kata pengantar - pertanian.jatimprov.go.idpertanian.jatimprov.go.id/images/pdf/lkj2014/upload lkj...
TRANSCRIPT
i
KATA PENGANTAR
Sub sektor tanaman pangan dalam perekonomian Jawa Timur cukup
memegang peran penting, karena merupakan salah satu subsektor yang memberikan
kontribusi cukup besar terhadap PDRB Provinsi Jawa Timur. Kontribusi sektor
pertanian, kehutanan, dan perikanan sub sektor tanaman pangan terhadap Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Jawa Timur tahun 2014 atas dasar harga
berlaku (Miliar Rupiah) mencapai Rp 69.697,38 miliar atau sebesar 4,52 persen.
Dalam rangka memenuhi akuntabilitas implementasi program dan kegiatan
maka perlu dilakukan pengukuran kinerja terhadap pelaksanaan program dan
kegiatan tahun 2014 melalui Laporan Kinerja (LKJ), untuk memberikan gambaran
perkembangan pelaksanaan program dan kegiatan serta capaian sasaran strategis
yang dilaksanakan pada Tahun 2014 yang merupakan capaian kinerja tahun ke-lima
pelaksanaan Rencana Strategis Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-
2014.
Laporan Kinerja (LKJ) disusun sebagai bentuk tanggung jawab dalam
akuntabilitas, tranparansi dan pencapaian kinerja yang mengacu kepada Rencana
Strategis Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014. Penyusunan
Laporan Kinerja (LKJ) merupakan kewajiban sebagaimana diamanatkan dalam
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor : 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah ( AKIP ) yang tata cara penyusunannya diatur dalam
Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang
Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Dinas
Pertanian Provinsi Jawa Timur sebagai salah satu pelaksana Pemerintah Daerah
memiliki kewajiban menyampaikan laporan tentang pelaksanaan tugas pokoknya
secara teratur, jelas, serta tepat waktu yang diukur atas dasar penilaian capaian
terhadap target Indikator Kinerja Utama (IKU) yang merupakan indikator
keberhasilan pencapaian sasaran-sasaran strategis sebagaimana telah ditetapkan
dalam Penetapan Kinerja Tahun 2014.
iii
DAFTAR ISI
Halaman
Pengantar ...................................................................................... i
Daftar Isi ...................................................................................... iii
Daftar Tabel ................................................................................... v
Daftar Gambar ................................................................................ vii
Daftar Lampiran .............................................................................. viii
Ringkasan Eksekutif ........................................................................ ix
I. Pendahuluan ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................ 1
1.2 Dasar Hukum Penyusunan LKJ ........................................ 4
1.3 Tujuan ........................................................................... 6
1.4 Kedudukan, Tugas, dan Fungsi ........................................ 6
1.5 Struktur Organisasi ......................................................... 7
1.6 Gambaran Umum Dinas Pertanian ................................... 8
1.6.1 Potensi Sumber Daya Manusia Pertanian ................ 8
1.6.2 Potensi Tanaman Pangan dan Holtikultura .............. 10
1.7 Ruang Lingkup ............................................................... 12
II. Perencanaan dan Perjanjian Kerja ............................................ 14
2.1 Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pertanian
Provinsi Jawa Timur 2009-2014 ...................................... 17
2.1.1 Visi Dinas Pertanian Provinsi Jawa
Timur Tahun 2009-2014 ........................................ 18
2.1.2 Misi Dinas Pertanian Provinsi Jawa
Timur Tahun 2009-2014 ........................................ 18
2.1.3 Tujuan Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur ........... 19
2.1.4 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja
Utama Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur ........... ... 20
iv
2.2 Penetapan Kinerja ............................................................... 25
2.3 Upaya Mencapai Tujuan dan Sasaran ................................... 29
2.3.1 Program Pembangunan Tanaman Pangan
dan Holtikultura yang Bersumber APBD ....................... 29
2.3.2 Program Pembangunan Tanaman Pangan dan
Holtikultura yang bersumber APBN ............................. 30
III. Akuntabilitas Kinerja .................................................................... 31
3.1 Pengukuran Kinerja Tahun 2013 .......................................... 31
3.2 Analisa Kinerja .................................................................... 34
3.2.1 Peningkatan Penerapan Teknologi Budidaya yang Baik
dan Ramah Lingkungan (Aman Bagi Pekerja, Aman
Terhadap Lingkungan, dan Aman Konsumsi) .............. 34
3.2.2 Peningkatan Luas Panen (ha), Produksi
(ton), Produktivitas (ku/ha) Tanaman Pangan
dan Holtikultura di Jawa Timur .................................. 39
3.2.3 Peningkatan Penyediaan Benih Tanaman Pangan dan
Holtikultura yang Bersertifikat dan Memenuhi Syarat
Tepat (tepat jenis, jumlah, mutu, lokasi, waktu dan
harga) ...................................................................... 47
3.2.4 Peningkatan Kualitas Produk Tanaman Pangan dan
Holtikultura yang Berdaya Guna Tinggi Untuk
Mencukupi Pasar Domestik dan Ekspor .................... 48
3.3 Akuntabilitas Keuangan ....................................................... 51
3.4 Penghargaan yang Diterima Baik nasional Maupun Provinsi.... 53
IV. Penutup ...................................................................................... 58
4.1 Kesimpulan ........................................................................ 58
4.2 Saran ................................................................................ 61
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Komposisi Pegawai Berdasarkan Golongan/Kepangkatan --------------- 8
Tabel 2. Komposisi Pegawai Berdasarkan Kelompok Jabatan ---------------------- 9
Tabel 3. Komposisi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan ---------------------- 9
Tabel 4. Matrix Hubungan antara Misi dan Tujuan ---------------------------------- 20
Tabel 5. Matriks Hubungan antara Tujuan Pembangunan Pertanian
Tanaman Pangan dan Hortikultura dan Sasaran Strategis --------------- 21
Tabel 6. Sasaran Luas Areal Tanaman Pangan dan Hortikultura
yang Menerapkan Pengendalian Hama Terpadu (PHT),
Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) dan Good
Agriculture Practices (GAP) Provinsi Jawa Timur
Tahun 2009-2014 --------------------------------------------------------------- 22
Tabel 7. Sasaran Luas Panen Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi
Jawa Timur Tahun 2009-2014 ------------------------------------------------ 23
Tabel 8. Sasaran Produktivitas Tanaman Pangan dan Hortikultura
Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014 -------------------------------------- 23
Tabel 9. Sasaran Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura
Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014 -------------------------------------- 24
Tabel 10. Sasaran Jumlah Produksi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura
yang Bersertifikat Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014 ---------------- 24
Tabel 11. Sasaran Jumlah Produk Hortikultura yang Telah Menerapkan
GAP dan Bersertifikat Prima 3 di Provinsi Jawa Timur
Tahun 2009-2014 ---------------------------------------------------------------- 24
Tabel 12. Penetapan Kinerja Program Pembangunan
Tanaman Pangan dan Hortikultura Tahun 2013 ---------------------------- 25
Tabel 13. Target, Realisasi, dan Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2013 --- 32
vi
Tabel 14. Capaian Luas Areal Tanaman Pangan dan Hortikultura yang
Menerapkan Pengendalian Hama Terpadu (PHT), Pengelolaan
Tanaman Terpadu (PTT), dan Good Agriculture Practices
(GAP) Provinsi Jawa Timur ----------------------------------------------------- 34
Tabel 15. Capaian Kinerja Luas Panen, Produktivitas dan Produksi
Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Timur ------------------ 39
Tabel 16. Kontribusi Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Timur terhadap Nasional Tahun 2012-2013 ------------------------------------------------- 42
Tabel 17. Produksi Padi Provinsi Jawa Timur terhadap Provinsi Lain dan Nasional Tahun 2012-2013 ----------------------------------------------------------- 45
Tabel 18. Produksi Jagung Provinsi Jawa Timur terhadap Provinsi Lain da Nasional Tahun 2012-2013 ----------------------------------------------------------- 45
Tabel 19. Produksi Kedelai Provinsi Jawa Timur terhadap Provinsi Lain da Nasional Tahun 2012-2013 ----------------------------------------------------------- 46
Tabel 20. Capaian Prosentase Index Pertanaman Padi --------------------------------- 46
Tabel 21. Capaian Prosentase Petani Yang Menggunakan Benih Tanaman Pangan (Padi, Jagung, Kedelai) Yang Bersertifikat di Provinsi Jawa Timur ------- 48
Tabel 22. Capaian Kinerja Sasaran Strategis Peningkatan Kualitas Produk Tanaman Pangan dan Holtikultura Yang Berdaya Guna Tinggi Untuk Mencukupi Pasar Domestik dan Ekspor di Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 ---------------- 49
Tabel 23. Perbandingan NTP Antar Provinsi di Pulau Jawa --------------------------- 50
Tabel 24. Perkembangan Keuangan (Inputs) Tahun 2012 --------------------------- 50
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Grafik Keuangan APBN dan APBD Tahun 2013 ------------------------ 53
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I. INDIKATOR KINERJA UTAMA
Lampiran II. MATRIKS RENSTRA DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR
TAHUN 2009 – 2014
Lampiran III. PENETAPAN KINERJA 2014
Lampiran IV. RENCANA KINERJA TAHUNAN 2014
Lampiran V. PENGUKURAN KINERJA INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2014
Lampiran VI. LAPORAN REALISASI PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014
ix
RINGKASAN EKSEKUTIF
Laporan Kinerja (LKJ) merupakan laporan yang memberikan gambaran
tentang berbagai capaian kinerja sesuai dengan Penetapan Kinerja Tahun 2014,
sekaligus merupakan wujud transparansi dan akuntabilitas dalam melaksanakan
tugas dan bahan pengambilan keputusan dalam perencanaan tahun berikutnya.
Penyusunan LKJ mengacu pada Instruksi Presiden (Inpres) No. 7 Tahun 1999
tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan ditindaklanjuti dengan Surat
Keputusan (SK) Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Nomor 239/IX/6/8/2003
tanggal 25 Maret 2003 mengenai Pedoman Penyusunan Pelaporan Kinerja Instansi
Pemerintah dan disempurnakan dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman
Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah.
Laporan Kinerja (LKJ) Tahun 2014 Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur
melaporkan kinerja selama pelaksanaan kegiatan pada tahun 2014 yang mengacu
pada Rencana Strategis Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur tahun 2009-2014
dengan Visi Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur yaitu: “Jawa Timur sebagai
Pusat Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura yang Berbasis
Sumberdaya Lokal untuk Meningkatkan Kemandirian Pangan, Nilai
Tambah dan Kesejahteraan Petani “.
Visi tersebut dilaksanakan dalam bentuk Misi Dinas Pertanian Provinsi
Jawa Timur, meliputi : 1) Mewujudkan sistem agribisnis tanaman pangan dan
hortikultura yang berkelanjutan dan efisien serta berwawasan lingkungan; 2)
Mewujudkan keseimbangan agroekosistem pertanian yang mendukung
keberlanjutan peningkatan produksi dan produktivitas untuk meningkatkan
kemandirian pangan; 3) Mewujudkan peningkatan produksi dan mutu produk
tanaman pangan dan hortikultura sebagai bahan baku industri.
Untuk dapat mendukung pencapaian agenda pembangunan nasional dan
tujuan pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura serta untuk
mengedepankan peran pembangunan pertanian yang mampu mengakomodasi
berbagai perkembangan dan kepentingan dalam mengantisipasi berbagai tantangan
masa depan, maka Tujuan Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura ditetapkan sebagai berikut : 1) Mewujudkan sistem agribisnis tanaman
x
pangan dan hortikultura unggul berkelanjutan yang berbasis sumberdaya lokal; 2)
Meningkatkan dan memantapkan swasembada berkelanjutan; 3) Meningkatkan nilai
tambah produk pertanian tanaman pangan dan hortikultura, pendapatan dan
kesejahteraan petani. Sedangkan Indikator Kinerja untuk tercapainya Tujuan
Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Timur terukur dari :
1) Tujuan 1 “Mewujudkan sistem agribisnis tanaman pangan dan hortikultura
unggul berkelanjutan yang berbasis sumberdaya lokal” : indikator kinerja
tujuannya yaitu Luas areal pertanaman pangan dan hortikultura yang aman dari
serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT);
2) Tujuan 2 “Meningkatkan dan memantapkan swasembada berkelanjutan” :
indikator kinerja tujuannya, yaitu: a) pertumbuhan ekonomi subsektor tanaman
bahan makanan; b) kontribusi nilai PDRB ADHB Subsektor tanaman bahan
makanan terhadap PDRB ADHB Sektor Pertanian; c) Kontribusi nilai PDRB ADHB
subsektor tanaman bahan makanan terhadap PDRB ADHB Jawa Timur.
3) Tujuan 3 “Meningkatkan nilai tambah produk pertanian tanaman pangan dan
hortikultura, pendapatan dan kesejahteraan petani” : indikator kinerja tujuannya,
yaitu : Nilai Tukar Petani (NTP) subsektor tanaman pangan; b) Nilai Tukar Petani
(NTP) subsektor hortikultura.
Setelah Tujuan Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikutura diperlukan penetapan sasaran strategis untuk memberikan fokus pada
penyusunan program, kegiatan, dan alokasi sumber daya organisasi dalam kegiatan
atau operasional organisasi tiap-tiap tahun dalam kurun waktu 5 (lima) tahun. Dalam
sasaran dirancang pula indikator sasaran, dimana setiap indikator sasaran disertai
dengan rencana tingkat capaian (target) masing-masing. Indikator Kinerja Utama
berdasarkan sasaran strategis yang termuat dalam Rencana Strategis Dinas
Pertanian Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014 sebagai komitmen untuk
pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2014. Dengan berakhirnya pelaksanaan
program/kegiatan dilakukan Pengukuran Kinerja terhadap sasaran strategis dengan
capaian pada tahun 2014 sebagai berikut :
1. Sasaran pertama, “Peningkatan penerapan teknologi budidaya yang baik dan
ramah lingkungan (aman bagi pekerja, aman terhadap lingkungan, dan aman
konsumsi)”, yang dilaksanakan melalui kegiatan perluasan areal penanaman
dengan penerapan teknologi Pengendalian Hama Terpadu (PHT) pada komoditi
tanaman pangan tercapai seluas 2.430 ha atau 176,73 persen dari target yang
ditetapkan seluas 1.375 ha, dan komoditi hortikultura tercapai seluas 670 ha
xi
atau 17,87 persen dari target yang ditetapkan seluas 3.750 ha. Sasaran luas
areal penanaman melalui penerapan teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu
(PTT) tahun 2014 dengan komoditi padi tercapai 53,41 persen atau seluas
383.045 ha dari target yang ditetapkan seluas 717.185 ha, untuk komoditi
jagung tercapai 17,88 persen atau seluas 26.525 ha dari target yang ditetapkan
seluas 148.381 ha, dan untuk komoditi kedelai tercapai 2,50 persen atau seluas
2.390 ha dari target yang ditetapkan seluas 95.640 ha, jadi rata-rata dari
prosentase capaian ketiga komoditi tersebut yaitu sebesar 24,59 persen.
Rendahnya capaian pada tahun 2014 yaitu rata-rata capaian yang masih
dibawah 50 persen yaitu sebesar 24,59 persen terhadap target yang telah
ditetapkan dalam Renstra 2009-2014 menunjukkan perlunya upaya peningkatan
penerapan tekonologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) di tahun-tahun
berikutnya mengingat melalui penerapan teknologi ini petani dapat menerapkan
cara budidaya yang benar yang ramah lingkungan juga sekaligus dapat
meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman. Sedangkan luas areal
penanaman yang menerapkan teknologi Good Agriculture Practices (GAP) untuk
2 komoditi, yaitu : buah-buahan tercapai 285,71 persen atau seluas 50 ha dari
target yang telah ditetapkan yaitu seluas 17,5 ha, sayuran tercapai 6.000 persen
atau seluas 45 ha dari target yang ditetapkan seluas 0,8 ha, jadi dari kedua
komoditi tersebut didapat rata-rata prosentase capaian sebesar 3.142,85 persen
dari target yang telah ditetapkan. Prosentase capaian ini bisa dibilang cukup
tinggi karena sudah diatas 100 persen bahkan jauh melampaui dari target yang
telah ditetapkan, mengingat penerapan teknologi Good Agriculture Practices
(GAP) sangat penting bagi pengembangan hortikultura di Jawa Timur karena
produktivitas komoditas hortikultura baik sayuran maupun buah-buahan
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Artinya komoditi hortikultura memang
mempunyai nilai ekonomis yang lebih tinggi jika dibanding dengan komoditi
tanaman pangan, tapi mengingat karakteristik komoditi hortikultura yang mudah
rusak (busuk) dan tidak tahan lama sehingga petani tidak optimal dalam
melakukan usaha tani hortikultura. Dengan adanya SOP dan penerapan GAP
diharapkan semakin meningkatkan jumlah kebun yang teregristasi sehingga
dapat meningkatkan produksi, produktivitas sekaligus mutu produk hortikultura
di Jawa Timur.
2. Sasaran Kedua “Peningkatan luas panen (ha), produksi (ton), produktivitas
(ku/ha) tanaman pangan dan hortikultura di Jawa Timur”.
xii
Luas panen untuk komoditi tanaman pangan dan hortikultura rata-rata
mencapai 119,9 persen. Capaian ini termasuk baik karena sudah melampaui
target atau diatas 100 persen. Peningkatan luas panen ini salah satunya
disebabkan oleh adanya peningkatan indeks pertanaman melalui berbagai
program dan kegiatan. Pada realisasi panen tahun 2014 didapatkan bahwa
komoditi padi meningkat dari Angka Tetap BPS Tahun 2013 yaitu seluas
2.037.021 menjadi 2.072.822 ha, tercapai 106,91 persen pada Angka
Sementara (Asem) Tahun 2014. Demikian pula untuk komoditi jagung dan
kedelai yang mengalami peningkatan dibanding capaian tahun 2013 yaitu
seluas 1.202.304 ha atau sebesar 89,83 persen untuk jagung dan 214.880
ha atau 48,84 persen untuk kedelai pada tahun 2014, dan untuk buah-
buahan tercapai seluas 411.149.821 ha atau tercapai sebesar 246,17 persen.
Tetapi keadaan ini berbanding terbalik dengan komoditi yang lain yaitu
sayuran yang mengalami penurunan luas panen pada tahun 2014 jika
dibanding dengan tahun 2013, yaitu tercapai seluas 152.916 ha atau sebesar
107,52 persen.
Pada indikator sasaran produktivitas dari komoditi tanaman pangan dan
hortikultura tersebut didapatkan untuk prosentase capaian produktivitas
yang cukup tinggi tapi belum tercapai 100 persen yaitu capaian produktivitas
rata-rata sebesar 79,77 persen. Untuk komoditi padi seiring peningkatan luas
panen produktivitas juga mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya
yaitu dari 59,14 ku/ha pada tahun 2013 menjadi 59,94 ku/ha pada tahun
2014, demikian pula pada komoditi kedelai dan sayuran dengan capaian
sebesar 16,48 ku/ha dan 110,17 ku/ha pada tahun 2014. Sedangkan pada
komoditi jagung dan buah-buahan yang masing-masing mengalami
penurunan produktivitas sebesar 0,36 ku/ha pada jagung dan 11,71 ku/ha
pada buah-buahan jika dibandingkan dengan produktivitas tahun 2013.
Pada indikator sasaran produksi dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan
produksi pada komoditi padi, kedelai, sayuran, dan buah-buahan, tetapi
terjadi penurunan produksi pada komoditi jagung dibandingkan tahun 2013.
Untuk padi produksi tahun 2014 tercapai 12.424.966 ton atau tercapai 95,88
persen. Kenaikan tersebut sejalan dengan peningkatan jumlah luas panen
dan produktivitas pada tahun 2014. Komoditi kedelai juga mengalami
peningkatan sebesar 24.767 ton sama dengan produktivitas dan luas panen
juga mengalami peningkatan pada capaian tahun 2014 dibanding tahun
2013. Demikian pula untuk komoditi sayuran yang juga mengalami
xiii
peningkatan sebesar 156.460 ton pada tahun 2014 dari tahun 2013. Untuk
komoditi buah-buahan juga mengalami peningkatan sebesar 2.022.892 ton
pada tahun 2014 jika dibanding tahun 2013 yang sebanding dengan
peningkatan luas panen dan tetapi mengalami penurunan pada jumlah
produktivitas. Sedangkan untuk komoditi jagung mengalami penurunan
jumlah produksi pada tahun 2014 dibanding tahun 2013 sebesar 29,228 ton.
Demikian pula pada produktivitas dan luas panen yang mengalami
penurunan pada tahun 2013 jika di banding data ATAP BPS tahun 2012.
Selain itu untuk indikator kinerja persentase Index Pertanaman Padi tercapai
96,37 persen atau sebesar 1,86 pada tahun 2014. Dari capaian ini
menunjukkan bahwa melalui peningkatan indeks pertanaman padi maka
peningkatan areal tanam padi juga bertambah terutama pada lahan-lahan
yang menunjukkan indeks pertanaman di bawah 1, yang ditempuh melalui
berbagai strategi dan upaya program dan kegiatan. Hal ini seiring dengan
capaian peningkatan luas panen tahun 2014.
3. Sasaran strategis ketiga “ Peningkatan penyediaan benih tanaman pangan dan
hortikultura yang bersertifikat dan memenuhi sesuai syarat 6 tepat (tepat jenis,
jumlah, mutu, lokasi, waktu, harga)” dengan melakukan kegiatan mengupayakan
penyediaan jumlah benih tanaman pangan dan hortikultura yang bersertifikat
dan memenuhi sesuai syarat 6 tepat dengan capaian pada tahun 2014 sebesar
1,86 atau tercapai sebesar 96,37 persen, mengalami penurunan dari capaian
tahun 2013. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa dalam penetapan sasaran
luas areal tanam yang terus meningkat dari tahun ke tahun maka penyediaan
benih juga seharusnya direncanakan mengalami trend yang meningkat pula
karena keberpihakan pemerintah kepada petani untuk meningkatkan
ketersediaan benih bersertifikat dan memenuhi sesuai syarat 6 tepat ditingkat
petani.
4. Sasaran strategis keempat “Peningkatan kualitas produk tanaman pangan dan
hortikultura yang berdaya guna tinggi untuk mencukupi pasar domestik dan
ekspor” dengan indikator kinerja utama yaitu jumlah produk tanaman pangan
dan hortikultura yang telah menerapkan Good Agriculture Practices (GAP) dan
telah bersertifikasi Prima 3 yang tercapai sebesar 122,73 % atau sebanyak 27
unit dari target yang telah ditetapkan pada tahun 2014 yaitu sebanyak 22 unit,
dimana angka tersebut menunjukkan tidak ada perubahan dari capaian 2013
yang juga sebanyak 27 unit. Oleh karena itu untuk komoditi-komoditi tersebut
masih harus dialokasikan untuk tahun berikutnya dan terus ditingkatkan
kualitasnya, karena tujuan utama hasil dari penerapan GAP adalah meningkatnya
produksi dan produktivitas hortikultura yang berkualitas dan aman konsumsi.
xiv
Nilai Tukar Petani (NTP) digunakan sebagai indikator untuk mengukur tingkat
kesejahteraan petani di daerah pedesaan, yang pada tahun 2014 tercapai untuk
tanaman pangan sebesar 95,62 persen dan hortikultura tercapai sebesar 93,52,
dimana penurunan atau kenaikan nilai NTP ini dipengaruhi oleh indeks yang
diterima (lt) dan dibayar oleh petani (lb).
Berdasarkan sasaran strategis beserta indikator kinerja utamanya
ditetapkan strategi pencapaian melalui kebijakan strategis yang diimplementasikan
dalam program dan kegiatan yang bersumber dari anggaran APBD dan APBN tahun
2014 sebagai berikut :
1. Dana APBD dengan total pagu sebesar Rp 258.344.604.500,00 dan realisasi
sampai triwulan IV (akhir Desember 2014) sebesar Rp 222.403.427.530,00 atau
86,097 %, yang terdiri dari : Program Pelayanan Administrasi Perkantoran;
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur; Program Peningkatan
Disiplin Aparatur; Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur;
Program Peningkatan Pembangunan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan; Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah;
Program Peningkatan Kesejahteraan Petani; Program Peningkatan Ketahanan
Pangan (Pertanian/Perkebunan); Program Peningkatan Produksi
Pertanian/Perkebunan; Program Pengembangan Agribisnis; Program
Pengembangan Kawasan Agropolitan; Program Pemberdayaan Penyuluh
Pertanian, Perkebunan, Peternakan, dan Perikanan.
2. Dana APBN (Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan) dengan total
pagu sebesar Rp 327.864.110.000,00 dan realisasi sampai triwulan IV (akhir
Desember 2014) sebesar Rp 226.363.005.905,00 atau 69,04 %.
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar
penduduknya hidup dari hasil bercocok tanam atau bertani, sehingga pertanian merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam kesejahteraan penduduk Indonesia. Peran penting sektor pertanian bagi perekonomian nasional diantaranya sebagai sumber penghasil bahan kebutuhan pokok, sandang dan papan, menyediakan lapangan kerja bagi sebagian penduduk, memberikan devisa bagi negara dan mempunyai efek pengganda ekonomi yang tinggi dengan rendahnya ketergantungan terhadap impor (multiplier effect), yaitu keterkaitan input-output antar industri, konsumsi dan investasi. Dampak pengganda tersebut relatif besar, sehingga sektor pertanian layak dijadikan sebagai sektor andalan dalam pembangunan ekonomi nasional. Sektor pertanian juga dapat menjadi basis dalam mengembangkan kegiatan ekonomi pedesaan melalui pengembangan usaha berbasis pertanian yaitu agribisnis dan agroindustri. Dengan pertumbuhan yang terus positif secara konsisten, sektor pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional melalui pembangunan sektor pertanian.
Pembangunan sektor pertanian bertujuan untuk pemenuhan pangan dan gizi serta menambah pendapatan (kesejahteraan) masyarakat. Hal ini dapat diwujudkan dengan menggalakkan pembangunan sektor pertanian dengan sistem agribisnis dimana pembangunan dengan sistem agribisnis ini diharapkan dapat meningkatkan kuantitas, produktivitas, kualitas, pemasaran, dan efisiensi usaha pertanian, baik yang dikelola secara mandiri maupun secara kemitraan. Pembangunan pertanian melalui pendekatan agribisnis yaitu dalam upaya meningkatkan daya saing melalui keunggulan komparatif diantaranya pengembangan agribisnis yang difokuskan pada komoditas yang berpotensi sebagai komoditas unggulan pada suatu daerah, yang diindikasikan oleh kemampuan tanaman untuk tumbuh dan berkembang terutama pada kondisi biofisik, teknologi dan lingkungan sosial ekonomi tertentu. Selain itu pengembangan agribisnis ini juga bertujuan untuk pembangunan ekonomi daerah, penyerapan tenaga kerja, penghasil devisa, ketahanan pangan nasional, lingkungan hidup, dan berkontribusi juga dalam pembentukan PDB.
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 1
Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang menjadi pusat perhatian dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan hasil-hasil strategis terutama yang menyangkut komoditas pangan. Pengelolaan dan pemanfaatan hasil-hasil produk pertanian ini diharapkan dapat dilakukan secara lebih terencana dengan pemanfaatan yang optimum serta dapat dinikmati oleh seluruh penduduk Indonesia. Dilain pihak, luas lahan pertanian yang semakin sempit digilas oleh lahan perumahan dan lahan industri serta jumlah penduduk yang semakin tinggi berdampak terhadap sulitnya pemenuhan komoditas pangan khususnya dan kehidupan generasi yang akan datang pada umumnya. Oleh karena itu, masalah pertanian menjadi sangat kompleks karena berkaitan dengan hajat hidup masyarakat sekarang dan yang akan datang. Secara geografis Provinsi Jawa Timur terletak di bagian Timur Pulau Jawa, dengan luas wilayah 47.154,70 kilometer persegi, dikelilingi oleh 2.916 km garis pantai. Provinsi Jawa Timur memiliki luas wilayah yang relatif lebih kecil dibanding provinsi-provinsi lain di Indonesia seperti Papua dan provinsi-provinsi di Sumatera serta Kalimantan. Namun demikian Jawa Timur mempunyai potensi sumber daya alam yang relatif lebih baik dan juga teknologi pertanian yang relatif cukup maju. Hal ini menjadikan provinsi di ujung timur pulau Jawa ini mempunyai tingkat keunggulan yang relatif tinggi di bidang pertanian, sehingga Provinsi Jawa Timur dapat berperan dalam memasok produk pertanian bagi kebutuhan nasional. Pemanfaatan lahan pertanian di Jawa Timur meliputi lahan sawah dan lahan kering, lahan sawah terdiri dari sawah irigasi dan sawah non irigasi. Dengan dua buah sungai besar yang melintasi , yaitu Sungai Brantas (314 km) dan Sungai Bengawan Solo (540 km), kondisi ini telah menjadikan Jawa Timur sebagai wilayah strategis pengembangan agribisnis yang potensial. Selain itu keunggulan Jawa timur dalam sektor pertanian ditunjukkan dengan produksi sektor pertanian yang lebih tinggi dibanding rata-rata nasional. Pada tahun 2014, produksi padi Jawa Timur memberikan andil 17,78 % terhadap nasional. Sementara itu dalam struktur perekonomian Jawa Timur, peran sektor pertanian memang masih cukup dominan. Namun dibalik cerahnya gambaran sektor pertanian di Jawa Timur, permasalahan yang dihadapi juga belum sepenuhnya teratasi yaitu diperkirakan bahwa dalam beberapa tahun ke depan, seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi akan diikuti pula terjadinya transformasi struktural perekonomian di Jawa Timur, yang berarti suatu proses perubahan struktur perekonomian dari sektor perekonomian ke sektor industri atau jasa atau dengan kata lain disebut proses industrialisasi, dimana masing-masing sektor akan mengalami proses transformasi yang berbeda-beda. Akibatnya adalah sumberdaya pertanian menjadi terkikis. Luas lahan pertanian dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Oleh karena itu dalam rangka meningkatkan peran sektor pertanian, pemerintah secara nyata terus berusaha merevitalisasi sektor
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 2
pertanian, melalui berbagai program pengembangan yang telah dan akan dilaksanakan.
Sektor pertanian juga berperan penting dalam menyediakan bahan pangan bagi seluruh penduduk. Selain itu, pembangunan pada sektor pertanian selalu diidentikkan dengan ketersediaan pangan atau ketahanan pangan. Ketersediaan pangan juga menjadi salah satu indikator berhasil tidaknya program pembangunan pertanian, sehingga ketahanan pangan harus menjadi prioritas utama pembangunan pada bidang pertanian, mengingat luas wilayah, keanekaragaman komoditas pangan dan sumberdaya manusia masih memungkinkan untuk berswasembada. Provinsi Jawa Timur mempunyai potensi sumberdaya alam yang relatif lebih baik dan juga teknologi pertanian relatif cukup maju untuk melakukan budidaya pertanian. Dengan demikian Provinsi Jawa Timur dapat berperan besar dalam memasok produk pertanian bagi kebutuhan nasional. Tetapi berbagai tantangan dan hambatan di sektor pertanian juga dihadapi diantaranya yaitu terjadinya konversi lahan pertanian, buruh tani semakin langka, dan juga masalah pemasaran hasil pertanian yang masih terkendala. Untuk menghadapi permasalahan di sektor pertanian tersebut di upayakan melalui program dan kegiatan pada sektor pertanian yang didapat melalui suatu proses perencanaan, dan juga dalam rangka pencapaian visi dan misi Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, serta dalam perannya meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur.
Dalam rangka mengetahui pencapaian kinerja dan untuk mewujudkan pertanggungjawaban dari pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur sebagai unsur penyelenggara pemerintahan negara bidang pertanian, serta kewenangan pengelolaan sumberdaya berdasarkan perencanaan strategis dan untuk mengetahui akuntabilitas kinerja maka perlu dibuat Laporan Kinerja (LKJ) yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi atas pelaksanaan program dan kegiatan dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.
Laporan Kinerja (LKJ) disusun berdasarkan Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan Perjanjian Kinerja (PK). Laporan ini disusun sesuai dengan Instruksi Presiden (Inpres) Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan dalam penyusunannya mengacu pada Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagaimana yang ditetapkan dalam Surat Keputusan (SK) Kepala Lembaga Admisnistrasi Negara (LAN) No.239/IX/6/8/2003 tanggal 25 Maret 2003 yang disempurnakan dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan dan RB) Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata cara Reviu Atas Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Berdasarkan aturan tersebut dapat
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 3
diketahui bahwa laporan kinerja adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi, yang diharapkan akan bermanfaat dalam memberikan masukan guna penyempurnaan penyusunan rencana kerja tahun mendatang dengan memperhatikan kekurangan yang ada. Disamping itu, LKJ ini juga dimaksudkan sebagai wujud akuntabilitas pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur menuju terwujudnya good governance, wujud transparansi dan akuntabilitas kepada masyarakat, dan sekaligus sebagai alat kendali dan pemacu peningkatan kinerja setiap unit organisasi, serta sebagai salah satu alat untuk mendapatkan masukan bagi stakeholder demi perbaikan kinerja.
1.2. Dasar Hukum Penyusunan LKJ
• Undang-undang Nomor : 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
• Undang-undang Nomor : 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
• Undang-undang Nomor : 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;
• Undang-Undang Nomor : 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor : 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4421);
• Peraturan Pemerintah Nomor: 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (AKIP);
• Peraturan Pemerintah Nomor : 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
• Peraturan Presiden Nomor : 9 Tahun 2005 Tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia;
• Peraturan Presiden Nomor : 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
• Instruksi Presiden Nomor : 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
• Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER/09/M.PAN/05/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah;
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 4
• Peraturan Menteri Negara PAN Nomor: PER/09/M.PAN/5/2007 tanggal 31 Mei 2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah;
• Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER/01/M.PAN/01/ 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Pendayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi;
• Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor : 13 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Tahun 2010;
• Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor : 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
• Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor : 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
• Keputusan Kepala LAN Nomor : 589/1X/6/Y/99 tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
• Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor : 239/1X/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah;
• Surat Edaran Menteri PAN Nomor : SE-31/M.PAN/XII/ 2004 tentang Penetapan Kinerja;
• KepMenPAN Nomor : 135 Tahun 2004 tentang Pedoman Umum Evaluasi Akuntabilitas Kinerja;
• Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor : 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Timur;
• Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor : 91 Tahun 2008 Tentang Uraian Tugas Sekretariat, Bidang, Sub Bagian Dan Seksi Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur;
• Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor : 49 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 128 Tahun 2008 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur;
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 5
1.3. Tujuan
Secara umum, penyusunan LKJ merupakan bentuk kewajiban Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur dalam mempertanggungjawabkan kepada publik atas pengelolaan anggaran dan pelaksanaan program/kegiatan dalam rangka mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran serta rencana kinerja yang telah ditetapkan dalam Renstra, Rencana Kinerja Tahun 2014 dan Penetapan Kinerja Tahun 2014.
Tujuan khusus penyusunan LKJ adalah untuk menilai dan mengevaluasi pencapaian kinerja kegiatan dan sasaran Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan, LKJ juga dapat dijadikan sebagai feed back yang berharga dalam memperbaiki kinerja Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Timur di masa mendatang.
1.4. Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Sejak ditetapkan dalam Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Jawa Timur nomor : 09 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Timur pada tanggal 20 Agustus 2008 dan telah diundangkan dalam Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur tanggal 22 Agustus 2008 Nomor Tahun 2008 seri D, maka kedudukan, tugas dan fungsi Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur telah menyesuaikan dengan Peraturan Daerah tersebut sebagai berikut :
1. Kedudukan
Dinas Pertanian dipimpin oleh seorang kepala dinas, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah
2. Tugas
Dinas Pertanian mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang pertanian.
3. Fungsi
Didalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Dinas Pertanian, menyelenggarakan fungsi : a) perumusan kebijakan teknis di bidang pertanian; b) penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pertanian; c) pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya; d) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur.
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 6
1.5. Struktur Organisasi
Susunan Organisasi Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur sesuai Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Jawa Timur Nomor : 09 tahun 2008, terdiri atas :
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat, yang membawahi : 1) Sub Bagian Tata Usaha; 2) Sub Bagian Penyusunan Program; 3) Sub Bagian Keuangan
c. Bidang Produksi Tanaman Pangan, membawahi : 1) Seksi Padi; 2) Seksi Kacang-kacangan dan Umbi-umbian; 3) Seksi Serealia lainnya
d. Bidang Produksi Hortikultura, membawahi : 1) Seksi Buah-buahan; 2) Seksi Sayuran; 3) Seksi Tanaman Hias dan Biofarmaka
e. Bidang Sarana Prasarana, membawahi : 1) Seksi Sarana Produksi; 2) Seksi Pendayagunaan Lahan dan Air; 3) Seksi Pembiayaan dan Permodalan
f. Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil, membawahi : 1) Seksi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil; 2) Seksi Pemasaran hasil; 3) Seksi Pengembangan Usaha
g. Unit Pelaksana Teknis Dinas
h. Kelompok Jabatan Fungsional.
Unit Pelaksana Teknis (UPT) merupakan unit pelaksana teknis di lingkungan Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur yang melaksanakan tugas-tugas teknis operasional di lapangan. Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 49 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 128 Tahun 2008 (Berita Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2008 Nomor 128 Seri E 1) tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur (Berita Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 49 Tahun 2011/D)
1. UPT Pengembangan Benih Padi
2. UPT Pengembangan Benih Palawija
3. UPT Pengembangan Benih Hortikultura
4. UPT Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura
5. UPT Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura
6. UPT Pendidikan dan Pelatihan Pertanian
7. UPT Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura,
8. UPT Pengawasan dan Sertifikasi Hasil Pertanian.
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 7
1.6. Gambaran Umum Dinas Pertanian
1.6.1. Potensi Sumberdaya Manusia Pertanian
a. Jumlah dan Komposisi Pegawai
Jumlah aparat Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur pada tahun 2014 sebanyak 1094 orang yang terdiri dari :
- Laki-Laki : 883 orang
- Perempuan : 211 orang
Sesuai jumlah tersebut untuk komposisi pegawai di Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur dibedakan berdasarkan pangkat/golongan ruang, jabatan, dan pendidikan, seperti terlihat pada tabel berikut ini :
Tabel 1. Komposisi Pegawai Berdasarkan Golongan/Kepangkatan
No. Pangkat/Golongan Ruang Unit Kerja
Total Kantor Dinas
UPT
1. Pembina Utama Madya IV d 1 - 1 2. Pembina Utama Muda IV c - - - 3. Pembina Tingkat I IV b 6 24 30 4. Pembina IV a 19 68 87 5. Penata Tingkat I III d 22 123 145 6. Penata III c 22 307 329 7. Penata Muda Tingkat I III b 28 202 230 8. Penata Muda III a 3 45 48 9. Pengatur Tingkat I II d - 11 11 10. Pengatur II c 9 36 45 11. Pengatur Muda Tingkat I II b 14 108 122 12. Pengatur Muda II a 5 26 31 13. Juru Tingkat I I d - 4 4 14. Juru I c - 4 4 15. Juru Muda Tingkat I I b - 7 7 16. Juru Muda I a - - -
Jumlah 129 965 1094
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 8
Tabel 2. Komposisi Pegawai Berdasarkan Kelompok Jabatan
No. Jabatan Unit Kerja
Total Kantor Dinas UPT
1. Struktural Es. II 1 - 1 Es. III 5 8 13 Es. IV 15 16 31 2. Fungsional PPL 1 - 1 Perenc. 2 - 2 Wi - 5 5 PMHP - 10 10 PBT - 106 106 POPT - 470 470 3. Staf 107 345 452
Jumlah
1094
Tabel 3. Komposisi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No. Pendidikan Unit Kerja Total
Kantor Dinas UPT 1. S-3 1 - 1 2. S-2 12 47 59 3. S-1 20 365 385 4. D-3 2 13 15 5. D-2 - 1 1 6. D-1 - 263 263 7. SMA 25 291 316 8. SMP 2 26 28 9. SD 3 24 27
Jumlah 64 1030 1094
Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, 2014
Dari tabel tersebut diatas dapat dilihat bahwa jumlah pegawai Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur pada tahun 2014 yaitu sebanyak 1.094 orang mengalami penurunan dari jumlah pegawai pada tahun 2013 yaitu berjumlah 100 orang. Hal tersebut terjadi karena adanya pensiun pegawai di lingkup Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur.
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 9
1.6.2. Potensi Tanaman Pangan dan Hortikultura
Provinsi Jawa Timur (Jatim) yang terdiri dari 38 kabupaten/kota telah
dikenal sebagai salah satu sentra potensial bagi produksi tanaman pangan dan hortikultura, karena disamping merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi juga mempunyai nilai ekonomi dan permintaan pasar yang sangat tinggi terutama untuk komoditi hortikulturanya yang terdiri dari sayuran dan buah-buahan merupakan salah satu sub sektor andalan yang mampu memberikan kemajuan bagi pembangunan sektor pertanian di Jatim, selain itu juga mempunyai keragaman komoditas yang sangat besar sehingga menjadi permasalahan tersendiri dalam menentukan komoditas yang akan dikembangkan. Namun demikian, pemerintah telah menentukan sepuluh komoditas prioritas sebagai berikut : padi, jagung, kedelai, mangga, manggis, pisang, durian, jeruk, bawang merah, cabe merah, kentang, jahe dan anggrek serta beberapa sekaligus komoditas unggulan Jawa Timur seperti kacang tanah, pepaya, tomat, melati, krisan. Pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura di Jawa Timur diharapkan dapat mengoptimalkan potensi melalui peningkatan produktivitas dan efisiensi usaha guna meningkatkan daya saing serta meningkatkan pendapatan petani. Untuk itu, perlu adanya strategi dan kebijakan sebagai kerangka pembangunan tanaman pangan dan hortikultura di Jawa Timur yang memadukan pertumbuhan dan pemerataan. Pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura di Jawa Timur diharapkan dapat mengoptimalkan potensi melalui peningkatan produktivitas dan efisiensi usaha guna meningkatkan daya saing serta meningkatkan pendapatan petani.
Sejumlah komoditi hortikultura unggulan Jatim baik buah, sayuran, tanaman hias dan obat yang akan dikembangkan melalui sistem pendekatan kawasan. Kawasan buah di antaranya seperti jeruk tersebar mulai dari bagian utara di Tuban, Bangkalan, Pamekasan, Sumenep, Magetan, Ponorogo hingga bagian selatan ke timur seperti di Batu, Malang, Pasuruan, Lumajang, Jember dan Banyuwangi. Kawasan Mangga terdapat di Lamongan, Gresik, Pamekasan, Sumenep, Magetan, Madiun, Ponorogo, Nganjuk, Kediri, Jombang, Pasuruan, Situbondo, Probolinggo dan Bondowoso. Apel terkonsentrasi hanya di tiga kawasan yang memiliki dataran tinggi seperti Batu, Malang dan Pasuruan. Pisang tersebar di Tuban, Bojonegoro, Nganjuk, Madiun, Ponorogo, Pacitan, Pasuruan, Malang, Jember, Lumajang dan Banyuwangi. Kawasan sayuran seperti bawang merah ada di Nganjuk, Kediri, Mojokerto, Magetan, Jombang, Malang, Ngawi, Bojonegoro, Probolinggo, Bondowoso, Situbondo, Lumajang, Jember, Pamekasan, Sampang, Bangkalan dan Sumenep. Kawasan cabe merah tersebar mulai di Kediri, Nganjuk, Mojokerto, Malang, Batu, Blitar, Ponorogo, Pacitan, Jember, Banyuwangi, Lumajang, Situbondo, Lumajang, Bondowoso, hingga Tuban, Lamongan, Gresik, Bangkalan, Sampang, dan Pamekasan. Sedangkan Kawasan kentang dan kubis terdapat di Malang, Pasuruan,
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 10
Probolinggo dan Magetan. Kawasan tanaman hias seperti Mawar terdapat di Batu, Malang, Pasuruan, dan Magetan. Kawasan Anggrek di Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto, Batu, Malang, dan Blitar. Sedangkan untuk Sedap Malam terdapat di Pasuruan, Banyuwangi dan Pamekasan. Sementara kawasan tanaman obat di antaranya jahe di Ponorogo, Probolinggo, Trenggalek, Pamekasan dan Sumenep. Cabe Jamu di Pamekasan dan Sumenep, serta Temulawak di Mojokerto.
Padi, jagung dan kedelai merupakan komoditas utama dari tanaman pangan yang mempunyai peranan penting dan strategis dalam mewujudkan ketahanan pangan. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir kondisi pangan di Jawa Timur, pada komoditi serealia tersedia dalam pola pertumbuhan yang positif, dan sangat signifikan untuk perkembangan produksi ubi kayu dan ubi jalar, namun untuk ketersediaan komoditi aneka kacang bergerak dalam kondisi yang kurang kondusif. Sedangkan untuk peningkatan produktivitas tanaman padi kawasan penumbuhan berada wilayah yang memiliki kisaran produktivitas kurang dari 50 ku/ha; kawasan pengembangan berada pada wilayah yang memiliki produktivitas pada kisaran 50 hingga 60 ku/ha dan kawasan pemantapan berada pada kawasan yang telah menunjukkan produktivitas di atas 60 ku/ha. Selanjutnya untuk tanaman jagung kawasan penumbuhan berada wilayah yang memiliki kisaran produktivitas kurang dari 50 ku/ha; kawasan pengembangan berada pada wilayah yang memiliki produktivitas pada kisaran 50 hingga 60 ku/ha dan kawasan pemantapan berada pada kawasan yang telah menunjukkan produktivitas di atas 60 ku/ha. Pada tanaman kedelai kawasan penumbuhan berada wilayah yang memiliki kisaran produktivitas kurang dari 10 ku/ha; kawasan pengembangan berada pada wilayah yang memiliki produktivitas pada kisaran 10 hingga 16 ku/ha dan kawasan pemantapan berada pada kawasan yang telah menunjukkan produktivitas di atas 16 ku/ha.
Kawasan sentra untuk pengembangan komoditi padi, jagung, kedelai diantaranya : produksi padi tersebar di sepuluh kabupaten di Jawa Timur, yaitu Jember, Banyuwangi, Bojonegoro, Lamongan, Pasuruan, ngawi, Tuban, malang, Nganjuk, dan Madiun. Demikian pula untuk komoditas jagung, sepuluh sentra produksi jagung terletak di kabupaten Tuban, Jember, Sumenep, Malang, Lamongan, Kediri, Nganjuk, Blitar, Bondowoso dan Situbondo. Selanjutnya sentra produksi kedelai di kabupaten Banyuwangi, Lamongan, Sampang, Nganjuk, Ngawi, bojonegoro, Ponorogo, Jember, Pasuruan dan Madiun.
Upaya peningkatan produksi pangan tetap diupayakan di Provinsi Jawa Timur walaupun menghadapi beberapa kendala yang meliputi : konversi lahan pertanian, keterbatasan sarana dan prasarana pertanian, in efisiensi usaha, serta terbatasnya kredit dan infrastruktur pertanian. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan pangan dengan jumlah penduduk Provinsi Jawa Timur tahun
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 11
2014 mencapai 38,6 juta jiwa ( laju pertumbuhan penduduk sebesar 2,8 persen )m pada tahun 2014.
1.7 Ruang Lingkup
Laporan Kinerja (LKJ) Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 berisi seluruh capaian kinerja Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur selama tahun 2014 dengan tolak ukur yaitu Perjanjian Kinerja (performance agreement) tahun 2014 dan tahun sebelumnya, serta Rencana Kerja Tahun 2014, yang kemudian dilakukan analisis capaian kinerja tahun 2014 dan disimpulkan.
Sistematika penyajian Laporan Kinerja (LKJ) berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, sebagai berikut :
Bab I. Pendahuluan, selain menjelaskan secara ringkas tentang latar belakang Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura, Tujuan, Landasan Hukum, Kedudukan Tugas dan Fungsi serta Struktur Organisasi Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, juga menggambarkan keadaan sumberdaya manusia pertanian beserta potensi Tanaman Pangan dan Hortikultura di Jawa Timur;
Bab II. Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, menjelaskan dokumen perencanaan yang menjadi dasar pelaksanan program, kegiatan dan anggaran mulai dari Rencana Strategis (Renstra), Tujuan Strategis dan Perjanjian Kinerja beserta Upaya Mencapai Tujuan dan Sasaran;
Bab III. Akuntabilitas Kinerja,menjelaskan analisis pencapaian kinerja Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur berdasarkan pengukuran kinerja dikaitkan dengan pertanggungjawaban publik terhadap pencapaian sasaran strategis untuk tahun 2014 beserta prestasi yang diperoleh pada tahun tersebut;
Bab. IV. Penutup, menjelaskan simpulan menyeluruh dari Laporan Kinerja Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 dan menguraikan rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa datang.
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 12
Lampiran-Lampiran
Berisikan matrik, tabel, data dan informasi yang mendukung Laporan Pertanggungjawaban Kinerja Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur. Lampiran ini terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu :
Penetapan Kinerja Tahun 2014, Rencana Kinerja Tahunan, dan Pengukuran Kinerja yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari materi terdahulu
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 13
II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah di Jawa Timur
yang mengacu pada Instruksi Presiden (Inpres) No. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan disempurnakan dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, guna mewujudkan tata pemerintahan yang baik (good governance) di Provinsi Jawa Timur harus dilakukan upaya peningkatan kualitas implementasi sistem akuntabilitas kinerja Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur yang dimulai dari tahapan perencanaan pembangunan tanaman pangan dan hortikultura sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa perencanaan pembangunan daerah adalah satu kesatuan dalam sistem perencanaan nasional dengan tujuan untuk menjamin adanya keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan serta pengendalian dan pengawasan. Hal ini seiring dengan meningkatnya tuntutan masyarakat akan pelaksanaan pembangunan yang lebih tepat sasaran, sehingga membutuhkan perencanaan kebijakan yang lebih akurat dan akuntabel.
Sebagai amanat pelaksanaan peraturan seperti tersebut diatas Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya agar efektif, efisien dan akuntabel, berpedoman pada dokumen perencanaan yang terdapat pada :
a. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur 2009-2014
b. Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 2009-2014
c. Penetapan Kinerja Tahun 2014
d. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2014 Dokumen RPJMD Provinsi Jawa Timur 2009-2014 sesuai dengan
Peraturan Gubernur Nomor 38 Tahun 2009 memuat strategi pembangunan daerah, arah kebijakan keuangan daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), lintas SKPD, dan program kewilayahan, disertai rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan pendanaan yang bersifat indikatif. Visi, misi, dan program kepala daerah terpilih dijabarkan menjadi strategi pokok dan prioritas pembangunan, sasaran dan arah kebijakan, serta program-program dan
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 14
kegiatan pokok yang akan dijalankan selama lima tahun mendatang. Untuk itu, pembangunan Jawa Timur 2009-2014 berangkat dari landasan visi: “Terwujudnya Jawa Timur yang Makmur dan Berakhlak dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia”. Dan dalam rangka mewujudkan visi pembangunan Jawa Timur 2009-2014 tersebut, maka misi pembangunan Jawa Timur 2009-2014 adalah: “Mewujudkan Makmur bersama Wong Cilik melalui APBD untuk Rakyat”. Misi tersebut bertujuan meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Jawa Timur, bukan untuk segelintir orang tertentu. Kemakmuran Jawa Timur yang ingin diwujudkan adalah kemakmuran bersama, terutama wong cilik.
Untuk mewujudkan visi, dan menjalankan misi pembangunan daerah Jawa Timur 2009-2014 tersebut dilakukan melalui empat strategi pokok pembangunan: (1) Pembangunan berkelanjutan berpusat pada rakyat (people centered development), yang mengedepankan partisipasi rakyat (participatory based development) dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi program pembangunan yang menyangkut hajat hidup mereka sendiri. (2) Keberpihakan kepada masyarakat miskin (pro-poor); (3) Pengarusutamaan gender; (4) Keseimbangan pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, terutama, pengembangan agroindustri/ agrobisnis. Berdasarkan strategi pokoki pembangunan tersebut dan permasalahan pembangunan yang telah diuraikan sebelumnya, maka disusun sembilan agenda utama pembangunan daerah Jawa Timur 2009-2014, sebagai berikut: 1) Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan dan pendidikan, terutama bagi masyarakat miskin. 2) Memperluas lapangan kerja, meningkatkan efektivitas penanggulangan kemiskinan, memberdayakan ekonomi rakyat, terutama wong cilik, dan meningkatkan kesejahteraan sosial rakyat, 3) Meningkatkan percepatan pemerataan dan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan, terutama melalui pengembangan agroindustri/agrobisnis, serta pembangunan dan perbaikan infrastruktur, terutama pertanian dan pedesaan. 4) Memelihara kualitas dan fungsi lingkungan hidup, serta meningkatkan perbaikan pengelolaan sumber daya alam, dan penataan ruang. 5) Mewujudkan percepatan reformasi birokrasi, dan meningkatkan pelayanan publik. 6) Meningkatkan kualitas kesalehan sosial demi terjaganya harmoni sosial. 7) Meningkatkan kualitas kehidupan dan peran perempuan, serta terjaminnya kesetaraan gender, dan meningkatkan peran pemuda, serta mengembangkan dan memasyarakatkan olahraga. 8) Meningkatkan keamanan dan ketertiban, supremasi hukum, dan penghormatan hak asasi manusia. 9) Mewujudkan percepatan penanganan rehabilitasi dan rekonstruksi sosial ekonomi dampak lumpur panas Lapindo.
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 15
Sembilan agenda utama pembangunan daerah Jawa Timur 2009-2014 tersebut selanjutnya dijabarkan ke dalam 18 prioritas pembangunan dan arah kebijakan umum pembangunan yang hendak dicapai dalam lima tahun mendatang, yaitu sebagai berikut :1) Peningkatan Aksesibilitas dan Kualitas Pelayanan Pendidikan; 2) Peningkatkan Aksesibilitas dan Kualitas Pelayanan Kesehatan; 3) Perluasan Lapangan Kerja; 4) Peningkatan Efektivitas Penanggulangan Kemiskinan; 5) Peningkatan Kesejahteraan Sosial Rakyat; 6) Revitalisasi Pertanian dan Pengembangan Agroindustri/Agrobisnis; 7) Pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; 8) Peningkatan Investasi, Ekspor Non-Migas, dan Pariwisata; 9) Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur; 10) Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur. 11) Pemeliharaan Kualitas dan Fungsi Lingkungan Hidup, serta Perbaikan Pengelolaan Sumber Daya Alam, dan Penataan Ruang; 12) Percepatan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi, dan Peningkatan Pelayanan Publik; 13) Peningkatan Kualitas Kesalehan Sosial demi Terjaganya Harmoni Sosial; 14) Peningkatan Kualitas Kehidupan dan Peran Perempuan di Semua Bidang, dan Terjaminnya Kesetaraan Gender; 15) Peningkatan Peran Pemuda dan Pengembangan Olahraga; 16) Penghormatan, Pengakuan dan Penegakan Hukum dan Hak Asasi Manusia; 17) Peningkatan Keamanan dan Ketertiban, dan Penanggulangan Kriminalitas; 18) Percepatan Penanganan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Sosial Ekonomi Dampak Lumpur Panas Lapindo.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ini pada tahap berikutnya dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) yang berlaku untuk satu tahun anggaran, yang memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana-rencana kerja dan pendanaannya. Selain itu perencanaan kinerja juga sebagai proses penyusunan rencana kinerja yang merupakan penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis, dilaksanakan oleh instansi pemerintah melalui berbagai kegiatan tahunan. Di dalam Rencana kinerja ditetapkan rencana Capaian Kinerja Tahunan untuk seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan. Penyusunan Rencana Kinerja dilaksanakan seiring dengan agenda penyusunan dari kebijakan anggaran serta merupakan komitmen bagi instansi untuk mencapainya dalam tahun tertentu. Target kinerja pada tingkat Rencana Strategis akan menjadi tolak ukur dalam mengukur keberhasilan organisasi di dalam pencapaian visi misi seperti terlihat pada lampiran Perencanaan Kinerja. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Dokumen Rencana Kinerja memuat informasi tentang : Sasaran yang ingin dicapai dalam tahun yang bersangkutan; Indikator Kinerja
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 16
Sasaran, dan rencana Capaiannya; Program, Kegiatan, serta Kelompok Indikator Kinerja dan Rencana Capaiannya.
2.1 Rencana Strategis Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014
Perencanaan strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun secara sistematis dan berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yang ada atau yang mungkin timbul, yang menghasilkan suatu rencana strategi instansi pemerintah, yang setidaknya memuat visi, misi, tujuan, sasaran strategis, kebijakan, dan program serta ukuran keberhasilan dan kegagalan dalam pelaksanaannya pada upaya peningkatan akuntabilitas kinerjanya.
Rencana Strategis Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur disusun berdasarkan analisis dan pencermatan lingkungan strategis yang dihadapi dalam pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura selama kurun waktu 2009-2014 dan memberikan arah dukungan pelayanan organisasi yang berkualitas dalam rangka pembangunan pertanian pada periode tersebut. Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur memuat visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, program dan kegiatan Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur yang akan dilaksanakan selama periode 2009-2014.
Renstra Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014 disusun dengan tujuan : 1) sebagai arahan strategis pelaksanaan pembangunan tanaman pangan dan hortikultura di Jawa Timur sesuai visi dan misi untuk mencapai tujuan dan sasaran; 2) sebagai pedoman dalam menentukan prioritas dan pengembangan sumberdaya untuk mengoptimalkan kinerja sesuai dengan tugas dan fungsi setiap unit kerja di lingkungan Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur; 3) memudahkan monitoring dan evaluasi baik awal sampai akhir pelaksanaan program, untuk perbaikan pelaksanaan program pembangunan tanaman pangan dan hortikultura mendatang.
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 17
2.1.1 Visi Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014
Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi serta melihat latar belakang dan mencermati fenomena-fenomena yang ada, maka Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur mempunyai visi yang merupakan gambaran tentang keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan dalam meningkatkan pembangunan yang berwawasan agribisnis, berkelanjutan, kemandirian serta mensejahterakan masyarakat petani khususnya di Jawa Timur, yaitu :
“ Jawa Timur sebagai Pusat Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura yang Berbasis Sumberdaya Lokal untuk Meningkatkan Kemandirian Pangan, Nilai Tambah dan Kesejahteraan Petani “
2.1.2 Misi Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi pemerintah, sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan. Misi suatu instansi harus jelas sesuai dengan tugas dan fungsi. Misi juga terkait dengan kewenangan yang dimiliki instansi pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-undangan atau kemampuan penguasaan teknologi sesuai dengan strategi yang telah dipilih. Rumusan misi hendaknya mampu: (a) melingkupi semua pesan yang terdapat dalam visi; b) memberikan petunjuk terhadap tujuan yang akan dicapai; (c) memberikan petunjuk kelompok sasaran mana yang akan dilayani oleh instansi pemerintah; dan (d) memperhitungkan berbagai masukan dari stakeholders.
Upaya untuk mewujudkan visi tersebut, perlu ditetapkan misi yang jelas sesuai dengan mandat yang diterima dengan memperhatikan beberapa hal sebagai berikut : (1) kinerja program sebelumnya; (2) potensi Jawa Timur seperti sumber daya alam , sumber daya manusia dan tersedianya teknologi produksi; serta (3) dukungan pemerintah. Misi Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur adalah sebagai berikut :
1. Mewujudkan sistem agribisnis tanaman pangan dan hortikultura yang berkelanjutan dan efisien serta berwawasan lingkungan.
2. Mewujudkan keseimbangan agroekosistem pertanian yang mendukung keberlanjutan peningkatan produksi dan produktivitas untuk meningkatkan kemandirian pangan.
3. Mewujudkan peningkatan produksi dan mutu produk tanaman pangan dan hortikultura sebagai bahan baku industri.
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 18
2.1.3 Tujuan Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur
Untuk dapat mendukung pencapaian agenda pembangunan nasional dan tujuan pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura serta untuk mengedepankan peran pembangunan pertanian yang mampu mengakomodasi berbagai perkembangan dan kepentingan dalam mengantisipasi berbagai tantangan masa depan, maka tujuan pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura ditetapkan sebagai berikut :
1. Mewujudkan sistem agribisnis tanaman pangan dan hortikultura unggul berkelanjutan yang berbasis sumberdaya lokal
2. Meningkatkan dan memantapkan swasembada berkelanjutan
3. Meningkatkan nilai tambah produk pertanian tanaman pangan dan hortikultura, pendapatan dan kesejahteraan petani.
Sedangkan Indikator Kinerja tercapainya Tujuan Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Timur terukur dari : 1) Luas areal pertanaman pangan dan hortikultura yang aman dari serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT); 2) Pertumbuhan Ekonomi subsektor Tanaman Bahan Makanan; 3) Kontribusi Nilai PDRB ADHB Jawa Timur; 5) Distribusi prosentase PDRB ADHB menurut Lapangan Usaha Subsektor Tanaman Bahan Makanan; 6) Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor Tanaman Pangan dan 7) Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor Hortikultura.
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 19
Tabel 4. Matriks Hubungan antara Misi dan Tujuan
No MISI TUJUAN INDIKATOR TUJUAN
A Mewujudkan sistem agribisnis tanaman pangan dan hortikultura yang berkelanjutan dan efisien serta berwawasan lingkungan
I Mewujudkan sistem agribisnis tanaman pangan dan hortikultura sebagai bahan baku industri
1 Luas areal pertanaman pangan dan hortikultura yang aman dari serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
B Mewujudkan keseimbangan agroekosistem pertanian yang mendukung keberlanjutan peningkatan produksi dan produktivitas untuk meningkatkan kemandirian pangan
II Meningkatkan dan memantapkan swasembada berkelanjutan
1 Pertumbuhan Ekonomi subsektor Tanaman Bahan Makanan
2 Kontribusi Nilai PDRB ADHB Subsektor Tanaman Bahan Makanan terhadap PDRB ADHB Sektor Pertanian
3 Kontribusi Nilai PDRB ADHB Subsektor Tanaman Bahan Makanan terhadap PDRB ADHB Jawa Timur
C Mewujudkan peningkatan produksi dan mutu produk tanaman pangan dan hortikultura sebagai bahan baku industri
III
Meningkatkan nilai tambah produk pertanian tanaman pangan dan hortikultura, pendapatan dan kesejahteraan petani
1 Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur
Sumber : Renstra Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, 2010
2.1.4 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur
Sasaran startegis merupakan penjabaran dari tujuan yang telah ditetapkan atau hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik dan terukur selama kurun waktu 5 (lima) tahun dan dialokasikan pada 5 (lima) periode secara tahunan melalui serangkaian program dan kegiatan yang akan dijabarkan lebih lanjut dalam suatu Rencana Kinerja (Performance Plan). Penetapan sasaran strategis ini diperlukan untuk memberikan fokus pada penyusunan program, kegiatan, dan alokasi sumber daya organisasi dalam kegiatan atau operasional organisasi tiap-tiap tahun dalam kurun waktu 5 (lima) tahun. Dalam sasaran dirancang pula indikator sasaran, dimana setiap indikator sasaran disertai dengan rencana tingkat capaian (target) masing-masing.
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 20
Tabel 5. Matriks Hubungan antara Tujuan Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura dan Sasaran Strategis
TUJUAN SASARAN
Uraian Indikator Tujuan Uraian Indikator Kinerja Utama 1. Mewujudkan
sistem agribisnis tanaman pangan dan hortikultura unggul berkelanjutan yang berbasis sumberdaya lokal
1) Luas areal pertanaman pangan dan hortikultura yang aman dari serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
1. Peningkatan penerapan teknologi budidaya yang baik dan ramah lingkungan (aman bagi pekerja, aman terhadap lingkungan, dan aman dikonsumsi)
1) Luas areal tanaman pangan dan hortikultura yang menerapkan Pengendalian Hama Terpadu (PHT), Pengelolaan Tanaman Terpadu dan Good Agriculture Practices (GAP) (ha)
2. Meningkatkan dan memantapkan swasembada berkelanjutan
1) Pertumbuhan ekonomi subsektor Tan. Bahan Makanan
1. Peningkatan luas panen (ha), produksi (ton), produktivitas (ku/ha) tanaman pangan dan hortikultura di Jawa Timur
1) - Luas Panen (ha) : padi, jagung, kedelai, sayuran, buah-buahan
2) Kontribusi Nilai PDRB ADHB Subsektor Tan. Bahan Makanan terhadap PDRB ADHB Jawa Timur
- Produktivitas (ku/ha) : padi, jagung, kedelai, sayuran, buah-buahan
- Produksi (ton) : padi, jagung, kedelai, sayuran, buah-buahan
3) Kontribusi Nilai PDRB ADHB Subsektor Tan. Bahan Makanan terhadap PDRB ADHB Sektor Pertanian
2) Prosentase Index Pertanaman Padi
2. Peningkatan penyediaan benih tanaman pangan dan hortikultura yang bersertifikat dan memenuhi sesuai syarat 6 tepat (tepat jenis, jumlah, mutu, lokasi, waktu, harga) (padi, jagung,kedelai)
1) Prosentase petani yang menggunakan benih tanaman pangan ( padi, jagung, kedelai) yang bersertifikat
3. Meningkatkan nilai tambah produk pertanian tanaman pangan dan hortikultura, pendapatan dan kesejahteraan petani
1) Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur
1. Peningkatan kualitas produk tanaman pangan dan hortikultura yang berdaya guna tinggi untuk mencukupi pasar domestik dan ekspor
1) Jumlah produk tanaman pangan dan hortikultura yang telah menerapkan GAP dan telah bersertifikat Prima 3
2) Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor - Tanaman Pangan - Hortikultura
Sumber : Renstra Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, 2009-2014
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 21
Memperhatikan potensi, peluang, prospek pengembangan dan teknologi yang tersedia sesuai Renstra Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014 serta besarnya permintaan masyarakat untuk memenuhi berbagai permintaan, maka sasaran strategis beserta target dari indikator sasaran strategis sesuai dengan perencanaan strategis periode 2009-2014 Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Timur dapat dilihat sebagai berikut :
1) Peningkatan penerapan teknologi budidaya yang baik dan ramah lingkungan (aman bagi pekerja, aman terhadap lingkungan dan aman dikonsumsi).
Tabel 6. Sasaran Luas areal tanaman pangan dan hortikultura (hektar) yang menerapkan Pengendalian Hama Terpadu (PHT), Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) dan Good Agriculture Practices (GAP) Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014
INDIKATOR KINERJA UTAMA 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Pengendalian Hama Terpadu (ha) 1. Tanaman Pangan 1.150 1.175 1.200 1.225 1.300 1.375 2. Hortikultura 360 615 810 3.045 3.695 3.750 Pengelolaan Tanaman Terpadu (ha) 1. Padi 618,650 637,210 656,326 676,016 696,296 717,185 1. Jagung 127,995 131,835 135,790 139,864 144,060 148,381 2. Kedelai 82,500 84,975 87,524 90,150 92,854 95,640
Good Agriculture Practices (ha) 1. Buah-buahan 4.0 4.5 5.5 15.5 16.5 17.5 2. Sayuran 0.1 0.1 0.2 0.8 0.8 0.8
Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, 2009-2014
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 22
2) Peningkatan luas panen (ha), produksi (ton), produktivitas (ku/ha) tanaman pangan dan hortikultura di Jawa Timur
Tabel 7. Sasaran Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014
INDIKATOR
KINERJA UTAMA
2009 2010 2011 2012 2013 2014
Luas Panen - Padi 1.751.387 1.791.178 1.827.002 1.863.542 1.900.812 1.938.829 - Jagung 1.152.713 1.151.773 1.150.833 1.149.893 1.148.953 1.148.013 - Kedelai 199.521 199.041 198.561 198.081 197.601 197.121 - Sayuran 127.302 139.599 140.254 140.914 141.577 142.243 - Buah-buahan 165.956.746 166.087.627 166.320.150 166.552.999 166.786.172 167.019.672 Produktivitas - Padi 63,69 63,73 64,47 65,22 66,02 66,84 - Jagung 44,44 46,66 49,28 50,31 52,88 54,51 - Kedelai 15,10 15,86 19,81 20,26 21,33 22,02 - Sayuran 105,00 112,42 117,04 121,85 126,86 132,08 - Buah-buahan 26,10 26,28 26,92 27,58 28,26 28,95 Produksi - Padi 10.800.000 11.001.898 11.166.926 11.334.430 11.504.447 11.677.013 - Jagung 5.238.257 5.578.699 5.773.953 5.976.042 6.185.203 6.401.685 - Kedelai 388.420 340.080 360.485 380.672 400.847 420.890 - Sayuran 1.336.609 1.589.395 1.641.587 1.717.100 1.796.086 1.878.706 - Buah-buahan 4.119.885 4.364.011 4.477.477 4.593.891 4.713.333 4.835.878
Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, 2009-2014 Tabel 8. Sasaran Prosentase Index Pertanaman Padi
Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014
INDIKATOR KINERJA UTAMA 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Prosentase Index Pertanaman Padi
1,80 1,80 1,87 1,90 1,92 1,93
Sumber : Renstra Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, 2009-2014
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 23
3) Peningkatan penyediaan benih tanaman pangan dan hortikultura yang bersertifikat dan memenuhi sesuai syarat 6 tepat (tepat jenis, jumlah, mutu, lokasi, waktu, harga);
Tabel 9. Sasaran Prosentase Petani Yang Menggunakan Benih Tanaman Pangan
(Padi, Jagung, Kedelai) Yang Bersertifikat di Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014
INDIKATOR KINERJA UTAMA 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Prosentase petani yang menggunakan benih tanaman pangan ( padi, jagung, kedelai) yang bersertifikat
60,00 61,50 63,00 64,50 66,00 67,50
Sumber : Renstra Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, 2009-2014
4) Peningkatan kualitas produk tanaman pangan dan hortikultura yang berdaya guna tinggi untuk mencukupi pasar domestik dan ekspor
Tabel 10. Sasaran Jumlah dan Prosentase Produk Tanaman Pangan Dan Hortikultura Yang Telah Menerapkan GAP dan Bersertifikat Prima 3 Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014
INDIKATOR KINERJA UTAMA 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Jumlah produk tanaman pangan dan hortikultura yang telah menerapkan GAP dan telah bersertifikat Prima 3
2 2 3 10 20 22
Peningkatan produk tanaman pangan dan hortikultura yang telah menerapkan GAP dan telah bersertifikat Prima 3
0 0 50 233,34 100 10
Sumber : Renstra Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, 2009-2014 Tabel 11. Sasaran Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor Tanaman Pangan dan
Hortikultura Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014
INDIKATOR KINERJA UTAMA 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Tanaman Pangan 92,55 94,60 101,13 103,67 103,96 104,13 Hortikultura 106,46 110,60 111,03 111,56 111,92 112,12
Sumber : Renstra Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, 2009-2014
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 24
2.2 PENETAPAN KINERJA
Penetapan Kinerja adalah suatu dokumen yang berisikan Pernyataan Kinerja/Kesepakatan Kinerja/Perjanjian Kinerja untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumberdaya yang dimiliki suatu instansi. Terkait dengan hal tersebut dan dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi kepada hasil, Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur menetapkan kinerja yang akan dicapai pada Tahun 2014 dalam pelaksanaan program dan kegiatannya sesuai dengan kedudukan, tugas, dan fungsi yang mengacu pada Renstra 2009 - 2014 serta RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 - 2014. Pada Tahun 2014, Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur menetapkan 4 sasaran strategis dan 10 indikator kinerja, yaitu:
Tabel 12. Penetapan Kinerja Program Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Tahun 2014
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
TARGET 2014
PROGRAM/ KEGIATAN
ANGGARAN (Rp)
1 2 3 4 5 1 Peningkatan
penerapan teknologi budidaya yang baik dan ramah lingkungan (aman bagi pekerja, aman terhadap lingkungan dan aman konsumsi)
Luas areal tanaman pangan dan hortikultura yang menerapkan Pengendalian Hama Terpadu (PHT), Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT), dan Good Agriculture Practices (GAP) - Penjelasan/
Formulasi Penghitungan :
Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian
1. Pembinaan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana Petani
2. Pengembangan Jaringan Irigasi usaha tani, Desa (JITUT, JIDES)
3. Pengembangan Pupuk Organik
4. Pengembangan Usaha pertanian
5. Identifikasi, Monitoring, dan penyebaran informasi program pertanian
6. Proteksi tanaman pangan dan hortikultura
7. Pengembangan Teknologi Pertanian
8. Pengelolaan data statistik tanaman
41.242.100.000
Luas areal tanaman pangan dan hortikultura yang menerapkan Pengendalian Hama Terpadu, Pengelolaan Tanaman Terpadu dan Good Agriculture Practices (hektar) :
- Pengendalian Hama Terpadu (ha)
12. Tanaman Pangan 1.375
13. Hortikultura 3.750
- Pengelolaan Tanaman Terpadu (ha)
1. Padi 717.185
2. Jagung 148.381
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 25
3. Kedelai 95.640 pangan dan hortikultura
9. Pengembangan Tanaman Pangan
10. Pendidikan Kemasyarakatan dalam Rangka mendukung proteksi tanaman pangan dan hortikultura
11. Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangaka pengembangan tanaman pangan
- Good Agriculture Practices (ha)
1. Buah-buahan 17,5
2. Sayuran 0,8
2 Peningkatan luas panen (ha), produksi (ton), produktivitas (ku/ha) tanaman pangan dan hortikultura di Jawa Timur
Luas panen (ha), produktivitas (ku/ha), dan produksi (ton) komoditas tanaman pangan (padi, jagung, kedelai) dan hortikultura (sayuran dan buah-buahan)
- Penjelasan/Formulasi Penghitungan :
Luas Panen (ha) :
- Padi 1.938.829
- Jagung 1.148.013
- Kedelai 197.121
- Sayuran 142.243
- Buah-buahan (ribu pohon/rumpun)
167.019.672
Produktivitas (ku/ha) :
- Padi 66,84
- Jagung 54,51
- Kedelai 22,02
- Sayuran 132,08
- Buah-buahan (kg per pohon/rumpun)
28,95
Produksi (ton) :
- Padi 11.677.013
- Jagung 6.401.685
- Kedelai 420.890
- Sayuran 1.878.706
- Buah-buahan 4.835.878
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 26
3. Prosentase Index Pertanaman Padi
1,93
3 Peningkatan penyediaan benih tanaman pangan dan hortikultura yang bersertifikat dan memenuhi sesuai syarat 6 tepat (tepat, jenis, jumlah, mutu, lokasi, waktu, harga)
1. Prosentase petani yang menggunakan benih tanaman pangan (padi, jagung, kedelai) dan hortikultura ( buah-buahan, sayuran) yang bersertifikat
67,50 Program Peningkatan Produksi Pertanian
1. Pembinaan dan pengembangan hortikultura
2. Pengembangan produksi benih hortikultura
3. Pengembangan produksi benih padi
4. Pengembangan produksi benih palawija
5. Sertifikasi Bibit Unggul Pertanian
6. Pengembangan sarana dan prasarana pertanian DAK
7. Pendampingan pengembangan sarana dan prasarana pertanian DAK
8. Pembinaan irigasi pertanian dan adaptasi perubahan iklim (Water Resource and Irrigation Sector Management Program) WISMP II
56.845.000.000
4 Peningkatan kualitas produk tanaman pangan dan hortikultura yang berdaya guna tinggi untuk mencukupi pasar domestik dan ekspor
1. Jumlah produk tanaman pangan dan hortikultura yang bersertifikat
- Penjelasan/Formulasi Penghitungan :
Pengembangan Agribisnis
1. Pengembangan sistem agribisnis melalui Cooperatif farming
2. Pengembangan kualitas dan mutu produk melalui Sistem Good Agricultural Practices (GAP)
3. Peningkatan penanganan pasca-panen dan
9.150.000.000
1. Jumlah produk tanaman pangan dan hortikultura yang telah menerapkan GAP dan telah bersertifikat Prima 3
22
2. Nilai Tukar Petani (NTP)
Sub Sektor
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 27
- Tanaman Pangan 104,13 pengolahan hasil 4. Peningkatan Standar
Mutu Produk 5. Peningkatan
Pemasaran Produk-produk komoditas
6. Pengembangan kerjasama antar daerah
7. Pengembangan
PUSPA Lebo-
Sidoarjo
- Hortikultura 112,12
Peningkatan Kesejahteraan Petani
42.890.819.000
1. Pelatihan petani dan pelaku agribisnis
2. Anty Poverty Program (APP) Bidang Pertanian
Program Pengembangan Kawasan Agropolitan
330.000.000
1. Fasilitasi Pengembangan Kawasan Agropolitan
Program Pemberdayaan Penyuluh pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan
2.815.000.000
1. Fasilitasi sarana prasarana penyuluhan
Sumber : Renstra Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, 2009-2014
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 28
2.3 Upaya Pencapaian Tujuan dan Sasaran
Pembangunan tanaman pangan dan hortikultura mempunyai posisi yang strategis dan penting karena sebagai penghasil makanan pokok dimana sementara ini ketahanan pangan (food security) merupakan prasyarat utama bagi tercapainya ketahanan ekonomi maupun ketahanan politik bahkan ketahanan nasional (national security) secara keseluruhan. Oleh karena itu, program pembangunan tanaman pangan dan hortikultura di Jawa Timur diarahkan untuk pencapaian tujuan pembangunan pertanian jangka panjang yaitu sektor agribisnis sebagai andalan pembangunan di Jawa Timur.
Dengan mengacu RPJMD Provinsi Jawa Timur 2009-2014 terutama pada 9 (sembilan) agenda pembangunan Jawa Timur dan memperhatikan target kinerja agregat, maka salah satu prioritas RKPD Tahun 2014 adalah melalui Revitalisasi Pertanian dan Pengembangan Agroindustri/Agrobisnis yang diimplementasikan ke dalam pelaksanaan Program/Kegiatan Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura beserta kegiatan baik yang bersumber APBD maupun APBN.
2.3.1 Program Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura yang Bersumber APBD
Berdasarkan DPPA Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur Urusan Pemerintahan Pertanian (2014) pada Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur Tahun 2014, dengan program dan kegiatan baik bersifat rutin maupun pembangunan dengan rincian sebagai berikut : 1. Pelayanan Administrasi Perkantoran 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur 4. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur 5. Program Peningkatan Pembangunan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan 6. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah 7. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani 8. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan) 9. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan 10. Program Pengembangan Agribisnis 11. Program Pengembangan Kawasan Agropolitan
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 29
12. Program Pemberdayaan Penyuluhan Pertanian, Perkebunan, Peternakan, dan Perikanan
2.3.2 Program Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura yang Bersumber APBN
Satuan Kerja Perangkat Daerah yang melaksanakan dekonsentrasi yang diberikan oleh Pemerintah Pusat Kementerian Pertanian Republik Indonesia kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 pada Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur yang meliputi dana dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan sebagai berikut: a. Dana Dekonsentrasi
1. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan Untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan
2. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Hortikultura Berkelanjutan
3. Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian
4. Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian b. Dana Tugas Pembantuan
1. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan Untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan
2. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Hortikultura Berkelanjutan
3. Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian
4. Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 30
III. AKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas kinerja adalah perwujudan suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan secara transparan keberhasilan dan kegagalan berkaitan dengan tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan sebagai penjabaran visi, misi, strategi organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau yang berwenang menerima pelaporan yang telah ditetapkan melalui sistem pertanggungjawaban secara periodik.
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur selaku pelaksana kebijakan Pemerintah harus melaksanakan kewajiban berakuntabilitas melalui penyajian laporan kinerja Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2014 yang dibuat berdasarkan ketentuan yang terkandung dalam Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan kinerja, dan Tata Cara Review Atas laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja tersebut memberikan gambaran mengenai tingkatan pencapaian kinerja, sasaran program dan kegiatan serta indikator makro baik keberhasilan-keberhasilan kinerja yang telah dicapai maupun kegagalan pada periode tahun tertentu berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan. Dalam tahun 2014, Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur telah menetapkan 4 (empat) sasaran yang akan dicapai sesuai dengan Rencana Strategis tahun 2009-2014 serta RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014, yang selanjutnya diukur dengan mengaplikasikan pada 9 (sembilan) indikator kinerja utama yang ditetapkan dalam rangka pencapaian visi dan misi Provinsi Jawa Timur.
3.1 Pengukuran Kinerja Tahun 2014
Pengukuran kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk digunakan sebagai dasar menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur. Sesuai Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014, kinerja Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur diukur berdasarkan tingkat pencapaian kinerja sasaran dan pelaksanaan program/kegiatan untuk mengetahui sejauhmana capaian dari pelaksanaannya pada tahun yang bersangkutan. Gambaran kinerja Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 dapat diketahui dari hasil
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 31
pengukuran kinerja dan evaluasi kinerja yaitu dengan membandingkan antara target dengan capaian.
Pada bab sebelumnya telah diuraikan tentang visi, misi, dan Tujuan Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura di Jawa Timur Tahun 2009-2014 dan Sasaran Strategis Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur. Selanjutnya untuk mengetahui keberhasilan atau kegagalan dari pelaksanaan kegiatan di Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur dalam mewujudkan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis tersebut maka perlu dilakukan Pengukuran Kinerja terhadap Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja tahun 2014 yang telah ditetapkan, sebagai berikut : Tabel 13. Target, Realisasi, dan Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2014
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA UTAMA
TARGET 2014
REALISASI 2014
CAPAIAN 2014 (%)
1 Peningkatan penerapan teknologi budidaya yang baik dan ramah lingkungan (aman bagi pekerja, aman terhadap lingkungan dan aman dikonsumsi)
Luas areal tanaman pangan dan hortikultura yang menerapkan Pengendalian Hama Terpadu (PHT), Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) dan Good Agriculture Practices (GAP) Penjelasan / Formulasi Penghitungan : Luas areal tanaman pangan dan hortikultura yang menerapkan Pengendalian Hama Terpadu, Pengelolaan Tanaman Terpadu dan Good Agriculture Practices (hektar) :
- Pengendalian Hama Terpadu (ha) 1. Tanaman Pangan 2. Hortikultura
-Pengelolaan Tanaman Terpadu (ha) : 1. Padi 2. Jagung 3. Kedelai
- Good Agriculture Practices (ha) : 1. Buah-buahan 2. Sayuran
1375 3.750
717.185 148.381 95.640
17,5 0,8
2.430 670
383.045 26.525 2.390
50 45
176,73 17,87
53,41 17,88 2,50
285,71 6.000
2.
Peningkatan luas panen (ha), produksi (ton), produktivitas (ku/ha) tanaman pangan dan hortikultura di Jawa Timur
1. Luas panen (ha), Produktivitas(ku/ha), dan produksi (ton) komoditas tanaman pangan (padi, jagung, kedelai) dan hortikultura ( Sayuran dan Buah-buahan)
Penjelasan/Formulasi Penghitungan :
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 32
Luas areal penanaman yang dipanen (ha) : - Padi - Jagung - Kedelai - Sayuran - Buah-buahan (rb pohon/rumpun) Jumlah produksi tanaman yang dipanen per hektar (ku/ha) : - Padi - Jagung - Kedelai - Sayuran - Buah-buahan (kg per
pohon/rumpun) Jumlah produksi tanaman (ton) pada areal yang dipanen : - Padi - Jagung - Kedelai - Sayuran - Buah-buahan
1.938.829 1.148.013 197.121 142.243
167.019.672
66,84 54,51 22,02
132,08 28,95
11.677.013 6.401.685 420.890
1.878.706 4.835.878
2.072.822 1.202.304 214.880 152.937
411.149.821
59,81 47,72 16,54
110,17 14,16
12.398.312 5.737.382 354.464
1.684.909 5.823.490
106,91 104,73 109,01 107,52 246,17
89,48 87,54 75,11 83,41
49
106,18 89,62 84,46 89,68
120,42 2. Prosentase Index Pertanaman
Padi 1,93 1,86 96,37
3.
Peningkatan penyediaan benih tan.pangan dan hortikultura yang bersertifikat dan memenuhi sesuai syarat 6 tepat (tepat, jenis, jumlah, mutu, lokasi, waktu, harga)
Prosentase petani yang menggunakan benih tanaman pangan (padi, jagung, kedelai) dan hortikultura (buah-buahan, sayuran) yang bersertifikat
67,50 73,70 109,19
4.
Peningkatan kualitas produk tanaman pangan dan hortikultura yang berdaya guna tinggi untuk mencukupi pasar domestik dan ekspor
1. Jumlah produk tanaman pangan dan hortikultura yang bersertifikat
- Penjelasan/Formulasi Penghitungan : Jumlah produk tanaman pangan dan hortikultura yang menerapkan GAP dan telah bersertifikat Prima 3
22
27
122,73
2. Nilai Tukar Petani (NTP) Sub Sektor
- Tanaman Pangan - Hortikultura
104,13 112,12
99,57 104,86
95,62 93,52
Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, 2014
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 33
3.2 Analisa Kinerja
Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi kinerja dilakukan analisa pencapaian kinerja untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai sebab-sebab tercapai atau tidaknya kinerja yang diharapkan. Kegiatan yang dilaksanakan berdasarkan 4 (empat) sasaran dan 9 (sembilan) indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014 dapat diuraikan dalam Analisa Kinerja Sasaran berikut ini :
3.2.1 Peningkatan penerapan teknologi budidaya yang baik dan ramah lingkungan (aman bagi pekerja, aman terhadap lingkungan dan aman konsumsi)
Indikator keberhasilan yang diharapkan dari sasaran ini adalah Luas areal tanaman pangan dan hortikultura yang menerapkan Pengendalian Hama Terpadu (PHT), Pengelolaan Tanaman Terpadu dan Good Agriculture Practices (GAP) dengan komoditi pada Pengendalian Hama Terpadu (ha): tanaman pangan dan hortikultura, pada Pengelolaan Tanaman Terpadu (ha) dengan komoditi: padi, jagung, kedelai, pada Good Agriculture Practices (ha): buah-buahan dan sayuran. Adapun sasaran ini ditunjang oleh Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian. Tabel 14. Capaian Luas areal tanaman pangan dan hortikultura yang menerapkan
Pengendalian Hama Terpadu (PHT), Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT), dan Good Agriculture Practices (GAP) Provinsi Jawa Timur
INDIKATOR KINERJA
TARGET 2014
REALISASI CAPAIAN
2014 (%) 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Luas areal tanaman pangan dan hortikultura yang menerapkan
Pengendalian Hama Terpadu (PHT) :
- Tanaman Pangan 1.375 600 1.025 1.350 5.075 5.905 2.430 176,73 - Hortikultura 3.750 690 510 495 495 605 670 17,87
Rata-rata 97,23 Pengelolaan Tanaman Terpadu (ha)
- Padi 717.185 618.650 365.750 244.900 305.500 366.605 383.045 53,41 - Jagung 148.381 127.995 14.850 43.200 29.850 25.130 26.525 17,88 - Kedelai 95.640 82.500 116.000 11.300 121.300 72.805 2.390 2,50
Rata-rata 24,59
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 34
INDIKATOR KINERJA
TARGET 2014
REALISASI CAPAIAN
2014 (%) 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Good Agriculture Practices (ha) :
- Buah-buahan 17,5 4 2,5 5,5 15 22,5 50 285,71 - Sayuran 0,8 1 1 2,25 7,5 11,5 45 6.000
Rata-rata 3.142,9 Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, 2014
Dari hasil pengukuran kinerja sebagaimana terlihat pada tabel diatas menunjukkan bahwa prosentase capaian untuk luas areal yang menerapkan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) komoditi tanaman pangan pada tahun 2014 tercapai 176,73 persen atau tercapai seluas 2.430 ha dari target yang ditetapkan seluas 1375 ha, sedangkan untuk luas areal penanaman yang menerapkan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) komoditi hortikultura tercapai 17,87 persen atau seluas 670 ha dari target yang ditetapkan yaitu seluas 3.750 ha, jadi rata-rata capaian dari kedua komoditi tersebut sebesar 97,23 persen. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa pengembangan usaha agribisnis tanaman pangan dan hortikultura di Jawa Timur tahun 2014 yang dilaksanakan melalui penerapan teknologi budidaya yang baik dan ramah lingkungan (aman bagi pekerja, aman terhadap lingkungan dan aman konsumsi) pada pengamanan luas areal tanam tanaman pangan dan penerapan PHT capaian pada tahun 2014 sudah diatas 100 persen yaitu sebesar 176,73 persen, tetapi sebaliknya pada pengamanan luas areal tanam komoditi hortikultura masih dibawah target yaitu tercapai 17,87 persen, hal ini dikarenakan kegiatan SLPHT hortikultura masih sangat terbatas jumlahnya. Selain itu dalam rangka pencapaian sasaran produksi tanaman pangan Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, perlindungan tanaman pangan mempunyai peran yang sangat penting dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam proses usaha tani, demikian pula semakin berkembangnya teknologi di bidang perlindungan tanaman dan kompleksnya permasalahan di lapangan, maka operasional pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) di lapangan mengacu pada konsep pengendalian hama terpadu (PHT) yang dilakukan dengan menerapkan berbagai cara pengendalian yang kompatibel untuk menurunkan dan mempertahankan populasi OPT di bawah batas yang dapat menimbulkan kerusakan dan kerugian secara ekonomis, menstabilkan produksi pada taraf tinggi dan melestarikan lingkungan. Namun demikian, dalam penerapan PHT masih mengalami berbagai hambatan, antara lain: 1) kepercayaan petani yang masih berlebihan dalam penggunaan pestisida, 2) pengetahuan tentang teknologi PHT dan
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 35
ekobiologi/epidemiologi OPT serta musuh alaminya masih terbatas dan 3) prinsip ambang pengendalian yang belum diyakini dan belum semua OPT utama dapat diketahui ambang pengendaliannya. Oleh karena itu agar strategi pengendalian OPT dapat terlaksana sesuai konsep PHT, salah satu faktor yang perlu mendapat perhatian adalah sumber daya manusia (SDM), sehingga peningkatan pengetahuan SDM baik petugas maupun petani merupakan hal yang mutlak karena keberhasilan pengendalian OPT berbanding lurus dengan tingkat kemampuan para petugas lapangan dan petani.
Sasaran luas areal penanaman yang menerapkan teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) tahun 2014 dengan komoditi padi tercapai 53,41 persen atau seluas 383.045 ha dari target yang ditetapkan seluas 717.185 ha. Penerapan Teknologi Budidaya Padi disini dilakukan fokus pada teknologi pengelolaan secara terpadu dan spesifik lokasi sehingga mampu menjadi contoh bagi petani sekitar khususnya yang bergerak di bidang budidaya tanaman padi. Kegiatan SLPTT Padi tersebut didukung dengan adanya bantuan benih padi bersubsidi dan bantuan pupuk serta meminimalkan penggunaan bahan kimia (pupuk an organik dan pestisida) sekaligus guna meningkatkan produksi dan produktivitas padi. Lokasi kegiatan SLPTT Padi pada luas areal diantaranya untuk padi sawah seluas 36.475 ha, padi hibrida seluas 26.147 ha, padi lahan sawah seluas 305.923 ha, padi lahan kering seluas 14.500 ha, dan dengan petani pengembangan Cooperatif Farming sejumlah 63 kelompok lokasi di 29 Kabupaten sudah terealisasi 100 persen.
Pada komoditi jagung realisasi luas areal jagung yang menerapkan Pengelolaan Tanaman Terpadu melalui SLPTT Jagung Kawasan Pengembangan (Jagung Hibrida) seluas 23.025 ha dan untuk SLPTT Kawasan Penumbuhan (Jagung Komposit) seluas 3.500 ha, jadi total realisasi luas areal penanaman jagung yang menerapkan PTT sebesar 26.525 ha atau sebesar 17,88 persen dari target yang ditetapkan seluas 148.381 ha, dengan 58 kelompok tani di 29 kabupaten se-Jawa Timur yang menerapkan pengendalian yang ramah lingkungan jagung.
Penerapan Teknologi Budidaya Kedelai juga dilakukan fokus pada teknologi pengelolaan secara terpadu dan spesifik lokasi untuk petani yang bergerak di bidang budidaya tanaman pangan kedelai. Kegiatan SLPTT Kedelai tersebut di dukung dengan adanya bantuan benih kedelai bersubsidi, bantuan pupuk dan rhizobium dan meminimalkan penggunaan bahan kimia (pupuk an organik dan pestisida) sekaligus guna meningkatkan produksi dan produktivitas kedelai. Lokasi kegiatan SLPTT Kedelai di Kabupaten Pacitan, Ponorogo, Gresik, Tuban, Sampang dan Pamekasan masing-masing seluas 500 ha. Untuk pelaksanaan SLPTT Kabupaten
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 36
Pamekasan dan Ponorogo tidak melaksanakan bantuan benih bersubsidi (dana benih tidak diambil). Hasil pelaksanaan SLPTT Kedelai di enam Kabupaten hasil luas tanam terealisasi 80 persen karena ada kabupaten yang tidak merealisasi kegiatan, luas panennya terealisasi 77 persen karena ada yang belum panen, produksi dan produktivitas tidak bisa mencapai 100 persen karena benih bersubsidi yang dibantukan daya tumbuhnya rendah sehingga produksi tidak bisa maksimal. Realisasi penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu komoditi kedelai tercapai 2,50 persen atau seluas 2.390 ha dari target yang telah ditetapkan seluas 95.640 ha.
Jadi rata-rata dari prosentase capaian ketiga komoditi tersebut yaitu sebesar 24,59 persen. Rendahnya capaian pada tahun 2014 yaitu rata-rata capaian yang masih dibawah 50 persen yaitu sebesar 24,59 persen terhadap target yang telah ditetapkan dalam Renstra 2009-2014 menunjukkan perlunya upaya peningkatan penerapan teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) di tahun-tahun berikutnya mengingat melalui penerapan teknologi ini petani dapat menerapkan cara budidaya yang benar yang ramah lingkungan juga sekaligus dapat meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman pangan. Selain itu melalui penerapan teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) ini diharapkan akan mampu mengelola sumberdaya yang tersedia (varietas, tanah, air, dan sarana produksi) secara terpadu dengan mengkaji bersama berdasarkan kondisi spesifik lokasi, sehingga mampu menghasilkan produktivitas tinggi untuk menunjang peningkatan produksi padi, jagung, kedelai secara berkelanjutan atau ramah lingkungan.
Luas areal penanaman yang menerapkan teknologi Good Agriculture Practices (GAP) untuk 2 komoditi, yaitu : buah-buahan tercapai 285,7 persen atau seluas 50 ha dari target yang telah ditetapkan yaitu seluas 17,5 ha pada lahan buah-buahan, sayuran tercapai 6.000 persen atau seluas 45 ha dari target yang ditetapkan seluas 0,8 ha, jadi dari kedua komoditi tersebut didapat rata-rata prosentase capaian sebesar 3.142,9 persen dari target yang telah ditetapkan. Untuk GAP Sayuran ini dilaksanakan sebanyak 8 unit meliputi komoditas cabai merah (2 unit), cabai rawit (2 unit) dan bawang merah (4 unit). Petak studi untuk Sekolah Lapang dilaksanakan dengan luasan minimal 100 m² yang diikuti oleh 25 orang peserta, sehingga diharapkan berdampak pada keseluruhan peserta. Untuk GAP buah-buahan tahun 2014 dilaksanakan di 8 kelompok tani(tiap kelompok 25 orang) seluruhnya mencakup sedikitnya 200 orang petani buah. Prosentase capaian ini bisa dibilang cukup tinggi karena sudah diatas 100 % bahkan jauh melampaui dari target yang telah ditetapkan, mengingat penerapan teknologi Good Agriculture Practices (GAP)
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 37
sangat penting bagi pengembangan hortikultura di Jawa Timur karena produktivitas komoditas hortikultura baik sayuran maupun buah-buahan mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Artinya komoditi hortikultura memang mempunyai nilai ekonomis yang lebih tinggi jika dibanding dengan komoditi tanaman pangan, tapi mengingat karakteristik komoditi hortikultura yang mudah rusak (busuk) dan tidak tahan lama sehingga petani tidak optimal dalam melakukan usaha tani hortikultura, selain itu juga didukung oleh pelaksanaan bimbingan teknis penerapan GAP melalui Sekolah Lapang baik untuk buah maupun sayuran dengan lahan percontohan 0,1 sampai dengan 1 ha. Dengan adanya SOP dan penerapan GAP diharapkan semakin meningkatkan jumlah kebun yang teregristasi sehingga dapat meningkatkan produksi, produktivitas sekaligus mutu produk hortikultura di Jawa Timur.
Sasaran strategis peningkatan penerapan teknologi budidaya yang baik dan ramah lingkungan (aman bagi pekerja, aman terhadap lingkungan dan aman konsumsi) dengan indikator kinerja adalah Luas areal tanaman pangan dan hortikultura yang menerapkan Pengendalian Hama Terpadu (PHT), Pengelolaan Tanaman Terpadu dan Good Agriculture Practices (GAP) dengan komoditi pada Pengendalian Hama Terpadu (ha): tanaman pangan dan hortikultura, pada Pengelolaan Tanaman Terpadu (ha) dengan komoditi: padi, jagung, kedelai, pada Good Agriculture Practices (ha): buah-buahan dan sayuran. pada dasarnya dapat mencapai target yang diharapkan karena melalui kegiatan ini diharapkan petani di Provinsi Jawa Timur dapat mandiri untuk merencanakan sdan memanfaatkan penerapan teknologi usaha tani melalui penggunaan input produksi yang efisien sesuai dengan kondisi spesifik lokal seiring perkembangan teknologi saat ini dalam rangka peningkatan luas areal penanaman tanaman pangan dan hortikultura. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman pangan dan hortikultura secara berkelanjutan atau ramah lingkungan (aman bagi pekerja, aman terhadap lingkungan dan aman konsumsi) dalam pencapaian visi dan misi sektor pertanian di Provinsi Jawa Timur sesuai Rencana Strategis tahun 2009-2014.
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 38
3.2.2 Peningkatan luas Panen (ha), produksi (ton), produktivitas (ku/ha) tanaman pangan dan hortikultura di Jawa Timur dan Prosentase Index Pertanaman Padi Indikator keberhasilan yang diharapkan dari sasaran ini adalah : Luas
panen (ha); Produktivitas (ku/ha); Produksi (ton) dari komoditi padi, jagung, kedelai, sayuran, dan buah-buahan dan Prosentase Index Pertanaman Padi. Sasaran ini didukung oleh Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian.
Tabel 15. Capaian Kinerja Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura dan Prosentase Index Pertanaman Padi Provinsi Jawa Timur
INDIKATOR KINERJA
TARGET 2014
REALISASI CAPAIAN 2014 (%) 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Luas Panen (ha) : ATAP-BPS ATAP-BPS ATAP-BPS ATAP-BPS ATAP-BPS ASEM-BPS
- Padi 1.938.829 1.904.830 1.963.983 1.926.796 1.975.719 2.037.021 2.072.822 106,91 - Jagung 1.148.013 1.295.070 1.257.721 1.204.063 1.232.523 1.199.544 1.202.304 104,73 - Kedelai 197.121 264.663 246.894 252.815 220.815 210.618 214.880 109,01 - Sayuran 142.243 161.844 158.460 166.921 170.119 163.469 152.937 107,52 - Buah-buahan 167.019.672 57.428.858 64.188.154 63.655.695 172.141.236 146.899.713 411.149.821 246,17 Produktivitas (ku/ha): - Padi 66,84 59,11 59,29 54,89 61,74 59,14 59,81 89,48 - Jagung 54,51 40,67 44,42 45,21 51,08 48,03 47,72 87,54 - Kedelai 22,02 13,42 13,75 14,52 16,39 15,64 16,54 75,11 - Sayuran 132,08 83,48 82,60 89,03 94,67 93,50 110,17 83,41 - Buah-buahan (kg/phn) 28,95 57,35 40,26 55,11 36,80 25,87 14,16 49 Produksi (ton): - Padi 11.677.013 11.259.085 11.643.773 10.576.543 12.198.707 12.049.342 12.398.312 106,18 - Jagung 6.401.685 5.266.720 5.587.318 5.443.705 6.295.301 5.760.959 5.737.382 89,62 - Kedelai 420.890 355.099 339.491 366.999 361.986 329.461 355.464 84,46 - Sayuran 1.878.706 1.351.002 1.308.818 1.486.063 1.576.429 1.528.449 1.684.909 89,68 - Buah-buahan 4.835.878 3.293.535 2.584.409 3.508.221 6.287.057 3.800.598 5.823.490 120,42 Prosentase Index Pertanaman Padi
1,93 1,86 1,87 1,89 1,90 1,92 1,86 96,37
Sumber : Tanaman Pangan (ASEM BPS, 2014), Hortikultura (RKSP Dinas Pertanian, 2014)
Dengan potensi sumber daya lahan, Jawa Timur masih merupakan andalan utama produksi pangan di dalam negeri khususnya tanaman pangan. Kinerja capaian pertumbuhan sektor pertanian Tanaman Pangan pada Tahun 2014 (berdasarkan data ASEM 2014) tersebut dapat diketahui bahwa capaian luas panen untuk komoditi tanaman pangan dan hortikultura rata-rata mencapai 81,86 persen yang mengalami penurunan yang cukup signifikan dari jumlah luas panen rata-rata tanaman pangan tahun 2013. Terutama pada komoditi padi yang meningkat dari Angka Tetap BPS Tahun 2014 yaitu terjadi peningkatan sebesar 35.801 ha dari 2.037.021 ha, yaitu pada tahun 2014 tercapai 106,91 persen dari target atau sebesar 2.072.822 ha. Kenaikan jumlah luas panen ini diiringi dengan komoditi jagung yang
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 39
terjadi kenaikan sebesar 2.760 ha atau sebesar 104,73 persen yaitu pada tahun 2014 sebesar 1.202.304 jika dibandingkan tahun 2013 sebesar 1.199.544 dan juga pada komoditi kedelai yang terjadi kenaikan sebesar 4.262 ha dari tahun 2013 atau tercapai 109,71 persen dari target tahun 2014 sebesar 197.121 ha.Peningkatan Luas Panen didukung pula oleh adanya HPP Kedelai, yang mana kondisi di lapangan pada Sub-Round II harga dilapangan berkisar Rp 7.275,- hingga Rp 7.678,-. Demikian pula untuk luas panen komoditi buah-buahan yang tercapai seluas 411.149.821 ha atau tercapai sebesar 246,17 persen dari target tahun 2014, mengalami kenaikan sebesar 264.250.108 ha dibanding capaian tahun 2013. Tetapi keadaan ini berbanding terbalik dengan komoditi sayuran yang mengalami penurunan luas panen pada tahun 2014 jika dibanding dengan tahun 2013 yaitu penurunan seluas 10.532 ha, tetapi sebenarnya realisasi tahun 2014 sebesar 152.937 ha atau tercapai 107,52 persen telah melampaui dari target tahun 2014 seluas 142.243 ha. Terjadinya peningkatan luas panen pada komoditi padi, jagung, kedelai, dan komoditi buah-buahan dan penurunan pada sayuran, tidak terlepas dari upaya penekanan terjadinya konversi lahan melalui pelaksanaan program dan kegiatan di tahun 2014 pada komoditi tersebut. Perkembangan luas panen tanaman pangan utama di Jawa Timur dalam lima tahun terakhir , nampaknya sejalan dengan pola pertumbuhan sebagaimana luas tanamnya. Sebagaimana trend penambahan luas tanam, dalam 5 tahun terakhir secara umum pertumbuhan / penambahan Luas Panen untuk sebagian besar tanaman pangan mengalami kenaikan. Dalam hal ini hanya perkembangan luas panen hortikultura yaitu buah dan sayuran yang menunjukkan adanya penurunan jumlah luas panen, tetapi telah mencapai target pada komoditi sayuran.
Selanjutnya untuk indikator sasaran produktivitas dari komoditi tanaman pangan dan hortikultura tersebut didapatkan untuk prosentase capaian produktivitas yang cukup tinggi tapi belum tercapai 100 persen. Untuk komoditi padi seiring dengan peningkatan luas panen produktivitas padi juga mengalami kenaikan yaitu sebesar 0,67 ku/ha yaitu sebesar 59,81 ku/ha atau tercapai sebesar 89,48 persen dari tahun 2014 jika dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 59,14 ku/ha, demikian pula pada komoditi kedelai yang mengalami kenaikan sebesar 0,90 ku/ha atau tercapai sebesar 75,11 persen dari target tahun 2014 yaitu sebesar 22,02 ku/ha jika dibandingkan dari tahun 2013 sebesar 15,64 ku/ha, demikian pula pada komoditi sayuran juga mengalami kenaikan produktivitas sebesar 16,67 ku/ha dari tahun 2013, atau tercapai sebesar 110,17 ku/ha atau 83,41 persen dari target tahun 2014. Tetapi terjadi penurunan produktivitas pada komoditi jagung sebesar 0,31 dibanding tahun 2013, atau tercapai sebesar 47,72 ku/ha atau tercapai 87,54 persen dari target tahun 2014. Pada komoditi buah-buahan juga mengalami penurunan produktivitas sebesar 11,71 ku/ha tahun 2013, atau tercapai sebesar 14,16 ku/ha atau tercapai 49 persen dari target tahun 2014.
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 40
Produktivitas tanaman pangan dan hortikultura dipengaruhi oleh sinergitas serangkaian kegiatan lapang yang didukung adanya kondisi agroekosistem dalam MT. 2014 yang kondusif, khususnya pada puncak panen, rerata curah hujan, terobosan yang lebih inovatif agar peningkatan produktivitas yang diharapkan dapat terselenggara secara signifikan. Selain itu, produktivitas tanaman juga dipengaruhi oleh kualitas lahan garapan. Pada tingkat teknologi yang sama baik dalam jenis varietas yang digunakan maupun kualitas usahatani yang diterapkan, produktivitas usahatani dapat bervariasi antar daerah akibat perbedaan kualitas lahan.
Pada indikator sasaran produksi dapat dilihat terjadi kenaikan produksi pada komoditi padi, kedelai, sayuran, dan buah-buahan. Untuk padi terjadi kenaikan sebesar 348.970 ton atau sebesar 12.398.312 ton yaitu tercapai sebesar 106,18 persen pada tahun 2014 dibanding dengan tahun 2013 sebesar 12.049.342 ton. Hal ini sejalan dengan produktivitas dan luas panen padi pada tahun 2014 yang semuanya mengalami kenaikan jika dibanding tahun 2013. Demikian pula pada komoditi kedelai yang mengalami kenaikan produksi sebesar 26.003 ton atau tercapai sebesar 84,46 persen pada tahun 2014 dibanding dengan tahun 2013 yang tercapai sebesar 329.461 ton, hal ini sejalan dengan produktivitas dan luas tanam komoditi kedelai tahun 2014 yang juga mengalami kenaikan dibanding tahun 2013. Tetapi berbanding terbalik untuk komoditi jagung yang mengalami penurunan sebesar 23.577 ton atau tercapai sebesar 89,62 persen dari target tahun 2014 dibanding tahun 2013, hal ini sejalan dengan produktivitas yang juga mengalami penurunan tetapi mengalami kenaikan pada luas panen capaian tahun 2014 dibanding tahun 2013. Untuk komoditi sayuran mengalami kenaikan sebesar 156.460 ton pada tahun 2014 jika dibanding tahun 2013 yang sebanding jumlah produktivitas yang juga mengalami kenaikan, tetapi mengalami penurunan pada luas panen sayuran. Sedangkan untuk komoditi buah-buahan terjadi kenaikan produksi sebesar 2.022.892 ton dibanding tahun 2013 atau tercapai sebesar 5.823.490 ton atau 120,42 persen dari target tahun 2014. Demikian pula pada luas panen yang mengalami kenaikan pada tahun 2014 jika di banding data ATAP BPS tahun 2014 tapi mengalami penurunan pada jumlah produktivitasnya.
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 41
Pencapaian kinerja produksi merupakan resultan kebijakan pengembangan infrastruktur pertanian, penguatan kelembagaan, peningkatan penyuluhan, pengembangan pembiayaan, dan pengembangan pemasaran hasil pertanian dan strategi produksi yang ditargetkan yaitu melalui peningkatan produktivitas, perluasan areal, pengamanan produksi serta penguatan kelembagaan dan pembiayaan. Kondisi ini juga didukung oleh peningkatan harga produk pangan dan iklim yang kondusif. Secara umum pertumbuhan produksi tanaman pangan strategis cenderung stagnan atau tumbuh secara lambat. Hal ini disebabkan beberapa hal, yaitu: 1) Kemampuan berproduksi varietas yang digunakan atau diadopsi petani dan 2) penurunan mutu usahatani.
Dari hasil realisasi dan capaian pada sasaran strategis peningkatan luas panen (ha), produksi (ton), produktivitas (ku/ha) tanaman pangan dan hortikultura di Jawa Timur dengan indikator keberhasilan yang diharapkan dari sasaran ini adalah : Luas panen (ha); Produktivitas (ku/ha); Produksi (ton) dari komoditi padi, jagung, kedelai, sayuran, dan buah-buahan dapat diketahui bahwa sebagian besar terjadi kenaikan dari ketiga indikator tersebut yaitu luas panen (ha), produktivitas (ku/ha), dan produksi (ton) pada komoditi tanaman pangan dan hortikultura yang disebabkan diantaranya adanya peningkatan luas penanaman, pengendalian terhadap serangan OPT, penerapan pupuk yang telah dilakukan secara maksimal, penguatan SDM petani, dan sinergitas serangkaian kegiatan lapang. Tetapi juga terjadi penurunan pada beberapa komoditi pada tahun 2014 dibanding tahun 2013 yang diakibatkan beberapa hal diantaranyabterjadinya konversi lahan pertanian ke non pertanian, keragaman agroklimat, dan sumberdaya yang ada.
Tabel 16. Kontribusi Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Timur terhadap
Nasional Tahun 2012-2013
Komoditas Produksi Jawa Timur
(ton) Produksi Nasional (ton) (%) Jatim thd
Nasional 2013 2014 2013 2014 2013 2014
Padi (GKG) 12.049.342 12.398.312 71.279.709 70.831.753 16,90 17,50 Jagung (Pipilan) 5.760.959 5.731.731 18.511.853 19.032.677 31,12 30,12 Kedelai (Ose) 329.461 354.228 779.992 953.956 42,24 37,13 Sayuran 1.576.423 1.684.909 1.081.253 1.053.539 -31,41 - 31,07 Buah-buahan 6.287.057 5.823.490 20.162.550 16.987.915 31,18 22,37
Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur, 2014 Keterangan : 1) ASEM 2014, 2) Luas Panen buah-buahan (rb pohon/rumpun), Produktivitas buah-buahan (kg per
pohon/rumpun), Produksi buah-buahan (ton)
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 42
Dari tabel diatas diketahui bahwa pada skala nasional produksi Padi ATAP 2013 sebesar 71,28 juta ton. Dari angka tersebut sebesar 16,90 persen merupakan kontribusi Provinsi Jawa Timur untuk angka produksi padi. Angka Sementara (ASEM) 2014 produksi Padi Provinsi Jawa Timur sebesar 12,39 juta ton Gabah Kering Giling (GKG). Dibandingkan dengan produksi Padi tahun 2013 (ATAP), terjadi kenaikan produksi sebanyak 348,970 ribu ton (2,81 persen). Peningkatan produksi padi ini disebabkan kenaikan tingkat produktivitas sebesar 0,67 kuintal/hektar (1,12 persen) dari 59,14 ku/ha pada tahun 2013 menjadi 59,81 ku/ha. Peningkatan produktivitas ini juga diiringi dengan kenaikan jumlah luas panen seluas 35.801 ha (1,73 persen) dari tahun 2013. Perkiraan kenaikan Padi di Jawa Timur tahun 2014 karena terjadi peningkatan produksi padi yang cukup signifikan pada periode Januari-Agustus. Pada subround Januari-April produksi padi mengalami kenaikan sebesar 142,35 ribu ton (2,33 persen), selanjutnya pada Subround Mei-Agustus kembali naik sebesar 236,27 ribu ton (6,08 persen). Sedangkan pada subround September-Desember produksi Padi diperkirakan mengalami penurunan sebesar 120,25 ribu ton (-5,88 persen). Bila masing-masing subround dibandingkan dengan Padi pada subround yang sama tahun 2013 (year on year), peningkatan produksi padi sebesar 253,36 ribu ton. Selain itu kenaikan jumlah produksi ini juga disebabkan karena adanya curah hujan yang tinggi pada akhir tahun 2013 dan awal 2014, sehingga petani cenderung tanam padi, artinya adanya pergeseran tanam dari palawija pindah ke tanaman padi, dan juga penggunaan agent hayati Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) untuk mengantisipasi adanya serangan hama wereng, kemudian juga adanya kegiatan-kegiatan pendukung seperti kegiatan SLPTT padi, bantuan Alsintan Hand traktor dan pompa air, dan rehabilitasi JITUT/JIDES di beberapa kabupaten di Jawa Timur. Sedangkan terjadinya penurunan produksi pada skala nasional pada tahun 2014 terjadi karena penurunan luas panen 66,93 ribu hektar (-0,48 persen) dan juga penurunan produktivitas sebesar 0,24 ku/ha (0,47 persen).
Untuk komoditas jagung angka produksi pada skala nasional ASEM 2014 sebesar 19,03 juta ton. Dari angka tersebut sebesar 30,12 persen merupakan kontribusi produksi jagung untuk Provinsi Jawa Timur. Angka Sementara (ASEM) 2014 produksi Jagung Provinsi Jawa Timur sebesar 5,73 juta ton Pipilan Kering. Dibandingkan dengan produksi Jagung tahun 2013 (ATAP), terjadi penurunan produksi sebesar 29.228 ribu ton (-0,51 p e r s e n ). Penurunan produksi jagung ini disebabkan turunnya tingkat produktivitas sebesar 0,36 kuintal/hektar. Penurunan produktivitas jagung per sub round, menurut data Dinas Pertanian Provinsi memang pada tahun 2014 terjadi peningkatan luas serangan Organisme Penganggu Tumbuhan (OPT) jagung, baik pada Musim Penghujan (MP.2012/2013) maupun pada Musim Kemarau (MK. 2014) serta Musim Penghujan (MP 2013/2014). Selain itu, juga terjadi peningkatan jumlah curah hujan bulanan 80,68
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 43
persen dan durasi hari hujan pun meningkat 28,57 persen. Hal ini bisa dipahami karena Curah Hujan yang terjadi rata-rata 200 mm pada musim tanam jagung, sementara kondisi ideal untuk tanam jagung memerlukan curah hujan 100 mm-125 mm. Selain itu menurunnya produksi jagung di Jawa Timur juga disebabkan menurunnya realisasi produksi jagung pada SR I 2014 sebesar 5,02 persen dibandingkan dengan SR 2013 karena beberapa kabupaten mengalami penurunan produksi dan juga terjadi perubahan pola tanam dari Jagung ke tanaman padi dan kedelai. Sedangkan untuk produktivitas jagung yang mengalami penurunan disebabkan karena ketersediaan pupuk (Urea, SP 36, dan ZA) pada saat dibutuhkan petani tidak tersedia.
Untuk komoditas kedelai diketahui bahwa pada skala nasional produksi kedelai ASEM 2014 sebesar 953.956 ton. Dari angka tersebut sebesar 37,13 persen merupakan kontribusi Provinsi Jawa Timur untuk angka produksi kedelai. Angka Sementara (ASEM) 2014 produksi Kedelai Provinsi Jawa Timur sebesar 355.464 ton Biji Kering. Dibandingkan dengan produksi Kedelai tahun 2013 (ATAP), terjadi k e n a i k a n produksi sebanyak 26.003 ton (7,32 persen). Peningkatan produksi ini disebabkan kenaikan luas panen seluas 4.262 ha (1,98 persen) dari 210.618 ha menjadi 214.880 ha dan peningkatan produktivitas sebesar 0,9 ku/ha (5,44 persen) dari 15,64 ku/ha menjadi 16,54 ku/ha. Peningkatan produksi kedelai pada SR II 2014 disebabkan antara lain adanya peningkatan luas panen karena adanya iklim/cuaca yang mendukung dan pemeliharaan petani cukup baik sehingga menghasilkan kedelai yang baik serta harga kedelai yang menjanjikan
Untuk skala nasional, produksi kedelai ARAM II meningkat dibandingkan tahun 2013. Produksi kedelai mengalami kenaikan sebesar 173,964 ribu ton biji kering (18,24 persen). Begitu juga secara agregat kondisi di Pulau Jawa juga mengalami kenaikan sebesar 73,47 ribu ton biji kering (14,08 persen). Kenaikan produksi kedelai secara nasional maupun Jawa terjadi peningkatan karena luas panen dan produktivitas masing-masing sebesar 11,08 persen dan 6,36 persen di tingkat nasional, dan sebesar 8,11 persen dan 5,52 persen untuk Pulau Jawa.
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 44
Tabel 17. Produksi Padi Provinsi Jawa Timur terhadap Provinsi Lain dan Nasional Tahun 2013-2014
No PROVINSI PRODUKSI (Ton GKP)
KONTRIBUSI THD NASIONAL (%)
1. Jawa Timur 12.398.312 17,50 2. Jawa Barat 11.644.899 16,44 3. Jawa Tengah 9.648.104 13,62 4. Sulawesi Selatan 5.438.033 7,68 5. Sumatera Selatan 3.669.587 5,18 6. Sumatera Utara 3.628.968 5,12 7. Lampung 3.320.311 4,69 8. Sumatera Barat 2.519.020 3,56 9. Nusa Tenggara Barat 2.116.637 2,99 10. Kalimantan Selatan 2.093.844 2,96
Jawa 36.658.918 51,75 Luar Jawa 34.172.835 48,25 Indonesia 70.831.753
Sumber : ASEM BPS Provinsi Jawa Timur, 2014 Tabel 18. Produksi Jagung Provinsi Jawa Timur terhadap Provinsi Lain dan
Nasional Tahun 2013-2014 PROVINSI PRODUKSI
(Ton) KONTRIBUSI THD
NASIONAL (%) 1. Jawa Timur 5.789.214 30,14 2. Jawa Tengah 3.114.923 16,03 3. Lampung 1.819.893 9,04 4. Sulawesi Selatan 1.533.888 7,87 5. Sumatera Utara 1.117.125 6,09 6. Jawa Barat 1.027.488 5,50 7. Nusa Tenggara Barat 775.436 4,13 8. Gorontalo 737.250 3,78 9. Nusa Tenggara Timur 647.103 3,40 10. Sumatera barat 601.164 3,18
Jawa 10.250.573 53,38 Luar Jawa 8.976.142 46,62 Indonesia 19.226.715
Sumber : ASEM BPS Provinsi Jawa Timur, 2014
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 45
Tabel 19. Produksi Kedelai Provinsi Jawa Timur terhadap Provinsi Lain dan Nasional Tahun 2013-2014
No PROVINSI PRODUKSI (Ton)
KONTRIBUSI THD NASIONAL (%)
1. Jawa Timur 355.464 37,26 2. Jawa Tengah 125.467 13,15 3. Jawa Barat 115.261 12,08 4. Nusa Tenggara Barat 97.172 10,19 5. Aceh 63.352 6,64 6. Sulawesi Selatan 54.605 5,72 7. DI Yogyakarta 19.579 2,05 8. Sulawesi Tengah 15.976 1,67 9. Lampung 13.545 1,42 10. Sumatera Selatan 12.550 1,32
Jawa 622.155 65,22 Luar Jawa 331.801 34,78 Indonesia 953.956
Sumber : ASEM BPS Provinsi Jawa Timur, 2014
Dari data Angka Ramalan Sub Round II (ARAM II) dapat diketahui bahwa untuk produksi padi Provinsi Jawa Timur berada pada peringkat pertama dengan jumlah produksi di Jawa Timur sebesar 12.398.312 ton, memberikan kontribusi sebesar 17,50 persen terhadap kontribusi nasional. Untuk produksi jagung Provinsi Jawa Timur tingkat produksi juga pada peringkat pertama dan memberikan kontribusi sebesar 30,14 persen terhadap nasional dengan jumlah produksi sebesar 5.789.214 ton, dan untuk komoditi kedelai Provinsi Jawa Timur juga berada di peringkat pertama dengan produksi sebesar 355.464 ton dengan kontribusi terhadap nasional sebesar 37,26 persen.
Tabel 20. Capaian Prosentase Index Pertanaman padi
INDIKATOR KINERJA TARGET 2014
REALISASI CAPAIAN 2014 (%) 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Prosentase Index Pertanaman Padi
1,93 1,86 1,87 1,89 1,90 1,92 1,86 96,37
Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, 2014
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa porsentase realisasi capaian indikator index pertanaman padi selama 5 tahun yaitu dari tahun 2009-2014 berfluktuatif, tetapi pada tahun 2014 terjadi penurunan yaitu tercapai sebesar 1,86 persen atau 96,37 persen dari target sebesar 1,93 persen dibanding realisasi tahun 2013 sebesar 1,92 persen.
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 46
Peningkatan Areal Tanam Padi dilakukan melalui Peningkatan Indeks Pertanaman, khususnya hal ini dimaksimalkan pada lahan-lahan yang menunjukkan indeks pertanaman di bawah 1, bila upaya ini dilakukan, maka peningkatan areal tanam padi dapat mencapai 403.245 Ha/tahun dengan asumsi tanam padi 1 kali setahun dapat di tingkatkan indeks pertanamannya. Peningkatan Indeks Pertanaman ditempuh antara lain melalui Strategi Perbaikan Jaringan Irigasi permukaan untuk menaikkan efisensi irigasi sebesar 15 persen. Upaya yang dilakukan pada tahun 2014 meliputi Operasi dan Pemeliharaan Rutin Jaringan Irigasi dan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Kewenangan Pusat dan Provinsi seluas 214.000 ha; Peningkatan/Pembangunan Jaringan Irigasi kewenangan Pusat/Provinsi seluas 14.600 ha; Peningkatan Jaringan Irigasi kewenangan Kabupaten/kota seluas 270.100 ha. Strategi lainnya yaitu Perbaikan Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) dan Sumur Pompa Air Tanah untuk menaikkan indeks pertanaman, upaya yang dilakukan meliputi Perbaikan JIAT seluas 45.028 ha dan penggantian/pemeliharaan berat pompa dan mesin penggeraknya sejumlah 1.400 unit. Sejalan hal tersebut hingga subround II tahun 2014 ini telah direalisasikan kegiatan pengembangan jaringan irigasi di 30 kab/kota seluas 73.600 ha, kegiatan pengembangan optimasi lahan seluas 6.420 ha di 30 kab/kota.
3.2.3 Peningkatan penyediaan benih tanaman pangan dan hortikultura yang bersertifikat dan memenuhi sesuai syarat 6 tepat (tepat jenis, jumlah, mutu, lokasi, waktu, harga)
Benih merupakan salah satu sarana produksi yang mempunyai peran
strategis untuk meningkatkan produksi dan produktivitas selain penggunaan pupuk, oleh karena itu benih harus terus berkembang dan dapat tersedia secara 6 (enam) tepat yaitu : tepat varietas, mutu, jumlah, waktu, lokasi dan harga bagi petani dan pengguna lainnya. Saat ini, di Jawa Timur, sekitar 70 persen petani telah menggunakan benih bersertifikat terutama petani tanaman pangan. Selain berperan dalam meningkatkan produksi dan produktivitas, ketersediaan benih bermutu juga dapat meningkatkan kesejahteraan petani penangkar.
Indikator keberhasilan yang diharapkan pada sasaran strategis ini adalah prosentase petani yang menggunakan benih tanaman pangan (padi, jagung, kedelai) yang bersertifikat. Sasaran ini didukung oleh Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan.
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 47
Tabel 21. Capaian Prosentase petani yang menggunakan benih tanaman pangan (padi, jagung, kedelai) yang bersertifikat di Provinsi Jawa Timur
INDIKATOR KINERJA TARGET 2014
REALISASI CAPAIAN 2014 (%) 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Prosentase petani yang menggunakan benih tanaman pangan ( padi, jagung, kedelai) yang bersertifikat
67,50 69,50 73,50 77,00 80,00 85,00 73,70 109,19
Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, 2014
Dari hasil capaian terhadap sasaran dalam penyediaan benih tanaman pangan dan hortikultura yang bersertifikat dan memenuhi sesuai syarat 6 tepat dengan indikator prosentase petani yang menggunakan benih tanaman pangan (padi, jagung, kedelai) dan hortikultura ( buah-buahan, sayuran) yang bersertifikat capaian pada tahun 2014 sebesar 73,70 persen atau tercapai sebesar 109,19 persen dari target tahun 2014 sebesar 67,50 persen. Berdasarkan capaian tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam penetapan sasaran luas areal tanam yang terus meningkat dari tahun ke tahun maka penyediaan benih yang bersertifikat juga seharusnya direncanakan mengalami trend yang meningkat pula karena keberpihakan pemerintah kepada petani untuk meningkatkan ketersediaan benih bersertifikat dan memenuhi sesuai syarat 6 tepat ditingkat petani.
3.2.4 Peningkatan kualitas produk tanaman pangan dan hortikultura yang berdaya guna tinggi untuk mencukupi pasar domestik dan ekspor
Indikator kinerja yang diukur dari sasaran ini adalah jumlah produk hortikultura yang telah menerapkan GAP dan bersertifikat Prima 3 dari komoditi hortikultura dan Nilai Tukar Petani (NTP) tanaman pangan dan hortikultura. Dalam rangka peningkatan kualitas produk hortikultura yang berdaya saing tinggi sehingga dapat bersaing ditingkat global dan untuk mencukupi kebutuhan pasar domestik dan ekspor sekaligus untuk meningkatkan pendapatan petani maka dilakukan penerapan teknologi yang maju yang ramah lingkungan untuk menghasilkan produk bermutu dan aman konsumsi, yaitu melalui penerapan GAP (Good Agriculture Practices) atau budidaya pertanian yang baik dan benar. Penerapan GAP harus diiringi dengan adanya penyusunan dan penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) budidaya masing-masing komoditas. Keberadaan SOP budidaya tersebut merupakan persyaratan dasar dalam penerapan GAP untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan aman konsumsi. Bagi kebun dan lahan usaha yang telah menerapkan GAP akan dilakukan observasi dan penilaian oleh Dinas Pertanian Provinsi yang menangani pengembangan komoditas hortikultura. Observasi dan penilaian terutama ditekankan pada titik-titik kendali yang telah ditetapkan dalam pedoman GAP, bagi
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 48
yang telah memenuhi syarat dan memenuhi ketentuan di titik-titik kendali GAP, akan diterbitkan dan diberikan nomor registrasi GAP. Bagi kebun buah atau lahan usaha sayuran yang telah dapat nomor registrasi akan dapat masuk tahap berikutnya yaitu tahap sertifikasi yang akan dilakukan oleh otoritas kompeten dan telah terakreditasi yang ditunjuk. Dengan demikian, melalui penerapan GAP buah dan sayuran ini akan menghantarkan petani dengan produknya untuk siap disertiifikasi sesuai dengan kebutuhan dan persyaratan pasar. Walaupun demikian, dengan adanya atau diterbitkannya nomor registrasi kebun/lahan usaha sebenarnya sudah cukup menjadi jaminan bahwa kegiatan budidaya (termasuk penanganan panen, pasca panen, penanganan lingkungan, keselamatan pekerja) telah dilakukan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
Tabel 22. Capaian Kinerja Sasaran Strategis Peningkatan Kualitas Produk Tanaman
Pangan Dan Hortikultura Yang Berdaya Guna Tinggi Untuk Mencukupi Pasar Domestik Dan Ekspor di Provinsi Jawa Timur Tahun 2014
INDIKATOR KINERJA TARGET 2014
REALISASI CAPAIAN 2014 (%) 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Jumlah produk tan. pangan dan hortikultura yang telah menerapkan GAP dan bersertifikat Prima 3
22
6
3
3
32
27
27
122,73 Nilai Tukar Petani (NTP) - Tanaman Pangan 104,13 92,56 94,60 101,13 102,34 103,37
99,57 95,62
- Hortikultura 112,12 106,46 110,60 111,03 109,93 108,78 104,86 93,52 Sumber: Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, 2014
Berdasarkan hasil pengukuran indikator kinerja didapatkan realisasi 122,73 persen atau sebanyak 27 unit dari target yang telah ditetapkan pada tahun 2014 yaitu sebanyak 22 unit, tetapi angka tersebut menunjukkan tidak ada perubahan realisasi dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2013 sebanyak 27 unit. Oleh karena itu untuk komoditi-komoditi tersebut masih harus dialokasikan untuk tahun berikutnya dan terus ditingkatkan, karena tujuan utama hasil dari penerapan GAP adalah meningkatnya produksi dan produktivitas hortikultura yang berkualitas dan aman konsumsi.
Salah satu indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan petani di daerah pedesaan adalah indikator Nilai Tukar Petani (NTP). Pada indikator kinerja Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur pada tahun 2014 untuk tanaman pangan dan hortikultura tercapai rata-rata sebesar 95 persen, yaitu untuk tanaman pangan tercapai 99,57 atau 95,62 persen tahun 2014 dibanding tahun 2013 capaian sebesar 103,37 sehingga terjadi penurunan sebesar 3,80. Sedangkan untuk NTP hortikultura juga terjadi penurunan sebesar 3,92 tercapai sebesar 104,86 atau 93,52 persen tahun 2014 dibanding capaian realisasi tahun 2013 sebesar 108,78. Penurunan pada rerata NTP tahun 2014 ini disebabkan karena indeks yang dibayar petani (lb) lebih tinggi dari indeks yang diterima petani (lt). Tingginya indeks harga yang dibayar petani ini diantaranya disebabkan oleh indeks harga konsumsi rumah tangga (inflasi
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 49
pedesaan) serta indeks harga biaya produksi dan pembentukan barang modal mengalami kenaikan. Sedangkan indeks harga yang diterima petani (lt) menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan oleh petani. Penurunan nilai NTP ini diiringi penurunan indeks harga yang diterima petani pada sub sektor pertanian.
Tabel 23. Perbandingan NTP antar Provinsi di Pulau Jawa Nilai Tukar Petani 5 Provinsi di Pulau Jawa Bulan Desember 2014-Januari
2015 (2012=100)
No. Provinsi Bulan Perubahan
Desember 2014 Januari 2015 Des 2014-Jan 2015 1. Jawa Barat 105,16 105,95 0,75
2. Jawa Tengah 100,55 101,18 0,62 3. D.I. Yogyakarta 99,65 100,40 0,75
4. Jawa Timur 104,41 105,23 0,79
5. Banten 105,46 105,42 -0,03 Sumber: Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, 2015 Dari lima Provinsi di Pulau Jawa yang melakukan penghitungan NTP pada bulan Januari 2015, empat Provinsi mengalami kenaikan NTP dan sisanya mengalami penurunan. Kenaikan NTP terbesar terjadi di Provinsi Jawa Timur sebesar 0,79 persen diikuti Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Barat sebesar 0,75 persen, dan Provinsi Jawa tengah sebesar 0,62 persen. Sedangkan Provinsi Banten mengalami penurunan sebesar 0,03 persen. Pada bulan Januari 2015, NTP Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 100,40 merupakan yang terkecil dibanding provinsi lainnya di Pulau Jawa. Sementara NTP Provinsi Jawa Barat sebesar 105,95 merupakan yang terbesar.
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 50
3.3 Akuntabilitas Keuangan
Pada Tahun Anggaran 2014, alokasi APBD Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 2014 sebesar Rp 258.344.604.500 (dua ratus lima puluh delapan milyar tiga ratus empat puluh empat juta enam ratus empat ribu lima ratus rupiah), terdiri dari : 1. Belanja Tidak Langsung (Pegawai) : Rp. 84.296.952.000,00 2. Belanja Langsung : Rp. 174.047.652.500,00
- Belanja Pegawai : Rp. 13.248.920.000,00 - Belanja Barang dan Jasa : Rp. 151.868.583.000,00 - Belanja Modal : Rp. 8.930.149.500,00
Sedangkan realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 sampai dengan akhir bulan Desember 2014 (akhir TW IV) yaitu sebesar : Rp 222.403.427.530 (dua ratus dua puluh dua milyar empat ratus tiga juta empat ratus dua puluh tujuh ribu lima ratus tiga puluh rupiah) atau 86,09 % dengan rincian kegiatan sebagai berikut : 1. Belanja Tidak Langsung : Rp. 80.662.559.208,00 2. Belanja Langsung : Rp. 141.740.868.322,00
- Belanja Pegawai : Rp. 12.354.156.600,00 - Belanja Barang dan Jasa : Rp. 121.054.505.522,00 - Belanja Modal : Rp. 8.332.206.200,00
Perkembangan Anggaran APBN yang telah dilaksanakan pada tahun 2014 terdiri dari Dana Tugas Pembantuan Provinsi dan Dana Dekonsentrasi.
Dana Tugas Pembantuan :
1. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan Untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan dengan alokasi anggaran sebesar Rp 29.527.450.000,00 dengan realisasi keuangan sebesar Rp 12.499.049.000,00 (42,33 %);
2. Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian dengan alokasi anggaran sebesar Rp 6.543.500.000,00, dan telah realisasi sebesar Rp 6.063.623.800,00 (92,67 %);
3. Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian dengan alokasi anggaran Rp 258.104.665.000,00 dan telah realisasi sebesar Rp 178.630.530.400,00 (69,21 %).
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 51
Dana Dekonsentrasi :
1. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan Untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan dengan alokasi anggaran sebesar Rp 20.446.867.000,00 dengan realisasi sebesar Rp 17.626.566.925,00 (86,21 %);
2. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Hortikultura Berkelanjutan dengan alokasi anggaran sebesar Rp 9.455.506.000,00 dan telah realisasi sebesar Rp 8.553.085.850,00 (90,46 %);
3. Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian dengan alokasi anggaran sebesar Rp 1.997.562.000,00 dengan realisasi sebesar Rp 1.877.949.930,00 (94,01 %);
4. Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian dengan alokasi anggaran sebesar Rp 1.788.560.000,00 dan dengan realisasi sampai akhir Desember 2014 sebesar Rp 1.112.200.000,00 (62,18 %).
Pelaksanaan program/kegiatan Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 yang bersumber dari Dana APBD dan APBN sebagai berikut : Tabel 24. Perkembangan Keuangan (Inputs) Tahun 2014
No. Jenis APBD APBN Jumlah
1 Anggaran Rp 258.344.604.500 Rp 327,864,110,000 Rp 586,208,714,500 2 Realisasi Rp 222,403,427,530 Rp 226,363,005,905 Rp 448,766,433,435
Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, 2014
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 52
Gambar 1. Grafik Keuangan APBN dan APBD Tahun 2014
3.4 Penghargaan yang diterima baik Nasional maupun Provinsi
Beberapa penghargaan atas prestasi bidang pertanian (Tanaman Pangan dan Hortikultura) yang diterima sepanjang tahun 2014 sebagai berikut : A. Penghargaan yang diterima :
I. Kelompoktani Komoditas Jagung No. Nama Kabupaten
Provinsi Peringkat
1. Kelompoktani Jagung MEKAR SARI
Banyuwangi Jawa Timur
V
II. Petugas No. Nama Kabupaten
Provinsi Peringkat
1. Ir. IMAM SURYADI NIP 196912051993021001
Tulungagung Jawa Timur
II
0
50.000.000.000
100.000.000.000
150.000.000.000
200.000.000.000
250.000.000.000
300.000.000.000
350.000.000.000
APBD APBN
Anggaran
Realisasi
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 53
B. Penghargaan Stand Terbaik Kategori Agribisnis dalam rangka PENAS ke XIV Tahun 2014
C. Penghargaan Prestasi dalam Pengembangan Kualitas dan Keamanan Pangan Produk Pertanian diberikan Kepada Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur dalam rangka Kemilau Daya Saing Produk Pertanian memperingati Bulan Mutu Kementerian Pertanian Tahun 2014
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 54
IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Laporan Kinerja (LKJ) Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur Tahun 2014
diharapkan dapat memberikan gambaran tentang berbagai capaian kinerja sesuai
dengan Penetapan Kinerja Tahun 2014, sekaligus merupakan wujud transparansi
dan akuntabilitas dalam melaksanakan tugas dan bahan pengambilan keputusan
dalam perencanaan tahun berikutnya.
Laporan Kinerja (LKJ) Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur digunakan
untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan dari pelaksanaan program dan
kegiatan tahun 2014 sesuai dengan Rencana Strategis 2009-2014 dalam
mewujudkan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis. Dari hasil capaian indikator
kinerja tahun 2014 tersebut dapat diketahui bahwa pada dasarnya pelaksanaan
program dan kegiatan Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur sudah cukup baik sesuai
dengan target yang telah ditetapkan, walaupun terdapat beberapa kendala dalam
pelaksanaan program dan kegiatan tersebut.
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja Dinas Pertanian Provinsi Jawa
Timur sesuai dengan Rencana Strategis 2009-2014 pencapaian kinerjanya diarahkan
pada 1 visi, 3 misi, 3 tujuan, 4 sasaran strategis dan 8 indikator kinerja utama, dan
12 (dua belas) Program Utama Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur yang bersumber
dari dana APBD yang telah ditetapkan sesuai dengan dokumen Penetapan Kinerja
Tahun 2014, yang dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Capaian Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian melalui sasaran
Peningkatan penerapan teknologi budidaya yang baik dan ramah lingkungan
(aman bagi pekerja, aman terhadap lingkungan, dan aman konsumsi) rata-rata
tercapai 936,3 persen. Dimana kegiatan ini bertujuan untuk penerapan teknologi
budidaya usaha tani yang ramah lingkungan pada peningkatan luas areal
penanaman tanaman pangan dan hortikultura untuk pengembangan usaha
agribisnis.
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 58
2. Capaian Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian melalui sasaran
strategis peningkatan luas panen (ha), produksi (ton), produktivitas (ku/ha)
tanaman pangan dan hortikultura di Jawa Timur dengan komoditi utama
tanaman pangan (padi, jagung, kedelai) dan hortikultura (buah-buahan dan
sayuran), dengan rata-rata capaian luas panen sebesar 135 persen, capaian
produksi sebesar 98,1 persen, capaian produktivitas sebesar 77 persen. Yang
artinya dari capaian untuk luas panen tanaman pangan dan hortikultura tahun
2014 sudah baik karena rata-rata sudah diatas 100 persen, sedangkan untuk
jumlah produksi dan produktivitas tahun 2014 sudah baik juga karena sudah
diatas rata-rata tapi belum mencapai target yang ditetapkan yaitu 100%
dikarenakan oleh beberapa hal yaitu adanya puso dan cuaca yang sangat
berpengaruh. Selain itu untuk indikator kinerja persentase Index Pertanaman
Padi tercapai 94,82 persen atau sebesar 1,83 pada tahun 2014. Dari capaian ini
menunjukkan bahwa melalui peningkatan indeks pertanaman padi maka
peningkatan areal tanam padi juga bertambah terutama pada lahan-lahan yang
menunjukkan indeks pertanaman di bawah 1, yang ditempuh melalui berbagai
strategi dan upaya program dan kegiatan. Hal ini seiring dengan capaian
peningkatan luas panen tahun 2014.
3. Capaian Kinerja Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan melalui
sasaran strategis peningkatan penyediaan benih tanaman pangan dan
hortikultura yang bersertifikat dan memenuhi sesuai syarat 6 tepat (tepat jenis,
jumlah, mutu, lokasi, waktu, harga) yaitu melalui indikator persentase petani
yang menggunakan benih tanaman pangan (padi, jagung, kedelai) dan
hortikultura (buah-buahan, sayuran) yang bersertifikat dengan rata-rata capaian
tahun 2014 mencapai 109,19 persen, dimana capaian tersebut sudah melebihi
dari target yang ditetapkan dan artinya melalui program ini pemerintah
khususnya Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur dapat meningkatkan
ketersediaan benih tanaman pangan dan hortikultura yang bersertifikat bagi
kebutuhan kelompok di 38 kabupaten/kota.
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 59
4. Capaian Kinerja Program Pengembangan Agribisnis melalui sasaran strategis
peningkatan kualitas produk tanaman pangan dan hortikultura yang berdaya
saing tinggi untuk mencukupi pasar domestik dan ekspor dengan kegiatan
jumlah produk tanaman pangan dan hortikultura yang telah menerapkan GAP
dan bersertifikat Prima 3 yang rata-rata tercapai 122,3 persen pada tahun 2014.
Dengan demikian, melalui penerapan GAP buah dan sayuran ini akan
menghantarkan petani dengan produknya untuk siap disertifikasi sesuai dengan
kebutuhan dan persyaratan pasar.
5. Capaian Program Peningkatan Kesejahteraan Petani yang dilaksanakan melalui
kegiatan pelatihan petani dan pelaku agribisnis dan APP bidang pertanian,
dimana pengukurannya dapat dilihat pada peningkatan kondisi kesejahteraan
petani yang tercermin dari Nilai Tukar Petani (NTP) yang pada tahun 2014
tercapai untuk tanaman pangan sebesar 95,62 persen dan hortikultura tercapai
sebesar 93,52, dimana penurunan atau kenaikan nilai NTP ini dipengaruhi oleh
indeks yang diterima dan dibayar oleh petani.
6. Capaian kinerja Program Pengembangan Kawasan Agropolitan melalui kegiatan
fasilitasi pengembangan kawasan agropolitan, yaitu adanya pembinaan dalam
rangka berkembangnya usaha agribisnis tanaman pangan dan hortikultura di 25
kabupaten di kawasan Agropolitan Provinsi Jawa Timur.
7. Capaian kinerja Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian, Perkebunan, dan
Peternakan melalui kegiatan Fasilitasi sarana prasarana penyuluhan yang dapat
dilihat dari terwujudnya peningkatan produktivitas komoditas unggulan di
Provinsi Jawa Timur serta dalam rangka meningkatkan mutu produk pertanian
untuk peningkatan nilai tambah dan daya saing produk unggulan yang ditunjang
dari sumber daya manusia yang unggul dan sarana prasarana yang terpenuhi di
kabupaten/kota se-Jawa Timur.
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 60
Anggaran yang bersumber dari APBD untuk capaian program dan kegiatan pada Tahun Anggaran 2014 Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur dalam upaya mencapai sasaran strategis, yaitu sebesar Rp 258.344.604.500 (dua ratus lima puluh delapan milyar tiga ratus empat puluh empat juta enam ratus empat ribu lima ratus rupiah), terdiri dari : 1) Belanja Tidak Langsung (Pegawai)sebesar Rp. 84.296.952.000,00; 2) Belanja Langsung : Rp. 174.047.652.500,00, yang terdiri dari (a) Belanja Pegawai: Rp.13.248.920.000,00, (b) Belanja Barang dan Jasa : Rp. 151.868.583.000,00, (c) Belanja Modal : Rp. 8.930.149.500,00.
Sedangkan realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 sampai dengan akhir bulan Desember 2014 (akhir TW IV) yaitu sebesar : Rp 222.403.427.530,00 (dua ratus dua puluh dua milyar empat ratus tiga juta empat ratus dua puluh tujuh ribu lima ratus tiga puluh rupiah) atau 86,09 persen dengan rincian kegiatan sebagai berikut : 1) Belanja Tidak Langsung: Rp. 80.662.559.208,00 atau sebesar 95,69 persen, 2) Belanja Langsung:Rp. 141.740.868.322,00 atau sebesar 81,44 persen, terdiri dari : (a) Belanja Pegawai: Rp. 12.354.156.600,00 atau sebesar 93,25 persen, (b) Belanja Barang dan Jasa: Rp. 121.054.505.522,00 atau sebesar 79,71 persen, (c) Belanja Modal atau sebesar : Rp. 8.332.206.200,00 atau sebesar 93,31 persen.
4.2 SARAN
Hasil pelaksanaan program dan kegiatan pada tahun 2014 tidak
semuanya dapat mencapai target yang telah ditetapkan karena adanya beberapa
kendala dan hambatan. Upaya pemecahan masalah dan perbaikan pelaksanaan
program kegiatan dimaksudkan untuk meningkatkan capaian target kinerja yang
telah ditetapkan.
Ada beberapa saran yang perlu dilaksanakan :
1. Perbaikan perencanaan program dan kegiatan dan estimasi penggunaan
anggaran yang mengacu pada target indikator kinerja utama yang tertuang
pada RPJMD Provinsi Jawa Timur, Renstra, dan Rencana Kinerja Tahunan Dinas
Pertanian Provinsi Jawa Timur tahun 2009-2014.
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 61
2. Meningkatkan koordinasi teknis baik internal maupun dengan instansi terkait
atau lintas sektoral dalam hal perencanaan, pengendalian dan pengawasan
kegiatan.
3. Penambahan sarana dan prasarana guna menunjang operasional kegiatan.
4. Peningkatan produktivitas dilakukan melalui upaya diantaranya penggunaan
benih varietas unggul bermutu termasuk benih padi hibrida, pemupukan
berimbang dan pemakaian pupuk organik serta pupuk biohayati, pengelolaan
pengairan dan perbaikan budidaya disertai pengawalan, pemantauan, dan
pendampingan yang intensif.
5. Meningkatkan ketepatan pengumpulan data dan kualitas data sehingga setiap
hasil / outcome dari program/kegiatan yang dilaksanakan segera dapat
melakukan monitoring, evaluasi, serta membuat laporan secara periodik.
Dalam penyusunan Laporan Kinerja (LKJ) ini masih banyak menemui
kendala dan masih terdapat kekurangan, namun demikian diharapkan LKJ ini dapat
memberikan gambaran tentang keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan program
dan kegiatan Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur sesuai Rencana Strategis Tahun
2009-2014 dalam upaya mendukung tercapainya Visi dan Misi Pemerintah Provinsi
Jawa Timur.
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 62
LAMPIRAN - 1
Instansi : DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR
Visi : "Jawa Timur sebagai Pusat Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura yang berbasisSumberdaya Lokal untuk Meningkatkan kemandirian Pangan, Nilai Tambah dan kesejahteraan petani ”
Misi : 1. Mewujudkan sistem agribisnis tanaman pangan dan hortikultura yang berkelanjutan dan efisien serta berwawasanlingkungan
2. Mewujudkan keseimbangan agroekosistem pertanian yang mendukung keberlanjutan peningkatan produksi danproduktivitas untuk meningkatkan kemandirian pangan
3. Mewujudkan peningkatan produksi dan mutu produk tanaman pangan dan hortikultura sebagai bahan baku industri
Tujuan : 1. Mewujudkan sistem agribisnis tanaman pangan dan hortikultura unggul berkelanjutan yang berbasis sumberdaya lokal2. Meningkatkan dan memantapkan swasembada berkelanjutan
3. Meningkatkan nilai tambah produk pertanian tanaman pangan dan hortikultura pendapatan dan kesejahteraan petani
Tugas : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang pertanian
Fungsi : 1. Perumusan kebijakan teknis di bidang pertanian; 2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pertanian; 3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya; 4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur.
PENJELASAN / FORMULASI PENGHITUNGAN SUMBER DATA PENANGGUNGJAWAB
1 Peningkatan penerapan teknologi Luas areal tanaman pangan dan Luas areal tanaman pangan dan Dinas Pertanian Dinas Pertanianbudidaya yang baik dan ramah hortikultura yang menerapkan hortikultura yang menerapkan Provinsi Jawa Timur Provinsi Jawa Timurlingkungan (aman bagi pekerja, Pengendalian Hama Terpadu (PHT), Pengendalian Hama Terpadu (PHT), aman terhadap lingkungan dan aman Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) dandikonsumsi) dan Good Agriculture Practices (GAP) Good Agriculture Practices (GAP) (hektar)
- Pengendalian Hama Terpadu (ha)1. Tanaman Pangan2. Hortikultura
- Pengelolaan Tanaman Terpadu (ha)1. Padi2. Jagung3. Kedelai
INDIKATOR KINERJA UTAMA
TUJUAN/SASARAN/OUTCOME INDIKATOR KINERJA UTAMA
Tahun 2014
PENJELASAN / FORMULASI PENGHITUNGAN SUMBER DATA PENANGGUNGJAWABTUJUAN/SASARAN/OUTCOME INDIKATOR KINERJA UTAMA
- Good Agricultural Practices (ha)1. Buah-buahan2. Sayuran
2 Peningkatan luas panen 1) Luas panen (ha), Produktivitas Luas areal penanaman yang dipanen (ha) : BPS Dinas Pertanian(ha), produksi (ton), (ku/ha), dan produksi (ton) - Padi Data Statistik Dinas Provinsi Jawa Timurproduktivitas (ku/ha) komoditas tanaman - Jagung Pertanian Provinsitanaman pangan dan pangan (padi, jagung, kedelai) - Kedelai Jawa Timurhortikultura di Jawa Timur dan hortikultura (Sayuran dan - Sayuran
Buah-buahan) - Buah-buahan (ribu pohon/rumpun)Jumlah produksi tanaman yang BPS Dinas Pertaniandipanen per hektar (ku/ha) : Data Statistik Dinas Provinsi Jawa Timur- Padi Pertanian Provinsi- Jagung Jawa Timur- Kedelai- Sayuran- Buah-buahan (kg/phn)Jumlah produksi tanaman (ton) BPS Dinas Pertanianpada areal yang dipanen : Data Statistik Dinas Provinsi Jawa Timur- Padi Pertanian Provinsi- Jagung Jawa Timur- Kedelai- Sayuran- Buah-buahan
2) Prosentase Index Pertanaman Prosentase luas areal tanam dalam Data Statistik Dinas Dinas PertanianPadi setahun dibagi dengan luas areal Pertanian Provinsi Provinsi Jawa Timur
baku sawah Jawa Timur
3 Peningkatan penyediaan benih Prosentase petani yang menggunakan Prosentase petani yang menggunakan UPT PSBTPH Dinas Pertaniantanaman pangan dan hortikultura benih tanaman pangan ( padi, jagung, benih tanaman pangan ( padi, jagung, Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timuryang bersertifikat dan memenuhi kedelai) yang bersertifikat kedelai) yang bersertifikat Provinsi Jawa Timursesuai syarat 6 tepat (tepat jenis,jumlah, mutu, lokasi, waktu, harga)
PENJELASAN / FORMULASI PENGHITUNGAN SUMBER DATA PENANGGUNGJAWABTUJUAN/SASARAN/OUTCOME INDIKATOR KINERJA UTAMA
4 Peningkatan kualitas produk tanaman 1) Jumlah produk tanaman pangan dan Jumlah produk tanaman pangan dan Dinas Pertanian Dinas Pertanianpangan dan hortikultura yang hortikultura yang bersertifikat hortikultura yang telah menerapkan Provinsi Jawa Timur Provinsi Jawa Timurberdaya guna tinggi GAP dan telah bersertifikat Prima 3
untuk mencukupi pasar 2) Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor Prosentase rasio antara indeks harga yang BPS Dinas Pertaniantanaman pangan dan hortikultura diterima petani (IT) dengan indeks harga yang Provinsi Jawa Timur
dibayar petani (IB) Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 2014
VISI : "Jawa Timur sebagai Pusat Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura yang berbasisSumberdaya Lokal untuk Meningkatkan kemandirian Pangan, Nilai Tambah dan kesejahteraan petani ”
MISI : 1. Mewujudkan sistem agribisnis tanaman pangan dan hortikultura yang berkelanjutan dan efisien serta berwawasan lingkungan2. Mewujudkan keseimbangan agroekosistem pertanian yang mendukung keberlanjutan peningkatan produksi dan
produktivitas untuk meningkatkan kemandirian pangan 3. Mewujudkan peningkatan produksi dan mutu produk tanaman pangan dan hortikultura sebagai bahan baku industri
TUJUAN : 1. Mewujudkan sistem agribisnis tanaman pangan dan hortikultura unggul berkelanjutan yang berbasis sumberdaya lokal2. Meningkatkan dan memantapkan swasembada berkelanjutan3. Meningkatkan nilai tambah produk pertanian tanaman pangan dan hortikultura, pendapatan dan kesejahteraan petani
TUGAS : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang pertanianFUNGSI : 1. Perumusan kebijakan teknis di bidang pertanian;
2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pertanian; 3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya; 4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur.
Tujuan 1 (M1) : Mewujudkan sistem agribisnis tanamanpangan dan hortikultura unggulberkelanjutan yang berbasis sumberdayalokal
Indikator Kinerja : Luas areal pertanaman pangan dan Satuan 2014 2009 2010 2011 2012 2013Tujuan hortikultura yang aman dari serangan ha 2.016.382 ####### 1.862.825 ######## 1.938.084 1.976.844
Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
TAHUN DASAR
URAIAN 2009 2010 2011 2012 2013 2014 KEBIJAKAN
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 13 PERTANIAN1. Peningkatan penerapan Luas areal tanaman pangan dan Luas areal tanaman pangan dan hortikultura yang Optimalisasi Program Peningkatan Dinas
teknologi budidaya yang hortikultura yang menerapkan menerapkan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) sumberdaya Ketahanan Pangan Pertanian Pertanianbaik dan ramah lingkungan Pengendalian Hama Terpadu (PHT), Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) dan Good alam yang 1 Antisipasi bencana alam dan Provinsi(aman bagi pekerja, aman Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT)Agriculture Practices (GAP) (hektar) berkelanjutan gangguan iklim terhadap Jatimterhadap lingkungan dan dan Good Agriculture Practices - Pengendalian Hama Terpadu (ha) produktivitas dan produksiaman dikonsumsi) (GAP) 1. Tanaman Pangan 1.150 1.175 1.200 1.225 1.300 1.375 tan. pangan dan hortikultura
2. Hortikultura 360 615 810 3.045 3.695 3.750 2 Pembinaan dan- Pengelolaan Tanaman Terpadu (ha) Pengembangan Sarana 1. Padi 618.650 637.210 656.326 676.016 696.296 717.185 dan Prasarana Petani 2. Jagung 127.995 131.835 135.790 139.864 144.060 148.381 3 Pengembangan Jaringan Irigasi 3. Kedelai 82.500 84.975 87.524 90.150 92.854 95.640 Usahatani, desa (JITUT, JIDES)- Good Agriculture Practices (ha) 4 Pengembangan pupuk organik 1. Buah-buahan 4,0 4,5 5,5 15,5 16,5 17,5 5 Proteksi Tanaman Pangan 2. Sayuran 0,1 0,1 0,2 0,8 0,8 0,8 dan hortikultura
6 Pengemb. Teknologi Pertanian7 Pengembangan Tanaman
Pangan
3 12
NOSASARAN STRATEGIS DEFINISI OPERASIONAL & FORMULA
PERHITUNGAN
TARGET TAHUNAN STRATEGI PENCAPAIAN
LAMPIRAN - 2
SUMBER DATA /
PENJABINDIKATOR KINERJA UTAMA
MATRIK RENSTRA DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR
TAHUN 2009 - 2014
PROGRAM/KEGIATAN
Tujuan 2 (M2) : Meningkatkan dan memantapkanswasembada berkelanjutan Satuan 2014 2009 2010 2011 2012 2013
Indikator Kinerja : 1) Pertumbuhan Ekonomi subsektor % 3,00 3,72 3,00 3,00 3,00 3,00 Tujuan Tanaman Bahan Makanan
2) Kontribusi Nilai PDRB ADHB Subsektor % 55,93 52,47 53,16 53,85 54,54 55,24 Tan. Bahan Makanan terhadap PDRB ADHB Sektor Pertanian3) Kontribusi Nilai PDRB ADHB Subsektor % 8,60 8,60 8,37 8,49 8,49 8,49 Tan. Bahan Makanan terhadap PDRB ADHB Jawa Timur4) Distribusi prosentase PDRB ADHB % 10,52 8,60 8,37 8,80 9,66 10,09 menurut Lapangan Usaha Subsektor Tanaman Bahan Makanan
TAHUN DASAR
URAIAN 2009 2010 2011 2012 2013 2014 KEBIJAKAN
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 132. Peningkatan luas 1) Luas panen (ha), Produktivitas Luas areal penanaman yang dipanen Peningkatan Program Peningkatan BPS
panen (ha), produksi (ku/ha), dan produksi (ton) (ha) : produktivitas Ketahanan Pangan(ton), produktivitas komoditas tanaman - Padi 1.751.387 1.791.178 1.827.002 1.863.542 1.900.812 1.938.829 dan kualitas Pertanian(ku/ha) tanaman pangan (padi, jagung, kedelai) - Jagung 1.152.713 1.151.773 1.261.245 1.286.470 1.312.200 1.338.444 hasil tanaman 1 Antisipasi bencana alampangan dan dan hortikultura (Sayuran - Kedelai 199.521 199.041 198.561 198.081 197.601 197.121 pangan dan dan gangguan iklim hortikultura di Jawa dan Buah-buahan) - Sayuran 127.302 139.599 140.254 140.914 141.577 142.243 hortikultura terhadap produktivitas danTimur - Buah-buahan 165.956.746 166.087.627 166.320.150 166.552.999 166.786.172 167.019.672 produksi tanaman pangan
Jumlah produksi dan hortikulturatanaman yang dipanen per 2 Pembinaan danhektar (kuintal per hektar) : Pengembangan Sarana- Padi 63,69 63,73 64,47 65,22 66,02 66,84 dan Prasarana Petani- Jagung 44,44 46,73 51,31 54,07 57,26 63,10 3 Pengembangan Jaringan- Kedelai 15,10 14,61 15,63 15,80 16,10 16,27 Irigasi Usahatani, desa- Sayuran 105,00 112,42 117,04 121,85 126,86 132,08 (JITUT, JIDES)- Buah-buahan (kg/phn) 26,10 26,28 26,92 27,58 28,26 28,95 4 Pengembangan pupukJumlah produksi (ton) organiktanaman pada areal yang 5 Pengembangan Usahatanidipanen Pertanian- Padi 10.800.000 11.001.898 11.166.926 11.334.430 11.504.447 11.677.013 6 Identifikasi, Monitoring,- Jagung 5.238.257 5.578.699 5.773.953 5.976.042 6.185.203 6.401.685 dan penyebaran informasi- Kedelai 240.769 215.457 224.075 233.038 242.360 252.054 program pertanian
SUMBER DATA /
PENJABINDIKATOR KINERJA UTAMA PROGRAM/KEGIATAN
3 12
NOSASARAN STRATEGIS
DEFINISI OPERASIONAL & FORMULA PERHITUNGAN
TARGET TAHUNAN STRATEGI PENCAPAIAN
TAHUN DASAR
URAIAN 2009 2010 2011 2012 2013 2014 KEBIJAKAN
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 13
SUMBER DATA /
PENJABINDIKATOR KINERJA UTAMA PROGRAM/KEGIATAN
3 12
NOSASARAN STRATEGIS
DEFINISI OPERASIONAL & FORMULA PERHITUNGAN
TARGET TAHUNAN STRATEGI PENCAPAIAN
- Sayuran 1.336.609 1.589.395 1.641.587 1.717.100 1.796.086 1.878.706 7 Proteksi tanaman pangan- Buah-buahan 4.119.885 4.364.011 4.477.477 4.593.891 4.713.333 4.835.878 dan hortikultura
8 Pengelolaan data statistik2) Prosentase Index Pertanaman Prosentase luas areal tanam dalam 1,80 1,80 1,87 1,90 1,92 1,93 tanaman pangan dan
Padi setahun dibagi dengan luas areal hortikulturabaku sawah 9 Pengembangan teknologi
pertanianPengembangan tanamanpangan
10 PendidikanKemasyarakatan Produktifdalam rangkaPengembangan TanamanPangan
3. Peningkatan penyediaan Prosentase petani yang menggunakan Prosentase petani yang menggunakan 60,00 61,50 63,00 64,50 66,00 67,50 Program Peningkatan Dinasbenih tanaman pangan benih tanaman pangan ( padi, jagung, benih tanaman pangan ( padi, jagung, Produksi Pertanian/ Pertaniandan hortikultura yang kedelai) yang bersertifikat kedelai) yang bersertifikat Perkebunan Provinsibersertifikat dan memenuhi 1 Pembinaan dan Jatimsesuai syarat 6 tepat (tepat Pengembangan hortikulturajenis, jumlah, mutu, lokasi, 2 Pengembangan Produksiwaktu, harga) benih hortikultura
3 Pengemb. Produksi benihpadi
4 Pengemb. produksi benihpalawija
5 Sertifikasi bibit unggulpertanian
Tujuan 3 (M3) : Meningkatkan nilai tambah produk pertaniantanaman pangan dan hortikultura,pendapatan dan kesejahteraan petani
Satuan 2014 2009 2010 2011 2012 2013 2014Indikator Kinerja : Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur % 104,10 92,55 #### #### ##### 103,96 104,13 Tujuan
#### #### ##### 111,92 112,12
TAHUN DASAR
URAIAN 2009 2010 2011 2012 2013 2014 KEBIJAKAN
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 134. Peningkatan kualitas 1) Jumlah produk tanaman pangan dan Jumlah produk tanaman pangan dan Peningkatan Pengembangan Dinas
produk tanaman pangan hortikultura yang bersertifikat hortikultura yang telah menerapkan Pendapatan Agribisnis Pertanian
dan hortikultura yang GAP dan telah bersertifkat prima 3 2 2 3 10 20 22 Petani 1. Pengembangan sistem Provinsi
berdaya guna tinggi agribisnis melalui Cooperatif Jatim
untuk mencukupi pasar Farmingdomestik dan ekspor 2. Pengembangan kualitas
dan mutu produk melalui2) Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor Prosentase rasio antara indeks harga yang Sistem Good Agricultural H- Tanaman Pangan diterima petani (IT) dengan indeks harga yang 92,55 94,60 101,13 103,67 103,96 104,13 Practices (GAP)
- Hortikultura dibayar petani (IB) 106,46 110,60 111,03 111,56 111,92 112,12 3. Peningkatan penangananpasca-panen dan
Bantuan Langsung pengolahan hasilBenih Unggul di 4. Peningkatan Standarlokasi SLPTT Tersalurnya bantuan benih di Mutu Produk- Padi (ton) 4.327,50 4.457,33 ###### ##### ###### ###### 5. Peningkatan Pemasaran- Jagung (ton) 1.920,00 1.977,60 ###### ##### ###### ###### Produk-produk Komoditas- Kedelai (ton) 3.300,00 3.399,00 ###### ##### ###### ###### 6. Pengembangan
Kerjasama antar DaerahBantuan Langsung Jumlah bantuan pupuk yang 112.800 116.184 ###### ##### ###### 130.766 7. Optimalisasi UPT DaerahPupuk di lokasi tersalur di areal pertanaman 8. Pengembangan PUSPASLPTT (ha) tanaman pangan (ha) Lebo-Sidoarjo
SUMBER DATA /
PENJABINDIKATOR KINERJA UTAMA PROGRAM/KEGIATAN
3 12
NOSASARAN STRATEGIS DEFINISI OPERASIONAL & FORMULA
PERHITUNGAN
TARGET TAHUNAN STRATEGI PENCAPAIAN
TAHUN DASAR
URAIAN 2009 2010 2011 2012 2013 2014 KEBIJAKAN
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 13
SUMBER DATA /
PENJABINDIKATOR KINERJA UTAMA PROGRAM/KEGIATAN
3 12
NOSASARAN STRATEGIS DEFINISI OPERASIONAL & FORMULA
PERHITUNGAN
TARGET TAHUNAN STRATEGI PENCAPAIAN
9. Pendidikan KemasyarakatanFasilitasi Alsintan Jumlah bantuan alsintan Produktif dalam rangka- Hand tracktor (unit) yang tersalur 10 10 25 50 110 120 Pengemb. Agribisnis Tanaman- Pompa Air 25 30 40 50 70 80 Pangan dan Hortikultura- Rice Milling Unit 5 10 15 30 30 30 10. Pendidikan Kemasyarakatan- Terpal 50 50 50 3.250 520 600 Produktif dalam rangka- Packing House 1 1 2 10 15 25 Penerapan GAP pada
- Power Threser 10 10 50 250 260 300 HortikulturaPeningkatanKesejahteraan Petani1 Pelatihan petani dan
pelaku agribisnis.
2. Anti Poverty Program(APP) Bidang Pertanian
Program PengembanganKawasan Agropolitan1. Fasilitasi Pengembangan
Kawasan AgropolitanProgram PemberdayaanPenyuluh Pertanian,Perkebunan, Peternakan1. Fasilitasi sarana
Prasarana Penyuluhan
Satuan Kerja Perangkat Daerah : DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMURTahun Anggaran : 2014
ANGGARAN (Rp)
3 51 Peningkatan penerapan teknologi Luas areal tanaman pangan dan Program Peningkatan Ketahanan 41.242.100.000,00
budidaya yang baik dan ramah hortikultura yang menerapkan Pangan Pertanianlingkungan (aman bagi pekerja, Pengendalian Hama Terpadu (PHT), 1. Pembinaan dan Pengembangan Saranaaman terhadap lingkungan dan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) dan Prasarana Petaniaman dikonsumsi) dan Good Agriculture Practices (GAP) 2. Pengembangan Jaringan Irigasi
- Penjelasan / Formulasi Penghitungan : Usahatani, Desa (JITUT, JIDES)3. Pengembangan pupuk organik4. Pengembangan usaha tani pertanian5. Identifikasi, Monitoring, dan penyebaran
informasi program pertanian- Pengendalian Hama Terpadu (ha) 6. Proteksi Tanaman Pangan dan 1. Tanaman Pangan 1.375 hortikultura 2. Hortikultura 3.750 7. Pengemb. Teknologi Pertanian- Pengelolaan Tanaman Terpadu (ha) 8. Pengelolaan data statistik tanaman 1. Padi 717.185 pangan dan hortikultura 2. Jagung 148.381 9. Pengembangan Tanaman Pangan 3. Kedelai 95.640 10. Pendidikan Kemasyarakatan dalam Rangka Mendukung - Good Agriculture Practices (ha) Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura 1. Buah-buahan 17,5 11. Pendidikan Kemasyarakatan Produktif dalam rangka 2. Sayuran 0,8 Pengembangan Tanaman Pangan
2 Peningkatan luas panen Luas panen (ha), Produktivitas (ha), produksi (ton), (ku/ha), dan produksi (ton)produktivitas (ku/ha) komoditas tanamantanaman pangan dan pangan (padi, jagung, kedelai) hortikultura di Jawa Timur dan hortikultura (Sayuran dan Buah-buahan)
- Penjelasan / Formulasi Penghitungan :Luas Panen (ha) :- Padi 1.938.829
- Jagung 1.148.013
- Kedelai 197.121
Agriculture Practices (hektar) :Pengelolaan Tanaman Terpadu dan Good
1
Luas areal tanaman pangan dan hortikulturayang menerapkan Pengendalian Hama Terpadu,
PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR
INDIKATOR KINERJA TARGET 2014 PROGRAM/KEGIATAN
4
SASARAN STRATEGIS
2
ANGGARAN (Rp)
3 51
INDIKATOR KINERJA TARGET 2014 PROGRAM/KEGIATAN
4
SASARAN STRATEGIS
2- Sayuran 142.243 - Buah-buahan (ribu pohon/rumpun) ##########Produktivitas (ku/ha):- Padi 66,84 - Jagung 54,51 - Kedelai 22,02 - Sayuran 132,08 - Buah-buahan (kg per pohon/rumpun) 28,95 Produksi (ton):- Padi 11.677.013 - Jagung 6.401.685 - Kedelai 420.890 - Sayuran 1.878.706 - Buah-buahan 4.835.878
2) Prosentase Index Pertanaman Padi 1,93
3 Peningkatan penyediaan 1. Prosentase petani yang menggunakan benih 67,50 Program Peningkatan Produksi Pertanian 56.845.000.000,00 benih tanaman pangan dan tanaman pangan (padi, jagung, kedelai) dan 1. Pembinaan dan Pengembanganhortikultura yang hortikultura (buah-buahan, sayuran) yang Hortikulturabersertifikat dan memenuhi bersertifikat 2. Pengembangan Produksi Benih hortikulturasesuai syarat 6 tepat (tepat 3. Pengembangan Produksi Benih Padijenis, jumlah, mutu, lokasi, 4. Pengembangan produksi Benih Palawijawaktu, harga) 5. Sertifikasi Bibit Unggul Pertanian
6. Pengembangan Sarana dan Prasarana Pertanian DAK7. Pendampingan Pengembangan Sarana dan
Prasarana Pertanian DAK8. Pembinaan Irigasi Pertanian dan Adaptasi Perubahan Iklim
(Water Resource and Irrigation Sector Management Program) WISMP II
ANGGARAN (Rp)
3 51
INDIKATOR KINERJA TARGET 2014 PROGRAM/KEGIATAN
4
SASARAN STRATEGIS
24 Peningkatan kualitas 1. Jumlah produk tanaman pangan dan Pengembangan Agribisnis 9.150.000.000,00
produk tanaman pangan hortikultura yang bersertifikat 1. Pengembangan sistem agribisnis melaluidan hortikultura yang - Penjelasan / Formulasi Penghitungan : Cooperatif Farmingberdaya guna tinggi Jumlah produk tanaman pangan dan 2. Pengembangan kualitas dan mutu produk melaluiuntuk mencukupi pasar hortikultura yang telah menerapkan Sistem Good Agricultural Practices (GAP)domestik dan ekspor GAP dan telah bersertifikat Prima 3 22 3. Peningkatan penanganan pasca-panen
dan pengolahan hasil2. Nilai Tukar Petani (NTP) Sub Sektor 4. Peningkatan Standar Mutu Produk- Tanaman Pangan 104,13 5. Peningkatan Pemasaran Produk-produk- Hortikultura 112,12 Komoditas
6. Pengembangan Kerjasama antar Daerah7. Pengembangan PUSPA Lebo-Sidoarjo
- Rice Milling Unit- Terpal Peningkatan Kesejahteraan Petani 42.890.819.000,00 - Packing House 1. Pelatihan petani dan pelaku agribisnis- Power Threser 2. Anti Poverty Program (APP) Bidang Pertanian
Program Pengembangan Kawasan 330.000.000,00 Agropolitan1. Fasilitasi Pengembangan Kawasan
Agropolitan
Program Pemberdayaan Penyuluh 2.815.000.000,00 Pertanian, Perkebunan, Peternakan, dan Perikanan1. Fasilitasi sarana Prasarana Penyuluhan
ANGGARAN (Rp)
3 51
INDIKATOR KINERJA TARGET 2014 PROGRAM/KEGIATAN
4
SASARAN STRATEGIS
2
Jumlah Anggaran Rp. 497.944.610.000,00
- Rp. 15.329.381.000,00
- APBD Rp. 153.272.919.000,00 Rp. 42.890.819.000,00 Rp. 41.242.100.000,00 Rp. 56.845.000.000,00 Rp. 9.150.000.000,00 Rp. 330.000.000,00 Rp. 2.815.000.000,00
- APBD, Belanja Tidak Langsung ( Gaji, dan tunjangan pegawai) Rp. 93.545.272.000,00
- APBN, Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan Rp. 235.797.038.000,00 Dana Dekonsentrasi Rp. 36.276.368.000,00 Dana Tugas Pembantuan Rp. 199.520.670.000,00
Surabaya, 30 Januari 2014
Pihak PertamaKEPALA DINAS PERTANIAN
PROVINSI JAWA TIMUR
(Ir. WIBOWO EKOPUTRO, MMT)NIP. 19561130 198302 1 003
(Dr. H. SOEKARWO)
APBD ex rutin (Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran, Peningkatan Disiplin Aparatur, Peningkatan
Sarana dan Prasarana Aparatur, Peningkatan Kapasitas
Sumberdaya Aparatur, Peningkatan Pembangunan Sistem
Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan, Kapasitas
Kelembagaan Pemerintah Daerah)
Program Peningkatan Kesejahteraan PetaniProgram Peningkatan Ketahanan PanganProgram Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan
Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian, Perkebunan,Peternakan dan Perikanan
GUBERNUR JAWA TIMUR
Program Pengembangan Kawasan AgropolitanProgram Pengembangan Agribisnis
Pihak Kedua
LAMPIRAN - 3
Satuan Kerja Perangkat Daerah : DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMURTahun Anggaran : 2014
ANGGARAN (Rp)
3 51 Peningkatan penerapan Luas areal tanaman pangan dan Program Peningkatan Ketahanan 42.890.819.000,00
teknologi budidaya yang hortikultura yang menerapkan Pangan Pertanianbaik dan ramah lingkungan Pengendalian Hama Terpadu (PHT), 1. Pembinaan dan Pengembangan Sarana(aman bagi pekerja, aman Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) dan Prasarana Petaniterhadap lingkungan dan dan Good Agriculture Practices (GAP) 2. Pengembangan Jaringan Irigasiaman dikonsumsi) - Penjelasan / Formulasi Penghitungan : Usahatani, Desa (JITUT, JIDES)
3. Pengembangan pupuk organik4. Pengembangan usaha tani pertanian5. Identifikasi, Monitoring, dan penyebaran
informasi program pertanian- Pengendalian Hama Terpadu (ha) 6. Proteksi Tanaman Pangan dan 1. Tanaman Pangan 1.375 hortikultura 2. Hortikultura 3.750 7. Pengemb. Teknologi Pertanian- Pengelolaan Tanaman Terpadu (ha) 8. Pengelolaan data statistik tanaman 1. Padi 717.185 pangan dan hortikultura 2. Jagung 148.381 9. Pengembangan Tanaman Pangan 3. Kedelai 95.640 10 Pendidikan Kemasyarakatan dalam rangka- Good Agriculture Practices (ha) mendukung Proteksi Tanaman Pangan dan 1. Buah-buahan 17,5 Hortikultura 2. Sayuran 0,8 11 Pendidikan Kemasyarakatan Produktif dalam
rangka Pengembangan Tanaman Pangan2 Peningkatan luas panen 1 Luas panen (ha), Produktivitas
(ha), produksi (ton), (ku/ha), dan produksi (ton)produktivitas (ku/ha) komoditas tanamantanaman pangan dan pangan (padi, jagung, kedelai) hortikultura di Jawa Timur dan hortikultura (Sayuran dan Buah-buahan)
- Penjelasan / Formulasi Penghitungan :Luas areal penanaman yangdipanen (ha) :- Padi 1.938.829 - Jagung 1.148.013 - Kedelai 197.121 - Sayuran 142.243 - Buah-buahan (ribu pohon/rumpun) 167.019.672 Jumlah produksi tanaman yangdipanen per hektar (ku/ha) :- Padi 66,84 - Jagung 54,51 - Kedelai 22,02
Pengelolaan Tanaman Terpadu dan Good
1 2
Luas areal tanaman pangan dan hortikulturayang menerapkan Pengendalian Hama Terpadu,
PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR
INDIKATOR KINERJA TARGET PROGRAM/KEGIATAN
4
Agriculture Practices (hektar) :
SASARAN STRATEGIS
ANGGARAN (Rp)
3 51 2
INDIKATOR KINERJA TARGET PROGRAM/KEGIATAN
4
SASARAN STRATEGIS
- Sayuran 132,08 - Buah-buahan (kg per pohon/rumpun) 28,95 Jumlah produksi tanaman (ton) pada areal yang dipanen :- Padi 11.677.013 - Jagung 6.401.685 - Kedelai 420.890 - Sayuran 1.878.706 - Buah-buahan 4.835.878
2 Prosentase Index Pertanaman Padi 1,933 Peningkatan penyediaan Prosentase petani yang menggunakan benih 67,50 Program Peningkatan Produksi Pertanian 41.242.100.000,00
benih tanaman pangan dan tanaman pangan (padi, jagung, kedelai) dan 1. Pembinaan dan Pengembanganhortikultura yang hortikultura (buah-buahan, sayuran) yang Hortikulturabersertifikat dan memenuhi bersertifikat 2. Pengembangan Produksi Benih hortikulturasesuai syarat 6 tepat (tepat 3. Pengembangan Produksi Benih Padijenis, jumlah, mutu, lokasi, 4. Pengembangan produksi Benih Palawijawaktu, harga) 5. Sertifikasi Bibit Unggul Pertanian
6. Pengembangan Sarana dan Prasarana Pertanian DAK7. Pendampingan Pengembangan Sarana dan Prasarana
Pertanian DAK8. Pembinaan Irigasi Pertanian dan Adaptasi Perubahan
Iklim (Water Resource and Irrigation Sector Management Program) WISMP II
4 Peningkatan kualitas 1 Jumlah produk tanaman pangan Pengembangan Agribisnis 56.845.000.000,00 produk tanaman pangan dan hortikultura yang bersertifikat 1. Pengembangan sistem agribisnis melaluidan hortikultura yang - Penjelasan / Formulasi Penghitungan : Cooperatif Farmingberdaya guna tinggi Jumlah produk tanaman pangan 2. Pengembangan kualitas dan mutu produk melaluiuntuk mencukupi pasar dan hortikultura yang telah menerapkan Sistem Good Agricultural Practices (GAP)domestik dan ekspor GAP dan telah bersertifikat Prima 3 22 3. Peningkatan penanganan pasca-panen
dan pengolahan hasil2 Nilai Tukar Petani (NTP) Sub Sektor 4. Peningkatan Standar Mutu Produk- Tanaman Pangan 104,13 5. Peningkatan Pemasaran Produk-produk- Hortikultura 112,12 Komoditas
6. Pengembangan Kerjasama antar Daerah7. Pengembangan PUSPA Lebo-Sidoarjo
Peningkatan Kesejahteraan Petani 9.150.000.000,00 Bantuan Langsung Pupuk di lokasi 1. Pelatihan petani dan pelaku agribisnis
- Rice Milling Unit 2. Anti Poverty Program (APP) Bidang Pertanian- Terpal 3. Jalinkesra RTSM- Packing House- Power Threser Program Pengembangan Kawasan 330.000.000,00
Agropolitan1. Fasilitasi Pengembangan Kawasan
Agropolitan
Program Pemberdayaan Penyuluh 2.815.000.000,00 Pertanian, Perkebunan, Peternakan1. Fasilitasi sarana Prasarana Penyuluhan
ANGGARAN (Rp)
3 51 2
INDIKATOR KINERJA TARGET PROGRAM/KEGIATAN
4
SASARAN STRATEGIS
Jumlah Anggaran Rp. 503.928.750.625,00 - Rp. 15.229.381.000,00
- Rp. 156.535.000.000,00
- APBD, Belanja Tidak Langsung ( Gaji, dan tunjangan pegawai) Rp. 75.021.289.625,00 - Rp. 257.143.080.000,00 APBN, Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan
APBD (Program Peningkatan Kesejahteraan Petani, Peningkatan Ketahanan Pangan, Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan, Pengembangan Agribisnis, Pengembangan Kawasan Agropolitan, Pemberdayaan Penyuluhan Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Perikanan)
APBD ex rutin (Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, Disiplin Aparatur, Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur, Peningkatan Pembangunan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan, Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah)
LAMPIRAN - 4
DINAS PERTANIAN PROPINSI JAWA TIMURTAHUN 2014
31 Peningkatan penerapan teknologi Luas areal tanaman pangan dan
budidaya yang baik dan ramah hortikultura yang menerapkanlingkungan (aman bagi pekerja, Pengendalian Hama Terpadu (PHT),aman terhadap lingkungan dan aman Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) dikonsumsi) dan Good Agriculture Practices (GAP)
- Penjelasan / Formulasi Penghitungan :
- Pengendalian Hama Terpadu (ha) 1. Tanaman Pangan 1.375 2. Hortikultura 3.750 - Pengelolaan Tanaman Terpadu (ha) 1. Padi 717.185 2. Jagung 148.381 3. Kedelai 95.640 - Good Agriculture Practices (ha) 1. Buah-buahan 17,5 2. Sayuran 0,8
2 Peningkatan luas panen 1. Luas panen (ha), Produktivitas (ha), produksi (ton), (ku/ha), dan produksi (ton)produktivitas (ku/ha) komoditas tanamantanaman pangan dan pangan (padi, jagung, kedelai) hortikultura di Jawa Timur dan hortikultura (Sayuran dan Buah-buahan)
- Penjelasan / Formulasi Penghitungan :
Luas areal penanaman yangdipanen (ha) :
Luas areal tanaman pangan dan hortikultura yangmenerapkan Pengendalian Hama Terpadu (PHT), PengelolaanTanaman Terpadu (PTT) dan Good Agriculture Practices(GAP) (hektar)
RENCANA KINERJA TAHUNAN
INDIKATOR KINERJA TARGET 2014SASARAN STRATEGIS
1 2
3
INDIKATOR KINERJA TARGET 2014SASARAN STRATEGIS
1 2
- Padi 1.938.829 - Jagung 1.148.013 - Kedelai 197.121 - Sayuran 142.243 - Buah-buahan (rb pohon/rumpun) 167.019.672 Jumlah produksi tanaman yangdipanen per hektar (ku/ha) :- Padi 66,84 - Jagung 54,51 - Kedelai 22,02 - Sayuran 132,08 - Buah-buahan (kg per pohon/rumpun) 28,95 Jumlah produksi tanaman (ton) pada areal yang dipanen :- Padi 11.677.013 - Jagung 6.401.685 - Kedelai 420.890 - Sayuran 1.878.706 - Buah-buahan 4.835.878
2. Prosentase Index Pertanaman Padi 1,93
3 Peningkatan penyediaan Prosentase petani yang menggunakan benih 67,50
benih tanaman pangan dan tanaman pangan (padi, jagung, kedelai) danhortikultura yang hortikultura (buah-buahan, sayuran) yangbersertifikat dan memenuhi bersertifikatsesuai syarat 6 tepat (tepatjenis, jumlah, mutu, lokasi,waktu, harga)
3
INDIKATOR KINERJA TARGET 2014SASARAN STRATEGIS
1 24 Peningkatan kualitas produk 1. Jumlah produk tanaman pangan dan
tanaman pangan dan hortikultura yang hortikultura yang bersertifikat berdaya guna tinggi untuk mencukupi - Penjelasan / Formulasi Penghitungan :
pasar domestik dan ekspor Jumlah produk tanaman pangan danhortikultura yang telah menerapkanGAP dan telah bersertifikat Prima 3 22
2. Nilai Tukar Petani (NTP) Sub Sektor- Tanaman Pangan 104,13 - Hortikultura 112,12 Fasilitasi Alsintan (unit)
LAMPIRAN - 5
2009 2010 2011 2012 2013 20141 Peningkatan penerapan teknologi Luas areal tanaman pangan dan
budidaya yang baik dan ramah hortikultura yang menerapkanlingkungan (aman bagi pekerja, Pengendalian Hama Terpadu (PHT),aman terhadap lingkungan dan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) aman dikonsumsi) dan Good Agriculture Practices (GAP)
- Penjelasan / Formulasi Penghitungan :
- Pengendalian Hama Terpadu (ha) 1. Tanaman Pangan 1.375 600 1.025 1.350 5.075 5.905 2.430 176,73 2. Hortikultura 3.750 690 510 495 495 605 670 17,87 - Pengelolaan Tanaman Terpadu (ha) 1. Padi 717.185 618.650 365.750 244.900 305.500 366.605 383.045 53,41 2. Jagung 148.381 127.995 14.850 43.200 29.850 25.130 26.525 17,88 3. Kedelai 95.640 82.500 116.000 11.300 121.300 72.805 2.390 2,50 - Good Agriculture Practices (ha) 1. Buah-buahan 17,5 4 2,5 5,5 15,0 22,5 50,0 285,71 2. Sayuran 0,8 1 1,0 2,25 7,5 11,5 45,0 6.000,00
2 Peningkatan luas panen (ha), 1. Luas panen (ha), Produktivitas produksi (ton), produktivitas (ku/ha), dan produksi (ton)(ku/ha) tanaman pangan dan komoditas tanamanhortikultura di Jawa Timur pangan (padi, jagung, kedelai)
dan hortikultura (Sayuran dan Buah-buahan)- Penjelasan / Formulasi Penghitungan :Luas areal penanaman yangdipanen (ha) :- Padi 1.938.829 1.904.830 1.963.983 1.926.796 1.975.719 2.037.021 2.072.822 106,91 - Jagung 1.148.013 1.295.070 1.257.721 1.204.063 1.232.523 1.199.544 1.202.304 104,73 - Kedelai 197.121 264.663 246.894 252.815 220.815 210.618 214.880 109,01 - Sayuran 142.243 161.844 158.460 166.921 170.119 163.469 152.937 107,52 - Buah-buahan (rb pohon/rumpun) 167.019.672 57.428.858 64.188.154 63.655.695 172.141.236 146.899.713 411.149.821 246,17 Jumlah produksi tanaman yangdipanen per hektar (ku/ha) :- Padi 66,84 59,11 59,29 54,89 61,74 59,14 59,81 89,48 - Jagung 54,51 40,67 44,42 45,21 51,08 48,03 47,72 87,54 - Kedelai 22,02 13,42 13,75 14,52 16,39 15,64 16,54 75,11 - Sayuran 132,08 83,48 82,60 89,03 94,67 93,50 110,17 83,41 - Buah-buahan (kg per pohon/rumpun) 28,95 57,35 40,26 55,11 36,80 25,87 14,16 49
Luas areal tanaman pangan dan hortikultura yangmenerapkan Pengendalian Hama Terpadu, Tanaman Terpadu dan Good Agriculture Practices(hektar)
PENGUKURAN KINERJA INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2014
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 2014REALISASI CAPAIAN
2014 (%)
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 2014REALISASI CAPAIAN
Jumlah produksi tanaman (ton) pada areal yang dipanen :- Padi 11.677.013 11.259.085 11.643.773 10.576.543 12.198.707 12.049.342 12.398.312 106,18 - Jagung 6.401.685 5.266.720 5.587.318 5.443.705 6.295.301 5.760.959 5.737.382 89,62 - Kedelai 420.890 355.099 339.491 366.999 361.986 329.461 355.464 84,46 - Sayuran 1.878.706 1.351.002 1.308.818 1.486.063 1.576.429 1.528.449 1.684.909 89,68 - Buah-buahan 4.835.878 3.293.535 2.584.409 3.508.221 6.287.057 3.800.598 5.823.490 120,42
2. Prosentase Index Pertanaman Padi 1,93 1,86 1,87 1,89 1,90 1,92 1,86 96,37
3 Peningkatan penyediaan benih 1. Prosentase petani yang menggunakan benih 67,50 69,50 73,50 77,00 80,00 85,00 73,70 109,19 tan.pangan dan hortikultura yang tanaman pangan (padi, jagung, kedelai) danbersertifikat dan memenuhi hortikultura (buah-buahan, sayuran) yangsesuai syarat 6 tepat (tepat bersertifikatjenis, jumlah, mutu, lokasi,waktu, harga)
4 Peningkatan kualitas 1. Jumlah produk tanaman pangan danproduk tanaman pangan dan hortikultura yang bersertifikat dan hortikultura yang - Penjelasan / Formulasi Penghitungan :berdaya guna tinggi Jumlah produk tanaman pangan danuntuk mencukupi pasar hortikultura yang telah domestik dan ekspor menerapkan GAP dan telah 22 6 3 3 32 27 27 122,73
bersertifikasi Prima 3
2.Nilai Tukar Petani (NTP) Sub Sektor- Tanaman Pangan 104,13 92,56 94,60 101,13 102,34 103,37 99,57 95,62 - Hortikultura 112,12 106,46 110,60 111,03 109,93 108,78 104,86 93,52
Rerata 319,28
LAMPIRAN - 6
SEMESTER I SEMESTER I KETERANGANSEMESTER II SEMESTER II
1 2 5 6 7 8 9 10 11 121 Peningkatan penerapan teknologi Dinas Dinas
budidaya yang baik dan ramah Pertanian Pertanianlingkungan (aman bagi pekerja, Provinsi Provinsiaman terhadap lingkungan dan Jawa Timur Jawa Timuraman dikonsumsi) - Pengendalian Hama Terpadu (ha)
1. Tanaman Pangan S-1 687,5 1.375 1.215 2.430 177 176,73 S-2 687,5 1.215 177
2. Hortikultura S-1 1.875 3.750 335 670 18 17,87 S-2 1.875 335 18
- Pengelolaan Tanaman Terpadu (ha) 1. Padi S-1 358.593 717.185 235000 470.000 4 65,53
S-2 358.593 235.000 3 2. Jagung S-1 74.190,50 148.381 13.990 26.525 11 17,88
S-2 74.191 12.535 17 3. Kedelai S-1 47.820 95.640 8.196,54 16.393 17 17,14
S-2 47.820 8.196,54 17- Good Agriculture Practices (ha) 1. Buah-buahan S-1 10,0 17,5 35 50,0 350 285,71
S-2 7,5 15,0 200 2. Sayuran S-1 0,7 0,8 32,5 45,0 4.643 5.625,00
S-2 0,1 12,50 12.500
2 Peningkatan luas 1. Luas panen (ha), Produktivitas BPS Dinas panen (ha), (ku/ha), dan produksi (ton) Data Statistik Pertanianproduksi (ton), komoditas tanaman Dinas Pertanian Provinsiproduktivitas pangan (padi, jagung, kedelai) Provinsi Jawa Timur(ku/ha) tanaman dan hortikultura (Sayuran dan Buah-buahan) Jawa Timurpangan dan - Penjelasan / Formulasi Penghitungan :hortikultura di Luas areal penanaman yangJawa Timur dipanen (ha) :
- Padi SR-1 646.276 1.938.829 1.044.249 2.072.822 162 106,91 SR-2 646.276 713.559 110SR-3 646.276 315.014
- Jagung SR-1 382.671 1.148.013 599.432 1.202.304 157 104,73 SR-2 382.671 314.432 82SR-3 382.671 288.440 75
- Kedelai SR-1 65.707 197.121 39.144 214.880 60 109,01 SR-2 65.707 81.538 124SR-3 65.707 94.198 143
- Sayuran Tw.1 71.122 142.243 76.469 152.937 108 107,52 Tw.2 71.122 76.469 108
- Buah-buahan (ribu Tw.1 83.509.836 167.019.672 205.574.911 411.149.821 246 246,17 pohon/rumpun) Tw.2 83.509.836 205.574.911 246,17
Jumlah produksi tanaman yangdipanen per hektar (ku/ha) : BPS Dinas - Padi SR-1 22,28 66,84 59,96 59,94 269 89,68 Data Statistik Pertanian
SR-2 22,28 57,77 259 Dinas Pertanian ProvinsiSR-3 22,28 64,77
- Jagung SR-1 18,17 54,51 40,45 47,67 223 87,45 Jawa Timur
REALISASI **)PENANGGUNG
JAWABJUMLAHSEMESTER II
% CAPAIAN
Pengelolaan Tanaman Terpadu dan Good
LAPORAN REALISASI PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR
No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
menerapkan Pengendalian Hama Terpadu,
TARGET *)
JUMLAH SUMBER DATA
Luas areal tanaman pangan dan hortikultura yang
Agriculture Practices (hektar)
SEMESTER IJUMLAH
3 4
SEMESTER I SEMESTER I KETERANGANSEMESTER II SEMESTER II
1 2 5 6 7 8 9 10 11 12
REALISASI **)PENANGGUNG
JAWABJUMLAHSEMESTER II
% CAPAIANNo. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
TARGET *)
JUMLAH SUMBER DATASEMESTER IJUMLAH
3 4SR-2 18,17 48,79 269SR-3 18,17 61,47 338
- Kedelai SR-1 7,34 22,02 16,11 16,48 219 74,84 SR-2 7,34 14,93 203SR-3 7,34 17,98 245
- Sayuran Tw.1 66,04 132,08 55,09 110,17 83 83,41 Tw.2 66,04 55,09 83
- Buah-buahan (kg per Tw.1 14,48 28,95 7,08 14,16 49 48,91 pohon/rumpun) Tw.2 14,48 7,08 49
Jumlah produksi tanaman (ton) pada areal yang dipanen :- Padi SR-1 3.892.337 11.677.013 6.235.876 12.398.312 2.041.239 106,18 BPS Dinas Pertanian
SR-2 3.892.337 4.122.155 106 Data Statistik Provinsi JawaSR-3 3.892.339 2.040.281
- Jagung SR-1 2.133.895 6.401.685 2.418.909 5.737.382 113 89,62 ProvinsiSR-2 2.133.895 1.534.253 72 Jawa TimurSR-3 2.133.895 1.772.918
- Kedelai SR-1 140.296 420.890 63.062 355.464 45 84,46 SR-2 140.296 121.753 87SR-3 140.298 168.177 120
- Sayuran Tw.1 939.353 1.878.706 842455 1.684.909 90 89,68 Tw.2 939.353 842455 90
- Buah-buahan Tw.1 2.417.939 4.835.878 2.911.745 5.823.490 120 120,42 Tw.2 2.417.939 2.911.745 120
#DIV/0!
2. Prosentase Index Pertanaman Padi SR-1 1,93 1,93 1,86 1,86 96 96,37 SR-2 1,93 1,86 96
3 Peningkatan penyediaan Prosentase petani yang menggunakan benih S-1 37,00 67,50 30,40 73,70 82 UPT PSBTPH Dinas benih tanaman pangan dan tanaman pangan (padi, jagung, kedelai) S-2 30,50 43,29 142 Dinas Pertanian Pertanianhortikultura yang yang bersertifikat Provinsi Provinsibersertifikat dan memenuhi Jawa Timur Jawa Timursesuai syarat 6 tepat (tepatjenis, jumlah, mutu, lokasi,waktu, harga)
4 Peningkatan kualitas 1. Jumlah produk tanaman pangan dan produk tanaman pangan hortikultura yang bersertifikat dan hortikultura yang - Penjelasan / Formulasi Penghitungan :berdaya guna tinggi Jumlah produk tanaman pangan dan S-1 10 22 10 27 100 122,73 Dinas Dinas untuk mencukupi pasar hortikultura yang telah menerapkan S-2 12 17 142 Pertanian Pertaniandomestik dan ekspor GAP dan telah bersertifikat Prima 3 Provinsi Provinsi
Jawa Timur Jawa Timur2. Nilai Tukar Petani (NTP) Sub Sektor- Tanaman Pangan S-1 104,13 104,13 99,81 99,57 95,85 95,62 Dinas Dinas
S-2 104,13 99,33 95,39 Pertanian Pertanian- Hortikultura S-1 112,12 112,12 104,28 104,86 93,01 93,52 Provinsi Provinsi
S-2 112,12 105,44 94,04 Jawa Timur Jawa Timur
Catatan : Semester (S), Sub Round (SR)*) Target sesuai RENSTRA KEPALA DINAS PERTANIAN**) Realisasi sesuai dana yang tersedia di DPA-DIPA PROVINSI JAWA TIMUR