jtptunimus-gdl-soesilowat-6105-4-babiii.pdf
TRANSCRIPT
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain
penelitian yaitu quasi eksperimental. Kelompok subyek yang diobservasi
setelah dilaksanakan intervensi (Arikunto, 2006) dengan menggunakan
rancangan post test with control group. Rancangan tersebut diatas dapat
dilihat pada gambar sebagai berikut:
X1
X2
Gambar 3.1. Bagan desain penelitian (Sugiyono, 2006)
Keterangan:
A & B : pasien terpasang douer kateter
A1 : fungsi berkemih pada pasien terpasang kateter yang sudah
dilakukan bladder training
B1 : fungsi berkemih pada pasien terpasang kateter yang tidak
dilakukan bladder training.
AIntervensiBladdertraining
A1
B B1Tidak dilakukanBladder training
Dibandingkan :A - Ẳ = X1B-B2 = X2
19
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Arikunto (2006) populasi adalah keseluruhan subyek
penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang terpasang
kateter di Ruang penyakit dalam (ruang Mawar I dan II, Ruang Dahlia I
dan II) di RSUD Ambarawa. Populasi yang didapatkan selama bulan Mei-
Juni 2010 sebanyak 117 pasien.
2. Sampel
Sampel penelitian ini diambil dari populasi yang pada saat
dilakukan penelitian memenuhi kriteria inklusi. Dengan
mempertimbangkan jumlah pasien terpasang kateter yang dirawat di
RSUD Ambarawa, maka jumlah sampel ditentukan 25% dari populasi
sebanyak 30 pasien sebagai kelompok intervensi dan 30 pasien sebagai
kelompok kontrol.
Tehnik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan
metode pengambilan sampel purposive sampling, yaitu suatu teknik
penetapan sampel dengan cara memilih sampel di antara populasi sesuai
dengan criteria yang dikehendaki peneliti,sehingga sampel tersebut dapat
mewakili karakteristik populasi yang telah diinginkan peneliti sebelumnya
( Nursalam,2003 ). Setiap pasien yang terpasang kateter di Ruang Dahlia,
Ruang Mawar, Ruang Cempaka dan ruang Bougenvile RSUD Ambarawa
dalam kurun waktu bulan Maret 2011 yang memenuhi kriteria dimasukkan
sebagai sampel penelitian.
20
Penentuan sampel penelitian ditentukan berdasarkan kriteria
inklusi yaitu:
a. Pasien terpasang kateter minimal selama 2 x 24 jam dan maksimal 10
hari.
b. Pasien terpasang kateter yang tidak mempunyai komplikasi/penyakit
yang menyertai (sistem syaraf, gangguan sistem perkemihan).
c. Pasien yang bersedia menjadi responden.
d. Pasien berusia antara 15 sampai 50 tahun.
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:
a. Pasien dengan komplikasi sistem perkemihan dan sistem syaraf.
b. Pasien yang memaksa pulang sebelum sembuh.
C. Definisi Operasional
Tabel. 3.1. Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur SkalaBladderTraining
Tindakan yang dilakukan padapasien yang terpasang DouerCatheter (DC), dengan caramenutup DC setiap 3-4 jamkemudian dilepas selama 15menit, dilakukan 6-7 kaliselama 24 jam
SOP BladderTraining
Fungsiberkemih
Kondisi berkemih yangdilakukan oleh respondensesudah kateter dilepas.
Kuesioner dengan3 pertanyaandengan pilihanjawaban ya dantidak
1: inkontinensia2: retensi3: fungsi berkemihnormal
Ordinal
D. Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data dari responden, peneliti dibantu oleh
anggota peneliti. Anggota peneliti adalah perawat yang sudah diberi mini
course/pelatihan oleh peneliti yang menjelaskan tentang maksud, tujuan, dan
21
tata cara penelitian. Syarat anggota peneliti adalah perawat yang
berpendidikan Diploma III Keperawatan yang telah bekerja selama 5 tahun.
Anggota peneliti ditetapkan sebanyak 3 orang, dengan pertimbangan
penelitian akan dilakukan di 4 bangsal, jadi peneliti dan 3 anggota peneliti
melakukan intervensi masing-masing 1 bangsal.
1. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpul data yang akan digunakan oleh peneliti adalah kuesioner
yang dikembangkan sendiri oleh peneliti yang terdiri atas: Bagian A terdiri
pertanyaan tentang karakteristik responden yang meliputi: umur, lama
terpasang kateter, tindakan BT (bladder training). Bagian B terdiri dari
kuesioner tentang fungsi berkemih. Terdiri dari 3 pertanyaan
tertutup.diberi kode 1 untuk responden yang terjadi incontinensia,dan
kode 2 untuk responden yang mengalami retensi,serta kodeponden yang
mengalami retensi,serta kode 3 untuk responden yang normal.
2. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pelaksanaan dalam penelitian meliputi:
a. Mengajukan surat ijin kepada Kepala Rumah Sakit tempat penelitian.
b. Melakukan sosialisasi meliputi tujuan penelitian, permohonan menjadi
responden, meminta persetujuan responden di ruangan tempat
penelitian.
c. Setelah bersedia menjadi responden, kemudian peneliti/asisten peneliti
melakukan proses pengambilan data.
d. Setelah pasien yang terpasang kateter mendapat advise dokter untuk
dilepas atau pasien yang minta kateternya dilepas, maka langsung
22
dilakukan fiksasi dengan cara selang kateter diklem selama 3-4 jam.
Setelah 3-4 jam atau bila pasien sudah dapat merasakan sensasi untuk
berkemih, maka klem dibuka selama 15 menit untuk mengeluarkan
urin yang ada dikandung kemih. Setelah 15 menit, selang diklem lagi.
Tindakan bladder training tersebut dilakukan sampai 24 jam, atau
lebih kurang 6-7 kali dalam sehari.
e. Mengobservasi fungsi berkemih responden setelah kateter dilepas.
Apabila setelah kateter dilepas proses berkemih lancar maka proses
berkemih kembali normal. Apabila setelah kateter dilepas proses
berkemih terhambat/tidak lancar maka terjadi retensi. Apabila setelah
kateter dilepas proses berkemih tetap menetes sedikit demi sedikit,
maka terjadi inkontinensia.
E. Pengolahan Data
Langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut:
1. Editing
Editing adalah mengoreksi kesalahan-kesalahan yang ditemui, dengan
cara peneliti melakukan pengecekan kelengkapan data yang ada, jika
ditemui data yang salah pengisiannya maka data tidak dipergunakan.
2. Coding
Teknik ini dilakukan dengan memberikan tanda pada masing-masing
kejadian dengan kode berupa angka numerik, selanjutnya dimasukkan ke
dalam lembaran tabel kerja untuk memudahkan pengolahan. Koding
23
dilakukan pada variabel fungsi berkemih, kode 1 untuk inkontinensia, 2
untuk retensi dan 3 untuk fungsi berkemih normal.
3. Entry data
Entri adalah memasukan data yang diperoleh menggungkan fasilitas
computer dengan menggunakan spss versi 17 untuk mempermudah cara
melakukan perhitungan.
4. Cleaning
Setelah data dimasukkan sesuai dengan kategori, proses selanjutnya
adalah pembersihan data dengan melihat ada tidaknya kesalahan
memasukkan data. Pada proses ini seluruh hasil pengamatan dapat
dilakukan penilaian.
5. Tabulating
Sebelum data dikelompokkan menurut kategori yang telah ditentukan,
selanjutnya data ditabulasikan dengan melakukan penentuan data,
sehingga diperoleh frekuensi dari masing-masing variabel penelitian.
Kemudian memindahkan data ke dalam table-tabel yang sesuai dengan
kriteria.
6. Processing
Melakukan proses penghitungan statistik sesuai dengan rumus yang sudah
ditentukan.
F. Analisa Data
1. Analisa data yang dilakukan adalah diskriptif masing-masing variabel
yang diteliti yaitu frekuensi inkontinensia, retensi dan berkemih normal
24
pada responden. Pengujian masing-masing variabel dengan menggunakan
tabel dan diinterpretasikan berdasarkan hasil yang diperoleh.
2. Analisa Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui pengaruh Bladder
Training (BT) terhadap fungsi berkemih pasien yang terpasang Douer
Catheter (DC). Analisis bivariat dilakukan dengan uji independent t-test
apabila data berdistribusi normal, jika data berdistribusi tidak normal
menggunakan uji Mann Whitney. Uji normalitas data dilakukan dengan
menggunakan uji Kolmogorov Smirnov bila jumlah responden >50 dengan
nilai sig > α (0,05), nilai untuk fungsi berkemih pada kelompok intervensi
maupun kontrol di dapatkan p value sebesar 0,000 < α (0,05). sehingga
data berdistribusi tidak normal dan rumus yang digunakan untuk analisis
bivariat adalah Mann Whitney Test. Nilai keyakinan yang dipahami dalam
uji statistik adalah 0,95 dan nilai kemaknaan α = 0,05 (Notoatmodjo,
2005). Jika p-value > α, maka Ho ditolak bahwa tidak ada perbedaan
setelah diberikan perlakuan dan jika p-value < α, maka Ho gagal ditolak
yang berarti ada perbedaan setelah diberikan perlakuan (Dahlan, 2009).
G. Etika Penelitian
Mengingat pertimbangan etika, peneliti meyakini bahwa responden
dilindungi, dengan memperhatikan aspek-aspek: privacy, anonymity, informed
consent, terhindar dari bahaya dan kejadian negatif yang mungkin terjadi.
1. Permohonan menjadi responden
25
Responden diberi kebebasan untuk menentukan apakah bersedia
atau tidak untuk mengikuti kegiatan penelitian secara sukarela. Sebelum
dilakukan pengambilan data pada responden, peneliti menjelaskan kepada
responden tentang penelitian yang akan dilakukan, meliputi tujuan,
manfaat dan prosedur penelitian. Responden mempunyai hak untuk
menolak menjadi responden jika memang keberatan, namun jika
menyetujui maka responden berpartisipasi dalam penelitian ini.
2. Anonymity
Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak
mencantumkan nama responden, tetapi menggunakan nomor atau kode
responden.
3. Terhindar dari bahaya
Peneliti menjelaskan kepada responden, bahwa penelitian yang akan
dilakukan tidak akan membahayakan bagi status kesehatan klien karena
bukan penelitian dengan perlakuan yang berakibat fatal.