keanekaragaman makrofauna tanah pada … · keanekaragaman makrofauna tanah yang tinggi ditemukan...

33
KEANEKARAGAMAN MAKROFAUNA TANAH PADA BERBAGAI TIPE TEGAKAN DI AREAL HUTAN TANAMAN RPH PANDANTOYO, KPH KEDIRI ALDY JULIANSYAH DEPARTEMEN SILVIKULTUR FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

Upload: vodan

Post on 14-Mar-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEANEKARAGAMAN MAKROFAUNA TANAH PADA … · keanekaragaman makrofauna tanah yang tinggi ditemukan pada suhu tanah yang relatif rendah, serasah yang tebal, dan kerapatan tajuk yang

KEANEKARAGAMAN MAKROFAUNA TANAH PADA

BERBAGAI TIPE TEGAKAN DI AREAL HUTAN

TANAMAN RPH PANDANTOYO, KPH KEDIRI

ALDY JULIANSYAH

DEPARTEMEN SILVIKULTUR

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2016

Page 2: KEANEKARAGAMAN MAKROFAUNA TANAH PADA … · keanekaragaman makrofauna tanah yang tinggi ditemukan pada suhu tanah yang relatif rendah, serasah yang tebal, dan kerapatan tajuk yang
Page 3: KEANEKARAGAMAN MAKROFAUNA TANAH PADA … · keanekaragaman makrofauna tanah yang tinggi ditemukan pada suhu tanah yang relatif rendah, serasah yang tebal, dan kerapatan tajuk yang

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Keanekaragaman

Makrofauna Tanah Pada Berbagai Tipe Tegakan Di Areal Hutan Tanaman RPH

Pandantoyo KPH Kediri adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi

pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi

mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2016

Aldy Juliansyah

NIM E44110032

Page 4: KEANEKARAGAMAN MAKROFAUNA TANAH PADA … · keanekaragaman makrofauna tanah yang tinggi ditemukan pada suhu tanah yang relatif rendah, serasah yang tebal, dan kerapatan tajuk yang

ABSTRAK

ALDY JULIANSYAH. Keanekaragaman Makrofauna Tanah Pada Berbagai Tipe

Tegakan Di Areal Hutan Tanaman RPH Pandantoyo KPH Kediri. Dibimbing oleh

CAHYO WIBOWO.

Penelitian dilakukan pada empat tegakan, yaitu tegakan sengon, ekaliptus,

mahoni, dan pinus. Pada tiap tegakan dibuat 6 plot pengamatan makrofauna tanah

yang berukuran 40 cm x 40 cm. Makrofauna tanah yang paling banyak ditemukan

pada keempat tegakan yaitu Formicidae 3, Formicidae 2, dan Megascolecidae 1.

Kelimpahan makrofauna tanah terbesar ditemukan pada tegakan ekaliptus karena

faktor lingkungan seperti serasah, kerapatan tajuk, dan suhu tanah yang

mendukung keberadaan makrofauna tersebut. Kelimpahan makrofauna tanah

banyak ditemukan di tanah dari pada di serasah kareana makrofauna tanah

umumnya menghindari sinar matahari. Keanekaragaman makrofauna tanah

terbesar ditemukan pada tegakan pinus diduga karena faktor lingkungan seperti

serasah, kerapatan tajuk, tekstur tanah dan suhu tanah yang mendukung

keberadaan ditemukan makrofauna tersebut. Selain itu keanekaragaman

makrofauna tanah lebih banyak pada serasah dari pada di tanah karena faktor

makanan bagi makrofauna tanah yang tersedia di atas permukaan tanah. Nilai

keanekaragaman makrofauna tanah yang tinggi ditemukan pada suhu tanah yang

relatif rendah, serasah yang tebal, dan kerapatan tajuk yang rapat.

Kata kunci: faktor lingkungan, hutan tanaman, keanekaragaman, kelimpahan,

makrofauna tanah

ABSTRACT

ALDY JULIANSYAH. Diversity of soil macrofauna at various types of stand in

plantation forest of RPH Pandantoyo, KPH Kediri. Under academic supervision of

CAHYO WIBOWO.

This research was conducted in four plantation forest stands, namely stands

of sengon, eucalypt, mahogany, and pine. In each stand, there were 6 observation

plots for soil macrofauna, measuring 40 cm x 40 cm each. Soil macrofauna which

were most abundantly found in the four stands were Formicidae 3, Formicidae 2,

and Megascolecidae 1. The greatest abundance of soil macrofauna was found in

ecucalypt stand, due to environmental factors, such as litter, crown density, and

soil temperature which support the macrofauna. Macrofauna were found more

abundantly in soil as compared with that in litters because in general, the soil

macrofauna tend to avoid sunlight. The greatest diversity of macrofauna was

found in pine stand, due probably to environmental factors, such as litter, crown

density, soil texture and soil temperature which support the macrofauna. Besides

that, soil macrofauna diveristy were found higher in litter, as compared with that

in soil, due to food availability which was higher above soil surface. High values

of soil macrofauna diversity were found in soil temperatures which were relatively

low, thick litter, and high crown density.

Key words: abundance, diversity, environmental factors, forest plantation, soil

macrofauna

Page 5: KEANEKARAGAMAN MAKROFAUNA TANAH PADA … · keanekaragaman makrofauna tanah yang tinggi ditemukan pada suhu tanah yang relatif rendah, serasah yang tebal, dan kerapatan tajuk yang

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kehutanan

pada

Departemen Silvikultur

KEANEKARAGAMAN MAKROFAUNA TANAH PADA

BERBAGAI TIPE TEGAKAN DI AREAL HUTAN

TANAMAN RPH PANDANTOYO, KPH KEDIRI

ALDY JULIANSYAH

DEPARTEMEN SILVIKULTUR

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2016

Page 6: KEANEKARAGAMAN MAKROFAUNA TANAH PADA … · keanekaragaman makrofauna tanah yang tinggi ditemukan pada suhu tanah yang relatif rendah, serasah yang tebal, dan kerapatan tajuk yang
Page 7: KEANEKARAGAMAN MAKROFAUNA TANAH PADA … · keanekaragaman makrofauna tanah yang tinggi ditemukan pada suhu tanah yang relatif rendah, serasah yang tebal, dan kerapatan tajuk yang
Page 8: KEANEKARAGAMAN MAKROFAUNA TANAH PADA … · keanekaragaman makrofauna tanah yang tinggi ditemukan pada suhu tanah yang relatif rendah, serasah yang tebal, dan kerapatan tajuk yang

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih

dalam penelitian ini adalah Keanekaragaman Makrofauna Tanah Pada Berbagai

Tipe Tegakan Di Areal Hutan Tanaman RPH Pandantoyo KPH Kediri.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Cahyo Wibowo,

MScFTrop selaku pembiming yang telah banyak memberi saran dan bimbingan.

Penghargaan juga penulis sampaikan kepada staff RPH Pandantoyo KPH Kediri,

keluarga besar Laboratorium Entomologi Hutan dan Laboratorium Pengaruh

Hutan, yang telah membantu selama pengumpulan data, peminjaman alat, dan

proses identifikasi makrofauna tanah. Ungkapan terima kasih juga disampaikan

kepada seluruh keluarga saya atas dukungan moril, materil, doa, dan kasih

sayangnya. Kepada teman satu bimbingan Samsudin, Hasbi, dan Yohan, terima

kasih atas bantuan dan kebersamaanya kepada penulis. Penulis juga mengucapkan

terima kasih kepada Hamdani, Abdulah, dan Adi atas bantuan dan sarannya

kepada penulis dalam menyusun skripsi ini, serta kepada rekan-rekan tercinta

Silvikultur 48 yang telah memberikan dukungan doa dan semangatnya kepada

penulis. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis selama

penelitian dan penyusunan skripsi yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menghargai segala bentuk saran dan kritik yang membangun untuk

penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, Januari 2016

Aldy Juliansyah

Page 9: KEANEKARAGAMAN MAKROFAUNA TANAH PADA … · keanekaragaman makrofauna tanah yang tinggi ditemukan pada suhu tanah yang relatif rendah, serasah yang tebal, dan kerapatan tajuk yang

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

METODE 2

Tempat dan Waktu 2

Bahan 3

Alat 3

Metode Pengumpulan Data 3

Metode Kerja 3

Prosedur Analisis Data 4

HASIL DAN PEMBAHASAN 5

Hasil 5

Pembahasan 10

SIMPULAN DAN SARAN 15

Simpulan 15

Saran 16

DAFTAR PUSTAKA 16

LAMPIRAN 18

RIWAYAT HIDUP 23

Page 10: KEANEKARAGAMAN MAKROFAUNA TANAH PADA … · keanekaragaman makrofauna tanah yang tinggi ditemukan pada suhu tanah yang relatif rendah, serasah yang tebal, dan kerapatan tajuk yang

DAFTAR TABEL

1 Keanekaragaman makrofauna tanah antar tegakan 6 2 Keanekaragaman makrofauna tanah di tanah dan serasah 7 3 Nilai indeks kesamaan jenis antar tegakan 7 4 Hubungan antara keragaman makrofauna tanah dengan faktor abiotik 8 5 Analisis bahan organik tanah dan pH di setiap plot pengamatan 8 6 Warna dan tekstur tanah di setiap plot pengmatan 9 7 Kelimpahan individu makrofauna tanah pada tekstur tanah Loamy Sand

dan Sandy Loam 10

DAFTAR LAMPIRAN

1 Peta Pengamatan Plot Makrofauna Tanah di RPH Pandantoyo KPH

Kediri 18 2 Kelimpahan makrofauna tanah pada tegakan sengon, ekaliptus, mahoni,

dan pinus 19 3 Kelimpahan makrofauna tanah yang terdapat di tanah dan serasah 20 4 Frekuensi makrofauna tanah yang ditemukan pada tanah dan serasah 21 5 Hasil penghitungan Uji T Independen 22

Page 11: KEANEKARAGAMAN MAKROFAUNA TANAH PADA … · keanekaragaman makrofauna tanah yang tinggi ditemukan pada suhu tanah yang relatif rendah, serasah yang tebal, dan kerapatan tajuk yang

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Salah satu komponen penting organisme tanah adalah makrofauna tanah.

Berbagai jenis organisme yang hidup di dalam tanah dapat dibedakan menjadi

jenis hewan (fauna) dan tumbuhan (flora), baik yang berukuran mikro (tidak dapat

dilihat dengan mata telanjang) maupun makro. Organisme yang hidup dalam

tanah ini ada yang bermanfaat, ada yang mengganggu, dan ada pula yang tidak

bermanfaat tetapi juga tidak mengganggu (Hardjowigeno 2010). Kehidupan

hewan tanah sangat tergantung pada habitatnya atau keadaan daerah tertentu.

Keberadaan dan kepadatan populasi suatu jenis hewan tanah di suatu daerah

sangat tergantung dari faktor lingkungan, yaitu lingkungan abiotik dan biotik

(Suin 2003).

Hewan-hewan besar (makrofauna) penghuni tanah dapat dibedakan

menjadi: hewan-hewan besar pelubang tanah, cacing tanah, moluska (gastropoda),

dan arthropoda (Hardjowigeno 2010). Makrofauna tanah mempunyai peran yang

sangat penting dalam suatu habitat, diantaranya adalah menjaga kesuburan tanah

melalui perombakan bahan oragnik, distribusi hara, dan peningkatan aerasi tanah

(Slamet 2015). Makrofauna tanah memiliki peranan penting dalam menjaga

kesuburan tanah hutan. Makrofauna memakan bahan organik yang berada di atas

permukaan tanah dan kemudian mengubahnya menjadi zat-zat yang sederhana

sebagai nutrisi bagi tumbuhan di atasnya. Selain itu makrofauna tanah dapat

memperbaiki sifat fisik tanah dengan cara menambah kandungan bahan organik

tanah ( Borror et al. 1996). Keberadaan makrofauna tanah dapat menjadi penduga

kualitas lingkungan, terutama kondisi tanah. Menurut Notohadiprawiro (1998)

dalam Sugiyarto et al. (2007), makrofauna tanah lebih menyukai keadaan yang

lembab dan masam lemah sampai netral. Di Indonesia umumnya tanahnya

bereaksi masam dengan pH 3.0 -5.5 sehingga tanah dengan pH 6.0 - 6.5 sering

telah dikatakan cukup netral meskipun sebenarnya masih agak masam, sedang pH

< 3.0 dikategorikan sangat masam (Hardjowigeno 2010).

Perum Perhutani merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

yang mengelola hutan tanaman di Jawa. Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH)

Kediri merupakan salah satu unit kerja di bawah Perum Perhutani yang terdiri dari

9 Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH). Tempat yang dipilih untuk

menjadi lokasi penelitian yaitu Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Pandantoyo.

Hutan tanaman yang dikelola oleh Perum Perhutani di RPH Pandantoyo KPH

Kediri merupakan hutan tanaman yang terdiri dari tegakan sengon, ekaliptus,

mahoni, dan pinus. Informasi mengenai keanekaragaman fauna tanah, khususnya

makrofauna tanah di KPH Kediri pada saat ini belum memadai. Oleh karena itu

penelitian ini diharapkan dapat membantu pengelola dalam hal penyediaan data

fauna tanah, khususnya makrofauna tanah untuk dijadikan referensi. Peran fauna

tanah sebagai salah satu indikator kesuburan tanah sangat bermanfaat bagi lahan

di KPH Kediri yang digunakan untuk budidaya tanaman.

Page 12: KEANEKARAGAMAN MAKROFAUNA TANAH PADA … · keanekaragaman makrofauna tanah yang tinggi ditemukan pada suhu tanah yang relatif rendah, serasah yang tebal, dan kerapatan tajuk yang

2

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang dapat dirumuskan

adalah sebagai berikut:

1. makrofauna tanah apa saja yang ditemukan pada berbagai tipe tegakan di RPH

Pandantoyo?

2. bagaimana hubungan antara faktor abiotik dengan keanekaragaman

makrofauna tanah pada berbagai tipe tegakan di RPH Pandantoyo?

3. jenis makrofauna tanah apakah yang mendominasi pada berbagai tipe tegakan

di RPH Pandantoyo?

4. bagaimana indeks keanekaragaman makrofauna tanah pada berbagai tipe

tegakan di RPH Pandantoyo?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut ;

1. mengidentifikasi, menghitung kelimpahan, keanekaragaman, kemerataan, dan

kekayaan makrofauna tanah pada berbagai tipe tegakan di RPH Pandantoyo

2. menerangkan korelasi antara faktor abiotik dengan keanekaragaman

makrofauna tanah pada berbagai tipe tegakan di RPH Pandantoyo

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pengelola dalam hal

penyediaan data fauna tanah khususnya makrofauna tanah untuk dijadikan

referensi. Peran fauna tanah sebagai salah satu indikator kesuburan tanah sangat

bermanfaat bagi lahan di KPH Kediri yang digunakan untuk budidaya tanaman.

METODE

Tempat dan Waktu

Penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan September 2015

yang terdiri dari kegiatan pengambilan data dan identifikasi makrofauna tanah.

Pengambilan data dilakukan pada empat tipe tegakan areal hutan tanaman RPH

Pandantoyo yaitu tegakan sengon (Paraserianthes falcataria), pinus (Pinus

merkusii), ekaliptus (Eucalyptu sp) dan mahoni (Swietenia macrophylla).

Identifikasi makrofauna tanah dilakukan di Laboratorium Entomologi Hutan,

Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan IPB.

Page 13: KEANEKARAGAMAN MAKROFAUNA TANAH PADA … · keanekaragaman makrofauna tanah yang tinggi ditemukan pada suhu tanah yang relatif rendah, serasah yang tebal, dan kerapatan tajuk yang

3

Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain tegakan sengon,

tegakan ekaliptus, tegakan mahoni, tegakan pinus, alkohol 70%, serasah, dan

sampel tanah komposit dari plot penelitian.

Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain termometer tanah,

penggaris, densiometer, GPS, sarung tangan, pinset, bak plastik, tabung plastik

kecil, tali rafia, trashbag bening, cangkul, kertas label, kamera digital, tally sheet,

pita ukur, patok kayu, mikroskop, dan buku indetifikasi fauna tanah.

Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan berupa data primer. Data primer didapatkan

melalui pengukuran langsung di lapangan seperti suhu tanah, kerapatan tajuk,

ketebalan serasah, dan keberadaan makrofauna tanah.

Metode Kerja

Penentuan Plot Pengamatan

Plot pengamatan dibuat pada empat tipe tegakan. Enam plot pengamatan

diletakkan pada masing-masing tipe tegakan secara purposive sampling sehingga

total plot berjumlah 24. Tiap plot berukuran 40 cm x 40 cm dengan kedalaman 10

cm dan ditempatkan pada lantai hutan berserasah tebal. Plot yang telah dibuat

kemudian ditandai menggunakan GPS agar dapat dipetakan. Lampiran 1

menunjukan peta pengambilan plot makrofauna tanah.

Pengambilan Makrofauna Tanah

Pengambilan makrofauna tanah diambil pada serasah dan tanah. Seluruh

serasah yang berada di dalam plot pengamatan dipindahkan ke dalam trashbag

bening secara cepat, kemudian lapisan tanah setebal 10 cm dipindahkan ke dalam

trashbag bening lainnya secara cepat. Masing-masing trashbag lalu diberi label

yang memuat keterangan tempat ditemukannya, nomor plot, dan lokasi

pengambilan plot.

Seluruh makrofauna tanah yang berada di dalam serasah dan di dalam

bahan tanah kemudian dikumpulkan dengan hand sorting method (pengumpulan

menggunakan tangan) yang dibantu dengan pinset. Makrofauna tanah yang

terambil dimasukkan ke dalam tabung plastik berisi alkohol 70% yang telah diberi

label sesuai tempat ditemukannya, nomor plot, dan lokasi pengambilan plot.

Pengukuran Faktor Lingkungan Makrofauna Tanah

Faktor lingkungan makrofauna tanah diukur dalam hal kerapatan tajuk,

suhu tanah, dan tebal serasah pada masing-masing plot. Kerapatan tajuk diukur

Page 14: KEANEKARAGAMAN MAKROFAUNA TANAH PADA … · keanekaragaman makrofauna tanah yang tinggi ditemukan pada suhu tanah yang relatif rendah, serasah yang tebal, dan kerapatan tajuk yang

4

menggunakan densiometer, suhu tanah diukur menggunakan termometer tanah

pada tiap plotnya, dan ketebalan serasah menggunakan penggaris.

Menurut Arief (2011), kriteria kerapatan tajuk terbagi menjadi tiga yaitu

rapat ( > 70% penutupan tajuk), cukup (40% – 70% penutupan tajuk), dan jarang

( < 40% penutupan tajuk).

Identifikasi Makrofauna Tanah

Makrofauna tanah yang tertangkap dari serasah dan bahan tanah

diidentifikasi, diusahakan sampai tingkat famili. Proses identifikasi mengacu pada

buku identifikasi serangga, internet dan bertanya kepada ahlinya. Buku

identifikasi serangga yang digunakan merupakan buku yang ditulis oleh Borror et

al (1996) dan Suhardjono et al (2012).

Prosedur Analisis Data

Analisis data menggunakan indeks kekayaan jenis Margalef (Richness

Index), indeks keragaman Shannon-Wiener (Diversity Index), indeks kemerataan

Pielou (Eveness Index), kelimpahan, indeks kesamaan jenis (Sorensen Index) antar

tipe tegakan, dan frekuensi ditemukannya suatu jenis. Selain itu, untuk

membandingkan jumlah individu makrofauna tanah pada tekstur tanah Sandy

Loam dan Loamy Sand digunakan Uji t Independen (Independent t Test). Semua

analisis data menggunakan software Microsoft Excel.

Nilai Kekayaan Jenis Margallef (Richness Index)

Nilai kekayaan jenis digunakan untuk mengetahui keanekaragaman jenis

berdasarkan jumlah jenis pada suatu ekosistem. Indeks yang digunakan adalah

Indeks kekayaan jenis Margalef.

DMg =

DMg = indeks kekayaan jenis Margalef

S = jumlah jenis yang ditemukan

N = jumlah individu seluruh jenis

Nilai Keragaman Jenis Shannon-Wiener (Diversity Index)

Nilai keragaman jenis merupakan nilai yang mengkombinasikan antara

kekayaan jenis dan kemerataan jenis. Indeks yang digunakan adalah indeks

keragaman jenis Shannon-Wiener.

H’ =

Pi =

ni = jumlah individu jenis ke i

N = jumlah individu seluruh jenis

Page 15: KEANEKARAGAMAN MAKROFAUNA TANAH PADA … · keanekaragaman makrofauna tanah yang tinggi ditemukan pada suhu tanah yang relatif rendah, serasah yang tebal, dan kerapatan tajuk yang

5

Nilai Kemerataan Pielou (Eveness Index)

Indeks kemerataan menunjukkan derajat kemerataan kelimpahan setiap

jenis. Indeks yang digunakan adalah indeks kemerataan Pielou.

E =

E = indeks kemerataan jenis

H’= indeks kelimpahan individu jenis Shannon-Wiener

S = jumlah jenis yang ditemukan

Nilai E berkisar antara 0 hingga 1. Nilai yang mendekati 0 menunjukkan

bahwa suatu jenis menjadi dominan dalam komunitas. Jika nilai mendekati 1

menunjukkan tidak ada jenis yang mendominasi.

Nilai Kesamaan Jenis (Sorensen Index)

IS =

IS = Indeks Sorensen

a = jumlah jenis di lokasi a

b = jumlah jenis di lokasi b

C = jumlah jenis yang sama pada dua unit contoh yang dibandingkan (Magurran

1998)

Frekuensi Ditemukannya Jenis

Frekuensi =

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Kelimpahan Makrofauna Tanah di Tegakan Sengon, Ekaliptus, Mahoni, dan

Pinus

Pengamatan terhadap kelimpahan makrofauna tanah dilakukan di bawah

tegakan sengon, ekaliptus, mahoni, dan pinus. Makrofauna tanah yang ditemukan

pada keempat tegakan tersebut terdiri dari 18 ordo, 28 famili, 32 morfospesies dan

1 838 individu (pada tanah dan serasah). Kelimpahan makrofauna tanah yang

terdapat pada tegakan sengon, ekaliptus, mahoni, dan pinus secara berturut-turut

yaitu 467 individu, 663 individu, 456 individu, dan 252 individu (masing-masing

Page 16: KEANEKARAGAMAN MAKROFAUNA TANAH PADA … · keanekaragaman makrofauna tanah yang tinggi ditemukan pada suhu tanah yang relatif rendah, serasah yang tebal, dan kerapatan tajuk yang

6

dalam 6 plot, tiap plot berukuran 40 cm x 40 cm). Data kelimpahan makrofauna

tanah secara lengkap disajikan pada Lampiran 2.

Kelimpahan Makrofauna Tanah yang Ditemukan pada Tanah dan Serasah

di Tegakan Sengon, Ekaliptus, Mahoni, dan Pinus

Kelimpahan makrofauna tanah yang ditemukan pada tanah dan serasah

berdasarkan pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa makrofauna tanah lebih

banyak ditemukan di dalam tanah (kedalaman 1-10 cm) dari pada di serasah.

Kelimpahan di dalam tanah sebesar 1 152 individu, sedangkan kelimpahan

makrofauna tanah di serasah sebanyak 686 individu. Data kelimpahan makrofauna

tanah yang ditemukan di tanah dan serasah secara lengkap disajikan pada

Lampiran 3.

Keanekaragaman Makrofauna Tanah yang Ditemukan pada Tegakan

Sengon, Ekaliptus, Mahoni, dan Pinus

Biodiversitas makrofauna tanah meupakan keragaman makrofauna tanah

yang teradpat pada suatu habitat tertentu. Analisis terhadap biodiversitas

makrofauna tanah meliputi perhitungan keragaman jenis, kekayaan jenis, dan

kemerataan jenis yang ditampilkan pada Tabel 1. Tegakan pinus memiliki

keragaman jenis, kekayaan jenis, dan kemerataan jenis tertinggi yaitu 2.211, 3.444,

dan 0.738.

Tabel 1 Keanekaragaman makrofauna tanah antar tegakan

Tegakan H'1)

DMg1)

E1)

S1)

Sengon 1.513 2.116 0.573 14

Ekaliptus 2.077 3.076 0.682 21

Mahoni 2.188 3.419 0.708 22

Pinus 2.211 3.444 0.738 20 Keterangan :

1)Biodiversitas makrofauna tanah di 6 plot masing-masing tegakan, tiap plot

berukuran 40 cm x 40 cm. H’ = nilai keragaman jenis Shannon – Wiener, DMg =

nilai kekayaan jenis Margalef, E = nilai kemerataan jenis Pielou, S = jumlah

morfospesies yang ditemukan.

Keanekaragaman Makrofauna Tanah yang Ditemukan pada Tanah dan

Serasah

Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa berdasarkan tempat

ditemukannya, biodiversitas makrofauna tanah pada serasah lebih besar

dibandingkan pada tanah. Nilai indeks keragaman dan kekayaan makrofauna

tanah pada serasah yaitu sebesar 1.960 dan 3.983, sedangkan nilai indeks

kemerataan makrofauna tanah pada tanah lebih besar dibandingkan di serasah.

Nilai indeks kemerataan makrofauna tanah pada tanah yaitu sebesar 0.623.

Biodiversitas makrofauna tanah di tanah dan serasah disajikan pada Tabel 2.

Page 17: KEANEKARAGAMAN MAKROFAUNA TANAH PADA … · keanekaragaman makrofauna tanah yang tinggi ditemukan pada suhu tanah yang relatif rendah, serasah yang tebal, dan kerapatan tajuk yang

7

Tabel 2 Keanekaragaman makrofauna tanah di tanah dan serasah

Lokasi H'1)

DMg1)

E1)

Serasah 1.960 3.983 0.595

Tanah 1.925 2.974 0.623 Keterangan:

1)Biodiversitas makrofauna tanah di 6 plot masing-masing tegakan, tiap plot

berukuran 40 cm x 40 cm. H’ = nilai keragaman jenis Shannon – Wiener, DMg =

nilai kekayaan jenis Margalef, E = nilai kemerataan jenis Pielou.

Nilai Kesamaan Jenis di Tegakan Sengon, Ekaliptus, Mahoni, dan Pinus

Nilai kesamaan jenis menunjukkan seberapa jauh kesamaan jenis

makrofauna tanah antara satu habitat dengan habitat yang lainnya. Indeks

kesamaan jenis antara tegakan sengon, ekaliptus, mahoni, dan pinus disajikan

pada Tabel 3. Nilainya 0.647 – 0.762. nilai tersebut mendekati 1 yang artinya

kesamaan komunitas makrofauna tanah antara keempat tegakan tergolong tinggi.

Tabel 3 Nilai indeks kesamaan jenis antar tegakan

Sengon Ekaliptus Mahoni Pinus

Sengon 0.686 0.667 0.647

Ekaliptus 0.651 0.683

Mahoni 0.762

Pinus

Frekuensi Ditemukannya Makrofauna Tanah pada Tanah dan Serasah

Frekuensi kehadiran jenis hewan dalam suatu habitat menunjukkan tingkat

keseringan jenis tersebut hadir di habitat itu (Suin 2003). Gambar 1 menunjukkan

frekuensi makrofauna tanah yang paling sering ditemukan di tanah dan serasah.

Data frekuensi ditemukannya makrofauna tanah pada tanah dan serasah secara

lengkap disajikan pada Lampiran 4.

(a)

(b) (c)

Gambar 1 Makrofauna tanah yang memilki nilai frekuensi terbesar. a)

Megascolecidae 1, b) Formicidae 3 (15x), c) Formcidae 2 (15x)

Page 18: KEANEKARAGAMAN MAKROFAUNA TANAH PADA … · keanekaragaman makrofauna tanah yang tinggi ditemukan pada suhu tanah yang relatif rendah, serasah yang tebal, dan kerapatan tajuk yang

8

Hubungan antara Biodiversitas Makrofauna Tanah dengan Faktor

Lingkungan

Keberadaan makrofauna tanah tidak bisa dipisahkan dari faktor

lingkungan. Tabel 4 menunjukkan bahwa tegakan pinus memiliki nilai keragaman

tertinggi. Hal ini berbanding lurus dengan parameter abiotiknya yaitu suhu tanah

yang relatif rendah (22.50C), serasah yang tebal (3.08 cm), dan persen penutupan

tajuk yang rapat (83.46 %).

Tabel 4 Hubungan antara keragaman makrofauna tanah dengan faktor abiotik

Plot H' Suhu tanah Tebal serasah Kerapatan tajuk

(0C) (Cm) (%)

Sengon 1.513 26.17 0.68 75.66

Ekaliptus 2.077 23.25 3.83 85.8

Mahoni 2.188 23.5 2.67 91.26

Pinus 2.211 22.5 3.08 83.46 Keterangan: H’ = nilai keragaman jenis Shannon – Wiener

Warna dan Tekstur Tanah di setiap Plot Pengamatan

Warna dan tekstur tanah dapat menjadi indikator bagaimana kondisi bahan

organik tanah dan keberadaan makrofauna tanah. Tekstur tanah pada lapisan (0-10

cm) teratas, yang diamati adalah Loamy Sand (15 plot) dan Sandy Loam (9 plot).

Hasil lengkap warna dan tekstur tanah di setiap plot pengamatan disajikan dalam

Tabel 6.

Kandungan Bahan Organik Tanah (BOT) dan pH di setiap Plot Pengamatan

Bahan organik tanah dan kadar pH merupakan salah satu indikator yang

dapat mempengaruhi keberadaan makrofauna tanah. Hasil analisis bahan organik

tanah dan pH di setiap plot pengamatan disajikan pada Tabel 5. Kadar C organik

tanah pada setiap plot pengamatan berkisar 2.53 – 5.61 % dengan pH asam yang

nilainya berkisar 4.1-5.6.

Tabel 5 Analisis bahan organik tanah dan pH di setiap plot pengamatan

Tegakan Plot pH C Organik Rata-rata

(%) (%)

Sengon S1 4.7 5.31 5.31

Ekaliptus

E1 5 4.41

3.52 E2 4.3 3.19

E3 4.1 2.53

E4 4.2 3.97

Pinus P1 4.1 3.82

3.92 P2 5.6 4.63

Page 19: KEANEKARAGAMAN MAKROFAUNA TANAH PADA … · keanekaragaman makrofauna tanah yang tinggi ditemukan pada suhu tanah yang relatif rendah, serasah yang tebal, dan kerapatan tajuk yang

9

Lanjutan Tabel 5

Tegakan Plot pH C Organik Rata-rata

(%) (%)

P5 4.2 3.29

Mahoni M1 4.1 5.37

5.49 M4 4.9 5.61

Keterangan: S = Plot sengon (ke-1), E = plot ekaliptus (ke 1-4), P = plot pinus (ke-1,2,5), M = plot

mahoni (ke-1,4

Tabel 6 Warna dan tekstur tanah di setiap plot pengmatan

Plot Tekstur Tanah Warna Tanah1)

Pinus

1 Sandy Loam (SL) 5YR 2.5/1 Black

2 Loamy Sand (LS) 5YR 2.5/1 Black

3 Loamy Sand (LS) 5YR 2.5/1 Black

4 Loamy Sand (LS) 5YR 2.5/1 Black

5 Loamy Sand (LS) 5YR 3/1 Very Dark Grey

6 Loamy Sand (LS) 5YR 3/1 Very Dark Grey

Ekaliptus

1 Sandy Loam (SL) 5 YR 2.5/1 Black

2 Sandy Loam (SL) 5YR 3/1 Very Dark Grey

3 Loamy Sand (LS) 5YR 3/1 Very Dark Grey

4 Loamy Sand (LS) 5YR 2.5/1 Black

5 Loamy Sand (LS) 5YR 3/1 Very Dark Grey

6 Loamy Sand (LS) 5YR 2.5/1 Black

Mahoni

1 Loamy Sand (LS) 5YR 2.5/1 Black

2 Loamy Sand (LS) 5YR 2.5/1 Black

3 Loamy Sand (LS) 5YR 2.5/1 Black

4 Loamy Sand (LS) 5YR 3/1 Very Dark Grey

5 Loamy Sand (LS) 5YR 3/1 Very Dark Grey

6 Loamy Sand (LS) 5YR 2.5/1 Black

Pinus

1 Sandy Loam (SL) 5YR 2.5/1 Black

2 Sandy Loam (SL) 5YR 2.5/1 Black

3 Sandy Loam (SL) 5YR 2.5/1 Black

4 Sandy Loam (SL) 5YR 2.5/1 Black

5 Sandy Loam (SL) 5YR 2.5/1 Black

6 Sandy Loam (SL) 5YR 2.5/1 Black Keterangan:

1)Berdasarkan Munsel Soil Colour Chart

Perbandingan Kelimpahan Individu Makrofauna Tanah Pada Tekstur

Tanah Loamy Sand dan Sandy Loam

Kelimpahan individu makrofauna tanah pada tekstur tanah Loamy Sand

dan Sandy Loam memiliki perbedaan. Tabel 7 menunjukan perbedaan jumlah

individu makrofauna tanah pada tekstur tanah Loamy Sand dan Sandy Loam

Page 20: KEANEKARAGAMAN MAKROFAUNA TANAH PADA … · keanekaragaman makrofauna tanah yang tinggi ditemukan pada suhu tanah yang relatif rendah, serasah yang tebal, dan kerapatan tajuk yang

10

diberbagai plot pengamatan pada berbagai tegakan. Lampiran 5 menunjukan hasil

penghitungan uji t untuk nelihat pengaruh tekstur tanah Loamy Sand dan Sandy

Loam terhadap kelimpahan individu makrofauna tanah.

Tabel 7 Kelimpahan individu makrofauna tanah pada tekstur tanah Loamy Sand

dan Sadny Loam (pada masing-masing plot)

No. Tekstur Tanah (Individu)

Loamy Sand Sandy Loam

1 42 31

2 78 78

3 22 36

4 5 49

5 19 19

6 63 44

7 88 39

8 28 35

9 39 55

10 16

11 84

12 60

13 130

14 69

15 23

∑ individu rata-

rata per plot

51.07 (Jumlah

ulangan 15)

42.89 (Jumlah

ulangan 9)

Pembahasan

Kelimpahan Makrofauna Tanah di Tegakan Sengon, Ekaliptus, Mahoni, dan

Pinus

Kelimpahan makrofauna tanah mengacu pada jumlah individu yang

ditemukan di plot pengamatan (serasah dan tanah). Semut hitam kecil

(Formicidae 3), semut merah kecil (Formicidae 2), dan cacing tanah

(Megascolicidae 1) adalah jenis makrofauna yang paling banyak di plot

pengamatan.

Cacing tanah tidak makan vegetasi hidup, tetapi hanya makan bahan

organik mati, baik sisa-sisa hewan atau tanaman. Cacing tanah mengaduk tanah

dan memperbaiki tata udara tanah sehingga infiltrasi air menjadi lebih baik, dan

tanah lebih mudah ditembus akar (Hardjowigeno 2010). Suhu optimal untuk

cacing tanah berada pada kisaran 18-270C (Tomiandri 2010). Plot tempat

pengambilan makrofauna tanah berada pada horison A yaitu lapisan permukaan

tanah yang terdiri dari campuran bahan organik dan bahan mineral yang berwarna

lebih gelap dari lapisan di bawahnya . Rerata suhu tanah pada seluruh tegakan

adalah 23.80C. Kondisi tersebut mendukung kehidupan bagi cacing tanah.

Semut (Formicidae) merupakan makrofauna yang bersifat kosmopolit

(Sembel 2010). Keberadaan bahan organik dan sumber makanan bagi semut

Page 21: KEANEKARAGAMAN MAKROFAUNA TANAH PADA … · keanekaragaman makrofauna tanah yang tinggi ditemukan pada suhu tanah yang relatif rendah, serasah yang tebal, dan kerapatan tajuk yang

11

menjadi salah satu faktor pendukung keberadaan semut pada habitat tertentu.

Bahan organik yang berasal dari pembusukan serasah di setiap plot pengamatan

akan mengundang organisme lain untuk datang ke tempat plot pengamatan.

Sebagian organisme itu merupakan makanan bagi semut (Winasa et al. 2001).

Pada semua tegakan yang diamati terdapat serasah dengan ketebalan yang

berbeda-beda yang memungkinkan tersedianya bahan organik dan mengundang

organisme lain yang merupakan makanan bagi semut.

Secara keseluruhan kelimpahan makrofauna tanah paling banyak terdapat di

tegakan ekaliptus. Hal ini diduga disebabkan karena faktor lingkungan yang

mempengaruhi kondisi lingkungan di tegakan ekaliptus. Suhu, tebal serasah, dan

kerapatan tajuk yang terdapat ditegakan ekaliptus yaitu sebesar 23.25 0C,3.83 cm,

dan 85.8 %. Suhu yang relatif rendah, serasah yang tebal, dan kerapatan tajuk

yang rapat mendukung bagi keberadaan makrofauna tanah di tegakan ekaliptus.

Kelimpahan makrofauna tanah yang ditemukan di tanah, lebih banyak dari

pada yang ditemukan di serasah. Cahaya matahari diduga dapat mengganggu

aktivitas makrofauna tanah, karena suhu di permukaan tanah naik (lebih tinggi

dari pada di bawah permukaan tanah), sehingga makrofauna tanah menghindari

sengatan cahaya matahari dengan cara masuk ke dalam tanah (di bawah

permukaan tanah). Menurut Buliyansih (2000) dalam Wibowo dan Wulandari

(2014) adanya kandungan pigmen makrofauna tanah yang rendah pada kutikula

menyebabkan makrofauna rentan terhadap cahaya matahari.

Keanekaragaman Makrofauna Tanah yang Ditemukan pada Tegakan

Sengon, Ekaliptus, Mahoni, dan Pinus

Tegakan pinus memiliki keanekaragaman jenis tertinggi dibandingkan

dengan tegakan lainnya. Nilai kekayaan jenis (DMg), keberagaman jenis (H’), dan

kemerataan jenis (E) makrofauna tanah di tegakan pinus yaitu 2.211, 3.444, dan

0.738. Herba yang rapat dan banyak diduga menyebabkan keanekaragaman

makrofauna tanah tinggi (Sebayang et al. 2000). Artropoda tanah banyak hidup di

akar karena banyak mengandung mikroorganisme, seperti jamur dan bakteri

(Szujecki 1987 dalam Sebayang et al. 2000). Konsdisi lahan pada tegakan pinus

yang diamati bukan merupakan lahan tegakan pinus murni. Lahan ini

menggunakan sistem agroforesti antara pinus dan tanaman pertanian seperti nanas

dan sinngkong. Plot pengamatan ditempatkan pada lahan bekas tanam tanaman

nanas. Lahan tersebut sudah tertutupi tumbuhan bawah dan ditemukan bekas

panenan nanas yang sudah membusuk. Kondisi ini diduga menjadi salah satu

faktor pendukung tingginya keanekaragaman hayati di tegakan pinus

dibandingkan dengan tegakan yang lainnya. Agroforestri dapat memberikan

kontribusi yang bermanfaat untuk keanekaragaman hayati, karena agroforestri

dapat mendukung kebutuhan hidup bagi insekta seperti polinator dan predator,

khusunya keberadaan makrofauna tanah (Widianto et al. 2003).

Penelitian tentang makrofauna tanah yang dilakukan oleh Wulandari (2012)

dan Rizqiyah (2013) menunjukkan bahwa biodiversitas makrofauna tanah pada

tegakan pinus di Gunung Walat relatif rendah dibandingkan tegakan lainnya.

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan di RPH Pandantoyo ini, hasil yang

didapat menunjukan bahwa biodiversitas pada tegakan pinus lebih tinggi

dibandingkan tegakan lainnya. Hal ini diduga disebabkan karena kondisi

Page 22: KEANEKARAGAMAN MAKROFAUNA TANAH PADA … · keanekaragaman makrofauna tanah yang tinggi ditemukan pada suhu tanah yang relatif rendah, serasah yang tebal, dan kerapatan tajuk yang

12

lingkungan di Gunung Walat yang menyerupai hutan alam, sehingga tegakan non

pinus memiliki biodiveritas yang lebih tinggi. Hal ini berbeda dengan kondisi

lingkungan tegakan pinus di RPH Pandantoyo ini, yang merupakan hutan tanaman.

Penelitian Rizqiyah (2013) menemukan cacing tanah sebanyak 89 individu (6 plot

berukuran 40 cm x 40 cm) pada tegakan pinus di Hutan Pendidikan Gunung Walat.

Jumlah ini berbeda dengan penelitian ini yang menemukan cacing tanah sebanyak

59 individu (6 plot berukuran 40 cm x 40 cm). Hal ini diduga karena kondisi

hutan Gunung Walat yang menyerupai hutan alam memiliki faktor lingkungan

yang sesuai bagi cacing tanah.

Nilai kekayaan jenis tertinggi terdapat pada tegakan pinus. Hal ini tidak

berbanding lurus dengan jumlah morfospesies yang ditemukan, yaitu sebanyak 20

morfospesies. Morfospesies terbanyak ditemukan pada tegakan mahoni yaitu

sebanyak 22 morfospesies. Kekayaan jenis digunakan untuk mengetahui

keanekeragaman jenis berdasarkan jumlah jenis pada suatu ekosistem.

Berdasarkan pengertian tersebut maka jumlah jenis menjadi syarat yang paling

berpengaruh untuk mengetahui kekayaan jenis. Namun jumlah seluruh individu

pada formula yang digunakan untuk mengetahui nilai kekayaan jenis menjadi

faktor pembagi, sehingga besarnya nilai kekayaan jenis bergantung pada

banyaknya jumlah seluruh individu di suatu plot pengamatan.

Indeks kemerataan pada keempat tegakan berkisar 0.573 – 0.738. Nilai

indeks kemerataan ini menunjukan bahwa dari keempat tegakan yang diamati

tidak ada spesies yang dominan. Keberadaan serasah sebagai bahan makanan bagi

makrofauna tanah dan kondisi habitat yang sesuai bagi kehidupan makrofauna

tanah diduga menjadi faktor penting meratanya keberadaan makrofauna tanah

pada keempat tegakan.

Keanekaragaman Makrofauna Tanah yang Ditemukan pada Tanah dan

Serasah

Nilai keanekeragaman makrofauna tanah yang ada di serasah lebih besar

dibandingkan dengan nilai keanekaragaman makrofauna tanah yang ada di tanah.

Makanan makrofauna tanah yang berupa serasah tersedia banyak di permukaan

tanah. Makrofauna tanah memakan serasah yang merupakan bahan organik kasar.

Serasah yang dimakan nantinya akan menjadi humus yang bermanfaat bagi

tanaman sebagai penjerap air, melancarakan siklus udara dan memperbaiki tekstur

tanah.

Suhu yang terdapat di dalam tanah lebih rendah dari pada suhu yang

terdapat di permukaan tanah. Makrofauna tanah akan memilih tempat yang

suhunya lebih rendah untuk mendukung kehidupannya. Selain itu tanah menjadi

tempat perlindungan bagi makrofauna tanah dari ancaman pemangsa. Faktor

lingkungan yang demikian, membuat makrofauna tanah yang ada di tanah lebih

banyak, namun belum tentu memiliki keanekaragaman yang tinggi, karena

makanan dari makrofauna tanah berupa serasah yang berada di atas permukaan

tanah.

Page 23: KEANEKARAGAMAN MAKROFAUNA TANAH PADA … · keanekaragaman makrofauna tanah yang tinggi ditemukan pada suhu tanah yang relatif rendah, serasah yang tebal, dan kerapatan tajuk yang

13

Nilai Kesamaan Jenis dan Frekuensi Makrofauna di Tegakan Sengon,

Ekaliptus, Mahoni, dan Pinus

Tingkat kesamaan jenis antara keempat tegakan tergolong tinggi karena

indeks kesamaan komunitas menurut indeks Sorensen lebih dari 50 %. Indeks

kesamaan jenis menurut indeks Sorensen pada keempat tegakan berkisar antara

0.647 – 0.762 atau 64.7 % - 76.2 %. Hal ini diduga disebabkan karena keempat

tegakan ini mempunyai kondisi habitat yang hampir sama. Faktor lingkungan

pada keempat tegakan juga tidak jauh berbeda, seperti tebal serasah, kerapatan

tajuk, dan suhu tanah. Selain itu bahan makanan bagi makrofauna tanah tersedia

di tiap plot pengamatan. Faktor lingkungan yang tidak jauh berbeda ini

mendukung kehidupan makrofauna tanah.

Makrofauna tanah lebih banyak ditemui pada tanah dari pada serasah. Suhu

yang lebih rendah di tanah dari pada di serasah menjadi faktor yang mendukung

besarnya frekuensi makrofauna tanah di tanah. Formicidae 2, Formicidae 3, dan

Megascolecidae 1 merupakan tiga spesies makrofauna tanah yang paling besar

frekuensinya di tanah dan serasah (75% - 95.833%). Formicidae merupakan

makrofauna yang mudah hidup di berbagai tempat dan mudah ditemui dibanyak

tempat (kosmopolit). Keberadaan serasah sebagai bahan makanan Megascolecidae

serta hasil metabolisme Megascolecidae yang mengahasilkan humus membuat

kondisi tanah nyaman sebagai tempat hidup Megascolecidae.

Hubungan antara Keanekaragaman Makrofauna Tanah dengan Faktor

Lingkungan

Keragaman pada tegakan pinus paling tinggi dari pada tegakan yang lainnya

berdasarkan faktor lingkungan seperti tebal serasah, suhu tanah, dan kerapatan

tajuk. Hal ini berbanding lurus dengan suhu tanah yang rendah, tebal serasah yang

relatif tebal, dan kerapatan tajuk yang rapat. Suhu tanah merupakan salah satu

faktor yang sangat menentukan kehadiran dan kepadatan organisme tanah, dengan

demikian suhu tanah akan sangat menentukan tingkat dekomposisi material

organik tanah (Suin 2003).

Makrofauna tanah pada umumnya memiliki batas suhu efektif untuk

kelangsungan hidupnya yaitu 15 – 450C (Rahmawaty 2004 dalam Wulandari

2013). Suhu yang telah diamati di keempat tegakan rata-rata 23.855 0C. Kondisi

suhu tanah ini sesuai bagi keberadaan makrofauna tanah. Serasah yang terdapat

pada plot pengamatan dapat menjadi makanan, tempat berlindung, dan tempat

mencari mangsa bagi makrofauna tanah. Besarnya kerapatan tajuk pada tegakan

yang diamati akan menyebabkan semakin banyaknya produksi serasah yang

dihasilkan oleh tegakan. Selain itu kerapatan tajuk yang besar membuat cahaya

matahari tidak terlalu masuk ke lantai hutan sehingga akan terbentuk iklim mikro

yang sesuai bagi makrofauna tanah. Makrofauna tanah umumnya meghindari

panasnya cahaya matahari dengan berlindung di balik serasah atau masuk ke

dalam tanah.

Page 24: KEANEKARAGAMAN MAKROFAUNA TANAH PADA … · keanekaragaman makrofauna tanah yang tinggi ditemukan pada suhu tanah yang relatif rendah, serasah yang tebal, dan kerapatan tajuk yang

14

Warna dan Tekstur Tanah di Setiap Plot Pengamatan

Warna tanah yang diamati pada plot pengamatan umumnya berwarna

gelap. Menurut Hardjowigeno (2010) semakin gelap warna tanah semakin tinggi

pula kandungan bahan organiknya. Hasil analisis tanah, menunjukkan bahwa

sebagian besar tanah pada plot pengamatan bertekstur pasir berlempung (Loamy

Sand). Tanah yang didominasi oleh pasir akan banyak mempunyai pori-pori besar,

drainase baik, dan aerasi baik (Isron 2009). Pori-pori besar pada tanah membuat

pertukaran udara atau aerasi menjadi lebih baik sehingga makrofauna tanah dapat

hidup di dalam tanah. Drainase yang baik membuat tanah tidak tergenang dan

tidak menutupi pori-pori tanah yang berfungsi untuk aerasi tanah.

Kandungan Bahan Organik Tanah (BOT) dan pH di setiap Plot Pengamatan

Bahan organik mampu menekan laju evaporasi yang terjadi dalam tanah

dan meningkatkan kadar humus dalam tanah. Kadar humus yang meningkat

berfungsi untuk memperbaiki sifat fisik tanah dan menyediakan unsur hara bagi

tanaman. Humus bersifat hidrofil, oleh sebab itu humus dapat meningkatkan daya

serap air dalam tanah dan juga menyebabkan daya simpan air menjadi tinggi

(Intara et al. 2011). Laju evaporasi yang rendah membuat air tidak mudah hilang

dari tanah, sehingga suhu rendah dan kelembaban terjaga. Bahan organik tanah

yang semakin tinggi menyebabakan porositas tanah semakin tinggi pula

(Hardjowigeno 2010). Hal ini membuat tanah menjadi tempat tinggal yang

nyaman bagi makrofauna tanah. Menurt Suin (2003) bahan organik tanah

merupakan makanan utama bagi makrofauna tanah, sehingga bahan organik tanah

dapat dijadikan indikator keberadaan makrofauna tanah tertentu pada suatu

habitat.

Hasil analisis bahan organik tanah menunjukkan bahwa tegakan mahoni

memiliki kandungan bahan organik tanah tertinggi, yaitu sebesar 5.49%.

Kandungan karbon organik tanah umumnya tinggi pada tanah di bawah vegetasi

rumput atau hutan (Widjaja 2002 dalam Novario 2007). Menurut Buckman dan

Brady (1982), suhu sangat memperngaruhi banyaknya kadungan bahan organik di

dalam tanah, termasuk karbon organik tanah. Kandungan bahan organik di dalam

tanah akan bertambah jika suhu rata-rata tahunan turun 10 0C. Semua plot yang

diamati memiliki suhu tanah yang relatif rendah, berkisar anatara 22.5 0C – 26.17

0C. Suhu tanah yang relatif rendah ini tentunya mendukung dalam ketersediaan

bahan organik tanah. Begitu juga dengan suhu pada tegakan mahoni yaitu 23.5 0C

yang cukup mendukung dalam ketersediaan bahan organik tanah. Menurut

Handorys (2012) Daun mahoni memiliki C/N rasio yang tinggi, hal ini

menunjukkan bahwa kandungan karbonnya tinggi, akibatnya proses dekomposisi

daun mahoni menjadi lambat, sehingga bahan organik tersedia dalam tanah

(humus). Humus terdiri dari bahan organik halus yang berasal dari hancuran

bahan organik kasar serta senyawa-senyawa baru yang dibentuk dari hancuran

bahan organik tersebut melalui kegiatan organisme dalam tanah (Hardjowigeno

2010).

Nilai pH tanah yang diamati pada semua plot berkisar antara 4.1 – 5.6.

Penelitian yang dilakukan oleh Mukti et al. (2004) menyatakan bahwa nilai pH

tanah di RPH Jatirejo, BKPH Pare, KPH Kediri bersifat masam, berkisar antara

Page 25: KEANEKARAGAMAN MAKROFAUNA TANAH PADA … · keanekaragaman makrofauna tanah yang tinggi ditemukan pada suhu tanah yang relatif rendah, serasah yang tebal, dan kerapatan tajuk yang

15

4.12 – 5.51. Letak RPH Jatirejo dan RPH Pandantoyo tidak terlalu jauh dan masih

dalam satu BKPH. Secara umum nilai pH pada semua plot pengamatan sesuai

untuk mendukung kehidupan makrofauna tanah. Menurut Notohadiprawiro (1998)

dalam Sugiyarto et al. (2007), makrofauna tanah lebih menyukai keadaan yang

lembab dan masam lemah sampai netral. Di Indonesia umumnya tanahnya

bereaksi masam dengan pH 3.0 -5.5 sehingga tanah dengan pH 6.0 - 6.5 sering

telah dikatakan cukup netral meskipun sebenarnya masih agak masam. Dilain

pihak pH < 3.0 sangat masam (Hardjowigeno 2010). Pada plot pengamatan

ditemukan Ordo Collembola, jenis ini adalah insekta yang mampu hidup di tanah

yang memiliki pH masam (Wulandari 2012).

Perbandingan Kelimpahan Individu Pada Tekstur Tanah Loamy Sand dan

Sandy Loam

Kelimpahan individu pada tesktur tanah Loamy Sand (LS) dan Sandy

Loam (SL) menunjukan hasil yang berbeda. Berdasarkan hasil uji t Independen,

kelimpahan individu pada tesktur tanah Loamy Sand, jumlah individu per plotnya

lebih banyak dari pada yang di tekstur tanah Sandy Loam. Nilai t hitung yaitu 0.78

lebih kecil dari pada nilai t tabel yaitu 2.08, artinya Ho diterima (Jumlah individu

makrofauna tanah pada tekstur tanah Loamy Sand lebih besar daripada tekstur

tanah Sandy Loam). Hal ini diduga disebabkan karena tekstur tanah Loamy Sand

lebih didominasi pasir. Pasir memiliki tekstur yang porous (tidak padat) dan

mudah untuk dilalui air maupun udara sehingga aeraesi baik dan tidak

menyebabkan genangan.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Kelimpahan makrofauna tanah yang ditemukan pada seluruh tegakan adalah

sebanyak 18 ordo, 28 famili, 32 morfospesies dan 1 838 individu. Kelimpahan

makrofauna tanah terbesar ditemukan pada tegakan ekaliptus yaitu 663 individu.

Secara keseluruhan , di empat tegakan tersebut, kelimpahan makrofauna yang

ditemukan di tanah, lebih banyak (1 152 individu) dibandingkan di serasah (686

individu). Tegakan pinus memiliki keanekaragaman dan kekayaan makrofauna

tanah tertinggi (H’= 2.211, DMg = 3.444, E = 0.738) dibandingkan dengan

tegakan sengon, ekaliptus, dan mahoni. Nilai kemerataan berkisar 0.573 – 0.738,

artinya makrofauna tanah yang ada pada keempat tegakan tidak ada yang

mendominasi (merata). Nilai kesamaan jenis pada keempat tegakan termasuk

tinggi dengan nilai berkisar antara 64.7 % - 76.2 %. Kelimpahan makrofauna

tanah pada tekstur tanah Loamy Sand lebih banyak daripada yang di tekstur tanah

Sandy Loam. Formicidae 3, Formicidae 2, dan Megascolecidae 1 merupakan

jenis makrofauna tanah yang paling banyak jumlahnya di empat tipe tegakan yang

diamati.

Page 26: KEANEKARAGAMAN MAKROFAUNA TANAH PADA … · keanekaragaman makrofauna tanah yang tinggi ditemukan pada suhu tanah yang relatif rendah, serasah yang tebal, dan kerapatan tajuk yang

16

Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap peran masing-masing

makrofauna tanah yang ada di RPH Pandantoyo, agar dapat diberdayakan untuk

kelestarian kawasan hutan tanaman di RPH Pandantoyo. Selain itu untuk

mengambil sampel fauna tanah perlu dilakukan dengan metode yang lain selain

hand sorting method agar jenis yang didapatkan lebih banyak dan detil.

DAFTAR PUSTAKA

Arief A. 2001. Hutan dan Kehutanan. Jakarta (ID): Kanisius.

Borror DJ, Triplehorn, Johnson NF. 1996. Pengenalan Pelajaran Serangga.

Partosoedjono S, penerjemah; Brotowidjoyo MD, editor. Yogyakarta (ID):

Gadjah Mada University Press. Ed ke-6. Terjemahan dari: An Introduction To

The Study of Insects.

Buckman HO, Brady NC. 1982. Ilmu Tanah. Soepardi G, penerjemah. Jakarta

(ID): Bhratara Karya Aksara. Terjemahan dari: Soil Science. Handorys W. 2012. Kompos. http:// http://hansdw08.student.ipb.ac.id/agh-ipb-45,

diakses pada tanggal 21 September 2015. Hardjowigeno S. 2010. Ilmu Tanah. Jakarta (ID) : Akademika Pressindo.

Intara YI, Sapei A, Erizal, Sembiring N, Djoefri MHB. 2011. Pengaruh pemberian

bahan organik pada tanah liat dan lempung berliat terhadap kemampuan

mengikat air. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia 16(2): 130-135.

Isron. 2009. Perubahan sifat fisik tanah hasil pengolahan tanah pada budidaya

tebu lahan kering di PG Pesatren Baru, Kediri [Skripsi]. Bogor (ID): Institut

Pertanian Bogor.

Magurran AE. 1988. Ecological Diversity and Its Measurement. Cambridge (UK):

University Press.

Mukti C, Sugiyarto, Mahadjoeno E. 2004. Keanekaragaman mesofauna dan

makrofuna tanah pada berbagai tanaman sela di hutan sengon (Paraserianthes

falcataria (L) Nielsen) RPH Jatirejo KPH Kediri. Bio Smart 6(1): 57-64.

Novario D. 2007. Distribusi spasial C organik tanah di wilayah sekitar Puncak dan

Cianjur [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Rizqiyah W. 2013. Keanekaragaman makrofauna tanah pada berbagai tipe

tegakan di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi, Jawa Barat [Skripsi].

Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Sebayang D, Suryati T, Adianto. 2001. Keanekaragaman dan kelimpahan

Artrhopoda tanah di hutan alami, hutan pinus, kebun sayur, dan lahan terbuka

di Gunung Tangkuban Parahu. Di dalam: Soenardjo E, Sosromarsono S,

Wardojo S, Prasadja I, editor. Simposium Keanekaragaman Hayati Artropoda

pada Sistem Produksi Pertanian; 2000 Okt 16-18; Cipayung, Indonesia. Bogor

(ID): Perhimpuna Entomologi Indonesia & Yayasan Keanekragaman Hayati

Indonesia. Hlm 75-79.

Sembel DT. 2010. Pengendalian Hayati. Yogyakarta (ID): CV Andi Offset

Page 27: KEANEKARAGAMAN MAKROFAUNA TANAH PADA … · keanekaragaman makrofauna tanah yang tinggi ditemukan pada suhu tanah yang relatif rendah, serasah yang tebal, dan kerapatan tajuk yang

17

Slamet SA. 2015. Keanekaragaman makrofauna tanah pada berbagai tipe tegakan

di areal bekas tambang silika di Holcim Educational Forest, Sukabumi, Jawa

Barat [Skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.

Sugiyarto, Efendi M, Mahajoeno E, Sugiti Y, Handayanto E, Agustina L. 2007.

Preferensi berbagai jenis makrofauna tanah terhadap sisa bahan organik

tanaman pada intesitas cahaya yang berbeda. Biodiversitas 7(4) : 96-100.

Suhardjono YR, Deharveng L, Bedos A. 2012. Colembolla (Ekorpegas). Bogor

(ID): PT Vega Briantama Vandanesia.

Suin NM. 2003. Ekologi Hewan Tanah. Jakarta (ID) : Bumi Aksara.

Tomiandri G. Performa cacing tanah (Pontoscolex corethrurus) pada media

budidaya dan potensinya dalam pembentukan biopori tanah [Skripsi]. Bogor

(ID): Institut Pertanian Bogor.

Wibowo C, Wulandari SD. 2014. Keanekaragaman insekta tanah pada berbagai

tipe tegakan di Hutan Pendidikan Gunung Walat dan hubungannya dengan

peubah lingkungan. Jurnal Silvikultur Tropika 5(1): 33-42.

Widianto, Hairiah K, Suharjito D, Sardjono MA. 2003. Fungsi dan Peran

Agroforesti. Bogor (ID): ICRAF.

Winasa IW, Rauf A, Nurmansyah A. 2001. Kajian Artropoda Predator Epigenik

dan Penghuni Tajuk di Ekosistem Kedelai : Suatu Pendekatan Ekologi

Lansekap. Penelitian Hibah Bersaing Perguruan Tinggi VIII Tahun Anggaran :

1999/2000. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Wulandari SD. 2013. Keanekaragaman insekta tanah pada berbagai tipe tegakan

Hutan Pendidikan Gunung Walat, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat [Skripsi].

Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Page 28: KEANEKARAGAMAN MAKROFAUNA TANAH PADA … · keanekaragaman makrofauna tanah yang tinggi ditemukan pada suhu tanah yang relatif rendah, serasah yang tebal, dan kerapatan tajuk yang

18

Lampiran 1 Peta Pengamatan Plot Makrofauna Tanah di RPH Pandantoyo KPH

Kediri

Page 29: KEANEKARAGAMAN MAKROFAUNA TANAH PADA … · keanekaragaman makrofauna tanah yang tinggi ditemukan pada suhu tanah yang relatif rendah, serasah yang tebal, dan kerapatan tajuk yang

19

Lampiran 2 Kelimpahan makrofauna tanah pada tegakan sengon, ekaliptus,

mahoni, dan pinus (di tanah dan serasah)

Ordo Famili Morfospesies

Kelimpahan

(Individu)1)

S E M P

Isopoda Clysticidae Clysticidae 1 8 42 5 14

Hymenoptera Formicidae Formicidae 1 10 1 0 0

Formicidae Formicidae 2 60 161 68 66

Formicidae Formicidae 3 248 202 116 28

Formicidae Formicidae 4 1 56 5 13

Formicidae Formicidae 5 0 1 0 0

Araneae Lamponidae Lamponidae 1 6 27 4 12

Dysderidae Dysderidae 1 0 1 0 15

Eresidae Eresidae 1 0 0 4 0

Hersilidae Hersilidae 1 0 0 2 0

Blattaria Blattelidae Blattelidae 1 13 0 0 0

Blattidae Blattidae1 6 6 14 2

Scolopendromorpha Scolopendromorpha 1 Scolopendromorpha sp. 3 26 59 11

Coleoptera Rhysodidae Rhysodidae 1 7 9 13 2

Dytiscidae Dytiscidae 1 0 4 0 0

Dermestidae Dermestidae 1 0 2 0 2

Scarabaeidae Lepidiota sp 6 1 4 0

Dermaptera Forficulidae Forficulidae 1 0 17 13 1

Chelisochidae Chelisochidae1 0 5 5 2

Scorpiones Scorpiones 1 Scorpiones sp. 0 2 0 0

Collembola Neanuridae Neanuridae1 1 18 18 2

Lepidoptera Lepidoptera 1 Lepidoptera sp. 0 1 0 0

Pulmonata Achanidae Achanidae 0 1 0 0

Sphaerotheriida Sphaerotheriida 1 Sphaerotheriida sp. 0 9 1 0

Isoptera Kalotermitidae Kalotermitidae 1 5 0 72 7

Haplotaxida Megascolecidae Megascolecidae 1 93 71 49 59

Hemiptera Hemiptera 1 Hemiptera sp. 0 0 1 1

Cydnidae Cydnidae 1 0 0 1 0

Mesofeliidae Mesofeliidae 1 0 0 0 1

Orthoptera Tanaoceridae Tanaoceridae 1 0 0 1 13

Orthoptera Orthoptera 1 Orthoptera sp. 0 0 1 0

Acarina Ixodidae Ixodidae 1 0 0 0 1

Total kelimpahan 467 663 456 252 Keterangan: S= plot pada tegakan sengon, E= plot pada tegakan ekaliptus, M= plot pada tegakan

mahoni, P= plot pada tegakan pinus, 1) = makrofauna tanah yang ditemukan di enam

plot tiap tegakan, tiap plot berukuran 40 cm x 40 cm

Page 30: KEANEKARAGAMAN MAKROFAUNA TANAH PADA … · keanekaragaman makrofauna tanah yang tinggi ditemukan pada suhu tanah yang relatif rendah, serasah yang tebal, dan kerapatan tajuk yang

20

Lampiran 3 Kelimpahan makrofauna tanah yang terdapat di tanah dan serasah

(diseluruh plot di keempat tegakan)

Ordo Famili Morfospesies

Kelimpahan

(Individu)1)

Tanah Serasah

Hymenoptera Formicidae Formicidae 2 228 150

Formicidae Formicidae 3 269 295

Formicidae Formicidae 4 57 14

Formicidae Formicidae 1 1 10

Formicidae Formicidae 5 0 1

Blattaria Blattelidae Blattelidae 1 9 4

Blattidae Blattidae1 16 12

Haplotaxida Megascolecidae Megascolecidae 1 230 3

Coleoptera Rhysodidae Rhysodidae 1 49 17

Scarabaeidae Lepidiota sp 9 0

Dermestidae Dermestidae 1 2 2

Dytiscidae Dytiscidae 1 0 4

Scolopendromorpha Scolopendromorpha 1 Scolopendromorpha sp. 68 30

Isoptera Kalotermitidae Kalotermitidae 1 89 7

Araneae Lamponidae Lamponidae 1 16 33

Dysderidae Dysderidae 1 14 1

Eresidae Eresidae 1 0 4

Hersilidae Hersilidae 1 0 2

Isopoda Clysticidae Clysticidae 1 35 34

Sphaerotheriida Sphaerotheriida 1 Sphaerotheriida sp. 8 2

Dermaptera Chelisochidae Chelisochidae1 9 3

Forficulidae Forficulidae 1 21 10

Collembola Neanuridae Neanuridae1 17 28

Orthoptera Orthoptera 1 Orthoptera sp. 1 0

Tanaoceridae Tanaoceridae 1 1 13

Hemiptera Cydnidae Cydnidae 1 1 0

Mesofeliidae Mesofeliidae 1 1 0

Hemiptera 1 Hemiptera sp. 0 2

Acarina Ixodidae Ixodidae 1 1 0

Scorpiones Scorpiones 1 Scorpiones sp. 0 2

Lepidoptera Lepidoptera 1 Lepidoptera sp. 0 2

Pulmonata Achanidae Achanidae 0 1

Total kelimpahan 1152 686 Keterangan:

1) makrofauna tanah yang ditemukan pada 24 plot, tiap plot berukuran 40 cm x 40 cm

Page 31: KEANEKARAGAMAN MAKROFAUNA TANAH PADA … · keanekaragaman makrofauna tanah yang tinggi ditemukan pada suhu tanah yang relatif rendah, serasah yang tebal, dan kerapatan tajuk yang

21

Lampiran 4 Frekuensi makrofauna tanah yang ditemukan pada tanah dan serasah

Ordo Famili Morfospesies Frekuensi (%)

Tanah Serasah

Hymenoptera Formicidae Formicidae 2 83.33 75

Formicidae Formicidae 3 95.83 79.17

Formicidae Formicidae 4 16.67 20.83

Formicidae Formicidae 1 4.17 16.67

Formicidae Formicidae 5 0 4.17

Blattaria Blattelidae Blattelidae 1 12.5 8.33

Blattidae Blattidae1 33.33 25

Haplotaxida Megascolecidae Megascolecidae 1 95.83 12.5

Coleoptera Rhysodidae Rhysodidae 1 50 37.5

Scarabaeidae Lepidiota sp 20.83 0

Dermestidae Dermestidae 1 8.33 8.33

Dytiscidae Dytiscidae 1 0 4.17

Scolopendromorpha Scolopendromorpha 1 Scolopendromorpha sp. 70.83 58.33

Isoptera Kalotermitidae Kalotermitidae 1 45.83 12.5

Araneae Lamponidae Lamponidae 1 25 50

Dysderidae Dysderidae 1 12.5 4.17

Eresidae Eresidae 1 0 12.5

Hersilidae Hersilidae 1 0 4.17

Isopoda Clysticidae Clysticidae 1 41.67 50

Sphaerotheriida Sphaerotheriida 1 Sphaerotheriida sp. 16.67 4.17

Dermaptera Chelisochidae Chelisochidae1 12.5 8.33

Forficulidae Forficulidae 1 25 25

Collembola Neanuridae Neanuridae1 33.33 33.33

Orthoptera Orthoptera 1 Orthoptera sp. 4.17 0

Tanaoceridae Tanaoceridae 1 4.17 20.83

Hemiptera Cydnidae Cydnidae 1 4.17 0

Mesofeliidae Mesofeliidae 1 4.17 0

Hemiptera 1 Hemiptera sp. 0 8.33

Acarina Ixodidae Ixodidae 1 4.17 0

Scorpiones Scorpiones 1 Scorpiones sp. 0 4.17

Lepidoptera Lepidoptera 1 Lepidoptera sp. 0 8.33

Pulmonata Achanidae Achanidae 0 4.17

Total 725.00 600.00

Page 32: KEANEKARAGAMAN MAKROFAUNA TANAH PADA … · keanekaragaman makrofauna tanah yang tinggi ditemukan pada suhu tanah yang relatif rendah, serasah yang tebal, dan kerapatan tajuk yang

22

Lampiran 5 Hasil penghitungan Uji T Independen pengaruh tekstur tanah terhadap

jumlah individu makrofauna tanah

No. Tekstur Tanah (Individu)

Loamy Sand Sandy Loam

1 42 31

2 78 78

3 22 36

4 5 49

5 19 19

6 63 44

7 88 39

8 28 35

9 39 55

10 16

11 84

12 60

13 130

14 69

15 23

t-Test: Two-Sample Assuming Unequal Variances

Variable 1 Variable 2

Mean 51,06667 42,88889

Variance 1194,352 281,8611

Observations 15 9

Hypothesized Mean Difference 0

Df 21

t Stat 0,776405

P(T<=t) one-tail 0,223084

t Critical one-tail 1,720743

P(T<=t) two-tail 0,446167

t Critical two-tail 2,079614

Page 33: KEANEKARAGAMAN MAKROFAUNA TANAH PADA … · keanekaragaman makrofauna tanah yang tinggi ditemukan pada suhu tanah yang relatif rendah, serasah yang tebal, dan kerapatan tajuk yang

23

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kuningan, Jawa Barat pada tanggal 28 Juli 1993, dari

pasangan Abdulrahman dan Een Suhaeni. Penulis merupakan anak ke lima dari

lima bersaudara. Penulis lulus dari SMAN 1 Jalaksana pada tahun 2011, dan pada

tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk IPB melaliu jalur SNMPTN

Undangan IPB dan diterima di Mayor Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB.

Selama masa perkuliahan penulis aktif di beberapa organisasi seperti Ikatan

Keluarga Muslim TPB (IKMT) IPB sebagai anggota, DKM Ibaadurrahmaan

sebagai anggota pada periode 2012-2013 dan sebagai ketua Syiar pada periode

2014-2015, serta Himpunan Profesi Tree Grower Community sebagai anggota

periode 2012-2013 dan ketua Agroforestry Group periode 2013-2014. Penulis

juga aktif dalam kepanitiaan seperti Panitia Kurban DKM Ibaadurrahmaan

Fakultas Kehutanan IPB (2013 s/d 2014), Penyambutan Mahasiswa Baru

Departemen Silvkikultur (2013), Ekspedisi Flora dan Studi Ilmiah Tree Grower

Community (2014). Penulis juga menjadi asisten praktikum Ilmu dan Nutrisi

Hutan (2014) dan Pemantauan Kesehatan Hutan (2015).

Penulis melaksanakan Praktek Pengelolaan Eksoistem Hutan (PPEH) 2013

di Sancang Barat dan Kamojang, Praktek Pengelolaan Hutan (PPH) 2014 di Hutan

Pendidikan Gunung Walat, dan Praktek Kerja Profesi (PKP) 2015 di Perum

Perhutani Divisi Regional Jawa Timur KPH Kediri.

Guna memperoleh gelar Sarjana Kehutanan IPB, penulis menyelesaikan

skripsi dengan judul “Keanekragaman Makrofauna Tanah pada Berbagai Tipe

Tegakan di Areal Hutan Tanaman RPH Pandantoyo KPH Kediri.