kabupaten aceh barat dayasippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen... ·...

20
RPI2JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT DAYA SATGAS RPI2JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT DAYA IV-1 BAB IV PROFIL KABUPATEN ACEH BARAT DAYA Profil Kabupaten Aceh Barat Daya digambarkan dalam beberapa aspek : kondisi geografis dan administrasi wilayah, demografi, topografi, geohidrologi, geologi, klimatologi, serta kondisi sosial dan ekonomi. 4.1. Gambaran Geografis dan Administratif Wilayah Kabupaten Aceh Barat Daya merupakan salah satu dari 23 Kabupaten/Kota yang berada di wilayah administrasi Provinsi Aceh. Berada di bagian barat Provinsi Aceh yang menghubungkan lintasan koridor barat dengan berbatasan langsung laut lepas (Samudera Hindia), menjadi hilir dari sungai-sungai besar serta mempunyai topografi yang sangat fluktuatif, mulai dari datar (pantai) sampai bergelombang (gunung dan perbukitan). Secara geografis Kabupaten Aceh Barat Daya terletak pada 96 0 34’57”–97 0 09 ’19” Bujur Timur dan 3 0 34’24”-4 0 05’37” Lintang Utara. Secara administrasi Kabupaten Aceh Barat Daya memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara : Kabupaten Gayo Lues; Sebelah Selatan : Samudera Hindia; Sebelah Barat : Kabupaten Nagan Raya; dan Sebelah Timur : Kabupaten Aceh Selatan. Kabupaten Aceh Barat Daya dengan ibukotanya Blangpidie yang sesuai RTRW Kabupaten memiliki luas wilayah sebesar 1.882,05 Km 2 atau 188.205,02 Ha, terbagi menjadi 9 Kecamatan, 20 Mukim, 3 Mukim persiapan serta 132 Gampong dan 20 Gampong persiapan.

Upload: others

Post on 08-Jul-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KABUPATEN ACEH BARAT DAYAsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen... · 2018-07-06 · BAB IV PROFIL KABUPATEN ACEH BARAT DAYA Profil Kabupaten Aceh Barat Daya digambarkan

RPI2JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

SATGAS RPI2JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT DAYA IV-1

BAB IV

PROFIL KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

Profil Kabupaten Aceh Barat Daya digambarkan dalam beberapa

aspek : kondisi geografis dan administrasi wilayah, demografi, topografi,

geohidrologi, geologi, klimatologi, serta kondisi sosial dan ekonomi.

4.1. Gambaran Geografis dan Administratif Wilayah

Kabupaten Aceh Barat Daya merupakan salah satu dari 23

Kabupaten/Kota yang berada di wilayah administrasi Provinsi Aceh. Berada

di bagian barat Provinsi Aceh yang menghubungkan lintasan koridor barat

dengan berbatasan langsung laut lepas (Samudera Hindia), menjadi hilir

dari sungai-sungai besar serta mempunyai topografi yang sangat

fluktuatif, mulai dari datar (pantai) sampai bergelombang (gunung dan

perbukitan).

Secara geografis Kabupaten Aceh Barat Daya terletak pada

96034’57”–970 09 ’19” Bujur Timur dan 3034’24”-40 05’37” Lintang Utara.

Secara administrasi Kabupaten Aceh Barat Daya memiliki batas-batas

wilayah sebagai berikut :

• Sebelah Utara : Kabupaten Gayo Lues;

• Sebelah Selatan : Samudera Hindia;

• Sebelah Barat : Kabupaten Nagan Raya; dan

• Sebelah Timur : Kabupaten Aceh Selatan.

Kabupaten Aceh Barat Daya dengan ibukotanya Blangpidie yang

sesuai RTRW Kabupaten memiliki luas wilayah sebesar 1.882,05 Km2 atau

188.205,02 Ha, terbagi menjadi 9 Kecamatan, 20 Mukim, 3 Mukim

persiapan serta 132 Gampong dan 20 Gampong persiapan.

Page 2: KABUPATEN ACEH BARAT DAYAsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen... · 2018-07-06 · BAB IV PROFIL KABUPATEN ACEH BARAT DAYA Profil Kabupaten Aceh Barat Daya digambarkan

RPI2JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

SATGAS RPI2JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT DAYA IV-2

Tabel 4.1 Nama Dan Luas Kecamatan Dalam Wilayah Kabupaten Aceh Barat Daya

1 Babah Rot Pante Rakyat 52.828 52,828.08 28.07%

2 Kuala Batee Pasar Kuta Bahagia 17.699 17,698.76 9.40%

3 Jeumpa Alue Sungai Pinang 36.712 36,712.31 19.51%

4 Susoh Padang Baru 1.905 1,905.41 1.01%

5 Blangpidie Pasar Blangpidie 47.368 47,368.20 25.17%

6 Setia Lhang 4.392 4,391.59 2.33%

7 Tangan-Tangan Tanjung Bunga 13.291 13,291.48 7.06%

8 Manggeng Kedai Manggeng 4.094 4,094.13 2.18%

9 Lembah Sabil Cot Bak U 9.915 9,915.06 5.27%

188.205 188,205.02 100.00%

Luas (Ha)%

Luasan

Jumlah

No Nama Kecamatan Ibukota Kecamatan Luas (Km2)

Sumber : Qanun RTRW Kab. Aceh Barat Daya Tahun 2013-2033

Sumber : Qanun RTRW Kab. Aceh Barat Daya Tahun 2013-2033

Gambar 4.1 Peta Administrasi Kabupeten Aceh Barat Daya

Page 3: KABUPATEN ACEH BARAT DAYAsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen... · 2018-07-06 · BAB IV PROFIL KABUPATEN ACEH BARAT DAYA Profil Kabupaten Aceh Barat Daya digambarkan

RPI2JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

SATGAS RPI2JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT DAYA IV-3

4.2. Gambaran Demografi

Sesuai dengan dokumen Aceh Barat Daya Dalam Angka Tahun

2013, jumlah penduduk Kabupaten Aceh Barat Daya tahun 2012

merupakan angka hasil proyeksi penduduk dari sensus penduduk

2010 yang dilaksanakan oleh BPS serta data-data sekunder sebagai

data pendukung. Jumlah penduduk Aceh Barat Daya pada tahun

2010, 2011, dan 2012 berturut-turut yaitu 126.036, 128.922, dan

131.087 jiwa. Rata-rata laju pertumbuhan penduduk Aceh Barat Daya

tiap tahunnya dari tahun 2010 hingga 2012 sebesar 0,02.

Ukuran distribusi penduduk bermanfaat untuk mengetahui

persebaran penduduk tiap wilayah. Di Kabupaten Aceh Barat Daya

pada tahun 2012 distribusi penduduk terbesar ada di wilayah

kecamatan Susoh sebesar 16,5 persen, artinya 16,5 persen penduduk

Aceh Barat Daya berada di Kecamatan Susoh. Sementara distribusi

penduduk terkecil ada di kecamatan Setia, sebesar 5,9 persen.

Kepadatan penduduk bermanfaat untuk mengetahui konsenterasi

penduduk di suatu wilayah. Angka kepadatan penduduk terbesar

berada di Kecamatan Susoh sebesar 676 artinya bahwa secara rata-

rata tiap 1 kilometer persegi wilayah di kecamatan susoh didiami

oleh 676 penduduk. Angka kepadatan penduduk terkecil ada di

Kecamatan Kuala Batee sebesar 28.

Pada tahun 2012, rasio jenis kelamin penduduk Kabupaten

Aceh Barat Daya berada di bawah 100. Ini berarti bahwa jumlah

penduduk perempuan di Kabupaten Aceh Barat Daya lebih banyak

daripada jumlah penduduk laki-laki. Setiap 100 penduduk perempuan

terdapat 98 penduduk laki-laki. Banyaknya rumah tangga di Aceh Barat

Daya pada tahun 2012 sebanyak 29.714 rumah tangga, dimana tiap-

tiap rumah tangga rata-rata memiliki 4 anggota rumah tangga.

Page 4: KABUPATEN ACEH BARAT DAYAsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen... · 2018-07-06 · BAB IV PROFIL KABUPATEN ACEH BARAT DAYA Profil Kabupaten Aceh Barat Daya digambarkan

RPI2JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

SATGAS RPI2JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT DAYA IV-4

Dalam wilayah administratif Kabupaten Aceh Barat Daya selama

tahun 2012, banyaknya peristiwa kelahiran sebesar 1410 dan peristiwa.

Kematian sebesar 626, sehingga didapat perubahan reproduksi

sebesar 784. Banyaknya migrasi masuk sebesar 590 dan migrasi keluar

sebesar 496, sehingga di dapat migrasi netto sebesar 4.

Kepemilikan KTP juga mengalami peningkatan yang cukup

signifikan, tercatat tahun 2010, jumlah KTP yang dikeluarkan sebanyak

97.166 buah, sedangkan sepanjang tahun 2011 meningkat menjadi

sebanyak 100.420 buah. Adapun untuk penerbitan akta kelahiran pada

tahun 2011, tercatat jumlah penerbitan paling tinggi pada bulan

Desember, yaitu sebanyak 3.400, sedangkan pada bulan Juli tidak

ada akta kelahiran yang diterbitkan.

Tabel 4.2. Kondisi Jumlah Penduduk Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2012-2032

Sumber : Qanun RTRW Kab. Aceh Barat Daya Tahun 2013-2033

Masalah tenaga kerja merupakan masalah yang cukup pelik yang

dihadapi oleh banyak negara berkembang. Tercatat sebanyak 5.525

orang pencari kerja yang belum ditempatkan menurut Dinas Sosial

dan Tenaga Kerja Kabupaten Aceh Barat Daya. Dari total tersebut,

2.137 orang laki-laki dan sisanya perempuan.

Page 5: KABUPATEN ACEH BARAT DAYAsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen... · 2018-07-06 · BAB IV PROFIL KABUPATEN ACEH BARAT DAYA Profil Kabupaten Aceh Barat Daya digambarkan

RPI2JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

SATGAS RPI2JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT DAYA IV-5

4.3. Gambaran Topografi

Kondisi topografi Kabupaten Aceh Barat Daya merupakan daratan

yang relatif berbukit-bukit dengan tingkat kemiringan lereng yang relatif

curam dan beragam, yang dibagi menjadi 4 (empat) bagian, yaitu :

a. 0 – 3%; Berada di bagian Barat Kabupaten Aceh Barat Daya, pada

sebagian besar wilayah Kecamatan Blangpidie, Kecamatan Susoh dan

Kecamatan Babahrot;

b. 8%; Berada di bagian Tengah Kabupaten Aceh Barat Daya, pada

sebagian besar wilayah Kecamatan Babahrot, Kecamatan Setia,

Kecamatan Jeumpa dan sebagian kecil di Kecamatan Kuala Batee;

c. 15 – 30%; Berada di bagian Utara Kabupaten Aceh Barat Daya, pada

sebagian besar wilayah Kecamatan Blangpidie, Kecamatan Jeumpa

dan Kecamatan Setia;

d. 30%; Berada di bagian Timur Kabupaten Aceh Barat Daya, yang

membentang dari atas hingga bawah tepatnya berada di Kecamatan

Manggeng, sebagian besar Kecamatan Setia, Kecamatan Jeumpa dan

Kecamatan Kuala Batee.

Kondisi wilayah yang merupakan daerah dataran rendah, umumnya

memiliki ketinggian 0-25 mdpl tersebar di sepanjang jalan utama

kabupaten yang sebagian besar terletak pada Kecamatan Susoh, bagian

Barat Kecamatan Babahrot, Kecamatan Kuala Batee, Kecamatan

Blangpidie, Kecamatan Setia, Kecamatan Tangan-Tangan dan Kecamatan

Manggeng. Untuk wilayah dengan ketinggian di atas 500 mdpl berada di

bagian tengah Kabupaten Aceh Barat Daya pada sebagian besar wilayah

Kecamatan Jeumpa, Kecamatan Kuala Batee, Kecamatan Setia,

Kecamatan Tangan-Tangan dan Kecamatan Lembah Sabil. Sedangkan

wilayah dengan ketinggian diatas 1000 mdpl sebagian besar berada di

sebelah Timur Kabupaten Aceh Barat Daya, berada di Kecamatan Jeumpa,

Page 6: KABUPATEN ACEH BARAT DAYAsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen... · 2018-07-06 · BAB IV PROFIL KABUPATEN ACEH BARAT DAYA Profil Kabupaten Aceh Barat Daya digambarkan

RPI2JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

SATGAS RPI2JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT DAYA IV-6

Kecamatan Tangan-Tangan, Kecamatan Manggeng dan bagian Utara

Kecamatan Babahrot serta bagian Timur Kecamatan Lembah Sabil.

Kabupaten Aceh Barat Daya memiliki iklim tropis basah dengan

variasi curah hujan rata – rata 3.228 mm – 4.912 mm pertahun, curah

hujan turun sekitar bulan September sampai dengan awal Januari,

sedangkan sisanya merupakan musim kering yang disertai curah hujan

secara terbatas. Sekitar 66,5% wilayah kabupaten merupakan dataran

rendah yang subur yang dipenuhi dengan hutan rakyat, hutan negara,

sawah, ladang, dan kebun lainnya.

Sumber : Qanun RTRW Kab. Aceh Barat Daya Tahun 2013-2033

Gambar 4.2 Peta Kemiringan Kabupeten Aceh Barat Daya

Page 7: KABUPATEN ACEH BARAT DAYAsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen... · 2018-07-06 · BAB IV PROFIL KABUPATEN ACEH BARAT DAYA Profil Kabupaten Aceh Barat Daya digambarkan

RPI2JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

SATGAS RPI2JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT DAYA IV-7

4.4. Gambaran Geohidrologi

Sumber mata air di Kabupaten Aceh Barat Daya berasal dari

pegunungan. Hal ini dapat terlihat dari morfologi wilayahnya. Daerah

cekungan yang merupakan rawa belakang dan didominasi oleh tanah

orgonosol terdapat di Kuala Batee, daerah tersebut merupakan daerah

genangan permanen. Prospek air tanah di Kabupaten Aceh Barat Daya

diantaranya :

• Dataran rendah di Kecamatan Blangpidie, yang tersusun dari sedimen

lepas atau setengah padu (kerikil, pasir, danau dan lempung). Wilayah

ini memiliki prospek air tanah yang tinggi, sedangkan wilayah dengan

endapan yang sama namun tersusun dari tanah mineral, mempunyai

potensi dan prospek air tanah yang tergolong rendah.

• Dataran tinggi yang tersusun dari batuan beku atau malihan dan

sedimen padu (tak terbedakan). Wilayah ini memiliki prospek air tanah

yang sangat rendah. Penyebaran daerah ini menempati areal terluas.

Ketersediaan sumber daya air di wilayah Kabupaten Aceh Barat

Daya dapat bersumber dari air permukaan, air sungai dan air tanah.

Wilayah di bagian Barat Kabupaten Aceh Barat Daya seperti di Kecamatan

Kuala Batee, Kecamatan Blangpidie dan Kecamatan Jeumpa mempunyai

sumber air tanah dan air permukaan yang besar. Sumber air permukaan

dapat diperoleh dari air yang terdapat di sungai-sungai.

Pada umumnya penduduk dalam memenuhi kebutuhan air untuk

berbagai keperluan sehari-hari menggunakan air sungai dan mata air, hal

ini di karenakan bagian Timur Kabupaten Aceh Barat Daya yang memiliki

kawasan hutan dengan pegunungan yang luas secara otomatis

menyimpan sumber air baku yang di alirkan oleh anak sungai. Selain

banyaknya sungai kecil yang mengalir sebagai konsumsi pemakaian air

bersih untuk keperluan sehari-hari, kondisi air tanah juga telah mulai di

Page 8: KABUPATEN ACEH BARAT DAYAsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen... · 2018-07-06 · BAB IV PROFIL KABUPATEN ACEH BARAT DAYA Profil Kabupaten Aceh Barat Daya digambarkan

RPI2JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

SATGAS RPI2JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT DAYA IV-8

manfaatkan oleh sebagaian masyakarat di perkotaan Kabupaten Aceh

Barat Daya.

Sebagai Kabupaten yang memiliki daerah ketinggian (dataran

tinggi) dan berada pada Daerah Aliran Sungai Krueng Babahrot dan

Krueng Batee Kabupaten Aceh Barat Daya merupakan wilayah yang

banyak memiliki lokasi mata air dimana arah aliran sungainya mengalir ke

bagian Selatan maupun Timur. Sumberdaya air yang ada di Kabupaten

Aceh Barat Daya selain diperoleh dari mata air dan air tanah juga

diperoleh dari sungai.Berdasarkan data yang diperoleh, Kabupaten Aceh

Barat Dayatermasuk kedalam 4 (empat) daerah aliran sungai (DAS).

A. Peraiaran Terbuka

Sumber daya air yang ada di Kabupaten Aceh Barat Daya selain

diperoleh dari mata air dan air tanah juga diperoleh dari sungai yang

semuanya berhulu di dataran tinggi bukit barisan dan bermuara ke Lautan

Samudra Hindia. Kabupaten Aceh Barat Daya termasuk ke dalam 4

(empat) daerah aliran sungai (DAS) yang cukup besar, yaitu: DAS

Seumanyam, DAS Babahrot, DAS Susoh dan DAS Manggeng. Sedangkan

sub das lainnya, diantaranya: Krueng Ie Mirah, Krueng Batee, Alue Sungai

Pinang, Krueng Tangan-Tangan dan Krueng Manggeng.

Jika dilihat bentuk pola alirannya, maka sungai-sungai yang

mengalir di wilayah ini berbentuk sub pararel di bagian hulu hal ini karena

wilayah yang bergunung sehingga pola aliran yang terbentuk mengikuti

lereng dari suatu jalur pegunungan, sedangkan pada bagian hilir

berbentuk linier. Keadaan sungai-sungai tersebut sebagian ada yang

sudah terkena erosi yang mengakibatkan lingkungan rusak dan rawan

bahaya banjir. Banjir ini disebabkan karena terjadinya penggundulan

hutan di wilayah hulu sungai.

Page 9: KABUPATEN ACEH BARAT DAYAsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen... · 2018-07-06 · BAB IV PROFIL KABUPATEN ACEH BARAT DAYA Profil Kabupaten Aceh Barat Daya digambarkan

RPI2JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

SATGAS RPI2JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT DAYA IV-9

B. Daerah Irigasi

Potensi sumberdaya air di Kabupaten Aceh Barat Daya sudah

mampu dimanfaatkan secara maksimal untuk pemenuhan kebutuhan

pertanian lahan basah melalui pembangunan jaringan irigasi di seluruh

Lahan Sawah yang ada di Kabupaten Aceh Barat Daya, saat ini terdapat 3

unit bendung irigasi yang melayani luasan lahan dalam kapasitas besar

yaitu Irigasi Susoh di bawah kewenangan pusat, Irigasi Babahrot dan

Irigasi Manggeng di bawah kewenangan propinsi, sedangkan sejumlah

irigasi lainnya berada di bawah kewenangan Kabupaten difungsikan untuk

mengairi luasan sawah dalam kapasitas kecil.

Tabel 4.3. Nama Lokasi Daerah Irigasi Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2011

1 DI SUSOH 1

2 DI PUSU 2

3 DI ALUE PADEE

2 DI BABAHROT 13

DI PANTON_CUT 24

DI PAYA RIEMUNG MATE

3 DI MANGGENG 14

DI ALUE BATEE LEUKAT 25

DI SUKA DAMAI

4 DI COT MANE 1 15

DI ALUE SABONG 26

DI LADANG NEUBOK

5 DI COT MANE 2 16

DI PANTON TEUNGKU 27

DI PUTROE IJO

6 DI GUNONG CUT 17

DI BLANG_DALAM 28

DI KUTA PAYA

7 DI ALUE THOE 18

DI ALUE DRIEN 29

DI PANTO MUE

8 DI LH. GEULUMPANG 19

DI BLANG THO 30

DI GUNUNG SAMARINDA

9 DI MUKABLANG 20

DI PANTE CERMIN 31

DI MEURANDEH

10

DI ALUE BULUH 21

DI ALUE PISANG

11

DI TANGAN-TANGAN 22

DI TUWI KARENG

Sumber : Qanun RTRW Kab. Aceh Barat Daya Tahun 2013-2033

C. Daerah Resapan Air

Daerah Resapan Air berupa Cekungan Air Tanah (CAT) suatu

wilayah yang dibatasi oleh batas hidrogeologis, tempat semua kejadian

hidrogeologis seperti proses pengimbuhan, pengaliran, dan pelepasan air

tanah berlangsung. CAT dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu topografi,

Page 10: KABUPATEN ACEH BARAT DAYAsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen... · 2018-07-06 · BAB IV PROFIL KABUPATEN ACEH BARAT DAYA Profil Kabupaten Aceh Barat Daya digambarkan

RPI2JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

SATGAS RPI2JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT DAYA IV-10

curah hujan, jenis tanah, vegetasi, iklim dan media pembawa. Daerah

resapan air dapat terjadi pada tipe batuan (akuifer) yaitu: Tipe akuifer

endapan gunung api (endapan lahar dan endapan gunung api muda);

Tipe akuifer endapan sedimen (endapan kipas aluvial, endapan aluvial

sungai, endapan aluvial delta, endapan aluvial pantai, endapan batu

gamping karst); Tipe akuifer masa batuan (batuan sedimen terkekarkan,

batuan beku terkekarkan). Daerah cekungan air tanah Kabupaten Aceh

Barat Daya berada disepanjang recharge area pada kawasan pegunungan

dengan luas 47.004,52 Ha.

Daerah Resapan Air berupa daerah aliran sungai (DAS) adalah

suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan

anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan dan

mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut

secara alami dengan batas di darat merupakan pemisah topografis dan

batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh

aktivitas daratan. Daerah resapan air di Kabupaten Aceh Barat Daya

meliputi DAS Seumayam, DAS Babahrot, DAS Susoh, DAS Manggeng

yang berhulu di dataran tinggi bagian utara yang merupakan lembah,

punggung pegunungan dan bukit yang berfungsi untuk menangkap air

hujan, terdapat 47 (empat puluh tujuh) sungai yang mengaliri wilayah ini

dengan luas 1.797,21 Ha.

4.5. Gambaran Geologi

Struktur geologi batuan di Kabupaten Aceh Barat Daya meliputi

batuan beku dan struktur geologi dan tektonik. Batuan ekstrusif atau

endapan volkanik di terjadi pada Jura akhir-awal Kapur yaitu Formasi

Tapaktuan (Muvt) yang didominasi oleh komposisi basalt dan andesit,

aglomerat, breksi dan tufa. Satuan batuan ini umumnya terdistribusi di

Page 11: KABUPATEN ACEH BARAT DAYAsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen... · 2018-07-06 · BAB IV PROFIL KABUPATEN ACEH BARAT DAYA Profil Kabupaten Aceh Barat Daya digambarkan

RPI2JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

SATGAS RPI2JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT DAYA IV-11

bagian zona pantai barat. Sesar besar Sumatera (Sumateran Fault

System) menjadi elemen tektonik yang paling signifikan.

Struktur geologi mempengaruhi pula pembentukan jenis tanah

yang ada di Kabupaten Aceh Barat Daya, selain faktor curah hujan dan

iklim. Hal inilah yang membuat adanya perbedaan sifat antara jenis tanah

yang satu dengan yang lainnya. Ada 6 jenis tanah di Kabupaten Aceh

Barat Daya, yaitu: histosols, entisols, inseptisols, andisols, alfisols dan

ultisols. Jenis yang dominan adalah inseptisols yang lokasinya berada di

bagian Utara dan Selatan Kabupaten Aceh Barat Daya atau tepatnya di

Kecamatan Tangan-Tangan dan sebagian kecil di Kecamatan Manggeng,

untuk jenis tanah oxisols dan ultisols lokasinya berada di bagian Tengah

Kabupaten Aceh Barat Daya, tepatnya di Kecamatan Blangpidie dan

sebagian di Kecamatan Kuala Batee dan Kecamatan Jeumpa. Sedangkan

untuk jenis mollisols hanya berada di Kecamatan Babahrot.

Wilayah Kabupaten Aceh Barat Daya mempunyai kedalaman efektif

lebih dari 90 cm, maka dapat dikatakan bahwa kondisi lahan di

Kabupaten Aceh Barat Daya berpotensi untuk dikembangkan menjadi

kawasan budidaya baik kawasan budidaya pertanian maupun kawasan

budidaya non pertanian.

4.6. Gambaran Klimatologi

Kabupaten Aceh Barat Daya beriklim tropis dengan curah hujan

rata-rata 3.785,5 mm per tahun. Bulan Januari sampai Agustus

merupakan bulan musim kemarau, sedangkan musim hujan biasanya

terjadi pada bulan September sampai Desember. Dengan curah hujan

yang tinggi ini, sering terjadi penyimpangan dimana pada musim kemarau

sering juga terjadi hujan. Tidak pernah terjadi curah hujan kurang dari

100 mm di bulan kering, sedangkan rata-rata bulan basah dengan curah

Page 12: KABUPATEN ACEH BARAT DAYAsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen... · 2018-07-06 · BAB IV PROFIL KABUPATEN ACEH BARAT DAYA Profil Kabupaten Aceh Barat Daya digambarkan

RPI2JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

SATGAS RPI2JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT DAYA IV-12

hujan kurang dari 100 mm, sedangkan rata-rata bulan basah dengan

curah hujan lebih dari 200 mm adalah 9,5 bulan. Hujan pada umumnya

terjadi pada bulan Oktober hingga April. Curah hujan terbesar terjadi pada

bulan Desember dengan perbedaan temperatur antara siang dan malam

sebesar 50 – 70 C.

Ditinjau dari jumlah hari hujan menurut data yang diperoleh dari

Kantor Stasion Meteorologi Pertanian Khusus Kabupaten Aceh Barat Daya

pada tahun 2010 jumlah hari hujan berkisar antara 9 hingga 17 hari,

dengan rata – rata setiap bulannya sebanyak 13 hari.

4.7. Kondisi Sosial dan Ekonomi

4.7.1. Sosial Budaya

Sistem sosial pada masyarakat Kabupaten Aceh Barat Daya

merupakan perwujudan dari beberapa buah keluarga inti yang menjadi

suatu kelompok masyarakat yang disebut “Gampong” (Kampung).

Keluarga inti mempengaruhi keluarga inti lainnya, sehingga hubungan

antara satu keluarga inti dengan keluarga inti lainnya cukup erat. Pola

karakteristik budaya sebagian besar diatur oleh hukum adat yang

berlandaskan kaidah-kaidah hukum Islam melalui hubungan persaudaraan

yang kuat.

Pengembangan budaya di Kabupaten Aceh Barat Daya telah

memberikan arah bagi perwujudan identitas daerah sebagai bagian dari

nilai-nilai luhur budaya bangsa. Disamping itu, pengembangan budaya

juga telah menciptakan iklim kondusif dan harmonis sehingga nilai-nilai

kearifan lokal mampu merespon secara positif dan produktif terhadap

modernisasi sejalan dengan nilai-nilai dan norma-norma yang hidup di

dalam masyarakat. Secara keseluruhan, pertimbangan nilai-nilai budaya

dan kearifan lokal sudah baik, namun demikian dengan semakin

Page 13: KABUPATEN ACEH BARAT DAYAsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen... · 2018-07-06 · BAB IV PROFIL KABUPATEN ACEH BARAT DAYA Profil Kabupaten Aceh Barat Daya digambarkan

RPI2JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

SATGAS RPI2JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT DAYA IV-13

menguatnya pengaruh modernisasi yang berakibat semakin menguatnya

nilai-nilai materialisme dan kecenderungan individualisme harus menjadi

perhatian yang serius agar identitas daerah yang berupa nilai-nilai

solidaritas sosial, kekeluargaan dan keramahtamahan sosial dapat tetap

terpelihara dan dapat menjadi kekuatan pemersatu masyarakat.

Kebijakan pengembangan budaya di Kabupaten Aceh Barat Daya

adalah melalui pengembangan nilai budaya, pengelolaan keragaman dan

kekayaan budaya dengan cara meningkatkan fungsi dan mengembangkan

sarana pendukung kehidupan adat, tradisi dan kegiatan seni budaya serta

melestarikan warisan seni dan budaya masyarakat. Pengembangan nilai

budaya masyarakat dilakukan dengan cara memelihara aset budaya

masyarakat seperti kekayaan budaya, sejarah dan simbol kebanggaan

masyarakat Aceh Barat Daya sehingga kehidupan budaya masyarakatnya

dapat berjalan dengan kondusif dan harmonis.

Pengelolaan keragaman budaya masyarakat dilakukan dengan cara

merehabilitasi sarana, prasarana dan situs/benda cagar budaya sehingga

dapat terpeliharanya BCB/situs, museum dan bangunan tua bersejarah

yang ada di Kabupaten Aceh Barat Daya. Pengelolaan kekayaan budaya

dilakukan dengan cara memulihkan seluruh potensi industri budaya yang

ada melalui kelompok–kelompok masyarakat seperti lembaga adat,

budayawan, sejarawan, seniman dan pemuka agama sehingga nilai-nilai

kekayaan budaya dapat lestari.

4.7.2. Ekonomi

Dampak dari pembangunan ekonomi sebagai suatu

kebijaksanaan pembangunan adalah tercapainya kesejahteraan

masyarakat. Untuk mencapai hal tersebut dilakukan upaya seperti

memperluas lapangan kerja, meningkatkan pemerataan pendapatan

masyarakat, meningkatkan hubungan ekonomi regional dan

mengusahakan pergeseran kegiatan ekonomi dari sektor primer ke sektor

Page 14: KABUPATEN ACEH BARAT DAYAsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen... · 2018-07-06 · BAB IV PROFIL KABUPATEN ACEH BARAT DAYA Profil Kabupaten Aceh Barat Daya digambarkan

RPI2JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

SATGAS RPI2JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT DAYA IV-14

sekunder dan tersier. Dengan perkataan lain arah dari pembangunan

ekonomi adalah mengusahakan agar pendapatan masyarakat naik

secara mantap, dan dengan tingkat pemerataan yang sebaik mungkin.

Sesuai dengan data pada dokumen PDRB Kabupaten Aceh Barat

Daya Tahun 2009-2012, nilai PDRB Aceh Barat Daya ADHB pada

tahun 2012 meningkat sebesar Rp. 0,21 triliun dibanding tahun 2011 atau

bertambah sebesar Rp. 0,57 triliun dibanding tahun 2009. Capaian ini

mengindikasikan tren peningkatan agregat ekonomi di Aceh Barat

Daya selama empat tahun terakhir. Sementara itu, nilai PDRB Aceh

Barat Daya ADHK 2000 pada tahun 2012 mencapai Rp 0,74 triliun,

meningkat sebesar Rp 0,04 triliun dibanding tahun 2011 atau

bertambah sebesar Rp 0,10 triliun dibanding tahun 2009. Dengan

demikian, PDRB Aceh Barat Daya ADHK 2000 menggambarkan tren

nilai yang terus meningkat selama tahun 2009-2012.

Perekonomian Aceh Barat Daya mencerminkan kondisi yang

semakin membaik, mencapai pertumbuhan positif dan terus menguat.

Meski masih di bawah capaian angka pertumbuhan Aceh tanpa migas

pada tahun 2012 yang mencapai 6,06 persen, ekonomi Aceh Barat Daya

telah tumbuh hingga mencapai 5,27 persen. Laju pertumbuhan

ekonomi pada tahun yang sama, sekaligus ini juga merupakan laju

pertumbuhan ekonomi Aceh Barat Daya yang tertinggi sejak tahun 2000.

Sedangkan pada tahun-tahun sebelumnya pertumbuhan ekonomi Aceh

Barat Daya dari 4,44 persen pada tahun 2009, menjadi 4,92 persen

pada tahun 2010, dan 5,08 persen pada tahun 2011.

Secara lebih rinci, pada tahun 2012 semua sektor ekonomi Aceh

Barat Daya mengalami pertumbuhan. Sektor dengan pertumbuhan

tertinggi adalah sektor konstruksi yaitu sebesar 6,91 persen, disusul

sektor perdagangan, hotel, dan restoran yakni sebesar 6,82 persen,

sektor jasa-jasa sebesar 6,19 persen dan sektor listrik, gas, dan air

Page 15: KABUPATEN ACEH BARAT DAYAsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen... · 2018-07-06 · BAB IV PROFIL KABUPATEN ACEH BARAT DAYA Profil Kabupaten Aceh Barat Daya digambarkan

RPI2JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

SATGAS RPI2JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT DAYA IV-15

bersih yakni sebesar 5,78 persen, serta sewa bangunan dan jasa

perusahaan sebesar 5,45 persen. Sebaliknya, pertumbuhan ekonomi

pada sektor pertanian, pertambangan dan penggalian serta industri

pengolahan, hanya tumbuh rata-rata di bawah 5,27 persen. Struktur

PDRB Aceh Barat Daya pada tahun 2012 menunjukkan bahwa dua

sektor yang merupakan leading sektor bagi perekonomian Aceh Barat

Daya adalah sektor pertanian yang mencapai 30,12 persen dan sektor

perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 21,71 persen.

Sektor yang mempunyai peranan cukup besar di atas 10 persen

dalam struktur perekonomian Aceh Barat Daya yaitu sektor bangunan

yang mencapai 16,16 . Sektor berikutnya yang mendekati nilai

kontribusi 5 persen ialah sektor pengangkutan dan komunikasi

sebesar 5,11 persen, sektor keuangan, sewa bangunan dan jasa

perusahaan sebesar 4,08 persen, sektor industri pengolahan sebesar

2,92 persen. Sektor pertambangan dan penggalian hanya sebesar 0,43

persen, dan sektor listrik, gas, dan air bersih sebesar 0,34 persen.

Selama tahun 2009-2012, PDRB Aceh Barat Daya telah mengalami

kenaikan tingkat pendapatan regional per kapita yang disebabkan

oleh pertumbuhan PDRB Aceh Barat Daya lebih tinggi dibanding

dengan pertumbuhan jumlah penduduknya. Hal ini ditunjukkan oleh

capaian pendapatan regional per kapita Aceh Barat Daya ADHB pada

tahun 2012 sebesar Rp 14,19 juta, tumbuh sebesar 10,99 persen

dibanding tahun 2011 yang mencapai Rp 12,79 juta. Sedangkan

tinjauan pendapatan regional per kapita Aceh Barat Daya ADHK

2000, untuk melihat pendapatan regional per kapita secara riil,

menunjukkan capaian Rp 5,62 juta atau tumbuh sebesar 3,53 persen

dibanding tahun 2011. Secara rata-rata, pertumbuhan pendapatan

regional per kapita ADHB selama periode 2009-2012 mencapai 10,87

persen dan ADHK 2000 mencapai 3,07 persen.

Page 16: KABUPATEN ACEH BARAT DAYAsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen... · 2018-07-06 · BAB IV PROFIL KABUPATEN ACEH BARAT DAYA Profil Kabupaten Aceh Barat Daya digambarkan

RPI2JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

SATGAS RPI2JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT DAYA IV-16

Sektor listrik, gas dan air bersih merupakan sektor penunjang

seluruh kegiatan ekonomi, dan sebagai infrastruktur yang mendorong

aktivitas proses produksi sektoral maupun pemenuhan kebutuhan

masyarakat. Produksi listrik sebagaian besar di hasilkan oleh Perusahaan

Listrik Negara (PLN) dan sebagian kecil oleh non PLN. Sedangkan air

bersih dihasilkan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Kontribusi

sektor ini selama kurun waktu empat tahun terakhir relatif stabil

yaitu sekitar 0,35 persen tiap tahunnya. Dilihat secara spesifik,

kontribusi sektor ini sejak tahun 2009 paling utama didukung oleh

subsektor listrik. Sedangkan aktivitas ekonomi di subsektor air bersih

sangatlah kecil hingga tahun 2012 hanya mencapai 0,018 persen atau

Rp 326,97 juta sehingga nilai tambah bruto, kontribusi dan

pertumbuhan subsektor air bersih tidak memberikan peranan yang

signifikan bagi sektor listrik, gas dan air bersih.

4.8. Gambaran Kondisi Prasarana Keciptakaryaan

Sesuai dengan RTRW Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2013-

2033, panjang jaringan jalan nasional dalam wilayah Kabupaten Aceh

Barat Daya adalah 63,78 Km dan jalan strategis nasional sebagai jalan

alternatif antar jalan nasional adalah sepanjang 3,34 Km yang

menghubungkan ruas jalan Kota Blangpidie dengan ruas jalan Cot Mane,

Kecamatan Jeumpa. Untuk jaringan jalan provinsi sebagai ruaas jalan

kolektor primer adalah sepanjang 27,57 Km, yang menghubungkan

Babahrot dengan batas Kabupaten Gayo Luwes yang ada di Utara

Kabupaten Aceh Barat Daya, sementara jalan strategis provinsi yang

menghubungkan wilayah-wilayah pesisir dalam kabupaten memiliki

panjang 76,16 Km. Sebagaimana daerah lainnya, kondisi jalan kabupaten

ini masih memprihatinkan karena kondisi jalannya belum memadai dalam

Page 17: KABUPATEN ACEH BARAT DAYAsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen... · 2018-07-06 · BAB IV PROFIL KABUPATEN ACEH BARAT DAYA Profil Kabupaten Aceh Barat Daya digambarkan

RPI2JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

SATGAS RPI2JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT DAYA IV-17

mendukung proses produksi dan distribusi barang-barang yang dihasilkan

oleh masyarakat.

Kondisi prasarana dan sarana dasar keciptakaryaan Kabupaten

Aceh Barat Daya secara keseluruhan perlu ditingkatkan guna memberikan

kesempatan tumbuh dan berkembangnya aktivitas kawasan homogenitas

kegiatan perkotaan belum memungkinkan berkembangnya sektor usaha

jasa dan perdagangan secara luas. Kondisi yang dihadapi dalam proses

pembangunan keciptakaryaan, diantaranya :

a. Prasarana Air Minum : Rendahnya cakupan pelayanan; Terbatasnya

jaringan pipa distribusi; Volume penjualan air tidak memenuhi target;

Sarana dan prasarana pendukung tidak memadai; Sumber daya

manusia kurang memadai.

Sumber : Qanun RTRW Kab. Aceh Barat Daya Tahun 2013-2033

Gambar 4.3 Peta Rencana Sistem Air Minum

Page 18: KABUPATEN ACEH BARAT DAYAsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen... · 2018-07-06 · BAB IV PROFIL KABUPATEN ACEH BARAT DAYA Profil Kabupaten Aceh Barat Daya digambarkan

RPI2JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

SATGAS RPI2JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT DAYA IV-18

b. Prasarana Persampahan, meliputi : Sistem pembuangan sampah yang

dilaksanakan secara swadaya masyarakat, sampah yang dihasilkan

oleh rumah tangga didominasi dengan cara membuangnya ke lubang

dan dibakar, dikubur/ditanam atau oleh warga membuang ke sungai

atau ke lahan kosong di perkotaan. Sebagian lainnya memanfaatkan

sarana – sarana pembuangan sampah yang disediakan oleh

pemerintah berupa Tempat Pembuangan Sampah (TPS) dan Tempat

Pembuangan Akhir (TPA).

Sumber : Qanun RTRW Kab. Aceh Barat Daya Tahun 2013-2033

Gambar 4.4 Peta Rencana Jaringan Persampahan

c. Prasarana Pengolahan Limbah, meliputi : Limbah rumah tangga

seperti limbah mandi dan kakus menggunakan septick tank dan

cubluk. Sedangkan limbah dapur dan mencuci dibuang melalui saluran

yang dibuat sendiri oleh masyarakat menuju saluran pembuang dan

Page 19: KABUPATEN ACEH BARAT DAYAsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen... · 2018-07-06 · BAB IV PROFIL KABUPATEN ACEH BARAT DAYA Profil Kabupaten Aceh Barat Daya digambarkan

RPI2JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

SATGAS RPI2JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT DAYA IV-19

seterusnya ke sungai – sungai. Limbah cair rumah tangga pada

pemukiman apabila tidak ditangani dengan baik akan mempengaruhi

kualitas lingkungan, diantaranya penurunan kualitas air permukaan

dan air tanah serta penurunan estitika kawasan.

d. Prasarana Drainase : Pelayanan jaringan drainase di Kabupaten Aceh

Barat Daya umumnya merupakan sistem drainase tercampur,

limpasan air hujan dan air limbah rumah tangga/domestik mengalir

dalam satu saluran dan sebagian mengandalkan drainase alam

dengan memanfaatkan sungai – sungai yang ada disekitar pemukiman

penduduk dan ruas jalan. Jaringan drainase belum tersedia

sebagaimana yang diinginkan, hanya beberapa ruas jalan yang telah

ada saluran drainase, terutama di kawasan permukiman dan

perkantoran pemerintah.

e. Tata Bangunan dan Lingkungan : Bangunan yang dibangun banyak

melanggar garis sempadan; Kurang ditegakkannya aturan

keselamatan, keamanan dan kenyamanan bangunan gedung; Belum

optimalnya pembangunan lingkungan pemukiman berbasis budaya

untuk mendorong kemandirian masyarakat dalam mengembangkan

lingkungan berkelanjutan.

f. Pengembangan Permukiman : Secara umum memperlihatkan semakin

perlunya pembangunan permukiman yang lebih berbasis wilayah

bukan sektor. Sifat dikotomis yang menimbulkan pertentangan, antara

yang baru dengan lama, lokal dan pendatang, antar satu sektor

kegiatan dengan sektor kegiatan lainnya, modern dan tradisional, kota

dan desa, dan seterusnya. Perlu pengalihan orientasi dari membangun

rumah ke membangun permukiman.

Page 20: KABUPATEN ACEH BARAT DAYAsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen... · 2018-07-06 · BAB IV PROFIL KABUPATEN ACEH BARAT DAYA Profil Kabupaten Aceh Barat Daya digambarkan

RPI2JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

SATGAS RPI2JM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT DAYA IV-20

Sumber : Qanun RTRW Kab. Aceh Barat Daya Tahun 2013-2033

Gambar 4.5 Peta Rencana Jaringan Drainase