jurnal sarana dan prasarana pendidikan

18
MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN PADA MADRASAH/SEKOLAH Oleh Drs. Abdul Manaf, M.Pd Dosen Tetap STI Tarbiyah Al-Hilal Sigli Abstrak: Manajemen Sarana dan Prasarana pendidikan merupakan komponen pendidikan sebagai satu kesatuan sistem yang lengkap dan terpadu untuk memperlancar proses pembelajaran. Melakukan perencaan, mengidentifikasi sarana dan prasarana yang tersedia baik yang menyangkut dengan kuantitas maupun kualitas, menentukan kebutuhan, penyusunan skala perioritas, penentuan sumber pendanaan, dan membuat usulan, kegiatan ini melibatkan guru, pengawas, dan komite. Pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan seperti ruang, perabotan, dan fasilitas penunjang kerja lainnya dimanfaatkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan secara kontinu dan secara berkala sesuai dengan jenis sarana dan prasarana pendidikan yang ada, kegiatan tersebut dilakukan oleh semua komponen madrasah/Sekolah termasuk komite dan masyarakat sekitar. Kata kunci : Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan.

Upload: manaf-abdul

Post on 22-Nov-2014

18.625 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: jurnal Sarana dan Prasarana Pendidikan

MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKANPADA MADRASAH/SEKOLAH

Oleh Drs. Abdul Manaf, M.Pd

Dosen Tetap STI Tarbiyah Al-Hilal Sigli

Abstrak: Manajemen Sarana dan Prasarana pendidikan merupakan komponen pendidikan sebagai satu kesatuan sistem yang lengkap dan terpadu untuk memperlancar proses pembelajaran. Melakukan perencaan, mengidentifikasi sarana dan prasarana yang tersedia baik yang menyangkut dengan kuantitas maupun kualitas, menentukan kebutuhan, penyusunan skala perioritas, penentuan sumber pendanaan, dan membuat usulan, kegiatan ini melibatkan guru, pengawas, dan komite. Pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan seperti ruang, perabotan, dan fasilitas penunjang kerja lainnya dimanfaatkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan secara kontinu dan secara berkala sesuai dengan jenis sarana dan prasarana pendidikan yang ada, kegiatan tersebut dilakukan oleh semua komponen madrasah/Sekolah termasuk komite dan masyarakat sekitar. Kata kunci : Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan.

Page 2: jurnal Sarana dan Prasarana Pendidikan

A. PENDAHULUANManajemen Sarana dan prasarana

pendidikan memiliki peran penting dalam pencapaian tujuan pendidikan baik bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Perencanaan pengadaan, pemanfaatan dan pemeliraharaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan.

Sarana dan prasarana pendidikan pada madrasah ibtidaiyah merupakan suatu komponen yang menentukan terlaksananya kegiatan belajar mengajar pada madrasah ibtidaiyah bersamaan dengan komponen pendukung yang Lainnya.

Proses belajar mengajar dapat berlangsung jika ada pendidik, peserta didik, alat pendidikan dan lingkungan pendidikan yang mendukung. Semua faktor adalah merupakan sebuah siklus dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.

Pendidikan yang ideal sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu banyak komponen pendidikan yang merupakan sebagai satu kesatuan sistem yang lengkap dan terpadu untuk menggerakkan pembelajaran kepada manusia secara sempurna sehingga pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat berjalan sebagaimana yang telah direncanakan.1 Salah satu komponen tersebut adalah sarana dan prasarana pendidikan yang memadai.

Lebih tegas lagi dalam pasal 42 bahwa “setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan”.

Sedangkan pada ayat 2 menekankan bahwa setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berekreasi, dan

1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

Penjelasan di atas sejalan dengan pandangan Mulyasa (2007:49) menyatakan bahwa:

Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan untuk menunjang proses pendidikan, khususnya dalam proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi serta alat-alat dan media pengajaran”. Adapun yang di-maksud prasarana pendidikan atau pengajaran dalam proses pembelajaran, seperti halaman sekolah, kebun seko-lah, taman sekolah dan jalan menuju sekolah. Prasarana yang diman-faatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar di sekolah, seperti taman seko-lah untuk pembelajaran biologi, halaman sekolah sekaligus sebagai lapangan olah raga dan lain sebagainya.2 Komponen–komponen sebagaimana yang

disebutkan di atas merupakan sarana pendidikan yang mutlak harus ada dan mempunyai standar, di samping prasarana yang lainnya, sebagai penunjang dalam pembelajaran, hal ini, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 1 poin 8 yaitu :

Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.3

Hal tersebut dijabarkan secara detil dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007

2 Mulyasa, E. (2007). Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT Remaja Rosda karya.

3 Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005, tentang Standar NasionalPendidikan, www.parlemen.ri ./E3.pdf .

didownload, 5 Maret 2011.

Page 3: jurnal Sarana dan Prasarana Pendidikan

Pada BAB II Standar Sarana dan Prasarana SD/MI dan dibahas tentang Standar Prasarana dan sarana pada Poin D yaitu menyangkut dengan ketentuan Prasarana dan Sarana untuk SD/MI.

Secara operasionalnya diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh satuan pendidikan dasar dan Menengah sebagaimana termuat dalam poin 4,e. tentang Rencana Kerja Sekolah /Madrasah, yaitu Rencana kerja tahunan memuat ketentuan yang jelas pada item 4 yaitu mengenai sarana dan prasarana.

Rencana kerja Sekolah/Madrasah yang dimaksud sesuai dengan pendapat Gunawan (2005:5) adalah sebagai berikut:

Administrasi Sarana dan Prasara Pendidikan adalah merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinyu terhadap benda-benda pendidikan, agar senantiasa siap pakai (ready for uses) dalam proses pembe-lajaran, sehingga proses pembelajaran semakin efektif dan efesien guna membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. 4

persaingan kualitas pendidikan semakin ketat, desain pendidikan harus lebih fokus pada perberdayaaan semua potensi sekolah, memantapkan manajemen pendidikan yang transparan, pengambilan keputusan yang aspiratif dan akuntabel, pembelajaran yang berkualitas dan menyenangkan, dan partisipasi masyarakat yang aspiratif. Senada dengan pendapat para ahli di atas, Daryanto (2005:32) berpendapat bahwa:

Keadaan lingkungan Sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar, kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan Siswa, keadaan fasilitas/perlengkapan di lembaga Sekolah, keadaan ruangan, jumlah Siswa per lokal, pelaksanaan aturan/tata tertib di lembaga Sekolah dan sebagainya, semua ini turut

4 Gunawan, Ary (2005). Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Micro) Jakarta: PT. Rineka Cipta.

mempengaruhi keberhasilan belajar Siswa.5

Di samping itu, Qanun Aceh Nomor 05 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Pendidikan, Bab XII, tentang pengelolaan Pendidikan bagian satu, pasal 55, ayat 1 dan 2, dengan bunyinya: (1) Pengelolaan pendi-dikan kedinasan di bawah kementerian /lembaga vertikal menjadi tanggung jawab instansi yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku. (2) Pemerintah Aceh dan pemerintah kabupaten/kota dapat memberi bantuan pembiayaan dan bantuan sarana prasarana kepada Instansi pengelola pendi-dikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1). 6

Kedudukan administrasi pendidikan dalam organisasi pendidikan dapat diartikan sebagai kegiatan memberi bantuan dalam mengelola manusia, dan mengelola harta benda organisasi penyelenggaraan kegiatan-kengiatan pendidikan ke arah suatu tujuan yang terhimpun dalam organisasi., agar dapat mendorong tercapainya tujuan pembelajaran secara efektif dan efesien yang pada akhirnya berdampak pada pencapaian tujuan sekolah.

A. PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN

Untuk menghindari kesalahan dalam memahami maksud sarana dan prasarana pendidikan, Mulyasa (2007:49) berpendapat sebagai berikut:

sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan untuk menunjang proses pendidikan, khususnya dalam proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi serta alat-alat dan media pengajaran”. Adapaun yang dimaksud prasarana pendidikan atau pengajaran dalam proses pembelajaran, seperti halaman sekolah, kebun sekolah, taman sekolah dan jalan menuju sekolah. Prasarana yang dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar di sekolah, seperti taman sekolah untuk pembelajaran biologi, halaman sekolah sekaligus sebagai lapangan olah raga dan lain sebagainya.

5 Daryanto, M. (2005). Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.6 Qanun Aceh Nomor 5 Tahun 2008, Tentang Penyelenggaraan Pendidikan, Pemerintah Aceh. Banda Aceh

Page 4: jurnal Sarana dan Prasarana Pendidikan

Menyangkut dengan manajemen, lebih lanjut Murniati (2008:71) menyatakan bahwa: Manajemen merupakan kegiatan mengatur berbagai sumber daya, baik manusia maupun material, dalam rangka melakukan berbagai kegiatan suatu organisasi untuk mencapai tujuan secara optimal.7

Manajemen sarana dan prasarana dengan ruanglingkup pembahasannya yaitu melaku-kan perencanaan terhadap kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, inventarisasi, pemeliharaan, penghapusan, dan penga-wasan, untuk dapat memahami manajemen dengan baik dan benar, sebelumnya diper-lukan adanya persamaan persepsi tentang pengertian manajemen sarana dan prasarana, fungsi manajemen sarana dan prasarana, proses manajemen sarana dan prasarana. Rohiat (2009:26) menyatakan bahwa:

Manajemen sarana dan prasarana adalah kegiatan yang mengatur untuk mempersiapkan segala peralatan/ material bagi terselenggaranya proses pendidikan di sekolah. Manajemen sarana dan prasarana dibutuhkan untuk membantu kelancaran proses belajar mengajar. Sarana dan prasarana pendidikan adalah semua benda bergerak dan tidak bergerak yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung. Manajemen sarana dan prasarana merupakan keseluruhan proses peren-canaan pengadaan, pendayagunaan, dan pengawasan sarana dan prasarana yang digunakan agar tujuan pendidikan di sekolah dapat dicapai dengan efektif dan efesien. Kegiatan manajemen sarana dan prasarana meliputi (1) perencanaan kebutuhan, (2) pengadaan, (3) penyimpanan, (4) penginventarisasian, (5) pemeliharaan, dan (6) penghapusan sarana dan prasarana pendidikan.8

Untuk mengatur dan mempersiapkan segala peralatan dan material yang dibu-

7 Murniati, A. R, (2008). Manajemen Stratejik Peran Kepala Sekolah dalam Pemberdayaan. Bandung: Citapustaka Media Perintis.

8 Rohiat (2009). Manajemen Sekolah teori dasar dan Praktek, Bandung, Refika Aditama.

tuhkan sebagai penunjang demi lancarnya proses kegiatan belajar mengajar di sekolah/ madrasah perlu adanya sumber daya manusia yang mempunyai kapasitas tentang itu.

Pengalaman yang dimiliki seseorang baik dalam bidang ilmu pengetahuan maupun dalam keahlian (SDM) akan berpengaruh besar dalam melakukan perencanaan kebutuhan, pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan. Ilmu manajemen mengupas tentang usaha-usaha manusia dalam memamfaatkan semua potensi yang ada secara optimal guna mencapai tujuan yang diharapkan, demikian pula dalam bidang pendidikan pada tingkat madrash Ibtidaiyah guna mencapai tujuan lembaga pendidikan tersebut perlu ditetapkan praktek-praktek manajemen.

Dubrin dalam rasima (2007:11) menegaskan bahwa: “Sumber daya yang dimaksudkan dalam manajemen dapat dibagi ke dalam empat bentuk yaitu:

1. Human Resourse, adalah manusia yang diperlukan untuk menjalankan pekerjaan.

2. Finansial resourse, merupakan uang yang dipergunakan manajer dan organisasi untuk meembiayai pekerjaan guna mencapai tujuan organisasi;

3. Physical Resourse, merupakan barang dan bangunan termasuk bahan baku, ruang kantor, fasilitas produksi, dan peralatan kantor yang dipergunakan untuk beroperasinya suatu organisasi;

4. Informasional resourse, meru-pakan data yang dipergunakan manajer dan organisasi sebagai dasar pertimbangan untuk menja-lankan pekerjaan dalam mencapai tujuan organisasi.9

Kemampuan manajerial kepala sekolah dalam mengoperasionalkan, menggerakkan sumberdaya manusia secara maksimal dan mendayagunakan sarana dan prasarana secara efektif, kesemuanya itu adalah sebagai faktor penunjang dalam meningkatkan kualitas keluaran pendidikan.

Atmodiwirio (2005:161) menyatakan bahwa: “kepala sekolah adalah seorang guru (jabatan fungsional) yang diangkat untuk menduduki jabatan struktural (kepala

9 Dubrin dalam Rasima (2007). Manajemen perpustakaan Akper Aceh Selatan, tidak diterbitkan.

Page 5: jurnal Sarana dan Prasarana Pendidikan

Sekolah). Ia adalah pejabat yang ditugaskan untuk mengelola sekolah”. 10

Semakin kompleknya kebutuhan dalam menyelenggarakan pendidikan, semakin besar akan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan, semakin majunya pengetahuan maka semakin sistematis penataan dan pendekatan yang diperlukan. Oleh karena itu, kepala sekolah harus menjadikan kebutuhan terhadap penerapan manajemen dan menjalankan fungsi-fungsinya dalam bidang pendidikan.

Lebih lanjut, Suryobroto (2005:115) berpendapat bahwa: Pada garis besarnya manajemen sarana dan prasarana meliputi lima hal yakni: a) Penentuan kebutuhan, b) Proses Pengadaan, c) pemakaian, d) Pengu-rus dan pencatatan, e) Pertanggung jawaban. 11

Dalam hal ini Bafadal (2008:27) menawarkan beberapa kriteria perencanaan pengadaan perlengkapan sekolah sebagai berikut:1. Perencanaan perlengkapan sekolah itu

merupakan proses menetapkan dan memikirkan.

2. Objek pikir dalam perencanaan perlengkapan sekolah adalah upaya memenuhi sarana dan prasarana pendidikan yang dibutuhkan sekolah.

3. Tujuan perencanaan perlengkapan sekolah harus memenuhi prinsip-prinsip:a. Perencanaan perlengkapan sekolah

harus betul-betul merupakan proses intelektual;

b. Perencanaan didasarkan pada analisis kebutuhan melalui studi komprehensif mengenai masyarakat sekolah dan kemungkinan pertumbuhannya serta prediksi populasi sekolah.

c. Perencanaan perlengkapan sekolah harus realitis, sesuai dengan kenyataan anggaran.

d. Visualisasi hasil perencanaan perlengkapan sekolah harus jelas dan

10Atmodiwirio, Soebagio. (2005). Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Ardanizya Jaya.

11Suryobroto, B. (2005). Manajemen Pendidikan di Sekolah, Jakarta. PT Rineka Cipta.

rinci, baik jumlah, jenis, merek, dan harganya. 12

Kriteria diatas perlu ditaati, disamping itu ada beberapa langkah perencanaan, pengadaan, perlengkapan yang perlu di perhatikan. Lebih lanjut Bafadal (2008:29), berpendapat bahwa ada beberapa langkah perencanaan pengadaan perlengkapan pendidikan disekolah, yaitu sebagai berikut:

a) Menampung semua usulan pengadaan perlengkapan sekolah yang diajukan setiap unit kerja sekolah dan atau menginvestasikan kekurangan perlengkapan sekolah.

b) Menyusun rencana kebutuhan perlengkapan sekolah untuk peiode tertentu, misalnya untuk satu triwulan atau satu tahun ajaran.

c) Memadukan rencana kebutuhan yang telah disusun dengan perlengkapan yang telah tersedia sebelumnya. Dalam rangka itu, perencana atau panitia pengadaan mencari informasi tentang perlengkapan yang telah dimiliki oleh sekolah. salah satu cara adalah dengan jalan membaca buku inventaris atau buku induk barang, Berdasarkan panduan tersebut lalu disusun rencana kebutuhan perlengkapan, yaitu membuat daftar semua perlengkapan yang dibutuh-kan disekolah.

d) Memadukan rencana kebutuhan dengan dana atau anggaran sekolah yang telah tersedia. Apabila dana yang tersedia tidak mencukupi untuk pengadaan kebutuhan ini maka perlu dilakukan seleksi terhadap semua kebutuhan perlengkapan yang telah direncanakan, dengan melihat urgensi setiap perlengkapan tersebut. semua perlengkapan yang urgen segera didaftar.

e) Memadukan rencana (daftar) kebutuhan perlengkapan dengan dana atau anggaran yang ada. Apabila ternyata masih melebihi dari anggaran yang tersedia perlu dilakukan seleksi lagi dengan cara membuat skala peioritas.

f) Penetapan rencana pengadaan akhir.

12 Bafadal, Ibrahim (2008). Manajemen perlengkapan sekolah Teori dan

Aplikasinya, Jakarta : PT Bumi Aksara.

Page 6: jurnal Sarana dan Prasarana Pendidikan

Sucipto, Basuki Mukti (2004). Berpendapat bahwa Tidak dapat kita pisahkan antara Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan sarana dan prasarana guna menyukseskan pendidikan di sekolah. Maka hal utama yang harus dilakukan dalam pengelolaan perlengkapan sekolah adalah pengadaan sarana dan prasarana.13

e.Tujuan Pengadaan Sarana dan PrasaranaAktivitas pertama dalam manajemen

sarana prasarana pendidikan adalah pengadaan sarana prasarana pendidikan. Pengadaan perlengkapan pendidikan biasanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan perkembangan pendidikan di suatu sekolah menggantikan barang-barang yang rusak, hilang, di hapuskan, atau sebab-sebab lain yang dapat di pertanggung jawabkan sehingga memerlu-kan pergantian, dan untuk menjaga tingkat persediaan barang setiap tahun dan anggaran mendatang.f. Langkah-langkah Perencanaan

Pengadaan Sarana dan PrasaranaKebutuhan akan sarana dan prasarana di

sekolah haruslah direncanakan. Sebagai manajer pendidikan, kepala sekolah haruslah mempunyai proyeksi kebutuhan sarana dan prasarana untuk jangka panjang, jangka menengah, jangka pendek.

Proyeksi kebutuhan akan sarana dan prasana sekolah dibuat dengan mempertim-bangkan dua aspek, ialah kebutuhan aspek pendidikan di satu pihak dan kemampuan sekolah di pihak lain.g. Pemerolehan Sarana dan Prasarana Sekolah

Setelah rencana pengadaan sarana dan prasarana dibuat langkah berikutnya yakni pengadaan sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan sekolah. Pengadaan sarana dan prasrana ini, bisa dilakukan dengan pembelian, meminta sumbangan, pengajuan bantuan ke pemerintah (untuk sekolah-sekolah negeri) dan pengajuan kepihak yayasan (untuk sekolah-sekolah swasta), pengajauan ke komite sekolah (dewan se-kolah), tukar menukar dengan sekolah lain dan menyewa.

Tim yang di tunjuk untuk melakukan pengadaan sarana dan prasarana sekolah

13Sucipto, Basuki Mukti (2004). Administrasi Pendidikan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta: Depdikbud

hendaknya membuat daftar ceklis tentang berbagai jenis sarana dan prasarana yang akan di adakan, semua spesifikasi teknis, standar kualitas akan mudah direalisasi dan dikontrol. Oleh karena itu, agar spesifikasi teknis, standar kualitas dan utilitas sarana dan prasarana yang proses pengadaannya dengan meminta sumbangan atau bantuan dari peme-rintah tidak mengalami deviasi, perlu dibuat proposal yang jelas.

Sebelum proposal diselesaikan, tim yang ditunjuk oleh sekolah melakukan survey baik terhadap harga, merek dan kualifikasi barang yang dibutuhkan sebagai kajian banding atas berbagai jenis barang dengan merk dan spesifikasi teknisnya, sehingga jenis barang yang akan diminta dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya (standar kualitasnya).

Kemam-puan sekolah sangat menentukan dalam merumuskan kebutuhannya sendiri (termasuk di dalamnya sarana dan prasarana sekolah), dengan memenuhi aspek utilitas dan memenuhi syarat standar kualitas.

B. PEMANFAATAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN.

Manajemen Aset Madrash/sekolah merupakan upaya untuk mengelola sarana-prasarana sekolah agar nilai gunanya tidak merosot. Kata ”pemanfaatan” adalah serangkaian kegiatan terencana dan sistematis yang dilakukan secara rutin maupun berkala, jadi anjuran untuk memanfaatkan sarana dan prasarana pendidikan dimuat dalam peraturan pemerintah Nomor 2 tahun 1993 tentang Sistem Pendidikan Dasar dan Menengah menegaskan bahwa ”guru wajib mengunakan perangkat atau sarana pendidikan seperti laboratorium untuk kegiatan proses belajar mengajar dan dibarengi dengan peningkatan frekwensi penggunaan secara maksimal.” berdasarkan peraturan pemerintah tersebut menggunakankan sarana pendidikan merupa-kan kewajiban.

Bafadal (2008:42) menawarkan bahwa ”ada tiga hal pokok yang perlu dilakukan oleh personil sekolah yang akan memakai perlengkapan disekolah, yaitu: (a) Memahami petunjuk penggunaan per-lengkapan pendidikan. (b) Menata per-lengkapan pendidikan. (c) Memelihara, baik

Page 7: jurnal Sarana dan Prasarana Pendidikan

secara kontinyu maupun berkala terhadap perlengkapan pendidikan.14

Beberapa hal berikut adalah sebagai upaya yang harus dilaksanakan dengan baik dan benar agar bangunan tetap terjaga kondisinya, sebagaimana termuat dalam buku IV tentang petunjuk manajemen asset yang dikeluarkan dbe (2010) 15sebagai berikut: Perletakan papan tulis, perletakan perabotan meja, Hindarkan meletakkan sesuatu barang berat dengan cara dibanting atau digeser dengan keras di atas permukaan lantai keramik, membuka, menutup pintu dan jendela, diusahakan tidak membanting atau menarik dengan keras, pembersihan lantai yang kotor, karena sampah bertebaran atau bekas-bekas noda lengket, tanah/pasir yang terbawa alas kaki, Matikan lampu yang masih menyala setelah selesai jam kegiatan belajar mengajar berakhir, kaca jendela harus selalu dibersihkan pada bagian luar/dalam, Selesai menggunakan KM/WC, jangan lupa menutup/mematikan kran air yang mengalir, siram closet atau lantai KM/WC sampai bersih. Melatih semua personel tersebut mengoperasikan dan merawat perlengkapan pendidikan itu sesuai dengan petunjuk teknis yang telah disediakan. Memotivasi semua personel yang telah dilatihnya itu agar selalu menggunakan perlenggkapan pendidikan berdasarkan petunjuk teknis yang telah disediakan. Melakukan pengawasan dan pembinaan secara terus menerus terhadap kegiatan penggunaan perlengkapan pendidikan oleh personil sekolah.

anmen C. PEMELIHARAAN SARANA DAN

PRASARANA PENDIDIKAN

Aset sekolah, baik gedung, dan lingkungannya merupakan wahana belajar yang perlu diperlakukan sebagai “amanah” yang perlu dikelola dengan baik. Manajemen sekolah sepenuhnya bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan pemeliharaan baik dalam bentuk perumusan, rincian pekerjaan, tugas serta kegiatan adalah berdasarkan pada hirarkis organisasi, orang-orang yang

14 Ibid..hal. 4215 dbe.rti.org/publications/index,

Pengertian dan Acuan Manajemen aset sarana-prasarana sekolah, di dounlod pada tanggal 20 Mai 2011.

memiliki kesanggupan dan kemampuan melaksanakannya sebagai prasyarat bagi terciptanya kerjasama yang harmonis dan optimal untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

Kelancaran operasional pemeliharaan dilakukan sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan dan dibutuhkan organisasi pelaksana dengan ketentuan:

1. Seluruh personil mempunyai tugas, tanggung jawab, dan wewenang yang jelas dan terukur.

2. Seluruh personil merupakan bagian dari manajemen sekolah, komite sekolah, wali murid dan masyarakat sekitarnya yang dianggap memiliki kepedulian dan pengalaman serta memahami permasalahan dibidang bangunan gedung beserta sarana penunjangnya.

3. Seluruh personil tersebut siap untuk mengabdikan tenaga, waktu dan pikiran demi tujuan dalam menjaga, memelihara dan merawat gedung sekolah.

Secara makro manajemen aset ini menyangkut kegiatan inventarisasi atau penyusunan data-base sarana-prasarana sekolah, penyusunan program pemeliharaan, perawatan, perbaikan dan pembangunan (kembali) gedung sekolah, perangkat dan lingkungannya. Secara mikro, manajemen aset sekolah di tingkat sekolah sendiri menyangkut upaya pemeliharaan dan perawatan kecil yang dilakukan oleh warga sekolah sendiri (siswa, guru, penjaga, komite sekolah, masyarakat sekitar).

Pemeliharaan perlengkapan sekolah, seperti perabot dan peralatan kantor, serta pengajaran dilakukan pemeliharaan secara kontinyu dan berkala agar selalu dalam keadaan siap pakai. Sarana dan Prasarana sekolah yang difokuskan untuk didata dan dilakukan kegiatan pemeliharaannya terutama: ruang kelas, ruang guru, ruang pimpinan, perpustakaan, laboratorium (IPA), ruang UKS, tempat ibadah, jamban (KM/WC), gudang, ruang sirkulasi dan tempat bermain/olah raga.

Tujuan kegiatan pemeliharaan Sarana dan Prasarana adalah: (a) Untuk Memelihara prasarana secara berkelanjutan; (b) Adanya jaminan terhadap kualitas prasarana; (c) Adanya keuntungan yang berkelanjutan dari hasil pemanfaatan prasarana.

Dengan kata lain, pemeliharaan Sarana-Prasarana sekolah dan lingkungannya

Page 8: jurnal Sarana dan Prasarana Pendidikan

dimaksudkan untuk: (a) Untuk mengoptimalkan pemakaian dan umur bangunan, jika dilihat dari faktor ekonomis bahwa memelihara adalah untuk mencapai efisiensi penggunaan anggaran perawatan. (b) menjamin kesiapan operasional penggunaan gedung dan penunjangnya, sehingga kegiatan yang dilakukan dapat optimal. (c) menjamin keandalan bangunan melalui kegiatan pengecekan secara rutin dan teratur. (d) menjamin keselamatan orang atau siswa yang menggunakan gedung beserta sarana penunjangnya.

Beberapa tindakan awal yang perlu dilakukan ialah sebagai berikut:

a. Membangkitkan rasa memiliki sekolah kepada seluruh siswa.

b. Membina siswa untuk disiplin dengan cara yang efektif dan di terima oleh semua siswa.

c. Memupuk rasa tanggung jawab kepada siswa untuk menjaga dan memelihara keutuhan dari sarana dan prasarana gedung sekolah yang ada. Siswa dilibatkan dalam hal kegiatan positif yaitu: (1) Regu piket harian (2) Kegiatan Jumat bersih (3) Lomba kebersihan kelas setahun (atau enam bulan) sekali.

d. Sarana dan prasarana gedung sekolah disiapkan secara prima sehingga tidak mudah rusak jika digunakan secara benar.

e. Memberikan arahan/pengaruh yang dapat menyebabkan guru dan kepala sekolah tergerak untuk melaksanakan tugas dan kegiatannya secara bersama-bersama melakukan upaya pemeliharaan.

f. Melakukan pembinaan dan kerjasama dengan masyarakat di luar sekolah.

kegiatan pemeliharan ini dapat dikatagorikan menurut kurun waktu yaitu:

1. Pemeliharaan sehari-hariKegiatan pemeliharaan rutin harian dan

mingguan terutama ialah untuk memelihara kebersihan dengan menyapu, melap, mengepel, merapikan dan sebagainya, termasuk juga kegiatan mencatat kalau ada peralatan, sarana prasarana yang menunjukkan tanda-tanda akan rusak, sehingga dapat mengusulkan tindakan perawatan sejak dini.

2. Pemeliharaan berkalaPada prinsipnya kegiatan pemeliharaan

dilakukan agar setiap sarana dan prasarana

itu senantiasa siap pakai (ready to use) dalam proses/kegiatan belajar mengajar. Aktivitas, kreatifitas serta masa tanggung jawab adalah kunci optimalisasi daya pakai dan daya guna setiap barang untuk kelancaran pemakaian.

Daryanto (2005:53) memberikan gambaran pedoman pelaksanaan administrasi sebagai berikut:

1. Hendaknya kepala sekolah tidak menyembunyikan dirinya secara langsung dengan urusan pelaksanaan administrasi peralatan dan perlengkapan pengajaran.

2. Melakukan sistem pencatatan yang tepat sehingga mudah dikerjakan.

3. Administrasi peralatan dan perlengkapan pengajaran harus senantiasa ditinjau dari segi pelayanan untuk turut memperlancar pelaksanaan pogram pengajaran.

4. Kondisi-kondisi di atas akan terpenuhi jika administrator mengikut sertakan semua guru dalam perencanaan, seleksi, distribusi dan penggunaan serta pengawasan peralatan dan perlengkapan pengajaran yang semuanya mendorong mereka untuk memikirkan proses paling tepat dalam melayani kebutuhan mereka.16

Agar tercapainya tujuan pendidikan sebagaimana yang diharapkan, diperlukan memanfaatkan berbagai sarana dan prasrana sebagai sumber belajar.

a. Penyimpanan Sarana dan Prasarana Penyimpanan merupakan kegiatan

pengurusan, penyelenggaraan dan pengaturan persediaan sarana dan prasarana dalam gudang, untuk terhindar dari kerusakan sebelum dipakai.

Untuk melakukan penyimpanan ada beberapa prinsip administrasi penyimpanan peralatan dan perlengkapan sarana dan prasarana pendidikan menurut Kasan (2000:101) adalah:

1. Semua alat dan perlengkapan harus disimpan ditempat-tempat yang bebas dari faktor perusak, seperti panas, lembab, lapuk dan serangga.

2. Mudah dikerjakan, baik untuk menyimpan maupun yang keluar.

3. Mudah didapat bila sewaktu-waktu diperlukan.

16 Daryanto, M. (2005). Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Page 9: jurnal Sarana dan Prasarana Pendidikan

4. Semua penyimpanan harus diadministrasikan menurut ketentuan bahwa persediaan lama harus lebih dulu dipergunakan.

5. Harus diadakan iventarisasi secara berkala

6. Tanggung jawab untuk pelaksanaan yang tepat dari tiap-tiap penyimpanan harus dirumuskan secara terperinci dan dipahami dengan jelas oleh semua pihak yang berkepentingan.

b. Inventarisasi sarana dan prasarana 17

Inventaris dilakukan untuk penyempur-naan pengurusan dan pengawasan terhadap barang milik negara/swasta, inventaris juga memberikan masukan yang sangat berharga bagi efektivitas pengelolaan sarana dan prasarana.

Dengan adanya SARC (school asset report card) sebagai hasil dari inventarisasi atas asset sarana prasarana sekolah maka tiap ruang kelengkapan sarana prasarananya sudah terdata. Sebaiknya copy dari SARC itu ditempel di tiap ruang, dan kepada peggunanya (siswa,guru) perlu menggunakan data tersebut untuk memotivasi kegiatan pemeliharaan rutin. Untuk itu proses inventarisasi aset dalam pemanfaatan SARC perludilakukan dilakukan sosialisasi kepada semua pemangku kepentingan, terutama untuk para pengguna yaitu siswa dan guru.

1. Pengadministrasi barang inventarisPengadministrasian barang inventaris

dibuat dalam buku-buku: (a) Buku untuk barang inventaris, mencatat semua barang inventaris milik negara dalam lingkungan sekolah menurut urutan tanggal penerimaan (b) Buku golongan barang inventaris, buku pembantu untuk mencatat barang inventaris menurut golongan barang yang ditentukan. (c) Buku catatan barang inventaris, untuk mencatat semua barang habis pakai seperti kapur tulis, pensil, dll. (d) Laporan triwulan mutasi, barang inventaris daftar untuk mencatat jumlah bertambah dan berkurangnya barang inventaris sebagai akibat dari mutasi yang terjadi dalam triwulan yang bersangkutan. (e) Daftar inventaris, tempat mencatat semua barang inventaris menurut golongan barangnya (f) Klasifikasi dan kode barang inventaris .

17 Kasan, Tholib (2006). Teori dan Aplikasi Administrasi pendidikan, Jakarta; studio press.

Tujuan penggolongan barang dengan pengklarifikasian serta pemberian kode atau simbol pada daftar inventaris adalah untuk memudahkan dalam mencari dan menemukan kembali barang tersebut, dan lebih efektif dan efisien dalam mengurus barang-barang

Membuat simbul atau bentuk lambang, sandi, atau kode adalah sebagai pengganti nama atau uraian bagi tiap golongan, kelompok atau jenis barang agar dapat memudahkan dalam mengingat dan mendapatkan kembali barang yang diinginkan.

Daftar barang inventarisasi adalah suatu dokumen yang berisi jenis dan jumlah barang baik barang bergerak atau barang tidak bergerak, seperti: (1) Kartu inventarisasi ruangan, (2) Kartu inventarisasi barang, (3) Buku inventrisasi. Semuanya harus ada suatu pengendalian dan pemanfaatan secara efektif dan efesien.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007, Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan, ialah pelepasan suatu barang dari pemilikan tanggung jawab pengurusannya oleh pemerintah. Penghapusan barang inventaris sekolah berarti pelepasan barang dari daftar inventaris yang ada disekolah sesuai dengan peraturan dan tata cara yang belaku.18

Lebih lanjut Gunawan meawarkan Syarat-syarat penghapusan yaitu (a) Keadaan barang rusak berat dan tidak dapat diperbaiki lagi (b) Biaya perbaikan lebih besar sehingga terjadi pemborosan (c) Kegunaan barang tidak seimbang dengan biaya pemeliharaan (d) Barang tidak sesuai lagi dengan kondisi zaman (e) Penyusutan barang terlalu besar (f) Barang jika disimpan akan rusak (g) Barang sudah dicuri, musnah karena bencana alamKategori barang, inventaris yang bisa dihapus yaitu: (a) Barang rusak berat, tua atau berlebih (b) Gudang/kantor sekolah rusak berat (c) Barang dicuri atau terbakar.

Tata cara penghapusan barang inventaris ditetapkan dalam undang-undang perbenda-haraan Indonesia dan harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam undang-undang tersebut.

18 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007, Tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Page 10: jurnal Sarana dan Prasarana Pendidikan

Pelaksanaan penghapusan terlebih dahulu harus ditinjau layak atau tidak untuk dipakai, kegiatan tersebut dilakukan oleh panitia yang bertugas untuk meneliti, menilai barang-barang yang dihapuskan.

c. Pengawasan Sarana dan Prasarana Pendidikan, perlu mendapat pengawasan yang ketat, pemeriksaan dan penilaian terhadap pelaksanaan pengololaan sarana dan prasarana pendidikan sekolah untuk menghindari penyimpangan, penggelapan atau penyalahgunaan.

Pengawasan harus dilakukan secara objektif, pengawasan dilakukan atas atas dasar bukti-bukti yang ada. Apabila dari hasil pengawasan ternyata terdapat kekurangan-kekurangan, maka kepala sekolah wajib melakukan tindakan perbaikan dan penyelesaian.

d. Pengorganisasian kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan

Beberapa pilihan untuk penanganan pemeliharaan gedung dan sarana penunjang secara efektif dapat dilakukan melalui: (a) Keterlibatan guru dan siswa, (b) Kegiatan gotong royong/swadaya masyarakat/komite sekolah/ wali murid.(c) Pekerja harian lepas/ musiman/ tenaga ahli yang relevan. (d) Pekerja harian tetap, antara lain: penjaga sekolah

Dengan melibatkan unsur-unsur dari manajemen sekolah, siswa komite sekolah, wali murid dan masyarakat adalah bertujuan untuk menciptakan kesadaran dalam mensikapi keadaan disekitarnya khususnya berkaitan dengan kondisi sarana prasarana yang dipergunakan untuk kegiatan rutinitas belajar mengajar. (1) Keterlibatan guru dan murid untuk membangkitkan dan menanamkan rasa memiliki sekolah kepada murid, Membina murid untuk belajar disiplin dengan cara yang efektif dan di terima oleh semua murid, Memupuk rasa tanggung jawab, mencerminkan budaya kepada murid untuk menjaga dan memelihara keutuhan dan kebersihan dari lingkungan dan gedung sekolah (2) Kegiatan gotong royong/swadaya masyarakat/komite sekolah/wali murid untuk Menanamkan rasa memiliki sekolah kepada masyarakat, bahwa gedung sekolah adalah milik masyarakat dan harus dijaga dan dirawat sendiri oleh masyarakat.

Mengumpulkan dan mengelola dana pemeliharaan, Mengumpulkan, mengelola

dan menjaga peralatan dan perlengkapan pemeliharaan, Memberikan pendidikan dan pemahaman kepada masyarakat tentang tata cara pemeliharaan gedung sekolah secara baik dan benar serta dapat melaksanakan pemeliharaan secara kontinyu atau insidentil apabila diperlukan

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Atmodiwirio, Soebagio. (2005). Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Ardanizya Jaya.

Bafadal, Ibrahim (2008). Manajemen perlengkapan sekolah Teori dan Aplikasinya, Jakarta : PT Bumi Aksara.

Daryanto, M. (2005). Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

dbe.rti.org/publications/index, Pengertian dan Acuan Manajemen aset sarana-prasarana sekolah, di dounlod pada tanggal 20 Mai 2011.

Gunawan, Ary (2005). Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Micro) Jakarta: PT. Rineka Cipta.

-------------(2002). Dasar-dasar Administrasi Sarana Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

http//Imronfauzi.wordpress.com. www.p2kp.org/pustaka/file/infra/buku Administrasi Sarana Dan Prasarana Pendidikan, didounlod pada tanggal 20 Mai 2011

Kasan, Tholib (2006). Teori dan Aplikasi Administrasi pendidikan, Jakarta; studio press.

Murniati, A. R, (2008). Manajemen Stratejik Peran Kepala Sekolah dalam Pemberdayaan. Bandung: Citapustaka Media Perintis.

Mulyasa, E. (2007). Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT Remaja Rosda karya.

Page 11: jurnal Sarana dan Prasarana Pendidikan

Moleong, J. Lexi. (2008). Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rodas Karya.

Rohiat (2009). Manajemen Sekolah teori dasar dan Praktek, Bandung, Refika Aditama.

Rasima (2007). Manajemen perpustakaan Akper Aceh Selatan, tidak diterbitkan

Sagala, Syaiful. (2009). Memahami Organisasi Pendidikan, Bandung. Cv. Alfabeta, edisi refisi.

Sucipto, Basuki Mukti (2004). Administrasi Pendidikan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta: Depdikbud

Suryobroto, B. (2005). Manajemen Pendidikan di Sekolah, Jakarta. PT Rineka Cipta.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Peraturan pemerintah Nomor 2 tahun 2003, Tentang sistem Pendidikan Dasar dan Menengah, www.parlemen.ri ./E3.pdf . didownload, 15 April 2011.

Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan, www.parlemen.ri ./E3.pdf . didownload, 5 Maret 2011.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24, Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007, Tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Qanun Aceh Nomor 5 Tahun 2008, Tentang Penyelenggaraan Pendidikan, Pemerintah Aceh. Banda Aceh.

www.sttrcepu.ac.id/p2m/download/E3.pdf. Panduan P2M Standar Sarana Dan Prasarana, didownload, 23 Mai 2011.

BIODATA PENULIS

Abdul Manaf Usman anak ke 3 (tiga) dari 4 (empat) bersaudara, ayahda Usman ben Abdul Majid (Alm), Ibunda Hj. Tihawa Benti Nafi (alm),

dilahirkan di Mns. Bueng, 1968, menikah dengan Mursyidah, S. Ag tahun 1995, dikaruniai 3 (tiga) orang anak, Syifa Mardhiya (anak pertama), Azkal Azkia (anak ke dua ) dan Habibil’ali (anak ke tiga).Penulis menempuh pendidikan pada MIN Tanjong Ulim tamat tahun 1980, MTsS Ulim tamat tahun 1984, MAS Ulim tamat tahun 1987, Selanjutnya meneruskan pada IAIN Ar-Raniry Banda Aceh Fakultas Tarbiyah Jurusan Tadris tamat tahun 1992. Selanjutnya melanjutkan ke Studi Purna Ulama IAIN Ar-Raniry tamat tahun 1994. Sekarang sedang menyelesaikan Program Pascasarjana Prodi Magister Administrasi Pendidikan Unsyiah, pengalaman mengajar pada Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry sejak tahun 1993 sampai dengan tahun 1997 (sebagai asisten Bapak Drs. Ramly Maha dalam Mata Kuliah Psikologi Pendidikan), selanjutnya pada awal tahun 1998 penulis pulang kekampung kelahiran dan bekerja sebagai petani sawah, pada tahun 1999 mendirikan Madrasah Ibtidaiyah Swasta Modal Swadaya di Kecamatan Ulim sekaligus menjabat sebagai Kepala sampai dengan akhir tahun 2000, dalam waktu bersamaan aktif di Partai Bulan Bintang dipercayakan sebagai Ketua Anak Cabang Kecamatan Ulim (sekarang Pidie Jaya) dan pada Yayasan Bustanul Aitam Kecamatan Ulim dipercayakan sebagai wakil sekretaris dengan focus program pembinaan anak yatim piatu korban konplik dalam wilayah Kecamatan Ulim, dalam waktu yang bersamaan juga mendirikan Yayasan Malem Dagang menjabat sebagai direktur dengan fokus program pemberdayaan masyarakat, dan pada awal tahun 2001 penulis pindah ke kota sigli (ibu kota kabupaten Pidie) masih tetap aktif di Partai Bulan Bintang dipercayakan sebagai

Page 12: jurnal Sarana dan Prasarana Pendidikan

Ketua Pimpinan Cabang Kabupaten Pidie sampai dengan tahun 2004, dalam waktu bersamaan penulis juga mengajar pada Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Hilal Sigli dan memimpin Yayasan Malem Dagang sampai sekarang. Tahun 2007 s.d 2012 menjabat sebagai ketua III Sekolah Tinggi Ilmu Syari’ah dan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah, pada tahun 2008 melanjutkan Studi di Program Pasca Sarjana Universitas Syiah Kuala dalam Program Studi Manajemen Administrasi Pendidikan dan menamatkan pada bulan Mei 2012.