jurnal dbsoooooooo (2)
DESCRIPTION
DBSOOOOOOOOTRANSCRIPT
PENDAHULUAN
Dewasa ini terdapat berbagai
penyakit mulai dari penyakt berat
seperti sampai penyakit ringan. Hal
ini selain diakibatkan oleh kebiasan
pola hidup individu itu sendiri juga
diakibatkan cuaca yang tidak
menentu di daerah katulistiwa.
Dengan berbagai penyakit yang ada,
maka akan di ikuti pula dengan
perbaikan ketersediaan obat. Pada
penelitian kali ini akan membahas
tentang obat untuk sakit batuk yang
sering di alami masyarakat. Dengan
meneliti karakteristik
dextrometrophan sebagai subyek
pereda batuk.
Dextrometrophan adalah isomer
dekstrorotatori dari levorphanol
opioidsintetik. merupakan antagonis
nonkompetitif Nmetil
Formulasi Sirup Dekstrometorfan dengan Variasi Kadar PVP (Polivinylpirrolidon)
Elisa Cynthia A, Anisa Nur Fazzri, Arindhita Putri, Winda Dwi A, Wildan Yusuf M
Abstrak
Latar Belakang : Polyvinilpyrrolidone (PVP) banyak digunakan dalam sediaan farmasi sebagai agen
penyalut, agen pensuspensi, penstabilisasi, dan agen peningkat viskositas. Dalam formulasi ini
digunakan fungsi dari PVP yaitu sebagai agen pensuspensi dalam sirup. Digunakan variasi kadar
dalam penelitian untuk mengetahui pengaruh dari PVP dalam kestabilan sediaansirup
Tujuan : Membuat formulasi sirup dekstromethorphan serta mengetahui stabilitas sirup
dekstromethorphan dengan variasi kadar PVP (Polivinylpirrolidon).
Metode : Dibuat dua seri kadar formulasi pertama yaitu kadar PVP 3%, formulasi kedua kadar
PVP 4%. Uji yang dilakukan meliputi organoleptis (warna, bau, pengendapan), viskositas, pH, daya
tuang, dan ukuran partikel.
Hasil : hasil yang diperoleh pada kedua formula hasil uji organoleptis sama baik dan ukuran
partikel homogeny. Hasil uji daya tuang yang dilakukan pada formula 1 menunjukkan hasil yang
stabil dan formula 2 relativ tidak stabil. Hasil uji viskositas formula 1 lebih baik dibandingkan
formula 2 karena perubahan viskositas pada tiap replikasinya sedikit. Uji pH pada formulasi 1 dan
formulasi 2 menunjukkan hasil yang relative stabil. Dari semua uji yang dilakukan dapat
disimpulkan bahwa formulasi 1 dengan kadar PVP 3% lebih baik daripada formula 2 dengan kadar
dreseptoraspartat. Dextrometrophan
Juga mengikat CNS sigmaserta
mengikatopioid berbarengan
meningkatkan 5HT dan peningkatan
pelepasan. Dextrometrophan bersifat
antitusif dan memiliki efek antihy
peralgesic (1).
Dalampenelitian kali ini dilakukan
uji stabilitas sediaan sirup
dextrometorphan yang
dikombinasikan dengan PVP
(polivynilpirolydone). Dimana PVP
sendiri merupakan polimer yang larut
dalam air yang terbuat dari
monomerN-vinylpyrrolidone.PVP
larut dalam air dan pelarut polar
lainnya(2). Dalam sediaan kering
berupa serpihan bubuk higroskopis,
mudah menyerap hingga 40% dari
berat dalam air di atmosfer. Dalam
larutan, memiliki sifat pembasahan
yang sangat baik dan mudah
membentuk film. Hal ini membuat
PVP baik dijadikan pelapis atau aditif
untuk pelapis. Polimer PVP
digunakan sebagai expander plasma
darah dan juga bahan pengikat dalam
banyak tablet farmasi(3).
Dalam sediaan ini fungsi PVP
sebagai agen pensuspensi, dibuat dua
seri kadar PVP untuk meneliti
pengaruh PVP terhadap kestabilan
sediaan sirup. Dengan demikian akan
diteliti bagaimana kandungan PVP
yang dapat digunakan untuk
mengikat Dextrometrophan.
RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dari penelitian
ini adalah bagaimana pembuatan
sirup dekstromethorphan ?
Dan bagaimana sirup
dekstromethorphan dengan variasi
kadar PVP ?
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk membuat formulasi sirup
dekstromethorphan dan untuk
mengetahui stabilitas sirup
dekstromethorphan dengan variasi
kadar PVP
METODE PENELITIAN
TEMPAT PENELITIAN
Laboratorium Teknologi Farmasi UII
Yogyakarta
Mulai dari tanggal 28 mei 2013 sampai
dengan 11 juni 2013.
ALAT DAN BAHAN
ALAT
Alat yang digunakan batang
pengaduk , botol syrup , gelas beaker ,
gelas ukur , labu ukur , pipet tetes ,
spatula dan timbangan
BAHAN
Bahan yang digunakan dalam
penelitian ini Dekstrometorfan HBr,
Sukrosa, Povidone (Kollidon K25),
Polyethylene Glycol 400, Natrium
Benzoat, Asesulfam, Kalium,Sodium
Sakarin, Perasa
Asam Sitrat, Sodium Sitrat Dihidrat
Aquades
METODE
Pertama dilakukan pembuatan
faese A. Fase A terdiri dari
pencampuran sukrosa dan sodium
benzoate, kemudian
dipanaskan.Setelah itu didinginkan
sampai suhu 30o.Selanjutnya
dilakukan pembuatan fase B yang
terdiri dari campuran PEG dan air
yang dicampur hingga
homogeny.Kemudian ditambahkan
dekstrometorfan . Selanjutnya dibuat
fase C yang terdiri daricampuran fase
A dan B.
Kemudian dibuat fase D yang
terdiri dari campuran povidon
polivinil priolidon (PVP) dengan fase
C. Selanjutnya dibuat fase E yang
terdiri dari asam sitrat dan sodium
sitrat dihidrat. Setelah itu dibuat fse F
yang terdiri dari sakarin sodium dan
asesulfam K. Kemudian dibuat fase
G yang terdiri dari campuran fase D,
fase E, dan fase F. Setelah terbentuk
campuran yang homogen,
ditambahkan perasa pada fase G.
Kemudian ditambahkan air sampai
volume yang dibutuhkan. Setelah itu
ditambahkan Na CMC.
UJI EVALUASI
a. Uji Viskositas
Dipasang alat di statib yang
tersedia, dipaskan posisi gelembung
udara pada waterpas nya sehingga
ada di tengah lingkaran.Dipasang
pelindung rotornya sekrupkan hingga
kencang.Dipasang kabel
powernya.Dilepas penutup sekrup
rotornya. Dipasang rotor sesuai
kekentalan bahan yang akan diuji
(untuk sediaan yang encer pakai rotor
yang besar S61). Dicolokan listriknya
tekan tombol power di posisi on di
belakang alat.Ditekan sembarang
tombol, tunggu beberapa saat sampai
tulisan di LCD diam.Ditekan select
spindle sesuaikan dengan rotor yang
terpasang, sesuaikan dengan spindle
yang digunakan . Ditekan tombol on /
of di panel depan , usahakan persen
rpmnya minim 50 % kalau kurang
dari 50% turunkan atau naikkan
speednya, dengan menekan tombol
set speed dan tanda turun untuk
menurunkan kecepatannya dari 100
rpm – 0,5 rpm. Dilihat tampilan
lcdnya berupa viskositasnya dikanan
atas dengan satuan cp ( centi meter
vois) dan lihat persen rpmnya. Catat
hasilnya dan pembacaan yang
pertama, kedua, ketiga, dan
seterusnya. Diusahakn pada persen
rpm yang sama.Untuk replikasi
pembacaan minimal 3 kali dari
pembacaan pertama kepembacaan
kedua viscometer dimatikan rpmnya
saja. Terus dinaikkan tunggu 3
menit. Kemudian diturunkan lagi dan
tekan tombol on atau offnya.
Cara mematikan viscometer brook
field : pastikan posisi rpm mati atau
off, matikan tombol power
dibelakang alat, naikkan
viscometernya, lepas rotornya
bersihkan. Ditutup dudukan spindel
dengan tutupnya keringkan rotor,
simpan dikotak sesuai tempatnya.
Dicabut tabel power dari stop kontak.
Dibersihkan lingkungan di sekitar
alat.
b. Uji Alir
Disiapkan alat untuk alir.
Disiapkan masing-masing replica.si
formula 1 dan formula 2 pada tabung
reaksi ± 5ml.Ditempatkan tabung
reaksi pada alat.Diputar alat dan
tabung reaksi hingga 90о.Dihitung
waktu sampel hingga tertuang
seluruhnya.
c. Uji pH
Disiapkan larutan yang akan diuji pH
nya. PH meter distabilkan terlebih
dahulu dengan menggunakan standar
pH 7.00.Dicelupkan pH meter pada
larutan, kemudian dilihat angka yang
tertera sampai perubahannya
stabil.Dicatat pH yang diperoleh.
d. Uji Organoleptis
Uji dilakukan selama 2 minggu,
diamati sejak pembuatan
formulasi.Diamati warna, kekentalan,
bau, serta sedimentasi.
e. Uji Ukuran Partikel
Diletakkan mikroskop di atas
meja.Disiapkan preparat yang sudah
diberikan sampel lalu ditempatkan
preparat pada meja benda tepat pada
lubang preparat dan dijepit dengan
penjepit obyek/benda.Diputar
revolver sehingga lensa obyektif
dengan perbesaran 10x berada pada
posisi satu poros dengan lensa okuler
yang ditandai bunyi klik pada
revolver. Diatur cermin dan
diafragma untuk melihat kekuatan
cahaya masuk, sehingga pada lensa
okuler tampak terang berbentuk bulat
(lapang pandang).Diatur fokus untuk
memperjelas gambar obyek dengan
diputar pemutar kasar, sambil dilihat
dari lensa okuler.Untuk mempertajam
diputar pemutar halus.Apabila
bayangan obyek sudah ditemukan,
maka diganti lensa obyektif dengan
ukuran dari 10 X,40 X atau 100 X,
dengan cara memutar revolver hingga
bunyi klik.
Jika telah selesai digunakan,
bersihkan mikroskop dan disimpan
pada tempat yang tidak lembab.
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
PEMBAHASAN
Penelitian yang dilakukan
mengenaiformulasi sirup
dekstrometorpan dengan variasi
kadar PVP (polyvinilpyrrolidone)
sebanyak 3% dan 4%.
Dekstrometorphan digunakan sebagai
salah satu antitusif yang banyak
digunakan, dan juga digunakan untuk
mempelajari keterlibatan reseptor
glutamate dalam neurotoksisitas (8)
(drug bank). Polyvinilpyrrolidone
(PVP) banyak digunakan dalam
sediaan tablet sebagai agen penyalut.
Fungsi dari PVP yang bermacam-
macam diantaranya sebagai agen
pensuspensi, penstabilisasi, agen
peningkat viskositas dalam sediaan
topikal dan oral baik itu berbentuk
suspensi atau larutan. Dalam
formulasi ini digunakan fungsi dari
PVP yaitu sebagai agen pensuspensi
dalam sirup. Digunakan variasi kadar
dalam penelitian untuk mengetahui
pengaruh dari PVP dalam kestabilan
sediaansirup. Dekstrometorpan stabil
dalam pH sedian 5,2 - 6,5(11).
Sedangkan pH dari PVP sekitar 3-7.
Hal ini menunjukkan penambahan
PVP tidak akan mempengaruhi ph
dari dektrometorpan karena keduanya
masih berada dalam rentang pH yang
sama. Formulasi yang dibuat terdiri
dari dekstrometorpan HBr yang
berfungsi sebagai zat aktif
obat.Sukrosa, asesulfam kalium, dan
sodium sakarin berfungsi sebagai
pemanis dalam sediaan.Kombinasi
dari ketiganya menghasilkan efek
sinergis dari pemanis.Digunakan
secara bersamaan karena untuk
menghindari dosis berlebih pada
masing-masing bahan yang
digunakan sehingga tidak melewati
dosis maksimal yang dapat
digunakan per harinya. Pemanis
tersebut dipilih karena memiliki efek
manis yang cukup baik juga karena
apabila digunakan dalam jumlah
banyak masih dalam batas aman
untuk dikonsumsi. Sakarin memiliki
dosis aman per hari 2,5 mg/kg BB
dan memiliki sifat manis 300-600
kali sukrosa (eksipien 609),
asesulfam 15mg/kg BB (eksipien 3-
5). Asesulfam yang digunakan dalam
formulasi adalah 0,96 mg dalam 120
ml masih dalam batas aman
penggunaan.Natrium benzoate dalam
formulasi berfungsi sebagai pengawet
dan antimikroba.PEG 400 digunakan
sebagai pelarut.Asam sitrat dan
sodium sitrat dihidrat berfungsi
sebagai penyangga untuk
mempertahankan pH larutan.
Uji yang dilakukan pada
penelitian yaitu stabilitas fisik terkait
dengan organoleptis, pH, viskositas,
ukuran partikel, uji daya tuang.
Organoleptis pada formula 1 dan
formula 2 menunjukkan bahwa tidak
ada perubahan pada warna dan
bau.Warna tetap merah dan aroma
strawberi kedua formula juga tetap
dari minggu ke-0 hingga minggu ke-
2. Uji sedimentasi pada kedua
formula juga menunjukkan tidak ada
pengendapan yang terjadi.Uji
organoleptis membuktikan bahwa
secara fisik sirup yang dibuat sudah
stabil. Hasil uji partikel menunjukan
bahwa sediaan yang dibuat telah
homogen karena pada hasil partikel
tidak terlihat. Uji daya tuang yang
dilakukan pada formula satu
menunjukkan hasil yang stabil karena
waktu daya tuang yang dibutuhkan
relative stabil dari minggu ke-0
sampai minggu ke-2 yaitu sekitar 10
detik untuk tiap replikasi per 5 ml.
Sedangkan untuk formula 2 relativ
tidak stabil karena tiap minggu waktu
yang dibutuhkan semakin berkurang
yang menunjukkan bahwa formula
dua setiap minggunya semakin encer.
Uji pH pada formulasi 1 dan
formulasi 2 menunjukkan hasil yang
relative stabil. Hasil uji viskositas
formula 1 dan formula 2
menunjukkan ketidakstabilan
viskositas terlihat dari hasil yang
berubah-ubah tiap minggunya.
Namun formula 1 memiliki hasil
pada tiap replikasi yang tidak jauh
berbeda, sedangkan formula 2 hasil
tiap replikasinya berbeda cukup jauh.
Dari semua uji yang dilakukan dapat
disimpulkan bahwa formulasi 1
dengan kadar PVP 3% lebih baik
daripada formula 2 dengan kadar
PVP 4%.
KESIMPULAN
1. 1.Formulasi sirup yang dibuat
dari dekstrometorfan sebagai
zat aktif dan Povidone
(Kollidon K25), sukrosa,
Asesulfam Kalium, Sodium
Sakarin, Asam Sitrat, Sodium
Sitrat Dihidrat, Natrium
Benzoat, Polyethylene Glycol
400, danperasa sebagai
eksipien atau zat tambahan.
2. Variasi kadar PVP dalam
pembuatan sirup
dekstrometorphan dibuat
dalam dua variasi formula 1
dan formula 2. Berdasarkan
hasil uji yang dilakukan
formula 1 dengan kadar PVP
3% lebih baik dibandingkan
formula 2 dengan kadar 4%.
DAFTAR PUSTAKA
1. JK Aronson. 2010. Meyler’s Side effect
of Analgesics and Anti inflamantory
drugs.Radarweg Amsterdam : Elsevier.
Ebook @
http://books.google.co.id/books?
id=2WxotnWiiWkC&pg=PA49&dq=d
extromethorphan&hl=en&sa=X&ei=w
PO7Ubj4NomMrQeQ6YDICg&redir_
esc=y#v=onepage&q=dextropetophan
&f=false
2. F. Haaf, A. Sanner and F. Straub
(1985). "Polymers of N-
Vinylpyrrolidone: Synthesis,
Characterization and Uses". Polymer
Journal 17 (1): 143–152.
doi:10.1295/polymj.17.143
3. Bühler, Volker (2005). Excipients for
Pharmaceuticals - Povidone,
Crospovidone and Copovidone. Berlin,
Heidelberg, New York: Springer.
pp. 1–254. ISBN
4. Voigt, Rudolf, 1995, Buku Pelajaran
Teknologi Farmasi, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta ,392-393
5. Ansel , H.C , 1989, Pengantar Bentuk
Sediaan Farmasi , Edisi Keempat,
Penerbit Universitas Indonesia (UI-
Press), Jakarta , 304-305
6. Agoes, Goeswin , 2006 ,
Pengembangan Sediaan Farmasi , Edisi
revisi dan perluasan , Penerbit ITB,
Bandung , 59, 62, 69, 72
7. Lachman , Leon , Lieberman, H.A,
Kanig ,J.L., 1994, Teori dan Praktek
Farmasi Industri , Edisi Ketiga,
Universitas Indonesia (UI-Press),
Jakarta, 965-975
8. http://www.drugbank.ca/drugs/DB00514 ,
diakses pada 16 juni 2013
9. Anonin, 1995 , Farmakope Indonesia ,
Edisi IV , Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta , 299-300.
10. Farmulasi ?
11. Budavari, S., 1996,The Merck Index:
An Encyclopedia ofChemicals, Drugs,
and Biologicals, Edisi 12, Merck &
Co., Inc., Whitehouse Station, NJ.