iud

45
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merencanakan kehamilan merupakan bagian penting dalam membentuk keluarga bahagia dan sejahtera. Salah satu solusinya adalah melalui pemakaian alat kontrasepsiyang dianggap sebagai upaya jitu menekan ledakan populasi penduduk. Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari mewujudkan norma keluarga kecil bahagia sejahtera (NKKBS) menjadi visi untuk mewujudkan”keluarga berkualitas tahun 2015”. Keluarga yang berkualitas adalah yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Saefuddin,2003). Berdasarkan visi dan misi tersebut, program keluarga berenca na nasional mempunyai kontribusi penting dalam upaya meningkatkan kualitas penduduk. Dalam kontribusi tersebut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) telah mewujudkan keberhasilannya selain berhasil menurunkan angka kelah iran dan pertumbuhan penduduk, juga terpenting adalah keberhasilan mengubah sikap mentaldasn perilaku masyarakat dalam upaya membangun keluarga berkualitas. 1

Upload: sukron-nanda-firmansyah

Post on 05-Dec-2014

135 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

IUD

TRANSCRIPT

Page 1: Iud

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Merencanakan kehamilan merupakan bagian penting dalam membentuk keluarga bahagia

dan sejahtera. Salah satu solusinya adalah melalui pemakaian alat kontrasepsiyang dianggap

sebagai upaya jitu menekan ledakan populasi penduduk.

Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari

mewujudkan norma keluarga kecil bahagia sejahtera (NKKBS) menjadi visi untuk mewujudkan”

keluarga berkualitas tahun 2015”. Keluarga yang berkualitas adalah yang sejahtera, sehat, maju,

mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis

dan Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Saefuddin,2003).

Berdasarkan visi dan misi tersebut, program keluarga berencana nasional mempunyai

kontribusi penting dalam upaya meningkatkan kualitas penduduk. Dalam kontribusi tersebut

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) telah

mewujudkan keberhasilannya selain berhasil menurunkan angka kelahiran dan pertumbuhan

penduduk, juga terpenting adalah keberhasilan mengubah sikap mentaldasn perilaku masyarakat

dalam upaya membangun keluarga berkualitas.

Dari masa ke masa, alat kontrasepsi terus berkembang. Di samping fungsi utama sebagai

pencegah kehamilan, alat kontrasepsi masa kini kian disempurnakan dengan menambahkan

manfaat nonkontrasepsi yang ditujukan bagi kenyamanan penggunanya.

Salah satu alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) yang mengalami perkembangan cukup

signifikan adalah IUD atau dikenal dengan spiral. IUD ditanamkan di dalam rahim

dan bekerja menghambat pembuahan melalui sistem mekanik. Alat kontrasepsi dalam rahim

(AKDR) sekarang ini diyakini sebagai salah satu alat yang secara efektif mampu menghindari

terjadinya kehamilan dalam rentang waktu yang cukup panjang (2-6 tahun).

1

Page 2: Iud

Namun begitu tidak semua klien berminat terhadap alat kontrasepsi AKDR dikarenakan

berbagai alasan yang berbeda-beda seperti takut efek samping, takut proses pemasangan,

dilarang oleh suami, dan kurang mengetahui tentang KB AKDR.

Adapun berbagai pertimbangan yang harus diperhatikan oleh akseptor KB agar tidak

terjadi alah persepsi setelah pemasangan yaitu pengetahuan akseptor KB tentang persyaratan dan

keamanan metode kontrasepsi, status kesehatan klien sebelum berKB,

tahu efek samping, konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang tidak diinginkan, besarnya

keluarga yang direncanakan, persetujuan pasangan, bahkan norma budaya lingkungan dan orang

lain.

2

Page 3: Iud

BAB2

TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 2.1 AKDR

2.1 Sejarah AKDR 

Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) atau IUD mempunyai sejarah perkembangan yang

sangat panjang sebelum generasi III dengan keamanan, efektivitas, dan penyulit yang tidak

terlalu besar. Sejarah abad masa lalu, walaupun tidak tercatat

dengan baik, menunjukkan bahwa kafilah dagang “bangsa Arab” mempraktekkan penggunaan 

AKDR pada unta-unta mereka. Jika melakukan perjalanan jauh dalam kegiatan perdagangannya,

mereka memasukkan batu-batu ke dalam rahim untanya.

Periode abad berikutnya mencatat keberhasilan richard richter pada tahun 1909

di jerman menguji cobakan penggunaan akdr pada manusia. akdr yang digunakannya merupakan

cicin catgut ulat sutera yang mempunyai kawat nikel dan tembaga yang mejulur keluar melalui

serviks. tahun 1920-an grafenberg mengganti cincin catgut dengan cicin berlapis emas atau

perak. tidak lama berselang (1934) ota di jepang menambahkan struktur pendukung cincin

AKDR yang berlapiskan emas atau perak untuk mengurangi angka ekspulsi. 

3

Page 4: Iud

Selama berlangsung perang dunia kedua, filosofi politik Jepang dan Nazi mengeliminasi

penggunaan AKDR. Baru pada tahun1959 Oppenheimer menggerakkan kembali penggunaan

dengan berbagi macam bentuk  pengembangan IUD.

Perkembangan seterusnya pada tahun 1960 melahirkan AKDR berbentuk

“Loop”hasil karya Jack Lippes. Kemudian berturut-turut tahun 1968-1969, Zipper menambahkan

Cu (tembaga) dan Doye dan Clewe (Amerika) menggunakan progestin sebagai bahan anti

fertilitas. Penelitian untuk mendapatkan jenis AKDR yang paling efektif, dan aman dipakai

masih terus berlangsung hingga sekarang.

2.2 Pengertian AKDR 

AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) adalah suatu alat atau benda yang dimasukkan ke

dalam rahim yang sangat efektif, reversibel dan berjangka panjang, dapat dipakai oleh semua

perempuan usia reproduktip (Saefuddin,2003). AKDR atau IUD atau Sepiral adalah suatu alat

yang dimasukan ke dalam rahim wanita untuk tujuan kontrasepsi (Mochtar, 1998). AKDR adalah

suatau usaha pencegahan kehamilan dengan menggulung

secarik kertas, diikat dengan benang lalu dimasukkan ke dalam rongga

rahim (Prawirohardjo,2005). AKDR atau IUD atau Spiral adalah suatu benda kecil yang terbuat

dari plastik yang lentur, mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormon dan

dimasukkan ke dalam rahim melalui vagina dan mempunyai benang (BKKBN,2003)

2.3 Macam-macam AKDR 

Pada saat ini AKDR telah memasuki generasi ke-4. karena itu berpuluh-puluh macam

AKDR telah dikembangkan. Mulai dari genersi pertama yang terbuat dari benang sutra dan

logam sampai generasi plastic (polietilen) baik yang diambah obat maupun tidak. Menurut

bentuknya AKDR dibagi menjadi :

1. Bentuk terbuka (oven device)

Misalnya: LippesLoop, CUT, Cu-7. Marguiles, Spring Coil, Multiload, Nova-T

2. Bentuk tertutup (closed device)

Misalnya: Ota-Ring, Atigon, dan Graten Berg Ring.

4

Page 5: Iud

Gambar 2.2 macam-macam AKDR

Menurut Tambahan obat atau Metal:

1. Medicated IUD

a.Mengandung Logam

AKDR – Cu generasi pertama (First Generation Copper Devices) :

§ CUT – 200 = Tatum – T

§ Cu – 7 = Gravigard

§ MLCU – 250

AKDR – Cu generasi kedua (Second Generation Copper Devices) :

§ CUT – 380 A = paragard

§ CUT – 380 Ag§ CUT – 220 C

§ Nova – T = novagard : mengandung Ag

§ Delta – T : modified Cut – 220 C

5

Page 6: Iud

Penambahan benang chromic catgut pada lengan atas, terutama untuk insersi post

partum

§ MICU – 375

Penjelasan:

Copper IUD

Yang paling kenal sampai saat ini adalah :

CuT – 200 = Tatum T : panjang 36 mm, lebar 32 mm, mengandung 200mm2 Cu

(luas permukaan Cu-nya) . Daya kerja :tiga tahun. Cara insersi : withdrawal

CuT – 200 B : seperti Cut – 200, tetapi ujung bagian bawah batang IUD

berbentuk bola

CuT – 200 Ag : seperti Cut – 200, tetapi mengandung inti Ag di dalam

tembaganya

CuT – 220 C : panjang 36 mm, lebar 32 mm, 220 mm Cu didalam tujuh selubung,

2 pada lengan dan 5 pada batang vertikalnya. Dava kerja : tiga tahun. Cara insersi:

withdrawal

CuT-380A = Para Gard:Panjang 36 mm, lebar 32 mm, 314 mm kawat

cu pada batang vertikal, 2 selubung Cu seluas masing-masing 33 mm

pada masing-masing lengan horizontal. Daya kerja : 8 tahun (FDA : 10tahun)

CuT – 380 Ag : seperti CuT – 380 A, hanya dengan tambahan intiAg di dalam

kawat Cu-nya. Daya kerja : 5 tahun-CuT – 380 S : CuT – 380 slimline Selubung

Cu diletakkan pada ujung-ujung lengan horizontalnya dan beberapa di dalam

plastiknya. Daya kerja : 2,5 tahun

Nova-T = Novagard: panjang 32 mm, lebar 32 mm, 200 mm. luas permukaan Cu

dengan anti Ag di dalam kawan Cu-nya. Daya kerja : 5 tahun. Cara insersi :

withdrawal

ML Cu – 250 : 220 mm. luas permukaan kawat Cu. Benang ekor 2 lembar,

berwarna hitam atau tidak berwarna. Daya kerja : 3 tahun. Cara insersi:

withdrawal. Ada tiga bentuk Ml Cu – 250:

o Standar : panjang 35 mm, lebar 18 mm

6

Page 7: Iud

o Short : panjang 29 mm, lebar 18 mm

o SL : panjang 24 mm, lebar 18 mm

Cu – 7 = Gravigard: panjang 36 mm, lebar 26 mm, mengandung 200 mm

luas permukaan Cu, mempunyai tabunginserter diameter paling kecil dibandingka

n tabung inserter IUD lain-lainnya sehingga dapat dianjurkan untuk nulligravid.

Daya kerja : 3 tahunCara insersi : withdrawal (dapat pula push-out)

MPL – Cu 240 Ag : 240 mm luas permukaan Cu, dengan inti Ag didalam kawat

Cu nya. Daya kerja : 3 – 5 tahun Cara insersi : withdrawal. Ada 3 bentuk MPL –

Cu 240 Ag :

o Ukuran 0 : panjang 26 mm, lebar 18 mm,untuk ukuran rahim, 7 cm atau

nuligravid

o Ukuran 1 : panjang 31 mm, lebar 23 mm,untuk ukuran rahim 7 – 8 cm

o Ukuran 2 : Panjang 25 mm, lebar 30 mm,untuk ukuran rahim, 8 cm atau

para – 4 atau lebih

Utering 330 Cu : terbuat dari plastik polyethylene, dengan lebar tepi diagonal 15

mm, kawat Cu berdiameter 0,4 mm dengan luas permukaan Cu lebih dari 300

mm, melingkari sekitar batangnya dan tanpa benang ekor. Tabung inserter

berdiameter 4 mm. Daya kerja : 3 tahun. Pengeluaran : dengan ekstraktor IUD 

b.Mengandung Hormon

1. Progestasert T = Alza T

Panjang 36mm, lebar 32mm, dengan 2 lembar benang ekor warnahitam.

Mengandung 38 mg progesteron dan barium sulfat, melepaskan

65mcg progesteron per hari-Tabung insersinya berbentuk lengkung

Daya kerja :18 bulan- Tehnik insersi: plunging?(modified withdrawal)

2. LNG-20

Mengandung 46-60mg Levonorgestrel, dengan pelepasan 20mcg per hari

Sedang diteliti di Finlandia

7

Page 8: Iud

Angka kegagalan /kehamilan angatrendah: < 0,5 per 100 wanita per

tahun- Penghentian pemakaian oleh karena persoalan-persoalan perdarahan

ternyata lebih tinggi dibandingkan IUD lainnya, karena 25% mengalamiamenore

atau perdarahan haid yang sangat sedikit.

 

Gambar 2.3 macam AKDR: a. Lippes-Loop ; b. Saf-T-Coil ; c. Dana-Super ; d. Copper-T (Gyne-

T) ; e. Copper-7 ; f. Multiload ; g. Progesterone IUD

2. UnMedicated IUD

Misalnya: Lippes Loop, Marguiles, Saf-T Coil, Antigon

Lippes Loop

Diperkenalkan pada awal 1960-an dan dianggap sebagai IUD standard, terbuat

dari polyethylene (suatu plastik inert secara biologik) ditambah Barium

Sulfat.Ada 4 macam IUD Lippes Loop :

o Lippes Loop A:panjang 26,2 mm, lebar 22,2 mm, benang biru, satutitik

pada pangkal IUD dekat benang ekor.

o Lippes Loop B:panjang 25,2 mm, lebar 27,4 mm, 2 benang hitam, bertitik-

4.

o Lippes Loop C:panjang 27,5 mm, lebar 30,0 mm, 2 benang

kuning, bertitik 3.

o Lippes Loop D:panjang 27,5 mm, lebar 30,0 mm, 2 benang putih , bertitik

2.

8

Page 9: Iud

Cara insersi : Push – out

Lippes Loop dapat dibiarkan in-utero untuk selama-lamanya sampai

menopouse, sepanjang tidak ada keluhan dan/atau persoalan bagi akseptornya.

Delta loop : modified lippes loop

Penambahan benang chromic catgut pada lengan atas, terutama untuk insersi post-

partum.

Gambar 2.4 Jenis-jenis IUD yang ada di Indonesia

9

Page 10: Iud

a. Copper-T 

IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada bagian vertikalnyadiberi

lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai

efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik. IUD ini melepaskan lenovorgegestrel 

dengan konsentrasi yang rendah selama minimal lima tahun.

Dari hasil penelitian menunjukkan efektivitas yang tinggi dalam

mencegah kehamilan yang tidak direncanakan maupun perdarahan menstruasi.Kerugian metode i

ni adalah tambahan terjadinya efek samping hormonal dan amenorhea 

 b.Copper-7 

IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenisini

mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga

(Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga

halus pada jenis Copper-T.

Gambar 2.5 Copper-7

c. Multi Load 

IUD ini terbuat dari dari plastik ( polyethelene) dengan dua tangan kiri dan

kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya

diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm atau 375 mm untuk menambah

efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small(kecil), dan mini.

10

Page 11: Iud

Gambar 2.6 Multiload

d. Lippes Loop

IUD ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S bersambun

g. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis

yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya.

TipeA berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukur

an 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D. Lippes Loop

mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari pemakaian spiral jenis ini ialah

bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan

plastik. Yang banyak dipergunakandalam program KB masional adalah IUD jenis ini.

Gambar 2.7 Lippes Loop

11

Page 12: Iud

e. IUD Nova T

Terbentuk dari rangka plastik dan tembaga. Pada ujung lengan IUD bentuknya agak

melengkung tanpa ada tembaga, tembaga hanya ada pada batangIUD.

 

Gambar 2.8 Nova T

f. IUD Mirena

Terbentuk dari rangka plastik yang dikelilingi oleh silinder pelepashormon

Levonolgestrel (hormon progesteron) sehingga IUD ini dapat dipakai olehibu menyusui

karena tidak menghambat ASI.

 

Gambar 2.10 IUD Minera

12

Page 13: Iud

2.4 Mekanisme Kerja AKDR 

1. Mekanisme kerja AKDR sampai saat ini belum diketahui secara pasti,

ada yang berpendapat bahwa AKDR sebagai benda asing yang menimbulkan reaksi

radang setempat, dengan sebutan lekorit yang dapat melarutkan blastosis atau seperma.

Mekanisme kerja AKDR yang dililiti kawat tembaga mungkin berlainan. Tembaga dalam

konsentrasi kecil yang dikeluarkan ke dalam rongga uterus juga menghambat khasiat

anhidrase karbon dan fosfatase alkali. AKDR yang mengeluarkan hormon juga

menebalkan lendir sehingga menghalangi pasasi sperma (Prawirohardjo, 2005).

2. Sampai sekarang mekanisme kerja AKDR belum diketahui dengan pasti,

kini pendapat yang terbanyak ialah bahwa AKDR dalam kavum uteri menimbulkan

reaksi peradangan endometrium yang disertai dengan sebutan leokosit yang dapat

menghancurkan blastokista atau sperma. Sifat-sifat dari cairan uterus

mengalami perubahan-perubahan pada pemakaian AKDR yang menyebabkan blastokista

tidak dapat hidup dalam uterus. Walaupun sebelumnya terjadi nidasi, penyelidik

- penyelidik lain menemukan sering adanya kontraksi uterus pada pemakaian

AKDR yang dapat menghalangi nidasi. Diduga ini disebabkan oleh meningkatnya

kadar  prostaglandin dalam uterus pada wanita (Wiknjoastro, 2005).

3. Sebagai metode biasa(yang dipasang sebelum hubungan sexual terjadi) AKDR mengubah 

transportasi tuba dalam rahim dan mempengaruhi sel telur dan sperma

sehingga pembuahan tidak terjadi. Sebagai kontrasepsi daruat (dipasang setelah

hubungan sexual terjadi) dalam beberapa kasus mungkin memiliki mekanisme yang

lebih mungkin adalah dengan mencegah terjadinya implantasi atau penyerangan sel telur

yang telah dibuahi ke dalam dinding rahim (BKKKBN,2003)

4. Menurut Saefuddin, et. al (2003) : Mekanisme kerja yang pasti dari AKDR belum

diketahui, namun ada beberapa mekanisme kerja yang telah diajukan:

a. Timbulnya reaksi radang lokal yang non-spesifik di dalam cavum uteri sehingga

implantasi sel telur yang telah dibuahi terganggu. 

b. Produksi lokal prostaglandin yang meninggi, yang menyebabkan

terhambatnyaimplantasi.

c. Gangguan / terlepasnya blastocyst yang telah berimplantasi di dalamendometrium.

d. Pergerakan ovum yang bertambah cepat di dalam tuba fallopi.

13

Page 14: Iud

e. Immobilisasi spermatozoa saat melewati cavum uteri.

f. Dari penelitian terakhir, disangka bahwa AKDR juga mencegah spermatozoamembuahi

sel telur (mencegah fertilisasi).

g. Untuk AKDR yang mengandung Cu :

1) Antagoisme kationic yang spesifik terhadap Zn yang terdapat dalam

enzimcarbonic anhydrase yaitu salah satu enzim dalam traktus genitalia

wanita,dimana Cu menghambat reaksi carbonic anhydrase sehingga tidak me

mungkinkan terjadinya implantasi dan mungkin juga menghambat aktivitas

alkali phospatase.

2) Mengganggu pengambilan estrogen endogenous oleh mucosa uterus.

3) Mengganggu jumlah DNA dalam sel endometrium.

4) Mengganggu metabolisme glikogen.

h. Untuk AKDR yang mengandung hormon progesterone :

1) Gangguan proses pematangan proliteratif – sekretoir sehingga timbul penekana

n terhadap endometrium dan terganggunya proses implantasi (endometrium

tetap berada dalam fase decidual/ progestational).

2) Lendir serviks yang menjadi lebih kental/ tebal karena pengaruh progestin.

2.5 Indikasi

Prinsip pemasangan adalah menempatkan IUD setinggi mungkin dalam rongga rahim

(cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu mulut peranakan masih

terbuka dan rahim dalam keadaan lunak. Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan pada akhir haid.

Yang boleh menggunakan IUD adalah:

• Usia reproduktif 

• Keadaan nulipara

• Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang

• Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi

• Setelah melahirkan dan tidak menyusui

14

Page 15: Iud

• Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi

• Risiko rendah dari IMS

• Tidak menghendaki metoda hormona

• Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari

• Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 – 5 hari senggama

• Perokok 

• Gemuk ataupun kurus

Pemasangan IUD dapat dilakukan oleh dokter atau bidan yang telah dilatih secara

khusus. Pemeriksaan secara berkala harus dilakukan setelah pemasangan satu minggu, lalu setiap

bulan selama tiga bulan berikutnya. Pemeriksaan selanjutnya dilakukansetiap enam bulan sekali.

2.6 Kontraindikasi

Menurut Saifudin (2006), yang tidak diperkenankan menggunakan IUD adalah:

• Belum pernah melahirkan

• Adanya perkiraan hamil

• Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal dari

alatkemaluan, perdarahan di leher rahim, dan kanker rahim.

• Perdarahan vagina yang tidak diketahui

• Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)

• Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus septic.

•Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yangdapatmempengaruhi

kavum uteri.

• Penyakit trofoblas yang ganas.

15

Page 16: Iud

• Diketahui menderita TBC pelvic.

• Kanker alat genital

• Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm

Kontraindikasi Insersi IUD

1. Kontra indikasi absolute

a. Infeksi pelvis yang aktif (akut – sub akut) termasuk persangkaan gonorrhoe atau

chlamydia

b. Kehamilan atau persangkaan kehamilan

2. Kontra indikasi relatif kuat

a. Partner seksual yang banyak  

b. Partner seksual yang banyak dari partner akseptor IUD

c. Kesukaran memperoleh pertolongan gawat darurat bila terjadi komplikasi

d. Pernah mengalami infeksi pelvis atau infeksi pelvis yang akuren, post partum

endometritis atau abortus febrilis dalam tiga bulan terakhir 

e. Cervicitis akut atau purulent

f. Kelainan darah yang tidak diketahui sebabnya

g. Riwayat kehamilan ektopik atau keadaan-keadaan yang menyebabkan predisposisi

untuk terjadinya kehamilan ektopik 

h. Pernah mengalami infeksi pelvik satu kali dalam masing menginginkan kehamilan

selanjutnyai. Gangguan respon tubuh terhadap infeksi (AIDS, DM, dan lain-lain)

3. Keadaan-keadaan lain yang dapat merupakan kontra – indikasi untuk insersi IUD

§ Penyakit katup jantung

16

Page 17: Iud

§ Keganasan endometrium atau serviks

§ Stenosis serviks yang berat

§ Uterus yang kecil sekali

§ Endometriosis

§ Myoma uteri

§ Polip endometrium

§ Kongenital uterus

§ Dismenore yang berat

§ Anemia

§ Pernah mengalami problem ekspulsi IUD

§ Leukore atau infeksi vagina

§ Riwayat infeksi pelvis

§ Riwayat operasi pelvis

§ Keinginan untuk mendapatkan anak dikemudian hari atau pertimbangan kesuburan

dimasa yang akan dating

§ Ketidakmampuan untuk memeriksa sendiri rekor IUD

§ Darah haid yang banyak atau perdarahan bercak (spotting)

2.7 Keuntungan dan Kerugian dari Masing-masing AKDR 

Secara umum, keuntungan dan kerugian AKDR / IUD sebagai alat kontrasepsi adalah sebagai

berikut :

a.  Keuntungan Kontrasepsi IUD

17

Page 18: Iud

•Sangat efektif. 0,6 - 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan

dalam 125 - 170 kehamilan)

•AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan

•Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti)

•Tidak mempengaruhi hubungan seksual

•Tidak ada efek samping hormonal dengan CuT-380A

•Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI

•Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak terjadi infeksi)

•Dapat digunakan sampai manopouse

•Tidak ada interaksi dengan obat-obat

•Membantu mencegah kehamilan ekktopik 

b. Kelemahan Kontrasepsi IUD

•Efek samping umum terjadi: perubahan siklus haid, haid lebih lama dan banyak,

perdarahan antar mensturasi, saathaid lebih sakit

•Komplikasi lain: merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan, 

perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab

anemia, perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar)

•Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS

•Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering berganti pasangan

•Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai AKDR,

PRP dapat memicu infertilitas

•Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam pemasangan AKDR 

18

Page 19: Iud

•Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan AKDR.

Biasanya menghilang dalam 1 - 2 hari

•Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri. Petugas terlatih yang dapat

melepas

•Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila

AKDR dipasang segera setelah melahirkan)

•Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk mencegah

kehamilan normal

•Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu.

Keuntungan Kerugian

•Hanya memerlukan satu kalimotivasi dan satu

kali pemasangan.

•Tidak menimbulkan efek sistemik.

•Dapat mencegah kehamilan dalam jangka

lama.

•Sederhana, mudah, dan ekonomis.

•Cocok untuk penggunaan secaramassal.

•Efektifitas tinggi.

•Kegagalan pasien (patient’s failure) hampir

tidak ada.

•Tidak membutuhkan inteligensia yang tinggi

pada pemakaian reversibel.

•Untuk beberapa jenis AKDR, dapatdipakai

untuk jangka lama(bertahun-tahun)

•Pemasangan dalam dan penyaringaninfeksi

saluran genitalia diperlukansebelum

pemasangan AKDR.

•Dapat meningkatkan risiko PenyakitRadang

Panggul (PRP).

•Memerlukan prosedur pencegahan

infeksisewaktu memasang dan mencabutnya.

•Bertambahnya darah haid dan rasa

sakitselama beberapa bulan pertama

padasebagian pemakai AKDR.

•Pasien tidak dapat mencabut sendiriAKDR 

•Tidak dapat terlindungi terhadap

PMS,HIV/AIDS.

•AKDR dapat keluar dari rahim melalui

kanalis servikalis hingga keluar ke vagina.

•Bertambahnya risiko mendapat PRP

pada pemakai AKDR yang dahulu pernah

19

Page 20: Iud

menderita penyakit menular seksual (PMS)

atau mereka yang mempunyaimitra seks

banyak.

Menurut Saefuddin, et. al (2003)

Keuntungan Cu IUD :

§ Ekspulsi lebih jarang, baik pada insersi interval, post partum maupun post abortus

§ Kehilangan darah haid lebih sedikit

§ Dapat lebih ditolerir oleh wanita yang belum punya anak atau wanita dengan paritas rendah

§ Ukuran tabung inserter lebih kecil

Kerugian Cu IUD:

§ Perlu diganti setelah pemakaian beberapa tahun

§ Lebih mahal

Menurut Saefuddin (2004).Keuntungan AKDR Non hormonal (Cu T 380A):

a.Sebagai kontrasepsi efektivitasnya tinggi Sangat efektif 0,6-0,8 kehamilan per 100

perempuan dalam 1 tahun pertama (1kegagalan dalan 125-170 kehamilan) 

b.AKDR dapat efektf seger setelah pemasangan

c.Metode jangka panjang

d.Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat

e.Tidak mempengaruhi hubungan sexual

f.Meningkatkan kenyamanan sexual karena tidak perlu takut untuk hamil

g.Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR(Cu T-380A)

h.Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI

20

Page 21: Iud

i.Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus 

j.Dapat digunakan sampai menopause

k.Tidak ada intraksidengan obat-obat.

Menurut Saefuddin (2004). Kerugian AKDR (Cu T-380A) Non hormonal:

a.Efek samping yang umum terjadi:

- Perubahan siklus haid

- Haid lebih lama dan banyak 

- Perdarahan(spotting) antar menstruasi

- Disaat haid lebih sakit 

b.Komplikasi lain :

- Merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan

- Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar)

-Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS

-Tidak baik digunaka pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering berganti

pasangan

-Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri

-Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk mencegah kehamilan

normal.

Menurut Hanafi(2003). Keuntungan IUD hormonal adalah:

a.Mengurangi volume darah haid dan mengurangi disminorrhoe 

b.Untuk mencegah adhesi dinding-dinding uterus oleh synechiae (Asherman’sSyndrome)

21

Page 22: Iud

Kerugian IUD hormonal:

-Jauh lebih mahal dari pada Cu IUD

-Harus diganti setelah 18 bulan

-Lebih sering menimbulkan perdarahan mid

-siklus dan perdarahan bercak(spotting)-Insidens kehamilan ektopik lebih tinggi

2.8 Komplikasi AKDR 

Efek samping dan komplikasi IUD dapat dibagi dalam 2 kelompok yaitu sebagai berikut :

1. Pada saat insersi

2. Dikemudian hari

a. Efek samping dan komplikasi pada saat insersi IUD:

§ Rasa sakit / nyeri Pengobatan : analgetika atau prostaglandin – inhibitor 

§ Muntah, keringat dingin dan syncope:

a.Terjadi pada 1% 

b.Penyebab :  reaksi vaso – vagal

c.Pencegahan : pemberian atropin 0,4 – 0,5 mg IM / IV, sedativa ringan dan

anastesi local

d.Pengobatan : istirahat dalam posisi horizontal

§ Perforasi uterus:

a.Angka kejadian kira-kira 1,2 per 1000 insersi IUD 

b.Lebih sering terjadi pada tehnik insersi push – out

c.Perforasi dapat : Partial maupun komplit

22

Page 23: Iud

d.Gejala-gejala perforasi:

- Rasa sakit / nyeri yang tiba-tiba perdarahan

- Tetapi perforasi dapat pula a – symptomatis atau silent

e. Di kemudian hari persangkaan adanya perforasi

- Benang ekor IUD tidak teraba dan tidak terlihat dan akseptor tidak

pernahmerasa IUD-nya keluar pervaginam

- Perdarahan post insersi

- Kehamilan

b. Efek samping dan komplikasi IUD dikemudian hari:

Rasa sakit dan perdarahan

a. Merupakan alasan medis utama dari penghentian pemakaian IUD, yaitu kira-kira 4 – 15%

dalam 1 tahun. Tetapi menurut penelitian-penelitian rasa sakit dan perdarahan akan

berkurang dengan semakin lamanya pemakaian IUD 

b. Sebab-sebab dari timbulnya perdarahan haid yang lebih banyak (menorrhagi) belum

diketahui pasti. Perdarahan yang bertambah banyak dapat berbentuk :

o Volume darah haid bertambah, kecuali pada IUD yang mengandung hormone

o Perdarahan yang berlangsung lebih lama

o Perdarahan bercak/spotting diantara haid

Embedding dan displacement IUD tertanam dalam-dalam di endometrium atau myometrim

Penanggulangan : IUD harus dikeluarkan

23

Page 24: Iud

Infeksi

a. Merupakan komplikasi yang paling serius yang berhubungan dengan pemakaianIUD 

b.Akseptor IUD mempunyai risiko 2 kali lebih besar untuk mendapatkan PID

dibandingkan non akseptor KB. Risiko timbulnya PID terutama dalam bulan- bulan

pertama setelah insersi IUD (empat bulan pertama)

c. Penyakit akibat hubungan seks (PHS) Partner seksual yang banyak 

d. Umur Di negara-negara yang sedang berkembang, resikonya sama untuk wanita usia

muda maupun usia tua sedangkan di negara-negara maju risiko lebih besar padawanita.

2.9 Penanganan Efek Samping AKDR 

Menurut Saifuddin (2006), Penanganan efek samping AKDR yaitu :

Efek Samping / Permasalahan Penanganan

Amenora Periksa apakah sedang hamil, apbila tidak, jangan

lepas AKDR, lakukan konseling dan selidiki peny

ebab amenorea apabila diketahui. Apabila

hamil, jelaskan dan sarankan untuk melepas

AKDR bila talinya terlihat dan kehamilan kurang

dari 13 minggu. Apabila benang tidak terlihat,

atau kehamilan lebih dari 13 minggu, AKDR  

jangan dilepas. Apabila klien sedang hamil dan

ingin mempertahankan kehamilannya tanpa

melepas AKDR jelaskan ada resiko kemungkinan

terjadinya kegagalan kehamilan dan infeksi

serta perkembangan kehamilan harus lebih

diamati dan diperhatikan.

Kejang Pastikan dan tegaskanlah adanya PRP

dan penyebabkan dari kekejangan. Tanggulangi 

penyebabnya apabila ditemukan. Apabila tidak 

ditemukan penyebabnya beri analgesik untuk 

24

Page 25: Iud

sedikit meringankan. Apabila klien menglami

kejang yang berat, lepaskan AKDR dan bantu

klien menentukan metode kontrasepsi yang lain.

Perdarahan pervagina yanghebat dan tidak

teratur 

Pastikan dan tegaskan adanya infeksi pelvik dan

kehamilan ektopik. Apabila tidak

ada kelainan potologis, perdarahan berkelanjutan 

serta perdarahan hebat,

lakukan konseling dan pemantauan. Beri 

ibuprofen(800mg, 3xsehriselama 1 minggu) untuk 

mengurangi perdarahan dan berikan tablet besi (1

tablet setiap hari selama 1 sampai 3 bulan).

Benang yang hilang Pastikan adanya kehamilan atau tidak

Tanyakanapakah AKDR terlepas. Apabila tidak

hamil dan

AKDR tidak terlepas, berikan kondom, periksa

talinya di dalam saluran endoservik dan 

kavumuteri (apabila memungkinkan adanya

peralatan dan

tenaga terlatih) setelah masa haid berikutnya.

Apabila tidak ditemukan rujuk ke dokter, lakukan

x-ray atau pemeriksaan ultrasound. Apabila

tidak hamil dan AKDR yang hilang tidak

ditemukan, pasanglah AKDR baru atau bantulah 

klien menentukan metode lain.

Adanya pengeluaran cairan

darivagina atau dicurigai adanya PRP

Pastikan pemeriksaan untuk IMS. Lepaskan

AKDR apabila ditemukan menderita atau sangat

dicurigai menderita gonorhoe atau infeksi

klamidal, lakukan pengobatan yang memadai.

Bila PRP, obati dan lepas AKDR sesudah 48 jam.

Apabila AKDR dikeluarkan beri metode lain

sampai masalahnya teratasi.

25

Page 26: Iud

2.10 Insersi IUD

Permasalahan pada insersi IUD:

a.Insersi yang tidak baik dari IUD dapat menyebabkan:

Ekspulsi

Kerja kontraseptif tidak efektif 

Perforasi uterus

Untuk sukses / berhasilnya insersi IUD tergantung pada beberapa hal yaitu :

Ukuran dan macam IUD beserta tabung inserternya

Waktu / saat insersi

Teknik insersi

Penjelasan prosedurnya kepala calon akseptor 

Pemeriksaan pelvis bimanual dan sondage uterus

Tehnik a dan anti sepsis

Penempatan IUD setinggi mungkin di dalam uterus tanpa menembus myometrium

Ukuran dan Macam IUD:

Makin kecil IUD, makin mudah insersinya, makin tinggi ekspulsinya

 Makin besar IUD, makin sukar insersinya, makin rendah ekspulsinyaWaktu / Saat

Insersia.

26

Page 27: Iud

- Insersi interval

- Kebijakan sekarang: Insersi IUD dapat dilakukan setiap saat dari siklus haid asal kita

yakin seyakinnya bahwa calon akseptor tidak dalam keadaan hamil.-Kebijakan lama:

Insersi IUD dilakukan selama atau segera sesudah haid. Alasan :

Ostium uteri lebih terbuka

Canalis cervicalis lunak 

Perdarahan yang timbul karena prosedur insersi

Tertutup oleh perdarahan haid yang normal

Wanita pasti tidak hamil

Tetapi akhirnya kebijakan ini ditinggalkan karena :

Infeksi dan ekspulsi lebih tinggi bila insersi dilakukan saat haid

Dilatasi canalis servicalis adalah sama pada saat haid maupun pada saat

mid – siklus

Memudahkan calon akseptor pada setiap saat ia datang ke klinik KB 

b.Insersi Post – partum

Insersi IUD adalah aman dalam beberapa hari post-partum hanya kerugian paling besar

adalah angka kejadian ekspulsi yang sangat tinggi. IUD yang dipakai atau dan yang sedang

dicoba:

Delta loop = modified lippes loop D

Delta T = modified cut – 220 C

Kedua IUD tersebut diberi benang chromic catgut pada lengan atasnya, dengan maksud

benangnya akan tertanam ke dalam endometrium dan menahan IUD-nya ditempatnya selama

involusi uterus. Benangnya secara perlahan-lahan akan larut dalamwaktu 6 minggu.

27

Page 28: Iud

Modified delta loop (IUD ini diberi tonjolan-tonjolan yang terbuat dari bahan polimer

yang biodegradable yang akan larut secara perlahan-lahan.

Modified delta – T (sma seperti Modified delta loop)

Post partum T (Mempunyai lengan atas tambahan pada bagian bawah batang

IUD, sepanjang 2 cm yang menjurus ke atas dan ke arah luar insersi IUD post-partum

tidak mempunyai efek pada kuantitas atau komposisi dari ASI.)

c. Insersi Post – Abortus

Karena konsepsi sudah dapat terjadi 10 hari setelah abortus, maka IUD dapat segera dipasang

sesudah :

Abortus trimester I: Ekspulsi, infeksi, perforasi dan lain-lain sama seperti pada insersi

interval.

Abortus trimester II: Ekspulsi 5 – 10 kali lebih besar dari pada setelah abortus trimester I.

Dari penyelidikan ternyata bahwa lippes loop lebih sering menyebabkan komplikasi

dibandingkan Cu IUD.

d. Insersi Post – Coital

Pengukuran Uterus

1.Dari penyelidikan didapatkan bahwa efek samping lebih sering timbul pada ukuranuterus yang

berada di luar batas-batas normal (6,5 – 8 cm)

2. Alat-alat yang dikembangkan untuk mengukur dengan lebih akurat panjangnyacavum uteri,

misalnya

a.Hasson wing sound I 

b.Hasson wing sound II untuk panjang dan lebar cavum uteri

c.Cavimeter 

28

Page 29: Iud

Teknik Insersi ada 3 cara :

Tehnik push out = mendorong : lippes loop Bahaya perforasi lebih besar 

Tehnik withdrawal = menarik : Cu IUD

Tehnik plunging = “mencelupkan” : progestasert – T

Prosedur Insersi IUD:

1.Pemberian analgetika dan sedativa bila diperlukan

2.Pasang spekulum dalam vagina dan perhatikan serviks serta dinding-dinding vagina

3.Bila mungkin, kerjakan papanicolaou smear dan perhatikan bakteriologis terhadap gonorrhoe

4.Lakukan pemeriksaan dalam bimanual untuk menentukan besar, bentuk, posisi dan

mobilitas uterus serta untuk menyingkirkan kemungkinan-kemungkinan adanya infeksi atau

keganasan dari organ-organ sekitarnya

5.Pasang kembali spekulum dalam vagina, dan lakukan desinfeksi endoserviks dan dinding

vagina

6.Pasang tenakulum pada bibir serviks atas, lakukan tarikan ringan padanya untuk meluruskan

dan menstabilkan uterus. Ini akan mempengaruhi perdarahan dan resiko perforasi

7.Lakukan sondage uterus

8.Masukkan IUD sesuai dengan macam alatnyaLepaskan IUD dalam bidang transverse dari

cavum uteri pada posisi setinggi mungkindi fundus uteri. Bila terasa ada tahanan sebelum

mencapai fundus, jangan dipaksakan keluarkan alatnya dan lakukan re – insersi

9.Keluarkan tabung insertersnya

10.Periksa dan gunting benang ekor IUD sampai 2 – 3 cm dari ostium uteri eksternum

11.Keluarkan tenakulum dan spekulumCatatan : IUD jangan dibiarkan lebih lama dari 2 menit di

dalam tabung insersinya,karena ia akan kehilangan bentuknya (terutama untuk lippes loop).

29

Page 30: Iud

CARA PEMASANGAN AKDR/IUD

Persiapan alat yang digunakan dalam pemasangan AKDR/IUD :

1.Bivale speculum

2.Tanekulum (penjepit portio)

3.Sounde uterus (untuk mengukur kedalaman uterus)

4.Forsep

5.Gunting

6.Bengkok larutan antiseptic

7.Sarung tangan steril atau sarung tangan DTT

8.Kasa atau kapas

9.Cairan DTT

10.Sumber cahaya yang cukup untuk penerangan servik 

11.AKDR(CuT-380A) atau Progestasert-T yang masihbelum rusak dan terbuka

12.Aligator: penjepit AKDR)

(Menurut Prawirohardjo, Cara pemasangan AKDR atau Progestasert-T

Pemasangan AKDR sewaktu haid dan mengurangi rasa sakit dan memudahkan

insersimelalui servikalis.

1.Pemeriksaan dalam dilakukan untuk menentukan bentuk, ukuran danposisi uterus

2.Singkirkan kemungkinan kehamilan dan infeksi velvik 

3.Servik dibersihkan beberapa kali dengan larutan antiseptik I inspekulum, servik ditampilkan

dan bibir depan servik dijepit dengan cunan servik, penjepit dilakukan kira-kira 2cm dari

osteum uteri externum, dengan cunan bergerigi Saturday

30

Page 31: Iud

4.Sambil menarik servik dengan cunan servik, masukkanlah sounde uterus untuk menentukan

arah sumbu kanalis dan uterus, panjang kavum uteri, dan posisi osteum uteri internum.

Tentukan arah ante atau retroversi uterus. Jika sounde masuk kurangdari 5 cm atau kavum uteri

terlalu sempit, insersi AKDR jangan dilakukan

5.Tabung penyalur dengan AKDR di dalamnya dimasukkan melalui kanalis servikalis sesuai

dengan arah dan jarak yang didapat pada waktu pemasangan sounde. Kadang-

kadang terdapat tahanan sebelum fundus uteri tercapai. Dalam hal demikian pemasangan

diulangi

6.AKDR dilepaskan dalam kavum uteri dengan cara menarik keluar tabung

penyalur atau dapat pula dengan mendorong penyalur ke dalam kavum uteri, cara pertama

agaknya dapat mengurangi perforasi oleh AKDR 

7.Tabung dan penyalur kemudian dikeluarkan, filamen AKDR ditinggalkan 2-3cm.

CARA PENCABUTAN AKDR:

1.Mengeluarkan AKDR lebih mudahjika dilakukan sewaktu haid

2.Inspikulo filamen ditarik perlahan-lahan,jangan sampai putus AKDR-nya akan ikut keluar

perlahan-lahan. Jika AKDR tidak ikut keluar dengan mudah, lakukan sounde

uterus, sehingga osteum uteri internum terbuka. Sounde diputus 900 perlahan-lahan. Selanjutnya

AKDR dikeluarkan seperti di atas

3.Jika filamen tak tampak atau putus, AKDR dapat dikeluarkan dengan mikro kuret. Kadang-

kadang diperlukan anastesi paraservikal untuk mengurangi rasa nyeri

4.Dilatasi kanalis servikalis dapat dilakukan dengan dilator atau tabung laminaria

5.AKDR Lippes tidak perlu dikeluarkan seara berkala, jika posisinya baik, tidak ada efek

samping, dan pasien masih mau memakainya. AKDR tersebut dibiarkan saja intra uteri. Hanya

AKDR tembaga perlu dikeluarkan dan digant secara periodic (2-3tahun),sedang Progestasert-T

1-2 tahun.

31

Page 32: Iud

BAB 3

KESIMPULAN

3.1. Kesimpulan

1. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya di Indonesia pemerintah telah

merencanakan dan mencanangkan program Keluarga Berencana (KB) yang diadakan

untuk membina akseptor sekaligus mencapai sasaran/fungsi yang telah ditetapkan

untuk memberi konstribusi bagi tercapainya upaya mewujudkan keluarga berkualitas.

2. Adapun pengertian dari KB yaitu tindakan yang membantu individu atau

pasnganuntuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval kelahiran,

mengontrol kartu keturunan dalam hubungan dengan umur pasanngan suami istri dan

menentukan jumlah anak dalam keluarga(Hartanto, 2003).

3. Pengertian dari kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi

yaitu bertemunya sel sperme dan ovum. Dalam pelayanan KB ada berbagai macam cara

untuk mencegah konsepsi salah satunya dengan menggunakan AKDR.

4. AKDR atau IUD atau Spiral adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastik yang

lentur, mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormon dan dimasukkan ke

dalam rahim melalui vagina dan mempunyai benang (BKKBN,2003)

5. Dalam penggunaan AKDR juga terdapat manfaat, keuntungan serta kerugian

dari penggunaan AKDR tersebut. Masalah yang timbul dari penggunaan AKDR tersebut

juga diharapkan bisa teratasi dengan beberapa cara antara lain dengan memperhatikan

cara pemakaian yang bena, efek samping serta konseling bagi pengguna oleh tenaga

kesehatan.

6. Adapun berbagai pertimbangan yang harus diperhatikan oleh akseptor KB agar

tidak terjadi salah persepsi setelah pemasangan yaitu pengetahuan akseptor KB tentang p

ersyaratan dan keamanan metode kontrasepsi, status kesehatan klien sebelum berKB,

tahu efek samping, konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang tidak diinginkan,

besarnya keluarga yang direncanakan, persetujuan pasangan, bahkan norma budaya

lingkungan danorang lain.

32

Page 33: Iud

DAFTAR PUSTAKA

Cunningham,dkk. (1995).Obstetri Williams.Jakarta: EGC 

Hartanto, Hanafi. (2004). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi,Jakarta : Pustaka Sinar Harapan

Manuaba, Ida Bagus, Gde . 1998 . Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan

Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC

Saifuddin, Abdul Bari. 2006 . Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta: YBP-SP

Speroff, Leon . 2003.Pedoman Klinis Kontrasepsi Edisi 2. Jakarta: EGC

Prawirohardjo, Sarwono. (2008).Ilmu Kandungan.Jakarta: YBP-SP

33