investasi industri minyak goreng kelapa sawit; fileindustry minyak goreng kelapa sawit ; bisnis yang...
TRANSCRIPT
Investasi Industri Minyak Goreng Kelapa Sawit; Bisnis yang Menguntungkan
ii
Investasi Industri Minyak Goreng Ke lapa Sawit;
Bisnis yang Menguntungkan
KATA PENGANTAR
Salah satu prioritas pembangunan yang ditetapkan Pemerintah Daerah
Provinsi Kalimantan Timur dalam mencapai Visi Daerah Mewujudkan Kaltim
sebagai Pusat Agro Industri dan Energi Terkemuka Menuju Masya rakat Adil dan
Sejahtera adalah pembangunan pertanian dalam arti luas. Dimana potensi yang
cukup besar dari kekayaan sumberdaya dan agroekologinya menyimpan potensi
pengembangan komoditi pertanian seperti kelapa sawit. Searah dengan lajunya
perkembangan pe rkebunan kelapa sawit (CPO) di Kalimantan Timur yang cepat,
seharusnya diikuti dengan usaha serius untuk me ngembangkan industri minyak
gore ng.
Dalam upaya untuk mendorong dunia usaha menanamkan investasinya di
Kalimantan Timur, perlu diberikan informasi y ang jelas tentang prospektif
pengembangan industri minyak goreng. Untuk memperoleh gambaran yang
kmprehensif mengenai profil investasi industry minyak goreng kelapa sawit, Badan
Perijinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Kalimantan Timur menerbitkan
kemb ali laporan studi Pra FS Proyek Investasi Daerah dengan judul: Investasi
Industry Minyak Goreng Kelapa Sawit ; Bisnis yang Menguntungkan, yang
merupakan kerjasama denga n Center For Community Empowerme nt and Economic
(FORCE) dalam melakukan studi penyusunan profil proyek industry minyak goreng
kelapa sawit tahun 2006.
Kami berharap semoga buku ini dapat memberikan manfaat bagi dunia
usaha dan pemerintah sebagai dasar dalam mengambil kebijakan pengembangan
industry minyak goreng kelapa sawit tersebut di Kalim antan Timur.
Akhirnya, kepada Direktur Center Of Community Empowerment and
Economic (FORCE) dan Tim Studinya kami sampaikan penghargaan dan ucapan
terima kasih atas usaha dan sumbangan pemikiran yang diberikan. Ucapan yang
sama juga ditujukan kepada walik ota/bupati beserta jajarannya di daerah studi
dan semua pihak yang telah memberikan kontribusinya sejak awal hingga
tersusunnya laporan.
Terima Kasih.
Samarinda, Juni 2009
Badan Perijinan dan Penanaman Modal
Daerah Provinsi Kalimantan Timur
Kepala
H. Nusyirwan Ismail
iii
Investasi Industri Minyak Goreng Ke lapa Sawit;
Bisnis yang Menguntungkan
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN ééééééééééééééééééé.... 1
BAB II SITUASI PEMASARAN
2.1. Pasar Dunia dan Pasar Domestik ééééééééééé...é 3
2.2. Struktur Industri ééééééééééééééééééé. 4
BAB III POTENSI DAERAH DAN TEKNIS PRODUKSI
3.1. Bahan Baku ééééééééééééééééééééé 9
3.2. Lokasi .ééééééééééééééééééééééé 12
3.3. Teknis Produksi ééééééééééééééééééé.. 17
BAB IV KEBIJAKAN DAN FASILITAS PENDUKUNG
4.1. Sarana dan Prasarana ééééééééééééééééé.. 21
4.2. Aspek Sosial dan Lingkungan éééééééééééééé 26
4.3. Legalitas éééééééééééééééééééééé. 26
BAB V ANALISIS FINANSIAL
5.1. Biaya Investasi ééééééééééééééééééé... 28
5.2. Biaya Operasional éééééééééééééééééé.. 30
5.3. Hasil Analisis Finansial éééééééééééééééé.. 32
PENUTUP
LAMPIRAN
iv
Investasi Industri Minyak Goreng Ke lapa Sawit;
Bisnis yang Menguntungkan
DAFTAR TABEL
Hal Tabel 1 Kondisi pasar dunia dan pasar dalam negeri untuk minyak goreng tahun
1999-2005 ééééééééééééééééééééééééé.
4
Tabel 2 Berbagai merk dagang minyak goreng dan segmen pasarnya ééééé.. 7
Tabel 3 Perkembangan industri kelapa sawit Indonesia tahun 2000-2004éééé. 9
Tabel 4 Perkembangan luas areal dan produksi kelapa sawit Kalimantan Timur
tahun 2000-2005 ééééééééééééééééééééééé
10
Tabel 5 Nama perusahaan dan kapasitas produksi CPO yang ada di Kalimantan
Timur ééééééééééééééééééééééééééé.
12
Tabel 6 Asumsi analisis finansial industri minyak goreng kelapa sawit ééééé.. 28
Tabel 7 Proyeksi biaya investasi industri minyak goreng sawit (dalam US$) ééé 29
Tabel 8 Biaya pengadaan mesin peralatan utama dan pembantu ................................ 29
Tabel 9 Kebutuhan biaya operasional untuk 1.000 ton CPO /hari 300.000 ton/Th é 31
Tabel 10 Hasil analisis finansial proyek éééééééééééééééééé. 33
Tabel 11 Hasil analisis sensitivitas kelayakan proyek éééééééééééé.. 34
v
Investasi Industri Minyak Goreng Ke lapa Sawit;
Bisnis yang Menguntungkan
DAFTAR GAMBAR
Hal Gambar 1 Produksi minyak goreng dunia dan jenis minyak dengan pertumbuhan
tertinggi éééééééééééééééééééééééééé.
5
Gambar 2 Rantai aktivitas industri minyak goreng berbahan baku CPO ééééé.. 6
Gambar 3 Distribusi luas areal perkebunan kelapa sawit tahun 2005 di Provinsi
Kalimantan Timur (ribu ha) éééééééééééééééééé..
10
Gambar 4 Distribusi produksi TBS kelapa sawit tahun 2005 di Provinsi Kalimantan
Timur (ribu ton) ééééééééééééééééééééééé.
11
Gambar 5 Letak Kabupaten Kutai Timur di peta Indonesia dan letak KIM di peta
Kabupaten Kutai Timur éééééééééééééééééééé.
15
Gambar 6 Tata letak peruntukan lahan pada KIM dan tata letak Pelabuhan Maloy 16
Gambar 7 Rencana Pelabuhan Maloy sebagai pintu gerbang Indonesia bagian utara
dengan terminal CPO-nya ééééééééééééééééééé..
16
Gambar 8 Diagram alir proses pengolahan minyak goreng dengan bahan baku CPO
(kehilangan pada proses ini adalah sekitar 1 %) ééééééééééé.
17
Gambar 9 Diagram alir dan peralatan yang dipergunakan dalam pengolahan minyak
goreng dengan bahan baku CPO serta produknya éééé.........................
18
Gambar 10 Aliran massa dan energi pada proses degumming ééééééééééé.. 19
Gambar 11 Aliran massa dan energi pada proses bleaching éééééééééééé.. 19
Gambar 12 Aliran massa dan energi pada proses deodorisasiééééééééééé 20
Gambar 13 Layout pabrik minyak goreng dan margarine berbahan baku CPO éééé 20
Investasi Industri Minyak Goreng Kelapa Sawit; Bisnis yang Menguntungkan
PENDAHULUAN
Sesuai data dugaan produksi minyak g oreng dalam negeri pada
tahun 2005 sebesar 5.385,8 ribu ton diperkirakan tidak dapat
mengimbangi tingginya kenaikan kebutuhan minyak goreng dimasa -
masa mendatang karena kondisi pabrik yang belum optimum. Data
dugaan kebutuhan minyak goreng dalam negeri men capai 5.062,8 ribu
ton dimana 83,3 % berasal dari minyak sawit (Jakarta Futures Exchanges,
2006). Hal ini menunjukkan adanya prospek investasi pabrik minyak
goreng di Indonesia. Saat ini produksi nasional minyak goreng dari
bahan sawit didominasi oleh pabr ik di pulau Jawa sebesar 51,4 %,
disusul Sumatera sebesar 47,5 %, dan Kalimantan Barat 1.1 %.
Tingginya pertumbuhan luas areal tanaman kelapa sawit dalam 5
tahun terakhir ini di Kalimantan Timur sebesar 15.312 ha/th (BPS
Kaltim, 2006) menggambarkan adanya peluang untuk mendirikan pabrik
minyak goreng di Kalimantan Timur karena adanya ketersediaan bahan
baku yang cukup. Kebijakan ini sagat beralasan untuk ditempuh karena
kegiatan industri pertanian dari hulu ke hilir akan menjadi lebih efisien
sebagai akibat dekatnya industri hilir dengan bahan bakunya. Hal ini
akan memacu pertumbuhan ekonomi daerah, karena keberadaan
industri hilir kelapa sawit otomatis akan meningkatkan lapangan kerja,
daya beli masyarakat, dan pendapatan asli daerah (PAD).
2
Investasi Industri Minyak Goreng Ke lapa Sawit;
Bisnis yang Menguntungkan
Salah satu kenda la pembanguan industri hilir kelapa sawit di
Kalimantan Timur adalah rendahnya minat investor untuk òbermainó di
sektor ini. Profil investasi industri minyak goreng kelapa sawit ini
merupakan salah satu jawaban untuk menarik investor menanamkan
modalnya di sektor ini dengan memberikan gambaran yang sejelas -
jelasnya tentang peluang pengembangan industri minyak goreng
berbahan baku minyak sawit di Kalimantan Timur, te rmasuk didalamnya
ketersediaan bahan baku (CPO), informasi plant construction , cost
productio n untuk kapasitas 1.000 ton per hari, dan peluang pemasaran
di pasar Indonesia dan ekspor.
3
Investasi Industri Minyak Goreng Ke lapa Sawit;
Bisnis yang Menguntungkan
Situasi Pemasaran
Minyak goreng adalah salah satu produk jadi primer yang
dihasilkan dari buah kelapa sawit. Dari kelapa s awit dapat diperoleh dua
jenis minyak kasar, yaitu Crude Palm Oil (CPO) dan Crude Kernel Palm
Oil (PKO). Proses pengolahan CPO menjadi minyak goreng juga
menghasilkan beberapa hasil samping yang bernilai ekonomis antara
lain stearin (merupakan bahan baku m argarin), dan Palm Fatty Acid
Destillation (PDFA). Diperolehnya hasil samping ini merupakan salah
satu daya tarik investasi industri minyak goreng dari CPO, disamping
minyak goreng yang dihasilkan (olein) merupakan minyak tak jenuh
yang sampai sejauh ini d iketahui sangat baik untuk kesehatan.
2.1 . Pasar Dunia dan Pasar Domestik
Produksi minyak goreng dunia pada lima tahun terakhir
menunjukkan kenaikan sekitar 6 % per tahun dan produksinya pada
tahun 2005 mencapai 139.199 ribu ton (Oil World Annual, 2005).
Pada tahun yang sama, kondisi pasar dalam negeri menunjukkan
permintaan yang juga tinggi, yaitu sebesar 5.062,8 ton, dengan
peningkatan permintaan sebesar 11,8 % per tahun selama 5 tahun
terakhir. Hal ini menunjukkan adanya peluang usaha di sektor ini.
Walaupun jumlah produksi minyak goreng Indonesia (5.385,8 ton) lebih
besar dari permintaan pasar dalam negeri, tetapi jumlah ekspor minyak
goreng yang sangat besar menyebabkan pemerintah mengimpor minyak
4
Investasi Industri Minyak Goreng Ke lapa Sawit;
Bisnis yang Menguntungkan
goreng. Melihat kenyataan pasar tersebut, maka industri minyak goreng
berpeluang besar untuk dikembangkan di Indonesia . Data tentang pasar
dunia da n nasional disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Kondisi pasar dunia dan pasar dalam negeri untuk minyak goreng
tahun 1999 - 2005
Tahun
Pasar Internasional
(ribu t on) 1)
Pasar dalam Negeri
(ribu ton) 2)
Konsumsi Produksi Konsumsi Produksi
1999 19.837 20.625 2.494,1 2.598,4
2000 21.771 21.867 2.606,1 2.923,2
2001 23.869 23.984 3.137,9 3.303,2
2002 25.595 25.392 3.508,1 3.732,7
2003 28.201 28.111 3.964,9 4.217,9
2004 30.050 30.909 4.527,7 4.766,2
2005 33.156 33.326 5.062,8 5.385,8
Sumber: 1) Oil World Annual (1999 - 2005) & Oil Worl Weekly 16
Desember 2005, 2) Angka dugaan (BIRO, 1999).
2.2. Struktur Industri
Minyak goreng nabati dapat dibuat dari berbagai sumb er seperti
kelapa, sawit, inti sawit, jagung, kedelai, kacang tanah, biji bunga
matahari, kapas, wijen, kapuk, rami, dan rape. Dari sekitar 6 juta ton
produksi minyak goreng nasional pada tahun 2005, minyak sawit
mendominasi dengan kontribusi sebesar 83,3 %. Kondisi pasar dunia
untuk untuk industri ini juga menunjukkan hal yang sama seperti
disajikan pada Gambar 1.
5
Investasi Industri Minyak Goreng Ke lapa Sawit;
Bisnis yang Menguntungkan
Keterangan:
Lainnya termasuk minyak zaitun, jagung, wijen, biji lin, kemiri, minyak ikan.
Gambar 1. Produksi minyak goreng dunia dan jenis minyak dengan
pertumbuhan tertinggi
Saat ini ada lima produsen minyak goreng dunia teratas adalah
RRC, Uni Eropa, Malaysia, USA, dan Indonesia dengan produksi antara
15,8 - 18,6 juta ton.
Industri minyak goreng merupakan salah satu aktivitas hilir da ri
industri pertanian berbasis sawit. Minyak goreng dari sawit yang dalam
bahasa industri disebut RBD Olein ( Refined Bleached Deodorized Palm
Olein ) dibuat dari CPO sebagai bahan bakunya. Proses pengolahan
minyak goreng ini menghasilkan hasil samping RBD S tearin ( Refined
Bleached Deodorized Stearin ), dan PFAD ( Palm Fatty Acids Destillation ).
RBD Stearin merupakan bahan baku untuk pembuatan margarin dan
shortening , sedangkan PFAD dapat diolah lebih lanjut menjadi sabun,
shortening , dan emulsifier . Margarin, shorteing dan emulsifier
mempunyai pasar yang cukup baik dalam industri pengolahan pangan,
sehingga RBD Stearin dan PFAD dapat diperhitungkan dalam cash flow
perusahaan. Rantai aktivitas dari kebun sawit (TBS) sampai dengan
M INYAK DENGAN P ERTUM BUHAN P ALING TINGGI
2 ,2
3 ,4
4 ,6
8 ,3 8 ,6
0
2
4
6
8
1 0
B iji Ma tah a ri B iji R a p e Ked e la i In ti s aw it Saw it
Je nis M inya k
% P
ertu
mb
uh
an
DIS TRIBUS I P RO DUKS I M INYAK G O RENG DUNIA (%)
Kedelai; 23,9
Saw it; 24,1
Biji Rape; 12,1
Biji Bunga
Matahar i; 7,2
Bji Kapas ; 3,4
Kac ang Tanah;
3,1
Kelapa; 2,3
Inti Saw it; 2,8
Miny ak Hew ani;
15,8
Lainny a; 5,4
6
Investasi Industri Minyak Goreng Ke lapa Sawit;
Bisnis yang Menguntungkan
minyak goreng dan produk lain ya ng dihasilkan disajikan pada G ambar
2.
Gambar 2. Rantai aktivitas industri minyak goreng berbahan baku CPO
Industri minyak goreng ternyata mempunyai segmen pasar yang
beragam tergantung kualitas minyak dan bahan pengkaya yang
ditambahkannya s eperti vitamin. Ada 5 segmen pasar yang dapat
diidentifikasi dari strategi pemasaran pemain di industri minyak goreng
ini, yaitu segmen pasar tradisional (kelas C), kelas B, kelas B+, kelas A,
dan A+. Produk minyak goreng yang bermain di pasar tradisional
biasanya adalah industri lokal yang bahkan tidak menggunakan strategi
periklanan yang gencar, contoh dari produk ini adalah minyak goreng
cap tawon dari PT Tunas Baru Lampung, di Lampung. Pemain lain seperti
Aplikasi:
Minyak goreng
Shortening
Margarin
Aplikasi:
Shortening
Margarin
Aplikasi:
Shortening
Emulsifier
Sabun
Pemurnian dan Fraksinasi
(Pabrik Minyak Goreng)
RBD Stearin RBD Olein
PFAD
Tandan Buah Segar
Penghancuran dan Ekstraksi
(Pabrik CPO)
Tandan Buah Kosong Palm Kernel
C P O
7
Investasi Industri Minyak Goreng Ke lapa Sawit;
Bisnis yang Menguntungkan
Indofood, memproduksi minyak goreng dengan segme n pasar
menengah ke atas. Contoh produk minyak goreng kelas B dari Indofood
adalah Bimoli. Bimoli spesial termasuk kelas B+, sedangkan contoh
untuk kelas A dan A+ adalah minyak goreng dengan merk Happy Salad
dan Sunrise. Beberapa pabrik minyak goreng dan m erk minyak goreng
yang diproduksinya, serta segmen pasarnya disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Berbagai merk dagang minyak goreng dan segmen pasarnya
No. Merk dagang Produsen Jenis minyak Segmen
pasar
1 Delima;
Borneo;
Bimoli
PT Inti Boga Sejahtera,
Jakarta
Minyak sawit C
2 Bimoli Spesial PT Inti Boga Sejahtera,
Jakarta
Minyak sawit B
3 Sunrise PT Inti Boga Sejahtera,
Jakarta
Campuran
minyak sawit
dengan
minyak
kedelai atau
minyak wijen
atau minyak
jagung
B+
4 Happy Salad PT Inti Boga Sejahtera Miny ak kedelai A
5 Cornola PT Inti Boga Sejahtera Minyak jagung A
6 Sania
7 Filma; Kunci
Mas, Obor
PT Smart Corporation,
Surabaya
Minyak sawit A, B
8 Tawon PT Tunas Baru Lampung Minyak Sawit
9 Ikan Dorang;
Payung
PT Ikan Dorang Minyak sawit
10 Barokah PT. Berkah Sawit Sumatera Minyak sawit A, B
8
Investasi Industri Minyak Goreng Ke lapa Sawit;
Bisnis yang Menguntungkan
Tabel 2.(Lanjutan)
No. Merk dagang Produsen Jenis minyak Segmen
pasar
11 Padi UD Cahaya Terbit,
Sungguminasa, Kab.Gowa
Minyak kelapa
12 Welcolin;
Bentoel
PT Sari Mas Permai,
Karangpilang - Surabaya
Minyak kelapa
13 Damai; Damai
Spesial; Dunia
PT Damai Santosa Cooking
Oil, Jakarta
Minyak
kelapa, Mnyak
sawit
14 Vecto Mas;
Ratu Masak;
999;Gurame
Mas, Golden
Fry, Appel
Mas; E.T.C
PT Hasil Kesatuan, Jakarta Minyak kelapa
15 SA PT Sumber Ampenan,
Mataram
Minyak kelapa
16 Sunco; Tani PT Musim Semi Mas,
Medan
Minyak sawit
17 Delisis;
Berkah;
Unggul
PTPT Tjengkareng Djaja,
Jakarta
Minyak
kelapa,
Minyak sawit
18 Arrow, Surya PT Lembah Karya, Padang Minyak kelapa
19 Jamco PT Slimigo Wangi, Jambi Min yak kelapa
Sumber: ICBS (1998)
Sampai dengan tahun 1998 terdapat sekitar 244 pabrik minyak
goreng di Indonesia, yang memproduksi lebih dari 37 merk minyak
goreng. Pabrik yang menggunakan bahan ba ku CPO adalah 67 buah
(ICBS, 1998), tetapi baru 31 % yang b eroperasi secara maksimal (ICBS,
1998; Jakarta Future Exchange, 2006).
9
Investasi Industri Minyak Goreng Ke lapa Sawit;
Bisnis yang Menguntungkan
Potensi Daerah Dan Teknis Produksi
3.1 Bahan Baku
Perkembangan luas areal dan produksi TBS nasional sejak tahun
2000 sampai dengan 2004 menunjukkan penin gkatan yang cukup
berarti dengan pertumbuhan 10,3 % per tahun untuk luas arealnya dan
10,2 % untuk produksi CPO - nya seperti disajikan pada tabel 3 (BPS,
2004 ). Hal yang sama terjadi di Kalimantan Timur, perkembangan luas
areal dan produksi TBS - nya masing - masing ad alah 13,1 dan 20,28.%
(Tabel 4) (BPS Kaltim, 2006 ). Adapun kontribusi luas areal dan produksi
TBS masing - masing Kabupaten/Kota terhadap luas areal sawit dan
produksi TBS K alimantan Timur disajikan pada G ambar 3 dan gambar 4.
Kini telah terdapat 11 pabrik CPO di Kalimantan Timur yang tersebar di
Kabupaten Nunukan, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai
Timur, Kabupaten Penajam Paser Utara, dan Kabupaten Pasir (Tabel 3).
Tabel 3. Perkembangan industri kelapa sawit Indonesia tahun 2000 - 2004
Tahun Luas areal (ha) Produksi CPO
(ribu ton)
Ekspor CPO
(ribu ton)
Nilai FOB ekspor
(juta US$)
2000 2.440,5 4.574,5 4.100,0 1.087,3
2001 2.691,9 5.016,4 4.903,2 1.080,9
2002 3.258,6 6.272,7 6.333,7 2.092,4
2003 3.411,3 6.310,2 6.386,4 2.454,6
2004 3.445 ,4 6.448,6 8.661,6 3.441,8
Sumber : BPS 2004
10
Investasi Industri Minyak Goreng Ke lapa Sawit;
Bisnis yang Menguntungkan
Tabel 4. Perkembangan luas areal dan produksi kelapa sawit Kalimantan
Timur tahun 2000 - 2005
Tahun Luas areal (ha) Pertumbuhan
areal (%)
Produksi TBS
(ton)
Pertumbuhan
produksi (%)
2000 116.887,50 433.645,00
2001 117.055,00 0,14 466.729,00 7,64
2002 132.173,50 12,92 760.293,00 62,90
2003 159.079,00 20,36 791.064,00 4,05
2004 171.580,50 7,86 957.058,00 20,98
2005 201.087,00 17,20 1.012.788,50 5,82
Rata- rata 13,10 Rata- rata 20,28
Sumber : BPS Kaltim 200 4, BPS Kaltim 2006
Gambar 3. Distribusi luas areal perkebunan kelapa sawit
tahun 2005 di Prov insi Kalimantan Timur (ribu ha)
64; 29,6%5; 2,3%
33; 15,3%
43; 19,9%
8; 3,7%0; 0,0%2; 0,9%30; 13,9%
15; 6,9%0; 0,0%
16; 7,4%
0; 0,0%0; 0,0%
PASIR
KU TAI BAR AT
KU TAI KAR TAN EG AR A
KU TAI TIMU R
BER AU
MALIN AU
BU LU N G AN
N U N U KAN
PEN AJ AM PASER U TAR A
BALIKPAPAN
SAMAR IN D A
TAR AKAN
BO N TAN G
11
Investasi Industri Minyak Goreng Ke lapa Sawit;
Bisnis yang Menguntungkan
Gambar 4. Distribusi produksi TBS kelapa sawit tahun 2005
di Provinsi Kalimantan Timur (ribu ton).
Bila setiap pabrik dapat beroperasi 80 % dari kapasitas terpasang
dengan efisiensi CPO extraction rate sebesar 23 %, maka dari 11 pabrik
ini diproduksi sekitar 1.564 ton CPO per hari (dengan asumsi pabrik
bekerja 20 jam per hari). Selama ini produksi CPO dari pa brik - pabrik di
Kalimantan Timur diperdagangkan antar pulau atau diekspor. Bila pabrik
CPO di Kalimantan Timur hanya melempar 50 % dari produksin ya ke
pasar bebas, sedangkan 50 % lagi khusus untuk industri hilir sawit
(minyak goreng) yang ada di Kalimantan Timur, maka akan tersedia
bahan baku sekitar 782 ton CPO per hari. Angka ini pada tahun - tahun
mendatang akan semakin besar dengan meningkatnya luas areal
produksi sawit. Dari data di atas maka kebutuhan akan bahan baku
tidak menjadi kendala bila dibangun p abrik minyak sawit di Kalimantan
Timur.
462; 45,7%
5; 0,5%252; 24,9%
73; 7,2%
0; 0,0%0; 0,0%0; 0,0%16; 1,6%
204; 20,2%0; 0,0%0; 0,0%0; 0,0%0; 0,0%
PASIR
KU TAI BAR AT
KU TAI KAR TAN EG AR A
KU TAI TIMU R
BER AU
MALIN AU
BU LU N G AN
N U N U KAN
PEN AJ AM PASER U TAR A
BALIKPAPAN
SAMAR IN D A
TAR AKAN
BO N TAN G
12
Investasi Industri Minyak Goreng Ke lapa Sawit;
Bisnis yang Menguntungkan
Tabel 5. Nama perusahaan dan kapasitas produksi CPO yang ada di
Kalimantan Timur
No. Nama Perusahaan Kapasitas
(ton
TBS/jam)
Lokasi Pabrik
1 PT REA Kaltim
Plantation
80 Kec.Kembang Janggut,
Kab.Kutai Kartanegara
2 PT Swakarsa Sinar
Sentosa
45 Kec.Muara Wahau, Kab.Kutai
Timur
3 PT Matra Sawit
Sejahtera
30 Kec.Muara Wahau, Kab.Kutai
Timur
4 PTPN XII 30 Desa Semuntai, Kab.Pasir
5 PTPN XII 60 Desa Long Pinang, Kab.Pasir
6 PTPN XII 60 Desa Long Kali, Kab.Pasir
7 PT Waru Kaltim
Plantation
30 Kec.Waru, Kab.Penajam Paser
Utara
8 PT Nunukan Jaya
Lestari
30 Kec.Nunukan, Kab.Nunukan
9 PT Etam Bersama
Mandiri
15 Kec.Kongbeng,kab.Kutai Timur
10 PT AB Dharma
Nusantara
30 Kec.Kuaro, Kab.Pasir
11 PT Comismar
Wanamaja
15 Kec.Lumbis
Sumber: Adhynugraha (2006)
3.2 Lokasi
Pabrik minyak goreng dengan kapasitas 700 - 1.000 ton CPO per
hari dapat dibangun pada lokasi dengan luas sekitar 4 - 6 ha. Selain
lahan untuk pengolahan limbah, yang juga penting untuk
dipertimbangkan adalah ketersediaan air dan energi/listrik. Untuk
pabrik dengan kapasitas 1.000 ton CPO per hari memerlukan energi
13
Investasi Industri Minyak Goreng Ke lapa Sawit;
Bisnis yang Menguntungkan
sekitar 19.100 kWH setara dengan 16.758 liter solar dan air sebanyak
11.159 ton per hari.
Beberapa lokasi potensial yang dapat dipertimbangkan sebag ai
lokasi pabrik minyak goreng bila menggunakan efisiensi transportasi
bahan baku ke lokasi pabrik disamping pertimbangan kesediaan tenaga
kerja dan infrastruktur adalah Balikpapan, Kabupaten Pasir, Kabupaten
Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Timur, atau Nunukan. Dari 5 lokasi
potensial tersebut bila dilakukan pertimbangan tata ruang wilayah di
masing - masing wilayah maka Kabupaten Kutai Timur adalah lokasi
paling tepat. Alasan untuk hal ini karena Kabupaten Kutai Timur telah
mempunyai tata ruang Kawasan In dustri Maloy (KIM) di Kecamatan
Maloy. KIM ini akan dilengkapi dengan kawasan pendukung seperti
pelabuhan Maloy yang direncanakan mempunyai terminal cargo dan
CPO. Pemilihan lokasi pabrik minyak goreng di KIM ini akan memberikan
beberapa kemudahan seperti meminimalisasi kesulitan pembebasan
lahan, tersedianya infrastruktur yang diperlukan oleh suatu industri
pengolahan, dan dapat mengakses pelabuhan laut secara langsung yang
sangat penting untuk transpor bahan baku dan produk dari produsen ke
konsumen atau sebaliknya.
Kabupaten Kutai Timur beribukota di Sangatta, kota ukuran
sedang dengan luas administrasi 35.747,50 Km2 (17 %) dari wilayah
Kalimantan Timur. Jumlah penduduk 168.529 jiwa dengan kepadatan
4,71 penduduk/km 2 dan pertumbuhan 1,85 % tahun 2004. Kabup aten
yang mempunyai 18 Kecamatan dengan 135 desa, memiliki suatu
14
Investasi Industri Minyak Goreng Ke lapa Sawit;
Bisnis yang Menguntungkan
kawasan yaitu Maloy yang akan dikembangkan menjadi kawasan
industri terpadu . Kabupaten ini mempunyai program pembangunan
Gerdabangagri, yaitu program pembangunan daerah berbasis
agroin dustri. Gerdabangagri yang dicetuskan oleh Kabupaten Kutai
Timur dalam Renstra Kabupaten Kutai Timur 200 0- 2005 tersebut,
diren canakan dibangun Kawasan Ekonomi Khusus ( Spesific Economic
Zone, SEZ) yang didalamnya terdapat KIM mulai tahun 2008, hal ini juga
merupakan alasan bahwa KIM yang akan dikembangkan di kawasan
Maloy merupakan pilihan lokasi pabrik minyak goreng yang tepat.
Secara umum, letak Kabupaten Kutai Timur dan KIM dapat dil ihat
pada Gambar 5 Tata letak peruntukan lahan pada KIM disajikan pada
Gambar 6, sedangkan rencana pembangunan Pelabuhan Maloy dengan
terminal CPO - nya ditampilkan pada Gambar 7.
KIM akan dibangun diatas areal 10.000 ha (yang telah dibebaskan
4.260 ha) yang dapat menampung tenaga kerja sebanyak 250.000
ditambah dengan 5.000 eks patriat. Kaveling industri yang disediakan
pada 8 kluster kawasan industri yang direncanakan adalah 4.500 unit,
yang didukung oleh 1.000 unit layanan terdiri dari perkantoran,
perbankan dan instansi pelayanan lainnya. Sedangkan untuk kawasan
residensial ad alah sebanyak 250.000 unit pada kawasan satelit (kota
baru).
Untuk menampung produksi CPO dari pabrik CPO di Kabupaten
Kutai Timur dan sekitarnya sebesar keperluan industri hilir kelapa sawit,
dibangun tangki penimbunan CPO untuk melayani luas lahan sawit
15
Investasi Industri Minyak Goreng Ke lapa Sawit;
Bisnis yang Menguntungkan
seluas 100.000 ha, dengan asumsi produksi tandan buah segar sebesar
27 ton/ha/tahun (kebun klas III), dan rendemen 24 %. Dengan kata lain
jumlah CPO yang dapat dilayani adalah sebesar 648.000 ton per tahun.
Untuk keperluan tersebut jumlah tangki yang diban gun adalah 34 buah
tangki masing - masing dengan kapasitas sekitar 12.500 ton (volume
625 m 3). Sedangkan tingkat pemakaian diasumsikan sebesar 75 %.
Lahan untuk zona CPO ini disediakan sebesar 10.676 m 2 dengan zona
bersih area tangki seluas 2.669 m 2.
Gambar 5. Letak Kabupaten Kutai Timur di peta
Indonesia dan letak KI M di peta
Kabupaten Kutai Timur