jurnal ilmiah “jumansi stindo” medan vol. 1 no. 1 pebruari
TRANSCRIPT
Jurnal “JUMANSI STINDO” Vol. 1 No. 1 April 2019
ANALISIS PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
(K.3) DAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA (JAMSOSTEK)
TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN PADA
PT. MITRA PRATAMA MANDIRI JAYA
PERKASA MEDAN
Oleh:
Surya Darma Pardede, S.Pd., MM
Dosen STIE Indonesia Medan
ABSTRAK
PT. Mitra Pratama Mandiri Jaya Perkasa Medan, merupakan salah satu
perusahaan yang bergerak dibidang konstruksi sipil dan baja. Penelitian ini
dibatasi pada variabel Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K.3) Dan Jaminan
Sosial Tenaga Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Mitra Pratama
Mandiri Jaya Perkasa Medan. Sedangkan permasalahan dalam penelitian ini
adalah apakah keselamatan dan kesehatan kerja (K.3) dan jaminan sosial tenaga
kerja secara simultan dan parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap
semangat kerja karyawan pada PT. Mitra Pratama Mandiri Jaya Perkasa Medan.
Sesuai hasil uji Fhitung 390.424 > Ftabel 3,17 dan probabilitas signifikan jauh
lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,00 < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja (K.3) dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja secara serempak
dan signifikan berpengaruh terhadap Semangat Kerja.
Hasil uji parsial Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K.3) nilai thitung 8.738 >
ttabel 1.674 dengan signifikan 0,000 < 0,05, artinya secara parsial terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan dari Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K.3)
terhadap Semangat kerja artinya Hipotesis (H2) sebelumnya di terima.
Hasil uji parsial Jaminan Sosial Tenaga Kerja nilai thitung 8.738 > ttabel 1.674
dengan signifikan 0,000 > 0,05, artinya secara parsial terdapat pengaruh dan
signifikan dari Jamsostek terhadap semangat kerja, artinya Hipotesis (H2)
sebelumnya di terima.
Koefisien Determinasi menunjukkan besarnya adjusted R square sebesar 0,933
ataui 93,3% dijelaskan dengan variabel independen Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja (K.3), dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja , sedangkan sisanya (100% - 93,3%
= 6,7%) dapat dijelaskan dengan variabel independen lainnya seperti pemberian
penghargaan, pemberian insentif dan lain-lainnya
Kata Kunci : Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K.3) Dan Jaminan Sosial
Tenaga Kerja Dan Semangat Kerja
Jurnal “JUMANSI STINDO” Vol. 1 No. 1 April 2019
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan sektor
ketenagakerjaan sebagai bagian dari
upaya pembangunan sumber daya
manusia (SDM) merupakan salah
satu bagian yang tidak terpisahkan
dari pembangunan nasional sebagai
pengamalan Pancasila dan UUD
1945. Pembangunan SDM diarahkan
pada peningkatan harkat, martabat
dan kemampuan manusiawi serta
kepercayaan diri sendiri dalam
rangka mewujudkan masyarakat
sejahtera, adil, dan makmur baik
material maupun spiritual. Peran
serta tenaga kerja dalam
pembangunan nasional semakin
meningkat.
Salah satu upaya yang dapat
dilakukan untuk melakukan
perlindungan tenaga kerja adalah
meminimalkan resiko-resiko buruk
yang bisa saja terjadi. Dalam hal ini
perlu adanya pengetahuan mengenai
resiko-resiko yang ada. Resiko-
resiko yang menimpa tenaga kerja
tersebut dapat terjadi sewaktu-waktu
baik pada waktu kerja maupun di
luar kerja demi tuntutan perusahaan.
Resiko yang menimpa tenaga kerja
dapat menimbulkan cacat
sebahagian, cacat seumur hidup,
bahkan dapat menimbulkan
kematian.
Salah satu hal yang dapat
ditempuh perusahaan agar mampu
bertahan dalam persaingan adalah
meningkatkan semangat kerja
karyawan. Menurut Nitisemito
(2006: 60), “semangat kerja adalah
melakukan pekerjaan secara lebih
giat sehingga dengan demikian
pekerjaannnya akan dapat
diharapkan lebih cepat dan lebih
baik”.
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) merupakan faktor penting
dalam rangka perlindungan dunia
kerja, dan juga sangat penting untuk
produktivitas dan kelangsungan
dunia usaha. Keselamatan Kesehatan
Kerja dan Lingkungan (K3L) adalah
salah satu hak dasar bagi pekerja
yang merupakan komponen dari hak
azasi manusia (HAM). Sistem
Manajemen K3L bertujuan
melindungi pekerja atas
keselamatannya dalam melakukan
pekerjaan demi kesejahteraan hidup
dan meningkatkan produksi serta
produktivitas nasional, menjamin
keselamatan setiap orang lain yang
berada di tempat kerja, dan
memelihara serta menggunakan
sumber-sumber produksi secara
aman dan efisien.
Dengan implementasi K3
yang selalu didasarkan pada potential
hazards dan potential risks yang ada
serta data K3 yang lalu, maka
program K3 dengan target yang jelas
dalam periode waktu tertentu disertai
Cost-benefit analysis, program K3
tersebut tidak akan merupakan ekstra
biaya tetapi akan terbukti
meningkatkan produktivitas dari
aspek K3 serta meningkatkan citra
perusahaan. Indonesia diharapkan
akan melaksanakan program
perbaikan K3 menuju Budaya K3
Jurnal “JUMANSI STINDO” Vol. 1 No. 1 April 2019
tahun 2020 (Boediono, 2015:215-
144).
Menurut Badan Pusat
Jaminan Sosial (BPJS) (2016)
kecelakaan yang setiap harinya
dialami para buruh dari setiap 100
ribu tenaga kerja. Dari sekian banyak
jumlah tersebut, penyumbang
terbanyak berasal dari kecelakaan
kerja konstruksi yang mencapai 30%
dari total keseluruhan jumlah
kecelakaan kerja.
Menurut Undang-Undang No.
1 Tahun 1970 bahwa kecelakaan
kerja merupakan suatu masalah yang
harus segera ditangani bersama,
pemerintah telah menjelaskan bahwa
kecelakaan kerja wajib dicegah dan
ditangani oleh pekerja, pengusaha
dan pemerintah. Kasus kecelakaan
dapat ditangani melalui
pembangunan suatu sistem yang
jelas, terukur dan terarah untuk
mengatur setiap kegiatan menjadi
aman, maka perlu adanya Sistem
Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3).
Penerapan SMK3
memberikan banyak hal positif pada
perusahaan. SMK3 dapat
mengurangi risiko bahaya di tempat
kerja dan dapat menciptakan kondisi
kerja yang produktif (Silaban dkk.,
2009). Berdasarkan UU Nomor 13
tahun 2003 menjelaskan tentang
pelaksanaan SMK3 yang berupa
kewajiban diatur dalam pasal 87 ayat
(1) yang berbunyi “Setiap
Perusahaan wajib menerapkan sistem
manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja yang terintegrasi
dengan sistem manajemen
perusahaan”.
Kepala Kantor Wilayah I PT
Jamsostek Sumatera Utara,
mengatakan, kebanyakan perusahaan
yang belum melindungi tenaga
kerjanya adalah perusahaan kecil
dengan jumlah tenaga kerja 10 orang
ke bawah. Masih banyak anggapan
bahwa Jamsostek seperti asuransi
yang pengurusannya berbelit-belit.
Banyak pula yang masih
beranggapan Jamsostek hanya
potongan gaji tanpa diketahui
manfaatnya. April 2016 terdapat
2.291 perusahaan yang tercatat di
Jamsostek Sumut dari 5.428
perusahaan hingga yang terdaftar
menunggak pembayaran jamsostek
dengan nilai tunggakan Rp 91,6
miliar. Dari jumlah itu, sebanyak 645
perusahaan menunggak satu hingga
tiga bulan dengan nilai tunggakan Rp
7,9 miliar dan 219 perusahaan
menunggak empat hingga enam
bulan senilai Rp 1,6 miliar
Salah satu perusahaan di
Sumut yang bekerja sama dengan
PT. Jamsostek adalah PT. Mitra
Pratama Mandiri Jaya Perkasa
Medan, merupakan salah satu
perusahaan yang bergerak dibidang
konstruksi sipil dan baja, dibuka
pada September 2005. Dengan
memiliki 57 karyawan, dengan staf
administrasi berjumlah 6 orang,
maintence dan teknisi berjumlah 47
orang, security 2 orang dan cleaning
service 2 orang.
Dari prasurvei yang
dilakukan sebelumnya, diketahui 57
karyawan diatas terdata sebagai
Jurnal “JUMANSI STINDO” Vol. 1 No. 1 April 2019
peserta jamsostek namun khusus
untuk maintenance dan teknisi
diberikan asuransi K3 akan tetapi
tidak keseluruhan dari karyawan atau
peserta tersebut menggunakan
fasilitas dari jamsostek. Dari 57
orang peserta jamsostek yang diteliti,
ternyata 8 peserta diantaranya tidak
menggunakan fasilitas tersebut
dengan alasan terlalu rumitnya
pengurusan untuk menggunakan
fasilitas itu. Hal itu dikarenakan
adanya perbedaan tingkat
pemahaman masing-masing
karyawan mengenai sistem
administratif yang berlaku di PT.
Jamsostek.
Berangkat dari kondisi yang
telah diuraikan, Peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian
berkenaan dengan pelaksanaan K.3
dan jaminan sosial tenaga kerja serta
melihat sejauh mana keberhasilan
pelaksanaan program tersebut dalam
bentuk dengan judul: “Analisis
Pengaruh Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja (K.3) Dan Jaminan
Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek)
Terhadap Semangat Kerja Karyawan
Pada PT. Mitra Pratama Mandiri
Jaya Perkasa Medan”.
B. Identifikasi Masalah
Beberapa permasalahan yang
muncul, dapat diidentifikasi oleh
penulis sebagai berikut:
a) Masih kurangnya pemahaman
peserta jamsostek dalam
menerima fasilitas kesehatan.
b) Masih banyak anggapan bahwa
Jamsostek seperti asuransi yang
pengurusannya berbelit-belit.
c) Perusahaan belum memfasilitasi
karyawan dalam pengurusan
kepesertaan sehingga karyawan
masih kurang semangat dalam
bekerja.
d) Masih tingginya tingkat
kecelakaan kerja dikarenakan
terbatasnya alat pelindung diri
(APD)
e) Masih kurangnya disiplin
karyawan terhadap pemakaian
APD yang disediakan oleh
perusahaan
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di
atas, maka permasalahan dalam
penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut :
1. Apakah keselamatan dan
kesehatan kerja (K.3) dan jaminan
sosial tenaga kerja (jamsostek)
secara bersama-sama berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
semangat kerja karyawan pada
PT. Mitra Pratama Mandiri Jaya
Perkasa Medan.
2. Apakah keselamatan dan
kesehatan kerja (K.3) dan jaminan
sosial tenaga kerja (jamsostek)
secara parsial berpengaruh positif
dan signifikan terhadap semangat
kerja karyawan pada PT. Mitra
Pratama Mandiri Jaya Perkasa
Medan.
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan
masalah yang ada, maka tujuan yang
hendak dicapai dalam penelitian ini
adalah :
a) Untuk menguji keselamatan dan
kesehatan kerja (K.3) dan jaminan
sosial tenaga kerja (jamsostek)
Jurnal “JUMANSI STINDO” Vol. 1 No. 1 April 2019
secara bersama-sama berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
semangat kerja karyawan pada
PT. Mitra Pratama Mandiri Jaya
Perkasa Medan.
b) Untuk menguji keselamatan dan
kesehatan kerja (K.3) dan jaminan
sosial tenaga kerja (jamsostek)
secara parsial berpengaruh positif
dan signifikan terhadap semangat
kerja karyawan pada PT. Mitra
Pratama Mandiri Jaya Perkasa
Medan.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja (K.3)
a. Pengertian Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja (K.3)
Menurut Suma’mur,
(2009:12), keselamatan kerja
merupakan spesialisasi ilmu
kesehatan beserta prakteknya yang
bertujuan agar para pekerja atau
masyarakat pekerja memperoleh
derajat kesehatan setinggi-tingginya
baik fisik, mental maupun sosial
dengan usaha preventif dan kuratif
terhadap penyakit/gangguan
kesehatan yang diakibatkan oleh
faktor pekerjaan dan lingkungan
serta terhadap penyakit umum.
Pada hakekatnya
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) merupakan suatu keilmuwan
multidisiplin yang menerapkan
upaya pemeliharaan dan
peningkatan kondisi lingkungan
kerja, keamanan kerja, keselamatan
dan kesehatan tenaga kerja, serta
melindungi tenaga kerja terhadap
resiko bahaya dalam melakukan
pekerjaan serta mencegah
terjadinya kerugian akibat
kecelakaan kerja, penyakit akibat
kerja, kebakaran, peledakan atau
pencemaran lingkungan kerja.
Menurut Mangkunegara
(2012:43) bahwa tujuan dari
keselamatan dan kesehatan kerja
adalah sebagai berikut:
1) Agar setiap pegawai/tenaga
kerja mendapat jaminan
keselamatan dan kesehatan
kerja baik secara fisik, sosial,
dan psikologis.
2) Agar setiap perlengkapan dan
peralatan kerja digunakan
sebaik-baiknya, selektif
mungkin.
3) Agar semua hasil produksi
dipelihara keamanannya.
4) Agar adanya jaminan atas
pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan gizi pegawai/tenaga
kerja.
5) Agar meningkatkan kegairahan,
keserasian kerja, dan partisipasi
kerja.
6) Agar tehindar dari gangguan
kesehatan yang disebabkan
oleh lingkungan atau kondisi
kerja.
7) Agar setiap pegawai/tenaga
kerja merasa aman dan
terlindungi dalam bekerja.
b. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja adalah
kondisi keselamatan yang bebas dari
resiko kecelakaan dan kerusakan
dimana kita bekerja yang mencakup
tentang kondisi bangunan, kondisi
mesin, peralatan keselamatan, dan
Jurnal “JUMANSI STINDO” Vol. 1 No. 1 April 2019
kondisi pekerja (Simajuntak,
2014:47).
Kondisi pekerja sangat
menentukan terjadinya kecelakaan
kerja. Faktor-faktor yang
menentukan kondisi pekerja yaitu
(Simajuntak, 2014:82):
1) Kondisi mental dan
fisik
2) Kebiasaan kerja yang
baik dan aman
3) Pemakaian alat-alat
pelindung diri
c. Kesehatan Kerja
Pengertian sehat senantiasa
digambarkan sebagai suatu kondisi
fisik, mental dan sosial seseorang
yang tidak saja bebas dari
penyakit atau gangguan kesehatan
melainkan juga menunjukkan
kemampuan untuk berinteraksi
dengan lingkungan dan
pekerjaannya (Budiono, 2013:101).
Paradigma baru dalam
aspek kesehatan mengupayakan
agar yang sehat tetap sehat dan
bukan sekedar mengobati, merawat
atau menyembuhkan gangguan
kesehatan atau penyakit. Oleh
karenanya, perhatian utama
dibidang kesehatan lebih ditujukan
ke arah pencegahan terhadap
kemungkinan timbulnya penyakit
serta pemeliharaan kesehatan
seoptimal mungkin.
Status kesehatan seseorang,
menurut Blum (2011:31)
ditentukan oleh empat faktor
yakni:
1. Lingkungan,
2. Perilaku yang meliputi sikap,
3. Pelayanan kesehatan: promotif,
4. Genetik,
Kesehatan kerja adalah
kondisi yang dapat mempengaruhi
kesehatan para pekerja seperti
(Simajuntak, 2014:39):
1. Kurangnya pencahayaan yang
mengakibatkan sakit mata.
2. Tidak adanya sistem sirkulasi
udara sehingga debu-debu atau
partikel-partikel kecil akan
mengganggu sistem pernapasan
pekerja.
3. Pekerja yang bekerja dengan
menggunakan bahan-bahan
kimia berbahaya.
4. Tingkat kebisingan yang melebihi
batas ambang pendengar
yang dapat mengakibatkan
ketulian pada pekerja.
d. Indikator-indikator dalam
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
Budiono (2013:51)
mengemukakan indikator
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3), meliputi:
a) Faktor manusia/pribadi (personal
factor)
b) Faktor kerja/lingkungan
Dari beberapa uraian di
atas dapat ditarik kesimpulan
mengenai indikator tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) meliputi: faktor lingkungan
dan faktor manusia.
Jurnal “JUMANSI STINDO” Vol. 1 No. 1 April 2019
e. Aspek-aspek dan Faktor-
faktor yang Mempengaruhi
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3)
Menurut Anoraga (2015:72)
mengemukakan aspek-aspek
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) meliputi:
1) Lingkungan kerja
2) Alat kerja dan bahan
3) Cara melakukan
pekerjaan
Menurut Budiono (2013:65),
faktor-faktor yang mempengaruhi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) antara lain:
1) Beban kerja
2) Kapasitas kerja
3) Lingkungan kerja
Dari beberapa uraian di atas
dapat disimpulkan bahwa Aspek
dan Faktor yang mempengaruhi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) antara lain lingkungan kerja,
alat kerja dan bahan, cara
melakukan pekerjaan, beban kerja,
kapasitas kerja, dan lingkungan
kerja.
2. Jaminan Sosial Tenaga Kerja
(Jamsostek)
a. Pengertian Jaminan Sosial
Tenaga Kerja (Jamsostek)
Manusia dalam hidupnya
menghadapi ketidakpastian, baik
itu ketidakpastian spekulatif maupun
ketidakpastian murni yang selalu
menimbulkan kerugian.
Ketidakpastian ini disebut dengan
resiko (Asikin, 2013: 77). Kebutuhan
rasa aman merupakan motif yang
kuat dimana manusia menghadapi
sejumlah ketidakpastian yang cukup
besar dalam kehidupan, misalnya
untuk memperoleh pekerjaan, dan
untuk memperoleh jaminan
kehidupan apabila karyawan tertimpa
musibah.
Salah satu upaya pemberian
perlindungan tenaga kerja adalah
jaminan sosial tenaga kerja seperti
yang terdapat dalam Garis-garis
Besar Haluan Negara yang berbunyi
sebagai berikut: Perlindungan tenaga
kerja yang meliputi hak berserikat
dan berunding bersama, keselamatan
dan kesehatan kerja, jaminan sosial
tenaga kerja yang mencakup jaminan
hari tua, jaminan pemeliharaan
kesehatan, jaminan terhadap
kecelakaan, dan jaminan kematian
serta syarat-syarat kerja lainnya perlu
dikembangkan secara terpadu dan
bertahap dengan mempertimbangkan
dampak ekonomi dan moneternya,
kesiapan sektor terkait, kondisi
pemberian kerja, lapangan kerja dan
kemampuan tenaga kerja ( Kansil,
2007: 127).
Bertitik tolak dari hal
tersebutlah mendorong lahirnya
program yang memberikan jaminan
perlindungan bagi tenaga kerja. Di
berbagai negara di atur pada
umumnya melalui berbagai bentuk.
Di Indonesia hal ini dapat dilihat
pada Undang-Undang No.13 tahun
2003 tentang ketenagakerjaan serta
diperkuat dengan Undang-Undang
No.3 tahun 1992 tentang Jaminan
Sosial Tenaga Kerja yang merupakan
langkah awal dalam memberikan
landasan hukum penyelenggaraan
jaminan sosial.
Jurnal “JUMANSI STINDO” Vol. 1 No. 1 April 2019
Undang-undang No. 3 tahun
1992 pasal 1 ayat 1 lebih
menegaskan lagi yang dimaksud
dengan Jamsostek adalah sebagai
berikut :“ Suatu perlindungan bagi
tenaga kerja dalam bentuk santunan
berupa uang sebagai pengganti
penghasilan yang hilang atau
berkurang dalam pelayanan
sebagaimana akibat peristiwa atau
keadaan yang dialami oleh tenaga
kerja berupa kecelakaan kerja, sakit
hamil, bersalin, hari tua dan
meninggal dunia” (Manulang, 2011:
131).
Dari pengertian diatas, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa
jaminan sosial mempunyai beberapa
aspek yaitu:
1) Memberikan perlindungan dasar
untuk memenuhi kebutuhan
hidup minimal bagi tenaga kerja
serta keluarganya.
2) Dengan adanya upaya
perlindungan dasar akan
memberikan kepastian
berlangsungnya arus
penerimaan penghasilan,
sebagai pengganti atau
seluruh penghasilan yang hilang.
3) Menciptakan ketenangan kerja
karena adanya upaya
perlindungan terhadap resiko
ekonomi maupun sosial.
4) Karena adanya upaya
perlindungan dan terciptanya
ketenangan kerja akan
berdampak meningkatkan
produktifitas kerja.
5) Dengan terciptanya ketenangan
kerja pada akhirnya mendukung
kemandirian dan harga manusia
dalam menerima dan
menghadapi resiko sosial
ekonomi.
b. Ruang Lingkup Jaminan Sosial
Tenaga Kerja
Menurut Undang-undang
Nomor 3 tahun 1992 pasal 6 ayat 1
bahwa ruang lingkup jaminan sosial
meliputi: Jaminan Kecelakaan Kerja
(JKK), Jaminan Kematian (JK),
Jaminan Hari Tua (JHT), dan
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
(JPK).
1) Jaminan Kecelakaan
Kerja
2) Jaminan Kematian (JK)
3) Jaminan Hari Tua
4) Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan
c. Indikator-Indikator Jaminan
Sosial Tenaga Kerja
Menurut Husni, (2013: 53),
Indikator-Indikator Jaminan Sosial
Tenaga Kerja adalah sebagai berikut
:
1) Tingkat keakuratan pemberian
layanan jasa yang dijanjikan
2) Tingkat ketepatan waktu dalam
pemberian layanan jasa yang
dijanjikan
3) Tingkat kecepatan pelayanan
jasa yang diberikan
4) Tingkat keinginan perusahaan
untuk membantu dalam hal
memberikan pelayanan jasa
5) Tingkat kesediaan perusahaan
dalam memberikan jaminan
kualitas terhadap jasa yang
diberikan
6) Tingkat ketentuan fasilitas fisik
berupa kartu Jamsostek.
Jurnal “JUMANSI STINDO” Vol. 1 No. 1 April 2019
3. Semangat Kerja
a. Pengertian Semangat Kerja
Semangat kerja adalah sikap
mental dari individu atau kelompok
yang menunjukkan kegairahan untuk
melaksanakan pekerjaannya
sehingga mendorong untuk mampu
bekerja sama dan dapat
menyelesaikan tugas tepat pada
waktunya dengan rasa tanggung
jawab terhadap pekerjaan yang
dibebankan kepadanya.
Semangat kerja adalah
keinginan dan kesungguhan
seseorang mengerjakan dengan baik
serta berdisiplin untuk mencapai
prestasi kerja yang maksimal
(Hasibuan, 2008:152) Semangat
kerja adalah kemampuan
sekelompok orang-orang untuk
bekerja sama dengan giat dan
konsekuen dalam mengerjar tujuan
bersama. (Tohardi, 2012:427)
Dari beberapa pendapat
tersebut diatas, dapat dikatakan
bahwa pada dasarnya semangat kerja
merupakan suatu keadaan yang
timbul dari dalam diri individu yang
menyebabkan individu atau manusia
tersebut dapat melakukan pekerjaan
dalam suasana senang sehingga
bekerja dengan giat, cepat, dan lebih
baik.
b. Indikasi Menurunnya
Semangat Kerja
Indikasi menurunya
semangat kerja penting diketahui
oleh organisasi atau perusahaan
karena pengetahuan.
Adapun turunnya semangat
kerja karyawan dapat dilihat dari:
1) Rendanya produktivitas kerja.
2) Tingkat absensi yang naik atau
turun.
3) Labour tour over atau tingkat
perpindahan karyawan yang
tinggi.
4) Kegelisahan dimana-mana.
5) Tuntutan yang sering terjadi.
c. Cara Meningkatkan
Semangat Kerja
Ada beberapa cara untuk
meningkatkankan semangat kerja
karyawan yang bersifat material dan
non material yaitu:
1) Gaji atau upah yang cukup
2) Memenuhi kebutuhan rohani
3) Sesekali perlu menciptakan
suasana yang santai
4) Tempatkan karyawan pada
posisi yang tepat
5) Berikan kesempatan kepada
mereka untuk maju
6) Pemberian insentif yang terarah
d. Indikator Semangat Kerja
Berdasarkan dari teori-teori
yang telah ada maka diketahui
indikator semangat kerja adalah :
1) Tinggi rendahnya produktivitas
kerja.
2) Tingkat absensi yang rendah
atau tinggi.
3) LTO atau
tingkat
perputaran
karyawan yang
tinggi.
4) Kegelisahan dimana-mana.
Jurnal “JUMANSI STINDO” Vol. 1 No. 1 April 2019
B. Kerangka Konseptual
Kerangka Konsep merupakan
model konseptual yang berkaitan
dengan bagaimana seorang peneliti
menyusun teori atau menghubungkan
secara logis beberapa faktor yang
dianggap penting untuk masalah.
Untuk mendapatkan pengertian dan
gambaran yang lebih jelas tentang
pengaruh Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja (K.3) Dan Jaminan
Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek)
Terhadap Semangat Kerja Karyawan
Pada PT. Mitra Pratama Mandiri
Jaya Perkasa Medan maka dibawah
ini akan dijelaskan tentang variabel
tersebut maka dibuat kerangka
penelitian berikut ini :
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
D. Hipotesis
Hipotesis atau hipotesa adalah
jawaban sementara terhadap masalah
yang masih bersifat praduga karena
masih harus dibuktikan
kebenarannya (Rusiadi, 2013:79).
Dari pengertian hipotesis
tersebut, penulis membuat hipotesis
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Keselamatan dan kesehatan kerja
(K.3) dan jaminan sosial tenaga
kerja (jamsostek) secara
bersama-sama berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
semangat kerja karyawan pada
PT. Mitra Pratama Mandiri Jaya
Perkasa Medan.
2. Keselamatan dan kesehatan kerja
(K.3) dan jaminan sosial tenaga
kerja (jamsostek) secara parsial
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap semangat kerja karyawan
pada PT. Mitra Pratama Mandiri
Jaya Perkasa Medan.
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian
yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah metode
deskriptif dan asosiatif, karena
adanya variabel-variabel yang
akan ditelaah hubungannya serta
tujuannya untuk menyajikan
gambaran secara terstruktur, faktual,
dan akurat mengenai fakta-fakta
serta hubungan antar variabel yang
diteliti. Sugiyono (2014:53).
Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja (K.3)
( X1 ) Semangat Kerja
Karyawan
(Y)
Jaminan Sosial Tenaga Kerja
(Jamsostek)
(X2)
Jurnal “JUMANSI STINDO” Vol. 1 No. 1 April 2019
B. Tempat Penelitian
Penelitian ini bertempat di PT.
Mitra Pratama Mandiri Jaya Perkasa
Medan yang beralamat di Danau
singkarak No.7 Medan Sumatra
Utara
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2014:72)
Yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh
karyawan PT. Mitra Pratama Mandiri
Jaya Perkasa Medan yang berjumlah
57 orang
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau
wakil dari populasi yang diteliti.
Apabila subyeknya kurang dari 100
lebih baik diambil semuanya,
sehingga penelitinya merupakan
penelitian populasi. Jika jumlah
subyek lebih besar dari 100 dapat
diambil 0% s.d 15% atau 20% atau
lebih (Sugiyono, 2014:135).
Berdasarkan definisi diatas,
maka penulis mengambil sampel
populasi seluruh karyawan PT.
Mitra Pratama Mandiri Jaya Perkasa
Medan yang berjumlah 57 orang
D. Variabel Penelitian & Defenisi
Operasional
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian mencakup
variabel apa yang akan diteliti.
Penelitian ini menguunakan 2 (dua)
variabel bebas yaitu: Keselamatan
dan kesehatan kerja (K.3) (X1), dan
Jaminan sosial tenaga kerja
(jamsostek) (X2), dan 1 (satu)
variabel terikat yaitu Semangat Kerja
Karyawan (Y)
2. Defenisi Operasional
Definisi operasional
merupakan petunjuk bagaimana
suatu variabel diukur secara
operasional di lapangan. Definisi
operasional sebaiknya berasal dari
konsep teori dan definisi atau
gabungan keduanya yang ada
dilapangan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik
pengumpulan data dalam penelitian
ini adalah:
1. Angket (questionnaire),
2. Observasi
3. Wawancara
E. Teknik Analisa Data
Dalam penelitian kualitatif
sumber data dipilih dan disesuaikan
dengan tujuan penelitian adalah :
1. Uji Validitas
Validitas adalah uji untuk
mengukur tingkat keandalah dan
kesahihan alat ukur yang
digunakan.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas bertujuan
untuk mengukur apakah alat ukur
yang digunakan (kuisioner)
menunjukkan konsistensi dalam
mengukur gejala yang sama.
Jurnal “JUMANSI STINDO” Vol. 1 No. 1 April 2019
3. Uji Asumsi Klasik
Beberapa uji asumsi klasik
yang harus dipenuhi yaitu:
a. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas
adalah untuk mengetahui
apakah distribusi sebuah data
mengikuti dan mendekati
distribusi normal.
b. Uji Multikolonearitas
Suatu keadaan dimana
variable independen yang satu
dengan yang lain dalam model
regresi berganda tidak saling
berhubungan secara sempurna.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas
bertujuan untuk menguju
apakah dalam sebuah model
regresi terdapat ketidak samaan
variance dari residual suatu
pengamatan lainnya.
4. Model Analisis Regresi
Berganda
Model persamaanya adalah
sebagai berikut :
Y = α + β1X1 + β2X2 +∈
Dimana :
Y = Semangat Kerja Karyawan
α = Intercept
β1 = Koefisien Regresi
X1 = Keselamatan dan kesehatan
kerja (K.3)
X2 = Jaminan sosial tenaga kerja
(jamsostek)
∈ = Kesalahan Pengganggu/Error
Term
5. Uji Hipotesis
a. Uji F
Uji F-Statistik ini
dilakukan untuk melihat seberapa
besar pengaruh variabel
independen secara bersama-sama
terhadap variabel dependen.
b. Uji t
Uji t digunakan untuk
mengetahui apakah pengaruh
setiap variabel nyata atau tidak.
c. Koefisien Determinasi
Identifikasi determinan
(R2) berfungsi untuk mengetahui
signifikansi variabel maka harus
dicari koefisien determinasi (R2).
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Sejarah Singkat PT. Mitra
Pratama Mandiri Jaya
Perkasa Medan
PT. Mitra Pratama Mandiri
Jaya Perkasa Medan merupakan
perusahaan kontraktor yang
bergerak di bidang konstruksi
sipil dan baja. Usaha kontraktor
ini didirikan oleh Bapak Alex
Suwandi sekaligus sebagai
pemilik usaha. Beliau dibantu
oleh teman dan saudaranya
untuk membangun usaha
kontraktor ini.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Penyajian Data
Data yang diperoleh selama
penelitian akan disajikan sebagai
hasil penyebaran angket kepada
responden yaitu karyawan PT. Mitra
Pratama Mandiri Jaya Perkasa
Medan sebanyak 57 orang. Dengan
jumlah seluruh dari pertanyaan
Jurnal “JUMANSI STINDO” Vol. 1 No. 1 April 2019
sebanyak 30 item, terdiri dari item
pertanyaan Variabel X1
(Keselamatan Dan Kesehatan Kerja),
Variabel X2 (Jaminan Sosial Tenaga
Kerja) dan Variabel Y (Semangat
Kerja) dan disediakan 5 (lima)
alternatif jawaban, yaitu
a. Sangat setuju (SS) skor 5
b. Setuju (S) skor 4
c. Kurang setuju (KS) skor 3
d. Tidak setuju (TS) skor 2
e. Sangat tidak setuju (STS) skor 1
2. Uji Validitas dan Uji
Reliabilitas
a) Uji Validitas
Uji validitas adalah untuk
mengetahui kelayakan dari butir-
butir daftar pertanyaan (angket) yang
telah diberikan kepada responden
maka diperlukan uji validitas untuk
mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuisioner.
Apabila setiap pertanyaan
bernilai > 0,30 maka pertanyaan
tersebut dinyatakan valid (sah).
Tabel Hasil Uji Validitas
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
X1.1 73.88 670.324 .644 . .971 X1.2 74.00 669.750 .746 . .970 X1.3 74.19 663.159 .865 . .969 X1.4 74.53 666.075 .875 . .969 X1.5 73.47 682.039 .593 . .971 X1.6 74.60 681.424 .604 . .971 X1.7 74.00 669.750 .746 . .970 X1.8 74.19 663.159 .865 . .969 X1.9 74.53 666.075 .875 . .969 X1.10 73.47 682.039 .593 . .971 X2.1 73.95 667.622 .707 . .970 X2.2 73.49 680.147 .544 . .971 X2.3 74.18 667.076 .670 . .971 X2.4 74.09 674.046 .627 . .971 X2.5 73.32 693.506 .386 . .972 X2.6 74.00 669.750 .746 . .970 X2.7 74.19 663.159 .865 . .969 X2.8 74.53 666.075 .875 . .969 X2.9 73.47 682.039 .593 . .971 X2.10 74.60 681.424 .604 . .971 Y1 74.37 674.308 .815 . .970 Y2 74.42 659.212 .917 . .969 Y3 73.40 682.709 .561 . .971 Y4 74.04 667.749 .732 . .970 Y5 73.63 676.201 .602 . .971 Y6 74.58 660.998 .872 . .969 Y7 74.00 669.750 .746 . .970 Y8 74.19 663.159 .865 . .969 Y9 74.53 666.075 .875 . .969 Y10 73.47 682.039 .593 . .971
Jurnal “JUMANSI STINDO” Vol. 1 No. 1 April 2019
Pada Tabel diatas, nilai
koefisien korelasi produk moment
produk skor masing-masing butir
pertanyaan dengan total kesemua
butir pertanyaan terlihat pada kolom
corrected item total correlation.
Dari data didapat semua nilai
koefisien melebihi angka 0,30 hal ini
dapat dinyatakan bahwa semua butir
pertanyaan dan skor yang didapat
adalah valid (sah).
b) Uji Reliabilitas
Tabel Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized
Items N of Items
.971 .972 30
Sumber pengolahan spss versi 19.00, Diolah tahun 2018
Pada Tabel diatas, terdapat
cronbach’s alpha sebesar 0,971 yang
mana nilai lebih besar > 0,60
sehingga dapat disimpulkan bahwa
konstruk pertanyaan yang telah
disajikan pada responden yang terdiri
dari 30 item, baik didalam variabel
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
(K.3) (X1), Jaminan Sosial Tenaga
Kerja (Jamsostek) (X2) dan
Semangat Kerja (Y) adalah reliable
atau dikatakan handal
3. Teknik Analisis Data
a. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan
pengujian hipotesis dari penelitian
ini, terlebih dahulu dilakukan
pengujian asumsi klasik untuk
memastikan bahwa alat uji regresi
berganda dapat digunakan atau tidak.
1) Uji Normalitas
Uji normalitas bertjuan
menguji apakah layak digunakan
regresi berganda, seperti diketahui
bahwa uji-t mengasumsikan bahwa
nila residural mengikuti distribusi
normal.
Gambar Hasil Uji Normalitas
Jurnal “JUMANSI STINDO” Vol. 1 No. 1 April 2019
Berdasarkan Gambar di atas
bahwa distribusi dari titik-titik
pada Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja (K.3) (X1),
Jaminan Sosial Tenaga Kerja
(Jamsostek) (X2) dan Semangat
Kerja (Y) menyebar disekitar
garis diagonal yang dapat
disimpulkan bahwa data yang
disajikan dapat dikatakan normal
2) Uji Multikolinieritas
Tabel Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K.3) (X1)
.215 4.649
Jamsostek (X2) .215 4.649
a. Dependent Variable: Semangat Kerja (Y)
Berdasarkan Tabel diatas
bahwa angka VIF adalah 4.649
lebih besar dari 1 (satu) dan nilai
tolerance lebih kecil dari 10,
maka 0,215 menunjukkan
semua variabel tidak saling
berkolerasi atau tidak saling
berhubungan sesama variabel
bebas dengan demikian dapat
disimpulkan model regresi bebas
gangguan multikolinieritas.
3) Uji Heteroskedasitas
Uji heteroskesdisitas
menunjukan adanya nilai varian
(residu) tidak konstan. Apabila
thitung > ttabel, berarti terjadi
heteroskedasitas atau sebaliknya
homoskedasitas atau dapat
terlihat dari probabilitas
signifikan > 0,05.
Gambar Hasil Uji Heteroskedasitas
Sumber pengolahan spss versi 19.00, Diolah tahun 2018
Jurnal “JUMANSI STINDO” Vol. 1 No. 1 April 2019
Berdasarkan Gambar di
atas titik-titik secara acak atau
tidak membentuk suatu pola
tertentu yang jelas. Hal ini
berarti tidak terjadi
heteroskedasitas pada model
regresi, sehingga model regresi
ini layak dipakai untuk prediksi
prestasi kerja berdasarkan
simpulan variabel.
4. Analisis dan Evaluasi
Data yang dikumpul dan
disusun, diklasifikasikan,
dianalisis dan dievaluasi dan
yang terakhir mengambil
keputusan atas penelitian
tersebut. Hasil pengolahannya
adalah :
Tabel Descriptive Statistics
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Semangat Kerja (Y) 25.33 9.408 57
Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja (K.3) (X1)
25.11 9.290 57
Jamsostek (X2) 26.16 8.847 57
Sumber pengolahan spss versi 19.00, Diolah tahun 2018
Berdasarkan Tabel di atas,
nilai rata-rata dari variabel Semangat
kerja adalah 25.33 dengan standar
deviasinya adalah 9.408. Untuk
variabel Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja (K.3) (X1) nilai rata-ratanya
adalah 25.11 dengan standar
deviasinya adalah 9.290. Sedangkan
untuk Penempatan Jamsostek (X2)
nilai rata-ratanya adalah 26.16
dengan standar deviasinya adalah
8.847, dan jumlah responden (N)
adalah 57.
5. Pengujian Hipotesis
a) Uji Pengaruh Serempak
(simultant)
Uji Fhitung pada dasarnya
menunjukkan apakah semua variabel
bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh bersama-sama
(serempak) variabel independen (X)
terhadap variabel dependen (Y).
Tabel Hasil Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
1 Regression 4636.057 2 2318.029 390.424 .000a
Residual 320.609 54 5.937
Total 4956.667 56
a. Predictors: (Constant), Jamsostek (X2), Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K.3) (X1) b. Dependent Variable: Semangat Kerja (Y) Sumber pengolahan spss versi 19.00, Diolah tahun 2018
Jurnal “JUMANSI STINDO” Vol. 1 No. 1 April 2019
Berdasarkan Tabel diatas,
bahwa nilai Fhitung sebesar 390.424
dengan tingkat signifikan 0,00.
Karena Fhitung 390.424 > Ftabel 3,17
dan probabilitas signifikan jauh lebih
kecil dari 0,05 yaitu 0,00 < 0,05,
maka dapat dikatakan bahwa
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
(K.3) dan Jamsostek secara serempak
dan signifikan berpengaruh terhadap
Semangat Kerja.
Persamaan Regresi Linier
Berganda
Menurut (Kutner,
Nachtsheim dan Neter, 2009:85)
Analisis regresi merupakan salah
satu teknik analisis data dalam
statistika yang seringkali digunakan
untuk mengkaji hubungan antara
beberapa variabel dan meramal
suatu variabel
Tabel Persamaan Regresi Linier Berganda Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) -.727 1.017 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K.3) (X1)
.660 .076 .652
Jamsostek (X2) .363 .079 .341
a. Dependent Variable: Semangat Kerja (Y)
Sumber pengolahan spss versi 19.00, Diolah tahun 2018
Berdasarkan Tabel diatas,
diperoleh persamaan regresinya
adalah Y = -0.727 + 0.660 X1 +
0.363 X2 . Konstanta sebesar -0.727
menyatakan jika tidak ada variabel
bebas (bernilai 0) maka variabel
terikat tetap diversifikasi
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
(K.3) (X1) sebesar 0.660, sedangkan
Jamsostek (X2) sebesar 0.363 dapat
disimpulkan hipotesis 2 diterima.
b) Uji Pengaruh Parsial
Hasil uji pengaruh parsial
variabel Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja (K.3) secara parsial terhadap
Semangat Kerja Terhadap Prestasi
Kerja Pada PT. Mitra Pratama
Mandiri Jaya Perkasa Medan pada
tabel berikut :
Tabel Hasil Uji-t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.727 1.017 -.715 .478
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K.3) (X1)
.660 .076 .652 8.738 .000
Jamsostek (X2) .363 .079 .341 4.568 .000
a. Dependent Variable: Semangat Kerja (Y) Sumber pengolahan spss versi 19.00, Diolah tahun 2018
Jurnal “JUMANSI STINDO” Vol. 1 No. 1 April 2019
Uji-t menunjukkan seberapa
besar pengaruh variabel bebas secara
individual terhadap variabel terikat.
Adapun uji menggunakan langkah-
langkah sebagai berikut :
a) Uji pengaruh Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja (K.3)
terhadap Semangat kerja
Berdasarkan Tabel diatas
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
(K.3) nilai thitung 8.738 > ttabel 1.674
dengan signifikan 0,000 < 0,05,
artinya secara parsial terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan
dari Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja (K.3) terhadap Semangat kerja
artinya Hipotesis (H2) sebelumnya di
terima.
b) Uji pengaruh Jamsostek
terhadap semangat kerja
Berdasarkan Tabel diatas,
Jamsostek nilai thitung 8.738 > ttabel
1.674 dengan signifikan 0,000 >
0,05, artinya secara parsial terdapat
pengaruh dan signifikan dari
Jamsostek terhadap semangat kerja,
artinya Hipotesis (H2) sebelumnya di
terima.
c) Koefisien Determinasi
Hasil uji determinasi (R2)
dapat dilihat dari nilai koefisien
determinasi pada tabel berikut :
Tabel Hasil Uji Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .967a .935 .933 2.437
a. Predictors: (Constant), Jamsostek (X2), Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K.3) (X1) b. Dependent Variable: Semangat Kerja (Y) Sumber pengolahan spss versi 19.00, Diolah tahun 2018
Berdasarkan Tabel di atas
bahwa besarnya adjusted R square
sebesar 0,933 ataui 93,3% dijelaskan
dengan variabel independen
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
(K.3), dan Jamsostek, sedangkan
sisanya (100% - 93,3% = 6,7%)
dapat dijelaskan dengan variabel
independen lainnya seperti
pemberian penghargaan, pemberian
insentif dan lain-lainnya
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari berbagai uraian dan
pembahasan pada bab-bab
sebelumnya, mengenai
Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja (K.3), dan Jamsostek
terhadap semangat kerja pada
PT. Mitra Pratama Mandiri Jaya
Perkasa Medan, maka akhirnya
penulis mendapat suatu
kesimpulan, yang mana
kesimpulan tersebut akan
diuraikan dibawah ini :
Jurnal “JUMANSI STINDO” Vol. 1 No. 1 April 2019
1. Sesuai hasil uji Fhitung 390.424 >
Ftabel 3,17 dan probabilitas
signifikan jauh lebih kecil dari
0,05 yaitu 0,00 < 0,05, maka
dapat dikatakan bahwa
Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja (K.3) dan Jamsostek secara
serempak dan signifikan
berpengaruh terhadap Semangat
Kerja.
2. Hasil uji parsial
a. Uji pengaruh Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja (K.3)
terhadap Semangat kerja
Hasil uji parsial Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja (K.3)
nilai thitung 8.738 > ttabel 1.674
dengan signifikan 0,000 <
0,05, artinya secara parsial
terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan dari
Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja (K.3) terhadap
Semangat kerja artinya
Hipotesis (H2) sebelumnya di
terima.
a. Uji pengaruh Jamsostek
terhadap semangat kerja
Hasil uji parsial Jamsostek
nilai thitung 8.738 > ttabel 1.674
dengan signifikan 0,000 >
0,05, artinya secara parsial
terdapat pengaruh dan
signifikan dari Jamsostek
terhadap semangat kerja,
artinya Hipotesis (H2)
sebelumnya di terima.
3. Koefisien Determinasi
menunjukkan besarnya adjusted
R square sebesar 0,933 ataui
93,3% dijelaskan dengan
variabel independen
Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja (K.3), dan Jamsostek,
sedangkan sisanya (100% -
93,3% = 6,7%) dapat dijelaskan
dengan variabel independen
lainnya seperti pemberian
penghargaan, pemberian insentif
dan lain-lainnya
B. Saran
Dengan adanya hambatan-
hambatan yang dihadapi oleh
perusahaan seperti diuraikan pada
bab sebelumnya, paling tidak hal itu
akan berpengaruh terhadap kinerja,
maka penulis mencoba memberikan
saran yang diharapkan dapat berguna
bagi perusahaan pada Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja (K.3) dan
Jamsostek, terhadap semangat kerja
pada PT. Mitra Pratama Mandiri
Jaya Perkasa Medan, adapun saran-
saran yang ingin penulis sampaikan
adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan harus memberikan
frekuensi dalam pelatihan dan
petunjuk menggunakan alat
keselamatan dan kesehatan
kerja secara berkala atau terus-
menerus tiap periodenya. Karena
jika karyawan melakukan
pelatihan program keselamatan
dan kesehatan kerja,
diharapkan dapat mengerti
bagaimana seharusnya
mengantisipasi kecelakaan
kerja pada diri sendiri maupun
rekan kerja agar dapat
mengurangi kecelakaan
maupun sakit akibat kerja. Dan
juga perusahaan harus
memberikan petunjuk
Jurnal “JUMANSI STINDO” Vol. 1 No. 1 April 2019
bagaimana menggunakan alat
keselamatan dan kesehatan
kerja kepada karyawannya
karena dengan didapatkannya
ilmu bagaimana menggunakan
alat K3 diharapkan karyawan
dapat melindungi dirinya apabila
suatu waktu terjadi hal yang
tidak diinginkan yaitu
kecelakaan kerja.
2. Saran yang didapat dari hasil
penelitian tentang analisa
pelaksanaan program jaminan
sosial tenaga kerja (Jamsostek),
yaitu sebaiknya PT. Mitra
Pratama Mandiri Jaya Perkasa
Medan memberikan perincian
iuran agar seluruh karyawan
dapat memahami manfaat dari
program jaminan sosial tenaga
kerja (Jamsostek) tersebut
sehingga karyawan tidak merasa
pendapatannya berkurang
dengan adanya iuran dari
program jaminan sosial tenaga
kerja (Jamsostek) tersebut.
3. Saran bagi peneliti selanjutnya
diharapkan dapat melakukan
penelitian terhadap variabel-
variabel lain yang menjadi
sumber pelaksanaan
Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja (K.3) dan Jamsostek
semangat kerja karena
terdapat beberapa aspek yang
belum tercakup dalam
penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Panji.2015. Manajemen
Bisnis. Semarang: PT.
Rineka Cipta
Boediono, 2015, Seri Sinopsis
Pengantar Ekonomi
No.1 Ekonomi Mikro.
Edisi Kedua. Yogyakarta
: BPFE
Blum, Hendrik L (2011). Planning
for Health. Humansci.
Press New York
Harrington, Gill dan J.M. 2013.
Buku Saku Kesehatan
Kerja Edisi 3. Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Jakarta
Husni, Lalu. 2013. Pengantar
Hukum
Ketenagakerjaan
Indonesia Edisi
Revisi.Jakarta:Rajawali
Pers.
Hasibuan, Malayu S. P. 2008.
Manajemen Sumber
Daya Manusia, cetakan
keenam belas.Jakarta:PT.
Bumi Aksara
Kansil, CST,2007, Pengantar Ilmu
Hukum dan Tata
Hukum Indonesia, Balai
Pustaka, Jakarta
Kartasaputra, 2009,
Manajemen,Perilaku
Organisasi:
Pendayagunaan
Sumber Daya Manusia.
(Fourth ed.). Jakarta:
Erlangga.
Jurnal “JUMANSI STINDO” Vol. 1 No. 1 April 2019
Kuntodi, 2009, Manajemen dan
Sumber Daya Manusia,
, Jakarta, Agung Media
Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu,
2012, Manajemen
Sumber Daya Manusia
Perusahaan, Bandung,
PT. Remaja Rosdakarya.
Mathis, Robert L. dan John H.
Jackson. 2011,
Manajemen Sumber
Daya Manusia, Edisi
Pertama Salemba Empat,
Jakarta
Manulang, 2011, Dasar-Dasar
Manajemen, edisi revisi,
cetakan ketujuh, Penerbit
: Ghalia Indonesia,
Jakarta
Malayu S.P. Hasibuan, 2012,
Manajemen Sumber
Daya Manusia, Edisi
Revisi, Jakarta, PT. Bumi
Aksara.
Nitisemito, 2013, Manajemen
personalia Manajemen
Sumber Daya Manusia.
Edisi Ketiga. Jakarta :
Ghalia Indonesi
Rusiadi, 2013, Subiantoro, Nur., dan
Hidayat, Rahmat.
Metode Penelitian:
Manajemen, Akuntansi
dan Ekonomi
Pembangunan. Medan:
USU Press.
Suma’mur, 2009, Bunga Rampai
Hiperkes dan
Keselamatan Kerja.
Semarang : Badan
Penerbit Universitas
Diponegoro.
Simajuntak, Payaman J., 2014,
Manajemen dan Evaluasi
Kinerja, Jakarta:
Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi UI.
Silalahi, Ulber. 2015. Metode
Penelitian Sosial.
Bandung: Unpar Press
Sentanoe, Kertonegoro, Sentanoe,
2013, Hubungan
Industrial, Hubungan
Antara Pengusaha dan
Pekerja (Bipartid) dgn
Pemerintah (Tripartid),
YTKI, Jakarta.
Sugiyono, 2014, Metode Penelitian
Administrasi, Bandung,
Alpha Beta.
Tohardi, Ahmad, 2012, Pemahaman
Praktis Manajemen
Sumber Daya Manusia,
Universitas Tanjung
Pura, Mandar Maju,
Bandung
Yamin dan Kurniawan, 2009,
Partial Least Square
Path Modeling. Salemba
Infotek
Ziglar, 2015, Research Method for
the Behavioral Science.
Wadsworth/Cengange
Learning