kebijakan kelas rawat inap dalam program jkndjsn.go.id/storage/app/media/uploaded-files/kebijakan...

35
KEBIJAKAN KELAS RAWAT INAP DALAM PROGRAM JKN MUTTAQIEN (Anggota Dewan Jaminan Sosial Nasional Periode 2019-2024)

Upload: others

Post on 15-Feb-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • KEBIJAKAN KELAS RAWAT INAP DALAM PROGRAM JKN

    MUTTAQIEN(Anggota Dewan Jaminan Sosial Nasional Periode 2019-2024)

  • 3 PILAR JAMINAN SOSIAL

    Suplemen yang disiapkan untuk peserta yang menginginkan(demand) paket yang lebih

    memuaskan dari paket JKN → Membayar sendiri, Asuransi komersial, pemberi kerja

    Sistem pengumpulan dana (risk pooling) dengan mekanismetransfer resiko yang wajib diikuti semua penduduk. Penduduk

    diatas garis kemiskinan wajib membayar iuran yang proporsional terhadap penghasilannya

    Bagi yang miskin dan tidak mampu untuk memenuhikebutuhan dasar hidup yang layak → Didanai APBN

    dan APBD

    SUPLEMEN

    ASURANSI SOSIAL

    BANTUAN SOSIAL

    Sumber : Hasbullah Thabrany, Jaminan Kesehatan Nasional, 2015

    2

  • LATAR BELAKANGKonsep Rawat Inap Kelas Standar merupakan

    amanat Undang-Undang No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN.

    menetapkan bahwa Jaminan kesehatan diselenggarakan secara nasional

    berdasarkan prinsip asuransi sosial dan prinsip ekuitas.

    Pasal 19 ayat 1

    memuat ketentuan bahwa jaminan kesehatan diselenggarakan dengan tujuan

    menjamin agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan

    perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan.

    Pasal 19 ayat 2

    Dalam hal peserta membutuhkan rawat inap di rumah sakit, maka kelas pelayanan di rumah sakit diberikan

    berdasarkan kelas standar

    Penjelasan pasal : bahwa peserta yang menginginkan kelas yang lebih tinggi dari haknya (kelas standar), dapat

    meningkatkan haknya dengan mengikuti asuransi kesehatan tambahan, atau membayar sendiri selisih antara biaya

    yang dijamin oleh BPJS Kesehatan dengan biaya yang harus dibayar akibat peningkatan kelas perawatan.

    Pasal 23 ayat (4)

    3

  • PRINSIP ASURANSI

    SOSIAL

    PRINSIP

    EKUITAS

    PRINSIP PENYELENGGARAAN JKN

    • Kesamaan dalam memperoleh

    pelayanan sesuai dengan

    kebutuhan medisnya yang tidak

    terikat dengan besaran iuran yang

    telah dibayarkannya

    2. Prinsip Ekuitas

    Pasal 19 ayat (1) UU SJSN

    • Kegotong-royongan

    • Kepesertaan bersifat Wajib dan tidak selektif

    • Iuran berdasarkan persentase

    upah/penghasilan

    • Bersifat nirlaba.

    1. Prinsip Asuransi Sosial

    4

  • TAHUN 20191 JANUARI 2014

    Dalam Peta Jalan JKN Tahun

    2012-2019, seharusmya

    implementasi kelas standar akan

    dicapai tahun 2019, namun

    hingga saat ini Kelas Standar

    Rawat Inap belum juga

    diimplementasikan

    Kelas Standar tidak langsung

    diterapkan karena

    mempertimbangkan bahwa di Rumah

    Sakit kelas perawatan sebelum era

    SJSN terbagi atas kelas 1, kelas 2,

    dan kelas 3

    PENERAPAN KELAS RAWAT INAP JKN

    5

  • PETA JALAN JKN 2012 - 2019

    Ke depan (tahun 2019 ke atas) paket manfaatjaminan kesehatan diupayakan sama untuksemua peserta, baik manfaat medis mapunnon medis (kelas perawatan). Dengandemikian diharapkan setelah 2019 tidak adapembedaan paket manfaat, baik medismaupun non medis untuk peserta PBI dan non PBI. Kelas perawatan yang dituju adalah kelasI (satu kamar 3 orang) atau setidak tidaknyakelas II

    6

  • Negara

    Menerapkan Kelas Standar

    Dasar

    Regulasi

    Perbedaan

    Tarif (Kelas

    Standard &

    VIP)

    Pengenaan

    Biaya

    Tambahan Naik

    Kelas (Kelas

    Standar ke Vip)

    Kondisi Existing Kamar Rawat Inap

    Jumlah Bed per

    Kamar

    Fasilitas

    (Kenyamanan)Tidak

    Ya

    RS

    Pemerintah

    RS

    Swasta

    Filipina N/A N/A V N/A N/A N/A N/A

    Nigeria V V V N/A N/A 5 AC, TV, kamar mandi

    Singapura V - - - - - - -

    Jepang V - - - - - - -

    Canada V V V N/A N/A 4 2 kamar mandi

    Thailand V N/A V N/A N/A N/A AC, TV,kamar mandi

    Kuba V V V N/A N/A N/A N/A

    Australia V V V N/A N/A 4 AC, TV, kamar mandi

    Sumber :Ede Surya Dharmawan, DJSN, 2019

    Matriks Penerapan Kelas Standar Di Beberapa Negara

    7

  • Pembentukan Perpres 64 Tahun2020

    8

    Penerbitan Perpres tersebut merupakan keseriusan Pemerintah untuk

    meningkatkan kualitas pelayanan serta keberlangsungan pendanaan

    Jaminan Kesehatan. Salah satunya dituangkan dalam Pasal sebagai

    berikut:

    Pasal 54A : Untuk keberlangsungan pendanaan

    Jaminan Kesehatan, Menteri bersama

    kementerian/ lembaga terkait, organisasi profesi,

    dan asosiasi fasilitas kesehatan melakukan

    peninjauan Manfaat Jaminan Kesehatan sesuai

    kebutuhan dasar kesehatan dan rawat inap

    kelas standar paling lambat bulan Desember

    2O2O.

    Pasal 54B : manfaat jaminan kesehatan

    tersebut diterapkan secara bertahap

    sampai dengan paling lambat tahun 2022

    dan pelaksanaannya dilakukan secara

    berkesinambungan untuk meningkatkan

    tata kelola Jaminan Kesehatan.

  • KONDISI KEUANGAN DJS KESEHATAN YANG DIHARAPKAN BERDASARKAN MANDAT PERPRES 64/2020

    Perbaikan PembiayaanProgram JKNmelalui Penyesuaian Iuran secara bertahap

    Perbaikan Tata Kelola Sistem Yankes dengan mengedepankan Prinsip Ekuitas, meliputi:• Kebutuhan Dasar

    Kesehatan (Kemenkes)

    • Kelas Standar (DJSN)• Global Budget (BPJS

    Kesehatan)

    Optimalisasi Penegakan Kepatuhan danPencegahan Fraud

    9

  • TAHAPAN KEGIATAN

    10

    KebutuhanDasarKesehatan

    Kelas Rawat Inap JKN

    Reshaping ManfaatJKN

    Costing

    • Proyeksi biayakesehatan 2021 -2024

    • Proyeksi tarifINA CBGs 2021-2024

    • PenghitunganKapitasi

    ProyeksiIuranJKN 2021-2024

    Desain KoordinasiAntarPenyelenggara Jamkes

    Evidence KesinambunganJKN 2021-2024 → NaskahAkademik

    Input Kebijakan berbasis bukti

    1) Perubahan Ke tiga Perpes 82/2018

    2) Revisi Permenkes (tarif, aplikasigrouper INA DRG

  • Ketersediaan jumlah tempat tidur pada

    setiap kelas perawatan di Rumah Sakit

    saat ini

    Fungsi DJSN sesuai dengan amanat Pasal

    7 ayat 2 UU SJSN

    PERTIMBANGAN DALAM PERUMUSAN KELAS RAWAT INAP JKN

    Pertumbuhan jumlah Peserta JKN

    Kemampuan fiskal negara dan kemampuan

    masyarakat dalam membayar iuran

    3

    Angka rasio utilisasi JKN di tingkat

    Kabupaten/Kota

    4

    1

    5

    2

    Penentuan Definisi dan Kriteria Kelas

    Rawat Inap JKN

    11

  • DEFINISI KELAS STANDAR

    • Kelas layanan rawat inap RS pada Program JKN yang ditanggung oleh BPJS Kesehatan dan dimungkinkannaik kelas bagi peserta selain PBI atas pembiayaansendiri atau asuransi tambahan

    • Selanjutnya kelas Standar akan dinamakan dengansebutan Kelas Rawat Inap JKN (KRI JKN)

    • Tetap mempertimbangkan keselamatan pasien, mutu, dan affordability

    12

  • DIMENSI MUTU: RS YANG PROFESIONAL WHO 20181. Effective, 2. Safe, 3. People-centred,

    4. Timely, 5. Equitable. 6. Integrated, 7. Efficient

    Accessible Defining

    quality health careQuality health care can be defined in many ways but there is growing acknowledgement that quality health services across the world should be:

    ▪ Effective: providing evidence-based health care services to those who need them.

    ▪ Safe: avoiding harm to people for whom the care is intended.

    ▪ People-centred: providing care that responds to individual preferences, needs and values.

    In addition, in order to realize the benefits of quality health care, health services must be:

    • Timely: reducing waiting times and sometimes harmful delays for both those who receive and those who give care.

    • Equitable: providing care that does not vary in quality on account of age, sex, gender, race, ethnicity, geographical location, religion, socioeconomic status, linguistic or political affiliation.

    • Integrated: providing care that is coordinated across levels and providers and makes available the full range of health services throughout the life course.

    • Efficient: maximizing the benefit of available resources and avoiding waste.

    Sumber : Input Materi Presentasi PERSI, 2020

    13

  • BAGAIMANA PENERAPAN KELAS RAWAT INAP JKN SEHARUSNYA?

    1. Mengutamakan keselamatan pasien(Standar SKP, PPI, AP, ARK, dan HPK (SNARS 1.1.)

    2. Letak ruang inap harus dilokasi yang tenang, aman, dan nyaman.

    3. Ruang rawat inap harus memiliki aksesyang mudah ke ruang penunjangpelayanan lainnya.

    4. Ruangan perawatan pasien di ruangrawat inap harus dipisahkan berdasarkanjenis kelamin, usia, dan jenis penyakit.

    14

  • KONSEP KEBIJAKAN KELAS RAWAT INAP JKN

    “Pada tahap pertama konsep kelas standar dibedakan

    antara kelas standar PBI dan kelas standar NON-PBI.

    Perbedaanya adalah pada luas ruangan dan jumlah

    tempat tidur dalam satu ruangan dengan tetap mengacu

    pada tujuh dimensi mutu yang direkomendasikan WHO

    (2018).”

    • Berdasarkan Pedoman Teknis Bangunan Rumah

    Sakit- Ruang Rawat Inap Tahun, Kemenkes 2012

    • Permenkes 24 Tahun 2016 tentang Persyaratan Teknis

    Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit

    • Berdasarkan draft konsep kelas standar Dirjen

    Pelayanan Kesehatan Kemenkes (dipresentasikan pada

    rapat dengan DJSN tanggal 11 Februari 2020)

    • Masukan dari PERSI dan ARSADA

    15

  • RANCANGAN KONSEP 11 KRITERIA KELAS RAWAT INAP JKN

    NO. URAIANKELAS STANDAR PBI

    JKN (A)

    KELAS STANDAR NON-

    PBI JKN (B)

    1 Bahan bangunan tidak boleh memiliki

    porositas yang tinggi√ √

    2 Minimal Luas m2 per tempat tidur *) 7,2 m2 10 m2

    3

    Jarak (as) antar tempat tidur***) 2,4 m 2,4 m

    Antar Tepi Tempat Tidur minimal 1,5 m 1,5 m

    Standar Tempat Tidur Semi Elektrik P:206 L:90

    T:50-80

    (adjustable)

    P:206 L:90

    T:50-80

    (adjustable)

    4 Jumlah maksimal tempat tidur per ruangan **) 6 4

    16

  • Cont’

    NO. URAIANKELAS STANDAR PBI

    JKN (A)

    KELAS STANDAR NON-

    PBI JKN (B)

    5 Kamar mandi dalam ruangan**)

    Sesuai standar aksesibilitas***)

    a) Ada tulisan/simbol “disable” pada bagian luar

    b) Memiliki ruang gerak yang cukup untuk pengguna

    kursi roda

    c) Dilengkapi pegangan rambat (handrail)

    d) Permukaan lantai tidak licin dan tidak boleh

    menyebabkan genangan

    e) Dianjurkan untuk memiliki tombol bantuan

    darurat pada tempat yang mudah dicapai

    √ √

    6 Nakas per tempat tidur **) 1 1

    7 Suhu ruangan **)20-260 C 20-260 C

    17

  • Cont’

    NO. URAIANKELAS STANDAR PBI

    JKN (A)

    KELAS STANDAR NON-

    PBI JKN (B)

    8 Tirai/partisi antar TT **)

    Rel Dibenamkan atau menempel di Plafon dan bahan tidak

    berpori***)√ √

    9 Ventilasi udara **)

    Menjamin pertukaran udara untuk mekanik minimal

    pertukaran 6 kali per jam dan untuk ventilasi alami harus

    lebih dari nilai tersebut***)

    √ √

    10 Pencahayaan ruangan***)

    Catatan: Mengoptimalkan pencahayaan alami. Jika

    pencahayaan buatan maka intensitas pencahayaannya 250 lux

    untuk penerangan dan 50 lux untuk tidur √ √

    11 Setiap tempat tidur dilengkapi dengan : ***)

    • Minimal 2 kotak kontak dan tidak boleh percabangan/

    sambungan langsung tanpa pengamanan arus

    • Outlet oksigen

    • Nurse call yang terhubung dengan nurse

    √ √

    18

  • FASILITAS

    FISIK DAN NON FISIK

    SUMBER DAYA MANUSIA

    1 23 4

    Mempersiapkan ketersediaan

    tenaga medis dan non medis

    Penentuan jumlah pendanaan

    dan timeline penyiapan supply-

    side

    Penyesuaian fasilitas KELAS RAWAT INAP JKN oleh RS.

    Penyiapan supply side

    termasuk jumlah tempat tidur

    dan fasilitas RS.

    PENDANAAN DAN TIMELINE

    IMPLIKASI PENERAPAN KELAS RAWAT INAP JKN

    ASPEK TATA KELOLA

    19

  • Jika berdasarkan kelas

    perawatannya, jumlah

    tempat tidur rawat inap saat

    ini didominasi oleh kelas 3.

    Grafik Jumlah Tempat Tidur Berdasarkan Kelas Perawatan

    Kondisi Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit (2)

    20Sumber: SIRS Ditjen Yankes, 2019

    Jumlah Total RS : 2,860RS Kerjasama : 2.235RS belum Kerjasama : 625RS Belum Kerjasama sudahterakreditasi : 247

  • Sumber : Presentasi kemenkes, 2020

  • 22

    Kelas 3 Kelas 2 Kelas 1 Total

    Estimasi Lama HariRawat

    23,648,595 8,126,508 11,969,812 43,744,915

    Ketersediaan TT 118,338 57,670 45,489 221,497

    Peserta JKN (jiwa) 152,476,368 33,070,457 35,304,345 220,851,170

    (82,6%)

    Jumlah Penduduk 267,289,750

    Utilisasi dan Ketersediaan TT Tahun 2019

    IMPLIKASI PENERAPAN KELAS RAWAT INAP JKN

  • 23

    BOR= Hari Rawat/(Ketersediaan TT

    x 365) x 100%

    Distribusi BOR pada 34 Provinsi

    IMPLIKASI PENERAPAN KELAS RAWAT INAP JKN

    BORJumlah Provinsi

    Kelas 3 Kelas2 Kelas 1

    ≤49% 15 32 2

    50-69 19 1 14

    ≥70 - 1 18

    Total 34 34 34

  • 24

    BOR Per ProvinsiTahun 2019

    ≤49

    50-69

    ≥70Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3

    Kepulauan Riau 40.1% 19.1% 35.4%

    Papua 45.0% 21.6% 20.5%

    Kep. Bangka Belitung 51.1% 27.2% 38.2%

    Maluku 51.2% 31.7% 23.4%

    Maluku Utara 56.4% 35.9% 35.4%

    Sumatera Utara 57.8% 33.9% 53.4%

    Sumatera Selatan 59.9% 32.4% 41.9%

    Riau 62.7% 31.4% 51.8%

    Banten 64.1% 28.6% 59.5%

    Kalimantan Selatan 67.1% 38.8% 42.6%

    Sumatera Barat 68.4% 41.3% 55.3%

    Lampung 68.6% 38.0% 52.6%

    Kalimantan Timur 69.3% 38.0% 67.8%

    Bengkulu 69.4% 40.6% 47.5%

    Jawa Timur 69.6% 34.9% 56.1%

    Sulawesi Selatan 69.9% 46.0% 64.2%

    Kalimantan Tengah 70.3% 32.9% 48.2%

    BOR

    Provinsi

    Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3

    Nusa Tenggara Timur 70.8% 35.7% 38.3%

    Sulawesi Tenggara 71.2% 41.9% 41.5%

    Bali 72.4% 45.6% 63.7%

    Jawa Barat 72.8% 34.4% 61.6%

    Sulawesi Utara 73.0% 37.4% 57.5%

    Sulawesi Barat 73.2% 44.8% 49.0%

    Nusa Tenggara Barat 73.5% 48.9% 48.4%

    Sulawesi Tengah 74.2% 43.8% 53.6%

    Jawa Tengah 76.3% 42.7% 59.8%

    Papua Barat 76.4% 28.8% 34.1%

    DKI Jakarta 79.2% 50.0% 58.7%

    Kalimantan Utara 84.1% 39.1% 65.1%

    DI Yogyakarta 84.9% 38.0% 52.5%

    Jambi 87.6% 43.8% 54.4%

    Kalimantan Barat 96.8% 42.1% 47.5%

    Gorontalo 105.8% 49.0% 49.1%

    Aceh 140.6% 84.1% 57.8%

    Total 72% 39% 55%

    BOR

    Provinsi

    IMPLIKASI PENERAPAN KELAS RAWAT INAP JKN

    BOR Nasional: 54.1%

  • 25

    Distribusi BOR pada 514 Kab/Kota

    IMPLIKASI PENERAPAN KELAS RAWAT INAP JKN

    BORJumlah Kab/Kota

    Kelas 3 Kelas 2 Kelas 1

    ≤49 189 231 95

    50-69 104 75 60

    ≥70 194 164 314

    Tidak Terdapat TT 27 44 45

    Total 514 514 514

  • Perhitungan Kebutuhan TT

    26

    Asumsi : 50% terjadi transformasi TT kelas 1 → terdistribusi proporsional ke kelas 2 dan 3

    Kekurangan TT = Kebutuhan TT – Ketersediaan TT

    Kebutuhan TT → untuk mencapai BOR maks 70%

    Kenaikan Peserta 90% Kenaikan Peserta 95%Peserta JKN 2019 (Existing)Kelas Non PBI Kelas PBI

    BOR 99.1% 37.3%

    Estimasi AngkaHari Rawat

    25,779,938 17,335,425

    Ketersediaan TT 71,270 127,483

    Kebutuhan TT 100,900 67,849

    Status KecukupanTT

    (29,630) 59,634

    Kelas Non PBI Kelas PBI

    BOR 105.5% 39.7%

    Estimasi AngkaHari Rawat

    27,447,900 18,457,027

    Ketersediaan TT 71,270 127,483

    Kebutuhan TT 107,428 72,239

    Status KecukupanTT

    (36,159) 55,244

    Kelas Non PBI Kelas PBI

    BOR 110.5% 41.5%

    Estimasi AngkaHari Rawat

    28,736,897 19,323,798

    Ketersediaan TT 71,270 127,483

    Kebutuhan TT 112,473 75,631

    Status KecukupanTT

    (41,204) 51,852

    IMPLIKASI PENERAPAN KELAS RAWAT INAP JKN

  • ASPEK KEBIJAKAN

    IMPLIKASI PENERAPAN KELAS RAWAT INAP JKN

    • Konsep Kelas rawat Inap

    berbeda dengan kondisi

    eksisting berpotensi

    menimbulkan disharmoni

    regulasi yang ada

    KONSEP • Kemungkinan akanbanyak mengubah aturan

    yang telah ada

    ATURAN• Pelaksanaan secara bertahap.

    (PILIHAN OPSI:

    • RS Vertikal / RS Pendidikan

    • RS Pemerintah

    • RS Swasta

    • Memperhatikan

    • Kecukupan TT dan BOR di

    Kab/kota

    • Kesiapan Pemerintah dan

    Pemilik RS

    • Kondisi Pandemi

    PELAKSANAAN

    27

  • No PERUNDANGAN/RANCANGAN PER-UU PERIHAL

    1 Perpres 82/ 2018 tentang Jaminan Kesehatan Manfaat, iuran

    2Perpres 64/2020 tentang Perubahan Kedua atas Perpres 82 tahun

    2018 tentang Jaminan KesehatanManfaat, iuran

    3 Permenkes 3/ 2020 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit• Penyelenggaraan Rawat Inap RS

    • Penyediaan jumlah TT

    4Permenkes No.51 Tahun 2018 Mengenai Pengenaan Urun BiayaDan Selisih Biaya Dalam Program Jaminan Kesehatan

    • Koordinasi Antar Penyelenggara Jaminan

    Kesehatan

    5

    PMK No 141/PMK.02/2018 tentang Koordinasi AntarPenyelenggara Jaminan Dalam Pemberian Manfaat PelayananKesehatan

    • Koordinasi Antar Penyelenggara Jaminan

    Kesehatan

    6Permenkes 52/ 2016 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan dalam

    Penyelenggaraan Program Jaminan KesehatanTarif pelayanan rawat inapJKN

    7 Permenkes 85/ 2015 tentang Pola Tarif Nasional Rumah Sakit Pola Tarif RS

    Harmonisasi Perundang-undangan

    28

  • -40

    IMPLIKASI PENERAPAN KELAS RAWAT INAP JKN

    ASPEK PEMBIAYAAN

    PENYESUAIAN TARIF INA-CBG’s

    • menjadikan rawat inap kelas

    standar maka potensi fraud

    INA CBGS dari perbedaan

    kelas perawatan RS akan

    dapat dikurangi.

    • Dengan kebijakan rawat Inap

    kelas standar maka tarif INA

    CBGs tidak lagi dibedakan

    berdasarkan kelas perawatan.

    EFISIENSI

    Proses penghitungan iuran,

    penghitungan tarif, dan proses

    klaim manfaat menjadi lebih

    sederhana.

    IURAN

    Penghitungan untuk

    kebijakan, desain, dan

    penyesuaian iuran

    29

  • Sikap Peserta JKN terhadap Kelas Tunggal

    Sumber : Hasil Penelitian Pusat KPMAK FKKMK UGM dan BPJS Kesehatan, 2018

    Responden :

    • 520 pasien RS di 13 Kab/kota• Kelas Rawat Inap : 38% (kelas 1), 40% (

    kelas 2) dan 22% (kelas 3)• Kepesertaan: 42% Pekerja Penerima Upah

    (PPU), 34% Pekerja Bukan Penerima Upah(PBPU), dan 24% Bukan Pekerja (BP)

    30

  • Sikap Peserta JKN terhadap Kelas Tunggal berdasarkan Kelas Kepesertaan

    Sumber : Hasil Penelitian Pusat KPMAK FKKMK UGM dan BPJS Kesehatan, 2018

    31

  • Systematic Review pelaksanaan program koordinasimanfaat secara global

    Sumber : BPJS Kesehatan dan PKJS UI, 2018

    32

  • DAMPAK PENERAPAN KELAS RAWAT INAP JKN

    Kesetaraan dalam hal menerima pelayanan non-medisdi FKRTL

    Penyederhanaan proses administrasi dan klaim

    Mengurangi potensi fraud klaim INA CBGs

    Mengoptimalkan koordinasi antar penyelenggara jaminan kesehatan

    33

  • MASUKAN TERHADAP KONSEP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KELAS RAWAT INAP JKN

    EMAIL : [email protected]

    Topik DeskripsiTopik 1 Dasar hukum dan konsep dasar penetapan kelas rawat inap

    JKNTopik 2 Kriteria umum kelas rawat inap (KRI) dalam skema JKN

    Topik 3 Dampak perubahan struktur tata Kelola dan pembiayaan

    (biaya dan tarif) atas penerapan kebijakan KRI JKN

    Topik 4 Aspek Layanan, dampak terhadap iuran, dan Koordinasi antar

    penyelenggara jaminan Kesehatan dalam penerapan KRI JKN

    Topik 5 Proses pentahapan dan penyiapan infrastruktur fasilitas

    Kesehatan dan birokrasi dalam penerapan KRI JKN

    Topik 6 Harmonisasi regulasi dan sumber daya dalam penerapan KRI

    JKNTopik 7 Pembelajaran dari beberapa negara atas implementasi

    kebijakan satu kelas akomodasi Rawat Inap

    INPUT DAN PARTISIPASI STAKEHOLDER (naskah penelitian, policy brief, nota kebijakan, ataupun usulan lainnya)

    Finalisasi NaskahAkademik kebijakan

    Kelas Rawat Inap JKN

    Metode :

    1. Survei2. Curah gagasan

    (7 Seri Webinar denganstakeholder + 6 seri FGD terkait “COB”)

    3. WawancaraMendalam (

    34

    mailto:[email protected]

  • email: [email protected] | SMS: 0822-21-500500 | P.O Box: DJSN500500 Jakarta 10000

    Terima Kasih