fix jurnal tingkat kecemasan anak sekolah dasar usia 6, 9, dan 12 tahun terhadap perawatan gigi

29
Tingkat Kecemasan Anak Sekolah Dasar Usia 6, 9, dan 12 Tahun terhadap Perawatan Gigi (Penelitian ini dilakukan di SDN Tamalanrea dan SD Inpres Kantisang Kecamatan Tamalanrea Makassar pada Tahun 2012) Astrid Anisar Amrullah Bagian Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin Makassar Abstrak Rasa cemas dalam perawatan gigi merupakan perasaan ketidaknyamanan yang dirasakan pasien. Berdasarkan penelitian rasa cemas merupakan salah satu penyebab kegagalan perawatan gigi rutin. Kecemasan terhadap perawatan gigi biasanya dimulai dari anak-anak. Tujuan: untuk mengetahui tingkat kecemasan anak sekolah dasar umur 6, 9, dan 12 tahun terhadap perawatan gigi di Kecamatan Tamalanrea. Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional. Peneliti memperoleh 319 sampel anak berusia 6, 9, dan 12 tahun murid SDN Tamalanrea dan SD Inpres Kantisang Kecamatan Tamalanrea Makassar. Penelitian menggunakan kuesioner Children Fear Survey Schedule-Dental Subscale (CFSS-DS) untuk mengukur kecemasan anak tersebut. Anak yang mempunyai skor CFSS-DS≥ 38 di masukkan dalam kelompok ‘cemas’ sedangkan jumlah skor CFSS-DS ≤ 38 dimasukkan dalam kelompok ‘tidak cemas’. Hasil: Nilai rata-rata CFSS-DS adalah 25.62 artinya kecemasan anak usia 6, 9, dan 12 di Kecamatan Tamalanrea rata-rata tergolong rendah dan jumlah anak yang mengalami rasa cemas tinggi sebanyak 37 anak (11.6%). Kesimpulan: nilai rata-rata kecemasan anak terhadap perawatan gigi yang diukur menggunakan CFSS-DS menunjukkan bahwa anak usia 12 tahun mempunyai tingkat 1

Upload: bliniiiii

Post on 05-Aug-2015

795 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

Page 1: FIX JURNAL Tingkat Kecemasan Anak Sekolah Dasar Usia 6, 9, Dan 12 Tahun Terhadap Perawatan Gigi

Tingkat Kecemasan Anak Sekolah Dasar Usia 6, 9, dan 12 Tahun terhadap Perawatan Gigi

(Penelitian ini dilakukan di SDN Tamalanrea dan SD Inpres Kantisang Kecamatan Tamalanrea Makassar pada Tahun 2012)

Astrid Anisar AmrullahBagian Ilmu Kesehatan Gigi MasyarakatFakultas Kedokteran Gigi Universitas HasanuddinMakassar

AbstrakRasa cemas dalam perawatan gigi merupakan perasaan ketidaknyamanan yang

dirasakan pasien. Berdasarkan penelitian rasa cemas merupakan salah satu penyebab kegagalan perawatan gigi rutin. Kecemasan terhadap perawatan gigi biasanya dimulai dari anak-anak. Tujuan: untuk mengetahui tingkat kecemasan anak sekolah dasar umur 6, 9, dan 12 tahun terhadap perawatan gigi di Kecamatan Tamalanrea. Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional. Peneliti memperoleh 319 sampel anak berusia 6, 9, dan 12 tahun murid SDN Tamalanrea dan SD Inpres Kantisang Kecamatan Tamalanrea Makassar. Penelitian menggunakan kuesioner Children Fear Survey Schedule-Dental Subscale (CFSS-DS) untuk mengukur kecemasan anak tersebut. Anak yang mempunyai skor CFSS-DS≥ 38 di masukkan dalam kelompok ‘cemas’ sedangkan jumlah skor CFSS-DS ≤ 38 dimasukkan dalam kelompok ‘tidak cemas’. Hasil: Nilai rata-rata CFSS-DS adalah 25.62 artinya kecemasan anak usia 6, 9, dan 12 di Kecamatan Tamalanrea rata-rata tergolong rendah dan jumlah anak yang mengalami rasa cemas tinggi sebanyak 37 anak (11.6%). Kesimpulan: nilai rata-rata kecemasan anak terhadap perawatan gigi yang diukur menggunakan CFSS-DS menunjukkan bahwa anak usia 12 tahun mempunyai tingkat kecemasan yang lebih tinggi (26.01) dibandingkan usia 6 dan 9 tahun, sedangkan anak usia 9 tahun mempunyai tingkat kecemasan yang lebih rendah (25.26) dibandingkan anak usia 6 dan 12 tahun.

1

Page 2: FIX JURNAL Tingkat Kecemasan Anak Sekolah Dasar Usia 6, 9, Dan 12 Tahun Terhadap Perawatan Gigi

PENDAHULUAN

Rasa cemas merupakan perasaan

ketidaknyamanan secara umum. Rasa

cemas banyak ditemukan pada anak

yang baru pertama kali ke dokter gigi,

beberapa diantaranya mengatakan

cemas terhadap pencabutan dan

penambalan walaupun mereka tidak

pernah mempunyai riwayat pencabutan

dan penambalan sebelumnya. Penelitian

yang dilaporkan oleh dokter gigi

menyatakan bahwa pasien anak dengan

rasa cemas, sulit untuk diatur dan diberi

perlakuan sehingga penting untuk

merawat anak yang merasa cemas

karena rasa cemas merupakan penyebab

dari 15% kegagalan perawatan gigi

rutin. 1

Ter-Horst dan Wit melaporkan

prevalensi kecemasan dalam perawatan

gigi berkisar dari 5 sampai 20%

diberbagai negara. Hasil penelitian di

Indonesia ditemukan sebanyak 17-24%

anak usia 6 dan 9 tahun menyatakan

rasa takut dan cemas terhadap

perawatan gigi. Ditemukan bahwa

wanita cenderung lebih takut kedokter

gigi dari pada laki-laki.2,3,4

Beberapa ahli melaporkan

bahwa pada umumnya rasa takut dan

cemas timbul akibat perawatan gigi

semasa kanak – kanak. Oleh karena itu

perlu diperhatikan bahwa pencegahan

terhadap timbulnya rasa takut dan cemas

harus dimulai pada anak – anak.3

Pada anak-anak usia sekolah

memiliki rasa ingin tahu yang besar

sekali dan mereka lebih mudah diajak

berkomunikasi, sehingga mereka dapat

menerangkan keluhan-keluhan,

sedangkan dokter gigi dapat

menjelaskan mengapa suatu tindakan itu

perlu dikerjakan. Sampel anak-anak

dipilih karena menurut Kent dan Eli

2

Page 3: FIX JURNAL Tingkat Kecemasan Anak Sekolah Dasar Usia 6, 9, Dan 12 Tahun Terhadap Perawatan Gigi

bahwa kecemasan seseorang terhadap

perawatan gigi biasanya dimulai dari

masa anak-anak. Peneliti lain juga

mengungkapkan terdapat peningkatan

atau perbedaan tingkat kecemasan yang

signifikan seiring dengan pertambahan

usia. Dari segi perkembangan sifat dan

perilaku, anak usia 6 tahun merupakan

periode tidak kooperatif dan emosinya

mudah meledak karena kemampuannya

untuk pengendalian diri sendiri masih

belum seimbang. Anak usia 9 tahun,

lebih bertanggung jawab, mandiri, patuh

dan mudah bergaul dengan orang lain.

Sedangkan anak usia 12 tahun, lebih

mudah diatur, timbul rasa ingin bersaing

baik dalam kegiatan atau fisik maupun

dalam mempertunjukkan keberanian

untuk berbuat sesuatu. Apabila masih

ada rasa takut pada golongan usia ini

maka hal ini sebenarnya karena ditakut-

takuti, atau pengalaman yang lalu

dengan dokter gigi yang menakutkan.

Oleh karena itu peneliti ingin

mengetahui perbedaan tingkat

kecemasan pada ketiga kelompok usia

tersebut yang mewakili 3 fase

perkembangan yang berbeda..3,5

Kecamatan Tamalanrea

merupakan kecamatan terluas kedua

setelah Kecamatan Biringkanaya di

Makassar dengan luas wilayah 31,74 m2.

Kecamatan ini merupakah salah satu

kecamatan yang sedang dalam proses

pertumbuhan ekonomi yang cukup

pesat. Di kecamatan ini terdapat 1 (satu)

rumah sakit umum, 1 (satu) rumah sakit

gigi dan mulut serta 4 (empat)

PUSKESMAS yang masing-masing di

puskesmas sudah terdapat minimal 1

dokter gigi.6 Walaupun jumlah ini masih

kurang merata untuk menjangkau

masyarakat yang berdomisili disekitar

kecamatan Tamalanrea, namun peneliti

3

Page 4: FIX JURNAL Tingkat Kecemasan Anak Sekolah Dasar Usia 6, 9, Dan 12 Tahun Terhadap Perawatan Gigi

memilih kecamatan ini sebagai tempat

penelitian dikarenakan rumah sakit gigi

dan mulut untuk bagian anak terletak di

kecamatan ini.

Walaupun rasa cemas terhadap

perawatan gigi bukan masalah

kesehatan yang serius, tetapi merupakan

hambatan bagi para dokter gigi dalam

usaha peningkatan kesehatan gigi

pasien. Oleh karena itu tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui

tingkat kecemasan anak terhadap

perawatan gigi pada murid sekolah

dasar usia 6, 9, dan 12 tahun di

Kecamatan Tamalanrea Makassar.

TINJAUAN PUSTAKA

Kecemasan berasal dari kata

cemas yang artinya khawatir, gelisah,

dan takut. Kecemasan juga dapat

didefinisikan sebagai suatu

kekhawatiran atau ketegangan yang

berasal dari sumber yang tidak

diketahui. Dalam hal ini kecemasan

pada anak dapat dimaksudkan sebagai

rasa takut terhadap perawatan gigi. 3

Kecemasan merupakan suatu ciri

kepribadian dan ketakutan terhadap

antisipasi bahaya dari sumber yang tidak

dikenal. Rasa cemas merupakan salah

satu tipe gangguan emosi, berhubungan

dengan situasi tak terduga atau dianggap

berbahaya. Rasa takut dan cemas pada

anak merupakan suatu pengalaman

dental yang tidak menyenangkan dan

mempengaruhi tingkah laku anak dan

lebih jauh lagi menentukan keberhasilan

perawatan gigi. Rasa cemas pada anak

yang tidak dikenali oleh dokter gigi

ataupun tidak diatasi pada kunjungan

pertama kedokter gigi dapat bertambah

besar sejalan dengan perawatan gigi

yang dikerjakan. 1

Beberapa penelitian menyatakan

tidak ada perbedaan yang signifikan

4

Page 5: FIX JURNAL Tingkat Kecemasan Anak Sekolah Dasar Usia 6, 9, Dan 12 Tahun Terhadap Perawatan Gigi

skor kecemasan antara laki-laki dan

perempuan serta rasa takut terhadap

perawatan gigi tampaknya menurun

dengan meningkatnya usia. Namun,

Rantavuori,dkk. melaporkan bahwa rasa

cemas terhadap perawatan gigi lebih

tinggi di pada usia 12 dan 15 tahun bila

dibandingkan anak yang usianya lebih

muda. 7

Terdapat empat jenis pengukuran

telah digunakan untuk menilai rasa takut

atau cemas anak-anak terhadap

perawatan gigi yaitu: penilaian perilaku

anak selama berkunjung ke dokter gigi

(misalnya skala Frankl), pengukuran

fisiologis (misalnya denyut nadi, respon

kulit basal dan ketegangan otot), teknik

proyeksi (misalnya children’s dental

fear picture test) dan skala psikometrik.

7

Children’s Fear Survey Schedule

(CFSS-DS) adalah skala psikometrik

yang dikembangkan pada tahun 1982

untuk menilai rasa cemas atau takut

anak terhadap perawatan gigi. Telah

terbukti memiliki reliabilitas validitas

yang baik dan telah banyak digunakan

di beberapa negara. CFSS-DS telah

terbukti lebih baik dalam beberapa

situasi dibandingkan skala lainnya

seperti Venham Picture Test and Dental

Anxiety Scale.7

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di SDN

Tamalanrea dan SD Inpres Kantisang

Kecamatan Tamalanrea Makassar pada

tanggal 31 Juli sampai 4 Agustus 2012.

Penelitian inin merupakan penelitian

observasional analitik dengan rancangan

penelitian cross sectional study.

Populasi penelitian ini adalah semua

siswa sekolah dasar yang berumur 6, 9,

dan 12 tahun di Kecamatan Tamalanrea

yaitu sebanyak 9002 siswa. Untuk

5

Page 6: FIX JURNAL Tingkat Kecemasan Anak Sekolah Dasar Usia 6, 9, Dan 12 Tahun Terhadap Perawatan Gigi

memudahkan peneliti dalam

pengambilan sampel, maka peneliti

menggunakan metode sampling cluster

random sampling.

Di Kecamatan Tamalanrea

terdapat 30 Sekolah Dasar, maka

peneliti mengelompokan anak usia 6, 9,

dan 12 tahun berdasarkan tempat

mereka bersekolah, selanjutnya dari 30

Sekolah Dasar tersebut dipilih secara

random 2 Sekolah Dasar yaitu SD

Negeri Tamalanrea dan SD Inpres

Kantisang, dengan demikian semua

anak sekolah dasar yang berusia 6, 9,

dan 12 tahun yang hadir saat dilakukan

penelitian di sekolah dasar yang telah

terpilih dijadikan subjek penelitian.

Kriteria Sampel:

Kriteria Inklusi: anak sekolah dasar

yang berusia 6, 9, dan 12 tahun dan

hadir pada saat penelitian. Kriteria

Eksklusi: anak yang menolak menjadi

sampel penelitian.

Definisi Operasional :

1. Tingkat kecemasan adalah status

kecemasan anak terhadap

perawatan gigi yang diukur

dengan menggunakan CFSS-DS

(Children Fear Survey Schedule-

Dental Subscale).8

2. usia anak diukur berdasarkan

tahun kelahiran, bukan tanggal

dan bulan kelahiran.

Kriteria Penilaian :

CFSS-DS yang terdiri dari 15

pertanyaan dimana masing-masing

mencakup aspek yang berbeda pada

perawatan gigi. Tingkat kecemasan

dibagi menjadi skala 5 point, yaitu:

tidak takut sama sekali, agak takut,

cukup takut, takut, sangat takut. 7,8

6

Page 7: FIX JURNAL Tingkat Kecemasan Anak Sekolah Dasar Usia 6, 9, Dan 12 Tahun Terhadap Perawatan Gigi

Tabel 1. Kuesioner CFSS-DS yang telah dimodifikasi urutannya:7

No Apakah kamu cemas atau takut? Tidak takut sama sekali

Agak takut

Cukup takut

Takut Sangat takut

123456789101112131415

Di sentuh orang lainDilihat orang lainMembuka mulutMulutnya diperiksa orang lainDokterDokter gigiJarum suntikSuara bur dokter gigiMelihat dokter gigiDokter gigi mengeborOrang yang meletakkan alat dalam mulut muTersedakPergi kerumah sakitOrang yang berseragam putihSuster membersihkan gigi mu

Skor: tidak takut sama sekali = 1

agak takut = 2

cukup takut = 3

takut = 4

sangat takut = 5

Nilai total dari CFSS-DS memiliki

rentang skor antara 15-75: 7,8

15-37: tingkat kecemasan dental rendah

38-75: tingkat kecemasan dental tinggi

Jalannya Penelitian :

1. Kecamatan Tamalanrea dipilih

sebagai lokasi penelitian.

2. Anak sekolah dasar yang berusia

6, 9, dan 12 tahun di Kecamatan

Tamalanrea merupakan populasi

penelitian dikelompokkan

berdasarkan tempat mereka

bersekolah (30 Sekolah Dasar).

Kemudian dipilih 2 Sekolah

Dasar (SDN Tamalanrea dan SD

Inpres Kantisang) dengan

menggunakan simple random

sampling sebagai lokasi

penelitian.

7

Page 8: FIX JURNAL Tingkat Kecemasan Anak Sekolah Dasar Usia 6, 9, Dan 12 Tahun Terhadap Perawatan Gigi

3. Mengambil data subjek yang

meliputi nama, usia, jenis

kelamin, alamat, dilanjutkan

dengan pembagian kuesioner

kepada murid yang berusia 6, 9,

dan 12 tahun di SDN

Tamalanrea dan SD Inpres

Kantisang.

4. Metode yang digunakan dalam

pengisian kuesioner CFSS-DS

menggunakan teknik wawancara

terpimpin untuk anak usia 6

tahun, hal ini dikarenakan pada

anak usia 6 tahun sebagian besar

belum bisa membaca dan

menulis, sedangkan untuk anak

usia 9 dan 12 tahun mengisi

kuesionernya sendiri namun

tetap dengan panduan peneliti

bila ada yang tidak dimengerti.

Kemudian peneliti juga

menggunakan alat bantu berupa

foto yang menggambarkan

berbagai prosedur perawatan

gigi yang tidak diketahui anak

agar subjek penelitian

mendapatkan gambaran yang

tepat terhadap pertanyaan atau

variable yang dimaksud

sehingga membantu jalannya

penelitian.

5. Data dikumpulkan kemudian di

olah dengan menggunakan SPSS

Data analisis data menggunakan

uji Pearson Product Moment

Correlation dan uji Chi- Square.

HASIL

Penelitian yang dilakukan di

SDN Tamalanrea dan SD Inpres

Kantisang pada tanggal 31 Juli – 4

Agustus 2012, didapatkan data distribusi

frekuensi subjek penelitian sebanyak

319 siswa sekolah dasar berusia 6, 9,

dan 12 tahun yang hadir pada saat

8

Page 9: FIX JURNAL Tingkat Kecemasan Anak Sekolah Dasar Usia 6, 9, Dan 12 Tahun Terhadap Perawatan Gigi

penelitian dan bersedia menjadi sampel pada penelitian ini.

TABEL 2. Distribusi anak sekolah dasar berdasarkan usia dan jenis kelamin

Usia (tahun)

Jenis KelaminJumlah

Laki-laki Perempuan6 43 36 799 68 68 13612 56 48 104

Jumlah 167 152 319

Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa

total sampel laki-laki pada penelitian ini

sebanyak 167 anak dan total sampel

perempuan sebanyak 152 anak.

Sedangkan total sampel yang berusia 6

tahun sebanyak 79 orang, usia 9 tahun

sebanyak 136 orang, dan usia 12 tahun

sebanyak 104 orang.

TABEL 3. Tingkat kecemasan anak sekolah dasar di kecamatan tamalanrea berdasarkan usia

Usia (Tahun)

CFSS-DS   Kecemasan Dentalr p

Mean±SDTinggi Rendah (n

%)(n%)

0.013  0.818

6 25.75±9.31 9 70(11,4%) (88,6%)

9 25.26±11.26 18 118(13,2%) (86,8%)

12 26.01± 7.96 10 94(9,6%) (90,4%)

Total 25.62± 9.78 37 282      (11,6%) (88,4%)

Uji Pearson Product Moment Correlation, nilai p < 0.05

9

Page 10: FIX JURNAL Tingkat Kecemasan Anak Sekolah Dasar Usia 6, 9, Dan 12 Tahun Terhadap Perawatan Gigi

Tabel 3 menunjukkan persentase anak

usia 6, 9, dan 12 tahun yang mengalami

kecemasan dental tinggi dan rendah.

Terdapat 11,6% anak yang mengalami

kecemasan dental tinggi dan 88,4%

anak mengalami kecemasan dental

rendah. Berdasarkan nilai rata-rata

kecemasan anak terhadap perawatan

gigi yang diukur menggunakan CFSS-

DS menunjukkan bahwa anak usia 12

tahun mempunyai tingkat kecemasan

yang lebih tinggi (26.01) dibandingkan

usia 6 dan 9 tahun, sedangkan anak usia

9 tahun mempunyai tingkat kecemasan

yang lebih rendah (25.26) dibandingkan

anak usia 6 dan 12 tahun. Berdasarkan

uji Pearson Product Moment

Correlation didapatkan nilai r = 0.013,

yang berarti ada korelasi positif yang

sedikit sebesar 1.3% antara usia dan

tingkat kecemasan anak

terhadapperawatan gigi

TABEL 4. Tingkat kecemasan anak sekolah dasar di kecamatan tamalanrea berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin

CFSS-DS Kecemasan Dentalp

Mean ± SD   Tinggi RendahLaki-laki 25.05± 10.20 17 150

0.407

(10,2%) (89,8%)Perempuan 26.26 ± 9.28 20 132

(13,2%) (86,8%)Total 25.62 ± 9.78 37 282

      (11,6%) (88,4%)Uji Chi-square, p>0.05

Tabel 4 menunjukkan persentase

anak yang mengalami kecemasan dental

tinggi dan rendah berdasarkan jenis

kelamin. Berdasarkan nilai rata-rata

kecemasan anak terhadap perawatan

gigi yang diukur menggunakan CFSS-

10

Page 11: FIX JURNAL Tingkat Kecemasan Anak Sekolah Dasar Usia 6, 9, Dan 12 Tahun Terhadap Perawatan Gigi

DS menunjukkan perempuan memiliki

tingkat kecemasan dental yang lebih

tinggi (26.26) dibandingkan laki-laki

(25.05). Berdasarkan uji Chi-square

didapatkan nilai p = 0.407, yang berarti

tidak ada hubungan yang signifikan

antara jenis kelamin dengan tingkat

kecemasan anak terhadap perawatan

gigi.

Gambar 1. Rasa takut anak usia 6 tahun terhadap perawatan gigi

Gambar 1 menunjukkan rasa

takut anak usia 6 tahun terhadap 15

variabel yang berpengaruh terhadap

tingkat kecemasan menurut CFSS-DS.

Dari gambar dapat dilihat bahwa anak

usia 6 tahun sangat takut terhadap jarum

suntik, suara bur dokter gigi, dokter gigi

mengebor dan orang yang meletakkan

11

Page 12: FIX JURNAL Tingkat Kecemasan Anak Sekolah Dasar Usia 6, 9, Dan 12 Tahun Terhadap Perawatan Gigi

alat dalam mulutmu ( masing-masing 2

anak), sedangkan yang paling ditakuti

anak 6 tahun adalah jarum suntik (38

anak), sementara itu untuk kategori

cukup takut yang paling banyak dipilih

oleh anak 6 tahun adalah orang yang

meletakkan alat dalam mulutmu dengan

jumlah persentase sebesar (6 anak),

selanjutnya untuk kategori agak takut ,

yang paling banyak dipilih oleh anak

usia ini adalah tersedak (12 anak), dan

yang paling tidak ditakutkan anak usia 6

tahun orang yang berseragam putih (72

anak).

Gambar 2, menunjukkan rasa

takut anak usia 9 tahun terhadap 15

variabel yang berpengaruh terhadap

tingkat kecemasan berdasarkan CFSS-

DS. Untuk kategori sangat takut, anak

usia 9 tahun paling banyak memilih

sangat takut terhadap jarum suntik (21

anak), untuk kategori takut paling

banyak anak memilih takut terhadap

dokter gigi mengebor (30 anak), untuk

kategori cukup takut paling banyak anak

memilih cukup takut tersedak (15 anak),

dan untuk kategori agak takut paling

banyak anak memilih tersedak (39

anak), dan anak paling banyak tidak

takut bila disentuh orang lain (115

anak).

12

Page 13: FIX JURNAL Tingkat Kecemasan Anak Sekolah Dasar Usia 6, 9, Dan 12 Tahun Terhadap Perawatan Gigi

Gambar 2. Rasa takut anak usia 9 tahun terhadap perawatan gigi

Gambar 3, menunjukkan rasa

takut anak usia 12 tahun terhadap 15

variabel yang berpengaruh terhadap

tingkat kecemasan. Pada anak umur ini

sangat takut dokter gigi mengebor (22

anak), untuk kategori takut anak umur

12 tahun paling banyak memilih jarum

suntik dan orang yang meletakkan alat

dalam mulutmu (13 anak), untuk

kategori cukup takut anak paling banyak

memilih cukup takut terhadap dokter

gigi mengebor (20 anak), untuk kategori

agak takut anak paling banyak agak

takut tersedak (41 anak), dan untuk

kategori tidak takut sama sekali yaitu

membuka mulut (82 anak).

13

Page 14: FIX JURNAL Tingkat Kecemasan Anak Sekolah Dasar Usia 6, 9, Dan 12 Tahun Terhadap Perawatan Gigi

Gambar 3. Kecemasan anak usia 12 tahun terhadap perawatan gigi

PEMBAHASAN

Children Fear Survey Schedule-

Dental Subscale (CFSS-DS) merupakan

alat ukur self-repport yang digunakan

peneliti. Alat ukur ini mempunyai

beberapa kriteria yang sesuai untuk

mengukur tingkat kecemasan anak-

anak. Pada penelitian ini, peneliti

menggunakan CFSS-DS dengan urutan

pertanyaan yang telah dimodifikasi.

Alasan perubahan urutan pertanyaan

tersebut agar anak menjawab pertanyaan

dimulai dari hal-hal yang umum

kemudian berlanjut ke hal-hal yang

lebih berhubungan dengan kedokteran

gigi.8

14

Page 15: FIX JURNAL Tingkat Kecemasan Anak Sekolah Dasar Usia 6, 9, Dan 12 Tahun Terhadap Perawatan Gigi

Berdasarkan nilai rata-rata

kecemasan anak terhadap perawatan

gigi yang diukur menggunakan CFSS-

DS menunjukkan bahwa anak usia 12

tahun mempunyai tingkat kecemasan

yang lebih tinggi dibandingkan usia 6

dan 9 tahun, sedangkan anak usia 9

tahun mempunyai tingkat kecemasan

yang lebih rendah dibandingkan anak

usia 6 dan 12 tahun. Hal ini tidak sesuai

dengan penelitian Liddell, Murray, dan

Donohue yang menyatakan bahwa

kenaikan tingkat kecemasan lebih

signifikan pada usia 9 tahun. Namun

hasil penelitian ini sesuai dengan hasil

penelitian Rantavuori,dkk yang

melaporkan bahwa rasa cemas terhadap

perawatan gigi lebih tinggi di pada usia

12 bila dibandingkan anak yang usianya

lebih muda. 4,7

Tabel 3 menunjukkan perbedaan

tingkat kecemasan anak terhadap

perawatan gigi berdasarkan jenis

kelamin, dari hasil penelitian diperoleh

data bahwa anak perempuan memiliki

tingkat kecemasan yang lebih tinggi

terhadap perawatan gigi dibandingkan

laki-laki walaupun perbedaan nilai rata-

ratanya kecil. Hal ini sesuai dengan

penelitian Setineri, Tati, Udoye, dan

Oginni bahwa secara umum perempuan

cenderung lebih mudah mengalami

perasaan cemas dibandingkan laki-laki.

2,3,7

Berdasarkan hasil penelitian

didapatkan pula bahwa anak sekolah

dasar diKecamatan Tamalanrea lebih

banyak mengalami kecemasan dental

rendah (88,4%). Hal ini mungkin

disebabkan pengalaman anak terhadap

perawatan gigi cukup baik dan tidak

menimbulkan trauma pada anak,

kemudian untuk anak yang belum

pernah ke dokter gigi, mungkin

15

Page 16: FIX JURNAL Tingkat Kecemasan Anak Sekolah Dasar Usia 6, 9, Dan 12 Tahun Terhadap Perawatan Gigi

pengaruh dari keluarga dan teman

sebaya yang memberikan informasi

yang positif terhadap perawatan gigi dan

mulut sehingga anak yang belum pernah

ke dokter gigi merasa tidak cemas bila

harus berkunjung ke dokter gigi.

Gambar 1, 2, dan 3

menunjukkan rasa takut anak usia 6, 9,

dan 12 tahun terhadap 15 variabel yang

berpengaruh terhadap tingkat

kecemasan menurut CFSS-DS. Untuk

gambar 1 masing-masing variabel tidak

ditakutkan anak, hal ini dilihat dari

jumlah anak yang paling banyak

memilih tidak takut untuk masing-

masing variabel, kecuali pada variabel

jarum suntik, persentase terbesar pada

kategori takut (38 anak). Pada gambar 2

masing-masing variabel tidak ditakutkan

anak, hal ini dilihat dari jumlah anak

yang paling banyak memilih tidak takut

untuk semua variabel. Dan pada gambar

3 juga demikian namun untuk variabel

orang yang meletakkan alat dalam

mulut, dokter gigi yang mengebur, dan

suara bur dokter gigi lebih banyak anak

yang memilih agak takut.

Kecemasan atau ketakutan

terhadap jarum suntik merupakan hal

yang sesuai dengan penelitian

Kleinknecht yang menyatakan bahwa

prosedur penyuntikan merupakan salah

satu prosedur dental atau medis yang

dianggap paling menakutkan oleh

pasien. Locker dan Lidell juga

menyatakan bahwa terdapat hubungan

antara status kecemasan dan

pengalaman dental yang negatif,

misalnya rasa sakit yang dirasakan anak

pada proses penyuntikan dan proses

pengeboran pada perawatan gigi

sehingga menakutkan bagi anak usia

tersebut. Namun pada penelitian ini

pengalaman negative anak saat

16

Page 17: FIX JURNAL Tingkat Kecemasan Anak Sekolah Dasar Usia 6, 9, Dan 12 Tahun Terhadap Perawatan Gigi

perawatan gigi tidak ditanyakan.

Sedangkan variable disentuh orang lain,

seragam putih, tersedak, dan membuka

mulut umumnya tidak menimbulkan

kecemasan pada anak.7

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa berdasarkan nilai

rata-rata CFSS-DS, anak usia 12 tahun

mempunyai tingkat kecemasan yang

lebih tinggi (26.01) dibandingkan usia 6

dan 9 tahun, sedangkan anak usia 9

tahun mempunyai tingkat kecemasan

yang lebih rendah (25.26) dibandingkan

anak usia 6 dan 12 tahun.

SARAN

Dalam penelitian ini kecemasan

anak terhadap perawatan gigi, di ukur

dengan menggunakan kuesioner CFSS-

DS. Peneliti menyarankan adanya

penelitian lanjutan yang menggunakan

keusioner lain, agar hasilnya dapat

dibandingkan

DAFTAR PUSTAKA

1. Belladonna NM, Supartinah A, Emut L. Pengelolaan rasa cemas dengan metode modeling pada pencabutan gigi anak perempuan menggunakan anastesi topikal. Jurnal kedokteran gigi. 2009; 1: Hal 80-8.

2. Sumer A, Alanoud A, Eman A and Ebtehal. Dental anxiety in middle school children and their caregivers: Prevalence and severity. Journal of Dentistry and Oral Hygiene. 2012; 4(1): p. 6-7.

3. Nurmini M. Rasa takut dan cemas anak terhadap perawatan gigi di SDN 20 Panyula Kab.Bone tahun 2010. Media Kesehatan gigi. 2010.. Available from http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/ed2nov102836_2087-0051.pdf. Accessed 20 Mei 2012.

4. Mario H. Perbedaan tingkat kecemasan dental berdasarkan usia dan jenis kelamin terhadap lingkungan perawatan dental anak usia 6 dan 9 tahun. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

17

Page 18: FIX JURNAL Tingkat Kecemasan Anak Sekolah Dasar Usia 6, 9, Dan 12 Tahun Terhadap Perawatan Gigi

Indonesia. Available from http://www.digilib.ui.ac.id. Accessed 13 November 2012.

5. Anonim. Tingkah laku anak pada masa perkembangan. Pedodonsia dasar. Available from http://ocw.usu.ac.id. Accessed 4 Juni 2012. Hal 17

6. BPS. Makassar dalam angka 2007. Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan. 2007.

7. Aylin A. Prevalence of dental anxiety in 7-to 11-year-old

children and its relationship to dental caries. Medical principles and practice. 2009 Feb (18):453–457 Available from http://content.karger.com. Accessed 20 Agustus 2012.

8. Thamer A. Assessment of the reability and validity of the modified dental anxiety scale. Saint Louis University. 1993. Available from http://www.dentalfearcentral.org/media/dental_anxiety_scale.pdf. Accessed 12 April 2012

.

18