isi

19
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Geofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi menggunakan kaidah atau prinsip- prinsip fisika. Di dalamnya termasuk juga meteorologi, elektrisitas atmosferis dan fisika ionosfer. Penelitian geofisika untuk mengetahui kondisi di bawah permukaan bumi melibatkan pengukuran di atas permukaan bumi dari parameter-parameter fisika yang dimiliki oleh batuan di dalam bumi. Dari pengukuran ini dapat ditafsirkan bagaimana sifat-sifat dan kondisi di bawah permukaan bumi baik itu secara vertikal maupun horisontal. Metode seismik merupakan salah satu bagian dari seismologi eksplorasi yang dikelompokkan dalam metode geofisika aktif, dimana pengukuran dilakukan dengan menggunakan ‘sumber’ seismic (palu, ledakan, dll). Setelah usikan diberikan, terjadi gerakan gelombang di dalam medium (tanah/batuan) yang memenuhi hukum-hukum elastisitas ke segala arah dan mengalami pemantulan ataupun pembiasan akibat munculnya perbedaan kecepatan. Kemudian, pada suatu jarak tertentu, gerakan partikel tersebut di rekam sebagai fungsi waktu. Berdasar data

Upload: paul-mueller

Post on 14-Nov-2015

215 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

6+6+5+6

TRANSCRIPT

aboraturium Geofisika 2014

BAB I

PENDAHULUANI.1. Latar Belakang Geofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi menggunakan kaidah atau prinsip-prinsip fisika. Di dalamnya termasuk juga meteorologi, elektrisitas atmosferis dan fisika ionosfer. Penelitian geofisika untuk mengetahui kondisi di bawah permukaan bumi melibatkan pengukuran di atas permukaan bumi dari parameter-parameter fisika yang dimiliki oleh batuan di dalam bumi. Dari pengukuran ini dapat ditafsirkan bagaimana sifat-sifat dan kondisi di bawah permukaan bumi baik itu secara vertikal maupun horisontal.Metode seismik merupakan salah satu bagian dari seismologi eksplorasi yang dikelompokkan dalam metode geofisika aktif, dimana pengukuran dilakukan dengan menggunakan sumber seismic (palu, ledakan, dll). Setelah usikan diberikan, terjadi gerakan gelombang di dalam medium (tanah/batuan) yang memenuhi hukum-hukum elastisitas ke segala arah dan mengalami pemantulan ataupun pembiasan akibat munculnya perbedaan kecepatan. Kemudian, pada suatu jarak tertentu, gerakan partikel tersebut di rekam sebagai fungsi waktu. Berdasar data rekaman inilah dapat diperkirakan bentuk lapisan/struktur di dalam tanah.

I.2. Maksud dan Tujuan1. memberikan informasi mengenai geologi bawah permukaan2. mengetahui kedalaman perbedaan litologi3. mengetahui adanya kandungan hidrokarbonBAB II

PEMBAHASANII.1. Seismik Refraksi Metode Refrakis Seismik digunakan untuk mengukur gelombang datang yang dipantulkan sepanjang formasi geologi di bawah permukaan tanah. Persitiwa refrakis umumnya terjadi pada muka air tanah dan bagian paling atas formasi bantalan batuan. Grafik waktu datang, gelombang pertama seismik pada masing-masing geofon memberikan informasi mengenai kedalaman dan lokasi dari horison-horison geologi ini. Informasinya kemudian digambarkan di dalam suatu penampang silang untuk menunjukan kedalaman dari muka air tanah dan lapisan batuan pertama dari bantalan batuan. II.2. Metode T-X Metode T-X merupakan salah satu cara yang dianggap paling sederhana dan hasilnya relatif cukup kasa, kedalaman lapisan diperoleh pada titik-titik tertentu saja, namun pada sistem perlapisan yang cenderung homogen dan relatif rata. Cara ini mampu memberikan hasil yang bisa diandalkan, namun pada saat kondisi yang kompleks diperlukan cara interpretasi lain yang lebih akurat. Metode ini terdiri dari 2 macam yaitu:

a. Metode Intercept Time

b. Metode Delay Time II.3. Metode Intercept Time Metode Intercept Time merupakan metode yang paling sederhana, hasilnya cukup kasar dan merupakan metode yang paling dasar dalam pengolahan data seismik. Asumsi metode ini adalah :

1. Lapisan Homogen (kecepatan lapisan relatif seragam)

2. Bidang batas lapisan rata (tanpa undulasi) Pengolahan data seismik refrakis menggunakan metode ITM yang terdiri dari:1. Metode Satu Lapisan

2. Metode Lapisan Miring

II.3.1 Metode Intercept Time Satu Lapis M-P-R merupakan jejak penjajaran gelombang refraksi, maka persamaan waktu total (t) untuk satu lapisan dari sumber menuju geofon, yaitu: Tt= + + Dapat disederhanakan menjadi:

Tt= + Berdasarkan definisi Intercept Time (ti), maka X=0, maka Tt=ti, sehingga menjadi:

Tt= Maka, ketebalan lapisan pertama (Z1) dapat dicari dengan persamaan:

Z1=

Persamaan lapisan pertama (V1) dan lapisan kedua (V2) menjadi:

V1= di mana m1= V2= di mana m2= M1 dan m2 merupakan slope atau kemiringan tendensi waktu gelombang langsung dan refraksi. Dengan kata lain, kecepatan V1 didapat dari slope tendensi gelombang langsung, sedangkan V2 dari slope tendensi gelombang refraksi pada grafik jarak Vs waktu.II.3.2 Metode Intercept Time Lapisan Miring Bila reflektor mempunyai dip, maka:

1. Kecepatan pada kurva T-X bukan kecepatan sebenarnya, melainkan kecepatan semu.

2. Membutuhkan dua jeis penembakan: forward dan reverse shoot.

3. Intercept time pada kedua penembakan berbeda, maka ketebalan refraktor juga beda.

Metode sebelumnya hanya menggunakan forward shooting, sedangkan untuk aplikasi lapisan miring menggunakan keduanya. Waktu rambat (Tt) pada lapisan miring digunakan persamaan berikut:

Tt= + Sedangkan waktu rambat Down Dip dan Up Dip digunakan persamaan: a. Up Dip

Tu= = + = + t

b. Down Dip

Td= + = + t

Besar sudut kemiringan lapisan () dan sudut kemiringan (c), dapat dicari dengan persamaan: = dan c= Vd dan Vu merupakan kecepatan semu, didapat dari persamaan: Vd= dan Vu= Di mana V1>Vd dan V1