jurnal gigi

Upload: puspita-sari-desy

Post on 18-Jul-2015

198 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/16/2018 jurnal gigi

    1/6

    M.L Kedokteran GigiVol. 23, No. 4, Desember 2008

    Perubahan Lengkung Gigi di dalam Perawatan OrtodontiV anda D wi A rthadini dan H am Setyo AngganiB ag ia n O rto do nti, F ak ulta s K ed ok te ra n G ig i U niv ers ita s In do ne sia

    ABSTRACTStability in orthodontic treatment can be gain by determine the individual dental arch/or each andevely patient. This cannot be done only by using certain (vpe a/classifications, some arch formsor a norm standard/rom previous researches with limited population and different references. Thestability of dental arch is affected by the harmonization between perioral and tongue muscles. Thedental arch curve established according to natural contact surface between soft tissue and tooth.This can be used to make a plan for tooth movement in orthodontic treatment. Clinically: stabilitycan be achieved by keeping the initial dental arch as a reference for the individual dental arch.Some clinicians suggested using a small diameter of flexible round wire as initial wire, makingindividual arch template after leveling stage and anchorage control.Key words: dental arch. individual arch template, anchorage controlPENDAHULUAN

    Keberhasilan suatu perawatan ortodontikdapat dinilai berdasarkan stabilitas hasilperawatan, Salah satu hal yang mempengaruhistabilitas adalah keberhasilan mernpertahankanbentuk lengkung gigi (Burstone dan Marcotte,2000). Banyak ahli telah meneliti mengenaipengaruh stabilitas lengkung gigi terhadapstabilitas perawatan ortodontik, Selain itubanyak Iaporan kasus yang stabilitasnya dinilaidari perubahan bentuk lengkung gigi (Nojima,2001).

    Posisi stabil suatu lengkung gigi merupakanposisi rerata yang dihasilkan dari dorongan gayake bukal oleh lidah saat rahang beraktivitas dangaya ke arah berlawanan dari pipi dan bibir(Burstone dan Marcotte, 2000). Lengkung gigi

    ISSN 0215 - 126 X

    terbentuk pada posisi tersebut dan merupakanlengkung yang paling normal bagi seorangindividu, Karena itu dapat dipahami bahwasalah satu cara mencapai stabilitas hasilperawatan ortodontik adalah mempertahankanbentuk lengkung gigi awal pasien, yangmerupakan lengkung paling normal, hinggaakhir perawatan.

    Mernpertahankan bentuk lengkung gigiselama perawatan ortodonti merupakantantangan bagi seorang ortodontis. Dalammakalah ini akan diuraikan mengenai faktor-faktor yang berperan membentuk lengkung gigidan faktor-faktor yang dapat mempengaruhistabilitas lengkung gigi. Selain itu, diuraikanpula cara-cara yang dilakukan oleh beberapa

    199

  • 5/16/2018 jurnal gigi

    2/6

    M.l. Kedokteran Gigi Vol. 23 No.4, Desember 2008: 199-204

    ahli untuk mempertahankan bentuk lengkunggigi.TELAAH PUSTAKABentuk lengkung gigiPenelitian mengenai bentuk lengkunggigi telah dimulai sejak awal berkembangnyailmu ortodontik itu sendiri. Berbagai metodedan formulasi dikembangkan untuk dapatmemprediksi bentuk lengkung gigi individual,tetapi belum ada diantara formulasi tersebutyang dapat mewakili variasi bentuk lengkunggigi pada seluruh populasi dan ras (White,1978).

    Graber menyatakan bahwa ada korelasiantara tipe wajah dan bentuk lengkung gigiseseorang. Pada tipe dolicochepalic, akancenderung memiliki bentuk lengkung gigi yangpanjang dan sempit. Pasien dengan tipe wajahbrachychepalic, akan cendenmg memilikibentuk lengkung gigi yang lebar dan membulat.S e da ng ka n tip e meso ch epal ic berada diantaranyaatau biasa disebut dengan tipe normal atau rata-rata. Kecendrungan terse but masih belum dapatmenjamin kepastian bentuk lengkung gigiyang paling ideal bagi seseorang. Tidak dapatdikatakan secara pasti bahwa lengkung gigiyang lebar akan tepat untuk pasien berwajahlebar (Graber, 1972).

    Ada beberapa formulasi yang dahulu cukuppopuler dalam menentukan bentuk lengkunggigi. Diawali pada tahun 1885, Bonwillmenjadi perintis dalam mengemukakan suatupostulat untuk memprediksi bentuk lengkunggigi individual. Beliau mengatakan bahwabentuk tripod dari mandibula merupakan suatusegitiga yang equilateral dengan jarak antarkondil sebagai dasar segitiga dan titik kontakinsisif sentral sebagai puncaknya. Panjang rata-rata tiap sisinya adalah 4 inci dengan variasitidak lebih dari Y4 inci. Tahun 1904, Hawleymemodifikasi postulat Bonwill yang dikenalsebagai Bortwill-Hawley Chart. Chart inimenggunakan jumlah lebar enam gigi anteriorsebagai radius lingkaran, lalu gigi disusun

    200

    pada lingkaran tersebut. Dari lingkaran inidibuat segitiga yang seimbang dengan lebarinterkondil sebagai dasar. Konstruksi ini dapatmembantu untuk memprediksi bentuk lengkunggigi normal. Angle melihat kekurangan darichart ini adalah cenderung membuat lengkungyang parabolik atau oval sehingga belum tentutepat untuk semua individu (Graber, 1969).Tahun 1949, MacConaill dan Schermemperkenalkandisainkurva Catenary (Nojima,2001). Kurva ini ditentukan berdasarkan lebarintermolar yang diukur dari sentral fossa molarpertarna kanan dan kiri, Kurva Catenary adaIahkurva yang terbentuk dari lengkung kawat halusyang ditekan pada kedua ujungnya. Burdie danLilie melakukan penelitiari terhadap kurva inidan ternyata masih banyak bentuk lengkungyang tidak sesuai dengan kurva Catenary danGraber menambahkan bahwa bentuk kUTVahanya tepat pada sekitar 27% dari total subyekpenelitiannya (Graber dan Vanarsdall, 2000)

    Tahun 1972 dipopulerkan suatu disainlengkung gigi Brader yang dikenaI dengantrifocal ellipses. Bentuk lengkung gIgrditentukan berdasarkan jarak antar molar keduaterhadap permukaan bidang fasial dan gingival.Kekurangan dari disain e1ips ini adalah kurangmemperhatikan regio kaninus yang seringkalimenjadi sangat lebar (White, 1978).

    Berbagai macam formulasi di atasdibuat untuk memudahkan ortodontis dalammenentukan bentuk lengkung gigi normalseorang pasien. Tetapi belum ada formulasiyang mampu meliputi banyaknya variasibentuk lengkung gigi. Nilai-nilai normal yangdijadikan patokan untuk mendefinisikandimensilengkung gigi diambil berdasarkan penelitianpada populasi tertentu dengan titik referensiyang berbeda-beda. Dapat dikatakan belum adametode yang tepat untuk memprediksi bentukIeng kung gigi yang paling normal untuk seorangindividu, dan bisa berlaku pada semua populasi(Sampson, 1981).

    Untuk mengatasi banyaknya vanasilengkung gigi, beberapa klinisi membuat

  • 5/16/2018 jurnal gigi

    3/6

    klasifikasi bentuk lengkung grgi gunamemudahkan pekerjaannya. Ricketts misalnya,dengan melakukan penelitian pada subyektanpa perawatan ortodontik, mengklasifikasikanlima bentuk. Iengkung gigi pentamorphic yaitunormal, ovoid, tapered, narrow ovoid dannarrow tapered. Taner dkk mengkombinasilima bentuk tersebut dengan persamaan kubikBezier menggunakan sistem komputerisasidan menghasilkan empat template bentuk' lengkung gigi yaitu tapered, ovoid, normal dannet/TOW tapered. Titik referensi pacta sistempentamorphic ini adalah titik tengah insisalgigi insisivus sentral dan gigi insisivus lateral,puncak kusp gigi kaninus, puncak kusp bukalgigi premolar pertama dan kedua, dan puncakkusp mesiobukal gigi molar pertama (Tanerdkk., 2004)

    Klasifikasi bentuk lengkung gigi yang saatini sering digunakan sebagai template dalampraktek ortodontik, pertama kali dipopulerkanoleh Chuck pada tahun 1932. Klasifikasinyaterdiri dari tapered, square dan ovoid ataudisebutjuga narrow, normal dan broad. McLaughlin.melaporkan dari 200 kasus dengan subyek dariras kaukasia 50% memiliki bentuk lengkunggigi tapered 42% ovoid, dan 8% square. Kookmelaporkan hasil penelitian dengan populasiorang korea 46,7% square; 34,5% ovoid dan18,8% tapered (McLaughlin dkk., 1988).Nojima melaporkan penelitian pada 160 kasuspada pasien Jepang 45,6% square; 42,5% ovoiddan 11,9 % tapered (Nojima, 2001).Perubahan Bentuk Lengkung Gigi padaMasa Tumbuh Kembang

    Perubahan lengkung gigi pada masa tumbuhkernbang, sangat dipengaruhi oleh tumbuhkembang dari prosesus alveolaris. Secaraumum lengkung gigi berkembang pada tahapgigi bercampur lalu cenderung stabil sampaitahap gigi tetap (Mills, 1964; White, 1978).Pada mandibula, tumbuh kembang lengkunggigi berlangsung dari usia 4 hingga 8 tahun.Sedangkan pada maksila hal ini berlangsung

    P er u b ah a n Len gk un g G ig i d i d alam P erawa ta n O rt od on ti

    dari usia 4 hingga 13 tahun dan cenderung lebihstabil hingga dewasa (Moyers, 1988)Perubahan Bentuk Lengkung Gigi padaPerawatan Ortodontik

    Moyers membandingkan perubahanlengkung gigi akibat tumbuh kembang danperubahan yang mungkin terjadi se1amaperawatan ortodontik. Dinyatakan bahwaperubahan lebar dan panjang lengkung gigi pada.rnaksila sangat besar dibanding pada mandibulayang dinyatakan tetap (Moyers, 1988).

    Perubahan bentuk lengkung gigi pada kasusnonekstraksi dilaporkan mengalami relapskembali ke bentuk asalnya sebanyak 70%. Padapenelitian terse but 50% kasus menggunakanbusur kawat prefabricated. Perubahan bentuklengkung dapat mengakibatkan ketidakstabilanberupa; kerusakan periodontal, gigi kembaliberjejal, peningkatan gigi berjejal di daerahsegmen labial kbususnya jika lebar interkaninusdiekspansi (Zachrisson, 1997)

    Banyak klinisi yang menghubungkan per-ubahan bentuk lengkung gigi dalam perawatanortodontik dengan perubahan inklinasi gigiinsisivus yang mempengaruhl tinggi lengkunggigi. Tinggi lengkung gigi cenderung bertambahselama perawatan pada kasus nonekstraksi danberkurang pada kasus ekstraksi, tetapi keduanyaakan mengalami pemendekan setelah perawatanselesai. Kemungkinan besar penyebab ber-kurangnya tinggi lengkung gigi pada kasusnonekstraksi adalah akibat retroklinasi kembalidari gigi insisifyang mengalami proklinasi padasaat perawatan (Sondhi dan Beflole, 1980).DISKUSI

    Selama perawatan ortodonti, dapat terjadiperubahan pada lengkung gigi. Sebagaimanayang telah dilaporkan oleh beberapa ahli, halini mempengaruhi stabiIitas hasil perawatan.Angle mengatakan, hal terbaik yang dapatdilakukan ortodontis adalah mendapatkan suatuoklusi normal pada akhir perawatan denganposisi gigi geligi berada pada lengkungnya

    201

  • 5/16/2018 jurnal gigi

    4/6

    MJ. Kedokteran Gigi Vol. 23 No.4, Desember 2008: 199-204

    Tongue

    Gambar 1. Hubungan posisi lengkung gigi, ototperioral dan lidah (Burstone dan Marcotte, 2000)

    yang ideal secara hannonis (Graber, 1969).Mendapatkan bentuk lengkung gigi yangnormal dan mempertahankannya merupakansalah satu cara untuk mencapai stabilitas hasilperawatan (Bishara, 2001)Burstone dan Marcotte (2000) mengatakanbahwa bentuk lengkung gigi paling normalbagi seorang pasien adalah pada saat sebelumdirawat. Karena dalam jangka waktu yanglama telah terjadi harmonisasi gaya antara ototperiorallidah dan gigi geligi.

    Antara otot-otot perioral pada permukaanfasial gigi dan lidah pada permukaan lingual,tidak pemah terbentuk adanya keseimbangangaya. Misalnya, pada saat mengunyah tekanandari lidah akan lebih besar, tetapi tekananotot perioral yang diberikan pipi dan bibir,berlangsung secara terus menerus dan membatasipergerakan gigi lebih ke arah bukal atau labiaLSelain itu gaya oklusal juga turut berperan padalengkung gigi. Posisi stabil dari lengkung gigisesungguhnya merupakan posisi rerata yangdihasilkan dari dorongan gaya ke bukal olehlidah saat mengunyah dan berbicara, serta gayasebaliknya dari pipi dan bibir selama 24 jamberaktivitas (Burstone dan Marcotte, 2000).

    202

    r ,\' \. ' \ . JII.I,I

    Gambar 2. Kurva lengkung gigi normal (Burstonedan Marcotte, 2000)

    Pada prinsipnya, selama terbentuk ruangvestibulum yang adekuat saat pipi berkontakdengan gigi molar atas, maka gigi geligi beradapada posisi stabilnya. Kurva yang terbentuk darikontak normal antara gigi dan jaringan lunak,merupakan suatu kurva yang menghubungkanpuncak insisal gigi insisivus, kaninus dan regioposterior, Perlu diingat bahwakurvaantar kaninustidak selalu berbentuk setengah lingkaran. Lalupada regio kaninus kurva mulai berbentuk garislurus yang melebar sesuai dengan otot buksinatorpada pipi. Dengan mempertahankan kurva ataubentuk lengkung gigi normal ini, maka stabilitashasil perawatan pun dapat dicapai (Burstone danMarcotte, 2000).

    Di dalam perawatan ortodontik, pelebaranlengkung gigi kadang dibutuhkan untukmengatasi kekurangan ruang, koordinasi bentuklengkung atas dan bawah, koreksi gigitansilang, memperbaiki inklinasi bukolingual,koreksi gigi berjejal dsb. Hal ini seringkalidilakukan tanpa mempertimbangkan kontaknormal gigi dengan jaringan lunak. Sehinggabentuk lengkung gigi yang terbentuk pada akhirperawatan tidak sesuai dengan bentuk lengkunggigi normalnya. Contohnya pada Gambar 3,terdapat malposisi gigi geligi. Berdasarkankontak normal antara gigi premolar denganpipi, kita akan mendapatkan lengkung normalA. Jika kita menyamaratakan area kontak gigi

  • 5/16/2018 jurnal gigi

    5/6

    A B

    Gambar 3. Menentukan bentuk lengkung gigiberdasarkan kontak gigi dengan jaringan lunak(Burstone, Marcotte, 2000)

    tanpa melihat kontak mana yang normal dantidak normal, maka akan terbentuk lengkung B,sehingga akhirnya posisi gigi molar kedua akanjauh ke bukal, bentuk lengkung gigi berubah,menyebabkan hasil akhir perawatan kurangstabil (Burstone dan Marcotte, 2000).

    Beberapa praktisi telah mengimplikasikanteori dalam melakukan perawatan ortodonti.Burstone mengatakan bahwa bentuk lengkunggigi paling nonnaI bagi seseorang adalah padasaat sebelum dirawat. Dalamjangka waktu yanglama telah terjadi harmonisasi gaya antara ototperioral, lidah, dan gigi geligi (Burstone danMarcotte, 2000). Untuk mempertahankannyadisarankan untuk menggunakan kawat yangbersifat fleksibel seperti kawat Niti dan stainlesssteel berpenampang bulat dan berukuran kecilpada saat melakukan unravlening dan levelinggigi geligi. Tujuannya mengimplikasikangaya yang ringan pada tahap tersebut adalah:diharapkan akan memperkecil kemungkinanberubahnya bentuk lengkung gigi awal (Bishara,2001). Hal ini diungkapkan McLaughlin sebagaisuatu metode sistematik dalam pemilihan kawat(McLaughlin dkk., 1988). Dianjurkan untukmenggunakan template bening yang diletakkandi atas model kerja rahang bawah untukmemperkirakan bentuk kawat yang palingmendekati lengkung pasien.

    Perubahan Lengkung Gigi di dalam Perawatan Ortodonti

    Gambar 4. Perubahan lebar interkaninus masihdalam lengkung gigi (Burstone dan Marcotte,2000)

    Pada saat leveling telah tercapai, akandibutuhkan kawat yang lebih kaku dan lebihbesar diameternya seperti kawat stainless steelatau Niti rectangular. Kawat seperti ini akanmempengaruhi bentuk Iengkung gigi karenatensile strength yang besar dan penggunaannyadalam jangka waktu yang lebih lama. Padatahap ini dianjurkan untuk membuat lengkungkawat individual. Salah satu caranya adalahdengan menggunakan template individual yangdibuat dari wax berbentuk lengkung untukmendapatkan batas indentasi bracket. Setelahitu kawat ukuran besar yang akan digunakandisesuaikan dengan lengkung individual tadi(Nojima,2001)

    Setelah kita menentukan bentuk lengkunggigi yang harus dipertahankan, maka lang-kah selanjutnya adalah rnemahami caramempertahankannya. Prinsipnya adalah kontrolpenjangkaran untuk mencegah pergerakan yangtidak diinginkan yang dapat. merubah dimensilengkung gigi, baik lebar maupun tingginya(McLaughlin dkk., 1988) Sangat penting untukrneminirnalkan perubahan lebar interkaninus,karena semakin besar perubahnnya, semakinbesar pula kecendrungan relaps (Nojima,200 1). Perubahan lebar interkaninus akanlebih stabil bila kita merencanakan perubahanposisi kaninus tetap dalam lengkungnya. Hal

    203

  • 5/16/2018 jurnal gigi

    6/6

    M.l. K ed ok te ra n G ig i V ol. 2 3 N o.4 , D es em be r 2 00 8; 1 99 -2 04

    ini dapat dilakukan dengan rnenggunakanoklusogram, Selain itu oklusogram jugadapat digunakan untuk mengevaluasi posisigigi setelah penutupan ruang (Bishara dkk.,1998). Melakukan kontrol pergerakan yangbaik, pelebaran jarak interkaninus yang masihdi dalam batas normal lengkung gigi, akanmemberikan stabilitas yang baik pula (Gianelly,2003). Perubahan lebar intermolar pada kasuspencabutan tidak selalu terjadi, terutama bilagigi molar kedua diikutsertakan di dalam unitpenjangkaran. Pencabutan premolartidak berartimengubah radius lengkung gigi menjadi lebihsernp it karena lengkung gigi tidak berbentuklingkaran.KESIMPULAN

    Perlu dipahami sekali lagi bahwa lengkunggigi dapat berada stabil pada posisinya bilaterbentuk adanya harmonisasi gaya antara ototperioral dan lidah terhadap lengkung gigi itusendiri. Melakukan penerapkan teori terse butdi dalam praktek sehari-hari, dapat membantumencapai hasil perawatan yang lebih stabil.DAFTAR PUSTAKAB ishara, S.E . 200 I. Textbook of Orthodontics. WB S au nd ers ,

    PhiladelphiaB isha ra , S .E ., J akob sen, J .R .. T r ed er , J., Nowak. A. 1998. A rch

    leng th changes from 6 w ee ks to 4 5 y ea rs. The Angle ortho-dontist 68( I): 69-74.

    204

    Bur sto ne , C .J ., M a rc otte , M .R . 2 00 0. Problem solving in ortho-dontics. Goal oriented treatment strategi. QB , Ch ic ago .

    G ia ne lly . 2 00 3. A rc h w id t a fter e xtra ctio n an d n on e xtrac tio ntr ea tm e nt. A JODO 123 : 2 5 28 .

    Graber, T .M . 1 969 . Current Orthodontics Concepts an d Tech-niques Vol.1. WB Saunde rs Co ., P h il ad el ph ia .

    Graber, T.M., Vanarsdall , R.L. 2000. Orthodontic CZlrTI!I1t Prin-ciples and Techniques. E d. K e-3. C V. M osby, St L ouis.

    G rab er, T .M .. 1 97 2. Orthodontics Principles and Practice. 3"/ed. WB S au nd er s C o, P hila de lp hia .

    McLaughl in , R .P ., B ennet t, i.c, Tr ev is i, H .J . 2 00 1. Systemizedorthodontic treatment mechanics. CV Mosb y, S t L ou is.

    M ills, L .F. 1964. A rch w idth, A rch L ength and tooth size iny ou ng a du lt m ale s. X'O 34 : 124- 129 .

    Moyers, E .R . 1 98 8. Handbook of Orthodontics. E d. K e-4 . Y ea rB oo k Medic al P ub , C hic ag o.

    N ojim a, K . 2 00 I. A C om parativ e Stu dy on C aucasian an d Japa-n es e m an dib ula r c lin ic al a rc h fo rm . AJODO 71 : 195- 20 0.

    S am pso n, P .D . 1 98 1. D en tal a rc h sh ap e; A S ta tistic al a naly sisu si ng con ic s ec ti on s. AJO 7 9 ( 5) : 5 35 -5 48 .

    Sondhi, A., BeGole, E.A. 19 80. D im en sion al changes in th ed en ta l a rc he s o f o rt hodon ti ca ll y t re at ed c as es . AJO 77 (1);60-74.

    Taner, T.S., Hak an , G errn ec , D ., A lp ha n, E .S . 2 00 4. E va lu atio nof den tal arch w id th an d fo rm chang es after o rth od ontictreatm nt and reten tion w ith a n ew com puterized m ethod .AJODO 12 6 (4 ); 464-475.

    W hite , L .W . 1 97 8. In div id ua liz ed Id ea l A rc he s. JeD 12 ( 11 );779-787.

    Z ac hr is so n, B .U . 1 99 7. Im po rta nt A sp ec ts o f L o ng -te rm S ta bil-ity. JCO XYXl (9): 562-583.