iud
DESCRIPTION
IUDTRANSCRIPT
![Page 1: Iud](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081413/5481cfdcb4af9f4b168b4587/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Merencanakan kehamilan merupakan bagian penting dalam membentuk keluarga bahagia
dan sejahtera. Salah satu solusinya adalah melalui pemakaian alat kontrasepsiyang dianggap
sebagai upaya jitu menekan ledakan populasi penduduk.
Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari
mewujudkan norma keluarga kecil bahagia sejahtera (NKKBS) menjadi visi untuk mewujudkan”
keluarga berkualitas tahun 2015”. Keluarga yang berkualitas adalah yang sejahtera, sehat, maju,
mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis
dan Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Saefuddin,2003).
Berdasarkan visi dan misi tersebut, program keluarga berencana nasional mempunyai
kontribusi penting dalam upaya meningkatkan kualitas penduduk. Dalam kontribusi tersebut
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) telah
mewujudkan keberhasilannya selain berhasil menurunkan angka kelahiran dan pertumbuhan
penduduk, juga terpenting adalah keberhasilan mengubah sikap mentaldasn perilaku masyarakat
dalam upaya membangun keluarga berkualitas.
Dari masa ke masa, alat kontrasepsi terus berkembang. Di samping fungsi utama sebagai
pencegah kehamilan, alat kontrasepsi masa kini kian disempurnakan dengan menambahkan
manfaat nonkontrasepsi yang ditujukan bagi kenyamanan penggunanya.
Salah satu alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) yang mengalami perkembangan cukup
signifikan adalah IUD atau dikenal dengan spiral. IUD ditanamkan di dalam rahim
dan bekerja menghambat pembuahan melalui sistem mekanik. Alat kontrasepsi dalam rahim
(AKDR) sekarang ini diyakini sebagai salah satu alat yang secara efektif mampu menghindari
terjadinya kehamilan dalam rentang waktu yang cukup panjang (2-6 tahun).
1
![Page 2: Iud](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081413/5481cfdcb4af9f4b168b4587/html5/thumbnails/2.jpg)
Namun begitu tidak semua klien berminat terhadap alat kontrasepsi AKDR dikarenakan
berbagai alasan yang berbeda-beda seperti takut efek samping, takut proses pemasangan,
dilarang oleh suami, dan kurang mengetahui tentang KB AKDR.
Adapun berbagai pertimbangan yang harus diperhatikan oleh akseptor KB agar tidak
terjadi alah persepsi setelah pemasangan yaitu pengetahuan akseptor KB tentang persyaratan dan
keamanan metode kontrasepsi, status kesehatan klien sebelum berKB,
tahu efek samping, konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang tidak diinginkan, besarnya
keluarga yang direncanakan, persetujuan pasangan, bahkan norma budaya lingkungan dan orang
lain.
2
![Page 3: Iud](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081413/5481cfdcb4af9f4b168b4587/html5/thumbnails/3.jpg)
BAB2
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2.1 AKDR
2.1 Sejarah AKDR
Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) atau IUD mempunyai sejarah perkembangan yang
sangat panjang sebelum generasi III dengan keamanan, efektivitas, dan penyulit yang tidak
terlalu besar. Sejarah abad masa lalu, walaupun tidak tercatat
dengan baik, menunjukkan bahwa kafilah dagang “bangsa Arab” mempraktekkan penggunaan
AKDR pada unta-unta mereka. Jika melakukan perjalanan jauh dalam kegiatan perdagangannya,
mereka memasukkan batu-batu ke dalam rahim untanya.
Periode abad berikutnya mencatat keberhasilan richard richter pada tahun 1909
di jerman menguji cobakan penggunaan akdr pada manusia. akdr yang digunakannya merupakan
cicin catgut ulat sutera yang mempunyai kawat nikel dan tembaga yang mejulur keluar melalui
serviks. tahun 1920-an grafenberg mengganti cincin catgut dengan cicin berlapis emas atau
perak. tidak lama berselang (1934) ota di jepang menambahkan struktur pendukung cincin
AKDR yang berlapiskan emas atau perak untuk mengurangi angka ekspulsi.
3
![Page 4: Iud](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081413/5481cfdcb4af9f4b168b4587/html5/thumbnails/4.jpg)
Selama berlangsung perang dunia kedua, filosofi politik Jepang dan Nazi mengeliminasi
penggunaan AKDR. Baru pada tahun1959 Oppenheimer menggerakkan kembali penggunaan
dengan berbagi macam bentuk pengembangan IUD.
Perkembangan seterusnya pada tahun 1960 melahirkan AKDR berbentuk
“Loop”hasil karya Jack Lippes. Kemudian berturut-turut tahun 1968-1969, Zipper menambahkan
Cu (tembaga) dan Doye dan Clewe (Amerika) menggunakan progestin sebagai bahan anti
fertilitas. Penelitian untuk mendapatkan jenis AKDR yang paling efektif, dan aman dipakai
masih terus berlangsung hingga sekarang.
2.2 Pengertian AKDR
AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) adalah suatu alat atau benda yang dimasukkan ke
dalam rahim yang sangat efektif, reversibel dan berjangka panjang, dapat dipakai oleh semua
perempuan usia reproduktip (Saefuddin,2003). AKDR atau IUD atau Sepiral adalah suatu alat
yang dimasukan ke dalam rahim wanita untuk tujuan kontrasepsi (Mochtar, 1998). AKDR adalah
suatau usaha pencegahan kehamilan dengan menggulung
secarik kertas, diikat dengan benang lalu dimasukkan ke dalam rongga
rahim (Prawirohardjo,2005). AKDR atau IUD atau Spiral adalah suatu benda kecil yang terbuat
dari plastik yang lentur, mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormon dan
dimasukkan ke dalam rahim melalui vagina dan mempunyai benang (BKKBN,2003)
2.3 Macam-macam AKDR
Pada saat ini AKDR telah memasuki generasi ke-4. karena itu berpuluh-puluh macam
AKDR telah dikembangkan. Mulai dari genersi pertama yang terbuat dari benang sutra dan
logam sampai generasi plastic (polietilen) baik yang diambah obat maupun tidak. Menurut
bentuknya AKDR dibagi menjadi :
1. Bentuk terbuka (oven device)
Misalnya: LippesLoop, CUT, Cu-7. Marguiles, Spring Coil, Multiload, Nova-T
2. Bentuk tertutup (closed device)
Misalnya: Ota-Ring, Atigon, dan Graten Berg Ring.
4
![Page 5: Iud](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081413/5481cfdcb4af9f4b168b4587/html5/thumbnails/5.jpg)
Gambar 2.2 macam-macam AKDR
Menurut Tambahan obat atau Metal:
1. Medicated IUD
a.Mengandung Logam
AKDR – Cu generasi pertama (First Generation Copper Devices) :
§ CUT – 200 = Tatum – T
§ Cu – 7 = Gravigard
§ MLCU – 250
AKDR – Cu generasi kedua (Second Generation Copper Devices) :
§ CUT – 380 A = paragard
§ CUT – 380 Ag§ CUT – 220 C
§ Nova – T = novagard : mengandung Ag
§ Delta – T : modified Cut – 220 C
5
![Page 6: Iud](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081413/5481cfdcb4af9f4b168b4587/html5/thumbnails/6.jpg)
Penambahan benang chromic catgut pada lengan atas, terutama untuk insersi post
partum
§ MICU – 375
Penjelasan:
Copper IUD
Yang paling kenal sampai saat ini adalah :
CuT – 200 = Tatum T : panjang 36 mm, lebar 32 mm, mengandung 200mm2 Cu
(luas permukaan Cu-nya) . Daya kerja :tiga tahun. Cara insersi : withdrawal
CuT – 200 B : seperti Cut – 200, tetapi ujung bagian bawah batang IUD
berbentuk bola
CuT – 200 Ag : seperti Cut – 200, tetapi mengandung inti Ag di dalam
tembaganya
CuT – 220 C : panjang 36 mm, lebar 32 mm, 220 mm Cu didalam tujuh selubung,
2 pada lengan dan 5 pada batang vertikalnya. Dava kerja : tiga tahun. Cara insersi:
withdrawal
CuT-380A = Para Gard:Panjang 36 mm, lebar 32 mm, 314 mm kawat
cu pada batang vertikal, 2 selubung Cu seluas masing-masing 33 mm
pada masing-masing lengan horizontal. Daya kerja : 8 tahun (FDA : 10tahun)
CuT – 380 Ag : seperti CuT – 380 A, hanya dengan tambahan intiAg di dalam
kawat Cu-nya. Daya kerja : 5 tahun-CuT – 380 S : CuT – 380 slimline Selubung
Cu diletakkan pada ujung-ujung lengan horizontalnya dan beberapa di dalam
plastiknya. Daya kerja : 2,5 tahun
Nova-T = Novagard: panjang 32 mm, lebar 32 mm, 200 mm. luas permukaan Cu
dengan anti Ag di dalam kawan Cu-nya. Daya kerja : 5 tahun. Cara insersi :
withdrawal
ML Cu – 250 : 220 mm. luas permukaan kawat Cu. Benang ekor 2 lembar,
berwarna hitam atau tidak berwarna. Daya kerja : 3 tahun. Cara insersi:
withdrawal. Ada tiga bentuk Ml Cu – 250:
o Standar : panjang 35 mm, lebar 18 mm
6
![Page 7: Iud](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081413/5481cfdcb4af9f4b168b4587/html5/thumbnails/7.jpg)
o Short : panjang 29 mm, lebar 18 mm
o SL : panjang 24 mm, lebar 18 mm
Cu – 7 = Gravigard: panjang 36 mm, lebar 26 mm, mengandung 200 mm
luas permukaan Cu, mempunyai tabunginserter diameter paling kecil dibandingka
n tabung inserter IUD lain-lainnya sehingga dapat dianjurkan untuk nulligravid.
Daya kerja : 3 tahunCara insersi : withdrawal (dapat pula push-out)
MPL – Cu 240 Ag : 240 mm luas permukaan Cu, dengan inti Ag didalam kawat
Cu nya. Daya kerja : 3 – 5 tahun Cara insersi : withdrawal. Ada 3 bentuk MPL –
Cu 240 Ag :
o Ukuran 0 : panjang 26 mm, lebar 18 mm,untuk ukuran rahim, 7 cm atau
nuligravid
o Ukuran 1 : panjang 31 mm, lebar 23 mm,untuk ukuran rahim 7 – 8 cm
o Ukuran 2 : Panjang 25 mm, lebar 30 mm,untuk ukuran rahim, 8 cm atau
para – 4 atau lebih
Utering 330 Cu : terbuat dari plastik polyethylene, dengan lebar tepi diagonal 15
mm, kawat Cu berdiameter 0,4 mm dengan luas permukaan Cu lebih dari 300
mm, melingkari sekitar batangnya dan tanpa benang ekor. Tabung inserter
berdiameter 4 mm. Daya kerja : 3 tahun. Pengeluaran : dengan ekstraktor IUD
b.Mengandung Hormon
1. Progestasert T = Alza T
Panjang 36mm, lebar 32mm, dengan 2 lembar benang ekor warnahitam.
Mengandung 38 mg progesteron dan barium sulfat, melepaskan
65mcg progesteron per hari-Tabung insersinya berbentuk lengkung
Daya kerja :18 bulan- Tehnik insersi: plunging?(modified withdrawal)
2. LNG-20
Mengandung 46-60mg Levonorgestrel, dengan pelepasan 20mcg per hari
Sedang diteliti di Finlandia
7
![Page 8: Iud](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081413/5481cfdcb4af9f4b168b4587/html5/thumbnails/8.jpg)
Angka kegagalan /kehamilan angatrendah: < 0,5 per 100 wanita per
tahun- Penghentian pemakaian oleh karena persoalan-persoalan perdarahan
ternyata lebih tinggi dibandingkan IUD lainnya, karena 25% mengalamiamenore
atau perdarahan haid yang sangat sedikit.
Gambar 2.3 macam AKDR: a. Lippes-Loop ; b. Saf-T-Coil ; c. Dana-Super ; d. Copper-T (Gyne-
T) ; e. Copper-7 ; f. Multiload ; g. Progesterone IUD
2. UnMedicated IUD
Misalnya: Lippes Loop, Marguiles, Saf-T Coil, Antigon
Lippes Loop
Diperkenalkan pada awal 1960-an dan dianggap sebagai IUD standard, terbuat
dari polyethylene (suatu plastik inert secara biologik) ditambah Barium
Sulfat.Ada 4 macam IUD Lippes Loop :
o Lippes Loop A:panjang 26,2 mm, lebar 22,2 mm, benang biru, satutitik
pada pangkal IUD dekat benang ekor.
o Lippes Loop B:panjang 25,2 mm, lebar 27,4 mm, 2 benang hitam, bertitik-
4.
o Lippes Loop C:panjang 27,5 mm, lebar 30,0 mm, 2 benang
kuning, bertitik 3.
o Lippes Loop D:panjang 27,5 mm, lebar 30,0 mm, 2 benang putih , bertitik
2.
8
![Page 9: Iud](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081413/5481cfdcb4af9f4b168b4587/html5/thumbnails/9.jpg)
Cara insersi : Push – out
Lippes Loop dapat dibiarkan in-utero untuk selama-lamanya sampai
menopouse, sepanjang tidak ada keluhan dan/atau persoalan bagi akseptornya.
Delta loop : modified lippes loop
Penambahan benang chromic catgut pada lengan atas, terutama untuk insersi post-
partum.
Gambar 2.4 Jenis-jenis IUD yang ada di Indonesia
9
![Page 10: Iud](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081413/5481cfdcb4af9f4b168b4587/html5/thumbnails/10.jpg)
a. Copper-T
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada bagian vertikalnyadiberi
lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai
efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik. IUD ini melepaskan lenovorgegestrel
dengan konsentrasi yang rendah selama minimal lima tahun.
Dari hasil penelitian menunjukkan efektivitas yang tinggi dalam
mencegah kehamilan yang tidak direncanakan maupun perdarahan menstruasi.Kerugian metode i
ni adalah tambahan terjadinya efek samping hormonal dan amenorhea
b.Copper-7
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenisini
mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga
(Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga
halus pada jenis Copper-T.
Gambar 2.5 Copper-7
c. Multi Load
IUD ini terbuat dari dari plastik ( polyethelene) dengan dua tangan kiri dan
kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya
diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm atau 375 mm untuk menambah
efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small(kecil), dan mini.
10
![Page 11: Iud](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081413/5481cfdcb4af9f4b168b4587/html5/thumbnails/11.jpg)
Gambar 2.6 Multiload
d. Lippes Loop
IUD ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S bersambun
g. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis
yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya.
TipeA berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukur
an 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D. Lippes Loop
mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari pemakaian spiral jenis ini ialah
bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan
plastik. Yang banyak dipergunakandalam program KB masional adalah IUD jenis ini.
Gambar 2.7 Lippes Loop
11
![Page 12: Iud](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081413/5481cfdcb4af9f4b168b4587/html5/thumbnails/12.jpg)
e. IUD Nova T
Terbentuk dari rangka plastik dan tembaga. Pada ujung lengan IUD bentuknya agak
melengkung tanpa ada tembaga, tembaga hanya ada pada batangIUD.
Gambar 2.8 Nova T
f. IUD Mirena
Terbentuk dari rangka plastik yang dikelilingi oleh silinder pelepashormon
Levonolgestrel (hormon progesteron) sehingga IUD ini dapat dipakai olehibu menyusui
karena tidak menghambat ASI.
Gambar 2.10 IUD Minera
12
![Page 13: Iud](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081413/5481cfdcb4af9f4b168b4587/html5/thumbnails/13.jpg)
2.4 Mekanisme Kerja AKDR
1. Mekanisme kerja AKDR sampai saat ini belum diketahui secara pasti,
ada yang berpendapat bahwa AKDR sebagai benda asing yang menimbulkan reaksi
radang setempat, dengan sebutan lekorit yang dapat melarutkan blastosis atau seperma.
Mekanisme kerja AKDR yang dililiti kawat tembaga mungkin berlainan. Tembaga dalam
konsentrasi kecil yang dikeluarkan ke dalam rongga uterus juga menghambat khasiat
anhidrase karbon dan fosfatase alkali. AKDR yang mengeluarkan hormon juga
menebalkan lendir sehingga menghalangi pasasi sperma (Prawirohardjo, 2005).
2. Sampai sekarang mekanisme kerja AKDR belum diketahui dengan pasti,
kini pendapat yang terbanyak ialah bahwa AKDR dalam kavum uteri menimbulkan
reaksi peradangan endometrium yang disertai dengan sebutan leokosit yang dapat
menghancurkan blastokista atau sperma. Sifat-sifat dari cairan uterus
mengalami perubahan-perubahan pada pemakaian AKDR yang menyebabkan blastokista
tidak dapat hidup dalam uterus. Walaupun sebelumnya terjadi nidasi, penyelidik
- penyelidik lain menemukan sering adanya kontraksi uterus pada pemakaian
AKDR yang dapat menghalangi nidasi. Diduga ini disebabkan oleh meningkatnya
kadar prostaglandin dalam uterus pada wanita (Wiknjoastro, 2005).
3. Sebagai metode biasa(yang dipasang sebelum hubungan sexual terjadi) AKDR mengubah
transportasi tuba dalam rahim dan mempengaruhi sel telur dan sperma
sehingga pembuahan tidak terjadi. Sebagai kontrasepsi daruat (dipasang setelah
hubungan sexual terjadi) dalam beberapa kasus mungkin memiliki mekanisme yang
lebih mungkin adalah dengan mencegah terjadinya implantasi atau penyerangan sel telur
yang telah dibuahi ke dalam dinding rahim (BKKKBN,2003)
4. Menurut Saefuddin, et. al (2003) : Mekanisme kerja yang pasti dari AKDR belum
diketahui, namun ada beberapa mekanisme kerja yang telah diajukan:
a. Timbulnya reaksi radang lokal yang non-spesifik di dalam cavum uteri sehingga
implantasi sel telur yang telah dibuahi terganggu.
b. Produksi lokal prostaglandin yang meninggi, yang menyebabkan
terhambatnyaimplantasi.
c. Gangguan / terlepasnya blastocyst yang telah berimplantasi di dalamendometrium.
d. Pergerakan ovum yang bertambah cepat di dalam tuba fallopi.
13
![Page 14: Iud](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081413/5481cfdcb4af9f4b168b4587/html5/thumbnails/14.jpg)
e. Immobilisasi spermatozoa saat melewati cavum uteri.
f. Dari penelitian terakhir, disangka bahwa AKDR juga mencegah spermatozoamembuahi
sel telur (mencegah fertilisasi).
g. Untuk AKDR yang mengandung Cu :
1) Antagoisme kationic yang spesifik terhadap Zn yang terdapat dalam
enzimcarbonic anhydrase yaitu salah satu enzim dalam traktus genitalia
wanita,dimana Cu menghambat reaksi carbonic anhydrase sehingga tidak me
mungkinkan terjadinya implantasi dan mungkin juga menghambat aktivitas
alkali phospatase.
2) Mengganggu pengambilan estrogen endogenous oleh mucosa uterus.
3) Mengganggu jumlah DNA dalam sel endometrium.
4) Mengganggu metabolisme glikogen.
h. Untuk AKDR yang mengandung hormon progesterone :
1) Gangguan proses pematangan proliteratif – sekretoir sehingga timbul penekana
n terhadap endometrium dan terganggunya proses implantasi (endometrium
tetap berada dalam fase decidual/ progestational).
2) Lendir serviks yang menjadi lebih kental/ tebal karena pengaruh progestin.
2.5 Indikasi
Prinsip pemasangan adalah menempatkan IUD setinggi mungkin dalam rongga rahim
(cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu mulut peranakan masih
terbuka dan rahim dalam keadaan lunak. Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan pada akhir haid.
Yang boleh menggunakan IUD adalah:
• Usia reproduktif
• Keadaan nulipara
• Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
• Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
• Setelah melahirkan dan tidak menyusui
14
![Page 15: Iud](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081413/5481cfdcb4af9f4b168b4587/html5/thumbnails/15.jpg)
• Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
• Risiko rendah dari IMS
• Tidak menghendaki metoda hormona
• Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
• Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 – 5 hari senggama
• Perokok
• Gemuk ataupun kurus
Pemasangan IUD dapat dilakukan oleh dokter atau bidan yang telah dilatih secara
khusus. Pemeriksaan secara berkala harus dilakukan setelah pemasangan satu minggu, lalu setiap
bulan selama tiga bulan berikutnya. Pemeriksaan selanjutnya dilakukansetiap enam bulan sekali.
2.6 Kontraindikasi
Menurut Saifudin (2006), yang tidak diperkenankan menggunakan IUD adalah:
• Belum pernah melahirkan
• Adanya perkiraan hamil
• Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal dari
alatkemaluan, perdarahan di leher rahim, dan kanker rahim.
• Perdarahan vagina yang tidak diketahui
• Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)
• Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus septic.
•Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yangdapatmempengaruhi
kavum uteri.
• Penyakit trofoblas yang ganas.
15
![Page 16: Iud](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081413/5481cfdcb4af9f4b168b4587/html5/thumbnails/16.jpg)
• Diketahui menderita TBC pelvic.
• Kanker alat genital
• Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm
Kontraindikasi Insersi IUD
1. Kontra indikasi absolute
a. Infeksi pelvis yang aktif (akut – sub akut) termasuk persangkaan gonorrhoe atau
chlamydia
b. Kehamilan atau persangkaan kehamilan
2. Kontra indikasi relatif kuat
a. Partner seksual yang banyak
b. Partner seksual yang banyak dari partner akseptor IUD
c. Kesukaran memperoleh pertolongan gawat darurat bila terjadi komplikasi
d. Pernah mengalami infeksi pelvis atau infeksi pelvis yang akuren, post partum
endometritis atau abortus febrilis dalam tiga bulan terakhir
e. Cervicitis akut atau purulent
f. Kelainan darah yang tidak diketahui sebabnya
g. Riwayat kehamilan ektopik atau keadaan-keadaan yang menyebabkan predisposisi
untuk terjadinya kehamilan ektopik
h. Pernah mengalami infeksi pelvik satu kali dalam masing menginginkan kehamilan
selanjutnyai. Gangguan respon tubuh terhadap infeksi (AIDS, DM, dan lain-lain)
3. Keadaan-keadaan lain yang dapat merupakan kontra – indikasi untuk insersi IUD
§ Penyakit katup jantung
16
![Page 17: Iud](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081413/5481cfdcb4af9f4b168b4587/html5/thumbnails/17.jpg)
§ Keganasan endometrium atau serviks
§ Stenosis serviks yang berat
§ Uterus yang kecil sekali
§ Endometriosis
§ Myoma uteri
§ Polip endometrium
§ Kongenital uterus
§ Dismenore yang berat
§ Anemia
§ Pernah mengalami problem ekspulsi IUD
§ Leukore atau infeksi vagina
§ Riwayat infeksi pelvis
§ Riwayat operasi pelvis
§ Keinginan untuk mendapatkan anak dikemudian hari atau pertimbangan kesuburan
dimasa yang akan dating
§ Ketidakmampuan untuk memeriksa sendiri rekor IUD
§ Darah haid yang banyak atau perdarahan bercak (spotting)
2.7 Keuntungan dan Kerugian dari Masing-masing AKDR
Secara umum, keuntungan dan kerugian AKDR / IUD sebagai alat kontrasepsi adalah sebagai
berikut :
a. Keuntungan Kontrasepsi IUD
17
![Page 18: Iud](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081413/5481cfdcb4af9f4b168b4587/html5/thumbnails/18.jpg)
•Sangat efektif. 0,6 - 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan
dalam 125 - 170 kehamilan)
•AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan
•Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti)
•Tidak mempengaruhi hubungan seksual
•Tidak ada efek samping hormonal dengan CuT-380A
•Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
•Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak terjadi infeksi)
•Dapat digunakan sampai manopouse
•Tidak ada interaksi dengan obat-obat
•Membantu mencegah kehamilan ekktopik
b. Kelemahan Kontrasepsi IUD
•Efek samping umum terjadi: perubahan siklus haid, haid lebih lama dan banyak,
perdarahan antar mensturasi, saathaid lebih sakit
•Komplikasi lain: merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan,
perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab
anemia, perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar)
•Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
•Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering berganti pasangan
•Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai AKDR,
PRP dapat memicu infertilitas
•Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam pemasangan AKDR
18
![Page 19: Iud](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081413/5481cfdcb4af9f4b168b4587/html5/thumbnails/19.jpg)
•Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan AKDR.
Biasanya menghilang dalam 1 - 2 hari
•Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri. Petugas terlatih yang dapat
melepas
•Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila
AKDR dipasang segera setelah melahirkan)
•Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk mencegah
kehamilan normal
•Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu.
Keuntungan Kerugian
•Hanya memerlukan satu kalimotivasi dan satu
kali pemasangan.
•Tidak menimbulkan efek sistemik.
•Dapat mencegah kehamilan dalam jangka
lama.
•Sederhana, mudah, dan ekonomis.
•Cocok untuk penggunaan secaramassal.
•Efektifitas tinggi.
•Kegagalan pasien (patient’s failure) hampir
tidak ada.
•Tidak membutuhkan inteligensia yang tinggi
pada pemakaian reversibel.
•Untuk beberapa jenis AKDR, dapatdipakai
untuk jangka lama(bertahun-tahun)
•Pemasangan dalam dan penyaringaninfeksi
saluran genitalia diperlukansebelum
pemasangan AKDR.
•Dapat meningkatkan risiko PenyakitRadang
Panggul (PRP).
•Memerlukan prosedur pencegahan
infeksisewaktu memasang dan mencabutnya.
•Bertambahnya darah haid dan rasa
sakitselama beberapa bulan pertama
padasebagian pemakai AKDR.
•Pasien tidak dapat mencabut sendiriAKDR
•Tidak dapat terlindungi terhadap
PMS,HIV/AIDS.
•AKDR dapat keluar dari rahim melalui
kanalis servikalis hingga keluar ke vagina.
•Bertambahnya risiko mendapat PRP
pada pemakai AKDR yang dahulu pernah
19
![Page 20: Iud](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081413/5481cfdcb4af9f4b168b4587/html5/thumbnails/20.jpg)
menderita penyakit menular seksual (PMS)
atau mereka yang mempunyaimitra seks
banyak.
Menurut Saefuddin, et. al (2003)
Keuntungan Cu IUD :
§ Ekspulsi lebih jarang, baik pada insersi interval, post partum maupun post abortus
§ Kehilangan darah haid lebih sedikit
§ Dapat lebih ditolerir oleh wanita yang belum punya anak atau wanita dengan paritas rendah
§ Ukuran tabung inserter lebih kecil
Kerugian Cu IUD:
§ Perlu diganti setelah pemakaian beberapa tahun
§ Lebih mahal
Menurut Saefuddin (2004).Keuntungan AKDR Non hormonal (Cu T 380A):
a.Sebagai kontrasepsi efektivitasnya tinggi Sangat efektif 0,6-0,8 kehamilan per 100
perempuan dalam 1 tahun pertama (1kegagalan dalan 125-170 kehamilan)
b.AKDR dapat efektf seger setelah pemasangan
c.Metode jangka panjang
d.Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
e.Tidak mempengaruhi hubungan sexual
f.Meningkatkan kenyamanan sexual karena tidak perlu takut untuk hamil
g.Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR(Cu T-380A)
h.Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
20
![Page 21: Iud](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081413/5481cfdcb4af9f4b168b4587/html5/thumbnails/21.jpg)
i.Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus
j.Dapat digunakan sampai menopause
k.Tidak ada intraksidengan obat-obat.
Menurut Saefuddin (2004). Kerugian AKDR (Cu T-380A) Non hormonal:
a.Efek samping yang umum terjadi:
- Perubahan siklus haid
- Haid lebih lama dan banyak
- Perdarahan(spotting) antar menstruasi
- Disaat haid lebih sakit
b.Komplikasi lain :
- Merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan
- Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar)
-Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
-Tidak baik digunaka pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering berganti
pasangan
-Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri
-Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk mencegah kehamilan
normal.
Menurut Hanafi(2003). Keuntungan IUD hormonal adalah:
a.Mengurangi volume darah haid dan mengurangi disminorrhoe
b.Untuk mencegah adhesi dinding-dinding uterus oleh synechiae (Asherman’sSyndrome)
21
![Page 22: Iud](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081413/5481cfdcb4af9f4b168b4587/html5/thumbnails/22.jpg)
Kerugian IUD hormonal:
-Jauh lebih mahal dari pada Cu IUD
-Harus diganti setelah 18 bulan
-Lebih sering menimbulkan perdarahan mid
-siklus dan perdarahan bercak(spotting)-Insidens kehamilan ektopik lebih tinggi
2.8 Komplikasi AKDR
Efek samping dan komplikasi IUD dapat dibagi dalam 2 kelompok yaitu sebagai berikut :
1. Pada saat insersi
2. Dikemudian hari
a. Efek samping dan komplikasi pada saat insersi IUD:
§ Rasa sakit / nyeri Pengobatan : analgetika atau prostaglandin – inhibitor
§ Muntah, keringat dingin dan syncope:
a.Terjadi pada 1%
b.Penyebab : reaksi vaso – vagal
c.Pencegahan : pemberian atropin 0,4 – 0,5 mg IM / IV, sedativa ringan dan
anastesi local
d.Pengobatan : istirahat dalam posisi horizontal
§ Perforasi uterus:
a.Angka kejadian kira-kira 1,2 per 1000 insersi IUD
b.Lebih sering terjadi pada tehnik insersi push – out
c.Perforasi dapat : Partial maupun komplit
22
![Page 23: Iud](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081413/5481cfdcb4af9f4b168b4587/html5/thumbnails/23.jpg)
d.Gejala-gejala perforasi:
- Rasa sakit / nyeri yang tiba-tiba perdarahan
- Tetapi perforasi dapat pula a – symptomatis atau silent
e. Di kemudian hari persangkaan adanya perforasi
- Benang ekor IUD tidak teraba dan tidak terlihat dan akseptor tidak
pernahmerasa IUD-nya keluar pervaginam
- Perdarahan post insersi
- Kehamilan
b. Efek samping dan komplikasi IUD dikemudian hari:
Rasa sakit dan perdarahan
a. Merupakan alasan medis utama dari penghentian pemakaian IUD, yaitu kira-kira 4 – 15%
dalam 1 tahun. Tetapi menurut penelitian-penelitian rasa sakit dan perdarahan akan
berkurang dengan semakin lamanya pemakaian IUD
b. Sebab-sebab dari timbulnya perdarahan haid yang lebih banyak (menorrhagi) belum
diketahui pasti. Perdarahan yang bertambah banyak dapat berbentuk :
o Volume darah haid bertambah, kecuali pada IUD yang mengandung hormone
o Perdarahan yang berlangsung lebih lama
o Perdarahan bercak/spotting diantara haid
Embedding dan displacement IUD tertanam dalam-dalam di endometrium atau myometrim
Penanggulangan : IUD harus dikeluarkan
23
![Page 24: Iud](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081413/5481cfdcb4af9f4b168b4587/html5/thumbnails/24.jpg)
Infeksi
a. Merupakan komplikasi yang paling serius yang berhubungan dengan pemakaianIUD
b.Akseptor IUD mempunyai risiko 2 kali lebih besar untuk mendapatkan PID
dibandingkan non akseptor KB. Risiko timbulnya PID terutama dalam bulan- bulan
pertama setelah insersi IUD (empat bulan pertama)
c. Penyakit akibat hubungan seks (PHS) Partner seksual yang banyak
d. Umur Di negara-negara yang sedang berkembang, resikonya sama untuk wanita usia
muda maupun usia tua sedangkan di negara-negara maju risiko lebih besar padawanita.
2.9 Penanganan Efek Samping AKDR
Menurut Saifuddin (2006), Penanganan efek samping AKDR yaitu :
Efek Samping / Permasalahan Penanganan
Amenora Periksa apakah sedang hamil, apbila tidak, jangan
lepas AKDR, lakukan konseling dan selidiki peny
ebab amenorea apabila diketahui. Apabila
hamil, jelaskan dan sarankan untuk melepas
AKDR bila talinya terlihat dan kehamilan kurang
dari 13 minggu. Apabila benang tidak terlihat,
atau kehamilan lebih dari 13 minggu, AKDR
jangan dilepas. Apabila klien sedang hamil dan
ingin mempertahankan kehamilannya tanpa
melepas AKDR jelaskan ada resiko kemungkinan
terjadinya kegagalan kehamilan dan infeksi
serta perkembangan kehamilan harus lebih
diamati dan diperhatikan.
Kejang Pastikan dan tegaskanlah adanya PRP
dan penyebabkan dari kekejangan. Tanggulangi
penyebabnya apabila ditemukan. Apabila tidak
ditemukan penyebabnya beri analgesik untuk
24
![Page 25: Iud](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081413/5481cfdcb4af9f4b168b4587/html5/thumbnails/25.jpg)
sedikit meringankan. Apabila klien menglami
kejang yang berat, lepaskan AKDR dan bantu
klien menentukan metode kontrasepsi yang lain.
Perdarahan pervagina yanghebat dan tidak
teratur
Pastikan dan tegaskan adanya infeksi pelvik dan
kehamilan ektopik. Apabila tidak
ada kelainan potologis, perdarahan berkelanjutan
serta perdarahan hebat,
lakukan konseling dan pemantauan. Beri
ibuprofen(800mg, 3xsehriselama 1 minggu) untuk
mengurangi perdarahan dan berikan tablet besi (1
tablet setiap hari selama 1 sampai 3 bulan).
Benang yang hilang Pastikan adanya kehamilan atau tidak
Tanyakanapakah AKDR terlepas. Apabila tidak
hamil dan
AKDR tidak terlepas, berikan kondom, periksa
talinya di dalam saluran endoservik dan
kavumuteri (apabila memungkinkan adanya
peralatan dan
tenaga terlatih) setelah masa haid berikutnya.
Apabila tidak ditemukan rujuk ke dokter, lakukan
x-ray atau pemeriksaan ultrasound. Apabila
tidak hamil dan AKDR yang hilang tidak
ditemukan, pasanglah AKDR baru atau bantulah
klien menentukan metode lain.
Adanya pengeluaran cairan
darivagina atau dicurigai adanya PRP
Pastikan pemeriksaan untuk IMS. Lepaskan
AKDR apabila ditemukan menderita atau sangat
dicurigai menderita gonorhoe atau infeksi
klamidal, lakukan pengobatan yang memadai.
Bila PRP, obati dan lepas AKDR sesudah 48 jam.
Apabila AKDR dikeluarkan beri metode lain
sampai masalahnya teratasi.
25
![Page 26: Iud](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081413/5481cfdcb4af9f4b168b4587/html5/thumbnails/26.jpg)
2.10 Insersi IUD
Permasalahan pada insersi IUD:
a.Insersi yang tidak baik dari IUD dapat menyebabkan:
Ekspulsi
Kerja kontraseptif tidak efektif
Perforasi uterus
Untuk sukses / berhasilnya insersi IUD tergantung pada beberapa hal yaitu :
Ukuran dan macam IUD beserta tabung inserternya
Waktu / saat insersi
Teknik insersi
Penjelasan prosedurnya kepala calon akseptor
Pemeriksaan pelvis bimanual dan sondage uterus
Tehnik a dan anti sepsis
Penempatan IUD setinggi mungkin di dalam uterus tanpa menembus myometrium
Ukuran dan Macam IUD:
Makin kecil IUD, makin mudah insersinya, makin tinggi ekspulsinya
Makin besar IUD, makin sukar insersinya, makin rendah ekspulsinyaWaktu / Saat
Insersia.
26
![Page 27: Iud](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081413/5481cfdcb4af9f4b168b4587/html5/thumbnails/27.jpg)
- Insersi interval
- Kebijakan sekarang: Insersi IUD dapat dilakukan setiap saat dari siklus haid asal kita
yakin seyakinnya bahwa calon akseptor tidak dalam keadaan hamil.-Kebijakan lama:
Insersi IUD dilakukan selama atau segera sesudah haid. Alasan :
Ostium uteri lebih terbuka
Canalis cervicalis lunak
Perdarahan yang timbul karena prosedur insersi
Tertutup oleh perdarahan haid yang normal
Wanita pasti tidak hamil
Tetapi akhirnya kebijakan ini ditinggalkan karena :
Infeksi dan ekspulsi lebih tinggi bila insersi dilakukan saat haid
Dilatasi canalis servicalis adalah sama pada saat haid maupun pada saat
mid – siklus
Memudahkan calon akseptor pada setiap saat ia datang ke klinik KB
b.Insersi Post – partum
Insersi IUD adalah aman dalam beberapa hari post-partum hanya kerugian paling besar
adalah angka kejadian ekspulsi yang sangat tinggi. IUD yang dipakai atau dan yang sedang
dicoba:
Delta loop = modified lippes loop D
Delta T = modified cut – 220 C
Kedua IUD tersebut diberi benang chromic catgut pada lengan atasnya, dengan maksud
benangnya akan tertanam ke dalam endometrium dan menahan IUD-nya ditempatnya selama
involusi uterus. Benangnya secara perlahan-lahan akan larut dalamwaktu 6 minggu.
27
![Page 28: Iud](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081413/5481cfdcb4af9f4b168b4587/html5/thumbnails/28.jpg)
Modified delta loop (IUD ini diberi tonjolan-tonjolan yang terbuat dari bahan polimer
yang biodegradable yang akan larut secara perlahan-lahan.
Modified delta – T (sma seperti Modified delta loop)
Post partum T (Mempunyai lengan atas tambahan pada bagian bawah batang
IUD, sepanjang 2 cm yang menjurus ke atas dan ke arah luar insersi IUD post-partum
tidak mempunyai efek pada kuantitas atau komposisi dari ASI.)
c. Insersi Post – Abortus
Karena konsepsi sudah dapat terjadi 10 hari setelah abortus, maka IUD dapat segera dipasang
sesudah :
Abortus trimester I: Ekspulsi, infeksi, perforasi dan lain-lain sama seperti pada insersi
interval.
Abortus trimester II: Ekspulsi 5 – 10 kali lebih besar dari pada setelah abortus trimester I.
Dari penyelidikan ternyata bahwa lippes loop lebih sering menyebabkan komplikasi
dibandingkan Cu IUD.
d. Insersi Post – Coital
Pengukuran Uterus
1.Dari penyelidikan didapatkan bahwa efek samping lebih sering timbul pada ukuranuterus yang
berada di luar batas-batas normal (6,5 – 8 cm)
2. Alat-alat yang dikembangkan untuk mengukur dengan lebih akurat panjangnyacavum uteri,
misalnya
a.Hasson wing sound I
b.Hasson wing sound II untuk panjang dan lebar cavum uteri
c.Cavimeter
28
![Page 29: Iud](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081413/5481cfdcb4af9f4b168b4587/html5/thumbnails/29.jpg)
Teknik Insersi ada 3 cara :
Tehnik push out = mendorong : lippes loop Bahaya perforasi lebih besar
Tehnik withdrawal = menarik : Cu IUD
Tehnik plunging = “mencelupkan” : progestasert – T
Prosedur Insersi IUD:
1.Pemberian analgetika dan sedativa bila diperlukan
2.Pasang spekulum dalam vagina dan perhatikan serviks serta dinding-dinding vagina
3.Bila mungkin, kerjakan papanicolaou smear dan perhatikan bakteriologis terhadap gonorrhoe
4.Lakukan pemeriksaan dalam bimanual untuk menentukan besar, bentuk, posisi dan
mobilitas uterus serta untuk menyingkirkan kemungkinan-kemungkinan adanya infeksi atau
keganasan dari organ-organ sekitarnya
5.Pasang kembali spekulum dalam vagina, dan lakukan desinfeksi endoserviks dan dinding
vagina
6.Pasang tenakulum pada bibir serviks atas, lakukan tarikan ringan padanya untuk meluruskan
dan menstabilkan uterus. Ini akan mempengaruhi perdarahan dan resiko perforasi
7.Lakukan sondage uterus
8.Masukkan IUD sesuai dengan macam alatnyaLepaskan IUD dalam bidang transverse dari
cavum uteri pada posisi setinggi mungkindi fundus uteri. Bila terasa ada tahanan sebelum
mencapai fundus, jangan dipaksakan keluarkan alatnya dan lakukan re – insersi
9.Keluarkan tabung insertersnya
10.Periksa dan gunting benang ekor IUD sampai 2 – 3 cm dari ostium uteri eksternum
11.Keluarkan tenakulum dan spekulumCatatan : IUD jangan dibiarkan lebih lama dari 2 menit di
dalam tabung insersinya,karena ia akan kehilangan bentuknya (terutama untuk lippes loop).
29
![Page 30: Iud](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081413/5481cfdcb4af9f4b168b4587/html5/thumbnails/30.jpg)
CARA PEMASANGAN AKDR/IUD
Persiapan alat yang digunakan dalam pemasangan AKDR/IUD :
1.Bivale speculum
2.Tanekulum (penjepit portio)
3.Sounde uterus (untuk mengukur kedalaman uterus)
4.Forsep
5.Gunting
6.Bengkok larutan antiseptic
7.Sarung tangan steril atau sarung tangan DTT
8.Kasa atau kapas
9.Cairan DTT
10.Sumber cahaya yang cukup untuk penerangan servik
11.AKDR(CuT-380A) atau Progestasert-T yang masihbelum rusak dan terbuka
12.Aligator: penjepit AKDR)
(Menurut Prawirohardjo, Cara pemasangan AKDR atau Progestasert-T
Pemasangan AKDR sewaktu haid dan mengurangi rasa sakit dan memudahkan
insersimelalui servikalis.
1.Pemeriksaan dalam dilakukan untuk menentukan bentuk, ukuran danposisi uterus
2.Singkirkan kemungkinan kehamilan dan infeksi velvik
3.Servik dibersihkan beberapa kali dengan larutan antiseptik I inspekulum, servik ditampilkan
dan bibir depan servik dijepit dengan cunan servik, penjepit dilakukan kira-kira 2cm dari
osteum uteri externum, dengan cunan bergerigi Saturday
30
![Page 31: Iud](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081413/5481cfdcb4af9f4b168b4587/html5/thumbnails/31.jpg)
4.Sambil menarik servik dengan cunan servik, masukkanlah sounde uterus untuk menentukan
arah sumbu kanalis dan uterus, panjang kavum uteri, dan posisi osteum uteri internum.
Tentukan arah ante atau retroversi uterus. Jika sounde masuk kurangdari 5 cm atau kavum uteri
terlalu sempit, insersi AKDR jangan dilakukan
5.Tabung penyalur dengan AKDR di dalamnya dimasukkan melalui kanalis servikalis sesuai
dengan arah dan jarak yang didapat pada waktu pemasangan sounde. Kadang-
kadang terdapat tahanan sebelum fundus uteri tercapai. Dalam hal demikian pemasangan
diulangi
6.AKDR dilepaskan dalam kavum uteri dengan cara menarik keluar tabung
penyalur atau dapat pula dengan mendorong penyalur ke dalam kavum uteri, cara pertama
agaknya dapat mengurangi perforasi oleh AKDR
7.Tabung dan penyalur kemudian dikeluarkan, filamen AKDR ditinggalkan 2-3cm.
CARA PENCABUTAN AKDR:
1.Mengeluarkan AKDR lebih mudahjika dilakukan sewaktu haid
2.Inspikulo filamen ditarik perlahan-lahan,jangan sampai putus AKDR-nya akan ikut keluar
perlahan-lahan. Jika AKDR tidak ikut keluar dengan mudah, lakukan sounde
uterus, sehingga osteum uteri internum terbuka. Sounde diputus 900 perlahan-lahan. Selanjutnya
AKDR dikeluarkan seperti di atas
3.Jika filamen tak tampak atau putus, AKDR dapat dikeluarkan dengan mikro kuret. Kadang-
kadang diperlukan anastesi paraservikal untuk mengurangi rasa nyeri
4.Dilatasi kanalis servikalis dapat dilakukan dengan dilator atau tabung laminaria
5.AKDR Lippes tidak perlu dikeluarkan seara berkala, jika posisinya baik, tidak ada efek
samping, dan pasien masih mau memakainya. AKDR tersebut dibiarkan saja intra uteri. Hanya
AKDR tembaga perlu dikeluarkan dan digant secara periodic (2-3tahun),sedang Progestasert-T
1-2 tahun.
31
![Page 32: Iud](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081413/5481cfdcb4af9f4b168b4587/html5/thumbnails/32.jpg)
BAB 3
KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
1. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya di Indonesia pemerintah telah
merencanakan dan mencanangkan program Keluarga Berencana (KB) yang diadakan
untuk membina akseptor sekaligus mencapai sasaran/fungsi yang telah ditetapkan
untuk memberi konstribusi bagi tercapainya upaya mewujudkan keluarga berkualitas.
2. Adapun pengertian dari KB yaitu tindakan yang membantu individu atau
pasnganuntuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval kelahiran,
mengontrol kartu keturunan dalam hubungan dengan umur pasanngan suami istri dan
menentukan jumlah anak dalam keluarga(Hartanto, 2003).
3. Pengertian dari kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi
yaitu bertemunya sel sperme dan ovum. Dalam pelayanan KB ada berbagai macam cara
untuk mencegah konsepsi salah satunya dengan menggunakan AKDR.
4. AKDR atau IUD atau Spiral adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastik yang
lentur, mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormon dan dimasukkan ke
dalam rahim melalui vagina dan mempunyai benang (BKKBN,2003)
5. Dalam penggunaan AKDR juga terdapat manfaat, keuntungan serta kerugian
dari penggunaan AKDR tersebut. Masalah yang timbul dari penggunaan AKDR tersebut
juga diharapkan bisa teratasi dengan beberapa cara antara lain dengan memperhatikan
cara pemakaian yang bena, efek samping serta konseling bagi pengguna oleh tenaga
kesehatan.
6. Adapun berbagai pertimbangan yang harus diperhatikan oleh akseptor KB agar
tidak terjadi salah persepsi setelah pemasangan yaitu pengetahuan akseptor KB tentang p
ersyaratan dan keamanan metode kontrasepsi, status kesehatan klien sebelum berKB,
tahu efek samping, konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang tidak diinginkan,
besarnya keluarga yang direncanakan, persetujuan pasangan, bahkan norma budaya
lingkungan danorang lain.
32
![Page 33: Iud](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081413/5481cfdcb4af9f4b168b4587/html5/thumbnails/33.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham,dkk. (1995).Obstetri Williams.Jakarta: EGC
Hartanto, Hanafi. (2004). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi,Jakarta : Pustaka Sinar Harapan
Manuaba, Ida Bagus, Gde . 1998 . Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
Saifuddin, Abdul Bari. 2006 . Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta: YBP-SP
Speroff, Leon . 2003.Pedoman Klinis Kontrasepsi Edisi 2. Jakarta: EGC
Prawirohardjo, Sarwono. (2008).Ilmu Kandungan.Jakarta: YBP-SP
33