karya tulis ilmiah - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/481/1/yeye.pdfv...

92
i GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN IBU HAMIL TERHADAP PELAYANAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2018 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan Kebidanan OLEH : YEYEN PUTRI HAMSARI P00324015084 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEBIDANAN KENDARI 2018

Upload: vantuong

Post on 19-Jun-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN IBU HAMIL TERHADAP PELAYANAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS

LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2018

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Politeknik Kesehatan Kendari

Jurusan Kebidanan

OLEH :

YEYEN PUTRI HAMSARI P00324015084

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN KEBIDANAN KENDARI

2018

ii

iii

iv

RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS PENULIS

1. Nama : Yeyen Putri Hamsari

2. Tempat, Tanggal lahir : Kendari, 14 Januari 1998

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Suku / Bangsa : Tolaki / Indonesia

6. Alamat : Jalan Gajah Mada No.11 B Kota-Lama

B. PENDIDIKAN

1. SD Negeri 1 Kendari, Tamat Tahun 2003-2009

2. SMP Negeri 2 Kendari, Tamat Tahun 2009-2012

3. SMA Negeri 1 Kendari, Tamat Tahun 2012-2015

4. Terdaftar sebagai mahasiswa Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan

Kebidanan Tahun 2015 sampai sekarang.

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas

limpahan Rahmat dan Hidayat-Nya penulis bisa menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah ini dengan judul “Gambaran Tingkat Kepuasan Ibu Hamil Terhadap

Pelayanan Antenatal Care di Puskesmas Lepo-lepo Kota Kendari Tahun 2018”

yang merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Politeknik

Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan dengan lancar.

Sejak persiapan, pelaksanaan dan pengolahan hingga terselesaikannya

Karya Tulis Ilmiah ini penulis memperoleh banyak bantuan bimbingan, arahan

dan motivasi dari berbagai pihak. Ucapan terima kasih dan penghargaan

setinggi-tingginya khususnya pada Ibu DR. Nurmiaty, S.Si.T, MPH selaku

Pembimbing I dan ibu Hj. Sitti Zaenab, SKM, SST, M.Keb selaku Pembimbing II,

yang telah ikhlas meluangkan waktunya untuk membimbing penulis selama

penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Dan tak lupa juga penulis ingin mengucapkan

banyak terima kasih kepada :

1. Ibu Askrening, SKM, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes

Kendari

2. Ibu Sultina Sarita SKM, M.Kes sebagai Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik

Kesehatan Kemenkes Kendari

3. Penguji I Ibu Halijah, SKM, M.Kes, Penguji II Askrening , SKM, M.Kes,

Penguji III Ibu Hasmia Naningsi, SST, M.Keb yang telah meluangkan waktu

untuk menguji dan memberikan arahan kepada penulis hingga Karya Tulis

Ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.

vi

4. dr. Hasmirah, selaku Kepala Puskesmas Lepo-lepo Kota Kendari yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian

5. Bidan Koordinator Poli KIA dan bidan di Poli KIA Puskesmas Lepo-Lepo

terima kasih atas kerja samanya.

6. Kepada seluruh Dosen dan staff Politeknik Kesehatan Kendari jurusan

Kebidanan yang membantu penulis dalam menempuh pendidikan.

7. Untuk sahabatku Ibo, Ardian, Irena, Ian, Glg, Fani, Ombi, Ege, Anita, Alvi,

Ani, Arna, dan Ainul terima kasih sudah selalu ada untuk penulis.

Dan ucapan terima kasih tak terhingga kepada Ayah tercinta Sonny

Hamsah dan Ibu tercinta Endi Yanti Setiawan yang telah memberikan doa

dan kasih sayang, motivasi dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan Karya tulis Ilmiah ini tidak luput

dari kesalahan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

bersifat membangun demi kesempurnaanya. Akhir kata, penulis berharap

semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi setiap orang

yang menggunakannya.

Kendari, Juli 2018

Penulis

vii

ABSTRAK

Gambaran Tingkat Kepuasan Ibu Hamil Terhadap Pelayanan Antenatal Care di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari

Tahun 2018

Yeyen Putri Hamsari 1, Nurmiaty 2, Sitti Zaenab 2

Latar Belakang : Kepuasan pasien merupakan salah satu cerminan dalam pelayanan

kesehatan yang diberikan. Sehingga kepuasan ibu hamil dalam mendapatkan pelayanan

antenatal Care sangat penting untuk mengevaluasi pelayanan yang diberikan bidan

kepada ibu hamil.

Tujuan Penelitian : Mendapatkan gambaran tingkat kepuasan ibu hamil terhadap

pelayanan antenatal care di Puskesmas Lepo-lepo

Metode Penelitian : Jenis Penelitian adalah deskriptif Penelitian ini di lakukan di Poli KIA

Puskesmas Lepo-Lepo. Populasi penelitian ini sebanyak 90 ibu hamil yang

memeriksakan kehamilannya di Poli KIA Puskesmas Lepo-Lepo Periode Januari-Maret

2018, dengan jumlah sampel sebanyak 47 responden yang di tetapkan dengan teknik

accidental sampling. Variabel independen yaitu mutu pelayanan, sikap bidan dan waktu

pelayanan. Sedangkan variabel dependen yaitu tingkat kepuasan ibu hamil

Hasil Penelitian : Menunjukkan bahwa sebagian besar (57,44%) ibu hamil cukup puas

dengan pelayanan Antenatal Care di Poli KIA Puskesmas Lepo-Lepo. Sebagian besar

(97,87%) mutu pelayanan di Poli KIA Puskesmas Lepo-Lepo baik. Sebagian besar

(97,87%) sikap bidan di Poli KIA Puskesmas Lepo-Lepo positif. Sebagian besar (93,61%)

waktu pelayanan di Poli KIA Puskesmas Lepo-Lepo tidak lama.

Kata Kunci : Tingkat Kepuasan, Pelayanan Antenatal Care

Daftar Pustaka : 45 (2003-2018)

1. Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan

2. Dosen Pembimbing Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan

viii

ABSTRACT

The Description of the Level of Satisfaction of Pregnant Women for Antenatal Care Services at Lepo-Lepo Health Center

Kendari CIty in 2018

Yeyen Putri Hamsari 1, Nurmiaty 2, Sitti Zaenab 2

Background : Satisfacation of patient is a reflection of the health services provided. So

that the satisfacation of pregnant women in antenatal care services is very important to

evaluate services provided by midwives to pregnant woman.

Research Purpose: To get a description of the level of satisfaction of pregnant women

for the antenatal care services in the Lepo-Lepo Health Center.

Research Methods: this type of research is descriptive, this research was held at Mother

and Child health room in Lepo-Lepo Health Center. Population of the research is 90

pregnant women who exmined their pregnancy at mother and child health room in Lepo-

Lepo Health Center on period January-March 2018 with total sampel of 47 respondents

determined by accidental sampling technique. Independent variables are services quality,

midwife attitude and waiting service time. While the dependent variable is the level of

satisfaction of pregnant women.

Research Result: showed that majority (57,44%) of pregnant women were quite satisfied

with antenatal service at mother and child health room in Lepo-Lepo Health center. The

majority (97,87%) of the quality services mother and child health room in Lepo-Lepo

Health Center was good. Most (97,87%) attitudes of midwives at mother and child health

room in Lepo-Lepo Health center was positive. Most (93,61%) waiting service time at

mother and child room in Lepo-Lepo Health Center was not long.

Keyword :The Level of the Satisfaction, Antenatal Care Services

Reference : 45 (2003-2018)

1. Student of Kendari Health Ministry Polytechnic Departement of Midwifery

2. Supervision Departement of the Kendari Helath Ministry Polytechnic

Departement of Midwifery

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii

RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................... v

ABSTRAK .................................................................................................... vii

ABSTRACT .................................................................................................. viii

DAFTAR ISI ................................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................ 5 C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5 D. Manfaat Penelitian............................................................................. 5 E. Keaslian Penelitian ............................................................................ 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan tentang Tingkat Kepuasan .................................................. 9 B. Tinjauan tentang Pelayanan Antenatal .............................................. 24 C. Kerangka Teori .................................................................................. 39 D. Kerangka Konsep .............................................................................. 40

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian................................................................ .............. .... 41 B. Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................... 41 C. Populasi dan Sampel ........................................................................ 41 D. Variabel Penelitian ............................................................................ 43 E. Defenisi Operasional....................................................... .................. 43 F. Instrumen Penelitian ......................................................................... 44 G. Sumber Data ..................................................................................... 45 H. Analisis Data ..................................................................................... 46 I. Pengolahan dan Penyajian Data ...................................................... 47

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil ................................................................................................. 48 B. Pembahasan ..................................................................................... 57

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ...................................................................................... 69 B. Saran ................................................................................................ 69

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Teori ........................................................................... 39

Gambar 2. Kerangka Konsep ....................................................................... 40

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tinggi Fundus Uteri pada Ibu Hamil.................................. 31

Tabel 2. Suntik Tetanus Toksoid pada Ibu

Hamil............................

32

Tabel 3. Tenaga Kesehatan di Puskesmas Lepo-Lepo Tahun

2018..................................................................................

49

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelompok

Umur Pada Ibu Hamil di Poli KIA Puskesmas Lepo-Lepo

Kota Kendari Tahun 2018.................................................

49

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat

Pendidikan Pada Ibu Hamil di Poli KIA Puskesmas

Lepo-Lepo Kota Kendari Tahun 2018......................

50

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pada Ibu Hamil di Poli KIA Puskesmas Lepo-Lepo Kota

Kendari Tahun 2018..........................................................

50

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Trimester

Kehamilan Pada Ibu Hamil di Poli KIA Puskesmas Lepo-

Lepo Kota Kendari Tahun 2018........................................

51

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Frekuensi

Kehamilan Pada Ibu Hamil di Poli KIA Puskesmas

Lepo-Lepo Kota Kendari Tahun 2018............................

51

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Frekuensi

Kunjungan Pada Ibu Hamil di Poli KIA Puskesmas

Lepo-Lepo Kota Kendari Tahun 2018............................

52

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Mutu

Pelayanan Pada Ibu Hamil di Poli KIA Puskesmas

Lepo-Lepo Kota Kendari Tahun 2018...............................

52

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Sikap

xii

Bidan Pada Ibu Hamil di Poli KIA Puskesmas Lepo-

Lepo Kota Kendari Tahun 2018.....................................

53

Tabel 12. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Waktu

Pelayanan Pada Ibu Hamil di Poli KIA Puskesmas Lepo-

Lepo Kota Kendari Tahun 2018................................

53

Tabel 13. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat

Kepuasan Pada Ibu Hamil di Poli KIA Puskesmas Lepo-

Lepo Kota Kendari Tahun 2018.....................................

54

Tabel 14. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Gambaran

Mutu Pelayanan terhadap Tingkat Kepuasan Ibu Hamil

di Poli KIA Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari……..

54

Tabel 15. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Gambaran

Sikap Bidan terhadap Tingkat Kepuasan Ibu Hamil di

Poli KIA Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari.................

55

Tabel 16. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Gambaran

Waktu Pelayanan terhadap Tingkat Kepuasan Ibu Hamil

di Poli KIA Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari..............

55

xii

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Pengambilan Data Awal Penelitian

Lampiran 2. Kuisioner Gambaran Tingkat Kepuasan Ibu Hamil

terhadap Pelayanan Antenatal Care di Puskesmas Lepo-Lepo

Tahun 2018

Lampiran 3. Surat izin melakukan penelitian dari Badan Penelitian

dan Pengembangan Informasi

Lampiran 4. Master Tabel

Lampiran 5. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

xiv

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Permasalahan kesehatan yang sampai saat ini belum

selesai di Indonesia adalah masih tingginya angka kematian ibu.

Kematian ibu menurut WHO adalah kematian selama kehamilan

atau dalam periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, akibat

semua sebab yang terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan

atau penanganannya tetapi bukan oleh kecelakaan atau cidera.

Sekitar 800 wanita meninggal setiap hari disebabkan oleh hal yang

berkaitan dengan kehamilan dan persalinan (WHO, 2012).

Indonesia kini menjadi salah satu dari 13 negara dengan

angka kematian ibu tertinggi di dunia. Berdasarkan Survei

Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2013, angka

kematian ibu (yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan

nifas) sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup mengalami

peningkatan bila dibandingkan hasil SDKI 2007 yang mencapai 228

per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih cukup tinggi

apalagi jika dibandingkan dengan negara–negara tetangga

(Kemenkes RI, 2014).

Data Kematian ibu di Sulawesi Tenggara dalam 5 tahun

terakhir dari tahun 2012 sampai 2015 mengalami penurunan,

namun kembali meningkat pada tahun 2016. Bila dibandingkan

1

2

dengan target SDG’s 2016 yaitu sebesar 70 AKI/100.000

Kelahiran Hidup, dapat dikatakan bahwa target tersebut tidak

tercapai. Meskipun angkanya terus menurun yaitu 149 AKI/100.000

kelahiran, namun sangat beda jauh dari angka target tersebut

(Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara, 2016).

Namun demikian upaya menurunkan AKI juga tidak dapat

sepenuhnya dikatakan gagal, walaupun diperlukan upaya yang

lebih keras untuk dapat mencapai target yang harus diikuti dengan

peningkatan pelayanan ANC (Ante Natal Care), PNC (Post Natal

Care), peningkatan kompetensi tenaga kesehatan dan peningkatan

fasilitas pelayanan kesehatan.

Berbagai upaya yang dilakukan dalam penurunan AKI dan

AKB salah satunya adalah melalui program Perencanaan

Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) yang

menitikberatkan pada totalitas monitoring yang menjadi salah satu

upaya deteksi dini, menghindari resiko pada ibu hamil serta

menyediakan akses dan pelayanan kegawatdaruratan obstetri dan

neonatal di tingkat Puskesmas (PONED) dan Pelayanan

Kegawatdaruratan Obstetri dan Neonatal Konprehensif di Rumah

Sakit (PONEK). Pelaksanaan P4K di desa-desa perlu dipastikan

agar mampu membantu keluarga dalam membuat perencanaan

persalinan yang baik dan meningkatkan kesiap siagaan keluarga

dalam menghadapi tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas.

3

Upaya yang dilakukan pemerintah bersama masyarakat juga

bertanggung jawab untuk menjamin bahwa setiap ibu memiliki

akses terhadap pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, mulai

dari saat hamil (Kemenkes RI, 2014).

Pelayanan Antenatal Care dapat dikatakan berkualitas

apabila sesuai dengan standar yang telah di tetapkan. Pelayanan

ini sangat penting untuk dilakukan untuk memantau perkembangan

kehamilan dan mendeteksi komplikasi yang terjadi pada

kehamilan secara dini agar segera ditangani dengan cepat dan

benar, dan diharapkan pelayanan ini dapat mengurangi

permasalahan kehamilan hingga persalinan yang otomatis

mengurangi angka kematian ibu di Indonesia (Kemenkes RI, 2014).

Keteraturan Antenatal care dapat ditunjukkan melalui

frekuensi kunjungan, ternyata hal ini menjadi masalah karena tidak

semua ibu hamil memeriksakan kehamilannya secara rutin

terutama ibu hamil normal sehingga komplikasi yang timbul dalam

kehamilan tidak dapat terdeteksi sedini mungkin. Salah satu faktor

yang menjadi penyebab mengapa ibu hamil kurang termotivasi

dalam melakukan antenatal care secara teratur dan tepat waktu

adalah kurangnya kemudahan untuk pelayanan maternal, asuhan

medik yang kurang baik, kurangnya tenaga terlatih dan obat-obatan

penyelamat jiwa (Winkjosastro, 2009).

4

Kepuasan adalah tingkat keadaan yang dirasakan

seseorang yang merupakan hasil dari membandingkan penampilan

atau outcome produk yang dirasakan dalam hubungannya dengan

harapan seseorang (Kotler, 2015).

Tingkat kepuasan adalah suatu fungsi dari perbedaan antara

penampilan yang dirasakan dan harapan. Ada 3 tingkat kepuasan,

yaitu: Bila penampilan kurang dari harapan pelanggan tidak

dipuaskan, bila penampilan sebanding dengan harapan, pelanggan

puas dan apabila penampilan melebihi harapan, pelanggan amat

puas atau senang (Purwoastuti, 2015).

Berdasarkan pengambilan data di Poli KIA Puskesmas

Lepo-lepo diperoleh data dua tahun terakhir bahwa terjadi

kunjungan ibu hamil K1 sebanyak 598 ibu pada tahun 2016. Pada

tahun 2017 terjadi penurunan sebanyak 589 ibu, namun melampaui

target sasaran yaitu 581 ibu. Sedangkan data kunjungan hamil K4

dua tahun terakhir yaitu pada tahun 2016 sebanyak 576 ibu, pada

tahun 2017 terjadi peningkatan sebanyak 583 ibu. Pada Januari

2018 jumlah kunjungan ibu hamil K1 sebanyak 48 ibu, dan jumlah

kunjungan ibu hamil K4 sebanyak 42 ibu. Dari dinamika kunjungan

ibu hamil K1 dan K4 yang terjadi pada Poli KIA Puskesmas Lepo-

lepo penulis berpendapat bahwa kunjungan ibu hamil dipengaruhi

oleh kepuasan ibu hamil dalam pelayanan yang diberikan.

Berdasarkan tanya jawab secara langsung terhadap 5 orang ibu

5

hamil yang berkunjung di Puskesmas Lepo-lepo, 3 diantaranya

mengatakan puas dengan pelayanan yang di berikan oleh bidan

yang bertugas di Puskesmas Lepo-lepo.

Berdasarkan pada latar belakang di atas peneliti tertarik

untuk meneliti “Gambaran Tingkat Kepuasan Ibu Hamil Terhadap

Pelayanan Antenatal Care di Puskesmas Lepo-lepo Tahun 2018”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah bagaimana “Gambaran tingkat

kepuasan ibu hamil terhadap pelayanan antenatal care di

Puskesmas Lepo-lepo?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum.

Mendapatkan gambaran tingkat kepuasan ibu hamil terhadap

pelayanan antenatal care di Puskesmas Lepo-lepo.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mendapatkan gambaran mutu pelayanan

b. Untuk mendapatkan gambaran sikap bidan

c. Untuk mendapatkan gambaran waktu tunggu pelayanan

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Dapat menambah konsep dan teori yang menyangkut

dengan perkembangan ilmu pengetahuan kebidanan khususnya

6

yang terkait dengan pelayanan antenatal care yang dibutuhkan

oleh ibu hamil.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai acuan

sehingga dapat meningkatkan pelayanan pemeriksaan antenatal

care pada ibu hamil, dijadikan referensi mahasiswi terutama

mahasiswi jurusan kebidanan juga dapat menjadi tambahan

pembelajaran dan pengetahuan dalam pelaksanaan asuhan

kebidanan mengenai pelayanan antenatal care pada ibu hamil,

dan dapat digunakan sebagai bahan bacaan dan data bagi

peneliti selanjutnya.

3. Manfaat Bagi Peneliti

a. Merupakan suatu pengalaman yang berharga dalam

mengaplikasikan Ilmu yang telah didapat selama menempuh

pendidikan di Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari

Jurusan Kebidanan.

b. Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Program

Studi D-III kebidanan di Politeknik Kesehatan Kemenkes

Kendari tahun 2017

E. Keaslian Penelitian

Wulansari (2012). Hubungan Kualitas Pelayanan Antenatal

Care dengan Kepuasan Ibu Hamil terhadap Pelayanan ANC di BPRB

Fitri Griya Husada Sewon Bantul Tahun 2012. Hasil penelitian ini

7

dapat disimpulkan kualitas pelayanan antenatal care adalah baik

(55%) dari 27 responden, tingkat kepuasan pasien adalalah puas

(55%) dan adanya hubungan pada kualitas pelayanan antenatal care

dengan kepuasan ibu hamil. Penelitian yang di lakukan ini

merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional

data diambil dengan menggunakan teknik Purposive Sampling.

Perbedaan antara penelitian yang terdahulu dengan penelitian

penulis lakukan terletak pada jenis, waktu dan tempat penelitian.

Nurdiana (2012). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Bidan

terhadap Pelayanan Antenatal Care di Kabupaten Konawe Utara

Tahun 2012. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan pengetahuan

bidan di Kabupaten Konawe Utara Tahun 2012 masih kurang baik.

Hal ini didasarkan bahwa dari 69 responden terdapat 42 respoden

(60,87%) yang mempunyai pengetahuan baik dan 27 responden

(39,13%) mempunyai pengetahuan kurang tentang pelayanan

antenatal care. Sikap bidan terhadap antenatal care di Kabupaten

Konawe Utara tahun 2012 masih kurang baik hal ini didasarkan

bahawa dari 69 responden terdapat 16 responden (23,19%) yang

mempunyai sikap positif dan 53 responden (76,18) yang mempunyai

sikap negatif. Penelitian yang di lakukan ini merupakan penelitian

analitik dengan pendekatan cross sectional data diambil dengan

menggunakan teknik Purposive Sampling. Perbedaan antara

8

penelitian yang terdahulu dengan penelitian penulis lakukan

terletak pada jenis, variable, waktu dan tempat penelitian.

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan tentang Tingkat Kepuasan

Kepuasan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (2006)

adalah puas; merasa senang (lega, kenyang, dan sebagainya).

Kepuasan dapat diartikan sebagai perasaan puas, rasa senang dan

kelegaan seseorang dikarenakan mengkonsumsi suatu produk atau

jasa untuk mendapatkan pelayanan suatu jasa.

Menurut Kotler Kepuasaan adalah tingkat keadaan yang

dirasakan seseorang yang merupakan hasil dari membandingkan

penampilan atau outcome produk yang dirasakan dalam

hubungannya dengan harapan seseorang.

Tingkat kepuasan adalah suatu fungsi dari perbedaan antara

penampilan yang dirasakan dan harapan. Ada 3 tingkat kepuasan,

yaitu:

a) Bila penampilan kurang dari harapan pelanggan tidak dipuaskan

b) Bila penampilan sebanding dengan harapan, pelanggan puas

c) Apabila penampilan melebihi harapan, pelanggan amat puas

atau senang (Purwoastuti,2015).

Garvin (1987) sebagaimana dikutip Muninjaya (2011)

menguraikan kualitas jasa pelayanan menjadi 8 dimensi, yaitu:

karakteristik operasional kinerja produk utamanya, berbagai

keistimewaan tambahan yang diberikan pada penggunanya,

10

keandalannya, kesesuaian pelayanan dengan spesifikasi

produk, daya tahan, kemampuan layanan purna jual, estetika,

pencitraan publik reputasi produk atau institusi yang memproduksi

layanan jasa tersebut.

Melalui serangkaian penelitian terhadap berbagai macam

industri jasa, Parasuraman, Zeithaml dan Berry (1985)

sebagaimana dikutip Tjiptono dan Chandra (2011) berhasil

mengidentifikasi sepuluh dimensi pokok kualitas jasa :

1) Reabilitas, meliputi dua aspek utama yaitu konsistensi

kinerja (performance) dan sifat dapat dipercaya

(dependability). Hal ini berarti perusahaan mampu

menyampaikan jasanya secara benar sejak awal, memenuhi

janjinya secara akurat dan andal, menyimpan data secara

tepat, dan mengirimkan tagihan yang akurat.

2) Responsivitas atau daya tanggap, yaitu kesediaan dan

kesiapan para karyawan yang membantu para pelanggan

dan menyampaikan jasa secara tepat

3) Kompetensi, yaitu penguasaan keterampilan dan

pengetahuan yang dibutuhkan agar dapat menyampaikan

jasa sesuai dengan kebutuhan pelanggan

4) Akses, meliputi kemudahan untuk dihubungi atau ditemui

dan kemudahan kontak. Hal ini berarti lokasi fasilitas jasa

mudah di jangkau, waktu mengantri atau menunggu tidak

11

terlalu lama, saluran komunikasi mudah di hubungi, dan jam

operasi nyaman

5) Kesopanan (courtesy), meliputi sikap bantu, respek, atensi

dan keramahan para karyawan kontrak

6) Komunikasi, artinya menyampaikan informasi kepada para

pelanggan dalam bahasa yang mudah mereka pahami, serta

selalu mendengarkan saran dan keluhan pelanggan

7) Kreadibilitas, yaitu sifat jujur dan dapat dipercaya.

Kreadibilitas mencakup nama perusahaan, reputasi

perusahaan, karakter pribadi karyawan kontrak dan interaksi

dengan pelanggan

8) Keamanan (security), yaitu bebas dari bahaya, resiko atau

keraguan. Termasuk di dalamnya adalah keamanan secara

fisik, keamanan financial, privasi dan kerahasiaan

9) Kemampuan memahami pelanggan, yaitu berupaya

memahami pelanggan dan kebutuhan spesifik mereka,

memberikan perhatian individual dan mengenal pelanggan

reguler

10) Bukti fisik (tangibles), meliputi penampilan fasilitas fisik,

peralatan, personil dan bahan-bahan komunikasi

perusahaan

Dalam riset selanjutnya, Parasuraman, Zeithaml dan Berry

12

(1985) menemukan adanya overlapping diantara beberapa dimensi

diatas, oleh sebab itu mereka menyederhanakan sepuluh dimensi

tersebut menjadi 5 dimensi pokok. Kompetensi, kesopanan,

kreadibilitas dan keamanan disatukan menjadi jaminan

(assurance), sedangkan akses, komunikasi dan kemampuan

memahami pelanggan diitegrasikan menjadi empati (emphaty).

Terdapat lima dimensi utama yang disusun sesuai urutan tingkat

kepentingan relatifnya:

1) Reabilitas (reability)

Reabilitas berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk

memberikan pelayanan yang akurat sejak pertama kali tanpa

membuat kesalahan apapun dan menyampaikan jasanya sesuai

dengan waktu yang disepakati

2) Daya tanggap (responsiveness)

Daya tanggap berkenaan dengan kesediaan dan kemampuan

karyawan untuk membantu para pelanggan dan merespon

permintaan mereka serta menginformasikan kapan jasa akan

diberikan dan kemudian memberikan jasa secara cepat.

3) Jaminan (assurance)

Jaminan yakni perilaku para karyawan mampu menumbuhkan

kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan dan perusahaan

bisa menciptakan rasa aman bagi pelanggannya. Jaminan juga

berarti bahwa para karyawan selalu bersikap sopan dan

13

menguasai pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

untuk menangani setiap pertanyaan atau masalah pelanggan

4) Empati (emphaty)

Empati berarti bahwa perusahaan memahami masalah para

pelanggannya dan bertindak demi kepentingan pelanggan dan

memiliki jam operasi yang nyaman

5) Bukti fisik (tangibles)

Bukti fisik berkenaan dengan daya tarik kualitas fisik,

perlengkapan, dan material yang digunakan perusahaan, serta

penampilan karyawan.

Kepuasan ibu hamil terhadap pelayanan antenatal care

yang diberikan akan tercapai bila diperoleh hasil yang optimal pada

setiap pemeriksaan. Pelayanan kesehatan memperhatikan

kemampuan ibu dan keluarganya, ada perhatian terhadap keluhan,

kondisi lingkungan fisik dan tanggap kepada kebutuhan ibu hamil

sehingga tercapai keseimbangan yang sebaik-baiknya antara rasa

tingkat puas dan jerih payah yang harus dialami guna memperoleh

hasil tersebut (Nissa, 2011).

B. Tinjauan tentang Pelayanan Antenatal

1. Tinjauan tentang Mutu Pelayanan

Banyak pengertian tentang mutu antara lain:

a. Mutu adalah tingkat kesempurnaan dan penampilan sesuatu

yang sudah diamati (Wnston Dictionary, 1956).

14

b. Mutu sifat yang dimiliki oleh suatu program (Donabedian, 1980).

c. Mutu adalah totalitas dari wujud serta ciri suatu barang atau

jasa yang didalamnya terkandung pengertian rasa aman atau

pemenuhan kebutuhan para pengguna (DIN ISO 8042, 1994).

Jadi mutu, Mutu (Quality) dapat didefenisikan sebagai

keseluruhan karakteristik barang atau jasa yang menunjukkan

kemampuan dalam memuaskan kebutuhan konsumen, baik

kebutuhan yang dinyatakan maupun kebutuhan yang tersirat.

(Purwoastuti, 2015). Beberapa pengertian tentang mutu pelayanan

kesehatan:

a. Mutu pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang

dapat memuaskan setiap jasa pemakai pelayanan kesehatan

yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk serta

penyelenggaraannya sesuai dengan standard an kode etik

profesi (Azwar,1996).

b. Mutu pelayanan kesehatan adalah memenuhi dan melebihi

kebutuhan serta harapan pelanggan melalui peningkatan yang

berkelanjutan atas seluruh proses. Pelanggan meliputi pasien,

keluarga, dan lainnya yang datang untuk mendapatkan

pelayanan dokter, karyawan (Satrianegara, 2014).

Secara umum pengertian mutu pelayanan kesehatan adalah

derajat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan

standar profesi dan standar pelayanan dengan menggunakan

15

potensi sumber daya yang tersedia di rumah sakit atau puskesmas

secara wajar, efisien, dan efektif serta diberikan secara aman dan

memuaskan secara norma, etika, hukum dan sosial budaya dengan

memperhatikan keterbatasan dan kemampuan pemerintah, serta

masyarakat konsumen (Purwoastuti, 2015). Selain itu mutu

pelayanan dapat diartikan berbeda sebagai berikut:

a. Menurut pasien/masyarakat empati, menghargai dan tanggap

sesuai dengan kebutuhan dan ramah.

b. Menurut petugas kesehatan adalah bebas melakukan segala

hal sesuatu secara professional sesuai dengan ilmu

pengetahuan, keterampilan dan peralatan yang sesuai standar.

c. Menurut manajer/administrator adalah mendorong manager

untuk mengatur staf dan pasien/masyarakat yang baik.

d. Menurut yayasan atau pemilik adalah menuntut pemilik agar

memiliki tenaga professional yang bermutu dan cukup

(Purwoastuti, 2015).

Jadi yang dimaksud dengan mutu pelayanan kesehatan

adalah menunjuk pada tingkat pelayanan kesehatan dalam

menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien, makin sempurna

kepuasan tersebut maka baik pula mutu pelayanan kesehatan

(Purwoastuti, 2015).

Menurut Purwoastuti (2015), penilaian ibu hamil terhadap

pelayanan antenatal care dapat digunakan untuk mengevaluasi

16

pelayanan yang diberikan kepada pasien. Ungkapan kepuasan

yang disampaikan ibu hamil menjadi bukti mutu pelayanan yang

diberikan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Wulansari (2012) yang disimpulkan adanya hubungan pada mutu

pelayanan antenatal care dengan kepuasan ibu hamil yang dilakukan

di BPRB Fitri Griya Husada Sewon Bantul Tahun 2012.

Kepuasan terhadap pelayanan kesehatan menurut

Purwoastuti (2015) akan dinyatakan melalui hal-hal sebagai berikut:

a. Komunikasi dari mulut ke mulut

Informasi yang diperoleh dari pasien atau masyarakat yang

memperoleh pelayanan yang memuaskan ataupun tidak, akan

menjadi informasi yang dapat digunakan untuk sebagai

referensi untuk menggunakan atau memilih jasa pelayanan

kesehatan tersebut.

b. Kebutuhan pribadi

Pasien atau masyarakat selalu membutuhkan pelayanan

kesehatan yang tersedia sebagai kebutuhan pribadi yang

tersedia pada waktu dan tempat sesuai dengan kebutuhan.

Pasien atau masyarakat mengharapkan adanya kemudahan

dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang baik dalam

keadaan biasa maupun gawat darurat.

17

c. Pengalaman masa lalu

Pasien atau masyarakat yang pernah mendapatkan pelayanan

kesehatan yang memuaskan akan kembali ke pelayanan

kesehatan yang terdahulu untuk memperoleh layanan

kesehatan yang memuaskan sesuai dengan kebutuhannya

berdasarkan pengalaman yang lalu.

d. Komunikasi eksternal

Sosialisasi yang luas dari sistem pelayanan kesehatan

mengenai fasilitas, sumber daya manusia, serta kelebihan-

kelebihan yang dimiliki suatu konstitusi pelayanan kesehatan

akan memengaruhi pemakaian jasa pelayanan oleh masyarakat

atau pasien.

2. Tinjauan tentang Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup

dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi

sikap tidak dapat dilihat langsung tetapi hanya dapat ditafsirkan

terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata

menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus

tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang

bersifat emosional terhadap stimulus sosial (Notoatmodjo, 2003).

Bila hubungan petugas kesehatan dengan pasien tidak baik,

sebaiknya apapun tindakan medis dan pemenuhan hak yang telah

diberikan pasti akan dirasakan adanya kekurangan oleh pasien.

18

Sebaliknya bila hubungan baik terjalin secara optimal, pasien akan

lebih kooperatif dan memiliki rasa percaya pada pemberi pelayanan

sehingga menimbulkan rasa kepuasan tersendiri terhadap

responden yang telah diberikan pelayanan (Purwoastuti, 2015).

Terdapat hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurdiana (2012),

disimpulkan bahwa sikap bidan terhadap antenatal care di Kabupaten

Konawe Utara tahun 2012 masih kurang baik hal ini didasarkan

bahawa dari 69 responden terdapat 16 responden (23,19%) yang

mempunyai sikap positif dan 53 responden (76,18) yang mempunyai

sikap negatif. Sejalan dengan pendapat Cahyaning (2012), bahwa

sikap baik menjadikan responden semakin puas atas pelayanan

yang telah diterima.

Komponen pokok sikap menurut Notoatmodjo (2003)

menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok yaitu:

a. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek

b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek

c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap

yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini,

pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan

penting. Berbagai tingkatan sikap yakni:

19

a. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

b. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari

sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan

dan mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan

itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide

tersebut.

c. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan

suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga

(Notoatmodjo, 2003).

d. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya

dengan segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi.

3. Tinjauan tentang Lama Waktu Tunggu Pelayanan

Waktu tunggu pelayanan adalah waktu yang dipergunakan

oleh pasien untuk mendapatkan pelayanan rawat jalan dan rawat

inap dari tempat pendaftaran sampai masuk ke ruang pemeriksaan

dokter. Waktu tunggu sering menimbulkan keluhan pasien di

beberapa pelayanan kesehatan mengelola komponen pelayanan

20

yang disesuaikan dengan situasi dan harapan pasien (Depkes RI,

2007).

Waktu tunggu di pendaftaran dan poliklinik sangat

bergantung pada ketanggapan, kemauan, kesiapan, sikap dan

kecepatan petugas dalam memberikan pelayanan, serta ketepatan

waktu dari pelayanan sangat memengaruhi kepuasan pasien dalam

pemenuhan kebutuhannya untuk mendapatkan pelayanan di rumah

sakit (Satrianegara, 2014).

Indikator kepuasan pasien dalam rawat jalan adalah

kecepatan penerimaan pasien oleh petugas pendaftaran atau

cepatnya waktu tunggu untuk mendapatkan pelayanan, keramahan

petugas, keterampilan petugas dan kenyamanan ruang tunggu

(Sabarguna, 2004). Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Buhang (2007), aspek lamanya waktu tunggu pasien dalam

mendapatkan pelayanan kesehatan merupakan salah satu hal

penting dan sangat menentukan kualitas pelayanan kesehatan

yang diberikan oleh suatu unit pelayanan kesehatan.

Menurut Kemenkes RI Nomor 129/Menkes/SK/2008 waktu

tunggu pelayanan rawat jalan adalah waktu yang diperlukan oleh

pasien mendaftar di tempat pendaftaran pasien rawat jalan

(TPPRJ) sampai dipanggil untuk pelayanan pemeriksaan oleh

dokter di poliknik tujuan dengan standar waktu tunggu pelayanan

21

rawat jalan yang ditetapkan yaitu rata-rata < 60 menit. (Depkes RI,

2007).

4. Tinjauan tentang Tarif

Tarif adalah nilai suatu jasa pelayanan yang ditetapkan

dengan ukuran sejumlah uang berdasarkan pertimbangan bahwa

dengan nilai uang tersebut sebuah perusahaan bersedia

memberikan jasa kepada pelanggannya (Gani, 2006).

Kotler dan Keller berpendapat bahwa harga adalah salah

satu unsur bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan

yang paling mudah disesuaikan. Harga juga mengkomunikasikan

posisi nilai yang dimaksudkan perusahaan kepada pasar tentang

produk dan mereknya.

Menurut Trisnantoro (2006), Penentuan tarif yang ideal

dapat dilakukan dengan analisis penetapan tarif itu sendiri yang

bertujuan untuk:

a. Meningkatkan pemulihan biaya rumah sakit (cost recovery rate)

rumah sakit. Hal ini terutama terdapat pada rumah sakit

pemerintah yang semakin berkurang subsidinya.

b. Peningkatan akses pelayanan. Salah satu cara meningkatkan

akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin adalah

dengan menetapkan tarif pelayanan yang rendah. Penetapan

tarif dengan cara ini hendaknya diikuti oleh subsidi yang

22

memadai dari pemilik atau pemerintah sehingga mutu

pelayanan tetap terjaga.

c. Peningkatan mutu pelayanan. Di beberapa rumah sakit

pemerintah daerah, kebijakan penetapan tarif pada bangsal

kelas I bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan dan

peningkatan kepuasan kerja dokter spesialis.

d. Penetapan tarif dengan tujuan lain. Penetapan tarif yang

bertujuan mengurangi pesaing, memaksimalkan pendapatan,

meminimalkan penggunaan dan menciptakan corporate image.

Penetapan tarif untuk tujuan mengurangi pesaing dilakukan

untuk mencegah rumah sakit baru yang akan menjadi pesaing.

5. Tinjauan tentang Fasilitas kesehatan

Dalam Presiden RI No. 12 tahun 2013 tentang jaminan

kesehatan bab 1 ketentuan umum pasal 1 No. 14, disebutkan

bahwa pengertian dari fasilitas kesehatan adalah fasilitas

pelayanan kesehatan yang digunakan untuk menyelenggarakan

upaya pelayanan kesehatan perorangan, baik promotif,

preventif (mencegah), kuratif (mengobati/memperbaiki)

maupun rehabilitasi (perbaikan) yang dilakukan oleh pemerintah

daerah dan atau masyarakat.

Menurut Lupiyoadi (2006), Fasilitas merupakan komponen

individual dari penawaran yang mudah ditumbuhkan atau dikurangi

tanpa mengubah kualitas dan model jasa. Fasilitas juga merupakan

23

alat untuk membedakan program lembaga pendidikan yang satu

dari pesaing lainnya.

Pasien akan merasa puas dalam menerima pelayanan

kesehatan dipengaruhi oleh : peralatan medis yang lengkap,

bangunan dan fasilitas puskesmas yang memadai, kelengkapan

sarana pendukung. Selain juga waktu tunggu dan kualitas

pemberi jasa atau pegawai.

Menurut Youti dalam Paiman (2008) indikator dari fasilitas

adalah : tenaga medis, ruang perawatan, kelengkapan fasilitas

medis, dan kelengkapan obat-obatan.

6. Tinjauan tentang Asuhan Antenatal Care

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional,

kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum, dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

Dihitung dari saat fertilisasi sampai kelahiran bayi, kehamilan

normal biasanya berlangsung dalam waktu 40 minggu. Usia

kehamilan tersebut dibagi menjadi 3 trimester yang masing-masing

berlangsung dalam beberapa minggu. Trimester 1 selama 12

minggu, trimester 2 selama 15 minggu (minggu ke-13 sampai

minggu ke-27), dan trimester 3 selama 13 minggu (minggu ke-28

sampai minggu ke-40) (Winkjosastro,2014).

24

Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh

tenaga professional untuk ibu selama masa kehamilan, persalinan

dan nifas serta mengusahakan bayi yang lahirkan sehat, memantau

kemungkinan adanya resiko-resiko kehamilan, resiko tinggi dan

menurunkan mordibitas dan mortalitas ibu dan perinatal

(Witjaksono, 2008).

Asuhan antenatal care adalah suatu program yang

terencana berupa obsrevasi, edukasi dan penaganan medik pada

ibu hamil untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persiapan

persalinan yang aman dan memuaskan (Mufdlilah, 2009).

Menurut Kusnawati (2014), Tujuan Antenatal care adalah

sabegai berikut:

a. Tujuan Umum

1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan

kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin.

2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik,

maternal dan sosial ibu dan bayi

3) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima

kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.

4) Mempromosikan dan mejaga kesehatan fisik dan mental ibu

dan bayi dengan pendidikan, nutrisi, kebersihan diri, dan

proses kelahiran bayi.

25

5) Mendeteksi dan menatalaksanakan komplikasi medic,

bedah, atau obstetric selama kehamilan.

6) Mengembangkan persiapan persalinan serta persiapan

menghadap komplikasi

7) Membantu menyiapkan ibu menyusui dengan sukses,

menjalankan nifas normal dan merawat anak secara fisik,

psikologis dan sosial.

b. Tujuan Khusus

1) Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit-penyulit

yang terdapat saat kehamilan, persalinan dan nifas.

2) Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil,

persalinan dan nifas.

3) Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan

perinatal.

Jadwal pemeriksaan Antenatal adalah sebagai berikut:

a. Pemeriksaan pertama, dilakukan segera setelah diketahui

terlambat haid.

b. Pemeriksaan ulang

1) Setiap bulan sampai umur kehamilan kehamilan 6 sampai 7

bulan

2) Setiap 2 minggu sampai kehamilan berumur 8 bulan

3) Setiap 1 minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai

terjadi persalinan (Walyani, 2015).

26

Frekuensi pelayanan antenatal oleh WHO ditetapkan 4 kali

kunjungan ibu hamil dalam pelayanan antenatal, selama kehamilan

dengan ketentuan sebagai berikut: 1 kali pada trimester dua dan

dua kali pada trimester ketga (K4) (Mufdillah, 2009). Faktor-faktor

yang mempengaruhi kunjungan ibu hamil ke pelayanan kesehatan

adalah sebagai berikut:

1) Umur

Menurut Kusnawati (2014) umur sangat menentukan suatu

kesehatan ibu, ibu dikatakan beresiko tinggi apabila ibu hamil

berusia dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun. Umur berguna

untuk mengetahui diagnosa masalah kesehatan dan tindakan

yang dilakukan (KBBI, 2005). Sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Juwaher (2011), cakupan yang memiliki umur

20-35 tahun (tidak resti) sebagian besar melakukan

pemeriksaan sesuai dengan standar, dibandingkan dengan

yang berumur <20 atau >35 tahun (resti).

2) Pendidikan

Menurut Kusnawati (2014), tingkat pendidikan Ibu sangat

mempengaruhi bagaimana seseorang untuk bertindak dan

mencari penyebab serta solusi dalam hidupnya. Orang yang

berpendidikan tinggi biasanya akan bertindak lebih rasional.

Oleh karena itu, orang yang berpendidikan akan lebih mudah

menerima gagasan baru. Hal ini sama dengan penelitian yang

27

dilakukan oleh Nissa (2011), ibu yang berpendidikan tinggi akan

memeriksakan kehamilannya secara teratur demi menjaga

keadaan kesehatan dirinya dan anak dalam kandungannya.

3) Pekerjaan

Seorang wanita hamil boleh melakukan pekerjaan sehari-hari

asal hal tersebut tidak memberikan gangguan rasa tidak enak.

Bagi wanita pekerja ia boleh tetap bekerja sampai menjelang

partus. Pekerjaan jangan sampai dipaksakan sehingga istirahat

yang cukup kurang lebih 8 jam perhari. Seorang wanita hamil

boleh mengerjakan pekerjaan sehari-hari asal hal tersebut tidak

memberikan rasa gangguan tidak enak (Kusnawati, 2014).

Penelitian yang dilakukan oleh Juwaher (2011), didapatkan

bahwa ibu hamil yang tidak bekerja sebagian besar melakukan

pemeriksaan kehamilan sesuai dengan standar dibandingkan

ibu yang berkerja.

4) Umur Kehamilan

Ibu hamil dengan trimester I merupakan periode penyesuaian

oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan

rahasia seorang ibu yang mungkin akan dirahasiakannya.

Kadang akan muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan dan

kesedihan, bahkan berharap agar dirinya tidak hamil saja. Hal

inilah yang kadang mempengaruhi kurangnya kunjungan di

pelayanan kesehatan. Berbeda dengan ibu hamil dengan

28

trimester III yang cenderung intensif memeriksakan

kehamilannya karena merasa tidak menyenangkan bayi lahir

tidak tepat waktu dan cenderung mengkhawatirkan kondisi

janinnya. Sehingga perilaku untuk memeriksakan diri di

pelayanan kesehatan juga meningkat (Kusnawati, 2014). Hal ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nissa (2011), ibu

trimester dengan trimester kehamilan III lebih sering melakukan

pemeriksaan kehamilan dibandingkan ibu dengan trimester

kehamilan I.

5) Frekuensi Kehamilan

Paritas anak kedua dan ketiga merupakan paritas paling aman

ditinjau dari sudut kematian maternal. Pada paritas tinggi lebih

dari 3 mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Maka

oleh sebab itu ibu-ibu yang sedang hamil anak pertama dan

lebih dari anak ketiga harus memeriksakan kehamilannya

sesering mungkin agar tidak beresiko terhadap kematian

maternal. Pada paritas rendah, ibu-ibu hamil merasa begitu

mengerti tentang kehamilan dan pentingnya pemeriksaan

kehamilan (Saifuddin, 2007). Hal ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan dengan Juwaher (2011), menunjukkan bahwa

ibu yang memiliki paritas rendah <2 sebagian besar melakukan

pemeriksaan kehamilan dibandingkan ibu yang memiliki paritas

tinggi.

29

6) Frekuensi Kunjungan

Kepuasan dalam pelayanan ANC secara tidak langsung

berkaitan dengan kunjungan ibu hamil untuk melakukan

kunjungan ulang. Kunjungan rutin oleh ibu hamil dapat

mendeteksi lebih dini adanya komplikasi pada kehamilan,

sehingga angka kematian ibu dapat dihindari. Dalam hal ini

kepuasan berperan penting dalam menentukan ibu hamil

datang berkunjung kembali ke puskesmas untuk mengontrol

kehamilannya atau justru tidak datang memeriksakan

kehamilannya ke puskesmas kembali. Ibu hamil yang puas

dengan pelayanan ANC tentu akan memeriksakan rutin

kehamilannya. Pelayanan ANC dalam hal ini sangat berperan

penting dalam mendeteksi dini komplikasi pada ibu dan

mengurangi angka kematian ibu (Daryanto dan Setyobudi,

2014). Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nissa

(2011), bahwa kepuasan akan mendorong ibu hamil untuk

mengulang kunjungan ditempat pelayanan kesehatan dan bila

tidak puas akan menimbulkan kekecewaan yang justru

menghentikan perilaku konsumsi.

Pelayanan ANC minimal 5T, meningkat menjadi 7T, dan

sekarang menjadi 10T, sedangkan untuk daerah gondok dan

endemic malaria menjadi 14T (Walyani, 2015). Yakni sebagai

berikut:

30

a. Timbang berat badan

Tinggi badan ibu dikategorikan adanya resiko apabila hasil

pengukuran < 145cm. Berat badan ditimbang setiap ibu datang

atau berkunjung untuk mengetahui kenaikan BB dan penurunan

BB. Kenaikan BB ibu hamil normal rata-rata antara 6,5 kg

sampai 16 kg (Walyani, 2015).

b. Ukur tekanan darah

Di ukur setiap kali ibu datang atau berkunjung. Deteksi tekanan

darah yang cenderung naik diwaspadai adanya gejala hipertensi

dan preeklamsi. Apabila turun di bawah normal kita pikirkan

kearah anemia. Tekanan darah normal berkisar systole/diastole:

110/80 – 120/80 mmHg (Walyani, 2015).

c. Tinggi Fundus uteri

Menggunakan pita sentimeter, letakkan titik no pada tepi atas

sympisis dan rentangkan sampai fundus uteri (fundus tidak

boleh di tekan) (Walyani, 2015).

Tabel 1. Tinggi Fundus Uteri pada Ibu Hamil

No.

Tinggi Fundus uteri (cm)

Umur kehamilan dalam

minggu

1. 12 cm 12

2. 16 cm 16

3. 20 cm 20

4. 24 cm 24

5. 28 cm 28

6. 32 cm 32

7. 36 cm 36

8. 40 cm 40

31

d. Tetanus Toksoid (suntik TT)

Untuk melindungi dari tetanus neonatrium. Efek samping TT

yaitu nyeri, kemerah-merahan dan bengkak untuk 1-2 hari pada

tempat penyuntikan (Walyani, 2015). Imunisasi TT adalah

proses untuk membangun kekebalan sebagai upaya untuk

pencegahan terhadap infeksi tetanus. Vaksin tetanus yaitu

toksin kuman tetanus yang telah di lemahkan dan kemudian di

murnikan (Kusnawati, 2014).

Tabel 2. Suntik TT pada Ibu Hamil

TT Interval Lama Perlindungan %

perlindun

gan

TT1 Kunjungan ANC

pertama

- -

TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun 80%

TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95%

TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99%

TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun/seumur

hidup

99%

e. Pemberian tablet zat besi

Untuk memenuhi kebutuhan volume darah pada ibu hamil dan

nifas, karena masa kehamilan kebutuhan meningkat seiring

dengan pertumbuhan janin. (Walyani, 2015). Pemberian tablet

zat besi pada ibu hamil minimal 90 tablet selama kehamilan.

Semua ibu hamil yang mendapatkan suplementasi besi harus

menghindari tembakau, teh dan kopi serta dipastikan mereka

mengonsumsi makanan kaya protein dan vitamin C (Kuswanti,

2014).

32

f. Test terhadap penyakit menular seksual/VDRL (Veneral Disiase

Research Lab)

Pemeriksaan VDRL (Veneral Disiase Research Lab untuk

mengetahui adanya treponema pallidum /penyakit menular

seksual antara lain adalah sifilis (Walyani, 2015).

g. Temu wicara/konseling

a) Defenisi konseling

Adalah suatu bentuk wawancara (tatap muka) untuk menolong

orang lain memperoleh pengertian yang lebih baik mengenai

dirinya dalam usahanya untuk memahami dan mengatasi

permasalahan yang sedang dihadapinya.

b) Prinsip-prinsip konseling

Ada 5 prinsip konseling

1) Keterbukaan

2) Empati

3) Dukungan

4) Sikap dan respon positif

5) Setingkat atau sama derajat

c) Tujuan konseling pada antenatal care

1) Membantu ibu hamil memahami kehamilannya dan

sebagai upaya preventif terhadap hal-hal yang tidak

diingankan.

33

2) Membantu ibu hamil untuk menemukan kebutuhan

asuhan kehamilan, penolong persalinan yang bersih dan

aman atau tindakan klinik yang mungkin di perlukan

(Walyani, 2015).

h. Pemeriksaan Hb

Pemeriksaan Hb ini dilakukan untuk mengetahui apakah ibu

mengalami anemia atau tidak. Pemeriksaan Hb pada ibu hamil

sebaiknya dilakukan pada kunjungan pertama dan minggu ke-

28 kehamilan. Kadar Hb terendah terjadi sekitar kehamilan pada

umur 30 minggu. Untuk saat ini anemia dalam kehamilan di

Indonesia ditetapkan dengan kadar Hb<11 g%. pada trimester I

dan III atau Hb <10,5 g% pada trimester II. Apabila hanya terjadi

anemia ringan, sebab yang paling sering adalah difisiensi zat

besi dan dapat diobati secara efektif dengan suplementasi besi

60 mg/hari emental besi dan 50g asam folat untuk profilaksi

anemia. Program Kemenkes RI memberikan 90 tablet besi

selama 3 bulan (Kuswanti, 2014).

i. Pemeriksaan protein urine

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui apakah pada urine

mengandung protein atau tidak untuk mendeteksi gejala

preeklamsi (Kuswanti, 2014).

34

j. Test reduksi urine

Dilakukan pemeriksaan urine reduksi hanya kepada ibu dengan

indikasi penyakit gula/ Diabetes Melitus atau riwayat penyakit

tersebut pada keluarga ibu dan suami. (Walyani, 2015).

k. Perawatan payudara (tekan pijat payudara)

Meliputi senam payudara, perawatan payudara, pijat tekan

payudara yang ditujukan kepada ibu hamil. Perawatan payudara

dilakukan 2 kali sehari sebelum mandi dan mulai pada

kehamilan 6 bulan (Walyani, 2015). Manfaat perawatan

payudara adalah:

1) Menjaga kebersihan payudara, terutama puting susu

2) Mengencangkan serta memperbaiki bentuk puting susu

pada puting susu terbenam.

3) Merangsang kelenjar-kelenjar susu sehingga produksi ASI

lancar

4) Mempersiapkan ibu dalam laktasi

l. Pemeliharaan kebugaran (senam hamil)

Senam hamil dimulai pada umur kehamilan setlah umur

kehamilan 22 minggu bertujuan mempersiapkan dan melatih

otot-otot sehingga dapat berfungsi secara optimal dalam

persalinan normal serta mengimbangi perubahan titik berat

tubuh. Ditujukanbagi ibu hamil tanpa kelainan atau tidak

terdapat penyakit yang menyertai kehamilan, yaitu penyakit

35

jantung, ginjal dan penyulit dalam kehamilan (hamil dengan

perdarahan, kelainan letak dan kehamilan yang disertai dengan

anemia).

Syarat senam hamil:

1) Telah dilakukan pemeriksaan kesehatan dan kehamilan oleh

dokter atau bidan

2) Latihan dilakukan setelah 22 minggu

3) Latihan dilakukan secara teratur dan disiplin

4) Sebaiknya latihan di rumah sakit atau klinik bersalin dibawah

pimpinan instruktur senam hamil (Kusnawati, 2014).

m. Terapi yodium kapsul pada daerah endemik

Kekurangan yodium dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan

dimana tanah dan air tidak mengandung unsur yodium. Akibat

kekurangan yodium dapat mengakibatkan gondok dan kretin

yang ditandai dengan:

a) Gangguan fungsi mental

b) Gangguan fungsi pendengaran

c) Gangguan pertumbuhan

d) Gangguan kadar hormon yang rendah (Walyani, 2015).

n. Terapi obat malaria pada daerah endemik

Pemberian obat malaria diberikan khusus untuk pada ibu hamil

di daerah endemik malaria atau kepada ibu dengan gejala khas

malaria yaitu panas tinggi disertai menggigil. (Walyani, 2015).

36

C. Landasan Teori

Tingkat kepuasan adalah suatu fungsi dari perbedaan antara

penampilan yang dirasakan dan harapan. Ada 3 tingkat kepuasan,

yaitu Bila penampilan kurang dari harapan pelanggan tidak

dipuaskan; Bila penampilan sebanding dengan harapan, pelanggan

puas; Apabila penampilan melebihi harapan, pelanggan amat puas

atau senang (Purwoastuti,2015).

Mutu pelayanan kesehatan adalah menunjuk pada tingkat

pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada diri

setiap pasien, makin sempurna kepuasan tersebut maka baik pula

mutu pelayanan kesehatan (Purwoastuti, 2015).

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup

dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi

sikap tidak dapat dilihat langsung tetapi hanya dapat ditafsirkan

terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup (Notoadmodjo, 2003).

Waktu tunggu pelayanan adalah waktu yang dipergunakan

oleh pasien untuk mendapatkan pelayanan rawat jalan dan rawat

inap dari tempat pendaftaran sampai masuk ke ruang pemeriksaan

dokter. Waktu tunggu sering menimbulkan keluhan pasien di

beberapa pelayanan kesehatan mengelola komponen pelayanan

yang disesuaikan dengan situasi dan harapan pasien (Depkes RI,

2007).

37

Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga

profesional untuk ibu selama masa kehamilan, persalinan dan

nifas serta mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat, memantau

kemungkinan adanya resiko-resiko kehamilan, resiko tinggi dan

menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal

(Witjaksono, 2008).

Tingkat kepuasan ibu hamil terhadap pelayanan antenatal care

dipengaruhi dari Mutu pelayanan, Sikap bidan dan waktu tunggu

pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan yang ia terima. Maka

dibutuhkan penelitian untuk mengetahui gambaran tingkat

kepuasan ibu hamil terhadap pelayanan antenatal care.

38

D. Kerangka Teori

Gambar 1. Kerangka Teori Penelitian

Sumber :Dimodifikasi dari Purwoastuti (2015).

Pelayanan

Antenatal

Care

Mutu

Pelayanan

Sikap Bidan

Fasilitas

Kesehatan

Tarif

Tingkat

Kepuasan

Waktu tunggu

pelayanan

39

E. Kerangka Konsep

Gambar 2 : Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan:

Variabel Independen

Variabel Dependen

Penghubung Variabel

Tingkat kepuasan ibu

hamil

Mutu pelayanan

Sikap bidan

Waktu tunggu pelayanan

40

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif

yang dimaksudkan untuk mengetahui gambaran tingkat kepuasan ibu

hamil terhadap pelayanan antenatal care di Puskesmas Lepo-lepo.

B. Waktu Dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei - Juni Tahun 2018 di Poli

KIA Puskesmas Lepo-lepo Kota Kendari.

C. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang

memeriksakan kehamilannya di Poli KIA Puskesmas Lepo-lepo.

Besarnya populasi pada bulan Januari 2018 di Poli KIA Puskesmas

Lepo-lepo Kota Kendari berdasarkan data dari buku register sekitar

90 ibu hamil.

2. Sampel

Sampel dari penelitian ini adalah seluruh ibu yang telah

datang berkunjung di Puskesmas Lepo-lepo kota Kendari saat

penelitian berlangsung sebanyak orang dengan rumus sebagai

berikut.

40

41

n =N

1 + � N. e�

Keterangan:

N : Jumlah Populasi

n : Jumlah Sampel

e : Standar error ( 10% )

( Sugiyono, 2006 ).

Berdasarkan rumus diatas, maka didapatkan besar sampel

sebagai berikut:

n =N

1 + � N. e�

n =90

1 + �90.0,01�

n =90

1 + 0,90

n =90

1,9

n = 47,3 di bulatkan menjadi 47 sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian adalah secara

accidental sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan

sesaat, sehingga sampel yang diperoleh adalah sampel yang

ada/tersedia pada waktu itu (Suyanto, 2011). Jadi, jumlah sampel

dalam penelitian ini yaitu sebanyak 47 responden.

42

D. Variabel Penelitian

Variabel dari penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas (Variabel Independent) :

Mutu pelayanan, sikap bidan, waktu tunggu pelayanan

2. Variabel terikat (Variabel Dependent) :

Tingkat kepuasan ibu hamil

E. Defenisi Operasional

No

Variabel

Defenisi

Operasional

Alat ukur

Skala ukur

Kriteria Objektif

1. Variabel independent a. Mutu pelayanan b. Sikap bidan c. Waktu tunggu Pelayanan

Menunjuk pada tingkat pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien Reaksi atau respon bidan dalam melayani pasien antenatal care Waktu yang dipergunakan oleh pasien untuk mendapatkan pelayanan rawat jalan dan rawat inap dari tempat

Kuesioner Kuesioner Kuesioner

Ordinal Ordinal Ordinal

Kurang Jika total jawaban responden pada kuesioner tiap variabel 0-15 dengan skor 0-<64 Baik Jika total jawaban responden pada kuesioner tiap variabel 16-25 dengan skor 64-100 Positif Jika total jawaban responden pada kuesioner tiap variabel 0-15 dengan skor 0-<64 Negatif Jika total jawaban responden pada kuesioner tiap variabel 16-25 dengan skor 64-100 Lama Jika total jawaban responden pada kuesioner tiap variabel 16-20 dengan skor 0-<64 Tidak lama

43

pendaftaran sampai masuk ke ruang pemeriksaan dokter

Jika total jawaban responden pada kuesioner tiap variabel 16-25 dengan skor 64-100

2. Variabel independent Tingkat kepuasan ibu hamil

Perasaan senang yang dimiliki oleh ibu hamil dimana apa yang di berikan sesuai atau melebihi harapan

Kuisioner

Ordinal

Kurang Puas Jika total keseluruhan jawaban responden pada kuesioner 15-48 dengan total skor 20-<65. Cukup Puas Jika total keseluruhan jawaban responden pada kuesioner 49-63 dengan total skor 65-<85. Puas Jika total keseluruhan jawaban responden pada kuesioner 64-75 dengan total skor 85-100.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen dari penelitian ini adalah menggunakan kuisioner.

Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang dibaca dan

dijawab oleh responden penelitian (Suyanto, 2011). Dengan

menggunakan daftar check list yang berisikan variabel yang akan

diteliti yaitu tingkat kepuasan ibu hamil dan pelayanan antenatal

care. Berisi 15 pernyataan dalam bentuk skala likkert.

Instrumen penelitian terdiri dari 2 bagian yaitu:

44

a. Bagian I

Memuat tentang karakteristik pasien

b. Bagian II

Memuat penyataan variabel independent yaitu tentang

tingkat kepuasan ibu hamil. Item yang dinilai adalah mutu

pelayanan, sikap bidan dan waktu pelayanan. Dengan

kuesioner berisi 15 pernyataan. Pada bagian ini terdiri atas 5

item, yaitu : sangat puas, puas, cukup puas, tidak puas, sangat

tidak puas.

1) Sangat puas diberi nilai 5

2) Puas diberi nilai 4

3) Cukup puas diberi nilai 3

4) Tidak puas diberi nilai 2

5) Sangat tidak puas diberi nilai 1.

Pada bagian ini, seluruh total penilaian akan dikategorikan

menjadi 3 yaitu puas, cukup puas dan kurang puas.

G. Sumber Data

1. Data primer

Data primer adalah data yang diambil langsung dari obyek

yang akan di teliti. Dalam hal ini data diperoleh melalui

penyebaran kuisioner kepada responden yang menjadi sampel

penelitian yakni ibu hamil dengan melakukan pendampingan pada

saat responden mengisi kuisioner, dengan tujuan pada saat

45

responden mengalami kesulitan dalam pengisian dan diberikan

arah. Data juga primer juga diperoleh melalui wawancara

langsung kepada responden.

2. Data Sekunder

Data sekunder yang berasal dari register Poli KIA

Puskesmas Lepo-lepo serta yang ada pada catatan-catatan bidan

(kohor ibu) atau yang ada pada bidan.

H. Analisis Data

Pengolahan data dilakukan secara sederhana dengan cara

manual dengan menggunakan kalkulator kemudian disajikan dalam

bentuk tabel dan dinarasikan secara deskriptif.

Dengan menggunakan rumus :

Keterangan :

P : persentase

: frekuensi tiap kategori

n : Jumlah sampel ( Suyanto, 2011).

I. Pengolahan dan Penyajian Data

Data yang telah terkumpul selanjutnya diolah secara sederhana

dengan cara manual dan dikelompokkan berdasarkan

pengelompokkan yang telah tersedia dalam kuisioner dengan bantuan

P= �

� � 100%

46

kalkulator. Untuk lebih jelasnya prosedur pengolahan data dilihat

sebagai berikut:

1) Cleaning

Tahapan ini dilakukan pada saat mengumpulkan data

kuisioner dari responden atau ketika memeriksa lembaran

observasi. Periksa kembali apakah ada jawaban responden

atau hasil observasi yang ganda atau belum dijawab.

2) Coding

Tahap ini dilakukan pemberian kode terhadap data

yang terdiri atas beberapa kategori

3) Skoring

Tahap ini dilakukan setelah ditetapkan kode jawaban

atau hasil observasi sehingga setiap jawaban responden

atau hasil observasi dapat diberikan skor.

4) Tabulating

Data dimasukkan ke dalam format kolom

menggunakan cara manual. Selanjutnya data disajikan

dalam bentuk narasi dan tabel (Suyanto, 2011).

47

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Gambaran Lokasi Penelitian

Puskesmas Lepo-lepo berada di Jl. Christina M Tiahahu

kendari. Wilayah kerja terdiri dari 4 kelurahan (Lepo-Lepo,

Wundudopi, Baruga, Watubangga) yang merupakan wilayah

administrative Kecamatan Baruga dengan luas wilayah kerja

13.132 Ha. Batas-batas wilayah kerja Puskesmas Lepo-lepo adalah

sebagai berikut :

a. Sebelah utara :Kecamatan Wua-Wua dan Kecamatan

Kadia

b. Sebelah timur :Kecamatan Poasia

c. Sebelah selatan :Kecamatan Konda (Kab. Konsel)

d. Sebelah barat :Kecamatan Ranomeeto (Kab. Konsel)

Keadaan alam di wilayah kerja Puskesmas Lepo-lepo 80%

daratan dan 20% perbukitan, sedangkan Prasarana transportasi

meliputi 60% jalan aspal dan 40% jalan berbatu dan tanah. Jumlah

tenaga kesehatan yang bertugas dipuskesmas Lepo-lepo tahun

2018 sebanyak oraang dengan uraian sebagai berikut:

47

48

Tabel 3. Tenaga Kesehatan di Puskesmas Lepo-Lepo Tahun 2018

NO Jenis Tenaga PNS Honor Sukarela Jumlah

1 Dokter umum 4 - 1 5

2 Dokter gigi 2 - 1 3

3 Perawat 24 - 26 50

4 Perawat gigi 1 - 2 3

5 Bidan 18 - 15 33

6 Farmasi 2 - 1 3

7 Kesehatan Masyarakat 19 - 4 23

8 Kesehatan Lingkungan 2 - 1 3

9 Gizi 4 - 2 6

10 Ahli Teknologi Lab Medik 2 1 2 4

11 Tenaga Pengelola Data 1 - - 1

12 Tenaga Administrasi 3 2 - 5

13 Tenaga Penunjang Kesehatan 10 - - 10

14 Sopir 1 - - 4

15 Petugas Kebersihan - 1 2 3

16 Tukang Masak dan Tukang Cuci

- 3 - 3

Jumlah 92 7 56 155

Sumber data : Sekunder

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa pegawai yang

berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 92 orang,

tenaga honorer sebanyak 7 orang dan tenaga sukarela sebanyak

56 orang.

2. Karakteristik Responden

a. Berdasarkan kelompok umur

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Kelompok Umur Pada Ibu Hamil di Poli KIA

Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari

Sumber data: Primer

Kelompok umur (Tahun)

n %

<20 Tahun 3 6,38

20-35 Tahun 39 82,97

>35 Tahun 5 10,63

Total 47 100,00

49

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas

Lepo-lepo Kota Kendari diperoleh data jumlah responden sebanyak

39 (82,97%) berumur 20-35 tahun, dan sebanyak 5 (10,63%)

responden berumur >35 tahun.

b. Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Tingkat Pendidikan Pada Ibu Hamil di Poli KIA

Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari

Sumber data: Primer

Berdasakan tabel di atas diperoleh data jumlah responden

sebanyak 27 (57,44%) responden berpendidikan menengah, dan

sebanyak 3 (6,38%) responden berpendidikan rendah.

c. Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Pekerjaan Pada Ibu Hamil di Poli KIA Puskesmas

Lepo-Lepo Kota Kendari

Sumber data: Primer

Tingkat Pendidikan n %

Pendidikan Rendah 3 6,38

Pendidikan Menengah 27 57,44

Pendidikan Tinggi 17 36,17

Total 47 100,00

Pekerjaan n %

Ibu Rumah Tangga 32 68

PNS 7 14,89

Wiraswasta 8 17,02

Total 47 100,00

50

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas

Lepo-lepo Kota Kendari diperoleh data jumlah responden sebanyak

32 (68%) responden berkerja sebagai Ibu rumah tangga, dan

sebanyak 7 (14,89%) responden bekerja sebagai PNS.

d. Berdasarkan Trimester Kehamilan

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Trimester Kehamilan Pada Ibu Hamil di Poli KIA

Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari

Sumber data: Primer

Berdasakan tabel di atas diperoleh data jumlah responden

sebanyak 21 (44,68%) responden hamil pada trimester kehamilan

III, dan sebanyak 9 (19,14%) responden hamil pada trimester

kehamilan I.

e. Berdasarkan Frekuensi Kehamilan

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Frekuensi Kehamilan Pada Ibu Hamil di Poli KIA

Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari

Sumber data: Primer

Trimester Kehamilan

n %

I 9 19,14

II 17 36,17

III 21 44,68

Total 47 100,00

Frekuensi Kehamilan n %

1 17 36,17

2 12 25,53

3 13 27,65

>4 5 10,63

Total 47 100,00

51

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas

Lepo-lepo Kota Kendari diperoleh data jumlah responden sebanyak

17 (36,97%) dengan frekuensi kehamilan 1, dan sebanyak 5

(10,63%) dengan frekuensi kehamilan >4

f. Berdasarkan Frekuensi Kunjungan

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Frekuensi Kunjungan Ibu Hamil di Poli KIA

Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari

Sumber data: Primer

Berdasakan tabel di atas diperoleh data jumlah responden

sebanyak 22 (46,80%) responden dengan frekuensi kunjungan >4

kali, dan sebanyak 2 (4,52%) responden dengan frekuensi

kunjungan 3 kali.

3. Mutu, Sikap Bidan, dan Waktu Pelayanan terhadap Tingkat

Kepuasan

a. Mutu Pelayanan

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Mutu Pelayanan Pada Ibu Hamil di Poli KIA

Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari

Sumber data: Primer

Frekuensi Kunjungan

n %

1 kali 12 25,53

2 kali 11 23,40

3 kali 2 4,52

>4 kali 22 46,80

Total 47 100,00

Mutu Pelayanan n %

Baik 46 97,87

Kurang 1 2,12

Total 47 100,00

52

Tabel 10 menunjukkan bahwa dari 47 responden, 46

(97,87%) responden menyatakan mutu pelayanan baik dan 1

(2,12%) responden menyatakan kurang.

b. Sikap Bidan

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Sikap Bidan Pada Ibu Hamil di Poli KIA Puskemas

Lepo-Lepo Kota Kendari

Sumber data: Primer

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 47 responden,

menyatakan 46 (97,87%) responden menyatakan sikap bidan

Positif, dan 1 (2,12%) responden menyatakan sikap bidan

Negatif.

c. Waktu Pelayanan

Tabel 12. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Waktu Pelayanan Pada Ibu Hamil di Poli KIA

Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari

Sumber data: Primer

Tabel di atas menunjukkan bahwa 47 responden, 44

(93,61%) responden menyatakan waktu pelayanan tidak lama dan

3 (6,38%) responden menyatakan waktu pelayanan lama.

Sikap Bidan n %

Positif 46 97,87

Negatif 1 2,12

Total 47 100,00

Waktu Pelayanan n %

Tidak lama 44 93,61

Lama 3 6,38

Total 47 100,00

53

d. Tingkat Kepuasan Ibu Hamil

Tabel 13. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Tingkat Kepuasan Ibu Hamil di Poli KIA

Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari

Sumber data: Primer

Tabel di atas menunjukkan bahwa 47 responden, 18

(38,29%) responden menyatakan puas, 27 (57,44%) menyatakan

cukup puas, dan 3 (4,25%) responden menyatakan kurang puas.

e. Gambaran Mutu Pelayanan, Sikap Bidan dan Waktu

Pelayanan terhadap Tingkat Kepuasan

Tabel 14. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Gambaran Mutu Pelayanan terhadap Tingkat

Kepuasan Ibu Hamil di Poli KIA Puskesmas

Lepo-Lepo Kota Kendari

Mutu Pelayanan

Tingkat kepuasan Total

Puas Cukup puas

Kurang puas

n % n % n % N %

Baik 23 48,93 23 48,93 0 0 46 97,86

Kurang 0 0 0 0 1 2,12 1 2,12

Total 23 48,93 23 48,93 1 2,12 47 100 Sumber data: Primer

Dari 47 responden, didapatkan 23 (48,93%)

responden menyatakan mutu pelayanan baik dan merasa

puas, 23 (48,93%) responden menyatakan mutu pelayanan

baik dan merasakan cukup puas, dan 1 (2,12%) responden

Tingkat Kepuasan Ibu Hamil

n %

Puas 18 38,29

Cukup Puas 27 57,44

Kurang Puas 2 4,25

Total 47 100,00

54

menyatakan mutu pelayanan baik kurang dan merasa

kurang puas.

Tabel 15. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Gambaran Sikap Bidan terhadap Tingkat

Kepuasan Ibu Hamil di Poli KIA Puskesmas Lepo-

Lepo Kota Kendari

Sikap Bidan

Tingkat kepuasan Total

Puas Cukup puas Kurang puas

n % n % n % N %

Positif 21 44,68 25 53,19 0 0 46 97,86

Negatif 0 0 0 0 1 2,12 1 2,12

Total 21 44,68 25 53,19 1 2,12 47 100 Sumber data: Primer

Berdasarkan tabel di atas 21 (44,68%) responden

menyatakan sikap bidan positif dan merasa puas, 25 (53,19)

responden menyatakan sikap bidan positif dan merasa

cukup puas, dan 1 (2,12%) responden menyatakan sikap

bidan negatif dan merasa kurang puas.

Tabel 16. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Gambaran Waktu Pelayanan terhadap Tingkat

Kepuasan Ibu Hamil di Poli KIA Puskesmas

Lepo-Lepo Kota Kendari

Waktu pelayanan

Tingkat kepuasan Total

Puas Cukup puas

Kurang puas

N % n % N % N %

Tidak lama 17 36,17 27 57,44 0 0 44 93,61

Lama 0 0 0 0 3 6,38 3 6,38

Total 17 36,17 27 57,44 3 6,38 47 100 Sumber data: Primer

Berdasarkan tabel di atas didapatkan pula 17

(36,17%) responden menyatakan waktu pelayanan tidak

lama dan merasa puas, 27 (57,44%) responden menyatakan

55

waktu pelayanan tidak lama dan merasa cukup puas, dan 3

(6,38%) responden menyatakan waktu pelayanan lama dan

merasa kurang puas.

B. Pembahasan

1. Umur

Dari hasil penelitian ini ditemukan ibu hamil yang paling banyak

memeriksakan kehamilannya berada pada rentang umur 20-35

tahun sebanyak 39 (82,97%) responden. Menurut asumsi peneliti

faktor yang turut mempengaruhi ibu hamil yang berada pada

rentang 21-35 untuk memeriksakan kehamilannya di pelayanan

kesehatan adalah karena pada umur tersebut perempuan

cenderung aktif untuk beraktifitas dan mudah menerima anjuran

yang diberikan oleh bidan termasuk anjuran kunjungan ulang

untuk memeriksakan kehamilannya. Menurut Kusnawati (2014)

umur sangat menentukan suatu kesehatan ibu, ibu dikatakan

beresiko tinggi apabila ibu hamil berusia dibawah 20 tahun dan

diatas 35 tahun. Umur berguna untuk mengetahui diagnosa

masalah kesehatan dan tindakan yang dilakukan (KBBI, 2005).

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Juwaher (2011),

cakupan yang memiliki umur 20-35 tahun (tidak resti) sebagian

besar melakukan pemeriksaan sesuai dengan standar,

dibandingkan dengan yang berumur <20 atau >35 tahun (resti).

56

2. Pendidikan

Berdasarkan tingkat pendidikan diperoleh hasil bahwa ibu

dengan pendidikan menengah (SMA, MA, SMK) yaitu 27 (57,44)

responden dan ibu yang berpendidikan tinggi (Diploma, sarjana,

magister dan doktor) sebanyak 17 (36,17%) responden lebih

banyak memeriksakan kehamilannya dibanding ibu yang

berpendidikan rendah (SD, SMP, MTS) sebanyak 3 (6,38%)

responden. Menurut asumsi peneliti ibu dengan pendidikan yang

tinggi lebih mudah menyerap setiap informasi yang diberikan oleh

bidan mengenai pemeriksaan kehamilannya dan mengetahui

tentang pentingnya memerikskan kehamilan di pelayanan

kesehatan dibanding ibu dengan pendidikan rendah.

Menurut Kusnawati (2014), tingkat pendidikan Ibu sangat

mempengaruhi bagaimana seseorang untuk bertindak dan

mencari penyebab serta solusi dalam hidupnya. Orang yang

berpendidikan tinggi biasanya akan bertindak lebih rasional. Oleh

karena itu, orang yang berpendidikan akan lebih mudah menerima

gagasan baru. Hal ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh

Nissa (2011), ibu yang berpendidikan tinggi akan memeriksakan

kehamilannya secara teratur demi menjaga keadaan kesehatan

dirinya dan anak dalam kandungannya.

57

3. Pekerjaan

Berdasarkan pekerjaan di dapatkan 32 (68%) responden yang

datang memeriksakan kehamilannya adalah Ibu Rumah Tangga,

di banding ibu yang bekerja sebagai wiraswasta didapatkan 8

(17,02%) reponden dan PNS 7 (14,89%) responden. Menurut

asumsi peneliti Ibu Rumah Tangga lebih banyak mempunyai waktu

untuk memeriksakan kehamilan dibanding ibu hamil yang bekerja

sebagai wiraswasta dan PNS yang mempunyai waktu terbatas

untuk memeriksakan kehamilannya. Seorang wanita hamil boleh

melakukan pekerjaan sehari-hari asal hal tersebut tidak

memberikan gangguan rasa tidak enak. Bagi wanita pekerja ia

boleh tetap bekerja sampai menjelang partus. Pekerjaan jangan

sampai dipaksakan sehingga istirahat yang cukup kurang lebih 8

jam perhari. Seorang wanita hamil boleh mengerjakan pekerjaan

sehari-hari asal hal tersebut tidak memberikan rasa gangguan

tidak enak (Kusnawati, 2014). Penelitian yang dilakukan oleh

Juwaher (2011), didapatkan bahwa ibu hamil yang tidak bekerja

sebagian besar melakukan pemeriksaan kehamilan sesuai dengan

standar dibandingkan ibu yang berkerja.

4. Umur Kehamilan

Berdasarkan umur kehamilan, ibu yang paling banyak ditemui

melakukan kunjungan antenatal di Poli KIA Puskesmas Lepo-Lepo

adalah ibu hamil dengan trimester III kehamilan yaitu 21 (23,40%)

58

responden dibanding dengan ibu hamil dengan trimester II yaitu 17

(36,17%) responden dan ibu hamil dengan trimester I sebanyak 9

(19,14%) responden. Menurut asumsi peneliti ibu hamil dengan

trimester III cenderung memperhatikan kehamilannya untuk

mengetahui waktu bersalin. Sedangkan ibu dengan trimester I

jarang berkunjung di pelayanan kesehatan karena kurang

mengetahui kebutuhan apa saja yang ia dan janin harus dapatkan

di trimester I kehamilan, bahkan terkadang ibu hamil trimester I

belum mengetahui bahwa dirinya sedang hamil dan menyebabkan

kunjungan pelayanan antenatal juga berkurang. Hal ini sama

dengan pendapat yang dikemukakan Kusnawati (2014), ibu hamil

dengan trimester I merupakan periode penyesuaian oleh karena

perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu

yang mungkin akan dirahasiakannya. Kadang akan muncul

penolakan, kekecewaan, kecemasan dan kesedihan, bahkan

berharap agar dirinya tidak hamil saja. Hal inilah yang kadang

mempengaruhi kurangnya kunjungan di pelayanan kesehatan.

Berbeda dengan ibu hamil dengan trimester III yang cenderung

intensif memeriksakan kehamilannya karena merasa tidak

menyenangkan bayi lahir tidak tepat waktu dan cenderung

mengkhawatirkan kondisi janinnya. Sehingga perilaku untuk

memeriksakan diri di pelayanan kesehatan juga meningkat. Hal ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nissa (2011), ibu

59

trimester dengan trimester kehamilan III lebih sering melakukan

pemeriksaan kehamilan dibandingkan ibu dengan trimester

kehamilan I.

5. Frekuensi Kehamilan

Berdasarkan frekuensi kehamilan (paritas) ibu hamil dengan

paritas 1 yaitu 17 (36,17%) responden lebih banyak di banding ibu

dengan paritas 2 yaitu 12 (25,33%) responden, ibu dengan paritas

3 yaitu 13 (27,65%) dan ibu dengan paritas >3 yaitu 5 (10,63%)

responden. Menurut asumsi peneliti, ibu dengan paritas 1

cenderung memeriksakan kehamilannya karena belum

mempunyai pengalaman dalam kehamilan sehingga sangat

memiliki minat yang tinggi untuk mencari tau karena memerlukan

informasi tentang kehamilan. Berbeda dengan ibu yang memiliki

paritas >3 yang yang telah memiliki banyak pengalaman dan

informasi tentang kehamilan sehingga cenderung jarang untuk

memeriksakan kehamilan. Paritas anak kedua dan ketiga

merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian

maternal. Pada paritas tinggi lebih dari 3 mempunyai angka

kematian maternal lebih tinggi. Maka oleh sebab itu ibu-ibu yang

sedang hamil anak pertama dan lebih dari anak ketiga harus

memeriksakan kehamilannya sesering mungkin agar tidak

beresiko terhadap kematian maternal. Pada paritas rendah, ibu-ibu

hamil merasa begitu mengerti tentang kehamilan dan pentingnya

60

pemeriksaan kehamilan (Saifuddin, 2007). Hal ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan dengan Juwaher (2011), menunjukkan

bahwa ibu yang memiliki paritas rendah <2 sebagian besar

melakukan pemeriksaan kehamilan dibandingkan ibu yang

memiliki paritas tinggi.

6. Frekuensi kunjungan

Didapatkan frekuensi kunjungan di Poli KIA Puskesmas

Lepo-Lepo Kota Kendari terbanyak adalah ibu yang berkunjung

sebanyak >4 kali 22 (46,80%) dari total 47 ibu hamil. Menurut

asumsi peneliti ibu yang berkunjung >4 kali lebih cenderung

memeriksan kehamilannya berhubungan dengan tingkat kepuasan

dari ibu hamil karena ibu akan melakukan kunjungan berkali-kali

apabila pelayanan yang diberikan baik. Kepuasan dalam

pelayanan ANC secara tidak langsung berkaitan dengan

kunjungan ibu hamil untuk melakukan kunjungan ulang.

Kunjungan rutin oleh ibu hamil dapat mendeteksi lebih dini adanya

komplikasi pada kehamilan, sehingga angka kematian ibu dapat

dihindari. Dalam hal ini kepuasan berperan penting dalam

menentukan ibu hamil datang berkunjung kembali ke puskesmas

untuk mengontrol kehamilannya atau justru tidak datang

memeriksakan kehamilannya ke puskesmas kembali. Ibu hamil

yang puas dengan pelayanan ANC tentu akan memeriksakan rutin

kehamilannya. Pelayanan ANC dalam hal ini sangat berperan

61

penting dalam mendeteksi dini komplikasi pada ibu dan

mengurangi angka kematian ibu menurut Daryanto dan Setyobudi

(2014). Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nissa

(2011), bahwa kepuasan akan mendorong ibu hamil untuk

mengulang kunjungan ditempat pelayanan kesehatan dan bila

tidak puas akan menimbulkan kekecewaan yang justru

menghentikan perilaku konsumsi.

7. Mutu Pelayanan

Didapatkan ibu hamil yang merasa puas dengan mutu

pelayanan di Poli KIA Puskesmas Lepo-Lepo sebanyak 46

(97,87%) responden menyatakan mutu pelayanan baik dan 1

(2,12%) responden menyatakan mutu pelayanan kurang dari total

47 ibu hamil. Menurut asumsi peneliti hal ini disebabkan oleh

pelayanan yang diberikan oleh bidan baik. Mulai dari alat yang

cukup memadai dan profesionalitas yang dimiliki oleh bidan Poli

KIA Puskesmas Lepo-Lepo yang membuat ibu hamil banyak

merasa puas dengan mutu pelayanan yang diberikan.

Menurut Purwoastuti (2015), penilaian ibu hamil terhadap

pelayanan antenatal care dapat digunakan untuk mengevaluasi

pelayanan yang diberikan kepada pasien. Ungkapan kepuasan

yang disampaikan ibu hamil menjadi bukti mutu pelayanan yang

diberikan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

62

Wulansari (2009), adanya hubungan pada mutu pelayanan antenatal

care dengan kepuasan ibu hamil.

8. Sikap Bidan

Dari penelitian yang dilakukan didapatkan ibu hamil paling

terbanyak di Poli KIA Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari yaitu 46

(97,87%) responden menyatakan sikap bidan positif, dan 1

(2,12%) responden menyatakan sikap bidan negatif. Menurut

asumsi peneliti hal ini disebabkan bidan di Poli KIA Puskemas

Lepo-lepo melayani ibu hamil dengan sopan dan ramah, serta

mendengarkan dan merespon dengan baik keluhan yang dihadapi

klien selama kehamilannya dengan empati yang membuat ibu

hamil merasa cukup puas dengan sikap bidan tersebut. Bila

hubungan petugas kesehatan dengan pasien tidak baik, sebaiknya

apapun tindakan medis dan pemenuhan hak yang telah diberikan

pasti akan dirasakan adanya kekurangan oleh pasien. Sebaliknya

bila hubungan baik terjalin secara optimal, pasien akan lebih

kooperatif dan memiliki rasa percaya pada pemberi pelayanan

sehingga menimbulkan rasa kepuasan tersendiri terhadap

responden yang telah diberikan pelayanan (Purwoastuti, 2015).

Sejalan dengan pendapat Cahyaning (2012), bahwa sikap baik

menjadikan responden semakin puas atas pelayanan yang telah

diterima.

63

9. Waktu Pelayanan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di dapatkan yang

paling terbanyak adalah ibu hamil yang merasakan waktu

pelayanan tidak lama 47 responden, 44 (93,61%) responden

menyatakan waktu pelayanan lama 3 (6,38%) responden.

Menurut asumsi peneliti banyak ibu hamil yang merasakan cukup

puas dengan waktu pelayanan dikarenakan waktu pendaftaran

yang tidak terlalu lama diproses, ruang tunggu yang disediakan

dijaga kebersihan dan kenyamannya oleh Puskesmas Lepo-Lepo

serta dilengkapi dengan fasilitas yang memadai sehingga ibu hamil

tidak merasa bosan, ketanggapan bidan dalam memulai

memberikan pelayanan. serta kecepatan bidan memberikan

pelayanan yang profesional. Menurut Kemenkes RI Nomor

129/Menkes/SK/III/2008 waktu tunggu pelayanan rawat jalan

adalah waktu yang diperlukan oleh pasien mendaftar di tempat

pendaftaran pasien rawat jalan (TPPRJ) sampai dipanggil untuk

pelayanan pemeriksaan oleh dokter di poliknik tujuan dengan

standar waktu tunggu pelayanan rawat jalan yang ditetapkan yaitu

rata-rata < 60 menit (Depkes RI, 2007). Sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Buhang (2007), aspek lamanya waktu tunggu

pasien dalam mendapatkan pelayanan kesehatan merupakan

salah satu hal penting dan sangat menentukan kualitas pelayanan

kesehatan yang diberikan oleh suatu unit pelayanan kesehatan.

64

10. Tingkat Kepuasan Ibu Hamil

Dari penelitian yang dilakukan didapatkan ibu hamil paling

terbanyak yang merasakan cukup puas sebanyak 27 (57,44%)

responden. Sedangkan ibu hamil yang merasa puas sebanyak 18

(38,29%) responden dan ibu hamil yang merasakan tidak puas

sebanyak 2 (4,25%) responden. Menurut asumsi peneliti banyak

ibu hamil yang merasakan cukup puas dikarenakan kelengkapan

alat, sarana dan prasarana, profesionalitas dan sikap petugas

yang ramah seta empati terhadap keluhan ibu hamil pada saat

melakukan pelayanan, ruangan tunggu dan lingkungan yang

bersih dan nyaman sangat mempengaruhi kepuasan ibu hamil.

Penilaian ibu hamil terhadap pelayanan antenatal care dapat

digunakan sebagai evaluasi pelayanan yang diberikan kepada

pasien.

Faktor yang mempengaruhi kepuasan pengguna jasa

pelayanan kesehatan menurut Zeithaml (2010) di kutip dari

Purwoastuti (2015), yaitu Reabillithy (Keandalan) yaitu

kemampuan untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan dengan

tepat dan terpecaya misalnya: pelayanan pemeriksaan,

pengobatan dan perawatan yang tepat, jadwal pelayanan

dijalankan secara tepat, dan prosedur pelayanan yang tidak

berbelit-belit. Responsiveness (tanggungjawab) yaitu kemampuan

untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat

65

atau tanggap, misalnya: kemampuan dokter, bidan, perawat untuk

tanggap menyelesaikan keluhan pasien, petugas memberikan

informasi yang jelas dan mudah dimengerti, dan tindakan cepat

pada saat pasien membutuhkan. Assurance (kepastian/jaminan)

yaitu pengetahuan dan kesopanan petugas serta kemampuan

mereka menimbulkan kepercayaan dan keyakinan misalnya:

pengetahuan dan kemampuan medis menetapkan diagnosis,

ketrampilan medis/ para medis dalam bekerja, pelayanan yang

sopan dan ramah, jaminan keamanan, kepercayaan status sosial.

Empathy (Empati) merupakan syarat untuk peduli, memberikan

perhatian pribadi kepada pelanggan, misalnya: memberikan

perhatian secara khusus kepada setiap pelanggan, kepedulian

terhadap keluhan pelanggan, pelayanan kepada semua pelanggan

tanpa memandang status. Tangibles (Keberwujudan/sarana yang

ada) yaitu penampilan fasilitas fisik, peralatan, personal dan media

komunikasi misalnya: kebersihan, kerapian dan kenyamanan

ruangan, penataan interior dan eksterior, kelengkapan, kebersihan

penampilan petugas.

Sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Kotler (2015),

terdapat hubungan yang erat antara kualitas (hasil) dan

pelayanan, semakin tinggi tingkat kualitas (hasil) dan pelayanan

menyebabkan semakin tinggi kepuasan pasien. Hal ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Nissa (2011), Kepuasan

66

ibu hamil terhadap pelayanan antenatal care yang diberikan akan

tercapai bila diperoleh hasil yang optimal pada setiap

pemeriksaan. Pelayanan kesehatan memperhatikan kemampuan

ibu dan keluarganya, ada perhatian terhadap keluhan, kondisi

lingkungan fisik dan tanggap kepada kebutuhan ibu hamil

sehingga tercapai keseimbangan yang sebaik-baiknya antara rasa

tingkat puas dan jerih payah yang harus dialami guna memperoleh

hasil tersebut.

67

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 47 responden

ibu hamil di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari dari tanggal

sampai dengan 2018, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Sebagian besar (57,44%) ibu hamil cukup puas dengan

pelayanan Antenatal Care di Poli KIA Puskesmas Lepo-Lepo.

2. Sebagian besar (97,87%) mutu pelayanan di Poli KIA

Puskesmas Lepo-Lepo baik.

3. Sebagian besar (97,87%) sikap bidan di Poli KIA Puskesmas

Lepo-Lepo positif.

4. Sebagian besar (93,61%) waktu pelayanan di Poli KIA

Puskesmas Lepo-Lepo tidak lama.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian tersebut di atas,

maka peneliti dapat memberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Bagi Profesi Kebidanan

Diharapkan kepada bidan yang bekerja di Poli KIA

Puskesmas Lepo-Lepo agar terus mempertahakan dan lebih

meningkatkan pelayanan Antenatal Care pada ibu hamil agar

menjadi baik lagi.

67

68

2. Bagi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

a. Diharapkan hasil penelitian ini dijadikan bahan masukan

bagi bidan yang bekerja di Poli KIA Puskesmas Lepo-Lepo

agar selalu memperhatikan pelayanan, khususnya

pelayanan Antenatal Care untuk ibu hamil.

b. Diharapkan hasil penelitian ini dijadikan bahan acuan untuk

meningkatkan pengetahuan mahasiswa Politeknik

Kesehatan Kendari tentang pelayanan Antenatal Care dan

dapat dijadikan sebagai bahan bacaan.

3. Bagi Masyarakat

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan

untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai

pelayanan Antenatal Care dan dapat dijadikan bahan bacaan.

4. Bagi Peneliti

a. Diharapkan hasil penelitian ini digunakan sebagai sumber

referensi untuk Politeknik Kesehatan Kendari dan dijadikan

dokumen untuk memacu minat peneliti selanjutnya.

b. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk bisa melakukan

penelitian mengenai pelayanan Antenatal Care oleh bidan.

69

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, H. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Pusat Bahasa.

. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Pusat Bahasa.

Azwar, A. 1996. Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Badan Pusat Statistik, BKKBN. 2012. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan.

Buhang SAS dan Mubasyisyir H. 2007. Waktu tunggu dan cara pembayaran di instalasi rawat jalan rumah sakit Aloe Saboe Gorontalo, Working Paper Series No. KMPK Universitas Gajah Mada

Cahyaning, E. 2012. Faktor-faktor Kepuasan Ibu Hamil pada Pelayanan Antenatal Care dan Post Persalinan di RB Srilumintu Surakarta. Skripsi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Daryanto & Setyobudi, I. 2014. Konsumen dan Pelayanan Prima. Malang: Gava Media.

Depkes RI. 2007. Profil Kesehatan 2007. Departemen Kesehatan RI

. 2009. Profil Kesehatan 2009. Departemen Kesehatan RI

Dinkes Sultra. 2016. Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara : Kendari.

DIN ISO 8402. 1994. Quality management and Quality Assurance Edition

2.

Donabedian, A. 1980. The Defenition of Quality and Approaches to Its Assesment. Health Administrasion Press.

Gani, A. 2006. Reformasi Pembiayaan Kesehatan Kabupaten/Kota dalam

Sistem Desentralisasi. Makalah. Bandung: Disampaikan pada

Pertemuan Nasional Desentralisasi Kesehatan Bandung 6-8

Juni 2006.

Garvin, D. 1987. Managing Quality. New York: The Free Pass.

70

Juwaher, T. 2011. Analysing the Impact of Green Marketing Strategies on

Consumer Purchasing Patterns in Muritius, World Journal of

Entrepeneurship, Management and Sustainble Develpoment.

Kemenkes RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia 2014, Jakarta:

Kementerian Kesehatan RI.

. 2016. Profil Kesehatan Indonesia 2016, Jakarta:

Kementerian Kesehatan RI.

Kotler & Keller. 2015. Marketing Management, Fourteenth Edition. New

Jersey: Prentice Hall.

Kusnawati, I. 2014. Asuhan Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Lupiyoadi, R. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa Edisi Kedua. Jakarta:

Salemba Empat.

Mufdlilah, 2009. Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Yogyakarta:

Nuha Medika.

Muninjaya, G. 2011. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta:

EGC.

Nissa, A. 2011. Gambaran Kepuasan Ibu Hamil Terhadap Pelayanan

Antenatal Care di Puskesmas Getasan Kabupaten Semarang.

Skripsi Program S-1 Keperawatan Stikes Ngundi Waluyo

Ungaran Semarang.

Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka

Cipta.

Nurdiana, 2012. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Bidan terhadap

Pelayanan Antenatal Care di Kabupaten Konawe Utara Tahun

2012. Karya Tulis Ilmiah Program D-III Kebidanan Poltekkes.

Kendari.

Paiman, B. 2008. Analisa Pengaruh Pelayanan, Fasilitas, Tarif dan

Kepercayaan Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap. Studi

Kasus pada RS. Roemani Muhammadiyah Semarang

Universitas Muhammadiyah Semarang.

71

Puskesmas Lepo-Lepo. 2018. Profil Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari :

Kendari

Dinkes Sultra. 2016. Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara : Kendari.

Purwoastuti, E. 2015. Mutu Pelayanan Kesehatan dan Kebidanan,

Yogyakarta: Pustaka Baru.

Republik Indonesia. 2013. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12

Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan, Yogyakarta: Pustaka

Baru.

Sabarguna, B. 2004. Sistem Bantu Keputusan untuk Quality Assurance

Rumah Sakit. Yogyakarta: Sagung Seto.

Salma. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta : EGC.

Satrianegara, F. 2014. Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan.

Jakarta: Salemba Medika.

Sugiyono. 2006. Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Suyanto. 2011. Metodologi dan Aplikasi Penelitian Keperawatan.

Yogyakarta : Nuha Medika.

Tjiptono, F. & Chandra, G. 2011. Service, Quality & Satisfaction.

Yogyakarta : Andi.

Trisnantoro, L. 2004. Memahami Penggunaan Ilmu Ekonomi dalam

Manajemen Rumah Sakit. Yogyakarta : Gadjah Mada

University Press.

Walyani, E. 2015. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Yogyakarta:

Pustaka Baru.

WHO. 2015. Maternal Mortality: World Health Organization.

Winkjosastro, H. 2009. Ilmu Kebidanan, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo.

. 2009. Ilmu Kebidanan, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo.

72

Winston Dictionary. 1956. Phonology: Theory and Analysis. New York:

Holt, Rinehart, and Winston.

Witjaksono. 2008. Pelayanan Antenatal. Jakarta: Salemba Medika.

Wulansari, S. 2012. Hubungan Kualitas Pelayanan Antenatal Care

dengan Kepuasan Ibu Hamil terhadap Pelayanan ANC di BPRB

Fitri Griya Husada Sewon Bantul Tahun 2012. Skripsi Program

D-IV STIK Aisyiyah Yogyakarta.

Zeithhaml, V. Parasuraman, A. & Berry, L. 1985. Problem and Strategies

in Services Marketing. Jurnal of Marketing Vol. 49 (Spring).

73

10

MASTER TABEL PENELITIAN GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN IBU HAMIL TERHADAP PELAYANAN ANTENATAL CARE

DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2018

N0 NAMA UMUR PENDIDIKAN PEKERJAAN GRAVIDA TRIMESTER KUNJUNGAN MUTU PELAYANAN SIKAP BIDAN WAKTU TUNGGU PELAYANAN TOTAL KODE SKOR

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 A 35 S-1 PNS 3 III 4 KALI LEBIH 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 63 2 CUKUP PUAS

2 I 26 D-III IRT 1 III 4 KALI LEBIH 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 62 2 CUKUP PUAS

3 K 19 SD IRT 1 III 4 KALI LEBIH 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 55 2 CUKUP PUAS

4 N 25 SMA IRT 1 II 2 4 3 4 4 3 4 2 4 3 3 2 2 2 3 4 40 3 KURANG

PUAS

5 H 32 S-1 IRT 2 III 4 KALI LEBIH 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75 1 PUAS

6 H 18 SMA IRT 1 II 2 3 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 70 1 PUAS

7 S 28 SMA IRT 2 III 4 KALI LEBIH 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 55 2 CUKUP PUAS

8 G 21 SMA SWASTA 2 II 2 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 64 1 PUAS

9 A 31 S-1 SWASTA 3 II 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 2 CUKUP PUAS

10 F 32 S-2 IRT >3 II 1 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 50 2 CUKUP PUAS

11 T 33 SMA SWASTA 3 III 4 KALI LEBIH 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 62 2 CUKUP PUAS

12 R 20 SMA IRT 1 III 4 KALI LEBIH 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 73 1 PUAS

13 S 29 SMA IRT 3 II 2 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 68 1 PUAS

14 H 27 S-1 IRT 2 III 4 KALI LEBIH 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 68 1 PUAS

15 M 29 SMA IRT 1 III 4 KALI LEBIH 4 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 4 69 1 PUAS

16 H 36 SMA IRT >3 I 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 2 CUKUP PUAS

17 K 30 SMA IRT 3 I 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 3 KURANG

PUAS

18 R 33 SMA IRT 3 III 4 KALI LEBIH 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 2 CUKUP PUAS

19 I 29 S-1 IRT 3 III 4 KALI LEBIH 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75 1 PUAS

20 L 29 SMA IRT 1 I 1 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 62 2 CUKUP PUAS

21 S 26 SMA IRT 1 I 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75 1 PUAS

22 E 32 SMA IRT 1 III 4 KALI LEBIH 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 59 2 CUKUP PUAS

23 E 30 SMA SWASTA 2 III 4 KALI LEBIH 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 2 CUKUP PUAS

24 L 17 SMP IRT 1 II 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 2 CUKUP PUAS

25 Y 49 SMP IRT >3 III 4 KALI LEBIH 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 59 2 CUKUP PUAS

26 E 38 SMA IRT >3 II 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 2 CUKUP PUAS

27 L 26 SMA IRT 3 III 4 KALI LEBIH 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 70 1 PUAS

28 E 30 S-1 PNS 1 III 4 KALI LEBIH 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 45 56 2 CUKUP PUAS

29 N 24 SMA IRT 2 I 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 55 2 CUKUP PUAS

30 S 32 S-1 PNS 2 I 1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 58 2 CUKUP PUAS

11

31 D 38 SMA IRT 3 II 3 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 65 1 PUAS

32 S 24 SMA IRT 2 II 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 2 CUKUP PUAS

33 S 37 SMA IRT 3 III 4 KALI LEBIH 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 2 CUKUP PUAS

34 D 34 SMA IRT 3 I 1 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 69 1 PUAS

35 R 25 S-1 SWASTA 2 III 4 KALI LEBIH 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 2 CUKUP PUAS

36 W 29 SMA IRT 3 III 4 KALI LEBIH 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 2 CUKUP PUAS

37 R 20 SMA IRT 1 II 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75 1 PUAS

38 I 26 S-1 IRT 2 II 2 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 71 1 PUAS

39 N 31 D-III SWASTA 1 III 4 KALI LEBIH 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 2 CUKUP PUAS

40 J 31 SMA SWASTA 3 II 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75 1 PUAS

41 K 24 S-1 PNS 1 I 1 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 61 2 CUKUP PUAS

42 P 25 SMA IRT 1 III 4 KALI LEBIH 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 70 1 PUAS

43 A 28 SMA IRT 2 II 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 2 CUKUP PUAS

44 A 25 S-1 SWASTA 1 II 2 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 58 2 CUKUP PUAS

45 P 37 S-1 PNS >3 III 4 KALI LEBIH 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75 1 PUAS

46 S 29 S-1 PNS 1 II 2 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 69 1 PUAS

47 W 32 S-1 PNS 2 II 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 2 CUKUP PUAS

10

11

12

13

DOKUMENTASI PENELITIAN