jurnal praktikum semisolid

34
JURNAL PRAKTIKUM SEMISOLID “FORMULASI KRIM HIDROKORTISON” I. TUJUAN PRAKTIKUM Mahasiswa dapat merancang formula sediaan semisolid “krim hidrokortison asetat” Mahasiswa mampu memformulasi dan mengevaluasi sediaan “krim hidrokortison asetat” II. DASAR TEORI Menurut FI III, krim adalah sediaan setengah padat berupa emulsi kental mengandung tidak kurang dari 60% air, dimaksudkan untuk pemakaian luar. Tipe krim ada dua yaitu krim tipe air minyak (A/M) dan krim minyak air (M/A). Menurut FI IV, krim adalah bentuk sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Krim mempunyai konsistensi relatif cair diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air. Sekarang batasan tersebut lebih diarahkan untuk produk yang terdiri dari emulsi minyak dalam air atau dispersi mikrokristal asam-asam lemak atau alkohol berantai panjang dalam air yang dapat dicuci dengan air.Untuk membuat krim digunakan zat pengemulsi. Umumnya berupa surfaktan-surfaktan anionik, kationik, dan nonionik (Anief, 2000).

Upload: mohammed-dinata

Post on 18-Jan-2016

369 views

Category:

Documents


55 download

DESCRIPTION

jurnal

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal Praktikum Semisolid

JURNAL PRAKTIKUM SEMISOLID

“FORMULASI KRIM HIDROKORTISON”

I. TUJUAN PRAKTIKUM

Mahasiswa dapat merancang formula sediaan semisolid “krim

hidrokortison asetat”

Mahasiswa mampu memformulasi dan mengevaluasi sediaan “krim

hidrokortison asetat”

II. DASAR TEORI

Menurut FI III, krim adalah sediaan setengah padat berupa emulsi kental

mengandung tidak kurang dari 60% air, dimaksudkan untuk pemakaian luar. Tipe

krim ada dua yaitu krim tipe air minyak (A/M) dan krim minyak air (M/A).

Menurut FI IV, krim adalah bentuk sediaan setengah padat yang mengandung

satu atau lebih bahan obat yang terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang

sesuai. Krim mempunyai konsistensi relatif cair diformulasi sebagai emulsi air

dalam minyak atau minyak dalam air. Sekarang batasan tersebut lebih diarahkan

untuk produk yang terdiri dari emulsi minyak dalam air atau dispersi mikrokristal

asam-asam lemak atau alkohol berantai panjang dalam air yang dapat dicuci

dengan air.Untuk membuat krim digunakan zat pengemulsi. Umumnya berupa

surfaktan-surfaktan anionik, kationik, dan nonionik (Anief, 2000).

Prinsip pembuatan krim adalah berdasarkan proses penyabunan (safonifikasi)

dari suatu asam lemak tinggi dengan suatu basa dan dikerjakan dalam suasana

panas yaitu temperatur 700- 800C. (Dirjen POM,1995).

Ada beberapa tipe krim seperti emulsi, air terdispersi dalam minyak (A/M)

dan emulsi minyak terdispersi dalam air (M/A). sebagai pengemulsi dapat

digunakan surfaktan anionik, kationik dan non anionik. Untuk krim tipe A/M

digunakan : sabun monovalen, tween, natrium laurylsulfat, emulgidum dan lain-

lain. Krim tipe M/A mudah dicuci. (Anief,1994).

Dalam pembuatan krim diperlukan suatu bahan dasar. Bahan dasar yang

digunakan harus memenuhi kriteria-kriteria tertentu. Kualitas dasar krim yang

diharapkan adalah sebagai berikut :

Page 2: Jurnal Praktikum Semisolid

a. Stabil

b. Lunak

c. Mudah dipakai

d. Dasar krim yang cocok

e. Terdistribusi merata

Fungsi krim adalah:

a. Sebagai bahan pembawa substansi obat untuk pengobatan kulit

b. Sebagai bahan pelumas bagi kulit

c. Sebagai pelindung untuk kulit yaitu mencegah kontak langsung dengan zat-zat

berbahaya. (anief,1999)

Obat kulit yang umum digunakan mengandung obat-obat golongan

antibiotika, kortikosteroid, antiseptik lokal, antifungi dan lain-lain. Obat kulit

topikal mengandung obat yang bekerja secara lokal. Tapi pada beberapa keadaan,

dapat juga bekerja pada lapisan kulit yang lebih dalam, misalnya pada pengobatan

penyakit kulit kronik dengan obat kulit topikal yang mengandung kortikosteroid.

Hidrokortison adalah golongan kortikosteroid yang mempunyai efek

farmakologi sebagai anti-inflamasi, anti-pruritis dan aksi vasokonstriksi

Mekanisme kerja kortikosteroid sebagai antiinflamasi adalah kortikosteroid

mempengaruhi berbagai sel imunokompeten seperti sel T, makrofag, sel

dendritik, eosinofil,neutrofil, dan sel mast, yaitu dengan menghambat

respons inflamasi dan menyebabkan apoptosis berbagai sel tersebut. Kerja

kortikosteroid menekan reaksi inflamasi pada tingkat molekuler terjadi

melalui mekanisme genomik dan nongenomik. Antiinflamasi kortikosteroid

topikal dimediasi oleh penghambatan rilis fosfolipase A2, yang merupakan

enzim produksi prostaglandin, leukotrien, dan turunan asam arakhidonat.

Obat ini juga bekerja dengan menghambat transkripsi gen yang

mengaktifasi proinflamasi. Hal tersebut yang menjadikan kortikosteroid

menghambat fagositosis dan menstabilkan membran liposomal dari sel

fagosit yang berkontibusi pada efek antiinfalmasi.

Mekanisme sebagai efek imunosupresif dari kortikosteroid topikal adalah

dengan dimediasi dengan menurunkan produksi dan aksi hormon yang

terlibat pada respon inflamasi, menghambat migrasi leukosit ke daerah

Page 3: Jurnal Praktikum Semisolid

inflamasi, dan mengganggu fungsi granulosit, sel endotel, sel mast dan

fibroblast.

Sedangkan mekanisme kortikosteroid topikal sebagai antiproliferatif adalah

dimediasi untuk mengganggu sintesis DNA dan mitosis. Menghambat juga

aktivitas fibroblast dan pembentukan kolagen.

Efek vasokontriksi pada kortikosteroid topikal dimediasi dengan

menghambat vasodilator alami termasuk antihistamin, bradikinin dan

prostaglandin. (Chabassol, A & Green Peter. 2012)

DAPUS : (Allison Chabassol and Peter green , MD, FRCPC. Topical Corticosteroid

Therapy:WhatYou Need to Know . The Canadian Journal of Diagnosis / February 2012

Secara umum, kortikosteroid topikal akan memberikan efek samping baik

lokal maupun sistemik. Efek samping sistemik terjadi setelah penyerapan steroid.

Kortikosteroid efektif karena berpenetrasi ke dalam kulit. Anak-anak memiliki

permukaan kulit yang relatif besar dibandingkan dengan orang dewasa dan efek

samping sistemik lebih mungkin terjadi. Setelah penyerapan secara sistemik,

kortikosteroid mengganggu sintesis kortikosteroid dalam kelenjar adrenal.

Sehingga, produksi endogen akan dihambat dan terjadi kekurangan cadangan

kortikosteroid. Hal ini menyebabkan penurunan respon stres fisik. Ketika

penyerapan kortikosteroid berlangsung selama waktu yang lama, dan terutama

ketika steroid kuat digunakan, aktivitas kortikosteroid dalam tubuh mungkin terlalu

tinggi. Hal ini menyebabkan efek metabolik, yaitu Sindrom Cushing secara luas

dikenal. Pada anak-anak akan terjadi keterbelakangan pertumbuhan akibat

penggunaan yang berkepanjangan kortikosteroid.

Farmakokinetika kortikosteroid adalah tingkat penyerapan perkutan

kortikosteroid topikal ditentukan oleh beberapa faktor yaitu pembawa/basis ,

integritas penghalang epidermis , dan penggunaan dressing oklusif .Kortikosteroid

topikal dapat diserap dari kulit utuh normal. Peradangan dan / atau lainnya proses

penyakit di kulit meningkatkan penyerapan perkutan .Dressing oklusif secara

substansial meningkatkan penyerapan perkutan kortikosteroid topikal .Dengan

demikian , dressing oklusif dapat menjadi tambahan yang berharga untuk terapi

pengobatan dermatosis resisten. Setelah diserap melalui kulit , kortikosteroid

topikal ditangani melalui farmakokinetik jalur yang sama dengan kortikosteroid

Page 4: Jurnal Praktikum Semisolid

sistemik diberikan . Kortikosteroid adalah terikat protein plasma dalam derajat

yang bervariasi . Kortikosteroid dimetabolisme terutama di hati dan kemudian

diekskresikan oleh ginjal . Beberapa kortikosteroid topikal dan metabolitnya

juga diekskresikan ke dalam empedu .

Mekanisme masuknya obat ke kulit??????????/

Page 5: Jurnal Praktikum Semisolid

Nama Produk Kandungan Indikasi Kontra Indikasi Dosis

Armacort - Hidrokortison asetat 2,5 %

- Kloramfenikol 2%

Nyeri inflamasi dari

dermatosis yang responsif

terhadap kortikosteroid

- Oleskan 3-4x sehari

menutupi bagian yang sakit

Bufacort-N - Hidrokortison asetat 1%

- Neomisin sulfat 0,5 %

- Dermatitis yang terinfeksi

- Infetigo furunkulosis

- Akne

-penderita TBC

- herpes simpleks

- vericella

- vaccine

Oleskan 2-3x sehari

menutupi bagian yang sakit

Calacort - Hidrokortioson 2,5 % - Pengobatan topikal berbagai

kelainan kulit akut, sub akut,

kronik

- Infeksi virus

- Lesi kulit karena

tuberkulosis

- Infeksi jamur

-

Oleskan 2-3x sehari

menutupi bagian yang sakit

(10 gram)

Camviocorthon

Cendo

- Kliokinol 1 %

- Hidrokortison asetat 1 %

- Kamfer 1 %

- Peradangan kulit

- Alergi

- infeksi

- Oleskan 2-4x sehari

menutupi bagian yang sakit

(5 gram)

III. EVALUASI PRODUK REFEREN

IV. STUDI PRAFORMULASI BAHAN AKTIF

Page 6: Jurnal Praktikum Semisolid

Rek.. tulis yang hidrokortison asetat aja

No. Bahan Aktif Efek Utama Efek Samping Karakteristik

Fisik

Karakteristik Kimia Sifat Lain

1. Hydrocortisone Anti alergi

Antiradang

Eksim

hipersensitivitas Pemerian :

serbuk hablur

putih atau

hampir putih,

tidak berbau

Kelarutan : sukar

larut dalam air

dan dalam eter,

agak sukar larut

dalam etanol dan

dalam aseton,

sukar larut dalam

kloroform

Rumus molekul :

C21H30O5

BM : 362.5

2. Hydrocortisone Acetate Anti alergi hipersensitivitas Pemerian :

serbuk hablur

Rumus molekul : Hidrokortison

asetat

Page 7: Jurnal Praktikum Semisolid

Antiradang

Eksim

putih atau

hampir putih,

tidak berbau,

rasa tawar

kemudian pahit

Kelarutan :

praktis tidak

larut dalam air,

sukar larut dalam

etanol dan dalam

kloroform.

C23H32O6

BM : 404,5

merupakan

bahan dengan

karakteristik

fisik yang

tidak bersifat

higroskopis,

volatil, mudah

melebur , dan

kristal.

Hidrokortison

asetat dalam

bentuk kering

(bahan baku)

mempunyai

shelf life

(waktu

terjadinya

degradasi

10%obat

menjadi tidak

stabil) adalah

Page 8: Jurnal Praktikum Semisolid

selama 1tahun.

3. Hydrocortisone Butyrate Anti alergi

Antiradang

Eksim

hipersensitivitas Pemerian :

serbuk hablur,

putih hingga

praktis putih,

praktis tidak

berbau

Kelarutan :

praktis tidak

larut dalam air,

sukar larut dalam

air, sukar larut

dalam eter, larut

dalam methanol,

dalam etanol dan

dalam aseton,

mudah larut

dalam kloroform

Rumus molekul :

C25H36O6

BM : 432,56 (FI 4)

Page 9: Jurnal Praktikum Semisolid

4. Hydrocortisone Valerate Anti alergi

Antiradang

Eksim

hipersensitivitas Rumus molekul :

C26H38O6

BM =446.6 clarke’s

analysis

Page 10: Jurnal Praktikum Semisolid

Alasan pemilihan bahan aktif :

Bahan aktif yang digunakan adalah hidrokortison asetat

Karena :

Menurut Bakker,P.et.al.1990 hidrokortison asetat adalah steroid lemah yang masuk di

dalam daftar obat esensial WHO. Secara luas digunakan, mudah didapat dan tidak

mahal. Digunakan pada beberapa sediaan. Pada sediaan krim dan salep hidrokortison

asetat mempunyai stabilitas lebih baik dari pada lotion. Sehingga sediaan

hidrokortison bentuk krim dan salep banyak digunakan.

Menurut Bakker,P.et.al.1990 Hidrokortison asetat merupakan bahan dengan

karakteristik fisik yang tidak bersifat higroskopis, volatil, mudah melebur , dan

kristal.

Menurut Bakker,P.et.al.1990 hidrokortison asetat tidak terjadi reaksi rearragement

seperti yang terjadi pada betametason-17-valerat , karena hidrokortison asetat

merupakan 21-monoester. Sedangkan yang mengalami reaksi rearragement dan

aktivitasnya menurun adalah terjadi untuk semua 17-monoester dengan gugus

hidroksi bebas pada posisi 21.

Page 11: Jurnal Praktikum Semisolid

Dalam produk referen banyak sediaan krim hidrokortison yang menggunakan bahan

aktif hidrokortison asetat

Hidrokortison dalam bentuk krim biasanya dikombinasi dengan asam seperti

hidrokortison dan asam asetat yang disebut hidrokortison asetat

Target Organ yg dituju : subkutan

Tujuan terapi : Lokal

Page 12: Jurnal Praktikum Semisolid

Bentuk sediaan yang dipilih : krim o/w

Alasan

Sifat krim lebih nyaman dan cenderung disukai oleh masyarakat

Dengan basis o/w bahan aktif yang bersifat hidrofob mudah lepas

Di kebanyakan produk referen berupa krim

Sediaan krim direkomendasikan untuk mengobati lesi subkutan, lesi kronik

Dosis

Menurut martindale, Untuk topikal bisa dalam bentuk salep, lotion, dan cream.

Dengan konsentrasi 0,25 -2,5 %.

Menurut Martindale, 100 mg hidrokortison setara dengan :

Hidrokortison asetat 112 mg

Hidrokortison buteprate 135 mg

Hidrokortison butirat 119 mg

Hidrokortison cipionat 134 mg

Hidrokortison hidrogen suksinat 128 mg

Hidrokortison sodium fosfat 134 mg

Hidrokortison valerat 123 mg

Pada formula yang kami rancang, dosis yang digunakan sebesar 2,5 % hidrokortison

asetat, karena krim hidrokortison 2,5% memberikan kuantitas pelepasan zat aktif

yang lebih banyak dibandingkan dengan Krim Hidrokortison dengan kadar 1%.

Maka dalam jika sediaan krim sebesar 10 gram, maka :

Hidrokortison asetat = 2,5100

x 10 gram = 0,25 gram = 250 mg

Digunakan 3 x sehari. Tidak boleh menggunakan 50 g krim dalam satu minggu, atau

atas anjuran dokter

Page 13: Jurnal Praktikum Semisolid

FORMULA

BAHAN Konsentrasi Penimbangan

(10 gram)

Penimbangan

(200 g)

FUNGSI

Hidrokortison asetat 2,5 % 0,25 gr 5 gr Bahan aktif

Metilparaben/nipagin 0,25 % 0,025 gr 0,5 gr Pengawet

Propilparaben/nipasol 0,15 % 0,015 gr 0,3 gr Pengawet

Propilen glikol 0,2 % 0,2076 gr 4,152 gr Pelarut

pengawet

Aqua rosae q.s q.s q.s Corigen

odoris

Asam stearat 15 % 1,5 gr 30 gr Emulgator

Cera alba 2 % 0,2 gr 4 gr Fase minyak

Vaselin album 8 % 0,8 gr 16 gr Fase minyak

TEA 1,5% 0,15 gr 3 gr Emulgator

Propilen glikol 8 % 0,8 gr 16 gr Fase air

Aquadest Ad 100 6,0524 gr 121,048 gr Fase Air

PERHITUNGAN BAHAN :

Dibuat krim sebesar 10 gram

Hidrokortison asetat = 2,5 g100

x 10 g = 0,25 gram

Metil paraben = 0,25100

x 10 g = 0,025 gram

Propil paraben = 0,15100

x 10 g = 0,015 gram

Propilen glikol yang dibutuhkan untuk melarutakan metil paraben dan propil paraben

adalah 0,2 % = 0,2 ml

Didapatkan dari

kelarutan Metil paraben : propilen glikol = 1 : 5

maka 0,25

1 =

x5

x = 0,125 ml

Page 14: Jurnal Praktikum Semisolid

kelarutan Metil paraben : propilen glikol = 1 : 3,9

maka 0,015

1 =

x3,9

x = 0,058 ml

Jadi, jumlah propilen glikol untuk melarutkan nipagin dan nipasol sebesar 0,125 ml +

0,058 ml = 0,1835 ml dibulatkan jadi 0,2 ml

Massa propilenglikol = ρ x v = 1,038 gr/ml x 0,2 ml = 0,2076 gr

Aqua rosae = q.s

Asam stearat = 15

100 x 10 = 1,5 gram

Cera alba = 2

100 x 10 = 0,2 gram

Vaselin album = 8

100 x 10 = 0,8 gram

TEA = 1,5100

x 10 = 0,15 gram

Propilen glikol = 8

100 x 10 = 0,8 gram

Aquadest

= 10 gr – (0,25 gr+0,025 gr+ 0,015 gr+ 0,2076 gr+ 1,5 gr+ 0,2 gr+ 0,8 gr+ 0,15 gr+

0,8 gr) = 6,0524 gr

Page 15: Jurnal Praktikum Semisolid

STUDI PREFORMULASI BAHAN-BAHAN EKSIPIEN

1. Metil paraben (nipagin) (HPE hal. 441)

C8H8O3

Fungsi :

Pengawet, antimikroba, efektif pada range pH yang luas, untuk sediaan topical 0,02 – 0,3 % . Aktivitas meningkat ketika digunakan dengan golongan paraben yang lainnya Melawan mikroba pada pH 4-8

Mengalami inkompatibilitas dengan bentonit, tragacant, sorbitol

Pemerian : Kristal tak berwarna dan tidak berbau

Melting point : 125 -128 oC

Kelarutan :

Pelarut Perbandingan Ethanol 1 : 2Ethanol (95%) 1 : 3Ethanol (50%) 1 : 6Ether 1 : 10Glycerin 1 :60Propylene glycol 1 : 5Water 1 : 400

1 : 50 pada suhu 50 oC1 : 30 pada suhu 80 oC

2. Propil paraben (nipasol) (HPE hal.596)

C10H12O3

Page 16: Jurnal Praktikum Semisolid

Fungsi :

Pengawet, antimikroba, efektif pada range pH yang luas. Untuk sediaan topical 0,01 – 0,6 %, aktivitas meningkat ketika digunakan dengan golongan paraben yang lainnya ,melawan mikroba pada pH 4-8

Pemerian : Kristal putih, tidak berasa, tidak berbau

Boiling point 295oC

Kelarutan :

Solven Kelarutan suhu 20 º CAseton larutEtanol (95 %) 1 : 1,1Etanol (50 %) 1 : 5,6Eter LarutGliserin 1 : 250Propilenglikol 1 : 3,9Propilenglikol (50%) 1 : 110Air 1 : 4350 suhu 15 º C

1 : 225 suhu 80 º C

3. PROPILEN GLIKOL

Nama resmi            : PROPYLENGLYCOLUM

Nama sinonim        : propilenglikol

Rumus molekul      : C3H8O2

Berat molekul        : 76,10

Pemerian                :  Cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak

manis, higroskopik

Page 17: Jurnal Praktikum Semisolid

Kelarutan               :  Dapat campur dengan air, dengan etanol (95%)p, dan dengan

kloroform p, larut dalam 6 bagian eter p, tidak dapat campur

dengan eter minyak tanah p, dan dengan minyak lemak

Penyimpanan         : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan :

Kegunaan Sediaan konsentrasiHumektan topical 15 %Pengawet Larutan, semisolid 15–30 %Solvent / kosolvent Oral solutions 10–25 %

Topicals 5–80 %

4. CERA ALBA (HPE hal. 779)

Pemerian

lilin putih , tidak berasa, berwarna putih , bau hampir sama dengan cera flava tapi

kurang intensif

Fungsi :

Meningkatkan konsistensi krim dan salep, menstabilkan emulsi w/o, untuk

menghaluskan tablet salut, dan mengatur titik lebur suppositoria. Digunakan untuk

film-coating tablet lepas lambat

Kelarutan :

larut di kloroform, eter,minyak, minyak menguap, dan karbon disulfida, sedikit larut

di etanol (95%), praktis tidak larut di air.

Suhu lebur : 61 – 65 º C

Inkompatibilitas : inkompatibel dengan agen pengoksidasi

Stabilitas dan kondisi penyimpanan

pemanasan diatas 150 º C akan terjadi esterifikasi, nilai asam turun, dan suhu lebur

turun. Stabil dalam wadah tertutup dan terlindung dari cahaya

Keamanan : digunakan untuk formulasi topikal dan oral, tidak toksik dan non-iritan,

dapat menyebabkan reaksi hipersensitivitas

5. Trietanolamin (TEA) (HPE. Hal 754)

Page 18: Jurnal Praktikum Semisolid

C6H15NO3 149.19

Pemerian :

Jernih, tidak berwarna sampai kekuningan, berbau amonia.

Stabilitas dan kondisi penyimpanan :

TEA dapat berwarna coklat jika terpapar udara dan cahaya

Fungsi :

Emulsifying agent, agen basa. Konsentrasi untuk emulgator topikal sebesar 2 – 4

%v/v.

Karakteristik fisik :

pH :10,5 (larutan 0,1)

Suhu didih : 335 º C

Suhu lebur : 20 – 21 º C

Kelembapan :0,09 %

Kelarutan :

Pelarut Kelarutan pada suhu 20 º C

Aceton Tidak larut

Benzen 1 : 24

Karbon tetraklorida Tidak larut

Etil eter 1 : 63

Metanol Tidak larut

Air Tidak larut

Page 19: Jurnal Praktikum Semisolid

6. ASAM STEARAT (HPE hal. 697)

Pemerian :

Keras, berwarna putih sampai kuning, mengkilap, bentuk kristal padat atau ada juga

dalam bentuk serbuk putih sampai kuning, sedikit berasa.

Fungsi :

Emulsifyng agent, solubilizing agent, lubrikan tablet dan kapsul

Kegunaan Konsentrasi

(%)

Salep dan krim 1 – 20

Lubrikan tablet 1 - 3

Karakteristik Fisik :

Koefisien partisi (minyak : air) = 8 : 2

Nilai saponifikasi 200 – 220

Suhu lebur 69 – 70 º C

Kelarutan :

Larut dalam benzen, karbon tetraklorida, kloroform, dan eter. Larut di etanol (95%),

heksan, dan propilen glikol, praktis tidak larut di air.

Stabilitas :

Stabil, antioksidan juga bisa ditambahkan. Simpan ditempat tertutup dan kering.

Inkompatibilitas :

Asam stearat inkompatibel dengan logam hidrogen dan basa, agen pereduksi dan agen

pengoksidasi.

7. VASELIN ALBUM (HPE Hal. 483)

Page 20: Jurnal Praktikum Semisolid

Vaselin putih adalah campuran yang dimurnikan dari hidrokarbon setengah padat,

diperoleh dari minyak bumi dan keseluruhan atau hampir keseluruhan dihilangkan

warnanya.

Pemerian

Putih atau kekuningan pucat, massa berminyak transparan dalam lapisan tipis setelah

didinginkan pada suhu 0 º C.

Kelarutan

Tidak larut dalam air, sukar larut dalam etanol dingin atau panas dan dalam etanol

mutlak dingin, mudah larut dalam benzenea, dalam karbon disulfida, dalam

kloroform, larut dalam heksan, dan dalam sebagian besar minyak lemak dan minyak

atsiri.

8. AQUADEST (FI.Edisi III Hal.96)

Nama resmi            : AQUA DESTILLATA

Nama sinonim        : Air suling, Air murni

Rumus molekul      : H2O

Berat molekul        : 18,02

Pemerian                :  Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai

rasa

Penyimpanan         : Dalam wadah tertutup baik

Penggunaan           : Zat tambahan

Page 21: Jurnal Praktikum Semisolid

CARA PEMBUATAN

Asam stearat, cera alba, vaselin album (fase

minyak)

TEA, Propilen Glikol dan aquadest (Fase Air)

Diaduk, hingga terbentuk massa krim. Tunggu sampai dingin

1 2

Menimbang nipasol dan nipagin

Menambahkan propilen glikol 0,2 ml

Larutan nipasol dan nipagin

3

Aduk, ad homogen

Masukkan hidrokortison asetat yang telah digerus dimortir lain

Krim hidrokortison asetat

Masukkan wadah, beri etiket dan label

4

Masukkan dalam beaker glass

Menambahkan aqua rosae q.s

5

Page 22: Jurnal Praktikum Semisolid

CARA EVALUASI SEDIAAN Uji Organoleptis

Pemeriksaan organoleptis meliputi bentuk, warna dan bau yang diamati secara

visual (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995). Spesifikasi krim yang

harus dipenuhi adalah memiliki konsistensi lembut, warna sediaan homogen, dan

baunya harum..

Uji Homogenitas

(Voight, 1994).

Uji pH

Sejumlah sediaan diencerkan dengan aquadest sampai volume tertentu, diukur pH

dengan menggunakan indicator universal

Menyiapkan sejumlah krim yang diamati

Mengoleskan krim pada kaca benda yang bersih dan kering sehingga membentuk suatu lapisan yang tipis

Menutup dengan kaca preparat (cover glass)

Mengamati krim dibawah mikroskop

Krim dinyatakan homogen apabila pada pengamatan menggunakan mikroskop, mempunyai tekstur yang tampak rata dan tidak menggumpa

Page 23: Jurnal Praktikum Semisolid

Penentuan viskositas

Uji ini menggunakan alat Viscotester VT-04

Kalibrasi viscometer

Baca angka yang tertera setelah konstan

Jalankan viskotester

Pasang spindle ke dalam sampel

1 gram sediaan diencerkan dalam 10 ml aquadest, aduk ad homogen

Ukur air dengan indicator universal

Diamkan agar mengendap

Catat pH

Page 24: Jurnal Praktikum Semisolid

Uji Daya Sebar

Menambahkan beban diatas kaca transaparan tersebut beban 50, 100, 200, dan 500 gram

Meletakkan 0,5 gram krim pada kaca

Mengamati diameter daerah yang terbenuk

Menyiapkan sejumlah krim yang diamati

Meletakkan kaca transparan diatas kertas grafik

Menutup dengan kaca preparat (cover glass)

Mengamati krim dibawah mikroskop

Menutup dengan kaca transparan dan dibiarkan selama selama ± 5 detik untuk mendapatkan berapa diameter daerah yang terbentuk

Page 25: Jurnal Praktikum Semisolid

Uji Daya Lekat

Uji Stabilitas Suhu

Meletakkan krim pada satu sisi kaca objek yang pada sisi bawahnya telah dipasangkan tali untuk mengikat beban (50 gram)

Mengamati waktu yang dibutuhkan beban tersebut untuk memisahkan kedua kaca tersebut.

Menempelkan pada kaca objek yang lain

Spesifikasi sediaan adalah krim dapat menyebar dengan mudah dan merata.

Spesifikasi sediaan adalah stabil dalam berbagai suhu tanpa ada

perubahan organoleptis, pH dan homogenitasnya

Menyimpan krim pada suhu kamar 28±2˚C serta suhu tinggi 40±2˚C

Melakukan pengamatan pada minggu ke-1, 2, dan 3

Melakukan pengamatan secara organoleptis, homogenitas fisik serta perubahan fisik selama penyimpanan