jurnal rita

22
ANALISIS PENGARUH RASIO CAR, NPL, BOPO, DAN LDR TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN (STUDI KASUS PADA 10 BANK BESAR BERDASARKAN PERINGKAT ASSET PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI) Rita Septavia (Alumnus Magister Manajemen Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya) L. Jade Faliany (Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya) ABSTRACT This research is carried out to analyze the influence of Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), BOPO (Biaya Operasional/Pendapatan Operasional), and Loan to Deposit Ratio (LDR), toward Return on Assets (ROA) which is a proxy of financial performance banking firms. The method used in this research is multi linear regression model, with the sample of 10 big banking firms which are listed in Indonesia Stock Exchange for 2009 and 2010 period. The result of statistical test analysis with t statistical test showed that CAR, NPL, and BOPO have a significant effect on ROA, while LDR doesn’t significantly. Based on the result of effect F statistic test, CAR, NPL, BOPO, and LDR affect ROA banks simultaneously. Keyword : CAR, NPL, BOPO, LDR, and ROA 1. PENDAHULUAN Peranan bank sangatlah penting bagi perekonomian suatu negara dalam hal mendukung pembangunan karena ekonomi di suatu negara sangat bergantung kepada dinamika perkembangan dan kontribusi nyata dari sektor perbankan (Levine dalam Widjojo, 2010). Bank sebagai agen pembangunan (agent of development) terutama bank pemerintah diharapkan mampu memelihara kestabilan moneter (Santoso,

Upload: rita-lim-yun

Post on 04-Aug-2015

497 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal Rita

ANALISIS PENGARUH RASIO CAR, NPL, BOPO, DAN LDR TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN

(STUDI KASUS PADA 10 BANK BESAR BERDASARKAN PERINGKAT ASSET PERBANKAN

YANG TERDAFTAR DI BEI)

Rita Septavia(Alumnus Magister Manajemen Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya)

L. Jade Faliany(Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya)

ABSTRACT

This research is carried out to analyze the influence of Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), BOPO (Biaya Operasional/Pendapatan Operasional), and Loan to Deposit Ratio (LDR), toward Return on Assets (ROA) which is a proxy of financial performance banking firms. The method used in this research is multi linear regression model, with the sample of 10 big banking firms which are listed in Indonesia Stock Exchange for 2009 and 2010 period. The result of statistical test analysis with t statistical test showed that CAR, NPL, and BOPO have a significant effect on ROA, while LDR doesn’t significantly. Based on the result of effect F statistic test, CAR, NPL, BOPO, and LDR affect ROA banks simultaneously.

Keyword : CAR, NPL, BOPO, LDR, and ROA

1. PENDAHULUANPeranan bank sangatlah penting bagi perekonomian suatu negara dalam hal

mendukung pembangunan karena ekonomi di suatu negara sangat bergantung kepada dinamika perkembangan dan kontribusi nyata dari sektor perbankan (Levine dalam Widjojo, 2010). Bank sebagai agen pembangunan (agent of development) terutama bank pemerintah diharapkan mampu memelihara kestabilan moneter (Santoso, 2006). Salah satunya dengan mengatur perputaran uang di masyarakat melalui peranan bank sebagai perantara keuangan (financial intermediary).

Dewasa ini hampir semua sektor yang berkaitan dengan kegiatan keuangan membutuhkan jasa bank sehingga peran bank sebagai perantara keuangan akan menunjang kelancaran aktivitas perekonomian (Sri Susilo,dkk.,2000). Peranan bank yang sangat besar dan penting ini akan dapat terwujud tentunya dengan dukungan pihak-pihak yang terkait dengan bank, tidak terkecuali individu-individu sebagai calon pengguna jasa bank.

Mengingat pentingnya peranan industri perbankan, maka diperlukan aturan dalam penilaian kesehatan suatu bank. Aturan penilaian kesehatan bank tertuang dalam Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia tanggal 30 April 1997 mengenai tata cara penilaian tingkat kesehatan bank. Penilaian kesehatan bank tersebut menggunakan variabel-variabel yang dikenal dengan rasio keuangan CAMEL (Surat Edaran Bank Indonesia No.30/2/UPPB/tgl 30/4/1997 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum).

CAMEL merupakan akronim dari Capital (modal), Asset (aktiva), Management, Earnings (pendapatan), dan Liquidity (likuiditas). Rasio keuangan CAMEL yang digunakan dalam penilaian kesehatan bank tersebut

Page 2: Jurnal Rita

meliputi Capital Adequancy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Loan to Deposit Ratio (LDR), Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), dan Return on Assets (ROA).

Return on Asset (ROA) adalah suatu indikator keuangan yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Semakin besar ROA akan semakin baik kesehatan suatu bank. CAR mencerminkan modal perbankan, besarnya modal suatu bank akan mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kinerja bank. Semakin besar CAR, semakin besar pula kesempatan bank dalam menghasilkan laba sehingga CAR memiliki pengaruh positif terhadap ROA. NPL menunjukkan besarnya risiko kredit bermasalah suatu bank. Risiko kredit adalah risiko yang timbul apabila peminjam tidak dapat mengembalikan dana yang dipinjam dan bunga yang harus dibayarnya. NPL berpengaruh negatif terhadap ROA, dimana setiap kenaikan jumlah NPL akan berakibat menurunnya ROA bank. LDR merupakan ukuran likuiditas yang mencerminkan kemampuan bank dalam menyalurkan dana pihak ketiga untuk menghasilkan pendapatan. LDR berpengaruh positif terhadap ROA, dimana semakin tinggi LDR maka keuntungan perusahaan semakin meningkat. BOPO merupakan indikator yang menunjukkan efisiensi bank dalam menjalankan usaha pokoknya. Efisiensi bank diukur dengan membandingkan total biaya operasional dengan total pendapatan operasional, sehingga semakin kecil BOPO maka semakin besar ROA (BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA).

Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis pengaruh dari rasio CAR, NPL, BOPO, dan LDR terhadap profitabilitas bank yang diukur dengan ROA. Penelitian ini dilakukan terhadap 10 bank dengan asset terbesar di Indonesia yang sudah go public yaitu Bank Mandiri, BRI, BCA, BNI, CIMB Niaga, Danamon, Panin, Permata, BII, dan BTN, dengan periode data tahun 2009 dan 2010.

2. TINJAUAN LITERATURKinerja bank merupakan ukuran keberhasilan suatu bank yang mencerminkan

kemampuan manajemen dalam mengelola usahanya. Menurut Leon dan Ericson (2007) kinerja bank dapat diukur dengan menganalisis dan mengevaluasi laporan keuangan. Salah satu teknik analisisnya yaitu analisis rasio keuangan yang memberikan informasi sederhana tentang hubungan antara pos satu dan pos lainnya sehingga memudahkan dan mempercepat dalam penilaian kinerja perbankan. Untuk mengukur kinerja suatu bank, dapat digunakan Return on Asset (ROA) yang memfokuskan kemampuan perusahaan dalam memperoleh earning dalam operasi perusahaan. ROA digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan multinasional khususnya dari sudut pandang profitabilitas (Mawardi, 2005).

Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan bank adalah modal. Secara teknis, analisis permodalan disebut juga sebagai analisis solvabilitas atau juga disebut capital adequacy analysis yang mempunyai tujuan untuk mengetahui apakah permodalan bank yang ada telah mencukupi dalam mendukung kegiatan bank serta mampu menyerap kerugian yang tidak dapat dihindarkan.Capital (modal) merupakan salah satu variabel yang dapat digunakan sebagai dasar pengukuran kinerja bank, yang tercermin dalam komponen CAMEL (Capital, Asset, Management, Earning, Liquidity). Besarnya suatu modal bank, akan mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kinerja bank.

Setiap usaha pasti memiliki risiko. Menurut peraturan Bank Indonesia, salah satu risiko usaha bank adalah risiko kredit, yang didefinisikan risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan debitur untuk memenuhi kewajiban. Karena berbagai sebab, debitur mungkin saja tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada bank seperti pembayaran pokok pinjaman, pembayaran bunga dan lain-lain. Tidak

Page 3: Jurnal Rita

terpenuhinya kewajiban nasabah kepada bank menyebabkan bank menderita kerugian. Risiko usaha bank dapat diukur dengan rasio Non Performing Loan yang menunjukkan besarnya kredit bermasalah suatu bank.

Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya harus menerapkan efisiensi begitu pula dengan perusahaan yang bergerak di bidang perbankan. Efisiensi adalah kemampuan meminimalkan penggunaan sumber daya yang tidak perlu. Dalam perbankan, efisiensi operasi dilakukan untuk mengetahui apakah bank dalam operasinya yang berhubungan dengan usaha pokok, dilakukan dengan benar dalam arti sesuai dengan yang diharapkan manajemen dan pemegang saham. Efisiensi operasi juga mempengaruhi kinerja bank, yakni untuk menunjukkan apakah bank telah menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat guna dan berhasil guna. Menurut ketentuan Bank Indonesia, efisiensi operasi diukur dengan membandingkan total biaya operasi dengan total pendapatan operasi yang dikenal dengan BOPO.

Rasio lain yang digunakan untuk mengukur kinerja perbankan adalah Loan to Deposit Ratio. LDR merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas perbankan. Rasio ini mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana yang diterima bank. LDR menunjukkan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan oleh deposan. Selain itu, LDR dapat pula digunakan untuk menilai strategi manajemen bank apakah itu konservatif ataupun agresif/ekspansif. Semakin tinggi LDR maka keuntungan suatu bank semakin meningkat dengan asumsi bahwa manajemen bank tersebut mampu menyalurkan kreditnya secara efektif, maka LDR berpengaruh positif terhadap laba atau kinerja perbankan. Semakin tinggi LDR maka akan semakin banyak dana yang disalurkan dalam bentuk kredit sehingga akan meningkatkan pendapatan bunga dan ROA bank juga akan semakin meningkat.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dari beberapa ahli dimana hasil penelitiannya menunjukkan inkonsistensi dari variabel-variabel yang berpengaruh terhadap profitabilitas perbankan, maka peneliti ingin mengembangkan model yang sama untuk menegaskan apakah modal yang diproksi dengan Capital Adequacy Ratio (CAR), risiko kredit yang diproksi dengan Non Performing Loan (NPL), efisiensi operasi yang menggunakan perbandingan total biaya operasi dengan total pendapatan operasi (BOPO), dan tingkat likuiditas bank yang diproksi dengan Loan to Deposit Ratio akan mempengaruhi kinerja keuangan bank.

Penelitian TerdahuluTerdapat beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengukuran kinerja perbankan dengan mengunakan rasio keuangan, antara lain:

Mawardi (2005) menganalisis pengaruh efisiensi operasi (BOPO), risiko kredit (NPL), risiko pasar (NIM), modal (CAR) terhadap kinerja keuangan (ROA) bank umum yang beroperasi di Indonesia dengan total aset kurang dari satu triliun rupiah. Periode data yang digunakan adalah data tahun 1998 sampai dengan 2001. Metode analisis yang digunakan adalah dengan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan variabel BOPO dan NPL berpengaruh negatif terhadap ROA, sedangkan variabel NIM dan CAR mempunyai pengaruh positif terhadap ROA.

Penelitian yang dilakukan Prasnugraha (2007) yaitu pengaruh rasio keuangan CAR, BOPO, NIM, NPL dan LDR terhadap kinerja bank yang diukur dengan ROA dimana NPL, LDR dan NIM berpengaruh positif terhadap ROA sedangkan variabel CAR dan BOPO memberikan pengaruh negatif terhadap ROA, yang berarti meningkatnya CAR dan BOPO mengakibatkan menurunnya ROA. Objek penelitian yang digunakan adalah seluruh bank umum di Indonesia pada tahun 2005.

Page 4: Jurnal Rita

Penelitian yang dilakukan Aristya (2010) tentang pengaruh variabel ukuran perusahaan, kecukupan modal, kualitas aktiva produktif, dan likuiditas terhadap return on assets menunjukkan ukuran perusahaan dan CAR berpengaruh positif terhadap kinerja perbankan sedangkan kualitas aktiva produktif dan likuiditas berpengaruh negatif terhadap kinerja perbankan. Objek penelitian yang digunakan adalah tiga bank umum syariah selama periode tahun 2005-2009.

Kerangka PemikiranBerdasarkan uraian landasan teori dan penelitian terdahulu di atas, maka

kerangka pemikiran teoretisnya dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1Kerangka Pemikiran

H1 (+)

H2 (-)

H3 (-)

H4 (+)

Hipotesis Dari kerangka pemikiran teoretis di atas, maka dapat dirumuskan beberapa

hipotesis berikut ini:H1 : CAR berpengaruh positif terhadap ROAH2 : NPL berpengaruh negatif terhadap ROAH3 : BOPO berpengaruh negatif terhadap ROAH4 : LDR berpengaruh positif terhadap ROA

3. METODE PENELITIANVariabel Penelitian dan Pengukuran

Variabel-variabel dalam penelitian ini antara lain: 1. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ROA yang merupakan indikator kinerja perbankan. Pengukuran variabelnya adalah pendapatan sebelum pajak terhadap total aktiva.2. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio CAMEL yang terdiri dari: CAR, NPL, BOPO, dan LDR. Pengukuran variabelnya adalah sebagai berikut:

CAR adalah rasio modal terhadap aktiva tertimbang menurut risiko NPL adalah rasio kredit bermasalah terhadap total pinjaman BOPO adalah rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional LDR adalah rasio total pinjaman terhadap penerimaan pihak ketiga

Capital Adequacy Ratio(CAR)

Non Performing Loan(NPL)

Efisiensi Operasi (BOPO)

Loan to Deposit Ratio (LDR)

Kinerja Perbankan(ROA)

Page 5: Jurnal Rita

Sumber Data dan Metode Pengumpulan DataData yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang

dipublikasikan oleh pihak bank yaitu data laporan keuangan selama 2 tahun dengan periode tahun 2009 dan 2010 dari 10 perusahaan perbankan terbesar di Indonesia.

Sampel PenelitianDalam penelitian ini, sampel penelitian yang diambil adalah 10 bank terbesar

di Indonesia yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2009 dan 2010 yang meliputi: Bank Mandiri, BRI, BCA, BNI, CIMB Niaga, Danamon, Panin, Permata, BII, dan BTN.

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANHasil Uji Statistik Deskriptif

Tabel 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean

CAR 20 9.50 25.00 14.6490

NPL 20 .32 2.68 1.3315

BOPO 20 42.00 100.77 72.0360

LDR 20 50.30 108.42 79.8905

ROA 20 .05 4.64 2.3275

Valid N (listwise) 20

Sumber: Output SPSS 17

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 1 tersebut nampak bahwa dari 10 perusahaan perbankan yang menjadi sampel penelitian, variabel ROA mempunyai nilai rata-rata (mean) sebesar 2,3275%. Nilai ini telah melebihi jumlah ROA yang sesuai dengan aturan BI yaitu harus di atas 1,5%. Variabel CAR mempunyai nilai rata-rata sebesar 14,649%. Nilai ini telah melebihi jumlah CAR yang sesuai dengan aturan BI yaitu CAR minimal sebesar 8%. Variabel NPL mempunyai nilai rata-rata sebesar 1,3315% dan besarnya NPL telah sesuai dengan aturan BI yaitu NPL yang baik harus di bawah 5%. Variabel LDR mempunyai nilai rata-rata sebesar 79,8905% dan besarnya LDR telah menunjukkan nilai yang baik karena sesuai dengan aturan BI yaitu LDR harus di bawah 110%. Variabel BOPO mempunyai nilai rata-rata sebesar 72,0360% dan besarnya BOPO telah sesuai dengan aturan BI yaitu kurang dari 90%.

Hasil Uji Normalitas DataUji normalitas adalah pengujian yang dilakukan untuk menguji kenormalan

variabel terikat dan variabel bebas dalam regresi. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Hasil uji normalitas dengan Normal P-Plot dengan regresi ditunjukkan pada gambar 2.

Gambar 2Grafik Normal Plot Data 10 Bank Terbesar

Page 6: Jurnal Rita

Sumber: Output SPSS 17

Grafik normal probability plot menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai dalam penelitian ini karena memenuhi asumsi normalitas yaitu plot titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal yang menunjukkan bahwa regresi memiliki distribusi normal atau mendekati normal.

Hasil Uji MultikolinearitasPengujian ini berguna untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan

adanya korelasi antarvariabel bebas (independen) (Ghozali, 2005). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antarvariabel bebas. Uji multikolinieritas dilakukan dengan menggunakan tolerance value dan variance inflation factor (VIF). Batas tolerance value adalah 0,1 dan VIF adalah 10.

Tabel 2Hasil Uji Multikolinieritas

Model

Collinearity

Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant

)

CAR .736 1.358

NPL .493 2.030

BOPO .412 2.426

LDR .305 3.282

Sumber : Output SPSS 17

Tabel 2 menunjukkan tidak ada nilai tolerance value di bawah 0,10 dan VIF di atas 10, hal ini berarti di antara keempat variabel independen tersebut tidak terdapat hubungan multikolinieritas dan dapat digunakan untuk memprediksi ROA selama periode pengamatan 2009 dan 2010.Hasil Uji Heterokedastisitas

Page 7: Jurnal Rita

Uji heterokedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali, 2005). Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas dalam suatu model regresi linier berganda adalah dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat yaitu SRESID dan residual error yaitu ZPRED. Jika tidak ada pola tertentu dan titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Grafik scaterrplot ditunjukkan pada gambar 3 berikut ini:

Gambar 3

Sumber : Output SPSS 17

Gambar 3 menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi kinerja keuangan berdasarkan variabel bebas CAR, NPL, BOPO, dan LDR.

Hasil Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi

linier berganda terdapat korelasi antarresidual pada periode t dengan periode t-1

(sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2005). Untuk menguji keberadaan autokorelasi dalam penelitian ini digunakan metode Durbin Watson test. Ketentuan tidak adanya autokorelasi dapat ditunjukkan dari nilai DW yang berada pada interval 1,66-2,34.

Hasil uji Durbin-Watson menunjukkan nilai sebesar 1,893. Nilai DW tersebut berada pada interval 1,66-2,34 yang berarti bahwa model regresi terbebas dari autokorelasi.

Hasil Pengujian HipotesisPenelitian ini menggunakan analisis regresi berganda untuk mengetahui

apakah CAR, NPL, BOPO, dan LDR memiliki pengaruh terhadap ROA. Sebelum melakukan uji hipotesis maka sebelumnya dilakukan pengujian koefisien determinasi dan uji model regresi.

Koefisien Determinasi (R2)Koefisien determinasi atau R2 digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel-variabel independen dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hasil uji koefisien determinasi disajikan pada tabel 3.

Page 8: Jurnal Rita

Tabel 3Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi (R2) 10 Bank Terbesar

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 .838a .702 .622 .66526

Sumber: Output SPSS 17

Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi pada tabel 3 di atas, besarnya nilai adjusted (R2) dalam model regresi 10 bank tersebut, diperoleh sebesar 0,622 atau 62,2%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan menjelaskan variabel independen yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), BOPO, dan Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap variabel dependen Return on Assets (ROA) yang dapat diterangkan oleh model persamaan ini sebesar 62,2%, sedangkan sisanya sebesai 37,8% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi.

Uji FUji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang

dimasukkan dalam model regresi yaitu CAR, NPL, BOPO dan LDR mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap ROA seperti ditunjukkan pada tabel 4 berikut ini:

Tabel 4Hasil Perhitungan Uji F 10 Bank Terbesar

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 15.615 4 3.904 8.821 .001a

Residual 6.639 15 .443

Total 22.254 19

a. Predictors: (Constant), LDR, CAR, NPL, BOPO

b. Dependent Variable: ROA

Berdasarkan hasil uji F pada tabel 4 diperoleh nilai F hitung sebesar 8,821 dengan probabilitas 0,001. Hasil probabilitas yang lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi profitabilitas bank atau dapat dikatakan bahwa CAR, NPL, BOPO, dan LDR mempunyai pengaruh secara simultan terhadap profitabilitas perbankan.

Uji TUji statistik t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dengan asumsi variabel lainnya adalah konstan. Jika p-value < 0,05 berarti variabel tersebut signifikan yang berarti variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen. Berdasarkan output SPSS secara parsial, pengaruh dari keempat variabel independen yaitu CAR, NPL, BOPO, dan LDR terhadap ROA ditunjukkan pada tabel 5 berikut:

Page 9: Jurnal Rita

Tabel 5Hasil Perhitungan Uji T 10 Bank Terbesar

Sumber: Output SPSS 17

Berdasarkan hasil uji hipotesis yang disajikan pada tabel 5, maka persamaan regresi linier berganda yang terbentuk adalah sebagai berikut: ROA = 2,580 + 0,083 CAR – 0,670 NPL – 0,030 BOPO + 0,020 LDRBerdasarkan hasil perhitungan dengan program SPSS 17 seperti terlihat pada tabel 5 diperoleh: Nilai signifikansi untuk variabel CAR sebesar 0,031. Nilai p-value < 0,05 maka

dapat disimpulkan bahwa variabel CAR berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan (ROA).

Nilai signifikansi untuk variabel NPL sebesar 0,037. Nilai p-value < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel NPL berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan (ROA).

Nilai signifikansi untuk variabel BOPO sebesar 0,028. Nilai p-value < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel BOPO berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan (ROA).

Nilai signifikansi untuk variabel LDR sebesar 0,293. Nilai p-value > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan (ROA).

Hasil regresi dapat diketahui bahwa variabel bebas yang paling berpengaruh adalah NPL, CAR dan BOPO. Variabel yang berpengaruh paling rendah yaitu variabel LDR. Dari persamaan tersebut dapat dilihat bahwa variabel bebas NPL dan BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA yang berarti meningkatnya nilai NPL dan BOPO perusahaan perbankan tersebut akan menurunkan ROA sedangkan variabel CAR dan LDR memberikan pengaruh positif terhadap ROA yang berarti meningkatnya variabel CAR dan LDR akan meningkatkan ROA.

PembahasanHipotesis Satu : CAR berpengaruh positif terhadap ROA

Hasil regresi menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan positif antara CAR terhadap profitabilitas, semakin besar CAR maka profitabilitas yang diperoleh bank akan semakin meningkat. CAR menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian yang diakibatkan kegiatan operasional. Semakin besar CAR maka semakin tinggi kemampuan profitabilitas bank dalam menjaga kemungkinan timbulnya risiko kerugian dari kegiatan usahanya sehingga kinerja bank juga akan meningkat. Selain

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.580 1.017 2.537 .023

CAR .083 .035 .392 2.383 .031

NPL -.670 .293 -.459 -2.286 .037

BOPO -.030 .012 -.535 -2.434 .028

LDR .020 .018 .278 1.090 .293

Page 10: Jurnal Rita

itu, CAR yang tinggi, akan meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk menggunakan jasa perbankan.

CAR menunjukkan suatu kecukupan modal minimum yang harus dimiliki suatu bank karena modal bank merupakan motor penggerak bagi kegiatan usaha bank sehingga besar kecilnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan bank untuk melaksanakan kegiatan operasinya. Dengan modal sedikit maka kapasitas usaha bank juga akan terbatas karena modal merupakan proksi dari kemampuan bank untuk mngatasi risiko-risiko usaha yang dihadapi. Bank dengan modal kecil tentunya akan mengalami kesulitan untuk memiliki kegiatan usaha yang bervariasi atau memiliki risiko tinggi seperti kegiatan derivatif. Modal yang tinggi juga memungkinkan bank untuk meningkatkan skala usahanya secara efisien maupun memperbaiki skill level sumber daya manusianya sehingga bank-bank tersebut akan mampu bersaing dengan bank lainnya dari segi pelayanan dan efisiensi. Selain itu, semakin tinggi permodalan bank maka bank dapat melakukan ekspansi usahanya dengan lebih aman. Adanya ekspansi usaha pada akhirnya akan meningkatkan kinerja keuangan bank tersebut. (Fauzi, 2012, www.indonesiafinancetoday.com).

Menurut Sugiarto (2004, www.bi.go.id), industri perbankan merupakan suatu industri yang bersifat capital intensive, sangat berbeda dengan industri lainnya yang bersifat skill intensive seperti information technology (IT) atau industri yang bersifat labour intensive seperti pabrik. Industri perbankan bersifat capital intensive karena bank harus mengelola dana masyarakat dengan segala macam risikonya sehingga bank tentunya harus memiliki kapasitas dan kemampuan yang memadai untuk menanggung kerugian yang timbul dari risiko-risiko yang muncul. Untuk itu, permodalan bank sebagai buffer dari risiko yang dihadapi bank harus diperkuat dan terus ditingkatkan sesuai dengan besarnya risiko yang dihadapi oleh masing-masing bank.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suyono (2005), Mahardian (2008), Buyung (2009) bahwa perubahan CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas yang berarti kemampuan permodalan bank dalam menjaga kemungkinan timbulnya risiko kerugian akibat kegiatan usahanya berpengaruh terhadap tingkat pendapatan yang dihasilkan bank tersebut yang pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja keuangan bank.

Hipotesis Dua : NPL berpengaruh negatif terhadap ROAHasil regresi menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan negatif antara

NPL terhadap profitabilitas, semakin besar NPL maka profitabilitas yang diperoleh bank akan semakin menurun.

NPL mencerminkan jumlah kredit bermasalah yang diterima bank sebagai akibat dari kualitas kredit yang buruk. Jika kualitas kredit yang diberikan buruk, maka akan meningkatkan risiko, terutama bila pemberian kredit dilakukan dengan tidak menggunakan prinsip kehati-hatian dan ekspansi. Dalam pemberian kredit yang kurang terkendali sehingga bank akan menanggung risiko yang lebih besar pula. Pengaruh variabel NPL terhadap ROA menunjukkan bahwa semakin besar perusahaan perbankan melakukan pencairan kredit berarti bertambahnya risiko yang akan muncul dan NPL yang semakin besar akan berakibat menurunnya profitabilitas bank. Pengaruh negatif yang ditunjukkan oleh NPL menunjukkan bahwa semakin tinggi kredit macet dalam pengelolaan kredit bank yang ditunjukkan dalam NPL yang semakin meningkat, akan menurunkan tingkat profitabilitas bank yang ada di Indonesia. NPL menunjukkan rasio pinjaman yang bermasalah terhadap total pinjamannya. Oleh karena itu, semakin tinggi NPL akan mengakibatkan semakin tinggi tunggakan bunga kredit yang berpotensi pada penurunan pendapatan bunga serta menurunkan profitabilitas perbankan. Variabel NPL memiliki pengaruh yang

Page 11: Jurnal Rita

paling kuat jika dibandingkan dengan variabel lainnya. Rata-rata nilai NPL bank yang disyaratkan oleh Bank Indonesia yaitu maksimal sebesar 5%. Bank dapat menjalankan operasinya dengan baik jika mempunyai NPL di bawah 5%.

Besarnya NPL perusahaan perbankan dapat diartikan bahwa bank memiliki risiko kredit macet yang besar dari pencairan kreditnya. Jika pengembalian kredit berjalan lancar, NPL bank akan semakin rendah dan laba yang diharapkan akan terpenuhi. Sesuai dengan aturan SK Direksi Bank Indonesia No. 27/162/KEP/DIR tanggal 31 Maret 1995, bank dalam pemberian kredit dan pengelolaan perkreditannya wajib mematuhi kebijakan perkreditan yang telah dibuat secara konsekuen dan konsisten dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian, pengawasan kredit, dan pengikatan terhadap agunan untuk memperkecil risiko kredit atau gagal bayar debitur.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Mawardi (2005) dan Buyung (2009) bahwa NPL memperkecil kesempatan bank untuk meningkatkan profitabilitas. Aturan Bank Indonesia mengenai NPL menyatakan bahwa setiap kenaikan outstanding pinjaman yang diberikan, harus diantisipasi dengan cadangan aktiva produktif dan mengkredit rekening cadangan penghapusan aktiva produktif sehingga setiap kenaikan outstanding pinjaman yang diberikan, akan menambah biaya cadangan aktiva produktif yang pada akhirnya mempengaruhi ROA. Dengan demikian, proses ini akan membantu bank dalam menjaga NPLnya agar tidak lebih dari 5%.

Hipotesis Tiga : BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA Hasil regresi menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan negatif antara

BOPO terhadap profitabilitas, semakin besar BOPO maka profitabilitas yang diperoleh bank akan semakin menurun.

Variabel BOPO menunjukkan hubungan antara beban operasional dan pendapatan operasional dalam kaitannya terhadap efisiensi kinerja manajemen bank. Semakin rendah BOPO maka akan memperlihatkan semakin efisien bank dalam menjalankan aktivitas usahanya karena beban yang semakin rendah akan menghasilkan pendapatan yang semakin besar dan semakin besar pendapatan yang dihasilkan perbankan, tingkat profitabilitas akan semakin tinggi. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, besarnya rasio BOPO yang normal di bawah 90%, jika bank berada pada kisaran nilai tersebut dapat diartikan bahwa  bank tersebut dikategorikan efisien dalam menjalankan operasinya. Pergerakan rasio BOPO haruslah menjadi perhatian khusus agar   perusahaannya selalu berada pada tingkat efisiensi yang bisa menghasilkan laba yang maksimal, sehingga kinerja yang dicapai akan selalu meningkat.

Tingkat BOPO yang tinggi juga tidak berarti bahwa bank tidak efisien. Tingginya BOPO juga sebagai dampak dari adanya perluasan usaha, misalnya adanya pembukaan cabang-cabang baru yang akan meningkatkan biaya operasional. Efisiensi perbankan dapat diperoleh dengan melakukan peralihan sistem dari manual ke elektronik. Jika semua bank melakukan switching dari branch ke elektronik, maka biaya operasionalnya akan semakin kecil. (Purnomo, 2011, www.finance.detik.com).

Peningkatan biaya operasi bank yang tidak diikuti dengan peningkatan pendapatan operasi akan berakibat pada berkurangnya laba sebelum pajak, yang pada akhirnya akan menurunkan ROA. Dengan demikian efisiensi operasi yang diproksi dengan BOPO berpengaruh negatif terhadap kinerja bank yang diproksi dengan ROA. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Mawardi (2005), Suyono (2005), dan Sarifudin (2005) bahwa efisiensi operasi (BOPO) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return on assets (ROA) artinya tingkat efisiensi bank dalam menjalankan operasinya berpengaruh terhadap tingkat

Page 12: Jurnal Rita

pendapatan yang dihasilkan bank tersebut. Jika kegiatan operasional dilakukan dengan efisien (nilai rasio BOPO rendah) maka pendapatan yang dihasilkan bank tersebut akan naik.

Hipotesis Empat : LDR berpengaruh positif terhadap ROA Hasil perhitungan uji parsial menunjukkan bahwa variabel LDR berpengaruh

positif terhadap ROA dan tidak signifikan terhadap profitabilitas bank sehingga hipotesis bahwa rasio LDR berpengaruh positif terhadap ROA bank tidak dapat diterima.

LDR merupakan kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban utang-utangnya dan dapat membayar kembali semua depositonya, serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi penangguhan. Hipotesis yang ditolak menunjukkan bahwa semakin tinggi LDR suatu bank tidak menjadi tolok ukur keberhasilan manajemen bank untuk memperoleh keuntungan tinggi. LDR yang tinggi tidak berpengaruh terhadap ROA. Hal ini dikarenakan besarnya pemberian kredit tidak didukung dengan kualitas kredit. Kualitas kredit yang buruk akan meningkatkan risiko terutama bila pemberian kredit dilakukan dengan tidak menggunakan prinsip kehati-hatian dan ekspansi dalam pemberian kredit yang kurang terkendali sehingga bank akan menanggung risiko yang lebih besar. Menurut Dendawijaya (2003), semakin tinggi rasio LDR menunjukkan semakin tidak likuid bank tersebut, yang pada akhirnya menyebabkan penurunan profitabilitas. Makin tidak likuid suatu bank, makin besar risiko likuiditas yang ditanggung bank sehingga terdapat risiko tidak tersedianya aktiva likuid untuk memenuhi kewajiban segera para nasabah. Hal tersebut dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap perbankan. Runtuhnya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan dapat menyebabkan penarikan dana yang berdampak pada makin rendahnya likuiditas bank.

Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh antara LDR terhadap ROA dapat dikatakan bahwa bank cenderung menginvestasikan dananya dengan hati-hati. Menurut Widayani (2005), kondisi likuiditas bank yang rendah menunjukkan bahwa bank lebih banyak menempatkan dananya pada Bank Indonesia dan pada bank-bank lain serta melakukan penanaman dananya dalam bentuk investasi yang aman seperti sertifikat deposito, obligasi atau saham pemerintah (BUMN).

5. SIMPULAN DAN SARANSimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya, dapat ditarik beberapa simpulan yaitu:

Hasil pengolahan data menggunakan SPSS versi 17.0 dengan uji normalitas, multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi, tidak ditemukan variabel yang menyimpang dari asumsi klasik. Hal ini menunjukkan bahwa data penelitian ini telah memenuhi syarat untuk menggunakan model persamaan regresi linier berganda.

Berdasarkan analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa sebagian besar hipotesis yang diajukan diterima, seperti CAR, NPL, dan BOPO memiliki pengaruh signifikan terhadap ROA sedangkan untuk rasio LDR tidak berpengaruh signifikan.

Hasil perhitungan uji F menunjukkan bahwa variabel CAR, NPL, BOPO, dan LDR secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap ROA.

Page 13: Jurnal Rita

Keterbatasan dan Saran untuk Penelitian SelanjutnyaKeterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan yang dapat dijadikan bahan untuk penelitian serupa berikutnya guna memperoleh hasil yang lebih baik. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah penggunaan rasio keuangan bank yang digunakan. Penelitian ini hanya menganalisis pengaruh rasio CAR, NPL, BOPO, dan LDR terhadap kinerja perbankan. Sementara banyak rasio keuangan bank lainnya yang dapat mempengaruhi kinerja perbankan seperti rasio net interest margin. Selain itu, penelitian ini hanya menganalisis faktor internal perbankan padahal kinerja perbankan dapat pula dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti inflasi dan tingkat suku bunga.

Saran untuk Penelitian SelanjutnyaBeberapa saran yang diajukan penulis setelah mengadakan analisis adalah

sebagai berikut:Penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan penyempurnaan

spesifikasi model dengan menambah rentang waktu pengambilan sampel atau menggunakan cross section untuk melihat perbedaan setiap tahun dan menganalisis penyebab perbedaan tersebut.

Penelitian selanjutnya dapat memperluas penelitian tidak hanya menggunakan Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, BOPO, dan Loan to Deposit Ratio, tetapi rasio keuangan lainnya seperti Net Interest Margin atau rasio lain yang diperkirakan berhubungan dengan Return on Assets.

Implikasi ManajerialHasil penelitian ini menegaskan bahwa variabel yang berpengaruh paling

besar terhadap kinerja perbankan adalah rasio NPL, kemudian CAR dan BOPO. Berdasarkan hasil analisis tersebut, manajemen bank perlu memperhatikan NPL dengan menetapkan prinsip kehati-hatian dalam memberikan kredit serta menjaga kualitas kredit dengan mengurangi adanya kredit kurang lancar, diragukan, ataupun kredit macet sehingga dapat meningkatkan profitabilitas. Selain itu, pihak manajemen bank diharapkan selalu menjaga tingkat modalnya untuk keperluan pengembangan usaha serta menampung kemungkinan kerugian yang diakibatkan dalam kegiatan operasional bank dan meningkatkan efisiensi dengan selektif dalam mengeluarkan biaya operasional untuk menghasilkan keuntungan.

DAFTAR RUJUKAN

Alghifari. 2008. Analisis Regresi Teori, Kasus dan Solusi. Yogyakarta: BPFE.Aristya, Diah. 2010. Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kecukupan Modal,

Kualitas Aktiva Produktif (KAP), dan Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode 2005-2009). Tesis Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas Diponegoro (tidak dipublikasikan)..

Buyung, Ahmad. 2009. Analisis Pengaruh NPL, CAR, LDR, dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank (Perbandingan Bank Umum Go Publik dan Bank Umum Non Go Publik di Indonesia Periode Tahun 2005-2007). Tesis Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas Diponegoro (tidak dipublikasikan).

Dendawijaya, Lukman. 2003. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Page 14: Jurnal Rita

Desfian, Basran. 2005. Analisis Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kinerja Bank Umum Di Indonesia Tahun 2001-2003. Tesis Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas Diponegoro (tidak dipublikasikan).

Fauzi, Abdul Wahid. 2012. Tiga Perusahaan Sekuritas Akan Ekspansi Ke Pasar Asia. Melalui http://www.indonesiafinancetoday.com [05/08/2011].

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Undip.

Hanafi M dan Abdul Halim. 2003. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Kuncoro M dan Suhardjono. 2002. Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE.Leon, Boy dan Ericson. 2007. Manajemen Aktiva Pasiva Bank . Jakarta: Gramedia.

Leon, Boy dan Ericson. 2007. Manajemen Aktiva Pasiva Bank . Jakarta: Gramedia. Margaretha, Farah. 2009. Manajemen Keuangan Bagi Industri Jasa. Jakarta:

Grasindo. Mawardi, Wisnu. 2005. Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Keuangan Bank Umum Di Indonesia (Studi Kasus Pada Bank Umum Dengan Total Asset Kurang Dari 1 Triliun). Jurnal Bisnis Strategi Vol. 14 No. 1 pp 83-93.

Munawir, S. 2001. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty. Nitisastro, Widjojo. 2010. Pengalaman Pembangunan Indonesia. Jakarta:

PT Kompas Media Nusantara. Prasnanugraha, Ponttie. 2007. Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja

Bank Umum di Indonesia. Tesis Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas Diponegoro (tidak dipublikasikan).

Sarifudin, Muhammad. 2005. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laba pada Perusahaan Perbankan yang Listed di BEJ Periode 2000-2002. Tesis Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas Diponegoro (tidak dipublikasikan).

Setyani, Astuti Yuli. 2002. Analisis Kinerja Perusahaan Perbankan Sebelum dan Sesudah Menjadi Perusahaan Publik Di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Tesis Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas Diponegoro (tidak dipublikasikan).

Suad, Husnan dan Enny Pudjiastuti. 2002. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.

Sugiarto, Agus. 2004. Mengapa Modal Minimum Bank Harus Rp 100 Miliar. Melalui http:// www.bi.go.id [31/01/2004]

Susilo Sri Y., Triandoro, Sigit, Totok Budi Santoso A. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Suyono, Agus. 2005. Analisis Rasio-rasio Bank Yang Berpengaruh Terhadap ROA. Tesis Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas Diponegoro (tidak dipublikasikan).

Widayani, Indri Astuti. 2005. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Perbankan Periode 2000-2002. (Studi Empiris : Bank Umum di Indonesia). Tesis Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas Diponegoro (tidak dipublikasikan).