journal

Upload: fellyn

Post on 17-Jul-2015

242 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Journal Reading

Effect of hepatitis B immunisation in newborn infants of mothers positive for hepatitis B surface antigen: systematic review and meta-analysis

Oleh: Febi Stevi Aryani, S.Ked Rizki Frimeryanti Helmy, S.Ked Felly Novelia, S.Ked Benedictus Diego Nugroho, S.Ked

Pembimbing: Dr.H.M. Iqbal Hamas, SpOG

DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA RUMAH SAKIT DR. H.M. RABAIN MUARA ENIM 2012

HALAMAN PENGESAHAN

Journal Reading Judul:

Effect of hepatitis B immunisation in newborn infants of mothers positive for hepatitis B surface antigen: systematic review and meta-analysis

Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti kepaniteraan klinik senior di Bagian Ilmu Kebidanan dan Kandungan Rumah Sakit Dr. H.M. Rabain Muara Enim Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang Periode 13 Februari 3 Maret 2012

Palembang,

Februari 2012

Dr. H.M. Iqbal Hamas, SpOG

KATA PENGANTARPuji syukur kepada Tuhan Semesta Alam, Allah SWT, atas nikmat dan karunia-Nya. Sholawat beriring salam selalu tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. Penulis mengucapkan terima kasih atas bimbingan journal reading yang berjudul Effect of hepatitis B immunisation in newborn infants of mothers positive for hepatitis B surface antigen: systematic review and meta-analysis ini kepada Dr. H.M. Iqbal Hamas, SpOG, dan terakhir, bagi semua pihak yang terlibat, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu, kami haturkan terima kasih banyak atas bantuan yang telah diberikan hingga tugas diskusi kelompok ini dapat terselesaikan. Semoga bantuan yang telah diberikan mendapatkan imbalan setimpal dari Allah SWT. Kami menyadari bahwa didalam makalah ini masih banyak kekurangan baik itu dalam penulisan maupun isi telaah jurnal ini. Karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya makalah ini. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Palembang, Februari 2012

Penulis

BAB I PENDAHULUANHepatitis merupakan infeksi sistemik yang merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati di seluruh dunia.1 Penyakit tersebut ataupun gejala sisanya bertanggung jawab atas 1-2 juta kematian setiap tahunnya. Secara global virus hepatitis merupakan penyebab utama viremia yang persisten. Hepatitis dapat disebabkan oleh virus, obat-obatan dan bahan kimia toksik dengan gejala klinis yang hampir sama. Penyakit hepatitis ini merupakan komplikasi yang mengenai 0,2 % dari seluruh kehamilan. Angka kejadian infeksi hepatitis berbeda untuk setiap trimester kehamilan. Siegler dan Keyser mendapatkan angka 9.5% hepatitis virus terjadi pada trimester I, 32% terjadi pada trimester II, dan 58,5% terjadi pada trimester III. Kejadian abortus, IUFD dan persalinan preterm merupakan komplikasi yang paling sering terjadi pada wanita hamil dengan infeksi hepatitis. Klasifikasi virus hepatitis dibagi dalam dua kategori yaitu hepatitis dengan transmisi secara enterik yaitu virus hepatitis A dan virus hepatitis E , dan transmisi melalui darah yaitu virus hepatitis B, virus hepatitis D dan virus hepatitis C. Infeksi virus hepatitis yang paling sering menimbulkan komplikasi dalam kehamilan adalah virus hepatitis B dan E (VHB & VHE). Infeksi virus hepatitis A (VHA) jarang terjadi dalam kehamilan dan tidak menimbulkan infeksi kronis dengan resiko perinatal yang rendah. Infeksi VHB pada wanita hamil dapat ditularkan secara tranplasental dan 20 % dari anak yang terinfeksi melalui jalur ini 90% akan berkembang menjadi pengidap kronik, diperkirakan 40% diantaranya akan meninggal karena sirosis hati atau kanker hati primer pada saat berumur sekitar 40 tahun, disamping juga merupakan fokus yang infeksius untuk penyebaran horizontal. Penularan VHB vertikal perlu dicegah mengingat bahwa. Penularan perinatal virus hepatitis C (VHC) telah dibuktikan dan sangat erat hubungannya dengan penyakit hati kronis. Infeksi virus hepatitis D (VHD) hanya dapat ditularkan dari ibu ke anak bersamaan dengan VHB karena VHD memerlukan VHB untuk bereplikasi. Sedangkan infeksi virus hepatitis E (VHE) yang dapat ditularkan pada janinnya secara vertikel sering berat pada wanita hamil dengan angka mortalitas ibu 30%1.

Hampir semua bayi yang dilahirkan dari ibu dengan HbeAg positif akan terkena infeksi pada bulan kedua dan dan ketiga kehidupannya. Adanya HbeAg pada ibu sangat berperan penting untuk penularan. Walaupun ibu mengandung HbsAg positif namun jika serologi HbeAg dalam darah negatif, maka daya tularnya menjadi rendah.1 Oleh karena itu bayi yang lahir dari ibu carier HBsAg harus diimunisasi dengan memberikan immunoglobulin dan vaksin hepatitis B. Pengelolaan yang benar pada ibu hamil / bersalin dengan infeksi virus hepatitis diharapkan akan menurunkan kejadian penularan virus secara vertikal maupun horizontal. Komplikasi perdarahan post partum pada ibu dengan infeksi virus hepatitis tampaknya lebih tinggi daripada ibu bersalin dengan HBsAg (-).

STUDI PENELITIAN

Pengaruh imunisasi hepatitis B pada bayi baru lahir dari ibu dengan HbSAg (+) : Ulasan sistematis dan meta-analisis

ABSTRAK Tujuan Untuk mengevaluasi efek vaksin hepatitis B dan imunoglobulin pada bayi baru lahir dengan ibu positif HbSAg. Desain Tinjauan sistematik dan meta-analisis dari uji klinis secara acak. Sumber data Database Elektronik dan pendataan manual. Tinjauan Metode uji klinis secara acak dinilai untukmenentukan kualitas

metodologi. Meta-analisis diambil berdasarkan tiga hasil : risiko relatif terjadinya hepatitis B, kadar antibodi terhadap antigen permukaan hepatitis B, dan efek samping. Hasil 29 uji klinis acak teridentifikasi, lima diantaranya dianggap berkualitas tinggi. Hanya tiga data inklusi dalam penelitian merupakan ibu dengan hepatitis B e antigen negatif. Dibandingkan dengan plasebo atau tanpa intervensi, vaksinasi mengurangi terjadinya hepatitis B (risiko relatif 0,28, 95% interval kepercayaan 0,20-0,40; empat percobaan). Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam kejadian hepatitis B yang ditemukan antara vaksin rekombinan dan vaksin yang berasa dari plasma (1,00, 0,71-1,42; empat percobaan) dan antara vaksin dosis tinggi dengan vaksin dosis rendah (vaksin berasal dari plasma 0,97, 0,55-1,68, tiga kali percobaan; vaksin rekombinan 0,78 , 0,31-1,94, satu percobaan). Dibandingkan dengan plasebo atau tanpa intervensi, hepatitis B imunoglobulin atau kombinasi vaksin dari plasma berasal dan imunoglobulin hepatitis B mengurangi terjadinya hepatitis B (imunoglobulin 0,50, 0,41-0,60, satu percobaan, vaksin dan immunoglobulin 0,08, 0,03-0,17, tiga percobaan).

Dibandingkan dengan vaksin saja, vaksin ditambah imunoglobulin hepatitis B mengurangi terjadinya hepatitis B (0,54, 0,41-0,73; 10 percobaan). Vaksin hepatitis B dan hepatitis B imunoglobulin tampaknya aman, tetapi beberapa percobaan melaporkan terjadinya efek samping. Kesimpulan Vaksin hepatitis B, hepatitis B imunoglobulin, dan vaksin ditambah imunoglobulin mencegah terjadinya hepatitis B pada bayi baru lahir dengan ibu positif antigen permukaan hepatitis B.

PENDAHULUANHepatitis B adalah penyakit menular secara global berkaitan dengan 350 juta jiwa dari penderita dengan penyakit infeksi kronis. Transmisi infeksi dari ibu ke janin sering terjadi, baik dalam rahim atau melalui paparan darah atau cairan darah yang terkontaminasi pada saat proses persalinan. Transmisi perinatal tersebut diduga terjadi pada 35% - 50% penderita dengan karier hepatitis B. Risiko penularan perinatal dikaitkan dengan status antigen hepatitis B e ibu. Jika ibu terbukti positif HbSAg (positif antigen permukaan hepatitis B) dan HbEAg (antigen e), maka 70% sampai 90% dari anak-anaknya akan terinfeksi secara kronis. Jika ibu terbukti positif untuk antigen permukaan tetapi negatif untuk antigen e, maka risiko penularan menjadi rendah.5-9 Dua jenis vaksin hepatitis B telah diberi lisensi. Satu berasal dari plasma (plasma vaksin turunan) dan yang lainnya berasal dari ragi atau sel mamalia (vaksin rekombinan) .10 Suntikan berulang selama beberapa bulan diperlukan untuk meningkatkan antibodi yang efektif dengan vaksinasi. Imunoglobulin hepatitis B memiliki tingkat tinggi antibodi terhadap antigen permukaan hepatitis B. Imunoglobulin ini segera efektif dan menjadi pelindung untuk beberapa bulan, setelah itu ianya berkurang.1112

Dalam review sistematis ini, kami menilai efek

menguntungkan dan merugikan dari vaksin hepatitis B dan immunoglobulin hepatitis B pada bayi baru lahir dari ibu yang positif untuk permukaan hepatitis B antigen.

METODEKami menerapkan metodologi Kolaborasi Cochrane yang dijelaskan dalam standar dan review protokol sejawat kami untuk review ini.14 Kami memasukkan semua percobaan yang dilakukan secara acak pada bayi baru lahir dengan ibu positif HbSAg untuk vaksinasi hepatitis B dan hepatitis B imunoglobulin dalam bulan pertama kehidupan. Kami mengidentifikasi percobaan secara acak dari Grup Neonatal Cochrane, Cochrane Hepato Biliary Group , Cochrane pusat pendaftaran percobaan terkontrol, Medline, PubMed, dan Embase. Pencarian terakhir dilakukan pada Februari 2004. Kami memindai daftar referensi dan menghubungi produsen vaksin hepatitis B untuk meminta percobaan acak yang tidak dipublikasikan. Kami menulis kepada penulis percobaan apabila data tidak diikutsertakan dalam laporan. Ukuran hasil utama kami adalah terjadinya hepatitis B yang didefinisikan sebagai spesimen darah positif untuk antigen permukaan hepatitis B, hepatitis B antigen e atau antibodi antigen terhadap hepatitis B.15 Hasil pengukuran kedua adalah tingkat antibodi terhadap antigen permukaan hepatitis B < 10 IU / l (dianggap tidak cukup untuk mencegah infeksi virus hepatitis B 16 17) dan efek samping. Kami menilai kualitas metodologi penelitian berdasarkan laporan yang dipublikasikan, dan informasi dari para penulis. Kami mengklasifikasikan penelitian sebagai berkualitas tinggi jika mereka memiliki setidaknya dua dari komponen sebagai berikut: generasi memadai urutan alokasi, penyembunyian alokasi yang memadai, atau cukup menyilaukan. Kami melakukan ini karena hanya ada satu penelitian yang memiliki kualitas tinggi untuk semua komponen. Kami melakukan meta-analisis menggunakan model efek tetap dan model efek acak dalam analisis RevMan 4.2. Jika kedua hasil analisis disetuju, kami melaporkan hasil dari efek model terfiksir saja. Kami melaporkan hasil biner, risiko relatif dengan interval kepercayaan 95%. Data dianalisis dengan maksud untuk mengikuti prinsip, termasuk semua peserta acak. Heterogenitas kemudian dieksplorasi dengan tes 2 , dengan signifikansi nilai P 3,5 pg/ml atau HbeAg positif). Untuk mencegah transmisi VHB melalui ASI, dapat diberikan imunoprofilaksis yang tepat termasuk Ig hepatitis B dengan vaksin VHB. Bayi yang lahir dari ibu terinfeksi hepatitis harus dipantau dengan pemeriksaan serologis untuk mencegah penularan dan komplikasi. Dari hasil penelitian jurnal ini, didapatkan kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara vaksin rekombinan dan vaksin yang berasal dari plasma pada infeksi hepatitis B. Namun, ditemukan hasil bahwa bayi yang menerima rekombinan vaksin mencapai tingkat antibodi lebih banyak. Dan

penggunaan hepatitis B imunoglobulin secara tunggal atau ketika ditambahkan ke vaksin hepatitis B memberikan penurunan risiko infeksi hepatitis B. Antenatal care dilakukan untuk skreening ibu yang terinfeksi hepatitis. Tes hepatitis B terhadap HBsAg dianjurkan pada semua wanita hamil pada saat kunjungan antenatal pertama atau pada wanita yang akan melahirkan tapi belum pernah diperiksa HbsAg-nya. HbsAg yang positif tanpa IgM anti HBc menunjukkan infeksi kronis sehingga bayinya harus mendapat HBIg dan vaksin VHB. Pencegahan penularan VHB dapat dilakukan dengan memberikan profilaksis pada wanita hamil yang telah tereksposure dan rentan terhadap infeksi.

DAFTAR PUSTAKA1. Sanotiyoso, Andri. Hepatitis Virus Akut. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Indonesia, 2006 ; 427-432. 2. Surya, I Gede Putu. Dalam Ilmu kebidanan SarwonoPrawirohardjo. Edisi ke-4. Jakarta : PT Bina Pustaka. 2008; 906-909. 3. Cunningham FG, Mac Donald PC, Gant NF. Williams obstetrics. 21th ed Vol 2. Conecticut: Prentice Hall International Inc, 2006. 4. Buku Ajar Neonatologi. Edisi Pertama. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2008. 5. Standar Penatalaksanaan Ilmu Kesehatan Anak. Bagian Ilmu Kesehatan Anak. RSMH. 2007.