kasus southwest airlines corporation

15
SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN KASUS 3-1 SOUTHWEST AIRLINES CORPORATION Disusun Oleh : Isnaeni Andira ( 142120044 ) Ory Sukahat Putra ( 142120046 ) Hanindyo Satrio Wibowo ( 142120068 ) Hanung Febri Danarwoko ( 142120069 ) Tania Alamsari ( 142120071 ) Awang Puado ( 142120108 ) UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA FAKULTAS EKONOMI

Upload: sufianav

Post on 17-Jan-2016

225 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

kasus

TRANSCRIPT

Page 1: Kasus Southwest Airlines Corporation

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

KASUS 3-1 SOUTHWEST AIRLINES CORPORATION

Disusun Oleh :

Isnaeni Andira ( 142120044 )

Ory Sukahat Putra ( 142120046 )

Hanindyo Satrio Wibowo ( 142120068 )

Hanung Febri Danarwoko ( 142120069 )

Tania Alamsari ( 142120071 )

Awang Puado ( 142120108 )

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI AKUNTASI

MARET 2015

Page 2: Kasus Southwest Airlines Corporation

PENDAHULUAN

Pada akhir tahun 1966 Rollin King bekerja sama dengan Herb Kelleher mendirikan

sebuah bisnis transportasi udara yang menghubungkan wilayah segitiga emas di Amerika  bagian

Selatan, yaitu San Antonio, Dallas dan Houston. Terciptanya bisnis tersebut karena

dilatarbelakangi oleh kebutuhan para pebisnis dari wilayah Texas yang mengeluhkan masalah

ketidaktersediaan transportasi yang efektif dan efisien untuk menghubungkan Texas dengan

ketiga wilayah strategis tersebut. Rollin King sendiri merupakan pengusaha transportasi udara

yang hanya meyediakan transportasi untuk daerah-daerah yang berdekatan dengan menggunakan

pesawat-pesawat kecil, sedangkan Herb Kelleher adalah seorang profesional di bidang hukum

yang memiliki sebuah kantor konsultan hukum di Texas. Kedua kolega tersebut pada akhirnya

sepakat mendirikan  bisnis transportasi komersil yang diberi nama Southwest Airlines.

Southwest Airlines merupakan sebuah maskapai penerbangan bertarif rendah Amerika dan

seiring perjalanan waktu, Southwest Airlines berhasil menjadi maskapai penerbangan yang

sangat populer, menjadi perusahaan penerbangan terbesar keempat di AS.

Dimulai dengan hanya mengoperasikan 3 pesawat, kini pesawat Southwest Airlines

bertambah menjadi lebih dari 350 pesawat yang melayani lebih dari 58 bandara tujuan. Utilisasi

pesawat mencapai 12 jam per hari, melebihi angka rata-rata industri.

Beberapa penghargaan pernah diterima oleh Southwest Airlines diantaranya ialah pada

tahun 2005, untuk tahunnya yang kesembilan, Majalah Fortune mengakui Southwest Airlines

sebagai perusahaan penerbangan yang paling mengagumkan di dunia dan diantara semua

industri, Southwest Airlines menduduki peringkat 5 dalam daftar 10  perusahaan yang paling

mengagumkan. Pada tahun 2005 juga, The American Customer Satisfaction Index (ASCI)

mencatat Southwest Airlines sebagai industri terdepan dalam kepuasan pelanggan

Page 3: Kasus Southwest Airlines Corporation

RUMUSAN MASALAH

1. Apakah strategi yang digunakan oleh Southwest? Apakah basis yang digunakan sebagai

landasan untuk membangun keunggulan kompetitifnya?

2. Bagaimana sistem pengendalian Southwest membantu melaksanakan strategi

perusahaan?

Page 4: Kasus Southwest Airlines Corporation

PEMBAHASAN

Southwest Airlines Corporation merupakan perusahaan penerbangan yang didirikan di

Texas melalui bisnis pelayanan pelanggan pada 18 Juni 1971. Dapat dikatakan Southwest ini

merupakan perusahaan penerbangan yang tersukses di Amerika Serikat. Southwest juga

memiliki salah satu dari rekor pelayanan pelanggan terbaik. Southwest memiliki penerapan

strategi yang berbeda dengan perusahaan penerbangan yang lain. Penerapan strategi yang

berbeda tersebut diantaranya: pendekatan yang digunakan ialah short-haul atau trayek pendek

dan pendekatan point-to-point atau titik ke titik, tidak memiliki tempat duduk yang telah

dijatahkan, membayar awaknya menurut trayek, menggunakan bandara yang kurang padat,

reservasi online melalui southwest.com, pilot yang direkrut tidak menjadi serikat nasional,

petugas landasan yang lebih sedikit, waktu penyelesaian lebih pendek, tingkat pergantian

karyawan lebih rendah, proses penyaringan karyawan baru dilakukan oleh masing-masing

karyawan di setiap posisi. Dengan penerapan strategi ini Southwest dapat menjadi perusahaan

penerbangan  tersukses.

Fokus dalam kasus ini adalah penerapan strategi yang dilakukan oleh Southwest yang

berbeda dengan perusahaan penerbangan yang lainnya, dimana dalam kasus ini dijelaskan

perbedaan strategi yang dilakukan oleh Southwest dalam menjalankan usahanya dengan

perusahaan penerbangan yang lainnya.

Strategi yang dilakukan ialah strategi unit bisnis dimana Southwest menekankan pada

bagaimana perusahaan akan tetap dapat bersaing dalam pasar dengan perusahaan-perusahaan

penerbangan lainnya. Basis yang digunakan ialah diferensiasi dimana perusahaan melakukan

diferensiasi penawaran produk yang dihasilkan oleh unit bisnis sehingga menciptakan sesuatu

yang dipandang oleh pelanggan sebagai sesuatu yang unik dan  basis biaya rendah ialah

penekanan atau peminimalisasian biaya.

Sistem pengendalian Southwest dapat dikatakan membantu melaksanakan strategi

perusahaan, hal ini dapat dijelasakan dari penerapan sistem pengendalian yang menghantarkan

Southwest menjadi perusahaan penerbangan tersukses di Amerika Serikat sebagai contoh sistem

Page 5: Kasus Southwest Airlines Corporation

perekrutan karyawan yang benar-benar paham tentang posisinya, yang akan meningkatkan mutu

dari karyawan,dan menjaga kenyamanan pelanggan Southwest.

Competitive Advantage ( Keunggulan Kompetitif

Southwest Airlines Corporation telah meraih berbagai prestasi dengan mendapat

pengakuan beberapa diantaranya dari Majalah Fortune yang secara konsisten mengakui

Southwest sebagai salah satu perusahaan paling dikagumi di dunia, The Wall Street

Journal yang menempatkan Southwest di peringkat pertama diantara perusahaan  penerbangan

dalam hal kepuasan pelanggan. Beberapa faktor yang merupakan competitive advantage

Southwest dibandingkan dengan pesaingnya adalah:

1. Cost Leadership dan T ime Leade r sh ip  

Dikutip dari buku Management Control System oleh Robert N. Anthony dan Vijay Govindarajan

edisi ke-12, Southwest adalah satu-satunya angkutan jarak dekat dengan tarif rendah dan

berfrekuensi tinggi dari kota ke kota, tidak seperti penerbangan besar lainnya yang menggunakan

pendekatan “hub-and-spoke” atau pusat dan jari-jari. Biaya reservasi online melalui

southwest.com juga jauh lebih rendah dibandingkan melalui agen perjalanan. Selain itu dengan

Southwest menggunakan bandara yang tidak terlalu ramai dan memiliki strategi internal staf di

landasan yang dapat menghemat waktu lepas landas. Dengan fasilitas tersebut, Southwest

menempatkan dirinya berbeda dari perusahaan penerbangan lain, dan dapat dengan mudah

menjangkau lebih banyak pelanggan khususnya yang sensitif dengan harga tiket.

2. S h o r t F l i g h t , i n h i g h f r e q u e n c i e s .

Jumlah penerbangan dengan frekuensi tinggi, akan membuat pengguna jasa  penerbangan

menjadi lebih flexible dalam menentukan jadwal dan rencana berpergian. Southwest Airlines

juga memfokuskan pada jarak penerbangan yang pendek (kurang dari 55 menit penerbangan).

Hal ini sejalan dengan tujuan perusahaan untuk dapat meningkatkan frekuensi penerbangan

menjadi lebih banyak. Pendekatan yang digunakan adalah short-haul atau trayek pendek dan

pendekatan point-to-point atau titik ke titik (misalnya, Dallas ke Houston, Los Angeles ke

Phoenix).

3. Pilot yang Handal dan Memiliki Jam Terbang Extra

Page 6: Kasus Southwest Airlines Corporation

Kebanyakan perusahaan penerbangan membatasi jam terbang pilotnya, tapi tidak dengan

Southwest yang para pilot yang direkrut bukan anggota serikat nasional, sehingga mereka

diijinkan untuk memiliki jam terbang jauh lebih banyak, juga memungkinkan jumlah

penerbangan yang lebih banyak.

4. Staf- staf yang Ramah-tamah dan Menyenangkan

Staf Southwest memberikan perhatian yang baik kepada pelanggan, sehingga para  pelanggan

gembira dan datang kembali.

Strategi Perusahaan 

Basis yang digunakan Southwest sebagai landasan membangun competitive advantage-

nya seperti dikutip dari CEO Herb Kelleher adalah melalui filosofi mengutamakan karyawan;

apabila karyawan bahagia, maka mereka akan memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan,

sehingga pelanggan menjadi gembira dan datang kembali, yang juga akan membuat shareholder

gembira. Strategi yang di implementasikan Southwest melalui  basis tersebut untuk membangun

competitive advantage-nya adalah :

1. Online Ticketing Strategy

46% dari pendapatan penumpang Southwest Airlines dihasilkan dari pemesanan tiket

online melalui southwest.com. Online strategy yang dilakukan perusahaan dapat memangkas

biaya tiket penerbangan jika dibanding dengan melakukan pemesanan di agen perjalanan.

Sebagai perbandingan pada tahun 2002 biaya booking jika memesan melalui internet adalah $1

sedangkan bila mengunakan agen sebesar $6-$8. Strategi ini cukup berhasil dengan tingkat

pencapaian 50% lebih tinggi daripada maskapai  penerbangan pesaingnya.

2. Tempat Duduk dan Awak Kabin ( Limited Customer Services )

Untuk alasan effisiensi, para penumpang tidak dapat memilih tempat duduk, Southwest telah

mengatur agar setiap kursi dapat diisi tanpa ada yang tersisa. Southwest Airlines juga membayar

awak menurut trayek yang dilayaninya. Hal ini membuat upah awak kabin sesuai dengan beban

pekerjaan yang diterimanya, awak kabin dengan frekuensi terbang yang tinggi dan trayek yang

Page 7: Kasus Southwest Airlines Corporation

padat mendapatkan upah yang lebih tinggi jika dibandingkan awak kabin yang terbang lebih

sedikit.

3. Low Cost dan Efisiensi Bahan Bakar

Penerbangan biaya rendah memungkinkan para pelancong/travellers yang tidak dapat terbang

dengan First-Class untuk dapat menikmati layanan premium. Oleh karena itu, unsur-unsur yang

menjadi pertimbangan adalah intensitas point-to-point konsumen, layanan yang terbatas dan

penerbangan tanpa pengembalian tiket. Persfektif  pertumbuhan hanya mengikuti logika bisnis

yaitu dengan pemanfaatan secara maksimal armada pesawat yang didasarkan pada unsur-unsur

efisiensi dalam  pelayanan. Hal ini lah yang menjadi kunci agar pesawat tetap terus terbang.

Tingkat utilisasi dengan volume yang sangat tinggi sangat penting untuk low-cost strategy.

Dalam hal biaya operasi, salah satu ukuran kunci adalah biaya bahan bakar, yang merupakan

beban terbesar kedua. Naiknya harga bahan bakar bisa mengubah keuntungan dan kerugian.

Maskapai mencoba untuk mengelola biaya bahan bakar melalui praktek lindung nilai, atau

membeli berbagai instrumen keuangan yang mengunci harga di masa depan. Southwest

menguntungkan selama bertahun-tahun karena terampil mengunci harga bahan bakar yang

menguntungkan selama periode ketika harga pasar tinggi. Selama beberapa tahun berjalan,

Southwest membayar lebih sedikit untuk bahan bakar dibandingkan. Southwest juga mulai

mengelola harga  bahan bakar dengan mencari cara untuk terbang lebih efisien. Ini telah

mengurangi konsumsi bahan bakar per-mil penumpang dengan memasang "sayap" pada ujung

sayap pesawat untuk membuat pesawat lebih aerodinamis, dan sedang menguji  pesawat yang

dibangun dengan menggunakan material yang lebih ringan.

4. Manajemen SDM dengan Mendukung dan Mengapresiasi Budaya Kerja keras, Energi

Tinggi, Rasa Senang, Otonomi Lokal dan Kreatifitas Karyawan

Dukungan dilakukan melalui pelatihan karyawan di University of People, in-flight contest, dan

pengakuan inisiatif pribadi. Southwest memenuhi dinding Southwest dengan foto-foto

karyawannya sebagai bentuk apresiasi terhadap kinerja, inisiatif, dan attitude, serta mengijinkan

sesama karyawan menikah. Gaji karyawan Southwest merupakan salah satu yang paling tinggi

dalam industri jasa penerbangan.

5. Differensiasi bandara

Page 8: Kasus Southwest Airlines Corporation

Pemilihan lokasi bandara, yang menyasar pada bandara dengan tingkat  penerbangannya kurang

padat, membuat Southwest Airlines dapat dengan cepat melakukan proses landing dan take-

off pesawat, tanpa perlu lama-lama antri dengan maskapai penerbangan lainnya. Pelanggan juga

di untungkan karena dengan traffic yang tidak terlalu padat dan dapat lebih nyaman dalam

menggunakan fasilitas yang disediakan.

6. Otonomi Lokal

Kebijakan Southwest mengijinkan karyawan untuk meninggalkan pekerjaan mereka, apapun

yang sedang mereka kerjakan, untuk membantu di tempat lain yang terlihat membutuhkan

bantuan. Dengan kebijakan ini, Southwest mendorong karyawan memiliki inisiatif yang tinggi

untuk saling membantu dan memiliki kepekaan tinggi dalam bekerjasama. Di Southwest, waktu

sebuah pesawat mendarat sampai siap untuk lepas landas membutuhkan waktu kurang lebih 20-

25 menit, dan memerlukan satu regu petugas landasan yang terdiri dari 4 orang ditambah 2 orang

lagi pada pintu gerbang. Sangat efisien dibandingkan competitor-nya.

7. Perekrutan Pilot Independen

Southwest merekrut pilot yang bukan merupakan anggota serikat nasional sehingga

memungkinkan mereka memiliki pilot yang lebih profesional dan memiliki jam terbang yang

lebih tinggi.

8. Pemberian Insentif

Perusahaan membuat kebijakan bagi hasil dengan cara pembagian saham perusahaan kepada

karyawan sehingga karyawan ikut merasa memiliki perusahaan. Dengan demikian mereka akan

dengan sadar diri bekerja secara efektif dan efisien untuk memajukan perusahaan.

Sistem Pengendalian Southwest Airlines.  

Goal Congruence atau Keselarasan Tujuan merupakan landasan penting bagi Southwest

Airlines Corporation. Manusia diarahkan untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan

kepentingan pribadi mereka sendiri, yang sekaligus juga merupakan kepentingan  perusahaan

seperti dikutip dari buku Management Control System oleh Robert N. Anthony dan Vijay

Page 9: Kasus Southwest Airlines Corporation

Govindarajan. Beberapa sistem pengendalian yang digunakan Southwest yang secara efektif

telah membantu perusahaan meraih goal congruence adalah:

1. Seleksi Karyawan Baru

Berdasarkan pendekatan yang digunakan Southwest dalam strateginya, seleksi karyawan baru

merupakan hal penting. CEO Kelleher mengungkapkan bahwa Southwest mengutamakan orang

yang mengerjakan hal dengan baik, dengan tertawa dan senang hati. Maka attitude dan

kecerdasan menjadi kriteria yang sama pentingnya dalam proses ini. Proses penerimaan

karyawan baru Southwest cukup unik; rekan-rekan menyaring kandidat dan melakukan

interview sesuai pekerjaan masing-masing;  pilot meng-interview pilot, petugas landasan

menerima petugas pintu gerbang. Hal ini merupakan sistem kontrol pertama terhadap aset

perusahaan yang paling utama dalam hal pencapaian goal congruence: karyawan.

2. Sistem Kontrol dengan Melembagakan Kebijakan Budaya Kerja

Salah satu isi kontrak kerja dengan karyawan adalah mengijinkan karyawan membantu bagian

lain pada saat sedang mengerjakan pekerjaannya. Hal ini guna mendorong tumbuhnya budaya

inisiatif pribadi yang bertujuan untuk mencapai kepentingan bersama. Dan apresiasi perusahaan

terhadap inisiatif pribadi, kerja keras, dan kekreatifitasan karyawan dengan rencana bagi hasil.

Sistem kontrol ini cukup efektif untuk membantu Southwest menciptakan competitive

advantage-nya.

3. Sistem Kontrol Formal dengan Gaya Manajemen yang Walking Around 

Aturan-aturan yang dibuat perusahaan tidak akan berjalan lancar tanpa kontrol langsung leader.

Oleh karena itu, para leader atau manager operasional, bahkan CEO  perusahaan melakukan

kontrol langsung dibanding hanya diam di kantor menulis laporan. Hal ini juga dilakukan untuk

menjaga komunikasi dengan para karyawan, memberikan kontrol terhadap keadaan aktual di

lapangan dan membantu memberikan solusi.

Page 10: Kasus Southwest Airlines Corporation

DAFTAR PUSTAKA

Anthony, Robert N. dan Vijay Govindarajan. 2007. Management Control System,

International Edition, 12th Edition. Singapore: McGraw-Hill.

http://dedysuarjaya.blogspot.com/2010/09/kasus-3-1-southwest-airlines.html

http://www.academia.edu/9185635/

Sistem_Pengendalian_Management_Southwest_Airlines_Corporation_FaktorFaktor_yan

g_Mempengaruhi_Kesuksesan_Management_Southwest_Airlines_Corporation_