iv hasil dan pembahasan...29 iv hasil dan pembahasan bab ini mendeskripsikan hasil dari penelitian...
TRANSCRIPT
29
IV
Hasil dan Pembahasan
Bab ini mendeskripsikan hasil dari penelitian yang sudah dilaksanakan di
SMA N 1 Tuntang yang meliputi hasil wawancara, angket/kuesioner, uji validitas
soal tes, uji reliabilitas soal tes, uji normalitas hasil nilai pre test dan post test, uji
homogenitas hasil nilai pre test dan post test, uji hipotesis hasil nilai pre test dan post
test yang dianalisi dengan menggunakan SPSS Windows Version 16.0. serta
pembahasan.
4.1 Hasil wawancara dan angket siswa
Sub bab ini menjelaskan hasil wawancara guru TIK dan angket siswa kelas XII
IPS1.Wawancara dan angket adalah cara untuk mengumpulkan informasi dan unutk
mengetahui kebutuhan dalam penelitian. Informasi yang peneliti dapat dari
wawancara dengan guru TIK SMA N 1 Tuntang adalah guru sering kali
menggunakan metode learning by doing dan student center dalam pembelajaran.
Metode ini sering digunakan karena target dan tujuan pembelajaran mudah untuk
tercapai. Menurut narasumber untuk pencapaian nilai afektif, kognitif dan
psikomotorik sudah mencapai 95% diatas KKM dan 5% dibawah KKM. Hal ini
terjadi karena kemampuan siswa berbeda-beda dan dari lingkungan serta SMP yang
berbeda-beda. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan startegi belajar learning
start with a question dengan tujuan ingin memperkenalakan stategi baru kepada guru
TIK dan guru lain agar tidak bosan dan memberikan pengetahuan baru tentang
penggabungan strategi tersebut dengan media sosial facebook.. Pembelajaran online
sempat dilakukan guru TIK salah satunya dengan mengirim tugas lewat e-mail dan
mencari tugas atau materi diinternet. Tapi hanya sebagian kecil siswa yang mau
mengirim tugas lewat e-mail dengan alasan internet lemot, tidak ada koneksi internet
dan tidak tahu caranya.
Kesulitan yang sering dihadapi siswa SMA N 1 tuntang dalam pemebalajran TIK
antara lain dari faktor peserta didik sendiri belum bisa mengoperasikan komputer,
30
mengantuk, kurang fokus ada juga saat pelajaran mengerti tapi setelah pembelajaran
selalesai atau berganti hari sering kali lupa. Kemudian dari faktor gurunya terlalu
cepat dalam menyampaikan materi, terlalu memihak ke siswi perempuan dari pada
laki-laki.
Peneliti juga mengumpulkan informasi tentang internet dan facebook dengan
menggunakan angket yang ditujukan kepada peserta didik kelas XII IPS 1. Berikut
adalah data responden dan informasi yang peneliti dapatkan.
Tabel 4.1 Responden yang memiliki komputer
Keterangan Apa anda memiliki komputer dirumah
Ya Tidak
Responden 11 14
Dari tabel diatas siswa yang tidak memiliki komputer lebih banyak dari sswa yang
memiliki komputer . Dengan perbandingan siswa yang memiliki komputer 11 dan
yang tidak memiliki 14.
Tabel berikutnya metode guru TIK menurut responden. Informasi yang didapatkan
adalah 5 responden menyatakan dengan menggunakan metode ceramah dan 20
responden menyatakan memmakain metode yang bermacaram macam antara lain
dengan praktek di lab komputer , menggunaakan LCD dalam menyampaiakan materi
dan mencatat di kelas.
Tabel 4.2 Metode guru TIK
Keterangan Metode guru TIK keteranagan
Ceramah Lainya : - praktek
- mencatat dikelas
- dengan LCD proyektor Responden 5 20
Tabel 4.3 memberikan informasi tentang akun facebook yang dipunyai oleh
responden. Dengan keterangan N adalah jumlah responden yaitu 25 dan F adalah
jumlah responden dalam kategori tidak punya akun 8%, mempunyai 1 akun 36% , 2
akun dengan prosentasi 56% sedangkan lebih dari 3 akun tidak ada.
31
Tabel 4.3 Akun facebook peserta didik
N Pilihan Jawaban F Prosentase
25 a. tidak punya akun 2 8%
b. 1 akun 9 36%
c. 2 akun 14 56%
d. >3 akun 0 0%
Tabel dibawah 4.4 ini adalaha prosentasi akses akun facebook dalam sehari.
Dengan responden yang tidak pernah mengakses 28%, kurang dari 3 kali adala 52 %,
untuk yang 3 sampai 6 kali adala 16% sedangkan unutk yang sering akses akun
facebook ada 1 responden dengan 1prosentase 4%
Tabel 4.4 Akses akun facebook perhari
N Pilihan Jawaban F Prosentase
25 a. tidak pernah 7 28%
b. < 3kali 13 52%
c. 3-6 kali 4 16%
d. > 6 kali 1 4%
Media yang sering digunakan untuk mengakses akun facebook adalah laptop atau
komputer yang prosentasenya lebih banyak 20% dibanding yang menggunakan
handphone. Seperti pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Media akses akun facebook
N Alternatif Jawaban F Prosentase
25 a. Laptop/ Komputer 15 60%
b. Handphone 10 40%
32
Siswa yang mempunyai grup lebih dari 6 berjumlah 3 siswa, 3-6 grup ada 4 siswa,
siswa yang mempunyai grup < 3 berjumlah 11 siswa dan lainya tidak mempunyai
grup pada facebook.
Tabel 4.6 Grup facebook yang anda punya
N Alternatif Jawaban F Prosentase
25 a. tidak ada 7 28%
b. <3 grup 11 44%
c. 3-6 grup 4 16%
d.>6 grup 3 12%
Tabel 4.7 Update status
N Alternatif Jawaban F Prosentase
25 a. tidak pernah 13 28%
b. <3 kali 10 44%
c. 3-6 kali 2 16%
d.>6 kali 0 0%
Berdasarkan tabel diatas 13 responden tidak pernah update status untuk setiap
akses akun facebook, 10 responden update status kurang dari 3 kali, 2 responden
update status antara 3 sampai 6 kali setiap online dan siswa yang update status lebih
dari 6 kali tidak ada.
Rata-rata durasi yang digunakan responden untuk mengakses facebook adalah
beberapa menit. Dengan rincian : 12 orang responden mengakses Facebook selama
beberapa menit, 9 orang responden mengakses sekitar 15-30 menit, 1 orang
mengakses selama 30-60 menit setiap online dan 3 responden mengakses lebih dari
60 menit.
33
Tabel 4.8 Waktu online
N Alternatif Jawaban F Prosentase
25 a. beberapa menit 12 28%
b. 15-30 menit 9 44%
c. 30-60 menit 1 4%
d.>60 menit 3 12%
Responden yang menggunakan fitur chatting facebook sama banyaknya
dengan rincian prosentasinya 40% dan yang sering chatting prosentasinya 20%
dengan responden 5 orang.
Tabel 4.9 Menggunakan fitur chatting facebook
N Alternatif Jawaban F Prosentase
25 a. sering 5 20%
b. beberapa kali 10 40%
c. tidak pernah 10 40%
4.2 Pembelajaran Learning start with a question
Sub bab ini menjelaskan proses belajar mengajar yang menggunakan panduan
LKS serta penerapan strategi learning start with a question pada facebook.
4.2.1 Sebelum penerapan facebook sebagai media pembelajaran online
Guru menggunakan buku pegangan dan LKS sebagai panduan dalam
menyampaikan materi. Proses dalam pembelajaranya pada jam pertama separuh
siswa dikelas dan sebagian siswa di ruang lab komputer. Dengan ketentuan siswa
yang berada di dalam kelas mencatat dan mengerjakan soal yang berada di dalam
LKS dan siswa yang berada di dalam lab komputer akan mendapatkan materi
praktek. Untuk pergantian jam ke 2, akan bergantian dengan proses yang sama.
Proses ini dilakukan disemua kelas yang diampu guru TIK. Hal ini akan membuat
34
bosan siswa dan siswa yang berada didalam kelas tidak kondusif karena tidak ada
guru yang mendampingi.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan guru pengampu mata
pelajaran TIK, didapatkan informasi bahwa pembelajaran dengan metode seperti itu
tidak sedikit membuat siswa merasa bosan. Dan membuat pembelajaran tidak efektif.
Guru pengampu mata pelajaran TIK menambahkan bahwa harus ada pembaharuan
dalam pengajaran agar siswa tidak bosen.
4.2.2 Pembelajaran dengan menggunakan facebook fitur wall, group dan chat
dalam LQs
Pelaksanaan penelitian ini menerapkan pembelajaran melalui strategi
Learning Start With A Question dengan facebook sebagai medianya. Pelaksanaan
penelitian ini terdiri dari 3 tahapan. Pada tahap awal, guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan memotivasi siswa. Selanjutnya guru memberikan gambaran
terhadap materi yang akan dipelajari dengan memanfaatkan fitur wall, group dan wall
dalam facebook sebagai media pembelajarannya. Pada tahap inti 25 siswa yang dalam
hal ini disebut group facebook membagi diri menjadi 5 kelompok kecil dengan
anggota masing masing kelompok adalah 5 orang siswa ditambah 1 orang yaitu
admin (gambar 4.1). Kelompok kelompok kecil inilah yang selanjutnya akan disebut
group chat. Pada proses inilah pembelajaran dengan memanfaatkan fitur wall, group
dan chat dimulai. Guru (admin) memberikan topik/ materi dan petunjuk diskusi
dalam group facebook (gambar 4.2), kemudian siswa mempelajari materi sesuai
dengan topik dan berdiskusi mengikuti pentunjuk dalam group. Proses diskusi
dilakukan dengan 2 cara, yang pertama menggunakan fitur chat pada group kecil dan
yang kedua menggunakan fitur wall dalam group. Group facebook berfungsi sebagai
tempat untuk share materi, share tutorial corel draw dan tempat diskusi di group
besar.
35
Gambar 4.1 Daftar anggota group FB Gambar 4.2. Topik diskusi dan petunjuk diskusi
Dalam penggunakan media sosial facebook dalam strategi LQs dipisah
menjadi 3 sub bab, yaitu: penggunaan fitur group dalam facebook, penggunaan fitur
chat pada facebook dan penggunaan fitur wall pada facebook.
1. Penggunaan fitur group facebook dalam strategi LQs
Berdasarkan gambar 4.2, guru (admin) memberikan kisi-kisi materi yang harus
dipelajari dan dan memberikan petunjuk diskusi kedalam group facebook. Siswa harus
mempelajari materi dengan menggunakan buku panduan mata pelajaran TIK kemudian
menandai materi yang kurang dipahami. Guru memberikan petunjuk bahwa materi yang
kurang dipahami diberikan tanda dengan maksud dari materi yang kurang dipahami
tersebut dapat disusun pertanyaan-pertanyaan sebagai bahan untuk diskusi pada group
chat sesuai dengan kelompok yang sudah dibentuk.
Selain menuliskan materi apa yang harus dipelajari dan petunjuk diskusi
kedalam group facebok, admin juga men-share tutorial mengenai pembuatan logo
BlackBerry dengan menggunakan corel draw (gambar 4.3.). Share materi tutorial ini
mempunyai maksud agar siswa mendapatkan tambahan pengetahuan dengan materi
corel draw tersebut.
36
Gambar 4.3. Tutorial corel draw
2. Pemanfaatan fitur chat pada grup facebook dalam strategi LQs
Seperti yang sudah dipaparkan diatas, bahwa sebelum siswa melakukan
diskusi, group facebook yang terdiri dari 25 anggota tersebut dibagi kedalam group –
group kecil yang didalamnya terdapat 5 anggota dan 1 admin. Dari materi yang telah
dipelajari oleh siswa, maka akan muncul materi materi yang belum atau kurang
dipahami oleh anggota group kecil tersebut. Maka kemudian dari materi yang kurang
dipahami tersebut dapat disusun pertanyaan pertanyaan sebagai bahan untuk diskusi.
Berikut ini adalah contoh proses diskusi dalam group chat.
Gambar 4.4. kelompok 1 Gambar 4.5. kelompok 2
37
Gambar 4.4 adalah cuplikan proses diskusi dari kelompok 1. Pada kelompok
tersebut materi yang didiskusikan adalah tentang pengertian dari istilah-istilah yang
terdapat pada corel draw, seperti pengertian paragraph text dan artistic text. Pada
kelompok 1 banyak terpapar pertanyaan - pertanyaan biasa. Pada kelompok 1 dapat
ditemui siswa anggota group chat membuat pertanyaan dengan menggunakan kata
apa dan siapa. Pertanyaan pertanyaan di kelompok 1 mempunyai tujuan untuk
menggali informasi. Pada kelompok 1 siswa anggota group chat cukup aktif, karena
di dalamnya siswa saling tukar menukar informasi yang diketahui. Jadi proses Tanya
jawab dan saling melengkapi informasi cukup berjalan dengan baik
Proses diskusi juga terlihat pada kelompok 2 (gambar 4.5). Kelompok tersebut
terlihat berdiskusi tentang langkah-langkah menggabungkan dua objek dengan
menggunakan tool pada corel draw. Di kelompok 2 dapat ditemui siswa
menggunakan kalimat tanya biasa dengan tujuan untuk menggali informasi. Di
kelompok ini juga ditemui siswa menggunakan kalimat yang termasuk kategori
kalimat klarifikasi dan konfirmasi. Anggota kelompok 2 cukup aktif dalam saling
melempar pertanyaan dan jawaban.
Gambar 4.6. kelompok 3 Gambar 4.7. kelompok 4
Kelompok 3(gambar 4.6) berdiskusi dengan topik bahasan menu dan ikon pada
corel draw. Di kelompok 3 ini proses diskusi kurang bisa berjalan dengan baik karena
anggota kelompok masih kurang aktif dibandingkan dengan kelompok yang lain. Di
kelompok ini ditemui siswa siswa yang bertanya dan siswa yang hanya menjawab.
38
Bahkan ditemui siswa yang menjawab pertanyaan anggota yang lain dengan jawaban
yang asal asalan.
Proses diskusi untuk kelompok 4 (gambar 4.7) cukup berjalan dengan baik
dengan adanya saling lempar pertanyaan. Kelompok 4 ini membahas materi tentang
objek tool dan dan fungsinya. Siswa yang masih kurang paham tentang materi
tersebut mau aktif bertanya kepada temannya. Di kelompok 4 ini dapat ditemui
pertanyaan – ini adalah siswa anggota group chat 4. Walaupun aktif tetapi di
kelompok ini siswa yang menjawab pertanyaan dari temannya kurang dapat
menjelaskan secara sedikit lebih mendetail. Ditemui dalam percakapan kelompok ini
yaitu siswa anggota kelompok 4 menjawab suatu pertanyaan dari temannya dengan
pola yang sama seperti di buku atau dikenal dengan kata text book.
Gambar 4.8. kelompok 5
Bahasan pada kelompok 5 adalah tentang tool pada corel draw (gambar 4.8).
Walaupun bahasan untuk kelompok 5 hampir sama dengan kelompok 2 dan proses
diskusi cukup berjalan dengan baik, tetapi pada proses diskusi untuk kelompok 5
kurang terlihat aktif apabila dibandingkan dengan kelompok 2. Kebanyakan siswa
hanya melemparkan pertanyaan untuk mendapatkan suatu jawaban. Pertanyaan
pertanyaan yang bersifat retoris ataupun konfirmasi tidak begitu terlihat pada proses
diskusi untuk kelompok 5.
Proses diskusi di kelompok 1 sampai dengan 5 sesuai dengan standar
kompetensi/ kompetensi dasar yaitu menggunakan perangkat lunak pembuat desain
grafis (1) dan menggunakan ikon yang terdapat dalam perangkat lunak pembuat
grafis (2). Secara umum proses diskusi kelompok pada group chat 1 sampai dengan 5
39
berjalan dengan baik. Akan tetapi secara keseluruhan, saling lempar pertanyaan pada
proses diskusi masih sebatas pertanyaan yang sifatnya untuk mendapatkan informasi
dari orang lain. Kalimat retoris ataupun kalimat konfirmasi kurang begitu sering
terlihat pada keseluruhan proses diskusi di group chat.
3. Pemanfaatan fitur wall media sosial facebook dalam strategi LQs
Proses diskusi tidak hanya dilakukan di grup chat, tetapi proses diskusi juga
dilakukan pada group facebook juga dengan memanfaatkan fitur wall. Pemanfaatan
fitur wall yang digunakan untuk proses diskusi dilihat pada gambar 4.9.
Gambar 4.9. Penerapan LQs pada fitur wall
Siswa melakukan diskusi di ruang lingkup yang lebih besar yaitu group
facebook dengan menggunakan fitur wall. Siswa dapat mem-posting pertanyaan di
group facebook, kemudian siswa yang lain memberikan komentar tentang pertanyaan
tersebut sesuai dengan informasi yang diperoleh dari buku yang dipelajari maupun
dari proses diskusi yang terjadi di group chat. Guru juga memberikan komentar
sebagai upaya memotivasi siswa lain ikut serta dalam proses diskusi. Pada gambar
4.9 terlihat bahwa pada proses diskusi tersebut terdapat 11 komentar 3 adalah
pertanyaan dari materi yang belum mereka pahami. Pada diskusi di kelompok besar
dengan menggunakan fitur wall tipe pertanyaan tidak hanya untuk mendapatkan
jawaban saja, tetapi dari gambar diatas terlihat bahwa siswa menggunakan pertanyaan
yang bersifat konfirmasi. Dari 11 komentar yang tampak, terlihat ada 4 jawaban dari
pertanyaan seputar materi corel draw. Jawaban itu tidak hanya dari guru (admin)
tetapi siswa pun turut memberikan jawaban dan penjelasan terhadap suatu
40
pertanyaaan. Dari proses diskusi pada kelompok besar pun dapat ditemui bahwa
admin pun turut memberikan motivasi kepada siswa. Dalam diskusi diatas terdapat 3
komentar bersifat kurang penting, yang dimaksud kalimat kurang penting dalam
konteks ini adalah kalimat yang bukan bersifat pertanyaan atau jawaban, tetapi hanya
ucapan terima kasih yang kurang mendukung dalam menjawab pertanyaan dalam
permasalahan diatas.
Dibawah ini adalah contoh hasil diskusi di group chat berupa sisa pertanyaan
yang belum terjawab dan kemudian di-share dalam group.
Gambar 4.10. Sisa pertanyaan grup chat
Berdasarkan gambar 4.10, hasil diskusi dari kelompok kecil (group chat)
kemudian di-share oleh ketua kelompok dalam group facebook. Pertanyaan tersebut
dijadikan sebagai bahan diskusi pada kelompok yang lebih besar. Pada diskusi
tersebut ada 6 komentar, 3 jawaban pertanyaan utama bersifat memberikan informasi
terhadapsuatu permasalahan. Dari jawaban jawaban tersebut tenyata muncul satu
pertanyaan baru yang muncul dari jawaban pertanyaan utama. Kemudian ada 1
kalimat jawaban dari permsalahan baru tersebut. Dan yang terakhir adalah satu
jawaban yang berfungsi sebagai umpan ataupun dorongan kepada siswa agar
berperan serta dalam proses diskusi.
Fungsi wall pada group facebook juga dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
41
Gambar 4.11. kesimpulan siswa dari pembelajaran
Pada gambar 4.11, terlihat bahwa guru (admin) meminta siswa untuk
menyimpulkan hasil pembelajaran dengan topik corel draw dari proses diskusi di
facebook dengan menggunakan fitur wall, group, dan chat. Guru (admin) pun
meminta tanggapan dari siswa tentang penggunaan media facebook sebagai media
dalam pembelajaran. Pada komentar wall tersebut ada 5 komentar, 2 bersifat
tanggapan tentang materi pelajaran dan 3 bersifat tanggapan menggunakan facebook
sebagai media pembelajaran. Dalam proses ini siswa dapat menyimpulkan yang
diperoleh dari pembelajaran. Selanjutnya pembelajaran dilanjutkan dalam
pembahasan dikelas dengan mengulas materi yang telah dipelajari siswa.
4.3 Uji Validitas Soal Tes
Sebelum pre test dan post test diujikan terlebih dahulu dilakukan uji validitas.
Skala penilaian soal uraian adalah 0-5 tergantung ketepatan siswa dalam menjawab
soal tes.
Kriteria validitas dapat Anda tentukan dengan melihat nilai pearson
correlation (rhitung) dan Sig. (2-tailed). Nilai pearson correlation > nilai pembanding
berupa r-kritis, maka item tersebut valid. Atau jika nilai Sig. (2-tailed) < 0.05 berarti
item tersebut valid dan berlaku sebaliknya. r-kritis bisa menggunakan tabel r atau
dengan uji -t. Nilai df yang digunakan adalah 23 (25 – 2) dengan tingkat signifikansi
5% sehingga diperoleh rtabel = 0.381. Gambar 4.2 menunjukan perhitungan dari soal
uraian 1 sampai soal uraian no 5. Berdasarkan gambar tersebut pearson correlation
(rhitung) > rtabel. Semua soal dinyatakan valid dan dalam kategori cukup.
42
Tabel 4.10 Tabel hasil uji validitas dengan SPSS 16
4.4 Uji Reliabilitas soal tes
Reliabilitas merupakan hal yang sangat penting untuk menentukan apakah
instrumen yang diberikan telah menyajikan pengukuran yang reliabel atau belum.
Kriteria pengambilan keputusan reliabel atau tidak suatu instrumen dilakukan dengan
cara berikut:
a. Instrumen dinyatakan reliabilitas apabila nilai Cronbach’s Alpha > rtabel.
b. Instrumen dinyatakan tidak reliabilitas apabila nilai Cronbach’s Alpha < rtabel.
Uji reliabilitas dalam penelitian ini juga dilakukan dua kali, yaitu uji reliabilitas
pada soal pilihan ganda dan uji reliabilitas pada uraian. Dari uji reliabilitas yang
dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.11 uji reliabilitas soal test dengan SPSS 16
Dari gambar tersebut nilai Cronbach’s Alpha pada uji reliabilitas soal piliahan
ganda > rtabel (0,667 > 0,381) .Dengan demikian instrumen dapat dinyatakan reliabel
karena nilai Cronbach’s Alpha pada tabel tersebut lebih dari rtabel dan kategori
reliabilitas tinggi.
Cronbach's Alpha N of Items
.667 6
43
4.5 Uji Normalitas Hasil pretest dan post test
Dalam penelitian ini dilakukan uji normalitas yang bertujuan untuk
mengetahui data pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol normal
atau tidak. Uji normalitas menggunakan uji Shapiro-Wilk karena subjek kurang dari
50 dan dianggap lebih akurat. Jumlah subjek pada penelitian ini adalah 50 responden
dengan rincian 25 siswa pada kelas kontrol dan 25 siswa pada kelas eksperimen.
Uji normalitas normalitas ini dilakukan pada data pretest dan posttest untuk
kelas kontrol dan kelas eksperimen. Syarat data dikatakan normal dan tidak normal
dengan tingkat signifikan 5% jika:
a. Nilai dari nilai signifikan > 0.05 , data dikatakan normal
b. Nilai dari nilai signifikan < 0.05 , data dikatakan tidak normal
Tabel 4.5.1 skor kelas kontrol dan kelas eksperimen
No Skor pretest Skor postest
Kelas kontrol Kelas eksperimen Kelas kontrol Kelas eksperimen
jlmSkor Nilai jlmSkor Nilai jlmSkor Nilai jlmSkor Nilai
1 19 76 19 76 21 84 21 84 2 14 56 13 52 20 80 22 88 3 14 56 14 56 20 80 18 72 4 20 80 18 72 22 88 18 72 5 14 56 15 60 21 84 23 92 6 16 64 15 60 20 80 22 88 7 13 52 14 56 22 88 19 76 8 13 52 18 72 15 60 21 84 9 13 52 14 56 19 76 22 88 10 13 52 16 64 18 72 19 76 11 15 60 17 68 18 72 21 84 12 15 60 16 64 19 76 20 80 13 14 56 11 44 24 96 20 80 14 7 28 14 56 20 80 20 80 15 9 36 13 52 18 72 20 80 16 16 64 13 52 18 72 23 92 17 16 64 15 60 19 76 21 84 18 11 44 15 60 20 80 21 84 19 15 60 15 60 19 76 23 92 20 16 64 16 64 18 72 23 92
44
21 14 56 14 56 19 76 21 84 22 15 60 7 28 19 76 19 76 23 15 60 16 64 18 72 18 72 24 12 48 19 76 21 84 22 88 25 16 64 9 36 21 84 20 80
4.5.1 Uji Normalitas Nilai pre test
Gambar 4.5.1 test uji normalitas pre test SPSS 16
Berdasarkan gambar diatas uji normalitas dengan uji Shapiro-Wilk menyatakan
bahwa nilai signifikasni kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan hasil:
a. Kelas eksperimen nilai signifikansi 0.074 > 0.05, data normal
b. Kelas kontrol nilai signifikansi 0.087 > 0.05, data normal
4.5.2 Uji Normalitas Nilai post test
Gambar 4.5.2 test uji normalitas post test SPSS 16
Berdasarkan gambar diatas uji normalitas dengan uji Shapiro-Wilk menyatakan
bahwa nilai signifikasni kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan hasil:
c. Kelas eksperimen nilai signifikansi 0.084 > 0.05, data normal
d. Kelas kontrol nilai signifikansi 0.178 > 0.05, data normal
4.6 Uji Homogenitas Hasil Belajar Siswa
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa varian
populasi adalah sama atau tidak. Uji ini dilakukan sebagai prasyarat dalam analisis
independent sample t test dan ANOVA. Asumsi yang mendasari dalam analisis
varian (ANOVA) adalah bahwa varian dari populasi adalah sama. Sebagai kriteria
45
pengujian, jika nilai signifikansi lebih dari 0,5 maka dapat dikatakan bahwa varian
dari dua atau lebih kelompok data adalah sama.
Tujuan uji homogenitas ini adalah untuk mengetahui keseimbangan varians
post test kelas kontrol dan kelas eksperimen. Gambar 4.6 adalah hasil dari uji
homogenitas dengan menggunakan SPSS 16
Gambar 4.6 Hasil uji homogen dengan SPSS 16
Syarat data homogen, sebagai beriku:
Jika fhitung < ftabel (4,043) ,nilai signifikansi > 0,05 (5%) berarti data dikatakan
homogen.
Berdasarkan gambar 4.6 dapat disimpulkan bahwa fhitung < ftabel dengan rincian
0,051 < 4,043 dan nilai signifikansi > 0,05 dengan rincian 0,823 > 0,05 maka data
dikatakan bahwa nilai post test kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki
keseimbangan varians atau homogen.
4.7 Uji Hipotesis
Dari uji hipotesis penelitian yang dikemukakan pada sub bab 3.8 ditemukan
hasil (perhitungan dengan SPSS 16).
46
Gambar 4.7 Uji t dengan spss 16
Berdasarkan gambar 4.7 yang telah dilakukan hasil yang didapat adalah nilai
thintung = 2,322 dan sig. = 0,25 maka H1 diterima dan H0 ditolak. Dengan rincian pada
tabel 4.7 berikut.
Tabel 4.7.1 Hasil uji t
t hitung > ttabel 2,322 > 2,01063
Sig. < α 0.025 < 0.05
Mean kelas Eksperimen 82,72
Mean kelas Kontrol 78,24
Mean Difference 4,480
Tabel 4.7.2 Nilai rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol
Pretest postest Mean
Difference
Indek gain kategori
Kelas Kontrol 54,44 78,24 23,8 0,510 Sedang
Kelas
Eksperimen 58,56 82,72 24,16 0,58 Sedang
Mean
Difference 4,16 4,480
47
Berdasarkan tabel 4.7.1 dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas
eksperimen yang menggungakan strategi belajar learning start with a question
dengan memanfaatkan media facebook strategi learning start with aquestion lebih
tinggi dibandingkan kelas kontrol yang hanya menggunakan strategi learning start
with a question dengan perbedaan mean 4,480. Berdasarkan pada tabel 4.7.2 ada
peningkatan hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan rincian untuk
mean difference kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Dengan
demikian dapat disimpulkan penggunaan media facebook model PAIKEM strategi
learning start with a question mempengaruhi hasil belajar siswa.
4.8 Pembahasan Hasil Penelitian
Prosedur belajar yang benar berdasarkan hasil eksperimen seperti gambar berikut:
Gambar 4.8 Prosedur belajarberdasarkan hasil eksperimen
Guru
Siswa
motivasi
Materi ajar
Aktif, kreatif, inovatif
Mendengarkan guru
Mendampingi siswa
grup
Bahan ajar
Admin dan anggota
Kelompok kecil
Aktif dalam facebook
Diskusi di chatt/ wall
Hasil diskusi
Akun facebook
48
Berdasarkan gambar 4.8 guru memberikan motivasi kepada siswa, menyiapkan
bahan ajar dan mendampingi siswa. Guru membuat grup pada facebook sekaligus
menjadi admin, menyiapkan topik diskusi pada facebook. Admin memasukan
anggota pada grup facebook. Siswa dituntut aktif, kreatif dan inovatif. Mendengarkan
perintah guru. Siswa harus mempunyai akun facebook agar bisa masuk dalam
facebook. Siswa membuat kelompok kecil. Kemudian siswa diskusi menggunakan
chatting facebook atau menggunakan wall pada facebook. Setelah diskusi sesuai
dengan topik, maka hasil diskusi sebagai bahan ajar dipertemuan berikutnya.
Prosedur ini dapat meningkatkan hasil belajar jika memenuhi syarat sebagai
berikut:
a. Komunikasi siswa dengan guru baik
b. Guru mempunyai akun facebook
c. Guru menguasai dan mengetahui fitur-fitur facebook
d. Guru menguasahi materi pembelajaran
e. Materi pembelajaran bisa diterapkan pada facebook
f. Siswa mempunyai akun facebook
g. Siswa ikut serta dalam grup yang disediakan
h. Siswa mengikuti petunjuk guru dengan tepat
i. Komunikasi yang baik antar siswa
j. Siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran
Berdasarkan sub bab 4.5, sub bab 4.6 dan sub bab 4.7 data dinyatakan normal
pada uji normalitas hasil dan hasil uji homogenitas data dinyatakan homogen atau
bervarian sama serta. Setelah itu dilakukan uji t atau uji hipotesis. Berdasarkan hasil
uji T ada perbedaan rata - rata kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan demikian
terbukti bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan media
facebook strategi learning start with a question dan pembelajaran yang hanya
menggunakan strategi learning start with a question.