jurusan akuntansi fakultas ekonomi universitas …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf ·...

77
ii PENDETEKSIAN FRAUDULENT FINANCIAL STATEMENT DALAM PERSPEKTIF FRAUD TRIANGLE (Studi Empiris pada Perusahaan Jasa Sektor Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015) SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Universitas Negeri Semarang Oleh Gilang Maulana NIM 7211412145 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

Upload: hoangque

Post on 27-Aug-2019

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

ii

PENDETEKSIAN FRAUDULENT FINANCIAL STATEMENT

DALAM PERSPEKTIF FRAUD TRIANGLE

(Studi Empiris pada Perusahaan Jasa Sektor Property dan Real Estate yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015)

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Pada Universitas Negeri Semarang

Oleh

Gilang Maulana

NIM 7211412145

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

Page 2: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

iii

Page 3: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

iv

Page 4: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

v

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Gilang Maulana

NIM : 7211412145

Tempat, Tanggal Lahir : Bantul, 11 Agustus 1994

Alamat : Desa Jatilawang, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal

menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya

sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya.

Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau

dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari terbukti skripsi ini

adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang, 29 Maret 2017

Gilang Maulana

NIM 7211412145

Page 5: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

”Jika kamu bersungguh-sungguh, kesungguhan itu untuk kebaikanmu sendiri”

(Q.S Al-Ankabut : 6)

“Build your dreams, or someone else will hire you to build theirs”

(Farrah Gray)

Persembahan

1. Ibuku Ayem Lestari dan Ayahku Sudiharso

Rahimahullah yang senantiasa mendidik,

memelihara, serta memenuhi segala kebutuhan untuk

menjadikan putranya sebagai manusia yang

bermanfaat.

2. Kedua Kakakku Candra Hartarianto dan Bagus

Prawiro yang selalu mendukung langkah

perjuanganku.

3. Almamater Universitas Negeri Semarang.

Page 6: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

vii

PRAKATA

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan

hikmah kepada para hamba yang dikehendaki-Nya, karena penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Pendeteksian Fraudulent Financial

Statement Dalam Perspektif Fraud Triangle (Studi Empiris Perusahaan Jasa

Sektor Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun

2011-2015)”. Shalawat serta salam senantiasa terlimpah kepada Nabi Muhammad

shallahu’alaihi wa salam, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir

zaman. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini mendapat

banyak bantuan, bimbingan, dukungan, semangat, dan doa dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan

terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menjalani studi S1

di Universitas Negeri Semarang.

2. Dr. Wahyono M.M., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang

yang telah memberikan pelayanan prima selama penulis menjalani studi S1 di

Fakultas Ekonomi.

Page 7: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

viii

3. Drs. Fachrurrozie, M.Si., Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan fasilitas selama penulis

menjalani studi S1 di Jurusan Akuntansi.

4. Drs. Sukirman, M.Si.,CRMP.,QIA., Dosen Pembimbing yang telah berkenan

menelaah, mengarahkan, dan memotivasi selama proses penulisan skripsi ini.

5. Indah Anisykurlillah, S.E., M.Si., Akt., CA, Dosen penguji I yang telah

memberikan saran dan kritik dalam penyempurnaan skripsi ini.

6. Dhini Suryandari, SE., M.Si., Ak, Dosen penguji II yang telah memberikan

saran dan kritik dalam penyempurnaan skripsi ini.

7. Drs. Subowo, M.Si., Dosen Wali Akuntansi C 2012 yang telah memberikan

pengarahan selama penulis menjalani studi di Universitas Negeri Semarang.

8. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang

yang telah mengampu dan membagi pengetahuan selama penulis menjalani

studi di Universitas Negeri Semarang.

9. Seluruh jajaran staf dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Semarang yang telah membantu proses kegiatan perkuliahan.

10. Seluruh sahabat seperjuangan Ardi Arifianto, Yasin Fadil, Catur Sigit H.,

Rivai Adhi W.H, Gilang Wahyu P., Noor Yudawan P., Nadim Fernando,

Shani Ruri, Ami Rahma Nuari dan Dariningsih yang selalu ada dan telah

mendukung penulis selama menjalani studi.

Page 8: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

ix

11. Seluruh keluarga seatap kos One Piece, Yudha Bagus R., Novian Bayu H.,

Nurul Aziz, Mbah Ito, Suprojo dan Kus Dwi Hartanto yang setia berbagi suka

maupun duka selama masa perantauan.

12. Seluruh teman-teman serombel Akuntansi C 2012 yang telah bersama-sama

menjalani studi serta menuntut ilmu di jenjang S1 demi menggapai cita-cita,

harapan, dan berupaya meningkatkan kualitas hidup di masa depan.

Hanya ucapan terima kasih dan doa agar senantiasa apa yang telah dilakukan

mendapatkan balasan yang setimpal dan dicatat sebagai amal baik. Semoga

skripsi ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi bagi semua pihak pada

umumnya dan bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi pada khususnya.

Semarang, 29 Maret 2017

Penyusun

Page 9: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

x

SARI

Maulana, Gilang. 2017. “Pendeteksian Fraudulent Financial Statement Dalam

Perspektif Fraud Triangle (Studi Empiris Perusahaan Jasa Sektor Property dan

Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015). Skripsi.

Jurusan Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang.

Pembimbing. Drs. Sukirman, M.Si.,CRMP.,QIA.

Kata Kunci : Fraudulent Financial Statement, Fraud Triangle, F-Score Model.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor kecurangan

laporan keuangan dengan analisis fraud triangle yang dikemukakan oleh Donald

R. Cressey (1953). Penelitian ini menganalisis pengaruh variabel pressure dengan

proksi financial stability, external pressure, financial target, opportunity dengan

proksi transaksi pihak istimewa, audit delay, ineffective of monitoring,

rationalization dengan proksi opini audit, dan auditor switching terhadap

fraudulent financial statement.

Sampel yang digunakan adalah perusahaan property dan real estate yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015, yaitu sebanyak 23

perusahaan. Data yang digunakan adalah berupa data sekunder dari laporan

keuangan dan annual report perusahaan. Metode analisis data menggunakana

analisis statistik deskriptif dan analisis regresi logistik dengan menggunakan

program IBM SPSS Statistic 21.

Hasil nilai Nagelkerke R Square adalah sebesar 0,180 yang berarti bahwa

variabilitas variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah

18%. Sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar model

penelitian ini.

Simpulan penelitian ini menunjukan bahwa variabel financial stability,

external pressure, audit delay, ineffective of monitoring dan opini audit

berpengaruh signifikan terhadap fraudulent financial statement. Kemudian

variabel financial target, transaksi pihak istimewa, dan auditor switching tidak

berpengaruh terhadap fraudulent financial statement. Saran bagi penelitian

selanjutnya agar memiliki informasi objek penelitian yang lebih luas,

mengembangkan pengukuran pada variabel yang sama, serta menambah variabel

lainnya yang berkaitan dengan kecurangan laporan keuangan.

Page 10: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

xi

ABSTRACT

Maulana, Gilang. 2017. “Detecting Fraudulent Financial Statement with

Analysis of Fraud Triangle (Empirical Study on Property and Real Estate

Companies Listed in Indonesia Stock Exchange Year 2011 to 2015).” Thesis.

Accounting Major. Faculty of Economics. Semarang State University. Advisor

Drs. Sukirman, M.Si.,CRMP.,QIA.

Keywords: Fraudulent Financial Statement, Fraud Triangle, F-Score Model.

The objective of this research is to analyzed factors of fraudulent financial

statement with fraud triangle that develop by Donald R. Cressey (1953). This

research is to analyzed influence of variable pressure which proxied by financial

stability, external pressure, financial target, opportunity which proxied by special

transactions, audit delay, ineffective of monitoring, rationalization which proxied

by audit opinion, and auditor switching with fraudulent financial statement.

This sample used in this research are 23 companies of property and real

estate sector that listed in Indonesia Stock Exchange on the period 2011-2015.The

type data that used are secondary data, from the financial statement and annual

reports of companies sample. Data testing instrument uses IBM SPSS Statistic 21

software, that consist of descriptive statistics analyzes and logistic regression.

The result of Nagerkerke R Square value is equal to 0,180, which means

that variability of the dependent variable that can be explained by the independent

variable was 18%. While the rest explained by other variables outside the model

of this research.

The conclusions of this research indicated that financial stability, external

pressure, audit delay, ineffective of monitoring and audit opinion variable has

positive influence on the fraudulent financial statement. The research does not

prove that financial target, special transactions and auditor switching has an

influence on the fraudulent financial statement. The suggest for further research in

order to have broader information object of the research to develop measurements

on the same variable, and add other variables which related to fraudulent financial

statement.

Page 11: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ............................................................................. i

HALAMAN JUDUL ................................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................... iii

PENGESAHAN KELULUSAN .............................................................. iv

PERNYATAAN ........................................................................................ v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................... vi

KATA PENGANTAR .............................................................................. vii

SARI .......................................................................................................... x

ABSTRACT .............................................................................................. xi

DAFTAR ISI ............................................................................................. xii

DAFTAR TABEL .................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xviii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xix

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ........................................................................ 12

1.3. Tujuan Penelitian ......................................................................... 13

1.4. Manfaat Penelitian ....................................................................... 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 15

2.1. Landasan Teori ............................................................................. 15

Page 12: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

xiii

2.1.1. Teori Keagenan ................................................................. 15

2.1.2. Konsep Kecurangan........................................................... 17

2.1.3. Teori Segitiga Kecurangan (Fraud Triangle Theory) ...... 19

2.2. Penelitian Terdahulu ..................................................................... 27

2.3. Kerangka Pemikiran Teoritis dan Pengembangan Hipotesis ....... 30

2.3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ............................................. 30

2.3.2. Pengembangan Hipotesis................................................... 42

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 44

3.1. Jenis dan Desain Penelitian .......................................................... 44

3.2. Populasi dan Sampel ..................................................................... 44

3.3. Variabel Penelitian ....................................................................... 46

3.3.1. Variabel Dependen ............................................................ 47

3.3.2. Variabel Independen .......................................................... 49

3.4. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 55

3.5. Metode Analisis Data ................................................................... 55

3.5.1. Analisis Statistik Deskriptif .............................................. 56

3.5.2. Metode Statistik Inferensial ............................................... 56

3.5.3. Pengujian Hipotesis Penelitian ......................................... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 63

4.1. Hasil Penelitian ............................................................................ 63

4.1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian .................................. 63

4.1.2. Deskripsi Variabel Penelitian ............................................ 64

Page 13: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

xiv

4.1.3. Analisis Statistik Inferensial ............................................. 85

4.2. Pembahasan .................................................................................. 99

4.2.1. Pengaruh financial stability, external pressure,

financial target, transaksi pihak istimewa, audit delay,

ineffective of monitoring, opini audit dan auditor

switching terhadap fraudulent financial statement ........... 99

4.2.2. Pengaruh Financial Stability terhadap

Fraudulent Financial Statement ...................................... 103

4.2.3. Pengaruh External Pressure terhadap

Fraudulent Financial Statement ....................................... 105

4.2.4. Pengaruh Financial Target terhadap

Fraudulent Financial Statement ....................................... 107

4.2.5. Pengaruh Transaksi Pihak Istimewa terhadap

Fraudulent Financial Statement ....................................... 109

4.2.6. Pengaruh Audit Delay terhadap

Fraudulent Financial Statement ....................................... 110

4.2.7. Pengaruh Ineffective of monitoring terhadap

Fraudulent Financial Statement ....................................... 111

4.2.8. Pengaruh Opini Audit terhadap

Fraudulent Financial Statement ....................................... 112

4.2.9. Pengaruh Auditor Switching terhadap

Fraudulent Financial Statement ....................................... 114

Page 14: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

xv

BAB V PENUTUP .................................................................................... 117

5.1. Simpulan ...................................................................................... 117

5.2. Saran ............................................................................................ 120

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 122

LAMPIRAN .............................................................................................. 126

Page 15: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Jenis-jenis Fraud ...................................................................... 18

Tabel 2.2. Penelitian Terdahulu ................................................................ 27

Tabel 3.1. Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria ........................... 45

Tabel 3.2. Daftar Sampel Penelitian ......................................................... 46

Tabel 3.3. Operasionalisasi Variabel Penelitian ....................................... 55

Tabel 4.1. Proses Seleksi Sampel .............................................................. 63

Tabel 4.2. Deskripsi Frekuensi Variabel Fraudulent Financial Statemen 65

Tabel 4.3. Jumlah Perusahaan Fraud dan Non Fraud tahun 2011-2015 .. 65

Tabel 4.4. Analisis Statistik Deskriptif ..................................................... 67

Tabel 4.5. Tabel Distribusi Tingkat Achange ........................................... 67

Tabel 4.6. Deskripsi Variabel Financial Stability terhadap Fraud ........... 68

Tabel 4.7. Analisis Statistik Deskriptif External Pressure ....................... 69

Tabel 4.8. Tabel Distribusi tingkat LEV ................................................... 70

Tabel 4.9. Deskripsi Variabel External Pressure terhadap Fraud ............ 71

Tabel 4.10. Analisis Statistik Deskriptif Financial Target ......................... 71

Tabel 4.11. Tabel Distribusi tingkat ROA .................................................. 72

Tabel 4.12. Deskripsi Variabel Financial Target terhadap Fraud ............. 73

Tabel 4.13. Analisis Statistik Deskriptif Transaksi Pihak Istimewa ........... 74

Tabel 4.14. Tabel Distribusi tingkat RPT ................................................... 74

Tabel 4.15. Deskripsi Variabel Transaksi Pihak Istimewa terhadap Fraud 75

Page 16: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

xvii

Tabel 4.16. Analisis Statistik Deskriptif Audit Delay ................................. 76

Tabel 4.17. Tabel Distribusi tingkat ADEL ................................................ 77

Tabel 4.18. Deskripsi Variabel Audit Delay terhadap Fraud...................... 78

Tabel 4.19. Analisis Statistik Deskriptif Ineffective of Monitoring ............ 79

Tabel 4.20. Tabel Distribusi tingkat BDOUT ............................................. 80

Tabel 4.21. Deskripsi Variabel Ineffective of Monitoring terhadap Fraud . 80

Tabel 4.22. Distribusi Frekuensi Opini Audit ............................................. 82

Tabel 4.23. Deskripsi Variabel Opini Audit terhadap Fraud ...................... 83

Tabel 4.24. Distribusi Frekuensi Auditor Switching ................................... 84

Tabel 4.25. Deskripsi Variabel Auditor Switching terhadap Fraud ............ 85

Tabel 4.26. Uji Kelayakan Model (-2LL) Awal ......................................... 86

Tabel 4.27. Uji Kelayakan Model (-2LL) Step 1 ........................................ 86

Tabel 4.28. Perbandingan Nilai (-2LL) Awal dan Akhir ............................ 87

Tabel 4.29. Menilai Kelayakan Model Regresi .......................................... 88

Tabel 4.30. Koefisien Determinasi.............................................................. 88

Tabel 4.31. Correlation Matrix ................................................................... 89

Tabel 4.32. Matrik Klasifikasi Step 0 ......................................................... 90

Tabel 4.33. Matrik Klasifikasi Step 1 ......................................................... 90

Tabel 4.34. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ............................................. 91

Tabel 4.35. Estimasi Parameter dan Interpretasinya ................................... 92

Tabel 4.36. Ringkasan Hasil Uji Hipotesis ................................................. 99

Page 17: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

xviii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Teori Segitiga Kecurangan ..................................................... 20

Gambar 2.2. Kerangka Pemikiran Teoritis ................................................. 42

Page 18: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Daftar Perusahaan Populasi .................................................. 126

Lampiran 2 Daftar Perusahaan Sampel ..................................................... 127

Lampiran 3 Daftar Perusahaan Property dan Real Estate yang

Mengalami Kerugian selama Periode 2011-2015 .................. 128

Lampiran 4 Daftar Perusahaan Property dan Real Estate yang tidak

Mengungkapkan Data Secara Lengkap

selama Periode 2011-2015 ..................................................... 128

Lampiran 5 Daftar Perusahaan Property dan Real Estate yang

Delisting selama Periode 2011-2015 ..................................... 129

Lampiran 6 Daftar Perusahaan Property dan Real Estate yang Terindikasi

Melakukan Fraudulent Financial Statement selama Periode 2011-2015 ... 129

Lampiran 7 Daftar Financial Stability Perusahaan Sampel ...................... 130

Lampiran 8 Daftar External Pressure Perusahan Sampel ......................... 133

Lampiran 9 Daftar Financial Target Perusahaan Sampel ......................... 136

Lampiran 10 Daftar Transaksi Pihak Istimewa Perusahaan Sampel ........... 139

Lampiran 11 Daftar Jangka Waktu Audit Delay Perusahaan Sampel ......... 142

Lampiran 12 Daftar Ineffective of Monitoring Perusahaan Sampel ............ 144

Lampiran 13 Daftar Opini Audit Perusahaan Sampel ................................. 147

Lampiran 14 Daftar Auditor Switching Perusahaan Sampel ....................... 148

Lampiran 15 Analisis Deskriptif dan Uji Regresi Logistik ....................... 149

Page 19: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Laporan keuangan perusahaan berperan memberikan informasi keuangan

kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan tersebut. Laporan

keuangan bertujuan memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja

keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan

pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi (IAI, 2015). Oleh karena

itu, para pelaku bisnis harus dapat memberikan informasi yang akurat dan relevan

serta terbebas dari adanya kecurangan yang akan sangat menyesatkan para

pengguna laporan keuangan dalam proses pengambilan keputusan. Sayangnya,

tidak seluruh pelaku bisnis menyadari pentingnya laporan keuangan yang bersih

dan terbebas dari kecurangan.

Pada saat perusahaan publik menerbitkan laporan keuangannya,

sesungguhnya perusahaan tersebut ingin menggambarkan kondisinya dalam

keadaan yang terbaik. Laporan keuangan menyajikan informasi lebih dari sekedar

angka-angka karena seharusnya mencakup informasi yang menyangkut posisi

keuangan dan kinerja perusahaan yang berguna untuk pengambilan keputusan

ekonomi. Hal ini dapat menimbulkan potensi kecurangan pada laporan keuangan

ayang akan menyesatkan investor dan pengguna laporan keuangan yang lain.

Ketika terdapat salah saji material dalam laporan keuangan, maka informasi

tersebut menjadi tidak relevan untuk dipakai sebagai dasar pengambilan

Page 20: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

2

keputusan karena analisis yang dilakukan tidak berdasarkan informasi yang

sebenarnya. Kecurangan pelaporan keuangan yang telah dijelaskan dalam SPAP

pada PSA No. 70 seksi 316 (pa 3) yaitu salah saji atau penghilangan secara

sengaja jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan untuk mengelabuhi

pemakai laporan keuangan dalam efek yang timbul adalah ketidaksesuaian

laporan keuangan dalam semua hal yang material dengan prinsip akuntansi

berterima umum. Kecurangan pelaporan keuangan meliputi, pertama manipulasi,

pemalsuan atau perubahan catatan akuntansi atau dokumen pendukungannya yang

menjadi sumber data bagi penyajian laporan keuangan. Kedua representasi yang

salah atau penghilangan dari laporan keuangan peristiwa, transaksi, atau informasi

signifikan. Ketiga salah penerapan secara sengaja prinsip akuntansi yang

berkaitan dengan jumlah klasifikasi, cara pengungkapan.

Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) dalam Report to the

Nations on Occupational Fraud and Abuse (2014) menemukan sekitar 77 %

kecurangan dilakukan oleh individu melalui departemen seperti akuntansi,

operasi, penjualan, eksekutif atau manajemen tingkat atas, layanan konsumen,

pembelian dan keuangan. Selain itu, terjadi peningkatan pada sebagian besar jenis

fraud salah satunya pada kecurangan laporan keuangan sebesar 9,0%, meningkat

dari tahun 2012 yang hanya 7,6% ACFE, 2012). Angka ini tidak terlalu besar jika

dibandingkan dengan penyalahgunaan aset yang mencapai 85,4 %, tetapi

kecurangan laporan keuangan menyebabkan dampak keuangan terbesar. Hal ini

akan mengakibatkan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tidak

relevan dan tidak dapat diandalkan. Informasi tersebut dapat mempengaruhi

Page 21: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

3

pengambilan keputusan pihak eksternal dan internal perusahaan, serta dapat

berpotensi munculnya pihak yang merasa dirugikan.

Menurut Association of Certified Fraud Examiners (ACFE), kecurangan

adalah tindakan penipuan atau kekeliruan yang dibuat oleh seseorang atau badan

yang mengetahui bahwa kekeliruan tersebut dapat mengakibatkan beberapa

manfaat yang tidak baik kepada individu atau entitas atau pihak lain.

Meningkatnya berbagai kasus skandal akuntansi di dunia menyebabkan berbagai

pihak berspekulasi bahwa manajemen telah melakukan kecurangan pada laporan.

Selain itu, Ernst & Young (2003) dalam (Listiana, 2012) juga menemukan bahwa

lebih dari setengah pelaku fraud adalah manajemen. Jika financial statement fraud

memang sebuah masalah yang signifikan, auditor sebagai pihak yang

bertanggungjawab harus dapat mendeteksi aktivitas kecurangan sebelum akhirnya

berkembang menjadi skandal akuntansi yang sangat merugikan. Kasus-kasus

skandal akuntansi dalam beberapa tahun belakangan ini memberikan bukti yang

kuat adanya kegagalan audit yang berdampak pada kerugian para pelaku bisnis.

Walaupun beberapa kasus salah saji yang terjadi belum tentu terkait dengan

masalah kecurangan, tetapi faktor risiko yang berkaitan dengan kecurangan oleh

manajemen terbukti ada.

Saat ini kasus fraud di Indonesia yang perlu menjadi perhatian salah

satunya adalah dari sektor property dan real estate. Perkembangan perusahaan

sektor property dan real estate saat ini didukung oleh modal yang diperoleh dari

investor. Selain itu, bisnis property dan real estate merupakan bisnis yang dikenal

memiliki karakteristik cepat berubah, persaingan ketat, persisten dan kompleks.

Page 22: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

4

Oleh karena itu, perusahaan property dan real estate berusaha untuk dapat

menunjukkan kinerja dan kondisi perusahaan yang baik dan selalu bertumbuh

maupun berkembang, sehingga dapat menarik calon investor untuk menanamkan

modalnya ke perusahaan serta membuat investor semakin percaya untuk tetap

berinvestasi. Hal tersebut juga dikarenakan semakin banyaknya pengembang

proyek yang membangun berbagai macam hunian seperti, perumahan, kawasan

apartemen dan lain sebagainya. Semakin berkembangnya suatu sektor, seperti

sektor property dan real estate mendorong adanya kemungkinan terjadi

kecurangan. Menurut Sudaryatmo sebagai ketua Yayasan Lembaga Konsumen

Indonesia terjadi peningkatan pada pengaduan kasus hukum sektor property oleh

konsumen ke Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, dan kasus pada sektor ini

telah berada diurutan kedua setelah sektor keuangan dan perbankan (kompas,

2015). Berdasarkan data Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia terdapat 157

kasus pengaduan sektor property yang ditujukan kepada sekitar 100 pengembang.

Jumlah tersebut melonjak 12,7 persen dari tahun sebelumnya yakni 121 kasus.

Dari keseluruhan kasus terdapat 17 jenis keluhan, seperti pengembang ingkar

janji, keterlambatan serah terima unit bangunan, keterlambatan serah terima

sertifikat, pengembalian dana yang tidak segera diselesaikan, ketersediaan fasilitas

khusus dan umum, perbedaan kualitas, spesifikasi, dan desain tata letak bangunan,

perjanjian pengikatan jual beli, akta jual beli dan hak guna bangunan, iuran

pengelola lingkungan, penjadwalan ulang cicilan, tanah property yang dijual

mengalami sengketa, perbedaan luas selisih bangunan, promo brosur yang tidak

sesuai, keanggotaan Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun,

Page 23: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

5

pelayanan yang tidak memuaskan, dan keluhan lainnya. Meningkatnya jumlah

pengaduan, menempatkan sektor property ditempat kedua tertinggi setalah

perbankan atau 13,7 persen dari total sebanyak 1.192 pengaduan (kompas.com,

2015).

Beberapa kasus fraud juga dilakukan oleh beberapa perusahaan besar

pemegang proyek di Indonesia yang terjadi pada PT. Waskita Karya yang

merekayasa laporan keuangan sejak tahun buku 2004-2008, yakni ditemukannya

pencatatan yang tidak sesuai, dimana terdapat kelebihan pencatatan Rp 400 miliar.

Sedangkan kasus-kasus kecurangan pelaporan keuangan yang terjadi di Bursa

Efek Indonesia (BEI) antara lain dijatuhkannya sanksi kepada PT. Bakrie and

Brothers Tbk., PT. Bakrie Sumatra Plantation Tbk., PT. Energi Mega Persada

Tbk., dan PT. Benakat Petrolum Energy Tbk., karena terbukti memoles laporan

keuangannya melalui penyajian laba supaya tampak menguntungkan, dan

berharap publik tertarik membeli saham mereka untuk meningkatkan harga

saham.

Beberapa skandal akuntansi mengenai kecurangan laporan keuangan yang

terjadi di beberapa negara maju dan negara berkembang juga memberikan bukti

bahwa adanya kegagalan audit yang disebabkan karena kurangnya

pengidentifikasian dan pendektesian faktor-faktor risiko yang potensial sehingga

menyebabkan klien audit melakukan kecurangan tersebut. Masalah tersebut juga

terjadi karena adanya kesenjangan komunikasi antara pemakai laporan keuangan

dengan apa yang dipraktikkan oleh auditor independen. Pemakai laporan

keuangan berharap auditor independen tidak hanya menguji kewajaran laporan

Page 24: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

6

keuangan saja tetapi auditor independen dapat menemukan semua jenis fraud,

baik yang melekat pada laporan keuangan maupun yang berupa pencurian aset.

Adapun kasus kecurangan yang terjadi di beberapa negara, yaitu:

Tabel 1.1

Kasus kecurangan yang terjadi di beberapa negara

Negara Perusahaan Kasus

Indonesia Sentul City Ditetapkan direktur utama, sebagai

tersangka korupsi, terkait kasus

konversi hutan di Kabupaten Bogor.

Selain itu, tahun 2005 perusahaan ini

digugat pailit oleh konsumennya

Azelia Birrer terkait keterlambatan

serah terima untuk obyek perikatan

jual beli berupa tanah dan bangunan

di klaster R-21, perumahan Sentul

City, Bogor yang telah dibayar lunas

oleh 4 konsumen (Kompas.com,

diakses 25 Juli 2016).

Indonesia PT Kimia Farma Pada 31 Desember 2001 PT Kimia

Farma melakukan kecurangan laporan

keuangan yang berupa salah saji laba

bersih untuk periode 31 Desember

2001. Perusahaan ini juga melakukan

pencatatan ganda atas penjualan dua

unit usaha. Perusahaan ini

memanipulasi data keuangan dan

laporan keuangannya dengan tujuan

untuk menunjukkan keadaan

keuangan perusahaan tetap baik dan

stabil (kompasiana.com, diakses 25

Juli 2016).

Indonesia

Agung Podomoro Land Suap proyek reklamasi Pluit City

Jakarta terhadap anggota Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

DKI Jakarta senilai Rp 1.140.000.000.

Dalam kasus ini Ariesman Widjaja

selaku direktur Agung Podomoro land

ditetapkan sebagai tersangka dan

dakwa dengan hukuman 3 tahun

penjara serta denda 250 juta.

(kompasiana, diakses 25 Juli 2016)

Page 25: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

7

Negara Perusahaan Kasus

Amerika

Serikat

Enron Terdapat hutang perusahaan yang

tidak dilaporkan senilai lebih dari 1

miliar US$ dengan pengungkapan ini

nilai investasi dan laba yang ditahan

berkurang dalam jumlah yang sama.

Penghancuran dokumen yang

berkaitan dengan kebangkrutan Enron

(Kompasiana, diakses 25 Juli 2016).

Amerika

Serikat

Health South

Corporation

Overstated pendapatan hingga US $

1,4 miliar selama empat tahun (Detik

Finance, diakses 25 Mei 2016).

Aemrika

Serikat

Worldcom Total pengeluaran operasional normal

senilai US $ 3,8 miliar yang

seharusnya dicatat sebagai

pengeluaran untuk tahun keuangan

berlangsung, diperlakukan sebagai

investasi dan dihitung untuk bertahun-

tahun. Tahun 2001 memanipulasi

keuntungan US $ 1,3Miliar (Detik

Finance, diakses 25 Juli 2016).

Jepang Kanebo Limited Menggelembungkan keuntungan

sebesar US $ 2 miliar lebih dari lima

tahun periode (The Japan Times,

diakses 25 Juli 2016).

India Satyam Computer

Servces

Overstated nilai piutang semesar US $

100 miliar dan mencatat kewajiban

lebih rendah dari yang seharusnya

sebesar US $ 250 miliar yang

dilakukan untuk kepentingan pribadi

pendiri perusahaan (Mukhsonorofi,

diakses 25 Juli, 2016).

Sumber: Berbagai literatur dan media online

Dari kasus-kasus skandal akuntansi di atas yang terjadi dalam beberapa

tahun belakangan ini memberikan bukti yang kuat adanya kegagalan manajemen

dalam perusahaan yang berdampak kerugian pada para pelaku bisnis. Walaupun

beberapa kasus salah saji yang terjadi belum tentu terkait dengan masalah

kecurangan, tetapi faktor resiko yang berkaitan dengan kecurangan oleh

manajemen terbukti ada. Tindak kecurangan laporan keuangan memungkinkan

Page 26: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

8

manajemen untuk memodifikasi laporan keuangan dengan memilih kebijakan atau

metode akuntansi yang dapat menghasilkan angka laba sesuai dengan kebutuhan

manajemen sehingga mendorong timbulnya perilaku menyimpang, yang salah

satu bentuknya adalah manajemen laba.

Pada dasarnya fraud tidak akan muncul bilamana seseorang memiliki

kemampuan dengan disertai kontrol diri yang baik. Wolfe dan Hermanson (2004)

berpendapat bahwa penipuan tidak akan terjadi tanpa orang yang tepat dengan

kemampuan yang tepat untuk melaksanakan setiap detail dari penipuan. Elemen

kemampuan ini dapat digunakan untuk menilai risiko kecurangan, dikarenakan

posisi seseorang dalam organisasi dapat memberikan kemampuan dalam

memafaatkan kesempatan untuk melakukan penipuan, orang yang tepat dengan

kemampuan yang tepat akan cukup cerdas untuk memanfaatkan kelemahan

pengendalian internal, fungsi, akses wewenang untuk keuntungannya, serta orang

yang tepat dan memiliki ego yang kuat, serta keyakinan bahwa dia tidak akan

terdeteksi melakukan kecurangan. Secara umum, kecurangan (fraud) akan selalu

terjadi ketika tidak adanya pencegahan dan pendeteksian sebelumnya. Oleh

karena itu terdapat beberapa cara untuk mendeteksi kecurangan salah satunya

adalah fraud triangle. Cressey (1953) dalam Skousen et al. (2008)

mengemukakan tiga kondisi berupa kerangka untuk mengidentifikasi faktor -

faktor yang mempengaruhi tindakan kecurangan yaitu pressure (tekanan),

opportunity (kesempatan), dan rationalization (rasionalisasi) yang disebut sebagai

fraud triangle.

Page 27: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

9

Tekanan adalah motivasi seseorang untuk melakukan penipuan, biasanya

karena beban keuangan. Tekanan juga dapat dikatakan sebagai keinginan atau

intuisi seseorang yang terdesak melakukan kejahatan. Menurut SAS No. 99 dalam

Skousen et al. (2008) terdapat beberapa kondisi terkait dengan tekanan yang

mengakibatkan seseorang untuk melakukan kecurangan yaitu financial stability

(stabilitas keuangan), external pressure (tekanan pihak luar), personal financial

need (kebutuhan keuangan pribadi), financial target (target keuangan). SAS No.

99 mengklasifikasikan opportunity yang mungkin terjadi pada kecurangan laporan

keuangan menjadi tiga kategori. Jenis peluang tersebut termasuk nature of

industry, effective monitoring, dan organizational structure. Rationalization

menurut SAS no.9 merupakan elemen dari fraud triangle yang paling sulit di ukur

karena rasionalisasi adalah sikap yang memperbolehkan seseorang melakukan

kecurangan, dan menganggap tindakannya tersebut tidaklah salah. Mereka yang

terlibat dalam penipuan laporan keuangan mampu merasionalisasi tindakan

penipuan secara konsisten dengan kode etik mereka (Suyanto, 2009). Sehingga

ada beberapa kondisi terkait dengan mersaionalisasikan untuk berbuat kecurangan

diantarnya auditor switchings (pergantian KAP) dan opini audit.

Beberapa peneliti telah menguji faktor-faktor yang mempengaruhi

fraudulent financial statement dan memiliki hasil empiris yang berbeda antara

satu dengan yang lainnya. Skousen et al. (2009) mengembangkan variabel yang

berfungsi sebagai ukuran proksi untuk tekanan, kesempatan, dan rasionalisasi.

Penelitian mengidentifikasi lima proksi pressure dan dua proksi opportunity

yang secara signifikan berhubungan dengan kecurangan. Hasil penelitian

Page 28: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

10

menunjukkan pertumbuhan aset yang cepat, peningkatan kebutuhan uang tunai,

dan pembiayaan eksternal yang secara positif berkaitan dengan kemungkinan

terjadinya fraud. Selanjutnya, kepemilikan saham eksternal dan internal serta

kontrol dewan direksi juga terkait dengan peningkatan finacial statement fraud.

Selain itu, dia juga menemukan bahwa ekspansi jumlah anggota independen di

komite audit berhubungan negatif dengan terjadinya kecurangan.

Penelitian yang dilakukan oleh Hasnan et al. (2013) mencoba menguji

faktor-faktor yang termasuk dalam fraud triangle yang terkait dengan kecurangan,

yaitu dengan mengidentifikasi tiga proksi untuk rasionalisasi manajemen, empat

proksi untuk motif manajemen, dan tiga proksi untuk peluang melakukan

kecurangan. Dari penelitiannya didapatkan hasil bahwa: terkait dengan

rasionalisasi, pelanggaran sebelumnya dan pendiri di dewan direksi berhubungan

positif dan signifikan terhadap kecurangan; terkait dengan motif, kesulitan

keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kecurangan, sedangkan

kepemilikan keluarga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kecurangan;

terkait dengan peluang, ditemukan bukti bahwa multijabatan dewan direksi dan

kualitas audit berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kecurangan.

Sukirman dan Sari (2013) melakukan penelitian terkait faktor-faktor

pembentuk fraud triangle antara perusahaan yang melakukan fraud dan yang

tidak melakukan fraud. Hasil penelitian menunujukkan bahwa financial stability,

external pressure, financial target, dan nature of industry tidak berpengaruh

terhadap fraud. Hanya satu variabel yang berpengaruh terhadap fraud yaitu audit

report yang merupakan proksi dari rasionalisasi. Hal berbeda terjadi pada

Page 29: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

11

penelitian yang dilakukan oleh Fimanaya dan Syafruddin (2014) mengenai

analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kecurangan laporan keuangan. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa variabel profitabilitas berpengaruh negatif

terhadap kemungkinan kecurangan laporan keuangan. Sedangkan variabel

leverage keuangan, rasio perputaran modal, transaksi pihak istimewa, ukuran

perusahaan audit, rasio persediaan per total aset, pergantian auditor, opini audit,

dan kemampuan going concern tidak berpengaruh signifikan.

Dari beberapa penelitian di atas menunjukkan bahwa masih ada hasil

penelitian yang tidak konsisten dan variabel yang masih jarang diteliti. Atas dasar

ketidakkonsistenan hasil temuan beberapa peneliti sebelumnya dan masih

terdapat variabel yang masih jarang dilakukan dalam penelitian, maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh faktor-faktor dalam

perspektif fraud triangle terhadap fraudulent financial statement.

Penelitian mengenai pendeteksian fraudulent financial stataement

sebelumnya pernah dilakukan oleh Martantya Daljono (2013), Sihombing dan

Rahardjo (2014), dan Mafiana Anisya (2015). Namun, penelitian ini berbeda

dengan yang dilakukan Martantya Daljono (2013), Sihombing dan Rahardjo

(2014), dan Mafiana Anisya (2015) dalam beberapa hal. Pertama, penelitian ini

menggunakan Model F-Score sebagai proksi fraudulent financial statement untuk

membedakan perusahaan dalam kelompok sampel fraud dan non fraud.

Kedua, model regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik.

Ketiga, penelitian ini menggunakan delapan variabel proksi independen yaitu

Page 30: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

12

financial stability, external pressure, financial target, transaksi pihak istimewa,

audit delay, efffective of monitoring, opini audit dan auditor switching.

Variabel yang merupakan proksi dari pressure adalah financial stability,

external pressure dan financial target. Financial stability merupakan suatu

keadaan yang menggambarkan keuangan perusahaan dalam kondisi tidak stabil.

Variabel ini dapat diukur dengan proksi ACHANGE yang merupakan rasio

perubahan aset selama dua tahun. External pressure merupakan tekanan yang

berlebihan bagi manajemen untuk memenuhi persyaratan atau harapan dari pihak

ketiga. Oleh karena itu external pressure pada penelitian ini diproksikan dengan

rasio leverage (LEV). Rasio leverage dihitung dengan rumus Debt to Assets

Ratio. Return on Asset dijadikan sebagai proksi untuk variabel financial targets

dalam penelitian ini. Return on Asset (ROA) merupakan bagian dari rasio

profitabilitas dalam analisis laporan keuangan atau pengukuran kinerja perusahaan

Opportunity dalam penelitian ini diproksikan dengan tiga variabel yaitu

transaksi pihak istimewa, audit delay dan efffective of monitoring. Transaksi pihak

istimewa diproksikan dengan total piutang pada pihak yang memiliki hubungan

istimewa terhadap total piutang perusahaan, dalam penelitian ini transaksi pihak

istimewa diukur dengan persentase total piutang terhadap jumlah piutang pada

pihak istimewa (RPT%). Audit delay adalah lama waktu penyelesaian audit dari

tanggal penutupan buku sampai diterbitkannya laporan auditor pada tahun t-1.

Sedangkan efffective of monitoring merupakan suatu keadaan perusahaan

dimana terdapat internal control yang baik, sehingga variabel tersebut di ukur

Page 31: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

13

dengan menggunakan jumlah perbandingan dewan komisaris dengan komisaris

independen.

Rationalization merupakan merupakan pilar ketiga dari fraud triangle

yang sulit untuk mengukurnya. Variabel yang merupakan proksi dari

rationalization adalah opini audit dan auditor switching. Opini audit merupakan

merupakan bentuk tolerir dari auditor atas manajemen laba sehingga dalam

penelitian ini diukur dengan variabel dummy. Apabila perusahaan yang mendapat

opini wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas maka diberi kode 1, dan

apabila perusahaan yang mendapat selain opini tersebut maka diberi kode 0.

Auditor switching merupakan pergantian auditor eksternal sebagai upaya untuk

menghilangkan jejak fraud yang ditemukan oleh auditor sebelumnya. Selain

diukur dengan pergantian auditor eksternal.

Variabel proksi tersebut mewakili variabel independen dalam fraud

triangle yaitu tekanan (pressure), kesempatan (opportunity), rasionalisasi

(rationalization). Periode pengamatan yang peneliti lakukan yaitu empat tahun

dari tahun 2011 – 2015 dengan sampel perusahaan jasa sektor property dan real

estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berturut–turut dalam periode

pengamatan. Peneliti memilih sektor tersebut dikarenakan semakin banyaknya

kasus terkait dengan sektor property seperti yang telah diuraikan sebelumnya.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis melakukan penelitian yang berjudul

“Pendeteksian Fraudulent Financial Statement Dalam Perspektif Fraud

Triangle (Studi Empiris Perusahaan Jasa Sektor Property dan Real Estate

yang terdaftar di BEI tahun 2011-2015)”

Page 32: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

14

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, rumusan masalah dalam

penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah probabilitas fraudulent financial statement secara simultan dapat

terprediksi dengan financial stability, external pressure, financial target,

transaksi pihak istimewa, audit delay, efffective of monitoring, opini audit,

dan auditor switching?

2. Apakah probabilitas fraudulent financial statament secara parsial dapat

terprediksi dengan financial stability?

3. Apakah probabilitas fraudulent financial statament secara parsial dapat

terprediksi dengan external pressure?

4. Apakah probabilitas fraudulent financial statament secara parsial dapat

terprediksi dengan financial target?

5. Apakah probabilitas fraudulent financial statament secara parsial dapat

terprediksi dengan transaksi pihak istimewa?

6. Apakah probabilitas fraudulent financial statament secara parsial dapat

terprediksi dengan audit delay?

7. Apakah probabilitas fraudulent financial statament secara parsial dapat

terprediksi dengan efffective of monitoring?

8. Apakah probabilitas fraudulent financial statament secara parsial dapat

terprediksi dengan opini audit?

9. Apakah probabilitas fraudulent financial statament secara parsial dapat

terprediksi dengan auditor switching?

Page 33: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

15

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini antara lain:

1. Memperoleh bukti empiris mengenai probabilitas fraudulent financial

statement yang dapat diprediksi dengan financial stability, external

pressure, financial target, transaksi pihak istimewa, audit delat, efffective

of monitoring, opini audit, dan auditor switching.

2. Memperoleh bukti empiris mengenai probabilitas fraudulent financial

statement yang dapat diprediksi dengan financial stability.

3. Memperoleh bukti empiris mengenai probabilitas fraudulent financial

statement yang dapat diprediksi dengan external pressure.

4. Memperoleh bukti empiris mengenai probabilitas fraudulent financial

statement yang dapat diprediksi dengan financial target.

5. Memperoleh bukti empiris mengenai probabilitas fraudulent financial

statement yang dapat diprediksi dengan transaksi pihak istimewa.

6. Memperoleh bukti empiris mengenai probabilitas fraudulent financial

statement yang dapat diprediksi dengan audit delay.

7. Memperoleh bukti empiris mengenai probabilitas fraudulent financial

statement yang dapat diprediksi dengan efffective of monitoring.

8. Memperoleh bukti empiris mengenai probabilitas fraudulent financial

statement yang dapat diprediksi dengan opini audit.

9. Memperoleh bukti empiris mengenai probabilitas fraudulent financial

statement yang dapat diprediksi dengan auditor switching.

Page 34: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

16

1.4 Manfaat Penelitian

Sejalan dengan tujuan penelitian di atas, maka kegunaan penelitian ini

dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Bagi Akademik

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap

pengembangan teori, khususnya dalam bidang akuntansi.

2. Bagi Kantor Akuntan Publik

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan bahan masukan dan

pertimbangan untuk mengambil langkah, tindakan maupun kebijakan

berkaitan dengan pencegahan tindakan kecurangan keuangan.

3. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan bahan untuk pengambilan

kebijakan berkaitan dengan pencegahan tindakan kecurangan keuangan

yang dapat berakibat fatal dalam penurunan kinerja perusahaan.

Page 35: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)

Teori keagenan menyatakan bahwa hubungan keagenan merupakan sebuah

persetujuan di antara dua pihak, yaitu prinsipel (pemilik) dan agen (manajemen),

dimana prinsipel memberikan wewenang kepada agen untuk mengambil

keputusan atas nama prinsipel (Jensen, 1976). Dalam teori keagenan, terdapat

perbedaan kepentingan antara agen dengan prinsipel, sehingga mungkin saja

pihak manajemen tidak selalu melakukan tindakan yang terbaik bagi kepentingan

pemilik. Jensen juga menjelaskan bahwa teori keagenan merupakan cabang dari

game theory yang mempelajari suatu model kontraktual yang mendorong agen

untuk bertindak sesuatu kepada prinsipel saat kepentingan agen bertentangan

dengan kepentingan prinsipel. Prinsipel mendelegasikan pertanggungjawaban atas

pengembalian keputusan kepada agen, dimana wewenang dan tanggungjawab

agen maupun prinsipel diatur dalam kontrak kerja atas persetujuan bersama.

Dalam kenyataannya, wewenang yang diberikan prinsipel kepada agen

sering mendatangkan masalah karena tujuan pemilik berbenturan dengan tujuan

pribadi agen. Dengan kewenangan yang dimiliki, manajemen bisa bertindak

dengan hanya menggantungkan dirinya sendiri dan mengorbankan kepentingan

prinsipel. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan informasi yang dimiliki oleh

keduanya, sehingga menimbulkan adanya asimetri informasi (asymmetric

Page 36: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

18

information). Menurut Jensen dan Meckling (1976), asimetri informasi

merupakan suatu kondisi dimana terdapat ketidakseimbangan perolehan informasi

antara pihak manajemen sebagai penyedia informasi dengan pihak pemegang

saham dan stakeholder pada umumnya sebagai pengguna informasi. Akibat

adanya informasi yang tidak seimbang ini, dapat menimbulkan 2 (dua)

permasalahan yang disebabkan adanya kesulitan prinsipal untuk memonitor dan

melakukan kontrol terhadap tindakan-tindakan agen, permasalahan tersebut

adalah:

1. Moral Hazard, yaitu permasalahan yang muncul jika agen tidak

melaksanakan hal-hal yang telah disepakati bersama dalam kontrak kerja.

2. Adverse selection, yaitu suatu keadaan dimana prinsipal tidak dapat

mengetahui apakah suatu keputusan yang diambil oleh agen benar-benar

didasarkan atas informasi yang telah diperolehnya, atau terjadi sebagai

sebuah kelalaian dalam tugas.

Asimetri informasi dan perbedaan kepentingan inilah yang mendorong

manajemen melakukan pengelolaan atau manajemen atas laba, dimana

manajemen selaku agen memanfaatkan adanya asimetri informasi dengan

prinsipel agar kinerja manajemen selalu terihat baik jika dipandang dari laporan

keuangan yang terlihat stabil (smooth).

Sesuai dengan PSAK No.1, tujuan laporan keuangan adalah memberikan

informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang

bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan

keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukan hasil

Page 37: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

19

pertannggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang

dipercayakan kepada mereka.

Dalam menyajikan laporan keuangan, prinsip akuntansi yang berlaku

umum (Generally Accepted Accounting Principles) memberikan fleksibilitas

terhadap manajemendalam menentukan metode maupun estimasi yang dapat

digunakan. Dengan adanya fleksibilitas tersebut, maka manajemen akan memiliki

diskresi. Perilaku manajemen tersebut dapat bersifat efisien, dimana diskresi

tersebut digunakan untuk meningkatkan nilai perusahaan dan dinilai positif oleh

pasar. Namun, dilain pihak diskresi tersebut dapat mengarahkan perilaku

manajemen menjadi oportunistik, dimana diskresi tersebut dapat mengarahkan

perilaku manajemen untuk keentingan yang menguntungkannya secara pribadi

tetapi merugikan perusahaan dan pemegang saham secara umum.

Perilaku manajemen yang bersifat oportunistik ini lebih jauh dapat

mendorong kemungkinan dilakukannya kecurangan (fraud) dalam pelaporan

keuangan. Untuk itu diperlukan pihak ketiga yang independen untuk menentukan

apakah informasi yang dicatat dalam laporan keuangan tersebut mencerminkan

dengan tepat peristiwa-peristiwa yang terjadi selama periode akuntansu sesuai

dengan kriteria-kriteria tertentu.

2.1.2 Konsep Kecurangan

Kecurangan merupakan suatu tindakan menyimpang berupa penerapan

perilaku negatif yang sering terjadi di kehidupan masyarakat, termasuk dalam

berbagai bidang pekerjaan. Hal yang mendorong seseorang melakukan

kecurangan biasanya karena adanya hambatan dalam pencapaian suatu tujuan

Page 38: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

20

yang dapat dipermudah dengan melakukan tindakan kecurangan tersebut.

Albrecht et al. (2011) mengatakan:

“Fraud is a generic term, and embraces all the multifarious means which

human ingenuity can devise,which are resorted to by one individual, to get

an advantage over another by false representations.”

Berdasarkan pendapat Albrecht et al. (2011) dapat dikatakan bahwa fraud

adalah tindakan bersifat umum dan mencakup beragam makna berupa cara cerdik

seseorang yang dirancang untuk mendapatkan keuntungan dengan penyajian yang

salah.

2.1.3 Tipologi Fraud

The Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) atau Asosiasi

Pemeriksa Kecurangan Bersertifikat, merupakan organisasi profesional bergerak

di bidang pemeriksaan atas kecurangan yang berkedudukan di Amerika Serikat

dan mempunyai tujuan untuk memberantas kecurangan, mengklasifikasikan fraud

dalam beberapa klasifikasi, dan dikenal dengan istilah “ The Fraud Tree” yaitu

sistem klasifikasi mengenai hal-hal yang ditimbulkan oleh kecurangan (Uniform

Occupational Fraud Classification System).

ACFE dalam Tuanakotta (2010) membagi fraud (kecurangan) dalam 3

(tiga) jenis atau tipologi berdasarkan perbuatan yaitu, Corruption (Korupsi), Asset

Missapropriaton (penyalahgunaan aset), dan fraudulent financial (kecurangan

laporan) berikut adalah gambaran dari skema fraud tree.

Page 39: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

21

Gambar 2.1.

Fraud Tree Scheme (Skema Pohon Kecurangan)

Page 40: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

22

1. Corruption (Korupsi)

Korupsi merupakan Fraud paling sulit dideteksi karena korupsi biasanya

tidak dilakukan oleh satu orang saja tetapi sudah melibatkan pihak lain (kolusi).

Korupsi dibagi menjadi empat bentuk yaitu konflik kepentingan (conflicts of

interest), penyuapan (bribery), penerimaan ilegal (illegal gratuities) dan

pemerasan ekonomi (economic extortion).

a. Konflik kepentingan (conflicts of interest)

Konflik kepentingan terjadi ketika pegawai, manajer, atau eksekutif

meletakkan kepentingan pribadi mereka di atas kepentingan perusahaan, yang

dapat berdampak buruk terhadap keberlangsungan perusahaan.

b. Penyuapan (bribery)

Penyuapan merupakan penawaran, pemberian, penerimaan, atau pengajuan

permohonan atas segala sesuatu yang memiliki nilai untuk memengaruhi tindakan

resmi.

c. Penerimaan ilegal (illegal gratuities)

Penerimaan ilegal sama dengan penyuapan, dalam penerimaan ilegal tidak

ada tujuan untuk memengaruhi keputusan bisnis tertentu, tetapi bertujuan untuk

memberi penghargaan terhadap seseorang karena telah membuat keputusan sesuai

yang diinginkannya. Penerimaan ilegal dibuat setelah perjanjian disetujui.

d. Pemerasan ekonomi (economic extortion)

Pemerasan ekonomi merupakan permintaan pembayaran dalam upaya

membuat keputusan atas keinginan pemasok. Pemerasan ekonomi ini kebalikan

dari tindakan penyuapan.

Page 41: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

23

2. Penggelapan Aset (Asset Missapropriation)

Penyimpangan ini meliputi penyalahgunaan atau pencurian aset/harta

perusahaan. Asset missapropriation dalam bentuk penggelapan kas atau cash

missapropriation dilakukan dalam tiga bentuk yaitu skimming, larceny, dan

fraudulent disbursements.

a. Skimming, yaitu tindakan penggelapan kas dari perusahaan sebelum uang

tersebut secara fisik masuk ke perusahaan. Contoh skimming terjadi ketika

pegawai memeperkecil nilai penjualan dan penagihan piutang dengan

mencatat potongan penjualan yang salah atau yang lebih besar dari yang

sebenarnya terjadi, menyalahgunakan pembayaran pelanggan dan menghapus

piutang sebagai “piutang tak tertagih” menggelapkan pembayaran pelanggan

pertama dan kemudian mengurangi akun pelanggan tersebut ketika pelanggan

kedua membayar (penundaan pengakuan pembayaran, yang disebut lapping),

atau bekerja sama dengan pelanggan yang memungkinkan mereka membayar

di luar waktu pembayaran yang disyaratkan.

b. Larceny, yaitu tindakan pencurian kas yang terjadi setelah uang sudah masuk

ke perusahaan.

c. Fraudulent disbursements, yaitu pencurian melalui pengeluaran yang tidak

sah. Fraudulent disbursements terbagi dalam berbagai bentuk yaitu:

1) Billing scheme, yaitu skema dengan menggunakan proses billing atau

pembebanan tagihan sebagai sarananya. Pelaku mendirikan “perusahaan

bayangan” (shell company) yang seolah-olah sebagai vendor perusahaan.

Page 42: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

24

2) Payroll scheme, yaitu skema permainan melalui pembayaran gaji.

Dengan cara membuat karyawan fiktif (ghost employee) atau dalam

pemalsuan jumlah gaji atau jumlah jam kerja.

3) Expense reimbursement schemes, yaitu skema pembayaran kembali

biaya-biaya dengan cara menyamarkan jenis pengeluaran sehingga

perusahaan mau mengganti biaya tersebut atas pengeluaran yang tidak

diganti dan pengeluaran yang fiktif.

4) Check tampering, yaitu skema permainan melalui pelmasuan cek. Hal

yang dipalsukan bisa tanda tangan yang memiliki otoritas, atau

endorsement-nya, atau nama kepada siapa cek dibayarkan.

5) Register disibursement adalah pengeluaran yang sudah masuk dalam

cash register yang dilakukan dengan false refund dan false void. False

refund yaitu, penggelapan dengan seolah-olah ada pelanggan yang

mengembalikan barang dan perusahaan memberikan refund. False void,

hampir sama dengan false refund namun yang dipalsukan adalah

pembatalan penjualan.

Selain penggelapan kas, dalam asset missapropriation juga terjadi pada

aset lainnya seperti persediaan dan aset tetap. Modus yang dilakukan dalam

penggelapan aset yang bukan uang tunai atau uang di bank adalah misuse dan

larceny. Misuse adalah penyalahgunaan, misalnya penggunaan kendaraan

bermotor perusahaan atau aset tetap lainnya untuk kepentingan pribadi. Hal ini

sangat umum terjadi sehingga sering kali dianggap biasa dan bukan merupakan

fraud. Contoh: alat transport (mobil, kapal terbang, helikopter) perusahaan atau

Page 43: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

25

lembaga pemerintah yang dipakai untuk mengangkut barang-barang pribadi atau

inventaris kantor atau instansi pemerintah yang dipinjam selama seseorang

menjabat (misuse) dan tidak mengembalikannya sesudah ia tidak lagi menjabat

(larceny).

3. Fraudulent Statements (Kecurangan Laporan)

Fraudulent Statements dibagi menjadi dua bentuk, fraud dalam

penyusunan laporan keuangan dan fraud dalam meyusun laporan non-keuangan.

Fraud dalam penyusunan laporan keuangan merupakan fraud yang berupa salah

saji (misstatements baik overstatements maupun understatementsi). Sedangkan

fraud dalam meyusun laporan non-keuangan merupakan fraud yang berupa

penyampaian laporan non-keuangan secara menyesatkan, lebih bagus dari

keadaan yang sebenarnya, dan sering kali merupakan pemalsuan atau

pemutarbalikan keadaan.

Selain itu menurut Zimbleman et.al (2014), jenis-jenis fraud

diklasifikasikan menjadi enam jenis, yang digambarkan dalam tabel berikut ini:

Tabel 2.1.

Jenis-Jenis fraud

Jenis Fraud Pelaku Korban Penjelasan

Employee

embezzlement

Pegawai

dalam

organisasi

Pemilik

perusahaan

Pegawai yang menggunakan

posisinya untuk mengambil

atau mengalihkan asset yang

dimiliki perusahaan

Vendor Fraud Pemasok,

tempat

organisasi

membeli

barang atau

jasa

Organisasi

tempat

pemasok

menjual

arang atau

jasa

Pemasok memberikan tagihan

yang berlebihan atau

menyediakan barang dengan

kualitas rendah atau jumlah

barang lebih sedikit dari yang

disepakati

Page 44: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

26

Jenis Fraud Pelaku Korban Penjelasan

Costumer

fraud

Pelanggan

dari

organisasi

Organisasi

yang menjual

kepada

pelanggan

Pelanggan tidak membayar,

membayar terlalu kecil, atau

ingin mendapatkan yang lebih

banyak dari organisasi

melalui penipuan

Management

fraud

Manajemen

perusahaan

Pemegang

saham dan

/atau

pemegang

surat utang

Manajemen memanipulasi

laporan keuangan untuk

membuat perusahaan terlihat

lebih baik daripada yang

seharusnya

Invesment

scams

Perseorangan

Investor Melakukan kebohongan

investasi dengan menanam

modal

Misscellaneous

fraud

Semua

pihak-

tergantung

situasi

Semua pihak-

tergantung

situasi

Setiap kali ada pihak yang

mencoba mengambil

keuntungan dari kepercayaan

orang lain untuk menipu atau

melakukan kecurangan

terhadap orang tersebut

Sumber : Zimbleman et. al (2014)

2.1.4 Teori Segitiga Kecurangan (Fraud Triangle Theory)

Konsep teori ini pertama kali dikemukakan oleh Donald R. Cressey dalam

(Tuanakotta 2012:205) ketika menulis disertasi doktornya dalam bidang sosiologi

tentang para pegawai yang mencuri uang perusahaan (embezzlers). Ia mewancarai

200 orang yang dipenjara karena fraud. Cressey tertarik pada embezzlers yang

disebutnya ”trust violators” atau “pelanggar kepercayaan”, yakni mereka yang

melanggar kepercayaan amanah yang dititipkan kepada mereka. Ia secara khusus

tertarik pada hal-hal yang menyebabkan mereka menyerah kepada godaan. Namun

ia tidak meneliti seseorang yang memang mencari pekerjaan dengan tujuan

mencuri. Penelitiannya diterbitkan dengan judul other People’s Money: A Study in

the Social Psychology of Embezzlement.

Page 45: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

27

FRAUD

TRIANGLE

OPPORTUNITY

PRESSURE RATIONALIZATION

Ada tiga elemen Fraud triangle, antara lain: Opportunity (kesempatan),

Pressure (tekanan), dan Rationalization (rasionalisasi). Berikut ini Fraud

Triangle divisualisasikan dalam Gambar 2.2:

Gambar 2.2.

Skema Fraud Triangle

A. Pressure (Tekanan/Motif)

Pressure (tekanan) merupakan dorongan orang untuk melakukan fraud.

Contoh-contoh dari tekanan yang dirasakan, yang dapat mendorong terjadinya

kecurangan laporan keuangan antara lain adalah kerugian finansial, kegagalan

dalam memenuhi ekspektasi pendapatan. Atau ketidakmampuan untuk bersaing

dengan perusahaan lain. Menurut Albrecht et al. (2011), Pressure dapat

dikategorikan kedalam tiga kelompok, yaitu:

1. Tekanan Finansial (Financial Pressures)

Tekanan finansial yang sering diselesaikan dengan mencuri (fraud) dapat

disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:

a. Keserakahan (greedy)

b. Standar hidup yang terlalu tinggi (living beyond one’s means)

c. Banyaknya tagihan dan utang (high bills or personal debt)

Page 46: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

28

d. Kredit yang hampir jatuh tempo (poor credit)

e. Kebutuhan hidup yang tidak terduga (unexpected financial needs)

2. Tekanan akan Kebiasaan Buruk (Vices Pressures)

Vices Pressures disebabkan oleh dorongan untuk memenuhi kebiasaan

yang buruk, misalnya berhubungan dengan: judi, obat-obat terlarang, alkohol,

dan barang-barang mahal yang sifatnya negatif. Sebagai contoh, seseorang yang

suka berjudi akan terdorong untuk melakukan apapun untuk memperoleh uang

sebagai taruhan (gambling).

3. Tekanan yang Berhubungan dengan Pekerjaan (Work-Related Pressures)

Tidak adanya kepuasan kerja yang diperoleh karyawan, misalnya:

kurangnya perhatian dari manajemen, adanya ketidakadilan, dan sebagainya,

dapat membuat karyawan harus melakukan fraud untuk memperoleh “imbalan”

atas kerja kerasnya.

Shelton (2014) menyatakan bahwa tekanan adalah motivasi seseorang

untuk melakukan penipuan, biasanya karena beban keuangan. Tekanan juga dapat

dikatakan sebagai keinginan atau intuisi seseorang yang terdesak melakukan

kejahatan. Menurut SAS No. 99 dalam Skousen et al. (2008) terdapat beberapa

kondisi terkait dengan tekanan yang mengakibatkan seseorang untuk melakukan

kecurangan yaitu:

1. Stabilitas Keuangan (financial stability)

Financial stability merupakan keadaan yang menggambarkan kondisi

keuangan perusahaan dalam kondisi stabil. Menurut SAS No. 99 dalam Skousen

et al. (2008) dijelaskan bahwa manajer menghadapi tekanan untuk melakukan

Page 47: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

29

kecurangan dan manipulasi laporan keuangan ketika stabilitas keuangan dan

profitabilitas perusahaannya terancam kondisi ekonomi, industri, dan situasi

lainnya. Selain itu, bentuk manipulasi pada laporan keuangan yang dilakukan oleh

manajemen berkaitan dengan pertumbuhan aset perusahaan. Loebbecke dan Bell

dalam Skousen et al. (2008) mengindikasi perusahaan yang mengalami

pertumbuhan di bawah rata-rata industri, memungkinan manajemen untuk

manipulasi laporan keuangan untuk meningkatkan prospek perusahaan. Beasley et

al. dalam Skousen et al. (2008) mengatakan salah satu upaya memanipulasi

laporan keuangan adalah terkait dengan pertumbuhan aset. Oleh karena itu, rasio

perubahan total aset dijadikan proksi pada variabel stabilitas keuangan (financial

stability). Skousen et al. (2008) juga membuktikan pendapat tersebut bahwa

semakin besar rasio perubahan total aset suatu perusahaan, maka kemungkinan

dilakukannya kecurangan laporan keuangan suatu perusahaan semakin tinggi.

2. Tekanan Eksternal (external pressure)

Skousen et al. (2008) mengatakan sumber tekanan eksternal salah satunya

adalah dengan kemampuan perusahaan dalam membayar utang atau memenuhi

persyaratan utang. Selain itu, manajer juga dimungkinkan memiliki tekanan untuk

mendapatkan tambahan utang atau modal. Sehingga dapat digunakan rasio

leverage yaitu debt to asset ratio dalam variabel proxy ini.

3. Kebutuhan Keuangan Pribadi (personal financial need)

Dunn (2004) dalam Skousen et al. (2008) mengindikasi bahwa manajemen

maupun direksi perusahaan cenderung akan memanipulasi keadaan keuangannya

untuk kebutuhan pribadinya, dan dapat mengancam kondisi perusahaan.

Page 48: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

30

4. Target Keuangan (financial target)

Skousen et al. (2008) mengatakan return on total aset (ROA) adalah

ukuran kinerja operasional secara luas digunakan untuk menunjukkan seberapa

efisien aset telah digunakan. ROA sering digunakan dalam menilai manajer

kinerja.

B. Opportunity (Kesempatan)

Kesempatan adalah kondisi yang memungkinkan untuk dilakukannya

suatu kejahatan. Shelton (2014) menyatakan kesempatan adalah metode kejahatan

yang bisa dilakukan, seperti beban keuangan. Menurut SAS No. 99 dalam

Skousen et al. (2008) terdapat beberapa kondisi terkait dengan kesempatan yang

mengakibatkan seseorang untuk melakukan kecurangan yaitu:

1. Kondisi industri Loebbecke et al., (1989) dalam Skousen et al. (2008)

mengamati sejumlah penipuan melibatkan piutang dan persediaan. Selain

itu, Summers dan Sweeney (1998) dalam Skousen et al., (2008)

memperkirakan catatan piutang tak tertagih dan persediaan usang dapat

digunakan manajemen untuk mengidentifikasi manipulasi laporan

keuangan.

2. Efffective of monitoring Dun dkk.(2004) dalam Skousen et al. (2008)

mengatakan bahwa perusahaan yang melakukan fraud secara konsisten

memiliki lebih sedikit anggota dewan komisaris eksternal dibandingkan

dengan perusahaan yang tidak melakukan penipuan. Oleh karena itu, dapat

menggunakan BDOUT untuk mengetahui persentase anggota dewan

komisaris eksternal. Penelitian yang dilakukan Skousen et al. (2008)

Page 49: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

31

menunjukan bahwa rasio dewan komisaris independen tidak berpengaruh

terhadap kecurangan laporan keuangan.

3. Struktur Organisasional Dun dkk., (2004) dalam Skousen et al. (2008)

menyimpulkan bahwa CEO dengan kedudukannya dapat mendominasi

pengambilan keputusan. Struktur organisasi dapat memberikan gambaran

pengendalian internal dan arus hubungan vertikal maupun horizontal pihak

– pihak yang bertanggungjawab dalam perusahaan. Dalam penelitian ini

menggunakan tiga variabel dalam elemen opportunity yaitu, transaksi

pihak istimewa, audit delay dan Efffective of monitoring.

C. Rasionalization (Rasionalisasi)

Rasionalisasi merupakan elemen ketiga dari fraud triange dan paling sulit

diukur (Skousen et al., 2008). Rasionalisasi adalah sikap yang memperbolehkan

seseorang melakukan kecurangan, dan menganggap tindakannya tersebut tidaklah

salah. Mereka yang terlibat dalam penipuan laporan keuangan mampu

merasionalisasi tindakan penipuan secara konsisten dengan kode etik

mereka (Suyanto, 2009). Ada beberapa kondisi terkait dengan kesempatan yang

mengakibatkan seseorang untuk melakukan kecurangan yaitu:

1. Auditor switching

Auditor switching merupakan pergantian KAP yang dilakukan oleh

perusahaan. Pergantian tersebut dapat disebabkan oleh faktor yang berasal dari

klien atau auditor. Pergantian auditor dapat dilakukan baik secara mandatory

maupun secara voluntary. Pergantian auditor secara mandatory (wajib)

pergantian auditor yang dilakukan sesuai dengan ketentuan yang diatur

Page 50: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

32

pemerintah. Sedangkan pergantian auditor secara voluntary (sukarela) adalah

pergantian auditor yang dilakukan diluar ketentuan yang diatur oleh

pemerintah.

Menurut Febrianto (2009), pergantian auditor secara wajib terjadi karena

adanya pemisahan secara paksa oleh peraturan. Sedangkan pergantian auditor

secara sukarela terjadi karena adanya dua hal yaitu auditor mengundurkan diri

atau auditor dipecat oleh klien. Auditor sendiri bisa mengundurkan diri dari

penugasan jika risiko yang mereka hadapi dari mengaudit satu klien membesar.

Risiko tersebut bisa muncul karena, misalnya, ketidaksepakatan atas satu estimat

akuntansi. Klien bisa memecat auditornya karena ketidaksepakatan dengan

auditor terkait tentang isu praktik akuntansi tertentu. Oleh karena itu diprediksi

klien akan mencari auditor yang akan bersepakat dengan praktik akuntansi yang

mereka usulkan.

Pemerintah telah mengatur kewajiban rotasi auditor dengan

dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

17/PMK.01/2008 pasal 3 tentang “Jasa Akuntan Publik” (perubahan atas

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 359/KMK.06/2003). Peraturan ini

menyatakan bahwa pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu

entitas dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) paling lama untuk 6 (enam)

tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik (AP) paling lama

untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Akuntan publik dan kantor akuntan boleh

menerima kembali penugasan setelah satu tahun buku tidak memberikan jasa

audit kepada klien yang di tersebut. Selanjutnya peraturan tersebut direvisi dengan

Page 51: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

33

dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) No. 20 tahun 2015 tentang “Praktik

Akuntan Publik”. Berkaitan dengan aturan rotasi jasa akuntan publik diatur dalam

Pasal 11 PP 20/2015 tersebut, dimana dalam Pasal 11 ayat (1) dijelaskan bahwa

pemberian jasa audit atas informasi keuangan historis terhadap suatu entitas oleh

seorang Akuntan Publik dibatasi paling lama untuk 5 (lima) tahun buku berturut-

turut. Akuntan Publik dapat memberikan kembali jasa audit atas informasi

keuangan historis terhadap entitas sebagaimana dimaksud pada ayat setelah 2

(dua) tahun buku berturut-turut tidak memberikan jasa tersebut (pasal 11 ayat 4).

Berdasarkan PMK 17/2008 sebuah KAP dibatasi hanya boleh melakukan

audit laporan keuangan historis perusahaan dalam 6 tahun berturut-turut dan AP

dalam 3 tahun berturut-turut. Sedangkan berdasarkan PP 20/2015 ini tidak ada

pembatasan lagi untuk KAP. Adapun pembatasan hanya berlaku untuk AP yaitu

selama 5 tahun buku berturut-turut.

2. Opini audit

Skousen et al. (2008) berpendapat bahwa rasionalisasi adalah faktor yang

masih sulit untuk dideteksi. Auditor dapat memberikan beberapa opini atas

perusahaan yang diauditnya sesuai dengan kondisi yang terjadi pada perusahaan

tersebut. Salah satu opini auditor yang diberikan adalah wajar tanpa pengecualian

dengan bahasa penjelas.. Francis dan Krishnan (1999) dalam Skousen et al.

(2008) menggunakan opini audit sebagai proksi dari rasionalisasi. Hal tersebut

karena rasionalisasi mengindikasikan pembenaran atas kesalahan yang dilakukan.

Page 52: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

34

2.2 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu mengenai financial statement fraud yang

dijadikan acuan oleh peneliti dalam melakukan penelitian dapat dilihat pada tabel

2.2. berikut ini.

Tabel 2.2. Penelitian Terdahulu

No. Nama

Peneliti

Judul Metode

Analisis

Hasil Penelitian

1. Skousen et

al.

(2009)

Detecting and

predicting

financial

statement

fraud: The

effectiveness of

the fraud

triangle and

SAS No. 99

Regresi

logistik

Variabel financial

stability, external

pressure, personal

financial need,

ineffective monitoring,

dan organizational

structure berpengaruh

signifikan terhadap

financial statement

fraud

2. Ema

Kurniawati

dan Surya

Raharja

(2012)

Faktor-faktor

yang

mempengaruhi

financial

statment fraud

dalam

perspektif

fraud tiangle

Regresi

Logistik

Semua variabel dalam

penelitian berpengaruh

positif terhadap

fraudulent financial

statement

3. Sihombing

dan Rahardjo

(2014)

Analisis Fraud

Diamond

dalam

Mendeteksi

Financial

Statement

Fraud

Regresi

linier

berganda

Variabel financial

stability, external

pressure, nature of

industry, dan

rationalization terbukti

berpengaruh terhadap

financial statement

fraud.

4. Sukirman dan

Sari (2013)

Model Deteksi

Kecurangan

Berbasis

Fraud

Triangle

Regresi

logistik

Variabel audit report

yang merupakan proksi

dari rasionalisasi

berpengaruh terhadap

fraud

5. Susmita

Ardiyani dan

Nanik Sri

Analisis

Determinan

Financial

Regresi

logiistik

Variabel external

pressure, variabel

nature of industry,

Page 53: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

35

No. Nama

Peneliti

Judul Metode

Analisis

Hasil Penelitian

Utaminingsih

(2015)

Statement

Melalui

Pendekatan

Fraud

Triangle.

variabel rasionalisasi,

kualitas audit juga tidak

berpengaruh Terhadap

financial statement

fraud.Hasil dari

pengujian variabel

kontrol yaitu variabel

umur perusahaan dan

total aset tidak mampu

mendeteksi terjadinya

financial statement

fraud.

6. Viva Yustitia

Rini dan

Tarmizi

Achmad

(2012)

Analisis

prediksi

potensi risiko

fraudulent

financial

statement

melalui fraud

score model

Regresi

berganda

Nilai mean dan standar

deviasi yang dimiliki

oleh kelompok

perusahaan pengguna

jasa KAP non big four

lebih besar

dibandingkan dengan

kelompok perusahaan

pembandingnya.

Hal tersebut

menunjukkan bahwa

tingkat risiko fraudulent

financial statement

pada kelompok

perusahaan pengguna

jasa KAP non big four

lebih besar bila

dibandingkan dengan

kelompok perusahaan

pengguna jasa KAP big

four.

7. Ratmono et

al. (2014)

Dapatkah

Teori Fraud

Triangle

Menjelaskan

Kecurangan

dalam

Laporan

Keuangan?

Regresi

logistik

Terdapat hubungan

positif antara tekanan

dan kesempatan dengan

kecurangan laporan

keuangan. Sedangkan

rasionalisasi tidak

didukung sebagai

determinan kecurangan

laporan keuangan.

Page 54: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

36

No. Nama

Peneliti

Judul Metode

Analisis

Hasil Penelitian

8. Rachmawati

dan Marsono

(2014)

Pengaruh

Faktor-Faktor

Dalam

Perspektif

Fraud

Triangle

Terhadap

Fraudulent

Financial

Reporting

Regresi

logistik

Variabel multijabatan

dewan direksi dan

pergantian auditor

berpengaruh signifikan

terhadap kecurangan

pelaporan keuangan

9. Martantya

dan Daljono

(2013).

Pendeteksian

Kecurangan

Laporan

Keuangan

Melalui Faktor

Risiko

Tekanan Dan

Peluang

Regresi

logistik

Variabel stabilitas

keuangan dan variabel

target keuangan terbukti

berpengaruh secara

signifikan terhadap

kemungkinan terjadinya

kecurangan laporan

keuangan. Sedangkan

Variabel tekanan

eksternal, variabel

kepemilikan manajerial,

dan variabel efektivitas

pengawasan terbukti

tidak berpengaruh

secara signifikan

terhadap kemungkinan

terjadinya kecurangan

laporan keuangan.

Variabel ukuran

perusahaan tidak dapat

dijadikan kontrol dalam

mendeteksi

kemungkinan adanya

kecurangan laporan

keuangan

10. Richardson et

al. (2004)

Accrual

Reliability,

Earnings

Persistence

And Stock

Prices.

F-Score Beberapa kategori

akrual yang telah

diabaikan oleh

penelitian sebelumnya

memiliki keandalan

yang sangat rendah.

Besarnya yang security

mispricing yang

Page 55: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

37

No. Nama

Peneliti

Judul Metode

Analisis

Hasil Penelitian

berkaitan dengan akrual

secara signifikan lebih

besar daripada yang

didokumentasikan oleh

Sloan (1996).

Sumber: Berbagai literature pendukung penelitian

2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis dan Pengembangan Hipotesis

2.3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

a. Pengaruh Financial Stability terhadap Fraudulent Financial Statement

Ketika suatu perusahaan berada dalam kondisi stabil maka nilai

perusahaan akan naik dalam pandangan investor, kreditor, dan publik. Menurut

SAS No. 99 (AICPA, 2002), manajer menghadapi tekanan untuk melakukan

kecurangan laporan keuangan ketika stabilitas keuangan dan/atau profitabilitas

yang terancam oleh keadaaan ekonomi, industri, atau situasi entitas yang

beroperasi. Financial stability merupakan keadaan yang menggambarkan

kondisi ketidakstabilan keuangan perusahaan (Skousen et al., 2009).

Kondisi perusahaan yang tidak stabil akan menimbulkan tekanan bagi

manajemen karena kinerja perusahaan terlihat menurun di mata publik sehingga

akan menghambat aliran dana investasi di tahun mendatang. Kondisi seperti ini

menunjukan bahwa perusahaan sedang dalam kondisi tidak stabil karena tidak

mampu memaksimalkan aset yang dimiliki serta tidak dapat menggunakan

sumber dana investasi secara efisien (Ratmono et al., 2014)

Loebbecke et al. (1989) and Bell et al. (1991) mengindikasikan bahwa

dimana perusahaan mengalami pertumbuhan berada dibawah rata-rata industri

Page 56: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

38

manajer akan memanipulasi laporan keuangan agar tampak lebih baik. Namun

dengan cepatnya pertumbuhan perusahaan akan tetap memanipulasi laporan

keuangan agar pertumbuhan nampak lebih stabil (Sukirman dan Sari, 2013).

Manajemen seringkali mendapatkan tekanan untuk menunjukkan

bahwa perusahaan telah mampu mengelola aset dengan baik sehingga laba yang

dihasilkannya banyak dan menghasilkan return yang tinggi pula untuk

investor. Dengan alasan demikian, manajemen memanfaatkan laporan

keuangan sebagai alat untuk menutupi kondisi stabilitas keuangan yang buruk

dengan melakukan fraud.

Perusahaan berusaha meningkatkan prospek perusahaan yang baik salah

satunya dengan merekayasa informasi kekayaan aset yang berkaitan dengan

pertumbuhan aset yang dimiliki (Skousen et al., 2009). Oleh karena itu, rasio

perubahan total aset dijadikan proksi pada variabel financial stability. Total aset

menggambarkan kekayaan yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi total aset

yang dimiliki perusahaan menunjukkan kekayaan yang dimiliki semakin banyak.

Penelitian yang dilakukan oleh Skousen et al. (2009) membuktikan bahwa

semakin besar rasio perubahan total aset suatu perusahaan maka probabilitas

dilakukannya tindak kecurangan pada laporan keuangan perusahaan tersebut

semakin tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh Sihombing dan Rahardjo (2014)

dan Tiffani dan Marfuah (2015) juga menunjukkan bahwa financial stability

berpengaruh positif terhadap fraudulent financial reporting.

Page 57: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

39

b. Pengaruh External Pressure terhadap Fraudulent Financial Statement

Skousen et al.(2008) mengatakan sumber tekanan eksternal salah satunya

adalah dengan kemampuan perusahaan dalam membayar utang atau memenuhi

persyaratan utang. Selain itu, manajer juga dimungkinkan memiliki tekanan untuk

mendapatkan tambahan utang atau modal. Hal ini juga diungkapkan oleh Ardiyani

dan Utaminingsih (2015) yang mengatakan external pressure merupakan

kemampuan untuk memenuhi pertukaran- persyaratan pencatatan, membayar

utang, atau memenuhi utang perjanjian diakui secara luas yang berasal dari pihak

eksternal. External Pressure dihitung menggunakan leverage ratio, yaitu rasio

total utang dibagi dengan total aset (debt to assets ratio).

Penelitian yang dilakukan oleh Skousen et al. (2008) dan Martantya dan

Daljono (2013) membuktikan bahwa external pressure tidak berpengaruh

terhadap kecurangan. Hal ini didukung oleh Ardiyani dan Utaminingsih (2015)

external pressure yang diproksikan dengan menggunakan proksi leverage ratio

tidak berpengaruh terhadap financial statement fraud. Sedangkan penelitian yang

dilakukan oleh Sihombing dan Rahardjo (2014) menyatakan bahwa external

pressure memiliki pengaruh dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan.

Ketika perusahaan memiliki rasio leverage yang tinggi maka perusahaan itu

memiliki utang yang besar dan berdampak pada risiko kerugian lebih besar,

namun ada kesempatan untuk memperoleh laba yang lebih besar (Kasmir,

2013:152).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan ketika perusahaan memiliki utang

yang besar maka akan berpotensi munculnya kecurangan dalam pelaporan

Page 58: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

40

dikarenakan perusahaan perlu memiliki laba yang tinggi guna meyakinkan

kreditor bahwa mereka mampu membayar utangnya. Manajemen perusahaan juga

akan merasa tertekan dengan risiko kredit yang tinggi seiring dengan tingginya

rasio leverage yang dimiliki perusahaan. Hal tersebut dikarenakan, semakin sulit

bagi perusahaan memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan

perusahaan tidak mampu menutupi utang – utangnya dengan asset yang dimiliki.

c. Pengaruh Financial Target terhadap Fraudulent Financial Statement

Pihak manajer berusaha untuk meningkatkan kinerjanya guna mencapai

berbagai target perusahaan, salah satunya adalah target keuangan. Skousen et al.

(2008) mengatakan Return on total aset (ROA) adalah ukuran kinerja operasional

secara luas digunakan untuk menunjukkan seberapa efisien aset telah digunakan.

Hal ini didukung oleh Kasmir (2013:202) yang mengatakan ROA adalah rasio

yang menunjukan hasil (return) atas jumlah yang digunakan perusahaan. ROA

aktual yang telah dicapai tahun sebelumnya akan digunakan manajemen untuk

menetapkan target keuangan pada tahun – tahun berikutnya (Martantya dan

Daljono, 2013). Sehingga ROA dapat digunakan dalam menilai kinerja

manajemen. Oleh karena itu, ROA digunakan sebagai proksi variabel financial

target.

Penelitian Skousen et al. (2008) tidak menguatkan bukti bahwa return on

assets (ROA) berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan. Hasil ini

didukung oleh penelitian Sihombing dan Rahardjo (2014) yang mengatakan

bahwa variabel financial target yang diproksikan dengan ROA tidak berpengaruh

Page 59: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

41

terhadap fianancial statement fraud. Semakin tinggi ROA maka semakin baik

kinerja manajemen, yang artinya keseluruhan operasi perusahaan telah efektif. Hal

ini tersebut dapat meningkatkan daya tarik investor untuk menanamkan modalnya

diperusahaan, sehingga dapat meningkatkan nilai saham. Hanya saja, dalam

meningkatan kinerjanya dengan menargetkan ROA lebih tinggi memungkinkan

manajemen melakukan kecurangan laporan keuangan berupa manajemen laba.

Apabila ROA menunjukkan hasil yang negatif dapat diartikan bahwa laba

perusahaan tersebut juga dalam kondisi negatif, yang berarti kemampuan dari

modal yang diinvestasikan secara keseluruhan aktiva belum mampu menghasilkan

laba. ROA aktual yang telah dicapai tahun sebelumnya akan digunakan

manajemen untuk menetapkan target keuangan tahuntahun berikutnya. Jadi, dapat

dilihat apakah pada tahun sekarang ini laba yang dihasilkan sudah mencapai target

keuangan yang telah ditetapkan atau belum.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah pihak yang

dikontrak oleh prinsipal untuk melaksanakan kewajiban-kewajibannya, maka

tentunya manajemen ingin menampilkan perfoma perusahaan sebaik mungkin.

Manajemen tidak ingin dianggap tidak mampu dalam mengurus dan menjalankan

perusahaan karena akan mempengaruhi bonus/kompensasi yang akan diterimanya.

ROA sering digunakan dalam menilai kinerja manajer dan dalam menentukan

bonus, kenaikan upah, dan lain-lain (Skousen et. al., 2009). Oleh karena itu,

manajemen akan berupaya untuk melakukan manipulasi, misalnya dengan

manipulasi laba, agar dianggap mampu untuk mencapai target keuangan yang

telah ditetapkan sebelumnya.

Page 60: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

42

d. Pengaruh Transaksi Pihak Istimewa terhadap Fraudulent Financial

Statement

Kesempatan merupakan akibat dari keadaan yang memberikan peluang

untuk melakukan kecurangan. Transaksi pihak istimewa yang rumit yang disertai

dengan risiko inheren tinggi karena keterlibatan tinggi oleh manajemen dalam

pengambilan keputusan dan subjektivitas. Selain itu, traksaksi dengan pihak

istimewa yang kompleks dapat menimbulkan risiko salah saji material akibat

kecurangan karena rentan terhadap manipulasi oleh manajemen. Lou dan Wang

(2009) berpendapat bila persentase yang lebih tinggi dari transaksi kompleks

muncul, perusahaan menemukan probabilitas yang lebih besar dari kecurangan.

Dalam studi kasus, Young (2005) menemukan bahwa transaksi dengan

pihak yang diduga mempunyai hubungan istimewa tersebut digunakan untuk

memanipulasi laba, penjarahan perusahaan, dan melakukan kecurangan. Sejak

perusahaan terutama beroperasi dengan pengakuan pendapatan sebagai window

dressing untuk menggambarkan hasil operasi GAO (2002) dalam Palmrose et al.,

(2004).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang mempunyai

hubungan istimewa cenderung akan melakukan kecurangan, semakin tinggi atau

semakin material hubungan perusahaan dalam bertransaksi dengan pihak istimewa

maka kecurangan laporan keuangan juga akan cenderung tinggi.

e. Pengaruh Audit Delay terhadap Fraudulent Financial Statement

Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatwaktuan (timeliness) dalam

penyajian laporan keuangan kepada publik di Indonesia telah diatur dalam UU

Page 61: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

43

No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan Keputusan Ketua Bapepam

No.80/PM/1996 tentang kewajiban penyampaian laporan keuangan berkala

(Rachmawati, 2008). Setelah itu Bapepam mengeluarkan keputusan yaitu

keputusan BAPEPAM No. 36/PM/2003 tentang kewajiban laporan berkala atau

tahunan dan diganti dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor

29/POJK.04/2016 tentang Laporan Emitmen atau Perusahaan Publik yang

menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan disertai dengan laporan auditan

dengan pendapat yang lazim harus disampaikan kepada Bapepam selambat-

lambatnya pada akhir bulan keempat (120 hari) setelah tanggal laporan keuangan

atau akhir periode akuntansi. Hal ini dapat dijadikan pedoman oleh auditor dan

pihak manajemen perusahaan publik bahwa batas waktu keterlambatan audit atau

audit delay adalah 120 hari (4 bulan). Apabila ketetapan ini dilanggar, maka

otoritas jasa keuangan akan mengenakan sanksi administrasi sesuai dengan

ketentuan yang telah ditetapkan dalam undang-undang bagi perusahaan yang tidak

mematuhinya.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa semakin lama penundaan

penyampaian laporan keuangan maka kecenderungan perusahaan untuk

melakukan kecurangan laporan keuangan akan semakin tinggi. Perusahaan yang

mendapatkan laba yang besar tidak ada alasan untuk menunda penerbitan laporan

keuangan auditan karena ini merupakan berita baik yaitu prestasi yang dicapai

cukup menggembirakan. Sebaliknya, perusahaan yang menderita kerugian akan

berusaha memperlambat penerbitan laporan keuangan auditan. Auditor akan

berhati-hati selama proses audit dalam merespon kerugian perusahaan apakah

Page 62: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

44

kerugian tersebut disebabkan oleh kegagalan finansial atau kecurangan

manajemen. Jadi, semakin laba suatu operasi perusahaan, maka audit delaynya

semakin pendek

f. Pengaruh Efffective of monitoring terhadap Fraudulent Financial

Statement

Praktik kecurangan atau fraud dapat diminimalkan salah satunya

dengan mekanisme pengawasan yang baik. Dewan komisaris independen

dipercaya dapat meningkatkan efektivitas pengawasan perusahaan. Dewan

komisaris secara luas dipercaya memainkan peranan penting khususnya

dalam memonitor manajemen tingkat atas (Gunarsih dan Hartadi, 2002).

Dewan komisaris bertugas untuk menjamin terlaksananya strategi perusahaan,

mengawasi manajemen dalam mengelola perusahaan serta mewajibkan

terlaksananya akuntabilitas (Forum for Corporate Governance in Indonesia,

2003). Secara khusus, komisaris independen yang merupakan bagian dari

dewan komisaris sangat berperan dalam meminimumkan manajemen laba

yang merupakan salah satu bentuk financial statement fraud yang dilakukan oleh

pihak manajemen (Andayani, 2010).

Penelitian Beasley (1996) menyimpulkan bahwa masuknya dewan

komisaris yang berasal dari luar perusahaan meningkatkan efektivitas dewan

tersebut dalam mengawasi manajemen untuk mencegah kecurangan laporan

keuangan. Hasil penelitian tersebut diperkuat dengan penelitian yang

dilakukan Dechow et al. (1996) dalam Dunn (2004) yang meneliti hubungan

antara komposisi dewan komisaris dengan kecurangan laporan keuangan.

Page 63: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

45

Hasil penelitian membuktikan bahwa kecurangan lebih sering terjadi pada

perusahaan yang lebih sedikit memiliki anggota dewan komisaris eksternal

(Skousen et al., 2009).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan dengan jumlah

anggota komisaris independen lebih banyak akan cenderung tidak melakukan

kecurangan. Pihak komisaris independen dalam tugasnya sebagai dewan

pengawas berusaha untuk meningkatkan pengawasan sehingga meminimumkan

terjadinya kecurangan.

g. Pengaruh Opini Audit terhadap Fraudulent Financial Statement

Rasionalisasi adalah sikap yang memperbolehkan seseorang melakukan

kecurangan, dan menganggap tindakannya dalam melakukan suatu tindakan

kejahatan tidaklah salah. Shelton (2014) mengatakan rasionalisasi adalah

bagaimana membenarkan pikirannya dalam melakukan tindakan kejahatan.

Menurut Skousen et al. (2009) rasionalisasi adalah faktor yang sulit untuk

diukur untuk mendeteksi kecurangan seperti manajemen laba.

Manajemen laba adalah proses pembuatan keputusan manajemen yang membuka

jalan terhadap dorongan atau pemahaman manajemen atas istilah yang mungkin

menuntun pada kecurangan laporan keuangan (Skousen et al., 2008). Hanya saja

auditor lebih mentolerir usaha klien untuk mengelola laba dari waktu ke waktu

(Varmer, 2003 dalam Fimanaya dan Syafruddin, 2014). Hal ini didukung oleh

pernyataan Sukirman dan Sari (2013) yaitu pihak auditor eksternal perlu

mengidentifikasi dan mempertimbangkan faktor – faktor risiko yang

Page 64: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

46

menyebabkan klien audit mereka melakukan tindakan kecurangan. Auditor dapat

memberikan beberapa opini atas perusahaan yang diauditnya sesuai dengan

kondisi yang terjadi pada perusahaan tersebut. Salah satu opini auditor yang

diberikan adalah wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas. Opini tersebut

merupakan bentuk tolerir dari auditor atas manajemen laba (Fimanaya dan

Syafruddin, 2014). menyatakan bahwa opini wajar tanpa pengecualian dengan

bahasa penjelas berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kemungkinan

kecurangan pada laporan keuangan. Hal ini sesuai dengan penelitian Suyanto

(2009) menyatakan rasionalisasi dengan variabel proksi opini audit tidak

berpengaruh terhadap fraudulent financial statement.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang

mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian dalam laporan keuangannya akan

cenderung tidak melakukan kecurangan. hal tersebut dikarenakan opini wajar

tanpa pengecualian dalam laporan keuangan sudah menerapkan prinsip-prinsip

akuntansi berterima umum sehingga kemungkinan perusahaan melakukan

kecurangan cenderung rendah.

h. Pengaruh Auditor Switching terhadap Fraudulent Financial Statement

Pada saat auditor mengaudit klien yang baru, maka terdapat tiga

kemungkinan yaitu pertama, auditor tidak mengenal bisnis klien; kedua, auditor

tidak memiliki informasi tentang reputasi klien di masa lalu; ketiga, biaya

pemulaian (start-up) audit mahal karena kantor akuntan harus mendidik lagi

auditor mereka untuk penugasan di klien yang baru. Sorenson et al., (1983)

Page 65: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

47

berpendapat bahwa klien bisa mengganti auditor untuk mengurangi kemungkinan

deteksi kecurangan pelaporan keuangan. Loebbecke et al., (1989) dalam Lou and

Wang (2009) menunjukkan bahwa 36 persen dari kecurangan dalam sampel

mereka dituduhkan dalam dua tahun awal masa jabatan auditor. Risiko kegagalan

audit dan litigasi berikutnya dalam keterlibatan awal lebih tinggi dibandingkan

dengan tahun-tahun berikutnya (Stice, 1991). Penelitian Loebbecke (1989)

menemukan sejumlah besar indikasi fraud terdapat di dalam sampel yang dimiliki

auditor dalam kurun waktu dua tahun pertama masa auditor. Kemungkinan

frekuensi pergantian auditor di fraud firm lebih tinggi dikarenakan agar bukti dari

financial statement fraud yang dilakukan oleh perusahaan tidak terdeteksi.

Sorenson et al., (1983) menyatakan bahwa sebuah perusahaan bisa

mengubah auditor untuk mengurangi kemungkinan pendeteksian kecurangan

laporan keuangan oleh pihak tertentu (Lou dan Wang, 2009). Selain itu, mereka

juga menyatakan bahwa perusahaan yang gagal mengganti auditornya, memilki

preferensi untuk mengganti kantor akuntan publik dengan mutu yang berbeda,

cenderung menurunkan mutu auditor yang dipergunakan perusahaan (Fimanaya

dan Syafruddin, 2014). Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa

penggantian kantor akuntan publik dapat menjadi salah satu proksi dari

rationalization. Penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati dan Marsono (2014)

menunjukkan bahwa pergantian auditor berpengaruh positif terhadap kecurangan

pelaporan keuangan.

Berdasarkan kerangka pemikiran teoritis diatas, penelitian ini bermaksud

untuk mengkaji pengaruh langsung secara persial dan simultan dari financial

Page 66: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

48

stability, external pressure, financial target, transaksi pihak istimewa, audit delay,

efffective of monitoring, opini audit dan auditor switching terhadap fraudulent

financial statement. Berikut kerangka pemikiran yang disajikan dalan gambar 2.3.

(+)

(+)

(+)

+

(+)

(+)

(-)

(-)

(+)

H1

Gambar 2.3.

Kerangka Pemikiran Teoritis

Pressure (Tekanan)

H2 Financial Stability

H3 External Pressure

H4 Financial Target

Opportunity (Kesempatan)

H5 Transaksi pihak Istimewa

H6 Audit Delay

H7 effective of Monitoring

Rationalization:

H8 Opini Audit

H9 Auditor Switching

Fraudulent Financial

Statement

Page 67: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

49

2.3.2 Pengembangan Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka dapat ditarik hipotesis

penelitian sebagai berikut:

H1 : Financial stability, external pressure, financial target, transaksi pihak

istimewa, audit delat, efffective of monitoring, opini audit, dan auditor

switchings secara simultan berpengaruh terhadap fraudulent financial

statement.

H2 : Financial stability secara parsial berpengaruh positif terhadap fraudulent

financial statement.

H3 : External pressure secara parsial berpengaruh positif terhadap fraudulent

financial statement.

H4 : Financial target secara parsial berpengaruh positif terhadap fraudulent

financial statement.

H5 : Transaksi pihak istimewa secara parsial berpengaruh positif terhadap

fraudulent financial statement.

H6 : Audit delay secara parsial berpengaruh positif terhadap fraudulent

financial statement.

H7 : Efffective of monitoring secara parsial berpengaruh negatif terhadap

fraudulent financial statement.

H8 : Opini audit secara parsial berpengaruh negatif terhadap fraudulent

financial statement.

H9 : Auditor switching secara parsial berpengaruh positif terhadap fraudulent

financialstatement.

Page 68: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

124

BAB V

PENUTUP

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai financial stability,

external pressure, financial target, transaksi pihak istimewa, audit delay,

efffective of monitoring, opini audit dan auditor switching terhadap fraudulent

financial statement pada perusahaan jasa sektor property dan real estate yang

terdaftar di BEI selama tahun 2011-2015 dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan regresi logistik dalam

penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan variabel

financial stability, external pressure, financial target, transaksi pihak

istimewa, audit delay, efffective of monitoring, opini audit dan auditor

switching terhadap fraudulent financial statement.

2. Financial stability merupakan variabel proksi pertama dari variabel

pressure dihitung dengan menggunakan rasio perubahan total aset

berpengaruh positif signifikan terhadap risiko fraudulent financial

statement. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan pada rasio

perubahan total aset akan menaikkan risiko terjadinya fraudulent

financial statement, dengan kata lain kenaikan rasio perubahan total aset

dapat menjadi tekanan bagi pihak manajemen perusahaan untuk

melakukan kecurangan dalam kondisi keuangan yang tidak stabil.

Page 69: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

125

3. Eksternal pressure merupakan variabel proksi kedua dari variabel

pressure dihitung dengan menggunakan rasio leverage yaitu debt to assets

ratio berpengaruh positif terhadap risiko fraudulent financial statement.

Hal ini dikarenakan pihak manajemen belum mampu membayar utang

perusahaan sehingga mengakibatkan leveragenya tinggi.

4. Financial target merupakan variabel proksi ketiga dari variabel pressure

dihitung dengan menggunakan rasio return on assets (ROA) tidak

berpengaruh terhadap risiko fraudulent financial statement. Hal ini

menunjukkan bahwa setiap kenaikan pada rasio return on assets (ROA)

tidak menjadi tekanan bagi pihak manajemen perusahaan, dikarenakan

kenaikan tersebut diiringi dengan peningkatan mutu operasional, sehingga

tidak menjadi tekanan bagi pihak manajemen perusahaan ketika ingin

meningkatkan profitabilitas perusahaan.

5. Transaksi pihak istimewa merupakan variabel proksi pertama variabel

opportunity dihitung dengan menggunakan rasio piutang pihak istimewa

tidak berpengaruh terhadap fraudulent financial statement. Hal ini

dikarenakan hanya sebagian kecil sampel yang mengungkapkan bahwa

mereka melakukan transaksi dengan pihak istimewa. Luas pengungkapan

atas pihak-pihak istimewa dan transaksi antara perusahaan dengan pihak

istimewa dipengaruhi oleh berbagai hal, yaitu mulai dari budaya hingga

biaya pengungkapan. Selain itu, transaksi dengan pihak istimewa bisa saja

bermotif operasional dan ekonomis belaka. Artinya, dengan pengakuan

Page 70: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

126

bahwa transaksi-transaksi itu dilakukan dengan syarat yang sama dengan

transaksi yang sama dengan pihak ketiga.

6. Audit delay merupakan variabel proksi kedua variabel opportunity yang

diukur dengan melihat lama waktu penyelesaian audit dari tanggal

penutupan buku sampai diterbitkannya laporan auditor pada tahun t-1

berpengaruh positif terhadap risiko fraudulent financial statement.

Perusahaan yang mendapatkan laba yang besar tidak ada alasan untuk

menunda penerbitan laporan keuangan auditan bahkan cenderung untuk

mempercepat penerbitan laporan keuangan auditan, karena perusahaan

yang mengalami laba akan membuat investor menjadi senang dan calon

investor akan tertarik untuk membeli saham sehingga akan menyebabkan

kenaikan harga saham.

7. Efffective of monitoring merupakan variabel proksi ketiga variabel

opportunity diukur dengan melihat perbandingan jumlah dewan komisaris

dengan komisaris independen (BDOUT) berpengaruh negatif terhadap

fraudulent financial statement. Hal ini menunjukan bahwa jumlah dewan

komisaris independen yang lebih banyak dapat meminimalisir terjadinya

kecurangan karena pihak independen tidak terikat langsung pada

perusahaan sehingga dapat melakukan pengawasan yang lebih terhadap

kegiatan perusahaan.

8. Opini audit merupakan variabel pertama proksi variabel rationalization

diukur dengan melihat diperoleh atau tidaknya opini wajar tanpa

pengecualian berpengaruh terhadap risiko fraudulent financial statement.

Page 71: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

127

Hal ini menunjukkan diperolehnya opini audit wajar tanpa pengecualian

akan mempengaruhi kemungkinan dilakukannya rasionalisasai atas

kecurangan pada laporan keuangan oleh pihak manajemen perusahaan.

9. Auditor switching atau pergantian KAP diukur dengan melihat ada

tidaknya pergantian KAP selama periode pengamatan tidak berpengaruh

terhadap fraudulent financial statement. Hal tersebut dapat terjadi ketika

perubahan KAP dilakukan sebagai akibat perusahaan tidak puas terhadap

kinerja auditor independen yang sebelumnya baik dari hasil auditan.

Perusahaan yang motivasinya positif akan menggunakan auditor

independen yang benar-benar independen dan objektif dalam melakukan

audit untuk kepentingan perbaikan kinerja perusahaan di masa depan.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan, maka saran yang

diajukan adalah sebagai berikut:

1. Bagi Akademik

a. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan sampel yang lebih

banyak dari beberapa sektor lain seperti pertambangan, kimia, dan sektor

lainnya, sehingga memperoleh hasil yang lebih maksimal.

b. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menemukan variabel proksi lain

yang dapat digunakan untuk mengetahui variabel lain yang diduga

berpengaruh terhadap risiko terjadinya fraudulent financial statement.

Page 72: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

128

c. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut

dengan menggunakan alat ukur F-score, namun disertai dengan pencarian

referensi yang lebih banyak.

d. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menemukan variabel lain untuk

mengukur variabel rationaliztion dan menggunakan metode lain seperti

wawancara untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih akurat dan

beragam.

2. Bagi Kantor Akuntan Publik

Fraud triangle dapat dijadikan sebuah teori acuan untuk mendeteksi

adanya kecurangan di dalam perusahaan. Namun dengan adanya

kecurangan-kecurangan yang semakin komplek dan modern di harapkan

dapat menemukan variabel lain dalam mendeteksi kecurangan yang lebih

relevan terhap sebuah perusahaan.

3. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan supaya pihak perusahaan lebih bijak lagi dalam

membuat laporan keuangan, agar terhindar dari kegiatan manipulasi

kecurangan laporan keuangan yang dapat merugikan pihak lain.

Page 73: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

129

DAFTAR PUSTAKA

ACFE. 2014. Report to The Nations on Occupational Fraud and Abuse.

AICPA. (2002). Consideration of Fraud in a Financial Statement Audit, AICPA.

New York.

Andayani, Tutut Dewi. 2010. Pengaruh Karakteristik Dewan Komisaris

Independen terhadap Manajemen Laba. Skripsi. Semarang. FEB

Universitas Diponegoro

Albrecht, W. S., Albrecht, C.O., Albrecht , C.C. and Zimbelman, Mark F. 2011.

Fraud Examination 4th Edition. Cengage Learning : Mason, Ohio USA.

Annisya, Mafiana.(2015).Pendeteksian Fraudulent Financial Statement dengan

Analisis Fraud Diamond. Skripsi. Bandar Lampung: FEB Universitas

Bandar Lampung.

CEO Worldcom Divonis Bersalah.

http://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-318371/ceo-worldcom-divonis-

bersalah. (diakses 25 Juli. 2016).

Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam). 2002. Siaran Pers Badan Pengawas

Pasar Modal, 27 Desember.

Beasley, M. 1996. “An Empirical Analysis of The Realtion between Board of

Directo Composition and Financial Statement Fraud”. The Accounting

Review, 71(4), 443-465.

CEO Worldcom Divonis Bersalah.

http://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-318371/ceo-worldcom-divonis-

bersalah. (diakses 25 Juli. 2016).

Cressey Donald R. (1953). Others people money, A study in the social psychology

of Embezzlement. Montclair: Patterson Smith.

Dechow, Patricia M., et al. 2007. Predicting material accounting misstatements.

Working Paper. University of California, Berkele. Available at

http://ssrn.com/abstract=997483.

Dunn, Paul. 2004. The Impact of Insider Power on Fraudulent Financial

Reporting. Jurnal of Management Vol. 30 (3):397-412.

Febrianto, Rahmat. 2009. Pergantian Auditor dan Kantor Akuntan Publik.

http://rfebrianto.blogspot.co.id/. diakses 16 Februari 2016

Fimanaya, Fira, dan Muchamad Syafruddin. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Kecurangan Laporan Keuangan (Studi Empiris pada

Page 74: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

130

Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek IndonesiaTahun

2008-2011). Diponegoro Journal of Accounting Vol. 3 (3):1-11.

Four CPAs arrested over Kanebo scandal.

http://www.japantimes.co.jp/news/2005/09/14/national/four-cpas-

arrested-over-kanebo-scandal/#.WH2Y6VV97IU. (diakses 25 Juli, 2016).

Francis, Jere R., dan Jagan Krishnan. 1999. Accounting Accraals and Auditor

Reporting Conservatism. Contemporary Accounting Research Vol. 16

(1):pp. 135-165.

Gagola, K. (2011). Analisis Faktor Risiko yang Mempengaruhi Kecenderungan

Kecurangan Pelaporan Keuangan Perusahaan Publik di Indonesia. Tesis

Tidak Dipublikasikan.

Gladwell, Malcom. (2010). What the Dog Sa.

http://www.kompasiana.com/reflus/bangkrutnya- perusahaan- amerika-

penyebabnya sederhana.(diakses 25 Juli.2016).

Glazen, T. a. (1994). Integrated Concepts and Procedures (6 ed.). Canada: John

Wiley and Sons Inc.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS 21

Edisi 7. Semarang: Universitas Diponegoro.

Gunarsih, T dan Hartadi, B. 2002. Pengaruh Pengumuman Pengangkatan

Komisaris Independen Terhadap Return Saham di Buarsa Efek Jakarta.

Jurnal Riset Akuntansi, Manajemen dan Ekonomi, Vol 2, No. 2, hal. 104-

102.

Hasnan, Suhaily, Rashidah Abdul Rahmana, dan Sakthi Mahenthirana. 2013.

Management Motive, Weak Governance, Earnings Management, and

Fraudulent Financial Reporting Malaysian Evidence. Journal of

International Accounting Research Vol. 12 (1):1-27.

IAI. (2015). Standar Akuntansi Keuangan (2015 ed.). Jakarta: Salemba Empat.

IAPI. (2011). Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat.

Jappy, Opa. (2016). M.Sanusi – Agung Podomoro Land, Upaya “Korupsi Legal”

Melalui Perda. http://www.kompasiana.com/opajappy/m-sanusi-agung-

podomoro-land-upaya-korupsi-legal-melalui-

perda_56ffd299b17e613b1488e206. (diakses 25 Juli. 2016)

Jensen, M. C. a. M., W.H. (1976). Theory of the Firm : Managerial Behavior,

Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics,

3(4), 305-360.

Page 75: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

131

Kasus Pengaduan Properti melonjak 12,7%.

http://properti.kompas.com/read/2015/01/05/1410199/Kasus.Pengaduan.Pr

operti.Melonjak.12.7.persen. (diakses 25 Juli 2015)

Kasus Penipuan Saham Terbesar Sepanjang Sejarah. http://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-1937612/8-kasus-penipuan-

saham-terbesar -sepanjang-sejarah. (diakses 25 Mei. 2016)

Kencana, W.R.K. (2012). Kasus Kimia Farma (Etika Bisnis). http://www.kompasiana.com/www.bobotoh_pas20.com/kasus-kimia-

farma-etika-bisnis_5535b4d46ea8349b26da42eb. (diakses 25 Juli. 2016)

Koroy, T. R. (2008). Pendeteksian Kecurangan (Fraud) Laporan Keuangan oleh

Auditor Eksternal. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 10(1), 22-33.

Krambia-Kardis, M. (2002). A fraud Detection Model : A Must For Auditors.

Journal of Financial Regulation and Compliance, 10(3), 266-278.

Kurniawati,Ema.(2012). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Financial

Statement Fraud dalam Perspektif Fraud Triangle.Skripsi.Semarang:

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIP.

Listiana, N. (2012). Pendeteksian kecurangan laporan Keuangan dengan analisis

fraud Triangle yang diadopsi dalam sas no.99. Skripsi.Semarang: Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UNDIP.

Loebbecke. J. K., M. M. Eining, and J. J. Willingham. 1989. “Auditors’

experience with material irregularities: Frequency, nature, and

detestability. Auditing: A Journal of Practice & Theory 9 (Fall): 1-28.

Lou, Y. a. M. W. (2009). Fraud Risk Factor Of The Fraud Triangle Assesing The

Likehood Of Fraudulent Financial Reporting. Journal of Business &

Economic Research, 7(1), 61-78.

Martantya, dan Daljono. 2013. Pendeteksian Kecurangan Laporan Keuangan

Melalui Faktor Risiko Tekanan dan Peluang (Studi Kasus Pada

Perusahaan Yang Mendapat Sanksi Dari Bapepam Periode 2002-2006).

Diponegoro Journal of Accounting Vol. 2 (2):1-12.

Mukhosonrofi. (2009). Skandal Satyam Mengguncang Dunia.

https://mukhsonrofi.wordpress.com/2009/02/09/skandal-satyam menggun

cang - dunia/. (diakses 25 Juli. 2016).

Nadia, Ambaranie. (2015). Kasus Hutan Bogor, Bos Sentul City Divonis Lima

TahunPenjara.http://nasional.kompas.com/read/2015/06/08/13340711.(di

akses 25 Juli. 2016).

Page 76: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

132

Nguyen, K. (Producer). (2008, 2 juni 2015). Financial Statement Fraud: Motives,

Methodes, Cases and Detection. Retrieved from

http://www.bookpump.com/

Palmrose, Z.V., V. Richardson, and S. Scholz, 2004a. The Determinants of market

reactions to restatements announcements, Journal of Accounting and

Economics 37:59-89.

Otoritas Jasa Keuangan. (2016). Keputusan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan

Nomor 29/POJK.04/2016 tentang "Laporan Tahunan Emitmen atau

Perusahaan Publik". Jakarta.

Rachmawati, Kurnia. 2014. Pengaruh Faktor-Faktor dalam perspektif Fraud

Triangle terhadap Fraudulent Financial Reporting. Skripsi. Semarang: FEB

Universitas Diponegoro

Rezaee, Z. (2002). Financial Statement Fraud: Prevention and Detection. New

York: John Wiley & Sons, Inc.

Rukmawati, D. (2011). Persepsi Manajer Dan Auditor Eksternal Mengenai

Efektivitas Metode Pendeteksian Dan Pencegahan Tindakan Kecurangan

Keuangan. [Skripsi tidak dipublikasikan].

SAS No. 99. Corporate Governance and Firm Performance Advances in Financial

Economis, Vol. 13, h. 53-81.

Shelton, Austin. 2014. Analysis of Capabilities Attributed to the Fraud Diamond.

Undergraduate Honors These.Paper 21. availabel at

http://dc.etsu.edu/honors/213 pada 25 September 2015.

Skousen, e. a. (2009). Detecting and Predecting Financial Statement Fraud: The

Effectiveness of The Fraud Triangle and SAS No. 99. Corporate

Governance and Firm Performance Advances in Financial Economis, 13,

53-81.

Skousen, C. J., Smith, K. R. and Wright, C. J. 2008. Detecting and Predecting

Financial Statement Fraud: The Effectiveness of The Fraud Triangle and

SAS 99. http://ssrn.com/abstract=1295494 pada 25 Juli 2016.

Sihombing, Kennedy Samuel, dan Shiddiq Nur Rahardjo. 2014. Analisis Fraud

Diamond dalam Mendeteksi Financial Statement Fraud : Studi Empiris

pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Page 77: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …lib.unnes.ac.id/29806/1/7211412145.pdf · sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

133

(BEI) Tahun 2010-2012. Diponegoro Journal of Accounting Vol. 3 (2):1-

12.

Skousen, Christopher J., Kevin R. Smith, dan Charlotte J. Wright. 2009. Detecting

and Predicting Financial Statement Fraud: The Effectiveness of The

Fraud Triangle and SAS No. 99. Advances in Financial Economics Vol.

13:53–81.

Subekti, I. d. N. W. W. (2004). Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Audit

Report Lag di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi VII Denpasar –

Bali, 991-1001.

Subramanyam, K.R., dan John J.Wild. 2009. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta:

Salemba Empat.

Sukirman, dan Maylia Pramono Sari. 2013. Model Deteksi Kecurangan Berbasis

Fraud Triangle (Studi Kasus Pada Perusahaan Publik Di Indonesia). Jurnal

Akuntansi dan Auditing Vol. 9 (2).

Summers, Scott L., dan John T. Sweeney. 1998. Fraudulently Misstated Financial

Statements and Insider Trading: An Empirical Analysis. The Accounting

Review Vol. 73 (1):131-146.

Suyanto. 2009. Fraudulent Financial Statement Evidence from Statement on

Auditing Standard No. 99. Gajah Mada International Journal of Business,

Vol. 11, No. 01, Halaman 117-144.

Tiffani, Laila, dan Marfuah. 2015. Deteksi Financial Statement Fraud dengan

Analisis Fraud Triangle pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi ke 18 Medan.

Tuanakotta, Theodorus M. 2013. Audit Berbasis ISA. Jakarta: Salemba Empat.

Wolfe, David T., dan Dana R. Hermanson. 2004. The fraud diamond: Considering

the four elements of fraud. The CPA Journal 74:38-42.

Zimbelman, Mark F., et al. 2014. Akuntansi Forensik. Jakarta: Salemba Empat.

LAMPIRAN 1

Daftar Perusahaan Property dan Real Estate Populasi Penelitian