strategi mengantisipasi risiko mismatch antara pendanaan...
TRANSCRIPT
Strategi Mengantisipasi Risiko Mismatch antara Pendanaan
dan Pembiayaan pada Bank BIRD
Skripsi ini
Diajukan untuk Melllenuhi Persyaratan Melllperoleh Gelm Sarjana Ekonollli Islam
(SEI)
Gleh:
SAEFUL ARIFIN104046101628
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROG~STUDIMUA1{ALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAMNEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H / 2008 M
HAHn LANDASAN TEORI
A. Pengertian Risiko Mismatch 13
B. Kajian Teoritis Pendanaan (Funding) 16
C. Kajian Teoritis Pembiayaan 21
D. Manajemen Dana Bank 27
E. Sumber dan Penggw1aan Dana Bank 29
F. Manajemen Likuiditas 35
BAB III GAMBARAN UMUM BANK BIRU (BPRS RIF'ATUL UMMAH) 40
A. Sejarah Singkat 40
B. Tujuan, Visi, Misi dan Motto 41
C. Struktur Organisasi Bank BIRD (PT. BPRS Rifatul Dmmah) 41
D. Produk Bank BIRD 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
A. Strategi Bank BIRD dalam Mengantisipasi Risiko Mismatch
antara Funding dan Financing
1. Man'\iemen Likuiditas Bank BIRD
2. Managemen Sumber dan Penggunaan Dana
a. Strategi Funding (pendanaan)
46
46
49
49
b. Strategi Financing (pembiayaan) 50
c. Membangll1l Mitra antar BPRS 51
B. Analisis terhadap Strategi Bank BIRD dalam Mengantisipasi Risiko -
Mismatch antal'a Funding dan Financing 53
1. Analisis terhadap Manajemen Likuiditas Bank BIRD 53
a. Quick Ratio 55
b. Cash Ratio 57
c. Ballking Ratio 59
d. Financing to Deposit Ratio (FDR) 61
2. Analisis Sumber dall Penggunaan pada Bank BIRD 63
BAB V PENUTUP 70
A. Kesimpu1all 70
B. Sarall 70
DAFTARPUSTAKA 72
LAMPIRAN 74
Negara (BTN). Masalah ini terjadi dikrenakan BTN yang core bisnisnya pada kredit
perumahan rakyat, dimana dana yang berhasil dihimpun dari masyarkat di salurkan
pada kredit perumahan, yang pengembalinya cendrung lebih lama (long term credit).
Sementara BIN hams memenuhi kewajibannya untuk mengembalikan dana
simpanan masyarakat yang jatuh tempo, yang cendrung memiliki jangka waktu lebih
pendek (short term deposit).4
Masalah mismatch juga bisa saja terjadi pada bank umum lainnya, sebab
kecendrungan dana pihak ketiga (DPK) mempunyai karakteristik simpanan jangka
pendek (short term deposit) sementara penyaluran kredit (financing) memiliki
karakteristik jangka panjang, sehingga kondisi ini berpotensi menimbulkan risiko
tCljadinya mismatch ataujinancing gap.
Kondisi ini juga bisa menimpa bank syariah, apalagi karakter dasar
perbankan syariah adalah pada fungsi intermediasinya, dimana akad-akad yang ada
merupakan menifestasi dad fungsi intermediasi tersebut, seperti pada akad
musyarakah dan mudharabah. Kedua akad ini merupakan akad kemitraan antara
bank dengan nasabah dengan menggunakan pola bagi hasil, dimana hubungan yang
terjalin antara dua pihak (atau lebih) tersebut adalall hubungan kemitraan, bukan
hubungan antara kreditur dengan debitur, seperti yang diterapkan pada bank
konvensional. Hubungan kemitraan inilah yang lebih mencerminkan fungsi
intermediasi bank.
4 Loc.cit
antarafunding dan financing, termasuk dalam hal ini adalah Bank BIRD. Sehingga
l11enarik untuk diteliti terkait kebijakan dan strategi Bank BIRD dalanll11engantisipasi
risiko tersebut.
n. Rumusall Masalah
Walaupun dalam kenyataannya, hubungan kemitraan pada bank syariah
sepenuhnya belunl dapat dijalankan, l11asih dirasakan nuansa hubungan antara kriditur
dan debitur seperti pada bank konvensional. Apalagi fungsi intermediasi tersebut
l11asih sangat kecil dirasakan manfaatnya, baik disebabkan oleh keterbatasan modal
bank syariah itu sendiri l11aupun keharnsan bagi nasabah untuk l11enyediakan barang
jaminan. Keterbatasan modal bank syariah dapat dilihat dari aset perbankan syariah
nasional yang hingga saat ini barn mencapai 1,7 % dibandingkan dengan aset
perbankan konvensional. Sementara dari sisi nasaball hampir sebagian besar usaha
mikro kecil menengah (DMKM) tidak memiliki barang jaminan. Alhasil usaha dan
bisnis mereka tidalc dapat berkembang karena tidak mendapatkan akses modal dmi
bank syariah.
Akad-akad pembiayaan (financing) terutama pada musyarakah dan
mudharabah pada perbmlkan syariah merupakan akad yang termasuk kategori
uncertainty contract, yang memiliki ketidakpastian return. 5 Dimana bank tidak bisa
2. Untuk mengetahui hubungan antara manajemen likuiditas bank
dengan risiko mismatch antara funding (pendanaan) dan financing
(pembiayaan).
3. Untuk mengetahui strategi dan langkah-Iangkah apa saja yang
dilakukan Bank BIRU untnk mengatasi risiko teljadinya mismatch
tersebut.
IV. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan teoritis; hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi pelajar,
mahasiswa dan kalangan akademik lainya.
2. Kegunaan praktis; hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi para
praktisi bank syariah.
3. Kegunaan kebijakan; bagi para pengambil kebijakan baik bagi Bank
Indonesia (BI) maupwl para stake holder bank syariah.
V. Tinjauan Pustaka (Kajian Terdahulu)
Berdasarkan kajian pustaka terdahulu belum ada yang membahas
masalah mismatch antara funding dallfinancing pada banlc syariah. Dari data yang
ditemukan, judul yang terkait hanya membahas pada permasalahan pembiayaan,
sementara yang membahas tentang funding dan keterkaitan antara keduanya belum
VI. Metode Penelitian
Penelitian 1111 bersifat deskriptif analisis, yakni penelitian yang
menggambarkan data dan informasi yang berdasarkan pada fakta yang diperoleh dari
lapangan
1. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut:
a. Field Research, yakni penelitian lapangan yang dilakukan melalui
survey langsung ke Bank BIRU yang bertujuan untuk memperoleh data
yan~valid dan akurat. Hal ini dilakukan dengan cara:
1) Interview atau wawancara kepada pihak-pihak Bank Bank BIRU
yang terkait dengan kegiatan penelitian ini.
2) Observasi (penganlatan) terhadap kondisi Bank BIRU secat·a umum.
b. Library Research, yakni melakukan penelitiatl dengan cara mencari
Iiteratur-literatur yang berupa bahan-bahan pustaka dan dokumen
dokumen yang berkaitan langsung dengan masalah manaJemen
pembiayaan, khususnya pada masalah mismatch tersebut.
2. Mctode Pcngolahan Data
a. Metode DeskIiptif, yaitu dengan cat·a memapat·kan data-data yang ada
secara apa adanya
b. Analitis, setelah data dipaparkan secara deskriptif kemudian di anaJisis
secara kualitatif.
BABIV
BABV
ANALISIS STRATEGI BANK BIRU DALAM
MENGANTISIPASI RISIKO MISMATCH ANTARA FUNDING
DAN FINANCING
Manajemen likuiditas, manajemen sumber dan penggunaan dana pada
Bank BIRD dalam mengantisipasi risiko terjadinya mismatch dan
analisis efektivitas kebijakan Bank BIRD dalam mengantisipasi risiko
teljadinya Mismatch.
PENUTUP
Kesimpulan dan Saran.
BABH
KERANGKA TEORI
A. Pengertian Risiko Mismatch
Menurut kamus besar bahasa Indonesia yang dimaksud dengan risiko
(risk) adalah akibat yang kurang menyenangkan (merugikan atau membahayakan)
dari suatu perbuatan atau tindakan. 7 Dari sudut pandang bank, risiko didefinisikan
sebagai peluang te~jadinya situasi yang memburuk (bad outcome). Definisi ini
mengandung pengertian bahwa risiko hanya berkaitan dengan situasi dimana suatu
bad outcome dapat setiap saat l11enil11pa bank kapan dan bank l11anapun dan dapat
diperkirakan (estimated).
Sementara itu mismatch pada dunia perbankan diartikan sebagai
ketidaksesuaian antara arus kas yang l11asnk dengan arus kas yang keluar. 8 Menurut
Ali Masyudi dalam bukunya "manajemen risiko" yang dimaksud dengan mismatch
adalah risiko yang teljadi karena bank melakukanfund raising melalui short funding
strategy, sel11entara penyediaan dananya tertanam pada investasi dengan jangka
waktu lebih panjang (longfinancing) 9.
Pada dasal11ya masalah mismatch sangat terkait dengan pendanaan
(funding) dan pel11biayaan (financing), berdasarkan teori yang ada, terdapat tiga
7 Departemen Pendidikan Nasiona!, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Puslaka, 2003), h.959, Penjelasan PBI Nomor 9/17(PBI/20079 Ali Masyudi, Manajemen Risiko, (Jakarta: Rajawali Pers, 2006), h.3
pada kredit yang diberikannya, yang kedua dana perbankan sarna dengan kredit yang
diberikannya, dan ketiga adalah kondisi dimana dana perbankan lebih kecil dari
kredit yang diberikanya. Kondisi seperti ini sangat rentan terhadap liquidity problem
karena apabila terjadi rush akibat kondisi ekonomi yang memanas, maka perbankan
akan mengalarni kesulitan untuk melakukan pengembalian dana simpanan
masyarakat, karena kredit yang diberikan oleh perbankan tidak seketika dapat
ditariklO•
Pada bank syariah risiko mismatch juga dapat teIjadi, narnun
penyebabnya bukan karena factor suku bunga. Tetapi lebih disebabkan oleh
kesenjangan antara jangka waktu jatuh tempo (maturity gap) antara pendanaan
(funding) dan pembiayaan (financing) yang menyebabkan masalah likuiditas. lJ .
Sementara Burhanuddin Abdullah mengatakan bahwa mismatch teJjadi karena suatu
bank menggunakan sumber danajangka pendek untuk membiayai pembiayaanjangka
panjangJ2• Dengan demikian dapat disirnpulkan bahwa yang dimaksud dengan risiko
mismatch· antara funding dan financing yaitu risiko yang teIjadi karena adanya
ketidaksesuaian antara sumber dana dan penggunaanya, dimana sumber dananya
memilikijangka waktu lebih pendek.
TeIjadinya mismatch akan menimbulkan risiko likuiditas (liquidity
risk) bempa kesulitan pendanaan, dimana bank kesulitan untuk mencari dana tunai
10 Nasril, "Tantangan Mismatch bagi perbankan taboo 2006" diakses dari http://www:btn.co.id.TanggaI16-Q2-2006.II Liliat Surat F.daran Bank Indonesia (BI) tentang Penilaian Ttingkat Kesehatan (BPRS) dari sisi
tikuiditas12 Diakses dari http://www.detik.com.
,
(investment reserve). Hal ini penting guna memaksimalkan keuntungan sekaligus
memperhitungkan tingkat keanlanan (saftty) untuk para deposan maupun para
debitor.
B. Pengertian Funding (Pendanaan)
Funding merupal(an aktivitas bank dalam mengwnpulkan dana dari
masyarakat sebagai sumber dana bank dalam melakukan aktivitas usahanya. Swnber
dana bank biasanya dalam bentuk tabwlgan (saving), deposito (time-deposit) dan giro
(demand-deposit). 14
1. Tabungan
Undal1g-Undang No 10 Tahun 1998 tental1g perubahan atas Undang-Undang
No 7 Tal1W1 1992 tentang perbankan, menjelaskan bal1wa yang dimaksud dengan
tabwlgan adalal1 simpanan yang penarikatmya hanya dapat dilakukatl menurut syarat
tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau
lail1ya yang dipersal11akatl dengatl itu. /5
Adapun yang dinamakatl tabungan syarial1 adalal1 tabW1gan yang dijalankan
berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Dalam hal ini, Dewan Syarial1 Nasional (DSN) •
telah l11engeluarkan fatwa No. 02/DSN/-MUIIIV/2000 yang l11enyatakan bal1wa
tabungan yatlg dibenarkatl adalal1 dengatl prinsip wadiah datI mudharabah. Tabungatl
wadiah sendiri l11erupakan tabungan yang dijalankan dengan berdasarkan akad
" Thomas Suyitl1o, Kelembagaan Perbankan, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003), h. 3215 Kasmir, Dasar-Dasar perbankan, CeUIl (Jakarta: R,yawali Pers, 2004), h. 84
menggunakan dana tersebut untuk aktivitas investasi yang sejalan dengan prinsip
syariall.
Namun demikian dala111111emanfaatkan dana tersebut, harus didasarkan pada
prinsip kehati-hatian (prudential). Sebab bank akan bertanggung jawab terhadap dana
tersebut bila terjadi kerugian sebagai akibat dari kelalaian bank itu sendiri. Bank
dalam hal ini juga berkewajiban membagikan hasil keuntungan dan aktivitas
bisnisnya sesuai dengan kesepakatan nisbal1 pada saat awal pembukaan rekening giro.
Ketiga sumber dana daTi masyarakat ini dibedakan dalam cara penarikanya
oleh pemiliknya, pada tabungan penarikanya dapat dilakukan sewal(tu-waktu
sebagian atau seluruhnya sepetti pada giro. Sedangkan pada simpanan deposito,
pe111ilik hanya dapat menarik dananya sesuai dengan waktu yang telal1 diperjanjikan
dengan bank. Atas kesediaan masyarakat 111enyimpan dananya bank akan
membenkan imbalan dalam bentuk atau pada bank konvensional dan bagi hasil pada
bank syariall.
Pada bank syariah dapat menarik dana pihak ketiga atau masyarakat dalam
bentuk: /7
o Titipan (wadi 'ah), yaitu stmpanan yang dijamin keamanan dan
pengembaliannya (guaranted deposit) tetapi tanpa memperolch
imbalan atau kcuntungan
17 Zaillul Arifill, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, Cet. IV (Jakarta: Pustaka Alvabet, 2006),hal. 48
o Partisipasi modal berbagi hasil dan berbagi risiko (non guaranted
account) untuk investasi umum (general invesment
accountlmudharabah mutlqah) dimana bank akan membayar bagian
keuntungan secara proposionaI.
o Investasi IdlUSUS (special investment accountlmudharabah
muqayyadah) dimana bank bertindak sebagai manajer investasi untuk
memperoleh fte.
Dengan demikian sumber dana bank syariah terdiri dari:
I. Modal inti (Core Capital)
2. Kuasi Equitas (mudharabah eccount)
3. Titipan (wadi 'ah) atau simpanan tanpa imbalan (non gum'anted
account)
Dana yang dihimpun oleh bank tersebut akan disalurkan kembali ke
masyarakat dalanl bentuk pembiayaan, baik untuk pembiayaan produktif maupun
komsumtif. Fungsi penghimpunan dana (funding) ini menjadikan bank sebagai
manajer investasi, terutama dana mudharabah. Dimana bank akan menyalurkan dana
tersebut dalanl bentuk pembiayaan produktif, sehingga menghasilkan keuntungan
bagi bank dan pemilik dana. /8
C. Pengertian Penyaluran Dana (Financing)
Secara gans besar produk penyaluran dana pada bank syariah
dikelompokkan kedalam empat kategori sesuai dengan tujuan penggunaannya, yaitu;
IS Sofyan S Harahap, Akunlansi Perbankan Syariah (Jakarta: LPFE USAKTJ, 2005), h. 6
b. Pembiayaan Salam
Salam adalah transaksi jua! beli secara pesanan, dimana barang yang dipeIjual
belikan belum ada ditangan, tetapi pembayaranya dilakukan diawal. Dalam hal ini
bank bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli. Pada umumnya
akad ini biasa digunaJ<an pada bank pada transaksi barang hasil pertanian.
Rukun dari transaksi jual beli salam ini adalah adanya penjual dan pembeli,
adanya barang yang diperjual belikan, adanya uang serta adanya sighat (ucapan).
c. Pembiayaan Istislma
lual beli istishna sarna dengan jual beli salam, perbedaanya terletak pada cara
pembayarannya, dimana nasabah dapat membayar barang pesanya seCaI'a cicilaIl
(beberapa termin). Pada umumnya akad ini digunakan pada bank syariah pada
transaksi industri manufaktur dan kontruksi.
Ketentuan pada jual beli ini yaitu pada kejelasan kriteria barang dan haI'ga yaIlg
disepakati. Dimana kriteria barang harus jelas baik ukuran, jenis dan jumlahnya
begitu pula harga yang disepakati tidalc boleh berubah.
2. Pembiayaan dengan Prinsip Sewa (Ijarah)
Tansaksi fjarah pada bank syaI'iah merupakan transaksi perpindahan manfaat,
dengan kata lain akad ijarah ini pada dasamya sama dengaIl jual beli, hanya saja pada
akad ijarah yang menjadi objek traIlsaksinya adalah manfaat baraIlg (jasa).
Dalanl hal ini bank berfungsi sebagai pihak yang menyewakan barang,
sementara nasabah sebagai penyewa, dimana nasaball akan membayar jasa dari
aktivitas penyewaan tersebut. Pada bank syariall, aktivitas sewa dapat juga dialdliri
dengan pemindahan kepemiIikan, dimana barang yang pada awalnya menjadi objek
sewaan, dan secara kepemilikan berada ditangan bank, pada akhir akad dapat
berpindah hak kepemilikannya ketangan nasabah yakni dengan akad ljarah
muntahhiya bittamlik (sewa yang diikuti dengan pemindahan kepemilikan).
3. Prinsip Bagi hasil (syirkah)
Pada prinsip bagi hasH ini terdapat beberapa produk pembiayaan, yang
antara lain:
a. Pembiayaan Musyarakah
Berdasarkan Fatua DSN No. 08/DSN/-MUI/IV/2000 dapat disimpulkan
bahwa yang dimaksud Pembiayaan musyarakah adalah suatn bentnk kerja sama
antara dua pihak atau lebih dimana masing-masing pihak turut menyertakan modal
baik yang berwujud maupun tidak berwujud. 20 Dalam hal ini pihak-pihak yang
terlibat dapat berkontribusi dalam bentnk uang, barang dagangan (trading asset),
kewirausahaan (entrepreneurship), kepandaian (skill), kepemilikan (property),
peralatan (equipment) atau intangible (seperti hak paten atau good will) dan reputasi.
Semua modal yang terkupul dati semua pihak yang berkongsi tersebut
diklola bersama-sama. Setiap pemilik mempunyai hak tnrut serta dalam pengelolaan
dana tersebut, sekaligus mempunyai hak dalam menentukan kebijakan atas
pengelolaan dana tersebut. Keuntnngan dat'i hasiI tersebut dibagikan sesuai dengan
20 Dewan Syariah Nasional (DSN), Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional. (Jakarta: DSN, 2003)
Secara garis besar dana yang dimiliki bank berasal dari tiga sumber, yaitu dari
baruc itu sendiri, dari masyarakat serta dari lembaga lain. Dana yang berasal dari bank
itu sendiJi berasal dari para pemegang saham, cadangan laba yang belum digunakan
dan laba bank yang belum dibagi atau laba tahun berjalan yang belum dibagikan
kepada para pemegang saham. Dana yang berasal dari masyarakat luas didapat dari
produk-prodnk penghimpunan dana (funding), diantaranya yaitu rekening giro,
rekening tabungan dan deposito.
E. Sumber dan Penggunaan Dana Bank Syariah
Perkemballgan dan kemajuan bank sangat dipengaruhi oleh tingkat
kemampuan banlc dalam mengumpulkan dana dari masyaralcat. Tanpa adanya sumber
dana yang memadai dengan tingkat pengendapan yang culmp lanla, bank akan sangat
kesulitan dalam merencanakan aktivitas bisnisnya.
Dana sendiri mempalcan uang tunai yang dimiliki dan dikuasai oleh bank atau
bentuk alctiva lainya yang dapat dipersamalcan dan dapat dicairkan dengan segera.
Dana bank sendiri berasal dari berbagai sumber baik dari modal bank sendiri yakni
para pemegang sahanl dan dana yang berasal dari masyaralcat dalam berbagai bentuk
baik simpanan biasa (wadi'ah) maupun dalam bentuk penyertaan laimlya yang dapat
ditarik sewalctu-waktu. Tiap dana yang dimiliki oleh bank sendiri memiliki karalcter
yang berbeda baik biayanya, jangka waktunya, maupun jenis dananya. Selumh dana
tersebut tidalc dapat dialokasikan sepenubnya dalanl bentuk laedit atau pembiayaan,
sebab bank hams memenuhi kewajiban memelihara likuiditas yang disebut dengan
unloanable funds, ,22
SementaJ'a disisi lain bank dituntut untuk dapat mengalokasikan dana tersebut
secara tepat dan efektif. Hal ini dilaknkan agar bani, dapat memaksimalkan tingkat
profitabilitasnya dan dapat menekan serendall mungkin tisiko yang akan timbul
sekaligus agar bank dapat mempertal1ankan tingkat kepercayaan masyarakat. Oleh
karena itu bank harns mempertal1ankan performance kinelja bisnisnya, tanpa hal ini
akan bank sangat sulit mempertahankan kepercayaan dari masyarakat. 23
Dalam pembetian kredit selalu dikaitkan dengan tujuan penggunaannya.
Sebab jika pemberian yang tidak jelas penggunaamlya sering menimbulkan masalah
kredit (problem loan) atau kredit macet. Oleh karena itu dibutuhkan strategi dan
perencanaan kredit (pembiayaan) yang tepat dan efektif. Agar alokasi dan
penggunaan dana bank tersebut sesuai dengan rencana, dapat dilaknkan dengan
menggunakan dua pendekatan: 1) pool offunds approach yakni dengan melihat
sumber-sumber dana dan penempataill1Ya, dan 2) assets aUoction approach
(pendekatan alokasi aktiva) yaitu penempatan masing-masing jenis dana ke dalam
aktiva bank. Adapun diagranmya sebagai betikut:
22 Veiththzal Rivai dan Andria Pelmata Veithzal, Credit Manajemen Hand Book (Jakarta: ,PT.RajaGrfindo Persada, 2006). h.1152J Jop!e Jusue Analisis Kredit untuk Account OjJlcer, Cet VII (Jakarta: PT. Gramed!a Pustaka 2006),hI. 169
Assets Allocation Approach
Diagram 2
Wadiah Primary Reserve
Secondary Reserve
Qord
Mmabahah
MudhrabahSalam
Istishna
Ijarah
Mudhrabah
Murabahah
Musyarakah
Musyarakah Aktiva temp
Berdasarkan kedua diagram diatas kita dapat memahami dua model
pendekatan dalam menggunakan sumber dana bank. Pada pendekatan Pool ofFunds
Approach bank akan mengurnpulkan sernua dana dari berbagai produk nmding
rnenjadi satu pos. kemudian disalmkan sesuai dengan kebutuhan masing-masing pos
pada pembiayaan. Sementara pada pendeketan Assets Allocation Approach bank
BABIII
GAMBARAN UMUM BANK BIRU
A. Sejarah Berdirinya Bank BIRU
Bank BIRU (singkatan dari Bank Islam Rifatul Ummah) adalah Bank
Perkreditan Ralcyat syariah (BPRS) yang pendiriannya diprakarsai oleh para aktivis
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), kyai, dan eendikiawan muslim Iainnya yang
memiliki kepedulian terhadap masalah ekonomi rakyat keci!. Bank BIRU hadir
sebagai bagian dari sinergi dalam upaya pemberdayaan ekonomi rakyat bersama
dengan Iembaga-Iembaga keuangan syariah Iainnya. Berdiri sejak tahun 1998 yang
beralamatkan di jalan Raya Ciomas Bogor, komplek Ruko Ciomas No. R.I.
Seeara Iegalitas perusahaan, Bank BIRU teJah tereatat pada Akta Notaris
NomoI' 4 tanggal 05 September 1996 dan telah bcroprasi scjak 18 Februari 1998
sesuai dengan SK Menteri Kcuangan RI No. Kep-067/KM. 17/1998.
Seperti halnya bank atau badan usaha pada umumnya, fluktuasi usaha pun
pemah dialami BPRS ini, mulai dari mismanagement, teljadinya NPF (Non
Performance Financing), dan risiko-risiko pada umumnya yang teljadi pada industri
perbankan. Namun berkat kesigapan dan dedikasi yang tinggi dari jajaran
manajemen, Bank BIRU tetap eksis bahkan terus mengalami pertumbuhan yang
sangat baik, terbukti berdasarkan laporan neraea keuangan 3 (tiga) tahun terakhir
D. Produk-Produk Bank BIRD
Produk-produk yang ada pada Bank BIRU meliputi produk penghimpunan
dana, produk penyaluran dana dan produk layanan nasabah. Adapun rineian produk
produk tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penghimpunan Dana (Funding)
a. Tabungan Wadiah
MelUpakan produk simpanan yang dipelUntuldGln bagi nasabah baik
perorangan, yayasan maupun lembaga. Akad yang digtmakan pada produk ini adalah
wadiah yad dhamanah, dimana bank diberikan wewenang oleh nasabah untuk
mengelola dana tersebut dalall1 pengelolaan usaha atau bisnis. Bauk akan
memberikan bagian keuntungan dalam bentuk bonus kepada nasabah yang dihitung
berdasarkan saldo rata-rata harian dan dibukukan seeara otomatis kedalall1 rekening
nasabah. Nasabahjuga dapat menarik dananya setiap hari.
b. Deposito Mudharabah
Merupakan simpanan investasi nasabah kepada bank yang penarikanya dapat
dilakukan setelah jangka waktu 3, 6 dan 12 bulan dan dapat diperpanjang seem'a
otomatis. Akad yang digunakan pada produk ini adalah akad mudharabah, dimana
nasabah sebagai pihak pemilik dana (shohibul maa!), sementara pihak bank sebagai
pengelola dmm (mudharib). Nasabah akan mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan
dana tersebut setiap bulannya sesuai dengan kesepakatan nisbah yang sudah
disepakati pada saat pembukaan rekening deposito. Deposito ini juga dapat dijadikan
jall1inan pell1biayaan, bila nasabah ingin ll1engajukkan aplikasi pell1biayaan.
BAR IV
ANALISIS STRATEGI BANK BIRU DALAM MENGANTISIPASI
RISIKO TERJADINYA MISMATCH ANTARA FUNDING DAN
FINANCING
A. Strategi Bank BIRU dalam Mengntisipasi Risiko Mismatch antam Funding
(Penghimpunan Dana) dan Financing (Penyaluran Dana)
1. Manajemen Likuiditas
Bank rnerupakan lernbaga ekonorni yang rnernpunyai fungsi intennediasi,
yakni lernbaga yang rnenghirnpun dana dari rnasyarakat dan rnenyalurkannya kernbali
dalam bentuk lcredit atau pembiayaan. Oleh karenanya, selain akan rnengupayakan
perolehan keuntungan bagi perusahaan, banlc dalam hal ini juga dituntut untuk
rnenjaga kepercayaan rnasyarakat. Sebab pada dasarnya sebagian besar sumber dana
bank berasal dari rnasyarakat. Sementara porsi dana yang berasal dari internal bank
hanya berkisar pada 7% hingga 8%, selain itu dana yang diperoleh dari hasil aktivitas
funding (pengurnpulan dana) dari masyarakat dalam bentuk tabungan, giro dan
deposito. 31
Atas dasar tersebut, rnenjaga kepercayaan masyarakat (nasabah)
menjadi satu keharusan dengan cara rnenjaga performance (kinerja) bank sebaik
mungkin. Salah satu aspek penting yang dijadikan indikator baik brnuknya kinelja
suatu bank adalah dari sisi likuiditas. Likuiditas sendiri diartikan sebagai kemampuan
3! Zaifiul, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, ha1.47.
bank dalam memenuhi kewajiban financial yang segera harns dipenuhi. Kewajiban
disilli yaitu kewajiban atas hutang yang segera dibayar, biasanya pada bank berupa
penarikan oleh nasabah dalam bentuk simpanan tabungan dan deposito. Terkait
dengan hal tersebut, kebijakan yang ditempuh pihak Bank BIRU yaitu dengan
menerapkan manajemen Iikuiditas yang baik, yaitu dengan mengatur tingkat
Iikuiditas agar berada pada posisi yang tepat, sebab bila tingkat likuiditas tinggi
(overliquidity), keuntungan yang didapat rendah, sebaliknya bila tingkat likuiditas
terlalu rendah, hal ini juga akan berdampak pada kesulitan bank: dalam memenuhi
kewajiban, yang pada giliranya akan meminjam dana dari bank lain. 32
Untuk dapat menganalisis tingkat likuiditas suatu Bank: (atau
perusahaan pada umumnya) diperlukan data alat-alat Iikuid dan hutang lancar. Hal ini
diperlukan karena alat untuk menilai dan menganalisis tingkat likuiditas bank adalah
dengan membandingkan antara komponen-komponen alat likuid dengan kewajiban
segera. Pada Ban1( BIRU yang termasuk alat Iikuid terdiri dari:
a. Kas
b. Penempatan pada Bank: Lain.
Sementara yang tel1uasuk kategori hutang lancar terdiri dari:
a. Tabungan
b. Deposito
32 Wawancara Pribadi dengan Bpk Ade Rachmawan, SE (Direktur Utama Bank BlRU), 25 Maret 2007
Strategi yang ditempuh Bank BIRD untuk menjaga likuiditas adalah
dengan cara menjaga dan memonitor Iikuiditas harian. Hal ini dilakukan untuk
memastikan bahwa cadangan dalam bentuk uang tunai (kas) telah memenuhi standar
minimum yang ditentukan oleh Bank sentral sebesar 5%. Hal ini didasarkan pada
Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/17IPBI/2007 tantang Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat Syariah, dimana salah satu aspek yang dinilai
adalah tingkat likuiditasnya. Monitor Iikuiditas ini menjadi sangat penting karena
masyarakat (nasabah) akan menilai kinerja banIe berdasarkan tingkat likuiditasnya,
sebab masyarakat mengharapkan keamanan akan dana yang disimpanya. Nasabah
berharap dana yang disimpmIDya aJI1an dan dapat ditarik sewaktu-waktu atau setelah
jatuh tempo selia mendapatkan hasil imbal yang kompetitif. Apabila satu bank gagal
memenuhi kewajiban nasabah pada saat terjadi penarikan, sudah dapat dipastikan
nasabah akan kecewa, yang pada gilirannya nasabah akan memindahkan rekening
yang dimilikinya.
Aspek penting yang perlu mendapatkan perhatian serius dalaJl1
mengelola banIe adalah penyusunml cash flow (arus kas) dan penentuml cadangan
(reserve). Likuiditas dan reserve mempunyai hublmgan yang sangat kuat, sebab
reserve dapat digunakan untuk memenuhi transaksi bank seperti penerimaan dana
maupun pemberian pembiayaml sekaIigus dapat juga digunakan untuk memenuhi
kebutuhan likuiditas. 33
33 Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, h.160.
B. Analisis Strategi Bank BIRU dalam Mengantisipasi Risiko Mismatch Antara
pendanaan (funding) dan Pembiayaan (financing).
1. Analisis Likniditas Bank BIRU
Selanjutnya untuk menganalisis tingkat Iikuiditas Bank BIRU dapat dilakukan
melalui laporan keuangarmya, berikut laporan posisi (neraca) keuangan dan Laporan
Laba-Rugi Bank BIRU per Desember 2005 sampai dengan 2007.
Tabel4.1
NERACA PUBLIKASIPT. BPRS RIF'ATUL UMMAH (BANK BIRD)
Per - Desember 2007
(dalam ribnan)
AKTIVA1 Kas 446,551 128,565 144,828
2 Penempatan pada BI
3 Penempatan pada Bank Lain 50,981 552,668 37,532
4 Piutang Mllrabahah 7,291,117 2,355,1] 6 ],074,603
5 Pilltang Salam
6 Piutang Istishna 334,890 32,258 45,240
7 Pintang Mlldharahah 39,255 40,060 124,291
8 Pintang Mllsvarakah 147,628 166,694 357,214
9 Iiarah 143,904 78,532 213,401
10 Qardl 959,604 103,276 135,709Penyisihan Penghapusan Aktiva
(110,789)II Produktif (101,788) (103,195)
12 Aktiva Istishna
13 Persediaan 25,000 110,500 102,23814 Aktiva Tetap dan Inventaris 311,966 185,791
Akumulasi Penghapusan Aktiva(164,245) (135,514)15 Tetap -/- 52,113
16 Aktiva Lain-Lain 510,712 582,672 586,337
Merupakan perbandingan antara cash ratio dengan hutang lancar, cash asset
terdiIi dari kas dan giro pada Bank Indonesia sedang hutang lancar terdiIi dari
tabungan, giro dan deposito berjangka. Namun pada BPR/BPRS biasanya yang
merupakan hutang lancar terdiri dad tabungan dan deposito beljangka saja, hal ini
sesuai dengan ketentuan BI, dimana BPR/BPRS tidak melayani jasa lalu lintas
pembayaran, yang dalam hal ini adalah giro. Berikut disajikan perhitungan quick
ratio pada Bank BIRO.
Tabel4.3
Quick Ratio
PT. BPRS Rif'atul Ummah (BANK BIRU)
Tahun 2005 - 2007 (dalam ribuan)
2006 2007No ~ ~ 2005
Cash Asset
I Kas 144,828 128,565 446,551
2 Penempalan pada Bank Lain 37,532 552,668 50,981
Jumlah Cash Asset (A) 182,360 681,233 497,532
Current Liabilities
I Tabungan 1,000,573 1,848,860 2,717,074
2 Deposito 790,000 451,000 4,354,000
Jumlah Current Liabilities ( B ) 1,790,573 2,299,860 7,071,074
Quick Ratio A:B 10% 30% 7%Sumber Laporan Keuangan PT. BPRS Rif'atul Ummah (data dlolah)
Berdasarkan tabel di alas terlihat bahwa Quick Ratio Bank BIRO berturut-
tumt dari tahun 2005 sampai dengan 2007 adalah 10%, 30%, dan 7%. Angka-angka
2. Rekening Deposito
3. Rekening Tabungan
Untuk lebih jelasnya, dapat dilhat pada tabel 4.4 berikut, yang
diolah berdasarkan laporan keuangan.
Tabel4.4
Cash Ratio
PT, BPRS Rifatul Ummah (BANK BIRU)
Tahun 2005 - 2007
(dalam I"ibuan)
'Nil< Cn' /.N/. Sid @Y?'N,,"
/./. ':;2005Y:I my/( 'G2006tl/. :;2007Alat-Alat Likuid
1 Kas 144,828 128,565 446,551
2 Giro pada BI
Jumlah Cash Asset( A ) 144,828 128,565 446,551
CUrl'eltt Liabilities
1 Tabungan 1,000,573 1,848,860 2,717,074
2 Deposito 790,000 451,000 4,354,000
3 Kewaiiban Segera 17,635 2,229
Jumlah Current Liabilities (B) 1,790,573 2,299,860 7,071,074
Cash Ratia A:B 8% 6% 6%Sumber: Laporan Keuangan Bank BIRU (data dlOlah)
Berdasarkan tabel 4.4 diatas diatas, terlihat bahwa pada tahun 2005 cash
ralionya sebesar 8%, lebih besar dengan tahun-tahun berikutnya sebesar 6%. Hal ini
1 tabungan Wadiah 1,000,573 1,848,860 2,717,074
2 Tabunpan Mudharabah3 DeDosito Mudharabah 790,000 451,000 4,354,000
Total DCDosito (B) 1,790,573 1,848,860 2,717,074
Elmitas1 Modal Disetor 1,590,250 1,590,250 456,750
2 Tambahan Modal Disetor (68,423) (27,583) 27,697
3 Cadangan 27,874 27,874 27,874
4 Saldo Laba 1rugj) (54,364) (748,114) 1167,402)
Total Ekuitas {O 1,495,337 842,427 344,919FDR=A: (B+C) = 59% 103% 291%
Sumber: Laporan Keuangan Bani, BIRD (data dlOlah)
Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat diketahui nilai rasio FDR Bank
BIRO dari tahun 2005 sampai tahun 2007. Pada tahun 2005 nilai rasio FDR Bank
BIRO sebesar 59%, angka ini menunjukkan bahwa pada tahun 2005 Bank BIRO
cukup berhati-hati dalam pemberian pembiayaan, dengan kata lain dana yang
dialokasikan untuk pemberian kredit tidak terlalu dibandingkan dengan total deposit
dan modal yang dimiliki bank. Kondisi ini menunjukkan tingkat fungsi intermediasi
bani, yang rendah, bila dianalisis lebih jauh dapat diketahui bahwa pihak bank
sengaja menerapkan sttategi konservatif dengan mengurangi pembiayaan sebagai
bentuk langkah antisipatif terhadap kemungkinan risiko likuiditas yang terjadi. Sebab
semakin tinggi tingkat FDR menunjukkan fungsi intennediasi bank yang tinggi,
namun kondisi ini juga menunjukkan tingkat Iikuiditas yang rendah.
Pada tahun 2006 nilai rasio FDR bank BIRD sebesar 103%, angka ini
menunjukkan peningkatan sebesar 44% dari tahun sebelumnya. Dengan demikian
angka ini menunjukkan nilai fungsi intennediasi bank yang cukup tinggi, bahkan
melampaui batas minimal FDR yang ditentukan BI sebesar 80%. Sementara pada
tahun 2007 nilai rasionya sebesar 291 % atau naik sangat signifikan sebesar 188%
dibandingkan tahun sebelumnya. Angka tersebut melebihi nilai batas maksimum
yang ditentukan BI sebesar 110%, angka ini tentunya sangat liskan terhadap risiko
Iikuiditas bank, sebab hal ini menunjukkan penyaluran pembiayaan Bank BIRD yang
sangat tinggi. Hal ini juga terbukti dad nilai cash ratio Bm1k BIRD yang sangat
minim sebesar 6%.
B. Analisis Sumber dan Penggunaan Dana Bank
Analisis sumber dan penggunaan dana (Sources and Uses Of Fund
Analysis) ini bertujuan untuk mengetahui besaran nilai dm'i setiap pos pada neraca
dengan memperbandingkanya dengan total aktiva. Dengan demikian kita dapat
mengetalmi sumber dan penggunaan dana pada Bank BIRD dalam menjalankan
k . . al 38eglatan opera~lOn nya.
Pada BPRS karena dari sisi modal terbatas, sehingga sumber dan
penggunaan dananya biasanya tidak begitu variatif seperti pada bank umwn yang
mempunyai aset lebih besar. Dengan demikian sebenarnya untuk mengetahui sumber
dan penggunaan dana pada BPRS tidaklal1 sesulit dibandingkan pada Bank Dmum
lainya. Oleh karena itu untuk mengetahui sumber dan penggunaan dana pada Bank
38 Jopie, Analsisis Kredit untuk Account Officer, h. 75.
salah satunya yaitu dengan menerbitkan sukuk atauplUl surat
penyertaan investasi sejenis yang sesuai syariah.
3. Hendaknya Bank BIRD lebih hati-hati dalam l11enyalurkan
pembiayaan, khususnya untuk menjaga Financing to Deposit Ratio
(FOR) agar berada pada tingkat yang proposional, sekaligus dapat
l11el11inimalisir tingkat Non pei;formingfinancing (NPF).
4. Hendaknya Bank BIRD dapat menjaga hublmgan balk dengan
nasabah, agar mereka dapat terns mempercayakan dananya pada Bank
BIRU.
DAFTARPUSTAKA
Ali, Masyhud, Manajemen Risiko, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, cetakanpeliama, 2006
Al Qur'an dan Terjemahan Departemen Agama RI, Bandung: Penerbit JART,2005.
Arifin, Zainul, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, cetakan keempat,Jakmia: Pustaka Alvabet, 2006
Bhernama, Bank Cari Aman, Jakmia: Kompas, 18 Januari 2006
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:Balai Pustaka, 2003
Harahap, Sof'yan Syafri, Akuntansi Perbankan Syariah, Cetakan kedua,Jakmia: LPFE Usakti, 2006
Jupie, Jusuf, Analisis Kredit untukAccount Officer, Cetekan ketujuh, Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama, 2006
Karim, Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta:TheIntemtional Institute ofIslamic Thought Indonesia, 2003
____, Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer, Jakarta: Gema InsaniPress, 2001
Kasmir, Manajemen Perbankan, cetakan kempat, Jakarta: PT GramediaPustaka Utama, 2006.
_____:-:-" Dasar-Dasm' Perbankan, Jakmia: PT Grmnedia PustakaUtama, 2004
LAMPIRAN
Daftar Pertanyaan Wawancara Langsung
I. Bagaimanakah Manajemen Dana Bank pada BANK BIRU?
2. Pernahkan BANK BIRU mengalarni masalah mismatch antara funding dan
financing?, apabila pernah, langkah alau slralegi ara unlllk I1lcngatasinya?
3. Llmgkah stratcgi apa yang dilakllkan olch pihak mcnajcmcn 13ANK l3IRU unlllk
menganlisipasi (mcncegah) risiko mismatch?
4. Faktor-faktor apa yang dapat menyebabkan terjadinya masalah mismatch
tersebllt?
5. Bagaimanakah manajemen liklliditas pada BANK BIRU?, pernahkah mengalarni
masalah dalarn likuditas.
6. Strategi dan kebijakan apa yang dilakukan BANK BIRU untuk mengantisipasi
dan mengatasi masalah likuiditas?
7. Dari berbagai produk pembiayaan yang ada pada BANK BIRU,jenis pembiayaan
apakah yang mempunyai proporsi lebih banyak?
8. Jenis produk simpan~:a apa yang paling diminati oleh nasabah BANK BIRU?
9. Ada beberapa pendapat yang menyebutkan bahwa, akad pada musyarakah dan
mudharabah lebih b<;;rpotensi menimbulkan risiko likuiditas, sebagai akibat dari
karakter akad ini yang long term financing dan uncertainty contract·
(ketidakpastian retw'a). Apakah hal ini berlaku pada BANK BIRU?
10. Dari produk-produ< pembiayaan yang ditawarkan BANK BIRU, produk (akad)
apakah yang selarnl ini mempunyai risiko paling signifikan?
ba nI, .. 1 I:) j I fLo L• le. ,~ C.Vl~et~VO'~(
bank 'slum of'aluJ ummoh
Y FIL
.Jbank BIRUBank Islam RiFatul Ummah
-LEGALITAS PERUSAHAAN
Akla Pendirian
Tanda Daftar Perusahaan
Nomor Pokok Wajib Pajak
Ijin Operasional
Penjaminan
Pemeriksaan BI
Alamal Kanlor Pusal
Nomor 41anggal 05 Seplember 1996Nolaris : Sulaimansjah, SH di Jakarta
Nomor 10201801430langgal 29 Oklober 1997
01.764.294.0.404.000
SK Menteri Keuangan RI
No.KEP-067/KM.17/1998
Tanggal18 Februari 1998
Sebagai peserta program penjaminan LPS(Lembaga Penjamin Simpanan) yang berartiseluruh dana pihak keligaldana masyarakaldijamin oleh LPS.
Per Marel 2007 : Cukup Sehal, dengan nilaikredil : 68.90
Komplek Ruko Ciomas No. R.1
JI. Raya Ciomas, BogarTetp. (0251) 638512, 636972Fax. (0251) 638512
Email:[email protected]
• Komplek Ruko Baru No. R~1
-PENGHIMPUNAN DANA
TABUNGAN WADI'AH
Merupakan simpanan dana pihak ke-tiga di Bank BIRU, dimananasabah berhak mendapatkan bonus dari keuntungan pemanfaatandana Wadi'ah oleh Bank. Tabungan ini dapat diambil setiap hari (padajam kas).
DEPOSITO MUDHARABAH
Simpanan dana pihak ke-tiga yang hanya dapat ditarik berdasarkanjangka waktu 3, 6, dan 12 bulan dan dapat diperpanjang secaraotomatis. Nasabah akan memperoleh kesepakatan bersama mengenainitai nisbah bagi hasitnya. Deposito ini dapat digunakan sebagaijaminan pembiayaan.
SETARA RATE BAGI HASIL DEPOSITO
3
6
12
13,09
14,73
16,36
9,19
10,34
11,48
9,73
10,94
ll,16
: Komplek Ruko Baru No, R-1
-PENYALURAN DANA
PEMBIAYAAN MURABAHAH
Adalah pembiayaan dengan prinsip jual beli barang pada harga asaldengan tambahan keuntungan yang disepakati, dengan pihak Bankselaku penjual dan nasabah selaku pembeli. Pembayaran dapatdilakukan secara angsuran sesuai dengan kesepakatan bersama.
QARDH
Pemberian dana dari bank kepada nasabah yang dapat ditagih atauditarik kembali. Dalam literatur fikih, qardh dikategorikan dalam akadsaling membantu dan bukan transaksi komersial. Bagi bank, qardh bisadijadikan sebagai produk pelengkap untuk nasabah yang telah terbuktiloyalitas dan bonafiditasnya yang membutuhkan dana talangan segerauntuk masa yang relatif pendek, nasabah akan mengembalikansecepatnya dana bank.
PEMBIAYAAN IJARAH
Adalah pembiayaan dengan prinsip sewa atas hak guna (manfaat) suatubarang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa/upahdengan atau tanpa pemindahan kepemilikan barang itu sendiri.
MUDHARABAH/MUSYARAKAH
Pembiayaan dengan prinsip kerjasama usaha dengan nasabah. Bagihasil disepakati bersama.
GADAI EMAS
Layanan gadai emas dalam bentuk perhiasan dan logam mulia. Nasabahhanya dikenakan jasa penyimpanan.
..
• Komplek Ruko Baru No. R-1
UIN
SETARA RATE BAGI HASIL DEPOSITO
Jangka Waktu September Oktober November DesemberJanuari 2008
Februari(Bulan) 2007 2007 2007 2007 2008
3 9.11 13.09 9.19 9.73 7.91 9.30
6 10.25 14.73 10.34 10.94 8.90 10.46
12 11.39 16.36 11.48 12.16 9.89 11.62
Daftar Pertanyaan Wawancara Langsung
1. Bagaimanakah Manajemen Dana Bank pada BANK BIRD?
2. Pemahkan BANK BIRD mengalami masalah mismatch antara funding dan
financing?, apabila pemah, langkah atau strategi apa untuk mengatasinya?
3. Langkah strategi apa yang dilakukan oleh pihak menajemen BANK BIRD untuk
mengantisipasi (mencegah) risiko mismatch?
4. Faktor-faktor apa yang dapat menyebabkan teIjadinya masalah mismatch
tersebut?
5. Bagaimanakah manajemen likuiditas pada BANK BIRD?, pemahkah mengalami
masalah dalam likuditas.
6. Strategi dan kebijakan apa yang dilakukan BANK BIRD untuk mengantisipasi
dan mengatasi masalah likuiditas?
7. Dari berbagai produk pembiayaan yang ada pada BANK BIRD, jenis pembiayaan
apakah yang mempunyai proporsi lebih banyak?
8. Jenis produk simpanan apa yang paling diminati oleh nasabah BANK BIRD?
9. Ada beberapa pendapat yang menyebutkan bahwa, akad pada musyarakah dan
mudharabah lebih berpotensi menimbulkan risiko likuiditas, sebagai akibat dari
karakter akad ini yang long term financing dan uncertainty contract
(ketidakpastian return). Apakah hal ini berlaku pada BANK BIRD?
10. Dari produk-produk pembiayaan yang ditawarkan BANK BIRD, produk (akad)
apakah yang selama ini mempunyai risiko paling signifikan?
ban . ]IW 0 ~ckwtt.ttV"'" / (re.bank Islam rlf'atul ummah l<--(,l _'
No.9/29/DPbS Jakarta, 7 Desember 2007
SURA T EDARAN
Kepada
SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT
BERDASARKAN PRJNSIP SYARIAH
DI INDONESIA
Perihal : Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat
Berdasarkan I'riru!ip Syariah
Sehubungan dengan telah diterbitkannya Peraturan B~nk Indonesia
Nomor 9/17/PBl/2007 tanggal 4 Desember 2007 tentang Sistem PenHaian
Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat Berdasarkan Prinsip Syariah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 146 Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4787), perlu diatur ketentuan
pelaksanaan dalam suatu Surat Edaran Bank Indonesia dengan pokok
ketentuan sebagai berikut:
I. UMUM
I. Tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat berdasarkan pnnslp
syariah (BPRS) merupakan kepentingan semua pihak terkait, baik
pemilik, pengurus bank, masyarakat pengguna jasa bank, Bank
Indonesia selaku otoritas pengawasll)l bank maupun pibak lainnya.
HasH penllaian tingkat kesehatan dignoakan oleh Bank Indonesia
untuk melakukan pengawasan dan pengaturan dalam rangka
menerapkan strategi pembinaan dan pengembangan yang tepat bagi
RPRR
BPRS. Selanjutnya, tingkat kesehatan digunakan oleh BPRS sebagai
salah satu alat bagi manajemen dalam menentnkan kebljakan dan
pelaksanaan pengelolaan bank ke depan.
2. Tingkat kesehatan BPRS merupakan hasil penilaian komposit atas
berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinetja suatu
BPRS. Penilaian tingkat kesehatan BPRS tersebut dilakukan melalui
penilaian kuantitatif dan kualitatif terhadap faktor keuangan,
termasuk kemampuan BPRS dalam mengelola berbagai risiko, serta
penilaian kualitatif terhadap faktor manajemen, termasuk kepatuhan
BPRS terhadap prinsip-prinsip syariah dan ketentuan yang berlaku.
3. Penilaian kuantitatif adalah penilaian terhadap posisi, perkembangan
maupun proyeksi rasio-rasio keuangan BPRS, sedangkan penilaian
kualitatif adalah penilaian terhadap faktor manajemen dan faktor
faktor hasil penilai~n kuantitatif dengan mempertimbangkan
indikator pendukung dan atau pembanding yang relevan.
4. Rasio-rasio yang digunakan untuk menganalisa faktor keuangan
dibedakan menjadi rasio utama, rasio penunjang dan rasio
pengamatan (observed). Rasio utama merupakan rasio yang menjadi
dasar terhadap penilaian faktor keuangan, rasio penunjang
merupakan rasio yang akan mempengaruhi penilaian faktor keuangan
sedangkan rasio pengamatan (observed) merupakan rasio yang dapat
digunakan sebagai satu pertimbangan tambahan dalam penilaian
akhir atas fuktor keuangan.
II. CAKUPAN FAKTOR PENILAIAN
Penilaian tingkat kesehatan BPRS mencakup penilaian terhadap fuktor
fuktor yang terdiri darl:
1. Permodalan (capital)
Penilaian permodalan dimaksudkan untuk mengevaluasi kecukupan
modal ...
modal BPRS dalam mengelola eksposur risiko saat ini dan di masa
mendatang melalui penilaian kuantitatif dan kualitatif atas
rasio/komponen sebagai berikut:
a. Kecukupan Modal (rasio utama);
b. Proyeksi Kecukupan Modal (rasio penunjang);
c. Kecukupan equity (rasio pengamatan/observed);
d. Kecukupan modal inti terhadap dana pihak ketiga (rasio
pengamatan/observed);
e. Fungsi Intermediasi atas dana investasi dengan metode Profit
Sharing (rasio pengamatan/observed).
2. Kualitas aset (Asset quality)
Penilaian kualitas aset dimaksudkan untuk mengevaluasi kondisi
aset BPRS dalam mengelola eksposur risiko saat ini dan di masa
mendatang melalui penilaian kuantitatif dan kualitatif atas
rasio/komponen sebagai berikut:
a. Kualitas aktiva produktif (rasio utama);
b. Pembiayaan bermasalah (rasio penunjang);
c. Rata - rata tingkat pengembalian pembiayaan hapus buku
(rasio pengamatan/observed);
d. Nasabah pembiayaan bermasalah (rasio
pengamatan/observed).
3. Rentabilitas (Earnings)
Penilaian rentabilitas dimaksudkan untuk mengevaluasi
kemampuan bank dalam mendukung kegiatan operasional dan
permodalan, melalni penilaian kuantitatif dan kualitatif atas
rasiolkumponen sebagai berikut:
a. Tingkat efisiensi operasional (rasio utama);
b. Aset yang menghasilkan pendapatan (rasio penunjang);
c. Net Margin Operasional Utama (rasio penunjang);
d. Biaya tenaga keIja terhadap total pembiayaan (rasio
pengamatanJobserved);
e. Return on Assets (rasio pengamatanJobserved);
( Return on Equity (rasio pengamatanJobserved);
g. Return on Investment Account Holder (rasio
pengamatanJobserved).
4. Likuiditas (Liquidity)
Penilaian likuiditas dimaksudkan untuk mengevaluasi kemampuan
bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dan kecukupan
manajemen fisiko likuiditas BPRS melalui penilaian kuantitatif dan
kualitatifatas rasio/komponen sebagai berikut:
a. Cash ratio (rasio utama);
b. Short-tenn mismatch (rasio penunjang).
5. Manajemen (Management)
Penilaian manajemen dimaksudkan untuk mengevaluasi
kemampuan manajerial pengurus BPRS dalam menjalankan
usahanya, kecukupan manajemen risiko dan kepatuhan BPRS
terhadap pelaksanaan prinsip syariah serta kepatuhan BPRS
terhadap ketentuan yang berlaku, melalui penilaian kualitatif atas
komponen-komponen sebagai berikut:
a. Kualitas manajemen umum dan kepatuhan BPRS terhadap
ketentuan yang berlaku, yang terdiri dari 16 (enam belas)
aspek dengan bobot sebesar 35% (tiga puluh lima per scrams);
b. Kualitas manajemen risiko, yang terdiri dari 6 (euam) jenis
risiko yang meliputi beberapa aspek tertentu dengan bobot
sebesar 40% (empat puluh per seratus);
c. Kepatuhan terhadap pelaksanaan prinsip - prinsip syariah,
yang terdiri dari 3 (tiga) aspek dengan bobot sebesar 25% (dna
puluh lima per seratus).
ill. TATA ...
ill. TATA CARA PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK
PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH
Penilaian tingkat kesehatan BPRS dilakukan dalam beberapa tahap
sebagai berikut:
I. Tahap penilaian danlatau penetapan peringkat setiap
rasio/komponen.
Penilaian atas setiap rasio/komponen sebagaimana dimaksud pada
angka II dilakukan secara kuantitatif untuk rasio keuangan dengan
berpedoman pada Lampiran la, Lampiran lb, Lampiran Ie dan
Lampiran ld. Sedangkan untuk komponen manajemen dilakukan
secara kualitatif dengan berpedoman pada Lampiran Ie.
2. Tahap penetapan peringkat masing-masing faktor permodalan,
kualitas aset, rentabi!itas dan likuiditas.
Penetapan peringkat setiap faktor tersebut dilakukan dalam 2 tahap:
a. Melakukan penghitungan gabungan dengan menggunakan
metode sebagaimana tercantum pada Lampiran If atas rasio
utama dan rasio penunjang yang terdapat pada masing-masing
faktor, untuk memperoleh dasar kuantitatif penetapan peringkat
faktor.
b. Penetapan peringkat masing-masing faktor dilakukan dengan
berpedoman pada Matriks Kriteria Peringkat Faktor
sebagaimana tercantum pada Lampiran 2a, Lampiran 2b,
Lampiran 2e dan Lampiran 2d serta dengan
mempertimbangkan rasio pengamatan/observed dan indikator
pendukung dan/atau p-embanding yang relevan (judgement).
3. Tahap penetapan peringkat faktor manajemen.
Penetapan peringkat faktor manajemen dilakukan dalam 2 tahap:
a. Melakukan penghitungan gabungan atas 3 (tiga) komponen
manajemen
manajemen dengan bobot sebagaimana dirnaksud pada butir
II.5, untuk memperoleh dasar penetapan peringkat faktor.
b. Penetapan peringkat dilaknkan dengan berpedoman pada
Matriks Kriteria Peringkat Faktor sebagaimana tercantum pada
Lampiran 2e dengan mempertimbangkan indikator pendukung
dan atau pembanding yang relevan (judgement).
4. Tahap penetapan peringkat faktor keuangan.
Penetapan peringkat fuktor keuangan dilaknkan dalam 2 tahap:
a. Melakukan penghitungan gabungan melalui pembobotan atas
nilai peringkat fuktor sebagai berikut :
I) Pennodalan, dengan bobot 25% (dua puluh lima per
seratus);
2) kualitas aset, dengan bobot 45% (empat puluh lima per
seratus);
3) rentabilitas, dengan bobot 15% (lima belas per seratus);
4) likuiditas, dengan bobot 15% (lima belas per seratus)
untuk memperoleh dasar kuantitatifpenetapan peringkat faktor.
b. Penetapan peringkat dilakukan dengan berpedoman pada
Matriks Kriteria Peringkat Faktor Keuangan sebagaimana
tercantum pada Lampiran 3.
5. Tahap Penetapan Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan BPRS.
Penetapan Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan BPRS dilakukan
dengan melakukan penghitungan komposit atas Peringkat Faktor
Keuangan dan Peringkat Faktor Manajemen dengan menggunakan
tabel konversi dan berpedoman pada Matriks Kriteria Penetapan
Peringkat Komposit sebagaimana tercantum pada Lampiran 4
serta dengan mempertimbangkan indikator pendukung danlatau
pembanding yang relevan (judgement).
6. Penilaian rasio - rasio keuangan oleh BPRS didokumentasikan
dalam ...
dalam fonnat kertas keJja sebagaimana tereantum pada Lampiran
5.
7. Lampiran 1 sampai dengan La~piran 5 merupakan bagian yang
tidak lerpisabkan dari Sural Edaran Bank lndonesiz ini.
IV. PENUTUP
Kelenluan dalam Sural Edaran Bank Indonesia ini mulai berlaku scjak
tanggal diletapkan.
Agar seliap orang mengetahuinya, memerinlabkan pengumuman Surat
Edaran Bank Indonesia ini dengan penempalannya dalam Berita Negara
Rcpublik Indonesia.
Dcmikian agar maklum.
BANK INDONESIA,
sm CH. FADJRIJAH
DEPUTI GUBERNUR
DPbS