kajian sda plta_pltmh

20
Dokumen Seleksi Jasa Konsultansi Kegiatan Perencanaan dan Program BWS-SI Dok. SeleksiKajian Pemanfaatan Sumber Air Untuk PLTA/PLTMH 41 BAB V. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KAJIAN PEMANFAATAN SUMBER AIR UNTUK PLTA/PLTMH 1. LATAR BELAKANG Pendayagunaan SDA berdasarkan PP No.42/2008 yaitu, merupakan kegiatan penatagunaan sumberdaya air yang ditujukan untuk menetapkan zona pemanfaatan air dan penetapan peruntukan air di dalamnya, penyediaan, penggunaan, pengembangan dan pengusahaan sumber daya air secara optimal agar berhasil guna dan berdaya guna. Terkait dengan Pendayagunaan SDA tersebut, Kajian Pemanfaatan SDA untuk PLTA/PLTM ini dilakukan sebagai langkah awal untuk mengetahui kedalaman potensi SDA yang ada disuatu Wilayah Sungai yang dapat dimanfaatkan serta dikembangkan untuk ketahanan listrik Nasional dan merupakan salah satu tindakan upaya yang dilakukan untuk memenuhi kekurangan kebutuhan listrik khusunya di Provinsi Aceh. Provinsi Aceh salah satu Provinsi yang mengalami defisit kebutuhan arus listrik dan sampai saat ini masih tergantung pada pasokan aruslistrik dari Provinsi Sumatera Utara. Diperkirakan untuk 5 (lima) tahun kedepan Prov. Aceh membutuhkan pasokan listrik sekitar ± 500 MW dan pada tahun 2025 mendatang proyeksi diperkirakan kebutuhan energi listrik mencapai ± 7.131 MW, prediksi angka tersebut terus bertambah dan harus di pertimbangkan oleh semua pihak karena kebutuhan akan listrik termasuk salah satu unsur utama yang vital bagi kehidupan masyarakat umum, industri serta dunia usaha lainnya. Sebagaimana diketahui kebutuhan listrik di Provinsi Aceh saat ini adalah sebesar 255 MW dan terus semakin meningkat akan kebutuhan, dimana kapasitas arus sebesar 180 MW (70%) di suplai dari Sumatera Utara dan 75 MW (30%) di hasilkan dari Tenaga Diesel yang berada di Provinsi Aceh. Untuk mengurangi ketergantungan Tenaga Dieseldari bahan bakar minyak, Pemerintah membuat program peningkatan pembangunan pembangkit listrik alternatif non minyak antara lain dengan memanfaatkan potensi SDAsebagai pembangkit listrik menggunakan tenaga air yang dikelola oleh pihak swasta. Tenaga listrik yang dihasilkan dari pembangkit yang dibangun oleh pihak swasta nantinya akan dimanfaatkan oleh PT. PLN (Persero) guna memenuhi kebutuhan listrik didaerah setempat melalui suatu perjanjian jual beli tenaga listrik (Power Purchase Agreement) antara PT. PLN (Persero) dengan swasta sebagai pihak pengembang. Penanggulangan pencapain proyeksi kebutuhan tersebut juga dilakukan upaya-upaya pendayagunaan Sumber Daya Air dengan cara membangun waduk/embung, pemanfaatan air permukaan/alami yang salah satunya untuk penyediaan energi terbaharukan terutama yang menggunakan energi air untuk listrik, seperti PLTA dan PLTM. Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA/PLTM) tersebut dengan cara pemanfaatan air se-effisien dan se-efektif mungkin dengan jalan memanfaatkan air waduk, embung, sumber air permukaan alami yang mempertimbangkan kondisi topografi, hidrologis dan daya dukung lingkungan. PLTMH adalah salah satu Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) low head dengan kapasitas kurang dari 500 KW. Potensi total PLTMH di Indonesia tahun 2002 adalah sebesar 500 MW, yang sudah dimanfaatkan baru sekirtar 21 MW. Potensi tersebut sebenarnya masih akan meningkat sejalan dengan intensitas studi potensi yang dilakukan untuk menemukan lokasi-lokasi baru dan jika potensi

Upload: defi-cahyadi

Post on 06-Nov-2015

29 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

PLTMH

TRANSCRIPT

  • Dokumen Seleksi Jasa KonsultansiKegiatan Perencanaan dan Program BWS-SI

    Dok. SeleksiKajian Pemanfaatan Sumber Air Untuk PLTA/PLTMH 41

    BAB V. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

    KAJIAN PEMANFAATAN SUMBER AIR UNTUK PLTA/PLTMH

    1. LATAR BELAKANG

    Pendayagunaan SDA berdasarkan PP No.42/2008 yaitu, merupakan kegiatan penatagunaansumberdaya air yang ditujukan untuk menetapkan zona pemanfaatan air dan penetapan peruntukan airdi dalamnya, penyediaan, penggunaan, pengembangan dan pengusahaan sumber daya air secaraoptimal agar berhasil guna dan berdaya guna.Terkait dengan Pendayagunaan SDA tersebut, Kajian Pemanfaatan SDA untuk PLTA/PLTM inidilakukan sebagai langkah awal untuk mengetahui kedalaman potensi SDA yang ada disuatu WilayahSungai yang dapat dimanfaatkan serta dikembangkan untuk ketahanan listrik Nasional dan merupakansalah satu tindakan upaya yang dilakukan untuk memenuhi kekurangan kebutuhan listrik khusunya diProvinsi Aceh.

    Provinsi Aceh salah satu Provinsi yang mengalami defisit kebutuhan arus listrik dan sampai saat inimasih tergantung pada pasokan aruslistrik dari Provinsi Sumatera Utara. Diperkirakan untuk 5 (lima)tahun kedepan Prov. Aceh membutuhkan pasokan listrik sekitar 500 MW dan pada tahun 2025mendatang proyeksi diperkirakan kebutuhan energi listrik mencapai 7.131 MW, prediksi angkatersebut terus bertambah dan harus di pertimbangkan oleh semua pihak karena kebutuhan akan listriktermasuk salah satu unsur utama yang vital bagi kehidupan masyarakat umum, industri serta duniausaha lainnya.

    Sebagaimana diketahui kebutuhan listrik di Provinsi Aceh saat ini adalah sebesar 255 MW dan terussemakin meningkat akan kebutuhan, dimana kapasitas arus sebesar 180 MW (70%) di suplai dariSumatera Utara dan 75 MW (30%) di hasilkan dari Tenaga Diesel yang berada di Provinsi Aceh. Untukmengurangi ketergantungan Tenaga Dieseldari bahan bakar minyak, Pemerintah membuat programpeningkatan pembangunan pembangkit listrik alternatif non minyak antara lain dengan memanfaatkanpotensi SDAsebagai pembangkit listrik menggunakan tenaga air yang dikelola oleh pihak swasta.Tenaga listrik yang dihasilkan dari pembangkit yang dibangun oleh pihak swasta nantinya akandimanfaatkan oleh PT. PLN (Persero) guna memenuhi kebutuhan listrik didaerah setempat melaluisuatu perjanjian jual beli tenaga listrik (Power Purchase Agreement) antara PT. PLN (Persero) denganswasta sebagai pihak pengembang.Penanggulangan pencapain proyeksi kebutuhan tersebut juga dilakukan upaya-upaya pendayagunaanSumber Daya Air dengan cara membangun waduk/embung, pemanfaatan air permukaan/alami yangsalah satunya untuk penyediaan energi terbaharukan terutama yang menggunakan energi air untuklistrik, seperti PLTA dan PLTM. Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA/PLTM) tersebutdengan cara pemanfaatan air se-effisien dan se-efektif mungkin dengan jalan memanfaatkan airwaduk, embung, sumber air permukaan alami yang mempertimbangkan kondisi topografi, hidrologisdan daya dukung lingkungan.PLTMH adalah salah satu Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) low head dengan kapasitas kurang dari500 KW. Potensi total PLTMH di Indonesia tahun 2002 adalah sebesar 500 MW, yang sudahdimanfaatkan baru sekirtar 21 MW. Potensi tersebut sebenarnya masih akan meningkat sejalan denganintensitas studi potensi yang dilakukan untuk menemukan lokasi-lokasi baru dan jika potensi

  • Dokumen Seleksi Jasa KonsultansiKegiatan Perencanaan dan Program BWS-SI

    Dok. SeleksiKajian Pemanfaatan Sumber Air Untuk PLTA/PLTMH 42

    PLTMHtersebut dapat di kembangkan, maka paling tidak 12.000 MWh atau sebesar 14 % darikebutuhan energi total Indonesia tahun 2005 dapat disumbang dari PLTMH dan jika studi potensiPLTMH dapat diintensifkan secara maksimal, maka prosentase sumbangan PLTMH terhadapkebutuhan energi nasional dipastikan juga akan meningkat.Kajian Pemanfaatan SDA untuk PLTA/PLTM ini akan dilakukan pada Wilayah Sungai Woyla-Bateuedengan luas 12.535,88Km2 dimana berdasarkan hasil identifikasi di dalam Rancangan RencanaPSDA dikatagorikan sebagai pengembangan PLTA berkapasitas besar. Beberapa lokasi potensiPemanfaatan SDA untuk pengembangan PLTA/PLTM inidengan cara pembendunganantara lain adalahdi DAS Bateue, Tripa Hilir, Nanga, Tripa Hulu, Perlak, Ketukah, Gume,Woyla Dolog, Woyla Hilir, danWoyla Hulu.

    Keberadaan bendungan/waduk berfungsi untuk meningkatkan tinggi jatuh air yang juga berpengaruhterhadap besarnya daya listrik yang dibangkitkan. Selain itu, keberadaan bendungan dapat memberikansuplai debit ke hilir yang lebih stabil, dimana ketika musim hujan sebagian air ditampung di waduk, danketika musim kemarau sebagian air dialirkan dengan memanfaatkan tampungan pada musim hujan.Dalam hal ini, perubahan pola debit sebelum dan setelah melalui waduk dapat dihitung menggunakankonsep Reservoir Routing.

    2. MAKSUD DAN TUJUAN

    Maksud dari kegiatan Kajian Pemanfaatan Sumber Air Untuk PLTA/PLTMH adalah implementasi dariarahan dan kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai dalam rangka pemanfaatansumberdaya air untuk ketahanan energy;

    Tujuan dari kegiatan ini adalah:o untuk memperoleh data dan informasi aktual potensi DAS/sumber air yang terdapat dalam WS

    Woyla-Bateue yang dapat dimanfaatkan serta dikembangkan dalam sektor energy; dano merupakan salah satu tindakan/upaya yang dilakukan untuk memenuhi kekurangan kebutuhan listrik

    di Provinsi Aceh.

    3. SASARANo Tersusunnya Dokumen kajian Pemanfaatan Sumber Daya Air untuk kegiatan PLTA/PLTMH Wilayah

    Sungai Woyla-Bateue sebagai acuan dasar didalam memberikan pertimbangan teknis (REKOMTEK)oleh BWSS-I yang selanjutnya untuk proses dikeluarkannya perizinan pemanfaatan air permukaanoleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyatbagi instansi terkait maupun duniausaha di sektor energy;

    o Tersusunnya strategi pengembangan potensi Sumber Daya Air untuk PLTA/PLTMH yangkomprehensif dan berkelanjutan yang merupakan implementasi dari ketahanan energi;

    o Implementasi Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Woyla-Bateue.

    4. LOKASI PROYEK

    Lokasi pekerjaan secara administratif berada di dalam wilayah Provinsi Aceh yang terletak didalamWilayah Sungai Woyla-Bateue yang dapat di tempuh melalui jalan darat Banda Aceh-Medan denganjarak tempuh 350 Km dengan perjalanan 5-6 jam. Untuk jelasnya lokasi proyek yang dimaksudterdapat pada Gambar terlampir (Peta Lokasi).

  • Dokumen Seleksi Jasa KonsultansiKegiatan Perencanaan dan Program BWS-SI

    Dok. SeleksiKajian Pemanfaatan Sumber Air Untuk PLTA/PLTMH 43

    5. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA

    Nama Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) : Mahdani, ST. MT Satuan Kerja : Balai Wilayah Sungai Sumatera I Kegiatan

    Perencanaan dan Program

    6. SUMBER PENDANAAN

    Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaanDIPA-APBN tahun Anggaran 2015, Untuk pelaksanaankegiatan ini diperlukan biaya Rp. 500.000.000,- (Lima ratus juta rupiah) termasuk PPN.

    7. DATA DASAR

    Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Woyla-Bateue.

    8. STANDAR TEKNIS

    Perencanaan yang dilakukan berpedoman pada kriteria perencanaan yang ditetapkan yaitu:

    1. Pedoman Pengendalian Banjir Vol.I,II dan III tahun 1996 yang dikeluarkan oleh Direktorat JenderalPengairan Departemen Pekerjaan Umum.

    2. NSPM Penanggulangan dan Pengendalian Banjir.3. SK SNI M-18-1989-F, Metode Perhitungan Debit Banjir Rencana.4. Pedoman Konstruksi dan Bangunan, Pd T-12-04-A.5. Peraturan Beton Bertulang Indonesia N.1-2,1971.6. Standar Spesifikasi Bahan Indonesia A-SNI-2919-1991.7. ASTM (American Society for Testing Materials)

    9. REFERENSI HUKUM

    Referensi hukum yang dipakai untuk pelaksanaan pekerjaan ini antara lain sebagai berikut :

    1. Undang-undang No.7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air2. Undang-undang No. 26 tahun 2007 Tentang Penataan Ruang3. Peraturan Pemerintah No.42 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air4. Peraturan Pemerintah No.22 tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air5. Peraturan Pemerintah No.38 tahun 2011 tentang Sungai6. Peraturan Pemerintah No.82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian

    Pencemaran Air7. Keppres No.12 tahun 2012 tentang Penetapan Wilayah Sungai8. Keppres No.32 tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah

    Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai dan Bekas Sungai10. Kepmen Kimpraswil No. 327/M/KPTS/2002 Tentang Penetapan Enam Pedoman Bidang Penataan

    Ruang.

  • Dokumen Seleksi Jasa KonsultansiKegiatan Perencanaan dan Program BWS-SI

    Dok. SeleksiKajian Pemanfaatan Sumber Air Untuk PLTA/PLTMH 44

    10. STUDI-STUDI TERDAHULU

    Penyusunan penggabungan Pola PSDA Wilayah Sungai Woyla - Bateue pada Balai Wilayah SungaiSumatera-I, instansi/lembaga terkait lainnya.

    11. LINGKUP KEGIATAN PEKERJAAN

    Lingkup Pekerjaan oleh Konsultan meliputi :

    1. Pekerjaan persiapan administrasi kantor dan lapangan;2. Melakukan koordinasi, diskusi dengan pihak intitusi/instansi/lembaga terkait;3. Inventarisasi lapangan, pengumpulan data dan peta;4. Survey Lokasi PLTA/PLTMH;5. Melakukan pemilihan lokasi sumber air;6. Melakukan kajianfungsi sumber air existing di lokasi studi;7. Melaksanakan kajian Hidrologi, Hidrometri dan Geoteknik;8. Melaksanakan kajian ekonomis, lingkungan dan sosial-budaya;9. Melaksanakan survey regular dilokasi studi;10. Penyajian gambar Peta Digital;11. Perencanaan umum PLTA/PLTMH;12. Penyusunan laporan hasil studi.

    11.1 Pekerjaan Persiapan Administrasi Kantor dan LapanganKonsultan harus melakukan persiapan kegiatan awal sebelum dimulainya kegiatan utama berupapengumpulan dan analisis data-data sekunder maupun primer untuk kemudian disortir dandianalisis guna bahan analisis selanjutnya. Pengumpulan data sekunder yang dimaksud adalahsemua data dan hasil studi terdahulu yang ada di kantor PPK Perencanaan dan Program BWSS Idan berbagai instansipemerintah /lembaga terkait lainnyayang berkaitan dengan studi ini.

    Administrasi KantorRencana Mutu Kontrak (RMK)Konsultan harus menyiapkan RMK sebagai dasar untuk pedoman mutu kegiatan yang akandikerjakan sesuai dengan KEPMEN No. 04 Tahun 2009 Tentang Sistem Manajemen MutuDepartemen Pekerjaan Umum, adapun beberapa ketentuan yang harus dipenuhi dalam RMKini adalah sbb:

    - Informasi Kegiatan yaitu menguraikan penjelasan mengenai nama paket kegiatan, kode dannomor kontrak, sumber dana, lokasi, lingkup pekerjaan, waktu pelaksanaan dan penanggungjawab Penyedia Barang/Jasa;

    - Sasaran Mutu yang menguraikan target pencapaian mutu yang terukur sesuai denganKAK/RKS;

    - Struktur Organisasi yang berkaitan dengan pengawasan pelaksanaan pekerjaan dari pihakOrganisasi Unit Pelaksana Kegiatan (SNVT/SKS/PPK) berikut organisasi konsultanpengawas pekerjaan (bila ada pada pekerjaan konstruksi) yaitu bagan struktur organisasiyang menjelaskan keterkaitan pihakpihak dalam pelaksanaan kegiatan;

  • Dokumen Seleksi Jasa KonsultansiKegiatan Perencanaan dan Program BWS-SI

    Dok. SeleksiKajian Pemanfaatan Sumber Air Untuk PLTA/PLTMH 45

    - Struktur Organisasi Penyedia Barang/Jasa yaitu bagan struktur organisasi penanggung jawabpelaksanaan pekerjaan kontrak;

    - Tugas, tanggungjawab dan wewenang yaitu uraian tugas, tanggungjawab dan wewenangmasing-masing kedudukan yang ada dalam struktur organisasi seperti dalam butir d);

    - Bagan alir pelaksanaan Kegiatan yaitu menguraikan urutan proses kegiatan dari tahappersiapan sampai dengan tahap penyerahan akhir kegiatan, termasuk kegiatan verifikasi,validasi, monitoring, evaluasi, inspeksi dan pengujian (sesuai keperluannya);

    - Jadwal pelaksanaan kegiatan yaitu menguraikan tahapan pelaksanaan sesuai denganperencanaan waktu, termasuk perencanaan bobot pekerjaan;

    - Jadwal Peralatan yaitu menguraikan perencanaan penggunaan peralatan yang diperlukandalam setiap tahapan kegiatan;

    - Jadwal Material yaitu menguraikan perencanaan penggunaan bahan/material yang diperlukandalam setiap tahapan kegiatan;

    - Jadwal Personil yaitu menguraikan perencanaan personil, tenaga ahli dan staff pendukungdalam setiap kegiatan sesuai dengan kompetensi yang dipersyaratkan;

    - Jadwal Arus Kas yaitu menguraikan perencanaan penerimaan dan pengeluaran Kas(keuangan) sesuai dengan nilai kontrak;

    - Rencana terhadap metoda verifikasi, validasi, monitoring, evaluasi, inspeksi dan pengujianyang diperlukan beserta kriteria penerimaannya.

    11.2 Melakukan koordinasi, diskusi dengan pihak intitusi/instansi/lembaga terkaitKonsultan Penyedia Jasa diharuskan melakukan koordinasi, diskusi dengan pihakintitusi/instansi/lembaga terkait baik didaerah maupun di pusat, koordinasi dimaksudkan untukmendapatkan masukan, saran klarifikasi terkait rencana, maupun hasil kajian yang akan dan/atauyang telah dilaksanakan.Didalam hal melakukan koordinasi serta diskusi tersebut Konsultan diharuskan menyiapkanbahan-bahan yang diperlukan sebagai acuan untuk didiskusikan serta mendokumentasikan danmenyiapkan notulensinya pada setiap kali melakukan kegiatan koordinasi, diskusi dengan pihakintitusi/instansi/lembaga terkait.

    11.3 Inventarisasi lapangan, pengumpulan data, peta;Konsultan melakukanInventarisasi lapangan berdasarkan hasil pengumpulan data dan peta yangdiperoleh dan setelah mendapat arahan dari Direksi Pekerjaan.Beberapa kegiatan persiapanadministrasi dan teknis yang harus segara dilakukan yaitu :- Mobilisasi sumber daya yang meliputi, kegiatan mobilisasi personil, peralatan dan

    mempersiapkan kebutuhan operasional lapangan.

    - Persiapan pekerjaan survei.

    11.3.1 Survey PendahuluanSurvei pendahuluan ini merupakan tahap awal pelaksanaan pekerjaan dan juga untukorientasi/pengenalan lapangan, pengambilan data-data visual dan data sekunder awalyang digunakan dalam pengecekan kondisi lokasi. Dalam tahap ini juga diidentifikasipermasalahan-permasalahan yang mungkin timbul nantinya selama pelaksanaan surveiteknis, sehingga tim survei teknis nantinya akan dapat melakukan persiapan yang lebihbaik secara teknis. Selain itu juga untuk melakukan pendekatan pada instansi terkaitsehingga dapat dicapai koordinasi yang optimal.

  • Dokumen Seleksi Jasa KonsultansiKegiatan Perencanaan dan Program BWS-SI

    Dok. SeleksiKajian Pemanfaatan Sumber Air Untuk PLTA/PLTMH 46

    Persiapan dalam survei pendahuluan adalah; mengumpulkan dan menganalisa beberapadokumen serta referensi, pengumpulan data sebanyak mungkin juga dilakukan dengan : Menghubungi instansi-instansi terkait di Daerah maupun di Pusat sehubungan dengan

    perencanaan pemanfaatan potensiSDA dan/atau kegiatan yang berada di dalamwilayah lokasi kawasan lindung sumber air.

    Inventarisasi serta mengidentifikasi kondisi fisik Sumber Daya Air termasukpermasalahan yang ada di lokasi studi;

    Penentuan calon referensi pengukuran lokasi studi; Menyiapkan laporan Pendahuluan.

    11.3.2 Inventarisasi lapangan, pengumpulan data dan Peta;Konsultan Penyedia Jasa untuk awal ini akan melaksanakan Inventarisasi lapangan,pengumpulan data, peta dengan melakukan penggalian Informasi mengenai kondisiumum di lokasi pekerjaan yang meliputi:o Rencana Program PLN untuk daerah studi bersangkutan terkait dengan kebutuhan

    rencana penggunaan daya listrik;o Lokasi studi secara umum akan memberikangambaran antara lain: tata letak lokasi

    yang mencakup jarak dan arah dari ibu kota kabupaten atau kota terdekat, batashidrologis, geografis maupun administratif, berikut jumlah kecamatan dan desa yangtercakup dalam lokasi studi,

    o Keberadaan calon lokasi pembangkit sebaiknya tidak berada di kawasan cagar alamatau budaya yang melarang pembangunan fisik permanen di lokasi tersebut nantinya;

    o Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) atau institusi lokal yang dapatdikembangkan sebagai pengelola PLTA/PLTM;

    o Keberadaan status penguasaan/kepemilikan dan peruntukan lahan yang tersedia;o Penggambaran daerah masing-masing lokasi studi kedalam bentuk peta digitasi

    dengan skala 1 : 100.000 dan/atau dengan ukuran skala lain atas petunjuk dari PemilikPekerjaan.

    11.4 Survey Lokasi PLTA/PLTM;Setelah melaksanakan kegiatan Inventarisasi lapangan, pengumpulan data, petasertapenggalianInformasi mengenai kondisi umum di lokasi pekerjaan, Konsultan Penyedia Jasa akan melakukankegiatan survey lapangan ke rencana lokasi PLTA/PLTM dengan memperhatikan beberapakondisi diantaranya adalah sebagai berikut:o Kondisi topografi untuk mendapatkan gambaran keadaan umum topografi lokasi pekerjaan

    yang meliputi kemiringan wilayah dan penyebarannya, titik titik referensi geodesi, uraiandaerah dataran dan daerah perbukitan terkait dengan aliran sungai dan rencanapengembangan energi, dll;

    o Pemanfaatan Energi Sumber Daya Air untuk berbagai sektor diantaranya untukirigasi/pertanian, domestik, industri, berikut besarnya, pola kebutuhan yang ada, tingkatkeandalan debit yang ada, termasuk kecendrungan peningkatan kebutuhan air dimasa yangakan datang khususnya terkait dengan akan dikembangkannya proyek, dll;

    o Tata pengaturan air yang mencakup pengelolaan alokasi air yang telah dilaksanakan,prioritas-prioritas yang ada, fungsi dan peranan institusi pengelola, keberadaan dan aktifitasforum-forum koordinasi seperti panitia tata pengaturan air, Balai wilayah sungai, partisipasipemanfaat air. Di samping itu, tata cara dan koordinasi dalam pengelolaan kualitas air,pengendalian banjir dan konservasi, dll;

  • Dokumen Seleksi Jasa KonsultansiKegiatan Perencanaan dan Program BWS-SI

    Dok. SeleksiKajian Pemanfaatan Sumber Air Untuk PLTA/PLTMH 47

    11.5 Melakukan pemilihan lokasi sumber air;Konsultan dengan didampingi oleh Direksi Pekerjaan, Cq Pengawas di lapangan melakukanpemilihan lokasi kawasan lindung sumber air yang dapat ditetapkan sebagai kawasanPemanfaatan SDA untuk PLTA/PLTMberdasarkan hasil kegiatan survey lapangan rencana lokasiPLTA/PLTM yang telah dilaksanakandan telah mendapat persertujuan dari Diskusi LaporanPendahuluan yang disusun sebagai rencana kerja.Adapun beberapa calon Bendungandalam WS ini yang berpotensi untuk dikembangkan sebagaiPLTA antara lain adalah Bendungan/Waduk Bateue, Tripa Hilir, Nanga, Tripa Hulu, Perlak,Ketukah, Gume,Woyla Dolog, Woyla Hilir, dan Woyla Hulu.

    11.6 Melakukan kajian fungsi sumber air existing di lokasi studi;Konsultanmelakukan kajian fungsi sumber air existing disekitarnyadengan cara pengamatanvisual lokasi disekeliling dan di sepanjang kini kanan sumber air dengan memperhatikanbeberapa kondisidiantaranya:

    o Daerah Aliran Sungai (DAS) mencakup ekosistem dan vegetasinya, status hutan, luaspenyebaran lahan kritis, tingkat erosi dan sedimentasi, upaya upaya rehabilitasi dankonservasi tanah yang telah dan akan dilakukan, dll;

    o Keberadaan sumber air, mencakup sumber daya air yang ada serta kemungkinanpengembangannya, morfologi sungai, panjang sungai, keadaan muara, pengaruh pasangsurut, luas DAS, dll;

    o Keadaan aliran, mencakup pola aliran sungai, keberadaan dan kondisi alat ukur debit yangada, kualitas dan panjang data debit yang tersedia, dll;

    o Kondisi tata guna dan pemanfaatan berikut jenis peruntukan, luasan dan penyebarannya;kecenderungan perubahan serta pengendaliannya dimasa yang akan datang terkait denganpengembangan SDA dan Rencana Tata Ruang Wilayah, dll;

    o Pemanfaatan Energi Sumber Daya Air untuk berbagai sektor diantaranya untukirigasi/pertanian, domestik, industri, berikut besarnya, pola kebutuhan yang ada, tingkatkeandalan debit yang ada, termasuk kecenderungan peningkatan kebutuhan air dimasa yangakan datang khususnya terkait dengan akan dikembangkannya proyek dan lainnya.

    11.7 Melaksanakan kajian Hidrologi, Hidrometri dan Geoteknik;11.7.1 Pengumpulan dan Analisa Data :

    Pengumpulan data curah hujan berdasarkan stasiun penakar hujan disekitar lokasi studisangat diperlukan untuk kegiatan analisis hidrologi, dengan syarat data yang digunakanharuslah konsisten, homogen, independent, representative, menerus (continue) danmemiliki runtutan data yang panjang serta diharapkan memiliki ketersediaan data yangcukup. Sebelum digunakan data tersebut harus dilakukan penyaringan data ataudiperiksa secara manual dan secara statistik.Dalam analisa hidrologi, salah satu aspek yang diperlukan untuk menunjangperancangan bangunan-bangunan hidrolik adalah penetapan banjir rencana pada suatutahun dalam periode ulang tertentu.Analisa hidrologi dimaksudkan sebagai dasar identifikasi yang merupakan ciri-ciri hidrogidengan kajian adalah sebagai berikut:1 Analisis Daerah Tangkapan (Catchment Area);

    Untuk penentuan luas Daerah Tangkapan Air (DTA) digunakan Peta Rupa Bumi(RBI) yang yang dikeluarkan oleh Bakorsurtanal, yang disempurnakan dengan hasilstudi terdahulu dan hasil kunjungan lapangan.

  • Dokumen Seleksi Jasa KonsultansiKegiatan Perencanaan dan Program BWS-SI

    Dok. SeleksiKajian Pemanfaatan Sumber Air Untuk PLTA/PLTMH 48

    2 Analisis Data Hujan dan Penentuan Curah Hujan Rencana;Lingkup kegiatan yang dilaksanakan dalam penentuan curah hujan rencana antaralain penentuan stasiun curah hujan yang berpengaruh untuk lokasi pekerjaan,analisis distribusi frekuensi dengan berbagai metode, pengujian dan pemilihan hasilanalisis distribusi frekuensi curah hujan serta penentuan intensitas curah hujanrencana.

    3 Analisis Debit Banjir RencanaPerhitungan debit banjir rencana untuk masing-masing lokasi dilakukan dengan cararasional yang sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam SNI (time-series)yang cukup panjang (diatas 10 tahun) untuk setiap water district. Tujuannya adalahuntuk menyusun data debit limpasan (runoff) sintetis time series untuk setiap waterdistrict dalam satuan milimeter perhari atau milimeter perbulan, sehingga padasetiap lokasi sungai dapat diperkirakan data debit serta waktunya. Hal ini sangatbermanfaat dalam perencanaan maupun pengelolaan sumber daya air.

    11.7.2 Data Curah HujanCurah hujan yang diperlukan untuk penyusunan rancangan pemanfaatan air adalahcurah hujan rata-rata di seluruh daerah yang bersangkutan. Stasiun-stasiun pengamathujan yang tersebar pada suatu daerah aliran dapat dianggap sebagai titik (point).Tujuan mencari hujan rata-rata adalah mengubah hujan titik (point rainfall) menjadihujan wilayah (regional rainfall) atau mencari suatu nilai yang dapat mewakili pada suatudaerah aliran. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk memperoleh curahhujan regional, yaitu rata-rata aritmatika, Poligon Thiessen dan Isohyet.Dengan menggunakan salah satu metode tersebut maka akan diperoleh luasan daerahpengaruh dari tiap-tiap stasiun pencatat curah hujan yang ada, dengan demikian akandiketahi stasiun mana saja yang berpengaruh terhadap lokasi studi.

    11.7.3 Curah Hujan RencanaAnalisis Frekunsi Curah Hujan Harianini bertujuan adalah untuk memperoleh curahhujan dengan beberapa perioda ulang, pada analisis ini digunakan beberapa metodauntuk memperkirakan curah hujan dengan periode ulang dalam tahun tertentu,yaitu:Perhitungan berdasarkan curah hujan rancangan untuk mengetahui curah hujanrancangan, dalam perhitungannya dapat dilakukan dengan menggunakan metode EJ.Gumbel Type I, metode Log Pearson Type III, metode Log Normal dan lain-lain.Dalam analisis Frekunsi Curah Hujan ini menggunakan beberapa metoda analisisdistribusi untuk memperkirakan curah hujan dengan tahun periode ulang tertentu.Metoda yang dipakai nantinya harus ditentukan dengan melihat karakteristik distribusihujan daerah setempat. Periode ulang yang akan dihitung pada masing-masing metodeadalah untuk periode ulang 2, 5, 10, 25, dan 50 tahun.Untuk keperluan analisa debit andalan yang akan dijadikan dasar untuk disain bangunandan penetuan turbin adalah dengan melakukan perhitungan debit andalan (DependableDischarge) analisa ini dimaksudkan untuk mencari nilai kuantitatif debit yang tersediasepanjang tahun, baik pada musim kemarau maupun pada musim hujan, analisis debitandalan tersebut lazim digunakan dengan cara transformasi dari data curah hujandihitung menggunakan Metode NRECA dan Metode FJ. MOCK.

    11.7.4 Debit Banjir RencanaAnalisa Debit Banjir Rencana diperlukan sebagai dasar untuk perencanaan bangunanutama, dimana analisis nilai debit banjir tersebut untuk keperluan perkiraankemungkinan terjadi banjir di lokasi yang dimaksud. Untuk mengetahui keadaan polabanjir diperlukan periode pengamatan, serta klarifikasi dilapangan agar perkiraan(estimasi) mendekati keadaan yang sebenarnya.Untuk perencanaan desain bangunan air tersebut perlu menganalisa kemampuan danketahanan suatu bangunan air dengan menggunakan debit banjir rencana berbagai kala

  • Dokumen Seleksi Jasa KonsultansiKegiatan Perencanaan dan Program BWS-SI

    Dok. SeleksiKajian Pemanfaatan Sumber Air Untuk PLTA/PLTMH 49

    ulang dengan menggunakan metode Hidrograf Satuan (Unit Hidrograf) seperti metodeHSS Nakayasu, HSS Gama I dan HSS SCS.Selanjutnya Konsultan Penyedia Jasa diharuskan menganalisa Debit Banjir tersebutdengan cara melakukan pemodelan banjir dilokasi power house yang menggunakansoftware HEC-RAS.

    11.7.5 Pengukuran Aliran (Hidrometri):Untuk mendapatkan perkiraan debit pada sumber air konsultan harus melakukanpengukuran hidrometri merupakan kombinasi dari pengukuran kecepatan danpengukuran tampang lintang alur/sungai dan pengamatan elevasi muka air,sehinggamenghasilkan debit dari hasil perkalian antara luas tampang pada variasi tinggi muka airdan kecepatan rata- rata.Pengukuran tampang pada daerah sumber air dilakukan dengan survey pengukuranwadah/alur/sungai dan tinggi muka air dipantau melalui cara manual denganpengamatan papan duga air (peilschaal) dan/atau dengan menggunakan alat pemantauelevasi muka air otomatis ( Automatic Water Level Recorder = AWLR) apabila terdapatdilokasi sumber air.Dalam metode pengukuran langsung kegiatan akan lebih banyak dilakukan di lapanganatau area survey karena survey benar-benar dilakukan di lapangan. Setelah ditentukanlokasi pengukuran, selanjutnya dilakukan pengukuran debit sungai menggunakan alatukur jenis digital water current meter.Syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam pengukuran debit air sungai agar diperolehdebit yang akurat adalah sebagai berikut:o Pilih bagian sungai yang memiliki aliran tenang;o Pilih aliran sungai dengan kedalaman dan lebar rata tidak melebar atau menyempit;o Hindari pengukuran pada bagian sungai yang dasarnya miring;o Untuk sungai-sungai di pegunungan pada umumnya sulit diperoleh kondisi tersebut,

    maka pengukuran dapat dilakukan dengan membagi lebar sungai menjadi beberapasegmen;

    o Lakukan pengukuran berulang untuk mendapatkan kecepatan rata-rata aliran sungaiyang representatif;

    o Pengukuran Debit aliran di sungai dimana lokasi PLTA/PLTMH yang akandirencanakan nantinya, pengukuran dan survey data aliran secara langsung untukpenetuan beda tinggi (head);

    11.7.6 Pengamatan Kualitas AirPemantauan kualitas air perlu dilakukan pada lokasi lokasi yang diperlukan, antara lain :

    o pada lokasi pembuangan air limbah industri / pabrik dan rumah tangga;o pada lokasi konsentrasi pebuangan limbah domestic;o pada lokasi lokasi pengambilan air yang memerlukan kriteria baku mutu air tertentu.Pemantauan kualitas air dilakukan terhadap buangan air limbah yang datang dari pabriktertentu meliputi criteria yang berkaitan dengan suhu, residu terlarut dan tersuspensi, PHair, kandungan klorin, seng, mangaan, besi, tembaga, kromium, amoniak bebas, nitrat,nitrit, BOD, COD (UU No. 7 Tentang SDA, penjelasan Pasal 28 ayat 1).

  • Dokumen Seleksi Jasa KonsultansiKegiatan Perencanaan dan Program BWS-SI

    Dok. SeleksiKajian Pemanfaatan Sumber Air Untuk PLTA/PLTMH 50

    11.7.7 Penyelidikan GeoteknikKondisi Fisiografi yang mencakup geologi permukaan untuk memperoleh gambarankeadaan umum geologi dengan uraian macam dan formasi lapisan batuan berikutperiode pembentukannya, keberadaan patahan; kondisi geoteknik pada bangunan bangunan utama, trase saluran, sumber material; keadaan geohidrologi, dll;Lingkup, metode dan tingkat akurasi penyelidikan ditentukan tahapan pelaksanaankegiatannya, pada tahapan studi ini kegiatan mencakup sbb:

    o Pengumpulan data dan studi diantaranya; Peta topografi, peta geologi, peta tekturdan jenis tanah, peta pola dan penyebaran sesar dan lainnya.

    o Penyelidikan pada lokasi sumber air dan/atau pada calon Bendungan dilokasi yangberpotensi longsor serta perkiraan formasi geologi dan dtruktur geologinya;

    11.8 Melaksanakan kajian teknis, ekonomis, lingkungan dan sosial-budaya;Pada bagian-bagian atau ruas tertentu dilkokasi studi dimungkinkan terdapatnyakegiatan/aktivitas pembangunan baik semi permanen maupun permanen Konsultan harusmelakukan kajian kegiatan pembangunan atau aktivitas lainnya yang berada dipinggir sumberairtersebut dengan wajib memperhatikan kaidah-kaidah ketertiban, keamanan, keserasian,kebersihan dan keindahan daerah pemanfaatan sumber air;Kondisi sosial ekonomi dan budaya pada kawasan perdesaan mencakup jumlah dan keadaandesa-desa tertinggal, tata letak kawasan perdesaan dengan lokasi sawah/lahan, keadaanKecamatan dan Kabupaten setempat, sosial budaya masyarakat setempat yang berkembangselama ini khususnya kelembagaan tradisi yang terkait dengan pertanian dan pengelolaan air,serta sosial dan budaya masyarakat pendatang dan interaksinya;Kondisi pertumbuhan penduduk yang mencakup jumlah penduduk, kepadatan dan tingkatpertumbuhan penduduk dilokasi studi saat ini maupun prediksi setelah adanya proyek;penyebaran penduduk berdasar jenis kelamin, umur, pendidikan; jumlah potensi tenaga kerjadikelompokkan sebagai petani pemilik, penyewa dan penggarap (sajikan dalam tabel);Perekonomian rumah tangga berupa gambaran keadaan ekonomi rumah tangga masyarakatperdesaan sebelum adanya proyek yang mencakup macam pekerjaan yang ada, rata ratapendapatan keluarga dari pekerjaan tersebut dan rata rata pengeluaran setiap keluarga;Kondisi kesehatan masyarakat yang menggambarkan tingkat kesehatan masyarakat yang dapatdicerminkan dari keadaan rumah yang memenuhi persyaratan kesehatan seperti keadaan lantai,penerangan, sumber air, fasilitas MCK, termasuk prasarana dan sarana umumyang telahdibangun, kemungkinan akan dibangun seperti irigasi, drainase, jalan, listrik, air bersih lain dansebagainya.

    11.9 Melaksanakan survey regular dilokasi studi;Dilokasi sumber-sumber air konsultan melaksanakan pengukuran pada radius tertentu padaruang pemanfaatan sumber air sesuai dengan kebutuhan investigasi lapangan serta penyajiangambar hasil analisa;

    11.9.1 Survey PendahuluanMaksud dari survey ini adalah untuk mengetahui kondisi dan permasalahan yang adadaerah studi, dalam rangka penyiapan pelaksanaan survey lapangan yang meliputi :

  • Dokumen Seleksi Jasa KonsultansiKegiatan Perencanaan dan Program BWS-SI

    Dok. SeleksiKajian Pemanfaatan Sumber Air Untuk PLTA/PLTMH 51

    Menghubungi instansi-instansi terkait di daerah sehubungan dengan programpembangunan sektoral/regional dan perencanaan pengembangan wilayah di lokasistudi.

    Inventarisasi kondisi fisik dan permasalahan di lokasi studi serta penilaian tingkatkerusakan maupun dampak permasalahan lainnya yang telah serta yang mungkindapat terjadi.

    Penentuan referensi pengukuran dan batas lokasi studi.11.9.2 Orientasi dan Tinjauan Lapangan

    Konsultan melaksankan kegiatan pengukuran langsung pada ruang sumber-sumber airdengan terlebih dahulu melakukan peninjauan hal-hal sebagai berikut ini:

    Tinjauan/inventarisasi lokasi-lokasi daerah pemanfaatan sumber air; Tinjauan/identifikasi kondisi pelaksanaan konstruksi yang dapat mengubah DTA

    dan/atau alur sungai; Tinjauan lokasi pemanfaatanruas sumber air; Tinjauan lokasi pemanfaatan air selain untuk kebutuhan pokok sehari-hari dan

    pertanian rakyat dalam sistem irigasi yang sudah ada; Tinjauan lokasi pemanfaatan sumber air sebagai penyedia tenaga air; Tinjauan lokasi pemanfaatan sumber air di kawasan hutan; Tinjauan lokasi pembuangan/pencemaran air limbah pada ruang sumber air; Tinjauan lokasi pengambilan komoditas tambang pada ruas sumber air;

    11.9.3 Pengukuran TopografiSurvei dan investigasi topografi di DAS, calon site waduk, sumber air dan/atau rencanalokasi sumber air harus diketahui terlebih dahulu melalui pengumpulan data sertapengukuran topografi guna mendapatkan data lokal terkini yang akan digunakan dalamperencanaan seperti peta dasar, elevasi, kondisi fisik area pekerjaan seperti kondisitanah, kondisi perairan dll.Secara garis besar pengukuran Topografi ini meliputi :

    Pemasangan patok BM & CP; Kontrol horizontal dan vertikal; Pengukuran detail situasi didaerah studi; Pengukuran Profil untuk perkiraan volume calon waduk dan/atau batas-batas

    sumber air; Pembuatan Peta GIS Sumber Air DAS; Penggambaran Peta Situasi Sumber-sumber Air.a. Pemasangan Patok Bench Mark dan Control Point

    o Bench Mark (BM) dipasang pada posisi dimana lokasi pemanfaatan sumber-sumber air dan/atau rencana bangunan utama;

    o Pemasangan Bench Mark (BM) dilakukan dengan Zig Zag sepasang denganControl Point (CP), jarak Bench Mark dan CP antara 30 70 m dan/atau sesuaidengan kondisi kegiatan yang dilakukan sebelum dilaksanakan pengukuransehingga pada saat pengukuran dilaksanakan kedudukan Bench Mark danControl Point sudah stabil.

  • Dokumen Seleksi Jasa KonsultansiKegiatan Perencanaan dan Program BWS-SI

    Dok. SeleksiKajian Pemanfaatan Sumber Air Untuk PLTA/PLTMH 52

    o Bench Mark dipasang ditempat yang stabil dan aman dari gangguan, baikgangguan manusia atau binatang, serta tidak mengganggu aktifitas umum.Lokasi Bench Mark ditempatkan pada tempat yang mudah dicari.

    o Bench Mark dibuat dari campuran semen, pasir dan kerikil dengan perbandingan1 : 2 : 3. Kerangka Bench Mark dibuat dari besi tulangan berdiameter 8 mm, dan6 mm. Bagian tengah Bench Mark dipasang baut 12 mm dengan panjang 10cm.

    o Control Point dibuat pipa Paralon PVC 3 dan diisi dengan campuran semen,pasir dan kerikil dengan perbandingan 1 : 2 : 3. Bagian tengah Control Pointdipasang baut 12 mm dengan panjang 10 cm.

    o Bench Mark dan CP diberi inisial / nomor. Khusus untuk Bench Markinisial/nomor dibuat dari marmer dengan ukuran 12 cm x 12 cm, dengan sistempenomoran yang telah ditentukan dan diberi cat minyak warna biru. PemasanganBench Mark dan Control Point diberi tapak pada permukaan tanah asli agar lebihstabil dan kokoh sebagaimana terlihat pada Gambar sebagau berikut:

    BETON 1 : 2 :3

    TANAH ASLI

    BAUT

    8 mm

    6 mm

    b. Pengukuran Kerangka Kontrol Horizontal & Vertikal

    Kontrol Horizontal (Pengukuran Poligon)Pengukuran kontrol horizontal dilakukan dengan cara poligon, poligon tertutup ataupoligon terbuka tetapi diketahui koordinat titik awal dan akhir pengukuran, poligonmelingkupi daerah yang dipetakan, jika daerahnya cukup luas poligon utama dibagidalam beberapa kring tertutup (untuk pengukuran situasi). Usahakan sisi poligonsama panjangnya, poligon cabang terikat kepada poligon utama dan titik referensiyang digunakan mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Usahakan jalurpoligon baik cabang atau utama melalui batas alam yang ada seperti jalan, sungai,batas kampung dan lain-lain.

    Maksud pengukuran poligon adalah untuk membuat titik tetap yang mempunyaikoordinat posisi bidang horizontal (x,y) sebagai kerangka dasar dari pemetaan.Pengukuran poligon ini diikatkan pada BM.TTG BAKOSURTANAL/Titik Tringulasiterdekatatau dari titik kontrol (BM) yang telah terpasanghasil pengukuranterdahuluminimal 2 yang telah diketahui koordinat dan elevasinya sesuai petunjuktim teknis/Direksi.Syarat-syarat yang harus dipenuhi diantaranya adalah:i. Pengukuran Kontrol Horizontal/poligon utama harus diikatkan pada minimal 2

    benchmark yang telah diketahui koordinatnya. Metode pengukuran poligonutamadilakukan secara close circuit (tertutup)dan dilakukan koreksi.

    Dokumen Seleksi Jasa KonsultansiKegiatan Perencanaan dan Program BWS-SI

    Dok. SeleksiKajian Pemanfaatan Sumber Air Untuk PLTA/PLTMH 52

    o Bench Mark dipasang ditempat yang stabil dan aman dari gangguan, baikgangguan manusia atau binatang, serta tidak mengganggu aktifitas umum.Lokasi Bench Mark ditempatkan pada tempat yang mudah dicari.

    o Bench Mark dibuat dari campuran semen, pasir dan kerikil dengan perbandingan1 : 2 : 3. Kerangka Bench Mark dibuat dari besi tulangan berdiameter 8 mm, dan6 mm. Bagian tengah Bench Mark dipasang baut 12 mm dengan panjang 10cm.

    o Control Point dibuat pipa Paralon PVC 3 dan diisi dengan campuran semen,pasir dan kerikil dengan perbandingan 1 : 2 : 3. Bagian tengah Control Pointdipasang baut 12 mm dengan panjang 10 cm.

    o Bench Mark dan CP diberi inisial / nomor. Khusus untuk Bench Markinisial/nomor dibuat dari marmer dengan ukuran 12 cm x 12 cm, dengan sistempenomoran yang telah ditentukan dan diberi cat minyak warna biru. PemasanganBench Mark dan Control Point diberi tapak pada permukaan tanah asli agar lebihstabil dan kokoh sebagaimana terlihat pada Gambar sebagau berikut:

    BETON 1 : 2 :3

    TANAH ASLI

    BAUT

    8 mm

    6 mm

    b. Pengukuran Kerangka Kontrol Horizontal & Vertikal

    Kontrol Horizontal (Pengukuran Poligon)Pengukuran kontrol horizontal dilakukan dengan cara poligon, poligon tertutup ataupoligon terbuka tetapi diketahui koordinat titik awal dan akhir pengukuran, poligonmelingkupi daerah yang dipetakan, jika daerahnya cukup luas poligon utama dibagidalam beberapa kring tertutup (untuk pengukuran situasi). Usahakan sisi poligonsama panjangnya, poligon cabang terikat kepada poligon utama dan titik referensiyang digunakan mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Usahakan jalurpoligon baik cabang atau utama melalui batas alam yang ada seperti jalan, sungai,batas kampung dan lain-lain.

    Maksud pengukuran poligon adalah untuk membuat titik tetap yang mempunyaikoordinat posisi bidang horizontal (x,y) sebagai kerangka dasar dari pemetaan.Pengukuran poligon ini diikatkan pada BM.TTG BAKOSURTANAL/Titik Tringulasiterdekatatau dari titik kontrol (BM) yang telah terpasanghasil pengukuranterdahuluminimal 2 yang telah diketahui koordinat dan elevasinya sesuai petunjuktim teknis/Direksi.Syarat-syarat yang harus dipenuhi diantaranya adalah:i. Pengukuran Kontrol Horizontal/poligon utama harus diikatkan pada minimal 2

    benchmark yang telah diketahui koordinatnya. Metode pengukuran poligonutamadilakukan secara close circuit (tertutup)dan dilakukan koreksi.

    Dokumen Seleksi Jasa KonsultansiKegiatan Perencanaan dan Program BWS-SI

    Dok. SeleksiKajian Pemanfaatan Sumber Air Untuk PLTA/PLTMH 52

    o Bench Mark dipasang ditempat yang stabil dan aman dari gangguan, baikgangguan manusia atau binatang, serta tidak mengganggu aktifitas umum.Lokasi Bench Mark ditempatkan pada tempat yang mudah dicari.

    o Bench Mark dibuat dari campuran semen, pasir dan kerikil dengan perbandingan1 : 2 : 3. Kerangka Bench Mark dibuat dari besi tulangan berdiameter 8 mm, dan6 mm. Bagian tengah Bench Mark dipasang baut 12 mm dengan panjang 10cm.

    o Control Point dibuat pipa Paralon PVC 3 dan diisi dengan campuran semen,pasir dan kerikil dengan perbandingan 1 : 2 : 3. Bagian tengah Control Pointdipasang baut 12 mm dengan panjang 10 cm.

    o Bench Mark dan CP diberi inisial / nomor. Khusus untuk Bench Markinisial/nomor dibuat dari marmer dengan ukuran 12 cm x 12 cm, dengan sistempenomoran yang telah ditentukan dan diberi cat minyak warna biru. PemasanganBench Mark dan Control Point diberi tapak pada permukaan tanah asli agar lebihstabil dan kokoh sebagaimana terlihat pada Gambar sebagau berikut:

    BETON 1 : 2 :3

    TANAH ASLI

    BAUT

    8 mm

    6 mm

    b. Pengukuran Kerangka Kontrol Horizontal & Vertikal

    Kontrol Horizontal (Pengukuran Poligon)Pengukuran kontrol horizontal dilakukan dengan cara poligon, poligon tertutup ataupoligon terbuka tetapi diketahui koordinat titik awal dan akhir pengukuran, poligonmelingkupi daerah yang dipetakan, jika daerahnya cukup luas poligon utama dibagidalam beberapa kring tertutup (untuk pengukuran situasi). Usahakan sisi poligonsama panjangnya, poligon cabang terikat kepada poligon utama dan titik referensiyang digunakan mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Usahakan jalurpoligon baik cabang atau utama melalui batas alam yang ada seperti jalan, sungai,batas kampung dan lain-lain.

    Maksud pengukuran poligon adalah untuk membuat titik tetap yang mempunyaikoordinat posisi bidang horizontal (x,y) sebagai kerangka dasar dari pemetaan.Pengukuran poligon ini diikatkan pada BM.TTG BAKOSURTANAL/Titik Tringulasiterdekatatau dari titik kontrol (BM) yang telah terpasanghasil pengukuranterdahuluminimal 2 yang telah diketahui koordinat dan elevasinya sesuai petunjuktim teknis/Direksi.Syarat-syarat yang harus dipenuhi diantaranya adalah:i. Pengukuran Kontrol Horizontal/poligon utama harus diikatkan pada minimal 2

    benchmark yang telah diketahui koordinatnya. Metode pengukuran poligonutamadilakukan secara close circuit (tertutup)dan dilakukan koreksi.

  • Dokumen Seleksi Jasa KonsultansiKegiatan Perencanaan dan Program BWS-SI

    Dok. SeleksiKajian Pemanfaatan Sumber Air Untuk PLTA/PLTMH 53

    ii. Pengukuran Kontrol Horizontal/poligon cabang harus diikatkan padatitik poligontetap di awal dan di akhir pengukuran dan dilakukan koreksi.

    iii. Pengukuran poligon sudut-sudutnya harus dilakukan secara 2 seri ganda (B, LB,B, LB) untuk tiap station dengan ketelitian sudut < 10 ketelitian sudut haruslebih kecil dari 10ndimana n adalah jumlah titik poligon.

    iv. Azimuth yang digunakan adalah azimuth hasil pengamatan matahari,Pengamatan dilakukan setiap jarak 2,50 km dengan ketelitian sudut < 10 ataudigunakan alat GPS dilakukan dengan tiga kali pengamatan dengan waktu yangberbeda pengamatan dilakukan pada titik tetap yang sama, pembacaan sampaiAccuracy terkecil. Pengamatan dilakukan pada 2 titik tetap poligon denganmenggunakan system proyeksi koordinat UTM dan Ellipsoid WGS 84.

    v. Setiap titik poligon ditandai dengan patok kayu berukuran 5 cm x 5 cm x 60 cm.Patok ini diberi cat warna merahuntuk memudahkan identifikasi.

    vi. Orientasi arah awal dan akhir pada pengukuran poligon dengan melakukanpengamatan matahari atau pengamatan dengan alat GPS.

    viii.Pengukuran Poligon utama menggunakan alat Total Station pembacaan Jarakdatar diukur minimal 2 kali ke muka dan ke belakang dan/atau dengan memakaipita dengan ketelitian linier poligon utama kesalahan penutup jarak 1 : 10.000.

    ix. Pengukuran poligon cabang ketelitian linier poligon kesalahan penutup jarak 1 :5.000.

    x. Pengukuran sudut poligon cabang harus menggunakan alat ukur denganketelitian sudut minimal 10, dan seijin tim teknis/Direksi.

    Kontrol Vertikal (Pengukuran Sipat Datar)Maksud pengukuran kontrol vertikal/sipat datar adalah membuat titik tetap yangmempunyai posisi vertikal/ketinggian sebagai kerangka dasar. Pengukuran sipatdatar ini harus diikatkan pada titik BM.TTG BAKOSURTANAL/Titik Tringulasiterdekatatau dari titik kontrol (BM) yang telah terpasanghasil pengukuran terdahuluyang kondisinya masih baik dan dengan persetujuan tim teknis/Direksi.Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk pelaksanaan pengukuran ini adalahsebagai berikut :i. Pengukuran Leveling harus diikatkan pada minimal 2 bench mark yang telah

    diketahui elevasinya dan harus melalui titik-titik poligon. Metode pengukuranleveling digunakan cara pulang pergi atau double stand, dan apabila dilapanganhanya ada 1 Bench Mark maka pengukuran harus dilakukan secara close circuit(tertutup).

    ii. Pembacaan rambu harus dilakukan dengan pembacaan tiga benang lengkapyaitu benang atas, benang tengah dan benang bawah sebagai kontrol 2 BT = BA+ BB. Pengukuran dilakukan cara double stand maka selisih setiap stand padatiap slag tidak boleh melebihi 2 mm.

    iii. Alat yang digunakan adalah automatic level seperti zeiss Ni2, (Wild NAK2) atauyang sederajat ketelitiannya dan seijin tim teknis. Setiap slag diusahakan alat ditengah-tengah dari dua titik yang diukur dengan jarak maksimum 60 msedangkan alat terdekat dari alat ke rambu tidak boleh lebih < dari 5 m kerambu muka dan rambu belakang.

    iv. Saat perpindahan rambu, rambu belakang dijadikan sebagai rambu depan tetappada posisi semula sebagai rambu belakang dengan cara hanya memutar diatas landasan rambu. Rambu landasan memakai logam yang dapat tertancap diatas tanah. Rambu ukur harus dilengkapi dengan nivo kotak yang terletak dibelakang rambu untuk mengetahui bahwa rambu benar-benar vertikal pada saatpengukuran.

    v. Ketelitian kesalahan penutup tinggi dari pengukuran pulang pergi atau doubelstand pada pengukuran Waterpas Utama tidak boleh melebihi 10D dan

  • Dokumen Seleksi Jasa KonsultansiKegiatan Perencanaan dan Program BWS-SI

    Dok. SeleksiKajian Pemanfaatan Sumber Air Untuk PLTA/PLTMH 54

    waterpas cabang tidak lebih 30D, dimana D adalah jumlah jarak dalam satuankilometer.

    c. Pengukuran SituasiPengukuran situasi dilakukan dengan metode Tachimetry menggunakan Theodolitatau yang sejenis. Jarak dari alat ke rambu tidak boleh lebih dari 60 meter.Pemberian angka kontur jelas terlihat, dimana setiap interval kontur 0.50 m dansetiap kontur 1.00 m atau 5.00 m digambarkan lebih tebal, semua legenda lapanganditampilkan, terutama :

    - Sumber air berupa alur dan cabang anak sungai (dasar terendah dan lebar jelasterlihat);

    - Daerah rawa.- Batas tata guna lahan (misalnya pohon bakau, belukar berupa rerumputan dan

    alang-alang, sawah, rawa, ladang, kampung, kebun, dan lain-lain).

    d. Pengukuran Situasi, Penampang Memanjang dan Melintang Skala 1 : 2000atau disesuaikanPengukuran situasi, penampang melintang lokasi kegiatan meliputi hal-hal berikut:

    Pengukuran situasi dan pengukuran penampang pada ruas-ruas sumber airdilakukan secara bersamaan/sekaligus;

    Sistem pengukuran yang digunakan adalah sistem Raai untuk penampangmelintang;

    Pengukuran penampang lokasi sumber air dilakukan setiap interval 50 m padadaerah studi yang lurus dan 25 m pada daerah studi yang berbelok-belokdan/atau dengan kontur yang relatif terjal;

    Panjang penampang melintang/jalur raai adalah antara 50 100 m sesuaidengan kebutuhan konsep;

    Semua detail yang ada dilapangan diukur dengan sistim polar dan diambilselengkap mungkin seperti jalan, bangunan bangunan yang ada, jembatan danlain lain.

    e. PenyajianHasil Pemetaan Konsultan menyajikan peta yang menunjukkan lokasi sumber-sumber air yang

    terdapat di lokasi tersebut secara jelas dan akurat dalam bentuk peta analogdengan skala tertentu maupun digital dalam bentuk ArcGIS Documents. Peta inijuga harus bisa menggambarkan penggunaan lahan di sekitar sumber-sumber airpada DAS dimaksud. Peta lokasi sumber air disajikan dalam Sistem KoordinatGeografi dengan Datum WGS84.

    Peta situasi sumber-sumber air skala 1 : 2000 atau disesuaikan dan disajikandalam sistem koordinat UTM.

    Gambar penampang sumber air yang dilengkapi dengan tampilan objek-objek dikiri-kanan sungai baik itu objek alamiah maupun buatan manusia.

  • Dokumen Seleksi Jasa KonsultansiKegiatan Perencanaan dan Program BWS-SI

    Dok. SeleksiKajian Pemanfaatan Sumber Air Untuk PLTA/PLTMH 55

    f. Peralatan SurveiPeralatan yang dipergunakan dalam survei topografi antara lain:

    - Theodolit;- Waterpass;- Rambu ukur;- Hand GPS;- Pita ukur 50 m;- Rol meter 3 m;- Kamera Foto;- Patok Beton BM/CP;- Patok Kayu;- Perlengkapan Lapangan;- Calculator;- Note Book;

    11.10 Penyajian Gambaran Peta Digital.Lokasi Sumber Air dan daerah tangkapan air(DTA) DAS WS Woyla - Bateue berdasakan hasilkajian/analisis yang telah dilakukan harus di gambarkan kedalam peta digitasi dengan skala 1 :100.000 dan/atau dengan ukuran skala lain atas petunjuk dari Pemilik Pekerjaan.

    Penggambaran menggunakan Peta digital adalah representasi fenomena geografik yang mudahdisimpan untuk ditampilkan dan dianalisis oleh komputer, setiap objek pada peta digital disimpansebagai sebuah atau sekumpulan koordinat, sebagai contohmisalnya terdapat 10 (sepuluh) objekberupa lokasi sebuah titik akan disimpan sebagai sebuah koordinat, sedangkan objek berupawilayah akan disimpan sebagai sekumpulan koordinat. Beberapa kelebihan penggunaan petadigital dibandingkan dengan peta analog (yang disimpan dalam bentuk kertas atau mediacetakan lain), antara lain dalam hal :

    o Peta digital kualitasnya tetap, tidak seperti kertas yang dapat terlipat, memuai atau sobekketika disimpan, peta digital dapat dikembalikan ke bentuk asalnya kapanpun tanpa adapenurunan kualitas.

    o Peta digital mudah disimpan dan dipindahkan dari satu media penyimpanan yang satu kemedia penyimpanan yang lain, sedangkan Peta analog yang disimpan dalam bentukgulungan-gulungan kertas misalnya, memerlukan ruangan yang lebih besar dibandingdengan jika peta tersebut disimpan sebagai peta digital dalam sebuah CD-ROM atau DVD-ROM.

    o Peta digital lebih mudah diperbaharui dan untuk keperluan perubahan data atau perubahansistem koordinat misalnya, dapat lebih mudah dilakukan menggunakan perangkat lunaktertentu.Tabel berikut: Karakteristik Peta Digital, seperti juga peta analog, memiliki atribut-atribut petaseperti:

    1. Skala Pada peta digital, skala menggambarkan tingkat kedetilan objek ketikapeta tersebut dibuat. Sebagai contoh, pada peta skala 1:1.000 (1 cm dipeta mewakili 1.000 cm atau 10 meter di permukaan bumi), maka objekbangunan akan terlihat dengan jelas, sedangkan pada peta skala1:100.000 (1 cm di peta mewakili 100.000 cm atau 1 km di permukaanbumi), sebuah bangunan hanya akan terlihat sebagai sebuah titik.

  • Dokumen Seleksi Jasa KonsultansiKegiatan Perencanaan dan Program BWS-SI

    Dok. SeleksiKajian Pemanfaatan Sumber Air Untuk PLTA/PLTMH 56

    2. Referensigeografik

    Referensi geografik berupa parameter-parameter ellipsoida referensi dandatum. Salah satu referensi yang umum digunakan (termasuk dalam 11penentuan posisi menggunakan satelit GPS) adalah WGS 84 (WorldGeodetic System), yang direvisi pada tahun 1984 dan akan berlakusampai tahun 2010.

    3. Sistemproyeksipeta

    Sistem proyeksi peta menentukan bagaimana objek-objek di permukaanbumi (yang sebenarnya tidak datar) dipindahkan atau diproyeksikan padapermukaan peta yang berupa bidang datar. Penggunaan sistem proyeksipeta yang berbeda untuk sebuah daerah yang sama, akan memberikankenampakan yang berbeda.

    4. ProyeksiPeta

    Pada dasarnya bentuk bumi tidak datar tapi mendekati bulat maka untukmenggambarkan sebagian muka bumi untuk kepentingan pembuatanpeta, perlu dilakukan langkah-langkah agar bentuk yang mendekati bulattersebut dapat didatarkan dan distorsinya dapat terkontrol, untuk itudilakukan proyeksi ke bidang datar. Penggunaan sistem proyeksi petayang berbeda untuk sebuah daerah yanga sama akan memberkankenampakan yang bereda.

    11.11 Perencanaan umum PLTA/PLTM;Pengembangan PLTA berkapasitas besar terkait dengan pengembangan bendungan/waduk.Keberadaan waduk berfungsi untuk meningkatkan tinggi jatuh air yang juga berpengaruhterhadap besarnya daya listrik yang dibangkitkan. Selain itu, keberadaan bendungan dapatmemberikan suplai debit ke hilir yang lebih stabil, dimana ketika musim hujan sebagian airditampung di waduk, dan ketika musim kemarau sebagian air dialirkan dengan memanfaatkantampungan pada musim hujan. Dalam hal ini, perubahan pola debit sebelum dan setelah melaluiwaduk dapat dihitung menggunakan konsep Reservoir Routing.Routing adalah prosedur untuk menentukan hidrograf debit pada suatu titik di dalam DASberdasarkan data hidrograf di sebelah hulu. Ketika suatu kondisi aliran yang direpresentasikandalam bentuk hidrograf tadi bergerak ke arah hilir, bentuk hidrograf akan cenderung mengalamipenurunan debit dalam jeda waktu tertentu.11.11.1 Potensi Hidrolik

    Potensi hidrolik adalah potensi energi yang ditimbulkan oleh tekanan air akibat gayagravitasi bumi. Potensi energi mikrohidro yang tersedia di alam adalah merupakanenergi dalam bentuk energi potensial. Besarnya potensi hidrolik ditentukan olehbesarnya debit air Q dan ketinggian kemiringan sungai atau head (h). Secaramatematis, besarnya potensi hidrolik dari suatu potensi energi mikrohidro dapatdijelaskan dengan beberapa persamaan.

    Setelah diketahui harga dari masing-masing parameter di atas dari hasil pengukuranlapangan, maka dengan menggunakan persamaan tersebut potensi hidrolik PLTMHdapat dihitung.

    o Jenis perhitungan routing yang umum digunakan antara lain :Lumped/hydrologic Routing; Debit dihitung sebagai fungsi waktu pada suatu titiktertentu. Persamaan pengatur: kontinuitas dan hubungan antara debit/tampungan(flow/storage);

    o Level pool method (Storage Indication); Tampungan (storage) merupakan fungsitidak linear dari debit outflow (Q);

    o Muskingum method; Tampungan (storage) merupakan fungsi linear dari Debit Inflow

  • Dokumen Seleksi Jasa KonsultansiKegiatan Perencanaan dan Program BWS-SI

    Dok. SeleksiKajian Pemanfaatan Sumber Air Untuk PLTA/PLTMH 57

    (I) dan Outflow (Q);o Series of reservoir models; Tampungan (storage) merupakan fungsi linear dari

    Outflow (Q) dan turunannya terhadap waktu dan;o Distributed/hydraulic Routing; Debit dihitung sebagai fungsi waktu dan tempat (time

    and space) pada keseluruhan sistem yang ditinjau.Untuk kasus aliran yang mengalir melalui reservoir, perhitungan yang akan digunakanadalah perhitungan lumped/hydrologic routing, dengan metode level pool (storageindication).

    Routing metode Storage Indication merupakan metode untuk menghitung hidrografoutflow (Q) dari suatu reservoir dengan permukaan air yang horizontal. Input yangdigunakan: 1) Hidrograf Inflow; 2) Hubungan antara Tampungan (Storage) dan Outflow.

    11.11.2 Kapasitas Daya PembangkitTidak seluruh energi yang dimiliki air dalam bentuk potensi hidrolik dapat diubah menjaditenaga listrik. Pada saat konversi dari energi potensial menjadi energi listrik sebagianenergi akan hilang atau dikenal sebagai losses. Selain itu besarnya energi listrik yangdapat diperoleh sangat bergantung pada besarnya efisiensi turbin dan generator yangdigunakan. Secara sederhana kapasitas daya dapat dihitung dengan beberapapersamaan.

    Untuk keperluan simulasi digunakan syarat batas Q outlet di hilir tampungan sebagaifungsi ambang pelimpah dan pipa penstock turbin PLTA. Jika elevasi muka air berada dibawah elevasi pelimpah, maka air hanya mengalir melalui pipa penstock, sedangkanjika elevasi muka air naik hingga melewati elevasi pelimpah, maka air mengalir ke hilirmelaui pipa penstock dan pelimpah. Persamaan aliran yang digunakan adalah sbb:

    Q penstock = C1A(2gH)0.5

    Q pelimpah = C2LH1.5,

    dengan C1 = koefisien pengaliran pipa, A = luas penampang pipa, g = percepatangravitasi, H = beda elevasi muka air, C2 = koefisien pengaliran pelimpah, L = adalahlebar pelimpah.

    11.12 Penyusunan laporan hasil studi;Hasil analisis data sekunder, primer maupun hasil penyelidikan lapangan serta keluaran hasil darikegiatan studi ini, Konsultan diharuskan menyusun laporan hasil Kajian penetapan pemanfaatanSumber Air WS Woyla - Bateue berupa laporan sebagai berikut:o Laporan Rencana Mutu Kontrak;o Laporan Pendahuluan;o Laporan Bulanan;o Laporan Sisipan/pertengahan;o Laporan Konsep Akhir (Draft Final);o Laporan Akhir (Laporan Utama); dano Laporan Ringkas (Konsep Perencanaan umum PLTA/PLTM);o Laporan Pendukung

  • Dokumen Seleksi Jasa KonsultansiKegiatan Perencanaan dan Program BWS-SI

    Dok. SeleksiKajian Pemanfaatan Sumber Air Untuk PLTA/PLTMH 58

    11.13 Dasar PerencanaanPerencanaan yang dilakukan berpedomanpada kriteria perencanaan yang ditetapkan yaitu:a. SNI sesuai dengan instruksi Mentri Pekerjaan Umum Nomor: 04/IN/m/1991, tanggal 24

    Januari 1991.b. Pedoman Pengendalian Banjir Vol.I,II dan III tahun 1996 yang dikeluarkan oleh Direktorat

    Jenderal Pengairan Departemen Pekerjaan Umum.c. NSPM Penanggulangan dan Pengendalian Banjir.d. SK SNI M-18-1989-F, Metode Perhitungan Debit Banjir Rencana.e. Pedoman Konstruksi dan Bangunan, Pd T-12-2004-A.f. Peraturan Beton Bertulang Indonesia N.1-2,1971.g. Standar Spesifikasi Bahan Indonesia A-SNI-2919-1991.h. ASTM (Amirican Society for Testing Materials)

    11.14 Melakukan Diskusi, Asistensi, dan Pembahasano Konsultan Penyedia Jasa diwajibkan melaksanakan diskusi,asistensidan pembahasan

    Kegiatan Studi tersebut bersama PPK Perencanaan dan Program BWSS I Aceh Cq. DireksiPekerjaan Cq Unit Desain.

    o Konsultan Penyedia Jasa juga diharapkan untuk dapat melakukan diskusi serta asistensiKegiatan Studi tersebut bersama Sub. Direktorat Perencanaan Wilayah Sungai (PWS)Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Sumber Daya Airguna untuk mendapatkanmasukan dan arahan dalam rangka penyempurnaan laporan kajian teknis.

    o Konsultan Penyedia Jasa juga diharapkan untuk dapat melakukan diskusi serta asistensiKegiatan Studi tersebut bersama Dinas/Lembaga terkait lainnya dalam rangka untukmendapatkan masukan tambahanuntuk penyempurnaan kajian tersebut.

    o Konsultan Penyedia Jasa diwajibkan menyempurnakan, melengkapi berupa laporan, gambar,peta dan analisis-analisis hasil kajian terhadap arahan, masukan, dan rekomendasi dari hasildiskusi dan pembahasan yang telah dilaksankan.

    o Konsultan Penyedia Jasa senantiasa menyiapkan bahan, notulensi, absensi sertadokumentasi jalannya kegiatan pada setiap saat melakukan diskusi, asistensi maupunpembahasan tersebut.

    11.15 Diskusi dan Asistensi Pekerjaan BerkalaUntuk menjamin penyelesaian pekerjaan selesai tepat mutu dan tepat waktu diperlukan suatupengendalian tahapan kegiatan sebagai berikut ;o Konsultan diharuskan melakukan diskusi dan asistensi minimal 1 (satu) bulan sekali atau

    dilakukan setiap waktu sesuai kepeluan, diskusi dan asistensi dilakukan oleh tenaga ahliyang terlibat dalam pekerjaanya kepada Direksi pekerjaan guna untuk memperoleh masukanserta kesepahaman bersama baik secara lisan maupun tulisan, diskusi dilakukan terhadappermasalahan yang akan dibahas mengenai pekerjaan yang sedang berjalan dan yang telahdiselesaikan, diskusi serta asistensi termasuk menyampaikan alternative pilihan, gunamemperoleh persetujuan serta pengajuan program kerja untuk selanjutnya.

    o Untuk memudahkan monitoring pekerjaan agar pihak Konsultan membuat/menyiapkanlembaran asistensi.

    o Buku tersebut berisi catatan, tanggal dan bulan mengenai perintah, hasil diskusi, persetujuandan lain-lain dengan Direksi serta sebagai catatan pihak Konsultan mengenai item/produkpekerjaan yang telah dilakukan/diselesaikan. Catatan tersebut ditanda tangani oleh pihak

  • Dokumen Seleksi Jasa KonsultansiKegiatan Perencanaan dan Program BWS-SI

    Dok. SeleksiKajian Pemanfaatan Sumber Air Untuk PLTA/PLTMH 59

    Direksi (Asisten Perencanaan) dan Pihak Konsultan dan diserahkan pada pihak Direksi untukdiarsip.

    o Untuk setiap bagian item/bab pekerjaan yang telah diselesaikan oleh Konsultan agarmengasistensikan secara bertahap kepada Direksi, sehingga Direksi bisamengontrol/mengoreksi hasil pekerjaan dengan baik.

    o Diskusi dan asistensi ini dilakukan secara kontinue di Kantor Perencanaan dan ProgramBalai Wilayah Sungai Sumatera I Aceh.

    o Konsultan diharuskan melakukan presentasi rencana dan hasil kerja pada Direksi pekerjaandan/atau Pejabat Pembuat Komitmen Perencanaan dan Program BWSS I Aceh.

    o Dalam hal kealapaan diskusi dan asistensi oleh pihak Konsultan sebagaimana yang telahdiatur, hal ini diluar tanggung jawab Direksi pekerjaan.

    o Untuk memudahkan pengawasan pekerjaan secara kontinue disetiap saat, maka diskusi danasisitensi pekerjaan juga dapat dilakukan menggunakan media elektronik.

    11.16 Diskusi dan Expose Hasil Kerja:Diskusi dan expose diharuskan untuk menyatukan persepsi hasil kajian penetapan pemanfaatansumber air, urutan pelaksanaan diskusi dan expose sebagai berikut :Diskusi I (Expose Pendahuluan)Mendiskusikan dan membahas tentang rencana kerja (time schedule), landasan teori, metodepelaksanaan pekerjaan, analisis yang dibutuhkan dan hasil peninjauan Lapangan dan laporanpendahuluan. Dalam beberapa waktu pada minggu kedua, Konsultan akan membahas rencanakerja survey primer termasuk rencana memobilisasi personil dan peralatan serta persiapanadministrasi lainnya yang diperlukan untuk prosesi kelancaran pekerjaan lapangan.Pembahasandilaksanakan dihadapan Direksi (Ass. Perencanaan) dan Pejabat Pembuat Komitmen KegiatanPerencanaan dan Program BWSS I Aceh.Untuk mendapatkan hasil diskusi yang baik, Konsultan Penyedia Jasa terlebih dahulumenyerahkan draft Laporan/dokumen yang akan di diskusikan minimal 2 (dua) hari sebelumkegiatan diskusi ini laksanakan;

    Diskusi IIMembahas hasil survey lapangan atau semua kegiatan lapangan yang telah dilaksanakan sertabeberapa draft penyelesaian dari anlisis yang telah dilakukan termasuk membahas rencanakerja selanjutnya.

    Diskusi III (Laporan Interm/Antara)Membahas draft penyelesaian dari anlisis yang telah dilakukan atau presentasi terhadappekerjaan yang telah dilaksanakan dan akan difinalkan termasuk membahas rencana kerjaselanjutnya, sampai dengan penyusunan laporan antara. Pembahasan dilaksanakan dihadapanDireksi (Ass. Perencanaan) dan Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan Perencanaan danProgram BWSS I Aceh.Untuk mendapatkan hasil diskusi yang baik, Konsultan Penyedia Jasa terlebih dahulumenyerahkan draft Laporan/dokumen yang akan di diskusikan minimal 2 (dua) hari sebelumkegiatan diskusi ini laksanakan;

    Diskusi IV (Draft Laporan Final) ..dan seterusnyaExpose Draft Final dilaksanakan di Kantor Kegiatan Perecananaan dan Program bersamaPejabat Pembuat Komitmen (PPK) beserta para undangan lainnya yang berkopenten denganmembahas secara keseluruhan hasil kajian/perencanaan guna untuk memperoleh berbagai

  • Dokumen Seleksi Jasa KonsultansiKegiatan Perencanaan dan Program BWS-SI

    Dok. SeleksiKajian Pemanfaatan Sumber Air Untuk PLTA/PLTMH 60

    masukan, saran serta kesepakatan dari beberapa pihak yang diikut sertakan dalam pembahasantersebut. Disamping itu jika diperlukan, Konsultan wajib mengexpose kembali hasil perencanaantersebut jika diundang oleh Pemilik Pekerjaan dengan waktu dan tempat akan ditentukankemudian.Untuk mendapatkan hasil diskusi yang baik, Konsultan Penyedia Jasa terlebih dahulumenyerahkan draft Laporan/dokumen yang akan di diskusikan minimal 2 (dua) hari sebelumkegiatan diskusi ini laksanakan;Dalam setiap tahapan diskusi tersebut Konsultan Penyedia Jasa harus melengkapi bahan sertamaterial yang diperlukan berupa, Berita Acara, Absensi, Notulen Rapat, Dokumentasi, dan HandOut.

    11.17 Penyajian dan PenyerahanSeluruh analisa/perhitungan,pengeplotan data/penggambaran sebelum diserah terimakan untukdisetujui oleh Pemilik Pekerjaan, penyajian dan penyerahannya harus terlebih dahuludikoordinasikan dengan Direksi Cq. Pengawas pekerjaan untuk dilakukan finishing chek terkaitdengan tatacara penyajian dan penyerahan dokumen yang telah dipersiapkan oleh KonsultanPenyedia Jasa; penyajian dan tatacara penyerahan dokumen secara jelas mengacu di dalamDokumen Kontrak.

    11.18 Pengawasan, Diskusi dan Asistensi PekerjaanDidalam pelaksanaan kegiatannya, Konsultan Penyedia Jasa akan di awasi olehDireksi/Pengawasan yang akanmelakukan pengawasan rutin terhadap pencapaian kemajuanpekerjaan, arah serta jalannya kegiatan studi dari awal hingga berakhirnya kegiatan secarakeseluruhan.Kegiatan pengawasan yang akan dilakukan meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:o Pengawasan program kerja;o Pengecekan alat yang dipakai;o Pengecekan personil yang ditugaskan;o Pengawasan pelaksanaan dilapangan;o Pengawasan hasil kerja/penyajian laporan;o Pengawasan perhitungan/analisa data;o Pengawasan tatacara penggambaran dan penyajiannya.

    11.19 Data TersediaPerencanaan dan Program BWSS I Cq. Direksi Pekerjaan akan memberikan data-data yangdiperlukan serta apabila tersedia, untuk kegiatan ini data tersedia berupa peta dan gambar-gambar berikut :o Sketsa daerah proyeko Peta topografi umum berskala 1 : 50.000o Data-data titik tetap (Bench Mark) yang ada, baik dari hasil survey terdahulu (bila ada)

    maupun BM-TTG dari Bakosurtanal.Dalam batas-batas wewenangnya, pemberi pekerjaan akan membantu Konsultan gunamemperoleh data-data yang mutlak diperlukan seperti data-data curah hujan dan banjir, datameteorologi, peta-peta yang ada dan hasil-hasil penyelidikan lainnya.Konsultan bertanggungjawab penuh atas mutu data/perencanaan yang dihasilkan.