isi preentasi kelompok
DESCRIPTION
PRESENTASI MATLAPORAN KELOMPOKHYDROGEOLOGYTRANSCRIPT
Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi( Pemetaan Muka Air Tanah )
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pengenalan dan pemahaman mengenai pemetaan muka air tanah serta peran hidrologi
sangat penting pada suatu daearah sebagai dasar pemahaman tentang pemetaan muka air tanah
secara lokal maupun regional. Hidrogeologi merupakan metode pemahaman tentang air tanah
baik dari segi fisik, kimia, maupun penyebaran serta kelayakan untuk dikonsumsi oleh
masyarakat disekitarnya
I.2 Maksud dan tujuan
Maksud diberikannya peta piezometric level ini adalah untuk mengetahui cara-cara
pembuatan peta/penyebaran kedudukan muka air tanah dari suatu peta topografi, serta
mengetahui arah gradient hidrolika air tanah.
Tujuan dari pembuatan peta peizometric level ini, antara lain untuk mengetahui
kedalaman muka airtanah disuatu tempat serta aplikasinya.
1.3 Penyampaian Lokasi
Lokasi pengambilan sampel berada di daerah di Kecamatan Giripurwo dan sekitarnya,
Kabupaten Kulonprogo, Propinsi DIY, ditempuh dengan kendaraan bermotor kira-kira
membutuhkan waktu perjalanan selama kurang 90 menit dari Kampus UPN “Veteran”
Yogyakarta. Dilakukan pada tanggal 9, 10, dan 14 November 2010.
Kelompok 14 1
Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi( Pemetaan Muka Air Tanah )
I.4 Metode
Gambar 1.2 Bagan alir metoda penelitian
Kelompok 14 2
Analisis DataAnalisis Laboratorium, meliputi pengukuran:
1. TDS2. DHL3. PH
Pengumpulan Data
PrimerMeliputi :
Pengukuran kedalaman sumur Pengukuran elevasi dan suhu Pengambilan sample air tanah
SekunderMeliputi :
Peta Dasar
Perhitungan kandungan kimia
Pembuatan Peta HCO3, Fe, Na, Ca, TDS, DHL, PH, MAT
Pemrosesan Data
Penyajian Data Laporan Lapangan Peta HCO3, Fe, Na, Ca,
TDS, DHL, PH, MAT
Kajian Pustaka Geologi Regional Lithologi
Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi( Pemetaan Muka Air Tanah )
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Geologi Regional Merapi
Luas daerah Istimewa Yogyakarta adalah 3.185,80 km2. Wilayah DIY ini berada di bagian
tengah Pulau Jawa, termasuk zone tengah bagian selatan dari formasi geologi Jawa Tengah dan
Jawa Timur. Secara astronomi, daerah ini terletak di antara 7033′LS – 8012′LS . Secara
administratif, keseluruhan wilayah tersebut berbatasan dengan :
Sebelah barat laut : Kabupaten Magelang
Sebelah timur : Kabupaten Klaten
Sebelah tenggara : Kabupaten Wonogiri
Sebelah selatan : Samudra Indonesia
Sebelah barat : KabupatenPurworejo.
Terbagi dalam lima wilayah administratif daerah Tingkat II, yaitu :
Kotamadia Yogyakarta dengan luas 32,5 km2
Kabupaten Bantul dengan luas 506,85 km2
Kabupaten Kulonprogo dengan luas 586,27 km2
Kabupaten Gunungkidul dengan luas 1.485,36 km2
Kabupaten Sleman dengan luas 574,82 km2
1. GEOMORFOLOGI
Secara geografis, wilayah DIY tersusun atas empat satuan, yaitu Pegunungan Selatan,
Gunung api Merapi, dataran rendah antara Pegunungan Selatan dan Pegunungan
Kulonprogo, dan Pegunungan Kulonprogo dan dataran rendah selatan. Secara
geomorfologis, Propinsi DIY terdiri dari 6 kelompok satuan bentuk lahan utama, yaitu
bentuk marin dan eolin, fluvial, struktural-denudasional, solusional, vulkanik, dan
denudasional. Jika menurut keadaan geomorfologi yang terbentuk oleh faktor endogen dan
eksogen, maka Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya dapat dibagi menjadi 6 satuan
geomorfologi, yaitu : Satuan Dataran ; Satuan Perbukitan Rendah Satuan Perbukitan Sedang
Kelompok 14 3
Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi( Pemetaan Muka Air Tanah )
; Satuan Perbukitan Tinggi (Pegunungan) ; Satuan Kaki Lereng Gunung Merapi ; Satuan
Tubuh Gunung Merapi.
Secara fisiografi daerah ini terbagi menjadi:
Gunung Api Merapi dan lereng gunung api, terletak di bagian utara DIY pada ketinggian
± 500 m hingga ± 2.911 m, dengan susunan material dari endapan aktivitas Gunung Api
Merapi.
Kondisi Geologi, berdasarkan Peta Geologi Lembar Yogyakarta (Wartono Raharjo
dkk., 1995) ini terdiri dari beberapa satuan batuan yaitu:
1. Endapan Permukaan Aluvium (Qa) : Koluvium (Qc), batuan Vulkanik . Pasir
Koluvium (Qc); Terdiri dari pasir, lempung, lanau dan kerikil. Formasi ini
didominasi oleh pasir. Pasir berwarna coklat kehitaman, berukuran halus-kasar,
gradasi sedang. Secara umum di permukaan, pasir bersifat agak padat.
2. Endapan Kerucut Abu (Qcc) :Kubah Lava, Leleran Puncak dan Leleran Lereng
(Qdf) . Pasir Tufa Endapan Kerucut Abu (Qcc); Terdiri dari tufa dan breksi tufa.
1. Endapan Vulkanik Merapi Muda (Qmi). Breksi Lahar Endapan Longsoran
Merapi (na); Terdiri dari leleran breksi lahar dari Gunung Merapi. Breksi lahar
umumnya melapuk sedang, berwarna coklat tua, komponen tufa dan batuan agak
Kelompok 14 4
Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi( Pemetaan Muka Air Tanah )
segar yang berukuran pasir kasar hingga kerakal, menyudut sampai membulat
tanggung, agak padu.
Formasi ini di permukaan didominasi oleh breksi lahar yang secara umum mempunyai
kekerasan adalah keras.
Pasir Tufa Endapan Vulkanik Merapi Muda (Qmi); Terdiri dari pasir tufa, abu,
aglomerat dan leleran lava tak terpisahkan.
Pasir tufa umumnya melapuk sedang berwarna coklat abu-abu, berupa lapisan pasir
kasar kerikilan. Pasir sedang dan pasir halus kerikilan bersifat lepas dan mudah hancur.
Aglomerat umumnya melapuk kuat, berwarna coklat keabuan, agak padu, mudah
hancur, komponen batuan andesitik (5-20 cm), masa dasar pasir kasar, agak padat.
Leleran lava umumnya bersifat andesitik, melapuk ringan berwarna abu-abu tua, padu,
bertekstur kasar dan porfiritik, terkekarkan cukup intensif dan terisi oleh mineral
kuarsa.
Formasi ini di permukaan didominasi oleh pasir tufa dengan kekeraasan umumnya
sedang di beberapa tempat, nilai tekanan konus (CPT) berkisar antara 5-45 kg/cm2
(bagian selatan) dan antara 20-145 kg/cm2 (bagian tengah). Tanah penutup umumnya
di bagian selatan berupa lanau pasiran, coklat kelabu, lunak, plastisitas sedang,
ketebalan antara 0,5 hingga 1,3 m, sedangkan di bagian tengah berupa pasir hingga
pasir lanauan, coklat, agak padat hingga lepas.
1. Endapan Vulkanik Merapi Tua (Qmo), Breksi Vulkanik (Qb), Breksi Vulkanika
Endapan Gunungapi Merapi Tua (Qmo); Terdiri dari breksi vulkanik, aglomerat dan
lava yang bersusunan andesit.
Breksi vulkanik umumnya melapuk sedang, berwarna coklat kehitaman, komponen
tufa dan batuan agak segar yang berukuran pasir kasar hingga kerakal, menyudut
sampai membulat tanggung, agak padu.
Aglomerat umumnya melapuk sedang, berwarna kecoklatan , agak padu, mudah
hancur, komponen batuan andesitik (5-30 cm) terkungkung dalam masadasar pasir
kasar, agak padat.
Lava umumnya melapuk ringan, berwarna kelabu terang, tekstur halus, masif dan
sebagian struktur vesikuler. Formasi ini di permukaan didominasi oleh breksi vulkanik
Kelompok 14 5
Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi( Pemetaan Muka Air Tanah )
yang secara umum mempunyai kekerasan adalah keras. Tanah penutup umumnya
berupa pasir sedang hingga pasir lanauan, abu-abu kecoklatan, ketebalan rata-rata 1m.
Breksi Vulkanik (Qb); Terdiri dari breksi yang bersifat andesitik, lava, batupasir tufaan
dan breksi lahar. Breksi andesit umumnya melapuk sedang berwarna kuning
kecoklatan, komponen batuan andesitik (4 – 45 cm) agak segar, menyudut tanggung,
tertanam pada masadasar pasir tufa berbutir kasar, agak padat sebagian mudah hancur.
Lava andesit umumnya melapuk ringan berwarna abu-abu tua, padu, bertekstur kasar
dan porfiritik, terkekarkan cukup intensif dan terisi oleh mineral kuarsa. Batupasir
tufaan umumnya melapuk sedang berwarna coklat abu-abu, berupa lapisan pasir kasar.
Breksi lahar umumnya melapuk sedang, berwarna coklat tua, komponen tufa dan
batuan agak segar yang berukuran pasir kasar hingga kerakal, menyudut sampai
membulat tanggung, agak padu.
Kelompok 14 6
Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi( Pemetaan Muka Air Tanah )
II.2 Dasar teori
Kedudukan muka airtanah yang diketahui kedalamannya dari permukaan tanah pada
suatu tempat,akan mempunyai ketinggian tertentu dari muka air laut (sea level). Jika ketinggian
muka airtanah dari muka air laut ini dijumpai pada tempat yang lain,maka akan didapatkan
kontur airtanah yang mempunyai harga equipotensial yang tertentu. Harga equipotensial atau
harga energi potensial (Ep)_ mempunyai rumus Ep = m.g.h
Dimana : m = massa
G = gravitasi
H = ketinggian
Sehingga suatu kontur airtanah akan mempunyai harga equipotensial yang berbeda
dengan kontur yang lain. Dari ketiga factor diatas maka airtanah akan mengalir equipotensial
yang tinggi ke rendah.
Secara teoritis,arah aliran (flow line) air tanah diangap tegak lurus dengan kontur airtanah
atau garis equipotensial.
Pada akhirnya,kombinasi dari keduanya yaitu garis kontur airtanah (equipotensial) dan
arah aliran airtanah (flow line) akan menghasilkan suatu jarring-jaring dari airtanah atau disebut
flow net.
Garis equipotensial adalah merupakan garis imajiner/k khayal yang menghubungkan
titik-titik head yang mempunyai ketinggian yang sama dibawah permukaan.
Flow net/jaring- jaring aliran,garis-garis aliran berjumlah tak terhingga,namun dalam
penggambaranya hanya sebagian saja yang ditampilkan.
Adapun kegunaan flow net adalah untuk mengetahui arah aliran airtanah. Dapat
digunakan untuk mengestimasi kuantitas air yang mengalir melalui suatu akifer (dengan
persamaan darcy).
Kondisi kimia airtanah merupakan kombinasi air yang masuk ke dalam reservoar
(dalam hal ini akifer) dan proses-proses alam yang terjadi sebagai faktor pengontrol kualitas
airtanah, proses-proses yang merubah kualitas airtanah (alami/manusia), serta hubungan antara
komposisi batuan dan kualitas airtanah yang dikandungnya maupun untuk menentukan zonasi
kualitas airtanah, mutlak diperlukan pengetahuan yang memadai tentang geokimia airtanah.
Kelompok 14 7
Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi( Pemetaan Muka Air Tanah )
Proses-Proses Kimia Yang Mempengaruhi Kualitas Airtanah
Pada saat airtanah bergerak melalui pori-pori atau rongga atau rekahan di dalam tanah
atau batuan, maka terjadilah proses pelarutan mineral-mineral yang ada pada tanah atau batuan
yang dilewatinya. Dimana prosesnya akan berakhir hingga tercapainya kesetimbangan
konsentrasi unsur-unsur dalam airtanah atau sampai mineral-mineral tersebut terlarut
seluruhnya. Airtanah mengalami diagenesa melalui proses-proses kimia, yaitu :
Dissolusi, proses terurainya garam-garam menjadi ion
Hidrolisis, terurainya mineral-mineral dalam pengaruh H + clan OH
Presipitasi, terendapkannya larutan dalam rongga
Adsorbsi, proses tarik-menarik antara subtansi air dengan permukaan batuan
Pertukaran ion
Proses oksidasi dan reduksi
Proses metabolisme mikrobiologi
Unsur-unsur kimia yang terlarut di dalam airtanah dapat dibagi menjadi dua kelompok :
mayor element dan minor element atau trace element. Kelompok mayor element terdiri dari
kation-kation Ca2+, Mg2+, Na+, K+, serta anion - anion HC03-, CO3
2-,SO42-, CI-, dan NO-.
Sementara kelompok minor element terdiri dari Fe, AI, Cu, Ag, PO4, NO2, I dan lain-lainya.
Hubungan Petrologi Akuifer Dengan Komposisi Kimia Airtanah
1. Airtanah pada batuan beku dan metamorf
Airtanah pada batuan beku dan metamorf, secara umum mempunyai sifat-sifat umum
sebagai berikut :
a. Permeabilitas dihasilkan dari rekahan atau lubang gas
b. Pada batuan beku volkanik sebagian mempunyai porositas besar dan baik sebagai
akuifer karena umumnya mempunyai lubang-lubang gas dan rekahan
c. Secara umum airtanah pada batuan beku dan metamorf mengandung sedikit zat padat
yang terlarut karena banyak mengandung senyawa silikat yang resisten.
d. Unsur besi dibebaskan dari mineral piroksen, mika ampibol, pirit, yang terlarutkan.
e. Unsur atau ion sulfat dihasilkan dari oksida sulfida seperti pirit
Kelompok 14 8
Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi( Pemetaan Muka Air Tanah )
f. Unsur Cl relatif sedikit baik pada batuan maupun dari atmosfer
1.a Airtanah pada granit, rhyolit, gneiss dan batuan sejenis :
a. Kosentrasi larutan sedikit karena lebih resisten
b. Silika dan alkali relatif rendah
c. Pada daerah kering, kosentrasi alkali banyak terdapat pada granit
d. Kandungan Ca > Na
e. Ca dan silika yang terlarut dijumpai pada granit – hornblende, diorit dan
batuan yang kaya Ca Plagioklas.
1.b Airtanah pada gabro, basalt dan batuan sejenis :
a. Mengandung silika relatif besar
b. Kandungan Na > Ca
c. Kosentrasi zat terlarut pada batuan metamorf derajat rendah lebih besar
dibanding batuan beku dan metamorf derajat tinggi.
2 . Airtanah pada batuan sedimen, Airtanah pada batupasir dan sejenisnya :
a. Kontak antara airtanah dengan batuan relatif luas karena permeabilitas rendah
b. Waktu kontak antar batuan dan airtanah relatif lama
c. Zat padat yang terlarut tergantung pada unsur penyusunnya
d. Batuan dengan kandungan silika murni tanpa semen yang dapat larut mengandung
total disolved solid (TDS) yang rendah
e. Batuan dengan kandungan semen yang dapat larut mengandung SO42 -, Cl-, Na+, Mg2+
dan Ca2+, dalam jumlah yang biasa lebih besar daripada batuan karbonat (daerah
kering).
2.a Airtanah pada batuan karbonat
a. Pelarutan tergantung pada CO2 bebas
b. Kecepatan pelarutan tergantung komposisi batuan
c. Karena dolomitisasi porositas bertambah besar karena mineral kalsit terubah
menjadi dolomit sehingga volumenya berkurang
d. Proses-proses diagenesa mengakibatkan porositas dan permeabilitas
berkurang
e. Aliran airtanah melalui rekahan-rekahan
f. Banyak mengandung ion karbonat sedikit klorida dan sulfat
Kelompok 14 9
Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi( Pemetaan Muka Air Tanah )
g. TDS rendah karena luas permukaan kontak dan daya larut kecil
h. pH > 7
i. Airtanah pada batugamping halus mengandung SO42 – dan Cl- tinggi sedang
pada batuan porous mengandung HCO3- dan Ca2+ yang tinggi
2.b Airtanah pada batuan batuan lempungan (silty clay rock) :
a. Porositas kecil karena tekanan mekanis overbudent
b. Semakin dalam, porositas mengecil
c. Karena pori-pori yang kecil dan aliran airtanah melambat, maka kontak
airtanah dan batuan menjadi lama
d. Garam-garam bergabung akibat proses absorbsi dan pertukaran ion
e. TDS kecil, ditandai dengan kandungan SO4 dan Cl yang tinggi
f. Ciri utama adalah intensipnya pertukaran ion
g. Kandungan silika lebih besar dibandingkan kandungan airtanah dari batuan
lainnya.
2.c Airtanah pada batuan dan endapan karbon lainnya.
a. Pada airtanah yang didalam batubara dan endapan karbon lainnya, aliran
biasanya bergerak melalui kekar-kekar.
b. Mengandung H2S, Fe2+, Mg2+, CO2, hidrokarbon, asam organik, karbohidrat,
dan senyawa organik lainnya.
c. Biasanya jenis airtanah seperti di atas dijumpai pada lapangan minyak.
2.d Air tanah pada gypsum – anhydrite – garam :
a. Menunjukkasn fenomena karst di bawah permukaan
b. SO42-berasosiasi dengan Ca 2+ dan Mg2+ dalam bentuk CaSO4 dan MgSO4
c. Bila pelarutan jenuh, tinggal Mg saja yang terlarut, serta ratio Mg/Ca kecil.
3. Airtanah pada material lepas:
a. Luas permukaan kontak serta waktu kontak antara airtanah dan batuan cukup besar
dan lama
b. Lama waktu kontak tergantung dari sistem aliran (endapan teras atau pada graben dan
lainya)
c. Kualitas airtanah sering dikontrol oleh airlaut dan aktivitas manusia
d. Mineral-mineral mangan atau besi hadir akibat reduksi.
Kelompok 14 10
Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi( Pemetaan Muka Air Tanah )
e. pH dan EH rendah karena adanya Organic Matter
f. Bila mengandung gipsum dan batugamping maka kandungan Ca, HCO3 dan Sulfat
meningkat
g. Bila mengandung batuan beku dan metamorf maka kandungan TDS, sulfat serta klorit
kecil sedang silika besar
h. Pada akuifer dangkal, kosentrasi unsur terlarut akan besar karena evaporasi besar.
Melalui pengetahuan yang mendalam akan komposisi kimia airtanah dan proses-
proses yang mempengaruhinya serta pengaruh komposisi batuan terhadap airtanah, maka
akan dapat diketahui dengan seksama kualitas airtanah serta kondisi yang
mempengaruhinya, termasuk kemungkinan adanya pencemaran.
Percobaan Kimia Air
Percobaan ini dibagi menjadi 2 :
1. Dianalisa secara kimia fisika
2. Dianalisa secara kimia murni
1. Secara Kimia Fisika
Dimana prosesnya menghitung atau mendapatkan nilai :
a. pH
b. Konduktivitas
c. Mineralisasi
a. pH
alat pH meter
H2O H++ OH- (air murni tidak dapat berdisosiasi)
[ H ][OH ] = konstan
[H2O]
[H+] [OH-] = 10-14 ( Jumlah ion H dan OH dalam air sangat kecil)
PH = log (1/[H+])
Kelompok 14 11
Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi( Pemetaan Muka Air Tanah )
PH = - log [H+]
PH = - log (10-1) = (air murni)
Bila air berdisosiasi menjadi anion clan kation sehingga ia akan berikatan dengan
OH- dan H+, kelebihan muatan inilah yang menentukan pH
Bila [H+] > [OH-] = asam
[H+] < [OH] = basa
sehingga pH 0 - 7= asam
7-14 = basa
b. Konduktivitas (identik dengan DHL= Daya Hantar Listrik)
Makin banyak air yang mengandung kation dan anion dalam suatu disosiasi maka
konduktivitas akan tinggi. Air murni tak bisa berdisosiasi sehingga nilai konduktivitas
kecil.
Alat :
- Conduktivity
- Thermometer dengan skala ketelitian 0,1.
Cara penggunaan sebaiknya langsung di lapangan/ di laboratorium, 24 jam
pengamatan.
Satuan : siemens = Mho/cm Ms
= 10-3 Mho
μs = 10-6 Mho
Cara pembacaan : langsung di jarum penunjuk
Misal : C = 275 ms/cm
T=26°C
Temperatur mempengaruhi konduktivitas. Cari standar konduktivitas untuk 20°
(C20°) Dengan table
c. Mineralisasi
Memberikan informasi jumlah/kuantitas garam-garam yang larut dalam satu liter air.
Dapat dilakukan dengan cara :
Kelompok 14 12
Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi( Pemetaan Muka Air Tanah )
- Penguapan air 1 liter sehingga tertinggal garam-garamnya
- Dengan konduktivitas lebih baik
- Dengan tetrasi semua unsur hasil ditimbang
- Caranya :
Mengubah harga konduktivitas kedalam konduktivitas 20° (kesamaan
konduktivitas dalam 20º C)
C20º =CTx F
2. Secara kimia murni
Proses analisa untuk mengetahui kandungan unsur-unsur kimialion-ion dalam
air. Ion-ion dalam air dapat dibagi :
• Major Elements ( >5 mg/I)
Kation : Ca 2+, Mg2+, Na+, K+
Anion : HC03-, C03
2-, S042-, CI-, N03
Koloid : Sio2, Fe
• Minor Elements (0,01 - 5 mg/I)
Fe3+, Al3+, Mn3+, NO-, P04-, F-
• Trace Elements (<0,01 mg/I) Hg, Pb, Cu, Zn, Ni, J,As dll.
Sifat Kimia
Sifat kimia antara lain kesadahan, jumlah garam terlarut (TDS= Total Dissolved Solids),
Daya Hantar Listrik, Keasaman dan Kandungan ion.
Kesadahan atau kekerasan disebabkan oleh kandungan Ca dan Mg. Kesadaran ada dua
macam yaitu kesadahan karbonat dan kesadahan non karbonat. Untuk menentukan besarnya
kesadahan dapat dilakukan dengan titrasi dengan satuan bpj ( bagian per juta ) atau ppm ( part
per million ) mg/l, atau dengan D yang besarnya 1D = 10 mg/l (CaO).
Hr ( Kesadahan ) = Ca x ( CaCO3 / Ca ) + Mg ( CaCO3 / Mg )
Kelompok 14 13
Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi( Pemetaan Muka Air Tanah )
Klasifikasi air berdasarkan harga kesadahannya menurut (Hem Bouwer, 1978) dan
menurut Sawyer & Mc Carty ( Todd, 1980 ).
Jumlah
garam terlarut
atau total dissolved
solids adalah
jumlah kosentrasi garam yang terkandung di dalam air. Di bawah ini klasifikasi air berdasarkan
jumlah garam terlarutnya berdasarkan Hem ( Bouwer, 1978 )
Klasifikasi air berdasarkan jumlah garam terlarut menurut Hem (Bouwer,1978)
Sedangkan menurut Davis dan De Wiest 1966 memberikan klasifikasi seperti pada tabel 10
berikut ini :
Klasifikasi air berdasarkan jumlah garam terlarut, menurut Davis & De Wiest
Jumlah garam terlarut(mg/l)
Macam air
<1.0001.000 – 10.000
10.000 – 100.000>100.000
Tawar (fresh)Payau (Brackish)
SaltyBriny
Kelompok 14 14
Kesadahan ( mg/l CaCO3 )Klas Air
Hem Sawyer & Mc Carty
0 - 6061 - 120121 - 180
> 180
0 - 7575 - 150150 - 300
> 300
LunakMenengah
KerasSangat keras
Jumlah garam terlarut(mg/l)
Macam air
<1.0001.000 – 10.00010.000 – 35.000
>35.000
Tawar (fresh)Masin (moderately – saline )Sangat Masin ( Very Saline )
Asin ( Briny )
Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi( Pemetaan Muka Air Tanah )
Sebagai perbandingan bahwa jumlah garam terlarut dari air laut adalah sekitar
34.000 mg/l. Jumlah garam terlarut dapat didekati dengan harga daya hantar listrik ( DHL
= EC )
Daya hantar listrik adalah sifat menghantarkan listrik dari air. Air yang
mengandung garam maka DHLnya semakin tinggi. Pengukurannya dengan EC meter,
karena satuannya sangat kecil maka digunakan satuan microsiemen ( S / sm ) atau
micromhos ( mho/Sm ). DHL ini pada suhu standar yaitu 25o C. Apabila pengukuran
pada suhu di atas atau di bawah 25o C maka dilakukan koreksi dengan rumus :
DHL 25o C = DHL to C / (1+0,02 (t-25o C ) )
Air tanah pada umumnya mempunyai harga 100 – 5000 S / sm. Besaran dari
hantar listrik dapat dikonfersikan dengan besaran jumlah garam terlarut ( mg/l ) yaitu :
1mili mho/Sm (103 mho/Sm) = 640 mg/l atau 1 mg/l = 1,56 S / sm
Harga konversi tersebut sebenarnya bermacam-macam tergantung dari jenis
garamnya, yaitu 1mili mho/Sm berkisar antara 450 mg/l untuk garam MgCl sampai 1000
mg/l, untuk garam NaHCO3. Klasifikasi air berdasarkan harga DHL seperti tabel berikut
ini:
Klasifikasi air berdasarkan harga Daya Hantar Listrik
DHL (mho/Sm pada 250 C) Macam air
0,0560,5 – 5,0
5 -3030 – 2000
35000 - 45000
Air murniAir sulingAir hujanAir tanahAir laut
Kelompok 14 15
Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi( Pemetaan Muka Air Tanah )
Metode Analisis Trilinier Piper
Metode ini merupakan metode yang terpenting dalam studi genetik airtanah, ini sangat
efektif dalam pemisahan analisis data bagi studi kritis terutama mengenai sumber penyusun
terlarut dalam airtanah, perubahan atau modifikasi sifat-sifat air yang melewati suatu wilayah
tertentu serta hubungannya dengan problem – problem geokimia. Diagram ini terdiri dari dua
segitiga samasisi yang terletak dibawah kanan dan kiri masing – masing segitiga untuk
pengeplotan kation di satu pihak dan anion di pihak lain. Diatas kedua segitiga itu dibuat jajaran
genjang. Dan pada jajaran genjang tersebut titik-titik kation dan anion dari kedua segitiga ditarik
keatas kedalam jajaran genjang. Dari kedudukan titik tersebut pada jajaran genjang maka dapat
diinterpretasikan tipe kualitas airtanahnya.
100
SO4 + Cl 50 50 Ca + Mg
0 0
Mg SO4
Na+K HCO3
50 50
Ca 50 Na+K HCO3 50 Cl
Kation Anion
Interpretasi data kualitas airtanah dengan diagram trilinier Piper
Kelompok 14 16
Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi( Pemetaan Muka Air Tanah )
Berikut ini klasifikasi trilinear diagram yang dibagi menjadi 9 tipe :
Gambar 14. Tipe air dalam diagram trilinier
Keterangan Area klasifikasi trilinear diagram.
Area 1. Berarti kandungan alkali tanah melebihi kandungan alkalinya.
Area 2. Berarti kandungan alkali melebihi kandungan alkali tanahnya.
Area 3. Berarti kandungan asam lemah melebihi asam kuatnya.
Area 4. Berarti kandungan asam kuat melebihi asam lemahnya.
Area 5. Berarti kekerasan karbonat (alkalinitas sekunder) > 50%, sifat kimia airtanah didominasi
oleh alkali tanah dan asam lemah.
Area 6. Berarti kekerasan non-karbonat (kegaraman sekunder) > 50%.
Area 7. Berarti non-karbonat alkali (kegaraman primer) > 50%, sifat kimia airtanah didominasi
oleh alkali dan asam kuat.
Area 8. Berarti karbonat alkali (alkalinitas primer) > 50%.
Area 9.Berarti pasangan kation dan anion seimbang tidak ada yang > 50%.
Kelompok 14 17
Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi( Pemetaan Muka Air Tanah )
BAB III
PEMBAHASAN
III.1. Alat dan Bahan
- Peta topografi
- Meteran
- Stopwatch
- Wadah berukur
- Botol sample
- Kompas
- GPS
- Altimeter
III. 2. Langkah Kerja
1. Cari titik sumur gali,dilapangan dan plotkan posisinya pada peta topografi
2. Ukur elevasi titik-titik sumur,kedalaman airtanah di sumur dari permukaan tanah dan
hitung tinggi muka airtanah dari permukaan air laut
Caranya
i. Ukur tinggi bibir sumur (elevasi sumur thd datum)
ii. Ukur muka airtanah disumur tersebut dengan meteran (kedalaman m.a.t
dari bibir sumur)
iii. Jika a = elevasi bibir sumur terhadap datum
b = kedalaman m.a.t dari bibir sumur
c = tinggi bibir sumur
Maka ketinggian m.a.t= a – (b-c)
3. Kemudian ambil sample air dalam sumur tersebut untuk test kimia airtanah
4. Untuk sungai diukur elevasi muka air sungainya
5. Jika menentukan mata air,maka tentukan arah alirannya,jika memungkinkan ukur
debitnya dengan wadah berukur dan stopwatch
6. Setelah diketahui ketinggian muka airtanah pada sumur gali kemudian plotkan harga-
harga ketingian tersebut pada pete topografi
Kelompok 14 18
Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi( Pemetaan Muka Air Tanah )
7. Kemudian baru dibuat kontur muka airtanah dengan intrapolasi/ekstrapolasi dan
perhatikan juga hokum-hukum untuk pembuatan kontur muka airtanah
8. dari pola kontur tentukan arah alirannya
III.3. Peta Kimia Air
Secara umum, kualitas kimiawi airtanah di daerah desa Sardonoharjo dan sekitarnya Sleman
telah memenuhi standar air minum. Kandungan kation utama seperti Ca (kalsium), Na
(natrium), Fe (besi), dan anion utama seperti HCO3 (bikarbonat) berada pada kisaran yang
diperbolehkan untuk dikonsumsi sesuai dengan persyaratan kualitas air minum Peraturan
Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010 tanggal 19 April 2010.
Berdasarkan peta penyebaran kimia dari air tanah diketahui kandungan unsur menunjukkan
nilai yang berbeda beda dari luasan sebesar 3 x 3 km, hal tersebut dapat terjadi karena adanya
pelarutan unsur-unsur pada batuan-batuan yang dilewati oleh airtanah. Air tanah yang terdapat di
daerah Sardonoharjo dan sekitarnya Sleman secara umum setelah dilakukan analisa kandungan
unsur yang terdapat, masih menunjukan nilai yang layak untuk dikonsumsi.
III.4. Peta pH , DHL, TDS, & Kesadahan
Tingkat keasaman (pH) air tersebar merata menyebar dari tengah peta. Daerah – daerah
yang memiliki kadar yang masih layak untuk digunakan dan dikonsumsi berada pada bagian
tengah atas sebelah kanan peta dengan kadar persyaratan yang dapat dikonsumsi atau layak
adalah 6.5-8.5 (Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010 tanggal 19 April
2010).
Dari pembuatan peta pH tersebut diketahui bahwa antara peta pH serta TDS dan peta daya
hantar listrik memiliki hubungan yaitu bahwa semakin asam (PH < 7 ) serta kandungan garam –
garam yang ada akan berakibat semakin baik daya hantar listriknya, sebaliknya semakin basa
( PH > 7) maka semakin kurang baik dalam menghantarkan.
Pada pembuatan peta DHL, TDS dan Hr (kesadahan) diketahui bahwa daerah di daerah
Kulon khususnya kecamatan Girimulyo dan sekitarnya) dapat/layak untuk digunakan hanya
pada beberapa tempat.
III.5. Peta Mat Dan Peta Overlay
Kelompok 14 19
Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi( Pemetaan Muka Air Tanah )
Arah aliran air tanah secara dominan mengarah kebagian selatan dikarenakan faktor
topografi, seperti misalnya ketinggian. Kemudian menyebar keberbagai ke arah ketinggian yang
relatif lebih rendah, yang membentuk pola di permukaan. Nilai topografi dan muka air tanah
adalah berbanding lurus, sebab nilai muka air tanah dan topografi berdasarkan pada datum yang
sama yaitu rata-rata muka air laut (mean sea level).
Secara umum dari hasil pembuatan peta overlay didapatkan bahwa daerah pengamatan
memiliki air tanah yang layak untuk digunakan, baik untuk dikonsumsi maupun digunakan untuk
keperluan yang lain pada daerah yang sama dengan luasan kelayakan airtanah berdasarkan pH.
Hal tersebut diketahui setelah dilakukan overlay antara peta .
BAB IV
KESIMPULAN
Kelompok 14 20
Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi( Pemetaan Muka Air Tanah )
Dari hasil interpretasi dan pembuatan peta maka dapat ditarik kesimpulan:
1. Faktor topografi /ketingian mempengaruhi arah aliran air tanah.
2. Secara umum kandungan air tanah daerah Sardonoharjo dan sekitarnya Sleman dan
sekitarnya hanya beberapa tempat yang memenuhi standar air minum dan diperbolehkan
untuk di konsumsi.
3. Dari hasil analisa kami menyimpulkan, bahwa daerah telitian kami,berdasarkan data peta
kesadahan, data peta pH, peta DHL ,peta Ca, Na, Fe, HCO3 peta kesadahan serta TDS
yang terdapat di daerah tersebut sebagian daerah memenuhi standar kelayakan untuk
dikonsumsi.
DAFTAR PUSTAKA
Kelompok 14 21