jurnal civic hukum - ejournal.umm.ac.id

110

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id
Page 2: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id
Page 3: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

1

Renny Komahriah, Nurul Zuriah dan M.Mansur Ibrahim. Peranan dan Strategi GuruPPKn dalam Penanaman Jati Diri Bangsa Berdasarkan Nilai-Nilai Pancasila di .....1

Jurnal Civic HukumVolume 3, Nomor 2, November 2018P-ISSN 2623-0216 E-ISSN 2623-0224

http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jch

119-127

128-137

138-148

149-162

163-173

174-183

184-194

JURNAL CIVIC HUKUMJURNAL CIVIC HUKUMJURNAL CIVIC HUKUMJURNAL CIVIC HUKUMJURNAL CIVIC HUKUM

P-ISSN : 2623-0216E-ISSN : 2623-0224

Volume 3, No 2 Mei 2018

Implementasi Konsep Good Governance dalam MewujudkanKesejahteraan Sosial di Desa Landungsari Kecamatan DauKabupaten MalangAdam Surya Pramudya, Nurul Zuriah, Rohmad Widodo

Analisis Dampak Pendidikan Politik Dalam Meningkatkan PartisipasiPolitik Pemilih Pemula Di SMAN 1 Balauring Lembata NTTAdnan Pattipeilohy, Nurbani Yusuf, Trisakti Handayani

Implementasi Kurikulum Diferensiasi Pendidikan Kewarganegaraan PadaKelas Akselerasi Peserta Didik Cerdas Inklusif Mtsn PonorogoArdian Fahmi Rosydi Karim, M. Mansur Ibrahim, Nurbani Yusuf

Penerapan Model Pendidikan Karakter Berbasis “5 Karakter WajibTaruna” SMK Negeri 13 MalangHeka Fitria Fujiyama, Rohmad Widodo, Trisakti Handayani

Peranan Guru PKn Dalam Pembentukan Kedisiplinan Siswa Di MANMalang 1Kurniati, Rohmad Widodo, Budiono

Partisipasi Masyarakat Terhadap Eksistensi Museum Samparaja BimaDalam Mengembangkan Pariwisata Di Kota Bima NTBMarniyanti, Agus Tinus, M. Syahri

Peran Kpu Dalam Meningkatkan Partisipasi Politik Masyarakat DalamPemilihan Umum Presiden Dan Wakil Presiden 2014 Di Kota MalangMuhammad Hidayansyah, Trisakti Handayani, M. Syahri

Page 4: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

2

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 2, November 2018, hal. 1-8

195-207

208-215

216-225

Implementasi Nilai-Nilai Demokrasi Dalam Pembelajaran PendidikanPancasila Dan Kewarganegaraan Di Man Langke Rembong Ruteng NusaTenggara TimurMuhammad Nasrullah, Budiono, Agus Tinus

Model Pengembangan Media Pembelajaran PPKn Berbasis Android DiSMPN 25 MalangNaufal Muhammad Kautsar, Nurul Zuriah, Rohmad Widodo

Peran Kegiatan Pramuka Dalam Pengembangan Sikap Nasionalisme SiswaMAN 1 BanyuwangiNopalta Bagus Samudra, M. Mansur Ibrahim, M. Syahri

Page 5: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

119

Adam Surya P, dkk. Implementasi Konsep Good Governance dalam MewujudkanKesejahteraan Sosial di Desa Landungsari Kecamatan DAU Kabupaten Malang119

http://ejournal.umm.ac.id/index.php/civicus

Jurnal Civic HukumVolume 3, Nomor 2, November 2018P-ISSN 2623-0216 E-ISSN 2623-0224

IMPLEMENTASI KONSEP GOOD GOVERNANCEDALAM MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

DI DESA LANDUNGSARI KECAMATAN DAUKABUPATEN MALANG

Adam Surya Pramudya, Nurul Zuriah, Rohmad WidodoFKIP Universitas Muhammadiyah Malang, Indonesia

Email: [email protected]

ABSTRAKFenomena KKN timbul dan merabah disegala bidang karena sistem pemerintahannya

yang tidak dikelola dengan baik. Salah satu cara agar sistem pemerintahan berjalan denganbaik maka harus ada pengimplementasian konsep good governance dari suatu lembagapemerintahan.Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mendeskripsikan bagaimana implementasikonsep good governance di desa Landungsari, (2) Menganalisis faktor pendukung danpenghambat, (3) menjelaskan solusi dalam mengatasi masalah yang dihadapi. Penelitian inimenggunakan teknik penelitian deskriftif kualitatif. Dimana peneliti berusaha memberikangambaran secara sistematis dan cermat fakta-fakta aktual dan sifat-sifat populasi tertentu.Bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah aktual dan mengumpulkan data. Pengumpulandata diperoleh dengan teknik wawancara observasi dan dokumentasi. Adapun informanyang digali informasinya yakni kepala desa, sekretaris desa, tokoh desa, dan warga desaLandungsari kabupaten Malang.Berdasarkan penelitian diperoleh hasil sebagai berikut: (1)konsep good governance telah diimplementasikan oleh pemerintah desa Landungsari (2)Faktor pendukung yaitu kemampuan dan kompetensi pegawai, sedangkan faktorpenghambatnya adalah kedisiplinan dari pegawai desa tersebut. (3) solusi dengan membinapegawai dengan baik dan disiplin dan konsistensi.Berdasarkanhasilpenelitian diperolehkesimpulan sebagai berikut: (1) Implementasi konsep good governanace telahdiimplementasikan di desa Landungsari kabupaten Malang, (2) Faktor pendukung yaitukemmapuan dan kompetensi pegawai desa. Sedangkan faktor panghambatnya adalahindisipliner dari pegawai desa tersebut, (3) solusi melalui pembinaan pegawai dengan baikdan disiplin dan konsistensi.

Kata Kunci : Implementasi, Good Governance, Kesejahteraan Sosial.

ABSTRACTThe phenomenon of corruption arise and spread in all fields because of the system

of government that is not managed properly. One way that the governance system goeswell then there should be the implementation of the concept of good governance of agovernment agency. This research aims to : (1) Describe how the implementation of theconcept of good governance in the village Landungsari, (2) Analyzing the supportingfactors and obstacles, (3) explain the solution in addressing the problems faced. Thisresearch usesdescriptive qualitative research techniques. Where researchers tried to givean idea systematically and meticulously actual facts and the properties of certainpopulations. Aiming to solve the actual problems and collect data. The data collection wasobtained by interview observation and documentation. The information unearthedinformation that the village head, village secretary, village leaders and villagers LandungsariMalang regency.Based on the research results as follows: (1) the concept of goodgovernance has been implemented by the village government Landungsari, (2) Factorssupporting the ability and competence of the employees, while inhibiting factor is thediscipline of the employees of the village. (3) solutions to foster employee well anddiscipline and consistency.Based on the research results obtained the following

Page 6: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

120

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 2, November 2018, hal. 119-127

conclusions: (1) Implementation of the concept of good governance has been implementedin the village of Malang regency Landungsari, (2) Factors supporting the ability andcompetence of the employees of the village, While inhibiting factor is the indiscipline ofthe village employees, (3) solutions through employee coaching well and discipline andconsistency.

Keywords : Good Governance, social welfare

PENDAHULUANTerjadinya krisis ekonomi di

Indonesia antara lain disebabkan olehtatacarapenyelenggaraan pemerintahan yangtidak dikelola dan diatur dengan baik.Akibatnya timbul berbagai masalah sepertikorupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yangsulit diberantas, masalah penegakanhukum yang sulit berjalan, monopoli dalamkegiatan ekonomi, serta kualitas pelayanankepada masyarakat yang memburuk.

Masalah-masalah tersebut juga telahmenghambat proses pemulihan ekonomiIndonesia, sehingga jumlah pengangguransemakin meningkat, jumlah pendudukmiskin bertambah, tingkat kesehatanmenurun, dan bahkan telah menyebabkanmunculnya konflik-konflik di berbagaidaerah yang dapat mengancam persatuandan kesatuan negara Republik Indonesia.

Bahkan kondisi saat ini punmenunjukkan masih berlangsungnyapraktek dan perilaku yang bertentangandengan kaidah tata pemerintahan yang baik,yang bisa menghambat terlaksananyaagenda-agenda reformasi.

Penyelenggaraan pemerintahan yangbaik adalah landasan bagi pembuatan danpenerapan kebijakan negara yangdemokratis dalam era globalisasi.Fenomena demokrasi ditandai denganmenguatnya kontrol masyarakat terhadappenyelenggaraan pemerintahan, sementarafenomena globalisasi ditandai dengan salingketergantungan antarbangsa, terutamadalam pengelolaan sumber-sumberekonomi dan aktivitas dunia usaha (bisnis).

Kedua perkembangan diatas, baikdemokratisasi maupun globalisasi,menuntut redefinisi peran pelaku-pelakupenyelenggaraan pemerintahan. Pemerintah,yang sebelumnya memegang kuat kendalipemerintahan, cepat atau lambat harusmengalami pergeseran peran dari posisiyang serba mengatur dan mendikte keposisi sebagai fasilitator. Dunia usaha danpemilik modal, yang sebelumnya berupayamengurangi otoritas negara yang dinilaicenderung menghambat perluasan aktivitasbisnis, harus mulai menyadari pentingnyaregulasi yang melindungi kepentingan publik.Sebaliknya, masyarakat yang sebelumnyaditempatkan sebagai penerima manfaat(beneficiaries), harus mulai menyadarikedudukannya sebagai pemilik kepentinganyang juga harus berfungsi sebagai pelaku.

Menurut Mardoto (2009:18) untukmewujudkan konsep good governancedapat dilakukan dengan mencapai keadaanyang baik dan sinergi antara pemerintah,sektor swasta dan masyarakat sipil dalampengelolaan sumber-sumber alam, sosial,lingkungan dan ekonomi. Prasyaratminimal untuk mencapai good governanceadalah adanya transparansi, akuntabilitas,partisipasi, pemberdayaan hukum,efektifitas dan efisiensi, dan keadilan.Kebijakan publik yang dikeluarkan olehpemerintah harus transparan, efektif danefisien, serta mampu menjawab ketentuandasar keadilan. Sebagai bentukpenyelenggaraan negara yang baik makaharus keterlibatan masyarakat di setiapjenjang proses pengambilan keputusan.

Page 7: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

121

Adam Surya P, dkk. Implementasi Konsep Good Governance dalam MewujudkanKesejahteraan Sosial di Desa Landungsari Kecamatan DAU Kabupaten Malang

Prinsip-prinsip good governancemenurut LAN (2000) terdiri dari prinsipakuntabilitas, prinsip transparansi, prinsipkesetaraan, prinsip supremasi hukum,prinsip keadilan, prinsip partisipasi, prinsipdesentralisasi, prinsip kebersamaan, prinsipprofesionalisme, prinsip cepat tanggap,prinsip efektif dan efisien, prinsip berdayasaing (Ningsih, Indah, Razak, 2013: 2 ).

Oleh karena itu, tata pemerintahanyang baik perlu segera dilakukan agarsegala permasalahan yang timbul dapatsegera dipecahkan dan juga prosespemulihan ekonomi dapat dilaksanakandengan baik dan lancar. Disadari,mewujudkan tata pemerintahan yang baikmembutuhkan waktu yang tidak singkatdan juga upaya yang terus menerus.Disamping itu, perlu juga dibangunkesepakatan serta rasa optimis yang tinggidari seluruh komponen bangsa yangmelibatkan tiga pilar berbangsa danbernegara, yaitu para aparatur negara,pihak swasta dan masyarakat madani untukmenumbuhkembangkan rasa kebersamaandalam rangka mencapai tata pemerintahanyang baik.

Menurut Prasitejo (2009:6) bahwagood governance merupakan praktekpenerapan kewenangan pengelolaanberbagai urusan. penyelenggaraan negarasecara politik, ekonomi dan administratifdi semua tingkatan. Dalam konsep di atas,ada tiga pilar good governance yangpenting, yaitu, Kesejahteraan rakyat(economic governance), Prosespengambilan keputusan (politicalgovernance), Tata laksana pelaksanaankebijakan (administrative governance).

Menurut Effendi (2010:15) goodgovernance menyentuh 3 pihak yaitu pihakpemerintah (penyelenggara negara), pihakkorporat atau dunia usaha (penggerakekonomi), dan masyarakat sipil

(menemukan kesesuaiannya). Ketiga pihaktersebut saling berperan dan mempengaruhidalam penyelenggaraan negara yangbaik. Sinkronisasi dan harmonisasi antarpihak tersebut menjadi jawaban besar.Menurut (Sumarto dalam Tampubolon,2009:1-2) Governance, diartikansebagai mekanisme, praktik dan tatacara pemerintah dan warga mengatursumber daya serta memecahkanmasalah-masalah publik. Kualitas gover-nance dinilai dari kualitas interaksi yngterjadi antara komponen governance yaitupemerintah, civil society dan sektorswasta. Lebih lanjut dikatakan Sumarto(2009:17) Istilah good governance saatini menjadi sangat “trendi”. Ada yangmenterjemahkan good governance sebagaikepemerintahan yang prima atau tatapemerintahan yang baik.

Sebagai cara untuk mewujudkankesejahteraan sosial, konsep goodgovernance adalah salah satu cara yangtepat untuk mewujudkan hal tersebut.Sebagai contoh kecilnya pemerintah desalandungsari kecamatan Dau KabupatenMalang, dalam pengimplementasiannyamencoba mengimplementasikan konsepgood governance tersebut.

METODEDitinjau dari jenis datanya, pendekatan

yang digunakan dalam penelitian yangberjudul implementasi konsep good gov-ernance dalam mewujudkan kesejahteraansosial di desa Landungsari kecamatan Daukabupaten Malang ini adalah pendekatankualitatif. Pendekatan kualitatif adalahprosedur penelitian yang menghasilkan datadeskriftif berupa kata-kata tertulis ataulisan dari orang-orang dan perilaku yangdapat diamati (Zuriah, 2009:92).

Penelitian kualitatif memerlukanketajaman analisis, objektivitas, sistematis,

Page 8: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

122

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 2, November 2018, hal. 119-127

dan sistematik sehingga diperoleh ketepatandalam interpretasi, sebab hakikat dari suatufenomena atau gejala penganut penelitiankualitatif adalah totalitas atau gestalt(Zuriah, 2009:92).

Adapun jenis pendekatan penelitianadalah deskriftif, penelitian deskriftif yaitupenelitian yang berusaha untuk menuturkanpemecahan masalah yang ada sekarangberdasarkan data-data.

Jenis penelitian deskriftif kualitatifyang digunakan pada penelitian inidimaksudkan untuk memperoleh informasimengenai implementasi konsep goodgovernance dalam mewujudkankesejahteraan sosial didesa LandungsariKecamatan Dau Kabupaten Malang. Selainitu dengan pendekatan kualitatif diharapkandapat diungkapakan situasi danpermasalahan yang benar-benar terjadi dandihadapi dalam pengiimplementasiannya.

Analisis data dalam penelitianmerupakan suatu kegiatan yang sangatpenting dan memerlukan ketelitian sertakekritisan dalam penelitian. Imran dalam(Sugiyono, 2016:336), analisis data dalampenelitian kualitatif adalah proses pelacakandan pengaturan secara sistematis transkipwawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain yang dikumpulkan untukmeningkatkan pemahaman pada bahan-bahan tersebut agar dapat di interpretasikantemuannya kepada orang lain. Dalam halini peneliti melakukan pencatatan pada saatwawancara, mengumpulkan data-data daridokumen yang relevan dengan penelitianberupa foto-foto wawancara denganKepala desa beserta staf desa yangbersangkutan, hingga kegiatan selanjutnyayaitu menyusun hasil-hasil wawancarakemudian diketik dan dikembangkan untukdianalisis sehingga menghasilkan sebuahkesimpulan. Sedangkan observasidilakukan pada saat peneliti melakukan

wawancara, peneliti terlibat langsungdilokasi kemudian mengamati kejadian-kejadian di lapangan.

HASIL DAN PEMBAHASANImplemetasi konsep good governancedalam mewujudkan kesejahteraansosial di desa Landungsari

Berdasarkan hasil penelitian yangdidapatkan oleh peneliti, bahwaimplementasi konsep good governancetelah diimplementasikan oleh pemerintahdesa Landungsari khususnya dalamtransparansi atau keterbukaan didalamanggaran desa kepada masyarakat desaLandungsari agar masyarakat mengertiprosesnya. Serta tanggap atau responsifterhadap kebutuhan masyarakat khususnyakebutuhan dasar masyarakat desa sepertiHAM dan persamaan hak tanpa terkecualitanpa ada satu pihak pun yangdikesampingkan.

Bersamaan dengan itu,selakusekretaris desa Landungsari jugamemperkuat dan memiliki pendapat yangsama dengan SI yang mengatakan sangatpenting untuk menerapakan sistem goodgovernance dalam mewujudkanpemerintahan yang baik dan bersih daripenyelewengan dan selalu melibatkanmasyarakat melalui wakil-wakilnya dalammembuat peraturan atau kebijakan.

Konsep good governance sangatpenting untuk di implementasikan karenaberdampak bagus kepada masyarakat danpemerintah desa itu sendiri. Melalui prinsipdasar good governance yang meliputitransparansi atau keterbukaan dalamanggaran dana desa yang melibatkan wakil-wakil desa, lalu ada partisipasi darimasyarakat desa terhadap peraturan ataukebijakan yang dibuat oleh pemerintahdesa Landungsari dan responsif terhadapkeluhan masyarakat desa didalam

Page 9: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

123

Adam Surya P, dkk. Implementasi Konsep Good Governance dalam MewujudkanKesejahteraan Sosial di Desa Landungsari Kecamatan DAU Kabupaten Malang

persamaan hak untuk menjamin masyarakatdesa didalam ekonomi dan politik agarterciptanya masyarakat desa yangsejahtera.

Berdasarkan hasil observasi dan hasilwawancara dengan informan di atasdidapati kondisi pemerintahan desaLandungsari telah menerapkan konsepgood governance hal ini diindikasikandari kesesuaian antara hasil observasidan wawancara yang menunjukkanbahwa konsep good governance inibenar-benar dijalankan dengan baik olehpemerintah desa Landungsari. Kondisi inidilandasi atas apa yang disebut oleh Intituteon Governance sebagai konsep goodgovernance yang memenuhi beberpa halsebagai berikut: a) Kerangka kerja tim(team work) antarorganisasi, departemen,dan wilayah; b) Hubungan kemitraanantara pemerintah dengan setiap unsurdalam masyarakat negara yangbersangkutan; c) Pemahaman dankomitmen terhadap manfaat dari pentingnyatanggung jawab bersama dan kerjasamadalam suatu keterpaduan serta sinergismedalam pecapaian tujuan; d) Adanyadukungan dan sistem imbalan yangmemadai untuk mendorong terciptanyakemampuan dan keberanian menanggungrisiko (risk taking) dan berinisiatif,sepanjang hal ini secara realistis dapatdikembangkan; e) Adanya pelayananadministrasi publik yang berorientasi padamasyarakat, mudah dijangkau masyarakatdan bersahabat, berdasarkan kepada asaspemerataan dan keadilan dalam setiaptindakan dan pelayanan yang diberikankepada masyarakat, berfokus padakepentingan masyarakat, bersikapprofesional, dan tidak memihak (nonpartisan).

Faktor pendukung dan penghambatdari implementasi konsep goodgovernance dalam mewujudkankesejahteraan sosial di desaLandungsari

Berdasarkan hasil penelitian dilapanganyang telah dilakukan pada kepala desaLandungsari kecamatan DAU kabupatenMalang, yang menjadi faktor pendukungdan penghambat konsep goodgovernanvce. Faktor pendukung darikonsep good governance adalahkemampuan atau kompetensi pegawai.Kemampuan atau kompetensi yangdimiliki pegawai mengacu kepadadimensi perilaku dari sebuah perilakuorganisasi yang diperlukan seseorang untukdapat melaksanakan pekerjaannya secaramemuaskan. Semakin baik kemampuanatau kompetensi pegawai dalam bekerjamaka semakin baik kinerja pegawai dalammemberikan pelayanan.

Sedangkan faktor penghambat darikonsep good governance itu sendiriadalah kedisiplinan. Kedisiplinanmerupakan salah satu tolok ukur untukmelihat kinerja aparat pemerintah dalammenjalankan tugas-tugasnya khususnyadalam melayani masyarakat.Kedisiplinanmerupakan salah satu tolok ukur untukmelihat kinerja aparat pemerintah dalammenjalankan tugas-tugasnya khususnyadalam melayani masyarakat. Kedisiplinanmemegang peranan yang amat pentingdalam konsep good governance. Seorangpegawai yang mempunyai tingkatkedisiplinan yang tinggi akan tetapbekerja dengan baik walaupun tanpadiatasi oleh atasan. Seorang pegawaiyang disiplin tidak akan mencuri waktukerja untuk melakukan hal-hal yang tidakada kaitannya dengan pekerjaan. Namunberdasarkan observasi dan wawancara,

Page 10: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

124

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 2, November 2018, hal. 119-127

ditemukan kondisi yang menunjukkanbahwa tingkat kedisiplinan aparatur desaLandungsari yang masih rendah. Umumnyaketrelambatan hadir berkisar 30 menitsampai dengan 1 jam, dan pulang 20sampai 30 menit lebih awal dibandingdengan jam yang seharusnya. Dan takjarang juga pegawai desa landungsari tidakhadir di kantor secara periodik.Solusi untuk mengatasi hambatan yangdihadapi dalam implementasikonsep good governanace dalammewujudkan kesejahteraan sosial didesa Landungsari

Setiap masalah yang dihadapi pastidapat diatasi dengan berbagai macamsolusi. Begitu pula dengan kendala yangdihadapi oleh hambatan implementasikonsep good governance dalammewujudkan kesejahteraan sosial di desaLandungsari. Salah satu solusi untukmenghadapi hambatan dalam implementasigood governance dalam mewujudkankesejahteraan sosial di desa Landungsariadalah dengan jalan memberikanpembinaan pegawai dengan baik adanyaperaturan disiplin yang memuat pokok-pokok kewajiban, larangan, danmemberikan sanksi apabila terjadi perilakuindisipliner. Dalam rangka usaha untukmencapai tujuan masyarakat desa yangsejahtera, diperlukan adanya pegawai desasebagai unsur aparatur desa, abdi desa,dan abdi masyarakat yang penuh kesetiaandan ketaatan kepada pancasila, UUD1945, serta bersatu padu, bermental baik,berwibawa, dan menjauhi sifat sifatkorupsi untuk menyelenggarakan tugaspemerintahan yang baik didalampembangunan desa Landungsari. Kemudianyang tidak kalah pengtingnya adalahpemanfaatan waktu yang seefektifmungkin demi terciptanya pelayanan kerjayang maksimal.

Kondisi pemerintahan desaLandungsari telah menerapkan konsepgood governance hal ini diindikasikandari kesesuaian antara hasil observasi danwawancara yang menunjukkan bahwakonsep good governance ini benar-benardijalankan dengan baik oleh pemerintahdesa Landungsari namun masih terdapatbeberapa faktor penghambat yang tentunyadiperlukan penyelesaian terhadappermasalahan yang sedang terjadi tersebut.Solusi yang dapat dilakukan dalampencapaian konsep good governanceadalah dengan jalan memberikanpembinaan pegawai dengan baik adanyaperaturan disiplin yang memuat pokok-pokok kewajiban, larangan, danmemberikan sanksi apabila terjadi perilakuindisipliner. Pendisiplinan terhadap kondisiyang tidak disiplin merupakan hal yangsulit dan perlu dilakukan secara konsistendan tegas terhadap apa yang sudahdicita-citakan. Dalam rangka usahauntuk mencapai good governance danmasyarakat desa yang sejahtera, diperlukanadanya pegawai desa sebagai unsuraparatur desa, abdi desa, dan abdimasyarakat yang penuh kesetiaan danketaatan kepada pancasila, UUD 1945,serta bersatu padu, bermental baik,berwibawa, dan menjauhi sifat sifat korupsiuntuk menyelenggarakan tugaspemerintahan yang baik didalampembangunan desa Landungsari sertamenggunakan waktu secara efektif danefisien.

SIMPULANBerdasarkan hasil penelitian mengacu

pada rumusan masalah dan tujuan penelitiantentang implementasi konsep goodgovernance di desa Landungsarikecamatan Dau kabupaten Malang dapatdisimpulkan sebagai berikut:

Page 11: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

125

Adam Surya P, dkk. Implementasi Konsep Good Governance dalam MewujudkanKesejahteraan Sosial di Desa Landungsari Kecamatan DAU Kabupaten Malang

Kesimpulan dari penelitian ini adalahkonsep good governance sangat pentinguntuk di implementasikan karenaberdampak bagus kepada masyarakat danpemerintah desa itu sendiri. Melalui prinsipdasar good governance yang meliputitransparansi atau keterbukaan dalamanggaran dana desa yang melibatkanwakil-wakil desa, lalu ada partisipasi darimasyarakat desa terhadap peraturan ataukebijakan yang dibuat oleh pemerintahdesa Landungsari dan responsif terhadapkeluhan masyarakat desa didalampersamaan hak untuk menjamin masyarakatdesa didalam ekonomi dan politik agarterciptanya masyarakat desa yangsejahtera. Berdasarkan hasil observasi danhasil wawancara dengan informan di atasdidapati kondisi pemerintahan desaLandungsari telah menerapkan konsepgood governance hal ini diindikasikan darikesesuaian antara hasil observasi danwawancara yang menunjukkan bahwakonsep good governance ini benar-benardijalankan dengan baik oleh pemerintahdesa Landungsari. Kesimpulan hasilwawancara tersebut adalah bahwa faktorpendukung dari konsep good governanceadalah kemampuan atau kompetensipegawai. Kemampuan atau kompetensiyang dimiliki pegawai mengacu kepadadimensi perilaku dari sebuah perilakuorganisasi yang diperlukan seseorang untukdapat melaksanakan pekerjaannya secaramemuaskan. Semakin baik kemampuanatau kompetensi pegawai dalam bekerjamaka semakin baik kinerja pegawai dalammemberikan pelayanan. Sedangkanfaktor penghambat dari konsep goodgovernance itu sendiri adalah kedisiplinan.Kedisiplinan merupakan salah satu tolokukur untuk melihat kinerja aparat pemerintahdalam menjalankan tugas-tugasnyakhususnya dalam melayani masyarakat.

Berdasarkan hasil penelitian di atasdidapati kondisi pemerintahan desaLandungsari telah menerapkan konsepgood governance hal ini diindikasikandari kesesuaian antara hasil observasi danwawancara yang menunjukkan bahwakonsep good governance ini benar-benardijalankan dengan baik oleh pemerintahdesa Landungsari namun masih terdapatfaktor pendukung dan penghambat. Faktorpendukung baik yang teramatai melaluiobservasi maupun wawancara didapatibahwa pemerintah desa Landungsari sudahmemiliki kemampuan atau kompetensiyang seharusnya dimiliki pegawai (goodgovernance) mengacu kepada dimensiperilaku dari sebuah perilaku organisasiyang diperlukan seseorang untuk dapatmelaksanakan pekerjaannya secaramemuaskan. Pemerintah desa Landungsaripula memiliki kemampuan yang baikdalam bekerja, mengutamakan kualitasdan keteraturan, kesadaran organisasional,mendapatkan pengarahan, mencariinformasi, berpikir secara konseptualdan percaya diri dalam bekerja.

Sedangkan faktor penghambat darikonsep good governance itu sendiri adalahkedisiplinan. Kedisiplinan merupakansalah satu tolok ukur untuk melihat kinerjaaparat pemerintah dalam menjalankantugas-tugasnya khususnya dalam melayanimasyarakat. Kedisiplinan memegangperanan yang amat penting dalamkonsep good governance. Seorangpegawai yang mempunyai tingkatkedisiplinan yang tinggi akan tetapbekerja dengan baik walaupun tanpadiatasi oleh atasan. Seorang pegawaiyang disiplin tidak akan mencuri waktukerja untuk melakukan hal-hal yang tidakada kaitannya dengan pekerjaan. Namunberdasarkan observasi dan wawancara,ditemukan kondisi yang menunjukkan

Page 12: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

126

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 2, November 2018, hal. 119-127

bahwa tingkat kedisiplinan aparatur desaLandungsari yang masih rendah. Umumnyaketrelambatan hadir berkisar 30 menitsampai dengan 1 jam, dan pulang 20sampai 30 menit lebih awal dibandingdengan jam yang seharusnya. Dan takjarang juga pegawai desa landungsari tidakhadir di kantor secara periodik.

Kesimpulan hasil penelitian di atasdidapati bahwa salah satu solusi untukmenghadapi hambatan dalam implementasigood governance dalam mewujudkankesejahteraan sosial di desa Landungsariadalah dengan jalan memberikanpembinaan pegawai dengan baik adanyaperaturan disiplin yang memuat pokok-pokok kewajiban, larangan, danmemberikan sanksi apabila terjadi perilakuindisipliner. Dalam rangka usaha untukmencapai tujuan masyarakat desa yangsejahtera, diperlukan adanya pegawai desasebagai unsur aparatur desa, abdi desa,dan abdi masyarakat yang penuh kesetiaandan ketaatan kepada pancasila, UUD1945, serta bersatu padu, bermental baik,berwibawa, dan menjauhi sifat sifatkorupsi untuk menyelenggarakan tugaspemerintahan yang baik didalampembangunan desa Landungsari. Kemudianyang tidak kalah pengtingnya adalahpemanfaatan waktu yang seefektif mungkindemi terciptanya pelayanan kerja yangmaksimal.

Solusi lain yang dapat dilakukan dalampencapaian konsep good governanceadalah dengan jalan memberikanpembinaan pegawai dengan baik adanyaperaturan disiplin yang memuat pokok-pokok kewajiban, larangan, danmemberikan sanksi apabila terjadi perilakuindisipliner. Pendisiplinan terhadap kondisiyang tidak disiplin merupakan hal yangsulit dan perlu dilakukan secara konsistendan tegas terhadap apa yang sudah dicita-

citakan. Dalam rangka usaha untukmencapai good governance danmasyarakat desa yang sejahtera, diperlukanadanya pegawai desa sebagai unsuraparatur desa, abdi desa, dan abdimasyarakat yang penuh kesetiaan danketaatan kepada pancasila, UUD 1945,serta bersatu padu, bermental baik,berwibawa, dan menjauhi sifat sifat korupsiuntuk menyelenggarakan tugaspemerintahan yang baik didalampembangunan desa Landungsari sertamenggunakan waktu secara efektif danefisien.

Berdasarkan pada kesimpulan tersebutdiatas, penulis memberikan saran berikut :

Bagi Desa LandungsariMewujudkan terciptanya kondisi

pemerintahan yang baik dalam melakukanpelayanan terhadap publik merupakanwujud penting dalam upayamensejahterakan masyarakat dari elemenkeluarga hingga nasional Indonesia secaramenyeluruh. Disini peran desa sangatdiharapkan hadir di dalamnya sehinggapublik dapat menjalankan proses kegiatanbaik itu administrasi maupun kebutuhan-kebutuhan lain yang dapat menunjangkebutuhan masyarakat pada elemen desa.Desa merupakan ujung tombak pemerintahdalam upaya peningkatan kondisi sosialekonomi hingga budaya masyarakatsehingga diperlukan pemerintahan desayang memebuhi unsur-unsur goodgovernance.Bagi masyarakat

Good governance merupakan kondisiyang baik dalam proses pensejahteraanmasyarakat. Good governance menjaditanggung jawab semua pihak termasukmasyarakat desa, sehingga masyarakatdesa perlu dan wajib melakukanpengawalan terhadap perilaku dan prosespemerintahan yang dijalankan oleh

Page 13: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

127

Adam Surya P, dkk. Implementasi Konsep Good Governance dalam MewujudkanKesejahteraan Sosial di Desa Landungsari Kecamatan DAU Kabupaten Malang

pemerintah desa, begitu pula di desaLandungsari. Sehingga disarankanmasyarakat desa Landungsari untuk pedulidan ikut mengawasi pemerintahan yangdijalankan oleh pemerintah desaLandungsari agar pemerintahan yangbenar-benar memenuhi konsep goodgovernance dapat terwujud.Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian dan penulisan ini diharapkandapat menjadi salah sarana penambahankhasanah kajian mengenai goodgovernance dalam mewujudkankesejahteraan sosial serta menambahwawasan politik. Dan pula dapat bergunauntuk penelitian yang selanjutnya sebagaisumber referensi dalam penerapan konsepgood governance dipemerintah daerahbaik pada lingkungan desa atau padalingkungan pemerintahan yang lebihtinggi.

DAFTAR PUSTAKAEffendi. 2005. Membangun Budaya

Birokrasi Untuk Good Governance.Makalah Seminar LokakaryaNasional Reformasi Birokrasi KantorMenteri Negara PAN.

Mardoto. 2009. Mengkritisi Clean AndGood Governance Di Indonesia

Ningsih, dkk. 2013. Jurnal ilmiah AnalisisHubungan Prinsip-prinsip GoodGovernance dengan KinerjaPegawai di Dinas KesehatanKabupaten Luwu Timur.

Prasetijo. 2009. Good Governance DanPembangunan Berkelanjutan

Sugiyono. 2016. Metode penelitianpendidikan pendekatan kuantitatifkualitatif dan R&D, Bandung:Alfabeta

Tampubolon, 2013. Jurnal ilmiahpelaksanaan prinsip goodgovernance dalam alokasi danadesa (ADD) di Desa Teluk BakauKecamatan Gunung KijangKabupaten Bintan

Zuriah. 2009. Metodologi PenelitianSosial dan Pendidikan. Jakarta: PTBumi Aksara

Page 14: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

138

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 2, November 2018, hal. 138-148138

http://ejournal.umm.ac.id/index.php/civicus

Jurnal Civic HukumVolume 3, Nomor 2, November 2018P-ISSN 2623-0216 E-ISSN 2623-0224

IMPLEMENTASI KURIKULUM DIFERENSIASI PENDIDIKANKEWARGANEGARAAN PADA KELAS AKSELERASI

PESERTA DIDIK CERDAS INKLUSIF MTsN PONOROGO

Ardian Fahmi Rosydi Karim, M. Mansur Ibrahim, Nurbani YusufFKIP Universitas Muhammadiyah Malang, Indonesia

Email: [email protected]

ABSTRAKLangkah pertama dalam implementasi kurikulum yang penting ditempuh sekolah

adalah penyesuaian dengan ketentuan yang berlaku bagi peserta didik cerdas istimewaserta karakternya, di mana perlakuan yang kurang maksimal dan tidak sesuai dengankarakter peserta didik cerdas istimewa disebabkan terjadinya miss konsepsi serta ketidaksesuaian (lack of it) antara tuntutan yang seharusnya dengan kenyataan pelaksanaanpada saat di kelas. Hal ini yang kemudian menyebabkan perlakuan dan pelayananpembelajaran pada kelas akselerasi di sekolah menjadi kurang maksimal bahkan kurangberguna untuk mengembangkan potensi peserta didik cerdas istimewa, Penelitian inimengambil rumusan masalah Bagaimanakah langkah – langkah dalam mengimplementasikanKurikulum Diferensiasi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas AkselerasiPeserta Didik Cerdas Inklusif Yang Dilaksanakan Di MTsN Ponorogo, Apa Saja KendalaYang Dihadapi Dalam Mengimplementasikan Kurikulum Diferensiasi Pada Mata PelajaranPendidikan Kewarganegaraan Kelas Akselerasi Peserta Didik Cerdas Inklusif MTsNPonorogo, Bagaimana Solusi terhadap Kendala yang dihadapi dalam mengimplementasikankurikulum diferensiasi pada mata pelajaran. Metode dalam penelitian ini menggunakanpendekatan kualitaif karena memiliki beberapa pertimbangan, yaitu: (1) pendekatan kualitatiflebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan jamak, (2) pendekatan ini menyajikansecara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan informan, (3) metode ini lebih pekadan dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. Sumber data primer diperoleh hasil wawancara yakni wawancaradengan kepala sekolah, Ketua Program PDCI, Guru PKn, serta siswa kelas VII PDCI.Kemudian data dianalisa secara deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian terdapatkesesuaian dengan komponen kurikulum seperti: (1) Tujuan, (2) Isi atau materi (BahanAjar), (3) Proses (Strategi Mengajar) atau sistem penyampaian dari media, (4) Evaluasi,tetapi Proses Implementasi kurikulum Diferensiasi Pendidikan Kewarganegaraan pada kelasAkselerasi PDCI MTsN Ponorogo mendapatkan beberapa kendala di dalamnya yaitudisebabkan oleh keadaan siswa yang cendurung berfikir cepat tetapi gampang bosan kalaumateri yang disampaikan tidak membuat siswa berfikir lebih jauh.

Kata kunci: ImplementasiKurikulumDiferensiasi, pesertadidikcerdasinklusif

ABSTRACTThe first step in the implementation of the curriculum of the school is important are

adjustments to the provisions that apply to students are intelligent as well as specialcharacters, where treatment insufficient and not in accordance with special smarter learnerscharacter due to the occurrence of miss conception as well as the rendering (lack of it)between the demands that should be with the reality of implementation at the time in class.This then lead to the treatment and service learning on grade acceleration in schoolbecomes insufficient even less useful to develop potential learners are special, intelligentResearch takes the outline of the problem How steps-the steps in implementing theCurriculum Differentiation on the subjects of Civics Class Accelerated Learners In aninclusive Smart MTsN Ponorogo, what are the obstacles faced in implementing the

Page 15: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

139

Amalina, Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement DivisionUntuk Meningkatkan Aktivitas Siswa

Curriculum Differentiation on the subjects of Civics Class Accelerated Learners IntelligentInclusive MTsN Ponorogo, How solutions to obstacles faced in implementing thecurriculum differentiation on subjects.The method used in this research approachesQualitative because it has several considerations, namely: (1) the qualitative approach moreeasily when faced with the reality plural, (2) it serves directly the nature of the relationshipbetween researchers and informants, (3) the method is more sensitive and can adjust toa lot of sharpening influences together to patterns of values ??encountered. Sources ofprimary data obtained by interviews the interviews with principals, Chairman of the PDCI,Citizenship teachers, and students of class VII PDCI. then the data were analyzeddescriptively qualitative. Based on the results of the research are conformity withcurriculum components such as: (1) Objectives, (2) Content or materials (Subjects), (3)Process (Strategies) or the delivery systems of the media, (4) evaluation, but the processof implementation of the curriculum Differentiation Citizenship Education at PDCIAcceleration class MTsN Ponorogo get some constraints therein is caused bycircumstances cendurung students who think fast but easily bored if the material presenteddoes not make students to think further

Keywords: Implementation of curriculum differentiation, inclusive smart learners

PENDAHULUANKurikulum telah menjadi bagian

terpenting dalam dunia pendidikan.kurikulum merupakan seperangkatrencana dan pengaturan mengenai tujuan,isi, bahan pelajaran dan metodeyang digunakan sebagai pedomanpenyelenggaraan kegiatan pembelajaranuntuk mencapai tujuan pendidikantertentu (Peraturan Pemerintah No. 19.Tentang Standart Nasional Pendidikan.2005 : 4). Semua aktivitas yangdiperentukkan bagi kegiatan pembelajaranuntuk siswa di sekolah merupakan suatugrand concept dari sebuah kurikulum.

Kurikulum menjadi kunci utamaterlaksananya pembelajaran yang terarahdan efisien. Hal ini dikarenakankurikulum dijadikan pedoman bagiseorang guru untuk melaksanakankegiatan pembelajaran. Sehingga tidakmengherankan apabila kurikulum selaludirombak dan ditinjau kembali untukmengikuti perkembangan ilmu pengetahuanyang semakin maju.

Kurikulum dikembangkan berdasarkanprinsip bahwa peserta didik memilikiposisi sentral untuk mengembangkankompetensinya agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan YangMaha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggungjawab. Untuk mendukung pencapaiantujuan tersebut pengembangan kompetensipeserta didik disesuaikan dengan potensi,perkembangan, kebutuhan, dan kepentinganpeserta didik serta tuntutan lingkungan.(Peraturan Menteri Pendidikan NasionalRepublik Indonesia No. 22, TentangStandar Isi Untuk Satuan PendidikanDasar Dan Menengah, 2006 : 6).

Desain kurikulum peserta didikberbakat dan berkecerdasan istimewasangat diperlukan karena kurikulum regulertidak mencukupi dan tidak cocok untukpeserta didik berbakat dan berkecerdasanistimewa. Seperti yang kita ketahui bahwapeserta didik berbakat dan berkecerdasanistimewa mampu bertindak cepat,berkemampuan belajar mendalam,berkemampuan memanipulasi konsep,berkebutuhan khusus dan memerlukanpembelajaran yang menantang. Hal inimenunjukan bahwa sekolah harusmendesain dan memodifikasi kurikulumkhusus yang berbeda dengan kurikulumreguler bagi mereka. Berdasarkan pada

Page 16: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

140

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 2, November 2018, hal. 138-148

realita tersebut kurikulum reguler harusdimodifikasi dengan menyusunnya bukanmengurangi atau menambahnya, sesuaidengan kebutuhan dan tingkatintelektualnya.

Undang-undang Sistem PendidikanNasional Nomor 20 Tahun 2003 (2003:10-13) menjelaskan bahwa :

Warga negara yang memiliki potensikecerdasaan dan bakat istimewa mendapatlayanan pendidikan khusus sesuaidengan kebutuhan dan keunggulannya,mendapatkan pelayanan pendidikan sesuaidengan bakat minat dan kemampuannyaserta menyelesaikan program pendidikansesuai dengan kecepatan belajar masing-masing.

Pelaksanaan pendidikan khusus padapeserta didik berbakat dan berkecerdasanistimewa dilakukan dengan bermacam-macam tipe, yaitu acceleration(percepatan), segregation (pengelompokan)dan enrichment (pengayaan) (Tirtonegoro.2006 : 108). Berdasarkan Pedomanpenyelenggaraan pendidikan untukpeserta didik cerdas istimewa selama initelah dilakukan dengan bentuk programpercepatan belajar (akselerasi). Akselerasidapat diselenggarakan dalam 4 (empat)bentuk pilihan, yaitu kelas biasa, kelaskhusus, sekolah khusus, dan PenerapanSistem Kredit Semester (KeputusanDirektorat Jendral Pendidikan IslamNomor 1976 Tahun 2014:7-8)

Berdasarkan ketentuan tersebut,MTsN Ponorogo melaksanakan programakselerasi dengan diselenggarakan dalambentuk kelas khusus, yaitu kelas di manasiswa yang memiliki potensi kecerdasandan bakat istimewa belajar dalam kelaskhusus. Sedangkan waktu yang digunakanuntuk menyelesaikan program belajarbagi siswa yang memiliki potensikecerdasan dan bakat istimewa lebih cepat

dibandingkan dengan siswa reguler.Pada satuan pendidikan SekolahMenengah Pertama (SMP / MTs) yangtadinya ditempuh dalam waktu 3 (tiga)tahun dapat dipercepat menjadi 2 (dua)tahun, yaitu pada awal masuk kelas VII(Tujuh) dan tahun berikutnya langsung kelasIX (Sepuluh).

Kurikulum yang diterapkan diIndonesia dan berlaku sampai saat inisudah ditentukan bahwa isi kurikulumyang diberlakukan di sekolah harusdikembangakan dari standar nasionalpendidikan yang telah ditentukanpemerintah, sehingga perbedaan kurikulumantar sekolah hanya dibedakan olehindikator yang dikembangkan masing-masing sekolah, sesuai dengan karakterdan kebutuhan peserta didik sekolah yangbersangkutan, dan keunggulan yang ingindicapai.

Langkah pertama yang pentingditempuh sekolah adalah penyesuaiandengan ketentuan yang berlaku bagi pesertadidik cerdas istimewa serta karakternya,di mana perlakuan yang kurang maksimaldan tidak sesuai dengan karakter pesertadidik cerdas istimewa disebabkanterjadinya miss konsepsi serta ketidaksesuaian (lack of it) antara tuntutan yangseharusnya dengan kenyataan pelaksanaanpada saat di kelas. Hal ini yang kemudianmenyebabkan perlakuan dan pelayananpembelajaran pada kelas akselerasi disekolah menjadi kurang maksimal bahkankurang berguna untuk mengembangkanpotensi peserta didik cerdas istimewa.

Kurikulum berdiferensiasi untukprogram percepatan belajar dapatdilakukan dengan melakukan modifikasikurikulum nasional dan muatan lokaldengan cara memodifikasi alokasi waktu,memodifikasi isi/materi, memodifikasisarana-prasarana, memodifikasi lingkungan

Page 17: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

141

Amalina, Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement DivisionUntuk Meningkatkan Aktivitas Siswa

belajar, dan memodifikasi pengelolaankelas, Kurikulum program akselerasi diMTsN Ponorogo juga mengikuti polapengembangan kurikulum diferensiasitersebut.

Pola diferensiasi kurikulum programakselerasi di MTsN Ponorogo sudahditerapkan sejak awal pembukaanprogram akselerasi tahun 2009, polatersebut menjadi embrio yang terusberkembang mengikuti perubahankurikulum di Indonesia. Pada awalpembukaan program akselerasi sampaisekarang di MTsN Ponorogo masihmenggunakan acuan kurikulum KTSP danmulai mencanangkan kurikulumdiferensiasi 2013 pada Pembelajaranakademik ditahun depan yaitu pada tahundemik 2016/2017.

Pengembangan pola kurikulumdiferensiasi tersebut terus berjalan denganberbagai modifikasi. Sehingga kemampuanpendidik serta tenaga kependidikanMTsN Ponorogo akan sangat menentukanhasil yang dicapai dalam kurikulumdiferensiasi. Oleh karena itu, penulis sangattertarik untuk meneliti secara mendalammengenai pola diferensiasi kurikulumtersebut, yang dispesifikasi lagi dalamimplementasinya ketika di sekolah. Melaluipenelitian skripsi ini, peneliti mengambiljudul implementasi kurikulum diferensiasipendidikan kewarganegaraan pada kelasakselerasi peserta didik cerdas inklusifMTsN Ponorogo.

METODEPenelitian ini digunakan pendekatan

kualitatif. Bogdan dan Taylor mendefinisikanmetodologi kualitatif sebagai prosedurpenelitian yang menghasilkan data deskriptifberupa kata-kata tertulis atau lisan dariorang-orang dan perilaku yang dapatdiamati. Dalam penelitian kualitatif tidak

boleh mengisolasikan individu atauorganisasi ke dalam variabel atau hipotesis,tetapi perlu memandangnya sebagai bagiandari sesuatu keutuhan (Moleong, 2004:4).

Syaodih (2009 : 60) menjelaskanpenelitian kualitatif adalah suatu penelitianyang ditujukan untuk mendeskripsikan danmenganalisis fenomena, peristiwa, aktivitassosial, sikap, kepercayaan, persepsi,pemikiran orang secara individualmaupun kelompok. Sugiyono (2010:15)mengemukakan bahwa metode kualitatifdigunakan untuk mendapatkan data yangmendalam, suatu data yang mengandungmakna. Makna adalah data yangsebenarnya, data yang pasti merupakansuatu nilai di balik data yang tampak. Olehkarena itu, dalam penelitian kualitaif tidakmenekankan pada generalisasi, tetapi lebihmenekankan pada makna.

Peneliti menggunakan pendekatankualitatif karena memiliki beberapapertimbangan, yaitu: (1) pendekatankualitatif lebih mudah apabila berhadapandengan kenyataan jamak, (2) pendekatanini menyajikan secara langsung hakikathubungan antara peneliti dan informan,(3) metode ini lebih peka dan dapatmenyesuaikan diri dengan banyakpenajaman pengaruh bersama terhadappola-pola nilai yang dihadapi (Moleong,2004:9-10).

Desain penelitian yang digunakan padapenelitian yang berjudul ImplementasiKurikulum diferemsiasi PendidikanKewarganegaraan Pada Kelas AkselerasiPeserta Didik Cerdas Inklusi MTsNPonorogo ialah menggunakan pendekatanstudi kasus. Salim (2006:116)menyejelaskan pendekatan studi kasusdipahami sebagai pendekatan untukmempelajari, menerangkan ataumenginginkan konteksnya yang alamiahtanpa adanya intervensi pihak luar. Dengan

Page 18: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

142

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 2, November 2018, hal. 138-148

menggunakan desain penelitian studi kasuspeneliti dapat mempelajari subjek secaramendalam dan menyeluruh.

HASIL DAN PEMBAHASANImplementasi Kurikulum DiferensiasiPendidikan Kewarganegaraan di MTsNPonorogo.a. Tujuan

Pendidikan Kewarganegaraan diMTsN Ponorogo merupakan kelompokmata pelajaran kewarganegaraan dankepribadian yang dimaksudkan untukpeningkatan kesadaran dan wawasanpeserta didik akan status, hak, dankewajibannya dalam kehidupanbermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,serta peningkatan kualitas dirinya sebagaimanusia.

Kesadaran dan wawasan termasukwawasan kebangsaan, jiwa dan patriotismebela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia, kemajemukan bangsa,pelestarian lingkungan hidup, kesetaraangender, demokrasi, tanggung jawab sosial,ketaatan pada hukum, ketaatan membayarpajak, dan sikap serta perilaku anti korupsi,kolusi, dan nepotisme.

Pendidikan Kewarganegaraan ditingkat MTs bertujuan untuk:1) Berpikir secara kritis, rasional, dan

kreatif dalam menanggapi isukewarganegaraan

2) Berpartisipasi secara aktif danbertanggung jawab, dan bertindaksecara cerdas dalam kegiatanbermasyarakat, berbangsa, danbernegara, serta anti-korupsi

3) Berkembang secara positif dandemokratis untuk membentuk diriberdasarkan karakter-karaktermasyarakat Indonesia agar dapathidup bersama dengan bangsa-bangsalainnya

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsalain dalam percaturan dunia secaralangsung atau tidak langsung denganmemanfaatkan teknologi informasi dankomunikasi.

b. MateriMateri pada pembelajaran pendidikan

kewarganegaraan haruslah menunjangpencapaian kompetensi dasar denganmempertimbangkan, potensi peserta didik,relevansi dengan karakteristik daerah,tingkat perkembangan fisik, intelektual,emosional, sosial, dan spritual peserta didik,kebermanfaatan bagi peserta didik, strukturkeilmuan, aktualitas, kedalaman, dankeluasan materi pembelajaran, relevansidengan kebutuhan peserta didik dantuntutan lingkungan, dan Alokasi waktu.

Adapun materi yang di berikan padapelajaran pendidikan kewarganegaraankelas Akselerasi PDCI MTsN Ponorogoadalah mencangkup sebagai berikut ;1) Persatuan dan Kesatuan bangsa,

meliputi: Hidup rukun dalamperbedaan, Cinta lingkungan,Kebanggaan sebagai bangsa Indone-sia, Sumpah Pemuda, KeutuhanNegara Kesatuan Republik Indone-sia, Partisipasi dalam pembelaannegara, Sikap positif terhadap NegaraKesatuan Republik Indonesia,Keterbukaan dan jaminan keadilan

2) Norma, hukum dan peraturan,meliputi: Tertib dalam kehidupankeluarga, Tata tertib di sekolah, Normayang berlaku di masyarakat,Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsadan bernegara, Sistim hukum danperadilan nasional, Hukum danperadilan internasional

3) Hak asasi manusia meliputi: Hakdan kewajiban anak, Hak dankewajiban anggota masyarakat,Instrumen nasional dan internasional

Page 19: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

143

Amalina, Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement DivisionUntuk Meningkatkan Aktivitas Siswa

HAM, Pemajuan, penghormatan danperlindungan HAM

4) Kebutuhan warga negara meliputi:Hidup gotong royong, Hargadiri sebagai warga masyarakat,Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaanmengeluarkan pendapat, Menghargaikeputusan bersama, Prestasi diri,Persamaan kedudukan warga negara

5) Konstitusi Negara meliputi: Proklamasikemerdekaan dan konstitusi yangpertama, Konstitusi-konstitusi yangpernah digunakan di Indonesia,Hubungan dasar negara dengankonstitusi

6) Kekuasan dan Politik, meliputi:Pemerintahan desa dan kecamatan,Pemerintahan daerah dan otonomi,Pemerintah pusat, Demokrasi dansistem politik, Budaya politik, Budayademokrasi menuju masyarakat madani,Sistem pemerintahan, Pers dalammasyarakat demokrasi

7) Pancasila meliputi: kedudukanPancasila sebagai dasar negara danideologi negara, Proses perumusanPancasila sebagai dasar negara,Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalamkehidupan sehari-hari, Pancasilasebagai ideologi terbuka

8) Globalisasi meliputi: Globalisasi dilingkungannya, Politik luar negeriIndonesia di era globalisasi, Dampakglobalisasi, Hubungan internasionaldan organisasi internasional, danMengevaluasi globalisasi.

c. Proses PembelajaranKegiatan pembelajaran dirancang

untuk memberikan pengalaman belajaryang melibatkan proses mental dan fisikmelalui interaksi antar peserta didik, pesertadidik dengan guru, lingkungan, dan sumberbelajar lainnya dalam rangka pencapaiankompetensi dasar. Pengalaman belajaryang dimaksud dapat terwujud melalui

penggunaan pendekatan pembelajaran yangbervariasi dan berpusat pada peserta didik.Pengalaman belajar memuat kecakapanhidup yang perlu dikuasai peserta didik.Hal-hal yang harus diperhatikan

dalam mengembangkan kegiatanpembelajaran adalah sebagai berikut.

1) Kegiatan pembelajaran disusun untukmemberikan bantuan kepada parapendidik, khususnya guru, agar dapatmelaksanakan proses pembelajaransecara profesional.

2) Kegiatan pembelajaran memuatrangkaian kegiatan yang harusdilakukan oleh peserta didik secaraberurutan untuk mencapai kompetensidasar.

3) Penentuan urutan kegiatanpembelajaran harus sesuai denganhierarki konsep materi pembelajaran.

4) Rumusan pernyataan dalam kegiatanpembelajaran minimal mengandungdua unsur ciri yang mencerminkanpengelolaan pengalaman belajar siswa,yaitu kegiatan siswa dan materi.

d. EvaluasiEvaluasi atau yang lebih dikenal

dengan istilah penilaian ialah suatuproses peenilaian pencapaian kompetensidasar peserta didik yang dilakukanberdasarkan indikator. Penilaian dilakukandengan menggunakan tes dan non tesdalam bentuk tertulis maupun lisan,pengamatan kinerja, pengukuran sikap,penilaian hasil karya berupa tugas, proyekdan/atau produk, penggunaan portofolio,dan penilaian diri.

Penilaian merupakan serangkaiankegiatan untuk memperoleh, menganalisis,dan menafsirkan data tentang proses danhasil belajar peserta didik yang dilakukansecara sistematis dan berkesinambungan,sehingga menjadi informasi yang bermaknadalam pengambilan keputusan.

Page 20: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

144

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 2, November 2018, hal. 138-148

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalampenilaian.1) Penilaian diarahkan untuk mengukur

pencapaian kompetensi.2) Penilaian menggunakan acuan kriteria;

yaitu berdasarkan apa yang bisadilakukan peserta didik setelahmengikuti proses pembelajaran, danbukan untuk menentukan posisiseseorang terhadap kelompoknya.

3) Sistem yang direncanakan adalahsistem penilaian yang berkelanjutan.Berkelanjutan dalam arti semuaindikator ditagih, kemudian hasilnyadianalisis untuk menentukankompetensi dasar yang telah dimilikidan yang belum, serta untukmengetahui kesulitan peserta didik.

4) Hasil penilaian dianalisis untukmenentukan tindak lanjut. Tindak lanjutberupa perbaikan proses pembelajaranberikutnya, program remedi bagipeserta didik yang pencapaiankompetensinya di bawah kriteria

ketuntasan, dan program pengayaanbagi peserta didik yang telah memenuhikriteria ketuntasan.

5) Sistem penilaian harus disesuaikandengan pengalaman belajar yangditempuh dalam proses pembelajaran.Misalnya, jika pembelajaranmenggunakan pendekatan tugasobservasi lapangan maka evaluasiharus diberikan baik pada proses(keterampilan proses) misalnya teknikwawancara, maupun produk/hasilmelakukan observasi lapangan yangberupa informasi yang dibutuhkan.

Penilaian dilakukan secara berkelanjutanguna mendapatkan gambaran yang utuhmengenai perkembangan penguasaankompetensi peserta didik, baik sebagai efeklangsung (main effect) maupun efek pengiring(nurturant effect) dari proses pembelajaran.Adapun instrumen yang digunakan dalamteknik penilaian pada mata pelajaranpendidikan kewarganegaraan kelas akselerasiMTsN Ponorogo ialah ;

Kendala Implementasi KurikulumDiferensiasi Mata Pelajaran PendidikanKewarganegraan MTsN Ponorogo.

Sebagaimana penjelasan danpemahaman mengenai kurikulum Diferensiasiyang dijelaskan dalam Keputusan DirektoratJenderal Pendidikan Islam Nomor 1976Tahun 2014 Tentang PedomanPenyelenggaraan Program Akselerasi Belajar

Bagi Peserta Didik Yang Memiliki PotensiKecerdasan Dan/Atau Bakat Istimewa PadaMadrasah yang menyebutkan bahwaKurikulum Program Akselerasi adalahkurikulum nasional dan muatan lokal yangdimodifikasi dengan penekanan materiesensial dan dikembangkan melalui sistempembelajaran yang dapat memacu danmewadahi integritas antara pengembangan

Teknik Bentuk Instrumen • Tes terulis Tes pilihan :Pilihan ganda, benar salah,

menjodohkan, dll. Tesaisian : isian singkat dan uraian

• Observasi (pengamatan) • Lembar observasi ( lembar pengamatan )

• Penugasan Individu atau kelompok

• Pekerjaan rumah • Proyek

• Tes Lisan • Daftar pertanyaan

Page 21: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

145

Amalina, Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement DivisionUntuk Meningkatkan Aktivitas Siswa

spiritual, logika, etika, dan estetika, sertadapat mengembangkan kemampuan berfikirlogistik, kreatif, sistematis, linier, dankonvergen, untuk memenuhi tuntutan masakini dan masa mendatang.

Pendapat beberapa pakar kurikulumdiferensiasi yang menjelaskan bahwakurikulum diferensiasi adalah kurikulumnasional dan muatan lokal yang telahdimodifikasi dengan mempertimbangkanbeberapa hal sebagai berikut : (1) modifikasialokasi waktu, yang disesuaikan dengankecepatan belajar bagi siswa yang memilikipotensi kecerdasan dan bakat istimewa;(2) modifikasi isi/materi, dipilih yangesensial; (3) modifikasi sarana-prasarana,yang disesuaikan dengan karakteristik siswayang memiliki potensi kecerdasan danbakat istimewa yakni senang menemukansendiri pengetahuan baru; (4) modifikasilingkungan belajar yang memungkinkansiswa memiliki potensi kecerdasan danbakat istimewa dapat memenuhi kehausanakan pengetahuan; (5) modifikasipengelolaan kelas, yang memungkinkansiswa dapat bekerja di kelas, baik secaramandiri, berpasangan, maupunberkelompok.

Penjelasan di atas dapat disimpulkanbahwa kurikulum diferensiasi adalahkurikulum yang memodifikasi semua aspekkurikulum untuk memenuhi kebutuhankhusus peserta didik dengan kecerdasanistimewa, oleh sebab itu apabila tidakdiperhatikan dengan seksama maka akanmenimbulkan permasalah yangmengakibatkan kendala dalam hasil belajaryang maksimal oleh peserta didik yangmemiliki kecerdasan istimewa tersebut.

Hasil pengamatan yang diperkuat dariwawancara yang dilakukan peneliti, penelitimenemukan kendala yang dihadapi pesertadidik dan guru mata pelajaran pendidikan

kewarganegaraan MTsN Ponorogo. adapada materi yang disampaikan oleh guruterlalu banyak, ini dikarenakan materi yangdisampaikan oleh guru tidak terdapatmodifikasi untuk memilih materi esensial.Sebagaimana dapat kita ketahui dari materiyang disajikan yang dirancang GuruPendidikan Kewarganegaraan MTsNPonorogo memang tidak terdapatmodifikasi pada materi yang seharusnyadipilih atau dimodifikasi.

Kendala ini memang diakui oleh gurumata pelajaran pendidikankewarganegaraan MTsN Ponorogo yangmenyatakan bahwa ada bebarapa halalasan untuk tidak melakukan modifikasimateri secara esensial sebagaimana hasilwawancara dengan Bu Sulistyaningsih S.Pdada beberapa pertimbangan untuk tidakmelakukan modifikasi materi secaraesensial dikarenakan ada kekhawatiranapabila dilakukan modifikasi maka yangterjadi kita hanya sekedar memberikanpengetahuan saja, sedangkan PKn itu kanjuga mengajar pendidikan karakter.

Beberapa data dan informasi yangpeneliti dapatkan tersebut maka dapatdisimpulkan bahwa kendala dalammengimplementasikan kurikulumdiferensiasi tersebut terdapat pada tidakadanya modifikasi pemadatan materi yangesensial dan apabila dilakukan modifikasipemadatan materi yang esensial makaresikonya adalah pembelajaran PendidikanKewarganegaraan hanya ada Transfer OfKnowladge sekedar memberikanpengetahuan saja, sedangkan untukmenamkan nilai – nilai dan norma – normayang istilahnya dikenal dengan sebutanTransfer of Value dalam membentukkarakter sulit untuk dicapai oleh pesertadidik.

Page 22: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

146

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 2, November 2018, hal. 138-148

Upaya Dalam mengatasi kendalaKurikulum Diferensiasi Mata PelajaranPendidikan Kewarganegaraan

Berangkat dari penjelasan di atasmengenai kendala implementasi kurikulumdiferensiasi pada mata pelajaranpendidikan kewarganegaraan pada kelasakselrasi peserta didik cerdas inklusifMTsN Ponorogo yaitu mengenai tidakadanya modifikasi pemadatan materi yangesensial dan apabila dilakukan modifikasipemadatan materi yang esensial makaresikonya adalah pembelajaran PendidikanKewarganegaraan hanya ada Transfer OfKnowladge atau hanya sekedarmemberikan pengetahuan saja, sedangkanuntuk menanamkan nilai – nilai dan norma– norma yang terdapat pada materipendidikan kewarganegaraan atau istilahnyaTransfer of Value sulit untuk dicapai olehpeserta didik. Hal ini dikarenakan untukmencapai sebuah pembelajaran yangmengajarkan nilai – nilai norma yangseharusnya dimiliki peserta didikmembutuhkan pengalaman belajar yangcukup panjang waktunya untukmemberikan pemaknaan dalam prosespembelajaran tersebut.

Maka untuk mengatasi kendalatersebut sebagai peneliti ingin memberikansumbangsih pemikiran yaitu dalammengimplentasikan kurikulum diferensiasisejatinya harus terdapat pemadatan materidikarenakan kebutuhan peserta didik yangmempunyai kecerdasan istimewa sangatlahberbeda dengan siswa regular, sebab cirikhas peserta didik yang mempunyaikecerdasan istimewa tersebut selalu inginmengetahui hal – hal baru yang menantangpengetahuanya, sebagaimana pendapatbeberapa pakar mengenai peserta didiktersebut.

Peneliti menawarkan solusi pemadatanmateri dengan cara menentukan materi

esensial yang tidak membuang materi yangdianggap tidak perlu, tetapi menggabungkanmateri yang dianggap mempunyai kesamaandan cara berfikir yang urut – urut logis.

Adapun mengenai permasalahan yangtimbul akibat adanya modifikasi pemadatanmateri yang esensial yaitu mengenai hanyaterdapat adanya Transfer Of Knowladgeatau hanya sekedar memberikanpengetahuan saja, sedangkan untukmenamkan nilai – nilai dan norma – normayang berlaku di Indonesia atau istilahnyaTransfer of Value sulit untuk dicapai olehpeserta didik. Maka solusi untuk kendalayang timbul ini tidak bisa hanya diwajibkanpada mata pelajaranya PendidikanKewarganegaraan saja, sebab kurikulumsekolah yang memaksa adanya pemadatanalokasi waktu pelajaran ini yang sebenarnyamenjadi berat untuk dibebankan pada matapelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.Oleh sebab itu, sekolah yang mempunyaiandil besar untuk mengatasi kendala ini,yaitu dengan cara mengadakan kegiatan –kegiatan sekolah yang bersifat pendidikankarakter semisal, outbond, Pramuka,pondok romadhon, dan kegiatan – kegiatanextra yang lain.

Suatu keuntungan besar dimiliki MTsNPonorogo karena untuk mengatasi kendalaini seharusnya tidak sulit, sebab ciri khassekolah ini adalah sekolah agama sehinggapendidikan karakter bercirikan islamnasionalis sudah sangat cukup membekalisiswa dalam menanamkan nilai nilai kearahkarakter yang diharapkan sebagaimanatugas yang seharusnya ditbebankan padapembelajaran di Mata PelajaranPendidikan Kewarganegaraan.

SIMPULANBerdasarkan hasil penelitian dan

pembahasa mengenai ImplementasiKurikulum Diferensiasi Pendidikan

Page 23: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

147

Amalina, Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement DivisionUntuk Meningkatkan Aktivitas Siswa

Kewarganegaraan pada kelas akselerasipeserta didik cerdas inklusif MTsNPonorogo maka dapat diambil simpulanbahwa.Proses Implementasi kurikulumDiferensiasi Pendidikan Kewarganegaraanpada kelas Akselerasi PDCI MTsNPonorogo Belum Terdapat Kesesuaiandengan maksud dari pada KurikulumDiferensiasi sebagaimana dijelaskan dalamKeputusan Direktur Jenderal PendidikanIslam Nomor 1976 Tahun 20014.

Proses Implementasi kurikulumDiferensiasi Pendidikan Kewarganegaraanpada kelas Akselerasi PDCI MTsNPonorogo mendapatkan beberapa kendaladidalamnya yaitu disebabkan oleh tidakadanya pemadatan materi yang esensialsehingga membuat proses pembelajarnmenjadi tidak menantang dan apabilaterdapat pemadatan materi maka resikonyaadalah hanya terdapat transfer ofknowledge sehngga tidak ada transfer ofvalue dalam pembelajaran tersebut, Halini dipicu karena keadaan siswa yangcendurung berfikir cepat tetapi gampangbosan kalau materi yang disampaikan tidakmembuat siswa berfikir lebih jauh.

Untuk mengatasi kendala tersebutmaka seharusnya didalam membuatkurikulum diferensiasi mata pelajaranpendidikan kewarganegaraan tersebutharus ada terdapat pemadatan materi yangesensial dan efektif sehingga materi yangakan disampaikan memicu siswa untuktertantang mempelajari sebuah materi yangdiajarkan, sedangkan resiko terhadapadanya pemadatan materi tersebut sekolahseharusnya bertanggung jawab untukmenutupi kekurangan yang timbul karenakebijakanya tersbut. Oleh sebab itu makasekolah harus membuat beberapa kegiatanyang terencana dengan baik untukmembentuk karakter peserta didik sesuaidengan kebutuhannya, semisal dengan

mengadakan kegiatan outbond, pramuka,dan kegiatan yang mempunyai karakterlainya.

Berdasarkan simpulan tersebut, makapenulis memberikan saran sebagaiberikut:Madrasah dalam prosespengembangan kurikulum sebaiknya seringmengadakan sosialisasi atau pelatihan-pelatihan untuk guru-guru PKn sebagaipribadi yang memiliki tanggung jawablangsung terhadap kemajuan siswanya agarmampu mengembangkan silabus dan RPPsecara mandiri yang sesuai dengankompetensi mengajarnya.

Madrasah harus lebih memperhatikanproses kegiatan pembelajaran yangterorganisir dan saling berkesinambungandengan semua mata pelajaran agar pesertadidik dapat mencapai ketuntasan belajaryang maksimal.Madrasah harus membuatbeberapa kegiatan yang terencang denganbaik untuk membentuk karakter pesertadidik sesuai dengan kebutuhannya, semisaldengan mengadakan kegiatan outbond,pramuka, dan kegiatan yang mempunyaikarakter lainya.

DAFTAR PUSTAKAKeputusan Direktur Jendral Pendidikan

Islam Nomer 1976 Tahun 2014Tentang Pedoman PenyelenggaraanProgram Akselerasi Belajar BagiPeserta Didik Yang Memiliki PotensiKecerdasasn Dan/Atau BakatIstimewa Bagi Madrasah

Moleong,Lexy,J. 2004. Metodologipenelitian Kualitatif. Bandung: PT.Remaja

Rosdakarya.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 19 Tahun 2005 TentangStandar Nasional Pendidikan.

Page 24: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

148

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 2, November 2018, hal. 138-148

Peraturan Menteri Pendidikan NasionalRepublik Indonesia Nomer 22 Tahun2009 Tentang Standart Isi UntukSatuan Pendidikan Dasar danMenengah.

Salim, Agus. 2006. Teori& ParadigmaPenelitian Sosial: Buku SumberUntukPenelitian Kualitatif.Yogyakarta: Tiara Wacana.

Sugiyono. 2010. Metodologi PenelitianPendidikan (Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif dan R&D). Bandung:Alfabeta

Syaodih , Sukmadinata. 2009. Metodepenelitian pendidikan. Bandung: PTRemaja Rosdakarya

Undang-Undang Republik IndonesiaNomor 20 Tahun 2003 Tentang SistemPendidikan Nasional.

Page 25: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

138

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 2, November 2018, hal. 138-148138

http://ejournal.umm.ac.id/index.php/civicus

Jurnal Civic HukumVolume 3, Nomor 2, November 2018P-ISSN 2623-0216 E-ISSN 2623-0224

IMPLEMENTASI KURIKULUM DIFERENSIASI PENDIDIKANKEWARGANEGARAAN PADA KELAS AKSELERASI

PESERTA DIDIK CERDAS INKLUSIF MTsN PONOROGO

Ardian Fahmi Rosydi Karim, M. Mansur Ibrahim, Nurbani YusufFKIP Universitas Muhammadiyah Malang, Indonesia

Email: [email protected]

ABSTRAKLangkah pertama dalam implementasi kurikulum yang penting ditempuh sekolah

adalah penyesuaian dengan ketentuan yang berlaku bagi peserta didik cerdas istimewaserta karakternya, di mana perlakuan yang kurang maksimal dan tidak sesuai dengankarakter peserta didik cerdas istimewa disebabkan terjadinya miss konsepsi serta ketidaksesuaian (lack of it) antara tuntutan yang seharusnya dengan kenyataan pelaksanaanpada saat di kelas. Hal ini yang kemudian menyebabkan perlakuan dan pelayananpembelajaran pada kelas akselerasi di sekolah menjadi kurang maksimal bahkan kurangberguna untuk mengembangkan potensi peserta didik cerdas istimewa, Penelitian inimengambil rumusan masalah Bagaimanakah langkah – langkah dalam mengimplementasikanKurikulum Diferensiasi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas AkselerasiPeserta Didik Cerdas Inklusif Yang Dilaksanakan Di MTsN Ponorogo, Apa Saja KendalaYang Dihadapi Dalam Mengimplementasikan Kurikulum Diferensiasi Pada Mata PelajaranPendidikan Kewarganegaraan Kelas Akselerasi Peserta Didik Cerdas Inklusif MTsNPonorogo, Bagaimana Solusi terhadap Kendala yang dihadapi dalam mengimplementasikankurikulum diferensiasi pada mata pelajaran. Metode dalam penelitian ini menggunakanpendekatan kualitaif karena memiliki beberapa pertimbangan, yaitu: (1) pendekatan kualitatiflebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan jamak, (2) pendekatan ini menyajikansecara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan informan, (3) metode ini lebih pekadan dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. Sumber data primer diperoleh hasil wawancara yakni wawancaradengan kepala sekolah, Ketua Program PDCI, Guru PKn, serta siswa kelas VII PDCI.Kemudian data dianalisa secara deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian terdapatkesesuaian dengan komponen kurikulum seperti: (1) Tujuan, (2) Isi atau materi (BahanAjar), (3) Proses (Strategi Mengajar) atau sistem penyampaian dari media, (4) Evaluasi,tetapi Proses Implementasi kurikulum Diferensiasi Pendidikan Kewarganegaraan pada kelasAkselerasi PDCI MTsN Ponorogo mendapatkan beberapa kendala di dalamnya yaitudisebabkan oleh keadaan siswa yang cendurung berfikir cepat tetapi gampang bosan kalaumateri yang disampaikan tidak membuat siswa berfikir lebih jauh.

Kata kunci: ImplementasiKurikulumDiferensiasi, pesertadidikcerdasinklusif

ABSTRACTThe first step in the implementation of the curriculum of the school is important are

adjustments to the provisions that apply to students are intelligent as well as specialcharacters, where treatment insufficient and not in accordance with special smarter learnerscharacter due to the occurrence of miss conception as well as the rendering (lack of it)between the demands that should be with the reality of implementation at the time in class.This then lead to the treatment and service learning on grade acceleration in schoolbecomes insufficient even less useful to develop potential learners are special, intelligentResearch takes the outline of the problem How steps-the steps in implementing theCurriculum Differentiation on the subjects of Civics Class Accelerated Learners In aninclusive Smart MTsN Ponorogo, what are the obstacles faced in implementing the

Page 26: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

139

Amalina, Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement DivisionUntuk Meningkatkan Aktivitas Siswa

Curriculum Differentiation on the subjects of Civics Class Accelerated Learners IntelligentInclusive MTsN Ponorogo, How solutions to obstacles faced in implementing thecurriculum differentiation on subjects.The method used in this research approachesQualitative because it has several considerations, namely: (1) the qualitative approach moreeasily when faced with the reality plural, (2) it serves directly the nature of the relationshipbetween researchers and informants, (3) the method is more sensitive and can adjust toa lot of sharpening influences together to patterns of values ??encountered. Sources ofprimary data obtained by interviews the interviews with principals, Chairman of the PDCI,Citizenship teachers, and students of class VII PDCI. then the data were analyzeddescriptively qualitative. Based on the results of the research are conformity withcurriculum components such as: (1) Objectives, (2) Content or materials (Subjects), (3)Process (Strategies) or the delivery systems of the media, (4) evaluation, but the processof implementation of the curriculum Differentiation Citizenship Education at PDCIAcceleration class MTsN Ponorogo get some constraints therein is caused bycircumstances cendurung students who think fast but easily bored if the material presenteddoes not make students to think further

Keywords: Implementation of curriculum differentiation, inclusive smart learners

PENDAHULUANKurikulum telah menjadi bagian

terpenting dalam dunia pendidikan.kurikulum merupakan seperangkatrencana dan pengaturan mengenai tujuan,isi, bahan pelajaran dan metodeyang digunakan sebagai pedomanpenyelenggaraan kegiatan pembelajaranuntuk mencapai tujuan pendidikantertentu (Peraturan Pemerintah No. 19.Tentang Standart Nasional Pendidikan.2005 : 4). Semua aktivitas yangdiperentukkan bagi kegiatan pembelajaranuntuk siswa di sekolah merupakan suatugrand concept dari sebuah kurikulum.

Kurikulum menjadi kunci utamaterlaksananya pembelajaran yang terarahdan efisien. Hal ini dikarenakankurikulum dijadikan pedoman bagiseorang guru untuk melaksanakankegiatan pembelajaran. Sehingga tidakmengherankan apabila kurikulum selaludirombak dan ditinjau kembali untukmengikuti perkembangan ilmu pengetahuanyang semakin maju.

Kurikulum dikembangkan berdasarkanprinsip bahwa peserta didik memilikiposisi sentral untuk mengembangkankompetensinya agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan YangMaha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggungjawab. Untuk mendukung pencapaiantujuan tersebut pengembangan kompetensipeserta didik disesuaikan dengan potensi,perkembangan, kebutuhan, dan kepentinganpeserta didik serta tuntutan lingkungan.(Peraturan Menteri Pendidikan NasionalRepublik Indonesia No. 22, TentangStandar Isi Untuk Satuan PendidikanDasar Dan Menengah, 2006 : 6).

Desain kurikulum peserta didikberbakat dan berkecerdasan istimewasangat diperlukan karena kurikulum regulertidak mencukupi dan tidak cocok untukpeserta didik berbakat dan berkecerdasanistimewa. Seperti yang kita ketahui bahwapeserta didik berbakat dan berkecerdasanistimewa mampu bertindak cepat,berkemampuan belajar mendalam,berkemampuan memanipulasi konsep,berkebutuhan khusus dan memerlukanpembelajaran yang menantang. Hal inimenunjukan bahwa sekolah harusmendesain dan memodifikasi kurikulumkhusus yang berbeda dengan kurikulumreguler bagi mereka. Berdasarkan pada

Page 27: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

140

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 2, November 2018, hal. 138-148

realita tersebut kurikulum reguler harusdimodifikasi dengan menyusunnya bukanmengurangi atau menambahnya, sesuaidengan kebutuhan dan tingkatintelektualnya.

Undang-undang Sistem PendidikanNasional Nomor 20 Tahun 2003 (2003:10-13) menjelaskan bahwa :

Warga negara yang memiliki potensikecerdasaan dan bakat istimewa mendapatlayanan pendidikan khusus sesuaidengan kebutuhan dan keunggulannya,mendapatkan pelayanan pendidikan sesuaidengan bakat minat dan kemampuannyaserta menyelesaikan program pendidikansesuai dengan kecepatan belajar masing-masing.

Pelaksanaan pendidikan khusus padapeserta didik berbakat dan berkecerdasanistimewa dilakukan dengan bermacam-macam tipe, yaitu acceleration(percepatan), segregation (pengelompokan)dan enrichment (pengayaan) (Tirtonegoro.2006 : 108). Berdasarkan Pedomanpenyelenggaraan pendidikan untukpeserta didik cerdas istimewa selama initelah dilakukan dengan bentuk programpercepatan belajar (akselerasi). Akselerasidapat diselenggarakan dalam 4 (empat)bentuk pilihan, yaitu kelas biasa, kelaskhusus, sekolah khusus, dan PenerapanSistem Kredit Semester (KeputusanDirektorat Jendral Pendidikan IslamNomor 1976 Tahun 2014:7-8)

Berdasarkan ketentuan tersebut,MTsN Ponorogo melaksanakan programakselerasi dengan diselenggarakan dalambentuk kelas khusus, yaitu kelas di manasiswa yang memiliki potensi kecerdasandan bakat istimewa belajar dalam kelaskhusus. Sedangkan waktu yang digunakanuntuk menyelesaikan program belajarbagi siswa yang memiliki potensikecerdasan dan bakat istimewa lebih cepat

dibandingkan dengan siswa reguler.Pada satuan pendidikan SekolahMenengah Pertama (SMP / MTs) yangtadinya ditempuh dalam waktu 3 (tiga)tahun dapat dipercepat menjadi 2 (dua)tahun, yaitu pada awal masuk kelas VII(Tujuh) dan tahun berikutnya langsung kelasIX (Sepuluh).

Kurikulum yang diterapkan diIndonesia dan berlaku sampai saat inisudah ditentukan bahwa isi kurikulumyang diberlakukan di sekolah harusdikembangakan dari standar nasionalpendidikan yang telah ditentukanpemerintah, sehingga perbedaan kurikulumantar sekolah hanya dibedakan olehindikator yang dikembangkan masing-masing sekolah, sesuai dengan karakterdan kebutuhan peserta didik sekolah yangbersangkutan, dan keunggulan yang ingindicapai.

Langkah pertama yang pentingditempuh sekolah adalah penyesuaiandengan ketentuan yang berlaku bagi pesertadidik cerdas istimewa serta karakternya,di mana perlakuan yang kurang maksimaldan tidak sesuai dengan karakter pesertadidik cerdas istimewa disebabkanterjadinya miss konsepsi serta ketidaksesuaian (lack of it) antara tuntutan yangseharusnya dengan kenyataan pelaksanaanpada saat di kelas. Hal ini yang kemudianmenyebabkan perlakuan dan pelayananpembelajaran pada kelas akselerasi disekolah menjadi kurang maksimal bahkankurang berguna untuk mengembangkanpotensi peserta didik cerdas istimewa.

Kurikulum berdiferensiasi untukprogram percepatan belajar dapatdilakukan dengan melakukan modifikasikurikulum nasional dan muatan lokaldengan cara memodifikasi alokasi waktu,memodifikasi isi/materi, memodifikasisarana-prasarana, memodifikasi lingkungan

Page 28: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

141

Amalina, Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement DivisionUntuk Meningkatkan Aktivitas Siswa

belajar, dan memodifikasi pengelolaankelas, Kurikulum program akselerasi diMTsN Ponorogo juga mengikuti polapengembangan kurikulum diferensiasitersebut.

Pola diferensiasi kurikulum programakselerasi di MTsN Ponorogo sudahditerapkan sejak awal pembukaanprogram akselerasi tahun 2009, polatersebut menjadi embrio yang terusberkembang mengikuti perubahankurikulum di Indonesia. Pada awalpembukaan program akselerasi sampaisekarang di MTsN Ponorogo masihmenggunakan acuan kurikulum KTSP danmulai mencanangkan kurikulumdiferensiasi 2013 pada Pembelajaranakademik ditahun depan yaitu pada tahundemik 2016/2017.

Pengembangan pola kurikulumdiferensiasi tersebut terus berjalan denganberbagai modifikasi. Sehingga kemampuanpendidik serta tenaga kependidikanMTsN Ponorogo akan sangat menentukanhasil yang dicapai dalam kurikulumdiferensiasi. Oleh karena itu, penulis sangattertarik untuk meneliti secara mendalammengenai pola diferensiasi kurikulumtersebut, yang dispesifikasi lagi dalamimplementasinya ketika di sekolah. Melaluipenelitian skripsi ini, peneliti mengambiljudul implementasi kurikulum diferensiasipendidikan kewarganegaraan pada kelasakselerasi peserta didik cerdas inklusifMTsN Ponorogo.

METODEPenelitian ini digunakan pendekatan

kualitatif. Bogdan dan Taylor mendefinisikanmetodologi kualitatif sebagai prosedurpenelitian yang menghasilkan data deskriptifberupa kata-kata tertulis atau lisan dariorang-orang dan perilaku yang dapatdiamati. Dalam penelitian kualitatif tidak

boleh mengisolasikan individu atauorganisasi ke dalam variabel atau hipotesis,tetapi perlu memandangnya sebagai bagiandari sesuatu keutuhan (Moleong, 2004:4).

Syaodih (2009 : 60) menjelaskanpenelitian kualitatif adalah suatu penelitianyang ditujukan untuk mendeskripsikan danmenganalisis fenomena, peristiwa, aktivitassosial, sikap, kepercayaan, persepsi,pemikiran orang secara individualmaupun kelompok. Sugiyono (2010:15)mengemukakan bahwa metode kualitatifdigunakan untuk mendapatkan data yangmendalam, suatu data yang mengandungmakna. Makna adalah data yangsebenarnya, data yang pasti merupakansuatu nilai di balik data yang tampak. Olehkarena itu, dalam penelitian kualitaif tidakmenekankan pada generalisasi, tetapi lebihmenekankan pada makna.

Peneliti menggunakan pendekatankualitatif karena memiliki beberapapertimbangan, yaitu: (1) pendekatankualitatif lebih mudah apabila berhadapandengan kenyataan jamak, (2) pendekatanini menyajikan secara langsung hakikathubungan antara peneliti dan informan,(3) metode ini lebih peka dan dapatmenyesuaikan diri dengan banyakpenajaman pengaruh bersama terhadappola-pola nilai yang dihadapi (Moleong,2004:9-10).

Desain penelitian yang digunakan padapenelitian yang berjudul ImplementasiKurikulum diferemsiasi PendidikanKewarganegaraan Pada Kelas AkselerasiPeserta Didik Cerdas Inklusi MTsNPonorogo ialah menggunakan pendekatanstudi kasus. Salim (2006:116)menyejelaskan pendekatan studi kasusdipahami sebagai pendekatan untukmempelajari, menerangkan ataumenginginkan konteksnya yang alamiahtanpa adanya intervensi pihak luar. Dengan

Page 29: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

142

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 2, November 2018, hal. 138-148

menggunakan desain penelitian studi kasuspeneliti dapat mempelajari subjek secaramendalam dan menyeluruh.

HASIL DAN PEMBAHASANImplementasi Kurikulum DiferensiasiPendidikan Kewarganegaraan di MTsNPonorogo.a. Tujuan

Pendidikan Kewarganegaraan diMTsN Ponorogo merupakan kelompokmata pelajaran kewarganegaraan dankepribadian yang dimaksudkan untukpeningkatan kesadaran dan wawasanpeserta didik akan status, hak, dankewajibannya dalam kehidupanbermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,serta peningkatan kualitas dirinya sebagaimanusia.

Kesadaran dan wawasan termasukwawasan kebangsaan, jiwa dan patriotismebela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia, kemajemukan bangsa,pelestarian lingkungan hidup, kesetaraangender, demokrasi, tanggung jawab sosial,ketaatan pada hukum, ketaatan membayarpajak, dan sikap serta perilaku anti korupsi,kolusi, dan nepotisme.

Pendidikan Kewarganegaraan ditingkat MTs bertujuan untuk:1) Berpikir secara kritis, rasional, dan

kreatif dalam menanggapi isukewarganegaraan

2) Berpartisipasi secara aktif danbertanggung jawab, dan bertindaksecara cerdas dalam kegiatanbermasyarakat, berbangsa, danbernegara, serta anti-korupsi

3) Berkembang secara positif dandemokratis untuk membentuk diriberdasarkan karakter-karaktermasyarakat Indonesia agar dapathidup bersama dengan bangsa-bangsalainnya

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsalain dalam percaturan dunia secaralangsung atau tidak langsung denganmemanfaatkan teknologi informasi dankomunikasi.

b. MateriMateri pada pembelajaran pendidikan

kewarganegaraan haruslah menunjangpencapaian kompetensi dasar denganmempertimbangkan, potensi peserta didik,relevansi dengan karakteristik daerah,tingkat perkembangan fisik, intelektual,emosional, sosial, dan spritual peserta didik,kebermanfaatan bagi peserta didik, strukturkeilmuan, aktualitas, kedalaman, dankeluasan materi pembelajaran, relevansidengan kebutuhan peserta didik dantuntutan lingkungan, dan Alokasi waktu.

Adapun materi yang di berikan padapelajaran pendidikan kewarganegaraankelas Akselerasi PDCI MTsN Ponorogoadalah mencangkup sebagai berikut ;1) Persatuan dan Kesatuan bangsa,

meliputi: Hidup rukun dalamperbedaan, Cinta lingkungan,Kebanggaan sebagai bangsa Indone-sia, Sumpah Pemuda, KeutuhanNegara Kesatuan Republik Indone-sia, Partisipasi dalam pembelaannegara, Sikap positif terhadap NegaraKesatuan Republik Indonesia,Keterbukaan dan jaminan keadilan

2) Norma, hukum dan peraturan,meliputi: Tertib dalam kehidupankeluarga, Tata tertib di sekolah, Normayang berlaku di masyarakat,Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsadan bernegara, Sistim hukum danperadilan nasional, Hukum danperadilan internasional

3) Hak asasi manusia meliputi: Hakdan kewajiban anak, Hak dankewajiban anggota masyarakat,Instrumen nasional dan internasional

Page 30: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

143

Amalina, Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement DivisionUntuk Meningkatkan Aktivitas Siswa

HAM, Pemajuan, penghormatan danperlindungan HAM

4) Kebutuhan warga negara meliputi:Hidup gotong royong, Hargadiri sebagai warga masyarakat,Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaanmengeluarkan pendapat, Menghargaikeputusan bersama, Prestasi diri,Persamaan kedudukan warga negara

5) Konstitusi Negara meliputi: Proklamasikemerdekaan dan konstitusi yangpertama, Konstitusi-konstitusi yangpernah digunakan di Indonesia,Hubungan dasar negara dengankonstitusi

6) Kekuasan dan Politik, meliputi:Pemerintahan desa dan kecamatan,Pemerintahan daerah dan otonomi,Pemerintah pusat, Demokrasi dansistem politik, Budaya politik, Budayademokrasi menuju masyarakat madani,Sistem pemerintahan, Pers dalammasyarakat demokrasi

7) Pancasila meliputi: kedudukanPancasila sebagai dasar negara danideologi negara, Proses perumusanPancasila sebagai dasar negara,Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalamkehidupan sehari-hari, Pancasilasebagai ideologi terbuka

8) Globalisasi meliputi: Globalisasi dilingkungannya, Politik luar negeriIndonesia di era globalisasi, Dampakglobalisasi, Hubungan internasionaldan organisasi internasional, danMengevaluasi globalisasi.

c. Proses PembelajaranKegiatan pembelajaran dirancang

untuk memberikan pengalaman belajaryang melibatkan proses mental dan fisikmelalui interaksi antar peserta didik, pesertadidik dengan guru, lingkungan, dan sumberbelajar lainnya dalam rangka pencapaiankompetensi dasar. Pengalaman belajaryang dimaksud dapat terwujud melalui

penggunaan pendekatan pembelajaran yangbervariasi dan berpusat pada peserta didik.Pengalaman belajar memuat kecakapanhidup yang perlu dikuasai peserta didik.Hal-hal yang harus diperhatikan

dalam mengembangkan kegiatanpembelajaran adalah sebagai berikut.

1) Kegiatan pembelajaran disusun untukmemberikan bantuan kepada parapendidik, khususnya guru, agar dapatmelaksanakan proses pembelajaransecara profesional.

2) Kegiatan pembelajaran memuatrangkaian kegiatan yang harusdilakukan oleh peserta didik secaraberurutan untuk mencapai kompetensidasar.

3) Penentuan urutan kegiatanpembelajaran harus sesuai denganhierarki konsep materi pembelajaran.

4) Rumusan pernyataan dalam kegiatanpembelajaran minimal mengandungdua unsur ciri yang mencerminkanpengelolaan pengalaman belajar siswa,yaitu kegiatan siswa dan materi.

d. EvaluasiEvaluasi atau yang lebih dikenal

dengan istilah penilaian ialah suatuproses peenilaian pencapaian kompetensidasar peserta didik yang dilakukanberdasarkan indikator. Penilaian dilakukandengan menggunakan tes dan non tesdalam bentuk tertulis maupun lisan,pengamatan kinerja, pengukuran sikap,penilaian hasil karya berupa tugas, proyekdan/atau produk, penggunaan portofolio,dan penilaian diri.

Penilaian merupakan serangkaiankegiatan untuk memperoleh, menganalisis,dan menafsirkan data tentang proses danhasil belajar peserta didik yang dilakukansecara sistematis dan berkesinambungan,sehingga menjadi informasi yang bermaknadalam pengambilan keputusan.

Page 31: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

144

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 2, November 2018, hal. 138-148

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalampenilaian.1) Penilaian diarahkan untuk mengukur

pencapaian kompetensi.2) Penilaian menggunakan acuan kriteria;

yaitu berdasarkan apa yang bisadilakukan peserta didik setelahmengikuti proses pembelajaran, danbukan untuk menentukan posisiseseorang terhadap kelompoknya.

3) Sistem yang direncanakan adalahsistem penilaian yang berkelanjutan.Berkelanjutan dalam arti semuaindikator ditagih, kemudian hasilnyadianalisis untuk menentukankompetensi dasar yang telah dimilikidan yang belum, serta untukmengetahui kesulitan peserta didik.

4) Hasil penilaian dianalisis untukmenentukan tindak lanjut. Tindak lanjutberupa perbaikan proses pembelajaranberikutnya, program remedi bagipeserta didik yang pencapaiankompetensinya di bawah kriteria

ketuntasan, dan program pengayaanbagi peserta didik yang telah memenuhikriteria ketuntasan.

5) Sistem penilaian harus disesuaikandengan pengalaman belajar yangditempuh dalam proses pembelajaran.Misalnya, jika pembelajaranmenggunakan pendekatan tugasobservasi lapangan maka evaluasiharus diberikan baik pada proses(keterampilan proses) misalnya teknikwawancara, maupun produk/hasilmelakukan observasi lapangan yangberupa informasi yang dibutuhkan.

Penilaian dilakukan secara berkelanjutanguna mendapatkan gambaran yang utuhmengenai perkembangan penguasaankompetensi peserta didik, baik sebagai efeklangsung (main effect) maupun efek pengiring(nurturant effect) dari proses pembelajaran.Adapun instrumen yang digunakan dalamteknik penilaian pada mata pelajaranpendidikan kewarganegaraan kelas akselerasiMTsN Ponorogo ialah ;

Kendala Implementasi KurikulumDiferensiasi Mata Pelajaran PendidikanKewarganegraan MTsN Ponorogo.

Sebagaimana penjelasan danpemahaman mengenai kurikulum Diferensiasiyang dijelaskan dalam Keputusan DirektoratJenderal Pendidikan Islam Nomor 1976Tahun 2014 Tentang PedomanPenyelenggaraan Program Akselerasi Belajar

Bagi Peserta Didik Yang Memiliki PotensiKecerdasan Dan/Atau Bakat Istimewa PadaMadrasah yang menyebutkan bahwaKurikulum Program Akselerasi adalahkurikulum nasional dan muatan lokal yangdimodifikasi dengan penekanan materiesensial dan dikembangkan melalui sistempembelajaran yang dapat memacu danmewadahi integritas antara pengembangan

Teknik Bentuk Instrumen • Tes terulis Tes pilihan :Pilihan ganda, benar salah,

menjodohkan, dll. Tesaisian : isian singkat dan uraian

• Observasi (pengamatan) • Lembar observasi ( lembar pengamatan )

• Penugasan Individu atau kelompok

• Pekerjaan rumah • Proyek

• Tes Lisan • Daftar pertanyaan

Page 32: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

145

Amalina, Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement DivisionUntuk Meningkatkan Aktivitas Siswa

spiritual, logika, etika, dan estetika, sertadapat mengembangkan kemampuan berfikirlogistik, kreatif, sistematis, linier, dankonvergen, untuk memenuhi tuntutan masakini dan masa mendatang.

Pendapat beberapa pakar kurikulumdiferensiasi yang menjelaskan bahwakurikulum diferensiasi adalah kurikulumnasional dan muatan lokal yang telahdimodifikasi dengan mempertimbangkanbeberapa hal sebagai berikut : (1) modifikasialokasi waktu, yang disesuaikan dengankecepatan belajar bagi siswa yang memilikipotensi kecerdasan dan bakat istimewa;(2) modifikasi isi/materi, dipilih yangesensial; (3) modifikasi sarana-prasarana,yang disesuaikan dengan karakteristik siswayang memiliki potensi kecerdasan danbakat istimewa yakni senang menemukansendiri pengetahuan baru; (4) modifikasilingkungan belajar yang memungkinkansiswa memiliki potensi kecerdasan danbakat istimewa dapat memenuhi kehausanakan pengetahuan; (5) modifikasipengelolaan kelas, yang memungkinkansiswa dapat bekerja di kelas, baik secaramandiri, berpasangan, maupunberkelompok.

Penjelasan di atas dapat disimpulkanbahwa kurikulum diferensiasi adalahkurikulum yang memodifikasi semua aspekkurikulum untuk memenuhi kebutuhankhusus peserta didik dengan kecerdasanistimewa, oleh sebab itu apabila tidakdiperhatikan dengan seksama maka akanmenimbulkan permasalah yangmengakibatkan kendala dalam hasil belajaryang maksimal oleh peserta didik yangmemiliki kecerdasan istimewa tersebut.

Hasil pengamatan yang diperkuat dariwawancara yang dilakukan peneliti, penelitimenemukan kendala yang dihadapi pesertadidik dan guru mata pelajaran pendidikan

kewarganegaraan MTsN Ponorogo. adapada materi yang disampaikan oleh guruterlalu banyak, ini dikarenakan materi yangdisampaikan oleh guru tidak terdapatmodifikasi untuk memilih materi esensial.Sebagaimana dapat kita ketahui dari materiyang disajikan yang dirancang GuruPendidikan Kewarganegaraan MTsNPonorogo memang tidak terdapatmodifikasi pada materi yang seharusnyadipilih atau dimodifikasi.

Kendala ini memang diakui oleh gurumata pelajaran pendidikankewarganegaraan MTsN Ponorogo yangmenyatakan bahwa ada bebarapa halalasan untuk tidak melakukan modifikasimateri secara esensial sebagaimana hasilwawancara dengan Bu Sulistyaningsih S.Pdada beberapa pertimbangan untuk tidakmelakukan modifikasi materi secaraesensial dikarenakan ada kekhawatiranapabila dilakukan modifikasi maka yangterjadi kita hanya sekedar memberikanpengetahuan saja, sedangkan PKn itu kanjuga mengajar pendidikan karakter.

Beberapa data dan informasi yangpeneliti dapatkan tersebut maka dapatdisimpulkan bahwa kendala dalammengimplementasikan kurikulumdiferensiasi tersebut terdapat pada tidakadanya modifikasi pemadatan materi yangesensial dan apabila dilakukan modifikasipemadatan materi yang esensial makaresikonya adalah pembelajaran PendidikanKewarganegaraan hanya ada Transfer OfKnowladge sekedar memberikanpengetahuan saja, sedangkan untukmenamkan nilai – nilai dan norma – normayang istilahnya dikenal dengan sebutanTransfer of Value dalam membentukkarakter sulit untuk dicapai oleh pesertadidik.

Page 33: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

146

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 2, November 2018, hal. 138-148

Upaya Dalam mengatasi kendalaKurikulum Diferensiasi Mata PelajaranPendidikan Kewarganegaraan

Berangkat dari penjelasan di atasmengenai kendala implementasi kurikulumdiferensiasi pada mata pelajaranpendidikan kewarganegaraan pada kelasakselrasi peserta didik cerdas inklusifMTsN Ponorogo yaitu mengenai tidakadanya modifikasi pemadatan materi yangesensial dan apabila dilakukan modifikasipemadatan materi yang esensial makaresikonya adalah pembelajaran PendidikanKewarganegaraan hanya ada Transfer OfKnowladge atau hanya sekedarmemberikan pengetahuan saja, sedangkanuntuk menanamkan nilai – nilai dan norma– norma yang terdapat pada materipendidikan kewarganegaraan atau istilahnyaTransfer of Value sulit untuk dicapai olehpeserta didik. Hal ini dikarenakan untukmencapai sebuah pembelajaran yangmengajarkan nilai – nilai norma yangseharusnya dimiliki peserta didikmembutuhkan pengalaman belajar yangcukup panjang waktunya untukmemberikan pemaknaan dalam prosespembelajaran tersebut.

Maka untuk mengatasi kendalatersebut sebagai peneliti ingin memberikansumbangsih pemikiran yaitu dalammengimplentasikan kurikulum diferensiasisejatinya harus terdapat pemadatan materidikarenakan kebutuhan peserta didik yangmempunyai kecerdasan istimewa sangatlahberbeda dengan siswa regular, sebab cirikhas peserta didik yang mempunyaikecerdasan istimewa tersebut selalu inginmengetahui hal – hal baru yang menantangpengetahuanya, sebagaimana pendapatbeberapa pakar mengenai peserta didiktersebut.

Peneliti menawarkan solusi pemadatanmateri dengan cara menentukan materi

esensial yang tidak membuang materi yangdianggap tidak perlu, tetapi menggabungkanmateri yang dianggap mempunyai kesamaandan cara berfikir yang urut – urut logis.

Adapun mengenai permasalahan yangtimbul akibat adanya modifikasi pemadatanmateri yang esensial yaitu mengenai hanyaterdapat adanya Transfer Of Knowladgeatau hanya sekedar memberikanpengetahuan saja, sedangkan untukmenamkan nilai – nilai dan norma – normayang berlaku di Indonesia atau istilahnyaTransfer of Value sulit untuk dicapai olehpeserta didik. Maka solusi untuk kendalayang timbul ini tidak bisa hanya diwajibkanpada mata pelajaranya PendidikanKewarganegaraan saja, sebab kurikulumsekolah yang memaksa adanya pemadatanalokasi waktu pelajaran ini yang sebenarnyamenjadi berat untuk dibebankan pada matapelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.Oleh sebab itu, sekolah yang mempunyaiandil besar untuk mengatasi kendala ini,yaitu dengan cara mengadakan kegiatan –kegiatan sekolah yang bersifat pendidikankarakter semisal, outbond, Pramuka,pondok romadhon, dan kegiatan – kegiatanextra yang lain.

Suatu keuntungan besar dimiliki MTsNPonorogo karena untuk mengatasi kendalaini seharusnya tidak sulit, sebab ciri khassekolah ini adalah sekolah agama sehinggapendidikan karakter bercirikan islamnasionalis sudah sangat cukup membekalisiswa dalam menanamkan nilai nilai kearahkarakter yang diharapkan sebagaimanatugas yang seharusnya ditbebankan padapembelajaran di Mata PelajaranPendidikan Kewarganegaraan.

SIMPULANBerdasarkan hasil penelitian dan

pembahasa mengenai ImplementasiKurikulum Diferensiasi Pendidikan

Page 34: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

147

Amalina, Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement DivisionUntuk Meningkatkan Aktivitas Siswa

Kewarganegaraan pada kelas akselerasipeserta didik cerdas inklusif MTsNPonorogo maka dapat diambil simpulanbahwa.Proses Implementasi kurikulumDiferensiasi Pendidikan Kewarganegaraanpada kelas Akselerasi PDCI MTsNPonorogo Belum Terdapat Kesesuaiandengan maksud dari pada KurikulumDiferensiasi sebagaimana dijelaskan dalamKeputusan Direktur Jenderal PendidikanIslam Nomor 1976 Tahun 20014.

Proses Implementasi kurikulumDiferensiasi Pendidikan Kewarganegaraanpada kelas Akselerasi PDCI MTsNPonorogo mendapatkan beberapa kendaladidalamnya yaitu disebabkan oleh tidakadanya pemadatan materi yang esensialsehingga membuat proses pembelajarnmenjadi tidak menantang dan apabilaterdapat pemadatan materi maka resikonyaadalah hanya terdapat transfer ofknowledge sehngga tidak ada transfer ofvalue dalam pembelajaran tersebut, Halini dipicu karena keadaan siswa yangcendurung berfikir cepat tetapi gampangbosan kalau materi yang disampaikan tidakmembuat siswa berfikir lebih jauh.

Untuk mengatasi kendala tersebutmaka seharusnya didalam membuatkurikulum diferensiasi mata pelajaranpendidikan kewarganegaraan tersebutharus ada terdapat pemadatan materi yangesensial dan efektif sehingga materi yangakan disampaikan memicu siswa untuktertantang mempelajari sebuah materi yangdiajarkan, sedangkan resiko terhadapadanya pemadatan materi tersebut sekolahseharusnya bertanggung jawab untukmenutupi kekurangan yang timbul karenakebijakanya tersbut. Oleh sebab itu makasekolah harus membuat beberapa kegiatanyang terencana dengan baik untukmembentuk karakter peserta didik sesuaidengan kebutuhannya, semisal dengan

mengadakan kegiatan outbond, pramuka,dan kegiatan yang mempunyai karakterlainya.

Berdasarkan simpulan tersebut, makapenulis memberikan saran sebagaiberikut:Madrasah dalam prosespengembangan kurikulum sebaiknya seringmengadakan sosialisasi atau pelatihan-pelatihan untuk guru-guru PKn sebagaipribadi yang memiliki tanggung jawablangsung terhadap kemajuan siswanya agarmampu mengembangkan silabus dan RPPsecara mandiri yang sesuai dengankompetensi mengajarnya.

Madrasah harus lebih memperhatikanproses kegiatan pembelajaran yangterorganisir dan saling berkesinambungandengan semua mata pelajaran agar pesertadidik dapat mencapai ketuntasan belajaryang maksimal.Madrasah harus membuatbeberapa kegiatan yang terencang denganbaik untuk membentuk karakter pesertadidik sesuai dengan kebutuhannya, semisaldengan mengadakan kegiatan outbond,pramuka, dan kegiatan yang mempunyaikarakter lainya.

DAFTAR PUSTAKAKeputusan Direktur Jendral Pendidikan

Islam Nomer 1976 Tahun 2014Tentang Pedoman PenyelenggaraanProgram Akselerasi Belajar BagiPeserta Didik Yang Memiliki PotensiKecerdasasn Dan/Atau BakatIstimewa Bagi Madrasah

Moleong,Lexy,J. 2004. Metodologipenelitian Kualitatif. Bandung: PT.Remaja

Rosdakarya.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 19 Tahun 2005 TentangStandar Nasional Pendidikan.

Page 35: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

148

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 2, November 2018, hal. 138-148

Peraturan Menteri Pendidikan NasionalRepublik Indonesia Nomer 22 Tahun2009 Tentang Standart Isi UntukSatuan Pendidikan Dasar danMenengah.

Salim, Agus. 2006. Teori& ParadigmaPenelitian Sosial: Buku SumberUntukPenelitian Kualitatif.Yogyakarta: Tiara Wacana.

Sugiyono. 2010. Metodologi PenelitianPendidikan (Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif dan R&D). Bandung:Alfabeta

Syaodih , Sukmadinata. 2009. Metodepenelitian pendidikan. Bandung: PTRemaja Rosdakarya

Undang-Undang Republik IndonesiaNomor 20 Tahun 2003 Tentang SistemPendidikan Nasional.

Page 36: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

149

Heka Fitria Fujiy, dkk. Penerapan Model Pendidikan Karakter Berbasis"5 Karakter Wajib Taruna" SMK Negeri 13 Malang149

http://ejournal.umm.ac.id/index.php/civicus

Jurnal Civic HukumVolume 3, Nomor 2, November 2018P-ISSN 2623-0216 E-ISSN 2623-0224

PENERAPAN MODEL PENDIDIKAN KARAKTERBERBASIS“5 KARAKTER WAJIB TARUNA”

SMK Negeri 13 MALANG

Heka Fitria Fujiyama, Rohmad Widodo, Trisakti HandayaniFKIP Universitas Muhammadiyah Malang, Indonesia

Email: [email protected]

ABSTRAKPendidikan karakter muncul akhir-akhir ini, setelah terjadi degradasi moral yang

melanda bangsa Indonesia. Pendidikan karakter pada prinsipsinya adalah sebagai upayamenumbuhkan kepekaan dan tanggung jawab sosial, membangun kecerdasan emosional,dan mewujudkan peserta didik memiliki etika yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untukmendiskripsikan: (1) penerapan pendidikan karakter berbasis 5 karakter wajib taruna SMKNegeri 13 Malang, (2) kendala yang dihadapi dalam penerapan pendidikan karakter berbasis5 karakter wajib taruna, (3) solusi yang dapat dilakukan dalam penerapan pendidikankarakter berbasis 5 karakter berbasis 5 karakter wajib taruna.Penelitian ini menggunakanteknik penelitian kualitatif dengan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptifberupa kata-kata tertulis atau lisan orang-orang dan perilaku yang dihadapi. Pengumupulandata diperoleh dengan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Tahapan-tahapandalamanalisis data dilakukandengancara: pengumpulan data, reduksi data, penyajiandata danpenarikankesimpulan. Uji keabsahan data dilakukan denganteknikkredibilitas,transferbilitas, debendabilitasdankonfirmabilitas.Berdasarkan penelitian ini dapat diperolehhasil penelitian yaitu: (1) Penerapan pendidikan karakter berbasis 5 karakter wajib tarunaditerapkan dalam kegiatan sehari-hari dari taat, jujur, disiplin, bekerjasama dan berprestasi.5 karakter diterapkan dalam semua aspek kehidupan di lingkungan sekolah. (2) Kendalayang dihadapi dalam penerapan pendidikan karakter berbasis 5 karakter wajib tarunadiantaranya; belum ada kesadraan penuh dalam diri taruna sehingga kecenderungan sulitmenerapkan pendidikan karakter berbasis 5 karakter wajib taruna, masih adanya guru yangtidak mendukung, kurang pengawasan orang tua dirumah. (3) Solusi yang dapat dilakukandalam penerapan pendidikan karakter berbasis 5 karakter wajib taruna yakni memberikanpencegahan secara preventif melalui buku saku dan al-kays, melakukan koodinasi antarapihak sekolah dan orang tua, melakukan konsultasi kepada taruna-taruni oleh staff batalyon,kontrol sikap taruna-taruni melalui bimbingan konseling.

Kata Kunci : “5 karakter wajib taruna”

ABSTRACTNowadays, character building in education is commonly spoken, let alone after

degradation of the youth moral in Indonesia. Principally, character building is an attemptto grow the sensitivity and social responsibility, to build the emotional intelegence, andto create students with high attitude. This research is aimed to describe: (1) theimplementation of character building in education based on the 5 obligatory characters ofschool with military based in SMKN 13 Malang, (2) the problems that are faced inimplementing the character building in education based on the 5 obligatory characters ofschool with military based, (3) the ways to cope with the problems in implementing thecharacter building in education based on the 5 obligatory characters of school militarybased. This research employed the qualitative research that produces the descriptive datawhich are written or oral data, and the attitude of the students. The data colllectiontechniques that were used: interview, observation, and documentation. The steps inanalayzing the data were: collecting the data, reduction data, findings, and drawing the

Page 37: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

150

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 2, November 2018, hal. 149-162

conclusion. The validity test were done by using credibility,trasnferable, dependable, andconfirmable techniques. Based on the analysis, it can be drawn several results as follows:(1) 5 obligatory character of students was implemented in daily activities at school:obedient, honest, discipline, cooperate, and be an achiever.All students in education basedmilitary were taught about 5 obligatory characters which were implemented in every aspectat school. (2) The problems which were faced during the character building implementationwere: there was no high awareness of students in implementing 5 obligatory characters.There was lack of support from teachers and parents at house. (3) The ways to cope withthe problems which were implemented: gave the preventive ways through pocket bookcalled al-kays, built cooperation between school side and parents, did consultationbetween students and staff battalion, attitude control of students through counselingadvisory.

Key words: “5 obligatory characters of school with military based”

PENDAHULUANPendidikan bagi kehidupan manusia

merupakan kebutuhan mutlak yang harusdipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan harusdikelola dengan tertib, teratur, efektif danefisien sebagai pendukung utama dalammembangun karakter bangsa. Hal ini sesuaidengan Undang-Undang No. 20 tahun2003 pada pasal 3, yang menyebutkan : “Pendidikan nasional berfungsimengembangkan kemampuan danmembentuk watak serta peradaban bangsayang bermartabat dalam rangkamencerdaskan kehidupan bangsa,bertujuan untuk berkembangnya potensipeserta didik agar menjadi manusia yangberiman dan bertakwa kepada Tuhan YangMaha Esa berakhlak mulia, sehat, berilmu,cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggungjawab”. Dalam Undang-Undang tersebutdapat dipahami tujuan dari SistemPendidikan Nasional pada intinya ialahsuatu bentuk bimbingan dan pengembanganpotensi peserta didik agar menjadi manusiayang beriman dan bertakwa Kepada TuhanYang Maha Esa, Kesadaran peserta didikuntuk menjadikan hidupnya terarah denganbaik dan mampu menjadi kepribadian yangberkarakter kuat tertanam pada pribadinyadalam kehidupan sehari-hari. pendidikan

karakter muncul kepermukaan akhir-akhirini, setelah terjadi degradasi moral yangmelanda bangsa Indonesia. MenurutFadilllah & Khorida (2013:16), pendidikankarakter, terambil dari dua suku kata yangberbeda, yaitu pendidikan dan karakter.Kedua kata ini mengandung makna sendiri-sendiri.

Karakter memberikan gambarantentang suatu bangsa, sebagai penanda,penciri sekaligus pembeda suatu bangsadengan bangsa lainya. Karaktermemberikan arahan tentang bagaimanabangsa menapaki dan melewati suatu jamandan mengantarkanya pada suatu derajattertentu. Karakter suatu bangsa ditentukandari karakter setiap individunya hal itumenandakan bahwa karakter memilikikekuatan yang sangat luar biasa untukmenumbuhkan dan memperkuat jati diribangsa. Terbentuknya karakter yang kuatdan kokoh menjadi hal yang utama untukdimiliki peserta didik dalam menghadapitantangan hidup di masa sekarang ataupundi masa yang akan datang. Pendidikankarakter diperoleh sejak pendidikan usiadini hingga perguruan tinggi sehingga dapatmencetak peserta didik menjadi pribadiyang unggul guna mencapai tujuanpendidikan nasional yang ditetapkan. DirjenDikti dalam Arifin M, & Barnawi

Page 38: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

151

Heka Fitria Fujiy, dkk. Penerapan Model Pendidikan Karakter Berbasis"5 Karakter Wajib Taruna" SMK Negeri 13 Malang

(2012:24), pendidikan karakter dapatdimaknai sebagai pendidikan nilai,pendidikan budi pekerti, pendidikan moral,pendidikan watak, yang bertujuanmengembangkan kemampuan peserta didikuntuk memberikan keputusan baik buruk,memelihara apa yang baik, mewujudkan,dan menebar kebaikan itu dalam kehidupansehari-hari dengan sepenuh hati.

Thomas Lichona dalam Muslich(2011:35) Akhir-akhir ini munculfenomena-fenomena di kalanganpendidikan yang sudah cukupmemprihatinkan. Berbagai tindakan negatifbanyak terjadi di kalangan pelajar.Tindakan negatif yang dimaksud seperti(1) meningkatnya kekerasan di kalanganremaja, seperti tawuran antar pelajar, (2)penggunaan bahasa dan kata-kata yangburuk, (3) meningkatnya perilaku yangmerusak diri, seperti narkoba, alkohol danseks bebas, (4) semakin hilangnya pedomanmoral yang baik, (5) semakin rendahnyarasa hormat terhadap orang tua dan guru,(5) Rendahnya rasa tanggung jawab padasetiap individu dan warga negara, (6)rendahnya sifat ketidak jujuran, (7) Adanyarasa curiga dan kebencian antar teman dll,Thomas Lichona dalam Muslich (2011:35).Melihat realitas tersebut, dapat dilihatdengan jelas bahwa generasi bangsa kitatelah mengalami degradasi peran danfungsinya. Hal ini terbukti dengan adanyaperistiwa tawuran antar pelajar hinggamenelan korban jiwa, bahkan penggunaanobat-obatan terlarang marak dikalanganpelajar, perilaku seks bebas danpemerkosaan pun sering terjadi padapelajar sekolah. Hal-hal tersebut biladibirkan terus menerus akan akan menjadibudaya negatif dan merusak pola pikirgenerasi muda. Seorang pelajar adalahgenerasi yang disiapkan untuk menjadipembaharu untuk membawa bangsa ke

arah yang lebih baik. Lalu bagaimanaseorang pelajar mejalankan fungsi danperannya sebagai generasi bangsa, apabilamasih banyak di temukan budaya-budayanegatif yang dilakukan oleh generasi muda.Budaya-budaya negatif tersebutmenandakan bahwa telah terjadi krisismoral di dalam sistem pendidikan saat ini.

Pendidikan karakter disini diharapmampu menjadi alternatif dan solusi untukkrisis moral dan etika yang saat ini terjadi.Pendidikan karakter seharusnya mulai ditanamkan pada peserta didik agar tidakterjebak pada budaya negatif. Berkaitandengan itu setiap institusi pendidikanterutama sekolah harus menekankan danmenerapkan pendidikan karakter khusunyakepada pribadi peserta didik, karena halitu sebagai upaya dan jawaban daripermasalahan terkait krisis moral yang saatini terjadi. Maka perlu dilakukan berbagaiprogram terobosan yang terus menerusuntuk mensosialisasikan pendidikankarakter, sehingga langkah-langkah yangdiharapkan dapat diterapkan dengan baik.Program terobosan yang dimaksud adalahprogram pendidikan karakter yangdirancang sekolah untuk diterapkan kepadapeserta didik selama berada dilingkungansekolah, hal ini dilakukan dari proseskegiatan belajar mengajar (KBM) maupunkegiatan-kegitan di luar kelas yang relavanuntuk pengembangan nilai-nilai pendidikankarakter, sehingga nilai-nilai yang diterapkandalam pendidikan karakter bermanfaat bagipeserta didik.

Pendidikan Karakter dapat diterapkandi lingkungan sekolah sebab sekolahmerupakan salah satu sarana bagipendidikan, yang mentransformasikan ilmudari guru kepada peserta didik.Pembelajaran di sekolah bertujuan untukmenangkis pengaruh budaya-budayanegatif, menanamkan pemahaman dan

Page 39: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

152

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 2, November 2018, hal. 149-162

penghayatan nilai kemanusiaan danketuhanan untuk menjadikan diri setiappeserta didik menjadi manusia yangberkarakter kuat dan berbudi pekerti luhur.

Studi pendahuluan dan fakta dilapangan SMK Negeri 13 Malang cukupantusias dalam proses pendidikan karakter,sekolah dengan basis taruna ini memilikiprogram trobosan untuk mendidik tarunadan taruni menjadi pribadi yang kuat dalamsikap maupun perilakunya. Hal ini terlihatjelas dalam program terobosan sekolahyakni pendidikan karakter melalui 5karakter wajib taruna SMK Negeri 13Malang. 5 karakter wajib taruna antaralain : taat, jujur, disiplin, bekerjasama danberprestasi. 5 karakter wajib taruna SMKNegeri 13 Malang dibuat dari 5 pantanganyang tidak boleh dilakukan oleh tarunadan taruni SMK Negeri 13 Malang, 5pantangan yang tidak boleh dilakukanantara lain : menolak tugas, pantangberbohong, pantang terlambat, pantangkonflik dan pantang menyerah.Berdasarkan hal tersebut tampak secarajelas bahwa SMK Negeri 13 Malangmerupakan tempat bagi generasi mudauntuk menjadi manusia terbaik. Selain ituVisi SMK Negeri 13 Malang unggulspiritual, IPTEK, berbudayanusantara,danberwawasan global. Dapat dilihat darivisi sekolah tersebut bahwa taruna-taruni,guru dan karyawan dibekali denganspiritual budaya nusantara yang kuat, sertaberwawasan global. SMK Negeri 13Malang juga menerapkan pendidikanketarunaan yang wajib diikuti oleh setiaptaruna dan taruni, kegiatan wajib tersebutditerapkan sebagai salah satu sarana dalammendidik taruna dan taruni yang disiplin,berjiwa kesatria serta bertanggung jawabterhadap semua perbuatan yang dilakukandalam kehidupan sehari-hari di lingkungan

sekolah maupun di lingkungan masyarakat.Tingkat pelanggaran tata tertib yang

dilakukan oleh taruna dan taruni di SMKNegeri 13 Malang yang cukup seringterjadi adalah terlambat, lupa membawabuku saku, dan tidak memakai atributlengkap dalam berseragam. Setiappelanggaran maupun prestasi yangdilakukan oleh taruna dan taruni terekamdalam buku saku, buku saku adalah bukuyang berfungsi untuk mencatat prestasi danpelanggaran disiplin taruna, buku tersebutmemberikan point pelanggaran bagi tarunayang melanggar dan juga memberikan pointprestasi bagi yang berprestasi, setiap pointdalam pelanggaran maupun prestasiberbeda dan sudah tercatat masing-masingpasal pada setiap buku saku. Bagi tarunadan taruni yang melanggar peraturan,sekolah memberikan sanksi yang mendidikmisalnya bagi taruna atau taruni yangterlambat mereka diwajibkan untukmembawa bunga, dan mendapat catatanpelanggaran pada buku saku, sebaliknyabagi taruna dan taruni yang mendapatkanprestasi juga mendapat point prestasi sesuaidengan tingkat prestasi yang didapatkan.Hal tersebut tentunya tidak lepas dari peransekolah untuk memberikan pengajaran bagitaruna dan taruni bahwa setiap perbuatanbaik itu positif maupun negatif akanmendapatkan konsekuensi sesuai denganapa yang dilakukannya, sehingga sikapdisiplin, tanggung jawab, dan taat akantertanam pada diri setiap taruna dan tarunisebagai bentuk penanaman nilai-nilai daripendidikan karakter SMK Negeri 13Malang.

Berdasarkan uraian diatas makapeneliti tertarik untuk melakukan penelitiandengan mengambil judul “PenerapanPendidikan Karakter Berbasis 5 KarakterWajib Taruna SMK Negeri 13 Malang”.

Page 40: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

153

Heka Fitria Fujiy, dkk. Penerapan Model Pendidikan Karakter Berbasis"5 Karakter Wajib Taruna" SMK Negeri 13 Malang

METODEPendekatan penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah pendekaatankualitatif. Pendekatan kualitatif adalahpenelitian yang bersifat deskriptif dancenderung menggunakan analisis denganmenggunakan induktif. Penelitian kualitatifadalah prosedur penelitian yangmenghasilkan data deskriptif (Bogdan &Tylor dalam zuriah, 2009:92).

Pendekatan kualitatif adalahpendekatan dengan desain penelitiankebijakan oleh karena itu jenis penelitianyang digunakan adalah jenis penelitian yangmenghasilkan kata-kata tertulis atau lisandari orang-orang dan datanya dikumpulkanberupa tulisan, kata-kata, gambar danbukan angka-angka (Bogdan & Tylordalam zuriah, 2009:92). Penelitian tersebutdimaksudkan untuk mengungkapkangejala-gejala melalui pengumpulan data darilapangan sebagai instrumen penelitian.Penelitian kualitatif bersifat deskriptif dancenderung menggunkan analisis denganpendekatan induktif.

Penelitian ini dilakukan menggunakanpendekatan kualitatif, karena ada beberapahal yang dipertimbangkan antara lain : 1).Prosedur penelitian kualitatif lebih mudah;2). Bisa lebih dekat dengan data penelitianketika langsung terjun kelapangan, jenisdan pendekatan kualitatif ini untuk mencaridata mengenai Penerapan ModelPendidikan Karakter Berbasis 5 KarakterSMK Negeri 13 Malang.

Sesuai dengan pendekatan kualitatifyang digunakan untuk proses pengumpulandata dilakukan oleh peneliti sendiri. Sugiono(2010:306), menyatakan penelitian kualitatifsebagai human instrument, berfungsimenetapkan fokus penelitian, memilihinforman sebagai sumber data, melakukanpengumpulana data, menilai kualitas data,analisis data, menafsirkan data danmembuat kesimpulan atas temuannya.

HASIL DAN PEMBAHASANBerdasarkan Undang-Undang Nomor

20 pasal 3 Tahun 2003 bahwa tujuan darisistem pendidikan nasional pada intinyaialah suatu bentuk bimbingan danpengembangan potensi peserta didiksupaya terarah dan mampu menjadi pribadiyang berkarakter kuat. SMK Negeri 13Malang merupakan salah satu sekolahberbasis taruna yang berusaha memberikanpendidikan karakter melalui pendidikankarakter berbasis 5 karakter wajib tarunaSMK Negeri 13 Malang. Berdasarkanobservasi, wawancara dan dokumentasidiperoleh hasil pembahasan sebagai berikut:

Penerapan Pendidikan KarakterBerbasis 5 Karakter Wajib TarunaSMK Negeri 13 Malang

Setiap lembaga pendidikan dalam halini sekolah, pasti akan memberikanpengajaran yang positif terhadap pesertadidiknya. Salah satu hal yang positif yangdiberikan sekolah terhadap pesertadidiknya adalah pendidikan karakter. Setiapsekolah pasti menerapkan pendidikankarakter kepada peserta didiknya sebagaiupaya dan bentuk bimbingan dalammelahirkan generasi-generasi muda yangberkarakter kuat dalam sikap maupunperilakunya. Oleh sebab itu, peran sekolahsangat penting dalam hal menyisipkanpendidikan karakter disetiap pembelajaran.Penerapan pendidikan karakter berbasis 5karakter wajib taruna begitu penting sebabdapat menjadikan taruna-taruni SMKNegeri 13 Malang berbudi pekerti luhurdan berkarakter kuat. SMK Negeri 13Malang merupakan salah satu sekolah yangmenerapkan pendidikan karakter.Pendidikan karakter yang diterapkan diSMK Negeri 13 Malang yakni pendidikankarakter berbasis 5 karakter wajib taruna.

Pendidikan karakter berbasis 5karakter wajib taruna merupakan

Page 41: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

154

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 2, November 2018, hal. 149-162

pendidikan karakter yang mengacu pada5 nilai yaitu 1. taat 2. jujur 3. disiplin 4.bekerjasama dan 5. Berprestasi, dari kelima nilai itu diterapkan dan diaplikasikandalam kegiatan sehari-hari. Hal tersebut didukung dengan hasil observasi dandokumentasi lapangan, terkait penerapanpendidikan karakter berbasis 5 wajib tarunadalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut:1) Apel pagi

Kegiatan awal pembelajaran dimulaidengan apel pagi bagi seluruh wargasekolah. Apel pagi merupakan kegiatanrutin yang dilaksanakan setiap hari, dimulaipukul 06.30 WIB. Di dalam kegiatan apelpagi masing-masing ketua kelas melakukanlaporan terlebih dahulu kepada pembinaapel untuk memberi laporan berapa jumblahanggota kelas yang tidak hadir, bagi taruna-taruni yang datang terlambat dan tidakmengikuti apel pagi akan mendapatkansanksi berupa point pelanggaran pada bukusaku, dan membawa bunga sebagai sanksidari pelanggaran tersebut. Kegiatan apelpagi dilaksankan sebagai bentuk daripenerapan karakter pertama yakni “taat”diharapkan semua warga sekolah termasukjuga taruna-taruni selalu taat untukmengikuti kegiatan apel. Ketika karakteryang pertama “taat” dijalankan otomatismereka disiplin yakni juga menerapkankarakter yang ketiga.2) Imtaq, Tutor sebaya, Hatam Al-

Qur’an bagi muslim dan Kebaktianbagi taruna non muslimKegiatan pembinaan keimanan dan

ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esasalah satunya diterapkan melalui Imtaq,Tutor sebaya dan Hatam Al-Qur’an, ketigakegiatan tersebut dilaksanakan sebagaiupaya untuk membentuk keimanan bagiseluruh taruna-taruni agar membiasakandiri untuk membaca Asmaul Husna danAl-Qur’an. Ketiga kegiatan tersebutdilaksanakan secara berkelanjutan dimulai

dari Imtaq dilaksankan setiap pagi sebelumproses belajar mengajar dikelas, tutorsebaya dilakukan setiap hari jumat pagibagi taruna yang sudah lancar membacadiupayakan untuk memberi pengajaran bagitaruna yang belum lancar membaca Al-qur’an, dari imtaq dan tutor sebayadilanjutkan dengan hatam Al-Qur’an dalamwaktu 1 bulan sekali. Selanjutnya tarunayang beragama nasrani melakukan kajiankitab dibawah bimbingan guru yang seiman.

Imtaq bagi yang beragama muslim dankajian kitab umat nasrani diprogramkanuntuk diterapkan setiap hari. hal tersebutuntuk menerapkan karakter yang pertmayakni “ taat” taat kepada Tuhan Yang MahaEsa dengan melaksankan kegiatankeagamaan maka taruna akan terbiasa untukberibadah kepada Tuhan-NYA sesuaikeyakinan dan kepercayaan masing-masing.3) Pemeriksaan seragam, atribut dan

buku saku oleh staff batalyonPemeriksaan seragam, atribut dan

buku saku dilakukan oleh staff batalyon,staff batalyon adalah taruna yang terpilihdan diberi tugas sebagai kendali mutudisiplin taruna. Pengecekan tersebutdilakukan untuk menghimbau agar setiaptaruna SMK Negeri 13 Malang berpakaiansesuai dengan ketentuan yang berlaku danbuku saku merupakan buku yang harusdibawa setiap saat selama di lingkungansekolah, karena berfungsi untuk mencatatprestasi dan pelanggaran disiplin taruna.

Memakai seragam lengkat, atribut danmembawa buku saku merupakan bentukpenanaman kataatan dan kedisiplinan yangditanamkan oleh sekolah kepada taruna.Kegiatan tersebut dilakukan selain sebagaibentuk upaya pembiasaan juga sebagaipenerapaan karakter pertama “ taat” untuktaat kepada peraturan sekolah danpenerapan karakter yang ketiga yakni“disiplin” disiplin terhadap semua bentukperaturan sekolah.

Page 42: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

155

Heka Fitria Fujiy, dkk. Penerapan Model Pendidikan Karakter Berbasis"5 Karakter Wajib Taruna" SMK Negeri 13 Malang

4) Sholat Dhuha dan Shlat DzuhurBerjama’ahKegiatan Peningkatan Keimana dan

Keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esatidak hanya dilakukan di Imtaq saja tetapijuga dilaksanakan pada saat istrahatpertama yaitu dengan melaksanakan shalatdhuha berjamaah dan pada saat istrahatkedua shalat dzuhur berjamaah. Penerapankegiatan tersebut diberi buku panduan(Al-kays) untuk mencegah supaya tidakterjadi pelanggaran dengan meminta tandatangan guru pembimbing atau KepalaSekolah setelah melaksankan ibadah sholatdhuha dan dzuhur.

Shalat dhuha dan dzuhur berjamaahsebagai bentuk kegiatan wajib agar tarunamembiasakan diri untuk selalu melaksankanibadah, oleh sebab itu shalat dhuha dandzuhur berjamaah menjadi kewajiban dankegiatan dari penerapan pendidikankarakter berbasis 5 karakter wajib tarunayang merupakan karakter pertama yakni“taat” taat kepada Tuhan Yang Maha Esa.5) Memberikan Penghormatan kepada

guru dan atasan (senior)Taruna SMK Negeri 13 Malang memiliki

kewajiban untuk menjunjung tinggi kehormatan,dengan memberikan penghormatan kepadaKepala sekolah, Pembina, Pendidik (guru),tamu dan juga senior. Senior adalah salah satuyang juga diwajibkan untuk diberikanpenghormatan sebab SMK Negeri 13 Malangmenganut asas senioritas. Penghormatandilakukan dikelas sebelum pembelajarandimulai dan diluar kelas ketika berpapasan,melakukan penghormatan hanya pada saatmemakai pakaian dinas.

Penghormatan yang dilakukan sebagaibentuk pembiasaan taruna-taruna untukmemiliki karakter taruna sejati,penghormatan tersebut juga sebagaipenerapan karakter pertama “taat” untuktaat kepada guru, senior dan semua orangyang wajib untuk dihormati.

6) Kegiatan KetarunaanKetarunaan adalah pendidikan dan

Latihan Dasar Taruna (LATDASTAR)yang wajib diikuti bagi semua taruna-taruniSMK Negeri 13 Malang pada setiap rabudan kamis setelah jam pembelajaran selesai.Latihan Dasar tersebut dilakukan untukmelatih karakter setiap anak agar menjaditaruna yang disiplin dan mempunyai bejiwakesatria, latihan dasar taruna ini dibimbinglangsung oleh pihak LANAL dalam rangkamemberi materi ketarunaan.

Kegiatan ketarunaan yang diterapkanmerupakan karakter ketiga yakni “disiplin”,kegiatan tersebut sebagai upayapembentukan dan pembiasaan disiplinsikap, mental dan perilaku agar menjaditaruna yang tangguh dan berjiwa kesatria.7) Sholat jum’at dan Kajian keputrian

Sholat jum’at adalah salah satukegiatan yang wajib dilakukan oleh taruna,dan keputrian dilakukan oleh taruni. Kegitanini dilakukan untuk memperdalamKetaqwaan dan Keimanan para tarunaSMK Negeri 13 Malang untuk selaluberibadah kepada Allah SWT.8) Upacara Bendera

Bentuk bimbingan yang diberikanSekolah untuk membentuk sikap mencintaidan mengormati kepada Negara Indone-sia salah satunya dengan melakukanupacara bendera. Upacara benderadilakukan rutin setiap hari senin dan padahari-hari besar bersejarah seperti harikesaktian pancasila, hari pahlawan dll,dengan pelaksanaan tersebut diharapkantaruna-taruni akan menambah rasanasionalisme terhadap Negara Indonesia.

Pelaksaan upacara merupakan bentukpenerapan karakter pertama yakni “Taat”taat kepada negara Indonesia denganmelaksanakan upacara bendera sekolahmenanamkan bentuk ketaatan kepadanegara sehinga taruna akan mengormatidan mencintai Negara Indonesia.

Page 43: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

156

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 2, November 2018, hal. 149-162

9) Setiap sudut sekolah dipasang dengankata-kata Mutiara, Semboyan danHimbauanSekolah SMK Negeri 13 Malang

mengupayakan taruna selalu memilikikarakter yang baik, upaya yang dilakukansekolah selain melalui kegiatan nyata jugadilakukan melalui himbauan, semboyanmaupun kata-kata mutiara hal ini dilakukanagar taruna-taruni dapat menghayati setiapkata-kata tersebut agar dapat menyatudengan dirinya.10) Merayakan Hari Besar Keagamaan

Hari keagamaan merupakan suatuwujud uacapan trimakasih yang diajarkanSekolah keapada taruna untuk selalubersyukur keapada Tuhan Yang Maha Esa,sekolah mengajarkan dapat merayakan haribesar tersebut bersama-sama. Salah satuperayaan yang rutin dilakukan di sekolahadalah merayakan Hari Raya Idul Adhadalam kegiatan ini setiap kelas dwajibkanuntuk memberikan sedikit rezekinya untukdibagikan keapada sesama.

Perayaan hari raya Idul Adha,kegiatan perayaan tidak dilakukan denganpenyembelihan hewan qurban sajamealinkan juga dengan kegiatan istiqosahbersama yang dilanjutkan halal bihalalseperti yang ada pada gambar diatas. Haltersebut dilakukan untuk memupukkarakter yang ketiga yakni “bekerjasama”agar seluruh taruna beserta guru sertakaryawan SMK Negeri 13 Malang dapatsaling bersilahturahmi dengan baik, menjalinhubungan baik sehingga kerjasama jugabisa dilakukan dengan baik.11) Laporan kepada guru sebelum dimulai

pembelajaranSalah satu standar taruna adalah

melakukan laporan terlebih dahulu sebelummemulai kegiatan belajar mengajar (KBM)hal ini dilakukan oleh taruna sebagai bentukdari seorang taruna yang menghormati

setiap guru yang ada disekolah. Laporandilakukan dengan hormat terlebih dahulukemudian memberitahukan berapa jumblahsiswa yang hadir dan berapa siswa yangtidak hadir dengan laporan berarti seluruhkelas sudah siap untuk mengikutipembelajaran. Laporan tersebut dilakukansebagai bentuk penanaman disiplin danketaatan kepada pendidik, yang wajib danselalu dilakukan oleh taruna.12) Kegiatan Ekstakurikuler

Kegiatan esktrakulikuler yangdikembangkan di SMK Negeri 13 Malangada enam disesuaikan dengan minat danjumblah siswa, ekstrakulikuler wajibnyaadalah pramuka, pramuka dilakukan padahari jum’at, dan kegiatan lainya dilakukanpada hari sabtu setelah jam pembelajarandikelas berakhir kegiatan ekstrakulikuleryang meliputi: karate, tari, futsal, PMRdan BDI.

Kegiatan ekstra dilakukan sebagaipembinaan agar taruna dapat berprestasitidak hanya akademik saja melainkan nonakademik. Berprestasi adalah karakterkelima yang terus dibimbing selain melaluipembelajaran hal lainya juga dilakukanmelalui kegiatan ekstrakulikuler.13) Masuk kelas sesuai dengan standar

TarunaUntuk menumbuhkan jiwa korps dan

kebersamaan di lingkungan kelas salahsatunya dilakukan dengan cara baris-berbaris sesuai dengan standart taruna.Baris-berbaris yang dilakukan oleh tarunaSMK Negeri 13 Malang dilakukan denganperhitungan atribut dari atas hingga bawah.Taruna tidak dilakukan hanya pada saatkegiatan ketarunaan saja melainkan jugadipupuk dalam kegiatan sehari-haritermasuk pada saat taruna akan memasukikelas.

Page 44: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

157

Heka Fitria Fujiy, dkk. Penerapan Model Pendidikan Karakter Berbasis"5 Karakter Wajib Taruna" SMK Negeri 13 Malang

14) Kegiatan Pembelajaran berbasislesson studyDalam upaya peningkatan proses

pembelajaran dan keprofesionalan guru,sekolah mengembangkan kegiatan lessonstudy berbasis sekolah yang langsungdimonitoring dan dievalusi secara berkalaoleh kepala sekolah. Kegiatan lesson studyyang terdiri dari 3 tahapan do, si danreveleksi telah terbukti membuat guru salingbelajar dan tidak terikat dengan senioritas.Kerjasama adalah wujud dari penerapankarakter wajib taruna ke 4. Lesson studydilakukan untuk membangun kerjasama dansaling menghargai antara guru sebagaiproses monitoring profesional guru,sehingga siswa juga ikut termotifasi untukmenjalin kerjasama dan membangunhubungan yang selaras antara taruna SMKNegeri 13 Malang. Pembelajaran berbasislesson study dilakukan secara berkala 1minggu sekali.

Kegiatan lesson study yang dilakukanterbukti selain sebagai peningkatan proseskegiatan belajar menagajar juga dapatmembangun hubungan kerjasama yang baikantara kepala sekolah, bapak ibu guru danjuga taruna SMK Negeri 13 Malang.15) Kegiatan LDK

Latihan dasar kepemimpinan adalahkegiatan yang diperuntunkan untuk staffbatalyon, staff batalyon adalah taruna yangdipilih dan diberi tugas sebagai kendalimutu disiplin taruna. Kegiatan LDKberfungsi untuk memberikan pengetahuanorganisasi dan membekali jiwakepemimpinan bagi setiap taruna yangterpilih. Kegiatan LDK dilakukan sesuaidengan standart taruna yaitu mendisiplinkanseluruh staff batalyon agar menjadimelaksanakan tugas secara adil, tanggungjawab dan berdedikasi tinggi mengingatstaff batalyon adalah organisasi tertinggi diSMK Negeri 13 Malang.

Kegiatan LDK wajib diikuti oleh staffbatlyon sebelum masa jabatan sebab halitu menjadi salah satu pembelajaran, danproses pelatihan tanggung jawab agarnantinya mampu mengemban tugas denganbaik.16) Kegiatan Aksi hijau

Kegiatan aksi hijau dilakukan untukmenjaga dan melestarikan kebersihanlingkungan sekolah sebab kebersihansekolah menjadi tanggung jawab seluruhwarga sekolah. Salah satu kegiatantrobosan untuk menjaga kebersihan danmembiasakan warga sekolah untukmenjaga kebersihan lingkungan adalahdengan menerapkan kegiatan aksi hijau.Aksi hijau sendiri dilakukan dengan memilihmember go green school, member diberitugas untuk memantau kebersihan danuntuk menghimbau seluruh warga sekolahdari guru, taruna hingga karyawan untukbergotong royong dalam kebersihan.

Kegiatan aksi hijau yang dilakukanselain untuk menjaga dan melestarikanlingkungan sekolah, kegiatan ini dirasamampu memupuk karakter yang ke 4 yaknibekerjasama, dengan melaksankankegiatan kasi hijau secara teratur makakerjasama antara seluruh warga sekolahkan terjalin dengan baik.

Nilai-nilai tersebut diharapkan untukmemberikan pedoman dalam pembinaankepribadian taruna yang diterapkandiproses pembelajaran selama beradadisekolah dan diaplikasikan dalam bentuktingkah laku setiap hari yang akan dibawasepanjang hidup.

Manfaat dari pendidikan karakteradalah membentuk dan membangun polapikir, sikap dan perilaku untuk selalubersikap dengan baik, baik kepadaTuhannya, sesama manusia danlingkungannya. Penerapan pendidikankarakter berbasis 5 karakter wajib taruna

Page 45: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

158

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 2, November 2018, hal. 149-162

diterapkan dalam kegiatan sehari-hari darijam pembelajaran dimulai hingga berakhirhal tersebut wajib dilaksanakan dan melekatpada diri setiap taruna-taruni. 5 karakterwajib taruna tersebut masing-masingsebagai daya pendorong untuk melakukansikap dan perbuatan yang baik sehinggamenjadi suatu pembiasaan pada diri setiaptaruna, dalam penerapannya diberipencegahan yang sifatnya preventif.

Reward diberikan melalui point yangditulis pada halaman catatan prestasi padabuku saku dan point tersebut disesuaikandengan prestasi yang diraih.

Pendidikan karakter berbasis 5karakter wajib taruna harus menjadi satukesatuan dalam diri taruna-taruni, bagi yangtidak melaksanakan pendidikan karakterberbasis 5 karakter wajib taruna akandiberikan sanksi, mulai sanksi ringan hinggaberat.

Sanksi diberikan kepada taruna yangtidak memakai atribut lengkap atau seragamtidak sesuai akan mendapatkan sanksiberupa pus up dan scot jump, jenispelanggaran tersebut kategori jenispelanggaran ringan dengan point 1.

Penerapan pendidikan karakterberbasis 5 karakter wajib taruna diterapkanpada saat kegiatan pembelajaran dimulaihingga berakhir, penerapan dimulai darikegiatan apel pagi hingga berakhirnyaproses pembelajaran dsekolah. Tarunadibiasakan untuk dapat menerapkanpendidikan karakter berbasis 5 karakterwajib taruna dan apabila ada taruna yangtidak bisa menerapkan maka akanmendapatkan sanksi melalui buku saku.Taruna yang tidak melaksanakan danmembiasakan diri dalam penerapanpendidikan karakter berbasis 5 karakterwajib taruna akan mendapatkan sanksimelalui buku saku.

Penerapan pendidikan karakterberbasis 5 karakter wajib taruna adalahuntuk mendisiplinkan seluruhnya, baik itudisiplin dalam hal spritual, sikap, maupunperbuatan, dengan membiasakanmendsiplinkan taruna setiap hari maka akanterbiasa dengan berbagai aplikasi daripenerapan pendidikan karakter berbasis 5karakter wajib taruna. Penerapanpendidikan karakter berbasis “5 karakterwajib taruna” adalah sebagai upaya untukmemperkenalkan nilai-nilai positif yangpenting dalam hidup seorang taruna-taruni.“5 karakter wajib taruna” tersebut untukdapat diterapkan dan diaplikasikan disekolah dan lingkungan masyarakat yangnantinya akan dibawa sepanjang hidup.Sehingga menjadikan taruna menjadimanusia yang menjunjung tinggi harkat,martabat dan jadi diri taruna yangberkepribadian baik, baik pribadi terhadapTuhan, lingkungan dan sesama manusia.

Penerapan pendidikan karakterberbasis “5 karakter wajib taruna”diterapkan dalam kegiatan sehari-hari, daritaat, jujur, disiplin, bekerjasama danberprestasi. 5 karakter tersebut diterapkandalam semua aspek kehidupan dilingkungan sekolah melalui kegiatan-kegiatan yang dimulai dari jam 06.30 WIByaitu dari proses pembelajaran dimulaihinga berakhir jam 15.30 WIB, selamaproses pembelajaran berlangsung 5karakter wajib taruna menjadi 1 kesatuanpada diri setiap taruna. Untuk memberikanpencegahan agar tidak terjadi pelanggarankedisiplinan siswa dipantau dengan bukudisiplin taruna (buku saku) dan al kaysuntuk mencatat ibadah taruna sertadiberikannya sanksi ringan hingga beratselama penerapan pendidikan karakterberbasis 5 karakter wajib taruna.

Page 46: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

159

Heka Fitria Fujiy, dkk. Penerapan Model Pendidikan Karakter Berbasis"5 Karakter Wajib Taruna" SMK Negeri 13 Malang

Kendala yang dihadapi dalamPenerapan Pendidikan KarakterBerbasis 5 Karakter Wajib TarunaSMK Negeri 13 Malang

Penerapan pendidikan karakterberbasis 5 karakter wajib taruna SMKNegeri 13 Malang, tentunya sudah berjalannamun dalam perkembanganya tentu tidaklepas dari adanya kendala yang terjadi.Kendala yang dimaksud adalah faktorpenghambat yang dapat menghambatjalanya program tersebut. Berdasarkanhasil wawancara dengan beberapainforman, ditemukan beberapa kendalayang dihadapi dalam penerapan pendidikankarakter. Kendala tersebut adalahkecenderungan taruna menolak untuk diajakdalam menerapkan pendidikan karakterberbasis 5 karakter wajib taruna karenabagi mereka itu adalah sesuatu yang berat.

Kendala yang dihadapi dalampenerapan pendidikan karakter berbasis 5karakter wajib taruna diantaranya: 1) Belumadanya kesadaran, sehinggakecenderungan taruna sulit menerapkanpendidikan karakter berbasis 5 karakterwajib taruna, 2) Masih adanya guru yangkurang mendukung, 3) Kurangpengawasan orang tua dirumah, sehinggahal-hal tersebut menjadi kendala yangdihadapi dalam penerapan pendidikankarakter berbasis 5 karakter wajib tarunaSMK Negeri 13 Malang.Solusi yang dapat dilakukan dalamPenerapan Pendidikan Karakterberbasis 5 Karakter Wajib TarunaSMK Negeri 13 Malang

Setiap kendala-kendala yang dihadapitentunya perlu dicari jalan keluar yangterbaik. Begitu pula kendala yang dihadapidalam penerapan pendidikan karakterberbasis 5 karakter wajib taruna SMKNegeri 13 Malang, diantaranya denganmemberikan pembinaan kepada bapak/

ibu guru agar mereka dapat memberikanteladan karena penerapan pendidikankarakter sebenarnya adalah keteladan,meskipun 5 karakter wajib tarunadiucapkan setiap senin oleh anak-anakakan tetapi tanpa keteladanan bapak/ibuguru penerapan pendidikan karakterberbasis 5 karakter wajib taruna tidakakan berekembang dengan baik, karenataruna-taruni mereka juga melihat modeldan contoh.

Selain pembinaan kepada bapak/ibuguru, penerapan pendidikan karakterberbasis 5 karakter wajib taruna juga perludidukung oleh semua pihak, baik itu instansiyang ada disekolah, pihak orang tua,kemudian kesadaran diri taruna jadipembinaan tidak hanya dilakukan kepadabapak/ibu guru saja tetapi, orang tua danyang paling penting pembinaan terhadaptaruna-taruni ketika mereka membaca 5karakter wajib taruna otomatis merekaharus menerapkannya, sebab 5 karakterwajib taruna akan sulit untuk diterapkantanpa dukungan dari semua pihak.

Penjelasan Waka Kurikulum solusiyang dapat diambil dalam penerapanpendidikan karakter berbasis 5 karakterwajib taruna yaitu melalui buku saku, danhal lain tak kalah penting adalah kearahwali kelas, wali kelas diharap memahamikarakter dan kondisi taruna sertamelakukan sosialisasi dengan orang tuaterkait 5 karakter wajib taruna dan memintauntuk bekerjasama mengawasi taruna-taruni selama berada dirumah. Solusi yangdapat dilakukan dalam penerapanpendidikan karakter berbasis 5 karakterwajib taruna SMK Negeri 13 Malangadalah sebagai berikut:1) Memberikan pencegahan agar tidak

terjadi pelanggaran, kedisiplinan tarunadipantau dengan buku disiplin taruna(buku saku), kegiatan ibadah denganbuku kontrol ibadah (al-kays).

Page 47: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

160

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 2, November 2018, hal. 149-162

Pencegahan melalui buku sakudiberikan dengan cara memberikan riwedberupa pont prestasi sesuai dengan jenisprestasi yang didapat oleh taruna,sebaliknya bila mereka melakukanpelanggaran maka mereka juga akanmendapatkan sanksi berupa pintpelanggaran melalui buku saku dan sanksi-sanksi lain sesuai dengan pelanggaran yangmereka lalukan hal ini dilakukan agar tidakterjadi pelanggaran-pelanggaran selamaproses penerapan pendidikan karakterberbasis 5 karakter wajib taruna.

Apabila buku saku diberikan untukpencegahan semua penerapan kegiatan-kegiatan pendidikan karakter berbasis 5karakter wajib taruna, buku al-kaysdiberikan hanya untuk penerapan dalamkegiatan keagamaan saja buku ini diisisaat taruna melakukan ibadah shalat dhuhadan dzuhur di sekolah dengan memintatanda tangan guru pendamping atau kepalasekolah dan selama mereka dirumah ibadahmereka akan dikontrol orang tua dengancara meminta tanda tangan orang tua.2) Komunikasi antara pihak sekolah dan

orang tua dilakukan pertemuan selama1 bulan sekali dengan melakukanistiqosah bersama.Komunikasi antara pihak sekolah

menjadi solusi yang dilakukan untukmenghadapi kendala yang terjadi, agendatersebut harus rutin dilakukan sebab denganmelakukan komunikasi dan koordinasimaka orang tua akan membantupengawasan taruna selama berada dirumah.

Komunikasi antara pihak orang tuadilakukan untuk menjalankan program-program sekolah, termasuk programpenerapan pendidikan karakter berbasis“5 karakter wajib taruna”. Programtersebut dilaksanakan salah satunya denganmelalukan istiqosah bersama yangdilanjutkan evaluasi dari seluruh program

hal ini dilakukan agar ada koordinasi antarapihak sekolah dengan pihak orang tua walimurid.3) Melakukan konsultasi kepada taruna-

taruni yang dilakukan oleh staffbatalyonDilakukan pada saat di luar kelas

ataupun konsultasi langsung ke kelas-kelashal itu dilakukan untuk melakukankoordinasi antara staff batalyon denganseluruh taruna serta mengetahui bagaimanakedisiplinan taruna-taruni selama prosespenerapan pendidikan karakter berbasis“5 karakter wajib taruna”.4) Kontrol sikap taruna melalui bimbingan

konselingBimbingan konseling dilakukan sebagai

upaya untuk mengontrol sikap taruna,bimbingan konseling dilakukan melaluikegiatan belajar mengajar dan dilakukandi luar jam pembelajaran. Bimbingankonseling perkelas dilakukan 1 minggusekali sesuai jadwal pembelajaran denganmemberikan materi motivasi, sikap,ataupun perilaku apabila di luar jam belajarmengajar taruna bisa konsultasi langsungpada saat jam istirahat berlangangsung.Kontrol dilakukan juga bagi taruna-taruniyang bermasalah untuk dibina dengan baikagar tidak mengulangi kesalahannya.Bimbingan konseling tersebut dilakukansebagai upaya untuk mendalami danmengerti sikap dan perilaku taruna.

SIMPULANPenerapan pendidikan karakter

berbasis 5 karakter wajib taruna diterapkandalam kegiatan sehari-hari, dari taat, jujur,disiplin, bekerjasama dan berprestasi. 5karakter tersebut diterapkan dalam semuaaspek kehidupan di lingkungan sekolahmelalui kegiatan-kegiatan yang dimulai darijam 06.30 WIB yaitu dari prosespembelajaran dimulai hinga berakhir jam

Page 48: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

161

Heka Fitria Fujiy, dkk. Penerapan Model Pendidikan Karakter Berbasis"5 Karakter Wajib Taruna" SMK Negeri 13 Malang

15.30 WIB, selama proses pembelajaranberlangsung 5 karakter wajib tarunamenjadi 1 kesatuan pada diri setiap taruna.Untuk pencegahan agar tidak terjadipelanggaran kedisiplinan taruna dipantaudengan buku disiplin taruna (buku saku)dan kegiatan ibadah melalui buku kontrolibadah (al-kays) serta pemberian sanksidari ringan hingga berat bagi yang tidakmenerapkan. Pendidikan karakter berbasis5 karakter wajib taruna diterapkan dalamkegiatan-kegiatan dari: 1) Apel pagi; 2)Imtaq, Tutor sebaya, Hatam Al-Qur’anbagi muslim dan Kebaktian bagi taruna-taruni non muslim; 3) Pengecekan seragam,atribut dan buku saku oleh staff batalyon;4) Sholat Dhuha dan Shalat DzuhurBerjama’ah; 5) Memberikan Penghormatankepada guru dan atasan (senior); 6)Kegiatan Ketarunaan; 7) Sholat jum’atdan Kajian keputrian; 8) Upacara Bendera;9) Setiap sudut sekolah dipasang dengankata-kata Mutiara, Semboyan danHimbauan; 10) Merayakan Hari BesarKeagamaan; 11) Laporan kepada gurusebelum dimulai pembelajaran; 12)Kegiatan Ekstakurikuler; 13) Masuk kelassesuai dengan standar Taruna; 14 KegiatanPembelajaran berbasis lesson study; 13)Kegiatan LDK; 15 Kegiatan aksi hijau.

Kendala yang dihadapi dalampenerapan pendidikan karakter berbasis 5karakter wajib taruna, diantaranya: 1)Belum adanya kesadaran, sehinggakecenderungan taruna sulit menerapkanpendidikan karakter berbasis 5 karakterwajib taruna, 2) Masih adanya guru yangkurang mendukung, 3) Kurangpengawasan orang tua dirumah, sehinggahal-hal tersebut menjadi kendala yangdihadapi dalam penerapan pendidikankarakter berbasis 5 karakter wajib tarunaSMK Negeri 13 Malang.

Solusi yang dapat dilakukan dalampenerapan pendidikan karakter berbasis 5karakter wajib taruna SMK Negeri 13Malang adalah sebagai berikut: 1)Memberikan pencegahan agar tidak terjadipelanggaran, kedisiplinan taruna dipantaudengan buku disiplin taruna (buku saku),kegiatan ibadah dengan buku kontrolibadah (al-kays), 2) Komunikasi antarapihak sekolah dan orang tua dilakukanpertemuan selama 1 bulan sekali denganmelakukan istiqosah bersama, 3)Melakukan konsultasi kesetiap kelas yangdilakukan oleh staff batalyon untukmendisiplinkan taruna, 4) Kontrol sikaptaruna melalui bimbingan konseling, 5)Seluruh elemen sekolah terutama tarunaSMK Negeri 13 Malang dan guru ikutmenegakkan 5 karakter wajib taruna.Dengan demikian kendala-kendala yangdihadapi dalam penerapan pendidikankarakter berbasis 5 karakter wajib tarunadapat teratasi.

Berdasarkan hasil penelitian Penerapanpendidikan karakter berbasis 5 karakterwajib taruna, maka penulis memberikansaran sebagai berikut:Penerapan pendidikankarakter berbasis 5 karakter wajib tarunayang telah diterapkan oleh sekolah harusterkonsep dengan baik, karena sekolahmerupakan pendidikan formal sebagaiwadah untuk memberikan pembinaankualitas diri dan jati diri generasi penerusbangsa. Sekolah perlu memberikan layananpendidikan dalam bidang pengajaran,pelatihan dan pembinaan sebagai upayauntuk menjadikan generasi-generasi mudamenjadi manusia yang berkarakter kuat.

Terkait kendala yang terjadi sekolahperlu memberikan pemahaman terhadappenerapan pendidikan karakter berbasis 5karakter wajib taruna kepada taruna itusendiri. Pendidikan karakter harus dikonsep

Page 49: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

162

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 2, November 2018, hal. 149-162

dan dijalankan oleh seluruh warga sekolah.Komunikasi dan koordinasi harus intensifuntuk membahas tentang kebijakanpendidikan karakter berbasis 5 karakterwajib taruna yang diterapkan oleh SMKNegeri 13 Malang, sehingga semua wargasekolah memahami, mengerti dan dapatmendukung penerapan pendidikan karakterberbasis 5 karakter wajib taruna.

Solusi dalam mengatasi kendalapenerapan pendidikan karakter berbasis“5 karakter wajib taruna” yaitu denganmenciptakan suasana kedisiplinan untukseluruh warga sekolah agar konsep danpenerapan dapat berjalan beriringansehingga hal tersebut menjadi budaya positifsekolah.

DAFTAR PUSTAKABarnawi, Arifin M. 2012. Strategi &

Kebijakan PembelajaranPendidikan Karakter.Jogjakarta :Ar-Ruzz Media.

Fadlillah M, Khorida Mualifatuff Lilif.2013. Pendidikan Karakter UsiaDini. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.

Muslich, Masnur. 2011. PendidikanKarakter : Menjawab tantanganKrisis Multidimensional. Jakarta:Bumi Aksara.

Sugiyono. 2010. Metode PenelitianPendidikan Pendekatan Kuantitatif,kualitatif, dan R & D. Bandung :Alfabeta.

Undang-Undang No. 20 tahun 2003 padapasal 3

Zuriah, Nurul. 2009. MetedologiPenelitian Sosial dan Pendidikan(Teori Aplikasi). Jakarta : PT. BumiAksara

Zuriah, Nurul, dkk. 2011. PendidikanKarakter Berbasis BudayaAkademik, Reliqius, dan Manusiawi.(PKBB AREMA). Malang : UMMPress.

Page 50: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

163

Kurniati, Rohmad Widodo, Budiono. Peranan Guru PKn dalamPembentukan Kedisiplinan Siswa di MAN Malang 1163

http://ejournal.umm.ac.id/index.php/civicus

Jurnal Civic HukumVolume 3, Nomor 2, November 2018P-ISSN 2623-0216 E-ISSN 2623-0224

PERANAN GURU PKn DALAM PEMBENTUKANKEDISIPLINAN SISWA DI MAN MALANG 1

Kurniati, Rohmad Widodo, BudionoFKIP Universitas Muhammadiyah Malang, Indonesia

Email: [email protected]

ABSTRAKSekolah sebagai lembaga pendidikan formal merupakan komponen yang sangat

penting dalam mengembangkan sikap disiplin siswa. Karena disekolah siswa dibelajarkantentang tata tertib dan kedisiplinan, aturan atau tata tertib sekolah berfungsi supaya siswamenjadi disiplin. Secara sederhana disiplin dapat diartikan sebagai sikap patuh, tata dantertib terhadap peraturan yang berlaku disekolah. Penelitian ini menggunakanpendekatandeskriptif kualitatif yang membahas tentang peranan Guru PKn dalam membinakedisiplinan siswa. Peran disiplin memang sangat penting bagi setiap individu, apalagi bagipeserta didik. Karena sikap disiplin yang muncul dari kesadaran diri seorang anak akanmengantarkan kepada kesuksesan belajar dan tentunya sikap disiplin itu didukung olehkesadaran mentaati aturan, norma-norma dan tata tertib yang berlaku agar siswa menjadiindividu yang tertib, teratur dan disiplin dalam berbagai hal. Tujuan penelitian ini adalah:(1) Mendeskripsikan peranan Guru PKn dalam membina kedisiplinan siswa, (2)Mendeskripsikan kendala yang dihadapi oleh Guru PKn dalam membina kedisiplinan siswa,(3) Mendeskripsikan solusi yang dilakukan oleh Guru PKn dalam mengatasi pelanggarankedisiplinan siswa. Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan yaitu: (1) Guru PKn MANMalang 1 telah membina kedisiplinan siswa dengan baik, (2) Kendala dari pelaksanaandisiplin sekolah kurang disadari oleh siswa dan cenderung melakukan pelanggaran tatatertib sekolah dan kurang adanya komunikasi antara pihak sekolahdanguru-guru denganorang tua siswa terhadap masalah kedisiplinan siswa tetapi hanya sebagian dari guru-gurusaja. (3) Solusi yang dilakukan dalam mengatasi kedisiplinan siswa, Guru PKn tetapmelakukan pengawasan dan selalu mencaritahu permasalahan yang ada pada diri pesertadidik dan tentunya pihak sekolah jugaserta guru-guru dan karyawan yang ada di MANMalang 1 berupaya agar saling kerjasama dalam membina kedisiplinan siswa.Oleh karenaitu, tidak hanya petugas tatib saja yang membina kedisiplinan siswa tetapi semua civitasakademik yang ada di MAN Malang 1 harus menyadarinya serta ikut bertanggung jawabyang berkaitan dengan kedisiplinan siswa. Maka dari itu pihak sekolah harus lebihmengefektifkan peraturan tata tertib lebih baik lagi dengan memberikan sanksi kepada siswayang melakukan pelanggaran agar siswa tidak melanggar peraturan tata-tertib sekolah.

Kata kunci : Guru, Siswa dan Kedisiplinan.

ABSTRACTSchool is formal education institution which is a very important component in

developing the students discipline. Since in school the students are taught about the orderand discipline, rules or school rules which still work in order to make the students beingdiscipline. Simply discipline can be interpreted as a submissive attitude, order anddiscipline of the school regulations.This study used a qualitative descriptive approachwhich discusses about the role of Citizenship teachers in building students discipline. Therole of discipline is very important for each individual, especially for the learners. Becauseof the discipline which appear from a child’s self-awareness will lead to the success oflearning and actually discipline was supported by awareness obey the rules, norms andrules that applied in order to make the students become individuals who orderly, organized

Page 51: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

164

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 2, November 2018, hal. 163-173

and discipline in various ways. The purpose of this study were:(1) Describing the role ofCitizenship teachers in building the students discipline, (2) Describing the constraintsfaced by Citizenship teachers in building the students discipline, (3) Describing thesolution that applied by Citizenship teachers in addressing violations of the studentdiscipline.From this study we can concluded that: (1) Citizenship teachers at MAN Malang1 has been built the students with good discipline, (2) The problems in the implementationof school discipline neglected by students and tend to commit violations of school rulesand lack of communication among the school and teachers the teacher with studentsparents on disciplinary problems but only several teachers. (3) The solution was done inaddressing student discipline; Citizenship teachers remain to observe and always seek outthe existing problems in self-learners and actually also the school and the teachers andemployees in MAN Malang 1 should do mutual cooperation in student discipline.Therefore, not only the Rule officer who build the students discipline but all the academiccommunity in Malang MAN 1 should be aware of and take responsibility related tostudents discipline. Thus the school should streamline further about the disciplinary rulesby giving sanction to the student who commits an offense so the students do not violatethe rules of school discipline.

Keywords : Teacher, Students, Discipline.

PENDAHULUANSekolah sebagai lembaga pendidikan

formal merupakan komponen yang sangatpenting dalam mengembangkan sikapdisiplin siswa, karena disekolah siswadibelajarkan tentang tata tertib dankedisiplinan. Aturan atau tata tertib sekolahberfungsi agar siswa menjadi disiplin.Secara sederhana disiplin dapat diartikansebagai sikap patuh, tata dan tertibterhadap peraturan yang berlaku di sekolah.

Pemberlakuan disiplin menjadikansiswa dapat belajar beradaptasi denganlingkungan yang baik sehingga munculkeseimbangan diri dalam berhubungandengan orang lain. Disiplin sekolah harusdilaksanakan dengan baik konsekuen dankonsisten. Kepala sekolah, guru danpegawai lainnya yang ada dalamkomponen-komponen sekolah ikutmemberi teladan yang baik dalammenerapkan disiplin sekolah.

Komponen penting selain sekolah yaituguru, dimana guru mempunyai perananbesar dalam membina kedisiplinan siswa.Peranan Guru PKn sangat penting, selainmemberi materi pelajaran Guru PKn pun

berperan dalam membina kedisiplinan yangada dalam diri siswanya seperti disiplinwaktu, disiplin berpakaian dan berperilakudisiplin yang berbasiskan nilai moral,seorang guru harus bisa memberikanpembinaan disiplin siswanya melaluiketeladanan, guru juga harus memberidorongan kearah yang lebih baik. Gurusendiri harus teladan dan memberikancontoh yang baik kepada siswanya.

Peranan Guru PKn yaitu harus mampumembawa anak didiknya menjadi manusiaIndonesia yang memiliki rasa kesadaranyang tinggi dalam melaksanakan tugas dantanggung jawabnya sebagai warga negarayang baik. Proses pendidikan dapatberhasil apabila adanya upaya penciptaansuasana belajar mengajar yang kondusif,dimana didalamnya harus tertanam perilakudisiplin yang baik, untuk itu diperlukanperan dan figur seorang guru yang biasbertanggung jawab dalam mengajardisekolah dengan membina dan menjaditeladan bagi siswanya khususnya dalamhal kedisiplinan.

Dalam pengembangan disiplindisekolah perlu mendapat dukungan dariberbagai pihak terutama guru dan orang

Page 52: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

165

Kurniati, Rohmad Widodo, Budiono. Peranan Guru PKn dalamPembentukan Kedisiplinan Siswa di MAN Malang 1

tua. Guru yang setiap hari mengajar siswadikelas dan berinteraksi secara langsungdengan siswa dapat diharapkan bisamembina kedisiplinan dengan baik. Orangtua sebagai pendidik, pengawas danpengontrol ketika dirumah juga diharapkandapat membimbing, mengawasi danmendidik anaknya supaya tidak melakukantindakan-tindakan yang merugikan dirinyasendiri dan orang tua.

Disiplin sebagai kondisi yang terciptadan terbentuk melalui proses dariserangkaian perilaku yang menunjukkannilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,keteraturan atau ketertiban. Nilai- nilaitersebut telah menjadi bagian perilakudalam kehidupannya. Perilaku itu terciptamelalui proses binaan melalui keluarga,pendidikan dan pengalaman (Prijodarminto,1994:23).

Disiplin merupakan sesuatu yangmenyatu di dalam diri seseorang. Bahkan,disiplin itu sesuatu yang menjadi bagiandalam hidup seseorang, yang muncul dalampola tingkah lakunya sehari-hari. Disiplinterjadi dan terbentuk sebagai hasil dandampak proses pembinaan cukup panjangyang dilakukan sejak dari dalam keluargadan berlanjut dalam pendidikan disekolah.Keluarga dan sekolah menjadi tempatpenting bagi pengembangan disiplinseseorang.

Pembentukan disiplin terjadi karenadisiplin akan tumbuh dan dapat dibinamelalui latihan, pendidikan, penanaman,kebiasaan dan keteladanan. Pembinaan itudimulai dari lingkungan keluarga sejakkanak-kanak. Disiplin juga diproses melaluipembinaan sejak dini, sejak usia muda,dimulai dari keluarga dan pendidikan.(Prijodarminto, 1994:15)

Berdasarkan hasil pengamatan(observasi) yang sudah dilakukan. DiMadrasah Aliyah Negeri Malang 1, masih

banyak adanya pelanggaran-pelanggarantata tertib sekolah yang dilakukan olehsiswa. Bentuk pelanggaran tersebutdiantaranya: Siswa terlambat datang keMadrasah, tidak masuk tanpa keterangan,mengeluarkan baju, keluar masuk ketikaKBM berlangsung, tidak memakai atributdan memakai sepatu di luar ketentuansekolah.

Dari berbagai bentuk pelanggaransekolah yang dilakukan oleh siswa diMAN Malang 1, maka guru dan pihaksekolah harus bisa menerapkan tentangperaturan dan tata tertib sekolah lebihefektif lagi, supaya tidak terjadinyapelanggaran terutama masalah kedatangansiswa yang terlambat dan sering tidakmembawa atau memakai seragam yangtidak sesuai dengan ketentuan sekolah,dari itu perlu adanya pengawasan dariberbagai pihak sekolah terhadap siswasupaya siswa tidak melakukan pelanggaranterhadap peraturan atau tata tertib yangdibuat oleh sekolah.

Berdasarkan uraian di atas, penulisingin melakukan penelitian untuk mengkajisejauh mana peranan Guru PKn dalammembina kedisiplinan siswa di MANMalang 1, maka dari itu penulis inginmelakukan penelitian dengan judul:“Peranan Guru PKn dalam PembentukanKedisiplinan Siswa di MAN Malang 1”

METODEDalam penelitian ini, jenis penelitian

yang digunakan adalah pendekatandeskriptif kualitatif. Artinya data yangdikumpulkan bukan berupa angka-angka,melainkan data tersebut berasal dari data-data, wawancara, catatan lapangan,dokumen pribadi, dan dokumen resmilainnya, sehingga yang menjadi tujuan daripenelitian kualitatif ini adalahmenggambarkan realita empirik di balik

Page 53: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

166

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 2, November 2018, hal. 163-173

fenomena secara mendalam, rinci dantuntas. Oleh karena itu, penggunaanpendekatan kualitatif dalam penelitian iniadalah dengan mencocokkan antara data-data yang telah ada dengan kenyataanyang ada di lapangan.

Metode Penelitian kualitatif sebagaiprosedur penelitian yang menghasilkan datadeskriptif berupa kata-kata tertulis, lisandan orang-orang yang dapat diamati melaluimetode penelitian deskriptif.Penelitian inibermaksud untuk membuat diskripsi ataugambaran secara tertulis mengenaikenyataan yang sesungguhnya ada denganteknik pengumpulan datanya, tidak di ubahdengan bentuk simbol atau bilangan.

Menurut Zuriah (2009:92), penelitiankualitatif bersifat generating theory bukanhypothesis testing sehingga teori yangdihasilkan berupa teori substantif. Penelitiankualitatif memerlukan ketajaman analisis,objektivitas, sistematis, dan sistemiksehingga di peroleh ketepatan dalaminterprestasi, sebab hakikat dari sesuatufenomena atau gejala bagi penganutpenelitian kualitatif adalah totalitas atauGestalt.

Jenis penelitian dalam penelitian iniadalah menggunakan pendekatan kualitatif.Penelitian yang lebih bersifat deskriptifsehingga metode kualitatif lebih mudahapabila berhadapan dengan kenyataanganda. Jenis dan pendekatan kualitatif inibertujuan untuk mencari data-data tentangPeranan Guru PKn dalam membinakedisiplinan siswa di MAN Malang 1.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Peranan Guru PKn dalam membinakedisiplinan siswa di MAN Malang 1

Peranan guru sebagai pendidik bagipembentuk generasi yang bermoral padamasa sekarang dan masa akan datangadalah sangat penting. Dimana guru

bukan saja menyampaikan ilmu tetapimembentuk insan yang berketrampilandari segi intelek, rohani, emosi, jasmanidan spiritual. Guru yang memainkanperanan yang berkaitan dengan memberibantuan dan semangat, memerhati danmendisiplinkan anak didik supaya patuhterhadap peraturan-peraturan sekolah dannorma hidup dalam keluarga danmasyarakat.

Peranan guru sangat besar karenasecara langsung guru merupakan seseorangyang langsung berinteraksi dengan siswadan melaksanakan transfer ilmupengetahuan kepada siswa. Sebagaiseorang pendidik guru mempunyai tanggungjawab yang besar dalam mewujudkan apayang menjadi tujuan dari pendidikan.

Siswa terkadang sering datangterlambat ke sekolah dikarenakanbeberapa alasan tertentu. Dalam hal inipeneliti ingin mengetahui bagaimana perananGuru PKn dalam meningkatkan kedisiplinansiswa.

Adanya interaksi yang baik antara gurudan siswa dapat menciptakan situasi belajarmengajar yang baik. Siswa didalam interaksibelajar mengajar adalah subjek yang akanmencapai tujuan pembelajaran dalambentuk hasil belajar. Kegiatan prosesmengajar tidak lain adalah untukmenanamkan sejumlah norma kedalamjiwa anak didik. Semua norma diyakinimengandung kebaikan dan perluditanamkan kedalam jiwa anak didikmelalui peranan guru dalam pengajaran.

Dalam hal ini yang harus diperhatikanadalah karakteristik siswa, baikkarakteristik umum maupun karakteristikkhusus, karena di MAN Malang 1initerdapat karakteristik siswa yang berbeda-beda, dengan perbedaan karakteristiktersebut maka pihak sekolah harusmenerapkan lebih baik lagi tentangperaturan-peraturan yang harus

Page 54: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

167

Kurniati, Rohmad Widodo, Budiono. Peranan Guru PKn dalamPembentukan Kedisiplinan Siswa di MAN Malang 1

dilaksanakan dan dipatuhi oleh siswa,karena tidak menutup kemungkinan kalauperbedaan karakter siswa itu dapatmemberikan dampak/pengaruh negatif bagisiswa lain, kecuali pihak sekolah memangbenar-benar telah menerapkan peraturandan tata tertib sebaik mungkin untukmenghindari hal-hal yang bersifat negatifkepada siswa.

Seorang guru harus dapatmenempatkan diri sebagai orang tua keduabagi peserta didik, dengan mengembantugas yang dipercayakan orangtua kandung/wali siswa dalam jangka waktu tertentu.Untuk itu penanaman terhadap jiwa danwatak siswa diperlukan agar dapat denganmudah memahaminya, karena itumerupakan tugas guru sebagai orang tuakedua bagi peserta didik.

Pelaksanaan peraturan sekolah sangatberpengaruh terhadap perilaku siswa.Dalam tata tertib, setiap siswa akan belajarmengetahui perilaku yang sesuai dan yangtidak sesuai untuk dilakukan. Apabilapenerapan peraturan sekolah di MANMalang 1 dirasa cukup ketat dan konsisten,seorang siswa akan berupaya lebih tertiblagi, karena jika tidak ada peraturansekolah yang ketat maka siswa cenderungtidak tertib dan tidak disiplin. Sekolahyang mengembangkan tata tertib secaraterencana dan dilaksanakan dengan baik,maka sekolah tersebut ikut memberikankonstribusi bagi pembentukan perilakusiswa yang baik sesuai dengan nilai-nilaiyang ditanamkan kepadanya.

Pembelajaran yang diadakandisekolah bertujuan untuk mencapai adanyaperubahan tingkah-laku. Perubahanperilaku siswa merupakan hasil prosespembelajaran, dengan demikian tata tertibyang ditanamkan, dilatih dan dibiasakan,akan berubah menjadi kebiasaan yang baikpula bagi siswa.

Perubahan perilaku dan sikap disiplinsiswa nampak setelah beberapa kalipertemuan selama pelajaran PKnberlangsung. Perubahan tersebut tentunyaberdampak positif bagi siswa karena siswayang ramai ketika pelajaran PKn ditegurdan diberikan sanksi secara langsung olehGuru PKn. Sanksi tersebut diharapkandapat memberikan efek jera kepada siswaagar tidak mengulang perbuatannya lagi.Hal tersebut dapat dijadikan suatu pelajaranoleh siswa yang tidak tertib di dalam kelasagar pada pertemuan selanjutnya siswabisa lebih disiplin. Tetapi tidak hanya sanksisaja yang diberikan kepada siswa, siswaharus tetap diawasi agar tidak melakukanpelanggaran-pelanggaran disekolah.

Dari segi tata tertib juga harusdilaksanakan secara efektif agar setiapsiswa tahu dan paham bahwa setiapperbuatan itu ada konsekuensi yang harusdijalani, sehingga siswa diharapkan pahamterhadap peraturan dan tata tertib yangada disekolah. Merubah tingkah-lakuseorang anak dari kelakuan yang tidakbaik menjadi lebih baik, misalnya membuatsebuah aturan sekolah agar para siswadibina dan mendorong sikap kedisiplinansiswa.

Menegakkan tata tertib sekolah yangketat dan konsisten membuat siswaberusaha untuk taat dan patuh padaperaturan sekolah. Mungkin pada tahapawal mereka hanya taat dan patuh karenaada tekanan atau rasa takut kepada gurumaupun sanksi. Tetapi hal seperti itu dapatberubah menjadi suatu pelajaran yangsangat berharga dan disiplin akan menjadikebiasaan bagi mereka, karena dapatditerima dan diterapkan secara pelan-pelan.

Pendekatan secara individual kepadaanak didik mempunyai arti penting bagipengajaran, karena dengan melakukanpendekatan kepada peserta didik seorang

Page 55: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

168

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 2, November 2018, hal. 163-173

guru memerlukan strategi yang harusdilakukan, dengan strategi itu makadiharapkan dapat membantu guru dalammenangani berbagai permasalan yangdilakukan oleh peserta didik.

Dari hasil wawancara yang dilakukanoleh peneliti dengan Guru PKn bahwasikap disiplin tidak hanya disampaikanketika menyampaikan materi saja, tetapisetiap waktu harus ditanamkan padamasing-masing peserta didik, dengan begitupeserta didik menjadi terbiasa terhadapperilaku disiplin di sekolah. Jadi Guru PKnsangat berperan penting dalam pembinaandisiplin siswa disekolah, karena Guru PKntugasnya bukan hanya mengajar saja tapimendidik siswa-siswinya. Peranan utamaguru disekolah adalah menyampaikan ilmupengetahuan kepada anak didiknya, untukitu perlu beberapa hal yang harusdiperhatikan oleh seorang guru dalammenentukan strategi apa yang akandilakukan sebelum memulai kegiatanbelajar mengajar. Guru harusmempersiapkan diri sebaik mungkindiantaranya perlu melakukan persiapansebelum mengajar, menyediakan materi danmedia sebelum kegiatan belajar mengajar,memastikan bahwa peserta didik sudahsiap melaksanakan proses kegiatan belajarmengajar dikelas.

Dari hasil penelitian yang telahdilakukan, penulis dapat menyimpulkanbahwa dalam membina kedisiplinan siswa,bukan hanya sebagai kewajiban dariseorang guru bidang studi didalam kelasselama proses belajar mengajarberlangsung, namun setiap berlangsungnyakegiatan dan aktivitas yang terjadi dilingkungan sekolah. Baik dalam prosesbelajar mengajar didalam kelas maupundiluar kelas. Kemampuan guru dalammelakukan kegiatan komunikasi yang baikdengan siswa dapat mempengaruhi proses

pembelajaran dan akan memberikan hasilyang baik bagi siswa. Pada pembelajaranGuru PKn di MAN Malang 1 diharuskanmampu mengenali karakter setiap siswanyaagar dapat saling berhubungan denganbaik, dengan mengenali karakter siswanyamaka guru dapat mempersiapkan strategimengajar dan materi yang tepat untukdigunakan sebagai bahan ajar kepadasiswa. Selanjutnya, guru harus dapatmemberikan inovasi belajar yang kreatifagar siswa tidak bosan dengan apa yangdiajarkan, dengan begitu proses kegiatanbelajar akan lebih menyenangkan dan siswatidak akan bosan pada saat belajar.

Kendala yang dihadapi oleh Guru PKndalam membina kedisiplinan siswa

Dalam membina kedisiplinan siswa,terdapat berbagai macam kendala yangdihadapi oleh guru dan pihak sekolah.Adanya suatu masalah tidak dapatdihindari, tetapi permasalahan tersebutharus dihadapi dengan sikap dan tindakanyang positif agar tidak merugikan bagiguru maupun peserta didik, dengandemikian peneliti menggali informasi kepadaGuru PKn yang berkenaan dengan faktordan kendala yang dihadapi dalam membinakedisiplinan siswa,

Sejak awal sekolah sudahmensosialisasikan tata tertib yang sudahdisusun dan akan diberlakukan kepadasiswa. Sosialisasi ini bertujuan agar semuapihak yang terkait mengetahui aturan-aturanyang berlaku disekolah.Sosialisasidilakukan kepada guru, orang tua dansiswa. Sosialisasi kepada guru dapatdilakukan pada saat rapat, sementaradukungan guru diharapkan dapat memberiteladan yang baik bagi siswa. Gurumerupakan orang pertama dalampenegakan disiplin sekolah juga diharapkanmemberi dukungan bagi penerapan danpelaksanaan disiplin sekolah terhadap

Page 56: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

169

Kurniati, Rohmad Widodo, Budiono. Peranan Guru PKn dalamPembentukan Kedisiplinan Siswa di MAN Malang 1

siswa. Sosialisasi kepada siswa dilakukanpada saat penerimaan siswa baru,sedangkan sosialisasi kepada orang tuadilakukan setiap tahun ajaran baru.Sosialisasi terhadap orang tua biasanyadapat dilakukan dengan mengundang walimurid untuk datang ke sekolah danmenjelaskan program-program sekolahakan diberlakukan.

Peraturan dan tata tertib sekolah sudahdibuat dan sebelum diterapkan harusdisosialisasikan dengan guru-guru, orangtua siswa dan siswanya sendiri, denganadanya sosialisasi tentang peraturan dantata tertib sejak awal kepada guru, orangtua, dan siswa maka diharapkan peraturanitu dapat dilaksanakan dengan baik dandipatuhi oleh siswa sehingga siswa tidakakan melanggar peraturan-peraturan yangdiberlakukan disekolah.

Faktor yang mendukung pelaksanaandisiplin sekolah di MAN Malang 1 inidiantaranya peraturan dan tata tertib yangdiberlakukan semakin ditingkatkan lagikeefektifannya, sarana dan prasarana yangada di MAN Malang 1 cukup baik danmemadai fasilitasnya, guru dan pihaksekolah sangat memperhatikan perilakusiswa ketika disekolah. Setiap siswa yangmelanggar peraturan dan tata tertibdikenakan sanksi sesuai dengan yangdiperbuat siswa. Faktor pendukung yangada di MAN Malang 1 tersebut dikatakansudah dapat menerapkan sikap disiplinterhadap siswanya.Tetapi didalampelaksanaan mematuhi peraturan dan tatatertib itu siswa terkadang ada yangmelanggar. Terjadinya pelanggaran tersebutmerupakan tugas guru dan pihak sekolahyang menangani agar siswanya tidakmelakukan pelanggaran-pelanggaran lagi,dengan adanya sanksi yang diberikan, siswaakan berusaha menata perilakunya agarterbiasa tertib, teratur dan mematuhi

peraturan dan tata tertib yang berlakudisekolah. Penerapan disiplin akanmendorong, memotivasi dan memaksapeserta didik untuk meningkatkan belajarmereka disekolah, apabila kedisiplinan ituditerapkan dengan baik akan memberikandampak yang baik bagi prestasi belajarsiswa disekolah.

Dari penjelasan tersebut dapatdisimpulkan bagaimana peranan guru PKndalam meningkatkan kedisiplinan siswa itusendiri selain didalam kegiatan prosesbelajar mengajar berlangsung, yaitu selamakegiatan yang dilakukan di lingkungansekolah, baik di kelas maupun di luarkelas, dan itu bukan hanya merupakantugas dari salah satu guru bidang studi,namun secara keseluruhan pihak-pihakyang ada disekolah.

Solusi yang dilakukan oleh Guru PKndalam mengatasi pelanggarankedisiplinan siswa

Dari semua permasalahan yang adaakibat kurang disiplinnya siswa sebagaifaktor penghambat dan kendala dalammembina kedisiplinan, peneliti inginmengetahui solusi apa yang seharusnyadilakukan oleh guru PKn agar peraturandan tata tertib di MAN Malang 1 iniberjalan dengan efektif dan dapat dipatuhioleh siswa. Disiplin tidak dapat terwujuddengan waktu yang singkat karenadiperlukan usaha dan kerja keras gurubersama kepala sekolah untukmewujudkannya. Disiplin sekolah seharunyadimulai dari hal yang terkecil misalnyaaturan tentang memakai sepatu, searagam,kehadiran di sekolah, tatanan rambut, sertabawa yang dibawa.

Sejak awal sudah di sosialisasikantentang peraturan yang dibuat harusdipatuhi oleh siswa. Peraturan tersebutsudah jelas ditujukan kepada siswa, makasudah sepatutnya siswa mentaati setiap

Page 57: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

170

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 2, November 2018, hal. 163-173

peraturan yang telah dibuat oleh sekolahagar kegiatan belajar mengajar danbersosialisasi di lingkungan sekolah dapatlebih efektif. Dalam hal menciptakanstrategi itu Kepala Sekolah merupakanorang yang paling bertanggung jawabterhadap pengembangan disiplin sekolah,dan dibantu oleh guru-guru lain.

Berdasarkan tata tertib yang sudahditetapkan bahwa setiap siswa yangmelakukan pelanggaran baik itu tentangkedisiplinan maupun melanggar peraturantata tertib, maka mereka harus menerimahukuman/sanksi. Sanksi diberikan kepadasiswa sesuai dengan pelanggaran yangdilakukan, kalau melanggar hanya sekedarmembuang sampah sembarangan hanyadiberikan teguran saja, Tetapi apabilaterlambat datang ke sekolah, memakaisepatu diluar ketentuan dan memakaiseragam yang tidak sesuai maka perlutindakan dari guru BK dan Kesiswaanuntuk menangani permasalahan siswatersebut.

Dari hasil wawancara yang dilakukanpeneliti terhadap Guru PKn, KepalaSekolah dan Guru BK memang benarbahwa setiap siswa memiliki karakteristikyang berbeda-beda. Sebab ada beberapafaktor yang mempengaruhi perbedaankarakteristik tersebut. Bisa mulai darilingkungan keluarga, lingkungan sekitar danlingkungan sekolah, dari perbedaanbeberapa karakteristik peserta didik, makaguru dan pihak sekolah harus bisamenerapkan peraturan dan tata tertibsekolah lebih efektif lagi, terutamapermasalahan kedatangan siswa yangterlambat dan sering tidak membawa/memakai seragam yang sesuai, sertapelanggaran-pelanggaran lain. Dalampengembangan disiplin sekolah perlumendapat dukungan dari berbagai pihakterutama guru dan orang tua. Guru yang

setiap hari mengajar siswa dikelas danberinteraksi secara langsung dengan siswadapat diharapkan bisa membinakedisiplinan siswa dengan baik. Orang tuasebagai pendidik, pengawas danpengontrol ketika dirumah juga diharapkandapat membimbing, mengawasi danmendidik anaknya agar tidak melakukantindakan-tindakan yang merugikan dirinyasendiri dan orang tua. Disiplin memangsangat penting bagi setiap individu, apalagibagi peserta didik, karena sikap disiplinyang muncul dari kesadaran diri pesertadidik dalam belajar akan mnengantarkankepada kesuksesan belajar dan suatu saatketika bekerja, dan tentunya sikap disiplinitu didukung oleh kesadaran mentaatiaturan, norma-norma dan tata tertib yangberlaku agar peserta didik menjadi individuyang tertib, teratur dan dapat diterapkanoleh peserta didik dalam kehidupannyasehari-hari.

SIMPULANBerdasarkan fokus penelitian, hasil

penelitian dan pembahasan, maka hasilpenelitian ini dapat disimpulkan sebagaiberikut:Peranan Guru PKn dalam membinakedisiplinan siswa di MAN Malang 1diantaranya berupa: Pertama,Menegakkan disiplin kepada peserta didikdengan memberikan contoh langsungkepada anak didiknya dan menjadi teladanbagi peserta didik yaitu dengan datangtepat waktu. Sebab peserta didik selalumeniru apa yang dilakukan oleh gurunya,dengan melihat gurunya disiplin makapeserta didik akan membiasakan dirinyauntuk selalu bersikap dan berperilakudisiplin disekolah. Kedua, Mengawasiperilaku peserta didik dalam setiapaktifitasnya dengan mengawasi perilakuanak didiknya. Guru PKn memiliki perananyang luas dalam membina kedisiplinan

Page 58: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

171

Kurniati, Rohmad Widodo, Budiono. Peranan Guru PKn dalamPembentukan Kedisiplinan Siswa di MAN Malang 1

siswa-siswinya pada saat ia menyampaikanmateri maupun diluar kegiatan belajarmengajar dengan begitu Guru PKn dapatmengetahui permasahan-permasalahan yangada pada anak didiknya. Ketiga, Selalumenanamkan sikap disiplin kepada pesertadidik secara terus-menerus agar menjadikebiasaan yang baik bagi anak didiknyadan memberikan sanksi kepada siswa yangmelakukan pelanggaran tentunya sanksitersebut bersifat menguntungkan danmendidik bagi siswa, dengan adanya sanksitersebut siswa akan merasa jera terhadapsanksi yang diberikan dengan tidakterlambat lagi sehingga menjadikan pesertadidik lebih disiplin dalam bertingkah-lakudisekolah.

Kendala yang dihadapi oleh Guru PKndalam membina kedisiplinan siswadiantaranya adalah:Pertama, Peraturan tatatertib sekolah kurang disadari oleh pesertadidik dan peserta didik masih melakukanpelanggaran dengan begitu Guru PKn selaluberusaha mencari tahu penyebabketerlambatan anak didiknya karena itumerupakan bentuk dan rasa tanggungjawabnya sebagai seorang pendidik.Kedua,Masih kurang adanya komunikasi antarapihak sekolah dengan orang tua siswa,disamping itu kendalanya dari faktoreksternal/pengaruh teman-temannya diluaranak MAN Malang 1 sehingga pesertadidik cenderung melakukan pelanggaran.Ketiga, Belum semua guru mengingatkanke siswa sehingga kedisiplinan ini masihterpaku pada petugas tatib karenaketeladanan disiplin Kepala Sekolah sertaGuru-guru dan karyawan MAN Malang 1sangat berpengaruh terhadap disiplinpeserta didik, mereka lebih mudah meniruapa yang mereka lihat dibanding apa yangmereka dengar.

Solusi yang dilakukan oleh Guru PKndalam mengatasi pelanggaran kedisiplinan

siswa diantaranya adalah:Pertama, GuruPKn melakukan pendekatan dan memberiteguran kepada peserta didikyang seringmelakukan pelanggaran denganmendekatinya dan memberikan nasihatyang dapat diterima oleh peserta didiksehingga anak didiknya tidak melakukanpelanggaran-pelanggaran lagi ketikadisekolah serta berupaya agar siswa yangsering terlambat masuk kelas pada saatmata pelajaran PKn tidak melakukanpelanggaran lagi, jika siswa masihmengulangnya maka Guru PKn bertindakdan bekerjasama dengan orang tua pesertadidik agar anak didiknya tidak mengulanglagi perbuatannya karena merugikan dirinyadan dapat mempengaruhi temannya yanglain. Kedua, Guru PKn Mendekati pesertadidik dan memberi masukan kepadapeserta didik untuk selalu berperilakudisiplin dan melakukan pengawasan danpembinaan terhadap peserta didik untukmencegah dan mengatasi tindakan yangmelanggar peraturan tata tertib sekolah.

Ketiga, Guru PKn mencari tahupermasalahan yang ada pada diri pesertadidiksehingga menyebabkan peserta didiksering melakukan pelanggaran, danmemberikan solusi yang baik kalau tidakada perubahan maka Guru PKn bertindaklangsung dengan berkomunikasi denganorang tua siswa dan bekerjasama supayapeserta didik tidak melakukan pelanggarandisekolah.dan tentunya pihak sekolah jugaserta guru-guru dan karyawan yang ada diMAN Malang 1 berupaya agar salingkerjasama dalam membina kedisiplinansiswa. Keempat, Upaya yang dilakukanoleh pihak sekolah terhadap permasalahankedisiplinan siswa disekolah yaituperluadanya komunikasi antara pihak sekolahdengan semua guru-guru dan karyawantermasuk orang tua siswa dan perlu adanyasosialisasi.Sosialisasi dilakukan kepada

Page 59: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

172

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 2, November 2018, hal. 163-173

guru, orang tua dan siswa secara terus-menerus, sosialisasi dilakukan dengantujuan agar semua pihak yang terkaitmengetahui aturan-aturan yang berlakudisekolah.

Dari hasil penelitian terhadap perananGuru PKn dalam membina kedisiplinansiswa MAN Malang 1, maka penulismemberikan beberapa saran sebagaiberikut:Guru PKn dapat memberikanpendekatan dan pengawasan secara terus-menerus kepada peserta didik apabilapeserta didik masih mengulangperbuatannya yang sering melakukanpelanggaran-pelanggaran disekolah dansiswa yang sering terlambat masuk kelaspada saat mata pelajaran PKn berlangsungdengan begitu guru dapat bertindak danmelaporkannya kepada orang tua/waliserta dapat mengatasinya dengan baik agarmencegah perilaku ketidak disiplinanmereka.

Guru PKn harus memberikan motivasikepada peserta didik agar meningkatnyasemangat belajar mereka agar anakdidiknya selalu berperilaku disiplindisekolah maupun diluar lingkungan sekolahdan memberikan contoh dalam berdisiplinyaitu dengan selalu datang tepat waktukarena peserta didik biasanya selalu meniruyang dilakukan oleh gurunya

Tidak hanya Guru PKn saja yangberperan dalam meningkatkan kedisiplinansiswa di MAN Malang 1 tetapi semua gurumata pelajaran itu harus bertanggung jawabdan berperan aktif terhadap kedisiplinanpeserta didik. Guru harus menghindarikebiasaan yang tidak tepat waktu agar anakdidiknya tidak melakukan pelanggaran.dengan meningkatkan dan memberipembinaan, pengawasan yang ketat kepadapeserta didik, perhatian yang kuat sertaketeladanan semua Guru-guru dankaryawan yang ada di MAN Malang 1.

Kepala Sekolah harus lebihmeningkatkan pengawasan dan pengarahantehadap seluruh guru mata pelajaran agarselalu berkoordinasi untuk selalu bersama-sama membina disiplin siswa

Untuk meningkatkan pembinaankedisiplinan peserta didik maka dari itupihak sekolah melakukan kerjasama dankomunikasi dengan berbagai pihak sepertiorang tua, siswa dan seluruh guru dankaryawan yang ada di MAN Malang 1dalam memecahkan masalah yang dihadapidalam upaya peningkatan kedisiplinansiswa.

Pihak sekolah juga harus lebihmengefektifkan lagi tata tertib tersebut danmemberlakukan peraturan tata tertib yanglebih tegas lagi sehingga mudah untuk diikutidan mampu menciptakan suasana yangkondusif dilingkungan sekolah. Pembiasaandisiplin disekolah akan mempunyai pengaruhpositif bagi kehidupan siswa dimasamendatang. Pada mulanya memang disiplindirasakan sebagai sesuatu yang mengekangkebebasan. Akan tetapi, bila aturan inidirasakan sebagai sesuatu yang memangseharusnya dipatuhi secara sadar untukkebaikan dirinya dan sesama, lama-kelamaan akan menjadi suatu kebiasaanyang baik menuju arah disiplin pada dirisiswa.

Sekolah sebagai tempat menimba ilmumaka diperlukan segala fasilitas yangmendukung untuk kenyamanan siswabelajar disekolah, dengan adanya saranadan prasarana dan fasilitas yang disediakanoleh sekolah maka siswa akan merasaaman dan nyaman sehingga kegiatan belajarmengajar dapat berjalan dengan efektif.

Page 60: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

173

Kurniati, Rohmad Widodo, Budiono. Peranan Guru PKn dalamPembentukan Kedisiplinan Siswa di MAN Malang 1

DAFTAR PUSTAKAMoleong, Lexy J. 2011. Metodologi

Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi).Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. 2013. Menjadi Guru ProfesionalMenciptakan Pembelajaran Kreatif danMenyenangkan. Bandung: PT. RemajaRosdakarya.

Prijodarminto, Soegeng. 1994. DisiplinKiat Menuju Sukses. Jakarta: Abadi.

Saardiman A.M 2010. Interaksi danMotivasi Belajar Mengajar.Jakarta:Rajawali Pers.

Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Memperngaruhi.Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. 2012. Metode PenelitianPendidikan (Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D). Bandung:Alfabeta.

Sutirna. 2013. Bimbingan dan Konseling(Pendidikan Formal, NonformaldanInformal).Yogyakarta: Andi.

Tu’u Tulus. 2004. Peran Disiplin padaPerilaku Siswa dan Prestasi siswa.Jakarta: Gramedia.

Winarno. 2013. Pembelajaran PendidikanKewarganegaraan (Isi, Strategi, danPenilaian) Jakarta: PT. Bumi Aksara.Zuriah, Nurul. 2009. MetodologiPenelitian Sosial dan Pendidikan(Teori Aplikasi). Jakarta: PT. BumiAksara.

Sumber internet:Dodi Supandi : http://blogspot.com/2010/

05/24karakteristik-pendidikan.html(Diakses pada tgl 31 November 2014)

Mashun: http://blogspot.com/2013/11/tugas-dan-tanggung-jawab-guru.html(Diakses pada tgl 29 November 2014)

Page 61: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

174

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 2, November 2018, hal. 174-183174

http://ejournal.umm.ac.id/index.php/civicus

Jurnal Civic HukumVolume 3, Nomor 2, November 2018P-ISSN 2623-0216 E-ISSN 2623-0224

PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP EKSISTENSIMUSEUM SAMPARAJA BIMA DALAM MENGEMBANGKAN

PARIWISATA DI KOTA BIMA NTB

Marniyanti, Agus Tinus, M. SyahriFKIP Universitas Muhammadiyah Malang, Indonesia

Email: [email protected]

ABSTRAK Latar belakang Museum Samparaja Bima tidak hanya menyimpan naskah-naskah dan

benda-benda bersejarah peninggalan kesultanan Bima, sebagai koleksi yang ada diMuseum itu, akan tetapi Samparaja juga berbagai pakaian adat lama semasa KesultananBima.Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui bagaiamana latar belakang berdirinyaMuseum Samparaja Bima di Kelurahan Monggonao Kecamatan Mpunda Kota Bima. (2)Bagaiamana eksistensi/ keberadaan Museum Samparaja Bima di Kelurahan MonggonaoKecamatan Mpunda Kota Bima, dan (3) Apakah ada Partisipasi Masyarakat Bima Dalammengembangkan Pariwisata Museum Samparaja. Metode Penelitian ini menggunakanpendekatan kualitatif karena permasalahan yang di bahas dalam penelitian ini tidakberkenaan dengan angka-angka tapi mendiskripsikan, menguraikan dan menggambarkan.Adapun metode pengumpulan data itu sendiri yaitu wawancara dan dokumentasi resmiyang di hasilkan, lokasih peneltian yaitu di Museum Samparaja Bima, instrument peneltianalat bantu bagi kualitas data yang terkumpul,data dan sumber data yang digunakan primerdan sekunder, analisis data yang digunakan adalah penyajian data dan kesimpulan. HasilPenelitian diketahui bahwa hal-hal yang menyebabkan terjadinya latar belakang berdirinyaMuseum Samparaja Bima di Kelurahan Monggonao Kecamatan Mpunda Kota BimaNTBDaerah bima mulai abad ke 14 sampai pertengahan abad ke 20 (1957) oleh warsitoadalah Kerajaa /Kesultanan yang berpemerintahan sendiri (swaparaja) dibawah pimpinanseorang Raja/ Sultan. Dan di jadikan yayasan oleh Hj. Siti Maryam R. Salahuddin. berisinaskah-naskh, foto-foto Kesultanan/Raja jaman dulu dan baju adat Bima sertakeramik.Sedangkan Eksitensi/keberadaannya di terima baik oleh masyarakat Bima karenaselain menyimpan benda-benda bersejarah Museum juga merupakan warisan budaya Bimayang harus di jaga dan di lestarikan oleh semua masyarakat Bima karena itu merupakan cirrikhas adat Bima yang masih ada sampai sekarang. Sedangkan partisipasi masyarakat dalammengembangkan pariwisata.Setiap obyek wisata memiliki daya tarik tersendiri begitu jugaobyek wisata Museum Samparaja Bima. Salah satu daya tarik obyek wisata MuseumSamparaja adalah keindahan yang masih alami, asli, dan bangunanya yang unik. Untukmenjadikan obyek wisata serta berkembang lebih baik maka diperlukan proses pengelolaanobyek wisata Museum Samparaja. Gambar: Foto-foto Museum Samparaja Bima, isi dariMuseum, profil Monggonao dan peta Kota Bima.

Kata Kunci: Partisipasi Masyarakat, Museum Samparaja Bima, Pariwisata di Kota Bima

ABSTRACTThe background of the Bima Samparaja Museum is not only save manuscripts and

objects of historic relics of Bima sultanate, as the collections of the Museum, butSamparaja also store a variety of old traditional clothes during the Sultanate of Bima. Thepurpose of this study were (1) to find out how is the background of establishment BimaSamparaja Museum in the Monggonao village, Mpunda District of Bima City. (2) How isthe existence / whereabouts in the Bima Samparaja Museum in the Monggonao village,Mpunda District of Bima City, and (3) Is there Public Participation In developing Tourismof Samparaja Museum.The methods of this study used a qualitative approach because of

Page 62: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

175

Marniyanti, Agus Tinus, M. Syahri, Partisipasi Masyarakat terhadap EksistensiMuseum Samparaja Bima dalam Mengembangkan Pariwisata di Kota Bima NTB

the problems discussed in this study does not regard the numbers but describe, elaborateand illustrate. The data collection method itself, namely interviews and officialdocumentation produced, the research location that is in the Bima Samparaja Museum, thetools research instrument for the quality of the data collected, data and data sources usedprimary and secondary. The data analysis used is data presenting and conclusions.Theresearch result is known that the things that causes the background of the establishmentof Bima Samparaja Museum in the Monggonao Village, Mpunda District, Bima City of NTBbegins the 14th century until the mid-20th century (1957) by Warsito is Royal /self-governingSultanate (Swaparaja) below the leadership of a King / Emperor. Then is become as afoundation by Hj. Siti Maryam R. Salahuddin which is contains of the texts, Sultanate/ Kingphotographs of ancient, traditional dresses of Bima and ceramics.While existence /presence is well received by the Bima public because besides saving historic objects, themuseum is also a cultural heritage of Bima that must be guarded and preserved by all Bimasocieties because it is a hallmark of the Bima custom which still exist today.Whereas ofcommunity participation in developing tourism, every t ourism has its own attraction aswell as a Bima Samparaja Museum tourism. One of tourism attraction is the SamparajaMuseum is a nature beauty, original, and unique structure. For developing this tourismobject it is necessary tourism management process in Samparaja Museum.Pictures: Pho-tographs of Bima Samparaja Museum, the contents of the Museum, the profile ofMonggonao, and maps of Bima City.

Keywords: Public Participation, Bima Samparaja Museum, Tourism place in Bima city.

PENDAHULUANDaerah Bima terdapat banyak

peninggalan masa lampau baik berupa cagarbudaya maupun peninggalan situs budaya.Cagar budaya hasil peninggalan KerajaanBima berupa tempat-tempat bersejarahsebagai bukti sejarah bahwa di Bima telahterjadi kisah-kisah nyata yang perlu dikaji, dicermati dan diteliti secara intensif.Yang masih belum jelas dan perlumendapatkan perhatian ilmuwan sejarahmaupun arkeolog, bahwa di Bima melilikisitus-situs purbakala yang cukup banyaksalah satunya Museum Samparaja Bima(Uma Asi Mbojo ). penekanan dalam situsini merupakan cagar budaya dan sebuahtempat bersejarah dan telah tercatat diarsip nasional menjadi cagar budayanasional yang berada di Bima. Sehubungandengan keberadaan situs belum dimuatdalam tulisan ini, karena kepastianinformasih autentiknya belum jelas, kecualisitus Wadu pa’a di asakota, telah berkali-kali diteliti oleh para arkeolog pusat, inipunmasih bersifat dugaan sementara dan belum

ada bukti keberadaannya (sumber cagarbudaya Bima).

Pariwisata adalah segala kegiatandalam masyarakat yang berhubungandengan wisatawan. (Soekartijo, 2000:11).Setiap orang mempunyai pandangan yangberbeda tentang tujuan keberadaanpariwisata-pariwisata dan ini merupakanhal yang sangat wajar karena latar belakangpengetahuan serta pengalaman seseorangdalam memahami keberadaan pariwisatadan hakekat didalamnya. Namun sebagaitujuan tepat atau tidaknya pandanganmasyarakat terhadap pertumbuhan danperkembangan pariwisata muncul denganadanya kesan dan tanggapan sertapartisipasi dari masyarakat terhadapaktivitas pariwisata. Dengan memahamitujuan pariwisata secara mendalam makamasyarakat yang semula beranggapan padakepariwisataan maka lambat laun akanmenyadari bahwa betapa pentingnyaobyek-obyek pariwisata yang ada.Pandangan yang positif dari masyarakatakan terlihat dari tingkah laku yang selama

Page 63: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

176

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 2, November 2018, hal. 174-183

ini dialami, dirasakan, dan pikirkan.Pada hakekatnya manusia adalah mahluksosial, punya naluri untuk berhubungandengan orang lain (Karyono,1999:7).Perjalan wisata dari daerah lain kedaerahlain merupakan gejala sosial manusia yangingin berinteraksi dengan orang lain. Untukmembangun suatu pandangn yang positifdari masyarakat terhadap keberadaanpariwisata tidaklah sulit karena secarageografis kepulauan Indonesia terdiri dariberibu-ribu pulau terkenal dengan jambrudkhatulistiwa yang berpotensi sebagai obyektujuan wisata karena pariwisata merupakansuatu fenomena geografis yang menjaditujuan wisata yang mempunyai peranandalam pariwisata. Dalam perkembanganekonomi pariwisata merupakan salah satusektor yang sangat di andalkan sebagiindustri jasa yang sangat berpotensi gunamenambah pemasukan devisa Negara. Darisegi ekonomi pariwisata meliputi berbagaimacam usaha bisnis besar maupun kecil(Pendi,1999: 81). Industri pariwisatamerupakan badan usaha yang sangatkompleks yang meliputi dua faktor yaitusubyek dan obyek pariwisata dimanawisatawan adalah subyek dan alat, danperlengkapan adalah obyek yang dalambahasa asing dinamakan travel plant atauvisito plant. Beraneka ragam usaha yangdi timbulkan untuk menciptakan iklim sosialekonomi yang mampu memicu tumbuh danberkembangnya kreativitas danproduktivitas masyarakat. Serta memilikikemampuan dan turut bertanggung jawabdalam rangka mendukung tumbuh danberkembangnya jasa kepariwisataansebagai sumber perekonomian dengansasaran agar seluruh sumber daya yangada dapat di gunakan sebagaimanamestinya baik SDA ataupun SDM biasamenjadi bagian untuk turut sertaberpartisipasi dalam mengembangkan

pariwisata yang ada di Indonesia.Sebagaimana peneliti ketahui keuntungandalam negeri dari pariwisataan antaralain: dorongan untuk memperluas lapangankerja, pasaran baru untuk hari-hariproduksi tertentu, efek penggadaan,mendorong penanaman modal asing,memajukan pengembangan daerah,mendistribusikan kembali pendapatanNasional.

Maka dengan perkembangansektor pariwisata diharapkan dapatmenciptakan dan memperluas lapangankerja yang nantinya berlanjut terhadappemerataan pendapatan masyarakat. Jikadi tinjau dari sudut pandang sosiologiskegiatan pariwisata sekurang-kurangnyamencakup 3 dimensi interaksi yaitu kultural,politik, dan bisnis (Usman, 2004: 5 ).Dalam dimensi interaksi yaitu culturalkegiatan pariwisata memberi ajangalkuturasi budaya berbagai macam etnisbangsa melalui pariwisata juga bisa terjadialkulturasi budaya antara daerah yang satudengan yang lainnya. Disamping itu juga diharapkan lewat sektor pariwisata parapenduduk akan dapat memperkenalkankeindahan dan sumber daya alam yangada serta dapat memupuk rasa persatuandan kesatuan bangsa. Tapi di sisi lainsektor pariwisatawan sangat berpengaruhnegative terhadap budaya-budaya yangada, di mana bangsa Indonesia memilikiadat ketimuran yang masih berlandaskannorma-norma yang ada dalam segala halbaik perbuatan dan secara berpakain. Tapitidak di pungkiri juga masih melekatnyakebudayaan meniru yang di sebabkankarena sering melihat keadaan tertentu.Masyarakat dan budaya merupakan satukesatuan yang tidak bisa di pisahkan satusama lain. Sebagaimana yang kita ketahuimasalah sosial yang ada di suatu obyekwiasata yang satu dengan wisata yang lain.

Page 64: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

177

Marniyanti, Agus Tinus, M. Syahri, Partisipasi Masyarakat terhadap EksistensiMuseum Samparaja Bima dalam Mengembangkan Pariwisata di Kota Bima NTB

Wisata budaya mengenal lebih banyakobyek karena selain obyeknya berupa hasilkarya manusia massa lampau dan masakini.juga berkenaan dengan hal-hal yangberhubungan dengan aktivitas manusia itusendiri (Munandar, 2001:1).

Di mana yang sering menjadipersoalan adalah sopan santun dalam halberpakaian, pada semua tempat wisatabaik pantai atau sejenis MuseumSamparaja Bima. Hendaknya sebagaipengunjung memiliki kesadaran akan batasatau norma-norma yang ada di obyekwisata. Sebagai suatu masyarakat yangmasih berpegang teguh pada norma-normaagama dan adat istiadat hendaknyamasyarakat secara terus mempertahankanetika-etika yang ada tanpa meniru ataumengadopsi adat istiadat bangsa lain, agarnorma-norma yang ada tidak hilang begitusaja. Dengan demikian Yayasan MuseumKebudayaan “Samparaja” Bima yang diketahui oleh HJ. Siti Maryam R.Salahuddin, SH., Puteri dari SultanSalahuddin Sultan Bima terakhir. Tujuan dibangunya Museum “Samparaja” ini supayabisa menyelamatkan benda-benda budayabersejarah dari kepunahan, melestarikannilai-nilai budaya daerah yang adi luhungdan mengadakan usaha penelitian sertapembahasan menyangkut budaya daerahBima untuk memperkaya khasanah budayabangsa Indonesia. Adapun yang menjadikoleksi dalam Museum Samparaja Bimaini yaitu peninggalan Kesultanan Bima yangberupa naskah-naskah lama yang tertulisdalam aksara Arab berbahasa Melayuyang jumlahnya cukup banyak, dilakukantindakan penyelamatan terhadap fisikmaupun isi naskah yang mengandungberbagai macam jenis ilmu, sejarahpemerintahan di Bima, Hukum Adat danHukum islam yang di terapkan, ilmupertanian, kelautan, perbintangan, hubungan

interaksi dengan daerah-daerah lainmaupun hubungan perdagangan denganNegara asing.

Museum Samparaja tidak hanyamenyimpan naskah-naskah dan benda-benda bersejarah peninggalan sultan Bimasebagai koleksi yang ada dalam Museumitu, akan tetapi Museum “Samparaja” jugamemperagakan berbagai pakain adat lamasemasa Kesultanan Bima dari pakaian adatpangkat-pangkat adat, pakaian upacara-upacara adat, pakaian boneka-bonekamanequin laki-laki / perempuan yang ditempatkan dalam vitrin. Selain dari padaitu, tersimpan pula benda-benda hasil karyatradisional berupa ukiran dari kayu danperak serta barang-barang keramik lama.

Berpijak dari hal tersebut di atas diharapkan lewat penelitian ini segala bentukfenomena yang ada dalam sektor pariwisataakan dapat terselesai tentunya denganmelibatkan berbagai unsur baik daripemerintahan pengelola dan jugamasyarakat luas pada umumnya untuk ikutserta dalam partisipasi memecahkan segalabentuk persoalan yang di hadapi baik ituyang menyangkut kebersihan, keamanandan menjaga fasilitas yang ada agar tetapterawat dan tahan lama. Seperti halnyaobyek wisata Museum Samparaja Bima.sebagai obyek penelitian ini di harapkanmemeberikan keadilan yang besar terhadappembangunan karena sebagaimana kitaketahui obyek wisata Museum SamparajaBima merupakan asset daerah yang dapatmenyumbang pendapatan daerah dan inimerupakan kebanggaan pada diri kitakarena kita mempunyai potensi daerah yangsudah banyak dikenal orang. Disisi lainmengenai segala sesuatu permasalahan yangdi hadapi oleh obyek wisata MuseumSamparaja Bima akan di bahas pada babselanjutnya.

Page 65: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

178

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 2, November 2018, hal. 174-183

METODEPenelitian ini menggunakan pendekatan

kualitatif. Karena permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini tidak berkenaandengan angka-angka. Tetapimendeskripsikan, menguraikan danmenggambarkan tentang pengembanganPartisipasi Masyarakat Terhadap EksistensiMuseum Samparaja Bima dalamMengembangkan Pariwisata di Kota Bima.Ide dari penelitian ini, yaitu supaya kitadapat mengadakan pengamatan tentangsuatu fenomena atau memperoleh hasil.Penelitian kualitatif adalah prosedurpenelitian yang menghasilkan deskriptifberupa kata-kata atau tulisan dari orangatau perilaku yang di amati, Bogdan danTylor (dalam Zuriah, 2009: 92).

Moleong (2011: 5), mengemukakanbahwa penelitian kualitatif adalah yangmenggunakan pendekatan naturalistic untukmencari dan menemukan pengertian ataupemahaman fenomena dalam suatu lataryang berkonteks khusus. Instrumenpenelitian merupakan alat bantu bagi (keyinstrument) alat peneliti yang utama, yangberarti bahwa peneliti berperan aktif dalammembuat rencana penelitian, prosespelaksanaan penelitian, serta menjadi faktorkeseluruhan proses dari hasil penelitianMuseum Samparaja Bima di Kota Bimaitu sendiri.

Dari hasil observasi, wawancara, sertadokumentasi penelitian dengan informasisalah satu sfat Museum Samparaja Bima,ibu rumah tangga, penjaga MuseumSamparaja Bima, tukang ojek Kota Bima.Maka akan di susun dan dianalisis sehinggadapat di buat kesimpulan.

Untuk menguji validitas data dalampenelitian ini dilakukan pemeriksaan yangdi dasarkan pada kriteria tertentu. MenurutMaleong (2011:327), ada 4 kriteria dalampemeriksaan data, yaitu: pertama

Kredibilitas (kepercayaan), yaitu criteriauntuk memenuhi nilai kebenaran dari datadan informasih yang di kumpulkan. Artinya,hasil penelitian harus dapat dipercayaoleh semua pembaca secara kritis danresponden sebagai informan untuk hasilpenelitian yang memenuhi kredibilitas.Kedua Keteralihan, yaitu kriteri untukmemenuhi bahwa hasil penelitian yang dilakukan dalam konteks tertentu dapat diaplikasikan di transfer pada konteks atausetting lain yang dimiliki tipelogi yang sama.Ketiga Kebergantungan, yaitu kriteria yangdigunakan untuk menilai apakah prosespenelitian kualitatif bermutu atau tidak,dengan mengecek apakah peneliti sudahcukup hati-hati apakah membuat kesalahandalam mengoseptualisasikan rencanapenelitianya. Tehnik terbaik yang dilakukan untuk langkah ini adalah dengandependability audit, yaitu memintaindipenden auditor untuk me-riviewaktifitas peneliti. Pada penelitian ini, untukmenghindari kesalahan yang di timbulkandari penelitian sendiri maka dibutuhkanorang lain sebagai auditornya. Informasihyang diperoleh dari informan di MuseumSamparaja Bima daerah Kota Bimakhususnya meliputi staf museum, penjagamuseum, pengunjung, ibu rumah tangga,serta tukang ojek yang berupa data mentahdan keurutan di dcek kembali dan di re-view dengan kata yang telah ada olehorang lain. Keempat Kepastian adalahkriteria untuk menilai bermutu atautidaknya hasil penelitian. Jikadipendabilitas digunakan untuk menilaimelalui kualitas dari proses yang di tempuholeh peneliti. Maka konfirmabilitasdigunakan untuk menilai kualitas hasilpenelitian sendiri. Dengan tekananpernyataan apakah data dan informasihserta interprentasi dan lainya didukung olehmateri yang ada dalam audit taril. Untuk

Page 66: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

179

Marniyanti, Agus Tinus, M. Syahri, Partisipasi Masyarakat terhadap EksistensiMuseum Samparaja Bima dalam Mengembangkan Pariwisata di Kota Bima NTB

mengecek data dalam penelitian inimenggunakan kredibilitas. Zuriah(2009:110), mengatakan bahwa kredibilitasadaalah criteria untuk memenuhi nilaikebenaran dari data dan informasih yangtelah di kumpulkan. Artinya hasil penelitianharus dapat dipercaya oleh semuapembaca secara kritis dan respondesebagai informan.

HASIL DAN PEMBAHASANPaparan Data Dan Perbedaan PartisipasiMasyarakat Terhadap Eksistensi MuseuSamparaja Bima Dalam MengembangkanPariwisata di Kota Bima.

Museum Samparaja bima adalahbagian dari sejarah perjalanan bima dimasa lalu dan didirikanya museum tersebuttidak lain supaya masyarakat bima maubelajar tentang sejarahnya sendiri sebelumbelajar sejarah daerah lain agar kita bisamemperkenalkan budaya kita di mata or-ang lain bahkan di mata dunia inilah sejarahbima yang menyimpan banyak keeolokandan harus di lestarikan dan di pelajariasal-usulnya supaya kita bangga menjadibagian dari Kota Bima yang mempunyaibanyak sekali sejarah yang nyata adanyasalah satunya Museum Samparaja Bimayang masih berdiri kokoh hingga saat ini.

Walaupun ada fakor yang menghabatperbaikan Museum Samparaja Bima daritahun –ketahun ini karena pemerintahanbima yang kurang memperhatikan masalahini dan yang menjadi persoalanya sekarangya anggaran dana yang belum ada untukmemperbaiki atap Museum yang mulairusak di makan usinya. Tapi dengan adanyaMuseum Samparaja Bima ini saya selakupenjaga Museum Samparaja danmasyarakat bima khususnya KecamatanMpunda tempat berdirinya PartisipasiMasayarkat Terhadap Eksistansi MuseumSamparaja Bima Dalam Mengembangkan

Museum Samparaja Bima di dibangunsebaik mungkin dan mendapat dukungandari berbagai pihak selama berdirinyatermasuk dinas pariwisata Kota Bima.Museum Samparaja merupakan upayauntuk melestarikan budaya bima yang mulaiterkikis dimakan usia dan perlu perawatanserta kesadaran dari pemerintah danmasyarakat sekitar Museum Khususnya.Di dalam museum terdapat banyak koleksipada zaman dulu seperti naskah-naskah,keramik, baju adat, foto-foto. Hal tersebutbenar-benar perlu kesadaran dari dalamdiri kita, sehingga dengan adanya MuseumSamparaja masyarakat bisa mengetahui danmenambah pengalaman masyarakat yangdekat dengan museum mau merawat danmenjaga Museum sampai kapanpun karenaitu merupakan ciri khas dari daerah Bimadi perkuat pula oleh ibu rumah tangga ibuSafia.

Pihak Museum harus bekerja samadengan masyarakat baik dari masyarakatmpunda Kota Bima itu sendiri maupunmasyarakat Kota Bima yang lainya demikesuksesan Museum Samparaja danmenanamkan karekter kuat kepadamasyarakat dan anak-anak bangsaberikutnya sebagai calon pemimipin bangsayang akan datang dalam mewarisi budayamereka masing-masing dan mampumenjaga serta melestarikanya dalammemperkenalkan budaya itu di dunianasional maupun internasional agarmendapatkan apreasiasi dari pemerintahKota Bima maupun Negara. Sehingga,mereka dapat memberikan konstribusi yangpositif pada lingkungan tempat berdirinyabudaya Museum Samparaja Bima. Daripenejelasan tersebut, bahwa PendidikanKewarganegaraan sebagai bidang studiyang memuat tentang PartisipasiMasyarakat Terhadap Eksistensi MuseumSamparaja Bima Dalam Mengembangkan

Page 67: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

180

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 2, November 2018, hal. 174-183

Pariwisata di Kota Bima harus diimbangidengan kekompakan antara masyarakatadan pemerintah Kota Bima setempat dalammengembangkan nilai-nilai budaya daalampendidikan berkarakter yang ada dalambidang studi Pendidikan Kewarganegaraan.Dengan pedoman perangkat pemebelajaranyang telah disesuaikan dan dengankehidupan social budaya.

Museum Samparaja Bima memangharus dilestarikan terus keberadaanyasampai sekarang, dan di kembangkan dilembaga pendidikan sekolah juga. Suapayamereka bisa tau apa itu Museum danmereka mampu menjaga danmelestarikanya. Museum Samparaja inisangat penting karena menyimpan banyakbenda-benda bersejarah Bima di masalalu, dan museum ini juga yang memberikanrezeki kepada tukang ojek yang melintasiMuseum Samparaja Bima sebagaikendaraaan / transportasi cepat dan mudahdi jangkau oleh para wisatawan yangmau berkunjung ke Museum Samparajaojek merupakan alternatif cepat pula untuksampai ketujuan berwisata dimana pundan kapan pu termasuk di MuseumSamparaja, apa lagi di daerah Kota Bimakhusunya Kecamatan Mpunda Kota Bimahampir semuanya jalananya di lewati olehtukang atau kendaraan roda dua sepertiojek dari berbagai Desa untuk mencaripenungpang dan sumber reziki merekadengan berojek. Tukang ojek jugamerupakan salah satu pemasukan ekonomikeluarga bagi kepala rumah tangga dalammencari rejeki dengan mengatarpariwisawan/ masayarakat kemana sajadengan disewakan untuk berkunjung sertaberkeliling ketempat berwisata yang adadi Bima NTB termasuk berwisawan keMuseum Samparaja Bima yang memilikibegitu banyak cerita sejarah perjalananBima zaman dulu hingga sekarang.

Dampak yang di temukan dalamEksistensi/ keberadaan MuseumSamparaja Bima di KelurahanMonggonao Kota Bima.

Partisipasi Masyarakata TerhadapEksistensi Museum Samparaja Bima dalamMengembangkan Pariwisata di Kota Bimaberjalan dengan baik.Namunperkembanganya tidak terlepasa dariberbagai kendala yang dihadapi selamaadanya Museum.

Eksitesni/keberadaan MuseumSamparaja di Kelurahan Monggonao KotaBima, yaitu merupakan salah satu buktisejarahan dan dampaknya sangat baikuntuk para masyaralat Bima keselurahanbisa tau perjalanan dan eksistensi suatuMuseum Samparaja Bima hingga sekarangtapi sayang kurangnay infomasih daripemerintah Bima jadi banyak yang tidaktau berdirinya Museum Samparaja.

Penjaga Museum Samparaja Bimamenegaskan bahwa eksistensi/keberadaanMuseum Samparaja Bima mengalamikemajuan yang sanagat luar biasa. Sehinggapenjaga Museum merasa bangga melayanipara pengunjung yang datang setiap saatkarena dengan adanya pengelolaan Mu-seum Samparaja di Kelurahan monggonaoKecamatan Mpunda Kota Bima, yaituhanya kurangnya perhatian daripemerintahan Kota Bima dalampelaksanaan perbaikan atap MuseumSamparaja.

Pelaksanaan eksistensi/keberadaanMuseum Samparaja kelurahan monggonaomengalami kendala dalam memperbaikiatap dan sebagainya dalam hal untukmembangun kehidupan masa depan yangakan datang dengan jalan menyampaikan/menyatakan yang sebenarnya yang terjadipada masa Museum Samparaja.

Kendala yang sangat mendasar adalahpemerintah dan masyarakat setempat agar

Page 68: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

181

Marniyanti, Agus Tinus, M. Syahri, Partisipasi Masyarakat terhadap EksistensiMuseum Samparaja Bima dalam Mengembangkan Pariwisata di Kota Bima NTB

membngun kesadaran diri masing-masingdalam memperbaiki Museum Samparajasupaya tetap kokoh dan berdiri tegap untukmendatangkan para wisatawan danmenarik perhatian pengunjung lainya .Solusi yang dilakukan untukmengurangi dampak yang ditemukanapakah ada Partisipasi MasyarakatDalam Mengembangkan PariwisataMuseum Samparaja Kota Bima NTB.

Setiap kendala-kendala yang dihadapitentunya perlu dicari solusi.Sehingga Partisipsi masyarakat dalammengembangakan pariwisata MuseumSamparaja mengalami perkembangan daritahun-ketahun dengan baik dan harapanyadapat memeberikan masukan bagipendatapan masyarakat dan daerah KotaBima khususnya.

Berdasarkan hasil penelitian yangsudah dianalisis oleh peneliti tentangmengembangakan pariwisata MuseumSamparaja melalai Partisipasi MasyarakatTerhadap Eksistensi Museum SamparajaBima Dalam mengemabangkan Pariwisatadi Kota Bima. Peneliti menggali informasi-informasi kepada informan menegenai apasaja kendala-kendala penegembanganpariwisata Museum Samparaja melaluiPartisipasi Masyarakat Terhadap EksistensiMuseum Samaparaja Bima dalamMengembangakan Pariwisata di KotaBima.

Solusi yang dapat diambil untukmengatasi masalah yang muncul baikmauyarakat Bima, di luar Bimayang tidakdi dalam pengembangan PartisipasiMasyarakat Bima dalam inginkan agarpembangunan tersebut berjalan lancarmelalui Partisipasi Masyarakat TerhadapEksistensi Museum Samparaja dalammengembangkan, wisatawan local maupunmanca Negara. Dan kita harus mengurangidanpak pariwisata Museum agar makinmaju dan jaya terus sepanjang masa kita

harus kompak dan bersatu dalammembangun Museum Samparaja menjadiMuseum yang berkembang setiap tahunyadan selalu di kunjungi Bima DalamMengembangkan Pariwisata di Kota Bima.

Solusi yang di ambil untuk mengatasimasalah yang muncul dalammengembangkan pariwisata MuseumSamparaja Bima yaitu, menjadwalkan hal-hal yang berkaitan dengan dijadikanyaMuseum Samaparaja Bima di bukanyahari apa saja, jam berapa waktu berkunjungke Museum dan tarif harga masuk mulaidari anak-anak hingga dewasa denganbegitu semua akan terasa terjadwal. Solusiyang diambil untuk mengatasi masalah yangmuncul dalam mengembangkan pariwisataMuseum kepada seluruh masyarakat yangmasih belum tau dan memahami apa itupariwisata itu sendiri pemeritah harussegera bertindak supaya bisa mencega hal-hal yang tidak di inginkan.

Berdasarkan solusi tersebut dapatdisimpulkan bahwa solusi yang dapatdiambil untuk mengatasi masalah yangmuncul dalam mengembangkan pariwisataMuseum samparaja kita sebagaimasyarakat Rabang ngodu yang bekerjasebagai ojek termasuk ikut berpartisipasidalam rangka meramaikan obyek wisatakarena itu mengatar pengunjung pulang-pergi dan pemerintah serta masyarakatharus bertindak untuk pelestarianMuseum Samparaja Bima agar menjaditempat wisata yang ramai di kunjung localmaupun inter local dan betah berwisata diBima apa lagi di Museum Samparaj Bimayang keindahan dan keaslianya masihterjaga dan terawat sampai sekarang ini.

SIMPULANMuseum Samparaja Bima dimulai dari

Abad ke-14 sampai pertengahan abad ke-20 ( 1957 ) adalah kerajaan kesultanan

Page 69: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

182

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 2, November 2018, hal. 174-183

yang berpemerintahan sendiri (Swaparaja)dibawah pimpinan seorang Raja/Sultan.Dari perjalanan patut dijaga dan dipeliharadengan baik jangan sampai hilang ataupunah sama sakali. Salah satu diantaranyaadalah naskah-naskah. Naskah tersebutberisi catatan-catatan sejarah, keputusan-keputusan pemerintah kerajaan, falsahah,tata tertib hukum masyarakat dan segalaaspek kehidupan sosial hasil budaya darimasyarakat Bima, yang keadaannya sangatdikhawatirkan akan punah. MuseumSamparaja selain sebagai sarana untukmenyimpan benda-benda budaya danbersejarah, juga memperagakan berbagaimacam pakaian-pakaian adat Bimasemasa Kesultanan dan pakaian pangkat-pangkat adat,pakaian upacara-upacaraadat,pakaian pengantin dan pakaian anak-anak, perak serta barang-barang keramiklama.

Museum ini juga di pergunakan untuklatihan tari-tarian klasik bima yang sudahhampir punah, di samping itu juga berfungsisebagai sumber informasi penelitian ataupengkajian kebudayaan Bima denganterkumpulnya naskah-naskah bersejarahdan tulisan - tulisan yang mengungkapmasalah budaya.

Dalam hal ini tidak hanya pengelolaansaja yang memiliki potensi akan tetapimasyarakat juga sangat berperan karenaperkembangan obyek wisata akan biasterjadi apabila masyarakat ikut serta dalampartisipasi dalam proses pengelolaanya.Seperti yang di ungkapkan oleh pewagaiMuseum Samparaja yang mengatakanbahwa:” Masyarakat ikut serta terlibatdalam proses pengelolaan setelahkemerdekaan atau sejak Eksistensi/keberdaan Museum Samparaja Bimadalam mengembangkan pariwisata diKota Bima.

Setiap obyek wisata memiliki dayatarik tersendiri begitu juga obyek wisataMuseum Samparaja Bima. Salah satu dayatarik obyek wisata Museum Samparajaadalah keindahan yang masih alami, asli,dan bangunanya yang unik. Untukmenjadikan obyek wisata menjadiberkembang kerah yang lebih baik makadiperlukan proses pengelolaan obyekwisata. Obyek wisata Museum SamparajaBima dipegang oleh Hj. Siti Maryam R.Salahuddin. Disini masyarakat sangatlahpenting, keterlibatan masyarakat itu bisadilihat ketika mereka ikut gotong royongmemperbaiki atap rumah-rumah yangsudah akan punah.

Eksitesni/keberadaan MuseumSamparaja di Kelurahan Monggonao KotaBima, yaitu merupakan salah satu buktisejarahan dan dampaknya sangat baikuntuk para masyaralat Bima keselurahanbisa tau perjalanan dan eksistensi suatuMuseum Samparaja Bima hingga sekarangtapi sayang kurangnay infomasih daripemerintah Bima jadi banyak yang tidaktau berdirinya Museum Samparaja.

Pendapat Staf, berbeda dengan yangdi sampaikan oleh Ibu Aisya selakupenjaga Museum Samparaja Kota Bima,dengan tegas mengatakan dampakeksistensi/ keberadaan Museum SamparajaBima ini. dalam pengembangan PartisipasiMasyarakat Bima dalam inginkan agarpembangunan tersebut berjalan lancarmelalui Partisipasi Masyarakat TerhadapEksistensi Museum Samparaja dalammengembangkan, wisatawan local maupunmanca Negara. Dan kita harus mengurangidampak pariwisata Museum agar makinmaju dan jaya terus sepanjang masa kitaharus kompak dan bersatu dalammembangun Museum Samparaja menjadiMuseum yang berkembang setiap tahunyadan selalu di kunjungi Bima dalamMengembangkan Pariwisata di Kota Bima.

Page 70: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

183

Marniyanti, Agus Tinus, M. Syahri, Partisipasi Masyarakat terhadap EksistensiMuseum Samparaja Bima dalam Mengembangkan Pariwisata di Kota Bima NTB

DAFTAR PUSTAKAKaryono A, Hari 1997: 11, Kepariwisataan,

Jakarta: GrasindoMoleong, 2002, Metode Penelitian,

Rejama Rosda Karya, JakartaMunandar, Agus Aris, 2001, Wisata

Sejarah, Makalah DisampaikanDalam Penataran Tenaga TeknisBidang Kesejahteraan Bogor

Muljadi, A.J, 2003, Pengertianpariwisata, pusat pendidikan danPelatihan Kebudayaan danPariwisata.

Soekardijo , R.G, 2002: 1, AnatomiPariwisata. PT. Gramedia PustakaUtama, Jakarta

Usman, Dr, Suyanto, 2004: 53,Pembangunan Dan PemberdayaanMayarakat, Yogyakarta: PustakaPelajar Siti Maryam R. SalahuddinMukhlis, 2007. Katalog NaskahBima Yogyakarta: Lengge Pritika

Zuriah, Nurul. 2009. Metodologipenelitian sosoial dan pendidikan.Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Zuriah, Nurul. 2000. Modul Mata KuliahPenelitian Pendidikan danPenulisan Karya Ilmiah. ProgamAkta Mengajar FKIP-UMM Malang.2014. Undang-Undang DasarNegara Republik Indonesia Tahun1945. Jakarta: Sekertariat JendralmMPR RI

Page 71: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

184

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 2, November 2018, hal. 184-194184

http://ejournal.umm.ac.id/index.php/civicus

Jurnal Civic HukumVolume 3, Nomor 2, November 2018P-ISSN 2623-0216 E-ISSN 2623-0224

PERAN KPU DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASIPOLITIK MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN UMUM

PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2014 DI KOTA MALANG

Muhammad Hidayansyah, Trisakti Handayani, M. SyahriFKIP Universitas Muhammadiyah Malang, Indonesia

Email: [email protected]

ABSTRAKPemilihan umum presiden dan wakil presiden merupakan acara lima tahun sekali yang

dilaksanakan di Indonesia, kegiatan ini sebagai wahana menyalurkan segala aspirasimasyarakat terutama dalam mempengaruhi keputusan politik, dan Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui peran dan partisipasi masyarakat Kota Malang dalam pemilihan presidendan wakil presiden tahun 2014 di Kota Malang, selain itu untuk mengetahui peran KPUKota Malang dalam pemilihan umum presiden dan wakil presiden 2014, dan untuk menjelaskanfaktor pendukung dan penghambat partisipasi masyarakat dalam pemilihan presiden danwakil presiden 2014.Penelitian ini menggunakan Model penelitian deskriptif, yaitu suatumodel penelitian dengan mencatat, mendeskripsikan dan menginterpratasikan peran KPUdalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan umum prseiden danwakil presiden 2014 di Kota Malang, dan penelitian ini menggunakan tiga tehnik pengumpulandata yaitu wawancara, dokumentasi dan observasi. Berdasarkan hasil penelitian, diperolehhasil bahwa peran KPU dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihnumum presiden dan wakil presiden 2014 di Kota Malang sangat besar. Artinya ini sesuaidengan realitas dan fakta yang terjadi di lapangan, bahwa tahun 2014 partisipasi masyarakatKota Malang sangat meningkat. Hal ini didukung oleh hasil wawancara dan observasikepada pememrintahan Kota Malang, Partai Politik dan Masyarakat Kota Malang, selain ituhal yang paling mendukung adalah hasil perthitungan suara di Kota Malang, menunjukansebanyak 70% masyarakat Kota Malang ikut berpartisipasi dalam pemilihan umum presidendan wakil presiden 2014 d Kota Malang.

Kata Kunci : Peran KPU, Partisipasi Masyarakat.

ABSTRACTGeneral election for president and vice president is an event held every five years in

Indonesia. This is a program which is used for channeling the aspirations of allcommunities, especially in influencing political decisions. This study aims to determine therole and participation of Malang communities in the presidential and vice presidentialelections 2014. Besides, this study also aims to determine the role of General ElectionsCommission (KPU) of Malang in general election of president and vice president in 2014,and to explain the enabling and inhibiting factors of communities’ participation in theelection of president and vice president in 2014. The approach used in this study isdescriptive study, which is a study model by noting, describing and interpreting the roleof KPU in increasing the communities’ political participation in the elections of presidentand vice president 2014 in Malang. This study uses three methods in collecting the data.They are interview, documentation, and observation. Based on the result of the study, itcan be concluded that the General Elections Commission has a big role in increasingcommunities’ political participation in the elections of president and vice president 2014in Malang. This means that it corresponds to the reality and the facts which occurred, thatin 2014 the participation of Malang communities greatly increased. This is supported bythe results of the interviews and observations to the government of Malang, PoliticalParties in Malang and also Malang communities. Besides, the most favorable case is the

Page 72: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

185

Muhammad Hidayansyah, dkk. Peran KPU dalam Meningkatkan Partisipasi PolitikMasyarakat dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2014 di Kota Malang

result of vote counting in Malang which shows as much as 70% of people in Malangparticipated in the elections for president and vice president 2014 in Malang.

Key words: Role of the General Elections Commissions, Communities Participations

PENDAHULUANDemokrasi adalah bentuk atau

mekanisme sistem pemerintahan suatuNegara sebagai upaya mewujudkankedaulatan rakyat (kekuasaan wargaNegara) atas Negara untuk dijalankan olehpemerintahan Negara tersebut. Demokrasimerupakan hak rakyat untuk memilihpemimpin yang di inginkan oleh rakyat itusendiri, seperti yang tertera di dalamUndang-undang Dasar Negara RepeublikIndonesia Pasal 1 ayat 2 yang berbunyi“Kedaulatan adalah di tangan rakyat, dandilakukan sepenuhmya oleh MajelisPermusyawaratan Rakyat”. Di tinjau daripasal 1 ayat 2, bisa disimpulkan bahwaDemokrasi merupakan kebebasan bagirakyat Indonesia untuk memilih danmenentukan Pemimpin yang merekainginkan tampa ada paksaan dari pihakmanapun. Dalam melakukan pemilihanuntuk menentukan seorang pemimpintidaklah muda, maka dari itu di Indonesiasudah mengatur tentang bagaimana memilihseorang pemimpin yaitu dengan carapemelihan umum (PEMILU).

Pemilu adalah sarana pelaksanaankedaulatan rakyat yang dilkasanalan secaralangsung, Mandiri, jujur, adil, kepastianhukum, tertib penyelenggara Pemilu,kepentingan umum, keterbukaan,proporsionalitas, profesionalitas,akuntabilitas, efisiensi, dan efektivitasberdasarkan pasal 2 Undang-UndangRepubilik Indonesia Nomor 22 Tahun 2007tentang asas penyelanggaraan pemilu..

Komisi Pemilihan Umum, selanjutnyadisingkat menjadi KPU, adalah lembagapenyelanggraan Pemilu yang bersifatNasional, tetap, dan mandiri yang bertugas

melaksnakan Pemilu. Komisi PemilihanUmum Kabupaten/kota, selanjutnyadisingkat KPUD, adalah penyelanggaraanpemilu yang bertugas melaksanakanpemilihan umum di tingkat kota/kabupaten.Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/kotamempunyai tugas dan wewenang dalammenyelanggarakan pemilihan umumPresiden dan wakil Presiden di tingkatkabupaten/kota berdasarkan pasal 10 ayat2 Undang-Undang Repubilik IndonesiaNomor 22 Tahun 2007. Pemilu merupakaninstrument pelaksanaan kedaulatan rakyatdalam Negara. Pemilu sebagai penyaluranatas hak asasi manusia karena merupakanlegalitas dan legitimasi politik dalamdemokrasi modern. Dalam Negara yangmempunyai penduduk besar, demokrasimerupakan sistem perwakilan yang dipilihlewat pemilu dan peserta pemilu dapatsecara kelembagaan (Parpol) atauperorangan. Indonesia merupakan Negaraterbesar yang memilih pemimpin dengancara pemilihan umum, seperti tertera didalam Undang-undang Dasar NegaraRepublik Indonesia pasal 22 E ayat 3yang berbunyi “ Pemilihan umumdiselenggarakan untuk memilih anggotaDewan Perwakilan Rakyat, DewanPerwakilan Daerah , Presiden dan WakilPresiden dan Dewan Perwakilan RakyatDaerah”. Dan Undang-Undang Nomor 23Tahun 2003 tentang Pemilihan UmumPresiden dan Wakil Presiden (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2003Nomor 93, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4311).Pemilihan umum dilaksanakan lima tahunsekali dan pemilihan Presiden dan wakilPresiden baru saja dilaksanakan di

Page 73: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

186

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 2, November 2018, hal. 184-194

Indonesia yaitu pada tanggal 09 Juli2014 yang dimenangkan pasangan calonPresiden Joko Widodo dan wakil PresidenYusuf Kalla sebagai presiden periode2014-2019. Pemilihan umum ini dilakukanserentak di seluruh wilayah Indonesiatermasuk di Kota Malang Propinsi JawaTimur. Khusus Kota Malang suara tertinggidiraih oleh calon presiden nomor urut 2yaitu presiden Joko Widodo dan wakilPresiden Yusuf Kalla dan sekarang sudahmenjadi presiden dan wakil presiden untukperiode tahun 2014-2019. Kemenanganyang di raih oleh Joko Widodo dan wakilPresiden Yusuf Kalla tidak lepas dari kerjakeras tim dan partai, dan khusus daerahKota Malang suara terbanyak diraih olehcalon presiden dan wakil presiden JokoWidodo dan wakil Presiden Yusuf Kalla.

Pelaksanaan pemilihan umum(PEMILU) di Indonesia tidak lepasdari kerjasama tim yang di pusat dan disetiap daerah termasuk di daerahKota Malang dengan berhasilnyaPEMILU tahun 2014, KPU Kota Malangmempunyai peran penting sehinggapemilihan umum (PEMILU) tahun 2014bisa berjalan dengan baik, dan dilihatdari pemilihan Presiden dan wakil presidendari tahun 2004 dan 2009 partisipasimasyarakat Kota Malang sangatlahrendah, sedangka pada saat pemilihanpresiden tahun 2014 partisipasi masyarakatKota Malang sangat tinggi. Berdasarkanpenjelasan yang sudah di paparkan di atasmaka presentase respon masyarakat KotaMalang terhadap pemilihan umum presidendan wakil presiden di tahun 2014 adalah70 %, dengan presentase tersebut makamasyarakat Kota Malang sudah mengertidan mengetahui bagaimana menjadi wargaNegara yang baik yaitu salah satunyaadalah dengan cara memilih presiden danwakil presiden.

Penyelanggaraan pemilihan Prrsidendan wakil Prseiden menurut UndangUndang Republik Indonesia nomor 42tahun 2008 tentang pemilihan umumPresiden dan Wakil presiden mempunyaitahapan tahapan penyelanggaraan PemiluPresiden dan Wakil Presiden meliputi :Penyusunan daftar Pemilih, Pendaftaranbakal Pasangan Calon, PenetapanPasangan Calon, Masa Kampanye, Masatenang, Pemungutan dan penghitungansuara, Penetapan hasil Pemilu Presidendan Wakil Presiden dan Pengucapansumpah/janji Presiden dan WakilPresiden.

Pemilihan umum (PEMILU) selalumenjadi kegiatan yang selalu diminati olehmasyarakat Indonesia, salah satunyaadalah pemilihan presiden dan wakilpresiden, berdasarkan penjelasan diatasbahwa di Kota Malang pada pemilihanpresiden dan wakil presiden tahun 2014tingkat partisipasih masyarakatnya sangatmeningkat dibandingkan tahun 2004 dan2009, hal ini yang membuat penelititertarik untuk melakukan penelitian di KotaMalang, karena melihat pertisipasimasyarakat yang sangat tinggi, makapeneliti ingin mengetahui apakahmeningkatnya partisipasi politik masyarakatdi Kota Malang meningkatnya karenaperan dari KPU Kota Malang ataumeningkatnya partisipasi masyarakat KotaMalang karena ada faktor faktor lain sepertiperan partai politik, dll.

METODERancangan penelitian yang digunakan

adalah rancangan penelitian deskriptif yangbertujuan membuat paparan secarasitematis, factual dan akurat mengenaifakta-fakta dan siafat-sifat populasi daerahtertentu secara harfiah, penelitian deskriptif

Page 74: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

187

Muhammad Hidayansyah, dkk. Peran KPU dalam Meningkatkan Partisipasi PolitikMasyarakat dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2014 di Kota Malang

merupakan penelitian yang bermaksuduntuk membuat deskripsi mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian (Suryabrata,2000:18-19).

Jenis pendekatan yang digunakanadalah pendekatan penelitian kualitatif,maksudnya adalah prosedur penelitian yangmenghasilkan data deskriptif berapa kata-kata tertulis , lisan dan orang-orang danperilaku yang dapat diamati . Jadi melaluipendekatan kualitatif akan didapatkan datadeskriptif artinya tidak terbatas padapengumpulan data dan penyusunan datamelalui analisa dan interprestasi tentangdata tersebut, data-data yang diperolehsecara tertulis dan lisan.

Data adalah bahan keterangan tentangsuatu objek penelitian. Defenisi katasebenarnya memiliki kemiripan dan definisiinformasi, hanya informasi lebih ditonjolkanaspek materi (Bungin , 2001:123). Sumberdata merupakan salah satu yang pentingdalam penelitian. kesalahan dalammenggunakan atau memahami sumber data,maka data yang didapatakan tidak sesuaidengan yang diharapkan, untuk itu harusmemahami sumber data yang diperolehdari para informan (Bungin, 2001:129).Data primer diperoleh dengan caramelakukan wawancara dengan kompetendengan menggunakan teknik purposivesampling. Teknik purposive samplingadalah teknik bertujuan memilih secaraacak siapa yang dijadikan informan karenainforman yang dipilih harus mengerti danmemahami masalah pemilihan Presiden danWakil Presiden 2014.

HASIL DAN PEMBAHASANPartisipasi Politik Masyarakat dalamPemilihan Umum Presiden dan WakilPresiden 2014 di Kota Malang.

Pemilihan umum merupakan kegiatanterbesar yang 5 tahun sekali dilaksanakan

di Indonesia, kegiatan Nasional inimelibatkan seluruh Elemen masyarakat,dan melibatkan Komisi Pemilihan UmumKabupaten/kota. Komisi Pemilihan UmumKabupaten/kota mempunyai tugas danwewenang dalam menyelanggarakanpemilihan umum Presiden dan wakilPresiden di tingkat kabupaten/kota.Pemilihan umum Presiden dan wakilpresiden adalah suatau pesta rakyat yangterbesar di Indonesia, karena melibatkansemua masyarakat Indonesia dari Sabangsampai Marouke, pemilihan umum yangdilaksanakan pada tanggal 9 Juli 2014kemarin memenangkan calon pasanganPresiden Joko Widodo dan wakil PresidenYusuf Kalla sebagai prsiden dan wakilpresiden Indonesia periode 2014-2019.

Melihat dari hasil Pemilihan Umum 9Juli 2014, terkait dengan partisipasimasyarakat Kota Malang dalam PemilihanUmum dapat dikatakan sangat baik,dikarenakan partisipasi masyarakat KotaMalang tahun 2014 meningkat dibandingkan tahun 2009, ini dikarenakankerjasama seluruh pihak, dari KPU, PartaiPolitik, Pemerintahan Kota Malang, TNI,Polisi, dan Masyarakat Kota Malang.Meningkatnya partisipasi masyarakat KotaMalang sangat berpengaruh besar terhadaphasil suara yang menentukan Prseiden danWakil Presiden 2014-2009.

Partisipasi masyarakat mempunyaipeningkatan yang sangat signifikan dan tolakukur partisipasi politik masyarakat dilihatdari jumlah pemilih yang ikut dalampemilihan umum kemarin, dengan melihatpartisipasi masyarakat dalam pemilihanpresiden dan wakil presiden makamasyarakat sangat antusias dalammengikuti pemilihan umum, ini di karenakanmasyarakat merupakan suatu systemyamg mempunyai hubungan-hubunganyang ditata dan masyarakat merasa

Page 75: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

188

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 2, November 2018, hal. 184-194

mempunyai identitas atau hak yang samadalam mengikuti pemilihan umum,hal ini seperti yang dijelaskan oleh RobertM. Mclver dalam Budiardjo (2009:46)masyarakat adalah suatu sistemhubungan-hubungan yang ditata. Sementaraitu, Koentjaraningrat mengatakan“Masyarakat adalah kesatuan hidupmanusia yang berinteraksi menurut suatusistem adat istiadat tertentu yang terikatoleh suatu rasa identitas bersama. Hal inijuga seperti yang di jelaskan oleh KetuaDevisi Sosialisasi, Organisasi dan Hubunganantar Lembaga KPU Kota Malang.

Mengacu pada hasil wawancara diatas dapat dijelaskan bahwa untuk melihatpartisipasi politik masyarakat Kota Malangyang menjadi tolak ukur adalah jumlahpemilih yang ikut dalam pemilihan umum2014 kemarin, maka dari itu bisa kitasimpulkan bahwa pasrtisipasi masyarakatsangat besar dalam menentukan presidendan wakil presiden 2014-2019, dan darihasil Obeservasi tercatat masyarakat KotaMalang yang ikut berpartisipasi padapemilihan umum presiden dan wakilpresiden adalah sebanyak 459.506, dandari data tersebut sebanyak 453.099masyarakat Kota Malang yang mempunyaisuarah sah, dan 6.407 suara tidak sah.Dalam pemilihan umum, masyarakatmenjadi objek utama karena masyarakatlahyang mempunyai hak memilih dan tidakada paksaan dari pihak lain.

Masyarakat Kota Malang sebagianbesar sudah mengerti dan faham mengenaipemilihan umum, hal ini terlihat dari hasilobservasi dan dari hasil wawancara kepadainforman yang sebagian besar adalahmasyarakat Kota Malang, meningkatnyaketerlibatan masyarakat dalampenyelenggaraan Pemilihan Umum,menunjukan semakin kuatnya tatanandemokrasi dalam sebuah negara.

Demokrasi menghendaki adanyaketerlibatan rakyat dalam setiappenyelenggaraan yang dilakukan negara.Rakyat diposisikan sebagai aktor pentingdalam tatanan demokrasi, karena padahakekatnya demokrasi mendasarkan padalogika persamaan dan gagasan bahwapemerintah memerlukan persetujuan dariyang diperintah. Keterlibatan masyarakatmenjadi unsur dasar dalam demokrasi,untuk itu, penyelenggaraan pemilu sebagaisarana dalam melaksanakan demokrasi,tentu saja tidak boleh dilepaskan dariadanya keterlibatan masyarakat.

Perilaku memilih merupakan realitassosial politik, dari berbagai ragammasyarakat di Kota Malang, sebagaimasyarakat yang bijak kita harus turutserta dalam proses pemilihan umum dalamrangka menentukan pemimpin yang akanmemimpin kita, dengan demikian, secaratidak langsung kita akan menentukanpembuat kebijakan yang akan berusahamensejahterakan masyarakat secara umum,dalam turut berpartisipasi dalam prosespemilihan umum sebagai masyarakat yangcerdas kita harus mampu menilai calonyang terbaik yang sekiranya mampu danmau mendengarkan aspirasi masyarakatagar pembangunan yang akan dilakukansesuai dengan keinginan masyarakat dantidak memilih calon yang hanyamementingkan diri sendiri ataukelompoknya saja sehingga melupakanjanji-janji yang sudah diucapkan dalammasa kampanye.

Masyarakat ikut memilih calonpresiden dan wakil presiden karena merekaingin mempunyai calon presiden dan wakilpresiden yang bisa menepati janji-janjinyadan bisa mensejahterakan masyarakat.Figur calon presiden dan wakil presidenbisa mempengaruhi masyarakat, karenamasyarakat bisa melihat dan menilai dengan

Page 76: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

189

Muhammad Hidayansyah, dkk. Peran KPU dalam Meningkatkan Partisipasi PolitikMasyarakat dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2014 di Kota Malang

sendirinya calon yang mereka inginkan,selain itu juga visi dan misi para calon jugabisa menjadikan salah satu alasan bagimasyarakat untuk ikut memilih sehinggatingkat partisipasih masyarakat KotaMalang semakin meningkat dalam pemilihanumum visi dan misi menjadi tolak ukuruntuk menjadi calon pemimpin, selain itujuga masyarakat juga pasti mengetahuibagaimana prilaku calon pemimpin, dengandemikian maka masyarakat Kota Malangsebelum memilih calon presiden dan wakilpresiden masyarakat harus benar-benarjeli dalam melihat dan mengamati calonpresiden dan wakil presiden yangdiinginkan oleh mereka.

Masyarakat Kota Malang sebagianbesar mempunyai respon yang baik akankegiatan pemilihan umum yang dilaksanakan5 tahun ini, karena dalam pemilihanmasyarakat bebas memilih calon pemimpinyang mereka inginkan, hal ini seperti yangdi sampaikan oleh Sekertaris DPC PDIPKota Malang yang sekaligus anggotaDPRD Kota Malang Periode 2014-2019.

Partisipasih politik masyarakat padapemilihan presiden dan wakil presiden diperlukan adanya dukungan dari semuaelemen masyarakat, selain masyarakatPartai Politik juga melakukan dukungandan bekerja sama dengan KPU KotaMalang guna berjalannya pemilihan umumdengan baik dan aman di Kota Malang,hal ini seperti hasil wawancara di atasbahwa peran partai politik sangat membantuKPU dalam melakukan sosialisasi,meskipun sosialisasi yang dilakukan olehpartai politik untuk mempromosikan calonpresidenya sendri, tetapi dengan cara itumasyarakat bisa mengetahui tentangpemilihan umum dan tata cara pencoblosan.

Pemilihan umum adalah tanggungjawab besar bagi KPU, maka dari ituKPU tidak bisa melaksanakan kegiatan ini

dengan sendri karena KPU pastimembutuhkan banyak bantuan dari semuapihak terutama pihak partai politik.Melihat kerjasama yang baik antar KPUdan partai politik, ini yang membuatpemilihan umum presiden dan wakilpresiden 2014 bisa berjalan dengan baikkhususnya di Kota Malang, dari hasilobservasi dan pengamatan pada pemilhanumum tidak ada konflik yangberkepanjangan antaran partai politik danKPU, dan tidak ada konflik antar sesamapartai politik di Kota Malang, selain ituagar pesta demokrasi ini bisa berjalandengan baik dan lancar, respon masyarakatKota Malang yang sangat baik, dariinformasih yang di dapatkan dilapangan,pemilihan umum presiden dan wakilpresiden tahun 2014 hampir tidak adaMoney Politik, dari hasil wawancaradengan masyarakat, hampir semuanyamengatakan tidak menenrima edaranuang politik

Praktek dari Money Politik dalampemilu sangat beragam. Diantara bentuk-bentuk kegiatan yang dianggap politikuang antara lain seperti distribusisumbangan baik berupa barang atau uangkepada para kader partai, penggembira,golongan atau kelompok tertentu,pemberian sumbangan dari konglomeratatau pengusaha bagi kepentingan partaipolitik tertentu, dengan konsesi-konsesiyang ilegal, dan penyalahgunaan wewenangdan fasilitas negara untuk kepentingan danatau mengundang simpati bagi partai poltiktertentu, misalnya penyalahgunaan dana JPSatau penyalahgunaan kredit murah KUTdan lain-lain.

Dari sisi waktunya, praktik MoneyPolitik di negara ini dapat dikelompokkanmenjadi beberapa tahapan-tahapan yaknipra pemungutan. Pada pra pemungutansuara mulai dari seleksi administrasi, masa

Page 77: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

190

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 2, November 2018, hal. 184-194

kampanye, masa tenang dan menjelangpemungutan. Sasarannya adalah parapemilih, terutama mereka yang masihmudah untuk dipengaruhi karenamasyarakat sangat gampang di hasut ataudi pengaruhi oleh orang lain maupunoknum-oknum politik lainnya, maka darimasyarakat harus jeli dan harus bisamenolak money politik yang datangdalam bentuk apapun yang di berikan olehpara oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab itu. Karena peran masyarakatsangat besar dalam pemilihan umum, karenaobjek dalam pemilihan umum adalahmasyarakat, tetapi terkadang hak merekadibeli atau di bayar dengan uang oleh paracalon pemimipin, tetapi dari penjelasaninforman yang di wawancara, masyarakatKota Malang tidak ada yang menerimauang money politik.

Praktek Money Politik atau yang lajimdi kenal dengan Politik Uang, kerap terjadidi negeri ini pada setiap yang namanyaPemilihan, baik itu dikalangan Partai Politik/Organisasi Masya/kepemudaan, maupunpemilihan dalam lingkaran pemerintahan,mulai dari tingkat Kepala Lingkungan/Kepala Desa, sampai kepada PemilihanKepala Daerah dan Calon AnggotaLegeslatif/ bahkan sampai kepada tahappemilihan kepala Negara.

Walaupun praktek Politik Uang yangdi jalankan/di lakukan oleh para calonyang akan di pilih, namun amatlah sukaruntuk membuktikannya. Seperti apa yangdi katakan Oleh Riyas Rasyit penggagasOtonomi Daerah yang mengatakan bahwaMoney Politik itu ibarat kentut. Yangtercium hanya baunya, namun untukmembuktikan siapa yang kentut sangatlahsukar. Karena bagaimanapun sipenerimauang dari calon yang akan di pilih tidakakan berani untuk buka mulut, di sebabkanada nya Undang undang yang mengatur,

sipemberi dan sipenerima sama samamelakukan korupsi dan diancam denganhukuman penjara, tetapi dari hasil observasidan wawancara bahawa masyarakat KotaMalang hampir 70% tidak ada yangmenerima suap atau menerima edaranmoney politik yang dilakukan beberapaoknum pada pemilihan umum presiden danwakil presiden 2014 kemarin. Secara garisbesar pemilihan presiden dan wakil presiden2014 masyarakat Kota Malang memilihsesuai dengan keinginan dan kemauan hati,karena masyarakat Kota Malang bersihdari money politik.Peran KPU Kota Malang dalamPemilihan Umum Presiden dan WakilPresiden 2014.

Sejak kemerdekaan hingga tahun2014 bangsa Indonesia telahmenyelenggarakan 11 kali pemilihanumum, yaitu 1945, 1971, 1977, 1982,1992, 1997, 1999, 2004, 2009 dan 2014.Akan tetapi pemilihan pada tahun 1955merupakan pemilihan umum yangdianggap istimewa karena ditengah suasanakemerdekaan yang masih tidak stabilIndonesia melakukan PEMILU, bahkandunia internasional memuji pemilu padatahun tersebut. Pemilihan umumberlangsung dengan terbuka, jujur dan fair,meski belum ada sarana komunikasisecanggih pada saat ini atau pun jaringankerja KPU, tetapi saat ini KPU mempunyaiperan yang sangat penting dan sangat besardalam pelaksanaan pemilihan presiden danwakil prsiden di Indonesia

Peran KPU sangat besar, karenadengan adanya KPU maka kegiatanpemilihan umum presiden dan wakilpresiden bisa berjalan dengan baik, bisabergerak cepat bahkan bisa menyatukanmasyarakat Indonesia dari sabang sampaimarouke, semuanya dilakukan untukmemudahkan masyarakat dalam

Page 78: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

191

Muhammad Hidayansyah, dkk. Peran KPU dalam Meningkatkan Partisipasi PolitikMasyarakat dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2014 di Kota Malang

menentukan presiden dan wakil presidenIndonesia. Pemilihan Umum presiden danwakil presiden adalah sarana pelaksanaankedaulatan rakyat yang diselenggarakansecara langsung, umum, bebas, rahasia,jujur dan adil dalam Negara KesatuanRepublik Indonesia berdasarkan Pancasiladan Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945. Agarterwujudnya tujuan utama pemilu yanglangsung, umum, bebas, rahasia, jujur danadil kepada para pemilih. Maka peranKPU menjadi salah satu tonggak utamadalam mengsukseskan pemilihan umumpresiden dan wakil presiden 2014.

Peran KPU Kota Malang dalampemilihan umum tahun 2014 sangat besar,sehingga tingkat partisipasih masyarakat diKota Malang sangat meningkat, peranKPU bukan hanya sekedar penyelenggeratetapi sebagai media untuk menyampaikaninformasih kepada masyarakat agarmasyarakat bisa menjadi pemilih yang bakdalam pemilihan umum 2014. Selain ituperan KPU juga adalah menyediakan danmemfasilitasi masyarakat dalam melakukankegiatan pemilihan umum, KPU mempunyaitanggung jawab yang besar dalammenyelenggarakan kegiatan ini, peranpenting KPU lah yang bisa membawasystem demokrasi di Indonesia semakinbaik, karena dengan kinerja KPU yangbaik dan jujur, maka masyarakatpun bisaleluasa memberikan hak mereka dalampemilihan pemilihan presiden dan wakilpresiden 2014. Dengan berbagai macamcara yang dilakukan oleh KPU KotaMalang, dari menyediakan layanan bagimasyarakat sampai dengan melakukansosialisasi. Hal ini sesuai dengan hasilwawancara dan observasi yang dilapangan, dan sebagaimana dokumenberikut ini, yang menjelaskan bagaimanaperan KPU Kota Malang.

Pemilihan umum merpukan kerja kerasKPU dalam melaksanakan pemilihanpresiden dan wakl presiden, tetapi kerjakeras KPU Kota Malang harus di topandengan partisipasi masyarakat KotaMalang, dari beberapa informan yang diwawancarai, memang masyarakat KotaMalang mengetahui tentang politik, tentangtata cara pencoblosan itu melalui sosialisasidari KPU Kota Malang, sehinggamasyarakat mengerti dan memahamitentang pencoblosan. Seperti yang diutarakan oleh salah satu informan yangtelah di wawancarai, mereka mengakumendapat info dari KPU ketika KPUmelakukan sosialisasi, karena dari pihakKPU melakukan sosialisasi bukan hanyabertatap muka tetapi KPU bersosialisasimelalui beberapa media seperti TV,Koran, Radio.

Strategi yang dilakukan oleh KPUadalah strategi yang sangat bagus, karenaKPU melakukan sosialisasi bukan hanyadengan satu cara, tetapi KPU melakukansosialisasi dengan berbgai cara daribersosialisasi bertatap muka sampai denganPanflet, baliho, dll. Segala cara yangdilakukan oleh KPU Kota Malang untukmemberikan informasih kepada masyarakatKota Malang hal ini lah yang membuatperan KPU Kota Malang semakin baikkarena dengan adanya peran KPUmasyarakat Kota Malang semakin tau dansemakin mengerti akan hak dan kawajibanmereka sebagai rakyat Indonesia, dengansosialisasi yang dilakukan oleh KPU makamasyarakat Kota Malang semakin mengertiakan tentang pemilihan umum. Dariberbagai sosialisasi yang dilakukan olehKPU salah satu yang sangat menunjangagar peran masyarakat meningkat, KPUmelakukan beberapa hal seperti dengandokumen berikut ini, yang dimana KPUmelakukan sosialisasi kepada masyarakat.

Page 79: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

192

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 2, November 2018, hal. 184-194

Selain bersosialisasi, peran KPUadalah memberikan ruang kepada partaipolitik untuk melakukan sosialisasi, karenaKPU juga bekerja sama dengan semuapihak untuk melaksanakan danmelancarkan pemilihan presiden dan wakilpresiden 2014, dengan kerjasama dengansemua pihak maka pemiihan umum bisaberjalan dengan baik, pekerjaan KPUbukan hanya mengsuskseskan pemilihanumum 2014, tetapi juga harusmeningkatkan partisipasi masyarakat, tetapiharus di akui oleh KPU bahwasanya peranpartai politik juga sangan besar dalam halpemilihan umum.

Peran KPU Kota Malang sangatbesar, selain dari berbagai sosialisasi yangdilakukan KPU juga menjalin kerja samadengan beberpa pihak dari pemerintahansampai dengan partai politik, selainpemerintah dan partai politik, KPU jugabekerjasama dengan pihak keamananseperti Kepolisian dan TNI, kerjasama inisangat berguna karena pemilihan umumrentang akan kehilangan suara, kerusukan,TPS, demo atau barbagai macam masalahlainya. Dari hasil observasi dan dokumenyang di dapatkan keberadaan pihakkeamanan sangat di perlukan sekali,

Mengacu dari penjelasan parainforman di atas, mengatakan bahwasangat besar peran KPU Kota Malangdalam meningkatkan partisipasi masyarakatdalam pemilihan umum presiden danwakil presiden 2014, terlihat dari bebagaicara yang dilakukan oleh KPU, darimelakukan sosialisasi, sampai bekerjasama dengan Pemerintahan, partai politikdan pasti masyarakat pun ikut berpartisipasidalam mendukung kinerja KPU terlihatbanyaknya relawan relawan yang ikumembatu KPU dalam kegiatan pemilihanumum, sehingga KPU tidak bekerja sendiri,berhasilyan pemilihan umum 2014 kemarin

karena kerjaama KPU Kota Malangdengan semua pihak.Faktor Pendukung dan PenghambatKPU Kota Malang dalam meningkatkanPartisipasi masyarakat dalam PemilihanPresiden dan Wakil Presiden 2014.

Banyak faktor yang membuatpartisipasi masyarakat dalam sebuahpemilihan bisa meningkat dan terkadangjuga bisa menurun, tampa terkecualipemilihan presiden dan wakil presiden.Faktor masyarakat tidak ikut dalampemilihan bisa jadi kurangnya informasihyang mereka terima, sehingga merekatidak menggunakan hak pilihnya karenamemilih Golput atau Apatis terhadappemilihan karena semakin berkurangnyatingkat kepercayaan mereka terhadappemimpinnya. Dalam suatu masyarakatterkadang usaha meningkatkan tingkatpemilih bisa dilakukan dengan berbagaicara dan tidak jauh dengan faktorpenghambat dan faktor pendukunganya.

Pemilihan umum bukanlah kegiatanyang sederhana, tetapi pemilihan umumadalah suatu kegiatan yang sangat besar,kegiatan yang mencakup seluruh elemenmasyarakat yang ada di Indonesia,pemilihan umum presiden dan wakilpresiden merupakan kegiatan yangmembutuhkan kerjasama yang baik, tetapitekadang pada saat kegiatan berlangsungpasti akan ada beberapa faktor yangmenghambat dan faktor yang mendukung

Faktor pendukung dan faktorpenghambat dalam suatu kegiatan pastiada, apalagi kegiatan Pemilu yangmelibatkan hampir seluruh masyarakatIndonesia, selain itu faktor pendukung danfaktor penghambat adalah bukti nyatabahwa menjalankan kegiatan besar sepertipemilihan umum bukanlah perkara yanggampang, pasti akan ada beberapapermasalahan yang di temui dalam

Page 80: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

193

Muhammad Hidayansyah, dkk. Peran KPU dalam Meningkatkan Partisipasi PolitikMasyarakat dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2014 di Kota Malang

melakukan kegiatan dari persoalan pemilihtetap, hak suara, money politik, demo,maka dari itu dari permasalahan yang didapatkan maka di perlukan kerjasamadengan bebrapa pihak, salah satunyaadalah pihak keamanan, dari hasilwawancara dan observasi di atas makabisa kita simpulkan bahwa faktorpenghambat dan pendukung itu ada. Halini di dukung oleh gambar berikut ini.

Faktor pendukung dan faktorpenghambat akan selalu ada di setiapkegatan pemilihan umum, seperti pada saatmelakukan sosialisasi tentang pemilihanumum kepada masyarakat Kota Malang.Faktor pendukung dan faktor penghambatselalu menjadi bahan evaluasi yang selaludilakukan dalam setiap kegiatan, karenaFaktor pendukung dan faktor penghambatadalah bagian yang tidak bisa kita lupakanatau kita hapus, Faktor pendukung danfaktor penghambat menjadi bagian yangpenting pada saat kegiatan yang akan kitalakukan selanjutnya. Dari hasil observasi,mengacu dari hasil penelitian dan hasilwawancara yang dilakukan di berbagaiinforman, faktor pendukung dan faktorpenghambat selalu menjadi titik perhatian,karena itu bisa menjadi bahan evalauasikembali dan faktor pendukung dan faktorpenghambat akan selalu ada di setiapkegiatan yang kita lakukan.

SIMPULANPartisipasi politik masyarakat dalam

pemilihan presiden dan wakil presiden2014 di Kota Malang sangat baik, bahkansangat meningkat di bandingkan partisipasipada tahun tahun sebelumnya. Hal inidilihat dari meningkatnya partisipasimencapai 70%, sedangkang tingkat Golputsemakin menurun yaitu 30%, hal inimenandakan bahwa masyarakat KotaMalang sudah mengerti dan memahami

tentang politik dan sudah mengertibagaimana mencoblos, dan sudahmemberikan hak pilihnya pada saatpemilihan presiden dan wakil presiden2014.

Peran KPU Kota Malang dalampemilihan umum presiden dan wakilpresiden 2014 sangat besar, karena KPUmerancang kegiatan dengan baik, darisosialisasi, pengurusan data, sampai hari Hpencoblosan, semua dilakukan oleh KPUguna meningkatkan partisipasi masyarakatKota Malang dalam pemilihan umum 2014,peran KPU Kota Malang mempunyaidampak positif terhadap partisipasimasyarakat Kota Malang sehingga terjadipeningkatan yang sangat signifikan daripaertisipasi masyarakat Kota Malang padapemilihan umum presiden dan wakilpresiden 2014.

Faktor pendukung dan faktorpenghambat KPU Kota Malang dalammeningkatkan partisipasi masyarakat dalampemilihan presiden dan wakil presiden diKota Malang sangat beragam dari faktorpendukung, seperti banyaknya masyarakatyang ingin menjadi relawan dalampemilihan umum presiden dan wakil preiden2014, selain itu adannya kerja sama KPUKota Malang dengan Pemerintahan KotaMalang, Partai Politik, TNI, Polri, danjuga kerja sama dengan masyarakat,sedangkan faktor penghambatnya terdiridari beberapa faktor seperti faktor teknis,faktor dana yang di alokasikan kepadaKPU untuk menjalankan kegiatan pemilihanumum presiden dan wakil presiden, selainitu juga faktor data masyarakat yangberpindah penduduk, dan faktor sosialisasiyang sedikit kurang berjalan baik dikarenakan masalah dana dan masalahlainnya.

Berdasarkan hasil penelitian danobservasi di lapangan, dengan kesimpulan

Page 81: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

194

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 2, November 2018, hal. 184-194

yang sudah tertera di atas, melalui banyakpertimbangan dari hasil penelitian yang dilakukan dan ada beberapa saran yangingin di sampaikan yaitu: Diharapkankepada masyarakat Kota Malang untukmeningkatkan lagi pengetahuan tentangpolitik, tentang menjadi masyarakat yangbaik dan benar tampa harus golput apalagimenerima uang dari pihak mana pun demimembeli hak suara anda, pemilu harusmelatih seluruh masyarakat di Indonesiauntuk tetap jujur, untuk tetap semangatmengikuti pemilihan umum yangdimana dilakukan lima tahun sekali yangdiperuntukan untuk masyarakat, makaikutilah agar masyarakat bisa menentukanpemimipin untuk indoneia kedepannya.

Bagi KPU Kota Malang semogakedepannya lebih bagus lagi dalammelakukan tugas dan kewajiban gunameningkatkan partisipasi masyarakat KotaMalang, dan lakukanlah sosialisasi bukanhanya di daerah Kota saja, tetapi juga didaerah daerah pinggir Kota, dan jugajangan sampai ada masyarakat KotaMalang yang tidak mengikuti pemilihanpresiden maupun pemilihan pemilihan yanglainnya. Semoga untuk kedepanyamasyarakat dan KPU Kota Malang bisabekerja sama dengan baik, dan juga kerjasama dengan pihak pihak yang lain sepertiPemerintahan, Partai Politik, Polri danTNI,dan semoga di pemilihan umum yangakan datang partisipasi masyarakat semakinmeningkat, dan kinerja KPU semakin baiklagi.

DAFTAR PUSTAKABudiardjo. Miriam. 1998. Partisipasi dan

Partai Politik. Jakarta: Yayasan OborIndonesia.

Bungin. Burhan. 2001. Metode PenelitianSosial. Surabaya: Airlangga universityPress.

Undang-undang Dasar Negara RepeublikIndonesia Pasal 1 ayat 2.

Undang-undang Dasar Negara RepublikIndonesia pasal 22 E ayat 3.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003tentang Pemilihan Umum Presiden danWakil Presiden (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2003Nomor 93, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor4311).

Undang-Undang Republik IndonesiaNomor 42 Tahun 2008 TentangPemilihan Umum Presiden Dan WakilPresiden.

Undang-Undang Repubilik Indonesia pasal10 ayat 2 Nomor 22 Tahun 2007.

Page 82: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

184

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 2, November 2018, hal. 184-194184

http://ejournal.umm.ac.id/index.php/civicus

Jurnal Civic HukumVolume 3, Nomor 2, November 2018P-ISSN 2623-0216 E-ISSN 2623-0224

PERAN KPU DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASIPOLITIK MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN UMUM

PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2014 DI KOTA MALANG

Muhammad Hidayansyah, Trisakti Handayani, M. SyahriFKIP Universitas Muhammadiyah Malang, Indonesia

Email: [email protected]

ABSTRAKPemilihan umum presiden dan wakil presiden merupakan acara lima tahun sekali yang

dilaksanakan di Indonesia, kegiatan ini sebagai wahana menyalurkan segala aspirasimasyarakat terutama dalam mempengaruhi keputusan politik, dan Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui peran dan partisipasi masyarakat Kota Malang dalam pemilihan presidendan wakil presiden tahun 2014 di Kota Malang, selain itu untuk mengetahui peran KPUKota Malang dalam pemilihan umum presiden dan wakil presiden 2014, dan untuk menjelaskanfaktor pendukung dan penghambat partisipasi masyarakat dalam pemilihan presiden danwakil presiden 2014.Penelitian ini menggunakan Model penelitian deskriptif, yaitu suatumodel penelitian dengan mencatat, mendeskripsikan dan menginterpratasikan peran KPUdalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan umum prseiden danwakil presiden 2014 di Kota Malang, dan penelitian ini menggunakan tiga tehnik pengumpulandata yaitu wawancara, dokumentasi dan observasi. Berdasarkan hasil penelitian, diperolehhasil bahwa peran KPU dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihnumum presiden dan wakil presiden 2014 di Kota Malang sangat besar. Artinya ini sesuaidengan realitas dan fakta yang terjadi di lapangan, bahwa tahun 2014 partisipasi masyarakatKota Malang sangat meningkat. Hal ini didukung oleh hasil wawancara dan observasikepada pememrintahan Kota Malang, Partai Politik dan Masyarakat Kota Malang, selain ituhal yang paling mendukung adalah hasil perthitungan suara di Kota Malang, menunjukansebanyak 70% masyarakat Kota Malang ikut berpartisipasi dalam pemilihan umum presidendan wakil presiden 2014 d Kota Malang.

Kata Kunci : Peran KPU, Partisipasi Masyarakat.

ABSTRACTGeneral election for president and vice president is an event held every five years in

Indonesia. This is a program which is used for channeling the aspirations of allcommunities, especially in influencing political decisions. This study aims to determine therole and participation of Malang communities in the presidential and vice presidentialelections 2014. Besides, this study also aims to determine the role of General ElectionsCommission (KPU) of Malang in general election of president and vice president in 2014,and to explain the enabling and inhibiting factors of communities’ participation in theelection of president and vice president in 2014. The approach used in this study isdescriptive study, which is a study model by noting, describing and interpreting the roleof KPU in increasing the communities’ political participation in the elections of presidentand vice president 2014 in Malang. This study uses three methods in collecting the data.They are interview, documentation, and observation. Based on the result of the study, itcan be concluded that the General Elections Commission has a big role in increasingcommunities’ political participation in the elections of president and vice president 2014in Malang. This means that it corresponds to the reality and the facts which occurred, thatin 2014 the participation of Malang communities greatly increased. This is supported bythe results of the interviews and observations to the government of Malang, PoliticalParties in Malang and also Malang communities. Besides, the most favorable case is the

Page 83: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

185

Muhammad Hidayansyah, dkk. Peran KPU dalam Meningkatkan Partisipasi PolitikMasyarakat dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2014 di Kota Malang

result of vote counting in Malang which shows as much as 70% of people in Malangparticipated in the elections for president and vice president 2014 in Malang.

Key words: Role of the General Elections Commissions, Communities Participations

PENDAHULUANDemokrasi adalah bentuk atau

mekanisme sistem pemerintahan suatuNegara sebagai upaya mewujudkankedaulatan rakyat (kekuasaan wargaNegara) atas Negara untuk dijalankan olehpemerintahan Negara tersebut. Demokrasimerupakan hak rakyat untuk memilihpemimpin yang di inginkan oleh rakyat itusendiri, seperti yang tertera di dalamUndang-undang Dasar Negara RepeublikIndonesia Pasal 1 ayat 2 yang berbunyi“Kedaulatan adalah di tangan rakyat, dandilakukan sepenuhmya oleh MajelisPermusyawaratan Rakyat”. Di tinjau daripasal 1 ayat 2, bisa disimpulkan bahwaDemokrasi merupakan kebebasan bagirakyat Indonesia untuk memilih danmenentukan Pemimpin yang merekainginkan tampa ada paksaan dari pihakmanapun. Dalam melakukan pemilihanuntuk menentukan seorang pemimpintidaklah muda, maka dari itu di Indonesiasudah mengatur tentang bagaimana memilihseorang pemimpin yaitu dengan carapemelihan umum (PEMILU).

Pemilu adalah sarana pelaksanaankedaulatan rakyat yang dilkasanalan secaralangsung, Mandiri, jujur, adil, kepastianhukum, tertib penyelenggara Pemilu,kepentingan umum, keterbukaan,proporsionalitas, profesionalitas,akuntabilitas, efisiensi, dan efektivitasberdasarkan pasal 2 Undang-UndangRepubilik Indonesia Nomor 22 Tahun 2007tentang asas penyelanggaraan pemilu..

Komisi Pemilihan Umum, selanjutnyadisingkat menjadi KPU, adalah lembagapenyelanggraan Pemilu yang bersifatNasional, tetap, dan mandiri yang bertugas

melaksnakan Pemilu. Komisi PemilihanUmum Kabupaten/kota, selanjutnyadisingkat KPUD, adalah penyelanggaraanpemilu yang bertugas melaksanakanpemilihan umum di tingkat kota/kabupaten.Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/kotamempunyai tugas dan wewenang dalammenyelanggarakan pemilihan umumPresiden dan wakil Presiden di tingkatkabupaten/kota berdasarkan pasal 10 ayat2 Undang-Undang Repubilik IndonesiaNomor 22 Tahun 2007. Pemilu merupakaninstrument pelaksanaan kedaulatan rakyatdalam Negara. Pemilu sebagai penyaluranatas hak asasi manusia karena merupakanlegalitas dan legitimasi politik dalamdemokrasi modern. Dalam Negara yangmempunyai penduduk besar, demokrasimerupakan sistem perwakilan yang dipilihlewat pemilu dan peserta pemilu dapatsecara kelembagaan (Parpol) atauperorangan. Indonesia merupakan Negaraterbesar yang memilih pemimpin dengancara pemilihan umum, seperti tertera didalam Undang-undang Dasar NegaraRepublik Indonesia pasal 22 E ayat 3yang berbunyi “ Pemilihan umumdiselenggarakan untuk memilih anggotaDewan Perwakilan Rakyat, DewanPerwakilan Daerah , Presiden dan WakilPresiden dan Dewan Perwakilan RakyatDaerah”. Dan Undang-Undang Nomor 23Tahun 2003 tentang Pemilihan UmumPresiden dan Wakil Presiden (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2003Nomor 93, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4311).Pemilihan umum dilaksanakan lima tahunsekali dan pemilihan Presiden dan wakilPresiden baru saja dilaksanakan di

Page 84: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

186

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 2, November 2018, hal. 184-194

Indonesia yaitu pada tanggal 09 Juli2014 yang dimenangkan pasangan calonPresiden Joko Widodo dan wakil PresidenYusuf Kalla sebagai presiden periode2014-2019. Pemilihan umum ini dilakukanserentak di seluruh wilayah Indonesiatermasuk di Kota Malang Propinsi JawaTimur. Khusus Kota Malang suara tertinggidiraih oleh calon presiden nomor urut 2yaitu presiden Joko Widodo dan wakilPresiden Yusuf Kalla dan sekarang sudahmenjadi presiden dan wakil presiden untukperiode tahun 2014-2019. Kemenanganyang di raih oleh Joko Widodo dan wakilPresiden Yusuf Kalla tidak lepas dari kerjakeras tim dan partai, dan khusus daerahKota Malang suara terbanyak diraih olehcalon presiden dan wakil presiden JokoWidodo dan wakil Presiden Yusuf Kalla.

Pelaksanaan pemilihan umum(PEMILU) di Indonesia tidak lepasdari kerjasama tim yang di pusat dan disetiap daerah termasuk di daerahKota Malang dengan berhasilnyaPEMILU tahun 2014, KPU Kota Malangmempunyai peran penting sehinggapemilihan umum (PEMILU) tahun 2014bisa berjalan dengan baik, dan dilihatdari pemilihan Presiden dan wakil presidendari tahun 2004 dan 2009 partisipasimasyarakat Kota Malang sangatlahrendah, sedangka pada saat pemilihanpresiden tahun 2014 partisipasi masyarakatKota Malang sangat tinggi. Berdasarkanpenjelasan yang sudah di paparkan di atasmaka presentase respon masyarakat KotaMalang terhadap pemilihan umum presidendan wakil presiden di tahun 2014 adalah70 %, dengan presentase tersebut makamasyarakat Kota Malang sudah mengertidan mengetahui bagaimana menjadi wargaNegara yang baik yaitu salah satunyaadalah dengan cara memilih presiden danwakil presiden.

Penyelanggaraan pemilihan Prrsidendan wakil Prseiden menurut UndangUndang Republik Indonesia nomor 42tahun 2008 tentang pemilihan umumPresiden dan Wakil presiden mempunyaitahapan tahapan penyelanggaraan PemiluPresiden dan Wakil Presiden meliputi :Penyusunan daftar Pemilih, Pendaftaranbakal Pasangan Calon, PenetapanPasangan Calon, Masa Kampanye, Masatenang, Pemungutan dan penghitungansuara, Penetapan hasil Pemilu Presidendan Wakil Presiden dan Pengucapansumpah/janji Presiden dan WakilPresiden.

Pemilihan umum (PEMILU) selalumenjadi kegiatan yang selalu diminati olehmasyarakat Indonesia, salah satunyaadalah pemilihan presiden dan wakilpresiden, berdasarkan penjelasan diatasbahwa di Kota Malang pada pemilihanpresiden dan wakil presiden tahun 2014tingkat partisipasih masyarakatnya sangatmeningkat dibandingkan tahun 2004 dan2009, hal ini yang membuat penelititertarik untuk melakukan penelitian di KotaMalang, karena melihat pertisipasimasyarakat yang sangat tinggi, makapeneliti ingin mengetahui apakahmeningkatnya partisipasi politik masyarakatdi Kota Malang meningkatnya karenaperan dari KPU Kota Malang ataumeningkatnya partisipasi masyarakat KotaMalang karena ada faktor faktor lain sepertiperan partai politik, dll.

METODERancangan penelitian yang digunakan

adalah rancangan penelitian deskriptif yangbertujuan membuat paparan secarasitematis, factual dan akurat mengenaifakta-fakta dan siafat-sifat populasi daerahtertentu secara harfiah, penelitian deskriptif

Page 85: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

187

Muhammad Hidayansyah, dkk. Peran KPU dalam Meningkatkan Partisipasi PolitikMasyarakat dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2014 di Kota Malang

merupakan penelitian yang bermaksuduntuk membuat deskripsi mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian (Suryabrata,2000:18-19).

Jenis pendekatan yang digunakanadalah pendekatan penelitian kualitatif,maksudnya adalah prosedur penelitian yangmenghasilkan data deskriptif berapa kata-kata tertulis , lisan dan orang-orang danperilaku yang dapat diamati . Jadi melaluipendekatan kualitatif akan didapatkan datadeskriptif artinya tidak terbatas padapengumpulan data dan penyusunan datamelalui analisa dan interprestasi tentangdata tersebut, data-data yang diperolehsecara tertulis dan lisan.

Data adalah bahan keterangan tentangsuatu objek penelitian. Defenisi katasebenarnya memiliki kemiripan dan definisiinformasi, hanya informasi lebih ditonjolkanaspek materi (Bungin , 2001:123). Sumberdata merupakan salah satu yang pentingdalam penelitian. kesalahan dalammenggunakan atau memahami sumber data,maka data yang didapatakan tidak sesuaidengan yang diharapkan, untuk itu harusmemahami sumber data yang diperolehdari para informan (Bungin, 2001:129).Data primer diperoleh dengan caramelakukan wawancara dengan kompetendengan menggunakan teknik purposivesampling. Teknik purposive samplingadalah teknik bertujuan memilih secaraacak siapa yang dijadikan informan karenainforman yang dipilih harus mengerti danmemahami masalah pemilihan Presiden danWakil Presiden 2014.

HASIL DAN PEMBAHASANPartisipasi Politik Masyarakat dalamPemilihan Umum Presiden dan WakilPresiden 2014 di Kota Malang.

Pemilihan umum merupakan kegiatanterbesar yang 5 tahun sekali dilaksanakan

di Indonesia, kegiatan Nasional inimelibatkan seluruh Elemen masyarakat,dan melibatkan Komisi Pemilihan UmumKabupaten/kota. Komisi Pemilihan UmumKabupaten/kota mempunyai tugas danwewenang dalam menyelanggarakanpemilihan umum Presiden dan wakilPresiden di tingkat kabupaten/kota.Pemilihan umum Presiden dan wakilpresiden adalah suatau pesta rakyat yangterbesar di Indonesia, karena melibatkansemua masyarakat Indonesia dari Sabangsampai Marouke, pemilihan umum yangdilaksanakan pada tanggal 9 Juli 2014kemarin memenangkan calon pasanganPresiden Joko Widodo dan wakil PresidenYusuf Kalla sebagai prsiden dan wakilpresiden Indonesia periode 2014-2019.

Melihat dari hasil Pemilihan Umum 9Juli 2014, terkait dengan partisipasimasyarakat Kota Malang dalam PemilihanUmum dapat dikatakan sangat baik,dikarenakan partisipasi masyarakat KotaMalang tahun 2014 meningkat dibandingkan tahun 2009, ini dikarenakankerjasama seluruh pihak, dari KPU, PartaiPolitik, Pemerintahan Kota Malang, TNI,Polisi, dan Masyarakat Kota Malang.Meningkatnya partisipasi masyarakat KotaMalang sangat berpengaruh besar terhadaphasil suara yang menentukan Prseiden danWakil Presiden 2014-2009.

Partisipasi masyarakat mempunyaipeningkatan yang sangat signifikan dan tolakukur partisipasi politik masyarakat dilihatdari jumlah pemilih yang ikut dalampemilihan umum kemarin, dengan melihatpartisipasi masyarakat dalam pemilihanpresiden dan wakil presiden makamasyarakat sangat antusias dalammengikuti pemilihan umum, ini di karenakanmasyarakat merupakan suatu systemyamg mempunyai hubungan-hubunganyang ditata dan masyarakat merasa

Page 86: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

188

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 2, November 2018, hal. 184-194

mempunyai identitas atau hak yang samadalam mengikuti pemilihan umum,hal ini seperti yang dijelaskan oleh RobertM. Mclver dalam Budiardjo (2009:46)masyarakat adalah suatu sistemhubungan-hubungan yang ditata. Sementaraitu, Koentjaraningrat mengatakan“Masyarakat adalah kesatuan hidupmanusia yang berinteraksi menurut suatusistem adat istiadat tertentu yang terikatoleh suatu rasa identitas bersama. Hal inijuga seperti yang di jelaskan oleh KetuaDevisi Sosialisasi, Organisasi dan Hubunganantar Lembaga KPU Kota Malang.

Mengacu pada hasil wawancara diatas dapat dijelaskan bahwa untuk melihatpartisipasi politik masyarakat Kota Malangyang menjadi tolak ukur adalah jumlahpemilih yang ikut dalam pemilihan umum2014 kemarin, maka dari itu bisa kitasimpulkan bahwa pasrtisipasi masyarakatsangat besar dalam menentukan presidendan wakil presiden 2014-2019, dan darihasil Obeservasi tercatat masyarakat KotaMalang yang ikut berpartisipasi padapemilihan umum presiden dan wakilpresiden adalah sebanyak 459.506, dandari data tersebut sebanyak 453.099masyarakat Kota Malang yang mempunyaisuarah sah, dan 6.407 suara tidak sah.Dalam pemilihan umum, masyarakatmenjadi objek utama karena masyarakatlahyang mempunyai hak memilih dan tidakada paksaan dari pihak lain.

Masyarakat Kota Malang sebagianbesar sudah mengerti dan faham mengenaipemilihan umum, hal ini terlihat dari hasilobservasi dan dari hasil wawancara kepadainforman yang sebagian besar adalahmasyarakat Kota Malang, meningkatnyaketerlibatan masyarakat dalampenyelenggaraan Pemilihan Umum,menunjukan semakin kuatnya tatanandemokrasi dalam sebuah negara.

Demokrasi menghendaki adanyaketerlibatan rakyat dalam setiappenyelenggaraan yang dilakukan negara.Rakyat diposisikan sebagai aktor pentingdalam tatanan demokrasi, karena padahakekatnya demokrasi mendasarkan padalogika persamaan dan gagasan bahwapemerintah memerlukan persetujuan dariyang diperintah. Keterlibatan masyarakatmenjadi unsur dasar dalam demokrasi,untuk itu, penyelenggaraan pemilu sebagaisarana dalam melaksanakan demokrasi,tentu saja tidak boleh dilepaskan dariadanya keterlibatan masyarakat.

Perilaku memilih merupakan realitassosial politik, dari berbagai ragammasyarakat di Kota Malang, sebagaimasyarakat yang bijak kita harus turutserta dalam proses pemilihan umum dalamrangka menentukan pemimpin yang akanmemimpin kita, dengan demikian, secaratidak langsung kita akan menentukanpembuat kebijakan yang akan berusahamensejahterakan masyarakat secara umum,dalam turut berpartisipasi dalam prosespemilihan umum sebagai masyarakat yangcerdas kita harus mampu menilai calonyang terbaik yang sekiranya mampu danmau mendengarkan aspirasi masyarakatagar pembangunan yang akan dilakukansesuai dengan keinginan masyarakat dantidak memilih calon yang hanyamementingkan diri sendiri ataukelompoknya saja sehingga melupakanjanji-janji yang sudah diucapkan dalammasa kampanye.

Masyarakat ikut memilih calonpresiden dan wakil presiden karena merekaingin mempunyai calon presiden dan wakilpresiden yang bisa menepati janji-janjinyadan bisa mensejahterakan masyarakat.Figur calon presiden dan wakil presidenbisa mempengaruhi masyarakat, karenamasyarakat bisa melihat dan menilai dengan

Page 87: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

189

Muhammad Hidayansyah, dkk. Peran KPU dalam Meningkatkan Partisipasi PolitikMasyarakat dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2014 di Kota Malang

sendirinya calon yang mereka inginkan,selain itu juga visi dan misi para calon jugabisa menjadikan salah satu alasan bagimasyarakat untuk ikut memilih sehinggatingkat partisipasih masyarakat KotaMalang semakin meningkat dalam pemilihanumum visi dan misi menjadi tolak ukuruntuk menjadi calon pemimpin, selain itujuga masyarakat juga pasti mengetahuibagaimana prilaku calon pemimpin, dengandemikian maka masyarakat Kota Malangsebelum memilih calon presiden dan wakilpresiden masyarakat harus benar-benarjeli dalam melihat dan mengamati calonpresiden dan wakil presiden yangdiinginkan oleh mereka.

Masyarakat Kota Malang sebagianbesar mempunyai respon yang baik akankegiatan pemilihan umum yang dilaksanakan5 tahun ini, karena dalam pemilihanmasyarakat bebas memilih calon pemimpinyang mereka inginkan, hal ini seperti yangdi sampaikan oleh Sekertaris DPC PDIPKota Malang yang sekaligus anggotaDPRD Kota Malang Periode 2014-2019.

Partisipasih politik masyarakat padapemilihan presiden dan wakil presiden diperlukan adanya dukungan dari semuaelemen masyarakat, selain masyarakatPartai Politik juga melakukan dukungandan bekerja sama dengan KPU KotaMalang guna berjalannya pemilihan umumdengan baik dan aman di Kota Malang,hal ini seperti hasil wawancara di atasbahwa peran partai politik sangat membantuKPU dalam melakukan sosialisasi,meskipun sosialisasi yang dilakukan olehpartai politik untuk mempromosikan calonpresidenya sendri, tetapi dengan cara itumasyarakat bisa mengetahui tentangpemilihan umum dan tata cara pencoblosan.

Pemilihan umum adalah tanggungjawab besar bagi KPU, maka dari ituKPU tidak bisa melaksanakan kegiatan ini

dengan sendri karena KPU pastimembutuhkan banyak bantuan dari semuapihak terutama pihak partai politik.Melihat kerjasama yang baik antar KPUdan partai politik, ini yang membuatpemilihan umum presiden dan wakilpresiden 2014 bisa berjalan dengan baikkhususnya di Kota Malang, dari hasilobservasi dan pengamatan pada pemilhanumum tidak ada konflik yangberkepanjangan antaran partai politik danKPU, dan tidak ada konflik antar sesamapartai politik di Kota Malang, selain ituagar pesta demokrasi ini bisa berjalandengan baik dan lancar, respon masyarakatKota Malang yang sangat baik, dariinformasih yang di dapatkan dilapangan,pemilihan umum presiden dan wakilpresiden tahun 2014 hampir tidak adaMoney Politik, dari hasil wawancaradengan masyarakat, hampir semuanyamengatakan tidak menenrima edaranuang politik

Praktek dari Money Politik dalampemilu sangat beragam. Diantara bentuk-bentuk kegiatan yang dianggap politikuang antara lain seperti distribusisumbangan baik berupa barang atau uangkepada para kader partai, penggembira,golongan atau kelompok tertentu,pemberian sumbangan dari konglomeratatau pengusaha bagi kepentingan partaipolitik tertentu, dengan konsesi-konsesiyang ilegal, dan penyalahgunaan wewenangdan fasilitas negara untuk kepentingan danatau mengundang simpati bagi partai poltiktertentu, misalnya penyalahgunaan dana JPSatau penyalahgunaan kredit murah KUTdan lain-lain.

Dari sisi waktunya, praktik MoneyPolitik di negara ini dapat dikelompokkanmenjadi beberapa tahapan-tahapan yaknipra pemungutan. Pada pra pemungutansuara mulai dari seleksi administrasi, masa

Page 88: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

190

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 2, November 2018, hal. 184-194

kampanye, masa tenang dan menjelangpemungutan. Sasarannya adalah parapemilih, terutama mereka yang masihmudah untuk dipengaruhi karenamasyarakat sangat gampang di hasut ataudi pengaruhi oleh orang lain maupunoknum-oknum politik lainnya, maka darimasyarakat harus jeli dan harus bisamenolak money politik yang datangdalam bentuk apapun yang di berikan olehpara oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab itu. Karena peran masyarakatsangat besar dalam pemilihan umum, karenaobjek dalam pemilihan umum adalahmasyarakat, tetapi terkadang hak merekadibeli atau di bayar dengan uang oleh paracalon pemimipin, tetapi dari penjelasaninforman yang di wawancara, masyarakatKota Malang tidak ada yang menerimauang money politik.

Praktek Money Politik atau yang lajimdi kenal dengan Politik Uang, kerap terjadidi negeri ini pada setiap yang namanyaPemilihan, baik itu dikalangan Partai Politik/Organisasi Masya/kepemudaan, maupunpemilihan dalam lingkaran pemerintahan,mulai dari tingkat Kepala Lingkungan/Kepala Desa, sampai kepada PemilihanKepala Daerah dan Calon AnggotaLegeslatif/ bahkan sampai kepada tahappemilihan kepala Negara.

Walaupun praktek Politik Uang yangdi jalankan/di lakukan oleh para calonyang akan di pilih, namun amatlah sukaruntuk membuktikannya. Seperti apa yangdi katakan Oleh Riyas Rasyit penggagasOtonomi Daerah yang mengatakan bahwaMoney Politik itu ibarat kentut. Yangtercium hanya baunya, namun untukmembuktikan siapa yang kentut sangatlahsukar. Karena bagaimanapun sipenerimauang dari calon yang akan di pilih tidakakan berani untuk buka mulut, di sebabkanada nya Undang undang yang mengatur,

sipemberi dan sipenerima sama samamelakukan korupsi dan diancam denganhukuman penjara, tetapi dari hasil observasidan wawancara bahawa masyarakat KotaMalang hampir 70% tidak ada yangmenerima suap atau menerima edaranmoney politik yang dilakukan beberapaoknum pada pemilihan umum presiden danwakil presiden 2014 kemarin. Secara garisbesar pemilihan presiden dan wakil presiden2014 masyarakat Kota Malang memilihsesuai dengan keinginan dan kemauan hati,karena masyarakat Kota Malang bersihdari money politik.Peran KPU Kota Malang dalamPemilihan Umum Presiden dan WakilPresiden 2014.

Sejak kemerdekaan hingga tahun2014 bangsa Indonesia telahmenyelenggarakan 11 kali pemilihanumum, yaitu 1945, 1971, 1977, 1982,1992, 1997, 1999, 2004, 2009 dan 2014.Akan tetapi pemilihan pada tahun 1955merupakan pemilihan umum yangdianggap istimewa karena ditengah suasanakemerdekaan yang masih tidak stabilIndonesia melakukan PEMILU, bahkandunia internasional memuji pemilu padatahun tersebut. Pemilihan umumberlangsung dengan terbuka, jujur dan fair,meski belum ada sarana komunikasisecanggih pada saat ini atau pun jaringankerja KPU, tetapi saat ini KPU mempunyaiperan yang sangat penting dan sangat besardalam pelaksanaan pemilihan presiden danwakil prsiden di Indonesia

Peran KPU sangat besar, karenadengan adanya KPU maka kegiatanpemilihan umum presiden dan wakilpresiden bisa berjalan dengan baik, bisabergerak cepat bahkan bisa menyatukanmasyarakat Indonesia dari sabang sampaimarouke, semuanya dilakukan untukmemudahkan masyarakat dalam

Page 89: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

191

Muhammad Hidayansyah, dkk. Peran KPU dalam Meningkatkan Partisipasi PolitikMasyarakat dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2014 di Kota Malang

menentukan presiden dan wakil presidenIndonesia. Pemilihan Umum presiden danwakil presiden adalah sarana pelaksanaankedaulatan rakyat yang diselenggarakansecara langsung, umum, bebas, rahasia,jujur dan adil dalam Negara KesatuanRepublik Indonesia berdasarkan Pancasiladan Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945. Agarterwujudnya tujuan utama pemilu yanglangsung, umum, bebas, rahasia, jujur danadil kepada para pemilih. Maka peranKPU menjadi salah satu tonggak utamadalam mengsukseskan pemilihan umumpresiden dan wakil presiden 2014.

Peran KPU Kota Malang dalampemilihan umum tahun 2014 sangat besar,sehingga tingkat partisipasih masyarakat diKota Malang sangat meningkat, peranKPU bukan hanya sekedar penyelenggeratetapi sebagai media untuk menyampaikaninformasih kepada masyarakat agarmasyarakat bisa menjadi pemilih yang bakdalam pemilihan umum 2014. Selain ituperan KPU juga adalah menyediakan danmemfasilitasi masyarakat dalam melakukankegiatan pemilihan umum, KPU mempunyaitanggung jawab yang besar dalammenyelenggarakan kegiatan ini, peranpenting KPU lah yang bisa membawasystem demokrasi di Indonesia semakinbaik, karena dengan kinerja KPU yangbaik dan jujur, maka masyarakatpun bisaleluasa memberikan hak mereka dalampemilihan pemilihan presiden dan wakilpresiden 2014. Dengan berbagai macamcara yang dilakukan oleh KPU KotaMalang, dari menyediakan layanan bagimasyarakat sampai dengan melakukansosialisasi. Hal ini sesuai dengan hasilwawancara dan observasi yang dilapangan, dan sebagaimana dokumenberikut ini, yang menjelaskan bagaimanaperan KPU Kota Malang.

Pemilihan umum merpukan kerja kerasKPU dalam melaksanakan pemilihanpresiden dan wakl presiden, tetapi kerjakeras KPU Kota Malang harus di topandengan partisipasi masyarakat KotaMalang, dari beberapa informan yang diwawancarai, memang masyarakat KotaMalang mengetahui tentang politik, tentangtata cara pencoblosan itu melalui sosialisasidari KPU Kota Malang, sehinggamasyarakat mengerti dan memahamitentang pencoblosan. Seperti yang diutarakan oleh salah satu informan yangtelah di wawancarai, mereka mengakumendapat info dari KPU ketika KPUmelakukan sosialisasi, karena dari pihakKPU melakukan sosialisasi bukan hanyabertatap muka tetapi KPU bersosialisasimelalui beberapa media seperti TV,Koran, Radio.

Strategi yang dilakukan oleh KPUadalah strategi yang sangat bagus, karenaKPU melakukan sosialisasi bukan hanyadengan satu cara, tetapi KPU melakukansosialisasi dengan berbgai cara daribersosialisasi bertatap muka sampai denganPanflet, baliho, dll. Segala cara yangdilakukan oleh KPU Kota Malang untukmemberikan informasih kepada masyarakatKota Malang hal ini lah yang membuatperan KPU Kota Malang semakin baikkarena dengan adanya peran KPUmasyarakat Kota Malang semakin tau dansemakin mengerti akan hak dan kawajibanmereka sebagai rakyat Indonesia, dengansosialisasi yang dilakukan oleh KPU makamasyarakat Kota Malang semakin mengertiakan tentang pemilihan umum. Dariberbagai sosialisasi yang dilakukan olehKPU salah satu yang sangat menunjangagar peran masyarakat meningkat, KPUmelakukan beberapa hal seperti dengandokumen berikut ini, yang dimana KPUmelakukan sosialisasi kepada masyarakat.

Page 90: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

192

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 2, November 2018, hal. 184-194

Selain bersosialisasi, peran KPUadalah memberikan ruang kepada partaipolitik untuk melakukan sosialisasi, karenaKPU juga bekerja sama dengan semuapihak untuk melaksanakan danmelancarkan pemilihan presiden dan wakilpresiden 2014, dengan kerjasama dengansemua pihak maka pemiihan umum bisaberjalan dengan baik, pekerjaan KPUbukan hanya mengsuskseskan pemilihanumum 2014, tetapi juga harusmeningkatkan partisipasi masyarakat, tetapiharus di akui oleh KPU bahwasanya peranpartai politik juga sangan besar dalam halpemilihan umum.

Peran KPU Kota Malang sangatbesar, selain dari berbagai sosialisasi yangdilakukan KPU juga menjalin kerja samadengan beberpa pihak dari pemerintahansampai dengan partai politik, selainpemerintah dan partai politik, KPU jugabekerjasama dengan pihak keamananseperti Kepolisian dan TNI, kerjasama inisangat berguna karena pemilihan umumrentang akan kehilangan suara, kerusukan,TPS, demo atau barbagai macam masalahlainya. Dari hasil observasi dan dokumenyang di dapatkan keberadaan pihakkeamanan sangat di perlukan sekali,

Mengacu dari penjelasan parainforman di atas, mengatakan bahwasangat besar peran KPU Kota Malangdalam meningkatkan partisipasi masyarakatdalam pemilihan umum presiden danwakil presiden 2014, terlihat dari bebagaicara yang dilakukan oleh KPU, darimelakukan sosialisasi, sampai bekerjasama dengan Pemerintahan, partai politikdan pasti masyarakat pun ikut berpartisipasidalam mendukung kinerja KPU terlihatbanyaknya relawan relawan yang ikumembatu KPU dalam kegiatan pemilihanumum, sehingga KPU tidak bekerja sendiri,berhasilyan pemilihan umum 2014 kemarin

karena kerjaama KPU Kota Malangdengan semua pihak.Faktor Pendukung dan PenghambatKPU Kota Malang dalam meningkatkanPartisipasi masyarakat dalam PemilihanPresiden dan Wakil Presiden 2014.

Banyak faktor yang membuatpartisipasi masyarakat dalam sebuahpemilihan bisa meningkat dan terkadangjuga bisa menurun, tampa terkecualipemilihan presiden dan wakil presiden.Faktor masyarakat tidak ikut dalampemilihan bisa jadi kurangnya informasihyang mereka terima, sehingga merekatidak menggunakan hak pilihnya karenamemilih Golput atau Apatis terhadappemilihan karena semakin berkurangnyatingkat kepercayaan mereka terhadappemimpinnya. Dalam suatu masyarakatterkadang usaha meningkatkan tingkatpemilih bisa dilakukan dengan berbagaicara dan tidak jauh dengan faktorpenghambat dan faktor pendukunganya.

Pemilihan umum bukanlah kegiatanyang sederhana, tetapi pemilihan umumadalah suatu kegiatan yang sangat besar,kegiatan yang mencakup seluruh elemenmasyarakat yang ada di Indonesia,pemilihan umum presiden dan wakilpresiden merupakan kegiatan yangmembutuhkan kerjasama yang baik, tetapitekadang pada saat kegiatan berlangsungpasti akan ada beberapa faktor yangmenghambat dan faktor yang mendukung

Faktor pendukung dan faktorpenghambat dalam suatu kegiatan pastiada, apalagi kegiatan Pemilu yangmelibatkan hampir seluruh masyarakatIndonesia, selain itu faktor pendukung danfaktor penghambat adalah bukti nyatabahwa menjalankan kegiatan besar sepertipemilihan umum bukanlah perkara yanggampang, pasti akan ada beberapapermasalahan yang di temui dalam

Page 91: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

193

Muhammad Hidayansyah, dkk. Peran KPU dalam Meningkatkan Partisipasi PolitikMasyarakat dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2014 di Kota Malang

melakukan kegiatan dari persoalan pemilihtetap, hak suara, money politik, demo,maka dari itu dari permasalahan yang didapatkan maka di perlukan kerjasamadengan bebrapa pihak, salah satunyaadalah pihak keamanan, dari hasilwawancara dan observasi di atas makabisa kita simpulkan bahwa faktorpenghambat dan pendukung itu ada. Halini di dukung oleh gambar berikut ini.

Faktor pendukung dan faktorpenghambat akan selalu ada di setiapkegatan pemilihan umum, seperti pada saatmelakukan sosialisasi tentang pemilihanumum kepada masyarakat Kota Malang.Faktor pendukung dan faktor penghambatselalu menjadi bahan evaluasi yang selaludilakukan dalam setiap kegiatan, karenaFaktor pendukung dan faktor penghambatadalah bagian yang tidak bisa kita lupakanatau kita hapus, Faktor pendukung danfaktor penghambat menjadi bagian yangpenting pada saat kegiatan yang akan kitalakukan selanjutnya. Dari hasil observasi,mengacu dari hasil penelitian dan hasilwawancara yang dilakukan di berbagaiinforman, faktor pendukung dan faktorpenghambat selalu menjadi titik perhatian,karena itu bisa menjadi bahan evalauasikembali dan faktor pendukung dan faktorpenghambat akan selalu ada di setiapkegiatan yang kita lakukan.

SIMPULANPartisipasi politik masyarakat dalam

pemilihan presiden dan wakil presiden2014 di Kota Malang sangat baik, bahkansangat meningkat di bandingkan partisipasipada tahun tahun sebelumnya. Hal inidilihat dari meningkatnya partisipasimencapai 70%, sedangkang tingkat Golputsemakin menurun yaitu 30%, hal inimenandakan bahwa masyarakat KotaMalang sudah mengerti dan memahami

tentang politik dan sudah mengertibagaimana mencoblos, dan sudahmemberikan hak pilihnya pada saatpemilihan presiden dan wakil presiden2014.

Peran KPU Kota Malang dalampemilihan umum presiden dan wakilpresiden 2014 sangat besar, karena KPUmerancang kegiatan dengan baik, darisosialisasi, pengurusan data, sampai hari Hpencoblosan, semua dilakukan oleh KPUguna meningkatkan partisipasi masyarakatKota Malang dalam pemilihan umum 2014,peran KPU Kota Malang mempunyaidampak positif terhadap partisipasimasyarakat Kota Malang sehingga terjadipeningkatan yang sangat signifikan daripaertisipasi masyarakat Kota Malang padapemilihan umum presiden dan wakilpresiden 2014.

Faktor pendukung dan faktorpenghambat KPU Kota Malang dalammeningkatkan partisipasi masyarakat dalampemilihan presiden dan wakil presiden diKota Malang sangat beragam dari faktorpendukung, seperti banyaknya masyarakatyang ingin menjadi relawan dalampemilihan umum presiden dan wakil preiden2014, selain itu adannya kerja sama KPUKota Malang dengan Pemerintahan KotaMalang, Partai Politik, TNI, Polri, danjuga kerja sama dengan masyarakat,sedangkan faktor penghambatnya terdiridari beberapa faktor seperti faktor teknis,faktor dana yang di alokasikan kepadaKPU untuk menjalankan kegiatan pemilihanumum presiden dan wakil presiden, selainitu juga faktor data masyarakat yangberpindah penduduk, dan faktor sosialisasiyang sedikit kurang berjalan baik dikarenakan masalah dana dan masalahlainnya.

Berdasarkan hasil penelitian danobservasi di lapangan, dengan kesimpulan

Page 92: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

194

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 2, November 2018, hal. 184-194

yang sudah tertera di atas, melalui banyakpertimbangan dari hasil penelitian yang dilakukan dan ada beberapa saran yangingin di sampaikan yaitu: Diharapkankepada masyarakat Kota Malang untukmeningkatkan lagi pengetahuan tentangpolitik, tentang menjadi masyarakat yangbaik dan benar tampa harus golput apalagimenerima uang dari pihak mana pun demimembeli hak suara anda, pemilu harusmelatih seluruh masyarakat di Indonesiauntuk tetap jujur, untuk tetap semangatmengikuti pemilihan umum yangdimana dilakukan lima tahun sekali yangdiperuntukan untuk masyarakat, makaikutilah agar masyarakat bisa menentukanpemimipin untuk indoneia kedepannya.

Bagi KPU Kota Malang semogakedepannya lebih bagus lagi dalammelakukan tugas dan kewajiban gunameningkatkan partisipasi masyarakat KotaMalang, dan lakukanlah sosialisasi bukanhanya di daerah Kota saja, tetapi juga didaerah daerah pinggir Kota, dan jugajangan sampai ada masyarakat KotaMalang yang tidak mengikuti pemilihanpresiden maupun pemilihan pemilihan yanglainnya. Semoga untuk kedepanyamasyarakat dan KPU Kota Malang bisabekerja sama dengan baik, dan juga kerjasama dengan pihak pihak yang lain sepertiPemerintahan, Partai Politik, Polri danTNI,dan semoga di pemilihan umum yangakan datang partisipasi masyarakat semakinmeningkat, dan kinerja KPU semakin baiklagi.

DAFTAR PUSTAKABudiardjo. Miriam. 1998. Partisipasi dan

Partai Politik. Jakarta: Yayasan OborIndonesia.

Bungin. Burhan. 2001. Metode PenelitianSosial. Surabaya: Airlangga universityPress.

Undang-undang Dasar Negara RepeublikIndonesia Pasal 1 ayat 2.

Undang-undang Dasar Negara RepublikIndonesia pasal 22 E ayat 3.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003tentang Pemilihan Umum Presiden danWakil Presiden (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2003Nomor 93, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor4311).

Undang-Undang Republik IndonesiaNomor 42 Tahun 2008 TentangPemilihan Umum Presiden Dan WakilPresiden.

Undang-Undang Repubilik Indonesia pasal10 ayat 2 Nomor 22 Tahun 2007.

Page 93: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

208

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 2, November 2018, hal. 208-215208

http://ejournal.umm.ac.id/index.php/civicus

Jurnal Civic HukumVolume 3, Nomor 2, November 2018P-ISSN 2623-0216 E-ISSN 2623-0224

MODEL PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARANPPKn BERBASIS ANDROID DI SMPN 25 MALANG

Naufal Muhammad Kautsar, Nurul Zuriah, Rohmad WidodoFKIP Universitas Muhammadiyah Malang, Indonesia

Email: [email protected]

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui kondisi kegiatan belajar dan mengajar

PPKn sebelum adanya penerapan pengembangan media pembelajaran berbasis android.(2).Mengetahui pengembangan media pembelajaran berbasis IT yang ada di SMPN 25Malang. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitianresearch and development. Sumber data dipilih kepala sekolah, guru kelas VIII, sertapeserta didik kelas 8 di SMP Negeri 25 Malang. Penelitian ini dilaksanakan kurang lebihmemerlukan waktu 6 bulan. Penelitian pengembangan ini menghasilkan produk akhir mediapembelajaran berbasis aplikasi android yang disebut dengan media BENEKO Educapp.Pengembangan media dikembangkan melalui lima tahapan (analisis, design, development,implementation and evaluation). Berdasarkan hasil uji coba lapangan yang dilakukan padakelas kecil dan besar. Uji coba kelas kecil dilakukan pada kelas VIII B dengan sampelrandom sebanyak 5 peserta didik, memperoleh hasil 82.6% , disimpulan produk ini layakdigunakan.Hasil uji coba luas dilakukan kepada kelas A, B, D. Hasil yang diperoleh 29peserta didik kelas VIII A SMPN 25 Malang memperoleh respon dengan presentase 78,2%, disimpulkan produk ini layak untuk digunakan. Uji coba luas dilakukan kepada 28 pesertadidik kelas VIII C SMPN 25 Malang memperoleh respon dengan presentase 74.7 %,disimpulkan produk ini cukup layak untuk digunakan. Uji coba luas dilakukan kepada 29peserta didik kelas VIII D SMPN 25 Malang memperoleh respon dengan presentase 87, 6%, disimpulkan produk ini sangat layak untuk digunakan.Terakhir uji coba lapangandilakukan kepada guru PPKn kelas VIII SMPN 25 Malang memperoleh respon dengan skor92, 7 %, disimpulkan produk ini sangat layak untuk digunakan.

Kata Kunci: Android, BENEKO Educapp, Media, PPKn.

ABSTRACTThis study aims to: (1) Know the condition of teaching and learning activities of PPKn

before the implementation of the development of android-based learning media. (2).Knowing the development of IT-based learning media in SMPN 25 Malang. The type ofresearch used in this study is the type of research and development research. As a datasource selected principals, teachers class VIII, and 8th graders in SMP Negeri 25 Malang.This study was conducted approximately 1-6 months.This development research producesthe end product of instructional media based on android application called BENEKOEducapp media. Media development is developed through five stages (analysis, design,development, implementation and evaluation).Based on field trials conducted on small andlarge classes. For small classes done in class VIII B with random samples of 5 students,obtained 82.6% results, this product concluded feasible to use. For extensive testingconducted to class A, B, D. The results obtained by 29 students of grade VIII A SMPN25 Malang get response with percentage of 78.2%, it is concluded that this product issuitable for use. Extensive trials conducted to 28 students of grade VIII C SMPN 25 Malangget response with a percentage of 74.7%, concluded this product is quite feasible to use.Extensive trials were conducted to 29 students of grade VIII D SMPN 25 Malang obtainedresponse with 87% percentage, 6%, concluded this product is very feasible to use. The

Page 94: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

209

Naufal Muhammad Kautsar, Nurul Zuriah, Rohmad Widodo,Model Pengembangan Media Pembelajaran PPKn Berbasis Android di Smpn 25 Malang

last field trial was done to the teacher of Vocational School VIII SMPN 25 Malang getresponse with score 92,7%, concluded this product very feasible to be used.

Keywords: Android, BENEKO Educapp, Media, PPKn.

PENDAHULUANPerkembangan teknologi saat ini

sudah sangat pesat dan canggih, anakmuda sekarang khususnya peserta didikSMA dan SMP sudah jauh lebih menguasaiteknologi dibanding generasi sebelumnya,anak-anak SMP dan SMA sekarang sudahmempunyai gadget canggih sepertihandphone untuk menunjang kehidupan.Sebagai seorang pendidik tentu harus bisamengimbangi anak muda zaman sekarangdalam hal melek teknologi, supaya tidakdianggap ketinggalan zaman dandiremehkan peserta didik.

PPKn (Civic Education) adalahpembelajaran yang menggugah rasa ingintahu dan kepercayaan (trust) terhadapnorma–norma sosial yang mengaturhubungan personal dalam masyarakatsebagaimana mengatur partisipasi politik(Alberta dalam Susiatik, 2013).

Mata pelajaran Pendidikan Pancasiladan Kewaraganegaraan hilang maknanyaapabila peserta didik tidak menyukai matapelajaran tersebut. Ketidaksukaan ini disebabkan karena menurut peserta didikmateri PPKn terlalu rumit sehingga banyakyang harus dihafalkan. Para peserta didiksudah terlanjur menganggap PPKn adalahmata pelajaran hafalan, bukan pemahaman.Selain faktor di atas, penyebab PKntidak diminati adalah dari pembawa materiitu sendiri, yaitu guru mata pelajaran PPKn.Menerangkan materi terlalu cepat sampaiterlalu lamban. Selain itu, penjelasan dariguru tidak membuat peserta didik semakinjelas atas materi yang disampaikan, malahmenambah bingung peserta didik.Terkadang juga, guru tidak begitumenguasai materi, sehingga terkadang

ketika guru sedang mengajar di dalamkelas peserta didik kebanyakan tidakmemperhatikan dan malah asik sendiridengan teman-temannya (Allica, 2015).

Berdasarkan hal tersebut, Penulissebagai mahasiswa Pendidikan PancasilaKewarganegaraan Fakultas Keguruandan Ilmu Pendidikan UniversitasMuhammadiyah Malang, yang merupakancalon guru Pendidikan Kewarganegaraan,melakukan inovasi suatu mediapembelajaran yang menggunakan mediaaplikasi android untuk menarik perhatianpeserta didik agar peserta didik lebihkonsentrasi dalam mengikuti matapelajaran PPKn.

Menyesuaikan dengan kemajuanteknologi, tentunya diperlukan sebuahmedia pembelajaran yang menyelaraskandengan kemajuan zaman, yang mampumerangsang minat seluruh tatananmasyarakat terutama peserta didik. Mediayang dikembangkan tentulah harus dapatmengikuti kebutuhan zaman sekarang sertadapat diakses. Sayangnya, pemanfaatanmedia pembelajaran di Indonesia masihsangatlah minim, bagi media berupa ITmaupun non-IT. Dibuktikan dengan hasilsurvei berikut ini bahwa permasalahan yangsering dihadapi oleh guru adalah”Peningkatan kemampuan di bidangkeahlian” (42%), ”Minimnya alat bantumengajar di sekolah” (24 %), ”Kurikulum”(15%), ”Kompetensi Pedagogik perludiasah” (8%), ”Gaji” (5%), ”Pelatihan dandiklat hanya teoritis” (3%) danpermasalahan-permasalahan yang lain yangdihadapi guru (3%) (Mashoedah, 2015).

Tetapi seiring kemajuan IPTEK diIndonesia, permasalahan pemanfaatan

Page 95: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

210

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 2, November 2018, hal. 208-215

media yang inovatif dan mudah diaksesmenemui titik terang. Penggunaan mediapembelajaran berbasis android dinilaimampu menjadi salah satu solusimeningkatkan minat mengikuti matapelajaran PPKn di SMPN 25 Malang.Pasalnya, menurut lembaga riset digitalmarketing Emarketer pada tahun 2018jumlah pengguna aktif smartphone diIndonesia diperkirakan akan mencapailebih dari 100 juta orang. Artinya,Indonesia akan menempati posisi tertinggikeempat pengguna android terbanyak didunia setelah Cina, India, dan Amerika(Rahmayani. 2015). Potensi pemakaianandroid di Indonesia khususnya dilingkungan sekolah SMPN 25 Malang harusbisa dimanfaatkan dengan baik khususnyadalam bidang akademik, maka dari itupenulis membawa salah satu inovasi solusiupaya menjawab peluang pengembanganmedia pembelajaran android untuk bidangpendidikan.

METODEPenelitian ini bertempat di SMPN 25

Malang. Peneliti memilih SMPN 25Malang di karenakan di SMPN 25 Malangpeneliti mengenal lingkungan dan selukbeluk problematika di dalamnya, dikarenakan kebetulan SMPN 25merupakan tempat peneliti magang.Menurut analisa penulis SMPN 25 Malangmerupakan tempat strategis untuk diadakanpenelitian.

Pengembangan produk aplikasiandroid BENEKO EducApp inimenggunakan jenis pengembangan metodeADDIE. Pengembangan ADDIE terdiriatas 5 fase yang saling terkait, yaituAnalyze, Design, Develop, Implement,dan Evaluate.

ADDIE merupakan model desainmedia pembelajaran yang berlandaskan

pada pendekatan sistematik sebagaiprosedural pendekatan sistem yang telahdiwujudkan dalam banyak praktikmetodologi untuk pengembangan teks,materi. Hasil akhir dari penelitian inimerupakan produk awal bagi fasepengembangan berikutnya.

Observasi dilakukan bertempat diSMPN 25 Malang kelas VIII untukmendapatkan informasi terkait prosespembelajaran, karakteristik peserta didikdan analisis kebutuhan di sekolah.Observasi dilakukan sebelum di berikanproduk. Observasi dilakukan dengan caramengamati kegiatan peserta didik selamaproses belajar mengajar dikelas kususnyasaat pembelajaran PPKn, apakah dalamproses pembelajaran PPKn sudahmenggunakan media pembelajaran ataubelum. Peneliti juga mengobservasikarakteristik peserta didik saat prosespembelajaran.

Wawancara pada penelitian inidilakukan dengan mewawancarai guruPPKn kelas VIII dan kepala sekolahSMPN 25 Malang. Wawancara denganGuru PPKn dilakukan untuk mendapatkaninformasi ketika melakukan studipendahuluan yang meliputi kendala gurudalam mengajar, mengetahui KI, KD danmateri yang digunakan dalam pembelajaranPPKn, mengetahui minat peserta didikterhadap mata pelajaran PPKn dan jugamedia pembelajaran yang digunakan dalamproses pembelajaran PPKn. Peneliti jugamewawancarai tentang kelemahan dankelebihan media yang selama ini digunakandalam proses pembelajaran. Sedangkanwawancara dengan kepala sekolahdilakukan untuk mendapatkan informasimengenai pengembangan mediapembelajaran berbasis IT yang telahdilakukan di SMPN 25 Malang.

Page 96: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

211

Naufal Muhammad Kautsar, Nurul Zuriah, Rohmad Widodo,Model Pengembangan Media Pembelajaran PPKn Berbasis Android di Smpn 25 Malang

Angket pada penelitian berupa angketvalidasi, angket respon peserta didik, sertarespon guru. Angket validasi diajukankepada ahli media pembelajaran, ahliPemprograman dan ahli materi (guru),angket respon peserta didik diberikankepada peserta didik untuk mengetahuikemenarikan media pembelajaran yangakan dikembangkan. Terakhir angketrespon guru diajukan kepada guru matapelajaran PPKn kelas VIII. Angket validasidiberikan pada saat evaluasi produkuntuk penyempurnaan produk mediapembelajaran berbasis android. Angketrespon peserta didik dan respon gurudiberikan setelah produk diterapkan.

Peneliti menggunakan metode Annasdalam teknik analisis data. Annas (2016:55)menyebutkan “data yang berupa dataverbal deskriptif dianalisis secarakualitatif. Sedangkan untuk menganalisisdata berupa uji ahli, uji praktisi dan ujilapangan dilakukan secara kuantitatif”.

HASIL DAN PEMBAHASANKondisi proses kegiatan belajar danmengajar PPKn

Kondisi kegiatan belajar dan mengajarPPKn sebelum adanya penerapan daripengembangan media pembelajaranberbasis android di kelas 8 SMPN 25Malang, peserta didik ketika mata pelajaranPPKn jam mengajar Ibu Rhegita pagi,semangat belajarnya masih tinggi, tapi ketikaIbu Rhegita mengajar mata pelajaranPPKn siang, minat belajar peserta didikturun. Ketika mata pelajaran PPKn ditaruhpada saat jam pelajaran siang peserta didikkebanyakan mengantuk, tidak konsentrasiserta kurang semangat.

Media pembelajaran yang biasanyadigunakan guru PPKn di kelas 8 SMPN25 Malang adalah dengan mediapembelajaran menggunakan kompas,

dalam penggunaannya anak-anak nantinyaakan melihat arah mata angin yang gurumata pelajaran tempel di power point,arah mata angin ada 4 yang menggunakanpenamaan arah mata angin jawa. Di setiaparah mata angin itu ada akronimnya yaitutahapan-tahapan yang harus anak-anaklakukan.

Tapi sayangnya, penggunaan mediapembelajaran ini tidak begitu efektif dalammeningkatkan semangat peserta didikdalam proses pembelajaran.

Perkembangan dari suatu mediapembelajaran berbasis IT di SMPN 25sudah pernah dilakukan, namun kurangbegitu optimal di karenakan ada pesertadidik yang menyalahgunakan fasilitas ITuntuk kegiatan negatif, sehingga sekolahakhirnya belum bisa memfasilitasi untukadanya suatu pengembangan mediaberbasis IT kalau menggunakan HPandroid, karena rawan untukdisalahgunakan.

Pengembangan Apliakasi AndroidMedia Pebelajaran PPKn BENEKOEducapp.

Pengembangan produk aplikasi mediapembelajaran BENEKO EducApp inimenggunakan jenis pengembangan metodeADDIE. Pengembangan ADDIE terdiri atas5 fase yang saling terkait, yaitu Analyze,Design, Development, Implement, danEvaluate (Tegeh, dkk, 2014).1. Tahap Validasi

Tahap ini media divalidasi oleh 1 orangahli materi sekaligus user yaitu guru matapelajaran PPKn, Ibu Regita ResihKemuning, S.Pd dan 2 orang ahli IT yaituoperator jaringan Infokom UMM BapakFaizal harwin. S.Kom, dan operatorjaringan DPPM Dikky Cahyo Hariyanto.S.Kom. Terakhir ahli media pembelajaranDr. Nurul Zuriah, M.Si. Masukan dansaran dari ahli materi, ahli media serta ahli

Page 97: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

212

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 2, November 2018, hal. 208-215

IT akan dijadikan dasar untuk revisi mediaagar media yang dikembangkan menjadilebih baik lagi.

Hasil yang diperoleh dari validasimedia pembelajaran ahli materi berdasarkanangket validator dapat diperoleh skor87,27 %. Berdasarkan pedoman kelayakankriteria interpretasi maka produk aplikasiBENEKO, berada pada kualifikasi “sangatlayak” dengan mempunyai skor antara86%-100 %, artinya produk aplikasiandroid ini dianggap sangat layak untukdipakai di sekolah.

Hasil yang diperoleh dari validasimedia pembelajaran ahli Program Iberdasarkan angket validator dapatdiperoleh skor 70 %. Berdasarkanpedoman kelayakan kriteria interpretasiSugiono, maka produk aplikasi androidini, berada pada kualifikasi “cukup layak”dengan mempunyai skor antara 56 %-75%, artinya produk aplikasi android inidianggap cukup layak untuk dipakai disekolah.

Hasil yang diperoleh dari validasimedia pembelajaran ahli Program IIberdasarkan angket validator dapatdiperoleh skor 90 %. Berdasarkanpedoman kelayakan kriteria interpretasiSugiono, maka produk aplikasi androidini, berada pada kualifikasi “sangat layak”dengan mempunyai skor antara 86%-100%, artinya produk aplikasi android inidianggap sangat layak untuk dipakai disekolah meskipun perlu diperbaiki.

Hasil yang diperoleh dari validasimedia pembelajaran ahli mediapembelajaran berdasarkan angket validatordapat diperoleh skor 92,5 %. Berdasarkanpedoman kelayakan kriteria interpretasiSugiono, maka produk aplikasi androidini, berada pada kualifikasi “sangat layak”dengan mempunyai skor antara 86%-100%, artinya produk aplikasi android ini

dianggap sangat layak untuk dipakai disekolah.2. Tahap Implementasi

Uji coba media dilakukan untukmengetahui keterterapan media berbasisandroid. Peneliti memerlukan partisipasipeserta didik dalam melakukan uji cobamedia. Sehingga peneliti melakukan uji cobamedia pada sekolah SMPN 25 Malangkelas VIII dengan jumlah sampel 5 pesertadidik untuk kelas VIII B untuk uji cobakecil dan uji kelompok besar di kelas VIIIA, C, D jumlah sampel 29, 28, dan 29peserta didik.a. Uji Coba Terbatas

Hasil yang diperoleh dari data yangdiperoleh dari uji coba produk kepada 5peserta didik kelas VIII B SMP Negeri25 Malang berdasarkan angket responpeserta didik dapat diperoleh skor 82.6%.Berdasarkan pedoman kelayakan kriteriainterpretasi sugiono, maka produk aplikasiandroid ini, berada pada kualifikasi “layak”dengan mempunyai skor antara 76 % - 85% , artinya produk aplikasi android inidianggap layak untuk dipakai di sekolahdan digunakan dalam media pembelajaranPPKn dan secara umum mediapembelajaran Beneko Educapp ini tidakdiperlukan adanya direvisi lagi.b. Uji Coba Luas

Hasil yang diperoleh dari data yangdiperoleh dari uji coba produk kepada 29peserta didik kelas VIII A SMP Negeri25 Malang berdasarkan angket responpeserta didik dapat diperoleh skor 78,2%.Berdasarkan pedoman kelayakan kriteriainterpretasi Sugiono, maka produk aplikasiandroid ini, berada pada kualifikasi “layak”dengan mempunyai skor antara 76 % - 85%, artinya produk aplikasi android inidianggap layak untuk dipakai di sekolah.

Hasil yang diperoleh dari data yangdiperoleh dari uji coba produk kepada 28

Page 98: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

213

Naufal Muhammad Kautsar, Nurul Zuriah, Rohmad Widodo,Model Pengembangan Media Pembelajaran PPKn Berbasis Android di Smpn 25 Malang

peserta didik kelas VIII C SMP Negeri25 Malang berdasarkan angket responpeserta didik dapat diperoleh skor 74,7%.Berdasarkan pedoman kelayakan kriteriainterpretasi Sugiono, maka produk aplikasiandroid ini, berada pada kualifikasi “cukuplayak” dengan mempunyai skor antara56%-75 %, artinya produk aplikasi an-droid ini dianggap cukup layak untukdipakai di sekolah dan digunakan dalammedia pembelajaran PPKn.

Hasil yang diperoleh dari data yangdiperoleh dari uji coba produk kepada 29peserta didik kelas VIII D SMP Negeri25 Malang berdasarkan angket responpeserta didik dapat diperoleh skor 87, 6%. Berdasarkan pedoman kelayakankriteria interpretasi Sugiono, maka produkaplikasi android ini, berada pada kualifikasi“sangat layak” dengan mempunyai skorantara 86%-100 %, artinya produkaplikasi android ini dianggap sangatlayak untuk dipakai di sekolah dandigunakan dalam media pembelajaranPPKn.c. Hasil Respon Guru

Penelitian ini respon guru digunakanpeneliti untuk mengetahui kelayakan materimedia pembelajaran yang dikembangkandalam proses pembelajaran. Untukmengetahui hasil respon guru, digunakanangket respon guru yang dilakukan olehIbu Rhegita Resih Kemuning, S.Pd selakuguru mata pelajaran PPKn kelas VIIISMPN 25 Malang. Peneliti memilih gurukelas sebagai respon guru karena gurukelas yang mengetahui karakteristik dankebiasaan saat pembelajaran, sehingga gurutahu betul pengaruh sebelum penggunaanmedia dan sesudah penggunaan media ituseperti apa.

Hasil yang diperoleh dari respondenguru PPKn kelas VIII SMPN 25 Malangberdasarkan angket dapat diperoleh skor

92,7 %. Berdasarkan pedoman kelayakankriteria interpretasi Sugiono , maka produkaplikasi android ini, berada pada kualifikasi“sangat layak” dengan mempunyai skorantara 86%-100 %, artinya produkaplikasi android ini dianggap sangatlayak untuk dipakai di sekolah dandigunakan sebagai media pembelajaranPPKn.4. Tahap Evaluasi

Bersamaan dengan uji coba aplikasi,penulis juga menyebar angket untuk melihatdaya tarik dan kekurangan pada media.Dari segi inovasi dan ketertarikan, sebagianbesar peserta didik termasuk gurupengampu menilai bahwa media ini inovatifdan sangat menarik. Tetapi, dari angketditemukan kekurangan dan masukan mulaidari tombol close yang tidak berfungsiserta kompatibilitas media pada handphonepeserta. Dari kritik dan masukan tersebut,maka penulis mengembangkan ulangmedia untuk mengatasi permasalahan yangmuncul tadi. Di karenakan model ADDIEini bersifat saling terkait, maka evaluasidapat dilakukan pada tahap manapunsehingga yang mengambil peran pentingdalam pengembangan aplikasi ini adalahpada tahap evaluasi.

Tabel Kriteria interpretasi sugionodalam annas (2016 : 56)

Kategori Persentase Kualifikasi

4 86% - 100 % Sangat Layak

3 76 % - 85 % Layak

2 56 % - 75 % Cukup Layak

1 <55 % Tidak Layak

SIMPULANPenelitian pengembangan ini

menghasilkan produk akhir mediapembelajaran berbasis aplikasi android yangdisebut dengan media BENEKO Educapp.

Page 99: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

214

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 2, November 2018, hal. 208-215

Pengembangan media dikembangkan melaluilima tahapan (analisis, design,development, implementation andevaluation). Tahap analisis digunakanuntuk menganalisis permasalahanberdasarkan hasil observasi danwawancara di sekolah. Tahap perancangandigunakan untuk penyusunan rancanganbentuk media yang akan dikembangkan.Tahap pengembangan adalah tahap untukmembuat dan merancang media untukdilakukan uji validasi oleh para ahli.Kelayakan media pembelajaran BENEKOEducapp diperoleh dari hasil penilaian dantanggapan positif dari uji validasi ahli,respon peserta didik dan respon guru.Hasil validasi ahli materi menunjukkanbahwa materi yang digunakan dalammedia sudah sesuai dengan kompetensiyang berlaku hal ini sesuai denganperolehan sebesar 87,27 %, hasil validasiahli program I sebesar 70 %, hasil validasiahli program II sebesar 90 % serta hasilvalidasi ahli media pembelajaran 92,5 %.Skor tersebut menunjukkan bahwa mediavalid digunakan sebagai mediapembelajaran.

Hasil uji coba kecil memperoleh hasil82.6% yang artinya produk ini layakdigunakan. Hasil yang diperoleh dari ujicoba luas 29 peserta didik kelas VIII ASMPN 25 Malang memperoleh responyang baik dengan presentase 78,2% yangartinya produk ini layak untuk digunakan.Uji coba luas yang dilakukan kepada 28peserta didik kelas VIII C SMPN 25Malang memperoleh respon yang baikdengan presentase 74.7 % yang artinyaproduk ini cukup layak untuk digunakan.Uji coba luas yang dilakukan kepada 29peserta didik kelas VIII D SMPN 25Malang memperoleh respon yang baikdengan presentase 87, 6 % yang artinyaproduk ini sangat layak untuk digunakan.

Terakhir uji coba lapangan dilakukankepada guru PPKn kelas VIII SMPN 25Malang memperoleh respon yang baikdengan skor 92, 7 % yang artinya produkini sangat layak untuk digunakan. Padabeberapa data di atas dapat disimpulkanbahwa media BENEKO EDUCAPPdinyatakan layak.

DAFTAR PUSTAKAIis Prasetyo, “Teknik Analisis Data Dalam

Research And Development”,(Online), (http://staffnew.uny.ac.id/up-load/132310875/pengabdian/teknik-analisis-data-dalam-research-and-development.pdf.) Diakses 13Desember 2017.

Ramhmayani, I. 2015. Indonesia RaksasaTeknologi Asia, (Online), https://kominfo.go.id/content/detail/6095/indonesia-raksasa-teknologi-digital-asia/0/sorotan_media. (diakses tanggal26 Februari 2018).

Thrasning Ayu, Allica.2015. PKnMembosankan? Whats Wrong,(Online),https://www.kompasiana.com/allica/pkn-membosankan-whats-wrong_552fd0506ea83451408b465e.(Diakses 5 April 2018).

Tegeh, IM, et.al. 2014. Model PenelitianPengembangan. Singaraja: GrahaIlmu.

Ribab Sibilana. Annas. PengembanganMedia Pembelajaran Berbasis An-droid Mata Pelajaran PendidikanAgama Islam untuk Kelas XI diSMA Negeri 2 Malang. Tesis tidakDiterbitkan. Malang: Program StudiMagister Pendidikan Agama IslamPascasarjana UIN Maulana MalikIbrahim Malang.

Page 100: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

215

Naufal Muhammad Kautsar, Nurul Zuriah, Rohmad Widodo,Model Pengembangan Media Pembelajaran PPKn Berbasis Android di Smpn 25 Malang

Susiatik, Titik. 2013. Pengembangan E-Module Berbasis Problem BasedLearning Mata Pelajaran Kimia UntukSiswa Kelas X Sma Negeri 8 Malang,(Online), Vol 1 (6) : 1159—1168,(http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/download/6460/2741)diakses 14 Mei 2018.

Mashoedah. 2015. Kajian PenggunaanMedia Pembelajaran dalam PelatihanPeningkatan Kompetensi ProfesionalGuru, (Online), Vol 1 (1) : 17 - 25,(https://journal.uny.ac.id/index.php/elinvo/article/download/10875/8985)diakses 14 Desember 2017.

Page 101: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

216

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 2, November 2018, hal. 216-225216

http://ejournal.umm.ac.id/index.php/civicus

Jurnal Civic HukumVolume 3, Nomor 2, November 2018P-ISSN 2623-0216 E-ISSN 2623-0224

PERAN KEGIATAN PRAMUKADALAM PENGEMBANGAN SIKAP NASIONALISME

SISWA MAN 1 BANYUWANGI

Nopalta Bagus Samudra, M. Mansur Ibrahim, M. SyahriFKIP Universitas Muhammadiyah Malang

[email protected]

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang pelaksanaan, kendala, solusi,

serta peran kegiatan pramuka dalam pengembangan sikap nasionalisme siswa MAN 1Banyuwangi, Kecamatan Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi. Penelitian ini menggunakanpendekatan kualitatif dengan data yang dijabarkan berupa data deskriptif. Lokasi penelitianadalah MAN 1 Banyuwangi. Sumber data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitusumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik pengumpulan data pada penelitianini menggunakan wawancara, obervasi dan studi dokumen. Teknik analisis data tersebutberupa reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkanperan kegiatan pramuka dalam pengembangan sikap nasionalisme siswa MAN 1 Banyuwangi,pada tahap pelaksanaan kegiatan pramuka MAN 1 Banyuwangi menggunakan metodekepramukaan yang berpedoman pada buku satuan kecakapan umum pramuka. Pada penelitianini terdapat faktor penghambat yaitu kurangnya minat siswa, serta jumlah pembina yangtidak seimbang. Solusi untuk kendala yang dihadapi yaitu dengan pemberian sanksi yangtegas, mengadakan latihan dengan cara berpindah-pindah agar siswa lebih antusias, sertamelakukan pelatihan kepada pihak guru dan BK untuk meningkatkan SDM tentangkepramukaan. Kemudian peran kegiatan ini dalam pengembangan sikap nasionalisme siswadi MAN 1 Banyuwangi yaitu tidak hanya sebagai pembentuk moral, penanaman nilainasionalisme dan juga sebagai motivator yang mengajarkan jiwa nasionalisme, disiplin,jujur dan mengajarkan siswa lebih dekat kepada negaranya, peran kegiatan pramuka jugasebagai kegiatan yang menstimulus dan menjaga agar rasa nasionalisme siswa tetapterjaga.

Kata Kunci : Pramuka, Sikap Nasionalisme.

ABSTRACTThis study aims to obtain data on the implementation, constraints, solutions, and the

role of scout activities in the development of student nationalism attitude MAN 1Banyuwangi, District Banyuwangi, Banyuwangi. This study uses a qualitative approachwith data that is described in the form of descriptive data. The location of the researchis MAN 1 Banyuwangi. Sources of data in this study is divided into two primary datasources and secondary data sources. This research procedure uses interviews,observations and document studies. Data analysis techniques such as data reduction, datapresentation, and data verification. The results showed the role of scout activities in thedevelopment of student nationalism attitude MAN 1 Banyuwangi, in the implementationstage of the scout MAN 1 Banyuwangi using scouting method based on the general scoutskills unit book. In this study there are inhibiting factors that are the lack of studentinterest, the amount of coach is not balanced. The solution to the obstacles faced is bygiving strict sanctions, conducting the exercises by moving around to make the studentsmore enthusiastic, as well as training the teachers and BK to improve the human resourcesof scouting. Then the role of this activity in the development of students’ nationalismattitude in MAN 1 Banyuwangi is not only as a moral builder, the cultivation of the valueof nationalism and also as a motivator who teach the soul of nationalism, discipline, honest

Page 102: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

217

Nopalta Bagus Samudra, M. Mansur Ibrahim, M. Syahri, Peran Kegiatan Pramukadalam Pengembangan Sikap Nasionalisme Siswa MAN 1 Banyuwangi

and teach students closer to his country, the role of scout activities as well as activitiesstimulate and maintain the sense of student nationalism is maintained.

Keywords: scouting movement, nationalism

PENDAHULUANKemampuan dan watak serta

peradaban bangsa yang bermartabatmerupakan tujuan serta fungsi daripendidikan nasional yang mana hal inidisebutkan dalam pasal Undang-undangNo.20 Tahun 2003 tentang SistemPendidikan Nasional. Pendidikan nasionalmampu melahirkan generasi yang tidakhanya memiliki kemampuan ataupunpotensi saja, tetapi diimbangi dengan watakdan peradaban bangsa yang bermartabat,berakhlak mulia, serta selalu beriman danbetaqwa kepada pencipta-Nya danbertanggung jawab.

Hal tersebut merupakan acuan bangsaIndonesia yang dijadikan dasar serta tujuanpendidikan nasional. Akan tetapi dapatdisaksikan bersama, bahwa sekarang inipendidikan belum menunjukan hasil sesuaidengan harapan yang berdasar kepadalandasan dan tujuan pendidikan itu sendiri.Pembentukan manusia yang cerdas yangdisertai keimanan dan ketaqwaan sertamemiliki budi pekerti yang luhur belumbisa terwujudkan.

Lingkungan masyarakat sekarang inisangat meresahkan, karena lunturnya nilai-nilai yang ada dalam lingkungan akibatgejala dari merosotnya nilai, akhlak danmoral dikalangan masyarakat. Nilai-nilaiyang ada di masyarakat seperti nilai kasihsayang, keadilan, kujujuran dan sikaptolong menolong pada masyarakat kinihanya slogan saja. Bukan hanya dalamlingkungan masyarakat saja, krisis akhlakjuga terjadi dalam kehidupan elite politiktelah dikotori dengan adanya fitnah, salingmerendahkan elit politik yang lain, politikadu domba, penyelewengan baik

kekuasaan serta jabatan, serta perbuatanmaksiat lainnya.

Krisis akhlak dapat juga terjadi dalamkehidupan berbagai lapisan masyarakatpada beberapa sikap sebagian dari merekamerampas hak orang lain dengan sangatmudah, seperti mencuri, mencopet sertamenjarah. Peran dunia pendidikan sangatpenting dan sentral agar siswa (khususnyagenerasi muda) akan dibawa sertadibimbing menuju perubahan yang berartiperubahan tersebut merupakan suatukemajuan sosial serta kemajuan bangsa.

Jika pengaruh tersebut terus menerusdibiarkan, bisa kita bayangkan akanmemberikan dampak terhadap rusaknyagenerasi muda. Seperti kebobrokan moral,timbulnya tindakan yang tidakmencerminkan budaya bangsa, lebihbangga terhadap budaya luar dari padabudaya sendiri. Generasi muda adalahgenerasi penerus bangsa yang menjadipenentu bagaimana bangsa kedepannyadan menjadi seperti apa bangsa ini ada ditangan generasi muda.

Penurunan sikap nasiolisme pada siswamerupakan suatu realita dan memiliki buktiyaitu pada hari senin pada sekolahmelakukan kegiatan upacara bendera dalamrangka memperingati HUT RI dan HariPendidikan Nasional banyak siswamengikuti kegiatan upacara dengan tidakhikmat, siswa sambil bergurau dengantemannya. Kemudian kurangnya pemakaianproduk dalam negeri dibandingkan produkluar negeri menandakan bahwa siswa tidakmencintai produk negerinya sendiri.

Berdasarkan uraikan diatas, penelitidapat menyimpulkan bahwa hal tersebutterjadi karena kurangnya kegiatan yang

Page 103: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

218

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 2, November 2018, hal. 216-225

bersifat mendidik terhadap generasi mudatentang arti penting sikap nasionalisme,sehingga melalui kegiatan pramukadigantungkan suatu harapan agar siswamemiliki jiwa nasionalisme agar mempunyaiperasaan cinta terhadap tanah airnyakemudian generasi muda pastinya akanrela berkorban apapun demi bangsanyasehingga generasi muda juga pastinya akanlebih mencintai produk dalam negeridibanding produk luar. Oleh karena itu,sikap nasionalisme harus dibudayakankepada generasi muda khususnyadikalangan SMA agar mereka lebih tahupentingnya rasa nasionalisme sehinggamereka memiliki jiwa nasionalisme agarbangsa Indonesia tetap aman, nyaman dandamai dari gangguan luar.

Berdasarkan hasil observasi awal yangdilakukan peneliti di MAN 1 Banyuwangidan peneliti juga melakukan wawancarasingkat dengan salah satu guruekstrakurikuler bagian kepramukaan.Bahwa minat siswa rendah untuk mengikutikegiatan pramuka dan bisa dikatakan tidakdiperdulikan oleh sebagian siswa.Rendahnya minat siswa terhadap kegiatanini menjadikan kurangnya rasa cinta tanahair atau nasionalisme pada sebagian siswaMAN 1 Banyuwangi. Oleh karena itu,perlu adanya pengkajian terhadap kegiatanpramuka yang dilaksanakan di MAN 1Banyuwangi untuk mengetahui perankegiatan tersebut sehingga dapat merubahpola pikir siswa supaya memiliki rasanasionalisme yang tinggi.

Berdasarkan latar belakang pemikirandi atas peneliti tertarik untuk melakukanpenelitian yang membahas tentangpelaksanaan kegiatan pramuka di sekolahterhadap perkembangan sikap nasionalismesiswa dan upaya yang dapat digunakandalam menghadapi permasalahanpermasalahan yang timbul mengenai

kurangnya sikap nasionalisme denganmenggunakan kegiatan ekstrakurikulerkepramukaan pada siswa khususnyaMAN 1 Banyuwangi.

METODEJenis penelitian yang digunakan

adalah penelitian deskriptif kualitatif yangmenghasikan data-data deskriptif berupakata-kata tulisan atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.Sehingga data yang dikumpulkan adalahyang berupa kata atau kalimat maupungambar (bukan angka-angka). Data-dataini bisa berupa naskah wawancara, catatanlapangan, foto, video, dokumen pribadi,memo ataupun dokumen resmi. Subjekpenelitian dalam penelitian ini adalahPembina pramuka, Kepala sekolah, guru,dan siswa yang mengikuti kegiatanpramuka. Lokasi yang dijadikan tempatpenelitian adalah Madrasah Aliyah Negeri1 Banyuwangi. Penelitian ini dilaksanakanpada bulan Agustus s/d Desember 2017.Prosedur penelitian terdiri dari:(1) tahappra lapangan meliputi: menyusun rancanganpenelitian, menentukan lokasi penelitian,mengurus surat perizinan untuk melakukanpenelitian, observasi lapangan, menyiapkanalat-alat yang dibutuhkan dalam prosespenelitian dan menyiapkan mental sertaakhlak yang baik; (2) tahap pekerjaanlapangan meliputi: melakukan penelitianuntuk memperoleh informasi tentangpelaksanaan, hambatan, solusi dan perankegiatan pramuka serta melakukanwawancara dengan subjek penelitian; dan(3) tahap penyusunan laporan meliputi:menyusun bab 4 dan bab 5 berdasarkandata yang diperoleh.

Instrumen penelitian terdiri dari: (1)observasi digunakan untuk mengamatipelaksanaan, hambatan, solusi serta perankegiatan pramuka di MAN 1 Banyuwangi,

Page 104: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

219

Nopalta Bagus Samudra, M. Mansur Ibrahim, M. Syahri, Peran Kegiatan Pramukadalam Pengembangan Sikap Nasionalisme Siswa MAN 1 Banyuwangi

(2) wawancara digunakan untuk mengetahuilebih jelas bagaimana proses pelaksanaankegiatan pramuka, penghambatpelaksanaan kegiatan pramuka, solusi untukmengantisipasi penghambat pelaksanaankegiatan pramuka, serta untuk mengetahuiperan kegiatan pramuka dalampengembangan sikap nasinonalisme siswaMAN 1 Banyuwangi; (3) dokumentasidigunakan untuk mendekomentasikankejadian-kejadian dilapangan.

Teknik analisis data terdiri dari: (1)pengumpulan data meliputi: Penelitimelakukan pengumpulan semua data yangberkaitan dengan penenlitiannya secaraobjektif, apa adanya serta sesuai denganhasil observasi, wawancara dilakukanterhadap responden terkait sertadokumentasi kegiatan yang berkaitandengan judul penelitian; (2) reduksi datameliputi: Reduksi data merupakan bentukanalisis data yang menajamkan,menggolongkan, mengarahkan, danmembuang yang tidak perlu danmengorganisasikan data sekundersedimikian rupa sehingga dapat ditarik dandiverifikasi. Reduksi data dilakukan padasaat peneliti mengolah dan memilah padasaat menganalisis data. Penelitianmerangkum, melihat hal-hal pokok danmemfokuskan pada hal-hal penting yangharus dipaparkan terkait dengan penelitiandi MAN 1 Banyuwangi serta membuangdata yang tidak perlu untuk proses analisisdata; (3) penyajian data meliputi: Penelitianmelakukan penyajian data yang akanmemudahkan untuk memahami data atausekumpulan informasi yang telah diperolehdari berbagai sumber dilapangan dan telahdisusun serta sistematis sehingga dapatmemberikan kemungkinan adanyapenarikan kesimpulan dan pengambilantindakan selanjutnya berdasarkan data yangdiperoleh dari sumber data di MAN 1

Banyuwangi yang dijadikan lokasipenelitian; dan (4) penarikan kesimpulanmeliputi: Penarikan kesimpulan dilakukanoleh peneliti secara terus menerus selamaberada dilapangan yang kemudiankesimpulan itu digunakan untuk menjawabrumusan masalah yang dilakukan pada saatmengolah dan menganalisis data dari hasilpenelitian. Verifikasi data adalah penarikankesimpulan oleh peneliti berdasarkananalisis data penelitian. Kesimpulan adalahsuatu tinjauan ulang pada catatan dilapanganatau kesimpulan dapat ditinjaua sebagaiyang timbul dari data yang harus diujikebenaran, kekokohan, dan kecocokannyayang merupakan validitasnya.

HASIL DAN PEMBAHASANBerdasarkan hasil observasi bahwa

pelaksanaan kegiatan pramuka di MAN 1Banyuwangi disesuaikan dengan motodekepramukaan. Hal ini dapat dilihat daripelaksanaan kegiatan-kegiatannya seluruhsiswa wajib mengikuti kegiatan secara rutinkarena merupakan program wajibmeskipun mereka mengikuti karenaterpaksa. Dalam latihan rutin mingguan inipembina pramuka sudah menggunakanMetode Kepramukaan. Dalam kegiatanpembelajaran siswa kurang antusias dengandibentuknya regu kemudian diberi tugassecara mandiri. Selama latihan rutinmingguan yang berlangsung pada bulan2017 dapat diketahui bahwa pelaksanaankegiatan Ekstrakurikuler Pramuka di MAN1 Banyuwangi sudah disesuaikan denganprogram yang telah dibuat oleh pihakmandrasah. Tetapi masih adaketerlambatan dalam pelaksanaan tidaksesuai dengan waktu yang telah ditentukankarena siswa banyak yang terlambatmengikuti kegiatan pramuka.

Faktor atau kendala yang dihadapidalam pelaksanaan kegiatan pramuka yaitu

Page 105: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

220

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 2, November 2018, hal. 216-225

pembina dan pembantu pembina pramukaMAN 1 Banyuwangi masih kesulitandalam mengelola siswa atau pesertakegiatan pramuka. Hal ini bisa dilihat siswaasik bermain sendiri hanya sebagian sajayang mendengarkan pembina saatmemberikan sebuah materi, bisa dikatakanbahwa siswa mengikuti kegiatan dengantidak benar terlihat beberapa siswa asiksantai sendiri tidak membantu temannyayang melakukan kegiatan bakti sosial.Dengan banyaknya jumlah siswa yangmengikuti yaitu 400 siswa kelas X dan400 siswa kelas XI dan terbagi menjadibeberapa regu, pembina hanya 2 danpembantu pembina hanya 1, dari masing-masing regu, jarak tiap regu sangatberdekatan, sehingga menimbulkankegaduhan dan kurangnya ketertiban siswa,siswa tidak berkosentrasi untuk regunyasendiri, kadang bermain dengan regu yanglain dan pelaksanaan kegiatan pundiselang-seling yang mana kelas X dan XIbergantian melaksanakan kegiatan sehinggapertemuan kegiatan kurang maksimal. Haltersebut dikarenakan kurangnya jumlahpembina pramuka sehingga kesulitan dalammengondisikan semua siswa. Beberapahambatan juga ditemukan peneliti selamaobservasi diantaranya mulai dari kepalamadrasah yang melakukan evaluasi dalmkegiatan tersebut, serta pembina besertapembantunya tidak terlihat melakukanpenilaian kepada siswa. Padahal haltersebut adalah faktor penting agar tujuankegiatan pramuka dapat tercapai dan jugasupaya pihak sekolah dapat mengetahuiperkembangan baik dari siswa ataupunkegiatan pramuka itu sendiri.

Solusi untuk untuk mengatasi hambatanyang muncul dalam pelaksanaan kegiatanpramuka ada beberapa hal yaitu denganmemberikan pemahaman lebih mendalamkepada orang tua siswa bahwa kegiatan

pramuka dapat memberi dampak yangpositif terhadap siswa, menyajikan kegiatanyang lebih menarik sehingga siswa lebihantusias dalam mengikuti kegiatan pramuka,memberikan sanksi yang tegas kepadasiswa yang tidak mengikuti kegiatan danmelanggar perintah pembina, mengadakanpelatihan kepada guru-guru sehingga bisamenjadi pembina dan mengadakanpelatihan yang selalu berpindah-pindah agarada nuansa baru sehingga siswa tidak bosandalam mengikuti kegiatan pramuka.Pembina pramuka memberikan hukumankepada siswa yang tidak mengikuti kegiatandengan baik dengan berupa teguran lisandan hukuman seperti menulis surahAl-baqarah 100 ayat , kemudian kegiatandilaksanakan di lokasi yang berpindah-pindah agar siswa lebih antusias.

Peran kegiatan pramuka dalampengembangan sikap nasionalisme siswayaitu mempunyai peran penting terhadapsikap nasionalisme siswa. Sering ditemuibahwa generasi muda saat ini telahmengalami penurunan nilai-nilai nasionalismeyang berakibat menipisnya rasa cinta tanahair, menurunnya moral dan nilai-nilaiPancasila yang tergerus oleh arus globalisasi.Dengan adanya kegiatan wajib pramuka iniyang dilaksanakan di MAN 1 Banyuwangiakan berdampak pada diri mereka (siswa)yang mana akan membawa siswa menjadisiswa yang mempunyai jati diri, bermoralPancasila, dan cinta kepada tanah air ataubangsanya yaitu Indonesia. Peran lain darikegiatan pramuka terhadap sikapnasionalisme siswa melainkan juga sebagaikegiatan yang dapat menstimulus danmenjaga agar rasa nasionalisme siswa tetapterjaga. Hal ini dilakukan agar siswa selakupeserta kegiatan pramuka selalu menjunjungtinggi nilai-nilai yang ada pada Pancasilayaitu nilai religius, gotong-royong, mandiriserta memiliki rasa nasionalisme yang tinggi.

Page 106: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

221

Nopalta Bagus Samudra, M. Mansur Ibrahim, M. Syahri, Peran Kegiatan Pramukadalam Pengembangan Sikap Nasionalisme Siswa MAN 1 Banyuwangi

Hasil wawancara dengan beberaparesponden penelitian tentang pelaksanaankegiatan pramuka di MAN 1 Banyuwangi,maka peneliti dapat menyimpulkan bahwadalam melaksanakan kegiatan pramukapihak madrasah telah melakukan persiapanberupa rencana kegiatan tahunan tentangkegiatan pramuka bukan hanya rencanaprogram tahunan saja akan tetapi pihakmadrasah juga memiliki rencana anggaranterhadap kegiatan pramuka. Hal tersebutdilakukan agar kegiatan pramuka berjalandengan lancar dan penyampaian materidapat dilakukan secara sistematis kareanaadanya program yang sudah tersetruktur.pihak sekolah sudah melakukan persiapanbaik berupa rencana kegiatan rutinmingguan maupun tahunan sebagaipenunjang kegiatan pramuka yangdilaksanakan di MAN 1 Banyuwangiseperti latihan rutin setiap minggunya yaitupada hari jumat dan hari minggu khususuntuk calon BANSUS, kemah tiga kalidalam setahun, bakti sosial,pelatihan belanegara bersama KODIM dan perkemahansabtu dan minggu. Kegiatan pramuka diMAN 1 Banyuwangi juga telah disesuaikandengan buku panduan SKU pramuka.

Hasil wawancara dengan beberaparesponden penelitian tentang kendala dalampelaksanaan kegiatan pramuka di MAN 1Banyuwangi, maka peneliti dapatmenyimpulkan bahwa hambatan dalampelaksanaan kegiatan pramuka adalahsebagai berikut. (a) siswa kurang disiplindan kurang serius dalam mengikuti kegiatan,(b) pelaksanaan yang tidak sesuai dariwaktu yang telah dijadwalkan, (c)perbandingan jumlah antara pembina dansiswa yang tidak sesuai, (d) antusias dankedisiplinan siswa dalam mengikuti kegiatanekstrakurikuler masih kurang.

Hasil wawancara dengan beberaparesponden penelitian tentang solusi untuk

kendala yang dihadapi dalam kegiatanpramuka, maka peneliti dapatmenyimpulkan bahwa solusi untuk kendalayang dihadapai dalam pelaksanaan kegiatanpramuka adalah sebagai berikut. (a)melaksanakan kegiatan dengan caraberpindah-pindah tempat lokasi, (b)menyajikan kegiatan yang lebih menarik,(c) memberikan sanksi yang tegas atassiswa yang kurang disiplin, (d) melakukanpeningkatan kualitas SDM pembinamaupun guru kelas tentang kepramukaanyang dilaksanakan disekolah misalnyapelatihan bersama kodim, polres dankwarcab agar jumlah pembina seimbangdengan jumlah siswa yang mengikutikegiatan pramuka dan pelaksanaankegiatan menajdi lebih baik lagi darisebelumnya.

Hasil wawancara dengan beberaparesponden penelitian tentang peran kegiatanpramuka dalam pengembangan sikapnasionalisme siswa MAN 1 Banyuwangisebagai berikut:

Kepala Sekolah MAN 1 Banyuwangi“Drs. H. Soeraji, M.Pdi, M.Ag”mengungkapkan:

“Kegiatan pramuka sangatmemiliki peran penting dalampengembangan sikap nasionalisme,karena cikal bakal terbentuknyasebuah kedisiplinan berawaldari kegiatan pramuka. Karenapramuka itu utamanya dankuncinya adalah sebuahkedisiplinan. Kegiatan pramukajuga sebagai faktor pendukungterhadap perkembangan sikapnasionalisme siswa denganpembiasaan dengan materi-materi yang berhubungandengan nasionalisme. DasaDharma dan Trisatya seperti

Page 107: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

222

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 2, November 2018, hal. 216-225

bunyinya berjanji akanmengamalkan Pancasila danUUD 1945 itu merupakanbagian dari jiwa nasionalismeyang sangat luar biasa.Kegiatan pramuka juga menjadikegiatan yang memotivasi anakdan membiasakan anak untukselalu menerapkan jiwa-jiwapatriotisme, jiwa pemuda yangbertanggung jawab, disiplin,jujur, bicara apa adanya, tolongmenolong, dan memperhatikansesama itu merupakan nilai-nilailuhur yang ada di dalamPancasila” (wawancara padatanggal 9 Oktober 2017)..

Pembina Kegiatan Pramuka MAN 1Banyuwangi “Rina Wigati Handayani,S.Pd” mengungkapkan:

“Peranan kegiatan pramukajuga sebagai faktor pendukungpertumbuhan nasionalisme,karena didalamnya terdapatkegiatan-kegiatan yang manasifatnya menanamkan nilai-nilainasionalisme seperti latihanupacara, baksos keaman makampahlawan, dengan adanyakegiatan ini kita dapatmenstimulus dan menjaga agarrasa nasionalisme yang di milikisiswa tetap terjaga”(wawancara pada tanggal 6Oktober 2017).

Berdasarkan hasil penelitian, penelitidapat menyimpulkan pendapat bahwa:Peran kegiatan pramuka sangat pentingsekali tidak hanya sekedar kegiatan saja,melainkan sebagai motivator siswa agarmemiliki rasa nasionalisme seperti pahlawan,fasilitator penanamanan moral serta nilai-

nilai nasionalisme, pembentukan sikap dankarakter, penegak disiplin, membetuksiswa yang bertanggung jawab, jujur,tolong-menolong, yang mana semua ituterdapat didalam nilai-nilai luhur Pancasila.Kegiatan inipun mendukung siswa dalampembelajaran di kelas MAN 1 Banyuwangikarena kegiatan ini tidak menganggu, tetapilebih bermanfaat.

Hasil dokumentasi kegiatan pramukadi MAN 1 Banyuwangi peneliti turunlangsung di lapangan agar mendapatkandata seperti foto berikut ini: (1) 4.4Perkemahan di lapangan MAN 1Banyuwangi, untuk melatih siswa agar lebihmandiri dan melatih siswa untukmenghadapi keadaan lingkungan sekitar,(2) Gambar 4.5 saat melakukan pelatihanbela negara bersama KODIMBanyuwangi, kegiatan ini dilakukanbertujuan melatih meningkatkan rasanasionalisme siswa terhadap negara Indo-nesia. (3) Gambar 4.6 saat melakukanbakti sosial di TMP (Taman MakamPahlawan) Banyuwangi dalam rangkamenghargai jasa pahalawan yang telahgugur.

SIMPULANBerdasarkan hasil temuan dapat ditarik

suatu kesimpulan sebagai berikut:(1) Pelaksanaan kegiatan pramuka diMAN 1 Banyuwangi, madrasahberpedoman pada buku SatuanKecakapan Umum Pramuka dalampenyusunan rencana program atau kegiatanyang menyangkut dengan kepramukaan.MAN 1 Banyuwangi menjadikan kegiatantahunan maupun mingguan sebagai agendarutin. Metode kepramukaan telahdigunakan oleh pembina dalam kegiatanmengajar kegiatan pramuka. Denganadanya kegiatan ini madrasah berharapagar bisa membentuk sikap nasionalisme

Page 108: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

223

Nopalta Bagus Samudra, M. Mansur Ibrahim, M. Syahri, Peran Kegiatan Pramukadalam Pengembangan Sikap Nasionalisme Siswa MAN 1 Banyuwangi

pada siswa khususnya siswa MAN 1Banyuwangi; (2) Hambatan atau Kendaladalam Pelaksanaan Kegiatan Pramuka diMAN 1 Banyuwangi yaitu Pelaksanaankegiatan di MAN 1 Banyuwangi belumoptimal karena tidak sesuainya rencanakegiatan atau program yang disusun olehpihak madrasah dengan pelaksanaannya,kegiatan pramuka kurang diminati olehsiswa meskipun itu merupakan kegiatanwajib diikuti serta tidak seimbangnya antarajumlah pembina dengan peserta kegiatanpramuka; (3) Solusi yang ditawarkansekolah di dalam mengatasi hambatan yangmuncul pelaksanaan kegiatan pramuka yaitudengan pemberian sanksi yang tegas daripihak sekolah bagi siswa yang tidakmentaati praturan selama kegiatan ataupunyang tidak mengikuti kegiatan pramukasecara rutin, mengadakan latihan dengancara berpindah-pindah tempat agar siswalebih antusias mengikuti kegiatan pramukasecara rutin, mengevaluasi kegiatan denganrutin agar mengetahui kekurangan yangterjadi dalam pelaksaan kegiatan pramukasetiap minggunya, melakukan kegiatandengan tepat waktu agar digunakan secaramaksimal, mengubah tata cara pelaksanaankegiatan agar peserta didik lebih tertarikdan mengikuti kegiatan dengan rajin sertaantusias, serta melakukan pelatihan-pelatihan kepada pihak guru dan BK untukmeningkatkan SDM tentang kepramukaan,baik sebagai individu maupun sebagaikelompok, dan mengadakan kegiatanpelatihan bersama dengan pihak-pihakterkait baik dari KODIM, Kepolisian,maupun KWARCAB; (4) Peran kegiatanpramuka terhadap sikap nasionalismesiswa sangat banyak sekali peranannyadan semua itu sudah diterapkan. Tidakhanya sebagai pembentuk moral,penanaman nilai nasionalisme dan jugasebagai motivator yang mana di dalam

kegiatan selalu mengajarkan jiwapatriotisme, membimbing anak untukdisiplin, mendidik menjadi siswa yang jujur,mengarahkan kepada hal-hal yang positif,memberikan materi tentang perjuangan dansejarah Indonesia agar menjadikan siswayang selalu menghargai jasa para pahlawannegara Indonesia, serta membangunkarakter siswa yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila yaitu religius, mandiri,gotong-royong, serta mempunyai rasanasionalisme yang tinggi denganmemberikan motivasi-motivasi terkaitdengan materi, dan pada setiap kegiatanselalu disampaikan untuk mengingatkanpeserta kegiatan pramuka agar selalumenanamkan dan mengamalkan nilai-nilainasionalisme supaya tidak pudar terkikisoleh perkembangan zaman, dan semuamerupakan peran kegiatan pramuka untukmelakukan sesuatu perubahan terhadapsikap nasionalisme yang lebih baik lagi.Tidak hanya itu peran kegiatan pramukaterhadap sikap nasionalisme siswamelainkan juga sebagai kegiatan yang dapatmenstimulus dan menjaga agar rasanasionalisme siswa tetap terjaga.

Setelah memperoleh kesimpulan, makapeneliti dapat memberikan saran-saranyang berikan berkaitan dengan kegiatanpenelitian guna untuk menghindari kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa yangdibahas dalam skripsi ini, antara lain: (1)Bagi pihak lembaga pelaksanaan kegiatanpramuka di MAN 1 Banyuwangi adabeberapa kendala. Kendala yang palingbesar yaitu kurangnya minat dari siswaterhadap kegiatan-kegiatan tersebutsehingga terjadi keterlambatan dalampelaksanaan kegiatan yang mengakibatkantidak sesuai dengan rencana yang telahdisusun atau ditentukan. Untuk itu perludilakukan pembaharuan baik dalam tatacara maupun metode yang digunakan agar

Page 109: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

224

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 2, November 2018, hal. 216-225

lebih menarik dan tidak membosankan,evaluasi harus dilaksanakan pada setiapkegiatan agar mengetahui kendala-kendalayang dihadapi untuk dianalisis supayakegiatan lebih baik lagi kedepannya;(2) Bagi peneliti selanjutnya diharapkanuntuk lebih banyak mengkaji referensimaupun sumber yang terkait dengankegiatan pramuka dan nasionalisme agarhasil penelitiannya lebih baik dan lebihlengkap lagi.

DAFTAR PUSTAKAArikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian:

Suatu Pendekatan Praktik (EdisiRevisi). Jakarta: Rineka Cipta.

Dunia perpustakaan. 2016. Pengertianpramuka dan kepramukaan. (online)http://www.daftarpustaka.web.id/2016/02/pengertian-pramuka-pengertian.html diakses pada 13Desember 2016 pukul 13.30 WIB

Hamidi. 2010. Metode Penelitian danTeori Komunikasi. Malang: UMMPress.

Hidayad, Rahmad. 2016. PengaruhGlobalisasi Terhadap NilaiNaionalisme Pancasila. (online) http://www.tappdf .com/read/4421-pengaruh-globalisasi-terhadap-nilai-nasionalisme-researchgatediaksespada tanggal 21 april 2017 pukul10.48 wib

Huri, Ainul. 2013. PembudayaanNasionalisme di SMP Islam Al-Karimahtemuroso Guntur Demak(online) http://e-journal.ikip-veteran.ac.id/index.php/democratia/ar-ticle/view/214 diakses pada 6desember 2016 pukul 13.36 WIB

Ilmu busra. 2011. Visi Misi dan StrategiGerakan Pramuka. (online). http://www.ilmubusra.wordpress.com/2011/08/22/visi-misi-dan-strategi-gerakan-

pramuka.html . diakses pada 15Desember 2016 pukul 12.39 WIB

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2014. Tentang Kepramukaan (online)www.kemdikbud.go.id di akses pada13 Desember 2016 pukul 13.49 WIB

Kompas. 2017. Tentang Boedi UtomoSang Penanda KebangkitanNasionalisme (online). http://nasional.kompas.com/read/2017/05/20/06142521/boedi.oetomo.sangenanda.kebangkitan.nasionalisme.diakses pada 22 Mei 2017 pukul8.05 WIB

Kurnia, Rohmat. Sejarah GerakanPramuka. Jakarta: Kwartir NasionalGerakan Pramuka

Kwartir Cabang Blora gerakan Pramuka.2016. Tentang Visi dan Misi GerakanPramuka (online). http://pramukablora. com/tentang-pramuka/visi-misi-pramuka/ diakses pada 4 Mei 2017pukul 09.14 WIB

Kwartir Daerah Gerakan Pramuka JawaBarat. 1998. Pramuka KaderPembangunan Bangsa. Bandung:CV. Ganjar Negara.

Masbuha. 2014. Tentang IdentitasNasional dan NasionalisimediIndonesia (online). http://masbuha.blogspot.co.id/ diakses pada 22 Mei2017 pukul 8.38 WIB

Moleong, Lexy J. 2014. MetodePenelitian Kualitatif Edisi Revisi.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Pengertian Para Ahli. 2013. TentangPengertian Data dan Jenis Data(online). http://www. pengertianahli.com/2013/11/pengertian-data-dan-jenis-data.html diakses pada 6 Agustus2017 pukul 23.24 WIB

Pengertian para ahli. 2014. PengertianPramuka dan Sejarah Pramuka.

Page 110: JURNAL CIVIC HUKUM - ejournal.umm.ac.id

225

Nopalta Bagus Samudra, M. Mansur Ibrahim, M. Syahri, Peran Kegiatan Pramukadalam Pengembangan Sikap Nasionalisme Siswa MAN 1 Banyuwangi

(online). http://www. pengertianahli.com/2014/01/pengertian-pramuka-dan-sejarah-pramuka.html. di aksespada 15 Desember 2016 pukul 11.54WIB

Peraturan Pemerintah Mentri Pendidikandan Kebudayaan no. 67 tahun 2013Tentang Tujuan Kurikulum 2013.(online). http://www.kemendikbud.go.id. Diakses pada 20 November2016 pukul 10.25 WIB

Peraturan Menteri Pendidikan danKebudayaan Republik IndonesiaNomor 62 Tahun 2014 tentangKegiatan Ekstrakurikuler padaPendidikan Dasar. (online). http://www.kemendikbud.go.id. Diaksespada 20 November 2016 pukul 10.40WIB

Prayoga, Nismara. 2014. Buku PanduanPramuka (online). http://www.scribd.com/mobile/document/291620338/Buku-Panduan-Pramuka-Lengkapdiakses pada 25 Oktober 2017 pukul16.24 WIB

Pusat Bahasa. 2008. Kamus BesarBahasa Indonesia Edisi Ke-IV.Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Putra, Nusa & Hendarman. 2012.Metodologi Penelitian Kebijakan.Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Sari, Dian Apita. 2016. Tentang SejarahSingkat Peringatan HariKebangkitan Nasional(onliine).http://malahayati.ac.id/?p=26368diakses pada 25 Mei 2017 pukul17.59

Sugiono. 2014. Metode PenelitianPendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta

Suryohadiprojo, Sayidiman. MengobarkanKembali Api Pancasila. Jakarta: PTKompas Media Nusantara

Undang-Undang No 40 tahun 2009 tentangKepemudaan. Badan PengawasanKeuangan dan Pembangunan. (online).www.BPKP.go.id . Diakses pada 15Desember 2016 pukul 10.00 WIB

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010Tentang Gerakan Pramuka.

Undang-Undang RI No. 12 Tahun 2010.Tentang Gerakan Pramuka. Diaksesdari http://pramuka.lk.ipb.ac.id/files/2012 /11 /UU-12- tahun-2010-GerakanPramuka.pdf. Pada tanggal 2Juni 2015 jam, 14.35 WIB.

Wikipedia Ensiklopedia Indonesia. 2015.Tentang Ekstrakurikuler (online).https:/ / id.wikipedia.org/wiki/Ekstrakurikuler diakses pada 13Desember 2016 pukul 13.15 WIB

Wikipedia Ensiklopedia Indonesia. 2015.Tentang Nasionalisme (online). https://id.wikipedia.org/wiki/Nasionalismediakses pada 21 Mei 2017 pukul16.57 WIB

Yatim, Badri. (1999). Soekarno Islamdan Nasionalisme. Ciputat: PT. Logoswacana Ilmu.

Zuriah, Nurul. 2009. MetodologiPenelitian Sosial dan PendidikanTeori-Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara