jbptitbpp gdl fernandopa 29840 5 2007ta 4

9
 Identifikasi Degradasi Kekuatan Andesit dengan Menggunakan Rock Strength Classification Ha mmer di Desa Cipatik, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat 36 Bab IV Identifikasi Kekuatan Andesit 4.1 Aturan Pengujian RSCH Identifikasi kekuatan andesit dilakukan dengan menggunakan rock strength classification hammer (RSCH) secara langsung di lapangan. Pengujian ini dilakukan  pada permukaan material andesit yang ters ingkap di lokasi penelitian. Nilai pantulan yang terbaca pada RSCH sangat sensitif terhadap proses ubahan yang disebabkan oleh  pelapukan. Hasil pengujian ini akan dijadikan salah satu acuan dalam penyusun skema klasifikasi derajat pelapukan andesit di lokasi penelitian. Pengujian RSCH dilakukan pada lima jalur yang menyusur dari puncak hingga dasar lereng (Gambar 4.1), hal ini dimaksudkan untuk memperoleh hasil representatif yang dapat memperlihatkan perubahan nilai pantulan secara vertikal. Gambar 4.1 Kondisi lereng lokasi penelitian. Pengambilan data dilakukan secara acak tetapi terkontrol, tergantung pada kondisi permukaan batuan yang hendak diuji. Derajat pelapukan I dan II tidak memiliki batas yang jelas, maka dari itu peneliti membagi kedua derajat ini  berdasarkan karakteristik fisik dan intensitas rekahannya. Pada derajat pelapukan I atau batuan segar, pengujian dilakukan pada permukaan andesit yang memperlihatkan

Upload: franz-anggi

Post on 08-Jan-2016

222 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

vdfbdfbdhdfb

TRANSCRIPT

7/17/2019 Jbptitbpp Gdl Fernandopa 29840 5 2007ta 4

http://slidepdf.com/reader/full/jbptitbpp-gdl-fernandopa-29840-5-2007ta-4 1/9

 

Bab IV

Identifikasi Kekuatan Andesit

4.1 Aturan Pengujian RSCH

Identifikasi kekuatan andesit dilakukan dengan menggunakan rock strength

classification hammer (RSCH) secara langsung di lapangan. Pengujian ini dilakukan

 pada permukaan material andesit yang tersingkap di lokasi penelitian. Nilai pantulan

yang terbaca pada RSCH sangat sensitif terhadap proses ubahan yang disebabkan oleh

 pelapukan. Hasil pengujian ini akan dijadikan salah satu acuan dalam penyusun

skema klasifikasi derajat pelapukan andesit di lokasi penelitian.

Pengujian RSCH dilakukan pada lima jalur yang menyusur dari puncak hingga

dasar lereng (Gambar 4.1), hal ini dimaksudkan untuk memperoleh hasil representatif

yang dapat memperlihatkan perubahan nilai pantulan secara vertikal.

Gambar 4.1 Kondisi lereng lokasi penelitian.

7/17/2019 Jbptitbpp Gdl Fernandopa 29840 5 2007ta 4

http://slidepdf.com/reader/full/jbptitbpp-gdl-fernandopa-29840-5-2007ta-4 2/9

Bab IV Identifikasi Kekuatan Andesit

struktur dan tekstur asli tanpa kehadiran discoloration  (Gambar 4.2a). Pada derajat

 pelapukan II atau lapuk ringan, pengujian dilakukan pada permukaan dengan gejala

discoloration  yang semakin meluas (Gambar 4.2b).  Discoloration  tipis pada

 permukaan andesit akan sangat mempengaruhi hasil pengujian RSCH.

Gambar 4.2 Kondisi permukaan singkapan andesit; (a) Batuan segar;

(b) Lapuk ringan.

Pada derajat pelapukan III atau lapuk menengah, pengujian dilakukan pada

 permukaan andesit dengan warna yang semakin berubah dan gejala discoloration 

yang semakin tebal (Gambar 4.3a). Pada Derajat pelapukan IV atau lapuk kuat,

 pengujian dilakukan hanya pada material campuran antara batuan dan tanah (Gambar

4.3b). Pengujian pada derajat ini dilakukan menjauhi corestone atau batuan inti.

7/17/2019 Jbptitbpp Gdl Fernandopa 29840 5 2007ta 4

http://slidepdf.com/reader/full/jbptitbpp-gdl-fernandopa-29840-5-2007ta-4 3/9

Bab IV Identifikasi Kekuatan Andesit

Derajat pelapukan V dan VI, pengujian dengan menggunakan RSCH tidak

dapat dilakukan. Tanah residu dan lapuk sempurna tersusun atas material yang

memiliki nilai pantulan RSCH kurang dari 10.

4.2 Hasil Pengujian RSCH

Hasil pengujian RSCH akan ditampilkan dalam bentuk grafik. Di bawah ini

adalah grafik nilai pantulan RSCH terhadap jarak pengukuran.

 

Hasil pengujian RSCH pada jalur 1 diperlihatkan Gambar 4.4.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

0.4 6.3 7.8 8.9 9.9 11.4 12.9 14.3 15.8 18.3 21 23 24.7

Jarak pengukur an (m)

   N   i   l  a   i   P  a  n   t  u   l  a  n   R   S   C   H

 

Gambar 4.4 Grafik nilai pantulan RSCH terhadap jarak pengukuran pada jalur 1.

•  Hasil pengujian RSCH pada jalur 2 diperlihatkan Gambar 4.5.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

0.2 2.3 4 5.8 7.5 9.3 11 12.8 14.5 16.3 18 20.3 22.5 24.8

   N   i   l  a   i   P  a  n   t

  u   l  a  n   R   S   C

7/17/2019 Jbptitbpp Gdl Fernandopa 29840 5 2007ta 4

http://slidepdf.com/reader/full/jbptitbpp-gdl-fernandopa-29840-5-2007ta-4 4/9

Bab IV Identifikasi Kekuatan Andesit

•  Hasil pengujian RSCH pada jalur 3 diperlihatkan Gambar 4.6.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

0.4 2.5 4.2 6 7.8 9.6 11.2 13 15.5 17.8 20 23 25.3

Jarak pengukuran (m)

 

Gambar 4.6 Grafik nilai pantulan RSCH terhadap jarak pengukuran pada jalur 3.

•  Hasil pengujian RSCH pada jalur 4 diperlihatkan Gambar 4.7.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

0.5 3.3 4.8 6.2 8 9.8 11.5 13 15 16.8 18.2 20 21.8

Jarak penguk uran (m)

   N   i   l  a   i   P  a  n   t  u   l  a  n   R   S   C   H

 

Gambar 4.7 Grafik nilai pantulan RSCH terhadap jarak pengukuran pada jalur 4.

•  Hasil pengujian RSCH pada jalur 5 diperlihatkan Gambar 4.8.

40

50

60

70

80

a  n   t  u   l  a  n   R   S   C

7/17/2019 Jbptitbpp Gdl Fernandopa 29840 5 2007ta 4

http://slidepdf.com/reader/full/jbptitbpp-gdl-fernandopa-29840-5-2007ta-4 5/9

Bab IV Identifikasi Kekuatan Andesit

Hasil pengujian RSCH pada kelima jalur menunjukkan perilaku yang sama,

yaitu peningkatan nilai pantulan seiring dengan bertambahnya jarak pengukuran.

4.3 Klasifikasi Kekuatan Andesit

Hasil pengujian RSCH  menunjukkan bahwa pelapukan sangat berpengaruh

terhadap nilai pantulan andesit. Derajat pelapukan yang semakin meningkat akan

menyebabkan degradasi pada kekuatan andesit. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh

kisaran-kisaran nilai pantulan yang dapat dibagi menjadi empat tingkat derajat pelapukan, di mana setiap derajat pelapukan memiliki rata-rata nilai pantulan yang

 berbeda. Tabel 4.1 memperlihatkan rata-rata nilai pantulan hasil pengujian RSCH dan

Gambar 4.9 memperlihatkan grafik nilai pantulan rata-rata terhadap perkembangan

derajat pelapukan.

Tabel 4.1 Rata-rata nilai pantulan RSCH pada ke lima jalur pengukuran.

 Nilai pantulan rata-rataDerajat

Pelapukan Jalur 1 Jalur 2 Jalur 3 Jalur 4 Jalur 5

Jumlah

Pengukuran

I 71.7 71.4 71.6 71.4 71.2 51

II 65 63.9 61.7 61.9 64.3 83

III 45.8 46.9 47.7 48 45.4 107IV 13.2 12.9 12.8 13.6 13.7 143

0

10

20

30

40

50

60

70

80

   N   i   l  a   i   P  a  n   t  u   l  a  n

   R   S   C   H

Jalur 1

Jalur 2

Jalur 3

Jalur 4

Jalur 5

7/17/2019 Jbptitbpp Gdl Fernandopa 29840 5 2007ta 4

http://slidepdf.com/reader/full/jbptitbpp-gdl-fernandopa-29840-5-2007ta-4 6/9

Bab IV Identifikasi Kekuatan Andesit

Berdasarkan Deere dan Miller (1966 op cit . Johnson dan DeGraff, 1988) Nilai

 pantulan yang terukur pada rock strength classification hammer  merupakan kekerasan

 permukaan suatu material batuan. Kekerasan permukaan ini kemudian dapat

dikonversikan menjadi nilai kuat tekan uniaksial yang mencerminkan nilai kekuatan.

Katz pada tahun 2000, mempublikasikan grafik konversi nilai pantulan RSCH

menjadi nilai kuat tekan uniaksial dalam satuan MPa (Gambar 4.10). Grafik ini dibuat

 berdasarkan hasil pengujian Katz pada berbagai jenis batuan.

Gambar 4.10 Grafik konversi nilai pantulan RSCH menjadi nilai kuat tekan uniaksial

dalam MPa.

Tabel 4.2 memperlihatkan nilai kuat tekan uniaksial andesit yang diperoleh

dari konversi nilai pantulan rata-rata RSCH dengan menggunakan grafik konversi di

atas.

Tabel 4.2 Nilai kuat tekan uniaksial hasil konversi nilai pantulan rata-rata RSCH.

Derajat pelapukan Nilai pantulan rata-rata Nilai kuat tekan uniaksial (MPa)

7/17/2019 Jbptitbpp Gdl Fernandopa 29840 5 2007ta 4

http://slidepdf.com/reader/full/jbptitbpp-gdl-fernandopa-29840-5-2007ta-4 7/9

Bab IV Identifikasi Kekuatan Andesit

Hasil konversi di atas menunjukkan bahwa keberadaan pelapukan sangat

 berpengaruh terhadap kekuatan andesit. Berikut ini adalah grafik nilai kuat tekan

uniaksial terhadap derajat pelapukan (Gambar 4.11).

0

50

100

150

200

250

300

1 2 3 4

Derajat pe lapukan

   K  u  a   t   t  e   k  a  n

  u  n   i  a   k  s   i  a   l 

   (   M   P  a   )

 

Gambar 4.11 Grafik nilai kuat tekan uniaksial andesit terhadap perkembangan derajat

 pelapukan.

Attewell dan Farmer (1976) telah mengklasifikasikan batuan berdasarkan

kekuatannya (Tabel 4.3). Skema ini mengklasifikasikan kekuatan batuan menjadi lima

tingkatan, yaitu very weak , weak , medium, strong, dan very strong.

Tabel 4.3 Klasifikasi kekuatan batuan (Attewell dan Farmer, 1976).

Strength Classification Strength range (MPa)

Very weak 10-20

Weak 20-40

 Medium 40-80

Strong 80-160

7/17/2019 Jbptitbpp Gdl Fernandopa 29840 5 2007ta 4

http://slidepdf.com/reader/full/jbptitbpp-gdl-fernandopa-29840-5-2007ta-4 8/9

Bab IV Identifikasi Kekuatan Andesit

Berdasarkan tabel klasifikasi di atas, derajat pelapukan I dengan nilai kuat

tekan uniaksial sebesar 260 MPa, termasuk dalam kategori sangat kuat. Derajat

 pelapukan II dengan nilai kuat tekan uniaksial sebesar 135 MPa, termasuk dalam

kategori kuat. Derajat pelapukan III dengan nilai kuat tekan uniaksial sebesar 49 MPa,

termasuk dalam kategori menengah. Derajat pelapukan IV dengan nilai kuat tekan

uniaksial sebesar 12 MPa, termasuk dalam kategori sangat lemah.

4.4 DiskusiDerajat pelapukan I atau batuan segar memiliki nilai pantulan RSCH yang

sangat tinggi dengan nilai rata-rata pengukuran yaitu 71.5. Derajat pelapukan II atau

lapuk ringan, nilai pantulan RSCH dipengaruhi oleh discoloration  tipis pada

 permukaannya. Pada derajat ini nilai pantulan rata-rata RSCH berkurang menjadi

63.3. Discoloration yang semakin meluas dan mendalam, sangat mempengaruhi nilai

 pantulan RSCH pada derajat pelapukan III atau lapuk menengah. Nilai pantulan

RSCH semakin berkurang dengan nilai rata-rata pengukuran sebesar 46.8. Derajat

 pelapukan IV atau lapuk kuat, nilai pantulan RSCH sangat berkurang karena kondisi

material yang sebagian besar telah terubah menjadi tanah. Nilai pantulan RSCH

sangat rendah dan terkadang tidak terukur. Derajat ini memiliki rata-rata pengukuran

sebesar 13.2. Derajat pelapukan V atau lapuk sempurna, hampir seluruh material telah

terubah menjadi tanah dan meninggalkan fragmen-fragmen batuan berukuran kerikil

hingga bongkah. Derajat pelapukan VI atau tanah residu seluruh material telah

terubah menjadi tanah. Kedua derajat ini tidak dapat ditentukan nilai pantulannya

dengan menggunakan RSCH.

Berdasarkan tabel klasifikasi kekuatan batuan (Attewell dan Farmer, 1976)

andesit di lokasi penelitian dapat dibagi menjadi empat kategori, yaitu sangat kuat,

kuat, menengah, sangat lemah. Penurunan kekuatan dari derajat pelapukan I hingga

III memperlihatkan perubahan yang cukup stabil. Penurunan yang drastis terjadi pada

derajat pelapukan IV, derajat ini berada dua kategori di bawah derajat pelapukan III.

7/17/2019 Jbptitbpp Gdl Fernandopa 29840 5 2007ta 4

http://slidepdf.com/reader/full/jbptitbpp-gdl-fernandopa-29840-5-2007ta-4 9/9

Bab IV Identifikasi Kekuatan Andesit

Identifikasi Degradasi Kekuatan Andesit dengan Menggunakan Rock Strength Classification Hammer di Desa Cipatik, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa

Barat

44

Tabel 4.4 Skema klasifikasi derajat pelapukan andesit di Desa Cipatik, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat.