iodinasi aseton

18
PRAKTIKUM KIMIA DASAR I O D I N A S I A S E T O N I. Tujuan Percobaan : Menentukan orde reaksi. Menghitung energi aktivasi. Menghitung laju reaksi berdasarkan pengaruh konsentrasi dan temperatur dalam suasana asam. II. Bahan yang digunakan : Aseton 4M HCl 1M Iodium (L) 0,005M Aquadest Es (Sebagai pendingin) III. Alat yang dipakai : Erlenmeyer 125 Ml 8 Buah Gelas Ukur 25 Ml 1 Buah Gelas Kimia 100Ml & 400 Ml1+1 Buah Pipet Ukur 10 Ml & 25 Ml 1+1 Buah Pipet Gondok 5 Ml & 10 Ml2+1 Buah Thermometer 100C 1 Buah Stop Watch 1 Buah Bola hisap 1 Buah Hot Plate 1 Buah

Upload: dominika-sari-hutapea

Post on 16-Feb-2015

356 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: IODINASI ASETON

PRAKTIKUM KIMIA DASAR

I O D I N A S I A S E T O N

I. Tujuan Percobaan :

Menentukan orde reaksi.

Menghitung energi aktivasi.

Menghitung laju reaksi berdasarkan pengaruh konsentrasi dan temperatur dalam

suasana asam.

II. Bahan yang digunakan :

Aseton 4M

HCl 1M

Iodium(L) 0,005M

Aquadest

Es (Sebagai pendingin)

III. Alat yang dipakai :

Erlenmeyer 125 Ml 8 Buah

Gelas Ukur 25 Ml 1 Buah

Gelas Kimia 100Ml & 400 Ml 1+1 Buah

Pipet Ukur 10 Ml & 25 Ml 1+1 Buah

Pipet Gondok 5 Ml & 10 Ml 2+1 Buah

Thermometer 100C 1 Buah

Stop Watch 1 Buah

Bola hisap 1 Buah

Hot Plate 1 Buah

Labu Semprot 1 Buah

Selang Karet 1 Buah

IV. Dasar Teori :

Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah :

Page 2: IODINASI ASETON

Sifat reaksi itu sendiri,

Konsentrasi reaktan,

Temperatur,

Katalis,

Luas permukaan sentuhan,

Tekanan,

Pengadukan.

Laju dinyatakan dengan persamaan :

Laju = k[a]m . k[B]n

Dimana m dan n tidak mutlak bilangan bulat. [A] dan [B] adalah konsentrasi A dan

B (dalam mol/L).

Jumlah m dan n disebut orde reaksi terhadap A dan b.

Jika m = 1, maka disebut reaksi berorde satu terhadap A,

Jika n = 2, maka disebut reaksi berorde dua terhadap B.

Orde total merupakan jumlah m dan n ( dlm contoh berorde 3)

Laju reaksi juga bergantung pada temperatur, sering terjadi bila temperatur naik

10C laju mendaji 2 kali lipat. Seperti pada konsentrasi, disini terdapat pula hubungan

kuantitafif antara laju reaksi dengan temperature, tetapi hubungannya agak rumit.

Hubungan ini didasarkan pada suatu ide bahwa reaktan harus mempunyai jumlah energi

minimum tertentu pada waktu reaktan bertumbukan pada tahap reaksi. Jumlah energi yang

minimum ini disebut energi aktivasi.

R adalah tetapan gas (8,31 J M-1 K-1). Dengan menghitung K dalam temperatur

yang berbeda-beda, kemudian masukkan harga-harga K kedalam grafik, maka akan

didapatkan energi aktivasi reaksi.

Dalam percobaan ini kita pelajari kinetika reaksi Iod dan Aseton.

O O

CH3 C CH3 + I2 CH3 C CH2I + H+ + I-

Selain pada konsentrasi aseton dan iod, laju reaksi juga bergantung pada konsentrasi

ion hydrogen, dimana laju reaksinya :

Page 3: IODINASI ASETON

Laju = K [Aseton]m [I2]n [H+]p

M,n,p merupakan orde reaksi terhadap aseton, iod dan ion hidrogen, K merupakan

konstanta laju reaksi. Laju reaksi dapat dinyatakan dengan perubahan konsentrasi iod [I2]

dibagi dengan interval waktu [t] yang diperlukan untuk perubahan tersebut.

Reaksi iodinasi aseton mudah diamati karena :

Iod berwarna, sehingga kita dapat mengamati perubahan konsentrasi secara visual .

Reaksi berorde nol terhadap Iod. Hal ini berarti bahwa laju reaksi tidak tergantung pada

[I2], [I2]0 = 1

Oleh karena itu laju reaksi tidak tergantung pada Iod, maka kita dapat menggunakan

Iod sebagai reagent pembatas dengan jumlah aseton dan ion hidrogen berlebih. Kita dapat

mengukur waktu yang dibutuhkan untuk mereaksikan seluruh Iod yang ada dalam larutan.

Bila konsentrasi dari aseton dan ion hidrogen jauh lebih besar dari pada konsentrasi Iod,

maka konsentrasi mereka tidak akan berubah selama reaksi dan laju reaksi akan tetap,

sampai seluruh Iod habis bereaksi. Kemudian reaksi akan berhenti. Bila waktu yang

dibutuhkan untuk mereaksikan semua Iod (warnanya hilang) adalah t.

Walaupun laju reaksi tetap pada kondisi yang kita atur, kita dapat mengubah-ubah

konsentrasi aseton dan ion hidrogen. Bila konsentrasi ion hidrogen dan Iod dibuat tetap

sama seperti pada campuran awal, sedangkan konsentrasi aseton dibuat menjadi 2 kali

konsentrasi semula, maka persamaan laju menjadi :

Laju 2 = K [2A]m [I2]n [H+]p

Laju 1 = K [2A]m [I2]n [H+]p

Setelah menghitung laju 2 dan laju 1, maka kita memperoleh angka yang

mempunyai harga yang sama dengan 2m. Berarti kita dapat memperoleh harga m melalui

logaritma. M merupakan orde reaksi terhadap aseton.

V. Prosedur kerja :

Penentuan Orde reaksi

Percobaan A

Pipet 10 Ml aseton 4M, masukkan kedalam erlenmeyer 125 Ml

Page 4: IODINASI ASETON

Pipet 10 Ml HCl 1 M, masukkan kedalam erlenmeyer yang berisi aseton.

Tambahkan 20 Ml aquadest kedalam campuran tersebut

Pipet 10 Ml larutan Iod dengan pipet gondok 10 Ml.

Masukkan kedalam campuran tersebut (serentak jalankan stop watch)

Setelah warna Iod menghilang, segera hentikahn stop watch.

Lalu ukur tenperarur campuran tersebut.

Percobaan B

Ulangi percobaan A dengan mengubah konsentrasi aseton, yaitu dengan memasukkan 5

ml aseton kedalam gelas kimia dan ditambahkan 25 Ml aquadest. Konsentrasi ion

hidrogen dan Iod dibiarkan tetap.

Percobaan C

Ulangi percobaan A dengan mengubah konsentrasi HCl, yaitu dengan memasukkan 5

ml HCl kedalam erlenmeyer 125 Ml dan ditambahkan 25 Ml aquadest. Konsentrasi

aseton dan Iod dibiarkan tetap.

Percobaan D

Ulangi percobaan A dengan mengubah konsentrasi Iod, yaitu dengan memasukkan 5 ml

Iod kedalam gelas kimia dan ditambahkan 25 Ml aquadest. Konsentrasi aseton dan HCl

dibiarkan tetap. Percobaan diatas dilakukan 2 kali percobaan

Tentukan laju reaksi, orde reaksi untuk masing-masing reaktan dan tetapan laju reaksi.

Penentuan Orde reaksi

Melakukan percobaan A, tetapi dengan temperatur 10C dan 40C. Tentukan tetapan

laju reaksi dan energi pengaktifan.

VI. Data pengamatan :

Data laju reaksi

LrVol Aseton

Vol HCl

Vol. Iod

Vol. Air

waktu TempPerc 1 31C

1 10 Ml 10 Ml 10 Ml 20 Ml 129 dt 31C2 5 Ml 10 Ml 10 Ml 25 Ml 194 dt 31C3 10 Ml 5 Ml 10 Ml 25 Ml 239 dt 31C4 10 Ml 10 Ml 5 Ml 25 Ml 339 dt 31C

Page 5: IODINASI ASETON

Penentuan Orde Reaksi terhadap Aseton dan Iodium

Lr Aseton [H+] [I2] Laju Orde Reaksi

1 0,8 M 0,2 M 0,001 M 7,8 10-6 M/dt2 0,4 M 0,2 M 0,001 M 3,4 10-6 M/dt3 0,8 M 0,1 M 0,001 M 4,2 10-6 M/dt4 0,8 M 0,2 M 0,0005 M 2,9 10-6 M/dt

Bagi laju 2 dengan laju 1 ; maka m = 1,2

Bagi laju 3 dengan laju 1 ; maka p = 0,9

Bagi laju 4 dengan laju 1 ; maka n = 1,392

Penentuan energi Aktivasi

Waktu untuk reaksi pada 10C ; 168 dtk ; temp 31C

Waktu untuk reaksi pada 40C ; 20 dtk ; temp 31C

Waktu untuk reaksi pada suhu ruang ; 82 dtk ; temp 31C

VII. Perhitungan :

Perhitungan Konsentrasi

Konsentrasi Aseton 4 M

Volume 10 Ml [ camp 1,3,4 ]

V1 M1 = V2 M2

10 4 = 50 M2

Volume 5 Ml [ camp 2 ]

V1 M1 = V2 M2

5 4 = 50 M2

Konsentrasi HCl 1 M

Volume 10 Ml [ camp 1,2,4 ] V1 M1 = V2 M2

Page 6: IODINASI ASETON

10 1 = 50 M2

Volume 5 Ml [camp 3 ]

V1 M1 = V2 M2

5 1 = 50 M2

Konsentrasi Iodium 0,005 M

Volume 10 Ml [ camp 1,2,3 ]

V1 M1 = V2 M2

10 0,005 = 50 M2

Volume 5 Ml [ camp 4 ]

V1 M1 = V2 M2

5 0,005 = 50 M2

Perhitungan Laju reaksi

Konsentrasi Iodium 0,001 M

Mensubtitusikan konsentrasi dan laju pada tabel diatas sehingga diperoleh :

Laju I :

Laju II :

Laju III :

Laju IV :

Bagi laju 2 dengan laju 1, maka diperoleh harga m.

Page 7: IODINASI ASETON

Bagi laju 3 dengan laju 1, maka diperoleh harga p.

Bagi laju 2 dengan laju 1, maka diperoleh harga n.

Perhitungan Tetapan Laju Reaksi

Dengan menggunakan rumus :

Laju = k [A]m [I2]n [H]p

Maka akan diperoleh harga ketapan k

Page 8: IODINASI ASETON

Untuk k1

Untuk k 2

Untuk k 3

Untuk k 4

Page 9: IODINASI ASETON

Penentuan Energi Aktivasi

Waktu untuk reaksi pada suhu 10C ; 168 dtk ; temp 31C

Waktu untuk reaksi pada suhu 40C ; 20 dtk ; temp 31C

Waktu untuk reaksi pada suhu 31C ; 82 dtk ; temp 31C

Cara mencari laju reaksi

Cara memperoleh konsentrasi

Untuk 10C

Untuk 40C

Page 10: IODINASI ASETON

Untuk 31C

Cara memperoleh

Page 11: IODINASI ASETON

Cara memperoleh

Untuk 10C

Untuk 40C

Untuk 31C

Cara memperoleh Log k

- log k

Untuk 10°C = - Log 0,496 = 0,305

Untuk 40°C = - Log 0,417 = 0,380

Untuk 31°C = - Log 0,101 = 0,996

Cara memperoleh Slope

Page 12: IODINASI ASETON

Gambar kurva Slope

Page 13: IODINASI ASETON

VIII.Pembahasan :

Laju reaksi bergantung pula pada temperatur, sering terjadi bila temperatur naik 10°C

maka laju menjadi 2 kali lipat, tetapi pada kenyataan praktek yang kami lakukan

malahan laju reaksinya makin turun.

Didalam penambahan Iodium kia harus memakai pipet 10 Ml, karena dalam

penambahan Iodium harus dilakukan sekaligus, hal ini disebabkan Iodium akan

langsung bereaksi dengan Aseton dan HCl dengan tanda warna larutan Iodium akan

berubah menjadi bening.

IX. Kesimpulan :

Page 14: IODINASI ASETON

Laju reaksi itu dipengaruhi oleh beberapa faktor penunjang antara lain : sifatnya,

konsentrasi reaktan, temperatu, katalis, luas bidang sentuhan, tekanan dann pengadukan.

Ternyata Iodinasi Aseton itu mudah kita amati, karena kita tinggal melihat kapan

perubahan warna itu telah selesai terjadi (hilangnya warna Iod menjadi bening)

Bahwa urutan laju reaksi mulai dari yang paling besar dimiliki oleh Iod ; Aseton ; HCl.

X. Daftar pustaka :

Emil j. Slowinsky, Wayne wolsey, William L. Masterton, Chemical principle in the

laboratory with qualitatives analisis, Japan, Holt-saunders Int.ed.