jurnal dbsoooooooo (2)

13
PENDAHULUAN Dewasa ini terdapat berbagai penyakit mulai dari penyakt berat seperti sampai penyakit ringan. Hal ini selain diakibatkan oleh kebiasan pola hidup individu itu sendiri juga diakibatkan cuaca yang tidak menentu di daerah katulistiwa. Dengan berbagai penyakit yang ada, maka akan di ikuti pula dengan perbaikan ketersediaan obat. Pada penelitian kali ini akan membahas tentang obat untuk sakit Formulasi Sirup Dekstrometorfan dengan Variasi Kadar PVP (Polivinylpirrolidon) Elisa Cynthia A, Anisa Nur Fazzri, Arindhita Putri, Winda Dwi A, Wildan Yusuf M Abstrak Latar Belakang : Polyvinilpyrrolidone (PVP) banyak digunakan dalam sediaan farmasi sebagai agen penyalut, agen pensuspensi, penstabilisasi, dan agen peningkat viskositas. Dalam formulasi ini digunakan fungsi dari PVP yaitu sebagai agen pensuspensi dalam sirup. Digunakan variasi kadar dalam penelitian untuk mengetahui pengaruh dari PVP dalam kestabilan sediaansirup Tujuan : Membuat formulasi sirup dekstromethorphan serta mengetahui stabilitas sirup dekstromethorphan dengan variasi kadar PVP (Polivinylpirrolidon). Metode : Dibuat dua seri kadar formulasi pertama yaitu kadar PVP

Upload: elisa-cynthia-ardaricka

Post on 13-Apr-2016

25 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

DBSOOOOOOOO

TRANSCRIPT

Page 1: JURNAL DBSOOOOOOOO (2)

PENDAHULUAN

Dewasa ini terdapat berbagai

penyakit mulai dari penyakt berat

seperti sampai penyakit ringan. Hal

ini selain diakibatkan oleh kebiasan

pola hidup individu itu sendiri juga

diakibatkan cuaca yang tidak

menentu di daerah katulistiwa.

Dengan berbagai penyakit yang ada,

maka akan di ikuti pula dengan

perbaikan ketersediaan obat. Pada

penelitian kali ini akan membahas

tentang obat untuk sakit batuk yang

sering di alami masyarakat. Dengan

meneliti karakteristik

dextrometrophan sebagai subyek

pereda batuk.

Dextrometrophan adalah isomer

dekstrorotatori dari levorphanol

opioidsintetik. merupakan antagonis

nonkompetitif Nmetil

Formulasi Sirup Dekstrometorfan dengan Variasi Kadar PVP (Polivinylpirrolidon)

Elisa Cynthia A, Anisa Nur Fazzri, Arindhita Putri, Winda Dwi A, Wildan Yusuf M

Abstrak

Latar Belakang : Polyvinilpyrrolidone (PVP) banyak digunakan dalam sediaan farmasi sebagai agen

penyalut, agen pensuspensi, penstabilisasi, dan agen peningkat viskositas. Dalam formulasi ini

digunakan fungsi dari PVP yaitu sebagai agen pensuspensi dalam sirup. Digunakan variasi kadar

dalam penelitian untuk mengetahui pengaruh dari PVP dalam kestabilan sediaansirup

Tujuan : Membuat formulasi sirup dekstromethorphan serta mengetahui stabilitas sirup

dekstromethorphan dengan variasi kadar PVP (Polivinylpirrolidon).

Metode : Dibuat dua seri kadar formulasi pertama yaitu kadar PVP 3%, formulasi kedua kadar

PVP 4%. Uji yang dilakukan meliputi organoleptis (warna, bau, pengendapan), viskositas, pH, daya

tuang, dan ukuran partikel.

Hasil : hasil yang diperoleh pada kedua formula hasil uji organoleptis sama baik dan ukuran

partikel homogeny. Hasil uji daya tuang yang dilakukan pada formula 1 menunjukkan hasil yang

stabil dan formula 2 relativ tidak stabil. Hasil uji viskositas formula 1 lebih baik dibandingkan

formula 2 karena perubahan viskositas pada tiap replikasinya sedikit. Uji pH pada formulasi 1 dan

formulasi 2 menunjukkan hasil yang relative stabil. Dari semua uji yang dilakukan dapat

disimpulkan bahwa formulasi 1 dengan kadar PVP 3% lebih baik daripada formula 2 dengan kadar

Page 2: JURNAL DBSOOOOOOOO (2)

dreseptoraspartat. Dextrometrophan

Juga mengikat CNS sigmaserta

mengikatopioid berbarengan

meningkatkan 5HT dan peningkatan

pelepasan. Dextrometrophan bersifat

antitusif dan memiliki efek antihy

peralgesic (1).

Dalampenelitian kali ini dilakukan

uji stabilitas sediaan sirup

dextrometorphan yang

dikombinasikan dengan PVP

(polivynilpirolydone). Dimana PVP

sendiri merupakan polimer yang larut

dalam air yang terbuat dari

monomerN-vinylpyrrolidone.PVP

larut dalam air dan pelarut polar

lainnya(2). Dalam sediaan kering

berupa serpihan bubuk higroskopis,

mudah menyerap hingga 40% dari

berat dalam air di atmosfer. Dalam

larutan, memiliki sifat pembasahan

yang sangat baik dan mudah

membentuk film. Hal ini membuat

PVP baik dijadikan pelapis atau aditif

untuk pelapis. Polimer PVP

digunakan sebagai expander plasma

darah dan juga bahan pengikat dalam

banyak tablet farmasi(3).

Dalam sediaan ini fungsi PVP

sebagai agen pensuspensi, dibuat dua

seri kadar PVP untuk meneliti

pengaruh PVP terhadap kestabilan

sediaan sirup. Dengan demikian akan

diteliti bagaimana kandungan PVP

yang dapat digunakan untuk

mengikat Dextrometrophan.

RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dari penelitian

ini adalah bagaimana pembuatan

sirup dekstromethorphan ?

Dan bagaimana sirup

dekstromethorphan dengan variasi

kadar PVP ?

TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk membuat formulasi sirup

dekstromethorphan dan untuk

mengetahui stabilitas sirup

dekstromethorphan dengan variasi

kadar PVP

METODE PENELITIAN

TEMPAT PENELITIAN

Laboratorium Teknologi Farmasi UII

Yogyakarta

Mulai dari tanggal 28 mei 2013 sampai

dengan 11 juni 2013.

ALAT DAN BAHAN

Page 3: JURNAL DBSOOOOOOOO (2)

ALAT

Alat yang digunakan batang

pengaduk , botol syrup , gelas beaker ,

gelas ukur , labu ukur , pipet tetes ,

spatula dan timbangan

BAHAN

Bahan yang digunakan dalam

penelitian ini Dekstrometorfan HBr,

Sukrosa, Povidone (Kollidon K25),

Polyethylene Glycol 400, Natrium

Benzoat, Asesulfam, Kalium,Sodium

Sakarin, Perasa

Asam Sitrat, Sodium Sitrat Dihidrat

Aquades

METODE

Pertama dilakukan pembuatan

faese A. Fase A terdiri dari

pencampuran sukrosa dan sodium

benzoate, kemudian

dipanaskan.Setelah itu didinginkan

sampai suhu 30o.Selanjutnya

dilakukan pembuatan fase B yang

terdiri dari campuran PEG dan air

yang dicampur hingga

homogeny.Kemudian ditambahkan

dekstrometorfan . Selanjutnya dibuat

fase C yang terdiri daricampuran fase

A dan B.

Kemudian dibuat fase D yang

terdiri dari campuran povidon

polivinil priolidon (PVP) dengan fase

C. Selanjutnya dibuat fase E yang

terdiri dari asam sitrat dan sodium

sitrat dihidrat. Setelah itu dibuat fse F

yang terdiri dari sakarin sodium dan

asesulfam K. Kemudian dibuat fase

G yang terdiri dari campuran fase D,

fase E, dan fase F. Setelah terbentuk

campuran yang homogen,

ditambahkan perasa pada fase G.

Kemudian ditambahkan air sampai

volume yang dibutuhkan. Setelah itu

ditambahkan Na CMC.

UJI EVALUASI

a. Uji Viskositas

Dipasang alat di statib yang

tersedia, dipaskan posisi gelembung

udara pada waterpas nya sehingga

ada di tengah lingkaran.Dipasang

pelindung rotornya sekrupkan hingga

kencang.Dipasang kabel

powernya.Dilepas penutup sekrup

rotornya. Dipasang rotor sesuai

kekentalan bahan yang akan diuji

(untuk sediaan yang encer pakai rotor

yang besar S61). Dicolokan listriknya

Page 4: JURNAL DBSOOOOOOOO (2)

tekan tombol power di posisi on di

belakang alat.Ditekan sembarang

tombol, tunggu beberapa saat sampai

tulisan di LCD diam.Ditekan select

spindle sesuaikan dengan rotor yang

terpasang, sesuaikan dengan spindle

yang digunakan . Ditekan tombol on /

of di panel depan , usahakan persen

rpmnya minim 50 % kalau kurang

dari 50% turunkan atau naikkan

speednya, dengan menekan tombol

set speed dan tanda turun untuk

menurunkan kecepatannya dari 100

rpm – 0,5 rpm. Dilihat tampilan

lcdnya berupa viskositasnya dikanan

atas dengan satuan cp ( centi meter

vois) dan lihat persen rpmnya. Catat

hasilnya dan pembacaan yang

pertama, kedua, ketiga, dan

seterusnya. Diusahakn pada persen

rpm yang sama.Untuk replikasi

pembacaan minimal 3 kali dari

pembacaan pertama kepembacaan

kedua viscometer dimatikan rpmnya

saja. Terus dinaikkan tunggu 3

menit. Kemudian diturunkan lagi dan

tekan tombol on atau offnya.

Cara mematikan viscometer brook

field : pastikan posisi rpm mati atau

off, matikan tombol power

dibelakang alat, naikkan

viscometernya, lepas rotornya

bersihkan. Ditutup dudukan spindel

dengan tutupnya keringkan rotor,

simpan dikotak sesuai tempatnya.

Dicabut tabel power dari stop kontak.

Dibersihkan lingkungan di sekitar

alat.

b. Uji Alir

Disiapkan alat untuk alir.

Disiapkan masing-masing replica.si

formula 1 dan formula 2 pada tabung

reaksi ± 5ml.Ditempatkan tabung

reaksi pada alat.Diputar alat dan

tabung reaksi hingga 90о.Dihitung

waktu sampel hingga tertuang

seluruhnya.

c. Uji pH

Disiapkan larutan yang akan diuji pH

nya. PH meter distabilkan terlebih

dahulu dengan menggunakan standar

pH 7.00.Dicelupkan pH meter pada

larutan, kemudian dilihat angka yang

tertera sampai perubahannya

stabil.Dicatat pH yang diperoleh.

d. Uji Organoleptis

Uji dilakukan selama 2 minggu,

diamati sejak pembuatan

formulasi.Diamati warna, kekentalan,

bau, serta sedimentasi.

Page 5: JURNAL DBSOOOOOOOO (2)

e. Uji Ukuran Partikel

Diletakkan mikroskop di atas

meja.Disiapkan preparat yang sudah

diberikan sampel lalu ditempatkan

preparat pada meja benda tepat pada

lubang preparat dan dijepit dengan

penjepit obyek/benda.Diputar

revolver sehingga lensa obyektif

dengan perbesaran 10x berada pada

posisi satu poros dengan lensa okuler

yang ditandai bunyi klik pada

revolver. Diatur cermin dan

diafragma untuk melihat kekuatan

cahaya masuk, sehingga pada lensa

okuler tampak terang berbentuk bulat

(lapang pandang).Diatur fokus untuk

memperjelas gambar obyek dengan

diputar pemutar kasar, sambil dilihat

dari lensa okuler.Untuk mempertajam

diputar pemutar halus.Apabila

bayangan obyek sudah ditemukan,

maka diganti lensa obyektif dengan

ukuran dari 10 X,40 X atau 100 X,

dengan cara memutar revolver hingga

bunyi klik.

Jika telah selesai digunakan,

bersihkan mikroskop dan disimpan

pada tempat yang tidak lembab.

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL

PEMBAHASAN

Penelitian yang dilakukan

mengenaiformulasi sirup

dekstrometorpan dengan variasi

kadar PVP (polyvinilpyrrolidone)

sebanyak 3% dan 4%.

Dekstrometorphan digunakan sebagai

salah satu antitusif yang banyak

digunakan, dan juga digunakan untuk

mempelajari keterlibatan reseptor

glutamate dalam neurotoksisitas (8)

(drug bank). Polyvinilpyrrolidone

(PVP) banyak digunakan dalam

sediaan tablet sebagai agen penyalut.

Fungsi dari PVP yang bermacam-

macam diantaranya sebagai agen

pensuspensi, penstabilisasi, agen

peningkat viskositas dalam sediaan

topikal dan oral baik itu berbentuk

suspensi atau larutan. Dalam

formulasi ini digunakan fungsi dari

PVP yaitu sebagai agen pensuspensi

dalam sirup. Digunakan variasi kadar

dalam penelitian untuk mengetahui

pengaruh dari PVP dalam kestabilan

sediaansirup. Dekstrometorpan stabil

dalam pH sedian 5,2 - 6,5(11).

Sedangkan pH dari PVP sekitar 3-7.

Page 6: JURNAL DBSOOOOOOOO (2)

Hal ini menunjukkan penambahan

PVP tidak akan mempengaruhi ph

dari dektrometorpan karena keduanya

masih berada dalam rentang pH yang

sama. Formulasi yang dibuat terdiri

dari dekstrometorpan HBr yang

berfungsi sebagai zat aktif

obat.Sukrosa, asesulfam kalium, dan

sodium sakarin berfungsi sebagai

pemanis dalam sediaan.Kombinasi

dari ketiganya menghasilkan efek

sinergis dari pemanis.Digunakan

secara bersamaan karena untuk

menghindari dosis berlebih pada

masing-masing bahan yang

digunakan sehingga tidak melewati

dosis maksimal yang dapat

digunakan per harinya. Pemanis

tersebut dipilih karena memiliki efek

manis yang cukup baik juga karena

apabila digunakan dalam jumlah

banyak masih dalam batas aman

untuk dikonsumsi. Sakarin memiliki

dosis aman per hari 2,5 mg/kg BB

dan memiliki sifat manis 300-600

kali sukrosa (eksipien 609),

asesulfam 15mg/kg BB (eksipien 3-

5). Asesulfam yang digunakan dalam

formulasi adalah 0,96 mg dalam 120

ml masih dalam batas aman

penggunaan.Natrium benzoate dalam

formulasi berfungsi sebagai pengawet

dan antimikroba.PEG 400 digunakan

sebagai pelarut.Asam sitrat dan

sodium sitrat dihidrat berfungsi

sebagai penyangga untuk

mempertahankan pH larutan.

Uji yang dilakukan pada

penelitian yaitu stabilitas fisik terkait

dengan organoleptis, pH, viskositas,

ukuran partikel, uji daya tuang.

Organoleptis pada formula 1 dan

formula 2 menunjukkan bahwa tidak

ada perubahan pada warna dan

bau.Warna tetap merah dan aroma

strawberi kedua formula juga tetap

dari minggu ke-0 hingga minggu ke-

2. Uji sedimentasi pada kedua

formula juga menunjukkan tidak ada

pengendapan yang terjadi.Uji

organoleptis membuktikan bahwa

secara fisik sirup yang dibuat sudah

stabil. Hasil uji partikel menunjukan

bahwa sediaan yang dibuat telah

homogen karena pada hasil partikel

tidak terlihat. Uji daya tuang yang

dilakukan pada formula satu

menunjukkan hasil yang stabil karena

waktu daya tuang yang dibutuhkan

relative stabil dari minggu ke-0

sampai minggu ke-2 yaitu sekitar 10

detik untuk tiap replikasi per 5 ml.

Page 7: JURNAL DBSOOOOOOOO (2)

Sedangkan untuk formula 2 relativ

tidak stabil karena tiap minggu waktu

yang dibutuhkan semakin berkurang

yang menunjukkan bahwa formula

dua setiap minggunya semakin encer.

Uji pH pada formulasi 1 dan

formulasi 2 menunjukkan hasil yang

relative stabil. Hasil uji viskositas

formula 1 dan formula 2

menunjukkan ketidakstabilan

viskositas terlihat dari hasil yang

berubah-ubah tiap minggunya.

Namun formula 1 memiliki hasil

pada tiap replikasi yang tidak jauh

berbeda, sedangkan formula 2 hasil

tiap replikasinya berbeda cukup jauh.

Dari semua uji yang dilakukan dapat

disimpulkan bahwa formulasi 1

dengan kadar PVP 3% lebih baik

daripada formula 2 dengan kadar

PVP 4%.

KESIMPULAN

1. 1.Formulasi sirup yang dibuat

dari dekstrometorfan sebagai

zat aktif dan Povidone

(Kollidon K25), sukrosa,

Asesulfam Kalium, Sodium

Sakarin, Asam Sitrat, Sodium

Sitrat Dihidrat, Natrium

Benzoat, Polyethylene Glycol

400, danperasa sebagai

eksipien atau zat tambahan.

2. Variasi kadar PVP dalam

pembuatan sirup

dekstrometorphan dibuat

dalam dua variasi formula 1

dan formula 2. Berdasarkan

hasil uji yang dilakukan

formula 1 dengan kadar PVP

3% lebih baik dibandingkan

formula 2 dengan kadar 4%.

DAFTAR PUSTAKA

1. JK Aronson. 2010. Meyler’s Side effect

of Analgesics and Anti inflamantory

drugs.Radarweg Amsterdam : Elsevier.

Ebook @

http://books.google.co.id/books?

id=2WxotnWiiWkC&pg=PA49&dq=d

extromethorphan&hl=en&sa=X&ei=w

PO7Ubj4NomMrQeQ6YDICg&redir_

esc=y#v=onepage&q=dextropetophan

&f=false

2. F. Haaf, A. Sanner and F. Straub

(1985). "Polymers of N-

Vinylpyrrolidone: Synthesis,

Characterization and Uses". Polymer

Journal 17 (1): 143–152.

doi:10.1295/polymj.17.143

3. Bühler, Volker (2005). Excipients for

Pharmaceuticals - Povidone,

Page 8: JURNAL DBSOOOOOOOO (2)

Crospovidone and Copovidone. Berlin,

Heidelberg, New York: Springer.

pp. 1–254. ISBN

4. Voigt, Rudolf, 1995, Buku Pelajaran

Teknologi Farmasi, Gadjah Mada

University Press, Yogyakarta ,392-393

5. Ansel , H.C , 1989, Pengantar Bentuk

Sediaan Farmasi , Edisi Keempat,

Penerbit Universitas Indonesia (UI-

Press), Jakarta , 304-305

6. Agoes, Goeswin , 2006 ,

Pengembangan Sediaan Farmasi , Edisi

revisi dan perluasan , Penerbit ITB,

Bandung , 59, 62, 69, 72

7. Lachman , Leon , Lieberman, H.A,

Kanig ,J.L., 1994, Teori dan Praktek

Farmasi Industri , Edisi Ketiga,

Universitas Indonesia (UI-Press),

Jakarta, 965-975

8. http://www.drugbank.ca/drugs/DB00514 ,

diakses pada 16 juni 2013

9. Anonin, 1995 , Farmakope Indonesia ,

Edisi IV , Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, Jakarta , 299-300.

10. Farmulasi ?

11. Budavari, S., 1996,The Merck Index:

An Encyclopedia ofChemicals, Drugs,

and Biologicals, Edisi 12, Merck &

Co., Inc., Whitehouse Station, NJ.