kata pengantar - sirusa.bps.go.id · disamping memuat petunjuk teknis berkaitan dengan tata cara...
TRANSCRIPT
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan i
KATA PENGANTAR
Buku 1 ini merupakan seri Buku Pedoman yang disusun dalam
rangka Survei Industri Mikro dan Kecil (VIMK) yang akan dilaksanakan tiap
triwulan pada tahun 2014. Buku ini memuat pedoman bagi para Pimpinan BPS
Provinsi, BPS Kabupaten / Kota.
Disamping memuat petunjuk teknis berkaitan dengan tata cara
penggelolaan kegiatan lapangan, buku ini dimaksudkan pula agar para Pejabat
dan Petugas diatas memiliki keseragaman persepsi dan pemahaman tentang
metodologi yang digunakan dalam Survei Industri Mikro dan Kecil.
Saya minta agar semua pihak yang terkait khususnya para Pimpinan
BPS Provinsi, BPS Kabupaten/Kota membaca dan menggunakan buku
pedoman ini secara sungguh-sungguh dalam melaksanakan tugasnya, sehingga
dapat diperoleh hasil pendataan yang maksimal sesuai tujuan dan target yang
telah ditetapkan.
Akhirnya saya ucapkan terima kasih dan penghargaan kepada
seluruh jajaran BPS serta para petugas lapangan atas kontribusinya dalam
pelaksanaan Survei Industri Mikro dan Kecil.
Selamat Bekerja.
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1 Umum ................................................................................................................ 1
1.2 Landasan Hukum .......................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................... 2
1.4 Lingkup dan Cakupan ................................................................................. 3
1.5 Data dan Keterangan yang Dikumpulkan ........................................... 3
1.6 Jadwal Kegiatan dan Pelaksanaan VIMK14 Triwulanan. .............. 4
1.7 Jenis Dokumen yang Digunakan ............................................................. 6
1.8 Arus Dokumen Pelaksanaan VIMK14 Triwulanan .......................... 7
BAB II METODOLOGI ......................................................................................... 9
2.1 Kerangka Sampel .......................................................................................... 9
2.2 Stratifikasi Blok Sensus .............................................................................. 9
2.3 Prosedur Penarikan Sampel ................................................................... 15
2.4 Jumlah Sampel ............................................................................................. 16
2.5 Alokasi Sampel Usaha IMK Per Kabupaten/Kota di suatu
Provinsi .......................................................................................................... 16
2.6 Alokasi Sampel Industri Mikro Per Blok Sensus di suatu
Kabupaten/Kota ......................................................................................... 17
2.7 Pengambilan Sampel Industri Kecil di setiap Blok Sensus......... 22
2.8 Pengambilan Sampel Industri Mikro di setiap Blok Sensus ...... 22
2.9 Pengisian Daftar VIMK14-DS1 .............................................................. 26
iv Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan
2.10 Contoh Penarikan Sampel ....................................................................... 26
BAB III ORGANISASI LAPANGAN ................................................................. 29
3.1 Organisasi Lapangan .................................................................... 29
3.1.1 Penanggung Jawab Pelaksanaan VIMK14 Triwulanan
di Daerah ............................................................................ 29
BAB IV TATA CARA PENYUSUNAN DAN PENGIRIMAN DOKUMEN .. 35
4.1 Pengiriman Dokumen dari BPS-RI ke BPS Provinsi ...................... 35
4.2 Pengiriman Dokumen dari BPS Kabupaten/Kota ke BPS
Provinsi .......................................................................................................... 36
4.3 Pengiriman File Hasil Entry dan Tabel Evaluasi dari BPS
Provinsi ke BPS RI..................................................................................... 36
LAMPIRAN .......................................................................................................... 39
1. Tabel.1. Banyaknya Blok Sensus dan Sampel Survei IMK Triwulanan
per Provinsi, Tahun 2014 ............................................................................ 41
2. Survei Industri Mikro dan Kecil 2014 Rekapitulasi Sampel
Berdasarkan Kabupaten .............................................................................. 43
3. Survei Industri Mikro dan Kecil 2014 Daftar Sampel Blok Sensus
(DSBS) .............................................................................................................. 45
4. Daftar Sampel Perusahaan/Usaha Industri Mikro dan Kecil
(VIMK14-DS1)................................................................................................ 47
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Umum
Dalam era reformasi bahwa perekonomian dibangun berlandaskan
sistem ekonomi kerakyatan. Komponen utama sistem ekonomi kerakyatan
adalah sumber daya manusia sebagai konsumen, sebagai tenaga kerja, dan
sebagai pengusaha. Dengan demikian sistem ekonomi kerakyatan merupakan
tatanan ekonomi yang memberikan kesempatan kerja dan berusaha seluas
luasnya kepada masyarakat untuk mencapai peningkatan kesejahteraan
secara merata dan berkeadilan. Secara kongkret upaya peningkatan ekonomi
masyarakat harus dilakukan dalam berbagai program diantaranya
pembangunan Industri Mikro dan Kecil (IMK).
Industri Mikro dan Kecil mempunyai peran yang sangat vital dalam
pembangunan ekonomi. Hal ini disebabkan intensitas tenaga kerja yang relatif
lebih tinggi dan jumlah investasi yang relatif kecil, maka usaha Industri Mikro
dan Kecil dapat lebih fleksibel dan beradaptasi terhadap perubahan pasar.
Industri Mikro dan Kecil tidak terlalu terpengaruh oleh tekanan eksternal ,
karena dapat tanggap menangkap peluang untuk subsitusi impor dan
meningkatkan (Supply) persediaan domestik. Pengembangan IMK dapat
memberikan kontribusi pada diversifikasi industri dan percepatan perubahan
struktur sebagai pra kondisi pertumbuhan ekonomi jangka panjang yang stabil
dan berkesinambungan.
Survei Industri Mikro dan Kecil (VIMK) diselenggarakan secara
triwulanan. Triwulan I periode Januari-Maret, Triwulan II periode April-Juni,
Triwulan III periode Juli-September, dan Triwulan IV periode Oktober-
Desember.
2 Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan
Survei IMK Triwulanan 2014 diselenggarakan untuk menghitung
pertumbuhan produksi IMK Triwulanan. Pendekatan pencacahan VIMK14
Triwulanan dilakukan melalui pendekatan perusahaan/usaha. Sasaran
pencacahan IMK adalah perusahaan/usaha berskala mikro dan kecil.
Buku pedoman ini dibuat sebagai pedoman teknis untuk BPS
Provinsi/Kabupaten/Kota, agar mempunyai persepsi dan pemahaman yang
sama tentang hal-hal teknis yang berkaitan dengan pelaksanaan VIMK14
Triwulanan.
1.2 Landasan Hukum
Landasan hukum pelaksanaan VIMK14 Triwulanan :
a. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik.
b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Statistik.
c. Peraturan Presiden RI No. 86 Tahun 2007 tentang Badan Pusat
Statistik.
1.3 Tujuan
Secara umum VIMK14 Triwulanan bertujuan untuk mengetahui
pertumbuhan produksi Industri Mikro dan Kecil (IMK) di Indonesia yang
dapat digunakan sebagai bahan perencanaan kegiatan ekonomi secara makro.
VIMK14 Triwulanan akan mengumpulkan dan menyajikan data tentang
kegiatan perusahaan/usaha berskala mikro dan kecil yang rinci dan mutakhir
menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) pada tingkat
nasional, dimana listing sebanyak 4.000 blok sensus dan pencacahan sebanyak
18.000 usaha setiap triwulan.
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan 3
1.4 Lingkup dan Cakupan
VIMK14 Triwulanan ini dilaksanakan di beberapa kabupaten/kota
daerah potensi seluruh provinsi di Indonesia dengan jumlah blok sensus
terpilih sebanyak 4.000 blok sensus. Mencakup 72.000 perusahaan/usaha
mikro dan kecil, yang terbagi menjadi empat triwulan untuk setiap triwulan
terdiri dari 18.000 perusahaan/usaha. Sasaran pencacahan meliputi
perusahaan/usaha industri mikro dengan banyaknya tenaga kerja 1-4 orang
dan industri kecil dengan banyaknya tenaga kerja 5-19 orang termasuk
pengusaha/pemilik.
1.5 Data dan Keterangan yang Dikumpulkan
Adapun data dan keterangan yang dikumpulkan dalam VIMK14
Triwulanan :
a. Daftar VIMK14-L1 terdiri dari 6 (enam) blok, yaitu:
Blok I : Keterangan Tempat
Blok II : Ringkasan
Blok III : Pendaftaran Usaha/Rumah Tangga
Blok IV : Keterangan Penarikan Sampel Utama
Blok V : Catatan
Blok VI : Keterangan Petugas
b. Daftar VIMK14-S1 terdiri dari 7 (tujuh) blok, yaitu:
Blok I.1 : Keterangan Tempat
Blok I.2 : Keterangan Perusahaan/Usaha
Blok II : Keterangan Umum
Blok III : Keterangan Pekerja dan Balas Jasa
Blok IV : Produksi dan Pendapatan Perusahaan/Usaha
Blok V : Biaya / Pengeluaran Perusahaan/Usaha
Blok VI : Catatan
Blok VII : Keterangan Responden dan Petugas
4 Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan
1.6 Jadwal Kegiatan dan Pelaksanaan VIMK14 Triwulanan.
Adapun jadwal kegiatan dan pelaksanaan VIMK14 Triwulanan yang
dilaksanakan pada tahun 2014 seperti tabel di bawah ini :
Jadwal Pelaksanaan Survei Industri Mikro dan Kecil (IMK) Tahun 2014 Triwulanan
No. Kegiatan P/D Waktu Pelaksanaan
(1) (2) (3) (4)
Triwulan I
1. Persiapan Buku Pedoman, Kuesioner & Program P 2 Jan – 10 Februari 2014
2. Pengambilan Sampel Blok Sensus P 2 - 15 Januari 2014
3. P Pengiriman Sampel Blok Sensus ke Provinsi P 15 Januari 2014
4. Pemeriksaan Sampel Blok Sensus D 16 Jan – 9 Februari 2014
5. Pengiriman Blok Sensus hasil pemeriksaan D 10 Februari 2014
6. Listing Blok Sensus D 18 - 26 Maret 2014
7. Pengambilan Sampel Usaha D 22 - 29 Maret 2014
8. Pencacahan Sampel Usaha D 1 - 11 April 2014
9. Pemeriksaan, Editing, Coding dan Data Entry D 2 – 19 April 2014
10. Pengiriman Data ke BPS RI D 10 - 20 April 2014
11. Pengolahan Tabulasi di BPS RI P 21 – 28 April 2014
12.
13.
Angka Pertumbuhan IMK untuk PDB/PDRB
Rilis Pertumbuhan Industri
P
P
27 – 29 April 2014
2 Mei 2014
14. Rilis PDB/PDRB
P
5 Mei 2014
Triwulan II
1. Pencacahan Sampel Usaha D 1 – 11 Juli 2014
2. Pemeriksaan, Editing, Coding dan Data Entry D 5 – 20 Juli 2014
3. Pengiriman Data ke BPS RI D 10 – 20 Juli 2014
4. Pengolahan Tabulasi di BPS RI P 21– 23 Juli 2014
5. Angka Pertumbuhan IMK untuk PDB/PDRB P 24 – 25 Juli 2014
6. Rilis Pertumbuhan IMK P 4 Agustus 2014
7. Rilis PDB/PDRB
P
5 Agustus 2014
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan 5
No. Kegiatan P/D Waktu Pelaksanaan (1) (2) (3) (4)
Triwulan III
1. Pencacahan Sampel Usaha D 1 – 11 Oktober 2014
2. Pemeriksaan, Editing, Coding dan Data Entry D 5 – 20 J Oktober 2014
3. Pengiriman Data ke BPS RI D 10 – 20 Oktober 2014
4. Pengolahan Tabulasi di BPS RI P 22 – 26 Oktober 2014
5. Angka Pertumbuhan IMK untuk PDB/PDRB P 27 – 29 Oktober 2014
6. Rilis Pertumbuhan IMK P 1 Nopember 2014
7. Rilis PDB/PDRB
P
5 Nopember 2014
Triwulan IV
1. Pencacahan Sampel Usaha D 1 – 11 Januari 2015
2. Pemeriksaan, Editing, Coding dan Data Entry D 5 – 20 Januari 2015
3. Pengiriman Data ke BPS RI D 10 - 20 Januari 2015
4. Pengolahan Tabulasi di BPS RI P 22 – 26 Januari 2015
5. Angka Pertumbuhan IMK untuk PDB/PDRB P 27 – 29 Januari 2015
6. Rilis Pertumbuhan IMK P 3 Februari 2015
7. Rilis PDB/PDRB
P
5 Februari 2015
Ket : Kolom (3) : P = Pusat D = Daerah
6 Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan
1.7 Jenis Dokumen yang Digunakan
Jenis daftar dan buku pedoman yang digunakan untuk pencacahan
perusahaan/usaha Industri Mikro dan Kecil 2014 Triwulanan serta
kegunaannya seperti tabel di bawah ini :
Jenis Dokumen, Kegunaan, dan Petugas
No Jenis Dokumen Kegunaan Petugas
(1) (2) (3) (4)
1. VIMK14-DSBS TRW
(Daftar Sampel Blok
Sensus)
Mengetahui identitas blok sensus
terpilih
Pengawas/ Pencacah
2. VIMK14-L1
(Listing)
Pendaftaran perusahaan /usaha dalam
blok sensus terpilih
Pengawas/ Pencacah
3. VIMK14-DS1
(Daftar Sampel)
Mengetahui nama dan alamat
perusahaan/usaha yang akan dicacah
Pengawas/ Pencacah
4. VIMK14-S1
(Sampel)
Untuk mencacah perusahaan /usaha
terpilih
Pencacah/ Pengawas
5. VIMK14-RB1
(Rekap Blok Sensus)
Untuk merekap jumlah Industri Mikro
dan Kecil per Blok Sensus
Pengawas
6. Buku 1 Pedoman Teknis BPS Provinsi dan
BPS Kabupaten/Kota
Provinsi/ Kabupaten /
Kota
7. Buku 2 Pedoman Pencacah Pengawas/ Pencacah
8. Buku 3 Pedoman Pemeriksaan /Pengawasan Pengawas
9. Buku 4 Klasifikasi Baku Lapangan Usaha
Indonesia Industri Manufaktur
Pencacah / Pengawas
10. Buku 5 Pedoman Pengolahan Kasie Integrasi
Pengolahan Data dan
Kasie Industri
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan 7
1.8 Arus Dokumen Pelaksanaan VIMK14 Triwulanan
Alur pendistribusian dokumen VIMK14 Triwulanan seperti pada gambar di
bawah ini:
BPS BPS Provinsi BPS Kab/Kota Pengawas Petugas
1. VIMK14-DSBS TRW 1. VIMK14-DSBS TRW 1. VIMK14-DSBS TRW 1. VIMK14-DSBS TRW 1. VIMK14-L1
2. VIMK14-L1 2. VIMK14-L1 2. VIMK14-L1 2. VIMK14-L1 2. VIMK14-DS1
3. VIMK14-DS1 3. VIMK14-DS1 3. VIMK14-DS1 3. VIMK14-DS1 3. VIMK14-S1
4. VIMK14-S1 4. VIMK14-S1 4. VIMK14-S1 4. VIMK14-S1 4. Pedoman Buku 2
5. VIMK14-RB1 5. VIMK14-RB1 5. VIMK14-RB1 5. VIMK14-RB1 5. Sketsa peta
6. Pedoman Buku 1 6. Pedoman Buku 1 6. Pedoman Buku 1 6. Pedoman Buku 2 hasil scanning
7. Pedoman Buku 2 7. Pedoman Buku 2 7. Pedoman Buku 2 7. Pedoman Buku 3
8. Pedoman Buku 3 8. Pedoman Buku 3 8. Pedoman Buku 3 8. Sketsa peta
9. Pedoman Buku 4 9. Pedoman Buku 4 9. Sketsa peta hasil scanning
10. Pedoman Buku 5 10. Pedoman Buku 5 hasil scanning
1. Tabel Evaluasi 1. VIMK14-DSBS TRW 1. VIMK14-DSBS TRW 1. VIMK14-DSBS TRW dalam
bentuk Hard Copy 2. VIMK14-L1 2. VIMK14-L1 2. VIMK14-L1
dan CD copy 3. VIMK14-DS1 3. VIMK14-DS1 3. VIMK14-DS1
2. Data VIMK14_pp.krm 4. VIMK14-S1 4. VIMK14-S1 4. VIMK14-S1
5. VIMK14-RB1 5. VIMK14-RB1 5. VIMK14-RB1
6. Sketsa peta 6. Sketsa peta
hasil scanning hasil scanning
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan 9
BAB II
METODOLOGI
2.1 Kerangka Sampel
Kerangka sampel yang digunakan ada 2 jenis, yaitu kerangka sampel
untuk pemilihan blok sensus dan kerangka sampel untuk pemilihan usaha.
Kerangka sampel blok sensus yang digunakan adalah daftar blok sensus yang
dilengkapi dengan informasi jumlah usaha industri mikro dan kecil (IMK) hasil
pencacahan Sensus Ekonomi 2006 (SE06).
Kerangka sampel usaha adalah daftar usaha hasil pendaftaran Survei IMK
2014 Triwulanan. Kerangka sampel usaha ini dibedakan menurut usaha
industri kecil dan usaha industri mikro.
2.2 Stratifikasi Blok Sensus
Stratifikasi blok sensus yang digunakan pada Survei IMK 2014
Triwulanan sama dengan stratifikasi yang dibentuk berdasarkan hasil SE
2006. Pada bagian ini diuraikan kembali proses stratifikasi blok sensus
tersebut. Tujuan dilakukannya stratifikasi blok sensus adalah untuk
mengelompokkan blok sensus menjadi kelompok-kelompok berdasarkan
jumlah relatif usaha Industri Mikro dan Kecil (IMK) menurut jenis Klasifikasi
Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) golongan pokok (2 digit). Untuk setiap
jenis KBLI, strata konsentrasi yang bersesuaian dengan jenis usaha adalah
sekelompok blok sensus dengan komposisi jenis usaha yang dominan
(menonjol). Stratifikasi blok sensus dilakukan pada level provinsi.
10 Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan
a. Notasi Dasar
Untuk memudahkan pemahaman terhadap proses stratifikasi blok sensus
yang akan dilakukan, berikut ini disajikan notasi-notasi yang digunakan:
h : menyatakan blok sensus (h = 1, 2, …, k)
i : menyatakan jenis usaha sesuai KBLI (i = 1, 2, 3, …,24)
1 : Industri Makanan,
2 : Industri Minuman,
3 : Industri Pengolahan Tembakau,
4 : Industri Tekstil,
5 : Industri Pakaian Jadi,
6 : Industri Kulit, Barang dari Kulit, dan Alas Kaki,
7 : Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (tidak termasuk
furnitur), dan Barang-Barang Anyaman dari Rotan, Bambu, dan
Sejenisnya,
8 : Industri Kertas, Barang dari Kertas,
9 : Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman,
10 : Industri Produk dari Batu Bara dan Pengilangan Minyak Bumi,
11 : Industri Bahan Kimia dan Barang-Barang dari Bahan Kimia,
12 : Industri Farmasi, Produk Obat Kimia, dan Obat Tradisional,
13 : Industri Karet, Barang dari Karet, dan Plastik,
14 : Industri Barang Galian Bukan Logam,
15 : Industri Logam Dasar,
16 : Industri Barang dari Logam, bukan Mesin dan Peralatannya,
17 : Industri Komputer, Barang Elektronik dan Optik,
18 : Industri Peralatan Listrik,
19 : Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL,
20 : Industri Kendaraan Bermotor, Trailer dan Semi Trailer,
21 : Industri Alat Angkutan lainnya,
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan 11
22 : Industri Furnitur,
23 : Industri Pengolahan Lainnya,
24 : Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatannya.
Nhi : banyaknya usaha IMK dengan KBLI i dalam blok sensus h.
Ai : jumlah blok sensus yang paling sedikit memuat satu usaha IMK
dengan KBLI i.
N.i : jumlah usaha IMK dengan KBLI i.
b. Proses Stratifikasi
Proses stratifikasi blok sensus dilakukan dengan tahapan seperti berikut:
1. Jika Nhi = 0 untuk semua i, maka blok sensus tersebut langsung
digolongkan sebagai strata non usaha
2. Hitung rata-rata banyaknya usaha IMK pada blok sensus usaha dengan
rumus :
i
ii
A
NB . .
3. Menghitung indeks konsentrasi pada setiap blok sensus dan jenis usaha
IMK dengan rumus :
i
hihi
B
NI .
4. Membuat peringkat dari Ihi diantara seluruh Ihi (i = 1, 2, …,24) untuk
seluruh blok sensus seperti berikut:
Rhi = 1 untuk nilai Ihi terbesar pertama
Rhi = 2 untuk nilai Ihi terbesar kedua
…. dst.
Rhi = 0 untuk seluruh i dengan Nhi = 0.
12 Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan
5. Definisikan R1h = i (peringkat pertama blok sensus h) bersesuaian dengan
jenis usaha IMK dengan KBLI h untuk Rhi = 1 dalam blok sensus h, dan R1h
= 0 jika N.h = 0
6. Definisikan R2h = i (peringkat kedua blok sensus h) bersesuaian dengan
jenis usaha IMK dengan KBLI untuk Rhi = 2 dalam blok sensus h, dan R2h =
0 jika N.h = 0
7. Definisikan strata/substrata berdasarkan kombinasi dari R1h dan R2h.
Untuk lebih jelasnya, proses pembentukan blok sensus konsentrasi
menurut jenis IMK sesuai KBLI secara skematis dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Skema Pembentukan Blok Sensus Konsentrasi
BS Jumlah Usaha (i=1,2,…,24) Indeks Konsentrasi (Ihi)
R1h R2h Strata 1 … i … 24 1 … i … 24
1 2 … h Nh1 …. Nhi …. Nh24 Ih1 … Ihi … Ih24 … K
N.i N.1 …. N.i …. N.24 Ai A1 …. Ai …. A24
Bi B1 …. Bi …. B24
Contoh :
R1h = 1 dan R2h = 0, adalah kelompok blok sensus yang hanya
mengandung jenis usaha Industri Makanan.
R1h = 1 dan R2h = 2, adalah kelompok blok sensus yang peringkat
pertama dari pada indeks konsentrasi terdapat pada jenis usaha
Industri Makanan, sedangkan peringkat keduanya terdapat pada jenis
usaha Industri Minuman.
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan 13
c. Evaluasi
Proses stratifikasi yang telah dilakukan dengan prosedur yang tercantum
pada butir (2.b) akan menghasilkan stratifikasi blok sensus awal yang harus
dievaluasi sehingga menghasilkan kelompok-kelompok blok sensus yang lebih
masuk akal. Prosedur evaluasi terhadap hasil stratifikasi awal adalah sebagai
berikut :
1) Untuk simplifikasi notasi dalam evaluasi terhadap hasil awal
stratifikasi maka dilakukan perubahan notasi.
k : blok sensus
j : peringkat pertama indeks konsentrasi usaha dengan KBLI j
(j = 1, 2, ...,24)
j’ : peringkat kedua indeks konsentrasi usaha dengan KBLI j’
(j’= 0, 1, 2, …,24)
Untuk j’= 0 berarti blok sensus tersebut hanya memuat jenis IMK
dengan KBLI j.
j
)'j,j(kN : jumlah IMK dengan KBLI j dalam substrata (j,j’)
j
jN : rata-rata banyaknya IMK dengan KBLI j dalam strata j
2) Prosedur Evaluasi
Untuk j’= 0
Bila jj
jjjk NN )',( , maka j = 25, artinya blok sensus k digolongkan
dalam strata non konsentrasi usaha.
Untuk j’ 0
Bila j
jjkN )',( j
jN dan '
)',(
j
jjkN '
'
j
jN , maka j = j
Bila j
jjkN )',( < j
jN dan '
)',(
j
jjkN '
'
j
jN , maka j = j’
Bila j
jjkN )',( < j
jN dan '
)',(
j
jjkN < '
'
j
jN , maka j = 25
14 Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan
3) Berdasarkan hasil evaluasi, selanjutnya setiap satu blok sensus hanya
dikelaskan ke dalam salah satu kelas, yaitu:
a. Industri Makanan
b. Industri Minuman
c. Industri Pengolahan Tembakau
d. Industri Tekstil
e. Industri Pakaian Jadi
f. Industri Kulit, Barang dari Kulit, dan Alas Kaki
g. Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (tidak termasuk
furnitur), dan Barang-Barang Anyaman dari Rotan, Bambu, dan
Sejenisnya
h. Industri Kertas, Barang dari Kertas
i. Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman
j. Industri Produk dari Batu Bara dan Pengilangan Minyak Bumi
k. Industri Bahan Kimia dan Barang-Barang dari Bahan Kimia
l. Industri Farmasi, Produk Obat Kimia, dan Obat Tradisional
m. Industri Karet, Barang dari Karet, dan Plastik
n. Industri Barang Galian Bukan Logam
o. Industri Logam Dasar
p. Industri Barang dari Logam, bukan Mesin dan Peralatannya
q. Industri Komputer, Barang Elektronik dan Optik
r. Industri Peralatan Listrik
s. Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL
t. Industri Kendaraan Bermotor, Trailer dan Semi Trailer
u. Industri Alat Angkutan lainnya
v. Industri Furnitur
w. Industri Pengolahan Lainnya
x. Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatannya
y. Blok Sensus Non Konsentrasi Usaha.
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan 15
2.3 Prosedur Penarikan Sampel
Rancangan penarikan sampel yang digunakan adalah penarikan
sampel dua tahap terstratifikasi (Stratified Two - Stage Sampling).
Tahap pertama, dari kerangka sampel blok sensus dipilih 4.000 blok sensus
secara Probability Proportional to Size (PPS) dengan size banyaknya usaha IMK
hasil pendaftaran SE06. Penarikan sampel blok sensus antar strata dilakukan
secara independent.
Tahap kedua, adalah mengambil seluruh industri kecil sebagai sampel. Bila
jumlah industri kecil dalam suatu provinsi melebihi target sampel usaha IMK,
maka harus dilakukan pemilihan sampel untuk industri kecil. Sedangkan
untuk industri mikro, pengambilan sampel dilakukan secara sistematik linear
dari hasil pendaftaran IMK.
Skema Sampling dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tahap Unit
sampling Populasi Sampel Metode Peluang
Fraksi = sampel x peluang
I BS hN hn PPS,
dengan size Mhi
0h
hi
M
M
0h
hi
hM
Mn
II Industri hiM him Sistematik
hi
hi
M
m
hi
hi
M
m
Dimana :
hN : Jumlah Blok Sensus pada strata ke-h
hn : Jumlah Blok Sensus yang terpilih sampel pada Strata ke-h
hiM : Jumlah usaha IMK pada blok sensus i strata ke-h
0hM : Jumlah seluruh usaha IMK pada strata ke-h
16 Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan
him : Jumlah usaha/industri yang terpilih sampel pada blok sensus i
strata ke-h.
akan sama dengan hiM apabila tidak melebihi target sampel IMK
provinsi.
2.4 Jumlah Sampel
Jumlah sampel Survei IMK 2014 Triwulanan dirancang untuk estimasi
tingkat provinsi pada triwulan tertentu di saat dilakukan pendaftaran usaha.
Jumlah sampel untuk tiap triwulan adalah 4.000 blok sensus. Sampel tersebut
akan terus diikuti sepanjang tahun (panel).
2.5 Alokasi Sampel Usaha IMK Per Kabupaten/Kota di suatu
Provinsi
Khusus untuk industri kecil, seluruh usaha dalam tiap blok sensus
terpilih dilakukan pendaftaran IMK (take all) kecuali jika jumlahnya melebihi
target sampel usaha IMK atau industrinya homogen maka harus dilakukan
pemilihan sampel. Untuk industri mikro, pencacahan dilakukan hanya pada
usaha terpilih.
Alokasi sampel usaha industri mikro dan kecil (IMK) dilakukan
oleh BPS Provinsi berdasarkan rekapitulasi jumlah IMK hasil listing per
kabupaten/kota. Alokasi sampel industri mikro per kabupaten/kota
dilakukan setelah terlebih dahulu mengambil populasi industri kecil sebagai
sampel. Dengan demikian, target sampel industri mikro di provinsi tersebut
adalah target sampel IMK provinsi dikurangi dengan jumlah industri kecil
untuk seluruh kabupaten/kota di provinsi tersebut.
k
PP
m
P mmm ,
dengan :
him
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan 17
m
Pm = Target sampel industri mikro pada suatu provinsi,
mP = Target sampel IMK pada suatu provinsi,
k
Pm = Jumlah sampel industri kecil pada suatu provinsi,
( k
P
k
P Mm bila sampel industri kecil sama dengan populasinya
(take all)).
Alokasi sampel industri mikro per kabupaten dilakukan secara
proporsional terhadap akar jumlah industri mikro di masing-masing
kabupaten/kota dengan rumus:
m
Pn
K
m
K
m
Km
K m
M
Mm
1
,
dengan :
m
Km : target sampel usaha industri mikro di kabupaten/kota K,
m
Pm : target sampel usaha industri mikro di provinsi P,
m
KM : populasi usaha industri mikro di kabupaten/kota K.
Hasil alokasi sampel industri mikro per kabupaten/kota dikirim kembali ke
setiap kabupaten/kota untuk selanjutnya dilakukan alokasi sampel usaha
industri mikro menurut KBLI.
2.6 Alokasi Sampel Industri Mikro Per Blok Sensus di suatu
Kabupaten/Kota
Alokasi sampel industri mikro menurut KBLI pada setiap blok sensus
terpilih dilakukan dengan memperhatikan jumlah IMK hasil listing. Alokasi
sampel industri mikro menurut KBLI per blok sensus dilakukan di BPS
Kabupaten/Kota dengan tahapan seperti berikut :
1) Rekapitulasi jumlah industri mikro dan jumlah industri kecil menurut
KBLI
18 Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan
Berdasarkan hasil listing IMK dari seluruh blok sensus sampel dengan
menggunakan VIMK14-L1, BPS Kabupaten/Kota membuat rekapitulasi
jumlah industri mikro dan jumlah industri kecil menurut KBLI dengan
menggunakan Daftar VIMK14-RB1 sehingga memenuhi rumus sebagai
berikut:
mk MMM ,
k
h i
mhi
m MM1
24
1
,
dengan:
M = Jumlah populasi IMK pada suatu kabupaten/kota,
kM = Jumlah industri kecil pada suatu kabupaten/kota,
mM = Jumlah industri mikro pada suatu kabupaten/kota,
miM = Jumlah industri mikro dengan KBLI i (i =1, 2, 3, ...,24) pada
suatu kabupaten/kota,
mhM = Jumlah industri mikro pada blok sensus ke-h pada suatu
kabupaten/kota,
mhiM = Jumlah industri mikro dengan KBLI i, pada blok sensus ke-h
(h = 1,2,3, ...k).
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan 19
m
mi
mim
i m
M
Mm
24
11
Tabel 1. Rekapitulasi Jumlah Industri Kecil dan Industri Mikro
Menurut KBLI per Blok Sensus di Suatu Kabupaten dari
Hasil Pendaftaran IMK
Provinsi : …………….
Kabupaten /Kota : …………….
Kode Kec.
Kode Desa
Blok Sensus
Jumlah Industri
Kecil
Jumlah Industri Mikro (Mm) menurut KBLI Jumlah IMK
1 2 3 ... I ... ... ... 24 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) ... ... ... ... ... (28) (29)
1 2 3 . h . k
Mk
1 Mk
2 Mk
3 .
Mkh
. Mk
k
Mm
11 Mm
21
Mm31
. . .
Mmk1
Mm
12 Mm
22
Mm32
.
.
. Mm
2k
Mm
13 Mm
23
Mm33
.
.
. Mm
3k
… … …
…
Mm
1i Mm
2i
Mm3i
. Mm
hi .
Mmki
… … …
… …
… … …
… …
… … …
… …
Mm
241
Mm242
Mm243
.
.
. Mm
k24
M1 M2 M3
. Mh
. Mk
Jumlah Mk Mm1 Mm
2 Mm3 … Mm
i … … … Mm24 M
Catatan :
kM = Jumlah industri kecil dalam satu kabupaten/kota.
miM = Jumlah industri mikro KBLI i (i=1, 2, 3….,24) dalam satu
kabupaten/kota.
hM = Jumlah industri mikro dan kecil pada blok sensus ke-h.
2) Menentukan target sampel industri mikro per KBLI di suatu
kabupaten/kota.
Target sampel industri mikro dalam satu kabupaten/kota ( mm )
dialokasikan ke setiap KBLI (mi) secara proporsional akar jumlah industri
mikro pada suatu KBLI i terhadap total akar jumlah industri mikro dari
seluruh KBLI, dengan rumus :
,
dengan : mim = Target sampel industri mikro dengan KBLI i pada suatu
20 Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan
kabupaten/kota,
miM = Jumlah industri mikro dengan KBLI i pada suatu
kabupaten/kota,
mm = Target sampel industri mikro pada suatu kabupaten/kota,
m = Target sampel IMK pada suatu kabupaten/kota,
km = Jumlah sampel industri kecil pada suatu kabupaten/kota.,
(km =
kM bila sampel industri kecil sama dengan populasinya
(take all)).
Jumlah sampel industri mikro pada suatu KBLI (mi) maksimum
sama dengan populasinya ( miM ). Apabila ternyata alokasi mi melebihi
miM , maka kelebihannya dialokasikan ke industri mikro KBLI lain.
Tabel 2. Rekapitulasi Jumlah Industri Kecil dan Industri Mikro
Menurut KBLI di Suatu Kabupaten dari Hasil Pendaftaran
IMK
Provinsi : …………….
Kabupaten/Kota : …………….
Jumlah Industri
Kecil
Jumlah populasi dan sampel Industri Mikro menurut KBLI
1 2 3 .... i .... .... …. …. … 24 Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) .... .... .... .... …. …. … (26) (27)
Populasi Mk mM1 mM 2 mM 3 … miM … … … … … mM 24 mM
Sampel Mk mm1 mm2 mm3 … mim … … … … … mm24 mm
3) Menentukan target sampel industri mikro menurut KBLI per blok
sensus.
Alokasi sampel industri mikro per blok sensus (mhi) untuk setiap
KBLI dilakukan dengan secara proporsional akar jumlah industri
mikro hasil pendaftaran IMK (listing) pada suatu blok sensus h dengan
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan 21
KBLI i terhadap total akar jumlah industri mikro dari seluruh blok
sensus dengan KBLI i, dengan rumus:
mik
h
mhi
mhim
hi m
M
Mm
1
,
dengan :
mhim = Target sampel industri mikro dengan KBLI i pada blok sensus ke h,
mhiM = Jumlah industri mikro dengan KBLI h pada blok sensus ke h,
mim = Target sampel industri mikro dengan KBLI i pada suatu kabupaten /
kota.
Tabel 3. Alokasi Sampel Industri Mikro per Blok Sensus Menurut KBLI di
Suatu Kabupaten/Kota
Provinsi : …………….
Kabupaten/Kota : …………….
Kode Kec.
Kode Desa
Blok Sensus
Jumlah populasi dan sampel Industri Mikro menurut KBLI
1 2 3 ... i ... ... ... 24 (1) (2) (3) (4) (5) (6) ... ... ... ... ... (27)
1
2
3 . . .
h . .
k
mm11
mm21
mm31
.
.
. m
hm 1
.
. mkm 1
mm12
mm22
mm32
.
.
. mhm 2
.
. mkm 2
mm13
mm23
mm33
.
.
. mhm 3
.
. mkm 3
mim1
mim2
mim3
.
.
. mhim
.
. mkim
mm124
mm224
mm324
.
.
. m
hm 24
.
. mkm 24
Jumlah mm1 mm2 mm3 … mim … … … mm24
22 Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan
2.7 Pengambilan Sampel Industri Kecil di setiap Blok Sensus
Dari hasil pendaftaran IMK (listing) dengan Daftar VIMK14-L1, ambil
seluruh industri kecil yang memiliki jumlah tenaga kerja antara 5-19 orang,
dengan langkah sebagai berikut :
a. Berikan tanda lingkaran pada tanda cek () di Blok III Kolom (18).
b. Berikan pula lingkaran pada nomor urut segmen, bangunan fisik,
bangunan sensus dan nomor perusahaan/usaha di Blok III Kolom (1), (2),
(3), dan (12).
2.8 Pengambilan Sampel Industri Mikro di setiap Blok Sensus
Pemilihan sampel industri mikro dilakukan berdasarkan hasil
pendaftaran IMK industri mikro (Daftar VIMK14-L1) di setiap blok sensus
terpilih. Tahap pemilihan sampel industri mikro adalah sebagai berikut:
a. Berikan nomor urut pada sebelah kanan tanda cek () pada Daftar
VIMK14-L1 Blok III untuk masing-masing Kolom (19) s.d (42).
Penomoran dimulai dari angka 1 pada Kolom (19) halaman pertama
sampai dengan baris terakhir Kolom (19) halaman terakhir, kemudian
penomoran dimulai dari angka 1 kembali pada Kolom (20) halaman
pertama sampai dengan halaman terakhir, begitu seterusnya untuk Kolom
(21) s.d Kolom (42).
Contoh :
Untuk Kolom (19) halaman pertama hingga halaman terakhir, pemberian
nomor dimulai dari : 1, 2, 3, .... 11. Kemudian lanjutkan pemberian nomor
pada Kolom (20) halaman pertama hingga halaman terakhir dimulai dengan
nomor 1, 2, 3, .... 7. Kemudian lanjutkan untuk Kolom (21) halaman
pertama hingga halaman terakhir dengan nomor 1, 2, 3, 4, .... 27.
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan 23
Selanjutnya pemberian nomor dimulai dengan angka 1 untuk setiap Kolom
(22), (23) sampai dengan Kolom (42). Contoh pemberian nomor urut Daftar
VIMK14-L1 Blok III Kolom (19) s.d. (42) halaman 1 s.d. terakhir:
Halaman 1 dari 5 halaman
Halaman 2 dari 5 halaman
10 11 12 13 14 15 16 17 … … … 33 (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (42)
1
1
1
1
1
1
1
2
1
10 11 12 13 14 15 16 17 … … … 33
(19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (42)
2
3 2 2 1 2 2 2 2
24 Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan
Halaman 5 dari 5 halaman
b. Periksa terlebih dahulu, apakah pemberian nomor urut di Blok III untuk
tiap Kolom (19) s.d (42) sudah benar atau ada yang terlewat. Perbaiki
kesalahannya lebih dahulu sebelum melakukan pemilihan sampel. Jika
sudah benar, cek jumlah industri mikro di setiap KBLI pada Blok III
dengan rekapnya pada Blok II, yaitu dengan cara membandingkan antara
nomor urut terakhir di tiap Kolom (19) s.d (42) dengan banyaknya
industri mikro menurut KBLI pada Daftar VIMK14–L1 Blok II Rincian 2.a.
Jika ditemukan perbedaan, periksa kembali penomoran pada Blok III
Kolom (19) s.d (42).
c. Hitung interval (I) untuk tiap masing-masing industri mikro dengan cara:
mhi
mhim
him
MI ,
dimana:
mhiI = Interval untuk pengambilan sampel industri mikro dengan
10 11 12 13 14 15 16 17 … … … 33
(19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (42)
27
11 10 2 9 26 4 3 7
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan 25
KBLI i pada blok sensus ke-h,
mhiM = Jumlah industri mikro dengan KBLI i hasil pendaftaran IMK,
pada blok sensus ke-h,
mhim = Target sampel industri mikro dengan KBLI i, pada blok sensus
ke h.
d. Menentukan unit sampel industri mikro pertama yang terpilih (R1hi) untuk
tiap jenis KBLI.
Angka random pemilihan sampel telah ditentukan dengan paket program
berdasarkan distribusi Uniform yang bernilai antara 0 dan 1. Untuk
menentukan sampel terpilih pertama (R1hi), dilakukan dengan rumus:
mhihi IARR 1 .
e. Tentukan angka random berikutnya R2hi, R3hi, … Rmhi dilakukan dengan
rumus sebagai berikut:
R2hi = R1hi + mhiI
R3hi = R2hi + mhiI
R4hi = R3hi + m
hiI
. . . .
Rmhi = R(m-1)hi + mhiI , dengan m
himm .
Angka random terakhir yang terpilih harus kurang atau sama dengan
jumlah industri mikro dengan KBLI i di blok sensus terpilih (Rmhi mhiM ).
f. Berikan lingkaran pada nomor urut tanda cek () di Kolom (19) atau (20)
s.d (42) sesuai dengan KBLI pada Blok III Daftar VIMK14-L1 yang sama
dengan angka random terpilih (Rmhi).
g. Berikan pula tanda lingkaran pada Kolom (17), yang nomor urut tanda
cek ()-nya pada Kolom (19) atau (20) s.d (42) diberi lingkaran.
26 Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan
h. Berikan pula tanda lingkaran pada nomor segmen, bangunan fisik, dan
bangunan sensus serta nomor perusahaan/usaha pada Blok III Daftar
VIMK14-L1 Kolom (1), (2), dan (3) serta Kolom (12) yang nomor urut
tanda cek () nya pada Kolom (19) atau (20) s.d (42) diberi lingkaran.
2.9 Pengisian Daftar VIMK14-DS1
Pengisian Daftar VIMK14-DS1 dilakukan setelah selesainya seluruh
tahapan pemilihan sampel industri mikro maupun pemberian tanda lingkaran
pada seluruh industri kecil. Tahapan pemindahan informasi industri mikro
dan kecil dari Daftar VIMK14-L1 ke Daftar VIMK14-DS1 dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
a. Salin nomor urut segmen, bangunan fisik, dan bangunan sensus yang
diberi lingkaran pada Daftar VIMK14-L1 Blok III Kol (1), (2), dan (3)
ke Daftar VIMK14-DS1 Blok V Kolom (2), (3), dan (4) mulai dari nomor
urut bangunan fisik terkecil.
b. Salin pula nama perusahaan/usaha atau pengusaha/pemilik pada Blok
III Daftar VIMK14-L1 Kolom (13) ke dalam Daftar VIMK14-DS1 Blok V
Kol. (6), yang nomor urut bangunan fisik, bangunan sensus, dan nomor
urut tanda cek ()-nya diberi lingkaran.
c. Salin pula alamat lengkap dan KBLI pada VIMK14-L1 Blok III Kol.(19)
s.d Kol (42) yang nomor urut tanda cek ()-nya diberi lingkaran, ke
Daftar VIMK14-DS1 Blok V kol. (7) dan kol (8).
2.10 Contoh Penarikan Sampel
a. Hasil listing (VIMK14-L1) blok sensus 003B Desa Pringgodani
Kecamatan Bantur Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur, sebagai
berikut:
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan 27
Jumlah indutri kecil sebanyak 3 usaha (jumlah kode 1 pada Daftar
VIMK14-L1 Blok III Kolom (18) halaman terakhir = 3).
Jumlah industri mikro sebanyak 72 usaha (penjumlahan nomor urut
terakhir pada Daftar VIMK14-L1 Blok III Kolom (19) s.d (42) = 72).
Jumlah industri mikro kode KBLI 19 (industri kulit, barang dari
kulit, dan alas kaki) sebanyak 26.
Angka random pemilihan sampel yang tercantum dalam DSBS TRW
adalah 0,53.
b. Hasil penghitungan alokasi sampel, dan interval sebagai berikut:
Target sampel industri mikro pada blok sensus 003B ini sebanyak
17.
Target sampel industri mikro KBLI 19 berjumlah 10 industri.
Interval untuk industri mikro KBLI 19 adalah 26/10 = 2,6.
c. Penentuan R1, serta penghitungan R2 ..... Rn
R1 = AR × I = 0,53 × 2,6 = 1,38 1.
Setelah didapat R1 selanjutnya menghitung R2 hingga R10 dengan
cara:
R2 = R1 + I = 1,38 + 2,6 = 3,98 4
R3 = R2 + I = 3,98 + 2,6 = 6,58 7
R4 = R3 + I = 6,58 + 2,6 = 9,18 9
R5 = R4 + I = 9,18 + 2,6 = 11,78 12
R6 = R5 + I = 11,78 + 2,6 = 14,38 14
R7 = R6 + I = 14,38 + 2,6 = 16,98 17
R8 = R7 + I = 16,98 + 2,6 = 19,58 20
R9 = R8 + I = 19,58 + 2,6 = 22,78 23
R10 = R9 + I = 22,78 + 2,6 = 24,78 25
d. Pemilihan Sampel Industri Mikro
Berikan lingkaran di kolom KBLI 19, yaitu Kolom (28) pada
nomor-nomor tanda cek yang sesuai dengan angka random
28 Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan
terpilih. Kemudian lingkari pula pada nomor urut segmen,
bangunan fisik, bangunan sensus, dan nomor urut
perusahaan/usaha Kolom (12), serta Kolom (17) yang
bersesuaian dengan tanda cek yang dilingkari.
Dengan cara yang sama, lakukan penghitungan interval dan
melingkari nomor urut tanda cek untuk KBLI yang lain.
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan 29
BAB III
ORGANISASI LAPANGAN
3.1 Organisasi Lapangan
Untuk memperlancar pelaksanaan lapangan kegiatan VIMK14
Triwulanan, struktur organisasi lapangan telah ditetapkan sebagai berikut:
3.1.1 Penanggung Jawab Pelaksanaan VIMK14 Triwulanan di
Daerah
Seperti survei-survei lainnya yang dilakukan oleh BPS, penanggung
jawab pelaksanaan VIMK14 Triwulanan di daerah baik teknis maupun
administrasi adalah Kepala BPS Provinsi dibantu oleh Kepala BPS
BPS
Provinsi
Bidang Statistik
Produksi
BPS
Kabupaten/Kota
PMS
Staf BPS
PCS
Mantis/Staf BPS
30 Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan
Kabupaten/Kota. Dengan demikian BPS Provinsi dan BPS Kabupaten/Kota
mengatur segala hal mulai dari rekruitmen petugas sampai dengan
terkumpulnya seluruh dokumen hasil survei.
Tugas masing-masing unsur, yaitu BPS Provinsi, BPS Kabupaten/Kota,
Pengawas (PMS), dan pencacah (PCS) adalah sebagai berikut :
a. BPS Provinsi
1. Merekrut calon petugas VIMK (PCS) yang berasal dari staf BPS
Provinsi menurut kebutuhan.
2. Mengkoordinasikan semua kegiatan yang berhubungan dengan
pencacahan perusahaan/usaha, mengecek Daftar Sampel Blok
Sensus dan perusahaan/usaha terpilih yang lewat cacah.
3. Membuat petunjuk rinci tentang pengerahan petugas sesuai dengan
aturan yang telah ditentukan.
4. Mengatur pengiriman dokumen ke dan dari setiap BPS
Kabupaten/Kota sesuai dengan jadual yang telah ditentukan.
5. Mengkoordinasikan tugas BPS Kabupaten/Kota sesuai dengan beban
tugas baik yang menyangkut bidang teknis maupun administrasi.
6. Membuat laporan secara lengkap pelaksanaan kegiatan VIMK14
Triwulanan, mengenai bidang teknis dan ditujukan ke BPS (Direktur
Statistik Industri).
7. BPS Provinsi secara berkala mengadakan pertemuan dengan aparat
pelaksana wilayahnya dalam rangka koordinasi untuk mengevaluasi
perkembangan kegiatan dan pemecahan permasalahan yang timbul.
8. Membuat Early Warning System (Sistem Peringatan Dini) untuk
memantau pelaksanaan kegiatan VIMK14 Triwulanan, baik kualitas
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan 31
data dan jumlah kuesioner yang telah didaftar oleh petugas maupun
ketepatan waktu penyampaian dokumen.
b. BPS Kabupaten/Kota
1. Seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan dikoordinir
oleh kepala BPS Kabupaten/Kota.
2. Merekrut calon petugas PMS/PCS survei IMK yang berasal dari staf
BPS Kabupaten/Kota.
3. Melakukan pengawasan lapangan secara langsung pada waktu
petugas melakukan pencacahan perusahaan/usaha, dan memeriksa
secara sampel hasil pencacahan perusahaan/usaha tersebut.
4. Pemilihan sampel usaha dilakukan oleh pengawas di setiap BPS
Kabupaten/Kota dengan dikoordinir oleh kasie produksi.
5. Pertemuan secara berkala dengan para pelaksana survei harus
dilakukan untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dan pemecahan
masalah lapangan.
6. Pelaksanaan administrasi dan pengolahan keuangan di BPS
Kabupaten/Kota harus sesuai prosedur yang telah ditetapkan.
7. Pembuatan laporan akuntabilitas tentang penyelengaraan survei
harus dibuat oleh setiap BPS Kabupaten/Kota dan dikirim ke BPS
Provinsi.
8. Pengiriman dokumen hasil pencacahan yang telah diperiksa harus
sesuai dengan jadual yang telah ditentukan.
32 Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan
c. Tugas Pengawas
1. Menyiapkan sketsa peta blok sensus hasil scanning, Daftar VIMK14-
L1, VIMK14-S1 untuk diteruskan kepada pencacah yang menjadi
tanggung jawabnya, serta Daftar VIMK14-DSBS TRW, VIMK14-DS1
dan VIMK14-RB1.
2. Bersama-sama pencacah yang menjadi tanggung jawabnya,
melakukan pengamatan dan penelitian lapangan terhadap ketepatan
sasaran wilayah pencacahan dan mengenali batas-batas blok sensus
yang menjadi tanggung jawab setiap pencacah, dengan berpedoman
Daftar VIMK14-DSBS TRW.
3. Mendampingi dan membimbing pencacah pada awal pencacahan,
sehingga pencacah mampu melaksanakan pencacahan dengan benar.
4. Memantau aktivitas pencacah di lapangan, untuk menjamin
pekerjaan pencacah dapat selesai tepat waktu dan membantu
memecahkan masalah jika pencacah menghadapi kesulitan di
lapangan.
5. Melakukan pertemuan dengan pencacah yang menjadi tanggung
jawabnya secara periodik, untuk mengidentifikasi berbagai masalah
yang mungkin dijumpai di lapangan dan mencari jalan keluar untuk
mengatasi permasalahan tersebut.
6. Melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan, kebenaran dan
konsistensi isian Daftar VIMK14-L1, dan menanyakan kepada
pencacah apabila ditemui isian yang meragukan untuk dilakukan
pembetulan dan pendaftaran ulang ke lapangan, kalau perlu
bersama-sama dengan pencacah.
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan 33
7. Apabila setiap pencacah telah selesai melakukan pendaftaran
bangunan/rumah tangga, maka pengawas harus segera memeriksa
tanda cek (√) Daftar VIMK14-L1 Blok III untuk usaha industri mikro
pada kolom (17) dan tanda cek (√) pada salah satu kolom (19) s.d
kolom (42) sesuai jenis produksi utama kode 2 digit kolom (16).
8. Selanjutnya pengawas memeriksa Daftar VIMK14-L1 Blok III
banyaknya usaha ke dalam baris jumlah dari halaman 1 s.d halaman
terakhir.
9. Mengisi Daftar VIMK14-L1 Blok II Ringkasan.
10. Mengisi rekapitulasi jumlah Industri Mikro dan Kecil per Blok Sensus
(VIMK14-RB1) dari VIMK14-L1 Blok II rincian 2 populasi industri,
yaitu: 2a (industri mikro) dan 2b (industri kecil).
11. Berdasarkan target sampel usaha dari BPS Kabupaten/Kota,
selanjutnya pengawas bertugas untuk melakukan pemilihan sampel
dengan menggunakan Daftar VIMK14-L1 Blok III Keterangan
Penarikan Sampel Utama menurut masing-masing kategori lapangan
usaha.
12. Pengawas harus segera menyalin sampel usaha dari hasil listing ke
dalam Daftar VIMK14-DS1 di setiap blok sensus terpilih.
d. Tugas Pencacah
1. Mengamati wilayah kerjanya sebelum melakukan pencacahan
dengan acuan sketsa peta blok sensus terpilih hasil scanning. Hal ini
dimaksudkan agar tidak terjadi lewat cacah atau ganda cacah.
2. Memberitahukan dan minta ijin aparat desa/lurah, RW dan RT
sebelum melakukan pencacahan pada wilayah tersebut.
34 Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan
3. Melakukan pendaftaran setiap bangunan sensus dan rumah tangga
dalam blok sensus terpilih yang menjadi wilayah kerjanya dengan
Daftar VIMK14-L1, dan menggambar bangunan pada sketsa peta
blok sensus terpilih hasil scanning sesuai dengan letaknya, dan
memberi nomor urut bangunan fisik pada simbol bangunan tersebut
sesuai dengan nomor urut yang dicatat pada Daftar VIMK14-L1.
4. Melakukan pencacahan usaha terpilih dengan Daftar VIMK14-S1
yang berpedoman pada Daftar VIMK14-DS1 (Daftar Sampel).
5. Mengikuti pertemuan dengan pengawas untuk membahas berbagai
temuan/masalah yang ditemukan di lapangan, dan cara
mengatasinya.
6. Melakukan pencacahan ulang responden yang bermasalah dengan
disertai pengawas.
7. Menyerahkan dokumen yang telah selesai kepada pengawas.
8. Menepati jadual pelaksanaan lapangan sesuai dengan jadual yang
telah ditentukan.
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan 35
BAB IV TATA CARA PENYUSUNAN
DAN PENGIRIMAN DOKUMEN
Untuk memudahkan pelaksanaan pencacahan di BPS
Provinsi/Kabupaten/Kota serta kompilasi hasil entri dan tabel evaluasi di BPS,
maka perlu diatur mekanisme pengiriman dokumen baik dari BPS RI ke BPS
Provinsi, BPS Provinsi ke BPS Kabupaten/Kota. Begitu sebaliknya BPS
Kabupaten/Kota ke BPS Provinsi kemudian dari BPS Provinsi ke BPS RI.
Adapun mekanismenya adalah sebagai berikut :
4.1 Pengiriman Dokumen dari BPS-RI ke BPS Provinsi
a. Seluruh dokumen survei IMK14 Triwulanan akan dikirim melalui
ekspedisi.
b. Surat pengantar dilampiri daftar isi dari setiap box/koli yang dikirim
secara rinci.
c. Surat pengantar pengiriman dokumen dikirim pada box/koli
pertama pada setiap pengiriman.
d. Pada salah satu sisi box/koli dibagian kanan atas dicantumkan
nomor box/koli dan banyaknya box/koli, contoh:
Bila pada pengiriman ada sebanyak 3 (tiga) box/koli dokumen yang
dikirimkan ke Daerah, maka cara penomoran untuk masing-masing
box/koli adalah:
Box pertama : [1] [3]
Box kedua : [2] [3]
Box ketiga : [3] [3]
36 Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan
4.2 Pengiriman Dokumen dari BPS Kabupaten/Kota ke BPS
Provinsi
Adapun tata cara pengiriman dokumen dari BPS Kab/Kota ke BPS Provinsi,
sebagai berikut:
a. Pengemasan dokumen survei IMK tidak boleh dicampur dengan
dokumen lain.
b. Pengiriman dokumen tidak perlu menunggu seluruh pencacahan
selesai. Pengiriman minimal satu blok sensus selesai.
c. Susunan dokumen harus diurut berdasarkan nomor urut sampel
dalam satu blok sensus dan dibendel menjadi satu. Kemudian urutkan
masing-masing blok sensus di setiap Desa/Kelurahan. Dokumen yang
akan dikirim ke BPS Provinsi harus diurutkan berdasarkan
Desa/Kelurahan.
d. Surat pengantar harus dilampiri daftar isi setiap box/koli yang dikirim
secara rinci
4.3 Pengiriman File Hasil Entry dan Tabel Evaluasi dari BPS
Provinsi ke BPS RI
Adapun tata cara pengiriman hasil entri dari BPS Provinsi ke BPS RI,
sebagai berikut:
a. Tabel Evaluasi dalam bentuk hard copy dan CD (softcopy).
b. Hasil Entri yang sudah clean berupa file VIMK14_pp.krm dikirim ke
Direktorat Sistem Informasi Statistik (SIS).
c. Pengiriman Hasil Entri dan Tabel Evaluasi Survei IMK2014
Triwulanan ditujukan kepada :
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan 37
1. Mengirimkan CD ke alamat dibawah ini :
2. Atau melalui email dengan alamat [email protected]
Subdirektorat Statistik Integrasi Pengolahan Data
Direktorat Statistik Sistem Informasi Statistik
Badan Pusat Statistik (BPS)
Jl. Dr. Sutomo No. 6-8
Jakarta Pusat 10010
Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan 41
Tabel 1. Banyaknya Blok Sensus dan Sampel Survei IMK Triwulanan per Provinsi,
Tahun 2014
No Kode dan Nama Provinsi
Blok Sensus
Sampel IMK
Triw I Triw II Triw III Triw IV Total
(1)
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 11 Aceh 104 560 560 560 560 2.240
2 12 Sumatera Utara 187 620 620 620 620 2.480
3 13 Sumatera Barat 117 540 540 540 540 2.160
4 14 Riau 99 330 330 330 330 1.320
5 15 Jambi 88 290 290 290 290 1.160
6 16 Sumatera Selatan 155 510 510 510 510 2.040
7 17 Bengkulu 75 250 250 250 250 1.000
8 18 Lampung 144 670 670 670 670 2.680
9 19 Kep. Bangka Belitung 68 180 180 180 180 720
10 21 Kepulauan Riau 49 200 200 200 200 800
11 31 DKI Jakarta 209 420 420 420 420 1.680
12 32 Jawa Barat 327 1.510 1.510 1.510 1.510 6.040
13 33 Jawa Tengah 371 2.050 2.050 2.050 2.050 8.200
14 34 D.I. Yogyakarta 115 620 620 620 620 2.480
15 35 Jawa Timur 341 1.830 1.830 1.830 1.830 7.320
16 36 Banten 136 630 630 630 630 2.520
17 51 Bali 117 650 650 650 650 2.600
18 52 Nusa Tenggara Barat 141 790 790 790 790 3.160
19 53 Nusa Tenggara Timur 108 600 600 600 600 2.400
20 61 Kalimantan Barat 97 450 450 450 450 1.800
21 62 Kalimantan Tengah 76 300 300 300 300 1.200
22 63 Kalimantan Selatan 92 490 490 490 490 1.960
23 64 Kalimantan Timur 101 270 270 270 270 1.080
24 71 Sulawesi Utara 76 400 400 400 400 1.600
25 72 Sulawesi Tengah 88 350 350 350 350 1.400
26 73 Sulawesi Selatan 141 740 740 740 740 2.960
27 74 Sulawesi Tenggara 82 280 280 280 280 1.120
28 75 Gorontalo 52 260 260 260 260 1.040
29 76 Sulawesi Barat 49 450 450 450 450 1.800
30 81 Maluku 51 270 270 270 270 1.080
31 82 Maluku Utara 44 200 200 200 200 800
32 91 Papua Barat 36 120 120 120 120 480
33 94 Papua 64 170 170 170 170 680
JUMLAH 4.000 18.000 18.000 18.000 18.000 72.000