kasus capsulitis

22
BAB I PENDAHULUAN Di tengah masyarakat sering dijumpai keluhan nyeri bahu, yang merupakan keluhan yang sering dijumpai sehari- hari yang disebabkan oleh nyeri local atau nyeri saat menggerakkan lengan, misalnya pada waktu memakai baju, menyisir rambut, mengambil dompet di saku belakang. Keluhan diatas sering menimbulkan masalah diagnostic karena dapat melibatksn berbagai macam jaringan seperti persendian, bursa, otot, saraf bahkan organ yang jauh dari tempat nyeri. Nyeri bahu yang terjadi dapat disebabkan oleh karena kapsulitis adhesive. 1 2 Pada kapsulitis adhesive keadaan yang disebabkan adanya suatu reaksi peradangan kronik dan kekakuan bahu yang didahului dengan bursitis, tendonitis dan kapsulitis pada daerah persendian glenohumeral sehingga pergerakkannya terganggu dan timbul nyeri (sakit). Suatu kondisi yang erat hubungannya dengan gerak sendi bahu dan sekitarnya. Sejak pertama kali diterangkan oleh Duplay (1872), dengan prevalensi 2 – 5% dari populasi, biasanya mengenai orang dewasa setengah baya penyakit ini merupakan suatu proses autoimun, disfungsi imunitas, yang selanjutnya akan mengakibatkan suatu proses kapsulitis yang sulit untuk di obati hanya dengan obat-obatan NSAID, karena adanya kekakuan 1

Upload: nur-isma

Post on 22-Dec-2015

222 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

capsulitis

TRANSCRIPT

Page 1: kasus capsulitis

BAB I

PENDAHULUAN

Di tengah masyarakat sering dijumpai keluhan nyeri bahu, yang merupakan

keluhan yang sering dijumpai sehari-hari yang disebabkan oleh nyeri local atau nyeri saat

menggerakkan lengan, misalnya pada waktu memakai baju, menyisir rambut, mengambil

dompet di saku belakang. Keluhan diatas sering menimbulkan masalah diagnostic karena

dapat melibatksn berbagai macam jaringan seperti persendian, bursa, otot, saraf bahkan

organ yang jauh dari tempat nyeri. Nyeri bahu yang terjadi dapat disebabkan oleh karena

kapsulitis adhesive.1 2

Pada kapsulitis adhesive keadaan yang disebabkan adanya suatu reaksi peradangan

kronik dan kekakuan bahu yang didahului dengan bursitis, tendonitis dan kapsulitis pada

daerah persendian glenohumeral sehingga pergerakkannya terganggu dan timbul nyeri

(sakit). Suatu kondisi yang erat hubungannya dengan gerak sendi bahu dan sekitarnya.

Sejak pertama kali diterangkan oleh Duplay (1872), dengan prevalensi 2 – 5% dari

populasi, biasanya mengenai orang dewasa setengah baya penyakit ini merupakan suatu

proses autoimun, disfungsi imunitas, yang selanjutnya akan mengakibatkan suatu proses

kapsulitis yang sulit untuk di obati hanya dengan obat-obatan NSAID, karena adanya

kekakuan pada ruang sendi yang menghambat gerak sendi dan rasa nyeri yang makin

meningkat intensitasnya dari hari ke hari sehingga sampai saat ini diperlukan suatu terapi

fisik dengan menggunakan modalitas exercise therapy yang tepat.1

Exercise therapy ada di dalam ruang lingkup rehabilitasi medik, yang merupakan

pelayanan kesehatan terhadap gangguan fisik dan fungsional yang diakibatkan oleh

keadaan atau suatu kondisi sakit, penyakit atau cedera melalui panduan intervensi medic,

ketrampilan fisik dan atau raehabilitatif untuk mencapai kemampuan fungsi yang optimal.

Tujuan diberikan rehabilitas medic pada penderita ini adalah untuk mengurangi nyeri,

meningkatkan lingkup gerak sendi, mencegah kekakuan lebih lanjut dan mengembalikan

kekuatan otot serta meningkatkan aktifitas fungsional penderita.1 2

1

Page 2: kasus capsulitis

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Definisi

Kapsulitis adhesiva merupakan kumpulan dari semua gangguan dari pada sendi

bahu yang menimbulkan nyeri dan keterbatasan pada lingkup gerak sendi. Mempunyai

beberapa nama lain frozen shoulder, periatritis humeroskapularis, penyakit duplay,

perikapsularis, dan bursitis obliterative. Keadaan dikenali pertama kali oleh Putman

(1882) dan kemudian Codman. Kondisi ini biasanya mengenai unilateral bila mengenai

kedua bahu dapat terjadi bersamaan ataupun berurutan. Banyak di jumpai pada umur 40 –

60 tahun, dan lebih sering mengenai perempuan daripada laki-laki.2

II.2 Anatomi Fungsional

Gerak bahu secara normal merupakan hasil gerak yang kompleks dari 7 sendi yang

terpisah ; sendi costosternal, sendi sternoclavikular, sendi acromioclavikular, sendi

glenohumeral, sendi suprahumeral, sendi scapulocostal, sendi costovertebral. Dengan

lingkup gerak sendi yang sangat luas, berperan penting pada aktivitas sehari-hari ; fleksi

1800, ekstensi 600, abduksi 1800, adduksi 750, endorotasi 900, dan eksorotasi 900.2 3

II.3 Etiologi

Kapsulitis Adhesiva merupakan penyakit kronis dengan gejala khas berupa

keterbatasan lingkup gerak sendi ( LGS) pada bahu kesegala arah baik secara aktif

maupun pasif oleh karena rasa nyeri yang dapat mengakibatkan gangguan aktifitas sehari-

hari. Penyebabnya tidak diketahui secara pasti, kemungkinan disebabkan oleh Trauma dan

immobilisasi yang lama sehingga terbentuk jaringan fibrous yang menyebabkan terjadinya

perlengketan pada daerah bahu. Faktor kemungkinan lain adalah rupture rotator cuff,

tendinitis, bursitis, DM, infark miokard dan peradangan sendi bahu kronis. Dapat

disebabkan oleh trauma langsung pada bahu, immobilisasi atau disuse dalam jangka waktu

lama misalnya terjadi fraktur disekitar bahu yang pada fase penyembuhannya tidak diikuti

dengan gerak aktif yang dilakukan secara teratur pada bahu, disamping itu juga karena

2

Page 3: kasus capsulitis

faktor immunologi serta hubungannya dengan penyakit lain misalnya : TB paru,

Hemiparase, bronchitis kronis, dan DM. Diduga ini merupakan respon autoimun karena

rusaknya jaringan local.2 3

II. 4 Patofisiologi

Patofisiologi frozen shoulder masih belum jelas, tetapi beberapa penulis

menyatakan bahwa dasar terjadinya kelainan adalah imobilisasi yang lama. Setiap nyeri

yang timbul pada bahu dapat merupakan awal kekakuan sendi bahu. Hal ini sering timbul

bila sendi tidak digunakan terutama pada pasien yang apatis dan pasif atau dengan nilai

ambang nyeri yang rendah, di mana tidak tahan dengan nyeri yang ringan akan membidai

lengannya pada posisi tergantung. Lengan yang imobil akan menyebabkan stasis vena dan

kongesti sekunder dan bersama-sama dengan vasospastik, anoksia akan menimbulkan

reaksi timbunan protein, edema, eksudasi, dan akhirnya reaksi fibrosis. Fibrosis akan

menyebabkan adhesi antara lapisan bursa subdeltoid, adhesi ekstraartikuler dan

intraartikuler, kontraktur tendon subskapularis dan bisep, perlekatan kapsul sendi.

Pendapat lain mengatakan inflamasi pada sendi menyebabkan thrombine dan fibrinogen

membentuk protein yang disebut fibrin. Protein tersebut menyebabkan penjedalan dalam

darah dan membentuk suatu substansi yang melekat pada sendi. Perlekatan pada sekitar

sendi inilah yang menyebabkan perlekatan satu sama lain sehingga menghambat full

ROM. Kapsulitis adhesiva pada bahu inilah yang disebut frozen shoulder.3 4

II.5 Manifestasi klinis

Penderita datang dengan keluhan nyeri dan ngilu pada sendi serta gerakan sendi

bahu yang terbatas ke segala arah, terutama gerakan abduksi dan elevasi, sehingga

mengganggu lingkup gerak sendi bahu. Rasa nyeri akan meningkat intensitasnya dari hari

ke hari. Bersamaan dengan hal ini terjadi gangguan lingkup gerak sendi bahu. Menurut

Kisner (1996) kapsulitis adhesive dibagi dalam 3 tahapan, yaitu :4

1. Pain (Freezing)

Nyeri hebat saat istirahat, gerak sendi terbatas selama 2-3 minggu dan masa

akut ini berakhir 10-36 minggu.

2. Stiffness (Frozen)

3

Page 4: kasus capsulitis

Nyeri saat bergerak, kekakuan atau perlengketan yang nyata dan keterbatasan

gerak glenohumeral yang diikuti oleh keterbatasan gerak scapula dan fase

gerak ini berakhir 4 – 12 bulan.

3. Recovery (Thawing)

Pada fase ini tidak ditemukan adanya nyeri dan tidak ada synovitis tetapi

terdapat keterbatasan gerak karena perlengketan yang nyata. Fase ini berakhir

6-24 bulan atau lebih.

II.6 Diagnosis

Anamnesis :

Hal-hal yang perlu ditanyakan kepada pasien adalah sebagai berikut :

Lokasi dari nyeri bahu yang dirasakan

Sudah berapa lama nyeri dirasakan

Faktor-faktor yang menjadi pencetus

Ada tidaknya aktifitas yang berlebihan, terkilir, trauma pada bahu sebelumnya

Ada tidaknya penyakit di bahu yang pernah diderita sebelumnya.

Perlu ditanyakan pekerjaan, hobi atau kegiatan diwaktu senggang yang sering

dilakukan.

Pemeriksaan fisik :

Inspeksi

Postur dan cara berjalan

Setelah membuka pakaian atasan, perhatikan gerakannya normal atau ada gerakan

canggung ataupun dipaksakan.

Posisi leher dan kepala, apa ada kifosis berlebihan pada vertebra torakal.

Posisi scapula relative terhadap vertebra.

Posisi humerus terhadap scapula dan vertebra torakal.

Palpasi (dibelakang penderita)

Lakukan palpasi mulai dari sendi sternoklavikular, kemudian bergerak ke lateral

sepanjang klavikula menuju sendi akromioklavikula dan sendi glenohumeral.

Rasakan apakah terdapat edema, krepitasi, tanyakan ada tidaknya nyeri tekan.

Perubahan kontur tulang jaringan lunak dan peningkatan rasa nyeri.

4

Page 5: kasus capsulitis

Oleh karena rotator cuff terletak tepat di bawah akromion, untuk dapat dipalpasi

terlebih dahulu harus dirotasikan keluar dengan cara mengekstensikan lengan

pasien secara pasif, sehingga kaput humeri berotasi ke anterior. Untuk mengetahui

ada tidaknya nyeri tekan pada rotator cuff palpasi daerah di bawah anterior

akromion.

Palpasi di bawah bagian lateral akromion dapat menimbulkan nyeri tekan pada

bursitis subakromial.

Gangguan pada kapsul sendi, maka gerakan aktif maupun pasif terbatas dan nyeri.

Nyeri dapat menjalar ke leher, lengan atas dan punggung, perlu dilihat faktor pencetus

timbulnya nyeri. Gerakan pasif dan aktif terbatas. Pertama-tama pada gerakan elevasi dan

rotasi interna lengan, tetapi kemudian untuk semua gerakan sendibahu.

Tes Appley scratch merupakan tes tercepat untuk mengeveluasi lingkup gerak

sendi aktif pasien diminta menggaruk daerah angulus medialis skapula dengan tangan sisi

kontra lateral melewati belakang kepala. Penderita tidak dapat melakukan gerakan ini.

Bila sendi dapat bergerak penuh pada bidang geraknya secara pasif, tetapi terbatas pada

gerak aktif, maka kemungkinan kelemahan otot bahu sebagai penyebab keterbatasan.

Nyeri akan bertanbah pada penekanan dari tendon yang membentuk

muskulotendineus rotator cuff. Bila gangguan berkelanjutan akan terlihat bahu yang

terkena reliefnya mendatar, bahkan kempis, karena atrofi otot deltoid, supraspinatus dan

otot rotator cuff lainnya.2 3 4

Pemeriksaan penunjang :

- Radiologi polos

- Arthrografi

- Bonescan

- MRI

- EMG

- Arthroscopi

- Laboratorium

5

Page 6: kasus capsulitis

II.7 Penatalaksanaan

a. Medikamentosa

Pemberian analgesic dan obat anti inflamasi nonsteroidpada kasulitis adhesive.

Pemakaian relaksan otot oyang bertujuan untuk mengurangi kekakuan dan nyeri

dengan menghilangkan spasme otot.5

b. Fisioterapi

1. Terapi dingin untuk frozen shoulder

Kompres dingin

Masase es

2. Terapi panas untuk frozen shoulder

Diatermi gelombang pendek (SWD)

Diatermi gelombang mikro (MWD)

Diatermi suara ultra (US)

3. Elektrostimulasi : TENS (Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation)

4. Latihan

Codman (pendulum)

Finger ladder

Latihan dengan katrol (over head pulley)

Shoulder whell 5

6

Page 7: kasus capsulitis

BAB III

LAPORAN KASUS

Identitas penderita:

Nama : Ny. M. L

Umur : 76 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Kristen

Suku : Minahasa

Bangsa : Indonesia

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Alamat : Sario kota baru

Tanggal Periksa : 24 September 2012

ANAMNESIS

Keluhan Utama :

Nyeri pada Bahu kanan.

Riwayat penyakit sekarang:

Nyeri pada bahu kanan dialami penderita sejak 1 bulan yang lalu, nyeri yang

pertama kali dirasakan sifatnya terus- menerus, awalnya penderita mengeluh gerak bahu

kanan menjadi terbatas kemudian nyeri lebih terasa bila tangan kanan di gerakkan dan

pada posisi berbaring miring ke kanan sehingga kesulitan untuk tidur. Rasa nyeri

dirasakan menjalar dari tulang belikat kanan sampai pada siku sebelah kanan, sehingga

pasien sulit untuk menggerakan tangannya ke arah belakang atau apabila memakai

pakaian dalam, Nyeri berkurang pada saat tidak beraktifitas. Riwayat trauma tidak ada,

kesemutan tidak ada, kekakuan dipagi hari tidak ada, sakit dibagian leher tidak ada.

Penderita sebelumnya pernah berobat di Puskesmas Sario tetapi belum ada perbaikan

sampai saat ini.

7

Page 8: kasus capsulitis

Riwayat penyakit dahulu:

Riwayat DM, Hipertensi, penyakit jantung, penyakit hati, dan penyakit ginjal

disangkal.

Riwayat penyakit keluarga:

Hanya penderita yang sakit seperti ini dalam keluarga.

Riwayat kebiasaan :

Penderita sering ke kebun terakhir kali 2011, aktifitas saat ini penderita hanya

memasak, duduk santai, dan mencuci baju sendiri di rumah.

Pasien menggunakan tangan kanan dalam beraktifitas sehari-hari (right handed).

Riwayat social ekonomi :

Penderita sebagai ibu rumah tangga dan sudah menikah. Suami pensiunan tentara

sudah meninggal dan tinggal bersama 1 orang anak kandung, 1 orang menantu dan 2

orang cucu, penderita memiliki 9 orang anak. Penderita tinggal di rumah permanen 1

lantai, berdinding beton, WC/kamar mandi dalam rumah (WC jongkok). Biaya

pengobatan ditanggung Askes.

Riwayat psikologi :

Penderita tidak terlalu cemas dengan sakitnya ini.

Pemeriksaan Fisik :

Status Generalis

Keadaan umum : Cukup

Kesadaran : Kompos mentis

GCS : E4 V5 M6

8

Page 9: kasus capsulitis

Tanda vital : Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 68 x/menit

Respirasi : 24 x/menit

Suhu : 36,5 °C

Kepala : Bentuk mesocephal.

Mata : Pupil bulat isokor diameter 3mm/3mm, reflex cahaya +/+, reflex

cahaya tidak langsung +/+, conjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-.

Leher : Trakea letak di tengah. Tidak ada pembesaran KGB.

Thoraks :

Jantung - Inspeksi : Pulsasi iktus cordis tidak tampak.

- Palpasi : Pulsasi iktus cordis tidak teraba.

- Perkusi : Batas jantung normal.

- Auskultasi : Bunyi jantung normal, bising (-).

Paru-paru - Inspeksi : Simetris kanan = kiri.

- Palpasi : Stem fremitus kanan = kiri.

- Perkusi : Sonor kanan = kiri.

- Auskultasi : Suara pernapasan vesikuler, ronkhi (-),wheezing (-)

Abdomen :

- Inspeksi : Datar.

- Palpasi : Lemas, hepar/lien tidak teraba.

- Perkusi : Timpani.

- Auskultasi : Bising usus (+) normal.

Ekstremitas : Akral hangat, edema (-)

Visual Analogue Scale (VAS)

x

0 4 10

9

Page 10: kasus capsulitis

Status motorik dan sensorik :

STATUSEkstremitas Superior Ekstremitas Inferior

Dextra Sinistra Dextra sinistra

Gerakan Menurun Normal Normal Normal

Kekuatan otot 5/5/5/5 5/5/5/5 5/5/5/5 5/5/5/5

Tonus otot Normal Normal Normal Normal

Reflex fisiologis Normal Normal Normal Normal

Reflex patologis (-) (-) (-) (-)

Sensibilitas:

Protopatik

(nyeri, raba, suhu)

(+) Normal Normal Normal

Proprioseptif

(gerak, getar, posisi)

Normal Normal Normal Normal

Pemeriksaan ROM Cevical

ROM Cervical Aktif

Fleksi – Ekstensi 0-450

Lateral fleksi sinistra – Lateral fleksi dekstra 0-450

Rotasi sinistra – Rotasi dekstra 0-600

Pemeriksaan Lingkup Gerak Sendi (LGS) Bahu :

LGS Dextra (derajat) Sinistra(derajat)

Fleksi 0 – 1100 0 – 1700

Ekstensi 0 – 600 0 – 600

Abduksi 0 – 900 0 – 1700

Adduksi 0 – 400 0 - 400

Eksternal rotasi 0- 700 0-900

10

Page 11: kasus capsulitis

Internal rotasi 0- 400 0-700

Horizontal abduksi 0- 400 0-400

Horizintal adduksi 0-1300 0-1300

Tes Provokasi: Dekstra Sinistra

Tes Spurling : - -

Tes Distraksi : - -

Tes Yergasson : - -

Tes Apley Scratch : + -

Tes Apley Scraf : - -

Tes Lift off : + -

Tes Empty can : + -

Tes Moseley : - -

11

Page 12: kasus capsulitis

Resume :

Perempuan, 76 tahun, Nyeri pada bahu kanan dialami penderita sejak 1

bulan yang lalu, nyeri yang dirasakan sifatnya terus- menerus, awalnya penderita

mengeluh gerak bahu kanan menjadi terbatas kemudian nyeri lebih terasa bila tangan

kanan di gerakkan dan pada posisi berbaring miring ke kanan sehingga kesulitan untuk

tidur. Rasa nyeri dirasakan menjalar dari tulang belikat kanan sampai pada siku sebelah

kanan, sehingga pasien sulit untuk menggerakan tangannya ke arah belakang atau apabila

memakai pakaian dalam, Nyeri berkurang pada saat tidak beraktifitas. Riwayat trauma

tidak ada, penderita sebelumnya pernah berobat di Puskesmas Sario tetapi belum ada

perbaikan sampai saat ini. Riwayat DM, Hipertensi, penyakit jantung, penyakit hati, dan

penyakit ginjal disangkal.

Pemeriksaan fisik :

GCS : E4 V5 M6

T : 110/70 mmHg, N : 68 x/menit, R : 24 x/menit, S : 36,5 °C

Kekuatan otot : Dekstra 5/5/5/5

Sensorik : Protopatik ektremitas atas kanan meningkat

LGSA bahu D : Keterbatasan pada semua gerakan (fleksi, abduksi, rotasi internal,

dan rotasi eksternal)

Tes Provokasi : Tes Lift off : + -

Tes Apley Scratch : + -

Tes Empty can : + -

Diagnosis :

Diagnosis klinis : Kapsulitis Adhesiva dextra.

Diagnosis Topis : Regio shoulder dextra.

Diagnosis fungsional : keterbatasan dalam melakukan AKS.

Diagnosis etiologi : Inflamasi.

12

Page 13: kasus capsulitis

PENATALAKSANAAN

1. Medikamentosa

Analgetik

2. Rehabilitasi

- Fisio Terapi

Evaluasi:

a) Nyeri sendi bahu kanan VAS=6

b) Keterbatasan lingkup gerak sendi bahu kanan.

Program:

a) Stimulasi listrik dengan TENS pada region shoulder dekstra

b) IR shoulder dextra

c) Latihan LGS aktif pada ekstremitas superior dekstra :

Pendulum codman exercise

Wall climbing

Latihan menggunakan tongkat

- Okupasi Terapi

Evaluasi :

a) Keterbatasan lingkup gerak sendi bahu kanan

b) Nyeri sendi bahu kanan.

c) Gangguan aktifitas kehidupan sehari-hari ( AKS) seperti menyisir rambut,

memakai pakaian, sikat gigi, makan/minum, disabilitas ringan dalam

aktifitas sehari-hari.

Program :

a) Latihan peningkatan LGS dengan aktivitas keterampilan

b) Latihan peningkatan AKS dengan aktivitas keterampilan

- Ortotis Prostetis

Evaluasi:

a) Kontak dan pengertian baik, mengikuti perintah.

b) Nyeri bahu kanan, (VAS = 6)

c) Keterbatasan LGS sendi bahu kanan.

13

Page 14: kasus capsulitis

Program :

a) Saat ini belum diperlukan.

- Psikologi

Evaluasi:

a) Motivasi untuk berobat dan latihan baik.

Program :

a) Memberi semangat mental kepada penderita dan keluarga

b) Memberi bimbingan konseling kepada keluarga.

- Terapi Wicara

Evaluasi :

a) Tidak ada gangguan bicara dan bahasa.

Program :

a) Saat ini belum diperlukan

- Sosial Medik

Evaluasi :

a) Tidak ada gangguan

Program :

a) Saat ini tidak diperlukan.

3. Home Program

Mengedukasi penderita untuk menggunakan tangan kanan secara tepat,

tidak menggunakan secara berlebihan pada posisi tertentu dalam waktu

lama.

14

Page 15: kasus capsulitis

KEPUSTAKAAN

1. Anonymus, keseimbangan (Balance) pada tubuh manusia

(http://dhaenkpedro.wordpress.com/keseimbangan-balance/). Diunduh pada 25

september 2012

2. Hidayat, S N. Nyeri bahu/Frozen shoulder

(http://id.shovoong.com/medicine-and-health/pathology/1991481-nyeri-bahu-

frozen-shoulder/) .Diunduh pada 25 september 2012.

3. Anonymus. Frozen shoulder

(http://m.medicalera.com/?t=19044) .Diunduh pada 25 september 2012

4. American Academy of Orthopaedic Surgeons. Frozen shoulder

(http://orthoinfo.aaos.org/topic.cfm?topic=A00071). Diunduh pada 25 september

2012

5. Prabandari. Frozen Shoulder (kapsulitis adhesive). (http://fisioterapi-

yunitaprabandari.blogspot.com/). Diunduh pada 25 september 2012

6. Nusdwinuringtyas N, Nyeri padda bahu- Bicipital Tendinitis

(http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=16439). Diunduh pada 25

september 2012

7. Angliadi S, dkk. Ilmu kedokteran Fisik dan Rehabilitasi. FK UNSRAT. Manado

2006.

8. Setiadi H N, Frozen Shoulder – Nyeri bahu.

http://harrys-frozenshoulder.blogspot.com/2011/04/frozen-shoulder-nyeri-

bahu.html). Diunduh pada 25 september 2012

15