isi kadin kondisi perekonomian indonesia file1 kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan...

24
Daftar Isi Edisi Agustus - September 2008 23 Kondisi Perekonomian Indonesia 1 Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar- benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan upaya- upaya konkrit untuk mengatasi keadaan ini. Perkembangan harga minyak dunia cenderung terus melonjak bahkan sempat melampaui US$ 145 per barrel, sementara harga komoditi pangan juga terus meningkat. Hal ini menyebabkan ancaman stagflasi – yaitu situasi dimana pertumbuhan ekonomi sangat lamban, tetapi diikuti oleh tingkat inflasi yang sangat tinggi – bisa menjadi kenyataan. Perekonomian dunia diprediksi hanya akan tumbuh sekitar 1,8 persen pada tahun 2008, yang merupakan suatu penurunan yang cukup drastis dibandingkan dengan angka pertumbuhan sebesar 3,8 persen pada tahun 2007. Sementara itu akibat krisis keuangan dan krisis perumahan di Amerika Serikat, berbagai faktor lain juga bermunculan mengiringi ketidakseimbangan global. Terus anjloknya kurs dollar Amerika Serikat dan memburuknya krisis kredit di negara-negara industri semakin memperburuk keadaan dan menyebabkan perekonomian dunia berada dalam ketidakpastian yang mengkhawatirkan. Meskipun beberapa negara di Eropa dan Jepang, serta sejumlah negara berkembang bisa tetap menjadi mesin pertumbuhan ekonomi dunia, namun dampak penurunan perekonomian Amerika Serikat tetap cukup besar dalam mempengaruhi perekonomian global akibat contagion effect pada banyak negara di dunia. 2 Dalam hal perekonomian nasional, meskipun dampak sosial kenaikan harga BBM pada 24 Mei 2008 tidak terlalu berpengaruh terhadap kondisi negara secara keseluruhan, namun dampaknya terhadap perekonomian sangatlah besar. Tingkat inflasi diperkirakan akan mencapai double digit, yaitu sekitar12,5 persen, di saat daya beli masyarakat masih dalam kondisi sangat tertekan akibat melonjaknya harga komoditi pangan akhir-akhir ini. Tingkat pertumbuhan ekonomi dipastikan tidak akan mencapai target APBN sebesar 6,4 persen, tetapi paling tinggi akan berada di sekitar 6 persen untuk tahun 2008. Sedangkan APBN tetap belum bisa dikatakan aman, karena selain masih mengandung beban defisit sebesar Rp 82,3 triliun untuk tahun 2008, juga tetap dibayang-bayangi oleh kenaikan harga minyak dunia yang masih terus bergejolak hingga saat ini. Adanya kekhawatirkan bahwa harga minyak mentah dunia bisa menembus angka US$ 200 per barrel di akhir tahun 2008 bukanlah suatu hal yang berlebihan, melihat kondisi kondisi pasar uang dan pasar komoditi dunia yang semakin tidak terkendali akhir-akhir ini. 90 100 110 120 130 2-Jan-07 26-Jan-07 19-Feb-07 15-Mar-07 8-Apr-07 2-May-07 26-May-07 19-Jun-07 13-Jul-07 6-Aug-07 30-Aug-07 23-Sep-07 17-Oct-07 10-Nov-07 4-Dec-07 28-Dec-07 21-Jan-08 14-Feb-08 9-Mar-08 2-Apr-08 26-Apr-08 20-May-08 13-Jun-08 7-Jul-08 0.5 0.6 0.7 0.8 Yen Euro Kurs Yen dan Euro Terhadap Dollar AS 2 Januari 2007 - 19 Juli 2008 BeritaKadin Oleh: Tim Ekonomi Kadin Indonesia BeritaKadin Kondisi Perekonomian Indonesia Kadin Indonesia telah menandatangani MoU dengan BNN MUPROV IV KADIN Jambi H.A.. Bakri HM, SE terpilih secara aklamasi sebagai ketua umum Meskipun kenaikan Tarif PPnBM masih dalam rencana, KADIN Indonesia telah meminta kepada Pemerintah dan DPR untuk mengkaji secara komprehensif Strategi penguatan ketahanan pangan untuk mengantisipasi dan menjawab tantangan pangan di tingkat global Hasil Rapat Koordinasi Nasional Perhubungan Kadin Indonesia Mohanad S Hidayat: Pengusaha belum yakin, bahwa dengan kenaikan tarif listrik, tidak akan ada lagi pemadaman Kebijakan dan Rekomendasi KADIN KPPOD AWARD, Merupakan suatu ajang kompetisi sehat antar pemerintah daerah Pemberitahuan awal mengenai penyelenggaraanMunas-V Kadin Laporan Ekonomi Bulanan Juli 2008 1 9 11 13 15 4 5 6 12 Perkembangan Industri Plastik Pakistan, dan peluang Ekspor plastik dari Indonesia ke Pakistan Perkembangan hubungan Ekonomi Indonesia dan Tanzania Undangan untuk mengikuti Festival Kopi dan teh di Tashkent pada tanggal 19-21 November 2008 Informasi kepada para eksportir Furniture, bilamana akan mengekspor produknya ke Ceko Market Intellegence produk keramik dan Batu Alam Indonesia pada Coverings 2008 di Orlando - Florida, disampaikan oleh Konsulat Jenderal Republik Indonesia Houston Hasil Seminar: "Economical and Financial Turmoil: What Lies Ahead" Sebuah Kesempatan untuk memamerkan budaya Indonesia, serta berbisnis di San Francisco Amerika Serikat Momentum Kebangkitan Ekonomi Nasional 18 19 21 20 KadinInternasional 22

Upload: dodung

Post on 03-Apr-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Isi Kadin Kondisi Perekonomian Indonesia file1 Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan upaya-upaya konkrit untuk

Daftar Isi

Edisi Agustus - September 2008

23

Kondisi Perekonomian Indonesia

1 Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-

benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan upaya-upaya konkrit untuk mengatasi keadaan ini. Perkembangan harga minyak dunia cenderung terus melonjak bahkan sempat melampaui US$ 145 per barrel, sementara harga komoditi pangan juga terus meningkat. Hal ini menyebabkan ancaman stagfl asi – yaitu situasi dimana pertumbuhan ekonomi sangat lamban, tetapi diikuti oleh tingkat infl asi yang sangat tinggi – bisa menjadi kenyataan.

Perekonomian dunia diprediksi hanya akan tumbuh sekitar 1,8 persen pada tahun 2008, yang merupakan suatu penurunan yang cukup drastis dibandingkan dengan angka pertumbuhan sebesar 3,8 persen pada tahun 2007.

Sementara itu akibat krisis keuangan dan krisis perumahan di Amerika Serikat, berbagai faktor lain juga bermunculan mengiringi ketidakseimbangan global. Terus anjloknya kurs dollar Amerika Serikat dan memburuknya krisis kredit

di negara-negara industri semakin memperburuk keadaan dan menyebabkan perekonomian dunia berada dalam ketidakpastian yang mengkhawatirkan. Meskipun beberapa negara di Eropa dan Jepang, serta sejumlah negara berkembang bisa tetap menjadi mesin pertumbuhan ekonomi dunia, namun dampak penurunan perekonomian Amerika Serikat tetap cukup besar dalam mempengaruhi perekonomian global akibat contagion effect pada banyak negara di dunia.

2 Dalam hal perekonomian nasional, meskipun dampak

sosial kenaikan harga BBM pada 24 Mei 2008 tidak terlalu berpengaruh terhadap kondisi negara secara keseluruhan, namun dampaknya terhadap perekonomian sangatlah besar. Tingkat infl asi diperkirakan akan mencapai double digit, yaitu sekitar12,5 persen, di saat daya beli masyarakat masih dalam kondisi sangat tertekan

akibat melonjaknya harga komoditi pangan akhir-akhir ini. Tingkat pertumbuhan ekonomi dipastikan tidak akan mencapai target APBN sebesar 6,4 persen, tetapi paling tinggi akan berada di sekitar 6 persen untuk tahun 2008.

Sedangkan APBN tetap belum bisa dikatakan aman, karena selain masih mengandung beban defi sit sebesar Rp 82,3 triliun

untuk tahun 2008, juga tetap dibayang-bayangi oleh kenaikan harga minyak dunia yang masih terus bergejolak hingga saat ini. Adanya kekhawatirkan bahwa harga minyak mentah dunia bisa menembus angka US$ 200 per barrel di akhir tahun 2008 bukanlah suatu hal yang berlebihan, melihat kondisi kondisi pasar uang dan pasar komoditi dunia yang semakin tidak terkendali akhir-akhir ini.

90

100

110

120

130

2-Ja

n-07

26-J

an-0

7

19-F

eb-0

715

-Mar

-07

8-Ap

r-07

2-M

ay-0

726

-May

-07

19-J

un-0

713

-Jul

-07

6-Au

g-07

30-A

ug-0

723

-Sep

-07

17-O

ct-0

710

-Nov

-07

4-D

ec-0

728

-Dec

-07

21-J

an-0

814

-Feb

-08

9-M

ar-0

82-

Apr-

0826

-Apr

-08

20-M

ay-0

813

-Jun

-08

7-Ju

l-08

0.5

0.6

0.7

0.8

Yen

Euro

Kurs Yen dan Euro Terhadap Dollar AS2 Januari 2007 - 19 Juli 2008

BeritaKadin

Oleh: Tim Ekonomi Kadin Indonesia

BeritaKadin

Kondisi Perekonomian Indonesia

Kadin Indonesia telah menandatangani MoU dengan BNN

MUPROV IV KADIN Jambi H.A.. Bakri HM, SE terpilih secara aklamasi sebagai ketua umum

Meskipun kenaikan Tarif PPnBM masih dalam rencana, KADIN Indonesia telah meminta kepada Pemerintah dan DPR untuk mengkaji secara komprehensif

Strategi penguatan ketahanan pangan untuk mengantisipasi dan menjawab tantangan pangan di tingkat global

Hasil Rapat Koordinasi Nasional Perhubungan Kadin Indonesia

Mohanad S Hidayat: Pengusaha belum yakin, bahwa dengan kenaikan tarif listrik, tidak akan ada lagi pemadaman

Kebijakan dan Rekomendasi KADIN

KPPOD AWARD, Merupakan suatu ajang kompetisi sehat antar pemerintah daerah

Pemberitahuan awal mengenai penyelenggaraanMunas-V Kadin

Laporan Ekonomi Bulanan Juli 2008

1

9

11

13

15

4

5

6

12

Perkembangan Industri Plastik Pakistan, dan peluang Ekspor plastik dari Indonesia ke Pakistan

Perkembangan hubungan Ekonomi Indonesia dan Tanzania

Undangan untuk mengikuti Festival Kopi dan teh di Tashkent pada tanggal 19-21 November 2008

Informasi kepada para eksportir Furniture, bilamana akan mengekspor produknya ke Ceko

Market Intellegence produk keramik dan Batu Alam Indonesia pada Coverings 2008 di Orlando - Florida, disampaikan oleh Konsulat Jenderal Republik Indonesia Houston

Hasil Seminar: "Economical and Financial Turmoil: What Lies Ahead"

Sebuah Kesempatan untuk memamerkan budaya Indonesia, serta berbisnis di San Francisco Amerika Serikat

Momentum Kebangkitan Ekonomi Nasional

18

19

21

20

KadinInternasional

22

Page 2: Isi Kadin Kondisi Perekonomian Indonesia file1 Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan upaya-upaya konkrit untuk

Agustus - September 2008 Info Kadin 2

Susunan Redaksi

Diterbitkan: Sekretariat Kadin Indonesia.

Pelindung: Ketua Umum Kadin Indonesia, MS Hidayat.Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Keorganisasian dan Keanggotaan, Adi Putra Tahir

Penanggung Jawab:Direktur Eksekutif Kadin Indonesia, Hariadi SaptadjiPara Direktur dan Kepala Biro Kadin Indonesia.

Pemimpin Redaksi: Sutrisno

Wakil Pemimpin Redaksi/Pelaksana Teknis: Hadi Widianto

Redaksi: Yoyo Picaulima.

Kontributor:Miftahul HakimRuwiyati Sri Rahayu (Wiwik)Nursyamsi Gemawaty.

Menara Kadin Indonesia Lt.29Jalan HR. Rasuna Said X-5 kav 2-3,Jakarta 12950 – IndonesiaTelepon: (62-21) 5274484 (hunting)Fax: (62-21) 5274331, 5274332E-mail: [email protected]

KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA

3 Meskipun pada triwulan I 2008 pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar 6,3% secara year on year, namun secara triwulanan hanya tumbuh sekitar 2,1 persen terhadap triwulan IV 2007.

Pertumbuhan ekonomi tersebut hanya bertumpu pada kegiatan ekspor, karena dari empat komponen pengguna Produk Domestik Bruto (PDB) hanya ekspor yang tercatat positif, yaitu sekitar 5,7 persen. Sedangkan investasi fi sik (Pembentukan Modal Tetap Bruto) mengalami kontraksi sekitar 0,6 persen, dan pengeluaran konsumsi masyarakat turun sekitar 0,4 persen akibat turunnya daya beli di awal tahun 2008 ini.

Pertumbuhan PDB Harga Konstan 2000 menurut Penggunaan(%)

Pengeluaran Trw IV 2007thd

Trw III 2007

Trw I 2008thd

Trw IV 2007

Trw I 2008thd

Trw I 2008Sumber Pertumbuhan

year on year

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah

Pembentukan Modal Tetap Bruto

Ekspor Barang dan Jasa

Dikurangi : Impor Barang dan Jasa

Produk Domestik Bruto

2,3

23,2

2,3

2,6

1,3

-2,1

-0,4

-30,5

-0,6

5,7

2,7

2,1

5,5

3,6

13,3

15,0

16,8

6,3

3,2

0,2

2,9

7,1

-

6,3

Sumber: Badan Pusat Statistik

Pertumbuhan PDB Harga Konstan 2000 Menurut Sektor (%)

Lapangan Usaha Trw IV 2007thd

Trw III 2007

Trw I 2008thd

Trw IV 2007

Trw I 2008thd

Trw I 2008Sumber Pertumbuhan

year on year

Sumber: Badan Pusat Statistik

1. PERTANIAN, PETERNAKAN,

KEHUTANAN DAN PERIKANAN

2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN

3. INDUSTRI PENGOLAHAN

4. LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH

5. B A N G U N A N

6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN

7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI

8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERSH.

9. JASA - JASA

-0,1

-0,2

2

3,8

0,5

6,8

3,1

2,9

-1,1

-0,1

1,2

-1,6

-0,2

0,6

1,8

0,4

-2,3

4,3

12,1

8,3

7,2

19,7

8,3

5,7

-0,2

1,2

0,1

0,5

1,2

1,4

0,8

0,5

-22,9 18 6 0,8

Produk Domestik Bruto

Produk Domestik Bruto Tanpa Migas

-2,1

-2,2

2,1

2,4

6,3

6,8

6,3

Sementara itu secara sektoral, pendukung utama pertumbuhan adalah sektor pertanian, yang tumbuh sebesar 18 persen pada triwulan I 2008 (terhadap triwulan IV 2007). Sedangkan sektor industri pengolahan mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar -0,1 persen, meskipun secara year on year (triwulan I 2008 terhadap triwulan I 2007) menunjukkan pertumbuhan sekitar 1,2 persen. Tingginya pertumbuhan pada sektor pertanian dimungkinkan tidak saja karena faktok musiman (terjadinya panen raya pada bulan Maret), tetapi juga didukung oleh kenaikan harga komoditas pertanian dan perkebunan yang melonjak secara sangat berarti.

4 Tekanan eksternal, kenaikan harga BBM, dan gangguan pasokan barang-barang kebutuhan pokok telah mengakibatkan kenaikan infl asi telah mencapai angka dua digit pada akhir bulan Juni lalu.

Pada Juni 2008 angka infl asi mencapai 2,46 persen, sehingga secara kumulatif pada Januari-Juni 2008 telah mencapai 7,37 persen, dan infl asi year on year tercatat sebesar 11,03 persen. Laju infl asi yang tinggi terutama disumbang oleh kelompok pengeluaran Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan yang mencatat infl asi sebesar 8,72 persen pada bulan Juni 2008.

Kemudian diikuti oleh kelompok bahan makanan dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau, dimana laju infl asi pada kedua kelompok pengeluaran ini pada bulan Juni 2008 masing-masing mencapai 1,28 persen dan 1,33 persen.

Page 3: Isi Kadin Kondisi Perekonomian Indonesia file1 Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan upaya-upaya konkrit untuk

3Info Kadin Agustus - September 2008

Inflasi Kumulatif (%) 2006 - 2008

7.37 6.59

0

1

2

3

4

5

6

7

8

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sept Oct Nov Dec

%

200820062007

Infl asi Bulanan, Tahun Kalender, Year on Year, Tahun 2006–2008

5Meskipun mengalami sedikit tekanan akibat terjadinya gejolak pada pasar modal dalam dan luar negeri, secara keseluruhan

kurs rupiah tidak berfl uktuasi secara berlebihan sampai pertengahan bulan Juli ini. Sebagai lembaga yang bertugas menjaga laju infl asi dan menjaga stabilitas kurs mata uang rupiah, Bank Indonesia

Kurs Tengah Rupiah terhadap Dollar AS Januari 2008 - 10 Juli 2008

9,172

9,000

9,100

9,200

9,300

9,400

9,500

2-Ja

n-08

15-J

an-0

8

25-J

an-0

8

7-Fe

b-08

19-F

eb-0

8

29-F

eb-0

8

13-M

ar-0

8

27-M

ar-0

8

8-A

pr-0

8

18-A

pr-0

8

30-A

pr-0

8

13-M

ay-0

8

23-M

ay-0

8

4-Ju

n-08

16-J

un-0

8

26-J

un-0

8

8-Ju

l-08

Rp/

US$

berhasil menjaga nilai rupiah pada level yang cukup kredibel dalam pandangan para pelaku ekonomi. Dalam menjaga rupiah, Bank Indonesia terus melakukan intervensi terhadap kurs rupiah demi kenyamanan para eksportir dan para importir melakukan kegiatan usahanya.

Selain itu Bank Indonesia juga telah mengantisipasi kemungkinan dampak dari naiknya infl asi akibat kenaikan harga BBM. Dalam menjaga kemungkinan melonjaknya infl asi tersebut, Bank Indonesia telah tiga kali menaikkan suku bunga acuan BI-rate sejak bulan Mei lalu, sehingga dewasa ini BI-rate kembali berada pada level 8,75 persen. Hal ini diharapkan dapat menahan keluarnya dana dari Indonesia, yang berpotensi menurunkan kurs rupiah jika suku bunga riil dalam negeri mengalami penurunan. Dengan suku bunga BI-rate sebesar 8,75 persen dan laju infl asi sebesar 11,03 persen, saat ini suku bunga riil di Indonesia memang sudah menjadi negatif.

Sempat melemahnya rupiah ke level Rp 9.376 per dollar AS pada 27 Mei lalu sempat menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku ekonomi. Kekhawatiran terhadap terganggunya stabilitas moneter muncul bersamaan dengan meningkatnya angka infl asi pada bulan Mei lalu. Untungnya, Bank Indonesia kembali berhasil membawa kurs rupiah ke tingkat yang lebih aman. Intervensi pasar terhadap rupiah berkali-kali dilakukan demi terjaganya nilai rupiah yang realistis, meskipun kebijakan ini membawa konsekuensi pada menurunnya cadangan devisa. Posisi cadangan devisa yang pada 23 Mei 2008 tercatat sebesar US$ 58,8 miliar, turun hampir sebesar 2 miliar pada 6 Juni 2008 lalu, yaitu menjadi US$ 56,9 miliar. Untungnya kembali meningkat menjadi sekitar US$ 59,5 miliar pada akhir Juni 2008 lalu.

DOW Jones Index dan Indeks Harga Saham Gabungan di BEI January 2007- 10 Juli 2008

11,000

11,500

12,000

12,500

13,000

13,500

2-Ja

n-08

9-Ja

n-08

18-J

an-0

828

-Jan

-08

14-F

eb-0

822

-Feb

-08

29-F

eb-0

810

-Mar

-08

17-M

ar-0

825

-Mar

-08

1-Ap

r-08

8-Ap

r-08

15-A

pr-0

822

-Apr

-08

29-A

pr-0

87-

May-

0814

-May

-08

22-M

ay-0

82-

Jun-

089-

Jun-

0816

-Jun

-08

23-J

un-0

830

-Jun

-08

8-Ju

l-08

2000

2200

2400

2600

2800

DJIAIHSG

DJIA IHSG6Sementara itu, terus menurunnya kinerja pasar modal Indonesia

sejalan dengan menurunnya kinerja pasar modal global. Sejak 20 Juni 2008 indeks Dow Jones terus terkoreksi tajam, sehingga pada 9 Juli 2008 berada pada level 11,147.44, atau mengalami penurunan sebesar 11,8 persen terhadap level 12,638.32 pada akhir Mei 2008. Dalam kurun waktu yang sama indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia juga mengalami penurunan sebesar 6,48 persen, yaitu dari 2,444.35 pada akhir Mei 2008 menjadi 2,286.03 pada 9 Juli 2008 lalu. Selain dipengaruhi oleh melemahnya bursa global, penurunan IHSG juga dipengaruhi oleh reaksi negatif pasar terhadap tingginya tingkat infl asi dalam dua bulan terakhir ini. Angka infl asi yang mencapai 1,41 persen pada bulan Mei dan sebesar 2,46 persen pada bulan Juni lalu telah menimbulkan kekhawatiran pada para pelaku pasar.

Selain itu, naiknya suku bunga SBI dan suku bunga deposito yang ditawarkan sektor perbankan, diperkirakan juga telah

merubah portolio investasi di kalangan para investor. Yaitu dengan mengalihkan sebagian dananya dari pasar modal ke deposito atau obligasi.

7 Terjadinya defi sit sebesar US$ 524,1 juta pada neraca perdagangan di bulan April 2008 lalu cukup memprihatinkan. Defi sit ini dipicu

oleh turunnya kinerja ekspor nasional ditengah tingginya harga minyak dan beberapa harga komoditas dunia. Padahal pada bulan sebelumnya neraca perdagangan masih mencatat surplus sebesar US$ 1,89 miliar. Defi sit yang terjadi pada April 2008 disebabkan nilai total ekspor hanya mencapai US$ 10,97 miliar atau turun sekitar 7,8 persen dari nilai ekspor pada Maret 2008 sebesar US$ 11,9 miliar. Sementara nilai impor meningkat sebesar 14,9 persen

dibandingkan impor bulan Maret 2008, yaitu dari US$ 10,01 miliar menjadi US$ 11,50 miliar.

Untungnya, sejalan dengan meningkatnya volume ekspor minyak mentah dan hasil minyak masing-masing sebesar 18,63% dan 18,31%, nilai ekspor kembali meningkat secara berarti pada bulan Mei lalu. Pada bulan Mei 2008, nilai ekspor mencapai hampir US$ 12,888 miliar atau naik sekitar 17,5 persen terhadap nilai ekspor bulan April 2008. Dengan nilai impor sekitar US$ 11,658 milar

Page 4: Isi Kadin Kondisi Perekonomian Indonesia file1 Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan upaya-upaya konkrit untuk

Agustus - September 2008 Info Kadin 4

maka pada bulan Mei 2008 neraca perdagangan Indonesia kembali mencatat surplus sebesar US$ 1,23 miliar.

Surplus tersebut diperoleh dari surplus neraca perdagangan non migas yang mencapai US$ 1,283 miliar, karena neraca perdagangan migas mulai mencatat defi sit sebesar US$ 52,7 juta. Hal ini menunjukkan bahwa era migas telah menjadi masa lalu bagi perekonomian Indonesia. Dewasa ini kinerja ekspor Indonesia terselamatkan oleh lonjakan harga minyak sawit mentah (CPO), yang menyebabkan komoditi ini menjadi penyumbang utama ekspor non-migas Indonesia. Pada tahun 2007 nilai ekspor CPO dan produk turunannya mencapai US$ 10,23 miliar atau 11,13 persen dari total nilai ekspor non-migas. Dalam periode Januari-Mei 2008 nilai ekspor CPO dan produk turunannya sudah mencapai US$ 7,1 miliar atau 15,9 persen dari total nilai ekspor non-migas.

62.1

56.3

57.2 71

.6 85.6 10

0.7

61.0

44.3

0

2 0

4 0

6 0

8 0

10 0

12 0EksporImpor

Kadin Indonesia Telah Menandatangani MoU dengan BNN (Badan Nasional Narkotika)

Kadin Indonesia dan BNN (Badan Nasional Narkotika) telah menandatangani MoU kesepahaman

pencegahan penggunaan narkotika dikalangan dunia kerja.

Kesepahaman ini ditandatangani bersama oleh Ketua Umum Kadin Indonesia Mohamad S. Hidayat dan Ketua Badan Narkotika Nasional Jend. Pol. Drs. Sutanto,

di Kantor Kadin Indonesia, 3 Juli 2008 lalu.

Dalam sambutannya, Ketua BNN Jend. Pol. Drs. Sutanto menjelaskan bahwa maksud dilakukannya nota kesepahaman bersama ini bertujuan untuk meningkatkan peran serta dunia usaha, dalam pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba melalui penyampaian pengetahuan, perubahan sikap, perilaku dan budaya

melalui upaya komunikasi, informasi dan edukasi.

Sedangkan Ketua Umum Kadin Indonesia menjelaskan bahwa jerat narkoba tidak hanya terhenti pada saat pemakaian dan bertobatnya pemakai, tapi terus menggurita hingga masa pemulihan serta efek domino yang dirasakan orang lain di luar korban. “Untuk itu dibutuhkan komitmen serta

Dalam gambar: Ketua Umum Kadin Indonesia MS Hidayat (kiri) dan Kapolri Jenderal Pol Drs.Sutanto, sewaktu menandatangi naskah tersebut.

Page 5: Isi Kadin Kondisi Perekonomian Indonesia file1 Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan upaya-upaya konkrit untuk

5Info Kadin Agustus - September 2008

penanganan yang terkoordinasi dan kontinyu dari berbagai pihak untuk bisa menekan turun angka-angka yang tidak sedikit tersebut sehingga tiap rupiah tidak lagi terbuang percuma.”

Data BNN menyebutkan, jumlah tindak pidana narkoba yang diungkap terus meningkat dari 17.355 kasus pada tahun 2006 menjadi 22.630 kasus. Jumlah pelaku tindak pidana narkoba juga meningkat dari 31.635 orang menjadi 36.169 orang. Biaya ekonomi yang terjadi karena penyalahgunaan narkoba diperkirakan sebesar Rp. 18,4 trilyun per tahun. Biaya itu terbagi atas biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung terdiri dari dua komponen, yaitu biaya pembelian narkoba, biaya penanganan over dosis (OD) dan rehabilitasi.

a. Diperkirakan total biaya konsumsi narkoba dalam satu tahun di kalangan pengguna mencapai 11,3 trilyun

b. Biaya penanganan over dosis dan rehabilitasi.Dalam setahun, jumlah biaya yang dikeluarkan untuk over dosis adalah sebesar Rp. 314 milyar dan biaya rehabilitasi diperkirakan mencapai Rp. 410 milyar per tahun.

Kemudian Pengobatan sendiri. Jumlah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk upaya pengobatan sendiri mencapai Rp. 263 milyar per tahun. Berikutnya adalah Biaya Tidak Langsung yang terdiri dari tiga komponen yaitu : hilangnya waktu produktif, biaya kematian, dan biaya terkait penyakit tertentu.

a. Biaya waktu produktif yang hilang Diperkirakan biaya ini mencapai Rp. 1,4 trilyun per tahun.

b. Biaya kematian akibat narkoba (premature death) Berdasarkan estimasi, biaya kerugian yang timbul sebesar Rp. 4,9 trilyun dalam setahun.

c. Biaya terkait penyakit tertentu Diperkirakan biaya keseluruhan untuk

Nampak dalam gambar, ketika Jend Polisi Drs Sutanto mengenakan Jacket BNN kepada Ketua Umum Kadi Indonesia

MUPROV IV KADIN JAMBI H.A. BAKRI HM, SE TERPILIH SECARA AKLAMASI SEBAGAI KETUA UMUM PERIODE 2008 - 2013

Musyawarah Provinsi (Muprov) IV Kadin Jambi telah berlangsung di Gladio Room Abadi Suite Hotel

Jambi pada 29 Juli 2008 lalu. Musprov

IV Kadin Jambi ini dilangsungkan setiap 5 tahun sekali sebagai sarana untuk memilih Ketua Kadin Provinsi yang baru dan membentuk kepengurusan Kadin Provinsi

yang baru.Pembukaan Muprov IV Kadin Jambi dihadiri oleh Ketua Umum Kadin Indonesia dan Gubernur Jambi Drs. H.

pengobatan penyakit tertentu (HIV/ AIDS, Hepatitis, TB) mencapai Rp 372 milyar.

Selanjutnya Biaya Sosial yang terdiri dari biaya langsung dan tidak langsung, dan total biaya sosial mencapai angka Rp 5,5 trilyun.

a. Biaya langsung Biaya langsung terdiri dari tiga komponen yaitu biaya kriminalitas yang menelan kerugian biaya sebesar Rp 4,2 trilyun. Biaya kecelakaan menelan biaya sebesar Rp 787 milyar. Biaya biaya waktu produktif yang hilang dari keluarga penyalahguna narkoba yang menelan kerugian sebesar Rp 106 milyar dalam satu tahun. Angka itu didapat dari estimasi total hari produktif yang hilang

pada keluarga dikalikan dengan UMR per hari.

b. Biaya tidak langsung Biaya tidak langsung yaitu biaya rehabilitasi di penjara khusus narkoba. Biaya ini mencapai Rp 38,3 milyar per tahunnya.

”Dengan penandatangan Kesepakatan Bersama ini diharapkan dapat dilakukan kerja sama dalam mencegah penyalahgunaan bahaya narkotika, psikotropika dan bahan aditif lainnya di tempat kerja demi meraih visi bersama yaitu menyelamatkan seluruh bangsa Indonesia dari penyalahgunaan dan peredaran narkoba menuju Masyarakat Indonesia bebas penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba Tahun 2015,” Hidayat menambahkan..

Page 6: Isi Kadin Kondisi Perekonomian Indonesia file1 Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan upaya-upaya konkrit untuk

Agustus - September 2008 Info Kadin 6

Zulkifl i Nurdin. Dalam sambutannya yang cukup singkat Gubernur menyampaikan agar kepada Ketua Umum terpilih untuk melaksanakan tugas sesuai program kerja yang ditetapkan Muprov dan siap bekerjasama dengan Pemerintah Daerah membangun perekonomian Provinsi Jambi. Sumber daya alam Provinsi Jambi batubara, gas, sawit, karet dan lain-lain harus diolah dalam bentuk fi nal product sehingga ada nilai tambah untuk kesejahteraan masyarakat Jambi.

Muprov ini dihadiri oleh peserta dan peninjau dari Kadin Kabupaten/Kota se-Provinsi Jambi, dan Asosiasi/Himpunan Anggota Luar Biasa Kadin Jambi serta 9 orang Pengurus Kadin Indonesia.

Setelah melalui Sidang Pleno I sampai dengan IV dan sidang, akhirnya peserta Muprov memutuskan dan menetapkan secara aklamasi H.A. Bakrie HM, SE menjadi Ketua Umum Kadin Jambi untuk periode 2008-2013 dan sebagai Ketua Dewan Pertimbangan terpilih H. Zoerman Manap. Peserta Muprov juga telah menetapkan 5 orang tim formatur terdiri dari Ketua Umum terpilih dengan anggota S.Y Pasha dari Asosiasi dan 3 orang dari Kadin Kabupaten /Kota H. Mardinal, Syamsu Rizak, SE dan H. Syahruddin Z. Hasil Tim

Formatur menyusun kepengurusan Kadin Provinsi Jambi dan telah disahkan dengan Keputusan Dewan Pengurus Kadin

Indonesia No. Skep/065/DP/VII/2008 sebagai berikut : Ketua Umum H.A. Bakrie HM, SE dan Wakil-Wakil Ketua Umum : 1. SY Pasha, 2. Yos Sumarsono, 3. H. AS. Budianto, SE, MM, 4. Rudi Ardiansyah, SH, 5. Effendi Hatta, 6. Asep Soedrajat, 7. Ir. Cornelis Buston. Dewan Pertimbangan Ketua : H. Zoerman Manap dan Wakil Ketua : H. Hasrin Nurdin dan HR. Denmar. Anggota Dewan Pertimbangan, Bidang-Bidang Wakil Ketua Umum dan Komite Tetap akan disusun kembali oleh Formatur dalam jangka waktu satu bulan.Acara Muprov ini ditutup dengan pelantikan terhadap Kepengurusan Kadin Provinsi Jambi yang baru oleh Ketua Umum Kadin Indonesia Mohamad S. Hidayat. (sp/hdw)

Meskipun Kenaikan Tarif PPnBM Masih Dalam Rencana, Kadin Indonesia Telah Meminta Kepada Pemerintah dan DPR Untuk Mengkaji Secara Komprehensif.

Ketua Umum Kadin Indonesia MS Hidayat: “ Wacana kenaikan tariff PPnBM sampai 200% itu, jangan sampai mengganggu kinerja industri.”

“Harus diterapkan secara berimbang, yang artinya dalam penerapannya jangan sampai mengganggu kinerja industrial yang masih potensial untuk dikembangkan.” lanjut Hidayat.

“Kadin bisa mengerti jika ada rencana seperti itu, namun kategorisasinya juga harus jelas, jangan sampai merusak industri

yang potensial, jadi harus dikaji secara hati-hati.” ujarnya.

Hal itu disampaikan Hidayat, setelah Ketua Panja RUU Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan PPnBM (Pajak Penjualan Barang Mewah) DPR Vera Febyanti mengatakan bahwa pemerintah dan DPR merencanakan kenaikan tariff PPnBM maksimum 200% dan minimum 10% dalam amandemen UU Perubahan Ketiga Atas UU No.6/1983 tentang PPN dan PPnBM. Undang-Undang sebelumnya telah menetapkan tariff tertinggi PPnBM 75% dan terendah 10%.

Pajak tersebut dikenakan pada produk otomotif, elektronik, minuman beralkohol, perhiasan, permadani, pesawat udara, senjata api, alat music, sampai kepada peralatan olah raga.

Dan apabila rencana kenaikan PPnBM tersebut tidak diterapkan secara adil dan berimbang, maka kalangan pengusaha mengkhawatirkan akan terjadinya suatu dampak negatif yang akan menekan daya beli masyarakat, sehingga dapat memangkas pertumbuhan industri nasional.(yoyo sp)

STRATEGI PENGUATAN KETAHANAN PANGAN UNTUK MENGANTISIPASI DAN MENJAWAB TANTANGAN PANGAN DI TINGKAT GLOBALOleh: Prof.Dr. Bustanul Arifi n (Anggota Tim Ahli Bidang Ekonomi Kadin Indonesia)

Ketahanan pangan dan energi Indonesia pada tahun ini dan beberapa tahun ke

depan mengalami tantangan yang semain kompleks, karena tidak dapat dipisahkan dari kondisi dan dinamika perekonomian

global. Disamping itu, kinerja produksi pangan dan energi di dalam negeri juga tidak terlalu memuaskan. Beberapa komoditas pangan strategis masih mengandalkan tambahan produksi dan

Page 7: Isi Kadin Kondisi Perekonomian Indonesia file1 Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan upaya-upaya konkrit untuk

7Info Kadin Agustus - September 2008

produktivitas dari perluasan areal panen, bukan dari perubahan teknologi produksi, yang tentunya mengandung dimensi peningkatan efi siensi ekonomi. Produksi harian minyak bumi Indonesia menurun drastis hampir setengah dari produksi harian pada tahun 2000, suatu proses dekadensi yang cukup mengkhawatirkan. Ketika harga minyak dunia sampai di atas US$ 135 per barel, maka Indonesia harus menanggung beban dari kenaikan harga sumber energi penting tersebut, yang sangat mengganggu keseimbangan anggran negara dan perekonomian masyarakat secara umum.

Kenaikan harga minyak bumi dunia turut berkontribusi pada lonjakan

harga pangan secara dramatis, baik di tingkat global, maupun di tingkat domestik. Harga pangan strategis seperti gandum, beras, daging, dan susu, meningkat terutama karena fenomena penurunan produksi di beberapa negara penghasil pangan. Akibatnya volume perdagangan menjadi tipis karena permintaan pangan yang senantiasa meningkat. Fenomena kenaikan harga minyak bumi dunia telah berkontribusi pada peningkatan biaya produksi, transportasi dan distribusi, dan menjadi pemicu infl asi di beberapa negara, tidak terkecuali Indonesia. Disamping itu, sebagian besar negara yang memeliki sumberdaya alam agak berlimpah, saat ini sedang mengembangkan bahan bakar biologi (biofuels), yang juga mendorong permintaan terhadap minyak nabati dunia cukup pesat.

Akibat berikutnya, harga dunia komoditas minyak dan lemak yang

dapat digunakan untuk energi menjadi meningkat tajam. Harga dunia minyak sawit mentah (CPO), jagung, kedelai, tebu, rapeseed, dan lain-lain yang selama ini digunakan sebagai sumber pangan dan minyak nabati meningkat sangat signifi kan sepanjang dua tahun terakhir. Kenaikan harga pangan yang kemungkinan masih akan berlanjut tahun depan, tentu sangat berpengaruh pada perjalanan dan strategi kebijakan ketahanan pangan di Indonesia. Pada kesempatan lain (Arifi n, 2008), penulis telah mengidentifi kasi tiga faktor utama yang sering dianggap bertanggung jawab terhadap eskalasi harga pangan dan pertanian di tingkat global, yaitu: (1) fenomena perubahan iklim yang mengacaukan ramalan produksi pangan strategis, (2) peningkatan permintaan komoditas pangan karena konversi terhadap biofuel, dan (3) aksi spekulasi yang dilakukan para investor (spekulan) tingkat global karena kondisi pasar keuangan yang tidak menentu. Tanpa harus menguraikan lebih panjang lagi tentang determinan di atas, eskalasi harga pangan adalah tantangan (dan peluang) baru untuk

merumuskan strategi antisipasi dan mitigasi terhadap berbagai ancaman ketahanan pangan di Indonesia.

Di dalam literatur, ketahanan pangan meliputi tiga dimensi penting: yaitu

(1) ketersediaan pangan, (2) aksesibilitas masyarakat terhadap pangan, dan (3) stabilitas harga pangan. Salah satu dari dimensi tersebut tidak terpenuhi, maka ketahanan pangan dapat mengalami ancaman yang tidak sederhana. Misalnya, walaupun pangan tersedia cukup di tingkat nasional dan regional, tetapi jika akses individu untuk memenuhi kebutuhan pangannya tidak merata, maka ketahanan pangan masih dikatakan rapuh.

Demikian pula, walaupun ketersediaan dan aksesibilitas masyarakat dapat dikatakan cukup, namun jika stabilitas harga pangan tidak mampu terjaga secara baik (dan tentunya berakibat pada ketersediaan dan aksesibilitas), maka ketahanan pangan tidak dapat dikatakan telah cukup kuat. Oleh karena itu, aspek distribusi pangan mulai dari sentra produksi di pedesaan sampai pada konsumen perkotaan dan konsumen di seluruh pelosok rumah tangga pedesaan juga tidak kalah pentingnya dalam upaya memperkuat strategi ketahanan pangan. Aspek distribusi pangan ini mencakup eksistensi dan perubahan fungsi tempat, fungsi ruang dan fungsi waktu dan melibatkan banyak pelaku di dalamnya.

Perhatian dunia tertuju pada tiga komoditas pangan biji-bijian utama,

seperti beras, gandum dan jagung, yang mengalami lonjakan di luar akal sehat. Harga gandum dunia per 11 Juni 2008 untuk kualitas sedang (hard red winter HRW) sekitar US$ 400 per ton (naik 96% dalam setahun), harga beras kualitas sedang (Thai 5% broken) juga di atas US$ 900 per ton (naik 203%), dan harga jagung kualitas sedang (number 2 yellow) di atas US$ 240 per ton (naik 94%). Bahkan, total neraca pangan dunia tahun 2008 ini juga diperkirakan defi sit karena jumlah pasokan yang lebih rendah dari permintaan, suatu pra-kondisi awal yang dapat mengarah pada krisis pangan yang lebih dahsyat. Pada Food Summit awal Juni 2008 di Roma, Organisasi Pangan Dunia (FAO) perlu menghimbau negara-negara maju dan besar yang mengalami surplus pangan untuk memberikan bantuan tanpa ikatan kepada negara-negara miskin dan kelompok negara berkembang. Sebagaimana diperkirakan para analis, FAO ternyata tidak keluar dengan pernyataan lebih keras, misalnya tentang “moratorium konversi bahan pangan menjadi bioenergi”, karena dikhawatirkan “membunuh” inisiatif penelitian dan pengembangan energi alternatif tersebut. Apakah “himbauan” seperti itu akan membawa hasil bagi

mitigasi krisis pangan, waktulah yang akan menjawabnya.

Laporan berkala bulanan “Commodity Market Review” yang dikeluarkan

Bank Dunia tidak lagi mampu mengumpulkan dan menampilkan data harga dunia beras kualitas medium (Thai 25% broken), tepatnya sejak Februari 2008, karena praktis tidak ada transaksi pada komoditas pangan yang sebenarnya sangat sensitif itu. Struktur pasar beras dunia beras menjadi agak kacau karena produsen beras dunia tidak memprioritas untuk “melempar” produksi berasnya ke pasar global, yang mengakibatkan stok beras dunia makin tipis. Strategi protektif negara-negara eksportir besar beras dunia, seperti Thailand, Vietnam, India, dan China, memang sempat menjadi ajang diskusi hebat pada Food Summit di Roma. Namun, sebagai negara yang berdaulat, negara produsen beras dunia itu lebih mengutamakan stok beras di dalam negerinya sendiri serta fl uktuasi harga pangan pokok yang sering memiliki dimensi politik yang lebih besar.

China, misalnya. Walau berstatus sebagai produsen beras terbesar di dunia karena

produksinya mencapai 129,5 juta ton, China benar-benar fokus pada kecukupan stok pangan domestiknya. China tidak gegabah melakukan ekspor karena perkiraan konsumsi domestiknya juga berkisar 129,1 juta ton. Surplus beras—tepatnya selisih produksi dan konsumsi—yang hanya artifi sial 400.000 ton tentu terlalu riskan jika terlalu outward looking. Cina telah bertekad mengamankan stok domestik dan nampaknya berupaya menjadi tuan rumah yang baik pada penyelenggarakan Olimpiade Beijing 2008.

Produksi beras di tingkat dunia memang sedang mengalami stagnansi

atau pelandaian (leveling-off) karena peningkatan produksi lebih banyak hanya mengandalkan pertambahan areal panen. Produksi beras global diperkirakan sekitar 643 juta ton pada tahun 2007 atau equivalent 429 juta ton beras.

Angka tersebut juga sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan produksi beras 581 juta ton pada tahun 2006 atau dari perkiraan Food Outlook FAO sebelumya pada edisi Juni 2007. Kenaikan produksi di India, Myanmar dan Indonesia diperkirakan cukup signifi kan untuk meningkatkan produksi beras dunia tahun 2007. Persoalan menjadi agak kompleks ketika produktivitas beras rata-rata dunia nyaris tidak bertambah pada beberapa tahun terakhir dan tercatat hanya 4,1 ton per hektar. Maknanya, betapa rendahnya tingkat perubahan teknologi, aplikasi benih baru dan teknologi lain di sektor pangan pokok ini.

Page 8: Isi Kadin Kondisi Perekonomian Indonesia file1 Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan upaya-upaya konkrit untuk

Agustus - September 2008 Info Kadin 8

Tantangan (dan ancaman) ketahanan pangan di tingkat global bahkan

lebih menakutkan, terutama karena pertambahan penduduk, pemanasan global dan ketidakpastian iklim serta ancaman ekologis karena keterlambatan adaptasi dan mitigasi peruabahan iklim. Menurut laporan Program Pangan Dunia (WFP), sebanyak 57 negara (29 di Afrika, 19 di Asia dan 9 di Amerika Latin) juga terkena terpaan banjir dan bencana ekologis yang menakutkan. Di pihak lain, bencana kekeringan dan gelombang panas juga melanda beberapa tempat di Asia, Eropa, Cina, Mozambik dan Uruguay. Di Australia, yang menjadi salah satu produsen gandum dunia, bencana kekeringan tahun 2007 lalu telah menurunkan produksi gandum sekitar 40 persen atau 4 juta ton! Tidak heran jika kondisi suplai gandum dunia agak terganggu dan melonjakkan harga gandum di pasar global.

Laporan WFP tersebut juga menyebutkan bahwa sekitar 854 juta jiwa di seluruh dunia terancam kelaparan. Kelompok rawan pangan ini bertambah sekitar 4 juta jiwa per tahun, sehingga kenaikan harga pangan dunia saat ini benar-benar di luar jangkauan mereka dari kelompok lapis paling bawah tersebut. Inilah tantangan paling besar bagi siapa pun yang peduli tentang ekonomi pangan dan pencapai Tujuan Pembangunan Milenium (MDG).

Di Indonesia, menurut angka ramalan pertama Badan Pusat Statisti (BPS),

produksi beras Indonesia pada tahun 2008 ini diramalkan mencapai 58,27 juta ton gabah kering giling (GKG) atau sektiar 34 juta ton beras, sehingga sering diklaim sebagai surplus beras 2-3 juta ton, jika konsumsi beras diperkirakan 32 juta ton atau kurang. Kesimpulan artifi cial inilah yang sering digunakan pemerintah untuk mengklaim telah terjadi surplus beras di Indonesia. Jika diperhatikan lebih seksama, laju peningkatan produktivitas (0,3 persen) jauh lebih kecil dibandingkan dengan laju pertambahan areal panen (1,4 persen). Dengan kata lain, kenaikan produksi tahun ini sebesar 2,13 persen, lebih banyak disebabkan karena pertambahan aeral panen, bukan berasal dari perbaikaan perubahan teknologi, yang mampu meningkatkan produktivitas per satuan lahan. Ketika lembaga lain dalam lingkup Departemen Pertanian mengeluarkan angka simulasi produksi gabah yang lebih rendah (54 juta ton), maka kontroversi publik kembali bermunculan. Beberapa komponen dalam estimasi produksi beras di Indonesia memang masih harus disempurnakan secara akademis dan metodologis karena sangat sensitif terhadap perubahan koefi sien yang digunakan.

Proses peningkatan produksi yang tidak bertumpu pada perubahan

teknologi tidak akan dapat diandalkan untuk menjawab tantangan penyediaan pangan yang semakin kompleks. Beberapa faktor kunci (driver) dalam peningkatan produksi beras justru tampak tidak saling mendukung. Misalnya, perbaikan jaringan irigasi sangat lambat, gangguan banjir di sentra produksi, atau berita kelangkaan pupuk makin sering dijumpai. Dalam teori ekonomi pertanian, tingkat produksi pertanian ditentukan dari interaksi yang cukup kompleks antara faktor luas lahan, curahan tenaga kerja, manajemen air, alokasi pupuk, pestisida, dan teknologi pertanian lainnya. Kemudian titik optimal dari alokasi faktor-faktor produksi di atas masih ditentukan oleh kombinasi harga output dan harga input. Petani masih harus memperhitungkan sistem insentif (dan disinentif) yang tersedia di pasar (atau disediakan oleh pemerintah), misalnya pada kasus membaiknya ekspektasi harga jual saat ini (dan kesulitan memperoleh air karena peluang kekeringan atau karena harga BBM yang naik tajam). Apabila karena salah antisipasi lalu Indonesia harus kembali mengimpor beras pada masa-masa sulit tersebut, biaya ekonomi-sosial-politiknya pasti akan lebih besar. Bayangkan seperti apa jadinya jika stok pangan menipis, masyarakat harus membayar harga beras Rp 8.000 per kilogram, sementara musim kemarau mengganas.

Produksi bahan pangan penting menunjukkan kecenderungan

peningkatan yang cukup tinggi, kecuali kedelai yang mengalami penurunan sejak dekade 1990an. Pada tahun 2008 ini, produksi jagung diramalkan 13,9 juta ton, terutama karena peningkatan luas panen di Propinsi Sulawesi Selatan, Gorontalo, Sulawesi Utara, Lampung, dan Sumatera Utara. Angka tersebut memang masih belum mampu mencapai target swasembada jagung, yang seharusnya telah tercapai sejak tahun 2007, karena Indonesia masih harus memenuhi konsumsi jagung dari pasar impor. Hal yang agak positif adalah bahwa penggunaan benih unggul jagung hibrida, terutamabuah hasil bioteknologi pertanian. Bersamaan dengan itu, peningkatan produksi jagung hibrida juga sekaligus mampu mendukung sektor peternakan karena industri pakan ternak ikut tumbuh pasca stagnansi yang cukup serius pada puncak krisis ekonomi. Membaiknya produksi jagung domestik sedikit membantu mengurangi ketergantungan sektor peternakan kecil terhadap pakan impor, dan sempat memberikan ekspektasi pertumbuhan yang lebih tinggi. Akan tetapi, karena laju konsumsi jagung yang tumbuh lebih cepat,

Indonesia masih harus mengandalkan jagung impor dalam jumlah yang cukup signifi kan.

Produksi kedelai tahun 2008 diperkirakan mendekati 700 ribu ton biji kering,

suatu peningkatan signifi kan dibandingkan angka produksi tahun 2007 yang hanya tercatat 600 tibu ton. Namun demikian, kinerja produksi beberapa tahun terakhir adalah penurunan permanen dari angka produksi di atas 1,5 juta ton pada awal 1990an. Saat ini agak sulit meyakinkan petani Indonesia untuk kembali menanam kedelai ketika tingkat permintaan terhadap kebutuhan pokok seperti beras dan komoditas bernilai timbah tinggi lain semain meningkat. Hal ini terlihat dari penurunan areal panen kedelai yang cukup signifi kan, yaitu 20 persen. Pada dekade 1980an, Indonesia melaksanakan suatu program sistematis untuk meningkatkan produksi dan produktivitas palawija, tidak hanya sebagai sumber tambahan pendapatan petani, tapi juga untuk meningkatkan kualitas dan kesuburan tanah. Secara agronomis, tanaman dari kelompok legum (kacang-kacangan) mampu mengikat Nitrogen dari udara, sehingga mengurangi biaya penggunaan pupuk kimia buatan. Namun demikian, peluang tersebut tidak dapat dimanfaatkan secara baik di Indonesia. Produktivitas kedelai di Indonesia hanya 1,28 ton/ha atau setengah dari produktivitas kedelai di luar negeri, seperti di Brazil, Argentina dan Amerika Serikat. Target swasembada kedelai tahun 2008 sulit tercapai, kecuali dengan perluasan areal tanam 2,02 juta hektar, meningkatkan produktivitas menjadi 3,68 ton/ha pada tahun 2008 nanti, dan insentif kebijakan memperbaiki harga kedelai lokal.

Salah satu strategi penguatan ketahanan pangan bagi Indonesia, terutama

untuk mengantisipasi dan menjawab tantangan pangan di tingkat global adalah memperkuat cadangan pangan di tingkat domestik. Secara strategis, Indonesia harus memperkuat cadangan pangan tersebut (secara legal, diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan, sebagai penjabaran dari Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan). Di sana disebutkan cadangan beras pemerintah (CBP), yang sebenarnya merupakan manifestasi dari konsep stok besi (iron stock) atau cadangan yang harus ada sepanjang waktu, terutama untuk mengatasi kondisi darurat. Stok besi ini yang aman minimal setara satu bulan total konsumsi, atau sekitar 300 ribu ton. Selain itu, cadangan pangan pokok juga perlu disimpan dalam bentuk stok penyangga (buffer stock) untuk pengendalian gejolak harga, dalam skema

Page 9: Isi Kadin Kondisi Perekonomian Indonesia file1 Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan upaya-upaya konkrit untuk

9Info Kadin Agustus - September 2008

operasi pasar. Perum Bulog kini mengelola CBP dan stok penyangga, terutama untuk menjalankan program beras untuk keluarga miskin (raskin). Apabila saat ini Bulog hanya mampu melakukan pengadaan beras dalam negeri mencapat 2 juta ton atau lebih, hal itu adalah batas bawah tingkat aman untuk mengantisipasi gejolak peningkatan harga, terutama pada musim paceklik. Kapasitas gudang Bulog di seluruh Indonesia mencapai 4 juta ton lebih, sehingga strategi pengadaan pangan (dari) dalam negeri hampir perlu memperoleh perhatian memadai.

Strategi kedua adalah memberdayakan masyarkat untuk meningkatkan

cadangan pangan yang bersifat pokok, walau pun tidak terbatas pada romantisasi lumbung pangan seperti pada masa lalu. Apabila kekuatan Bulog hanya 7 persen dari total produksi beras di dalam negeri, berarti sebagian besar stok pangan di Indonesia itu dikelola masyarkat sendiri dan kalangan dunia usaha (Kamar Dagang dan Industri Indonesia=KADIN). Di satu sisi, secara administratif (dan legal formal) telah ditegaskan bahwa ketahanan pangan adalah “urusan wajib” bagi pemerintahan daearah (Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Pertanggungjawaban Pemerintahan Daerah dan PP Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota). Dalam hal ini kata kuncinya adalah pemerintah dan pemerintah daerah (plus masyarakat) perlu bahu-membahu meningkatkan cadangan pangan, demi terciptanya ketahanan pangan, bahkan kemandirian pangan di Indonesia. Upaya pengelolaan cadangan pangan oleh pemerintah daerah dapat menjadi komplemen dari cadangan beras pemerintah (CBP) di tingkat pusat (yang umumnya

dikelola Perum Bulog). Prasyarat, kriteria, dan indikator untuk mewujudkan cadangan pangan regional ini memang perlu secara rinci dirumuskan, agar meminimalisir upaya perburuan rente dari para petualang. Di sisi lain, dengan tantangan di tingkat global yang berubah cukup cepat tersebut, komoditas pangan adalah primadona investasi dan seharusnya menjadi prioritas investasi bagi dunia usaha. Namun demikian, dunia usaha tetap harus memperhatikan bahwa komoditas pangan (dan pertanian) lainnya juga mengandung risiko usaha seperti faktor musim, jeda waktu (time-lag), perbedaan produktivitas dan kualitas produk yang cukup mencolok. Siapa pun perlu memperhatikan mekanisme lindung nilai (hedging) yang telah tersedia, serta mekanisme lain yang masih akan berkembang, karena di dalam komoditas pangan ini juga melibatkan petani sebagai stakeholders paling strategis dalam investasi di sektor pangan. Instrumen pasar lelang dan resi gudang adalah langkah awal yang perlu dikuasai dan dikembangkan untuk masuk ke dalam pasar berjangka yang lebih menantang.

Strategi ketiga adalah tidak berhenti untuk meningkatkan produksi dan

produktivitas pangan melalui aplikasi teknologi baru, yang dihasilkan melalui perjalanan panjang penelitian dan pengembangan (R and D), serta penelitian untuk pengembangan (R for D). Dunia usaha dan sektor swasta Indonesia secara umum perlu secara nyata melaksanakan kemitraaan strategis dengan peguruan tinggi dan pusat-pusat penelitian pangan, yang sebenarnya tersebut di segenap pelosok Indonesia. Hanya dengan R-and-D dan R-for-D inilah, inovasi baru akan tercipta, sehingga daya saing Imdonesia akan meningkat berlipat-lipat. Dunia usaha dapat pula untuk menjadi aktor terdepan dalam mengembangkan

diversifi kasi pangan, terutama yang berbasis pemanfaatan teknologi dan industri pangan. Diversifi kasi pangan yang berbasis kearifan dan budaya lokal akan sangat kompatibel dengan strategi pemenuhan kebutuhan gizi yang seimbang sesuai dengan kondisi demografi Indonesia yang plural heterogen. Dalam hal ini, langkah engembangan teknologi dan industri pangan disesuaikan dengan kandungan sumber daya, kelembagaan dan budaya lokal.

Strategi keempat adalah menjamin kelancaran manajeman distribusi

pangan pokok, maka pemerintah daerah dan pemerintah pusat harus mampu menjaga stabilitas harga pangan pokok, dengan cara memperbaiki manajemen kebijakan perdagangan dalam negeri dan luar negeri. Sebagaimana disinggung sebelumnya, dalam menghadapi kondisi darurat, pemerintah perlu memobilisasi cadangan pangan pemerintah dan cadangan pangan masyarakat serta melakukan dan melibatkan industri pangan nasional.

Pada kondisi tidak normal tersebut, subsidi harga pangan [dalam format Program Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin), Sistem Kepaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG), Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dan lain-lain], mungkin masih diperlukan, karena mampu menjangkau ribuan titik distribusi di segenap pelosok tanah air. Lebih penting lagi, skema subsidi pangan tersebut perlu pula dilihat sebagai investasi negara untuk memperkuat jaringan distribusi program bahan pangan bersubsidi lainnya, bahkan menjadi cikal-bakal pelaksanaan food-stamp atau bantuan pangan dalam program pengentasan kemiskinan. Dari pembahasan di atas, maka semakin jelaslah bahwa strategi ketahanan pangan juga mengandung pembangunan sumberdaya manusia Indonesia yang lebih komprehensif.

HASIL RAPAT KOORDINASI NASIONAL PERHUBUNGANKADIN INDONESIA Jakarta, Senin 12 Mei 2008

PENDAHULUANPerhubungan -- baik sebagai infrastruktur maupun sebagai suatu sektor jasa (jasa transportasi) -- adalah suatu uratnadi utama kegiatan perekonomian yang pada giliran berikutnya akan menentukan tingkat keunggulan daya saing suatu perekonomian.

Bagi Indonesia sebagai negara kepulauan dengan sekitar 18.108 pulau (2002, saat pasang naik, data dari LAPAN) yang tersebar luas, peran dan fungsi seluruh sektor jasa perhubungan menjadi sangat vital. Ketersediaan prasarana dan sarana yang mencukupi dan efektif, serta

tumbuhnya industri jasa yang efi sien dan berdaya saing tinggi pada setiap sektor perhubungan, baik darat, laut maupun udara, akan menentukan kecepatan pertumbuhan perekonomian Indonesia mengatasi persaingan global yang makin ketat dan berat.

Page 10: Isi Kadin Kondisi Perekonomian Indonesia file1 Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan upaya-upaya konkrit untuk

Agustus - September 2008 Info Kadin 10

Kondisi Dewasa IniBelum ada suatu kebijakan dasar strategis (grand strategy) pembangunan dan pengembangan industri jasa perhubungan. Kebijakan yang ada masih tersegmentasi.

Penerapan pemisahan peran dan fungsi regulator, fasilitator serta operator terutama di pelabuhan dan bandar udara perlu ditata kembali untuk menghindari tumpang tindih.

Kondisi infrastruktur perhubungan Indonesia dewasa ini pada setiap sektor jasa transportasi tidak memadai untuk kelancaran arus transportasi penumpang dan barang.

Kapasitas dan kualitas prasarana-sarana

transportasi masih rendah, dan sementara itu praktik-praktik ekonomi biaya tinggi masih berlangsung di pelabuhan, bandar udara, dan jalan raya.

Jaringan multi-moda transportasi belum terkoneksi dengan baik dan optimal satu sama lain.

Ketersediaan infrastruktur antar-wilayah perhubungan belum merata, baik secara geografi s, potensi ekonomi maupun jumlah populasi.

Angkutan laut barang, terutama untuk ekspor-impor masih didominasi mutlak oleh perusahaan pelayaran berbendera asing. Kebijakan dalam Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2005 yang

berhubungan dengan sektor perdagangan luar negeri belum efektif.

Kebijakan pengembangan industri jasa logistik belum diformulasikan dengan jelas, khususnya untuk pelaksanaan asas kabotase.

Tingkat keamanan dan keselamatan transportasi nasional belum memenuhi persyaratan atau standar internasional. Kecelakaan transportasi sering terjadi dalam sektiap sektor. Dunia internasional pun mengkhawatirkan tingkat keselamatan transportasi Indonesia, sehingga, misalnya, Uni Eropa menerapkan larangan terbang terhadap maskapai penerbangan ke wilayahnya.

SAMBUTAN, PAPARAN DAN DIALOGPentingnya TransportasiDalam kalimat plastis dan ringkas, pakar perhubungan Giri Suseno, mengungkapkan, bahwa kehidupan akan berhenti jika transportasi tidak beroperasi. Transportasi membantu menghilangkan kesenjangan antara anggota masyarakat dalam hal ekonomi,

sosial-budaya, politik dan keamanan. Transportasi juga merupakan salah satu wahana untuk mempertahankan persatuan dan keutuhan nasional, wahana untuk mensejahterakan Bangsa. Karena itu kebijakan-kebijakan yang menyangkut transportasi tidak hanya didasarkan pada pertimbangan ekonomi/bisnis semata,

tetapi didasarkan pada pertimbangan kepentingan Bangsa secara utuh. Untuk itu, pendekatan pembangunan yang digunakan harus bersifat holistik.

InfrastrukturSemua pembicaraan, mulai dari sambutan, pembukaan, pemaparan

Penyelenggaraan RakornasRapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Perhubungan Kadin 2008 diselenggarakan atas dasar latar belakang dan permasalahan di atas dengan tema “Menuju Transportasi

yang Efektif, Efi sien, dan Lancar dalam rangka Memacu Pertumbuhan Perekonomian Nasional” Para pembicara dan narasumber adalah unsur-unsur utama

dalam sektor perhubungan, baik unsur-unsur regulator, operator,pengawas, pengguna, maupun unsur-unsur berkepentingan (stakeholders) lainnya, yaitu:

Rakornas dibuka oleh Menko Perekonomian dan dengan sambutan kunci (keynote speech) dari Menteri Perhubungan, serta pembicara dan

narasumber terdiri atas semua unsur regulator, operator, pengawas dan pengguna. Dialog berupa tanya jawab berlangsung intensif. Dengan demikian,

Rakornas dapat menghasilkan kesimpulan yang berimbang dan objektif sekaligus memiliki perspektif yang lebih mendalam dan lebih jauh jangkauannya ke depan.

a.b.

c.

d.

e.

f.

g.

h.i.

Menko Perekonomian, Dr. BudionoMenteri Perhubungan, dibacakan oleh Sekjen Dephub, HarijogiKetua Umum Kadin Indonesia, Mohamad S. HidayatKetua Komisi VDPR-RI, HA MuqowamDirjen Otonomi Daerah Depdagri, Dr. Sodjuangon SitumorangDirjen Binamarga, Dep. PU, Dr. Ir. A. Hermanto DardakPakar Perhubungan, Ir. Giri Suseno HadihardjonoDirjen Perhubungan Laut Dephub, Dirjen Perhubungan Darat Dephub, Ir. Iskandar Abubakar, MSc

Dirjen Perhubungan Udara Dephub, Dirjen Perkereta-apian Dephub, Wendy Aritenang YazidDirjen Perdagangan Luar Negeri Depdag, disampaikan oleh Direktur Ekspor dan Impor, Harmen SembiringKetua Umum INSA, Oentoro SuryaKetua Umum Organda,Ketua Umum Gapasdap, Sekjen INACA, T. Burhanuddin, SESekjen Gafeksi, Parlagutan SilitongaWKU Perhubungan Kadin Sumatera Utara, WKU Perhubungan Kadin Sulawesi Selatan, M. Basri Zain, SEMasyarakat Transportasi Indonesia

- Koordinator Forum Transportasi Perkeretaapian, Djoko SetijowarnoKetua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia, Kornelius Simanjuntak, SH, MH, AAIKAsosiasi Broker Asuransi & Reasuransi Indonesia, Sri Hadiah Watie, BSc, SH, AAIK (Hon)Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, Tulus Abadi, SHPaparan Kadin Sumatera Barat (tidak disajikan); danPeserta Rakornas dari unsur-unsur berkepentingan (stakeholders): regulator, operator, pengawas dan pengguna

j.k.

l.

m.n.o.p.q.r.

s.

t.

u.

v.

w.

x.

y.

Page 11: Isi Kadin Kondisi Perekonomian Indonesia file1 Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan upaya-upaya konkrit untuk

11Info Kadin Agustus - September 2008

narasumber sampai masukan peserta, menekankan pentingnya ketersediaan, pemerataan ketersediaan serta kualitas infrastruktur selaras dengan faktor-faktor ekonomi, penduduk dan geografi s wilayah serta keselamatan dan kenyamanan. Instansi teknis terkait merancang program pembangunan prasarana dan sarana berdasarkan faktor-faktor tersebut. Secara eksplisit ini dicerminkan dalam pembangunan prasarana jalan yang sekarang ini sebarannya belum merata di wilayah Indonesia.Khusus pembangunan prasarana jalan, ada tiga kategori wilayah dalam program pembangunan infratsruktur jalan. Pertama, wilayah telah berkembang yang meliputi Sumatera, Jawa dan Bali. Ketersediaan jalan di wilayah ini berpotensi menjadi bagian dari jaringan jalan raya ASEAN dan Asian Highway. Kedua, wilayah sedang berkembang yang mencakup Kalimantan, Sulawesi dan Nusa Tenggara Barat. Pembangunan jalan di Kalimantan kelak akan menjadi bagian dari jaringan Pan Borneo Highway dan Asean Highway. Ketiga, wilayah pengembangan baru, yang meliputi Kepulauan maluku, Papua dan Nusa Tenggara Timur. Prioritas pengembangan prasarana di wilayah ini diarahkan untuk pengembangan jaringan jalan di pusat-pusat pelayanan wilayah dan jaringan

penghubung antar-pusat pelayanan serta intermoda dengan angkutan laut.Kondisi dan program pembangunan sarana dan prasarana sektor-sektor lainnya juga mengacu pada faktor-faktor tersebut.Ketidak-cukupan dan rendahnya kinerja infrastruktur, khususnya dalam sektor perhubungan laut, telah menyebabkan banyak perusahaan pelayaran memilih negara ASEAN lainnya sebagai pangkalan utama (home base)-nya. Padahal, jika dilihat dari volume barang, seharusnya mereka berpangkalan di pelabuhan Indonesia.

Pada sisi lain, perencanaan pembangunan infrastruktur terkesan belum mengacu kepada pembangunan industri logistik yang berdaya saing tinggi.

Keselamatan dan Kenyamanan TransportasiKondisi sarana dan prasarana yang tidak memadai sehingga kinerjanya sangat rendah, beban biaya yang tinggi termasuk karena kenaikan BBM dan listrik, perizinan yang sangat banyak dan birokratis serta penerapannya yang tidak konsisten dan transparan, menyebabkan pelayanan dalam sektor transportasi tidak efi sien, kenyamanan minim, dan tingkat keselamatan rendah. Kecelakaan penerbangan, pelayaran,

angkutan jalan raya dan bahkan kereta api, mencerminkan rendahnya tingkat keselamatan dan kenyamanan transportasi di Indonesia.

Linkage antarmodaSering pembangunan infrastruktur tidak memperhatikan linkage antarmoda. Akibatnya keterkaitan antarmoda transportasi menjadi rendah, sehingga biaya distribusi menjadi tinggi; jasa logistik nasional tidak memiliki daya saing. Rendahnya linkage antarmoda juga disebabkan adanya ketimpangan ketersediaan infrastruktur antar-daerah.

PembiayaanInvestasi untuk pengembangan jasa transportasi tidak didukung sektor perbankan, dan tingkat bunga saat ini berlaku tidak kompetitif dibandingkan dengan negara lain. Dalam sektor pelayaran, hal tersebut menjadi kendala untuk mewujudkan asas kabotase.

Perpajakan,Retribusi dan Kenaikan Harga BBM dan Listrik Perpajakan dan retribusi dalam sektor jasa transportasi, merupakan beban berat bagi berkembangnya industri transportasi nasional. Pajak kendaraan angkutan umum/massal selayaknya diturunkan untuk mengimbangi kenaikan harga BBM dan listrik.

Mohamad S Hidayat: Pengusaha belum yakin, bahwa dengan kenaikan tarif listrik, tidak akan ada lagi pemadaman

Sampai saat ini, KADIN masih melakukan pengkajian masalah kenaikan tarif listrik untuk kawasan

industri, karena industri besar mau menerima kenaikan tarif listrik, dengan jaminan tidak lagi ada istilah terkena giliran pemadaman. Namun bagi kalangan industri menengah kebawah, kanaikan tarif tersebut akan menjadikan beban yang sangat berat.

Dikatakan Hidayat, bahwa kenaikan tariff yang diberlakukan, belum dapat menjamin kepercayaan kalangan pengusaha , karena kondisi PLN sekarang ini mempunyai minus, tekor Rp26 triliun yang diakibatkan ada tambahan subsidi listrik karena kenaikan harga minyak. Dan….. PLN meminta kepada kalangan pengusaha, supaya seluruh kekurangan yang Rp 26 triliun itu dibebankan ke industri. Nah kalau dihitung, untuk menambal minus yang Rp 26 triliun itu, berarti kenaikannya 80%

untuk golongan 1-3, 1-4 dan B-3. Dan….. itu tidak mungkin. “ Terlalu tinggi.” ujar Hidayat.

“Mula-mula, dengan kenaikan PLN itu, kami tidak mau menerimanya. Akan tetapi setelah terjadi suatu pembicaraan antara KADIN dengan PLN, maka terungkap bahwa ada suatu kesulitan yang sedang dihadapi oleh dipihak PLN. Sehingga kami secara moderat mau mencari problem solving, untuk menjajaki kemungkinannya masing-masing. Kamipun telah memberi tahu kepada PLN, tentang beban yang ditanggung oleh kalangan pengusaha yang terdiri dari beban resmi dan beban tidak resmi.” kata Hidayat.

Dalam menanggapi keluarnya SKB 5 Menteri, Hidayat sebelumnya telah meminta agar dalam aturanya nanti disebutkan bahwa pergeseran dalam

mengganti waktu kerja pada hari Saptu dan Minggu itu sifatnya hanya sementara. Dan tidak mungkin pergeseran waktu kerja pada hari Saptu dan Minggu dapat dilakukan sampai bulan Desember 2009, saat proyek 10 ribu megawatt dimulai. Dan untuk pergeseran itu juga ada masalah-masalah teknis, yaitu akan menggeser kebiasaan para pekerja untuk bertemu dengan keluarganya, dan bagi kaum Nasrani yang beribadah pada hari Minggu ??.

Hidayat mengemukakan, bahwa untuk memenuhi kontrak buyers dengan pihak luar negeri, maka pengiriman barang akan dilakukan pada hari Saptu dan Minggu. “Apakah kantor pengiriman, Bea dan Cukai pada hari tersebut buka ?? Nah kalau diusahakan Bea dan Cukai buka, maka Perbankan juga akan buka ??” ujar Hidayat.

Page 12: Isi Kadin Kondisi Perekonomian Indonesia file1 Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan upaya-upaya konkrit untuk

Agustus - September 2008 Info Kadin 12

KEBIJAKAN DAN REKOMENDASI KADINDari paparan para narasumber serta dialog intensif yang berkembang, Kadin perlu mengembangkan berbagai langkah untuk mendorong tumbuhnya sekor perhubungan atau industri transportasi nasional yang berdaya saing dalam kerangka Indonesia Incorporated. Langkah-langkah tersebut diuraikan secara tabulasi singkat untuk memudahkan penjadwalan dan pengecekan pelaksanaannya.

SUBYEK KETERANGANNo.

Kebijakan pembangunan infrastruktur dan pembangunan sektor transportasi bukan sekadar pembangunan sektor ekonomi semata, tetapi lebih merupakan pembangunan wahana untuk mempertahankan persatuan dan keutuhan nasional dan wahana untuk mensejahterakan bangsa dengan menghilangkan kesenjangan ekonomi, sosial-budaya, politik dan keamanan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Seyogyanya fi losofi ini menjadi pijakan dasar holistik penetapan kebijakan pembangunan nasional dalam semua sektor ekonomi dan sosial budaya.

1.

Kadin harus aktif dan intensif memberikan masukan untuk perumusan peraturan pelaksanaan Undang-Undang 17/2008 tentang Pelayaran. 41 pasal dalam UU ini mengamanatkan Peraturan Pemerintah yang disepakati untuk menjadi 8 PP (dengan adanya penggabungan untuk hal-hal yang berkaitan) dan 8 Peraturan Menteri.

2. Setiap PP dan Permen dari UU ini perlu menampung seluruh aspirasi dunia usaha nasional untuk berkembang dengan daya saing yang tinggi.

Strategi utama (grand strategy) pembangunan sarana-prasarana sektor perhubungan harus mengacu pada kelancaran arus logistik, baik dalam perdagangan dalam negeri maupun perdagangan luar negeri (ekspor-impor)

3. Untuk mengantisipasi kondisi perdagangan internasional, yakni:

Persaingan memasuki pasar dunia semakin ketatPasar dalam negeri menjadi bagian pasar regional melalui FTAProdusen harus mampu tepat harga; tepat kwalitas, tepat deliferi, tepat pasar

1.2.

3.

Rancangan Peraturan Pemerintah dalam lingkup jasa logistik perlu segera diselesaikan dengan mengacu kepada undang-undang dalam bidang perhubungan serta kepada pewujudan layanan satu atap perdagangan luar negeri (National Single Window)

RPP ini dapat dijadikan blueprint logistik nasional sebelum adanya suatu undang-undang yang komprehensif dengan visi yang jauh kedepan dan mengutamakan daya saing nasional.

4.

Periizinan ekspor-impor perlu disederhanakan tanpa mengurangi aspek keamanan dan ketahanan ekonomi nasional

Dewasa ini, sesuai dengan data Tim NSW, terdapat 20 “pintu perizinan” dengan 178 dokumen perizinan.

5.

Dalam pembangunan infrastruktur dan pengembangan sektor-sektor perhubungan, perlu diperhatikan linkage integrasi antarmoda transportasi

Kebijakan ini diperlukan agar jasa transportasi menjadi kompetitif menghadapi persaingan intrernasional

6.

Pemerintah harus segera secara konsekuen dan konsisten menerapkan asas kabotase sesuai amanat UU 17/2008 dan Inpres 5/2005

Inpres 5/2005 sudah berusia 3 tahun lebih, tapi langkah konkret pelaksanaannya belum ada

7.

Asas kabotase juga harus diterapkan dalam sektor penerbangan. Bandar udara yang dapat didarati penerbangan asing harus sebanding dengan bandar udara negara mitra yang terbuka bagi penerbangan nasional Indonesia

Contoh: Jika Thailand hanya membuka 1 bandara bagi perusahaan penerbangan Indonesia, maka bagi penerbangan Thailand juga hanya satu bandara yang dapat didarati perusahaan penerbangannya

8.

Pemerintah seyogyanya membatasi jumlah pelabuhan internasional (ocean port), pelabuhan-pelabuhan lainnya dijadikan sebagai pelabuhan feeder.

Kebijakan ini perlu untuk mempercepat keterlaksanaan asas kabotase

9.

Untuk mempercepat pembangunan infrastruktur, alokasi anggaran pembangunannya sudah harus dinaikkan, setidaknya 6-7% dari APBN

Saat ini anggaran infrastruktur hanya sekitar 3% APBN, yang berimplikasi rendahnya daya saing, inefi siensi tinggi dan kontribusinya pada PDB rendah.

10.

Page 13: Isi Kadin Kondisi Perekonomian Indonesia file1 Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan upaya-upaya konkrit untuk

13Info Kadin Agustus - September 2008

SUBYEK KETERANGANNo.

Pembangunan dryport dengan dukungan transportasi angkutan barang massal yang efektif dan efi sien yaitu kereta api harus dikembangkan.

11.

Perlu dibentuk Komisi Keselamatan Transportasi untuk peningkatan keselamatan transportasi yang optimal

Masalah keselamatan perlu ditingkatkan karena belum menjadi perhatian yang sungguh-sungguh.

12.

Untuk menekan biaya transportasi karena kenaikan BBM, sekaligus untuk menambah dan meremajakan alat angkutan barang dan angkutan umum massal, sebaiknya pemerintah pemerintah menurunkan pajak balik nama alat angkutan umum menjadi 0%.

Sebagai angkutan massal yang dapat mengangkut barang dalam jumlah besar yang efektif dan efi sien, perlu dikembangkan prasarana dan sarana angkutan kereta api dari dryport sehingga masuk ke dermaga bongkar-muat pelabuhan.Perlunya dibangun prasarana KA dari dryport hingga masuk dermaga bongkar-muat pelabuhan (tidak double handling lagi), sehingga barang bisa langsung dihandle menggunakan crane langsung ke kapal.Perlunya dibangun prasarana KA (dibangun double track) dari dryport hingga dermaga bongkar-muat pelabuhan dan pengadaan sarana angkutan KA (lokomotif dan gerbong) yang handal untuk mempertinggi pelayanan pengiriman barang.

1.

2.

3.

Catatan:Pembangunan transportasi kereta api baru dari kawasan industri ke pelabuhan ekspor-impor, khususnya pelabuhan Tanjung Priok perlu pengkajian dengan matang**), karena pada saat ini kepadatan di areal pelabuhan tidak memungkinkan manuver kereta api lebih cepat.

13.

Dalam penentuan tarif penerbangan penumpang, Pemerintah seyogyanya cukup mengatur tarif bawah, sedangkan tarif atas sewajarnya dilepaskan penetapannya kepada setiap perusahaan

Tarif bawah harus diatur pemerintah untuk menjamin terlaksananya keselamatan penerbangan

14.

Untuk meningkatkan daya saing, sudah seharusnya dikembangkan pelayanan online

Umumnya pelayanan saat ini masih manual15.

Penurunan pajak menjadi 0% lebih mudah dan lebih efektif daripada program smartcard BBM, sekaligus lebih merangsang investasi di sektor transportasi. Pendapatan negara dari pajak penjualan kendaraan relatif kecil terhadap pembentukan PDBEfektif untuk meminimalkan beban biaya sosial (social costs)

1.

2.

KPPOD AWARD, Merupakan Suatu Ajang Kompetisi Sehat Antar Pemerintah Daerah

KPPOD (Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah) kembali melakukan survey atas Tata Kelola Ekonomi di Daerah. Untuk Award tahun ini, jumlah responden yang di survey sebanyak 243 pemerintah daerah

setingkat kabupaten/kota. Pengumuman hasil survey telah dilakukan di Balai Kartini pada acara KPPOD Award tanggal 22 Juli 2008 lalu.

Daerah penelitian kali ini berbeda dengan

survei tahun sebelumnya yang mencakup hampir seluruh provinsi di Indonesia (namun tidak seluruh kabupaten/kota di tiap prpvinsi), survei tata kelola ekonomi daerah 2007, meliputi 15 provinsi , namun mencakup seluruh kabupaten

Page 14: Isi Kadin Kondisi Perekonomian Indonesia file1 Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan upaya-upaya konkrit untuk

Agustus - September 2008 Info Kadin 14

/kota di 15 provinsi tersebut. Untuk sisa seluruh kabupaten/kota dari 18 provinsi yang disurvei tahun 2007, akan dilakukan survei di tahun berikutnya.Metodologi dan Fokus Penelitian:Fokus studi tahun 2007, berbeda dengan penelitian pada tahun-tahun sebelumnya.

Apabila studi tahun 2001 – 2005 menggabungkan indicator-indikator yang bersifat anugerah (endowment variables) seperti sumber daya alam dengan indikator-indikator yang bersifat kebijakan, maka studi pada tahun 2007 hanya meneliti indicator-indikator

kebijakan.Hal ini dimaksudkan agar hasil studi dapat focus pada sejumlah rekomendasi untuk perbaikan tata kelola ekonomi daerah yang dapat dengan segera dapat dilaksanakan oleh tiap-tiap pemerintah daerah yang bersangkutan.

Ada 10 Kategori KPPOD Award, yaitu:Tata Kelola Ekonomi Daerah diberikan kepada Pemda Kota. Blitar;Akses Terhadap Lahan Usaha dan Kepastian Usaha diberikan kepada Pemda Kab. Timor Tengah Utara; Perizinan Usaha diberikan kepada Pemda Kota Blitar;Interaksi Pemda dengan Pelaku Usaha diberikan kepada Pemda Kab. Musi Rawas;Program Pengembangan Usaha diberikan kepada Pemda Kab. Bantul;Integritas Bupati / Walikota diberikan kepada Pemda Kab. Soppeng;Biaya Transaksi di Daerah diberikan kepada Pemda Kab. Tabanan - Bali;Pengelolaan Infrastruktur Fisik di Daerah diberikan kepada Pemda Kab. Tuban-Jawa Timur ;Keamanan dan Resolusi Konfl ik diberikan kepada Pemda Kab. Pamekasan – Jawa Timur;dan Peraturan Daerah diberikan kepada Pemda Kota. Prabumulih.

1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.

Penyerahan penghargaan dilakukan oleh Ketua Umum Kadin Indonesia Mohamad S. Hidayat didampingi oleh Sofyan Wanandi (Dewan Pembina KPPOD) dan Douglas E. Ramage (Country Rep. The

Asia Foundation). Pemberian KPPOD Award, bertujuan untuk memberikan informasi mengenai kinerja pemerintah daerah dibidang tata kelola ekonomi daerah, dan juga

dimaksudkan untuk menciptakan kompetisi yang positif antar kabupaten/kota di Indonesia .

Ketua Umum Kadin Indonesia Mohamad S. Hidayat (kanan) memberikan selamat kepada perwakilan Pemda penerima penghargaan KPPOD Award

Ketua Umum Kadin Indonesia Mohamad S. Hidayat, (no 8 dari kiri), Sofjan Wanandi,(no 5 dari kiri), dan Douglas E. Ramage (paling kiri) berfoto bersama dengan perwakilan pemerintah daerah yang menerima penghargaan KPPOD Award.

Laporan Lengkap Hasil Penelitian Tata Kelola Ekonomi Daerah di Indonesia Tahun 2007Dapat diperoleh di Sekretariat KPPOD

Plaza Grat River, 15th fl oor, Jl. HR Rasuna Said Kav.X-2 No.1 Jakarta 12950Tel: +62 (021) 5226018, Fax: +62 (021) 522 6027, Home Page: http://www.kppod.org

Kontak: P.Agung Pambudhi, E-mail:[email protected]

Page 15: Isi Kadin Kondisi Perekonomian Indonesia file1 Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan upaya-upaya konkrit untuk

15Info Kadin Agustus - September 2008

Pemberitahuan awal mengenai penyelenggaraan Munas-V Kadin

Sehubungan dengan akan berakhirnya masa jabatan Dewan Pertimbangan dan Dewan Pengurus Kadin Indonesia tahun 2004 – 2009, maka dengan ini diberitahukan bahwa Dewan

Pengurus Kadin Indonesia akan menyelenggarakan Musyawarah Nasional Ke-V Kamar Dagang dan Industri (disingkat Munas-

V Kadin) untuk memilih dan mengangkat Dewan Pertimbangan dan Dewan Pengurus Kadin Indonesia masa bakti 2009 – 2014 yang menurut rencana akan dilaksanakan pada tanggal 19 – 20 Desember 2008 di Jakarta.Munas-V Kadin dihadiri oleh Peserta dan Peninjau, yaitu :

Peserta Munas-V Kadin terdiri atas :a. Anggota Biasa yang diwakili oleh utusan Anggota, yaitu : a.1. Para Ketua Umum Dewan Pengurus Kadin Provinsi secara ex-offi cio ; a.2. Utusan Anggota Provinsi yang dipilih dalam Rapat Dewan Pengurus Lengkap Kadin Provinsi yang diagendakan khusus untuk itu menjelang Munas-V Kadin, sebanyak 2 (dua) orang ;b. Dewan Pertimbangan Kadin Indonesiac. Dewan Pengurus Lengkap Kadin Indonesiad. Anggota Luar Biasa yang diwakili oleh utusan Organisasi Perusahaan dan Organisasi Pengusaha Tingkat Nasional yang dipilih melalui konvensi yang khusus diadakan untuk itu menjelang Munas-V Kadin.

1.

Peninjau Munas-V Kadin terdiri atas :a. Anggota Kehormatan Kadin Indonesia ;b. Utusan Anggota Provinsi diluar Peserta dengan membawa Mandat dari Dewan Pengurus Kadin Provinsi masing-masing ;c. Utusan Anggota Kabupaten/Kota dengan membawa Mandat dari Dewan Pengurus Kadin Kabupaten/Kota dan Dewan Pengurus Kadin Provinsi masing-masing ;d. Utusan Anggota Luar Biasa Tingkat Nasional diluar Peserta dengan membawa Mandat dari organisasi masing-masing ;e. Tokoh-tokoh pengusaha dan masyarakat Indonesia tingkat nasional ;f. Pengusaha asing ;g. Pejabat Pemerintah.

2.

Peserta Munas-V Kadin sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf d tersebut diatas harus memenuhi seluruh kewajibannya sebagaimana dimaksud Anggaran Dasar Kadin Pasal 32, termasuk kewajiban keuangan pada organisasi sampai dengan tahun berjalan.Jumlah Peninjau Munas-V Kadin sebagaimana dimaksud huruf b sampai dengan huruf g tersebut diatas ditentukan oleh Dewan

Pengurus Kadin Indonesia.Selanjutnya, dalam waktu dekat, Dewan Pengurus Kadin Indonesia akan menyampaikan undangan kepada seluruh Peserta dan Peninjau Munas-V Kadin disertai berbagai penjelasan dan ketentuan yang dianggap perlu untuk diketahui dan dilaksanakan sebagaimana mestinya. (sekretariat Kadin Indonesia).

Laporan Ekonomi Bulanan Juli 2008Oleh Sekretariat KADIN Indonesia Erna Zetha RusmanPerkembangan Ekonomi Indonesia

Setelah mencapai rekor tertinggi di atas US$ 147 per barrel pada pertengahan Juli lalu, tren harga minyak dunia akhirnya mengalami penurunan sehingga kembali berada di bawah US$ 120 per barrel. Penurunan ini terutama terjadi setelah munculnya pengumuman mengenai cadangan minyak mentah Amerika Serikat yang ternyata lebih besar dari perkiraan pasar. Peningkatan cadangan minyak di Amerika Serikat tidak saja merupakan indikasi terjadinya penurunan permintaan minyak, tetapi juga sebagai dampak dari melemahnya perekonomian negara tersebut. Selain itu perkembangan krisis nuklir Iran yang melunak, seiring dengan perubahan kebijakan diplomasi AS, juga berpengaruh

besar terhadap penurunan harga minyak dunia.

Meskipun harga minyak mentah dunia yang menurun melegakan banyak pihak, namun kondisi perekonomian dunia belum dapat dikatakan terlepas dari ancaman resesi. Selain belum ada tanda-tanda bahwa krisis fi nansial – akibat krisis macet di AS -- akan segera berlalu, ancaman infl asi global juga semakin meningkat karena tingginya ekspektasi infl asi, yang semakin terpicu oleh ketidakstabilan sektor fi nansial. Indeks harga saham global terus mengalami penurunan, dan ini bisa berdampak luas karena dikhawatirkan dapat mengganggu proses rekapitalisasi

perbankan dan lembaga keuangan lainnya. Di awal Agustus ini penurunan indeks harga saham dialami oleh hampir seluruh bursa saham dunia, termasuk di Indonesia. Bursa saham Amerika Serikat melemah setelah Pemerintah AS mengumumkan penurunan belanja konsumen sebesar 0,2 persen pada bula Juni lalu. Hal ini menunjukkan terjadinya penurunan daya beli akibat peningkatan infl asi di negara tersebut. Pasar saham Eropa melemah setelah diumumkannya penurunan laba Bank HSBC (bank terbesar di Eopa) secara drastis yang juga terkait dengan krisis di Amerika Serikat. Dan melemahnya sebagian besar pasar saham Asia tidak saja karena faktor negatif memburuknya

Page 16: Isi Kadin Kondisi Perekonomian Indonesia file1 Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan upaya-upaya konkrit untuk

Agustus - September 2008 Info Kadin 16

DOW Jones Index dan Indeks Harga Saham Gabungan di BEI January 2007- 4 Agustus 2008

10,500

11,000

11,500

12,000

12,500

13,000

13,500

2-Jan

-0814

-Jan-

0823

-Jan-

0831

-Jan-

0821

-Feb

-0829

-Feb

-0811

-Mar-

0819

-Mar-

0828

-Mar-

087-A

pr-08

15-A

pr-08

23-A

pr-08

2-May

-0812

-May

-0821

-May

-082-J

un-08

10-Ju

n-08

18-Ju

n-08

26-Ju

n-08

7-Jul-

0815

-Jul-0

823

-Jul-0

81-A

ug-08

2000

2200

2400

2600

2800

DJIAIHSG

DJIA IHSG

perekonomian AS, tetapi juga karena peningkatan infl asi telah mendorong

kenaikan tingkat suku bunga di beberapa negara Asia.

Kendati demikian, Dana Moneter Internasional (IMF) melihat bahwa krisis kredit di Amerika Serikat tidak seburuk yang dikhawatirkan berbagai pihak. Meskipun juga memperkirakan kenaikan tingkat infl asi pada berbagai negara di dunia, lembaga ini menjelang akhir bulan Juli lalu, melakukan revisi ke atas terhadap terhadap perkiraan pertumbuhan ekonomi dunia untuk tahun 2008, yaitu menjadi 4,1 persen dari sebelumnya sebesar 3,7 persen. Begitupun lembaga tersebut tetap memperingatkan bahwa perekonomian dunia masih berada pada kondisi yang sangat sulit. Hal ini tidak saja berkaitan dengan menurun tajamnya tingkat permintaan sektor-sektor ekonomi akibat tingginya tekanan infl asi, tetapi juga dipengaruhi oleh ketidak stabilan sektor keuangan dan kondisi pasar saham global.

Setelah sempat mengalami sedikit tekanan di bulan Mei 2008, sejak bulan Juni lalu kurs rupiah cenderung terus menguat hingga akhir bulan Juli lalu. Sebagai lembaga yang bertugas menjaga laju infl asi dan menjaga stabilitas kurs mata uang rupiah, Bank Indonesia dapat dikatakan berhasil menjaga nilai rupiah pada level yang relatif aman bagi perkembangan ekonomi Indonesia, kendati harus mengorbankan cadangan devisa.

Melemahnya rupiah ke level Rp 9.376 per dollar AS pada 27 Mei 2008 lalu sempat menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku ekonomi. Kekhawatiran terhadap terganggunya stabilitas moneter muncul bersamaan dengan meningkatnya angka infl asi pada bulan Mei tersebut. Intervensi Bank Indonesia berhasil membawa kurs rupiah ke tingkat yang lebih aman, meskipun kebijakan ini membawa konsekuensi pada menurunnya cadangan devisa. Posisi cadangan devisa yang pada

Perkembangan Pasar Uang dan Pasar Modal

Kurs Tengah Rupiah terhadap Dollar AS Januari 2008 - 4 Agustus 2008

9,1039,000

9,100

9,200

9,300

9,400

9,500

2-Ja

n-08

11-J

an-0

821

-Jan

-08

29-J

an-0

87-

Feb-

0815

-Feb

-08

25-F

eb-0

84-

Mar

-08

13-M

ar-0

825

-Mar

-08

2-A

pr-0

810

-Apr

-08

18-A

pr-0

828

-Apr

-08

7-M

ay-0

815

-May

-08

23-M

ay-0

82-

Jun-

0810

-Jun

-08

18-J

un-0

826

-Jun

-08

4-Ju

l-08

14-J

ul-0

822

-Jul

-08

30-J

ul-0

8

Rp/

US$

23 Mei 2008 tercatat sebesar US$ 58,8 miliar, turun hampir sebesar 2 miliar pada 6 Juni 2008 lalu, yaitu menjadi US$ 56,9 miliar. Namun, kinerja ekspor yang sangat baik dalam dua bulan terakhir ini telah meningkatkan kembali cadangan devisa, dan bahkan mencapai angka US$ 60,6 miliar pada akhir Juli 2008 lalu. Cadangan devisa sebesar itu merupakan suatu prestasi tersendiri bagi perekonomian Indonesia, karena selain diperoleh dalam kondisi perekonomian dunia yang sedang melemah, cadangan yang sejumlah 5,5 bulan impor itu diharapkan mampu menjaga kelanjutan kegiatan perekonomian.

Selain menjaga stabilitas rupiah Bank Indonesia juga terus mengantisipasi kemungkinan dampak dari naiknya infl asi akibat kenaikan harga BBM. Dalam menjaga kemungkinan melonjaknya infl asi tersebut, Bank Indonesia sampai telah empat kali menaikkan suku bunga acuan BI-rate sejak bulan Mei lalu, sehingga sejak

5 Agustus 2008 lalu BI-rate kembali berada pada level 9 persen. Hal ini diharapkan dapat menahan keluarnya dana dari Indonesia, yang berpotensi menurunkan kurs rupiah jika suku bunga riil dalam negeri mengalami penurunan. Dengan suku bunga BI-rate sebesar 9 persen, diharapkan suku bunga riil di Indonesia tidak terlalu rendah dengan infl asi kumulatif (selama tujuh bulan) sebesar 8,85 persen hingga bulan Juli lalu. Melalui kebijakan-kebijakannya ini Bank ini terlihat sangat konsisten menjaga stabilitas moneter dalam negeri, baik dengan menjaga stabilitas nilai tukar maupun menjaga tingkat infl asi agar tidak mengalami overshooting.

Sementara itu, terus menurunnya kinerja pasar modal Indonesia berlangsung sejalan dengan menurunnya kinerja pasar modal global. Sejak 20 Juni 2008 indeks Dow Jones terus terkoreksi tajam, sehingga pada 15 Juli 2008 sempat berada pada level 10,962.54, atau mengalami penurunan sebesar 13,3 persen terhadap level 12,638.32 pada akhir Mei 2008. Dalam kurun waktu yang sama indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia juga mengalami penurunan sebesar 9,4 persen, yaitu dari 2,444.35 pada akhir Mei 2008 menjadi 2,214.85 pada 15 Juli 2008 lalu.

Selain dipengaruhi oleh melemahnya bursa global, penurunan IHSG juga dipengaruhi oleh reaksi negatif pasar terhadap tingginya tingkat infl asi dalam dua bulan terakhir ini. Angka infl asi yang mencapai 1,41 persen pada bulan Mei dan sebesar 2,46 persen pada bulan Juni lalu telah menimbulkan kekhawatiran pada para pelaku pasar. Disamping itu, naiknya suku bunga SBI dan suku bunga deposito yang ditawarkan

Page 17: Isi Kadin Kondisi Perekonomian Indonesia file1 Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan upaya-upaya konkrit untuk

17Info Kadin Agustus - September 2008

sektor perbankan, diperkirakan juga telah merubah portolio investasi di kalangan para investor, yaitu dengan mengalihkan sebagian dananya dari pasar modal ke deposito atau obligasi. Kembali meningkatnya indeks harga saham

dunia pada minggu keempat Juli 2008, juga segera diikuti oleh membaiknya IHSG di BEI, sehingga pada akhir Juli 2008 IHSG di Bursa Efek Indonesia tercatat berada pada level 2.304,51. Secara umum kenaikan IHSG tersebut didorong oleh

kenaikan harga saham pada hampir semua sektor. Namun pendorong utama adalah kenaikan harga saham-saham komoditas di sektor pertambangan dan perkebunan, serta kenaikan harga saham unggulan yang tergabung dalam indeks LQ-45.

Meskipun dampak kenaikan harga BBM sudah mulai berkurang, namun angka infl asi pada bulan Juli 2008 relatif masih tinggi, yaitu sekitar 1,37 persen. Sehingga secara kumulatif pada Januari-Juli 2008 angka infl asi sudah mencapai 8,85 persen, yang memastikan bahwa angka infl asi untuk seluruh tahun 2008 akan mencapai double digit. Pada bulan Juli lalu laju infl asi yang cukup tinggi terutama disumbang oleh kelompok pengeluaran bahan makanan yang mencatat infl asi sebesar 1,85. Kemudian diikuti oleh kelompok perumahan, listrik, gas dan bahan bakar, serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga, yang laju infl asi pada kedua kelompok pengeluaran tersebut pada bulan Juli 2008 masing-masing mencapai 1,8 persen dan 1,74 persen.

Adanya gangguan suplai bahan makanan dan kenaikan harga elpiji merupakan penyebab utama tingginya angka infl asi pada bulan Juli lalu. Kebijakan konversi energi dari minyak tanah bersubsidi ke elpiji di seluruh Jakarta tidak saja mendorong kenaikan konsumsi masyarakat terhadap gas tetapi juga mendorong kenaikan harga elpiji akibat ketidaksiapan Pemerintah menyediakan stock elpiji

Laju Infl asi

Perekonomian Indonesia yang dapat tumbuh sebesar 6,3 persen pada triwulan I 2008 merupakan suatu hal yang cukup menggembirakan, di tengah melemahnya perekonomian dunia. Dilihat dari dari empat komponen pengguna Produk

Inflasi Kumulatif (%)2006 - 2008

8.85

6.59

0123456789

10

Janu

ary

Febr

uary

Mar

ch

April

M

ay

June

July

Augu

st

Sept

embe

r

Oct

ober

Nov

embe

r

Dece

mbe

r

%200820062007

secara memadai. Lagi-lagi dalam hal ini kita melihat arogansi pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan-kebijakannya. Tidak adanya koordinasi antar berbagai instansi terkait juga tercermin dalam kebijakan sektor migas, dan lagi-lagi yang dirugikan adalah masyarakat luas.

Selain itu tahun ajaran baru yang diikuti oleh kenaikan biaya pendidikan juga menjadi pemicu infl asi pada bulan Juli lalu. Kenaikan uang sekolah dari tingkat SD sampai tingkat Perguruan Tinggi,

dan semakin mahalnya harga buku dan kepentingan sekolah lainnya menunjukkan bahwa sampai saat ini ketersediaan pendidikan murah hanya slogan semata.

Pemerintah belum betul-betul serius ingin meningkatkan pendidikan masyarakat, karena pada kenyataannya pembebasan SPP pada tingkat SD dan SMP Negeri tidak menjadikan biaya sekolah lebih murah dengan tetap tingginya pungutan-pungutan di luar SPP dan mahalnya harga buku sekolah.

Perkembangan Ekspor ImporDomestik Bruto (PDB) terlihat bahwa ekspor merupakan motor penggerak utama yang telah mendorong pertumbuhan sebesar itu. Meningkatnya harga ekspor berbagai komoditas perkebunan dan pertambangan menjadikan perekonomian Indonesia

pada saat itu (triwulan I 2008) sangat didukung oleh kenaikan ekspor barang yang mencapai 31,4 persen. Dari kenaikan ini, sektor migas mencatat kenaikan nilai ekspor sebesar 61,8 persen dan sektor pertanian mencatat kenaikan ekspor sebesar 41,7 persen.

Kondisi seperti ini, yang masih berlanjut sampai akhir semester I 2008 tentu sangat melegakan. Hal tersebut menunjukkan bahwa permintaan pasar dunia terhadap komoditas ekspor Indonesia masih kuat, dan karenanya perlu diimbangi oleh peningkatan produksi dalam negeri. Ketergantungan ekonomi pada kinerja ekspor semata tidak akan menjadi persoalan selama didukung oleh peningkatan produksi yang memadai. Namun hal tersebut tentunya juga sangat membutuhkan peningkatan investasi secara lebih moderat. Dengan data empiris yang menunjukkan bahwa kenaikan ekspor sangat ditunjang

Page 18: Isi Kadin Kondisi Perekonomian Indonesia file1 Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan upaya-upaya konkrit untuk

Agustus - September 2008 Info Kadin 18

Dari sejumlah komoditi ekspor non-migas Indonesia, plastik merupakan salah satu jenis komoditas ekspor

Indonesia ke Pakistan.

Pertumbuhan Industri Plastik Pakistan Industri Plastik, merupakan salah satu industri yang tertua di Pakistan. Keberadaannya sejak tahun 1947, berpusat di kota pusat bisnis Lahore. Penggunaan bahan palstik tersebut menunjukkan peningkatan terus menrus, dan kira-kira 60 persen industri plastik berlokasi didaerah Lahore.

Pertumbuhannya cukup pesat, yakni mencapai rata-rata 15 % jika dibanding dengan pertumbuhan industri plastik dunia yang hanya mencapai 8%. Dan industri plastik Pakistan terdiri dari dua segmen, yakni 7 unit industri hulu dan industri hilir yang didominasi oleh sektor informal yakni sekitar 5000 unit.

Seiring dengan berkembangnya industri plastik didalam negerinya, Pakistan telah berhasil mengekspor produk-produk dari plastik ke beberapa pasar di dunia. Antara lain: Australia, Afrika Selatan, Saudi Arabia, West Indies, UAE, Kuwait, Nigeria dan Zimbabwe. Selain itu, Pakistam nerupakan tempat yang strategis bagi buyer lokal, dan internasional jika dilihat dari segi

lokasi negara tersebut.

Sebagian besar ekspor plastik Pakistan terdiri dari Polyethylene terephthalate (PET) resin, yang digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan botol bagi industri minuman (43,8%), bubuk PVC (3,9%), miscellaneous plastic (17,4%), kitchenware (3,7%) dan produk-produk plastik lainnya (31,3%). Industri plastik di Pakistan tersebut telah menarik sejumlah investasi yang mencapai sekitar US 260 milyar dolar, dimana kebanyakan investasi tersebut berupa Foreign Direct Investment (FDI). Sedangkan industri lainnya yang terkait dengan industri plastik, seperti percetakan dan pengepakan juga mengalami pertumbuhan cukup pesat, selama beberapa tahun ini.

Ekspor Plastic Materials Indonesia ke Pakistan

Dari sejumlah komoditi ekspor non-migas Indonesia, plastik merupakan salah satu jenis komoditas ekspor Indonesia ke Pakistan.

Berdasarkan data statistik perdagangan antara Indonesia dengan Pakistan dari tahun 2001 sampai 2005, terlihat bahwa ekspor komoditas plastik Indonesia dari segi nilai menunjukkan peningkatan yang cukup signifi kan.

Jenis komoditi ekspor plastik Indonesia ke Pakistan yang mempunyai nilai cukup tinggi adalah polymer of ethylene in primary forms. Tercatat bahwa pada tahun 2005, nilai ekspor polymer of ethylene in primary forms dari Indonesia ke Pakistan mencapai US 328,97 ribu dolar, atau mengalami kenaikan sebesar US 123,79 ribu dolar jika dibandingkan dengan tahun 2001 yang hanya mencapai US 205,18 ribu dolar.

Jenis komoditi ekspor plastik Indonesia ke Pakistan yang mempunyai nilai yang cukup besar adalah plates, sheets, fi lm, foil and strip of plastics yang mengalami kenaikan sebesar US 92,76 ribu dolar pada tahun 2005 jika dibandingkan dengan tahun 2001. Pada tahun 2005, ekspor plates, sheets, fi lm, foil and strip of plastics mencapai US 186 ribu dolar. Sedangkan pada tahun 2001 hanya mencapai US $ 93,76 ribu dolar.Impor plasic material Pakistan dari tahun ketahun terus memperlihatkan kecenderungan meningkat. Kecenderungan peningkatan impor plastic materials tersebut, tentunya dapat dimanfaatkan oleh para pengusaha dari Indonesia, dan dapat untuk dijadikan penjajakan peluang peningkatan ekspor plastik Indonesia ke Pakistan, serta upaya-upaya promosi produk plastik andalan Indonesia.

(sumber: KBRI Islamabad / yp)

KadinInternasional

oleh kenaikan ekspor CPO, karet dan produk karet, batu bara, kopi, teh, dan kakao, selayaknya semangat pemerintah terpacu untuk mendorong investasi di sektor pertanian dan pertambangan. Semangat pemerintah ini harus direfl eksikan dalam bentuk perhatian penuh dan serius, dengan segera mengeluarkan kebijakan-kebijakan ekonomi yang dapat mendorong peningkatan investasi dan produksi.

Pada Januari-Juni 2008 nilai ekspor Indonesia yang mencapai 70,45 miliar dollar AS merupakan kenaikan sebesar 30,8 persen terhadap nilai ekspor pada periode yang sama tahun 2007. Dengan nilai impor sekitar 65,05 miliar dollar AS, maka pada semester I 2008 neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus sebesar 5,4 miliar dollar AS. Surplus tersebut

diperoleh dari surplus neraca perdagangan non migas yang mencapai 6,03 miliar dollar AS, karena neraca perdagangan migas mencatat defi sit sebesar US$ 630,2 juta. Hal ini menunjukkan bahwa era migas telah menjadi masa lalu bagi perekonomian Indonesia. Dewasa ini kinerja ekspor Indonesia terselamatkan oleh lonjakan harga minyak sawit mentah (CPO), yang menyebabkan komoditi ini menjadi penyumbang utama ekspor non-migas Indonesia. Pada tahun 2007 nilai ekspor CPO dan produk turunannya mencapai US$ 10,23 miliar atau 11,13 persen dari total nilai ekspor non-migas. Dalam periode Januari-Juni 2008 nilai ekspor CPO dan produk turunannya sudah mencapai US$ 9,16 miliar, atau 16,9 persen dari total nilai ekspor non-migas.

Secara sektoral, naiknya nilai ekspor pada

Januari-Juni 2008 terutama didukung oleh naiknya ekspor hasil pertanian yang mencapai 50,1 persen, serta hasil industri sebesar 25,1 persen. Sementara ekspor sektor pertambangan dan lainnya hanya mengalami kenaikan sebesar 5,2 persen. Namun jika dilihat kontribusi secara sektoral, kontribusi ekspor produk industri pada periode Januari-Juni 2008 tercatat sebesar 64,55 persen yang kemudian diikuti oleh sektor pertambangan di luar migas sebesar 9,3 persen. Sedangkan sektor pertanian hanya mencapai sekitar 3,4 persen saja. Kondisi ini semakin menunjukkan bahwa membaiknya kinerja ekspor Indonesia lebih ditopang oleh situasi eksternal berupa kenaikan harga komoditas sektor perkebunan. Pertanyaannya bagaimana jika harga komoditas yang menjadi andalan ekspor tersebut mengalami penurunan?

Perkembangan Industri Plastik Pakistan, dan Peluang Ekspor Plastik dari Indonesia ke Pakistan

Page 19: Isi Kadin Kondisi Perekonomian Indonesia file1 Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan upaya-upaya konkrit untuk

19Info Kadin Agustus - September 2008

Undangan untuk mengikuti Festival Kopi dan Teh di Tashkent pada tanggal 19 - 21 November 2008.International Exhibition Group Uzbekistan (IEG) akan menyelenggarakan 3rd International Apecialized Exhibition – Festival Tea & Coffee and Specialized Exhibition Sweet Expo Uzbekistan di Taskent.

Selain untuk mengembangkan prospek industri the dan kopi di Uzbekistan, pameran ini juga bertujuan untuk menampilkan kemajuan di bidang produksi dan pemrosesan dari perusahaan negara lain penghasil the dan kopi.Selain itu, pada pameran ini juga akan ditampilkan produk the & kopi, produk susu dan kue kering, madu, proses pengalengan dan asesoris penyajian the dan kopi.Negara-negar yang diharapkan akan membuka stand disana adalah: Turki, Azerbaijan, Georgia, Rusia, Cina, Korea, India, Indonesia, Sri Lanka, Bangladesh, Mesir, Iran, Vietnam dan Uzbekistan. (yoyo sp, sumber: KBRI Tashkent)

Komoditas ekspor dan impor terbesar Indonesia ke Tanzania adalah: produk kimia, semen, barang

elektronik, furniture dan lain sebagainya. Selengkapnya…

Beberapa komoditas ekspor dan impor terbesar Indonesia ke Tanzania adalah: produk kimia, semen, barang elektronik, furniture dan lain sebagainya. Produk Indonesia yang masuk ke Tanzania merupakan barang-barang low medium yang dikenal memiliki mutu yang lebih baik dengan harga yang cukup kompetitif.

Perkembangan Hubungan Ekonomi Indonesia dan Tanzania.

Furniture yang diminati, pada umumnya terbuat dari bahan kayu jati, mahoni, rotan alami

dan sintetik, besi, alumunium, plastik, dan bamboo.

Beberapa waktu lalu, Pelaksana Fungsi Ekonomi KBRI Praha meninjau pameran internasional

furniture (Mobitex) yang berlangsung di kota Brno (kota kedua terbesar setelah Praha), untuk melihat dari dekat produk furniture dari negara lain, dan mendapatkan informasi dalam upaya meningkatkan ekspor furniture dari Indonesia yang merupakan salah satu komoditi ekspor utama Indonesia ke Ceko.

Pameran yang diadakan secara reguler dalam setiap tahun sekali itu, merupakan pameran terbesar untuk kawasan Eropa Tengah dan Timur yang diikuti oleh 240 peserta dari 10 negara, seperti dari: China, Austria, Jerman, Korea Selatan, Makedonia, Polandia, Slovakia, Turki serta Inggris,

yang masing-masing negara mengirimkan 4 sampai 5 perusahaannya, namun sebagian besar masih didominasi oleh perusahaan dari Republik Ceko.

Furniture yang dipamerkan, pada umumnya terbuat dari bahan kayu jati, mahoni, rotan alami dan sintetik, besi, alumunium, plastik, bamboo. Sedangkan produk yang ditampilkan adalah furniture untuk ruang tamu, kamar tidur, ruang makan dan dapur, termasuk perlengkapan untuk hotel, sekolah, kantor, taman dll.

Dilaporkan oleh Pelaksana Fungsi Ekonomi KBRI Praha, model furniture dari Indonesia pada umumnya memiliki ukiran dengan bahan jenis kayu mahoni, yang banyak disukai oleh konsumen kelas menengah

keatas. Namun, banyak importir dari Ceko yang mengeluh, bahwa furniture kayu dari Indonesia setelah dipakai, atau bahkan baru beberapa hari disimpan digudang sering mengalami penyusutan dan retak karena adanya perbedaan suhu udara. Akan tetapi furniture yang terbuat dari rotan, tidak mengalami masalah dengan perbedaan kelembaban udara.

Untuk mengatasi masalah itu, para importir umumnya mendatangkan furniture setengah jadi dari Indonesia, dan setelah mengalami fi nishing di Ceko, barulah dijual kepasaran. Dalam memenuhi jumlah pemesanan furniture, maka dari Indonesia dalam setiap 2 sampai 3 bulan didatangkan 1 kontainer (40 feet) ke Ceko. Selain untuk memenuhi pasar Ceko, mereka juga menjual kepada

Informasi Kepada Para Ekspotir Furniture, bilamana akan mengekspor produknya ke Ceko.

Tanzania sebagai salah satu negara besar di kawasan Afrika Timur telah turut andil dalam menciptakan stabilitas kawasan, baik secara politik ataupun ekonomi. Dalam bidang ekonomi, Tanzania telah berhasil meningkatkan perekonomian negara, dan hal ini dapat dilihat dari meningkatnya pertumbuhan GDP sampai dengan 6,7% pada tahun 2007.

Indikator ini telah menunjukkan besarnya potensi dan daya tarik Tanzania, khususnya bagi masuknya produk ekspor Indonesia. Dalam konteks hubungan ekonomi

Indonesia-Tanzania, sektor perdagangan yang paling mendominasi hubungan tersebut. Pesaing utama Indonesia di Tanzania dan Afrika pada umumnya adalah China. China telah melakukan pembukaan pasar dan sekaligus mencari raw materials bagi kebutuhan industri mereka. Upaya yang harus kita lakukan untuk menembus pasar Tanzania adalah perlunya merancang strategi dan mengambil langkah-langkah yang terintegrasi dan bersinergi, antara pemerintah, swasta dan stake holder lainnya, baik jangka pendek ataupun jangka panjang. (nurty)

Page 20: Isi Kadin Kondisi Perekonomian Indonesia file1 Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan upaya-upaya konkrit untuk

Agustus - September 2008 Info Kadin 20

Tanggal 30 April - 1. Mei 2008 lalu, Konjen RI Houston dan Konsul Ekonomi mengunjungi pameran

produk tile/keramik dan batu alam Coverings 2008: The Ultimate Tile snd Experience di Orenge Country Convention Center, yang diadakan di Orlando, Florida. Pada kunjungannya itu, bertemu dengan Mr. Glenn Feder (Presiden penyelenggara Coverings 2008).

Pada kesempatan itu telah dibahas berbagai hal yang terkait dengan perkembangan pasaran keramik dan batu alam, serta melihat secara langsung produk-produk tile/keramik dan batu alam yang dipamerkan pada Coverings 2008. Konjen RI, dan Konsul Ekonomi menyampaikan pada Mr. Feder, bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang memproduksi keramik dan batu alam, serta sebagian dari hasil tersebut telah diekspor ke berbagai negara , termasuk diantaranya Amerika Serikat. Dari catatan KJRI Houston, nilai impor AS pada produk keramik dari Indonesia yang masuk melalui wilayah KJRI Houston selama tahun 2007, adalah sebesar US $ 84.262.304. Kemudian Mr. Feder mengemukakan bahwa Coverings 2008, merupakan pameran produk keramik tile dan batu alam terbesar di kawasan Amerika yang diselenggarakan pada setiap tahun. Selain memamerkan produk keramik, granit dan batu alam, pada pameran ini juga menampilkan mesin-mesin yang terkait dengan proses pembuatan dan pemesangan tile/keramik, produk-produk pemeliharaan keramik, dan produk-produk asessoris lainnya.

Pameran ini menempati areal seluas 500

ribu square feet dan diikuti oleh 1100 peserta yang berasal dari 50 negara, antara lain: Italia, Spanyol, China, Turki, Amerika Serikat, Mesir, Brazil, Mexiko, India dan lain-lainnya.Pengunjunya rata-rata mencapai sekitar 37.000 orang, dengan nilai transaksi:a. 38% nilai transaksi dari US$ 0 – US$

999.999

b. 41% nilai transaksi antara US$ 1.000.000 – US$ 9.999.999, dan

c. 21% dengan nilai transaksi diatas US$ 10.000.000.

Dikemukakan oleh Mr. Feder, trend pasar di AS saat ini lebih condong pada produk batu alam, seperti marble dan granite. Produk jenis ini banyak dipakai pada gedung-gedung perkantoran, hotel, rumah sakit dan lain-lainnya.

Masyarakat AS yang umumnya menggunakan karpet, kini sudah mulai banyak beralih menggunakan produk dari bahan keramik/tile untuk mendekorasi atau membuat lantai rumah, kamar tidur, khususnya untuk kelas rumah mewah. Mr. Feder terus berupaya untuyk merobah pola pikir dan kebiasaan masyarakat AS untuk menggunakan keramik tile, daripada karpet. Untuk pameran berikutnya, akan diselenggarakan di Chicago pada tanggal 21 sampai 24 April 2009, dan bilamana ada perusahaan dari Indonesia yang akan menjadi peserta pameran, diharapkan untuk segera mendaftar, karena tempatnya sangat terbatas, melalui Konsulat Jenderal Republik Indonesia 10900 Richmond Avenue Houston, TX 77042 Telp: (1-713)

785-1691 Fax: (1-713) 780-9644 UP: Heru Prayitno (Konsul Ekonomi).

Industri Restoran di Amerika Serikat merupakan sektor swasta yang terbanyak menyerap tenaga kerja.

Ketika Fungsi Ekonomi KJRI Chicago menghadiri National Restaurant Association (NRA) Restaurant, Hotel-Motel Show 2008 (NRA Show 2008) yang berlangsung di McCormick Palce – Chicago pada tanggal 17 hingga 20 Mei 2008 lalu, memperoleh data bahwa NRA Show telah dikunjungi oleh sekitar 80.000 orang dalam setiap tahunnya, dan diselenggarakan oleh asosiasi bisnis restoran AS (National Restaurant Association), yang berdiri sejak tahun 1919 dan beranggotakan sekitar 945.000 restoran.

NRA Show untuk tahun ini, merupakan pameran foodservice and hospitality terbesar dan terkomprehensif di Amereika Utara, dengan menempati lahan seluas 2,2 juta square feet dengan sekitar 2.000 booths peserta pameran (exhibitor) dari sejumlah perusahaan nasional dan asing.

Kemudian mengenai produk yang ditampilkan terbagi dalam beberapa kategori, yakni: beverages, educational, equipment, food, furniture / furnishing / decorations, lodging, paper/plastic/supplies/small wares, service, tableware, linens, technology / entertainment dan uniforms.

Disamping itu masih ditambah lagi dengan berbagai kegiatan, antara lain: Seminar, resepsi internasional, lomba memahat es (ice carving), penandatanganan buku oleh

Market Intellegence Produk Keramik dan Batu Alam Indonesia pada Coverings 2008 di Orlando – Florida, disampaikan oleh Konsulat Jenderal Republik Indonesia Houston.

konsumen di Slovakia.

Disamping furniture dari kayu, pada umumnya buyers dari Ceko lebih menyukai yang terbuat dari rotan alami, dibandingkan dari sintetis., yang dari segi kualitas tidak trahan lama. Pelaksana Fungsi Ekonomi KBRI Praha, mengatakan, sekiranya

pengusaha Indonesia berminat untuk mengembangkan pasar furniture ke Ceko, disarankan dapat lebih memberikan focus kepada produk untuk kebutuhan perhotelan, restauran dan sekolah, mengingat yang dibutuhkan lebih banyak dan kontinuitas pesanan lebih sering. Diharapkan pada masa yang akan datang dapat ikut

berpartisipasi dari para eksportir furniture Indonesia untuk mengikuti pameran furniture bertaraf internasional, seperti pameran Mobitex yang rutin diadakan pada setiap tahun.

(sumber: Pelaksana Fungsi Ekonomi KBRI Praha – yp)

Page 21: Isi Kadin Kondisi Perekonomian Indonesia file1 Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan upaya-upaya konkrit untuk

21Info Kadin Agustus - September 2008

juru masak (chefs) terkenal di AS dan pemberian penghargaan bagi inovasi cara memasak atau peralatan dapur.

Industri restoran AS, merupakan sektor swasta terbanyak menyerap tenaga kerja. Pada tahun 2008 telah mempekerjakan 13,1 juta tenaga kerja dengan omzet penjualan mencapai 558 milyar USD.

Hasil pembicaraan lainya yang diperoleh Fungsi Ekonomi KJRI Chicago kepada sejumlah peserta pameran, adalah memperlihatkan adanya potensi kerjasama ekonomi, perdagangan dan investasi yang kemungkinan dapat dimanfaatkan oleh industri terkait di Indonesia. Misalnya:

Pasokan seafood segar“Maritime Product International” yang berbasis di Virginia dan didirikan sejak

tahun 1887 membutuhkan pasokan seafood segar.”

Kerjasama pembudidayaan lobster“Braun Management Co.Ltd” yang berbasis di Caledonia menawarkan kerjasama pembudidayaan lobster dan udang untuk pasokan ekspor.

Penggunaan alat untuk mematikan lobster dan kepiting

“Crustastun” yang berbasis di Inggris menawarkan alat berdaya listrik 1200 Watt untuk mematikan lobster dan kepiting dalam waktu 5 hingga 10 detik, dibandingkan dengan cara konvensional yang memakan waktu 15 sampai 20 menit, sehingga cocok dimanfaatkan oleh industri restoran atau hotel di Indonesia. Alat ini sudah meraih penghargaan produk

berinovasi teknik terbaik tahun 2007 dari Otoritas industri makanan laut.

KJRI Chicago akan selalu membantu dan memfasilitasi semua bentuk partisipasi perusahaan Indonesia pada kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di wilayah akreditasi KJRI Chicago. Dan untuk komunikasi lebih lanjut, dapat menghubungi Fungsi Ekonomi KJRI Chicago, Agus Buana / HP +1 312 804 0809 atau Ernawati Hp: +1 312 773 574 4798 atau dapat juga melalui telp / Fax / KJRI.

(sumber: Konsulat Jenderal Republik Indonesia 211 West Wacker Drive, 8 th Floor, Chicago IL 60606 Telp: (312) 920 1880, Fax: (312) 920 1881 CP: Ernawati – Konsul Muda Ekonomi / yp).

Materi seminar ini sangat menarik untuk dicermati, karena mengulas mengenai perspektif pengamat

AS terhadap perekonomian nasionalnya yang merupakan salah satu barometer perekonomian dunia, dengan dinamika yang akan berimbas kepeda perekonomian kawasan, termasuk Asia Tenggara.

Kelesuan perekonomian AS sangat dirasakan dalam keseharian perilaku konsumsi masyarakat Chicago yang dengan berbagai macam cara, berupaya untuk memangkas pengeluaran bulanan mereka, termasuk kecenderungan dalam menggunakan kendaraan pribadi ke moda transportasi umum, mengurangi frekuensi kegiatan berakhir pekan keluar kota dan makan diluar rumah.

Seminar yang diselenggarakan oleh World Trade Center lllinois (WTCI) dan The Economist Intelligence Unit (EIU), dihadiri oleh sekitar 60 orang, yang terdiri dari kalangan bisnis, perwakilan dagang asing serta para akademisi di Chicago.

Ms. Leila Butt (Senior Economist EIU pada kesempatan itu dalam paparanya menyatakan bahwa kecenderungan

penurunan ekonomi dunia tahun 2008, diperkirakan hanya mencapai 3,7% dibanding 4,8% tahun 2007, sebagai dampak dari kenaikan harga bahan makanan dan bahan bakar minyak yang dipastikan akan berdampak pada ekspansi ekonomi negara berkembang.

Stimulus perekonomian sangat ditentukan oleh kekuatan emerging economies yang dipresentasikan oleh Cina dan India, dengan pertumbuhan akumulasi rata-rata emerging economies mencapai 8,3% pada tahun 2007.

Kondisi serupa, juga dialami oleh negara industri maju (OECD) yang diperparah dengan penurunan kinerja sektor perumahan dan jasa perbankan serta kenaikan harga minyak dunia. Pertumbuhan ekonomi negara OECD tahun 2008, diperkirakan hanya akan mencapai 1,5% dan diharapkan dapat meningkat menjadi 1,9% pada tahun 2009, yang berarti relatif lebih rendah dibanding prediksi pertumbuhan ekonomi negara Non OECD yang mencapai 6,7% tahun 2009 dan 6,6% tahun 2010. Berkaitan dengan perekonomian AS, disampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi tahun 2008 diperkirakan hanya mencapai 0,8% dan

1,4% pada tahun 2009.

Hasil pengamatan KJRI menyebutkan bahwa: Kelesuan perekonomian AS yang dibarengi dengan menguatnya perekonomian emerging market sebagai focus perhatian dunia (dalam hal ini didominasi oleh Cina dan India),

menurutnya dapat dimanfaatkan Indonesia sebagai momentum untuk lebih agrsif dalam melakukan inovasi dan diversifi kasi produk yang disesuaikan dengan standar internasional.

Pada saatnya nanti, diharapkan produk ekspor Indonesia dapat menjadi salah satu alternatif utama barang konsumsi masyarakat AS yang lebih berorientasi kepada kualitas dibandingkan dengan harga.

Pemanfaatan keunggulan komperatif AS dibidang teknologi tinggi dan sektor jasa harus dapat dioptimalkan bagi kepentingan pengembangan industri dalam negeri dan peningkatan capacity building Indonesia sebagai antisipasi momentum berpalingnya perhatian dunia kepada emerging market dalam waktu dekat. (sumber: Konsulat Jenderal Republik Indonesia Chicago / yp)

HASIL SEMINAR:

“ Economic and Financial Turmoil: What Lies Ahead”Tanggal 20 Mei lalu di Mid America Club, AON Center – Kota Chicago, dilaporkan oleh: Konsulat Jenderal Republik Indonesia

Chicago, Ernawati (Konsul Muda Ekonomi).

Page 22: Isi Kadin Kondisi Perekonomian Indonesia file1 Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan upaya-upaya konkrit untuk

Agustus - September 2008 Info Kadin 22

KJRI San Francisco akan membantu yang berminat di Indonesia untuk

mempertemukan langsung dengan pengelola The Globe.

Tanggal 28 Mei 2008, Konjen RI San Francisco didampingi Konsul, dan Kosul Muda Ekonomi telah mengadakan rapat dengan John Wynn, Presiden perusahaan Imperial Investment and Development (IID). Pada pertemuan tersebut, John Eynn memberikan presentasi mengenai proyek pembangunan pusat perbelanjaan The Globe yang berlokasi di kota Fremont, California (sekitar 50 km dari kota San Francisco).

Dalam pertemuan itu, John Wynn menyampaikan antara lain bahwa: The globe merupakan pusat perbelanjaan yang dibangun dengan konsep keragaman budaya dunia. Bentuk bangunan, dekorasi dan produk yang dijual, mencerminkan budaya dari bernagai negara, dan setiap negara/kawasan akan menempati area yang di disain sesuai dengan cirri khas budaya negara/kawasan masing-masing.

Dan pada saat ini, IID sedang menyelesaikan pembangunan tahap pertama, yaitu area dengan tema budaya Asia Timur (Chinatown, Japan Town, dan Little Vietnam). Pembangunan pertama, direncanakan dapat selesai pada bulan Agustus 2008, dan pada akhir tahun ini sebagian area pusat perbelanjaan akan mulai beroperasi.

Pembangunan tahap berikutnya, mencakup area-area dengan tema budaya Amerika, Eropa, Australia dan Eropa, serta sarana pendukung lainnya seperti hotel, ruang pertunjukan, dan musium.

Dipilihnya kota Fremont, karena posisinya sangat strategis, berada di antara 3 kota besar di wilayah California bagian utara, yaitu San Francisco, Oakland, dan San Jose. Ketiga kota tersebut dan kota-kota satelit lainnya disekitarnya, merupakan pasar potensial untuk pusat perbelanjaan dengan tema budaya, karena memiliki penduduk dengan latar belakang etnis yang beragam (multi culture). Selain itu, pada jangka panjang The Globe didesain menjadi salah satu obyek wisata budaya.

Pihak IID sangat mengharapkan dibukanya gerai/toko yang merepresentasikan Indonesia di pusat perbelanjaan tersebut. Hal itu dikemukakan John Wynn, karena budaya yang unik dan beragam akan dapat menjadi daya tarik tersendiri, karena John Wynn telah beberapa kali melakukan kunjungan ke Indonesia.

Ada beberapa jenis usaha yang dapat merepresentasikan budaya Indonesia di pusat perbelanjaan tersebut, antara lain:

1. Restauran yang menyajikan makanan khas Indonesia

2. Toko kerajinan khas Indonesia

3. Toko busana dan aksesoris khas Indonesia, dan

4. Agen perjalanan (travel agent) yang secara khusus mempromosikan wisata Indonesia.

Kepada para pengusaha di Indonesia yang berminat dengan penawaran dari John Wynn dan membuka usaha atau melakukan promosi budaya/pariwisata di Amerika Serikat, KJRI San Francisco akan membantu untuk bertemu langsung dengan pengelola The Globe.

Kemudian untuk komunikasi

langsung dengan KJRI dapat

dialamatkan melalui:

Fungsi Ekonomi KJRI San Francisco

CP: Deddy Saiful Hadi dan

Khasan Ashari

Alamat surat:

1111 Columbus Avenue

San Francisco, CA 94133

United States of America

Telp: + 1 415 474 9571 (ext.225

dan 235)

Fax: +1 415 441 4320

Email: [email protected]

Informasi lengkap The Globe

dapat dilihat pada website

http://www.theqlobemall.com

(sumber: KJRI San Francisco).

Sebuah Kesempatan Untuk Memamerkan

Budaya Indonesia, serta Berbisnis di San

Francisco Amerika Serikat.

Page 23: Isi Kadin Kondisi Perekonomian Indonesia file1 Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan upaya-upaya konkrit untuk

23Info Kadin Agustus - September 2008

Momentum Kebangkitan Ekonomi Nasional

Setelah kesulitan pasti ada kemudahan. Pandangan ini mengisyaratkan bahwa kita harus menjaga semangat

optimistis dalam menghadapi berbagai kesulitan, termasuk lonjakan harga komoditas pangan dan minyak bumi. Lonjakan harga setahun belakangan ini memang telah membuat kian banyak masyarakat yang terjerembab ke dalam jurang kemiskinan. Di sisi lain, lonjakan harga ini memberi peluang baru bagi perekonomian untuk kembali bangkit. Dengan kekayaan sumber daya alam yang dimiliki, booming komoditas seharusnya lebih banyak membawa berkah ketimbang petaka bagi Indonesia. Apalagi dengan jumlah penduduk keempat terbesar di dunia dan PDB yang sudah mencapai sekitar Rp 3.500 triliun atau mendekati US$ 400 miliar, pasar domestik adalah potensi dan modal untuk kembali tampil bangkit sebagai negara yang diperhitungkan.

Peluang semakin terbuka karena sejumlah negara pesaing potensial kini mengalami kemunduran daya saing akibat turbelensi perekonomian global akibat mereka tidak mempunyai sumber daya alam selengkap Indonesia. Daya saing produk manufaktur Vietnam, misalnya, sangat tergerus akibat kenaikan harga-harga bahan baku. Tuntutan kenaikan upah buruh akibat laju infl asi yang meroket juga turut membuat daya tarik negeri ini mulai memudar. Hal serupa terjadi pula terhadap China dan negara-negara sekawasan lainnya yang selama ini merupakan pesaing potensial produk-produk Indonesia.

Tantangannya, adalah bagaimana memanfaatkan perubahan di lingkungan eksternal yang sedang menuju keseimbangan baru menjadi peluang bagi kebangkitan ekonomi nasional, yakni dengan merajut potensi-potensi yang dimiliki menjadi sumber kekuatan baru berdasarkan potensi keunggulan komparatif atau keunggulan relatif terhadap negara pesaing.

Untuk itu diperlu keberanian melakukan rekonstruksi di bidang pembangunan ekonomi dengan menetapkan visi, dan target yang jelas dan terukur sesuai dengan

potensi sumber daya yang ada. Kita perlu melakukan hal ini, agar peluang dan momentum jangan hilang begitu saja.

Semua pihak, termasuk pemerintah dan DPR, harus belajar dari pengalaman krisis 1998 lalu. Negara lain yang sama-sama terkena krisis fi nansial waktu itu seperti Thailand, Malaysia, Korea Selatan, bisa cepat pulih karena mereka mampu bertindak cepat sehingga mampu memanfaat peluang yang muncul pasca krisis. Sementara Indonesia sampai saat ini masih terseok-seok antara lain rendahnya konsistensi kebijakan.

Dalam kaitan itu, pemerintah diminta harus bisa segera memanfaatkan momentum yang ada dengan mempercepat pembenahan stuktur perekonomian nasional khususnya dalam tataran mikro, membenahi masalah berbagai struktural yang menghambat perekonomian. Perlu dilakukan terobosan yang konstruktif di berbagai bidang, termasuk sektor fi skal (anggaran) terutama untuk mendongkrak perekonomian masyarakat luas. Dan itu tidak bisa hanya dilakukan dengan pemberian Bantuan Tunai Langsung (BLT) yang berisifat instan, tapi harus lebih bersifat pemberdayaan sehingga bisa berkesinambungan.

Dibutuhkan alokasikan dana dan insentif yang lebih besar bagi sektor UMKM dan pertanian rakyat termasuk pangan dan pembenahan sektor infrastruktur di pedesaan. Langkah ini sangat penting untuk mendongkrak perekonomian mayoritas masyarakat, mengingat bahwa hampir separuh pekerja Indonesia menggeluti sektor pertanian dan sebagian besar penduduk tinggal di pedesaan.

Alokasi anggaran untuk Program Nasional Pengembangan Masyarakat Mandiri yang dikelola Kantor Menko Kesra perlu lebih dipertajam dan diperluas agar benar-benar mampu membangkitkan semangat kemandirian di kalangan masyarakat, baik di pedesaan maupun perkotaan. Pemerintah juga perlu melibatkan dunia usaha, termasuk PMA, untuk mendukung program ini dengan menggunakan insentif sebagai umpan.

Semua pihak harus melakukan sinergi untuk optimalisasi pemanfaatan keunggulan dan potensi pasar domestik. Pemberian insentif fi skal bagi industri dalam negeri, jangan lagi dilihat hanya sebagai biaya dalam sisi anggaran pemerintah, tapi harus juga dipandang sebagai upaya memperkokoh meningkatkan nilai tambah industri dalam negeri dan memperluas lapangan kerja. Saat ini misalnya, banyak diantara UKM yang memasok industri komponen collaps, akibat kenaikan berbagai biaya termasuk bahan baku, ini harus dicarikan solusinya dengan membuat skim pembiayaan yang memberi peluang kepada mereka untuk kembali berusaha.

Perlu upaya yang lebih kuat untuk mendorong pola kemitraan Industri Besar dan UKM secara efektif seperti terlihat dalam keberhasilan usaha mebel di Kab. Mojokerto Jatim yang mampu mengubah desa penerima IDT menjadi Desa Makmur Sejahtera. Contoh kemitraan lainnya yang telah terbangun baik dan perlu terus dikembangkan adalah antara industri jamu dengan UKM penghasil bahan baku jamu, industri elektronik dan otomotif dengan UKM Komponen, yang secara langsung memiliki andil dalam perkuatan struktur industri.

Program tersebut juga perlu diikuti pengembangan kewirausahaan, terutama bagi SDM berkualitas yang kini banyak menganggur karena terkena pemutusan hubungan kerja. Ini sangat penting agar program peningkatan kualitas SDM dan alih teknologi yang dicanangkan pemerintah selama ini tidak menjadi sia-sia.

Semua pihak (pemerintah, parlemen, dunia usaha, LSM dan perguruan tinggi) harus bisa sama-sama menjaga agar Indonesia tidak lagi kehilangan kesempatan memanfaatkan momentum yang terbuka saat ini untuk mengumandangkan era menuju Kebangkitan Ekonomi Nasional. Kita semua harus segera bangkit agar masalah kemiskinan dan pengangguran yang dalam beberapa dekade terakhir terus menggelayuti kehidupan jutaan orang pada bangsa ini bisa segera diatasi.

Oleh : Rachmat Gobel

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia,

Bid. Industri, Teknologi & Kelautan

Page 24: Isi Kadin Kondisi Perekonomian Indonesia file1 Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan upaya-upaya konkrit untuk

Agustus - September 2008 Info Kadin 24

������������������ ��������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������

���������������� ������� ���������������������������������� ������������������������������������������ ���������������������������������������������������������������������������������������������������

������������ !"#!$%�&"#!'%� ��(!!��������������������)&��������*������������ �����+�������������������������������,��-����./01��������������� �����������������-������������������� ��������������������������������2

����������� ��3�������"&)+) +&(4!!!)#5����"����������������3.6$1

.�����������������������������������������������������$����� ���)!!7,

�������������� ����!����������"���#���$� ����%&&'(()�*������+