnya tidak berimbang sehingga pertumbuhannya tidak optimal.pertumbuhannya ya.. yang gak optimal.. nek perkembangane optimal..antara kondisi motorik, perilaku, kecerdasan.. itu optimal.. tapi pertumbuhannya dia dari segi fisiknya tidak optimal..anak pertama itu....” (Muna)

Maka, kebutuhan informasi pengaushan bayi meliputi berbagai

aspek. Pertama adalah kebutuhan informasi mengeani perawatan bayi.

Kedua adalah tentang tumbuh kembang bayi yang berhubungan dengan

imunisasi dan gizi bayi. Kemudian, informasi lain yang dibutuhkan adalah

mengenai pengalaman ibu lain dalam pengasuhan bayi. Terakhir,

informan masih tetap memiliki kebutuhan informasi tentang doa dan

mitos.

Kesimpulannya, kebutuhan informasi kehamilan dimotivasi oleh

kebutuhan kognitif informan. Sedangkan, selain dipicu oleh kebutuhan

75Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 84: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

kognitif, kebuthan informasi pengasuhan bayi juga muncul karena adanya

kebutuhan afektif. Dalam hal ini, kebutuhan afektif muncul karena

terpenuhinya kebutuhan kognitif mereka, mengenai pengetahuan

tentang pengasuhan bayi dengan baik dan benar.

2. Sumber Informasi Informan

Sumber informasi yang dimanfaatkan oleh informan dibedakan

menjadi dua macam, yaitu sumber informasi terekam dan sumber

informasi personal. Sumber informasi terekam bisa berupa media cetak

maupun elektronik. Sumber informasi personal bisa merupakan sumber

informasi personal formal dan personal informal. Berikut adalah tabel

sumber informasi yang diikuti dengan uraian pembahasannya.

Tabel 4.2 Sumber Informasi Kehamilan dan Pengasuhan Bayi bagi Informan

No Jenis sumber informasi Detail sumber informasi Buku Majalah Brosur

Media cetak

Koran Televisi

1 Sumber informasi terekam

Media elektronik internet

Dokter Bidan

Formal

Staf pemasaran produk minuman dan makanan bayi Orang tua Suami Saudara Teman

2 Sumber informasi personal

informal

Dukun bayi

76Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 85: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

a. Sumber Informasi Terekam

Sebagaimana telah disebutkan, informan memanfaatkan sumber

informasi terekam untuk memenuhi kebutuhan informasinya. Sumber

informasi terekam tersebut berupa media cetak maupun media

elektronik. Buku, majalah, koran dan brosur merupakan media cetak

yang dimanfaatkan sebagai sumber informasi. Di sisi lain, media

elektronik yang dimanfaatkan adalah televisi dan internet.

Media cetak yang sering dikonsumsi oleh informan adalah buku

dan majalah. Buku merupakan sumber informasi terekam yang umum

dimanfaatkan oleh informan.

”dan saya.. buku-bukunya ibu itu kan banyak jadi saya bisa mendapatkannya langsung dari buku itu juga...” (Alus) ”tentang kehamilan itu.. ya saya dapatkan dari buku-buku itu kalo kehamilan....” (Alus) ”dari buku dan majalah.. kebanyakan...” (Muna) ”kadang-kadang mencari buku-buku itu.. tentang pengasuhan anak.. dadi sebelum hamil pun sudah mulai mencari tentang gimana mengasuh anak.. apa..mendidik anak dan sebagainya...” (Muna) ”...yang saya punya buku-buku itu kebanyakan mesti buku-buku dari pengarang islam, artinya masih ada tentang...” (Muna) ”dari buku-buku kedokteran yang saya punya.. buku tentang kandungan” (Muna)

Koran juga merupakan sumber informasi yang dimanfaatkan oleh

informan. Berikut adalah penuturan informan

”seandainya kayak temen saya punya ini.. (menunjukkan fotokopi guntingan artikel) ya saya pinjem.. trus saya fotokopi...” (Alus) ”dapet dari koran.. kayak gini (Al memperlihatkan fotokopi artikel koran) untuk saya fotokopi.. gitu” (Alus)

77Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 86: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

Selain buku dan koran, media cetak yang seringkali dikonsumsi

adalah majalah. Informan memilih bahan bacaan yang menyajikan

informasi tentang kehamilan dan pengasuhan bayi.

” majalah ayah bunda seng sembilan bulan menakjubkan” (Ana) ”dari buku dan majalah.. kebanyakan...” (Muna)

Selain itu, brosur di biasa ada di pusat layanan kesehatan juga

mendapatkan perhatian informan.

”...brosur-brosur.. ya hanya membaca thok.. tapi gak memperhatikan.. tapi ngge angsal tambahan pengetahuan...” (Ida)

Jombang adalah kota kecil. Di kota ini, buku tidak menjadi

barang utama yang dicari. Budaya membaca masih cukup asing.

Masyarakat lebih banyak berkutat dengan pemuasan kebutuhan

primernya. Secara perlahan masyarakat Jombang telah bergerak menuju

tingkat ekonomi yang lebih mapan tetapi buku kelihatannya masih

dianggap sebuah kemewahan.

Kondisi umum tersebut juga tergambarkan dari para informan

penelitian ini. Informan yang sarjana dan berkecukupan saja, yaitu Muna

dan Alus, yang mengonsumsi buku. Mereka menyadari bahwa mereka bisa

mendapatkan banyak informasi melalui membaca. Bagaimanapun juga,

informan lain tidak biasa membaca dan tidak mengusahakan akses

terhadap media cetak tertentu. Akses terhadap media cetak sebagai

sumber informasi hanya mereka dapatkan jika ada orang lain yang

memnunjukkan atau memberikan pada mereka.

78Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 87: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

Media elektronik yang lazim dikenal dan dinikmati adalah

televisi. Dibandingkan dengan radio, informan lebih memilih televisi

sebagai sumber informasi kehamilan atau pengasuhan bayinya.

Tayangan-tayangan khusus yang menyajikan informasi yang berkaitan

dengan kehamilan dan pengasuhan bayi mendapatkan perhatian tertentu

bagi informan.

”sering se mbak, pas onok acara TV seng bayi-bayi, ibu dan bayi ngonoiko, sering aku nontok ngono iko seneng...(Sering kok mbak, waktu ada acara televisi yang bayi-bayi, ibu dan bayi itu, sering saya menonton tayangan seperti itu senang...)” (Ana) ”iya.. kalo sabtu itu kan banyak ya acara tentang ibu dan anak itu.. saya liat tv itu.” (Alus) ”ato kadang-kadang pas jam-jam istirahat ada acara tivi kayak apa misalnya kid and mom itu kan misalnya..pas ada waktu luang.. itu bisa...” (Muna) ”Iya, nonton tivi ngge memperhatikan iklan...” (Ida)

Terkadang, bahkan kaleng susu merupakan sumber informasi

”biasane seng ten kaleng susu..dibaca juga.. takarannya berapa.. kan takut nanti kalo tidak sesuai....” (Ida)

Frekuensi maupun rutinitas menonton televisi tidak membuat

seorang informan mencari atau mendapatkan informasi lebih banyak

daripada yang jarang menonton televisi. Televisi bisa menjadi sumber

informasi yang efektif ketika informan bermaksud untuk menelusuri

informasi di televisi, terutama pada tayang-tayangan tertentu yang

berhubungan dengan kehamilan dan pengasuhan bayi.

Internet juga merupakan sumber informasi bagi para informan.

Informan menceritakan

”...pengetahuan itu saya dapatkan lewat internet” (Alus)

79Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 88: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

”o. Iya.. suami saya yang ngenet sekarang tentang itu.. PASI, pendamping ASI. Suami saya itu selalu mencari informasi tentang itu.. apa saja yang bagus untuk bayi.. terutama ini.. punya anak kan pingin anaknya pinter—pinter.. sehat.. ya.. wis..namanya orang tua kan pengennya seperti itu ya nyari informa..si aja. trus diprintkan, di bawa pulang, aku disuruh baca” (Alus) ”ya.. kalo dari internet mencari.. tapi jarang sekali.” (Muna)

Informan memanfaatkan internet di warung internet maupun di

tempat kerja. Jika tidak sempat mengakses internet untuk memperoleh

informasi, informan meminta orang lain untuk mengakses dan kemudian

melaporkan hasil aksesnya pada informan.

Sejak tahun 2000an, warung internet semakin menjamur di

Jombang. Pada awalnya, pelanggan walung internet adalah para

mahasiswa. Namun, pada perkembangannya, selain para pelajar, warga

umum juga sudah mulai memanfaatkannya. Hal tersebut terdorong oleh

murahnya harga akses yang mencapai Rp.10.000,- untuk enam jam

pemakaian.

Selain itu, kebanyakan kantor pemerintahan menyediakan akses

internet. Akses tersebut berupa jaringan LAN maupun nirkabel. Demikian

pula banyak kantor swasta lain. Oleh karenanya, internet merupakan

salah satu sumber informasi yang diperhitungkan oleh para informan.

Pemanfaatan sumber informasi terekam oleh informan

didasarkan pada beberapa pertimbangan. Pertimbang pertama adalah

kemudahan akses. Misalnya, Buku yang sudah dimiliki merupakan pilihan

pertama sebagai sumber informasi daripada buku yang harus dibeli. Hal

ini juga menunjukkan bahwa biaya merupakan faktor pertimbangan dan

80Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 89: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

mengakses sumber informasi terekam. Buku yang mahal dan akses

internet yang membutuhkan biaya tidak dimanfaatkan oleh semua

informan. Namun, semua informan memanfaatkan brosur atau buku

panduan lain yang didapatkan secara gratis.

b. Sumber Informasi Personal

Hasil penelitian menunjukkan bahwa informan memiliki dua

macam sumber informasi personal. Sumber informasi personal pertama

adalah sumber infromasi personal formal, yaitu tenaga kesehatan dan

staf penjualan produk minuman dan makanan untuk ibu hamil dan

batita. Sumber informasi personal yang kedua adalah orang-orang yang

ditemui informan sehari-hari. Mereka adalah orang yang terlibat dalam

percakapan sehari-hari bersama informan (sumber informasi personal

informal).

Sumber informasi personal formal bagi informan adalah dokter

dan bidan. Dokter spesialis kandungan dan dokter spesialis anak

merupakan sumber informasi yang bisa mereka andalkan. Informan

menganggap bahwa dokter spesialis sangat kompeten untuk memberikan

informasi yang berkaitan dengan kehamilan dan pengasuhan bayi,

terutama dalam bidang kesehatan.

”dan setelah positif itu saya bawa ke dokter spesialis kandungan, saya usg...” (Alus) ”saya pas periksa habis apa.. operasi itu.. pas periksa habis operasi tu.. ini dihilangkan pake apa dokter? trus disuruh ngasih baby oil...” (Alus)

81Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 90: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

”...saya tanya-tanya, mulai berapa bulan dok.. boleh dikasih makan...” (Alus) ”ditanyakan ke dokter kan ke dokter sampe tiga dokter, waktu itu...” (Muna) ”satu bulan sekali ke dokter kandungan.. ketika hamil.. jadi selalu bertanya aktif tentang perkembangan bayi, ibu, waktu itu.” (Muna) ”ngge.. anu.. setelah saya kok telat.. saya ke dokter parmin...” (Ida)

Informan Alus menyatakan bahwa dokter adalah sumber

informasi yang dia temui ketika sumber informasi personal yang lain

tidak bisa memberikan jawaban.

Bagaimanapun juga, bagi informan Ana dan Anis, dokter bukan

merupakan sumber informasi utama mengenai kesehatan. Mereka hanya

ke dokter jika benar-benar harus. Namun, sampai saat ini mereka tidak

memiliki pengalaman berkomunikasi dengan dokter mengenai kehamilan

dan pengasuhan bayi.

Bidan merupakan sumber informasi utama mereka di bidang

kehamilan dan pengasuhan bayi. Dengan jelas, para informan

menyatakan

”yo aku takok-takok nang bidan ngunu...” (Ana) ”ngge kale bu bidan mawon” (Anis) “ngge.. tangglet.. ten bu her (nama bidan) mriku... (ya.. bertanya.. pada bu her...)” (Anis) ”he-eh, biasane dari bidan-bidan.. kan mereka kan lebih.. pengalamannya kan lebih banyak..dan udah biasa merawat bayi...”(Muna) ”curhate.. ya dengan umi.. orang tua.. trus ke bidan-bidan” (Muna) ”ngge saking ibu bidane ngoten niku.. mbenjeng.. tanggal mriki.. mriki maleh… (ya dari ibu bidannya itu.. besok.. tanggal sekian kesini.. kesini lagi...)” (Ida) ”terus bidane ngutus nyusoni... (trus bidannya menyuruh menyusui)” (Ida)

82Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 91: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

Bidan adalah tenaga kesehatan terdidik dan terlatih yang sangat banyak

membantu dalam kesehatan ibu dan anak.

Di Kabupaten Jombang, tenaga bidan merupakan ujung tombak

program kesehatan ibu dan anak (KIA). Menyebar di seluruh daerah

Kabupaten Jombang, bidan mendapatkan prosentase terbanyak dalam

pemeriksaan kehamilan dan penolongan persalinan dibandingkan dengan

dokter dan dukun bayi. Bidan juga merupakan pendamping dukun bayi

yang terlatih, yang diijinkan oleh Dinas Kesehatan untuk membantu

persalinan.

Staf pemasaran atau seringkali disebut seles oleh warga Jombang

juga menjadi sumber informasi bagi informan. Informan Alus memiliki

pengalaman dalam hal ini

”ya, sebelumnya saya kan sudah dikasih sales dari prenagen itu caranya memandikan bayi.. trus cara merawat bayi.. dari nol sampe empat bulan, kemudian empat bulan sampe berapa bulan.. gitu....” (Alus)

Staf pemasaran produk makanan dan minuman untuk ibu hamil,

menyusui, dan bayi bisa dijadikan salah satu sumber informasi oleh

informan. Para staf tersebut memiliki banyak informasi tentang bayi.

Mereka adalah tenaga pemasaran terlatih yang memiliki pengetahuan

umum yang luas mengenai kehamilan dan pengasuhan bayi. Selain bisa

memberikan informasi secara lisan, mereka juga memiliki berbagai buku,

brosur, dan bahan bacaan lain yang bisa dibagikan pada para pelanggan

atau calon pelanggannya. Karena mereka memiliki motif promosi agar

83Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 92: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

dagangannya laku, maka informan bisa sangat memanfaatkan mereka

sebagai sumber informasi kehamilan dan pengasuhan bayi.

Dukun bayi juga merupakan salah satu sumber informasi bagi

informan.

”Kadang-kadang disuruh tanya sama dukun bayi.. dukun bayi kadang-kadang.. dukun bayi dukun pijete bayi itu lho...” (Muna)

Meskipun gerak dukun bayi sebagai penolong persalinan di

Jombang semakin dibatasi, perempuan di Jombang masih banyak

memanfaatkan jasa dukun bayi. Jasa dukun bayi tersebut adalah

memandikan bayi baru, memijat bayi dan ibu, serta merawat peralatan

bayi baru. Dengan masih seringnya berkomunikasi dengan dukun bayi

yang berpengalaman dalam hal kehamilan dan pengasuhan bayi,

informan memanfaatkan dukun bayi sebagai sumber informasi.

Selanjutnya, sumber informasi personal informal bagi informan

adalah orang tua, suami, saudara, teman kerja, dan teman

lainnya.Seluruh informan penelitian ini memanfaatkan orang tua mereka

sebagai sumber informasi. Orang tua merupakan orang yang dekat

dengan dan dipercaya oleh informan. Orang tua adalah orang tua sendiri

maupun mertua.

”biasanya orang tua, saudara-saudara, seng.. berpengalaman ta lah, mbak...” (Ana) ”kebetulan ibu saya seorang bidan, jadi saya mendapatkan informasi banyak sekali dari ibu saya” (Alus) ”ya memang mereka memberi tahu saya.. kebetulan dari orang tua saya.. dari mertua saya...anak kami ini adalah cucu pertama jadi, saking senengnya.. semua ngasih saran banyak sekali” (Alus)

84Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 93: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

”mbahe kung ngge pun priso piyambak kok. Mbahe kung niki (sambil melirik anaknya), moro sepah kulo... (kakeknya sudah tahu kok. Kakeknya –bayi- ini, mertua saya -yang memberitahu-...)” (Anis) ”...mboten nate ten tiang lintu mboten nate.. ngge tiang sepah kulo piyambak (tidak pernah bertanya pada orang lain.. ya orang tua saya sendiri)” (Anis) ”curhate.. ya dengan umi.. orang tua.. trus ke bidan-bidan” (Muna) ”orangtua iya, kebanyakan apa sih.. kalo orang jawa itu pengasuhan bayi pada awal-awal.. pengalaman kadang-kadang hal yang.. kayak misalnya.. empat puluh hari biasanya anak itu rewel” (Muna) ”iya..katanya orang-orang dulu mbak.. anu.. moro sepuh kulo... (iya.. kata orang-orang dulu mbak.. anu.. mertua saya...)” (Ida) ”ya.. dari.. orang tua.. untuk memandikan...” (Ida)

Orang tua perempuan merupakan sumber informasi kehamilan

dan pengasuhan bayi yang bisa diandalkan. Mereka berpengalaman dalam

menjalani kehamilan dan pengasuhan bayi. Namun demikian, orang tua

pria pun menjadi sumber informasi bagi informan. Informan dalam

penelitian ini menyatakan orangtua laki-laki bisa memberikan informasi

mengenai doa untuk anak dan informasi lain yang berkaitan.

Suami adalah anggota keluarga lain yang juga merupakan sumber

informasi kehamilan dan pengasuhan bayi. Menurut pengalaman

informan, suami bersama-sama informan mengalami kehamilan dan

pengasuhan bayi.

“kalo doa-doa paling yo suami yang memberitahu” (Ana) ”o.. iya.. suami saya yang ngenet sekarang tentang itu.. PASI, pendamping ASI. Suami saya itu selalu mencari informasi tentang itu.. apa saja yang bagus untuk bayi.. terutama ini... trus diprintkan, di bawa pulang, aku disuruh baca” (Alus) ”disanjangi ayahipun piyambak... (diberitahu sendiri oleh ayahnya...)” (Anis)

Oleh karenanya, suami juga tertarik akan informasi yang

berkaitan denganhal tersebut. Setelah mendapatkan informasi yang

85Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 94: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

berkaitan dengan kehamilan dan pengasuhan bayi, tanpa diminta pun

suami membagi informasi tersebut kepada informan.

Selain orang tua dan suami, saudara juga menjadi sumber

informasi bagi informan. Saudara bisa memberikan informasi sesuai

dengan pengalamannya dalam menjalani kehamilan dan pengasuhan

bayi. Kepada saudara, informan bisa menanyakan berbagai macam hal

dengan terbuka. Oleh karenanya, saudara merupakan sumber informasi

yang ditemui oleh informan.

”iya.. dari sodara-sodara juga tentang itu.. tentang kebiasaan.. kalo anak kecil gak boleh begini..gak boleh gitu....” (Alus) ”dari keluarga paling cuman informasi engkok yang mandikan ini aja.. ini aja.. gitu-gitu” (Muna)

Teman di lingkungan tempat tinggal maupun di lingkungan kerja

merupakan sumber informasi bagi informan. Bersama teman, seringkali

informan saling bertukar pengalaman, bertukar informasi. Teman yang

juga sedang hamil atau mengasuh bayi bisa memberikan informasi aktual

yang diperoleh berdasarkan apa yang sedang atau telah dialaminya. Oleh

karenanya, informan juga menjadikan teman sebagai sumber informasi.

”o.. iya.. kebetulan tetangga-tetangga saya ini kan juga banyak yang habis melahirkan anak.. ya.. saling tukar informasi tentang imunisasi. .tentang apa..kalo sama temen2 itu biasanya itu o.. gak boleh gini.. gak ilok.. (tidak pantas) gak boleh gini.. gak ilok. .gitu” (Alus) ”sharing dengan sesama dokter yang sudah pengalaman.. punya anak..atau dokter spesialis kandungan.. kalo ada kesempatan untuk tanya...” (Muna) ”...kedua, dari teman saya yang kebetulan sedang belajar spesialis dalam sekolah spesialis kandungan.” (Muna) ”iya.. terose rencang ten kantor ya.. piye iko.. nek hamil gak oleh anu..(iya.. kata teman kantor ya.. bagaimana itu.. kalau hamil tidak boleh anu...” (Ida)

86Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 95: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

Bagi informan, para sumber informasi personal informal lebih

mereka sukai daripada sumberi informasi personal formal. Meskipun

informasi yang mereka sampaikan tidak selalu sesuai, namun komunikasi

berhadapan merupakan cara yang lebih disukai untuk mengakses

informasi dari sumber informasi. Selain itu, manusia memang cenderung

mencari informasi dari sumber yang paling mungkin diakses (Durrance

dalam Varjels, 1986: 74). Begitu pula informan dalam penelitian ini.

Selain kedua jenis sumber informasi di atas, di Jombang tersedia

pula pusat layanan kesehatan dan perpustakaan sebagai lembaga yang

bisa dimanfaatkan sebagai sumber informasi. Namun, tidak ada informan

yang menyatakan bahwa mereka memanfaatkan lembaga-lembaga

tersebut sebagai sumber informasi. Mereka memang memiliki

pengalaman berkunjung ke pusat layanan kesehatan, namun mereka

tidak melaksanakan penelusuran informasi kecuali ketika berhadapan

dengan bidan atau dokter.

Di sisi lain, tidak ada satu pun informan yang mengunjungi

perpustakaan Mastrip di Kota Jombang maupun perpustakaan lain untuk

memenuhi kebutuhan informasi kehamilan dan pengasuhan bayinya.

Selain karena tidak adanya promosi tentang perpustakaan tersebut yang

sampai pada informan. Rendahnya budaya baca di Jombang juga

mempengaruhi kondisi tidak adanya informan memanfaatkan

perpustakaan ini.

87Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 96: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

Pembahasan tersebut menunjukkan modus pemilihan sumber

informasi personal oleh informan. Kemudahan akses merupakan alasan

utama dalam pemilihan sumber informasi. Oleh karenanya, sumber

informasi personal informal yang tersedia sepanjang hari merupakan

pilihan pertama. Jika ternyata sumber informasi tersebut tidak mampu

memberikan informasi, maka pilihan jatuh pada sumber informasi

personal formal, yaitu tenaga kesehatan.

Maka, peneliti menyimpulkan bahwa modus pemilihan sumber

informasi terekam sama dengan pemilihan sumber informasi personal.

Akses dan biaya merupakan bahan pertimbangan informan dalam

memutuskan untuk memanfaatkan sumber informasi tertentu. Lebih

mudah akses dan lebih murah biaya yang harus dikeluarkan, maka

sumber informasi lebih disukai dan lebih banyak dimanfaatkan.

3. Pencarian Informasi Informan

Berdasarkan dimensi pencarian informasi dalam kehidupan

sehari-hari yang diterangkan oleh Salvolainen (1995: 266-267), pencarian

informasi yang dilaksanakan oleh informan adalah pencarian informasi

praktis. Informan melaksanakan pencarian informasi karena mereka

sedang menghadapi situasi hamil atau mengasuh bayi. Informan

menginginkan informasi praktis yang bisa langsung diaplikasikan untuk

menghadapi berbagai situasi dalam kehamilan maupun pengasuhan bayi.

88Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 97: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

a. Pencarian Informasi Melalui Sumber Informasi Terekam

Informan melaksanakan pencarian informasi melalui sumber

informasi terekam. Sumber informasi terekam yang dimanfaatkan adalah

media cetak dan media elektronik. Dalam menggunakan media-media

tersebut sebagai sumber informasi, informan melaksanakan pencarian

informasi yang bermacam-macam.

Ketika sumber informasinya adalah media cetak, informan

membaca untuk mendapatkan informasi yang mereka inginkan. Ketika

aktif mencari, informan telah mengetahui kebutuhan informasinya dan

mengetahui media cetak yang harus dia baca untuk memenuhi kebutuhan

informasinya. Ketika melakukan pencarian aktif seperti ini, informan

dengan segera mencari media cetak yang dia butuhkan tersebut.

Terkadang, informan sudah mengidentifikasi kebutuhan informasi

dan mengetahui media cetak yang sesuai. Namun, informan tidak

langsung mencari media cetak tersebut. Informan mengingat kebutuhan

informasinya dan memenuhinya ketika sedang mengonsumsi media cetak

yang sesuai.

Sebelum membaca untuk mendapatkan informasi, informan perlu

menemukan media cetak yang sesuai dengan kebutuhannya terlebih

dahulu. Informan Muna menyatakan tentang keragaman cara para

informan mendapatkan bahan bacaan. Ungkapannya adalah

”ada dikasih.. ada beli.. pinjam teman.. gitu.. dari sodara..” (Muna)

89Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 98: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

Informan yang mampu, membeli bahan bacaan yang sesuai untuk

dijadikan sumber informasi. Informan Muna menuturkan

”kadang-kadang mencari buku-buku itu... tentang pengasuhan anak....” (Muna)

Kegiatan membeli tersebut dilaksanakan ketika informan memiliki

kesempatan untuk pergi ke toko buku.

”sedang.. gak terlalu aktif cari buku.. informasi.. ngoyo juga gak.. kebetulan gak seberapa... gak sampe ngoyo-ngoyo sampe ke toko-toko buku yang besar untuk mencari informasi, karena kan jombang kota kecil. Jadi kita kalo pengen informasi yang lengkap kan di kota.. dadi di toko-toko buku yang besar itu kan gak ada..gak sampe ngoyo ke surabaya waktu itu ndak.. ya.. sedang-sedang aja.” (Muna) ”kalo pas ada kesempatan ke surabaya.. kadang-kadang mencari buku-buku itu..tentang pengasuhan anak.” (Muna)

Kabupaten Jombang tidak memiliki toko buku yang dianggap

lengkap oleh informan. Oleh karenanya, mereka umumnya kurang dekat

dengan keadaan memiliki buku, mengaksesnya, apalagi membacanya.

Hal ini sangat membatasi pemenuhan kebutuhan informasi informan

melalui buku atau media cetak lain.

Menurut pengalaman informan dalam penelitian ini, mereka

berusaha mendapatkan informasi dari media cetak yang sudah mereka

miliki sebelumnya. Jadi, mereka memanfaatkan media cetak yang sudah

tersedia.

”dan juga karena tugas saya di puskesmas, sehingga ada informasi.. buku-buku panduan..gitu tentang kehamilan.. dan juga.. kami.. kebetulan kami ada pelatihan waktu kami sebelum hamil ada pelatihan tentang persalinan.. dadi paling ndak buku-buku panduan seperti itu bisa dadi pedoman.” (Muna)

90Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 99: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

Pada situasi lain, terkadang informan juga harus meminjam

media cetak. Informan Alus, misalnya, menyatakan bahwa dia membaca

media cetak yang dimiliki oleh ibunya untuk memenuhi kebutuhan

informasinya. Informan Muna, di sisi lain, dengan jelas menyatakan

bahwa dia meminjam media cetak temannya jika dia menganggap media

cetak tersebut sesuai dengan kebutuhan informasinya. Beberapa

informan menceritakan

”seandainya kayak temen saya punya ini.. ya saya pinjem.. trus saya fotokopi” (Alus) ”...Ada teman punya buku.. dan kebetulan saya juga punya buku....” (Muna)

Terkadang, informan juga memfotokopi

”dapet dari koran.. kayak gini (memperlihatkan fotokopi artikel koran) untuk saya fotokopi.. gitu...” (Alus)

Tindakan memfotokopi artikel yang ditemukan biasanya untuk bisa

menyimpan bacaan tersebut.

Cara lain dalam mendapatkan media cetak adalah dengan

menerima pemberian orang lain. Individu yang memberikan media cetak

kepada informan adalah anggota keluarga lain, teman, dan bahkan staf

pemasaran produk tertentu. Informan Ana dan Muna pernah

mendapatkan bacaan tercetaknya sebagai pemberian dari saudara

mereka. Di sisi lain, informan Alus menyatakan pernah mendapatkan dari

suaminya. Mereka menyatakan

”...ditukokno (dibelikan) majalah ayahbunda....” (Ana) ”ya, sebelumnya saya kan sudah dikasih seles (staf pemasaran) dari prenagen itu caranya memandikan bayi.. trus cara merawat bayi....” (Alus)

91Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 100: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

Ada saatnya, informan belum menyadari kebutuhan informasinya.

Informan secara kebetulan menemukan informasi yang ternyata

merupakan kebutuhan informasinya. Kebetulan menjumpai media cetak

tertentu bisa terjadi di mana saja, di rumah, rumah kawan, pusat

layanan kesehatan, dan sebagainya. Media cetak yang menjadi sumber

informasi pun bisa berupa apa saja, buku, majalah, pamflet, brosur, dan

sebagainya.

Bagaimanapun juga, dua informan menyatakan tidak pernah

mendapatkan informasi dari media cetak buku maupun majalah.

Membaca keduanya bukan hal yang biasa mereka lakukan. Meskipun

demikian, salah satu informan, yaitu informan Ida, menyatakan bahwa

dia membaca brosur maupun kaleng kemasan produk minuman atau

makanan bayi dan mendapatkan informasi darinya.

Penemuan menunjukkan bahwa hanya informan yang memiliki

rasa kebutuhan yang tinggi saja yang mengonsumsi buku sebagai sumber

informasinya, dalam hal ini yaitu informan Alus dan Muna. Kedua

informan ini memahami pentingnya membaca media yang tepat untuk

memenuhi kebutuhan informasi. Informan lain tidak mengalaminya

karena sebagaimana kebanyakan warga Jombang, membaca bukanlah

budaya mereka, dan buku merupakan barang mewah.

Bagi beberapa informan lain, membeli koran dan majalah

merupakan suatu pemborosan. Selain mereka tidak terbiasa dan tidak

menikmati membaca koran dan majalah, mereka juga merasa bahwa

92Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 101: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

uang yang bisa dikeluarkan untuk membeli koran maupun majalah bisa

digunakan untuk hal lain yang lebih penting bagi mereka, seperti

membeli buku pelajaran anak-anak mereka.

Informan yang tidak banyak membaca melewatkan banyak

informasi penting mengenai kehamilan dan pengasuhan bayi. Informan

bisa dengan mudah mendapatkan bahan bacaan di perpustakaan, namun

mereka tidak memanfaatkannya. Jika majalah terlalu mahal, informan

bisa membeli tabloid yang sarat informasi.

Saat ini, banyak sekali tabloid maupun majalah yang bergenre

ibu muda terbit bulanan. Majalah-majalah untuk orang tua banyak

membahas masalah kehamilan dan pengasuhan anak sejak bayi. Tabloid-

tabloid yang terbit mingguan pun banyak beredar. Kios-kios koran dan

majalah di Jombang menyediakan majalah-majalah dan tabloid-tabloid

tersebut.

Selain itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang juga sering

mengedarkan brosur, pamflet, maupun poster yang berhubungan dengan

kehamilan dan pengasuhan bayi. Semua media tersebut bisa didapatkan

dengan mudah dan gratis di puskesmas dan rumah sakit-rumah sakit di

wilayah Jombang. Selain itu, seringkali apotik-apotik menyajikan brosur

dari produk tertentu yang juga sarat informasi kehamilan dan

pengasuhan bayi. Informan mengaku

”oo.. ada promosi gitu ta.. ya hanya membaca thok.. tapi gak memperhatikan.. tapi ngge angsal (ya memperoleh) tambahan pengetahuan.” (Ida)

93Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 102: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

”biasane seng ten kaleng susu..dibaca juga.. takarannya berapa.. kan takut nanti kalo tidak sesuai” (Ida)

Semua informan melaksanakan pencarian informasi melalui

media elektronik televisi.

”iya.. kalo sabtu itu kan banyak ya acara tentang ibu dan anak itu.. saya liat tv itu” (Alus)

Menonton televisi merupakan kegiatan sehari-hari para informan.

Mereka mengaku bahwa mereka tidak begitu sering menonton televisi.

Meskipun demikian, mereka tetap mendapatkan informasi tentang

kehamilan dan pengasuhan bayi dari televisi. Mereka bisa

mendapatkannya melalui berbagai macam cara.

Salah satu cara tersebut adalah dengan mengingat jadwal

tayangan acara yang berkaitan dengan kehamilan dan pengasuhan bayi.

Informan Ana menyatakan bahwa dengan mengingat jadwal suatu acara,

dia berusaha agar tidak ketinggalan untuk menyaksikan acara tersebut.

Baginya, merupakan hal penting untuk mengetahui banyak hal mengenai

kehamilan maupun pengasuhan bayi, termasuk melalui televisi.

Pernyataannya adalah

”Pas anak pertama iku ta' titeni (jadwale), mbak (Waktu anak pertama dulu saya hafalkan, mbak)” (Ana)

Bagi para informan, menyaksikan tayangan yang berhubungan

dengan kehamilan dan pengasuhan bayi membuat mereka menerima

banyak menerima informasi mengenai hal tersebut. Namun, tidak semua

informan merasa perlu menghafal jadwal tayangan tertentu. Bagi

mereka, menelusur acara televisi pada pagi hingga siang hari di akhir

94Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 103: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

pekan sudah cukup untuk mendapatkan berbagai informasi tentang

kehamilan dan pengasuhan bayi.

”iya.. pokoknya hari sabtu itu banyak mbak.. mulai jam delapan sampe jam sebelas itu.. ganti-ganti cenel itu banyak...” (Alus) “ahad sabtu, pas libur.. iya..pas liat ada kesempatan kayak konicare biyen niko (seperti acara konicare dulu), kayak gitu-gitu.” (Muna)

Menurut informan Alus, pada pagi hingga siang hari di akhir

pekan, banyak stasiun televisi secara bergantian menayangkan acara

khusus yang membahas kehamilan dan pengasuhan bayi. Dengan

demikian, di masa-masa tersebut, informan memilih untuk

memprioritaskan acara yang berhubungan dengan kehamilan dan

pengasuhan bayi daripada acara lain yang ditayangkan.

DI sisi lain, informan Muna tidak secara pasti menelusur pada hari

Sabtu. Namun, ketika ada kesempatan menonton televisi dan ada acara

yang menyampaikan informasi yang dibutuhkannya, informan ini

mengutamakan acara tersebut daripada acara lain.

”ndak, ndak rutin, pas kebetulan ada acara-acara, pas ada kesempatan ada acara, ya itu yang diutamakan.. acara-acara itu.. kan” (Muna) ”ato kadang-kadang pas jam-jam istirahat ada acara kayak apa misalnya kid n mom itu kan misalnya.. pas ada waktu luang.. itu bisa...” (Muna)

Ada kalanya, informan bisa memenuhi kebutuhan informasinya

melalui iklan yang ditanyangkan stasiun televisi.

” Iya, nonton TV ngge memperhatikan iklan.. ngge kadang saget semerap niku.. nopo.. kados asifit saget mbancaraken ASI.. tapi ya.. mboten patek (iya, menyaksikan ya memperhatikan iklan.. ya kadang jadi tahu itu.. apa.. seperti asifit bisa memperlancar ASI.. tapi ya..tidak seberapa” (Ida)

95Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 104: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

Sebab informan tidak menyaksikan tayang yang berkaitan dengan

pengasuhan bayi di televisi bermacam-macam. Ada kalanya hal tersebut

disebabkan oleh ketidaksukannya menyaksikan televisi. Di saat lain, hal

ini disebabkan oleh kebiasaan informan untuk mengutamakan tayangan

sinetron dan kuis daripada tayangan sarat informasi.

Kebiasaan ini merupakan tipikal para ibu-ibu. Bagi warga

Jombang yang tidak bekerja, bergaul dengan tetangga sekitar pada siang

dan sore hari masih dilakukan. Namun, dengan semakin terjangkaunya

televisi dan banyaknya stasiun televisi yang bisa mereka nikmati, mereka

memiliki pilihan kegiatan lain. Hal ini menunjukkan potensi televisi

sebagai sumber informasi yang bisa mereka manfaatkan.

Melalui internet, hanya dua informan yang melaksanakan

pencarian informasi. Beberapa cara yang mereka lakukan adalah

sebagaimana pernyataan mereka

”Ya memang sengaja, saya mencari informasi itu soalnya saya sudah beberapa bulan telah menikah kok belum hamil, kemudian saya.. mencari informasi...” (Alus) ”o.. iya.. suami saya yang ngenet sekarang tentang itu... namanya orang tua kan pengennya seperti itu ya nyari informa..si aja... diprintkan itu biasanya...” (Alus)

Ternyata, meskipun akses terhadap internet sudah terjangkau,

belum banyak warga dari kalangan ibu-ibu yang memanfaatkannya.

Bahkan meskipun Pemkab Jombang telah menyediakan akses internet

gratis, tidak banyak ibu yang memanfaatkannya. Hal ini disebabkan oleh

96Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 105: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

ketidaktahuan mereka akan internet; apakah internet itu dan apa yang

bisa mereka lakukan dengannya.

Tampaknya, ketidaktahuan mereka didukung dengan anggapan

ketidakumuman internet bagi para ibu-ibu. Sebagaimana ciri perempuan

Jombang yang terbuka pada perubahan, mereka mempersilahkan para

generasi yang lebih muda untuk memanfaatkan internet. Namun, mereka

merasa tidak perlu beradaptasi dengan mencoba memanfaatkannya. Bagi

mereka, hal yang berhubungan dengan teknologi baru adalah urusan

orang muda, orang tua tidak perlu ikut campur.

Sebagai tambahan, penemuan dalam penelitian ini menunjukkan

bahwa mereka yang memanfaatkan internet adalah mereka yang telah

mengenal dan memanfatkannya sejak sebelum menikah. Sebelum

mereka hidup berkeluarga di Jombang, mereka pernah tinggal di

lingkungan lain (tempat kuliah mereka) di mana mereka lebih akrab

dengan akses internet. Ketika berdomisili di Jombang, mereka

meneruskan kebiasaan menelusur internet tersebut.

Melalui sumber infomasi terekam, para informan melaksanakan

berbagai uaya untuk mendapatkan informasi. Melalui media cetak,

beberpaa upaya yang dilaksankan untuk mengakses sumber informasi

adalah dengan memanfaatkan media cetak yang sudah dimiliki,

meminjam dari orang lain, membeli, memfotokopi, dan diberi. Melalui

media elektronik, para informan mencari dengan sengaja, menelusur

sendiri, maupun menelusur dengan bantuan suami.

97Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 106: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

b. Pencarian Informasi Melalui Sumber Informasi Personal

Sumber informasi personal formal dan sumber informasi personal

informal merupakan sumber informasi yang disukai oleh informan. Hal ini

karena pencarian informasi dilaksanakan dengan berkomunikasi dengan

orang lain. Dengan bercakap-cakap, informan bisa secara langsung

menanyakan sesuatu dan mendapatkan jawabannya. Ketika ada hal yang

kurang dimengerti oleh informan, informan bisa dengan segera

menanyakannya kembali. Oleh karenanya, percakapan dengan sumber

informasi merupakan hal yang praktis bagi informan dalam mendapatkan

informasi.

Ketika melalui sumber informasi personal formal, informan aktif

bertanya dan cenderung tahu apa yang ingin ditanyakan. Informan

mengidentifikasi kebutuhan informasi dan merencanakan pertanyaannya

sebelum berkunjung ke tenaga kesehatan, baik dokter maupun bidan.

Para informan menyampaikan

”yo aku takok takok nang bidan ngunu (ya aku bertanya-tanya pada bidan, begitu)” (Ana) ”apa yang saya keluhkan langsung saya tanyakan...” (Alus) ”Saya konsultasikan ke dokter...) (Alus) ”yang mau ditanyakan ini-ini-ini..misalnya gitu.. dadi sudah dirancang sebelumnya..gitu” (Muna) ”saya sama suami biasanya saling engkok (nanti) yang ditanyakan ini-ini-ini, gitu.. tapi kalo sampek buat footnote, catetan gitu enggak” (Muna) ”iya, ketika hamil..jadi selalu bertanya aktif tentang perkembangan bayi, ibu, waktu itu.” (Muna) ”kemudian saya periksa ke dokter spesialis kandungan yang itu.. yang biasanya itu..baru terus dapat informasi lengkap.. o.. gak.. gak papa” (Muna)

98Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 107: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

Biasanya, kebutuhan informasi yang ingin mereka peroleh adalah yang

berhubungan dengan situasi yang sedang mereka hadapi.

Berusaha mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan bagi

informan adalah hal yang bagus. Informan menganggap tenaga kesehatan

merupakan orang yang kompeten dalam memberikan informasi yang

mereka butuhkan. Tak jarang, informan menanyakan kembali pertanyaan

yang sudah pernah dia tanyakan ke orang lain. Hal ini karena informan

ingin mengklarifikasi kebenaran informasi yang didapatkannya. Mereka

ingin mengetahui kebenaran informasi menurut ahlinya.

Selain itu, informan juga mendapatkan informasi dari tenaga

kesehatan secara diberitahu. Informan tidak bertanya terlebih dahulu

kepada tenaga kesehatan. Setelah diberitahu, informan baru menyadari

bahwa informasi yang diberikan adalah informasi yang sesuai untuknya,

sesuai dengan kebutuhannya.

”langsung di kasih tahu, gak pernah tanya” (Ana) ”terus.. untuk menjaga keselamatan ibu dan anak itu disarankan untuk dikeluarkan sekarang” (Alus) ”Lha ASI saya ini tidak begitu lancar, anak saya kalo minum saya itu nangis soalnya anak saya itu lahirnya kecil, terus disarankan dokter itu minum susu tambahan” (Alus) ”yang kedua justru nggak cari tahu.. wes pasrah gitu.. ternyata malahan di kasih tahu ambek doktere” (Muna) ”terus bidane ngutus nyusoni... (ters ibu bidan menyuruh untuk menyusui)” (Ida) ”ngge saking ibu bidane ngoten niku..mbenjeng.. tanggal mriki.. mriki maleh (ya dari ibu bidannya itu.. besok.. tanggal sekian kesini.. kesini lagi...)” (Ida)

Praktik pencarian informasi yang sedemikian biasa terjadi ketika

partispan sedang berada di bawah tanggung jawab tenaga kesehatan,

99Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 108: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

seperti ketika sedang menjalani persiapan operasi di rumah sakit atau

selepas persalinan dan belum pulang dari rumah sakit. Pengalaman salah

satu informan

”pertama kali Sasa itu.. kan ada jahitan.. lho.. kok ada jahitan.. kan takut bidane.. terus tanya.. lho dok, ini pasien ini anu katanya kok dari suratnya dokterkan ada pengantar.. normal.. o.. iya..normal.. itu ndak papa..akhirnya normal (pertama kali Sasa itu kan ada jahitan.. lho, kok ada jahitan.. kan bidannya takut.. lho Dok, ini pasien anu katanya kok dari surat pengantar dokter.. normal.. o.. iya.. tidak apa-apa.. normal. . itu tidak apa-apa.. akhirnya normal)” (Ida)

Dari sumber informasi staf pemasaran, informan menceritakan

”diinformasikan sama mbak salesnya ini.. mbak sales ini kan buanyak omongnya jadi saya banyak informasi dari mbak nya itu....” (Alus) ”wis.. semua informasi kalo saya ndak tahu ya tanya ke mbak itu.. kalo gak tahu lagi ya tanya ke dokter.” (Alus)

Di sisi lain, sumber informasi informal dan informan bergaul dan

sering berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Sumber informasi

informal adalah orang tua, suami, anggota keluarga lain, maupun teman-

teman. Kepada mereka, informan lebih leluasa bertanya aktif.

Bertanya secara aktif dilakukan oleh informan dalam komunikasi

bertatap muka. Pencarian informasi seperti ini juga bisa dilakukan oleh

informan dengan berkomunikasi melalui alat bantu teknologi komunikasi,

seperti telepon atau telepon genggam. Dengan bantuan teknologi

tersebut, informan tidak hanya bisa bercakap-cakap secara lisan, namun

juga bisa berkomunikasi melalui pesan singkat (sms)

Terjangkaunya harga telepon genggam dan layanan pengiriman

pesan singkat sangat membantu komunikasi para ibu dari kelas ekonomi

100Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 109: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

bawah di Jombang. Para informan termasuk dari para ibu yeng

memanfaatkan telepon genggam. Dengan keterbatasan waktu untuk

keluar dari rumah karena harus merawat bayinya, para informan

menemukan bahwa pesan singkat merupakan jalur komunikasi yang

sesuai untuk mereka.

Selain itu, seringkali sumber informasi personal informal dengan

sengaja maupun tidak sengaja, tanpa diminta, memberikan informasi

kepada informan. Ketika sengaja memberikan informasi, biasanya

keluarga maupun teman yang menjadi sumber informasi berasumsi

bahwa informan membutuhkan informasi tersebut.

”tiang sepahipun tasek rumiyen... ngge di anui.. ancene pun didawuhi..nggee...(orang tuanya dulu.. ya di anu.. memang sudah diberitahu.. ya..).” (Anis) ”ayahipun saget piyambak, ngge.. trus kulo diutus ndungo...(Ayahnya sendiri bisa, ya.. terus saya disuruh berdoa)” (Anis) ”...katanya orang-orang dulu mbak.. anu.. moro sepuh kulo.. sampean anu..susune diuyet-uyet.. umur berapa.. hamilnya umur.. pun besar, kok.... (katanya orang-orang dulu mbak.. anu.. mertua saya.. kamu anu.. dadanya dipijat” (Ida) ”...tapi didawuhi begini begini... (tapi diberitahu begini-begini)” (Ida)

Tidak hanya disampaikan melalui lisan, informan juga

mendapatkan informasi dari keluarga melalui tulisan. Sumber informasi

personal informal menuliskan daftar hal-hal yang menurutnya patut

diketahui oleh informan. Daftar tersebut dituliskan agar bisa dibaca

berulang-ulang oleh informan, dipatuhi dan dijadikan rujukan ketika

informan lupa tentang sesuatu yang berhubungan dengan hal yang

101Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 110: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

dituliskan. Tulisan tersebut kemudian disampaikan kepada dan dibaca

oleh informan. Informan Alus mengungkapkan

”Mertua saya itu selalu membuat tulisan kalo mertua saya itu kan .. apa... dituliskan.. iya... itu... kan soalnya kalo ngomong kan katanya takut lupa.. jadi dituliskan terus dikirim kesini.. banyak sekali.” (Alus)

Kesengajaan sumber informasi untuk memberi tahu juga terjadi

secara spontan. Dalam mengerjakan kegiatan sehari-harinya, informan

mengalami pemenuhan kebutuhan informasi. Informan Alus

menceritakan pengalamannya

”kalo saya dulu anak saya masih bayi.. saya membiasakan anak saya tidur di pinggir, ibu saya langsung ngasih tahu jangan dibiasakan tidur di pinggir, nanti nek wis besar.. sudah bisa bergerak2, berguling2, nanti kebiasaaan menidurkan di pinggir.” (Alus)

Dia menceritakan bahwa dalam kegiatannya mengasuh anak, dia lalai

menidurkan anaknya di bagian tepi tempat tidur. Pada saat itu, ibunya

mengetahui dan menasehatinya untuk tidak mengulangi perbuatannya

tersebut. Sang ibu dengan sengaja memberi informasi pada informan

Alus berdasarkan pengalamannya dalam mengasuh bayi.

Selain beberapa kegiatan pencarian informasi di atas, informan

juga mengalami diberi tahu oleh anggota keluarga untuk berhubungan

dengan orang tertentu untuk mendapatkan informasi yang sedang

dibutuhkannya. Salah satu contoh adalah informan Muna. Dia diberitahu

oleh kakaknya bahwa dia bisa menanyakan hal yang sedang dirisaukannya

pada Mbok Sri, seorang dukun bayi langganan keluarganya. Dia

menguraikan

102Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 111: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

”kadang-kadang disuruh tanya sama dukun bayi.. dukun bayi kadang-kadang.. dukun bayi dukun pijete bayi itu lho...” (Muna).

Selain itu, ketika berinteraksi dengannya, Mbok Sri juga

memberitahu berbagai informasi

”ya kadang-kadang tanya-tanya..kadang de'e kan.. memang merawat beberapa bayi, pernah mandekno.. kayak mbah mbok sri gitu kan, seng pengalaman...” (Muna)

Meskipun informan Muna adalah seorang dokter, namun dia juga

mengandalkan dukun bayi sebagai sumber informasinya. Dengan

demikian, informan mengukur kredibilitas sumber informasi personal

tertentu melalui pengalamannya. Dukun bayi dikenal sebagai orang yang

suka menyampaikan informasi yang bersifat mistis atau tidak masuk akal.

Namun, di Jombang, dukun bayi masih dipercaya sebagai orang

yang kompeten tentang perawatan bayi. Bahkan, dukun bayi masih

diperkenankan untuk membantu persalinan, dengan syarat telah dilatih

dahulu atau didampingi oleh bidan. Dipercayanya dukun bayi oleh Dinas

Kesehatan ini membuat para informan tetap mengandalkan dukun bayi

untuk membantu mereka.

Selain dari keluarga, informan juga mendapatkan informasi dari

teman kerja. Sebagaimana pencarian informasi melalui sumber informasi

personal lainnya, informan mendapatkan informasi melalui teman

kerjanya setelah bertanya secara aktif maupun diberitahu oleh teman

tanpa bertanya. Bersama teman kerjanya, informan juga melakukan

percakapan sehari-hari yang tidak jarang membahas tentang kehamilan

dan pengasuhan bayi. Hal tersebut menyebabkan informan secara tidak

103Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 112: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

sengaja memperoleh informasi tentang kehamilan dan pengasuhan bayi

yang sedang dialaminya.

Demikian pula ketika informan bergaul dengan teman dan

tetangga. Ada beberapa cara yang dilaksanakan ketika sumber

informasinya adalah teman. Informan Muna menguraikan

”...dari teman saya yang kebetulan sedang belajar spesialis dalam sekolah spesialis kandungan, dadi smsan” (Muna) ”sharing dengan sesama dokter yang sudah pengalaman...” (Muna)

Dengan adanya teknologi pengiriman pesan singkat, dimanapun sumber

informasi, informan bisa mengaksesnya. Apalagi, biayanya murah.

Teknologi ini mempermudah informan untuk mengakses sumber informasi

personal pilihannya. Informan bisa memilih mendapatkan sumber

informasi personal yang dianggapnya kompeten dengan lebih leluasa.

Dalam hal berhubungan dengan teman, informan tidak dengan

sangat berniat mencari dan menemui untuk mendapatkan informasi

darinya. Informan lebih memilih hanya akan bertanya ketika bertemu

dengan temannya. Seorang informan menyatakan

”...kalo ada kesempatan untuk tanya.. tapi gak aktif mencari gitu gak.. kalo ada ketemuan ato apa, kita bisa bertanya, gitu” (Muna)

Bersama tetangga, mereka saling bercerita tentang banyak hal.

Mereka juga bercerita tentang hal-hal yang berhubungan dengan

kehamilan dan pengasuhan bayi. Cerita para informan

”o.. iya.. kebetulan tetangga-tetangga saya ini kan juga banyak yang habis melahirkan anak.. ya.. saling tukar informasi tentang imunisasi..tentang apa..kalo sama temen2 itu biasanya itu...” (Alus)

104Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 113: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

Dalam keadaan ini, informan tidak secara sengaja bermaksud

mencari informasi kehamilan dan pengasuhan bayi. Namun, karena

dalam percakapan mereka menyinggung hal tersebut, maka terkadang

informan memperoleh informasi yang dibutuhkannya.

4. Hambatan Pencarian Informasi

Informan yang aktif dalam mencari informasi lebih banyak

mendapatkan hambatan daripada informan yang bersikap menjemput

bola dalam pencarian informasi. Sebabnya adalah informan yang aktif

lebih berusaha memenuhi kebutuhan informasinya daripada informan

yang pasif. Bersamaan dengan itu, informan yang aktif juga memiliki

harapan lebih besar akan terpenuhinya kebutuhan informasi daripada

informan yang pasif.

Dalam penelitian ini, informan aktif adalah informan Alus dan

Muna. Di sisi lain, informan yang pasif adalah informan Anis dan Ida.

Informan Ana berada di tengah-tengah, karena meskipun dia tidak

seaktif informan Alus dan Muna, dia juga tidak sepasif informan Anis dan

Ida.

Dengan demikian, informan yang lebih banyak mengalami

hambatan adalah informan Alus dan Muna. Informan Ana juga

menyatakan mengalami hambatan dalam pencarian informasinya.

Sebaliknya, informan Anis dan Ida merasa tidak mengalami hambatan

dalam pemerolehan informasi kehamilan dan pengasuhan bayi.

105Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 114: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

Informan menghadapi hambatan yang berbeda dari tipe sumber

informasi yang berbeda. Pada sumber informasi terekam, hambatan

pencarian informasi adalah waktu dan biaya. Pada sumber informasi

personal, hambatan yang dialami adalah hambatan komunikasi. Pada

keduanya, terdapat hambatan akses yang menghalangi terpenuhinya

kebutuhan informasi.

Kurangnya waktu untuk menelusur informasi merupakan

hambatan pencarian informasi bagi informan Alus dan Muna. Informan

Alus mengalaminya ketika dia sudah melahirkan. Alus menyatakan tidak

sempat lagi untuk membaca buku-buku mengenai pengasuhan bayi

sebagaimana yang dia lakukan ketika masih hamil. Keadaan tersebut

karena informan Alus harus mengasuh sendiri anak kembarnya ketika

semua anggota keluarga yang tinggal di rumahnya sedang bekerja.

Bagi informan Muna, pengalaman kurangnya waktu adalah karena

kesibukannya. Dia menyatakan

”kalo dari internet jarang sekali.. karena terus terang kan waktu tidak ada..tidak adanya waktu, keterbatasan waktu yang tidak memungkinkan untuk mencari informasi dari internet” (Muna)

Tugas sebagai dokter di puskesmas di pagi hingga sore hari dan di

beberapa pusat layanan kesehatan lain di Jombang pada malam hari seta

akhir pekan mempersempit kesempatan informan Muna untuk menelusur

informasi melalui internet. Keterbatasan waktu tersebut didukung oleh

ketidaktersediaan layanan internet yang bisa dimanfaatkan oleh

informan Muna di tempat kerjanya.

106Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 115: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

Biaya sebagai hambatan pencarian informasi dialami oleh

informan Ana. Dia menatakan

”(terkikik), nggak... korane sopo...(tidak, koran siapa...)” (Ana) ”duite gawe mangan ae mbak.. pokoke gak ngutang.. palangan tuku bukune nia (anak pertama informan Ana) daripada tuku buku gawe ngunu iku (uangnya dipakai untuk makan saja, mbak.. yang penting tidak berhutang.. lebih baik dipakai untuk membeli buku Nia daripada membeli buku seperti itu)” (Ana)

Informan Ana menyatakan bahwa daripada dia mengeluarkan

uang untuk membeli bahan bacaan apapun mengenai kehamilan dan

pengasuhan bayi, lebih baik dia gunakan uang tersebut untuk membeli

buku bagi anaknya yang sudah sekolah. Keadaan ekonomi membuatnya

memilih untuk tidak mengakses sumber informasi tercetak. Dia hanya

mengonsumsi bacaan yang diberikan atau dipinjamkan oleh orang lain

kepadanya.

Pada kesempatan lain, ketika berhadapan dengan sumber

informasi personal dalam pencarian informasi, informan menghadapi

beberapa hambatan komunikasi. Hambatan tersebut terkadang berasal

dari informan sendiri. Di masa lain, hambatan terjadi karena faktor

sumber informasinya. Terkadang, hambatan juga terjadi karena

keduanya, informan maupun sumber informasi.

Hambatan terjadi karena faktor informan ketika informan merasa

enggan untuk bertanya kepada seseorang mengenai kebutuhan

informasinya. Keengganan tersebut muncul karena beberapa sebab.

Sebab pertama adalah informan tidak berani bertanya setelah

berhadapan langsung dengan sumber informasi. Sebab kedua adalah

107Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 116: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

informan menilai sumber informasi yang sedang dihadapinya kurang

berkemampuan mengenai informasi yang ingin didapatkannya. Informan

Alus menuturkan

”ya pernah.. takutnya.. kadang-kadang orang kan gak mesti mbak.. niatnya baik.. niatnya buruk.. ya liat karakter orangnya.. o.. gak boleh begini..begini.. begini..Ternyata dibuku saya baca o.. boleh.. gitu” (Alus)

Faktor sumber informasi sebagai hambatan terjadi ketika

informan menganggap bahwa informasi yang disampaikan oleh sumber

informasi tidak sesuai dengan pengalaman informan. Oleh karenanya,

informan kecewa terhadap sumber informasi dan informasinya dianggap

tidak memenuhi kebutuhannya.

”yo cumak iku maeng, wetengku seng geret-geret.. jarene gak popo, jarene mari lahir kan ilang.. tiba'e gak (ya Cuma yang itu tadi, garis-garis di perutku.. katanya tidak ada masalah, katanya setelah melahirkan hilang.. ternyata tidak)” (Ana)

Ada saatnya, sumber informasi enggan menyampaikan informasi

tanpa alasan yang jelas.

Hambatan lain yang dialami informan adalah terjadinya hal yang

tidak disangka-sangka. Pencarian informasi yang sudah direncanakan

sebelumnya tertunda karena ada hal lain yang harus diutamakan.

Informan Muna menceritakan

”sebenarnya ada rencana untuk konsultasi ke profesor spesialis.. gitu.. kemarin sebetulnya rencananya, tapi karena anak kedua sakit, jadi gak sido. Rencana memang ke profesor anak.”

Keterbatasan akses juga menjadi hambatan bagi informan.

Hambatan yang dialami oleh informan Muna dalam pencarian informasi

108Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 117: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

melalui internet di atas juga merupakan contoh keterbatasan akses

sebagai hambatan pencarian informasi. Ketidaktersediaan akses internet

di tempat kerja merupakan hambatan bagi informan Muna.

Keterbatasan akses dalam menemui tenaga kesehatan sebagai

sumber informasi pun merupakan hambatan bagi informan dalam

pencarian informasinya. Informan Muna menjelaskan

”sebenarnya ada rencana untuk konsultasi ke profesor spesialis.. gitu.. kemarin sebetulnya rencananya, tapi karena anak kedua sakit, jadi gak sido (tidak jadi). Rencana memang ke profesor anak” (Muna)

Meskipun RSUD Jombang telah memiliki klinik tumbuh kembang,

namun belum memiliki seorang pun ahli tumbuh kembang anak yang

membuka praktek konsultasi di Jombang. Jia ingin mengonsultasikan

masalah tumbuh kembang bayi, warga Jombang harus ke Surabaya. Oleh

karenanya, masih sangat terbatas akses terhadap ahli tumbuh kembang

anak yang sebenarnya sudah sangat dibutuhkan di Kabupaten Jombang.

Pengalaman lain, Informan Alus menghadapi situasi yang

mengesalkan baginya ketika dokter yang biasa menjadi sumber

informasinya tidak praktik untuk beberapa waktu. Pada masa itu,

informan Alus harus berhadapan dengan dokter lain yang kemudian

memberikannya informasi yang menurutnya tidak sesuai.

Maka, hambatan komunikasi merupakan hambatan yang dihadapi

informasn ketika berinteraksi dengan sumber informasi personal.

Hambatan komunikas bisa berasal dari informan yang takut bertanya

maupun dari sumber informasi yang enggan menjawab. Selanjutnya,

109Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 118: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

terdapat pua hambatan komunikasi dari keduanya, yaitu ketika terjadi

kesalahpahaman antara sumber informasi dan informan.

Terdapat kesamaan hambatan ketika informan menghadapi

sumber informasi terekam maupun personal. Hambatan tersebut adalah

hambatan akses. Akses tidak bisa didapatkan pada sumber informasi

tertentu karena tidak tersedia di Jombang. Demikian pula ketika akses

tersebut berhubungan dengan sumber informasi personal. Karena tidak

ada di Jombang, maka informan tidak bisa mengakses dokter tertentu

sebagai sumber informasinya ketika dibutuhkan.

5. Perilaku Pencarian Informasi Informan

Model perilaku pencarian informasi informan dalam hal

kehamilan dan pengasuhan bayi pada penelitian ini diinterpretasikan

menurut model praktik informasi dua dimensi yang diajukan oleh

McKenzie (gambar 2.1, sub sub bab 2.4.4). Dimensi pertama adalah

model pencarian informasi dan dimensi ke dua adalah fase pencarian

informasi (lampiran 3). Berikut adalah dua dimensi praktik informasi

informan dalam penelitian ini.

Model pencarian informasi pertama adalah pencarian aktif.

Informan Alus dan Muna termasuk dalam individu yang melaksanakan

pencarian aktif. Informan Muna dan Alus dalam beberapa kesempatan

mengidentifikasi kebutuhan informasi mereka dan merencanakan untuk

memenuhinya. Dalam hal ini, informan Alus dan Muna mengidentifikasi

110Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 119: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

sumber informasi yang akan dituju dan informasi apa saja yang akan

berusaha didapatkan dari sumber informasi tersebut.

Model informasi kedua adalah pemindaian aktif. Model ini seperti

yang dilaksanakan oleh informan Ida ketika membaca label kemasan susu

formula. Informan Ida mengidentifikasi kebutuhan informasinya, yaitu

nilai gizi yang terkandung serta takaran yang semestinya diberikan untuk

bayi. Namun, informan tidak merencanakan secara mendetail untuk

mencari informasi tentang nilai kandungan zat tertentu pada susu.

Informan Ana juga melaksanakan model pencarian informasi ini.

Informan Ana mengidentifikasi kebutuhan informasinya, yaitu hal-hal

yang berhubungan dengan pengasuhan bayi. Kemudian, informan Ana

mengidentifikasi sumber informasi yang sesuai, yaitu acara televisi

tentang ibu dan anak. Informan Ana menyaksikan acara tersebut dan

menyerap informasi yang berkaitan dengan pengasuhan bayi. Sesuai

dengan karakteristik model ini, informan Ana tidak menentukan detail

pasti kebutuhan informasi yang dicarinya dari sumber informasi tersebut.

Model ketiga adalah pemonitoran tak terarah. Model ini

dipraktikkan oleh informan Alus ketika dia secara tidak sengaja

mengenali sumber informasi yang sesuai dengan kebutuhannya, yaitu

artikel koran di rumah seorang kawannya. Informan Alus kemudian

meminjam dan memfotokopi artikel tersebut. Salinan artikel yang dia

miliki kemudian dibaca dan disimpan, serta dimanfaatkan informasinya.

111Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 120: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

Model by proxy sebagai model ke empat juga terjadi dalam

pencarian informasi oleh informan penelitian ini. Dalam model ini, ada

pihak perantara yang membantu informan untuk memperoleh informasi

yang dibutuhkannya. Perantara tersebut berperan sebagai orang yang

menyampaikan kebutuhan informasi kepada sumber informasi.

Selanjutnya, perantara mendapatkan infromasi dari sumber informasi.

Setelah mendapatkan informasi tersebut, perantara menyampaikannya

kepada informan.

Model ini dialami oleh informan Ida menjelang persalinan anak

pertama di sebuah rumah sakit ibu dan anak. Ketika itu, bidan yang

menolong menjumpai bekas jahitan pada bagian perut informan. Demi

kepentingan informan Ida, bidan menanyakan perihal keamanan

persalinan normal bagi informan kepada dokter kandungan yang telah

merujuk informan ke rumah sakit tersebut. Kemudian, bidan menerima

informasi dari dokter bersangkutan. Bidan lalu menyampaikan informasi

tersebut kepada informan dan memanfaatkannya untuk kepentingan

informan.

Dalam melaksanakan empat model pencarian tersebut, McKenzie

mengajukan dua fase yang dilewati oleh pencari informasi. Fase pertama

adalah menjalin hubungan dengan sumber informasi. Fase kedua adalah

berinteraksi dengan sumber informasi. Di bawah ini adalah pembahasan

fase pertama pada setiap model diikuti dengan fase kedua pada setiap

model yang dalami oleh informan dalam penelitian ini.

112Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 121: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

Dalam pencarian aktif, fase pertama adalah identifikasi informan

terhadap sumber informasi yang akan dimanfaatkannya. Dalam fase ini,

informan mengetahui bagaimana bisa berinteraksi dengan sumber

informasi tertentu. Kemudian, informan merencanakan waktu dan

tempat yang tepat untuk mengakses sumber informasi.

Salah satu contoh fase ini adalah ketika informan Alus

mengidentifikasi kebutuhan informasinya, yaitu tentang kondisi

kesehatan anaknya. Informan mengenali dan merencanakan dokter anak

langganan keluarganya sebagai sumber informasi yang bisa dituju.

Kemudian, dalam rangka usaha untuk berinteraksi dengan dokter

tersebut, informan mendaftarkan anaknya untuk berkunjung ke dokter

tersebut di hari tertentu.

Dalam pemindaian aktif, fase menjalin hubungan ini ditandai

dengan pencarian dan pengenalan sumber informasi yang sesuai. Namun,

informan tidak seketika berusaha menjalin hubungan agar bisa

berinteraksi dengan sumber informasi. Informan hanya akan berinteraksi

jika sudah waktunya, yaitu saat biasanya informan dan sumber informasi

berinteraksi.

Pada fase menjalin hubungan dalam model pemonitoran yang tak

terarah, informan tidak menyadari bahwa dia membutuhkan suatu

informasi sampai ketika dia menemukan informasi atau sumber

informasinya. Hal ini biasa terjadi secara spontan dalam keseharian.

Salah satu contoh adalah apa yang dialami oleh informan Ana, Alus dan

113Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 122: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

Anis mengenai doa-doa. Para informan mengenali kebutuhan informasi

tersebut ketika suami atau keluarga mereka memberitahu mengenai cara

berdoa dan doa apa yang dipanjatkan.

Karakteristik fase menjalin hubungan pada model pencarian

informasi melalui perantara adalah pencari informasi menerima

informasi dari sumber informasi atau orang yang menghubungkannya

dengan sumber informasi. Pada fase ini, informan dikenali oleh orang

lain sebeagai orang yang membutuhkan informasi tertentu. Hal ini

sebagaimana yang dialami oleh informan Muna ketika keluarganya

memberitahunya tentang orang yang bisa diminta untuk membantu

memandikan bayinya setelah lahir nanti.

Fase selanjutnya ialah ketika informan berinteraksi dengan

sumber informasi. Dalam pencarian aktif, informan merencanakan

informasi yang ingin didapatkannya sebelum berhadapan dengan sumber

informasi. Praktik ini dilaksanakan oleh informan Alus dan Muna sebelum

pergi ke dokter. Mereka merencanakan poin-poin yang akan ditanyakan

kepada dokter. Meskipun mereka tidak mencatat poin-poin tersebut,

mereka dan suami mereka saling mengingatkan akan poin-poin yang

sudah direncanakan ketika berada di ruang dokter.

Dalam pemindaian aktif, informan mendapati informasi yang

ternyata dibutuhkannya dari hasil interaksi dengan sumber informasi

yang ditemukannya secara tidak sengaja. Kemudian, dia menghubungkan

114Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 123: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

informasi yang didapatkannya dengan informasi lain yang pernah

didapatkannya sebelum ini.

Pada pemonitoran tak terarah, fase ini biasa terjadi di tengah

kegiatan sehari-hari. Salah satunya adalah ketika sedang bercakap-cakap

dengan teman kerja atau teman lain. Informan Ida mengalaminya ketika

berinteraksi dengan teman kerjanya di kantor. Tanpa sengaja, dia

mendapatkan informasi tentang kebiasaan bayi baru dan perawatan ibu

baru bersalin ketika sedang mengobrol dengan teman kerjanya.

Diberitahu merupakan praktik yang menjadi ciri fase kedua dari

model pencarian informasi by proxy. Informan Anis dan Ida seringkali

mengalami hal ini. Informan Anis menyatakan bahwa ibunya dengan

sukarela memberitahunya mengenai jamu-jamu tradisional jawa yang

bisa dikonsumsi oleh ibu setelah bersalin. Senada dengan informan Anis,

informan Ida seringkali mengalami diberitahu oleh mertua maupun

ibunya sendiri mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kehamilan

dan pengasuhan bayi.

Sebagai tambahan, model praktek informasi oleh McKEnzie

tersebut dapat digunakan untuk mendeteksi tipe pencari informasi yang

berbeda antar informan. Setiap informan memiliki kesempatan untuk

melaksanakan setiap praktik informasi yang ditunjukkan dalam model

dua dimensi McKenzie. Namun, mereka memiliki kecenderungan yang

berbeda mengenai praktek informasi yang mereka jalankan.

115Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 124: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

Informan yang aktif mengalami empat model pencarian

informasi, sedangkan informan yang pasif tidak mengalami model

pertama, pencarian aktif. Seringkali informan pasif menyadari kebutuhan

informasinya setelah memperoleh informasi tersebut. Maka, model yang

sering dialami oleh informan yang pasif adalah model ketiga dan

keempat, yaitu pemonitoran tak terarah dan pencarian informasi melalui

perantara.

Dalam penelitian ini, informan yang aktif melaksanakan lebih

banyak model pencarian informasi daripada informan yang pasif. Selain

itu, informan yang aktif memiliki kecenderungan model pencarian

informasi yang berbeda dengan informan yang pasif.

Sebagaimana telah disebutkan dalam pembahasan tentang

hambatan pencarian informasi, informan aktif dalam penelitian ini

adalah informan Muna dan Alus. Informan Ana merupakan informan yang

semi aktif. Dua informan lain, Anis dan Ida, merupakan informan yang

pasif dalam pencarian informasi.

Tingkat pendidikan yang lebih tinggi tidak membuat satu

informan lebih aktif dalam pencarian informasi daripada informan lain

yang lebih rendah tingkat pendidikannya. Sebagai contoh, informan Ida

yang seorang sarjana mencari informasi secara lebih pasif daripada Ana

yang seorang lulusan SLTP. Sebagai tambahan, profesi juga tidak

menentukan perilaku pencarian informasi mereka. Informan Ida yang

seorang guru tidak lebih aktif dalam pencarian informasi daripada

116Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 125: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

informan Ana maupun informan Alus yang merupakan ibu rumah tangga

penuh waktu.

Kondisi ekonomi dan kebiasaan lingkungan tempat tinggal

merupakan penyebab informan Anis dan Ida memiliki kebiasaan yang

pasif dalam pencarian informasi mengenai kehamilan dan pengasuhan

bayi. DI antara lima informan, informan Anis dan Ida merupakan

informan yang tingkat ekonominya paling bawah.

Sebagai tambahan, mereka tinggal di lingkungan yang pada

umumnya bersuasana lebih nriman daripada lingkungan tempat tinggal

para informan yang lain. Informan Anis dan Ida tinggal di lingkungan yang

lebih kental tradisi jawanya. Sedangkan, tiga informan lain tinggal di

lingkungan yang dekat dengan pesantren dan mengenyam pendidikan

pesantren.

Tipikal warga Jombang, warga pesantren bersifat lebih aktif dan

terbuka daripada mereka yang masih kental menjalankan nilai-nilai Jawa

yang cenderung sabar, apa adanya dan nriman. Kondisi tersebut

mempengaruhi sikap keterbukaan terhadap perkembangan. Sikap

keterbukaan mempengaruhi pola berpikir akan pentingnya memiliki

pengetahuan tentang kehamilan dan pengasuhan bayi. Selanjutnya,

tentu saja, mempengaruhi perilaku pencarian informasi para informan.

Sebaliknya, informan Alus dan Muna menjadi informan paling

aktif karena mereka dekat dengan dunia medis. Informan Alus adalah

anak seorang bidan. Informan Muna berprofesi sebagai seorang dokter.

117Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 126: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

Pengetahuan mereka yang cukup banyak tentang kesehatan dalam

kehamilan dan pengasuhan bayi membuat mereka semakin menyadari

pentingnya mendapatkan informasi ini dan informasi lain.

Hal tersebut didukung dengan tingkat pendidikan yang signifikan

dan penguasaan cara pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi.

Hal ini pula yang membedakan kedua informan tersebut dengan informan

Ana. Sebagai warga pesantren, Ana mengetahui pentingnya informasi

kehamilan dan pengasuhan bayi sebagaimana lingkungannya

menanamkan hal ini padanya. Namun demikian, tingkat pendidikan yang

baru mencapai SLTP memberinya keterbatasan kemampuan untuk

mengakses sumber informasi.

Kesimpulannya, melalui Model Konseptual Praktik Informasi Dua

Dimensi bisa mengarahkan kita untuk mendapatkan tiga tipe perilaku

pencarian informasi. Tiga tipe tersebut memiliki kecenderungan

pelaksanaan pencarian informasi yang berbeda.

Diadaptasikan dengan model praktik dua dimensinya McKenzie,

informan yang aktif melaksanakan semua model dan seringkali

melaksanakan model yang pertama dan kedua, yaitu pencarian aktif dan

pemindaian aktif. Informan yang pasif hanya melaksanakan model kedua,

ketiga dan ke empat. Informan pasif ini lebih sering mengalami

pelaksanaan model ke tiga dan ke empat. Informan yang mengikuti arah

angin melaksanakan semua model pencarian informasi yang disebutkan

118Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 127: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

oleh McKenzie, namun lebih sering melaksanakan model yang ke dua dan

ke empat, yaitu pemindaian aktif dan pencarian informasi by proxy.

Informan yang aktif mendapatkan lebih banyak informasi tentang

kehamilan dan pengasuhan bayi daripada dua tipe informan yang lain.

Informan yang aktif senantiasa memiliki rasa ingin tahu dan kurang puas

akan pengetahuan yang sudah dimilikinya. Informan tipe ini selalu ingin

belajar dan mencari informasi tentang kehamilan dan pengasuhan bayi

demi memberikan yang terbaik untuk anaknya.

Sebaliknya, informan yang pasif merasa puas dengan informasi

yang sudah dimilikinya. Informan ini seringkali mengetahui pentingnya

suatu informasi setelah mendapatkan informasi tersebut. Di sisi lain,

informan yang mengikuti arah mata angin senantiasa merasa baik-baik

saja dengan keadaannya dan selalu puas dengan pengetahuan yang

dimilikinya. Informan tipe ini merasa perlu untuk aktif dalam pencarian

informasi hanya jika ada kesulitan yang dihadapi.

C. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian ini pada pemilihan informan. Pemilihan

informan sudah dilaksanakan sedemikian rupa sehingga ketika peneliti

mengambil informan tambahan, tidak menghasilkan penemuan baru

dalam wawancara. Namun, lokasi informan yang tidak menyebar di

seluruh Jombang sangat memungkinkan terjadinya perilaku pencarian

119Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 128: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

informasi lain oleh perempuan hamil atau mengasuh bayi di Kabupaten

Jombang.

120Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 129: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berbagai macam kebutuhan informasi dimiliki informan berkaitan

dengan kehamilan dan pengasuhan bayi. Kebutuhan informasi muncul

sejak persiapan kehamilan sampai dengan kegiatan pengasuhan bayi,

mulai dari tumbuh kembang dan gizi janin maupun bayi sampai dengan

berbagi doa untuk ibu mengandung dan doa untuk anak. Kebutuhan

informasi kehamilan muncul untuk memenuhi kebutuhan kognitif

informan. Demikian pula dalam kebutuhan informasi pengasuhan bayi.

Namun, pemenuhan kebutuhan kognitif dalam hal pengaushan bayi

kemudian memicu munculya kebutuhan afektif yang kemudian

memotivasi kebutuhan informasi pengasuhan bayi yang lain.

Sumber informasi yang dimanfaatkan adalah media cetak; buku,

majalah, koran dan brosur. Informan juga mengakses sumber informasi

personal formal; dokter, bidan dan dukun bayi. Lebih lanjut lagi, mereka

juga mengakses sumber informasi personal informal, seperti orang tua,

suami, saudara, maupun teman. Sebaai pilihan pertama, informan

memanfaatkan sumber informasi yang paling mudah diakses, yaitu

sumber inofrmasi personal informal. Jika kebutuhan informasinya belum

terpenuhi, mereka memanfaatkan sumber informasi personal formal dan

121Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 130: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

media cetak. Pemilihan media cetak sebagai sumber informasi pun

dimulai dari yang paling mudah diakses.

Berbagai upaya dilaksankaan para informan dalam pencarian

informasi mereka. Melalui media cetak, informan mengakses media

cetak dengan membeli, meminjam, memfotokopi, maupun diberi oleh

orang lain. Melalui sumber informasi elektronik, informan menelusur

sendiri maupun dibantu oleh suami. Melalui sumber informasi personal,

para informan bertanya aktif, bertanya hanya jika ada kesempatan, dan

dibri tahu.

Hambatan yang dihadapi oleh para informan pada umumnya

adalah hambatan biaya dan hambatan akses. Bai mereka, biaya yang

dikeluarkan untuk pencarian informasi tidak boleh mengganggu budget

pengeluaran lain yang sudah mereka miliki. Hambatan akses dialamai

oleh para informan ketika mereka tidak bisa secara berinteraksi dengan

sumber inofrmasi personal lketika mreka sedang membutuhkan.

Pada akhirnya, Model konseptual praktek informasi dua dimensi

oleh McKenzie sesuai untuk menggambarkan perilaku pencarian informasi

oleh para infroamn penelitian ini. Setelah digambarkan melalui model

tersebut, dapat ditemukan tiga tipe umum perilaku yang berbeda pada

informan.

Tipe pertama dari para informan menunjukkan perilaku yang

aktif dalam pencarian informasi. Tipe kedua adalah perilaku yang pasif

dalam pencarian informasi. Tipe terakhir menunjukkan perilaku yang

122Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 131: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

mengikuti arah mata angin, dia akan aktif jika kesempatan untuk aktif

datang padanya, dan pasif di waktu lain.

B. Saran

Peneliti memiliki beberapa saran untuk beberapa pihak, yaitu:

1. Pemerintah Kabupaten Jombang.

Untuk mendukung pencarian informasi yang penting dilakukan oleh ibu

mengandung dan mengasuh bayi di Kabupaten Jombang, peneliti

menyarankan Pemkab Jombang untuk:

a. memberikan fasilitas yang lebih sesuai, yang bisa dimanfaatkan

oleh warganya, terutama kaum ibu. Tidak ada informan yang

memanfaatkan fasilitas hot spot yang telah disediakan di alun-

alun. Oleh karenanya, pemerintah perlu menyediakan fasilitas

informasi yang lebih sesuai untuk para perempuan di Kabupaten

Jombang, yaitu layanan informasi yang mudah diakses oleh siapa

saja dan tersebar merata di wilayah Kabupaten Jombang.

b. Mengkampanyekan pentingnya pengetahuan tentang kehamilan

dan pengasuhan bayi, terutama dalam bidang kesehatan, kepada

para calon ibu, para ibu hamil, dan para pasangan calon

penganting maupun pasangan suami istri.

c. Mengadakan kompetisi yang berkaitan dengan kehamilan dan

pengasuhan bayi. Denan demikian, diharapkan para waranya akan

memiliki motivasi kognitif dan afektif yang bisa mendorong

123Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 132: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

mereka memiliki kebutuhan informasi tentnang kehamilan dan

pengasuhan bayi. Kemudian, diarapkan mereka melakukan

pencarian informasi dalam hal tersebut.

2. Pengusaha taman bacaan di Jombang.

Kini, semakin banyak majalah yang berkaitan dengan kehamilan dan

pengasuhan anak. Topik ini juga cenderung mendapatkan banyak

perhatian. Oleh karenanya, merupakan usaha yang menguntungkan jika

pengusaha persewaan buku, komik dan novel juga menyewakan berbagai

majalah dan buku mengenai kehamilan dan pengasuhan bayi.

3. Peneliti lain.

Untuk penelitan selanjutnya, peneliti merekomendasikan penelitian

mengenai keefektifan fasilitas layanan informasi kesejahteraan ibu dan

anak yang tersedia di Kabupaten Jombang.

124Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 133: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

DAFTAR PUSTAKA Agosto, Denise E. dan Sandra Hughes-Hassell. “People, Places, and

Questions: an investigation of the everyday life information seeking behaviors of urban young adults.” Library & Information Science Research. 27, 2005: 141-163.

Apter, Terri. (1985). Why Women don’t Have Wives. Hampshire: Macmillan Press.

Brown, Judith Belle, dkk. “Women’s Decision-making about Their Health Care: views over the life cycle.” Patient Education and Counseling. 48, 2002: 225-231

Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Sosial: format-format kuantitatif dan kualitatif. Surabaya: Universitas Airlangga Press.

Carey, Robert F., Lynne E.F. McKehnie, dan Pamela J. McKenzie. “Gaining Access to Everyday Life Information Seeking.” Library & Information Science Research. 23, 2001: 319-334.

Case, Daniel O. (2002). Looking for Information: a survey of research in information seeking, needs, and behaviour. California: Academic Press.

Chen, Ching-chih dan Hernon, Peter. (1982). Information Seeking: assessing and anticipating user needs. London: Neal-Schuman.

Correia, Zita dan Wilson, T.D. “Scanning the Business Environment for Informaton: a grounded theory aproach.” http://informationr.net/ir/2-4/paper21.html [ 9 Agustus 2005]

Davies, Myfanwy M dan Bath, Peter A. “Interpersonal Sources of Health and Maternity Information for Somali Women Living in the UK.” Journal of Documentation. 58 (3), 2002: 302-318.

Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang. Profil Kesehatan 2005. Jombang: 2006.

Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang. Profil Kesehatan 2006. Jombang: 2007.

Duvall, Evelyn Ruth Millis dan Brent C. Miller. (1985). Marriage and Family Development. New York: harper & Row Publisher.

Erdelez, Susan. (1999). “Information Encountering: It’s more than just bumping into information.” http://www.asis.org/Bulletin/Feb-99/erdelez.html [15 September 2006]

Foinson, Adam dan Banyard, Phil. “Psychological Aspects of Information Seeking on the Internet.” Aslib Proceedings. 54 (2), 2002: 95 – 102.

Gage dkk. “Integrative Review of Parenting in Nursing Research.” Journal of Nursing Scholarship. 38 (1), 2006: 56-62.

Hahn, Dale B. dan Payne, Wayne A. (2003). Focus on Health. New York: McGraw-Hill Companies.

Hatmadji, Sri Harijati dan Utomo, Iwu Dwisetiani (Ed.). (2004). Empowerement of Indonesian Women: family, reproductive health, employment, and migration. Depok: Demographic Institute, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Heath, harriet. "Parenting: a relationship-oriented and competency-based process." Child Welfare. 85 (5), Sep/Oct 2006: 749-766.

Hill, Helen Katherine. (1987). Methods of analysis of Information Needs. Disertasi. Texas Woman’s University.

125Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 134: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

Indiarti, MT. A to Z The Golden Age: merawat, membesarkan, dan mencerdaskan bayi anda sejak dalam kandungan hingga usia 3 tahun. Yogyakarta: 2007.

Järvelin, Kalervo dan Ingwersen, Peter. (2004) “Information seeking research needs extension towards tasks and technology.” http://informationR.net/ir/10-1/paper212.html [5 Mei 2006]

Julien, Heidi E. “Barriers to adolescents’ information seking for career decision making.” Journal of American Society for Information Science. 50 (1) , Januari 1999: 38-48.

Levy, Valerie. “Maintaining Equilibrium: a gorunded theory study of the processes involved when women make informed choices during pregnancy.” Midwifery. 15, 1998: 109-119.

Marienau, Catherine dan Segal, Joy. "Parents as developing adult learners." Child Welfare. 85 (5), Sept/Oct 2006: 767-784.

McKenzie, Pamela J. “Communication Barriers and Information-seeking Counterstrategies in accounts of Practitioner-Patient Encounters.” Library & Information Science Research. 24, 2002: 31-47.

Mc.Kenzie, Pamela J. “A model of information practices in account of everyday-life Information Seeking.” Journal of Documentation, vol. 59 (1), 2003: 19-40.

McKenzie, Pamela J. “The Seeking of baby-feeding Information by Canadian Women Pregnant with Twins.” Midwifery. ScienceDirect [online].

McMahon, Martha. Engendering Motherhood: identity and self-transformaiton in women’s lives. New York: Guilford Press.

Mellon, Constance Anne. (1990). Naturalistic Inquiry for Library Science: methods and applications for research, evaluation, and teaching. New York: Greenwood Press.

Moleong, Lexy J. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mooko, Neo Patricia. “The Information Behaviors of Rural Women in Bostwana”. Library & Information Science Research 27, 2005: 115-127

Pahl, Jan. (1989). Money and Marriage. Hampshire: McMillan Education Ltd.

Savolainen, Reijo. “Everyday life information seeking: Approaching information seeking in the context of “way of life””. Library & Information Science Research, 17, 1995: 259-294.

Savolainen, Reijo. “Time as a Context of Information Seeking”. Library & Information Science Research. 28, 2006: 110 – 127.

Shenton, Andrew K. “Operationalising the concept of “information” for research into information behaviour.” Aslib Proceedings: New Information Perspectives. 56 (6), 2004: 367-372.

Sulistyo-Basuki. (2006). Metode Penelitian. Jakarta: Wedatama Widya Sastra bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia.

Varlejs, Jana (Ed.). (1987). “Information Seeking: Basing Services on Users’ Behaviors”. Proceedings of the twenty-fourth annual symposium of the graduate Alumni and Faculty of the Rutgers

126Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 135: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

School of Communication, Information and Library Studies, 10 April 1986. North Carolina: McFarland and Company.

Voos, Henry. (1969). Information Needs in Urban Areas; a summary of research in methodology. New Jersey: Butgers University Pers.

Warner, Dorothy dan Procaccino, J. Drew. “Toward Wellness: women seeking health information.” Journal of the American Society for Information Science and Technology. 55 (8), Juni 2004: 709-730.

Wetherell, Margaret, Taylor, Stephanie, dan Yates, Simon J. (Ed.). (2001). Discourse Theory and Practice: a reader. London: Sage.

Wilson, T.D. (1994). “Information Needs and Uses: fifty years of progress?” http://informationr.net/tdw/publ/papers/1994FiftyYears.html [12 Mei 2005]

Wilson, T. D. (1981). “On User Studies and Information Needs”. http://informationr.net/tdw/publ/papers/1981infoneeds.html [1 Mei 2005]

127Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 136: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

Lampiran 1: Panduan Wawancara

Panduan Wawancara Lokasi Wawancara : Waktu wawancara : Data Pribadi Partisipan Nama : Usia : Pekerjaan : Pendidikan : Jumlah Anak : Usia Anak : Usia Kehamilan : Panduan Pertanyaan 1. Ketika anda mengetahui bahwa anda hamil, hal apa yang anda rasa perlu

anda ketahui? 2. (setelah partisipan menyebutkan jawabannya) di mana atau kepada siapa

anda mencari tahu? Tolong ceritakan kegiatan pencarian informasinya. 3. Dalam hal pengasuhan bayi, informasi apa yang perlu anda ketahui? 4. dimana anda mencari tahu? Tolong ceritakan pengalaman anda. 5. Menurut anda Informasi apa yang paling penting untuk diketahui ibu

hamil dan ibu yang mengasuh bayi? 6. Adakah hambatan yang dialami dalam pencarian informasi? Partisipan

kemudian diminta untuk menceritakan hambatan yang dialami, apakah hambatan komunikasi atau hambatan yang lainnya.

Daftar Cek Ulang Peneliti harus mengusahakan poin-poin di bawah ini telah dibicarakan dalam wawancara. Tanyakan jika belum sempat disebutkan oleh partisipan. Jika memungkinkan, peneliti megecek bersama partisipan apakah poin-poin di bawah ini sudah disinggung. A. Daftar cek ulang kebutuhan informasi No Kebutuhan informasi Poin kebutuhan informasi

yang ditanyakan x

Kesehatan ibu dan janin Pertumbuhan janin Perawatan tubuh ibu Persiapan persalinan

1 Kebutuhan informasi kehamilan

Informasi lain menurut partisipan

2 Kebutuhan informasi pengasuhan bayi

ASI

Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 137: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

Gizi dan makan bayi Imunisasi Tumbuh kembang bayi Perawatan bayi baru Kesehatan bayi Informasi lain sesuai pengalaman partisipan

B. Daftar cek ulang sumber informasi No Sumber informasi x 1 Media cetak (koran, majalah,

brosur)

2 Media elektronik (TV, radio, internet)

3 Perpustakaan 4 Pusat layanan kesehatan 5 Tenaga kesehatan (dokter, bidan) 6 Orang tua 7 Suami 8 Saudara 9 Teman C. Daftar cek ulang hambatan pencarian informasi No Jenis hambatan x 1 biaya 2 komunikasi 3 personal 4 birokrasi

Kebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 138: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

Lampiran 3 Tabel model konseptual praktek informasi dua dimensi informan penelitian

Fase Model

Menjalin hubungan Berinteraksi

Pencarian aktif Partisipan mengidentifikasi sumber informasi yang akan dimanfaatkannya. Dalam fase ini, partisipan mengetahui bagaimana bisa berinteraksi dengan sumber informasi tertentu. Kemudian, partisipan merencanakan waktu dan tempat yang tepat untuk mengakses sumber informasi. Mis. ketika partisipan Alus mengidentifikasi kebutuhan informasinya, yaitu tentang kondisi kesehatan anaknya. Partisipan mengenali dan merencanakan dokter anak langganan keluarganya sebagai sumber informasi yang bisa dituju. Kemudian, dalam rangka usaha untuk berinteraksi dengan dokter tersebut, partisipan mendaftarkan anaknya untuk berkunjung ke dokter tersebut di hari tertentu.

partisipan merencanakan informasi yang ingin didapatkannya sebelum berhadapan dengan sumber informasi. Mis. partisipan Muna dan Alus; bersama suami telah merencanakan poin-poin yang akan ditanyakan pada dokter dan saling mengingatkan tentang poin-poin tersebut ketika berinteraksi dengan dokter

Pemindaian aktif Partisipan melakukan pencarian dan pengenalan sumber informasi yang sesuai. Namun, partisipan tidak seketika berusaha menjalin hubungan agar bisa berinteraksi dengan sumber informasi. Partisipan hanya akan berinteraksi jika sudah waktunya, yaitu saat biasanya partisipan dan sumber informasi berinteraksi. Mis. partisipan muna ketika mengidentifikasi saat berinteraksi dengan teman kerjanya sebagai kesempatan untuk berusaha mendapatkan informasi tentang kehamilan maupun pengasuhan bayi

Partisipan mengidentifikasi kesempatan untuk mendapatkan informasi secara tidak sengaja ketika berinteraksi dengan sumber informasi; menghubungkan informasi yang didapatkannya dengan informasi lain yang pernah didapatkannya sebelum ini. Mis. partisipan Ana ketika menyaksikan acara tv yang berkaitan

Pemonitoran tak langsung

partisipan tidak menyadari bahwa dia membutuhkan suatu informasi sampai ketika dia menemukan informasi atau sumber informasinya. Hal ini biasa terjadi secara spontan dalam keseharian. Mis. pengalaman partisipan Ana, Alus dan Anis mengenai doa-doa.

secara tidak sengaja mendapati informasi yang berguna. Mis. partisipan ida ketika bercakap-cakap dengan teman kerjanya, partisipan Alus ketika bercengkerama dengan tetangganya

By proxy (melalui perwakilan/ perantara)

partisipan dikenali oleh orang lain sebagai orang yang membutuhkan informasi tertentu. Mis. pengalaman partisipan Muna ketika keluarganya memberitahunya tentang orang yang bisa diminta untuk membantu memandikan bayinya setelah lahir nanti.

Diberitahu Mis. 1. Partisipan Anis ketika ibunya dengan sukarela memberitahunya

mengenai jamu-jamu tradisional jawa yang bisa dikonsumsi oleh ibu setelah bersalin.

2. Partisipan Ida seringkali mengalami diberitahu oleh mertua maupun ibunya sendiri mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kehamilan dan pengasuhan bayi.

lxviiiKebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008

Page 139: KEBUTUHAN INFORMASI DAN PERILAKU PENCARIAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20251222-RB00N315k-Kebutuhan... · STUDI KASUS TERHADAP IBU MENGANDUNG DAN MENGASUH BAYI DI KABUPATEN

Lampiran 3 Tabel model konseptual praktek informasi dua dimensi informan penelitian

lxixKebutuhan informasi..., Noor Athiyah, FIB UI, 2008